Pemerasan dalam KUHP
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Pemerasan dalam KUHP
Pemerasan dalam KUHP
368
(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu,yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini.
(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatuyang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.
Pasal 370
Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini.
Pasal 371
Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 – 4.
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;
2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.
Sumber : http://hukumpidana.bphn.go.id/babbuku/bab-v-penyertaan-dalam-tindak-pidana/
PEMERASAN/
PEMERASAN/
AFPERSING
AFPERSING
DAN
DAN
PENGANCAMAN/
PENGANCAMAN/
AFDREIGING
AFDREIGING
FACHRIZAL AFANDI, S.Psi., SH
FACHRIZAL AFANDI, S.Psi., SH
.,
.,
MH
MH
Fakultas Hukum
Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya
Fachrizal Afandi
PEMERASAN DAN
PEMERASAN DAN
PENGANCAMAN (BAB XXIII)
PENGANCAMAN (BAB XXIII)
PEMERASAN DALAM BENTUK POKOK
PEMERASAN DALAM BENTUK POKOK
(PASAL 368 (1) KUHP)
(PASAL 368 (1) KUHP)
PEMERASAN YANG DIPERBERAT (PASAL
PEMERASAN YANG DIPERBERAT (PASAL
368 (2) KUHP)
368 (2) KUHP)
PENGANCAMAN DALAM BENTUK POKOK
PENGANCAMAN DALAM BENTUK POKOK
(PASAL 369 KUHP)
(PASAL 369 KUHP)
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN DALAM
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN DALAM
KALANGAN KELUARGA (PASAL 370 KUHP)
KALANGAN KELUARGA (PASAL 370 KUHP)
Fachrizal Afandi
PEMERASAN DALAM BENTUK
PEMERASAN DALAM BENTUK
POKOK (PASAL 368 (1) KUHP)
POKOK (PASAL 368 (1) KUHP)
BARANG SIAPA DENGAN MAKSUD UNTUK
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG
LAIN SECARA MELAWAN HUKUM, MEMAKSA
SEORANG DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN UNTUK MEMBERIKAN BARANG
SESUATU, YANG SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN
ADALAH KEPUNYAAN ORANG ITU ATAU ORANG
LAIN, ATAU SUPAYA MEMBUAT HUTANG MAUPUN
MENGHAPUSKAN PIUTANG, DIANCAM KARENA
PEMERASAN DENGAN PIDANA PENJARA PALING
LAMA SEMBILAN TAHUN
Fachrizal Afandi
UNSUR
UNSUR
-
-
UNSUR OBYEKTIF
UNSUR OBYEKTIF
PERBUATAN MEMAKSA (
PERBUATAN MEMAKSA (
DWINGEN
DWINGEN
)
)
PERBUATAN AKTIF YANG SIFATNYA
PERBUATAN AKTIF YANG SIFATNYA
MENEKAN
MENEKAN
KEHENDAK PADA
KEHENDAK PADA
ORANG, AGAR ORANG ITU MELAKUKAN SESUATU YANG
ORANG, AGAR ORANG ITU MELAKUKAN SESUATU YANG
BERTENTANGAN DENGAN KEHENDAK ORANG ITU SENDIRI
BERTENTANGAN DENGAN KEHENDAK ORANG ITU SENDIRI
DITUJUKAN PADA SESEORANG
DITUJUKAN PADA SESEORANG
TIDAK HARUS PEMILIK BENDA ATAU ORANG YANG
TIDAK HARUS PEMILIK BENDA ATAU ORANG YANG
MENYERAHKAN BENDA DAN YANG MENERIMA PAKSAAN TIDAK
MENYERAHKAN BENDA DAN YANG MENERIMA PAKSAAN TIDAK
HARUS SAMA DENGAN ORANG YANG MEMBERI HUTANG ATAU
HARUS SAMA DENGAN ORANG YANG MEMBERI HUTANG ATAU
MENGHAPUSKAN PIUTANG
MENGHAPUSKAN PIUTANG
UPAYA MEMAKSA DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN
UPAYA MEMAKSA DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN
KEKERASAN
KEKERASAN
KEKERASAN ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG TERDIRI ATAS
KEKERASAN ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG TERDIRI ATAS
DIGUNAKANNYA KEKUATAN BADAN YANG TIDAK RINGAN JUGA
DIGUNAKANNYA KEKUATAN BADAN YANG TIDAK RINGAN JUGA
TIDAK BERAT
TIDAK BERAT
ANCAMAN KEKERASAN ADALAH BERUPA ANCAMAN KEKERASAN
ANCAMAN KEKERASAN ADALAH BERUPA ANCAMAN KEKERASAN
FISIK, DIMANA KEKUATAN TENAGA BADAN YANG CUKUP BESAR
FISIK, DIMANA KEKUATAN TENAGA BADAN YANG CUKUP BESAR
ITU BELUM BENAR
ITU BELUM BENAR
-
-
BENAR DIWUJUDKAN DAN AKAN BENAR
BENAR DIWUJUDKAN DAN AKAN BENAR
-
-
BENAR DIGUNAKAN APABILA MENURUT PIKIRAN ATAU
BENAR DIGUNAKAN APABILA MENURUT PIKIRAN ATAU
PERTIMBANGAN PETINDAK BAHWA DENGAN ANCAMAN ITU
PERTIMBANGAN PETINDAK BAHWA DENGAN ANCAMAN ITU
KORBAN BELUM MENJADI TIDAK BERDAYA
KORBAN BELUM MENJADI TIDAK BERDAYA
Fachrizal Afandi
TUJUAN YANG MERUPAKAN AKIBAT DARI PERBUATAN
TUJUAN YANG MERUPAKAN AKIBAT DARI PERBUATAN
MEMAKSA YAITU ORANG MENYERAHKAN BENDA, ORANG
MEMAKSA YAITU ORANG MENYERAHKAN BENDA, ORANG
MEMBERI
MEMBERI
HUTANG DAN ATAU ORANG MENGHAPUSKAN
PIUTANG
TIGA UNSUR AKIBAT INI MERUPAKAN INDIKATOR DARI
SELESAI/TERJADINYA KEJAHATAN PEMERASAN
---
SELESAINYA
PERBUATAN TERGANTUNG PADA PERBUATAN KORBAN
UNSUR BENDA SAMA DENGAN BENDA DALAM PENCURIAN NAMUN
TIDAK DISYARATKAN HARUS MILIK KORBAN
YANG MENYERAHKAN TIDAK HARUS KORBAN, JUGA TIDAK HARUS
DISERAHKAN PADA PETINDAK
MEMBERI HUTANG MEMILIKI PENGERTIAN YANG LEBIH LUAS
YAITU MENGADAKAN SEGALA PERJANJIAN YANG MENYEBABKAN
KORBAN HARUS MEMBAYAR SEJUMLAH UANG/MEMBERI
PRESTASI
MENGHAPUSKAN PIUTANG MEMILIKI PENGERTIAN YANG LEBIH
LUAS YAITU MENGHAPUSKAN SEGALA PERIKATAN YANG
MENYEBABKAN HAPUSNYA KEWAJIBAN HUKUM UNTUK
MENYERAHKAN/MENUNAIKAN
PRESTASI
KEPADA PIHAK KORBAN
Fachrizal Afandi
DENGAN MAKSUD UNTUK
DENGAN MAKSUD UNTUK
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU
ORANG LAIN DENGAN MELAWAN HUKUM
ORANG LAIN DENGAN MELAWAN HUKUM
PETINDAK SEBELUM MELAKUKAN
PETINDAK SEBELUM MELAKUKAN
PERBUATAN MEMAKSA DALAM DIRINYA
PERBUATAN MEMAKSA DALAM DIRINYA
TELAH ADA SATU KESADARAN BAHWA
TELAH ADA SATU KESADARAN BAHWA
MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN
MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN
(MENAMBAH KEKAYAAN) BAGI DIRI
(MENAMBAH KEKAYAAN) BAGI DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN DENGAN
SENDIRI ATAU ORANG LAIN DENGAN
MEMAKSA SESEORANG ITU ADALAH
MEMAKSA SESEORANG ITU ADALAH
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
UNSUR SUBYEKTIF
UNSUR SUBYEKTIF
Fachrizal Afandi
PEMERASAN YANG DIPERBERAT
PEMERASAN YANG DIPERBERAT
(PASAL 368 (2) KUHP)
(PASAL 368 (2) KUHP)
KETENTUAN PASAL 365 AYAT KEDUA,
KETIGA, DAN KEEMPAT BERLAKU BAGI
KEJAHATAN INI
BERDASAR
HAL
TERSEBUT
MAKA
BENTUK
-
BENTUK
PEMERASAN
YANG
DIPERBERAT
ADALAH
:
PEMERASAN
YANG
DIANCAM
PIDANA
PENJARA
MAKSIMUM
12
TAHUN
PEMERASAN
YANG
DIANCAM
PIDANA
PENJARA
MAKSIMUM
15
TAHUN
PEMERASAN
YANG
DIANCAM
PIDANA
MATI
ATAU
PIDANA
PENJARA
SEUMUR
HIDUP
ATAU
PIDANA
PENJARA
SEMENTARA
MAKSIMUM
2
O
TAHUN
Fachrizal Afandi
PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA
PENJARA MAKSIMUM 12 TAHUN
UNSUR
UNSUR
-
-
UNSUR YANG TERDAPAT PADA PASAL 368
UNSUR YANG TERDAPAT PADA PASAL 368
AYAT 1 KUHP, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF
AYAT 1 KUHP, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF
MAUPUN OBYEKTIF
MAUPUN OBYEKTIF
DAN DITAMBAH UNSUR
DAN DITAMBAH UNSUR
-
-
UNSUR LEBIH KHUSUS
UNSUR LEBIH KHUSUS
LAGI BERSIFAT ALTERNATIF :
LAGI BERSIFAT ALTERNATIF :
1.
PENCURIAN DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM DI TEMPAT
KEDIAMAN, ATAU PEKARANGAN TERTUTUP YANG ADA TEMPAT
KEDIAMANNYA, ATAU DI JALAN UMUM, ATAU DI DALAM KERETA API
ATAU TREM YANG SEDANG BERJALAN;
2.
PELAKUNYA LEBIH DARI SATU ORANG DENGAN BERSEKUTU (PASAL
55 (1) KUHP);
3.
CARA MASUK ATAU SAMPAI PADA BENDA YANG DICURI DENGAN
MERUSAK, MEMANJAT, DENGAN MEMAKAI ANAK KUNCI PALSU,
PERINTAH PALSU ATAU PAKAIAN JABATAN PALSU.
4.
TIMBULNYA AKIBAT LUKA
-
LUKA BERAT.
Fachrizal Afandi
PEMERASAN YANG DIANCAM
PIDANA PENJARA MAKSIMUM
15 TAHUN
UNSUR
UNSUR
-
-
UNSUR YANG TERDAPAT PADA AYAT
UNSUR YANG TERDAPAT PADA AYAT
1, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF
1, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF
MAUPUN OBYEKTIF
MAUPUN OBYEKTIF
ADANYA AKIBAT KEMATIAN ORANG
ADANYA AKIBAT KEMATIAN ORANG
(KEMATIAN BUKAN MERUPAKAN TUJUAN/
(KEMATIAN BUKAN MERUPAKAN TUJUAN/
KESENGAJAAN SEBAGAI MAKSUD)
KESENGAJAAN SEBAGAI MAKSUD)
Fachrizal Afandi
PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA MATI ATAU PIDANA
PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA MATI ATAU PIDANA
PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA
PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA
SEMENTARA MAKSIMUM 20 TAHUN
SEMENTARA MAKSIMUM 20 TAHUN
UNSUR
UNSUR
-
-
UNSUR YANG TERDAPAT PADA
UNSUR YANG TERDAPAT PADA
PASAL 368 AYAT 1 KUHP, BAIK YANG
PASAL 368 AYAT 1 KUHP, BAIK YANG
BERSIFAT SUBYEKTIF MAUPUN OBYEKTIF
BERSIFAT SUBYEKTIF MAUPUN OBYEKTIF
DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM OLEH DUA
DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM OLEH DUA
ORANG DENGAN BERSEKUTU DI
ORANG DENGAN BERSEKUTU DI
1.
SEBUAH TEMPAT KEDIAMAN ATAU
2.
PEKARANGAN TERTUTUP YANG ADA TEMPAT
KEDIAMANNYA ATAU
3.
JALAN UMUM ATAU
4.
DALAM KERETA API ATAU TREM YANG SEDANG
BERJALAN DITAMBAH
TIMBULNYA AKIBAT KEMATIAN ORANG
TIMBULNYA AKIBAT KEMATIAN ORANG
Fachrizal Afandi
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENCURIAN
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENCURIAN
DENGAN KEKERASAN DENGAN PEMERASAN
DENGAN KEKERASAN DENGAN PEMERASAN
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN
PEMERASAN
PEMERASAN
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DITUJUKAN UNTUK
KEKERASAN DITUJUKAN UNTUK
MEMPERSIAPKAN, MEMPERMUDAH
MEMPERSIAPKAN, MEMPERMUDAH
ATAU DALAM HAL TERTANGKAP
ATAU DALAM HAL TERTANGKAP
TANGAN MEMUNGKINKAN UNTUK
TANGAN MEMUNGKINKAN UNTUK
MELARIKAN DIRI
MELARIKAN DIRI
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN BUKAN CARA
KEKERASAN BUKAN CARA
MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL
MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL
OBYEKNYA BENDA
OBYEKNYA BENDA
SELESAINYA PERBUATAN
SELESAINYA PERBUATAN
DISYARATKAN TELAH BERALIHNYA
DISYARATKAN TELAH BERALIHNYA
BENDA KE PETINDAK
BENDA KE PETINDAK
DISEBABKAN OLEH PERBUATANNYA
DISEBABKAN OLEH PERBUATANNYA
SENDIRI YAITU MENGAMBIL
SENDIRI YAITU MENGAMBIL
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DITUJUKAN PADA
KEKERASAN DITUJUKAN PADA
ORANG UNTUK MENYERAHKAN
ORANG UNTUK MENYERAHKAN
BENDA, MEMBERI HUTANG DAN
BENDA, MEMBERI HUTANG DAN
MENGHAPUSKAN PIUTANG
MENGHAPUSKAN PIUTANG
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN DAN ANCAMAN
KEKERASAN ADALAH CARA
KEKERASAN ADALAH CARA
MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL
MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL
OBYEKNYA BENDA DIPERLUAS
OBYEKNYA BENDA DIPERLUAS
SELESAINYA PERBUATAN
SELESAINYA PERBUATAN
DISYARATKAN TELAH
DISYARATKAN TELAH
BERALIHNYA BENDA KE
BERALIHNYA BENDA KE
PETINDAK DISEBABKAN OLEH
PETINDAK DISEBABKAN OLEH
PERBUATAN ORANG LAIN
PERBUATAN ORANG LAIN
Fachrizal Afandi
PENGANCAMAN DALAM BENTUK
PENGANCAMAN DALAM BENTUK
POKOK
POKOK
1.
BARANG SIAPA DENGAN MAKSUD UNTUK
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG
LAIN SECARA MELAWAN HUKUM. DENGAN
ANCAMAN PENCEMARAN BAIK DENGAN LISAN
MAUPUN TULISAN, ATAU DENGAN ANCAMAN
AKAN MEMBUKA RAHASIA, MEMAKSA SEORANG
SUPAYA MEMBERIKAN BARANG SESUATU YANG
SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN KEPUNYAAN
ORANG ITU ATAU ORANG LAIN. ATAU SUPAYA
MEMBUAT HUTANG ATAU MENGHAPUSKAN
PIUTANG, DIANCAM DENGAN PIDANA PENJARA
PALING LAMA EMPAT TAHUN.
2.
KEJAHATAN INI TIDAK DITUNTUT KECUALI ATAS
PENGADUAN ORANG YANG TERKENA KEJAHATAN.
Fachrizal Afandi
UNSUR
UNSUR
-
-
UNSUR OBYEKTIF
UNSUR OBYEKTIF
PERBUATAN MEMAKSA (
PERBUATAN MEMAKSA (
DWINGEN
DWINGEN
)
)
DITUJUKAN PADA SESEORANG
DITUJUKAN PADA SESEORANG
CARA
CARA
-
-
CARA MEMAKSA DENGAN MEMAKAI :
CARA MEMAKSA DENGAN MEMAKAI :
ANCAMAN PENCEMARAN NAMA BAIK, BAIK TERTULIS MAUPUN
ANCAMAN PENCEMARAN NAMA BAIK, BAIK TERTULIS MAUPUN
LISAN
LISAN
PENCEMARAN : PERBUATAN YANG DISENGAJA UNTUK MENYERANG
PENCEMARAN : PERBUATAN YANG DISENGAJA UNTUK MENYERANG
KEHORMATAN ATAU NAMA BAIK SESORANG DENGAN MENUDUHKAN
KEHORMATAN ATAU NAMA BAIK SESORANG DENGAN MENUDUHKAN
KEPADANYA TELAH MELAKUKAN SUATU PERBUATAN YANG NYATA
KEPADANYA TELAH MELAKUKAN SUATU PERBUATAN YANG NYATA
-
-
NYATA MEMPUNYAI MAKSUD UNTUK MENYEBARLUASKAN TUDUHAN
NYATA MEMPUNYAI MAKSUD UNTUK MENYEBARLUASKAN TUDUHAN
TERSEBUT KEPADA ORANG LAIN ATAU UMUM
TERSEBUT KEPADA ORANG LAIN ATAU UMUM
ANCAMAN AKAN MEMBUKA RAHASIA
ANCAMAN AKAN MEMBUKA RAHASIA
MEMBUKA RAHASIA : MEMBERITAHUKAN KEPADA ORANG LAIN
MEMBUKA RAHASIA : MEMBERITAHUKAN KEPADA ORANG LAIN
ATAU ORANG BANYAK TENTANG SEGALA HAL YANG MENYANGKUT
ATAU ORANG BANYAK TENTANG SEGALA HAL YANG MENYANGKUT
DIRI KORBAN YANG DISIMPANNYA DAN TIDAK BOLEH DIKETAHUI
DIRI KORBAN YANG DISIMPANNYA DAN TIDAK BOLEH DIKETAHUI
ORANG LAIN
ORANG LAIN
UNSUR TUJUAN YANG SEKALIGUS MERUPAKAN AKIBAT :
UNSUR TUJUAN YANG SEKALIGUS MERUPAKAN AKIBAT :
ORANG MENYERAHKAN BENDA YANG SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA
ORANG MENYERAHKAN BENDA YANG SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA
MILIK ORANG LAIN
MILIK ORANG LAIN
ORANG MEMBERI
ORANG MEMBERI
HUTANG ATAU
ORANG MENGHAPUSKAN PIUTANG
Fachrizal Afandi
MAKSUD YANG DITUJUKAN PADA
MAKSUD YANG DITUJUKAN PADA
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU
MENGUNTUNGKAN ORANG LAIN
MENGUNTUNGKAN ORANG LAIN
DENGAN MELAWAN HUKUM
DENGAN MELAWAN HUKUM
-------
-------
MERUPAKAN DELIK ADUAN ABSOLUT
MERUPAKAN DELIK ADUAN ABSOLUT
UNSUR SUBYEKTIF
UNSUR SUBYEKTIF
Fachrizal Afandi
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN
PEMERASAN DAN PENGANCAMAN
DALAM KALANGAN KELUARGA /
DALAM KALANGAN KELUARGA /
PASAL 370 KUHP
PASAL 370 KUHP
“KETENTUAN PASAL 367 BERLAKU
BAGI KEJAHATAN
-
KEJAHATAN YANG
DI RUMUSKAN DALAM BAB INI”
BENTUK PERTAMA
BENTUK PERTAMA
SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN
SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN
SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)
SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)
ADANYA UNSUR KHUSUS, YAKNI :
ADANYA UNSUR KHUSUS, YAKNI :
UNSUR OBYEKTIF BERUPA ADANYA HUBUNGAN ANTARA
UNSUR OBYEKTIF BERUPA ADANYA HUBUNGAN ANTARA
PETINDAK ATAU PELAKU PEMBANTUNYA DENGAN KORBAN
PETINDAK ATAU PELAKU PEMBANTUNYA DENGAN KORBAN
SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG TIDAK BERPISAH MEJA DAN
SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG TIDAK BERPISAH MEJA DAN
TEMPAT TIDUR ATAU TIDAK TERPISAH HARTA
TEMPAT TIDUR ATAU TIDAK TERPISAH HARTA
KEKAYAANNYA
KEKAYAANNYA
OBYEKNYA ADALAH BENDA
OBYEKNYA ADALAH BENDA
-
-
BENDA MILIK SUAMI ATAU
BENDA MILIK SUAMI ATAU
ISTRI TERSEBUT
ISTRI TERSEBUT
Fachrizal Afandi
BENTUK KEDUA MERUPAKAN DELIK ADUAN
BENTUK KEDUA MERUPAKAN DELIK ADUAN
SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN
SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN
SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)
SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)
DITAMBAH UNSUR KHUSUS ALTERNATIF, YAKNI :
DITAMBAH UNSUR KHUSUS ALTERNATIF, YAKNI :
UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA
UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA
ADALAH SUAMI ATAU ISTRI (1) YANG TERPISAH MEJA DAN
ADALAH SUAMI ATAU ISTRI (1) YANG TERPISAH MEJA DAN
TEMPAT TIDUR ATAU (2) TERPISAH HARTA KEKAYAANNYA, ATAU
TEMPAT TIDUR ATAU (2) TERPISAH HARTA KEKAYAANNYA, ATAU
UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA
UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA
ADALAH KELUARGA SEDARAH ATAU SEMENDA BAIK DALAM GARIS
ADALAH KELUARGA SEDARAH ATAU SEMENDA BAIK DALAM GARIS
LURUS MAUPUN GARIS MENYIMPANG DALAM DERAJAT KEDUA
LURUS MAUPUN GARIS MENYIMPANG DALAM DERAJAT KEDUA
DENGAN PEMILIK BENDA
DENGAN PEMILIK BENDA
Fachrizal Afandi
Sumber : file:///C:/Documents%20and%20Settings/Client/pemerasan/pemerasan-dan-pengancaman1.pdf
Pemerasan dan Pengancaman
~ DEFINISITindak pidana pemerasan sebagaimana diatur dalam Bab XXIII KUHP sebenarnya terdiri dari dua macam tindak pidana, yaitu tindak pidana pemerasan (afpersing) dan tindak pidana pengancaman (afdreiging). Kedua macam tindak pidana tersebut mempunyai sifat yang sama, yaitu suatu perbuatan yang bertujuan memeras orang lain. Justru karena sifatnya yang sama itulah kedua tindak pidana ini biasanyadisebut dengan nama yang sama, yaitu "pemerasan" serta diatur dalam bab yang sama. Sekalipun demikian, tidak salah kiranya apabila orang menyebut, bahwa kedua tindak pidana tersebut mempunyai sebutan sendiri, yaitu "pemerasan" untuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 368KUHP dan pengancaman untuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 369 KUHP. Oleh karena memang, dalam KUHP sendiri pun juga menggunakan kedua nama tersebut untuk menunjuk pada tindak pidanayang diatur dalam Pasal 368 dan 369 KUHP. ::. Tindak Pidana Pemerasan Dalam ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana pemerasan diramuskandengan rumusan sebagai berikut :
1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atau supaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku dalam tindak pidana ini.
> Unsur-Unsur yang ada di dalam ketentuan Pasal 368 KUHP>> Unsur-unsur dalam ketentuan ayat (1) Pasal 368 KUHP :>>> Unsur obyektif, yang meliputi unsur-unsur :
1. Memaksa . 2. Orang lain.
3. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
4. Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang (yang seleruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain).
5. Supaya memberi hutang.
6. Untuk menghapus piutang.
>>> Unsur subyektif, yang meliputi unsur - unsur :1. Dengan maksud.2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
> Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Unsur "memaksa". Dengan istilah "memaksa" dimaksudkan adalah
melakukan tekanan pada orang, sehingga orang itu melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehenda kn ya sendiri
2. Unsur "untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang". Berkaitan dengan unsur itu, persoalan yang muncul adalah, kapan dikatakan ada penyerahan suatu barang? Penyerahan suaubarang dianggap telah ada apabila barang yang diminta oleh pemeras tersebut telah dilepaskan dari kekuasaan orang yang diperas, tanpa melihat apakah barang tersebut sudah benar - benar dikuasai oleh orang yang memeras atau belum. Pemerasandianggap telah terjadi, apabila orang yang diperas itu telahmenyerahkan barang/benda yang dimaksudkan si pemeras sebagaiakibat pemerasan terhadap dirinya. Penyerahan barang tersebut tidak harus dilakukan sendiri oleh orang yang diperas kepada pemeras. Penyerahan barang tersebut dapat saja terjadi dan dilakukan oleh orang lain selain dari orangyang diperas.
3. Unsur "supaya memberi hutang". Berkaitan dengan pengertian "memberi hutang" dalam rumusan pasal ini perlu kiranya mendapatkan pemahaman yanag benar. Memberi hutang di sini mempunyai pengertian, bahwa si pemeras memaksa orang yang diperas untuk membuat suatu perikatan atau suatu perjanjian yang menyebabkan orang yang diperas harus membayar sejumlah uang tertentu. Jadi, yang dimaksud dengan memberi hutang dalam hal ini bukanlah berarti dimaksudkan untuk mendapatkanuang (pinjaman) dari orang yang diperas, tetapi untuk membuat suatu perikatan yang berakibat timbulnya kewajiban bagi orang yang diperas untuk membayar sejumlah uang kepada pemeras atau orang lain yang dikehendaki.
4. Unsur "untuk menghapus hutang". Dengan menghapusnya piutang yang dimaksudkan adalah menghapus atau meniadakan perikatan yang sudah ada dari orang yang diperas kepada pemeras atau orang tertentu yang dikehendaki oleh pemeras.
5. Unsur "untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain". Yang dimaksud dengan "menguntungkan diri sendiri atau orang lain" adalah menambah baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dari kekayaan semula. Menambah kekayaan disini tidak perlu benar-benar telah terjadi, tetapi cukup apabila dapat dibuktikan, bahwa maksud pelaku adalah untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
>> Unsur-unsur dalam ketentuan ayat (2) Pasal 368 KUHP :>>> Berdasarkan ketentuan Pasal 368 ayat (2) KUHP tindak pidana pemerasan diperberat ancaman pidananya apabila :
1. Tindak pidana pemerasan itu dilakukan pada waktu malam dalamsebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya atauapabila pemerasan dilakukan dijalan umum atau diatas kereta api atau trem yang sedang berjalan. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-1 KUHP dengan ancaman pidana selama dua belas tahun penjara.
2. Tindak pidana pemerasan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Sesuai dengan ketentuan Pasal 368ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-2 KUHP dengan ancaman pidana dua belas tahun penjara.
3. Tindak pidana pemerasan, dimana untuk masuk ketempat melakukan kejahatan dilakukan dengan cara membongkar, merusak atau memanjat, memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau jabatan (seragam) palsu. Sesuai dengan ketentuan pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-3 KUHP dengan pidana penjara dua belas tahun.
4. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan terjadinya luka berat, sebagaimana diatur dalam pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-4 KUHP ancaman pidananya sama dengan yang diatas, yaitu dua belas tahun penjara.
5. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan matinya orang. Diatur dalam ketentuan pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana yang lebih berat, yaitu lima belas tahun penjara.
6. Tindak pidana pemerasan tersebut telah menimbulkan luka berat atau kematian serta dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai hal-hal yang memberatkan sebagaimana yang diatur dalam pasal 365 ayat (1)dan ayat (2) KUHP. Berdasarkan Pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (4) KUHP tindak pidana pemerasan ini diancam denganpidana yang lebih berat lagi, yaitu dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana selama waktu tertentu palinglama dua puluh tahun penjara.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka terdapat enam bentuk tindak pidana pemerasan dengan pemberatan dengan ancaman pidana yang diperberat. ::. Tindak Pidana PengancamanBentuk tindak pidana pemerasan yang kedua adalah "pengancaman". Dalam bahasa Inggris tindak pidana "pengancaman" ini dikenal dengan nama blackmail, sedang dalam bahasa Perancis dikenal denga nistilah chantage. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa tindak pidana yang diatur dalam Pasal 368 dan 369 KUHP sama-sama merupakan pemerasan. Perbedaannya hanya terletak pada cara-cara yang digunakan dalam kedua tindak pidana itu. Tindak pidana dalam Pasal 368 KUHP yang lazim disebut "pemerasan" menggunakan
"kekerasan atau ancaman kekerasan" sedangkan tindak pidana dalam Pasal 369 KUHP yang lazim disebut sebagai "pengancaman" menggunakan cara "pencemaran baik lisan maupun tertulis". > Ketentuan Pasal 369 KUHP selengkapnya berbunyi :
1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik lisan maupun tulisan atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, atau supaya memberikan hutang atau menghapus piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
2. Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.
>> Unsur - Unsur tindak pidana pengancaman dalam Pasal 369 KUHP di atas adalah :>>> Unsur - Unsur obyektif, yang meliputi unsur - unsur :
1. Memaksa.2. Orang lain.
3. Dengan ancaman pencemaran baik lisan maupun tulisan atau ancaman akan membuka rahasia.
4. Supaya memberi hutang.
5. Menghapus piutang.
>>> Unsur - Unsur subyektif, yang meliputi :1. Dengan maksud.2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Melihat unsur-unsur Pasal 369 atau 368 KUHP tampak semakin jelas,bahwa bangunan hukum antara kedua tindak pidana tersebut mempunyai esensi yang sama, yaitu memeras orang lain. Hanya, kedua tindak pidana tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai maksudnya.
Berkaitan dengan penerapan Pasal 369 KUHP di atas, unsur-unsur yang masih memerlukan penjelasan adalah unsur "dengan pencemaran baik lisan maupun tulisan serta ancaman akan membuka rahasia".
Apakah yang dimaksud dengan "ancaman pencemaran" dan "ancaman akan membuka rahasia?" Lamintang, menyebut istilah "pencemaran" dengan istilah "ancaman membuat malu". Secara definitif, pengertian "ancaman pencemaran" telah dirumuskan dalam Pasa1310 ayat (1) KUHP. Menurut Pasal 310 ayat (1) KUHP, yang dimaksud pencemaran (smaad) adalah menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, dengan menuduh sesuatu hal, yang maksudnya nyata agar hal itu diketahui umum.Pasal 310 ayat (1) KUHP di atas memberikan pengertian terhadap apa yang dimaksud dengan "pencemaran lisan". Lantas apa yang dimaksud dengan "pencemaran tertulis" ?" Apabila perbuatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP tersebut dilakukan dengan tulisan, misalnya dengan menyebarkan atau menempelkan tulisan atau lukisan, maka hal itu disebut "pencemaran secara tertulis". Unsur lain dari Pasa1369 KUHP yang belum dijelaskan adalah unsur "ancaman membuka rahasia". Apa yang dimaksud dengan "rahasia?".Tentang pengertian "rahasia" ini berbeda dengan pengertian rahasia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 322 KUHP. "Membuka rahasia" yang dimaksud dalam Pasal 322 KUHP ini berkaitan dengan pembukaan rahasia oleh orang yang karena jabatannya atau pekerjaannya wajib menyimpan rahasia itu. Sebagaicontoh, misalnya, seorang notaris wajib menyimpan rahasia terhadap, misalnya, isi dari surat hibah wasiat yang bersifat rahasia (geheim testament), sehingga apabila notaris tersebut membukarahasia ini, notaris tersebut dikenakan Pasal 322 KUHP. "Membuka rahasia" dalam pengertian Pasal 369 KUHP m engandung arti, memberitahukan kepada orang lain atau pihak ketiga hal-hal mengenai orang yang diancam atau orang ketiga yang terkait denganorang yang diancam. Pada dasarnya baik pencemaran nama baik maupun membuka rahasia mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberitahu kepada orang lain atau pihak ketiga atau kepada khalayak ramai tentang s esuatu halyang menyangkut orang yang diancam. "Rahasia" pada hakikatnya mengenai suatu hal yang benar-benar terjadi, tetapi karena sesuatu hal (misalnya takut diketahui oleh istrinya, anaknya, atasannya, dan sebagainya) disembunyikan.
Sedang pencemaran nama baik mengenai suatu hal yang benar atau tidak benar yang dapat mencemarkan nama dan kehormatan orang yangdiancam. Pembahasan terhadap unsur-unsur Pasal 369 ayat (1) KUHP kiranya sudah jelas. Marilah kita lihat penjelasan dalam Pasal 369 ayat (2) KUHP dan pasal-pasal berikutnya tentang pengancaman. Berdasarkan ketentuan Pasal 369 ayat (2) KUHP tindak pidana pengancaman ini merupakan delik aduan, yaitu delik yang hanya dapat dituntut atas pengaduan. Dengan demikian, tanpa adanya pengaduan, tindak pidana pengancaman ini tidak dapat dituntut.
Sumber : http://kismadi.blogspot.com/2013/01/pemerasanpengancaman.html