Pemberdayaan Anggota Keluarga dalam Perencanaan Arah Karir Peserta Didik Melalui Pelayanan Konseling...

11
'l i 'l Prosiding Kongres Xtl, Konvensi Nosional xltll ABKIN dan Seminar Internosional Korceting Denpdsar Bali, 74 s,d 16 Novemher 2013 L4tlti Kultural t{an itlodern @ 2013 Published by ponitio Kgngres Xt! dan Konvensi Nasionol BK )Ntil Pemberdayaan Anggota Keluarga Dalam Perencanaan Arah Karir peserta didik Melalui pelayanan Konseling Bermartabat dalam Membantu Karakter Budaya Antar Bangsa Dalam Masyarakat Multikultural dan Modern Asmidir Ilyas asmidir_i lyas@konselor. or g Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri padang ABSTRACT Cgreer matwity is the extent to which individuals are able to make career relqted choices independently, -and-was deJined by Super as the"individual's readine$ to cope with the developmental tasks (for) that sngebf developmiznt". It is generally accepted as comparising both cognitive and affective components. Readiness for coreer plonning and planful decision making process is career choice reality, mastery experiences for pireni and family or vicarious experiences and, significant-other of influences and t"tj-"oninpt structure io, individual different.-ie s ... growth... explor at ion... e stablishme nt Kata krurci : pemberdayan, perencanaan arah karir PEIYDAHULUAN t lza wusidal amru ila khori ahlihi pantasyirus sya,ah (Apabila suatu uru.san (pelrerjaan) diserahkan Inpada orqng yang ,.iry ahlinya mita t"nggutih kehancurannya). . Bekerjalah lranru untuk dunia seolah_olah F\u lt n hidup selaryalamanya, dan befisaha/beke rja/berknriilah kaiu untuk . akhirat seolqh-olah kamu akan mati besok t pogi. . Sesungguhrrya sudah jelas pekerjaan/karir yafg baik (hakl, normatifl dan p!(ellaan/larv yang tidak baii' (haram, tidak normative). Setiap anak diiahirlwn dalam lreadaan suci/luhur/bersih atau bail6 lredua orang nanyalah yang menjaditran analwya beragama (majuii, iasrani), bekega yang baik/bermariabat atau tidaii bai Mtidak be rmartabat. Kuu ampusalwm waahli kum naro (peliharalah diimu; termqsuk di dalamnya pekerjaan/karir) dan lreluargamu dari api neraka) Informasi karir atau peke(aan yang diterima anak sejak dini dalam lrelunrga melalui kedua orangtua, dan anggota keluarga lainnya merupakan pondasi/sendi utama dan pertama yang diperoleh anak dalam menjalani liku-liku karir/pekerjaan di masa depan melalui priode membelum, menyedang dan menyudah atqu proses ya ng tidak berke sudahan. Karl Britton menganggap balwa molma hidup adalah bekerja, pekerjaan fidah hanya dalam rangka mendapatlwn rezela' tetapi jugq merupakan aktualisqsi diri 526

Transcript of Pemberdayaan Anggota Keluarga dalam Perencanaan Arah Karir Peserta Didik Melalui Pelayanan Konseling...

'l i'l

Prosiding Kongres Xtl, Konvensi Nosional xltll ABKIN dan Seminar Internosional KorcetingDenpdsar Bali, 74 s,d 16 Novemher 2013

L4tlti Kultural t{an itlodern

@ 2013 Published by ponitio Kgngres Xt! dan Konvensi Nasionol BK )Ntil

Pemberdayaan Anggota Keluarga Dalam Perencanaan Arah Karir peserta didik Melalui pelayananKonseling Bermartabat dalam Membantu Karakter Budaya Antar Bangsa Dalam Masyarakat

Multikultural dan Modern

Asmidir Ilyasasmidir_i lyas@konselor. or g

Jurusan Bimbingan dan KonselingFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri padang

ABSTRACT

Cgreer matwity is the extent to which individuals are able to make career relqtedchoices independently,

-and-was deJined by Super as the"individual's readine$ to copewith the developmental tasks (for) that sngebf developmiznt". It is generally acceptedas comparising both cognitive and affective components.

Readiness for coreer plonning and planful decision making process is career choicereality, mastery experiences for pireni and family or vicarious experiences and,significant-other of influences and t"tj-"oninpt structure io, individualdifferent.-ie s ... growth... explor at ion... e stablishme nt

Kata krurci : pemberdayan, perencanaan arah karir

PEIYDAHULUAN

t lza wusidal amru ila khori ahlihipantasyirus sya,ah (Apabila suatu uru.san(pelrerjaan) diserahkan Inpada orqng yang,.iry ahlinya mita t"nggutihkehancurannya).

. Bekerjalah lranru untuk dunia seolah_olah

F\u lt n hidup selaryalamanya, danbefisaha/beke rja/berknriilah kaiu untuk

. akhirat seolqh-olah kamu akan mati besokt pogi.. Sesungguhrrya sudah jelas pekerjaan/karir

yafg baik (hakl, normatifl danp!(ellaan/larv yang tidak baii' (haram,tidak normative). Setiap anak diiahirlwndalam lreadaan suci/luhur/bersih atau bail6lredua orang nanyalah yang menjaditrananalwya beragama (majuii, iasrani),bekega yang baik/bermariabat atau tidaiibai Mtidak be rmartabat.

Kuu ampusalwm waahli kum naro(peliharalah diimu; termqsuk di dalamnyapekerjaan/karir) dan lreluargamu dari apineraka)

Informasi karir atau peke(aan yangditerima anak sejak dini dalam lrelunrgamelalui kedua orangtua, dan anggotakeluarga lainnya merupakan pondasi/sendiutama dan pertama yang diperoleh anak

dalam menjalani liku-liku karir/pekerjaandi masa depan melalui priode membelum,

menyedang dan menyudah atqu prosesya ng tidak berke sudahan.

Karl Britton menganggap balwa molma

hidup adalah bekerja, pekerjaan fidah

hanya dalam rangka mendapatlwn rezela'

tetapi jugq merupakan aktualisqsi diri

526

orosiding Kongres Xll, Konvensi Ndsional )Ollll ABKIN dan Seminor lnterndsional Konseling i

oerrpasar Boli, 74 s.'d 76 Nouembe,r 2073

-w

'elated

_ 0 cope

cepted

choice

s and,ividual

t naro

tlamnya

Cari aPi

i yang'relunrga

anggota

d/sendieh anak

zlceriaan

mbelunpr1ses

' nalavn fidak

t rezeh,

liri

IfiTODOLoGIttP Narasi kajian kePustakaan

f,ASIt DAN PEMBAHASAN

flakekat Keluarga

Keluarga pada hakekatnya dapat dipandang

qebagai suatu sub sistern dari suatu kehidupan

-osiat, ai sampingjuga dapat ditilik sebagai Suatu

,irtrr yung berdiri sendiri' Sebagai sub sistem dari

kehidupan sosial maka keluarga merupakan suatu

ienis pranata dasar dari suatu masyarakat, yaitu

,*tu unit sosial yang terkecil yang bersifat

universal, dan ada di mana-mana. Pranata dasar

masyarakat yang lain adalah ekonomi/pekerjaan,

oemerintah, aguna, relaeasi dan seni, Sudarja

iai*itntu (dalam Asmidir llyas 2005)'

Arti dan makna dari keluarga itu sendiri

bavariasi, sesuai dengan budaya dan kultur yang

berlaku di mana keluarga tersebut berada,

Pengertian keluarga di daerah Minangkabau

belum tentu persis sama dengan pengertian

keluarga di Jawa, Bali, Lombok, Sundq Sulawesi

dan Kalimantan serta Maluku atau di negara lain.Ada yang mendefinisikan keluarga sebagai sesuatu

yang mempunyai ciri kekerabatan (hubungan

darah) dan keabsahan hukum (seperti yang diikatoleh tali perkawinan yang sah sesuai denganundang-undang dan agama). Ke dalam pengertianini dikenal istilah keluarga batih atau keluarga intiQwclearfamily), yang terdiri dari ayah, ibu, dan

anak-anak. Namun ada pula yang meridefenisikankeluarga sebagai suatu kelompok yang dicirikanoleh adanya hubungan antara anggotanya yangsangat intim, sehingga termasuk ke dalampengertian ini keluarga yang sangat besar(utendedfamily) seperti di iamping ayah, ibu dananak-anak juga terkandung di dalamnya mertua,menantq ipat mamak/paman, tante,/etek,kemenakan dan sebagainya. Malah dalambeberapa hal ditemukan pula istilah keluarga yangtidak ada sangkut pautnya dengan pertalian darahscperti adanya istilah "Keluarga Minang

-Sapayuang", 'Tieluarga Bali, Papua, Bugis, Oaya(fa)\a dan keluarga Besar perusahaan 'X", danlarn sebagainya (Aziz Saleh; 1991, Sarlitowirawan suirono, iqst).

Sebagai suatu sub sistem dari pranata dagarmasyarakat, tampaknya keluarga tidak dapattltpisahkan dari sub-sub sistem lainnya. Apa yangberhngsung pada pranata masyarakat

'lainnya

seperti ekonomi, adat istiadat, politik,Demerintah, atau agama juga akan dirasakanPengaruhnya oleh ketuarga. Keluarga tidak dapatmengisolasi diri dari pengaruh-pengaruh yangterjadi di sekitarnya. Di

- samping keluarga

olpandang sebagai sub sistem dari kehidupan

sosial, pada sudut pandangan yang terkecil ia pundapat juga dilihat sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat sub-sub sistem yang salingberkaitan satu sama lain. Sub-sub sistern yangterdapat dalam keluarga itu setidak-tidaknyaadalah ayah, ibu, dan anak-anak (dalam keluargainti) serta pihak-pihak lain yang sedarah dengan

ayah dan ibu (dalam keluarga besar). Masing-masing sub sistem dalam keluarga itu memainkanperanannya masing-masing sebagaimana yang

diinginkan oleh sistem itu. Misalnya ayah dapaldipandang sebagai kepala keluarga, pencarinafl<ah dari pekerjaan/karir yang digelutinya dan

sebagai simbol kekuatan di dalam rumah; ibudapat dipandang sebagai pelaksana kebutuhankeluarga, pusat kasih sayang yang dipercayaidalam mengasuh dan mendidik anak-anak serta

sebagai simbol kelembutan dalam rumah tangga;dan anak-anak dapat dipandang sebagai anggota

keluarga yang mempunyai tugas.tugas tertentr(baca: bekerja atav melakukan sesuatu) sesuai

dengan tugas-tugas perkembangannya baik sebagai

laki-laki atau perempuan.Sebagai suatu sistem, keluarga tentu sesua;

pula dengan aturan-aturan yang berlaku padt

konsep dari suatu sistem pada umumnya" antar€

lain bila terdapat hubungan kerja sama yanfbaik antara sub-sub sistem dalam keluarga itrmaka fungsi keluarga dalam mencapai tujuannytakan dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknyzbila tidak terdapat kerja sama yang harmonirantara berbagai sub sistem tersebut, dikhawatirkarfungsi keluarga tidak akan bedalan dengan bailsehingga dapat menimbulkan pertentanganpertikaian, ketidak nyamanan dan bahkan bisr

berakibat kepada perceraian

Para ahli sosiologi konternpore

memaridang bahwa sub sistem dalam keluarga datas tidak atas dasar ayah, ibu atau anak-anak

melainkan lebih menekankan kepada fimgshubungan ayah dengan ibu (sebagai suami isteri)hubungan ayah dengan anak, hubungan ibt

dengan anak, dan hubungan anak sesama anak

Sudardja Adiwikarta, (dalam Asmidir Ilyas 2005)

Pengertian sub sistem seperti ini mengandrml

implikasi bahwa kualitas hubungan ibu dengaanak dapat dipengaruhi oleh hubungan ibu dengaayah sebagai suami isteri. Bila hubungan ib'

dengan ayah kurang harmonis, maka hubungaibu dengan anak signifikan dengan tidamenguntungkan, misalnya ibu sering marah pad

anak-arldknya. Begitu pula hubungan ibu dan aya

sebagai suami isteri dapat berkembang positi

atau negatif karena dipengaruhi oleh hubunga

anak sesama anak. Bila anak-anak serin

bertengkar sesamanya maka hubungan ibu dengayah sebagai suami isteri bisa terganggt

lmplikasi lain adalah bahwa hubungan ibu denga

ayah ketika anak hadir akan berbeda dengan bil

hof"

onsiding Kongres Xll, Konvensi Nasionol )$/lll ABKIN ddn Seminot lnterndsiondl Konseling i

'oiipoto, aoti,.74 s'd 76 Novemle,r zoll

tyanan

kat

'elated

. " Q.cope

cepted

choice

t and,

ividual

t naro

zlamnya

Cari aPi

1 yang'reluarga

anggota

ri/sendieh anak

tkeriaan

nbelunproses

dalam I':lasvarakat Littlti Kultural da.n Motlern

*t"^?,1*l*f;Ii*t.pu,t.tuao

flASIT DAN PEMBAHASAN

flakekat Keluarga

Keluarga pada hakekatrya dapat dipandang

.ebagai suatu sub sistem dari suatu kehi{upan

.n iat, di samping juga dapat ditilik sebagai suafu

,irt* yung berdiri sendiri. Sebagai sub sistem dari

lehidupan sosial maka keluarga merupakan suatu

ienis pranata dasar dari suatu masyarakat, yaitu

,*tu unit sosial yang tokecil yang bersifat

universal, dan ada di mana-mana' Pranata dasar

masyarakat yang lain adalah ekonomi/pekerjaan,

Demerintah, agama, relaeasi dan seni, Sudarja

iAl*it uttu (dalam Asmidir llyas 2005).

Arti dan makna dari keluarga itu sendiri

bavariasi, sesuai dengan budaya dan kultur yang

berlaku di mana keluarga tersebut berada.

Pengertian keluarga di daerah Minangkabau

belum tentu persis sama dengan pengertian

keluarga di Jawa, Bali, Lombok, Sunda, Sulawesi

dan Kalimantan serta Maluku atau di negara lain.

Ada yang mendefinisikan keluarga sebagai sesuatu

yang mempunyai ciri kekerabatan (hubungan

duah) dan keabsahan hukum (seperti yang diikatoleh tali perkawinan yang sah sesuai dengan

undang-undang dan agama). Ke dalam pengertianini dikenal istilah keluarga batih atzu keluarga inti(tuclear family). yang terdiri dari ayah, ibu, dan

anak-anak. Namun ada pula yang mendefenisikankeluuga sebagai suatu kelompok yang dicirikanoleh adanya hubungan antara anggotanya yangsangat intim, sehingga termasuk ke dalampengertian ini keluarga yang sangat besar(uten&dfanib) seperti di samping ayah, ibu dananak-anak juga terkandurg di dalamnya merfira,menantq ipar, mamak/paman, tante/etek,kemenakan dan sebagainya. Malah dalambeberapa hal ditemukan pula istilah keluarga yangtidak ada sangkut pautnya dengan pertalian darahseperti adanya istilah "Keluarga MinangSapayuang", "Keluarga Bali, Papua, Bugis, Dayak,

faya dan keluarga Besar perusahaan "X", danlarn sebagainya (Aziz Saleh; , 1 991, SarlitoWirawan Sarwono, l.99 l).

Sebagai suatu sub sistem dari pranata dasarmasyarakat, tampaknya keluarga tidak dapatdipisatrkan dari sub-sub sistem lainnya. Apa yanghrhngsung pada pranata ,nury*ulut

'lainnya

seperti ekonomi, adat istiadat, politik,Fmerintah, atau agama juga akan dirasakanp'engaruhnya oleh keluarga. Keluarga tidak dapatmengisolasi diri dari pengaruh-pengaruh yangIerjadi di sekitarnya. Di samping keluargaolpandang sebagai sub sistem dari kehidupan

sosial, pada sudut pandangan yang terkecil ia pwdapat juga dilihat sebagai suatu sistem yang ddalamnya terdapat sub-sub sistem yang salintrberkaitan satu sama lain. Sub-sub sistem yanlterdapat dalam keluarga itu setidak-tidaknyadalah ayah, ibu, dan anak-anak (dalam keluarginti) serta pihak-pihak lain yang sedarah dengar

ayah dan ibu (dalam keluarga besar). Masingmasing sub sistem dalam keluarga itu memainkarperanannya masing-masing sebagaimana yanldiinginkan oleh sistem itu. Misalnya ayah dapa

dipandang sebagai kepala keluarga, pencar

nafl<ah dari pekerjaan/karir yang digelutinya dar

sebagai simbol kekuatan di dalam rumah; ibr

dapat dipandang sebagai pelaksana kebutuharkeluarga, pusat kasih sayang yang dipucayadalam mengasuh dan mendidik anak-anak sert

sebagai simbol kelembutan dalam rumah tangga" dan anak-anak dapat dipandang sebagai anggot

keluarga yang mempunyai tugas"tugas tertent(baca: bekerja atau melakukan sesuatu) sesua

dengan tugas-tugas perkembangannya baik sebaga

laki-laki atau perempuan.

Sebagai suatu sistem, keluarga tentu sesue

pula dengan aturan-aturan yang berlaku pad

konsep dari suatu sistem pada umumnya" antarlain bila terdapat hubungan kerja sama yan

baik antara sub-sub sistem dalam keluarga itmaka fungsi keluarga dalam mencapai tujuannyakan dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknybila tidak terdapat kerja sama yang harmoni

antara berbagai sub sistem tersebut, dikhawatirkafungsi keluarga tidak akan berjalan dengan bai

sehingga dapat menimbulkan pertentangalpertikaian, ketidak nyamanan dan bahkan bis

berakibat kepada perceraian.Para ahli sosiologi kontemPorr

memandang bahwa sub sistem dalam keluarga r

atas tidak atas dasar ayah, ibu atau anak-anal

melainkan lebih menekankan kepada funghubungan ayah dengan ibu (sebagai suami isterihubungan ayah dengan anak, hubungan itdengan anak, dan hubungan anak sesama and

Sudardja Adiwikarta, (dalam Asmidir Ilyas 2005

Pengertian sub sistem seperti ini mengandur

implikasi bahwa kualitas hubungan ibu dengtanak dapat dipengaruhi oleh hubungan ibu dengt

ayah sebagai suami isteri. Bila hubungan ildengan ayah kurang harmonis, maka hubwrgr

ibu dengan anak signifikan dengan tidr

menguntungkan, misalnya ibu sering marah par

anak-ar(dknya. Begitu pula hubungan ibu dan ayt

sebagai suami isteri dapat berkembang posit

atau negatif karena dipengaruhi oleh hubung

anak sesama anak. Bila anak-anak seril

bertengkar sesamanya maka hubungan ibu dengi

ayah sebagai suami isteri bisa tergangg

lmplikasi lain adalah bahwa hubungan ibu dengr

ayah ketika anak hadir akan,"berbeda dengan bi

' malila

n tidak

r rezeh,

liri

P,of^i KuGl ckri Modern

Fftltlr-

Prosiding Kongres XII, Konvensi Nasional XVItt ABKTN dan Seminor Internasional KonselingDenpasar Boli, 74 s.d 16 November 2013

fl,ili,l,li-,r"'T:ft",1'J;*:m #:''l:.f# perrama ni'Ti,?1"'*"fff Tll.,,lli"rrn*ketika ayah ada di-dekat ibu bila iriu*aitgt"" diwariskan k;;;'r""k;;; ffioJu#8 akan

ayah tidak berada di y*u!r. Bisa dibayangkan ada yanguniversal (berlaku *tuk *Yu sifatnya

bag-aifana hubungan ibu -dengan *ur"ivu-"iil" rcmpat dan zaman) dan ada ,"r* u".}Hr I**;ayah berada di rumah atau bila ayah sudah lama yang maknan ya d,apatbervariasi airi t i*rgi.'rllltidak pulang-pulang (misalnya kar9n1 le lieketuarga lain, dari waktu kewalttu oan daritugas/pekerjaan/karir yang berjauhan dy generasi ke"genarasi. Artinya up1 ynng baik padakeluarga, merantag atau karena bertengkar) ke suatu keluai'ga belum t"ntu'U"if. p,rfa untukrumah.

Sebagai suatu sistem sosiar, keluarga juga lii"nruJ:ll;H,,t:ff" ,nTtth:*" #lberhubungan. dan memiliki saling keterg*t ngan halnya ii masa yang akan datang.tertentu dengan keluarga dan/atau sistem lain Fungsi piikotogis dari keluargaseperti: dengan tetangga, keluarga dekat, kantor, menyiratkai bahwa dalam suatu Irefriaupinperusahaan, sekolah, lembaga agamq adat, dan keluarga akan dapat terpenuhi berbagai kebutuhansebagainya. Hubungan antara

_keluarga dengan psikologis anggota-anggotanya. Berbagaipihak-pihak di luamya itu akan memberiian i<ebutulian psikolJfis yun!" potu dipenuhi olehpensaruh t€rtentu terhadap hubungan yang setiap individu ."nurui ttlurio* (dalam Mujiran,berlangsung dalam. keluarga^ -yang dapat 2008) yaitu: (l) kebutuhan akan rasa aman, (2)berdampak positif atau negatif bagi anggota kebutuhan rmtuk memiliki dan kasih sayang (3)!e]ua1sa pada umumnya. Dalam kaitan dJngan kebutuhan akan harga diri, keberhasilan dalamini, bahwa pada batas-batas t"1*ty hubungan dalam mencapai sesuatu, dan kebutuhan untukkeluarga dengan pihak lain di 1uT auput dianggap p.niing, (4) kebutuhan akan informasi,mengandung nilai-nilai dan arti edukatif bagi dan fr) kebutuhan unfuk mengaktualisasikan diri.anak-anak, disadari atau tidak disadari, atau Suatu keluarga yang tlngUp dan harmonisdisengaja maupun tidak disengaja. tampaknya dapat memberikan iasa aman kepada

Fungsi Keruarga il:iH" ?:f;,-,'Tllli, ffl'ffi?f,,#T;_lh *l

Sebagai sub sistem dari kehidupan sosial luar,.,..dapat mgnjadi arena tempat saling

atau sebagai suatu sistem yang berdiii sendiri, memiliki. dan dimiliki, dapat menghargai satu

keluarga memiliki sejumlah hrngsi pokok. WHO, sama lain, dapat menjadi sumber informasi bagi

Aziz Saleh dan Armen Arieg- tigl) (dat; :::i.i anggota dan dapat dijadikan wadah untuk

A:.iA{ Ilyas, 2005) mengemukakan lima nrngsi m-engaktualisasikan diri seoptimal mungkin.pokok keluarga yaitu (1) fungsi sosialisasi dL f"..u* penelitian hubungan antara keharmonisan

edukasi,. (4 tungsi psikologis, (3) fungsi l-".l:i*", signifikan dengan perilaku anak di

ekonomis, (a) fungsi dalam mernenufri leUututr"an masyarakat; rumah tangga yang retak cenderurg

biologis dan perlindungan pisik, dan (5) tui;i T:iCh":il,t* anak-anak yang nakal dan begitu

prorekreasi. " pula sebaliknya (Zakiah Darajat 1984).

Dalam menjalankan fungsi sosialisasi- . Fungsi ekonbmi ktluarga menyiratkan

edukasi, keluarga bertugas untuk mema- bah.wa keluarga adalah tempat untuk pemenuhan

syarakatkan serta menanamkan kebiasaan yang berba.gai kebutuhan ekonomi anggota keluarga,'berisikan nilai-nilai, norma, pengetahuan,

- daf seperti sumber nafkah dan belanja bagi anak'

feframl]ta1 kepada segenap anggota-anggotanyu. lllO Adanya keluarga jelas menantang dan

Dalam kaitan ini tugas oraqg tuu - aaaLn merang.sang^

?rang tua untuk bekerja/berkarirmewariskan berbagai norma, pingetutru* Oun mencari n{ka! guna memenuhi kebtrtuhan anak-

keterampilan yang mereka mifim j."td *;- anaknr,a. Begitu pula keluarga dapat berfungsi

T?knyl delsan luluun uga, "nut-"nui*y" Aafut, llbug?i tempat untuk mengatur dishibusi

hidup dan bekerja/berkarir secara produktif serta- pengeluaran ,Jan pemasukan dari hal-hal yang

T*pu menyesuaikan diri secara b;ik ;";;;; ,9:idl", ekonomis tersebut di atas, seperti

lingkungan masyarakat sekitarnya Ai *unup*?iu luFuiT-u membelanjakan. *1g,. kebutuhan-berada. Fungsi sosialisasi - eiukasi ini "k;

kebutuhan apa yang perlu dipenuhi dengan segera

dapat berjalan secara baik melalui komunikasi dan bagaimana mengatur agar tetap be.rkarir yang

dan interaksi timbat balik di ;;" '#;;;;:

9-"1T"',"b.1 supaya ada dana simpanan untuk

komponen yang terdapat di dalam keluarga .;angka PalLang'tersebut. nandr tiAat- aneh dalam ;":; Fungsi biologis dan perlindungan.pisifsekarang anak-anak dapat rn"futu[* fu;!-j !ari,., sgbual keluarga memberikan berbagar

sosialisasi-edukasiinitepaOao.angtuunyu. - implikasi yaitu (l) keluarga dapat dipandangsebagai alat reproduksi tan pirsalinan, Q)keluarga sebagai pemenuhan gizi danpengsuhan

Ko ns e I i n g B e r nt a rt u ba ! da |rr,r, Al o q, o, a ki Md4i[till

;g akan

sifatnya

r orang,t relatifrga satu

m dariik pada

L untukL Saat

rU Sama

:eluarga

ridupan

rutuhan

erbagai

hi oleh,Iujiran,

nn, (2)

mg, (3)

r dalam

untuk

brmasi,

n diri.rrmonis

kepada

: akan

an dari

salinggi satu

si bagr

r untuk

ungkin.

ronisannak di

rderung

r begitu

,iratkan

enuhan

>luargL'anak-

rg dan

rrkarirr anak-

rfungsi

stribusi

I yang- sePerti

rtuhan'seger4

r yeng

untuk

n pisik

erbagw

andang

n, a);asuhan

6*-*i;,;._. u.

prosiding Kongres Xll, Konvensi Nasional Xlllll ABKIN dan Seminor Internasional Kanseling 529Denpdsdt Bdli, 74 s.d 76 November 2073

T,niesi Kortseling llernortcthct dalanr Masvarakat i\[ulti Kultural dan Modern

onak, dan (3) keluarga sebagai tempat tinggai\u*s, rnenjamin perlindungan pisik bagi

isgtanya., - Sebagai alat reproduksi dan

Jsafinan, keluarga berfungsi untuk memenuhi

lebutuhan-kebutuhan seksual suami-isteri yang

,rtunjutnyu buah dari hubungan seksual itu adalah

iuttiryu anak dalam keluarga tersebut. Tanpa

adanya keluarga' pernuasan hubungan seksual

bersama orang lain adalah suatu perbuatan yang

melanggar norma agama, hukum dan adat-istiadat,

tdapi dengan diikatrrya sepasang laki-laki dan

o.rarpr* dalam suatu ikatan perkawinan, maka

mereka telah halal memuaskan kebutuhan

sekualnya. Akibat dari hubungan seksual adalah

lahimya anak-anak. Konsekuensi logis dari adanya

anak ini adalah bahwa keluarga harus dapat

menjamin agar pertumbuhan dan perkembangan

anaknya berjalan secara sehat. Untuk itu

diperlukan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan

dalam bekerja/berkarir yang dapat memenuhi

kebutuhan gtrzi dan pengasuhan yang baik untuk

anak-anak mereka. Akhimya suatu keluarga yang

sehat dan bermartabat perlu tempat tinggal yang

dapat melindungi mereka dari panas terik mata

hari atau hujan sehingga mereka dapat hidup didalamnya secara wajar. Semuanya ini dapat

dipenuhi apabila ayah dan ibu memilikipekerjaan/karir dan penghasilan tetap daripekerjaan/karir yang bermartabat.

Fungsi terakhir adalah prorekreasi.

Fungsi ini memberikan makna'bahwa keluargadapat berfungsi sebagai sarana rekeasi baik didalam maupln di luar rumah yang menciptakan.rasa humor, permainan atau hal-hal yangme,nyenangkan lainnya bagi semua anggotakeluarga. Orang tua dapat bersendagurau,uungrembuk dan rileks dengan anak-anaknyasehingga dapat menghilangkan keletihan sehabisb*uja/berkarir, anak-anak dapat bermain dengansaudara-saudaranya, atau mereka semua dapatmenikmati hiburan yang terdapat baik di dalamkeluarga (di rumah sendiri) maupun di luarkeluarga (di luar rumah; tempat rekeasi, wisata)tersebut secara santai. Suasana santai di rumahitu seyogianya diciptakan sendiri oleh paraanggotanya secara keatif, Hal ini bisa diwujudkanapabila sudah tercipta suasana rappor lagi kondusifoatam keluarga itu sendiri.

- Salah satu catatan yang dapatdikemukakan berkenaan dengan berbigai fungsikeluarga, adalah bahwa kehilangan sebalian besaratau salah satu (misalnya kehilanganf'ekerjaan/jabatan atau karir) daii berbagai fungsiot atas' dapat menimbulkan persoalan dalamkeluarga r"ilinggu dapat menimbulkan berbagaio€nturan dan malah ada yang beralhir padaPerpecahan keluarga. Keluarga lang tidak dapatmenjalankan fungsi sosialisasi - edukasi akanSrakibat kepada terputusnya mata rantai nilai-

nilai yang ada dalam keluarga sehingga dapatmenyebabkan anak anak nakal, bertingkahlakumenyimpang, tidak memiliki pegangan nilai dtautidak memiliki karakter yan g cerdas.

Keluarga yang tidak dapat menjalankanfungsi psikologis akan menumhfikankesalahpahaman antar anggota keluarga sehinggamereka merasa tidak dicintai, tidak saling merasa

memiliki, diasingkan atau tida dihargai yangakibat yang lebihjauh adalah berupa pertengkaran-pertengkaran. Begitu pula keluarga yang tidakdapat menjalankan fungsi ekonomi/mencarinafl<ahlbekerja yang halal dan bermartabat,kebutuhan biologis, atau fungsi prorekreasinyajuga akan dapat menyebabkan keluarga tersebuttidak stabil dan berakibat pada ketidakberdayaanserta ketidak utuhan keluarga tersebut.

Dampaknya Perubahan Sosial Terhadap ArahPerencanaan Karir

Perkembangan zarnur telah banyakmenimbulkan berbagai perubahan dalam bidangkehidupan masyarakat. Kemajuan-kemajuan itutelah membawa dampak tertentu pada kehidupankeluarga, persekolahan dan kemasyarakatan.Kemajuan di bidang telekomrmikasi misalnya,telah dapat menghilangkan jarak antara satu

daerah dengan daerah yang lain, antara satu benuadengan benua lain, bahkan antara bumi dangan

planet-planet lain. Flal-hal yang terjadi pada suatunegara atau benua dalam sekejap mata telah dapat

diakses dan diketahui di negara atau di benualain melalui pesawat radio, televisi, teleflrore,Flandphone, internet dan sebagainya (Prayihq2002). Demikian pula kemajuan dalam bidangtransportasi telah membuat mudahnya terjadimobilitas penduduk dari suatu negara ke negara

lain. Sudardja Adiwikarta (dalam Asmidit Ilyas,2005) mengemukakan bahwa ada beberap faktoryang menyebabkan timbulnya perubahan sosial diatas. Faklor-faktor tersebut adalah (l)pertumbuhan pendudulq (2) penemuan-p€nemuan

dan penerapan teknologi baru, (3) kontak dengan

, budaya luar, (5) gerakan-gerakan sosial, dan (5)peristiwa-peristiwa alam. Senada dengan iht, ahli

, lain mengemukakan bahwa perubahan-p€rubalran' sosial yang terjadi akibat perkembangan ilmu- pengetahuan dan teknologi dan berbagai faktorlainnya itu telah membawa dampak tertentu

terhadap. perubahan shuktur sosial, interaksi

sosial, .,, ekspektasi masyarakat, peranan dan

status ibrta mobilitas dari warga masyarakat.

Bahkan perubahan-perubahan tersebut telahmengakibatkan berbagai masalah sosial budaya

seperti tumbuhnya "cultural lag", gap antar

generasi atau kelompok, gap an1or:a keluarga

dengan komunitas atau gap antara dengan

komunitas dengan masyarakat. Ilushasi dari

' iltrm b[asyarakat Multi Kulhtrcrl dan M<>dern

=...-!r{

j

Prosiding Kongres xll, Konvensi Nssiondt xvlll ABKIN dan seminar lnternasional KonselingD-enpdsar Bali, 14 s.d IE November 2073

ural clrtn .ll(odern

bepaegi. kesdangan itu antara lain adalahsebagai berikut ini. pada *rnun aunuiu (kira-kira30 talun yang lalu) oralg daqat sala mimbuangsampah di mana-manu. f"tupi Uugaim*; pudasaat-sekarang di mana orang menganjurkan hiduplTlih, buang.sampah p"J" t",ip"iny"i Tentu

I::liriT T"lbuans samplh di sembarang temparudak dapat diangga.p sebagai perbuatin yangwajar untuk kondisi ."k*a;g. i<onr"f.u*rinvuorang. tidak lagi dapat begitu qu rn"rfu*gflpq rye1a$va di sembarang tempat. Conrot,ull dafl ketimpangan budaya adaiah, dahulusetiap beijumpa dengan orang iain di jalan akandianqgap sopan kalau bersaliman a*'g*'o.*gtersebut dan menyempatkan *utt"r-- untuL

*l?i:Tqol"qq dengan ,*;;. ietapiKeblasaan baik ini tampaknya sukar dilakukanpada yaj

. sekarang karenl orang iAJ-U*yur.

ryrryt1i kendaraan, orang berpacrid"nu*-*ut udan kalau itu akan dilak-ukan;"g" ,'"t"'"t*mengakibatkan kemacetan lalu lintai.

. . .P"tl"gui perubahan sosial di atas jugaterjadi dalam kehidupan keluarga, aun ilountut

ffiTHffiH?5;T.rffTa*ff*roreng. yang sangat dihormati karena berbagai

ff::iLTT -u:o" duq pengetahuan -'lang

qrmltlKlnya, pada saat sekarang orang fua perlujuga dihormati terapi bukan atis J"ri i"ivi" aoanyaK tahu dan kaya pengalaman. pada saatsekarang. orangtua tidak bi"y;t ;h; i";il"rs."anak-anaknya. IIal itu disebablr"

^oLjtijr*

31|1 ,iffi...ama lagi dengan "rung ti*.-'Luk

1:r9_.l.nekuri jgnjang pendidikan I l, 52 d; 53

:yufu memasuki pendidikan keahlian tertentusepent programmer, fisika, teknik, kedokteran,telekomunikasi dan sebagai"y O-irLiirii't*ada yang tidak memahamrnya, atau mereka telah

::l,u^.ohui _. _p.b*"i informasi J*i_Gi"eutrnesra yang mana peluang itu tidakdiperoletr/ditakukan oteh oone ''tu*;u.

tifuqgrub.afalRerubahan seperti *niof, ai jr"r riA"f.diantisipasi secara baik ;J-';;;; *l#"udi k*rawatirkan akan terjadi

.^u"ulan i,Z ii)ro)"io s"sebagaimana yang dimaksudl€n s;;lu;;;;:' '"

persoalannva bagaimana ,itup olune tuulenqfrafpi .

berbagai p",iu"r,* ,"ri"ir.".rlit"i aiatas ? Akankah ia teirinto.r.,i [n f

","L,"

"' i

", i?lil",H*"f#;lu.h!* ? Akankah orang tua t..us,n"n!gg;;i*

teknik-t€knik pemberian naseh at, p.rinii; ;;;r,mendidik dan menenrukan arair'k;;il" ;;_anaknya sementaxa anut-unut- ;;;;i" t"Lhmenganggap nasehat. perintah orang tuanyusebagai ketinggalan lu';t Ak;i.ff#fi;tetap memberlakukan pola h"ilg*;;gbersifat paternatistik i", r,"l*i#';#;barvahan dengan anak_anaknya pada masasekarang semenrara unut__u-li rctil, i#v"t

mengakses serta memiliki informasi dari ctuanya ? ----' **t orillg

o"o"'o"Y"*1xl,lfrfl*;il#*_-i$tr1988 (dalam Asmidjbahwa pola pendidil

lHl*_;y, o1;:l* *fi F.r"l;Hi.,ffperkembangan dan p*Uur,*,ori"l n,, lTSrnsecara keorti{ positif

-' j;;ffi. T.fflfjl'dengan itu ada rtru

i.nj:, ^Tna.f.utunl-un'e' ;pudilakukan orang tua datam mendidikanaknya untuk" ul.t"jr' a'"1.,n"

"rl'"t"o"il*;sekarang yaitu (l ) perrdekatan poru"ri-u"luiui*.pemberian contoh dan di4"g ,o"." ,tHUutu

dengan anak-anak. (2) pendekall Gipiti, iJirir,in ovatif dan kreatif, dan' €) pr"J"ir#'r.i*,il*,nilai yang membentuk tilafau. Srh"#;dengT. iJu orangtua

ryrtu (l) ,*;;'k";;i.mendidjk yang bersifat moderar a.niun

'uiut-

anak, (2) rnenumbuhkan suasana k".db* ;t*uorangtua dengan anak, (3) *.ng.mtunekunbudaya rasa salah dan budaya mulu 'pudu-iut-anak dalam bekerja/berkarir dan t,il ,.rf.ripeluang kepada anak

. untuk b.rg;"i J;;;."

lin gkun gan pekerj aanlkari r sekitamyajane ;"rititdan dinamsi serta berkarakter.Pendekatan dialog secara terbuka

mengimplikasikan bahwa orangtuu memberikesempatan kepada anak untuk ,i*g"rnututunberbagai pengalaman, peftNaalx, kebutuhan danpemikirannya tentang berbagai hal di rumahseperti apa rencana karirmu nanti, bagaimana caramencari_pekerjaan/karir yang baik di masa depan.Dalam. hal ini. oruog iualidak tagi

- ,.UIt i

penasehat, tetapi sebagai pendengar An pemUatr'asrernadap apa-apa yang dikemukakan anak_anaknya. Anak-anak dirangsang pula untukmenyampaikan segala persoalannya kepadaorangtua, sehingga bila anak telah terbiasa terLukamenyamapaikan segala yang menjadi pemikirandan perasaan dan kebutuhannuu t"ntu anak tidakakan melakukan pekajaadkarir yang tidakmenguntungkan, sebab masalah itu akan didengaroleh orangtua mereka. Bila dialog ini dapatberlangsung secara baik di dalam teiuarga malradapat diramalkan akan tumbuh suasana h-armonisyang penuh keakraban antara anak dengan orangtua. Kondisi seperti ini dapat dijadikan oranggasebagai wadah untuk

- menceritakan

menginformasikan tentang keberhasilan anggotakeluarga dalam berbagai pekerjaanikari, lungpernah dilakukan di masa dulu dan sekarang sertakemungkinan melanjutkan usaha keluarga dl masayang akan datang. Dalam suasana ini orangtuamencerikan tentang suka duka dan berbagai kiatsukses dalam berkarir dan nilai-nilai karaktercerdas yang perlu ditumbuhkembangkan kepada .anggota keluarganya. Kondisi seperti ini dapat

Profesi KonselirC B

orosiding Kongrcs Xll, Konvensi Nosiondl ){/llt ABKIN dan Seminor lnternasional Konseling 531'^i^osar Boli, 74 s.d 76 November 2073

.i orang

$as para

*ikurt",nukakan

uarga diesat itudengan

sendiri

erkaitang dapat

anak.rbalisasi

/ajakan.

terbuka

ir kritis,arifikasirbungan

m gaya

r anak-

n antara

rangkan

t anak-

nemberi

dengan

; positif

terbukanemberi

rukakan

ran dan

rumah

lna cara

r depan.

sebagai

:mbahas

r anak-

untuk

kepada

terbuka:mikiran

* tidak

g tidak

lidengar

'i daPat

'ra rtryarmonls

n orang

)ran$ua

eriakananggota

ir Yang

ng serta

di masa

trang@gai I at

karakterkePada

ri daPat

siiqAikafi anak sebagai suasana pembelajaran,

;ffi anak belajar, belajar, belajar -bagaimana

il*ifrt suatu usaha atau pekerjaan/karir sejak

dini' Pendekatan berpikir kritis, inovatif dan

heatif memberikan -implikasi !{wa anak'anak

*r,",:jl;r'""HH-d;r'ffift"m1ntrtt'aks*, mengolah dan menggunakan

Etii^i informasi, mengevaluasi itj d* $upber

il'ii-"ti tersebut, sehingga mereka memahami

ilau yung benar dan mana yang salah' mana

.'"" bernilai mana yanag tidalg mana yang

iJ#anfaat ian mana yang merugikan' Keplda

rortt jugu dapat dikemukakan berbagai masalah

;" beikembang dalam masyarakat seperti'teUitottun-tc"Uutuhan, pemakaian obat bius,

iurtoUu, miras, kenakalan remaja dan sebagainya'

enut-anat diajak untuk memikirkan berbagai

Lsoalan itu secara kritis dan inovatif, apa

*t*gtryu dan apa pula ruginya, mana yang baik

dan mana yang mausak, lalu kepada mereka

diminta untuk membahas, mendiskusikan dan

mengaitkan dengan dirinya, misalnya mengatakan

kepitla anak "Ananda mau bagaimana"? Ananda

mau pekerjaan/karir apa dan di mana? Akhirnya

melalui proses tersebut di atas anak-anak akan

dapat mengambil keputrsan tentang apa {anpeirujaan/karir apa yang akan mereka lakukan

secara tepat.Dalani hal membendung budaya'budaya

yang tidak sesuai dangan nilai'nilai yTguniiersal, atau nilai-nilai luhur yang sudah

berurat berakar dalam keluarga, pendekatan

Harifikasi dan penunbuhkembangan nilai'nilaidapat digunakan oleh orangtua terhadap anak'

anaknya. Dalam hal ini kepada anak'anak

dikemukakan konsekuensi positif dan negatif dari

suatu nilai-nilai yang berkernbang dalam

masyarakat. Misalnya dengan mengatakan kepada

anak "Kalau Ananda mengerjakan pekerjaan X....ini akibatryq kalau Ananda mengerjakan Y .'.itu resikonya . Sebagaimana halnya denganpendekatan berpikir laitis, inovatif dan kreatif,dalam menggunakan teknik klarifikasi nilai anak-urak juga diajak untuk menggunakan rasionyamemilah-milah nilai yang akan dimilikinyasebagai wadah pembentukan insan yangbermartabat , yang memiliki nilai-nilai karaktercerdas.

Sejalan dengan usaha membendung berbagaiunsur budaya yang tidak menguntungkan di atas,

kepada anak-anak juga perlu dikembangkan suatubudaya'berbuat salah (guilty culture), bukan

budaya malu yang selama ini lebih memasyarakat.

Artinya anak diarahkan untuk takut berbuat salah

walaupun apa yang mereka lakukan itu tidak

dilihat oleh orang lain. Melalui pengembangan

budaya salah itu anak-anak akan terlatih untuk

disiplin, bertanggung jawab dan mengerjakan

perbuatan, pekerjaanlkarir yang benar.

Membangun Karir Dalam Keluarga

Karir menurut Anoraga Dalam Bariiah

Zurli, 2009)1992) dalam arti sempit karir berarti

upaya mencari nafl<ah, mengembangkan profesi

aiau me,ningkatkan kedudukan' sedangkan dalam

arti luas karir berarti langkah maju sepanjang

hidup seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari,

kata karir (career\ berhubungan erat dengan kata

pekerjaan (iob) dut kgta jabatan (occrpation)'

Orang saingkali tert/<ar dalam menggunakan

istilah-istilah tersebut, (sehingga kata kar'tr (carcer)

perlu dibedakan dengan pekerjaan Qob) dan

jabatan (occupation). Karir mengandung arti

bahwa seseorang memandang pekerjaannya

sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh

alam pikiran, peras&u:t dan mewarnai seluruh gaya

hidupnya, Winkel,l99l; Lemme,l995, Martha

Yulil,-1998 @alam Bariiah Zurli, 2009)' Dalam

karir seseorang bergerak maju melalui seranglaian

posisi dan disetiap posisi dibutuhkan penguasaan

dan tanggung jawab yang lebih besar dan disertai

nilai finansial yang lebih besar.

Ini berbeda dengan pekerjaan yang hanya

menekankan bahwa seseorang itu sibuk

mengerjakan sesuahr dan mendapat imbalan

ekonomis atas waktu dan usaha Yang

dicurahkannya, tanpa memperhatikan apekah

sungguh-sungguh merasa terlibat

di dalam pekerjaannya dan memandangtya

sebagai suatu sumber kepuasan pribadi yang

bersifat non ekonomis. Pekerjaan tidak

mengandung adanya arti mobilitas ke atas, tetapi

lebih bersifat mobilitas yang honizontal' Jabatan

lebih menekankan aspek bahwa seseorang lebih

merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah

mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan

itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi

keterl i batannya masih dapat dibatas i pada jam-jam

bekerjahya tulu lWinkel, 1 99 I dalam Martha Yuli a"

le98).

P'tui xilJGgrr,,'' ,tuhol ,lot,tm lv{a8'arak:at lv'lulti Kulnral clan lv'lodern

z E;lgffiq, ,€*+ _-

Prosiding Rongres xtl, Konvensi Nasional xvttt ABKIN dan seminar lntemosional KonselinaDenpasar $ali, 74 s.d 16 November 2013 I

Profnti furtnling Brrn,nrtnbot dok,, Moo,orokot Mrrlfi Kolturol for.Modurn

Career matuity is the extent to which individuals are able to make career related choicesindependently' andwas defined by super as the"individuat's readiness to cope with the developmental taslu(for) that stage of development". ti ts generally accepted it ",i*it iting both cognitive and afectivecomponents.

(Super dalam Prideaux,L.A dan Creed, p.A )

Kematangan karir diartikan sebagai kesiapanindividu untuk menyelesaikan -tu*ur_tu!a,

ggrkembangan karir seiring dengan potelUanianbiologis dan sosialnya, lSuper,t eli, Crites,igTO,

f.qdberg dkhl997, datam H.Rpartino, i00,61,kasjapan sikap dan kompetensi individu untukmelakukan pilihan karir yang tepat dan kesiapanmengambil keputusan karir yang reaistit<.Kematangan katu dalam puretitian' ini lebihpenekankan adanya kesiapan untuk r.r"n.*ukunkarir (ryadiyes-s for career planning) yangm en gandung beberapa aspek sepeiti si tupLhuaapp$er.;aan, pemahaman terhadap a"rii" t"r.iqaktivitas perencanaan, da; tournp-u*memecahkan masalah sehubungan aeneanpekerjaan yan g dicita-citakan.

. Pgrfembangan karir merupakan bagian

Tt:gtat dari perkembangan individu 1C.it.r,i-li+{duT H.R.partino, ZA}q. Nafio)d Cor"r,Development Association NCDA) (2003, dalamHR.Partino, 2006) membatasi perkembangun ku.i,sebagai keseluruhan konstelasi pritofogir,sosiologis, pendidikan, ekonomi, fisik dan fak;-faktor,peluang. yang terpadu untut m"mpenju.uH

kehidupan. Casto (dalam H.Rpartino, 2006)menegaskan perkembangan karir sebagai prosesyang terus menerus, mencakup aspek paencanaandan strategi berdasarkan informasi lentang dirisendiri, dunia kerja, pemasangan kedua haltersebut, dan tindakan yang akan diambil untukkehidupan masa depan. philips & Strohma (19S2)& Jersid dkk, (1987, Cut Metia, (2004) dal Bariiah(2009) memandang dari sudut lain bahwakematangan karir merupakan rangkaian tingkahlaku coping dalam mengatasi tugas-tugasperkembangan karir .

Dari beberapa pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa kematangan karir menyangkut

-berbagai dimensi kematangan yang lebih luas daripemilihan karir. Kematangan karir pada individuterutama terlihat dari cukupnya informasipekerjaan dan usaha yang dilakukan untuk mencanlebih lanju! mampu mengenali dan memahamiberbagai aspek dalam diri yang bergna untukpemilihan pekerjaan, terutama kemampuan (baik

kelebihan maupun kekurangan), keterampilan diriyang dimiliki, minat kerja kepribadian, nilai-nilukerja yang melekat, tujuan hidup (angka panjangmaupun jangka pendek), kondisi kelaarga,lifat dan pentingnya kerja dalam seluruiuJntuog

KARIR: Panggilan Hidup

JABATAN: Kepuasan Kerja,Keterlibatan Pada Jam Kerja

PEKERJAAN:usaha.dan imbalan

Profesi KonseIing Bermarlabat rt

Dmciding Kongrcs Xll, Konvensi Nosional XVlll ABKIN dan Semindr Internasional Konseling

'n]nndmr Bali, 74 s.d 76 November 2073"^-',L.; rnnseline Bernnrlahal dalam Masyarakot Multi Kultural dnn llodu'n

533

choices

al taslu

rfective

2006)

proses

lCanaan

rng dirilua hal

I untuk

: (1982)

Bariiah

bahwa

tingkah

as-tugas

dapat

yangkut

uas dari

individu

rformasi

mgncan

mahami

a untuk

rn @aik

ilan diri

ilai-nilaipanjns

efuarga,

-envadari pentingnya perencanaan karir dan usaha

l'^.J aiutut- untuk membuat perencanaan

ffib* Padl akhimYa mampu membuat

i.--utur* karir yang realistis sesuai durgan

Vtuguiaspek diri dan permintaan kerja' Bertolak

airi -rul",u yang takandung dalam pengertian,

Jencaan dan keputusan karir di atas pertanyaan

l,"nn *un"ut adalah: l) bagaimana memulai'r"irnumtan bibit/benih karir itu dalam keluarga'"t*

makmerencanakan, memilih arah karir yang

frL. UermartaUat dan langgeng sampai dkkhir'{naaya, (2) Teknik/metode dan pendekatan

seoerti apa yang dapat dilakukan oranglua maupun

konselor di sekolah terhadap siswa yang

meng:alami masalah dalam perencanaan arah karir

/ang'akan dimasuki setelah tamat dari pendidikan?

Penyemaian bibit benih untuk merencanakan

arah karir anak dimulai dan diawali oleh dan dalam

keluarga misalnya di saat-saat santai,

bercengkram4 nonton tv, makan bersama dan

Dertemuan lainnya (hajatan; pesta, syukuran,

iebaran. Arisan keluarga, dsbnta). Seperti itu antar

anggota keluarga saling bercerita tentang liku-liku(suka-duka) kehidupan, pekerjaar/karir/pekerjaan

dari memulai sampai mengakhir karir dari masing

anggota yang sudah dan telah bekerja' Kondisiseperti ini bisa dianggap proyek keluarga dalam

dimulaidari -rmemperkenalkan -men gin formasi kan * men

anamkan *mengarahkan -+ merencanakan-memil ih-rmemufirskan sampai*merealisasikan kariryang telah dipilih anak itu dan akhirnya sampai

-me,nuju titik kematangan (mauriU). Suasana

dan wadah inilah yang dimaksud denganpemberdayaan anggota keluarga sesui dengantingkat perkembangan anak. Dalam istilah karirdikenalkan dengan pemanfaatan genogram.

Genogram, Holman, 1983 Moschini, 2005:193 (Dalam Itsar Bolo Rangka 2012)merrdefinisikan "genogram is a valuablewsessment tool for learning about a family'shistory over a period of time and usually includesdata abofi three or more generations of thefanily'. Sementara itu Sexton, (2003 :103)menjelaskan genogram "refers to the use of adiagram of extenfud fantily relationships thatincludes at least three generotions".Genogrammengacu kepada penggunaan diagram secara luasuntuk memahami hubungan suatu keluargasetidaknya untuk tiga generasi. Selanjutrya, Perry,(2010:,383) menyebutkan bahwa "esensinya,genogram adalah hanya sekedar sebuah diagramskuktural hubungan keluarga yang mencakup tigagenerasi". Sejalan dengan beberapa uraian di atas,McGoldrick, Schetlenberger, & Pstry, (2008)

dalam Kaakinen, (2010: 109) menyebutkan "tlpfamily genogram is a format for drawing afamilytree that records irformation about familymembers and their relationships over at least threegenerations".

Secara konseptual, genogram berarti suatu

alat dalam model grafis yang menggambarkan .

asal-usul keluarga klien dalam tiga generasi,

yakni generasi dirinya, orang-tuanya dan kakek-neneknya. Genogram adalah alat bantu untukmengetahui tentang sejarah keluarga dari wakfu ke

waktu dan biasanya menyediakan berbagai macam

data dari sebuah generasi keluarga melalui polahubungan antar anggota keluarga beserta

karakteristik yang melekat pada masing-masinganggota keluarga, baik berupa pekerjaan, jenis

kelamin, umur, dan berbagai peristiwa yang

mengiringi perjalanan sebuah keluarga dari

generasi ke generasi.

Peny, (2010: 383) menjelaskan bahwa

"genogram berakar pada teori sistem keluarga

yang dikembangkan oleh Mtrray Bowen tahun

1 98 5".Penggunaan genogram dalam sesi konseling

oleh konselor dikenal sebagai pendekatan

konseling Bowenian.Itral tersebut mendapat

penguatan dari Bowen, (1985);Bowen & Kerr,(1988)dalam Kaakinen, (2010: 109) yang

menyebutkan "the three-generational familygenogrqm had its origin infamily systernstheory"-

Dalam teori sistem keluarga, psilakuanggota keluarga sangat ditentukan oletr aksi-

interaksi seseorang dalam menjalin pola huhmgan

dengan sesama anggota keluarga lainnya baikdalam satu generasi ke generasi lainnya.Adapwrmengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

dalam sebuah merupakan rangkaian yang terulang

dari generasi sebelumnya.Kaakinen, (2010: 109)

menjelaskan bahwa:

"according to family systems, people are

organized into famtlY sYstems bY

generation, age, sex, or other similar

features. How a person fts into his or lter

family. structure influences his or her

funaioning, relational patterns, and what

typ[ offamily he or she will carryforwardinto the next generation .." What happens

in one generation repeats itselfin the next

generation; thus, manY of the same

strengths and problems get played out

from generation to generation".

Profrti k utti Kulturul dan lfiodern

orosiding Kongres Xll, Konvensi Nasional )(llll ABKIN dan Seminar lnternasional Konseling'n)noosar Bali, 74 s'd 76 November 20731-''i,-, r^.<alins llornutrtabat dalom Masttarak:at fulttlti Kultwal dan.lt4odern

53s

r pola-

uarga.

Metode atau pendekatan yang digunakan

dela\npefianaman bibit karir sampai menjadai arah

Jiittun t*it yang tep{ bagi anggota keluarga

'iara lalrr.': qrne. re.mbyk atau barian storming,

Iskusi/debat, simulasi, observasi, inquiry resitasi,

irobltn tolrtng, karya wisata, wawancara pekerja,

l*rmain peran' pemutaran Film atau penayangan

rVnfia.o tentang bagaimana anggota keluarga

he.keria/berkarir mulai dari kakek/nenek, paman,

lJ*VeUu"g/saudara. Metode mana yang lmputrtersantung pada ketupat (keadaan, waktq dan

irrip"| di mana suasana itu selalu ada dan

mungkin ada'

Suatu hal yang tidak dapat dimungkiri bahwa

baeaimanapun anggota keluarga merencanakan

xgitr L.it dari anak-anaknya tidak terlepas dari

pengaruh faktor lain' Super & Overstreet (dalam

bsipow, I 983) menggolongkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kematangan karir ke dalam empat

kelompok, yaitu 1) faktor biososial, seperti usia

dan inteligensi, 2) faktor lingkungan, seperti

jabatan orang tua, kurikulum sekolah, jumlah

stimulasi budaya, dan kelekatan antar keluarga 3)

sifat-sifut kepribadian, dan 4) prestasi belajar.

Lebih lanjut Ware (dalam Fuhrmann, 1990 dalam

Cut Metia, 2004) mengatakan terdapat empat

faktor dalam perkembangan karir yaitu 1) penguat

sosial atau dukungan dari orang yang penting, 2)penguat langsung atau pengalaman nyata

melakukan tugas yang berhubungan denganpekerjaan tertentu, 3) bayangan (imajinasi) yangpositif tentang pilihan kerja yang akan diambil, 4)contoh (modeling) dari sang penting yang

melakukan pekerjaan tersebut.

Perkembangan yang terjadi disepanjangkehidupan manusia tidak dapat dilepaskan denganmasalah kematangan. Lebih lanjut faktor keluargaberkontribusi yang signifikan tohadap pilihankarir anak sebagai mana dikemukakan Dewa KetutSukardi, (1957: 52-53) faktor-faktor sosial primeryang mempengaruhi arah pilihan karir yaitu: "(l)jenis pekerjaan dan penghasilan orang ttn, (2)pendidikan tertinggi orang tua, (3) tempat tinggalorang tua, (4) status sosial ekonomi orang tua, (4)suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dianutorang tua, (6) keadaan lingkungan sekitar tempattinggal orang tua, (7) harapan orang tua terhadappendidikan anak, (8) sikap dan tanggapan orangtua terhadap teman-teman atau teman sebaya anak-anaknya, (9) sikap dan tanggapan orang tuaterhadap prestasi yang dicapai anak, (10) pekerjaanVang didambakan dan dicita-citakan orang tuaterhadap anak-anaknya, (1 l) kedudukan danperanan anak dalam keluarga, (12) hubungan dansikap saudara terhadap anak, dan (13) nilai-nilai

dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orangtua. Sementar4 faktor sosial sekundsr meliprfri (1)

keadaan teman-teman sebaya, (2) sifat dan sikap

teman-teman sebaya, dan (3) tujuan dan nilai-nilaidari kelompok teman sebaya".

Artinya bagaimanapwr orangtua

memberdayakan angora keluarga untukmonanamkan dan menumbuhkembangkan karilmana yang akan dipilih anaknya kelak pengarutr

lain tidak bisa diabaikan. Namun demikan jikakedua orangtua mampu dan mau meberdayakan

anggota kJuarganya untuk menentukan arall

karir/pekerjaan yang bemartabat, berkarakrer bagi

anak-anak mereka di masa depan, maka kondisi itubisa diwujudkan, mengapa tidak.

PENUTT'P

Di tengah-tengah arus informasi dan globalisasi

yang demikian pesat berkembang saat ini, maka

sadar atau tidak hal itu akan membawa pengaruh

atau efek tertentu terhadap keluarga. Pengaruh

dari era golablisasi itg sendiri akan sangat

dirasakan baik dalam hubungan inter rnaupur

antar keluarga. Keluarga sebagai linglcnganpertama dan utama dalam pendidikan anak dan

penanaman bibit arah karir bagi anak-anak mereka

kelak memegang peran penting melalui

pemberdayaan proyek anggota keluarga dengan

memanfaatkan teknik genogram tidak dapat

mengisolasi diri dari perubahan-perubahan

tersebut.Pemberdayaan anggota keluarga dalam

merencanakan arah karir anak di masa depan

dilakukan dengan metode nonton tv, makan

bersama dan pertemuan lainnya (hajatan; pesta'

syukuran, lebaran, arisan keluarga, dsb). SeP€rti ituantar anggota keluarga saling bercerita tuttangliku-liku (suka-duka) kdtidupan,

:urang-

1i yang

rgazio_

untuk

nggohngkanutuhan

nereka

i dasar

sentris

luarg4stulainlisasimgkus

nbar I

rnteks

sosialeristik

r, dan

sernua

pada

Lribusi

a dan

rlekifnpok,a dan

pekerjaanikarir/pekedaan dari memulai sarnpai

mengakhir karir dari masing anggota yang sudah

dan telah bekerja. Kondisi seperti ini bisa dianggap

proyek keluarga dalam dimulai daxi {mempokenalkan -+ nnenginformasikan {meqariamkan - mengarahkan -f merencanakan --+

memilih - memutuskan sampai + merealisasikan

karir yang telah dipilih anak itu dan akhimya

sampai - menuju titik kematangan (maturity).dan

teknik ,i Menghadapi berbagai tantangan dan

problema tersebut hendaknya keluarga dapat

terus menerus menunaikan firngsi-fungsi pokoknya

sebagai tempat sosialisasi-edukasi, perlindungan

psikologis, ekonomis, biologis dan fisik serta

sarana untuk pro-rekreasi bagi segenap anggota-

anggotanya. Di samping itu yang perlu dipahami

Prtt*i Xorr'.ii t A4ulti Kultural tlan A{oclern

Prosiding Kongres XIl, Konvensi Nosionql ){/ttl ABKIN dan Seminor lnterpasional KonselingDenpasarBali, t{s.d 76November20l3 536Profesi Konseling Bermartqhat dalam Masvarakat Mu!1!_fu!1y1gfub17jr,{ytttqry

benar oleh para orang tua dalam menghadapi arusperubahan sosial yang pesat tersebut adalah-bahwamereka perlu melakukan reorientasi terhadappola-pola pendidikan terhadap anak-anaknya.Dalam melakukan fungsi sosialisasi dan edukasipara orang tua hendaknya lebih dapat bersifatdemokratis partisipatie terbuka, menumbuhkembangkan suasana dialog, pemberian contoh,teladan. model yang baik secara persuasif, Caradan shategi yang demikian akan menyuburkanterciptanya suasana dialog atju suasana yangkondusif pada anak-anak sehingga mereka mampuberpikir lritis dalam merespon setiap perubahansosial tersebut. Dengan perubahan orientasi itudiharapkan anak-anak tidak akan mudah begitusaja menyerap nilai-nilai budaya yang tidakcocok dengan keperibadian keluargq masyarakatdan bangsanya.

DAFTARPUSTAKA

{rmen Arief. 1992. Pendidikan KehidupanKeluarga (Makalah: pada Seminaririasional Pendidikan Kehidupan KeluargaMewujudkan Keluarga Bahagia, padang).

Asmidir Ilyas, 2005. Peranan Keluarga &bagaiLingkungan pendidikan Di tengahDerasnya Arus perubahan,sosra/. (ArtikePadagogi/ padang: FIp LtNp

Aziz Salelr. l9VZ. Keluarga Sejahtera, (Makalah:pada Seminar Nasional pendidikanKehidupan Keluarga MewujudkanKeluarga Batragia, padang).

Bariialr h)rli,20W. Hubungan Efikasi Ari 6elfWcacy) dengan Kematangan Karir(faryer Mdurity) Mahasiswa programStudi Psikologi JBK FIp UniversitasNegeri Padang (Skripsi). padang

Can, Alan. 2006. Family Therapy: Concepts,Process and practice

12"d edition), USA:John Wiley & Sons Ltd.

DewaKetutSukardi. lg97. BimbinganKair diSekolah-sekolah. Jakarta :GhaliaIndonesia.

Itsar Bolo Rangka 2012. Genogram danPendekatqn Naratf Dalam Konselinguntuk Membantu Arah pilihan KariiSiswa:Studi pengembangan di SMp,SMA, dan SMK Kota padnng (Tesis).Padang PPs Wp

Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. ,'Family NursingProcess: Family Nursing Assessment

Models". Dalam Kaakinen, Joann4 Ror,odkk (Eds). 2010. Famity neann,i^il

Y'i: ;:,#::{ ;:{# T; K,,ff flfDavis Company.

Metia, Cut .2004. "Intensi Berwirausatra pnr{"

Mahasiswa Ditinjau Dari Kemandiriuo jilKematangan Vokasional". HIm,l_fiiTesis tidak diterbitksn. pps-UGM

Mohd. Surya. 1997. Bina Keluarga Bandung:Rosda Karya

Mujiran, 2008. Perlwmbangan peserta

Padang. IINP Pres

Osipow, Samuel H. dan Fitzguald, Louise F.(1983). Theories of career development.Boston : Allyn and Bacon

Partinq H.R. .2006. "Kematangan Karir SiswaSMA". Junnl psikologika (nomor2l tahun XI Januari 2006). Hlm.37-40

Perry, Wayne. 2010. Basic Counseling Tehniques:A Beginning Therapist's Toolkit (2^d edition).Bloomington. (Terjemahan).

kayitno. 2002. Hubungan Pendidilwn, Jakarta:Depdiknas

Rigazio-DiGilio, Sandra A. 2005. CommunityGenograms : Using Individual, Family, andCultural Narratives with Clients. New york:Teachers College, Columbia University. :

W.S Yulia" Martha..l998. "Hubungan AntaraDukungan Orang Tua Terhadap KeputusanKarir Remaja Dengan Status KeputusanKarir Remaja". Hlm.l-I0. "skripsi tidakditerbitkad'.PPs-A

Zakiah Daradat. 1984. Keselntan Mental. Jakarta:Bulan Bintang.

Dilih

P r ofe s i K<s ns e I i n g B e r m s r t a b o t cl a t o ^

lr,l ort, oM