Pengenalan Media Pembelajaran Audio Visual

28
MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA PAI Pengenalan Media Pembelajaran Audio Visual “Makalah ini di ajukan sebagai tugas mata kuliahpengembangan media PAI” Dosen Pembimbing Dr. SitiZulaikha, S. Ag., M.Pd Disusun Oleh: Adnan Rasyid Ahmad Nurcahyadi ImasLaila 1

Transcript of Pengenalan Media Pembelajaran Audio Visual

MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA PAI

Pengenalan Media Pembelajaran Audio

Visual“Makalah ini di ajukan sebagai tugas mata

kuliahpengembangan media PAI”

Dosen Pembimbing

Dr. SitiZulaikha, S. Ag., M.Pd

Disusun Oleh:

Adnan Rasyid

Ahmad Nurcahyadi

ImasLaila

1

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGORJl. K.H. Sholeh Iskandar Km. 2 Bogor 16162

2013M/1435

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan

Semesta Alam.Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang.Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunianya,

sehingga kita semua dapat menjalankan kewajiban kita

yaitu menuntut ilmu sebagai bekal kesempurnaan ibadah

kita kepada –Nya. Shalawat serta salam tercurah

kepada suri tauladan umat baginda Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat, dan juga pengikutnya sampai akhir

zaman. Amin.

Atas segala kehendak-Mu Makalah yang berjudul

“Pengenalan Media Pembelajaran Audio Visual “ dapat

diselesaikan dalam rangka penugasaan kelompok Mata

Kuliah Pembelajaran Media PAI.

Kami menyadari bahwa segala apa yang telah di

capai tidak akan pernah terwujud tanpa izin dan

kehendak Allah SWT, dan ucapan terima kasih yang tak

2

terhingga kami haturkan kepada bapak pembimbing yang

selalu memberikan dukungan dan nasehat kepada kami

selama masa perkuliahan ini sampai selesai.

Semoga Makalah ini bisa menjadi tolak ukur bagi

kami serta dapat bermanfaat bagi para mahasiswa

lainnya.

Bogor, Maret 2014

Penyusun

Tim

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................2

DAFTAR ISI...............................................3BAB I....................................................4

PENDAHULUAN..............................................4A. Latar Belakang......................................4

B. Rumusan Masalah.....................................5C. Tujuan..............................................5

BAB II...................................................6

3

PEMBAHASAN...............................................6

A. IDENTIFIKASI MEDIA AUDIO VISUAL.....................6B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA AUDIO VISUAL.........12

C. MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARN PAI...........14BAB III.................................................18

PENUTUP.................................................18A. Kesimpulan.........................................18

BAB IV..................................................19DAFTAR PUSTAKA..........................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 10 menegaskan bahwa

guru harus memiliki kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Salah satu

4

unsur kompetensi pedagogik adalah guru mampu

mengembangkan dan memanfaatkan media dan sumber

belajar. Hal ini ditegaskan lagi dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa dalam

pembelajaran, guru wajib menggunakan sumber belajar.1

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususnya teknologi Informasi, sangat berpengaruh

terhadap penyusunan dan implementasi strategi

pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru

dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan

media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan

mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga

bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.

Menurut Sanjaya (2010:162) proses pembelajaran

merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses

komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok,

yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen

penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu

sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi1 Adi Ginanjar Pratama “Identifikasi Media Pembelajaran”, http://mgmpipakarangnunggal.wordpress.com/2013/03/21/identifikasi-media-pembelajaran-oleh-adi-ginanjar-pratama/, Pada tanggal 07Maret 2014 pukul 21.20 wib

5

kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau

pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh

siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi

pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa;

lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah

menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk

menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun

strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai

media dan sumber pelajaran.

B. Rumusan MasalahBagaimana kita mengetahui metode pembelajaran yang

menarik dengan menggunakan media pembelajaran audio

visual itu, dengan mengetahui:

1. Mengidentifikasi media audio visual

2. Menganalisis kelemahan dan kelebihan media audio

visual

3. Menjelaskan media audio visual dalam pengajaran

PAI

C. Tujuan 1. Untuk memenuhi penugasan kelompok mata kuliah

Pembelajaran Medid PAI

2. Agar mahasiswa memahami pengajaran melalui metode

Audio Visual

3. Agar mahasiswa PAI dapat mengimplementasikan

metode Audio Visual

6

4. Agar mahasiswa dapat mengajar dengan cara yang

menarik dan up to date

BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI MEDIA AUDIO VISUALMedia adalah sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan

kemauan seseorang sehingga dapat mendorong

tercapainya proses belajar. Pada hakikatnya proses

pembelajaran adalah proses komunikas, kegiatan di

kelas merupakan tempat guru dan siswa melakukan tukar

pikiran dan mengembangkan idenya. Media pembelajaran

berfungsi sebagai penyaji stimulus informasi dan

7

sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam

penerimaan informasi.

Media audio visual merupakan bentuk media

pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita

membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, maka

hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan, karena

tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru

dapat direkam kembali2.

Pada media pembelajaran agama, suri tauladan

atau model perbuatan dan tindakan yang baik oleh

pendidik akan dapat menumbuh kembangkan sifat dan

sikap yang baik pula terhadap anak didik, tetapi bisa

pula sebaliknya. Perbandingannya antar guru dan murid

ialah ibarat tongkat dan bayangannya. Kapankah

bayangan itu akan bisa lurus jika tongkatnya sendiri

bengkok ? Istilah uswatun hasanah dapat

diidentifikasikan dengan demontrasi yaitu memberikan

contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau

melakukan sesuatu. Media uswatun hasanah ini selalu

digunakan oleh nabi dalam mengajarkan agama kepada

umatnya, misalnya dalam mempraktekkan salat

sebagaimana sabda beliau dari Malik bin Huwairis ra :

Rasulullah saw bersabda, “Salatlah kamu sebagaimana kamu

melihat aku melakukan salat”. H.R. Bukhori

2

8

Dalam hal ini Rasulullah saw memperlihatkan cara

berdiri, rukuk, iktidal, sujud, tahiyat, salam, dan

lain-lain. Semua alat yang dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi tentang pendidikan dan

pelajaran agama kepada siswa, antara laian : papan

tulis, buku teks, gambar, film, radio, televisi,

komputer, karya wisata, dan lain-lain. Berdasarkan

media tersebut hendaknya dalam pemilihan media

pembelajaran praktik salat terutama gerakan dan

bacaan salat harus selalu diperhatikan hal-hal yang

tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dan perbuatan

yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,kesiapan

siswa dan guru serta ketersediaan dari

instansi/sekolah. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan

media bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam

mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang

ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari

praktik salat . Media berbasis visual ( image atau

perumpamaan ) memegang peran yang sangat penting

dalam proses pembelajaran tersebut, karena media

audio visual memperlancar pemahaman ( melalui

elaborasi stuktur dan organisasi ), memperkuat

ingatan, menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan

hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata.

9

Media audio visual terdiri atas audio visual

diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slide), film

rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang

dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang

bergerak seperti film suara dan video cassette. Dan

dilihat dari segi keadaannya, media audio visual

dibagi menjadi audio visual murni yaitu unsur suara

maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti

film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak

murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari

sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang

unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan

unsur suaranya berasal dari tape recorder.

Media Pembelajaran Audio Visual

Media audio visual ialah alat-alat yang audible

artinya dapat didengar dengan alat-alat yang visible,

dalam arti dapat dilihat. Media pembelajaran audio

visual audio visual pada proses pembelajaran antara

lain :

1) Papan Tulis

10

Papan tulis yaitu alat klasik yang tidak pernah

dilupakan orang pada proses belajar mengajar, peranan

papan tulis masih tetap digunakan guru, sebab

merupakan alat yang praktis dan ekonomis. Papan tulis

ialah peralatan belajar

yang vital dan mutlak diperlukan sekolah seperti

halnya meja dan kursi guru.

2) Laboratorium Bahasa

Laboratorium merupakan media pembelajaran audio

visual dalam pengajaran bahasa. Peran laboratorium

tidak menggantikan fungsi guru. Oleh karena itu,

pengajar tetap dimulai di dalam kelas, kemudian

dikembangkan dan dipraktikkan di ruang laboratorim.

3) Radio

Radio menjadi sarana atau media pembelajaran

audio visual bidang studi Fiqh sangat yang berguna

bagi semua bentuk pendidikan. Tujuan digunakannya

radio sebagai media pembelajaran audio visual ialah

agar siswa atau peserta didik mendapat pelajaran

tambahan di samping dari guru, yang berhubungan

dengan materi pelajaran.

4) Tape Recorder

Keuntungannya antara lain :

11

1. Murid dapat mendengarkan kembali apa yang

diucapkan atau dibacanya agar dapat

memperbaiki kesalahan-kesalahan.

2. Dengan tape recorder dapat diketahui kemajuan

anak dalam aspek-asoek bahsa seperti lafal,

kelancaran berbicara susunan kalimat dan

sebagainya bila dibandingkan kemampuan anak s

sebelum dan sesudahnya.

3. Tape recorder dapat digunakan dalam intervie

atau untuk merekam pelajaran atau ceramah

orang ahli dan lain-lain.

4. Untuk pelajaran seni suara tape recorder

mempunyai banyak kegunaan

5) Buku Pelajaran atau Perpustakaan

Proses pembelajaran dengan bahan bacaan pada

buku pelajaran atau perpustakaan membuat siswa

memperoleh pengalaman yakni melalui membaca, belajar

melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian

dengan menggunakan indera penglihatan.

6) Televisi Pendidikan

Televisi ialah suatu perlengkapan elektonik yang

pada dasarnya sama dengan gambar hidup meliputi

gambar dan suara. Langkah menggunakan televisi

sebagai media pembelajaran audio visual belajar

mengajar di dalam kelas pada dasarnya sama seperti

12

langkah-langkah penggunaan rekaman pada tape recorder

yakni persiapan, pelaksanaan, dan kegiatan lanjutan.

7) Gambar

Melihat gambar lebih cepat mencapai pengertian,

karena gambar itu bukan lambing tetapi “tiruan” dari

aslinya secara disederhanakan.

8) Flash Card

Alat ini dapat dibuat dengan karton ukuran 16 x

18 inci. Pada flash cards tersebut terdapat gambar,

kata – kata, sebuah ungkapan atau kalimat. Agar

supaya murid mudah membaca hendaknya tulisannya cukup

besar dan jelas.

9) Film

Sejak ditemukannya film, para pendidik segera

melihat manfaatnya bagi pendidikan. Film pendidikan

sekarang telah berkembang di negara-negara maju.

Telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan

film tentang segala macam topik dalam tiap bidang

studi. Universitas demikian pula sekolah-sekolah

telah mempunyai perpustakaan film sendiri.

Beberapa keuntungan film ialah :

1. Film sangat baik menjelaskan suatu proses,

bila perlu dengang menggunakan “slow motion”

2. Tiap murid dapat belajar sesuai dari film,

yang pandai maupun kurang pandai

13

3. Film sejarah dapat menggambarkan peristiwa-

peristiwa masa lalu secara realistis dalam

waktu yang singkat

4. Film dapat membawa anak dari negara satu ke

negara lain dan dari masa satu ke masa yang

lain

5. Film dapat di ulangi bila perlu untuk menambah

kejelasan.

10) Filmstrip dan Slide

Filmstrip dan slide diperhatikan kepada murid-

murid dengan menggunakan proyektor. Yang di lihat

adalah gambar “mati” jadi buka gambar hidup seperti

film. Gambar itu dapat merupakan foro, label, diagram

karton, reproduksi lukisan, dan sebagainya. Kecepatan

memprtlihatkan filmstrip atau slide dapat diatur oelh

guru dan bergantung pada banyaknya komentar yang

diberikannya tentang tiap gambar.

11) Overhead Projector

Overhead projector dapat memproyeksikan pada layar

apa yang tergambar atau tertulis pada lembaran

transparan itu seperti dapat dilakukannya pada papan

tulis. Overhead projector dapat digunakan tanpa

menggelapkan ruangan.

14

Pengertian pemerolehan hasil belajar melalui

indra pandang dan indra dengar sangat menonjol

perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar

seseorang diperoleh melalui indra pandang, dan hanya

5% diperoleh melalui indra dengar, dan 5% lagi indra

yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar cone experience dari Dale berikut :

10% 20% 30% 70% 90%0102030405060708090100

Katakan dan lakukanKatakanLihatDengarbaca

Dasar pengembangan grafik diatas bukanlah

tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan –

jumlah jenis indra yang turut serta selama penerimaan

isi pengajaran. Pengalaman langsung akan memberikan

kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai

informasi dan gagasan yang terkandung dalam

pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indra

penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan

peraba. Ini dikenal dengan learning by doing.

15

Kerucut pengalaman Edgar Dale :

kerucut pengalaman adalah sebuah teori pola

media pendidikan yang dikemukaakan oleh ahli audio-

visual materials yang bernama Edgar Dale. Dalam bukunya

yang berjudul Audio-Visual Methods in Teaching,

digambarkannya tentang tingkat-tingkat pengalaman dan

alat-alat yang diperlukan untuk memperoleh pengalaman

itu. Pengalaman berlangsung dari tingkat yang

kongkret seseorang belajar dari abstrak. Pada tingkat

yang kongkret seseorang belajar dari kenyataan atau

pengalaman langsung yang bertujuan dalam kehidupan

kita. Kemudian meningkat ke tingkat yang lebih atas

menuju ke puncak kerucut, dalam tingkat yang abstrak

dalam bentuk symbol-simbol. Semakin ke atas semakin

abstrak, tetapi tidak berarti semakin sulit.

Pembagian tingkat-tingkat ini semata-mata untuk

membatu kita melihat pengalaman belajar3. Berikut

kerucut tersebut

3 Dr. Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 39

16

Pemanfaatan media harus terencana dan sistematik

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kehadiran media

sangat membantu siswa untuk memahami suatu konsep

tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal,

dengan demikian pemanfaatan media sangat tergantung

pada karakteristik media dan kemampuan pengajar

maupun siswa memahami cara kerja media tersebut,

sehingga pada akhirnya media dapat dipergunakan dan

dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA AUDIO VISUALKelebihan media audio-visual yaitu dalam media

ini mencakup segala aspek indera pendengar, penglihat

17

dan peraba. Sehingga kemampuan semua indera dapat

terasah dengan baik karena dipergunakan dengan

seimbang dan bersama.

Kelemahan media audio-visual yaitu keterbatasan

biaya serta penerapannya yang harus mampu mencakup

segala aspek indera pendengaran, penglihatan dan

peraba.

Beberapa Kelebihan atau kegunaan media Audio-

Visual pembelajaran sama dengan pengajaran Audio &

visual yaitu:

• Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata,

tertulis atau lisan belaka)

• Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera,

seperti:

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan

realitas, gambar, filmbingkai, film atau model

b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro,

film bingkai, film atau gambar

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat

dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu

bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film

bingkai, foto maupun secara verbal

18

e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dll

f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa

bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk

film,film bingkai, gambar,dll.

• Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran

tutorial.

Pengajaran audio-visual juga mempunyai beberapa

kelemahan yang sama dengan pengajaran visual, yaitu :

• Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang

proses pengembangannya dan tetap memandang materi

audio-visual sebagai alat bantu guru dalam mengajar,

Media yang beoriantsi pada guru sebernarnya.

• Media audio visual cenderung menggunakan model

komunikasi satu arah.

• Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana

saja dan kapan saja, karna media audio-visual

cenderung tetap di tempat.

C. MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARN PAISebelum pendidik mengajarkan pokok bahasan

pembelajaran terlebih dahulu harus menyiapkan dan

memperhitungkan alat bantu/media apa saja yang dapat

dipakai dari berbagai kegiatan pembelajaran yang

19

mungkin dilakukannya sesuai dengan mata pelajaran

yang akan diajarkan. Dalam penerapan media

pembelajaran pendidikan agama Islam harus dilakukan

dengan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan

efisien. Selain hal tersebut pemilihan metode

mengajar yang sesuai dengan media pembelajaran juga

sangat penting karena akan berdampak pada

tercapainyatujuanpembelajaran.

Media pembelajaran yang diterapkan oleh guru

pendidikan agama Islam harus sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Demikian juga halnya dengan

penyesuaian antara media pembelajaran yang dipakai

dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan

bermacam-macam, namun secara garis besarnya pemilihan

media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan

kebutuhan kebanyakan peserta didik.

Berikut adalah penerapan media pembelajaran sesuai

mata pelajaran pendidikan agamaIslam:

1. Media pembelajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits

Pembelajaran al-Qur'an dan Hadits menekankan

pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,

memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta

mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

20

Media pembelajaran al-Qur’an dan hadis dapat

menggunakan media audio, yaitu misalnya dengan

menggunakan media tape recorder, peserta didik

mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat al-Qur’an

atau hadis-hadis Nabi, sehingga peserta didik dapat

mengetahui, menulis, dan melafalkan bacaan-bacaan

yang didengarkannya.

2. Media pembelajaran akhlak

Media pembelajaran akhlak mencakup nilai suatu

perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut

ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal yang

langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat

pada diri seseorang, maka ada beberapa media

pembelajaran yang dapat membantu pencapaian

pembelajaran akhlak, antara lain:

a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak.

Melalui bahan ini peserta didik akan memperoleh

pengalaman dengan membaca. Yang termasuk media ini

buku teks akhlak, buku teks agama pelengkap, bahan

bacaan umum seperti, majalah, koran dan sebagainya.

b. Melalui alat-alat audio visual (AVA).

Melaui media ini peserta didik akan memperoleh

pengalaman secara langsung dan mendekati kenyataan,

21

misalnya dengan alat dua atau tiga dimensi, maupun

dengan alat-alat teknologi modern seperti televisi,

internet, dan lain sebagainya.

c. Melalui contoh-contoh kelakuan.

Melalui profil pendidik yang baik, dalam

menyampaikan bahan pembelajaran diharapkan peserta

didik bisa meniru tingkah laku pendidik, misalnya

mimik, berbagai gerakan badan dan anggota badan,

dramatisasi, suara dan perilaku sehari-hari.

d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar.

Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman

yang komprehensif, pendidik dapat membawa anak ke

luar kelas untuk memperoleh pengalaman langsung dan

masyarakat maupun alam sekitar.

3. Media pembelajaran Fiqih

Media pembelajaran sebagai alat bantu penghubung

(media komunikasi) dalam proses interaksi belajar

mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar

harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan

pembelajaran. Pembelajaran fiqih, media yang sering

digunakan adalah media bahan cetakan seperti buku

bacaan, koran, majalah, dan sebagainya. Kemudian

media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media

22

yang bias memperjelas pemahaman peserta didik,

misalnya untuk memehami jenis dan bentuk transaksi

ekonomi tertentu biasa digunakan media video yang

menceritakan berbagai macam transaksi ekonomi. Bahkan

bisa digunakan media yang bersumber dari lingkungan,

misalnya bank, pegadaian, pasar modal dan sebagainya.

4. Media pembelajaran sejarah kebudayaan Islam

Hendaknya pendidik menyiapkan bermacam-macam

alat peraga dan menggunakannya dimana perlu. Dalam

menguraikan peristiwa hijrah Nabi misalnya pendidik

dapat menggunakan slide atau film yang tersedia,

memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering

diputar dari pemancar radio pada hari-hari besar

seperti Maulid, Hijrah Nabi ataupun Isra’ Mi’raj.

5. Media Pembelajaran dalam Praktek Shalat (Q.S An-

Nisa 4:103)

Maka apabila kamu telah menyelesaikan Salat (mu), ingatlah

Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah

Salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya Salat itu ialah

23

kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman .Berkaitan dengan kewajiban menjalankan Salat fardhu

lima waktu sehari semalam bagi setiap orang atau

peserta didik yang beragama Islam sebagaimana

disebutkan pada ayat di atas, telah bermufakat

seluruh ulama Islam, bahwa mendirikan Salat lima

waktu di masjid, di musalla, atau di rumah dengan

khusyu` merupakan ibadah yang memperoleh pahala besar

dan termasuk ibadah paling mulia dalam rangka

mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya. Penerapan

media audio visual pada pembelajaran praktik salat

bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dasar , dapat

membangkitkan keinginan untuk mempraktikkan salat

dengan benar sesuai ajaran nabi Muhammad SAW dan

dapat memberikan pengaruh positip terhadap peserta

didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

24

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur

25

suara dan unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua

jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual.

Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual

dibagi menjadi :

• Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur

gambar berasal dari suatu sumber.

• Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan

gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.

Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan

kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian

pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan

kelemahan pada media audio visual adalah terlalu

menekankan pada penguasaan materi dari pada proses

pengembangannya.

Media sebenarnya akan sangat membantu dalam

mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak

kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan

kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang

lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal

ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan

disampaikan, situasi kelas dan sarana prasarana.

26

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press

B. Uno, Hamzah. 2011. Teknologi dan Informsai Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution. 2012. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

27

28