pendidikan inklusi 4
Transcript of pendidikan inklusi 4
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Dengan Gangguan Mental Rendah, Gangguan
Motorik, Dan Gangguan Mental Tinggi
Peta KonsepABK
gangguan mental rendah
Tuna Laras
Tuna Grahita
gangguan motorik
Tuna Daksa
Gangguan Motorik
gangguan mental tinggi
Tanlented
Gri
ABK DENGAN GANGGUAN MENTAL RENDAH
Anak berkemampuan mental rendah adalah anak yang memiliki kecerdasan atau memiliki kapasitas intelektual di bawah rata-rata anak normal.
KLASIFIKASI ABK TUNAGRAHITABerdasarkan skor IQ, ABK dengan gangguan mental rendah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tunagrahita ringan memiliki IQ 50-70 (mild atau debil atau moron atau mampu didik)
2. Tunagrahita sedang memiliki IQ 25-50 (imbecile atau moderate atau mampu latih)
3. Tunagrahita berat memiliki IQ dibawah 25 (idiot atau mampu rawat)
TUNAGRAHITA RINGAN
Adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan.
Antara lain membaca, menulis dan berhitung, serta kepentingan kerja dikemudian hari.
TUNAGRAHITA SEDANG
Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedimikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik.
Ada beberapa kemampuan yang perlu diberdayakan, seperti belajar mengurus diri sendiri misalnya mandi, belajar menyesuaikan lingkungan rumah atau sekitarnya, dan mempelajari kegunaan ekonomi dimanapun ia berada.
TUNAGRAHITA BERAT
Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.
CIRI-CIRI FISIK ANAK TUNAGRAHITA
Ciri-ciri fisik dan penampilan anak tunagrahita meliputi :
• Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu besar atau kecil.
• Tidak dapat mengurusi diri sendiri sesuai usia.
• Tidak ada atau kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan.
• Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali).
KEBUTUHAN PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA
Kebutuhan pembelajaran anak tunagrahita, meliputi :
1. Perbedaan anak tunagrahita dengan anak normal dalam proses belajar adalah terletak pada hambatan dan masalah atau karakteristik belajarnya.
2. Perbedaan karakteristik belajar anak tunagrahita dengan anak sebayanya adalah anak tunagrahita mengalami masalah dalam hal :
• Tingkat kemahirannya dalam memecahkan masalah.
• Melakukan generalisasi dan mentransfer sesuatu yang baru.
• Minat dan perhatian terhadap menyelesaikan tugas.
ABK DENGAN GANGGUAN MOTORIK
Anak dengan gangguan motorik ini biasanya dikenal dengan tunadaksa. Tuna berarti cacat, daksa berarti tubuh.
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak (tulang, sendi, otot).
KLASIFIKASI ANAK TUNADAKSABerdasarkan kelainan pada sistem saraf pusat, digolongkan menjadi
1. Penggolongan celebrai palsy menurut derajat kecacatan
2. Penggologan celebral palsy menurut topografi
CELEBRAL PALSY MENURUT DERAJAT KECACATAN
Dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
• Golongan ringan
• Golongan sedang
• Golongan berat,
CELEBRAL PALSY MENURUT TOPOGRAFI
Dikelompokkan menjadi 5, yaitu:
• Monoplegia, adalah kecacatan satu anggota gerak, al kaki kanan.
• Hemiplegia, adalah lumpuh anggota gerak atas, dan bawah, al tangan kanan dan kaki kanan.
• Paraplegi, lumpuh pada kedua tungkai kakinya.
• Diplegi, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri.
• Quadriplegi, adalah kelumpuhan seluruhan anggota geraknya.
CIRI-CIRI ANAK TUNADAKSAJari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/ tidak sempurna/ lebih kecil dari biasa)
Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/ tidak terkendali, bergetar)
Terdapat cacat pada anggota gerak.
Anggota gerak layu, kaku, lemah/ lumpuh.
KEBUTUHAN PEMBELAJARAN ANAK TUNADAKSA
Segi kesehatan, apakah ia mempunyai kelainan khusus atau tidak
Kemampuan gerak dan mobilitas, apakah anak ke sekolah menggunakan transportasi khusus, alat bantu gerak dsb.
Kemampuan berkomunikasi, apakah ada kelainan dalam berkomunikasi dan alat komunikasi yang akan digunakan (lisan, tulisan, isyarat)
Kemampuan dalam merawat diri, apakah anak dapat melakukan perawatan diri dalam aktivitas sehari-hari atau tidak.
Posisi, bagaimana posisi anak tersebut pada waktu melakukan aktivitas.
PENYEBAB TUNADAKSA
Penyebab tunadaksa dilihat saat terjadinya kerusakan otak dapat terjadi pada:
• Sebab sebelum lahir, antara lain : terjadi infeksi penyakit, kelainan
kandungan, kandungan radiasi, saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan).
• Sebab pada saat kelahiran, antara lain : proses kelahiran terlalu lama,
proses kelahiran yang mengalami kesulitan, pemakaian anestasi yang melebihi
ketentuan.
• Sebab setelah proses kelahiran, antara lain : kecelakaan, lnfeksi penyakit
dan ataxia.
ABK DENGAN GANGGUAN MENTAL TINGGI
Anak yang memiliki potensi kecerdasan tinggi (giftted) dan anak yang memiliki bakat istimewa (talented) adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mengoptimalkan potensinya, diperlukan pelayanan pendidikan khusus.
CIRI-CIRI ANAK CERDAS ISTIMEWA
Anak cerdas istimewa memiliki cirri-ciri sebagai berikut :• Membaca pada usia lebih muda, lebih cepat, dan memiliki perbendaharaan kata yang luas.
• Memiliki rasa ingin tahu yang kuat, minat yang cukup tinggi.• Mempunyai inisiatif, kreatif dan original dalam menunjukan gagasan.
• Mampu memberikan jawaban-jawaban atau alasan yang logis, sitimatis dan kritis.
• Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.• Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati.
• Senang mencoba hal-hal baru.• Mempunyai daya imajinasi dan ingatan yang kuat.• Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecaha-pemecahan masalah.
KEBUTUHAN PEMBELAJARAN ANAK CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT
ISTIMEWA
Kebutuhan pembelajaran anak cerdas istimewa dan bakat istimewa, meliputi :
1. Program pengayaan horizontal
2. Program pengayaan vertikal
PROGRAM PENGAYAAN HORIZONTAL
•Mengembangkan kemampuan eksplorasi.•Mengembangkan pengayakan dalam arti memperdalam dan memperluas hal-hal yang diluar kurikulum biyasa.
•Excekutif insentive dalam arti memberikan kesempatan untuk mengikuti program insentif bidang tertentu yang diminati secara tuntas dan mendalam dalam waktu tertentu.
PROGRAM PENGAYAAN VERTIKAL
• Acceleration, percepatan atau maju berkelanjutan dalam mengikuti program yang sesuai dengan kemampuanya, dan jangan dibatasi oleh jumlah waktu atau tingkatan kelas.
• Independent study, memberikan seluas-luasnya kepada anak untuk belajar dan menjelajahi sendiri bidang yang diminati.
• Mentorship, memadukan antara yang diminati anak gifted dan talented dengan para ahli yang ada dimsyarakat.