Pemberdayaan Anggota Keluarga dalam Perencanaan Arah Karir Peserta Didik Melalui Pelayanan Konseling...
-
Upload
universitasnegeripadang -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pemberdayaan Anggota Keluarga dalam Perencanaan Arah Karir Peserta Didik Melalui Pelayanan Konseling...
'l i'l
Prosiding Kongres Xtl, Konvensi Nosional xltll ABKIN dan Seminar Internosional KorcetingDenpdsar Bali, 74 s,d 16 Novemher 2013
L4tlti Kultural t{an itlodern
@ 2013 Published by ponitio Kgngres Xt! dan Konvensi Nasionol BK )Ntil
Pemberdayaan Anggota Keluarga Dalam Perencanaan Arah Karir peserta didik Melalui pelayananKonseling Bermartabat dalam Membantu Karakter Budaya Antar Bangsa Dalam Masyarakat
Multikultural dan Modern
Asmidir Ilyasasmidir_i lyas@konselor. or g
Jurusan Bimbingan dan KonselingFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri padang
ABSTRACT
Cgreer matwity is the extent to which individuals are able to make career relqtedchoices independently,
-and-was deJined by Super as the"individual's readine$ to copewith the developmental tasks (for) that sngebf developmiznt". It is generally acceptedas comparising both cognitive and affective components.
Readiness for coreer plonning and planful decision making process is career choicereality, mastery experiences for pireni and family or vicarious experiences and,significant-other of influences and t"tj-"oninpt structure io, individualdifferent.-ie s ... growth... explor at ion... e stablishme nt
Kata krurci : pemberdayan, perencanaan arah karir
PEIYDAHULUAN
t lza wusidal amru ila khori ahlihipantasyirus sya,ah (Apabila suatu uru.san(pelrerjaan) diserahkan Inpada orqng yang,.iry ahlinya mita t"nggutihkehancurannya).
. Bekerjalah lranru untuk dunia seolah_olah
F\u lt n hidup selaryalamanya, danbefisaha/beke rja/berknriilah kaiu untuk
. akhirat seolqh-olah kamu akan mati besokt pogi.. Sesungguhrrya sudah jelas pekerjaan/karir
yafg baik (hakl, normatifl danp!(ellaan/larv yang tidak baii' (haram,tidak normative). Setiap anak diiahirlwndalam lreadaan suci/luhur/bersih atau bail6lredua orang nanyalah yang menjaditrananalwya beragama (majuii, iasrani),bekega yang baik/bermariabat atau tidaiibai Mtidak be rmartabat.
Kuu ampusalwm waahli kum naro(peliharalah diimu; termqsuk di dalamnyapekerjaan/karir) dan lreluargamu dari apineraka)
Informasi karir atau peke(aan yangditerima anak sejak dini dalam lrelunrgamelalui kedua orangtua, dan anggotakeluarga lainnya merupakan pondasi/sendiutama dan pertama yang diperoleh anak
dalam menjalani liku-liku karir/pekerjaandi masa depan melalui priode membelum,
menyedang dan menyudah atqu prosesya ng tidak berke sudahan.
Karl Britton menganggap balwa molma
hidup adalah bekerja, pekerjaan fidah
hanya dalam rangka mendapatlwn rezela'
tetapi jugq merupakan aktualisqsi diri
526
orosiding Kongres Xll, Konvensi Ndsional )Ollll ABKIN dan Seminor lnterndsional Konseling i
oerrpasar Boli, 74 s.'d 76 Nouembe,r 2073
-w
'elated
_ 0 cope
cepted
choice
s and,ividual
t naro
tlamnya
Cari aPi
i yang'relunrga
anggota
d/sendieh anak
zlceriaan
mbelunpr1ses
' nalavn fidak
t rezeh,
liri
IfiTODOLoGIttP Narasi kajian kePustakaan
f,ASIt DAN PEMBAHASAN
flakekat Keluarga
Keluarga pada hakekatnya dapat dipandang
qebagai suatu sub sistern dari suatu kehidupan
-osiat, ai sampingjuga dapat ditilik sebagai Suatu
,irtrr yung berdiri sendiri' Sebagai sub sistem dari
kehidupan sosial maka keluarga merupakan suatu
ienis pranata dasar dari suatu masyarakat, yaitu
,*tu unit sosial yang terkecil yang bersifat
universal, dan ada di mana-mana. Pranata dasar
masyarakat yang lain adalah ekonomi/pekerjaan,
oemerintah, aguna, relaeasi dan seni, Sudarja
iai*itntu (dalam Asmidir llyas 2005)'
Arti dan makna dari keluarga itu sendiri
bavariasi, sesuai dengan budaya dan kultur yang
berlaku di mana keluarga tersebut berada,
Pengertian keluarga di daerah Minangkabau
belum tentu persis sama dengan pengertian
keluarga di Jawa, Bali, Lombok, Sundq Sulawesi
dan Kalimantan serta Maluku atau di negara lain.Ada yang mendefinisikan keluarga sebagai sesuatu
yang mempunyai ciri kekerabatan (hubungan
darah) dan keabsahan hukum (seperti yang diikatoleh tali perkawinan yang sah sesuai denganundang-undang dan agama). Ke dalam pengertianini dikenal istilah keluarga batih atau keluarga intiQwclearfamily), yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Namun ada pula yang meridefenisikankeluarga sebagai suatu kelompok yang dicirikanoleh adanya hubungan antara anggotanya yangsangat intim, sehingga termasuk ke dalampengertian ini keluarga yang sangat besar(utendedfamily) seperti di iamping ayah, ibu dananak-anak juga terkandung di dalamnya mertua,menantq ipat mamak/paman, tante,/etek,kemenakan dan sebagainya. Malah dalambeberapa hal ditemukan pula istilah keluarga yangtidak ada sangkut pautnya dengan pertalian darahscperti adanya istilah "Keluarga Minang
-Sapayuang", 'Tieluarga Bali, Papua, Bugis, Oaya(fa)\a dan keluarga Besar perusahaan 'X", danlarn sebagainya (Aziz Saleh; 1991, Sarlitowirawan suirono, iqst).
Sebagai suatu sub sistem dari pranata dagarmasyarakat, tampaknya keluarga tidak dapattltpisahkan dari sub-sub sistem lainnya. Apa yangberhngsung pada pranata masyarakat
'lainnya
seperti ekonomi, adat istiadat, politik,Demerintah, atau agama juga akan dirasakanPengaruhnya oleh ketuarga. Keluarga tidak dapatmengisolasi diri dari pengaruh-pengaruh yangterjadi di sekitarnya. Di
- samping keluarga
olpandang sebagai sub sistem dari kehidupan
sosial, pada sudut pandangan yang terkecil ia pundapat juga dilihat sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat sub-sub sistem yang salingberkaitan satu sama lain. Sub-sub sistern yangterdapat dalam keluarga itu setidak-tidaknyaadalah ayah, ibu, dan anak-anak (dalam keluargainti) serta pihak-pihak lain yang sedarah dengan
ayah dan ibu (dalam keluarga besar). Masing-masing sub sistem dalam keluarga itu memainkanperanannya masing-masing sebagaimana yang
diinginkan oleh sistem itu. Misalnya ayah dapaldipandang sebagai kepala keluarga, pencarinafl<ah dari pekerjaan/karir yang digelutinya dan
sebagai simbol kekuatan di dalam rumah; ibudapat dipandang sebagai pelaksana kebutuhankeluarga, pusat kasih sayang yang dipercayaidalam mengasuh dan mendidik anak-anak serta
sebagai simbol kelembutan dalam rumah tangga;dan anak-anak dapat dipandang sebagai anggota
keluarga yang mempunyai tugas.tugas tertentr(baca: bekerja atav melakukan sesuatu) sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya baik sebagai
laki-laki atau perempuan.Sebagai suatu sistem, keluarga tentu sesua;
pula dengan aturan-aturan yang berlaku padt
konsep dari suatu sistem pada umumnya" antar€
lain bila terdapat hubungan kerja sama yanfbaik antara sub-sub sistem dalam keluarga itrmaka fungsi keluarga dalam mencapai tujuannytakan dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknyzbila tidak terdapat kerja sama yang harmonirantara berbagai sub sistem tersebut, dikhawatirkarfungsi keluarga tidak akan bedalan dengan bailsehingga dapat menimbulkan pertentanganpertikaian, ketidak nyamanan dan bahkan bisr
berakibat kepada perceraian
Para ahli sosiologi konternpore
memaridang bahwa sub sistem dalam keluarga datas tidak atas dasar ayah, ibu atau anak-anak
melainkan lebih menekankan kepada fimgshubungan ayah dengan ibu (sebagai suami isteri)hubungan ayah dengan anak, hubungan ibt
dengan anak, dan hubungan anak sesama anak
Sudardja Adiwikarta, (dalam Asmidir Ilyas 2005)
Pengertian sub sistem seperti ini mengandrml
implikasi bahwa kualitas hubungan ibu dengaanak dapat dipengaruhi oleh hubungan ibu dengaayah sebagai suami isteri. Bila hubungan ib'
dengan ayah kurang harmonis, maka hubungaibu dengan anak signifikan dengan tidamenguntungkan, misalnya ibu sering marah pad
anak-arldknya. Begitu pula hubungan ibu dan aya
sebagai suami isteri dapat berkembang positi
atau negatif karena dipengaruhi oleh hubunga
anak sesama anak. Bila anak-anak serin
bertengkar sesamanya maka hubungan ibu dengayah sebagai suami isteri bisa terganggt
lmplikasi lain adalah bahwa hubungan ibu denga
ayah ketika anak hadir akan berbeda dengan bil
hof"
onsiding Kongres Xll, Konvensi Nasionol )$/lll ABKIN ddn Seminot lnterndsiondl Konseling i
'oiipoto, aoti,.74 s'd 76 Novemle,r zoll
tyanan
kat
'elated
. " Q.cope
cepted
choice
t and,
ividual
t naro
zlamnya
Cari aPi
1 yang'reluarga
anggota
ri/sendieh anak
tkeriaan
nbelunproses
dalam I':lasvarakat Littlti Kultural da.n Motlern
*t"^?,1*l*f;Ii*t.pu,t.tuao
flASIT DAN PEMBAHASAN
flakekat Keluarga
Keluarga pada hakekatrya dapat dipandang
.ebagai suatu sub sistem dari suatu kehi{upan
.n iat, di samping juga dapat ditilik sebagai suafu
,irt* yung berdiri sendiri. Sebagai sub sistem dari
lehidupan sosial maka keluarga merupakan suatu
ienis pranata dasar dari suatu masyarakat, yaitu
,*tu unit sosial yang tokecil yang bersifat
universal, dan ada di mana-mana' Pranata dasar
masyarakat yang lain adalah ekonomi/pekerjaan,
Demerintah, agama, relaeasi dan seni, Sudarja
iAl*it uttu (dalam Asmidir llyas 2005).
Arti dan makna dari keluarga itu sendiri
bavariasi, sesuai dengan budaya dan kultur yang
berlaku di mana keluarga tersebut berada.
Pengertian keluarga di daerah Minangkabau
belum tentu persis sama dengan pengertian
keluarga di Jawa, Bali, Lombok, Sunda, Sulawesi
dan Kalimantan serta Maluku atau di negara lain.
Ada yang mendefinisikan keluarga sebagai sesuatu
yang mempunyai ciri kekerabatan (hubungan
duah) dan keabsahan hukum (seperti yang diikatoleh tali perkawinan yang sah sesuai dengan
undang-undang dan agama). Ke dalam pengertianini dikenal istilah keluarga batih atzu keluarga inti(tuclear family). yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Namun ada pula yang mendefenisikankeluuga sebagai suatu kelompok yang dicirikanoleh adanya hubungan antara anggotanya yangsangat intim, sehingga termasuk ke dalampengertian ini keluarga yang sangat besar(uten&dfanib) seperti di samping ayah, ibu dananak-anak juga terkandurg di dalamnya merfira,menantq ipar, mamak/paman, tante/etek,kemenakan dan sebagainya. Malah dalambeberapa hal ditemukan pula istilah keluarga yangtidak ada sangkut pautnya dengan pertalian darahseperti adanya istilah "Keluarga MinangSapayuang", "Keluarga Bali, Papua, Bugis, Dayak,
faya dan keluarga Besar perusahaan "X", danlarn sebagainya (Aziz Saleh; , 1 991, SarlitoWirawan Sarwono, l.99 l).
Sebagai suatu sub sistem dari pranata dasarmasyarakat, tampaknya keluarga tidak dapatdipisatrkan dari sub-sub sistem lainnya. Apa yanghrhngsung pada pranata ,nury*ulut
'lainnya
seperti ekonomi, adat istiadat, politik,Fmerintah, atau agama juga akan dirasakanp'engaruhnya oleh keluarga. Keluarga tidak dapatmengisolasi diri dari pengaruh-pengaruh yangIerjadi di sekitarnya. Di samping keluargaolpandang sebagai sub sistem dari kehidupan
sosial, pada sudut pandangan yang terkecil ia pwdapat juga dilihat sebagai suatu sistem yang ddalamnya terdapat sub-sub sistem yang salintrberkaitan satu sama lain. Sub-sub sistem yanlterdapat dalam keluarga itu setidak-tidaknyadalah ayah, ibu, dan anak-anak (dalam keluarginti) serta pihak-pihak lain yang sedarah dengar
ayah dan ibu (dalam keluarga besar). Masingmasing sub sistem dalam keluarga itu memainkarperanannya masing-masing sebagaimana yanldiinginkan oleh sistem itu. Misalnya ayah dapa
dipandang sebagai kepala keluarga, pencar
nafl<ah dari pekerjaan/karir yang digelutinya dar
sebagai simbol kekuatan di dalam rumah; ibr
dapat dipandang sebagai pelaksana kebutuharkeluarga, pusat kasih sayang yang dipucayadalam mengasuh dan mendidik anak-anak sert
sebagai simbol kelembutan dalam rumah tangga" dan anak-anak dapat dipandang sebagai anggot
keluarga yang mempunyai tugas"tugas tertent(baca: bekerja atau melakukan sesuatu) sesua
dengan tugas-tugas perkembangannya baik sebaga
laki-laki atau perempuan.
Sebagai suatu sistem, keluarga tentu sesue
pula dengan aturan-aturan yang berlaku pad
konsep dari suatu sistem pada umumnya" antarlain bila terdapat hubungan kerja sama yan
baik antara sub-sub sistem dalam keluarga itmaka fungsi keluarga dalam mencapai tujuannyakan dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknybila tidak terdapat kerja sama yang harmoni
antara berbagai sub sistem tersebut, dikhawatirkafungsi keluarga tidak akan berjalan dengan bai
sehingga dapat menimbulkan pertentangalpertikaian, ketidak nyamanan dan bahkan bis
berakibat kepada perceraian.Para ahli sosiologi kontemPorr
memandang bahwa sub sistem dalam keluarga r
atas tidak atas dasar ayah, ibu atau anak-anal
melainkan lebih menekankan kepada funghubungan ayah dengan ibu (sebagai suami isterihubungan ayah dengan anak, hubungan itdengan anak, dan hubungan anak sesama and
Sudardja Adiwikarta, (dalam Asmidir Ilyas 2005
Pengertian sub sistem seperti ini mengandur
implikasi bahwa kualitas hubungan ibu dengtanak dapat dipengaruhi oleh hubungan ibu dengt
ayah sebagai suami isteri. Bila hubungan ildengan ayah kurang harmonis, maka hubwrgr
ibu dengan anak signifikan dengan tidr
menguntungkan, misalnya ibu sering marah par
anak-ar(dknya. Begitu pula hubungan ibu dan ayt
sebagai suami isteri dapat berkembang posit
atau negatif karena dipengaruhi oleh hubung
anak sesama anak. Bila anak-anak seril
bertengkar sesamanya maka hubungan ibu dengi
ayah sebagai suami isteri bisa tergangg
lmplikasi lain adalah bahwa hubungan ibu dengr
ayah ketika anak hadir akan,"berbeda dengan bi
' malila
n tidak
r rezeh,
liri
P,of^i KuGl ckri Modern
Fftltlr-
Prosiding Kongres XII, Konvensi Nasional XVItt ABKTN dan Seminor Internasional KonselingDenpasar Boli, 74 s.d 16 November 2013
fl,ili,l,li-,r"'T:ft",1'J;*:m #:''l:.f# perrama ni'Ti,?1"'*"fff Tll.,,lli"rrn*ketika ayah ada di-dekat ibu bila iriu*aitgt"" diwariskan k;;;'r""k;;; ffioJu#8 akan
ayah tidak berada di y*u!r. Bisa dibayangkan ada yanguniversal (berlaku *tuk *Yu sifatnya
bag-aifana hubungan ibu -dengan *ur"ivu-"iil" rcmpat dan zaman) dan ada ,"r* u".}Hr I**;ayah berada di rumah atau bila ayah sudah lama yang maknan ya d,apatbervariasi airi t i*rgi.'rllltidak pulang-pulang (misalnya kar9n1 le lieketuarga lain, dari waktu kewalttu oan daritugas/pekerjaan/karir yang berjauhan dy generasi ke"genarasi. Artinya up1 ynng baik padakeluarga, merantag atau karena bertengkar) ke suatu keluai'ga belum t"ntu'U"if. p,rfa untukrumah.
Sebagai suatu sistem sosiar, keluarga juga lii"nruJ:ll;H,,t:ff" ,nTtth:*" #lberhubungan. dan memiliki saling keterg*t ngan halnya ii masa yang akan datang.tertentu dengan keluarga dan/atau sistem lain Fungsi piikotogis dari keluargaseperti: dengan tetangga, keluarga dekat, kantor, menyiratkai bahwa dalam suatu Irefriaupinperusahaan, sekolah, lembaga agamq adat, dan keluarga akan dapat terpenuhi berbagai kebutuhansebagainya. Hubungan antara
_keluarga dengan psikologis anggota-anggotanya. Berbagaipihak-pihak di luamya itu akan memberiian i<ebutulian psikolJfis yun!" potu dipenuhi olehpensaruh t€rtentu terhadap hubungan yang setiap individu ."nurui ttlurio* (dalam Mujiran,berlangsung dalam. keluarga^ -yang dapat 2008) yaitu: (l) kebutuhan akan rasa aman, (2)berdampak positif atau negatif bagi anggota kebutuhan rmtuk memiliki dan kasih sayang (3)!e]ua1sa pada umumnya. Dalam kaitan dJngan kebutuhan akan harga diri, keberhasilan dalamini, bahwa pada batas-batas t"1*ty hubungan dalam mencapai sesuatu, dan kebutuhan untukkeluarga dengan pihak lain di 1uT auput dianggap p.niing, (4) kebutuhan akan informasi,mengandung nilai-nilai dan arti edukatif bagi dan fr) kebutuhan unfuk mengaktualisasikan diri.anak-anak, disadari atau tidak disadari, atau Suatu keluarga yang tlngUp dan harmonisdisengaja maupun tidak disengaja. tampaknya dapat memberikan iasa aman kepada
Fungsi Keruarga il:iH" ?:f;,-,'Tllli, ffl'ffi?f,,#T;_lh *l
Sebagai sub sistem dari kehidupan sosial luar,.,..dapat mgnjadi arena tempat saling
atau sebagai suatu sistem yang berdiii sendiri, memiliki. dan dimiliki, dapat menghargai satu
keluarga memiliki sejumlah hrngsi pokok. WHO, sama lain, dapat menjadi sumber informasi bagi
Aziz Saleh dan Armen Arieg- tigl) (dat; :::i.i anggota dan dapat dijadikan wadah untuk
A:.iA{ Ilyas, 2005) mengemukakan lima nrngsi m-engaktualisasikan diri seoptimal mungkin.pokok keluarga yaitu (1) fungsi sosialisasi dL f"..u* penelitian hubungan antara keharmonisan
edukasi,. (4 tungsi psikologis, (3) fungsi l-".l:i*", signifikan dengan perilaku anak di
ekonomis, (a) fungsi dalam mernenufri leUututr"an masyarakat; rumah tangga yang retak cenderurg
biologis dan perlindungan pisik, dan (5) tui;i T:iCh":il,t* anak-anak yang nakal dan begitu
prorekreasi. " pula sebaliknya (Zakiah Darajat 1984).
Dalam menjalankan fungsi sosialisasi- . Fungsi ekonbmi ktluarga menyiratkan
edukasi, keluarga bertugas untuk mema- bah.wa keluarga adalah tempat untuk pemenuhan
syarakatkan serta menanamkan kebiasaan yang berba.gai kebutuhan ekonomi anggota keluarga,'berisikan nilai-nilai, norma, pengetahuan,
- daf seperti sumber nafkah dan belanja bagi anak'
feframl]ta1 kepada segenap anggota-anggotanyu. lllO Adanya keluarga jelas menantang dan
Dalam kaitan ini tugas oraqg tuu - aaaLn merang.sang^
?rang tua untuk bekerja/berkarirmewariskan berbagai norma, pingetutru* Oun mencari n{ka! guna memenuhi kebtrtuhan anak-
keterampilan yang mereka mifim j."td *;- anaknr,a. Begitu pula keluarga dapat berfungsi
T?knyl delsan luluun uga, "nut-"nui*y" Aafut, llbug?i tempat untuk mengatur dishibusi
hidup dan bekerja/berkarir secara produktif serta- pengeluaran ,Jan pemasukan dari hal-hal yang
T*pu menyesuaikan diri secara b;ik ;";;;; ,9:idl", ekonomis tersebut di atas, seperti
lingkungan masyarakat sekitarnya Ai *unup*?iu luFuiT-u membelanjakan. *1g,. kebutuhan-berada. Fungsi sosialisasi - eiukasi ini "k;
kebutuhan apa yang perlu dipenuhi dengan segera
dapat berjalan secara baik melalui komunikasi dan bagaimana mengatur agar tetap be.rkarir yang
dan interaksi timbat balik di ;;" '#;;;;:
9-"1T"',"b.1 supaya ada dana simpanan untuk
komponen yang terdapat di dalam keluarga .;angka PalLang'tersebut. nandr tiAat- aneh dalam ;":; Fungsi biologis dan perlindungan.pisifsekarang anak-anak dapat rn"futu[* fu;!-j !ari,., sgbual keluarga memberikan berbagar
sosialisasi-edukasiinitepaOao.angtuunyu. - implikasi yaitu (l) keluarga dapat dipandangsebagai alat reproduksi tan pirsalinan, Q)keluarga sebagai pemenuhan gizi danpengsuhan
Ko ns e I i n g B e r nt a rt u ba ! da |rr,r, Al o q, o, a ki Md4i[till
;g akan
sifatnya
r orang,t relatifrga satu
m dariik pada
L untukL Saat
rU Sama
:eluarga
ridupan
rutuhan
erbagai
hi oleh,Iujiran,
nn, (2)
mg, (3)
r dalam
untuk
brmasi,
n diri.rrmonis
kepada
: akan
an dari
salinggi satu
si bagr
r untuk
ungkin.
ronisannak di
rderung
r begitu
,iratkan
enuhan
>luargL'anak-
rg dan
rrkarirr anak-
rfungsi
stribusi
I yang- sePerti
rtuhan'seger4
r yeng
untuk
n pisik
erbagw
andang
n, a);asuhan
6*-*i;,;._. u.
prosiding Kongres Xll, Konvensi Nasional Xlllll ABKIN dan Seminor Internasional Kanseling 529Denpdsdt Bdli, 74 s.d 76 November 2073
T,niesi Kortseling llernortcthct dalanr Masvarakat i\[ulti Kultural dan Modern
onak, dan (3) keluarga sebagai tempat tinggai\u*s, rnenjamin perlindungan pisik bagi
isgtanya., - Sebagai alat reproduksi dan
Jsafinan, keluarga berfungsi untuk memenuhi
lebutuhan-kebutuhan seksual suami-isteri yang
,rtunjutnyu buah dari hubungan seksual itu adalah
iuttiryu anak dalam keluarga tersebut. Tanpa
adanya keluarga' pernuasan hubungan seksual
bersama orang lain adalah suatu perbuatan yang
melanggar norma agama, hukum dan adat-istiadat,
tdapi dengan diikatrrya sepasang laki-laki dan
o.rarpr* dalam suatu ikatan perkawinan, maka
mereka telah halal memuaskan kebutuhan
sekualnya. Akibat dari hubungan seksual adalah
lahimya anak-anak. Konsekuensi logis dari adanya
anak ini adalah bahwa keluarga harus dapat
menjamin agar pertumbuhan dan perkembangan
anaknya berjalan secara sehat. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan
dalam bekerja/berkarir yang dapat memenuhi
kebutuhan gtrzi dan pengasuhan yang baik untuk
anak-anak mereka. Akhimya suatu keluarga yang
sehat dan bermartabat perlu tempat tinggal yang
dapat melindungi mereka dari panas terik mata
hari atau hujan sehingga mereka dapat hidup didalamnya secara wajar. Semuanya ini dapat
dipenuhi apabila ayah dan ibu memilikipekerjaan/karir dan penghasilan tetap daripekerjaan/karir yang bermartabat.
Fungsi terakhir adalah prorekreasi.
Fungsi ini memberikan makna'bahwa keluargadapat berfungsi sebagai sarana rekeasi baik didalam maupln di luar rumah yang menciptakan.rasa humor, permainan atau hal-hal yangme,nyenangkan lainnya bagi semua anggotakeluarga. Orang tua dapat bersendagurau,uungrembuk dan rileks dengan anak-anaknyasehingga dapat menghilangkan keletihan sehabisb*uja/berkarir, anak-anak dapat bermain dengansaudara-saudaranya, atau mereka semua dapatmenikmati hiburan yang terdapat baik di dalamkeluarga (di rumah sendiri) maupun di luarkeluarga (di luar rumah; tempat rekeasi, wisata)tersebut secara santai. Suasana santai di rumahitu seyogianya diciptakan sendiri oleh paraanggotanya secara keatif, Hal ini bisa diwujudkanapabila sudah tercipta suasana rappor lagi kondusifoatam keluarga itu sendiri.
- Salah satu catatan yang dapatdikemukakan berkenaan dengan berbigai fungsikeluarga, adalah bahwa kehilangan sebalian besaratau salah satu (misalnya kehilanganf'ekerjaan/jabatan atau karir) daii berbagai fungsiot atas' dapat menimbulkan persoalan dalamkeluarga r"ilinggu dapat menimbulkan berbagaio€nturan dan malah ada yang beralhir padaPerpecahan keluarga. Keluarga lang tidak dapatmenjalankan fungsi sosialisasi - edukasi akanSrakibat kepada terputusnya mata rantai nilai-
nilai yang ada dalam keluarga sehingga dapatmenyebabkan anak anak nakal, bertingkahlakumenyimpang, tidak memiliki pegangan nilai dtautidak memiliki karakter yan g cerdas.
Keluarga yang tidak dapat menjalankanfungsi psikologis akan menumhfikankesalahpahaman antar anggota keluarga sehinggamereka merasa tidak dicintai, tidak saling merasa
memiliki, diasingkan atau tida dihargai yangakibat yang lebihjauh adalah berupa pertengkaran-pertengkaran. Begitu pula keluarga yang tidakdapat menjalankan fungsi ekonomi/mencarinafl<ahlbekerja yang halal dan bermartabat,kebutuhan biologis, atau fungsi prorekreasinyajuga akan dapat menyebabkan keluarga tersebuttidak stabil dan berakibat pada ketidakberdayaanserta ketidak utuhan keluarga tersebut.
Dampaknya Perubahan Sosial Terhadap ArahPerencanaan Karir
Perkembangan zarnur telah banyakmenimbulkan berbagai perubahan dalam bidangkehidupan masyarakat. Kemajuan-kemajuan itutelah membawa dampak tertentu pada kehidupankeluarga, persekolahan dan kemasyarakatan.Kemajuan di bidang telekomrmikasi misalnya,telah dapat menghilangkan jarak antara satu
daerah dengan daerah yang lain, antara satu benuadengan benua lain, bahkan antara bumi dangan
planet-planet lain. Flal-hal yang terjadi pada suatunegara atau benua dalam sekejap mata telah dapat
diakses dan diketahui di negara atau di benualain melalui pesawat radio, televisi, teleflrore,Flandphone, internet dan sebagainya (Prayihq2002). Demikian pula kemajuan dalam bidangtransportasi telah membuat mudahnya terjadimobilitas penduduk dari suatu negara ke negara
lain. Sudardja Adiwikarta (dalam Asmidit Ilyas,2005) mengemukakan bahwa ada beberap faktoryang menyebabkan timbulnya perubahan sosial diatas. Faklor-faktor tersebut adalah (l)pertumbuhan pendudulq (2) penemuan-p€nemuan
dan penerapan teknologi baru, (3) kontak dengan
, budaya luar, (5) gerakan-gerakan sosial, dan (5)peristiwa-peristiwa alam. Senada dengan iht, ahli
, lain mengemukakan bahwa perubahan-p€rubalran' sosial yang terjadi akibat perkembangan ilmu- pengetahuan dan teknologi dan berbagai faktorlainnya itu telah membawa dampak tertentu
terhadap. perubahan shuktur sosial, interaksi
sosial, .,, ekspektasi masyarakat, peranan dan
status ibrta mobilitas dari warga masyarakat.
Bahkan perubahan-perubahan tersebut telahmengakibatkan berbagai masalah sosial budaya
seperti tumbuhnya "cultural lag", gap antar
generasi atau kelompok, gap an1or:a keluarga
dengan komunitas atau gap antara dengan
komunitas dengan masyarakat. Ilushasi dari
' iltrm b[asyarakat Multi Kulhtrcrl dan M<>dern
=...-!r{
j
Prosiding Kongres xll, Konvensi Nssiondt xvlll ABKIN dan seminar lnternasional KonselingD-enpdsar Bali, 14 s.d IE November 2073
ural clrtn .ll(odern
bepaegi. kesdangan itu antara lain adalahsebagai berikut ini. pada *rnun aunuiu (kira-kira30 talun yang lalu) oralg daqat sala mimbuangsampah di mana-manu. f"tupi Uugaim*; pudasaat-sekarang di mana orang menganjurkan hiduplTlih, buang.sampah p"J" t",ip"iny"i Tentu
I::liriT T"lbuans samplh di sembarang temparudak dapat diangga.p sebagai perbuatin yangwajar untuk kondisi ."k*a;g. i<onr"f.u*rinvuorang. tidak lagi dapat begitu qu rn"rfu*gflpq rye1a$va di sembarang tempat. Conrot,ull dafl ketimpangan budaya adaiah, dahulusetiap beijumpa dengan orang iain di jalan akandianqgap sopan kalau bersaliman a*'g*'o.*gtersebut dan menyempatkan *utt"r-- untuL
*l?i:Tqol"qq dengan ,*;;. ietapiKeblasaan baik ini tampaknya sukar dilakukanpada yaj
. sekarang karenl orang iAJ-U*yur.
ryrryt1i kendaraan, orang berpacrid"nu*-*ut udan kalau itu akan dilak-ukan;"g" ,'"t"'"t*mengakibatkan kemacetan lalu lintai.
. . .P"tl"gui perubahan sosial di atas jugaterjadi dalam kehidupan keluarga, aun ilountut
ffiTHffiH?5;T.rffTa*ff*roreng. yang sangat dihormati karena berbagai
ff::iLTT -u:o" duq pengetahuan -'lang
qrmltlKlnya, pada saat sekarang orang fua perlujuga dihormati terapi bukan atis J"ri i"ivi" aoanyaK tahu dan kaya pengalaman. pada saatsekarang. orangtua tidak bi"y;t ;h; i";il"rs."anak-anaknya. IIal itu disebablr"
^oLjtijr*
31|1 ,iffi...ama lagi dengan "rung ti*.-'Luk
1:r9_.l.nekuri jgnjang pendidikan I l, 52 d; 53
:yufu memasuki pendidikan keahlian tertentusepent programmer, fisika, teknik, kedokteran,telekomunikasi dan sebagai"y O-irLiirii't*ada yang tidak memahamrnya, atau mereka telah
::l,u^.ohui _. _p.b*"i informasi J*i_Gi"eutrnesra yang mana peluang itu tidakdiperoletr/ditakukan oteh oone ''tu*;u.
tifuqgrub.afalRerubahan seperti *niof, ai jr"r riA"f.diantisipasi secara baik ;J-';;;; *l#"udi k*rawatirkan akan terjadi
.^u"ulan i,Z ii)ro)"io s"sebagaimana yang dimaksudl€n s;;lu;;;;:' '"
persoalannva bagaimana ,itup olune tuulenqfrafpi .
berbagai p",iu"r,* ,"ri"ir.".rlit"i aiatas ? Akankah ia teirinto.r.,i [n f
","L,"
"' i
", i?lil",H*"f#;lu.h!* ? Akankah orang tua t..us,n"n!gg;;i*
teknik-t€knik pemberian naseh at, p.rinii; ;;;r,mendidik dan menenrukan arair'k;;il" ;;_anaknya sementaxa anut-unut- ;;;;i" t"Lhmenganggap nasehat. perintah orang tuanyusebagai ketinggalan lu';t Ak;i.ff#fi;tetap memberlakukan pola h"ilg*;;gbersifat paternatistik i", r,"l*i#';#;barvahan dengan anak_anaknya pada masasekarang semenrara unut__u-li rctil, i#v"t
mengakses serta memiliki informasi dari ctuanya ? ----' **t orillg
o"o"'o"Y"*1xl,lfrfl*;il#*_-i$tr1988 (dalam Asmidjbahwa pola pendidil
lHl*_;y, o1;:l* *fi F.r"l;Hi.,ffperkembangan dan p*Uur,*,ori"l n,, lTSrnsecara keorti{ positif
-' j;;ffi. T.fflfjl'dengan itu ada rtru
i.nj:, ^Tna.f.utunl-un'e' ;pudilakukan orang tua datam mendidikanaknya untuk" ul.t"jr' a'"1.,n"
"rl'"t"o"il*;sekarang yaitu (l ) perrdekatan poru"ri-u"luiui*.pemberian contoh dan di4"g ,o"." ,tHUutu
dengan anak-anak. (2) pendekall Gipiti, iJirir,in ovatif dan kreatif, dan' €) pr"J"ir#'r.i*,il*,nilai yang membentuk tilafau. Srh"#;dengT. iJu orangtua
ryrtu (l) ,*;;'k";;i.mendidjk yang bersifat moderar a.niun
'uiut-
anak, (2) rnenumbuhkan suasana k".db* ;t*uorangtua dengan anak, (3) *.ng.mtunekunbudaya rasa salah dan budaya mulu 'pudu-iut-anak dalam bekerja/berkarir dan t,il ,.rf.ripeluang kepada anak
. untuk b.rg;"i J;;;."
lin gkun gan pekerj aanlkari r sekitamyajane ;"rititdan dinamsi serta berkarakter.Pendekatan dialog secara terbuka
mengimplikasikan bahwa orangtuu memberikesempatan kepada anak untuk ,i*g"rnututunberbagai pengalaman, peftNaalx, kebutuhan danpemikirannya tentang berbagai hal di rumahseperti apa rencana karirmu nanti, bagaimana caramencari_pekerjaan/karir yang baik di masa depan.Dalam. hal ini. oruog iualidak tagi
- ,.UIt i
penasehat, tetapi sebagai pendengar An pemUatr'asrernadap apa-apa yang dikemukakan anak_anaknya. Anak-anak dirangsang pula untukmenyampaikan segala persoalannya kepadaorangtua, sehingga bila anak telah terbiasa terLukamenyamapaikan segala yang menjadi pemikirandan perasaan dan kebutuhannuu t"ntu anak tidakakan melakukan pekajaadkarir yang tidakmenguntungkan, sebab masalah itu akan didengaroleh orangtua mereka. Bila dialog ini dapatberlangsung secara baik di dalam teiuarga malradapat diramalkan akan tumbuh suasana h-armonisyang penuh keakraban antara anak dengan orangtua. Kondisi seperti ini dapat dijadikan oranggasebagai wadah untuk
- menceritakan
menginformasikan tentang keberhasilan anggotakeluarga dalam berbagai pekerjaanikari, lungpernah dilakukan di masa dulu dan sekarang sertakemungkinan melanjutkan usaha keluarga dl masayang akan datang. Dalam suasana ini orangtuamencerikan tentang suka duka dan berbagai kiatsukses dalam berkarir dan nilai-nilai karaktercerdas yang perlu ditumbuhkembangkan kepada .anggota keluarganya. Kondisi seperti ini dapat
Profesi KonselirC B
orosiding Kongrcs Xll, Konvensi Nosiondl ){/llt ABKIN dan Seminor lnternasional Konseling 531'^i^osar Boli, 74 s.d 76 November 2073
.i orang
$as para
*ikurt",nukakan
uarga diesat itudengan
sendiri
erkaitang dapat
anak.rbalisasi
/ajakan.
terbuka
ir kritis,arifikasirbungan
m gaya
r anak-
n antara
rangkan
t anak-
nemberi
dengan
; positif
terbukanemberi
rukakan
ran dan
rumah
lna cara
r depan.
sebagai
:mbahas
r anak-
untuk
kepada
terbuka:mikiran
* tidak
g tidak
lidengar
'i daPat
'ra rtryarmonls
n orang
)ran$ua
eriakananggota
ir Yang
ng serta
di masa
trang@gai I at
karakterkePada
ri daPat
siiqAikafi anak sebagai suasana pembelajaran,
;ffi anak belajar, belajar, belajar -bagaimana
il*ifrt suatu usaha atau pekerjaan/karir sejak
dini' Pendekatan berpikir kritis, inovatif dan
heatif memberikan -implikasi !{wa anak'anak
*r,",:jl;r'""HH-d;r'ffift"m1ntrtt'aks*, mengolah dan menggunakan
Etii^i informasi, mengevaluasi itj d* $upber
il'ii-"ti tersebut, sehingga mereka memahami
ilau yung benar dan mana yang salah' mana
.'"" bernilai mana yanag tidalg mana yang
iJ#anfaat ian mana yang merugikan' Keplda
rortt jugu dapat dikemukakan berbagai masalah
;" beikembang dalam masyarakat seperti'teUitottun-tc"Uutuhan, pemakaian obat bius,
iurtoUu, miras, kenakalan remaja dan sebagainya'
enut-anat diajak untuk memikirkan berbagai
Lsoalan itu secara kritis dan inovatif, apa
*t*gtryu dan apa pula ruginya, mana yang baik
dan mana yang mausak, lalu kepada mereka
diminta untuk membahas, mendiskusikan dan
mengaitkan dengan dirinya, misalnya mengatakan
kepitla anak "Ananda mau bagaimana"? Ananda
mau pekerjaan/karir apa dan di mana? Akhirnya
melalui proses tersebut di atas anak-anak akan
dapat mengambil keputrsan tentang apa {anpeirujaan/karir apa yang akan mereka lakukan
secara tepat.Dalani hal membendung budaya'budaya
yang tidak sesuai dangan nilai'nilai yTguniiersal, atau nilai-nilai luhur yang sudah
berurat berakar dalam keluarga, pendekatan
Harifikasi dan penunbuhkembangan nilai'nilaidapat digunakan oleh orangtua terhadap anak'
anaknya. Dalam hal ini kepada anak'anak
dikemukakan konsekuensi positif dan negatif dari
suatu nilai-nilai yang berkernbang dalam
masyarakat. Misalnya dengan mengatakan kepada
anak "Kalau Ananda mengerjakan pekerjaan X....ini akibatryq kalau Ananda mengerjakan Y .'.itu resikonya . Sebagaimana halnya denganpendekatan berpikir laitis, inovatif dan kreatif,dalam menggunakan teknik klarifikasi nilai anak-urak juga diajak untuk menggunakan rasionyamemilah-milah nilai yang akan dimilikinyasebagai wadah pembentukan insan yangbermartabat , yang memiliki nilai-nilai karaktercerdas.
Sejalan dengan usaha membendung berbagaiunsur budaya yang tidak menguntungkan di atas,
kepada anak-anak juga perlu dikembangkan suatubudaya'berbuat salah (guilty culture), bukan
budaya malu yang selama ini lebih memasyarakat.
Artinya anak diarahkan untuk takut berbuat salah
walaupun apa yang mereka lakukan itu tidak
dilihat oleh orang lain. Melalui pengembangan
budaya salah itu anak-anak akan terlatih untuk
disiplin, bertanggung jawab dan mengerjakan
perbuatan, pekerjaanlkarir yang benar.
Membangun Karir Dalam Keluarga
Karir menurut Anoraga Dalam Bariiah
Zurli, 2009)1992) dalam arti sempit karir berarti
upaya mencari nafl<ah, mengembangkan profesi
aiau me,ningkatkan kedudukan' sedangkan dalam
arti luas karir berarti langkah maju sepanjang
hidup seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari,
kata karir (career\ berhubungan erat dengan kata
pekerjaan (iob) dut kgta jabatan (occrpation)'
Orang saingkali tert/<ar dalam menggunakan
istilah-istilah tersebut, (sehingga kata kar'tr (carcer)
perlu dibedakan dengan pekerjaan Qob) dan
jabatan (occupation). Karir mengandung arti
bahwa seseorang memandang pekerjaannya
sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh
alam pikiran, peras&u:t dan mewarnai seluruh gaya
hidupnya, Winkel,l99l; Lemme,l995, Martha
Yulil,-1998 @alam Bariiah Zurli, 2009)' Dalam
karir seseorang bergerak maju melalui seranglaian
posisi dan disetiap posisi dibutuhkan penguasaan
dan tanggung jawab yang lebih besar dan disertai
nilai finansial yang lebih besar.
Ini berbeda dengan pekerjaan yang hanya
menekankan bahwa seseorang itu sibuk
mengerjakan sesuahr dan mendapat imbalan
ekonomis atas waktu dan usaha Yang
dicurahkannya, tanpa memperhatikan apekah
sungguh-sungguh merasa terlibat
di dalam pekerjaannya dan memandangtya
sebagai suatu sumber kepuasan pribadi yang
bersifat non ekonomis. Pekerjaan tidak
mengandung adanya arti mobilitas ke atas, tetapi
lebih bersifat mobilitas yang honizontal' Jabatan
lebih menekankan aspek bahwa seseorang lebih
merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah
mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan
itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi
keterl i batannya masih dapat dibatas i pada jam-jam
bekerjahya tulu lWinkel, 1 99 I dalam Martha Yuli a"
le98).
P'tui xilJGgrr,,'' ,tuhol ,lot,tm lv{a8'arak:at lv'lulti Kulnral clan lv'lodern
z E;lgffiq, ,€*+ _-
Prosiding Rongres xtl, Konvensi Nasional xvttt ABKIN dan seminar lntemosional KonselinaDenpasar $ali, 74 s.d 16 November 2013 I
Profnti furtnling Brrn,nrtnbot dok,, Moo,orokot Mrrlfi Kolturol for.Modurn
Career matuity is the extent to which individuals are able to make career related choicesindependently' andwas defined by super as the"individuat's readiness to cope with the developmental taslu(for) that stage of development". ti ts generally accepted it ",i*it iting both cognitive and afectivecomponents.
(Super dalam Prideaux,L.A dan Creed, p.A )
Kematangan karir diartikan sebagai kesiapanindividu untuk menyelesaikan -tu*ur_tu!a,
ggrkembangan karir seiring dengan potelUanianbiologis dan sosialnya, lSuper,t eli, Crites,igTO,
f.qdberg dkhl997, datam H.Rpartino, i00,61,kasjapan sikap dan kompetensi individu untukmelakukan pilihan karir yang tepat dan kesiapanmengambil keputusan karir yang reaistit<.Kematangan katu dalam puretitian' ini lebihpenekankan adanya kesiapan untuk r.r"n.*ukunkarir (ryadiyes-s for career planning) yangm en gandung beberapa aspek sepeiti si tupLhuaapp$er.;aan, pemahaman terhadap a"rii" t"r.iqaktivitas perencanaan, da; tournp-u*memecahkan masalah sehubungan aeneanpekerjaan yan g dicita-citakan.
. Pgrfembangan karir merupakan bagian
Tt:gtat dari perkembangan individu 1C.it.r,i-li+{duT H.R.partino, ZA}q. Nafio)d Cor"r,Development Association NCDA) (2003, dalamHR.Partino, 2006) membatasi perkembangun ku.i,sebagai keseluruhan konstelasi pritofogir,sosiologis, pendidikan, ekonomi, fisik dan fak;-faktor,peluang. yang terpadu untut m"mpenju.uH
kehidupan. Casto (dalam H.Rpartino, 2006)menegaskan perkembangan karir sebagai prosesyang terus menerus, mencakup aspek paencanaandan strategi berdasarkan informasi lentang dirisendiri, dunia kerja, pemasangan kedua haltersebut, dan tindakan yang akan diambil untukkehidupan masa depan. philips & Strohma (19S2)& Jersid dkk, (1987, Cut Metia, (2004) dal Bariiah(2009) memandang dari sudut lain bahwakematangan karir merupakan rangkaian tingkahlaku coping dalam mengatasi tugas-tugasperkembangan karir .
Dari beberapa pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa kematangan karir menyangkut
-berbagai dimensi kematangan yang lebih luas daripemilihan karir. Kematangan karir pada individuterutama terlihat dari cukupnya informasipekerjaan dan usaha yang dilakukan untuk mencanlebih lanju! mampu mengenali dan memahamiberbagai aspek dalam diri yang bergna untukpemilihan pekerjaan, terutama kemampuan (baik
kelebihan maupun kekurangan), keterampilan diriyang dimiliki, minat kerja kepribadian, nilai-nilukerja yang melekat, tujuan hidup (angka panjangmaupun jangka pendek), kondisi kelaarga,lifat dan pentingnya kerja dalam seluruiuJntuog
KARIR: Panggilan Hidup
JABATAN: Kepuasan Kerja,Keterlibatan Pada Jam Kerja
PEKERJAAN:usaha.dan imbalan
Profesi KonseIing Bermarlabat rt
Dmciding Kongrcs Xll, Konvensi Nosional XVlll ABKIN dan Semindr Internasional Konseling
'n]nndmr Bali, 74 s.d 76 November 2073"^-',L.; rnnseline Bernnrlahal dalam Masyarakot Multi Kultural dnn llodu'n
533
choices
al taslu
rfective
2006)
proses
lCanaan
rng dirilua hal
I untuk
: (1982)
Bariiah
bahwa
tingkah
as-tugas
dapat
yangkut
uas dari
individu
rformasi
mgncan
mahami
a untuk
rn @aik
ilan diri
ilai-nilaipanjns
efuarga,
-envadari pentingnya perencanaan karir dan usaha
l'^.J aiutut- untuk membuat perencanaan
ffib* Padl akhimYa mampu membuat
i.--utur* karir yang realistis sesuai durgan
Vtuguiaspek diri dan permintaan kerja' Bertolak
airi -rul",u yang takandung dalam pengertian,
Jencaan dan keputusan karir di atas pertanyaan
l,"nn *un"ut adalah: l) bagaimana memulai'r"irnumtan bibit/benih karir itu dalam keluarga'"t*
makmerencanakan, memilih arah karir yang
frL. UermartaUat dan langgeng sampai dkkhir'{naaya, (2) Teknik/metode dan pendekatan
seoerti apa yang dapat dilakukan oranglua maupun
konselor di sekolah terhadap siswa yang
meng:alami masalah dalam perencanaan arah karir
/ang'akan dimasuki setelah tamat dari pendidikan?
Penyemaian bibit benih untuk merencanakan
arah karir anak dimulai dan diawali oleh dan dalam
keluarga misalnya di saat-saat santai,
bercengkram4 nonton tv, makan bersama dan
Dertemuan lainnya (hajatan; pesta, syukuran,
iebaran. Arisan keluarga, dsbnta). Seperti itu antar
anggota keluarga saling bercerita tentang liku-liku(suka-duka) kehidupan, pekerjaar/karir/pekerjaan
dari memulai sampai mengakhir karir dari masing
anggota yang sudah dan telah bekerja' Kondisiseperti ini bisa dianggap proyek keluarga dalam
dimulaidari -rmemperkenalkan -men gin formasi kan * men
anamkan *mengarahkan -+ merencanakan-memil ih-rmemufirskan sampai*merealisasikan kariryang telah dipilih anak itu dan akhirnya sampai
-me,nuju titik kematangan (mauriU). Suasana
dan wadah inilah yang dimaksud denganpemberdayaan anggota keluarga sesui dengantingkat perkembangan anak. Dalam istilah karirdikenalkan dengan pemanfaatan genogram.
Genogram, Holman, 1983 Moschini, 2005:193 (Dalam Itsar Bolo Rangka 2012)merrdefinisikan "genogram is a valuablewsessment tool for learning about a family'shistory over a period of time and usually includesdata abofi three or more generations of thefanily'. Sementara itu Sexton, (2003 :103)menjelaskan genogram "refers to the use of adiagram of extenfud fantily relationships thatincludes at least three generotions".Genogrammengacu kepada penggunaan diagram secara luasuntuk memahami hubungan suatu keluargasetidaknya untuk tiga generasi. Selanjutrya, Perry,(2010:,383) menyebutkan bahwa "esensinya,genogram adalah hanya sekedar sebuah diagramskuktural hubungan keluarga yang mencakup tigagenerasi". Sejalan dengan beberapa uraian di atas,McGoldrick, Schetlenberger, & Pstry, (2008)
dalam Kaakinen, (2010: 109) menyebutkan "tlpfamily genogram is a format for drawing afamilytree that records irformation about familymembers and their relationships over at least threegenerations".
Secara konseptual, genogram berarti suatu
alat dalam model grafis yang menggambarkan .
asal-usul keluarga klien dalam tiga generasi,
yakni generasi dirinya, orang-tuanya dan kakek-neneknya. Genogram adalah alat bantu untukmengetahui tentang sejarah keluarga dari wakfu ke
waktu dan biasanya menyediakan berbagai macam
data dari sebuah generasi keluarga melalui polahubungan antar anggota keluarga beserta
karakteristik yang melekat pada masing-masinganggota keluarga, baik berupa pekerjaan, jenis
kelamin, umur, dan berbagai peristiwa yang
mengiringi perjalanan sebuah keluarga dari
generasi ke generasi.
Peny, (2010: 383) menjelaskan bahwa
"genogram berakar pada teori sistem keluarga
yang dikembangkan oleh Mtrray Bowen tahun
1 98 5".Penggunaan genogram dalam sesi konseling
oleh konselor dikenal sebagai pendekatan
konseling Bowenian.Itral tersebut mendapat
penguatan dari Bowen, (1985);Bowen & Kerr,(1988)dalam Kaakinen, (2010: 109) yang
menyebutkan "the three-generational familygenogrqm had its origin infamily systernstheory"-
Dalam teori sistem keluarga, psilakuanggota keluarga sangat ditentukan oletr aksi-
interaksi seseorang dalam menjalin pola huhmgan
dengan sesama anggota keluarga lainnya baikdalam satu generasi ke generasi lainnya.Adapwrmengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
dalam sebuah merupakan rangkaian yang terulang
dari generasi sebelumnya.Kaakinen, (2010: 109)
menjelaskan bahwa:
"according to family systems, people are
organized into famtlY sYstems bY
generation, age, sex, or other similar
features. How a person fts into his or lter
family. structure influences his or her
funaioning, relational patterns, and what
typ[ offamily he or she will carryforwardinto the next generation .." What happens
in one generation repeats itselfin the next
generation; thus, manY of the same
strengths and problems get played out
from generation to generation".
Profrti k utti Kulturul dan lfiodern
orosiding Kongres Xll, Konvensi Nasional )(llll ABKIN dan Seminar lnternasional Konseling'n)noosar Bali, 74 s'd 76 November 20731-''i,-, r^.<alins llornutrtabat dalom Masttarak:at fulttlti Kultwal dan.lt4odern
53s
r pola-
uarga.
Metode atau pendekatan yang digunakan
dela\npefianaman bibit karir sampai menjadai arah
Jiittun t*it yang tep{ bagi anggota keluarga
'iara lalrr.': qrne. re.mbyk atau barian storming,
Iskusi/debat, simulasi, observasi, inquiry resitasi,
irobltn tolrtng, karya wisata, wawancara pekerja,
l*rmain peran' pemutaran Film atau penayangan
rVnfia.o tentang bagaimana anggota keluarga
he.keria/berkarir mulai dari kakek/nenek, paman,
lJ*VeUu"g/saudara. Metode mana yang lmputrtersantung pada ketupat (keadaan, waktq dan
irrip"| di mana suasana itu selalu ada dan
mungkin ada'
Suatu hal yang tidak dapat dimungkiri bahwa
baeaimanapun anggota keluarga merencanakan
xgitr L.it dari anak-anaknya tidak terlepas dari
pengaruh faktor lain' Super & Overstreet (dalam
bsipow, I 983) menggolongkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kematangan karir ke dalam empat
kelompok, yaitu 1) faktor biososial, seperti usia
dan inteligensi, 2) faktor lingkungan, seperti
jabatan orang tua, kurikulum sekolah, jumlah
stimulasi budaya, dan kelekatan antar keluarga 3)
sifat-sifut kepribadian, dan 4) prestasi belajar.
Lebih lanjut Ware (dalam Fuhrmann, 1990 dalam
Cut Metia, 2004) mengatakan terdapat empat
faktor dalam perkembangan karir yaitu 1) penguat
sosial atau dukungan dari orang yang penting, 2)penguat langsung atau pengalaman nyata
melakukan tugas yang berhubungan denganpekerjaan tertentu, 3) bayangan (imajinasi) yangpositif tentang pilihan kerja yang akan diambil, 4)contoh (modeling) dari sang penting yang
melakukan pekerjaan tersebut.
Perkembangan yang terjadi disepanjangkehidupan manusia tidak dapat dilepaskan denganmasalah kematangan. Lebih lanjut faktor keluargaberkontribusi yang signifikan tohadap pilihankarir anak sebagai mana dikemukakan Dewa KetutSukardi, (1957: 52-53) faktor-faktor sosial primeryang mempengaruhi arah pilihan karir yaitu: "(l)jenis pekerjaan dan penghasilan orang ttn, (2)pendidikan tertinggi orang tua, (3) tempat tinggalorang tua, (4) status sosial ekonomi orang tua, (4)suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dianutorang tua, (6) keadaan lingkungan sekitar tempattinggal orang tua, (7) harapan orang tua terhadappendidikan anak, (8) sikap dan tanggapan orangtua terhadap teman-teman atau teman sebaya anak-anaknya, (9) sikap dan tanggapan orang tuaterhadap prestasi yang dicapai anak, (10) pekerjaanVang didambakan dan dicita-citakan orang tuaterhadap anak-anaknya, (1 l) kedudukan danperanan anak dalam keluarga, (12) hubungan dansikap saudara terhadap anak, dan (13) nilai-nilai
dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orangtua. Sementar4 faktor sosial sekundsr meliprfri (1)
keadaan teman-teman sebaya, (2) sifat dan sikap
teman-teman sebaya, dan (3) tujuan dan nilai-nilaidari kelompok teman sebaya".
Artinya bagaimanapwr orangtua
memberdayakan angora keluarga untukmonanamkan dan menumbuhkembangkan karilmana yang akan dipilih anaknya kelak pengarutr
lain tidak bisa diabaikan. Namun demikan jikakedua orangtua mampu dan mau meberdayakan
anggota kJuarganya untuk menentukan arall
karir/pekerjaan yang bemartabat, berkarakrer bagi
anak-anak mereka di masa depan, maka kondisi itubisa diwujudkan, mengapa tidak.
PENUTT'P
Di tengah-tengah arus informasi dan globalisasi
yang demikian pesat berkembang saat ini, maka
sadar atau tidak hal itu akan membawa pengaruh
atau efek tertentu terhadap keluarga. Pengaruh
dari era golablisasi itg sendiri akan sangat
dirasakan baik dalam hubungan inter rnaupur
antar keluarga. Keluarga sebagai linglcnganpertama dan utama dalam pendidikan anak dan
penanaman bibit arah karir bagi anak-anak mereka
kelak memegang peran penting melalui
pemberdayaan proyek anggota keluarga dengan
memanfaatkan teknik genogram tidak dapat
mengisolasi diri dari perubahan-perubahan
tersebut.Pemberdayaan anggota keluarga dalam
merencanakan arah karir anak di masa depan
dilakukan dengan metode nonton tv, makan
bersama dan pertemuan lainnya (hajatan; pesta'
syukuran, lebaran, arisan keluarga, dsb). SeP€rti ituantar anggota keluarga saling bercerita tuttangliku-liku (suka-duka) kdtidupan,
:urang-
1i yang
rgazio_
untuk
nggohngkanutuhan
nereka
i dasar
sentris
luarg4stulainlisasimgkus
nbar I
rnteks
sosialeristik
r, dan
sernua
pada
Lribusi
a dan
rlekifnpok,a dan
pekerjaanikarir/pekedaan dari memulai sarnpai
mengakhir karir dari masing anggota yang sudah
dan telah bekerja. Kondisi seperti ini bisa dianggap
proyek keluarga dalam dimulai daxi {mempokenalkan -+ nnenginformasikan {meqariamkan - mengarahkan -f merencanakan --+
memilih - memutuskan sampai + merealisasikan
karir yang telah dipilih anak itu dan akhimya
sampai - menuju titik kematangan (maturity).dan
teknik ,i Menghadapi berbagai tantangan dan
problema tersebut hendaknya keluarga dapat
terus menerus menunaikan firngsi-fungsi pokoknya
sebagai tempat sosialisasi-edukasi, perlindungan
psikologis, ekonomis, biologis dan fisik serta
sarana untuk pro-rekreasi bagi segenap anggota-
anggotanya. Di samping itu yang perlu dipahami
Prtt*i Xorr'.ii t A4ulti Kultural tlan A{oclern
Prosiding Kongres XIl, Konvensi Nosionql ){/ttl ABKIN dan Seminor lnterpasional KonselingDenpasarBali, t{s.d 76November20l3 536Profesi Konseling Bermartqhat dalam Masvarakat Mu!1!_fu!1y1gfub17jr,{ytttqry
benar oleh para orang tua dalam menghadapi arusperubahan sosial yang pesat tersebut adalah-bahwamereka perlu melakukan reorientasi terhadappola-pola pendidikan terhadap anak-anaknya.Dalam melakukan fungsi sosialisasi dan edukasipara orang tua hendaknya lebih dapat bersifatdemokratis partisipatie terbuka, menumbuhkembangkan suasana dialog, pemberian contoh,teladan. model yang baik secara persuasif, Caradan shategi yang demikian akan menyuburkanterciptanya suasana dialog atju suasana yangkondusif pada anak-anak sehingga mereka mampuberpikir lritis dalam merespon setiap perubahansosial tersebut. Dengan perubahan orientasi itudiharapkan anak-anak tidak akan mudah begitusaja menyerap nilai-nilai budaya yang tidakcocok dengan keperibadian keluargq masyarakatdan bangsanya.
DAFTARPUSTAKA
{rmen Arief. 1992. Pendidikan KehidupanKeluarga (Makalah: pada Seminaririasional Pendidikan Kehidupan KeluargaMewujudkan Keluarga Bahagia, padang).
Asmidir Ilyas, 2005. Peranan Keluarga &bagaiLingkungan pendidikan Di tengahDerasnya Arus perubahan,sosra/. (ArtikePadagogi/ padang: FIp LtNp
Aziz Salelr. l9VZ. Keluarga Sejahtera, (Makalah:pada Seminar Nasional pendidikanKehidupan Keluarga MewujudkanKeluarga Batragia, padang).
Bariialr h)rli,20W. Hubungan Efikasi Ari 6elfWcacy) dengan Kematangan Karir(faryer Mdurity) Mahasiswa programStudi Psikologi JBK FIp UniversitasNegeri Padang (Skripsi). padang
Can, Alan. 2006. Family Therapy: Concepts,Process and practice
12"d edition), USA:John Wiley & Sons Ltd.
DewaKetutSukardi. lg97. BimbinganKair diSekolah-sekolah. Jakarta :GhaliaIndonesia.
Itsar Bolo Rangka 2012. Genogram danPendekatqn Naratf Dalam Konselinguntuk Membantu Arah pilihan KariiSiswa:Studi pengembangan di SMp,SMA, dan SMK Kota padnng (Tesis).Padang PPs Wp
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. ,'Family NursingProcess: Family Nursing Assessment
Models". Dalam Kaakinen, Joann4 Ror,odkk (Eds). 2010. Famity neann,i^il
Y'i: ;:,#::{ ;:{# T; K,,ff flfDavis Company.
Metia, Cut .2004. "Intensi Berwirausatra pnr{"
Mahasiswa Ditinjau Dari Kemandiriuo jilKematangan Vokasional". HIm,l_fiiTesis tidak diterbitksn. pps-UGM
Mohd. Surya. 1997. Bina Keluarga Bandung:Rosda Karya
Mujiran, 2008. Perlwmbangan peserta
Padang. IINP Pres
Osipow, Samuel H. dan Fitzguald, Louise F.(1983). Theories of career development.Boston : Allyn and Bacon
Partinq H.R. .2006. "Kematangan Karir SiswaSMA". Junnl psikologika (nomor2l tahun XI Januari 2006). Hlm.37-40
Perry, Wayne. 2010. Basic Counseling Tehniques:A Beginning Therapist's Toolkit (2^d edition).Bloomington. (Terjemahan).
kayitno. 2002. Hubungan Pendidilwn, Jakarta:Depdiknas
Rigazio-DiGilio, Sandra A. 2005. CommunityGenograms : Using Individual, Family, andCultural Narratives with Clients. New york:Teachers College, Columbia University. :
W.S Yulia" Martha..l998. "Hubungan AntaraDukungan Orang Tua Terhadap KeputusanKarir Remaja Dengan Status KeputusanKarir Remaja". Hlm.l-I0. "skripsi tidakditerbitkad'.PPs-A
Zakiah Daradat. 1984. Keselntan Mental. Jakarta:Bulan Bintang.
Dilih
P r ofe s i K<s ns e I i n g B e r m s r t a b o t cl a t o ^
lr,l ort, oM