BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

57
PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 1 BAB 1 PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI 1.1 DEFINISI AKUNTANSI Dalam lingkungan bisnis, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan bahasa yang umum digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan suatu perusahaan dari satu pihak ke pihak lain. Akuntansi dapat didefinisikan paling tidak dari dua sudut pandangan yang berbeda. Yang pertama ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, dan yang kedua ditinjau dari sudut aktivitas atau proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: Yang menjadi titik perhatian akuntansi adalah kesatuan-kesatuan ekonomi (organisasi atau badan usaha). Jadi informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi akuntansi mengenai suatu organisasi atau badan usaha. Hasil dari kegiatan akuntansi adalah berupa informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, baik bagi pihak intern (manajemen) maupun pihak ekstern (investor/pemilik, kreditur, instansi pemerintah dan lain sebagainya). Dari proses kegiatannya akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagian bersifat keuangan dengan cara-cara tertentu serta menginterpretasikan hasil- hasilnya. Definisi yang pertama menyatakan adanya dua pihak kepada siapa informasi itu ditujukan. Pihak intern (manajemen) memerlukan tipe dan jenis-jenis informasi tertentu yang relevan dengan kebutuhannya sebagai pengelola organisasi atau badan usaha. Informasi yang berlainan dengan apa yang diperlukan oleh pihak ekstern. Perbedaan ini menunjukkan adanya spesialisasi dalam bidang kegiatan akuntansi, yakni apa yang disebut akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. 1.2 AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah cabang akuntansi yang berorientasi kepada penyediaan informasi yang diperlukan oleh pihak ekstern. Akuntansi keuangan memusatkan perhatiannya pada laporan-laporan mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahan yang dikenal sebagai laporan keuangan.

Transcript of BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 1

BAB 1

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI

1.1 DEFINISI AKUNTANSI

Dalam lingkungan bisnis, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan bahasa

yang umum digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan suatu perusahaan dari satu pihak

ke pihak lain. Akuntansi dapat didefinisikan paling tidak dari dua sudut pandangan yang berbeda. Yang

pertama ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, dan yang kedua ditinjau dari sudut aktivitas atau

proses kegiatannya.

Ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa. Fungsinya

adalah memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang

bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Yang menjadi titik perhatian akuntansi adalah kesatuan-kesatuan ekonomi (organisasi atau badan

usaha). Jadi informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi akuntansi mengenai suatu

organisasi atau badan usaha.

Hasil dari kegiatan akuntansi adalah berupa informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan, baik bagi pihak intern (manajemen) maupun pihak ekstern (investor/pemilik, kreditur,

instansi pemerintah dan lain sebagainya).

Dari proses kegiatannya akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut:

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi-transaksi dan

kejadian-kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagian bersifat keuangan dengan cara-cara

tertentu serta menginterpretasikan hasil- hasilnya.

Definisi yang pertama menyatakan adanya dua pihak kepada siapa informasi itu ditujukan. Pihak intern

(manajemen) memerlukan tipe dan jenis-jenis informasi tertentu yang relevan dengan kebutuhannya

sebagai pengelola organisasi atau badan usaha. Informasi yang berlainan dengan apa yang diperlukan

oleh pihak ekstern. Perbedaan ini menunjukkan adanya spesialisasi dalam bidang kegiatan akuntansi,

yakni apa yang disebut akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.

1.2 AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah cabang akuntansi yang berorientasi kepada

penyediaan informasi yang diperlukan oleh pihak ekstern. Akuntansi keuangan memusatkan

perhatiannya pada laporan-laporan mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahan yang

dikenal sebagai laporan keuangan.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 2

Akuntansi manajemen (managerial accounting) adalah cabang akuntansi yang berorientasi kepada

penyediaan informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen. Manajemen dari suatu organisasi atau

badan usaha memerlukan berbagai jenis informasi yang berlainan untuk dapat mencapai tujuannya.

Informasi tersebut diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan sehari-hari.

Manajemen harus mengetahui apa yang sedang terjadi dalam perusahaannya. Manajemen juga harus

mendapatkan informasi untuk mengecek bahwa perusahaan berjalan lancar dalam usaha mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Informasi lainnya yang diperlukan oleh manajemen adalah informasi yang

akan digunakan dalam menyusun perencanaan jangka panjang. Manajemen menggunakan informasi ini

untuk merumuskan kebijakan-kebijakan perusahaan dan membuat keputusan-keputusan tertentu yang

mempuyai pengaruh penting terhadap perusahaan dalam jangka panjang.

Secara umum akuntansi melibatkan tiga fungsi, yaitu seleksi dan pencatatan data, analisis data dan

penyusunan laporan-laporan untuk dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

1.3 PERANAN AKUNTANSI DALAM PERUSAHAAN

Untuk dapat bersaing secara efektif dan mendatangkan laba, manajemen suatu perusahaan memerlukan

informasi. Informasi ini disediakan oleh akuntansi. Akuntansi dimulai pada waktu suatu transaksi dicatat

pada suatu dokumen yang disebut dokumen sumber atau bukti transaksi, yang merupakan salah satu

bentuk dari catatan perusahaan. Data dari dokumen-dokumen sumber ini selanjutnya diproses menjadi

informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen. Akuntansi juga membahas penggunaan dan

interpretasi dari informasi ini.

Catatan-catatan yang diperlukan oleh suatu perusahaan antara lain tergantung pada besarnya organisasi

dan sifat dari operasi-operasinya. Catatan-catatan tersebut juga sangat bergantung pada metode yang

digunakan untuk memproses data. Metode yang digunakan untuk memproses data antara lain metode

manual, mekanis dan elektronis.

Catatan-catatan akuntansi diselenggarakan dan diintrerpretasikan menurut prinsip-prinsip akuntansi

yang diterima secara umum. Di Indonesia telah ada yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

1.4 BENTUK PERUSAHAAN DAN BIDANG USAHA

Akuntansi suatu perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh bentuk perusahaan dan bidang usahanya.

Menurut bentuknya, perusahaan dapat dibagi dalam 4 (empat) macam yaitu: Perusahaan perseorangan,

perusahaan persekutuan (firma dan CV), perseroan terbatas dan koperasi. Sedangkan menurut bidang

usahanya, perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam perusahaan jasa, perusahaan perdagangan dan

perusahaan industri.

Meskipun penerapan akuntansi dipengaruhi oleh bentuk dan bidang usaha suatu perusahaan, namun

informasi akuntansi yang dihasilkan tetap dituangkan dalam suatu media yang sama yang dikenal dengan

sebutan laporan keuangan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah

Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca dan Laporan Arus Kas.

1.5 PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN

Di atas telah dikemukakan bahwa produk dari akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan

menyajikan informasi keuangan yang terutama diperuntukkan bagi pihak ekstern, yaitu antara lain:

• Investor

Laporan keuangan diperlukan dalam pengambilan keputusan bila mereka hendak menginvestasikan

uangnya dalam suatu perusahaan.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 3

• Kreditur

Laporan keuangan diperlukan dalam rangka keputusan pemberian penambahan atau pengurangan

kredit kepada suatu perusahaan.

• Kantor Pajak

Laporan keuangan diperlukan untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh

perusahaan.

• BAPEPAM

Setiap perusahaan yang go public diharuskan menyampaikan laporan keuangannya kepada Bapepam

yang antara lain diperlukan sebagai informasi keuangan mengenai keadaan perusahaan oleh

Bapepam dan para pemegang saham/calon pemegang saham.

• Pelanggan

Laporan keuangan diperlukan untuk pengambilan keputusan yang menyangkut prospek hubungan

dagang mereka dengan perusahaan dikemudian hari.

• Pegawai dan serikat kerja

Laporan keuangan diperlukan oleh para pegawai dan serikat kerja dalam merundingkan peningkatan

kesejahteraan pekerja dengan pihak pemberi kerja.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 4

BAB 2

POSISI KEUANGAN

DAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

2.1 NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang terdiri dari tiga

unsur: Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik. Penjelasan dari ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:

AKTIVA

Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi untuk melakukan usaha.

Contoh Aktiva tersebut adalah kas, piutang, persediaan, gedung, mesin dan peralatan.

KEWAJIBAN

Kewajiban adalah hutang yang menjadi beban perusahaan. Jika suatu perusahaan meminjam uang dari

bank, maka perusahaan mempunyai Kewajiban untuk melunasi pinjamannya pada waktu yang

ditentukan. Demikian pula halnya bila perusahaan melakukan pembelian Aktiva secara kredit.

HAK PEMILIK

Hak Pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas Aktiva perusahaan. Dalam perusahaan perseorangan Hak

Pemilik ini lazim disebut Modal.

Contoh Neraca dari suatu perusahaan perseorangan milik Tuan Ihsan yang bergerak dalam usaha jasa

bengkel mobil disajikan berikut ini:

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2001

(dalam rupiah)

AKTIVA KEWAJIBAN

Kas 6.000.000,00 Hutang (PT Berkah) 8.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 10.000.000,00 Hak Pemilik:

Perlengkapan 18.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 56.000.000,00

Peralatan 30.000.000,00

64.000.000,00 64.000.000,00

2.2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Apabila Neraca Bengkel Mobil Ihsan di atas diperhatikan, maka terlihat jumlah Aktiva disatu pihak sama

dengan jumlah Kewajiban dan Hak Pemilik dilain pihak. Dengan perkataan lain Neraca dibentuk dari

suatu persamaan yang selanjutnya disebut persamaan akuntansi sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Dengan menggunakan persamaan di atas, kita dapat menentukan hak Tuan Ihsan dalam perusahaannya.

Total Aktiva perusahaan Rp64 jt, total Kewajibannya Rp8 jt. Jadi, hak Tuan Ihsan adalah Rp56 jt (yaitu

Rp64 jt - Rp8 jt).

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 5

Persamaan akuntansi dari susunan Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik dari Bengkel Mobil Ihsan akan

nampak sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt

64 jt = 64 jt

Kedua sisi dari persamaan akuntansi harus selalu sama, karena hak terhadap seluruh Aktiva perusahaan

hanya dimiliki oleh kreditur dan pemilik.

Adalah merupakan kebiasaan untuk menempatkan Kewajiban sebelum Hak Pemilik karena kreditur

memang memilki hak preferensi, dengan perkataan lain hak kreditur terhadap Aktiva perusahaan

memang lebih didahulukan.

Hak Pemilik dapat diberi penekanan dengan memindahkan Kewajiban ke sisi kiri, sehingga persamaannya

menjadi:

AKTIVA - KEWAJIBAN = HAK PEMILIK

Semua transaksi perusahaan, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang paling rumit, akan

mempengaruhi ketiga unsur dalam persamaan tersebut di atas, namun keseimbangan dan persamaan

akuntansi tetap tidak berubah.

2.3 MENGANALISIS PENGARUH TRANSAKSI TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI

Transaksi adalah kejadian atau peristiwa keuangan yang mempengaruhi unsur-unsur persamaan

akuntansi. Misalnya, pembelian Aktiva atau penerimaan piutang.

Berikut ini akan dibahas berbagai jenis transaksi yang sering terjadi dalam suatu perusahaan. Juga akan

diilustrasikan pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap unsur-unsur persamaan akuntansi.

Untuk tujuan ini, kita akan mempelajari transaksi-transaksi yang terjadi pada Bengkel Mobil Ihsan selama

bulan Januari 2002.

Transaksi-transaksi yang mempengaruhi Neraca

(1). Transaksi-transaksi Aktiva.

Transaksi yang hanya mempengaruhi unsur Aktiva antara lain adalah pembelian Aktiva secara tunai

dan penerimaan piutang.

(1.1). Pembelian Aktiva secara tunai.

Pada waktu uang kas dibayarkan untuk membeli suatu Aktiva, maka hanya satu unsur saja yang

dipengaruhi, yakni Aktiva.

TRANSAKSI ANALISIS

1 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan

Peralatan bengkel dari PT Nasional secara

tunai dengan harga Rp2 jt

1. Aktiva berupa Peralatan bengkel

bertambah Rp2 jt

2. Aktiva berupa Kas berkurang Rp2 jt

karena dipakai untuk membayar

tambahan Peralatan bengkel

tersebut

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 6

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas+Piutang+Perlengkapan+Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt

-2 jt + 2 jt =

4 jt + 10 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

=

(1.2) Penerimaan Piutang.

Bila seseorang debitur membayar seluruh atau sebagian hutangnya, maka transaksi ini juga

hanya mempengaruhi komposisi dari suatu unsur, yaitu Aktiva. Aktiva berupa Kas bertambah,

dan Aktiva berupa Piutang berkurang dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi tetap

seimbang.

TRANSAKSI ANALISIS

2 Januari:

Diterima cek sebesar Rp1 jt dari Toko Maju

untuk melunasi sebagian hutangnya kepada

perusahaan

1. Aktiva Kas bertambah Rp1 jt

karena adanya penerimaan

piutang

2. Aktiva berupa Piutang berkurang

Rp1 jt karena adanya pelunasan

tersebut

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

4 jt + 10 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

+1 jt – 1 jt =

5 jt + 9 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

=

(2). Transaksi-transaksi Kewajiban.

Transaksi-transaksi sering mempengaruhi lebih dari satu unsur. Dalam transaksi-transaksi berikut,

ada dua unsur yang dipengaruhi. Baik Aktiva maupun Kewajiban kedua-duanya terpengaruh.

(2.1) Pembelian Aktiva secara kredit

Apabila Aktiva dibeli secara kredit, Aktiva tersebut diterima pada saat pembelian, tetapi

pembayarannya baru akan dilakukan kemudian.

Pembelian Aktiva secara kredit menimbulkan Kewajiban yang dikenal sebagai hutang. Jenis

transaksi ini mempengaruhi dua unsur dasar, yaitu Aktiva dan Kewajiban. Unsur-unsur tersebut

kedua-duanya bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

3 Januari:

Perusahaan membeli Perlengkapan secara

kredit dari PT Berkah seharga Rp2 jt yang akan

dibayar 30 hari kemudian.

1. Aktiva Perlengkapan bertambah

Rp2 jt karena pembelian.

2. Hutang bertambah Rp2 jt karena

pembelian dilakukan secara kredit.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

5 jt + 9 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

+ 2 jt = + 2 jt

5 jt + 9 jt + 20 jt + 32 jt = 10 jt + 56 jt

=

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 7

Dengan bertambahnya perlengkapan ini, total Aktiva sekarang menjadi Rp66 jt. Terhadap Aktiva

tersebut, kreditur mempunyai klaim sebesar Rp10 jt. Sedangkan Hak Pemilik tidak terpengaruh,

masih tetap berjumlah Rp56 jt. Jadi, perusahaan kini memiliki Kewajiban ditambah dengan Hak

Pemilik yang berjumlah Rp66 jt. Persamaan akuntansi dalam keadaan seimbang.

(2.2) Retur pembelian.

Apabila perusahaan mengembalikan Aktiva yang dibelinya secara kredit dan belum dibayar, maka

dua unsur dasar dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Kewajiban. Kedua unsur ini berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

4 Januari:

Perusahaan mengembalikan Perlengkapan

yang dibeli secara kredit seharga

Rp200.000,00 karena diterima dalam kondisi

rusak

1. Aktiva Perlengkapan berkurang

Rp200.000,00 karena adanya retur

pembelian

2. Hutang berkurang Rp200.000,00

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

5 jt + 9 jt + 20 jt + 32 jt = 10 jt + 56 jt

- 0,2 jt = - 0,2 jt

5 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 9,8 jt + 56 jt

=

Transaksi ini menyebabkan Aktiva maupun Kewajiban menjadi berkurang dengan jumlah yang

sama. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(2.3) Pembayaran hutang.

Apabila perusahaan membayar seluruh atau sebagian hutangnya, maka transaksi ini akan

mempengaruhi dua unsur dasar, yakni Aktiva dan Kewajiban. Baik Aktiva maupun Kewajiban

kedua-duanya akan menjadi berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

5 Januari:

Perusahaan membayar hutangnya sebesar

Rp4 jt kepada PT Berkah

1. Aktiva Kas berkurang Rp4 jt untuk

melunasi hutang

2. Hutang berkurang Rp4 jt karena

pembayaran tersebut

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

5 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 9,8 jt + 56 jt

- 4 jt = - 4 jt

1 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 56 jt

=

Baik Aktiva maupun Kewajiban berkurang dengan jumlah yang sama. Hak atau kepentingan

pemilik tidak berubah. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(3) Transaksi-transaksi Hak Pemilik

Untuk mengilustrasikan bagaimana Hak Pemilik bertambah dan berkurang, kita akan menganalisis

transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pemilik.

(3.1) Penambahan investasi pemilik.

Apabila pemilik menambah investasinya dalam perusahaan, maka dua unsur dasar posisi

keungan dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 8

TRANSAKSI ANALISIS

14 Januari:

Tuan Ihsan menyetor uang Rp9 jt ke kas

perusahaan sebagai tambahan investasi

1. Aktiva Kas bertambah Rp9 jt karena

adanya tambahan investasi

2. Modal Tuan Ihsan bertambah Rp9 jt

karena adanya tambahan modal

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

1 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 56 jt

+9 jt = + 9 jt

10 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

Transakasi tersebut telah menambah Aktiva dan Hak Pemilik dengan jumlah yang sama.

Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(3.2) Pengurangan investasi pemilik

Bila pemilik menarik kembali sebagaian harta yang diinvestasikannya dalam perusahaan maka

dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini menjadi berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

21 Januari:

Tuan Ihsan menarik sebesar Rp3 jt dari kas

perusahaan untuk keperluan pribadi

1. Aktiva Kas berkurang Rp3 jt karena

adanya pengambilan untuk

keperluan pribadi

2. Modal Tuan Ihsan berkurang Rp3 jt

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

10 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

- 3 jt = - 3 jt

7 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5.8 jt + 62 jt

=

Transaksi ini mengurangi Aktiva dan Hak Pemilik dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi

tetap seimbang. Transaksi-transaksi yang telah dianalisis mengilustrasikan tiga prinsip yang dapat

diterapkan untuk menganalisis semua transaksi.

� Tiap transaksi mempengaruhi paling tidak dua pos .

� Pengaruh tiap transaksi harus dinyatakan dalam satuan uang.

� Persamaan akuntansi harus seimbang setelah tiap transaksi dicatat.

(4)Transaksi-transaksi pendapatan dan beban

Selain berubah karena penambahan atau pengurangan investasi oleh pemiliknya, Hak Pemilik juga

akan berubah jika perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi. Laba atau rugi tergantung dari

Pendapatan dan Beban yang terjadi selama satu periode. Untuk mengetahui hasil usaha perusahaan

(laba atau rugi) disusunlah Laporan laba Rugi. Laba akan menambah modal pemilik, sedangkan rugi

akan mengurangi modal pemilik. Dengan analogi yang sama, untuk menganalisis pengaruh transaksi

pada persamaan dasar akuntansi, Pendapatan akan menambah modal pemilik sedangkan Beban akan

mengurangi modal pemilik. Karena sifat pengaruhnya yang sama dengan penambahan dan penarikan

investasi, maka Pendapatan dan beban harus diidentifikasi agar mudah dilakukan penyusunan

Laporan Laba Rugi.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 9

(4.a) Transaksi-transaksi pendapatan

Apabila suatu perusahaan menjual barang atau jasa, perusahaan akan menerima uang atau

mempunyai piutang. Akibat dari penjualan ini, sisi kiri dari persamaan akuntansi akan bertambah,

karena Aktiva berupa Kas atau Piutang bertambah. Persamaan akuntansi tetap seimbang, maka

sisi kanan pun harus bertambah dengan jumlah yang sama. Oleh karena Kewajiban tidak

dipengaruhi maka Hak Pemiliklah yang harus bertambah. Penambahan Hak Pemilik dari suatu

penjualan disebut Pendapatan atau Penghasilan. Dalam materi diklat selanjutnya akan digunakan

istilah Pendapatan.

Kita sekarang akan menganalisis penjualan kredit dan penjualan tunai yang dilakukan oleh

Bengkel Mobil Ihsan. Transaksi-transaksi berikut menunjukkan bagaimana transaksi pendapatan

menambah Hak Pemilik.

(4.a.1) Penerimaan pendapatan dari penjualan tunai

Jika suatu perusahaan menjual jasa secara tunai, maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan

Hak Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

28 Januari:

Perusahaan menerima Rp1,6 jt tunai sebagai

Pendapatan dari jasa perbaikan dan servis

1. Aktiva Kas bertambah Rp1,6 jt

karena perusahaan menerima uang

sejumlah itu

2. Hak Pemilik bertambah dengan

Rp1,6 jt karena memperoleh

Pendapatan

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

7 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 62 jt

+ 1,6 jt = + 1,6 jt

8,6 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5.8jt + 63,6 jt

=

Transaksi ini menambah Kas sebesar Rp1,6 jt. Jadi sisi kiri dari persamaan akuntansi sekarang

menunjukkan total Aktiva sebesar Rp69,4 jt. Sisi kanan persamaan akuntansi bertambah dengan

jumlah yang sama karena total Hak Pemilik terhadap Aktiva harus selalu sama dengan total

Aktivanya sendiri. Oleh karena Kewajiban tidak terpengaruh oleh transaksi ini maka Hak Pemilik

harus bertambah Rp1,6 jt. Jadi sisi kanan persamaan akuntansi sekarang menunjukkan total

Kewajiban dan Hak Pemilik sebesar Rp69,4 jt. Persamaan akuntansi masih tetap seimbang.

(4.a.2) Penerimaan pendapatan dari penjualan secara kredit.

Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak

Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

29 Januari:

Perusahaan menjual jasa secara kredit kepada

Tokko Maju sebesar Rp1,4 jt

1. Aktiva Piutang bertambah Rp1,4 jt

karena perusahaan memiliki

tagihan baru kepada pelanggannya

2. Hak Pemilik bertambah dengan

Rp1,4 jt karena memperoleh

Pendapatan

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 10

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

8,6 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 63,6 jt

+ 1,4 jt = + 1,4 jt

8,6 jt+ 10,4 jt+ 19,8 jt + 32 jt = 5.8 jt + 65 jt

=

Akibat dari penjualan kredit, sisi kiri persamaan akuntansi bertambah karena Aktiva piutang

bertambah. Sisi kanan persamaan akuntansi bertambah dengan jumlah yang sama, karena

jumlah hak terhadap Aktiva harus selalu sama dengan jumlah Aktiva. Oleh Karena Kewajiban

tidak terpengaruh, maka Hak Pemiliklah yang bertambah. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(4.b) Transaksi-transaksi beban

Barang-barang dan jasa-jasa diperlukan untuk menjalankan perusahaan dan memperoleh

pendapatan. Barang-barang dan jasa-jasa yang digunakan dalam kegiatan perusahaan

merupakan beban. Gaji, perlengkapan yang digunakan, telepon, bahan bakar dan listrik adalah

beban-beban yang lazim dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

Beban-beban dibandingkan dengan pendapatan dalam periode yang sama untuk menentukan

apakah perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi. Apakah suatu perusahaan

memperoleh laba bersih atau rugi bersih bergantung pada apakah jumlah pendapatan lebih

besar atau lebih kecil dari jumlah beban-beban dalam periode yang sama. Laba bersih diperoleh

bila pendapatan lebih besar dari pada beban. Rugi bersih terjadi jika beban lebih besar dari

pendapatan.

Seperti diuraikan di atas bahwa pada persamaan akuntansi, terjadinya beban akan mengurangi

modal pemilik. Karena sifatnya yang sama dengan penarikan oleh pemilik, maka beban ini harus

diidentifikasi untuk mempermudah penyusunan Laporan Laba Rugi.

(4.b.1)Pembayaran beban secara tunai.

Jika suatu perusahaan membayar tunai untuk suatu beban, maka dua unsur terpengaruh, yaitu

Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini berkurang. Transaksi ini mengurangi sisi kiri persamaan

akuntansi karena Aktiva Kas menjadi berkurang. Sisi kanan persamaan akuntansi berkurang

dengan jumlah yang sama. Oleh karena tidak ada Kewajiban yang dipengaruhi oleh transaksi ini,

maka Hak Pemiliklah yang mesti berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

30 Januari:

Perusahaan membayar Beban Gaji sebesar Rp1,5

jt

1. Aktiva Kas berkurang Rp1,5 jt

karena uang perusahaan berkurang

sejumlah itu.

2. Hak Pemilik berkurang sejumlah

Rp1,5 jt karena perusahaan telah

membayar beban.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

8,6 jt+ 10,4 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

-1,5 jt = - 1,5 jt

7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8jt + 63,5 jt

69,3 jt = 69,3 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 11

(4.b.2)Pengeluaran beban secara kredit.

Apabila suatu perusahaan berjanji untuk membayar suatu beban di masa datang, maka dua

unsur dipengaruhi, yaitu Kewajiban dan Hak Pemilik. Kewajiban bertambah dan Hak Pemilik

berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

31 Januari:

Perusahaan memperbaiki peralatan

bengkelnya, yaitu sebuah generator kepada PT

Agus dengan beban sebesar Rp0,5 jt dan masih

terhutang (belum dibayar)

1. Hutang bertambah Rp0,5 jt

2. Hak Pemilik berkurang Rp0,5 jt karena

perusahaan telah mengakui beban

meski belum dibayar

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

7,1 jt+ 10,4 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 63,5 jt

= + 0,5 jt - 0,5 jt

7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 6,3 jt + 63 jt

69,3 jt = 69,3 jt

(4.b.3) Beban perlengkapan yang digunakan.

Perlengkapan berupa bahan dan suku cadang yang digunakan dalam rangka memberikan jasa

perbaikan dan servis mempengaruhi dua unsur, yakni Aktiva dan Hak Pemilik. Keduanya menjadi

berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

31 Januari:

Perlengkapan yang dipergunakan perusahaan

selama bulan januari bernilai Rp200.000,00.

1. Aktiva Perlengkapan berkurang

Rp200.000,00

2. Hak Pemilik berkurang

Rp200.000,00 karena perusahaan

telah mengakui beban.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 6,3 jt + 63 jt

- 0,2 jt = - 0,2 jt

7,1 jt+ 10,4 jt + 19,6 jt + 32 jt 6,3 jt + 62,8 jt

69,1 jt 69,1 jt

Dalam persamaan-persamaan di atas, perusahaan dalam bulan Januari telah mengeluarkan

beban sebesar Rp2,2 jt (yaitu Rp1,5 jt + Rp0,5 jt + Rp0,2 jt). Dalam periode yang sama,

perusahaan telah memperoleh pendapatan sebesar Rp3 jt. Karena itu perusahaan memperoleh

laba bersih sebesar Rp0,8 jt yaitu selisih antara Pendapatan dan Beban. Laba bersih itulah yang

sebetulnya pada akhirnya akan ditambahkan pada modal pemilik.

Seluruh transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2002 dan pengaruhnya terhadap persamaan dasar

akuntansi dapat diikhtisarkan dalam tabel berikut ini:

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 12

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 13

2.4 LAPORAN KEUANGAN

Seperti telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, laporan keuangan utama terdiri dari Laporan Laba

Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu.

Laporan ini menyajikan Pendapatan dan Beban yang terjadi selama satu periode. Selisih antara

Pendapatan dan Beban adalah Laba Bersih (Rugi Bersih). Laba Bersih atau Rugi Bersih ini kemudian akan

ditambahkan (dikurangkan) dari modal pemilik pada laporan Perubahan Modal.

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal pemilik selama periode

tertantu. Laporan ini menyajikan saldo awal modal pemilik, penambahan pada modal pemilik

(penambahan investasi dan laba bersih), pengurangan pada modal pemilik (penarikan investasi atau rugi

bersih) dan saldo akhir modal pemilik.

Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik pada tanggal tertentu.

Berdasarkan ikhtisar hasil transaksi selama bulan Januari 2002 pada tabel di atas, kita sudah dapat

menyusun Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

Laporan-laporan tersebut dapat disusun sebagai berikut:

BENGKEL MOBIL IHSAN

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Pendapatan

Penjualan Jasa 3.000.000,00

Beban

Beban Perbaikan 500.000,00

Beban Gaji 1.500.000,00

Beban Perlengkapan 200.000,00

Total Beban (2.200.000,00)

Laba bersih 800.000,00

BENGKEL MOBIL IHSAN

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 56.000.000,00

+ Investasi tambahan 9.000.000,00

- Penarikan (3.000.000,00)

+ Laba Bersih 800.000,00

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 62.800.000,00

Neraca Bengkel Mobil Ihsan per 31 Januari 2002 dapat disusun langsung dari data pada tabel di atas dan

hasi1nya disajikan berikut ini:

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 14

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA

KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas 7.100.000,00 Hutang 6.300.000,00

Piutang 10.400.000,00

Perlengkapan 19.600.000,00

Peralatan 32.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 62.800.000,00

69.100.000,00 69.100.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 15

BAB 3

PERKIRAAN SEBAGAI ALAT PENCATATAN

Transaksi perusahaan sebenarnya tidak dicatat dalam bentuk tabel persamaan akuntansi seperti yang

telah diuraikan dalam bab terdahulu melainkan dalam suatu sistem pencatatan yang lebih teratur. Tabel

persamaan akuntansi dalam bab yang lalu digunakan hanya untuk membantu pembaca melihat pengaruh

transaksi-transaksi terhadap unsur-unsur persamaan akuntansi. Dalam bab ini akan dibahas penggunaan

perkiraan sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi perusahaan.

3.1 PERKIRAAN

Suatu catatan yang terpisah perlu diselenggarakan untuk tiap pos dalam persamaan akuntansi misalnya,

suatu catatan terpisah perlu disediakan untuk aktiva Kas. Catatan ini menunjukkan seluruh penambahan

dan pengurangan kas yang disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi. Catatan serupa dapat diadakan

untuk tiap pos Aktiva, Kewajiban, dan Hak Pemilik. Dasar dari sistem ini adalah

perkiraan/rekening/akun.

Suatu perkiraan (akun) adalah suatu media untuk mencatat penambahan dan pengurangan dari tiap

unsur Aktiva, Kewajiban, dan Hak Pemilik. Bentuk yang paling sederhana dari suatu perkiraan adalah

perkiraan bentuk " T” yang mempunyai dua sisi: satu sisi untuk mencatat penambahan dan satu sisi

untuk mencatat pengurangan. Sisi kiri selalu disebut sisi Debet, dan sisi kanan selalu disebut sisi Kredit.

Di bagian tengah atas tiap perkiraan dicantumkan judul perkiraan, yang menyebut nama perkiraan

dimaksud.

JUDUL PERKIRAAN

SISI DEBET (KIRI)

SISI KREDIT (KANAN)

3.2 DEBET DAN KREDIT

Istilah “pendebetan dan pengkreditan” hendaknya tidak dikacaukan dengan “penambahan dan

pengurangan”. Secara sederhana pendebetan berarti memasukkan suatu jumlah pada sisi kiri dari

perkiraan (sisi debet). Pengkreditan berarti mencatat atau memasukkan suatu jumlah pada sisi kanan

dari perkiraan (sisi kredit). Sebagaimana dapat diperhatikan, pendebetan ataupun pengkreditan bisa

berarti penambahan atau pengurangan tergantung pada jenis perkiraannya.

Aturan pendebetan dan pengkreditan

Beberapa perkiraan akan bertambah bila didebet dan berkurang bila dikredit. Sedangkan perkiraan–

perkiraan lainnya sebaliknya. Alasan mengapa suatu perkiraan akan bertambah bila didebet dan akan

berkurang bila dikredit didasarkan pada persamaan akuntansi:

Aktiva = Kewajiban + Hak Pemilik

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 16

Perlu diperhatikan bahwa Aktiva nampak di sisi kiri dari persamaan itu sedangkan Kewajiban dan Hak

Pemilik ada di sisi kanan. Kini kita dapat menerapkan tiga aturan dasar untuk pendebetan dan

pengkreditan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:

Perkiraan-perkiraan Aktiva

Aktiva nampak di sisi kiri persamaan akuntansi atau di sisi kiri dari Neraca. Jadi saldo perkiraan

Aktiva selalu berada di sisi kiri (sisi debet). Perkiraan Aktiva bertambah bila didebet dan

berkurang bila dikredit.

Perkiraan-perkiraan Kewajiban

Kewajiban nampak di sisi kanan persamaan akuntansi atau sisi kanan dari Neraca. Jadi saldo

perkiraan Kewajiban selalu berada pada sisi kanan atau sisi kredit. Oleh karena itu, perkiraan

Kewajiban akan bertambah bila di kredit dan berkurang bila didebet.

Perkiraan-perkiraan Hak Pemilik

Hak Pemilik nampak di sisi Kanan persamaan akuntansi atau di sisi kanan Neraca. Jadi saldo

perkiraan Hak Pemilik selalu berada pada sisi kanan atau sisi kredit. Oleh karenanya, suatu

pekiraan Hak Pemilik akan bertambah bila dikredit dan berkurang bila di debet.

NERACA

AKTIVA KEWAJIBAN

Bertambah

pd sisi debet

Berkurang

pd sisi kredit

Berkurang

pd sisi debet

Bertambah

pd sisi kredit

HAK PEMILIK

Berkurang

pd sisi debet

Bertambah

pd sisi kredit

3.3 PEMBUKAAN PERKIRAAN

Untuk tiap pos dari unsur Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik perlu disediakan satu perkiraan tersendiri.

Perkiraan–perkiraan tersebut ini dibuka untuk Bengkel Mobil Ihsan. Seluruh data diambil dari Neraca

yang disusun per 31 Desember 2001.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas+ piutang+ Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan

6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt

64 jt = 64 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 17

Neraca per 31 Desember 2001 dapat dilihat sebagai berikut:

AKTIVA KEWAJIBAN DAN HAK PEMILIK

Kas 6.000.000,00 Hutang 8.000.000,00

Piutang 10.000.000,00 Hak Pemilik:

Perlengkapan 18.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 56.000.000,00

Peralatan 30.000.000,00

64.000.000,00 64.000.000,00

Kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang lengkap seperti contoh di atas disebut Buku Besar. Saldo-saldo

perkiraan buku besar, nampak pada sisi yang sama dengan yang ditunjukkan dalam persamaan akuntansi

dan Neraca.

Total Debet = Total Kredit

Rp64 Jt = Rp64 Jt

Keseimbangan persamaan akuntansi tetap dipertahankan dalam buku besar.

3.4 MENCATAT PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PERKIRAAN AKTIVA DAN KEWAJIBAN

Seluruh transaksi perusahaan harus dicatat dalam perkiraran-perkiraan buku besar, karena perkiraan-

perkiraan dapat menunjukkan seluruh penambahan dan pengurangan yang terjadi karena adanya

transaksi-transaksi. Perkiraan Kas misalnya, digunakan untuk mencatat uang kas perusahaan yang

tersedia. Seluruh transaksi yang merubah jumlah uang yang ada harus dicatat dalam perkiraan ini

sehingga akan selalu memberikan data yang mutakhir. Oleh karena itu, setiap penerimaan dan

pengeluaran kas harus dicatat dalam perkiraan Kas.

Transaksi perusahaan

Suatu transaksi terjadi pada waktu perusahaan menggunakan atau menukar sesuatu yang bernilai uang.

Akuntansi digunakan untuk mencatat pengaruh transaksi-transaksi yang didasarkan pada tiga prinsip

pokok.

(1) Tiap transaksi paling sedikit mempunyai dua pengaruh dalam persamaan akuntansi.

Umpamanya, Bengkel Mobil Ihsan pada tanggal 1 Januari 2002 membeli peralatan bengkel

secara tunai seharga Rp2 jt. Uang Kas ditukar dengan peralatan bengkel. Jadi Aktiva Kas

berkurang dan Aktiva Peralatan bengkel bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

1 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan

peralatan bengkel dari PT Nasional secara

tunai seharga Rp2 jt

1. Aktiva Peralatan Bengkel bertambah

Rp2 jt

2. Aktiva Kas berkurang sejumlah Rp2 jt

(2) Pengaruh dari tiap transaksi harus dinyatakan dalam satuan uang. Apabila suatu Aktiva dibeli,

maka jumlah uangnya adalah harga yang disetujui antara pembeli dan penjual. Dalam transaksi di

atas, harga yang disetujui untuk peralatan bengkel adalah Rp2 jt. Jadi Bengkel Mobil Ihsan

mencatat Peralatan Bengkel itu dengan harga Rp2 jt dan PT Nasional juga mencatat Penjualan

sebesar Rp2 jt.

(3) Persamaan akuntansi harus tetap seimbang setelah tiap transaksi dicatat. Untuk menjaga

keseimbangan ini, maka tiap transaksi akan mempunyai pengaruh atau efek ganda. Dalam

transaksi di atas, Peralatan Bengkel bertambah dan Kas berkurang. Efek ganda dari tiap transaksi

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 18

merupakan dasar dari akuntansi sistem berpasangan atau sistem pencatatan ganda. Teori ini

pertama kali dipublikasikan oleh Lucas Pacioli pada tahun 1494, yang dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Tiap transaksi mempengaruhi dua atau lebih perkiraan dan ini dicatat sebagai total debet

akan selalu sama dengan total kredit untuk transaksi tersebut.

Tiga aturan yang perlu diikuti dalam menerapkan teori pencatatan ganda untuk menganalisis seluruh

transaksi adalah:

� tiap transaksi mempengaruhi paling sedikit dua perkiraan.

� jika hanya dua perkiraan yang dipengaruhi oleh suatu transaksi, maka pendebetan dalam

perkiraan yang satu harus sama dengan pengkreditan diperkiraan yang lain.

� Jika lebih dari dua perkiraan yang dipengaruhi oleh sutu transaksi, maka jumlah debet harus

sama dengan jumlah kredit.

3.5 PENERAPAN ATURAN PENDEBETAN DAN PENGKREDITAN

3.5.1 PENERAPAN DALAM PERKIRAAN AKTIVA

Kita sekarang akan memasukkan transaksi-transaksi yang terjadi pada bulan Januari 2002 dari

perusahaan Bengkel Mobil Ihsan dalam perkiraan bentuk “T” yang telah dibuka. Saldo-saldo awal diambil

dari Neraca per 31 Desember 2001. Transaksi yang terlihat di sini melibatkan perubahan-perubahan

dalam Aktiva dan Kewajiban.

Tiap transaksi akan dianalisis untuk menunjukan:

� Aktiva, Kewajiban dan hak pemillik mana yang bertambah atau berkurang karena pengaruh

transaksi.

� aturan pendebetan dan pengkreditan mana yang diterapkan untuk mencatat penambahan

atau pengurangan.

� pencatatan apa yang harus dilakukan.

Transaksi-transaksi berikut mengilustrasikan penerapan aturan-aturan penambahan dan pengurangan

pada perkiraan-perkiraan Aktiva

2 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan Peralatan Bengkel secara tunai dengan harga Rp2 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Peralatan bertambah Rp2 jt Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Peralatan Rp2 jt

Aktiva Kas berkurang Rp2 jt Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Kas Rp2 jt

KAS PERALATAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 30 jt

2002

2 Jan 2 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 19

3 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menerima Rp1 jt dari Toko Maju untuk pelunasan piutang.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas bertambah Rp1 jt Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Kas Rp1 jt

Aktiva Piutang berkurang Rp1 jt Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Piutang Rp1 jt

KAS PIUTANG TOKO MAJU

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 10 jt

2002

3 Jan 1 jt

3 Jan 1 jt

3.5.2 PENERAPAN DALAM PERKIRAAN–PERKIRAAN KEWAJIBAN

Transaksi-transaksi berikut mengilustrasikan aturan-aturan penambahan dan pengurangan untuk

perkiraan-perkiraan Kewajiban.

4 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan Perlengkapan secara kredit dari PT Berkah seharga Rp2 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Perlengkapan

bertambah Rp2 jt

Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Perlengkapan Rp2 jt

Hutang (PT Berkah)

bertambah Rp2 jt

Penambahan Kewajiban

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Hutang (PT Berkah) Rp2 jt

PERLENGKAPAN HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 18 jt

2002

2002

2002

1 Jan 8 jt

4 Jan 2 jt 4 Jan 2 jt

5 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan mengembalikan Perlengkapan yang dibelinya dari PT Berkah secara kredit seharga

Rp200.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Perlengkapan

berkurang Rp200.000,00

Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Perlengkapan

Rp200.000,00

Hutang kepada PT Berkah

berkurang Rp200.000,00

Pengurangan Kewajiban

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Hutang (PT Berkah)

Rp200.000,00

PERLENGKAPAN HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 18 jt

2002

5 Jan 0,2 jt

2002

5 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 8 jt

4 Jan 2 jt 4 Jan 2 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 20

6 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membayar hutangnya kepada PT Berkah sebesar Rp4 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Hutang kepada PT Berkah

berkurang Rp4 jt

Pengurangan Kewajiban

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Hutang (PT Berkah) Rp4 jt

Aktiva Kas

berkurang Rp4 jt

Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Kas Rp4 jt

KAS HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

5 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 8 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 6 Jan 4 jt 4 Jan 2 jt

3.5.3 PENERAPAN DALAM PEKIRAAN HAK PEMILIK

Ada tiga jenis perkiraan yang digunakan untuk mencatat perubahan dalam perkiraan Hak Pemilik, yaitu:

(3.1) perkiraan modal, yang digunakan untuk mencatat penambahan atau pengurangan investasi

pemilik.

(3.2) perkiraan pendapatan yang digunakan jika perusahaan memperoleh pendapatan.

(3.3) perkiraan beban yang digunakan untuk beban–beban yang dikeluarkan perusahaan.

(3.1) Perubahan dalam perkiraan modal

Perkiraan modal menunjukkan investasi pemilik dalam perusahaan. Saldo perkiraan ini bertambah jika

pemilik melakukan tambahan investasi dan berkurang jika pemilik mengurangi investasinya. Modal Tuan

Ihsan per 31 Desember 2001 adalah Rp56 Jt. Selama bulan Januari 2002 transaksi-transaksi berikut telah

menyebabkan perubahan dalam perkiraan modal.

14 Januari:

Tuan Ihsan menambah investasinya dalam perusahaan sebesar Rp9 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas

bertambah Rp9 jt

Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Kas Rp9 jt

Modal Tuan Ihsan

bertambah Rp9 jt

Penambahan Hak Pemilik

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Modal Tn Ihsan Rp9 jt

KAS MODAL TUAN IHSAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

2002

1 Jan 56 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 14 Jan 9 jt

14 Jan 9 jt

21 Januari:

Tuan Ihsan menarik kembali investasinya sebesar Rp3 jt dari perusahaan.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas

berkurang Rp3 jt

Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Kas Rp3 jt

Modal Tuan Ihsan

berkurang Rp3 jt

Pengurangan Hak Pemilik

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Modal Tn Ihsan Rp3 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 21

KAS MODAL TUAN IHSAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

21Jan 3 jt

2002

1 Jan 56 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 14 Jan 9 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt

(3.2) Perubahan dalam perkiraan pendapatan

Hak Pemilik bertambah jika pemilik melakukan penambahan investasi. Hak Pemilik juga bertambah pada

waktu pendapatan diperoleh. Kebanyakan perusahaan memperoleh pendapatannya dari penjualan

barang-barang atau jasa-jasa. Jumlah penjualan dicatat dalam suatu perkiraan pendapatan yang disebut

perkiraan " Penjualan ".

Oleh karena pendapatan menambah Hak Pemilik, maka hal ini dicatat dengan mengkredit perkiraan

Penjualan. Selama bulan Januari 2002 Bengkel Mobil Ihsan melakukan penjualan jasa baik secara tunai

maupun secara Kredit. Penambahan Hak Pemilik ini diilustrasikan pada halaman berikut.

Dalam transaksi yang kedua, penjurnalan dilakukan kepada dua pelanggan yang berbeda. Sebagai

akibatnya, dua perkiraan Piutang dipengaruhi. Meskipun transaksi ini melibatkan dua debet dan satu

kredit, namun total debet harus sama dengan total kredit.

28 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menerima Rp1,6 jt tunai sebagai pendapatan dari penjualan jasa perbaikan dan

servis.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas

bertambah Rp1,6 jt

Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Kas Rp1,6 jt

Penghasilan menambah Hak

Pemilik dengan Rp1,6 jt

Penambahan Hak Pemilik

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Penjualan Rp1,6 jt

KAS PENJUALAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

2002

1 Jan 0 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 28 Jan 1,6 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt

28 Jan 1,6 jt

29 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menjual jasanya secara kredit kepada Toko Maju Rp1,4 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Piutang (Toko Maju)

bertambah Rp1,4 jt

Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Piutang (Toko Maju) Rp1,4 jt

Pendapatan

bertambah Rp1,4 jt

Penambahan Pendapatan

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Penjualan Rp1,4 jt

PIUTANG TOKO MAJU PENJUALAN

2002

1 Jan 10 jt

2002

3 Jan 1 jt

2002

2002

1 Jan 0 jt

29 Jan 1,4 jt 28 Jan 1,6 jt

29 Jan 1,4 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 22

(3.3) Perubahan dalam perkiraan beban

Hak Pemilik berkurang jika pemilik mempergunakan Aktiva perusahaan untuk keperluan pribadinya. Hak

Pemilik juga berkurang jika beban-beban dikeluarkan untuk keperluan kegiatan perusahaan.

Biasanya suatu perusahaan harus mengeluarkan berbagai macam beban, seperti sewa, gaji.

perlengkapan dan sebagainya. Oleh Karena beban akan mengurangi Hak Pemilik, maka hal ini dicatat

sebagai pendebetan perkiraan beban.

30 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membayar Beban Gaji sebesar Rp1,5 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Gaji

bertambah Rp1,5 jt

Penambahan Beban Gaji

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Gaji Rp1,5 jt

Aktiva Kas

berkurang Rp1,5 jt

Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Kas Rp1,5 jt

KAS BEBAN GAJI

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 0 jt

2002

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 30 Jan 1,5 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt

28 Jan 1,6 jt 30 Jan 1,5 jt

31 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan memperbaiki peralatan bengkelnya kepada PT Agus yang akan dibayar dalam 30 hari

dengan biaya Rp500.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Reparasi

bertambah Rp0,5 jt

Penambahan Beban

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Reparasi Rp0,5 jt

Hutang

Bertambah Rp0,5 jt

Penambahan Kewajiban

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Hutang PT Agus Rp0,5 jt

HUTANG (PT AGUS) BEBAN REPARASI

2002

2002

1 Jan 0 jt

2002

1 Jan 0 jt

2002

31 Januari:

Perlengkapan yang digunakan perusahaan selama bulan Januari 2002 bemilai Rp200.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Perlengkapan

bertambah Rp0,2 jt

Penambahan Beban

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Perlengkapan Rp0,2 jt

Aktiva Perlengkapan

berkurang Rp0,2 jt

Penambahan Kewajiban

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Perlengkapan Rp0,2 jt

PERLENGKAPAN BEBAN PERLENGKAPAN

2002

1 Jan 18 jt

2002

4 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 0 jt

2002

4 Jan 2 jt 31 Jan 0,2 jt 31 Jan 0,2 jt

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 23

BAB 4

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

4.1 PENCATATAN DALAM BUKTI TRANSAKSI

Dalam menyelenggarakan pekerjaan akuntansi, kita perlu mengikuti prosedur-prosedur tertentu. Urutan

prosedur–prosedur itu disebut siklus atau daur akuntansi. Dalam buku sebelumnya anda telah

mempelajari bagaimana menganalisis transaksi-transaksi dan bagaimana membukukan transaksi-

transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Prosedur tersebut dijelaskan dengan cara demikian untuk

membantu anda dalam mempelajari dasar-dasar akuntansi. Akan tetapi, dalam praktek, perusahaan-

perusahaan memerlukan lebih banyak informasi dari pada yang diberikan oleh prosedur sederhana yang

dikemukakan sebelumnya.

Dalam buku ini anda akan melihat tahap-tahap siklus akuntansi tersebut. Tahap pertama dalam siklus

akuntansi adalah mencatat data mengenai tiap transaksi dalam suatu dokumen atau formulir yang

disebut bukti transaksi. Dengan demikian sutu catatan terpisah disediakan untuk tiap transaksi, proses

akuntansi sebenarya diawali pada saat sutu transaksi pertama kali dicatat dalam suatu bukti atau

dokumen. Contoh dari bukti transaksi adalah faktur penjualan yang memuat data tentang penjualan

kredit. Contoh lainnya adalah catatan waktu yang menunjukkan jumlah jam kerja seorang karyawan.

Dokumen yang digunakan untuk mencatat data pertama kali sering disebut sebagai dokumen sumber

karena dokumen ini mengandung seluruh fakta mengenai suatu transaksi tententu.

Pada umumnya bukti-bukti transaksi itu terdiri dari formulir–formulir tercetak walaupun dalam sistem

pengolahan data lainnya bisa berbentuk kartu-kartu, pita rekaman dan sebagainya.

4.2 POSISI KEUANGAN DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

Dalam pembahasan sebelumnya kita jumpai bahwa pencatatan debet dan kredit untuk tiap transaksi

dilakukan secara langsung dalam perkiraan-perkiraan buku besar. Hal ini akan mudah dilakukan bila

transaksi-transaksi yang terjadi jumlahnya sedikit.

Memasukkan transaksi secara langsung ke dalam perkiraan adalah tidak praktis jika transaksi yang

terlibat cukup banyak. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah:

1. Sulit untuk menemukan suatu transaksi tertentu karena catatan transaksi itu hanya nampak

dalam bentuk pencatatan debet dalam suatu perkiraan dan pencatatan kredit perkiraan yang

lain.

2. Sulit untuk membandingkan volume transaksi dari hari ke hari karena tidak ada catatan harian

transaksi yang diselenggarakan.

3. Sulit untuk menemukan suatu kesalahan karena debet dan kredit untuk tiap transaksi tidak

nampak bersamaan.

Kesulitan-kesulitan ini dapat dihilangkan dengan jalan mencatat transaksi–transaksi dari bukti transaksi

ke dalam suatu catatan yang disebut jurnal atau buku harian, sebelum catatan itu dipindahkan ke

perkiraan-perkiraan. Suatu jurnal adalah suatu catatan harian mengenai angka-angka dan fakta-fakta

dari setiap transaksi. Oleh karena transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal secara kronologis (yaitu,

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 24

menurut tanggal terjadinya transaksi), maka hal ini akan sangat memudahkan dalam menelusuri suatu

transaksi.

Dengan demikian, penjurnalan merupakan tahap kedua dalam siklus akuntansi. Proses penjurnalan tidak

mengubah aturan-aturan akuntansi tentang pendebetan dan pengkreditan. Perbedaan antara prosedur

ini dengan prosedur yang diuraikan sebelumnya hanyalah bahwa suatu transaksi dicatat dalam jurnal

sebelum dicatat dalam perkiraan-perkiraan.

4.3 PROSEDUR PENJURNALAN

Sebelum data dari suatu bukti transaksi dicatat dalam jurnal, kita lebih dulu harus memperhatikan

bagaimana transaksi tersebut mempengaruhi berbagai perkiraan aktiva, kewajiban dan hak pemilik.

Analisis ini menentukan ayat-ayat jurnal yang harus dibuat.

Suatu ayat jurnal memuat data sebagai berikut:

1. Tanggal.

2. Judul-judul perkiraan.

3. Jumlah-jumlah debet dan kredit.

4. Suatu penjelasan singkat, bila diperlukan.

Pedoman dasar yang harus diikuti dalam membuat suatu jurnal adalah sebagai berikut:

Tanggal

Pada waktu memulai suatu halaman jurnal, tuliskan tahun buku pada halaman kiri dari kolom tanggal.

Pada baris berikutnya tulis singkatan dari nama bulan. kemudian cantumkan tanggal dibagian kanan dari

kolom tanggal. Selanjutnya tanggal-tanggal dari taransaksi-transaksi berikutnya supaya dicatat secara

kronologis. Namun, kita tidak perlu mengulangi menulis nama bulan dan tahun kecuali pada bagian atas

halaman baru atau pada waktu terjadi perubahan baik bulan ataupun tahun.

Contoh:

TANGGAL TANGGAL

2001

Des

10

15

31

Tahun dan bulan

dicatat pada bagian

atas dari suatu

halaman.

2002

Jan

1

5

15

Tahun dan bulan

ditulis

Pada waktu tahun

berubah

Ayat Debet

Catat nama perkiraan yang harus didebet dalam kolom berikutnya pada baris yang sama dengan tanggal.

Kemudian masukkan jumlah uang pada kolom debet.

Ayat Kredit

Pada baris berikutnya, agak ke dalam, catat nama perkiraan yang harus dikredit. Kemudian masukkan

jumlah uang pada kolom kredit.

Penjelasan

Pada baris berikutnya, di bawah ayat kredit, agak lebih ke dalam, catat penjelasan mengenai transaksi.

Oleh karena nama-nama perkiraan biasanya menyatakan alasan bagi tiap masukan, maka sering kali

suatu penjelasan dianggap tidak diperlukan. Suatu penjelasan digunakan bila ada transaksi yang tidak

lazim atau rumit. Apabila suatu penjelasan disertakan, maka haruslah singkat dan jelas.

Dalam ilustrasi yang akan diberikan dalam bab ini, penjelasan diletakan pada setiap ayat jurnal. Akan

tetapi, hal ini akan dihilangkan pada bab-bab selanjutnya.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 25

Penunjuk Pembukuan

Kolom penunjuk pembukuan (PB) atau posting reference tidak digunakan pada saat penjurnalan kolom

ini digunakan dalam prosedur pembukuan dan akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.

Ilustrasi berikut menunjukan bagaimana bagian pembukuan dari bengkel Ihsan mencatat transaksi

tanggal 1 Januari 2002. dalam transaksi ini, bengkel Mobil Ihsan membeli peralatan bengkel, yaitu sebuah

kompresor seharga Rp2 jt secara tunai.

JURNAL

HALAMAN 1

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 2 Peralatan bengkel 2.000.000,00

Kas 2.000.000,00

* pembelian kompresor

Ilustrasi berikut menunjukan bagaimana transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal oleh Bengkel Mobil

Ihsan.

JURNAL

Halaman 1

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan

2 Peralatan Bengkel 2.000.000,00

Kas 2.000.000,00

* pembelian kompresor

3 Kas 1.000.000,00

Piutang Toko Maju 1.000.000,00

*penerimaan piutang

4 Perlengkapan 2.000.000,00

Hutang PT Berkah 2.000.000,00

* pembelian 100 lt oli

Dipindahkan 69.000.000,00 69.000.000,00

JURNAL

Halaman 2

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 69.000.000,00 69.000.000,00

Jan

4 Hutang PT Berkah 200.000,00

Perlengkapan 200.000,00

* pengembalian pesanan oli

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 26

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

5 Hutang PT Berkah 4.000.000,00

Kas 4.000.000,00

* pembayaran hutang

14 Kas 9.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 9.000.000,00

* penambahan investasi

21 Modal Tuan Ihsan 3.000.000,00

Kas 3.000.000,00

* penarikan kas

28 Kas 1.600.000,00

Penjualan 1.600.000,00

*penjualan tunai bulan ini

29 Piutang Toko Maju 1.400.000,00

Penjualan 1.400.000,00

*penjualan kredit bulan ini

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari ilustrasi di atas. Pertama, tiap halaman jurnal diberi

nomer secara berurutan. Ayat pembukuan, yang dicatat pada waktu kegiatan perusahaan dimulai,

disajikan di bagian atas dari halaman 1 jurnal. Transaksi-transaksi berikutnya selama bulan Januari 2002

dicatat secara kronologis pada halaman 1 sehingga tidak memungkinkan lagi untuk mencatat secara

lengkap ayat jurnal berikutnya pada halaman tersebut. Misalnya pada bagian bawah dari halaman 2

masih terdapat dua baris yang kosong, sedangkan ayat jurnal berikutnya membutuhkan 3 baris. Dalam

hal ini pencatatan dilakukan di halaman 3.

Tahun dan bulan diulangi atau dicatat kembali pada bagian atas dari kolom tanggal pada halaman 3. Ayat

jurnal lengkap berikutnya dicatat secara kronologis.

Sambungan Halaman 3

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 89.200.000,00 89.200.000,00

Jan

30 Beban Gaji 1.500.000,00

Kas 1.500.000,00

* Pembayaran beban gaji

31 Beban Reparasi 500.000,00

Hutang (PT Agus) 500.000,00

* Reparasi generator

31 Beban Perlengkapan 200.000,00

Perlengkapan 200.000,00

* Pemakaian bulan ini

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 27

4.4 PEMBUKUAN KE DALAM BUKU BESAR

Jurnal memberikan sutu catatan yang lengkap mengenai transaksi-transaksi harian dari suatu

perusahaan. Namun catatan ini tidak menunjukkan seluruh perubahan untuk suatu perkiraan tertentu

dalam satu tempat. Misalnya, untuk mengetahui berapa banyak seorang pelanggan berhutang kepada

suatu perusahaan, bagian pembukuan terpaksa harus mengecek seluruh ayat jurnal untuk dapat

menentukan total hutang dari pelanggan yang bersangkutan. Untuk mengatasi hal ini, transaksi-transaksi

yang telah dijurnal dipindahkan ke perkiraan buku besar. Jadi, seluruh perubahan yang terjadi pada suatu

perkiraan dihimpun dalam satu tempat, yakni dalam perkiraan buku besar. Hal ini akan memudahkan

untuk menentukan saldo mutakhir dari suatu perkiraan.

4.4.1 PERKIRAAN-PERKIRAAN BUKU BESAR

Proses pembukuan data dari suatu jurnal ke dalam perkiraan-perkiraan buku besar disebut pembukuan

ke dalam buku besar (posting). Tiap jumlah yang tertera dalam kolom debet dari jurnal dibukukan ke sisi

debet perkiraan dalam buku besar, dan setiap jumlah yang tertera dalam kolom kredit dari jurnal

tersebut dibukukan ke sisi kredit perkiraan dalam buku besar. Proses pembukuan dalam buku besar

tersebut merupakan langkah ketiga dalam siklus akuntansi.

Perkiraan-perkiraan yang digunakan untuk menunjukan penambahan dan pengurangan bagi tiap pos

aktiva, kewajiban dan hak pemilik disebut perkiraan buku besar. Bentuk perkiraan buku besar yang

sederhana adalah bentuk huruf “T”. Bentuk ini mempunyai dua sisi. Sisi kiri digunakan untuk mencatat

pos-pos debet sedangkan sisi kanan digunakan untuk mencatat pos-pos kredit, contoh:

Nama Perkiraan

Sisi Debet Sisi Kredit

Bentuk T tampak sebagai berikut:

Nama Perkiraan

Tgl. Uraian No

PB Debet Tgl Uraian

No

PB Kredit

Tiap sisi dari perkiraan dibagi dalam kolom-kolom sebagai berikut:

Kolom tanggal : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi.

Kolom uraian : diisi dengan penjelasan mengenai transaksi jika diperlukan.

Kolom no PB : diisi dengan nomer halaman jurnal dimana transaksi bersangkutan dicatat.

Kolom jumlah : diisi dengan jumlah tiap pos debet dan pos kredit dari transaksi yang

bersangkutan.

Nama dan nomer perkiraan ditempatkan di bagian atas perkiraan, di mana nama perkiraan diletakkan di

tengah-tengah dan nomer perkiraan di ujung kanannya. Pemberian nomer-nomer perkiraan disesuaikan

dengan letak susunan perkiraan tersebut dalam laporan keuangan.

Suatu bagan perkiraan adalah suatu daftar yang memuat seluruh nama dan nomer perkiraan

yang digunakan oleh suatu perusahaan.

Contoh rancangan cara penomeran yang menggunakan tiga angka:

Perkiraan-perkiraan Aktiva 101 hingga 199

Perkiraan-perkiraan Kewajiban 201 hingga 299

Perkiraan-perkiraan Hak Pemilik 301 hingga 399

Perkiraan-perkiraan Pendapatan 401 hingga 499

Perkiraan-perkiraan Biaya (Beban) 501 hingga 599

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 28

Angka pertama dalam suatu nomer perkiraan menunjukan kolom-kolom tempat perkiraan itu berada.

Misalnya, nomer-nomer perkiraan yang dimulai dengan angka 1 menunjukan perkiraan Aktiva.

Sedangkan yang dimulai dengan angka 2 menunjukan perkiraan Kewajiban. Dua angka berikutnya

menunjukan urutan perkiraan tersebut dalam kelompoknya. Nomer-nomer perkiraan memberikan suatu

cara penomeran yang memudahkan untuk suatu perkiraan dengan cepat.

AKTIVA KEWAJIBAN DAN HAK PEMILIK

101 Kas 201 Hutang PT Berkah

102 Piutang Toko Maju 202 Hutang PT Agus

111 Perlengkapan

112 Peralatan Bengkel 301 Modal Tuan Ihsan

PENDAPATAN

BIAYA

401 Penjualan 501 Beban Gaji

502 Beban Reparasi

503 Beban Perlengkapan

4.4.2 PROSEDUR PEMBUKUAN DALAM BUKU BESAR

Prosedur pembukuan dari jurnal ke perkiraan-perkiraan buku besar dapat diilustrasikan dengan

pembukuan yang dilakukan Bengkel Mobil Ihsan atas ayat jurnal per 1 Januari 2002 di halaman berikut:

JURNAL

Halaman: 1

TGL NAMA PERKIRAAN &

PENJELASAN

NO

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 1 Kas 101 6.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 102 10.000.000,00

Perlengkapan 103 18.000.000,00

Peralatan Bengkel 112 30.000.000,00

Hutang (PT Berkah) 201 8.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 56.000.000,00

*ayat pembukaan

Kas No. Perk. 101

TGL Uraian No

PB Debet Tgl Uraian

No

PB Kredit

2002

Jan 1

Ayat pembukaan

J-1

6.000.000,00

5

1

6 4

3 2

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 29

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Cari perkiraan buku besar untuk debet pertama ayat jurnal.

2. Catat tanggalnya pada kolom tanggal pada sisi debet perkiraan tersebut. Tanggal adalah tanggal

transaksi, bukan tanggal pembukuan ke dalam buku besar. Jangan diulangi nama bulan atau tahun

kembali pada waktu terjadi perubahan atau pada saat perkiraan dilanjutkan ke halaman berikutnya.

3. Cantumkan suatu penjelasan jika diperlukan untuk menjelaskan pembukuan tersebut. Dalam

contoh, perkataan “ayat pembukaan” ditulis sebagai penjelasan untuk menunjukan bahwa pos

tersebut merupakan saldo pembukaan dan bukan merupakan perubahan yang disebabkan oleh

suatu transaksi.

4. Masukkan dalam kolom nomer penunjuk pembukuan (PB) huruf “J” (untuk jurnal) dan nomer

halaman jurnal darimana pembukuan didalam perkiraan buku besar dilakukan.

5. Catat jumlah debet dalam kolom debet dan jumlah kredit dalam kolom kredit.

6. Masukkan dalam kolom No. PB dari jurnal, nomer perkiraan buku besar ke perkiraan mana ayat

jurnal telah dibukukan.

7. Cari perkiraan buku besar untuk ayat jurnal berikutnya. Jika ayat jurnal berikutnya juga debet, ulangi

langkah-langkah yang sama (langkah 2 s/d 6). Jika ayat berikutnya kredit, terapkan langkah-langkah

tersebut pada sisi kredit perkiraan.

Dalam berbagai literatur, Buku Besar bentuk T jarang sekali digunakan. Bentuk Buku Besar yang umum

digunakan adalah Buku Besar 4 kolom dengan tampilan sebagai berikut:

NAMA PERKIRAAN NOMER PERKIRAAN

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

Prosedur pemindahbukuan (posting) dari Buku Jurnal ke Buku Besar 4 kolom tidak berbeda jauh dengan

prosedur posting ke Buku Besar bentuk T.

JURNAL

Halaman: 1

TGL NAMA PERKIRAAN &

PENJELASAN

NO

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 1 Kas 101 6.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 102 10.000.000,00

Perlengkapan 103 18.000.000,00

Peralatan Bengkel 112 30.000.000,00

Hutang (PT Berkah) 201 8.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 56.000.000,00

*ayat pembukaan

PERKIRAAN KAS NOMER PERKIRAAN101

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

Jan 1 Ayat pembukaan J-1

6.000.000,00 6.000.000,00

5 1 6 4 3 2

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 30

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Cari perkiraan buku besar untuk debet pertama ayat jurnal.

2. Catat tanggalnya pada kolom tanggal. Tanggal adalah tanggal transaksi, bukan tanggal pembukuan

ke dalam buku besar.

3. Cantumkan suatu penjelasan jika diperlukan untuk menjelaskan pembukuan tersebut. Dalam

contoh, perkataan “ayat pembukaan” ditulis sebagai penjelasan untuk menunjukan bahwa pos

tersebut merupakan saldo pembukaan dan bukan merupakan perubahan yang disebabkan oleh

suatu transaksi.

4. Masukkan dalam kolom nomer penunjuk pembukuan (PB) huruf “J” (untuk jurnal) dan nomer

halaman jurnal darimana pembukuan di dalam perkiraan buku besar dilakukan.

5. Catat jumlah debet dalam kolom debet dan jumlah kredit dalam kolom kredit lalu tentukan saldo

perkiraan setelah terjadi transaksi tersebut.

6. Masukkan dalam kolom No. PB di Buku Jurnal, nomer perkiraan buku besar ke perkiraan mana ayat

jurnal telah dibukukan.

7. Cari perkiraan buku besar untuk ayat jurnal berikutnya. Jika ayat jurnal berikutnya juga debet, ulangi

langkah-langkah yang sama (langkah 2 s/d 6). Jika ayat berikutnya kredit, terapkan langkah-langkah

tersebut pada kolom kredit.

Informasi yang terdapat dalam setiap perikiraan haruslah mutakhir (up to date). Beberapa perusahaan

ada yang melakukan pembukuan ke dalam buku besar setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali,

atau sebulan sekali.

Setelah dilakukan posting atas transaksi bulan Januari 2002, maka Buku Jurnal dan Buku Besar Bengkel

Mobil Ihsan akan nampak sebagai berikut:

JURNAL

Halaman 1

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 2 Peralatan Bengkel 112 2.000.000,00

Kas 101 2.000.000,00

* pembelian kompresor

3 Kas 101 1.000.000,00

Piutang Toko Maju 102 1.000.000,00

*penerimaan piutang

4 Perlengkapan 111 2.000.000,00

Hutang PT Berkah 201 2.000.000,00

* pembelian 100 lt oli

Dipindahkan 69.000.000,00 69.000.000,00

Halaman 2

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 69.000.000,00 69.000.000,00

Jan

4 Hutang PT Berkah 201 200.000,00

Perlengkapan 202 200.000,00

* pengembalian pesanan oli

5 Hutang PT Berkah 201 4.000.000,00

Kas 101 4.000.000,00

* pembayaran hutang

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 31

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

14 Kas 101 9.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 9.000.000,00

* penambahan investasi

21 Modal Tuan Ihsan 301 3.000.000,00

Kas 101 3.000.000,00

* penarikan kas

28 Kas 101 1.600.000,00

Penjualan 401 1.600.000,00

*penjualan tunai bulan ini

29 Piutang Toko Maju 102 1.400.000,00

Penjualan 401 1.400.000,00

*penjualan kredit bulan ini

Halaman 3

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 89.200.000,00 89.200.000,00

Jan

30 Beban Gaji 501 1.500.000,00

Kas 101 1.500.000,00

* Pembayaran beban gaji

31 Beban Reparasi 502 500.000,00

Hutang (PT Agus) 202 500.000,00

* Reparasi generator

31 Beban Perlengkapan 503 200.000,00

Perlengkapan 111 200.000,00

* Pemakaian bulan ini

BUKU BESAR

PERKIRAAN KAS NOMER PERKIRAAN 101

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 6.000.000

2 Pembelian tunai J-1 2.000.000 4.000.000

3 Penerimaan Piutang J-1 1.000.000 5.000.000

5 Pembayaran Hutang J-2 4.000.000 1.000.000

14 Investasi J-2 9.000.000 10.000.000

21 Penarikan J-2 3.000.000 7.000.000

28 Penjualan Tunai J-2 1.600.000 8.600.000

30 Bayar Beban Gaji J-3 1.500.000 7.100.000

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 32

PERKIRAAN PIUTANG TOKO MAJU NOMER PERKIRAAN 102

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 10.000.000

3 Penerimaan Piutang J-1 1.000.000 9.000.000

29 Penjualan Kredit J-2 1.400.000 10.400.000

PERKIRAAN PERLENGKAPAN NOMER PERKIRAAN 111

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 18.000.000

4 Pembelian oli J-1 2.000.000 20.000.000

4 Pengembalian J-2 200.000 19.800.000

31 Pemakaian J-3 200.000 19.600.000

PERKIRAAN PERALATAN BENGKEL NOMER PERKIRAAN 112

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 30.000.000

2 Pembelian J-1 2.000.000 32.000.000

PERKIRAAN HUTANG (PT BERKAH) NOMER PERKIRAAN 201

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 8.000.000

4 Pembelian kredit J-1 2.000.000 10.000.000

4 Pengembalian J-2 200.000 9.800.000

5 Pembayaran Hutang J-2 4.000.000 5.800.000

PERKIRAAN HUTANG (PT AGUS) NOMER PERKIRAAN 202

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Beban Reparasi J-3 500.000 500.000

PERKIRAAN MODAL TUAN IHSAN NOMER PERKIRAAN 301

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 56.000.000

14 Investasi J-2 9.000.000 65.000.000

21 Penarikan J-2 3.000.000 62.000.000

PERKIRAAN PENJUALAN NOMER PERKIRAAN 401

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 0

28 Penjualan Tunai J-2 1.600.000 1.600.000

29 Penjualan Kredit J-2 1.400.000 3.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 33

PERKIRAAN BEBAN GAJI NOMER PERKIRAAN 501

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 0

30 Beban Gaji J-3 1.500.000 1.500.000

PERKIRAAN BEBAN REPARASI NOMER PERKIRAAN 502

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Beban Reparasi J-3 500.000 500.000

PERKIRAAN BEBAN PERLENGKAPAN NOMER PERKIRAAN 503

SALDO TGL URAIAN

NO

PB DEBET KREDIT

DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Pemakaian J-3 200.000 200.000

4.5 JEJAK PEMERIKSAAN

Pada waktu data dicatat biasanya diberikan penunjuk atau referensi untuk menunjukan sumber dari data

tersebut. Referensi ini dapat berupa suatu tanggal, nama dan alamat, atau suatu nomer seperti nomer

halaman jurnal dan nomer perkiraan buku besar. Referensi-referensi ini membentuk suatu jejak

pemeriksaan yang memungkinkan untuk menelusuri rincian suatu transaksi dari bukti transaksi hingga

laporan keuangan. Jejak pemeriksaan melibatkan pemberian referensi silang antara jurnal dan buku

besar. Pemberian referensi silang ini adalah memasukkan nomer halaman jurnal dalam buku besar dan

mencantumkan nomer perkiraan buku besar dalam jurnal. Melalui prosedur ini seseorang dapat dengan

segera mentrasir suatu pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar. Selain itu, seseorang dapat dengan

segera menemukan ayat jurnal darimana suatu pos dipindahbukukan ke buku besar. Nomer halaman

jurnal dan nomer perkiraan buku besar disebut nomer referensi pemindahbukuan (posting reference

number). Suatu referensi dalam jurnal menunjukan bahwa ayat jurnal itu telah dipindahbukukan dalam

buku besar.

4.6 METODA PENYELENGGARAAN BUKU BESAR

Beberapa perusahaan ada yang menyelenggarakan perkiraan-perkiraan buku besarnya dalam suatu

buku. Namun banyak perusahaan dewasa ini menyelenggarakan perkiraannya dalam bentuk formulir

atau kartu-kartu lepas yang dihimpun dalam suatu ordner atau tempat penyimpanan lainnya. dengan

cara ini perkiraan-perkiraan mudah dipindahkan sehinga pembukuan dapat dilakkan secara manual atau

pun secara mekanis. Perusahaan–perusahaan lainnya mengggunakan komputer dalam

menyelenggarakan pencatatan keuangannya. Dalam hal ini, data untuk perkiraan-perkiraan disimpan

dalam piringan magnetik atau pita magnetik. Oleh karena itu, suatu buku besar harus dipandang sebagai

suatu kelompok perkiraan yang cara penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan berbagai metode.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 34

4.7 NERACA SALDO

4.7.1 FUNGSI NERACA SALDO

Pada akhir suatu periode perlu diadakan pengecekan untuk memastikan bahwa ayat-ayat jurnal telah

dibukukan secara tepat ke dalam buku besar. Pengecekan tersebut dilakukan untuk menentukan

keseimbangan buku besar pada akhir tiap periode akuntansi. Pengecekan keseimbangan buku besar

merupakan langkah keempat dalam siklus akuntansi. Tahap ini diikuti oleh penyiapan laporan keuangan

yang merupakan tahap kelima dalam siklus akuntansi.

Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar secara matematis adalah akurat.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa jumlah saldo-saldo debet dalam buku besar harus selalu sama

dengan jumlah saldo kredit. Neraca saldo merupakan alat pengujian untuk memastikan bahwa

keseimbangan ini tetap terjamin dalam buku besar. Sebelum neraca saldo dapat disiapkan, saldo tiap

perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.

Jenis saldo suatu perkiraan tergantung pada perkiraannya itu sendiri. Salah satu aturan pendebetan dan

pengkreditan yang telah diuraikan sebelumnya menyatakan sebagai berikut: secara normal saldo suatu

perkiraan akan nampak pada sisi yang sama sebagaimana ditunjukan pada persamaann akuntansi.

JENIS PERKIRAAN SALDO NORMAL

Aktiva

Kewajiban

Modal

Pendapatan

Beban

Saldo Debet

Saldo Kredit

Saldo Kredit

Saldo Kredit

Saldo Debet

Proses penentuan saldo-saldo perkiraan buku besar disebut sebagai penentuan saldo perkiraan.

Perkiraan-perkiraan selebihnya dalam buku besar Bengkel Mobil Ihsan akan ditunjukan berikut ini: (ingat

bahwa perkiraan-perkiraan beban mempunyai saldo debet karena beban mengurangi hak pemilik)

4.7.2 PENYIAPAN NERACA SALDO

Neraca Saldo adalah suatu daftar yang memuat nama-nama perkiraan beserta saldo-saldonya.

Perkiraan-perkiraan disusun sesuai dengan urutan yang nampak di buku besar. Neraca saldo yang

disiapkan bengkel mobil Ihsan per 31 Januari 2002 tampak di bawah ini:

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA SALDO

31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

NAMA PERKIRAAN NO. PERK. DEBET KREDIT

Kas

Piutang Toko Maju

Perlengkapan

Peralatan Bengkel

Hutang PT Berkah

Hutang PT Agus

Modal Tuan Ihsan

Penjualan

Beban Reparasi

Beban Gaji

Beban Perlengkapan

101

102

111

112

201

202

301

401

501

502

503

7.100.000,00

10.400.000,00

19.600.000,00

32.000.000,00

500.000,00

1.500.000,00

200.000,00

5.800.000,00

500.000,00

62.000.000,00

3.000.000,00

71.300.000,00 71.300.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 35

Neraca saldo dapat disiapkan pada sembarang waktu untuk memastikan bahwa buku besar dalam

keadaan seimbang. Pada umumnya hal ini dilakukan pada tiap akhir bulan. Salah satu diantaranya harus

disiapkan pada akhir tiap periode akuntansi. Prosedur penyiapan neraca saldo adalah sebagai berikut:

Judul

Cantumkan judul pada bagian atas tengah dari neraca saldo. Judul ini menjawab pertanyaan: Siapa (nama

perusahaan), Apa (nama daftar), dan Kapan (tanggal).

Saldo-saldo Perkiraan

Catat perkiraan-perkiraan secara berurut sebagaimana nampak dalam buku besar. Tulis nama perkiraan

dalam kolom pertama, nomer perkiraan pada kolom kedua, dan saldo perkiraan dalam kolom debet atau

kolom kredit. Hanya perkiraan-perkiraan yang mempunyai saldo saja yang perlu ditampakkan pada

neraca saldo.

Penarikan Garis dan Penjumlahan

Setelah seluruh saldo perkiraan dimasukkan, maka kolom-kolom yang dijumlah dan hasilnya ditulis

dengan pensil. Bila jumlah debet sama dengan jumlah kredit, maka lakukan hal-hal berikut: (1) tarik garis

tunggal horizontal melintasi kedua kolom uang, (2) catat jumlah-jumlahnya, (3) tarik dua garis bawah.

Dua garis bawah menunjukkan bahwa neraca saldo telah diselesaikan. Apabila jumlah debet tidak sama

dengan jumlah kredit, berarti terdapat kesalahan. Semua kesalahan harus ditemukan sebelum jumlah-

jumlah neraca saldo dicatat dan garis-garis penutup ditarik.

Jika jumlah debet dan jumlah kredit cocok, maka neraca saldo dikatakan seimbang. Bila jumlah tersebut

tidak cocok, berarti terdapat kesalahan. Untuk menemukan kesalahan, pencarian dimulai dari neraca

saldo, kemudian mundur langkah demi langkah ke buku besar, jurnal dan ke bukti-bukti hingga kesalahan

itu di temukan.

Fakta bahwa suatu neraca adalah seimbang tidak berarti bahwa catatan-catatan akuntansi benar-benar

akurat. Neraca saldo hanya mengecek ketelitian matematis dari buku besar. Ini menbuktikan bahwa

jumlah saldo-saldo debet dan jumlah saldo-saldo kredit dalam perkiraan-perkiraan buku besar adalah

sama. Suatu neraca saldo tidak mengungkapkan kesalahan-kesalahan pembukuan, misalnya; Jika

pembelian suatu mesin dibukukan pada perkiraan biaya yang bersangkutan keseimbangan akan tetap

terjamin tetapi perkiraan-perkiraan menunjukkan jumlah yang salah. Kemungkinan terjadinya kesalahan

tersebut menekankan perlunya ketelitian setiap saat, baik dalam pencatatan data, dalam menganalisa

transaksi-transaksi, dalam menjurnal, dan dalam membukukan ke perkiraan-perkiraan buku besar.

4.8. LAPORAN KEUANGAN

Jumlah-jumlah untuk Laporan Laba Rugi dan Neraca tidak diperoleh secara langsung dari perkiraan-

perkiraan buku besar. Neraca saldo memberikan data untuk penyiapan laporan-laporan keuangan.

Perkiraan-perkiraan dalam neraca saldo disusun secara urut berdasarkan aturan tata perkiraan. Oleh

karenanya, perkiraan-perkiraan aktiva akan ditulis pertama kali, diikuti oleh perkiraan oleh perkiraan-

perkiran kewajiban, hak pemilik, pendapatan, dan beban. Jadi, perkiraan-perkiraan dalam neraca saldo

dapat dengan mudah dibagi ke dalam dua kelompok: perkiraan-perkiraan neraca dan perkiraan-

perkiraan Laba Rugi.

Berikut ini akan diberikan contoh dari Laporan Laba Rugi dan Neraca dari ketiga bentuk perusahaan yaitu

perusahaan perseorangan, persekutuan dan perseroan terbatas.

4.8.1 LAPORAN LABA RUGI

Laporan Laba Rugi adalah suatu daftar yang mengikhtisarkan pendapatan, beban dan laba (rugi) bersih

dari suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi tertentu. Laporan Laba Rugi disiapkan sebelum

neraca karena jumlah laba bersih (atau rugi bersih) harus dilaporkan dalam neraca. Jenis dan jumlah dari

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 36

pendapatan dan beban diperoleh dari neraca saldo. Laporan Laba Rugi yang disiapkan Bengkel mobil

Ihsan untuk bulan Januari 2002 menunjukkan pendapatan Rp3 jt; beban Rp2,2 jt, dan laba bersih Rp0,8 jt.

BENGKEL MOBIL IHSAN

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Pendapatan:

Penjualan ………………...

Beban:

Beban Reparasi …………

Beban Gaji ……………….

Beban Perlengkapan ……

500.000,00

1.500.000,00

200.000,00

3.000.000,00

2.200.000,00

800.000,00

4.8.2 LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal pemilik selama periode

tertantu. Laporan ini menyajikan saldo awal modal pemilik, penambahan pada modal pemilik

(penambahan investasi dan laba bersih), pengurangan pada modal pemilik (penarikan investasi atau rugi

bersih) dan saldo akhir modal pemilik.

BENGKEL MOBIL IHSAN

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 56.000.000,00

+ Investasi tambahan 9.000.000,00

- Penarikan (3.000.000,00)

+ Laba Bersih 800.000,00

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 62.800.000,00

4.8.3 NERACA

Neraca adalah suatu daftar yang menyajikan posisi aktiva, kewajiban dan hak pemilik dari suatu

perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Jumlah tiap Aktiva dan Kewajiban diambil dari Neraca Saldo.

Sedangkan saldo akhir Hak Pemilik (modal pemilik) diambil dari Laporan Perubahan Modal.

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas 7.100.000,00 Hutang:

Piutang 10.400.000,00 PT Berkah 5.800.000,00

Perlengkapan 19.600.000,00 PT Agus 500.000,00 6.300.000,00

Peralatan Bengkel 32.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 62.800.000,00

69.100.000,00 69.100.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 37

Neraca yang diperlihatkan di muka disajikan dalam bentuk perkiraan. Dalam bentuk Neraca seperti ini,

Aktiva disajikan di sisi kiri sedangkan Kewajiban dan Hak Pemilik disajikan di sisi sebelah kanan.

Neraca dapat pula disajikan dalam bentuk yang disebut bentuk laporan. Dalam bentuk laporan,

Kewajiban dan Hak Pemilik disajikan di bawah Aktiva.

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA

Kas

Piutang

Perlengkapan

Peralatan Bengkel

Total Aktiva

KEWAJIBAN

Hutang:

PT. Berkah

PT. Agus

Total Kewajiban

HAK PEMILIK

Modal, Tuan Ihsan

Total Hak Pemilik

Total Kewajiban dan Hak Pemilik

5.800.000,00

500.000,00

62.800.000,00

7.100.000,00

10.400.000,00

19.600.000,00

32.000.000,00

6.300.000,00

62.800.000,00

69.100.000,00

69.100.000,00

Perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam perusahaan persekutuan (Firma/CV) adalah sama dengan

perusahaan perorangan, kecuali untuk perkiraan-perkiraan Hak Pemilik di mana dibutuhkan perkiraan

modal yang terpisah bagi tiap sekutu.

Dalam Laporan Laba Rugi suatu perusahaan persekutuan dapat diperlihatkan bagaimana laba bersih

(atau rugi bersih) dibagi kepada sekutu-sekutunya. Misalnya diasumsikan bahwa Bengkel Mobil Ihsan &

Co. adalah perusahaan persekutuan yang dimiliki oleh Tuan Ihsan dan Lukas. Laporan Laba Rugi berikut

ini menunjukkan adanya pembagian laba bersih di antara para pemilik perusahaan.

BENGKEL MOBIL IHSAN & CO

LAPORAN LABA RUGI

BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Pendapatan:

Penjualan

Beban–beban:

Beban Reparasi

Beban Gaji

Beban Perlengkapan

500.000,00

1.500.000,00

200.000,00

3.000.000,00

2.200.000,00

Laba Bersih 800.000,00

Pembagian Laba Bersih:

Tuan Ihsan

Tuan Lukas

400.000,00

400.000,00

Laba Bersih yang di alokasikan 800.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 38

Neraca perusahaan persekutuan sama dengan perusahaan perorangan, kecuali pada bagian Hak Pemilik

yang menunjukkan kepentingan keuangan tiap sekutu.

BENGKEL MOBIL IHSAN & CO

NERACA

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA

Kas

Piutang

Perlengkapan

Peralatan Bengkel

7.100.000,00

10.400.000,00

19.600.000,00

32.000.000,00

Total Aktiva 69.100.000,00

KEWAJIBAN

Hutang:

PT. Berkah

PT. Agus

5.800.000,00

500.000,00

Total Kewajiban 6.300.000,00

HAK PEMILIK

Modal Tuan Ihsan

Modal Tuan Lukas

31.400.000,00

31.400.000,00

Total Hak Pemilik 62.800.000,00

Total Kewajiban dan Hak Pemilik 69.100.000,00

Selain bentuk perseorangan dan partnership/firma, bentuk perusahaan yang paling umum adalah

perseroan terbatas (corporation). Perbedaan utama antara perkiraan-perkiraan suatu perseroan terbatas

dengan perusahaan perorangan atau perusahaan persekutuan adalah dalam perkiraan-perkiraan Hak

Pemilik. Suatu perkiraan Hak Pemilik yang disebut Modal Saham digunakan untuk menunjukkan investasi

para pemegang saham. Perkiraan Hak Pemilik lainnya yang disebut dengan perkiraan Laba yang Ditahan,

digunakan untuk menunjukkan laba bersih yang belum dibagikan kepada pemegang saham. Untuk suatu

perseroan juga terdapat perbedaan dalam perkiraan Kewajiban.

Perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan tidak membayar pajak penghasilan perusahaan

karena penghasilan bersih perusahaan merupakan penghasilan pribadi. Jadi, pemilik atau para sekutu

yang kena atau harus membayar pajak penghasilan perusahaan. Suatu perseroan harus menyediakan

suatu perkiraan untuk hutang pajak penghasilan. Pajak penghasilan didasarkan pada laba bersih

perseroan. Suatu perseroan tidak akan mengetahui jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar kepada

Pemerintah sebelum laba bersih dihitung dalam Laporan Laba Rugi. Oleh karena itu pada umumnya pajak

penghasilan tidak disajikan di bagian “Beban-Beban” dari Laporan Laba Rugi tetapi ditempatkan setelah

pos “laba bersih”. Jumlah laba bersih setelah kena pajak adalah jumlah yang dicantumkan di neraca.

Laporan Laba Rugi dan Neraca berikut mengilustrasikan bagaimana pajak penghasilan disajikan apabila

Bengkel Mobil tersebut berbentuk suatu perseroan dengan nama PT. Mobilindo.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 39

PT. MOBILINDO

LAPORAN LABA RUGI

BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Penghasilan:

Penjualan

Beban–beban:

Beban Reparasi

Beban Gaji

Beban Perlengkapan

Total Beban

Laba Bersih sebelum Pajak

Pajak Penghasilan

Laba Bersih setelah pajak

500.000,00

1.500.000,00

200.000,00

3.000.000,00

2.200.000,00

800.000,00

120.000,00

680.000,00

PT. MOBILINDO

NERACA

BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA

Kas

Piutang

Perlengkapan

Peralatan Bengkel

Total Aktiva

KEWAJIBAN

Hutang:

PT. Berkah

PT. Agus

Hutang Pajak Pendapatan

Total Kewajiban

5.800.000,00

500.000,00

7.100.000,00

10.400.000,00

19.600.000,00

32.000.000,00

6.300.000,00

120.000,00

69.100.000,00

6.420.000,00

HAK PEMEGANG SAHAM

Modal Saham

Laba ditahan

Total Hak Pemegang Saham

Total Kewajiban dan HPS

62.000.000,00

680.000,00

62.680.000,00

69.100.000,00

4.9 PENUTUPAN BUKU BESAR

Setelah laporan keuangan selesai disusun, tahap selanjutnya adalah menutup perkiraan-perkiraan

pendapatan dan beban dalam buku besar.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 40

4.9.1 MENUTUP PERKIRAAN PENDAPATAN DAN BEBAN

Tiga jenis perkiraan hak pemilik yang digunakan:

1. perkiraan modal untuk mencatat investasi pemilik

2. perkiraan pendapatan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan

3. perkiraan beban untuk mencatat beban-beban yang dikeluarkan dalam operasi perusahaan

Perkiraan-perkiraan Laporan Laba Rugi, yaitu perkiraan pendapatan dan beban, dikenal sebagai

“perkiraan-perkiraan sementara” (temporary accounts), karena perkiraan-perkiraan ini hanya

mengumpulkan data untuk satu periode akuntansi saja. Di lain pihak, perkiraan–perkiraan neraca

memberikan suatu catatan yang kontinyu atau berkesinambungan mengenai aktiva, kewajiban, dan

investasi pemilik. Perkiraan-perkiraan ini adalah perkiraan–perkiraan permanen (permanent accounts)

karena memberikan data dari satu periode akuntansi ke periode lainnya.

Laporan Laba Rugi melaporkan pendapatan dan beban hanya untuk satu periode akuntansi. Oleh karena

itu, perkiraan-perkiraan ini tiap periode akuntansi harus dimulai dengan saldo nihil. Untuk itu saldo-saldo

perkiraan sementara dipindahkan ke suatu perkiraan “Ikhtisar Laba Rugi”. Proses mengurangi saldo-saldo

perkiraan menjadi nihil dengan memindahkannya ke perkiraan “Ikhtisar Laba Rugi” ini dikenal sebagai

penutupan perkiraan-perkiraan.

Proses Pemindahan

Pada dasarnya saldo–saldo perkiraan-perkiraan pendapatan dan beban dapat dipindahkan secara

langsung ke perkiraan modal. Akan tetapi, prosedur ini akan menyulitkan untuk melihat perubahan

dalam unsur modal. Oleh karena itu digunakan perkiraan Ikthtisar Laba Rugi.

Marilah kita perhatikan ayat jurnal penutup yang dibuat Bengkel Mobil Ihsan pada akhir bulan Januari

2002.

Perkiraan penjualan hanya memuat pendapatan untuk bulan Januari. Ayat jurnal yang diperlukan untuk

memindahkan saldo kredit sebesat Rp3 Jt ini dari perkiraan penjualan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi

adalah sebagai berikut:

Penjualan 3.000.000,00

Ikhtisar Laba Rugi 3.000.000,00

Setelah ayat jurnal ini dipindahbukukan, maka perkiraan penjualan akan mempunyai saldo nihil. Total

pendapatan sebesar Rp3 jt telah dipindahbukukan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi. Tiga perkiraan beban

dari bengkel Mobil mempunyai saldo debet. Suatu ayat jurnal gabungan diperlukan untuk memindahkan

saldo-saldo perkiraan beban ini ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi sebagai berikut:

Ikhtisar Laba Rugi 2.200.000,00

Beban Reparasi

Beban Gaji

Beban Perlengkapan

500.000,00

1.500.000,00

200.000,00

Setelah ayat–ayat jurnal penutup dibukukan ke dalam perkiraan yang bersangkutan maka tampak

sebagai berikut:

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 41

Penjualan Ikhtisar Laba Rugi

3.000.000,00 3.000.000,00 2.200.000,00 3.000.000,00

Beban Reparasi

500.000,00 500.000,00

Beban Gaji

1.500.000,00 1.500.000,00

Beban Perlengkapan

200.000,00 200.000,00

Ayat jurnal tadi telah mengurangi saldo perkiraan beban menjadi nihil dan total beban sejumlah

Rp2.200.000,00 telah dipindahkan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi.

Akibat jurnal-jurnal ini, perkiraan pendapatan dan beban dari Bengkel Ihsan sekarang bersaldo nihil dan

siap untuk digunakan mencatat data pendapatan dan beban periode akuntansi berikutnya.

4.9.2 MENUTUP PERKIRAAN IKHTISAR LABA RUGI

Dengan kredit sebesar Rp3.000.000,00 dan debet sebesar Rp2.200.000,00 maka perkiraan Ikhtisar Laba

Rugi sekarang mempunyai saldo kredit sebesar Rp800.000,00. Jumlah ini merupakan laba bersih yang

diperoleh Bengkel Mobil Ihsan selama periode akuntansi yang berakhir tanggal 31 Januari 2002.

Laba bersih menambah hak pemilik, karena itu dipindahkan ke perkiraan modal dengan ayat jurnal

sebagai berikut:

Ikhtisar Laba Rugi 800.000,00

Modal Tuan Ihsan 800.000,00

Modal Tuan Ihsan Ikhtisar Laba Rugi

62.000.000,00 2.200.000,00 3.000.000,00

800.000,00 800.000,00

3.000.000,00 3.000.000,00

Terdapat dua hal sebagai akibat dari jurnal ini.

1. perkiraan Ikhtisar Laba Rugi bersaldo nihil.

2. perkiraan modal Tuan Ihsan bertambah dengan laba bersih untuk bulan Januari 2002.

Bila Bengkel Ihsan menderita rugi, maka perkiraan Ikhtisar Laba Rugi akan menunjukkkan saldo debet

pada akhir periode akuntansi. Untuk memindahkannya kita harus mengkredit perkiraan ini dan

mendebet perkiraan modal. Pendebetan ini akan mengurangi hak pemilik sebesar jumlah rugi bersih

yang diderita.

Perkiraan ikhtisar Laba Rugi sendiri merupakan suatu perkiraan sementara. Perkiraan ini hanya

digunakan pada akhir periode akuntansi pada waktu penutupan buku.

Sebagaimana dapat dilihat, perkiraan ini mempunyai dua tujuan:

1. Memudahkan penutupan perkiraan pendapatan dan beban.

2. Menyajikan laba atau rugi bersih untuk periode akuntansi yang bersangkutan

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 42

4.9.3 PENJURNALAN DAN PEMINDAHBUKUAN AYAT–AYAT PENUTUP

Ilustrasi berikut akan memperlihatkan bagaimana ayat-ayat penutup untuk Bengkel Mobil Ihsan di Jurnal

dan dipindahbukuan pada tanggal 31 Januari 2002. Perkiraan Modal Tuan Ihsan sekarang mempunyai

saldo Rp62.800.000,00 (Rp62.000.000,00 + Rp800.000,00). Saldo baru dalam perkiraan modal adalah

indentik dengan jumlah Hak Pemilik dalam Neraca per 31 Januari 2002. Ini adalah hasil penutupan

perkiraan-perkiraan sementara dan pemindahan laba bersih ke dalam perkiraan modal.

JURNAL

Halaman 1

TGL PERKIRAAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 31 Penjualan 401 3.000.000,00

Ikhtisar Laba Rugi 399 3.000.000,00

Menutup perkiraan pendapatan

31 Ikhtisar Laba Rugi 399 2.200.000,00

Beban Reparasi 501 500.000,00

Beban Gaji 502 1.500.000,00

Beban Perlengkapan 503 200.000,00

Menutup perkiraan beban

31 Ikhtisar Laba Rugi 399 800.000,00

Modal, Tuan Ihsan 301 800.000,00

Menutup Perkiraan Ikhtisar

Laba Rugi

Seperti halnya jurnal yang lain, jurnal penutup tersebut juga harus diposting (dipindahbukukan) ke Buku

Besar. Karena pada pembuatan jurnal penutup digunakan perkiraan sementara dengan nama “Ikhtisar

Laba Rugi” maka di Buku Besar juga harus disediakan perkiraan tersebut.

Setelah semua Jurnal Penutup dibuat dan dipindahbukukan ke Buku Besar maka:

• Semua perkiraan Pendapatan akan bersaldo 0

• Semua perkiraan Beban akan bersaldo 0

• Perkiraan sementara “Ikhtisar Laba Rugi” akan bersaldo 0

• Saldo perkiraan Modal Pemilik akan menunjukkan saldo akhir periode.

4.10 NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Setelah Jurnal Penutup dibuat, maka disusun kembali Neraca Saldo. Cara penyiapan Neraca Saldo Setelah

Penutupan sama dengan penyiapan neraca saldo yang telah dikenal sebelumnya. Neraca Saldo setelah

penutupan yang disiapkan Bengkel Mobil Ihsan diperlihatkan di bawah ini.

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Nama Perkiraan No Perk Debet Kredit

Kas 101 7,100,000,00

Piutang Toko Maju 102 10,400,000,00

Perlengkapan 111 19,600,000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 43

BENGKEL MOBIL IHSAN

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Nama Perkiraan No Perk Debet Kredit

Peralatan Bengkel 112 32,000,000,00

Hutang PT. Modern 201 5,800,000,00

Hutang PT. Agus 202 500,000,00

Modal, Tuan Ali 301 62,800,000,00

69,100,000,00 69,100,000,00

Perhatikan bahwa perkiraan-perkiraan dan saldo-saldo yang disusun dalam neraca saldo setelah

penutupan sekarang benar-benar cocok dengan pos-pos yang terdapat dalam Neraca per 31 Januari

2002. Akibat dari ayat-ayat penyesuaian, saldo perkiraan modal, Tuan Ihsan, sekarang sama dengan

jumlah hak pemilik yang disajikan dalam neraca.

4.11 SIKLUS AKUNTANSI

Kehidupan suatu perusahaan dibagi dalam periode-periode akuntansi. Informasi keuangan untuk tiap

periode akuntansi diproses dengan menyelesaikan kedelapan langkah dari siklus akuntansi. Siklus ini

dimulai dengan pencatatan data bagian tiap transaksi dan diakhiri dengan neraca saldo setelah

penutupan. Kemudian siklus yang lengkap diulangi untuk periode akuntansi berikutnya.

Kedelapan langkah dari siklus akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan data: mencatat data asli untuk tiap transaksi dalam suatu dokumen sumber atau

bukti transaksi

2. Penjurnalan: menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi dalam suatu jurnal atau buku harian.

3. Pembukuan ke dalam buku besar (posting): memindahkan debet-debet dan kredit-kredit dari

jurnal ke perkiraan-perkiraan buku besar.

4. Penyusunan Neraca Saldo: menyiapkan suatu neraca saldo untuk mengecek keseimbangan buku

besar.

5. Penyusunan Laporan Keuangan: Menyiapkan suatu Laporan Laba Rugi dan Neraca.

6. Membuat ayat-ayat penutup: Menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.

7. Penyeimbangan perkiraan-perkiraan buku besar: menyiapkan perkiraan-perkiraan bagi periode

akuntansi yang baru. Memisahkan catatan-catatan mengenai periode akuntansi yang lama dari

periode akuntansi yang baru.

8. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan: menyiapkan neraca saldo setelah penutupan

untuk mengecek keseimbangan buku besar setelah penutupan.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 44

BAB 5

PROSEDUR PENYESUAIAN

5.1 DASAR AKRUAL DALAM AKUNTANSI

Oleh karena Laporan Laba Rugi berisi informasi tentang Laba Rugi suatu perusahaan dalam suatu periode

tertentu, maka sangatlah penting untuk menentukan kapan unsur pendapatan dan beban diakui.

Menurut dasar akrual (Accrual Basis) dalam akuntansi, pada umumnya pendapatan diakui pada saat

penyerahan produk/jasa kepada pelanggan, tanpa memperhatikan saat terjadinya penerimaan kas dari

penjualan tersebut. Demikian pula sebaliknya, beban diakui pada saat terjadinya beban tersebut, tanpa

meperhatikan kapan pengeluaran aslinya dilaksanakan. Jadi, dasar akrual berorientasi pada saat dimana

pendapatan dan beban itu diperhitungkan, bukan pada saat terjadinya penerimaan atau pembayaran

kas. Berbeda sekali dengan dasar kas (cash basis), dimana pendapatan dan beban diakui apabila telah

terjadi penerimaan dan pengeluaran kas.

Yang penting pada dasar akrual adalah menandingkan pendapatan dengan beban yang timbul dalam

proses memperoleh pendapatan itu. Menurut dasar akrual, pada akhir periode akuntansi, perkiraan-

perkiraaan tertentu akan disesuaikan untuk menyatakan secara tepat pendapatan dalam periode yang

bersangkutan.

Sebagian besar perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual. Sedangkan perusahaan-perusahaan

kecil, perusahaan perseorangan atau usaha-usaha profesi kadang-kadang menerapkan dasar kas.

5.2 AYAT JURNAL PENYESUAIAN

Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang harus dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-

perkiraan tertentu sehingga menjadi mutakhir/definitif.

Perkiraan-perkiraan yang perlu mendapat penyesuian pada akhir periode akuntansi adalah:

1. Persediaan barang

2. Beban yang dibayar di muka

3. Pendapatan yang diterima di muka

4. Beban yang masih harus dibayar

5. Pendapatan yang masih harus diterima

6. Penyusutan aktiva tetap

7. Taksiran piutang tak tertagih

8. Cara membuat ayat jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:

Persediaan barang

Ayat penyesuaian yang berhubungan dengan persediaan barang karena menyangkut perusahaan dagang.

Beban yang dibayar di muka

Untuk membuat ayat penyesuaian yang berhubungan dnegan beban yang dibayar dimuka diperlukan

reklasifikasi, dimana jumlah biaya tertentu yang telah jatuh tempo atau telah menjadi beban (expired)

dipindahkan dari perkiraan Beban Yang Dibayar Dimuka (perkiraan neraca) ke perkiraan beban yang

bersangkutan.

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 45

Contoh:

Pada tanggal 1 April 2002, perusahaan membayar premi asuransi sebesar Rp1.200.000,00 untuk Jangka

waktu 1 tahun. Transaksi ini mengakibatkan penambahan aktiva (asuransi dibayar dimuka) dan

pengurangan harta yang lain (kas). Jadi jurnal per 1 April 2002 yaitu saat dilakukannya pembayaran

adalah:

Asuransi dibayar dimuka 1.200.000,00

Kas 1.200.000,00

Pada akhir bulan April 2002, 1/12 dari premi tersebut atau sebanyak Rp100.000,00 sudah lewat atau

sudah digunakan. Oleh karenanya harus dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengurangi/mengkredit

perkiraan asuransi dibayar dimuka dan menambah/mendebet perkiraan Beban Asuransi. Jadi, jurnal

penyesuaian per 30 April 2002 adalah:

Beban asuransi 100.000,00

Asuransi dibayar dimuka 100.000,00

Jadi jumlah Rp100.000,00 merupakan beban asuransi yang akan nampak dalam Laporan Laba Rugi bulan

April 2002 sebagai salah satu unsur beban. Sedangkan sisanya sebesar Rp1.100.000,00 masih tetap

merupakan Beban Dibayar Dimuka dan akan disajikan di neraca sebagai salah satu pos neraca.

Pendapatan yang diterima di muka

Penyesuaian perkiraan pendapatan diterima dimuka akan dijelaskan dengan contoh di bawah ini.

Perhatikan bahwa Pendapatan Diterima di Muka merupakan suatu hutang, karena sudah diperoleh

sebelum waktunya.

Contoh:

Misalnya pada tanggal 15 Maret 2002 perusahaan menerima sewa untuk bulan April 2002 sebesar

Rp400.000,00. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Kas 400.000,00

Sewa diterima dimuka 400.000,00

Pada akhir bulan April 2002 ayat jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:

Sewa diterima dimuka 400.000,00

Pendapatan sewa 400.000,00

Beban yang masih harus dibayar

Pada uraian dimuka telah dibicarakan jenis penyesuaian yang diperlukan untuk ayat jurnal yang sudah

dicatat. Berikut ini akan diuraikan penyesuaian untuk beban suatu periode yang belum dibukukan.

Misalnya gaji pegawai yang dibayar pada tanggal 1 setiap bulan yang dibayar dibelakang pada bulan

berikutnya.

Misalkan gaji bulan April 2002 dibayar pada tanggal 1 Mei 2002 sebear Rp10.000.000,00. maka pada

tanggal 30 April 2002 terhutang gaji bulan April dan sudah menjadi beban bulan tersebut. Ayat jurnal

penyesuaian yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Beban gaji 10.000.000,00

Hutang gaji 10.000.000,00

Pada saat gaji dibayar, yaitu pada tanggal 1 Mei 2002, ayat jurnal adalah sebagai berikut:

Hutang gaji 10.000.000,00

Kas 10.000.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 46

Pendapatan yang masih harus diterima

Kadang-kadang suatu perusahaan juga mempunyai sumber pendapatan yang ada pada akhir periode

akuntansi belum dicatat sebagai pendapatan karena belum diterima. Misalnya pendapatan tersebut

berupa penerimaan bunga simpanan deposito, penerimaan sewa dan lain sebagainya yang merupakan

pendapatan yang seharusnya diterima atau sah dan diakui sebagai pendapata periode akuntansi yang

bersangkutan, walaupun belum diterima.

Contoh:

Suatu perusahaan mempunyai simpanan deposito sebesar Rp10.000.000,00, bunga 12% setahun yang

diterima setiap tanggal 15 bulan berikutnya. Pada akhir bulan April sudah berhak mengakui pendapatan

bunga untuk 15 hari (setengah bulan).

Ayat jurnal penyesuian tanggal 30 April yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Piutang bunga 50.000,00

Pendapatan bunga 50.000,00

Pada tanggal 15 Mei sewaktu menerima bunga, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Kas 100.000,00

Piutang bunga

Pendapatan bunga

50.000,00

50.000,00

Penyusutan aktiva tetap

Semua aktiva tetap, kecuali tanah, mempunyai masa kegunaan atau umur yang terbatas. Keterbatasan

masa kegunaan aktiva yang disebabkan oleh faktor fisik dinyatakan sebagai umur teknis. Sedangkan

keterbatasan masa kegunaan yang disebabkan oleh faktor ekonomis disebut umur ekonomis.

Oleh karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan akan dipakai dalam beberapa periode akuntansi

selama masa manfaatnya. Bagian dari harga perolehan yang telah menjadi beban suatu periode

akuntansi selama masa manfaatnya. Bagian dari harga perolehan yang telah menjadi beban suatu

periode akuntansi dicatat dalam perkiraan tersendiri, yaitu Perkiraan Akumulasi Penyusutan.

Contoh:

Suatu mesin dibeli pada tanggal 1 Pebruari 2002 dengan harga beli Rp15.000.000,00 dan diperkirakan

umumya 10 tahun. Bila diterapkan metode garis lurus (di mana setiap periode dibebankan jumlah yang

sama), maka besamya penyusutan per tahun adalah Rp1.500.000,00 atau Rp125.000.000,00 per bulan

Ayat jurnal penyesuian pada akhir Pebruari adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan-Mesin 125.000,00

Akumulasi penyusutan-Mesin 125.000,00

Pada akhir bulan April 2002, akumulasi penyusutannya akan menunjukkan saldo Rp375.000,00 yang

menyatakan akumulasi penyusutan untuk 3 bulan. Perkiraan aktiva tetap tersebut beserta

penyusutannya disajikan di neraca sebagai berikut:

Mesin 15.000.000,00

Dikurangi: Akumulasi penyusutan (375.000,00)

Penyisihan kerugian piutang tak tertagih

Untuk mencatat kemungkinan kerugian atas piutang tak tertagih, maka perlu dibuat ayat jurnal

penyesuaian sebagai berikut:

Beban piutang tak tertagih xxxxx

Penyisihan piutang tak tertagih xxxxx

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 47

5.3 PENGIKHTISARAN DAN PELAPORAN MELALUI NERACA LAJUR

Prosedur penyesuian perkiraan-perkiraan merupakan kegiatan yang bersifat kompleks, bahkan sering

dianggap sebagai kegiatan yang paling sulit dalam keseluruhan proses akuntansi.

Secara teoritis, pelaporan keuangan itu harus disusun berdasarkan saldo atau informasi yang terdapat di

dalam perkiraan buku besar. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat diusut

kembali atau dibuktikan kebenarannya dengan informasi yang terdapat dalam perkiraan-perkiraan buku

besar. Begitu seterusnya, informasi yang dibukukan dalam perkiraan-perkiraan harus dapat diusut

kembali ke jurnal, dan apa yang terdapat di dalam jurnal harus dapat dibuktikan kebenarannya melalui

bukti-bukti transaksinya.

Akan tetapi dalam praktek, terutama dalam penyelengaraan akuntansi secara normal, laporan keuangan

justru disusun terlebih dahulu sebelum keseluruhan tahap penyesuaian perkiraan-perkiraan diselesaikan,

khususnya yang menyangkut pembukuan (posting) ayat-ayat jurnal penyesuian ke dalam perkiraan-

perkiraan yang bersangkutan. Salah satu jalan untuk menghindarkan kesalahan dalam pencatatan

akuntansi, dan juga untuk menyederhanakan pekerjaan pada akhir tahun adalah dengan menyusun suatu

kertas kerja yang disebut neraca lajur.

5.3.1 PROSEDUR PENYUSUNAN NERACA LAJUR

Neraca lajur dibuat pada suatu kertas kerja yang berlajur-lajur. Pada neraca lajur, perkiraan-perkiraan

disesuaikan, diseimbangkan dan disusun dengan tepat untuk menyiapkan laporan keuangan.

Untuk jenis perusahaan jasa dapat dipergunakan neraca lajur 8 kolom yaitu 4 kolom utama yang dibagi

lagi sisi debet dan sebelah kredit:

1. Neraca Saldo

2. Penyesuaian

3. Perhitungan Laba Rugi

4. Neraca

Langkah-langkah untuk menyelesaikan neraca lajur adalah:

1. Memasukkan data neraca saldo dari buku besar

2. Memasukkan jurnal penyesuaian

3. Memindahkan saldo-saldo setelah penyesuaian ke kolom perhitungan Laba Rugi atau kolom neraca

4. Menjumlahkan angka-angka yang terdapat dalam masing-masing kolom

5. Menghitung dan memasukkan laba bersih atau rugi bersihnya

Contoh: Susunlah neraca lajur Bengkel Mobil jamil berdasarkan neraca saldo berikut ini:

Bengkel Mobil Jamil

Neraca Saldo

31 Desember 2002

(dalam rupiah)

Perkiraan Debet Kredit

Kas 3,510,000,00

Piutang 3,010,000,00

Perlengkapan 1,050,000,00

Sewa dibayar dimuka 400,000,00

Perlatan bengkel 18,000,000,00

Akumulasi penyusutan 3,000,000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 48

Perkiraan Debet Kredit

Wesel Bayar 4,000,000,00

Hutang dagang 2,380,000,00

Hutang pajak 400,000,00

Modal, Rudi Jamil 13,690,000,00

Prive, Rudi Jamil 3,000,000,00

Pendapatan jasa 10,000,000,00

Beban gaji 4,600,000,00

Macam-macam beban 400,000,00

33,970,000,00 33,470,000,00

Penyelesaian:

Memasukkan data neraca saldo

Saldo perkiraan-perkiraan buku besar dimasukkan ke dalam kolom neraca saldo dengan tepat. Saldo-

saldo ini mengikhtisarkan semua transaksi sepanjang periode akuntansi yang bersangkutan yang berakhir

pada 31 desember 2002, sebelum jurnal penyesuian.

Memasukkan jurnal penyesuaiannya.

Setelah data neraca saldo dimasukkan dan jumlahnya seimbang, ayat jurnal penyesuaian dimasukkan

pada kolom utama yang kedua, masing-masing debet dan kreditnya diberi tanda huruf sehingga mudah

memeriksanya jika terjadi kesalahan. Huruf-huruf ini hendaknya menggunakan urutan yang benar,

dimulai dengan perkiraan aktiva yang ditulis paling atas.

Perlengkapan

Untuk menentukan jumlah perlengkapan yang digunakan diperlukan penghitungan fisik jumlah

perlengkapan yang ada pada tanggal 31 Desember. Misalnya temyata jumlah yang tersisa Rp550.000,00.

Saldo awal ditambah pembeliam Rp1.050.000,00. Jadi jumlah perlengkapan yang digunakan

Rp1.050.000,00 – Rp550.000,00. Di neraca saldo belum ada perkiraan beban perlengkapan, sebab itu

perkiraan ini harus ditambahkan ke dalam neraca lajur.

Ayat jurnal penyesuaiannya adalah:

Beban perlengkapan 500.000,00

Perlengkapan 500.000,00

Sewa gedung sebesar Rp400.000,00 dibayar dimuka tanggal 1 Desember untuk 4 bulan. Jumlah yang

dicatat sebagai sewa dibayar di muka harus dikurangi Rp100.000,00 sebagi beban sewa bulan Desember.

Perkiraan beban sewa harus dimasukkan ke dalam neraca lajur. Ayat jurnal penyesuaiannya sebagai

berikut:

Beban sewa 100.000,00

Sewa dibayar dimuka 100.000,00

Penyusutan

Peralatan akan disusutkan dalam jangka waktu 10 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi

yang diperhitungkan sebagai beban per tahun adalah Rp18.000.000,00: 10 = Rp1.800.000,00. Perkiraan

beban penyusutan harus dimasukkan ke dalam neraca lajur. Ayat jurnal penyesuiannya adalah sebagai

berikut:

Beban penyusutan-Peralatan dan bengkel 1.800.000,00

Akumulasi Penyusutan-Peralatan Bengkel 1.800.000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 49

Gaji

Jumlah gaji yang dinyatakan di neraca saldo merupakan pembayaran gaji yang sudah dicatat sepanjang

periode akuntansi yang bersangkutan. Misalkan masih terdapat beban gaji bulan Desember

Rp200.000,00 yang belum dicatat, karena baru akan dibayarkan pada bulan Januari, maka diperlukan

ayat penyesuaian sebagai berikut:

Beban gaji 200.000,00

Hutang gaji 200.000,00

Perkiraan hutang gaji ini juga harus dimasukkan ke dalam neraca lajur.

Bunga

Misalkan terdapat bunga wesel yang harus dibayar untuk satu bulan. Tingkat bunga 6% pertahun, berarti

besar bunga yang masih harus dibayar adalah Rp20.000,00 yaitu Rp4.000.000,00 X 6% X 1/12.

Jumlah kolom penyesuaian untuk menguji keseimbangannya.

Pindahkan data dari neraca saldo dengan memperhitungkan penyesuaiannya ke kolom perhitungan Laba

Rugi atau neraca. Proses pemidahbukuan saldo-saldo secara horizontal ini dimulai dari perkiraan yang

ditulis paling atas. Perkiraan pendapatan dan beban dipindahkan ke kolom perhitungan Laba Rugi,

sedangkan aktiva, kewajiban dan modal ke kolom neraca.

Jumlahkan kolom perhitungan Laba Rugi

Selisih antara jumlah kredit pada kedua kolom yang tersedia merupakan laba bersih atau rugi bersih

untuk periode yang bersangkutan. Tulis jumlah tersebut di bawah judul perkiraan dengan “Laba Bersih”

atau “Rugi bersih” sehingga jumlah sisi debet dan kredit kolom perkiraan Laba Rugi menjadi seimbang.

Jumlah kredit pada kolom perhitungan Laba Rugi (lihat pada neraca lajur di halaman berikut) adalah

Rp10.500.000,00, sedangkan kolom debet jumlahnya Rp7.620.000,00. Oleh karena kolom kredit,

jumlahnya lebih besar daripada kolom debet, berarti terdapat laba bersih sebesar Rp2.880.000,00

Masukkan laba bersih ke dalam kolom neraca

Laba bersih ini akan menambah modal. Karena itu harus dipindahkan ke neraca sebelah kredit. Jumlah

kolom kredit neraca Rp25.490.000,00 bila ditambah dengan laba bersih Rp2.880.000,00 akan menjadi

28.370.000,00 yang sama dengan jumlah kolom debet.

Bengkel Mobil Jamil

Neraca Lajur

31 Desember 2002

(dalam ribuan rupiah)

Perkiraan Neraca Saldo Penyesuaian Perhitungan Laba

Rugi Neraca

Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Kas 3,510 3,510

Piutang 3,010 3,010

Perlengkapan 1,050 a) 500 550

Sewa Dibayar

Dimuka 400 b) 100 300

Peralatan 18,000 18,000

Akumulasi

Penyusutan 3,000 c) 1,800 4,800

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 50

Bengkel Mobil Jamil

Neraca Lajur

31 Desember 2002

(dalam ribuan rupiah)

Perkiraan Neraca Saldo Penyesuaian Perhitungan Laba

Rugi Neraca

Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Wesel Bayar 4,000 4,000

Hutang Dagang 2,380 2,380

Hutang Pajak 400 400

Modal, Jamil 13,690 13,690

Prive, Jamil 3,000 3,000

Pendapatan jasa 10,500 10,500

Beban Gaji 4,600 d) 200 4,800

Macam-macam

beban 400 400

33,970 33,970

Beban Perlengkapan a) 500 500

Beban Sewa b) 100 100

Beban penyusutan c) 1,800 1,800

Hutang Gaji d) 200 200

Beban Bunga e) 20 20

Hutang Bunga e) 20 20

2,620 2,620 7,620 10,500 28,370 25,490

Laba Bersih 2,880 2,880

10,500 10,500 28,370 28,370

CATATAN: Untuk mempermudah, setelah kolom penyesuaian kadang-kadang ditambahkan

satu kolom, yaitu kolom “Neraca Saldo setelah Penyesuaian”

Setelah neraca lajur diselesaikan, maka laporan keuangan dapat disusun berdasarkan neraca lajur di atas.

Bengkel Mobil Jamil

Laporan Laba Rugi

Untuk tahun 2002

(dalam rupiah)

Pendapatan Jasa 10,500,000,00

Beban-beban:

Beban Gaji 4,800,000,00

Beban Pelengkapan 500,000,00

Beban Sewa 100,000,00

Beban Penyusutan 1,800,000,00

Beban Bunga 20,000,00

Macam-macam Beban 400,000,00

Total beban 7,620,000,00

Laba Bersih 2,880,000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 51

Bengkel Mobil Jamil

Laporan Perubahan Modal

Untuk tahun 2002

(dalam rupiah)

Modal Jamil, Januari 2002 13,690,000,00

Laba Bersih, 2002 2,880,000,00

Prive Jamil (Pengambilan Pengurangan

Modal) (3,000,000,00) (120,000,00)

Modal Jamil 31 Desember 2002 13,570,000,00

Bengkel Mobil Jamil

Neraca

Per 31 Desember 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas 3,510,000,00

Piutang 3,010,000,00

Perlengkapan 550,000,00

Sewa Dibayar Dimuka 300,000,00

Total Aktiva Lancar 7,370,000,00

Aktiva Tetap

Peralatan Bengkel 18,000,000,00

Akumulasi Penyusutan-Peralatan Bengkel

(4,800,000,00)

13,200,000,00

Total Aktiva 20,570,000,00

KEWAJIBAN

Wesel Bayar 4,000,000,00

Hutang Dagang 2,380,000,00

Hutang Pajak 400,000,00

Hutang Gaji 200,000,00

Hutang Bunga 20,000,00

Total Kewajiban 7,000,000,00

HAK PEMILIK

Modal Jamil 31 Desember 2002 13,570,000,00

Total Kewajiban dan Modal 20,570,000,00

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 52

SOAL LATIHAN

SOAL 1

SALON FARAH didirikan oleh FARAH pada tanggal 9 Februari 2003. Berikut ini merupakan transaksi dari

salon tersebut selama tahun 2003:

a. Melakukan investasi.

b. Membeli perlengkapan secara kredit

c. Membebankan jasa yang telah diserahkan kepada pelanggan secara kredit

d. Mengembalikan perlengkapan yang rusak, yang telah dibeli secara kredit, tetapi belum dibayar.

e. Membayar hutang kepada kreditur

f. Menerima kas dari tagihan pelanggan

g. Membayar beban asuransi

h. Menerima pengembalian kas dari kelebihan pembayaran beban.

i. Menentukan jumlah perlengkapan yang telah dipakai selama periode tersebut.

j. Melakukan penarikan

Diminta:

Analisalah pengaruh tiap transaksi tersebut terhadap persamaan dasar akuntansi!

SOAL 2

Tuan Adolf mendirikan perusahaan perorangan pada tanggal 1 Oktober 2002 dan menyelesaikan

transaksi-transaksi berikut selama bulan Oktober.

a. Dibuka rekening bank perusahaan dengan menyetor ke bank sebesar Rp5.000.000,00

b. Dibayar sewa kantor dan peralatan untuk bulan yang bersangkutan sebesar Rp3.000.000,00

c. Dibeli perlengkapan (kertas, perangko, pensil dan sebagainya) secara kredit senilai Rp925.000,00

d. Dibayar hutang kepada kreditur sebesar Rp625.000,00

e. Diterima kas dari honor yang dihasilkan sebesar Rp3.750.000,00

f. Dibayar beban kendaraan (termasuk beban sewa) untuk bulan yang bersangkutan sebesar

Rp780.000,00 dan beban rupa-rupa sebesar Rp250.000,00

g. Dibayar gaji bagian kantor sebesar Rp1.500.000,00

h. Ditentukan bahwa perlengkapan yang belum dipakai adalah sebesar Rp275.000,00, oleh karenanya

beban perlengkapan adalah sebesar Rp650.000,00

i. Ditagih kepada pelanggan atas honor yang dihasilkan sebesar Rp2.350.000,00

j. Ditarik kas untuk penggunaan pribadi sebesar Rp1.000.000,00

Diminta:

1. Tunjukkan pengaruh dari setiap transaksi dan saldo sesudah masing-masing transaksi, dengan

menggunakan judul kolom berikut:

Aktiva Kewajiban Modal Pemilik

Kas + Piutang Usaha + Perlengkapan =

Hutang Usaha +

Modal, Adolf

Dan indikasikan juga untuk setiap transaksi pengaruhnya terhadap modal pemilik!

2. Buatlah Laporan Laba Rugi untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2002!

3. Buatlah Laporan Perubahan Modal untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2002!

4. Buatlah Neraca per 31 Oktober 2002!

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 53

SOAL 3

Berikut ini adalah perkiraan-perkiraan beserta saldo-saldonya pada tanggal 30 Juni 2003 yang dimiliki

oleh perusahaan “Excellent Service”, sebuah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh Tuan Excel.

Kas

Piutang Usaha

Perlengkapan

Asuransi Dibayar Dimuka

Hutang Usaha

Hutang Gaji

Pendapatan Usaha

Beban Gaji

Beban Sewa

Beban Iklan

Beban Prasarana

Beban Perlengkapan

Beban Pajak

Beban Asuransi

Beban Rupa-rupa

Rp 6.125.000,00

7.600.000,00

675.000,00

650.000,00

1.100.000,00

300.000,00

68.775.000,00

28.900.000,00

9.000.000,00

5.950.000,00

4.500.000,00

2.600.000,00

1.800.000,00

900.000,00

825.000,00

Modal Tuan Excel pada tanggal 1 Juli 2002 adalah sebesar Rp13.350.000,00. Selama tahun buku terakhir,

yang berakhir pada 30 Juni 2003, pemilik menarik modalnya sebesar Rp14.000.000,00. Uang yang

diterima dari pelanggan selama tahun buku yang bersangkutan sebesar Rp74.500.000,00 dan perusahaan

membayar kas untuk beban dan kepada kreditur sebesar Rp56.900.000,00.

Diminta:

a. Susunlah Laporan Laba Rugi untuk periode yang berakhir 30 Juni 2003!

b. Susunlah laporan perubahan modal pemilik untuk periode yang berakhir 30 Juni 2003!

c. Susunlah Neraca per 30 Juni 2003!

SOAL 4

Berikut ini adalah tabel analisis transaksi yang dibuat oleh Sami untuk usahanya CLING LAUNDRY selama

bulan Juli 2001: (dalam ribuan rupiah)

No Kas + Piutang + Perleng

k + Peraltn = Kewajiban + Modal Keterangan

1 15.000,00 15.000,00 Investasi

2 -2.000,00 5.000,00 -3.000,00

3 -750,00 750,00

4 4.600,00 3.400,00 8.000,00 Pend Jasa

5 -1.500,00 -1.500,00

6 -2.000,00 -2.000,00 Penarikan

Sami

7 -650,00 -650,00 Beban Sewa

8 450,00 -450,00

9 -2.900,00 -2.900,00 Beban Gaji

10 500,00 -500,00 Beban

Utilitas

Diminta:

Buatlah uraian transaksi yang terjadi pada CLING LAUNDRY!

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 54

SOAL 5

Pada tanggal 2 April 1997 Magnetic Co membeli perlengkapan sebesar Rp3.150.000,00 secara kredit.

Pada bagian perkiraan Magnetic Co, perkiraan perlengkapan adalah no.15 dan hutang usaha no.21

Diminta :

a. Lakukan jurnal untuk transaksi tersebut pada buku jurnal halaman 10.

b. Siapkan dalam buku besar perkiraan 4 kolom untuk perkiraan perlengkapan. Kemudian masukkan

saldo awal perlengkapan per 2 April 1997 pada sisi debet sebesar Rp2.200.000,00. Buatlah tanda

pengecekan (V) dalam lajur referensi pembukuan.

c. Siapkan perkiraan 4 lajur untuk perkiraan hutang usaha. Masukkan saldo per 2 April 1997 pada

kolom kredit sebesar Rp11.734.000,00. Buatlah tanda pengecekan (V) dalam lajur referensi

pembukuan.

d. Lakukan posting untuk jurnal yang sudah dibuat.

SOAL 6

BAG-GONG SERVICE adalah sebuah perusahaan yang dimiliki Pak Bagong dan bergerak dalam bidang jasa

service AC. Buku besar BAG-GONG SERVICE mempunyai perkiraan-perkiraan kas, piutang, perlengkapan

peralatan kantor, hutang usaha, modal Bagong, penarikan modal Bagong, pendapatan honorarium,

beban sewa, beban iklan, beban prasarana dan beban rupa-rupa.

Berikut ini adalah transaksi BAG-GONG SERVICE selama bulan Mei 2001:

1 Mei Dibayar sewa untuk bulan ini sebesar Rp2.500.000,00

2 Mei Dibayar beban iklan sebesar Rp500.000,00

4 Mei Dibayar beban tunai untuk perlengkapan sebesar Rp770.000,00

5 Mei Dibeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp7.200.000,00

8 Mei Diterima kas dari langganan secara kredit sebesar Rp3.600.000,00

12 Mei Dibayar hutang usaha pada kreditur sebesar Rp2.150.000,00

15 Mei Diambil kas untuk penggunaan pribadi sebesar Rp1.000.000,00

25 Mei Dibayar tunai untuk perbaikan peralatan kantor sebesar Rp120.000,00

Diminta :

1. Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal 2 lajur

2. Lakukan posting ke buku besar BAG-GONG SERVICE (abaikan saldo awal dari perkiraan-perkiraan di

atas)

SOAL 7

Ir. Doan Syahreza seorang arsitek, membuka kantor arsitek DOAN PLANS pada tanggal 1 Agustus 2001.

Berikut ini adalah transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2001

a. Mentransfer uang tunai dari rekening pribadinya untuk usaha sebesar Rp50.000.000,00

b. Membayar uang sewa kantor secara tunai sebesar Rp2.500.000,00

c. Membeli kendaraan sebesar Rp12.000.000,00, dibayar tunai Rp5.000.000,00, sisanya kredit.

d. Membeli peralatan kantor dan gambar secara kredit sebesar Rp10.000.000,00

e. Membeli perlengkapan kantor sebesar Rp500.000,00

f. Menerima uang jasa pembuatan rancangan gedung sebesar Rp25.000.000,00

g. Membayar beban rupa-rupa sebesar Rp1.500.000,00

h. Membayar hutang sebesar Rp7.500.000,00

i. Menerima pembayaran atas jasa rancangan sebesar Rp35.000.000,00 tunai

j. Membayar gaji asisten sebesar Rp5.000.000,00

k. Membayar pengeluaran untuk listrik, air, dan bensin sebesar Rp1.250.000,00

Diminta:

1. Bukukan transaksi di atas dengan menggunakan T- Account

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 55

2. Hitunglah saldo dari masing-masing perkiraan

3. Susunlah Neraca Saldo dari DOAN PLANS

SOAL 8

Linggar Barendriyo membuka bengkel dan penjualan suku cadang motor BARDI'S AUTOMOBILES. Berikut

ini adalah Neraca Saldo yang disusun pada akhir bulan Maret 2001:

11 Kas Rp26.150.000,00

12 Piutang Usaha 38.750.000,00

13 Asuransi Dibayar Di muka 11.000.000,00

14 Perlengkapan Kantor 715.000,00

16 Tanah

21 Hutang Usaha Rp11.175.000,00

22 Hutang Wesel 0,00

31 Modal, Linggar 39.840.000,00

32 Penarikan, Linggar 1.000.000,00

41 Pendapatan Jasa 121.750.000,00

51 Beban Gaji dan Komisi 94.100.000,00

52 Beban Sewa 5.500.000,00

53 Beban Iklan 3.900.000,00

54 Beban Lain-lain 1.550.000,00

Total Rp172.765.000,00 Rp172.650.000,00

Berikut ini adalah transaksi selama bulan April 2001:

Tgl Transaksi

1 Membayar sewa sebesar Rp2.500.000,00

3 Membeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp1.375.000,00

7 Menerima pembayaran piutang sebesar Rp28.200.000,00

15 Membayar gaji dan komisi tengah bulanan sebesar Rp16.650.000,00

15 Membeli tanah sebesar Rp45.000.000,00, dibayar tunai Rp15.000.000,00 sisanya

dibayar dengan memberikan hutang wesel

15 Mencatat pendapatan dan penagihan kepada klien untuk tengah bulan I sebesar

Rp20.100.000,00

18 Membayar hutang ke supplier sebesar Rp7.150.000,00

23 Menerima pembayaran piutang dari klien sebesar Rp16.700.000,00

24 Membayar beban iklan sebesar Rp1.550.000,00

27 Mencatat hasil koreksi atas kelebihan pembayaran komisi sebesar Rp350.000,00

28 Membayar beban lain-lain sebesar Rp215.000,00

30 Mencatat pendapatan dan penagihan ke klien untuk tengah bulan II sebesar

Rp18.300.000,00

30 Membayar gaji dan komisi tengah bulanan II sebesar Rp19.850.000,00

30 Menarik uang tunai untuk keperluan pribadi sebesar Rp2.500.000,00

Diminta:

1. Susunlah Buku Besar empat kolom untuk tiap perkiraan per 1 April 2001

2. Jurnallah transaksi di atas dalam bentuk jurnal umum

3. Bukukan jurnal tersebut ke buku besar

4. Susunlah Neraca Saldo

SOAL 9

Berikut ini adalah Neraca Saldo yang disusun oleh INDRASTOMO BARBER pada akhir bulan Mei

2001(dalam rupiah):

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 56

Kas 3.570.000,00

Piutang Usaha 6.150.000,00

Perlengkapan 1.010.000,00

Asuransi Dibayar Di Muka 250.000,00

Peralatan 15.500.000,00

Hutang Wesel 5.000.000,00

Hutang Usaha 4.620.000,00

Modal Indrastomo 15.300.000,00

Penarikan, Indrastomo 7.000.000,00

Pendapatan Jasa 49.980.000,00

Beban Upah 28.500.000,00

Beban Sewa 6.400.000,00

Beban Iklan 320.000,00

Beban Lain-lain 945.000,00

9.645.000,00 74.900.000,00

Ketidaksesuaian antara sisi debet dan kredit disebabkan oleh:

a. Saldo kas terlalu tinggi sebesar Rp750.000,00

b. Penerimaan kas sebesar Rp2.100.000,00 dibukukan sebesar Rp1.200.000,00

c. Penarikan sebesar Rp1.000.000,00 dibukukan dengan mengkredit perkiraan Modal Indrastomo

d. Saldo perkiraan beban iklan sebesar Rp3.200.000,00 dicantumkan ke Neraca Saldo sebesar

Rp320.000,00

e. Piutang Usaha sebesar Rp975.000,00 tidak dibukukan

f. Pengembalian perlengkapan sebesar Rp125.000,00, dibukukan dengan mengkredit perlengkapan

sebesar Rp215.000,00

g. Saldo hutang wesel dicatat terlalu rendah sebesar Rp5.000.000,00

h. Pembayaran polis asuransi sebesar Rp150.000,00 dibukukan dengan mengkredit Asuransi Dibayar

Di Muka

i. Beban utilitas sebesar Rp3.150.000,00 tidak tercantum dalam neraca saldo

j. Debet hutang usaha sebesar Rp710.000,00 terlewat ketika menghitung saldo perkiraan hutang

usaha.

Diminta:

Susunlah neraca saldo yang benar!

SOAL 10

Sebuah perusahaan membayar gaji karyawannya secara mingguan untuk masa lima hari kerja pada hari

Jum’at sebesar Rp3.500.000,00. Pembayaran terakhir pada Jum’at tanggal 27 Desember sedangkan

perusahaan menutup pembukuannya setiap tanggal 31 Desember.

Diminta:

Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember!

PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 57

SOAL 11

Berikut neraca saldo per 31 Desember 2001, dari perusahaan jasa penyewaan lapangan olah raga, yaitu

TOKO SPORT IF sebelum penyesuaian.

TOKO SPORT IF

Neraca Saldo

Per 31 Desember 2001

(dalam ribuan rupiah)

Kas 27.400,00

Asuransi Dibayar Dimuka 6.800,00

Perlengkapan 3.900,00

Tanah 100.000,00

Bangunan 275.000,00

Akumulasi Penyusutan – Bangunan 103.400,00

Peralatan 180.200,00

Akumulasi Penyusutan – Peralatan 70.600,00

Hutang Usaha 15.000,00

Modal, Tn Anton 333.400,00

Prive, Tn. Anton 40.000,00

Pendapatan Jasa 396.800,00

Beban Gaji & Upah 160.400,00

Beban Prasarana 56.400,00

Beban Iklan 38.000,00

Beban Perbaikan 23.000,00

Beban Rupa-rupa 8.100,00

Data untuk penyesuaian adalah sebagai berikut:

a. Asuransi yang telah jatuh tempo selama tahun tersebut adalah sebesar Rp2.700.000,00

b. Persediaan perlengkapan per 31 Desember 2001 sebesar Rp900.000,00

c. Penyusutan Bangunan tahun 2001 sebesar Rp3.240.000,00

d. Penyusutan Peralatan tahun 2001 sebesar Rp11.000.000,00

e. Gaji dan Upah yang masih terhutang sebesar Rp4.000.000,00

f. Pendapatan jasa yang masih harus diterima sebesar Rp20.000.000,00

Diminta:

1. Susunlah Neraca Lajur untuk periode yang berakhir 31 Desember 2001!

2. susunlah Laporan keuangan yang meliputi Laporan laba rugi, neraca dan laporan perubahan modal!