mewujudkan bandar udara internasional jawa barat kertajati ...

69
LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN MEWUJUDKAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN AEROTROPOLIS BERKELAS DUNIA DISUSUN OLEH: NAMA : GEDE PASEK SUARDIKA NDH : 10 UNIT KERJA : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIII TAHUN 2019

Transcript of mewujudkan bandar udara internasional jawa barat kertajati ...

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

MEWUJUDKAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL

JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN

AEROTROPOLIS BERKELAS DUNIA

DISUSUN OLEH:

NAMA : GEDE PASEK SUARDIKA

NDH : 10

UNIT KERJA : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

ANGKATAN XLIII

TAHUN 2019

1

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TK-I

JAKARTA, OKTOBER 2019

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

MEWUJUDKAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL

JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN

AEROTROPOLIS BERKELAS DUNIA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

NAMA : GEDE PASEK SUARDIKA

NDH : 1O

UNIT KERJA : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN

MENTOR,

DJOKO SASONO NIP 19630925 199003 1 003

JAKARTA, Oktober 2019 COACH,

Dra. Purwastuti, MBA

2

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Hasil Proyek Perubahan dengan judul “Mewujudkan Bandar

Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia” untuk memenuhi salah satu syarat dinyatakan lulus dari

Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I Tahun 2019.

Kegiatan ini disusun guna memenuhi kebutuhan Bandar Udara

Internasional sebagai Kawasan Aerotropolis berkelas dunia. Penulis

menyadari bahwa laporan ini tidak akan selesai tanpa adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga penulis, atas doa, dukungan, semangat, kasih sayang,

perhatian dan nasihat yang tak pernah ada habisnya selama ini.

2. Lembaga Administrasi Negara, selaku penyelenggara Diklat;

3. Djoko Sasono, selaku mentor;

4. Ibu Purwastuti, selaku coach penulis proyek perubahan;

5. Semua teman-teman Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I,

dan teman-teman penulis; dan

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan laporan.

Segala daya dan upaya telah penulis curahkan untuk memberikan hasil

yang terbaik dalam penyelesaian laporan kegiatan proyek perubahan

ini. Akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi

penulis, lingkungan pendidikan di Lembaga Administrasi Negara,

lingkungan Kementerian Perhubungan, dan pihak mana pun yang

membacanya.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

GEDE PASEK SUARDIKA

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ 2

EXECUTIVE SUMMARY ...................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 5

B. KONDISI SAAT INI ............................................................................................. 7

C. ANALISIS PERMASALAHAN ............................................................................ 15

D. KONDISI YANG DIHARAPKAN ..................................................................... 156

E. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN ....................................................................... 21

F. MANFAAT ....................................................................................................... 21

G. OUTPUT KUNCI (Key Project Deliverables) ................................................... 22

BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ........................................................ 23

A. INOVASI PROYEK PERUBAHAN...................................................................... 23

B. PENTAHAPAN (MILESTONE) ........................................................................... 24

C. KETERLIBATAN STAKEHOLDER ........................................................................ 33

D. IDENTIFIKASI KENDALA DAN RESIKO ............................................................. 38

E. STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MENANGGULANGI KENDALA DAN

.......RESIKO...............................................................................................................38

BAB III IMPLEMENTASI/REALISASI PROYEK PERUBAHAN ............................. 40

A. TAHAPAN PELAKSANAAN ............................................................................. 40

B. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN ................................................................... 52

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 56

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 56

B. SARAN ............................................................................................................ 57

C. LESSON LEARNED ........................................................................................... 58

LAMPIRAN ................................................................................................................. 60

4

EXECUTIVE SUMMARY

Guna mewujudkan Visi Indonesia Tahun 2045, salah satunya dilakukan

dengan tahapan pembangunan Infrastruktur dari tahun 2020-2024,

dimana didalamnya terdapat pembangunan untuk beroperasinya

Aerotropolis Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Provinsi Jawa

Barat.

Aerotropolis adalah strategi pengembangan kawasan perkotaan

dimana bandara sebagai key driver yang meliputi tata letak, infrastruktur,

dan kegiatan ekonomi yang melibatkan pemangku kepentingan airport

planning, urban planning, dan business planning.

Dengan adanya bandar udara dan transportasi yang terintegrasi di

kawasan aerotropolis, diyakini pertumbuhan volume penumpang dan

kargo terus meningkat, sehingga bandar udara terus berkembang dalam

skala dan juga dalam infrastrukturnya, tidak hanya sebagai link

transportasi udara tetapi juga yang berkaitan dengan kawasan

perdagangan bebas, pusat logistik dan pusat pertokoan dan kluster hotel

di sekitar kawasan bandar udara. Bandar Udara Internasional Kertajati,

adalah bandar udara yang berada di bagian timur laut dari Jawa Barat,

Indonesia. Bandara Kertajati kini baru memiliki satu landasan pacu atau

runway sepanjang 2.500 meter. Runway ini akan bertambah menjadi

3.500 meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus

A380-800 dengan kapasitas bisa melayani 5,6 juta penumpang per

tahunnya dan akan bisa menampung 18 juta lalu lintas penumpang di

tahun berikutnya. Fungsi lahan dan aktivitas Aerotropolis adalah hotel,

exhibition dan conference, entertainment, retail, office, logistic dan

distribusi serta industri manufaktur. Tujuan Proyek Perubahan ini adalah

agar terwujudnya Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati

sebagai Bandar Udara Aerotropolis Berkelas Dunia. Sedangkan

manfaatnya adalah Terciptanya integrasi dan konektivitas antar moda

transportasi;Membangkitkan pusat pertumbuhan ekonomi

baru;Meningkatkan pendapatan asli daerah; dan menciptakan

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Dalam rangka mewujudkannya, diperlukan kolaborasi dan sinergi

dengan berbagai pemangku kepentingan.

OUTPUT KUNCI (Key Project Deliverables) proyek perubahan ini adalah

Tersusunnya konsep Kawasan Aerotropolis Bandar Udara Internasional

Jawa Barat Kertajati.

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guna mewujudkan Visi Indonesia Tahun 2045 perlu didukung 4

(empat) pilar utama, yaitu: (1) Pembangunan SDM dan Penguasaan

Iptek, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan

Pembangunan, serta (4) Ketahanan Nasional dan Tata Kelola

Kepemerintahan. Dengan visi tersebut, ekonomi Indonesia diprediksi

tumbuh rata-rata 6,4% per tahun dan Indonesia menjadi negara

pendapatan tinggi (ke luar dari middle income trap) tahun 2034 serta

menjadi negara ke-4 (empat) dengan PDB terbesar tahun 2045. Untuk

mencapai semua itu, salah satunya dilakukan dengan tahapan

pembangunan Infrastruktur dari tahun 2020-2024, dimana

didalamnya terdapat pembangunan untuk beroperasinya

Aerotropolis Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Provinsi

Jawa Barat.

Aerotropolis adalah strategi pengembangan kawasan perkotaan

dimana bandara sebagai key driver yang meliputi tata letak,

infrastruktur, dan kegiatan ekonomi yang melibatkan pemangku

kepentingan airport planning, urban planning, dan business planning.

Bertujuan untuk meningkatkan daya saing dengan menurunkan biaya

logistik dan terhubung dengan pusat kegiatan ekenomi lainnya yang

mengedepankan Speed (kepastian waktu), Connectivity

(pembangunan infrastruktur) dan Agility (kemampuan beradaptasi).

Banyak kegiatan usaha atau jasa komersial di sekitar kawasan bandar

udara menjadi dasar terbentuknya konsep/model kota bandara

(airport city) yang merupakan embrio terbentuknya konsep

aerotropolis. Konsep ini berkembang secara organik dan dimulai dari

bandar udara itu sendiri. Dimana bandar udara tak hanya sebatas

sebagai pendukung kegiatan penerbangan. Lebih dari itu, ada

berbagai jenis kegiatan bisnis lainnya, sehingga bandar udara dan

wilayah sekitarnya merupakan kawasan komersial yang terintegrasi.

Disamping itu, dalam mendukung kegiatan usaha atau jasa komersial

di sekitar kawasan bandar udara. Peran transportasi sebagai urat nadi

kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan

keamanan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembangunan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi

6

efektivitas, dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas

mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu,

nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi

efisiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu

kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh karena itu,

pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam

menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena

transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Selain itu,

transportasi juga berperan dalam menjaga integritas wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Jika dilihat dari aspek kepentingan

publik, sistem transportasi yang meliputi transportasi darat, laut dan

udara mengemban fungsi pelayanan publik dalam skala domestik

maupun internasional. Pengembangan transportasi harus didasarkan

pada pengembangan yang berkelanjutan (sustainability), yaitu

melihat jauh ke depan, berdasarkan perencanaan jangka panjang

yang komprehensif dan berwawasan lingkungan.

Dengan adanya bandar udara dan transportasi yang terintegrasi di

kawasan aerotropolis, diyakini pertumbuhan volume penumpang dan

kargo terus meningkat, sehingga bandar udara terus berkembang

dalam skala dan juga dalam infrastrukturnya, tidak hanya sebagai link

transportasi udara tetapi juga yang berkaitan dengan kawasan

perdagangan bebas, pusat logistik dan pusat pertokoan dan kluster

hotel di sekitar kawasan bandar udara (Brian Graham and Claire

Guyer, 2000). Berbagai jenis kegiatan usaha ini menciptakan efek

terhadap percepatan pertumbuhan di sekitar kawasan bandar

udara. Kegiatan bisnis atau usaha yang mendasari model airport city

yaitu bahwa : (1) penumpang, sektor bisnis jasa, dan barang memiliki

kebutuhan yang belum terpenuhi, (2) pertumbuhan wilayah bandar

udara terus meningkat dalam ukuran dan kepentingan ekonomi, dan

(3) secara financial operator bandar udara dan mitra usaha mereka

akan mendapatkan keuntungan (Kasarda, 2008).

Aerotropolis akan memberi manfaat positif terhadap peningkatan

kinerja bandara baik bisnis aeronautika maupun non-aeronautika (PT.

Angkasa Pura II, 2015). Keuntungan penerapan konsep aerotropolis

yaitu secara ekonomi adanya peningkatan jumlah pekerja,

infrastruktur dan fasilitas bandar udara. Lalu secara sosial adanya

peningkatan komponen sekolah dan pelayanan kesehatan. Dan bagi

7

Pemerintah baik Pusat dan Daerah adanya peningkatan GDP dan

pendapatan pajak.

B. KONDISI SAAT INI

Bandar Udara Internasional Kertajati, adalah bandar udara yang

berada di bagian timur laut dari Jawa Barat, Indonesia. Bandar udara

ini merupakan bandar udara terbesar kedua di Indonesia

berdasarkan luas setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Bandar udara ini dibangun untuk melayani sebagai bandar udara

internasional kedua di wilayah metropolitan Bandung dan juga

melayani Cirebon, bagian dari Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah.

Gambar I.1 Kondisi Eksisting Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati

Bandar Udara Kertajati diresmikan operasinya pada tanggal 24 Mei

2018, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai

yang pertama di bandar udara ini.

Gambar I.2 Peresmian Bandara Internasional Kertajati oleh Presiden RI

Bandara Kertajati secara keseluruhan dibangun di atas lahan seluas

1.800 ha dan pembangunannya dibagi ke dalam tiga tahap. Saat ini

8

pembangunan baru terselesaikan ditahap 1A dengan luas terminal

96.200 meter persegi. Adapun ultimate terminal bandara yang

mengusung konsep burung merak ini mencapai 209.500 m persegi.

Bandara Kertajati kini baru memiliki satu landasan pacu atau runway

sepanjang 2.500 meter. Runway ini akan bertambah menjadi 3.500

meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380-

800. Ditahap akhir bandara ini akan memiliki dua landasan pacu.

Dengan kapasitas tersebut Bandara Kertajati bisa melayani 5,6 juta

penumpang per tahunnya dan akan bisa menampung 18 juta lalu

lintas penumpang di tahun berikutnya.

Gambar I.3 Luas Lahan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

Sumber: FGD Kertajati Aerocity

Kapasitas Check-in Counter yang terdapat di Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati untuk Terminal Domestik sebanyak

24 counter dan Terminal Internasional sebanyak 12 counter, dapat

dilihat pada table dibawah ini:

Tabel I.1 Kapasitas Check-In Counter

Designation Domestik Internasional Total

Terminal Domestik &

Internasional

All Chcek In

Counter

Cummon Use

All Chcek In

Counter

Cummon Use

36 Counter

24 Counter 12 Counter

Sumber: Direktorat Bandar Udara

9

Kapasitas terminal domestik dan internasional yang terdapat

di Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati, dapat dilihat pada

table dibawah ini:

Tabel I.2 Kapasitas Terminal

No.

Uraian

Terminal

Keberangkatan Kedatangan

A Domestik

1 Luas 27.854 M2 27.854 M2

2 Luas Operasional 15.598 M2 12.674 M2

3 Daya Tampung 1.114 Pax 905 Pax

B Internasional

1 Luas 24.897 M2 20.897 M2

2 Luas Operasional 13.942 M2 11.702 M2

3 Daya Tampung 820 Pax 688 Pax

Sumber: Direktorat Bandar Udara

Fasilitas Customs, Imigration and Quarantine untuk terminal domestik

dan internasional di Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel I.3 Fasilitas Customs, Imigration and Quarantine

No.

Uraian

Terminal

Domestik

(Unit)

Internasional

(Unit)

1 Bagage Handling System 2 2

2 Customs Read Chennel and Green

Channel

10

3 Imigration 11 9

4 Quarantine Ikan, Hewan, tumbuhan dan

Karantina Kesehatan

Sumber: PT. Bandara Internasional Jawa Barat

Kapasitas Sisi Udara Bandara Kertajati, terdiri dari:

1) Apron Capacity:

a) 4 (empat) Parking Stand Wide Body;

b) 18 (delapan belas) Stand Wide Body.

2) Surface, Strength and Dimention

Surface, Strength and Dimention di Bandar Udara Internasional

Jawa Barat Kertajati, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel I.4 Surface, Strength and Dimension

1 Runway Surface Asphalt

Strength PCN 89 F/C/X/T

Dimention 3.000 m x 60 m

2 Taxiway Surface Asphalt

Strength PCN 89 F/C/X/T

Dimention 1.140 m x 25 m

3 Taxiway Surface Concrete

Strength PCN 89 R/B/W/T

Dimention 576 m x 151 m

Sumber: Direktorat Bandar Udara

Fasilitas Sisi Udara – Terminal – Penumpang di Bandar Udara Internasional

Jawa Barat Kertajati, dapat dilihat pada table dibawah ini:

11

Tabel I.5 Fasilitas Sisi Udara – Terminal – Penumpang

1. Terminal

Penumpang

6. Main Power

House

11. Incerenator

2. Tower (ATC) 7. Terminal Cargo 12. Isolated Parking

Area

3. PKP-PK 8. Pertamina 13. Emergency

Operation Centre

4. Meteorologi 9. Parkir Kendaraan 14. Airport

Reference Point

5. Fuel Pump 10. Apron 15. Wind Shock

Sumber: Direktorat Bandar Udara

Bandara ini diawal pengoperasian juga menyediakan kargo dimana

awal pengoperasian 0,004 MT/tahun bisa terlayani. Bandara Kertajati

memiliki 9 rute penerbangan, yaitu Makassar, Balikpapan, Medan,

Batam, Banjarmasin, Pekanbaru, Bali, Surabaya, dan Lombok.

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) berjarak sekitar 68 km dari

Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat. Ditempatkan secara

strategis di sekitar area berkembang Jawa Barat, aksesibilitas Bandara

Kertajati saat ini di dukung oleh infrastruktur jalan menuju dan ke

Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati, terdiri dari:

a. Infrastruktur Jalan:

1) Pelabuhan Ratu – Kertajati: Via jalan Provinsi menuju jalan tol

Cikopo – Palimanan (± 277 km; waktu tempuh ± 6 jam 30

menit);

2) Rancabuaya – Kertajati: Via jalan tol Cikopo- Palimanan (± 277

km; waktu tempuh ± 6 jam 30 menit);

3) Bandung – Kertajati: Bandung – Kertajati: Via jalan tol

Cisumdawu (± 85 km; waktu tempuh ± 60 ment);

4) Indramayu – Kertajati: Via jalan Jatibarang – Kadipaten (± 55,6

km; waktu tempuh ± 1 jam 30 menit);

5) Bodetabek – Kertajati: Via jalan tol Cikampek menuju tol

Cikopo – Palimanan (± 202 km; waktu tempuh ± 2 jam 45

menit);

12

6) Bandung – Kertajati: Via tol cipularang menuju tol Cikopo –

Palimanan (± 167 km; waktu tempuh ± 2 jam 30 menit);

7) Cirebon – Kertajati: Via jalan tol Cikampek menuju tol Cikopo

– Palimanan (± 69,5 km; waktu tempuh ± 1 jam 20 menit);

8) Kabupaten Kuningan – Kertajati: Via jalan Provinsi menuju tol

Cikampek menuju tol Cikopo – Palimanan (± 92 km; waktu

tempuh ± 2 jam); dan

9) Pangandaran – Kertajati: Via Jalan Nasional III (± 185 km;

waktu tempuh ± 6 jam 30 menit).

Gambar I.4 Konektivitas Infrastruktur jalan

b. Jalur Kereta Api: Jakarta – Kertajati melalui Jakarta – Cirebon dan

Jakarta – Bandung;

c. Akses dari Bandar Udara ke Pelabuhan:

1) Pelabuhan Ratu Growth Center;

2) Pangandaran Growth Center;

3) Patimban Seaport; dan

4) Cirebon.

13

Gambar I.5 Akses dari Bandar Udara ke Pelabuhan

Sumber: FGD Kertajati Aerocity

d. Rute antar moda:

1) Indramayu – kertajati – Indramayu: ECA Shuttle (Via jalan raya

Dampuawang;

2) Sumedang – Kertajati – Sumedang: Arnes Shuttle (Vi jalan raya

Sumedang dan Jatinangor);

3) Purwakarta – Kertajati - Purwakarta: P-Trans (Via Jalan Pahlawan);

4) Cirebon – Kertajati – Cirebon:

a) DAMRI (Terminal Hartjamukti);

b) ECA Shuttle (Kec. Tengah Tani);

c) Bhinneka Shuttle (Jalan Pilang Raya); dan

d) Sobat Trans (Ibis Budget Cirebon).

konektivitas yang menghubungkan Bandung, Kertajati, dan Cirebon

serta jalan tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu) untuk

menghubungkan Bandung dan Kertajati; Jalan tol Cikopo –

Palimanan (Cipali) yang menghubungkan Kertajati dan Kawasan

Industri Karawang; dan juga jalur langsung menuju pelabuhan

Cirebon.

Penggunaan lahan di sekitar Bandara Kertajati yaitu didominasi

dalam bidang pertanian dan perkebunan. Kecamatan Kertajati sangat

kental nuansa pedesaan, hasil bumi yang ditanam akan dipanen menjadi

konsumsi masyarakat sehari-hari. Pusat pusat permukiman yang ada di

14

Kecamatan Kertajati sudah tersebar tetapi tidak berpola. Terdapat

sarana perekonomian diantaranya bank, pasar tidak permanen,

rumah makan dan pertokoan memanjang linier mengikuti jalan

utama Kecamatan Kertajati.

Tabel I.6 Persentase Penggunaan Lahan Eksisiting

Penggunaan

Lahan

Luas (Ha) Persentase

Pertanian 16633.64 82%

Permukiman 480.64 2.40%

Kolam/Tubuh Air 711.39 3.50%

Hutan 2445.77 12.10%

Jumlah 20271.44 100%

Sumber: Bappeda Kabupaten Majalengka, 2014

Luasan lahan Kecamatan Kertajati seluas 20271.44 Ha yang terbagi

menjadi beberapa fungsi lahan, yaitu lahan pertanian seluas 16532.73

Ha atau sebesar 81.6% merupakan sawah irigasi, sawah, semak

belukar, perkebunan, ladang dan padang rumput. Luasan kolam

atau embung seluas 81.76 Ha atau sebebsar 0.4%, luasan 55 tubuh air

sebesar 629.63 Ha atau sebesar 3.1%. Luasan Hutan sebesar 2445.77

Ha atau sebesar 12.1% dan luasan lahan sawah tadah hujan seluas

100.91 Ha atau sebesar 0.5%.

15

C. ANALISIS PERMASALAHAN

Permasalahan dalam mewujudkan Bandar Udara Internasional Jawa

Barat sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia yaitu:

a. Infrastruktur masih belum terintegrasi dan terkonektivitas, sehingga

menghambat mobilitas orang dan barang;

b. Transportasi masih belum terintegrasi dan terkonektivitas, sehingga

untuk mencapai bandar udara dan dari bandar udara menuju

tempat tujuan, belum cepat, terjangkau dan mudah;

c. Tata guna lahan yang belum dimanfaatkan/digunakan secara

mixed use, sehingga lahan tersebut belum dapat menopang bisnis,

industri serta hunian;

d. Belum tersedianya kawasan bisnis dengan konsep Central Business

Districts (CBD), sehingga kawasan tersebut belum mengakomodasi

berbagai bidang bisnis dan industri serta mengakomodasi fasilitas

hunian;

e. Terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah,

sehingga menghambat terwujudnya kawasan Aerotropolis.

Gambar I.6 Kondisi Ideal kawasan Aerotropolis

Infrastruktur masih

belum terintegrasi

dan terkonektivitas

Transportasi masih

belum terintegrasi

dan terkonektivitas

Tata guna lahan

yang belum

dimanfaatkan /

digunakan secara Belum tersedianya

kawasan bisnis

dengan konsep

CBD

Semula

Keterlibatan stakeholder Terkait

Keterlibatan stakeholder Terkait

Keterlibatan Investor

Keterlibatan Investor

Intervensi

Perubahan dari infrastruktur

yang belum terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi

infrastruktur yang

terintegrasi dan Perubahan dari

transportasi yang belum

terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi

transportasi yang

Perubahan dari guna

lahan yang belum

dimanfaatkan /

digunakan secara mixed

use menjadi lahan yang

dimanfaatkan/ Perubahan dari Belum

tersedianya kawasan

bisnis dengan konsep

CBD menjadi tersedianya

kawasan bisnis dengan

Menjadi

16

D. KONDISI YANG DIHARAPKAN

Aerotropolis adalah strategi pengembangan kawasan perkotaan

dimana bandara sebagai key driver yang meliputi tata letak,

infrastruktur, dan kegiatan ekonomi yang melibatkan pemangku

kepentingan airport planning, urban planning, dan business planning.

Aeroport city yang berkembang akan menimbulkan banyak koridor

dan cluster bisnis baru yang terkait jasa penerbangan. Hal ini akan

menjadi embrio bagi terbentuknya kota baru yaitu yang disebut

sebagai Aerotropolis (Kasarda, 2016). Menurut John Kasarda, Bandara

Internasional Amsterdam Schipol telah dikembangkan sebagai salah

satu contoh aerotropolis di Benua Eropa, dengan status telah dalam

proses operasional. Bandara Schipol dikelola oleh Schipol Group.

Schipol Group adalah sebuah perusahaan bandara dengan Bandara

Internasional Schipol Amsterdam sebagai bandara utama. Schipol

Group memiliki misi untuk menghubungkan Belanda melalui Bandara

Schipol dengan semua kota pusat ekonomi, politik dan budaya di

seluruh dunia. Dengan kerjasama dan kesadaran dari pengelola

bandara dan pemerintah Kota Amsterdam, bandara terkoneksi

dengan baik dengan pusat kota dan berpengaruh terhadap aktivitas

perekonomian Kota Amsterdam. Setidaknya terdapat 58.000 tenaga

kerja yang bekerja di lingkungan Bandara Internasional Schipol, yang

terintegrasi dengan transportasi multimoda, penyediaan fasilitas bisnis

dan komersial, serta memiliki peluang untuk membuat ruang

pengembangan ekonomi Belanda secara keseluruhan.

1. Konsep Aerocity &Aerotropolis

Aerocity merupakan inti dari terbentuknya Aerotropolis, sebuah

kota mandiri baru yang berkembang di sekitar bandar

udarabandar udara besar. Aerocity berada di dalam layer kedua

setelah kawasan Airport dan menjadi penghubung dengan

kawasan paling luar yang disebut dengan broader-aerotropolis,

Gambar I.7 Konsep Aerocity & Aerotropolis

AEROTROPOLIS

AIRPORT

AIRPORT

CITY

17

Aerocity memiliki dampak yang lebih signifikan serta hubungan

ketergantungan yang lebih tinggi dengan bandar udara tersebut. Fungsi

yang biasa dapat ditemukan di Aerocity adalah fungsi bandara,

terminal, transportasi multimoda, komersil, office, hotel serta kargo.

Sedangkan fungsi di Aerotropolis adalah hotel, exhibition dan

conference, entertainment, retail, office, logistic dan distribusi serta

industri manufaktur. Fasilitas di dalam Aerotropolis diuntungkan dengan

kedekatan aksesibilitas terhadap Aerocity, sedangkan Aerocity

mendapatkan keuntungan dari tambahan traffic lalu lintas yang

diciptakan oleh aerotropolis

Gambar I.8 Skematik Kawasan Aerotropolis (Konsep John Kasarda)

2. Kebijakan Nasional dalam Pengembangan Aerotropolis

Dasar Hukum dalam Pengembangan Aerotropolis Sesuai

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Infrastruktur Sektoral terdiri

atas:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang;

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2004-2025;

d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

18

g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

h. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata

Ruang Pulau Jawa Bali;

i. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan

Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;

j. Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian PUPR;

k. Peraturan Kementerian/Kelembagaan yang terkait dengan

Pengembangan Wilayah dan Infrstruktur Sektoral serta Kebijakan

Kawasan Strategis.

Secara komplementer dan berjenjang, sistem NASIONAL yang

termuat dalam RTRWN serta rencana rincinya (RTR Kawasan

Strategis Nasional) harus tercantum dalam Rencana Tata Ruang

lainnya yang ada di bawahnya, yaitu RTRWP, RTRW Kabupaten dan

RTRW Kota hingga ke RDTR

Gambar I.9 Keterpaduan Rencana Tata Ruang

Gambar I.10 Schiphol Real Estate (SRE)

19

Gambar I.11 Comersial Real Estate Area Sumber: www.SlideShare.com

Gambar I.12 Amsterdam Airport Schiphol Airportcity Sumber: www.SlideShare.com

Aerotropolis dapat membentang hingga sejauh 20 kilometer dari

gerbang bandar udara. Fungsi bandar udara pun berubah menjadi

komplek kota tempat bertemunya bisnis padat modal dan hubungan

komersial yang terintegrasi. Jika dianalogikan dengan kota

metropolitan, bandar udara menjadi Kawasan pusat bisnis atau

dengan kata lain Central Business Districts (CBD) dalam sebuah

Aerotropolis (Kasarda, 2008).

Professor John Kasarda menjelaskan definisi Aerotropolis sebagai

“A multimodal freight and passenger transportation complex which

support efficient, cost- effective, sustainable development in a

defined region of economic significant, centered around a major

airport” (Kasarda, John D. and Lindsay, Greg , 2011). Penjelasan

tersebut merupakan proses perkembangan fungsi dari bandar udara

20

yang ada di sebuah wilayah yang tidak hanya sebagai sarana

penunjang transportasi udara saja. Bandar udara pada awalnya

adalah salah satu pintu keluar masuk orang dan barang dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Hal tersebut menjadikan bandar udara

sebagai titik fokus utama bagi pengembangan wilayah disekitarnya.

Bandar udara berperan sebagai sebuah magnet yang akan menarik

kegiatan dan kesibukan orang menjadi semakin mendekat ke bandar

udara. Semakin besar jumlah orang yang datang dan pergi, maka

akan semakin banyak sarana pendukung yang dibutuhkan. Awalnya

mungkin hanya ada pergerakan penumpang dan barang. Namun

secara lambat laun pergerakan ini akan membutuhkan sarana

penunjang yang lain. Pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya

membutuhkan aksesibilitas yang baik sehingga tercipta jaringan jalan

baik jaringan jalan tol maupun jaringan non tol.

Gambar I.13 Rencana Tata Guna Lahan Bandara Kertajati

Penumpang akan membutuhkan sarana transportasi untuk melayani

pergerakan di suatu kawasan maka dibutuhkan sarana angkutan

umum yang melayani pergerakan penumpang dari satu tempat ke

tempat lain sehingga tercipta jaringan angkutan umum. Hal ini

kemudian menimbulkan kebutuhan akan angkutan umum, sehingga

timbul lah angkutan umum seperti taksi, bus, Bus Rapid Transit (BRT),

travel, kereta api dan lainnya. Selanjutnya para penumpang pesawat

juga akan membutuhkan makanan dan minuman, maka munculah

kantin, cafe, rumah makan dan sejenisnya. Penumpang wisata yang

hanya memiliki waktu terbatas dan juga penumpang transit,

membutuhkan cindera mata atau souvenir maka akan ada toko-toko

kerajinan dan oleh-oleh. Kebutuhan berikutnya adalah ruang

pertemuan, kantor dan fasilitas untuk menunjang pertemuan bisnis.

Oleh sebab itu kemudian banyak muncul penyewaan ruangan untuk

21

rapat dan kantor di sekitar bandar udara. Kegiatan operasional

bandar udara yang berkembang menjadi 24 jam akan memunculkan

kebutuhan berikutnya yaitu sarana tempat tinggal atau mess bagi

pekerja dan karyawan bandar udara, lalu bermunculan perumahan,

apartemen, hotel dan bisnis rumah sewa di sekitar bandar udara

tersebut.

Lahirlah istilah terkenal mengenai Aerotropolis : Airport leaves the city,

City follows the airport Airport becomes a city (Kasarda, John D. and

Lindsay, Greg , 2011).

E. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN

Tujuan Perubahan ini adalah agar terwujudnya Bandar Udara

Internasional Jawa Barat di Kertajati sebagai Bandar Udara

Aerotropolis Berkelas Dunia. Secara rinci tujuan yang akan dicapai

dari proyek perubahan ini antara lain:

1) Terjadi perubahan dari infrastruktur yang belum terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi infrastruktur yang terintegrasi dan

terkonektivitas;

2) Terjadi perubahan dari transportasi yang belum terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi transportasi yang terintegrasi dan

terkonektivitas;

3) Terjadi perubahan dari guna lahan yang belum

dimanfaatkan/digunakan secara mixed use menjadi lahan yang

dimanfaatkan/digunakan secara mixed use dalam menopang

bisnis, industri serta hunian;

4) Terjadi perubahan dari Belum tersedianya kawasan bisnis dengan

konsep Central Business Districts (CBD) menjadi tersedianya

kawasan bisnis dengan konsep Central Business Districts (CBD)

sehingga mengakomodasi berbagai bidang bisnis dan industri

serta mengakomodasi fasilitas hunian.

F. MANFAAT

a. Manfaat bagi Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi

Kawasan dan Kemitraan

1) Meningkatkan kemampuan manajerial;

2) Mampu memetakan permasalahan dan mencari alternatif

solusi yang bisa diimplementasikan dalam lingkup kerjanya;

3) Mampu menyumbangkan ide dan pemikiran kepada Menteri

Perhubungan terkait pembangunan Bandara Kertajati

berkawasan aerotropolis berskelas dunia.

22

b. Manfaat bagi Institusi (Kementerian Perhubungan)

1) Terciptanya integrasi dan konektivitas antar moda

transportasi;

2) Pembangunan infrastruktur transportasi tepat sasaran, dapat

dioperasikan dan mempunyai akses pendukung.

c. Manfaat bagi Pemerintah Daerah

1) Membangkitkan pusat pertumbuhan ekonomi baru;

2) Meningkatkan pendapatan asli daerah;

3) Memicu pertumbuhan klaster-klaster industri;

4) Menjadi katalis dan magnet perkembangan ekonomi dari

berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara.

d. Manfaat bagi Masyarakat

1) Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dengan

transportasi yang terintegrasi;

2) Menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat;

3) Memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan

perekonomian wilayah.

G. OUTPUT KUNCI (Key Project Deliverables)

Adapun standar atau kriteria keberhasilan dari proyek perubahan

ini dalah sebagai berikut:

a. Terbitnya Surat Keputusan Menteri Perhubungan tentang Tim

Proyek Perubahan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

b. Tersusunnya konsep Kawasan Aerotropolis Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati;

c. Tersusunya konsep pengembangan Kawasan Aerotropolis

dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Bandar Udara

(KPBU);

d. Terbangunnya Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

23

BAB II

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. INOVASI PROYEK PERUBAHAN

Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati merupakan Bandara

pertama yang akan dijadikan kawasan Aerotropolis yang sudah

tertuang dalam Visi Indonesia tahun 2045 pada tahapan

pembangunan Infrastruktur tahun 2020-2024. Prinsip perencanaan

Aerotropolis meliputi struktur ruang wilayah, jarak, zonasi, tata guna

lahan, peruntukan utama fungsi kawasan, penyediaan kawasan

bisnis, integrasi, dan konektivitas. Dalam perencanaan Aerotropolis

diperlukan upaya koordinasi dengan para pihak untuk

pengembangan terhadap tata guna lahan di sekitar bandar udara.

Namun demikian belum sepenuhnya pihak terkait (Stakeholder)

mempunyai rencana dan program dalam rangka mewujudkan

Kertajati sebagai kawasan Aerotropolis. Oleh karena itu perlu

dilakukan upaya koordinasi dengan para pihak untuk

pengembangan terhadap tata guna lahan di sekitar bandar udara.

Pendekatan konsep yang ditawarkan sebagai implementasi

pengembangan Aerotropolis adalah menyelaraskan konsep

Aerotropolis dari tiap pihak terkait (Stakeholder) dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Daerah; mengusulkan regulasi pendukung dari Pemerintah Daerah ke

Pemerintah Pusat dalam bentuk Peraturan Presiden mengenai

pengembangan kawasan Aerotropolis sebagai payung hukumnya;

membentuk Badan Hukum Pengelola Kawasan Aerotropolis dalam

rangka pelayanan satu pintu manajemen bersama-sama dengan

para pemangku kepentingan, sehingga terjadi keterpaduan antar

instansi dalam mendukung Bandara Kertajati sebagai kawasan

Aerotropolis.

Konsep Aerotropolis menunjukan bahwa bandar udara dapat

melakukan banyak hal selain menyediakan jasa penerbangan

dengan mengembangkan fasilitas dan jasa komersial non

penerbangan. Tata guna lahan di sekitar Bandar Udara yang tadinya

hanya lahan pertanian dan pedesaan diubah menjadi kawasan

bisnis, dengan konsep Central Business Districts (CBD) yang

mengakomodasi berbagai bidang bisnis dan industri serta

mengakomodasi fasilitas hunian. Dengan terbangunnya kawasan

bisnis tersebut maka akan membuka lapangan kerja yang baru dan

akan meningkatkan taraf hidup dan perekonomian setempat.

24

B. PENTAHAPAN (MILESTONE)

Pentahapan proyek perubahan yang akan dibahas dan

dilaksanakan dalam proyek perubahan diatur dalam 3 (tiga) jangka

waktu, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Adapun secara detail pentahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jangka Pendek

a) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal Perihal

pembahasan pembentukan serta Tugas dan Fungsi TIM Proyek

Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

b) Pembuatan Surat Keputusan Menteri Perhubungan tentang

Pembentukan TIM Proyek Bandar Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

c) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan konsep dan prinsip perencanaan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia;

d) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan konsep rancangan pembangunan Aerotropolis

mencakup perencanaan, anggaran, airport legal, aspek teknis,

aspek kemitraan serta investasi;

e) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan langkah-langkah penyelesaian permasalahan

yang terjadi di Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

f) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan anggaran dalam mewujudkan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia;

g) Menyiapkan draft awal tentang konsep dan prinsip

perencanaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

25

h) Mengkoordinasikan dengan Kementerian PPN/Bappenas agar

rencana pembangunan kawasan aerotropolis Bandara

Kertajati dapat tercantum dalam RPJMN 2020-2024;

i) Mengkoordinasikan dengan Unit Kerja terkait agar rencana

pembangunan Bandara Kertajati berkawasan aerotropolis

dapat tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan.

2. Jangka Menengah

a) Menyiapkan draft awal tentang konsep rancangan

pembangunan di berbagai sektor, seperti sektor:

• Bandar Udara;

• Pariwisata;

• Perkantoran;

• Kuliner / Intertaiment;

• Sosial;

• Akses Sarana dan Prasarana.

b) Menyiapkan draft awal tentang langkah-langkah

penyelesaian permasalahan yang terjadi di Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia;

c) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi eksternal di luar

Kementerian Perhubungan perihal konsep dan prinsip

perencanaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

d) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi eksternal di luar

Kementerian Perhubungan perihal pembahasan konsep

rancangan pembangunan di berbagai sektor, seperti sektor:

• Bandar Udara;

• Pariwisata;

• Perkantoran;

• Kuliner / Intertaiment;

26

• Sosial;

• Akses Sarana dan Prasarana.

e) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi eksternal di luar

Kementerian Perhubungan perihal langkah-langkah

penyelesaian permasalahan yang terjadi di Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia;

f) Menyiapkan draft awal tentang konsep pengembangan

Kawasan Aerotropolis dengan skema Kerjasama Pemerintah

dengan Bandar Udara (KPBU);

g) Pembebasan lahan untuk kawasan aerotropolis;

h) Tercantumnya pembangunan Bandara Kertajati sebagai

Bandara berkawasan Aerotropolis dalam naskah RPJMN 2020-

2024;

i) Tercantumnya pembangunan Bandara Kertajati sebagai

Bandara berkawasan Aerotropolis dalam naskah Rencana

Strategis Kementerian Perhubungan.

3. Jangka Panjang

a) Melakukan pendampingan terkait Penerapan /

Pembangunan Kawasan Aerotroplolis;

b) Melakukan pendampingan terkait pembangunan infrastruktur

yang terintegrasi dan terkonektivitas;

c) Melakukan pendampingan terkait Pengembangan dan

Penyediaan Transportasi yang terintegrasi dan terkonektivitas;

d) Melakukan pendampingan terkait pembangunan di

berbagai sektor, seperti sektor:

• Bandar Udara;

• Pariwisata;

• Perkantoran;

• Kuliner / Intertaiment;

27

• Sosial;

• Akses Sarana dan Prasarana.

e) Melakukan Monitoring, Analisa dan Evaluasi terkait

Pembangunan dan Pengembangan sarana dan prasarana

penunjang Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

menjadi Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

f) Melakukan Monitoring, Analisa dan Evaluasi terkait

pembangunan dengan menggunakan metode Kerjasama

Pemerintah dengan Bandan Usaha (KPBU).

28

Tabel II. 1 Pentahapan Jangka Pendek

No.

TAHAP UTAMA

Waktu (Minggu ke – bulan)

Output Tahun 2019

Ags September Oktober November

Jangka Pendek 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pelaksanaan koordinasi identifikasi masalah unit kerja internal

Kementerian Perhubungan

ii. Daftar Hadir;

iii. Risalah Rapat

2 Persetujuan mentor terkait rancangan proyek perubahan:

a. Melaksanakan konsultasi dengan mentor;

b. Mengajukan rancangan proyek perubahan kepada

mentor untuk memperoleh penilaian, arahan, dan

petunjuk;

c. Mengajukan permohonan persetujuan rancangan proyek

perubahan

L Lembar

Persetujuan Mentor

3 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal Perihal

pembahasan pembentukan serta Tugas dan Fungsi TIM Proyek

Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

iv. Daftar Hadir;

v. Risalah Rapat

4 Pembuatan Surat Keputusan Menteri Perhubungan tentang

Pembentukan TIM Proyek Bandar Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

SK Pembentukan

TIM

5 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan konsep dan prinsip perencanaan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia

vi. Daftar Hadir;

vii. Risalah Rapat

6 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan konsep rancangan pembangunan Aerotropolis

viii. Daftar Hadir;

ix. Risalah Rapat

29

No.

TAHAP UTAMA

Waktu (Minggu ke – bulan)

Output Tahun 2019

Ags September Oktober November

Jangka Pendek 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

mencakup perencanaan, anggaran, airport legal, aspek

teknis, aspek kemitraan serta investasi

7 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan langkah-langkah penyelesaian permasalahan

yang terjadi di Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

x. Daftar Hadir;

xi. Risalah Rapat

8 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan unit kerja internal perihal

pembahasan anggaran dalam mewujudkan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia

xii. Daftar Hadir;

xiii. Risalah Rapat

9 Mengkoordinasikan dengan Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional agar rencana

pembangunan kawasan aerotropolis Bandara Kertajati dapat

tercantum dalam RPJMN 2020-2024;

Konsep dan prinsip

perencanaan

10 1 Mengkoordinasikan dengan Unit Kerja Kementerian

Pehubungan terkait agar rencana pembangunan kawasan

aerotropolis Bandara Kertajati dapat tercantum dalam

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan

11 Menyiapkan draft awal tentang konsep dan prinsip

perencanaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

30

Tabel II. 2 Pentahapan Jangka Menengah

No. TAHAP UTAMA Waktu (Bulan ke Tahun)

Output

Tahun 2020 2021

Jangka Menengah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

1 Menyiapkan draft awal tentang konsep rancangan

pembangunan di berbagai sektor, seperti sektor:

a. Bandar Udara;

b. Pariwisata;

c. Perkantoran;

d. Kuliner / Intertaiment;

e. Sosial;

f. Akses Sarana dan Prasarana.

konsep

rancangan

pembangunan

di berbagai

sektor

2 Menyiapkan draft awal tentang langkah-langkah

penyelesaian permasalahan yang terjadi di Bandar

Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

Draft awal

langkah -

langkah

penyelesaian

permasalahan

3 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi

external di luar Kementerian Perhubungan perihal

konsep dan prinsip perencanaan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia

xiv. Daftar Hadir;

xv. Risalah Rapat

4 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi

external di luar Kementerian Perhubungan perihal

pembahasan konsep rancangan pembangunan di

berbagai sektor, seperti sektor:

a. Bandar Udara;

b. Pariwisata;

xvi. Daftar

Hadir;

xvii. Risalah

Rapat

31

No. TAHAP UTAMA Waktu (Bulan ke Tahun)

Output

Tahun 2020 2021

Jangka Menengah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

c. Perkantoran;

d. Kuliner / Intertaiment;

e. Sosial;

f. Akses Sarana dan Prasarana.

5 Pelaksanaan rapat koordinasi dengan instansi

external di luar Kementerian Perhubungan perihal

langkah-langkah penyelesaian permasalahan yang

terjadi di Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas

Dunia

xviii. Daftar

Hadir;

xix. Risalah

Rapat

6 Menyiapkan draft awal tentang konsep anggaran

dengan menggunakan Kerjasama Pemerintah

dengan Bandar Udara (KPBU).

konsep

anggaran

dengan

menggunakan

(KPBU)

7 Pembebasan lahan untuk kawasan aerotropolis Jumlah lahan

yang

dibebaskan

8 Tercantumnya pembangunan Bandara Kertajati

sebagai Bandara berkawasan Aerotropolis dalam

naskah RPJMN 2020-2024

Naskah RPJMN

2020-2024

9 Tercantumnya pembangunan Bandara Kertajati

sebagai Bandara berkawasan Aerotropolis dalam

naskah Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan.

Naskah Renstra

Kemenhub

32

Tabel II. 3 Pentahapan Jangka Panjang

No. TAHAP UTAMA Waktu (Tahun) Output

Jangka Panjang 2021 2022 2023

1 Melakukan pendampingan terkait Penerapan / Pembangunan Kawasan Aerotroplolis Rekomedasi

2 Melakukan pendampingan terkait pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan

terkonektivitas

Rekomedasi

3 Melakukan pendampingan terkait Pengembangan dan Penyediaan Transportasi

yang terintegrasi dan terkonektivitas

Rekomedasi

4 Melakukan pendampingan terkait pembangunan di berbagai sektor, seperti sektor:

a. Bandar Udara;

b. Pariwisata;

c. Perkantoran;

d. Kuliner / Intertaiment;

e. Sosial;

f. Akses Sarana dan Prasarana

Rekomedasi

5 Melakukan Monitoring, Analisa dan Evaluasi terkait Pembangunan dan

Pengembangan sarana dan prasarana penunjang Bandar Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati menjadi Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia;

Hasil Monitoring,

analisa dan

evaluasi

6 Melakukan Monitoring, Analisa dan Evaluasi terkait Penggunaan Anggaran dengan

menggunakan metode Kerjasama Pemerintah dan Bandan Usaha (KPBU)

Hasil Monitoring,

analisa dan

evaluasi

33

C. KETERLIBATAN STAKEHOLDER

Implementasi proyek perubahan membutuhkan kolaborasi dari

berbagai stakeholders strategis yang memiliki kepentingan terkait

substansi dan program dalam proyek perubahan. Stakeholders atau

pemangku kepentingan dapat diartikan sebagai individu, sekelompok

manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun

secara parsial yang memiliki pengaruh dan kepentingan terhadap

organisasi. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat

dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik yaitu

mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap

organisasi.

Analisis terhadap stakeholder diperlukan untuk melakukan identifikasi

stakeholder dalam proyek perubahan dikarenakan membawa manfaat

sebagai berikut:

a. Dapat menggunakan pendapat stakeholder untuk kepentingan

merancang proyek perubahan;

b. Mendapatkan dukungan dari stakeholder yang kuat untuk

memperoleh lebih banyak sumber daya, dalam mendukung proyek

perubahan;

c. Dapat mengantisipasi kemungkinan adanya reaksi orang lain

terhadap proyek perubahan , sehingga dapat merancang strategi

komunikasi yang baik;

d. Berkomunikasi dengan stakeholder, dapat memastikan mereka

memahami dan manfaat dari proyek perubahan; dan

e. Menumbuhkan keterlibatan terhadap upaya perubahan.

Adapun berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders

dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

34

a. Stakeholder Promotors, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan

yang besar terhadap proyek perubahan dan kekuatan yang besar

untuk mempengaruhi pelaksanaan proyek perubahan.

b. Stakeholder Latents, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan

yang rendah, namun memiliki pengaruh yang tinggi;

c. Stakeholder Defendents, yaitu stakeholder yang memiliki

kepentingan yang besar, tetapi kekuatannya kecil untuk

mempengaruhi proyek perubahan.

d. Stakeholder Apathetics, yaitu stakeholder yang sedikit memiliki

kepentingan dan pengaruh, bahkan dapat dikatakan tidak

mengetahui adanya pelaksanaan proyek perubahan.

Keempat jenis stakeholders tersebut dapat digambarkan dalam

matriks kuadran stakeholders sebagai berikut:

Gambar II.1 Matriks Kuadran Stakeholders

Apathetics:

✓ Kepentingan Rendah

✓ Pengaruh Rendah

INFLUENCE

Latents:

✓ Kepentingan Rendah

✓ Pengaruh Tinggi

Promotors:

✓ Kepentingan Tinggi

✓ Pengaruh Tinggi

Defendants:

✓ Kepentingan Tinggi

✓ Pengaruh Rendah

35

Merujuk pada jenis stakeholders tersebut di atas, dapat dilakukan

identifikasi stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Stakeholder Promotors, meliputi:

1) Kementerian Perhubungan;

2) Kementerian Perindustrian;

3) Kementerian PUPR;

4) Kementerian Pariwisata;

5) Perum Damri;

6) Pemerintah Provinsi Jawa Barat;

7) Kementerian ATR;

8) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik

Indonesia;

9) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik

Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

10) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

b. Stakeholder Latents, meliputi:

1) Akademisi;

2) Kementerian Keuangan;

3) Pemerintah Daerah;

4) Masyarakat lokal atau non-profit organizations.

c. Stakeholder Defendents, meliputi:

1) Angkasa Pura II;

2) PT KAI;

3) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);

4) Real Estate Indonesia (REI).

d. Stakeholder Apathetics, meliputi:

1) Airlines;

36

2) Media Massa;

3) Airnav.

Mitra stakeholders yang terkait proyek perubahan tersebut dapat

digambarkan dalam matriks kuadran dibawah ini:

Setelah dilakukan beberapa pertemuan untuk mendukung pentingnya

pelaksanaan proyek perubahan, maka terjadi beberapa perubahan

terhadap komposisi stakeholder, hal ini dapat dilihat pada skema peta

dibawah ini:

Gambar II.2 Peta Stakeholders Sebelum Pelaksanaan Proyek

Perubahan

Latents: Promotors:

Apathetics:

Defendants:

Kementerian Pariwisata

Kemenhub

Media Massa

Angkasa Pura II PT KAI Airlines Airnav

Kementerian Perindustrian

Kementerian PUPR

Perum Damri

Pemprov

Jabar

Kementerian ATR

Akademisi

Masyarakat Lokal

Kementerian keuangan

Instansi

Daerah

INFLUENCE

Bappenas

BKPM

Kementerian

Perekonomian

UMKM REI

37

Rekapitulasi perubahan stakeholders (semula menjadi):

a. Dari 4 (empat) stakeholders yang semula latent, sebanyak 2 (dua)

berpindah menjadi promotor;

b. Dari 4 (empat) stakeholders yang semula defendants, sebanyak 1

(satu) berpindah menjadi promotor;

c. Jumlah stakeholder untuk promotor bertambah dari semula 10

(sepuluh) menjadi 13 (tiga belas);

Latents: Promotors:

Apathetics:

Defendants:

Kementerian

Pariwisata

Kemenhub

Media Massa

Angkasa Pura II

PT KAI

Airlines Airnav

Kementerian Perindustrian

Kementerian PUPR

Perum Damri

Pemprov

Jabar

Kementerian ATR

Akademisi

Masyarakat Lokal

Kementerian keuangan

Instansi

Daerah

INFLUENCE

Bappenas

BKPM

Kementerian

Perekonomian

UMKM

REI

Gambar II.3 Peta Stakeholders Setelah Pelaksanaan Proyek

Perubahan

38

D. IDENTIFIKASI KENDALA DAN RESIKO

Risiko-risiko yang harus diantisipasi bagi keberhasilan pencapaian

tujuan proyek perubahan sesuai waktu yang telah ditetapkan dapat

diidentifikasi dari lingkup internal dan eksternal dengan penjelasan

sebagai berikut:

a. Risiko dari internal

Terbatasnya jumlah personil dan rotasi/mutasi personil sebelum

selesainya proyek perubahan, sehingga personil yang dilibatkan

pada SK tim efektif tiap unit kerja minimal 2 orang agar tugas yang

menjadi tanggung jawab unit kerja tersebut dapat tetap

dikerjakan.

b. Risiko dari eksternal

1) Terjadi perbedaan sudut pandang dan kepentingan yang

mengakibatkan perdebatan tanpa solusi terkait kepentingan

pembangunan kawasan aerotropolis;

2) Terlambat dan tertundanya penyelesaian pekerjaan

diakibatkan kurangnya koordinasi yang baik antar tim.

E. STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MENANGGULANGI KENDALA DAN

RESIKO

Komunikasi pada level kebijakan secara umum harus mempunyai

strategi yang mampu membangun iklim yang kondusif bagi organisasi

dan stakeholders untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi yang

efektif mempunyai ciri-ciri yaitu kesatuan komando, jelas, responsif,

dialogis, konsisten, pentahapan dengan waktu yang terukur, dan

terbuka terhadap evaluasi.

Teknik komunikasi yang akan digunakan dalam proyek perubahan ini

secara garis besar adalah menentukan tujuan bersama dengan

39

stakeholders, menentukan pesan kunci (key message), dan

menentukan sarana (channel) dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Penentuan tujuan bersama dengan stakeholders

Teknik untuk menentukan tujuan bersama dengan stakeholders

adalah menentukan kebutuhan stakeholder, memahami hal-hal

yang dibutuhkan oleh stakeholder, dan menyampaikan hal-hal

yang diinginkan oleh proyek perubahan ini. Pembuatan identifikasi

dan sinkronisasi daftar kebutuhan stakeholders dan pelaksana

proyek perubahan merupakan kunci keberhasilan untuk

menentukan tujuan komunikasi yang tepat ke setiap stakeholder

sehingga dapat bergerak bersama mencapai tujuan.

2) Penentuan pesan kunci (key message)

Pelaksana proyek perubahan akan memastikan untuk

menyampaikan pesan kunci proyek perubahan ini adalah tidak

hanya untuk kepentingan organisasi, namun juga untuk

kepentingan Indonesia dan terwujudnya Bandar Udara

Internasional Jawa Barat, Kertajati. Pesan kunci lainnya yang harus

disampaikan dalam pelaksanaan proyek perubahan adalah

program-program dalam proyek ini juga dapat membawa

kemajuan bagi instansi stakeholder promotor utama, yaitu

Kementerian Perhubungan.

3) Penentuan sarana (channel)

Pelaksanaan strategi komunikasi dalam mengimplementasikan

proyek perubahan ini secara garis besar akan dilakukan melalui

sarana komunikasi melalui forum dengan melibatkan seluruh

Stakeholder yang ditetapkan melalu SK tim.

40

BAB III

IMPLEMENTASI/REALISASI PROYEK PERUBAHAN

A. TAHAPAN PELAKSANAAN

1. Pembuatan SK tentang Pembentukan Tim Pendamping Efektif Proyek

Perubahan

Sebagaimana telah direncanakan pada pentahapan jangka

pendek Rancangan Proyek Perubahan (RPP), pembuatan SK Tim

Pendamping Efektif dilakukan melalui pengamatan mendalam oleh

Ketua Pelaksana mengenai kemampuan masing-masing calon

anggota Tim Pendamping Efektif. Setelah mengamati kebutuhan

dalam pelaksanaan Proyek Perubahan, maka ditetapkan para

anggota tim melalui SK Menteri Perhubungan Nomor 1689 Tahun 2019

tentang TIM PENDAMPING EFEKTIF PADA KEGIATAN MEWUJUDKAN

BANDAR UDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI

BANDAR UDARA AEROTROPOLIS tanggal 1 Oktober 2019. Tim efektif

tersebut dibentuk dengan struktur anggota sebagai berikut:

Tabel III. 1 Susunan Anggota Tim Pendamping Efektif

No Nama Posisi Tugas

1 Gede Pasek S. Ketua

Pelaksana

Berkoordinasi dengan

Pembina dan Pengarah

terhadap semua proses

kegiatan Implementasi

Proyek Perubahan

2 Sekretaris

Jenderal Pembina

Menetapkan kebijakan dan

rencana kerja Implementasi

Proyek Perubahan

3

Dirjen

Perhubungan

Udara

Pengarah

Memberikan arahan terkait

kebijakan serta rencana

kerja

41

No Nama Posisi Tugas

Implementasi Proyek

Perubahan

5

Dirjen

Perhubungan

Darat

Pengarah

Memberikan arahan terkait

kebijakan serta rencana

kerja

Implementasi Proyek

Perubahan

5 Dirjen

Perkeretaapian Pengarah

Memberikan arahan terkait

kebijakan serta rencana

kerja Implementasi Proyek

Perubahan

6

Kepala Badan

Litbang

Perhubungan

Pengarah

Memberikan arahan terkait

kebijakan serta rencana

kerja Implementasi Proyek

Perubahan

7 Kepala Biro

Perencanaan

Koordinator

Bidang

Rencana dan

Program

Bertanggung jawab

kepada Ketua Pelaksana

untuk mengkoordinasikan

keseluruhan proses kegiatan

bidang rencana dan

program pada kegiatan

implementasi proyek

perubahan;

8

Sesditjen

Perhubungan

Udara

Koordinator

Bidang

Transportasi

Udara

Bertanggung jawab

kepada Ketua Pelaksana

untuk mengkoordinasikan

keseluruhan proses kegiatan

bidang Transportasi Udara;

9 Sesditjen

Perkeretaapian

Koordinator

Bidang

Bertanggung jawab

kepada Ketua Pelaksana

untuk mengkoordinasikan

keseluruhan proses kegiatan

42

No Nama Posisi Tugas

Transportasi

Darat dan

Perkeretaapian

bidang Transportasi Jalan

dan Perkeretaapian

2. Penyusunan Konsep dan Prinsip Perencanaan, Langkah-langkah

Penyelesaian Permasalahan Aerotropolis Bandara Kertajati

Sebagai tindak lanjut dari

pembentukan tim efektif

serta langkah awal

pelaksanaaan proyek

perubahan dalam rangka

mewujudkan Bandar Udara

Internasional Kertajati

sebagai kawasan

Aerotropolis berkelas dunia,

maka diperlukan suatu

langkah efektif dan efisien

dengan cara

mengumpulkan para

petinggi/pimpinan dari

instansi unit internal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) guna

membahas penyusunan konsep dan prinsip perencanaan dan

langkah-langkah penyelesaian permasalahan aerotropolis bandara

kertajati. Rapat sebagaimana dimaksud tersebut dilaksanakan pada

tanggal 19 Juli 2019 dengan bertempat di Ruang Rapat Staf Ahli

Menteri Perhubungan lt.8, Kementerian Perhubungan.

Aerotropolis pada umumnya dilengkapi dengan Industri manufaktur,

E-commerce, Telekomunikasi dan logistic, Hotel, Pusat entertainment

dan exhibition, Ruang perkantoran (untuk para pebisnis bermobilitas

tinggi dan terlibat perdagangan global), Pusat perdagangan grosir

dan Sarana transportasi terintegrasi. Kementerian Perhubungan

mempunyai tugas yaitu terintegrasinya sarana transportasi,

sementara saat ini akses transportasi menuju Bandara Kertajati masih

sulit, oleh karena itu dibutuhkan Infrastruktur Konekivitas sebagai

Gambar III.1 Rapat Koordinasi Dengan

Petinggi Unit Internal Kementerian

Perhubungan, Tahun 2019

43

penghubung simpul transportasi dengan melakukan rencana

pembangunan prasarana transportasi baik dari bidang darat, laut,

udara maupun perkeretaapian.

Saat ini prasarana yang sedang direncanakan untuk mewujudkan

Bandara Kertajati sebagai kawasan aerotropolis yaitu pembangunan

transportasi laut dan perkeretaapian. Dimana pada sektor kereta api

saat ini akan dilakukan reaktivasi jalur KA Rancaekek – Tanjungsari dan

juga rencana akan dilakukan market sounding pembangunan jalur

KA lintas Tanjung Sari – Kertajati dan Cirebon – Kertajati. Sementara

untuk transportasi laut sedang dalam pembangunan Pelabuhan

Patimban di Kabupaten Subang.

Reaktivasi jalur KA

Rancaekek – Tanjungsari

akan berlokasi di

Kabupaten Bandung –

Sumedang, Jawa Barat,

panjang trasenya 11,5

km yang direncanakan

operasinya Bandung-

Rancaekek-Tanjung Sari

dengan potensi

penumpang 10.250

penumpang/hari dan akan dilakukan 1 pengembangan stasiun yaitu

Stasiun Rancaekek dan Reaktivasi 2 stasiun yaitu Stasiun Jatinangor

dan juga Stasiun Tanjung

Sari

Pembangunan jalur KA

lintas Tanjung Sari –

Kertajati dan Cirebon –

Kertajati nantinya akan

dilakukan melalui

Kerjasama Pemerintah

dan Badan Usaha (KPBU),

dimana direncanakan

akan dibangun 9 stasiun

yaitu stasiun tanjungsari,

pemulihan, ciakar,

Gambar III.2 Peta Reaktivasi Jalur KA

Rancaekek - Tanjungsari

Gambar III.3 Peta Rencana Jalur KA

Tanjungsari - Arjawinangun

44

cimalaka, paseh Aero City (kertajati), ligung, kejiwan dan

Arjiwinangun dengan total panjangnya 77 Km dan dalam proses

feasibility study.

Bandara Internasional

Jawa Barat (BIJB)

Kertajati yang berlokasi

di Kabupaten

Majalengka

direncanakan

terintegrasi dengan

Pelabuhan Patimban,

Kabupaten Subang

untuk memberikan

kemudahan pelayanan

transportasi bagi dunia

usaha karena jaraknya

kurang lebih 40 kilometer sehingga integrasi itu memudahkan dan

memberikan pelayanan kepada investor yang masuk. Pembangunan

pelabuhan Patimban dengan terminal kontainer dan perkiraan

kapasitas sebesar 7,5 juta TEUs. Perkiraan kapasitas

mempertimbangkan potensi pertumbuhan demand di wilayah timur

Jawa Barat. Saat ini Pelabuhan Patimban masih dalam tahap

konstruksi.

3. Koordinasi Pengusulan Pendanaan melalui skema Kerjasama

Pemerintah dan Badan Usaha ( KPBU)

Sebagaimana hal yang perlu diketahui dalam rangka Pembangunan

Bandara Kertajati sebagai kawasan aerotropolis perlu adanya tindak lanjut

yang perlu dilakukan untuk

memenuhi target tersebut salah

satunya adalah dengan

mengadakan rapat koordinasi

pengusulan pendanaan melalui

skema Kerjasama Pemerintah dan

Badan Usaha (KPBU). KPBU adalah

kerjasama antara pemerintah

dengan badan usaha dalam

menyediakan infrastruktur untuk

Gambar III.4 Layout Pelabuhan

Patimban, Subang, Jawa Barat

Gambar III.5 Rapat Koordinasi dengan

Sesdit Perhubungan dan PFKKI, Tahun

2019

45

kepentingan umum dengan mengacu kepada spesifikasi yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh menteri / kepala lembaga / kepala daerah /

badan usaha milik negara / badan usaha milik daerah yang sebagian atau

seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan

memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.

Pengusulan pendanaan melalui skema KPBU dilakukan dengan melakukan

rapat koordinasi dengan Sesdit Perhubungan Udara dan PFKKI selaku simpul

KPBU, yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2019, bertempat di

Ruang Rapat Fasilitas Kemitraan dan Kelembagaan Internasional (PFKKI),

Gedung Cipta, Lt.3.

Pengembangan Bandara Kertajati sebagai kawasan aerotropolis disetujui

untuk dilakukan pembiayaan dengan KPBU tetapi nantinya akan V

dikoordinasikan dengan instansi terkait baik daerah maupun pusat, karena

pengembangan Bandara Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis tidak

hanya terkait Bandar Udara saja akan tetapi terkait tata guna lahan

disektiar Bandar Udara juga.

Dalam Rangka Penyusunan Rencana Induk Transportasi Nasional (RITN),

dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) berkaitan dengan integrasi

transportasi dan creative funding pada acara tersebut, juga di diskusikan

tentang rencana pembiayaan pembangunan kawasan aerotropolis

Bandara Kertajati melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

(KPBU)

Gambar III.5 Rapat RITN Dalam Rangka Membahas Kerjasama

Pemerintah dan Badan Usaha Bandara Udara Internasional

Kertajati, Tahun 2019

46

4. Koordinasi Perumusan dan Pencantuman Kawasan Aerotropolis

Bandara Kertajati dalam Rencana Strategis (RENSTRA) dan

Anggaran Kementerian Perhubungan

Berdasarkan hasil dari

sinkronisasi dengan RPJMN

2020 – 2024 dari Bappenas,

Kementerian Perhubungan

pada prinsipnya mendukung

rencana tersebut karena

sesuai dengan visi

Kementerian Perhubungan

dimana sektor Transportasi

dapat menunjang

pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Perumusan dan

Pencantuman Kawasan Aerotropolis Bandara Kertajati dalam

Rencana Strategis (RENSTRA) dan Anggaran Kementerian

Perhubungan dilakukan dengan koordinasi bersama unit kerja internal

yaitu Biro Perencanaan, Kementerian Perhubungan, pada tanggal 28

Oktober 2019, bertempat di Ruang Rapat Biro Perencanaan, Gedung

Cipta, Lt.3, Jakarta.

Saat ini Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sedang dalam

tahapan rancangan. Untuk pengembangan Bandara Kertajati sendiri

sebagai kawasan Aerotropolis sedang dalam tahapan pembahasan

agar dimasukan ke dalam Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan Tahun 2020 - 2024 dan anggaran Kementerian

Perhubungan. Pencantuman Aerotropolis Bandara Kertajati dalam

Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024 ini harus

dilakukan secara sinergi dan terkait dengan RPJMN 2020 – 2024

Gambar III.6 Koordinasi Dengan Unit

Kerja Internal Biro Rencana,

Kementerian Perhubungan, Tahun 2019

47

5. Perumusan dan Pencantuman kawasan Aerotropolis dalam RPJMN

dan Renstra Kemenhub Tahun 2020 - 2024

Sebagaimana dalam

mewujudkan Visi Presiden

Tahun 2045, Kementerian

Perhubungan harus

melakukan koordinasi

dengan Badan

Perencanaan

Pembangunan Nasional

(Bappenas), guna

membahas Perumusan

dan Pencantuman

kawasan Aerotropolis

Bandara Udara Internasional Kertajati dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Rapat

Koordinasi ini dilaksanakan bersama dengan Direktur Perencanaanan

Transportasi, pada tanggal 25 Oktober 2019, yang bertempat di

ruangan rapat perencanaan transportasi, Jakarta

Rencana Pembangunan dibagi atas Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM). RPJM memiliki rentang waktu yang lebih singkat

dibandingkan RPJP, yaitu selama 5 tahun. RPJM merupakan

penjabaran dari RPJP, sehingga RPJM wajib merujuk ke RPJP.

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun 2020-

2024 disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2020-2024 yang merupakan

dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun dan

melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra

Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024 memuat sasaran, arah

kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator kinerja

utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan sesuai tugas dan

fungsi Kementerian Perhubungan untuk membangun sektor

transportasi di Indonesia dalam kurun waktu 2020-2024.

Gambar III.7 Rapat Perumusan dan

Pencantuman Bandara Kertajati Sebagai

Kawasan Aerotropolis dengan Direktur

Perencanaan Transportasi Beserta

Jajaran, Tahun 2019

48

Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024 ini digunakan

sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perhubungan

dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran perhubungan baik tingkat

Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang dokumen Renstra

Kementerian Perhubungan 2020-2024 dijabarkan lebih lanjut ke

dalam Renstra atau dokumen rencana masing-masing Unit Kerja

Eselon I dan Unit Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Renstra ini

menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan

dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan setiap tahunnya sampai

dengan tahun 2024. RPJMN 2020-2024 yang merupakan periode

terakhir untuk memastikan seluruh amanat RPJPN 2005-2025 juga

menjadi langkah awal dari upaya perwujudan Visi Indonesia 2045,

dimana didalam Visi Indonesia 2045 terdapat pembangunan untuk

beroperasinya Aerotropolis Bandara Internasional Jawa Barat di

Kertajati, Provinsi Jawa Barat. Saat ini RPJMN 2020-2024 dan Rencana

Strategis Kementerian Perhubungan sedang dalam tahapan

rancangan dan Pengembangan Kertajati sebagai kawasan

Aerotropolis sedang dalam tahapan pembahasan agar dimasukan

ke dalam RPJMN 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan.

6. Koordinasi dengan Instansi Eksternal Tentang Penyusunan Rencana

Pembangunan Berbagai Sektor di Kawasan Aerotropolis Kertajati

Pengembangan Kawasan

Aerotropolis Bandara Jawa

Barat Kertajati tidak hanya

dilakukan oleh kementerian

Perhubungan saja

melainkan juga dibutuhkan

koordinasi dengan pihak

terkait untuk membangun

kawasan Aerotropolis

Kertajati sesuai dengan

yang diharapkan.

Untuk Menyelaraskan hal

tersebut dilaksanakan

Gambar III.8 Rapat Koordinasi dengan

Instansi Eksternal Kementerian

Perhubungan,Tahun 2019

49

Koordinasi dengan Instansi

Eksternal Kementerian

Perhubungan dalam hal ini

adalah Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat

Republik Indonesia (PUPR),

dalam hal infrastruktur Sumber

Daya Air disekitar Bandara

Kertajati terdapat Bendung

Jatigede yang dimanfaatkan

untuk air bersih, PDAM, Irigasi,

PLTA dan pengendali banjir.

Juga terdapat bending

Rentang untuk irigasi, waduk

lapang sindangpano, 60

embung, dan 50 situ/rawa.

Terdapat juga tempat

Pembuangan Terakhir (TPA)

Heuleut dengan kapasitas 126.000 m3, IPAL terpadu di kecamatan

Ujungjaya, IPAL Mobile di kecamatan Kedipaten, Dawuas dan

Kertajati.

Destinasi Wisata Utama berada

di Kota Bandung dan sekitarnya,

destinasi wisata lainnya adalah

Kota Cirebon (Keraton

Kasepuhan dan Kanoman), dan

wisata religi sunan gunung jati,

adapun objek wisata local di

kabupaten Majalengka yaitu

wisata agribisnis (tempat makan

durian di Sinapeul, buah manga

gedong gincu di Kadipaten dan Jati

Tujuh wisata pemandangan alam

dan hawa sejuk di daerah Argapura dan Sindang Wangi berbatasan

dengan Kabupaten Cirebon.

Gambar III.9 Peta Administrasi

Jawa Barat

Gambar III.10 Peta Administrasi

Jawa Barat

50

Potensi Lokasi Kawasan Industi yang

berdekatan dengan Kertajati

terutama yang berlokasi di dekat

akses jalan Tol Cipali yatu Kawsan

Industri Palimanan, Dawuan dan

Jatiwangi bisa memanfaatkan

angkutan kargonya melalui Bandara

Kertajati.

7. Koordinasi dengan Instansi Eksternal Terkait Perencanaan Anggaran,

Aspek Kemitraan dan Investasi dalam Mendukung Pembangunan

Kawasan Aerotropolis Kertajati

Pengembangan Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis mempunyai

prospek baik untuk dimasa yang akan datang, selain mendukung

pengembangan bandara menjadi simpul transportasi dan

konektivitas juga membantu pembangunan untuk daerah baru.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa skema

kerjasama terkait perencanaan anggaran dan investasi

pengembangan kawasan bandara kertajati, antara pemerintah

pusat, pemerintah daerah, serta pihak investor swasta dan asing,

Kementerian Perhubungan dalam hal ini telah melakukan rapat

koordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian

Keuangan (Kemenkeu) pada selasa,12 November 2019, yang

bertempat di RR. Rapat Direktorat Jenderal Anggaran, Lt.6, Pukul

08.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut Kementerian Keuangan

mendungkung pembangunan kawasan bandara kertajati sebagai

kawasan aerotropolis dengan mengedepankan sinergi antara

pemerintah pusat, daerah dan pihak swasta.

Gambar III.11 Peta Administrasi Jawa Barat

Gambar III.12 Rapat Koordinasi dengan Direktorat Anggaran,

Kementerian Keuangan

51

8. Koordinasi dengan Instansi Eksternal perihal konsep dan prinsip

perencanaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

Dalam mengembangkan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis berkelas dunia. Perlu adanya

peran serta dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini adalah

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat

sebagai stakeholder yang mendukung (promotors) perwujudan rencana

tersebut. Kementerian Perhubungan dalam hal ini telah melakukan

pertemuan dengan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan pada hari

Jumat, 15 November 2019, bertempat di Kantor Bappeda Jabar. Melalui

pembangunan kawasan aerotropolis Bandara Kertajati diharapkan

dapat menjadi bagian dari pengembangan segitiga emas REBANA

(Cirebon-Patimban-Kertajati) yang dapat memberikan beberapa

keunggulan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap Kertajati

dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Jawa

Barat, serta menjadi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ke-3 (tiga) di Jawa

Barat, sehingga dapat memajukan masyarakat Jawa Barat dari segi

industri, sosial, ekonomi dan budaya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

mengharapkan melalui pembangunan Bandar Udara Kertajati sebagai

kawasan aerotropolis dapat dijadikan pedoman bagi seluruh pemangku

kepentingan dalam mewujudkan terciptanya kawasan aerotropolis yang

bermanfaat tak hanya bagi masyarakat Jawa Barat, namun untuk

pertumbuhan ekonomi Indonesia juga.

Gambar III.13 Rapat Koordinasi dengan Kepala Bappeda

Provinsi Jawa Barat

52

B. Capaian Proyek Perubahan

Capaian Proyek Perubahan dapat diukur berdasarkan target kegiatan

yang direncanakan, kemudian dibandingkan dengan realisasi serta

output yang dihasilkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan.

Tabel III. 2 Tabel Capaian Proyek Perubahan

NOMOR

KEGIATAN JANGKA

PENDEK

TGL.

RENCANA

KEGIATAN

TGL. REALISASI

KEGIATAN OUTPUT KET.

MS Keg.

1. Pelaksanaan koordinasi

identifikasi masalah unit

kerja internal Kementerian

Perhubungan

1. 1. Rapat identifikasi masalah

unit kerja internal

Kementerian

Perhubungan

Minggu ke-4

Agustus 2019

2. Persetujuan mentor terkait

rancangan proyek

perubahan

Minggu ke-4

Agustus 2019

Terlaksana

1. Minggu ke-4

Agustus 2019

Surat

Persetujuan

3. Pelaksanaan rapat

koordinasi dengan unit

kerja internal Perihal

pembahasan

pembentukan serta Tugas

dan Fungsi TIM Proyek

Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Minggu ke-2

September

2019

Terlaksana

3. 1. Rapat pembahasan

terkait pembangunan

infrastruktur transportasi

dalam mendukung

Aerotropolis Bandara

Kertajati

Minggu 2

September

2019

Kamis, 19

September 2019

Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

4. Pembuatan Surat

Keputusan Menteri

Perhubungan tentang

Pembentukan TIM Proyek

Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Terlaksana

4. 1. Penerbitan Keputusan

Menteri Perhubungan

Nomor 1689 Tahun 2019

Minggu ke- 4

September

2019

Kamis, 01

Oktober 2019

SK Tim Efektif Terlaksana

53

NOMOR

KEGIATAN JANGKA

PENDEK

TGL.

RENCANA

KEGIATAN

TGL. REALISASI

KEGIATAN OUTPUT KET.

MS Keg.

tentang Tim Pendamping

Efektif Pada Kegiatan

Mewujudkan Bandar

Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati Sebagai

Bandar Udara Aerotropolis

5. Pelaksanaan rapat

koordinasi dengan unit

kerja internal perihal

pembahasan konsep dan

prinsip perencanaan

Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Terlaksana

5. 1. Rapat pembahasan

terkait pembangunan

infrastruktur transportasi

dalam mendukung

Aerotropolis Bandara

Kertajati

Minggu ke-2

Oktober

2019

Kamis, 19

September 2019

Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

6. Pelaksanaan rapat

koordinasi dengan unit

kerja internal perihal

pembahasan konsep

rancangan

pembangunan

Aerotropolis mencakup

perencanaan, anggaran,

airport legal, aspek teknis,

aspek kemitraan serta

investasi

Terlaksana

6. 1. Rapat Koordinasi

Pengusulan Pendanaan

Melalui Skema Kerjasama

Pemerintah dan Badan

Usaha (KPBU)

Minggu ke-4

Oktober

2019

Rapat Di PFKKI Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

7. Pelaksanaan rapat

koordinasi dengan unit

kerja internal perihal

pembahasan langkah-

langkah penyelesaian

permasalahan yang

terjadi di Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Terlaksana

7. 1. Rapat pembahasan

terkait pembangunan

infrastruktur transportasi

dalam mendukung

Aerotropolis Bandara

Minggu ke-2

November

2019

Kamis, 19

September 2019

Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

54

NOMOR

KEGIATAN JANGKA

PENDEK

TGL.

RENCANA

KEGIATAN

TGL. REALISASI

KEGIATAN OUTPUT KET.

MS Keg.

Kertajati

8. Pelaksanaan rapat

koordinasi dengan unit

kerja internal perihal

pembahasan anggaran

dalam mewujudkan

Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Terlaksana

8. 1. Rapat dengan unit kerja

internal, Biro Perencanaan

terkait pembahasan

anggaran dalam

mewujudkan Bandar

Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Minggu ke-4

November

2019

Rapat di Biro

Perencanaan.

Senin, 28

Oktober 2019

Dokumen, dan

Risalah

Pembahasan

Anggaran,

Kawasan

Aerotropolis

Bandar Udara

Kertajati

Terlaksana

9. Mengkoordinasikan

dengan Kementerian

Perencanaan

Pembangunan Nasional

Republik Indonesia/Badan

Perencanaan

Pembangunan Nasional

agar rencana

pembangunan kawasan

aerotropolis Bandara

Kertajati dapat tercantum

dalam RPJMN 2020-2024

Terlaksana

9. 1. Rapat dengan Direktur

Transportasi dalam

membahas perencanaan

kawasan aerotropolis

Kertajati dicantumkan

kedalam RPJMN 2020-

2024

Minggu ke-2

Oktober

2019

Rapat di Direktur

Transportasi,

Bappenas.

Jumat, 25

Oktober 2019

Dokumen, dan

Risalah

Pencantuman

Kawasan

Aerotropolis

Bandar Udara

Kertajati ke

dalam RPJMN

2020-2024

Terlaksana

10. Mengkoordinasikan

dengan Unit Kerja

Kementerian Pehubungan

terkait agar rencana

pembangunan kawasan

aerotropolis Bandara

Kertajati dapat tercantum

dalam Rencana Strategis

Kementerian

Perhubungan

Terlaksana

10. 1 Rapat dengan unit kerja

internal, Biro Perencanaan

terkait pencantuman

Bandara Kertajati

Minggu ke-2

Oktober

2019

Rapat di Biro

Perencanaan.

Senin, 28

Oktober 2019

Dokumen, dan

Risalah

Pencantuman

Kawasan

Terlaksana

55

NOMOR

KEGIATAN JANGKA

PENDEK

TGL.

RENCANA

KEGIATAN

TGL. REALISASI

KEGIATAN OUTPUT KET.

MS Keg.

kedalam Renstra

Kementerian

Perhubungan

Aerotropolis

Bandar Udara

Kertajati ke

dalam Renstra

Kementrian

Perhubungan

11. Pelaksanaan Rapat

Koordinasi dengan

Instansi Eksternal di luar

Kementerian

Perhubungan perihal

konsep dan prinsip

perencanaan Bandar

Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia.

Terlaksana

11. 1. Rapat Koordinasi dengan

Direktorat Jenderal

Angaran, Kementerian

Keuangan terkait peran

serta dukungan dalam

mewujudkan kawasan

aerotropolis Kertajati.

Bulan

kedelapan

dan

kesembilan

Tahun 2020

Rapat di

Direktorat

Jenderal

Anggaran,

Kemenkeu.

Selasa, 13

November 2019

Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

2. Rapat Koordinasi dengan

Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah,

Provinsi Jawa Barat, terkait

peran serta dan

dukungan dalam

mewujudkan kawasan

aerotropolis di Bandar

Udara Internasional

Kertajati

Bulan

kedelapan

dan

kesembilan

Tahun 2020

Rapat di

Bappeda Prov.

Jawa Barat.

Jumat, 15

November 2019

Undangan

Rapat,

Notulensi,

Absensi,

Dokumentasi

Terlaksana

12. Menyiapkan draft awal

tentang konsep dan

prinsip perencanaan

Bandar Udara

Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis

Berkelas Dunia

Minggu ke-4

November

2019

Senin, 18

November 2019

Dokumen

Draft Rencana

Aerotropolis

Terlaksana

56

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Penyusunan Konsep pembangunan bandara Kertajati sebagai

bandara aerotropolis sudah berhasil diwujudkan melalui kolaborasi

dengan seluruh pemangku kepentingan baik instansi pemerintah

pusat dan daerah. Pembangunan bandara aerotropolis kertajati

merupakan salah satu program yg tercantum dalam pernyataan Visi

Indonesia 2045 sebagaimana tercantum dalam naskah teknokratik

RPJP 2020 – 2045 dimana disebutkan bahwa pada kurun waktu 2025

– 2030 kawasan AEROTROPOLIS di Jawa Barat sudah harus beroperasi.

Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati direncanakan

sebagai Bandar Udara Aerotropolis Berkelas Dunia. Dengan demikian

dengan terwujudnya bandara aerotropolis Kertajati akan terjadi

perubahan yang sangat signifikan terhadap kawasan bandar udara

Kertajati baik secara teknis maupun operasional, antara lain:

a. Terjadi perubahan dari infrastruktur yang belum terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi infrastruktur yang terintegrasi dan terkonektivitas;

b. Terjadi perubahan dari transportasi yang belum terintegrasi dan

terkonektivitas menjadi transportasi yang terintegrasi dan terkonektivitas;

c. Terjadi perubahan dari tata guna lahan yang belum

dimanfaatkan/digunakan secara mixed use menjadi lahan yang

dimanfaatkan/digunakan secara mixed use dalam menopang bisnis,

industri serta hunian;

d. Terjadi perubahan dari Belum tersedianya kawasan bisnis dengan

konsep Central Business Districts (CBD) menjadi tersedianya kawasan

bisnis dengan konsep Central Business Districts (CBD) sehingga

mengakomodasi berbagai bidang bisnis dan industri serta

mengakomodasi fasilitas hunian.

2. Implementasi proyek perubahan membutuhkan kolaborasi dan komunikasi

dari berbagai stakeholders strategis yang memiliki kepentingan terkait

substansi dan program dalam proyek perubahan.

Kolaborasi dan Komunikasi pada level kebijakan secara umum telah berhasil

diwujudkan guna membangun iklim yang kondusif bagi organisasi dan

stakeholders untuk mencapai tujuan. Melalui strategi komunikasi yang

efektif, responsif, dialogis, konsisten, dengan waktu yang terukur, terbukti

57

mampu meyakinkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mewujudkan konsep rencana pembangunan bandara aerotropolis kertajati

di Jawa Barat.

B. SARAN

Proyek perubahan telah menghasilkan output yang berdampak pada

outcome yang baik kepada personil pelaksana proyek perubahan, unit

kerja dan instansi/ unit organisasi maupun masyarakat. Sebagai

konsekuensi dari sebuah perubahan, setiap output yang dihasilkan

sekiranya dapat berdampak pada outcome baik kepada diri sendiri,

instansi maupun kepada masyarakat, dan berdasarkan pembahasan

selama implementasi milestones jangka pendek sampai dengan laporan

proyek perubahan ini, masih terdapat potensi kendala/masalah yang

harus dapat diantisipasi dengan strategi penanganan yang tepat oleh

seluruh pimpinan maupun jajaran pelaksana stakeholders terkait, oleh

sebab itu, kami menyampaikan saran terhadap langkah tindak lanjut

proyek perubahan sebagai berikut:

d. Membangun, menjaga dan meningkatkan koordinasi serta

komunikasi selama pelaksanaan implementasi tindak lanjut

Milestones jangka menengah dan panjang;

e. Melakukan pemantauan perkembangan implementasi milestones

jangka menengah dan panjang;

f. Menginstitusionalisasi hasil proyek perubahan ini pada masing-masing

unit kerja dari unit organisasi stakeholders di lingkungan kementerian

Perhubungan.

g. Menginstitusionalisasikan dokumen hasil proyek perubahan pada

tataran yang lebih luas secara nasional, setelah terlaksananya

implementasi milestones jangka menengah dan panjang;

58

C. LESSON LEARNED

Melalui proyek perubahan ini terdapat beberapa nilai-nilai

kepemimpinan yang dapat berguna dalam meningkatkan kualitas

pemimpinan di masa yang akan datang, antara lain:

1) Power of collaboration, yaitu dimana kolaborasi antara pihak-pihak

yang memiliki kesamaan visi dapat sangat bermanfaat untuk

menyelesaikan misi yang dianggap tidak mungkin sekalipun.

Kolaborasi ini sebaiknya dibangun sejak awal bahkan ketika masih

pada tahap perencanaan. Peran masing-masing pihak yang akan

berkolaborasi sangat penting untuk dicantumkan dalam

perencanaan kegiatan karena hal itu akan mempermudah untuk

pendistribusian tugas oleh team leader.

2) Power of Effectiveness, yaitu dimana pengambilan keputusan harus

dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dalam

pelaksanaannya. Mulai dari efektifitas biaya, efektifitas waktu dan

efektifitas tenaga. Hal ini sangat penting dilakukan karena ternyata

banyak hal-hal diluar dugaan yang menjadi hambatan selama

pelaksanaan sebuah kegiatan. Selain efektif, pengambilan

keputusan juga sebaiknya harus efisien mengingat bahwa sumber

daya yang diperlukan atau dibutuhkan tidak selamanya tersedia

seperti yang diharapkan.

3) Power of Visionary, yaitu dimana pengambil keputusan harus dapat

memprediksi hambatan dan tantangan di masa yang akan datang.

Hal ini sangat penting dilakukan mengingat hambatan-hambatan

yang ada pada prinsipnya selalu berulang pada kegiatan yang

relatif sama. Kemampuan pemimpin dalam melihat tantangan dan

hambatan di masa yang akan datang ini sangat dipengaruhi oleh

kemampuan pemimpin tersebut dalam mengambil pelajaran dari

kejadian-kejadian terdahulu.

59

4) Power of Flexibility, yaitu bahwa dalam pengambilan keputusan juga

diperlukan keluwesan dan fleksibelitas dari rencana yang telah

disusun sebelumnya. Perencanaan memang bagian penting dari

sebuah kegiatan, namun saat terjadi perubahan-perubahan yang

tidak terduga pada saat menjalankan misi maka perlu fleksibilitas

pempimpin dalam melihat kondisi yang ada serta mengambil

keputusan.

60

61

DAFTAR LAMPIRAN PROYEK PERUBAHAN MEWUJUDKAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN AEROTROPOLIS

BERKELAS DUNIA

A. LAMPIRAN I

1. Milestone 1 : Pembuatan SK tentang Pembentukan Tim

Pendamping Efektif Proyek Perubahan;

a) Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP

1689 Tahun 2019 Tentang Tim Pendamping Efektif

Penyelenggaraan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati Sebagai Bandar Udara Aerotropolis;

b) Daftar Hadir dan Dokumentasi Pembentukan Tim Efektif

Penyelenggaraan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati Sebagai Bandar Udara Aerotropolis;

c) Struktur Organisasi Tim Efektif Penyelenggaraan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati Sebagai Bandar Udara

Aerotropolis.

2. Milestone 2 : Penyusunan Konsep dan Prinsip Perencanaan,

Langkah-langkah Penyelesaian Permasalahan Aerotropolis

Bandara Kertajati;

a) Undangan Rapat Perihal Pembahasan terkait Pembangunan

infrastruktur Transportasi dalam Mendukung Aerotropolis

Bandara Kertajati;

b) Risalah dan Notulensi Rapat terkait Pembahasan terkait

Pembangunan infrastruktur Transportasi dalam Mendukung

Aerotropolis Bandara Kertajati;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Pembahasan terkait

Pembangunan infrastruktur Transportasi Aerotropolis Bandara

Kertajati.

3. Milestone 3 : Koordinasi Pengusulan Pendanaan melalui skema

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha ( KPBU);

a) Undangan Rapat Perihal Monitoring Proyek Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Lingkungan

Kementerian Perhubungan;

62

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Monitoring Proyek

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di

Lingkungan Kementerian Perhubungan;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Monitoring Proyek

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di

Lingkungan Kementerian Perhubungan.

4. Milestone 4 : Koordinasi Perumusan dan Pencantuman Kawasan

Aerotropolis Bandara Kertajati dalam Rencana Strategis

(RENSTRA) dan Anggaran Kementerian Perhubungan;

a) Undangan Rapat Perihal Pembahasan dan Pencantuman

Kawasan Aerotropolis Bandara Kertajati dalam Rencana

Strategis (RENSTRA) Kementerian Perhubungan Tahun 2020-

2024;

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Pencantuman Kawasan

Aerotropolis Bandara Kertajati dalam Rencana Strategis

(RENSTRA) Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Pencantuman

Kawasan Aerotropolis Bandara Kertajati dalam Rencana

Strategis (RENSTRA) Kementerian Perhubungan Tahun 2020-

2024.

5. Milestone 5 : Perumusan dan Pencantuman kawasan Aerotropolis

dalam RPJMN dan Renstra Kemenhub Tahun 2020 – 2024;

a) Undangan Rapat Perihal Perumusan dan Pencantuman

kawasan Aerotropolis dalam RPJMN dan Renstra Kemenhub

Tahun 2020 – 2024;

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Perumusan dan

Pencantuman kawasan Aerotropolis dalam RPJMN dan

Renstra Kemenhub Tahun 2020 – 2024;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Perumusan dan

Pencantuman kawasan Aerotropolis dalam RPJMN dan

Renstra Kemenhub Tahun 2020 – 2024.

6. Milestone 6 : Koordinasi dengan Instansi Eksternal Tentang

Penyusunan Rencana Pembangunan Berbagai Sektor di Kawasan

Aerotropolis Kertajati;

a) Focus Group Discussion Terkait Peran serta Instansi Eksternal

dalam Mendukung Pembangunan Berbagai Sektor di

Kawasan Aerotropolis Kertajati;

63

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Peran serta Instansi

Eksternal dalam Mendukung Pembangunan Berbagai Sektor

di Kawasan Aerotropolis Kertajati;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Peran serta

Instansi Eksternal dalam Mendukung Pembangunan Berbagai

Sektor di Kawasan Aerotropolis Kertajati

7. Milestone 7 : Koordinasi dengan Instansi Eksternal Terkait

Perencanaan Anggaran, Aspek Kemitraan dan Investasi dalam

Mendukung Pembangunan Kawasan Aerotropolis Kertajati;

a) Focus Group Discussion dengan Direktur Anggaran Bidang

Perekonomian dan Kemaritiman, Kementerian Keuangan

Terkait Perencanaan Anggaran, Aspek Kemitraan dan

Investasi dalam Mendukung Pembangunan Kawasan

Aerotropolis Kertajati;

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Peran serta Instansi

Eksternal Terkait Perencanaan Anggaran, Aspek Kemitraan

dan Investasi dalam Mendukung Pembangunan Kawasan

Aerotropolis Kertajati;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Peran serta

Instansi Eksternal Terkait Perencanaan Anggaran, Aspek

Kemitraan dan Investasi dalam Mendukung Pembangunan

Kawasan Aerotropolis Kertajati.

8. Milestone 8 : Koordinasi dengan Instansi Eksternal perihal konsep

dan prinsip perencanaan Bandar Udara Internasional Jawa Barat

Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia

a) Focus Group Discussion dengan Kepala Badan Perencanaan

dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Provinsi Jawa Barat.

konsep dan prinsip perencanaan Bandar Udara Internasional

Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan Aerotropolis Berkelas

Dunia;

b) Risalah dan Notulensi Rapat Perihal Peran serta Instansi

Eksternal Terkait konsep dan prinsip perencanaan Bandar

Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis Berkelas Dunia;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat Perihal Peran serta

Instansi Eksternal Terkait konsep dan prinsip perencanaan

Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai

Kawasan Aerotropolis Berkelas Dunia.

64

B. LAMPIRAN II

1. Isu Strategis 1: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

mengatakan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati,

Majalengka akan dijadikan pusat logistik untuk barang-barang e-

commerce.

https://money.kompas.com/read/2019/10/19/205000426/menhu

b-ingin-bandara-kertajati-jadi-pusat-logistik-e-commerce.

2. Isu Strategis 2:

Bandar Udara Internasional Kertajati Sebagai Kawasan

Aerotropolis masuk kedalam artikel koran Opini dengan pokok

Pembahasan “Kompleksitas Kertajati”.

3. Isu Strategis 3:

Menghadiri Undangan Rapat Koordinasi dengan Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait Pengembangan

Aerotropolis Kertajati Internasional Airport (Jawa Barat)

65

a) Undangan Rapat Koordinasi dengan Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat;

b) Risalah dan Notulensi Rapat terkait Pengembangan

Aerotropolis Kertajati Internasional Airport (Jawa Barat);

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat terkait Pengembangan

Aerotropolis Kertajati Internasional Airport (Jawa Barat).

4. Isu Strategis 4:

Melakukan Focus Group Discussion dengan PT. Angkasa Pura II

(Persero) Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati dan PT.

BIJB Aerocity Development serta melakukan survey lapangan

untuk mendapatkan data terbaru (real) terkait dengan

pengembangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati

sebagai Kawasan Aerotropolis

a) Undangan Focus Group Discussion dengan Badan dengan PT.

Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Jawa

Barat Kertajati dan PT. BIJB Aerocity Development;

Rapat Koordinasi dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

(BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait

Pengembangan Aerotropolis Kertajati Internasional Airport (Jawa Barat)

66

b) Risalah dan Notulensi Rapat terkait pengembangan Bandar

Udara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis;

c) Daftar Hadir dan Dokumentasi Rapat terkait Udara

Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai Kawasan

Aerotropolis.

Rapat Koordinasi Serta Kunjungan Lapangan dengan PT.

Angkasa Pura II (Persero) dan PT. BIJB Aerocity Developmen,

Kertajati, Jawa Barat

67

LAMPIRAN I

PROYEK PERUBAHAN

MEWUJUDKAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL

JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN

AEROTROPOLIS BERKELAS DUNIA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

NAMA : GEDE PASEK SUARDIKA

NDH : 1O

UNIT KERJA : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

ANGKATAN XLIII

TAHUN 2019

68

LAMPIRAN II

PROYEK PERUBAHAN

MEWUJUDKAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL

JAWA BARAT KERTAJATI SEBAGAI KAWASAN

AEROTROPOLIS BERKELAS DUNIA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

NAMA : GEDE PASEK SUARDIKA

NDH : 1O

UNIT KERJA : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

ANGKATAN XLIII

TAHUN 2019