Pencemaran Udara dalam Prespektif Hukum Lingkungan
-
Upload
universityjayabaya -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Pencemaran Udara dalam Prespektif Hukum Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang
bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup
bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan
pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur
alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang
dikembangkannya.
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai
dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup
menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang
terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya
berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa
akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros,
konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai
faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada
yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran
akibat alam antara lain letusan gunung berapi.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi
seperti asap dan awan panas dapat mematikan
tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat
manusia adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukannya.
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan
oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan
akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya
jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah
mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti
makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk
kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari
lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara
berkembang.
Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus
meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu
mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini
akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari
lingkungan semakin besar, baik macam maupun
jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari
lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah
juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami
(insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang
dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan
mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi
atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan
pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan
akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat
kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti
sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah
ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan
penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar
kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk
untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran
lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah
pencemaran lingkungan beserta dampak yang
ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa
sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh
ulah manusia sendiri.
1.4 Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran
udara pada lingkungan dan kesehatan manusia?
4. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi
terjadinya pencemaran udara?.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pencemaran Udara
Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan
hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalamlingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005)
pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir,
dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah
dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk
hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di
udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan
padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud
pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara
normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia
(man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-
bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran
lingkungan : 27) Jadi, Pencemaran udara adalah
masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila
pencemaran tersebut terjadi di dalamrumah, di ruang-
ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka
disebut sebagai pencemaran dalam ruang ( indoor
pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka
disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor
pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara
berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari
hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik,
pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu,
gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari
berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang
oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
2.2 Penyebab Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini,
khususnya dalam industri dan teknologi, serta
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita
hurup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas
buangan hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam,
yaitu :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung
berapi berikut gas-gas vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik, dll
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia),
contoh:
1. Hasil pembakar bahan bakar fosil
2. Debu/serbuk dari kegiatan industri
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
2.3 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara,
diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-
sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak
pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu
lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder :
1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara
atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu, dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari: Senyawa karbon, yaitu
hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon
oksida (CO atau CO ) karena ia merupakan hasil
dari pembakaran
b. Senyawa sulfur, yaitu oksida.
c. Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen
klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
d. Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik
yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun
suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan
partikel tersebut dapat berasal dari proses
kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/
spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar- pencemar primer
di atmosfer s ekunder biasanya terjadi karena reaksi
dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya
reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi
NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b. Derajat fotoaktivasi
c. Kondisi iklim
d. Topografi lokal dan adanya embun.
2.4 Zat-zat Pencemaran Udara
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, antara lain: Karbon monoksida,
Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,
Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat
racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna
bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari
pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi
listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak
bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang mengandung sulfur terutama batubara.
Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan
bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan
paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik
berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di
udara/td>
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-
butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran
antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat
dan melayang-layang di udara
e. Hidrokarbon (HC) Uap bensin yang tidak terbakar.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna.
5. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon
yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari
berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC,
alat pemadam kebakaran pelarut, pestisida, alat
penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
6. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk
meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor.
Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal
oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang
dapat terhirup oleh manusia.
7. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan
bakar kendaraan bermotor dan pabrik serta gas
hasil kebakaran hutan
2.5 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan
lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh
Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi
industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang
memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari
5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat
dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan
bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan
bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya
matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi
tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi
sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2
dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun
ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi,
maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan
bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara.
Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup
oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung
mengendap di tanah sehingga mencemari air dan
mineral tanah.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3
ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan
stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas
permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang
dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut
sebagai ODS (Ozone Depleting Substances ) atau BPO
( Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan
ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini
dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat
lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang
berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di
Benua Artik dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB
menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia
dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak
mengalami kerusakan yang parah.Lapisan ozon yang berada
di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi
memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3)
terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-
lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan
dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada
tanaman.
3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat
menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer
sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas.
Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (
green house effect ). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi
(pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan
suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim. Efek rumah
kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global .
1. Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat
masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan . Jauhnya penetrasi zat pencemar ke
dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan
partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di
antaranya, asma , bronkitis , dan gangguan
pernapasan lainnya. Partikel yang mencemari udara
dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan
hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel
dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran
pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan
penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru akan menentukan letak penempelan atau
pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999)
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya,
tergantung dari jenis partikel yang masuk atau
terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis
penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh pencemaran debu batubara.
Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja
tambang batubara atau pekerja yang banyak
mlibatkan penggunaan batubara seperti power
plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa
inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas
b. Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu
silica bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk
ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silica ini banyak terdapat di industry besi
baja, keramik, pengecoran beton, proses
permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di
samping itu debu silica juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan
tambang batu bara. Penyakit silikosis akan
lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya
sudah menderita penyakit TBC paru-paru,
bronchitis kronis, astma broonchiale dan
penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya,
penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas
yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan
oleh debu atau serat asbes yang mencemari
udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam
silikat terutama Selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup
(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia
2. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara
lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan
O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut
menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa
sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah
telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan
dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya
bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan
melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal
pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi
kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan
terasa terbakar dan memperkecil paru- paru.
7. Nox
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan
hidung.
3. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan,
antara lain:
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya
atau bahkan putusnya rantai makanan pada
tingkat konsumen di ekosistem perairan karena
penurunan jumlah fitoplankton.
2. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan
O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut
menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa
sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah
mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan
diikuti dengan kematian
3. Nitrogen dioksida (SO2) Dapat menyebabkan
timbulnya serangan asma.
4. Hidrokarbon (HC) Menyebabkan kerusakan otak,
otot dan jantung
5. Chlorofluorocarbon (CFC) Menyebabkan melanoma
(kanker kulit) khususnya bagi orang-orang
berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem
daya tahan tubuh
6. Timbal (Pb) Menyebabkan gangguan pada tahap
awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak
7. Ozon (O3) Menyebabkan iritasi pada hidung,
tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil
paru- paru.
8. Nox Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata
dan hidung.
4. Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan,
antara lain:
a. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya
atau bahkan putusnya rantai makanan pada tingkat
konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
b. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga
ekosistem air terganggu.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa
dampak negatif pada kehidupan hewan, pencemaran
udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-
candi. Iklim dunia yang berubah polanya
mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana
alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang
memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa,
tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang
meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-
pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
d. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan
tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
a. Merusak kehidupan ekosistem perairan,
menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi
pengambilan Nitrogen) dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
b. Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain
yang berada dalam tanah sehingga tanah akan
berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan
mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi
bahan makanan, seperti beras, jagung dan kedelai),
penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan
produsen bagi rantai makanan di laut.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan
keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati dapat
berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk
bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhannya.
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di
laut punah, terjadi mutasi genetik (perubahan sifat
organisme).
2.5 Pencegahan Pencemaran Udara
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara
tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan
yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan. Tindakan yang dilakukan
untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan
peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan
mendispersikan-menguraikan polutan.
1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul
polutan atau ion pada permukaan zat padat-
adsorben-seperti karbon aktif dan silikat.
Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain
sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi
kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat
disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan
dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang
memerlukan solven yang baik untuk memisahkan
polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs
ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode
adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon
mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon
akan larut atau tersuspensi.
c. Kondensasi
kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau
bendda gas menjadi benda cair pada suhu udara di
bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai
titik kondensasi tinggi dan titik penguapan yang
rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic
lainnya.
d. Pembakaran
pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan
gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan
dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang
disebut inceneration. Iceneration merupakan salah
satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan
residu pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau
polutan partikel yang ikut keluar pada cerobong
atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih
saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter
udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas
buangan yang keluar seperti berdebu banyak,
besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya.
Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan
seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass,
polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
b. Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat
collectors adalah membersihkan udara kotor dengan
cara menyemprotkan air dari bagian atas alat,
sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah
alat.
c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk
membersihkan udara kotor dalam jumlah yang
relative besar. Alat ini menggunakan arus searah
(DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv,
berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi
muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah
kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding silinder, diberi muatan negative.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya
relative besar dapat dengan menggunakan tenaga
gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone
Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam
gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.
e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara
berupa karbon dioksida (CO2) dan melepaskan
oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen
maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai
paru-paru kota maka kualitas udara akan semakin
sehat sehingga akan mendukung program langit biru
(prolabir). Program penghijauan ini seharusnya
merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat
berpartisipasi aktif.
f. ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara
seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian
utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2)
dalam ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan
bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan
exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber
pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam
ruangan.
2.6 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan
pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum
terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang
dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.
a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang
ramah lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH)
di sekolah dan masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha yang
menghasilkan limbah.
4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon)
dan membatasi penggunaan AC dalam kehidupan
sehari-hari.
6. tidak merokok di dalam ruangan.
7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-
pot.
8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota
dan pohon pelindung.
10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan
tumbuhan liar secara sembarangan.
11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat
aerosol dalam penyemprotan ruang.
12. menghentikan penggunaan busa plastik yang
mengandung CFC.
13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. mengurangi atau menghentikan semua
penggunaan CFC dan CCl4.
15. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka
perlu dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki
keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban
pencemaran lingkungan kerja bakti rutin di tingkat
RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
2. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
sebagai tempat/pabrik daur ulang.
3. menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di
kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan asap
atau jelaga penyebab pencemaran udara.
4. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan
alat atau teknologi tepat guna yang berwawasan
lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat
pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar
dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
5. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah
juga perlu mencanangkan programprogram yang
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran,
khususnya pencemaran udara, yaitu;
a. program sky blue yang dicanangkan sejak Agustus
1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali
kualitas udara yang telah tercemar, misalnya
dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
b. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/
pabrik.
c. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak,
batu bara) dan menggantinya dengan energi
Alternatif lainnya.
6. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar
yang sudah tua dan tidak layak pakai.
7. Larangan menggunakan gas CFC.
8. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti
DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).
9. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
10. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang
pelaksanaan perlindungan lapisan ozon
2.7 Secara Nasional Dan Internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama
ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa
mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu
belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah
berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka
kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya
lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan
massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan
umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu
solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama
yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk
memberi kontribusi polutan udara
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor
adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena
itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan
tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan
dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman
atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan
“polisi tidur” justru merupakan biang polusi.
Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada
kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi
polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.
Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran
udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik
atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang
mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi
oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur)
serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material karena ulah manusia ( man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan
atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir
yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan. Secara umum
penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena
faktor internal (secara alamiah), contoh: debu yang
beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang
dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik., Proses pembusukan sampah organik, dll. Dan
karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
hasil pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari
kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang
disemprotkan ke udara
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan
lapisan ozon dan pemanasan global. Selain mempengaruhi
keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup
(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusiaDampak
pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu
mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan
gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas
pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya pendengaran dan
penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat
(70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan,
antara lain: - Merusak kehidupan ekosistem perairan,
menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat
hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.- Melarutkan kalsium,
potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah Pencegahan yang ditempuh terhadap
pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber
polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah
dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung
untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran
udara seperti mengurangi polutan, bahan yang
mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah
polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-
menguraikan polutan.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan
pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum
terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang
dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran) mengembangkan
energi alternatif dan teknologi yang ramah
lingkungan. mensosialisasikan pelajaran lingkungan
hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat. mewajibkan
dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) bagi industri atau usaha yang
menghasilkan limbah.
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara,
maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk
memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
a. menggalang dana untuk mengobati dan merawat
korban pencemaran lingkungan.
b. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau
instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan
dari polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
sebagai tempat/pabrik daur ulang. Selain usaha
preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu
mencanangkan programprogram yang bertujuan untuk
mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran
udara, yaitu; PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan
sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan
kembali kualitas udara yang telah tercemar,
misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan
bermotor.
3.1 Saran
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat
menbahayakan kehidupan di bumi, dampak yang terjadi
tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja
tetapi juga kepada lapisan ozon bumi Jika melihat
besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara
maka sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam
terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan tentang
cara – cara mencegah serta menganggulangi efek dari
pencemaran lingkungan perlu dipelajari dengan seksama.
Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat
pencemaran udara dapat di tanggulangi dan di cegah
sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Mukono. 2006. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan
Edisi Kedua , Surabaya Sunu, Pramudya. 2011.
Melindungi Lingkungan ISO 14001 , Jakarta Wardhana,
Arya Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan ,
Yogyakarta
http://www.Google.bodoh_Lingkungan-Pencemaran_Udara.