Pengembangan Profesional (Professional Development ...

15
https://www.ojsps.org/index.php/ajie/index ISSN: 2685-5070 (p); 2685-8061 (e), Vol. 1 (2), 2018 Pengembangan Profesional (Professional Development) Asatidz di Taman Pendidikan Alquran Kota Banjarmasin (Studi Multi Situs di TPA Al-Inayah Unit 191, TPA Al-Muttaqien Unit 042, dan TPA Iqra Mahligai Alquran Unit 001) Intan Noviyanti Handayani Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)Antasari Banjarmasin [email protected] Sessi Rewetty Rivilla Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)Antasari Banjarmasin [email protected] Ahmad Juhaidi Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)Antasari Banjarmasin [email protected] ABSTRACT Kebijakan pemerintah dalam hal pentingnya meningkatkan kualitas membaca, menulis dan mengamalkan kandungan Alquran juga diterapkan di Kota Banjarmasin. Dalam upaya meningkatkan kualitas santri santriwati yang ada di TPA, maka Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bekerjasama dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Banjarmasin pada bidang yang dibawahi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran (LPPTKA) Kota Banjarmasin untuk memberikan program-program yang berkaitan dengan peningkatan kualitas asatidz, yang nantinya juga akan memberikan dampak positif untuk santi santriwati yang ada di TPA-nya masing-masing. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan, serta melakukan verifikasi. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan melalui triangulasi dan member check. Peneliti melakukan pengamatan program pengembangan yang dilakukan ke-3 TPA dengan menggunakan model ADDIE, yaitu analyze, design, develop, implement, and evaluate. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) analisis kebutuhan pengembangan profesional asatidz di masing-masing TPA memiliki persamaan dalam menganalisis kebutuhan. (3) proses mengembangkan program pengembangan Profesional asatidz dari ketiga TPA yang diteliti mempertimbangkan gaya belajar asatidz dan setiap program yang diadakan menggunakan alat penunjang, seperti LCD, sound system, microphone, dan peraga. (4) proses pelaksanaan program pengembangan Profesional asatidz, tidak semua program kegiatan dapat menerapkan model PDSA. Terdapat 5 program kegiatan

Transcript of Pengembangan Profesional (Professional Development ...

https://www.ojsps.org/index.php/ajie/index

ISSN:2685-5070(p);2685-8061(e),Vol.1(2),2018

PengembanganProfesional(ProfessionalDevelopment)AsatidzdiTamanPendidikanAlquranKotaBanjarmasin(StudiMultiSitusdi

TPAAl-InayahUnit191,TPAAl-MuttaqienUnit042,danTPAIqraMahligaiAlquranUnit001)

IntanNoviyantiHandayani

PascasarjanaUniversitasIslamNegeri(UIN)[email protected]

SessiRewettyRivilla

PascasarjanaUniversitasIslamNegeri(UIN)[email protected]

AhmadJuhaidi

PascasarjanaUniversitasIslamNegeri(UIN)[email protected]

ABSTRACTKebijakanpemerintahdalamhalpentingnyameningkatkankualitasmembaca,menulisdan mengamalkan kandungan Alquran juga diterapkan di Kota Banjarmasin. Dalamupayameningkatkankualitassantri santriwatiyangadadiTPA,makaPemerintahKota(Pemko) Banjarmasin bekerjasama dengan Badan Komunikasi Pemuda RemajaMasjidIndonesia(BKPRMI)KotaBanjarmasinpadabidangyangdibawahiLembagaPembinaandan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran (LPPTKA) Kota Banjarmasin untukmemberikan program-program yang berkaitan dengan peningkatan kualitas asatidz,yangnantinyajugaakanmemberikandampakpositifuntuksantisantriwatiyangadadiTPA-nyamasing-masing.Jenis penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pendekatan kualitatif.Metodeyangdigunakanadalahmetodedeskriptif. Teknikpengambilandatadilakukandengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengancaramengumpulkandata,mereduksi data,menyajikandata, danmenarik kesimpulan,serta melakukan verifikasi. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan melaluitriangulasidanmembercheck.Peneliti melakukan pengamatan program pengembangan yang dilakukan ke-3 TPAdengan menggunakan model ADDIE, yaitu analyze, design, develop, implement, andevaluate. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) analisis kebutuhan pengembanganprofesional asatidz di masing-masing TPA memiliki persamaan dalam menganalisiskebutuhan. (3) proses mengembangkan program pengembangan Profesional asatidzdariketigaTPAyangditelitimempertimbangkangayabelajarasatidzdansetiapprogramyang diadakanmenggunakan alat penunjang, seperti LCD, sound system,microphone,danperaga. (4) proses pelaksanaanprogrampengembanganProfesional asatidz, tidaksemuaprogramkegiatandapatmenerapkanmodelPDSA.Terdapat5programkegiatan

96

yang menerapkan model PDSA, seperti pembelajaran alquran dan setoran hafalan;pembekalan mengenai pengelolaan kelas dan metode pengajaran; lomba antarustadzah; pelatihan magang; dan uji kompetensi standarisasi ustadz/ah. (5) prosesmengevaluasi program pengembangan profesional asatidz, dilihat dari reaksi,pembelajaran,perilakudanhasil.KEYWORDPengembangan,Profesional,Asatidz,TamanPendidikanAlquranPENDAHULUAN Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kekuatan terbesar dalampengolahanseluruhsumberdayayangadadimukabumi,karenamanusiadiciptkaanolehAllah SWT. sebagai khalifah, hal ini sesuai dengan firmanAllahdalamAlquranQ.S. al-Baqarah/2: 30. Oleh karena itu, sumber daya yang ada ini harus dikeloladenganbenarkarenamerupakanamanahyangdiembanmanusiayangakandimintaipertanggungjawabannya di akhirat kelak. Manajemen SDM erat kaitannya dengandunia pendidikan. Menurut Schulter, et al., “Sumber daya manusia yang baik danbermutu adalahmanusia yangmampumenghasilkanproduk terbaik.” Tujuan inimembuatperan manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting. Tanpa sumber dayamanusia yang poduktif dan bermutu maka sebuah perusahaan tidak akan dapatberdirisecarabermutupula.1PemikiraninisejalandenganpenelitianyangdilakukanpenelitibahwadenganadanyamanajemenSDM,makasebuah lembagapendidikanakan jauh lebih tersistematis dan terstruktur, serta manusianya akanterintegrasiPengelolaan SDM harus dilakukan secara profesional, dimulai dariperekrutan,seleksi,pengklasifikasian,penempatansesuaikemampuan,pelatihandanpengembangan kariernya.2 Apabila setiap tahapan tersebut dilakukan dengansistematis dan profesional, maka akan tercapai sumber daya manusia yang sesuaidengantujuanperusahaan.Begitujugadalamduniapendidikan,untukmemperolehguruyangprofesionalharusmemenuhitahapandiatas.

Pada dasarnya pengembangan pofesional guru diperoleh ketika telahmelalui tahap guru tersebut dapat dikatakan profesional. Pada prinsipnya,pengembangan merupakan kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhanjangkapanjang. Istilahpengembangandapatdiartikan sebagaiusahameningkatkansegala sesuatu yang dimiliki agar bertambah menjadi lebih baik dari sebelumnya.PengembanganSDMmerupakan suatuprosesuntukmeningkatkanmutuguruagarmenguasai pengetahuan, keterampilan, keahlian danwawasan yang sesuai denganperkembanganilmupengetahuandanteknologi.DenganpengembanganSDM,setiapguru diharapkan mampu menjadi lebih produktif pada jenis pekerjaan dan situasiyangterusberubahdenganrasatanggungjawabyangbesar.3

1EdySutrisno,ManajemenSumberDayaManusia (Jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup,

2014),h.6.2Ibid,h.7.3NurulUlfatindanTeguh.T,ManajemenSumberDayaManusiaBidangPendidikan (Jakarta:

2Ibid,h.7.3NurulUlfatindanTeguh.T,ManajemenSumberDayaManusiaBidangPendidikan (Jakarta:

RajaGrafindoPersada,2016),h.138.

97

Olehkarenaitu,pentingbagisuatulembagapendidikandalammengelolakanSDM.PengelolaanSDMtidakhanyadilakukandilembagapendidikanformal,namunjuganonformal,sepertidiTamanPendidikanAlquran(TPA).Dalamduniapendidikan,TPA termasuk pendidikan nonformal. Hal ini dijelaskan dalam Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB Ipasal1ayat12.

Jenjang TPA terdiri atas jenjang pendidikan tingkat dasar dan pendidikantingkat lanjutan. Jenjang pendidikan tingkat dasar diperuntukkan bagi anak yangbelum mampu membaca Alquran, sedangkan pendidikan tingkat lanjutandiperuntukkan bagi anak yang telah lancar membaca Alquran dan telahmenyelesaikanprogram-programpendidikantingkatdasar.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lingkungan pendidikannonformal akan sangat ditentukan oleh kompetensi dan ketersediaan tenagakependidikan nonformal. Ketersedian tenaga kependidikan nonformal bisa dilihatdari jumlah tenaga kependidikan yang ada, kualifikasi tenaga kependidikan, lamamengabdi,danusia. Semakinbanyak tenagakependidikannonformalyang tersediadengankualifikasiyangsesuaidanmatangdalamhalpengajaran,makasemakinbaikjugamutukegiatanpembelajarannonformaltersebut.Halinitertuangpadaundang-undang pasal 28 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan, kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjangpendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensikepribadian,kompetensiprofesional,dankompetensisosial.

TPAyangselamainiberdirihampirdiseluruhwilayahdiIndonesiadidasarkanataskepedulianseorang individuataukelompokuntukmengajarkancaramembacaAlquran kepada anak-anak yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal mereka.KepeduliantersebuthadiratasajaranRasulullahSAW.beliaubersabda:

ثنا د حد ان سعید بن یحي ثنا,بشار بن محم بن سعد عن ,مرثد بن علقمة عن ,وسفیان شعبة ثنا,القطحمن عبد أبىعن ,عبیدة لمى الر صلىهللا سول ر قال :قال عفان بن عثمان عن ,الس وسلم علیھ هللا -

4)).وعلمھ القرآن تعلم من أفضلكم _:((سفیان قال و ))خیركم :((شعبة قال Hadits tersebut menerangkan keutamaan orang yang belajar danmengajarkan Alquran, sehingga tidak sedikit orang berkeinginan untukmendirikansebuah lembaga TPA dengan harapan setiap anak yang belajar di TPA mampumembacaAlqurandenganbaikdanbenar, sertauntukmenjadikanbekaldi akhiratkelak. Tujuan didirikannya TPA juga terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 55Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pada pasal 24ayat1,yangmenjelaskan“pendidikanAlquranbertujuanmeningkatkankemampuanpeserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandunganAlquran”.5DitambahlagimenurutMenteriDalamNegeridanMenteriAgamaNo.128dan 44 A tahun 1982, tentang “usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf

4MuhammadbinYazidal-Qazawaini,SunanIbnuMajah,cet.2,jilidI,(Beirut:Daral-Kutubal-

Ilmiah,2009),h.129. 5Kementerian Agama Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007

tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan” (Jakarta: Kelembagaan Ristekdikti, 2016), h.14.http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf(8Februari2017)

98

Alquran bagi umat Islam dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalanAlquran dalam kehidupan sehari-hari”. Oleh karena itu, begitu pentingnyakeberadaanTPAdilingkungankita. Kebijakanpemerintahdalamhalpentingnyameningkatkankualitasmembaca,menulisdanmengamalkankandunganAlquranjugaditerapkandiKotaBanjarmasin.Dalam upaya meningkatkan kualitas santri santriwati yang ada di TPA, makaPemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bekerjasama dengan Badan KomunikasiPemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Banjarmasin pada bidang yangdibawahi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran(LPPTKA) Kota Banjarmasin untuk memberikan program-program yang berkaitandenganpeningkatankualitasasatidz, yangnantinya jugaakanmemberikandampakpositifuntuksantisantriwatiyangadadiTPA-nyamasing-masing. Adapun program-program yang telah dilaksanakan mulai tahun 2012 yaitupertemuan Keluarga Besar Ustadz-Ustadzah (KBU) yang dilaksanakan rutin 1 bulansekali. Bentuk kegiatan ini berupa pembinaan yang sudah dirancang untuk jadwalkegiatan selama setahun yang terdiri dari: waktu pelaksanaan, materi yangdisampaikan,pemateri,dantempatpelaksanaannya.KegiatanyangtelahdijadwalkanolehpihakLPPTKAdandisusunolehmasing-masingketuaKBUsetiapkecamatandansebelumnya dirapatkan oleh seluruh pengurus beserta seluruh kepala TPAmasing-masingkecamatanyangadadiKotaBanjarmasin,selanjutnyadisosialisasikandalambentuklembaranjadwalkegiatan. Selain itu, pada awal tahun 2017 Pemko Banjarmasin kembali membuatterobosan baru untuk program pengembangan dan pembinaan asatidz, yaitukegiatanmagribmengajidanbimbinganmagribmengaji.Duakegiataniniserupadarisegitujuandanwaktu,namunsedikitberbedadarisegipelaksanaannya.Tujuandarikedua kegiatan ini adalah untuk menyemarakkan masjid di waktu magrib.Pelaksanaanmagribmengaji dihadiri oleh semua asatidz yang terdaftar di Pemko,waktunya1bulansekali.Dimulaidarisebelummagrib,mengisidaftarhadir,pesiapanshalat magrib berjamaah, kemudian shalat magrib berjamaah, dilanjutkan dengantadarus Alquran, dipimpin oleh seorang ustadz yang mumpuni dari segi bacaan.Kegiatan berlangsung sampai menjelang shalat isya, diakhiri dengan shalat isyaberjamaah. Kelebihan dari program pemerintah yang bekerjasama dengan BKPRMI-LPPTKA adalah menambah wawasan asatidz dari segi ilmu Alquran, metodologipembelajaranmetode iqra, pengelolaan kelas danmasih banyak lagimateri-materiyang dikemas dalam pertemuan KBU yang sudah dijadwalkan sebulan sekali.Ditambah lagi bantuan dana yang diberikan Pemko, menambah semangat asatidzdalam berhadir. Namun, dari setiap program yang dilaksanakan masih terdapatkekurangansepertiketerbatasanwaktuuntukpertemuan.Selainitu,pencairandanatransport tidak dapat ditentukan setiap bulan bisa cair, sehingga pencairan danatersebutbisamenunggu3-5bulan. Melihat dukungan yang diberikan Pemerintah Kota Banjarmasin tersebut,penelitipunmelakukansurveiuntukmengetahuiberapajumlahunitTPAyangadadiKota Banjarmasin. Berdasarkan hasil survei di kantor BKPRMI-LPPTKA Kota

99

Banjarmasin terdapat lebih dari 30 TPA yang ada dimasing-masing kecamatan.AdapundatalengkapnyaterdapatpadaTabel1.1dibawahini.

Tabel1.1DataTPAsetiapKecamatandiKotaBanjarmasin

No. Kecamatan JumlahUnit

Asatidz

L P Jumlah

1.BanjarmasinBarat 39 67 177 244

2. BanjarmasinTimur

41 100 150 250

3. BanjarmasinTengah

36 103 164 267

4. BanjarmasinSelatan 36 79 292 371

5.BanjarmasinUtara 34 84 190 274

Jumlah 186 433 973 1406Data tersebut menunjukkan banyaknya TPA yang ada di Kota Banjarmasin, datatersebut didukung dari hasil wawancara dengan Direktur Lembaga Pembinaan danPengembangan Taman Kanak-Kanak Alquran (LPPTKA), beliau menyampaikan dari186unit,ada3unityangmemilikikualitasyangbaik,khususnyakualitasasatidznya.Adapun 3 unit tersebut, diantaranya: 1) TPA Al-Inayah Unit 191 KecamatanBanjarmasinSelatan;2)TPAAl-MuttaqienUnit042KecamatanBanjarmasinSelatandan; 3) TPA IqraMahligai AlquranUnit 001 KecamatanBanjarmasinUtara. LPPTKAmelihat TPA yang berkualitas dari segi prestasi saat munaqasyah santri/watimemperoleh nilai tertinggi, seringnya mengikuti lomba Festival Anak ShalehIndonesia(FASI)danmendapatkanjuara.6 BerdasarkanpemaparandariDirekturLPPTKAtersebut,menunjukkanbahwa3 TPA tersebut mengedepankan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yangberkompeten.Penelitipunmemilikiketertarikanuntukmengetahuilebihmendalammengenai program-program apa saja yang diberikan oleh kepala TPA maupunorganisasi yang menaungi TPA tersebut dalam rangka pengembangan Profesionalasatidz. Akhirnya, peneliti pun menetapkan judul dalam penelitiannya:“PengembanganProfesional(ProfessionalDevelopment)AsatidzdiTamanPendidikanAlquran Kota Banjarmasin (Studi Multi Situs di TPA Al-Inayah Unit 191, TPA Al-MuttaqienUnit042,danTPAIqraMahligaiAlquranUnit001).”METODE Penelitian ini secara metodologis tergolong jenis field research (studilapangan) artinya peneliti langsung menuju ke lapangan untuk memperoleh data-

6WawancaradenganBapakArbani,S.Pd,DirekturDaerahLPPTKABKPRMIKotaBanjarmasin,11

Februari2018.

100

data.7Tujuanyangingindicapaipenelitiadalahsuatugambaranfaktual,jadipenelitimenggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai ciriutamauntukmendeskripsikankeutuhankasusdenganmemahamimaknagejala.Jenispenelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pendekatan kualitatif.Metodeyangdigunakanadalahmetodedeskriptif.HASILDANDISKUSI

Berdasarkandata-datahasilwawancaradanobservasi dilapanganmengenaipengembangan profesional asatidz yang dilakukan di tiga TPA, yaitu TPA Al-InayahUnit 191, TPA Al-Muttaqien Unit 042, dan TPA Iqra Mahligai Unit 001 denganmenggunakan model ADDIE (analyze, design, develop, implement and evaluate),yaitumodelpengembanganmelaluilimatahapan,diantaranya:1. AnalisisKebutuhanPengembanganProfesionalAsatidz

Beattymengusulkandefinisi kebutuhan sebagai sebuahdasaruntukprakteksosial yang mengubah definisi perbedaan; "Kebutuhan adalah perbedaan terukuryangadaantarakeadaansekarangdankeadaanyangdiinginkanurusansepertiyangditegaskanbaikoleh 'pemilik'dari kebutuhanatau 'otoritas' kebutuhan". "Otoritas"sebagai preskriptif dapat diartikan sebagai pengembangan masyarakat danpendidikan orang dewasa, tetapi definisi ini berlaku secara luas.8 Artinya, dalammenganalisis kebutuhan diperlukannya animo/pandangan masyarakat ataskebutuhantersebut.Menurut Gary Dessler, terdapat 9 poin yang menjadi dasar dalam menganalisiskebutuhan,antaralain:9a. penilaiankinerja;b. datakinerja(meliputi;produktivitas,absensidanketerlambatan,dll);c. pengamatanolehatasan;d. wawancara;e. testerhadaphal-halyangberkaitandenganpengetahuanatauwawasan;f. surveisikap;g. catatanharian;h. hasilpenilaianpusat;dani. perantilunakanalitiskesenjangankinerjakhusus,sepertidariSabaSoftware,Inc.

Adapun dari ketiga TPA yang diteliti,merekamemiliki poin-poin yang samadenganteori,namunadajugayangberbedadalammenganalisiskebutuhan.Sepertiyang dilakukan Kepala TPA Al-Inayah, beliaumelakukan analisis kebutuhanmelaluipengamatan yang dilakukan setiap hari dan sifatnya kondisional. Beliaumemantaukelas-kelas tertentu yang memang harus dipantau perkembangannya. Kepala TPAmendelegasikantugasmengamatiprosesbelajarmengajarkepadawakilkepalaTPA.Dimana wakil kepala TPA berperan dalam membantu tugas-tugas kepala TPAkhususnya dalam memantau kegiatan PBM di kelas. Kepala TPA juga melakukanpenilaian sikap yang ditunjukkan ustadzah-ustadzah. Selain itu, kepala TPA juga

7LexyJMoleong,MetodologiPenelitianKualitatif,(Bandung:PTRemajaRosdakarya,2005),h.

26.8Witkin,AssessingNeedsInEducationalandSocialPrograms(SanFransisco:BassPublisher,1984)h.4.9GaryDessler,Human…,h.288.

101

melakukan wawancara yang sifatnya persuasif. Hal-hal yang ditanyakan terkaitmengenai pembelajaran di kelas dan kendala-kendala yang dihadapi. Kemudianpengelolajugaberperanaktifdalampengembanganasatidz,beliauseringmengetesasatidz, ketika asatidz berkumpul diruang kantor setelah pembelajaran berakhir.Adapunmateriyangditesberupahafalansurahpendek,ayat-ayatpilihan,fiqih,danhukumbacaan.

Dokumen sumber yang digunakan kepala TPA Al-Inayah untukmenganalisiskebutuhan,diantaranyadatakinerjaberupaabsendatangdanpulangustadzah,hasilevaluasisantri,danhasilprestasisantri.Untukpenilaiansikap,kepalaTPAAl-Inayahmelihatdatadarikehadiranustadzahdandatangtepatwaktunya.KemudiancatatankepalaTPAyangdisampaikankepadawalikelasyangmemangperluperhatiandalampengajaran dan pengelolaan kelas. Buku rapat juga menjadi sumber dalammenganalisiskebutuhan.Karenasemuarekamanperjalanankegiatantersalindibukurapat, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan. Terakhir yaitu, hasilpenilaiandariBKPRMI-LPPTKAKotaBanjarmasin.

Kepala TPA Al-Muttaqien memiliki sudut pandang yang sama dalammenganalisis kebutuhan, yaitumelalui pengamatan (observasi). Pengamatan yangdilakukan kepala TPAAl-Muttaqien hanya pengamatan proses belajarmengajarnyasaja.Adapuntujuandaripengamataniniadalahuntukmengetahuiapakahterdapatkendala-kendaladalamPBM,sehinggadapatdiberikansolusiyangtepatataskendalatersebut. Solusi yang diberikan berkaitan dengan program pengembanganprofesional asatidz yang direncanakan di TPA tersebut. Beliau juga melakukanwawancara yang bersifat persuasif, khususnya terkait pembelajaran di kelas. Danmasukan-masukanyangdapatdiberikanuntukTPAlebihbaik lagi.Selain itu,kepalaTPAAl-Muttaqienjugamengadakanlombaantarustadzah,untukmengetahuisejauhmana kemampuan asatidz. Adapun lomba-lomba yang diadakan, diantaranya:keterampilanmengajar,menulistanpamelihatkitab,danmembacaAlquran.

Dokumen sumber yang digunakan kepala TPA Al-Muttaqien untukmenganalisis kebutuhan, diantaranya: data kinerja (absen hadir datang dan pulangustadzah, hasil evaluasi santri, danhasil prestasi santri); catatanhariandari kepalaTPA; PKH (Pembelajaran Kegiatan Harian); buku rapat; dan hasil penilaian dariBKPRMI-LPPTKAKotaBanjarmasin.PKHsingkatandariPembelajaranKegiatanHarian,digunakan asatidz untuk acuan dalam memberikan materi pengajaran di kelas,sehingga setiap harinyamateri yang diajarkan di kelas dapat dipantau oleh kepalaTPA maupun guru pengganti yang menggantikan saat guru yang bersangkutanberhalanganhadir.

Kepala TPA Iqra Mahligai Alquran juga melakukan hal yang sama dalammenganalisis kebutuhan, yaitu dengan pengamatan yang dilakukan oleh wakilkurikulum ataupun laporan langsung yang disampaikan wali kelas kepada wakilkurikulum,kemudiandisampaikanlagikepadakepalaTPA.KepalaTPAbesertawakil-wakilnyajugamelakukanwawancara,yaitusaatrekrutmenasatidz.KemudiankepalaTPA beserta wakil-wakil juga melakukan tes berupa uji kompetensi standarisasiustadz-ustadzah,untukmelihatkelebihandankelemahanasatidz.Adapundokumensumber yang dijadikan acuan, diantaranya: penilaian kinerja; data kinerja (absenhadir datang dan pulang ustadzah, hasil evaluasi santri, dan hasil prestasi santri);

102

survei sikap (Kuesioner Evaluasi KinerjaUstadz/Ustadzah); catatanhariandariwalikelas; laporanpelaksanaanKegiatanBelajarMengajar (KBM);buku rapat;danhasilpenilaiandariBKPRMI-LPPTKAKotaBanjarmasin.

Kesimpulan yang diperoleh mengenai analisis kebutuhan pengembanganprofesional asatidz di masing-masing TPA memiliki persamaan dalammenganalisiskebutuhan, seperti: melakukan pengamatan proses belajar mengajar; wawancaraterkaitmenganai kemampuanasatidz;melakukan tes lisandan tes tertulis;melihatdata kinerja; catatan harian; dan hasil penilaian dari BKPRMI-LPPTKA KotaBanjarmasin.

Untuk TPA Al-Inayah dan TPA Al-Muttaqienmasih ada beberapa poin yangbelum terpenuhi, diantaranya: penilaian kinerja, survei sikap, dan peranti lunakanalitis kesenjangan kinerja khusus. Untuk TPA Iqra Mahligai Alquran poin yangbelum terpenuhi, yaitu hanya Peranti lunak analitis kesenjangan kinerja khusus.SedangkanpointambahandariketigaTPAberupabukurapat.2. DesainProgramPengembanganProfesionalAsatidz

SetelahkepalaTPAbesertawakil-wakilnyabekerjasamadalammenganalisiskebutuhanprogrampengembanganprofesionalasatidz,makadiperolehhasilanalisiskebutuhan. Selanjutnya, pada tahapan kedua, yaitu mendesain programpengembangan profesional asatidz. Komponen dalam mendesain programpengembangan,diantaranya:tujuan,metodepenyampaiandanevaluasiprogram.

teori yang disampaikan oleh Gary Dessler dalam mendesain program

pengembangan profesional asatidz, dimana terdapat beberapa poin yang harusditentukan, diantaranya: tujuan pelatihan, metode penyampaian dan evaluasiprogram.10DariketigaTPAyangditeliti terdapatbeberapaprogrampengembanganyangdiberikankepalaTPA.Dimanadisetiapprogramtersebutmemiliki tujuanyangsecaraumumuntukmeningkatkankualitasasatidzdiTPAnyamasing-masing.

Menurut Kirkpatrick, evaluasi terhadap efektivitas program pengembanganmencakup 4 level evaluasi, yaitu: level 1, reaction; level 2, learning; level 3,behaviour; level 4, result.11 Pertama, Evaluasi Reaksi dilihat dari reaksi pesertapelatihan. Program pelatihan dianggap efektif apabila proses pelatihan dirasamenyenangkan dan memuaskan bagi peserta pelatihan, sehingga mereka merasatertarik dan termotivasi untuk terus belajar dan berlatih. Kedua, EvaluasiPembelajaran dilihat dari adanya perubahan sikap yang terjadi saat kegiatanpelatihan dilaksanakan, perbaikan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan.Ketiga, Evaluasi Tingkah Laku dilihat pada perubahan tingkah laku yang terjadi ditempatkerja,setelahmengikutipelatihan.Keempat,EvaluasiHasildilihatpadahasilakhir, apakah ada peningkatan dari tujuan yang diharapkan. Teori menurutKirkpatrick di atas, sama seperti teorinya Phylis yang menyatakan bahwa ada 4

10GaryDessler,Human…,h.289.11KirkpatrickD.L,Kirkpatrick’strainigevaluationmodel(http://www.businessballs),2005.

103

kategori dalammengevaluasi program, yaitumelalui reaksi peserta, pembelajaran,perilakudanhasil.12Menurut teori Shelby Danks bahwa dengan mendesain program pengembangandapatmembantumemperjelas kebutuhan pelanggan, hasil, tujuan, ukuran kinerja,fungsi kerja utama dan pemeriksaan fungsi untuk masing-masing kelompokpemangku kepentingan.13 Peneliti mengadopsi teori tersebut ke dalam duniapendidikan,sehinggakatayangdigunakandalamteori tersebutdisesuaikandenganbahasa pendidikan, yaitumenjadi kebutuhan asatidz, hasil, tujuan, ukuran kinerja,fungsikerja,cekfungsi(formatif).

Hasil yang diperoleh dalam desain pengembangan profesional asatidzmemiliki 3 tahapan, yaitu menetapkan tujuan, metode penyampaian dan evaluasiprogram.KetigaTPAmemiliki tujuansama,adapunyang ingindicapai,diantaranya:meningkatkan kualitas asatidz dalam mengajar dan asatidz lebih disiplin;meningkatkan kualitas santri; danmeningkatkan kemampuanmengelola kelas danmenerapkan metode pembelajaran, sehingga lebih termotivasi. Metodepenyampaian yang diberikan ketiga kepala TPA juga memiliki persamaan, yaitudengancaraceramah,diskusi, tanya jawabdanpraktek langsung.Evaluasiprograminternal yang dilakukan ketiga kepala TPA juga memiliki persamaan, yaitu melaluisharing,pemantauandikelas-kelas,melihatkedisiplinanasatidz.Sedangkanprogrameksternaldilihatdaridaftarhadirasatidz.3. ProsesMengembangkanProgramPengembanganProfesionalAsatidz

Pada tahapan ketiga, yaitu mengembangkan program pengembanganprofesionalasatidz.Pengembanganprograminiberkaitaneratdenganmerakitisidanmateripelatihandariprogramtersebut.14Dasardaripengembanganyangdilakukanolehmasing-masingkepalaTPAadalahmempertimbangkangayabelajarasatidzdansetiap program yang diadakan menggunakan alat penunjang, serta materi yangdisiapkan pun disesuaikan dengan kebutuhan asatidz. Adapun program yangdikembangkan ada program eksternal dari Pemko yang dikoordinir oleh BKPRMI-LPPTKAdanprograminternalyangdikoordinirlangsungolehkepalaTPA.

MenurutShelbyDanksbahwadalammengembangkanprogramadabeberapa

kegiatan yang dapat dilakukan, diantaranya: mengembangkan strategi manajemendata dan alat-alat; mengkomunikasikan tujuan kepada semua stakeholder yangrelevan.15 Sedangkan, dari ketiga TPA yang diteliti, kegiatan yang mereka lakukandalam tahapanmengembangkan program pengembangan profesional asatidz lebihmengarah pada gaya belajar asatidz dan pengembangan alat-alat yang digunakanuntuk menunjang program yang diadakan, sehingga membantu asatidz untukmendapatkanpengetahuan.

12Phylis Tharenou, “A reviewandCritiqueof Researchon TrainingandOrganizational Level

Outcomes”,HumanResourceManagementReview17(2007),h.251-273.13ShelbyDanks,“TheADDIE...,h.3.14GaryDessler,Human...,h.293.15ShelbyDanks,“TheADDIE...,h.3.

104

Terdapat3gayabelajar,yaitubelajardenganmelihat(visuallearning),belajardenganmendengar (auditory learning), dan belajar denganmelakukan (kinestheticlearning).16 Sehingga setiap program yang diberikan selalu dibantu dengan mediayang dapat menyesuaikan dengan gaya belajar asatidz, seperti penggunaan LCD,peraga,soundsystemdanmicrophone.a. GayaBelajarVAK

Gaya belajar VAK (visual, auditory, and kinesthetic): visualmerupakan gayabelajar dimana seorang pembelajar akan lebih cepat belajar dengan cara melihat;auditory merupakan gaya belajar dimana seorang pembelajar akan lebih mudahbelajar dengan mendengar; kinesthetic merupakan gaya belajar dimana seorangpembelajar akan lebihmudah belajar melalui gerakan.17 Contohnya pada kegiatanpertemuan KBU merupakan kombinasi dari gaya belajar visual, auditory, andkinesthetic, dimana asatidz diajak untuk melihat cuplikan yang ada dilayar LCD,kemudian pemateri menyampaikan materi yang sesuai dengan jadwal, secarasistematis pemateri menyampaikan materinya, bersamaan dengan penyampaianmateri, pemateri juga memberikan kesempatan kepada asatidz untuk berdiskusi,apabila ada kebingungan atau pun ada kendala saat dilapangan yang belumdisampaikan teorinya bisa didiskusikan. Tahap akhir, asatidz diajak untukmicroteaching.Selain kegiatan pertemuan KBU, terdapat kegiatan lain yang mempertimbangkangayabelajarVAK,diantaranya:1) kegiatanmagribmengaji;2) pembekalanmengenaipengelolaankelasdanmetodepengajaranKetigakegiatantersebut lebihmengarahpadagayabelajarauditory.Karenabentukkegiatannyalebihmengarahpadaceramah.b. GayaBelajarMenurutKolb

Gaya belajar menurut Kolb berlandaskan teori belajar pengalaman(experiental learning theory, ELT). Model ELT mengikhtisarkan adanya duapendekatan dalam memperoleh pengalaman/memperoleh informasi, yaitupengalaman konkret dan konseptualisasi abstrak. Sedangkan dalam melakukantransformasi pengalaman, yang maknanya melakukan internalisasi respon sebaik-baiknya, sehinggamampumenjelaskan seberapa jauh pengetahuan yang diperolehterkait dengan pengalaman,minat, kariernya dimasa depan, ada dua pendekatan,yaitu, pengamatan reflektif dan pengalaman aktif. 18 Teori tersebut menekankanpadapengalaman.Pengetahuandiperolehdaripengalamanyangdilalui.KegiatanyangmempertimbangkangayabelajarmenurutKolbini,diantaranya:1) Bimbinganmagribmengaji

Padakegiatanbimbinganmagribmengaji,asatidzdimintauntukmenerapkankonsep pembelajaran Alquran yang sudah dipelajari. Kemudian mengajarkannyakepada anak-anak yang ada di lingkungan masijid, setelah shalat magrib. Padakegiatan ini, asatidz akanmendapatkanpengetahuandari pengalamanmengajar di

16NiniSubini,RahasiaGayaBelajarOrangBesar(Jogjakarta:Javalitera,2011)h.17.17SuyonodanHariyanto,BelajardanPembelajaran(Bandung:PTRemajaRosdakarya,2014),

h.149.18Ibid,h.155.

105

lapangan. Hal ini sesuai dengan teorinya Kolb, yang disebut dengan gaya belajaraccommodator, yang dicirikan oleh penggunaan pengalaman konkret daneksperimentasiaktif.Gayabelajarinimenjadikaninstruktursebagaifasilitator.2) PembelajaranAlqurandansetoranhafalan

Ketiga TPA yang diteliti memiliki program yang sama, yaitu pembelajaranAlquran dan setoran hafalan. Dimana dalam proses mengembangkan programtersebutmengarahpadagayabelajaryangdipeloporiolehKolb,yangdisebutdengangaya belajar divergen.19 Ciri gaya belajar divergen, antara lain: senangmengumpulkan informasi, senang kerja kelompok, danmetode belajar yang cocokyaituekspositori.3) Lombaantarustadzah Program lomba antar ustadzah, merupakan program internal yangdikembangkanolehTPAAl-Muttaqien,sepertiyangsudahdipaparkandiatas,sesuaidengan teorinya Kolb, yang disebut dengan gaya belajar converger, yang dicirikanoleh konseptualisasi abstrak dan pengalaman aktif. Gaya belajar ini menjadikaninstruktursebagaimotivator.4) PelatihanMagang

Pelatihan magang (apprenticeship training) adalah proses orang menjadipekerjaterampil,biasanyamelaluikombinasipembelajaranformaldanpelatihanon-the-job jangkapanjang.20 Hal inisesuaidenganteorinyaKolb,yangdisebutdengangayabelajarasimilasi,kombinasikonseptualisasiabstrakdanobservasireflektif.Gayabelajarinilebihmenyenangimengajar.5) StudiBanding

Program Studi banding, sesuai dengan teorinya Kolb, yang disebut dengangaya belajar akomodasi, kombinasi pengalaman konkret dan eksperimen aktif. 21Orang-orang yangmemiliki gayabelajar seperti ini akan lebihungguldalambelajardenganpengalamanlangsung.

Kesimpulanyangdiperolehdalammengembangkanprogrampengembanganprofesional asatidz dari ketiga TPA yang diteliti mempertimbangkan gaya belajarasatidzdansetiapprogramyangdiadakanmenggunakanalatpenunjang,sepertiLCD,soundsystem,microphone,danperaga.4. ProsesPelaksanaanProgramPengembanganProfesionalAsatidz

Pada tahapan keempat, yaitu pelaksanaan program pengembanganprofesionalasatidz.Programtersebut tergantungkebutuhandiTPAmasing-masing.Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, bahwa program pengembangan ini adadua,yaituprogrameksternaldanprograminternal.

Pelaksanaan program eksternal berupa pertemuan KBU, dilaksanakansebulansekali.Tempatpelaksanaandirolling,disesuaikandengansituasi,kondisidantempat yang dipakai. Tempat yang memang luas untuk parkiran dan cukup untukmenampung ratusan asatidz yang datang.Waktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai

19Ibid.20GaryDessler,Human…,h.295.21A. Jauhar Fuad,GayaBelajar Kolb danPercepatanBelajar (InstitutAgama IslamTribakti,

Kediri:2015)ISBN:978-979-796-324-8.

106

pukul 14.30-16.30. Ustadz/ah yang datang diminta untukmengisi daftar hadir danmengambil konsumsi yang sudah disiapkan oleh ustadz/ah yang bertugas saat itu.Setelahkuranglebih15menitustadz/ahmulaiberkumpul,adasalahsatuustadzyangmemimpinuntukmembacasurahYasin.SelesaimembacasurahYasin,adabeberapainformasi penting yang disampaikan oleh ketua KBU terkaitmengenaimateri yangakandisampaikandihari tersebutdan info-infoyangberkaitandenganTPA.Sampaimenjelang ashar, melaksanakan shalat ashar berjama’ah. Kemudian berkumpulkembali diteras masjid untuk masuk ke acara inti. Dimulai dengan pembukaan,penyampaianmateri,doapenutup.

Media yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut diantaranya:sound system, microphone dan LCD. Pemateri disiapkan oleh LPPTKA-BKPRMI,merekaadalahorang-orangyangberkompetendibidangnya.Padakegiataninisemuapengajar wajib berhadir pada pertemuan tersebut, karena apabila mereka tidakberhadir,maka asatidz yangbersangkutan tidakmendapatkanuang transport yangsudahdijanjikanPemkosetiapbulannya(terlampirdalamSKWaliKotaBanjarmasin).Tanda bukti asatidz yang bersangkutan hadir dalam pertemuan tersebut, berupatanda tangan kehadiran yang wajib mereka isi. Pada ketiga TPA yang diteliti lebihmengarah kepada tempat pelaksanaan, waktu kegiatan, proses kegiatan, materiprogram,kesediaanfasilitasuntukmenunjangkegiatan. Untuk poin kehematan dalam pembiayaan tidak ada dibahas lebih spesifik,secara umum untuk kegiatan eksternal yang diadakan Pemko, sudah didanai olehPemkosendiridanbahkanasatidzmendapatkandanatransportapabilamenghadirikegiatantersebut.SedangkanuntukkegiataninternalTPAmerekamemilikidanadariYayasankhususuntukTPAAl-Muttaqien,untukTPAAl-InayahdanTPAIqraMahligaiAlquranmenggunakanuangKASyangdisisihkandariinfaqsantrisetiapbulan. Kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan program pengembanganberlangsung,diantaranya:22a. Menggunakan model PDSA (Plan-Do-Study-Act), alat-alat kualitas, dan bagian-

bagianpertanyaanlainnyauntuksecaraformalmencerminkankeefektifansetiapfungsi;

b. Menyimpan rekaman yang benar dari setiap kegiatan danmendokumentasikanidedantawaran-tawaranpadafungsikerjautama.

Model PDSAmerupakanmodel sederhananamun kuat untukmempercepatpeningkatan kualitas. Setelah sebuah tim menetapkan tujuan, menetapkankeanggotaannya, danmengembangkan langkah-langkah untukmenentukan apakahsuatu perubahanmengarah pada peningkatan, langkah selanjutnya adalahmengujiperubahan dalam lingkungan kerja nyata. Siklus PDSA adalah singkatan untukmenguji perubahan dengan merencanakannya, mencobanya, mengamati hasilnya,dan bertindak berdasarkan apa yang dipelajari. Ini adalah metode ilmiah, yangdigunakan untuk pembelajaran yang berorientasi pada tindakan.23 Model inibersumberdariInstituteforHealthcareImprovementatauInstitutPeningkatanMutu

22ShelbyDanks,“TheADDIE...,h.3.23 AHRQ, Plan-Do-Study-Act Cycle, 2008. https://innovations.ahrq.gov/qualitytools/plan-do-

study-act-pdsa-cycle.

107

PelayananKesehatan.Kemudianmodeltersebutdiadopsikedalamduniapendidikanuntukdigunakansebagaialatpeningkatanmutupelayananpendidikan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model PDSA,diantaranya:a. Plan (Rencanakan): Rencanakan tes atau observasi, termasuk rencana untuk

mengumpulkandata;b. Do(Lakukan):Cobalahtesdalamskalakecil;c. Study (Belajar): Sisihkan waktu untuk menganalisis data dan mempelajari

hasilnya;d. Act(Bertindak):Perbaikiperubahan,berdasarkanapayangdipelajaridarites. Kesimpulanyangdiperolehbahwapadapelaksanaanprogrampengembanganprofesionalasatidz, tidak semuaprogramkegiatandapatmenerapkanmodelPDSA.Karena setiap program memiliki karakteristik masing-masing. Terdapat 5 programkegiatan yangmenerapkanmodelPDSA, seperti pembelajaranalqurandan setoranhafalan; pembekalan mengenai pengelolaan kelas dan metode pengajaran; lombaantarustadzah;pelatihanmagang;danujikompetensistandarisasiustadz/ah.5. ProsesMengevaluasiProgramPengembanganProfesionalAsatidz

Pada tahapan kelima, yaitu mengevaluasi program pengembanganprofesionalasatidz.

MenurutShelbyDanks,halyangperludievaluasiadalahapakahtujuanutamasudah terpenuhi.24 Adapun tujuan utama yang diharapkan setiap TPA daripengembanganprofesionalasatidz,diantaranya:a. meningkatkankualitasasatidzdalammengajardanasatidzlebihdisiplin;b. meningkatkankualitassantri;danc. meningkatkan kemampuan mengelola kelas dan menerapkan metode

pembelajaran,sehinggalebihtermotivasi.Ditambah lagi, menurut Phylis Tharenou, tujuan dari mengevaluasi programpengembanganadalahuntukmengetahuireaksidaripesertapelatihan.Terdapatduafokuspengamatanyangharusdiamati,pertamadesaindaristudievaluasi,keduaapasajayangharusdiukur.Untukfokusyangkedua,terdapatempatkategoriyangharusdiukur,diantaranya:25a. Reaksib. Pembelajaranc. Perilakud. HasilSedangkandalampenelitianini,padafokuspertama,yaitudesaindaristudievaluasi,tidakmerekapertimbangkan.Artinya,merekatidakmempertimbangkaneksperimenkontrol dalam evaluasinya. Karena semua asatidz yang mengajar dikelas selaludilibatkan dalam program pengembangkan, sehingga tidak ada pembanding antarakelasekperimendengankelaskontrolsebagaibahanevaluasimereka.

24ShelbyDanks,“TheADDIE…25PhylisTharenou,dkk.,“AReviewandCritiqueofResearchonTrainingandOrganizational

LevelOutcomes”,HumanResourceManagementReview17(2007),h.251-273.

108

Pada fokus kedua, dalam penelitian yang dilakukan, dari empat kategori yangditentukan dari program pengembangan yang diberikan untuk masing-masing TPAmemberikanimplikasibagiasatidzyangbersangkutan,santri/watidanTPAtersebut.

Penelitimenyimpulkanbahwadalammengevaluasi programpengembanganprofesional asatidz ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: reaksi,pembelajaran,perilakudanhasil.Reaksiyangditunjukkanasatidz,merekamenyukaiprogramyangdiberikan&bermanfaat.Pembelajaranyangdiperoleh,padaprogram:1) pertemuan KBU asatidz dapat menerapkan kembali metodelogi iqra, BCM, danmateri lain yang sudah dipaparkan; 2) magrib mengaji, asatidz dapat berartisipasidalamprogramdansesuaidengankebiasaanmereka,mengaji;3)bimbinganmagribmengaji, asatidz dapatmelakukan repetisi dalammembimbing anak-anak disekitarmasjid; 4) pembelajaran Alquran dan setoran hafalan, asatidz dapat menerapkanteori yang disampaikan ke dalam praktek; 5) pembekalan mengenai pengelolaankelasdanmetodepengajaran,asatidzdapatmenerapkanteoriyangdisampaikankedalam praktek; 6) lomba antar ustadzah, asatidz dapat berpartisipasi dan merekamendapat umpan balik dari program yang diberikan; 7) pelatihanmagang, asatidzdapat berpartisipasi dan melakukan pengulangan yang dicontohkan oleh asatidzseniorketikadidalamkelas;8)ujikompetensiustadz/ah,asatidzdapatberpartisipasidanmerekamendapatumpanbalik dari programyangdiberikan; 9) studi banding,asatidzdapatberpartisipasidansesuaidengankebutuhanmerekauntukmenambahwawasan tentang keagamaan. Perilaku yang ditunjukkan dari ke-9 program adaperubahansikap.Hasilyangdiperolehdarike-9programsesuaidengantujuan.

SIMPULAN Penelitimelakukanpengamatanprogrampengembanganyangdilakukanke-3TPAdenganmenggunakanmodelADDIE,yaituanalyze,design,develop, implement,and evaluate. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) analisis kebutuhanpengembanganprofesionalasatidzdimasing-masingTPAmemilikipersamaandalammenganalisis kebutuhan, seperti: melakukan pengamatan proses belajarmengajar;wawancara terkait menganai kemampuan asatidz; melakukan tes lisan dan testertulis;melihatdatakinerja;catatanharian;danhasilpenilaiandariBKPRMI-LPPTKAKotaBanjarmasin.(2)desainpengembanganprofesionalasatidzmemiliki3tahapan,yaitu menetapkan tujuan, metode penyampaian dan evaluasi program. (3) prosesmengembangkan program pengembangan Profesional asatidz dari ketiga TPA yangditelitimempertimbangkan gaya belajar asatidz dan setiap program yang diadakanmenggunakan alat penunjang, seperti LCD, sound system,microphone,danperaga.(4) proses pelaksanaan program pengembangan Profesional asatidz, tidak semuaprogramkegiatandapatmenerapkanmodelPDSA.Karena setiapprogrammemilikikarakteristikmasing-masing.Terdapat5programkegiatanyangmenerapkanmodelPDSA, seperti pembelajaran alquran dan setoran hafalan; pembekalan mengenaipengelolaankelasdanmetodepengajaran;lombaantarustadzah;pelatihanmagang;dan uji kompetensi standarisasi ustadz/ah. (5) proses mengevaluasi programpengembangan profesional asatidz, dilihat dari reaksi, pembelajaran, perilaku danhasil.

109

REFERENCESAHRQ, Plan-Do-Study-Act Cycle, 2008.

https://innovations.ahrq.gov/qualitytools/plan-do-study-act-pdsa-cycle.al-Qazawaini,MuhammadbinYazid.SunanIbnuMajah,cet.2,jilidI,(Beirut:

Daral-Kutubal-Ilmiah,2009).

Dessler, Gary. Human Resource Management (Penerjemah: Diana Angelica)(Jakarta:SalembaEmpat,2015).

Fuad, A. Jauhar.Gaya Belajar Kolb dan Percepatan Belajar (Institut AgamaIslamTribakti,Kediri:2015)ISBN:978-979-796-324-8.

Hasibuan, H. Malayu S.P. Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta:PTBumiAksara,2002).

Kementerian Agama Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Nomor 55Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan” (Jakarta: KelembagaanRistekdikti, 2016), h.14. http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf (8Februari2017)

Kirkpatrick D.L, Kirkpatrick’s trainig evaluation model

(http://www.businessballs),2005.Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2005).Subini,Nini.RahasiaGayaBelajarOrangBesar(Jogjakarta:Javalitera,2011).Sutrisno,Edy.ManajemenSumberDayaManusia (Jakarta:KencanaPrenada

MediaGroup,2014).Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2014).Tharenou, Phylis. “A review and Critique of Research on Training and

OrganizationalLevelOutcomes”,HumanResourceManagementReview17(2007).Ulfatin, Nurul dan Teguh. T. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang

Pendidikan(Jakarta:RajaGrafindoPersada,2016).

Witkin,Assessing Needs In Educational and Social Programs (San Fransisco:BassPublisher,1984).