PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL ...

119
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID KELAS V SDN NO. 167 MALEWANG KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikanGuru Sekolah Dasar FakultasKeguruandanIlmuPendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar KASMAWATI 105405657 12 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL ...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID KELAS VSDN NO. 167 MALEWANG KECAMATAN

POLONGBANGKENG UTARAKABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi SalahSatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjanaPendidikanpada Program

StudiPendidikanGuru Sekolah DasarFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasMuhammadiyah Makassar

KASMAWATI105405657 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2016

rffiw'FAKULTASKEGURI,}ANDANILMUPENDTDIKAN

UNIVENSITAS MTITIAMMADIYAH MAKASSAR

LEMBAR PENGESAHAN

SkripsiatasnamaKASMAWATI,NIM10540365Tllditerimadandisahkanoleh

nanitia ujian skripsi berdasarkan surat keputusan Rektor universitas Muhammadiyah

\lakassar Nomor: 554/Tahun 1437 1112016 M' tanggal 28 Dzulqaidah 1437 H/31 Agustus

1016 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar 51 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2016'

28 Dzulqaidah 1437 H

Makassar,@

Panitia Ujian :

1. Pengawas Umum

Z. Ketua

3. Sekretaris

4. Dosen Penguji

: Dr. H. Abdul Rahman Rahirn' SE'' MM'

: Dr.II. Andi Sukri SYamsuri' M'Hum'

: Khaeruddin, S.Pd', M'Pd'

: 1. Dr. Munirah, M'Pd'

2. Dr.A. Rahman Rahim, M'Hum'

3. Tasrif Akib, S'Pd', M'Pd'

4. Muhammad Akhir, S'Pd'' M'Pd'

ffiii

PENDIDIKANMAKASSAR

\amaMahasiswa :

\IM :

Jurusan :

Fakultas :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KASIVIAWATI

10540 5657 12

Pendidikan Guru Sekolah Dasar 51

KeguruandanllmuPendidikanUniversitasMuhammadiyah

Dengan Judul

Makassar

: Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing

terhadap Hasit Belajar Memhaca pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Murid Kelas V SDN No' 167

Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara

KabuPaten Takalar

Setetrah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah layak untuk

diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

U niversitas Muhamrnadiyah Makassar'

Makassar, Agustus 2016

Disetujui Oleh:

PembimbingmbinefrI

:tiTasrif Akib. S.Pd.. M.Pd.

Mengetahui,

FKIP

,Makassar:,

/

NBM :970 6,35

I,

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Terkadang,

kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum

kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu . . . .

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

“ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

ABSTRAK

Kasmawati . 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing TerhadapHasil Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas V SDN No.167 Malewang Kecamatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar(PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahMakassar. Pembimbing I Sulfasyah, dan pembimbing II Tasrif Akib.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test PostTest Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanyamelibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding(kelas kontrol) yang bertujuan untuk Pengaruh Model Pembelajaran SnowballThrowing Terhadap Hasil Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MuridKelas V SDN No. 167 Malewang tahun ajaran 2016/2017. Satuan eksperimendalam penelitian ini adalah murid Kelas V sebanyak 20 orang. Penelitiandilaksanakan selama 5 kali pertemuan.

Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaianketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia murid secara klasikal, aktivitas siswadalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan berhasil jikaaspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dataskor perolehan hasil membaca yang dikumpulkan dengan menggunakan tesmembaca, data tentang aktivitas murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesiadikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil analisis statistik deskriptif penggunaan Model PembelajaranSnowball Throwing terhadap keterampilan membaca positif, keterampilanmembaca murid dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwingmenunjukkkan hasil belajar yang lebih baik dari pada sebelum diterapkan modelpembelajaran Snowball Throwing. Hasil analisis statistik inferensial menggunakanrumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 2,2 denganfrekuensi db = 20–1 = 19, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t Tabel = 1,729. Jadi,t Hitung > t tabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (H1)diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh dalam menerapkan modelpembelajaran Snowball Throwing terhadap keterampilan membaca pada matapelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN No. 167 Malewang .

Kata kunci: Pra-eksperimen, model Snowball Throwing.

vii

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Allah

yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang maha agung untuk membuka

jalan bagi setiap maksud hambanya, Allah yang paling suci untuk menjadi energi

bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan

berkah dan rahmat-Nyalah sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Membaca Pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas V SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Muhammadiyah Makassar. Berbagai macam kendala dan hambatan yang dilalui

oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha yang optimal dan

dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan

tersebut.

Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga-hingganya kepada kedua

orang tua, ayahanda Muh. Tahir dan ibunda Saugi yang telah berdoa, berjuang,

rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan

membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

Sulfasyah, MA., Ph.D., Pembimbing I dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., Pembimbing

II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta

motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

ix

Penulis juga hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Dr. H

Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, MA., Ph.D., Ketua

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Fitriani Saleh, S.Pd., M.Pd., Sekretaris

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.Abdul Munir ,K,M..Pd, M.Penasehat

Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses

perkuliahan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada Hamzah Amir, Kepala sekolah SDN

No. 167 Malewang , Hj. Sitti Bansuhari, S.Pd., Guru kelas V SDN No. 167

Malewang dan Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf SDN No. 167 Malewang atas

segala bimbingan, kerjasama, dan bantuannya selama penulis mengadakan

penelitian. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Siswa-siswi

SDN No. 167 Malewang khususnya Kelas V atas kerjasama, motivasi serta

semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kepada rekan-rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Angkatan 2012 terkhusus Kelas C Universitas Muhammadiyah Makassar, terima

kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga

keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini. Ucapan terima

kasih pula kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatku yang setia dan tulus

x

mengorbankan waktu, tenaga, materi, doa, dukungan dan masukan kepada penulis

demi terselesainya skripsi ini, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan

yang tidak sempat disebutkan satu persatu, semoga segala bantuan dan

pengorbanan kalian dapat bernilai ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya dengan segala ketulusan serta kerendahan hati, penulis

senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan

kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan

tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat

memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Agustus 2016

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii

SURAT PERNYATAAN............................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................5

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................5

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 8

2. Pengertian belajar...............................................................................9

3. Pengertian membaca .........................................................................14

4. Pengertian hasil belajar .....................................................................16

5. Pengertian pembelajaran ..................................................................18

B. Konsep pembelajaran kooperatif Model Snowball Throwing................18

1. Konsep pembelajaran kooperatif.......................................................18

2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif .....................................20

3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif ......................................................21

4. Tujuan Model pembelajaran ............................................................. 21

5. Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing.......................22

6. Kelemahan dan kelebihan Model Snowball Throwing .....................23

7. Manfaat penggunaan Model pembelajaran Snowball Throwing ......24

C. Kerangka pikir.........................................................................................26

D. Hipotesis tindakan...................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian .............................................................................29

1. Jenis penelitian .................................................................................29

2. Desain penelitian ..............................................................................29

B. Populasi dan sampel................................................................................30

C. Definisi operasional variabel ..................................................................31

D. Instrument penelitian...............................................................................32

E. Teknik pengumpulan data .......................................................................33

F. Teknik analisis data.................................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................... …...39

1. Deskipsi hasil membaca ........................................................... …...39

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing …...44

B. Pembahasan..................................................................................... …...47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan........................................................................................ …...51

B. Saran .............................................................................................. …...52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif................................ 19

1.2 jumlah murid ......................................................................................... 32

1.3 Standar hasil belajar bahasa indonesia .................................................. 36

1.4 Perhitungan Mean ................................................................................. 40

1.5 Tingkat kemampuan Membaca Pre-Test .............................................. 41

1.6 Deskripsi kemampuan Membaca Pre-Test ........................................... 42

1.7 Perhitungan untuk mencari Mean (rata-rata) nilai Post-Tes ............... 43

1.8 Tingkat keterampilan Membaca Post-Test .......................................... 44

1.9 Deskripsi Kemampuan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia .... 45

1.10 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid .................................. 46

1.11 Analisis skor Pre-test dan Post-test ................................................... 50

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir .......................................................................... 27

xiv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa yang bersangkutan. Pendidikan

yang berkualitas akan menghasilkan output yang berdaya pikir tinggi dan kreatif.

Pendidikan itu merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang

berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi

dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara masyarakat.

Berbagai upaya telah ditempuh untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,

seperti: pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran,

pengembangan media pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan sebagainya.

Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan hasil

belajar murid adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di

dalam kelas berpusat pada guru dan cenderung murid kurang aktif serta penggunaan

model pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru dalam menunjang pemahaman

konsep tentang materi pelajaran yang akan diajarkan. Banyak cara yang dilakukan

agar murid menjadi aktif, salah satunya yaitu mengubah paradigma pembelajaran.

Guru bukan sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai pembimbing, fasilitator,

dan motivator. Selama kegiatan pembelajaran, muridlah yang dituntut untuk aktif

1

2

dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran

yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Menurut Saminanto,

model pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran

gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih murid untuk lebih tanggap

menerima pesan dari murid lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan

menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Sedangkan

menurut Kisworo (Lestari, 2014:19) model pembelajaran Snowball Throwing adalah

suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing

murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu

dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola

yang diperoleh. Dengan penggunaan model pembelajaran ini, pembelajaran bahasa

Indonesia tidaklah membosankan akan tetapi proses pembelajaran yang berlangsung

akan menyenangkan sehingga anak akan dapat menyimpan memori dalam jangka

panjang (long time).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan selama ini siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia adalah

pelajaran yang sulit, biasa membuat stress, kepala pusing, tidak ada gunanya dan

sebagainya. Hal ini menyababkan siswa takut dan malas belajar bahasa Indonesia,

apalagi kalau harus mengerjakan soal-soal dalam buku paket atau pekerjaan rumah

yang diberikan guru. Masalah tersebut tidak biasa dipungkiri, karena setiap tahunnya

3

hasil belajar bahasa Indonesia mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah

menengah atas masih tergolong rendah, bahkan rendahnya hasil belajar bahasa

Indonesia merupakan salah satu penyebab banyaknya siswa yang tidak bisa

melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan kualitas

peserta didik bukan hanya ditinjau dari segi kurikulumnya, tetapi pendidik juga harus

memperhatikan beberapa aspek pengajaran. Pendidik sebagai fasilitator harus mampu

memilih dan menerapkan strategi mengajar yang dapat meningkatkan hasil belajar

bahasa Indonesia peserta didik, baik itu yang cerdas maupun yang lambat dan tau

bagaimana situasi dan kondisinya. Maka salah satunya hal yang perlu dilakukan

adalah peningkatan kualitas pembelajaran dan penataan pembelajaran. Proses

pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang terkait satu sama lain dalam usaha

pencapaian tujuan pembelajaran komponen-komponen tersebut antara lain: model,

pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat, bahan pembelajaran, media

pembelajaran, sumber pembelajaran dan pengelolaan kelas (Indrahayu Sri, 2010).

Pemilihan model pembelajaran harus mampu menyampaikan bahan-bahan

instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian

tujuan pengajaran. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran sangatlah

berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Bahasa Indonesia adalah bahasa

pemersatu bangsa yang harus dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia. Oleh

karena itu, sangat penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sedari

usia dini. Sekolah dasar (SD) sebagai bagian dari wadah pendidikan anak usia dini

menjadi salah satu tonggak yang penting bagi keberlangsungan dan keberadaan

4

bahasa Indonesia, baik itu dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SD, diperlukan suatu model pembelajaran snowball

throwing untuk membantu pemahaman konsep dalam mengembangkan suatu materi

yang diimplementasikan dalam bentuk pengalaman murid. Pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut : (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (2) Menghargai dan bangga menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. (3) Memahami bahasa

Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

(4)Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta

kematangan emosional dan sosial. (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra

untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa. (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Pada observasi awal tanggal 4 april 2016, peneliti melihat keadaan murid pada

saat pembelajaran memiliki karakter yang bervariasi. Ruang kelas cukup menunjang

terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Jumlah keseluruhan siswa

di kelas V sebanyak 20 murid yang terdiri atas 9 laki-laki dan 11 murid perempuan.

Berdasarkan uraian di atas kiranya perlu diadakan penelitian sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar dari pembelajaran bahasa Indonesia.

5

Mengingat banyaknya masalah dan materi yang ada serta keterbatasan dari peneliti,

maka peneliti membatasi masalah dan memilih judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Membaca Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya maka, adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar membaca pada mata

pelajaran bahasa Indonesia murid kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan

Polongbangkeng utara Kabupaten Takalar ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar

membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia murid kelas V SDN No. 167

Malewang Kecamatan Polongbangkeng utara Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat dan memberikan

konstribusi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

6

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan referensi dalam upaya mengembangkan model

pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar membaca pada

mata pelajaran bahasa indonesia murid kelas V SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng utara Kabupaten Takalar.

b. Sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan peneliti dalam

mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesioanal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Sebagai masukan dan inovasi bagi guru dalam memilih model

pembelajaran efektif dan efesien dalam setiap pembelajaran.

b. Bagi Murid

Dapat memberikan motivasi bagi murid dalam meningkatkan aktivitas

belajar dan hasil belajar di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan informasi terhadap upaya perbaikan pembelajaran

sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap

murid yang diharapkan.

d. Bagi Peneliti

1) Hasil penelitian ini sebagai acuan dalam penulisan skripsi

7

2) Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar program starata

satu pendidikan Guru Sekolah Dasar.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi bagi penulis,

diantaranya :

a) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Puji Lestari (2014) yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam Pembelajaran bahasa indonesia

Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing di

Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pada siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar 62,42 sedangkan pada siklus II

diperoleh sebesar 80,14 dari 35 murid. Dimana pada siklus I berada dalam

kategori rendah sedangkan pada siklus II berada dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres Pagandongan I Kota

Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran kooperatif model Snowball

Throwing mengalami peningkatan.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Fitria Marza (2013) yang berjudul “

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing (ST)

Terhadap Kecakapan Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 45

Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada Manusia”. Hasil

8

9

penelitian ini menunjukkan kecakapan komunikasi siswa diperoleh

persentase dari pertemuan pertama 59,82%, pertemuan kedua yaitu 72,5%,

dengan persentase rata- rata dari dua kali pertemuan 66,16%, yang masuk

kedalam kategori baik. Berdasarkan data hasil belajar, diperoleh nilai rata-

rata tes awal 26,40 dan ratarata tes akhir 79,66, gain 53,26 dan N-Gain 0,72

yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji hipotesus menunjukkan

bahwa nilai hitung lebih besar dari tabel yang artinya hipotesis Ha diterima.

Didapat bahwa hasil belajar murid meningkat dari tes akhir dengan

penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

c) Hamriati (2009) dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

denagan Menggunakan Model Pembelajaran CIRC Siswa Kelas V SD Inpres

Anak Gowa Kabupaten Gowa”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar bahasa Indonesia dalam hal membaca murid kelas V SD

Inpres Anak Gowa Kabupaten Gowa mengalami peningkatan setelah

dilaksanaklan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

2. Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

a) Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Para ahli psikologis dan guru-

guru pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah,

10

pandangan ini memisahkan pengertian tegas antara pengertian proses belajar

dengan kegiatan yang semata-mata bersifat hapalan (Komara, 2014):

1) Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009: 2) belajar adalah “perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses

pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Selanjutnya menurut Rohayani

(dalam Suardi, 2012: 9) mengatakan belajar adalah “perubahan perilaku

sebagai hasil pengalaman, dan perubahan perilaku disebabkan oleh proses

menjadi matangnya seseorang serta tidak bersifat temporer”. Sedangkan

Cronbach (dalam Suprijono, 2009:)

2) Mendefinisikan belajar sebagai “perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman”. Berdasarkan uraian di atas, maka belajar dapat diartikan

sebagai proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan baik dari

segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan sebagai

akibat dari pengalaman interaksi antara individu dengan individual maupun

dengan lingkungannya.

b) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat

perhubungan antar warga dan alat penyatuan berbagai suku bangsa (Rahim,

Thamrin Paelori, 2013: 10). Bahasa adalah satu diantara sejumlah kebutuhan

11

pokok manusia sehari-hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi

yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna bahasa (Junus dan

Fatimah Junus, 2012: 1). Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia

sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan

terhadap bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat berbahasa Indonesia yang

baik dan benar. Menurut Arifin (1986: 1) bahasa Indonesia yang baik adalah

bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku

sedangkan bahasa indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan

sesuai dengan aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia baku. Jadi, dari ketiga

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari karena bahasa sebagai lambag kebanggan bangsa dan

identitas nasional juga sebagai alat penghubung antar suku bangsa. Sebagai warga

negara Indonesia harus mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang

digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia yang baku. Tanpa adanya pembinaan dan pengembangan

tersebut, bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan

bahasa Indonesia tidak dapat mengembang fungsi-fungsinya. Salah satu cara

dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia adalah

melalui mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar

(SD). Pembinaan dan pengembangan, kemampuan dan keterampilan berbahasa

yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan

12

berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis. Berikut adalah penjelasan dari keempat

keterampilan tersebut:

1) Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai sesuatu bahasa.

Keterampilan menyimak menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan

membedakan, intelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus

dilaksanakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat

penyimakan berlangsung

2) Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

3) Keterampilan membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami

tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya

menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman atau pengujaran kata-

kata.

4) Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tetapi dengan cara

mengungkapkan ide atau gagasan produktif dan ekspresif.

Keempat keterampilan berbahasa di atas berhubungan erat satu dengan yang

lain. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut smurid melakukan

sejumlah kegiatan sehingga murid benar-benar membangun pengetahuannya secara

mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya (Abidin, 2012: 3).

13

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.

Disamping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan

apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Munirah,

2012: 2).

c ) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan

intelektual dan kesusastraan. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia

adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia. Menurut Munirah (2012: 3) tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia di

sekolah dasar yaitu:

14

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.

3. Pengertian Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual

membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-

kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan

kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.

Crawley dan Mountain (Rahim 2007: 2) mengatakan bahwa pengenalan kata bisa

berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.

15

Menurut Farr (Dalman, 2013:5) mengemukakan bahwa membaca

merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini, orang yang sering membaca,

pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja

hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Selanjutnya

Tampubolon(2008:56) mengatakan bahwa “membaca adalah aktivitas fisik dan

mental”. Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh

dan berkembangnya minat membaca.

Tarigan (2007:9-10) mengemukakan bahwa “tujuan utama membaca

adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami

makna bacaan yang lebih rinci”.

Safi`ie (Rahim2007: 2) mengatakan bahwa tiga istilah sering digunakan

untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu recording,

decoding dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian

mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang

digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan proses

penerjemahan rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan decoding

biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal dengan

istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses

perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi

16

bahasa. sementara itu, proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di

kelas-kelas tinggi.

Dari beberapa butir pandangan tentang hakikat membaca tersebut dapat

dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat

fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan

secara visual, dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka

yang tuna netra. Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan

indera visual dan indera perabanya pembaca mengenali dan membedakan

gambar-gambar bunyi serta kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu

rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa

dalam kombinasi kata, kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi.

Membaca juga mengamati berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya.

Tanda-tanda baca membantu dalam memahami maksud baris-baris tulisan.

4. Pengertian Hasil Belajar

Menurut suprijono (2009:5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan”.

Sedangkan menurut Gegne (dalam suprijono,2009: hasil belajar berupa :

a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan

dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

17

c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam usaha dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerakan

jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup:

Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraukan,menentukn

hubungan ), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk),dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan

saja.

18

5. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM),

proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar Mengajar (KBM), Susanto

(2013:19). 18 Pembelajaran berdasarkan makna lesikal berarti proses, cara, perbuatan

mempelajari. Perbedaan esensil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar.

Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran

guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya

pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi,

subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti

halnya pengajaran, Suprijono (2014:13)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata

belajar dan mengajar atau proses belajar mengajar, dalam hal ini guru haruslah dapat

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk dipeljarinya.

B. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing

1. Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan murid bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama,

Enggen and Kauchak dalam Trianto (2007:42). Pembelajaran kooperatif disusun

dalam sebuah usaha untuk meningkatkan pertisipasi murid, memfasilitasi siswa

19

dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,

serta memberikan kesempatan pada murid untuk berinteraksi dan belajar bersama-

sama murid yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran kooperatif sangat tepat

digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan kerjasama dan kalaborasi,

dan juga keterampilan-keterampilan tanya-jawab, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah itu di tunjukkan pada table 2.1 berikut:

Tabel 1.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guruFase-1Menyampaikan tujuan danmemotivasi murid

Guru menyampaikan tujuanpelajaran yang ingin dicapai padapelajaran tersebut dan memotivasimurid belajar.

Fase-2Menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasikepada murid dengan jalandemonstrasi atau lewat bahanbacaan.

Fase-3Mengorganisasikan murid kedalamkelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada muridbagaimana caranya membentukkelompok belajar dan membantusetiap kelompok agar melakukantransisi secara efisien.

Fase-4Membimbing kelompok bekerjadanBelajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saatmereka mengerjakan tugasmereka.

Fase-5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajartentang materi yang telahdipelajari atau masing-masingkelompok mempresentasikan hasilkerjanya.

20

Fase 6Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untukmenghargai baik upaya maupunhasil belajar individu dankelompok.

Sumber: Trianto (2007:48-49)

2 . Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lungren (Jauhar, 2011: 53), unsur-unsur dasar pembelajaran Kooperatif

antara lain sebagai berikut:

1. Para murid harus memiliki persepsi bahwa mereka “Tenggelam atau berenang

bersama”.

2. Para murid memiliki tanggung jawab terhadap murid atau peserta didik lain

dalam kelompok, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri mempelajari

materi yang dihadapi.

3. Para murid berpandangan bahwa semua memiliki tujuan yang sama.

4. Para murid membagi tugas dan tanggung jawab diantara para anggota

kelompok.

5. Para murid diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6. Para murid berbagi kepemimpinan memperoleh keterampilan bekerjasama

sesama belajar.

7. Setiap murid akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif.

21

3 . Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Arends (Trianto, 2009: 65) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan

pembelajaran Kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Murid bekerja kelompok secara Kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari murid-murid yang memiliki kemampuan yang tinggi,

sedang dan rendah.

3. Jika dalam kelas, terdapat murid-murid yang terdiri dari beberapa ras, suku,

budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok

terdiri dari ras, suku, buadaya, jenis kelamin yang berbeda.

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

4. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu: hasil

belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan

sosial, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:44). Pembelajaran kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur

penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.Keterampilan sosial

atau kooperatif berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilan-

keterampilan kerjasama dan kalaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan tanya-

jawab, Ibrahim, dkk, (Trianto 2007:45).

22

5. Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya

melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola

salju. Menurut Imas kurniasih & berlin sani, model pembelajaran Snowball Throwing

‘bola salju bergulir’ merupakan model pembelajaran dengan menggunakan bola

pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan

secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok. Sedangkan menurut Kisworo

(Lestari, 2014:19) model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid membuat

pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain

yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-

langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Thowing menurut imas

kurniasih & berlin sani (2015) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan cukup beberapa menit saja.

b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompok masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing murid diberikan satu lembar kerja untuk

menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

23

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid

kemurid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu pertanyaan diberi kesmpatan

kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut bergantian.

g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian guru memberikan kesimpulan

materi hari itu dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan kemudian baru

menutup pelajaran.

6. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball

Throwing

Adapun kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowbal Throwing menurut Arief (2013) adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing

a. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga

apa yang dikuasai murid hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang

dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti

contoh soal yang telah diberikan.

b. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi

penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan

waktu yang tidak sedikit untuk murid mendiskusikan materi pelajaran.

c. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga murid saat

berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama. Tapi tidak menutup

24

kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan

penghargaan kelompok.

d. Memerlukan waktu yang panjang.

e. Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

f. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

2. Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing

a. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena murid seperti bermain

dengan melempar bola kertas kepada murid lain.

b. murid mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

karena diberi kesempatan untuk memmbuat soal dan diberikan pada murid

lain.

c. Membuat murid siap dengan berbagai kemungkinan karena murid tidak tahu

soal yang dibuat temannya seperti apa.

d. murid terlibat aktif dalam pembelajaran.

e. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena murid terjun langsung

dalam praktek.

f. Pembelajaran menjadi lebih efektif.

g. Ketiga aspek yaitu asepek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai.

7. Manfaat Penggunaan Model pembelajaran snowball throwing

Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) mengemukakan manfaat model

pembelajaran dalam proses belajar murid, yaitu:

25

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh murid dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga murid tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4. Murid dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 28) merincikan manfaat model pembelajaran

sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian murid.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

sendiri dikalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

26

C. Kerangka Pikir

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa bagi setiap

pelaku pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu guru dan murid, agar senantiasa

mengarahkan aktivitas belajar bahasa Indonesia di sekolah pada pencapaian hasil

belajar sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan minimal) 70. Untuk dapat mencapai

hasil belajar yang telah ditargetkan tentunya guru harus bisa memfasilitasi murid,

supaya murid lebih mudah menerima dan mengolah materi pembelajaran bahasa

Indonesia yang disampaikan. Satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran snowball throwing. Dengan menggunakan model pembelajaran

snowball throwing peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta dapat

memberi pengalaman yang nyata dalam kehidupan, dan dapat menarik motivasi

belajar murid. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil

belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran snowball

throwing, peneliti akan melakukan uji tes yang disebut pretest dan posttest yang akan

diberikan sebelum menggunakan model pembelajaran snowball throwing dan setelah

menggunakan model pembelajaran snowball throwing.

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai

landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk menemukan data dan

informasi guna memecahkan masalah yang telah dikemukakan. Adapun landasan

berpikir yang dijadikan pegangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

27

Gambar 2.1Bagan Kerangka Pikir

BerbicaraMembacaMenulisMenyimak

1. Tanda baca2. Kosa kata3. Kejelasan makna4. Makna kata5. Penekanan

Snowball Throwing

Analisis

Temuan /hasil

Berpengaruh Tidak berpengaruh

Bahasa Indonesia

28

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka dapat dijadikan hipotesis

bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing

terhadap hasil belajar membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia murid kelas V

SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing

terhadap hasil belajar membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

H1: Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing terhadap

hasil belajar membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis preExperimental

Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan

semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak

adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. (Sugiyono,

2013:108).

2. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis One-Group

Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti selama 2 bulan

mulai dari juli sampai dengan agustus 2016 . Dangan penelitian ini, hasil perlakuan

dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan (treatment) dan sesudah diberi perlakuan . Adapun desain penelitian

ini adalah sebagai baerikut. Desain penelitian

Sumber: Emzir, 2014

O1 X O2

29

30

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest)

O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest)

X = perlakuan yang diberikan

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum

perlakuan dilakukan.

b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran snowball throwing.

c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan

dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono:2013). Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh murid SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar . Populasi penelitian disajikan pada table berikut:

31

Tabel. 1.2 Jumlah Murid SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbagkeng

Utara Kabupaten Takalar 2015/2016

No. Kelas Jumlah Siswa

1. Kelas 1 35

2. Kelas II 30

3. Kelas III 32

4. Kelas IV 28

5. Kelas V 20

6. Kelas VI 23

Total 168

Sumber: Absen Umum SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili

populasi. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua populasi kelas V SDN

No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang

berjumlah 20 murid, murid laki-laki 7 orang dan murid perempuan 13 orang.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel X

dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing sebagai variabel bebas (dependen), sedangkan

32

variabel Y adalah hasil belajar bahasa indonesia sebagai variabel terikat

(independen).

Agar dapat menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam

penelitian ini, maka peneliti menperjelas defenisi operasional variabel yang

dimaksud.

1. Yang dimaksud dengan model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu

model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili

ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang

diperoleh.

2. Hasil belajar bahasa Indonesia Hasil belajar bahasa Indonesia murid yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh murid pada tes awal

(pretest) dan nilai yang diperoleh murid pada saat posttest.

D. Instrumen Penelitian

Melakukan sebuah penelitian hendaknya menggunakan alat ukur yang baik.

Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

pada teori-teori yang mendasari variabel penelitian. Instrument penelitian dapat

diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya pedoman

wawancara dan lembar pengamatan.

33

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian antara lain tes lisan berupa

Cerita dongeng yang harus dibacakan oleh subjek penelitian dan peneliti

menggunakan observasi langsung untuk menilai kemampuan membaca murid.

Bentuk menilai kemampuan membaca antara lain: kelancaran berbicara, ketepatan

pilihan kata (diksi), struktur kalimat yang benar, kelogisan (dapat dinalar) susunan

kata, kejelasan pembacaan, dan meringkas/menyimpulkan pembicaraan. Dan

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi murid dalam

proses belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing

pengambilan dokumentasi berupa foto.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan

sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum digunakan model pembelajaran

snowball throwing.

2. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran snowball throwing

pada pembelajaran bahasa Indonesia.

34

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran snowball throwing.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan

analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest

dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut

dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai 30 yang

didapatkan antara nilai pretest dengan nilai Post test. Pengujian perbedaan nilai hanya

dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik

yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data

eksperimen dengan model eksperimen One Group Prerest Posttest Design adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses

penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan

melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata (Mean)

35

=∑

b) Persentase (%) nilai rata-rata

P = x 100%

Dimana:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyaknya sampel responden.

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan murid dalam

penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh

Depdikbud (2003) yaitu:

Tabel 1.3. Standar Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Tingkat Penguasaan(%) Kategori Hasil Belajar

0 – 34

35 – 54

55 – 64

65 – 84

85 – 100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Sumber : Depdikbud (2003)

36

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik

statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut :

t = ∑ d( 1)Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = deviasi masing-masing subjek

∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =∑

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest∑ = jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel.

b) Mencari harga “ ∑ X 2d ” dengan menggunakan rumus:

37

∑ X 2d = ∑ d − (∑ )2

Keterangan :

∑ X 2d = jumlah kuadrat deviasi

∑ d = jumlah dari gain (post test – pre test)

N = subjek pada sampel.

c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t = ∑ d( 1)Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = deviasi masing-masing subjek

∑ X 2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah

pengujian signifikan:

Jika t = Hitung > t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan model

pembelajaran snowball throwing berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa

38

Indonesia kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar. .

e) Jika t Hitung < t Tabel maka H o diterima, berarti penggunaan model pembelajaran

snowball throwing tidak berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia

kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar. Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = n – 1.

f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan model pembelajaran snowball

throwing berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDN

No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pretest Kemampuan Membaca, Bahasa Indonesia Murid

Kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Snowball

Throwing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN No. 167

Malewang, mulai tanggal 28 juli - 03 agustus 2016, maka diperoleh data-data

yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar

murid berupa nilai dari kelas V SDN No. 167 Malewang,

Data perolehan skor hasil belajar murid kelas V di SDN No. 167

Malewang,dapat diketahui sebagai berikut ini dengan cara mencari mean ( rata-

rata) dengan cara nilai pre-test melalui tabel dibawah ini:

Tabel 1.4. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest

X F F.X

40 2 8050 1 5055 2 11060 3 18065 3 19570 3 210

75 2 15080 4 320

Jumlah 20 1295

39

40

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1295 sedangkan

nilai dari N sendiri adalah 20. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut:

=∑== 64,75

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar, sebelum penerapan model kooperatif tipe Snowball

Throwing yaitu 65,75. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen

pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 1.5. Tingkat kemampuan membaca Pretest

No Skor Kategori Frekuensi Persentase %

1 0 – 59 Sangat rendah 5 25 %2 60 – 69 Rendah 6 30 %3 70 – 79 Sedang 5 25 %4 80 – 89 Tinggi 4 20 %5 90 – 100 Sangat tinggi - -

Jumlah 20 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan

pedoman tes membaca dikategorikan sangat rendah yaitu 25 %, rendah 30 %,

sedang 25 %, dan tinggi 20 %. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat

41

dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum diterapkan model Snowball

Throwing tergolong rendah.

Tabel 1.6 Deskripsi Kemampuan Membaca Pre Test

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × < 70 Tidak tuntas 11 55

70≤ × ≤ 100 Tuntas 9 45

Jumlah 20 100

Apabila Tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil

belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang

mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca murid Kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar belum memenuhi kriteria ketuntasan

hasil belajar secara klasikal karena murid yang tuntas hanya 45%.

2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Murid Kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar setelah diterapkan Model

Pembelajaran Snowball Throwing.

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah

diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa kemampuan membaca yang

datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat

dari data berikut ini :

42

Data perolehan skor kemampuan membaca kelas V SDN No. 167

Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar setelah

penerapan Model pembelajaran Snowball Throwing dengan cara mencari mean

(rata-rata) nilai post-test melalui tabel dibawah ini:

Tabel 1.7. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-tes

X F F.X

40 1 4045 1 4550 2 10060 1 6065 1 6570 3 21075 2 15080 4 32085 2 17090 1 9095 1 95100 1 100

Jumlah 20 1445

Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1440

dan nilai dari N sendiri adalah 20. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata

(mean) sebagai berikut: = ∑== 72

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil

belajar murid kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng

43

Kabupaten Takalar, setelah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

yaitu 72 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen

pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 1.8. Tingkat Kemampuan Membaca Post-test

No Skor Kategori Frekuensi Persentase %

1 0 – 59 Sangat rendah 4 20 %

2 60 – 69 Rendah 2 10 %

3 70 – 79 Sedang 5 25 %

4 80 – 89 Tinggi 6 30 %

5 90 – 100 Sangat tinggi 3 15 %

Jumlah 20 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan

menggunakan pedoman tes berbicara dikategorikan sangat tinggi yaitu 15%,

tinggi 30%, sedang 25%, rendah 10% dan sangat rendah berada pada presentase

20%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat

kemampuan berbicara meningkat setelah diterapkan model pembelajaran

Snowball Throwing.

Tabel 1.9 Deskripsi Kemampuan Membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 ≤ × <

70

Tidak

tuntas6 30

70 ≤ × ≤

100Tuntas 14 70

Jumlah 20 100

44

Apabila Tabel 1.9 dikaitkan dengan indikator kriteria kemampuan

membaca murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang

mencapai atau melebihi nilai KKM (70) sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid Kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupateng Takalar telah memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan

membaca secara klasikal karena murid yang tuntas adalah 70%.

1. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing pada

Murid Kelas V SDN No. 167 Malewang

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “terdapat pengaruh model

pembelajaran snowball throwing terhadap kemampuan membaca murid kelas V

SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”,

maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik

statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.

45

Tabel 1.11. Analisis skor Pre-test dan Post-test

No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²

1 70 80 10 100

2 55 65 10 100

375 85

10100

480 85

5 25

580 100

20 400

6 70 80 10 100

770 95

25 625

860 65

15 225

960 75

15 225

1060 75

15 225

1180 80

- -

12 40 40 - -

1365 70

5 25

14 65 70 5 25

15 55 60 5 25

16 50 50 - -

17 80 90 10 100

18 65 70 5 25

19 75 80 5 25

20 40 45 5 25

1295 1460 175 2375

46

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =∑== 8,75

2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:∑ = ∑ − (∑ )= 2375 − (175)20= 2375 − 3062520

= 2375 − 1531= 844

3. Menentukan harga t Hitung

t = ∑( )t = ( )t =

t = √ ,t = ,

t = 2,2

47

4. Menentukan harga t Tabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t

dengan taraf signifikan = 0,05 dan . = − 1 = 20 – 1 = 19 maka

diperoleh t 0,05 = 1,729

Setelah diperoleh tHitung = 7,1 dan tTabel = 1,729 maka diperoleh

tHitung > tTabel atau 2,2 > 1,729. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam

menerapkan model pembelajaran terhadap kemampuan membaca murid

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

B. Pembahasan

1. Gambaran pelaksanaan Model pembelajaran Snowball Throwing murid

kelas V SDN No.167 Malewang.

model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model

pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid

membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang

diperolehBerdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid 64,75

dengan kategori yakni sangat rendah yaitu 25%, rendah 30%, sedang 25%, tinggi

20% dan sangat tingggi berada pada presentase 0%. Melihat dari hasil presentase

yang ada dapat dikatakan bahwa kemampua membaca murid tergolong rendah

sebelum diterapkan model pembelajaran.

48

Dengan demikian, Snowball Throwing dalam kaitannya dengan

pendidikan ialah sebagai wahana pembelajaran dalam bentuk permainan sesuatu

yang bermakna dalam menggambarkan pesan, suasana, mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan yang bernilai bagi anak dalam membuahkan

pengalaman belajar.

2. Gambaran keterampian membaca murid kelas V SDN No. 167 Malewang

Pada hakikatnya Membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual

membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-

kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan

kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.

Crawley dan Mountain (Rahim 2007: 2) mengatakan bahwa pengenalan kata bisa

berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.

1. Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

pada Murid Kelas V SDN Malewang.

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.

Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang

terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.

Selanjutnya nilai rata-rata hasil post-test adalah 72 jadi setelah

diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing kemampuan membaca murid

lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan model Snowball Throwing.

Selain itu persentasi kategori kemampuan membaca murid juga meningkat yakni

49

sangat tinggi yaitu 15%, tinggi 30%, sedang 25%, rendah 10%, dan sangat

rendah berada pada presentase 20%.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan

rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,2. Dengan frekuensi (dk)

sebesar 20 - 1 = 19 pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,729. Oleh

karena thitung >ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam

menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap kemampuan

membaca murid.

Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan

model pembelajaran Snowball Throwing sejalan dengan hasil observasi yang

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada murid yaitu pada

awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang belum berani membaca.

Hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama murid yang belum berani membaca

14 orang, sedangkan pada pertemuan terakhir murid mampu berlomba-lomba

untuk tampil di depan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pada awal pertemuan,

hanya sedikit murid yang aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi sejalan

dengan diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing murid mulai aktif

pada setiap pertemuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah murid yang menjawab

pada saat diajukan pertanyaan dan murid yang mengajukan diri untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Murid juga mulai aktif dan percaya diri untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah di terapkan model

pembelajaran Snowball Throwing. Proses pembelajaran yang menyenangkan

50

membuat murid tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran berlangsung dan

tidak lagi merasa bosan ataupun tertekan ketika mengikuti proses pembelajaran

di kelas.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang

diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing

terhadap kemampuan membaca murid kelas V SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng Kabupateng Takalar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diSDN No.

167 inpres dengan hasil nilai akhir pretest yaitu 64,75 dengan hasil posttest 72.

Dengan ini Dapat diperkuat oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu

Puji Lestari (2014) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Murid Dalam

Pembelajaran bahasa indonesia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Model Snowball Throwing di Kelas V SD Inpres Pagandongan I”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata yang diperoleh sebesar

62,42 sedangkan pada siklus II diperoleh sebesar 80,14 dari 35 murid. Dimana

pada siklus I berada dalam kategori rendah sedangkan pada siklus II berada

dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa indonesia pada murid kelas V SD Inpres

Pagandongan I Kota Makassar 30 melalui penerapan pembelajaran kooperatif

model Snowball Throwing mengalami peningkatan.

40

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajran dengan

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada murid kelas V

SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum

kemampuan membaca murid kelas V SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar sebelum penerapan

model pembelajaran Snowball Throwing dikategorikan rendah. Hal ini

ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu sangat

rendah 55%, rendah 15%, sedang 20%, tinggi 10% dan sangat tingggi

berada pada presentase 0,00%..

2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum

murid kelas V SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng

Kabupaten Takalar setelah menerapkan model pembelajaran Snowball

Throwing berpengaruh terhadap kemampuan berbicara murid kelas V

SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten

Takalar dapat dilihat dari perolehan persentase yaitu sangat tinggi 15%,

tinggi 30%, sedang 25%, rendah 10%, dan sangat rendah berada pada

presentase 20%.

51

41

3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penerapan model kooperatif tipe time token berpengaruh terhadap

kemampuan berbicara setelah diperoleh tHitung = 2,2 dan tTabel = 1,729

maka diperoleh tHitung > tTabel atau 2,2 > 1,729.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan model

snowball Throwing mempengaruhi kemampuan membaca murid kelas V

SDN No. 167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar,

maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para pendidik khususnya guru SDN No. 167 Malewang

Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar, disarankan menerapkan

model pembelajaran snowball throwing untuk membangkitkan minat dan

motivasi siswa untuk belajar.

2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model

pembelajaran Snowball Throwing ini dengan menerapkan pada materi

lain untuk mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan model

pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat

model ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji

terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

52

1

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. PembelajaranMembacaBerbasisPendidikanKarakter.Bandung: RefikaAditama.

Arifin, E. Zaenal. 1986. BerbahasaIndonesialahdenganBenar. Jakarta: PT.MediyatamaSarana Perkasa.

Arief, Ardha. 2013. Kelemahandankelebihan model pembelajarankooperatiftipe Snowball Throwing.http://ardhaphys.blogspot.com/2016/05/modelpembelajaran-snowball-throwing.html?m.

Depdikbud. 2003. PengajaranMembaca. Jakarta: Depdikbud

Imaskurnia& berlin sani.2015.ragam pengembangan model pembelajaran.

Junus, A. M &Andi Fatimah J. 2012.PembentukanParagrafBahasa Indonesia.Makassar: BadanPenerbit UNM.

Komara, Endang. 2014. BelajardanPembelajaranInteraktif. Bandung:RefikaAditama.

Lestari, AyuPuji. 2014. MeningkatkanHasilBelajarMuridDalamPembelajaranPKnMelaluiPenerapanPembelajaranKooperatif Model SnowballThrowing di Kelas IV SDInpresPagandonganI.SkripsiMakassar.FKIPUnismuh Makassar.

Mirza, Ayu Fitria.2013. PengaruhPenerapan Model Pembelajaran SnowballThrowing (ST) TerhadapKecakapanKomunikasidanHasilBelajarSiswaSMP Negeri 4 Palembang PadaKompetensiDasarSistemGerakPadaManusia.Skripsi Palembang. FKIP UNSRI Palembang.

Munirah.2012. PembelajaranBahasa Indonesia KelasAwal. Makassar:UniversitasMuhammadiyah Makassar.

Rahim, ThamrinPaelori. 2013. SelukBelukBahasadanSastra Indonesia. Surakarta:RomisAisy.

Suardi. 2012. PengantarPendidikan. Jakarta barat: PT. Indeks.

Sugiyono. 2013. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

2

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning TeoridanAplikasiPaikem.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. TeoriBelajardanPembelajaran di SekolahDasar.Jakarta:KencanaPrenada Media Group.

Trianto. 2007. Model-Model PembelajaranInovatifBerorientasiKonstruktivistik.Jakarta: PrestasiPustaka Publisher.

DOKUMENTASI

Kegiatan mengajar

LEMBAR PENILAIAN MEMBACA SEBELUM PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (PRETEST)

No NamaPesertaDidik

AspekPenilaian

I II III IV V

TandaKosaKejelasanMaknapenekabaca kata makna kata nan

SkorNilai

1. Muh. Resky 2 3 2 4 3 1470

2. Nurhidayat 2 2 2 3 2 11 55

3. Syahruni 2 3 3 4 3 15 75

4. DwiSatriani 3 3 3 4 3 16 80

5. IsraMirawati Jamal 3 3 3 4 3 16 80

6. Mulianan 3 2 3 3 3 14 70

7. RosiananMekar 4 3 3 4 3 14 70

8. SarlindaAndira 2 2 2 3 3 12 60

9. Kasmawati 2 2 2 3 3 12 60

10. YusfiraSukriadi 2 2 2 3 3 12 60

11. NurulHikma 3 3 3 4 3 16 80

12. Herni 2 1 1 2 2 8 40

13. Makmur 3 2 2 3 3 13 65

14. IlhamNuryasin 3 2 2 3 3 13 65

15. Wahidin 2 2 2 2 3 11 55

16. MuhArifBijaksana 2 2 2 2 2 10 50

17. MuhArifBijaksana 3 3 3 4 3 16 80

18. Sri Ayu 2 3 2 3 3 13 65

19. NurSuciRamadani 3 2 3 4 3 15 75

20. HijrahSyam 2 1 2 1 2 8 40

EMBAR PENILAIAN MEMBACA SETELAH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING (POSTTEST)

No NamaPesertaDidik

AspekPenilaian

I II III IV V

TandaKosaKejelasanMaknapenekabaca kata makna kata nan

SkorNilai

1 Muh. Resky 2 3 3 4 4 16 80

2 Nurhidayat 2 3 2 3 3 13 65

3 Syahruni 3 4 3 4 3 17 85

4 DwiSatriani 3 3 4 4 3 17 85

5 IsraMirawati Jamal 4 4 4 4 3 20 100

6 Mulianan 3 3 3 4 3 16 80

7 RosiananMekar 4 4 4 4 3 19 95

8 SarlindaAndira 3 2 3 2 3 13 65

9 Kasmawati 3 3 3 3 3 15 75

10 YusfiraSukriadi 3 3 2 4 3 15 75

11 NurulHikma 3 3 3 4 3 16 80

12 Herni 2 2 1 1 2 8 40

13 Makmur 3 3 3 3 2 14 70

14 IlhamNuryasin 2 3 3 3 3 14 70

15 Wahidin 2 2 2 3 3 14 70

16. Asrianto 2 2 2 2 2 10 50

17. MuhArifBijaksana 3 3 4 4 4 18 90

18. Sri Ayu 2 3 3 3 3 14 70

19. NurSuciRamadani 3 3 3 4 3 16 80

20. HijrahSyam 2 1 2 2 2 9 45

HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS MURID

No. Aktivitas Murid

Jumlah Murid yangAktif pada Pertemuan

ke-

Rata-rata

% Kategori

1 2 3 4 5

1. Murid yang hadir padasaat pembelajaran

PRE

TEST

20 20 20

POST

TEST

20 100 Aktif

2.Murid yang mampubekerja sama selamaproses diskusi

17 17 17 17 85 Aktif

3. Murid yang aktif selamaproses diskusi

12 16 20 16 80 Aktif

4.Murid yangmemperhatikan selamaproses diskusi.

12 16 16 14,67 73,35 Aktif

5. Murid yang beranimembaca di depan kelas

6 13 20 13 65 TidakAktif

6.Murid yang mampumembaca sesuai topic“Snowball Throwing”

4 10 13 9 45 TidakAktif

Rata-rata 74,75 Aktif

Nama :

Kelas :

Kelinci Sombong Dan Kura-Kura

Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang sombong. Dia sukamengejek hewan-hewan lain yang lebih lemah. Hewan-hewan lain seperti kura-kura, siput,semut, dan hewan-hewan kecil lain tidak ada yang suka pada kelinci sombong itu.

Suatu hari, si Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untukdiejeknya. Kebetulan dia bertemu dengan kura-kura.

“Hei, kura-kura, si lambat, kamu jangan jalan aja dong.. lari begitu, biar cepat sampai,” kataKelinci sambir mencibirkan bibirnya ke Kura-kura.

“Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting aku sampai dengan selamat ke tempattujuanku, daripada cepat-cepat nanti jatuh dan terluka,” jawab Kura-kura dengan tenang.

“Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang aku akan beri hadiahapapun yang kau minta,” kata Kelinci dengan tertawa. Dalam hatinya dia berkata, “Manamungkin dia akan bisa mengalahkanku.”

“Wah, kelinci, mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, Kamu bisa lari dan loncatdengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahkuyang berat ini,” kata kura-kura.

“Nggak bisa, kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya besok pagi aku tunggukamu di bawah pohon beringin. Aku akan menghubungi Pak Serigala untuk jadi wasitnya,”Kelinci memaksa.

Kura-kura hanya bisa diam. Dalam hatinya berkata, “Mana mungkin aku bisa mengalahkanKelinci?”

Keesokan harinya Si Kelinci sudah menunggu dengan sombongnya di bawah pohon beringin.Pak Serigala juga sudah datang untuk menjadi wasit. Setelah kura-kura datang, Pak Serigalaberkata, “Peraturannya begini, kalian mulai dari garis di sebelah sana yang di bawah pohonmangga itu. Kalian bisa lihat nggak?” “Bisa… bisa… ,” Kelinci dan kura-kura menjawab. “Nahsiapa yang bisa datang duluan di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang,” kata PakSerigala lagi.

PRETEST

“Oke,… satu…. dua… tiga… mulai!” Pak Serigala memberi aba-aba. Kelinci segera meloncatmendahului kura-kura, yang mulai melangkah pelan, karena dia tidak bisa meninggalkanrumahnya. “Ayo kura-kura, lari dong…..!” teriak Kelinci dari kejauhan. “Baiklah aku tunggu disini ya…,” katanya lagi sambil mengejek kura-kura. Kelinci duduk-duduk sambil bernyanyi.Angin waktu itu berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat Kelinci menjadi mengantuk,dan, tak lama kemudian Kelinci pun tertidur!

Dengan pelan tapi pasti kura-kura melangkah sekuat tenaga. dengan diam-diam dia melewatiKelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai finish. Ketika itulahKelinci bangun. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kura-kura sudah hampir mencapai finish.Sekuat tenaga dia berlari dan meloncat untuk mengejar kura-kura. Namun sudah terlambat, kakikura-kura telah menyentuh garis finish dan Pak Serigala telah memutuskan bahwa pemenangnyaadalah KURA-KURA. Si Kelinci Sombong terdiam seolah tak percaya bahwa dia bisa tertidur.

“Nah, siapa yang menang Kelinci?” tanya kura-kura kepada kelinci. “Wah, ternyata kamumenang kura-kura,” jawab kelinci malu. “Sekarang aku hanya minta satu dari kamu, kamujangan sombong lagi, jangan suka mengejek lagi, dan jangan nakal, ya?” kata kura-kura. “Iya lahkura-kura, mulai sekarang aku tidak akan sombong lagi, tidak akan mengejek lagi. Maafkan akuya,” kata kelinci. “Iya, nggak apa-apa, sekarang kita berteman ya?” kata kura-kura. Sejak saat ituKelinci tidak sombong lagi.

Nama :

Kelas :

ITIK BURUK RUPA

Dahulu kala, adalah sekelompok bebek yang tinggal di tepi sungai. Mereka terdiri terdiri

dari Pak Bebek, Ibu Bebek, dan telur-telur bebek yang sedang dierami oleh Ibu Bebek. Suatu

hari telur-telur itu menetas satu persatu. Pak Bebek senang bukan main, Ibu Bebek pun

demikian. Sambil memperhatikan telur-telur yang menetas satu persatu, ia pun tersenyum dan

memeluk satu persatu anak bebek yang sudah lahir itu. Namun pada telur yang terakhir menetas,

yang keluar bentuknya sangat berbeda dengan saudara-saudaranya. Bila Ibu dan Pak Bebek

berwarna kuning keemasan dan berparuh oranye serta berbunyi “Kweek..kweek..” maka anak

bebek yang terakhir ini berbulu kehitaman dan berparuh kecoklatan, wajahnya tidak secantik

saudara-saudaranya, dan suaranya pun berbeda, “Ooork..ooork…”

Pak dan Ibu bebek pun bertengkar hebat. Pak bebek merasa anak itu adalah hasil

perselingkuhan Ibu bebek dengan mahluk lain, sedangkan Ibu bebek tidak terima dituduh seperti

itu. Pak bebek pun pergi meninggalkan Ibu bebek. Sementara itu si bebek kecil yang buruk rupa

tadi pun diejek oleh saudara-saudaranya yang lain.

Namun demikian, si bebek kecil yang buruk rupa itu tetap mengikuti kemanapun

induknya pergi, walaupun induknya tidak pernah sekalipun memperhatikannya. Semakin besar,

semakin berbedalah dia dengan saudara-saudaranya yang lain, dan hal ini sangat memalukan

bagi Ibu bebek. Apalagi si bebek buruk rupa ini ternyata tidak bisa berenag sebaik saudara-

saudaranya yang lain. Pada suatu hari, saat sedang berenang bersama Ibu dan saudara-

saudaranya, sang bebek buruk rupa ini tertinggal jauh di belakang.. Ia kemudian memanggil-

manggil ibunya dengan suaranya yang jelek itu, namun tidak ada sahutan..

Akhirnya ia pun berenang menyusuri sungai untuk mencari keluarganya kembali, berhari-hari ia

lalui tanpa menyerah, hujan angin ia terpa tanpa kenal lelah, hingga akhirnya ia benar-benar

putus asa dan menangis sedih di sudut sungai… Tangisannya begitu meyayat hati, ia masih

begitu kecil, belum mengerti mengapa ibunya meninggalkannya dan tidak pernah sayang

padanya, padahal ia anaknya.. mengapa langit begitu kejam padanya… mengapa… tangisnya..

Tak lama, datanglah dua ekor bebek yang ajaibnya, sama buruknya dengan bebek buruk

rupa itu, bahkan suaranya pun juga sama! Mereka mendatangi bebek kecil yang sedang menangis

POSTTEST

itu dan menghiburnya. Tak lama, datanglah induk mereka yang mencari kedua anaknya yang

tiba-tiba menghilang, dan terlihatlah oleh bebek buruk rupa itu seekor angsa yang sangat cantik..

lehernya panjang… dan wajahnya menyiratkan kasih dan sayang…

Begitu melihat bebek buruk rupa itu, ia pun bertanya padanya:

“Wahai mahluk kecil,mengapa engkau menangis?”

“Saya kehilangan induk saya…” jawab si bebek sambil menangis.. “Induk saya tidak mau saya

lagi..karena saya berbeda dengan saudara-saudara saya.. mereka cantik-cantik dan pandai

berenang seperti saudara-saudara saya yang lain.. waktu baru lahir, saya sudah dibenci oleh ibu

saya, karena saya tidak seperti mereka…dia tidak pernah menyayangi saya… katanya saya

bukanlah anaknya…karena bulu saya tidak kuning keemasan seperti mereka… paruh saya tidak

sama warnanya dengan mereka.. dan suara saya sangat jelek…Ibu selalu berkata bahwa saya

adalah bebek yang salah lahir..”

“Wahai mahluk kecil, jangan menangis… memang benar kata Ibu kamu, kamu berbeda

dengan saudara-saudaramu yang lain.. mereka memiliki apa yang tidak kamu miliki…dan

sebaliknya kamu juga memiliki apa yang tidak mereka miliki…

Nah, sekarang lihatlah air yang mengalir di bawahmu, pandanglah wajahmu… lihatlah

persamaan antara dirimu dan anak-anakku…”

Sang itik pun melihat pantulan dirinya sendiri di air dan mendapati bahwa dirinya ternyata sama

dengan kedua anak itik tersebut

“Ya… kamu bukanlah anak bebek… kamu adalah anak itik… memang saat ini rupamu buruk,

tetapi aku yakin kelak kamu akan menjadi secantik aku… kemarilah nak, anggaplah aku ini

Ibumu…”

Sang itik kecil itupun mendekati induk Angsa yang cantik dan merasakan kehangatan dibawah

pelukan sayapnya yang penuh dengan kasih…ia pun tak lagi bersedih…

Kemudian sang itik kecil pun ikut bersama dengan induk angsa kemanapun mereka berenang,

sekarang sebagai itik yang bangga, karena ia mempunyai keluarga yang menyayanginya… dan

pada suatu kesempatan, ia berpapasan dengan keluarga bebek yang pernah membencinya, ia pun

berasa bangga saat melewati mereka… dan anak-anak bebek itupun hanya terbengong-bengong

saja melihatnya…

A

Lampiran A

Lampiran I : RPP

Lampiran II : Teks Pretest

Lampiran III : Teks Posttest

Lampiran IV : DaftarHadirMurid

Lampiran B

Lampiran I : Data Skorperolehanhasil

membaca (pretest)

LampiranII : Data Skorperolehanhasil

membaca (Posttest)

LampiranIII : Dokumentasi

B

Daftar Hadir Siswa Kelas V SDN No. 167 Malewang KecamatanPolongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

NO NAMA MURIDJENISKEL.

KETERANGAN

28/07/16

01/08/16

02/08/16

04/08/16

09/08/16

09/08/16

1 Muh. Resky L √ √ √ √ √ √2 Nurhidayat L √ √ √ √ √ √3 Syahruni P √ √ √ √ √ √4 Dwi Satriani P √ √ √ √ √ √5 Isra Mirawati Jamal P √ √ √ √ √ √6 Mulianan P √ √ √ √ √ √7 Rosianan Mekar P √ √ √ √ √ √8 Sarlinda Andira P √ √ √ √ √ √9 Kasmawati P √ √ √ √ √ √

10 Yusfira Sukriadi P √ √ √ √ √ √11 Nurul Hikma P √ √ √ √ √ √12 Herni P √ √ √ √ √ √13 Makmur L √ √ √ √ √ √14 Ilham Nuryasin L √ √ √ √ √ √15 Wahidin L √ √ √ √ √ √16 Asrianto L √ √ √ √ √ √17 Muh Arif Bijaksana L √ √ √ √ √ √18 Sri Ayu P √ √ √ √ √ √19 Nur Suci Ramadani P √ √ √ √ √ √20 Hijrah Syam P √ √ √ √ √ √

DAFTAR NILAI MURID TES KEMAMPUAN MEMBACA

SDN NO. 167 MALEWANG KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA

KABUPATEN TAKALAR

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

No.Jenis

KelaminNama

Nilai

Pre-test Post-test

1 L Muh. Resky 70 80

2 L Nurhidayat 55 65

3 P Syahruni 75 85

4 P Dwi Satriani 80 85

5 P Isra Mirawati Jamal 80 100

6 P Mulianan 70 80

7 P Rosianan Mekar 70 95

8 P Sarlinda Andira 60 65

9 P Kasmawati 60 75

10 P Yusfira Sukriadi 60 75

11 P Nurul Hikma 80 80

Kelas / Semester : V / 1 (Ganjil)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

12 P Herni 40 40

13 L Makmur 65 70

14 L Ilham Nuryasin 65 70

15 L Wahidin 55 80

16 L Asrianto 50 65

17 L Muh Arif Bijaksana 80 85

18 P Sri Ayu 65 85

19 P Nur Suci Ramadani 75 100

20 P Hijrah Syam 40 80

Jumlah1295 1460

Rata-rata 64,75 72

DAFTAR HADIR MURID

SDN NO. 167 INPRES MALEWANG KECAMATAN POLONGBANGKENG

UTARA KABUPATEN TAKALAR

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

No. NamaPertemuan Keterangan

1 2 3 4 5 6 A S I

1 Muh. Resky √ √ √ √ √ √

2 Nurhidayat √ √ √ √ √ √

3 Syahruni √ √ √ √ √ √

4 Dwi Satriani √ √ √ √ √ √

5 Isra Mirawati Jamal √ √ √ √ √ √

6 Mulianan √ √ √ √ √ √

7 Rosianan Mekar √ √ √ √ √ √

8 Sarlinda Andira √ √ √ √ √ √

9 Kasmawati √ √ s √ √ √ 1

10 Yusfira Sukriadi √ √ √ √ √ √

Kelas / Semester : V B / 1 (Ganjil)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

11 Nurul Hikma √ √ √ a √ √ 1

12 Herni √ √ √ √ √ √

13 Makmur √ √ √ √ √ √

14 Ilham Nuryasin √ √ √ √ √ √

15 Wahidin √ √ √ √ √ √

16 Asrianto √ √ √ √ √ √

17 Muh Arif Bijaksana √ √ √ √ √ √

18 Sri Ayu √ √ √ s √ √ 1

19 Nur Suci Ramadani √ √ √ √ √ √

20 Hijrah Syam √ √ √ √ √ √

Jumlah murid yang hadir 20 20 19 18 20 20

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

KELAS V SDN B NO. 167 INPRES MALEWANG KECAMATAN

POLONGBANGKENG UTARA KECAMATAN TAKALAR

No. Hari / Tanggal Waktu Kegiatan

1Kamis

28 Juli 201610.00 – 10.30

Pengambilan data murid dan materi

ajar pada guru kelas V B.

2Jumat

29 Juli 201607.15 – 09.30

Memberikan penjelasan tentang

mengungkapkan pendapat

Memberikan tes berbicara (Pre-test).

3Selasa

02 Agustus 201612.30 – 14.30

Mengajar dengan menjelaskan tentang

menanggapi penjelasan narasumber

dengan menggunakan model kooperatif

tipe time token (pemberian perlakuan).

4Jumat

05 Agustus 201613.05 – 14.30

Mengajar dengan menjelaskan tentang

menuliskan hal-hal penting dari

penjelasan narasumber dengan

menggunakan model kooperatif tipe

time token (pemberian perlakuan).

5 Selasa 07.15 – 09.30 Mengajar dengan menjelaskan tentang

09 Agustus 2016 menceritakan penjelasan narasumber

dengan menggunakan model kooperatif

tipe time token (pemberian perlakuan).

6Rabu

10 Agustus 201611.10 – 12.20

Memberikan tes hasil belajar (Post-

test).

LAMPIRAN ARencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

LAMPIRAN BSoal Pre Test

Soal Post Test

LAMPIRAN CJadwal Penelitian

Daftar Hadir Murid

Daftar Nilai Tes Membaca

LAMPIRAN EDokumentasi

LAMPIRAN DPersuratan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN NO.167 INPRES MALEWANG

Mata pembelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V/I (Lima/ Satu SD)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

I. Standar Kompetensi

Memahami tes dengan membaca sekilas dan membaca cerita.

II. Kompetensi Dasar

Membaca suku kata dengan intonasi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

Proses :

Menyebutkan ide pokok yang terdapat dalam bacaan.

Produk :

Menuliskan ide pokok yang terdapat dalam bacaan.

Afektif

Karakter :

Murid memperhatikan dengan baik penjelasan guru.

Sosial :

Bekerjasama membuat rangkuman.

Pisikomotorik.

Murid berani menyebutkan ide pokok yang terdapat dalam

bacaan.

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

Proses :

Setelah memahami teks bacaan murid dapat menyebutkan

ide pokok yang terdapat dalam bacaan.

Produk :

Setelah pembelajaran selesai murid dapat menuliskan ide

pokok yang terdapat dalam bacaan.

Afektif

Karakter :

Selama peroses pembelajaran berlangsung memperhatikan

dengan tekun penjelasan guru.

Sosial :

Bekerja sama membuat rangkuman.

Pisikomotorik

Saat proses pembelajaran berlangsung murid terampil

menyebutkan ide pokok yang terdapat dalam bacaan.

V. Materi pembelajaran

Teks Bacaan

VI. Alokasi Waktu

2 × 35 menit (1 x Pertemuan)

VII. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Snowball Throwing

b. Metode Pembelajaran

1. Cerama.

2. Tanyajawab

3. Diskusi

4. Pemberian Tugas

VIII. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Awal

- Apersepsi

a. Guru mengelola kelas dengan mengucapkan

salam, dan berdoa sebelum memulai pelajaran.

b. Guru mengecek kehadiran murid.

c. Guru membangkitkan motivasi murid dalam

belajar.

d. Guru mengulas kembali pengetahuan murid

mengenai materi sebelumnya.

e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

10 Menit - Penjelasan

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan cukup beberapa menit saja.

b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompok masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh

guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing murid diberikan

satu lembar kerja untuk menuliskan

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

50 Menit Snowball

Throwing

IX. Penilaian

a. Prosedur : proses dan produk. Penilaian terhadap murid di

lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir

pembelajaran. Penilaian dalam proses di lakukan melalui obsevasi

terutama ketika bekerja dalam kelompok, sedangkan produk

( akhir pembelajaran ) dilakukan melalui unit kerja.

b. Tehnik : tes tertulis

c. Bentuk : uraian dan format penilaian unjuk kerja

d. Soal dan instrument : Terlampir

X. MEDIA DAN SUMBER

MEDIA

Teks Bacaan

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola

dan dilempar dari satu murid kemurid yang

lain selama kurang lebih 5 menit.

f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu

pertanyaan diberi kesmpatan kepada murid

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut

bergantian.

g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian

guru memberikan kesimpulan materi hari itu

dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan

kemudian baru menutup pelajaran.

Kegiatan Penutup

a. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Guru memberikan pesan – pesan moral

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa

10 Menit Penjelasan

SUMBER

Buku Paket Bahasa Indonesia kelas V SD dan BSE

Takalar, 28 Juli 2016

Mengetahui,

Peneliti, Wali kelas V

Kasmawati Nurbaya, S.Pd

NIM: 10540 7765 12 Nip:

Menyetujui

Kepala Sekolah SDN NO. 167 INPRES MALEWANG

Hj. Sitti Bansuhari, S.Pd

Nip : 1963026198832010

MATERI AJAR

A. Pengertian Ide Pokok

Ide pokok adalah ide atau gagasan yang menjadi pokok pengembangan

paragraph. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok

adalah gagasan pokok, gagasan utama. Dalam satu paragraph hanya ada satu

ide pokok.

B. Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelasan

1. Kalimat Utama

Kalimat utama atau disebut juga dengan kalimat topik adalah

kalimat yang mengandung gagasan utama mengenai suatu topik yang

sedang dibahas di dalam sebuah paragraf. Kalimat utama menjadi acuan

untuk mengembangkan suatu paragraf.

Ciri-ciri kalimat utama:

1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa

dikembangkan secara terperinci.

2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri

sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat

maupun penghubung intra kalimat.

3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada

kalimat induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan

biasanya menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan,

Jadi…, Dengan demikian…”

4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan

kalimat lain.

2. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan

penjelasan, uraian, atau berupa rincian-rincian detail tentang kalimat

utama suatu paragraf.

Lalu bagaiman cara membedakannya? Untuk bisa membedakan

kalimat utama dan penjelas, Pahamilah ciri-ciri kalimat berikut.

Ciri-ciri kalimat penjelas:

1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi,

contoh, perbandingan, alasan dan penjelasan mengenai topic yang

dibahas.

2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.

3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan,

contohnya, terlebih lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-

kalimat penjelas membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf

menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.

Lembar Kerja Murid

(LKM)

Kelinci Sombong dan Kura-kura

Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang

sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang lebih lemah. Hewan-hewan

lain seperti kura-kura, siput, semut, dan hewan-hewan kecil lain tidak ada yang

suka pada kelinci sombong itu.

Suatu hari, si Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang

lemah untuk diejeknya. Kebetulan dia bertemu dengan kura-kura.

“Hei, kura-kura, si lambat, kamu jangan jalan aja dong.. lari begitu, biar cepat

sampai,” kata Kelinci sambir mencibirkan bibirnya ke Kura-kura.

“Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting aku sampai dengan

selamat ke tempat tujuanku, daripada cepat-cepat nanti jatuh dan terluka,” jawab

Kura-kura dengan tenang.

“Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang aku akan

beri hadiah apapun yang kau minta,” kata Kelinci dengan tertawa. Dalam hatinya

dia berkata, “Mana mungkin dia akan bisa mengalahkanku.”

“Wah, kelinci, mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, Kamu bisa

lari dan loncat dengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah

sambil membawa rumahku yang berat ini,” kata kura-kura.

“Nggak bisa, kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya besok pagi

aku tunggu kamu di bawah pohon beringin. Aku akan menghubungi Pak Serigala

untuk jadi wasitnya,” Kelinci memaksa.

Kura-kura hanya bisa diam. Dalam hatinya berkata, “Mana mungkin aku bisa

mengalahkan Kelinci?”

Keesokan harinya Si Kelinci sudah menunggu dengan sombongnya di bawah

pohon beringin. Pak Serigala juga sudah datang untuk menjadi wasit. Setelah

kura-kura datang, Pak Serigala berkata, “Peraturannya begini, kalian mulai dari

garis di sebelah sana yang di bawah pohon mangga itu. Kalian bisa lihat nggak?”

“Bisa… bisa… ,” Kelinci dan kura-kura menjawab. “Nah siapa yang bisa datang

duluan di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang,” kata Pak Serigala lagi.

“Oke,… satu…. dua… tiga… mulai!” Pak Serigala memberi aba-aba. Kelinci

segera meloncat mendahului kura-kura, yang mulai melangkah pelan, karena dia

tidak bisa meninggalkan rumahnya. “Ayo kura-kura, lari dong…..!” teriak Kelinci

dari kejauhan. “Baiklah aku tunggu di sini ya…,” katanya lagi sambil mengejek

kura-kura. Kelinci duduk-duduk sambil bernyanyi. Angin waktu itu berhembus

pelan dan sejuk, sehingga membuat Kelinci menjadi mengantuk, dan, tak lama

kemudian Kelinci pun tertidur!

Dengan pelan tapi pasti kura-kura melangkah sekuat tenaga. dengan diam-diam

dia melewati Kelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan

mencapai finish. Ketika itulah Kelinci bangun. Betapa terkejutnya dia ketika

melihat kura-kura sudah hampir mencapai finish. Sekuat tenaga dia berlari dan

meloncat untuk mengejar kura-kura. Namun sudah terlambat, kaki kura-kura telah

menyentuh garis finish dan Pak Serigala telah memutuskan bahwa pemenangnya

adalah KURA-KURA. Si Kelinci Sombong terdiam seolah tak percaya bahwa dia

bisa tertidur.

“Nah, siapa yang menang Kelinci?” tanya kura-kura kepada kelinci. “Wah,

ternyata kamu menang kura-kura,” jawab kelinci malu. “Sekarang aku hanya

minta satu dari kamu, kamu jangan sombong lagi, jangan suka mengejek lagi, dan

jangan nakal, ya?” kata kura-kura. “Iya lah kura-kura, mulai sekarang aku tidak

akan sombong lagi, tidak akan mengejek lagi. Maafkan aku ya,” kata kelinci. “Iya,

nggak apa-apa, sekarang kita berteman ya?” kata kura-kura. Sejak saat itu Kelinci

tidak sombong lagi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN NO.167 INPRES MALEWANG

Mata pembelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V/I (Lima/ Satu SD)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

I. Standar Kompetensi

Memahami tes dengan membaca sekilas dan membaca cerita.

II. Kompetensi Dasar

Membaca suku kata dengan intonasi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

Proses :

Menganalisis hal-hal yang sama dan berbeda pada masing-

masing teks.

Produk :

Menyampaikan perbedaan dan persamaan pada masing-

masing teks.

Afektif

Karakter :

Mampu menemukan secara cepat dan tepat yang diperlukan

oleh guru

Sosial :

Mendiskusikan pokok persoalan dalam teks.

Pisikomotorik.

Kecakapan Murid dalam memahami isi teks dan cerita

dengan membaca sekilas.

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

Proses :

Setelah mengamati teks tersebut, murid dapat menganalisis

hal-hal yang sama dan berbeda pada kedua teks tersebut.

Produk :

Setelah menganalisis hal-hal yang sama dan berbeda pada

teks, murid diharapkan mampu menyampaikan persamaan

dan perbedaan itu.

Afektif

Karakter :

Selama proses pembelajaran,Murid diharapkan mampu

menemukan secara cepat dan tepat informasi yang

diperlukan.

Sosial :

Selama proses pembelajaran murid dapat mendiskusikan

pokok persoalan dalam teks.

Pisikomotorik

Setelah menganalisis teks Murid dapat menyebutkan

persamaan dan perbedaan yang ada pada masing-masing

teks.

V. Materi pembelajaran

Teks Bacaan

VI. Alokasi Waktu

2 × 35 menit (1 x Pertemuan)

VII. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Snowball Throwing

b. Metode Pembelajaran

1. Cerama.

2. Tanyajawab

3. Diskusi

4. Pemberian Tugas

VIII. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Awal

- Apersepsi

a. Guru mengelola kelas dengan mengucapkan

salam, dan berdoa sebelum memulai pelajaran.

b. Guru mengecek kehadiran murid.

c. Guru membangkitkan motivasi murid dalam

belajar.

d. Guru mengulas kembali pengetahuan murid

mengenai materi Tokoh idola.

e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

10 Menit - Penjelasan

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan cukup beberapa menit saja.

b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

50 Menit Snowball

Throwing

IX. Penilaian

a. Prosedur : proses dan produk. Penilaian terhadap murid di

lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir

pembelajaran. Penilaian dalam proses di lakukan melalui obsevasi

terutama ketika bekerja dalam kelompok, sedangkan produk

( akhir pembelajaran ) dilakukan melalui unit kerja.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompok masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh

guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing murid diberikan

satu lembar kerja untuk menuliskan

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola

dan dilempar dari satu murid kemurid yang

lain selama kurang lebih 5 menit.

f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu

pertanyaan diberi kesmpatan kepada murid

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut

bergantian.

g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian

guru memberikan kesimpulan materi hari itu

dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan

kemudian baru menutup pelajaran.

Kegiatan Penutup

a. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Guru memberikan pesan – pesan moral

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa

10 Menit Penjelasan

b. Tehnik : tes tertulis

c. Bentuk : uraian dan format penilaian unjuk kerja

d. Soal dan instrument : Terlampir

X. MEDIA DAN SUMBER

MEDIA

Teks Bacaan

SUMBER

Buku Paket Bahasa Indonesia kelas V SD dan BSE

Takalar, 01 Agustus 2016

Mengetahui,

Peneliti, Wali kelas V

Kasmawati Nurbaya, S.Pd

NIM: 10540 7765 12 Nip:

Menyetujui

Kepala Sekolah SDN NO. 167 INPRES MALWANG

Hj. Sitti Bansuhari, S.Pd

Nip : 1963026198832010

BAHAN AJAR

CERITA SI ANAK IKAN

Dahulu kala, ada seekor anak ikan dan ibunya yang sedang berenang-

renang di lautan dalam. Ibu ikan sedang mengajar anak kesayangannya akan erti

kehidupan danrealiti yang mereka hadapi. Anak ikan ini bertanya, “Apa

banyakkah perkara yang anakanda tidak ketahui wahai ibu?”.

Ibu ikan ini pun berkata, “Duhai anakku yang ku kasihi, sesungguhnya

terdapat suatuperkara yang amat penting yang ibu ingin sampaikan…ajaran ini

telah disampaikan olehpendita-pendita ikan yang terulung sejak zaman berzaman,

telah disebarkan kepadaseluruh warga alam air ini dan ibu harap anakanda juga

ambil berat apa yang ingin ibu katakan…Suatu hari nanti, anakanda akan beruji

dengan godaan-godaan yang mengelirukan akal… akan anakanda jumpa cacing

yang sungguh enak sedang dicucukoleh mata kail dan diikat pada tali yang tidak

nampak oleh mata kasar.

Cacing itu kelihatan sungguh mengiurkan, sungguh lazat sehinggakan

anakanda tidak terfikir akanapapun kecuali utk menikmati juadah yang enak itu…

tetapi anakanda kena ingat ituhanyalah muslihat manusia, mengumpan anakanda

ke alam lain yang penuh sengsara.”

“Alam apa itu ibu?” “Jika anakanda terjerumus ke perangkap manusia itu..

leher anakanda akan disentapoleh besi yang bercangkuk tajam dan akananda akan

merasa kesakitan di muluanakanda. Kemudian, mereka akan tarik anakanda ke

arah sesuatu yang menyilaupandangan sehingga anakanda rasa anakanda akan

buta… anakanda akan di campakumpama sampah di perut perahu mereka dan

anakanda akan berasa sesak keranaanakanda bukan lagi dikelilingi oleh air tetapi

udara…

Kemudian mereka akan membawaanakanda ke pasar, mereka letakkan

harga..ada manusia yang datang danmencocok-cocok badan anakanda sebelum

ada yang membawa anakanda ke rumahmereka. Siksaan mereka belum

selesai…manusia itu akan mengelar- ngelar anakanda,menghiris daging dan

meletakkan garam dan .. pedihnya ibu tak dapat bayangkan danceritakan..”,

sambil si ibu tunduk sayu dan ketakutan.

“Setelah dikelar-kelar… anakanda akan melihat minyak yang panas

mengelegak, sehingga percikannya bisa meleburkan kulit anakanda yang halus

itu… manusia kemudiannya akan menurunkan anakanda ke dalam minyak yang

panas itu sehingga segala daging dan kulit anakanda melecur dan bertukar

warna…

Akhirnya.. anakanda akan dilapah, dimamah dan dikunyah oleh gigi-gigi

manusia yang tidak mengenal erti belas kasihan itu… Semua siksaan itu berpunca

dari godaan yang sedikit… ibu berpesan agar anakanda ingat dan berhati-hati di

laut lepas tu…”

Si anak..hanya mengangguk-anggukkan kepalanya… dalam hatinya masih

tidak yakin..kerana belum pernah ketemu cacing yang sebegitu… Suatu hari..

setelah di anak ini remaja..dan bersiar-siar dengan kawan-kawannya..mereka

terlihat seekor cacing yang amat besar, tampak lazat berseri-seri… semuaikan-kan

itu telah mendengar cerita dari orang tua masing-masing.. cuma baru

sekarangmelihatnya dengan mata kasar sendiri.. masing- masing menolak satu

sama lain.. dan mencabar-cabar agar pergi menjamah juadah itu.. akhirnya si anak

yang tidak yakindengan ceritaibunya tadi berkata, “

Ahhhh…masakan benar kata-kata ibuku.. makanan selazat ini tidak

akanmendatangkan apa-apa kecuali kenyang perutku. Ini habuanku….”, terlintas

nafsu yangdtg menggoda… lalu.. setelah si anak itu mengangakan mulutnya luas-

luas dan denganrakusnya membaham cacing itu… mulut dan tekaknya terasa

kesakitan yang amatsangat…setelah puas cuba melepaskan diri.. si anak tadi

berasa kesal dan sedih dalamdirinya.. kerana dia tahu…apa yang ibu katakan

memang benar…cuma segalanya sudah terlambat..hanya kerana nafsu.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN NO.167 INPRES MALEWANG

Mata pembelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : V/I (Lima/ Satu SD)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1 x Pertemuan)

I. Standar Kompetensi

Memahami tes dengan membaca sekilas dan membaca cerita.

II. Kompetensi Dasar

Membaca suku kata dengan intonasi yang tepat.

III. Indikator

Kognitif

Proses :

Menganalisis hal-hal yang sama dan berbeda pada masing-

masing teks.

Produk :

Menyampaikan perbedaan dan persamaan pada masing-

masing teks.

Afektif

Karakter :

Murid memperhatikan dengan baik penjelasan guru.

Sosial :

Bekerjasama membuat rangkuman.

Pisikomotorik.

Kecakapan murid dalam memahami isi teks dan cerita

dengan membaca sekilas

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

Proses :

Setelah memahami teks bacaan murid dapat menyebutkan

inti kedua bacaan yang terdapat dalam teks bacaan.

Produk :

Setelah pembelajaran selesai murid dapat menuliskan inti

kedua bacaan yang terdapat dalam teks bacaan.

Afektif

Karakter :

Selama peroses pembelajaran berlangsung memperhatikan

dengan tekun penjelasan guru.

Sosial :

Bekerja sama membuat rangkuman.

Pisikomotorik

Saat proses pembelajaran berlangsung murid terampil

menyebutkan inti kedua bacaan yang terdapat dalam teks

bacaan.

V. Materi pembelajaran

Teks Bacaan

VI. Alokasi Waktu

2 × 35 menit (1 x Pertemuan)

VII. Model dan Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Snowball Throwing

b. Metode Pembelajaran

1. Cerama.

2. Tanyajawab

3. Diskusi

4. Pemberian Tugas

VIII. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Awal

- Apersepsi

a. Guru mengelola kelas dengan mengucapkan

salam, dan berdoa sebelum memulai pelajaran.

b. Guru mengecek kehadiran murid.

c. Guru membangkitkan motivasi murid dalam

belajar.

d. Guru mengulas kembali pengetahuan murid

mengenai materi sebelumnya.

e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

10 Menit - Penjelasan

Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi yang akan

disajikan cukup beberapa menit saja.

b. Setelah itu suruh membentuk kelompok dan

memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompok masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh

guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing murid diberikan

satu lembar kerja untuk menuliskan

pertanyaan apa saja yang menyangkut materi

50 Menit Snowball

Throwing

IX. Penilaian

a. Prosedur : proses dan produk. Penilaian terhadap murid di

lakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir

pembelajaran. Penilaian dalam proses di lakukan melalui obsevasi

terutama ketika bekerja dalam kelompok, sedangkan produk

( akhir pembelajaran ) dilakukan melalui unit kerja.

b. Tehnik : tes tertulis

c. Bentuk : uraian dan format penilaian unjuk kerja

d. Soal dan instrument : Terlampir

e.

X. MEDIA DAN SUMBER

MEDIA

yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola

dan dilempar dari satu murid kemurid yang

lain selama kurang lebih 5 menit.

f. Setelah murid mendapat satu bola atau satu

pertanyaan diberi kesmpatan kepada murid

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis

dalam kertas berbentuk bola tersebut

bergantian.

g. Setelah semuanya mendapat giliran, kemudian

guru memberikan kesimpulan materi hari itu

dan melakukan evaluasi jika dibutuhkan, dan

kemudian baru menutup pelajaran.

Kegiatan Penutup

a. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Guru memberikan pesan – pesan moral

c. Guru menutup pelajaran dan berdoa

10 Menit Penjelasan

Teks Bacaan

SUMBER

Buku Paket Bahasa Indonesia kelas V SD dan BSE

Takalar, 02 Agustus 2016

Mengetahui,

Peneliti, Wali kelas V

Kasmawati Nurbaya, S.Pd

NIM: 10540 7765 12 Nip:

Menyetujui

Kepala Sekolah SDN NO. 167 INPRES MALEWANG

Hj. Sitti Bansuhari, S.Pd

Nip : 1963026198832010

MATERI AJAR

ULAR DAN EMAS

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang petani miskin yang bernama

Pak Joyo yang tinggal di pinggiran sebuah hutan dengan anak semata wayangnya.

Suatu hari pak tani sedang mencari kayu bakar di dalam hutan, setelah berjalan

cukup jauh masuk ke hutan ia bermaksud beristirahat. Pak tani lalu berteduh di

bawah pohon, ia berbaring sejenak sambil menikmati semilirnya udara . Tiba-tiba

dilihatnya ular berbisa yang keluar dari semak-semak di dekatnya. Saat itu dia

berpkir, "Pasti ular ini adalah penjaga hutan ini dan harus dihormati." Begitulah,

karena masyarakat masih percaya dengan hal-hal tahayul seperti halnya pak tani

ini. Petani itupun pulang untuk mengambil sedikit makanan dari rumahnya yang

berada di pinggiran hutan, ia meletakan makanan berupa air gula ke dalam

mangkuk, dan menaruhnya dekat sarang ular tersebut sebagai ucapan rasa terima

kasih, lalu petani itu berkata, "Wahai penjaga hutan ini, saya memberikan

semangkuk air gula ini sebagai ucapan terima kasih saya kepadamu!" Setelah itu,

petani tersebut pulang ke rumahnya.

Keesokan pagi saat dia datang kembali ke tempat kemarin dia menaruh

mangkuk, dia melihat kepingan emas di dalam mangkuk. Dan sejak saat itu, setiap

hari kejadian itu terus berulang. Pak tani setiap hari memberikan semangkuk air

gula ke ular tersebut dan setiap pagi pula dia selalu mendapatkan sekeping emas.

Suatu hari petani tersebut akan pergi ke desa sebelah selama beberapa hari

dan untuk itu dia memerintahkan anaknya untuk menaruh semangkuk air gula di

depan sarang ular di hutan. Sang anak melakukan perintah ayahnya, membawa

semangkuk air gula, lalu menaruhnya di depan sarang ular. Keesokan paginya saat

dia membawa semangkuk air gula lagi, dia menemukan sekeping emas di

mangkuk yang lama, dan sang Anak berpikir: "Di perut ular ini mungkin penuh

dengan emas; Jika saya membunuh ularnya, saya dapat mengambil semuanya

sekaligus dan saya akan cepat kaya." Keesokan hari, saat dia menaruh semangkuk

makanan di depan sarang ular, dia menunggu ular tersebut keluar, dan saat sang

Ular keluar dari sarang, sang Anak memukul kepala ular tersebut dengan

pentungan. Tetapi ular itu masih beruntung bisa lolos dari kematian dan dalam

keadaan marah, ia mematuk sang Anak dengan giginya yang tajam dan berbisa

sehingga sang Anak langsung tidak bernyawa. Orang-orang sekampung yang

menemukan sang Anak yang telah meninggal lalu mengubur anak tersebut dan

memanggil sang Petani pulang.

Dua hari kemudian setelah sang Petani tiba di rumah dan mendapatkan

penjelasan tentang kematian anaknya, sang Petani merasa sangat bersedih. Tetapi

setelah beberapa hari, dia kembali mengambil semangkuk air gula dan

menaruhnya di depan sarang ular. Pak Tani lalu memanggil sang Ular untuk

keluar dari sarangnya. Setelah lama menanti, sang Ular akhirnya muncul dan

berkata kepada sang Petani: "Keserakahan yang membawamu sekarang ke sini,

keserakahan membuat kamu lupa akan kematian anakmu. Mulai saat ini,

persahabatan antara kita tidak akan bisa terjalin lagi. Anakmu yang serakah itu

memukul saya dengan kayu, dan Saya menggigitnya hingga meninggal.

Bagaimana saya bisa melupakan pukulan dengan kayunya? dan bagaimana kamu

bisa melupakan rasa duka akan kehilangan anakmu?" Setelah itu, sang Ular

memberikan sebuah mutiara yang mahal kepada sang Petani dan menghilang

masuk ke dalam sarang. Tetapi sebelum menghilang, sang Ular berkata: "Jangan

engkau datang lagi ke sarangku." Sang Petani mengambil mutiara tersebut, pulang

ke rumahnya sambil menyimpan rasa penyesalan dalam hatinya.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Kasmawati, lahir di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 Maret

1994. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Muh. Tahir dan Saugi.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres Bategulung tahun 2006.

Pada tahun 2009 menyelesaikan pendidikan tingkat menengah di SMP Negeri

1 Bontonompo dan tamat di SMK Garudaya Bontonompo pada tahun 2012

kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar sampai tahun

2016. Selama berstatus sebagai mahasiswa, penulis giat dalam mengikuti perkuliahan dikampus

dan mengikuti seminar yang diadakan oleh kampus. Untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap

Hasil Belajar Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas V SDN No.

167 Malewang Kecamatan Polongbangkeng Kabupaten Takalar”.