NUTRISI UNTUK KESEHATAN PENCERNAAN (BAGIAN 2)

12
9 Saptawati Bardosono NUTRISI UNTUK KESEHATAN PENCERNAAN (BAGIAN 2)

Transcript of NUTRISI UNTUK KESEHATAN PENCERNAAN (BAGIAN 2)

9 Saptawati Bardosono

NUTRISI UNTUK KESEHATAN PENCERNAAN (BAGIAN 2)

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

181

Pendahuluan

Hipokrates pada sekitar 2500 tahun yang lalu telah menyatakan bahwa “makanan kita adalah obat dan obat kita adalah makanan”. Beberapa puluh tahun terakhir ini makanan ternyata terbukti memberikan manfaat fisiologis yang lebih ketimbang hanya memberikan asupan zat gizi dasar yang dibutuhkan tubuh, sehingga terciptalah istilah pangan fungsional. Istilah pangan fungsional tersebut mulai diperkenalkan di Jepang pada pertengahan tahun 1980.

Makro dan Mikronutrien untuk Kesehatan Pencernaan

1. Pangan Fungsional

Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung zat aktif yang memberikan tambahan fungsi spesifik bagi tubuh selain kandungan zat gizinya.1,2 Ada 2 sumber pangan fungsional yaitu pangan fungsional nabati dan pangan fungsional hewani.

Contoh pangan fungsional nabati,antara lain: • Oat yang mengandung zat aktif

serat larut beta-glukan, bermanfaat menurunkan kadar kolesterol darah;

• Kedelaiyangmengandungzataktifisoflavon, bermanfaat menurunkan kadar kolesterol darah, anti-kanker, mendukung kesehatan tulang, dan meredakan gejala menopause:

• Flaxseed yang mengandung asam lemak omega-3 (asam alfa-linolenat) dan serat lignin yang bermanfaat mencegah kanker terkait hormon estrogen serta menurunkan kadar kolesterol darah;

• Tomatyangmengandunglikopen(karoteinoid) bermanfaat sebagai anti-oksidan;

• Bawangputihyangmengandungsenyawa organosulfur bermanfaat menurunkan risiko kanker, selain dapat membantu mengatasi hipertensi;

• Masihbanyaklagilainnya.

Contoh pangan fungsional hewani, antara lain:• Ikanyangmengandungasamlemak

omega-3 bermanfaat menurunkan kadar kolesterol darah dan kardio-protektif;

• Produkfermentasisusu(probiotik)yang merupakan mikrobiota hidup (bifidobakterium dan laktobasilus) bermanfaat memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus, anti-karsinogenik, menurunkan kadar kolesterol darah dan antagonis bakteri patogen usus;

• Produkfermentasikarbohidrat(prebiotik)yang merupakan makanan tidak tercerna (serat pangan, oligosakarida dan lain-lain) bermanfaat sebagai makanan bagi mikrobiota baik di usus sehingga dapat meningkatkan kesehatan;

• Masihbanyaklagilainnya.

HAL

182

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

2. Prebiotik dan Probiotik

Sesuai dengan konsensus yang ada, probiotik didefinisikan sebagai mikro-organisme hidup, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah tertentu menghasilkan manfaat kesehatan.2 Probiotik ini merupakan biota alamiah dengan tingkat patogenitas rendah atau tidak ada sama sekali, namun memiliki fungsi penting terhadap kesehatan dan keafiatan inangnya. Probiotik yang banyak ditemukan, di antaranya adalah Lactobacillus reuteri.

Sampai saat ini probiotik dan berbagai efeknya terhadap kesehatan manusia telah banyak dibuktikan, dan dapat dikelompokkan terhadap 4 aspek, yaitu 1) metabolisme; 2) inflamasi usus kronis dan gangguan fungsional pencernaan; 3) infeksi dan 4) alergi. Efek positif dan konsisten didapatkan pada pengobatan diare, namun belum didapatkan dosis dan lama pengobatan dengan probiotik tersebut. Kadarprobiotikyangdibutuhkanuntukmemberikan efek klinis adalah ≥106 cfu (colony forming units) per-milimeter di usus kecil dan ≥1010 cfu di usus besar.Sementara itu, prebiotik merupakan sediaan yang difermentasi secara selektif, atau serat yang telah mengalami perubahan khusus, dimana keduanya dalam komposisi dan/atau aktivitas dari mikroflora usus, sehingga akan memberi manfaat terhadap kesehatan dan keafiatan dari inang. Dengan demikian, efek spesifik prebiotik terhadap kesehatan adalah secara tidak langsung, antara lain mencegah diare atau obstipasi, modulasi

metabolisme dari flora usus, mencegah kanker, efeknya pada metabolisme lemak, stimulasi absorpsi mineral dan kemampuan modulasi imunitas. Sampai saat ini, hanya oligosakarida, khususnya inulin dan galakto-oligosakarida saja yang memenuhi kriteria sebagai prebiotik.

Probiotik dan prebiotik keduanya akan berbagi peran, yaitu secara umum dalam manipulasi populasi atau aktivitas mikrobiota yang berkolonisasi di saluran cernamanusia.Konsumsiprobiotikatau prebiotik secara teratur memiliki implikasi terhadap kesehatan, antara lain meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, regulasi respons alergi, dan memperbaiki pencernaan serta eliminasi sisa pencernaan. Yang membedakan antara probiotik dari prebiotik adalah peran langsung dari probiotik dalam modulasi sistem kekebalan tubuh inang, memengaruhi mikro-organisme lainnya atau berperan pada produk mikrobiota, produk inang atau komponen makanan.

3. Probiotik Lactobacillus reuteri untuk Kesehatan Pencernaan

Probiotik, bifidobakteri, dan laktobasilus (termasuk Lactobacillus reuteri) dapat mengganggu pertumbuhan dari mikro-organisme patogen dan memiliki kemampuan untuk menyatu pada epitel usus. Selanjutnya, probiotik tersebut akan memetabolisme karbohidrat yang tidak tercerna untuk menjadi asam lemak rantai pendek sehingga

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

183

akan menurunkan keasaman atau pH lingkungan usus ke tingkat yang tidak disukai oleh bakteri patogen. Selain itu, probiotik akan menghasilkan sejumlah senyawa bakteriostatik, antara lain hydrogen-peroksida, hydrogen-sulfida, dan bakteriosin, sementara Lactobacillus reuteri secara khusus akan menghasilkan senyawa anti-mikrobial spektrum luas. Selain itu, beberapa probiotik juga mampu untuk melakukan degradasi senyawa toksis dan gas yang diproduksi oleh bakteri usus lainnya.3

Probiotik juga dapat meningkatkan fungsi pertahanan (barrier) epitel usus dengan cara menginduksi produksi lendir dan defensin, merapatkan tight-juction dan mempercepat perbaikanepitel.Terkaitdenganregulasirespons kekebalan tubuh, Lactobacillus reuteri, memiliki kemampuan anti-inflamasi yang kuat. Selain itu, Lactobacillus reuteri juga dapat memengaruhi motilitas usus, kontraktilitas dan persepsi nyeri melalui inhibisikanalCa-Kdisistemsarafenteral.2

TerkaitdenganFGID(FunctionalGastro-Intestinal Disorders), ternyata Lactobacillus reuteri memiliki kemampuan untuk bertindak pada berbagai tingkatan dan melalui berbagai mekanisme sehingga merupakan kandidatbaikuntukmengatasiFGID.Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa suplementasi Lactobacillus reuteri menurunkan onset dari kolik dan konstipasi pada bulan pertama kehidupan bayi, menurunkan jumlah regurgitasi per hari,t menurunkan frekuensi dan intensitas nyeri,

meningkatkan frekuensi defekasi per-minggu.2 Selain itu, Lactobacillus reuteri juga efektif dan aman diberikan bersama terapi rehidrasi dengan memperpendek durasi dan mengurangi frekuensi defekasi pada infeksi diare akut anak.4

Mikronutrien Utama (Kalsium, Magnesium dan Zink) dan Mekanismenya dalam Menjaga Kesehatan Saluran Cerna

1. Mekanisme Kalsium dalamMenjaga Kesehatan Saluran Cerna

Sesuai dengan anjuran WHO, salah satu pendekatan yang menarik untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat diare adalah dengan memperbaiki resistensi inang terhadap infeksi. Selain pertahanan alamiah yang tersedia di sistem organ pencernaan termasuk adanya flora usus, ternyata pada eksperimen hewan coba didapatkan bahwa suplementasi kalsium secara nyata meningkatkan resistensi terhadap Salmonella enteritidis. Kalsiumdariasupanmakanandapatmenghambat kolonisasi intestinal dan translokasi patogen yang menginvasi ke organ ekstra-intestinal. Penelitian pada manusia membuktikan bahwa kalsium dalam produk susu terbukti memperbaiki resistensimanusiaterhadapinfeksiETEC(entero-toxigenic Escherichia coli) dengan cara menghambat terjadinya penyakit diare.5

HAL

184

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

2. Mekanisme Magnesiumdalam Menjaga Kesehatan SaluranCerna

Magnesiumdikenalsebagaimineralyangmemiliki peran dalam ko-faktor dari 300 enzim lebih yang berpartisipasi pada sintesis protein dan asam nukleat, transmisi neuromuscular dan kontraksi jantung. Sementara defisiensi magnesium dikaitkan dengan malabsorpsi.6Ternyatamagnesiummemiliki peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, khususnya terkait dengan aksi hormon insulin. Fakta menarik lainnya adalah defisiensi magnesium berkontribusi terhadap neuro-inflamasi setelah mengalami defisiensi selama 5 hari dan inflamasi sistemik setelah mengalami defisiensi selama 4 hari. Efek tersebut dikaitkan dengan adanya peningkatan permeabilitas usus dan berkurangnya produksi lendir usus yang distimulasi oleh Bifidobakterium. Yang juga menarik adalah adanya perbaikan integritas usus dan inflamasi sistemik setelah 18 hari kemudian yang dikaitkan dengan meningkatnya bifidobakterium dan laktobasilus. Dengan demikian, defisiensi asupan magnesium berdampak pada ketidakseimbangan mikrobiota usus (disbiosis), bahkan berlanjut dampaknya pada perilaku dan sistem kekebalan tubuh melalui complex bidirectional microbiota-gut-brain axis.7

3. Mekanisme Zink dalamMenjaga Kesehatan Saluran Cerna

Selain peran zink dalam pertumbuhan anak terkait dengan fungsinya pada lebih dari 300 enzim, diketahui pula adanya hubungan timbal-balik antara diare kronis dengan defisiensi zink. Diare kronis menyebabkan terjadinya defisiensi zink dan defisiensi zink sebaliknya berkontribusi untuk terjadinya diare. Selanjutnya, lama diare akan lebih singkat dan insiden lebih sedikit pada kelompok yang diberi suplementasi zink.8

Berbagai penelitian pada hewan menunjukkan bahwa dosis profilaksis zink dapat meningkatkan adanya kelompok bakteri anaerobik gram negatif dan konsentrasi asam lemak rantai pendek di kolon. Selain itu, ditemukan pula pengayaan mikrobiota usus setelah pemberian zink. Asupan zink dosis terapi dapat memengaruhi komposisi mikrobiota usus dan menyebabkan perubahan yang menguntungkan terkait aktivitas metaboliknya. Efek protektif dari suplementasi zink, antara lain adalah memodulasi permeabilitas usus melalui proliferasi mukosa usus, mengurangi apoptosis vilus, memperkuat respons imun Th1,danmenurunkaninfeksipatogensertaepisode diare. Namun, ada mekanisme yang ditemukan bahwa mikrobiota usus dapat berkontribusi terhadap defisiensi zink dari inang, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut, apakah mikrobiota usus merupakan faktor risiko terjadinya defisiensi zink kronis.9

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

185

Laktosa dalam ASI

1. Laktosa

Sudah umum diketahui bahwa ASI merupakan sumber zat gizi terbaik bagi bayi. Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa ASI mengandung berbagai senyawa bioaktif yang dapat memodifikasi fungsi saluran cerna dan sistem kekebalan tubuh bayi, serta perkembangan otak. Ditambah lagi bukti yang akhir-akhir ini menunjukkan bahwa ASI dapat menurunkan programming untuk terjadinya penyakit metabolik di kemudian hari, utamanya perlindungan terhadapobesitasdanDM-tipe2.10

KandungankarbohidratutamadariASIadalah laktosa (7%), dibandingkan dengan kandungannya dalam susu sapi yang lebih rendah (5%). Laktosa merupakan golongan karbohidrat disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Untuk dapat mencerna laktosa dibutuhkan enzim laktase yang dikeluarkan oleh sel-sel dinding usus kecil. Setelah dipecah menjadi monosakarida, selanjutnya pecahan laktosa akan diserap melalui transpor aktif. Selain sebagai sumber energi, laktosa bersama prebiotik lainnya mendukung keseimbangan bakteri penghasil asam laktat di usus besar yang dapat mencegah berkembangnya potensi bakteri patogen. Selain itu, ada bukti bahwa penyerapan kalsium ternyata lebih baik bila ada laktosa.11

2. Mengapa Pada Usia 0-6 BulanDiperlukan Asupan Laktosa yangTinggi

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya hanya ASI saja tidak akan mencukupi kebutuhan asupan energi sehingga sejak usia 6 bulan bayi perlu mendapat makanan pendamping ASI sampai usia 24 bulan. Peran laktosa dalam komposisi air susu ibu (ASI) adalah sebagai sumber energi. Seperti telah diketahui, ASI memiliki komposisi umum air 87%, lemak 3,8%, protein 1% dan laktosa 7%.KontribusienergiASIterbesarberasaldari lemak (50%) dan laktosa (40%) terhadap energi total.

Namun komposisi ASI bersifat dinamik dan berubah setiap saat untuk menyesuaikan terhadap perubahan kebutuhan dari pertumbuhan bayi. Pada ASI yang pertama keluar (foremilk) lebih banyak kandungan laktosa dan konsistensinya lebih cair karena ingin memuaskan rasa haus bayi. Setelah foremilk, akan berlanjut dengan hindmilk, yang lebih kental dengan kandungan lemak lebih banyak karena kebutuhan bayi, namun kandungan laktosa cukup konstan setelah 21 hari postpartum. Studi terkait komposisi ASI selama 1 tahun pertama periode laktasi menunjukkan tidak adanya perubahan kandungan laktosa.12 Kondisiinipentinguntuk mempertahankan tekanan osmotik ASI yang konstan.

HAL

186

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Laktosa juga akan membantu penyerapan kalsium dan mineral lainnya, serta mendukung keberadaan flora feses protektif terhadap bakteria dan konsistensi feses yang cukup.13 Selain itu, senyawa bioaktif berdasar karbohidrat, misalnya oligosakarida, akan terikat pada laktosa.10

Laktosa dalam ASI sebagian tidak tercerna dan diabsorpsi sehingga bisa difermentasi oleh mikrobiota usus, baik laktobasilus maupunbifidobakterium.Mikrobiotakolontersebut akan memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, hidrolisa dan fermentasi laktosa sehingga menghasilkan asam lemak rantai pendek, terutama asetat, propionat dan butirat, serta gas (H2, CO2 dan CH4). Asam lemak rantai pendek akan menyediakan energi bagi mikrobiota.14 Selain itu, fungsi tambahan dari laktosa terkait dengan imunitas bawaan yang akan melindungi usus bayi baru lahir terhadap bakteri patogen dan regulasi mikrobiota bayi.15 Berkaitan dengan berbagai peran laktosa dalam kesehatan saluran cerna, maka pada bayi 0-6 bulan akan membutuhkan laktosa untuk membantu pematangan fungsi saluran cerna bayi.

3. Kandungan Laktosa MenurunSetelah Bayi Berusia 6 Bulan

Selama 6 bulan pertama kehidupannya, bayi hanya mengonsumsi ASI sebagai sumber energi dan zat gizi sehingga dapat mendukung proses tumbuh-kembangnya yangcepat.Terkaitdenganasupanenergi, kandungan lemak dan laktosa ASI merupakan sumber energi di usia 0-6 bulan.

Selain sebagai sumber energi, laktosa juga mempunyai peran lain bagi kesehatan saluran cerna bayi, karena perannya sebagai prebiotik yang potensial, yaitu sebagai sumber makanan bagi probiotik.

KandunganlaktosaASIsejakusia15harisampai sekitar 15 bulan menetap antara 49 – 95 g/L. Dengan meningkatnya kebutuhan energi pada bayi dengan bertambahnya usia bayi maka sumber energi dari laktosa ASI saja tidak akan mencukupi. Diharapkan sejak usia bayi 6 bulan, selain dari ASI maka bayi dapat memperoleh asupan laktosa dariMP-ASI,yaitudariproduksusuyangdifermentasi, misalnya keju atau yoghurt.

Pola Pemberian Makan untuk Mendukung Kesehatan Pencernaan

1. Pola Pemberian Makan BayiSetelah Usia 6 Bulan

Setelah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya pola pemberian makan pada bayi harus dilengkapi dengan makananpendampingASI(MP-ASI).Mengapademikian?Sejakusia6bulanhanya dengan ASI saja tidak akan tercukupi untuk mendukung kebutuhan tumbuh-kembang bayi yang semakin meningkat.

ApayangdimaksuddenganMP-ASI?YangdimaksuddenganMP-ASIadalahsetiapmakanan atau minuman bergizi yang diberikan bersama dengan dilanjutkannya pemberian ASI sejak bayi berusia 6 bulan. Mengapaharusmulaidiberikansejakbayi

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

187

berusia6bulan?PemberianMP-ASIyanglebih dini dari 6 bulan dapat menyebabkan berkurangnya asupan zat gizi mikro karena ASI akan digantikan oleh sumber energi lain yang lebih rendah kandungan zat gizi esensialnya. Selain itu, bayi akan mulai terpajan dengan mikrobiota patogen yang terkandung dalam makanan dan minuman sehingga akan meningkatkan risiko penyakit diare dan alergi makanan karena belum matangnya fungsi usus. Sebaliknya, keterlambatan dalam mulai memberikanMP-ASIdapatmenyebabkantidak terpenuhinya asupan energi dan zat gizi yang mulai meningkat kebutuhannya, sementara dari ASI saja tidak akan mencukupi, terutama zat besi dan zink. Pada bayi yang diberi ASI di usia antara 6-12 bulan, diharapkan kebutuhan zat besi dan

Energi yang dibutuhkan sesuai usia dan jumlah dari ASI

Energi(K

kal/ha

ri)

1200

1000

800

600

400

200

0

0-2 bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan 12-23 bulan

Usia (bulan)

Energi dari ASI GapEnergi

Gambar 9.1 Kebutuhanenergiberdasarkanusiadan jumlah ASI (Diambil dari: www.who.int/nutrition)

zink dapat dipenuhi masing-masing sekitar 90%dariMP-ASI.16

BerapabanyakMP-ASIyangharusdiberikanpada bayi usia 6-12 bulan bergantung pada kepadatan kandungan energinya. Sebagai perbandingan,ASImengandung0,7Kkalperml,sehinggadiharapkanMP-ASIdapatmenyediakansekitar0,6–1,0Kkalpermlnya.Perludiketahui,bahwaMP-ASIyangcairmengandungsekitar0,3Kkalpermlnya. Oleh karena itu, untuk medapatkan kandunganenergiyangpadat,makaMP-ASI perlu dipadatkan dan mengandung lemak atau minyak yang tinggi kandungan energinya.BilaMP-ASIterlalucairmakadibutuhkan jumlah porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang lebih padat.17

Gap yang harus dipenuhi oleh MP-ASI untuk bayi yang mendapatkan ASI usia 12-23 bulan

Pers

enta

se k

ebut

uhan

haria

n (%

)

100

75

50

25

0

Zat gizi

Energi Protein Zat Besi

Gap Jumlah yang dipenuhi 550 ml ASI

Gambar 9.2 KekuranganasupanzatgizidariASIyangharusdipenuhiolehMP-ASIanakusia12-23 bulan (Diambil dari: www.who.int/nutrition)

HAL

188

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Berikut adalah pedoman praktis terkait kualitas,frekuensidanjumlahMP-ASIbagi

Tabel 9.1 Pedoman praktis pola makan sejak usia 6 bulan selain diberi ASI (Nutrients 2016;8:279. Doi:10.3390/nu8050279)

Usia, bulan

6–8

9–11

12 – 23

Kebutuhan energi tambahan ASI

200 kkal/hari

300 kkal/hari

550 kkal/hari

Konsistensi

Mulaidenganbuburdanmakanan yang dihaluskan sampai makanan keluarga yang dihaluskan

Makananyangdicincangataudihaluskan dan makanan yang dapat dipegang sendiri

Makanankeluarga,dicincangatau dihaluskan bila perlu

Frekuensi

2-3 hidangan/hari bergantung pada selera anak dan dapat disertai dengan 1–2 makanan selingan

3-4 hidangan/hari bergantung pada selera anak dan dapat disertai dengan 1-2 makanan selingan

3-4 hidangan/hari bergantung pada selera anak dan dapat disertai dengan 1-2 makanan selingan

Porsi per-kali makan

Mulaidengan2-3sendokmakan per-kali makan, ditingkatkan bertahap sampai 1/2 mangkok atau 250 mL

1/2 mangkok atau 250 mL

3/4 mangkok atau 250 mL

bayi sejak usia 6 bulan yang masih diberi ASI.

Dengandemikian,MP-ASIyangdisarankanadalah makanan dan minuman yang kaya kandungan energi, protein dan zat gizi mikro, terutama zat besi, zink, kalsium, vitaminA,vitaminC,danfolat.Tentunyarasanya tidak pedas atau asin, mudah dikonsumsi anak, disukai anak, mudah ditemukan serta mampu dibeli. Untuk itu MP-ASIharusterdiridaribervariasijenismakanan, antara lain:• Makananhewaniatauikanyang

merupakan sumber kaya protein, zat besi dan zink, selain hati yang kaya akan vitamin A dan folat, dan kuning telur yang kaya akan protein, dan vitamin A;

• Hasilolahsususapi,misalnyasusu,keju,dan yoghurt kaya akan kalsium, protein, energi dan vitamin B;

• Umbisepertikacang-kacangansumberkaya protein dan zat besi;

• Buahdansayurberwarnaoranyemisalnya wortel, labu kuning, mangga, dan pepaya, serta sayur berdaun hijau misalnya bayam kaya akan karoten atau pro-vitamin A dan juga kaya akan vitamin C;

• Lemakdanminyakadalahsumberkayaenergi dan asam lemak esensial.

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

189

2. Peran Susu Formula LanjutanBagi Bayi Usia 6-12 Bulan

Pemberian ASI tetap harus dilanjutkan setelah usia 6 bulan sampai usia 24 bulan walausudahmulaidiberiMP-ASI.Terlebihbila volume ASI masih cukup banyak, maka tidak ada alasan untuk memberikan jenis susu lain. Pada bayi dan anak yang tidak mendapat ASI lagi, dikuatirkan konsumsi susu formula yang berlebihan sebelum usia 1 tahun akan membatasi variasi asupan dari MP-ASI.PadahaldiketahuibahwaMP-ASIpenting untuk memperkenalkan rasa dan konsistensi baru dari makanan yang dapat mendukung perkembangan kemampuan makan bayi.

Namun, jika ASI tidak bisa diteruskan karena indikasi medis, maka bayi perlu tetap dapat memperoleh asupan laktosa dari sumber lain, salah satunya adalah dari susu formula lanjutan untuk bayi usia 6-12 bulan. Disarankan untuk memberikan susu formula lanjutan yang diperkaya dengan zat besi sekitar 280-500 ml per hari apabila MP-ASIyangdiberikantelahmengandungmakanan kaya sumber hewani. Namun, bila tidak demikian halnya, maka susu formula lanjutan tersebut perlu diberikan sekitar 400-550 ml per hari. Dan, yang perlu diperhatikan saat memberikan susu formula lanjutan adalah memastikan keamanannya terkait kandungan mikrobanya.17

Susu formula lanjutan yang diberikan biasanya dibuat dari modifikasi susu sapi dengan menambahkan laktosa, minyak nabati dan vitamin serta mineral. Perlu diketahui bahwa protein utama dari ASI adalah whey, sementara pada susu sapi adalah kasein, maka pada susu formula lanjutan diupayakan agar dapat mengandung lebih banyak whey. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan ASI, maka susu formula lanjutan rendah dalam komposisi lemaknya (48-50% energi total), namun lebih tinggi komposisi laktosanya (40-45% energi total), proteinnya (9% energi total) dan juga komposisi mineralnya (terutama zat besi sekitar 10-12 mg). Diharapkan tingginya komposisi laktosa dapat memberi manfaat untuk meningkatkan penyerapan kalsium, dan berperan sebagai probiotik, sehingga dapat mendukung kesehatan saluran cerna bayi.

HAL

190

Kesehatan Pencernaan Awal Tumbuh Kembang yang Sehat

Referensi

1. AbramsSA,GriffinIJ,andDavilaPM.Calcium and zinc absorption from lactose-containing and lactose-free formulas. Am J Clin Nutr 2002;76:442–6.

2.Bovee-OudenhovenIM,Lettink-WissinkML,VanDoesburgW,WittemanBJ,VanDerMeerR.Diarrheacausedby enterotoxigenic Escherichia coli infection of humans is in- hibited by dietarycalcium.Gastroenterol-ogy.2003;125(2):469–476.

3. BrancaF,andRossiL.Theroleoffermented milk in complementary feeding of young childen: lessons from transition countries. Eur J Clin Nutr 2002;56(4); S16-20.

4. CederlundA,Kai-LarsenY,PrintzG,YoshioH,AlveliuG,LagercrantzH,etal.,Lactose in humanbreast milk an inducer of innate immunity with implications for a role in intestinal homeostasis. PLOS ONE | www.plosone.org. 2013;8.

5. FrancavillaR,LionettiE,CastellanetaS,CiruzziF,IndrioF,MascialeA,etal.,Randomisedclinicaltrial:LactobacillusreuteriDSM17938vs.placeboinchildrenwith acute diarrhea – a double-blind study.AlimentPharmacolTher2012;36:363–369.

6. InstituteoffoodTechnologistExpertPanelon food Safety and Nutrition. Functional foods: their role in disease prevention andhealthpromotion.FoodTechnology1998;52(11):63-70.

7. International Food Information Council Foundation. Functional foods. www.foodinsight.org/foodsforhealth.aspx. 2011.

8. LukitoW,MalikSG,SuronoIS,WahlqvistML.From“lactoseintolerance’to‘lactosenutrition’.AsiaPacJClinNutr2015;;24(Suppl 1):S1- S8.

9. MartinCR,LingE-R,andBlackburnGL.Reviewofinfantfeeding:keyfeaturesofbreast milk and infant formula. Nutrients 2016;8:279, doi:10.3390/nu8050279.

10.NascimentoMBR,andIsslerH.Breastfeeding: making the difference in the development, health and nutrition of termandpretermnewborns.REV.HOSP.CLÍN.FAC.MED.S.PAULO.2003;58(1):49-60.

11.OrelR.EffectivenessofLactobacillus reuteri for prevention and treatment of functional gastrointestinal disorders in infants, children and adolescents (Review).ZdravVestnSupl2013:I83-I93.

Nutrisi untuk Kesehatan Pencernaan (Bagian 2)

HAL

191

12.PerrinMT,FoglemanAD,NewburgDS,and Allen JC. A longitudinal study of human milk composition in the second year postpartum: impkication for human milkbanking.MaternalandChildNutrition. John Wiley & Sons Ltd. 2016. DOI: 10.1111/mcn.12239.

13.ReedS,NeumanH,MoscovichS,GlahnRP,KorenOandTakoE.Chroniczincdeficiency alters chick gut microbiota composition and function. Nutrients 2015, 7, 9768–9784.

14.SalgueiroMJ,ZubillagaMB,LysionekAE,CaroRA,WeillR,Engetal.,Theroleofzinc in the growth and development of children. Nutrition 2002;18:510–519.

15.SwaminathanR.MagnesiumMetabolismanditsdisorders.ClinBiochemRev2003;24: 47-66.

16.WintherG,PyndtJørgensenBM,ElfvingB,NielsenDS,KihlP,LundS,SørensenDB,WegenerG.Dietarymagnesiumdeficiency alters gut microbiota and leads to depressive-like behaviour. Acta Neuropsychiatrica 2015:168-176.

17. World Health Organization. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals. 2009.