PERAN STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI CIPADUNG BANDUNG JAWA BARAT
Transcript of PERAN STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI CIPADUNG BANDUNG JAWA BARAT
PERAN STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MENGATASI PENCEMARAN
LINGKUNGAN DI CIPADUNG BANDUNG JAWA BARAT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sosiologi
Dosen Pengampu Dr. Setia Gumilar, M.Si.
Heri Setiawan, M. Hum.
.
Oleh:
Jawad Mughofar KH
1145010071
SPI/II-B
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata
kuliah Sosiologi. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.
Bandung, 26 Maret 2015
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stratifikasi Sosial ......................................................... 3
B. Pengertian dan Macam-Macam Pencemaran Lingkungan Hidup .. 4
C. Peranan Stratifikasi Sosial dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Hidup. ............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelestarian lingkungan merupakan tangggungjawab bersama, tidak bisa
menggantungkan tanggungjawab tersebut kepada salah satu pihak saja,
pengelolaan, pemeliharaan dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi sesuatu
hal yang mesti dilakukan oleh setiap individu maupun kelompok.
Terutama di daerah Cipadung di kota Bandung Jawa Barat, dimana
lingkungannya mulai tercemari oleh berbagai macam sampah. Padahal secara
agraris Cipadung terletak di dataran tinggi dekat dengan Gunung Manglayang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa lingkungan Cipadung
mulai tercemari. Salah satunya ialah karena faktor ketidak pedulian masyarakat
sekitar yang mayoritas merupakan masyarakat kota yang serba modern. Dari faktor
tersebut munculah berbagai macam stratifikasi sosial di dalam masyarakat
cipadung.
Tetapi pada kenyataannya tidak demikian, di sebagian daerah lain masih ada
yang peduli dengan lingkungan sekitar yang berdasar dari faktor stratifikasi sosial
tadi yang akan menjadi pembahasan pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut;
a. Apa itu Stratifikasi Sosial?
b. Apa pengertian dan macam-macam pencemaran lingkungan?
c. Bagaimana pernanan stratifikasi sosial dalam mengatasi pencemaran
lingkungan
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penyusunan ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengertian Stratifikasi Sosial
2
b. Mengetahui pengertian dan macam-macam pencemaran lingkungan hidup
c. Mengetahui peranan stratifikasi sosial dalam mengatasi pencemaran
lingkungan hidup.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin
“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial
menurut para ahli:1
a. Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
b. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di
atas kategori dari hak-hak yang berbeda
d. Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
e. Soerjono Soekanto
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam
kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan,
padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat
1 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI, 1994), hlm. 83.
4
perbedaan. Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial
akan melahirkan pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada
pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam hirarki secara
vertikal. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau
kedudukan antar orang atau sekelompok orang dalam keadaan yang tidak
sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang
lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu
lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial
cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki
orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum
sama.2
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan
pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah
ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege (hak
istimewa atau kehormatan) dan prestise (wibawa).
B. Pengertian dan Macam-macam Pencemaran Lingkungan Hidup
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan
Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara,
dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan
manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus ada
penegakan hokum lingkungan. Selain itu, tak kalah penting adalah
menumbuhkan kesadaran yang tinggi pada masyarakat dalam
pemeliharaan lingkungan. Setidaknya wawasan mengenai lingkungan,
2 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 399
5
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan mengarah pada
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Pada dasarnya, adanya perubahan kondisi lingkungan akibat
kerusakan dan pencemaran lingkungan akan mempengaruhi ekosistem di
alam. Bentuk perusakan lingkungan - seperti pencemaran udara,
pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana
alam, yakni banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih - bisa
berdampak buruk pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan manusia.
Pencemaran lingkungan yang terjadi di masyarakat dewasa ini,
dikarenakan kurangnya pengatahuan masyarakat tentang bagaimana cara
pengolalaan sampah yang sesuai sehingga sampah yang tiap hari terus
meningkat tersebut tidak tertangani kemudian jadilah pencemaran dari
sampah tersebut, dari pencemaran udara, tanah bahkan sampai airpun
tercemar oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Untuk menangani hal ini semua perlu ditumbuhkannya kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan limbah, baik limbah rumah tangga
maupun limbah industri.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktifitas industri dan aktifitas manusia, maka diperlukan
pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku
mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat
di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk
hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
2. Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dibagi menjadi 3, di antaranya yaitu:
a. Pencemaran Air
6
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktifitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap
sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan.
Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansifisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan
fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar
yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
7
udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar
udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh
dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks,
dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan
akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global, perubahan
iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah
dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
8
C. Peran Stratifikasi Sosial dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Hidup
Syahrial Syarbaini (2012:106) mengemukakan bahwa dasar dan inti
penyebabnya terjadinya stratifikasi sosial adalah tidak adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban diantara warga masyarakat
sehingga rasa tanggung jawab sosial menipis kemudian di susul
ketimpangan kepimilikan dan harga. Akibatnya sesama anggota masyarakat
menilai dan memilah-milah dan diakui ada perbedaan.
Umumnya mereka yang menduduki lapisan atas tidak hanya
memiliki satu macam saja dari sesuatu yang dihargai oleh masyarakat, akan
tetapi bersifat komulatif. Misalnya, mereka yang mempunyai uang banyak
cenderung lebih mendapatkan tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, bahkan
kehormatan tertentu. Sedangkan mereka yang menduduki lapisan bawah,
tidak hanya memiliki sesuatu yang dihargai bahkan kalau pun memiliki
jumlahnya sangat minim atau terbatas. Misalnya, masyarakat yang
berkedudukan rendah, biasanya tidak memiliki rumah, pekerjaan atau pun
uang (sangat terbatas), atau hanya memiliki salah satu dari tiga aspek
tersebut.3
Di daerah Cipadung Stratifikasi sosial menjadi suatu faktor untuk
menyatukan individu satu dengan individu yang lain dimana antar yang satu
dengan yang lainnya saling melengkapi sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Prinsip ini mengacu kepada fungsi stratifikasi sosial, yaitu:
a. Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai
beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan
prestise maupun privelese (hak yang dimiliki seseorang karena
kedudukannya dalam sebuah strata). Setiap strata ditandai dengan
pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan rangking,
peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semuanya
diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan
masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan
3 Syahrial Syarbaini dkk. Konsep Dasar Sosiologi dan Antropologi; Teori dan Aplikasi (Jakarta: Hartomo Media Pustaka), hlm. 106
9
tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang dapat menarik mereka
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling
hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar
tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan di
antara strata yang ada di dalam masyarakat. Stratifikasi sosial
cenderung mengatur partisipasi individu dalam kehidupan secara
menyeluruh dalam suatu masyarakat. Ia memberi kesempatan untuk
memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia
juga dapat membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari
tinggi rendahnya strata yang dimiliki seseorang, stratifikasi berfungsi
untuk mengatur partisipasinya di tempat-tempat tertentu dari kehidupan
sosial bersama.
c. Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan
mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unit-unit yang ada dalam
struktur sosial itu. Dengan demikian, ia berperan dalam memengaruhi
fungsi dari berbagai unit dalam strata sosial yang ada.
d. Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam stratum yang
berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam
konteks saling berhubungan di antara mereka. Dalam kelompok primer,
fungsi ini kurang begitu penting karena para anggota saling mengenal
secara dekat.
Masyarakat cipadung pada umumnya individualis, karena terletak di
daerah perkotaan yaitu Kota Bandung. Tetapi semua itu berbeda ketika
Lurah Cipadung mengeluarkan suatu program dimana setiap warga
Cipadung di setiap hari minggunya harus turut serta dalam program
“Gotong Royong” dalam bentuk apapun baik materi maupun non-materi
agar daerah cipadung tidak mudah tercemari lingkungannya. Darisanalah
Stratatifikasi Sosial sangat berperan dimana orang yang berpendidikan
menciptakan suatu program demi kenyamanan bersama termasuk dengan
10
peranan lainnya. Seperti halnya bagi orang yang berkepunyaan dan yang
mempunyai kesibukan mereka memberikan uang baik itu sejenis konsumsi
atau semacamya dan bagi mereka yang kurang memiliki posisi di dalam
stratifikasi sosial tingkat atas. Mereka membantu dengan semampunya,
sejenis dengan jasa. Karena semuanya telah diorganisir untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap
orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang
sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Stratifikasi sosial pun cenderung mengatur partisipasi individu di dalam
kehidupan secara menyeluruh, khususnya daerah Cipadung dalam suatu
masyarakat. Setiap orang memberi kesempatan untuk memenuhi dan
mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia juga dapat
membatasi ruang gerak masyarakat. Seperti yang ada pada keseharian
masyarakat cipadung, dimana kebanyakan rumah tidak punya waktu untuk
membuang sampah. Terutama di daerah perumahan. Misal: Perumahan
Eastern Hill. Ini menjadi suatu kesempatan bagi masyarakat yang kurang
mempunyai peran dan ini pun dapat menjadi suatu pekerjaan yang sangat
mulia. Karena dapat menjaga keasrian lingkungan daerah Cipadung
sekaligus membantu keluarga tersebut yang sulit membersihkan sampah
rumah tangga. Darisana, terlepas dari tinggi rendahnya strata yang dimiliki
seseorang, stratifikasi sosial berfungsi untuk mengatur partisipasinya di
tempat-tempat tertentu dari kehidupan sosial bersama.
Masih banyak peran stratifikasi sosial dalam mengatasi permasalahan
pencemaran lingkungan di daerah Cipadung secara khususnya. Karena
manusia itu makhluk sosial. Dimana satu dengan yang lainnya saling
membutuhkan dan dari sanalah stratifikasi sosial berperan
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk
berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan
dimensi kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise
(wibawa).
Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya
tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Macam-macam pencemaran lingkungan di bagi menjadi 3,
yaitu: air, udara dan tanah.
Di daerah Cipadung Stratifikasi sosial menjadi suatu faktor untuk
menyatukan individu satu dengan individu yang lain. Antara yang satu dengan
yang lainnya saling melengkapi sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Seperti halnya dalam mengatasi pencemaran lingkungan dengan program
“gotong royong” yang ada di daerah cipadung, dimana dalam bentuk apapun
baik materi maupun non-materi agar daerah cipadung tidak mudah tercemari
lingkungannya. Darisanalah Stratatifikasi Sosial sangat berperan dimana orang
yang berpendidikan menciptakan suatu program demi kenyamanan bersama
termasuk dengan peranan lainnya. Seperti halnya bagi orang yang
berkepunyaan dan yang mempunyai kesibukan mereka memberikan uang baik
itu sejenis konsumsi atau semacamya dan bagi mereka yang kurang memiliki
posisi di dalam stratifikasi sosial tingkat atas. Mereka membantu dengan
semampunya, sejenis dengan jasa. Karena semuanya telah diorganisir untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat terhadap
orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang
sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
E O’Dea Thomas, 1995. Sosiologi Suatu Pengenalan Awal, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Huwaydi, Fahmi. 1996. Demokrasi, Oposisi dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Mizan.
Ishomuddin, 2002. Pengantar Sosiologi Agama, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia-
UMM Press.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan: Individu Masyarakat dan Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Press.
Kahmad, Dadang, 2000. Sosiologi Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Maliki Zainudin. 2008. Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: UGM Press.
Setiadi, Elly M. dan Kolip Usman, 2011. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana
Thomas McCharty. 2009. Teori Kritis. Bantul: Kreasi Wacana