Pemerasan dalam KUHP

37
Pemerasan dalam KUHP 368 (1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. (2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini. (1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. (2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan. Pasal 370 Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini. Pasal 371 Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 – 4. (1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: 1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;

Transcript of Pemerasan dalam KUHP

Pemerasan dalam KUHP

368

(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu,yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

(2) Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini.

(1) Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatuyang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

(2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.

Pasal 370

Ketentuan pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam  bab ini.

Pasal 371

Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 – 4.

(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;

2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.

Sumber : http://hukumpidana.bphn.go.id/babbuku/bab-v-penyertaan-dalam-tindak-pidana/

PEMERASAN/

PEMERASAN/

AFPERSING

AFPERSING

DAN

DAN

PENGANCAMAN/

PENGANCAMAN/

AFDREIGING

AFDREIGING

FACHRIZAL AFANDI, S.Psi., SH

FACHRIZAL AFANDI, S.Psi., SH

.,

.,

MH

MH

Fakultas Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya

Universitas Brawijaya

Fachrizal Afandi

PEMERASAN DAN

PEMERASAN DAN

PENGANCAMAN (BAB XXIII)

PENGANCAMAN (BAB XXIII)

PEMERASAN DALAM BENTUK POKOK

PEMERASAN DALAM BENTUK POKOK

(PASAL 368 (1) KUHP)

(PASAL 368 (1) KUHP)

PEMERASAN YANG DIPERBERAT (PASAL

PEMERASAN YANG DIPERBERAT (PASAL

368 (2) KUHP)

368 (2) KUHP)

PENGANCAMAN DALAM BENTUK POKOK

PENGANCAMAN DALAM BENTUK POKOK

(PASAL 369 KUHP)

(PASAL 369 KUHP)

PEMERASAN DAN PENGANCAMAN DALAM

PEMERASAN DAN PENGANCAMAN DALAM

KALANGAN KELUARGA (PASAL 370 KUHP)

KALANGAN KELUARGA (PASAL 370 KUHP)

Fachrizal Afandi

PEMERASAN DALAM BENTUK

PEMERASAN DALAM BENTUK

POKOK (PASAL 368 (1) KUHP)

POKOK (PASAL 368 (1) KUHP)

BARANG SIAPA DENGAN MAKSUD UNTUK

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG

LAIN SECARA MELAWAN HUKUM, MEMAKSA

SEORANG DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN

KEKERASAN UNTUK MEMBERIKAN BARANG

SESUATU, YANG SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN

ADALAH KEPUNYAAN ORANG ITU ATAU ORANG

LAIN, ATAU SUPAYA MEMBUAT HUTANG MAUPUN

MENGHAPUSKAN PIUTANG, DIANCAM KARENA

PEMERASAN DENGAN PIDANA PENJARA PALING

LAMA SEMBILAN TAHUN

Fachrizal Afandi

UNSUR

UNSUR

-

-

UNSUR OBYEKTIF

UNSUR OBYEKTIF

PERBUATAN MEMAKSA (

PERBUATAN MEMAKSA (

DWINGEN

DWINGEN

)

)

PERBUATAN AKTIF YANG SIFATNYA

PERBUATAN AKTIF YANG SIFATNYA

MENEKAN

MENEKAN

KEHENDAK PADA

KEHENDAK PADA

ORANG, AGAR ORANG ITU MELAKUKAN SESUATU YANG

ORANG, AGAR ORANG ITU MELAKUKAN SESUATU YANG

BERTENTANGAN DENGAN KEHENDAK ORANG ITU SENDIRI

BERTENTANGAN DENGAN KEHENDAK ORANG ITU SENDIRI

DITUJUKAN PADA SESEORANG

DITUJUKAN PADA SESEORANG

TIDAK HARUS PEMILIK BENDA ATAU ORANG YANG

TIDAK HARUS PEMILIK BENDA ATAU ORANG YANG

MENYERAHKAN BENDA DAN YANG MENERIMA PAKSAAN TIDAK

MENYERAHKAN BENDA DAN YANG MENERIMA PAKSAAN TIDAK

HARUS SAMA DENGAN ORANG YANG MEMBERI HUTANG ATAU

HARUS SAMA DENGAN ORANG YANG MEMBERI HUTANG ATAU

MENGHAPUSKAN PIUTANG

MENGHAPUSKAN PIUTANG

UPAYA MEMAKSA DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN

UPAYA MEMAKSA DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN

KEKERASAN

KEKERASAN

KEKERASAN ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG TERDIRI ATAS

KEKERASAN ADALAH SETIAP PERBUATAN YANG TERDIRI ATAS

DIGUNAKANNYA KEKUATAN BADAN YANG TIDAK RINGAN JUGA

DIGUNAKANNYA KEKUATAN BADAN YANG TIDAK RINGAN JUGA

TIDAK BERAT

TIDAK BERAT

ANCAMAN KEKERASAN ADALAH BERUPA ANCAMAN KEKERASAN

ANCAMAN KEKERASAN ADALAH BERUPA ANCAMAN KEKERASAN

FISIK, DIMANA KEKUATAN TENAGA BADAN YANG CUKUP BESAR

FISIK, DIMANA KEKUATAN TENAGA BADAN YANG CUKUP BESAR

ITU BELUM BENAR

ITU BELUM BENAR

-

-

BENAR DIWUJUDKAN DAN AKAN BENAR

BENAR DIWUJUDKAN DAN AKAN BENAR

-

-

BENAR DIGUNAKAN APABILA MENURUT PIKIRAN ATAU

BENAR DIGUNAKAN APABILA MENURUT PIKIRAN ATAU

PERTIMBANGAN PETINDAK BAHWA DENGAN ANCAMAN ITU

PERTIMBANGAN PETINDAK BAHWA DENGAN ANCAMAN ITU

KORBAN BELUM MENJADI TIDAK BERDAYA

KORBAN BELUM MENJADI TIDAK BERDAYA

Fachrizal Afandi

TUJUAN YANG MERUPAKAN AKIBAT DARI PERBUATAN

TUJUAN YANG MERUPAKAN AKIBAT DARI PERBUATAN

MEMAKSA YAITU ORANG MENYERAHKAN BENDA, ORANG

MEMAKSA YAITU ORANG MENYERAHKAN BENDA, ORANG

MEMBERI

MEMBERI

HUTANG DAN ATAU ORANG MENGHAPUSKAN

PIUTANG

TIGA UNSUR AKIBAT INI MERUPAKAN INDIKATOR DARI

SELESAI/TERJADINYA KEJAHATAN PEMERASAN

---

SELESAINYA

PERBUATAN TERGANTUNG PADA PERBUATAN KORBAN

UNSUR BENDA SAMA DENGAN BENDA DALAM PENCURIAN NAMUN

TIDAK DISYARATKAN HARUS MILIK KORBAN

YANG MENYERAHKAN TIDAK HARUS KORBAN, JUGA TIDAK HARUS

DISERAHKAN PADA PETINDAK

MEMBERI HUTANG MEMILIKI PENGERTIAN YANG LEBIH LUAS

YAITU MENGADAKAN SEGALA PERJANJIAN YANG MENYEBABKAN

KORBAN HARUS MEMBAYAR SEJUMLAH UANG/MEMBERI

PRESTASI

MENGHAPUSKAN PIUTANG MEMILIKI PENGERTIAN YANG LEBIH

LUAS YAITU MENGHAPUSKAN SEGALA PERIKATAN YANG

MENYEBABKAN HAPUSNYA KEWAJIBAN HUKUM UNTUK

MENYERAHKAN/MENUNAIKAN

PRESTASI

KEPADA PIHAK KORBAN

Fachrizal Afandi

DENGAN MAKSUD UNTUK

DENGAN MAKSUD UNTUK

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU

ORANG LAIN DENGAN MELAWAN HUKUM

ORANG LAIN DENGAN MELAWAN HUKUM

PETINDAK SEBELUM MELAKUKAN

PETINDAK SEBELUM MELAKUKAN

PERBUATAN MEMAKSA DALAM DIRINYA

PERBUATAN MEMAKSA DALAM DIRINYA

TELAH ADA SATU KESADARAN BAHWA

TELAH ADA SATU KESADARAN BAHWA

MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN

MAKSUD UNTUK MENGUNTUNGKAN

(MENAMBAH KEKAYAAN) BAGI DIRI

(MENAMBAH KEKAYAAN) BAGI DIRI

SENDIRI ATAU ORANG LAIN DENGAN

SENDIRI ATAU ORANG LAIN DENGAN

MEMAKSA SESEORANG ITU ADALAH

MEMAKSA SESEORANG ITU ADALAH

BERTENTANGAN DENGAN HUKUM

BERTENTANGAN DENGAN HUKUM

UNSUR SUBYEKTIF

UNSUR SUBYEKTIF

Fachrizal Afandi

PEMERASAN YANG DIPERBERAT

PEMERASAN YANG DIPERBERAT

(PASAL 368 (2) KUHP)

(PASAL 368 (2) KUHP)

KETENTUAN PASAL 365 AYAT KEDUA,

KETIGA, DAN KEEMPAT BERLAKU BAGI

KEJAHATAN INI

BERDASAR

HAL

TERSEBUT

MAKA

BENTUK

-

BENTUK

PEMERASAN

YANG

DIPERBERAT

ADALAH

:

PEMERASAN

YANG

DIANCAM

PIDANA

PENJARA

MAKSIMUM

12

TAHUN

PEMERASAN

YANG

DIANCAM

PIDANA

PENJARA

MAKSIMUM

15

TAHUN

PEMERASAN

YANG

DIANCAM

PIDANA

MATI

ATAU

PIDANA

PENJARA

SEUMUR

HIDUP

ATAU

PIDANA

PENJARA

SEMENTARA

MAKSIMUM

2

O

TAHUN

Fachrizal Afandi

PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA

PENJARA MAKSIMUM 12 TAHUN

UNSUR

UNSUR

-

-

UNSUR YANG TERDAPAT PADA PASAL 368

UNSUR YANG TERDAPAT PADA PASAL 368

AYAT 1 KUHP, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF

AYAT 1 KUHP, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF

MAUPUN OBYEKTIF

MAUPUN OBYEKTIF

DAN DITAMBAH UNSUR

DAN DITAMBAH UNSUR

-

-

UNSUR LEBIH KHUSUS

UNSUR LEBIH KHUSUS

LAGI BERSIFAT ALTERNATIF :

LAGI BERSIFAT ALTERNATIF :

1.

PENCURIAN DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM DI TEMPAT

KEDIAMAN, ATAU PEKARANGAN TERTUTUP YANG ADA TEMPAT

KEDIAMANNYA, ATAU DI JALAN UMUM, ATAU DI DALAM KERETA API

ATAU TREM YANG SEDANG BERJALAN;

2.

PELAKUNYA LEBIH DARI SATU ORANG DENGAN BERSEKUTU (PASAL

55 (1) KUHP);

3.

CARA MASUK ATAU SAMPAI PADA BENDA YANG DICURI DENGAN

MERUSAK, MEMANJAT, DENGAN MEMAKAI ANAK KUNCI PALSU,

PERINTAH PALSU ATAU PAKAIAN JABATAN PALSU.

4.

TIMBULNYA AKIBAT LUKA

-

LUKA BERAT.

Fachrizal Afandi

PEMERASAN YANG DIANCAM

PIDANA PENJARA MAKSIMUM

15 TAHUN

UNSUR

UNSUR

-

-

UNSUR YANG TERDAPAT PADA AYAT

UNSUR YANG TERDAPAT PADA AYAT

1, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF

1, BAIK YANG BERSIFAT SUBYEKTIF

MAUPUN OBYEKTIF

MAUPUN OBYEKTIF

ADANYA AKIBAT KEMATIAN ORANG

ADANYA AKIBAT KEMATIAN ORANG

(KEMATIAN BUKAN MERUPAKAN TUJUAN/

(KEMATIAN BUKAN MERUPAKAN TUJUAN/

KESENGAJAAN SEBAGAI MAKSUD)

KESENGAJAAN SEBAGAI MAKSUD)

Fachrizal Afandi

PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA MATI ATAU PIDANA

PEMERASAN YANG DIANCAM PIDANA MATI ATAU PIDANA

PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA

PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PENJARA

SEMENTARA MAKSIMUM 20 TAHUN

SEMENTARA MAKSIMUM 20 TAHUN

UNSUR

UNSUR

-

-

UNSUR YANG TERDAPAT PADA

UNSUR YANG TERDAPAT PADA

PASAL 368 AYAT 1 KUHP, BAIK YANG

PASAL 368 AYAT 1 KUHP, BAIK YANG

BERSIFAT SUBYEKTIF MAUPUN OBYEKTIF

BERSIFAT SUBYEKTIF MAUPUN OBYEKTIF

DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM OLEH DUA

DILAKUKAN PADA WAKTU MALAM OLEH DUA

ORANG DENGAN BERSEKUTU DI

ORANG DENGAN BERSEKUTU DI

1.

SEBUAH TEMPAT KEDIAMAN ATAU

2.

PEKARANGAN TERTUTUP YANG ADA TEMPAT

KEDIAMANNYA ATAU

3.

JALAN UMUM ATAU

4.

DALAM KERETA API ATAU TREM YANG SEDANG

BERJALAN DITAMBAH

TIMBULNYA AKIBAT KEMATIAN ORANG

TIMBULNYA AKIBAT KEMATIAN ORANG

Fachrizal Afandi

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENCURIAN

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENCURIAN

DENGAN KEKERASAN DENGAN PEMERASAN

DENGAN KEKERASAN DENGAN PEMERASAN

PENCURIAN DENGAN KEKERASAN

PENCURIAN DENGAN KEKERASAN

PEMERASAN

PEMERASAN

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DITUJUKAN UNTUK

KEKERASAN DITUJUKAN UNTUK

MEMPERSIAPKAN, MEMPERMUDAH

MEMPERSIAPKAN, MEMPERMUDAH

ATAU DALAM HAL TERTANGKAP

ATAU DALAM HAL TERTANGKAP

TANGAN MEMUNGKINKAN UNTUK

TANGAN MEMUNGKINKAN UNTUK

MELARIKAN DIRI

MELARIKAN DIRI

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN BUKAN CARA

KEKERASAN BUKAN CARA

MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL

MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL

OBYEKNYA BENDA

OBYEKNYA BENDA

SELESAINYA PERBUATAN

SELESAINYA PERBUATAN

DISYARATKAN TELAH BERALIHNYA

DISYARATKAN TELAH BERALIHNYA

BENDA KE PETINDAK

BENDA KE PETINDAK

DISEBABKAN OLEH PERBUATANNYA

DISEBABKAN OLEH PERBUATANNYA

SENDIRI YAITU MENGAMBIL

SENDIRI YAITU MENGAMBIL

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DITUJUKAN PADA

KEKERASAN DITUJUKAN PADA

ORANG UNTUK MENYERAHKAN

ORANG UNTUK MENYERAHKAN

BENDA, MEMBERI HUTANG DAN

BENDA, MEMBERI HUTANG DAN

MENGHAPUSKAN PIUTANG

MENGHAPUSKAN PIUTANG

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN DAN ANCAMAN

KEKERASAN ADALAH CARA

KEKERASAN ADALAH CARA

MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL

MELAKUKAN PERBUATAN MATERIIL

OBYEKNYA BENDA DIPERLUAS

OBYEKNYA BENDA DIPERLUAS

SELESAINYA PERBUATAN

SELESAINYA PERBUATAN

DISYARATKAN TELAH

DISYARATKAN TELAH

BERALIHNYA BENDA KE

BERALIHNYA BENDA KE

PETINDAK DISEBABKAN OLEH

PETINDAK DISEBABKAN OLEH

PERBUATAN ORANG LAIN

PERBUATAN ORANG LAIN

Fachrizal Afandi

PENGANCAMAN DALAM BENTUK

PENGANCAMAN DALAM BENTUK

POKOK

POKOK

1.

BARANG SIAPA DENGAN MAKSUD UNTUK

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG

LAIN SECARA MELAWAN HUKUM. DENGAN

ANCAMAN PENCEMARAN BAIK DENGAN LISAN

MAUPUN TULISAN, ATAU DENGAN ANCAMAN

AKAN MEMBUKA RAHASIA, MEMAKSA SEORANG

SUPAYA MEMBERIKAN BARANG SESUATU YANG

SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN KEPUNYAAN

ORANG ITU ATAU ORANG LAIN. ATAU SUPAYA

MEMBUAT HUTANG ATAU MENGHAPUSKAN

PIUTANG, DIANCAM DENGAN PIDANA PENJARA

PALING LAMA EMPAT TAHUN.

2.

KEJAHATAN INI TIDAK DITUNTUT KECUALI ATAS

PENGADUAN ORANG YANG TERKENA KEJAHATAN.

Fachrizal Afandi

UNSUR

UNSUR

-

-

UNSUR OBYEKTIF

UNSUR OBYEKTIF

PERBUATAN MEMAKSA (

PERBUATAN MEMAKSA (

DWINGEN

DWINGEN

)

)

DITUJUKAN PADA SESEORANG

DITUJUKAN PADA SESEORANG

CARA

CARA

-

-

CARA MEMAKSA DENGAN MEMAKAI :

CARA MEMAKSA DENGAN MEMAKAI :

ANCAMAN PENCEMARAN NAMA BAIK, BAIK TERTULIS MAUPUN

ANCAMAN PENCEMARAN NAMA BAIK, BAIK TERTULIS MAUPUN

LISAN

LISAN

PENCEMARAN : PERBUATAN YANG DISENGAJA UNTUK MENYERANG

PENCEMARAN : PERBUATAN YANG DISENGAJA UNTUK MENYERANG

KEHORMATAN ATAU NAMA BAIK SESORANG DENGAN MENUDUHKAN

KEHORMATAN ATAU NAMA BAIK SESORANG DENGAN MENUDUHKAN

KEPADANYA TELAH MELAKUKAN SUATU PERBUATAN YANG NYATA

KEPADANYA TELAH MELAKUKAN SUATU PERBUATAN YANG NYATA

-

-

NYATA MEMPUNYAI MAKSUD UNTUK MENYEBARLUASKAN TUDUHAN

NYATA MEMPUNYAI MAKSUD UNTUK MENYEBARLUASKAN TUDUHAN

TERSEBUT KEPADA ORANG LAIN ATAU UMUM

TERSEBUT KEPADA ORANG LAIN ATAU UMUM

ANCAMAN AKAN MEMBUKA RAHASIA

ANCAMAN AKAN MEMBUKA RAHASIA

MEMBUKA RAHASIA : MEMBERITAHUKAN KEPADA ORANG LAIN

MEMBUKA RAHASIA : MEMBERITAHUKAN KEPADA ORANG LAIN

ATAU ORANG BANYAK TENTANG SEGALA HAL YANG MENYANGKUT

ATAU ORANG BANYAK TENTANG SEGALA HAL YANG MENYANGKUT

DIRI KORBAN YANG DISIMPANNYA DAN TIDAK BOLEH DIKETAHUI

DIRI KORBAN YANG DISIMPANNYA DAN TIDAK BOLEH DIKETAHUI

ORANG LAIN

ORANG LAIN

UNSUR TUJUAN YANG SEKALIGUS MERUPAKAN AKIBAT :

UNSUR TUJUAN YANG SEKALIGUS MERUPAKAN AKIBAT :

ORANG MENYERAHKAN BENDA YANG SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA

ORANG MENYERAHKAN BENDA YANG SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA

MILIK ORANG LAIN

MILIK ORANG LAIN

ORANG MEMBERI

ORANG MEMBERI

HUTANG ATAU

ORANG MENGHAPUSKAN PIUTANG

Fachrizal Afandi

MAKSUD YANG DITUJUKAN PADA

MAKSUD YANG DITUJUKAN PADA

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU

MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU

MENGUNTUNGKAN ORANG LAIN

MENGUNTUNGKAN ORANG LAIN

DENGAN MELAWAN HUKUM

DENGAN MELAWAN HUKUM

-------

-------

MERUPAKAN DELIK ADUAN ABSOLUT

MERUPAKAN DELIK ADUAN ABSOLUT

UNSUR SUBYEKTIF

UNSUR SUBYEKTIF

Fachrizal Afandi

PEMERASAN DAN PENGANCAMAN

PEMERASAN DAN PENGANCAMAN

DALAM KALANGAN KELUARGA /

DALAM KALANGAN KELUARGA /

PASAL 370 KUHP

PASAL 370 KUHP

“KETENTUAN PASAL 367 BERLAKU

BAGI KEJAHATAN

-

KEJAHATAN YANG

DI RUMUSKAN DALAM BAB INI”

BENTUK PERTAMA

BENTUK PERTAMA

SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN

SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN

SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)

SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)

ADANYA UNSUR KHUSUS, YAKNI :

ADANYA UNSUR KHUSUS, YAKNI :

UNSUR OBYEKTIF BERUPA ADANYA HUBUNGAN ANTARA

UNSUR OBYEKTIF BERUPA ADANYA HUBUNGAN ANTARA

PETINDAK ATAU PELAKU PEMBANTUNYA DENGAN KORBAN

PETINDAK ATAU PELAKU PEMBANTUNYA DENGAN KORBAN

SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG TIDAK BERPISAH MEJA DAN

SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG TIDAK BERPISAH MEJA DAN

TEMPAT TIDUR ATAU TIDAK TERPISAH HARTA

TEMPAT TIDUR ATAU TIDAK TERPISAH HARTA

KEKAYAANNYA

KEKAYAANNYA

OBYEKNYA ADALAH BENDA

OBYEKNYA ADALAH BENDA

-

-

BENDA MILIK SUAMI ATAU

BENDA MILIK SUAMI ATAU

ISTRI TERSEBUT

ISTRI TERSEBUT

Fachrizal Afandi

BENTUK KEDUA MERUPAKAN DELIK ADUAN

BENTUK KEDUA MERUPAKAN DELIK ADUAN

SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN

SEMUA UNSUR PEMERASAN (PASAL 368 KUHP) DAN

SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)

SEMUA UNSUR PENGANCAMAN (PASAL 369 KUHP)

DITAMBAH UNSUR KHUSUS ALTERNATIF, YAKNI :

DITAMBAH UNSUR KHUSUS ALTERNATIF, YAKNI :

UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA

UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA

ADALAH SUAMI ATAU ISTRI (1) YANG TERPISAH MEJA DAN

ADALAH SUAMI ATAU ISTRI (1) YANG TERPISAH MEJA DAN

TEMPAT TIDUR ATAU (2) TERPISAH HARTA KEKAYAANNYA, ATAU

TEMPAT TIDUR ATAU (2) TERPISAH HARTA KEKAYAANNYA, ATAU

UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA

UNSUR PETINDAK ATAU YANG MENJADI PELAKU PEMBANTUNYA

ADALAH KELUARGA SEDARAH ATAU SEMENDA BAIK DALAM GARIS

ADALAH KELUARGA SEDARAH ATAU SEMENDA BAIK DALAM GARIS

LURUS MAUPUN GARIS MENYIMPANG DALAM DERAJAT KEDUA

LURUS MAUPUN GARIS MENYIMPANG DALAM DERAJAT KEDUA

DENGAN PEMILIK BENDA

DENGAN PEMILIK BENDA

Fachrizal Afandi

Sumber : file:///C:/Documents%20and%20Settings/Client/pemerasan/pemerasan-dan-pengancaman1.pdf

Pemerasan dan Pengancaman

~ DEFINISITindak pidana pemerasan sebagaimana diatur dalam Bab XXIII KUHP sebenarnya terdiri dari dua macam tindak pidana, yaitu tindak pidana pemerasan (afpersing) dan tindak pidana pengancaman (afdreiging). Kedua macam tindak pidana tersebut mempunyai sifat yang sama, yaitu suatu perbuatan yang bertujuan memeras orang lain. Justru karena sifatnya yang sama itulah kedua tindak pidana ini biasanyadisebut dengan nama yang sama, yaitu "pemerasan" serta diatur dalam bab yang sama. Sekalipun demikian, tidak salah kiranya apabila orang menyebut, bahwa kedua tindak pidana tersebut mempunyai sebutan sendiri, yaitu "pemerasan" untuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 368KUHP dan pengancaman untuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 369 KUHP. Oleh karena memang, dalam KUHP sendiri pun juga menggunakan kedua nama tersebut untuk menunjuk pada tindak pidanayang diatur dalam Pasal 368 dan 369 KUHP. ::. Tindak Pidana Pemerasan Dalam ketentuan Pasal 368 KUHP tindak pidana pemerasan diramuskandengan rumusan sebagai berikut :

1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian adalah milik orang lain, atau supaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam, karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

2. Ketentuan Pasal 365 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berlaku dalam tindak pidana ini.

> Unsur-Unsur yang ada di dalam ketentuan Pasal 368 KUHP>> Unsur-unsur dalam ketentuan ayat (1) Pasal 368 KUHP :>>> Unsur obyektif, yang meliputi unsur-unsur :

1. Memaksa . 2. Orang lain.

3. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

4. Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang (yang seleruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain).

5. Supaya memberi hutang.

6. Untuk menghapus piutang.

>>> Unsur subyektif, yang meliputi unsur - unsur :1. Dengan maksud.2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

> Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Unsur "memaksa". Dengan istilah "memaksa" dimaksudkan adalah

melakukan tekanan pada orang, sehingga orang itu melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehenda kn ya sendiri

2. Unsur "untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang". Berkaitan dengan unsur itu, persoalan yang muncul adalah, kapan dikatakan ada penyerahan suatu barang? Penyerahan suaubarang dianggap telah ada apabila barang yang diminta oleh pemeras tersebut telah dilepaskan dari kekuasaan orang yang diperas, tanpa melihat apakah barang tersebut sudah benar - benar dikuasai oleh orang yang memeras atau belum. Pemerasandianggap telah terjadi, apabila orang yang diperas itu telahmenyerahkan barang/benda yang dimaksudkan si pemeras sebagaiakibat pemerasan terhadap dirinya. Penyerahan barang tersebut tidak harus dilakukan sendiri oleh orang yang diperas kepada pemeras. Penyerahan barang tersebut dapat saja terjadi dan dilakukan oleh orang lain selain dari orangyang diperas.

3. Unsur "supaya memberi hutang". Berkaitan dengan pengertian "memberi hutang" dalam rumusan pasal ini perlu kiranya mendapatkan pemahaman yanag benar. Memberi hutang di sini mempunyai pengertian, bahwa si pemeras memaksa orang yang diperas untuk membuat suatu perikatan atau suatu perjanjian yang menyebabkan orang yang diperas harus membayar sejumlah uang tertentu. Jadi, yang dimaksud dengan memberi hutang dalam hal ini bukanlah berarti dimaksudkan untuk mendapatkanuang (pinjaman) dari orang yang diperas, tetapi untuk membuat suatu perikatan yang berakibat timbulnya kewajiban bagi orang yang diperas untuk membayar sejumlah uang kepada pemeras atau orang lain yang dikehendaki.

4. Unsur "untuk menghapus hutang". Dengan menghapusnya piutang yang dimaksudkan adalah menghapus atau meniadakan perikatan yang sudah ada dari orang yang diperas kepada pemeras atau orang tertentu yang dikehendaki oleh pemeras.

5. Unsur "untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain". Yang dimaksud dengan "menguntungkan diri sendiri atau orang lain" adalah menambah baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dari kekayaan semula. Menambah kekayaan disini tidak perlu benar-benar telah terjadi, tetapi cukup apabila dapat dibuktikan, bahwa maksud pelaku adalah untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

>> Unsur-unsur dalam ketentuan ayat (2) Pasal 368 KUHP :>>> Berdasarkan ketentuan Pasal 368 ayat (2) KUHP tindak pidana pemerasan diperberat ancaman pidananya apabila :

1. Tindak pidana pemerasan itu dilakukan pada waktu malam dalamsebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya atauapabila pemerasan dilakukan dijalan umum atau diatas kereta api atau trem yang sedang berjalan. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-1 KUHP dengan ancaman pidana selama dua belas tahun penjara.

2. Tindak pidana pemerasan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Sesuai dengan ketentuan Pasal 368ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-2 KUHP dengan ancaman pidana dua belas tahun penjara.

3. Tindak pidana pemerasan, dimana untuk masuk ketempat melakukan kejahatan dilakukan dengan cara membongkar, merusak atau memanjat, memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau jabatan (seragam) palsu. Sesuai dengan ketentuan pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-3 KUHP dengan pidana penjara dua belas tahun.

4. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan terjadinya luka berat, sebagaimana diatur dalam pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (2) ke-4 KUHP ancaman pidananya sama dengan yang diatas, yaitu dua belas tahun penjara.

5. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan matinya orang. Diatur dalam ketentuan pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana yang lebih berat, yaitu lima belas tahun penjara.

6. Tindak pidana pemerasan tersebut telah menimbulkan luka berat atau kematian serta dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai hal-hal yang memberatkan sebagaimana yang diatur dalam pasal 365 ayat (1)dan ayat (2) KUHP. Berdasarkan Pasal 368 ayat (2) jo Pasal 365 ayat (4) KUHP tindak pidana pemerasan ini diancam denganpidana yang lebih berat lagi, yaitu dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana selama waktu tertentu palinglama dua puluh tahun penjara.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka terdapat enam bentuk tindak pidana pemerasan dengan pemberatan dengan ancaman pidana yang diperberat. ::. Tindak Pidana PengancamanBentuk tindak pidana pemerasan yang kedua adalah "pengancaman". Dalam bahasa Inggris tindak pidana "pengancaman" ini dikenal dengan nama blackmail, sedang dalam bahasa Perancis dikenal denga nistilah chantage. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa tindak pidana yang diatur dalam Pasal 368 dan 369 KUHP sama-sama merupakan pemerasan. Perbedaannya hanya terletak pada cara-cara yang digunakan dalam kedua tindak pidana itu. Tindak pidana dalam Pasal 368 KUHP yang lazim disebut "pemerasan" menggunakan

"kekerasan atau ancaman kekerasan" sedangkan tindak pidana dalam Pasal 369 KUHP yang lazim disebut sebagai "pengancaman" menggunakan cara "pencemaran baik lisan maupun tertulis". > Ketentuan Pasal 369 KUHP selengkapnya berbunyi :

1. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman pencemaran baik lisan maupun tulisan atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, atau supaya memberikan hutang atau menghapus piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

2. Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.

>> Unsur - Unsur tindak pidana pengancaman dalam Pasal 369 KUHP di atas adalah :>>> Unsur - Unsur obyektif, yang meliputi unsur - unsur :

1. Memaksa.2. Orang lain.

3. Dengan ancaman pencemaran baik lisan maupun tulisan atau ancaman akan membuka rahasia.

4. Supaya memberi hutang.

5. Menghapus piutang.

>>> Unsur - Unsur subyektif, yang meliputi :1. Dengan maksud.2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

Melihat unsur-unsur Pasal 369 atau 368 KUHP tampak semakin jelas,bahwa bangunan hukum antara kedua tindak pidana tersebut mempunyai esensi yang sama, yaitu memeras orang lain. Hanya, kedua tindak pidana tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai maksudnya.

Berkaitan dengan penerapan Pasal 369 KUHP di atas, unsur-unsur yang masih memerlukan penjelasan adalah unsur "dengan pencemaran baik lisan maupun tulisan serta ancaman akan membuka rahasia".

Apakah yang dimaksud dengan "ancaman pencemaran" dan "ancaman akan membuka rahasia?" Lamintang, menyebut istilah "pencemaran" dengan istilah "ancaman membuat malu". Secara definitif, pengertian "ancaman pencemaran" telah dirumuskan dalam Pasa1310 ayat (1) KUHP. Menurut Pasal 310 ayat (1) KUHP, yang dimaksud pencemaran (smaad) adalah menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, dengan menuduh sesuatu hal, yang maksudnya nyata agar hal itu diketahui umum.Pasal 310 ayat (1) KUHP di atas memberikan pengertian terhadap apa yang dimaksud dengan "pencemaran lisan". Lantas apa yang dimaksud dengan "pencemaran tertulis" ?" Apabila perbuatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP tersebut dilakukan dengan tulisan, misalnya dengan menyebarkan atau menempelkan tulisan atau lukisan, maka hal itu disebut "pencemaran secara tertulis". Unsur lain dari Pasa1369 KUHP yang belum dijelaskan adalah unsur "ancaman membuka rahasia". Apa yang dimaksud dengan "rahasia?".Tentang pengertian "rahasia" ini berbeda dengan pengertian rahasia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 322 KUHP. "Membuka rahasia" yang dimaksud dalam Pasal 322 KUHP ini berkaitan dengan pembukaan rahasia oleh orang yang karena jabatannya atau pekerjaannya wajib menyimpan rahasia itu. Sebagaicontoh, misalnya, seorang notaris wajib menyimpan rahasia terhadap, misalnya, isi dari surat hibah wasiat yang bersifat rahasia (geheim testament), sehingga apabila notaris tersebut membukarahasia ini, notaris tersebut dikenakan Pasal 322 KUHP. "Membuka rahasia" dalam pengertian Pasal 369 KUHP m engandung arti, memberitahukan kepada orang lain atau pihak ketiga hal-hal mengenai orang yang diancam atau orang ketiga yang terkait denganorang yang diancam. Pada dasarnya baik pencemaran nama baik maupun membuka rahasia mempunyai tujuan yang sama, yaitu memberitahu kepada orang lain atau pihak ketiga atau kepada khalayak ramai tentang s esuatu halyang menyangkut orang yang diancam. "Rahasia" pada hakikatnya mengenai suatu hal yang benar-benar terjadi, tetapi karena sesuatu hal (misalnya takut diketahui oleh istrinya, anaknya, atasannya, dan sebagainya) disembunyikan.

Sedang pencemaran nama baik mengenai suatu hal yang benar atau tidak benar yang dapat mencemarkan nama dan kehormatan orang yangdiancam. Pembahasan terhadap unsur-unsur Pasal 369 ayat (1) KUHP kiranya sudah jelas. Marilah kita lihat penjelasan dalam Pasal 369 ayat (2) KUHP dan pasal-pasal berikutnya tentang pengancaman. Berdasarkan ketentuan Pasal 369 ayat (2) KUHP tindak pidana pengancaman ini merupakan delik aduan, yaitu delik yang hanya dapat dituntut atas pengaduan. Dengan demikian, tanpa adanya pengaduan, tindak pidana pengancaman ini tidak dapat dituntut.

Sumber : http://kismadi.blogspot.com/2013/01/pemerasanpengancaman.html