PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING ...

311
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN ARGUMENT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PROTISTA KELAS X SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Evin Kustantia NIM. 1113016100039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING ...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

DENGAN ARGUMENT MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PROTISTA

KELAS X

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OlehEvin Kustantia

NIM. 1113016100039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

i

ii

N

iii

iv

ABSTRAK

Evin Kustantia (NIM. 1113016100039): Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista. Subjek penelitian adalah siswa SMA Plus PGRI Cibinong kelas X IPA Unggulan yang berjumlah 59 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes essay berjumlah 13 soal. Analisis data dari kedua kelompok menggunakan Uji-t dengan aplikasi SPSS. Hasil yang diperoleh yaitu nilai t sebesar 0,042 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista.

Kata Kunci: Problem Solving, Argument Mapping, Berpikir Kritis

v

ABSTRACT

Evin Kustantia (NIM: 1113016100039): The Influence of Problem Solving Learning Model with Argument Mapping on Student's Critical Thinking Ability in Class Protista Concept X. Thesis of Biology Education Program, Department of Natural Sciences, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aimed to determine the effect of learning problem solving model with argument mapping on students' critical thinking ability on the concept of protista. Research subjects are high school students plus PGRI Cibinong class X IPA Featured, amounting to 59 students. The research method used was quasi experiment with nonequivalent control group design. Sampling was done by purposive sampling technique. The instrument used is essay test amounted to 13 questions. Data analysis from both groups used a t-test with SPSS application. The result obtained is t value of 0,042 <0,05. This shows that there is an influence of problem solving learning with argument mapping on students' critical thinking ability on the concept of protista.

Keywords: Problem Solving, Argument Mapping, Critical Thinking

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Model Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga,

dan sahabatnya.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan moril dan materil sehingga skripsi ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah sabar membimbing,

memberikan saran, motivasi serta mengarahkan penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Yuke Mardiati, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah sabar

membimbing, memberikan saran, motivasi serta mengarahkan penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan

Biologi 2013 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

6. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program

Studi Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses

perkuliahan.

vii

7. Teruntuk orang tua tercinta, Ayahanda Wasisto Joko Kuncoro dan Ibunda

Suparti yang selalu mendoakan dan memmberikan semangat kepada

penulis sehingga selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Dr. H. Basyarudin Thayib, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Plus PGRI

Cibinong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut.

9. Ibu Wirya Aini, S. Pd, Ibu Lulu Hulyati, M. Pd dan Bapak Fredi, S. Pd,

guru bidang studi biologi di SMA Plus PGRI Cibinong yang telah

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat kepada penulis

dalam menyelesakan penelitian.

10. Siswa-siswa kelas X MIPA Unggulan 2 dan X MIPA Unggulan 7 yang

telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian.

11. Kawan-Kawan seperjuangan angkatan 2013 Pendidikan Biologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Audina Lyadi, Windy Dwi Jayanti,

dan Mauliza Ahmad, yang telah menjadi kawan seperjuangan selama

penelitian.

12. Sahabat-Sahabat seperjungan angkatan 2013 Pendidikan Biologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Anna Syafrotul, Indah

Chairunnisa, Israni Dewi Pratiwi, Miftahuzzakiyah, Hani Ekatayu Bachri

serta kawan-kawan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

13. Keluarga besar POSTAR, terutama kepada elemen Tari Tradisional yang

tidak henti-hentinya memberikan motivasi, doa dan dukungannya kepada

saya dalam menyelesaikan skripsi.

14. Maulana Septiandi, yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Ungkapan rasa syukur dan ikhlas rasanya tepat untuk penulis ucapkan atas

terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan

yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan.

viii

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat

memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang

studi biologi.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Evin Kustantia

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ........................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II. DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR

DAN HIPOTESIS ............................................................................ 8

A. Deskripsi Teoritis ...................................................................................... 8

1. Model Pembelajaran Problem Solving ................................................. 8

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .............................................. 8

b. Pengertian Problem Solving ............................................................ 10

c. Karakteristik Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem

solving) ............................................................................................ 12

d. Tahap-Tahap Pembelajaran Pemecahan Masalah

(problem solving) ............................................................................. 13

e. Desain Model Pembelajaran Pemecahan Masalah 16

x

(problem solving) .............................................................................

f. Keunggulan dan Kelemahan Pemecahan Masalah

(problem solving) ............................................................................. 17

2. Peta Argumen (Argument Mapping) .................................................... 19

a. Pengertian Argumen (Argument) ..................................................... 19

b. Pengertian Peta Argumen ................................................................ 20

c. Cara Membuat Peta Argumen ......................................................... 20

d. Manfaat Peta Argumen .................................................................... 22

3. Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 22

a. Pengertian Berpikir .......................................................................... 22

b. Pengertian Berpikir Kritis ................................................................ 23

c. Tujuan Berpikir Kritis ...................................................................... 24

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................................. 24

4. Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping

dan Berpikir Kritis ................................................................................ 25

5. Protista .................................................................................................. 26

a. Pengertian Protista ........................................................................... 26

b. Ciri-ciri Protista ............................................................................... 27

B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................................... 28

C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 30

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 33

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 33

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 33

C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 34

D. Populasi dan Sampel ................................................................................. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

1. Instrumen Tes ....................................................................................... 39

2. Instrumen Non Tes ............................................................................... 40

xi

G. Kalibrasi Instrumen ................................................................................... 41

1. Validitas ................................................................................................ 41

2. Reliabilitas ............................................................................................ 42

3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 43

4. Daya Pembeda ...................................................................................... 44

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45

1. Uji Normalitas ...................................................................................... 46

2. Uji Homogenitas ................................................................................... 46

3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 47

I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 50

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 50

1. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 50

2. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kontrol ....................................................................................... 51

3. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen ................................................................................. 52

4. Pengujian Prasyarat Analisis Data Hasil Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 53

a. Uji Normalitas ................................................................................. 53

b. Uji Homogenitas .............................................................................. 54

c. Uji Hipotesis .................................................................................... 55

5. Pengujian Psrasyarat Analisis Data Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 56

a. Uji Normalitas ................................................................................. 56

b. Uji Hipotesis .................................................................................... 59

6. Data Hasil Penilaian LKS .................................................................... 62

7. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa .................................. 63

B. Pembahasan ............................................................................................... 66

xii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75

A. Kesimpulan ........................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................... 80

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Tahap Pemecahan Masalah dalam Penelitian ............................... 16

Tabel 2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 24

Tabel 2.5 Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping

dan Berpikir Kritis ........................................................................ 25

Tabel 3.1 Skema Desain Pretest-Posttest Control Group Design ................ 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis ........ 40

Tabel 3.4 Besarnya Koefesien Validitas ....................................................... 42

Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas ......................................... 43

Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran .................................... 44

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................ 45

Tabel 4.1 Statistik Hasil Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................... 50

Tabel 4.2 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............................................... 51

Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Pretest dan Posttest Kelas Eskperimen ........................................ 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ......................................................... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest ....................................................... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest ..................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest .................................................... 54

Tabel 4.8 Uji T Hasil Pretest ........................................................................ 55

Tabel 4.9 Uji T Hasil Posttest ....................................................................... 55

Tabel 4.10 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 56

Tabel 4.11 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Pretest Kelas Eksperimen ................................................... 57

Tabel 4.12 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Posttest Kelas Kontrol ......................................................... 58

xiv

Tabel 4.13 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 59

Tabel 4.14 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Pretest .................................................................................. 60

Tabel 4.15 Hasil Uji Mann Whitney Data Gain Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis ............................................................................... 61

Tabel 4.16 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Posttest ................................................................................ 62

Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata LKS Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen .................................................................. 63

Tabel 4.18 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru

Model Problem Solving ................................................................ 63

Tabel 4.19 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Saintifik ............. 64

Tabel 4.20 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Model Problem Solving ................................................................ 64

Tabel 4.21 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Saintifik ........... 66

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Problem Solving ........................................................... 14

Gambar 2.3 Contoh Pemetaan Argumen ........................................................ 21

Gambar 2.6 Euglena ....................................................................................... 28

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................................ 37

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...... 80

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............. 105

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen .............................. 135

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ..................................... 150

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Kelas Eksperimen ............................................... 169

Lampiran 6 Rubrik Penilaian Kelas Kontrol ...................................................... 171

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen ................................... 173

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ................................. 179

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol .......................................... 188

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol ......................................... 194

Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Konsep

Protista ............................................................................................ 200

Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Kalibrasi .... 217

Lampiran 13 Analisis Butir Soal .......................................................................... 229

Lampiran 14 Instrumen Soal Kemampuan Berpikir Kritis Valid ........................ 238

Lampiran 15 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Soal Posttest Protista ....... 245

Lampiran 16 Rubrik Penilaian Instrumen Berpikir Kritis Pretest dan Posttest ... 252

Lampiran 17 Data Nilai Pretest Berpikir Kritis

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................. 254

Lampiran 18 Data Nilai Posttest Berpikir Kritis

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................. 256

Lampiran 19 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ....................... 258

Lampiran 20 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .............................. 259

Lampiran 21 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis Pretest

Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 260

Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis Posttest

Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................................... 262

Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas dan Hipotesis Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .................. 264

xvii

Lampiran 24 Hasil Uji Normalitas Dan Hipotesis Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ................ 273

Lampiran 25 Hasil Uji Hipotesis Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................. 281

Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian .................................................................. 282

Lampiran 27 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 284

Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................... 285

Lampiran 29 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 286

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang

mempengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun kemampuan fisik

individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses

mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan dari generasi

ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga

pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi atau lembaga-lembaga lain.1

Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan yaitu pendidikan

dapat menjadi pengalaman seseorang agar lebih bermakna, sehingga potensi

kemampuan dan kapasitas manusia dapat berkembang secara optimal.

Sebagaimana yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 yaitu

pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak. Peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa. Sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Pendidikan di abad 21 menjadi semakin penting untuk menjamin siswa.

Siswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan

menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja dan

bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).

Pendidikan abad 21 menggunakan kurikulum 2013 yang dapat menciptakan

keseimbangan antara pengembangan keterampilan kognitif (soft skills) dan

keterampilan fisik (hard skills) pada siswa. Learning and innovation skills

atau keterampilan belajar dan berinovasi yang merupakan salah satu

keterampilan pada abad 21 yang meliputi berpikir kritis dan mengatasi

1 Zurinal, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal. 3.

2 Ibid., hal. 161.

2

masalah atau Critical Thingking and Problem Solving. Keterampilan tersebut

dapat membuat siswa mampu menggunakan berbagai situasi, membuat

keputusan, dan mengatasi masalah yang diperlukan dalam kehidupan. Selain

itu, setiap pelajaran tidak luput dari kegiatan membaca dan menulis tidak

terkecuali dengan pelajaran IPA. Dengan pendidikan IPA diharapkan dapat

memberikan pengalaman nyata kepada siswa dan membantu untuk

mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir, sehingga siswa dapat

memahami alam sekitar dengan lebih banyak membaca yang akan menambah

pengetahuan siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam atau science sebagai ilmu tentang alam yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA (sains) berupaya

membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan

pemahamannya tentang alam seisinya. IPA bersifat analisis, lengkap, cermat

serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain.

Sehingga keseluruhannya membentuk perspektif yang baru tentang objek

yang diamatinya.3

Pembelajaran IPA menanamkan dan mengembangkan keterampilan,

sikap, dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA dapat

membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar. Aspek-aspek IPA yang meliputi aspek sikap, proses,

produk dan aplikasi diharapkan dapat muncul pada siswa setelah mengalami

proses belajar secara utuh dan memahami pengetahuan tertentu.4

Kegiatan belajar mengajar biologi, guru hendaknya melatih siswa

menyatukan konsep-konsep biologi dengan mempersiapkan materi

pembelajaran yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai.

Sehingga kegiatan belajar mengajar biologi menjadi sesuatu yang bermakna.

Pembelajaran biologi bertujuan memudahkan siswa dalam memahami

konsep-konsep biologi dengan cara memperoleh atau memproses fakta,

konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari.5 Untuk menguasai konsep

3 Usman, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Indeks, 2011, hal. 1-3.4 Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, hal.

46-47.

3

dalam suatu pembelajaran, siswa diharuskan untuk memahami konsep

terlebih dahulu. Selanjutnya siswa dapat memproses atau terampil

menggunakan konsep yang telah dipahami. Jika siswa mampu memahami

konsep-konsep biologi dan mengaitkannya satu sama lain maka siswa dapat

dikatakan menguasai konsep. Sehingga siswa dapat melihat bahwa konsep-

konsep tersebut tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan yang

bermakna.6

Pembelajaran biologi di sekolah belum mampu mengimplementasikan

proses pembelajaran yang lebih bermakna. Cita-cita pendidikan nasional yang

tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 belum terwujud. Hal itu

tercermin dalam proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Peserta

didik juga masih menggunakan cara hafalan tanpa mengerti arti dari konsep

yang sedang dipelajari. Siswa yang belajar dengan menghafal, kemampuan

memahami materi cenderung lebih rendah. Sedangkan, siswa yang belajar

dengan menghubungkan konsep-konsep yang telah dimilikinya kemampuan

memahami materi cenderung tinggi.

Peran siswa dalam proses pembelajaran di kelas masih kurang, yakni

hanya sedikit siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya.

Pertanyaan yang dibuat siswa belum menunjukkan pertanyaan-pertanyaan

kritis berkaitan dengan materi yang dipelajari. Jawaban dari pertanyaan masih

sebatas ingatan dan pemahaman saja. Sikap siswa belum menunjukkan

jawaban analisis terhadap pertanyaan guru. Kemampuan siswa berdampak

pada rendahnya aspek kognitif tingkat tinggi. Aspek tingkat tinggi tersebut

yaitu menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan, sehingga siswa kesulitan

dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa juga belum terbiasa dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang

didahului dengan kegiatan penyelidikan. Jika prinsip penyelesaian masalah

5 Ibid., hal. 38.6 Yustini Yusuf, Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui Penggunaan

Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005, Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2), 2006, hal. 59.

4

ini diterapkan dalam pembelajaran, siswa dapat terlatih dan membiasakan diri

untuk berpikir kritis secara mandiri.

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki karena dapat

membantu siswa dalam berpikir secara rasional. Kemampuan berpikir kritis

berguna dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mencari alternatif

pemecahan bagi permasalahan. Berpikir kritis merupakan kemampuan

berpikir siswa yang sangat penting untuk dikembangkan di sekolah. Siswa

pada dasarnya memiliki potensi kritis, tetapi masalahnya bagaimana

mengembangkan potensi tersebut melalui proses pembelajaran di kelas.

Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik di Indonesia

masih rendah. Hal ini berdasarkan beberapa laporan studi empat tahun

International Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) yang dilakukan kepada siswa dengan karakteristik soal-soal tingkat

kognitif tinggi yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa

menunjukkan bahwa siswa Indonesia secara konsisten terpuruk di peringkat

bawah.7 Hal tersebut terjadi karena kurang adanya kesempatan bagi siswa

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam membuat keputusan

dan mengatasi permasalahan. Sehingga guru diharapkan mampu

merealisasikan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

Keterampilan berpikir kritis memerlukan sebuah inovasi pembelajaran.

Inovasi tersebut diharapkan siswa dapat secara aktif dapat mengemukakan ide

pokok materi belajar, memecahkan masalah serta mengaplikasikan pelajaran

yang sudah dipelajari di kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi

pembelajaran yang dapat dilakukan ialah dengan cara menerapkan model

pembelajaran yang relevan sesuai dengan tujuan keterampilan berpikir kritis

dan dapat menjadikan siswa sebagai central study of traveler. Salah satu

model yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa ialah

model problem solving atau pemecahan masalah.

7 Karim Normaya, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 1, FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2015, hal. 92.

5

Pembelajaran problem solving atau pembelajaran pemecahan masalah

merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis

untuk menemukan pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris

dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.8 Selain itu, melalui penggunaan

problem solving, siswa dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi,

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.9

Kemampuan berargumentasi siswa dapat dibentuk dengan teknik peta

argumen. Pemetaan argumen merupakan kegiatan pemetaan yang berfokus

pada pemetaan yang logis, terdapat hubungan antar bukti atau inferensial

antara proposisi.10 Pemetaan argumen (argument mapping) membuat

pembelajaran biologi menjadi bermakna. Hal tersebut menjadi upaya untuk

mendukung dan meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir

kritis siswa. Kelebihan pemetaan argumen adalah terfokus pada hubungan

antar proposisi atau kesimpulan yang logis. Kelemahan pemetaan argumen

adalah dapat menyebabkan siswa berpendapat terlalu banyak.11 Pembelajaran

dengan pemetaan argumen dapat berlangsung secara sistematis dan

bermakna, serta mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.12

Proses pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan

nasional diperlukan guru yang menjadi teladan bagi siswa. Proses

pembelajaran perlu diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.

Selain itu, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2006, hal. 216.

9 Wirdona Yusrita, Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa, Lampung: FKIP Universitas Lampung, 2015, hal. 3.

10 Tim Van Gelder, Argument Mapping: Encyclopedia of the Mind, Thousand Oaks, CA: Sage, Volume expected to appear in, 2011, hal. 1.

11 Martin Davies, Concept mapping, Mind mapping and argument mapping: what are the differences and do they matter?, hal. 3.

12 I Wayan Redhana, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010, hal. 148.

6

psikologis siswa. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh

melahirkan kualitas pribadi yang memiliki ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.13

Terkait latar belakang permasalahan di atas, peneliti membahas mengenai

judul “Pengaruh Problem Solving dengan Argument Mapping terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Protista Kelas X”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:

1. Rendahnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa.

2. Proses pembelajaran pada materi biologi masih didominasi oleh hafalan

konsep dan belum melibatkan aktivitas berpikir kritis siswa.

3. Kurangnya kesempatan siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis.

4. Siswa belum dapat mengoptimalkan fenomena-fenomena yang terjadi di

alam sebagai media konkret dalam proses pembelajaran guna

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:

1. Penggunaan model problem solving dengan argument mapping pada

konsep protista.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam menjawab masalah sesuai

konteks permasalahan dengan menggunakan argument mapping untuk

memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.

3. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan ada delapan

indikator menurut Ennis. Indikator tersebut sebagai berikut 1)

memfokuskan pertanyaan, 2) bertanya dan menjawab suatu penjelasan

dan tantangan, 3) mengobservasi dan mempetimbangkan hasil observasi,

4) menganalisis argumen, 5) mempertimbangkan kredibilitas sumber, 6)

13 Permendiknas No. 22 BSNP, Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2016, hal. 1.

7

membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, 7) memutuskan

suatu tindakan, 8) mempertimbangkan nilai keputusan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat

pengaruh problem solving dengan argument mapping terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada konsep protista?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh problem

solving dengan argument mapping terhadap kemampuan berpikir siswa pada

konsep protista.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, antara lan:

1. Bagi Siswa

Penelitian in diharapkan mampu memberikan pengalaman yang berbeda

pada siswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa secara optimal dan

mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

2. Bagi Guru dan Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan bagi guru dan

kepala sekolah dalam menentukan kebijakan kurikulum di sekolah baik

dari segi metode maupun model pembelajaran yang akan diterapkan di

kelas pada materi biologi.

3. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini ialah sebagai bekal peneliti untuk di masa

mendatang agar mampu menerapkan strategi maupun media yang relevan

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Model Pembelajaran Problem Solving

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk

memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam perspektif

psikologi pendidikan, belajar didefiniskan sebagai suatu perubahan

tingkah laku dalam diri seseorang. Hal tersebut relatif menetap sebagai

hasil dari sebuah pengalaman. Belajar sebagai suatu proses di mana suatu

organisasi berubah perilakunya diakibatkan oleh pengalaman.1

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan.

“Learning is the process by wich an activity originates or changed

through training procedurs (ether in the laboratory or in the natural

environment) as distinguished from changes by factors not

atributable to training”.

Yang diartikan, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan

atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan

alamiah.2

Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi

pertama berhubungan dengan materi pelajaran yang disajikan pada siswa

melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara

bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang

telah ada. Struktur kognitif ialah fakta, konsep dan generalisasi yang

telah dipelajari dan diingat oleh siswa.3

1 Zurinal, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidkan, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006, hal. 117. 2 Ibid.

3 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, hal. 94.

9

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat utama dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada

proses belajar yang dialami siswa. Siswa yang berada di lingkungan

sekolah maupun rumah atau keluarganya sendiri. Guru dalam

pembelajaran yang aktif juga menjadi tolak ukur keberhasilan

pendidikan.

Suatu proses yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan

belajar disebut pembelajaran. Pembelajaran lebih menekankan pada

kegiatan belajar siswa secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek

intelektual, emosional dan sosial. Pembelajaran merupakan suatu proses

atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan

komunikatif antara guru dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan

untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.4

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Kata belajar dipakai sebagai

penanda kata dari kata instruction yang mempunyai pengertian lebih luas

dari kata pengajaran. Oleh karena itu, mengajar atau teaching merupakan

bagian dari pembelajaran (instruction). Peran guru lebih ditekankan

kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang

tersedia untuk dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.5

Kegiatan pembelajaran adalah salah satu usaha dan proses yang

dilakukan secara sadar. Pembelajaran mengacu pada tujuan

(pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah pada

terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud

menunjuk pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses tersebut

adalah pembelajaran sebagai suatu proses interaksi edukatif.

4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Teknik dan Prosedur, Bandung: PT Remaja

Rosadakarya, 2010, hal. 10. 5 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, hal.

27.

10

Pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral

keagamaan, aktivitas, kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan

pengalaman belajar.6

Istilah pembelajaran sering diidentikkan dengan pengajaran juga

terlihat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 tentang

Standar Proses dinyatakan:” Perencanaan proses pembelajaran meliputi

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar”.7

Proses belajar bersifat internal dalam diri siswa melalui suatu proses

untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap dan megokohkan kerpibadian. Pembelajaran

bersifat eksternal yang dirancang dengan tujuan menciptakan kegiatan

belajar yang memegang peranan utama dalam proses belajar.

b. Pengertian Problem Solving

Belajar melalui pengalaman langsung akan berpengaruh pada hasil

dan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami pelajaran. Siswa

akan merasakan pembelajaran yang lebih bermakna dalam proses belajar.

Manusia dalam kehidupan harus dapat memutuskan sesuatu, sama

halnya dengan mengambil keputusan dalam permasalahan. Keputusan

harus diambil dari berbagai pilihan keputusan yang dimiliki. Biasanya

masalah muncul pada saat yang tidak diharapkan atau muncul karena

akibat yang dilakukan. Untuk terampil dalam menyelesaikan masalah

dibutuhkan berbagai kemampuan, salah satunya adalah kemampuan

berpikir kritis. Hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi

6 Zurinal, Op, cit, hal. 117.

7 Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 4.

11

prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai

seorang pemula dalam memecahkan suatu masalah.8

Pemecahan masalah memang sangat penting dan membutuhkan

tingkat berpikir yang tinggi, tetapi dapat dipelajari. Pembelajaran

pemecahan masalah mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan

siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.9 Tahapan penyelesaian

masalah (problem solving) menurut John Dewey terdapat lima tahap,

yaitu mengenali adanya masalah, mengidentifikasi masalah,

memanfaatkan pengalaman sebelumnya, menguji hipotesis dan

mengevaluasi penyelesaian dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti.10

Langkah-langkah Problem Solving menurut Gagne terdapat lima

tahap. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut, menyajikan masalah,

menyatakan masalah dalam bentuk operasional, menyusun hipotesis

alternatif dan prosedur kerja, mengetes hipotesis dan melakukan kerja

untuk memperoleh hasil, dan memeriksa kembali.11

Empat tahapan dalam pemecahan masalah menurut Polya, sebagai

berikut memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana,

dan meninjau kembali.12

Pemecahan masalah sering melibatkan beberapa langkah. Pada

penelitian ini pemecahan masalah yang digunakan adalah tahapan

menurut George Polya. Empat tahapan pemecahan masalah dari Polya

tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk

dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkan siswa dalam

pemecahan masalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah

8 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,

hal. 52. 9 Harlinda Fatmawati, Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika

berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat, Jurnal Elektronik Pembelajaran

Matematika Vol. 2 No. 9, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014, hal. 914. 10

Gelar Dwirahayu, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains

Dasar: Sebuah analogi, Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007, hal. 54. 11

Ibid. 12

Harlinda Fatmawati. Op, cit, hal. 915.

12

yang memerlukan metode berbeda-beda dari satu masalah ke masalah

lainnya.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem

solving)

Pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat sulit baik

mengajarkan maupun mempelajarinya. Materi pelajaran atau topik tidak

terbatas pada sumber buku materi pelajaran saja, akan tetapi juga dapat

bersumber dari peristiwa tertentu sesuai kurikulum yang berlaku.

Karakteristik dari pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)

mencakup dua proses penting yaitu (1) pembentukkan representasi

masalah atau ruang masalah (pemecah masalah melihat lingkungan

tugas), (2) proses pemecahan masalah yang melibatkan pencarian melalui

ruang masalah.13

Representasi masalah pada intinya memuat penafsiran pemecah

masalah terhadap masalah yang akan menentukan seberapa mudah

masalah itu dapat dipecahkan. Pemecah masalah mengambil intisari

informasi dan berupaya untuk memahami masalah atau mengaitkannya

dengan pengetahuan yang dimilikinya untuk membentuk representasi

yang padu.14

Karakteristik utama untuk memecahkan masalah dalam kerangka

perancangan yaitu (1) representasi masalah, (2) membangun dan memilih

solusi, (3) membuat pembenaran, dan (4) memonitor dan mengevaluasi

tujuan dan solusi.

Memecahkan masalah melibatkan proses representasi masalah,

solusi-solusi dan memonitor dan mengevaluasi namun setiap jenis

pemecahan masalah melibatkan serangkaian keterampilan yang berbeda.

13

Bambang Suteng Sulasmono, Problem Solving: Signifikansi, Pengertian dan Ragamnya,

Jurnal Penelitian Pengembangan Kependidikan Vol. 28 No. 2, Salatiga: FKIP Universitas Kristen

Satyawacana, 2012. 14

Ibid.

13

Pemecah masalah perlu memilih esensi masalah dan tujuan dalam proses

representasi masalah. Membanding-bandingkan dan memilih solusi yang

terbaik, mempertimbangkan berbagai hambatan dan alternatif tindakan.

Selain itu, membangun alasan yang masuk akal dan dapat dipertahankan

untuk mendukung solusi yang dipilih.15

d. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem

solving)

Proses problem solving akan dapat dilaksanakan bila pengajar siap

dengan segala perangkat yang diperlukan. Kemampuan dalam

pemecahan masalah termasuk suatu keterampilan. Pemecahan masalah

melibatkan segala aspek pengetahuan dan sikap mampu menerima

tantangan. Untuk itu dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

diperlukan tahapan-tahapan problem solving.

Tahapan pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah

yang pertama, harus melihat secara jelas apa yang diperlukan. Kedua,

harus melihat bagaimana berbagai objek dihubungkan, bagaimana yang

ditanyakan dikaitkan dengan data yang bertujuan untuk memperoleh ide

pemecahan masalah. Ketiga, membuat sebuah rencana ketika akan

melaksanakan rencana. Keempat, melihat kembali pada keseluruhan

solusi, dengan meninjau ulang dan membahasnya. Empat langkah

penyelesaian yang diperkenalkan Polya yang dikenal dengan Heuristik

Polya digambarkan dalam diagram sebagai berikut:16

15

Ibid. 16

Gelar Dwirahayu, Op, cit, hal. 53.

14

Gambar 2.1 Tahapan Problem Solving

Diagram tersebut, tahapan pemecahan masalah menurut Polya meliputi:17

1. Memahami persoalan

Maksudnya mengerti masalah dan melihat apa yang dikehendaki.

Masalah harus dibaca berulang-ulang agar dapat dipahami kata demi

kata, kalimat demi kalimat. Pada tahap ini menggambarkan secara

lengkap apa yang diketahui dan apa yag ditanyakan dalam soal.

Tahap pemahaman soal ini meliputi: mengenali soal, menganalisis

soal dan menerjemahkan informasi yang diketahui termasuk

membuat gambar atau diagram untuk membantu siswa

membayangkan kondisinya.

17

Gelar Dwirahayu, Op, cit, hal. 53.

1. Memahami persoalan

2. Membuat rencana

3. Melaksanakan Rencana

4. Meninjau kembali

1a.Menulis soal dengan kata-kata

sendiri

1b.Menulis soal dalam bentuk

yang lebih operasional

1c.Menulis soal dalam bentuk

rumus

1d.Menulis soal dalam bentuk

gambar

2. Menentukan rumus teorema

yang akan digunakan

15

2. Membuat rencana

Pada tahap ini siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa

saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan

masalahnya. Siswa dapat mencari konsep-konsep atau teori-teori

yang menunjang atau menentukan rumus atau teorema yag

berhubungan dengan soal.

3. Melaksanakan rencana

Pada tahap ini siswa melakukan perhitungan dengan segala macam

data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan

yang sesuai. Siswa harus dapat membentuk sistematika yang lebih

baku. Dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan merupakan

rumus yang siap untuk dipergunakan sesuai apa yang ditanyakan

dalam soal. Kemudian memasukkan data-data sehingga menjurus

pada suatu rencana yang diharapkan dapat dibuktikan.

4. Meninjau kembali

Tahap ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa jawaban yang

diperoleh tersebut masuk akal atau rasional. Siswa melakukan

refleksi atau pemeriksaan ulang dan menelaah kembali dengan teliti

setiap langkah yang dilakukan.

Strategi pemecahan masalah adalah sejumlah langkah atau tahapan

prosedural pemecahan masalah. Tahapan tersebut yakni memahami

masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana dan meninjau

kembali. Tahapan pemecahan masalah tersebut digunakan untuk

mencapai tujuan tertentu yang diaplikasikan dalam pembelajaran biologi.

Berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah diatas, indikator yang

digunakan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 2.2.

16

Tabel 2.2 Tahap Pemecahan Masalah dalam Penelitian

No Tahapan Kegiatan

1. Memahami masalah a. Apa yang diketahui?

b. Apa yang ditanyakan?

2. Membuat rencana Menentukan rumusan masalah atau

hipotesis

3. Melaksanakan rencana Melakukan penyelesaian dengan mencari

informasi atau data

4. Meninjau kembali Melakukan pengecekan kembali dengan

menentukan cara lain yang berbeda

e. Desain Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem solving)

Akar desain masalah adalah masalah yang real berupa kenyataan

hidup, seperti halnya penguasaan terhadap permesinan dalam rangka

menghadapi tuntutan perkembangan industri. Empat hal yang harus

diperhatikan ketika membicarakan masalah, yaitu 1) memahami masalah,

2) tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, 3) adanya

keinginan memecahkan masalah, dan 4) ada keinginan mampu

memecahkan masalah tersebut.

Model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sebuah

masalah yang dikemukakan kepada siswa. Hal tersebut harus dapat

membangkitkan pemahaman siswa terhadap masalah, sebuah kesadaran

akan adanya kesenjangan, dan pengetahuan. Keinginan memecahkan

masalah dan adanya persepsi siswa yang mampu memecahkan masalah.18

Tujuannya adalah sebagai cara memanfaatkan masalah untuk

menimbulkan motivasi belajar. Suksesnya pelaksanaan model pemecahan

masalah (problem solving) sangat bergantung pada seleksi, desain, dan

pengembangan masalah. Tujuan lainnya adalah penguasaan isi belajar

dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan

masalah yang berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih

luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim, serta

keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.

18

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 237.

17

f. Keunggulan dan Kelemahan Pemecahan Masalah (problem solving)

1. Keunggulan pemecahan masalah (problem solving)

Model pembelajaran problem solving memiliki sepuluh keunggulan

diantaranya (1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus

untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) pemecahan masalah dapat

menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) pemecahan masalah dapat

meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, (4) pemecahan masalah

dapat membantu siswa bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan siswa

untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, (5) pemecahan

masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang siswa lakukan,

pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi

sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya, (6) melalui

pemecahan masalah dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap

mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang

harus dimengerti oleh siswa, (7) pemecahan masalah dianggap lebih

menyenangkan dan disukai siswa, (8) pemecahan masalah dapat

mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan

yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru, (9)

pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengapilkasikan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata, dan (10)

pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara

terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah

berakhir. 19

Keunggulan problem solving sebagai berikut: (1) melatih siswa

untuk mendesain suatu penemuan, (2) berpikir dan bertindak kreatif, (3)

memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, (4) mengidentifikasi

19

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Kencana Prenada Media Gruop, 2006, hal. 220.

18

dan melakukan penyelidikan, (5) menafsirkan dan mengevaluasi hasil

pengamatan, (6) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dan (7) dapat

membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya

dunia kerja.20

Keunggulan lainnya pada pembelajaran pemecahan masalah sebagai

berikut: (1) siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga

pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, (2) dilatih untuk

dapat bekerjasama dengan siswa lain, dan (3) dapat memperoleh dari

berbagai sumber.21

Manfaat lain dari pembelajaran pemecahan masalah adalah

membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilan dalam memecahkan masalah. Dengan pembelajaran

pemecahan maslah siswa berusaha berpikir kritis dan mampu

mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajaran

yang mandiri.

2. Kelemahan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem

solving)

Problem solving juga memiliki kelemahan, diantaranya (1)

beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model

pembelajaran ini, sehingga meyulitkan siswa untuk melihat dan

mengamati serta akhirnya tidak dapat menyimpulkan konsep

tersebut, dan (2) memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang

dibandingkan dengan model yang lain.22

Pemecahan masalah memiliki kelemahan, diantaranya (1)

manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

20

Iif Khoiru, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya,

2011, hal. 55-56. 21

Ibid. 22

Ibid., hal. 57.

19

maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba, (2) keberhasilan

strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup

waktu untuk persiapan, dan (3) tanpa pemahaman mengapa siswa

berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka

siswa tidak akan belajar apa yang siswa ingin pelajari.23

Kelemahan problem solving sebagai berikut: (1) untuk siswa

yang malas tujuan dari pembelajaran ini tidak dapat tercapai, (2)

membutuhkan banyak waktu dan dana, dan (3) tidak semua mata

pelajaran dapat diterapkan dengan model pembelajaran ini.24

3. Peta Argumen (Argument Mapping)

a. Pengertian Argumen (Argument)

Istilah argumen atau argumentasi adalah kesatuan kumpulan

pernyataan yang dinamakan premis atau premis-premis dan kesimpulan

yang dihasilkan oleh kegiatan menalar.25

Argumen sangat erat kaitannya

dengan berpikir kritis. Istilah argumen merujuk pada rangkaian klaim,

sebagian klaim itu disajikan sebagai alasan guna memperoleh klaim

lanjutan kesimpulan. Alasan-alasan disajikan dengan tujuan meyakinkan

pendengar atau pembaca untuk menerima kesimpulan. Sejalan dengan

pendapat ahli yang menyatakan bahwa “an argument is an attempt to

prove or establish a conclusion. It has two majors parts: a conclusion

and the reason or reason offered in support of the conclusion”. Hal ini

berarti sebuah argumen merupakan sebuah usaha untuk disetujui atau

pembentukan sebuah kesimpulan yang terdiri atas dua bagian utama yaitu

sebuah kesimpulan dan sebuah alasan atau alasan ditawarkan dalam

mendukung kesimpulan. Argumen adalah serangkaian pernyataan yang

terdiri dari dua bagian yaitu premis dan kesimpulan. Adapun premis

23

Wina Sanjaya, Op, cit, hal. 221. 24

Iif Khoiru, Op, cit, hal. 56. 25

Arif Shidarta B, Pengantar Logika: Sebuah Langkah Pertama Medan Telaah, Bandung:

Refika Aditama, 2008, hal 7.

20

dalam sebuah argumen merupakan alasan yang bersifat spesifik untuk

mendukung sebuah kesimpulan yang diyakini tersebut.

b. Pengertian Peta Argumen

Sebuah argumen adalah diagram yang menangkap struktur logis dari

sebuah argumen sederhana atau kompleks. Melalui pembuatan peta

argumen peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman menganalisis

dan mengevaluasi premis dan klaim dan hubungan antara keduanya.

Pemetaan argumen merupakan pemetaan yang menjelaskan struktur

inferensial dan kesimpulan antar seluruh proposisi dari pemetaan.26

Peta

argumen dapat meningkatkan kemampuan peserta didik memahami, dan

mengkomunikasikan penalaran. Keterampilan berpikir kritis peserta didik

dapat dipicu dengan peta argumen. Peta argumen diproses dengan

mengilustrasikan logika atau menghubungkan bukti antara melalui garis,

warna, dan posisi. Argument mapping adalah cara visual untuk

menunjukkan struktur logis dari suatu argumen27

. Berdasarkan paparan di

atas, argumen dapat berupa argumen sederhana dan argumen kompleks.

Peta argumen dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang susunan konseptual.

c. Cara Membuat Peta Argumen

Sebuah peta argumen biasanya adalah berupa diagram “kotak dan

anak panah” dengan kotak sesuai dengan proposisi dan panah sesuai

dengan hubungan seperti dukungan bukti. Pemetaan argumen mirip

dengan kegiatan pemetaan lainnya seperti pemetaan pikiran dan

pemetaan konsep, tetapi berfokus pada hubungan bukti yang logis atau

kesimpulan diantara proposisi.28

26

Martin Davies, Concept mapping, mind mapping and argument mapping: what are the

differences and do they matter?, 2010, hal. 2. 27

Ostwald, A Guide to Argument Mapping Materials, 2007, hal. 1. 28

Tim Van Gelder, Argument Mapping: Encyclopedia of the Mind, Thousand Oaks CA:

Sage, Volume expected to appear in, 2011, hal. 1.

21

Tingkat pertama atau bagian atas dari peta argumen berisi anggapan.

Hal ini diikuti dengan klaim pendukung (di bawah kata “karena”) dan

keberatan (di bawah kata “tapi”). Klaim digunakan atau keberatan yang

menjadi sanggahan ketika peserta didik keberatan terhadap keberatan.

Dalam perangkat lunak, klaim, keberatan dan sanggahan berwarna

berbeda. Dasar kotak yang menyediakan pertahanan untuk klaim

terminal, disediakan pada akhir pohon argumen.29

Keberatan dan sanggahan atas keberatan dapat ditambahkan pada

setiap titik peta (dalam warna yang berbeda untuk identifikasi visual

lebih mudah). Dasar kotak pada titik-titik terminal pohon argumen juga

memerlukan bukti di tempat kurung yang disediakan. Beberapa bukti

telah disediakan (seperti, “statistik”, “pendapat ahli”, dan “kutipan”).

Contoh pemetaan argumen dapat dilihat pada Gambar 2.3.30

Gambar 2.3 Contoh Pemetaan Argumen

29

Ibid. 30

Ibid.

Posisi:

Masalah utama: untuk

diterima atau ditolak

Karena:

Alasan: Informasi yang

secara langsung

mendukung posisi

Tetapi:

Keberatan: Informasi yang

keberatan terhadap posisi

di atas

Karena:

Alasan: Informasi

cadangan alasan di atas

Tetapi:

Keberatan: Informasi

yang menghitung

terhadap resiko alasan

di atas

Karena:

Alasan: Informasi

langsung cadangan

alasan di atas

Tetapi:

Keberatan: Informasi

yang menghitung

langsung terhadap

resiko alasan di atas

22

d. Manfaat Argument Mapping

Manfaat pembuatan peta argumen diungkapkan oleh Ostwald

meliputi: (1) tayangan struktur argumen sangat efisien, yaitu peta

argumen dapat meringkaskan beberapa halaman dari isu kompleks ke

dalam peta tunggal, (2) tayangan struktur argumen dapat ditampilkan

dengan jelas, yaitu argumen ditranslasi dari bentuk teks ke dalam bentuk

peta yang merupakan praktik keterampilan berpikir kritis yang sangat

baik dan, (3) masing-masing pernyataan dapat ditujukan secara eksplisit,

yaitu peta argumen akan memacu siswa mengidentifikasi asumsi yang

tidak dinyatakan dan meminta bukti untuk masing-masig komponen dari

argumen.

Keuntungan pemetaan argumen adalah berfokus pada kelas sub

hubungan. Pemetaan argumen menjelaskan konsep argumen yang belum

lengkap pada siswa. Pemetaan argumen membuat hubungan yang sangat

abstrak (inferensial/bukti) ekplisit dengan mewakili mereka sebagai

hubungan spasial dalam pemetaan satu meletakkan banyak kata-kata

sehingga lebih baik dapat melihat struktur logis.

4. Kemampuan Berikir Krirtis

a. Pengertian Berpikir

Berpikir berasal dari kata dasar “pikir” adalah hasil berpikir, akal,

ingatan, dan angan-angan.31

Berpikir (thinking) adalah proses mental

sesorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan

memahami (comprehending).32

Berpikir merupakan kegiatan atau

aktivitas mental yang yang membantu merumuskan atau memecahkan

masalah membuat keputusan atau memenuhi keinginan untuk

memahami, mencari jawaban terhadap sebuah pencapaian makna.

31

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2008, hal. 611. 32

Ibid.

23

Melalui proses berpikir, berarti proses pencarian jawaban atas

pemecahan masalah yang sedang dihadapi akan memeberikan pengaruh

yang sangat mendalam terhadap keputusan-keputusan yang akan diambil

karean dalam prosesnya, berpikir tidak hanya melibatkan aspek

psikologis semata namun melibatkan segenap aspek psikologis lain

seperti perasaan, insthink, logika dan akal guna mendukung proses

pencapaian pemecahan masalah tersebut sehingga dengan adanya proses

berpikir tersebut akan memberikan makna mendalam bagi pengambilan

keputusan.

b. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan

peserta didik untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan

pendapat mereka sendiri. Selain itu, dia berpendapat bahwa berpikir kritis

adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa

mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari

pernyataan orang lain.33

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis,

reflektif dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk

membuat pertimbangan dan keputusan yang sangat baik. Selain itu,

berpikir kritis diartikan sebagai perwujudan perilaku belajar terutama

yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam hal berpikir kritis,

siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk

menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan

atau kekurangan.34

Pendapat dari para ahli dapat diketahui bahwa berpikir kritis

merupakan kemampuan berpikir secara logis, reflektif, produktif,

sistematis, terorganisasi dan beralasan yang memugkinkan siswa untuk

33

Elaine B. Johnson, Ctl (Contextual Teaching and Learning) Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasikan Dan Bermakna, Bandung: Kaifa, 2012, hal. 185. 34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008, hal. 120.

24

merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat sendiri terhadap

bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain

serta mampu utuk merefleksikan permasalahan secara mendalam,

mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendeketan

dan perspektif yang berbeda.

c. Tujuan Berpikir Kritis

Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang

mendalam. Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran,

kerrendahan hati, dan kesabaran. Berpikir kritis sebagai berpikir untuk

menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya

adalah dalam proses berpikir seseorang tidak hanya memikirkan dengan

sengaja tetapi juga dengan meneliti bagaimana orang lain menggunaan

bukti dan logika.35

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis, ada dua belas indikator berpikir kritis yang

dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir, yaitu:36

Tabel 2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Aspek Kemampuan Berpikir

Kritis Indikator

1 Memberikan penjelasan sederhana

(Elementary Clarification)

a. Memfokuskan pertanyaan.

b. Menganalisis pertanyaan.

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan.

tentang penjelasan atau tantangan.

2 Membangun keterampilan dasar

(Basic Support)

a. Mempertimbangkan kriteria dan

keabsahan informasi.

b. Mengamati dan mempertimbangkan

laporan hasil observasi.

3 Menyimpulkan (Inference)

a. Mendeduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi.

b. Menginduksi dan

35

Elaine B. Johnson, Op, cit, hal. 185-187. 36

Restu Fristadi, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Problem Based

Learning, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, ISBN. 978-602-

73403-0-5, Yogyakarta, 2015, hal. 602.

25

No Aspek Kemampuan Berpikir

Kritis Indikator

mempertimbangkan hasil induksi.

c. Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan.

4 Memberikan penjelasan lanjut

(Advance Clarification)

a. Mendefiniskan istilah dan definisi

pertimbangan.

b. Mengidentifikasi asumsi.

5 Mengatur strategi dan teknik

(Strategy and Tactics)

a. Menentukan tindakan.

b. Berinterkasi dengan orang lain.

Karakteristik keterampilan berpikir kritis sebagai berikut:

a. Mampu menarik kesimpulan dari pengamatan.

b. Mampu mengidentifkasi asumsi.

c. Mampu untuk berpikir secara deduktif.

d. Mampu untuk membuat interpretasi yang logis.

e. Mampu untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang

kuat.

5. Hubungan antara Problem Solving, Argument Mapping, dan Berpikir

Kritis

Hubungan atau kesamaan antara pembelajaran problem solving,

argument mapping dan kemampuan berpikir kritis berdasarkan dengan

deskripsi teoritis. Beberapa persamaan di antara ketiganya tersebut dapat

dilihat pada Tabel 2.5 sebagai berikut.

Tabel 2.5 Persamaan Problem Solving, Argument Mapping dan

Kemampuan Berpikir Kritis

No Problem Solving Berpikir Kritis Argument Mapping

1 Memahami masalah

Memfokuskan

pertanyaan Mengidentifikasi posisi

masalah utama untuk

diterima atau ditolak Bertanya dan menjawab

suatu penjelasan dan

tantangan

2 Membuat rencana

permasalahan

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Mencari sata berupa fakta,

bukti, atau informasi

untuk mendukung claim

atau menolak claim Menganalisis argumen

26

No Problem Solving Berpikir Kritis Argument Mapping

Mempertimbangkan

kredibilitas sumber

3 Melaksanakan

rencana

Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Menganalisis hubungan

antara claim dengan data

Menganalisis hubungan

antara claim dengan data,

dan alasan

4 Meninjau kembali

Memutuskan suatu

tindakan Membuat kesimpulan

Mempertimbangkan

nilai keputusan

Aspek keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini

hanya empat aspek yaitu memberikan penjelasan sederhana (Elementary

Clarification), membangun keterampilan dasar (Basic support),

menyimpulkan (Inference), dan mengatur strategi dan teknik (Strategy and

Tactics). Hal ini berkaitan dengan tujuan penggunaan argument mapping

yaitu membiarkan siswa untuk memperlihatkan hubungan kesimpulan

diantara proposisi dan konten, dan untuk mengevaluasi mereka sesuai dengan

validitas struktur argumen dan ketepatan kesimpulan argumen.

6. Protista

a. Pengertian Protista

Protista (protist) merupakan organisme eukariota uniseluler yang

beranekaragam dan baru ditemukan. Kebanyakan protista bersifat

uniseluler, beberapa spesies yang bersifat kolonial dan multiseluler.

Protista bersel tunggal dianggap sebagai eukariota paling sederhana.

Beberapa protista menggerakkan dirinya dengan flagela yang melecut

seperti cambuk, sedangkan yang lain merayap dengan tonjolan mirip

gumpalan. Beberapa protista berkerabat lebih dekat dengan tumbuhan,

fungsi, atau hewan dibandingkan dengan sesama protista.37

37

Campbell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2008, hal. 139.

27

b. Ciri-ciri Protista

Protista kini dikenal sebagai kingdom tersendiri. Kebanyakan ahl

biologi mengunakan istilah protista, untuk memudahkan saat mengacu

pada eukariota yang bukan tumbuhan, hewan, maupun fungi. Protista

diklasifikasikan sebagai eukariota berada di dalam domain Eukarya. Sel-

sel eukariota memiliki nukleus dan organel-oranel terselubung membran

yang lain, seperti mitokondria dan aparatus golgi.38

Protista telah

memiliki membran inti yang di dalamnya terkandung kromosom. Di

dalam sel, sitoplasma mengandung organel yang mampu mengadakan

replikasi sendiri. Reproduksi dan siklus hidup sangat bermacam-macam

pada protista. Beberapa protista ada yang bereproduksi secara aseksual

dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan

biner, sedangkan seksual dilakukan secara isogami (perkawinan antara

dua gamet yang sama bentuk dan ukurannya), anisogami (perkawinan

antara gamet jantan dan gamet betina yang berbeda bentuk, perilaku

dan/atau ukurannya), oogami (perkawinan antara gamet jantan dan gamet

betina yang berbeda morfologi dan fisiologinya).

Protista merupakan organisme yang memiliki keanekaragaman

dalam hal nutrisi dibandingkan dengan eukariota yang lainnya. Beberapa

jenis protista merupakan fotoautotrof dan memiliki kloroplas. Protista

yang lainnya heterotrof dengan mengabsorpsi molekul organik atau

mencerna partikel makanan yang lebih besar. Dapat melakukan

fotosintesis dan nutrisi heterotrofik.39

Contohnya adalah Euglena, yang

ditunjukkan pada Gambar 2.6.

38

Ibid., hal 139-140. 39

Ibid.

28

Gambar 2.6 Euglena

Sebagian besar protista memiliki alat gerak berupa flagela (bulu

cambuk), silia (rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil). Namun

adapula yang tidak memiliki alat gerak. Berdasarkan ciri-ciri protista

yang menyerupai hewan, tumbuhan dan jamur, protista dikelompokkan

menjadi tiga subkingdom yaitu protista mirip hewan (protozoa), protista

mirip tumbuhan (ganggang atau alga) dan protista mirip jamur.

B. Kajian Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang peneliti lakukan diantaranya sebagai berikut:

1. I Wayan Redhana dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Peta Argumen terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

pada Topik Laju Reaksi pada tahun 2010. Penelitian dilakukan pada

siswa kelas XI SMAN 1 Singaraja pada topik laju reaksi. Hasil yang

diperoleh pada penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran

berbasis peta argumen lebih baik meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa daripada model pembelajaran konvensional. Kesimpulan

yang diperoleh adalah model pembelajaran berbasis peta argumen efektif

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada topik laju reaksi.40

2. Siti Mulya Agnah dengan judul Penerapan Metode Peta Argumen

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA pada tahun

40

I Wayan Redhana, Op, cit, hal. 141.

29

2018. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA SMAN 97

Jakarta pada materi sistem peredaran darah. Penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode peta argumen pada materi sistem

peredaran darah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta

didik.41

3. Nur Izzatil Afifah dengan judul Penerapan Problem Solving terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak pada

tahun 2014. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 4

Banjarmasin pada subkonsep sistem gerak. Hasilnya menunjukkan

bahwa hasil belajar kognitif membuktikan perbedaan yang signifikan

antara siswa di kelas perlakuan dan kontrol, hasil belajar afektif untuk

karakter perilaku siswa cukup memuaskan dan keterampilan sosial sangat

baik, hasil belajar psikomotor siswa tergolong baik, serta hasil

keterampilan berpikir kritis siswa diklasifikasikan sebagai baik.42

4. Wirdona Yunisa dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Problem

Solving terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa

pada tahun 2015. Penenlitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMPN

19 Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian

besar siswa (81,5%) memberikan tanggapan positif terhadap model

Problem Solving. Sehingga, penggunaan model Problem Solving dapat

meningkatkan kemampuan berargumentasi dan hasil belajar siswa.43

5. Tia Ristiasari dengan judul Model Pembelajaran Problem Solving dengan

Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada tahun

2012. Penenlitian dilakukan pada siswa kelas VII SMPN 6 Temanggung.

Hasil penelitian diperoleh peningkatan tes kemampuan berpikir kritis

41

Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Penerapan Metode Peta Argumen terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No.

1. 2018, hal. 57. 42

Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Penerapan Problem Solving terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak, Jurnal Seminar Nasional XII

Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005, 2015, hal. 254. 43

Wirdona Yusrita, Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap Kemampuan

Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa, Lampung: FKIP Universitas Lampung, 2015, hal. 1.

30

siswa kelas eksperimen sebesar 0,40 (sedang) sedangkan untuk kelas

kontrol sebesar 0,23 (rendah). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa

penerapan model pembelajaran problem solving dengan mind mapping

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis di SMP Negeri 6

Temanggung.44

C. Kerangka Pikir

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum biologi yang

sangat penting karena dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya, siswa

dimungkinkan telah memperoleh pengalaman mengunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah

dengan pemikiran yang lebih mendalam dengan situasi yang menuntut

adanya penyelesaian yang diperoleh tidak hanya dapat dikerjakan dengan hal

yang baru dipelajari, tetapi perlu penalaran yang lebih luas dan rumit untuk

mencari jawabanya.

Peta argumen dalam problem solving dapat meningkatkan kemampuan

siswa mengartikulasikan, memahami, dan mengkomunikasikan penalaran

sehingga dapat memacu keterampilan berpikir kritis siswa siswa. Peta

argumen membuat informasi lebih mudah diproses oleh pikiran dengan

menggunakan sejumlah seumber representasi yang lebih luas (seperti warna,

garis, bentuk dan posisi).

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan

siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat merea

sendiri. Selain itu, dia berpendapat bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses

terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika

dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.45

Pembelajaran problem solving atau pembelajaran pemecahan masalah

merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa

44

Tia Riastiasari, Bambang Priyono, Sri Sukaesih, Model Pembelajaran Problem Solving

dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Unnes Journal of Biology

Education Vol. 1 No. 3, 2012, hal. 1. 45

Elaine B. Johnson, Op, cit, hal. 185-187.

31

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru. Jika siswa diberikan pembelajaran dengan metode Problem

Solving maka keterampilan berpikir kritis peserta didik akan meningkat. Jadi

diduga terdapat pengaruh positif metode problem solving terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun alur kerangka berpikir dalam

penelitan ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Pendidikan

bagian dari kurikulum biologi yang sangat penting

dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya

Keterampilan Abad 21

soft skills dan hard skills

Problem Solving

bagian dari kurikulum biologi yang sangat penting

dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya

Berpikir Kritis

proses sistematis yang memungkikan siswa untuk

merumusakn dan mengevaluasi keyakinan dan

pendapat merekaa sendiri

Argument Mapping

meningkatkan membantu kemampuan siswa

mengartikulasikan, memahami, dan

mengkomunikasikan penalaran sehingga dapat

memacu keterampilan berpikir kritis siswa

Gambar 2.7 Kerangka berpikir

32

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh problem solving dengan

argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kritis siswa

kelas X MIPA Unggulan SMA Plus PGRI Cibinong pada konsep protista.

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan 3-21 November tahun pelajaran 2017/ 2018.

Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMA Plus PGRI Cibinong, Jl. Golf

Ciriung, Cibinong.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab

akibat, dengan cara mengenakan kelompok eksperimen satu atau lebih

perlakuan kemudian membandingkan dengan kelompok kontrol. Metode

kuasi eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1

Metode ini terdapat kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok

eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel yang akan diuji) yaitu

pembelajaran menggunakan problem solving dengan argument mapping,

sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran

menggunakan saintifik dengan argument mapping, yang akan dibandingkan

hasilnya dengan perlakuan eksperimen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

Nonquivalent Control Group Design atau hampir sama dengan desain

Pretest-Posttes Control Group Design. Desain penelitian ini dapat

digambarkan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, hal. 114.

34

Tabel 3.1 Skema Desain Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = tes awal (pretest) kelas ekperimen dan kontrol

O2 = tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan kontrol

X1 = perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan problem

solving dengan argument mapping

X2 = perlakuan pada kelompok kontrol dengan menggunakan saintifik dengan

argument mapping

Kelompok kontrol maupun eksperimen diberikan O1 dan O2, tetapi hanya

kelompok eksperimen saja yang mendapatkan perlakuan X1. Pengaruh

perlakuan X1 diamati dalam situasi yang lebih terkontrol yaitu dengan

membandingkan selisih (O1 dan O2) pada kelompok eksperimen dengan selisih

O1 - O2 pada kelompok kontrol.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pendahuluan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya :

1. Tahap pendahuluan

Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa

identifikasi masalah ke sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun

rencana pembelajaran pada konsep protista (dalam hal ini melakukan

observasi). Setelah itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian

merancang perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

Langkah selanjutnya melakukan koordinasi dengan guru biologi terkait dalam

35

hal waktu penelitian dan proses penelitiannya. Hal ini dilakukan bersamaan

dengan menyusun instrumen penelitian berupa tes essay dan lembar

observasi. Setelah koordinasi ke pihak sekolah untuk waktu penelitian dan

teknisnya, dilakukanlah uji coba instrumen. Setelah uji coba instrumen

selesai, selanjutnya mengolah hasil uji coba instrumen yang kemudian akan

digunakan dalam pengambilan data dengan jumlah soal yang valid.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel

yang akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya

diadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan

menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian yang

valid. Khusus untuk kelompok eksperimen, peneliti memberikan sosialisasi

singkat tentang pemetaan argumen (argument mapping) berupa definisi

argument mapping, cara pembuatan, dan contoh bentuk pemetaan argumen

pada konsep protista.

Pertemuan berikutnya melaksanakan proses pembelajaran problem

solving dengan argument mapping pada kelas eksperimen dan pembelajaran

saintifik dengan argument mapping pada kelas kontrol. Kelas eksperimen

menerapkan pembelajaran problem solving dengan argument mapping.

Sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran saintifik dengan

argument mapping. Hal yang berbeda di antara keduanya adalah perlakuan

berupa pengerjaan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dikerjakan oleh siswa.

Pada kelas eksperimen, siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan yang

terdapat di LKS dengan tahapan problem solving menggunakan bentuk

pemetaan argumen (argument mapping). Sedangkan pada kelas kontrol, siswa

dapat menjawab pertanyaan di LKS dengan tahapan saintifik dengan

argument mapping.

36

Proses pembelajaran pada kedua kelas disesuaikan dengan rencana

proses pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yaitu sebanyak tiga pertemuan.

Setelah keduanya diberi perlakuan, dilanjutkan tes akhir (posttest) untuk

kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika

dilakukan pada tes awal (pretest). Tes akhir (posttest) merupakan langkah

akhir dalam tahap pelaksanaan.

3. Tahap akhir

Kedua kelompok penelitian telah melaksanakan tes akhir (posttest),

selanjutnya mengoreksi dan mengolah data hasil tes essay dalam bentuk nilai/

angka. Nilai data hasil tes essay pada hasil pretest dan posttest tersebut

kemudian diolah dengan analisis statistik. Hasil analisis statistik yang

didapatkan kemudian dijabarkan dalam pembahasan. Tahap akhir dari

penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

37

Studi Pendahuluan

Analisis KI dan KD Biologi sesuai

Kurikulum 2013

Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis

Tahapan model pembelajaran

problem solving

Pembuatan RPP

Pembuatan Instrumen Penelitian

Tes Essay Kemampua Berpikir

KritisValidasi Soal

Revisi

Pretest

Kelas KontrolKelas Eksperimen

Model saintifik dengan argument mapping

Posttest

Analisis Data

Kesimpulan

Tah

ap P

ersi

apan

Tah

ap P

elak

sana

anT

ahap

Pen

yele

saia

n

Model problem solving dengan argument mapping

Gambar 3.2 Alur Penelitian

38

D. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Plus

PGRI Cibinong, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh kelas X

MIPA Unggulan di SMA Plus PGRI Cibinong. Sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X MIPA Unggulan 2 yang terdiri dari

29 siswa sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran

menggunakan problem solving dengan argument mapping. Kelompok

kontrolnya adalah kelas X MIPA Unggulan 7 yang terdiri dari 30 siswa

mendapatkan pembelajaran menggunakan saintifik dengan argument

mapping.

Teknik pengambilan sampel yang peniliti gunakan ialah teknik

rancangan sampel probabilitas (probability sampling design) yaitu penarikan

sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.2 Adapun teknik yang

digunakan ialah teknik purposive sampling yaitu suatu cara pengambilan

sampel yang mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam

menentukan sampel penelitian.3

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tes dan non tes. Tes dalam penelitian ini meliputi

pretest dan posttest. Pretest merupakan tes awal yang diberikan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan

posttest (tes akhir) diberikan untuk mengetahui hasil dari perlakuan yang

telah diberikan. Soal yang digunakan baik pada saat pretest maupun posttest

merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas. Soal

yang diberikan berupa uraian terbuka (bebas) dimana siswa diberikan

2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 106.3 Burhan Bungin, Op, cit, hal. 115.

39

kebebasan untuk menjawab soal dengan cara dan sistematik sendiri yang akan

diberikan untuk pretest dan posttest.4

Penelitian ini juga menggunakan teknik nontes yaitu berupa lembar kerja

siswa (LKS) dan lembar observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai

data pendukung untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa selama

diberi perlakuan, khususnya pada kelompok eksperimen. Sedangkan lembar

observasi guru dan lembar observasi siswa digunakan untuk menilai aktivitas

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang peneliti gunakan ialah instrumen tes dan non tes. Peserta

didik diminta untuk mengisi dan menjawab tes yang diberikan berupa

masalah aktual atau peristiwa nyata. Peserta didik mencari solusi atas

permasalahan yang diberikan dengan mengidentifikasi masalah. Peserta didik

diminta untuk memberikan alasan dengan membuat argument mapping sesuai

pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Adapun konten dari tes yang akan

diberikan disesuaikan dengan kompetensi dan pokok bahasan yang relevan

sesuai dengan kuriulum yang berlaku dan untuk memudahkan peneliti dalam

melakukan penilaian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay.

Data yang diperoleh dari tes essay akan dijadikan sebagai data primer.

a. Tes Essay

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal

essay yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest yang terdiri dari

24 soal. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan

4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip Tekhnik dan Prosedur, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 125.

40

berpikir kritis siswa pada konsep protista. Instrumen tes ini diberikan dua

tahap, yaitu tahap awal (pretest) yang digunakan untuk mengukur

kemampuan awal siswa dan tes akhir (posttest) untuk mengukur

kemampuan akhir siswa. Instrumen tes ini diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan protista, dimana tes

yang diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama.

Tabel 3.3 Kisi - Kisi Instrumen Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Yang Diukur Nomor Soal

1 Memfokuskan pertanyaan 1a, 2a*, 3a

2 Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan 1b, 2b*, 3b

3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 4a*, 4b, 4c

4 Menganalisis argumen 5a, 5b*, 5c*5 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 6a*, 6b, 6c*

6 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7a*, 7b*, 7c

7 Memutuskan suatu tindakan 8a, 9a*, 10a*8 Mempertimbangkan nilai keputusan 8b, 9b*, 10b*

Keterangan : * Soal yang valid

2. Instrumen Non Tes

Instrumen Non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa

lembar kerja siswa (LKS) dan lembar observasi. Data yang diperoleh dari

LKS dan lembar observasi akan dijadikan sebagai data pendukung (data

sekunder) dari data instrumen tes (data primer).

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa pada penelitian ini berupa lembar kerja siswa

berbasis pembelajaran problem solving. Lembar kerja siswa yang

digunakan pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki konten yang

sama dengan membuat argument mapping. Tetapi, siswa kelas

eksperimen dituntut untuk menjawab setiap pertanyaan di LKS dengan

41

tahap problem solving menggunakan peta argumen (argument mapping).

Sedangkan pada kelas kontrol siswa dapat menjawab langsung dengan

menggunakan peta argumen (argument mapping).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk guru dan

siswa. Lembar observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan lembar observasi

siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses

pembelajaran siswa baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

G. Kalibrasi Instrumen

Instrumen penelitian diuji coba kepada responden sebelum dilakukannya

tes. Hal ini di luar dari sampel yang sudah ditetapkan. Kemudian instrumen

diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda

sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau

tidak.

Penghitungan kalibrasi instrumen dalam penelitian ini menggunakan

program Anates versi 4.04. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

(1) program anates dibuka, (2) klik jalankan anates uraian, (3) klik buat file

baru, (4) kolom jumlah subjek/ siswa dan butir soal diisi, (5) kode subjek/

siswa ditulis pada kolom yang telah disediakan, (6) skor maksimal

dimasukkan dari kunci jawaban yang dimiliki, (7) kembali ke menu utama

dan klik penyekoran, (8) klik olah otomatis dan simpan data yang telah

tertera.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen. Validitas berkenaan dengan ketetapan alai

42

penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang

seharusnya dinilai. Dengan demikian validitas menunjukkan sejauh mana alat

ukur tersebut memenuhi fungsinya.

Kriteria penafsiran indeks korelasi (r) dapat menunjukkan suatu

instrumen tersebut valid atau tidak. Adapun besarnya koefisien validitas dapat

dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Besarnya Koefesien Validitas

Koefisien Kriteria Nomor Soal0,81 – 1,0 Sangat Tinggi -0,61 – 0,80 Tinggi 2a, 3a, 3b, 4a, 4c, 5c, 6b, 10a, 10b0,41 – 0,60 Cukup 1b, 2b, 4b, 5a, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b,

9a, 9b0,21 – 0,40 Rendah 1a*, 5b*, 8a*0,00 – 0,20 Sangat rendah -

Keterangan: * Soal tidak valid dan tidak digunakan

Hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan Anates versi 4.04,

diperoleh data bahwa dari 24 soal uraian yang diuji cobakan terdapat 21 soal

yang valid. Besar nilai validitas rata-rata korelasi nilai r sebesar 0,92 yang

termasuk kategori sangat tinggi.

2. Reliabilitas

Sebuah instrumen harus memenuhi syarat validitas, selain itu juga

harus dapat dikatakan reliabel. Reliabilitas adalah suatu ketetapan atau

keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap. Hal ini diartikan bahwa suatu tes

memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memilki konsistensi

yang handal walau dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama),

43

dimanapun dan kapanpun. Klasifikasi interpretasi uji reliabilitas pada

Tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas

Koefisien reliabilitas Interpretasi0,81 < r < 1,0 Sangat baik0,61 < r < 0,80 Baik0,41 < r < 0,60 Cukup0,21 < r < 0,40 Rendah0,00 < r < 0,20 Sangat rendah

Hasil perhitungan Anates, diperoleh hasil realibitas tes sebesar 0,96

sehingga dapat disimpulkan instrumen keterampilan berpikir kritis

memiliki reliabel yang tergolong sangat baik/ tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran yang dilakukan pada setiap

item soal untuk menunjukkan sukar, sedang atau mudahnya suatu soal.

Prhitungan taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan

program Anates Uraian versi 4.04. Tingkat kesukaran tiap butir soal

berbentuk uraian dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

P = 𝐵𝑁

Keterangan :

P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang digunakan

dijelaskan pada Tabel 3.6 sebagai berikut.

44

Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Interpretasi Nomor Soal Soal yang Valid0,00 < IK < 0,25 Sukar - -

0,00 < IK < 0,25 Sedang

*1a, 1b, 2a, 3a, 3b, 4a, 4b, 4c, 5a, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c, *8a, 9b,

10a, 10b

1b, 2a, 3a, 3b, 4a, 4b, 4c, 5a, 5c, 6a, 6b, 6c, 7a, 7b, 7c, 9b, 10a,

10b0,00 < IK < 0,25 Mudah 2b, *5b, 8b, 9a 2b, 8b, 9a

Keterangan: * Soal tidak valid

Tabel 3.5 dapat dilihat pada hasil analisis tingkat kesukaran butir

soal diketahui bahwa terdapat 3 soal kategori mudah, 18 soal kategori

sedang, dan 0 soal kategori sukar. Jumlah yang valid untuk semua

kriteria hasil analisis ada 21 soal. Soal valid inilah yang digunakan dalam

pretest dan posttest pada penelitian ini.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk

membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan

tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah).

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal dapat menggunakan

rumus:

D = 𝐵𝐴𝐽𝐴 ‒ 𝐵𝐵

𝐽𝐵

Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Jumlah skor siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = Jumlah skor siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

Perhitungan daya beda soal dilakukan dengan menggunakan

program software Anates versi 4.04. Adapun klasifikasi kriteria daya

45

pembeda tiap butir soal yang digunakan terdapat pada Tabel 3.7 sebagai

berikut.

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria Nomor Soal Soal yang valid

0,00 – 0,20 Kurang baik - -

0,21 – 0,40 Cukup 1a*, 5a, 5b*, 8a* 5a

0,41 – 0,70 Baik

1b, 2a, 2b, 3a, 4a, 4b, 4c, 5c, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b, 9a, 9b,

10a, 10b

1b, 2a, 2b, 3a, 4a, 4b, 4c, 5c, 6a, 6c, 7a, 7b, 7c, 8b, 9a, 9b,

10a, 10b0,70 – 1,00 Baik sekali 3b, 6b 3b, 6b

Negatif Semua tidak baik - -Keterangan: * soal tidak valid dan tidak digunakan

Hasil uji daya beda yang dilakukan, diperoleh hasil dari 24 soal

terdapat 1 soal yang memiliki daya pembeda cukup, 18 soal memiliki

daya pembeda baik, dan 2 soal yang memiliki daya pembeda baik sekali.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji-t

dengan menggunakan software SPSS versi 22 . Jika data yang didapatkan

berdistribusi normal dan homogen maka teknik analisis data yang digunakan

pada penelitian ini adalah Uji-t. Untuk menguji hipotesis meggunakan Uji-t

memiliki persyaratan,yaitu data harus berdistribusi normal dan homogen.5

Akan tetapi jika data yang didapatkan tidak berdistribusi normal dan tidak

homogen maka teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

5 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel dalam Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, hal. 295.

46

Uji Mann Whitney. Peneliti terlebih dahulu melakukan Uji Normalitas dan

Homogenitas sebagai prasyarat dilakukannya analisis data sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua

kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal

atau tidak. Hal ini penting dilakukan berkaitan ketepatan pemilihan uji

statistik yang akan digunakan. Karena uji statistik yang peneliti gunakan

ialah Uji statistik parametrik, maka data yang diperoleh harus

berdistribusi normal. Uji Normalitas dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 22. Adapun pengujian normalitas dengan Kolmogorov-

Smirnov dengan SPSS dilakukan langkah-langkah berikut.6

a. Dibuka file “Metakognisi”.

b. Pada menu utama SPSS (Versi 22), dipilih menu Analyze, kemudian

dipilih sub menu Nonparametric Test, dipilih Legacy Dialogs

kemudian dipilih 1 Sampel K-S.

c. Pada Test Variable List, dimasukkan variabel Metakognisi.

d. Pada Test Distribution, diklik Normal, kemudian diklik OK.

e. Output SPSS dan interpretasi.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel berasal dari populasi yang sama atau tidak. Persyaratan

Uji Homogenitas diperlukan untuk melakukan analisis inferensial

parametrik dalam uji komparasi yang peneliti gunakan. Dalam penelitian

ini, pengujian homogenitas menggunakan program SPSS Versi 22.

Berikut disajikan beberapa pengujian homogenitas dengan SPSS:7

6 Kadir, Op, cit, hal. 155-156.7 Ibid., hal. 167.

47

a. Dimasukkan data pada Data View, misalnya kolom 1 memuat data

kelas X MIPA Unggulan 2, yang diberi kode 1, 2, dan 3 dan kolom 2

memuat kelas X MIPA Unggulan 2. Pada Variabel View diberi nama

untuk kode 1, 2, dan 3 dengan diklik Values, lalu dimasukkan angka

1 untuk XU2 (kelas X MIPA Unggulan 2) dan seterusnya, kemudian

OK.

b. Dibuka menu utama Analyze dan diklik Compare Means.

c. Kemudian diklik One-Way ANOVA.

d. Dipindahkan variabel XU2 ke dalam Dependent List dan variabel

kelompok ke Factor kemudian Options.

e. Selanjutya dipilih Homogeneity of varience test kemudian diklik

Continue lalu OK.

f. Output SPSS dan interpretasi.

3. Uji Hipotesis

Data telah diolah dan dilakukan pengujian terhadap Uji Normalitas

dan Homogenitas dari populasi data. Selanjutnya peneliti menganalisis

data tersebut dengan menggunakan tekhnik analisis statistik inferensial

parametrik. Analisis ini dipergunakan oleh peneliti utuk memberikan

interpretasi mengenai data dan menarik kesimpulan dari data yang

dihasilkan. Adapun analisis data yang akan digunakan kesamaan dua

rata-rata dan uji statistik ialah Uji t yang merupakan pengujian hipotesis

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas

secara parsial terhadap variabel terikat yaitu memanfaatkan Uji t.

Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS. Adapun langkah-langkah

analisis adalah sebagai berikut:8

8 Ibid., hal. 300.

48

a. Dibuka SPSS dengan double klik ikon SPSS, pada Data View

masukkan data skor dari kelas X MIPA Unggulan 2 dan X MIPA

Unggulan 7, pada kolom pertama dituliskan setiap responden. Pada

kolom kedua dimasukkan asal kelas, misal XU2 (X MIPA Unggulan

2) dan XU7 (X MIPA Unggulan 7) berpasangan dengan masing-

masing skor pada kolom pertama. Pada Variable View bagian

Values dituliskan 1 = Skor dan 2 = Kelas.

b. Diklik Analyze, pilih sub menu Compare Means, kemudian diklik

Independent Sample T test.

c. Didestinasikan variabel “Skor” ke dalam Test Variable (s),

kemudian variabel “Kelas” ke Grouping Variable dan diklik Define

Group.

d. Diisikan angka 2 (XU2) pada Group 1 dan angka 6 (XU7) pada

Group 2, kemudian Continue untuk kembali ke menu sebelumnya,

selanjutnya diklik OK.

e. Output SPSS dan interpretasi.

I. Hipotesis Statistik

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

pembelajaran problem solving dengan peta argumen (argument mapping),

maka dapat dirumuskan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

𝐻0 = μ1 = μ2

𝐻1 = μ1 ≠ μ2

Keterangan:

49

μ1 = rata-rata hasil tes kelompok eksperimen menggunakan problem

solving dengan argument mapping.μ2 = rata-rata hasil tes kelompok kontrol menggunakan saintifik dengan

argument mapping.

H0 = tidak terdapat pengaruh problem solving dengan argument

mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

protista.

H1 = terdapat pengaruh problem solving dengan argument mapping

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista.

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian memberikan gambaran umum dari hasil pretest dan posttest

dari kedua kelas. Kelas-kelas yang dijadikan kelas kontrol yaitu kelas X MIPA

Unggulan 7 dan kelas eksperimen yaitu kelas X MIPA Unggulan 2. Gambaran

umum dari data yang diperoleh meliputi nilai rata-rata, median, modus, dan

standard deviasi.

1. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Data yang terkumpul dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif berupa data pretest dan posttest berupa skor soal essay

kemampuan berpikir kritis, sedangkan data kualitatif berupa data lembar observasi

pada saat kegiatan berlangsung. Data kuantitatif pretest dan posttest kedua

kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel. 4.1 Statistik Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kontrol EksperimenData Statistik

Pretest Posttest Pretest PosttestNilai Tertinggi 42,00 63,00 71,00 79,00Nilai Terendah 8,00 17,00 0,00 33,00

Rata-Rata 23,00 38,00 28,00 44,00Median 25,00 38,00 29,00 42,00Modus 25,00 33,00 25,00 38,00

Standard Deviasi 10,00 12,00 15,00 11,00

Diketahui pada Tabel 4.1, terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest

kelas kontrol dan eksperimen. Kelas eksperimen, rata-rata pretest sebesar 28 dan

rata-rata posttest sebesar 44. Sedangkan kelas kontrol, rata pretest sebesar 23 dan

rata-rata posttest sebesar 38.

51

2. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

Hasil perhitungan rata-rata dan standard deviasi ketercapaian indikator

kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol meliputi pretest dan posttest, dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest dan

Posttest Kelas Kontrol

KetercapaianPretest PosttestIndikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-rata Standard

deviasi Rata-rata Standard deviasi

Memfokuskan pertanyaan 0,53 0,81 1,73 1,10Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

0,43 0,57 1,27 0,64

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,33 0,48 0,30 0,47

Menganalisis argumen 1,57 1,17 2,00 0,95Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 0,97 1,35 2,60 1,62

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,13 0,43 0,30 0,70

Memutuskan suatu tindakan 0,80 0,76 0,47 0,68Mempertimbangkan nilai keputusan 0,73 0,74 0,43 0,68

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas

kontrol. Ketercapaian rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kritis

menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan berdasarkan hasil posttest

pada kelas kontrol.

52

3. Data Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Ekperimen

Hasil perhitungan rata-rata dan standard deviasi ketercapaian indikator

kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen meliputi pretest dan posttest,

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen

KetercapaianPretest PosttestIndikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-rata Standard

deviasi Rata-rata Standard deviasi

Memfokuskan pertanyaan 1,93 1,01 1,38 1,10Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

1,03 0,68 1,10 0,70

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,17 0,38 0,48 0,78

Menganalisis argumen 1,14 0,88 2,07 0,75Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 0,57 0,95 1,52 1,45

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,28 0,45 0,83 0,85

Memutuskan suatu tindakan 0,72 0,80 1,62 0,68Mempertimbangkan nilai keputusan 0,90 0,90 1,62 0,68

Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas

eksperimen. Ketercapaian rata-rata setiap indikator kemampuan berpikir kritis

menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan berdasarkan hasil posttest

pada kelas eskperimen.

Data pada Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukkan perbedaan rata-rata ketercapaian

indikator kemampuan berpikir kritis pretest dan posttest pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Ketercapaian rata-rata dari setiap indikator kemampuan berpikir

kritis yang telah dipilih menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuan

53

berdasarkan hasil posttest baik hasil rata-rata pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen.

4. Pengujian Prasyarat Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data yang sudah diperoleh dalam pengujian prasyarat analisis data akan

menggunakan data pretest dan posttest dari kelas kontrol dan eksperimen. Untuk

melakukan uji prasyarat analisis data maka data harus dihitung dengan Uji

Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berasal dari subjek penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang

digunakan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS. Kriteria Uji

Normalitas adalah nilai probabilitas jika (sig) > 0,05 maka data berdistribusi

normal. Jika (sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil Uji

Normalitas subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelas Sampel Rata-Rata Standard Deviasi (Sig) Kesimpulan

Kontrol 30 22,93 9,584 0,492Data

berdistribusi normal

Eksperimen 29 28,21 14,642 0,708Data

berdistribusi normal

Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 untuk n = 30 pada kelas

kontrol dan n = 29 pada kelas eksperimen, dari Tabel 4.4 di atas dapat

disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas berdistribusi normal, karena (sig) <

0,05.

54

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest

Kelas Sampel Rata-Rata Standard Deviasi (Sig) Kesimpulan

Kontrol 30 38,00 12,273 0,738Data

berdistribusi normal

Eksperimen 29 44,28 10,796 0,094Data

berdistribusi normal

Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 untuk n = 30 pada kelas

kontrol dan n = 29 pada kelas eksperimen, dari Tabel 4.5 di atas dapat

disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas berdistribusi normal, karena (sig) <

0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi pada penelitian ini

dilakukan dengan Uji Fisher menggunakan SPSS. Subjek penelitian dinyatakan

homogen jika (sig) > 0,05 dan jika (sig) < 0,05 maka data tidak homogen. Hasil

Uji Homogenitas subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest

Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30

Eksperimen 29 0,133 (sig) 0,133 > 0,05 Data homogen

Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa (sig) > 0,05 yaitu (sig) 0,133 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya data pretest kedua

kelas memiliki varians yang homogen.

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30

Eksperimen 29 0,230 (sig) 0,230 > 0,05 Data homogen

55

Data pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa (sig) > 0,05 yaitu (sig) 0,230 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya data posttest kedua

kelas memiliki varians yang homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan pada data pretest dan posttest kedua kelas yang

terbukti berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis pada data pretest

ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut mempunyai nilai

yang sama atau tidak. Sedangkan pengujian hipotesis pada data posttest dilakukan

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan

pembelajaran problem solving dengan terintegrasi argument mapping terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa.

Uji hipotesis dilakukan dengan Uji t menggunakan SPSS. Dalam uji ini, jika

hasil hitungan Uji t (sig) < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh terhadap

data. Jika hasil hitungan Uji t (sig) > maka H0 diterima atau tidak terdapat

pengaruh terhadap data. Hasil uji t subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8

dan 4.9.

Tabel 4.8 Uji T Hasil Pretest

Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30

Eksperimen 29 0,106 (sig) 0,106 > 0,05 H0 diterima, tidak berbeda

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa (sig) 0,106 > 0,05. Hal ini berarti

bahwa pada taraf signifikansi 0,05 yaitu H0 diterima atau ditolak. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas kontrol

dan eksperimn terhadap kemampuan berpikir kritis.

Tabel 4.9 Uji T Hasil Posttest

Kelas Sampel (Sig) Hasil KesimpulanKontrol 30

Eksperimen 29 0,042 (sig) 0,042 < 0,05 H0 ditolak, berbeda

56

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa (sig) 0,042 < 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan

eksperimen terhadap kemampuan berpikir kritis.

5. Pengujian Prasyarat Analisis Data Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

Data yang sudah diperoleh dalam pengujian prasyarat analisis data akan

menggunakan data pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis. Untuk melakukan uji

prasyarat analisis data maka data harus dihitung dengan Uji Normalitas,

Homogenitas dan Hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berasal dari subjek penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang

digunakan dengan Uji Liliefors menggunakan SPSS. Kriteria Uji Normalitas

adalah nilai probabilitas jika (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika

(sig) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil Uji Normalitas subjek

penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11 merupakan hasil pretest kelas

kontrol dan ekperimen serta Tabel 4.12 dan 4.13 merupakan hasil posttest kelas

kontrol dan eksperimen berikut.

Tabel 4.10 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil

Pretest Kelas Kontrol

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-Rata Standard

Deviasi (Sig) Kesimpulan

Memfokuskan pertanyaan 0,53 0,81 0,002 Data tidak

berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

0,43 0,57 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,33 0,48 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Menganalisis 1,57 1,17 0,136 Data berdistribusi

57

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-Rata Standard

Deviasi (Sig) Kesimpulan

argumen normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

0,97 1,35 0,001 Data tidak berdistribusi normal

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,13 0,43 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Memutuskan suatu tindakan 0,80 0,76 0,042 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,73 0,74 0,023 Data tidak

berdistribusi normal

Tabel 4.11 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil

Pretest Kelas Eksperimen

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-Rata Standard

Deviasi (Sig) Kesimpulan

Memfokuskan pertanyaan 1,93 1,01 0,006 Data tidak

berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

1,03 0,68 0,022 Data tidak berdistribusi normal

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,17 0,38 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Menganalisis argumen 1,14 0,88 0,050 Data berdistribusi

normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

0,57 0,95 0,001 Data tidak berdistribusi normal

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,28 0,45 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Memutuskan suatu tindakan 0,72 0,80 0,010 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,90 0,90 0,016 Data tidak

berdistribusi normal

58

Uji Normalitas indikator kemampuan berpikir kritis hasil pretest kelas kontrol

dan eksperimen menunjukkan (sig) > 0,05 (Tabel 4.10 dan 4.11). Disimpulkan

terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan sebelum perlakuan

pada indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan indikator kemampuan

berpikir kritis yang lain diperoleh (sig) < 0,05. Disimpulkan tidak terdapat

perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan sebelum perlakuan pada

kelas kontrol dan eksperimen terhadap indikator kemampuan berpikir kritis siswa.

Tabel 4.12 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil

Posttest Kelas Kontrol

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-Rata Standard

Deviasi (Sig) Kesimpulan

Memfokuskan pertanyaan 1,73 1,10 0,000 Data tidak

berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

1,27 0,64 0,011 Data tidak berdistribusi normal

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,30 0,47 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Menganalisis argumen 2,00 0,95 0,009 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

2,60 1,62 0,007 Data tidak berdistribusi normal

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,30 0,70 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Memutuskan suatu tindakan 0,47 0,68 0,000 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 0,43 0,68 0,000 Data tidak

berdistribusi normal

Data pada Tabel 4.12 dan 4.13 menunjukkan bahwa Uji Normalitas indikator

kemampuan berpikir kritis hasil posttest kelas kontrol dan eksperimen adalah (sig)

> 0,05. Sehingga, disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis

59

yang signifikan sebelum perlakuan pada indikator kemampuan berpikir kritis

siswa. Sedangkan indikator kemampuan berpikir kritis yang lain diperoleh (sig) <

0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang

signifikan sebelum perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen terhadap

indikator kemampuan berpikir kritis siswa.

Tabel 4.13 Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Hasil

Posttest Kelas Eksperimen

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisRata-Rata Standard

Deviasi (Sig) Kesimpulan

Memfokuskan pertanyaan 1,38 1,10 0,001 Data tidak

berdistribusi normalBertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

1,10 0,70 0,036 Data tidak berdistribusi normal

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

0,48 0,78 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Menganalisis argumen 2,07 0,75 0,000 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan kredibilitas suatu sumber

1,52 1,45 0,091 Data berdistribusi normal

Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

0,83 0,85 0,055 Data berdistribusi normal

Memutuskan suatu tindakan 1,62 0,68 0,000 Data tidak

berdistribusi normalMempertimbangkan nilai keputusan 1,62 0,68 0,000 Data tidak

berdistribusi normal

b. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan Uji Non-parametrik karena berdasarkan hasil

Uji Normalitas data tidak berdistribusi normal. Uji Non-parametrik yang

dilakukan adalah Uji Mann Whitney menggunakan SPSS. Dalam uji ini, jika hasil

hitungan Uji Mann Whitney-U (sig) < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat

60

pengaruh terhadap data dan jika hasil hitungan Uji Mann Whitney-U (sig) > maka

H0 diterima atau tidak terdapat pengaruh terhadap data. Hasil Uji Mann Whitney

subjek penelitian berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis dapat dilihat

pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Pretest

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisKelas X

Rangking (Sig) Kesimpulan

Kontrol 20,23Memfokuskan pertanyaan Eksperimen 40,10 0,000 Terdapat

perbedaan

Kontrol 23,28Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan Eksperimen 36,95

0,001 Terdapat perbedaan

Kontrol 32,33Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Eksperimen 27,59

0,159 Tidak terdapat

perbedaanKontrol 33,15Menganalisis

argumen Eksperimen 26,74 0,135Tidak

terdapat perbedaan

Kontrol 31,53Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Eksperimen 28,41

0,425Tidak

terdapat perbedaan

Kontrol 27,58Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

Eksperimen 32,500,104 Tidak

terdapat perbedaan

Kontrol 30,90Memutuskan suatu tindakan Eksperimen 29,07 0,659

Tidak terdapat

perbedaanKontrol 28,72Mempertimbangkan

nilai keputusan Eksperimen 31,330,531 Tidak

terdapat perbedaan

Data pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil Uji Mann Whitney pada

indikator kemampuan berpikir kritis, sebagian besar indikator kemampuan

berpikir kritis memperoleh hasil (sig) > 0,05. Disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada hasil

61

pretest yang mencakup indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas

eksperimen dan kontrol. Terdapat dua indikator kemampuan berpikir kritis yang

memperoleh hasil (sig) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator kemampuan berpikir

kritis kelas kontrol dan eksperimen.

Tabel 4.14 hasil Uji Mann Whitney hasil pretest terdapat dua indikator

kemampuan berpikir kritis yaitu memfokuskan pertanyaan dan bertanya dan

menjawab suatu penjelasan dan tantangan yang memperoleh (sig) < 0,05 yang

berarti terdapat perbedaan pada indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Dua

indikator tersebut akan diolah dengan data Uji Gain. Uji Gain dilakukan untuk

mengukur peningkatan penguasaan siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan pembelajaran problem solving

dengan argumen mapping. Hasil Mann Whitney dari data Gain dapat dilihat pada

Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Uji Mann Whitney Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis

Rata-Rata GainIndikator Kemampuan Berpikir Kritis Eksperimen Kontrol

(Sig) Kesimpulan

Memfokuskan pertanyaan -0,55 1,2 0,000 Terdapat perbedaan

Bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan tantangan

0,03 0,83 0,001 Terdapat perbedaan

Data pada Tabel 4.15 hasil Uji Mann Whitney dari data gain pada indikator

kemampuan berpikir kritis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada indikator memfokuskan pertanyaan serta indikator bertanya dan

menjawab suatu penjelasan dan tantangan terdapat perbedaan yang signifikan.

Data pada Tabel 4.16 hasil Uji Mann Whitney pada indikator kemampuan

berpikir kritis, sebagian besar indikator kemampuan berpikir kritis memperoleh

hasil (sig) > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

62

yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada hasil posttest.

Hasil posttest tersebut mencakup indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas

kontrol dan eksperimen. Terdapat tiga indikator kemampuan berpikir kritis yang

memperoleh hasil (sig) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator kemampuan berpikir

kritis kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan

pembelajaran problem solving dengan terintegrasi argumen mapping.

Tabel 4.16 Uji Mann Whitney Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil Posttest

Indikator Kemampuan

Berpikir KritisKelas X

Rangking (Sig) Kesimpulan

Kontrol 29,10Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Eksperimen 30,93

0,613 Tidak terdapat

perbedaanKontrol 29,75Menganalisis

argumen Eksperimen 30,26 0,894Tidak

terdapat perbedaan

Kontrol 35,37Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber Eksperimen 24,45

0,010Tidak

terdapat perbedaan

Kontrol 24,48Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

Eksperimen 35,710,004 Terdapat

perbedaan

Kontrol 19,77Memutuskan suatu tindakan Eksperimen 40,59 0,000 Terdapat

perbedaanKontrol 19,63Mempertimbangkan

nilai keputusan Eksperimen 40,720,000 Terdapat

perbedaan

6. Data Hasil Penilaian LKS

Lembar kerja siswa pada kelas kontrol dan eksperimen memiliki konten yang

hampir sama. Sedikit perbedaannya terdapat pada cara siswa dalam menjawab

pertanyaan yang disediakan di LKS tersebut. Untuk siswa di kelas eksperimen

dituntut untuk menyelesaikan setiap langkah dengan model problem solving di

LKS dengan menggunakan peta argumen, sedangkan pada kelas kontrol siswa

dapat membuat peta argumen dengan model saintifik. Berikut ini disajikan data

63

nilai LKS dari rata-rata tiap kelompok baik di kelas kontrol maupun di kelas

eksperimen dalam Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata LKS Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

KelasPertemuan Kontrol EskperimenI 45,63 74,00II 45,80 73,00III 52,60 78,00

Rata-Rata 48,01 75,00

Data pada Tabel 4.17 menunjukkan data nilai LKS pada kelas kontrol dengan

nilai rata-rata sebesar 48,01, sedangkan data nilai rata-rata LKS yang diperoleh

kelas eksperimen yaitu 75,00. Hasil nilai LKS pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol.

7. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama

pembelajaran saat penelitian. Lembar observasi kegiatan guru meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Lembar observasi kegiatan guru

dan siswa dengan model pembelajaran problem solving dan model pembelajaran

saintifik dan dapat dilihat pada Tabel 4.18, Tabel 4.19, Tabel 4.20 dan Tabel 4.21.

Tabel 4.18 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Problem Solving

Pertemuan Ke-Tahapan

1 2 3

Memahami Masalah 100% 100% 100%

Membuat rencana permasalahan 100% 100% 100%

Melaksanakan rencana permasalahan 100% 100% 100%

Meninjau kembali 100% 100% 100%

Jumlah persentase (%) 100 100 100

Rata-rata persentase (%) 100

64

Hasil pada Tabel 4.18 hasil lembar observasi kegiatan guru menunjukkan

bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan model problem

solving dengan baik. Guru sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar

100% guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada

pertemuan pertama dan selanjutnya guru dapat mengkondisikan kelas. Sehingga

pembelajaran berjalan lancar dan kondusif.

Tabel 4.19 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Guru Model Saintifik

Pertemuan Ke-Tahapan

1 2 3

Mengamati 100% 100% 100%

Menanya 100% 100% 100%

Mencoba (Eksperimen) 100% 100% 100%

Mengasosiasi (Menalar) 100% 100% 100%

Mengkomunikasikan 100% 100% 100%

Jumlah persentase (%) 100 100 100

Rata-rata persentase (%) 100

Hasil pada Tabel 4.19 hasil lembar observasi kegiatan guru menunjukkan

bahwa guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan model saintifik

dengan baik. Guru sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar 100%

guru melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama

dan selanjutnya guru dapat mengkondisikan kelas. Sehingga pembelajaran

berjalan lancar dan kondusif.

Tabel 4.20 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Problem Solving

Pertemuan Ke-Tahapan

1 2 3

Memahami Masalah 86% 91% 93%

Membuat rencana permasalahan 76% 88% 90%

Melaksanakan rencana permasalahan 83% 93% 90%

Meninjau kembali 83% 88% 93%

65

TahapanPertemuan Ke-

1 2 3

Jumlah persentase (%) 82 90 92

Rata-rata persentase (%) 88

Hasil pada Tabel 4.20 hasil lembar observasi kegiatan siswa menunjukkan

bahwa siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model problem

solving dengan baik. Siswa sudah melakukan semua tahapan pembelajaran,

sebesar 88% siswa melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada

pertemuan pertama siswa belum aktif dalam pembelajaran. Siswa belum terbiasa

dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dan

membuat peta argumen. Sehingga siswa masih banyak yang tidak tahu dengan

cara pembuatan peta argumen. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai

lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa juga sudah terbiasa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dengan membuat peta

argumen. Siswa sudah mengetahui dan paham dengan peta argumen. Sehingga

pembelajaran berjalan lancar dan kondisi kelas mulai kondusif.

Hasil Tabel 4.21 hasil lembar observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa

siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model saintifik dengan

baik. Siswa sudah melakukan semua tahapan pembelajaran, sebesar 79% siswa

melaksanakan tahapan pembelajaran dengan baik. Pada pertemuan pertama siswa

belum aktif dalam pembelajaran. Siswa belum terbiasa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model saintifik dan membuat peta argumen.

Sehingga siswa masih banyak yang tidak tahu dengan cara pembuatan peta

argumen. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai lebih aktif dalam

pembelajaran. Siswa juga sudah terbiasa dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model saintifik dengan membuat peta argumen. Siswa sudah

mengetahui dan paham dengan peta argumen.

66

Tabel 4.21 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Siswa Model Saintifik

Pertemuan Ke-Tahapan

1 2 3

Mengamati 72% 73% 73%

Menanya 73% 73% 80%

Mencoba (Eksperimen) 80% 79% 83%

Mengasosiasi (Menalar) 87% 89% 93%

Mengkomunikasikan 73% 77% 75%

Jumlah persentase (%) 77 78 81

Rata-rata persentase (%) 79

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

dengan menggunakan pembelajaran problem solving dengan peta argumen

(argument mapping) pada konsep protista. Pembelajaran ini diterapkan pada

kedua kelompok, yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas eksperimen

menggunakan pembelajaran dengan model problem solving dengan argument

mapping. Sedangkan, pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran saintifik

dengan argument mapping. Berdasarkan hasil pretest pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen tidak

berbeda dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, rata-rata pretest

sebesar 28 dan rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 23. Berdasarkan hasil pretest

tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan awal dari dua kelompok tersebut

sama-sama rendah. Hal ini diperkuat dengan adanya perhitungan uji-t pada pretest

siswa yang terdapat pada Tabel 4.8, bahwa siswa pada kedua kelompok tidak

memiliki perbedaan pada kemampuan berpikir kritis.

Perolehan hasil nilai pretest dari kedua kelompok tergolong sama-sama

rendah. Rendahnya hasil nilai pretest dikarenakan siswa belum mendapatkan

informasi atau materi mengenai protista. Selain itu, siswa kedua kelompok belum

terbiasa dalam mengerjakan tipe soal yang melatih kemampuan berpikir kritis

siswa. Sehingga perolehan hasil nilai pretest yang didapatkan kurang baik. Siswa

67

cenderung lebih sering mengerjakan tipe soal dalam bentuk pilihan ganda ataupun

essay yang hanya menuntut siswa menjawab berdasarkan ingatan siswa.

Kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pada konsep protista dengan

model pembelajaran yang berbeda dengan argument mapping dan pemberian

posttest pada kedua kelompok. Hasil posttest kedua kelompok mengalami

peningkatan pada kemampuan berpikir kritisnya terutama pada kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil posttest yang diperoleh dari kedua kelompok, bahwa rata-rata

kelas eksperimen sebesar 44,00. Sedangkan, rata-rata posttest kelas kontrol

sebesar 38,00. Selain itu, hasil ketercapaian pada tiap indikator kemampuan

berpikir kritis pada posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 memperlihatkan

bahwa hasil kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Peningkatan hasil posttest ini sejalan dengan hasil Uji Mann Whitney pada Tabel

4.16 yang menunjukkan terdapat perbedaan pada beberapa indikator kemampuan

berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran model problem solving dengan peta argumen

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Penelitian ini terdapat delapan indikator kemampuan berpikir kritis yang

diteliti yaitu memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab suatu penjelasan

dan tantangan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, serta mempertimbangkan nilai

keputusan. Hasil ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis kedua

kelompok dijabarkan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang pertama yaitu memfokuskan

pertanyaan. Tujuan dari indikator memfokuskan pertanyaan ialah fokus terhadap

masalah dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan. Dilihat dari data kedua

kelompok terdapat peningkatan terhadap indikator tersebut dari sebelum

perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Ketercapaian indikator

memfokuskan pertanyaan menunjukkan rata-rata ketercapaian kemampuan

berpikir kritis posttest pada kelompok kontrol sebesar 43,33 dan hasil 34,48 untuk

kelompok eksperimen.

68

Hasil posttest menunjukkan bahwa pada indikator memfokuskan pertanyaan,

kelas eksperimen belum mampu memfokuskan pikiran pada suatu masalah dalam

bentuk pertanyaan dengan benar. Sehingga kelas kontrol memiliki pencapaian

nilai rata-rata ketercapaian indikator yang tinggi dibandingkan kelas eksperimen.

Indikator memfokuskan pertanyaan ini mengarahkan kepada siswa untuk

mengidentifikasi dan menemukan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada

wacana yang diberikan.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang kedua yaitu bertanya dan

menjawab suatu penjelasan dan tantangan. Tujuan yang diharapkan pada indikator

ini ialah dapat menuangkan penjelasan yang sederhana. Setelah diberi perlakuan

(posttest) diperoleh ketercapaian hasil posttest pada indikator bertanya dan

menjawab suatu penjelasan dan tantangan pada kelas eksperimen diperoleh hasil

53,44, sedangkan kelas kontrol diperoleh hasil 63,33. Hasil posttest tersebut

menunjukkan bahwa pada indikator bertanya dan menjawab suatu penjelasan dan

tantangan, kelas kontrol memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen siswa masih

menyesuaikan dalam pembelajaran dengan model problem solving.

Indikator yang ketiga yaitu mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

observasi, ketercapaian hasil posttest pada indikator mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi pada kelas eksperimen diperoleh hasil 24,13.

Sedangkan kelas kontrol diperoleh hasil 15,00 dengan selisih sebesar 9,13. Pada

indikator ini, jawaban siswa kelas eksperimen lebih mampu memberikan

penjelasan mengenai masalah yang disajikan. Sedangkan pada kelas kontrol masih

ada siswa yang menjawab pertanyaan tanpa memberikan penjelasan terhadap

jawaban yang dibuat. Hal tersebut disebabkan karena pada model pembelajaran

problem solving siswa dilatih dalam mengamati dan mengobservasi suatu

masalah. Sehingga siswa yang diterapkan model tersebut lebih terlatih dalam

menyelesaikan suatu masalah.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang keempat yaitu menganalisis

argumen. Tujuan dari indikator ini adalah menganalisis suatu argumen dengan

cara mengidentifikasi suatu alasan (sebab) yang dinyatakan. Menganalisis suatu

69

argumen harus mengidentifikasi kesimpulan dalam kasus tersebut. Berdasarkan

hasil penelitian nilai posttest siswa, indikator menganalisis argumen pada kelas

eksperimen diperoleh hasil 51,72, sedangakan kelas kontrol diperoleh hasil 50,00.

Pada indikator ini siswa diberikan soal dengan menyajikan sebuah pernyataan

mengenai protista. Soal tersebut diharapkan siswa mampu memberikan penjelasan

yang tepat terkait pernyataan. Hasil posttest pada indikator ini diperoleh hasil

kelas eksperimen memiliki hasil ketercapaian indikator yang lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan karena adanya tahap

pada model pembelajaran problem solving yang mendukung terlaksananya

indikator menganalisis argumen. Kelas eksperimen menunjukkan hasil yang baik

dengan hasil uji signifikan kurang dari nilai α (0,05). Hasil yang lebih tinggi

didapatkan pada kelas eksperimen dikarenakan penyajian materi secara

argumentatif siswa akan dapat memahami alasan-alasan dan bukti-bukti yang

mendukung suatu klaim dan kronologis suatu peristiwa.1 Kemampuan

berargumentasi siswa juga terlatih dengan kebiasaan siswa merumuskan solusi

atas permasalahan. Dalam merumuskan solusi, siswa dapat berargumentasi dan

memberikan alasan-alasan.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang kelima yaitu mempertimbangkan

kredibilitas suatu sumber. Tujuan dari indikator ini adalah mempertimbangkan

kesesuaian suatu sumber dan mempertimbangkan penggunaan prosedur yang

tepat. Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen

diperoleh hasil 37,93 dan kelas kontrol 65,00. Pada indikator mempertimbangkan

kreabilitas suatu sumber siswa diberikan suatu data berupa penyataan beserta

sumber. Berdasarkan data dan sumber tersebut, siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol mampu menentukan data dari sumber yang terpercaya dengan tepat.

Tetapi kelas kontrol lebih mampu menentukan sumber tersebut dibandingkan

kelas eksperimen. Dalam hal ini, siswa akan berlatih menerapkan kemampuan

menyeleksi informasi dan menentukan sumber yang relevan dan tidak relevan.

1 I Wayan Redhana, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010, hal. 146.

70

Kemampuan ini sangat penting agar siswa tidak keliru dengan informasi ataupun

sumber yang tidak berguna yang dapat mengganggu.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang keenam yaitu membuat deduksi

dan mempertimbangkan hasil deduksi yang bertujuan menafsirkan suatu data.

Pada indikator ini siswa diberikan sebuah data dan siswa menganalisis atau

menginterpretasikan data tersebut. Pada indikator ini siswa diharapkan mampu

untuk menyatakan tafsiran dengan diberikan soal pada konsep protista.

Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen diperoleh

hasil 20,69 dan kelas kontrol 7,50. Pada indikator membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mampu

menafsirkan data yang disajikan dengan baik dan tepat. Hal tersebut disebabkan

karena adanya tahapan pada model pembelajaran problem solving yang

mendukung terlaksananya indikator membuat deduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi. Kelebihan problem solving adalah dapat memecahkan masalah

yang diahadapkan secara realistis, dapat menafsirkan dan mengevaluasi hasil

pengamatan, dan dapat merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.2

Indikator kemampuan berpikir kritis yang ketujuh yaitu memutuskan suatu

tindakan. Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen

diperoleh hasil 81,03 dan kelas kontrol diperoleh hasil 23,33. Menyeleksi kriteria

untuk membuat solusi yang mungkin merupakan tujuan dari indikator

memutuskan suatu tindakan. Hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol menunjukkan bahwa pada indikator memutuskan suatu tindakan siswa

mampu menyelesaikan permasalahan dari sebuah pernyataan. Tetapi pada kelas

kontrol siswa rata-rata tidak tepat dalam memberikan penjelasan dalam

penyelesaian permasalahan tersebut. Sehingga kelas eksperimen memiliki hasil

yang lebih tinggi karena kelas eksperimen memberikan penjelasan yang tepat.

2 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Penerapan Problem Solving terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak, Jurnal Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005, 2015, hal. 258.

71

Hal tersebut disebabkan karena adanya tahap pada model pembelajaran

problem solving yang mendukung terlaksananya indikator memutuskan suatu

tindakan dengan baik. Indikator ini muncul ketika siswa secara aktif menemukan

dan memilih solusi yang tepat terhadap permasalahan yang telah diberikan.

Dengan adanya siswa yang aktif selama proses pembelajaran secara tidak

langsung mengembangkan kemampuan berpikirnya.3

Indikator yang terakhir yaitu mempertimbangkan nilai keputusan.

Ketercapaian hasil posttest pada indikator ini pada kelas eksperimen diperoleh

hasil 81,03 dan kelas kontrol 21,66. Pada indikator ini siswa diminta memberikan

alasan untuk mendukung penyelesaian permalasahan di soal sebelumnya. Hasil

posttest pada kelas ekperimen menunjukkan bahwa siswa mampu membuat dan

mempertimbangkan hasil pertimbangan berdasarkan permasalahan yang ada pada

LKS. Siswa dapat mampu memberikan alasan yang logis dan sesuai fakta

terhadap penyelesaian permalasahan yang telah dibuat. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa LKS sangat berperan

penting untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Karena keberadaan

LKS yang sesuai dengan langkah-langkah problem solving yang dilengkapi

dengan wacana-wacana berisikan masalah yang mudah ditemukan siswa untuk

menemukan masalah, mencari solusi dari permasalahan, dan memecahkan

masalah tersebut.4

Penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan terdapat peningkatan hasil

dari sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest) baik pada kelas

kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil tes keterampilan berpikir kritis pada

kelas kontrol dan eksperimen diperoleh nilai dengan rata-rata 38,00 dan 44,00.

Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa ini, dikarenakan oleh tahapan-tahapan pada

model pembelajaran problem solving melatih keterampilan berpikir kritis siswa.

3 Widya Astutis, Budi Handoyo, Mustofa, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI-IS MA Muhammadiyah 2 Paciran, 2011, hal. 7.

4 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Op, cit, hal. 258.

72

Sehingga setelah diterapkan model pembelajaran problem solving pada kelas

eksperimen, siswa akan terlatih untuk mengembangkan keterampilan berpikir

kritisnya. Selain itu, model pembelajaran problem solving memberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mengkonstruk pengetahuannya

sendiri, sehingga dihasilkan pembelajaran yang bermakna. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian sebelumnya bahwa pembelajaran problem solving berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.5

Penelitian yang telah dilakukan dilapangan, siswa mulai memahami

penggunan argument mapping dalam pembelajaran. Hasil nilai LKS pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Data pada Tabel 4.17

menunjukkan data nilai rata-rata LKS pada kelas kontrol mendapatkan nilai rata-

rata sebesar 48,01. Sedangkan data nilai rata-rata LKS yang diperoleh kelas

eksperimen sebesar 75,00. Beberapa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

aktif menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Tercapainya kemampuan

berpikir kritis berkesinambungan dengan penggunaan argument mapping secara

baik dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa

peta argumen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena

memudahkan peserta didik untuk mengaitkan pendapat dengan fakta yang

mendukung pendapat tersebut.6

Siswa kelompok eksperimen dan kelas kontrol dilatih menggunakan peta

argumen dalam mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) pada saat pembelajaran.

Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil nilai LKS pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen yang tertera pada Tabel 4.17. Siswa dilatih untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis melalui proses menganalisis hubungan antara premis

atau alasan bukti-bukti yang mendukung klaim. Hal ini didukung dengan adanya

LKS yang dirancang dengan tahapan problem solving dengan peta argumen.

Umumnya didalam peta argumen yang dibuat oleh siswa terdapat klaim, data, dan

penjamin. Sedangkan komponen pendukung berupa pengecualian dan keyakinan

5 Widya Astuti, Budi Handoyo, Mustofa, Op, cit, hal. 8.6 Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Penerapan Metode Peta Argumen terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol. 13 No. 1. 2018, hal. 64.

73

yang merupakan kriteria penyusunan sebuah argumen secara lengkap.7 Hal

tersebut dilakukan oleh siswa pada LKS pada konsep protista.

Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu

pengetahuan. Melalui argumentasi seseorang dapat menunjukkan pernyataan-

pernyataan atau teori yang dikemukakan benar atau tidak mengacu pada fakta atau

bukti-bukti yang ditunjukkan. Argumentasi mengharuskan seseorang untuk

mampu mempertanggungjawabkan apa yang dinyatakan/ dikatakan. Dasar sebuah

tulisan yang bersifat argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Tanpa

kemampuan tersebut tulisan yang dihasilkan siswa hanya memuat bentangan

kalimat-kalimat atau paragraf yang tidak ada gunanya.8 Argumentasi harus selalu

berorientasi pada data, fakta atau bukti-bukti yang objektif sehingga dapat

diterima kebenarannya. Oleh karena itu, untuk berargumentasi seseorang akan

melakukan kegiatan analisis dan berpikir kritis.

Kelompok eksperimen mendapatkan informasi yang selanjutnya akan diolah

untuk menjawab dan menjabarkan pertanyaan dengan pembuatan argument

mapping. Selain informasi berupa data percobaan atau pengamatan yang telah

dilakukan, siswa juga memperoleh informasi data pendukung dari berbagai

sumber seperti buku pelajaran sekolah, sumber pustaka dan internet yang

terpercaya dan relevan dengan materi yang dibahas. Pada saat penelitian terlihat

hampir semua siswa aktif pada saat diskusi kelompok. Hal ini diperlihatkan dari

hasil observasi aktivitas siswa yang menunjukkan 88 % siswa melakukan tahapan

pembelajaran problem solving dengan argument mapping dengan optimal.

Model pembelajaran berbasis peta argumen efektif meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.9 Jika dilihat dari peningkatan indikator yang

digunakan pada penelitian ini, terdapat tiga indikator yaitu indikator menganalisis

argumen, indikator memutuskan suatu tindakan dan indikator mempertimbangkan

nilai keputusan yang menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan hasil positif

7 Siti Mulya Agnah, Rusdi, Yanti Herlanti, Op, cit, hal. 58. 8 Ahmad Syaifudin, Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif Sebagai

Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA, Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 6/1, 2011, hal. 66.

9 I Wayan Redahana, Op, cit, hal. 148.

74

dari pengaruh penerapan argument mapping dalam pembelajaran terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa peta argumen

dijadikan sebagai model pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini, peta

argumen dijadikan sebagai alat bantu stimulus dalam LKS yang dimaksudkan

dapat merangsang dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun,

keterampilan berpikir kritis siswa belum dapat diukur secara sempurna karena

pengerjaan LKS yang dilakukan secara masih berkelompok bukan secara

individu. Sehingga penilaian keterampilan berpikir kritis siswa masih bersifat

objektif.

Hasil penelitian ini lainnya halnya mengenai pengaruh pembelajaran problem

solving terhadap keterampilan berpikir kritis siswa yang menunjukkan hasil yang

sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa keterampilan

berpikir kritis siswa selama menggunakan problem solving tergolong baik.10

Begitu pula dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang proses

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran problem solving dengan

siswa yang proses pembelajarannya secara klasikal. Sehingga menunjukkan

bahwa model pembelajaran problem solving berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa.11

10 Nur Izzatil Afifah, Putra. P, Aminuddin, Op, cit, hal. 258.11 Widya Astuti, Budi Handoyo, Mustofa, Op, cit, hal. 8.

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh

model pembelajaran problem solving dengan argument mapping terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep protista. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan pada lima indikator kemampuan berpikir kritis

yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis antara kelas kontrol

dengan eksperimen yang menggunakan pembelajaran problem solving dengan

argument mapping.

Hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis diperoleh data

(sig) 0,042 < 0,05 pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 diterima, artinya

adalah adanya pengaruh model pembelajaran problem solving dengan

argument mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

protista.

B. Saran

Saran-saran untuk perbaikan di masa mendatang sebagai tindak lanjut

dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk guru sebaiknya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model

problem solving dengan argument mapping membutuhkan waktu yang

cukup banyak. Oleh karena itu, sebaiknya menerapkan model

pembelajaran ini dapat mengatur waktu dengan baik agar tahapan model

problem solving terlaksana dengan optimal. Pada model pembelajaran ini

guru disarankan untuk mencari lebih banyak wacana-wacana yang dapat

dijadikan sumber masalah dalam pembelajarannya.

2. Untuk siswa sebaiknya berperan secara aktif dalam pengerjaan peta

argumen yang dilakukan oleh individu agar kemampuan berpikir kritis

siswa lebih berkembang dan terukur secara optimal.

76

3. Untuk peneliti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran problem

solving dengan argument mapping pada materi biologi lainnya maupun

ditempat yang berbeda.

77

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, prinsip tekhnik dan prosedur. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. 2010.

Astuti, Widya. Handoyo, Budi. Mustofa. Skripsi: Pengaruh Model Pembelajaran

Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI-IS MA

Muhammadiyah 2 Paciran. 2011.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2010.

Campbell. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2008.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

2011.

Davies, Martin. Concept Mapping, Mind Mapping And Argument Mapping: What

Are The Differences And Do They Matter?. 2010.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. 2008.

Dwirahayu, Gelar. Pendekatan Baru Dalam Proses Pembelajaran Matematika

Dan Sains Dasar: Sebuah Analogi. Jakarta: PIC UIN Jakarta. 2007.

Fatmawati, Harlinda. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah

Matematika berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat.

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol. 2 No. 9. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 2014.

Fristadi, Restu. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Problem

Based Learning. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

UNY. ISBN. 978-602-73403-0-5. Yogyakarta. 2015.

Izzatil Afifah, Nur. P. Putra, Aminuddin. Penerapan Problem Solving terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Subkonsep Sistem Gerak. Jurnal

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol.005. 2015.

Johnson, B Elaine. CTL, Contextual Teaaching And Learning, Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: KAIFA.

2012.

78

Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/ Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. 2015.

Khoiru Ahmadi, Iif. Amri, Sofan. Elisah, Tatik. Strategi Pembelajaran Sekolah

Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya. 2011.

Mulya A, Siti. Rusdi. Herlanti, Yanti. Penerapan Metode Peta Argumen terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA. Jurnal Biologi dan

Pembelajarannya Vol. 13 No. 1. 2018.

Normaya, Karim. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran

Matematika denan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah

Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1. FKIP Universitas

Lambung Mangkurat. 2015.

Ostwald. Argument Mapping. Teaching Excellence. 2007.

Permendiknas No. 22 BSNP. Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar dan

Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. 2016.

Redhana, I Wayan. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Argumen Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Topik Laju Reaksi. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran Jilid 43 no. 17. 2010.

Riastiasari, Tia. Priyono, Bambang. Sukaesih, Sri. Model Pembelajaran Problem

Solving dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Unnes Journal of Biology Education Vol. 1 No. 3. 2012.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop. 2006.

Shidarta B, Arif. Pengantar Logika: Sebuah Langkah Pertama Media Telaah.

Bandung: Refika Aditama. 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.

Suteng, Bambang. Problem Solving: Signifikansi, Pengertian dan Ragamnya.

Jurnal Penelitian Pengembangan Kependidikan Vol. 28 No. 2. Salatiga: FKIP

Universitas Kristen Satyawacana. 2012.

79

Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2008

Syaifudin, Ahmad. Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif

Sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA. Lingua Jurnal

Bahasa dan Sastra Vol. 6/1. 2011.

Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. 2011.

Van Gelder, Tim. What is Argument Mapping?. Encyclopedia of the Mind.

Thousand Oaks, CA: Sage. Volume expected to appear in. 2011.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi

Aksara. 2009.

Yusrita, Wirdona. Pengaruh Pengunaan Model Problem Solving Terhadap

Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa. Lampung: FKIP

Universitas Lampung. 2015.

Yusuf, Yustini. Natalina, Mariani. Suryawati, Evi. Wulandari, Sri. Asiah, Nur.

Sari, Kamilia. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui

Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru

Tahun Ajaran 2004/2005. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2). 2006.

Zulfiani. Feronika, Tonih. Suartini, Kinkin. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.

Zurinal. Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan.

Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.

80

LAMPIRAN

81

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

82

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan

keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam

kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista bagi

kehidupan dalam bentuk peta argumen.

C. Indikator

3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.

3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar

dan video.

3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.

3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum

protista.

3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista

mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara

perkembangbiakan protista.

3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan

organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-

cara perkembangbiakan protista.

83

3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan.

3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan

protista.

4.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan karakteristik

berbagai golongan protista.

4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.

4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista

dalam kehidupan.

4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.

4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan

merugikan protista dalam kehidupan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui

pengamatan.

2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri

umum protista melalui pengamatan.

3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

84

4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme

protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.

5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi

kehidupan melalui studi literatur.

E. Materi Pembelajaran

F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran

Metode : Diskusi, tanya jawab

Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping

Pendekatan : Saintifik

85

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 1

2. Alat dan Bahan :

Alat : Spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Memberi salam,

mempersilahkan berdo’a,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan siswa

dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdo’a,

mengeluarkan buku

pelajaran biologi, dan siap

untuk memulai

pembelajaran.

2 menit

Apersepsi

Meminta kepada siswa

untuk mengemukakan

materi apa yang telah

dibahas pada pertemuan

sebelumnya mengenai

monera dan dikaitkan

dengan materi yang akan

dibahas pada pertemuan kali

ini.

“Pertemuan sebelumnya

kalian sudah mempelajari

mengenai monera (bakteri).

Bagaimana struktur tubuh

monera?”

“Pertemuan kali ini kalian

akan mempelajari mengenai

protista yang struktur

tubuhnya sudah lebih

kompleks dibandingkan

Siswa menjelaskan sedikit

mengenai materi

sebelumnya mengenai

monera dan mengaitkannya

dengan materi yang akan

dipelajari.

3 menit

86

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

dengan monera.”

Motivasi

Guru memberikan motivasi

belajar tentang pentingnya

mempelajari protista.

“Selain mengetahui struktur

tubuhnya, kalian dapat

mengetahui klasifikasi

protista hingga peranan

protista bagi kehidupan.”

Siswa mendengarkan

motivasi terkait materi yang

akan disampaikan.

2 menit

Tujuan Pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran hari ini.

Siswa mendengar tujuan

pembelajaran yang

disampaikan.

1 menit

Guru membagi siswa dalam

kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri

dari 4-5 orang.

Siswa menempatkan diri

sesuai dengan kelompoknya

masing-masing. 2 menit

Kegiatan Inti

Memahami masalah

Guru membagikan Lembar

Kerja Siswa terkait dengan

protista mirip hewan.

Siswa menerima Lembar

Kerja Siswa.

10 menit

Guru meminta siswa untuk

mengamati artikel mengenai

protista mirip hewan.

Mengamati

Siswa mulai mengamati

artikel mengenai protista

mirip hewan.

Guru meminta siswa untuk

menelaah rumusan masalah

berdasarkan artikel.

Siswa menelaah rumusan

masalah.

Membuat rencana

permasalahan

Guru meminta siswa untuk

membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah yang telah ada

berdasarkan artikel.

Siswa membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah.

10 menit Guru membimbing siswa

untuk menentukan hipotesis

yang tepat berdasarkan

rumusan masalah.

Menanya

Siswa menanya dan

menentukan hipotesis yang

sesuai dengan rumusan

masalah kepada guru.

Melaksanakan

rencana permasalahan

Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan data dengan

membaca sumber-sumber

relevan mengenai protista

mirip hewan maupun

melalui pengamatan

langsung.

Mencoba

Siswa mengumpulkan

data dengan membaca dari

sumber-sumber yang

relevan maupun

pengamatan langsung.

20 menit

Guru meminta siswa

menuliskan hasil data yang

Siswa menuliskan dan

menggambarkan hasil yang

87

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

diperoleh. diperoleh.

Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dan mengelola

data yang diperoleh.

Mengasosiasi

Siswa berdiskusi dan

mengelola data yang

diperoleh.

Guru meminta siswa

membuktikan hasil data

yang diperoleh terhadap

hipotesis yang telah dibuat.

Siswa membuktikan hasil

data terhadap hipotesis yang

telah dibuat.

Meninjau kembali

Guru meminta siswa untuk

memeriksa kembali hasil

data yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

Mengkomunikasikan

Siswa memeriksa hasil data

yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

30 menit

Kegiatan Penutup

Evaluasi

Guru me-review ulang/

memberikan penjelasan

penguatan agar siswa lebih

memahami materi pelajaran.

Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

guru 4 menit

Ketercapaian indikator

pembelajaran

Guru meminta beberapa

siswa untuk menarik

kesimpulan dari

pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

ini sekaligus mengevaluasi

ketercapaian indikator

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Siswa menarik kesimpulan

dari pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

kali ini.

4 menit

Guru meminta siswa untuk

membaca dirumah materi

selanjutnya protista mirip

tumbuhan yang akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

2 menit

Guru menutup pembelajaran

dan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam.

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)

88

Kompetensi Teknik Instrumen

Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Wirya Aini, S. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Tumbuhan (Alga)

Pertemuan Ke- : 2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

90

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan

keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam

kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista bagi

kehidupan dalam bentuk peta argumen.

C. Indikator

3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.

3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar

dan video.

3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.

3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum

protista.

3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista

mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara

perkembangbiakan protista.

3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan

organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-

cara perkembangbiakan protista.

91

3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan.

3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan

protista.

4.6.2. Bertanya dan menjaab pertanyaan menantang berdasarkan karakteritik

berbagai golongan protista.

4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.

4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista

dalam kehidupan.

4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.

4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan

merugikan protista dalam kehidupan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui

pengamatan.

2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri

umum protista melalui pengamatan.

3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

92

4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme

protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.

5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi

kehidupan melalui studi literatur.

E. Materi Pembelajaran

F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran

Metode : Diskusi, tanya jawab

93

Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping

Pendekatan : Saintifik

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 2

2. Alat dan Bahan :

Alat : Spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Memberi salam,

mempersilahkan berdo’a,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan siswa

dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdo’a,

mengeluarkan buku

pelajaran biologi, dan siap

untuk memulai

pembelajaran.

2 menit

Apersepsi

Meminta kepada siswa

untuk mengemukakan

materi apa yang telah

dibahas pada pertemuan

sebelumnya mengenai

protista mirip hewan dan

dikaitkan dengan materi

yang akan dibahas pada

pertemuan kali ini.

“Pertemuan sebelumnya

kalian sudah mempelajari

mengenai protista mirip

hewan (protozoa). Apa yang

Siswa menjelaskan

mengenai materi

sebelumnya mengenai

protista mirip hewan dan

mengaitkannya dengan

materi yang akan dipelajari.

3 menit

94

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

menjadi ciri khas pada

protozoa? dan sering

ditemukan dimana?”

“Pertemuan kali ini kalian

akan mempelajari mengenai

protista mirip tumbuhan

(alga).”

Motivasi

Guru memberikan motivasi

belajar tentang pentingnya

mempelajari protista.

“Protista mirip tumbuhan

ternyata sering kita temukan

di laut maupun di makanan.

Kita akan mencari tahu alga

tersebut.”

Siswa mendengarkan

motivasi terkait materi yang

akan disampaikan.

2 menit

Tujuan Pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran hari ini.

Siswa mendengar tujuan

pembelajaran yang

disampaikan.

1 menit

Guru membagi siswa dalam

kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri

dari 4-5 orang.

Siswa menempatkan diri

sesuai dengan kelompoknya

masing-masing. 2 menit

Kegiatan Inti

Memahami masalah

Guru membagikan Lembar

Kerja Siswa terkait dengan

protista mirip tumbuhan.

Siswa menerima Lembar

Kerja Siswa.

10 menit

Guru meminta siswa untuk

mengamati artikel mengenai

protista mirip tumbuhan.

Mengamati

Siswa mulai mengamati

artikel mengenai protista

mirip tumbuhan.

Guru meminta siswa untuk

menelaah rumusan masalah

berdasarkan artikel.

Siswa menelaah rumusan

masalah.

Membuat rencana

permasalahan

Guru meminta siswa untuk

membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah yang telah ada

berdasarkan artikel.

Siswa membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah.

10 menit Guru membimbing siswa

untuk menentukan hipotesis

yang tepat berdasarkan

rumusan masalah.

Menanya

Siswa menanya dan

menentukan hipotesis yang

sesuai dengan rumusan

masalah kepada guru.

Melaksanakan Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan data dengan

membaca sumber-sumber

Mencoba

Siswa mengumpulkan

data dengan membaca dari

20 menit

95

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

rencana permasalahan relevan mengenai protista

mirip tumbuhan maupun

melalui pengamatan

langsung.

sumber-sumber yang

relevan maupun

pengamatan langsung.

Guru meminta siswa

menuliskan hasil data yang

diperoleh.

Siswa menuliskan dan

menggambarkan hasil yang

diperoleh.

Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dan mengelola

data yang diperoleh.

Mengasosiasi

Siswa berdiskusi dan

mengelola data yang

diperoleh.

Guru meminta siswa

membuktikan hasil data

yang diperoleh terhadap

hipotesis yang telah dibuat.

Siswa membuktikan hasil

data terhadap hipotesis yang

telah dibuat.

Meninjau kembali

Guru meminta siswa untuk

memeriksa kembali hasil

data yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

Mengkomunikasikan

Siswa memeriksa hasil data

yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

30 menit

Kegiatan Penutup

Evaluasi

Guru me-review ulang/

memberikan penjelasan

penguatan agar siswa lebih

memahami materi pelajaran.

Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

guru 4 menit

Ketercapaian indikator

pembelajaran

Guru meminta beberapa

siswa untuk menarik

kesimpulan dari

pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

ini sekaligus mengevaluasi

ketercapaian indikator

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Siswa menarik kesimpulan

dari pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

kali ini.

4 menit

Guru meminta siswa untuk

membaca dirumah materi

selanjutnya protista mirip

jamur yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya.

Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

2 menit

Guru menutup pembelajaran

dan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam.

96

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Kognitif Tes Tulis Pretest dan posttest

Psikomotorik Portofolio Peta argumen

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Wirya Aini, S. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Jamur

Pertemuan Ke- : 3 (Tiga)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

98

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat dan mempertimbangkan

keputusan terkait ciri, klasifikasi, perkembangbiakan, dan peranan protista dalam

kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan dalam bentuk peta argumen.

C. Indikator

3.6.1. Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan.

3.6.2. Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3. Menentukan cara-cara perkembangbiakan organisme protista melalui gambar

dan video.

3.6.4. Menentukan peranan protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista.

3.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri umum

protista.

3.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme protista

mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-cara

perkembangbiakan protista.

3.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan mengklasifikasikan

organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur serta berdasarkan cara-

cara perkembangbiakan protista.

99

3.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista.

3.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan.

3.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1. Memfokuskan pertanyaan berdasarkan karakteristik berbagai golongan

protista.

4.6.2. Bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan karakteritik

berbagai golongan protista.

4.6.3. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.4. Menganalisis argumen berdasarkan peranan protista dalam kehidupan.

4.6.5. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan peranan protista

dalam kehidupan.

4.6.6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan peranan

protista dalam kehidupan.

4.6.7. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

menguntungkan dan merugikan protista dalam kehidupan.

4.6.8. Memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan menguntungkan dan

merugikan protista dalam kehidupan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memfokuskan pertanyaan berdasarkan ciri-ciri umum protista melalui

pengamatan.

2. Siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan menantang berdasarkan ciri-ciri

umum protista melalui pengamatan.

3. Siswa dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

100

4. Siswa dapat menganalisis argumen berdasarkan mengklasifikasikan organisme

protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur

serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan protista melalui gambar dan video.

5. Siswa dapat mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

6. Siswa dapat membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan

mengklasifikasikan organisme protista mirip hewan, tumbuhan, dan jamur melalui

pengamatan dan studi literatur serta berdasarkan cara-cara perkembangbiakan

protista melalui gambar dan video.

7. Siswa dapat membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan berdasarkan peranan

protista bagi kehidupan melalui studi literatur.

8. Siswa dapat memutuskan suatu tindakan berdasarkan peranan protista bagi

kehidupan melalui studi literatur.

E. Materi Pembelajaran

F. Metode, Model, Pendekatan Pembelajaran

Metode : Diskusi, tanya jawab

Model : Problem Solving terintegrasi Argument Mapping

Pendekatan : Saintifik

101

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 3

2. Alat dan Bahan :

Alat : Spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Memberi salam,

mempersilahkan berdo’a,

mengecek absensi,

mengecek kesiapan siswa

dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdo’a,

mengeluarkan buku

pelajaran biologi, dan siap

untuk memulai

pembelajaran.

2 menit

Apersepsi

Meminta kepada siswa

untuk mengemukakan

materi apa yang telah

dibahas pada pertemuan

sebelumnya mengenai

protista mirip tumbuhan dan

dikaitkan dengan materi

yang akan dibahas pada

pertemuan kali ini.

“Pertemuan sebelumnya

kalian sudah mempelajari

mengenai protista mirip

Siswa menjelaskan

mengenai materi

sebelumnya mengenai

protista mirip tumbuhan dan

mengaitkannya dengan

materi yang akan dipelajari.

3 menit

102

tumbuhan (alga). Apa yang

menjadi ciri khas pada

alga?”

“Pertemuan kali ini kalian

akan mempelajari mengenai

protista mirip jamur.”

Motivasi

Guru memberikan motivasi

belajar tentang pentingnya

mempelajari protista.

“Protista mirip jamur tidak

sama dengan jamur karena

strukturnya belum sejati

seperti jamur. Protista mirip

jamur ternyata ada yang

bersifat parasit dalam

kehidupan.”

Siswa mendengarkan

motivasi terkait materi yang

akan disampaikan.

2 menit

Tujuan Pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran hari ini.

Siswa mendengar tujuan

pembelajaran yang

disampaikan.

1 menit

Guru membagi siswa dalam

kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri

dari 4-5 orang.

Siswa menempatkan diri

sesuai dengan kelompoknya

masing-masing. 2 menit

Kegiatan Inti

Memahami masalah

Guru membagikan Lembar

Kerja Siswa terkait dengan

protista mirip jamur.

Siswa menerima Lembar

Kerja Siswa.

10 menit

Guru meminta siswa untuk

mengamati artikel mengenai

protista mirip tumbuhan.

Mengamati

Siswa mulai mengamati

artikel mengenai protista

mirip jamur.

Guru meminta siswa untuk

menelaah rumusan masalah

berdasarkan artikel.

Siswa menelaah rumusan

masalah.

Membuat rencana

permasalahan

Guru meminta siswa untuk

membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah yang telah ada

berdasarkan artikel.

Siswa membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah.

10 menit Guru membimbing siswa

untuk menentukan hipotesis

yang tepat berdasarkan

rumusan masalah.

Menanya

Siswa menanya dan

menentukan hipotesis yang

sesuai dengan rumusan

masalah kepada guru.

Melaksanakan

rencana permasalahan

Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan data dengan

membaca sumber-sumber

relevan mengenai protista

Mencoba

Siswa mengumpulkan

data dengan membaca dari

sumber-sumber yang

20 menit

103

mirip jamur maupun melalui

pengamatan langsung.

relevan maupun

pengamatan langsung.

Guru meminta siswa

menuliskan hasil data yang

diperoleh.

Siswa menuliskan dan

menggambarkan hasil yang

diperoleh.

Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dan mengelola

data yang diperoleh.

Mengasosiasi

Siswa berdiskusi dan

mengelola data yan

diperoleh.

Guru meminta siswa

membuktikan hasil data

yang diperoleh terhadap

hipotesis yang telah dibuat.

Siswa membuktikan hasil

data terhadap hipotesis yang

telah dibuat.

Meninjau kembali

Guru meminta siswa untuk

memeriksa kembali hasil

data yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

Mengkomunikasikan

Siswa memeriksa hasil data

yang diperoleh dan

hipotesis yang telah dibuat

dengan membuat peta

argumen.

30 menit

Kegiatan Penutup

Evaluasi

Guru me-review ulang/

memberikan penjelasan

penguatan agar siswa lebih

memahami materi pelajaran.

Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan

guru 4 menit

Ketercapaian indikator

pembelajaran

Guru meminta beberapa

siswa untuk menarik

kesimpulan dari

pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

ini sekaligus mengevaluasi

ketercapaian indikator

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Siswa menarik kesimpulan

dari pembelajaran yang

dilakukan pada pertemuan

kali ini.

4 menit

Guru menutup pembelajaran

dan mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam. 2 menit

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Kognitif Tes Tulis Pretest dan posttest

Psikomotorik Portofolio Peta argumen

104

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Wirya Aini, S. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

105

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan pendidikan : SMA PGRI Plus Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Hewan

Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

106

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan

peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan dalam bentuk peta argumen.

C. Indikator

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan

langsung atau gambar.

3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip hewan melalui pengamatan dan studi

literatur.

3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirip hewan dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista mirip

hewan bagi kehidupan manusia.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai ciri-ciri

umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan langsung atau gambar.

107

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil dedukasi mengenai klasifikasi organisme protista mirip

hewan melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan organisme

protista mirip hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan

mengenai peranan protista mirip hewan bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip hewan melalui

video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang peranan protista

mirip hewan dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan

mengenai laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan

bagi kehidupan manusia.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat mengklasifikasi organisme protista mirip tumbuhan melalui

pengamatan dan studi literatur.

2. Peserta didik dapat menentukan cara perkembangbiakan protista mirip tumbuhan melalui

gambar dan video.

3. Peserta didik dapat menentukan peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.

4. Peserta didik dapat mengamati karakteristik protista mirip tumbuhan melalui video.

108

5. Peserta didik dapat melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirp

tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.

6. Peserta didik dapat menyajikan dalam laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.

109

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

110

2. Materi Konsep

a. Ciri-ciri umum protista.

b. Ciri-ciri umum protista mirip hewan.

c. Klasifikasi protista mirip hewan.

d. Peranan protista mirip hewan dalam kehidupan.

3. Materi Prinsip

Perbedaan antara protista mirip mirip hewan dengan hewan.

4. Materi Prosedur

Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami, dan lain-lain.

F. Metode, Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen

Metode pembelajaran : Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 1

2. Alat dan Bahan :

Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

111

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru memberi salam.

Guru mengecek absensi.

Mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Peserta didik menjawab

salam.

Peserta didik

mempersiapkan buku

pelajaran.

20

Menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

menanyakan terlebih

dahulu mengenai materi

sebelumnya.

Peserta didik menjawab

pertanyaan apersepsi yang

guru berikan.

Motivasi

Guru menyampaikan KD

mengenai protista dan

memberikan gambaran

manfaat mempelajari

protista mirip hewan dalam

kehidupan.

Peserta didik

mendengarkan motivasi

yang disampaikan guru.

Tujuan pembelajaran

Guru menyampaikan

semua tujuan pembelajaran

mengenai protista mirip

hewan.

Peserta didik

mendengarkan tujuan

pembelajaran mengenai

protista mirip hewan.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk mengamati

video protista mirip

hewan dan video hewan

yang di tampilkan oleh

guru.

Guru meminta masing-

masing peserta didik

untuk membuat 1

Peserta didik mengamati

video protista mirip

hewan dan video hewan

yang di tampilkan oleh

guru.

Secara individu peserta

didik membuat 1

pertanyaan mengenai

video yang di tampilkan

3 Menit

112

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

pertanyaan mengenai

video yang ditampilkan.

oleh guru.

Menanya

Guru memfokuskan

pertanyaan dengan

memilih pertanyaan yang

dibuat oleh peserta didik

secara random.

Peserta didik menyiapkan

pertanyaan yang telah di

buat. 2 Menit

Mencoba

(Eksperimen)

Guru meminta peserta

didik untuk membentuk

kelompok (1 kelompok

terdiri dari 4-5 orang).

Guru meminta peserta

didik mendiskusikan

masalah terkait ciri-ciri,

klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

hewan melalui LKS

yang telah disediakan

oleh guru.

Guru meminta peserta

didik membuat peta

argumen (argument

mapping) sebagai hasil

dari diskusi.

Peserta didik

membentuk kelompok

(1 kelompok terdiri dari

4-5 orang).

Peserta didik

mendiskusikan masalah

terkait ciri-ciri,

klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

jamur melalui LKS yang

disediakan oleh guru.

Peserta didik membuat

peta argumen (argument

mapping) sebagai hasil

dari diskusi.

10

Menit

Mengasosiasi

(Menalar)

Guru meminta peserta

didik menyiapkan hasil

diskusi secara rapih,

terperinci dan sistematis.

Guru meminta peserta

didik untuk menentukan

perwakilan dari setiap

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Peserta didik

menyiapkan hasil diskusi

secara rapih, terperinci

dan sistematis.

Peserta didik

menentukan perwakilan

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

45

Menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta

argumen (argument

mapping) yang telah dibuat

secara bergantian.

Perwakilan dari setiap

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta

argumen (argument

mapping) yang telah dibuat

secara bergantian.

45

Menit

Kegiatan Penutup

113

Kegiatan

Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

Menyimpulkan

Guru meminta peserta

didik untuk menyimpulkan

materi mengenai protista

mirip hewan yang sudah di

pelajari.

Peserta didik

menyimpulkan materi

mengenai protista mirip

hewan yang sudah di

pelajari.

5 Menit

Penutup

Guru menginformasikan

kelompok terbaik dalam

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran

dengan meminta ketua

kelas memimpin do’a.

Guru memberi salam.

Peserta didik

mendengarkan informasi

yang disampaikan oleh

guru mengenai

kelompok terbaik.

Ketua kelas memimpin

do’a bersama. Peserta

didik berdoa sebagai

tanda berakhirnya proses

pembelajaran.

Peserta didik menjawab

salam guru.

5 Menit

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)

Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Lulu Hulyati, M. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Tumbuhan

Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

115

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan

peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

C. Indikator

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Mengklasifikasi organisme protista mirip tumbuhan melalui pengamatan dan

studi literatur.

3.6.2 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip tumbuhan melalui gambar

dan video.

3.6.3 Menentukan peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip tumbuhan melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirp tumbuhan dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista

mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme protista mirip

tumbuhan melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan protista

mirip tumbuhan melalui gambar dan video.

116

3.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan mengenai peranan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip tumbuhan

melalui video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang berbagai

peranan protista mirp tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan mengenai laporantentang perananmenguntungkan/merugikan protista

mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapatmengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme

protista mirip tumbuhan melalui pengamatan dan studi literatur.

2. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan

protista mirip tumbuhan melalui gambar dan video.

3. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista mirip tumbuhan bagi

kehidupan.

4. Peserta didik dapat memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip

tumbuhan melalui video.

5. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang

berbagai peranan protista mirp tumbuhan dalam kehidupan melalui studi literatur.

117

6. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip tumbuhan bagi kehidupan manusia.

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

2. Materi Konsep

a. Ciri-ciri umum protista

b. Ciri-ciri umum protista mirip tumbuhan (Alga)

1) Uniseluler dan multiseluler.

2) Eukariotik.

3) Habitat di perairan tawar dan laut.

118

4) Memiliki klorofil dan pigmen.

5) Reprodukasi secara aseksual dengan fragmentasi, pembelahan atau

pembentukan spora.

6) Tubuh tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun.

c. Klasifikasi protista mirip tumbuhan (Alga)

1) Alga merah (Rhodophyta) mengandung Phycoerythrin

2) Alga hijau (Chlorophyta) mengandung klorophil

3) Alga coklat (Phaeophyta) mengandung Ficoxanthin

4) Alga coklat keemasan (Chrysophyta) mengandung karoten

d. Peranan protista mirip tumbuhan dalam kehidupan

3. Materi Prinsip

Perbedaan antara protista mirip mirip tumbuhan(alga) dengan tumbuhan.

a. Alga bersifat unuseluler/multiseluler, sedangkan tumbuhan tingkat tinggi

bersifat multiseluler.

b. Akar, batang dan daun pada alga belum dapat dibedakan, sedangkan akar,

batang dan daun pada tumbuhan tingkat tinggi sudah dapat dibedakan.

4. Materi Prosedur

Pengamatan langsung terhadap contoh protista mirip tumbuhan

F. Metode, Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen

Metode pembelajaran : Diskusi

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 1

2. Alat dan Bahan :

Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

119

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru memberi salam.

Guru mengecek

absensi.

Mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Peserta didik

menjawab salam.

Peserta didik

mempersiapkan buku

pelajaran.

10

Menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

menanyakan terlebih

dahulu mengenai materi

sebelumnya.

Peserta didik menjawab

pertanyaan apersepsi

yang guru berikan.

Motivasi

Guru menyampaikan KD

mengenai protista dan

memberikan gambaran

manfaat mempelajari

protista mirip tumbuhan

dalam kehidupan.

Peserta didik

mendengarkan motivasi

yang disampaikan guru.

Tujuan pembelajaran

Guru menyampaikan

semua tujuan

pembelajaran mengenai

protista mirip tumbuhan.

Peserta didik

mendengarkan tujuan

pembelajaran mengenai

protista mirip tumbuhan.

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk mengamati

rumput dan rumput

lautyang dibawa oleh

guru secara langsung.

Guru meminta masing-

masing peserta didik

untuk membuat 1

pertanyaan mengenai

Peserta didik

mengamati rumput dan

rumput laut secara

langsung.

Secara individu peserta

didik membuat 1

pertanyaan mengenai

pengamatan yang telah

dilakukan.

3 Menit

120

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Pendahuluan

apa yang peserta didik

amati.

Menanya

Guru memfokuskan

pertanyaan dengan

memilih pertanyaan yang

dibuat oleh peserta didik

secara random.

Peserta didik menyiapkan

pertanyaan yang telah di

buat. 2 Menit

Mencoba

(Eksperimen)

Guru meminta peserta

didik untuk membentuk

kelompok (1 kelompok

terdiri dari 4-5 orang).

Guru meminta peserta

didik mendiskusikan

masalah terkait ciri-ciri,

klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

tumbuhanmelalui

LKSyang telah

disediakan oleh guru.

Guru meminta peserta

didik membuat peta

argumen (argument

mapping) sebagai hasil

dari diskusi.

Peserta didik

membentuk kelompok

(1 kelompok terdiri

dari 4-5 orang).

Peserta didik

mendiskusikan

masalah terkait ciri-

ciri, klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

tumbuhanmelalui LKS

yang disediakan oleh

guru.

Peserta didik membuat

peta argumen

(argument mapping)

sebagai hasil dari

diskusi.

10

Menit

Mengasosiasi

(Menalar)

Guru meminta peserta

didik menyiapkan hasil

diskusi secara rapih,

terperinci dan

sistematis.

Guru meminta peserta

didik untuk menentukan

perwakilan dari setiap

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Peserta didik

menyiapkan hasil

diskusi secara rapih,

terperinci dan

sistematis.

Peserta didik

menentukan

perwakilan kelompok

untuk

mempresentasikan

hasil diskusi di depan

kelas.

20

Menit

Mengkomunikasikan

Guru memilih kelompok

secara acak untuk

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta

argumen (argument

mapping) yang telah

dibuat secara bergantian.

Perwakilan dari

kelompok yang telah

dipilih guru

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk

peta argumen (argument

mapping) yang telah

dibuat secara bergantian.

30

Menit

121

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Penutup

Menyimpulkan

Guru meminta peserta

didik untuk menyimpulkan

materi mengenai protista

mirip tumbuhan yang

sudah di pelajari.

Peserta didik

menyimpulkan materi

mengenai protista mirip

tumbuhan yang sudah di

pelajari.

7 Menit

Penutup

Guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran

dengan meminta ketua

kelas memimpin do’a.

Guru memberi salam.

Ketua kelas memimpin

do’a bersama. Peserta

didik berdoa sebagai

tanda berakhirnya

proses pembelajaran.

Peserta didik menjawab

salam guru.

3 Menit

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)

Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Lulu Hulyati, M. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

122

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan pendidikan : SMA Plus PGRI Cibinong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Materi : Protista Mirip Jamur

Pertemuan Ke- : 3 (Ketiga)

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.6. Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

123

Kompetensi Dasar tambahan untuk penelitian :

3.6. Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan

peranan protista dalam kehidupan sehari-hari.

4.6. Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam

kehidupan.

C. Indikator

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Mengklasifikasi organisme protista mirip jamur melalui pengamatan dan studi

literatur.

3.6.2 Menentukan cara perkembangbiakan protista mirip jamur melalui gambar dan

video.

3.6.3 Menentukan peranan protista mirip jamur bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip jamur melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai peranan protista mirip jamur dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista

mirip jamur bagi kehidupan manusia.

Indikator tambahan untuk penelitian :

Kompetensi Dasar 3.6

3.6.1 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai klasifikasi organisme protista mirip

hewan, tumbuhan, dan jamur melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara-cara perkembangbiakan

organisme protista melalui gambar dan video.

124

3.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan mengenai peranan protista bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar 4.6

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik berbagai golongan protista

melalui video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, menganalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang berbagai peranan

protista dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan mengenai laporan tentang peranan menguntungkan/merugikan protista

bagi kehidupan manusia.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapatmemfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan

mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan melalui pengamatan

langsung atau gambar.

2. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi mengenai klasifikasi organisme

protista mirip hewan melalui pengamatan dan studi literatur.

3. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai cara perkembangbiakan

organisme protista mirip hewan melalui gambar dan video.

4. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista mirip hewan bagi

kehidupan.

5. Peserta didik dapat memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip

hewan melalui video.

6. Peserta didik dapat mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, serta membuat

125

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai investigasi tentang

peranan protista mirip hewan dalam kehidupan melalui studi literatur.

7. Peserta didik dapat memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi kehidupan manusia.

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

2. Materi Konsep

a. Ciri-ciri umum protista

b. Ciri-ciri umum protista mirip jamur

c. Klasifikasi protista mirip jamur

d. Peranan protista mirip jamur dalam kehidupan

3. Materi Prinsip

Perbedaan antara protista mirip mirip jamur dengan jamur

4. Materi Prosedur

Pengamatan gambar terhadap contoh protista mirip jamur

F. Metode, Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran : Saintifik terintegrasi peta argumen

Metode pembelajaran : Diskusi

126

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Lembar Kerja Siswa 3

2. Alat dan Bahan :

Alat : Proyektor, laptop, spidol, papan tulis

Bahan : Bahan presentasi

3. Sumber :

Buku Biologi SMA Kelas X

Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan

Pariwara. 2016.

Irnaningtyas. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013.

Sumber lain yang relevan dengan materi ajara (internet, jurnal, dsb).

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru memberi salam.

Guru mengecek

absensi.

Mengecek kesiapan

peserta didik dan

menyiapkan media

pembelajaran.

Peserta didik menjawab

salam.

Peserta didik

mempersiapkan buku

pelajaran.

10 Menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

menanyakan terlebih

dahulu mengenai materi

sebelumnya.

Peserta didik menjawab

pertanyaan apersepsi yang

guru berikan.

Motivasi

Guru menyampaikan KD

mengenai protista dan

memberikan gambaran

manfaat mempelajari

protista mirip jamur

dalam kehidupan.

Peserta didik

mendengarkan motivasi

yang disampaikan guru.

Tujuan pembelajaran

Guru menyampaikan

semua tujuan

pembelajaran mengenai

protista mirip jamur.

Peserta didik

mendengarkan tujuan

pembelajaran mengenai

protista mirip jamur.

127

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk mengamati

gambar protista mirip

jamur dan gambar

jamur pada power point

yang di tampilkan oleh

guru.

Guru meminta masing-

masing peserta didik

untuk membuat 1

pertanyaan mengenai

gambar yang

ditampilkan melalui

power point.

Peserta didik mengamati

gambar protista mirip

jamur dan gambar jamur

yang guru tampilkan

melalui power point.

Secara individu peserta

didik membuat 1

pertanyaan mengenai

gambar yang di

tampilkan oleh guru.

3 Menit

Menanya

Guru memfokuskan

pertanyaan dengan

memilih pertanyaan yang

dibuat oleh peserta didik

secara random.

Peserta didik menyiapkan

pertanyaan yang telah di

buat.

2 M

e

n

i

t

Mencoba

(Eksperimen)

Guru meminta peserta

didik untuk membentuk

kelompok (1 kelompok

terdiri dari 4-5 orang).

Guru meminta peserta

didik mendiskusikan

masalah terkait ciri-ciri,

klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

jamur melalui LKS

yang telah disediakan

oleh guru.

Guru meminta peserta

didik membuat peta

argumen (argument

mapping) sebagai hasil

dari diskusi.

Peserta didik

membentuk kelompok

(1 kelompok terdiri dari

4-5 orang).

Peserta didik

mendiskusikan masalah

terkait ciri-ciri,

klasifikasi,

perkembangbiakan dan

peranan protista mirip

jamur melalui LKS yang

disediakan oleh guru.

Peserta didik membuat

peta argumen (argument

mapping) sebagai hasil

dari diskusi.

10 Menit

Mengasosiasi

(Menalar)

Guru meminta peserta

didik menyiapkan hasil

diskusi secara rapih,

terperinci dan

sistematis.

Guru meminta peserta

didik untuk

menentukan perwakilan

Peserta didik

menyiapkan hasil

diskusi secara rapih,

terperinci dan

sistematis.

Peserta didik

menentukan perwakilan

kelompok untuk

20 Menit

128

Tahapan Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Peserta Didik

dari setiap kelompok

untuk

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

Mengkomunikasi

Guru memilih kelompok

secara acak untuk

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta

argumen (argument

mapping) yang telah

dibuat secara bergantian.

Perwakilan dari kelompok

yang telah dipilih guru

mempresentasikan hasil

diskusi dalam bentuk peta

argumen (argument

mapping) yang telah

dibuat secara bergantian.

30 Menit

Kegiatan Penutup

Menyimpulkan

Guru meminta peserta

didik untuk

menyimpulkan materi

mengenai protista yang

sudah di pelajari.

Peserta didik

menyimpulkan materi

mengenai protista yang

sudah di pelajari.

7 Menit

Penutup

Guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran

dengan meminta ketua

kelas memimpin do’a.

Guru memberi salam.

Ketua kelas memimpin

do’a bersama. Peserta

didik berdoa sebagai

tanda berakhirnya proses

pembelajaran.

Peserta didik menjawab

salam guru.

3 Menit

I. Penilaian

Kompetensi Teknik Instrumen

Pengetahuan Tes Tulis Soal essay (pretest dan posttest)

Keterampilan Portofolio LKS (Peta argumen)

Tangerang, 29 Oktober 2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi

SMA Plus PGRI Cibinong

Lulu Hulyati, M. Pd

NIP.

Peneliti

Evin Kustantia

NIM. 1113016100039

129

Lampiran 3

130

Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan

Langkah 1. Memahami masalah

Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.

Artikel Rumusan Masalah

Langkah 2. Membuat rencana permasalahan

Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.

Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan

Mengumpulkan informasi/ data

Menuliskan hasil data

Langkah 4. Meninjau kembali

Membuat peta argumen

Beberapa anggota Protista

yang hidup parasit dapat

menimbulkan berbagai

penyakit pada manusia dan

hewan.

Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati.,

& Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X.

Jakarta: Intan Pariwara. 2016.

Rumusan Masalah:

1. Apakah protista selalu menyebabkan

penyakit bagi manusia dan hewan?

Argument Mapping (Peta Argumen)

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen

dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada

dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh

alasan.

131

Contoh Argument Mapping

Klaim

Protista merupakan organisme uniseluler

Karena

Protista menjalani

hidupnya dengan satu

sel untuk mengatur

seluruh aktifitasnya.

Tetapi

Terdapat protista yang

tersusun atas banyak sel.

Karena

Memiliki ukuran

mikroskopik (Protista

mirip hewan yaitu

protozoa memiliki

ukuran 3-1000

mikron).

(Saktiyono, 2008)

Tetapi

Terdapat beberapa

yang berukuran

makroskopik

(Spesies Gelidium

sp. dari divisi

Rhodophyta

memiliki panjang

kurang lebih 20 cm

dan lebar 1,5 mm).

(Aslan, 1991)

Posisi

Masalah utama:

untuk diterima/

ditolak

Keberatan:

Informasi yang

keberatan terhadap

posisi diatas

Alasan: Informasi

yang secara

langsung

mendukung posisi

Karena

Protista mirip

tumbuhan

(Cholorophyta)

memiliki bentuk

lembaran (Spesies

Ulva latuca memiliki

ukuran panjang 100

cm).

(Littler dkk, 1989)

Tetapi

Tidak semua protista

mirip tumbuhan

(Chlorophyta)

memiliki bentuk

lembaran (Chlorella

vulgaris memiliki

bentuk bola dengan

2-8 mikron)

(Faris, 2011)

Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.

Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak

masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”)

dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/

pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

132

Langkah 1. Memahami masalah

Penyakit-Penyakit yang Disebabkan oleh Protozoa

Penyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan

protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh protozoa dikenal sebagai disentri amuba. Adapun

yang dimaksud dengan penyakit infeksi saluran pencernaan yang dapat menyebabkan diare

adalah buang air besar dengan tinja yang berbentuk cair atau lunak dengan frekuensi lebih

dari 3 kali dalam 24 jam. Penyebab diare yang terpenting dan tersering adalah Shigella,

khusus-nya S. flexneri dan S. dysenteriae. Entamoeba histolytica (E. histolytica) merupakan

penyebab disentri pada anak yang usianya di atas lima tahun dan jarang ditemukan pada

balita. 1, 3 Disentri amuba adalah penyakit infeksi saluran pencernaan akibat tertelannya

kista E. histolytica yang me-rupakan mikroorganisme an-aerob bersel tunggal dan bersifat

pathogen.

Selain itu terdapat malaria yang merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang

disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air

liur nyamuk. Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan oleh

parasit plasmodium dan ditularkan oleh oleh sejenis nyamuk tertentu (Anopheles).

Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium vivax,

Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Malaria juga

melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif,

yaitu nyamuk. Penyebaran vektor mempunyai arti penting dalam epidemiologi penyakit yang

ditularkan serangga. Penyebaran nyamuk dapat berlangsung dengan dua cara yaitu: cara aktif,

yang ditentukan oleh kekuatan terbang, dan cara pasif dengan perantaraan dan bantuan alat

transport atau angin.

Trypanosomiasis gambia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trypanosoma

gambiense. Penyakit ini disebut juga West African Trypanosomiasis atau West African

Sleeping Sickness. Trypanosoma gambiense merupakan protozoa berflagella yang hidup

dalam darah (Haemoflagellates) dan dikelompokkan dalam family Trypanosomidae. Lalat

tsetse, jantan dan betina, bertindak sebagai vektor pambawa parasit ini, terutama Glossina

palpalis. Lalat ini banyak terdapatdi sepanjang tepi-tepi sungai yang mengalir di bagian barat

dan tengah Afrika. Lalat ini mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil. Penyakit

ini dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau dari manusia ke manusia.

Mobilitas penduduk dunia saat ini sangatlah memungkinkan untuk penyebaran parasit ini ke

133

134

135

136

137

Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan

Langkah 1. Memahami masalah

Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.

Artikel Rumusan Masalah

Langkah 2. Membuat rencana permasalahan

Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.

Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan

Mengumpulkan informasi/ data

Menuliskan hasil data

Langkah 4. Meninjau kembali

Membuat peta argumen

Beberapa anggota Protista

yang hidup parasit dapat

menimbulkan berbagai

penyakit pada manusia dan

hewan.

Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati.,

& Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X.

Jakarta: Intan Pariwara. 2016.

Rumusan Masalah:

1. Apakah protista selalu menyebabkan

penyakit bagi manusia dan hewan?

Argument Mapping (Peta Argumen)

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen

dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada

dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh

alasan.

138

Contoh Argument Mapping

Klaim

Protista merupakan organisme uniseluler

Karena

Protista menjalani

hidupnya dengan satu

sel untuk mengatur

seluruh aktifitasnya.

Tetapi

Terdapat protista yang

tersusun atas banyak sel.

Karena

Memiliki ukuran

mikroskopik (Protista

mirip hewan yaitu

protozoa memiliki

ukuran 3-1000

mikron).

(Saktiyono, 2008)

Tetapi

Terdapat beberapa

yang berukuran

makroskopik

(Spesies Gelidium

sp. dari divisi

Rhodophyta

memiliki panjang

kurang lebih 20 cm

dan lebar 1,5 mm).

(Aslan, 1991)

Posisi

Masalah utama:

untuk diterima/

ditolak

Keberatan:

Informasi yang

keberatan terhadap

posisi diatas

Alasan: Informasi

yang secara

langsung

mendukung posisi

Karena

Protista mirip

tumbuhan

(Cholorophyta)

memiliki bentuk

lembaran (Spesies

Ulva latuca memiliki

ukuran panjang 100

cm).

(Littler dkk, 1989)

Tetapi

Tidak semua protista

mirip tumbuhan

(Chlorophyta)

memiliki bentuk

lembaran (Chlorella

vulgaris memiliki

bentuk bola dengan

2-8 mikron)

(Faris, 2011)

Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.

Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak

masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”)

dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/

pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

139

Langkah 1. Memahami masalah

Industri Rumput Laut RI Sangat Potensial untuk Berkembang

Indonesia memiliki potensi besar yang belum dikembangkan dalam industri rumput laut.

Sayangnya, budaya masyarakat Indonesia dalam pengelola dan mengkonsumsi rumput laut

belum setinggi Jepang dan Korea Selatan.

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono menjelaskan,

pengembangan rumput laut sudah dibahas oleh akademisi dan pakar sehingga tidak perlu

ragu lagi soal menguntungkan atau tidaknya. “Yang mesti kita pikirkan saat ini adalah apakah

kita mau mengembangkan rumput laut di Indonesia atau tidak?” ujar dia dikutip dari

keterangan tertulis, Selasa (15/8/2017).

Indonesia memiliki iklim dan kondisi geografis yang cocok untuk mengembangkan industri

rumput laut. Namun, konsumsi masyarakat Indonesia pada rumput laut masih rendah.

Padahal, rumput laut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk makanan khas

Indonesia.

“Kalau kita lihat, rumput laut barangkali belum banyak jenis yang dapat kita tonjolkan untuk

dijadikan produk makanan Indonesia. Mungkin kalau di Jepang atau Korea di setiap

makanannya dilapisi oleh rumput laut. Kalau di Indonesia masih belum membudaya untuk

memakan makanan hasil dari rumput laut. Untuk itu, tantangan bagi kita semua untuk

mengedukasi rumput pada masyarakat mengingat rumput laut sendiri memiliki nilai gizi yang

luar biasa tinggi,” tambah Agung.

Industri pengolahan rumput laut di Indonesia juga masih belum berkembang. Karena selama

ini, industri rumput laut Indonesia hanya mengekspor bahan baku rumput laut saja. “Kita

kurang tertarik dalam mengolah bahan baku rumput laut ini, tetapi justru malah kita lebih

banyak memanen lalu menjual bahan mentah sehingga nilai tambahnya tidak dapat kita

nikmati” paparnya.

Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat dalam meningkatkan produksi dan

mengembangkan industri pengolahan rumput laut dalam negeri. Sehingga ke depan Indonesia

dapat menjadi produsen produk rumput laut yang hasilnya dapat dinikmati masyarakat

Indonesia serta dapat di ekspor ke luar negeri.

Agung menjelaskan, tantangan ke depan bagi pengembangan rumput laut adalah perlunya

meningkatkan produksi rumput laut. Selain itu, mengolah rumput laut di dalam negeri yang

140

141

142

143

144

Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan

Langkah 1. Memahami masalah

Diketahui sebuah artikel dan rumusan masalah.

Artikel Rumusan Masalah

Langkah 2. Membuat rencana permasalahan

Menentukan hipotesis berdasarkan rumusan masalah.

Langkah 3. Melaksanakan rencana permasalahan

Mengumpulkan informasi/ data

Menuliskan hasil data

Langkah 4. Meninjau kembali

Membuat peta argumen

Beberapa anggota Protista yang hidup parasit dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia dan hewan.

Sumber: Endah, Sulityoati.,Wigati., & Luthfi. Biologi SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Intan Pariwara. 2016.

Rumusan Masalah:1. Apakah protista selalu menyebabkan

penyakit bagi manusia dan hewan?

Argument Mapping (Peta Argumen)

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen

dengan memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada

dapat saling berhubungan serta kesimpulan utama akan didukung oleh

alasan.

145

Contoh Argument Mapping

KlaimProtista merupakan organisme uniseluler

KarenaProtista menjalani hidupnya dengan satu sel untuk mengatur seluruh aktifitasnya.

TetapiTerdapat protista yang tersusun atas banyak sel.

KarenaMemiliki ukuran mikroskopik (Protista mirip hewan yaitu protozoa memiliki ukuran 3-1000 mikron).

(Saktiyono, 2008)

TetapiTerdapat beberapa yang berukuran makroskopik (Spesies Gelidium sp. dari divisi Rhodophyta memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm).

(Aslan, 1991)

PosisiMasalah utama: untuk diterima/

ditolak

Keberatan: Informasi yang

keberatan terhadap posisi diatas

Alasan: Informasi yang secara

langsung mendukung posisi

KarenaProtista mirip tumbuhan (Cholorophyta) memiliki bentuk lembaran (Spesies Ulva latuca memiliki ukuran panjang 100 cm).

(Littler dkk, 1989)

TetapiTidak semua protista mirip tumbuhan (Chlorophyta) memiliki bentuk lembaran (Chlorella vulgaris memiliki bentuk bola dengan 2-8 mikron)

(Faris, 2011)

Terminal terakhir: Pertahanan untuk klaim/ pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti.

Cara membuat Argument Mapping (Peta Argumen)

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya, diisikan klaim/ pernyataan pendukung (dibawah kata “karena”) dan keberatan (dibawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/ pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa bukti untuk mendukung sebuah klaim/ pernyataan dalam bentuk statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

146

Langkah 1. Memahami masalah

Penyakit Layu Serang Tanaman Kentang, Petani Banjarnegara MerugiPetani kentang di Desa Kepakisan dan Pekasiran Kecamatan Batur, Banjarnegara mengeluh

akibat terjadinya serangan penyakit dengan ciri-ciri daun layu, batang layu dan membusuk

pada tanaman mereka. Akibatnya, petani mengalami penurunan hasil panen.

Seorang petani kentang Desa Kepakisan Turip mengatakan sudah dua kali di tahun ini dia

menghadapi serangan penyakit semacam ini. Daun kentang yang menghijau perlahan berubah

menjadi kuning, dengan batang layu. Lantas, sebagian tanamannya mati membusuk.

“Sudah disemprot insektisida, tapi ulat apa penyakitnya tidak ada yang keluar,” katanya,

Rabu (19/7).

Akibat serangan itu mengaku mengalami penurunan hasil panen hingga 50 persen. Biasanya,

lahannya menghasilkan sekira 5 ton kentang. Namun, akibat serangan penyakit itu kini hanya

menghasilkan sekira 2 ton kentang.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Banjarnegara Singgih Haryono kepada GATRA

mengatakan pihaknya sudah menerima informasi penyakit yang muncul belakangan ini.

Namun, dia mengakui Dinas Pertanian belum melakukan cek lapangan.

“Kami akan mengirimkan tim dulu. Baru diketahui jenis penyakitnya apa persisnya,” ujar dia.

Menurut dia, penyakit yang menyerang kentang dari gambaran ciri-cirinya terserang jamur.

Pada kelembapan tinggi, patogen kerap menyerang tanaman kentang. Apalagi, saat ini terjadi

anomali iklim di mana tetap turun hujan walau biasanya sudah memasuki musim kemarau.

“Musim hujan itu sebetulnya untuk kentang tidak terlalu bagus. Itu makanya lebih banyak

menanam wortel,” jelas dia.

Singgih mengungkap, petani di Dieng banyak menanam kentang tanpa putus di sebuah

hamparan. Hal itu menurut dia menyebabkan siklus penyakit tidak pernah terputus. “Tidak

pernah putus. Selalu ada yang menanam. Harusnya polanya dirubah ya,” ujarnya.

Dia menyarankan agar petani melakukan pola tanaman sela di sebuah hamparan. Dengan

begitu, siklus penyakit bisa putus. Selain itu, dia juga menyarankan agar aplikasi pupuk

kandangnya dirubah. Selama ini, dia melihat bahwa masih banyak petani yang memakai

pupuk yang belum menjadi kompos.

“Itu masih berbau. Berbau itu kan belum jadi ya. Makanya masih mengandung penyakit juga,

seperti jamur dan sebagainya,”jelasnya.

147

148

149

150

Lampiran 4

151

Indikator Pembelajaran

3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista

berdasarkan pengamatan melalui pengamatan

langsung atau gambar.

3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip

hewan melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista

mirip hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan

bagi kehidupan.

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan

melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai

peranan protista mirip hewan dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip

hewan bagi kehidupan manusia.

Indikator Penelitian

3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan

mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan

melalui pengamatan langsung atau gambar.

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi

mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip

hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista

mirip hewan bagi kehidupan.

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip

hewan melalui video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan

dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang

peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi

kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).

KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan

protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).

KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan

dalam bentuk peta argumen.

152

Contoh Pembuatan Peta Argumen

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan

memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta

kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.

Cara membuat peta argumen

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak

masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata

“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah

klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

Data:

Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.

Protista memilikiukurantubuh yang kecil.

Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.

Kesimpulan:

Protista Merupakan Organisme Uniseluler

Karena:

Hidupnyadengansatuseluntu

kmengaturseluruhaktifitasny

a

Tetapi:

Terdapatprotista yang

tersusunatasbanyaksel

(multiseluler)

Karena:

Memilikiukuranmi

kroskopik

(Protozoamemilikiu

kurantubuh 3-1000

mikron-

Saktiyono, 2008)

Tetapi:

Tidaksemua Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklembara

n. (Chlorella vulgaris

memlikibentuk bola

denganukuran 2-8

mikron – Faris, 2011)

Karena:

Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklemb

aran.(SpesiesUlvalac

tucamemilikiukuran

panjang 100cm –

Littler dkk, 1989)

Tetapi:

Terdapat beberapa

yang berukuran

makroskopik

(SpesiesGelidiumsp.da

ridivisiRhodophytaber

ukuranmakroskopikme

milikipanjangkurangle

bih 20cm danlebar 1,5

mm – Aslan, 1991)

Alasan: Informasi

yang secara langsung

mendukung posisi

(Kotak Hijau)

Posisi :Masalah utama:

untuk diterima atau ditolak

Keberatan: Informassi

yang keberatan terhadap

posisi di atas (kotak

merah)

Terminal terakhir ialah pertahanan untuk

klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan

beberapa bukti

153

154

155

156

157

158

Indikator Pembelajaran

3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista

berdasarkan pengamatan melalui pengamatan

langsung atau gambar.

3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip

hewan melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista

mirip hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan

bagi kehidupan.

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan

melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai

peranan protista mirip hewan dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip

hewan bagi kehidupan manusia.

Indikator Penelitian

3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan

mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan

melalui pengamatan langsung atau gambar.

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi

mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip

hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista

mirip hewan bagi kehidupan.

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip

hewan melalui video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan

dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang

peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi

kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).

KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan

protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).

KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan

dalam bentuk peta argumen.

159

Contoh Pembuatan Peta Argumen

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan

memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta

kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.

Cara membuat peta argumen

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak

masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata

“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah

klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

Data:

Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.

Protista memilikiukurantubuh yang kecil.

Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.

Kesimpulan:

Protista Merupakan Organisme Uniseluler

Karena:

Hidupnyadengansatuseluntu

kmengaturseluruhaktifitasny

a

Tetapi:

Terdapatprotista yang

tersusunatasbanyaksel

(multiseluler)

Karena:

Memilikiukuranmi

kroskopik

(Protozoamemilikiu

kurantubuh 3-1000

mikron-

Saktiyono, 2008)

Tetapi:

Tidaksemua Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklembara

n. (Chlorella vulgaris

memlikibentuk bola

denganukuran 2-8

mikron – Faris, 2011)

Karena:

Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklemb

aran.(SpesiesUlvalac

tucamemilikiukuran

panjang 100cm –

Littler dkk, 1989)

Tetapi:

Terdapat beberapa

yang berukuran

makroskopik

(SpesiesGelidiumsp.da

ridivisiRhodophytaber

ukuranmakroskopikme

milikipanjangkurangle

bih 20cm danlebar 1,5

mm – Aslan, 1991)

Alasan: Informasi

yang secara langsung

mendukung posisi

(Kotak Hijau)

Posisi :Masalah utama:

untuk diterima atau ditolak

Keberatan: Informassi

yang keberatan terhadap

posisi di atas (kotak

merah)

Terminal terakhir ialah pertahanan untuk

klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan

beberapa bukti

160

161

162

163

164

Indikator Pembelajaran

3.6.1 Menjelaskan ciri-ciri umum protista

berdasarkan pengamatan melalui pengamatan

langsung atau gambar.

3.6.2 Mengklasifikasi organisme protista mirip

hewan melalui pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Menentukan cara perkembangbiakan protista

mirip hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Menentukan peranan protista mirip hewan

bagi kehidupan.

4.6.1 Mengamati karakteristik protista mirip hewan

melalui video.

4.6.2 Melakukan investigasi tentang berbagai

peranan protista mirip hewan dalam

kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Menyajikan dalam laporan tentang peranan

menguntungkan/merugikan protista mirip

hewan bagi kehidupan manusia.

Indikator Penelitian

3.6.1 Memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan

mengenai ciri-ciri umum protista berdasarkan pengamatan

melalui pengamatan langsung atau gambar.

3.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil dedukasi

mengenai klasifikasi organisme protista mirip hewan melalui

pengamatan dan studi literatur.

3.6.3 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai cara perkembangbiakan organisme protista mirip

hewan melalui gambar dan video.

3.6.4 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai peranan protista

mirip hewan bagi kehidupan.

4.6.1 Memfokuskan pertanyaan mengenai karakteristik protista mirip

hewan melalui video.

4.6.2 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber,

serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

mengenai investigasi tentang peranan protista mirip hewan

dalam kehidupan melalui studi literatur.

4.6.3 Memutuskan suatu tindakan dan membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan mengenai laporan tentang

peranan menguntungkan/merugikan protista mirip hewan bagi

kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Mengelompokkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan

peranannya dalam kehidupan (KD untuk hasil belajar).

KD Tambahan : Membuat pertanyaan, mengemukakan alasan, membuat keputusan dan

mempertimbangkan keputusan terkait ciri-ciri, klasifikasi, perkembangbiakan dan peranan

protista dalam kehidupan sehari-hari (KD untuk penelitian berpikir kritis).

KD 4.6 : Menyajikan laporan hasil investigasi tentang berbagai peran protista dalam kehidupan

dalam bentuk peta argumen.

165

Contoh Pembuatan Peta Argumen

Peta argumen merupakan cara untuk menampilkan sebuah argumen dengan

memvisualisasikannya secara terstruktur. Argumen yang ada dapat saling berhubungan serta

kesimpulan utama akan didukung oleh alasan.

Cara membuat peta argumen

1. Bagian kotak pertama sebuah peta argumen berisi anggapan (menerima atau menolak

masalah utama yang diberikan).

2. Bagian kotak selanjutnya diisikan klaim/pernyataan pendukung (di bawah kata

“karena”) dan keberatan (di bawah kata “tetapi”).

3. Bagian kotak akhir peta argumen disediakan pertahanan untuk klaim/pernyataan

sebelumnya, dapat ditambahkan beberapa buktiuntuk mendukung sebuah

klaim/pernyataan dalam bentu statistik, pendapat ahli, dan kutipan.

Data:

Kingdom protistaberanggotakanmahklukhidup uniseluler.

Protista memilikiukurantubuh yang kecil.

Protista organismeeukariotik yang belummemilikijaringankhusus.

Kesimpulan:

Protista Merupakan Organisme Uniseluler

Karena:

Hidupnyadengansatuseluntu

kmengaturseluruhaktifitasny

a

Tetapi:

Terdapatprotista yang

tersusunatasbanyaksel

(multiseluler)

Karena:

Memilikiukuranmi

kroskopik

(Protozoamemilikiu

kurantubuh 3-1000

mikron-

Saktiyono, 2008)

Tetapi:

Tidaksemua Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklembara

n. (Chlorella vulgaris

memlikibentuk bola

denganukuran 2-8

mikron – Faris, 2011)

Karena:

Protista

miriptumbuhan

(Chlorophyta)

memilikibentuklemb

aran.(SpesiesUlvalac

tucamemilikiukuran

panjang 100cm –

Littler dkk, 1989)

Tetapi:

Terdapat beberapa

yang berukuran

makroskopik

(SpesiesGelidiumsp.da

ridivisiRhodophytaber

ukuranmakroskopikme

milikipanjangkurangle

bih 20cm danlebar 1,5

mm – Aslan, 1991)

Alasan: Informasi

yang secara langsung

mendukung posisi

(Kotak Hijau)

Posisi :Masalah utama:

untuk diterima atau ditolak

Keberatan: Informassi

yang keberatan terhadap

posisi di atas (kotak

merah)

Terminal terakhir ialah pertahanan untuk

klaim/pernyataan sebelumnya, dapat ditambahkan

beberapa bukti

166

167

168

169

Lampiran 5

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA

(Kelas Eksperimen)

No Aspek yang Dinilai Rubrik

Skor Keterangan

1 Hipotesis

Skor 4 Menuliskan 2 jawaban disertai alasan yang relevan

terkait rumusan masalah yang diberikan

Skor 3 Menuliskan 2 jawaban

Skor 2 Menuliskan 1 jawaban disertai alasan yang relevan

terkait rumusan masalah yang diberikan

Skor 1 Menuliskan 1 jawaban

Skor 0 Tidak menjawab/ tidak relevan terkait rumusan

masalah yang diberikan

2 Informasi/ data

Skor 5

Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-2 sesuai

dengan hipotesis yang telah dibuat dan sumber yang

relevan

Skor 4 Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-2 tidak sesuai

dengan hipotesis yang telah dibuat

Skor 3

Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-1 sesuai

dengan hipotesis yang telah dibuat dan sumber yang

relevan

Skor 2 Menuliskan informasi/ data hipotesis ke-1 tidak

sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat

Skor 1 Menuliskan informasi/ data

Skor 0 Tidak menjawab/ tidak relevan terkait hipotesis yang

telah dibuat

3 Peta argumen

Skor 11

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,

menambahkan bukti yang relevan pada kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan.

Skor 10

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,

menambahkan bukti yang relevan pada salah satu

klaim pertahanan terhadap klaim keberatan.

Skor 9 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

170

Pedoman Penilaian: x 100

No Aspek yang Dinilai Rubrik

Skor Keterangan

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.

Skor 8

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada salah

satu klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.

Skor 7

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan, klaim

pendukung sesuai, klaim keberatan sesuai, kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung di dasar

kotak sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

keberatan di dasar kotak sesuai.

Skor 6

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, salah satu klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai.

Skor 5

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, serta kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai.

Skor 4

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, serta salah satu klaim pertahanan terhadap

klaim pendukung di dasar kotak sesuai.

Skor 3

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai dan klaim keberatan

sesuai.

Skor 2 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat dan klaim pendukung sesuai.

Skor 1 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat.

Skor 0 Menuliskan klaim tidak sesuai dengan pertanyaan

secara tepat.

Skor Maksimal : 20

171

Lampiran 6

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA

(Kelas Kontrol)

No Aspek yang Dinilai Rubrik

Skor Keterangan

1 Peta argumen

Skor 11

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,

menambahkan bukti yang relevan pada kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan.

Skor 10

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung,

menambahkan bukti yang relevan pada salah satu

klaim pertahanan terhadap klaim keberatan.

Skor 9

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.

Skor 8

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, kedua klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai, menambahkan bukti yang relevan pada salah

satu klaim pertahanan terhadap klaim pendukung.

Skor 7

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan, klaim

pendukung sesuai, klaim keberatan sesuai, kedua

klaim pertahanan terhadap klaim pendukung di dasar

kotak sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

keberatan di dasar kotak sesuai.

Skor 6 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

172

Pedoman Penilaian: x 100

No Aspek yang Dinilai Rubrik

Skor Keterangan

sesuai, kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai, salah satu klaim

pertahanan terhadap klaim keberatan di dasar kotak

sesuai.

Skor 5

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, serta kedua klaim pertahanan terhadap klaim

pendukung di dasar kotak sesuai.

Skor 4

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai, klaim keberatan

sesuai, serta salah satu klaim pertahanan terhadap

klaim pendukung di dasar kotak sesuai.

Skor 3

Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat, klaim pendukung sesuai dan klaim keberatan

sesuai.

Skor 2 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat dan klaim pendukung sesuai.

Skor 1 Menuliskan klaim sesuai dengan pertanyaan secara

tepat.

Skor 0 Menuliskan klaim tidak sesuai dengan pertanyaan

secara tepat.

Skor Maksimal : 11

173

Lampiran 7

174

175

176

177

178

179

Lampiran 8

180

181

182

183

184

185

186

187

188

Lampiran 9

(Kelas Kontrol)

189

190

(Kelas Kontrol)

191

192

(Kelas Kontrol)

193

194

Lampiran 10

(Kelas Kontrol)

SISWA

195

196

(Kelas Kontrol)

SISWA

197

198

(Kelas Kontrol)

SISWA

199

200

Lampiran 11

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATERI PROTISTA

Satuan Pendidikan : SMA/ MA

Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)

Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Jumlah Soal : 24 soal

Bentuk Soal : Uraian

Materi : Protista

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

Protista Memfokuskan

Pertanyaan 1

Perhatikan persamaan dan perbedaan

kedua gambar dibawah ini!

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar

di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan

yang kamu tentukan tersebut!

Contoh jawaban bentuk

pertanyaan yang

mungkin muncul:

1. Apakah kedua

organisme pada

gambar memiliki

ukuran yang sama?

2. Apakah kedua

organisme pada

gambar dapat

bergerak?

3. Apa alat gerak yang

dimiliki kedua

organisme pada

gambar?

4. Bagaimana struktur

tubuh kedua

organisme pada

gambar?

5. Apakah kedua

organisme pada

gambar dapat

menyebabkan

penyakit?

Fokus pertanyaan terkait

A

B

201

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

persamaan atau

perbedaan

struktur,peranan yang

ditimbulkan terkait

struktur yang terlihat.

2

Perhatikan gambar di bawah ini!

A

B

C

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar

di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan

yang kamu tentukan tersebut!

Contoh jawaban bentuk

pertanyaan yang

mungkin muncul:

1. Apakah terdapat

perbedaan dari

gambar A, B, dan C?

2. Apa yang

membedakan gambar

A, B, dan C?

Fokus pertanyaan yaitu

mengenai perbedaan dari

gambar A, B dan, C.

A

B

C

202

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

3

Perhatikan gambar berikut!

A B

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar

di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan

yang kamu tentukan tersebut!

Contoh jawaban bentuk

pertanyaan yang

mungkin muncul:

1. Apa persamaan dari

gambar A dan B?

2. Bagaimana ukuran

tubuh gambar A dan

B?

3. Dimana gambar A

dan gambar B hidup?

Fokus pertanyaan yaitu

megenai persamaan,

ukuran, dan habitat

gambar A dan B.

Bertanya dan

Menjawab Suatu

Penjelasan dan

Tantangan

4 Jawablah pertanyaan yang sudah kalian

buat pada soal nomor 1 !

Contoh jawaban yang

mungkin muncul:

1. Gambar A memiliki

ukuran sekitar 0,5-5

mikrometer. Gambar

B memiliki ukuran

sekitar 50-350

mikrometer.

2. Ya, kedua organisme

pada gambar dapat

bergerak.

3. Gambar A memiliki

alat gerak berupa

flagela (bulu cambuk)

dan gambar B

memiliki alat gerak

berupa silia (rambut

getar).

4. Struktur gambar A

terdiri atas bagian

luar, yaitu dinding sel,

membran sel, flagel,

dan bagian dalam

DNA, mesosom,

ribosom, plasmid.

Sedangkan gambar B

memiliki silia,

lekukan mulut, dua

A B

203

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

inti dalam satu sel

(mikronukleus dan

makronukleus),

vakuola makanan,

vakuola kontraktil,

dan lubang bagian

belakang (pori anal).

5. Keduanya tidak selalu

menimbulkan

penyakit. Bakteri juga

memiliki peranan

yang menguntungkan

yaitu berperan untuk

proses fermentasi

makanan. Contoh:

Lactobacillus

bulgaricus untuk

pembuatan yogurt,

Acetobacter xylinum

pembuatan nata de

coco. Paramecium

berperan penting

dalam jaring-jaring

makanan sebagai

pengurai di ekosistem

akuatik. Mereka

memakan bakteri dan

senyawa organik

dalam tubuh bakteri,

kemudian mereka

dimakan oleh protista

lain dan hewan hewan

lain. Mereka juga

selalu membantu

membersihkan

partikel kecil berupa

debu di dalam air.

Tetapi dapat

menyebabkan

penyakit jika hidup

dalam tubuh manusia.

5 Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat

pada nomor 2!

Contoh jawaban yang

mungkin muncul:

1. Gambar A merupakan

protista mirip hewan

yaitu Paramecium sp.

204

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

2. Gambar B merupakan

protista mirip

tumbuhan (alga) yaitu

alga keemasan yaitu

Navicula sp.

3. Gambar C merupakan

protista mirip jamur

yaitu Sacharoyces

cerevisae.

6 Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat

pada nomor 3!

Contoh jawaban yang

mungkin muncul:

1. Persamaan pada

gambar A dan B,

yaitu ukuran tubuh,

dan tempat hidup.

2. Ukuran tubuh gambar

A dan B yaitu kecil,

10 mikron – 6 mm.

3. Gambar A dan B

hidup di tempat yang

lembab.

Mengobservasi dan

Mempertimbangkan

Hasil Observasi

7

Minho melakukan observasi pada “protista

mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan

pada tabel berikut ini !

Minho menyimpulkan bahwa :

Alga A : Chlorophyta

Alga B : Phaeophyta

Alga C : Rhodophyta

Menurut kamu, apakah kesimpulan dari

hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)

kemukakan alasanmu !

Alga Klorofil Pigmen Cadangan

Makanan

Dinding

Sel

A a dan b

karoten

dan

xantofil

pati

selulosa,

pektin,

algin

B a dan b

karoten

dan

xantofil

pati pati

C a dan c

karoten

dan

xantofil

leukosin dan

minyak

selulosa,

pektin

Alga A termasuk ke

dalam filum

Chlorophyta (alga

hijau) benar, karena

klorofil a :

menghasilkan warna

hijau dan biru

Klorofil b :

menghasilkan warna

hijau kekuningan

Alga B bukan

termasuk ke dalam

filum Phaeophyta

(alga coklat), karena

klorofil nya

termasuk a dan b

yang menghasilkan

pigmen kehijauan,

Phaeophyta juga

memliki cadangan

makanan laminosin

dan manitol serta

dinding sel yang

disusun oleh

205

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

selulosa,pektin, dan

algin. Alga B

termasuk ke alga

filum Euglenophyta

Alga C bukan

termasuk ke dalam

filum Rhodophyta

(alga merah), karena

alga merah memiliki

klorofil a dan d serta

mengandung

pigmen fikoeritrin,

cadangan makanan

berupa bahan agar-

agar dan dinding sel

hanya tersusun atas

selulosa. Alga C

termasuk ke filum

Chrysophyta ( alga

keemasan)

8

Samin dan kawan-kawannya melakukan

praktikum pengamatan air kolam. Hasil

pengamatan Samin dan kawan-kawannya

adalah sebagai berikut:

Hasil pengamatan mikroskop

Tabel hasil pengamatan Organisme

Ciri-Ciri A B

Alat gerak

Bulu

cambuk

(flagel)

Kaki semu

Habit

Air tawar

dan tempat

lembab

Air laut, air

tawar,

parasit di

tempat

lembab

Tidak.

Hasi pengamatan yaitu:

Paramecium sp.

Amoeba

Amoeba

Tabel yang sesuai dengan

hasil pengamatan adalah

sebagai berikut:

Organisme A:

- Alat gerak: bulu getar

(silia).

A B

206

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

Cara Hidup Soliter Soliter/

berkoloni

Reproduksi

Membelah

diri,

konjugasi

Sporozoid/

Gametifit

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah

dilakukan Samin dan kawan-kawannya,

menurut kamu apakah kesimpulan hasil

pengamatan Samin dan kawan-kawan

benar? (Ya/Tidak) Kemukakan

pendapatmu?

- Habitat: air tawar dan

tempat lembab.

- Cara hidup: soliter

- Reproduksi:

membelah diri,

konjugasi.

Organisme B:

- Alat gerak: kaki semu

- Habitat: air tawar, air

laut, parasit di tempat

lembab.

- Cara hidup: soliter.

- Reproduksi:

membelah diri.

9

Malih melakukan pengamatan terhadap

protista mirip jamur yang hidup di kolam

dan got. Berdasarkan pengamatannya,

Malih membuat hasil pengamatan sebagai

berikut. Orga

nisme Habitat Hifa

Bersi

fat

Cont

oh

A

Lembab,

sampah

basah

Bersekat,

dan tidak

bersekat

Sapro

fit

Arcyr

ia

B Lembab,

air tawar Bersekat

Sapro

fit

Eugle

na

Berdasarkan hasil pengamatan, adakah

kesalahan terhadap hasil pengamatan yang

Malih buat? Jika ada, dimana letak

kesalahannya?

Ya terdapat kesalahan

pada tabel hasil

pengamatan yang Malih

buat. Kesalahan terdapat

pada organisme A pada

bagian sifatnya.

Seharusnya, sifat yang

dimiliki pada organisme

A yaitu bersifat predator

atau memangsa.

Sedangkan, kesalahan

pada organisme B pada

bagian hifa dan contoh

jenisnya. Seharusnya,

hifa yang dimiliki pada

organisme B yaitu tidak

besekat dan contoh

jenisnya yaitu

Saprolegnia parasitica

karena Euglena

merupakan protista mirip

tumbuhan.

Menganalisis

Argumen 10

“ Protozoa Bersifat Parasit”

Setujukah kamu dengan pernyataan di

atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!

Tidak. Dikarenakan

tidak semua protozoa

bersifat parasit. Terdapat

spesies dari kelas Ciliata

hidup bebas diair yang

menggenang yaitu

Stentor dan juga

Vorticella yang

bertangkai panjang dan

hidup menetap pada

207

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

suatu tempat

11

“Protista mirip jamur menyebabkan

penyakit bagi tumbuhan”

Setujukah kamu dengan pernyataan di

atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!

Ya. Protista mirip jamur

menyebabkan penyakit

bagi tumbuhan, karena

bersifat merugikan bagi

tumbuhan. Protista mirip

jamur mengambil nutrisi

pada tumbuhan yang

ditumpanginya. Tetapi,

terdapat protista mirip

jamur yang bersifat

saprofit karena hidup

pada bangkai

hewan/tumbuhan yang

sudah mati.

12

Joko melakukan pengamatan jenis-jenis

protista yang hidup di sebuah kolam. Joko

melakukan empat kali pengamatan.

Berdasarkan pengamatannya, Joko

memperoleh data sebagai berikut.

Gelas

Preparat

Protista

yang

teridenfikasi

Jumlah

I Volvox 5

Chlorella 6

II Paramecium 3

III Navicula 4

Amoeba 8

IV

Chlamydomo

nas 2

Euglena 8

Paramecium 2

Chrlorella 8

Navicula 6

Setelah menuliskan data, Joko menarik

kesimpulan bahwa jumlah protista yang

menyerupai hewan sebanyak 18 yang

terdiri atas Navicula dan Amoeba,

sedangkan jumlah protista yang

menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang

terdiri atas Volvox, Chlorella,

Paramecium, Chlamydomonas, dan

Euglena.

Berdasarkan hasil pengamatan Joko,

Terdapat kesalahan pada

kesimpulan yang diambil

Joko. Kesalahan terletak

pada jumlah dan

organisme yang termasuk

dalam protista

menyerupai hewan

maupun tumbuhan.

Navicula merupakan

protista mirip tumbuhan

yaitu alga. Sedangkan,

Paramecium merupakan

protista mirip hewan

yang memiliki alat greak

berupa silia (bulu getar).

Jadi, dapat disimpulkan

kembali bahwa jumlah

protista yang menyerupai

hewan sebanyak 13 yang

terdiri atas Paramecium

dan Amoeba, sedangkan

jumlah protista yang

menyerupai tumbuhan

sebanyak 38 yang terdiri

atas Volvox, Chlorella,

Navicula,

Chlamydomonas, dan

Euglena.

208

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

adakah kesalahan terhadap kesimpulan

yang diambilnya? Jika ada, dimana letak

kesalahannya?

Mempertimbangkan

Kredibilitas Suatu

Sumber

13

Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah

yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

MITOS. Mengonsumsi pisang

Nyamuk memiliki

reseptor yang sangat

mirip dengan lalat

drosophilia. Tim

peneliti University of

California

menemukan

sebelumnya, lalat

tersebut mempunyai

kecendrungan untuk

menghindari zat kimia

yang terkandung dalm

pisang, yaitu 3-

oktanol.

Kemungkinan besar,

zat itu juga bisa

mengusir nyamuk,

tapi dalam kadar yang

tidak besar. Itu

artinya, pisang

ternyata tidak

memiliki kaitan yang

cukup kuat terhadap

upaya mengusir

nyamuk untuk

hinggap.

FAKTA. Kelambu

berinsektisida

dikembangkan pada

tahun 1980 untuk

pencegahan malaria.

Kelambu ini

ditambahkan

insektisida piretroid

atau permetrin yang

mampu membunuh

dan mengusir

“Mengon

sumsi

pisang,

membuat

nyamuk

menjahui

mu” –

Wartakot

alive.com

“Program

kelambu

berinsektisi

da salah

satu

alternatif

untuk

pengendalia

n vektor

malaria”-

Unhas.ac.id

Fogging

efektif

membas

mi

nyamuk”

Beritasat

u.com

209

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

nyamuk. WHO

merekomendasikan

penggunaan kelambu

berinsektisida sejak

November 2004.

Insektisida yan

digunakan pada

kelambu aman bagi

manusia. Di Flores

Timur menunjukkan

bahwa penggunaan

kelambu yang

ditambahkan

insektisida permetrin

0,20 g/m2 mampu

mengurang insiden

malaria dan filariasis

selama 5 bulan. Di

Papua New Guinea,

kelambu celup

insektisida atau

insecticide treated net

(ITN) terbukti dapat

menurunkan jumlah

nyamuk yang penuh

darah di perutnya

pada suatu ruangan.

Di Sukabumi Jawa

Barat, ITN dapat

menurunkan angka

kesakitan malaria di

Desa Langkapjaya

dari 87 kesakitan per

1.000 penduduk pada

tahun 2004 menjadi

13 kesakitan pada

tahun 2005.

MITOS. Fogging

atau sistem

pengasapan

merupakan tindakan

untuk membunuh

nyamuk dewasa.

Sedangkan yang perlu

diantisipasi adalah

jenitk nyamuk. Selain

itu, fogging harus

210

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

dilakukan oleh

bebrapa kawaasan

secara serentak untuk

membasmi nyamuk

dewasa secara

keseluruhan. Jika,

hanya dilakukan

dalam satu kawasan

saja, kemungkinan

nyamuk berpindah ke

kawasan lain.

Fongging juga tidak

akan efektif jika tidak

ditindaklanjuti dengan

gerakan 3M

(mneguras,menutup,

dan mengubur).

14

Oomycota memiliki perbedaan dengan

fungi yaitu oomycota memiliki dinding

sel yang terbuat dari selulosa

sedangkan dinding sel fungi terbuat

dari zat kitin. (Campbell et. al, 2008,

h.151)

Oomycota memiliki dinding sel yang

terbuat dari selulosa, berbeda dengan

fungi

(biologiihamzanwadiselong.blogspot.c

o.id)

Oomycota dinding selnya terdiri dari

selulosa (Linda damayanti, 2014)

Menurut beberapa pernyataan yang

dikemukakan di atas, manakah pernyatan

yang paling tepat? Berikan alaanmu!

Berdasarkan pernyataan

yang dikemukakan oleh

beberapa pakar,

pernyataan yang paling

benar adalah pernyataan

Cambel et.al, 2008,

h.151. pernyataan

tersebut dikemukakan

oleh pakar biologi yang

sudah terkenal dan

pernyataan yang

diberikan jelas dan

lengkap dibandingkan

kedua pernyataan yang

lain.

15

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut

ini!

“Alga merah dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pembuatan agar-agar”.

(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)

“Negara Jepang memanfaatkan alga

merah sebagai bahan makanan.”

(http://jurnal.unissula.ac.id)

“Rhodophyta (alga merah) dapat

dikonsumsi sebagai bahan makanan.”

Berdasarkan pernyataan

yang dikemukakan

pernyataan yang paling

benar adalah pernyataan

yang tecantum pada

http://jurnal.unissula.ac.i

d. Pernyataan tersebut

sudah valid karena jurnal

merupakan sumber yang

terpercaya dan dilakukan

oleh seorang peneliti.

Pernyataannya yang lain

kurang terpercaya karena

211

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

(http://biologid.blogspot.co.id)

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah

yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

pernyataannya diambil

dari blogspot yang

sumbernya belum jelas.

Membuat Deduksi

dan

Mempertimbangkan

Hasil Deduksi

16

Kai meminta izin untuk pulang sekolah

lebih cepat kepada guru nya karena Ia

merasakan gejala seperti berikut:

Demam

Sakit kepala

Sakti di sendi

Lemas

Mengantuk di siang hari tetapi malam

tidak dapat tidur

Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai,

dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi

pada nya? dan apa penyebab timbulnya

gejala tersebut?

Penyakit tidur.

Penyebabnya adalah

Trypanosoma brucei

gambiense dan Trypanos

oma brucei

rhodesiense. Spesies ini

tergolong dalam protista

yang menyerupai hewan

(protozoa) dan tergolong

ke dalam kelas flagellata

(Mastigophora) yang

bergerak dengan flagella

(cambuk).

17

“Budi dan kawan-kawannya mengamati

suatu makhluk hidup yang bergerak-

gerak, dengan ciri-ciri gerakan sangat

cepat, mempunyai bulu cambuk, dan

hanya terdiri dari satu sel.”

Apakah kamu dapat membantu budi

dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam

klasifikasi apakah makhluk kecil yang

diamati Budi dan kawan-kawannya?

Mengapa makhluk kecil tersebut tergolong

ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan

alasanmu!

Makhluk kecil yang

diamti Budi dan kawan-

kawannya yaitu termasuk

ke dalam kelas flagellata.

Tergolong flagellata

karena sesuai dengan

ciri-ciri yang disebutkan,

ciri utama kelas flagellata

yaitu dilihat dari alat

geraknya, yang berupa

bulu cambuk (flagel).

18

Pak Yono seorang petani kentang di daerah

Cibodas. Saat Pak Yono sedang memanen,

Pak Yono melihat hasil panenannya

sebagai berikut.

Timbul bercak-bercak kecil berwarna

hijau kelabu.

Bercak-bercak berubah menjadi coklat

sampai hitam.

Daun akan membusuk dan mati.

Dari gejala yang ditunjukkan, dapatkah

kamu simpulkan apa yang terjadi pada

hasil panen Pak Yono? Apa penyebab

Penyakit busuk pada

tanaman kentang.

Penyebabnya adalah

Phytophthora

infestans. Spesies ini

tergolong dalam protista

yang menyerupai jamur.

212

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

timbulnya gejala tersebut?

Memutuskan Suatu

Tindakan

19

“ Produksi rumput laut (alga coklat dan

alga merah) Sulawesi Selatan tahun 2015

sebesar 3,29 juta ton basah naik 14% dari

tahun sebelumnya”

Jika kamu adalah Walikota Sulawesi

Selatan, apa yang akan kamu lakukan

untuk menanggulangi peningkatan

produksi rumput laut?

Produksi rumput laut

yang berlebih dapat

dimanfaatkan dalam

berbagai bidang

diantaranya :

1. Perindustrian

Agar

Pikokoloid

Karagenan

2. Bahan biodisesel

3. Kesehatan

Kandungan nutrisi

dalam rumput laut

merupakan dasar

pemanfaatan rumput

laut. Nutrisi yang

terknadung antara

lain: polisakarida

dan serat, mineral,

protein, lipid dan

asam lemak,

vitamin.

20

“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di

Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal

serupa di Dataran Tinggi Skotlandia.

Penyebab kelaparan besar ini yaitu

serangan organisme yang sangat hebat

yitu Phytophtorainfestans yang

menyebabkan penyakit hawar daun

kentang dan busuk kentang. Hal ini

menyebabkan emigrasi besar-besaran ke

amerika serikat, dikarenakan makanan

utama negara Irlandia dan Dataran

Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu

merupakan petani kentang di daerah

tersebut? Bagaimana kamu menyelesaikan

masalah tersebut?

Jika saya berada dalam

posisi sebagai petani

kentang, saya akan

mencari solusi untuk

mengurangi penyakit

pada kentang tersebut,

agar tidak terjadi

kelaparan dan emigrasi

ke negara lain.

Masalah penyakit pada

kentang tersebut dapat

ditanggulangi dengan

cara:

Mencabut dan

membakar tanaman

sakit. Bila pada suatu

areal dijumpai

tanaman kentang

yang sakit, maka

tanaman yang sakit

itu harus segera di

213

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

bakar. Tindakan

pemusnahan ini perlu

dilakukan agar spora

cendawan tidak

menyebar ke tanaman

lain.

Salah satu jenis

biopestisida yang dapat

digunakan adalah

biofungisida berbahan

aktif mikroorganisme sel

jamur antagonis

Trichoderma spp, yaitu

fungisida penghambat

pertumbuhan kapang

patogen penyebab

penyakit tanaman

bududaya yang

diharapkan efektif

mengendalikan serangan

kapang patogen

Phytophthora infestans

tanaman kentan serta

aman bagi tanaman

bududaya sebagai

tanaman bukan sasaran.

21

Perhatikan pernyataan berikut.

Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita

polusi air yang telah terkontaminasi oleh

protista patogen, dan hampir 500 juta

orang tidak memiliki akses terhadap air

minum yang aman.

Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa

yang akan kamu lakukan untuk

menanggulangi fenomena tersebut?

Jika saya sebagai

pemerintah Cina, saya

akan mencari solusi

untuk menanggulangi

polusi air yang telah

terkontaminasi dengan

protista patogen, agar

masyarakat dapat

mengakses air minum

yang aman.

Polusi air di Cina dapat

ditanggulangi dengan

cara sebagai berikut.

a. Perencanaan AMDAL,

pembangunan

kawasan industri

sebaiknya disertai

dengan perencanaan

AMDAL (Analisis

Mengenai Dampak

Lingkungan).

214

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

b. Jangan membuang

limbah rumah tangga

di sungai atau danau,

sebaiknya kelola

limbah rumah tangga

dengan baik dan benar.

c. Pengolahan limbah

cair dari

pabrik/industri dengan

benar, limbah cair dari

pabrik sebaiknya

disaring, diencerkan,

diendapkan dan

dinetralkan dulu

sebelum dibuang ke

sungai.

Mempertimbangkan

Nilai Keputusan 22

Berikan alasan mengapa kamu melakukan

“aksi” seperti pada soal nomor 19!

1. Salah satu ciri negara

maju adalah sektor

industri yang

mencapai total 30% .

Dengan adanya

pemanfaatan rumput

laut nantinya akan

mendongkrak

kemajuan Indonesia

dalam bidang industri.

Rumput laut dijadikan

sebagai

agar,pikokoloid,dan

karagenan karena

memiliki kemampuan

sebagai bahan

pengelmusi

(emulsifyer).

Pemanfaatan agar

antara lain: industri

makanan dan

minuman (es krim,

keju, permen, jelly,

dan susu coklat,

pengalengan ikan dan

daging). Agar juga

banyak digunakan

dalam bidang

bioteknologi sebagai

media pertumbuhan

mikroba, jamur, yeast,

215

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

dan mikroalga.

2. Pemerintah Indonesia

memberikan instruksi

agar produksi bahan

bakar terbarukan pada

tahun 2025 sekitar

17% dengan 5% nya

berasal dari biofuel

(bahan bakar yang

tersusun atau

diproduksi dari

material biologis).

Ekstrak rumput laut

tidak mengandung

minyak, namun kaya

akan karbohidrat yang

digunakan untuk

bahan baku untuk

proses fermentasi

etanol, butanol, dan

proses untuk

menghasilkan biogas.

3. Kesehatan merupakan

hal yang sangat

diperhatikan bagi

orang-orang di era ini.

Banyaknya nutrisi

yang dihasilkan

rumput laut,

memberikan efek

yang sangat baik bagi

tubuh, seperti

polisakarida dan serat

berperan dalam

menurunkan kadar

lipid di dalam darah

dan tingkat kolesterol

serta memperlancar

sistem pencernaan

makanan. Kandungan

mineral yang utama

yang terkandung pada

sebagian rumput laut

adalah iodin dan

kalsium. Iodin dapat

digunakan untuk

mengobati penyakit

216

Materi Indikator Berpikir

Kritis

No.

Soal Butir Soal Kunci Jawaban

gondok. Kalsium

dapat mencegah

pengkroposan tulang,

membantu

pembekuan darah,

membuat gigi kuat,

dsb.

23

Berikan alasanmu mengapa kamu

melakukan hal tersebut pada nomor 20?

Penanggulangan terhadap

penyakit kentang sangat

diutamakan agar tidak

ada lagi penyakit pada

tanaman kentang secara

keberlanjutan dan tidak

ada lagi yang bermigrasi

besar-besaran ke negara

lain. Pemecahan masalah

dengan menanggulangi

maslaah penyakit pada

kentang merupakan hal

yang paling tepat

dibandingkan bermigrasi.

24 Berikan alasanmu mengapa kamu

melakukan hal tersebut pada nomor 21!

Penanggulangan dengan

cara tersebut merupakan

kegiatan kecil yang dapat

menanggulangi polusi air

yang telah terkotaminasi

dengan protista patogen

agar masyarakat dapat

mengakses air dengan

aman untuk dikonsumsi.

217

Lampiran 12

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SEBELUM KALIBRASI

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas!

1. a. Perhatikan persamaan dan perbedaan kedua gambar dibawah ini!

A

B

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!

Jawab :

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Nama : ............................................

Kelas : ............................................

218

b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

2. a. Perhatikan gambar di bawah ini!

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!

Jawab :

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

A B

C

219

b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

3. a. Perhatikan gambar berikut!

A B

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!

Jawab :

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. Jawablah pertanyaan yang sudah kamu buat pada bagian a!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

220

4. a. Minho melakukan observasi pada “protista mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan

pada tabel berikut ini!

Minho menyimpulkan bahwa :

Alga A : Chlorophyta

Alga B : Phaeophyta

Alga C : Rhodophyta

Menurut kamu, apakah kesimpulan dari hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)

kemukakan alasanmu !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. Samin dan kawan-kawannya melakukan praktikum pengamatan air kolam. Hasil

pengamatan Samin dan kawan-kawannya adalah sebagai berikut:

Hasil pengamatan mikroskop

A

Alga Klorofil Pigmen Cadangan

Makanan Dinding Sel

A a dan b

karoten

dan

xantofil

pati selulosa,

pektin, algin

B a dan b

karoten

dan

xantofil

pati pati

C a dan c

karoten

dan

xantofil

leukosin

dan minyak

selulosa,

pektin

B

221

Tabel hasil pengamatan

Organisme

Ciri-Ciri A B

Alat gerak Bulu cambuk

(flagel) Kaki semu

Habit Air tawar dan

tempat lembab

Air laut, air

tawar, parasit

di tempat

lembab

Cara Hidup Soliter Soliter/berkol

oni

Reproduksi Membelah

diri, konjugasi

Sporozoid/Ga

metifit

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Samin dan kawan-kawannya,

menurut kamu apakah kesimpulan hasil pengamatan Samin dan kawan-kawan benar?

(Ya/Tidak) Kemukakan pendapatmu?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

c. Malih melakukan pengamatan terhadap protista mirip jamur yang hidup di kolam dan

got. Berdasarkan pengamatannya, Malih membuat hasil pengamatan sebagai berikut.

Organisme Habitat Hifa Bersifat Contoh

A

Lembab,

sampah

basah

Bersekat,

dan tidak

bersekat

Saprofit Arcyria

B Lembab, air

tawar Bersekat Saprofit Euglena

Berdasarkan hasil pengamatan, adakah kesalahan terhadap hasil pengamatan yang

Malih buat? Jika ada, dimana letak kesalahannya?

222

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

5. a. “ Protozoa Bersifat Parasit”

Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. “Protista mirip jamur menyebabkan penyakit bagi tumbuhan”

Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

c. Joko melakukan pengamatan jenis-jenis protista yang hidup di sebuah kolam. Joko

melakukan empat kali pengamatan. Berdasarkan pengamatannya, Joko memperoleh

data sebagai berikut.

223

Gelas

Preparat

Protista

yang

teridenfikasi

Jumlah

I Volvox 5

Chlorella 6

II Paramecium 3

III Navicula 4

Amoeba 8

IV

Chlamydomo

nas 2

Euglena 8

Paramecium 2

Chrlorella 8

Navicula 6

Setelah menuliskan data, Joko menarik kesimpulan bahwa jumlah protista yang

menyerupai hewan sebanyak 18 yang terdiri atas Navicula dan Amoeba, sedangkan

jumlah protista yang menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang terdiri atas Volvox,

Chlorella, Paramecium, Chlamydomonas, dan Euglena.

Berdasarkan hasil pengamatan Joko, adakah kesalahan terhadap kesimpulan yang

diambilnya? Jika ada, dimana letak kesalahannya?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

6. a. Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !

“Mengonsumsi

pisang, membuat

nyamuk

menjahuimu” –

Wartakotalive.com

“Program kelambu

berinsektisida salah

satu alternatif untuk

pengendalian vektor

malaria”-

Unhas.ac.id

Fogging efektif

membasmi

nyamuk” –

Beritasatu.com

224

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. Perhatikan pernyataan berikut!

Oomycota memiliki perbedaan dengan fungi yaitu oomycota memiliki dinding sel

yang terbuat dari selulosa sedangkan dinding sel fungi terbuat dari zat kitin.

(Campbell et. al, 2008, h.151)

Oomycota memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, berbeda dengan fungi

(biologiihamzanwadiselong.blogspot.co.id)

Oomycota dinding selnya terdiri dari selulosa (Linda damayanti, 2014)

Menurut beberapa pernyataan yang dikemukakan di atas, manakah pernyatan yang

paling tepat? Berikan alaanmu!

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

c. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!

“Alga merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan agar-agar”.

(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)

“Negara Jepang memanfaatkan alga merah sebagai bahan makanan.”

(http://jurnal.unissula.ac.id)

225

“Rhodophyta (alga merah) dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.”

(http://biologid.blogspot.co.id)

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

7. a. Kai meminta izin untuk pulang sekolah lebih cepat kepada guru nya karena Ia

merasakan gejala seperti berikut:

Demam

Sakit kepala

Sakti di sendi

Lemas

Mengantuk di siang hari tetapi malam tidak dapat tidur

Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai, dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi pada

nya? dan apa penyebab timbulnya gejala tersebut?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. “Budi dan kawan-kawannya mengamati suatu makhluk hidup yang bergerak-

gerak, dengan ciri-ciri gerakan sangat cepat, mempunyai bulu cambuk, dan hanya

terdiri dari satu sel.”

Apakah kamu dapat membantu budi dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam

klasifikasi apakah makhluk kecil yang diamati Budi dan kawan-kawannya? Mengapa

makhluk kecil tersebut tergolong ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan alasanmu!

226

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

c. Pak Yono seorang petani kentang di daerah Cibodas. Saat Pak Yono sedang

memanen, Pak Yono melihat hasil panenannya sebagai berikut.

Timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu.

Bercak-bercak berubah menjadi coklat sampai hitam.

Daun akan membusuk dan mati.

Dari gejala yang ditunjukkan, dapatkah kamu simpulkan apa yang terjadi pada hasil

panen Pak Yono? Apa penyebab timbulnya gejala tersebut?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

8. a. Perhatikan pernyataan berikut.

“ Produksi rumput laut (alga coklat dan alga merah) Sulawesi Selatan tahun 2015

sebesar 3,29 juta ton basah naik 14% dari tahun sebelumnya”

Jika kamu adalah Walikota Sulawesi Selatan, apa yang akan kamu lakukan untuk

menanggulangi peningkatan produksi rumput laut?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

227

b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

9. a. Perhatikan pernyaatn berikut.

“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal

serupa di Dataran Tinggi Skotlandia. Penyebab kelaparan besar ini yaitu serangan

organisme yang sangat hebat yitu Phytophtorainfestans yang menyebabkan penyakit

hawar daun kentang dan busuk kentang. Hal ini menyebabkan emigrasi besar-

besaran ke amerika serikat, dikarenakan makanan utama negara Irlandia dan

Dataran Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu merupakan petani kentang di daerah tersebut?

Bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

228

10. a. Perhatikan pernyataan berikut.

Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air yang telah terkontaminasi oleh

protista patogen, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum

yang aman.

Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa yang akan kamu lakukan untuk menanggulangi

fenomena tersebut?

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !

Jawab:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

229

Lampiran 13

ANALISIS BUTIR SOAL

230

231

232

233

234

235

236

237

238

Lampiran 14

INSTRUMEN SOAL KEMAMPUAN BEPIKIR KRITIS VALID

Nama : ................................................

Kelas : ................................................

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!

1 a. Perhatikan gambar di bawah ini!

Buatlah 2 pertanyaan berdasarkan gambar di atas!

Apa yang menjadi fokus dari 2 pertanyaan yang kamu tentukan tersebut!

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

A B

C

239

.............................................................................................................................................

b. Jawablah pertanyaan yang telah kamu buat pada bagian a!

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

2 Minho melakukan observasi pada “protista mirip tumbuhan” yang hasilnya dituliskan

pada tabel berikut ini !

Minho menyimpulkan bahwa :

Alga A : Chlorophyta

Alga B : Phaeophyta

Alga C : Rhodophyta

Menurut kamu, apakah kesimpulan dari hasil observasi Minho benar? (Ya/Tidak)

kemukakan alasanmu !

Alga Klorofil Pigmen Cadangan

Makanan Dinding Sel

A a dan b

karoten

dan

xantofil

pati selulosa,

pektin, algin

B a dan b

karoten

dan

xantofil

pati pati

C a dan c

karoten

dan

xantofil

leukosin

dan minyak

selulosa,

pektin

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

240

3 “Protozoa Bersifat Parasit”

Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? (Ya/Tidak) Kemukakan alasanmu!

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

4 Joko melakukan pengamatan jenis-jenis protista yang hidup di sebuah kolam. Joko

melakukan empat kali pengamatan. Berdasarkan pengamatannya, Joko memperoleh

data sebagai berikut.

Gelas

Preparat

Protista yang

teridenfikasi Jumlah

I Volvox 5

Chlorella 6

II Paramecium 3

III Navicula 4

Amoeba 8

IV

Chlamydomonas 2

Euglena 8

Paramecium 2

Chrlorella 8

Navicula 6

Setelah menuliskan data, Joko menarik kesimpulan bahwa jumlah protista yang

menyerupai hewan sebanyak 18 yang terdiri atas Navicula dan Amoeba, sedangkan

jumlah protista yang menyerupai tumbuhan sebanyak 34 yang terdiri atas Volvox,

Chlorella, Paramecium, Chlamydomonas, dan Euglena.

Berdasarkan hasil pengamatan Joko, adakah kesalahan terhadap kesimpulan yang

diambilnya? Jika ada, dimana letak kesalahannya?

Jawab :

241

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

5 Perhatikanlah tiga pernyataan berikut !

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

6 Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!

“Alga merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan agar-agar”.

(http://wawasanfadhitya.blogspot.co.id)

“Negara Jepang memanfaatkan alga merah sebagai bahan makanan.”

(http://jurnal.unissula.ac.id)

“Rhodophyta (alga merah) dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.”

(http://biologid.blogspot.co.id)

“Mengonsumsi

pisang, membuat

nyamuk

menjahuimu” –

Wartakotalive.com

“Program kelambu

berinsektisida salah

satu alternatif untuk

pengendalian vektor

malaria”-

Unhas.ac.id

Fogging efektif

membasmi

nyamuk” –

Beritasatu.com

242

Dari ketiga pernyataan diatas, manakah yang kamu setujui? Berikan alasanmu !

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

7 Kai meminta izin untuk pulang sekolah lebih cepat kepada guru nya karena Ia

merasakan gejala seperti berikut:

Demam

Sakit kepala

Sakti di sendi

Lemas

Mengantuk di siang hari tetapi malam tidak dapat tidur

Dari gejala yang ditunjukkan oleh Kai, dapatkah kalian simpulkan apa yang terjadi pada

Kai? dan apa penyebab timbulnya gejala tersebut?

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

8 “Budi dan kawan-kawannya mengamati suatu makhluk hidup yang bergerak-gerak,

dengan ciri-ciri gerakan sangat cepat, mempunyai bulu cambuk, dan hanya terdiri

dari satu sel.”

Apakah kamu dapat membantu budi dengan menyimpulkan, termasuk ke dalam

klasifikasi apakah makhluk kecil yang diamati Budi dan kawan-kawannya? Mengapa

makhluk kecil tersebut tergolong ke dalam klasifikasi tersebut? Kemukakan alasanmu!

243

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

9 a. Perhatikan pernyataan berikut.

“Tahun 1845 terjadi kelaparan besar di Irlandia dan pada tahun 1846 terjadi hal

serupa di Dataran Tinggi Skotlandia. Penyebab kelaparan besar ini yaitu serangan

organisme yang sangat hebat yaitu Phytophtora infestans yang menyebabkan

penyakit hawar daun kentang dan busuk kentang. Hal ini menyebabkan emigrasi

besar-besaran ke amerika serikat, dikarenakan makanan utama negara Irlandia dan

Dataran Tinggi Skotlandia yaitu kentang”.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu merupakan petani kentang di daerah tersebut?

Bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut?

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

244

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

10 a. Perhatikan pernyataan berikut.

Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air yang telah terkontaminasi oleh

protista patogen, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air

minum yang aman.

Jika kamu adalah Pemerintah Cina, apa yang akan kamu lakukan untuk menanggulangi

fenomena tersebut?

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

b. Berikan alasan mengapa kamu melakukan “aksi” seperti pada bagian a !

Jawab :

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

245

Lampiran 15

INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

246

247

248

249

250

251

252

Lampiran 16

RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN BERPIKIR KRITIS

PRETEST DAN POSTTEST

(Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen)

No

Soal Aspek yang Dinilai

Rubrik

Skor Keterangan

1a Memfokuskan pertanyaan

Skor 4

Membuat 2 pertanyaan relevan

berdasarkan gambar dengan fokus

pertanyaan

Skor 3 Menuliskan 2 pertanyaan relevan

Skor 2

Membuat 1 pertanyaan relevan

berdasarkan gambar dengan fokus

pertanyaan

Skor 1 Menuliskan 1 pertanyaan relevan

Skor 0 Tidak membuat pertanyaan

1b Bertanya dan menjawab suatu

penjelasan dan tantangan

Skor 2

Menuliskan jawaban relevan dari

2 pertanyaan yang sudah dibuat

pada nomor soal (1a)

Skor 1

Menuliskan jawaban relevan dari

1 pertanyaan yang sudah dibuat

pada nomor soal (1a)

Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah

2 Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

Skor 2

Menuliskan kesimpulan tepat dan

alasan relevan dengan hasil

observasi yang diberikan

Skor 1 Menuliskan kesimpulan tepat

Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah

3,4 Menganalisis argumen

Skor 2

Menuliskan argumen tepatdan

alasan relevan dengan

pernyataan/data yang diberikan

Skor 1 Menuliskan argumen tepat

Skor 0 Tidak menjawab/ jawaban salah

5,6 Mempertimbangkan kredibilitas

suatu sumber

Skor 2

Memilih pernyataan dengan

sumber yang terpercaya dan

memberikan alasan

Skor 1 Memilih pernyataan dengan

sumber yang terpercaya

Skor 0

Tidak menjawab/ memilih

pernyataan dengan sumber yang

salah

7,8 Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

Skor 2 Menuliskan kesimpulan tepat dan

memberikan alasan relevan

Skor 1 Menuliskan kesimpulan tepat

253

Pedoman Penilaian: x 100

No

Soal Aspek yang Dinilai

Rubrik

Skor Keterangan

Skor 0 Tidak menjawab/ kesimpulan

salah

9a,10a Memutuskan suatu tindakan Skor 1

Menuliskan tindakan relevan

dengan permasalahan yang

diberikan

Skor 0 Tidak menuliskan jawaban

9b,10b Mempertimbangkan nilai keputusan Skor 1

Menuliskan alasan relevan terkait

tindakan yang dilakukan pada

nomor soal (9a dan 10a)

Skor 0 Tidak menuliskan jawaban

Skor Maksimal = 24

254

Lampiran 17

DATA NILAI PRETEST BERPIKIR KRITIS

KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Kelas Kontrol

No Kode

Subjek

No Soal Skor Nilai

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b

1 A 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 3 13

2 B 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 25

3 C 0 0 1 0 1 2 2 0 0 0 0 0 0 6 25

4 D 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8

5 E 0 0 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 21

6 F 0 0 0 2 1 2 2 0 1 1 1 0 0 10 42

7 G 3 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 7 29

8 H 0 0 1 2 2 0 0 0 0 1 1 1 1 9 38

9 I 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8

10 J 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 21

11 K 0 0 1 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 6 25

12 L 3 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 25

13 M 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 4 17

14 N 0 0 1 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 7 29

15 O 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 21

16 P 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 17

17 Q 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 25

18 R 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8

19 S 1 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 25

20 T 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8

21 U 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 13

22 V 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 25

23 W 0 0 0 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 8 33

24 X 1 1 0 2 0 2 0 0 0 1 1 0 0 8 33

25 Y 0 0 1 2 0 2 2 0 0 0 0 1 1 9 38

26 Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 8

27 AA 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 1 1 6 25

28 BB 1 1 1 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 8 33

29 CC 0 0 1 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 7 29

30 DD 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21

N 30 Median 25

Min 8 Modus 25

Max 42 SD 10

Mean 23 Varians 91

255

Kelas Eksperimen

No Kode

Subjek

No Soal Skor Nilai

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b

1 A 3 1 0 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 10 42

2 B 3 2 1 2 0 2 2 0 1 1 1 1 1 17 71

3 C 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 0 6 25

4 D 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 29

5 E 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8

6 F 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 G 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 21

8 H 3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 25

9 I 3 2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 54

10 J 3 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29

11 K 3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 9 38

12 L 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21

13 M 3 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 9 38

14 N 3 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 11 46

15 O 3 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29

16 P 3 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10 42

17 Q 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 17

18 R 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 25

19 S 3 2 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8 33

20 T 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 13

21 U 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 8

22 V 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7 29

23 W 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 13

24 X 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 8 33

25 Y 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 17

26 Z 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 25

27 AA 2 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8 33

28 BB 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 33

29 CC 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 5 21

N 29 Median 29

Min 0 Modus 25

Max 71 SD 15

Mean 28 Varians 214

256

Lampiran 18

DATA NILAI POSTTEST BERPIKIR KRITIS

KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Kelas Kontrol

No Kode

Subjek

No Soal Skor Nilai

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b

1 A 3 2 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 9 38

2 B 1 1 0 2 0 0 2 0 2 1 1 0 0 10 42

3 C 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 29

4 D 1 1 1 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 8 33

5 E 3 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46

6 F 3 1 0 2 1 2 0 0 0 1 1 1 1 13 54

7 G 1 0 0 2 0 2 0 0 0 1 1 0 0 7 29

8 H 1 1 1 2 2 2 2 0 2 1 1 0 0 15 63

9 I 3 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46

10 J 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 17

11 K 1 1 1 2 1 2 2 0 0 0 0 0 0 10 42

12 L 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 21

13 M 3 2 0 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0 11 46

14 N 3 2 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 10 42

15 O 3 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 15 63

16 P 1 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 8 33

17 Q 1 1 1 1 0 2 2 1 0 0 0 0 0 9 38

18 R 3 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 33

19 S 1 2 0 2 0 2 2 0 0 1 1 1 1 13 54

20 T 1 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6 25

21 U 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 5 21

22 V 1 1 0 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0 8 33

23 W 1 1 0 2 0 0 2 0 2 1 1 0 0 10 42

24 X 1 1 0 2 0 2 2 0 0 1 1 1 1 12 50

25 Y 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 21

26 Z 1 1 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 8 33

27 AA 1 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 21

28 BB 1 2 0 2 0 2 2 0 0 1 1 0 0 11 46

29 CC 3 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 33

30 DD 3 2 0 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 11 46

N 30 Median 38

Min 17 Modus 33

Max 63 SD 12

Mean 38 Varians 149

257

Kelas Eksperimen

No Kode

Subjek

No Soal Skor Nilai

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9a 9b 10a 10b

1 A 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38

2 B 3 2 0 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 19 79

3 C 1 1 0 2 0 0 2 0 1 0 0 1 1 9 38

4 D 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38

5 E 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46

6 F 1 1 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 11 46

7 G 0 0 1 2 0 0 2 0 2 1 1 1 1 11 46

8 H 1 1 2 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 12 50

9 I 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 38

10 J 3 2 0 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 13 54

11 K 1 1 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 11 46

12 L 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 38

13 M 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8 33

14 N 3 2 0 2 0 2 2 2 0 1 1 1 1 17 71

15 O 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9 38

16 P 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38

17 Q 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 0 1 1 8 33

18 R 0 0 0 2 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38

19 S 0 0 0 2 0 0 0 0 2 1 1 1 1 8 33

20 T 1 1 0 2 0 0 2 0 1 1 1 1 1 11 46

21 U 0 0 0 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 33

22 V 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46

23 W 0 0 1 2 0 0 2 0 2 0 0 1 1 9 38

24 X 3 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11 46

25 Y 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 1 1 1 9 38

26 Z 1 1 2 2 1 0 2 0 0 1 1 1 1 13 54

27 AA 1 1 0 2 2 0 0 0 2 0 0 1 1 10 42

28 BB 3 2 2 2 0 2 2 0 1 0 0 0 0 14 58

29 CC 1 0 1 2 0 0 2 0 0 1 1 1 1 10 42

N 29 Median 42

Min 33 Modus 38

Max 79 SD 11

Mean 44 Varians 118

258

Lampiran 19

HASIL NILAI LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN

No Nama

Skor Nilai

Pertemuan Ke-

I II III

1 A 75 70 75

2 B 70 72,5 85

3 C 70 72,5 85

4 D 75 72,5 80

5 E 72,5 80 72,5

6 F 77,5 70 77,5

7 G 75 70 80

8 H 77,5 70 77,5

9 I 75 70 80

10 J 72,5 80 72,5

11 K 75 72,5 80

12 L 77,5 70 77,5

13 M 75 72,5 80

14 N 75 72,5 80

15 O 77,5 70 77,5

16 P 70 72,5 85

17 Q 75 70 75

18 R 75 70 80

19 S 72,5 80 72,5

20 T 70 72,5 85

21 U 70 72,5 85

22 V 72,5 80 72,5

23 W 75 70 75

24 X 75 70 80

25 Y 72,5 80 72,5

26 Z 75 70 75

27 AA 72,5 80 72,5

28 BB 75 72,5 80

29 CC 77,5 70 77,5

Rata-Rata 74,00 73,00 78,00

Rata-Rata dalam

3 Pertemuan 75,00

259

Lampiran 20

HASIL NILAI LEMBAR KERJA SISWA KELAS KONTROL

No Nama

Skor Nilai

Pertemuan Ke-

I II III

1 A 75 43 56

2 B 55 40 36

3 C 43 37 53

4 D 40 37 67

5 E 75 43 56

6 F 40 37 67

7 G 48 67 90

8 H 75 43 56

9 I 23 40 26

10 J 40 37 67

11 K 75 43 56

12 L 40 37 67

13 M 25 67 30

14 N 23 40 26

15 O 43 37 53

16 P 43 37 53

17 Q 23 40 26

18 R 23 40 26

19 S 48 67 90

20 T 55 40 36

21 U 43 37 53

22 V 25 67 30

23 W 55 40 36

24 X 48 67 90

25 Y 40 37 67

26 Z 75 43 56

27 AA 55 40 36

28 BB 48 67 90

29 CC 25 67 30

30 DD 43 37 53

Rata-Rata 45,63 45,80 52,60 Rata-Rata dalam

3 Pertemuan 48,01

260

Lampiran 21

HASIL UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS PRETEST

KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 28,21

Std. Deviation 14,642

Most Extreme Differences

Absolute ,130

Positive ,130

Negative -,070

Kolmogorov-Smirnov Z ,702

Asymp. Sig. (2-tailed) ,708

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 22,93

Std. Deviation 9,584

Most Extreme Differences

Absolute ,152

Positive ,115

Negative -,152

Kolmogorov-Smirnov Z ,833

Asymp. Sig. (2-tailed) ,492

a. Test distribution is Normal.

261

b. Calculated from data.

3. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Skor Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,320 1 57 ,133

4. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor

Pretest

Equal

variances

assumed

2,320 ,133 1,642 57 ,106 5,274 3,211 -1,157 11,704

Equal

variances

not

assumed

1,631 48,041 ,109 5,274 3,233 -1,227 11,774

262

Lampiran 22

HASIL UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS POSTTEST

KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 44,28

Std. Deviation 10,796

Most Extreme Differences

Absolute ,230

Positive ,230

Negative -,148

Kolmogorov-Smirnov Z 1,237

Asymp. Sig. (2-tailed) ,094

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 38,00

Std. Deviation 12,273

Most Extreme Differences

Absolute ,125

Positive ,125

Negative -,094

Kolmogorov-Smirnov Z ,684

Asymp. Sig. (2-tailed) ,738

a. Test distribution is Normal.

263

b. Calculated from data.

3. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Skor Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,469 1 57 ,230

4. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor

Posttest

Equal

variances

assumed

1,469 ,230 2,083 57 ,042 6,276 3,013 ,242 12,310

Equal

variances

not

assumed

2,087 56,509 ,041 6,276 3,007 ,254 12,298

264

Lampiran 23

HASIL UJI NORMALITAS DAN HIPOTESIS INDIKATOR KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen

dan Kontrol

a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,93

Std. Deviation 1,100

Most Extreme Differences

Absolute ,317

Positive ,284

Negative -,317

Kolmogorov-Smirnov Z 1,708

Asymp. Sig. (2-tailed) ,006

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,53

Std. Deviation ,819

Most Extreme Differences

Absolute ,342

Positive ,342

Negative -,258

Kolmogorov-Smirnov Z 1,876

Asymp. Sig. (2-tailed) ,002

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

265

b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,03

Std. Deviation ,680

Most Extreme Differences

Absolute ,279

Positive ,279

Negative -,273

Kolmogorov-Smirnov Z 1,502

Asymp. Sig. (2-tailed) ,022

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,43

Std. Deviation ,568

Most Extreme Differences

Absolute ,377

Positive ,377

Negative -,241

Kolmogorov-Smirnov Z 2,066

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,17

Std. Deviation ,384

Most Extreme Differences Absolute ,501

Positive ,501

266

Negative -,327

Kolmogorov-Smirnov Z 2,696

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,33

Std. Deviation ,479

Most Extreme Differences

Absolute ,423

Positive ,423

Negative -,251

Kolmogorov-Smirnov Z 2,318

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,14

Std. Deviation ,875

Most Extreme Differences

Absolute ,252

Positive ,252

Negative -,196

Kolmogorov-Smirnov Z 1,359

Asymp. Sig. (2-tailed) ,050

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

267

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 1,57

Std. Deviation 1,165

Most Extreme Differences

Absolute ,212

Positive ,188

Negative -,212

Kolmogorov-Smirnov Z 1,159

Asymp. Sig. (2-tailed) ,136

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,59

Std. Deviation ,946

Most Extreme Differences

Absolute ,353

Positive ,353

Negative -,268

Kolmogorov-Smirnov Z 1,901

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,97

Std. Deviation 1,351

Most Extreme Differences

Absolute ,363

Positive ,363

Negative -,237

Kolmogorov-Smirnov Z 1,987

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Test distribution is Normal.

268

b. Calculated from data.

f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7

dan 8)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,28

Std. Deviation ,455

Most Extreme Differences

Absolute ,452

Positive ,452

Negative -,272

Kolmogorov-Smirnov Z 2,434

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,13

Std. Deviation ,434

Most Extreme Differences

Absolute ,521

Positive ,521

Negative -,379

Kolmogorov-Smirnov Z 2,852

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,72

Std. Deviation ,797

269

Most Extreme Differences

Absolute ,301

Positive ,301

Negative -,182

Kolmogorov-Smirnov Z 1,621

Asymp. Sig. (2-tailed) ,010

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,80

Std. Deviation ,761

Most Extreme Differences

Absolute ,253

Positive ,253

Negative -,204

Kolmogorov-Smirnov Z 1,388

Asymp. Sig. (2-tailed) ,042

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

h. Indkator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,90

Std. Deviation ,900

Most Extreme Differences

Absolute ,289

Positive ,289

Negative -,235

Kolmogorov-Smirnov Z 1,554

Asymp. Sig. (2-tailed) ,016

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

270

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Pretest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,73

Std. Deviation ,740

Most Extreme Differences

Absolute ,273

Positive ,273

Negative -,207

Kolmogorov-Smirnov Z 1,493

Asymp. Sig. (2-tailed) ,023

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Uji Hipotesis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Pretest Kelas Eksperimen dan

Kontrol

a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 142,000

Wilcoxon W 607,000

Z -4,710

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 233,500

Wilcoxon W 698,500

Z -3,344

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

271

c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 365,000

Wilcoxon W 800,000

Z -1,407

Asymp. Sig. (2-tailed) ,159

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 340,500

Wilcoxon W 775,500

Z -1,494

Asymp. Sig. (2-tailed) ,135

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 389,000

Wilcoxon W 824,000

Z -,798

Asymp. Sig. (2-tailed) ,425

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

272

f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7

dan 8)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 362,500

Wilcoxon W 827,500

Z -1,626

Asymp. Sig. (2-tailed) ,104

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 408,000

Wilcoxon W 843,000

Z -,441

Asymp. Sig. (2-tailed) ,659

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

h. Indikator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)

Test Statisticsa

Skor Pretest

Mann-Whitney U 396,500

Wilcoxon W 861,500

Z -,626

Asymp. Sig. (2-tailed) ,531

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

273

Lampiran 24

HASIL UJI NORMALITAS DAN HIPOTESIS INDIKATOR KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Uji Normalitas Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen

dan Kontrol

a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan (Nomor Soal 1a)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,38

Std. Deviation 1,083

Most Extreme Differences

Absolute ,361

Positive ,361

Negative -,209

Kolmogorov-Smirnov Z 1,945

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 1,73

Std. Deviation 1,081

Most Extreme Differences

Absolute ,385

Positive ,385

Negative -,246

Kolmogorov-Smirnov Z 2,107

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

274

b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan (Nomor Soal 1b)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,07

Std. Deviation ,704

Most Extreme Differences

Absolute ,263

Positive ,263

Negative -,254

Kolmogorov-Smirnov Z 1,417

Asymp. Sig. (2-tailed) ,036

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 1,27

Std. Deviation ,640

Most Extreme Differences

Absolute ,295

Positive ,295

Negative -,241

Kolmogorov-Smirnov Z 1,615

Asymp. Sig. (2-tailed) ,011

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,48

Std. Deviation ,785

Most Extreme Differences

Absolute ,420

Positive ,420

Negative -,269

275

Kolmogorov-Smirnov Z 2,264

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,30

Std. Deviation ,466

Most Extreme Differences

Absolute ,440

Positive ,440

Negative -,260

Kolmogorov-Smirnov Z 2,411

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

d. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 2,07

Std. Deviation ,753

Most Extreme Differences

Absolute ,395

Positive ,364

Negative -,395

Kolmogorov-Smirnov Z 2,125

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 2,00

276

Std. Deviation ,947

Most Extreme Differences

Absolute ,300

Positive ,233

Negative -,300

Kolmogorov-Smirnov Z 1,643

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

e. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,52

Std. Deviation 1,455

Most Extreme Differences

Absolute ,231

Positive ,231

Negative -,182

Kolmogorov-Smirnov Z 1,243

Asymp. Sig. (2-tailed) ,091

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 2,60

Std. Deviation 1,610

Most Extreme Differences

Absolute ,308

Positive ,192

Negative -,308

Kolmogorov-Smirnov Z 1,685

Asymp. Sig. (2-tailed) ,007

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

f. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7

dan 8)

277

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,83

Std. Deviation ,848

Most Extreme Differences

Absolute ,249

Positive ,249

Negative -,167

Kolmogorov-Smirnov Z 1,342

Asymp. Sig. (2-tailed) ,055

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,30

Std. Deviation ,702

Most Extreme Differences

Absolute ,499

Positive ,499

Negative -,335

Kolmogorov-Smirnov Z 2,732

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

g. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,62

Std. Deviation ,677

Most Extreme Differences

Absolute ,437

Positive ,288

Negative -,437

Kolmogorov-Smirnov Z 2,351

278

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,47

Std. Deviation ,681

Most Extreme Differences

Absolute ,387

Positive ,387

Negative -,247

Kolmogorov-Smirnov Z 2,118

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

h. Indkator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)

Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 1,62

Std. Deviation ,677

Most Extreme Differences

Absolute ,437

Positive ,288

Negative -,437

Kolmogorov-Smirnov Z 2,351

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor Posttest

N 30

Normal Parametersa,b

Mean ,43

Std. Deviation ,679

279

Most Extreme Differences

Absolute ,405

Positive ,405

Negative -,262

Kolmogorov-Smirnov Z 2,218

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Uji Hipotesis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol

a. Indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi (Nomor Soal 2)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 408,000

Wilcoxon W 873,000

Z -,506

Asymp. Sig. (2-tailed) ,613

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

b. Indikator Menganalisis Argumen (Nomor Soal 3 dan 4)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 427,500

Wilcoxon W 892,500

Z -,133

Asymp. Sig. (2-tailed) ,894

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

c. Indikator Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber (Nomor Soal 5 dan 6)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 274,000

Wilcoxon W 709,000

Z -2,561

280

Asymp. Sig. (2-tailed) ,010

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

d. Indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi (Nomor Soal 7

dan 8)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 269,500

Wilcoxon W 734,500

Z -2,914

Asymp. Sig. (2-tailed) ,004

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

e. Indikator Memutuskan Suatu Tindakan (Nomor Soal 9a dan 10a)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 128,000

Wilcoxon W 593,000

Z -4,989

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

f. Indikator Mempertimbangkan Nilai Keputusan (Nomor Soal 9b dan 10b)

Test Statisticsa

Skor Posttest

Mann-Whitney U 124,000

Wilcoxon W 589,000

Z -5,069

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

281

Lampiran 25

HASIL UJI HIPOTESIS DATA GAIN INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis

Rata-Rata Gain (Sig) Kesimpulan

Eksperimen Kontrol

Memfokuskan pertanyaan -0,55 1,2 0,000 Terdapat

perbedaan

Bertanya dan menjawab

suatu penjelasan dan

tantangan

0,03 0,83 0,001 Terdapat

perbedaan

1. Uji Hipotesis Data Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

a. Indikator Memfokuskan Pertanyaan

Test Statisticsa

Data Gain

Mann-Whitney U 165,000

Wilcoxon W 600,000

Z -4,193

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

b. Indikator Bertanya dan Menjawab Suatu Penjelasan dan Tantangan

Test Statisticsa

Data Gain

Mann-Whitney U 232,000

Wilcoxon W 667,000

Z -3,240

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Grouping Variable: Kelas Eksperimen

282

282

Lampiran 26

DOKUMENTASI PENELITIAN

283

284

Lampiran 27

285

Lampiran 28

286

Lampiran 29

287

288

289

290

291

292