Pencemaran Udara dalam Prespektif Hukum Lingkungan

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan

Transcript of Pencemaran Udara dalam Prespektif Hukum Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang

bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup

bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena

manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan

pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan

sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur

alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan

melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang

dikembangkannya.

Akibat  perkembangan ilmu dan teknologi yang

sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai

dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup

menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang

terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya

berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa

akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan

perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.

Sekarang ini manusia mulai  bersifat boros,

konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai

faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada

yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang

diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran

akibat alam antara lain letusan gunung berapi.

Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi

seperti asap dan awan panas dapat mematikan

tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat

manusia adalah akibat dari aktivitas yang

dilakukannya.

Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika

dimasuki atau kemasukan bahan  pencemar yang dapat

mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada

didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak

akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan

oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan

akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya

jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah

mengakibatkan kebutuhan manusia semakin  bertambah

pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti

makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk

kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari

lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses

industrialisasi,  baik di negara maju ataupun negara

berkembang.

Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus

meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan

dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari

kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu

mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini

akan menimbulkan akibat antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari

lingkungan semakin besar, baik macam maupun

jumlahnya.

2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari

lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah

juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat

mencemari lingkungan.

3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami

(insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang

dapat meracuni lingkungan.

 

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan

mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi

atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,

yaitu  pencemaran udara, pencemaran air dan

pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan

akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat

kritis. Pernah terjadi  bencana lingkungan seperti

sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah

ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan

penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar

kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat

diminimalisasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk

untuk memperluas pengetahuan tentang  pencemaran

lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya

terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita

dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah

pencemaran lingkungan beserta dampak yang

ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa

sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh

ulah manusia sendiri.

1.4 Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?

2. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?

3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran

udara pada lingkungan     dan kesehatan manusia?

4. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi

terjadinya pencemaran udara?.

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pencemaran Udara

 Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan

hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalamlingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. 

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005)

pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir,

dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah

dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk

hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di

udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan

padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat

menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud

pencemaran udara adalah  bertambahnya bahan atau

substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara

normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat

dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan

diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,

binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia

(man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-

bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang

menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran

lingkungan : 27) Jadi, Pencemaran udara adalah

masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke

dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya

kerusakan lingkungan, gangguan  pada kesehatan manusia

secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila

pencemaran tersebut terjadi di dalamrumah, di ruang-

ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka

disebut sebagai  pencemaran dalam ruang ( indoor

pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di

lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka

disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor

pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara

berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari

hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak

sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik,

pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu,

gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari

berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2

(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang

oksida) dan NOx (nitrogen oksida).

2.2  Penyebab Pencemaran Udara

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini,

khususnya dalam industri dan teknologi, serta

meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan

bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita

hurup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas

buangan hasil pembakaran.

 Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam,

yaitu :

 a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung

berapi berikut gas-gas vulkanik.

3. Proses pembusukan sampah organik, dll

 b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia),

contoh:

1. Hasil pembakar bahan bakar fosil

2. Debu/serbuk dari kegiatan industri

3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

 2.3 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara,

diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-

sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi

keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak

pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional,

maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu

lama.

 Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan

pencemar sekunder :

1. Polutan primer 

Polutan primer adalah substansi pencemar yang

ditimbulkan langsung dari sumber  pencemaran udara

atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber

tertentu, dan dapat  berupa:

a. Polutan Gas terdiri dari: Senyawa karbon, yaitu

hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon

oksida (CO atau CO ) karena ia merupakan hasil

dari    pembakaran

b. Senyawa sulfur, yaitu oksida.

c. Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen

klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.

d. Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik

yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun

suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan

partikel tersebut dapat berasal dari proses

kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/

spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.

2.  Polutan Sekunder 

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang

terbentuk dari reaksi pencemar- pencemar primer

di  atmosfer   s ekunder biasanya terjadi karena reaksi

dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya

reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi

NO2  yang menghasilkan NO dan O radikal.

 

Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain: 

a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b. Derajat fotoaktivasi

c. Kondisi iklim

d. Topografi lokal dan adanya embun.

 

2.4 Zat-zat Pencemaran Udara

 

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan

pencemaran udara, antara lain: Karbon monoksida,

Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,

Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida. 

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat

racun. Dihasilkan dari  pembakaran tidak sempurna

bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan

bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari

pembakaran batu bara di pabrik,  pembangkit energi

listrik dan knalpot kendaraan bermotor. 

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak

bersifat korosi. Dihasilkan dari  pembakaran bahan

bakar yang mengandung sulfur terutama batubara.

Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan

bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan

paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik

berupa asap hitam tebal.

 

Macam-macam partikel, yaitu : 

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di

udara/td>

b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-

butiran air dan berada di udara

c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran

antara butir padat dan cair dan melayang

berhamburan di udara

d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat

dan melayang-layang di udara

e. Hidrokarbon (HC) Uap bensin yang tidak terbakar.

Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang

tidak  sempurna.

5. Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon

yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari

berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC,

alat pemadam kebakaran pelarut, pestisida, alat

penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

6. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk

meningkatkan pembakaran pada kendaraan  bermotor.

Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal

oksida yang berbentuk debu atau  partikulat yang

dapat terhirup oleh manusia.

7. karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan

bakar kendaraan bermotor dan  pabrik serta gas

hasil kebakaran hutan

 

2.5 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap

lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan

lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh

Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi

industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang

memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari

5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi

dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH

air hujan. Dampak dari  hujan asam   ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat

dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air

tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan

bangunan

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan

bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya

matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi

tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi

sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2

dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun

ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi,

maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari

proses pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan

bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan

pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara.

Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup

oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung

mengendap di tanah sehingga mencemari air dan

mineral tanah.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3

ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon

terbentuk secara alami dan terletak di lapisan

stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas

permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk

melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang

dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi

kehidupan.

 Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut

sebagai ODS (Ozone Depleting Substances ) atau BPO

( Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan

ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini

dapat terjadi karena zat kimia  buatan tersebut dapat

membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat

lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang

berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di

Benua Artik dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB

menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia

dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak

mengalami kerusakan yang parah.Lapisan ozon   yang berada

di  stratosfer     (ketinggian 20-35 km) merupakan

pelindung alami bumi yang berfungsi

memfilter   radiasi   ultraviolet   B dari matahari.

Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3)

terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang

mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil

menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih

cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-

lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon

menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan

dapat mengakibatkan  kanker     kulit serta penyakit pada

tanaman.

3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat

menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer

sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas.

Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (

green house effect  ). Efek rumah kaca ini

mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi

(pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan

suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan

dampak berupa berubahnya pola iklim. Efek rumah

kaca   disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,

ozon, dan N2O di lapisan  troposfer     yang menyerap

radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh

permukaan  bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam

lapisan troposfer dan menimbulkan

fenomena    pemanasan global .  

1. Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat

masuk ke dalam tubuh melalui  sistem

pernapasan .  Jauhnya penetrasi zat pencemar ke

dalam tubuh bergantung kepada jenis  pencemar.

Partikulat berukuran besar dapat tertahan di

saluran pernapasan bagian atas, sedangkan

partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai

paru-paru. Dari paru-paru, zat  pencemar diserap

oleh  sistem peredaran darah   dan menyebar ke

seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum

dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan

akut), termasuk di

antaranya,  asma ,     bronkitis ,  dan gangguan

pernapasan lainnya. Partikel yang mencemari udara

dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan

hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel

dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran

pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan

penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh

adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam

paru-paru akan menentukan letak penempelan atau

pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999)

Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya,

tergantung dari jenis partikel yang masuk atau

terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis

penyakit pneumoniosis seperti :

a. Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang

disebabkan oleh pencemaran debu batubara.

Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja

tambang batubara atau pekerja yang banyak

mlibatkan penggunaan batubara seperti power

plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa

inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang

ditandai dengan sesak napas

b. Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu

silica bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk

ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu

silica ini banyak terdapat di industry besi

baja, keramik, pengecoran beton, proses

permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di

samping itu debu silica juga terdapat di

penambangan bijih besi, timah putih, dan

tambang batu bara. Penyakit silikosis akan

lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya

sudah menderita  penyakit TBC paru-paru,

bronchitis kronis, astma broonchiale dan

penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya,

penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas

yang disertai dengan  batuk-batuk tanpa dahak.

c. Penyakit Asbestosis

Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan

oleh debu atau serat asbes yang mencemari

udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam

silikat terutama Selain mempengaruhi keadaan

lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa

dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup

(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia

2. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara

lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan

O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut

menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa

sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,

mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan

menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan

koordinasi motorik menjadi lemah. Bila

keracunan berat (70  –  80 % Hb dalam darah

telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan

dan diikuti dengan kematian.

2. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

3. Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

4. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya

bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan

melemahnya sistem daya tahan tubuh

5. Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal

pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi

kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan

terasa terbakar dan memperkecil paru- paru.

7. Nox

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan

hidung.

3. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan,

antara lain:

1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya

atau bahkan putusnya rantai makanan pada

tingkat konsumen di ekosistem perairan karena

penurunan jumlah fitoplankton.

2. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan

O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut

menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa

sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,

mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan

menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan

koordinasi motorik menjadi lemah. Bila

keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah

mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan

diikuti dengan kematian

3. Nitrogen dioksida (SO2) Dapat menyebabkan

timbulnya serangan asma.

4. Hidrokarbon (HC) Menyebabkan kerusakan otak,

otot dan jantung

5. Chlorofluorocarbon (CFC) Menyebabkan melanoma

(kanker kulit) khususnya bagi orang-orang

berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem

daya tahan tubuh

6. Timbal (Pb) Menyebabkan gangguan pada tahap

awal pertumbuhan fisik dan mental serta

mempengaruhi kecerdasan otak

7. Ozon (O3) Menyebabkan iritasi pada hidung,

tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil

paru- paru. 

8. Nox Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata

dan hidung. 

4. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan,

antara lain: 

a. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya

atau bahkan putusnya rantai makanan pada tingkat

konsumen di ekosistem perairan karena penurunan

jumlah fitoplankton.

b. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga

ekosistem air terganggu.

c. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa

dampak negatif pada kehidupan hewan, pencemaran

udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-

candi. Iklim dunia yang berubah polanya

mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana

alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang

memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya

produksi panen, bencana alam (banjir, gempa,

tsunami) banyak terjadi dan  permukaan laut yang

meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-

pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.

d. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan

tumbuhan, antara lain: 

1. Hujan Asam

a. Merusak kehidupan ekosistem perairan,

menghancurkan jaringan tumbuhan (karena

memindahkan zat hara di daun dan menghalangi

pengambilan Nitrogen) dan mengganggu

pertumbuhan tanaman.

b. Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain

yang berada dalam tanah sehingga tanah akan

berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan

mati. 

2. Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi

bahan makanan, seperti beras, jagung dan kedelai),

penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan

produsen bagi rantai makanan di laut. 

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan

keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati dapat

berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk

bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhannya. 

4. Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di

laut punah, terjadi mutasi genetik (perubahan sifat

organisme).

 

2.5 Pencegahan Pencemaran Udara

 

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara

tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan

yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu

menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari

terjadinya gangguan kesehatan. Tindakan yang dilakukan

untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi

polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan

peralatan, mengubah polutan, melarutkan  polutan, dan

mendispersikan-menguraikan polutan.

 

1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas 

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul

polutan atau ion pada permukaan zat  padat-

adsorben-seperti karbon aktif dan silikat.

Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain

sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi

kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat

disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan

dulu, kemudian digunakan lagi. 

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang

memerlukan solven yang baik untuk memisahkan

polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs

ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode

adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon

mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon

akan larut atau tersuspensi. 

c. Kondensasi

kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau

bendda gas menjadi benda cair pada suhu udara di

bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai

titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang

rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic

lainnya.

 

d. Pembakaran

 pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan

gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan

dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang

disebut inceneration. Iceneration merupakan salah

satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan

menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan

residu pembakaran.

 

2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

 

a. Filter 

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau

polutan partikel yang ikut keluar  pada cerobong

atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut

terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih

saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter

udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas

buangan yang keluar seperti berdebu banyak,

besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya.

Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan

seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass,

polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.

b. Filter basah

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat

collectors adalah membersihkan udara kotor dengan

cara menyemprotkan air dari bagian atas alat,

sedangakan udara yang kotor dari  bagian bawah

alat.

 

c. Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk

membersihkan udara kotor dalam  jumlah yang

relative besar. Alat ini menggunakan arus searah

(DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv,

berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi

muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah

kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar

dinding silinder, diberi muatan negative. 

d. Kolektor Mekanik 

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya

relative besar dapat dengan menggunakan tenaga

gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone

Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam

gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang

berdebu. 

e. Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara

berupa karbon dioksida (CO2) dan melepaskan

oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan

mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen

maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai

paru-paru kota maka kualitas udara akan semakin

sehat sehingga akan mendukung program langit biru

(prolabir). Program  penghijauan ini seharusnya

merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat

berpartisipasi aktif.

 

f. ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara

seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian

utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2)

dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan

bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan

exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber

pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam

ruangan.

 

2.6 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan

pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum

terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang

dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.

 

a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran) 

1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang

ramah lingkungan.

2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH)

di sekolah dan masyarakat.

3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang

menghasilkan limbah.

4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon)

dan membatasi penggunaan AC dalam kehidupan

sehari-hari.

6. tidak merokok di dalam ruangan.

7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-

pot.

8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota

dan pohon pelindung.

10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan

tumbuhan liar secara sembarangan.

11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat

aerosol dalam penyemprotan ruang.

12. menghentikan penggunaan busa plastik yang

mengandung CFC.

13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14. mengurangi atau menghentikan semua

penggunaan CFC dan CCl4.

15. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

 

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka

perlu dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki

keadaan lingkungan, dengan cara:

 

1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban

pencemaran lingkungan kerja bakti rutin di tingkat

RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan

lingkungan dari  polutan.

2. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA)

sebagai tempat/pabrik daur ulang.

3. menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di

kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan asap

atau jelaga penyebab pencemaran udara.

4. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan

alat atau teknologi tepat guna yang  berwawasan

lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat

pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar

dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

5. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah

juga perlu mencanangkan  programprogram yang

bertujuan untuk mengendalikan pencemaran,

khususnya pencemaran udara, yaitu;

a. program sky blue yang dicanangkan sejak Agustus

1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali

kualitas udara yang telah tercemar, misalnya

dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

b. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/

pabrik.

c. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak,

batu bara) dan menggantinya dengan energi

Alternatif lainnya. 

6. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar

yang sudah tua dan tidak layak pakai.

7. Larangan menggunakan gas CFC.

8. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti

DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).

9. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

10. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang

pelaksanaan perlindungan lapisan ozon

 2.7 Secara Nasional Dan Internasional

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama

ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa

mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu

belajar dari kota-kota  besar lain di dunia, yang telah

berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka

kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya : 

1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya

lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan

massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak. 

2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan

umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu

solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama

yang kurang terawat, semakin  besar potensi untuk

memberi kontribusi polutan udara

3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor

adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena

itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan

tindakan tegas terhadap pelanggaran  berkendaraan

dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan

mengurangi polusi udara.

4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman

atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan

“polisi tidur” justru merupakan biang polusi.

Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada

kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji

petik (spot check). Perlu dipikirkan dan

dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi

polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di

samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan

kendaraan yang lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran

udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik

atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang

mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi

oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur)

serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,

vegetasi dan material karena ulah manusia ( man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan

atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan

perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan

normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau

tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir

yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan

lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum

serta menurunkan kualitas lingkungan. Secara umum

penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena

faktor internal (secara alamiah), contoh: debu yang

beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang

dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas

vulkanik., Proses pembusukan sampah organik, dll. Dan

karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

hasil  pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari

kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang

disemprotkan ke udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap

lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan

lapisan ozon dan pemanasan global. Selain mempengaruhi

keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa

dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup

(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusiaDampak

pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu

mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke

jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan

gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas

pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya pendengaran dan

penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan

koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat

(70  –  80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat

menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan,

antara lain: - Merusak kehidupan ekosistem perairan,

menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat

hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan

mengganggu pertumbuhan tanaman.- Melarutkan kalsium,

potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah

sehingga tanah Pencegahan yang ditempuh terhadap

pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber

polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah

dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung

untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran

udara seperti mengurangi  polutan, bahan yang

mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah

polutan, melarutkan  polutan, dan mendispersikan-

menguraikan polutan.

 

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan

pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum

terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang

dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.

 

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran) mengembangkan

energi alternatif dan teknologi yang ramah

lingkungan. mensosialisasikan pelajaran lingkungan

hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat. mewajibkan

dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan) bagi industri atau usaha yang

menghasilkan limbah.

2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara,

maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk

memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara: 

a. menggalang dana untuk mengobati dan merawat

korban pencemaran lingkungan.

b. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau

instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan

dari  polutan.

 

3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA)

sebagai tempat/pabrik daur ulang. Selain usaha

preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu

mencanangkan  programprogram yang bertujuan untuk

mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran

udara, yaitu; PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan

sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan

kembali kualitas udara yang telah tercemar,

misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan

bermotor.

 

3.1 Saran

 

Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat

menbahayakan kehidupan di bumi, dampak yang terjadi

tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja

tetapi juga kepada lapisan ozon bumi Jika melihat

besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara

maka sebaiknya  perlunya pengetahuan yang mendalam

terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan tentang

cara – cara mencegah serta menganggulangi efek dari

pencemaran lingkungan perlu dipelajari dengan seksama.

Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat

pencemaran udara dapat di tanggulangi dan di cegah

sedini mungkin.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Mukono. 2006.  Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan

Edisi Kedua , Surabaya Sunu, Pramudya. 2011.

 Melindungi Lingkungan ISO 14001 , Jakarta Wardhana,

Arya Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan ,

Yogyakarta

http://www.Google.bodoh_Lingkungan-Pencemaran_Udara.