PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING ...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
DENGAN ARGUMENT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PROTISTA
KELAS X
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OlehEvin Kustantia
NIM. 1113016100039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
iv
ABSTRAK
Evin Kustantia (NIM. 1113016100039): Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista. Subjek penelitian adalah siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X IPA Unggulan yang berjumlah 59 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes essay berjumlah 13 soal. Analisis data dari kedua kelompok menggunakan Uji-t dengan aplikasi SPSS. Hasil yang diperoleh yaitu nilai t sebesar 0,042 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista.
Kata Kunci: Problem Solving, Argument Mapping, Berpikir Kritis
v
ABSTRACT
Evin Kustantia (NIM: 1113016100039): The Influence of Problem Solving Learning Model with Argument Mapping on Student's Critical Thinking Ability in Class Protista Concept X. Thesis of Biology Education Program, Department of Natural Sciences, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aimed to determine the effect of learning problem solving model with argument mapping on students' critical thinking ability on the concept of protista. Research subjects are high school students plus PGRI Cibinong class X IPA Featured, amounting to 59 students. The research method used was quasi experiment with nonequivalent control group design. Sampling was done by purposive sampling technique. The instrument used is essay test amounted to 13 questions. Data analysis from both groups used a t-test with SPSS application. The result obtained is t value of 0,042 <0,05. This shows that there is an influence of problem solving learning with argument mapping on students' critical thinking ability on the concept of protista.
Keywords: Problem Solving, Argument Mapping, Critical Thinking
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Alhamdulillah Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Model Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga,
dan sahabatnya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan moril dan materil sehingga skripsi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah sabar membimbing,
memberikan saran, motivasi serta mengarahkan penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Yuke Mardiati, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah sabar
membimbing, memberikan saran, motivasi serta mengarahkan penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan
Biologi 2013 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program
Studi Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses
perkuliahan.
vii
7. Teruntuk orang tua tercinta, Ayahanda Wasisto Joko Kuncoro dan Ibunda
Suparti yang selalu mendoakan dan memmberikan semangat kepada
penulis sehingga selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Dr. H. Basyarudin Thayib, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Plus PGRI
Cibinong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
9. Ibu Wirya Aini, S. Pd, Ibu Lulu Hulyati, M. Pd dan Bapak Fredi, S. Pd,
guru bidang studi biologi di SMA Plus PGRI Cibinong yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat kepada penulis
dalam menyelesakan penelitian.
10. Siswa-siswa kelas X MIPA Unggulan 2 dan X MIPA Unggulan 7 yang
telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian.
11. Kawan-Kawan seperjuangan angkatan 2013 Pendidikan Biologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Audina Lyadi, Windy Dwi Jayanti,
dan Mauliza Ahmad, yang telah menjadi kawan seperjuangan selama
penelitian.
12. Sahabat-Sahabat seperjungan angkatan 2013 Pendidikan Biologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Anna Syafrotul, Indah
Chairunnisa, Israni Dewi Pratiwi, Miftahuzzakiyah, Hani Ekatayu Bachri
serta kawan-kawan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
13. Keluarga besar POSTAR, terutama kepada elemen Tari Tradisional yang
tidak henti-hentinya memberikan motivasi, doa dan dukungannya kepada
saya dalam menyelesaikan skripsi.
14. Maulana Septiandi, yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Ungkapan rasa syukur dan ikhlas rasanya tepat untuk penulis ucapkan atas
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan
yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan.
viii
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat
memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang
studi biologi.
Jakarta, Mei 2018
Penulis
Evin Kustantia
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ........................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II. DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESIS ............................................................................ 8
A. Deskripsi Teoritis ...................................................................................... 8
1. Model Pembelajaran Problem Solving ................................................. 8
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .............................................. 8
b. Pengertian Problem Solving ............................................................ 10
c. Karakteristik Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem
solving) ............................................................................................ 12
d. Tahap-Tahap Pembelajaran Pemecahan Masalah
(problem solving) ............................................................................. 13
e. Desain Model Pembelajaran Pemecahan Masalah 16
x
(problem solving) .............................................................................
f. Keunggulan dan Kelemahan Pemecahan Masalah
(problem solving) ............................................................................. 17
2. Peta Argumen (Argument Mapping) .................................................... 19
a. Pengertian Argumen (Argument) ..................................................... 19
b. Pengertian Peta Argumen ................................................................ 20
c. Cara Membuat Peta Argumen ......................................................... 20
d. Manfaat Peta Argumen .................................................................... 22
3. Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 22
a. Pengertian Berpikir .......................................................................... 22
b. Pengertian Berpikir Kritis ................................................................ 23
c. Tujuan Berpikir Kritis ...................................................................... 24
d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................................. 24
4. Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping
dan Berpikir Kritis ................................................................................ 25
5. Protista .................................................................................................. 26
a. Pengertian Protista ........................................................................... 26
b. Ciri-ciri Protista ............................................................................... 27
B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................................... 28
C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 33
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 33
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel ................................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39
1. Instrumen Tes ....................................................................................... 39
2. Instrumen Non Tes ............................................................................... 40
xi
G. Kalibrasi Instrumen ................................................................................... 41
1. Validitas ................................................................................................ 41
2. Reliabilitas ............................................................................................ 42
3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 43
4. Daya Pembeda ...................................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45
1. Uji Normalitas ...................................................................................... 46
2. Uji Homogenitas ................................................................................... 46
3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 47
I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 50
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 50
1. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 50
2. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Kontrol ....................................................................................... 51
3. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kelas Eksperimen ................................................................................. 52
4. Pengujian Prasyarat Analisis Data Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 53
a. Uji Normalitas ................................................................................. 53
b. Uji Homogenitas .............................................................................. 54
c. Uji Hipotesis .................................................................................... 55
5. Pengujian Psrasyarat Analisis Data Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 56
a. Uji Normalitas ................................................................................. 56
b. Uji Hipotesis .................................................................................... 59
6. Data Hasil Penilaian LKS .................................................................... 62
7. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa .................................. 63
B. Pembahasan ............................................................................................... 66
xii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75
A. Kesimpulan ........................................................................................... 75
B. Saran ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77
LAMPIRAN .................................................................................................... 80
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Tahap Pemecahan Masalah dalam Penelitian ............................... 16
Tabel 2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 24
Tabel 2.5 Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping
dan Berpikir Kritis ........................................................................ 25
Tabel 3.1 Skema Desain Pretest-Posttest Control Group Design ................ 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis ........ 40
Tabel 3.4 Besarnya Koefesien Validitas ....................................................... 42
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas ......................................... 43
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran .................................... 44
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................ 45
Tabel 4.1 Statistik Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................... 50
Tabel 4.2 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............................................... 51
Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Pretest dan Posttest Kelas Eskperimen ........................................ 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ......................................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest ....................................................... 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest ..................................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest .................................................... 54
Tabel 4.8 Uji T Hasil Pretest ........................................................................ 55
Tabel 4.9 Uji T Hasil Posttest ....................................................................... 55
Tabel 4.10 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 56
Tabel 4.11 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Pretest Kelas Eksperimen ................................................... 57
Tabel 4.12 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Posttest Kelas Kontrol ......................................................... 58
xiv
Tabel 4.13 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 59
Tabel 4.14 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Pretest .................................................................................. 60
Tabel 4.15 Hasil Uji Mann Whitney Data Gain Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis ............................................................................... 61
Tabel 4.16 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Posttest ................................................................................ 62
Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata LKS Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen .................................................................. 63
Tabel 4.18 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru
Model Problem Solving ................................................................ 63
Tabel 4.19 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Saintifik ............. 64
Tabel 4.20 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Model Problem Solving ................................................................ 64
Tabel 4.21 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Saintifik ........... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Problem Solving ........................................................... 14
Gambar 2.3 Contoh Pemetaan Argumen ........................................................ 21
Gambar 2.6 Euglena ....................................................................................... 28
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................... 31
Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................................ 37
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...... 80
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............. 105
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen .............................. 135
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ..................................... 150
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Kelas Eksperimen ............................................... 169
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Kelas Kontrol ...................................................... 171
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen ................................... 173
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ................................. 179
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol .......................................... 188
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol ......................................... 194
Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Konsep
Protista ............................................................................................ 200
Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Kalibrasi .... 217
Lampiran 13 Analisis Butir Soal .......................................................................... 229
Lampiran 14 Instrumen Soal Kemampuan Berpikir Kritis Valid ........................ 238
Lampiran 15 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Soal Posttest Protista ....... 245
Lampiran 16 Rubrik Penilaian Instrumen Berpikir Kritis Pretest dan Posttest ... 252
Lampiran 17 Data Nilai Pretest Berpikir Kritis
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................. 254
Lampiran 18 Data Nilai Posttest Berpikir Kritis
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................. 256
Lampiran 19 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ....................... 258
Lampiran 20 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .............................. 259
Lampiran 21 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis Pretest
Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 260
Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 262
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas dan Hipotesis Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .................. 264
xvii
Lampiran 24 Hasil Uji Normalitas Dan Hipotesis Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ................ 273
Lampiran 25 Hasil Uji Hipotesis Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................. 281
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian .................................................................. 282
Lampiran 27 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 284
Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................... 285
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 286
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang
mempengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun kemampuan fisik
individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses
mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan dari generasi
ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi atau lembaga-lembaga lain.1
Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan yaitu pendidikan
dapat menjadi pengalaman seseorang agar lebih bermakna, sehingga potensi
kemampuan dan kapasitas manusia dapat berkembang secara optimal.
Sebagaimana yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 yaitu
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak. Peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa. Sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Pendidikan di abad 21 menjadi semakin penting untuk menjamin siswa.
Siswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja dan
bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).
Pendidikan abad 21 menggunakan kurikulum 2013 yang dapat menciptakan
keseimbangan antara pengembangan keterampilan kognitif (soft skills) dan
keterampilan fisik (hard skills) pada siswa. Learning and innovation skills
atau keterampilan belajar dan berinovasi yang merupakan salah satu
keterampilan pada abad 21 yang meliputi berpikir kritis dan mengatasi
1 Zurinal, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal. 3.
2 Ibid., hal. 161.
2
masalah atau Critical Thingking and Problem Solving. Keterampilan tersebut
dapat membuat siswa mampu menggunakan berbagai situasi, membuat
keputusan, dan mengatasi masalah yang diperlukan dalam kehidupan. Selain
itu, setiap pelajaran tidak luput dari kegiatan membaca dan menulis tidak
terkecuali dengan pelajaran IPA. Dengan pendidikan IPA diharapkan dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa dan membantu untuk
mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir, sehingga siswa dapat
memahami alam sekitar dengan lebih banyak membaca yang akan menambah
pengetahuan siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam atau science sebagai ilmu tentang alam yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA (sains) berupaya
membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya. IPA bersifat analisis, lengkap, cermat
serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain.
Sehingga keseluruhannya membentuk perspektif yang baru tentang objek
yang diamatinya.3
Pembelajaran IPA menanamkan dan mengembangkan keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. Aspek-aspek IPA yang meliputi aspek sikap, proses,
produk dan aplikasi diharapkan dapat muncul pada siswa setelah mengalami
proses belajar secara utuh dan memahami pengetahuan tertentu.4
Kegiatan belajar mengajar biologi, guru hendaknya melatih siswa
menyatukan konsep-konsep biologi dengan mempersiapkan materi
pembelajaran yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai.
Sehingga kegiatan belajar mengajar biologi menjadi sesuatu yang bermakna.
Pembelajaran biologi bertujuan memudahkan siswa dalam memahami
konsep-konsep biologi dengan cara memperoleh atau memproses fakta,
konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari.5 Untuk menguasai konsep
3 Usman, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Indeks, 2011, hal. 1-3.4 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, hal.
46-47.
3
dalam suatu pembelajaran, siswa diharuskan untuk memahami konsep
terlebih dahulu. Selanjutnya siswa dapat memproses atau terampil
menggunakan konsep yang telah dipahami. Jika siswa mampu memahami
konsep-konsep biologi dan mengaitkannya satu sama lain maka siswa dapat
dikatakan menguasai konsep. Sehingga siswa dapat melihat bahwa konsep-
konsep tersebut tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan yang
bermakna.6
Pembelajaran biologi di sekolah belum mampu mengimplementasikan
proses pembelajaran yang lebih bermakna. Cita-cita pendidikan nasional yang
tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 belum terwujud. Hal itu
tercermin dalam proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Peserta
didik juga masih menggunakan cara hafalan tanpa mengerti arti dari konsep
yang sedang dipelajari. Siswa yang belajar dengan menghafal, kemampuan
memahami materi cenderung lebih rendah. Sedangkan, siswa yang belajar
dengan menghubungkan konsep-konsep yang telah dimilikinya kemampuan
memahami materi cenderung tinggi.
Peran siswa dalam proses pembelajaran di kelas masih kurang, yakni
hanya sedikit siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya.
Pertanyaan yang dibuat siswa belum menunjukkan pertanyaan-pertanyaan
kritis berkaitan dengan materi yang dipelajari. Jawaban dari pertanyaan masih
sebatas ingatan dan pemahaman saja. Sikap siswa belum menunjukkan
jawaban analisis terhadap pertanyaan guru. Kemampuan siswa berdampak
pada rendahnya aspek kognitif tingkat tinggi. Aspek tingkat tinggi tersebut
yaitu menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan, sehingga siswa kesulitan
dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa juga belum terbiasa dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
didahului dengan kegiatan penyelidikan. Jika prinsip penyelesaian masalah
5 Ibid., hal. 38.6 Yustini Yusuf, Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui Penggunaan
Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005, Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2), 2006, hal. 59.
4
ini diterapkan dalam pembelajaran, siswa dapat terlatih dan membiasakan diri
untuk berpikir kritis secara mandiri.
Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki karena dapat
membantu siswa dalam berpikir secara rasional. Kemampuan berpikir kritis
berguna dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mencari alternatif
pemecahan bagi permasalahan. Berpikir kritis merupakan kemampuan
berpikir siswa yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah. Siswa
pada dasarnya memiliki potensi kritis, tetapi masalahnya bagaimana
mengembangkan potensi tersebut melalui proses pembelajaran di kelas.
Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik di Indonesia
masih rendah. Hal ini berdasarkan beberapa laporan studi empat tahun
International Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) yang dilakukan kepada siswa dengan karakteristik soal-soal tingkat
kognitif tinggi yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
menunjukkan bahwa siswa Indonesia secara konsisten terpuruk di peringkat
bawah.7 Hal tersebut terjadi karena kurang adanya kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam membuat keputusan
dan mengatasi permasalahan. Sehingga guru diharapkan mampu
merealisasikan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Keterampilan berpikir kritis memerlukan sebuah inovasi pembelajaran.
Inovasi tersebut diharapkan siswa dapat secara aktif dapat mengemukakan ide
pokok materi belajar, memecahkan masalah serta mengaplikasikan pelajaran
yang sudah dipelajari di kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi
pembelajaran yang dapat dilakukan ialah dengan cara menerapkan model
pembelajaran yang relevan sesuai dengan tujuan keterampilan berpikir kritis
dan dapat menjadikan siswa sebagai central study of traveler. Salah satu
model yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa ialah
model problem solving atau pemecahan masalah.
7 Karim Normaya, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 1, FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2015, hal. 92.
5
Pembelajaran problem solving atau pembelajaran pemecahan masalah
merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis
untuk menemukan pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris
dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.8 Selain itu, melalui penggunaan
problem solving, siswa dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi,
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.9
Kemampuan berargumentasi siswa dapat dibentuk dengan teknik peta
argumen. Pemetaan argumen merupakan kegiatan pemetaan yang berfokus
pada pemetaan yang logis, terdapat hubungan antar bukti atau inferensial
antara proposisi.10 Pemetaan argumen (argument mapping) membuat
pembelajaran biologi menjadi bermakna. Hal tersebut menjadi upaya untuk
mendukung dan meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir
kritis siswa. Kelebihan pemetaan argumen adalah terfokus pada hubungan
antar proposisi atau kesimpulan yang logis. Kelemahan pemetaan argumen
adalah dapat menyebabkan siswa berpendapat terlalu banyak.11 Pembelajaran
dengan pemetaan argumen dapat berlangsung secara sistematis dan
bermakna, serta mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.12
Proses pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan
nasional diperlukan guru yang menjadi teladan bagi siswa. Proses
pembelajaran perlu diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Selain itu, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2006, hal. 216.
9 Wirdona Yusrita, Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa, Lampung: FKIP Universitas Lampung, 2015, hal. 3.
10 Tim Van Gelder, Argument Mapping: Encyclopedia of the Mind, Thousand Oaks, CA: Sage, Volume expected to appear in, 2011, hal. 1.
11 Martin Davies, Concept mapping, Mind mapping and argument mapping: what are the differences and do they matter?, hal. 3.
12 I Wayan Redhana, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010, hal. 148.
6
psikologis siswa. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang memiliki ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.13
Terkait latar belakang permasalahan di atas, peneliti membahas mengenai
judul “Pengaruh Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Rendahnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa.
2. Proses pembelajaran pada materi biologi masih didominasi oleh hafalan
konsep dan belum melibatkan aktivitas berpikir kritis siswa.
3. Kurangnya kesempatan siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis.
4. Siswa belum dapat mengoptimalkan fenomena-fenomena yang terjadi di
alam sebagai media konkret dalam proses pembelajaran guna
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Penggunaan model problem solving dengan argument mapping pada
konsep protista.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menjawab masalah sesuai
konteks permasalahan dengan menggunakan argument mapping untuk
memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.
3. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan ada delapan
indikator menurut Ennis. Indikator tersebut sebagai berikut 1)
memfokuskan pertanyaan, 2) bertanya dan menjawab suatu penjelasan
dan tantangan, 3) mengobservasi dan mempetimbangkan hasil observasi,
4) menganalisis argumen, 5) mempertimbangkan kredibilitas sumber, 6)
13 Permendiknas No. 22 BSNP, Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2016, hal. 1.
7
membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, 7) memutuskan
suatu tindakan, 8) mempertimbangkan nilai keputusan.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
pengaruh problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada konsep protista?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh problem
solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir siswa pada
konsep protista.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, antara lan:
1. Bagi Siswa
Penelitian in diharapkan mampu memberikan pengalaman yang berbeda
pada siswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa secara optimal dan
mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.
2. Bagi Guru dan Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan bagi guru dan
kepala sekolah dalam menentukan kebijakan kurikulum di sekolah baik
dari segi metode maupun model pembelajaran yang akan diterapkan di
kelas pada materi biologi.
3. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini ialah sebagai bekal peneliti untuk di masa
mendatang agar mampu menerapkan strategi maupun media yang relevan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Model Pembelajaran Problem Solving
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk
memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam perspektif
psikologi pendidikan, belajar didefiniskan sebagai suatu perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang. Hal tersebut relatif menetap sebagai
hasil dari sebuah pengalaman. Belajar sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya diakibatkan oleh pengalaman.1
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan.
“Learning is the process by wich an activity originates or changed
through training procedurs (ether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not
atributable to training”.
Yang diartikan, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan
atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan
alamiah.2
Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi
pertama berhubungan dengan materi pelajaran yang disajikan pada siswa
melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara
bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang
telah ada. Struktur kognitif ialah fakta, konsep dan generalisasi yang
telah dipelajari dan diingat oleh siswa.3
1 Zurinal, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidkan, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006, hal. 117. 2 Ibid.
3 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, hal. 94.
9
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat utama dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa. Siswa yang berada di lingkungan
sekolah maupun rumah atau keluarganya sendiri. Guru dalam
pembelajaran yang aktif juga menjadi tolak ukur keberhasilan
pendidikan.
Suatu proses yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan
belajar disebut pembelajaran. Pembelajaran lebih menekankan pada
kegiatan belajar siswa secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek
intelektual, emosional dan sosial. Pembelajaran merupakan suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan
komunikatif antara guru dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan
untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.4
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk
menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Kata belajar dipakai sebagai
penanda kata dari kata instruction yang mempunyai pengertian lebih luas
dari kata pengajaran. Oleh karena itu, mengajar atau teaching merupakan
bagian dari pembelajaran (instruction). Peran guru lebih ditekankan
kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang
tersedia untuk dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.5
Kegiatan pembelajaran adalah salah satu usaha dan proses yang
dilakukan secara sadar. Pembelajaran mengacu pada tujuan
(pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah pada
terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud
menunjuk pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses tersebut
adalah pembelajaran sebagai suatu proses interaksi edukatif.
4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik dan Prosedur, Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2010, hal. 10. 5 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, hal.
27.
10
Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas, kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar.6
Istilah pembelajaran sering diidentikkan dengan pengajaran juga
terlihat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 tentang
Standar Proses dinyatakan:” Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar”.7
Proses belajar bersifat internal dalam diri siswa melalui suatu proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan megokohkan kerpibadian. Pembelajaran
bersifat eksternal yang dirancang dengan tujuan menciptakan kegiatan
belajar yang memegang peranan utama dalam proses belajar.
b. Pengertian Problem Solving
Belajar melalui pengalaman langsung akan berpengaruh pada hasil
dan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami pelajaran. Siswa
akan merasakan pembelajaran yang lebih bermakna dalam proses belajar.
Manusia dalam kehidupan harus dapat memutuskan sesuatu, sama
halnya dengan mengambil keputusan dalam permasalahan. Keputusan
harus diambil dari berbagai pilihan keputusan yang dimiliki. Biasanya
masalah muncul pada saat yang tidak diharapkan atau muncul karena
akibat yang dilakukan. Untuk terampil dalam menyelesaikan masalah
dibutuhkan berbagai kemampuan, salah satunya adalah kemampuan
berpikir kritis. Hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi
6 Zurinal, Op, cit, hal. 117.
7 Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 4.
11
prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai
seorang pemula dalam memecahkan suatu masalah.8
Pemecahan masalah memang sangat penting dan membutuhkan
tingkat berpikir yang tinggi, tetapi dapat dipelajari. Pembelajaran
pemecahan masalah mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.9 Tahapan penyelesaian
masalah (problem solving) menurut John Dewey terdapat lima tahap,
yaitu mengenali adanya masalah, mengidentifikasi masalah,
memanfaatkan pengalaman sebelumnya, menguji hipotesis dan
mengevaluasi penyelesaian dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti.10
Langkah-langkah Problem Solving menurut Gagne terdapat lima
tahap. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut, menyajikan masalah,
menyatakan masalah dalam bentuk operasional, menyusun hipotesis
alternatif dan prosedur kerja, mengetes hipotesis dan melakukan kerja
untuk memperoleh hasil, dan memeriksa kembali.11
Empat tahapan dalam pemecahan masalah menurut Polya, sebagai
berikut memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana,
dan meninjau kembali.12
Pemecahan masalah sering melibatkan beberapa langkah. Pada
penelitian ini pemecahan masalah yang digunakan adalah tahapan
menurut George Polya. Empat tahapan pemecahan masalah dari Polya
tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk
dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkan siswa dalam
pemecahan masalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah
8 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,
hal. 52. 9 Harlinda Fatmawati, Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika
berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat, Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika Vol. 2 No. 9, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014, hal. 914. 10
Gelar Dwirahayu, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains
Dasar: Sebuah analogi, Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007, hal. 54. 11
Ibid. 12
Harlinda Fatmawati. Op, cit, hal. 915.
12
yang memerlukan metode berbeda-beda dari satu masalah ke masalah
lainnya.
c. Karakteristik Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem
solving)
Pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat sulit baik
mengajarkan maupun mempelajarinya. Materi pelajaran atau topik tidak
terbatas pada sumber buku materi pelajaran saja, akan tetapi juga dapat
bersumber dari peristiwa tertentu sesuai kurikulum yang berlaku.
Karakteristik dari pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
mencakup dua proses penting yaitu (1) pembentukkan representasi
masalah atau ruang masalah (pemecah masalah melihat lingkungan
tugas), (2) proses pemecahan masalah yang melibatkan pencarian melalui
ruang masalah.13
Representasi masalah pada intinya memuat penafsiran pemecah
masalah terhadap masalah yang akan menentukan seberapa mudah
masalah itu dapat dipecahkan. Pemecah masalah mengambil intisari
informasi dan berupaya untuk memahami masalah atau mengaitkannya
dengan pengetahuan yang dimilikinya untuk membentuk representasi
yang padu.14
Karakteristik utama untuk memecahkan masalah dalam kerangka
perancangan yaitu (1) representasi masalah, (2) membangun dan memilih
solusi, (3) membuat pembenaran, dan (4) memonitor dan mengevaluasi
tujuan dan solusi.
Memecahkan masalah melibatkan proses representasi masalah,
solusi-solusi dan memonitor dan mengevaluasi namun setiap jenis
pemecahan masalah melibatkan serangkaian keterampilan yang berbeda.
13
Bambang Suteng Sulasmono, Problem Solving: Signifikansi, Pengertian dan Ragamnya,
Jurnal Penelitian Pengembangan Kependidikan Vol. 28 No. 2, Salatiga: FKIP Universitas Kristen
Satyawacana, 2012. 14
Ibid.
13
Pemecah masalah perlu memilih esensi masalah dan tujuan dalam proses
representasi masalah. Membanding-bandingkan dan memilih solusi yang
terbaik, mempertimbangkan berbagai hambatan dan alternatif tindakan.
Selain itu, membangun alasan yang masuk akal dan dapat dipertahankan
untuk mendukung solusi yang dipilih.15
d. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem
solving)
Proses problem solving akan dapat dilaksanakan bila pengajar siap
dengan segala perangkat yang diperlukan. Kemampuan dalam
pemecahan masalah termasuk suatu keterampilan. Pemecahan masalah
melibatkan segala aspek pengetahuan dan sikap mampu menerima
tantangan. Untuk itu dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
diperlukan tahapan-tahapan problem solving.
Tahapan pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah
yang pertama, harus melihat secara jelas apa yang diperlukan. Kedua,
harus melihat bagaimana berbagai objek dihubungkan, bagaimana yang
ditanyakan dikaitkan dengan data yang bertujuan untuk memperoleh ide
pemecahan masalah. Ketiga, membuat sebuah rencana ketika akan
melaksanakan rencana. Keempat, melihat kembali pada keseluruhan
solusi, dengan meninjau ulang dan membahasnya. Empat langkah
penyelesaian yang diperkenalkan Polya yang dikenal dengan Heuristik
Polya digambarkan dalam diagram sebagai berikut:16
15
Ibid. 16
Gelar Dwirahayu, Op, cit, hal. 53.
14
Gambar 2.1 Tahapan Problem Solving
Diagram tersebut, tahapan pemecahan masalah menurut Polya meliputi:17
1. Memahami persoalan
Maksudnya mengerti masalah dan melihat apa yang dikehendaki.
Masalah harus dibaca berulang-ulang agar dapat dipahami kata demi
kata, kalimat demi kalimat. Pada tahap ini menggambarkan secara
lengkap apa yang diketahui dan apa yag ditanyakan dalam soal.
Tahap pemahaman soal ini meliputi: mengenali soal, menganalisis
soal dan menerjemahkan informasi yang diketahui termasuk
membuat gambar atau diagram untuk membantu siswa
membayangkan kondisinya.
17
Gelar Dwirahayu, Op, cit, hal. 53.
1. Memahami persoalan
2. Membuat rencana
3. Melaksanakan Rencana
4. Meninjau kembali
1a.Menulis soal dengan kata-kata
sendiri
1b.Menulis soal dalam bentuk
yang lebih operasional
1c.Menulis soal dalam bentuk
rumus
1d.Menulis soal dalam bentuk
gambar
2. Menentukan rumus teorema
yang akan digunakan
15
2. Membuat rencana
Pada tahap ini siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa
saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan
masalahnya. Siswa dapat mencari konsep-konsep atau teori-teori
yang menunjang atau menentukan rumus atau teorema yag
berhubungan dengan soal.
3. Melaksanakan rencana
Pada tahap ini siswa melakukan perhitungan dengan segala macam
data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan
yang sesuai. Siswa harus dapat membentuk sistematika yang lebih
baku. Dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan merupakan
rumus yang siap untuk dipergunakan sesuai apa yang ditanyakan
dalam soal. Kemudian memasukkan data-data sehingga menjurus
pada suatu rencana yang diharapkan dapat dibuktikan.
4. Meninjau kembali
Tahap ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa jawaban yang
diperoleh tersebut masuk akal atau rasional. Siswa melakukan
refleksi atau pemeriksaan ulang dan menelaah kembali dengan teliti
setiap langkah yang dilakukan.
Strategi pemecahan masalah adalah sejumlah langkah atau tahapan
prosedural pemecahan masalah. Tahapan tersebut yakni memahami
masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana dan meninjau
kembali. Tahapan pemecahan masalah tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang diaplikasikan dalam pembelajaran biologi.
Berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah diatas, indikator yang
digunakan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 2.2.
16
Tabel 2.2 Tahap Pemecahan Masalah dalam Penelitian
No Tahapan Kegiatan
1. Memahami masalah a. Apa yang diketahui?
b. Apa yang ditanyakan?
2. Membuat rencana Menentukan rumusan masalah atau
hipotesis
3. Melaksanakan rencana Melakukan penyelesaian dengan mencari
informasi atau data
4. Meninjau kembali Melakukan pengecekan kembali dengan
menentukan cara lain yang berbeda
e. Desain Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem solving)
Akar desain masalah adalah masalah yang real berupa kenyataan
hidup, seperti halnya penguasaan terhadap permesinan dalam rangka
menghadapi tuntutan perkembangan industri. Empat hal yang harus
diperhatikan ketika membicarakan masalah, yaitu 1) memahami masalah,
2) tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, 3) adanya
keinginan memecahkan masalah, dan 4) ada keinginan mampu
memecahkan masalah tersebut.
Model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sebuah
masalah yang dikemukakan kepada siswa. Hal tersebut harus dapat
membangkitkan pemahaman siswa terhadap masalah, sebuah kesadaran
akan adanya kesenjangan, dan pengetahuan. Keinginan memecahkan
masalah dan adanya persepsi siswa yang mampu memecahkan masalah.18
Tujuannya adalah sebagai cara memanfaatkan masalah untuk
menimbulkan motivasi belajar. Suksesnya pelaksanaan model pemecahan
masalah (problem solving) sangat bergantung pada seleksi, desain, dan
pengembangan masalah. Tujuan lainnya adalah penguasaan isi belajar
dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan
masalah yang berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih
luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim, serta
keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.
18
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 237.
17
f. Keunggulan dan Kelemahan Pemecahan Masalah (problem solving)
1. Keunggulan pemecahan masalah (problem solving)
Model pembelajaran problem solving memiliki sepuluh keunggulan
diantaranya (1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, (4) pemecahan masalah
dapat membantu siswa bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan siswa
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, (5) pemecahan
masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang siswa lakukan,
pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya, (6) melalui
pemecahan masalah dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, (7) pemecahan masalah dianggap lebih
menyenangkan dan disukai siswa, (8) pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru, (9)
pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengapilkasikan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata, dan (10)
pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara
terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
berakhir. 19
Keunggulan problem solving sebagai berikut: (1) melatih siswa
untuk mendesain suatu penemuan, (2) berpikir dan bertindak kreatif, (3)
memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, (4) mengidentifikasi
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Gruop, 2006, hal. 220.
18
dan melakukan penyelidikan, (5) menafsirkan dan mengevaluasi hasil
pengamatan, (6) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dan (7) dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya
dunia kerja.20
Keunggulan lainnya pada pembelajaran pemecahan masalah sebagai
berikut: (1) siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga
pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, (2) dilatih untuk
dapat bekerjasama dengan siswa lain, dan (3) dapat memperoleh dari
berbagai sumber.21
Manfaat lain dari pembelajaran pemecahan masalah adalah
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan dalam memecahkan masalah. Dengan pembelajaran
pemecahan maslah siswa berusaha berpikir kritis dan mampu
mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajaran
yang mandiri.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem
solving)
Problem solving juga memiliki kelemahan, diantaranya (1)
beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model
pembelajaran ini, sehingga meyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya tidak dapat menyimpulkan konsep
tersebut, dan (2) memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan model yang lain.22
Pemecahan masalah memiliki kelemahan, diantaranya (1)
manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
20
Iif Khoiru, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya,
2011, hal. 55-56. 21
Ibid. 22
Ibid., hal. 57.
19
maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba, (2) keberhasilan
strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan, dan (3) tanpa pemahaman mengapa siswa
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
siswa tidak akan belajar apa yang siswa ingin pelajari.23
Kelemahan problem solving sebagai berikut: (1) untuk siswa
yang malas tujuan dari pembelajaran ini tidak dapat tercapai, (2)
membutuhkan banyak waktu dan dana, dan (3) tidak semua mata
pelajaran dapat diterapkan dengan model pembelajaran ini.24
3. Peta Argumen (Argument Mapping)
a. Pengertian Argumen (Argument)
Istilah argumen atau argumentasi adalah kesatuan kumpulan
pernyataan yang dinamakan premis atau premis-premis dan kesimpulan
yang dihasilkan oleh kegiatan menalar.25
Argumen sangat erat kaitannya
dengan berpikir kritis. Istilah argumen merujuk pada rangkaian klaim,
sebagian klaim itu disajikan sebagai alasan guna memperoleh klaim
lanjutan kesimpulan. Alasan-alasan disajikan dengan tujuan meyakinkan
pendengar atau pembaca untuk menerima kesimpulan. Sejalan dengan
pendapat ahli yang menyatakan bahwa “an argument is an attempt to
prove or establish a conclusion. It has two majors parts: a conclusion
and the reason or reason offered in support of the conclusion”. Hal ini
berarti sebuah argumen merupakan sebuah usaha untuk disetujui atau
pembentukan sebuah kesimpulan yang terdiri atas dua bagian utama yaitu
sebuah kesimpulan dan sebuah alasan atau alasan ditawarkan dalam
mendukung kesimpulan. Argumen adalah serangkaian pernyataan yang
terdiri dari dua bagian yaitu premis dan kesimpulan. Adapun premis
23
Wina Sanjaya, Op, cit, hal. 221. 24
Iif Khoiru, Op, cit, hal. 56. 25
Arif Shidarta B, Pengantar Logika: Sebuah Langkah Pertama Medan Telaah, Bandung:
Refika Aditama, 2008, hal 7.
20
dalam sebuah argumen merupakan alasan yang bersifat spesifik untuk
mendukung sebuah kesimpulan yang diyakini tersebut.
b. Pengertian Peta Argumen
Sebuah argumen adalah diagram yang menangkap struktur logis dari
sebuah argumen sederhana atau kompleks. Melalui pembuatan peta
argumen peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman menganalisis
dan mengevaluasi premis dan klaim dan hubungan antara keduanya.
Pemetaan argumen merupakan pemetaan yang menjelaskan struktur
inferensial dan kesimpulan antar seluruh proposisi dari pemetaan.26
Peta
argumen dapat meningkatkan kemampuan peserta didik memahami, dan
mengkomunikasikan penalaran. Keterampilan berpikir kritis peserta didik
dapat dipicu dengan peta argumen. Peta argumen diproses dengan
mengilustrasikan logika atau menghubungkan bukti antara melalui garis,
warna, dan posisi. Argument mapping adalah cara visual untuk
menunjukkan struktur logis dari suatu argumen27
. Berdasarkan paparan di
atas, argumen dapat berupa argumen sederhana dan argumen kompleks.
Peta argumen dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang susunan konseptual.
c. Cara Membuat Peta Argumen
Sebuah peta argumen biasanya adalah berupa diagram “kotak dan
anak panah” dengan kotak sesuai dengan proposisi dan panah sesuai
dengan hubungan seperti dukungan bukti. Pemetaan argumen mirip
dengan kegiatan pemetaan lainnya seperti pemetaan pikiran dan
pemetaan konsep, tetapi berfokus pada hubungan bukti yang logis atau
kesimpulan diantara proposisi.28
26
Martin Davies, Concept mapping, mind mapping and argument mapping: what are the
differences and do they matter?, 2010, hal. 2. 27
Ostwald, A Guide to Argument Mapping Materials, 2007, hal. 1. 28
Tim Van Gelder, Argument Mapping: Encyclopedia of the Mind, Thousand Oaks CA:
Sage, Volume expected to appear in, 2011, hal. 1.
21
Tingkat pertama atau bagian atas dari peta argumen berisi anggapan.
Hal ini diikuti dengan klaim pendukung (di bawah kata “karena”) dan
keberatan (di bawah kata “tapi”). Klaim digunakan atau keberatan yang
menjadi sanggahan ketika peserta didik keberatan terhadap keberatan.
Dalam perangkat lunak, klaim, keberatan dan sanggahan berwarna
berbeda. Dasar kotak yang menyediakan pertahanan untuk klaim
terminal, disediakan pada akhir pohon argumen.29
Keberatan dan sanggahan atas keberatan dapat ditambahkan pada
setiap titik peta (dalam warna yang berbeda untuk identifikasi visual
lebih mudah). Dasar kotak pada titik-titik terminal pohon argumen juga
memerlukan bukti di tempat kurung yang disediakan. Beberapa bukti
telah disediakan (seperti, “statistik”, “pendapat ahli”, dan “kutipan”).
Contoh pemetaan argumen dapat dilihat pada Gambar 2.3.30
Gambar 2.3 Contoh Pemetaan Argumen
29
Ibid. 30
Ibid.
Posisi:
Masalah utama: untuk
diterima atau ditolak
Karena:
Alasan: Informasi yang
secara langsung
mendukung posisi
Tetapi:
Keberatan: Informasi yang
keberatan terhadap posisi
di atas
Karena:
Alasan: Informasi
cadangan alasan di atas
Tetapi:
Keberatan: Informasi
yang menghitung
terhadap resiko alasan
di atas
Karena:
Alasan: Informasi
langsung cadangan
alasan di atas
Tetapi:
Keberatan: Informasi
yang menghitung
langsung terhadap
resiko alasan di atas
22
d. Manfaat Argument Mapping
Manfaat pembuatan peta argumen diungkapkan oleh Ostwald
meliputi: (1) tayangan struktur argumen sangat efisien, yaitu peta
argumen dapat meringkaskan beberapa halaman dari isu kompleks ke
dalam peta tunggal, (2) tayangan struktur argumen dapat ditampilkan
dengan jelas, yaitu argumen ditranslasi dari bentuk teks ke dalam bentuk
peta yang merupakan praktik keterampilan berpikir kritis yang sangat
baik dan, (3) masing-masing pernyataan dapat ditujukan secara eksplisit,
yaitu peta argumen akan memacu siswa mengidentifikasi asumsi yang
tidak dinyatakan dan meminta bukti untuk masing-masig komponen dari
argumen.
Keuntungan pemetaan argumen adalah berfokus pada kelas sub
hubungan. Pemetaan argumen menjelaskan konsep argumen yang belum
lengkap pada siswa. Pemetaan argumen membuat hubungan yang sangat
abstrak (inferensial/bukti) ekplisit dengan mewakili mereka sebagai
hubungan spasial dalam pemetaan satu meletakkan banyak kata-kata
sehingga lebih baik dapat melihat struktur logis.
4. Kemampuan Berikir Krirtis
a. Pengertian Berpikir
Berpikir berasal dari kata dasar “pikir” adalah hasil berpikir, akal,
ingatan, dan angan-angan.31
Berpikir (thinking) adalah proses mental
sesorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan
memahami (comprehending).32
Berpikir merupakan kegiatan atau
aktivitas mental yang yang membantu merumuskan atau memecahkan
masalah membuat keputusan atau memenuhi keinginan untuk
memahami, mencari jawaban terhadap sebuah pencapaian makna.
31
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2008, hal. 611. 32
Ibid.
23
Melalui proses berpikir, berarti proses pencarian jawaban atas
pemecahan masalah yang sedang dihadapi akan memeberikan pengaruh
yang sangat mendalam terhadap keputusan-keputusan yang akan diambil
karean dalam prosesnya, berpikir tidak hanya melibatkan aspek
psikologis semata namun melibatkan segenap aspek psikologis lain
seperti perasaan, insthink, logika dan akal guna mendukung proses
pencapaian pemecahan masalah tersebut sehingga dengan adanya proses
berpikir tersebut akan memberikan makna mendalam bagi pengambilan
keputusan.
b. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan
peserta didik untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan
pendapat mereka sendiri. Selain itu, dia berpendapat bahwa berpikir kritis
adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa
mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari
pernyataan orang lain.33
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis,
reflektif dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk
membuat pertimbangan dan keputusan yang sangat baik. Selain itu,
berpikir kritis diartikan sebagai perwujudan perilaku belajar terutama
yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam hal berpikir kritis,
siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk
menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan
atau kekurangan.34
Pendapat dari para ahli dapat diketahui bahwa berpikir kritis
merupakan kemampuan berpikir secara logis, reflektif, produktif,
sistematis, terorganisasi dan beralasan yang memugkinkan siswa untuk
33
Elaine B. Johnson, Ctl (Contextual Teaching and Learning) Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasikan Dan Bermakna, Bandung: Kaifa, 2012, hal. 185. 34
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008, hal. 120.
24
merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat sendiri terhadap
bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain
serta mampu utuk merefleksikan permasalahan secara mendalam,
mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendeketan
dan perspektif yang berbeda.
c. Tujuan Berpikir Kritis
Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang
mendalam. Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran,
kerrendahan hati, dan kesabaran. Berpikir kritis sebagai berpikir untuk
menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya
adalah dalam proses berpikir seseorang tidak hanya memikirkan dengan
sengaja tetapi juga dengan meneliti bagaimana orang lain menggunaan
bukti dan logika.35
d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Ennis, ada dua belas indikator berpikir kritis yang
dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir, yaitu:36
Tabel 2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
No Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis Indikator
1 Memberikan penjelasan sederhana
(Elementary Clarification)
a. Memfokuskan pertanyaan.
b. Menganalisis pertanyaan.
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan.
tentang penjelasan atau tantangan.
2 Membangun keterampilan dasar
(Basic Support)
a. Mempertimbangkan kriteria dan
keabsahan informasi.
b. Mengamati dan mempertimbangkan
laporan hasil observasi.
3 Menyimpulkan (Inference)
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi.
b. Menginduksi dan
35
Elaine B. Johnson, Op, cit, hal. 185-187. 36
Restu Fristadi, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Problem Based
Learning, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, ISBN. 978-602-
73403-0-5, Yogyakarta, 2015, hal. 602.
25
No Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis Indikator
mempertimbangkan hasil induksi.
c. Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan.
4 Memberikan penjelasan lanjut
(Advance Clarification)
a. Mendefiniskan istilah dan definisi
pertimbangan.
b. Mengidentifikasi asumsi.
5 Mengatur strategi dan teknik
(Strategy and Tactics)
a. Menentukan tindakan.
b. Berinterkasi dengan orang lain.
Karakteristik keterampilan berpikir kritis sebagai berikut:
a. Mampu menarik kesimpulan dari pengamatan.
b. Mampu mengidentifkasi asumsi.
c. Mampu untuk berpikir secara deduktif.
d. Mampu untuk membuat interpretasi yang logis.
e. Mampu untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang
kuat.
5. Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping, dan Berpikir
Kritis
Hubungan atau kesamaan antara pembelajaran problem solving,
argument mapping dan kemampuan berpikir kritis berdasarkan dengan
deskripsi teoritis. Beberapa persamaan di antara ketiganya tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.5 sebagai berikut.
Tabel 2.5 Persamaan Problem Solving, Argument Mapping dan
Kemampuan Berpikir Kritis
No Problem Solving Berpikir Kritis Argument Mapping
1 Memahami masalah
Memfokuskan
pertanyaan Mengidentifikasi posisi
masalah utama untuk
diterima atau ditolak Bertanya dan menjawab
suatu penjelasan dan
tantangan
2 Membuat rencana
permasalahan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Mencari sata berupa fakta,
bukti, atau informasi
untuk mendukung claim
atau menolak claim Menganalisis argumen
26
No Problem Solving Berpikir Kritis Argument Mapping
Mempertimbangkan
kredibilitas sumber
3 Melaksanakan
rencana
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
Menganalisis hubungan
antara claim dengan data
Menganalisis hubungan
antara claim dengan data,
dan alasan
4 Meninjau kembali
Memutuskan suatu
tindakan Membuat kesimpulan
Mempertimbangkan
nilai keputusan
Aspek keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini
hanya empat aspek yaitu memberikan penjelasan sederhana (Elementary
Clarification), membangun keterampilan dasar (Basic support),
menyimpulkan (Inference), dan mengatur strategi dan teknik (Strategy and
Tactics). Hal ini berkaitan dengan tujuan penggunaan argument mapping
yaitu membiarkan siswa untuk memperlihatkan hubungan kesimpulan
diantara proposisi dan konten, dan untuk mengevaluasi mereka sesuai dengan
validitas struktur argumen dan ketepatan kesimpulan argumen.
6. Protista
a. Pengertian Protista
Protista (protist) merupakan organisme eukariota uniseluler yang
beranekaragam dan baru ditemukan. Kebanyakan protista bersifat
uniseluler, beberapa spesies yang bersifat kolonial dan multiseluler.
Protista bersel tunggal dianggap sebagai eukariota paling sederhana.
Beberapa protista menggerakkan dirinya dengan flagela yang melecut
seperti cambuk, sedangkan yang lain merayap dengan tonjolan mirip
gumpalan. Beberapa protista berkerabat lebih dekat dengan tumbuhan,
fungsi, atau hewan dibandingkan dengan sesama protista.37
37
Campbell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2008, hal. 139.
27
b. Ciri-ciri Protista
Protista kini dikenal sebagai kingdom tersendiri. Kebanyakan ahl
biologi mengunakan istilah protista, untuk memudahkan saat mengacu
pada eukariota yang bukan tumbuhan, hewan, maupun fungi. Protista
diklasifikasikan sebagai eukariota berada di dalam domain Eukarya. Sel-
sel eukariota memiliki nukleus dan organel-oranel terselubung membran
yang lain, seperti mitokondria dan aparatus golgi.38
Protista telah
memiliki membran inti yang di dalamnya terkandung kromosom. Di
dalam sel, sitoplasma mengandung organel yang mampu mengadakan
replikasi sendiri. Reproduksi dan siklus hidup sangat bermacam-macam
pada protista. Beberapa protista ada yang bereproduksi secara aseksual
dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan
biner, sedangkan seksual dilakukan secara isogami (perkawinan antara
dua gamet yang sama bentuk dan ukurannya), anisogami (perkawinan
antara gamet jantan dan gamet betina yang berbeda bentuk, perilaku
dan/atau ukurannya), oogami (perkawinan antara gamet jantan dan gamet
betina yang berbeda morfologi dan fisiologinya).
Protista merupakan organisme yang memiliki keanekaragaman
dalam hal nutrisi dibandingkan dengan eukariota yang lainnya. Beberapa
jenis protista merupakan fotoautotrof dan memiliki kloroplas. Protista
yang lainnya heterotrof dengan mengabsorpsi molekul organik atau
mencerna partikel makanan yang lebih besar. Dapat melakukan
fotosintesis dan nutrisi heterotrofik.39
Contohnya adalah Euglena, yang
ditunjukkan pada Gambar 2.6.
38
Ibid., hal 139-140. 39
Ibid.
28
Gambar 2.6 Euglena
Sebagian besar protista memiliki alat gerak berupa flagela (bulu
cambuk), silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil). Namun
adapula yang tidak memiliki alat gerak. Berdasarkan ciri-ciri protista
yang menyerupai hewan, tumbuhan dan jamur, protista dikelompokkan
menjadi tiga subkingdom yaitu protista mirip hewan (protozoa), protista
mirip tumbuhan (ganggang atau alga) dan protista mirip jamur.
B. Kajian Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang peneliti lakukan diantaranya sebagai berikut:
1. I Wayan Redhana dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Peta Argumen terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
pada Topik Laju Reaksi pada tahun 2010. Penelitian dilakukan pada
siswa kelas XI SMAN 1 Singaraja pada topik laju reaksi. Hasil yang
diperoleh pada penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran
berbasis peta argumen lebih baik meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa daripada model pembelajaran konvensional. Kesimpulan
yang diperoleh adalah model pembelajaran berbasis peta argumen efektif
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada topik laju reaksi.40
2. Siti Mulya Agnah dengan judul Penerapan Metode Peta Argumen
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA pada tahun
40
I Wayan Redhana, Op, cit, hal. 141.
29
2018. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA SMAN 97
Jakarta pada materi sistem peredaran darah. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode peta argumen pada materi sistem
peredaran darah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik.41
3. Nur Izzatil Afifah dengan judul Penerapan Problem Solving terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak pada
tahun 2014. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 4
Banjarmasin pada subkonsep sistem gerak. Hasilnya menunjukkan
bahwa hasil belajar kognitif membuktikan perbedaan yang signifikan
antara siswa di kelas perlakuan dan kontrol, hasil belajar afektif untuk
karakter perilaku siswa cukup memuaskan dan keterampilan sosial sangat
baik, hasil belajar psikomotor siswa tergolong baik, serta hasil
keterampilan berpikir kritis siswa diklasifikasikan sebagai baik.42
4. Wirdona Yunisa dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Problem
Solving terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa
pada tahun 2015. Penenlitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMPN
19 Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian
besar siswa (81,5%) memberikan tanggapan positif terhadap model
Problem Solving. Sehingga, penggunaan model Problem Solving dapat
meningkatkan kemampuan berargumentasi dan hasil belajar siswa.43
5. Tia Ristiasari dengan judul Model Pembelajaran Problem Solving dengan
Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada tahun
2012. Penenlitian dilakukan pada siswa kelas VII SMPN 6 Temanggung.
Hasil penelitian diperoleh peningkatan tes kemampuan berpikir kritis
41
Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Penerapan Metode Peta Argumen terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No.
1. 2018, hal. 57. 42
Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Penerapan Problem Solving terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak, Jurnal Seminar Nasional XII
Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005, 2015, hal. 254. 43
Wirdona Yusrita, Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan
Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa, Lampung: FKIP Universitas Lampung, 2015, hal. 1.
30
siswa kelas eksperimen sebesar 0,40 (sedang) sedangkan untuk kelas
kontrol sebesar 0,23 (rendah). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa
penerapan model pembelajaran problem solving dengan mind mapping
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis di SMP Negeri 6
Temanggung.44
C. Kerangka Pikir
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum biologi yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan telah memperoleh pengalaman mengunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah
dengan pemikiran yang lebih mendalam dengan situasi yang menuntut
adanya penyelesaian yang diperoleh tidak hanya dapat dikerjakan dengan hal
yang baru dipelajari, tetapi perlu penalaran yang lebih luas dan rumit untuk
mencari jawabanya.
Peta argumen dalam problem solving dapat meningkatkan kemampuan
siswa mengartikulasikan, memahami, dan mengkomunikasikan penalaran
sehingga dapat memacu keterampilan berpikir kritis siswa siswa. Peta
argumen membuat informasi lebih mudah diproses oleh pikiran dengan
menggunakan sejumlah seumber representasi yang lebih luas (seperti warna,
garis, bentuk dan posisi).
Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan
siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat merea
sendiri. Selain itu, dia berpendapat bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses
terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika
dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.45
Pembelajaran problem solving atau pembelajaran pemecahan masalah
merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa
44
Tia Riastiasari, Bambang Priyono, Sri Sukaesih, Model Pembelajaran Problem Solving
dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Unnes Journal of Biology
Education Vol. 1 No. 3, 2012, hal. 1. 45
Elaine B. Johnson, Op, cit, hal. 185-187.
31
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru. Jika siswa diberikan pembelajaran dengan metode Problem
Solving maka keterampilan berpikir kritis peserta didik akan meningkat. Jadi
diduga terdapat pengaruh positif metode problem solving terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun alur kerangka berpikir dalam
penelitan ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Pendidikan
bagian dari kurikulum biologi yang sangat penting
dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya
Keterampilan Abad 21
soft skills dan hard skills
Problem Solving
bagian dari kurikulum biologi yang sangat penting
dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya
Berpikir Kritis
proses sistematis yang memungkikan siswa untuk
merumusakn dan mengevaluasi keyakinan dan
pendapat merekaa sendiri
Argument Mapping
meningkatkan membantu kemampuan siswa
mengartikulasikan, memahami, dan
mengkomunikasikan penalaran sehingga dapat
memacu keterampilan berpikir kritis siswa
Gambar 2.7 Kerangka berpikir
32
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh problem solving dengan
argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kritis siswa
kelas X MIPA Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong pada konsep protista.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan 3-21 November tahun pelajaran 2017/ 2018.
Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMA Plus PGRI Cibinong, Jl. Golf
Ciriung, Cibinong.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab
akibat, dengan cara mengenakan kelompok eksperimen satu atau lebih
perlakuan kemudian membandingkan dengan kelompok kontrol. Metode
kuasi eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Metode ini terdapat kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel yang akan diuji) yaitu
pembelajaran menggunakan problem solving dengan argument mapping,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran
menggunakan saintifik dengan argument mapping, yang akan dibandingkan
hasilnya dengan perlakuan eksperimen.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
Nonquivalent Control Group Design atau hampir sama dengan desain
Pretest-Posttes Control Group Design. Desain penelitian ini dapat
digambarkan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, hal. 114.
34
Tabel 3.1 Skema Desain Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 = tes awal (pretest) kelas ekperimen dan kontrol
O2 = tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan kontrol
X1 = perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan problem
solving dengan argument mapping
X2 = perlakuan pada kelompok kontrol dengan menggunakan saintifik dengan
argument mapping
Kelompok kontrol maupun eksperimen diberikan O1 dan O2, tetapi hanya
kelompok eksperimen saja yang mendapatkan perlakuan X1. Pengaruh
perlakuan X1 diamati dalam situasi yang lebih terkontrol yaitu dengan
membandingkan selisih (O1 dan O2) pada kelompok eksperimen dengan selisih
O1 - O2 pada kelompok kontrol.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya :
1. Tahap pendahuluan
Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa
identifikasi masalah ke sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun
rencana pembelajaran pada konsep protista (dalam hal ini melakukan
observasi). Setelah itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian
merancang perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah selanjutnya melakukan koordinasi dengan guru biologi terkait dalam
35
hal waktu penelitian dan proses penelitiannya. Hal ini dilakukan bersamaan
dengan menyusun instrumen penelitian berupa tes essay dan lembar
observasi. Setelah koordinasi ke pihak sekolah untuk waktu penelitian dan
teknisnya, dilakukanlah uji coba instrumen. Setelah uji coba instrumen
selesai, selanjutnya mengolah hasil uji coba instrumen yang kemudian akan
digunakan dalam pengambilan data dengan jumlah soal yang valid.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel
yang akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya
diadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan
menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian yang
valid. Khusus untuk kelompok eksperimen, peneliti memberikan sosialisasi
singkat tentang pemetaan argumen (argument mapping) berupa definisi
argument mapping, cara pembuatan, dan contoh bentuk pemetaan argumen
pada konsep protista.
Pertemuan berikutnya melaksanakan proses pembelajaran problem
solving dengan argument mapping pada kelas eksperimen dan pembelajaran
saintifik dengan argument mapping pada kelas kontrol. Kelas eksperimen
menerapkan pembelajaran problem solving dengan argument mapping.
Sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran saintifik dengan
argument mapping. Hal yang berbeda di antara keduanya adalah perlakuan
berupa pengerjaan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dikerjakan oleh siswa.
Pada kelas eksperimen, siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat di LKS dengan tahapan problem solving menggunakan bentuk
pemetaan argumen (argument mapping). Sedangkan pada kelas kontrol, siswa
dapat menjawab pertanyaan di LKS dengan tahapan saintifik dengan
argument mapping.
36
Proses pembelajaran pada kedua kelas disesuaikan dengan rencana
proses pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yaitu sebanyak tiga pertemuan.
Setelah keduanya diberi perlakuan, dilanjutkan tes akhir (posttest) untuk
kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika
dilakukan pada tes awal (pretest). Tes akhir (posttest) merupakan langkah
akhir dalam tahap pelaksanaan.
3. Tahap akhir
Kedua kelompok penelitian telah melaksanakan tes akhir (posttest),
selanjutnya mengoreksi dan mengolah data hasil tes essay dalam bentuk nilai/
angka. Nilai data hasil tes essay pada hasil pretest dan posttest tersebut
kemudian diolah dengan analisis statistik. Hasil analisis statistik yang
didapatkan kemudian dijabarkan dalam pembahasan. Tahap akhir dari
penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.
Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.
37
Studi Pendahuluan
Analisis KI dan KD Biologi sesuai
Kurikulum 2013
Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis
Tahapan model pembelajaran
problem solving
Pembuatan RPP
Pembuatan Instrumen Penelitian
Tes Essay Kemampua Berpikir
KritisValidasi Soal
Revisi
Pretest
Kelas KontrolKelas Eksperimen
Model saintifik dengan argument mapping
Posttest
Analisis Data
Kesimpulan
Tah
ap P
ersi
apan
Tah
ap P
elak
sana
anT
ahap
Pen
yele
saia
n
Model problem solving dengan argument mapping
Gambar 3.2 Alur Penelitian
38
D. Populasi dan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Plus
PGRI Cibinong, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh kelas X
MIPA Unggulan di SMA Plus PGRI Cibinong. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X MIPA Unggulan 2 yang terdiri dari
29 siswa sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan problem solving dengan argument mapping. Kelompok
kontrolnya adalah kelas X MIPA Unggulan 7 yang terdiri dari 30 siswa
mendapatkan pembelajaran menggunakan saintifik dengan argument
mapping.
Teknik pengambilan sampel yang peniliti gunakan ialah teknik
rancangan sampel probabilitas (probability sampling design) yaitu penarikan
sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.2 Adapun teknik yang
digunakan ialah teknik purposive sampling yaitu suatu cara pengambilan
sampel yang mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam
menentukan sampel penelitian.3
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes dan non tes. Tes dalam penelitian ini meliputi
pretest dan posttest. Pretest merupakan tes awal yang diberikan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan
posttest (tes akhir) diberikan untuk mengetahui hasil dari perlakuan yang
telah diberikan. Soal yang digunakan baik pada saat pretest maupun posttest
merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas. Soal
yang diberikan berupa uraian terbuka (bebas) dimana siswa diberikan
2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 106.3 Burhan Bungin, Op, cit, hal. 115.
39
kebebasan untuk menjawab soal dengan cara dan sistematik sendiri yang akan
diberikan untuk pretest dan posttest.4
Penelitian ini juga menggunakan teknik nontes yaitu berupa lembar kerja
siswa (LKS) dan lembar observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai
data pendukung untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa selama
diberi perlakuan, khususnya pada kelompok eksperimen. Sedangkan lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa digunakan untuk menilai aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan ialah instrumen tes dan non tes. Peserta
didik diminta untuk mengisi dan menjawab tes yang diberikan berupa
masalah aktual atau peristiwa nyata. Peserta didik mencari solusi atas
permasalahan yang diberikan dengan mengidentifikasi masalah. Peserta didik
diminta untuk memberikan alasan dengan membuat argument mapping sesuai
pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Adapun konten dari tes yang akan
diberikan disesuaikan dengan kompetensi dan pokok bahasan yang relevan
sesuai dengan kuriulum yang berlaku dan untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan penilaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay.
Data yang diperoleh dari tes essay akan dijadikan sebagai data primer.
a. Tes Essay
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal
essay yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest yang terdiri dari
24 soal. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Tekhnik dan Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 125.
40
berpikir kritis siswa pada konsep protista. Instrumen tes ini diberikan dua
tahap, yaitu tahap awal (pretest) yang digunakan untuk mengukur
kemampuan awal siswa dan tes akhir (posttest) untuk mengukur
kemampuan akhir siswa. Instrumen tes ini diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan protista, dimana tes
yang diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama.
Tabel 3.3 Kisi - Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Yang Diukur Nomor Soal
1 Memfokuskan pertanyaan 1a, 2a*, 3a
2 Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan 1b, 2b*, 3b
3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 4a*, 4b, 4c
4 Menganalisis argumen 5a, 5b*, 5c*5 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 6a*, 6b, 6c*
6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7a*, 7b*, 7c
7 Memutuskan suatu tindakan 8a, 9a*, 10a*8 Mempertimbangkan nilai keputusan 8b, 9b*, 10b*
Keterangan : * Soal yang valid
2. Instrumen Non Tes
Instrumen Non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar kerja siswa (LKS) dan lembar observasi. Data yang diperoleh dari
LKS dan lembar observasi akan dijadikan sebagai data pendukung (data
sekunder) dari data instrumen tes (data primer).
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa pada penelitian ini berupa lembar kerja siswa
berbasis pembelajaran problem solving. Lembar kerja siswa yang
digunakan pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki konten yang
sama dengan membuat argument mapping. Tetapi, siswa kelas
eksperimen dituntut untuk menjawab setiap pertanyaan di LKS dengan
41
tahap problem solving menggunakan peta argumen (argument mapping).
Sedangkan pada kelas kontrol siswa dapat menjawab langsung dengan
menggunakan peta argumen (argument mapping).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk guru dan
siswa. Lembar observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan lembar observasi
siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses
pembelajaran siswa baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen penelitian diuji coba kepada responden sebelum dilakukannya
tes. Hal ini di luar dari sampel yang sudah ditetapkan. Kemudian instrumen
diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda
sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau
tidak.
Penghitungan kalibrasi instrumen dalam penelitian ini menggunakan
program Anates versi 4.04. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
(1) program anates dibuka, (2) klik jalankan anates uraian, (3) klik buat file
baru, (4) kolom jumlah subjek/ siswa dan butir soal diisi, (5) kode subjek/
siswa ditulis pada kolom yang telah disediakan, (6) skor maksimal
dimasukkan dari kunci jawaban yang dimiliki, (7) kembali ke menu utama
dan klik penyekoran, (8) klik olah otomatis dan simpan data yang telah
tertera.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Validitas berkenaan dengan ketetapan alai
42
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Dengan demikian validitas menunjukkan sejauh mana alat
ukur tersebut memenuhi fungsinya.
Kriteria penafsiran indeks korelasi (r) dapat menunjukkan suatu
instrumen tersebut valid atau tidak. Adapun besarnya koefisien validitas dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Besarnya Koefesien Validitas
Koefisien Kriteria Nomor Soal0,81 – 1,0 Sangat Tinggi -0,61 – 0,80 Tinggi 2a, 3a, 3b, 4a, 4c, 5c, 6b, 10a, 10b0,41 – 0,60 Cukup 1b, 2b, 4b, 5a, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b,
9a, 9b0,21 – 0,40 Rendah 1a*, 5b*, 8a*0,00 – 0,20 Sangat rendah -
Keterangan: * Soal tidak valid dan tidak digunakan
Hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan Anates versi 4.04,
diperoleh data bahwa dari 24 soal uraian yang diuji cobakan terdapat 21 soal
yang valid. Besar nilai validitas rata-rata korelasi nilai r sebesar 0,92 yang
termasuk kategori sangat tinggi.
2. Reliabilitas
Sebuah instrumen harus memenuhi syarat validitas, selain itu juga
harus dapat dikatakan reliabel. Reliabilitas adalah suatu ketetapan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap. Hal ini diartikan bahwa suatu tes
memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memilki konsistensi
yang handal walau dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama),
43
dimanapun dan kapanpun. Klasifikasi interpretasi uji reliabilitas pada
Tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas
Koefisien reliabilitas Interpretasi0,81 < r < 1,0 Sangat baik0,61 < r < 0,80 Baik0,41 < r < 0,60 Cukup0,21 < r < 0,40 Rendah0,00 < r < 0,20 Sangat rendah
Hasil perhitungan Anates, diperoleh hasil realibitas tes sebesar 0,96
sehingga dapat disimpulkan instrumen keterampilan berpikir kritis
memiliki reliabel yang tergolong sangat baik/ tinggi.
3. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran yang dilakukan pada setiap
item soal untuk menunjukkan sukar, sedang atau mudahnya suatu soal.
Prhitungan taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program Anates Uraian versi 4.04. Tingkat kesukaran tiap butir soal
berbentuk uraian dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
P = 𝐵𝑁
Keterangan :
P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang digunakan
dijelaskan pada Tabel 3.6 sebagai berikut.
44
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Interpretasi Nomor Soal Soal yang Valid0,00 < IK < 0,25 Sukar - -
0,00 < IK < 0,25 Sedang
*1a, 1b, 2a, 3a, 3b, 4a, 4b, 4c, 5a, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c, *8a, 9b,
10a, 10b
1b, 2a, 3a, 3b, 4a, 4b, 4c, 5a, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c, 9b, 10a,
10b0,00 < IK < 0,25 Mudah 2b, *5b, 8b, 9a 2b, 8b, 9a
Keterangan: * Soal tidak valid
Tabel 3.5 dapat dilihat pada hasil analisis tingkat kesukaran butir
soal diketahui bahwa terdapat 3 soal kategori mudah, 18 soal kategori
sedang, dan 0 soal kategori sukar. Jumlah yang valid untuk semua
kriteria hasil analisis ada 21 soal. Soal valid inilah yang digunakan dalam
pretest dan posttest pada penelitian ini.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk
membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal dapat menggunakan
rumus:
D = 𝐵𝐴𝐽𝐴 ‒ 𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Perhitungan daya beda soal dilakukan dengan menggunakan
program software Anates versi 4.04. Adapun klasifikasi kriteria daya
45
pembeda tiap butir soal yang digunakan terdapat pada Tabel 3.7 sebagai
berikut.
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Kriteria Nomor Soal Soal yang valid
0,00 – 0,20 Kurang baik - -
0,21 – 0,40 Cukup 1a*, 5a, 5b*, 8a* 5a
0,41 – 0,70 Baik
1b, 2a, 2b, 3a, 4a, 4b, 4c, 5c, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b, 9a, 9b,
10a, 10b
1b, 2a, 2b, 3a, 4a, 4b, 4c, 5c, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b, 9a, 9b,
10a, 10b0,70 – 1,00 Baik sekali 3b, 6b 3b, 6b
Negatif Semua tidak baik - -Keterangan: * soal tidak valid dan tidak digunakan
Hasil uji daya beda yang dilakukan, diperoleh hasil dari 24 soal
terdapat 1 soal yang memiliki daya pembeda cukup, 18 soal memiliki
daya pembeda baik, dan 2 soal yang memiliki daya pembeda baik sekali.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji-t
dengan menggunakan software SPSS versi 22 . Jika data yang didapatkan
berdistribusi normal dan homogen maka teknik analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah Uji-t. Untuk menguji hipotesis meggunakan Uji-t
memiliki persyaratan,yaitu data harus berdistribusi normal dan homogen.5
Akan tetapi jika data yang didapatkan tidak berdistribusi normal dan tidak
homogen maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
5 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel dalam Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, hal. 295.
46
Uji Mann Whitney. Peneliti terlebih dahulu melakukan Uji Normalitas dan
Homogenitas sebagai prasyarat dilakukannya analisis data sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal
atau tidak. Hal ini penting dilakukan berkaitan ketepatan pemilihan uji
statistik yang akan digunakan. Karena uji statistik yang peneliti gunakan
ialah Uji statistik parametrik, maka data yang diperoleh harus
berdistribusi normal. Uji Normalitas dilakukan dengan bantuan program
SPSS versi 22. Adapun pengujian normalitas dengan Kolmogorov-
Smirnov dengan SPSS dilakukan langkah-langkah berikut.6
a. Dibuka file “Metakognisi”.
b. Pada menu utama SPSS (Versi 22), dipilih menu Analyze, kemudian
dipilih sub menu Nonparametric Test, dipilih Legacy Dialogs
kemudian dipilih 1 Sampel K-S.
c. Pada Test Variable List, dimasukkan variabel Metakognisi.
d. Pada Test Distribution, diklik Normal, kemudian diklik OK.
e. Output SPSS dan interpretasi.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel berasal dari populasi yang sama atau tidak. Persyaratan
Uji Homogenitas diperlukan untuk melakukan analisis inferensial
parametrik dalam uji komparasi yang peneliti gunakan. Dalam penelitian
ini, pengujian homogenitas menggunakan program SPSS Versi 22.
Berikut disajikan beberapa pengujian homogenitas dengan SPSS:7
6 Kadir, Op, cit, hal. 155-156.7 Ibid., hal. 167.
47
a. Dimasukkan data pada Data View, misalnya kolom 1 memuat data
kelas X MIPA Unggulan 2, yang diberi kode 1, 2, dan 3 dan kolom 2
memuat kelas X MIPA Unggulan 2. Pada Variabel View diberi nama
untuk kode 1, 2, dan 3 dengan diklik Values, lalu dimasukkan angka
1 untuk XU2 (kelas X MIPA Unggulan 2) dan seterusnya, kemudian
OK.
b. Dibuka menu utama Analyze dan diklik Compare Means.
c. Kemudian diklik One-Way ANOVA.
d. Dipindahkan variabel XU2 ke dalam Dependent List dan variabel
kelompok ke Factor kemudian Options.
e. Selanjutya dipilih Homogeneity of varience test kemudian diklik
Continue lalu OK.
f. Output SPSS dan interpretasi.
3. Uji Hipotesis
Data telah diolah dan dilakukan pengujian terhadap Uji Normalitas
dan Homogenitas dari populasi data. Selanjutnya peneliti menganalisis
data tersebut dengan menggunakan tekhnik analisis statistik inferensial
parametrik. Analisis ini dipergunakan oleh peneliti utuk memberikan
interpretasi mengenai data dan menarik kesimpulan dari data yang
dihasilkan. Adapun analisis data yang akan digunakan kesamaan dua
rata-rata dan uji statistik ialah Uji t yang merupakan pengujian hipotesis
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat yaitu memanfaatkan Uji t.
Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS. Adapun langkah-langkah
analisis adalah sebagai berikut:8
8 Ibid., hal. 300.
48
a. Dibuka SPSS dengan double klik ikon SPSS, pada Data View
masukkan data skor dari kelas X MIPA Unggulan 2 dan X MIPA
Unggulan 7, pada kolom pertama dituliskan setiap responden. Pada
kolom kedua dimasukkan asal kelas, misal XU2 (X MIPA Unggulan
2) dan XU7 (X MIPA Unggulan 7) berpasangan dengan masing-
masing skor pada kolom pertama. Pada Variable View bagian
Values dituliskan 1 = Skor dan 2 = Kelas.
b. Diklik Analyze, pilih sub menu Compare Means, kemudian diklik
Independent Sample T test.
c. Didestinasikan variabel “Skor” ke dalam Test Variable (s),
kemudian variabel “Kelas” ke Grouping Variable dan diklik Define
Group.
d. Diisikan angka 2 (XU2) pada Group 1 dan angka 6 (XU7) pada
Group 2, kemudian Continue untuk kembali ke menu sebelumnya,
selanjutnya diklik OK.
e. Output SPSS dan interpretasi.
I. Hipotesis Statistik
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pembelajaran problem solving dengan peta argumen (argument mapping),
maka dapat dirumuskan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
𝐻0 = μ1 = μ2
𝐻1 = μ1 ≠ μ2
Keterangan:
49
μ1 = rata-rata hasil tes kelompok eksperimen menggunakan problem
solving dengan argument mapping.μ2 = rata-rata hasil tes kelompok kontrol menggunakan saintifik dengan
argument mapping.
H0 = tidak terdapat pengaruh problem solving dengan argument
mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep
protista.
H1 = terdapat pengaruh problem solving dengan argument mapping
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian memberikan gambaran umum dari hasil pretest dan posttest
dari kedua kelas. Kelas-kelas yang dijadikan kelas kontrol yaitu kelas X MIPA
Unggulan 7 dan kelas eksperimen yaitu kelas X MIPA Unggulan 2. Gambaran
umum dari data yang diperoleh meliputi nilai rata-rata, median, modus, dan
standard deviasi.
1. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data yang terkumpul dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif berupa data pretest dan posttest berupa skor soal essay
kemampuan berpikir kritis, sedangkan data kualitatif berupa data lembar observasi
pada saat kegiatan berlangsung. Data kuantitatif pretest dan posttest kedua
kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel. 4.1 Statistik Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kontrol EksperimenData Statistik
Pretest Posttest Pretest PosttestNilai Tertinggi 42,00 63,00 71,00 79,00Nilai Terendah 8,00 17,00 0,00 33,00
Rata-Rata 23,00 38,00 28,00 44,00Median 25,00 38,00 29,00 42,00Modus 25,00 33,00 25,00 38,00
Standard Deviasi 10,00 12,00 15,00 11,00
Diketahui pada Tabel 4.1, terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest
kelas kontrol dan eksperimen. Kelas eksperimen, rata-rata pretest sebesar 28 dan
rata-rata posttest sebesar 44. Sedangkan kelas kontrol, rata pretest sebesar 23 dan
rata-rata posttest sebesar 38.
51
2. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
Hasil perhitungan rata-rata dan standard deviasi ketercapaian indikator
kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol meliputi pretest dan posttest, dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest dan
Posttest Kelas Kontrol
KetercapaianPretest PosttestIndikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-rata Standard
deviasi Rata-rata Standard deviasi
Memfokuskan pertanyaan 0,53 0,81 1,73 1,10Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
0,43 0,57 1,27 0,64
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,33 0,48 0,30 0,47
Menganalisis argumen 1,57 1,17 2,00 0,95Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 0,97 1,35 2,60 1,62
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,13 0,43 0,30 0,70
Memutuskan suatu tindakan 0,80 0,76 0,47 0,68Mempertimbangkan nilai keputusan 0,73 0,74 0,43 0,68
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas
kontrol. Ketercapaian rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kritis
menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan berdasarkan hasil posttest
pada kelas kontrol.
52
3. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Ekperimen
Hasil perhitungan rata-rata dan standard deviasi ketercapaian indikator
kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen meliputi pretest dan posttest,
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen
KetercapaianPretest PosttestIndikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-rata Standard
deviasi Rata-rata Standard deviasi
Memfokuskan pertanyaan 1,93 1,01 1,38 1,10Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
1,03 0,68 1,10 0,70
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,17 0,38 0,48 0,78
Menganalisis argumen 1,14 0,88 2,07 0,75Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 0,57 0,95 1,52 1,45
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,28 0,45 0,83 0,85
Memutuskan suatu tindakan 0,72 0,80 1,62 0,68Mempertimbangkan nilai keputusan 0,90 0,90 1,62 0,68
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas
eksperimen. Ketercapaian rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kritis
menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan berdasarkan hasil posttest
pada kelas eskperimen.
Data pada Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukkan perbedaan rata-rata ketercapaian
indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Ketercapaian rata-rata dari setiap indikator kemampuan berpikir
kritis yang telah dipilih menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan
53
berdasarkan hasil posttest baik hasil rata-rata pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen.
4. Pengujian Prasyarat Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data yang sudah diperoleh dalam pengujian prasyarat analisis data akan
menggunakan data pretest dan posttest dari kelas kontrol dan eksperimen. Untuk
melakukan uji prasyarat analisis data maka data harus dihitung dengan Uji
Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari subjek penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang
digunakan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS. Kriteria Uji
Normalitas adalah nilai probabilitas jika (sig) > 0,05 maka data berdistribusi
normal. Jika (sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil Uji
Normalitas subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.5.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelas Sampel Rata-Rata Standard Deviasi (Sig) Kesimpulan
Kontrol 30 22,93 9,584 0,492Data
berdistribusi normal
Eksperimen 29 28,21 14,642 0,708Data
berdistribusi normal
Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 untuk n = 30 pada kelas
kontrol dan n = 29 pada kelas eksperimen, dari Tabel 4.4 di atas dapat
disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas berdistribusi normal, karena (sig) <
0,05.
54
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelas Sampel Rata-Rata Standard Deviasi (Sig) Kesimpulan
Kontrol 30 38,00 12,273 0,738Data
berdistribusi normal
Eksperimen 29 44,28 10,796 0,094Data
berdistribusi normal
Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 untuk n = 30 pada kelas
kontrol dan n = 29 pada kelas eksperimen, dari Tabel 4.5 di atas dapat
disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas berdistribusi normal, karena (sig) <
0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi pada penelitian ini
dilakukan dengan Uji Fisher menggunakan SPSS. Subjek penelitian dinyatakan
homogen jika (sig) > 0,05 dan jika (sig) < 0,05 maka data tidak homogen. Hasil
Uji Homogenitas subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest
Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30
Eksperimen 29 0,133 (sig) 0,133 > 0,05 Data homogen
Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa (sig) > 0,05 yaitu (sig) 0,133 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest
Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30
Eksperimen 29 0,230 (sig) 0,230 > 0,05 Data homogen
55
Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa (sig) > 0,05 yaitu (sig) 0,230 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan pada data pretest dan posttest kedua kelas yang
terbukti berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis pada data pretest
ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut mempunyai nilai
yang sama atau tidak. Sedangkan pengujian hipotesis pada data posttest dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan
pembelajaran problem solving dengan terintegrasi argument mapping terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa.
Uji hipotesis dilakukan dengan Uji t menggunakan SPSS. Dalam uji ini, jika
hasil hitungan Uji t (sig) < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh terhadap
data. Jika hasil hitungan Uji t (sig) > maka H0 diterima atau tidak terdapat
pengaruh terhadap data. Hasil uji t subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8
dan 4.9.
Tabel 4.8 Uji T Hasil Pretest
Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30
Eksperimen 29 0,106 (sig) 0,106 > 0,05 H0 diterima, tidak berbeda
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa (sig) 0,106 > 0,05. Hal ini berarti
bahwa pada taraf signifikansi 0,05 yaitu H0 diterima atau ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol
dan eksperimn terhadap kemampuan berpikir kritis.
Tabel 4.9 Uji T Hasil Posttest
Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30
Eksperimen 29 0,042 (sig) 0,042 < 0,05 H0 ditolak, berbeda
56
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa (sig) 0,042 < 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan
eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis.
5. Pengujian Prasyarat Analisis Data Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Data yang sudah diperoleh dalam pengujian prasyarat analisis data akan
menggunakan data pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis. Untuk melakukan uji
prasyarat analisis data maka data harus dihitung dengan Uji Normalitas,
Homogenitas dan Hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari subjek penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang
digunakan dengan Uji Liliefors menggunakan SPSS. Kriteria Uji Normalitas
adalah nilai probabilitas jika (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika
(sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil Uji Normalitas subjek
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11 merupakan hasil pretest kelas
kontrol dan ekperimen serta Tabel 4.12 dan 4.13 merupakan hasil posttest kelas
kontrol dan eksperimen berikut.
Tabel 4.10 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil
Pretest Kelas Kontrol
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-Rata Standard
Deviasi (Sig) Kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan 0,53 0,81 0,002 Data tidak
berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
0,43 0,57 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,33 0,48 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Menganalisis 1,57 1,17 0,136 Data berdistribusi
57
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-Rata Standard
Deviasi (Sig) Kesimpulan
argumen normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
0,97 1,35 0,001 Data tidak berdistribusi normal
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,13 0,43 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Memutuskan suatu tindakan 0,80 0,76 0,042 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,73 0,74 0,023 Data tidak
berdistribusi normal
Tabel 4.11 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil
Pretest Kelas Eksperimen
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-Rata Standard
Deviasi (Sig) Kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan 1,93 1,01 0,006 Data tidak
berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
1,03 0,68 0,022 Data tidak berdistribusi normal
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,17 0,38 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Menganalisis argumen 1,14 0,88 0,050 Data berdistribusi
normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
0,57 0,95 0,001 Data tidak berdistribusi normal
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,28 0,45 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Memutuskan suatu tindakan 0,72 0,80 0,010 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,90 0,90 0,016 Data tidak
berdistribusi normal
58
Uji Normalitas indikator kemampuan berpikir kritis hasil pretest kelas kontrol
dan eksperimen menunjukkan (sig) > 0,05 (Tabel 4.10 dan 4.11). Disimpulkan
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan sebelum perlakuan
pada indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan indikator kemampuan
berpikir kritis yang lain diperoleh (sig) < 0,05. Disimpulkan tidak terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan sebelum perlakuan pada
kelas kontrol dan eksperimen terhadap indikator kemampuan berpikir kritis siswa.
Tabel 4.12 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil
Posttest Kelas Kontrol
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-Rata Standard
Deviasi (Sig) Kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan 1,73 1,10 0,000 Data tidak
berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
1,27 0,64 0,011 Data tidak berdistribusi normal
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,30 0,47 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Menganalisis argumen 2,00 0,95 0,009 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
2,60 1,62 0,007 Data tidak berdistribusi normal
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,30 0,70 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Memutuskan suatu tindakan 0,47 0,68 0,000 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,43 0,68 0,000 Data tidak
berdistribusi normal
Data pada Tabel 4.12 dan 4.13 menunjukkan bahwa Uji Normalitas indikator
kemampuan berpikir kritis hasil posttest kelas kontrol dan eksperimen adalah (sig)
> 0,05. Sehingga, disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis
59
yang signifikan sebelum perlakuan pada indikator kemampuan berpikir kritis
siswa. Sedangkan indikator kemampuan berpikir kritis yang lain diperoleh (sig) <
0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang
signifikan sebelum perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen terhadap
indikator kemampuan berpikir kritis siswa.
Tabel 4.13 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil
Posttest Kelas Eksperimen
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisRata-Rata Standard
Deviasi (Sig) Kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan 1,38 1,10 0,001 Data tidak
berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
1,10 0,70 0,036 Data tidak berdistribusi normal
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
0,48 0,78 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Menganalisis argumen 2,07 0,75 0,000 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
1,52 1,45 0,091 Data berdistribusi normal
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
0,83 0,85 0,055 Data berdistribusi normal
Memutuskan suatu tindakan 1,62 0,68 0,000 Data tidak
berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 1,62 0,68 0,000 Data tidak
berdistribusi normal
b. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan dengan Uji Non-parametrik karena berdasarkan hasil
Uji Normalitas data tidak berdistribusi normal. Uji Non-parametrik yang
dilakukan adalah Uji Mann Whitney menggunakan SPSS. Dalam uji ini, jika hasil
hitungan Uji Mann Whitney-U (sig) < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat
60
pengaruh terhadap data dan jika hasil hitungan Uji Mann Whitney-U (sig) > maka
H0 diterima atau tidak terdapat pengaruh terhadap data. Hasil Uji Mann Whitney
subjek penelitian berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Pretest
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisKelas X
Rangking (Sig) Kesimpulan
Kontrol 20,23Memfokuskan pertanyaan Eksperimen 40,10 0,000 Terdapat
perbedaan
Kontrol 23,28Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan Eksperimen 36,95
0,001 Terdapat perbedaan
Kontrol 32,33Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Eksperimen 27,59
0,159 Tidak terdapat
perbedaanKontrol 33,15Menganalisis
argumen Eksperimen 26,74 0,135Tidak
terdapat perbedaan
Kontrol 31,53Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Eksperimen 28,41
0,425Tidak
terdapat perbedaan
Kontrol 27,58Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Eksperimen 32,500,104 Tidak
terdapat perbedaan
Kontrol 30,90Memutuskan suatu tindakan Eksperimen 29,07 0,659
Tidak terdapat
perbedaanKontrol 28,72Mempertimbangkan
nilai keputusan Eksperimen 31,330,531 Tidak
terdapat perbedaan
Data pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil Uji Mann Whitney pada
indikator kemampuan berpikir kritis, sebagian besar indikator kemampuan
berpikir kritis memperoleh hasil (sig) > 0,05. Disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada hasil
61
pretest yang mencakup indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas
eksperimen dan kontrol. Terdapat dua indikator kemampuan berpikir kritis yang
memperoleh hasil (sig) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator kemampuan berpikir
kritis kelas kontrol dan eksperimen.
Tabel 4.14 hasil Uji Mann Whitney hasil pretest terdapat dua indikator
kemampuan berpikir kritis yaitu memfokuskan pertanyaan dan bertanya dan
menjawab suatu penjelasan dan tantangan yang memperoleh (sig) < 0,05 yang
berarti terdapat perbedaan pada indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Dua
indikator tersebut akan diolah dengan data Uji Gain. Uji Gain dilakukan untuk
mengukur peningkatan penguasaan siswa sebelum dan setelah pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan pembelajaran problem solving
dengan argumen mapping. Hasil Mann Whitney dari data Gain dapat dilihat pada
Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Uji Mann Whitney Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis
Rata-Rata GainIndikator Kemampuan Berpikir Kritis Eksperimen Kontrol
(Sig) Kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan -0,55 1,2 0,000 Terdapat perbedaan
Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan
0,03 0,83 0,001 Terdapat perbedaan
Data pada Tabel 4.15 hasil Uji Mann Whitney dari data gain pada indikator
kemampuan berpikir kritis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada indikator memfokuskan pertanyaan serta indikator bertanya dan
menjawab suatu penjelasan dan tantangan terdapat perbedaan yang signifikan.
Data pada Tabel 4.16 hasil Uji Mann Whitney pada indikator kemampuan
berpikir kritis, sebagian besar indikator kemampuan berpikir kritis memperoleh
hasil (sig) > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
62
yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada hasil posttest.
Hasil posttest tersebut mencakup indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas
kontrol dan eksperimen. Terdapat tiga indikator kemampuan berpikir kritis yang
memperoleh hasil (sig) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator kemampuan berpikir
kritis kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan
pembelajaran problem solving dengan terintegrasi argumen mapping.
Tabel 4.16 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil Posttest
Indikator Kemampuan
Berpikir KritisKelas X
Rangking (Sig) Kesimpulan
Kontrol 29,10Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Eksperimen 30,93
0,613 Tidak terdapat
perbedaanKontrol 29,75Menganalisis
argumen Eksperimen 30,26 0,894Tidak
terdapat perbedaan
Kontrol 35,37Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Eksperimen 24,45
0,010Tidak
terdapat perbedaan
Kontrol 24,48Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Eksperimen 35,710,004 Terdapat
perbedaan
Kontrol 19,77Memutuskan suatu tindakan Eksperimen 40,59 0,000 Terdapat
perbedaanKontrol 19,63Mempertimbangkan
nilai keputusan Eksperimen 40,720,000 Terdapat
perbedaan
6. Data Hasil Penilaian LKS
Lembar kerja siswa pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki konten yang
hampir sama. Sedikit perbedaannya terdapat pada cara siswa dalam menjawab
pertanyaan yang disediakan di LKS tersebut. Untuk siswa di kelas eksperimen
dituntut untuk menyelesaikan setiap langkah dengan model problem solving di
LKS dengan menggunakan peta argumen, sedangkan pada kelas kontrol siswa
dapat membuat peta argumen dengan model saintifik. Berikut ini disajikan data
63
nilai LKS dari rata-rata tiap kelompok baik di kelas kontrol maupun di kelas
eksperimen dalam Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata LKS Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
KelasPertemuan Kontrol EskperimenI 45,63 74,00II 45,80 73,00III 52,60 78,00
Rata-Rata 48,01 75,00
Data pada Tabel 4.17 menunjukkan data nilai LKS pada kelas kontrol dengan
nilai rata-rata sebesar 48,01, sedangkan data nilai rata-rata LKS yang diperoleh
kelas eksperimen yaitu 75,00. Hasil nilai LKS pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
7. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama
pembelajaran saat penelitian. Lembar observasi kegiatan guru meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Lembar observasi kegiatan guru
dan siswa dengan model pembelajaran problem solving dan model pembelajaran
saintifik dan dapat dilihat pada Tabel 4.18, Tabel 4.19, Tabel 4.20 dan Tabel 4.21.
Tabel 4.18 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Problem Solving
Pertemuan Ke-Tahapan
1 2 3
Memahami Masalah 100% 100% 100%
Membuat rencana permasalahan 100% 100% 100%
Melaksanakan rencana permasalahan 100% 100% 100%
Meninjau kembali 100% 100% 100%
Jumlah persentase (%) 100 100 100
Rata-rata persentase (%) 100
64
Hasil pada Tabel 4.18 hasil lembar observasi kegiatan guru menunjukkan
bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan model problem
solving dengan baik. Guru sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar
100% guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada
pertemuan pertama dan selanjutnya guru dapat mengkondisikan kelas. Sehingga
pembelajaran berjalan lancar dan kondusif.
Tabel 4.19 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Saintifik
Pertemuan Ke-Tahapan
1 2 3
Mengamati 100% 100% 100%
Menanya 100% 100% 100%
Mencoba (Eksperimen) 100% 100% 100%
Mengasosiasi (Menalar) 100% 100% 100%
Mengkomunikasikan 100% 100% 100%
Jumlah persentase (%) 100 100 100
Rata-rata persentase (%) 100
Hasil pada Tabel 4.19 hasil lembar observasi kegiatan guru menunjukkan
bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan model saintifik
dengan baik. Guru sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar 100%
guru melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama
dan selanjutnya guru dapat mengkondisikan kelas. Sehingga pembelajaran
berjalan lancar dan kondusif.
Tabel 4.20 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Problem Solving
Pertemuan Ke-Tahapan
1 2 3
Memahami Masalah 86% 91% 93%
Membuat rencana permasalahan 76% 88% 90%
Melaksanakan rencana permasalahan 83% 93% 90%
Meninjau kembali 83% 88% 93%
65
TahapanPertemuan Ke-
1 2 3
Jumlah persentase (%) 82 90 92
Rata-rata persentase (%) 88
Hasil pada Tabel 4.20 hasil lembar observasi kegiatan siswa menunjukkan
bahwa siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model problem
solving dengan baik. Siswa sudah melakukan semua tahapan pembelajaran,
sebesar 88% siswa melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada
pertemuan pertama siswa belum aktif dalam pembelajaran. Siswa belum terbiasa
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dan
membuat peta argumen. Sehingga siswa masih banyak yang tidak tahu dengan
cara pembuatan peta argumen. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai
lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa juga sudah terbiasa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dengan membuat peta
argumen. Siswa sudah mengetahui dan paham dengan peta argumen. Sehingga
pembelajaran berjalan lancar dan kondisi kelas mulai kondusif.
Hasil Tabel 4.21 hasil lembar observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa
siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model saintifik dengan
baik. Siswa sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar 79% siswa
melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama siswa
belum aktif dalam pembelajaran. Siswa belum terbiasa dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model saintifik dan membuat peta argumen.
Sehingga siswa masih banyak yang tidak tahu dengan cara pembuatan peta
argumen. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai lebih aktif dalam
pembelajaran. Siswa juga sudah terbiasa dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model saintifik dengan membuat peta argumen. Siswa sudah
mengetahui dan paham dengan peta argumen.
66
Tabel 4.21 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Saintifik
Pertemuan Ke-Tahapan
1 2 3
Mengamati 72% 73% 73%
Menanya 73% 73% 80%
Mencoba (Eksperimen) 80% 79% 83%
Mengasosiasi (Menalar) 87% 89% 93%
Mengkomunikasikan 73% 77% 75%
Jumlah persentase (%) 77 78 81
Rata-rata persentase (%) 79
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan pembelajaran problem solving dengan peta argumen
(argument mapping) pada konsep protista. Pembelajaran ini diterapkan pada
kedua kelompok, yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran dengan model problem solving dengan argument
mapping. Sedangkan, pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran saintifik
dengan argument mapping. Berdasarkan hasil pretest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen tidak
berbeda dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, rata-rata pretest
sebesar 28 dan rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 23. Berdasarkan hasil pretest
tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan awal dari dua kelompok tersebut
sama-sama rendah. Hal ini diperkuat dengan adanya perhitungan uji-t pada pretest
siswa yang terdapat pada Tabel 4.8, bahwa siswa pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan pada kemampuan berpikir kritis.
Perolehan hasil nilai pretest dari kedua kelompok tergolong sama-sama
rendah. Rendahnya hasil nilai pretest dikarenakan siswa belum mendapatkan
informasi atau materi mengenai protista. Selain itu, siswa kedua kelompok belum
terbiasa dalam mengerjakan tipe soal yang melatih kemampuan berpikir kritis
siswa. Sehingga perolehan hasil nilai pretest yang didapatkan kurang baik. Siswa
67
cenderung lebih sering mengerjakan tipe soal dalam bentuk pilihan ganda ataupun
essay yang hanya menuntut siswa menjawab berdasarkan ingatan siswa.
Kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pada konsep protista dengan
model pembelajaran yang berbeda dengan argument mapping dan pemberian
posttest pada kedua kelompok. Hasil posttest kedua kelompok mengalami
peningkatan pada kemampuan berpikir kritisnya terutama pada kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil posttest yang diperoleh dari kedua kelompok, bahwa rata-rata
kelas eksperimen sebesar 44,00. Sedangkan, rata-rata posttest kelas kontrol
sebesar 38,00. Selain itu, hasil ketercapaian pada tiap indikator kemampuan
berpikir kritis pada posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 memperlihatkan
bahwa hasil kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Peningkatan hasil posttest ini sejalan dengan hasil Uji Mann Whitney pada Tabel
4.16 yang menunjukkan terdapat perbedaan pada beberapa indikator kemampuan
berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran model problem solving dengan peta argumen
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini terdapat delapan indikator kemampuan berpikir kritis yang
diteliti yaitu memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab suatu penjelasan
dan tantangan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, serta mempertimbangkan nilai
keputusan. Hasil ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis kedua
kelompok dijabarkan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang pertama yaitu memfokuskan
pertanyaan. Tujuan dari indikator memfokuskan pertanyaan ialah fokus terhadap
masalah dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan. Dilihat dari data kedua
kelompok terdapat peningkatan terhadap indikator tersebut dari sebelum
perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Ketercapaian indikator
memfokuskan pertanyaan menunjukkan rata-rata ketercapaian kemampuan
berpikir kritis posttest pada kelompok kontrol sebesar 43,33 dan hasil 34,48 untuk
kelompok eksperimen.
68
Hasil posttest menunjukkan bahwa pada indikator memfokuskan pertanyaan,
kelas eksperimen belum mampu memfokuskan pikiran pada suatu masalah dalam
bentuk pertanyaan dengan benar. Sehingga kelas kontrol memiliki pencapaian
nilai rata-rata ketercapaian indikator yang tinggi dibandingkan kelas eksperimen.
Indikator memfokuskan pertanyaan ini mengarahkan kepada siswa untuk
mengidentifikasi dan menemukan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada
wacana yang diberikan.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang kedua yaitu bertanya dan
menjawab suatu penjelasan dan tantangan. Tujuan yang diharapkan pada indikator
ini ialah dapat menuangkan penjelasan yang sederhana. Setelah diberi perlakuan
(posttest) diperoleh ketercapaian hasil posttest pada indikator bertanya dan
menjawab suatu penjelasan dan tantangan pada kelas eksperimen diperoleh hasil
53,44, sedangkan kelas kontrol diperoleh hasil 63,33. Hasil posttest tersebut
menunjukkan bahwa pada indikator bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan
tantangan, kelas kontrol memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen siswa masih
menyesuaikan dalam pembelajaran dengan model problem solving.
Indikator yang ketiga yaitu mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi, ketercapaian hasil posttest pada indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi pada kelas eksperimen diperoleh hasil 24,13.
Sedangkan kelas kontrol diperoleh hasil 15,00 dengan selisih sebesar 9,13. Pada
indikator ini, jawaban siswa kelas eksperimen lebih mampu memberikan
penjelasan mengenai masalah yang disajikan. Sedangkan pada kelas kontrol masih
ada siswa yang menjawab pertanyaan tanpa memberikan penjelasan terhadap
jawaban yang dibuat. Hal tersebut disebabkan karena pada model pembelajaran
problem solving siswa dilatih dalam mengamati dan mengobservasi suatu
masalah. Sehingga siswa yang diterapkan model tersebut lebih terlatih dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang keempat yaitu menganalisis
argumen. Tujuan dari indikator ini adalah menganalisis suatu argumen dengan
cara mengidentifikasi suatu alasan (sebab) yang dinyatakan. Menganalisis suatu
69
argumen harus mengidentifikasi kesimpulan dalam kasus tersebut. Berdasarkan
hasil penelitian nilai posttest siswa, indikator menganalisis argumen pada kelas
eksperimen diperoleh hasil 51,72, sedangakan kelas kontrol diperoleh hasil 50,00.
Pada indikator ini siswa diberikan soal dengan menyajikan sebuah pernyataan
mengenai protista. Soal tersebut diharapkan siswa mampu memberikan penjelasan
yang tepat terkait pernyataan. Hasil posttest pada indikator ini diperoleh hasil
kelas eksperimen memiliki hasil ketercapaian indikator yang lebih besar
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan karena adanya tahap
pada model pembelajaran problem solving yang mendukung terlaksananya
indikator menganalisis argumen. Kelas eksperimen menunjukkan hasil yang baik
dengan hasil uji signifikan kurang dari nilai α (0,05). Hasil yang lebih tinggi
didapatkan pada kelas eksperimen dikarenakan penyajian materi secara
argumentatif siswa akan dapat memahami alasan-alasan dan bukti-bukti yang
mendukung suatu klaim dan kronologis suatu peristiwa.1 Kemampuan
berargumentasi siswa juga terlatih dengan kebiasaan siswa merumuskan solusi
atas permasalahan. Dalam merumuskan solusi, siswa dapat berargumentasi dan
memberikan alasan-alasan.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang kelima yaitu mempertimbangkan
kredibilitas suatu sumber. Tujuan dari indikator ini adalah mempertimbangkan
kesesuaian suatu sumber dan mempertimbangkan penggunaan prosedur yang
tepat. Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen
diperoleh hasil 37,93 dan kelas kontrol 65,00. Pada indikator mempertimbangkan
kreabilitas suatu sumber siswa diberikan suatu data berupa penyataan beserta
sumber. Berdasarkan data dan sumber tersebut, siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol mampu menentukan data dari sumber yang terpercaya dengan tepat.
Tetapi kelas kontrol lebih mampu menentukan sumber tersebut dibandingkan
kelas eksperimen. Dalam hal ini, siswa akan berlatih menerapkan kemampuan
menyeleksi informasi dan menentukan sumber yang relevan dan tidak relevan.
1 I Wayan Redhana, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010, hal. 146.
70
Kemampuan ini sangat penting agar siswa tidak keliru dengan informasi ataupun
sumber yang tidak berguna yang dapat mengganggu.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang keenam yaitu membuat deduksi
dan mempertimbangkan hasil deduksi yang bertujuan menafsirkan suatu data.
Pada indikator ini siswa diberikan sebuah data dan siswa menganalisis atau
menginterpretasikan data tersebut. Pada indikator ini siswa diharapkan mampu
untuk menyatakan tafsiran dengan diberikan soal pada konsep protista.
Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen diperoleh
hasil 20,69 dan kelas kontrol 7,50. Pada indikator membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mampu
menafsirkan data yang disajikan dengan baik dan tepat. Hal tersebut disebabkan
karena adanya tahapan pada model pembelajaran problem solving yang
mendukung terlaksananya indikator membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi. Kelebihan problem solving adalah dapat memecahkan masalah
yang diahadapkan secara realistis, dapat menafsirkan dan mengevaluasi hasil
pengamatan, dan dapat merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.2
Indikator kemampuan berpikir kritis yang ketujuh yaitu memutuskan suatu
tindakan. Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen
diperoleh hasil 81,03 dan kelas kontrol diperoleh hasil 23,33. Menyeleksi kriteria
untuk membuat solusi yang mungkin merupakan tujuan dari indikator
memutuskan suatu tindakan. Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan bahwa pada indikator memutuskan suatu tindakan siswa
mampu menyelesaikan permasalahan dari sebuah pernyataan. Tetapi pada kelas
kontrol siswa rata-rata tidak tepat dalam memberikan penjelasan dalam
penyelesaian permasalahan tersebut. Sehingga kelas eksperimen memiliki hasil
yang lebih tinggi karena kelas eksperimen memberikan penjelasan yang tepat.
2 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Penerapan Problem Solving terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak, Jurnal Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005, 2015, hal. 258.
71
Hal tersebut disebabkan karena adanya tahap pada model pembelajaran
problem solving yang mendukung terlaksananya indikator memutuskan suatu
tindakan dengan baik. Indikator ini muncul ketika siswa secara aktif menemukan
dan memilih solusi yang tepat terhadap permasalahan yang telah diberikan.
Dengan adanya siswa yang aktif selama proses pembelajaran secara tidak
langsung mengembangkan kemampuan berpikirnya.3
Indikator yang terakhir yaitu mempertimbangkan nilai keputusan.
Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen diperoleh
hasil 81,03 dan kelas kontrol 21,66. Pada indikator ini siswa diminta memberikan
alasan untuk mendukung penyelesaian permalasahan di soal sebelumnya. Hasil
posttest pada kelas ekperimen menunjukkan bahwa siswa mampu membuat dan
mempertimbangkan hasil pertimbangan berdasarkan permasalahan yang ada pada
LKS. Siswa dapat mampu memberikan alasan yang logis dan sesuai fakta
terhadap penyelesaian permalasahan yang telah dibuat. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa LKS sangat berperan
penting untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Karena keberadaan
LKS yang sesuai dengan langkah-langkah problem solving yang dilengkapi
dengan wacana-wacana berisikan masalah yang mudah ditemukan siswa untuk
menemukan masalah, mencari solusi dari permasalahan, dan memecahkan
masalah tersebut.4
Penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan terdapat peningkatan hasil
dari sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest) baik pada kelas
kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil tes keterampilan berpikir kritis pada
kelas kontrol dan eksperimen diperoleh nilai dengan rata-rata 38,00 dan 44,00.
Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa ini, dikarenakan oleh tahapan-tahapan pada
model pembelajaran problem solving melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
3 Widya Astutis, Budi Handoyo, Mustofa, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI-IS MA Muhammadiyah 2 Paciran, 2011, hal. 7.
4 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Op, cit, hal. 258.
72
Sehingga setelah diterapkan model pembelajaran problem solving pada kelas
eksperimen, siswa akan terlatih untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritisnya. Selain itu, model pembelajaran problem solving memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mengkonstruk pengetahuannya
sendiri, sehingga dihasilkan pembelajaran yang bermakna. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian sebelumnya bahwa pembelajaran problem solving berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.5
Penelitian yang telah dilakukan dilapangan, siswa mulai memahami
penggunan argument mapping dalam pembelajaran. Hasil nilai LKS pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Data pada Tabel 4.17
menunjukkan data nilai rata-rata LKS pada kelas kontrol mendapatkan nilai rata-
rata sebesar 48,01. Sedangkan data nilai rata-rata LKS yang diperoleh kelas
eksperimen sebesar 75,00. Beberapa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
aktif menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Tercapainya kemampuan
berpikir kritis berkesinambungan dengan penggunaan argument mapping secara
baik dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa
peta argumen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena
memudahkan peserta didik untuk mengaitkan pendapat dengan fakta yang
mendukung pendapat tersebut.6
Siswa kelompok eksperimen dan kelas kontrol dilatih menggunakan peta
argumen dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) pada saat pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil nilai LKS pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang tertera pada Tabel 4.17. Siswa dilatih untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis melalui proses menganalisis hubungan antara premis
atau alasan bukti-bukti yang mendukung klaim. Hal ini didukung dengan adanya
LKS yang dirancang dengan tahapan problem solving dengan peta argumen.
Umumnya didalam peta argumen yang dibuat oleh siswa terdapat klaim, data, dan
penjamin. Sedangkan komponen pendukung berupa pengecualian dan keyakinan
5 Widya Astuti, Budi Handoyo, Mustofa, Op, cit, hal. 8.6 Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Penerapan Metode Peta Argumen terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 1. 2018, hal. 64.
73
yang merupakan kriteria penyusunan sebuah argumen secara lengkap.7 Hal
tersebut dilakukan oleh siswa pada LKS pada konsep protista.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu
pengetahuan. Melalui argumentasi seseorang dapat menunjukkan pernyataan-
pernyataan atau teori yang dikemukakan benar atau tidak mengacu pada fakta atau
bukti-bukti yang ditunjukkan. Argumentasi mengharuskan seseorang untuk
mampu mempertanggungjawabkan apa yang dinyatakan/ dikatakan. Dasar sebuah
tulisan yang bersifat argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Tanpa
kemampuan tersebut tulisan yang dihasilkan siswa hanya memuat bentangan
kalimat-kalimat atau paragraf yang tidak ada gunanya.8 Argumentasi harus selalu
berorientasi pada data, fakta atau bukti-bukti yang objektif sehingga dapat
diterima kebenarannya. Oleh karena itu, untuk berargumentasi seseorang akan
melakukan kegiatan analisis dan berpikir kritis.
Kelompok eksperimen mendapatkan informasi yang selanjutnya akan diolah
untuk menjawab dan menjabarkan pertanyaan dengan pembuatan argument
mapping. Selain informasi berupa data percobaan atau pengamatan yang telah
dilakukan, siswa juga memperoleh informasi data pendukung dari berbagai
sumber seperti buku pelajaran sekolah, sumber pustaka dan internet yang
terpercaya dan relevan dengan materi yang dibahas. Pada saat penelitian terlihat
hampir semua siswa aktif pada saat diskusi kelompok. Hal ini diperlihatkan dari
hasil observasi aktivitas siswa yang menunjukkan 88 % siswa melakukan tahapan
pembelajaran problem solving dengan argument mapping dengan optimal.
Model pembelajaran berbasis peta argumen efektif meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.9 Jika dilihat dari peningkatan indikator yang
digunakan pada penelitian ini, terdapat tiga indikator yaitu indikator menganalisis
argumen, indikator memutuskan suatu tindakan dan indikator mempertimbangkan
nilai keputusan yang menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan hasil positif
7 Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Op, cit, hal. 58. 8 Ahmad Syaifudin, Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif Sebagai
Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA, Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 6/1, 2011, hal. 66.
9 I Wayan Redahana, Op, cit, hal. 148.
74
dari pengaruh penerapan argument mapping dalam pembelajaran terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa peta argumen
dijadikan sebagai model pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini, peta
argumen dijadikan sebagai alat bantu stimulus dalam LKS yang dimaksudkan
dapat merangsang dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun,
keterampilan berpikir kritis siswa belum dapat diukur secara sempurna karena
pengerjaan LKS yang dilakukan secara masih berkelompok bukan secara
individu. Sehingga penilaian keterampilan berpikir kritis siswa masih bersifat
objektif.
Hasil penelitian ini lainnya halnya mengenai pengaruh pembelajaran problem
solving terhadap keterampilan berpikir kritis siswa yang menunjukkan hasil yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa selama menggunakan problem solving tergolong baik.10
Begitu pula dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran problem solving dengan
siswa yang proses pembelajarannya secara klasikal. Sehingga menunjukkan
bahwa model pembelajaran problem solving berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.11
10 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Op, cit, hal. 258.11 Widya Astuti, Budi Handoyo, Mustofa, Op, cit, hal. 8.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh
model pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan pada lima indikator kemampuan berpikir kritis
yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis antara kelas kontrol
dengan eksperimen yang menggunakan pembelajaran problem solving dengan
argument mapping.
Hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis diperoleh data
(sig) 0,042 < 0,05 pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima, artinya
adalah adanya pengaruh model pembelajaran problem solving dengan
argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep
protista.
B. Saran
Saran-saran untuk perbaikan di masa mendatang sebagai tindak lanjut
dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk guru sebaiknya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model
problem solving dengan argument mapping membutuhkan waktu yang
cukup banyak. Oleh karena itu, sebaiknya menerapkan model
pembelajaran ini dapat mengatur waktu dengan baik agar tahapan model
problem solving terlaksana dengan optimal. Pada model pembelajaran ini
guru disarankan untuk mencari lebih banyak wacana-wacana yang dapat
dijadikan sumber masalah dalam pembelajarannya.
2. Untuk siswa sebaiknya berperan secara aktif dalam pengerjaan peta
argumen yang dilakukan oleh individu agar kemampuan berpikir kritis
siswa lebih berkembang dan terukur secara optimal.
76
3. Untuk peneliti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran problem
solving dengan argument mapping pada materi biologi lainnya maupun
ditempat yang berbeda.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, prinsip tekhnik dan prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2010.
Astuti, Widya. Handoyo, Budi. Mustofa. Skripsi: Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI-IS MA
Muhammadiyah 2 Paciran. 2011.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2010.
Campbell. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2008.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
2011.
Davies, Martin. Concept Mapping, Mind Mapping And Argument Mapping: What
Are The Differences And Do They Matter?. 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. 2008.
Dwirahayu, Gelar. Pendekatan Baru Dalam Proses Pembelajaran Matematika
Dan Sains Dasar: Sebuah Analogi. Jakarta: PIC UIN Jakarta. 2007.
Fatmawati, Harlinda. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematika berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol. 2 No. 9. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2014.
Fristadi, Restu. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Problem
Based Learning. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
UNY. ISBN. 978-602-73403-0-5. Yogyakarta. 2015.
Izzatil Afifah, Nur. P. Putra, Aminuddin. Penerapan Problem Solving terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak. Jurnal
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005. 2015.
Johnson, B Elaine. CTL, Contextual Teaaching And Learning, Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: KAIFA.
2012.
78
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/ Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. 2015.
Khoiru Ahmadi, Iif. Amri, Sofan. Elisah, Tatik. Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya. 2011.
Mulya A, Siti. Rusdi. Herlanti, Yanti. Penerapan Metode Peta Argumen terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya Vol. 13 No. 1. 2018.
Normaya, Karim. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Matematika denan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1. FKIP Universitas
Lambung Mangkurat. 2015.
Ostwald. Argument Mapping. Teaching Excellence. 2007.
Permendiknas No. 22 BSNP. Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar dan
Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. 2016.
Redhana, I Wayan. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010.
Riastiasari, Tia. Priyono, Bambang. Sukaesih, Sri. Model Pembelajaran Problem
Solving dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Unnes Journal of Biology Education Vol. 1 No. 3. 2012.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop. 2006.
Shidarta B, Arif. Pengantar Logika: Sebuah Langkah Pertama Media Telaah.
Bandung: Refika Aditama. 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.
Suteng, Bambang. Problem Solving: Signifikansi, Pengertian dan Ragamnya.
Jurnal Penelitian Pengembangan Kependidikan Vol. 28 No. 2. Salatiga: FKIP
Universitas Kristen Satyawacana. 2012.
79
Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2008
Syaifudin, Ahmad. Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif
Sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA. Lingua Jurnal
Bahasa dan Sastra Vol. 6/1. 2011.
Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. 2011.
Van Gelder, Tim. What is Argument Mapping?. Encyclopedia of the Mind.
Thousand Oaks, CA: Sage. Volume expected to appear in. 2011.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2009.
Yusrita, Wirdona. Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap
Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa. Lampung: FKIP
Universitas Lampung. 2015.
Yusuf, Yustini. Natalina, Mariani. Suryawati, Evi. Wulandari, Sri. Asiah, Nur.
Sari, Kamilia. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui
Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2004/2005. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2). 2006.
Zulfiani. Feronika, Tonih. Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
Zurinal. Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan.
Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
81
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
82
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan
keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam
kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista bagi
kehidupan dalam bentuk peta argumen.
C. Indikator
3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.
3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar
dan video.
3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.
3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum
protista.
3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista
mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara
perkembangbiakan protista.
3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan
organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-
cara perkembangbiakan protista.
83
3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan.
3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan
protista.
4.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan karakteristik
berbagai golongan protista.
4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.
4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista
dalam kehidupan.
4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.
4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan
merugikan protista dalam kehidupan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui
pengamatan.
2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri
umum protista melalui pengamatan.
3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
84
4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme
protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.
5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi
kehidupan melalui studi literatur.
E. Materi Pembelajaran
F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab
Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping
Pendekatan : Saintifik
85
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 1
2. Alat dan Bahan :
Alat : Spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Memberi salam,
mempersilahkan berdo’a,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan siswa
dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdo’a,
mengeluarkan buku
pelajaran biologi, dan siap
untuk memulai
pembelajaran.
2 menit
Apersepsi
Meminta kepada siswa
untuk mengemukakan
materi apa yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya mengenai
monera dan dikaitkan
dengan materi yang akan
dibahas pada pertemuan kali
ini.
“Pertemuan sebelumnya
kalian sudah mempelajari
mengenai monera (bakteri).
Bagaimana struktur tubuh
monera?”
“Pertemuan kali ini kalian
akan mempelajari mengenai
protista yang struktur
tubuhnya sudah lebih
kompleks dibandingkan
Siswa menjelaskan sedikit
mengenai materi
sebelumnya mengenai
monera dan mengaitkannya
dengan materi yang akan
dipelajari.
3 menit
86
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
dengan monera.”
Motivasi
Guru memberikan motivasi
belajar tentang pentingnya
mempelajari protista.
“Selain mengetahui struktur
tubuhnya, kalian dapat
mengetahui klasifikasi
protista hingga peranan
protista bagi kehidupan.”
Siswa mendengarkan
motivasi terkait materi yang
akan disampaikan.
2 menit
Tujuan Pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengar tujuan
pembelajaran yang
disampaikan.
1 menit
Guru membagi siswa dalam
kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Siswa menempatkan diri
sesuai dengan kelompoknya
masing-masing. 2 menit
Kegiatan Inti
Memahami masalah
Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa terkait dengan
protista mirip hewan.
Siswa menerima Lembar
Kerja Siswa.
10 menit
Guru meminta siswa untuk
mengamati artikel mengenai
protista mirip hewan.
Mengamati
Siswa mulai mengamati
artikel mengenai protista
mirip hewan.
Guru meminta siswa untuk
menelaah rumusan masalah
berdasarkan artikel.
Siswa menelaah rumusan
masalah.
Membuat rencana
permasalahan
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah yang telah ada
berdasarkan artikel.
Siswa membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah.
10 menit Guru membimbing siswa
untuk menentukan hipotesis
yang tepat berdasarkan
rumusan masalah.
Menanya
Siswa menanya dan
menentukan hipotesis yang
sesuai dengan rumusan
masalah kepada guru.
Melaksanakan
rencana permasalahan
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan data dengan
membaca sumber-sumber
relevan mengenai protista
mirip hewan maupun
melalui pengamatan
langsung.
Mencoba
Siswa mengumpulkan
data dengan membaca dari
sumber-sumber yang
relevan maupun
pengamatan langsung.
20 menit
Guru meminta siswa
menuliskan hasil data yang
Siswa menuliskan dan
menggambarkan hasil yang
87
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
diperoleh. diperoleh.
Guru meminta siswa untuk
berdiskusi dan mengelola
data yang diperoleh.
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan
mengelola data yang
diperoleh.
Guru meminta siswa
membuktikan hasil data
yang diperoleh terhadap
hipotesis yang telah dibuat.
Siswa membuktikan hasil
data terhadap hipotesis yang
telah dibuat.
Meninjau kembali
Guru meminta siswa untuk
memeriksa kembali hasil
data yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
Mengkomunikasikan
Siswa memeriksa hasil data
yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
30 menit
Kegiatan Penutup
Evaluasi
Guru me-review ulang/
memberikan penjelasan
penguatan agar siswa lebih
memahami materi pelajaran.
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru 4 menit
Ketercapaian indikator
pembelajaran
Guru meminta beberapa
siswa untuk menarik
kesimpulan dari
pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
ini sekaligus mengevaluasi
ketercapaian indikator
pembelajaran yang ingin
dicapai.
Siswa menarik kesimpulan
dari pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
kali ini.
4 menit
Guru meminta siswa untuk
membaca dirumah materi
selanjutnya protista mirip
tumbuhan yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru.
2 menit
Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam.
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)
88
Kompetensi Teknik Instrumen
Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Wirya Aini, S. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Pertemuan Ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
90
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan
keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam
kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista bagi
kehidupan dalam bentuk peta argumen.
C. Indikator
3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.
3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar
dan video.
3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.
3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum
protista.
3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista
mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara
perkembangbiakan protista.
3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan
organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-
cara perkembangbiakan protista.
91
3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan.
3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan
protista.
4.6.2. Bertanya dan menjaab pertanyaan menantang berdasarkan karakteritik
berbagai golongan protista.
4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.
4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista
dalam kehidupan.
4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.
4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan
merugikan protista dalam kehidupan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui
pengamatan.
2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri
umum protista melalui pengamatan.
3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
92
4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme
protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.
5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi
kehidupan melalui studi literatur.
E. Materi Pembelajaran
F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab
93
Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping
Pendekatan : Saintifik
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 2
2. Alat dan Bahan :
Alat : Spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Memberi salam,
mempersilahkan berdo’a,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan siswa
dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdo’a,
mengeluarkan buku
pelajaran biologi, dan siap
untuk memulai
pembelajaran.
2 menit
Apersepsi
Meminta kepada siswa
untuk mengemukakan
materi apa yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya mengenai
protista mirip hewan dan
dikaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan kali ini.
“Pertemuan sebelumnya
kalian sudah mempelajari
mengenai protista mirip
hewan (protozoa). Apa yang
Siswa menjelaskan
mengenai materi
sebelumnya mengenai
protista mirip hewan dan
mengaitkannya dengan
materi yang akan dipelajari.
3 menit
94
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
menjadi ciri khas pada
protozoa? dan sering
ditemukan dimana?”
“Pertemuan kali ini kalian
akan mempelajari mengenai
protista mirip tumbuhan
(alga).”
Motivasi
Guru memberikan motivasi
belajar tentang pentingnya
mempelajari protista.
“Protista mirip tumbuhan
ternyata sering kita temukan
di laut maupun di makanan.
Kita akan mencari tahu alga
tersebut.”
Siswa mendengarkan
motivasi terkait materi yang
akan disampaikan.
2 menit
Tujuan Pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengar tujuan
pembelajaran yang
disampaikan.
1 menit
Guru membagi siswa dalam
kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Siswa menempatkan diri
sesuai dengan kelompoknya
masing-masing. 2 menit
Kegiatan Inti
Memahami masalah
Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa terkait dengan
protista mirip tumbuhan.
Siswa menerima Lembar
Kerja Siswa.
10 menit
Guru meminta siswa untuk
mengamati artikel mengenai
protista mirip tumbuhan.
Mengamati
Siswa mulai mengamati
artikel mengenai protista
mirip tumbuhan.
Guru meminta siswa untuk
menelaah rumusan masalah
berdasarkan artikel.
Siswa menelaah rumusan
masalah.
Membuat rencana
permasalahan
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah yang telah ada
berdasarkan artikel.
Siswa membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah.
10 menit Guru membimbing siswa
untuk menentukan hipotesis
yang tepat berdasarkan
rumusan masalah.
Menanya
Siswa menanya dan
menentukan hipotesis yang
sesuai dengan rumusan
masalah kepada guru.
Melaksanakan Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan data dengan
membaca sumber-sumber
Mencoba
Siswa mengumpulkan
data dengan membaca dari
20 menit
95
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
rencana permasalahan relevan mengenai protista
mirip tumbuhan maupun
melalui pengamatan
langsung.
sumber-sumber yang
relevan maupun
pengamatan langsung.
Guru meminta siswa
menuliskan hasil data yang
diperoleh.
Siswa menuliskan dan
menggambarkan hasil yang
diperoleh.
Guru meminta siswa untuk
berdiskusi dan mengelola
data yang diperoleh.
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan
mengelola data yang
diperoleh.
Guru meminta siswa
membuktikan hasil data
yang diperoleh terhadap
hipotesis yang telah dibuat.
Siswa membuktikan hasil
data terhadap hipotesis yang
telah dibuat.
Meninjau kembali
Guru meminta siswa untuk
memeriksa kembali hasil
data yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
Mengkomunikasikan
Siswa memeriksa hasil data
yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
30 menit
Kegiatan Penutup
Evaluasi
Guru me-review ulang/
memberikan penjelasan
penguatan agar siswa lebih
memahami materi pelajaran.
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru 4 menit
Ketercapaian indikator
pembelajaran
Guru meminta beberapa
siswa untuk menarik
kesimpulan dari
pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
ini sekaligus mengevaluasi
ketercapaian indikator
pembelajaran yang ingin
dicapai.
Siswa menarik kesimpulan
dari pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
kali ini.
4 menit
Guru meminta siswa untuk
membaca dirumah materi
selanjutnya protista mirip
jamur yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya.
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru.
2 menit
Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam.
96
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Kognitif Tes Tulis Pretest dan posttest
Psikomotorik Portofolio Peta argumen
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Wirya Aini, S. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Jamur
Pertemuan Ke- : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
98
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan
keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam
kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan dalam bentuk peta argumen.
C. Indikator
3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.
3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar
dan video.
3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.
3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum
protista.
3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista
mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara
perkembangbiakan protista.
3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan
organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-
cara perkembangbiakan protista.
99
3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.
3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan.
3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan
protista.
4.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan karakteritik
berbagai golongan protista.
4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.
4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista
dalam kehidupan.
4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan
protista dalam kehidupan.
4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.
4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan
merugikan protista dalam kehidupan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui
pengamatan.
2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri
umum protista melalui pengamatan.
3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
100
4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme
protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur
serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.
5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan
mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui
pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan
protista melalui gambar dan video.
7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan
protista bagi kehidupan melalui studi literatur.
8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi
kehidupan melalui studi literatur.
E. Materi Pembelajaran
F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab
Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping
Pendekatan : Saintifik
101
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 3
2. Alat dan Bahan :
Alat : Spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Memberi salam,
mempersilahkan berdo’a,
mengecek absensi,
mengecek kesiapan siswa
dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdo’a,
mengeluarkan buku
pelajaran biologi, dan siap
untuk memulai
pembelajaran.
2 menit
Apersepsi
Meminta kepada siswa
untuk mengemukakan
materi apa yang telah
dibahas pada pertemuan
sebelumnya mengenai
protista mirip tumbuhan dan
dikaitkan dengan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan kali ini.
“Pertemuan sebelumnya
kalian sudah mempelajari
mengenai protista mirip
Siswa menjelaskan
mengenai materi
sebelumnya mengenai
protista mirip tumbuhan dan
mengaitkannya dengan
materi yang akan dipelajari.
3 menit
102
tumbuhan (alga). Apa yang
menjadi ciri khas pada
alga?”
“Pertemuan kali ini kalian
akan mempelajari mengenai
protista mirip jamur.”
Motivasi
Guru memberikan motivasi
belajar tentang pentingnya
mempelajari protista.
“Protista mirip jamur tidak
sama dengan jamur karena
strukturnya belum sejati
seperti jamur. Protista mirip
jamur ternyata ada yang
bersifat parasit dalam
kehidupan.”
Siswa mendengarkan
motivasi terkait materi yang
akan disampaikan.
2 menit
Tujuan Pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
Siswa mendengar tujuan
pembelajaran yang
disampaikan.
1 menit
Guru membagi siswa dalam
kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang.
Siswa menempatkan diri
sesuai dengan kelompoknya
masing-masing. 2 menit
Kegiatan Inti
Memahami masalah
Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa terkait dengan
protista mirip jamur.
Siswa menerima Lembar
Kerja Siswa.
10 menit
Guru meminta siswa untuk
mengamati artikel mengenai
protista mirip tumbuhan.
Mengamati
Siswa mulai mengamati
artikel mengenai protista
mirip jamur.
Guru meminta siswa untuk
menelaah rumusan masalah
berdasarkan artikel.
Siswa menelaah rumusan
masalah.
Membuat rencana
permasalahan
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah yang telah ada
berdasarkan artikel.
Siswa membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah.
10 menit Guru membimbing siswa
untuk menentukan hipotesis
yang tepat berdasarkan
rumusan masalah.
Menanya
Siswa menanya dan
menentukan hipotesis yang
sesuai dengan rumusan
masalah kepada guru.
Melaksanakan
rencana permasalahan
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan data dengan
membaca sumber-sumber
relevan mengenai protista
Mencoba
Siswa mengumpulkan
data dengan membaca dari
sumber-sumber yang
20 menit
103
mirip jamur maupun melalui
pengamatan langsung.
relevan maupun
pengamatan langsung.
Guru meminta siswa
menuliskan hasil data yang
diperoleh.
Siswa menuliskan dan
menggambarkan hasil yang
diperoleh.
Guru meminta siswa untuk
berdiskusi dan mengelola
data yang diperoleh.
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan
mengelola data yan
diperoleh.
Guru meminta siswa
membuktikan hasil data
yang diperoleh terhadap
hipotesis yang telah dibuat.
Siswa membuktikan hasil
data terhadap hipotesis yang
telah dibuat.
Meninjau kembali
Guru meminta siswa untuk
memeriksa kembali hasil
data yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
Mengkomunikasikan
Siswa memeriksa hasil data
yang diperoleh dan
hipotesis yang telah dibuat
dengan membuat peta
argumen.
30 menit
Kegiatan Penutup
Evaluasi
Guru me-review ulang/
memberikan penjelasan
penguatan agar siswa lebih
memahami materi pelajaran.
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru 4 menit
Ketercapaian indikator
pembelajaran
Guru meminta beberapa
siswa untuk menarik
kesimpulan dari
pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
ini sekaligus mengevaluasi
ketercapaian indikator
pembelajaran yang ingin
dicapai.
Siswa menarik kesimpulan
dari pembelajaran yang
dilakukan pada pertemuan
kali ini.
4 menit
Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam. 2 menit
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Kognitif Tes Tulis Pretest dan posttest
Psikomotorik Portofolio Peta argumen
104
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Wirya Aini, S. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
105
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan pendidikan : SMA PGRI Plus Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Hewan
Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
106
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan
peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan dalam bentuk peta argumen.
C. Indikator
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan
langsung atau gambar.
3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan melalui pengamatan dan studi
literatur.
3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirip hewan dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista mirip
hewan bagi kehidupan manusia.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai ciri-ciri
umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan langsung atau gambar.
107
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil dedukasi mengenai klasifikasi organisme protista mirip
hewan melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan organisme
protista mirip hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
mengenai peranan protista mirip hewan bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip hewan melalui
video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang peranan protista
mirip hewan dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
mengenai laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan
bagi kehidupan manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengklasifikasi organisme protista mirip tumbuhan melalui
pengamatan dan studi literatur.
2. Peserta didik dapat menentukan cara perkembangbiakan protista mirip tumbuhan melalui
gambar dan video.
3. Peserta didik dapat menentukan peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.
4. Peserta didik dapat mengamati karakteristik protista mirip tumbuhan melalui video.
108
5. Peserta didik dapat melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirp
tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.
6. Peserta didik dapat menyajikan dalam laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.
110
2. Materi Konsep
a. Ciri-ciri umum protista.
b. Ciri-ciri umum protista mirip hewan.
c. Klasifikasi protista mirip hewan.
d. Peranan protista mirip hewan dalam kehidupan.
3. Materi Prinsip
Perbedaan antara protista mirip mirip hewan dengan hewan.
4. Materi Prosedur
Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami, dan lain-lain.
F. Metode, Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen
Metode pembelajaran : Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 1
2. Alat dan Bahan :
Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
111
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru memberi salam.
Guru mengecek absensi.
Mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Peserta didik menjawab
salam.
Peserta didik
mempersiapkan buku
pelajaran.
20
Menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
menanyakan terlebih
dahulu mengenai materi
sebelumnya.
Peserta didik menjawab
pertanyaan apersepsi yang
guru berikan.
Motivasi
Guru menyampaikan KD
mengenai protista dan
memberikan gambaran
manfaat mempelajari
protista mirip hewan dalam
kehidupan.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru.
Tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan
semua tujuan pembelajaran
mengenai protista mirip
hewan.
Peserta didik
mendengarkan tujuan
pembelajaran mengenai
protista mirip hewan.
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk mengamati
video protista mirip
hewan dan video hewan
yang di tampilkan oleh
guru.
Guru meminta masing-
masing peserta didik
untuk membuat 1
Peserta didik mengamati
video protista mirip
hewan dan video hewan
yang di tampilkan oleh
guru.
Secara individu peserta
didik membuat 1
pertanyaan mengenai
video yang di tampilkan
3 Menit
112
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
pertanyaan mengenai
video yang ditampilkan.
oleh guru.
Menanya
Guru memfokuskan
pertanyaan dengan
memilih pertanyaan yang
dibuat oleh peserta didik
secara random.
Peserta didik menyiapkan
pertanyaan yang telah di
buat. 2 Menit
Mencoba
(Eksperimen)
Guru meminta peserta
didik untuk membentuk
kelompok (1 kelompok
terdiri dari 4-5 orang).
Guru meminta peserta
didik mendiskusikan
masalah terkait ciri-ciri,
klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
hewan melalui LKS
yang telah disediakan
oleh guru.
Guru meminta peserta
didik membuat peta
argumen (argument
mapping) sebagai hasil
dari diskusi.
Peserta didik
membentuk kelompok
(1 kelompok terdiri dari
4-5 orang).
Peserta didik
mendiskusikan masalah
terkait ciri-ciri,
klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
jamur melalui LKS yang
disediakan oleh guru.
Peserta didik membuat
peta argumen (argument
mapping) sebagai hasil
dari diskusi.
10
Menit
Mengasosiasi
(Menalar)
Guru meminta peserta
didik menyiapkan hasil
diskusi secara rapih,
terperinci dan sistematis.
Guru meminta peserta
didik untuk menentukan
perwakilan dari setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Peserta didik
menyiapkan hasil diskusi
secara rapih, terperinci
dan sistematis.
Peserta didik
menentukan perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
45
Menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan
dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk peta
argumen (argument
mapping) yang telah dibuat
secara bergantian.
Perwakilan dari setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk peta
argumen (argument
mapping) yang telah dibuat
secara bergantian.
45
Menit
Kegiatan Penutup
113
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Menyimpulkan
Guru meminta peserta
didik untuk menyimpulkan
materi mengenai protista
mirip hewan yang sudah di
pelajari.
Peserta didik
menyimpulkan materi
mengenai protista mirip
hewan yang sudah di
pelajari.
5 Menit
Penutup
Guru menginformasikan
kelompok terbaik dalam
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran
dengan meminta ketua
kelas memimpin do’a.
Guru memberi salam.
Peserta didik
mendengarkan informasi
yang disampaikan oleh
guru mengenai
kelompok terbaik.
Ketua kelas memimpin
do’a bersama. Peserta
didik berdoa sebagai
tanda berakhirnya proses
pembelajaran.
Peserta didik menjawab
salam guru.
5 Menit
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)
Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Lulu Hulyati, M. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Tumbuhan
Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
115
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan
peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
C. Indikator
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Mengklasifikasi organisme protista mirip tumbuhan melalui pengamatan dan
studi literatur.
3.6.2 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip tumbuhan melalui gambar
dan video.
3.6.3 Menentukan peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip tumbuhan melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirp tumbuhan dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista
mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme protista mirip
tumbuhan melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan protista
mirip tumbuhan melalui gambar dan video.
116
3.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan mengenai peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip tumbuhan
melalui video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang berbagai
peranan protista mirp tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan mengenai laporantentang perananmenguntungkan/merugikan protista
mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapatmengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme
protista mirip tumbuhan melalui pengamatan dan studi literatur.
2. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan
protista mirip tumbuhan melalui gambar dan video.
3. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista mirip tumbuhan bagi
kehidupan.
4. Peserta didik dapat memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip
tumbuhan melalui video.
5. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang
berbagai peranan protista mirp tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.
117
6. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi Konsep
a. Ciri-ciri umum protista
b. Ciri-ciri umum protista mirip tumbuhan (Alga)
1) Uniseluler dan multiseluler.
2) Eukariotik.
3) Habitat di perairan tawar dan laut.
118
4) Memiliki klorofil dan pigmen.
5) Reprodukasi secara aseksual dengan fragmentasi, pembelahan atau
pembentukan spora.
6) Tubuh tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.
c. Klasifikasi protista mirip tumbuhan (Alga)
1) Alga merah (Rhodophyta) mengandung Phycoerythrin
2) Alga hijau (Chlorophyta) mengandung klorophil
3) Alga coklat (Phaeophyta) mengandung Ficoxanthin
4) Alga coklat keemasan (Chrysophyta) mengandung karoten
d. Peranan protista mirip tumbuhan dalam kehidupan
3. Materi Prinsip
Perbedaan antara protista mirip mirip tumbuhan(alga) dengan tumbuhan.
a. Alga bersifat unuseluler/multiseluler, sedangkan tumbuhan tingkat tinggi
bersifat multiseluler.
b. Akar, batang dan daun pada alga belum dapat dibedakan, sedangkan akar,
batang dan daun pada tumbuhan tingkat tinggi sudah dapat dibedakan.
4. Materi Prosedur
Pengamatan langsung terhadap contoh protista mirip tumbuhan
F. Metode, Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen
Metode pembelajaran : Diskusi
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 1
2. Alat dan Bahan :
Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
119
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru memberi salam.
Guru mengecek
absensi.
Mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Peserta didik
menjawab salam.
Peserta didik
mempersiapkan buku
pelajaran.
10
Menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
menanyakan terlebih
dahulu mengenai materi
sebelumnya.
Peserta didik menjawab
pertanyaan apersepsi
yang guru berikan.
Motivasi
Guru menyampaikan KD
mengenai protista dan
memberikan gambaran
manfaat mempelajari
protista mirip tumbuhan
dalam kehidupan.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru.
Tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan
semua tujuan
pembelajaran mengenai
protista mirip tumbuhan.
Peserta didik
mendengarkan tujuan
pembelajaran mengenai
protista mirip tumbuhan.
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk mengamati
rumput dan rumput
lautyang dibawa oleh
guru secara langsung.
Guru meminta masing-
masing peserta didik
untuk membuat 1
pertanyaan mengenai
Peserta didik
mengamati rumput dan
rumput laut secara
langsung.
Secara individu peserta
didik membuat 1
pertanyaan mengenai
pengamatan yang telah
dilakukan.
3 Menit
120
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan
apa yang peserta didik
amati.
Menanya
Guru memfokuskan
pertanyaan dengan
memilih pertanyaan yang
dibuat oleh peserta didik
secara random.
Peserta didik menyiapkan
pertanyaan yang telah di
buat. 2 Menit
Mencoba
(Eksperimen)
Guru meminta peserta
didik untuk membentuk
kelompok (1 kelompok
terdiri dari 4-5 orang).
Guru meminta peserta
didik mendiskusikan
masalah terkait ciri-ciri,
klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
tumbuhanmelalui
LKSyang telah
disediakan oleh guru.
Guru meminta peserta
didik membuat peta
argumen (argument
mapping) sebagai hasil
dari diskusi.
Peserta didik
membentuk kelompok
(1 kelompok terdiri
dari 4-5 orang).
Peserta didik
mendiskusikan
masalah terkait ciri-
ciri, klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
tumbuhanmelalui LKS
yang disediakan oleh
guru.
Peserta didik membuat
peta argumen
(argument mapping)
sebagai hasil dari
diskusi.
10
Menit
Mengasosiasi
(Menalar)
Guru meminta peserta
didik menyiapkan hasil
diskusi secara rapih,
terperinci dan
sistematis.
Guru meminta peserta
didik untuk menentukan
perwakilan dari setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Peserta didik
menyiapkan hasil
diskusi secara rapih,
terperinci dan
sistematis.
Peserta didik
menentukan
perwakilan kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil diskusi di depan
kelas.
20
Menit
Mengkomunikasikan
Guru memilih kelompok
secara acak untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk peta
argumen (argument
mapping) yang telah
dibuat secara bergantian.
Perwakilan dari
kelompok yang telah
dipilih guru
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk
peta argumen (argument
mapping) yang telah
dibuat secara bergantian.
30
Menit
121
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
Guru meminta peserta
didik untuk menyimpulkan
materi mengenai protista
mirip tumbuhan yang
sudah di pelajari.
Peserta didik
menyimpulkan materi
mengenai protista mirip
tumbuhan yang sudah di
pelajari.
7 Menit
Penutup
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran
dengan meminta ketua
kelas memimpin do’a.
Guru memberi salam.
Ketua kelas memimpin
do’a bersama. Peserta
didik berdoa sebagai
tanda berakhirnya
proses pembelajaran.
Peserta didik menjawab
salam guru.
3 Menit
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)
Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Lulu Hulyati, M. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Materi : Protista Mirip Jamur
Pertemuan Ke- : 3 (Ketiga)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
123
Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :
3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan
peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.
4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam
kehidupan.
C. Indikator
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Mengklasifikasi organisme protista mirip jamur melalui pengamatan dan studi
literatur.
3.6.2 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip jamur melalui gambar dan
video.
3.6.3 Menentukan peranan protista mirip jamur bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip jamur melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirip jamur dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista
mirip jamur bagi kehidupan manusia.
Indikator tambahan untuk penelitian :
Kompetensi Dasar 3.6
3.6.1 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme protista mirip
hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara-cara perkembangbiakan
organisme protista melalui gambar dan video.
124
3.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan mengenai peranan protista bagi kehidupan.
Kompetensi Dasar 4.6
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik berbagai golongan protista
melalui video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,
mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang berbagai peranan
protista dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan mengenai laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista
bagi kehidupan manusia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapatmemfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan
mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan
langsung atau gambar.
2. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi mengenai klasifikasi organisme
protista mirip hewan melalui pengamatan dan studi literatur.
3. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan
organisme protista mirip hewan melalui gambar dan video.
4. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista mirip hewan bagi
kehidupan.
5. Peserta didik dapat memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip
hewan melalui video.
6. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat
125
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang
peranan protista mirip hewan dalam kehidupan melalui studi literatur.
7. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi kehidupan manusia.
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi Konsep
a. Ciri-ciri umum protista
b. Ciri-ciri umum protista mirip jamur
c. Klasifikasi protista mirip jamur
d. Peranan protista mirip jamur dalam kehidupan
3. Materi Prinsip
Perbedaan antara protista mirip mirip jamur dengan jamur
4. Materi Prosedur
Pengamatan gambar terhadap contoh protista mirip jamur
F. Metode, Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen
Metode pembelajaran : Diskusi
126
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Siswa 3
2. Alat dan Bahan :
Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis
Bahan : Bahan presentasi
3. Sumber :
Buku Biologi SMA Kelas X
Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan
Pariwara. 2016.
Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.
Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru memberi salam.
Guru mengecek
absensi.
Mengecek kesiapan
peserta didik dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Peserta didik menjawab
salam.
Peserta didik
mempersiapkan buku
pelajaran.
10 Menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
menanyakan terlebih
dahulu mengenai materi
sebelumnya.
Peserta didik menjawab
pertanyaan apersepsi yang
guru berikan.
Motivasi
Guru menyampaikan KD
mengenai protista dan
memberikan gambaran
manfaat mempelajari
protista mirip jamur
dalam kehidupan.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru.
Tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan
semua tujuan
pembelajaran mengenai
protista mirip jamur.
Peserta didik
mendengarkan tujuan
pembelajaran mengenai
protista mirip jamur.
127
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk mengamati
gambar protista mirip
jamur dan gambar
jamur pada power point
yang di tampilkan oleh
guru.
Guru meminta masing-
masing peserta didik
untuk membuat 1
pertanyaan mengenai
gambar yang
ditampilkan melalui
power point.
Peserta didik mengamati
gambar protista mirip
jamur dan gambar jamur
yang guru tampilkan
melalui power point.
Secara individu peserta
didik membuat 1
pertanyaan mengenai
gambar yang di
tampilkan oleh guru.
3 Menit
Menanya
Guru memfokuskan
pertanyaan dengan
memilih pertanyaan yang
dibuat oleh peserta didik
secara random.
Peserta didik menyiapkan
pertanyaan yang telah di
buat.
2 M
e
n
i
t
Mencoba
(Eksperimen)
Guru meminta peserta
didik untuk membentuk
kelompok (1 kelompok
terdiri dari 4-5 orang).
Guru meminta peserta
didik mendiskusikan
masalah terkait ciri-ciri,
klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
jamur melalui LKS
yang telah disediakan
oleh guru.
Guru meminta peserta
didik membuat peta
argumen (argument
mapping) sebagai hasil
dari diskusi.
Peserta didik
membentuk kelompok
(1 kelompok terdiri dari
4-5 orang).
Peserta didik
mendiskusikan masalah
terkait ciri-ciri,
klasifikasi,
perkembangbiakan dan
peranan protista mirip
jamur melalui LKS yang
disediakan oleh guru.
Peserta didik membuat
peta argumen (argument
mapping) sebagai hasil
dari diskusi.
10 Menit
Mengasosiasi
(Menalar)
Guru meminta peserta
didik menyiapkan hasil
diskusi secara rapih,
terperinci dan
sistematis.
Guru meminta peserta
didik untuk
menentukan perwakilan
Peserta didik
menyiapkan hasil
diskusi secara rapih,
terperinci dan
sistematis.
Peserta didik
menentukan perwakilan
kelompok untuk
20 Menit
128
Tahapan Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Peserta Didik
dari setiap kelompok
untuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Mengkomunikasi
Guru memilih kelompok
secara acak untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk peta
argumen (argument
mapping) yang telah
dibuat secara bergantian.
Perwakilan dari kelompok
yang telah dipilih guru
mempresentasikan hasil
diskusi dalam bentuk peta
argumen (argument
mapping) yang telah
dibuat secara bergantian.
30 Menit
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
Guru meminta peserta
didik untuk
menyimpulkan materi
mengenai protista yang
sudah di pelajari.
Peserta didik
menyimpulkan materi
mengenai protista yang
sudah di pelajari.
7 Menit
Penutup
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran
dengan meminta ketua
kelas memimpin do’a.
Guru memberi salam.
Ketua kelas memimpin
do’a bersama. Peserta
didik berdoa sebagai
tanda berakhirnya proses
pembelajaran.
Peserta didik menjawab
salam guru.
3 Menit
I. Penilaian
Kompetensi Teknik Instrumen
Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)
Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)
Tangerang, 29 Oktober 2017
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
SMA Plus PGRI Cibinong
Lulu Hulyati, M. Pd
NIP.
Peneliti
Evin Kustantia
NIM. 1113016100039
130
Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.
Artikel Rumusan Masalah
Langkah 2. Membuat rencana permasalahan
Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.
Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan
Mengumpulkan informasi/ data
Menuliskan hasil data
Langkah 4. Meninjau kembali
Membuat peta argumen
Beberapa anggota Protista
yang hidup parasit dapat
menimbulkan berbagai
penyakit pada manusia dan
hewan.
Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati.,
& Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X.
Jakarta: Intan Pariwara. 2016.
Rumusan Masalah:
1. Apakah protista selalu menyebabkan
penyakit bagi manusia dan hewan?
Argument Mapping (Peta Argumen)
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen
dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada
dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh
alasan.
131
Contoh Argument Mapping
Klaim
Protista merupakan organisme uniseluler
Karena
Protista menjalani
hidupnya dengan satu
sel untuk mengatur
seluruh aktifitasnya.
Tetapi
Terdapat protista yang
tersusun atas banyak sel.
Karena
Memiliki ukuran
mikroskopik (Protista
mirip hewan yaitu
protozoa memiliki
ukuran 3-1000
mikron).
(Saktiyono, 2008)
Tetapi
Terdapat beberapa
yang berukuran
makroskopik
(Spesies Gelidium
sp. dari divisi
Rhodophyta
memiliki panjang
kurang lebih 20 cm
dan lebar 1,5 mm).
(Aslan, 1991)
Posisi
Masalah utama:
untuk diterima/
ditolak
Keberatan:
Informasi yang
keberatan terhadap
posisi diatas
Alasan: Informasi
yang secara
langsung
mendukung posisi
Karena
Protista mirip
tumbuhan
(Cholorophyta)
memiliki bentuk
lembaran (Spesies
Ulva latuca memiliki
ukuran panjang 100
cm).
(Littler dkk, 1989)
Tetapi
Tidak semua protista
mirip tumbuhan
(Chlorophyta)
memiliki bentuk
lembaran (Chlorella
vulgaris memiliki
bentuk bola dengan
2-8 mikron)
(Faris, 2011)
Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.
Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak
masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”)
dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/
pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
132
Langkah 1. Memahami masalah
Penyakit-Penyakit yang Disebabkan oleh Protozoa
Penyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan
protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh protozoa dikenal sebagai disentri amuba. Adapun
yang dimaksud dengan penyakit infeksi saluran pencernaan yang dapat menyebabkan diare
adalah buang air besar dengan tinja yang berbentuk cair atau lunak dengan frekuensi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam. Penyebab diare yang terpenting dan tersering adalah Shigella,
khusus-nya S. flexneri dan S. dysenteriae. Entamoeba histolytica (E. histolytica) merupakan
penyebab disentri pada anak yang usianya di atas lima tahun dan jarang ditemukan pada
balita. 1, 3 Disentri amuba adalah penyakit infeksi saluran pencernaan akibat tertelannya
kista E. histolytica yang me-rupakan mikroorganisme an-aerob bersel tunggal dan bersifat
pathogen.
Selain itu terdapat malaria yang merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang
disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air
liur nyamuk. Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh
parasit plasmodium dan ditularkan oleh oleh sejenis nyamuk tertentu (Anopheles).
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Malaria juga
melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif,
yaitu nyamuk. Penyebaran vektor mempunyai arti penting dalam epidemiologi penyakit yang
ditularkan serangga. Penyebaran nyamuk dapat berlangsung dengan dua cara yaitu: cara aktif,
yang ditentukan oleh kekuatan terbang, dan cara pasif dengan perantaraan dan bantuan alat
transport atau angin.
Trypanosomiasis gambia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trypanosoma
gambiense. Penyakit ini disebut juga West African Trypanosomiasis atau West African
Sleeping Sickness. Trypanosoma gambiense merupakan protozoa berflagella yang hidup
dalam darah (Haemoflagellates) dan dikelompokkan dalam family Trypanosomidae. Lalat
tsetse, jantan dan betina, bertindak sebagai vektor pambawa parasit ini, terutama Glossina
palpalis. Lalat ini banyak terdapatdi sepanjang tepi-tepi sungai yang mengalir di bagian barat
dan tengah Afrika. Lalat ini mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil. Penyakit
ini dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau dari manusia ke manusia.
Mobilitas penduduk dunia saat ini sangatlah memungkinkan untuk penyebaran parasit ini ke
137
Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.
Artikel Rumusan Masalah
Langkah 2. Membuat rencana permasalahan
Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.
Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan
Mengumpulkan informasi/ data
Menuliskan hasil data
Langkah 4. Meninjau kembali
Membuat peta argumen
Beberapa anggota Protista
yang hidup parasit dapat
menimbulkan berbagai
penyakit pada manusia dan
hewan.
Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati.,
& Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X.
Jakarta: Intan Pariwara. 2016.
Rumusan Masalah:
1. Apakah protista selalu menyebabkan
penyakit bagi manusia dan hewan?
Argument Mapping (Peta Argumen)
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen
dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada
dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh
alasan.
138
Contoh Argument Mapping
Klaim
Protista merupakan organisme uniseluler
Karena
Protista menjalani
hidupnya dengan satu
sel untuk mengatur
seluruh aktifitasnya.
Tetapi
Terdapat protista yang
tersusun atas banyak sel.
Karena
Memiliki ukuran
mikroskopik (Protista
mirip hewan yaitu
protozoa memiliki
ukuran 3-1000
mikron).
(Saktiyono, 2008)
Tetapi
Terdapat beberapa
yang berukuran
makroskopik
(Spesies Gelidium
sp. dari divisi
Rhodophyta
memiliki panjang
kurang lebih 20 cm
dan lebar 1,5 mm).
(Aslan, 1991)
Posisi
Masalah utama:
untuk diterima/
ditolak
Keberatan:
Informasi yang
keberatan terhadap
posisi diatas
Alasan: Informasi
yang secara
langsung
mendukung posisi
Karena
Protista mirip
tumbuhan
(Cholorophyta)
memiliki bentuk
lembaran (Spesies
Ulva latuca memiliki
ukuran panjang 100
cm).
(Littler dkk, 1989)
Tetapi
Tidak semua protista
mirip tumbuhan
(Chlorophyta)
memiliki bentuk
lembaran (Chlorella
vulgaris memiliki
bentuk bola dengan
2-8 mikron)
(Faris, 2011)
Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.
Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak
masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”)
dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/
pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
139
Langkah 1. Memahami masalah
Industri Rumput Laut RI Sangat Potensial untuk Berkembang
Indonesia memiliki potensi besar yang belum dikembangkan dalam industri rumput laut.
Sayangnya, budaya masyarakat Indonesia dalam pengelola dan mengkonsumsi rumput laut
belum setinggi Jepang dan Korea Selatan.
Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono menjelaskan,
pengembangan rumput laut sudah dibahas oleh akademisi dan pakar sehingga tidak perlu
ragu lagi soal menguntungkan atau tidaknya. “Yang mesti kita pikirkan saat ini adalah apakah
kita mau mengembangkan rumput laut di Indonesia atau tidak?” ujar dia dikutip dari
keterangan tertulis, Selasa (15/8/2017).
Indonesia memiliki iklim dan kondisi geografis yang cocok untuk mengembangkan industri
rumput laut. Namun, konsumsi masyarakat Indonesia pada rumput laut masih rendah.
Padahal, rumput laut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk makanan khas
Indonesia.
“Kalau kita lihat, rumput laut barangkali belum banyak jenis yang dapat kita tonjolkan untuk
dijadikan produk makanan Indonesia. Mungkin kalau di Jepang atau Korea di setiap
makanannya dilapisi oleh rumput laut. Kalau di Indonesia masih belum membudaya untuk
memakan makanan hasil dari rumput laut. Untuk itu, tantangan bagi kita semua untuk
mengedukasi rumput pada masyarakat mengingat rumput laut sendiri memiliki nilai gizi yang
luar biasa tinggi,” tambah Agung.
Industri pengolahan rumput laut di Indonesia juga masih belum berkembang. Karena selama
ini, industri rumput laut Indonesia hanya mengekspor bahan baku rumput laut saja. “Kita
kurang tertarik dalam mengolah bahan baku rumput laut ini, tetapi justru malah kita lebih
banyak memanen lalu menjual bahan mentah sehingga nilai tambahnya tidak dapat kita
nikmati” paparnya.
Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat dalam meningkatkan produksi dan
mengembangkan industri pengolahan rumput laut dalam negeri. Sehingga ke depan Indonesia
dapat menjadi produsen produk rumput laut yang hasilnya dapat dinikmati masyarakat
Indonesia serta dapat di ekspor ke luar negeri.
Agung menjelaskan, tantangan ke depan bagi pengembangan rumput laut adalah perlunya
meningkatkan produksi rumput laut. Selain itu, mengolah rumput laut di dalam negeri yang
144
Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan
Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.
Artikel Rumusan Masalah
Langkah 2. Membuat rencana permasalahan
Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.
Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan
Mengumpulkan informasi/ data
Menuliskan hasil data
Langkah 4. Meninjau kembali
Membuat peta argumen
Beberapa anggota Protista yang hidup parasit dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan.
Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan Pariwara. 2016.
Rumusan Masalah:1. Apakah protista selalu menyebabkan
penyakit bagi manusia dan hewan?
Argument Mapping (Peta Argumen)
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen
dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada
dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh
alasan.
145
Contoh Argument Mapping
KlaimProtista merupakan organisme uniseluler
KarenaProtista menjalani hidupnya dengan satu sel untuk mengatur seluruh aktifitasnya.
TetapiTerdapat protista yang tersusun atas banyak sel.
KarenaMemiliki ukuran mikroskopik (Protista mirip hewan yaitu protozoa memiliki ukuran 3-1000 mikron).
(Saktiyono, 2008)
TetapiTerdapat beberapa yang berukuran makroskopik (Spesies Gelidium sp. dari divisi Rhodophyta memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm).
(Aslan, 1991)
PosisiMasalah utama: untuk diterima/
ditolak
Keberatan: Informasi yang
keberatan terhadap posisi diatas
Alasan: Informasi yang secara
langsung mendukung posisi
KarenaProtista mirip tumbuhan (Cholorophyta) memiliki bentuk lembaran (Spesies Ulva latuca memiliki ukuran panjang 100 cm).
(Littler dkk, 1989)
TetapiTidak semua protista mirip tumbuhan (Chlorophyta) memiliki bentuk lembaran (Chlorella vulgaris memiliki bentuk bola dengan 2-8 mikron)
(Faris, 2011)
Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.
Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”) dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/ pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
146
Langkah 1. Memahami masalah
Penyakit Layu Serang Tanaman Kentang, Petani Banjarnegara MerugiPetani kentang di Desa Kepakisan dan Pekasiran Kecamatan Batur, Banjarnegara mengeluh
akibat terjadinya serangan penyakit dengan ciri-ciri daun layu, batang layu dan membusuk
pada tanaman mereka. Akibatnya, petani mengalami penurunan hasil panen.
Seorang petani kentang Desa Kepakisan Turip mengatakan sudah dua kali di tahun ini dia
menghadapi serangan penyakit semacam ini. Daun kentang yang menghijau perlahan berubah
menjadi kuning, dengan batang layu. Lantas, sebagian tanamannya mati membusuk.
“Sudah disemprot insektisida, tapi ulat apa penyakitnya tidak ada yang keluar,” katanya,
Rabu (19/7).
Akibat serangan itu mengaku mengalami penurunan hasil panen hingga 50 persen. Biasanya,
lahannya menghasilkan sekira 5 ton kentang. Namun, akibat serangan penyakit itu kini hanya
menghasilkan sekira 2 ton kentang.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Banjarnegara Singgih Haryono kepada GATRA
mengatakan pihaknya sudah menerima informasi penyakit yang muncul belakangan ini.
Namun, dia mengakui Dinas Pertanian belum melakukan cek lapangan.
“Kami akan mengirimkan tim dulu. Baru diketahui jenis penyakitnya apa persisnya,” ujar dia.
Menurut dia, penyakit yang menyerang kentang dari gambaran ciri-cirinya terserang jamur.
Pada kelembapan tinggi, patogen kerap menyerang tanaman kentang. Apalagi, saat ini terjadi
anomali iklim di mana tetap turun hujan walau biasanya sudah memasuki musim kemarau.
“Musim hujan itu sebetulnya untuk kentang tidak terlalu bagus. Itu makanya lebih banyak
menanam wortel,” jelas dia.
Singgih mengungkap, petani di Dieng banyak menanam kentang tanpa putus di sebuah
hamparan. Hal itu menurut dia menyebabkan siklus penyakit tidak pernah terputus. “Tidak
pernah putus. Selalu ada yang menanam. Harusnya polanya dirubah ya,” ujarnya.
Dia menyarankan agar petani melakukan pola tanaman sela di sebuah hamparan. Dengan
begitu, siklus penyakit bisa putus. Selain itu, dia juga menyarankan agar aplikasi pupuk
kandangnya dirubah. Selama ini, dia melihat bahwa masih banyak petani yang memakai
pupuk yang belum menjadi kompos.
“Itu masih berbau. Berbau itu kan belum jadi ya. Makanya masih mengandung penyakit juga,
seperti jamur dan sebagainya,”jelasnya.
151
Indikator Pembelajaran
3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista
berdasarkan pengamatan melalui pengamatan
langsung atau gambar.
3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip
hewan melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista
mirip hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan
bagi kehidupan.
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan
melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai
peranan protista mirip hewan dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip
hewan bagi kehidupan manusia.
Indikator Penelitian
3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan
mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan
melalui pengamatan langsung atau gambar.
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi
mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip
hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista
mirip hewan bagi kehidupan.
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip
hewan melalui video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan
dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang
peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi
kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).
KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan
protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).
KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan
dalam bentuk peta argumen.
152
Contoh Pembuatan Peta Argumen
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan
memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta
kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.
Cara membuat peta argumen
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak
masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata
“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah
klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
Data:
Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.
Protista memilikiukurantubuh yang kecil.
Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.
Kesimpulan:
Protista Merupakan Organisme Uniseluler
Karena:
Hidupnyadengansatuseluntu
kmengaturseluruhaktifitasny
a
Tetapi:
Terdapatprotista yang
tersusunatasbanyaksel
(multiseluler)
Karena:
Memilikiukuranmi
kroskopik
(Protozoamemilikiu
kurantubuh 3-1000
mikron-
Saktiyono, 2008)
Tetapi:
Tidaksemua Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklembara
n. (Chlorella vulgaris
memlikibentuk bola
denganukuran 2-8
mikron – Faris, 2011)
Karena:
Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklemb
aran.(SpesiesUlvalac
tucamemilikiukuran
panjang 100cm –
Littler dkk, 1989)
Tetapi:
Terdapat beberapa
yang berukuran
makroskopik
(SpesiesGelidiumsp.da
ridivisiRhodophytaber
ukuranmakroskopikme
milikipanjangkurangle
bih 20cm danlebar 1,5
mm – Aslan, 1991)
Alasan: Informasi
yang secara langsung
mendukung posisi
(Kotak Hijau)
Posisi :Masalah utama:
untuk diterima atau ditolak
Keberatan: Informassi
yang keberatan terhadap
posisi di atas (kotak
merah)
Terminal terakhir ialah pertahanan untuk
klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan
beberapa bukti
158
Indikator Pembelajaran
3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista
berdasarkan pengamatan melalui pengamatan
langsung atau gambar.
3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip
hewan melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista
mirip hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan
bagi kehidupan.
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan
melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai
peranan protista mirip hewan dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip
hewan bagi kehidupan manusia.
Indikator Penelitian
3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan
mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan
melalui pengamatan langsung atau gambar.
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi
mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip
hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista
mirip hewan bagi kehidupan.
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip
hewan melalui video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan
dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang
peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi
kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).
KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan
protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).
KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan
dalam bentuk peta argumen.
159
Contoh Pembuatan Peta Argumen
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan
memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta
kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.
Cara membuat peta argumen
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak
masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata
“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah
klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
Data:
Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.
Protista memilikiukurantubuh yang kecil.
Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.
Kesimpulan:
Protista Merupakan Organisme Uniseluler
Karena:
Hidupnyadengansatuseluntu
kmengaturseluruhaktifitasny
a
Tetapi:
Terdapatprotista yang
tersusunatasbanyaksel
(multiseluler)
Karena:
Memilikiukuranmi
kroskopik
(Protozoamemilikiu
kurantubuh 3-1000
mikron-
Saktiyono, 2008)
Tetapi:
Tidaksemua Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklembara
n. (Chlorella vulgaris
memlikibentuk bola
denganukuran 2-8
mikron – Faris, 2011)
Karena:
Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklemb
aran.(SpesiesUlvalac
tucamemilikiukuran
panjang 100cm –
Littler dkk, 1989)
Tetapi:
Terdapat beberapa
yang berukuran
makroskopik
(SpesiesGelidiumsp.da
ridivisiRhodophytaber
ukuranmakroskopikme
milikipanjangkurangle
bih 20cm danlebar 1,5
mm – Aslan, 1991)
Alasan: Informasi
yang secara langsung
mendukung posisi
(Kotak Hijau)
Posisi :Masalah utama:
untuk diterima atau ditolak
Keberatan: Informassi
yang keberatan terhadap
posisi di atas (kotak
merah)
Terminal terakhir ialah pertahanan untuk
klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan
beberapa bukti
164
Indikator Pembelajaran
3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista
berdasarkan pengamatan melalui pengamatan
langsung atau gambar.
3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip
hewan melalui pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista
mirip hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan
bagi kehidupan.
4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan
melalui video.
4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai
peranan protista mirip hewan dalam
kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan
menguntungkan/merugikan protista mirip
hewan bagi kehidupan manusia.
Indikator Penelitian
3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan
mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan
melalui pengamatan langsung atau gambar.
3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi
mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui
pengamatan dan studi literatur.
3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip
hewan melalui gambar dan video.
3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista
mirip hewan bagi kehidupan.
4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip
hewan melalui video.
4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,
serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan
dalam kehidupan melalui studi literatur.
4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang
peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi
kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).
KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan
mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan
protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).
KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan
dalam bentuk peta argumen.
165
Contoh Pembuatan Peta Argumen
Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan
memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta
kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.
Cara membuat peta argumen
1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak
masalah utama yang diberikan).
2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata
“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).
3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan
sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah
klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.
Data:
Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.
Protista memilikiukurantubuh yang kecil.
Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.
Kesimpulan:
Protista Merupakan Organisme Uniseluler
Karena:
Hidupnyadengansatuseluntu
kmengaturseluruhaktifitasny
a
Tetapi:
Terdapatprotista yang
tersusunatasbanyaksel
(multiseluler)
Karena:
Memilikiukuranmi
kroskopik
(Protozoamemilikiu
kurantubuh 3-1000
mikron-
Saktiyono, 2008)
Tetapi:
Tidaksemua Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklembara
n. (Chlorella vulgaris
memlikibentuk bola
denganukuran 2-8
mikron – Faris, 2011)
Karena:
Protista
miriptumbuhan
(Chlorophyta)
memilikibentuklemb
aran.(SpesiesUlvalac
tucamemilikiukuran
panjang 100cm –
Littler dkk, 1989)
Tetapi:
Terdapat beberapa
yang berukuran
makroskopik
(SpesiesGelidiumsp.da
ridivisiRhodophytaber
ukuranmakroskopikme
milikipanjangkurangle
bih 20cm danlebar 1,5
mm – Aslan, 1991)
Alasan: Informasi
yang secara langsung
mendukung posisi
(Kotak Hijau)
Posisi :Masalah utama:
untuk diterima atau ditolak
Keberatan: Informassi
yang keberatan terhadap
posisi di atas (kotak
merah)
Terminal terakhir ialah pertahanan untuk
klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan
beberapa bukti
169
Lampiran 5
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA
(Kelas Eksperimen)
No Aspek yang Dinilai Rubrik
Skor Keterangan
1 Hipotesis
Skor 4 Menuliskan 2 jawaban disertai alasan yang relevan
terkait rumusan masalah yang diberikan
Skor 3 Menuliskan 2 jawaban
Skor 2 Menuliskan 1 jawaban disertai alasan yang relevan
terkait rumusan masalah yang diberikan
Skor 1 Menuliskan 1 jawaban
Skor 0 Tidak menjawab/ tidak relevan terkait rumusan
masalah yang diberikan
2 Informasi/ data
Skor 5
Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-2 sesuai
dengan hipotesis yang telah dibuat dan sumber yang
relevan
Skor 4 Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-2 tidak sesuai
dengan hipotesis yang telah dibuat
Skor 3
Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-1 sesuai
dengan hipotesis yang telah dibuat dan sumber yang
relevan
Skor 2 Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-1 tidak
sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat
Skor 1 Menuliskan informasi/ data
Skor 0 Tidak menjawab/ tidak relevan terkait hipotesis yang
telah dibuat
3 Peta argumen
Skor 11
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,
menambahkan bukti yang relevan pada kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan.
Skor 10
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,
menambahkan bukti yang relevan pada salah satu
klaim pertahanan terhadap klaim keberatan.
Skor 9 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
170
Pedoman Penilaian: x 100
No Aspek yang Dinilai Rubrik
Skor Keterangan
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.
Skor 8
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada salah
satu klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.
Skor 7
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan, klaim
pendukung sesuai, klaim keberatan sesuai, kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung di dasar
kotak sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
keberatan di dasar kotak sesuai.
Skor 6
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, salah satu klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai.
Skor 5
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, serta kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai.
Skor 4
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, serta salah satu klaim pertahanan terhadap
klaim pendukung di dasar kotak sesuai.
Skor 3
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai dan klaim keberatan
sesuai.
Skor 2 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat dan klaim pendukung sesuai.
Skor 1 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat.
Skor 0 Menuliskan klaim tidak sesuai dengan pertanyaan
secara tepat.
Skor Maksimal : 20
171
Lampiran 6
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA
(Kelas Kontrol)
No Aspek yang Dinilai Rubrik
Skor Keterangan
1 Peta argumen
Skor 11
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,
menambahkan bukti yang relevan pada kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan.
Skor 10
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,
menambahkan bukti yang relevan pada salah satu
klaim pertahanan terhadap klaim keberatan.
Skor 9
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.
Skor 8
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada salah
satu klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.
Skor 7
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan, klaim
pendukung sesuai, klaim keberatan sesuai, kedua
klaim pertahanan terhadap klaim pendukung di dasar
kotak sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
keberatan di dasar kotak sesuai.
Skor 6 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
172
Pedoman Penilaian: x 100
No Aspek yang Dinilai Rubrik
Skor Keterangan
sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai, salah satu klaim
pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak
sesuai.
Skor 5
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, serta kedua klaim pertahanan terhadap klaim
pendukung di dasar kotak sesuai.
Skor 4
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan
sesuai, serta salah satu klaim pertahanan terhadap
klaim pendukung di dasar kotak sesuai.
Skor 3
Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat, klaim pendukung sesuai dan klaim keberatan
sesuai.
Skor 2 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat dan klaim pendukung sesuai.
Skor 1 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara
tepat.
Skor 0 Menuliskan klaim tidak sesuai dengan pertanyaan
secara tepat.
Skor Maksimal : 11
200
Lampiran 11
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATERI PROTISTA
Satuan Pendidikan : SMA/ MA
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Jumlah Soal : 24 soal
Bentuk Soal : Uraian
Materi : Protista
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
Protista Memfokuskan
Pertanyaan 1
Perhatikan persamaan dan perbedaan
kedua gambar dibawah ini!
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar
di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan
yang kamu tentukan tersebut!
Contoh jawaban bentuk
pertanyaan yang
mungkin muncul:
1. Apakah kedua
organisme pada
gambar memiliki
ukuran yang sama?
2. Apakah kedua
organisme pada
gambar dapat
bergerak?
3. Apa alat gerak yang
dimiliki kedua
organisme pada
gambar?
4. Bagaimana struktur
tubuh kedua
organisme pada
gambar?
5. Apakah kedua
organisme pada
gambar dapat
menyebabkan
penyakit?
Fokus pertanyaan terkait
A
B
201
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
persamaan atau
perbedaan
struktur,peranan yang
ditimbulkan terkait
struktur yang terlihat.
2
Perhatikan gambar di bawah ini!
A
B
C
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar
di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan
yang kamu tentukan tersebut!
Contoh jawaban bentuk
pertanyaan yang
mungkin muncul:
1. Apakah terdapat
perbedaan dari
gambar A, B, dan C?
2. Apa yang
membedakan gambar
A, B, dan C?
Fokus pertanyaan yaitu
mengenai perbedaan dari
gambar A, B dan, C.
A
B
C
202
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
3
Perhatikan gambar berikut!
A B
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar
di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan
yang kamu tentukan tersebut!
Contoh jawaban bentuk
pertanyaan yang
mungkin muncul:
1. Apa persamaan dari
gambar A dan B?
2. Bagaimana ukuran
tubuh gambar A dan
B?
3. Dimana gambar A
dan gambar B hidup?
Fokus pertanyaan yaitu
megenai persamaan,
ukuran, dan habitat
gambar A dan B.
Bertanya dan
Menjawab Suatu
Penjelasan dan
Tantangan
4 Jawablah pertanyaan yang sudah kalian
buat pada soal nomor 1 !
Contoh jawaban yang
mungkin muncul:
1. Gambar A memiliki
ukuran sekitar 0,5-5
mikrometer. Gambar
B memiliki ukuran
sekitar 50-350
mikrometer.
2. Ya, kedua organisme
pada gambar dapat
bergerak.
3. Gambar A memiliki
alat gerak berupa
flagela (bulu cambuk)
dan gambar B
memiliki alat gerak
berupa silia (rambut
getar).
4. Struktur gambar A
terdiri atas bagian
luar, yaitu dinding sel,
membran sel, flagel,
dan bagian dalam
DNA, mesosom,
ribosom, plasmid.
Sedangkan gambar B
memiliki silia,
lekukan mulut, dua
A B
203
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
inti dalam satu sel
(mikronukleus dan
makronukleus),
vakuola makanan,
vakuola kontraktil,
dan lubang bagian
belakang (pori anal).
5. Keduanya tidak selalu
menimbulkan
penyakit. Bakteri juga
memiliki peranan
yang menguntungkan
yaitu berperan untuk
proses fermentasi
makanan. Contoh:
Lactobacillus
bulgaricus untuk
pembuatan yogurt,
Acetobacter xylinum
pembuatan nata de
coco. Paramecium
berperan penting
dalam jaring-jaring
makanan sebagai
pengurai di ekosistem
akuatik. Mereka
memakan bakteri dan
senyawa organik
dalam tubuh bakteri,
kemudian mereka
dimakan oleh protista
lain dan hewan hewan
lain. Mereka juga
selalu membantu
membersihkan
partikel kecil berupa
debu di dalam air.
Tetapi dapat
menyebabkan
penyakit jika hidup
dalam tubuh manusia.
5 Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat
pada nomor 2!
Contoh jawaban yang
mungkin muncul:
1. Gambar A merupakan
protista mirip hewan
yaitu Paramecium sp.
204
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
2. Gambar B merupakan
protista mirip
tumbuhan (alga) yaitu
alga keemasan yaitu
Navicula sp.
3. Gambar C merupakan
protista mirip jamur
yaitu Sacharoyces
cerevisae.
6 Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat
pada nomor 3!
Contoh jawaban yang
mungkin muncul:
1. Persamaan pada
gambar A dan B,
yaitu ukuran tubuh,
dan tempat hidup.
2. Ukuran tubuh gambar
A dan B yaitu kecil,
10 mikron – 6 mm.
3. Gambar A dan B
hidup di tempat yang
lembab.
Mengobservasi dan
Mempertimbangkan
Hasil Observasi
7
Minho melakukan observasi pada “protista
mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan
pada tabel berikut ini !
Minho menyimpulkan bahwa :
Alga A : Chlorophyta
Alga B : Phaeophyta
Alga C : Rhodophyta
Menurut kamu, apakah kesimpulan dari
hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)
kemukakan alasanmu !
Alga Klorofil Pigmen Cadangan
Makanan
Dinding
Sel
A a dan b
karoten
dan
xantofil
pati
selulosa,
pektin,
algin
B a dan b
karoten
dan
xantofil
pati pati
C a dan c
karoten
dan
xantofil
leukosin dan
minyak
selulosa,
pektin
Alga A termasuk ke
dalam filum
Chlorophyta (alga
hijau) benar, karena
klorofil a :
menghasilkan warna
hijau dan biru
Klorofil b :
menghasilkan warna
hijau kekuningan
Alga B bukan
termasuk ke dalam
filum Phaeophyta
(alga coklat), karena
klorofil nya
termasuk a dan b
yang menghasilkan
pigmen kehijauan,
Phaeophyta juga
memliki cadangan
makanan laminosin
dan manitol serta
dinding sel yang
disusun oleh
205
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
selulosa,pektin, dan
algin. Alga B
termasuk ke alga
filum Euglenophyta
Alga C bukan
termasuk ke dalam
filum Rhodophyta
(alga merah), karena
alga merah memiliki
klorofil a dan d serta
mengandung
pigmen fikoeritrin,
cadangan makanan
berupa bahan agar-
agar dan dinding sel
hanya tersusun atas
selulosa. Alga C
termasuk ke filum
Chrysophyta ( alga
keemasan)
8
Samin dan kawan-kawannya melakukan
praktikum pengamatan air kolam. Hasil
pengamatan Samin dan kawan-kawannya
adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan mikroskop
Tabel hasil pengamatan Organisme
Ciri-Ciri A B
Alat gerak
Bulu
cambuk
(flagel)
Kaki semu
Habit
Air tawar
dan tempat
lembab
Air laut, air
tawar,
parasit di
tempat
lembab
Tidak.
Hasi pengamatan yaitu:
Paramecium sp.
Amoeba
Amoeba
Tabel yang sesuai dengan
hasil pengamatan adalah
sebagai berikut:
Organisme A:
- Alat gerak: bulu getar
(silia).
A B
206
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
Cara Hidup Soliter Soliter/
berkoloni
Reproduksi
Membelah
diri,
konjugasi
Sporozoid/
Gametifit
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan Samin dan kawan-kawannya,
menurut kamu apakah kesimpulan hasil
pengamatan Samin dan kawan-kawan
benar? (Ya/Tidak) Kemukakan
pendapatmu?
- Habitat: air tawar dan
tempat lembab.
- Cara hidup: soliter
- Reproduksi:
membelah diri,
konjugasi.
Organisme B:
- Alat gerak: kaki semu
- Habitat: air tawar, air
laut, parasit di tempat
lembab.
- Cara hidup: soliter.
- Reproduksi:
membelah diri.
9
Malih melakukan pengamatan terhadap
protista mirip jamur yang hidup di kolam
dan got. Berdasarkan pengamatannya,
Malih membuat hasil pengamatan sebagai
berikut. Orga
nisme Habitat Hifa
Bersi
fat
Cont
oh
A
Lembab,
sampah
basah
Bersekat,
dan tidak
bersekat
Sapro
fit
Arcyr
ia
B Lembab,
air tawar Bersekat
Sapro
fit
Eugle
na
Berdasarkan hasil pengamatan, adakah
kesalahan terhadap hasil pengamatan yang
Malih buat? Jika ada, dimana letak
kesalahannya?
Ya terdapat kesalahan
pada tabel hasil
pengamatan yang Malih
buat. Kesalahan terdapat
pada organisme A pada
bagian sifatnya.
Seharusnya, sifat yang
dimiliki pada organisme
A yaitu bersifat predator
atau memangsa.
Sedangkan, kesalahan
pada organisme B pada
bagian hifa dan contoh
jenisnya. Seharusnya,
hifa yang dimiliki pada
organisme B yaitu tidak
besekat dan contoh
jenisnya yaitu
Saprolegnia parasitica
karena Euglena
merupakan protista mirip
tumbuhan.
Menganalisis
Argumen 10
“ Protozoa Bersifat Parasit”
Setujukah kamu dengan pernyataan di
atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!
Tidak. Dikarenakan
tidak semua protozoa
bersifat parasit. Terdapat
spesies dari kelas Ciliata
hidup bebas diair yang
menggenang yaitu
Stentor dan juga
Vorticella yang
bertangkai panjang dan
hidup menetap pada
207
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
suatu tempat
11
“Protista mirip jamur menyebabkan
penyakit bagi tumbuhan”
Setujukah kamu dengan pernyataan di
atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!
Ya. Protista mirip jamur
menyebabkan penyakit
bagi tumbuhan, karena
bersifat merugikan bagi
tumbuhan. Protista mirip
jamur mengambil nutrisi
pada tumbuhan yang
ditumpanginya. Tetapi,
terdapat protista mirip
jamur yang bersifat
saprofit karena hidup
pada bangkai
hewan/tumbuhan yang
sudah mati.
12
Joko melakukan pengamatan jenis-jenis
protista yang hidup di sebuah kolam. Joko
melakukan empat kali pengamatan.
Berdasarkan pengamatannya, Joko
memperoleh data sebagai berikut.
Gelas
Preparat
Protista
yang
teridenfikasi
Jumlah
I Volvox 5
Chlorella 6
II Paramecium 3
III Navicula 4
Amoeba 8
IV
Chlamydomo
nas 2
Euglena 8
Paramecium 2
Chrlorella 8
Navicula 6
Setelah menuliskan data, Joko menarik
kesimpulan bahwa jumlah protista yang
menyerupai hewan sebanyak 18 yang
terdiri atas Navicula dan Amoeba,
sedangkan jumlah protista yang
menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang
terdiri atas Volvox, Chlorella,
Paramecium, Chlamydomonas, dan
Euglena.
Berdasarkan hasil pengamatan Joko,
Terdapat kesalahan pada
kesimpulan yang diambil
Joko. Kesalahan terletak
pada jumlah dan
organisme yang termasuk
dalam protista
menyerupai hewan
maupun tumbuhan.
Navicula merupakan
protista mirip tumbuhan
yaitu alga. Sedangkan,
Paramecium merupakan
protista mirip hewan
yang memiliki alat greak
berupa silia (bulu getar).
Jadi, dapat disimpulkan
kembali bahwa jumlah
protista yang menyerupai
hewan sebanyak 13 yang
terdiri atas Paramecium
dan Amoeba, sedangkan
jumlah protista yang
menyerupai tumbuhan
sebanyak 38 yang terdiri
atas Volvox, Chlorella,
Navicula,
Chlamydomonas, dan
Euglena.
208
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
adakah kesalahan terhadap kesimpulan
yang diambilnya? Jika ada, dimana letak
kesalahannya?
Mempertimbangkan
Kredibilitas Suatu
Sumber
13
Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah
yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
MITOS. Mengonsumsi pisang
Nyamuk memiliki
reseptor yang sangat
mirip dengan lalat
drosophilia. Tim
peneliti University of
California
menemukan
sebelumnya, lalat
tersebut mempunyai
kecendrungan untuk
menghindari zat kimia
yang terkandung dalm
pisang, yaitu 3-
oktanol.
Kemungkinan besar,
zat itu juga bisa
mengusir nyamuk,
tapi dalam kadar yang
tidak besar. Itu
artinya, pisang
ternyata tidak
memiliki kaitan yang
cukup kuat terhadap
upaya mengusir
nyamuk untuk
hinggap.
FAKTA. Kelambu
berinsektisida
dikembangkan pada
tahun 1980 untuk
pencegahan malaria.
Kelambu ini
ditambahkan
insektisida piretroid
atau permetrin yang
mampu membunuh
dan mengusir
“Mengon
sumsi
pisang,
membuat
nyamuk
menjahui
mu” –
Wartakot
alive.com
“Program
kelambu
berinsektisi
da salah
satu
alternatif
untuk
pengendalia
n vektor
malaria”-
Unhas.ac.id
Fogging
efektif
membas
mi
nyamuk”
–
Beritasat
u.com
209
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
nyamuk. WHO
merekomendasikan
penggunaan kelambu
berinsektisida sejak
November 2004.
Insektisida yan
digunakan pada
kelambu aman bagi
manusia. Di Flores
Timur menunjukkan
bahwa penggunaan
kelambu yang
ditambahkan
insektisida permetrin
0,20 g/m2 mampu
mengurang insiden
malaria dan filariasis
selama 5 bulan. Di
Papua New Guinea,
kelambu celup
insektisida atau
insecticide treated net
(ITN) terbukti dapat
menurunkan jumlah
nyamuk yang penuh
darah di perutnya
pada suatu ruangan.
Di Sukabumi Jawa
Barat, ITN dapat
menurunkan angka
kesakitan malaria di
Desa Langkapjaya
dari 87 kesakitan per
1.000 penduduk pada
tahun 2004 menjadi
13 kesakitan pada
tahun 2005.
MITOS. Fogging
atau sistem
pengasapan
merupakan tindakan
untuk membunuh
nyamuk dewasa.
Sedangkan yang perlu
diantisipasi adalah
jenitk nyamuk. Selain
itu, fogging harus
210
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
dilakukan oleh
bebrapa kawaasan
secara serentak untuk
membasmi nyamuk
dewasa secara
keseluruhan. Jika,
hanya dilakukan
dalam satu kawasan
saja, kemungkinan
nyamuk berpindah ke
kawasan lain.
Fongging juga tidak
akan efektif jika tidak
ditindaklanjuti dengan
gerakan 3M
(mneguras,menutup,
dan mengubur).
14
Oomycota memiliki perbedaan dengan
fungi yaitu oomycota memiliki dinding
sel yang terbuat dari selulosa
sedangkan dinding sel fungi terbuat
dari zat kitin. (Campbell et. al, 2008,
h.151)
Oomycota memiliki dinding sel yang
terbuat dari selulosa, berbeda dengan
fungi
(biologiihamzanwadiselong.blogspot.c
o.id)
Oomycota dinding selnya terdiri dari
selulosa (Linda damayanti, 2014)
Menurut beberapa pernyataan yang
dikemukakan di atas, manakah pernyatan
yang paling tepat? Berikan alaanmu!
Berdasarkan pernyataan
yang dikemukakan oleh
beberapa pakar,
pernyataan yang paling
benar adalah pernyataan
Cambel et.al, 2008,
h.151. pernyataan
tersebut dikemukakan
oleh pakar biologi yang
sudah terkenal dan
pernyataan yang
diberikan jelas dan
lengkap dibandingkan
kedua pernyataan yang
lain.
15
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut
ini!
“Alga merah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan agar-agar”.
(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)
“Negara Jepang memanfaatkan alga
merah sebagai bahan makanan.”
(http://jurnal.unissula.ac.id)
“Rhodophyta (alga merah) dapat
dikonsumsi sebagai bahan makanan.”
Berdasarkan pernyataan
yang dikemukakan
pernyataan yang paling
benar adalah pernyataan
yang tecantum pada
http://jurnal.unissula.ac.i
d. Pernyataan tersebut
sudah valid karena jurnal
merupakan sumber yang
terpercaya dan dilakukan
oleh seorang peneliti.
Pernyataannya yang lain
kurang terpercaya karena
211
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
(http://biologid.blogspot.co.id)
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah
yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
pernyataannya diambil
dari blogspot yang
sumbernya belum jelas.
Membuat Deduksi
dan
Mempertimbangkan
Hasil Deduksi
16
Kai meminta izin untuk pulang sekolah
lebih cepat kepada guru nya karena Ia
merasakan gejala seperti berikut:
Demam
Sakit kepala
Sakti di sendi
Lemas
Mengantuk di siang hari tetapi malam
tidak dapat tidur
Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai,
dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi
pada nya? dan apa penyebab timbulnya
gejala tersebut?
Penyakit tidur.
Penyebabnya adalah
Trypanosoma brucei
gambiense dan Trypanos
oma brucei
rhodesiense. Spesies ini
tergolong dalam protista
yang menyerupai hewan
(protozoa) dan tergolong
ke dalam kelas flagellata
(Mastigophora) yang
bergerak dengan flagella
(cambuk).
17
“Budi dan kawan-kawannya mengamati
suatu makhluk hidup yang bergerak-
gerak, dengan ciri-ciri gerakan sangat
cepat, mempunyai bulu cambuk, dan
hanya terdiri dari satu sel.”
Apakah kamu dapat membantu budi
dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam
klasifikasi apakah makhluk kecil yang
diamati Budi dan kawan-kawannya?
Mengapa makhluk kecil tersebut tergolong
ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan
alasanmu!
Makhluk kecil yang
diamti Budi dan kawan-
kawannya yaitu termasuk
ke dalam kelas flagellata.
Tergolong flagellata
karena sesuai dengan
ciri-ciri yang disebutkan,
ciri utama kelas flagellata
yaitu dilihat dari alat
geraknya, yang berupa
bulu cambuk (flagel).
18
Pak Yono seorang petani kentang di daerah
Cibodas. Saat Pak Yono sedang memanen,
Pak Yono melihat hasil panenannya
sebagai berikut.
Timbul bercak-bercak kecil berwarna
hijau kelabu.
Bercak-bercak berubah menjadi coklat
sampai hitam.
Daun akan membusuk dan mati.
Dari gejala yang ditunjukkan, dapatkah
kamu simpulkan apa yang terjadi pada
hasil panen Pak Yono? Apa penyebab
Penyakit busuk pada
tanaman kentang.
Penyebabnya adalah
Phytophthora
infestans. Spesies ini
tergolong dalam protista
yang menyerupai jamur.
212
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
timbulnya gejala tersebut?
Memutuskan Suatu
Tindakan
19
“ Produksi rumput laut (alga coklat dan
alga merah) Sulawesi Selatan tahun 2015
sebesar 3,29 juta ton basah naik 14% dari
tahun sebelumnya”
Jika kamu adalah Walikota Sulawesi
Selatan, apa yang akan kamu lakukan
untuk menanggulangi peningkatan
produksi rumput laut?
Produksi rumput laut
yang berlebih dapat
dimanfaatkan dalam
berbagai bidang
diantaranya :
1. Perindustrian
Agar
Pikokoloid
Karagenan
2. Bahan biodisesel
3. Kesehatan
Kandungan nutrisi
dalam rumput laut
merupakan dasar
pemanfaatan rumput
laut. Nutrisi yang
terknadung antara
lain: polisakarida
dan serat, mineral,
protein, lipid dan
asam lemak,
vitamin.
20
“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di
Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal
serupa di Dataran Tinggi Skotlandia.
Penyebab kelaparan besar ini yaitu
serangan organisme yang sangat hebat
yitu Phytophtorainfestans yang
menyebabkan penyakit hawar daun
kentang dan busuk kentang. Hal ini
menyebabkan emigrasi besar-besaran ke
amerika serikat, dikarenakan makanan
utama negara Irlandia dan Dataran
Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.
Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu
merupakan petani kentang di daerah
tersebut? Bagaimana kamu menyelesaikan
masalah tersebut?
Jika saya berada dalam
posisi sebagai petani
kentang, saya akan
mencari solusi untuk
mengurangi penyakit
pada kentang tersebut,
agar tidak terjadi
kelaparan dan emigrasi
ke negara lain.
Masalah penyakit pada
kentang tersebut dapat
ditanggulangi dengan
cara:
Mencabut dan
membakar tanaman
sakit. Bila pada suatu
areal dijumpai
tanaman kentang
yang sakit, maka
tanaman yang sakit
itu harus segera di
213
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
bakar. Tindakan
pemusnahan ini perlu
dilakukan agar spora
cendawan tidak
menyebar ke tanaman
lain.
Salah satu jenis
biopestisida yang dapat
digunakan adalah
biofungisida berbahan
aktif mikroorganisme sel
jamur antagonis
Trichoderma spp, yaitu
fungisida penghambat
pertumbuhan kapang
patogen penyebab
penyakit tanaman
bududaya yang
diharapkan efektif
mengendalikan serangan
kapang patogen
Phytophthora infestans
tanaman kentan serta
aman bagi tanaman
bududaya sebagai
tanaman bukan sasaran.
21
Perhatikan pernyataan berikut.
Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita
polusi air yang telah terkontaminasi oleh
protista patogen, dan hampir 500 juta
orang tidak memiliki akses terhadap air
minum yang aman.
Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa
yang akan kamu lakukan untuk
menanggulangi fenomena tersebut?
Jika saya sebagai
pemerintah Cina, saya
akan mencari solusi
untuk menanggulangi
polusi air yang telah
terkontaminasi dengan
protista patogen, agar
masyarakat dapat
mengakses air minum
yang aman.
Polusi air di Cina dapat
ditanggulangi dengan
cara sebagai berikut.
a. Perencanaan AMDAL,
pembangunan
kawasan industri
sebaiknya disertai
dengan perencanaan
AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan).
214
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
b. Jangan membuang
limbah rumah tangga
di sungai atau danau,
sebaiknya kelola
limbah rumah tangga
dengan baik dan benar.
c. Pengolahan limbah
cair dari
pabrik/industri dengan
benar, limbah cair dari
pabrik sebaiknya
disaring, diencerkan,
diendapkan dan
dinetralkan dulu
sebelum dibuang ke
sungai.
Mempertimbangkan
Nilai Keputusan 22
Berikan alasan mengapa kamu melakukan
“aksi” seperti pada soal nomor 19!
1. Salah satu ciri negara
maju adalah sektor
industri yang
mencapai total 30% .
Dengan adanya
pemanfaatan rumput
laut nantinya akan
mendongkrak
kemajuan Indonesia
dalam bidang industri.
Rumput laut dijadikan
sebagai
agar,pikokoloid,dan
karagenan karena
memiliki kemampuan
sebagai bahan
pengelmusi
(emulsifyer).
Pemanfaatan agar
antara lain: industri
makanan dan
minuman (es krim,
keju, permen, jelly,
dan susu coklat,
pengalengan ikan dan
daging). Agar juga
banyak digunakan
dalam bidang
bioteknologi sebagai
media pertumbuhan
mikroba, jamur, yeast,
215
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
dan mikroalga.
2. Pemerintah Indonesia
memberikan instruksi
agar produksi bahan
bakar terbarukan pada
tahun 2025 sekitar
17% dengan 5% nya
berasal dari biofuel
(bahan bakar yang
tersusun atau
diproduksi dari
material biologis).
Ekstrak rumput laut
tidak mengandung
minyak, namun kaya
akan karbohidrat yang
digunakan untuk
bahan baku untuk
proses fermentasi
etanol, butanol, dan
proses untuk
menghasilkan biogas.
3. Kesehatan merupakan
hal yang sangat
diperhatikan bagi
orang-orang di era ini.
Banyaknya nutrisi
yang dihasilkan
rumput laut,
memberikan efek
yang sangat baik bagi
tubuh, seperti
polisakarida dan serat
berperan dalam
menurunkan kadar
lipid di dalam darah
dan tingkat kolesterol
serta memperlancar
sistem pencernaan
makanan. Kandungan
mineral yang utama
yang terkandung pada
sebagian rumput laut
adalah iodin dan
kalsium. Iodin dapat
digunakan untuk
mengobati penyakit
216
Materi Indikator Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
gondok. Kalsium
dapat mencegah
pengkroposan tulang,
membantu
pembekuan darah,
membuat gigi kuat,
dsb.
23
Berikan alasanmu mengapa kamu
melakukan hal tersebut pada nomor 20?
Penanggulangan terhadap
penyakit kentang sangat
diutamakan agar tidak
ada lagi penyakit pada
tanaman kentang secara
keberlanjutan dan tidak
ada lagi yang bermigrasi
besar-besaran ke negara
lain. Pemecahan masalah
dengan menanggulangi
maslaah penyakit pada
kentang merupakan hal
yang paling tepat
dibandingkan bermigrasi.
24 Berikan alasanmu mengapa kamu
melakukan hal tersebut pada nomor 21!
Penanggulangan dengan
cara tersebut merupakan
kegiatan kecil yang dapat
menanggulangi polusi air
yang telah terkotaminasi
dengan protista patogen
agar masyarakat dapat
mengakses air dengan
aman untuk dikonsumsi.
217
Lampiran 12
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SEBELUM KALIBRASI
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. a. Perhatikan persamaan dan perbedaan kedua gambar dibawah ini!
A
B
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!
Jawab :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
218
b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. a. Perhatikan gambar di bawah ini!
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!
Jawab :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
A B
C
219
b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
3. a. Perhatikan gambar berikut!
A B
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!
Jawab :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
220
4. a. Minho melakukan observasi pada “protista mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan
pada tabel berikut ini!
Minho menyimpulkan bahwa :
Alga A : Chlorophyta
Alga B : Phaeophyta
Alga C : Rhodophyta
Menurut kamu, apakah kesimpulan dari hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)
kemukakan alasanmu !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Samin dan kawan-kawannya melakukan praktikum pengamatan air kolam. Hasil
pengamatan Samin dan kawan-kawannya adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan mikroskop
A
Alga Klorofil Pigmen Cadangan
Makanan Dinding Sel
A a dan b
karoten
dan
xantofil
pati selulosa,
pektin, algin
B a dan b
karoten
dan
xantofil
pati pati
C a dan c
karoten
dan
xantofil
leukosin
dan minyak
selulosa,
pektin
B
221
Tabel hasil pengamatan
Organisme
Ciri-Ciri A B
Alat gerak Bulu cambuk
(flagel) Kaki semu
Habit Air tawar dan
tempat lembab
Air laut, air
tawar, parasit
di tempat
lembab
Cara Hidup Soliter Soliter/berkol
oni
Reproduksi Membelah
diri, konjugasi
Sporozoid/Ga
metifit
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Samin dan kawan-kawannya,
menurut kamu apakah kesimpulan hasil pengamatan Samin dan kawan-kawan benar?
(Ya/Tidak) Kemukakan pendapatmu?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c. Malih melakukan pengamatan terhadap protista mirip jamur yang hidup di kolam dan
got. Berdasarkan pengamatannya, Malih membuat hasil pengamatan sebagai berikut.
Organisme Habitat Hifa Bersifat Contoh
A
Lembab,
sampah
basah
Bersekat,
dan tidak
bersekat
Saprofit Arcyria
B Lembab, air
tawar Bersekat Saprofit Euglena
Berdasarkan hasil pengamatan, adakah kesalahan terhadap hasil pengamatan yang
Malih buat? Jika ada, dimana letak kesalahannya?
222
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
5. a. “ Protozoa Bersifat Parasit”
Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. “Protista mirip jamur menyebabkan penyakit bagi tumbuhan”
Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c. Joko melakukan pengamatan jenis-jenis protista yang hidup di sebuah kolam. Joko
melakukan empat kali pengamatan. Berdasarkan pengamatannya, Joko memperoleh
data sebagai berikut.
223
Gelas
Preparat
Protista
yang
teridenfikasi
Jumlah
I Volvox 5
Chlorella 6
II Paramecium 3
III Navicula 4
Amoeba 8
IV
Chlamydomo
nas 2
Euglena 8
Paramecium 2
Chrlorella 8
Navicula 6
Setelah menuliskan data, Joko menarik kesimpulan bahwa jumlah protista yang
menyerupai hewan sebanyak 18 yang terdiri atas Navicula dan Amoeba, sedangkan
jumlah protista yang menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang terdiri atas Volvox,
Chlorella, Paramecium, Chlamydomonas, dan Euglena.
Berdasarkan hasil pengamatan Joko, adakah kesalahan terhadap kesimpulan yang
diambilnya? Jika ada, dimana letak kesalahannya?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
6. a. Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !
“Mengonsumsi
pisang, membuat
nyamuk
menjahuimu” –
Wartakotalive.com
“Program kelambu
berinsektisida salah
satu alternatif untuk
pengendalian vektor
malaria”-
Unhas.ac.id
Fogging efektif
membasmi
nyamuk” –
Beritasatu.com
224
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Perhatikan pernyataan berikut!
Oomycota memiliki perbedaan dengan fungi yaitu oomycota memiliki dinding sel
yang terbuat dari selulosa sedangkan dinding sel fungi terbuat dari zat kitin.
(Campbell et. al, 2008, h.151)
Oomycota memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, berbeda dengan fungi
(biologiihamzanwadiselong.blogspot.co.id)
Oomycota dinding selnya terdiri dari selulosa (Linda damayanti, 2014)
Menurut beberapa pernyataan yang dikemukakan di atas, manakah pernyatan yang
paling tepat? Berikan alaanmu!
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
“Alga merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan agar-agar”.
(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)
“Negara Jepang memanfaatkan alga merah sebagai bahan makanan.”
(http://jurnal.unissula.ac.id)
225
“Rhodophyta (alga merah) dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.”
(http://biologid.blogspot.co.id)
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
7. a. Kai meminta izin untuk pulang sekolah lebih cepat kepada guru nya karena Ia
merasakan gejala seperti berikut:
Demam
Sakit kepala
Sakti di sendi
Lemas
Mengantuk di siang hari tetapi malam tidak dapat tidur
Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai, dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi pada
nya? dan apa penyebab timbulnya gejala tersebut?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. “Budi dan kawan-kawannya mengamati suatu makhluk hidup yang bergerak-
gerak, dengan ciri-ciri gerakan sangat cepat, mempunyai bulu cambuk, dan hanya
terdiri dari satu sel.”
Apakah kamu dapat membantu budi dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam
klasifikasi apakah makhluk kecil yang diamati Budi dan kawan-kawannya? Mengapa
makhluk kecil tersebut tergolong ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan alasanmu!
226
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
c. Pak Yono seorang petani kentang di daerah Cibodas. Saat Pak Yono sedang
memanen, Pak Yono melihat hasil panenannya sebagai berikut.
Timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu.
Bercak-bercak berubah menjadi coklat sampai hitam.
Daun akan membusuk dan mati.
Dari gejala yang ditunjukkan, dapatkah kamu simpulkan apa yang terjadi pada hasil
panen Pak Yono? Apa penyebab timbulnya gejala tersebut?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
8. a. Perhatikan pernyataan berikut.
“ Produksi rumput laut (alga coklat dan alga merah) Sulawesi Selatan tahun 2015
sebesar 3,29 juta ton basah naik 14% dari tahun sebelumnya”
Jika kamu adalah Walikota Sulawesi Selatan, apa yang akan kamu lakukan untuk
menanggulangi peningkatan produksi rumput laut?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
227
b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
9. a. Perhatikan pernyaatn berikut.
“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal
serupa di Dataran Tinggi Skotlandia. Penyebab kelaparan besar ini yaitu serangan
organisme yang sangat hebat yitu Phytophtorainfestans yang menyebabkan penyakit
hawar daun kentang dan busuk kentang. Hal ini menyebabkan emigrasi besar-
besaran ke amerika serikat, dikarenakan makanan utama negara Irlandia dan
Dataran Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.
Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu merupakan petani kentang di daerah tersebut?
Bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
228
10. a. Perhatikan pernyataan berikut.
Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air yang telah terkontaminasi oleh
protista patogen, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum
yang aman.
Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa yang akan kamu lakukan untuk menanggulangi
fenomena tersebut?
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !
Jawab:
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
238
Lampiran 14
INSTRUMEN SOAL KEMAMPUAN BEPIKIR KRITIS VALID
Nama : ................................................
Kelas : ................................................
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!
1 a. Perhatikan gambar di bawah ini!
Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!
Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
A B
C
239
.............................................................................................................................................
b. Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat pada bagian a!
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2 Minho melakukan observasi pada “protista mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan
pada tabel berikut ini !
Minho menyimpulkan bahwa :
Alga A : Chlorophyta
Alga B : Phaeophyta
Alga C : Rhodophyta
Menurut kamu, apakah kesimpulan dari hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)
kemukakan alasanmu !
Alga Klorofil Pigmen Cadangan
Makanan Dinding Sel
A a dan b
karoten
dan
xantofil
pati selulosa,
pektin, algin
B a dan b
karoten
dan
xantofil
pati pati
C a dan c
karoten
dan
xantofil
leukosin
dan minyak
selulosa,
pektin
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
240
3 “Protozoa Bersifat Parasit”
Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4 Joko melakukan pengamatan jenis-jenis protista yang hidup di sebuah kolam. Joko
melakukan empat kali pengamatan. Berdasarkan pengamatannya, Joko memperoleh
data sebagai berikut.
Gelas
Preparat
Protista yang
teridenfikasi Jumlah
I Volvox 5
Chlorella 6
II Paramecium 3
III Navicula 4
Amoeba 8
IV
Chlamydomonas 2
Euglena 8
Paramecium 2
Chrlorella 8
Navicula 6
Setelah menuliskan data, Joko menarik kesimpulan bahwa jumlah protista yang
menyerupai hewan sebanyak 18 yang terdiri atas Navicula dan Amoeba, sedangkan
jumlah protista yang menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang terdiri atas Volvox,
Chlorella, Paramecium, Chlamydomonas, dan Euglena.
Berdasarkan hasil pengamatan Joko, adakah kesalahan terhadap kesimpulan yang
diambilnya? Jika ada, dimana letak kesalahannya?
Jawab :
241
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5 Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
6 Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
“Alga merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan agar-agar”.
(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)
“Negara Jepang memanfaatkan alga merah sebagai bahan makanan.”
(http://jurnal.unissula.ac.id)
“Rhodophyta (alga merah) dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.”
(http://biologid.blogspot.co.id)
“Mengonsumsi
pisang, membuat
nyamuk
menjahuimu” –
Wartakotalive.com
“Program kelambu
berinsektisida salah
satu alternatif untuk
pengendalian vektor
malaria”-
Unhas.ac.id
Fogging efektif
membasmi
nyamuk” –
Beritasatu.com
242
Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
7 Kai meminta izin untuk pulang sekolah lebih cepat kepada guru nya karena Ia
merasakan gejala seperti berikut:
Demam
Sakit kepala
Sakti di sendi
Lemas
Mengantuk di siang hari tetapi malam tidak dapat tidur
Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai, dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi pada
Kai? dan apa penyebab timbulnya gejala tersebut?
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
8 “Budi dan kawan-kawannya mengamati suatu makhluk hidup yang bergerak-gerak,
dengan ciri-ciri gerakan sangat cepat, mempunyai bulu cambuk, dan hanya terdiri
dari satu sel.”
Apakah kamu dapat membantu budi dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam
klasifikasi apakah makhluk kecil yang diamati Budi dan kawan-kawannya? Mengapa
makhluk kecil tersebut tergolong ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan alasanmu!
243
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
9 a. Perhatikan pernyataan berikut.
“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal
serupa di Dataran Tinggi Skotlandia. Penyebab kelaparan besar ini yaitu serangan
organisme yang sangat hebat yaitu Phytophtora infestans yang menyebabkan
penyakit hawar daun kentang dan busuk kentang. Hal ini menyebabkan emigrasi
besar-besaran ke amerika serikat, dikarenakan makanan utama negara Irlandia dan
Dataran Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.
Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu merupakan petani kentang di daerah tersebut?
Bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut?
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
244
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
10 a. Perhatikan pernyataan berikut.
Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air yang telah terkontaminasi oleh
protista patogen, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air
minum yang aman.
Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa yang akan kamu lakukan untuk menanggulangi
fenomena tersebut?
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !
Jawab :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
252
Lampiran 16
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS
PRETEST DAN POSTTEST
(Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen)
No
Soal Aspek yang Dinilai
Rubrik
Skor Keterangan
1a Memfokuskan pertanyaan
Skor 4
Membuat 2 pertanyaan relevan
berdasarkan gambar dengan fokus
pertanyaan
Skor 3 Menuliskan 2 pertanyaan relevan
Skor 2
Membuat 1 pertanyaan relevan
berdasarkan gambar dengan fokus
pertanyaan
Skor 1 Menuliskan 1 pertanyaan relevan
Skor 0 Tidak membuat pertanyaan
1b Bertanya dan menjawab suatu
penjelasan dan tantangan
Skor 2
Menuliskan jawaban relevan dari
2 pertanyaan yang sudah dibuat
pada nomor soal (1a)
Skor 1
Menuliskan jawaban relevan dari
1 pertanyaan yang sudah dibuat
pada nomor soal (1a)
Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah
2 Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
Skor 2
Menuliskan kesimpulan tepat dan
alasan relevan dengan hasil
observasi yang diberikan
Skor 1 Menuliskan kesimpulan tepat
Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah
3,4 Menganalisis argumen
Skor 2
Menuliskan argumen tepatdan
alasan relevan dengan
pernyataan/data yang diberikan
Skor 1 Menuliskan argumen tepat
Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah
5,6 Mempertimbangkan kredibilitas
suatu sumber
Skor 2
Memilih pernyataan dengan
sumber yang terpercaya dan
memberikan alasan
Skor 1 Memilih pernyataan dengan
sumber yang terpercaya
Skor 0
Tidak menjawab/ memilih
pernyataan dengan sumber yang
salah
7,8 Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
Skor 2 Menuliskan kesimpulan tepat dan
memberikan alasan relevan
Skor 1 Menuliskan kesimpulan tepat
253
Pedoman Penilaian: x 100
No
Soal Aspek yang Dinilai
Rubrik
Skor Keterangan
Skor 0 Tidak menjawab/ kesimpulan
salah
9a,10a Memutuskan suatu tindakan Skor 1
Menuliskan tindakan relevan
dengan permasalahan yang
diberikan
Skor 0 Tidak menuliskan jawaban
9b,10b Mempertimbangkan nilai keputusan Skor 1
Menuliskan alasan relevan terkait
tindakan yang dilakukan pada
nomor soal (9a dan 10a)
Skor 0 Tidak menuliskan jawaban
Skor Maksimal = 24
254
Lampiran 17
DATA NILAI PRETEST BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
Kelas Kontrol
No Kode
Subjek
No Soal Skor Nilai
1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b
1 A 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 13
2 B 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 25
3 C 0 0 1 0 1 2 2 0 0 0 0 0 0 6 25
4 D 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
5 E 0 0 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 21
6 F 0 0 0 2 1 2 2 0 1 1 1 0 0 10 42
7 G 3 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 7 29
8 H 0 0 1 2 2 0 0 0 0 1 1 1 1 9 38
9 I 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
10 J 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 21
11 K 0 0 1 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 6 25
12 L 3 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 25
13 M 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 4 17
14 N 0 0 1 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 7 29
15 O 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 21
16 P 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 17
17 Q 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 25
18 R 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
19 S 1 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 25
20 T 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
21 U 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 13
22 V 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 25
23 W 0 0 0 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 8 33
24 X 1 1 0 2 0 2 0 0 0 1 1 0 0 8 33
25 Y 0 0 1 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 9 38
26 Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 8
27 AA 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 1 1 6 25
28 BB 1 1 1 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 8 33
29 CC 0 0 1 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 7 29
30 DD 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21
N 30 Median 25
Min 8 Modus 25
Max 42 SD 10
Mean 23 Varians 91
255
Kelas Eksperimen
No Kode
Subjek
No Soal Skor Nilai
1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b
1 A 3 1 0 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 10 42
2 B 3 2 1 2 0 2 2 0 1 1 1 1 1 17 71
3 C 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 0 6 25
4 D 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 29
5 E 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
6 F 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 G 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 21
8 H 3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 25
9 I 3 2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 54
10 J 3 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29
11 K 3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 9 38
12 L 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21
13 M 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 9 38
14 N 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 11 46
15 O 3 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29
16 P 3 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10 42
17 Q 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 17
18 R 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 25
19 S 3 2 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8 33
20 T 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 13
21 U 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 8
22 V 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7 29
23 W 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 13
24 X 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 8 33
25 Y 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 17
26 Z 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 25
27 AA 2 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8 33
28 BB 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 33
29 CC 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 5 21
N 29 Median 29
Min 0 Modus 25
Max 71 SD 15
Mean 28 Varians 214
256
Lampiran 18
DATA NILAI POSTTEST BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
Kelas Kontrol
No Kode
Subjek
No Soal Skor Nilai
1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b
1 A 3 2 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9 38
2 B 1 1 0 2 0 0 2 0 2 1 1 0 0 10 42
3 C 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29
4 D 1 1 1 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 8 33
5 E 3 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46
6 F 3 1 0 2 1 2 0 0 0 1 1 1 1 13 54
7 G 1 0 0 2 0 2 0 0 0 1 1 0 0 7 29
8 H 1 1 1 2 2 2 2 0 2 1 1 0 0 15 63
9 I 3 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46
10 J 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 17
11 K 1 1 1 2 1 2 2 0 0 0 0 0 0 10 42
12 L 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21
13 M 3 2 0 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0 11 46
14 N 3 2 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 10 42
15 O 3 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 15 63
16 P 1 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 8 33
17 Q 1 1 1 1 0 2 2 1 0 0 0 0 0 9 38
18 R 3 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 33
19 S 1 2 0 2 0 2 2 0 0 1 1 1 1 13 54
20 T 1 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6 25
21 U 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 5 21
22 V 1 1 0 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0 8 33
23 W 1 1 0 2 0 0 2 0 2 1 1 0 0 10 42
24 X 1 1 0 2 0 2 2 0 0 1 1 1 1 12 50
25 Y 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 21
26 Z 1 1 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 8 33
27 AA 1 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 21
28 BB 1 2 0 2 0 2 2 0 0 1 1 0 0 11 46
29 CC 3 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 33
30 DD 3 2 0 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46
N 30 Median 38
Min 17 Modus 33
Max 63 SD 12
Mean 38 Varians 149
257
Kelas Eksperimen
No Kode
Subjek
No Soal Skor Nilai
1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b
1 A 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38
2 B 3 2 0 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 19 79
3 C 1 1 0 2 0 0 2 0 1 0 0 1 1 9 38
4 D 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38
5 E 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46
6 F 1 1 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 11 46
7 G 0 0 1 2 0 0 2 0 2 1 1 1 1 11 46
8 H 1 1 2 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 12 50
9 I 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38
10 J 3 2 0 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 13 54
11 K 1 1 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 11 46
12 L 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 38
13 M 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 33
14 N 3 2 0 2 0 2 2 2 0 1 1 1 1 17 71
15 O 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9 38
16 P 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38
17 Q 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 8 33
18 R 0 0 0 2 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38
19 S 0 0 0 2 0 0 0 0 2 1 1 1 1 8 33
20 T 1 1 0 2 0 0 2 0 1 1 1 1 1 11 46
21 U 0 0 0 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 33
22 V 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46
23 W 0 0 1 2 0 0 2 0 2 0 0 1 1 9 38
24 X 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46
25 Y 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38
26 Z 1 1 2 2 1 0 2 0 0 1 1 1 1 13 54
27 AA 1 1 0 2 2 0 0 0 2 0 0 1 1 10 42
28 BB 3 2 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 14 58
29 CC 1 0 1 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 10 42
N 29 Median 42
Min 33 Modus 38
Max 79 SD 11
Mean 44 Varians 118
258
Lampiran 19
HASIL NILAI LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Nama
Skor Nilai
Pertemuan Ke-
I II III
1 A 75 70 75
2 B 70 72,5 85
3 C 70 72,5 85
4 D 75 72,5 80
5 E 72,5 80 72,5
6 F 77,5 70 77,5
7 G 75 70 80
8 H 77,5 70 77,5
9 I 75 70 80
10 J 72,5 80 72,5
11 K 75 72,5 80
12 L 77,5 70 77,5
13 M 75 72,5 80
14 N 75 72,5 80
15 O 77,5 70 77,5
16 P 70 72,5 85
17 Q 75 70 75
18 R 75 70 80
19 S 72,5 80 72,5
20 T 70 72,5 85
21 U 70 72,5 85
22 V 72,5 80 72,5
23 W 75 70 75
24 X 75 70 80
25 Y 72,5 80 72,5
26 Z 75 70 75
27 AA 72,5 80 72,5
28 BB 75 72,5 80
29 CC 77,5 70 77,5
Rata-Rata 74,00 73,00 78,00
Rata-Rata dalam
3 Pertemuan 75,00
259
Lampiran 20
HASIL NILAI LEMBAR KERJA SISWA KELAS KONTROL
No Nama
Skor Nilai
Pertemuan Ke-
I II III
1 A 75 43 56
2 B 55 40 36
3 C 43 37 53
4 D 40 37 67
5 E 75 43 56
6 F 40 37 67
7 G 48 67 90
8 H 75 43 56
9 I 23 40 26
10 J 40 37 67
11 K 75 43 56
12 L 40 37 67
13 M 25 67 30
14 N 23 40 26
15 O 43 37 53
16 P 43 37 53
17 Q 23 40 26
18 R 23 40 26
19 S 48 67 90
20 T 55 40 36
21 U 43 37 53
22 V 25 67 30
23 W 55 40 36
24 X 48 67 90
25 Y 40 37 67
26 Z 75 43 56
27 AA 55 40 36
28 BB 48 67 90
29 CC 25 67 30
30 DD 43 37 53
Rata-Rata 45,63 45,80 52,60 Rata-Rata dalam
3 Pertemuan 48,01
260
Lampiran 21
HASIL UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 28,21
Std. Deviation 14,642
Most Extreme Differences
Absolute ,130
Positive ,130
Negative -,070
Kolmogorov-Smirnov Z ,702
Asymp. Sig. (2-tailed) ,708
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 22,93
Std. Deviation 9,584
Most Extreme Differences
Absolute ,152
Positive ,115
Negative -,152
Kolmogorov-Smirnov Z ,833
Asymp. Sig. (2-tailed) ,492
a. Test distribution is Normal.
261
b. Calculated from data.
3. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Skor Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,320 1 57 ,133
4. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Pretest
Equal
variances
assumed
2,320 ,133 1,642 57 ,106 5,274 3,211 -1,157 11,704
Equal
variances
not
assumed
1,631 48,041 ,109 5,274 3,233 -1,227 11,774
262
Lampiran 22
HASIL UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 44,28
Std. Deviation 10,796
Most Extreme Differences
Absolute ,230
Positive ,230
Negative -,148
Kolmogorov-Smirnov Z 1,237
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 38,00
Std. Deviation 12,273
Most Extreme Differences
Absolute ,125
Positive ,125
Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z ,684
Asymp. Sig. (2-tailed) ,738
a. Test distribution is Normal.
263
b. Calculated from data.
3. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Skor Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,469 1 57 ,230
4. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Posttest
Equal
variances
assumed
1,469 ,230 2,083 57 ,042 6,276 3,013 ,242 12,310
Equal
variances
not
assumed
2,087 56,509 ,041 6,276 3,007 ,254 12,298
264
Lampiran 23
HASIL UJI NORMALITAS DAN HIPOTESIS INDIKATOR KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen
dan Kontrol
a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,93
Std. Deviation 1,100
Most Extreme Differences
Absolute ,317
Positive ,284
Negative -,317
Kolmogorov-Smirnov Z 1,708
Asymp. Sig. (2-tailed) ,006
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,53
Std. Deviation ,819
Most Extreme Differences
Absolute ,342
Positive ,342
Negative -,258
Kolmogorov-Smirnov Z 1,876
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
265
b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,03
Std. Deviation ,680
Most Extreme Differences
Absolute ,279
Positive ,279
Negative -,273
Kolmogorov-Smirnov Z 1,502
Asymp. Sig. (2-tailed) ,022
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,43
Std. Deviation ,568
Most Extreme Differences
Absolute ,377
Positive ,377
Negative -,241
Kolmogorov-Smirnov Z 2,066
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,17
Std. Deviation ,384
Most Extreme Differences Absolute ,501
Positive ,501
266
Negative -,327
Kolmogorov-Smirnov Z 2,696
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,33
Std. Deviation ,479
Most Extreme Differences
Absolute ,423
Positive ,423
Negative -,251
Kolmogorov-Smirnov Z 2,318
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,14
Std. Deviation ,875
Most Extreme Differences
Absolute ,252
Positive ,252
Negative -,196
Kolmogorov-Smirnov Z 1,359
Asymp. Sig. (2-tailed) ,050
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
267
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 1,57
Std. Deviation 1,165
Most Extreme Differences
Absolute ,212
Positive ,188
Negative -,212
Kolmogorov-Smirnov Z 1,159
Asymp. Sig. (2-tailed) ,136
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,59
Std. Deviation ,946
Most Extreme Differences
Absolute ,353
Positive ,353
Negative -,268
Kolmogorov-Smirnov Z 1,901
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,97
Std. Deviation 1,351
Most Extreme Differences
Absolute ,363
Positive ,363
Negative -,237
Kolmogorov-Smirnov Z 1,987
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Test distribution is Normal.
268
b. Calculated from data.
f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7
dan 8)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,28
Std. Deviation ,455
Most Extreme Differences
Absolute ,452
Positive ,452
Negative -,272
Kolmogorov-Smirnov Z 2,434
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,13
Std. Deviation ,434
Most Extreme Differences
Absolute ,521
Positive ,521
Negative -,379
Kolmogorov-Smirnov Z 2,852
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,72
Std. Deviation ,797
269
Most Extreme Differences
Absolute ,301
Positive ,301
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,621
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,80
Std. Deviation ,761
Most Extreme Differences
Absolute ,253
Positive ,253
Negative -,204
Kolmogorov-Smirnov Z 1,388
Asymp. Sig. (2-tailed) ,042
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
h. Indkator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,90
Std. Deviation ,900
Most Extreme Differences
Absolute ,289
Positive ,289
Negative -,235
Kolmogorov-Smirnov Z 1,554
Asymp. Sig. (2-tailed) ,016
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
270
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Pretest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,73
Std. Deviation ,740
Most Extreme Differences
Absolute ,273
Positive ,273
Negative -,207
Kolmogorov-Smirnov Z 1,493
Asymp. Sig. (2-tailed) ,023
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Hipotesis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 142,000
Wilcoxon W 607,000
Z -4,710
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 233,500
Wilcoxon W 698,500
Z -3,344
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
271
c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 365,000
Wilcoxon W 800,000
Z -1,407
Asymp. Sig. (2-tailed) ,159
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 340,500
Wilcoxon W 775,500
Z -1,494
Asymp. Sig. (2-tailed) ,135
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 389,000
Wilcoxon W 824,000
Z -,798
Asymp. Sig. (2-tailed) ,425
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
272
f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7
dan 8)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 362,500
Wilcoxon W 827,500
Z -1,626
Asymp. Sig. (2-tailed) ,104
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 408,000
Wilcoxon W 843,000
Z -,441
Asymp. Sig. (2-tailed) ,659
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
h. Indikator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)
Test Statisticsa
Skor Pretest
Mann-Whitney U 396,500
Wilcoxon W 861,500
Z -,626
Asymp. Sig. (2-tailed) ,531
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
273
Lampiran 24
HASIL UJI NORMALITAS DAN HIPOTESIS INDIKATOR KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol
a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,38
Std. Deviation 1,083
Most Extreme Differences
Absolute ,361
Positive ,361
Negative -,209
Kolmogorov-Smirnov Z 1,945
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 1,73
Std. Deviation 1,081
Most Extreme Differences
Absolute ,385
Positive ,385
Negative -,246
Kolmogorov-Smirnov Z 2,107
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
274
b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,07
Std. Deviation ,704
Most Extreme Differences
Absolute ,263
Positive ,263
Negative -,254
Kolmogorov-Smirnov Z 1,417
Asymp. Sig. (2-tailed) ,036
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 1,27
Std. Deviation ,640
Most Extreme Differences
Absolute ,295
Positive ,295
Negative -,241
Kolmogorov-Smirnov Z 1,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,011
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,48
Std. Deviation ,785
Most Extreme Differences
Absolute ,420
Positive ,420
Negative -,269
275
Kolmogorov-Smirnov Z 2,264
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,30
Std. Deviation ,466
Most Extreme Differences
Absolute ,440
Positive ,440
Negative -,260
Kolmogorov-Smirnov Z 2,411
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 2,07
Std. Deviation ,753
Most Extreme Differences
Absolute ,395
Positive ,364
Negative -,395
Kolmogorov-Smirnov Z 2,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 2,00
276
Std. Deviation ,947
Most Extreme Differences
Absolute ,300
Positive ,233
Negative -,300
Kolmogorov-Smirnov Z 1,643
Asymp. Sig. (2-tailed) ,009
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,52
Std. Deviation 1,455
Most Extreme Differences
Absolute ,231
Positive ,231
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,243
Asymp. Sig. (2-tailed) ,091
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 2,60
Std. Deviation 1,610
Most Extreme Differences
Absolute ,308
Positive ,192
Negative -,308
Kolmogorov-Smirnov Z 1,685
Asymp. Sig. (2-tailed) ,007
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7
dan 8)
277
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean ,83
Std. Deviation ,848
Most Extreme Differences
Absolute ,249
Positive ,249
Negative -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 1,342
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,30
Std. Deviation ,702
Most Extreme Differences
Absolute ,499
Positive ,499
Negative -,335
Kolmogorov-Smirnov Z 2,732
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,62
Std. Deviation ,677
Most Extreme Differences
Absolute ,437
Positive ,288
Negative -,437
Kolmogorov-Smirnov Z 2,351
278
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,47
Std. Deviation ,681
Most Extreme Differences
Absolute ,387
Positive ,387
Negative -,247
Kolmogorov-Smirnov Z 2,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
h. Indkator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)
Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 29
Normal Parametersa,b
Mean 1,62
Std. Deviation ,677
Most Extreme Differences
Absolute ,437
Positive ,288
Negative -,437
Kolmogorov-Smirnov Z 2,351
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Posttest
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,43
Std. Deviation ,679
279
Most Extreme Differences
Absolute ,405
Positive ,405
Negative -,262
Kolmogorov-Smirnov Z 2,218
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Hipotesis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
a. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 408,000
Wilcoxon W 873,000
Z -,506
Asymp. Sig. (2-tailed) ,613
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
b. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 427,500
Wilcoxon W 892,500
Z -,133
Asymp. Sig. (2-tailed) ,894
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
c. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 274,000
Wilcoxon W 709,000
Z -2,561
280
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
d. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7
dan 8)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 269,500
Wilcoxon W 734,500
Z -2,914
Asymp. Sig. (2-tailed) ,004
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
e. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 128,000
Wilcoxon W 593,000
Z -4,989
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
f. Indikator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)
Test Statisticsa
Skor Posttest
Mann-Whitney U 124,000
Wilcoxon W 589,000
Z -5,069
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
281
Lampiran 25
HASIL UJI HIPOTESIS DATA GAIN INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis
Rata-Rata Gain (Sig) Kesimpulan
Eksperimen Kontrol
Memfokuskan pertanyaan -0,55 1,2 0,000 Terdapat
perbedaan
Bertanya dan menjawab
suatu penjelasan dan
tantangan
0,03 0,83 0,001 Terdapat
perbedaan
1. Uji Hipotesis Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan
Test Statisticsa
Data Gain
Mann-Whitney U 165,000
Wilcoxon W 600,000
Z -4,193
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen
b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan
Test Statisticsa
Data Gain
Mann-Whitney U 232,000
Wilcoxon W 667,000
Z -3,240
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen