SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019
PENANGANAN KELUHAN TAMU DI KANTOR DEPAN
DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh studi pada
Program Diploma III
Manajemen Divisi Kamar
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Oleh :
PUTRI SASKIA ZEN
Nomor Induk : 201520662
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN DIVISI KAMAR
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2019
Mengesahkan,
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung,
Faisal, MM.Par., CHE
NIP. 19730706 199503 1 001
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan dan kemampuan
dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “PENANGANAN
KELUHAN TAMU DI KANTOR DEPAN DI HOTEL ARYADUTA
BANDUNG”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Program Diploma III Program Studi Manajemen Divisi Kamar di
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Selama penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan para pihak
yang telah berperan dalam membantu penulisan baik dalam dukungan moril maupun
materil, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos, M.Sc selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
3. Bapak Edison Sitompul, S.Sos., MM. selaku Ketua Jurusan Hospitaliti Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
4. Bapak Lucky Karsuki, BA., MM. selaku Kepala Program Studi Manajemen
Divisi Kamar Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
ii
5. Bapak Dr. Ananta Budhi Danurdara, M. Sc selaku pembimbing pertama yang
selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Drs. Dede Kuswandi, M. Hum selaku pembimbing keuda yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis, sehingga
tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Seluruh dosen yang berada di Program Studi Manajemen Divisi Kamar yang telah
memberikan dukungan, masukan dan saran untuk menulis Tugas Akhir ini.
8. Bapak Enrille selaku Duty Manager di Hotel Aryaduta Bandung yang telah
mengijinkan pelaksanaan penelitian.
9. Bu Fely Kwok selaku Front Office Manager di Hotel Aryaduta Bandung yang
telah memberikan waktunya juga mengizinkan penulis melakukan analisa data
dan kegiatan di Front Office Department.
10. Bu Anne Fallahita Wigjonarso selaku Training Manager di Hotel Aryaduta
Bandung yang telah memberikan informasi saat akan melakukan penelitian.
11. Bapak H. Fuad Zen dan Bu Dwi Ambarwati selaku kedua orang tua penulis, atas
dukungan moral dan materil yang telah diberikan selama ini.
12. Rekan-rekan Manajemen Divisi Kamar angkatan 2015, terimakasih atas
kebersamaan yang telah diberikan dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan
kompak.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu.
iii
Dalam penulisan ini Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan penulis, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang berkepentingan guna penyempurnaan isi dari
Tugas Akhir ini ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, Desember 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 13
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
D. Metode Penelitian...................................................................... 14
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 14
F. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 16
BAB II TINJAUAN UMUM DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG DAN
LANDASAN TEORI
A. Sejarah Singkat Hotel Aryaduta Bandung ................................ 17
B. Klasifikasi Hotel Aryaduta Bandung ........................................ 18
C. Fasilitas Hotel Aryaduta Bandung ............................................ 20
D. Struktur Organisasi Kantor Depan Hotel Aryaduta Bandung ... 27
E. Tinjauan Mengenai Teknik Pengambilan dan Pengolahan
Data..................................................................... ...................... 35
v
F. Tinjauan Umum Mengenai Penanganan Keluhan Tamu di Kantor Depan
di Hotel Aryaduta Bandung ..................................................... 37
G. Tinjauan Umum Mengenai Kemudahan bagi Konsumen untuk
Menghubungi Pihak Perusahaan .............................................. 38
H. Tinjauan Umum Mengenai Empati Terhadap Pelanggan
yang Marah ............................................................................... 43
I. Tinjauan Umum Mengenai Kecepatan dalam Penanganan
Keluhan ..................................................................................... 48
J. Tinjauan Umum Mengenai Kewajaran atau Keadilan dalam
Memecahkan Permasalahan atau Keluhan Pelanggan .............. 51
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Mengenai Kemudahan bagi Konsumen untuk
Menghubungi Pihak Perusahaan ............................................. 56
B. Analisis Mengenai Empati Terhadap Pelanggan yang
Marah ........................................................................................ 62
C. Analisis Mengenai Kecepatan dalam Penanganan
Keluhan ............................................................................................ 67
D. Analisis Mengenai Kewajaran atau Keadilan dalam
Memecahkan Permasalahan atau Keluhan Pelanggan ............... 69
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 74
vi
B. Saran .......................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 81
LAMPIRAN ............................................................................................... 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 88
HASIL TURNITIN ................................................................................... -
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Observasi Awal Keluhan Tamu di Kantor Depan ..................... 8
1.2 Data Persentase Keluhan Tamu di Kantor Depan di........................ .. 11
Hotel Aryaduta Bandung..................................................................
2.1 Tipe, Jumlah dan Harga Kamar di Hotel Aryaduta Bandung ............ 21
2.2 Ballroom dan Ruangan Meeting di Hotel Aryaduta Bandung ........... 25
2.3 Jumlah Karyawan Bagian Kantor Depan Berdasarkan
Jabatan dan Posisi di Hotel Aryaduta Bandung .......................................... 34
2.4 Jadwal Kerja Petugas Bagian Kantor Depan di Hotel Aryaduta
Bandung ...................................................................................................... 35
2.5 Hasil Wawancara Mengenai Implementasi Kemudahan bagi
Konsumen untuk Menghubungi Pihak Perusahaan..................................... 42
2.6 Hasil Kuesioner Mengenai Kemudahan bagi Konsumen untuk
Menghubungi Pihak Perusahaan ................................................................. 43
2.7 Hasil Wawancara Mengenai Implementasi Empati Terhadap
Pelanggan yang Marah ................................................................................ 46
2.8 Hasil Kuesioner Mengenai Empati Terhadap Pelanggan yang
Marah .......................................................................................................... 47
2.9 Hasil Wawancara Mengenai Kecepatan dalam Penanganan
Keluhan ....................................................................................................... 50
viii
2.10 Hasil Kuesioner Mengenai Kewajaran atau Keadilan dalam
Memecahkan Permasalahan atau Keluhan Pelanggan ................................ 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Organisasi Bagian Kantor Depan Hotel
Aryaduta Bandung ................................................................................ 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Pedoman Wawancara dengan Duty Manager ...................... 83
Lampiran 2 – Kuesioner Mengenai Tanggapan Tamu Mengenai Empat
Aspek Grand Theory ................................................................................... 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarrBelakanggMasalahh
Pariwisata menurut Meyers (2009:12-14) adalah sebuah kegiatan yang
ditujukan hanya untuk menghabiskan waktu senggang (libur) dan memenuhi
rasa ingin tahu serta tujuan-tujuan lainnya dengan jangka sementara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah yang dituju dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah.
Sehubungan dengan perkembangan pariwisata di Indonesia, hotel
merupakan salah satu sarana penunjang untuk mengembangkan
Kepariwisataan di Indonesia. Kata ‘hotel’ memiliki banyak definisi atau
pengertian yang cukup luas, dan beberapa orang mempunyai pendapat sendiri
dalam mengartikannya. Menurut AHMA (American Hotel and Motel
Associations) dalam Budi (2010:10) hotel adalah suatu lokasi yang disewakan
bagi para pelanggan atau pengunjung yang tinggal untuk sementara waktu
dimana disediakan jasa makanan dan minuman, penginapan serta pelayanan
lainnya.
Sementara Sulastiyono (2011:6) mengatakan bahwa Hotel adalah suatu
bangunan yang menyediakan tempat untuk tidur, pelayanan makan, minuman
serta fasilitas jasa lainnya yang mendukung yang dikelola oleh owner.
Akomodasi ini juga dipersiapkan untuk publik dan diolah secara komersil,
2
yang artinya rugi ataupun untungnya dari hasil penjualan barang atau produk
yang dimiliki selalu dijadikan perhitungan serta yang penting adalah bertujuan
untuk mendapatkan profit.
Dalam kegiatan operasionalnya hotel mempunyai beberapa departemen,
Arief (2005:106) berpendapat, secara garis besar pembagian departemen di
hotel terdiri dari Human Resources Department, Engineering & Maintenance
Department, Housekeeping Department, Accounting Department, Sales &
Marketing Department, Food and Beverage Department, dan Front Office
Department.
Sugiarto (2004:2) mengatakan: “It is indeed the heart and the hub and
the nerve center of guest activity” yang berarti “Sesungguhnya Front Office
adalah jantung, dan pusat dari segala macam kegiatan para tamu.” Front office
adalah cermin dari kualitas hotel yang akan pertama kali dinilai tamu saat
memasuki suatu hotel; untuk itu kesiapan, kesigapan, ketepatan serta
kemampuan semua karyawan di front office department dalam menjalankan
fungsi tugas dan tanggung jawabnya sangatlah menentukan dalam memberikan
kesan baik maupun kurang baik atau buruk pada para tamu hotel sebelum para
tamu tersebut mendapatkan pelayanan dan pengalaman yang lainnya saat
mereka datang untuk menginap maupun sekedar berkunjung di suatu hotel.
Secara etimologi, pelayanan bisa diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan
orang lain. Pada dasarnya, melayani adalah kegiatan yang bersifat tidak
berwujud yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani.
3
Menurut Sugiarto (2002:94) seluruh kegiatan operasional di hotel terutama di
bagian front office harus memiliki kemahiran di bidangnya, yaitu:
1. Door Man yang betugas untuk membuka pintu kendaraan tamu yang
datang dan berangkat, menyambut, mengusahakan kendaraan bila
diperlukan dan mengatur kendaraan tamu.
2. Bellboy mampu membawa barang bawaan tamu tanpa menimbulkan
kesalahan atau kerusakan, menjelaskan fungsi dan cara pemakaian
fasilitas di dalam kamar dan kamar mandi, mengantarkan tamu menuju
tempat yang dituju dalam hotel pada saat tiba, selama tamu tinggal di
hotel dan saat akan berangkat, serta memberikan pelayanan tembahan
sejalan dengan ketentuan berlaku.
3. Bell Captain mampu melaksanakan informasi dan konformasi sesuai
dengan yang diminta antara lain tiket angkutan petunjukan (tour),
memanggilkan sopir pribadi tamu dan mampu melaksanakan tugas
seorang bellboy bila diperlukan.
4. Receptionist mampu menghafalrupa atau nama tamu dan mengingat yang
sedang tinggal di hotel terutama tamu penting (VIP), menawarkan
berbagai jenis kamar dan tarifnya dengan tepat serta memberikan saran
apabila tidak tersedia kamar yang dikehendaki tamu, mampu melayani
tamu saat registrasi dan menyelesaikannya dalam lima menit.
5. Information Clerk mampu memberikan pelayanan atas surat
telegram/telex atau sejenisnya dari atau untuk tamu hotel, memberikan
informasi dengan tepat tentang sarana pelayanan di hotel yang berkaitan
dengan aktivitas Pariwisata serta usaha dalam kota, memanggil tamu
yang berada di dalam hotel atas permintaan tamu lain dengan sarana
komunikasi (paging), serta menerima dan menyampaikan pesan tamu
dengan tepat dan cepat.
6. Front Office Cashier mampu melayani penukarang uang (money
changer) dari/ke mata uang asing dan uang kecil/receh, serta melayani
tamu dengan jenis dan cara yang telat ditetapkan hotel, serta diselesaikan
dalam waktu 5 menit.
7. Reservation Clerk mampu menawarkan berbagai macam jenis kamar dan
tarifnya dengan tepat serta memberikan saran apabila pesanan tidak dapat
dipenuhi, dan juga mampu menerima pesanan kamar dan memberikan
kepastiannya dengan cepat melalui berbagai cara.
8. Telephone Operator mampu memberikan informasi tentang produk dan
fasilitas hotel serta informasi nomor telepon yang dianggap penting,
mengetahui nama tamu yang tinggal di hotel dengan nomor kamarnya
secara cepat apabila diperlukan, lalu menerima dan mengatur permintaan
tamu untuk dibangunkan pagi hari (wake up call) dengan tepat waktu.
4
Ratminto (2005:2) mengatakan bahwa: “Pelayanan dapat diartikan
sebagai segala aktivitas yang bertujuan untuk dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan yang bersangkutan atas barang dan jasa yang diberikan oleh
suatu pihak atau pelanggan.”
Oleh karena itu, hal paling utama yang harus dikerjakan adalah
memberikan kualitas pelayanan yang berkualitas sesuai dengan harapan
pelanggan atau konsumen, sehingga pada akhirnya akar keberhasilan para
perusahaan yang menyediakan jasa terletak pada kemampuan pelayanan
pelanggan yang dapat menjawab dan memenuhi segala permasalahan dan
kebutuhan pelanggan setiap saat, dimanapun dan dalam kondisi apapun secara
tepat dan cepat.
Namun, dari segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel,
akan ada saja pihak-pihak yang mengajukan keluhan terkait pelayanan yang
menurut mereka sendiri kurang memuaskan ataupun mengecewakan. Suatu
wujud rasa ketidakpuasan konsumen adalah yang dinamakan sebuah keluhan.
Hal tersebut sangatlah berpengaruh besar bagi masa depan sebuah perusahaan.
Rusadi (2004:56) mengatakan bahwa “keluhan pelanggan merupakan suatu
ekspresi dari ketidakpuasan yang dialami oleh konsumen”. Keluhan seorang
konsumen adalah sebuah hal yang tidak boleh diabaikan dan dianggap remeh
karena hal itu dapat membuat pelanggan merasa tidak dipedulikan dan pada
akhirnya konsumen akan meninggalkan perusahaan tersebut. Perusahaan harus
5
segera menanggulangi apa yang menjadi penyebab ketidaksukaan pelanggan
agar keluhan pelanggan dapat secepatnya di atasi.
Menurut Rangkuti (2003:99) keluhan mempunyai dua tipe, yaitu:
1. Keluhan yang diutarakan secara verbal, komunikasi secara langsung
ataupun komunikasi secara langsung.
2. Keluhan yang dilakukan secara non-verbal (tertulis) melalui guest
complaint form.
Keluhan yang diutarakan oleh pelanggan dapat dijadikan sebuah
kritikan yang sangat membangun dan bermanfaat bagi perusahaan tersebut.
Adanya berbagai keluhan tersebut diharapkan dapat membuat perusahaan akan
seger memperbaiki berbagai kesalahan serta kekurangan yang dapat dijadikan
konsep atau gagasan baru dari keluhan yang disampaikan konsumennya guna
meningkatkan layanan serta mengoreksi mutu.
Norwel (2005:27) mengatakan ada empat kategori keluhan pelanggan,
yaitu:
1. Serivce-related Complaints
Jenis keluhan yang terjadi karena buruknya pelayanan yang
diberikan oleh sebuah perusahaan.
2. Mechanical Complaints
Jenis keluhan yang terjadi karena kesalahan yang terjadi pada
perlengkapan yang tersedia di sebuah perusahaan.
3. Unusual Complaints
Jenis keluhan yang terjadi karena tidak tersedianya ruangan
tersendiri bagi yang tidak merokok atau karena suasana yang tidak
nyaman di dalam sebuah perusahaan.
4. Atitudinal Complaints
Jenis keluhan yang terjadi karena karyawan atau pekerja memiliki
sikap yang buruk dalam melayani pelanggan.
Pelanggan yang merasa tidak puas terhadap jasa, kinerja produk, dan
atau perusahaan tertentu akan memiliki reaksi yang berbagai macamnya.
6
Beberapa memilih mendiamkan saja dan tidak sedikit pula yang melakukan
complaint. Keluhan yang teratasi dengan baik dan secara profesional akan
berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, karena dengan begitu pelanggan
tersebut akan merasa sangat dihargai pendapatnya. Penyelesaian keluhan
secara efektif dan baik tentunya memberikan kesempatan untuk mengubah
seorang pelanggan yang tidak merasa puas menjadi pelanggan yang puas dan
bahkan menjadi pelanggan setia.
Dibawah ini adalah empat aspek penanganan keluhan pelanggan
menurut Tjiptono (2007:240), yaitu:
1. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan.
2. Empati terhadap pelanggan yang marah.
3. Kecepatan dalam penanganan keluhan.
4. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau
keluhan.
Di era millenial ini, kemudahan penyampaian keluhan wajib dibutuhkan
oleh pelanggan karena perusahaan biasanya telah mempunyai standar
pelayanan keluhan pelanggan dengan menyediakan jalur komunikasi yang
tidak membutuhkan pulsa. Cara ini adalah salah satu cara yang ditujukan untuk
menampung semua keluhan pelanggan. Usaha penanganan keluhan yang benar
dan baik adalah prioritas yang wajib diutamakan oleh sebuah perusahaan.
Persoalan yang dapat terselesaikan dengan baik akan bermanfaat bagi
perusahaan tersebut di masa depan. Selain memberikan potensi kembalinya
pelanggan untuk memakai layanan atau produk menjadi besar, hal ini juga
menciptakan perasaan yang positif pula. Sedangkan, penanganan keluhan yang
7
buruk yang disampaikan oleh para pelanggan merupakan salah satu indikator
yang dapat menghancurkan citra bisnis sebuah perusahaan secara perlahan.
Sulastiyono (2011:34-36) berpendapat bahwa ada beberapa langkah
dalam menangani keluhan tamu, yaitu:
1. Mendengarkan keluhan tamu secara baik.
2. Memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang dialami.
3. Menulis kesimpulan.
4. Menentukan alternatif pemecah masalah.
5. Jangan berjanji bila tidak pasti akan menepatinya.
6. Menyampaikan persoalan kepada yang lebih berwenang.
7. Memperhatikan catatan/pesan yang diberikan oleh tamu.
8. Tidak membeda-bedakan tamu.
Seperti yang telah disebutkan diatas, cara penanganan keluhan sangat
bisa mempengaruhi loyalitas pelanggan. Apabila pelanggan merasa puas
terhadap penanganan keluhan perusahaan maka pelanggan akan semakin loyal
terhadap perusahaan karena pelanggan merasa di utamakan dan diperhatikan
oleh perusahaan. Dalam hal ini penulis lebih fokus terhadap cara penanganan
keluhan tamu, karena berdasarkan observasi penulis di Hotel Aryaduta
Bandung prosedur penanganan keluhan tamu di hotel tersebut belum
sepenuhnya dilaksanakan. Pada saat penulis mendapatkan kesempatan untuk
mewawancarai Pak Enrille selaku Duty Manager di Hotel Aryaduta Bandung,
beliau mengatakan bahwa setiap keluhan tamu yang datang akan selalu mereka
dengarkan dan tangani secara baik-baik. Namun, keluhan-keluhan tamu yang
datang tidak selalu dicatat sebagai guest comment report, yang seharusnya bisa
saja dijadikan sebuah acuan atau gagasan baru untuk perusahaan tersebut.
Penulis juga menemukan beberapa review buruk mengenai front office, lewat
8
media website atau online travel agent yang menyediakan jasa pemesanan
kamar untuk Hotel Aryaduta Bandung. Berikut adalah data dari observasi awal
terhadap keluhan tamu di Hotel Aryaduta Bandung :
TABEL 1.1
DATA OBSERVASI AWAL KELUHAN TAMU DI KANTOR
DEPAN DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
NAMA TANGGAL KELUHAN TAMU
Novwan (Indonesia) 4 Januari 2017
“Perlu menunggu untuk
mendapatkan kamar selama 4
jam (dari 11.00 sampai 15.00)
dan juga saya memesan kamar
non-smoking tetapi
mendapatkan kamar smoking.”
Abduljalil (United Arab
Emirates)
12 Agustus 2017 “Proses check in sangatlah lama.
Saya memesan kamar dengan
king-size bed saya memasuki
kamar, bukan sesuai yang saya
minta. Dan karyawan bilang
bahwa kamar yang saya
inginkan tidak tersedia, padahal
saya sudah booking sejak
seminggu yang lalu.”
Shaheen (Saudia Arabia) 8 September 2017 “Saya memiliki situasi yang
9
buruk selama proses checkout
karena kurangnya
profesionalisme, saya harus
tinggal dengan penerimaan
selama 20 menit hanya untuk
mengirim housekeeping ke
kamar saya untuk memperbaiki
kesalahan mereka, mereka
menambahkan biaya untuk
tempat tidur tambahan yang
saya tidak pesan. Masalah besar
lainnya terjadi ketika saya diberi
tahu bahwa tidak ada baby coat
hotel saat ini.”
Diana Kruger (Malaysia) 27 November 2017 “Kemampuan staff dalam ber-
Bahasa Inggris kurang. Pihak
hotel tidak mempunyai kamar
yang sudah kami pesan.”
Kim (Australia) 22 Maret 2018 “Karyawan front desk sangat
lamban dalam menangani tamu,
dan terus berbicara di telefon.”
Tje (Indonesia) 14 Mei 2018 “Bellboy tidak tanggap, bahkan
10
kami harus membawa koper
sendiri. Itu terjadi tidak hanya
saat datang, saat pulang dan
menuju kendaraan pun bellboy
hanya melihat saja.”
Sumeet (Indonesia) 11 Agustus 2018 “Butuh waktu sangat lama untuk
check in dan check out,
meskipun tidak banyak
pelanggan. Saya memesan
kamar non-smoking, tapi tetap
saja mereka menawari saya
kamar smoking. Setelah
mengeluh, saya ditingkatkan ke
kamar executive, tetapi tanpa
twin bed. Extra bed
membutuhkan waktu 40 menit
penuh untuk tiba.”
Atja (Canada) 30 Agustus 2018 “Kecewa. Service yang
diberikan sangat baik waktu
baru check in, tapi sudah mau
check out berubah walaupun
sudah dimohon.”
Sumber: Guest Comment Card & Website Booking.com, 2018.
11
Dengan adanya data observasi awal keluhan tamu diatas, penulis
menjabarkan secara detail persentase keluhan yang didapatkan oleh pihak
kantor depan, berikut adalah data tersebut :
TABEL 1.2
DATA PERSENTASE KELUHAN TAMU DI KANTOR DEPAN
DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
Bulan Jenis Keluhan Persentase
Januari Tamu menunggu untuk dapat kamar selama 4
jam, dan mendapatkan kamar yang tidak
sesuai dengan permintaan.
12,5%
Maret Karyawan front desk sangat lamban dalam
melayani tamu, dan terus berbicara di telepon. 12,5%
Mei Bellboy tidak tanggap, tamu harus membawa
barang bawaannya sendiri pada pre arrival
dan departure.
12,5%
Agustus 1. Proses check in sangat lama, tamu
tidak mendapatkan kamar sesuai
dengan permintaan, lalu karyawan
mengatakan bahwa kamar yang sudah
di pesan tidak tersedia.
2. Proses check in dan check out
memakan waktu yang lama walaupun
37,5%
12
hotel tidak ramai, tamu tidak
mendapatkan kamar sesuai permintaan
dan membutuhkan waktu yang lama
untuk mendapatkan extra bed.
3. Service yang diberikan pada saat
check in sangatlah baik namun
berubah total pada saat check out.
September Tamu harus menunggu lama untuk
mendapatkan kamar yang belum selesai di
make up room, karyawan menambahkan
biaya extra bed yang tidak dipesan dan tamu
mengeluh karena tidak tersedianya baby coat.
12,5%
November Tamu mengeluh karena kemampuan staff
dalam berbahasa Inggris kurang, lalu pihak
hotel tidak mempunyai kamar yang sudah
dipesan.
12,5%
Sumber: Hasil olahan penulis, 2018.
Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis
menuangkan penelitian tersebut dalam judul: “PENANGANAN KELUHAN
TAMU DI KANTOR DEPAN DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG.”
13
B. IdentifikasiiMasalahh
Berdasarkan latarrbelakanggmasalah diatas penulis melakukan
observasi dan wawancara terhadap penanganan keluhan tamu. Penulis
mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
perusahaan di Hotel Aryaduta Bandung?
2. Bagaimana empati terhadap pelanggan yang marah di Hotel
Aryaduta Bandung?
3. Bagaimana kecepatan dalam penangan keluhan di Hotel Aryaduta
Bandung?
4. Bagaimana kewajaran atau keadilan dalam memecahkan
permasalahan atau keluhan di Hotel Aryaduta Bandung?
C. TujuannPenelitiann
Tujuan dari penelitian ini meliputi dua tujuan yaitu tujuan secara formal
dan tujuan secara formal dan tujuan secara operasional, sebagai berikut:
1. Tujuan Formal
Tujuan formal dari penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh studi pada
Program Diploma III, Jurusan Hospitaliti, Program Studi Manajemen
Divisi Kamar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
14
a. Untuk mengetahui kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi
pihak perusahaan di Hotel Aryaduta Bandung.
b. Untuk mengetahui empati terhadap pelanggan yang marah di Hotel
Aryaduta Bandung.
c. Untuk mengetahui kecepatan dalam penanganan keluhan di Hotel
Aryaduta Bandung.
d. Untuk mengetahui kewajaran atau keadilan dalam
memecahanpermasalahan atau keluhan di Hotel Aryaduta
Bandung.
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunukan penulis dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Supriyati (2012:5): “Metode penelitian adalah tatacara bagaimana
suatu penelitian dilaksanakan.”
Penulis menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan
kondisi faktual mengenai proses penanganan keluhan tamu di Hotel
Aryaduta Bandung ke dalam penulisan Tugas Akhir ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai proses
penanganan keluhan tamu di Hotel Aryaduta Bandung.
15
Pengamatan ini didukung oleh Sugiyono (2009:144) bahwa:
“Teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi tidak terbatas
pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.”
b. Studi Kepustakaan
Penulis akan melakukan studi kepustakaan sebagai bahan
pembanding antara kenyataan yang terjadi di Hotel Aryaduta
Bandung dengan dasar-dasar teori yang memiliki kaitan terhadap
masalah yang diteliti. Pengertian Studi Kepustakaan menurut
Ruslan dalam buku Metode Penelitian Public Relation dan
Komunikasi (2002:31) mengatakan: “Riset perpustakaan ini
adalah dilakukan untuk mencari data informasi melalui riset
ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang
tersedia di perpustakaan.”
c. Wawancara
Menurut Subagyo (2011:39) wawancara adalah: “Suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung
dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para
responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara
interview dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara
lisan.” Penulis akan melakukan wawancara terhadap Bapak Enrille
selaku Duty Manager di Hotel Aryaduta Bandung.
16
d. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2005:162) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penulis melakukan penelitian di Hotel Aryaduta Bandung
Jalan Sumatera No. 51, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung,
Jawa Barat 40115.
2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian dari bulan
Agustus 2018 hingga Januari 2019.
17
BAB II
TINJAUAN UMUM HOTEL ARYADUTA BANDUNG
A. Sejarah Singkat Hotel Aryaduta Bandung
Hotel Aryaduta Bandung terletak di Jalan Sumatera No. 51, Bandung,
Jawa Barat 40115, yang sebelumnya merupakan hotel Hyatt Regency dan
kemudian rebranding menjadi Hotel Aryaduta Bandung sejak satu Februari
2016. Aryaduta Bandung merupakan hotel bintang lima yang dimiliki oleh
PT. Lippo Karawaci Tbk yang mempunyai kantor pusat di di Boulevard
Jend. Sudirman Lippo Village 1300 Tangerang, Banten 15811.
Hotel Aryaduta Bandung yang mempunyai lokasi di jantung kota
menawarkan beragam akomodasi kontemporer, serta makan, pusat
kebugaran dan fasilitas pertemuan, menjadikannya lokasi yang ideal untuk
liburan, bisnis, wisatawan dan pertemuan perusahaan. Hotel Aryaduta
Bandung merupakan suatu hotel yang bersambungan dengan pusat
perbelanjaan Bandung Indah Plaza. Lokasi yang strategis juga
mempermudah para tamu untuk mendapatkan berbagai akses ke tempat-
tempat yang dituju, seperti contohnya yaitu Taman Balaikota, Taman
Vanda, kawasan Riau, kawasan Braga dan juga tidak begitu jauh dari Alun-
Alun Bandung. Jarak menuju Bandara Husein Sastranegara hanya tujuh
kilometer yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit, sedangkan Stasiun
18
Bandung hanya berjarak lima kilometer atau sekitar 10 menit dari Hotel
Aryaduta Bandung.
Hotel ini memiliki 15 lantai yang terdiri atas 254 kamar, lima restoran,
dan beberapa fasilitas lainnya yang sangat memadai keperluan para tamu
yang menginap. Hotel ini memiliki empat lantai smoking free dan juga tiga
lift yang diperuntukkan kepada tamu yang terletak di lobby.
B. Klasifikasi Hotel Aryaduta Bandung
Hotel Aryaduta Bandung dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kriteria, yaitu:
1. Berdasarkan Lokasi Hotel
Hotel Aryaduta Bandung dapat diklasifikasikan menjadi city
hotel karena lokasinya yang berada di tengah kota Bandung,
berdekatan juga dengan berbagai distrik bisnis dan pusat pemerintahan
Kota Bandung itu sendiri. Hotel Aryaduta Bandung juga berdekatan
dengan berbagai macam pusat rekreasi dan perbelanjaan seperti
contohnya Bandung Indah Plaza, factory outlet yang di sepanjang
Jalan L.L.R.E. Martadinata, Cihampelas, dan Ir. H. Djuanda, dan
masih banyak lagi.
2. Berdasarkan Bintang Hotel
Berdasarkan kualitas pelayanan, jumlah kamar, fasilitas yang
dimiliki, dan juga lamanya operasional, Hotel Aryaduta Bandung
dapat dikategorikan sebagai hotel bintang lima.
19
3. Berdasarkan Jumlah Kamar
Hotel Aryaduta Bandung memiliki tujuh tipe kamar; yaitu
Superior sebanyak 150 kamar, Deluxe sebanyak 40 kamar, Aryaduta
Club sebanyak 39 kamar, Aryaduta Club Deluxe sebanyak delapan
kamar, Aryaduta Suite sebanyak 14 kamar, Aryaduta Executive Suite
sebanyak dua kamar dan President Suite sebanyak satu kamar dengan
total kamar keseluruhan 254 kamar. Oleh dari itu, Hotel Aryaduta
Bandung dapat dikategorikan sebagai large hotel karena memiliki
kamar lebih dari 100 kamar.
4. Berdasarkan Tarif Kamar
Menurut tarif kamar yang diberikan dari pihak hotel kepada para
tamu, Hotel Aryaduta Bandung menerapkan continental plan karena
harga kamar yang tertera, mencakup breakfast. Akan tetapi, tamu juga
bisa memesan hanya kamar saja tanpa breakfast.
5. Berdasarkan Jenis Tamu yang Menginap
Tamu yang menginap di Hotel Aryaduta Bandung kebanyakan
adalah tamu bisnis atau sebuah keluarga yang menghabiskan waktu di
akhir pekan. Oleh karena itu Hotel Aryaduta Bandung dapat
diklasifikasikan sebagai business/leisure hotel.
20
C. Fasilitas di Hotel Aryaduta Bandung
Hotel Aryaduta Bandung adalah salah satu hotel bintang lima yang
memiliki fasilitas terlengkap di Kota Bandung. Berikut adalah fasilitas-
fasilitas yang dimiliki oleh Hotel Aryaduta Bandung:
1. Kamar
Hotel Aryaduta Bandung memiliki 254 kamar yang terdiri dari
tujuh tipe kamar. Kamar-kamar tersebut tersebar di 14 lantai yang ada
di Hotel Aryaduta Bandung. Hotel Aryaduta Bandung juga
menyediakan non-smoking floor dan smoking floor pada lantai tiga,
enam, tujuh dan lantai 13. Setiap kamar yang ada di hotel ini sudah
termasuk tax dan service sebesar 21%. Tabel 2.1 menggambarkan
tipe, jumlah dan harga kamar yang tersedia di Hotel Aryaduta
Bandung.
21
TABEL 2.1
TIPE, JUMLAH DAN HARGA KAMAR
DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
No. Tipe Kamar Jumlah Kamar Harga Kamar
1. Superior 150 Rp 851.000
2. Deluxe 40 Rp 897.000
3. Club Superior 39 Rp 1.265.000
4. Club Deluxe 8 Rp 1.311.000
5. Suite 14 Rp 3.220.000
6. Executive Suite 2 Rp 4.853.000
7. Presidential Suite 1 Rp 10.775.000
Sumber: Front Office Department Product Knowledge Hotel Aryaduta Bandung,
2018.
Fasilitas kamar yang dimiliki Hotel Aryaduta Bandung antara
lain:
a. Multi channel LCD TV
b. AM/FM Radio
c. Fax machine (President Suite room only)
d. Computer hook-up
e. Luggage rack
f. Dressing table
g. Siting area (Executive Suite room only)
h. Reading lamp
22
i. Temperature control panel
j. Smoke detectore
k. Room configuration
l. Hanger
m. Mirror
n. Mini bar
o. Jacuzzi (President Suite room only)
p. Hot water thermos
q. Cooking utensils (Suite and President Suite room only)
r. Adapters
s. Shoe polish
t. Hair dryer
u. Sofa bed (Deluxe room only)
v. Walk-in closet (President Suite room only)
w. Mineral water
x. Complimentary coffee & tea maker
y. In-room safe deposit box
z. Evening turn down service
2. Restoran
Hotel Aryaduta Bandung ini terdapat lima buah restoran yang
memiliki ciri khas berbeda-beda. Berikut penjelasan mengenai
restoran-restoran tersebut.
23
a. Taruma Kafe
Taruma Kafe merupakan restoran utama yang berada pada
lantai mezzanine, dimana biasa dilaksanakan breakfast setiap
harinya. Restoran ini juga menyediakan menu lain seperti
makanan Indonesia dan menu internasional pada saat lunch dan
dinner.
b. Cha Yuen
Cha Yuen adalah sebuah Chinese Restaurant yang berada
di lantai lower lobby Restoran ini menyediakan promo all you
can eat dim sum setiap hari Minggu, dan buffet makan malam
pada hari Jumat saja.
c. Swarga Loka Restoran
Swarga Loka merupakan sebuah outdoor restaurant
bernuansa Bali yang terletak di lantai tiga. Kapasitas restoran ini
melampaui 130 pax dan hanya melaksanakan operasional setiap
hari Sabtu.
d. Cinnamon dan Lobby Lounge
Hotel Aryaduta Bandung memiliki sebuah butik kue yang
menyajikan berbagai macam kue Prancis. Sedangkan lobby
lounge menyediakan berbagai macam minuman alcoholic dan
non-alcoholic. Lokasi kedua restoran ini berada di lobby tepat
saat tamu memasuki hotel.
24
e. Aryaduta Club Lounge
Lounge yang terletak di lantai 13 ini menyediakan
berbagai macam servis mulai dari breakfast, afternoon coffee &
tea, evening cocktail hingga sebuah boardroom untuk para tamu
yang ingin mengadakan sebuah rapat.
3. Ruang Meeting
Hotel Aryaduta Bandung merupakan business hotel yang selalu
ramai oleh para tamu yang datang untuk melaksanakan pertemuan
mengenai pekerjaan dan sebagainya. Oleh karena itu, hotel ini
memiliki fasilitas untuk memenuhi kebutuhan tamu. Terdapat tiga
ballroom dan juga delapan meeting room yang tersebar di beberapa
lantai di hotel tersebut.
25
TABEL 2.2
BALLROOM DAN RUANGAN MEETING DI HOTEL
ARYADUTA BANDUNG
Conference Hall Dimensions Height Area/sq m
Ballroom 1 13 x 21.5 6.8 280
Ballroom 2 13 x 21.5 6.8 280
Ballroom 3 13 x 21.5 6.8 280
The Ballroom 21.5 x 39 6.8 840
Burangrang 7.5 x 9.5 2.85 71
Krakatau 5.2 x 10.3 2.85 54
Galunggung 7 x 8.4 2.85 59
Malabar 7 x 8.4 2.85 59
Ciremai 4.2 x 7 2.85 31
Pangrango 6.1 x 7 2.85 43
Patuha 5.1 x 3 2.5 16
Haruman 4.5 x 3.3 2.5 15
Mandalawangi 4.5 x 2.4 2.5 11
Sumber: Front Office Product Knowledge Hotel Aryaduta Bandung, 2018.
4. Fasilitas Lainnya
a. Swimming Pool
Hotel Aryaduta Bandung memiliki kolam renang yang terletak
di lantai tiga. Kolam renang ini memiliki jam operasional dari
pukul 07.00 pagi hingga 23.00 malam. Hotel untuk memberikan
fasilitas sepenuhnya kepada para tamu in-house, namun untuk
outside guest dapat menikmati fasilitas tersebut dengan
dikenakan charge sesuai kebijakan yang tertera.
26
b. Kids Club
Tamu yang menginap dapat menggunakan fasilitas ini
untuk menjaga anak mereka tetap dalam awasan pada saat
mereka tidak dapat menangani sendiri. Kids club terletak di
lantai tiga, dan dapat dinikmati oleh para tamu dari pukul 08.00
pagi hingga 17.00 sore.
c. Odesius Fitness Center
Gym yang terdapat di lantai tiga ini tepat sebelum restoran
Swarga Loka. Di dalamnya, terdapat beberapa mesin yang dapat
digunakan oleh tamu. Untuk tamu luar yang ingin
menggunakannya, dapat membayar sebesar Rp 150.000 setiap
kunjungan.
d. Spa & Massage
Untuk fasilitas ini, terletak didalam Odiseus Fitness
Center di lantai tiga. Untuk harga yang dikenakan kepada tamu,
tergantung dari menu yang dipilih. Ada beberapa menu yang
tersedia, yaitu: spa, jacuzzi, steamer, sauna dan tentunya
massage.
e. Tennis Court
Lapangan ini terletak di lantai tiga berdekatan dengan
helipad. Sedangkan untuk jam operasional nya lapangan ini
buka dari pukul 06.00 pagi – 17.00 sore. Untuk tamu luar yang
27
ingin menggunakan fasilitas ini, dikenakan harga sebesar RP
40.000 / jam untuk lapangannya.
D. Struktur Organisasi Bagian Kantor Depan di Hotel Aryaduta Bandung
Agar dapat menjalankan suatu organisasi yang teratur dan baik,
dibutuhkan suatu struktur organisasi yang bisa memberikan gambaran yang
jelas mengenai jabatan dan tanggung jawab yang dapat memberikan suatu
alur komunikasi yang baik. Dengan adanya organisasi, maka pihak
manajemen mencoba memberi gambaran yang jelas tentang orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan seperti
dikatakan oleh Sulastiyono (2006:122):
Adapun organisasi itu sendiri memiliki pengertian sebagai suatu
wadah orang-orang yang terdiri dari atasan dan bawahan untuk saling
bekerja sama dengan menggunakan prinsip-prinsip organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dengan penyusunan orang-orang pada tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuannya serta menghubungkan mereka pada suatu
komunikasi, maka organisasi tersebut dapat melakukan pekerjaannya yang
pada akhirnya dapat tercapainya apa yang tujuan dari organisasi yang
bersangkutan.
Proses komunikasi dan kualitas kerja karyawan berkaitan dengan
organisasi karena dengan adanya komunikasi maka jalur koordinasi dan
informasi antar departemen serta orang-orang yang memegang posisi dan
jabatan dapat terlihat dengan jelas. Gambar 2.1 menunjukkan struktur
organisasi bagian kantor depan di Hotel Aryaduta Bandung.
28
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KANTOR DEPAN DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
Sumber: Front Office Department Product Knowledge Hotel Aryaduta Bandung, 2018.
Front
Office
Manager
Duty
Manager
Duty
Manager
Duty
Manager
Chief
Concierge
Aryaduta
Club Lounge
Manager
Concierge Front Desk
Agent
Guest
Relation
Officer
Telephone
Operator
Agent
Aryaduta
Club
Attendant
Recreation
Agent
29
Sebuah hotel tidak akan pernah bisa lepas dari faktor tenaga kerja
karena tenaga kerja tersebut sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Sebuah perusahaan atau hotel tanpa adanya tenaga kerja sama
dengan sebuah perusahaan yang mati karena tenaga kerja merupakan man
power dalam sebuah perusahaan. Menurut Kingsbury & Wilcox (1961:16)
dalam Wursanto (2005:52): “Organisasi adalah sebagai proses pembagian
tugas atau pekerjaan, mengatur pegawai-pegawai untuk memikul tugas,
pekerjaan dari suatu badan usaha.”
Karyawan front office di Hotel Aryaduta Bandung terbagi menjadi
beberapa sub bagian, yaitu:
1. Concierge
a. Memberikan informasi yang berkaitan dengan semua layanan
hotel, tempat rekreasi, restoran, rumah sakit, tur dan informasi
lain yang mungkin menarik bagi para tamu.
b. Merekomendasikan beberapa tempat yang dapat dikunjungi.
c. Menjaga fasilitas dan kebersihan area operasional berlangsung.
d. Membantu dengan pemeliharaan direktori informasi hotel dan
memastikan bahwa informasi yang ditampilkan adalah terkini
dan akurat sepanjang waktu.
e. Menyambut tamu di pintu masuk utama, menawarkan ucapan
yang tepat untuk waktu tertentu.
30
f. Membantu tamu yang datang dan pergi dengan membuka dan
menutup pintu, menyapa setiap tamu dengan senyuman dan
bentuk yang tepat.
g. Membimbing tamu ke reception.
h. Mengenali tata letak hotel dan hafalkan rute yang disukai untuk
mengawal tamu.
i. Mempelajari dan mengafalkan nama-nama tamu, terutama
repeater guest dan tamu yang lama tinggal dan secara rutin
menyambut tamu ketika mereka melewati lobby.
2. Guest Relation Officer
a. Membantu proses check in dan check out para tamu.
b. Menyambut tamu pada saat kedatangan sesuai dengan standar
produk dan layanan Aryaduta.
c. Memantau secara personal hubungan dengan tamu untuk
memastikan kepuasan tamu secara maksimal melalui guest
comment atau media lainnya.
d. Menginspeksi semua kamar VIP sebelum kedatangan tamu.
e. Bekerja sama dengan departemen lain dan kontak luar yang
diperlukan untuk memastikan pengiriman layanan yang sangat
baik.
f. Menangani keluhan tamu dan merujuk mereka.
g. Menghadiri permintaan khusus oleh tamu.
31
h. Meninjau daftar kedarangan untuk semua kedatangan VIP untuk
memeriksa alokasi kamar, fasilitas dan permintaan khusus.
i. Memberikan umpan balik dari tamu kepada atasan untuk
tindakan yang diperlukan.
3. Telephone Operator Agent
a. Memproses semua panggilan masuk dan keluar secara akurat,
sopan dan sesuai dengan SOP dari Aryaduta.
b. Merekan dan mengontrol wake up call secara akurat.
c. Membantu tamu dengan panggilan internasional dan permintaan
direktori.
d. Menangani keluhan tamu dan merujuk mereka.
e. Menyelesaikan laporan harian.
f. Mematuhi kebijakan dan prosedur standar yang mengatur kasus-
kasus darurat seperti kebakaran, ketakutan akan bom, dan situasi
kritis lainnya.
g. Mempertahankan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
h. Mempertahankan pengetahuan rinci tentang tim darurat dan cara
kerja ruang telepon dalam hal ini.
i. Merekam dan mencatat semua permintaan khusus dari tamu dan
menyambungkan nya ke departemen yang bersangkutan.
4. Front Desk Agent
a. Menangani tamu yang check in dan check out.
32
b. Menangani keluhan tamu.
c. Memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh tamu
mengenai hotel maupun daerah sekitarnya (misalkan tempat
wisata.)
d. Menangani pesan dari dan untuk tamu.
e. Menangani segala bentuk pemesanan kamar (dalam hal ini tugas
bagian reservation yang ada di hotel-hotel besar pun juga
menjadi tanggung jawab dari front desk agent.
f. Memasukkan data-data tamu atau guest history.
g. Menangani adanya perubahan-perubahan yang mendadak
mengenai pemesanan kamar tersebut seperti, pembatalan
pemesanan kamar (cancellation/no show), penggantian tanggal
check in/check out, dan lain-lain.
h. Membuat laporan atau back up file pada akhir shift.
5. Club Lounge Attendant
a. Memastikan semua tamu hadir sesuai dengan kebutuhan
masing-masing dan bahwa layanan dilakukan sesuai dengan
standar produk dan layanan Aryaduta.
b. Melapor langsung dan berkomunikasi dengan Club Manager
tentang semua hal terkair yang mempengaruhi layanan tamu dan
operasi hotel.
33
c. Memberikan bantuan fungsional, pengawasan dan arahan
kepada semua anggota tim club lounge dan departemen lain
yang terakait dengan operasi lounge.
d. Menghadiri/melakukan pengarahan shift untuk memastikan
kegiatan hotel dan persyaratan operasional diketahui.
e. Pemeliharaan informasi tamu, memastikan semua informasi
wajib dimasukkan kedalam sistem untuk setiap tamu.
f. Menanggapi kebutuhan tamu dan menyelesaikan masalah terkait
tepat waktu dan sesuai dengan standar produk dan layanan
Aryaduta.
g. Menjamin tamu VIP dan loyalitas mendapat perhatian khusus
sesuai standar Aryaduta.
h. Sepenuhnya fasih dengan semua prosedur darurat hotel.
i. Secara aktif mendukung dan membantu sesama karyawan dan
semua departemen lainnya dalam peak/high season.
Berdasarkan klasifikasi bintang yang didapatkan, Hotel Aryaduta
Bandung merupakan hotel bintang lima yang tentunya membutuhkan
banyak pekerja untuk melaksanakan berbagai macam pekerjaan yang
tersedia. Tabel 2.3 menjelaskan jumlah karyawan berdasarkan posisi dan
jawabatan di departemen kantor depan di Hotel Aryaduta Bandung.
34
TABEL 2.3
JUMLAH KARYAWAN KANTOR DEPAN BERDASARKAN
JABATAN DAN POSISI DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
Jabatan Jumlah Karyawan
Front Office Manager 1
Duty Manager 3
Aryaduta Club Lounge Manager 1
Chief Concierge 1
Front Desk Agent 7
Guest Relation Officer 1
Concierge 9
Recreation Area Agent 2
Telephone Operator Agent 2
Aryaduta Club Agent 6
Total 33
Sumber: Front Office Department Product Knowledge Hotel Aryaduta Bandung, 2018
Untuk pembagian kerja karyawan kantor depan di Hotel Aryaduta
Bandung, pihak hotel menggunakan sistem kerja 5-2 yang mana setiap
karyawan akan bekerja selama lima hari dan dua hari libur pada setiap
minggu operasional. Bagian kantor depan juga menerapkan empat shift
setiap harinya untuk melakukan operasional, dibagi menjadi morning shift,
middle shift, afternoon shift dan night shift. Untuk shift malam hanya akan
ada satu orang front desk agent dan satu orang duty manager sebagai
karyawan yang bertanggung jawab pada shift tersebut. Di bawah ini adalah
sistem pembagian jadwal kerja pada karyawan kantor depan:
35
TABEL 2.4
JADWAL KERJA PADA KARYAWAN KANTOR DEPAN
DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
No Shift Jam Kerja
1. Morning 07.00 – 15.00
2. Middle 10.00 – 18.00
3. Afternoon 14.00 – 23.00
4. Night 23.00 – 07.00
Sumber: Front Office Department Product Knowledge Hotel Aryaduta Bandung, 2018.
E. Tinjauan Mengenai Teknik Pengambilan dan Pengolahan Data
Dalam melakukan sebuah perhitungan pengolahan data, dibutuhkan
sebuah acuan atau gagasan yang dapat memberikan hasil. Sampel
merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk
memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling
adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara
pengambilan sampel
Menurut Margono (2004): “Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang
akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat
dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.”
Sampel pun memiliki beberapa tujuan, yaitu:
36
1. Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga
tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh
populasi.
2. Keterbatasan tenaga, waktu dan biaya.
3. Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa
diwakili oleh sampel.
Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari dua yaitu
Probability Sampling dan juga Non-Probability Sampling. Probability
Sampling adalah metode pengambilan sampel secara random atau acak.
Dengan cara pengambilan sampel ini seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga simple random
sampling. Teknik penaikan sampel menggunakan cara ini memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana adalah;
dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk
mendapatkan sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka
nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga
probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama.
Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi
kebutuhan penelitian.
37
F. Tinjauan Umum Mengenai Penanganan Keluhan Tamu di Kantor
Depan di Hotel Aryaduta Bandung
Dalam suatu hotel tentu ada beberapa departemen yang mempunyai
tugas dan pekerjaan masing-masing. Departemen tersebut bekerja sama
demi kelancaran operasional di hotel itu, dan juga demi memuaskan tamu
untuk mendapatkan profit bagi pihak hotel. Dari beberapa departemen yang
ada di hotel, departemen kantor depan merupakan salah satu departemen
yang sering bertemu dan berinteraksi dengan tamu. Departemen kantor
depan itu sendiri pun memberikan pelayanan terhadap tamu dari mulai
proses check in, check out, pemesanan kamar, pembatalan pemesanan
kamar, memberikan informasi, dan salah satunya juga menangani keluhan
tamu.
Menurut James (2006:20): “Keluhan adalah salah satu bagian dari
ekspresi negatif yang dihasilkan karena ketidaksesuaian kenyataan dengan
keinginan seseorang.” Keluhan merupakan hal yang biasa disampaikan atau
diekspresikan oleh para konsumen setelah mereka mengalami
ketidaksesuaian atas jasa yang telah diberikan.
Keluhan tamu yang datang setiap saat disebabkan pelayanan yang
diberikan kurang memuaskan para tamu sehingga mereka harus melaporkan
keluhan tersebut agar diperhatikan dan ditelaah kesalahan apa yang sudah
terjadi. Dari keluhan-keluhan tamu yang berdatangan, sebuah hotel tentu
harus menangani nya secara cepat dan tepat.
38
Menurut Tjiptono (2007:240) ada empat aspek penanganan keluhan
pelanggan, yaitu:
1. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
perusahaan.
2. Empati terhadap pelanggan yang marah.
3. Kecepatan dalam penanganan keluhan.
4. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau
keluhan.
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
menangani sebuah keluhan, haruslah sesuai dengan standard operational
procedure yang ada di hotel tersebut. Jika hal tersebut dilakukan secara asal,
akan banyak kemungkinan yang akan terjadi. Hal-hal tersebut bisa
berdampak lebih baik, ataupun menjadi buruk.
G. Tinjauan Umum Mengenai Kemudahan bagi Konsumen untuk
Menghubungi Pihak Perusahaan
Keluhan pelanggan oleh perusahaan dapat dijadikan sebuah bahan
evaluasi yang nyata dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Dengan adanya keluhan pelanggan, perusahaan dapat mengetahui dengan
mudah kelemahan yang ada. Banyak perusahaan yang berorientasi kepada
pelanggan melakukan usaha khusus untuk menelusuri kepuasan ataupun
ketidakpuasan pelanggan.
Dengan adanya keluhan pelanggan, perusahaan harus mempunyai
mekanisme untuk menanganinya. Menurut Schnaars (2010:166):
Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan
komentar, saran, kritik, pertanyaan, maupun keluhannya. Disini sangat
dibutuhkan adanya metode komunikasi yang mudah dan relatif tidak
39
mahal, dimana pelanggan dapat menyampaikan keluh-kesahnya. Bila
perlu dan memungkinkan, perusahaan dapat menyediakan saluran
telepon bebas pulsa (hotline service) dan/atau website untuk menampung
keluhan pelanggan.
Berdasarkan Lovelock & Wirtz (2011:203) berikut ini merupakan
berbagai macam service delivery channel yang harus dimiliki sebuah
perusahaan, yaitu:
a. Service Outlets
Pesan yang direncanakan dan tidak direncanakan sama-
sama menjangkau pelanggan melalui media dari lingkungan
penyampaian layanan. Pesan umum bisa didistribusikan melalui
bentuk banner, video, audio dan poster.
b. Frontline employees
Karyawan di posisi frontline bisa melayani pelanggan
secara face-to-face, dengan telepon atau melalui email.
Komunikasi dari karyawan frontline mengambil bentuk layanan
inti dan berbagai layanan tambahan, termasuk memberikan
informasi, mengambil pesan, menerima pembayaran dan
memecahkan masalah. Pelanggan baru biasanya bergantung
pada karyawan customer service untuk meminta bantuan dalam
mempelajari bagaimana menggunakan layanan secara efektif
dan untuk memecahkan masalah.
c. Self-service delivery points
Automatic teller machine, vending machine, dan website
adalah contoh dari layanan self-service. Layanan self-service
sering dipakai dalam komunikasi secara efektif dengan
pelanggan tetap dan pelanggan potensial dan layanan cross-sell
dan mempromosikan layanan baru.
Kemudahan penyampaian keluhan mutlak diperlukan oleh pelanggan.
Pada jaman yang serba maju ini, perusahaan biasanya telah melengkapi
standar pelayanan keluhan pelanggan. Kemampuan perusahaan untuk dapat
40
mengenali, memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dengan baik,
merupakan strategi pada setiap perusahaan.
Menurut Bitner dan Zeith (2003): “kepuasan pelanggan adalah
evaluasi pelanggan dari produk atau layanan dalam hal apakah produk itu
atau layanan itu telah memenuhi kebuthan dan ekspektasi pelanggan.”
Tjiptono (2005:210) mengatakan bahwa ada empat metode yang
dilakukan perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman
bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik,
pendapat dan keluhan mereka. Media yang biasa digunakan bisa
berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus
bebas pulsa, website dan lain-lain. Dimana metode ini dapat
memberikan ide atau masukan yang berharga kepada
perusahaan.
b. Ghost Shopping
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost
shoppers (pembelanja misterius) untuk berperan atau berpura-
pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan
pesaing. Para pembelanja misterius akan diminta untuk
mengamati secara seksama dan menilai cara perusahaan dan
pesaingnya melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab
pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan. Hal
tersebut dilakukan sebagai cara untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja karyawan perusahaan.
c. Lost Customer Analysis (Analisis Pelanggan yang Berhenti)
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para
pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah
41
berpindah pemasuk agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan
dengan menggunakan metode survey, baik survei melalui pos,
telepon, e-mail, internet, maupun wawancara langsung. Melalui
survey perusahaan akan memperoleh tanggan dan balikan secara
langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif
bahwa perusahaan menaru perhatian terhadap para
pelanggannya.
Penulis melakukan dua teknik pengambilan data, yaitu wawancara
dengan duty manager dan menyebarkan kuesioner kepada beberapa tamu
mengenai aspek kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
perusahaan yang bisa saja terjadi ketika karyawan kantor depan sedang
melakukan operasional karena kurangnya kesadaran akan keluhan tamu.
Tabel 2.5 menyajikan data tentang implementasi kemudahan bagi
konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan yang bersumber dari
wawancara dengan Duty Manager Hotel Aryaduta Bandung.
42
TABEL 2.5
HASIL WAWANCARA DENGAN DUTY MANAGER MENGENAI
IMPLEMENTASI KEMUDAHAN BAGI KONSUMEN UNTUK
MENGHUBUNGI PIHAK PERUSAHAAN
No. Aspek Implementasi
Ya Tidak
1. Survei mengenai service outlets.
2. Survei mengenai frontline employees.
3. Survei mengenai self-service delivery
points.
Sumber : Hasil wawancara penulis, 2018.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa survei
mengenai self-service delivery points tidak sesuai dengan ketentuan yang
mengakibatkan masih tingginya halangan bagi konsumen untuk
menghubungi pihak perusahaan di Hotel Aryaduta Bandung.
Tabel 2.6 menyajikan data kuesioner mengenai kemudahan bagi
konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan yang didistribusikan ke
beberapa tamu di Hotel Aryaduta Bandung.
43
TABEL 2.6
HASIL KUESIONER MENGENAI KEMUDAHAN BAGI
KONSUMEN UNTUK MENGHUBUNGI PIHAK PERUSAHAAN DI
HOTEL ARYADUTA BANDUNG
n = 50
No. Pertanyaan
Baik Cukup Kurang
f % f % f %
1. Penyediaan layanan
untuk menampung
permintaan konsumen.
9 18 18 36 23 46
2.
Perhatian pihak kantor
depan dalam
mendengarkan keluhan
tamu.
25 50 15 30 10 20
3. Ketersediaan pelayanan
guest service center
selama 24 jam.
9 18 16 32 25 50
4. Kualitas pelayanan
karyawan kantor depan
terhadap tamu.
12 24 17 34 23 46
5. Respon yang diberikan
oleh karyawan kantor
depan.
10 20 16 32 24 48
Total 65 26 82 32,8 100 42
Sumber: Hasil olahan kuesioner penulis, 2018.
Dapat dilihat dari tabel 2.6 sangat kurangnya kemudahan bagi
konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan pada saat mereka memiliki
masalah atau keluhan yang ingin diutarakan di Hotel Aryaduta Bandung.
H. Tinjauan Umum Mengenai Empati Terhadap Pelanggan Yang Marah
Pelanggan seringkali menyampaikan keluhannya dengan sangat
emosional. Terkadang mereka bereaksi berlebihan. Pelanggan yang sensitif
44
merupakan pelanggan yang harus ditangani dengan baik. Perusahaan dapat
meluangkan lebih banyak waktu agar semua keluhan pelanggan dapat
tersalurkan. Menurut Zoll dan Enz (2012): “empati dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kecenderungan seseorang “observer” untuk memahami apa
yang orang lain “target” pikirkan dan rasakan pada situasi tertentu.”
Sementara menurut LaFreniere (2000) “empati merupakan salah satu bentuk
emosi kesadaran diri, selain rasa malu, rasa cemburu, rasa bangga dan rasa
bersalah.” Darwin mengatakan, emosi-emosi tersebut berawal dari
perkembangan kesadaran diri dan melibatkan penguasaan peraturan dan
standar.
Dalam menghadapi pelanggan yang emosi atau marah, perusahaan
perlu bersikap empati karena apabila tidak, maka situasi akan bertambah
runyam. Oleh karena itu, perlu diluangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan dan berusaha memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan
tersebut. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi dapat menjadi jelas
sehingga pemecahan yang optimal dapat diupayakan bersama.
Menurut Lovelock & Wirtz (2011:407) empati mempunyai tiga
dimensi, yaitu:
a. Access
Perusahaan mudah didekati dan kontaknya mudah
dihubungi.
b. Communication
45
Mendengarkan pelanggan dan selalu memberitahu
kebutuhan mereka.
c. Understanding the customer
Membuat upaya untuk mengenal pelanggan dan
mengetahui kebutuhan mereka.
Dalam bidang klinis, empati didefinisikan dalam beberapa macam.
Misalnya bahwa empati berguna untuk memahami kerangka internal orang
lain dengan akurat, dan dengan komponen dan arti yang melekat, seolah-
olah menjadi orang lain tanpa meniadakan “kondisi seandainya”.
Oleh karena itu, penulis melakukan survei terhadap para tamu yang
sedang marah mengenai empati yang diberikan oleh para karyawan kantor
depan dalam menerima keluhan. Tabel 2.7 menunjukan hasil wawancara
beserta kuesioner yang sudah dilakukan.
46
TABEL 2.7
HASIL WAWANCARA DENGAN DUTY MANAGER
MENGENAI IMPLEMENTASI EMPATI TERHADAP PELANGGAN
YANG MARAH
No. Aspek
Implementasi
Ya Tidak
1. Perusahaan mudah didekati dan
kontaknya mudah dihubungi.
2. Mendengarkan pelanggan dan selalu
mengetahui kebutuhan mereka.
3. Membuat upaya untuk mengenal
pelanggan dan mengetahui kebutuhan
mereka.
Sumber: Hasil wawancara penulis, 2018.
Dapat dilihat berdasarkan tabel wawancara penulis dengan duty
manager mengatakan bahwa implementasi mengenai empati terhadap
pelanggan yang marah sudah cukup teratasi dengan baik, namun perihal
upaya untuk mengenal dan mengetahui kebutuhan pelanggan masih menjadi
masalah yang cukup serius.
47
TABEL 2.8
HASIL KUESIOENER MENGENAI EMPATI TERHADAP
PELANGGAN YANG MARAH DI HOTEL ARYADUTA
BANDUNG
n = 50
No. Pertanyaan
Baik Cukup Kurang
f % f % f %
1.
Respon karyawan
kantor depan ketika
tamu mengalami
permasalahan.
25 50 16 32 9 18
2. Pemberian solusi dari
masalah yang dialami
oleh tamu.
10 20 21 42 19 38
3. Tanggapan karyawan
terhadap keluhan tamu. 17 34 23 46 10 20
4.
Kemampuan seorang
karyawan kantor depan
dalam memahami apa
yang tamu rasakan.
15 30 22 44 12 24
Total 67 26,8 82 32,8 50 20
Sumber: Hasil olahan kuisioner penulis, 2018.
Salah satu hal yang penting adalah membedakan respons empati itu
sendiri. Eisenberg (2000): “Memandang respons empati dapat diwujudkan
dengan dua cara, yaitu simpati dan tekanan pribadi. Simpati dikatakan
sebagai respon afektif yang terdiri dari perasaan menderita atau perhatian
untuk orang yang menderita dan yang memerlukan bantuan.”
48
Berbeda dengan simpati, tekanan pribadi didefinisikan sebagai reaksi
emosi afersif dan mengacu pada diri pribadi terhadap emosi atau kondisi
orang lain (kecemasan atau ketidaknyamanan.)
Tabel 2.8 memperlihatkan nilai yang cukup besar diberikan oleh tamu
perihal empati terhadap pelanggan yang marah. Oleh karena itu, tabel
tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diberikan oleh para karyawan
kantor depan sudah cukup memuaskan dalam hal tersebut.
I. Tinjauan Umum Mengenai Kecepatan dalam Penanganan Keluhan
Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan
keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa
tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat
diubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani dengan cepat, maka
kemungkinan pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila pelanggan puas
dengan cara penanganan keluhannya, maka besar kemungkinan ia akan
menjadi pelanggan perusahaan kembali.
Menurut Lovelock & Wirtz (2011:382): “jika keluhan dibuat pada saat
penyampaian layanan, maka waktu adalah esensi untuk mencapai pemulihan
penuh.” Ketika layanan dibuat setelah fakta, banyak perusahaan telah
membuat kebijakan untuk merespon dalam waktu 24 jam, atau lebih cepat.
Bahkan ketika resolusi penuh memakan waktu lebih lama, respon cepat
tetap paling penting.
49
Dalam mengatasi sebuah sumber masalah, diupayakan agar di masa
mendatang tidak timbul masalah yang sama. Faktor utama dalam hal ini
adalah kecepatan dan ketepatan penanganan.
Schnaars (2010:34) mengatakan bahwa:
Kecepatan merupakan hal yang krusial dalam penanganan
keluhan konsumen. Bila konsumen mengajukan keluhan dan tidak
mendapatkan penanganan yang tepat, maka besar kemungkinan
konsumen akan tidak puas dan tidak dapat diubah menjadi puas dengan
layanan perusahaan.
Penanganan keluhan yang efektif memiliki dua kata kunci, yaitu
kecepatan penanganan atas keluhan dan penyelesaian keluhan. Barlow &
Moller (1996) menambahkan beberapa langkah yang dilakukan oleh
pelaksana penanganan keluhan agar complaint handling tersebut efektif,
yaitu:
1. Mengucapkan terima kasih.
2. Menjelaskan betapa kita menghargai keluhannya.
3. Meminta maaf untuk kesalahan yang kita perbuat.
4. Berjanji untuk melakukan sesuatu terhadap keluhan / masalah
tersebut secepatnya.
5. Menanyakan mengenai informasi yang diperlukan.
6. Mengoreksi kepuasan pasien.
7. Memeriksa kepuasan pasien.
8. Mencegah kesalahan yang akan datang.
50
Pada kesempatan yang diberikan, penulis melakukan wawancara
kepada duty manager mengenai keluhan dalam hal kecepatan penanganan
keluhan di bagian kantor depan di Hotel Aryaduta Bandung.
TABEL 2.9
HASIL WAWANCARA DENGAN DUTY MANAGER MENGENAI
KECEPATAN DALAM PENANGANAN KELUHAN
No. Aspek Implementasi
Ya Tidak
1. Apakah pegawai kantor depan
menangkap keluhan dengan cepat?
2.
Apakah pegawai kantor depan bertanya
akan informasi yang diperlukan oleh
tamu secara efektif?
3.
Apakah pegawai kantor depan
memberikan solusi sehingga keinginan
tamu terpenuhi secara efisien?
Sumber: Hasil wawancara penulis, 2018.
Wahjono (2010:190) mengatakan bahwa: “setiap keluhan harus
ditangani secepat mungkin.” Rentang waktu penyelesaian yang realistis
diinformasikan kepada peserta. Selain itu, setiap perkembangan atau
kemajuan dalam penanganan keluhan yang sedang diselesaikan senantiasa
dikomunikasikan kepada peserta yang bersangkutan.
Tabel 2.9 menunjukkan bahwa pihak kantor depan selalu memiliki
strategi dan alternatif masalah dalam memecahkan masalah para tamu,
namun pihak kantor depan tidak mengimplementasikan adanya laporan
mengenai kesimpulan dari keluhan tamu yang datang sehingga hal tersebut
kadang memperlambat kinerja karyawan kantor depan.
51
J. Tinjauan Umum Mengenai Kewajaran atau Keadilan dalam
Memecahkan Permasalahan atau Keluhan Pelanggan
Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya
dan kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi
‘win-win’ (fair, realistic dan proportional) dimana pelanggan dan
perusahaan sama-sama diuntungkan.
Menurut Lovelock & Wirtz (2011:375) dimensi keadilan terbagi
menjadi tiga, yaitu :
a. Procedural justice
Pelanggan mengharapkan perusahaan untuk bertanggung
jawab, yang merupakan kunci awal dari prosedur yang adil,
diikuti dengan proses pemulihan yang nyaman dan responsif. Ini
juga mencakup fleksibilitas sistem dan mempertimbangkan
saran dari pelanggan dalam proses pemulihan.
b. Interactional justice
Meliputi karyawan dari perusahaan yang memberikan
pemulihan layanan dan perilaku mereka terhadap pelanggan,
memberikan penjelasan tentang kegagalan dan membuat upaya
untuk menyelesaikan masalah merupakan hal yang paling
penting. Bagaimanapun, upaya pemulihan tersebut harus tulus,
jujur dan sopan.
c. Outcome justice
Mengenai kompensasi yang diterima pelanggan dari hasil
kehilangan dan ketidaknyamanan yang terjadi karena kegagalan
jasa. Ini juga mencakup kompensasi waktu, upaya dan energi
yang dihabiskan pada saat proses pemulihan layanan.
Menurut Wahjono (2010:190):
Setiap keluhan mendapatkan perlakuan sama atau adil, tanpa
membeda-bedakan peserta. Sebuah proses penanganan keluhan harus
mengetahui dan memahami tentang keadilan dan kewajaran kebutuhan
52
serta kepentingan dari kedua belah pihak, yaitu pihak organisasi atau
instansi dan pihak konsumen.
Perusahaan harus memperhatikan tiap pelanggan yang menyampaikan
keluhan yang ada. Pelanggan yang mengeluh terlebih dahulu harus segera
diberikan tindakan pemulihan (recovery), agar timbul rasa puas setelah
keinginannya terpenuhi. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral
dalam wacana bisnis. Menurut Kotler (2002):
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak
puas. Tapi, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan
senang. Jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan, pelanggan tersebut
akan merasa dikecewakan, jika kinerja memenuhi harapan pelangan,
pelanggan akan merasa sangat puas. Kepuasan ini tentu akan dapat
dirasakan setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi produk
tersebut.
Penulis menangkap bahwa pennjabaran mengenai kepuasan pelanggan
diatas sudah cukup jelas, adapun juga beberapa manfaat jika perusahaan
dapat memaksimalkan tingkat kepuasan pelanggan, antara lain adalah:
1. Terjadi relasi hubungan jangka panjang antara perusahaan dan
para pelanggannya.
2. Terbentuknya peluang pertumbuhan bisnis melalui pembelian
ulang, cross-selling dan up-selling.
3. Terciptanya loyalitas pelanggan.
53
4. Terjadinya rekomendasi dari mulut ke mulut yang positif,
berpotensi menarik pelanggan baru dan menguntungkan bagi
perusahaan.
5. Reputasi perusahaan dan persepsi pelanggan semakin positif di
mata pelanggan.
6. Laba yang diperoleh perusahaan dapat meningkat.
TABEL 2.10
HASIL KUESIONER MENGENAI KEWAJARAN ATAU
KEADILAN DALAM MEMECAHKAN PERMASALAHAN ATAU
KELUHAN PELANGGAN DI HOTEL ARYADUTA BANDUNG
n = 50
No. Pertanyaan
Baik Cukup Kurang
f % f % f %
1.
Kesetaraan level
(stereotyping) yang
diterapkan terhadap
tamu pada saat
menyampaikan
keluhan.
12 24 20 40 18 36
2. Pelayanan yang
diberikan sesuai dengan
ekspektasi tamu. 14 28 22 44 15 30
3. Penyampaian upaya
pemulihan dengan jujur
dan sopan. 20 40 20 40 10 20
4.
Kompensasi yang
diberikan jika terjadi
kegagalan dalam
pelayanan jasa.
10 20 18 36 22 44
Total 56 28 80 40 65 32,5
Sumber: Hasil olahan kuesioner penulis, 2018.
54
Tabel 2.10 adalah hasil olahan kuesioner yang penulis sebarkan
kepada beberapa tamu di Hotel Aryaduta Bandung guna mengetahui aspek
kewajaran dan keadilan dalam penanganan keluhan tamu yang ada.
55
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Setelah melakukan analisa melalui observasi, wawancara dan kuesioner
terhadap duty manager dan beberapa tamu di Hotel Aryaduta Bandung mengenai
penanganan keluhan tamu di kantor depan, penulis telah menganalisis wawancara
dan kuesioner yang didapatkan dan menentukan untuk menggunakan skala
Guttman dalam menganalisa wawancara dan skala Likert untuk menganalisa
kuesioner.
Berikut adalah cara perhitungan dengan menggunakan skala Likert:
Diketahui : f = Responden yang menjawab
n = Jumlah seluruh sampel
Persentase : fn x 100
Penilaian : 3 nilai untuk jawaban Baik
: 2 nilai untuk jawaban Cukup
: 1 nilai untuk jawaban Kurang
Perhitungan agar mengetahui hasil dari rentang skala dengan cara:
Jumlah skor tertinggi untuk kategori Baik : 3 x total indikator x f
56
Jumlah skor tertinggi untuk kategori Kurang : 1 x total indikator x f
Rentang skala : Nilai tertinggi – Nilai terendah
A. Analisis Mengenai Kemudahan bagi Konsumen untuk Menghubungi
Pihak Perusahaan
Hasil wawancara dengan duty manager yang tertera pada tabel 2.5 dan
hasil kuesioner di tabel 2.6 mengenai kemudahan bagi konsumen untuk
menghubungi pihak perusahaan, dapat dihitung dengan skala yang sudah
ditentukan sebagai berikut:
Skala Guttman digunakan untuk data yg terkait menggunakan jawaban
tegas untuk pertanyaan-pertanyaannya. Berikut adalah penjabarannya:
Jawaban positif = 1
Jawaban negatif = 0
Berdasarkan rumus tersebut, dapat dikonversikan dalam presentasi
secara logika untuk jawaban positif yaitu, skor 1 = 1 x 100%, dan untuk
jawaban negatif yaitu, skor 0 = 0 x 0% = 0%. Dengan presentase jawaban
positif (ya) dan jawaban negatif (tidak), penulis akan membagi jawaban
tersebut menjadi 3 jawaban, yaitu “baik, cukup, dan buruk.”
Keterangan hasil berdasarkan tabel 2.5:
Nilai tertinggi pilihan
57
Nilai jawaban positif (ya) = 2
Nilai jawaban negatif (tidak) = 1
Perhitungan hasil berdasarkan tabel 2.5:
Jawaban positif (ya) rata-rata = (2/3) x 100% = 66,66%
Dari analisis skala Guttman di atas, titik kesesuaian berada di atas
50% sehingga dapat disimpulkan bahwa wawancara terhadap implementasi
kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan yang
dilakukan dengan duty manager Hotel Aryaduta Bandung dalam tingkatan
BAIK dengan presentasi 66,66% dalam menjalankan aspek tersebut.
Berdasarkan hasil distribusi kuesioner penulis mengenai kemudahan
bagi konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan pada tabel 2.6,
penulis merumuskan hasil tersebut menggunakan skala Likert sebagai
berikut:
Keterangan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Baik : 3
b. Cukup : 2
c. Kurang : 1
Perumusan skala untuk skor:
a. Skor tertinggi
58
= 3 x 5 x 50 = 750
b. Skor terendah
= 1 x 5 x 50 = 250
Rumus Rentang Skala Likert = Skor tertinggi – Skor terendah
= 750 – 250 = 166,67
Hasil dari kuesioner:
a. Baik = 3 x 65 = 195
b. Cukup = 2 x 82 = 164
c. Kurang = 1 x 100 = 100 +
Total = 459
Kurang Cukup
Baik
250 416,67 459 583,34 750
Berdasarkan skala interval yang tertera di atas, hasil perhitungan
berada di tingkatan CUKUP dengan nilai sebesar 459. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi
pihak perusahaan terbilang cukup memenuhi kriteria yang tamu harapkan.
Setelah mendapatkan data kuesioner dari karyawan kantor depan
mengenai kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
3
3
59
perusahaan, penulis dapat menguraikan tabel 2.5 dan tabel 2.6 yang
merupakan olahan hasil wawancara dan kuesioner.
Berikut di bawah ini merupakan hasil olahan wawancara terhadap
aspek implementasi kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
perusahaan, yaitu:
a. Survei mengenai service outlets
Berdasarkan penjelasan service outlets yang ada pada
halaman 37, maksud dari hal tersebut adalah bagaimana pihak
hotel menyediakan media penyampaian terhadap keluhan atau
keinginan yang dimiliki oleh tamu. Hotel Aryaduta Bandung
memiliki berbagai macam media informasi secara online dan
offline. Contoh media online yang diterapkan oleh Hotel
Aryaduta Bandung adalah akun Instagram dan website personal
yang dimiliki sementara bentuk media offline berupa banner,
brochure, video, dan poster yang dapat ditemukan di Hotel
Aryaduta Bandung.
b. Survei mengenai frontline employees
Pelayanan yang diberikan oleh karyawan di posisi
frontline secara face-to-face, telepon ataupun email merupakan
pelayanan sangat standar yang bisa diberikan oleh sebuah hotel.
Karyawan kantor depan merupakan orang yang bertugas secara
maksimal dalam menangani hal ini. Berdasarkan hasil
60
wawancara pada tabel 2.4, aspek pada frontline employees dapat
dilihat dengan hasil yang baik.
c. Survei mengenai self-service delivery points
Pengertian penulis jelaskan menurut teori pada halaman
37, fasilitas-fasilitas yang layaknya automatic teller machine,
vending machine tidak tersedia di Hotel Aryaduta Bandung.
Namun, keuntungan hotel ini karena berhubungan dengan
Bandung Indah Plaza, dapat menutup kekurangan keluhan tamu
karena pihak hotel tetap dapat memberikan akses kepada para
tamu ke Bandung Indah Plaza untuk mendapatkan fasilitas
tersebut.
Berikut di bawah ini merupakan hasil olahan kuesioner terhadap aspek
implementasi kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak
perusahaan, yaitu:
a. Penyediaan layanan untuk menampung permintaan konsumen
Hasil wawancara terhadap duty manager yang sudah
dilakukan penulis menunjukkan bahwa layanan yang diberikan
oleh pihak Hotel Aryaduta Bandung dapat dikatakan cukup baik,
karena karyawan kantor depan Hotel Aryaduta Bandung
melakukan 2 dari 3 aspek yang sudah penulis tanyakan; yaitu
adanya self-service delivery points dan pelayanan yang
diberikan oleh frontline employees.
61
b. Perhatian pihak kantor depan dalam mendengarkan keluhan
tamu
Aspek ini dilakukan oleh pihak Hotel Aryaduta Bandung
karena survei mengenai frontline employees mendapatkan hasil
yang cukup baik, serta pelayanan yang diberikan merupakan
sebuah standard operational procedure yang sudah menjadi
kewajiban dalam menangani keluhan tamu.
c. Ketersediaan pelayanan guest service center selama 24 jam
Berdasarkan halaman 28 hingga 31 ada beberapa
karyawan kantor depan yang bertugas secara spesifik dalam
menangani keluhan tamu yaitu front desk agent, club lounge
attendant, telephone operator agent dan guest relation officer.
Tabel 2.4 menggambarkan bahwa ada empat shift yang dibagi
setiap hari untuk menjalankan operasional, adapun jadwal night
shift (23.00-07.00) sehingga dapat dikatakan bahwa pihak kantor
depan menyediakan pelayanan untuk tamu selama 24 jam.
d. Kualitas pelayanan karyawan kantor depan terhadap tamu
Berdasarkan klasifikasi bintang pada halamann 17 Hotel
Aryaduta Bandung merupakan hotel dengan klasifikasi bintang
lima. Oleh karena itu kualitas pelayanan yang diberikan sudah
terakreditasi secara professional berdasarkan hasil kuesioner
yang telah didistribusikan kepada para tamu.
62
e. Respon yang diberikan oleh karyawan
Berdasarkan hasil olahan kuesioner penulis mengenai
respon yang diberikan oleh karyawan mendapatkan nilai yang
cukup baik, serta survei mengenai frontline employees
memperlihatkan hasil yang memuaskan terhadap tamu. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan
kepada tamu sudah memenuhi tingkat ekspektasi mereka.
B. Analisis Mengenai Empati Terhadap Pelanggan yang Marah
Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan duty manager dan
kuesioner yang telah didistribusikan mengenai implementasi empati
terhadap pelanggan yang marah di Hotel Aryaduta Bandung, dapat dilihat
dalam tabel 2.7 dan tabel 2.8 dengan perumusan mengginakan skala Likert
& Guttman sebagai berikut:
Untuk menganalisis hasil wawancara implementasi empati terhadap
pelanggan yang marah dengan duty manager Hotel Aryaduta Bandung,
penulis menggunakan skala Guttman karena data terkait menggunakan
jawaban tegas untuk setiap pertanyaan. Skala Guttman adalah skala
pengukuran dengan tipe jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”,
“positif-negatif” dan lain-lain.” Berikut keterangan hasil tabel 2.7:
Nilai jawaban positif (ya) = 2
Nilai jawaban negatif (tidak) = 1
63
Perhitungan hasil berdasarkan tabel 2.7:
Jawaban positif (ya) rata-rata = (2/3) x 100% = 66,66%
Berdasarkan hasil analisis skala Guttman, titik kesesuaian berada di
66,66%, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi empati terhadap
pelanggan yang marah di Hotel Aryaduta Bandung dalam tingkatan BAIK
untuk menjalani aspek terkait
Terlihat pada tabel 2.8 hasil kuesioner mengenai implementasi empati
terhadap pelanggan yang marah di Hotel Aryaduta Bandung. Berdasarkan
hasil yang sudah didapat, penulis merumuskan data menggunakan skala
Likert, berikut di bawah ini:
Keterangan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Baik : 3
b. Cukup : 2
c. Kurang : 1
Perumusan skala untuk skor:
c. Skor tertinggi
= 3 x 4 x 50 = 600
d. Skor terendah
= 1 x 4 x 50 = 200
64
Rumus Rentang Skala Likert = Skor tertinggi – Skor terendah
= 600 – 200 = 133,33
Hasil dari kuesioner :
a. Baik = 3 x 67 = 201
b. Cukup = 2 x 82 = 164
c. Kurang = 1 x 50 = 50 +
Total = 415
Kurang Cukup Baik
200 333,33 415 466,66 600
Berdasarkan hasil analisis skala Likert di atas yang mengulas tentang
implementasi empati terhadap pelanggan yang marah berada pada angka
415 yang berarti CUKUP dalam hal mempraktikan teori tersebut di
departemen kantor depan Hotel Aryaduta Bandung.
Berikut di bawah ini merupakan hasil olahan wawancara terhadap
aspek implementasi empati terhadap pelanggan yang marah, yaitu:
a. Perusahaan mudah didekati dan kontaknya mudah dihubungi
Hasil wawancara yang telah ditelaah oleh penulis
menunjukkan bahwa implementasi aspek ini sudah baik karena
3
3
65
Hotel Aryaduta Bandung juga memberikan berbagai macam
media yang dapat dihubungi secara langsung (direct, telefon)
dan tidak langsung (website, email) sehingga pelayanan tersebut
mempermudah tamu untuk menghubungi pihak hotel.
b. Mendengarkan pelanggan dan selalu mengetahui kebutuhan
mereka
Salah satu aspek paling dasar yang bisa dilakukan dalam
menangani keluhan dan memberikan empati adalah dengan
mendengarkan dan berusaha untuk memberikan yang terbaik
kepada tamu. Aspek tersebut sudah teratasi dengan baik menurut
hasil wawancara yang diterima oleh penulis.
c. Membuat upaya untuk mengenal pelanggan dan mengetahui
kebutuhan mereka
Berdasarkan masalah yang tertera pada halaman tujuh,
menjelaskan bahwa Hotel Aryaduta Bandung tidak sepenuhnya
melaksanakan standard operational procedure yang ada. Upaya
pihak Hotel Aryaduta Bandung untuk mengenal pelanggan dan
mengetahui kebutuhan tamu pun mendapatkan nilai yang kurang
baik karena salah satu kesalahan yang mereka lakukan adalah
tidak memiliki guest comment report yang dapat menjadi sebuah
ide atau gagasan dalam meningkatkan pelayanan terhadap tamu.
66
Berikut di bawah ini merupakan hasil olahan kuesioner terhadap aspek
implementasi empati terhadap pelanggan yang marah, yaitu:
a. Respon karyawan kantor depan ketika tamu mengalami
permasalahan
Setiap hotel memiliki standard operational procedure
tersendiri, salah satunya dalam menangani keluhan tamu.
Empati adalah salah satu hal paling mudah yang dapat diberikan
oleh seorang karyawan terhadap tamu yang marah untuk
meredam emosi mereka yang meluap. Terlihat pada tabel 2.4
frontline employees memberikan pelayanan yang bagus karena
hasil olahan penulis yang mendapatkan nilai baik.
b. Pemberian solusi dari masalah yang dialami oleh tamu
Berdasarkan hasil olahan kuesioner yang didapatkan,
dengan nilai yang cukup maka dapat dikatakan bahwa Hotel
Aryaduta Bandung selalu menjalankan standard operational
procedure dengan baik dan benar.
c. Tanggapan karyawan terhadap keluhan tamu
Salah satu hal yang dilakukan dalam menangani keluhan
adalah memberikan solusi pada akhir prosedur. Karyawan
kantor depan dapat menjadikan keluhan tamu sebagai gagasan
atau tantangan yang harus dilalui dan diselesaikan secara
67
profesional, berdasarkan tabel 2.8 aspek ini mendapatkan nilai
cukup.
d. Kemampuan seorang karyawan kantor depan dalam memahami
apa yang tamu rasakan
Berdasarkan tabel 2.8, aspek ini mendapatkan nilai yang
baik karena empati merupakan salah satu hal yang wajib
diberikan kepada seorang tamu yang sedang mengalami
permasalahan.
C. Analisis Mengenai Kecepatan dalam Penanganan Keluhan
Faktor kecepatan adalah suatu hal yang krusial dalam penanganan
keluhan tamu. Tabel 2.9 menunjukkan hasil akhir dari wawancara yang
telah didistribusikan kepada duty manager di Hotel Aryaduta Bandung.
Berikut penjabaran dengan menggunakan perumusan yang sudah ditetapkan
dengan menggunakan skala Guttman.
Keterangan hasil berdasarkan tabel 2.8:
Nilai jawaban positif (ya) = 2
Nilai jawaban negatif (tidak) = 1
Perhitungan hasil berdasarkan tabel 2.9:
Jawaban positif (ya) rata-rata = (2/3) x 100% = 66,66%
68
Dari hasil analisis skala Guttman di atas, titik akhir berada di 66,66%
dan dapat dikatakan bahwa kecepatan dalam penanganan keluhan yang
dilakukan oleh para karyawan kantor depan di Hotel Aryaduta Bandung
dalam tingkatan BAIK.
Setelah mendapatkan data wawancara dari duty manager mengenai
kecepatan dalam penanganan keluhan, penulis dapat menguraikan tabel 2.9
yang merupakan hasil olahan wawancara, berikut di bawah ini:
a. Apakah pegawai kantor depan menangkap keluhan dengan
cepat?
Berdasarkan hasil wawancara dengan duty manager, aspek
pada hal ini dapat dikatakan dengan hasil yang baik karena pada
saat sebelum berjalannya operasional selalu diadakan sebuah
opening briefing. Hotel Aryaduta Bandung juga mempunyai
standard operational procedure sendiri untuk setiap hal yang
ditangani, tentu saja pihak kantor depan selalu mempersiapkan
strategi dan salah satunya dalam menangani keluhan tamu.
b. Apakah pegawai kantor depan bertanya akan informasi yang
diperlukan oleh tamu secara efektif?
Seperti apa yang sudah dikatakan sebelumnya, pihak
kantor depan selalu mempersiapkan strategi dalam menangani
segala hal, contohnya menangani keluhan tamu. Tentu saja
dalam menangani sebuah permasalahan, akan ada strategi yang
69
dibuat dan juga alternatif dari strategi tersebut jika saja strategi
yang dibuat sebelumnya tidak berhasil.
c. Apakah pihak kantor depan memberikan solusi sehingga
keinginan tamu terpenuhi secara efisien?
Berdasarkan masalah yang tertera di Bab I halaman tujuh,
menjelaskan bahwa Hotel Aryaduta Bandung tidak sepenuhnya
melaksanakan standard operational procedure yang ada. Upaya
mereka untuk menulis kesimpulan dari keluhan tamu yang
diterima seakan sia-sia karena hal tersebut merupakan hal yang
penting dan bahkan dapat dijadikan sebuah gagasan atau ide
dalam meningkatkan pelayanan di kantor depan.
D. Analisis Mengenai Kewajaran atau Keadilan dalam Memecahkan
Permasalahan atau Keluhan Pelanggan
Berdasarkan hasil distribusi kuesioner penulis mengenai kewajaran
atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan pelanggan
pada tabel 2.10, penulis merumuskan hasil tersebut menggunakan skala
Likert sebagai berikut:
Keterangan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Baik : 3
b. Cukup : 2
c. Kurang : 1
70
Perumusan skala untuk skor:
e. Skor tertinggi
= 3 x 4 x 50 = 600
f. Skor terendah
= 1 x 4 x 50 = 200
Rumus Rentang Skala Likert = Skor tertinggi – Skor terendah
= 600 – 200 = 133,33
Hasil dari kuesioner :
d. Baik = 3 x 56 = 168
e. Cukup = 2 x 80 = 160
f. Kurang = 1 x 65 = 65 +
Total = 393
Kurang Cukup Baik
200 333,33 393 466,66 600
Penulis melakukan penyebarkan kuesioner kepada tamu untuk
mendapatkan hasil sejauh mana kewajaran atau keadilan dalam
memecahkan permasalahan atau keluhan pelanggan di Hotel Aryaduta
Bandung. Setelah kuesioner dilengkapi oleh beberapa tamu, penulis dapat
3
3
71
mengolah kuisioner pada tabel 2.10. Berikut adalah uraian mengenai olahan
kuesioner pada bab sebelumnya.
a. Kesetaraan level (stereotyping) yang diterapkan terhadap tamu
pada saat complaint
Hotel Aryaduta Bandung memiliki sebuah club lounge
yang berada di lantai 13. Dengan adanya hal tersebut, Hotel
Aryaduta Bandung pasti memberikan layanan yang extra untuk
tamu-tamu yang menjadi club member di Hotel Aryaduta
Bandung karena dengan apa yang sudah tamu bayar, mereka
berhak mendapatkan layanan tersebut.
Hal tersebut terjadi perbedaan pelayanan antara club
member dan tamu reguler, begitu juga dengan pelayanan
keluhan tamu club member yang mendapatkan fasilitas saat
memiliki keluhan dengan suguhan yang disediakan di Aryaduta
Club Lounge sehingga tamu dapat merasa lebih tenang dalam
membicarakan permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, pegawai
dapat dengan mudah memberikan solusi karena tingkat
kekecewaan tamu berkurang karena tamu sudah mendapatkan
kepuasan dari service yang diberikan oleh karyawan pada saat
berada di Aryaduta Club Lounge. Lain halnya dengan tamu
reguler yang tidak mendapatkan fasilitas tersebut.
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan ekspektasi tamu
72
Hotel Aryaduta Bandung selalu memberikan pelayanan
yang maksimal. Pada halaman 16, Hotel Aryaduta Bandung
merupakan hotel dengan klasifikasi bintang lima sehingga
membuktikan layanan profesional yang diberikan oleh karyawan
kantor depan.
c. Penyampaian upaya pemulihan dengan jujur dan sopan
Standard operational procedure di Hotel Aryaduta
Bandung menjelaskan upaya pemulihan dengan jujur dan sopan
merupakan sebuah kewajiban karena aspek tersebut adalah
strategi yang digunakan dalam menangani sebuah keluhan yang
disampaikan oleh tamu.
d. Kompensasi yang diberikan jika terjadi kegagalan dalam
pelayanan jasa
Hotel Aryaduta Bandung memberikan kompensasi jika
terjadinya kegagalan dalam pelayanan jasa; seperti contohnya
pelayanan karyawan yang tidak memuaskan, kurangnya
ketepatan waktu dalam kesiapan kamar dan terjadinya kerusakan
fasilitas didalam kamar. Tetapi hal tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh atasan (duty manager, front office manager)
yang sedang menjalankan operasional pada saat permasalahan
terjadi. Hal ini merupakan aspek yang krusial jika tidak
dilakukan secara teliti dan benar oleh orang yang bertanggung
74
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan mengenai penanganan keluhan tamu di
kantor depan di Hotel Aryaduta Bandung berdasarkan hasil analisis
wawancara dan kuesioner pada BAB III. Penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada aspek kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi
pihak perusahaan dapat kita lihat pada hasil pengamatan yang
penulis lakukan bahwa berdasarkan perhitungan skala interval
nilai yang diperoleh dapat diartikan dengan CUKUP.
Berdasarkan wawancara penulis dengan duty manager mengenai
survei tentang service outlets, frontline employees dan self-
service delivery points menjelaskan bahwa fasilitas yang
diberikan oleh pihak Hotel Aryaduta Bandung sudah cukup
mencapai ekspektasi tamu. Penyediaan layanan untuk
menampung permintaan konsumen tersedia dengan berbagai
macam seperti contohnya website, instagram atau media offline
berupa brochure, video, banner dan juga pelayanan yang
diberikan langsung oleh karyawan kantor depan untuk para
tamu. Perhatian pihak kantor depan dalam mendengarkan
75
keluhan tamu sudah menjadi salah satu bagian dari standard
operational procedure yang diterapkan di Hotel Aryaduta
Bandung. Ketersediaan pelayanan terhadap tamu selama 24 jam
selalu tersedia dengan adanya empat shift yang telah diatur oleh
front office manager dan duty manager untuk melayani tamu
dan jika terjadinya sebuah keluhan. Kualitas pelayanan yang
diberikan oleh karyawan kantor depan terhadap tamu merupakan
salah satu hal yang patut diperhatikan secara detail karena hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap respon yang diberikan oleh
karyawan kantor depan.
2. Aspek empati terhadap pelanggan yang marah mendapatkan
nilai dengan artian CUKUP berdasarkan hasil olahan kuesioner
yang penulis lakukan beberapa waktu lalu. Hotel Aryaduta
Bandung merupakan sebuah perusahaan yang menjunjung
empati pada setiap aksi yang dijalankannya, terbukti dengan
tersedianya berbagai macam media yang dapat digunakan oleh
tamu dalam menyampaikan kritik dan saran yang tamu miliki,
serta empati merupakan salah satu aspek paling dasar yang bisa
dilakukan dalam menangani keluhan. Adapun cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan mendengarkan keluhan tamu dan
memberikan yang terbaik. Pada poin ini, penulis menjelaskan
bahwa Hotel Aryaduta Bandung tidak sepenuhnya menjalankan
76
standard operational procedure yang ada yaitu tidak adanya
guest comment report sebagai cacatan akhir perihal keluhan-
keluhan tamu yang datang dan sudah terselesaikan. Oleh karena
itu, pada hasil olahan wawancara yang didapatkan poin ini
mendapat nilai yang kurang baik karena kurangnya upaya untuk
mengenal pelanggan dan mengetahui kebutuhan mereka.
3. Mengenai aspek kecepatan dalam penanganan keluhan dapat
kita lihat bahwa menurut hasil analisa yang dilakukan pada bab
tiga yaitu bernilai baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
perhitungan nilai dari skala Guttman mendapatkan hasil BAIK
yang telah didistribusikan dengan duty manager. Berdasarkan
hasil wawancara penulis dengan duty manager dapat
disimpulkan bahwa semua pegawai kantor depan dapat
mengetahui keluhan yang tamu utarakan dengan secara efektif,
sehingga keuntungan tersebut dapat memberikan solusi sehingga
keinginan tamu dapat terpenuhi secara efisien. Karyawan kantor
depan selalu mempunyai strategi yang dibuat berdasarkan
standard operational procedure yang ada di Hotel Aryaduta
Bandung dalam menangani segala keinginan serta keluhan tamu.
4. Dalam aspek kewajaran atau keadilan dalam memecahkan
permasalahan atau keluhan pelanggan, penulis
menyimpulkan bahwa aspek tersebut mendapat nilai dengan
77
bobot yang KURANG yang menyebabkan kurangnya aspek
kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau
keluhan pelanggan di kantor depan. Hotel Aryaduta Bandung
memiliki sebuah Aryaduta Club Lounge, tamu yang dapat
mengakses kesana hanyalah tamu yang sudah terikat sebagai
club member di Hotel Aryaduta Bandung, sehingga pelayanan
yang diberikan kepada tamu-tamu tersebut tentu jauh berbeda
dengan tamu biasa. Namun, dengan adanya perbedaan dalam
pelayanan terhadap club member tersebut tidak mengurangi
tingkat kualitas pelayanan yang pegawai kantor depan berikan
kepada tamu lainnya. Berdasarkan hasil olahan kuesioner yang
penulis distribusikan kepada tamu, pelayanan yang diberikan
sesuai dengan ekspektasi tamu yang menginap karena cara
penyampaian upaya pemulihan yang disampaikan dengan jujur
dan sopan.
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan analisa terhadap identifikasi masalah
yang telah dipaparkan, penulis akan mencoba untuk memberikan saran yang
mungkin dapat dipertimbangkan oleh Hotel Aryaduta Bandung terutama
pada bagian kantor depan. Berikut adalah saran yang bisa penulis berikan
mengenai penanganan keluhan tamu di kantor depan:
78
1. Penulis menyarankan kepada Hotel Aryaduta Bandung
mengenai aspek kemudahan bagi konsumen untuk
menghubungi pihak perusahaan dengan cara mengadakan
lebih banyak lagi class training mengenai hal yang menyangkut
kemudahan bagi konsumen. Dapat dilihat pada halaman
sembilan, keluhan yang diutarakan oleh tamu mengatakan
“kemampuan staff dalam berbahasa Inggris kurang, pihak hotel
tidak mempunyai kamar yang sudah kami pesan”, “karyawan
front desk sangat lamban dalam menangani tamu, dan terus
berbicara di telefon” dan “bellboy tidak tanggap, bahkan kami
harus membawa koper sendiri.” Berdasarkan contoh keluhan
tersebut, penulis menyarankan agar Hotel Aryaduta Bandung
mengadakan class training mengenai cara berkomunikasi dalam
bahasa Inggris yang baik dan benar serta class training
mengenai guest priority. Sedangkan untuk cara pengambilan
suara mengenai keluhan atau masukan dan saran, dapat
dibuatnya sebuah aplikasi ataupun kuesioner digital yang mudah
di akses oleh para tamu di zaman modern seperti ini. Karena
dengan cara itu, dari berbagai class training yang diadakan oleh
pihak kantor depan dan mudahnya penyampaian kritik dan
saran, dapat memajukan edukasi serta sikap perhatian dan lebih
detail terhadap keadaan sekitar, terutama tamu.
79
2. Saran yang dapat diberikan oleh penulis mengenai empati
terhadap pelanggan yang marah adalah dengan melakukan
survei mengenai tugas dan tanggung jawab terkait pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan dan survei mengenai sikap,
pengetahuan dan keterampilan karyawan. Dengan dilakukannya
hal tersebut menajemen akan mampu mengetahui letak
kekurangan dan kelebihan karyawan dalam pekerjaan di
departmene terkait. Jika hotel mengetahui letak kekurangan
karyawan maka proses empati terhadap pelanggan yang marah
akan berjalan dengan optimal.
3. Untuk aspek kecepatan dalam penanganan keluhan penulis
menyarankan untuk membuat guest comment report. Dengan
aspek tersebut, pihak kantor depan dapat mengetahui
kesimpulan dan solusi akhir yang diberikan kepada tamu, serta
jenis keluhan seperti apa yang telah diutarakan sebelumnya. Hal
tersebut dapat mencapai efisiensi waktu karena dengan memiliki
riwayat permasalahan yang sama sebelumnya, dapat
meminimalisir kesalahan tersebut untuk terulang kembali di
masa depan. Pentingnya sebuah guest comment report dapat
digunakan sebagai acuan untuk peningkatan kualitas pelayanan
di Hotel Aryaduta Bandung.
80
4. Berdasarkan aspek kewajaran atau keadilan dalam
memecahkan permasalahan atau keluhan pelanggan penulis
dapat memberikan saran yaitu dengan meningkatkan pelayanan
terhadap seluruh tamu dengan cara tidak menunjukkan
perbedaan dalam segi service yang signifikan, sehingga hal
tersebut dapat meminimalisasi tingkat keluhan yang tamu
utarakan mengenai hal tersebut. Sebaiknya, tamu yang memiliki
keluhan yang cukup berat dapat ditangani langsung oleh atasan
(front office manager/duty manager) agar tidak menunggu
terlalu lama. Aspek kompensasi yang diberikan jika terjadi
kegagalan dalam pelayanan jasa pun sebaiknya diperjelas agar
tidak menimbulkan keluhan mengenai hal tersebut pada masa
yang akan datang. Penulis menyarankan agar pihak Hotel
Aryaduta Bandung memiliki standar yang lebih spesifik
mengenai solusi terhadap keluhan yang sering terjadi. Pegawai
diharapkan agar mampu menangani keluhan tamu dengan adil,
sehingga tidak merugikan pihak hotel dan pihak tamu, dengan
cara memilih solusi yang sudah ditentukan oleh atasan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Abd. Rahman. 2005. Pengantar Ilmi Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Budi. 2010. The American Hotel and Motel Association (AHMA). United States of
America: Educational Institute American Hotel and Motel Association.
Bitner, M. J. dan Zeithaml, V. A. 2003. Services Marketing Integrating Customer
Focus Across The Firm. New York: Irwin McGraw-Hill.
Eisenberg, N. 2000. Dispositional Emotionality and Regulation: Their Role in
Predicting Quality of Social Functioning. Journal of Personality and Social
Psychology.
Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Lovelock dan Wirtz. 2011. Pemasaran Jasa. Jakarta: Erlangga.
Margono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Norwell, N. 2005. Top Tips for Handling Complaint. London: GP.
Rangkuti, Freddy. 2003. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.\
Ratminto dan Septi Winarsih, Atik. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Ruslan, Rusadi. 2004. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi:
Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Subagyo, P. Joko. 2011. Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Aneka Cipta.
82
Sugiarto. 2002. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik
dan Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Schnaars, S. P. 1991. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pengguna.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulastiyono, Agus. 2006. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.
Sulastiyono, 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.
Supriyati. 2012. Metodologi Penelitian Komputerisasi Akuntansi. Bandung:
LABKAT.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Zalukhu, Sukawati & Meyers, Koen. 2009. Panduan Dasar Pelaksanaan
Ekowisata. Jakarta: Unesco Office.
Zoll, C. dan Enz, S. 2012. A Questionnaire to Asses Affective and Cognitive
Emphaty in Children. Opus.
83
LAMPIRAN 1
SURAT PENGANTAR WAWANCARA
Kepada Yth,
Bapak Enrille
Di Hotel Aryaduta Bandung
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Putri Saskia Zen
NIM : 201520662
Program Studi : Manajemen Divisi Kamar
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir, saya mahasiswa Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung semester akhir program studi Manajemen Divisi Kamar,
dengan ini memohon kesediaan anda untuk melakukan wawancara dengan saya.
Adapun tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi
serta melengkapi data dalam menyusun Tugas Akhir.
Terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk dapat mengisi
kuesioner ini. Semoga keberhasilan dan kesuksesan menyertai anda.
Hormat Saya,
Putri Saskia Zen
84
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN DUTY MANAGER
Pewawancara : Putri Saskia Zen
Nara Sumber & Jabatan : Bpk.Enrille / Duty Manager
Tempat Wawancara : Hotel Novotel Bandung
Waktu : Oktober 2018
Pertanyaan:
1. Apakah pihak kantor depan melakukan implementasi mengenai service
outlets?
2. Apakah pihak kantor depan melakukan implementasi mengenai frontline
employees?
3. Apakah pihak kantor depan melakukan implementasi self-service delivery
points?
4. Apakah perusahaan mudah didekati dan kontaknya mudah dihubungi?
5. Apakah perusahaan mendengarkan pelanggan dan selalu mengetahui
kebutuhan mereka?
6. Apakah perusahaan membuat upaya untuk mengenal pelanggan dan
mengatahui kebuthan mereka?
7. Apakah pegawai kantor depan menangkap keluhan dengan cepat?
8. Apakah pegawai kantor depan bertanya akan informasi yang diperlukan oleh
tamu secara efektif?
9. Apakah pegawai kantor depan memberikan solusi sehingga keinginan tamu
terpenuhi secara efisien?
85
LAMPIRAN 3
SURAT PENGANTAR KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak / Ibu Tamu
Di Hotel Aryaduta Bandung
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Putri Saskia Zen
NIM : 201520662
Program Studi : Manajemen Divisi Kamar
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir, saya mahasiswa Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung semester akhir program studi Manajemen Divisi Kamar,
dengan ini memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner yang saya berikan.
Adapun tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mendapatkan informasi
serta melengkapi data dalam menyusun Tugas Akhir. Informasi yang ibu/bapak
berikan akan dijaga kerahasiaannya. Saya berharap ibu/bapak mengisinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk dapat mengisi
kuesioner ini. Semoga keberhasilan dan kesuksesan menyertai anda.
Hormat Saya,
Putri Saskia Zen
86
LAMPIRAN 4
KUESIONER
Berilah tanda ( ) yang sesuai dengan pilihan anda, pada kolom yang telah
disediakan.
KUESIONER TANGGAPAN TAMU MENGENAI IMPLEMENTASI
KEMUDAHAN BAGI KONSUMEN UNTUK MENGHUBUNGI PIHAK
PERUSAHAAN.
No. Pertanyaan Baik Cukup Kurang
1. Bagaimana penyediaan layanan untuk
menampung permintaan konsumen?
2. Bagaimana perhatian pihak kantor depan
dalam mendengarkan keluhan tamu?
3. Bagaimana ketersediaan pelayanan guest
service center selama 24 jam?
4. Bagaimana kualitas pelayanan karyawan
kantor depan terhadap tamu?
5. Bagaimana respon yang diberikan oleh
karyawan kantor depan?
KUESIONER TANGGAPAN TAMU MENGENAI EMPATI TERHADAP
PELANGGAN YANG MARAH.
No. Pertanyaan Baik Cukup Kurang
1. Bagaimana respon karyawan kantor depan
ketika tamu mengalami permasalahan?
87
2. Bagaimana pemberian solusi dari masalah
yang dialami oleh tamu?
3. Bagaimana tanggapan karyawan terhadap
keluhan tamu?
4. Bagaimana kemampuan seorang karyawan
kantor depan dalam memahami apa yang
tamu rasakan?
KUESIONER TANGGAPAN TAMU MENGENAI KEWAJARAN ATAU
KEADILAN DALAM MEMECAHKAN PERMASALAHAN ATAU
KELUHAN PELANGGAN.
No. Pertanyaan Baik Cukup Kurang
1. Bagaimana kesetaraan level (stereotyping)
yang diterapkan terhadap tamu pada saat
complaint?
2. Apakah pelayanan yang diberikan sesuai
dengan ekspektasi tamu?
3. Apakah penyampaian upaya pemulihan
dengan jujur dan sopan?
4. Bagaimana kompensasi yang diberikan jika
terjadi di kegagalan dalam pelayanan jasa.
88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Putri Saskia Zen
2. NIM : 201520662
3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 24 November 1997
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Madrasah II RT 8/RW 10 No. 11 Duren Sawit,
Jakarta Timur 13440.
B. DATA ORANG TUA
1. Nama Ayah : H. Fuad Zen
2. Pekerjaan : Wiraswasta
3. Nama Ibu : Dwi Ambarwati
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Madrasah II RT 8/RW 10 No. 11 Duren Sawit,
Jakarta Timur 13440.
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
TEMPAT SEKOLAH TAHUN LULUS KETERANGAN
SD Muhammadiyah 08
Plus 2009 Lulus
SMP Negeri 255
Jakarta 2012 Lulus
SMK Paramitha 1 2015 Lulus
89
Jakarta
Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung 2019 -
D. PENGALAMAN KERJA
NAMA
PERUSAHAAN
TEMPAT JABATAN TAHUN
Grandkemang
Hotel Jakarta Trainee 2014
Hotel Aryaduta Bandung Trainee 2017