PASAR MODAL SYARIAH

21
PASAR MODAL SYARIAH OLEH IWAN BUDHIARTA CTA, CMT, CPM, DIPL.FP, BBA, MSI(M) Diberikan pada: Diberikan pada: PARAMADINA GRADUATE SCHOOL OF BUSINESS PARAMADINA GRADUATE SCHOOL OF BUSINESS Islamic Business and Finance Islamic Business and Finance Produk & Jasa Perbankan, Pasar Uang dan Pasar Modal Islam

Transcript of PASAR MODAL SYARIAH

PASAR MODAL SYARIAH

OLEH

IWAN BUDHIARTACTA, CMT, CPM, DIPL.FP, BBA, MSI(M)

Diberikan pada:Diberikan pada:PARAMADINA GRADUATE SCHOOL OF BUSINESSPARAMADINA GRADUATE SCHOOL OF BUSINESSIslamic Business and FinanceIslamic Business and Finance

Produk & Jasa Perbankan, Pasar Uang danPasar Modal Islam

Pasar Modal didefinisikan sebagai pasar berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yg diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Manfaat Pasar Modal Sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha. Wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga

memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah. Menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong

pemanfaatan manajemen profesional.

Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal Syariah

Pengertian : Pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terbebas dari hal-hal yang dilarang seperti riba, gharar dan maysir.

Instrumen investasi pada Pasar Modal Syariah mencakup saham memenuhi kriteria syariah dan Obligasi /Medium Term Notes syariah (Sukuk).

Saham Sesuai Syariah

Saham sesuai Syariah

Pasar saham dalam syariah adalah campuran dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah

Tidak ada hak istimewa pada pendapatan (tidak mengakui preferred stock)

Jenis usaha emiten tidak bertentangan dengan syariah.

Emiten berada dalam kondisi yang layak menurut syariah

Tidak ditransaksikan secara terlarangMelewati proses investasi yang prudent termasuk diadakannya screening dan cleansing (Purifikasi) atas pendapatan.

Jenis Usaha Tidak Sesuai Syariah

Mengacu pada Fatwa DSN-MUI No.20, larangan pada:

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Kondisi Emiten yang Layak menurut Syariah

Hasil usaha tidak mengandung unsur Riba dan tidak bersifat zholim

Produk/jasa yang dihasilkan tidak HaramMemberikan informasi yg transparan serta tepat waktu sehingga menghindari kondisi gharar

Resiko Usaha yang wajar dan memenuhi ketentuan misalnya: rasio Hutang/Kewajiban terhadap Modal rasio Piutang terhadap Pendapatan

Manajemen yang Islami, tidak spekulatif, menghormati HAM dan menjaga lingkungan hidup

Jenis Transaksi yang Dilarang

Dilarang melakukan transaksi yang Riba (margin trading), Maysir dan tindakan spekulatif yang didalamnya mengandung unsur Gharar.

Tindakan spekulatif itu antara lain: Bai’ Najsy adalah melakukan penawaran palsu; Bai’ al-ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short-selling);

Insider Trading, yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;

Berinvestasi pada perusahaan dengan tingkat utang yang dominan dari modal;

Proses Investasi Saham sesuai Syariah

Stock Stock UniverseUniverse

Step 1Step 1Sharia

Screening

Step 2Step 2Detailed review-Company contact

-Financial Analysis-LT co. assessment

Step 3Step 3Valuation

Step 4Step 4Stock

selection

Portfolio ConstructionPortfolio Construction

Step 5Step 5Monitoring

-Set milestones - Key driver-Purification of Earning

-Earning revision -Price valuation

Continuous improvement Continuous improvement & re-evaluation& re-evaluation

Screening Saham & Index Saham Syariah

Screening saham bertujuan untuk memilih saham-saham yang memenuhi kriteria untuk berinvestasi sesuai prinsip syariah.

Screening dilakukan melalui 2 tahapan yaitu: Core Business Activity Screening Financial Ratio Screening

Sebagai pedoman dalam memilih saham sesuai syariah, investor dapat memilih saham-saham yang termasuk dalam Index saham syariah.

Index saham syariah juga bertujuan sebagai indikator kinerja saham-saham sesuai syariah.

Selain menggunakan Index, investor juga dapat menggunakan daftar efek syariah yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal.

Kriteria Kualitatif : Mengacu pada Fatwa DSN-MUI No.20 tentang larangan investasi pada Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Jakarta Islamic Index

Kriteria Kuantitatif

Jakarta Islamic Index

Total Hutang/Total Modal (Ekuitas) ≤ 82% (Fatwa DSN No.20)

Total Interest Income/Total Revenue ≤ 5-10%

Kriteria Kualitatif : Larangan investasi pada

Perusahaan yang menghasilkan, menjual dan mendistribusi minuman alkohol dan produk lainnya;

Perusahaan yang menghasilkan, menjual dan mendistribusi atau penyembelihan babi dan produk turunannya;

Perusahaan yang berkaitan dengan pornografi dalam berbagai bentuk;

Perusahaan senjata; Perusahaan tembakau dan turunannya; Perusahaan aborsi;

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kualitatif (lanjutan)

Perusahaan kloning manusia; Perusahaan perusak lingkungan; Perusahaan dengan keadaan karyawan yang buruk;

Perbankan, asuransi dan lembaga keuangan konvensional;

Perusahaan berbagai pendapatan non halal (impure) yang melebihi 5% dari keuntungan;

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kuantitatif

Acc. Receivable/Market Cap ≤ 45%

Total Debt/Market Cap≤33%

Cash Equivalent/Market Cap≤33%

Dampak dari Debt Screen : Enron (Deleted: 3Q’01), Worldcom (2Q’01)

*MarketCap = number of shares x share price (avg 12 months)

Dow Jones Islamic Market Index

Kriteria Kualitatif : Larangan investasi pada saham perusahaan dengan bisnis utama pada sektor Perbankan konvensional dan perusahaan terkait; Alkohol; Tembakau; Perjudian; Industri persenjataan; Asuransi jiwa konvensional; Peternakan, pengemasan , pemprosesan dan penjualan babi Sektor usaha lain yang bersentuhan dengan sektor terlarang diatas

FTSE Global Islamic Index

Kriteria Kuantitatif

Total Acc. Receivables/Total Assets ≤ 45%

Total Debt/Total Assets ≤ 33%

Cash Equivalent/Total Assets ≤ 33%

FTSE Global Islamic Index

Daftar Efek Syariah

Bapepam dan LK menerbitkan peraturan dalam bentuk Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-314/BL/2007 yang dikeluarkan Jumat, 31 Agustus 2007, terkait dengan kriteria dalam menyusun Daftar Efek Syariah (DES).

Kriteria syariah tersebut mengacu kepada ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Daftar efek yang dapat dimuat dalam DES adalah: Surat Berharga Syariah Negara Saham sesuai kriteria syariah Obligasi Syariah Efek Beragun Aset (EBA) syariah Efek asing yang sesuai syariah

DES diperbarui tiap 6 (enam) bulan sekali.

Purifikasi Saham

Fatwa No.20 Pasal 11(2): ”Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non halal dari pendapatan yang diyakini halal.

Hasil dari purifikasi digunakan sebagai dana sosial untuk kemaslahatan umat (tidak boleh dikomsumsi)

Purifikasi dapat terjadi karena:Adanya pendapatan bunga dari rekening emiten di Bank konvensional dan pendapatan-pendapatan lain yang tidak sesuai prinsip syariah (tidak boleh lebih dari 10% total pendapatan).

Pendapatan dividen pada perusahaan yang merupakan perusahaan yang mixed (seperti perusahaan konglomerasi)

Purifikasi Saham (Lanjutan)

Purifikasi dilakukan atas keuntungan yang diperoleh dari dividen dan capital gain.

Purifikasi atas Dividen dapat dilakukan dengan memisahkan suatu porsi dari dividen yang besarnya setara dengan % pendapatan non-halal (bunga) dari total pendapatan.

Sebagian ulama menganggap purifikasi terhadap capital gain tidak perlu dilakukan dengan alasan sulitnya menentukan secara spesifik besaran capital gain yang diperoleh sebagai akibat dari penerimaan non-syariah (bunga) disamping kecilnya pengaruh penerimaan ini terhadap penciptaan asset.

Sebagian ulama lagi menganggap purifikasi terhadap capital gain perlu dilakukan dengan cara yang sama dengan purifikasi dividen.

TERIMAKASIH