pengaruh model pembelajaran conceptual understanding ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh model pembelajaran conceptual understanding ...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES
(CUPS) TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI
MATEMATIK SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh :
Nurfithri Ahmad Yusra
(1110017000076)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
NURFITHRI AHMAD YUSRA (1110017000076), “Pengaruh Model
Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Terhadap
Kemampuan Representasi Matematik Siswa”, Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2015.
Representasi matematik merupakan ungkapan ide-ide matematis sebagai
penerjemahan dari suatu situasi masalah ke dalam bentuk gambar, grafik, tabel,
tulisan, atau simbol.. Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) adalah prosedur pengajaran yang didesain untuk membantu
perkembangan dari pemahaman konsep yang dirasa sulit untuk siswa dengan
membangun pendekatan berdasarkan kepada keyakinan bahwa siswa membangun
pemahaman mereka sendiri atas suatu konsep dengan mengembangkan atau
memodifikasi pengetahuan yang siswa miliki, juga menerapkan nilai
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran siswa aktif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) terhadap
kemampuan representasi matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di
SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain
penelitian Posttest-Only Control Design, yang melibatkan 69 siswa sebagai
sampel. Penentuan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata kemampuan representasi
matematik siswa yang menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan
representasi matematik siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: Representasi Matematik, Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs),
Metode Quasi Eksperimen
ii
ABSTRACT
NURFITHRI AHMAD YUSRA (1110017000076), “The Influence of
Conceptual Understanding Procedures (CUPS) Learning Model towards
Mathematical Representation Skill of Students”, Thesis Department of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, November 2015.
Matehematical representation is an expression of mathematical ideas as
translation problems in the form of image, grafic, table, text, or symbol. A
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) is a teaching procedure designed
to aid development of understanding of concepts that students find difficult. They
are constructivist in approach, based on the belief that students construct their
own understanding of concepts by expanding or modifying their existing views,
also reinforces the value of cooperative learning and the individual students
active role in learning.
The purpose of this research is to determine the effect on ability to use the
learning model of Conceptual Understanding Procedures (CUPS) towards
mathematical representation skill of students. This research was conducted in
SMP Darul Ma’arif, South Jakarta Academic Year 2014/2015. The method used in
this research was quasi experimental method with Posttest-Only Control Design,
involved 69 students as sample. Cluster random sampling technique used to
determine the sample.
The result of this research showed that the mathematical representation skill of
students by using Conceptual Understanding Procedures (CUPS) learning model
have mean score higher than the mathematical representation skill of students by
using Conventional learning model.
Keywords: Mathematical Representation, Conceptual Understanding Procedures
(CUPS) learning model
Quasi Eksperimental Method
iii
KATA PENGANTAR
ٱلرحيم ٱلرحمن ٱلله بسم
Alhamdulillah, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabat, dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang dialami serta terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis.
Namun, berkat do’a, perjuangan, dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S. Si, M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Otong Suhyanto, M. Si., selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Afidah
Mas’ud, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis.
5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya dari awal sampai akhir kuliah di setiap
semesternya.
6. Seluruh Dosen
Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memebrikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
iv
7. Bapak H. Rosyidul Anam, S. Pd., selaku kepala sekolah SMP Darul Ma’arif y
ang dengan senang hati memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di sekolah tersebut.
8. Ibu Ami Inayati, S. Pd., selaku guru Matematika di SMP Darul Ma’arif yang
telah dan memberikan motivasi dalam mengajar memberikan arahan dalam
menghadapi siswanya.
9. Kedua orang tua tercinta, Ibunda Saflina Elmiyati, S.Pd., dan Ayahanda Drs.
Murtadja A. Yusra yang tak henti-hentinya mendo’akan dan melimpahkan
kasih sayang. Kakak-kakak tercinta, Yusuf Ahmad Yusra, Amd., dan
Nurunnisa Ahmad Yusra, S.Si., yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada penulis.
10. Seluruh teman-teman O*tongez; Nurhuda Aulia, Winda Ayuningtyas, Shelvi
Yulia Afsari, Heni Indriyani, Laily Hikmah, Siti Nurhaeni, Ulfah Fauziah, Ika
Saptiana N.A, Nurul Qomariyah, Rahmat Adam, Ryan Agustian, Abdul
Rojak, Nurul Huda Mafaza, dan Imam Supandi., yang telah memberikan
semangat, motivasi serta berbagai kenangan indah yang telah dilewati
bersama.
11. Seluruh teman-teman Cuspid PMTK 2010 yang telah bekerjasama dalam
mengerjakan berbagai tugas selama perkuliahan.
12. Seluruh teman-teman PMTK angkatan 2010 yang telah memberikan
dukungan serta saling berbagi informasi selama masa-masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat dibutuhkan penulis di masa mendatang. Penulis mengharapkan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, Februari 2016
Penulis
Nurfithri Ahmad Yusra
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………. i
ABSTRACT ……………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. . iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 6
D. Perumusan Masalah ………………………………………….... 6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………….... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ……………………………………..
8
A. Deskripsi Teoritis ....................................................................... 9
1. Kemampuan Representasi Matematik ................................ 9
a. Pengertian Representasi Matematik ....................... 9
b. Indikator Kemampuan Representasi Matematik .... 11
2. Model Pembelajaran Conceptual Understading
Procedures (CUPs) .............................................................
13
a. Pengertian Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) ........................
13
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) ........................
16
c. Keunggulan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) ........................
18
d. Kelemahan Model Pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) ........................
19
vi
3. Model Pembelajaran Konvensional .................................... 19
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 21
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 21
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 25
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................ 26
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 34
G. Hipotesis Statistik ....................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 38
A. Deskripsi Data 38
1. Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen ..........................................................................
38
2. Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Kontrol ................................................................................
39
3. Perbandingan Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................
40
4. Perbandingan Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator ..............................................................................
42
B. Analisis Data ………………………………………………….. 44
1. Uji Prasyarat Analisis …………………………………….. 44
2. Uji Hipotesis ……………………………………………... 46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 48
1. Kemampuan Representasi Gambar ..................................... 49
2. Kemampuan Representasi Simbol ...................................... 52
3. Kemampuan Representasi Verbal ....................................... 54
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran ........................................................................................... 62
vii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 66
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Posttest-Only Control Design ................................................... 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Representasi Matematik ................. 27
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematik
Siswa .........................................................................................
28
Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen ............................... 30
Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran .................................... 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi Matematik
Kelas Eksperimen ......................................................................
39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi Matematik
Kelas Kontrol .............................................................................
40
Tabel 4.3 Perbandingan Statistik Kemampuan Representasi Matematik
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................
41
Tabel 4.4 Perbandingan Skor Kemampuan Representasi Matematik
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................
42
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................
45
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................
46
Tabel 4.7 Uji Statistik Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................
47
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Hubungan antara Representasi Internal dan
Eksternal .............................................................................
11
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian …………………………….. 23
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Kemampuan Representasi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………….
44
Gambar 4.2 Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................
47
Gambar 4.3 Jawaban Siswa dalam Membuat Grafik Pada Kelas
Kontrol ................................................................................
50
Gambar 4.4 Jawaban Siswa dalam Membuat Grafik Pada Kelas
Eksperimen .........................................................................
51
Gambar 4.5 Jawaban Siswa dalam Membuat Model Matematika Pada
Kelas Kontrol ......................................................................
53
Gambar 4.6 Jawaban Siswa dalam Membuat Model Matematika Pada
Kelas Eksperimen ...............................................................
53
Gambar 4.7 Jawaban Siswa dalam Memberikan Penjelasan Pada Kelas
Kontrol ................................................................................
55
Gambar 4.8 Jawaban Siswa dalam Memberikan Penjelasan Pada Kelas
Eksperimen .........................................................................
55
Gambar 4.9 Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Diskusi Kelompok dan
Menjawab LKS ...................................................................
58
Gambar 4.10 Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Presentasi Hasil Diskusi
Kelompok ............................................................................
59
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Pra-penelitian .............................................................. 66
Lampiran 2 Hasil Belajar Matematika Kelas VIII ................................. 67
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Guru Matematika ...................... 68
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ..... 70
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............ 100
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ............................. 116
Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Kemampuan Representasi Matematik ........... 142
Lampiran 8 Lembar Tes Kemampuan Representasi Matematik ............ 143
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Representasi
Matematik ...........................................................................
144
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematik
Siswa ...................................................................................
148
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas .............................................................. 149
Lampiran 12 Hasil Uji Realibilitas ........................................................... 150
Lampiran 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................. 151
Lampiran 14 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................... 152
Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf
Kesukaran, dan Daya Pembeda ..........................................
153
Lampiran 16 Penghitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,
dan Daya Pembeda ..............................................................
154
Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen .............................. 156
Lampiran 18 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol .................................... 160
Lampiran 19 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...................................... 164
Lampiran 20 Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................................. 165
Lampiran 21 Uji Homogenitas Varians .................................................... 166
Lampiran 22 Uji Hipotesis Statistik ......................................................... 167
xi
Lampiran 23 Penghitungan Data Kemampuan Representasi Matematik
Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator
Representasi ........................................................................
169
Lampiran 24 Penghitungan Data Kemampuan Representasi Matematik
Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Representasi..
170
Lampiran 25 Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari
Pearson ................................................................................
171
Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square) ..... 172
Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis Distribusi t ............................................. 173
Lampiran 28 Uji Referensi ....................................................................... 174
Lampiran 29 Surat Keterangan Penelitian ................................................ 178
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dasar dari perkembangan suatu bangsa. Dengan
modal pendidikan yang memadai dapat mendorong perkembangan bangsa yang
lebih baik. Era globalisasi yang melanda dunia saat ini sangat memerlukan sumber
daya manusia yang unggul dan handal. Sumber daya manusia yang berkualitas
tercipta melalui mutu pendidikan. Dengan mutu pendidikan yang baik dan benar
dapat menghasilkan SDM berkualitas. Ciri-ciri SDM berkualitas sendiri adalah
mandiri, berwatak kerja keras, tekun belajar menghargai waktu, pantang
menyerah, serta selalu proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
Diharapkan dengan SDM berkualitas mampu membuat suatu negara menjadi
besar, kuat, dan bermartabat yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran,
kesejahteraan, dan kemajuan di segala bidang.1
Pembangunan sektor pendidikan harus dilakukan karena dapat
berpengaruh terhadap hidup dan kehidupan manusia. Indonesia merupakan negara
yang menjunjung pembangunan sektor pendidikan. Hal ini terbukti dengan peran
pemerintah dalam membuat kebijakan, antara lain Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.2
1 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 1,
h.3. 2 Anas Salahudin,Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa,
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 41.
2
Menurut undang-undang tersebut suasana belajar dan proses pembelajaran
diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti
proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa. Kegiatan ini akan tercapai
jika siswa sebagai subyek terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan yang diperoleh melalui sekolah diharapkan mampu
menciptakan SDM berkualitas, karena sekolah adalah tempat memanusiakan
manusia.3 Dengan kata lain, sekolah merupakan tempat mentransfer dan
mengembangkan pengetahuan dan potensi diri yang tujuannya menghasilkan
manusia yang berkualitas, terampil, berakhlak mulia menjunjung tinggi ajaran
agama.
Pembelajaran di sekolah sangat memengaruhi perkembangan potensi
peserta didik, seiring dengan tujuan pemerintah membangun sektor pendidikan.
Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 3,
yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang mampu mengembangkan pola
pikir manusia sehingga terbentuk SDM yang berkualitas di era globalisasi
sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain di bidang ilmu pengetahuan adalah
matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki
peranan penting dalam pendidikan. Pembelajaran matematika merupakan bekal
bagi peserta didik agar kelak mampu memiliki kemampuan untuk berpikir logis,
kritis, sistematis, sehingga mampu berpartisipasi dalam mengembangkan manfaat
ilmu pengetahuan untuk kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh sebab
itu, matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari secara bertahap
3 Isjoni. loc. cit.
4 Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 45.
3
berdasarkan kematangan anak didik dimulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
menengah di Indonesia.
Pengembangan kemampuan berpikir matematis diperlukan dalam
memahami konsep yang dipelajari dan dapat menerapkannya dalam berbagai
situasi. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang
ingin dicapai melalui pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
menengah diantaranya adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; dan mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.5
Senada dengan KTSP, National Council of Teachers of Mathematics
(NCTM) merumuskann tujuan pembelajaran matematika, yaitu belajar untuk
memecahkan masalah (mathematical problem solving), belajar untuk bernalar
(mathematical reasoning), belajar untuk berkomunikasi (mathematical
communication), belajar untuk megaitkan ide (mathematical connection), dan
belajar untuk merepresentasikan ide-ide (mathematical representation). Salah satu
kemampuan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika adalah
kemampuan representasi matematik. Kemampuan representasi matematik dapat
membantu siswa dalam membangun konsep, memahami konsep, dan menyatakan
ide-ide matematis. Kemampuan representasi matematik tersebut diharapkan dapat
berkembang melalui kegiatan pembelajaran matematika.
Pada hasil survey Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2009 menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia
terletak pada urutan ke-57 dari 65 negara dengan skor rata-rata 371. Skor rata-
rata tersebut termasuk kedalam kategori rendah, masih jauh dari kategori
sedang yang memerlukan skor 496.6 Sedangkan pada tahun 2012 lalu, Indonesia
berada hampir di peringkat paling bawah, yaitu peringkat ke-64 dari 65 negara
yang ikut serta dengan rata-rata skor 375, sementara rata-rata skor internasional
5 Depdiknas. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika, (Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007), h. 4. 6 OECD, PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do, 2010, h. 15.
4
adalah 494.7 Di dalam PISA disebutkan bahwa penilaian literasi matematika
terdiri dari beberapa kompetensi matematika. Hal ini dapat menunjukkan salah
satu penyebab rangking Indonesia selalu berada di bawah adalah kemampuan
representasi yang kurang.
Kenyataan bahwa kemampuan representasi matematik rendah dapat
ditemui di sekolah di Indonesia. Salah satunya di SMP Darul Ma’arif, Cipete,
Jakarta Selatan, kemampuan representasi siswa kelas VIII di SMP Darul Ma’arif,
Cipete, Jakarta Selatan sangatlah kurang. Hal ini terlihat dari jawaban siswa
dalam soal yang diberikan oleh peneliti pada materi fungsi. Sebagian besar siswa
tidak mampu menyatakan relasi dengan diagram panah maupun grafik dan tidak
mampu menentukan range fungsi dan pasangan terurut dari suatu fungsi. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan untuk merepresentasikan
ide-ide matematik ke dalam bentuk gambar maupun simbol.
Matematika merupakan hal yang abstrak, maka untuk mempermudah
dalam memahami konsep dan menyelesaiakan masalah matematika, representasi
sangat berperan untuk mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata dalam
matematika. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika di sekolah harus
mendukung perkembangan kemampuan representasi matematik siswa. Namun,
pada kenyataannya dalam pembelajaran matematika di sekolah, siswa cenderung
hanya mengikuti apa yang diajarkan guru. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara
peneliti dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII di SMP Darul Ma’arif,
Cipete, Jakarta Selatan, bahwa guru masih menerapkan proses pembelajaran
dengan pembelajaran konvensional, dimana guru lebih berperan aktif dalam
proses pembelajaran, siswa hanya belajar menerima apa yang diajarkan guru dan
menyelesaiakn soal dengan cara yang guru ajarkan. Siswa tidak didorong dan
dilatih untuk merepresentasikan ide-ide matematik karena siswa hanya mengikuti
apa yang guru ajarkan, siswa tidak diberi kesempatan untuk menghadirkan
kemampuan representasi matematiknya yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
7 OECD, PISA 2012 Result in Focus, 2014, h. 5.
5
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dipengaruhi
oleh adanya model pembelajaran yang digunakan, dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa.
Salah satu model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang berlandaskan kepada
pendekatan konstruktivisme yang menekankan pada peranan siswa dalam
membentuk pengetahuannya sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Dalam pembelajaran dengan model Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) siswa tidak hanya menerima dan memahami apa yang
disampaikan oleh guru, tetapi siswa lebih aktif mengemukakan argumentasi dan
bertukar pikiran dengan temannya merepresentasikan ide matematis yang
berkaitan dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari, sehingga
siswa didorong dan dilatih untuk terbiasa merepresentasikan ide-ide matematis
dalam konsep matematika yang dipelajarinya. Melalui model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) diharapkan kemampuan
representasi matematis siswa dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul sebagai berikut: “Pengaruh Model Pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Terhadap Kemampuan
Representasi Matematik Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka timbul
berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan representasi matematik siswa.
2. Pembelajaran matematika di kelas lebih terpusat kepada guru
3. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran
4. Model pembelajaran yang digunakan guru monoton
5. Model pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru kurang memberi
peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan representasi
matematik.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan di atas, maka peneliti
membatasi masalahan yang akan diteliti pada:
1. Kemampuan representasi matematik siswa yang diukur berdasarkan
kemampuan siswa dalam membuat dan beroperasi dengan representasi gambar
dalam matematika (grafik, diagram, tabel, dan gambar) untuk menyelesaikan
masalah, representasi simbol yang berisikan kemampuan siswa membuat dan
beroperasi dengan representasu berupa simbol dalam matematika (angka,
notasi, dan simbol aljabar) untuk menyelesaikan masalah, dan representasi
verbal yaitu kemampuan siswa menjawab soal dengan kata-kata menggunakan
bahasa sendiri secara tertulis atau menuliskan interpretasi dari suatu
representasi.
2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) yang dikembangkan oleh David Mills dan Susan Feteris
(Department of Physics di Monash University Australia) pada tahun 1996
serta Pam Mulhall (Education Faculty di University of Melbourne) dan Brian
McKittrick. Selanjutnya CUPs diperbaharui pada tahun 1999, 2001, dan 2007
oleh Pam Mulhall dan Brian McKittrick (Monash University, 2007).
3. Model pembelajaran konvensional yang digunakan oleh peneliti adalah
pembelajaran ekspositori.
4. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Darul Ma’arif Jakarta
Selatan.
5. Materi yang dibahas adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)?
2. Bagaimana kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional?
7
3. Apakah kemampuan representasi matematik siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
2. Mengetahui kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui apakah kemampuan representasi matematik siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait, yaitu:
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran
dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah melalui penggunaan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif guru dalam kegiatan pembelajaran
matematika serta dapat dimanfaatkan sebagai variasi model pembelajaran.
c. Bagi Siswa,
Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan representasi dalam mata
pelajaran matematika.
8
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan terkait dengan kemampuan
representasi matematik dan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs).
9
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Kemampuan Representasi Matematik
a. Pengertian Representasi Matematik
Istilah representasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
sebagai: (1) perbuatan mewakili; (2) keadaan mewakili; (3) apa yang mewakili;
perwakilan.1 Pada arti kata tersebut dapat dikatakan bahwa representasi adalah
alat yang digunakan untuk mewakili suatu keadaan.
Goldin menyatakan, “A representation is defined as any configuration of
characters, images, concrete objects etc., that can symbolize or ―represent‖
somethimg else”.2 Hal ini menjelaskan bahwa representasi merupakan perwujudan
dari karakter-karakter, gambar-gambar, objek-objek konkrit, dan lain-lain yang
dapat melambangkan atau mewakili sesuatu yang lainnya.
Menurut Godino dan Font dalam jurnalnya berpendapat, “A representation
is considered as a sign or configuration of signs, characters or objects that can
stand for something else (to symbolize, code, provide an image of, or represent).3
Berdasarkan pendapat tersebut representasi dianggap sebagai sebuah tanda,
karakter-karakter atau objek-objek yang dapat melambangkan dan menyajikan
gambar sebagai perwakilan dari sesuatu yang lainnya.
Kartini dalam karya ilmiahnya dalam bidang matematika, menuliskan
bahwa representasi matematik adalah ungkapan dari ide-ide matematika (masalah,
pernyataan, definisi, dan lain-lain) yang digunakan untuk memperlihatkan
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 950. 2 Gagatsis dan Elia, The Effects of Different Modes of Representation on Mathematical
Problem Solving, Proceedings of the 28th
Conference of The International Group for The
Psychology of Mathematics Education, Vol. 2, 2004, pp. 447. 3 Godino dan Font, The Theory of Representations as Viewed from The Onto-Semiotic
Approach to Mathematics Education, Mediterranean Journal for Research in Mathematics
Education, Vol. 9 (1), 2010, pp.193.
10
(mengkomunikasikan) hasil kerjanya dengan cara tertentu (cara konvensional atau
tidak konvensional) sebagai interpretasi dalam pikirannya.4
Di dalam dokumen NCTM (2000) tertulis, “The term representation refers
both to process and to product−in other words, to the act of capturing a
mathematical concept or relationship in some form and to the form itself. Some
forms of representation−such as diagrams, graphical displays, and symbolic
expressions.”5 Dokumen ini menyatakan representasi merupakan kegiatan
memproses dan menghasilkan, dengan kata lain representasi merupakan tindakan
umtuk memperoleh konsep matematika atau hubungan pada beberapa bentuk dan
kepada bentuk itu sendiri. Beberapa bentuk tersebut diantaranya adalah diagram,
grafik, dan simbol.
Goldin dan Nina Shtengold membagi representasi menjadi dua bagian,
yaitu representasi internal dan eksternal. Bentuk representasi internal meliputi
aktivitas mental yang terjadi dalam pikiran yang tidak dapat diukur. Sedangkan
representasi eksternal dapat diobservasi misalnya dari pengungkapannya melalui
kata-kata (lisan), tulisan, simbol, gambar, grafik, ataupun tabel yang merupakan
hasil stimulus dari pikirannya.6
Goldin dan Nina Shtengold menyatakan bahwa interaksi antara internal
dan eksternal representasi merupakan dasar dari keefektifan dari proses belajar
mengajar yang harus menjadi perhatian guru. Sebagai contoh, dalam memahami
konsep angka misalnya angka lima, selain dapat direpresentasikan sebagai bentuk
abstrak yang sudah kenal dengan simbol „5‟ juga dapat direpresentasikan dalam
bentuk tulisan susunan huruf-huruf „lima‟, maupun lima objek yang dapat
dihitung. Dalam merepresentasikan tersebut sebenarnya telah terjadi hubungan
saling interaksi antara representasi internal dan eksternal.
4 Kartini, “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika”, Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY,
Yogyakarta, 5 Desember 2009, h. 369. 5 The National Council of Teachers of Mathematics, Principles and Standards for School
Mathematics, (USA: NCTM, 2000), pp. 67. 6 Albert A. Cuoco dan Frances R. Curcio, The Role of Representation in School
Mathematics, Virgia: The National Council of Teachers of Mathematics 2001), pp. 3-5.
11
Gambar 2.17
Hubungan antara Representasi Internal dan Eksternal
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
representasi matematik adalah suatu ungkapan ide-ide matematika dari suatu
situasi masalah berupa gambar, simbol, atau kata-kata sebagai perwakilan dari
proses aktivitas mental seseorang.
b. Indikator Kemampuan Representasi Matematik
Wu-Yuin Hwang, dkk dalam jurnalnya membagi kemampuan representasi
dalam pembelajaran matematika menjadi tiga tipe, yaitu:8
7 Stephen J. Pape dan Mourat A. Tchoshanov, The Role of Representation(s) in Developing
Mathematical Understanding,(Spring: Taylor &Francis Group, 2001), pp. 119. 8 Wu-Yuin Hwang. et al., Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical
Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System, Educational Technology & Society, Vol. 10 (2) ,
2007, pp. 192.
12
1) Language representation skill – The skill of translating observed properties
and relationships in mathematical problems into verbal or vocal
representations.
2) Picture or graphic representation skill – The skill of translating mathematical
problems into picture or graphic representations.
3) Arithmetic symbol representation skill – The skill of translating mathematical
problems into arithmetic formula representations.
Pembagian ini menunjukkan klasifikasi mengenai representasi yaitu
berupa kemampuan representasi dapat berbentuk gambar, simbol, dan verbal. Hal
yang hampir serupa dikemukakan oleh Jose L. Villegas dan kawan-kawan dalam
jurnalnya dengan membagi kemampuan representasi matematik menjadi tiga tipe
yaitu:9
1) Verbal representation of the word problem: consisting fundamentally of the
word problem as stated, whether in writing or spoken;
2) Pictorial representation: consisting of drawings, diagrams or graphs as well
as any kind of related action;
3) Symbolic representation: being made up of numbers, operation and relation
signs; algebraic symbols, and any kind of action referring to these;
Pembelajaran matematika memiliki beragam representasi, diantaranya;
gambar, diagram, simbol aljabar, tabel, grafik, kata-kata dan lain sebagainya.
Penggunaan semua jenis representasi tersebut dapat dibuat secara lengkap dan
terpadu dalam pengujian suatu masalah. Van der Meij & De Jong mengungkapkan
bahwa: ―In a multi-representational learning environment the learner has to
understand the semantics of each representation, has to understand which parts of
the domain are represented, has to relate the representations to each other if the
representations are (partially) redundant, and has to translate between
representations‖.10
Pada intinya adalah dalam pembelajaran representasi
9 Jose L. Villegas dkk, Representations in Problem Solving: a case study in optimization
problem, Electronic Journal of Research in Educational Psychology, Vol. 7(1), 2009, h. 287. 10
Jan Van der Meij dan Ton de Jong, “Learning with Multiple Representations”, Paper
presented at EARLY, Padua, Italy, 26 Agustus 2003, h. 2.
13
beragam, peserta didik harus dapat memahami, menghubungkan, dan
menerjemahkan antar setiap representasi.
Berdasarkan beberapa tipe representasi menurut para ahli di atas, indikator
representasi matematik yang akan diukur dalam penelitian ini adalah:
1) Representasi gambar: menyajikan masalah matematika ke dalam bentuk
diagram, grafik atau tabel, gambar, dan model manipulatif.
2) Representasi simbol: membuat persamaan atau model matematika untuk
menyelesaikan suatu masalah matematika.
3) Representasi verbal: menyajikan masalah matematika ke dalam bentuk kata-
kata atau teks tertulis.
2. Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
a. Pengertian Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs)
Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.11
Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang yang
dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:12
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; dan
(4) system pendukung.
11
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h. 133. 12
Ibid., h. 136.
14
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Model pembelajaran memiliki tahapan:13
1) Sintaks/pentahapan merupakan penjelasan pengoperasian model
2) Sistem sosial bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan pembelajar
3) Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guru bersikap dan
berespon terhadap aktivitas siswa
4) Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai kelengkapan
model di luar manusia
Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
adalah prosedur pengajaran yang didesain untuk membantu perkembangan dari
pemahaman konsep yang dirasa sulit untuk siswa dengan membangun pendekatan
berdasarkan kepada keyakinan bahwa siswa membangun pemahaman mereka
sendiri atas suatu konsep dengan mengembangkan atau memodifikasi
pengetahuan yang siswa miliki. Siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang
baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri, dan tidak hanya menerima
transfer ilmu dari guru.
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan oleh David Mills dan Susan Feteris
(Department of Physics di Monash University Australia) pada tahun 1996 serta
Pam Mulhall (Education Faculty di University of Melbourne) dan Brian
McKittrick. Selanjutnya CUPs diperbaharui pada tahun 1999, 2001, dan 2007
oleh Pam Mulhall dan Brian McKittrick (Monash University, 2007).
Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
menguatkan nilai dari cooperative learning (belajar kelompok), yaitu siswa
13
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h.117-118.
15
belajar dan bekerja dalam kelompok untuk membangun pengetahuan bersama.
Dalam belajar kelompok akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa. Belajar kooperatif ini memandang bahwa keberhasilan dalam
belajar bukan harus diperoleh dari guru, melainkan dari pihak lain yang terlibat
dalam proses pembelajaran, yaitu teman sebaya.
Permasalahan mendasar yang menjadi obyek penelitian McKittrick,
Mulhall & Gunstone pada model pembelajaran CUPs adalah mengenai bagaimana
cara menyajikan dan membahas permasalahan yang direpresentasikan dalam
bentuk gambar. Hal ini terkait dengan kemampuan representasi matematik yang
salah satu indikatornya adalah menyajikan masalah matematika ke dalam bentuk
diagram, grafik atau tabel, gambar, dan model manipulatif. Karena dengan
berdiskusi dalam kelompok, akan terjadi pertukaran ide-ide matematika yang
dimiliki oleh satu siswa kepada siswa lainnya.
Prosedur yang digunakan dalam CUPs meliputi kegiatan pembelajaran
individu, diskusi kelompok, dan diskusi kelas. Tahapan pelaksanaan pembelajaran
dengan model CUPs adalah sebagai berikut:
1) Siswa dihadapkan pada suatu masalah matematika untuk diselesaikan secara
individu. Siswa diarahkan untuk mengisi LKS secara individu dan diberi
kebebasan untuk berpendapat.
2) Siswa dikelompokkan, tiap kelompok terdiri dari 3 orang (triplet), namun
pembagian kelompok dapat menyesuaikan jumlah siswa dalam kelas.
Kemudian tiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang sama dengan
permasalahan yang harus dipecahkan secara individu dan mengerjakan soal
yang ada di LKS, kemudian direpresentasikan di dalam karton.
3) Diskusi kelas
Dalam tahapan ini, hasil kerja diskusi kelompok dipajang di depan kelas. Guru
memeriksa hasil diskusi kelompok, membandingkan persamaan dan
perbedaan jawaban masing-masing kelompok. Diskusi kelas dimulai dengan
memilih salah satu jawaban yang jawabannya dianggap mewakili seluruh
jawaban yang ada. Guru meminta salah satu anggota kelompok yang
16
jawabannya diambil untuk menjelaskan jawaban hasil diskusi mereka.
Jawaban kelompok lain yang berbeda dengan jawaban kelompok yang dipilih
sebelumnya diminta untuk menjelaskan jawabannya. Berdasarkan kedua
jawaban tersebut, maka diskusi kelas akan berlangsung. Kemudian semua
anggota kelas dapat mengemukakan pendapat masing-masing.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs)
Pada setiap pertemuan dalam penerapan model pembelajaran CUPs,
seorang guru harus memberikan penekanan kepada setiap siswa untuk terlibat
secara aktif dan memberikan pendapatnya dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan karena setiap siswa dimungkinkan memiliki miskonsepsi yang
berbeda terhadap suatu konsep yang ingin dibahas. Miskonsepsi tersebut hanya
dapat diperbaiki jika miskonsepsi tersebut dikemukakan. Guru juga harus
menekankan kepada siswa dalam pembelajaran dan harus menghormati setiap
pendapat yang dikemukakan oleh rekannya.
Pam Mulhall dan Brian McKittrick menyatakan 5 Basic outline of a CUP
sessions:
1) Students are presented with the exercise on an A4 sheet of papers. The teacher
should draw attention to any conventions (eg how to represent forces) to be
used when answering the questions, and emphasise the need to draw LARGE
diagrams when representing the answer of one's triplet on the A3 sheet.
2) The students spend a few minutes trying to solve the exercise BY
THEMSELVES. This gives them a chance to get in touch with their own ideas
before being presented with those of others. During this time they can write
ideas etc on their A4 sheet.
3) Then the students move into their triplets and for the next 20 minutes or so
present and listen to each other’s ideas. The purpose of the discussion is to
allow them to clarify what they think, discover faults in their reasoning and
finally reach consensus on the answer which is then transferred to the A3
sheet, which the teacher will have distributed with three different coloured
17
texts to each group. The students should draw their diagrams as large as
possible using the texts provided for ease of viewing later. Each member of the
triplet ought to be prepared to defend their triplet’s answer to the whole class.
During the triplets’ discussions, the teacher should move around the room,
clarifying points about the exercise if needed but avoiding getting involved in
the discussions.
4) After a suitable period of time, all the A3 responses should be stuck on the
wall/board.
5) The teacher needs to scan the responses looking for similarities and
differences—a number of responses will be the same—and could begin the
discussion by choosing an A3 sheet where the diagrams seem representative
of some of the responses and asking a member of the triplet to explain their
answer. Students from other triplets with different diagrams are then invited to
defend their responses. The process continues with students arguing their
position until consensus is reached about the final answer. It is important that
the teacher AVOIDS EXPLAINING/TELLING THEM the answer. A lot of
thinking will be occurring: the teacher needs to allow a sufficient wait-time
before asking follow-up questions.
6) At the end of the session each student needs to be fully aware of the agreed
answer—to ensure this the teacher should repeat the answer and perhaps
write/draw this on a blank A3 sheet on the wall/board (but without further
comment). If the end of the session arrives before consensus is reached, the
teacher summarises the stage reached, reassures the students that this is
acceptable and that this will be resolved at their next class.14
Pam Mulhall dan Brian McKittrick menyatakan 5 sesi langkah dalam
pelaksanaan CUPs sebagai berikut:
1) Siswa diberi lembar kerja siswa. Guru menjelaskan ketentuan dalam
pengerjaannya kepada siswa dan menekankan pentingnya untuk
mempresentasikan jawaban dari suatu triplet dalam karton.
14
Brian McKttrick dan Pam Mulhall, Conceptual Understanding Procedures (CUPs),
(Australia: Monash University, 2003), h. 1-4.
18
2) Siswa selama 5-10 menit berusaha untuk menyelesaikan LKS secara individu.
3) Kemudian siswa pindah ke dalam triplet mereka dan 20 menit selanjutnya
mengerjakan soal yang diberikan di LKS secara berkelompok. Tujuan dari
diskusi ini adalah untuk menjelaskan apa yang mereka pikirkan, menemukan
kesalahan dalam alasan mereka dan akhirnya mencapai hasil bersama yang
kemudian direpresentasikan ke dalam kertas karton.
4) Setelah diskusi kelompok selesai, semua jawaban dalam karton harus ditempel
di dinding atau papan tulis.
5) Guru harus melihat semua jawaban dan mencari kesamaan dan perbedaan dan
dapat memulai diskusi dengan memilih karton dimana hasilnya sepertinya
dapat mewakili beberapa jawaban dan meminta anggotanya untuk
menjelaskan jawaban mereka. Prosesnya berlangsung dengan siswa
memberikan argument sampai didapat kesepakatan mengenai jawaban
akhirnya.
6) Di akhir sesi tersebut setiap siswa harus benar-benar memahami jawaban yang
disetujui. Untuk membuktikannya guru harus mengulang kembali jawabannya
dan mungkin menulis/menggambarkannya dalam karton kosong di dinding
atau papan tulis. Jika waktu habis sebelum kesepakatan diraih kemudian
memberikan suatu petunjuk kepada siswa dan akan diselesaikan di pertemuan
berikutnya.
c. Keunggulan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs)
1) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam
memecahkan masalah secara individu.
2) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide siswa lain
dalam kelompok.
3) Meningkatkan kemampuan sosial, mengembangkan rasa harga diri dan
hubungan interpersonal yang positif.
4) Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
19
5) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
6) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
7) Mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
d. Kelemahan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs)
1) Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit
dalam menyampaikan pendapat.
2) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi.
3) Keadaan kondisi kelas yang ramai membuat siswa kurang berkonsentrasi
dalam menguasai materi yang diajarkan.
4) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan fasilitas,
alat, dan biaya yang cukup memadai.
3. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan salah satu model
pembelajaran yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru-guru di
sekolah. Pembelajaran konvensional yang dilaksanakan di sekolah tempat
dilaksanakan penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran ekspositori. Menurut Sanjaya, “Pembelajaran
ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud
agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.”15
Dalam pembelajaran ekspositori, materi pelajaran yang disampaikan
merupakan materi pelajaran yang sudah jadi seperti fakta atau konsep tertentu
sehingga tidak menuntut siswa untuk mengkonstruk pikirannya dan tidak
menuntut siswa untuk berpikir ulang. Sehingga pembelajaran seperti ini lebih
15
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta Kencana 2008),
h.189.
20
mengutamakan hafalan dari pada pemahaman dan lebih mengutamakan hasil dari
pada proses.
Pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang terpusat kepada
guru, tetapi dominasi guru dalan pembelajaran ini masih lebih sedikit
dibandingkan dengan metode ceramah. Guru tidak terus menerus bicara,
melainkan hanya pada awal pelajaran, saat menerangkan materi dan contoh soal
dan pada waktu-waktu yang diperlukan saja. murid mengerjakan latihan soal
sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakan bersama temannya, atau
disuruh membuatnya di papan tulis.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, pembelajaran ini
cenderung menekankan kepada hafalan siswa terhadap rumus-rumus yang
diberikan karena guru akan memberikan rumus-rumus kepada siswa bukan
melatih siswa untuk mencari tahu dari mana rumus tersebut berasal. Hal ini
berakibat pada penguasaan siswa terhadap konsep matematika cenderung
bersumber dari hafalan bukan pemahaman.
Langkah-langkah pembelajaran ekspositori dapat dirinci sebagai berikut:
a. Persiapan, dalam tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran.
b. Penyajian, dalam tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru berusaha semaksimal mungkin
agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
c. Korelasi, dalam tahap ini guru menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa untuk memberikan makna terhadap materi pembelajaran.
d. Menyimpulkan, adalah tahapan memahami inti dari materi pembelajaran yang
disajikan.
e. Mengaplikasikan, merupakan tahapan unjuk kemampuan siswa setelah
menyimak penjelasan dari guru. 16
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 2, h. 183-188.
21
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan terkait model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs), diantaranya :
1. Muhammad Ihsan, (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Model
Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Terhadap Hasil
Belajar Matematika‖. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar matematika kelompok kontrol (konvensional).17
2. Nur Malitasari, (2012) dengan judul penellitian “Penerapan Model
Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Pythagoras‖. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep pythagoras
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs).18
C. Kerangka Berpikir
Salah satu standar proses pembelajaran matematika adalah kemampuan
representasi matematik. Representasi memiliki peranan penting dalam
matematika. Matematika merupakan hal yang abstrak, maka untuk mempermudah
dalam memahami konsep dan menyelesaiakan masalah matematika, representasi
sangat berperan untuk mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata dalam
matematika. Kenyataan bahwa kemampuan representasi matematik siswa rendah
telah menunjukkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran matematika di sekolah.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, siswa cenderung hanya mengikuti
apa yang diajarkan guru. Guru masih menerapkan proses pembelajaran dengan
17
Muhammad Ihsan, “Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) Terhadap Hasil Belajar Matematika‖, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), tidak
dipublikasikan. 18
Nur Malitasari, “Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pythagoras‖, Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012), tidak dipublikasikan.
22
pembelajaran konvensional, dimana guru lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran, siswa hanya belajar menerima apa yang diajarkan guru dan
menyelesaiakn soal dengan cara yang guru ajarkan. Siswa tidak didorong dan
dilatih untuk merepresentasikan ide-ide matematik karena siswa hanya mengikuti
apa yang guru ajarkan, siswa tidak diberi kesempatan untuk menghadirkan
kemampuan representasi matematiknya yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dipengaruhi
oleh adanya model pembelajaran yang digunakan, dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa.
Interaksi antara internal dan eksternal representasi merupakan dasar dari
keefektifan dari proses belajar mengajar. Maka salah satu model pembelajaran
yang dapat mendorong terjadinya interaksi antara internal dan eksternal
representasi sehingga kemampuan representasi siswa berkembang adalah model
Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) adalah
prosedur pengajaran yang didesain untuk membantu perkembangan dari
pemahaman konsep yang dirasa sulit untuk siswa dengan membangun pendekatan
berdasarkan kepada keyakinan bahwa siswa membangun pemahaman mereka
sendiri atas suatu konsep dengan mengembangkan atau memodifikasi
pengetahuan yang siswa miliki.
Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
menguatkan nilai dari cooperative learning (belajar kelompok), yaitu siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok kecil (triplet) untuk membangun pengetahuan
bersama. Dengan berkelompok, siswa lebih aktif mengemukakan argumentasi dan
bertukar pikiran dengan temannya merepresentasikan ide matematis yang
berkaitan dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari.
Pada tahap awal siswa berusaha menyelesaikan lembar kerja siswa yang
diberikan oleh guru secara individu. Melalui tahap ini diduga akan terjadi
internalisasi representasi di dalam pikiran individual siswa. Kemudian siswa
pindah ke dalam triplet untuk memperlihatkan dan mendengarkan ide-ide dari
23
masing-masing anggota triplet. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menjelaskan
apa yang mereka pikirkan, menemukan kesalahan dalam alasan mereka dan
akhirnya mencapai hasil bersama yang kemudian direpresentasikan ke dalam
kertas karton dimana karton merupakan suatu wadah untuk siswa menuliskan
hasil interpretasi mereka bersama yang akan dipertanggungjawabkan dalam
presentasinya. Melalui tahap ini diduga juga terjadi representasi secara internal
dan eksternal berupa kata-kata, simbol, gambar, grafik, dan yang lainnya.
Kerangka berpikir penelitian ini disajikan dalam Gambar 2.2 sebagai berikut.
Masalah
Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
Kemampuan Representasi
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelajaran masih
berpusat pada guru
Siswa kurang aktif
dalam pembelajran
Pembelajaran yang
diterapkan monoton
Rendahnya kemampuan representasi matematik siswa
Mengerjakan
LKS secara
individu
Diskusi
kelompok
representasikan
dalam karton
Menempelkan
karton dan
presentasi
kelompok
Guru
mengulang
kembali
jawabannya
di papan
tulis
Representasi Gambar Representasi Simbol Representasi Verbal
Meningkatnya kemampuan representasi matematik siswa
24
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori serta kerangka berpikir yang telah dijelaskan, maka
penulis dapat membuat hipotesis penelitian sebagai berikut: “Kemampuan
representasi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) lebih tinggi
daripada kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional”.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Ma’arif yang beralamat di jalan
Rumah Sakit Fatmawati No. 45, Cipete, Jakarta Selatan dan dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015 di bulan Mei 2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Metode ini
mempunyai kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen
merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs), sedangkan kelas kontrol
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk
Posttest-Only Control Design yang digambarkan sebagai berikut.1
Tabel 3.1
Posttest-Only Control Design
R O
R O
Keterangan:
= Perlakuan pembelajaran dengan model Conceptual Understanding
Procedures (CUPs).
= Perlakuan pembelajaran dengan model konvensional.
R = Random atau pemilihan sampel secara acak.
O = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), Cet. ke-15, h. 76.
26
Langkah yang dilakukan sebelum memberikan tes kemampuan
representasi matematik siswa adalah melakukan proses pembelajaran pada kedua
kelas tersebut. Untuk kelas eksperimen, pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Sedangkan untuk
kelas kontrol pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Darul
Ma’arif tahun ajaran 2014/2015 dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP Darul Ma’arif.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Cluster
Random Sampling, yaitu mengambil dua dari empat kelas VIII, selanjutnya dari
dua kelas yang terpilih diundi lagi dan diperoleh kelas VIII-B yang terdiri dari 34
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-D yang terdiri dari 35 siswa
sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan pemberian tes representasi matematik siswa yang
diberikan kepada kedua sampel dengan pemberian tes yang sama, yang dilakukan
pada akhir pembelajaran, baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal kemampuan
representasi matematik. Soal kemampuan representasi matematik ini berupa
uraian yang disusun secara terencana untuk mengukur bagaimana kemampuan
representasi matematik siswa. Soal-soal yang diberikan memuat tiga jenis
representasi matematik, yaitu representasi dalam bentuk gambar yang berisikan
kemampuan dalam menerjemahkan permasalahan dalam bentuk grafik,
representasi dalam bentuk simbol yaitu kemampuan dalam membuat model
matematika atau persamaan matematik, dan representasi dalam bentuk verbal atau
kata-kata tertulis yaitu kemampuan dalam menerjemahkan permasalahan dalam
27
bentuk kata-kata tertulis. Adapun kisi-kisi tes kemampuan representasi matematik
disajikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Kemampuan Representasi Matematik
No.
Kemampuan
Representasi
Matematik
Indikator
No item
soal
Jumlah
Butir
Soal
1
Gambar
(Pictorial
representation)
Menentukan himpunan penyelesaian
persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan bidang koordinat
kartesius
1b 1
Menentukan penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode grafik
2 1
2
Simbol
(Symbol
Representation)
Membuat dan menyelesaiakan model
matematika dari masalah nyata yang
berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi
4 1
Membuat dan menyelesaiakan model
matematika dari masalah nyata yang
berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode gabungan
5 1
3
Verbal
(Verbal
Representation
of the Word
Problem)
Menjelaskan penyelesaian dari suatu
persamaan linear dua variabel 1a 1
Menuliskan sebuah cerita dari suatu
sistem persamaan linear dua variabel
dan menentukan penyelesaian dari
sistem persamaan linear dua variabel
tersebut dengan menggunakan
metode substitusi
3 1
Jumlah 6
28
Sedangkan untuk memperoleh data kemampuan representasi matematik
diperlukan perdoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal.
Kriteria penskoran penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Indikator yang Diukur Kriteria Skor
Representasi Gambar
(Pictorial representation)
Membuat grafik dengan lengkap dan benar
serta dengan langkah yang tepat 2
Melukiskan gambar dengan benar namun
langkah yang digunakan masih kurang
lengkap 1
Langkah yang digunakan sudah tepat dan
sebagian besar jawaban sudah benar namun
penyelesaian akhir salah
Tidak ada jawaban 0
Representasi Simbol
(Symbol Representation)
Menuliskan model matematika dengan benar
dan penyelesaian akhir yang didapat benar 3
Menuliskan model matematika dengan benar
namun penyelesaian akhir salah 2
Menuliskan model matematika namun masih
kurang tepat dan benar 1
Tidak ada jawaban 0
Representasi Verbal
(Verbal Representation of
the Word Problem)
Menyatakan masalah dengan kata-kata
lengkap dan benar 2
Menyatakan masalah dengan kata-kata namun
masih kurang tepat dan benar 1
Tidak ada jawaban 0
29
Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur kemampuan representasi
matematik siswa, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran agar diperoleh
data yang valid.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen harus memiliki ketepatan yang
tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur. Pengujian validitas
dilakukan menggunakan rumus product moment: 2
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
: Jumlah rerata nilai X
: Jumlah rerata nilai Y
N : Banyaknya responden
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu . Soal dikatakan
valid jika nilai , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai
. Berikut ini disajikan hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes
kemampuan representasi matematik dalam penelitian ini.
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
Cet. ke-6, h. 72.
30
Tabel 3.4
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen
No.
Soal
Indikator kemampuan
Representasi Matematik
Validitas
Keterangan
1a Verbal 0,600 0,349 Valid
3 Verbal 0,857 0,349 Valid
1b Gambar 0,459 0,349 Valid
2 Gambar 0,853 0,349 Valid
4 Simbol 0,940 0,349 Valid
5 Simbol 0,867 0,349 Valid
Peneliti membuat 6 butir soal kemampuan representasi matematik siswa.
Setelah dilakukan perhitungan dan analisis validititas instrumen diperoleh semua
butir soal valid.
b. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk
mengetahui keandalan instrumen. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya
apabila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelas yang sama
diperoleh hasil pengukuran yang relatif tetap. Reliabilitas yang digunakan untuk
mengukur tes pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach:3
(
)(
∑
)
3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2005), Cet. ke-5, h. 208.
31
Dengan varians:
∑
(∑ )
Keterangan:
: Koefisien reliabilitas tes
: Banyaknya butir item pertanyaan
: Bilangan konstan
∑ : Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item
: Varians total
Kriteria koefisien reliabilitas dalam penelitian ini digunakan patokan
sebagai berikut:4
1. Apabila sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar
yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang
tinggi (reliable).
2. Apabila lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi
(un-reliable).
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas uji instrumen tes kemampuan
representasi matematik, dari 6 butir soal yang valid diperoleh nilai .
Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai lebih besar daripada 0,70, maka dari
6 butir soal yang valid memiliki derajat reliabilitas yang tinggi.
c. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang atau
mudah. Rumus untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yaitu:5
4 Ibid., h. 209.
5 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 208.
32
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu
Js : Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes
Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal
digunakan kriteria sebagai berikut:6
- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berikut ini disajikan tabel hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran
instrumen tes kemampuan representasi matematik dalam penelitian ini.
Tabel 3.5
Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen
No. Soal Indikator Kemampuan
Representasi Matematik
Tingkat Kesukaran
P Kriteria
1a Verbal 0,734 Mudah
3 Verbal 0,563 Sedang
1b Gambar 0,953 Mudah
2 Gambar 0,688 Sedang
4 Simbol 0,479 Sedang
5 Simbol 0,281 Sukar
6 Ibid., h. 210.
33
d. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak
mampu menjawab soal.
Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:7
Keterangan:
: Jumlah skor kelompok atas
: Jumlah skor kelompok bawah
: Skor maksimum kelompok atas
: Skor maksimum kelompok bawah
Berikut klasifikasi daya pembeda:8
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor).
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory).
D : 0,40 – 0,70 : baik (good).
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent).
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang saja.
Berdasarkan hasil uji daya pembeda diperoleh satu soal dengan daya
pembeda jelek (poor), yaitu soal nomor 1b. Satu soal dengan kriteria cukup
(satisfactory), yaitu soal nomor 1a. Tiga soal dengan kriteria baik (good), yaitu
soal nomor 2, 3, dan 5. Sedangkan soal nomor 4 mempunyai daya pembeda yang
baik sekali (excellent).
7Ibid., h. 213.
8 Ibid., h. 218.
34
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis data yang
diperoleh, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat dengan melakukan uji
normalitas dan dan uji homogenitas yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:9
Dengan derajat bebas (db) = k – 3, dimana k banyaknya kelas
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Jika 2 ≤
2 tabel maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
- Jika 2 >
2 tabel maka sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians kedua
kelompok. Apabila dalam pengujian homogenitas menunjukkan kesamaan
varians, maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t (apabila
berdistribusi normal) dan digunakan varians gabungan. Apabila hasil pengujian
menunjukkan tidak homogen, maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan
uji t (apabila berdistribusi normal) dan tidak menggunakan varians gabungan.
9 Kadir, Statistika untuk Penelitian dan Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT Rosemata
Sempurna, 2010), h. 113.
fe
fefo 22 )(
35
Uji homogenitas varians indepen dilakukan menggunakan uji F dengan
rumus sebagai berikut:10
arian erbe ar
arian er ecil
Untuk menghitung dengan derajat bebas untuk pembilang
dan untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota
kelompok, dengan rumus:
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
- : distribusi sampel mempunyai varians yang homogen
- : distribusi sampel mempunyai varians yang tidak homogeny
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yang dilakukan
untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang signifikan antara kemampuan
representasi matematik siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Jika kedua data yang dianalisis berdistribusi normal, maka pengujiannya
menggunakan uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara dua variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Rumus yang
digunakan yaitu:
a) Jika , maka uji t yang digunakan adalah:11
√
Dimana
√∑
∑
10
Ibid, h. 119-120. 11
Ibid., h. 195.
36
Dengan ∑ ∑
∑
dan ∑
∑
∑
dimana
b) Jika , maka uji t yang digunakan adalah:12
√
Dengan derajat kebebasan:
( )
( )
dengan dan
Keterangan:
: Harga t hitung
: Rata-rata skor dari kelas eksperimen
: Rata-rata skor dari kelas kontrol
: Varians kelas eksperimen
: Varians kelas kontrol
: Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol
: Banyaknya siswa kelas eksperimen
: Banyaknya siswa kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Jika , maka hipotesis nihil diterima
- Jika , maka hipotesis nihil ditolak
Jika kelas eksperimen dan/atau kelas kontrol berasal dari populasi
berdistribusi tidak normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik
non-parametrik. Adapun uji parametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney
(Uji ). Rumus Uji Mann-Whitney yang digunakan yaitu:13
12
Ibid., h. 200-201. 13
Ibid., h. 274.
37
Keterangan:
U : Statistik Uji Mann-Whitney
, : Ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2
: Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran n1 (n terkecil)
Untuk sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling dapat
digunakan pendekatan ke distribusi normal dengan bentuk statistik sebagai
berikut:
Dengan
dan √
G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
:21
:21
Keterangan:
1 : Rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik siswa pada kelas
eksperimen
2 : Rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik siswa pada kelas
kontrol
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan representasi matematik siswa ini
dilakukan di SMP Darul Ma’arif, Cipete, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan
pada dua kelas yang berbeda. Pada kelas VIII-B yang berjumlah 34 siswa sebagai
kelas eksperimen, pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Sedangkan pada kelas VIII-D
yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol, pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Pokok bahasan yang diajarkan adalah Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel dengan delapan kali pertemuan dan tiap pertemuannya dua jam
pelajaran. Untuk mengukur kemampuan representasi matematik siswa pada kedua
kelompok tersebut diberikan tes yang terdiri dari 6 butir soal. Dari 6 butir soal
tersebut, 2 soal mewakili representasi gambar, 2 soal mewakili representasi
simbol, dan 2 soal mewakili representasi verbal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan
representasi matematik siswa (posttest) tersebut. Berdasarkan tes kemampuan
representasi matematik siswa yang diberikan, diperoleh hasil kemampuan
representasi matematik siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kemudian dilakukan perhitungan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.
Berikut ini disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan representasi
matematik siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan representasi matematik siswa kelas eksperimen
yang melibatkan 34 siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) memiliki nilai
terendah 36 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan
representasi matematik siswa kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi
1 36 – 45 2 5,88
2 46 – 55 2 5,88
3 56 – 65 6 17,65
4 66 – 75 5 14,71
5 76 – 85 12 35,29
6 86 – 95 7 20,59
Jumlah 34 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa
kelompok eksperimen terletak pada interval 76-85 yaitu sebesar 35,29% (12 orang
siswa dari 34 siswa). Sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu
terletak pada interval 36-45 dan 46-55 yaitu sebesar 5,88% (masing-masing
interval 2 orang dari 34 siswa). Nilai rata-rata yang diperoleh pada kelompok
siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 73,44.
2. Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Kontrol
Dari hasil tes kemampuan representasi matematik siswa kelas kontrol yang
melibatkan 35 siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional diperoleh nilai terendah 29 dan nilai tertinggi 86.
Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan representasi matematik siswa
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
40
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Kelas Kontrol `
No. Interval Frekuensi
1 29 – 38 3 8,57
2 39 – 48 2 5,71
3 49 – 58 8 22,86
4 59 – 68 10 28,57
5 69 – 78 6 17,14
6 79 – 88 6 17,14
Jumlah 35 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa
kelompok kontrol terletak pada interval 59-68 yaitu sebesar 28,57% (10 orang
siswa dari 35 siswa). Sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu
terletak pada interval 39-48 yaitu sebesar 5,71% (2 orang dari 35 siswa). Nilai
rata-rata yang diperoleh pada kelompok siswa kelas eksperimen yaitu sebesar
62,64.
3. Perbandingan Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perbandingan kemampuan representasi matematik siswa antara kelompok
eksperimen yang dalam pembelajarannya diajarakan dengan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan kelompok kontrol yang dalam
pembelajarannya diajarkan dengan model pembelajaran konvensional adalah
sebagai berikut:
41
Tabel 4.3
Perbandingan Statistik Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Deskriptif Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 34 35
Maksimum 93 86
Minimum 36 29
Rata – rata 73,44 62,64
Median 77,17 63
Modus 81,33 61,83
Varians 209,27 213,95
Simpangan Baku 14,47 14,63
Kemiringan -0,54 0,056
Ketajaman 0,278 0,250
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan hasil perhitungan
statistik deskriptif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa nilai median (Me) serta nilai modus (Mo) pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Nilai modus pada kelas
eksperimen adalah 81,33, ini berarti bahwa frekuensi nilai yang paling banyak
didapat siswa pada kelas eksperimen adalah 81,33. Sedangkan nilai modus pada
kelas kontrol adalah 61,83.
Kecenderungan sebaran data pada kelas eksperimen lebih kecil dari pada
kelas kontrol. Tingkat kemiringan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing sebesar -0,54 dan 0,056. Pada kelompok kelas eksperimen
berharga negatif, maka distribusi pada data kelas eksperimen miring negatif atau
landai ke kiri, dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-
rata. Sedangkan pada kelompok kelas kontrol berharga positif, maka distribusi
42
pada data kelas kontrol miring positif atau landai ke kanan data pada kelompok ini
mengumpul di bawah nilai rata-rata. Dengan demikian, dari hasil statistic
deskriptif tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan representasi matematik
siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
4. Perbandingan Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator
Kemampuan representasi matematik yang diteliti dalam penelitian ini
didasarkan pada tiga aspek atau indikator, yaitu representasi gambar, representasi
simbol, dan representasi verbal. Kemampuan representasi matematik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari indikator yang telah ditentukan
disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.4
Perbandingan Skor Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Indikator Skor
Ideal
Eksperimen Kontrol
% %
1. Representasi
Gambar 4 3 75 2,69 67,14
2. Representasi
Simbol 6 4,03 67,16 3,43 57,14
3. Representasi
Verbal 4 3,12 77,94 2,66 66,42
Keterangan:
: Rata-rata indikator representasi matematik
% : Persentase rata-rata indikator representasi matematik
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan skor tiap indikator
kemampuan representasi matematik siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Untuk indikator representasi gambar, diwakilkan oleh dua butir soal yaitu
soal nomor 1b dan 2 dengan skor maksimum adalah 2, sehingga skor ideal untuk
43
indikator representasi gambar kelas eksperimen adalah (2 x 2) x 34 siswa = 136,
sedangkan untuk kelas kontrol skor idealnya adalah (2 x 2) x 35 siswa = 140.
Untuk indikator representasi verbal perhitungannya sama dengan perhitungan
indikator representasi gambar, berarti skor ideal untuk indikator representasi
verbal di kelompok kelas eksperimen dan kontrol juga sama dengan skor ideal
untuk indikator representasi gambar. Untuk indikator representasi simbol
diwakilkan oleh 2 butir soal yaitu soal nomor 4 dan 5 dengan skor maksimum
adalah 3, sehingga skor ideal untuk indikator representasi simbol kelas
eksperimen adalah (3 x 2) x 34 siswa = 204, sedangkan untuk kelas kontrol skor
idealnya adalah (3 x 2) x 35 = 210.
Dari Tabel 4.4 di atas juga dapat dilihat bahwa kemampuan rata-rata siswa
dalam menyelesaikan indikator representasi gambar sebesar 75% pada kelas
eksperimen, sedangkan kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih rendah yaitu
sebesar 67,14%. Artinya, kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
dalam menyelesaikan permasalahan yang peneliti buat yaitu dengan membuat
koordinat kartesius untuk menentukan penyelesaian dari sebuah persamaan linear
dua variabel dan membuat grafik sistem persamaan linear dua variabel
dibandingkan kemampuan siswa pada kelas kontrol.
Untuk indikator representasi simbol, pada tabel 4.4 dapat dilihat
kemampuan rata-rata siswa pada kelas eksperimen dalam menyelesaikan indikator
representasi simbol sebesar 67,16%, sedangkan kemampuan siswa pada kelas
kontrol lebih rendah yaitu sebesar 57,14%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan siswa untuk indikator representasi simbol berupa model matematika
pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Untuk indikator representasi verbal, kemampuan rata-rata siswa pada kelas
eksperimen dalam menyelesaikan indikator representasi verbal sebesar 77,94%,
sedangkan kemampuan siswa pada kelas kontrol juga lebih rendah yaitu sebesar
66,42%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada kelas
eksperimen untuk indikator representasi verbal dalam menyatakan suatu
permasalahan dengan kata-kata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
44
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9
eksperimen
kontrol
Kemampuan Representasi Gambar Representasi Simbol Representasi Verbal
Per
sen
tase
Rat
a-ra
ta
Secara lebih jelas kemampuan rata-rata siswa berdasarkan indikator
representasi matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam
diagram berikut ini.
Gambar 4.1
Diagram Perbandingan Hasil Kemampuan Representasi Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.1 terlihat bahwa selisih yang terjauh antara
kemampuan representasi matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
yaitu pada indikator representasi verbal sebesar 11,52%. Sedangkan pada
indikator reprsentasi gambar dan simbol mempunyai selisih masing-masing
sebesar 7,86% dan 10,02%.
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap data hasil penelitian yang telah diperoleh melalui uji
prasyarat. Salah satu uji prasyarat yang dilakukan adalah dengan uji normalitas.
Bila kedua data berdistribusi normal maka selanjutnya akan dilakukan uji
homogenitas, setelah itu akan dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t. Namun
45
jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan uji statistik non-parametrik.
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square
( ). Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data hasil tes
representasi matematik berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Data berdistribusi normal jika memenuhi kriteria
diukur pada
taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil rekapitulasi uji
normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.5
Uji Normalitas Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas N Taraf
Signifikansi
Kesimpulan
Eksperimen 34
0,05
6,86 7,82 Normal
Kontrol 35 4,85 7,82 Normal
Setelah kedua kelompok dinyatakan berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians
yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan
berdasarkan uji kesamaan dua varians kedua kelas dengan menggunakan Uji F
pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan penyebut 34,33 dengan kriteria
pengujian yaitu : jika maka data dari kedua kelompok memiliki
varians yang sama atau homogen. Hasil uji homogenitas data posttest kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
46
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Kemampuan Representasi Matematik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Varians ( ) Kesimpulan
Eksperimen 209,27
1,02 1,78 Homogen
Kontrol 213,95
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa varians untuk kelas eksperimen sebesar
209,27 dan varians untuk kelas kontrol sebesar 213,95. Nilai dari sebesar
1,02, sedangkan nilai dari sebesar 1,78. Hal ini berarti nilai lebih
kecil dari , maka dapat disimpulkan bahwa data kemempuan representasi
matematik siswa dari kedua kelompok kelas tersebut adalah homogen.
Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa skor tes
kemampuan representasi matematik siswa pada kedua kelompok berdistribusi
normal dan varian kedua kelompok sama atau homogen.
2. Uji Hipotesis
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk mengetahui apakah rata-rata representasi matematik siswa kelas eksperimen
berbeda secara signifikan dari pada siswa kelas kontrol. Untuk pengujian tersebut
diajukan hipotesis sebagai berikut.
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t disajikan dalam Tabel 4.7
berikut.
47
Tabel 4.7
Uji Statistik Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Kelas N Kesimpulan
Eksperimen
69 3,08 1,67 Tolak H0
Kontrol
Keterangan:
: Harga baku hitung N : Jumlah siswa
: Harga baku tabel
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan pengujian hipotesis
diperoleh sebesar 3,08 dan sebesar 1,67 dengan uji 1-pihak. Hasil
perhitungan tersebut dengan taraf signifikansi sebesar 5% menunjukan bahwa
(3,08 > 1,67). Dengan demikian, ditolak, atau dengan kata
lain nilai rata-rata kemampuan representasi matematik siswa pada kelompok kelas
eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kemampuan representasi matematik
siswa kelas kontrol. Berikut ini disajikan sketsa kurvanya.
Gambar 4.2
Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
48
Pada Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai yaitu sebesar
lebih besar dari yaitu sebesar . Artinya jelas bahwa jatuh
pada daerah penolakan (daerah kritis). Setelah dilakukannya pengujian
hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan representasi
matematik siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan rata-rata kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari uji hipotesis dengan menggunakan uji t menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan representasi matematik siswa secara signifikan antara
kelas yang menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional. Perbedaan kemampuan representasi tersebut ditunjukkan dengan
rata-rata skor kelas eksperimen yang lebih tinggi dari rata-rata skor kelas kontrol.
Perbedaan yang dihasilkan dari pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) terlihat pada rata-
rata tiap indikator kemampuan representasi matematik yang diukur. Seperti yang
telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dalam penelitian ini kemampuan
representasi matematik yang diteliti terdiri dari tiga indikator yaitu representasi
gambar, simbol, dan verbal. Indikator representasi verbal terlihat paling menonjol
di kelas eksperimen dibandingkan indikator yang lain dan indikator representasi
simbol memiliki skor rata-rata yang paling rendah. Hal ini dikarenakan pada
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures, siswa lebih sering mengungkapkan ide-ide maupun
pendapat saat berdiskusi yang kemudian dituangkan ke dalam karton, sehingga
kemampuan representasi verbal siswa lebih menonjol, namun bukan berarti model
pembelajaran yang digunakan tidak berpengaruh pada kemampuan representasi
simbol siswa, hal ini dapat dibuktikan dari skor rata-rata kemampuan representasi
49
simbol siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Sedangkan di kelas kontrol, indikator representasi gambar yang paling menonjol.
Hal ini terlihat dari kemampuan siswa pada tiap aspek. Kemampuan rata-rata
siswa pada kelas eksperimen dalam indikator verbal sebesar 77,94% dan
kemampuan rata-rata siswa pada kelas kontrol dalam indikator representasi
gambar sebesar 67,14%.
Dari hasil posttest yang telah dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
pada masing-masing kelas, terdapat perbedaan dalam cara menjawab antara kelas
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) dengan kelas kontrol yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbedaan cara menjawab
tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kemampuan Representasi Gambar
Indikator representasi gambar dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam menyajikan masalah matematika dalam grafik diwakili oleh soal
nomor 2 sebagai berikut.
Soal ini meminta siswa untuk membuat grafik dari sistem persamaan linear
dua variabel yang diberikan. Berikut ini perwakilan jawaban-jawaban yang
sebagian besar siswa jawab pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
𝑥 + 𝑦 =
𝑥 + 2𝑦 =
Soal nomor 2
Gunakan metode grafik, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut!
51
Gambar 4.4
Jawaban Siswa dalam Membuat Grafik Pada Kelas Eksperimen
Dari data yang diperoleh pada kelas kontrol sebanyak 8 siswa (22,86%)
yang menjawab benar, 27 siswa (77,14%) yang menjawab hampir benar dan
sudah berusaha untuk menjawab, dan tidak ada siswa yang tidak menjawab. Dari
jawaban-jawaban yang ada pada kelas kontrol, dari 27 siswa yang berusaha
menjawab beberapa siswa menggambar grafik namun solusi yang didapat salah.
Pada kelas eksperimen sebanyak 18 siswa (52,94%) menjawab dengan benar, 16
52
Soal Nomor 5
Kakak berusia 13 tahun lebih tua dari adik. Sembilan tahun kemudian, umur
kakak dua kali lipat dari umur adik. Buatlah model matematika dari soal
tersebut kemudian tentukan jumlah umur keduanya lima tahun yang akan
datang dengan menggunakan metode gabungan!
siswa (47,06%) menjawab hampir benar dan sudah berusaha untuk menjawab, dan
tidak ada siswa yang tidak menjawab. Dari jawaban-jawaban yang ada pada kelas
eksperimen sudah terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab benar.
Dari jawaban-jawaban yang ada pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebagian besar siswa mampu menggambar grafik sistem persamaan linear dua
variabel. Namun dibandingkan pada kelas kontrol, dalam menggambar grafik
kelas ekperimen jauh lebih rapih dan solusi yang didapat juga benar. Sedangkan
pada jawaban kelas kontrol terlihat bahwa dalam menggambar siswa kelas kontrol
hanya menggunakan presisi tanpa alat ukur sehingga terlihat tidak rapih dan solusi
yang didapat pun juga hanya menggunakan presisi sehingga solusi yang didapat
tidak akurat. Kemampuan rata-rata siswa pada kelas eksperimen dalam
representasi gambar yaitu sebesar 75%, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
67,14%. Pada indikator ini kelas eksperimen masih lebih baik. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) dapat berpengaruh pada representasi gambar. Dari data
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kemampuan representasi gambar,
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
2. Kemampuan Representasi Simbol
Kemampuan representasi simbol dalam penelitian ini diwakili oleh soal
nomor 5 sebagai berikut.
Pada soal di atas siswa diminta untuk membuat model matematika dari
pernyataan yang diberikan. Berikut ini perwakilan jawaban-jawaban yang
sebagian besar dijawab oleh siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
53
Gambar 4.5
Jawaban Siswa dalam Membuat Model Matematika Pada Kelas Kontrol
Gambar 4.6
Jawaban Siswa dalam Membuat Model Matematika Pada Kelas
Eksperimen
54
Soal Nomor 1a
Terdapat sebuah persamaan 𝑥 + 𝑦 = 2
a. Apakah persamaan tersebut mempunyai penyelesaian pada himpunan
bilangan asli? Jelaskan!
Dari data yang diperoleh pada kelas kontrol sebanyak 6 siswa (17,14%)
yang menjawab benar, 12 siswa (34,29%) yang menjawab hampir benar, 15 siswa
(42,86%) yang sudah berusaha untuk menjawab, dan 2 siswa (5,71%) yang tidak
menjawab. Dari jawaban-jawaban yang ada pada kelas kontrol, dalam membuat
model matematika siswa tidak menuliskan informasi yang terdapat pada soal
sehingga tidak menegaskan pernyataannya dengan model matematikanya.
Langkah penyelesaian masalahnya pun tidak sistematis, masih ada langkah yang
terlewat, sehingga hasil akhirnya kurang tepat. Pada kelas eksperimen sebanyak
14 siswa (41,18%) menjawab dengan benar, 11 siswa (32,35%) menjawab hampir
benar, 8 siswa (23,53%) yang sudah berusaha untuk menjawab, dan 1 siswa
(2,94%) yang tidak menjawab. Dari jawaban-jawaban yang ada pada kelas
eksperimen sudah terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab menuliskan
pernyataannya berikut model matematika yang dibuat dan solusi yang didapat
benar. Dibandingkan pada kelas kontrol dalam membuat model matematika dan
solusinya, kelas eksperimen jauh lebih baik. Kemampuan rata-rata siswa pada
kelas eksperimen dalam indikator representasi simbol yaitu sebesar 67,16%,
sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 57,14%. Terdapat selisih yang cukup jauh
antara persentase kelas ekperimen dengan kelas kontrol. Dari data tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa untuk kemampuan representasi simbol, kemampuan
representasi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
3. Kemampuan Representasi Verbal
Kemampuan representasi verbal dalam penelitian ini salah satunya
diwakili oleh soal nomor 1a sebagai berikut.
55
Soal di atas meminta siswa untuk menyatakan dan menjelaskan solusi
berdasarkan persamaan linear dua variable dari soal tersebut. Dalam menjawab
pertanyaan tersebut siswa diminta untuk memberikan penjelasan yang masuk akal
mengenai alasan-alasan yang telah mereka buat. Berikut ini jawaban-jawaban
yang paling banyak dijawab oleh siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Dalam Memberikan Penjelasan Pada Kelas Kontrol
Gambar 4.8
Jawaban Siswa Dalam Memberikan Penjelasan Pada Kelas Eksperimen
56
Dari data yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu sebanyak 14 siswa
(40%) yang menjawab benar, 21 siswa (60%) yang menjawab hampir benar dan
berusaha untuk menjawab, dan tidak ada siswa yang tidak menjawab. Dari
jawaban-jawaban yang ada pada kelas kontrol, sebagian besar siswa sudah
menjawab hampir benar dan masih kurang tepat dalam memberikan penjelasan
seperti gambar 4.7, siswa seperti kebingungan dalam memberikan alasan.
Sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 21 siswa (61,76%) menjawab dengan
benar, 13 siswa (38,24%) menjawab hampir benar dan sudah berusaha untuk
menjawab, dan tidak ada siswa yang tidak menjawab.
Dari jawaban-jawaban yang ada pada kelas eksperimen, sebagian besar
siswa menjelaskan dengan menggunakan informasi yang mereka dapat dengan
cara mengolah persamaan linear dua variabel pada soal sehingga alasan yang
didapat masuk akal dan benar. Sedangkan pada kelas kontrol siswa tidak
memberikan penjelasan apapun. Kemampuan rata-rata siswa pada kelas
eksperimen dalam indikator representasi verbal yaitu sebesar 77,94%, sedangkan
untuk kelas kontrol sebesar 66,42%. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa untuk kemampuan representasi verbal kemampuan kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dilihat dari hasil posttest perindikator kemampuan representasi matematik
tersebut, perbedaan pembelajaran pada kedua kelas dapat menjadi indikasi
mengapa kemampuan representasi matematik siswa berbeda, hal ini terkait
dengan permasalahan mendasar yang menjadi obyek penelitian McKittrick,
Mulhall, dan Gunstone pada model pembelajaran CUPs adalah mengenai
bagaimana cara menyajikan dan membahas permasalahan yang direpresentasikan
dalam bentuk gambar. Seperti pada perhitungan uji t sebelumnya yang
menunjukkan penolakan H0 diperoleh thitung = 3,08 yang lebih besar dari ttabel =
1,67. Hasil tersebut juga menjawab hipotesis penelitian ini, bahwa rata-rata
kemampuan representasi matematik siswa dengan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan representasi matematik siswa dengan model pembelajaran
konvensional.
57
Hal ini dikarenakan pada kelas kontrol, proses pembelajaran tidak
mengaktifkan siswa, sehingga interaksi antar siswa tidak berjalan dengan baik.
Penyampaian materi pada pembelajaran ini juga hanya terpaku pada guru sebagai
pemberi materi dan siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan mencatat, dan
mengerjakan latihan soal, sehingga siswa kurang diberi kesempatan terbiasa
dalam mengemukakan pendapat dan merepresentasikan hasil interpretasi dari
pikiran mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Berbeda dengan
pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) yang pada prakteknya di kelas mewadahi
terjadinya proses interaksi antar siswa dengan adanya diskusi serta Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikerjakan secara individu dan berkelompok yang kemudian
direpresentasikan ke dalam karton.
Pada tahap awal yaitu fase individu. Tahap ini siswa diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara individu. Siswa menggali
pengetahuan yang ia miliki dalam mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.
Tahap ini membantu siswa untuk menggali pengetahuan yang siswa dapat dari
mengerjakan LKS secara individu sehingga mampu merepresentasikan hasil
interpretasi mereka sendiri.
Tahap selanjutnya adalah fase kelompok. Pada tahap ini siswa dibentuk ke
dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang yang disebut triplet atau lebih. Pada
tahap ini siswa mengerjakan soal yang ada di LKS dengan berkelompok,
kemudian jawaban soal-soal tersebut direpresentasikan ke dalam sebuah karton.
Tahap ini memungkinkan siswa saling bertukar pikiran dan pendapat sampai
didapat solusi jawaban berdasarkan kesepakatan anggota kelompok. Karton di sini
berperan sebagai wadah untuk menuangkan hasil interpretasi mereka sehingga
kemampuan representasi yang mereka miliki berkembang.
Tahap selanjutnya adalah fase presentasi. Pada tahap ini karton
ditempelkan di papan tulis dan tembok kelas, kemudian guru memilih satu karton
yang jawabannya benar atau mendekati benar, kemudian siswa pada kelompok
tersebut mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka. Kelompok yang lain
bertanya dan bebas memberikan pendapat sehingga didapatkan solusi yang tepat.
58
Secara keseluruhan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) lebih meningkatkan kemampuan
representasi matematik siswa karena siswa diberikan banyak kesempatan untuk
mengemukaan ide-ide pikirannya terkait materi yang diajarkan.
Berikut ditampilkan beberapa gambar yang telah didokumentasikan
peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
Gambar 4.9
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Diskusi Kelompok dan Menjawab LKS
59
Gambar 4.10
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Presentasi Hasil Diskusi Kelompok
Penggunaan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran tersebut menjadikan siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat
pelajaran, namun siswa aktif dalam mengemukakan hasil interpretasinya sehingga
siswa menjadi lebih memahami materi dan percaya diri serta bersemangat dalam
belajar. Dengan menggunakan karton sebagai wadah untuk mengemukakan hasil
interpretasi mereka, siswa jadi lebih terbiasa dalam merepresentasikan aktivitas
mental mereka. Selain itu karton juga membantu guru untuk lebih mengetahui
kelompok yang menjawab benar maupun salah sehingga di pertemuan selanjutnya
siswa lebih berhati-hati dan serius dalam berdiskusi kelompok. Hal ini dapat
membuat siswa lebih memahami materi yang guru berikan.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penelitian ini masih terdapat berbagai macam
kekurangan dan keterbatasan namun berbagai upaya telah dilakukan agar
60
diperoleh hasil yang maksimal. Walaupun demikian, masih ada faktor-faktor yang
sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pada awal pertemuan, siswa terlihat masih kebingungan dalam menerapkan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) di kelas
walaupun peneliti telah menyampaikan intruksi secara rinci. Siswa juga masih
terlihat malu-malu ketika diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok
maupun memberikan tanggapan atau menyampaikan pendapat, walaupun
secara tertulis mereka telah dapat menjawabnya. Kesulitan ini dikarenakan
siswa selama ini hanya mendengarkan dan mencatat apa yang guru ajarkan
sehingga siswa sangat pasif. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya
siswa secara bertahap mulai terbiasa dengan proses yang terdapat pada model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan mampu
melaksanakannya dengan baik.
2. Penelitian ini hanya meneliti pokok bahasan sistem persamaan liner dua
variabel dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs), sehingga belum bisa digeneralisasikan
pada pokok bahasan yang lain.
3. Peneliti hanya dapat mengontrol subjek penelitian yang meliputi variabel
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan kemampuan representasi
matematik. Variabel lain seperti minat, motivasi, lingkungan belajar, dan lain-
lain tidak dapat dikontrol. Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi
variabel lain di luar variabel dalam penelitian ini.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah penulis uraikan,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Kemampuan representasi matematik siswa pada kelas eksperimen yang
diajarkan dengan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) memiliki rata-rata sebesar 73,44. Kemampuan rata-rata
siswa pada kelas eksperimen untuk indikator representasi gambar adalah
sebesar 75%. Siswa mampu menggambar grafik dengan baik dan
mendapatkan solusi yang benar. Untuk indikator representasi simbol,
kemampuan rata-rata siswa pada kelas eksperimen adalah sebesar 67,16%,
sebagian besar siswa kelas eksperimen mampu menuliskan pernyataannya
berikut model matematika yang dibuat dan solusi yang didapat benar. Untuk
indikator representasi verbal, kemampuan rata-rata siswa pada kelas
eksperimen adalah sebesar 77,94%, sebagian besar siswa menjelaskan
dengan menggunakan informasi yang mereka dapat dengan cara mengolah
persamaan linear dua variabel pada soal sehingga alasan yang didapat masuk
akal dan benar. Kemampuan representasi matematik siswa kelas eksperimen
yang diajarkan dengan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
2. Kemampuan representasi matematik siswa pada kelas kontrol yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata sebesar 62,64.
Kemampuan rata-rata siswa pada kelas kontrol untuk indikator representasi
gambar adalah sebesar 67,14%. sebagian besar siswa kelas kontrol yang
diajarkan dengan model pembelajaran konvensional dalam menggambar
62
grafik hanya menggunakan presisi tanpa alat ukur sehingga terlihat tidak
rapih dan solusi yang didapat pun juga hanya menggunakan presisi sehingga
solusi yang didapat tidak akurat. Untuk indikator representasi simbol,
kemampuan rata-rata siswa pada kelas kontrol adalah sebesar 57,14%,
sebagian besar siswa kelas kontrol dalam membuat model matematika siswa
tidak menuliskan informasi yang terdapat pada soal sehingga tidak
menegaskan pernyataannya dengan model matematikanya. Langkah
penyelesaian masalahnya pun tidak sistematis, masih ada langkah yang
terlewat, sehingga hasil akhirnya kurang tepat. Untuk indikator representasi
verbal, kemampuan rata-rata siswa pada kelas kontrol adalah sebesar 66,42%,
sebagian besar siswa kelas kontrol dalam menjawab soal tidak memberikan
penjelasan, siswa juga terlihat kebingungan dalam memberikan alasan.
Kemampuan representasi matematik siswa kelas kontrol yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional lebih rendah dibandingkan
kemampuan representasi matematik siswa kelas eksperimen yang diajarkan
dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
3. Kemampuan representasi matematik siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan representasi matematik siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat
pada hasil uji hipotesis yang menggunakan uji statistik didapat
atau dapat dikatakan pembelajaran dengan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) memberikan pengaruh yang
positif terhadap kemampuan representasi matematik siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan, ada beberapa saran atau
masukan penulis terkait dengan penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi sekolah dan pihak guru khususnya guru matematika, dapat
menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
63
(CUPs) sebagai alternatif dalam proses pembelajaran khususnya untuk
meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs), guru dapat menyajikan proses pembelajaran yang
menarik, sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan tidak
membosankan.
3. Penelitian ini hanya ditunjukan pada mata pelajaran matematika pada materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, oleh karena itu sebaiknya penelitian
juga dilakukan pada pokok bahasan materi matematika lainnya.
4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada
kemampuan representasi matematik, sedangkan aspek lain tidak dikontrol.
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh penggunaan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) terhadap
kemampuan matematik lainnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, Cet. ke-6, 2006.
Cuoco, A. A dan Curcio, F. R. (Eds.). The National Council of Teachers of
Mathematics. The Roles of Representation in School Mathematic, 2001.
Depdiknas. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007.
Gagatsis, Athanasios dan Elia. The Effect of Different Modes of Representation
on Mathematical Problem Solving. Proceedings of the 28th
Conference of
the International Group for the Pshycology of Mathematics Education. 2,
2004.
Godino dan Font. The Theory of Representations as Viewed from The Onto-Semiotic
Approach to Mathematics Education. Mediterranean Journal for Research in
Mathematics Education. 9, 2010.
Hwang. Wu-Yuin, dkk. Multiple Representation Skills and Creativity Effects on
Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System.
Educational Technology & Society. 10, 2007.
Isjoni. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke-1, 2007.
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata
Sampurna, 2010.
Kartini. “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika.” Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. 5 Desember. Yogyakarta: FMIPA UNY, 2009.
McKttrick, B dan Pam Mulhall. Conceptual Understanding Procedures (CUPs),
2003.
65
NCTM. Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: The
author, 2000.
OECD. PISA 2009 Results: What Students Know and Can Do, Vol. 1, 2010.
OECD. PISA 2012 Result in Focus, 2014.
Pape, Stephen J. dan Mourat A. Tchoshanov. The Role Representation(s) in
Developing Mathematical Understanding. Theory into Practice, Realizing
Reform in School Mathematics. 40(2), 2001.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.
Salahudin, Anas. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya
Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta Kencana, 2008.
____________. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta Kencana, Cet. Ke-2, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke-5, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta, Cet. Ke-15, 2012.
Villegas, Jose L., dkk. Representations in Problem Solving. A Case Study in
Optimization Problem: Electronic Journal of Research in Educational
Psychology. 7, 2009.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
66
Lampiran 1
Soal pra-penelitian
1. Suatu fungsi dinyatakan oleh
. Jika domainnya {-1, 1, 3, 5, 7},
tentukan:
a. range fungsi
b. himpunan pasangan terurutnya
2. Diketahui fungsi dan . Buatlah table fungsi untuk kedua
fungsi tersebut dari himpunan {0,1,2,3,4} !
3. Andaikan A adalah titik sudut dari ∆ABC dan B adalah himpunan warna lampu lalu
lintas. Buatlah tiga diagram panah untuk menunjukkan korespondensi satu-satu dari
himpunan A ke himpunan B
67
Lampiran 2
HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII
No Nama Siswa Nilai
1 E1 79
2 E2 71
3 E3 79
4 E4 71
5 E5 93
6 E6 50
7 E7 71
8 E8 86
9 E9 64
10 E10 79
11 E11 57
12 E12 79
13 E13 79
14 E14 64
15 E15 50
16 E16 57
17 E17 36
18 E18 79
19 E19 86
20 E20 86
21 E21 79
22 E22 64
23 E23 79
24 E24 79
25 E25 79
26 E26 86
27 E27 43
28 E28 86
29 E29 93
30 E30 71
31 E31 64
32 E32 79
33 E33 71
34 E34 79
Rata-rata 73,44
No Nama Siswa Nilai
1 K1 79
2 K2 71
3 K3 57
4 K4 71
5 K5 86
6 K6 71
7 K7 57
8 K8 71
9 K9 64
10 K10 50
11 K11 43
12 K12 57
13 K13 64
14 K14 36
15 K15 64
16 K16 43
17 K17 79
18 K18 79
19 K19 57
20 K20 50
21 K21 64
22 K22 57
23 K23 57
24 K24 36
25 K25 79
26 K26 64
27 K27 64
28 K28 71
29 K29 29
30 K30 64
31 K31 64
32 K32 64
33 K33 64
34 K34 86
35 K35 71
Rata-rata 62,64
68
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU MATEMATIKA KELAS VIII
No. Peneliti Guru
1 Ada berapa lokal kelas VIII di
SMP Darul Ma’arif ini, Bu?
Untuk kelas VIII di sekolah ini ada
empat kelas.
2
Apakah terdapat kelas
Unggulannya, Bu?
Tidak ada, penempatan siswa di dalam
kelas dilakukan secara acak, kemampuan
siswa tersebar secara merata di setiap ke
las.
3
Berapa jam pelajaran dalam
sepekan untuk pelajaran
matematika di kelas VIII,
Bu?
Untuk jam pelajaran matematika dalam
sepekan di kelas VIII sebanyak 6 jam
pelajaran.
4
Bagaimana tingkat
kemampuan siswa kelas VIII
untuk pelajaran matematika,
Bu?
Untuk kelas VIII pada pelajaran
matematika tingkat
kemampuannya rata-rata cukup di
setiap kelas.
5
Bagaimana hasil belajar
matematika siswa kelas VIII
yang ibu ajarkan?
Nilai mereka lumayan, Tetapi rata-
ratanya masih di bawah KKM.
6
Metode apa saja yang sering
ibu gunakan sebagai
pembelajaran di kelas?
Saya sering menggunakan metode
ceramah dan ekspositori
7
Apakah ada keluhan siswa
terhadap metode pembelajaran
yang ibu terapkan?
Iya, ada. Ada beberapa siswa yang mengeluhkan bosan jika harus mencatat terus.
8
Kendala apa saja yang ibu
temui pada saat pembelajaran
matematika di kelas?
Kendalaya di waktu, kadang waktunya
kurang. Terkadang juga ada siswa yang
kurang memerhatikan saat saya
menjelaskan, sehingga ada yang masih
belum mengerti materi yang diajarkan.
69
9
Apakah Ibu pernah
menggunakan model
pembelajaran Conceptual
Understanding Ptocedures atau
CUPs?
Tidak Pernah.
10
Apakah Ibu pernah
menggunakan Lembar Kerja
Siswa yang Ibu rancang sendiri?
Tidak pernah, hanya menggunakan LKS
yang siswa punya dari sekolah.
70
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 1
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian : 2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel
2.1.2 Menyebutkan nilai konstanta dari sebuah persamaan linear dua
variabel
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat :
Membuat persamaan linear dua variabel
Menyebutkan nilai konstanta dari sebuah persamaan linear dua variabel
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Definisi Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk Umum Persamaan Linear Dua Variabel
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
71
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS4 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS4 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
10’
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS1 tentang definisi dan bentuk umum
persamaan linear dua variabel.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS1 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS1 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
72
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Membuat
persamaan linear
dua variable
Menyebutkan
nilai konstanta
dari sebuah
persamaan linear
dua variabel
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
Ibu Rina membeli buah apel dan jeruk
berjumlah 25 buah. Buah apel dan
jeruk tersebut dimasukkan secara acak
ke dalam dua kantung plastik. Kantung
plastik yang pertama berjumlah 14
buah dan kantung plastik yang kedua
berjumlah 11 buah. Buatlah persamaan
dari masing-masing kantung plastik
tersebut!
Bentuk umum persamaan linear dua
variabel adalah . Jika
diketahui persamaan berapakah
nilai , , dan ? Jika diketahui
persamaan , berapakah nilai
, , dan ?
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 2
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian : - Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel menggunakan
diagram perpaduan dalam konteks nyata
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan linear dua
variabel menggunakan diagram perpaduan dalam konteks nyata
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel
Diagram perpaduan
Koordinat kartesius
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
10’
74
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS4 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS4 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS2 tentang penyelesaian persamaan linear
dua variabel dengan diagram perpaduan.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS2 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS2 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
75
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
persamaan linear
dua variabel
menggunakan
diagram
perpaduan dalam
konteks nyata
Tes tertulis
Uraian Jika kalian memperluas diagram
seperti di bawah ini, kalian dapat
menunjukkan perpaduan harga buku
dan pensil lebih banyak lagi.
banyak
buku
Banyak pensil
a. Salin dan lengkapi diagram
perpaduan harga di atas .
b. Lingkari harga enam buku dan lima
pensil
6
5
4
3
2
1
0
5000 6000
2500 3500 4500
0 1000 2000
0 1 2 3 4 5 6
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
Ban
yak
Bu
ku
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 3
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: - Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel menggunakan
Koordinat kartesius
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan linear dua
variabel menggunakan koordinat kartesius
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel
Diagram perpaduan
Koordinat kartesius
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
10’
77
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS4 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS4 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS3 tentang penyelesaian persamaan linear
dua variabel dengan koordinat kartesius.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS3 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS3 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
78
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
persamaan
linear dua
variabel
mengunakan
koordinat
kartesius
Tes tertulis Uraian Tentukanlah himpunan penyelesaian
dari persamaan linear dua variabel
berikut. Kemudian gambarkan
grafiknya.
1. bilangan asli.
2. bilangan asli.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 4
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: - Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menentukan masing-masing penyelesaian persamaan linear dua variabel
dalam sistem persamaan linear dua variabelnya
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan menentukan masing-masing penyelesaian persamaan linear duavariabel
dalam sistem persamaan linear dua variabelnya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
10’
80
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS4 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS4 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS4 tentang penyelesaian syitem persamaan
linear dua variabel.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS4 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS4 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
81
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan
menentukan
masing-masing
penyelesaian
persamaan linear
duavariabel
dalam sistem
persamaan linear
dua variabelnya
Tes tertulis Uraian 1. Tentukan penyelesaian masing-masing
persamaan linear dalam SPLDV
berikut. Tentukan pula penyelesaian
SPLDV-nya.
a. bilangan
cacah
b. bilangan
asli
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 5
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.1 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode grafik
2.3.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode grafik
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
83
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS5 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS5 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
10’
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS5 tentang penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode grafik.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS5 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS5 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
84
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem
persamaan
linear dua
variabel dengan
metode grafik
Membuat dan
menyelesaikan
model
matemtika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan
linear dua
variabel dengan
metode grafik
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
2. Gunakan metode grafik untuk
mencari penyelesaian SPLDV berikut.
Harga sebuah pensil dan sebuah
penghapus adalah Rp 8.000,00.
Sedangkan harga dua pensil dan
sebuah penghapus adalah Rp
12.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematikanya dari
pernyataan di atas.
b. Buatlah grafiknya.
c. Harga satuan pensil dan
penghapus tersebut.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 6
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.2 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode substitusi
2.3.2 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode substitusi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
86
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS6 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS6 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
10’
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS6 tentang penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode substitusi.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS6 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS6 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
87
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
substitusi
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
substitusi
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
3. Gunakan metode substitusi untuk
mencari penyelesaian SPLDV berikut.
a.
b.
1. Umur Ina 8 tahun lebih tua dari umur
Lani. Sedangkan jumlah umur mereka
adalah 44 tahun. Tentukanlah:
a. Model matematika
b. Umur masing-masing
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 7
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.3 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode eliminasi
2.3.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode eliminasi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
89
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS7 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS7 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
10’
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS7 tentang penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode eliminasi.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS7 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS7 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
90
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel dengan
metode eliminasi
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
eliminasi
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
4. Tentukan himpunan penyelesaian
SPLDV berikut menggunakan metode
eliminasi.
2. Selisih uang Citra dan Rina adalah Rp
3.000,00. Jika 2 kali uang Citra
ditambah dengan 3 kali uang Rina
adalah Rp 66.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal
tersebut.
b. Besarnya uang masing-masing.
c. Jumlah uang Citra dan Rina.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 8
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.4 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode campuran
2.3.4 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode campuran
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode campuran
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode campuran
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
92
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Sesi 1
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa tentang manfaat
mempelajari persamaan linear dua variabel
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang persamaan linear satu variabel.
6. Guru membagikan LKS8 kepada semua siswa
untuk dikerjakan secara individu.
7. Guru menjelaskan ketentuan dalam pengerjaan
LKS8 kepada siswa dan menekankan
pentingnya untuk merepresentasikan jawaban
dari suatu triplet dalam karton.
10’
Inti
Sesi 2
Sesi 3
Sesi 4
Sesi 5
Sesi 6
1. Siswa membaca langkah-langkah yang ada di
LKS8 tentang penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode campuran.
2. Siswa mencoba mengerjakan LKS8 secara
individu.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
kepada guru jika mengalami kesulitan.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok (triplet)
yang heterogen terdiri dari 3-4 siswa.
5. Guru membagikan kertas karton dan tiga spidol
warna berbeda kepada setiap triplet.
6. Siswa di dalam triplet memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota
triplet hingga mencapai hasil jawaban bersama
dari LKS8 dan merepresentasikan jawaban di
karton yang telah disediakan.
7. Siswa menempelkan karton yang telah berisi
jawaban di papan tulis.
8. Guru melihat semua jawaban dan memulai
diskusi dengan memilih karton dan meminta
anggota kelompok menjelaskan jawaban
mereka.
9. Siswa menjelaskan hasil diskusi kelompok
dalam karton di depan kelas.
10. Siswa melalui tanya jawab mencoba
menemukan jawaban yang benar dengan
bimbingan guru.
11. Guru mengulang kembali jawaban dan
menuliskannya dalam karton kosong yang telah
ditempel di dinding/papan tulis.
60’
93
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari lalu mencatat hasil
kesimpulan materi tersebut.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :
- Lembar Kerja Siswa
- Karton
- Spidol
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel dengan
metode campuran
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
campuran
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
1. Gunakan metode campuran untuk
menyelesaikan SPLDV berikut.
2. Jumlah umur Ayah dan Ibu adalah 60
tahun dan selisih umur mereka adalah
4 tahun(Ayah lebih tua).
Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal
tersebut.
b. Masing-masing umur Ayah dan
Ibu.
c. Perbandingan umur Ayah dan
umur Ibu.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
94
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 1
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian : 2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel
2.1.2 Menyebutkan nilai konstanta dari sebuah persamaan linear dua
variabel
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat :
Membuat persamaan linear dua variabel
Menyebutkan nilai konstanta dari sebuah persamaan linear dua variabel
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Definisi Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk Umum Persamaan Linear Dua Variabel
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
95
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat
dipahami dengan baik dan pentingnya materi ini
untuk kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang persamaan linear satu variabel.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan
menunjukkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang definisi dan bentuk umum
persamaan linear dua variabel.
3. Guru memberikan contoh persamaan linear dua
variabel
4. Siswa diberi tugas atau latihan untuk membuat
persamaan linear dua variabel dan menuliskan
bentuk umumnya.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai membuat persamaan linear dua variabel.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan
jawaban kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
G. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Membuat
persamaan linear
dua variable
Tes tertulis
Uraian
Ibu Rina membeli buah apel dan jeruk
berjumlah 25 buah. Buah apel dan
jeruk tersebut dimasukkan secara acak
96
Menyebutkan
nilai konstanta
dari sebuah
persamaan linear
dua variabel
Tes tertulis
Uraian
ke dalam dua kantung plastik. Kantung
plastik yang pertama berjumlah 14
buah dan kantung plastik yang kedua
berjumlah 11 buah. Buatlah persamaan
dari masing-masing kantung plastik
tersebut!
Bentuk umum persamaan linear dua
variabel adalah . Jika
diketahui persamaan berapakah
nilai , , dan ? Jika diketahui
persamaan , berapakah nilai
, , dan ?
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 2
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian : - Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel menggunakan
diagram perpaduan dalam konteks nyata
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan linear dua
variabel menggunakan diagram perpaduan dalam konteks nyata
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel
Diagram perpaduan
Koordinat kartesius
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
98
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat dipahami
dengan baik dan pentingnya materi ini untuk kehidupan
sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang definisi dan bentuk umum persamaan linear dua
variabel.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan menunjukkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari persamaan
linear dua variabel dengan diagram perpaduan.
3. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel dengan diagram perpaduan.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk mengerjakan
soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan jawaban
kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
persamaan linear
dua variabel
menggunakan
diagram
Tes tertulis
Uraian Jika kalian memperluas diagram
seperti di bawah ini, kalian dapat
menunjukkan perpaduan harga buku
dan pensil lebih banyak lagi.
banyak
99
perpaduan dalam
konteks nyata
buku
Banyak pensil
a. Salin dan lengkapi diagram
perpaduan harga di atas .
b. Lingkari harga enam buku dan lima
pensil
6
5
4
3
2
1
0
5000 6000
2500 3500 4500
0 1000 2000
0 1 2 3 4 5 6
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
Ban
yak
Bu
ku
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 3
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: - Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel menggunakan
Koordinat kartesius
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian persamaan linear dua
variabel menggunakan koordinat kartesius
B. Materi Ajar
Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel
Diagram perpaduan
Koordinat kartesius
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat dipahami
dengan baik dan pentingnya materi ini untuk kehidupan
sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang penyelesaian persamaan linear dua variabel
10’
101
dengan diagram perpaduan.
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan menunjukkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari persamaan
linear dua variabel dengan koordinat kartesius.
3. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel dengan koordinat kartesius.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk mengerjakan
soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan jawaban
kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
persamaan
linear dua
variabel
mengunakan
koordinat
kartesius
Tes tertulis Uraian Tentukanlah himpunan penyelesaian
dari persamaan linear dua variabel
berikut. Kemudian gambarkan
grafiknya.
1. bilangan asli.
2. bilangan asli.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 4
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: - Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menentukan masing-masing penyelesaian persamaan linear dua variabel
dalam sistem persamaan linear dua variabelnya
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan menentukan masing-masing penyelesaian persamaan linear dua variabel
dalam sistem persamaan linear dua variabelnya
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat dipahami
dengan baik dan pentingnya materi ini untuk kehidupan
sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang penyelesaian persamaan linear dua variabel.
10’
Inti
103
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan menunjukkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel dengan menentukan
masing-masing penyelesaian persamaan linear dua
variabel dalam sistem persamaan linear dua variabelnya
di papan tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel dengan menentukan masing-masing
penyelesaian persamaan linear dua variabel dalam
sistem persamaan linear dua variabelnya.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk mengerjakan
soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan jawaban
kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian sistem
persamaan linear dua
variabel dengan
menentukan masing-
masing penyelesaian
persamaan linear
duavariabel dalam
sistem persamaan linear
dua variabelnya
Tes
tertulis
Uraian 5. Tentukan penyelesaian masing-masing
persamaan linear dalam SPLDV
berikut. Tentukan pula penyelesaian
SPLDV-nya.
a. bilangan
cacah
b. bilangan
asli
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 5
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.1 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode grafik
2.3.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode grafik
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
105
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat dipahami
dengan baik dan pentingnya materi ini untuk kehidupan
sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang sistem persamaan linear dua variabel.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan menunjukkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan
metode grafik di papan tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel degan metode grafik.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk mengerjakan
soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan jawaban
kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
106
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua variabel
dengan metode
grafik
Membuat dan
menyelesaikan
model matemtika
dari masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
grafik
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
6. Gunakan metode grafik untuk
mencari penyelesaian SPLDV
berikut.
Harga sebuah pensil dan sebuah
penghapus adalah Rp 8.000,00.
Sedangkan harga dua pensil dan
sebuah penghapus adalah Rp
12.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematikanya dari
pernyataan di atas.
b. Buatlah grafiknya.
c. Harga satuan pensil dan
penghapus tersebut.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 6
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.2 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode substitusi
2.3.2 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode substitusi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
108
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat
dipahami dengan baik dan pentingnya materi ini
untuk kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan metode grafik.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan
menunjukkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan
metode substitusi di papan tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel degan metode substitusi.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan jawaban
kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
109
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
substitusi
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
substitusi
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
7. Gunakan metode substitusi untuk
mencari penyelesaian SPLDV berikut.
a.
b.
3. Umur Ina 8 tahun lebih tua dari umur
Lani. Sedangkan jumlah umur mereka
adalah 44 tahun. Tentukanlah:
a. Model matematika
b. Umur masing-masing
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 7
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.3 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode eliminasi
2.3.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode eliminasi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
111
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat
dipahami dengan baik dan pentingnya materi ini
untuk kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali
tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua
variable dengan metode substitusi.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan
menunjukkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi di papan tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan
penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku paket
mengenai menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel degan metode eliminasi.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan
jawaban kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
112
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel dengan
metode eliminasi
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
eliminasi
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
8. Tentukan himpunan penyelesaian
SPLDV berikut menggunakan metode
eliminasi.
4. Selisih uang Citra dan Rina adalah Rp
3.000,00. Jika 2 kali uang Citra
ditambah dengan 3 kali uang Rina
adalah Rp 66.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal
tersebut.
b. Besarnya uang masing-masing.
c. Jumlah uang Citra dan Rina.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke- : 8
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
2.3 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Indikator Pencapaian: 2.2.4 Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode campuran
2.3.4 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode campuran
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran, peserta didik dapat : Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode campuran
Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dengan metode campuran
B. Materi Ajar
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode Grafik
Metode Substitusi
Metode Eliminasi
Metode Campuran
C. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : Ekspositori
114
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
1. Memberi salam dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan-tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru memotivasi siswa agar materi ini dapat
dipahami dengan baik dan pentingnya materi
ini untuk kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dengan bimbingan guru mengingat
kembali tentang cara menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel dengan metode
substitusi dan eliminasi.
10’
Inti
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
1. Guru memusatkan perhatian siswa dengan
menunjukkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari.
2. Guru menjelaskan tentang penyelesaian dari
sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode campuran di papan tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan
penyelesaiannya.
4. Siswa diberi tugas atau latihan.
5. Siswa mengerjakan beberapa soal dari buku
paket mengenai menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel degan metode
campuran.
6. Guru meminta salah seorang murid untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis.
7. Guru memberikan penjelasan dan penguatan
jawaban kepada siswa.
60’
Penutup
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan PR kepada siswa.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10’
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku Matematika SMP/MTs kelas VIII, Dinas Pendidikan, tahun 2009.
Alat :Spidol, papan tulis
115
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Menentukan
penyelesaian
sistem persamaan
linear dua
variabel dengan
metode campuran
Membuat dan
menyelesaikan
model
matematika dari
masalah nyata
yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear
dua variabel
dengan metode
campuran
Tes tertulis
Tes tertulis
Uraian
Uraian
3. Gunakan metode campuran untuk
menyelesaikan SPLDV berikut.
4. Jumlah umur Ayah dan Ibu adalah 60
tahun dan selisih umur mereka adalah
4 tahun(Ayah lebih tua).
Tentukanlah:
d. Model matematika dari soal
tersebut.
e. Masing-masing umur Ayah dan
Ibu.
f. Perbandingan umur Ayah dan
umur Ibu.
Jakarta, Mei 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
________________________ Nurfithri Ahmad Yusra
NIP. NIM. 1110017000076
116
Lampiran 6
DEFINISI DAN BENTUK UMUM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
1. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel
Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan persamaan linear dua
variabel, coba perhatikan ilustrasi berikut.
TUGAS 1.1
Menjenguk Teman
Adi akan menjenguk temannya yang sedang sakit. Ia berencana membawakan
kue pukis dan kue risoles untuk temannya sebanyak 18 buah. Buatlah
persamaan dari banyaknya kue pukis dan kue risoles yang mungkin dibeli Adi!
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Membuat persamaan linear dua variabel
- Menyebutkan nilai konstanta dari persamaan
linear dua variabel
Penyelesaian : gunakan variabel dan bilangan untuk menuliskan sebuah
persamaan yang menjelaskan banyaknya kue pukis dan kue risoles
berjumlah 18.
Misal banyaknya kue pukis = 𝑥
Banyaknya kue risoles = 𝑦
Jumlah kue pukis dan kue risoles = 18
kue pukis + kue risoles = 18
Maka, ……... + ……… = 18
Jadi, banyaknya kue yang mungkin dibeli Adi dapat dibentuk
persamaan:
117
TUGAS 1.2
Coba perhatikan bentuk persamaan linear dua variabel berikut.
Berdasarkan persamaan di atas, bagaimana pengertian persamaan linear dua
variabel menurutmu?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Bentuk Umum Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah
Perhatikan tabel berikut!
No Persamaan Linear Dua
Variabel
Bentuk Umum
1
2
3
4
5
6
TUGAS 2.1
Perhatikan nilai-nilai , , dan . Bagaimana jika nilai dan sama dengan nol?
Apakah membentuk suatu persamaan linear dua variabel?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
𝑎𝑥 𝑏𝑦 𝑐
.... + …. = ….
𝑥 𝑦
𝑝 𝑞
𝑚 𝑛 𝑎 𝑏 𝑏 7
118
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Latihan.
1. Di sebuah pasar swalayan Ani membeli dua buah baju dan tiga buah celana.
Ani harus membayar dua buah baju dan tiga buah celana yang dibelinya
sebesar Rp 210.000,00.
Buatlah sebuah persamaan dari kegiatan Ani di atas!
2. Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah . Jika diketahui
persamaan berapakah nilai , , dan ? Jika diketahui persamaan
, berapakah nilai , , dan ?
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
119
MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Untuk menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel, perhatikan
ilustrasi berikut.
Vina membeli buku dan pensil di sebuah toko. Harga setiap buku di toko
tersebut adalah Rp 2.500,00 dan harga setiap pensil adalah Rp 1.000,00. Berapa
buah buku dan pensil yang mungkin dibeli Vina jika ia membayar dengan harga Rp
15.000,00?
TUGAS1
Untuk lebih mudah menjawab pertanyaan di atas, lengkapilah tabel daftar harga
buku dan pensil berikut.
Banyak Buku Harga
0 Rp 0
1 Rp 2.500,00
2 Rp 5.000,00
3 Rp ...........
4 Rp ...........
5 Rp ...........
6 Rp ...........
Banyak Pensil Harga
0 Rp 0
1 Rp 1.000,00
2 Rp 2.000,00
3 Rp ...........
4 Rp ...........
5 Rp ...........
6 Rp ...........
Lembar Kerja Siswa 2
22422 2 Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran: -Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel menggunakan diagram perpaduan dalam konteks nyata.
120
TUGAS2
Setelah melengkapi tabel di atas, tentunya kalian dapat melengkapi tabel
selesaian dan bukan selesaian berikut.
Persamaan Selesaian Bukan Selesaian
2.500b + 1.000p = 15.000
b adalah banyak buku dan
p adalah banyak pensil.
Persamaan di atas memiliki
selesaian (b,p)
(... , ...)
Sebab
2.500(...)+1.000(...)=15.000
............. + ............. =15.000
(... , ...)
Sebab
2.500(...)+1.000(...)≠15.000
............. + ............. ≠15.000
Untuk menyelesaikan masalah di atas, selain menggunakan tabel, dapat juga
dengan menggunakan diagram perpaduan. Perhatikanlah dan lengKapilah diagram
perpaduan di bawah ini!
Jadi, berdasarkan tabel dan diagram perpaduan yang kamu kerjakan, berapa buku dan
pensil yang dibeli Vina?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
3
2
1
0
5000
2500 3500
0 1000 2000
0 1 2 3 4 5 6
Ban
yak
Bu
ku
Banyak Pensil
121
Latihan.
Jika kalian memperluas diagram seperti di bawah ini, kalian dapat menunjukkan
perpaduan harga buku dan pensil lebih banyak lagi.
c. Salin dan lengkapi diagram perpaduan harga di atas !
d. Lingkari harga enam buku dan delapan pensil!
6
5
4
3
2
1
0
5000 6000
2500 3500 4500
0 1000 2000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ban
yak
Bu
ku
Ban
yak
Bu
ku
Banyak Pensil
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
122
MENENTUKAN SELESAIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Di pertemuan sebelumnya kamu telah mempelajari cara menentukan selesaian
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan diagram perpaduan. Selain diagram
perpaduan, selesaian persamaan linear dua variabel juga dapat ditentukan dengan
koordinat kartesius. Penyelesaian persamaan linear dua variabel dapat ditentukan
dengan cara mengganti kedua variabelnya dengan bilangan yang memenuhi persamaan
linear tersebut. Hasilnya berupa koordinat yang memuat nilai dan .
TUGAS
Perhatikan contoh soal di bawah ini!
Contoh: Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel berikut.
Kemudian gambarkan grafiknya.
; {1,2,3,4}, {bilangan bulat}.
Jawab:
Diketahui persamaan ; {1,2,3,4}, {bilangan bulat}.
Tetapkan nilai , sehingga:
Diperoleh dan . Dapat dituliskan
Ambil nilai , sehingga:
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian persamaan linear
dua variabel mengunakan koordinat kartesius
123
Diperoleh dan . Dapat dituliskan
Ambil nilai , sehingga:
Diperoleh dan .Dapat dituliskan
Ambil nilai , sehingga:
Diperoleh dan .Dapat dituliskan
Jadi, himpunan penyelesaian dari ; {1,2,3,4}, {bilangan bulat} adalah
(1,-1), (2,2), (. . ., . . .), (. . ., . . .) atau Hp = {(1,-1), (2,2), (. . ., . . .), (. . ., . . .)}
Gambarkan dalam bidang koordinat kartesius. Lengkapilah koordinat kartesius berikut.
8
7
6
5
4
3
2
1
-1 1 2 3 4 5 6 7 8
124
Latihan.
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel berikut.
Kemudian gambarkan grafiknya.
3. bilangan asli.
4. bilangan cacah.
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
125
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Coba kamu perhatikan bentuk-bentuk persamaan linear dua variabel berikut.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa masing-masing memiliki dua buah persamaan
linear dua variabel.bentuk inilah yang dimaksud dengan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV). Berbeda dengan persamaan linear dua variabel, SPLDV memiliki
penyelesaian yang harus memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut.
Contoh 1: perhatikan SPLDV berikut.
Selesaian dari SPLDV adalah mencai nilai-nilai dan sehingga memenuhi kedua
persamaan. Perhatikan tabel berikut.
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan menentukan masing-masing
penyelesaian persamaan linear dua variabel dalam
sistem persamaan linear dua variabelnya
𝑥 𝑦
𝑥 𝑦
𝑚 𝑛
𝑚 𝑛
𝑠 𝑡
𝑠 𝑡
𝑥 𝑦 𝝐 bilangan cacah
126
TUGAS1
Berdasarkan tabel di atas, manakah yang merupakan penyelesaian dari dan
?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jadi, dapat dituliskan:
Contoh2 : Tentukan penyelesaian SPLDV berikut.
Selesaian dari SPLDV adalah mencari nilai-nilai dan sehingga memenuhi kedua
persamaan.
TUGAS2
Isilah tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas, manakah yang merupakan penyelesaian dari dan
?
Jawab: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jadi, dapat dituliskan:
Hp = {(... , ...)}
𝑥 𝑦 𝝐 bilangan cacah
Hp = {(... , ...)}
127
Latihan.
9. Tentukan penyelesaian masing-masing persamaan linear dalam SPLDV berikut.
Tentukan pula penyelesaian SPLDV-nya.
a.
b.
𝑥 𝑦 𝝐 bilangan cacah
𝑥 𝑦 𝝐 bilangan asli
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
128
PENYELESAIAN SPLDV
Sebelumnya kamu telah mempelajari bagaimana cara menentukan selesaian SPLDV
dengan menentukan masing-masing penyelesaian pldv-nya, namun cara seperti itu
membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu, berikut ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian SPLDV:
1. Metode Grafik
Grafik untuk persamaan linear dua variabel berbentuk garis lurus. Bagaimana dengan
SPLDV? Ingat, SPLDV terdiri atas dua buah persamaan linear dua variabel, berarti
SPLDV digambarkan berupa dua buah garis lurus. Penyelesaian dapat ditentukan
dengan menentukan titik potong kedua garis lurus tersebut.
TUGAS1
Tentukan selesaian SPLDV berikut.
Jawab:
Langkah pertama, menentukan titik potong terhadap sumbu dan sumbu pada
masing-masing persamaan linear dua variabel.
a. Persamaan
Titik potong dengan sumbu , berarti
Diperoleh ... dan .... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di titik (...
, ...)
Titik potong dengan sumbu , berarti
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan metode grafik
- Membuat dan menyelesaikan model matematika
dari masalah nyata yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan metode grafik
129
Diperoleh ... dan .... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di titik
(... , ...)
b. Persamaan
Titik potong dengan sumbu , berarti
...
Diperoleh ... dan .... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di titik (...
, ...)
Titik potong dengan sumbu , berarti
...
Diperoleh ... dan .... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di titik (...
, ...)
Langkah kedua, gambarkan ke dalam bidang koordinat kartesius. Perhatikan grafik
berikut.
Langkah ketiga, tentukan himpunan penyelesaian SPLDV.
Perhatikan grafik tersebut, titik potong antara garis dan adalah
(... , ...). jadi, Hp = {(... , ...)}
130
TUGAS2
Tentukan penyelesaian SPLDV dalam kehidupan sehari-hari berikut :
Harga dua kue apem dan dua kue pukis adalah Rp 8.000,00. Sedangkan harga satu kue
apem dan dua kue pukis adalah Rp 6.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal tersebut
b. Buatlah grafiknya
c. Harga satu kue apem dan harga satu kue pukis
Jawab:
a. Misal: harga kue apem =
harga kue pukis =
Dapat ditulis:
b. Dengan metode grafik
Langkah pertama, menentukan titik potong terhadap sumbu dan sumbu pada
masing-masing persamaan linear dua variabel.
Persamaan
Titik potong dengan sumbu , berarti
...
Diperoleh ... dan .... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di
titik (..... , ..... )
Titik potong dengan sumbu , berarti
Diperoleh ..... dan ..... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di
titik (..... , .....)
Persamaan
Titik potong dengan sumbu , berarti
.....
Diperoleh ..... dan ..... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di
titik (..... , .....)
Titik potong dengan sumbu , berarti
131
.....
Diperoleh ..... dan ..... Maka diperoleh titik potong dengan sumbu di
titik (..... , .....)
Langkah kedua, gambarkan ke dalam bidang koordinat kartesius.
5000
4000
3000
2000
1000
x
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Langkah ketiga, tentukan himpunan penyelesaian SPLDV.
Titik potong antara garis dan adalah
(....... , .......). jadi, Hp = {(....... , .......)}
c. Jadi, harga satu kue apem adalah Rp . . . . . . . dan harga satu kue pukis adalah Rp . . . .
. . . .
132
Latihan.
10. Gunakan metode grafik untuk mencari penyelesaian SPLDV berikut.
Harga sebuah pensil dan sebuah penghapus adalah Rp 8.000,00. Sedangkan harga dua
pensil dan sebuah penghapus adalah Rp 12.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematikanya dari pernyataan di atas.
b. Buatlah grafiknya.
c. Harga satuan pensil dan penghapus tersebut.
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
133
PENYELESAIAN SPLDV
2. Metode Substitusi
Langkah-langkah untuk menentukan selesaian SPLDV dengan menggunakan metode
substitusi dapat kamu pelajari dalam contoh berikut.
TUGAS1
Gunakan metode substitusi, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut.
Jawab:
Langkah pertama, namakan masing-masing persamaan dalam bentuk persamaan (1)
dan (2).
(1)
(2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1). Kemudian,
nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel lainnya.
(3)
Langkah ketiga, substitusikan nilai pada persamaan (3) ke persamaan (2).
. . . (4)
Langkah keempat, substitusikan nilai pada persamaan (4) ke persamaan (1).
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel menggunakan metode substitusi
- Membuat dan menyelesaikan model matematika dari
masalah nyata yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel menggunakan metode substitusi
-
134
. . .
Langkah kelima, menentukanselesaian SPLDV.
Dari uraian diperoleh nilai . . . . . . .
dan nilai . . . . . . . .
Jadi, Hp = {(... , ...)}
TUGAS2
Tentukan penyelesaian SPLDV dalam kehidupan sehari-hari berikut dengan metode
substitusi.
Harga 1 kg beras dan 2 kg minyak goreng Rp 48.000,00. Sedangkan harga 4 kg beras
dan 1 kg minyak goreng Rp 52.000,00. Tentukan:
a. Model matematika dari soal tersebut
b. Dengan menggunakan metode substitusi, tentukan harga beras per kg dan harga
minyak goreng per kg
Jawab:
a. Misal: harga 1 kg beras =
harga 1 kg minyak goreng =
dapat ditulis:
b. Langkah pertama, namakan masing-masing persamaan dalam bentuk persamaan (1)
dan (2).
(1)
(2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1). Kemudian,
nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel lainnya.
(3)
Langkah ketiga, substitusikan nilai pada persamaan (3) ke persamaan (2).
7 7 7
. . . (4)
Langkah keempat, substitusikan nilai pada persamaan (4) ke persamaan (1).
135
. . . . . .
Langkah kelima, menentukanselesaian SPLDV.
Dari uraian diperoleh nilai . . . . . . .
dan nilai . . . . . . . .
Jadi, harga 1 kg beras = . . . . . . . .
dan harga 1 kg minyak goreng = . . . . . . . . .
Latihan.
1. Gunakan metode substitusi untuk mencari penyelesaian SPLDV berikut.
2. Umur Cinta 8 tahun lebih tua dari umur Disa. Sedangkan jumlah umur mereka adalah
44 tahun. Tentukanlah:
a. Model matematika
b. Umur mereka masing-masing
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
136
PENYELESAIAN SPLDV
3. Metode Eliminasi
Berbeda dengan metode substitusi yang mengganti variabel, metode eliminasi
justru menghilangkan salah satu variabel untuk dapat menentukan nilai variabel yang
lain.
TUGAS
Perhatikan dan lengkapilah langkah-langkah penyelesaian SPLDV dengan metode
eliminasi berikut.
Contoh 1:
Gunakan metode eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV berikut.
Jawab:
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Misalkan, variabel yang akan dihilangkan, namun koefisien harus disetarakan
terlebih dahulu.
x 3
x 1
Setelah koefisien setara, kemudian dikurangkan.
7 . . .
. . .
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel menggunakan metode eliminasi
- Membuat dan menyelesaikan model matematika dari
masalah nyata yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode eliminasi
-
137
Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain, yaitu variabel , namun variabel
harus disetarakan terlebih dahulu.
x 1
x 2
Setelah koefisien setara, kemudian dijumlahkan.
. . .
. . .
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai . . . dan . . .
Jadi, Hp {(. . . , . . .)}
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Uang Adam ditambah uang Boni adalah Rp 6.000,00. Jika 2 kali uang Adam ditambah
uang Boni adalah Rp 10.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Banyaknya masing-masing uang Adam dan Boni.
Jawab:
a. Misal : uang Adam =
Uang Boni =
dapat ditulis:
b. Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Karena variabel sudah setara, maka variabel yang akan dihilangkan.
. . . . .
. . . . .
Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain, yaitu variabel , namun variabel
harus disetarakan terlebih dahulu.
x 2
x 1
Setelah koefisien setara, kemudian dijumlahkan.
. . .
. . .
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
138
Diperoleh nilai . . . . . dan . . . . .
Jadi, banyaknya uang Adam = Rp .................
Banyaknya uang Boni = Rp .................
Latihan.
1. Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut menggunakan metode eliminasi.
2. Selisih uang Citra dan Rina adalah Rp 3.000,00. Jika 2 kali uang Putra ditambah
dengan 3 kali uang Ryan adalah Rp 66.000,00. Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Jumlah uang Putra dan Ryan.
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
139
PENYELESAIAN SPLDV
4. Metode Campuran
Metode eliminasi juga dapat dipadukan dengan metode substitusi dalam
menyelesaikan suatu permasalahan SPLDV.
TUGAS
Perhatikan dan lengkapilah contoh berikut!
Contoh 1: Tentukan penyelesaian SPLDV berikut.
Jawab:
Langkah pertama, gunakan metode eliminasi untuk menentukan nilai salah satu
variabel.
Langkah kedua, Gunakan metode substitusi untuk menentukan nilai .
Substitusikan nilai ke salah satu persamaan, sehingga diperoleh:
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai . . . dan . . .
Jadi, Hp {(. . . , . . .)}
Nama :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan Pembelajaran:
- Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel menggunakan metode campuran
- Membuat dan menyelesaikan model matematika dari
masalah nyata yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel dengan metode campuran
140
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya 29 tahun, sedangkan lima tahun
yang lalu jumlah umur keduanya 33 tahun. Tentukan:
a. Model matematikanya.
b. Masing-masing umur ayah dan anak perempuannya.
c. Umur keduanya tiga tahun yang akan datang.
Jawab:
a. Misal, umur ayah = m, dan umur anak perempuannya = n.
Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya 29 tahun, dapat ditulis:
lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 33 tahun, dapat ditulis:
b. Gunakan metode eliminasi untuk menentukan nilai salah satu variabel.
Gunakan metode substitusi untuk menentukan nilai . Substitusikan nilai ke
salah satu persamaan, sehingga diperoleh:
Jadi, umur ayah dan anak perempuannya masing-masing adalah ...
c.
Jadi, umur ayah dan anak perempuannya tiga tahun yang akan datang adalah ...
141
Latihan.
1. Gunakan metode campuran untuk menyelesaikan SPLDV berikut.
2. Jumlah umur ayah dan ibu adalah 60 tahun dan selisih umur mereka adalah 4 tahun
(ayah lebih tua). Tentukanlah:
a. Model matematika dari soal cerita tersebut.
b. Umur Ayah dan umur Ibu.
c. Umur Ayah dan umur Ibu 8 tahun yang akan datang.
Setelah kamu selesai
mengerjakan tugas di atas,
diskusikanlah jawaban tugas-
tugas di atas dengan teman
kelompokmu!
Kemudian kerjakanlah
latihan di bawah ini
dengan teman
kelompokmu, tuliskan
jawabannya di kertas
karton yang telah
disediakan
142
Lampiran 7
KISI-KISI TES KEMAMPUAN REPRSENTASI MATEMATIK
No Indikator
Kemampuan Representasi Matematik
Jumlah Gambar
(Visual)
Simbol
(Symbolic)
Verbal
(Kata-kata
atau tulisan)
1 Menentukan himpunan
selesaian persamaan linear
dua variabel dengan
menggunakan bidang
koordinat kartesius
1b 1a 2
2 Menentukan penyelesaian
dari sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode
grafik
2 1
3 Membuat dan
menyelesaikan model
matematika darimasalah
nyata yang berkaitan
dengan sistem persamaan
linear dua variabel
menggunakan metode
substitusi
3 1
4 Membuat dan
menyelesaikan model
matematika darimasalah
nyata yang berkaitan
dengan sistem persamaan
linear dua variabel
menggunakan metode
eliminasi
4 1
5 Membuat dan
menyelesaikan model
matematika darimasalah
nyata yang berkaitan
dengan sistem persamaan
linear dua variabel
menggunakan metode
campuran
5 1
Jumlah 2 2 2 6
143
Lampiran 8
Lembar Tes Kemampuan Representasi Matematik
Waktu : 80 menit
Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan soal
Tulislah nama dan kelas kamu pada lembar jawaban yang telah disediakan
Selesaikanlah semua soal sesuai dengan perintah dan jawablah soal pada lembar jawaban
yang telah disediakan
Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan
Kerjakanlah Soal-soal di bawah ini!
1. Terdapat sebuah persamaan .
a. Apakah persamaan tersebut mempunyai penyelesaian pada himpunan bilangan asli?
Jelaskan!
b. Gambarkan dalam bidang koordinat kartesius himpunan penyelesaiannya!
2. Gunakan metode grafik, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut!
3. Terdapat sebuah SPLDV – 00
Tulislah sebuah cerita yang sesuai dengan SPLDV di atas dan dengan metode substitusi
tentukan nilai variabel-variabelnya sesuai dengan cerita yang kamu buat!
4. Keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah 60 m. Jika panjangnya 4
m lebih dari lebarnya, buatlah model matematika dari soal tersebut kemudian tentukan
luas sebidang tanah tersebut dengan menggunakan metode eliminasi!
5. Kakak berusia 13 tahun lebih tua dari adik. Sembilan tahun kemudian, umur kakak dua
kali lipat dari usia adik. Buatlah model matematika dari soal tersebut kemudian gunakan
metode campuran untuk menentukan jumlah umur kakak dan umur adik lima tahun yang
akan datang!
144
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN TES
1. Terdapat sebuah persamaan .
a. Untuk dapat mengetahui persamaan mempunyai penyelesaian pada
himpunan bilangan asli, kita harus mencoba mengoperasikan persamaan tersebut
dengan cara mensubstitusi nilai atau dengan bilangan asli.
bilangan asli
misal x = 1,
misal x = 2,
misal x = 3,
misal x = 4,
Jadi, persamaan mempunyai penyelesaian pada himpunan bilangan
asli, dengan nilai , maka , titiknya (1,9)
nilai , maka , titiknya (2,6)
nilai , maka , titiknya (3,3)
Apabila nilai , maka nilai , karena 0 bukan merupakan anggota
bilangan asli, maka titik (4,0) bukan merupakan himpunan penyelesaian dari
. Jika nilai semakin besar, maka nilai akan semakin kecil dan
bukan termasuk anggota bilangan asli. Oleh karena itu, himpunan penyelesaian
dari dengan , 𝜖 bilangan asli hanya ada tiga, yaitu Hp = {(1,9),
(2,6), (3,3)}.
145
b. Digambarkan dalam bidang koordinat kartesius
9
8
7
6
5
4
3
2
1
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Menyelesaiakan SPLDV dengan metode grafik
misal x = 0, y = 5, titiknya (0,5)
misal y = 0, x = 10, titiknya (10,0)
misal x = 0, y = 9, titiknya (0, 9)
misal y = 0, x = 6, titiknya (6 ,0)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jadi, terlihat pada grafik, Hp = (4,3)
146
3. Terdapat SPLDV
Misal : harga sebuah pensil
harga sebuah buku
Jadi, cerita dari SPLDV di atas :
Selisih harga sebuah buku dan sebuah pensil adalah Rp 2.000,00.
Sedangkan harga dua buah pensil dan tiga buku buku adalah Rp 10.000,00
Menentukan harga sebuah pensil dan sebuah buku:
. . .(1)
. . .(2)
Menggunakan metode substitusi
. . .(3)
Substitusi persamaan (3) ke persamaan (2)
Substitusikan nilai b ke persamaan (1)
Jadi, harga sebuah pensil adalahh Rp 1.200,00 dan harga sebuah buku adalah Rp 3.200,00
4. Misal : panjang =
lebar =
Didapat model matematika:
Keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah 60m: ..(1)
panjangnya 4 m lebih dari lebarnya:
..(2)
Menggunakan metode eliminasi
mengeliminasi variabel dengan menyetarakan koefisien variabel
x1
x2
Lebar sebidang tanah adalah 13m
147
Mengeliminasi variabel dengan menyetarakan koefisien variabel
x1
x2
7
Panjang sebidang tanah adalah 17m
Jadi, luas persegi panjang tersebut adalah 17 m x 13m = 221 m2
5. Misal : usia kakak = x
usia adik = y
Didapat model matematika:
Kakak berusia 13 tahun lebih tua dari adik:
. . .(1)
Sembilan tahun kemudian, umur kakak dua kali lipat dari usia adik:
. . .(2)
Menggunakan metode campuran
mengeliminasi variabel
Umur adik sekarang adalah 22 tahun
Umur adik lima tahun yang akan datang adalah 7 tahun
Mensubstitusi variabel ke salah satu persamaan
Umur kakak sekarang adalah 35 tahun
Umur kakak lima tahun yang akan datang adalah tahun
Jadi, jumlah umur kakak dan umur adik lima tahun yang akan datang adalah
7 7 tahun
148
Lampiran 10
Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Indikator yang Diukur Kriteria Skor
Representasi Gambar
(Pictorial representation)
Membuat grafik dengan lengkap dan benar serta
dengan langkah yang tepat 2
Melukiskan gambar dengan benar namun langkah yang
digunakan masih kurang lengkap
1 Langkah yang digunakan sudah tepat dan sebagian
besar jawaban sudah benar namun penyelesaian akhir
salah
Tidak ada jawaban 0
Representasi Simbol
(Symbol Representation)
Menuliskan model matematika dengan benar dan
penyelesaian akhir yang didapat benar 3
Menuliskan model matematika dengan benar namun
penyelesaian akhir salah 2
Menuliskan model matematika namun masih kurang
tepat dan benar 1
Tidak ada jawaban 0
Representasi Verbal
(Verbal Representation of
the Word Problem)
Menyatakan masalah dengan kata-kata lengkap dan
benar 2
Menyatakan masalah dengan kata-kata namun masih
kurang tepat dan benar 1
Tidak ada jawaban 0
149
Lampiran 11
HASIL UJI VALIDITAS
No. Nama
Butir Soal Y Y2
1a 1b 2 3 4 5
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A 2 2 1 1 1 1 9 81
2 B 1 2 1 0 0 0 4 16
3 C 2 2 2 2 2 2 12 144
4 D 2 2 2 2 2 2 12 144
5 E 2 2 2 1 2 2 11 121
6 F 1 2 1 1 0 0 6 36
7 G 1 2 2 1 3 2 11 121
8 H 1 2 1 1 0 0 5 25
9 I 1 2 2 2 3 2 12 144
10 J 2 2 1 1 1 0 7 49
11 K 2 2 0 1 2 1 8 64
12 L 1 2 1 1 0 0 5 25
13 M 2 2 2 2 3 1 12 144
14 N 2 2 2 2 3 2 13 169
15 O 2 2 1 0 0 0 5 25
16 P 2 2 2 2 3 2 13 169
17 Q 1 1 1 1 0 0 4 16
18 R 1 2 2 2 3 1 11 121
19 S 1 2 1 0 0 0 4 16
20 T 1 2 1 0 0 0 4 16
21 U 1 2 0 0 0 0 3 9
22 V 1 2 1 0 0 0 4 16
23 W 1 1 0 0 0 0 2 4
24 X 1 2 2 1 3 2 11 121
25 Y 2 2 2 2 3 0 11 121
26 Z 2 2 2 1 3 2 12 144
27 AA 2 2 2 2 2 2 12 144
28 AB 2 2 2 2 2 2 12 144
29 AC 1 2 1 1 1 0 6 36
30 AD 1 1 1 0 0 0 3 9
31 AE 1 2 2 2 2 1 10 100
32 AF 2 2 1 2 2 0 9 81
Jumlah 47 61 44 36 46 27 261 2547
r Hitung 0,600 0,459 0,853 0,857 0,940 0,867
r Tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Keterangan Valid valid Valid valid valid Valid
150
Lampiran 12
HASIL UJI RELIABILITAS
No. Nama
Butir Soal Y Y2
1a 1b 2 3 4 5
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A 2 2 1 1 1 1 8 64
2 B 1 2 1 0 0 0 4 16
3 C 2 2 2 2 2 2 12 144
4 D 2 2 2 2 2 2 12 144
5 E 2 2 2 1 2 2 11 121
6 F 1 2 1 1 0 0 5 25
7 G 1 2 2 1 3 2 11 121
8 H 1 2 1 1 0 0 5 25
9 I 1 2 2 2 3 2 12 144
10 J 2 2 1 1 1 0 7 49
11 K 2 2 0 1 2 1 8 64
12 L 1 2 1 1 0 0 5 25
13 M 2 2 2 2 3 1 12 144
14 N 2 2 2 2 3 2 13 169
15 O 2 2 1 0 0 0 5 25
16 P 2 2 2 2 3 2 13 169
17 Q 1 1 1 1 0 0 4 16
18 R 1 2 2 2 3 1 11 121
19 S 1 2 1 0 0 0 4 16
20 T 1 2 1 0 0 0 4 16
21 U 1 2 0 0 0 0 3 9
22 V 1 2 1 0 0 0 4 16
23 W 1 1 0 0 0 0 2 4
24 X 1 2 2 1 3 2 11 121
25 Y 2 2 2 2 3 0 11 121
26 Z 2 2 2 1 3 2 12 144
27 AA 2 2 2 2 2 2 12 144
28 AB 2 2 2 2 2 2 12 144
29 AC 1 2 1 1 1 0 6 36
30 AD 1 1 1 0 0 0 3 9
31 AE 1 2 2 2 2 1 10 100
32 AF 2 2 1 2 2 0 9 81
Jumlah 47 61 44 36 46 27 261 2547
0,249 0,085 0,422 0,609 1,558 0,819
3,743
13,069
0,856
151
Lampiran 13
HASIL UJI TARAF KESUKARAN
No. Nama
Butir Soal Y Y2
1a 1b 2 3 4 5
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A 2 2 1 1 1 1 8 64
2 B 1 2 1 0 0 0 4 16
3 C 2 2 2 2 2 2 12 144
4 D 2 2 2 2 2 2 12 144
5 E 2 2 2 1 2 2 11 121
6 F 1 2 1 1 0 0 5 25
7 G 1 2 2 1 3 2 11 121
8 H 1 2 1 1 0 0 5 25
9 I 1 2 2 2 3 2 12 144
10 J 2 2 1 1 1 0 7 49
11 K 2 2 0 1 2 1 8 64
12 L 1 2 1 1 0 0 5 25
13 M 2 2 2 2 3 1 12 144
14 N 2 2 2 2 3 2 13 169
15 O 2 2 1 0 0 0 5 25
16 P 2 2 2 2 3 2 13 169
17 Q 1 1 1 1 0 0 4 16
18 R 1 2 2 2 3 1 11 121
19 S 1 2 1 0 0 0 4 16
20 T 1 2 1 0 0 0 4 16
21 U 1 2 0 0 0 0 3 9
22 V 1 2 1 0 0 0 4 16
23 W 1 1 0 0 0 0 2 4
24 X 1 2 2 1 3 2 11 121
25 Y 2 2 2 2 3 0 11 121
26 Z 2 2 2 1 3 2 12 144
27 AA 2 2 2 2 2 2 12 144
28 AB 2 2 2 2 2 2 12 144
29 AC 1 2 1 1 1 0 6 36
30 AD 1 1 1 0 0 0 3 9
31 AE 1 2 2 2 2 1 10 100
32 AF 2 2 1 2 2 0 9 81
Jumlah 47 61 44 36 46 27 261 2547
P 0,734 0,953 0,688 0,563 0,479 0,2813
Kriteria Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar
152
Lampiran 14
HASIL UJI DAYA PEMBEDA
No. Nama
Butir Soal Y
1a 1b 2 3 4 5
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 N 2 2 2 2 3 2 13
2 P 2 2 2 2 3 2 13
3 C 2 2 2 2 2 2 12
4 D 2 2 2 2 2 2 12
5 I 1 2 2 2 3 2 12
6 M 2 2 2 2 3 1 12
7 Z 2 2 2 1 3 2 12
8 AA 2 2 2 2 2 2 12
9 AB 2 2 2 2 2 2 12
10 E 2 2 2 1 2 2 11
11 G 1 2 2 1 3 2 11
12 R 1 2 2 2 3 1 11
13 X 1 2 2 1 3 2 11
14 Y 2 2 2 2 3 0 11
15 AE 1 2 2 2 2 0 10
16 AF 2 2 1 2 2 0 9
Ba 27 32 31 28 41 25
Ja 32 32 32 32 48 48
17 A 2 2 1 1 1 1 8
18 K 2 2 0 1 2 1 8
19 J 2 2 1 1 1 0 7
20 AC 1 2 1 1 1 0 6
21 F 1 2 1 1 0 0 5
22 H 1 2 1 1 0 0 5
23 L 1 2 1 1 0 0 5
24 O 2 2 1 0 0 0 5
25 B 1 2 1 0 0 0 4
26 Q 1 1 1 1 0 0 4
27 S 1 2 1 0 0 0 4
28 T 1 2 1 0 0 0 4
29 V 1 2 1 0 0 0 4
30 AD 1 1 1 0 0 0 3
31 U 1 2 0 0 0 0 3
32 W 1 1 0 0 0 0 2
Bb 20 29 13 8 5 2
Jb 32 32 32 32 48 48
D 0,218 0,094 0,563 0,625 0,750 0,479
Kriteria Cukup Jelek Baik Baik Sangat
Baik Baik
153
Lampiran 15
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan
Daya Pembeda
No.
Item
Validitas
Reliabilitas
Taraf Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Ket. r hit. r tbl. Kriteria P Kriteria D
1a Valid 0,600 0,349
0,856
(Kriteria
Sangat Baik)
Mudah 0,734 Cukup 0,218 Digunakan
1b Valid 0,459 0,349 Mudah 0,953 Jelek 0,094 Digunakan
2 Valid 0,853 0,349 Sedang 0,688 Baik 0,500 Digunakan
3 Valid 0,857 0,349 Sedang 0,563 Baik 0,625 Digunakan
4 Valid 0,940 0,349 Sedang 0,479
Sangat
Baik 0,750 Digunakan
5 Valid 0,867 0,349 Sukar 0,281 Baik 0,479 Digunakan
154
Lampiran 16
PENGHITUNGAN UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TARAF
KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA
A. Uji Validitas
Contoh perhitungan validitas soal nomor 1.a.
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑
]
7
√[ 77 7 ][ 7 ]
Dengan dan diperoleh . Karena
maka soal nomor 1.a valid.
Untuk soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan uji validitas sama dengan perhitungan
uji validitas nomor 1a.
B. Uji Reliabilitas
Tentukan nilai varians setiap soal yang valid, misalnya soal nomor 1a.
∑
∑
Didapat jumlah varians tiap soal ∑
Varian total
∑ ∑
(
) (
∑
)
(
) (
)
155
Berdasarkan klasifikasi reliabilitas, nilai berada pada kisaran
maka tes tersebut memiliki derajat reliabilitas yang sangat baik.
C. Taraf Kesukaran
Contoh perhitungan tarak kesukaran soal nomor 1a
7
Berdasarkan klasifikasi taraf kesukaran, nilai 7 berada pada kisaran 7
maka soal nomor 1a memiliki tingkat kesukaran yang mudah.
Untuk soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan taraf kesukaran sama dengan
perhitungan taraf kesukaran nomor 1a.
D. Daya Pembeda
Contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 1a
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai berada pada kisaran
maka soal nomor 1a memiliki daya pembeda yang cukup.
Untuk soal 1b dan seterusnya, perhitungan daya pembeda sama dengan perhitungan daya
pembeda soal nomor 1a.
156
Lampiran 17
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS EKSPERIMEN
A. Distribusi Frekuensi
1. Skor Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Banyak data (
36 43 50 50 57 57
64 64 64 64 71 71
71 71 71 79 79 79
79 79 79 79 79 79
79 79 79 86 86 86
86 86 93 93
2. Rentang data
7
3. Banyaknya Kelas
4. Panjang Kelas
157
5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
No. Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
1 36 – 45 35,5 45,5 2 5,88 2 40,5 1640,25 81,0 3280,5
2 46 – 55 45,5 55,5 2 5,88 4 50,5 2550,25 101,0 5100,5
3 56 – 65 55,5 65,5 6 17,65 10 60,5 3660,25 363,0 21961,5
4 66 – 75 65,5 75,5 5 14,71 15 70,5 4970,25 352,5 24851,3
5 76 – 85 75,5 85,5 12 35,29 27 80,5 6480,25 966,0 77763,0
6 86 – 95 85,5 95,5 7 20,59 34 90,5 8190,25 633,5 57331,8
Jumlah 34 100 2497,0 190289,0
Rata-rata 73,44
Median 77,17
Modus 81,33
Varians 209,27
Simpangan Baku 14,47
B. Mean/Nilai rata-rata
∑
∑
7 4
C. Median/Nlai tengah
(
)
7 (
)
77 7
D. Modus
(
)
7 (
)
E. Varians
∑
158
7
F. Simpangan Baku
√
√
7
G. Kemiringan
Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai ke kiri. Dengan
kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata.
H. Ketajaman/Kurtosis (
Rumus kuartil:
(
)
Menghitung dan :
(
) 7 (
)
Rumus persentil:
(
)
Menghitung dan :
(
) (
)
Jadi
7
160
Lampiran 18
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL
A. Distribusi Frekuensi
1. Skor Kemampuan Representasi Matematik Siswa
Banyak data (
29 36 36 43 43 50
50 57 57 57 57 57
57 64 64 64 64 64
64 64 71 71 71 71
71 79 79 79 79 79
79 79 79 86 86
2. Rentang data
7
3. Banyaknya Kelas
4. Panjang Kelas
161
5. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
No. Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
1 29 – 38 28,5 38,5 3 8,57 3 33,5 1122,25 100,5 3366,75
2 39 – 48 38,5 48,5 2 5,71 5 43,5 1892,25 87,0 3784,50
3 49 – 58 48,5 58,5 8 22,86 13 53,5 2862,25 428,0 22898,00
4 59 – 68 58,5 68,5 10 28,57 23 63,5 4032,25 635,0 40322,50
5 69 – 78 68,5 78,5 6 17,14 29 73,5 5402,25 441,0 32413,50
6 79 – 88 78,5 88,5 6 17,14 35 83,5 6972,25 501,0 41833,50
Jumlah 35 100 2192,5 144619
Rata-rata 62,64
Median 63
Modus 61,83
Varians 213,95
Simpangan Baku 14,63
B. Mean/Nilai rata-rata
∑
∑
C. Median/Nlai tengah
(
)
(
)
D. Modus
(
)
(
)
E. Varians
∑
162
F. Simpangan Baku
√
√
G. Kemiringan
Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Dengan
kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata.
H. Ketajaman/Kurtosis (
Rumus kuartil:
(
)
Menghitung dan :
(
) (
)
7
Rumus persentil:
(
)
Menghitung dan :
(
) 7 (
)
7
Jadi
164
Lampiran 19
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
No Interval Batas
Kelas Z f(z)
Luas
Kelas
Interval
35,5 -2,6228 0,0044
1 36 – 45
0,0224 0,7616 2 2,0137
45,5 -1,9315 0,0268
2 46 – 55
0,0807 2,7438 2 0,20163
55,5 -1,2402 0,1075
3 56 – 65
0,1837 6,2458 6 0,00967
65,5 -0,5489 0,2912
4 66 – 75
0,2645 8,993 5 1,77294
75,5 0,14232 0,5557
5 76 – 85
0,241 8,194 12 1,76783
85,5 0,83359 0,7967
6 86 – 95
0,139 4,726 7 1,09418
95,5 1,52486 0,9357
Rata-Rata 73,44
Simpangan Baku 14,46
6,86
7,82
Kesimpulan: Terima
Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Luas kelas Interval
Luas Kelas Interval
7
∑
Keterangan:
: Banyak Kelas : Banyak siswa
: Harga Chi-Square tabel : Frekuensi ekspektasi
: Harga Chi-Square hitung : Frekuensi observasi
165
Lampiran 20
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
No Interval Batas
Kelas Z f(z)
Luas
Kelas
Interval
28,5 -2,3342 0,0099
1 29 – 38
0,0396 1,386 3 1,87951
38,5 -1,6506 0,0495
2 39 – 48
0,1165 4,0775 2 1,05849
48,5 -0,9669 0,166
3 49 – 58
0,2237 7,8295 8 0,00371
58,5 -0,2832 0,3897
4 59 – 68
0,2657 9,2995 10 0,05277
68,5 0,40043 0,6554
5 69 – 78
0,2045 7,1575 6 0,18719
78,5 1,0841 0,8599
6 79 – 88
0,1017 3,5595 6 1,67328
88,5 1,7678 0,9616
Rata-Rata 62,64
Simpangan Baku 14,63
4,85
7,82
Kesimpulan: Terima
Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Luas kelas Interval
Luas Kelas Interval
7
∑
Keterangan:
: Banyak Kelas : Banyak siswa
: Harga Chi-Square tabel : Frekuensi ekspektasi
: Harga Chi-Square hitung : Frekuensi observasi
166
Lampiran 21
UJI HOMOGENITAS VARIANS
Uji homogenitas varians indepen dilakukan menggunakan uji F, dengan rumus:
Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
1) Perumusan Hipotesis
H0 : σ12 σ2
2
H1 : σ12 σ2
2
2) Menentukan
7
3) Tetapkan taraf signifikansi .
4) Hitung dengan untuk pembilang (varians terbesar) dan
untuk penyebut (varians terkecil):
7
5) Kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika maka H0 diterima
Jika maka H0 ditolak
6) Kesimpulan:
Karena yaitu 7 maka distribusi kedua kelompok kelas
tersebut mempunyai varians yang homogen.
167
Lampiran 22
UJI HIPOTESIS STSATISTIK
Penghitungan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji t dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
: Rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik kelompok eksperimen lebih
rendah atau sama dengan tingkat kemampuan representasi matematik kelompok
kontrol
: Rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik kelompok eksperimen lebih
tinggi dari pada tingkat kemampuan representasi matematik kelompok kontrol
2. Menentukan hipotesis statistik
H0 : 21
H1 : 21
Keterangan:
1 : rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik siswa pada kelompok
eksperimen.
2 : rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik siswa pada kelompok
kontrol.
3. Menentukan nilai
√
dimana √∑
∑
∑ ∑
∑
∑
∑
∑
7 7
√∑
∑
√
168
√
√
4. Menentukan nilai
Menentuka nilai dengan dan taraf signifikansi .
7
5. Kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika maka H0 diterima
Jika maka H0 ditolak
6. Melakukan pengambilan keputusan atau kesimpulan
Dari tabel t, untuk sebesar 3,08 dan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh
nilai untuk yaitu sebesar 1,67. Karena maka tolak atau
terima . Artinya rata-rata tingkat kemampuan representasi matematik siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Kelas N ∑ ∑ ∑
Eksperimen 34 2497 73,44 190289 6906,38
Kontrol 35 2192,5 62,64 144619 7 7
3,08
1,67
Keterangan: Tolak atau Terima
169
Lampiran 23
Perhitungan Data Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Eksperimen Berdasarkan Indikator Representasi
1. Banyak data
2. Skor ideal seluruh siswa:
a. Indikator representasi gambar :
b. Indikator representasi simbol :
c. Indikator representasi verbal :
3. Perhitungan rata-rata (Mean):
a. Indikator representasi gambar
b. Indikator representasi simbol
c. Indikator representasi verbal
4. Skor Rata-rata
a. Indikator representasi gambar :
7
b. Indikator representasi simbol :
7
c. Indikator representasi verbal :
77
170
Lampiran 24
Perhitungan Data Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas
Kontrol Berdasarkan Indikator Representasi
1. Banyak data
2. Skor ideal seluruh siswa:
a. Indikator representasi gambar :
b. Indikator representasi simbol :
c. Indikator representasi verbal :
3. Perhitungan rata-rata (Mean):
a. Indikator representasi gambar
b. Indikator representasi simbol
c. Indikator representasi verbal
4. Skor Rata-rata
a. Indikator representasi gambar :
7
b. Indikator representasi simbol :
7 %
c. Indikator representasi verbal :
%
174
Nama
NIM
Jurusan/fakultas
Judul Skripsi
UJI REFERENSI
Nurfithri Ahmad Yusra
I 1 10017000076
Pendidikan Matematika/FlTK
Pengaruh Model Fembelaja ran conceptual UndercrandingProcedures (cuPs) Terhadap Kemampuan RepresentasiMatematik Siswa
Judul Buku dan Nama Pengarang
Isjoni, Saatnya Pendiditmn Kita Bangkit,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. l,
Anas Salahu din, P endidikan Karaht ei :Pendidilcan Berbasis Agama dan BudayaBangsa, @andung: Pustaka Seti4 2013), h.4t.lsjoni, Saatnya Pendidikan Xita nangtit,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2OO7), Cet. .1,
h.3.Barnawi dan M. Arifin, Strategi danKebij akan P embelaj aran p endidikanKar aher, (Jogiakarfa: Ar-Ruzz Media,2012\. h.45.Depdiknas . Kaj ian Kebij akan Kuri trulumMata P elaj ar an Matemotika, (Jakarta:Badan Penelitian dan pengembangan pusatKurikulum,2007). h.4.PISA 2009, Results: Wnat Suaents Xno*qnd CanDo, OECD, 2009. h. 8.PISA 2012, Resuh in Focus,OECD, 2012 tr
Pusat Bahasa Departemen pendidikanional, Katmts Besar Bahasa Indonesia
175
(Jakarta: Balai Pustak4 2005), h.950.
2
Gagatsis dan Eliq The Effects of DifferentModes of Representation on MathematicalProblem Solving Proceedings oJ'the 2dt'Conference of The International GroupforThe Psychologt of Mathematics Education,Vol. 2. 2004.oo.447.
q tA
3
Godino dan Font The Theory ofRepresentations as Viewed from The Onto-Semiotic Approach to MathematicsEducation, Meditemane an Journal forResearch in Mathematics Education, Yol.9(1),2010. DD.193.
q<(/
4
Kartini, '?eranan Representasi dalamPembelajaran Matematika", Makalahdisanrpaikan pada Seminar NasionalMatematika dan Pendidikan Matematika,FMIPA tAl-Y, Yogyakarta, 5 Desember2A09. h.369.
(til,tt/-
5
The National Council of Teachers ofMathematics, Principles and Standards forSchool Mathematics, (USA: NCTM, 2000),pp. 67.
a< 1tr6
Albert A. Cuoco dan Frances R. Curcio, TfreRole of Representation in SchoolMothematics, Virgia: The National Councilof Teachers of Mathematics 2001). oo. 3-5.
(r< (/
7
Stephen J. Pape dan Motrat A. Tchoshanov,The Role of Representation(s) in DevelopingMa t he m at i c a I Unde r s t and in g, (Spirrg:Taylor &Francis Group. 2001). pp. 119.
K M
8
Wu-Yuin Hwang. et al., MultipleRepresentation Skills and Creativity Effectson Mathematical Problem Solving using aMultimedia Whiteboard System,Educational Technologt & Society,Vol. 10(2\ .2007.pp.192.
9\ w
9
Jose L. Villages dkk, Representations inProblem .Solving: a case study inoptimization problem, Electronic Journal ofResearch in Educational Psychologt, Yol.7(1), 2009, h.287.
a< w
176
l0
Jan Van der Merj dan Ton de Jong,"Leaming with Multiple Representations",Paper presented at EARLY, Padua, ltaly,26Agustus 2W3.h.2.
c^ WV_
uRusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2Ol2), h.133.
q< 4t12
Rusman, Model-model P embelaj aran,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 20 l2), h.136. % (/
13
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,200e). h.r17.
a\ (4
t4
Brian McKttrick dan Parn Mulhall,Conceptual Understanding Procedure s(CUPs), (Australia: Monash University,2003). h. 1-4.
c,< /fut--
15Wina Sanjaya, Perencanaan dan DesainSistem Pembelajaran, (Jakarta Kencana2008), h.189.
,r< /,fu
l6Wina Sanjaya, Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan(Jakarta Kencana 2006), Cet.2, h.183-188.
,A ,ilBab III
ISugiyonq Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabet42Ol2\, Cet. ke-l5, h.76. a\ {,/
2Suharsimi Arikunto, Dos ar-das or Evaluas iPendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksar42006), Cet. ke-6, h.72. K w
5
Anas Sudijono, Pengantar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada 2005), Cet. ke-5. h.208.
e< %4
Anas Sudijono, Pengantar EvaluasiP endidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada" 2005), Cet. ke-5, h.2A9.
q ///l,-
5Suharsimi Arikunto, Dasar -dasar Evaluas iPendidikan, (Jakarta: PT Brmli Aksara,2006).cet ke.6. h.208. K #ttr
6Suharsimi Arikunto, Dasardasar EvaluasiPendidiknn, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006). Cet. ke-6, h.210. ?S /.t(
t77
7Suharsimi Arikunto, Dasar-dosar EvaluasiPendidilcan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006). Cet. ke-6. h.213.
( w8
Suharsimi Ariicunto, Dasm-dosar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksarq2000. Cet. ke-6. h.218. V W
9Kadir, Statistika untuk Penelrtian dan llmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT RosemataSempurna). h. I13. K ///.
l0Kadir, Statistika untuk Penelitian dan llmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT RosemataSempurna). h. I19-120. K L/t
uKadir, Statistika untuk Penelitian dan llmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT RosemataSempuma), h. 195. K 4/
l/-12
Kadir, Statistika untuk Penelitian dan llmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT RosemataSempurna). h.200-201. 9< r/t
l--
l3Kadir, Statistika untuk Penelitian dan llmu-ilmu Sosial (Jakarta: PT RosemataSempurna),h.275. V fr
Dosen Pembimbing I
Otone Suhvatrto, M. Si
NIP. 19681104 199903 I
Jakart4 Maret 2016
Dosen Pembimbing II
Dra. Alideh Mas'ud
NIP. 19610926 1986A3 2 oO4
Mengetahui,
001
1".
178I
sEr(oLAH rfrENE]{{EA}r PERTAUA ( SMP )DAR.TJL h/IA'ARIF'
TERAKREDITASI "A"Nomor Statistik Sekolah (NSS)Nomor Dete Sekolrh (I{D$)Nomor Induk Sekoleh (NIS) : 2fi)150Nomor Pokok Sekolah Nacionel (I{PSN) : 20102408
Il RS. Fatuarati No. 45 Cipefie Selam, Jal€rta 12410 Teb. (O21) 769$n,7ffi786 - Fai. (021) 7ffi14r''
SURAT KETERANGANNomor: 369/007/SMP-I)il{/V/201 5
Yang bertandatangan di bawatr ini :
Nama : H- RosYidul A-n*m, $'Iid
Jabatan : KePalaSeJroiaa
Dengan ini menerangkan bahwa yang tersebut di bawati ini :
:204016307000:2fr)1040107
: FTURFITHRI AIIMAD YUSRr'r
: 1110017000076
: Pendidikan Matematika
: Faikutas lknu Tarbiyah da$ Kegunran UIN Jakarts
Nama
NIRMA{PM
Program Studi
Universitas
Adalah benar telah melalarkan Penelitian/Riset pada SMP Darul Ma'arif Jakarta pada bulau
Mei , dan yang bersangkutan telah melaksanakan tugasnya dengan traik dan penuh tanggung
jawab.
Demikian surat ket€railgffi ini dibuat dengair benar untuk dapai dipergrrnakan sebagaimana
mestinya.
H.ROSYIDUL ANAM,S.Pd