Makalah Pasar Modal Syariah

30
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pasar Modal Syariah Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementar untuk istilah modal sering di gunakan istilah efek, securities dan stock. Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, di mana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak bertentangan denga syariat Islam. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba, maisir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan umat islam. Pasar modal islam dikembangkan dalam rangka mengkomodir kebutuhan umat muslim di Indonesia yang ingin melakukan investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini berkenaan dengan anggapan di kalangan sebagai umat islam sendiri bahwa berinvestasi di pasar modal di satu sisi merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran islam, sementara di sisi lain Indonesia perlu memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor dari Negara-negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial. Pasar modal adalah perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, antara lain: dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds); baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sector). Sedangkan pasar modal syariah merupakan tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah yang dalam berinteraksi berpedoman pada ajaran islam dan menjauhi hal-hal yang dilarang, seperti penipuan dan penggelapan 1 1 Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul Hakim, Jakarta Timur hal. 123 3

Transcript of Makalah Pasar Modal Syariah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Modal Syariah

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market.

Sementar untuk istilah modal sering di gunakan istilah efek, securities dan stock.

Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang

berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya,

di mana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak bertentangan denga

syariat Islam. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah.

Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba, maisir

dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan umat islam. Pasar

modal islam dikembangkan dalam rangka mengkomodir kebutuhan umat muslim

di Indonesia yang ingin melakukan investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip

syariah. Hal ini berkenaan dengan anggapan di kalangan sebagai umat islam

sendiri bahwa berinvestasi di pasar modal di satu sisi merupakan sesuatu yang

tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran islam, sementara di sisi lain

Indonesia perlu memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara untuk

berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor dari Negara-negara

Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.

Pasar modal adalah perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka

panjang, antara lain: dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds);

baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh

perusahaan swasta (private sector). Sedangkan pasar modal syariah merupakan

tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah

yang dalam berinteraksi berpedoman pada ajaran islam dan menjauhi hal-hal yang

dilarang, seperti penipuan dan penggelapan1

1 Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan Syariah, Zikrul Hakim, Jakarta Timur hal. 123

3

4

Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan

dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan Efek.

Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat

diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam

UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar

modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara

keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki

perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa

karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme

transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al

Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran

yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah

pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait

perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan

dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan

bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil

yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah

di Indonesia.2

2.2 Fungsi dan Karakteristik

Pasar modal berperan menjalankan dua fungsi secara simultan berupa

fungsi ekonomi dengan mewujudkan pertemuan dua kepentingan, yaitu pihak

yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana dan fungsi

keuangan dengan memberikan kemungkinana dan kesempatan untuk meperoleh 2 http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id di akses tanggal 19 September 2015 13:55

5

imblan bagi pemilik dana melalui investasi. Dana yang diperoleh dari pasar modal

dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja

dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi kedua pasar modal menjadi sarana bagi

masyarakt untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi,

reksadana dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana

yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-

masing instrument.

Pasar modal juga mampu menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian

suatu negara. Pasar modal memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi

dengan memberikan kesempatan bagi perusahan untuk dapat memanfaatkan dana

langsung dari masyarakat tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operassi

perusahan.

Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu3 :

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memunkinkan alokasi sumber dana secara optimal

b. Memberikan wahan investasi bagi investor sekaligus memengkinkan

upaya diversifikasi.

c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.

d. Penyebaran kepemilikan perusahan sampai lapisan masyarakat menengah.

e. Penyebaran kepemilikan, keterbukan sehat aan dan profesionalisme,

menciptakan iklim berusaha yang sehat

f. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dan mempunyai

prosfek

g. Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko

yang biasa di perhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan

diversifikasi investasi

h. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik

3 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 113

6

i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memeberikan akses konrol

sosial

Menurut Metwally fungsi dari keberadaan pasar modal syariah4

a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis

dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas

c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada

harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis

Menurut Metwally karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal

syariah adalah sebagai berikut5:

a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek

b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat

diperjualbelikan melalui pialang

c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat

diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi

tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca

keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak

lebih dari 3 bulan

d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap 

perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali

4 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 1145 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 34

7

e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari

HST

f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST

g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang

terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah

h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu

periode perdagangan setelah menentukan HST

i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode

perdagangan, dan dengan harga HST

Bapepam juga telah memberikan perhatian besar kepada pasar modal syariah.

Hal itu terlihat pada pengembangan pasar modal syariah untuk kerja lima tahun ke

depan. Rencana tersebut dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia

2005-2009. Berkembangnya produk pasar modal berbasis syariah juga merupakan

potensi dan sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di Indonesia.

Menurut Bapepam,  ada dua strategi utama yang dicanangkan Bapepam untuk

mecapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar modal syariah.

Pertama, mengembangkan kerangka hukum untuk memfasilitasi pengembangan

pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong pengembangan produk

pasar modal berbasis syariah. Selanjutnya, dua strategi utama tersebut dijabarkan

Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi:

1. Mengatur penerapan prinsip syariah

2. Menyusun standar akuntansi

3. Mengembangkan profesi pelaku pasar

4. Sosialisasi prinsip syariah

5. Mengembangkan produk

6. Menciptakan produk baru

7. Meningkatkan kerja sama dengan DSN-MUI6

2.3 Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

6 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 222-223

8

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun

perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana

adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung

tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya

sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah

maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah

mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di

Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan

bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai

perdagangan7.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat

sebagai berikut8:

1. 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh Pemerintah Hindia-Belanda

2. 1914-1918: bursa efek di Jakarta ditutup selama Perang Dunia I

3. 1925-1942: bursa efek di Jakarta di buka kembali bersama dengan

bursa efek di Semarang dan Surabaya

4. Awal tahun 1939: karena isu politik (Perang Dunia II) bursa efek di

Semarang dan Surabaya ditutup

5. 1942-1952: bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia

II

6. 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UUD Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro

Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan yaitu Obligasi

Pemerintah RI (1950)

7. 1956: program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin

tidak aktif

8. 1956-1977: perdagangan di bursa efek fakum

7 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015 8 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.114-117

9

9. 10 agustus 1977: bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan di bawah Bapepam. Tanggal 10 agustus

diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar

modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibonang sebagai

emiten pertama

10. 1977-1987: perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen pasar modal

11. 1987: ditandai dengan hadirnya paket desember 1987 (PAK-DES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia

12. 1988-1990: paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat

13. 2 juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14. Desember 1988: pemerintah mengeluarkan paket desember (PAKDES

’88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go punlic dan

beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

15. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya

16. 13 Juli 1992: swastanisasi BEJ; Bapepam berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

17. 22 Mei 1995: sistem operasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

18. 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan UU No. 8 tahun 1995

tentang Pasar Modal. UU ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996

19. 1995: Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya

10

20. 3 Juli 1997: lahir danareksa syariah oleh PT Danareksa Investent

Management

21. 2000: sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

22. 3 Juli 2003: BEI bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Management meluncurkan Jakarta Islamic Index yang bertujuan untuk

memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.

23. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading)

24. 4 Maret 2003: pasar modal syariah diresmikan oleh Menkeu Boediono

didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil dari

DSN pada Direksi, direksi perusahaan efek, pengurus organisasi

pelaku, dan asosiasi profesi di pasar modal

25. 2007: penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB

pada tanggal 40 oktober 2007 yang kemudian dituangkan dalam Akta

Penggabungan dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia

yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 nopember 2007.

26.  2009: Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek

Indonesia: JATS-NextG9

2.4 Struktur Pasar Modal di Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang

pasar Modal10

9 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 201510 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal 19 September 2015

11

A. Pengelola Pasar Modal

1. Bapepam-LK

Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mulai melakukan usaha

pengaktifan pasar modal Indonesia dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar

Modal yang kemudian sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas Pasar

Modal. Sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK).

Tujuan Bapepam-LK adalah mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal

yang teratur, wajar, dan efesien serta melindungi kepentingan pemodal dan

masyarakat.

2. Bursa Efek

Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

dan/ atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak

lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Bursa efek yang ada

di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Lembaga Kliring dan Penjaminan

Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa

kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga yang menjalankan

12

fungsi lembaga kliring dan penjaminan di Indonesia dijalankan oleh PT KPEI (PT

Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia).

4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

LPP di pasar modal Indonesia dilaksanakan oleh PT KSEI (PT Kustodian

Sentral Efek Indonesia). PT KSEI adalah lembaga dalam lingkungan Pasar Modal

Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai LPP. Fungsi LPP adalah menyediakan

layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan

efesien.

5. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek

Penyelenggara perdagangan surat utang negara di luar bursa efek adalah

pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk menyelenggarakan

perdagangan surat utang negara di luar bursa efek. Penyelenggaranya antara lain

Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun) yang merupakan Self

Regulatory Organization (SRO) yang telah mendapatkan izin usaha dari

Bapepam.

B. Para Pelaku Pasar Modal

1. Emiten

Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat

berharga atau melakukan emisi di bursa. Emiten melakukan emisi dapat memilih

dua macam instrumen pasar modal yaitu saham dan obligasi.

Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini

biasanya tertuang dalam RUPS termasuk jenis surat-surat berharga yang akan

diterbitkan. Tujuan melakukan emisi, antara lain:

a. Untuk perluasan usaha

b. Untuk memperbaiki struktur modal

c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham

d. Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme

e. Menurunkan kesenjangan sosial karena peluang masyarakat menjadi

investor besar

f. Sarana promosi.

13

2. Investor. Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan

modalnya diperusahaan yang melakukan emisi.

3. Perusahaan Pengelolaan Dana (Investment Company). Perusahaan

pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar modal

dengan mengelola modal yang berasal dari investor. Perusahaan pengelola

dana mempunyai dua unit, yaitu pengelolaan dana (fund management) dan

penyimpanan dana (kustodian).

4. Reksa Dana. Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

C. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang ini berperan dalam mempertemukan antara emiten

dengan pemodal dan dalam menjalankan fungsinya berada diantara kepentingan

emiten dan pemodal. Pada prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau

menyediakan jasa baik bagi emiten maupun investor.

a. Lembaga penunjang untuk Emisi Saham, diantaranya:

a. Penjamin emisi efek (underwriter)

b. Akuntan Publik yang disahkan oleh BPKP

c. Konsultan hukum

d. Notaris

e. Agen penjual yang umumnya adalah perusahaan efek

f. Perusahaan penilai yang diperlukan apabila perusahaan emiten akan

melakukan penilaian kembali aktivanya.

b. Lembaga penunjang untuk Emisi Obligasi, diantaranya:

a. Wali amanat (trustee)

b. Penanggung (guarantor)

c. Agen pembayaran (paying agent)

d. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder

Masa penawaran efek di pasar perdana ditentukan jangka waktunya. Setelah

selesai masa penawaran di pasar perdana, efek tersebut dicatatkan (listing) di

14

bursa efek. Transaksi jual beli efek di bursa efek ini disebut pasar sekunder

dimana harga masing-masing efek ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu

kekuatan permintaan dan penawaran atau suatu efek.

Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan

jasa-jasa dalam melaksanakan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang ini

terdiri atas:

a. Perusahaan efek (securities company)

b. Pedagang efek (dealer)

c. Broker atau pialang

d. Biro administrasi efek.

2.5 Proses Penawaran Umum (Go Public)

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang

berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam

perusahaan umumnya dengan menggunakan Laba Ditahan perusahaan. Sedangkan

alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa

hutang, pembiayaan bentuk lain atau penerbitan surat-surat hutang, maupun

pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (ekuitas). Pendanaan

melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham

perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan Penawaran Umum atau sering

disebut dengan go public. 

Penawaran Umum merupakan kegiatan penawaran saham atau Efek

lainnya yang dilakukan oleh Calon Perusahaan Tercatat untuk menjual saham atau

Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur oleh Undang-Undang

Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Dalam melakukan Penawaran Umum, Calon Perusahaan Tercatat perlu

melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan

untuk melakukan Penawaran Umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan

15

oleh OJK. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum

adalah mencakup tahapan sebagai berikut11:

1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada

pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;

2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para

pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;

3. Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut mulai

dicatatkan dan diperdagangan di Bursa.

 

Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap.

 

1.    Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan proses Penawaran Umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Calon

Perusahaan Tercatat adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham untuk

meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum

saham. Setelah mendapat persetujuan, Calon Perusahaan Tercatat Melakukan

penunjukan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, antara lain:

a. Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak

terlibat dalam membantu Calon Perusahaan Tercatat dalam rangka

penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu

membuat Prospektus dan memberikan Penjaminan atas penerbitan Efek.

b. Akuntan Publik (Auditor Independen) merupakan pihak yang bertugas

untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat.

11 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat.aspx diakses tanggal 19 september 2015

16

c. Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas

Aktiva Calon Perusahaan Tercatat dan memenentukan nilai wajar dari

Aktiva tersebut.

d. Konsultan Hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi

hukum (legal opinion).

e. Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan Anggaran

Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan

juga notulen-notulen rapat.

f. Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan

saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.  

2.    Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, Calon Perusahaan Tercatat melengkapi dokumen pendukung

untuk menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK sampai dengan OJK

menyatakan bahwa Pernyataan Pedaftaran telah menjadi efektif.

 

3.    Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena Calon Perusahaan Tercatat

menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli

saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini

paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja.

Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham Calon

Perusahaan Tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan

permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke

masyarakat melalui Pasar Perdana sebanyak 100 juta saham, sementara

permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam

hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui Pasar Perdana, maka

investor tersebut dapat membeli saham tersebut di Pasar Sekunder yaitu pasar

dimana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di Bursa Efek.

 

4.    Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

17

Setelah selesainya penjualan saham di Pasar Perdana, selanjutnya saham

tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

2.6 Indeks Harga Saham Dan Obligasi

a. Indeks harga saham

Indeks harga saham adala suatu indicator yang menunjukkan pergerakan

harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki fungsi12

a. indicator tren saham

b. Sebagi indicator ringkat keuntungan

c. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio

d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif

Indeks berfungsi sebagi indicator tren pasar artinya pergerakan indeks

menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah sedang aktif, atau lesu.

Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif di tunjukan dengan

indeks harga saham yang mengalami kenaikan dan kondisi inilah yang diinginkan.

Keadaan yang stabil ditujukkan dengan harga indeks harga saham yang tetap.

Sedangkan pasar yang lesu di tunjukan dengan indeks harga saham yang

mengalami penurunan13

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara

terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. 

Indeks-indeks tersebut adalah:14

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan

Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek

Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau

beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya 12 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 12913 Panji Anoraga dan Piji Pakarti,Pengantar Pasar modal (Jakarta:PT Rineka Cipta,2006), cet ke-5 hlm.10214 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx di akses tanggal 29 September 2015

18

antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh

publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,

sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi

mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek

Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang

diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan

(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk

apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang

menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).

2. Indeks Sektoral 

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-

masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian,

Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,

Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.\

3. Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6

bulan.

4. Jakarta Islmic Index (JII).

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang

masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh

Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas100.

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

19

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6

bulan.

6. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks

yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria

fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola

perusahaan. 

7. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks

ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya

untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises /

SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan

mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian

modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut

di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

8. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan

dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi

tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten

yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta

memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan

yang baik.Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning

Ratio (PER) dan Free Float.

20

9. Indeks Papan Utama.(Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang

masuk dalam Papan Utama.)

10. Indeks Papan Pengembangan(Mengguanakn saham-saham Perusahaan

Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.)

11. Indeks Individua (Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat. )

b. Indek obligasi negara (indonesia government bond index - IGBX)

Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004

dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai wujud

pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan

dengan informasi perdagangan obligasi negara.Indeks Obligasi memberikan nilai

lebih, antara lain:

Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi

Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah

Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi

Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Indeks obligasi Negara diterbitkan secara harian dengan menggunakantahun dasar

Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar Index. dengan melakukan

pengelompokan obligasi sebagai berikut :

1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga

tetap

2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun

Jenis indeks obligasi

a. Metodologi yang dipakai dalam IGBX

Indeks Obligasi Negara adalah nilai rata-rata tertimbang (weigthed average)

terhadap nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat diperdagangkan. Perhitungan

IGBX menggunakan metode perhitungan Bond Index yang lazim digunakan

dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang terjadi di pasar secara harian

21

(dalam hal ini adalah data harga transaksi Obligasi Negara yang dilaporkan

melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek).  

 

IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-masing sub

grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur jatuh termpo

lebih dari 1 tahun.  Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji statistik

berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).

 

Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut:

Sub-grup 1 : 1 Tahun ≤ Time to maturity < 5 Tahun

Sub-grup 2 : 5 Tahun ≤ Time to maturity < 7 Tahun

Sub-grup 3 : 7 Tahun ≤ Time to maturity  

b. Clean Price Index (CPI)

Merupakan hasil perhitungan perkembangan harga pasar atas suatu kelompok

Obligasi Negara, berdasarkan jatuh temponya.  Harga pasar yang digunakan

adalah harga Obligasi Negara yang terjadi dan dilaporkan melalui PT Bursa Efek

Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek yang disesuaikan terlebih

dahulu menjadi clean price.  CPI memberikan gambaran perkembangan harga

pada saat tertentu (t), dibandingkan dengan pada saat penyusunan Indeks Obligasi

Negara (base date).

c. Yield

Yang dimaksudkan adalah yield to maturity dari masing-masing obligasi.

Yield Index, atau disebut juga Bondway (Bond Weigthed Average Yield),

merupakan angka yang diperoleh dari weighted average yield terhadap nilai

nominal dari obligasi tercatat dan dapat diperdagangkan. Angka index ini,

dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan perolehan yield

suatu portofolio.

d. Total Return Index (TRI). 

Hampir semua bursa menggunakan Total Return Index (TRI) sebagai

informasi yang wajib disampaikan.  TRI dihitung berdasarkan kenaikan index

22

harga dari previous price-nya.  Harga yang digunakan untuk perhitungan TRI

adalah gross price (clean price ditambah accrued interest).  Untuk perhitungan

seluruh index tersebut, tanggal dasar penyusunan index yang digunakan adalah 18

Juni 2004..

2.7 Instrumen Pasar Modal Syariah Di Indonesia

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga

(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pesar modal. Efek adalah setiap surat

pengakuan hutang, surat berharga kormesial, saham, obligasi, sekuritas kredit,

tanda bukti utang, right, warrans, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap

instrumen yang ditetapkan oleh Bepepam LK sebagai efek. Sifat efek yang

diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang.

Instrumen paling umum diperjualbelikan melalui bursa efek antara lain15:

a. Saham syariah

Saham atau stoks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagi modal pada

perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilk saham merupakan pemilik

perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin basar

kekuasanya di prusahaan tersebut.

b. Obligasi syariah (sukuk)

Obligasi atau bonds secara konvensional adalah merupakan bukti utang dari

emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji lainya serta

pelunasan pokok penjamin yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo.

Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang

mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi

Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo16.

c. Reksadana Syariah

15 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 13316Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syari’ah

23

Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan

dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai

pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al-Mal) dengan Manajer Investasi sebagai

wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-

mal dengan pengguna investasi17.

d. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)

EBAS adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA

Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul

dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul kemudian hari, jual beli

pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi/ arus kas serta

aset keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah18.

e. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)/ Rights Issue

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah adalah hak yang melekat

pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang

memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru;

termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran,

sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan19

f. Warran Syariah

Waran berdasarkan prinsip syariah adalah efek yang diterbitkan oleh suatu

perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek yang termasuk dalam

Daftar Efek Syariah (DES) untuk memesan saham dari emiten pada harga tertentu

untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya tersebut20

2.8 Mekanisme Berinvestasi Di Pasar Modal

17 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syari'ah18 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h.15219 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah

20 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Tentang Waran Syariah

24

Bagi perusahaan yang mencari dasa segar, pasar modal menyediakan dana

segar melalui mekanisme go public dengan menerbitkan saham dan mendapatkan

dana dari penjualan saham. Perusahaan dapat juga menerbitkan obligasi kepada

masyarakat luas dan membayar imbalan yang lebih rendah daripada imbalan yang

harus dibayarkan melalui pinjaman perbankan.

Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi oleh kondisi kinerja keuangan

perusahaan penerbitnya. Dalam melakukan analisis memilih efek ada beberapa

teknik yang dapat dilakukan. Untuk memilih saham dilakukan dua pendekatan,

yaitu pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan fundamental merupakan

faktor-faktor yang dapat memengaruhi harga saham, antara lain penjualan,

pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, RUPS, manajemen, dan lain

sebagainya. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis saham yang dilakukan

dengan memprediksi harga saham di masa depan dengan melihat perkembangan

harga saham dari waktu ke waktu baik dilakukan secara manual maupun lewat

bantuan program komputer. Kedua teknis analisis ini akan memengaruhi investor

membeli atau menjual efek yang mereka miliki.

Bagi para investor, berinvestasi dengan benar adalah bagaimana menjadi

rekan bagi perusahaan sambil mendapatkan keuntungan dari laba dari waktu ke

waktu. Oleh karena itu, investasi di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada

prediksi naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Oleh karenanya

berinvestasi di pasar modal syariah harus dilakukan pada instrumen dari

perusahaan yang solid, serta didukung oleh manajemen yang baik dan

perencanaan bisnis yang jitu. Para investor harus berorientasi jangka panjang dan

tidak terpengaruh oleh pasar yang menyebabkan panic selling (menjual karena

panik disebabkan harga saham yang melonjak tajam atau merosot drastis). Para

investor melakukan penjualan saham karena mengetahui ada sesuatu yang

memengaruhi kinerja perusahaan yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun

seperti pergantian manajemen yang tidak baik, produksi yang dikeluarkan gagal,

tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.

Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat dilakukan dengan

2 cara.

25

1.      Transaksi di Pasar Perdana

Bagi investor yang ingin membeli saham di pasar perdana haruslah menggunakan

pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari kondisi perusahaan yang

mengeluarkan efek tersebut melalui prospektus yang memberikan informasi dari

catatan keuangan historis sampai proyeksi laba dan dividen yang akan dibayarkan

untuk tahun berjalan. Umumnya dilihat apakah proyeksi pertumbuhan perusahaan

tersebut melampaui rata-rata pertumbuhan industri sejenis. Di samping itu,

bonafiditas lembaga dan profesi yang menunjang penerbitan efek juga

diperhatikan seperti penjamin emisi (underwriter), wali amanat, agen penjual,

penanggung (guarantor), akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal),

konsultan hukum, dan notaris. Bagi para investor muslim, tentu lebih didorong

untuk memilih emiten yang telah terdaftar dalam listing JII sebagai instrumen

keuangan syariah

Adapun prosedur pembelian efek di pasar perdana secara umum:

a. Pembeli menghubungi agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter untuk

mengisi formulir pemesanan. Formulir pemesanan yang telah diisi oleh

investor dikembalikan kepada agen penjual disertai dengan tandatangan

dan kopian kartu identitas investasi serta jumlah dana sesuai dengan nilai

efek yang dipesan. Formulir pemesanan biasanya berisi informasi tentang

harga efek, jumlah efek yang dipesan, identitas pemesan, tanggal

penjatahan dan pengembalian dana jika kelebihan permintaan, jumlah

yang dibayarkan , agen penjual yang dihubungi dan tata cara pemesanan.

Satuan yang dipakai dikenal dengan istilah lot, di mana 1 lot saham di

Indonesia saat ini mewakili 500 lembar saham dan kelipatan harga saham

disebut point.

b. Jika pemesanan efek melebihi efek yang ditawarkan, maka prosedur

selanjutnya adalah masa penjatahan dan masa pengembalian dana. Masa

penjatahan dilakukan paling lambat 12 hari kerja terhitung sejak

berakhirnya masa penawaran yang dilakukan oleh penjamin emisi.

Penjatahan dilakukan dengan mendahulukan investor kecil. Sedangkan

masa pengembalian dana merupakan pengembalian kelebihan dana akibat

26

tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin emisi paling lambat empat hari

kerja setelah akhir masa penjatahan.

c. Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara banyaknya efek

yang dipesan dengan banyaknya efek yang dapat dipenuhi emiten.

Penyerahan efek dilakukan oleh penjamin emisi atau agen penjual paling

lambat 12 hari kerja mulai tanggal berakhirnya masa penjatahan. Investor

mendatangi penjamin emisi atau agen penjual dengan membawa bukti

pembelian.

2.      Transaksi di Pasar Sekunder

Mekanisme perdagangan efek di bursa efek hanya dapat dilakukan oleh

anggota bursa efek. Keanggotaan bursa efek dapat diberikan kepada perorangan

atau badan hukum. Syarat keanggotaan bursa efek umumnya menyangkut

permodalan dan kemampuan sebagai anggota bursa efek. Perdagangan efek di

bursa efek dilakukan melalui Perantara Perdagangan efek dan pedagang efek yang

merupakan anggota bursa efek.

a. Transaksi melalui perantara pedagang efek (Broker)

Perantara pedagang efek (broker) berfungsi sebagai agen yang melakukan

transaksi untuk dan atas nama klien. Dari kegiatan ini perantara pedagang

efek mendapat komisi maksimum 1% dari nilai transaksi.

b. Transaksi melalui pedagang efek (dealer)

Pedagang efek berfungsi sebagai prinsipiil yang melakukan transaksi

untuk kepentingan perusahaan anggota. Perusahaan efek berfungsi sebagai

investor sehingga pedagang efek menerima konsekuensi, baik untung

maupun rugi.

2.9 Risiko Berinvestasi Di Pasar Modal

Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan

dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Risiko-risiko

yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut antara lain, sebagai berikut:

a. Risiko daya beli (purchasing power risk)

27

Investor mencari atau memilih jenis investasi yang memberikan

keuntungan yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan investasi

yang dilakukan sebelumnya. Di samping itu, investor mengharapkan

memperoleh pendapatan atau capital gain dalam waktu yang tidak lama.

Akan tetapi, apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk

mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu

tersebut telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima

keuntungan yang daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan

keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh karena itu, risiko daya beli

ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan

nilai riil pendapatan akan lebih kecil.

b. Risiko bisnis (business risk)

Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan memperoleh

laba yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan

(emiten) membayar imbalan (bunga dalam konvensional) atau dividen.

c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk)

Di tengah-tengah sistem keuangan global yang masih dikelilingi oleh

sistem bunga saat ini, naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga

jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga

saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan

harga-harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya tingkat bunga

misalnya jelas akan menurunkan harga-harga di pasar modal. Oleh karena

itu, investor di pasar modal syariah harus memposisikan dirinya sebagai

rekan bagi perusahaan yang siap berbagi laba dan rugi.

d. Risiko pasar (market risk)

Apabila pasar bergairah (buillish) umumnya hampir semua harga saham di

bursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila pasar lesu (bearish),

saham-saham akan ikut pula mengalami penurunan. Perubahan psikologi

pasar dapat menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok terlepas dari

adanya perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba

perusahaan.

28

e. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat

segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

2.10 Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah

Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki

motif investasi yang didasari prinsip syariah dan dilandasi akan keyakinan potensi

berkembangnya pasar modal syariah yang akan menjadi salah satu pilar

penunjang industri pasar modal Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (Bapepam LK) – Departemen Keuangan Republik Indonesia

(RI) telah menyusun Master Plan Pasar Modal Indonesia (2005-2009). Di

dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan pasar modal berbasis

syariah, yaitu:

1. Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan

pasar modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya;

2. Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar modal

berbasis syariah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Danareksa Investment

Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan Jakarta Islamic

Index (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan prinsip syariah.

Selanjutnya dua strategi utama tersebut dijabarkan Bapepam-LK dalam

implementasi strategi yaitu:

a. Mengatur penerapan prinsip syariah.

b. Menyusun standar akuntansi.

3.    Melakukan sosialisasi penerapan prinsip syariah di pasar modal dalam

rangka peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar.

4.    Mengembangkan produk pasar modal berbasis syariah yang telah ada.

5.    Menciptakan produk pasar modal berbasis syariah yang baru.

6.    Melakukan kerja sama pengkajian pengambangan produk pasar modal

berbasis syariah antara regulator, DSN-MUI, dan pelaku pasar.

Sehubungan dengan pengembangan pasar modal berbasis syariah tersebut,

pada tanggal 23 November 2006, Ketua Bapepam-LK Departemen Keuangan RI

29

telah menerbitkan dua buah peraturan terkait pasar modal syariah, yaitu: (1)

Peraturan No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan (2) Peraturan No.

IX.A. 14 tentang Akad-akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di

Pasar Modal. Pada tahun-tahun berikutnya juga akan disusun ketentuan mengenai

Standar Akuntansi dan Sertifikasi Profesi yang terkait dengan pasar modal

syariah. Untuk pengembangan produk, Bapepam-LK telah bekerja sama dengan

Dewan Syariah Nasional (DSN) sehingga emiten tidak perlu lagi mendapatkan

persetujuan DSN dalam proses penerbitan efek syariah. Di samping itu, untuk

mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan

kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, Bapepam-LK juga menerbitkan

Daftar Efek Syariah (DES) secara periodik.

Harus diakui jika dilihat dari aspek regulasinya; pasar modal syariah masih

akan terus mengalami perkembangan. Demikian pula instrumen-instrumen yang

ditawarkan oleh pasar modal syariah juga masih akan mengalami perkembangan.

Beberapa fatwa DSN MUI terkait pasar modal antara lain: Fatwa DSN MUI

No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN MUI No.

33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa DSN MUI

No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan

Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Fatwa DSN MUI No.

41/DSN-MUI/IIII/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah, Fatwa DSN MUI No.

59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi, dan

terakhir DSN MUI juga telah mengesahkan fatwa mengenai Surat Berharga

Negara Syariah (Sukuk). Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa,

yaitu Fatwa DSN-MUI Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor: 66/DSN-

MUI/III/2008 tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008. Dengan

terbitnya fatwa tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan

dapat meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal.

30

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

31

Dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan

Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal Syariah di

Indonesia secara resmi diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal secara umum

menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.

Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada

pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Adapun risiko yang terjadi semata-

mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal

ini terus berkembang.Secara struktural pasar modal di Indonesia terdiri dari:

a. pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, Bursa Efek, Lembaga Kliring

dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara

Surat Utang Negara di luar Bursa Efek.

b. Pelaku Pasar Modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana, dan

reksadana.

c. Lembaga penunjang.

DAFTAR PUSTAKA

Sutedi, Adrian Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan

Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),

32

Soemitra, Andri Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,

2010), cet ke-2,

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx di akses tanggal

19 September 2015

http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id di akses tanggal 19 September 2015

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan

Teoretis dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010)

Prof. Dr. Ahmad Rodoni dan Prof Dr. Abdul Hamid Lembaga Keuangan

Syariah, Zikrul Hakim, Jakarta Timur