SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM ...
PERANAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP
SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM KAITANNYA DENGAN
PENCAPAIAN TUJDAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS
PADA PT. SCHERING INDONESIA
SKRIPSl
Diajukan Oleh :
iNDRA NATAKUSUMA
Nrp : 022194302
Nirra : 41043403940653
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
26 MARET 1999
PERANAN FEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP
SIKLUS PENJUALAN DAN PENEREVIAAN KAS DALAM KAITANNYA DENGAN
PENCAPAIAN TUJUAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS
PADA PT SCHERING INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jumsan Akuntansi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor
Mengetahui :
^'^p^^^FakuItas Ekonomi,
azantfh ahruzar, Dra.»Ak,MM)
Ketua Jur untansi,
(KefuTSunarta, DrsiAk,MM)
PERANAN PE.MERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP
SnCLUS PENJUALAN DAN PENERJGMAAN KAS DALAM KAITANNYADENGAN TUJUAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS
PADA PT SCHERING INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syaratDalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akunlansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor
Menyetujui ;
Penguji, Pembimbing,
(Fazariah Mahruzar, Dra.,Ak.MM) 1. (Ketut Sunartaj,^f^Ak,MM)
2. (Mona^SituWorang, Drs., Ak.,MM)
AfUUHMAN
Dui A III. Al I Tphi li M tip,(Ijark(111 Sa (ii Mm ti \ aitp, I'nniii in a A I. Q11 A N.
I.")ia A I.I AH A n lip Ti'Inli M I'liciphi kn n Sckiiliiiii In mi n.
Dih AI.LAI I ^ aiip, Ti'iali Mi-npiijaikaii S.ilii liiiiii i\i«-i)|'<tli Kiiiipkaiaii
Rolo iiiiip.ii n.
■ ( ys ; Arrahni.in Ay.it 1 k).
LUKMAJJ
( Kti Ih N iil'i Liikiiiaii ) VV aliai Anakkit ! Suiippn li (ikalii ii Ada 11 a 11a Sokei:il
Biji Savviixin^ A|>akali Dia [>erada Dalain l>alu Alan Di Unaiip, Anpkasa Tni
Ainu [R'lada Di l^alani I'litni ( It into pis ) Soiu im iiya Adaiali Snalu nksistcnsi
llinii Aid.All Mninnil SiiiiTiali Kasiil A. lU'p.itn Al, Ql.lKAN MfiiuTUi
Suniiah Kasnl Ini, Adalali I'<Miil»Mia Ivi'lMdiipaii l.iMiiali l.pmliiil l.api
I'duhfuhik IR'i'ila lljiiiitli Vaix' DiTUiikiaii Ki'V/'tilitsioiiiM.
i QS : Lukin.m /Vyal iCt)
■Soindali indaiiii\'a Km iin Adalah Km unkM dan Kiinin Sosmlalikii Kolak
(lljdisi Rlwdyal iUiihari-MiisIiin)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulisan ski-ipsi ini dapat terselesaikan,
Adapiui penulisan skripsi ini dalam rangka memenulii salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Ekonomi Junisan Akuntansi Universitas Pakuan Bogor. dengan judul
"Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan Pengendaiian Intern
Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"
Banyak kesuiitan dan hambatan yang penulis hadapi namiin berkat dorongan,
petunjuk dan aralian dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapal diseiesaikan dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa teriina kasih sebesar-
besamya kepada semua pihak yang lelah banyak inembantu sehingga tersusunnya
skripsi ini. Terutama sekali ucapan terima kasih ini ingin penulis sampaikan kepada
yang terhormat:
1. IbU Fazariah Mahruzar. Dra., Ak., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pakuan,.
2. Bapak Eddy Mulyadi, Drs.. Ak., MM., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan.
3. Bapak Ketut Sunaila Drs., Ak., MM., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan merangkap sebagai dosen Pembimbing Utama
4. Bapak Monang Situmoiang, Drs.. Ak., MM selaku Co. Pembimbing.
5. Bapak Haryanto, selaku Chief Accounting PT Schering Indonesia.
6. Bapak Ilyas, selaku Finance and Accounting Manager PT Schering Indonesia.
7. Kedua Orang tua, yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan yang
tidak terhingga, Kakakku serta adik-adikku yang selalu memotivasi sehingga
seiesainya skripsi ini.
8. Mas Teddy dan keluarga.
9. Rekan-rekan keluarga besar Solidaritas Indonesia.
10. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
11. Segenap Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas
Pakuan.
12. Sahabat-sahabatku Eko, Ogi, Husni, Heri, Hendar, Linda, Hanny, Bono, Adang,
Zul, Woro. Samsul, Josh. Arif fahmi. Firman. Icol. Chacank, Fahmi, Alek, Iway,
Nia, Noni, Erwin, Donny. Eka, Epoy, Hafis, Chemonk, Aji dan rekan-rekan
mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan, walaupun tidak iuput dari berbagai kekurangan dan jauh dari
kesempumaan. Kritik dan saran yang membangun demi kesempumaan skripsi ini
diterima dengan senang hati.
Bogor, Maret 1999.
Penulis
II
ABSTRAK
Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu sistem yang dimulai dari
permintaan oleh pelanggan dan berakliir dengan perubahan barang atau jasa menjadi
piutang usaha, dan akhimya menjadi kas. Siklus penjualan dan penerimaan kas
merupakan bagian penting sebagai sumber pendapatan perusahaan sehingga
membutuhkan pengendalian. Untuk pengendalian tersebut maka pihak manajemen
perlu melakukan suatu pemeriksaan manajemen.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengadakan suatu penellitian yang bertujuan
untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan pengendalian intern
penerimaan kas. Metode yang digimakan dalam penelitian adalah studi kasus dengan
mengumpulkan data-data kuantitatif dan kualitatif yaitu data primer diperoleh melalui
observasi langsung ke perusahaan dan wawancara dengan pihak yang berkompeten di
perusahaan dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan
dikumpulkannya bahan-bahan tertulis untuk mengevaluasi data primer yang diperoleh
dari penelitian di lapangan.
Tujuan utama pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas adalah mengurangi pemborosan, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penjualan dan penerimaan kas. Pada PT Schering Indonesia pelaksanaan
pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan
untuk menilai efektivitas dan efesiensi kebijaksanaan dan prosedur yang berkaitan
iii
dengan pengendaliaii aktivitas perusahaan. Pemeriksaan mauajemen akan efektif jika
dilakukan oleh pemeriksa yang independen yaitu dalam melakukan pemeriksaan
bebas tidak terlibal dalam bagian operasi dan akuntaiisi yang menjadl objek
pemeriksaan sebingga pemeriksa intern akan bebas dan obyeklif serta laporan hasil
pemeriksaan akan diwujudkan secara optimal.
Pelaksana pemeriksaan manajemen PT Schering Indonesia adalah bagian
internal audit yang merupakan unsur dari lingkungan pengendalian pada struktur
pengendalian intern. Dalam melaksanakan pemeriksaan atas penjualan dan
penerimaan kas, internal audit menganalisis, menilai. dan merekomendasi mengenai
apa yang direviunya. Pemeriksaan dilakukan terhadap catatan-catatan, dokumen-
dokumen. prosedur dan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh bagian-bagian di
dalam siklus penjualan dan penerimaan kas, baik secara langsung maiipun tidak
langsung.
Dalam melaksanakan prosedur pemeriksaan internal audit menekankan teknik
pengumpulan bukti dengan verifikasi, observasi. dokumentasi dan pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan dikomunikasikan dengan direksi unluk ditindak lanjuti mengenai
permasalahan yang teijadi untuk diperbaiki dengan memberikan alternatif
perbaikannya, didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Laporan hasil
pemeriksaan disainpaikan kepada finance and administrations director setelah
ditandalangani oleh internal audit kemudian oleh finance and administrations
director disampaikan ke president director.
IV
Maksud penugasan pcnieriksaan maiiajemen penjualan dan peneriinaan kas
adalah untuk mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas penjiialan, piutang dan
penerimaan kas yang memerlukan perbaikan atau penyempumaan dengan tujuan
memberikan rekomendasi agar pengelolaan dilaksanakan secara baik. Efektivitas
proses dan pencataian penjualan berpengaruh pada penerimaan kas sebagai basil akhir
penjualan sehingga tujuan pengendalian intern penerimaan kas akan memadai yaitu
pengamanan terhadap penerimaan kas yang merupakan harta kekayaan perusahaan,
kcbenaran dan keandaian data akuntansi, ketaatan pada kebijakan penerimaan kas
yang telah ditetapkan akan sesuai dengan keadaan sebenamya. dengan demikian
pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan
kas dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering
Indonesia.
Kelemahan yang dapat dikemukakan untuk dijadikan pertimbangan bagi
perusahaan antara lain perlu dibentuknya komile audit yang berperan dalam
membantu pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen {president director)
serta peninjauan kembali terhadap struktur organisasi internal audit agar independensi
dan obyektivitas pemeriksaan memadai sehingga hasii pemeriksaan yang optimal
dapat diwujudkan.
1
4
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR '
ABSTRAK
DAFTAR ISI vi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3. Kegunaan Penelitian 41.4. Kerangka Pemikiran 5
1.5. Metodologi Penelitian 7
1.6. Lokasi Penelitian ^
1.7. Sistematika Pembahasan 8
BAB n TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Pemeriksaan Manajemen ••112.1.1. Pengertian Pemeriksaan Manajemen ••11
2.1.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Manajemen 13
2.1.3. Jenis-jenis Pemeriksaan Manajemen 15
2.1.4. Manfaat Pemeriksaan Manajemen 15
2.1.5. Maksiid dan Tujuan Pemeriksaan Manajemen
2.1.6. Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen
2.1.7. Pelaporan Manajemen 24
2.2. Konsep Dasar Struktur Pengendalian Intern j. • 272.2.1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern 27
2.2.2. Tujuan Struktur Pengendalian Intern 292.2.3. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern 30
2.2.3.1. Lingkungan Pengendalian 30
.17
.20
vt
2.2.3.2. Sistem Akuntansi 30
2.2.3.3. Prosedur Pengendalian 31
2.3. Tinjauan Mengenai Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas 322.3.1. Hakekat Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas 33
2.3.2. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas 34
2.3.2.1. Lingkungan Pengendalian 34
2.3.2.2. Sistem Akuntansi 35
2.3.2.3. Prosedur Pegendalian 37
2.4. Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan Pengendalian Intern
Penerimaan Kas 38
BAB in OBYEKDANMETODEPENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
3.1.1. Sejarah singkat PT Schering Indonesia 413.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja pada PT Schering
Indonesia 43
3.13. AktivitasPT Schering Indonesia 60
3.1.4. Produk-Produk PT Schering Indonesia 61
3.2. Metode Penelitian 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Struktur Pengendalian Intem Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas padaPT Schering Indonesia 654.1.1.Kebijakan-Kebijakan atas Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas pada
PT Schering Indonesia 664.1.2.Dokumen-Dokumen yang digunakan pada Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia 67
4.1.3.Sistem dan Prosedur Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas pada
PT Schering Indonesia 674.1.3.1.Sistem dan Prosedur Penjualan pada PT Schering
vii
Indonesia
4.1.3.2.Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas pada PT Schering
Indonesia
4.2. Evaluasi Stniktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kaspada PT Schering Indonesia ^2
4.3. Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering Indonesia . .834.3.1 .Struktur Organisasi Pemeriksa Manajemen Pada PT Schering
Indonesia
4.3.2.Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas PT Schering Indonesia 87
4.3.3.Prosedur Pemeriksaan Manajemen Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas PT Schering Indonesia
4.3.4.Pelaporan Hasil Pemeriksaan Manajemen pada Siklus Penjualan danPenerimaan Kas PT Schering Indonesia 98
4.4. Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan danPenerimaan Kas dalam Kaitarmya dengan Pencapaian Tujuan Pengendalian
Intern Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia 101
BAB V RANGKUMAN KESELURUHAN 108
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
6.2. Saran ^16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Vlll
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi PT Schering Indonesia.
2. Flow Chart Prosedur Penjualan pada PT Schering Indonesia.
3. Flow Chart Prosedur Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia.
4. Formulir Delivery Order (D.O).
5. Formulir/nvo/ce
6. Formulir Voucher Cash Receipt.
7. Surat Keterangan Riset dari PT Schering Indonesia.
IX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan bidang kesehatan yang pesat dewasa ini, diiringi dengan tingginya
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mendorong naiknya
konsumsi obat-obatan bagi kesehatan pada seluruh lapisan masyarakat.
Pentingnya obat-obatan bagi kesehatan ikut menciptakan ruang usaha yang sangat
menguntungkan bagi produsen dan distributor obat-obatan.
FT Schering Indonesia sebagai produsen obat-obatan bagi kesehatan merasa
tertantang untuk ikut memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Dalam
pemenuhan kebutuhan obat-obatan, FT Schering Indonesia melakukan kegiatan
produksi sekaligus melakukan pemasaran langsung produknya kepada
masyarakat. Dalam pemasaran produknya, FT Schering Indonesia melaksanakan
dua strategi umum penjualan yaitu penjualan secara tunai dan kredit. Dari kedua
strategi penjualan tersebut membentuk suatu siklus penjualan dan penerimaan kas.
Tidak bisa dipungkiri lagi bagi perusahaan swasta atau pemerintah, bahwa
penjualan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan.
Penjualan barang dan jasa merupakan sumber penerimaan kas bagi
perusahaan, baik perusahaan swasta maupun pemerintah. Penjualan merupakan
suatu kegiatan memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Dari transaksi penjualan produsen memperoleh penghasilan berupa penerimaan
kas atau bertambahnya piutang bagi perusahaan, sedangkan konsumen
memperoleh keinginan atau kebutuhannya terpenuhi dengan membeli barang atau
jasa tersebut.'
Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu sistem yang dimulai dari
permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan barang atau jasa
menjadi piutang usaha, dan akhiraya menjadi kas. Suatu barang atau jasa yang
dijual dapat menghasilkan penerimaan kas jika dijual secara tunm dan
menimbulkan piutang jika dijual secara kredit.
Siklus penjualan dan penerimaan kas merupakan bagian penting sebagai
sumber pendapatan perusahaan sehingga membutuhkan pengendalian. Untuk
pengendalian tersebut maka pihak manajemen perlu melakukan suatu pemeriksaan
manajemen atau audit operasional terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas.
Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan
untuk mengevaluasi efektivitas prosedur kegiatan dan pengendalian intemnya.
Tujuan utama pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas adalah untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan efektivitas
dan efisiensi penjualan dan penerimaan kas serta mengembangkan rekomendasi
bagi penanggulangan kelemahan dan peningkatan prestasi, Dalam melakukan
pemeriksaan manajemen yang hams dilakukan adalah evaluasi stmktur
pengendalian intern karena pengendalian secara umum mempakan kegiatan untuk
mengusahakan agar pelaksanaan beijalan sesuai dengan yang diharapkan,
Evaluasi stmktur pengendalian intern penting dalam pemeriksaan
manajemen karena berguna dalam penyediaan data yang andal, pemahaman latar
belakang organisasi, pengumpulan bukti-bukti yang tepat dan penentuan mang
lingkup audit. Dengan evaluasi stmktur pengendalian intern dapat diketahui
tujuan pengendalian intern, dengan cara melakukan pemeriksaan manjemen
sehingga tujuan pengendalian intern akan tercapai, Pemeriksaan manajemen yang
dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat memenuhi
pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas.
Dengan berlandaskan pada hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud membahas skripsi ini dengan judu) :
"Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan
Pengendalian Intern Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengindentifikasi permasalahan
dengan meneliti dan menganalisis lebih lanjut pelaksanaan pemeriksaan manajemen
atas siklus penjualan dan penerimaan kas serta hubungannya dengan pencapaian
tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada perusahaan. Dalam penelitian ini,
ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1, Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas siklus penjualan dan
penerimaan kas pada PT Schering Indonesia ̂
2, Bagaimana struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas
pada PT Schering Indonesia ?
3, Bagaimana peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas yang dilaksanakan perusahaan, mampu mencapai tujuan
pengendalian intern penerimaan kas ?
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas siklus penjualan
dan penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.
2. Untuk mengetahui struktur pengendalian intern khususnya pengendalian
intern penerimaan kas serta tujuannya pada PT Schering Indonesia.
3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan
dan penerimaan kas kaitannya dengan pencapaian tujuan pengendalian intern
penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.
4. Memenuhi tugas akhir akademik yaitu menyusun skripsi, sebagai syarat
mencapai gelar saijana Ekonomi (SI) Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.
1.3. Kegunaan Penelitian
Dengan hasil penelitian berupa data dan informasi yang diperoleh, berkaitan
dengan pemeriksaan manajemen yang diterapkan terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas serta pengendalian intern yang dilaksanakan khususnya tujuan
pengendalian intern penerimaan kas, maka diharapkan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat bagi ;
1. Penulis, untuk menambah pengetahuan tentang praktek pemeriksaan
manajemen dan struktur pengendalian intern pada siklus penjualan dan
penerimaan kas yang dilakukan oleh PT Schering Indonesia.
2. Perusahaan yang diteliti, merupakan masukan dan diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut mengenai pemeriksaan manajemen dan struktur
pengendalian intern pada siklus penjualan dan penerimaan kas.
3. Para pembaca, diharapkan dari penelitian ini, membawa manfaat untuk
pengembangan wawasan tentang pemeriksaan manajemen dan pengendalian
intern serta memberikan bahan kajian bagi tindak lanjut atas rekomendasi
hasil pemeriksaan.
1.4. Kerangka Pemikiran
Perkembangan usaha menuntut perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan dibandingkan dengan
kondisi yang ada, perlu dilakukan pemeriksaan.
Pelaksanaan pemeriksaan tidak hanya terhadap keuangan saja yang
menekankan pada penilaian sitematis dan objektif serta berorientasi pada historis
dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan, ketelitian, keandalan data dan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, tetapi juga
penilaian terhadap sistem akuntansi dan prosedur operasi serta evaluasi
pengendalian intern, kemudian secara periodik melaporkan hasil pemeriksaan
kepada manajemen puncak.
Pimpinan perusahaan memerlukan informasi yang menyangkut pengelolaan
perusahaan. Pemeriksaan ini merupakan perluasan dari pemeriksaan keuangan
yang disebut pemeriksaan manajemen.
Dalam Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional, pemeriksaan
manajemen adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program
organisasi dari seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien
serta apakah tujuan program, kegiatan aktivitas yang telah direncanakan dapat
dicapai dengan tidak bertentangan dengan peraturan, ketentuan dan undang-
undang.
Dari pengertian di atas bahwa pemeriksaan manajemen dimaksudkan untuk
mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas yang memerlukan perbaikan atau
penyempumaan dengan tujuan memberikan rekomendasi agar pengelolaan
kegiatan, program, aktivitas dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing : Suatu
Pendekatan Terpadu, yamg diteijemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, menyatakan
tujuan pemeriksaan manajemen adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
struktur pengendalian intern dan membuat rekomendasi kepada manajemen.
Hal penting dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemem adalah pemahaman
struktur pengendalian intern. Struktur pengendalian intern dalam audit manajemen
berguna bagi penyediaan data yang andal, pemahaman latar belakang organisasi,
pengumpulan bukti-bukti yang tepat dan penentuan ruang lingkup audit.
Penjualan merupakan sumber pendapatan bagi suatu unit usaha. Penjualan
yang dilakukan perusahaan menimbulkan penerimaan kas dan piutang yang
membentuk suatu siklus yaitu siklus penjualan dan penerimaan kas yang
merupakan siklus transaksi keuangan. Perkiraan-perkiraan utama dalam siklus
penjualan dan penerimaan kas meliputi penjualan, retur dan pengurangan harga
penjualan, beban piutang tak tertagih, potongan tunai yang diambil, piutang
dagang, penyisihan piutang tak tertagih dan penerimaan kas (kas di Bank). Siklus
penjualan dan penerimaan kas merupakan aktivitas perusahaan yang
membutuhkan pengawasan dari pihak manajemen dalam pengelolaannya, agar
siklus ini berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk pengawasan
siklus ini perlu dilakukan pemeriksaan manajemen.
Pemeriksaan manajemen berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pemeriksaan manajemen yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan struktur
pengendalian intern yaitu mengamankan harta kekayaan dari pemborosan.
kecurangan, dan ketidak efisienan, memastikan kebenaran dan keandalan data
akuntansi perusahaan, ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan
manajemen perusahaan dan meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis memcoba merumuskan suatu
hipotesis yaitu :
"Dengan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan
kas dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada
PT Schering Indonesia".
1.5. Metodologi Fenelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan
penulis adalah stud! kasus dengan mengumpulkan data-data kuantitatif dan
kualitatif sebagai berikut :
1. Data Primer diperoleh melalui observasi lansung ke perusahaan dengan
mengadakan wawancara dengan pihak yang kompeten di perusahaan.
2. Data Sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan dikumpulkannya
bahan-bahan tertulis untuk mengevaluasi data primer yang diperoleh dari
penelitian di lapangan.
1.6. Lokasi Penelitian
Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT
Schering Indonesia yang berlokasi di Jalan raya TB. Simatupang Pasar Rebo
Jakarta Timur.
1.7. Sistematika Pembahasan
Penulis dalam menyusun skripsi ini, menguraikan bagian-bagian tulisan
dengan susunan atau urutan yang sisitematis agar memudahkan penulis dalam
penulisan serta pembaca dalam membaca tulisan ini, dimana perumusan serta
susunan yang akan dituangkan terbagi atas 6 (enam) bab dengan daftar pustaka
dan lampiran, dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan tentang latar belakang penelitian, indentifikasi
masalah, maksud dan tujuan penelitian, keguanaan penelitian,
kerangka pemikiran, metodologi penelitian, lokasi penelitian serta
sistematika pembahasan.
BAB n : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan landasan teoritis yang berkaitan dengan
konsep dasar pemeriksaan manajemen yaitu pengertian, ruang lingkup,
jenis-jenis, manfaat, maksud dan tujuan, tahap-tahap pemeriksaan
manajemen serta pelaporan manajemen. Konsep dasar struktur
pengendalian intern yaitu pengertian, tujuan, dan unsur-unsur struktur
pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, dan prosedur pengendalian. Tinjauan mengenai siklus
penjualan dan penerimaan kas yaitu hakekat siklus penjualan dan
penerimaan kas, struktur pengendalian intern siklus penjualan dan
penerimaan kas berdasarkan unsur-unsur struktur pengendalian intern
yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur
pegendalian. Diuraikan peranan pemeriksaan manajemen terhadap
siklus penjualan dan penerimaan kas dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas, yang telah
penulis baca dan pelajari dalam meneliti kepustakaan, yang akan
digunakan sebagai landasan teoritis dalam bab pembahasan.
BAB m : OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Bab Ini menguraikan obyek penelitian yaitu sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas divisi-divisi di
pemsahaan, aktlvitas perusahaan, produk-produk perusahaan, dan
metodologi penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan penelitian mengenai
struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas pada
perusahaan, antara lain kebijakan-kebijakan, dokumen dokumen yang
digunakan pada siklus penjualan dan penerimaan kas serta sistem dan
prosedur penjualan dan penerimaan kas, kemudian dibahas dalam
evaluasi struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan
kas. Pemeriksaan manajemen di perusahaan antara struktur organisasi
pemeriksa, pelaksanaan, prosedur dan pelaporan pemeriksaan
manajemen serta peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus
penjualan dan penerimaan kas dalam kaitanya dengan pengendalian
intern penerimaan kas pada perusahaan.
BAB V : RANGKUMAN KESELURUHAN
Bab ini berisi rangkuman keseluruhan skripsi.
BAB VI; SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil dan pembahasan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi literatur-literatur yang digunakan sebagai referensi untuk
pengungkapan skripsi ini.
LAMPBRAN
Lampiran berisi tambahan informasi yang berhubungan dalam penulisan skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Pemeriksaan Manajemen
Pemeriksaan manajemen adalah suatu tinjauan atau review terhadap setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektivitas. Management audit atau pemeriksaan manajemen disebut juga
(pemeriksaan pengelolaan), function audit (pemeriksaan fungsional) atau
performance audit (pemeriksaan aktivitas atau kegiatan).
2.1.1.Pengertian Pemeriksaan Manajemen
Pemeriksaan manajemen adalah suatu aktivitas pemeriksaan intern
dalam suatu perusahaan, karena pemeriksaan manajemen merupakan bagian
dari pemeriksaan intern yang dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern atau
internal audit departement.
Menurut Profesor Tjitro Soemaijo, dalam bukunya yang beijudul
Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan.
Pemeriksaan intern adalah ; Tindakan pengendalian secara otomatismerupakan tindakan pengendalian dari mencocokkan, menghitung,mengecek dan Iain-lain, dilakukan secara otomatis oleh seluruh petugassecara sadar tanpa disuruh, pengendalian secara otomatis akan menciptakanpengendalian secara preventif. (16 : 25)
Pemeriksaan dalam menjalankan flingsinya, memiliki tiga kategori utama
yaitu :
1. Mengamankan sumber daya dan harta organisasi dari penyalahgunaan.
12
2. Mendorong efisiensi operasi organisasi, sehinga kebijakan dan tujuan
manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.
3. Menilai tingkat efektivitas, efesiensi dan ekonomis dari operasi
perusahaan.
Berikut diuraikan beberapa pengertian pemeriksaan manajemen.
Menurut Limberg Roy A dan Theodore Com yang diteijemahkan oleh Amin
Wijaya Tunggal dalam bukunya Manajemen Audit Suatu Pengantar
menyebutkan:
"Pemeriksaan operasional atau manajemen audit adalah suatu teknik yangsecara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektivitas unit ataupekeijaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan atau pekeijaandengan menggunakan yang bukan ahli dalam lingkup obyek yangdianalisis, untuk menyakinkan manajemen, bahwa tujuannya dilaksanakandan keadaan yang membutuhkan perbaikan, ditemukan" (3 : 4)
Donald H. Taylor dan G. William Glazzen, dalam bukunya Auditing
An Assertions Approach menyatakan : "An Operational audit is an
organization search for way of improving efficiency and effectivity, it can
considered from of constructive critism". (6 : 711)
Jack C. Robertson memberikan pendapatnya mengenai pengertian
pemeriksaan manajemen, yaitu :
"Operational Audit (also know as performance auditing andmanagement auditing) refers to auditor study of business operatingfor the purpose of making recommendation about economic andefficiency use of resource, eflfectivitive achievement of businessobjectives and compliance with company policies". (9 : 151)
Menurut Nugroho Wijayanto, dalam bukunya Pemeriksaan
Operasional Perusahaan mendefinisikan "Pemeriksaan manajemen adalah
suatu teknik pengendalian yang dapat membantu manajemen dengan
13
menerapkan metode untuk mengevaluasi keefektifan prosedur kegiatan dan
pengendalian intern".
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, mengenai pemeriksaan
operasional atau pemeriksaan manajemen maka secara umum masing-
masing memiliki penekanan yang sama sebagai berikut :
1. Pemeriksaan operasional atau pemeriksaan manajemen sebagai tindakan
pengawasan manajerial, teknik pengendalian dan operasi perusahaan.
2. Menilai tindakan dipatuhi atau tidaknya kebijakan manajemen.
3. Menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan ekonomis dari operasi
perusahaan.
2.1.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Manajemen
Pemeriksaan manajemen dilakukan pada semua aspek penting dari
setiap pengelolaan perusahaan, tidak hanya kepada hal akuntansi, catatan
dan dokumen-dokumen, tetapi seluruh aktivitas operasi perusahaan, seperti
sistem dan prosedur, program dan fiingsi yang meliputi ruang lingkup
sebagai berikut ;
1. Keuangan
2. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan
3. Ekonomis
4. Efisiensi
5. Efektivitas
1. Pemeriksaan terhadap keuanganRuang lingkup pemeriksaan keuangan meliputi hal-hal sebagaiberikut;
1) Pengendalian dan pertanggungawaban dana, kekayaan lain danhutang yang ada.
14
2) Pertanggungawaban penerimaan yang timbul dari kegiatan yangbersangkutan.
3) Penyelenggaraan catatan akuntansi.4) Laporan keuangan, apakah dapat menunjukan keadaan
keuangan secara jelas dan akurat untuk perubahan keadaankeuangan, pendapatan dan biaya serta hal-hal lain.
5) Pemanfaatan sistem akuntansi sebagai dasar pertanggungjawaban, penyusunan dan pengawasan anggaran.
2. Pemeriksaan terhadap ketaatan pada peraturan perundang-undanganRuang lingkup pemeriksaan terhadap ketaatan pada peraturanperundang-undangan meliputi hal-hal sebagai berikut :1) Kesesuaian pelaksanaan program dam kegiatan dengan
peraturan perundang-undangan.2) Kesesuaian penerimaan dan penggunaan dana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.3. Pemeriksaan terhadap nilai ekonomis
Ruang lingkup pemeriksaan terhadap nilai ekonomis, meliputi hal-hal sebagai berikut ;1) Penggunaan dana yang besar untuk memperoleh hasil yang lebih
besar.
2) Pencapaian hasil yang sama dari penggunaan dana yang lebihkecil.
3) Pencapaian altematif kegiatan untuk mencapai tujuan yangsudah ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.
4. Pemeriksaan terhadap nilai efisiensiRuang lingkup pemeriksaan terhadap nilai efisiensi, meliputi hal-halsebagai berikut ;1) Penggunaan sumber daya yang tersedia dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.2) Penekanan biaya sampai tingkat minimum yang dapat
dilaksanakan.
3) Mengadakan perbandingan antara biaya (masukan) dan hasil(keluaran).
5. Pemeriksaan terhadap nilai efektivitasRuang lingkup pemeriksaan terhadap nilai efektivitas, meliputi hal-hal sebagai berikut ;1) Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan.2) Pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap lingkungan
ekstem maupun intern. (5 : 22-23)
15
2.1.3. Jenis-Jenis Pemeriksaan Manajemen
Jenis-jenis pemeriksaan manajemen menumt Alvin A. Arens dan
James K. Loebecke dalam bukunya Auditing : Suatu Pendekatan Terpadu
buku dua, yamg diteijemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, meliputi :
1. FungsionalAudit fungsional, mempunyai manfaat mengeluarkan spesialisasioleh auditor. Auditor-auditor tertentu di dalam staflF audit intern,dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang ataumemungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor, mereka dapat lebihefisien memakai seluruh waktu mereka untuk mengaudit dalambidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak mengevaluasifungsi yang saling berkaitan. Fungsi rekayasa produksi berinteraksidengan fungsi pabrikasi dan fungsi lainnya dalam suatu organisasi.
2. OrganisasionalAudit operasional atas suatu organisasi, menyangkut keseluruhanunit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.Penekanan dalam suatu audit operasional adalah seberapa efisiendan efektif fimgsi-fungsi saling berinteraksi, rencana-rencanaorganisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas khususnya penting dalam audit ini.
3. Penugasan KhususPenugasan auditing operasional khusus, timbul atas permintaanmanajemen. Ada banyak variasi audit seperti itu, seperti halnyamencakup penentuan penyebab tidak efektifhya suatu sistem EDP,penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi danmembuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatubarang. (2 : 864 - 865)
2.1.4. Manfaat Pemeriksaan Manajemen
Pendekatan pemeriksaan manajemen ditegaskan pada pimpinan
teratas, agar organisasi atau perusahaan tersebut dapat beijalan lebih efektif.
Periode pendekatan pemeriksaan manajemen, kadang-kadang tidak
membuka masalah yang potensial pada keadaan di bawah normal, tetapi
akan didapatkan hanya pada situasi yang tidak terkendali.
16
Pemeriksaan manajemen bemianfaat sebagai alat untuk mengevaluasi
suatu fiingsi tertentu dalam organisasi, sebagai cara untuk menentukan
perusahaan dalam mencapai atau menghendaki biaya yang paling efisien
selama fiingsi tersebut beijalan. Namun secara khusus manfaat pemeriksaan
manajemen dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Mengurangi biaya
2. Menambah pendapatan
3. Menciptakan kebijakasanaan dimana terdapat kekosongan yang
mempunyai pengaruh buruk terhadap perusahaan.
4. Merubah kebijaksanaan yang memang memerlukan perubahan, kerena
kebijaksanaan itu tidak memenuhi lagi kebutuhan perusahaan secara
efisien.
5. Meninjau kembali tujuan unit atau bagian perusahaan, apabila tujuan unit
atau bagian itu tidak lagi sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan
secara keseluruhan.
Menurut Nugroho Widjayanto, dalam bukunya Pemeriksaan
Operasional Perusahaan menjabarkan manfaat yang diperoleh dari adanya
pemeriksaan manajemen antara lain sebagai berikut :
1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran, dan prosedur organisasiyang sebelumnya tidak jelas.
2. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur tingkattercapainya tujuan organisasi dan meniiai kegiatan manajemen.
3. Evaluasi yang independen dan obyektif atas suatu kegiatantertentu.
4. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan,kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan.
5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen.6. Penetapan tingkat keandalan (reliability) dan kemanfaatan
(usefulness) dari berbagai laporan manajemen.
17
7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin jugapenyebabnya.
8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuklebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangibiaya atau hambatan dalam organisasi.
9. Identifikasi berbagai tindakan altematif dalam berbagai daerahkegiatan. (14:28)
2.1.5. Maksud dan Tujuan Pemeriksaan Manajemen
Maksud dan tujuan pemeriksaan manajemen, tidak terlepas dari tujuan
manajemen dalam membentuk suatu struktur pengendalian, yang berguna
membantu memenuhi tiga sasaran organisasi yaitu efisiensi, efektivitas, dan
ekonomis.
Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing :
Suatu Pendekatan Terpadu, yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf,
menyatakan bahwa ada lima hai yang menjadi kunci penting bagi
membangun maksud dan tujuan pemeriksaan manajemen :
1. Untuk memberikan data yang dapat diandalkan.
2. Untuk melindungi aktiva dan catatan-catatan.
3. Untuk meningkatkan efisiensi operasional manajemen.
4. Untuk mendorong ketaatan pada kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan.
Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing :
Suatu Pendekatan Terpadu, yamg diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf,
menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan manajemen adalah : "Untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas struktur pengendalian intern dan
membuat rekomendasi kepada manajemen". (2 : 436)
18
Sedangkan menurut Alexander Hamilton Institute dalam bukunya
Manajemen Audit : Meningkatkan efektivitas dan efisiensi, yang dialih
bahasakan oleh Moch. Hazny :
"Tujuan pemeriksaan manajemen diutamakan untuk mengevaluasi
sumber-sumber yang dapat dilengkapi data keuangan dan juga untuk
menentukan apakah dasar-dasar transaksi telah terkendaii dengan
baik". (13 : 13)
Disini menunjukkan bahwa pemeriksaan harus teliti terhadap data
yang dapat dipercaya. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk
mengevaluasi keberhasilan dari efisiensi pada perusahaan.
Menurut Nugroho Widjayanto, dalam bukunya Pemeriksaan
Operasional Perusahaan menjabarkan tujuan utama pemeriksaan manajemen
adalah sebagai berikut ;
"Mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan. Pemeriksaan
manajemen merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang paling luas,
dan mempunyai cakupan pemeriksaan atas semua flingsi
perusahaan". (14:28)
Menurut Sukrisno Agoes, dalam bukunya Auditing (Pemeriksa
Akuntan), menggambarkan tujuan umum dari manajemen audit :
1. Untuk menilai kineija (performance) dari manajemen dan berbagaifungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana,harta lainnya), yang memiliki perusahaan telah digunakan secaraefisien dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan(objective), yang telah ditetapkan oleh top manajemen.
4. Untuk memberikan rekomendasi pada top manajemen, untukmemperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan
19
struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, danprosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkanefislensi, ekonomis dan efektivitas dari kegiatan operasiperusahaan. (15:173)
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa maksud dan tujuan
pemeriksaan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Mengindentifikasi kegiatan operasi suatu perusahaan dan mengevaluasi
atau meningkatkan perbaikan dalam segi kehematan, efektivitas dan
efisiensi.
2. Menganalisis setiap kebijakan manajemen perusahaan dan membantu
pimpinan organisasi dalam menilai kelebihan dan kekurangan dari
kebijakan tersebut.
3. Menganalisis sebab dan akibat dari penyimpangan yang teijadi dari
operasi perusahaan maupun kebijakan yang telah ditetapkan, serta
memberikan saran sebagai tindakan perbaikan sehingga diperoleh tingkat
efektivitas, efisiensi dan kehematan usaha.
Maksud dan tujuan di atas, dapat menjadi penilaian terhadap ketaatan
pada ketentuan atau kebijakan yang berlaku oleh manajemen, dan perlu
diikuti dengan dikeluarkannya rekomendasi sebagai tindakan perbaikan bagi
manajemen perusahaan setelah itu dilakukan tindak lanjut pemeriksaan. Hal
tersebut dilakukan untuk mendukung penekanan maksud dan tujuan, karena
pemeriksaan manajemen tidak hanya ditujukan pada tindak perbaikan, tapi
lebih diarahkan pada kemampuan untuk mengantisipasi sedini mungkin bagi
teijadinya ketidaksesuaian antara standar maupun kebijakan yang berlaku
terhadap realisasi teknik operasi perusahaan.
20
2.1.6. Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen
Dalam melaksanakan pemeriksaan manajemen, agar tercapai tujuan
yang telah telah digariskan, maka diperlukan rencana-rencana yang disusun,
yaitu berupa tahap-tahap pemeriksaan yang dilaksanakan. Setiap tahap
pemeriksaan yang dirancang akan mempengaruhi tujuan pemeriksaan
manajemen. Tahap awal pemeriksaan akan mempengaruhi tahap-tahap
pemeriksaan manajemen selanjutnya. Adapun tahap-tahap pemeriksaan
manajemen menurut Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya
Auditing Suatu Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi
Yusuf, meliputi :
1. Perencanaan
Perencanaan dalam pemeriksaan manajemen antara lain adalah auditormenentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan hal tersebutkepada unit organisasional. Juga perlu menentukan staff yang tepatdalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unitorganisasional, memahami struktur pengendalian intern, danmemutuskan bukti-bukti yang tepat yang hams dikumpulkan.
2. Pengumpulan dan evaluasi bahan buktiPengendalian intern dan prosedur operasi mempakan bagian yang kritisdalam audit operasional, maka dokumentasi, tanya jawab dengan kliendan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif. Konfirmasi danakurasi mekanis kurang ekstensif digunakan pada sebagian besarmanajemen audit.
3. Pelaporan dan tindak lanjutLaporan dikirim kepada pihak manajemen, dan satu salinan untuk unityang diperiksa. Penyusunan laporan menyajikan mang lingkup audit,temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi. Penulisan laporanseringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan danrekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas. Tindak lanjutmempakan hal yang biasa dalam pemeriksaan manajemen jikarekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen. Tujuannyaadalah memastikan apakah pembahan-pembahan yangdirekomendasikan telah dil^dcukan dan jika tidak dilakukan makaauditor hams memberikan penjelasan dan pengertian kepada unit yangdiperiksa. (2: 871)
21
Menurut Amin Wijaya Tunggal Drs, Ak, MBA dalam bukunya Audit
Manajemen Kontemporer menguraikan tahap-tahap pemeriksaan manajemen
yang tipikal adalah sebagai berikut :
1. Usulan dan pengenalanPertemuan awal auditor dengan pihak manajemen membina hubunganbaik antara mereka selama fase audit. Auditor harus mengenali tujuanorganisasi secara keseluruhan untuk menilai tiap aktivitas unit organisasi.Auditor harus memeperoleh pemahaman mengenai tujuan unit yangdiaudit dan menelaah informasi lain, seperti aktivitas yang dilaksanakan,tipe pengendaiian yang diimplementasikan, struktur organisasi, dan posisiunit organisasi serta bidang pemisahannya dalam organisasi keseluruhan.Fase ini juga termasuk menelaah data yang kuantifikasi, laporanmanajemen dan laporan lain untuk indentifikasi kecendrungan dan areamasalah yang mungkin timbul.
2. Survei pendahuluanSurvei pendahuluan dilakukan pada permulaan audit. Selama fase iniauditor melakukan penilaian pendahuluan atas aktivitas yang diuji. Padafase ini pertanyaan yang relevan diajukan kepada manajemen dan operasiaktual yang diamati. Informasi yang relevan adalah informasi datakeuangan dan statistik, rencana, dan anggaran dan pengukuran Iain sertasistem pelaporan yang dipercayai oleh manajemen untuk memonitorkineija. Auditor harus menggunakan kuisioner yang tepat dan baganarus untuk membantu dalam mengindentifikasi area yang dimaksud.Tujuan utama survei pendahuluan adalah memperoleh pandangan umumatas entitas dan operasinya serta beberapa petunjuk dalam aktivitaskhusus dan fungsi yang dapat menjamin suatu penelaahan yang detilselama audit.
3. Penelaahan Pendahuluan
Selama fase penelaahan pendahuluan pengujian yang terbatas dilakukanuntuk menilai keabsahan pandangan-pandangan dan informasi yangdiperoleh pada fase sebelumnya. Aktivitas fungsional untuk audit yangdetil mengindentifikasi kriteria kineija yang akan diukur harus ditetapkan,selama fase ini memberikan pengertian yang lebih lengkap mengenai tipeketerampilan staff dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakanaudit secara lengkap. Puncak fase ini adalah merumuskan dan mendesMnsuatu program keija yang rinci untuk audit yang lebih mendalam.
4. Pengujian yang rinciDalam fase ini, kemutakhiran, kelengkapan dan akurasi data akanditentukan. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk men^ndentifikasiarea yang akan menjamin perhatian manajemen. pengujian audit yanglebih rinci dapat diarahkan terhadap :
22
1) Apakah sasaran dan tujuan yang dicapai dalam anggaran yang telahdiotorisasi ?
2) Apakah informasi yang penting dan dapat dipercaya tersedia bagimanajemen dan tepat waktunya ? Apakah informasi itu digunakan ?
3) Apakah biaya aktivitas secara wajar sepadan dengan manfaat yangdicapd?
4) Apakah aktivitas operasioanal mencapm hasil yang dilaksanakan ?5) Apakah aktivitas operasional terus-menerus memenuhi kebutuhan
target yang dicapai ?6) Apakah terdapat suatu kebutuhan yang berkesinambungan untuk
aktivitas tersebut ?
Data yang memungkinkan dapat diperoleh dari sumber yang berbeda danmelalui berbagai teknik. Teknik tersebut dapat termasuk pengujianstatistik, melakukan survai personal, mengirim kuisioner, melaksanakananalisis perbandingan, menilai dan menganalisis informasi keuangan danstatistik, memperoleh informasi dari pihak ke tiga dan sebagtunya.
S. Mengembangkan dan menelaah temuan auditDalam menilai kinerja operasioanal, hal utama adalah mendefinisikanstandar operasional atau kriteria penilaian. Auditor hams mempunyaikriteria evaluasi yang memadai. Auditor khususnya hams memastikanbahwa :
1) Standar tersebut realistis dan dapat dicapai oleh personel yangditelaah.
2) Unit pengukuran dapat secara objektif ditentukan dan dikenal olehpenyelia dan karyawan.
3) Standar tersebut dapat diterima oleh manajemen maupun karyawan.Standar dalam pemeriksaan manajemen diperoleh dari organisasi itusendiri ataupun dari industri dimana organisasi tersebut beroperasi.Standar tersebut mencakup daftar tujuan, sasaran, referensi, anggaran,catatan kineija masa lalu, kebijakan, prosedur dan pedoman standarindustri biasanya bempa data-data dari norma industri ketika menerapkanstandar tersebut. Auditor hams memutuskan bagaimana suatu prosedurkhusus telah disesuaikan atau seberapa efisien suatu aktivitas, atau sejauhmana efektivitas kinerja dari aktivitas tersebut secara keselumhan.Dalam menetapkan temuan audit, diperlukan analisis yang cermatterhadap kondisi-kondisi dan keadaan yang diidentifikasi. Salah satuteknik yang digunakan untuk menyakinkan bahwa terdapat kondisi yangperlu dilaporkan dan signifikan adalah menelaah secara klerikal semuabukti yang mendukung unsur temuan. Hal ini dapat dicapai denganberfokus pada unsur berikut ;1) Kondisi-situasi, keadaan praktek-praktek yang diindentifikasi
memberikan kontribusi lebih kecil daripada hasil yang diiginkan.
23
2) Kriteria-sasaran, tujuan, standar, aturan, peraturan atau petunjuk lainyang tidak tercapai.
3) Penyebab-keadaan atau praktek yang hasilnya kurang dari yangdiharapkan.
4) Dampak-material, kerusakan atau biaya yang timbul akibat kineijayang diinginkan tidak tercapai.
5) Simpulan-pendapat, opini auditor atas situasi, keadaan atau praktekorganisasi.
6) Rekomendasi-tindakan korektif atau alternatif lain yang diusulkanyang akan meningkatkan kineija yang lebih efektif.
Apabila seluruh temuan telah dinilai, penting bagi auditor untukmendiskusikan temuan dengan manajemen. Hal ini memberikan peluangbagi auditor untuk menguji temuannya sebelum menyusun laporan akhir.Auditor harus menyiapkan suatu draft laporan untuk diskusi denganmanajemen dalam konferensi akhir audit.
6. PelaporanPelaporan merupakan fase yang paling klerikal dari pemeriksaanmanajemen. Keberhasilan suatu pemeriksaan manajemen sangattergantung pada mutu laporan yang dihasilkan. Laporan pemeriksaanmanajemen merupakan alat yang formal untuk memberitahukanmanajemen punc^ tentang temuan auditor yang signifikan sertarekomendasinya. Temuan yang tidak signifikan seharusnya tidakdilaporkan kalau manajemen dapat diyakini untuk bertindak sesuaidengan rekomendasi yang diberikan, laporan pemeriksaan manajemenharus secara jelas menyatakan tujuan, ruang lingkup, pendekatan umumdan prosedur yang digunakan. Semua fakta dan informasi lain yangrelevan terhadap temuan yang dilaporkan dalan laporan naratif, bagan,tabel, atau grafik untuk setiap temuan yang dilaporkan, semua unsur daritemuan harus secara jelas dan objektif diuraikan. Temuan yang lengkapakan terdiri dari komentar dan usaha korektif yang diambil organisasi.
7. Tindak lanjut setelah auditTujuan dari penelaahan tindak lanjut adalah memastikan bahwarekomendasi dalam laporan audit benar-benar telah dilaksanakan, apabilamanajemen tidak melakukan tindak korektif yang dimaksud, makapenjelasan untuk kegagalan manajemen melakukan demikian lebih dariitu, suatu penelaahan tindak lanjut, dilakukan sekitar enam bulan setelahpenerbitan laporan audit, memberikan suatu peluang bagi auditor untukmemperoleh umpan balik atas efektivitas dan juga setiap kesulitan yangdialami dalam implementasi rekomendasi audit. (4:15)
24
2.1.7. Pelaporan Manajemen
Pelaporan manajemen memungkinkan adanya komunikasi intern serta
pengumpulan hasil-hasil kegiatan yang didasarkan pada kegiatan
pemeriksaan. Informasi tersebut sangat penting bagi manajemen sebagai
landasan pengendalian. Pemeriksa daiam menyampaikan pelaporan
manajemen sebagai kegiatan terakhir dan penyampaian iaporan basil audit,
maka hubungan dan manfaat suatu pelaporan hams dihayati sebagai
kesempatan yang sangat berharga untuk memperhatikan manajemen,
berkaitan dengan hal-hal yang hams dilakukan manajemen untuk memajukan
operasi pemsahaan.
Laporan pemeriksaan manajemen, menunjukan kepada manajemen
mengenai basil yang telah dicapainya, target yang dapat dicapai di masa
mendatang dan untuk menjelaskan temuan serta tindakan yang perlu
dilakukan oleh manajemen. Manajemen hams menyadari pentingnya hasil
dari suatu pemeriksaan manajemen, manajemen hams yakin akan
kecermatan, obyektivitas dan kewajaran yang diungkapkan dalam laporan
oleh team pemeriksa. Jika kondisi telah dicapai, sehingga kedua belah
pihak yaitu auditor dan manajemen operasi pemsahaan, sebagai penerima
laporan yang paling berkepentingan, telah menghayati adanya manfaat dan
saling mengisi, maka laporan pemeriksaan manajemen telah berfiingsi
sebagai sarana komunikasi yang penting. Penyampman pelaporan
manajemen oleh Tugiman Hiro dalam bukunya Standar Profesional Audit
Internal dikemukakan sebagai berikut :
1. Laporan tertulis yang ditandatangani hams dikeluarkan setelahpengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai
25
dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis ataulisan dan diserahkan secara formal.
2. Pemeriksa intern hams mendiskusikan berbagai kesimpulan danrekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat, sebelummengeiuarkan laporan akhir.
3. Suatu laporan hams obyektif, jelas, singkat, konstmktif, dan tepatwaktu.
1) Laporan yang obyektif adalah laporan yang faktual, tidakberpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagm temuan,kesimpulan hams dilakukan tanpa ada prasangka.
2) Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis.3) Laporan yang ringkas dan langsung membicarakan pokok-
pokok permasalahan serta menghindari berbagai perincian yangtidak diperlukan.
4) Laporan yang konstmktif adalah laporan yang berdasarkan isidan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa danorganisasi serta menghasilkan berbagai perbmkan yangdibutuhkan.
5) Laporan yang tepat waktu adalah yang penerbitannya tidakmemerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinanpelaksanaan berbagai tindakan efektif.
4. Laporan hams mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasilpelaksanaan pemeriksaan dan bila dipandang perlu, laporan hamspula berisikan pemyataan tentang pendapat pemeriksaan.1)Walaupun bentuk dan laporan pemeriksaan bermacam-macam,tergantung pada peraturan atau jenis pemeriksaan, laporantersebut paling tidaJc hams mengemukakan maksud, lingkup danhasil pemeriksaan.
2)Dalam laporan pemeriksaan dapat pula dicantumkan informasilatar belakang (background information) dan ringkasan laporan.
3) Pemyataan tentang maksud hamslah menggambarkan tujuanpemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pula sebab-sebabpelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang ingin dicapai.
4)Pemyataan tentang lingkup pemeriksaan hams menjelaskantentang kegiatan yang diperiksa dan mencakup pula berbagaiinformasi pendukung yang dianggap perlu, seperti periode waktuyang diperiksa.
5) Hasil pemeriksaan dapat bempa berbagai temuan, kesimpulan,pendapat dan rekomendasi.
6) Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan denganpemyataan tentang fakta. Berbagai temuan yang diperlukanuntuk mendukung atau menghindari salah pengertian tentang
26
kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh pemeriksa hamsdicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir.
7)Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses pebandingan antara"apa yang sehamsnya terdapat" dan "apa yang temyataterdapat". Dari basil perbandingan tersebut, auditor internalmemiliki dasar untuk membuat laporan. Temuan-temuandidasarkan pada berbagai hal berikut ini :(1) Kriteria yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang
digunakan dalam melakukan evaluasi atau verifikasi (apayang sehamsnya terdapat).
(2) Kondisi ymtu berbagai bukti nyata yang ditemukan olehpemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan (apa yangtemyata terdapat).
(3) Sebab yaitu alasan yang dikemukakan atas teijadinyaperbedaan antara kondisi yang diharapkan dan kondisi yangsesungguhnya (mengapa teijadi perbedaan).
(4) Akibat yaitu berbagai resiko atau kemgian yang dihadapioleh unit organisasi dari pihak atau unit organisasi lainkarena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengankriteria (dampat dari perbedaan). Dalam menentukantingkat resiko atau kemgian, pemeriksa hamsmempertimbangkan pula akibat-akibat yang mungkinditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadappemyataan keuangan (financial statement).
(5) Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat puladicantumkan berbagai rekomendaasi hasil yang telah dicapaioleh pihak yang diperiksa dan informasi lain bersifatmembantu yang tidak dicantumkan di tempat lain.
8) Kesimpulan atau pendapat adalah hasil evaluasi pemeriksaanterhadap dampak berbagai temuan terhadap kegiatan yangdiperiksa. Kesimpulan selalu menempatkan berbagai temuantersebut secara keselumhan.
5. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagiberbagai perkembangan yang mungkin dapat dicapai, pengakuanterhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakankorektif.
6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulanatau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporanpemeriksaan.
7. Pimpinan audit internal atau staff yang ditunjuk hams mereviu danmenyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebutdikeluarkan dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akandisampaikan. ( • 68-74)
27
2.2. Konsep Dasar Struktur Pengendalian Intern
Stmktur pengendalian intern merupakan hal penting dalam perusahaan
karena membantu pencapaian tujuannya yaitu laba yang maksimal. Kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur dirancang untuk memberikan keyakinan yang
memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan yang penting dalam satuan
usaha dapat dicapai. Kebijakan dan prosedur ini merupakan pengendalian yang
membentuk struktur pengendalian intern dalam satuan usaha.
Konsep dasar struktur pengendalian intern didasarkan pada tanggung jawab
manajemen dan keyakinan yang memadai. Manajemen harus bertanggungjawab
untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern. Meskipun
tanggung jawab tertentu dapat didelegasikan kepada bawahan, tanggung jawab
akhir tetaplah pada manajemen. Jaminan yang memadai harus dikaitkan dengan
manfaat dan biaya pengendalian. Manajemen yang hati-hati tidak akan
menghabiskan biaya untuk manfaat pengendalian yang lebih kecil dari biayanya.
2.2.1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat mempunyai arti sempit atau luas.
Dalam artian sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan
penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfotting) maupun
penjumlahan menurun (footing).
Dalam perkembangan selanjutnya Statement On Auditing Standard
Board No.55 : Consideration of Internal Control Stmcture in a Financial
Statement Audit, yang berlaku mulai 1988, pengertian pengendalian intern
diperluas menjadi Struktur Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :
28
"The internal control is the policies and procedures estabilished toprovide reasonable assurance that specific entity objectives will beachieved elements of management internal control can be classifiedas follow;1. Control Environment
2. Accounting System3. Control Procedures (1 :7.03-7.08)
Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing (Pemeriksaan
Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik mengatakan bahwa:
"Struktur Pengendalian Intern merupakan kebijakan dan proseduryang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwatujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai. Untukkepentingan audit, struktur pengendalian intern terdiri dari tiga unsuryakni:1. Lingkungan pengendalian2. Sistem akuntansi
3. Prosedur pengendalian." (15:51)
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai tujuan suatu satuan
usaha yang memiliki unsur-unsur lingkungan pengendalian, sistem akuntansi
dan prosedur pengendalian.
Pengendalian intern menekankan pada tujuan yang hendak dicapai
bukan pada unsur-unsur yang ada pada pengendalian intern tersebut. Unsur-
unsur yang ada pada pengendalian intern yang terdiri atas lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
harta kekayaan suatu unit usaha, mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
29
2.2.2. Tujuan Struktur Pengendalian Intern
Dibentuknya struktur pengendalian intern didasarkan pada tanggung
jawab manajemen dan keyakinan yang memadai. Manajemen
bertanggungjawab dalam menetapkan dan menyelenggarakan struktur
pengendalian intern. Struktur pengendalian intern bertujuan untuk
mengamankan harta kekayaan perusahaan, menyediakan data akuntansi
yang andal, ketaatan pada kebijakan-kebijakan perusahaan dan
meningkatkan efisiensi operasi yang dilaksanakan.
Menurut Walter B. Meigs, Oray Whittingon, Kurt Panny, Robert F.
Meigs dalam bukunya Principles of Auditing mengemukakan tujuan
pengendalian intern sebagai berikut ;
"Internal control consist of measures of all employes by an organization to :
1. Safeguard asset from waste, fraud, and inefficient use.
2. Promote accuracy and reliability in the accounting records.
3. Encorage and measure compliance with company policies, and
4. Evaluate the efficiency of operations". (19 : 172)
Tujuan utama pengendalian intern seperti yang terdapat dalam definisi
tersebut adalah :
1. Mengamankan harta kekayaan dari pemborosan, kecurangan, dan
ketidak efisienan.
2. Memastikan kebenaran dan keandalan data akuntansi perusahaan.
3. Ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan manajemen
perusahaan.
4. Meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.
30
2.2.3. Unsur-Unsur Stniktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern mencakup tiga kategori dasar kebijakan
dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dipenuhi. Tiga
kategori ini merupakan unsur-unsur struktur pengendalian intern yang terdiri
dari lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian.
Uraian lebih rinci mengenai mengenai ketiga unsur tersebut adalah sebagai
berikut :
2.2.3.1.Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan kondisi yang
memperkuat ataupun memperlemah struktur pengendalian intern.
Ikatan Akuntan Indonesia (lAI) mengungkapkan unsur-unsur
lingkungan pengendalian intern sebagai berikut ;
1. Filosofi manajemen dan gaya operasi2. Struktur organisasi3. Komite audit
4. Metode untuk membebankan otoritas dan tanggung jawab5. Metode pengendalian manajemen.6. Fungsi audit intern7. Kebijakan dan praktek-praktek kepegawaian8. Pengaruh ekstem terhadap suatu pihak. (7 : 319.26-31.928)
2.2.3.2.Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan
catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi
organisasi serta menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva
31
dan kewajiban yang berkaitan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
metode Catalan sistem akuntansi akan ;
1. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yangsah
2. Menguraikan transaksi seacara rinci untuk dimungkinkanpengelompokan transaksi secara benar untuk iaporankeuangan
3. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkanpencatatan nilai keuangannya secara layak dalam Iaporankeuangan
4. Menentukan periode dimana transaksi teijadi untukmelakukan pencatatan akuntansi pada periode akuntansiyang sesuai
5. Menyajikan dengan tepat transaksi dan pengungkapannyadalam iaporan keuangan. (7 : 319.5)
2.2.3.3.Prosedur Pengendalian
Manajemen membuat prosedur pengendalian untuk
mendapatkan keyakinan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya.
Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu
Pendekatan Terpadu yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf
mengemukakan beberapa aspek penting dalam prosedur
pengendalian, yaitu :
1. Pemisahan tugas yang memadai2. Prosedur otorisasi yang tepat3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai
4. Pengendalian fisik atas asset dan catatan5. Pengecekan secara independen atas kineqa. (2 : 10)
Dengan demikian pembagian tugas dalam organisasi hams
berdasarkan pada prisip-prinsip berikut;
1. Pemisahan fungsi penyimpanan atau pengumsan aktiva dari flingsi
akuntansi.
32
2. Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan atau
pengurangan aktiva.
3. Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi.
Tujuan fungsi ini adalah mendeteksi dan mencegah segera kesalahan
dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada
seseorang. Otorisasi merupakan dasar terlaksananya suatu instruksi maka
manajemen hams menyusun sistem yang mengatur otorisasi atau pembagian
wewenang.
2.3. Tinjauan Mengenai Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu siklus pendapatan dan
mempakan gabungan dari sistem atau segmen-segmen yang saling berhubungan
erat dalam suatu laporan keuangan. Siklus ini tidak memiliki awal atau akhir
kecuali posisi awal atau akhir pemsahaan itu sendiri. Suatu laporan keuangan
dapat dikelompokan menjadi beberapa siklus antara lain siklus perolehan modal
dan pembayaran kembali, siklus penjualan dan penerimaan kas, siklus pembelian
dan pembayaran, serta siklus pengajian dan kepegawaian.
Pengelompokan laporan keuangan menjadi siklus-siklus ini bertujuan untuk
memudahkan pengecekan atau pengendalian transaksi berdasarkan jenis kegiatan
yang saling berhubungan erat. Hubungannya dengan pemeriksaan manajemen
adalah untuk memberikan kemudahan pemeriksaan serta penilaian atas kebijakan-
kebijakan serta prosedur-prosedur yang ditetapkan atas aktivitas-aktivitas dalam
suatu siklus yang terdiri dari sistem-sistem transaksi yang saling berhubungan.
33
2.3.1. Hakekat Sikus Penjualan dan Penerimaan Kas
Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses
yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang
tersedia untuk dijual kepada pelanggan. Siklus penjualan dan penerimaan
kas dimulai dari permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan
barang atau jasa menjadi piutang usaha, dan akhimya menjadi kas.
Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu
Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf
mengemukakan perkiraan-perkiraan utama yang terdapat dalam siklus
penjualan dan penerimaan kas antara lain :
1) Penjualan2) Retur penjualan dan pengurangan harga barang.3) Beban piutang tak tertagih.4) Potongan penjualan tunai.5) Piutang usaha.6) Penyisihan piutang tak tertagih.7) Kas di bank (debet dari penerimaan kas). (2 : 304)
Cecil Gillespie menyatakan bahwa sistem akuntansi penjualan dan
penerimaan uang yang dialihbahaskan oleh Zaki Baridwan dalam bukunya
Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode menyatakan bahwa
sistem penjualan dan penerimaan kas terdiri dari :
1) Order penjualan, perintah pengiriman, dan pembuatan faktur(penagihan).
2) Distribusi penjualan.3) Piutang.4) Penerimaan uang dan pengawasan kredit. (20 ; 5)
Dari perkiraan-perkiraan diatas dapat disimpulkan bahwa siklus
penjualan dan penerimaan kas memiliki tiga perkiraan penting yaitu
34
perkiraan penjualan, piutang, dan penerimaan kas yang membentuk suatu
sistem, terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
merupakan bagian integral dari struktur pengendalian intern siklus penjualan
dan penerimaan kas.
2.3.2. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
Siklus penjualan dan penerimaan kas memiliki tiga perkiraan penting
yaitu perkiraan penjualan, piutang, dan penerimaan kas yang terdiri dari
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang merupakan bagian integral
dari struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas.
Efektivitas penjualan, perlunasan piutang dan penerimaan kas tergantung
pada struktur pengendalian intern yang memadai atas penjualan dan
penerimaan kas. Struktur pengendalian intern terdiri dari lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian. Demikian pula
pada struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas yang
memiliki perkiraan utama penjualan, perlunasan piutang dan penerimaan kas
akan diuraikan dari segi unsur-unsur struktur pengendalian intern.
2.3.2.1.Lingkungan Pengendalian Penjualan dan Penerimaan Kas
Lingkungan pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas
merupakan faktor-faktor, baik yang mendukung maupun membatasi
efektivitas pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas.
Lingkungan pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas
meliputi unsur-unsur kebijakan-kebijakan penjualan dan penerimaan
kas, struktur organisasi penjualan dan penerimaan kas, wewenang
35
dan otoritas bagian penjualan dan penerimaan kas, serta faktor
ekstern yang mempengamhi siklus penjualan dan penerimaan kas.
2.3.2.2.Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas
Sistem akuntansi pada struktur pengendalian intern siklus
penjualan, penerimaan kas mencakup metode dan catatan yang
diciptakan untuk mengindentifikasi, menghimpun, menganalisa,
mengelompokan, mencatat dan melaporkan transaksi penjualan
perlunasan piutang suatu satuan usaha dalam mempertanggung
jawabkan aktiva dan kewajiban yang terkait. Dalam melakukan
pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas digunakan
dokumen dan catatan yang berguna sebagai alat dokumentasi
transaksi.
Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu
Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf
mengemukakan dokumen dan catatan yang digunakan pada sikus
penjualan dan penerimaan kas adalah :
1. Pesanan pelanggan (customer order)Adalah permintaan barang dagangan oleh pelanggan.Permintaan mungkin diterima melalui telepon, surat,formulir isian yang dildrimkan ke pelanggan yang ada danpelanggan potensial, melalui wira niaga, atau cara lain.
2. Pesanan penjualan (sales order)Adalah dokumen untuk mencatat diskripsi, jumlah, daninformasi terkait atas barang yang dipesan oleh pelanggan.Ini seringkali digunakan untuk menunjukan persetujuankredit dan otorisasi untuk pengiriman.
3. Dokumen pengiriman (shipping document)Adalah dokumen uang dibuat untuk memulai pengirimanbarang, yang menunjukan deskripsi atas barang dagangan,jumlah yang dikirim, dan data lain yang relevan. Lembar
36
asli dikirim ke pelanggan dan satu atau lebih salinan tetapdisimpan yang berguna sebagai tanda untuk menagihkepada pelanggan.
4. Faktur penjualan (sales invoice)Adalah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitasbarang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut,asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.Faktur penjualan dibuat secara otomatis oleh komputer,setelah dimasukkan nomor pelanggan, kuantitas dan tujuanbarang dikirim, syarat penjualan. Faktur penjualanmerupakan cara untuk menunjukan kepada pelangganmengenai jumlah penjualan dan jatuh tempo pembayaran.Informasi dalam faktur penjualan merupakan dasar untukmencatat transaksi penjualan dan pemutakhiran berkasinduk piutang usaha akibat transaksi tersebut.
5. Jumal penjualan (sales journal)Adalah jumal untuk mencatat transaksi penjualan, tiaptransaksi penjualan dicatat dalam jumal penjualan rinci.Rincian jumal diposting ke berkas induk piutang usaha dantotal jumal diposting ke buku besar.
6. Laporan ikhtisar penjualan (summary sales report)Adalah dokumen yang dihasilkan komputer yangmengikhtisarkan penjualan untuk satu periode.
7. Nota kredit (credit memo)Adalah dokumen yang berisi pengurangan jumlah yangditagih dari pelanggan karena adanya pengambilan barang.
8. Nota pembayaran (reminttance advice)Adalah dokumen yang mendukung faktur penjualan yangdikirim ke pelanggan. Nota ini digun^an untukmenunjukkan nama pelangan, nomor faktur penjualan danjumlah dalam faktur saat pembayaran diterima.
9. Jumal penerimaankas (cash receipt joumal)Adalah jumal untuk mencatat penerimaan kas hasilpenjualan tunai, perlunasan piutang dan penerimaan kas1^. Jumal ini menunjukan jumlah uang tun^ yangditerima, mengkredit piutang, sejumlah harga bmtopenjualan, potongan harga yang diambil, dan debet sertakredit yang lain.
10. Berkas induk piutang usaha (account receivable master file)Adalah berkas untuk mencatat setiap penjualan, penerimaankas, dan retur serta pengurangan harga penjualan untukmasing-masing pelanggan dan mengelola saldo perkiraanpelanggan. Berkas induk memutahirkan berdasarkan berkas
37
penjualan, penjualan retur dan pengurangan harga, sertapenerimaan kas. Total saldo piutang dalam berkas indukakan sama dengan saldo piutang di buku besar.
11. Neraca saldo piutang usaha (account receivable trialbalance)
Adalah daftar yang terutang kepada pelanggan pada waktutertentu. Neraca saldo ini disiapkan langsung dari berkasinduk piutang usaha.
12. Laporan bulanan (monthly statement).Adalah dokumen yang dikirim kepada setiap pelangganyang menunjukkan saldo awal piutang, jumlah dan tanggalsetiap penjualan, penerimaan pembayaran tunai, nota kredityang diterbitkan dan saldo akhir. (19 : 395)
2.3.2.3.Prosedur Pegendalian penjualan dan penerimaan kas
Prosedur pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas adalah
sebagai berikut :
1. Otorisasi yang memadai.
Otorisasi digunakan untuk menerima pesanan dari pelanggan,
memberikan penjualan secara kredit, dan melakukan penagihan
kepada pelanggan. Prosedur otorisasi umumnya menetapkan
tanggung jawab suatu bagian atau individu untuk mengotorisasi
kegiatan tersebut dan secara khusus mendokumentasikannya.
2. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang memadai.
Pemisahan tanggung jawab untuk transaksi penjualan
dilaksanakan dengan menetapkan departemen atau orang yang
berbeda tanggung jawab otorisasi transaksi penjualan, melakukan
pencatatan penjualan dan mengawasi barang dagangan di gudang.
Pada transaksi penerimaan kas harus ada pemisahan tugas antara
bagian atau orang yang mencatat penerimaan dengan yang
menyimpan kas.
38
3. Merancang atau menggunakan dokumen dan catatan dengan
memadai.
Penggunaan dan pelaporan formulir pra-nomor secara periodik
dipertanggungjawabkan menipakan bentuk umum prosedur
pengendalian.
4. Perlindungan fisik atas aset dan catatan
Berbagai entitas membatasi wewenang atas kas, barang di
gudang, atau barang yang siap dikirim kepada pelanggan tertentu.
5. Pegecekan secara independen atas kineija
Individu yang independen pada suatu entitas sering mencocokkan
pesanan penjualan, dokumen-dokumen penjualan, dan faktur
penjualan secara konsisten. Pegawai yang independen juga
mengecek kembali perhitungan penjualan secara akurat, mereviu
otorisasi dan mengevaluasi transaksi penjualan kredit, laporan
penagihan piutang ke pelanggan atau debitur.
2.4. Peranan Femeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan
Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Pemeriksaan manajemen sebagai tindakan pengendalian dan tindakan
preventif dalam menjalankan fimgsi yang telah ditetapkan. Pemahaman atas
struktur pengendalian intern diperlukan dalam melakukan pemeriksaan manajemen
yang dapat digunakan untuk menentukan ruang lingkup pemeriksaan manajemen.
Pelaksanaan pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan penerimaan kas
menekankan pada :
39
1. Mendorong realisasi operasi penjualan dan penerimaan kas
2. Mendorong efektivitas penjualan dan penerimaan kas serta efisiensi dan
kehematan operasi organisasi sehingga kebijakan maupun tujuan manajemen
yang telah digariskan dapat dicapai.
Dalam menjalankan fungsi pemeriksaan manajemen, diperlukan tahap-tahap
yang dirancang sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi tujuan pemeriksaan
manajemen. Tahap-tahap pemeriksaan manajemen meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
3. Pelaporan dan tindak lanjut
Tahap-tahap tersebut dilakukan terhadap tugas audit sistem dan prosedur
yang berlaku pada siklus penjualan dan penerimaan kas dalam menilai ketaatan
terhadap sistem dan prosedur yang telah ditentukan.
Fungsi lain yang terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan kas seperti
pemrosesan pesanan pelanggan, persetujuan penjualan kredit, pengiriman barang,
penagihan ke pelanggan, pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, pemrosesan
dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan.
Penilaian terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dimulai dari
diterimanya pesanan dari pelanggan sebagai awal transaksi penjualan, pengiriman
barang dan diakhiri oleh penerimaan kas dari perlunasan piutang oleh pelanggan,
penilaian terhadap proses penjualan dan penerimaan kas merupakan penilaian
terhadap kehematan operasi penjualan dan efektivitas sistem penjualan dan
penerimaan kas dan sumber daya manusia yang ada.
40
Penilaian terhadap efektivitas sistem penjualan dan penerimaan kas akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas.
Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu Pendekatan
Terpadu
yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf mengemukakan tujuan pengendalianintern penerimaan kas antara lain :
1) Keabsahan.Penerimaan kas yang telah dicatat adalah dana yang secara aktualditerima oleh perusahaan.
2) Otorisasi.Potongan tunai telah diotorisasi.
3) Kelengkapan.Kas yang diterima telah dcatat dalam jumal penerimaan kas.
4) Penilaian.Penerimaan kas yang dicatat telah disetor dan dicatat pada jumlah yangditerima.
5) Klasifikasi.Penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas.
6) Tepat waktu.Penerimaan kas dicatat dalam waktu yang sesuai.
7) Posting dan pengikhtisaran.Penerimaan kas dicatat dengan pantas dalam berkas induk dandiklasifikasikan dengan benar. (2:411)
Tujuan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan
kas adalah untuk menentukan efektivitas penerimaan kas dari perlunasan piutang.
Dengan demikian peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus
penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan akan menciptakan efektivitas
penerimaan kas yang mendorong pencapaian tujuan pengendalian intern
penerimaan kas yang memadai.
BAB III
OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Sebagai tempat penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih
PT Schering Indonesia yang beraiamat di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1
Pasar Rebo Jakrta Timur.
3.1.I.Sejarah Singkat PT Schering Indonesia
PT Schering Indonesia adalah pemsahaan perseroan terbatas yang
didirikan oleh penanaman modal asing (PMA) yang berasal dari Jerman.
Pemsahaan ini mempakan anak pemsahaan dari negara asalnya yaitu
SCHERING AG yang berpusat di Berlin Jerman. PT Schering Indonesia
bergerak di bidang industri farmasi yang memproduksi obat-obatan dan
produk keluarga berencana yang berorientasi sebagai produk ekspor.
PT Schering Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris NO. 41
tanggal 28 Januari 1970 yang dikeluarkan oleh notaris Eliza Pondaag, SH di
Jakarta. Perseroan ini mempakan usaha penanaman modal asing dibawah
pengawasan undang-undang penanaman modal asing. Pemsahaan mulai
beroperasi sebagai pemsahaan manufaktur pada bulan Nopember 1979
setelah izin operasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.
24/II/PMA/1979 tanggal 16 Oktober 1979 dikeluarkan oleh pemerintah.
PT Schering Indonesia didirikan untuk jangka waktu tujuh puluh
tahun, namun berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1
tahun 1967, izin investasi atau penanaman modal pemsahaan hanya dapat
42
dilaksanakan selama tiga puluh tahun, kecuali izin tersebut diperpanjang
oleh pemerintah.
Pada awal berdirinya tahun 1970, FT Schering Indonesia merupakan
perusahaan importir dan distributor obat-obatan produk SCHERING AG
Jerman, kemudian pada tahun 1979 FT Schering Indonesia mendirikan
pabrik sendiri yang beriokasi di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1 Fasar
Rebo Jakarta Timur, yang menempati areal tanah seluas 20.000 meter
persegi, terdiri dari satu bangunan pabrik dan satu bangunan kantor
administrasi.
Dalam melakukan aktivitasnya sekarang ini FT Schering Indonesia
hanya melakukan produksi obat-obatan merk dan lisensi perusahaan
SCHERING AG Jerman, selain itu perusahaan juga menerima produksi
obat-obatan merk dan lisensi dari perusahaan obat-obatan lain baik dalam
maupun luar negeri.
Froduk yang dihasilkan oleh FT Schering Indonesia empat puluh
persen di ekspor ke luar negeri, ekspor tersebut dikirim ke negara-negara
Eropah, seperti Belanda, Spanyol, Inggris dan negara-negara lain seperti
Amerika Serikat, Australia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam,
Singapura, dan Fhilipina. Untuk produk-produk yang dipasarkan di dalam
negeri FT Schering Indonesia memasarkan produknya ke seluruh pelosok
tanah air, dengan menempat kantor-kantor perwakilan pemasaran pada
kota-kota besar di seluruh Indonesia. Maksud pendirian kantor-kantor
perwakilan di kota-kota besar yang potensial adalah untuk melayani
kebutuhan pasar dan pelanggan.
43
Pada awal berdirinya, FT Schering Indonesia mempunyai karyawan
sebanyak 120 orang dan terns meningkat terhitung sampai dengan tahun
1997 telah tercatat 589 orang. Selain memperkeijakan karyawan pribumi,
perusahaan in! juga memperkeijakan sedikitnya 15 karyawan dari Jerman
yang bertanggungjawab secara langsung operasional perusahaan.
3.1.2.Struktur Oganisasi dan Uraian Tugas pada FT Schering Indonesia
Dalam menjalankan aktivitas serta upaya untuk memperlancar
penyelenggaraan perusahaan PT Schering Indonesia memerlukan sistem
manajemen yang dapat membantu dalam pengendalian dan pengelolaan
perusahaan. Manajemen memusatkan pembagian tugas dan fimgsional
untuk masing-masing bagian agar tidak teijadi kesimpangsiuran dalam
pelaksanaan pekeijaan.
Dengan adanya spesialisasi pembagian tugas akan menimbulkan rasa
tanggung jawab yang tinggi dan dapat tercipta suatu koordinasi yang tepat
dan terarah antara semua pihak dalam melakukan pekeijaan. Untuk itu
diperlukan struktur organisasi yang jelas dan tegas.
Struktur organisasi diciptakan untuk memberikan penjelasan dalam
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang hams dilaksanakan
oleh atasan maupun bawahan agar dapat membantu pimpinan pemsahaan
dalam penyampaian tujuan organisasi untuk menetapkan kebijakan yang
diambil dan akan mempermudah pengelolaan aktivitas pemsahaan.
Stmktur organisasi pada PT Schering Indonesia berbentuk organisasi
garis dan staff (line and staff organization), yaitu setiap bagian
bertanggungawab kepada atasan dan setiap bagian mempunyai tugas dan
44
wewenang masing-masing. Adapun struktur PT Sobering Indonesia dapat
dilihat pada lampiran I.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan gambaran mengenai
tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta fungsi struktur organisasi yang
ada di PT Sobering Indonesia adalab sebagai berikut :
President Director
President Director merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang
bertanggungjawab kepada komisaris.
Tugas President Director, meliputi :
a. Merumuskan, menyusun dan menetapkan renoana keija seoara
keseluruhan mengenai kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
b. Merumuskan dan menetapkan perinoian pelaksanaan kebijaksanaan
umum yang digariskan oleb dewan komisaris.
0. Mengadakan penilaian atas pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleb
production director, sales and marketing director, finance and
administrtion director, dan personal and general affairs director.
d. Memeoahkan masalab-masalab yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan
bersama-sama dengan para direktur.
e. Menetapkan pertanggungjawaban seoara langsung keseluruban
pengelolaan rumah tangga perusahaan yang disusun dalam bentuk
laporan tahunan untuk disampaikan kepada dewan komisaris.
Untuk menoapai semua renoana perusahaan tersebut president
director dibantu kepala-kepala divisi untuk melaksanakan tugas-tugas
president director menurut keabliannya masing-masing. Setiap divisi
45
dipimpin oleh seorang direktur. Direktur-direktur tersebut antara lain ;
1. Production Director
Production director mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
president director di bidang produksi. Untuk penyelenggaraan tugas ini,
production director mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijakan penisahaan dalam bidang produksi.
b. Menyusun program keija produksi dan melakukan koordinasi atas
pelaksanaan kegiatan produksi.
c. Melakukan pembinaan dan mengembangkan kegiatan produksi.
d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana
produksi baik berupa perangkat keras maupun lunak.
e. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi terhadap pelaksanaan
administrasi di lingkungan produksi.
f. Mengawasi proses produksi agar sesuai dengan target dan jadwal
yang telah direncanakan.
g. Terlaksananya produksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan
proses produksi yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan standar
produk dan proses yang telah ditetapkan penisahaan.
h. Mengurus masalah yang berhubungan dengan ekspor dan impor
barang.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas produksi, production director
membawahi manajer-manajer antara lain :
1) Production Manager
Tugas production manager antara lain :
46
a. Melaksanakan program keija produksi dan bertanggungjawab
kepada production director.
b. Menyusun rencana keija sebagai pedoman kegiatan produksi.
c. Mengelola dan mengawasi proses produksi.
d. Menyusun laporan produksi dan biaya produksi.
e. Memberi pengarahan tentang pekeijaan kepada bawahan.
f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan untuk mengetahui
perkembangan kemajuan dan hambatan-hambatannya.
Dalam pelaksanaan tugasnya di bidang produksi. Production
manager membawahi beberapa kepala bagian antara lain :
(1) Head of Production Management
Tugas Head of Production Management antara lain :
a. Melaksanakan rencana keija produksi yang telah ditetapkan.
b. Menentukan jadwal prioritas produksi berdasarkan master
schedule dan sumber daya yang tersedia.
0. Menyelia pekeijaan yang dilakukan bawahannya.
d. Menyusun laporan realisasi biaya produksi bulanan dan
melaksanakan kegiatan pengendalian biaya produksi.
e. Melakukan koordinasi dengan bagian- bagian terkait.
(2) Head of Tehnical Service
Tugas Head of Tehnical Service antara lain :
a. Melaksanakan rencana keija bagian tehnical service.
b. Menyelia dan menganalisa laporan pekeijaan yang dilakukan
bawahan.
47
c. Melakukan koordinasi dengan bagiani produksi berkaitan
dengan tehnical service.
d. Terselenggaranya kalibrasi alat.
e. Merekomendasikan dan mengadakan evaluasi pemilihan mesin.
f. Mengadakan test mn terhadap mesin baru.
g. Menyusun laporan mengenai kegiatan bagian tehnical service.
2) Quality Manager
Tugas Quality Manager antara lain :
a. Mengawasi dan menjaga teijaminnya mutu produk sesu^ standar
yang ditetapkan.
b. Terselenggaranya rencana keija dan pengujian berupa prosedur,
sistem dan pedoman lengkap pabrik antara lain :
• Penetapan titik kendali mutu.
• Perumusan kegiatan yang dilakukan pada saat pengendalian.
• Perumusan kriteria kendalia mutu.
• Perumusan sistem pendokumentasian sistem informasi.
• Perumusan alat kendali mutu yang digunakan.
c. Terselenggaranya pengawasan dan pengujian mul^ dari bahan baku
masuk, proses produksi sampai dengan siap didistribusikan kepada
pelanggan.
d. Terlaksananya pengupayaan hasil mutu lebih bagi perusahaan
dalam setiap kegiatan proses produksi.
Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya quality manager
membawahi antara lain :
48
(1) Head of Quality and Assurance Affairs
Tugas Head of quality and assurance affairs antara lain :
a. Memeriksa dan menguji produk yang diproduksi sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan.
b. Memeriksa dan menilai mutu produk yang dihasiikan oleh
bagian produksi dan melaporkan hasilnya kepada manajer
quality.
c. Melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa produk yang
dihasiikan sesuai dengan standar perusahaan.
d. Bertanggungiawab atas tercapainya sasaran jaminan mutu bahan
mentah dan produk jadi yang dihasiikan perusahaan.
e. Teijaminnya standar produk di pabrik.
(2) Head of Quality Control
Tugas pokok Head of quality control antara lain :
a. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan selama teijadinya
proses produksi di pabrik.
b. Mengawasi mutu produksi agar sesutu dengan standar
perusahaan.
c. Mengupayakan hasil mutu lebih bagi perusahaan dalam setiap
kegiatan proses produksi.
d. Melaksanakan pengawasan kualitas produk dari bahan mentah,
saat proses produksi sampai dengan produk jadi.
e. Membuat laporan bulanan mengenai kualitas bahan dan produk
kemudian dilaporkan kepada quality manager.
49
f. Memenuhi pelaksanakan fungsi pengawasan kualitas produksi.
3) Maintenance Management Manager
Tugas maintenance management manager antara Iain ;
a. Menunjang operasional perusahaan dengan menyelenggarakan
pengeiolaan sarana dan pemeliharaan operasional.
b. Tersedianya sarana peralatan produksi yang siap pakai.
c. Menyusun rencana anggaran kebutuhan dan suku cadang.
d. Mengendalikan persediaan suku cadang dan penggunaan mesin.
e. Terlaksananya program perawatan dan perbaikan mesin sesuai
dengan ketentuan perusahaan.
f. Tersedianya instalasi listrik angin dan instalasi lain.
g. Terlaksananya administrasi peralatan dengan tertib.
h. Terselenggaranya pengeiolaan peralatan.
i. Melakukan pengawasan di bidang perlengkapan dan persiapan
bahan.
Dalam pelaksanaan tugasnya maintenance management
manager membawahi antara lain :
(1) Head of Purchasing
Tugas head of purchasing antara lain :
a. Melaksanakan penyediaan kebutuhan bahan baku maupun
barang-barang operasional perusahaan.
b. Mencari suplier-suplier yang menguntungkan perusahaan, baik
harga, kualitas, waktu pengiriman, serta cara pembayarannya.
c. Melaksanakan impor bahan baku barang-barang operasional.
50
d. Memproses permintaan pembelian dan waktu barang
dibutuhkan.
e. Membuat laporan pembelian serta anggaran pembelian
bulanan.
4) Exspor Coordinator Manager
Merupakan stafiF yang melaksanakan kegiatan ekspor yang
melakukan koordinasi dengan divisi penjualan dan pemasaran sesuu
rencana yang telah diprogramkan dan menyusun laporan ekspor
pemsahaan
2. Sales and Marketing Director
Sales and marketing director mempunyai tugas dalam bidang
penjualan dan pemasaran. Tugas-tugas sales and marketing director
antaralain ;
a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang penjualan dan
pemasaran produk.
b. Menyusun program keija penjualan dan pemasaran serta melakukan
koordinasi atas pelaksanaan kegiatan penjualan dan pemasaran.
c. Melakukan pembinaan serta mengembangkan kegiatan pemasaran dan
penjualan.
d. Melakukan pembinaan serta pengembangan prasarana dan sarana
pemasaran dan penjualan.
e. Melakukan pembinaan serta pengembangan pemasaran dan penjualan.
f. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi terhadap pelaksanaan
administrasi di lingkungan penjualan dan pemasaran.
51
g. Mengawasi proses pemasaran agar sesuai dengan target penjualan
yang telah direncanakan.
h. Mengurus masalah yang berhubungan dengan pemasaran dan
penjualan barang.
Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sales and marketing director
membawahi antara lain :
1) Contract Media and Bussines Manager
Tugas contract and media bussines manager antara lain :
a. Menyusun program promosi perusahaan.
b. Melaksanakan kontrak keija dengan media cetak maupun
elektronik serta perusahaan periklanan guna menunjang promosi
produk perusahaan.
c. Memilih perusahaan iklan dan media yang tepat untuk
mempromosikan produk perusahaan.
d. Mempersiapkan program-program promosi dan pengiklanan
produk perusahaan.
e. Memberikan laporan bulanan kepada sales and marketing director.
2) Marketing Plan Manager
Tugas marketing plan manager antara lain :
a. Menyusun program perencanaan pemasaran dan penjualan.
b. Menyusun dan melaksanakan program penelitian pasar.
c. Memberikan saran terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan.
Untuk pelaksanaan tugas-tugasnya marketing plan manager
dibantu dan membawahi kepala bagian antara lain :
52
(1) Head of Product Senior
Tugas Head of product senior antara lain ;
a. Melaksanakan program penelitian pasar untuk produk-produk
perusahaan.
b. Melaksanakan pemasaran produk perusahaan dalam skala besar.
(2) Head of Product Junior
Tugas Head of Product Junior antara lain ;
a. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan oleh
marketing plan manager.
b. Melaksanakan pemasaran produk perusahaan dalam skala yang
telah ditargetkan oleh marketing plan manager.
3) Sales Manager
Tugas sales manager antara lain ;
a. Menyusun program penjualan produk.
b. Melaksanakan strategi penjualan yang tepat.
c. Memproses permintaan penjualan produk.
d. Menentukan target penjualan bagi bawahannya.
Dalam Pelaksanaan strategi penjualan, sales manager membawahi
kepala bagian antara lain :
(1) Head of Distribution and Instalations
Tugas head of distribution and instalations antara lain :
a. Menangani pemasaran dan penjualan produk pada wilayah
distrik tertentu, yang meliputi beberapa wilayah Propinsi.
b. Membawahi 20 orang medical representativ.
53
(2) Head of Regional
Tugas pokok head of regional antara lain :
a. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk untuk wilayah
regional yang telah ditentukan perusahaan antara lain regional
barat dan regional timur.
b. Membawahi 60 Orang medical representativ.
4) Sales Administrations Manager
Tugas sales administrations manager antara lain ;
a. Merencanakan program administrasi penjualan.
b. Melaksanakan administrasi penjualan dan jasa produksi.
c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan administrasi penjualan
perusahaan.
d. Membuat laporan penjualan setiap bulannya
5) Family Plannning Officer Manager
Tugas family planning officer manager antara lain ;
a. Memasyarakatkan program keluarga berencana yang merupakan
salah satu produk perusahaan.
b. Melaksanakan sosialisasi produk lingkaran biru guna menunjang
pemasaran dan penjualan produk keluarga berencana.
c. Melakukan keijasama dengan puskesmas, klinik keluarga
berencana dan rumah sakit dalam pemasaran produk perusahaan
yang berorientasi keluarga berencana.
d. Melakukan koordinasi dan keijasama dengan Departemen
Kesehatan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).
54
e. Mengikuti tender-tender nasional yang diadakan oleh Departemen
Kesehatan dan BKKBN untuk menyukseskan program pemenuhan
kebutuhan obat-obatan nasional.
6) Trainee Manager
Tugas trainee manager antara lain :
a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan pemasaran
dan penjualan serta menempatkan mereka pada daerah pemasaran
yang tepat.
b. Mengadakan pembinaan bagi karyawan pemasaran dan penjualan
mengenai kiat pemasaran dan penjualan produk perusahaan.
c. Menyelenggarakan program pendidikan bagi karyawan pemasaran
dan penjualan untuk peningkatan sumber daya manusia.
d. Bertanggungjawab atas pembinaan, pendidikan dan pelatihan
karyawan pemasaran dan penjualan.
3. Finance and Administrations Director
Finance and administrations director melaksanakan tugas
president director di bidang administrasi dan keuangan. Untuk
penyelenggaraan tugas ini, finance and administrations director
mempunyai urdan tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan di bidang administrasi dan
keuangan.
b. Menyusun program keija administrasi dan keuangan serta melakukan
koordinasi atas pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan
dengan divisi-divisi di perusahaan.
55
c. Melakukan pembinaan serta mengembangkan kegiatan administrasi
dan keuangan.
d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana
administrasi dan keuangan baik berupa perangkat keras maupun lunak.
e. Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan administrasi dan keuangan perusahaan.
f. Mengawasi pelaksanaan administrasi dan penggunaan keuangan
perusahaan secara keseluruhan.
g. Melakukan pengawasan bidang asuransi dan perpajakan di
perusahaan.
h. Mengurusi masalah yang berhubungan dengan administrasi dan
keuangan perusahaan.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut, flncmce and
administrations director perusahaan membawahi:
1) Budget and Internal Audit Coordinator
Budget and internal audit coordinator merupakan staff yang
melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran dan pengendalian intern
perusahaan dengan melaksanakan pemeriksaan intern, dalam
pelaksanaan tugasnya dipimpin oleh seorang Koordinator Budget and
Internal Audit yang bertanggungjawab kepada finance and
administrations director bagian ini membawahi :
(1) Bagian Budget
Tugas bagian budget antara lain ;
a. Menyusun anggaran operasional berdasarkan anggaran yang
56
diajukan masing-masing divisi.
b. Mengawasi pelaksanaan anggaran perusahaan.
c. Memimpin, mengkoordinasikan, membina dan pengawasan
pelaksanaan tugas-tugas operasional perusahaan.
(2) Bagian Internal audit
Tugas internal audit antara lain :
a. Membentuk tim internal audit untuk melakukan pemeriksaan
terhadap kegiatan operasional perusahaan.
b. Mengadakan pemeriksaan, mengenai keuangan perusahaan guna
mengamankan harta kekayaan perusahaan.
c. Mengadakan pemeriksaan terhadap operasional, ketaatan dan
kedisiplinan karyawan di setiap tingkatan manajemen kepada
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku.
d. Membuat laporan tentang temuan hasil pemeriksaan untuk
mendukung operasional perusahaan secara keseluruhan,
pengembangan dan pembinaan karyawan yang menjadi perhatian
manajemen.
2) Tax and Insurance Coordinator
Tax and Insurance coordinator merupakan staff yang
menangani permasalahan pajak dan asuransi perusahaan dalam
pelaksanaan tugasnya dipimpin oleh seorang koordinator tax and
insurance yang bertanggungjawab kepada finance and
administrations director dan membawahi antara l^n :
57
(1) Bagian Tax
Tugas bagian tax antara lain :
a. Menangani urusan perpajakan perusahaan.
b. Menyelesaikan setiap permasalahan perpajakan perusahaan.
c. Melaksanakan tertib administrasi perpajakan di perusahaan.
d. menerima laporan perpajakan dari bagian keuangan dan bagian
pembelian.
e. Bertanggungawab atas urusan perpajakan di perusahaan.
(2) Bagian Insurance
Tugas bagian insurance antara lain :
a. Menangani urusan asuransi perusahaan.
b. Menyelesaikan setiap permasalahan asuransi perusahaan.
c. Bertanggungjawab atas urusan asuransi perusahaan.
3) Finance and Accounting Manager
Finance and accounting manager adalah staff yang
bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengarahkan kebijaksanaan administrasi, keuangan dan akuntansi
perusahaan, dalam pelaksanaan tugasnya finance and accounting
manager membawahi antara lain :
(1) Head of Accounting
Tugas head of accounting antara lain :
a. Melaksanakan pencatatan mengenai segala transaksi usaha yang
dilakukan perusahaan.
b. Memeriksa kebenaran laporan keuangan.
58
c. Menyusun laporan pajak yang kemudian diserahkan kepada tax
and insurance coordinator.
(2) Head of Finance
Tugas Head of finance antara lain ;
a. Melaksanakan kegiatan keuangan perusahaan.
b. Melaksanakan tertib administrasi keuangan di perusahaan.
c. Mengelola keuangan perusahaan termasuk pengaturan keuangan
berbagai keperluan dan perencanaan keuangan untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
4) Electronic Data Processor Manager
Tugas electronic data processor manager antara lain adalah :
a. Merencanakan program prosessing data perusahaan.
b. Melaksanakan pembuatan dan pemrosesan dokumen-dokumen
perusahaan.
c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sistem komputer perusahaan.
d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sistem informasi akuntansi dan
manajemen perusahaan.
e. Mengawasi dan membina para bawahannya.
4. Personal and General Affairs Director
Personal and General Affairs Director mempunyai tugas
melaksanakan tugas president director dalam bidang personalia dan
umum. Untuk penyelenggaraan tugas ini, maka personal and general
affairs director mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan memimpin personalia, mengelola
59
kepegawaian dalam menunjang program perusahaan, melaksanakan
kebijaksanaan perusahaan dalam bidang personalia.
b. Menyusun program keija persoalia serta melakukan koordinasi atas
pelaksanaan kegiatan kepegawaian.
c. Melakukan pembinaan serta bemsaha mengembangkan pegawai.
d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana
ketenagakeijaan baik berupa perangkat keras maupun lunak.
e. Menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan kepegawaian
perusahaan.
f. Mengurus masalah yang berhubungan dengan ketenagakeijaan
perusahaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Personal and General Affairs Director
membawahi:
1) Personal Manager
Tugas Personal Manager antara lain :
a. Menguasai peraturan-peraturan intern dan ekstem mengentu
bidang manajemen, personalia, dan hukum serta undang-undang
kepegawaian.
b. Menyusun dan memeriksa daftar gaji, upah dan tujangan-
tunjangan untuk disahkan oleh personal and general affairs
director.
c. Menampung usul dan ikut mempertimbangkan pengangkatan
dan penurunan jabatan, mutasi keija, pemberhentian pegawai.
d. Menyelesaikan persoalan-persoalan ketenagakeijaan.
60
e. Menyusun laporan kepegawaian bulanan dan tahunan kepada
personal and general affairs director.
3.1.3. Aktivitas PT Schering Indonesia
FT Schering Indonesia merupakan pemsahaan manufaktur yang
memproduksi obat-obatan dan produk-produk keluarga berencana. Untuk
menjalankan aktivitasnya pemsahaan dibagi dalam empat divisi yang
menanganl bidang produksi, pemasaran dan penjualan, administrasi
keuangan, dan kepegawaian.
Aktivitas produksi pemsahaan dilaksanakan oleh divisi produksi yang
dipimpin oleh seorang direktur. Pada aktivitas ini pemsahaan melakukan
produksi obat-obatan lisensi dari pemsahaan SCHERING AG Jerman.
Selain itu pemsahaan juga melakukan produksi terhadap produk-produk
lisensi pemsahaan lain yang ada di Jerman seperti lisensi Boehringer
Ingelheim, Dos ni roha dan Iain-lain.
Aktivitas pemasaran dan penjualan dilaksanakan oleh divisi pemasaran
dan penjualan yang dipimpin oleh seorang direktur. Pada aktivitas ini
pemsahaan tergantung pada penjualan kredit yang dilakukan kepada
distributor sehingga divisi pemasaran dan penjualan hams benar-benar serius
melakukan pemasaran dan penjualan produk pemsahaan. Divisi pemasaran
dan penjualan mempakan divisi komersial pemsahaan yang dibentuk untuk
menghasilkan pendapatan bagi pemsahaan dari pemasaran dan penjualan
produk-produk pemsahaan.
Aktivitas keuangan pemsahaan ditangani oleh divisi keuangan dan
administrasi yang dipimpin seorang direktur, divisi ini menangani semua
61
permasalahan keuangan dan administrasinya, perpajakan serta asuransi.
Divisi ini juga tnelakukan pengawasan terhadap semua kegiatan keuangan
dan operasional di lingkungan perusahaan, untuk tugas pengawasan ini
merupakan tanggung jawab finance and administrations director yang
dilaksanakan oleh bagian internal audit yang bertugas melakukan
pemeriksaan manajemen dan keuangan terhadap seluruh divisi yang ada di
perusahaan.
Aktivitas kepegawaian dilakukan oleh divisi personalia yang dipimpin
oleh seorang direktur. Divisi personalia ini bertanggungjawab dalam
melakukan perekrutan calon pegawai sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
melakukan penempatan pegawai sesuai pengalaman dan keahliannya,
menangani masalah kesejahteraan pegawm dan masalah-masalah
ketenagakeijaan di lingkungan perusahaan.
3.1.4. Produk-Produk PT Schering Indonesia
Produk obat-obatan yang dihasilkan oleh PT Schering Indonesia
beragam jenis dan kegunaan. Produk-produk perusahaan yang merupakan
market leader terdapat empat jenis produk besar, produk-produk tersebut
antaralain :
1. Product Manager Theraphy.
Product manager ini terdiri dari obat-obat yang digunakan untuk bagian
luar tubuh antara lain :
a. Nerisona
Adalah jenis obat berbentuk salep untuk bagian luar tubuh digunakan
pada gejala penyakit kulit seperti kadas, panu, kurap, kutu air, alerhi
62
kulit, dan gatal-gatal.
b. Skinoren
Adalah jenis obat berbentuk salep untuk bagian luar tubuh yang
digunakan pada penyakit kulit jerawat.
c. Ultraproct
Adalah jenis obat berbentuk kapsul untuk bagian luar tubuh yang
digunakan pada gejala penyakit Ambeien.
2. Women Health Care.
Adalah jenis obat yang digunakan untuk menjaga kesehatan wanita,
produk obat-obatan tersebut antara lain :
a. Gynera
Adalah jenis obat berbentuk pil untuk bagian dalam tubuh yang
digunakan pada gejala penyakit perut, dan diare.
b. Linen
Adalah jenis obat berbentuk pil yang berkhasiat untuk bagian dalam
tubuh yang digunakan untuk wanita yang telah berusia lanjut dan yang
telah mengalami manupouse.
3. Microgynon
Adalah jenis produk untuk keluarga berencana yaitu lingkaran biru
seperti kondom, spiral dan Iain-lain.
4. Hormonal Theraphy
Adalah Paket obat khusus pria dan wanita yang bersifat menyembuhkan
kelainan dan memperbaiki hormanal pada pria dan wanita produk-produk
tersebut antara lain :
63
a. Primolut N
Adalah jenis obat khusus wanita yang berbentuk pil yang digunakan
untuk bagian dalam tubuh berkhasiat untuk menjaga masa kehamilan
dan perbaikan hormon pada wanita yang sedang hanul dan mencegah
penyakit kandungan.
b. Proviton
Adalah jenis obat khusus pria yang berbentuk pil yang digunakan
untuk bagian dalam tubuh yang berkhasiat untuk menanggulangi
infertilitas pada pria mengembalikan kejantanan pria dan mencegah
impotensi pada pria.
3.2. Metodologi Penelitian.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis melakukan penelitian untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan manajemen
terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas. Dalam penulisan skripsi ini penulis
mengunakan metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dimaksud untuk mendapat data sekunder dengan
membaca buku-buku dan sumber-sumber informasi yang relevan diperoleh dari
perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Hasil penelitian ini akan
di dapat suatu kerangka teori yang relevan mengenai masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang akan dilakukan
dengan cara :
64
a. Observasi
Mengumpulkan data dan infomiasi dengan cara pencatatan secara cermat
dan sistematis sebagai hasil dari pengamatan terhadap obyek penelitian.
b. Wawancara
Mengumpulkan data dan informasi dengan wawancara atau tanya jawab
dengan pihak yang berwenang pada perusahaan.
Proses penganalisaan data yang dikumpulkan baik dari data primer maupun
sekunder dilakukan dengan membandingkan teori dengan data yang diperoleh di
lapangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
pada PT Schering Indonesia
Pengendalian intern tiap-tiap satuan usaha berbeda-beda tergantung pada
besar atau luasnya usaha, karakteristik kepemilikan, sifat dan keanekaragaman
usahanya, metode pemrosesan data serta faktor-faktor lainnya. Struktur
pengendalian intern suatu satuan usaha meliputi kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa tujuan tertentu perusahaan akan tercapai.
Sikius penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia
untuk dijual kepada pelanggan, yang dimulai dari permintaan oleh pelanggan dan
berakhir dengan perubahan produk menjadi piutang usaha, dan akhirnya menjadi
kas. Struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas
PT Schering Indonesia meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia
untuk dijual kepada pelanggan. Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah
transaksi-transaksi yang dimulai dari permintaan oleh pelanggan kemudian
perubahan produk menjadi piutang usaha, dan akhirnya menjadi kas yang
bertujuan untuk menyiapkan data penjualan dan penerimaan kas yang andal,
mendorong tercapainya efisiensi operasional penjualan dan penerimaan kas, serta
66
mendorong ketaatan pada kebijakan penjualan dan penerimaan kas yang
ditetapkan.
4.1.1.Kebijakan-Kebijakan Pada Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
PT Schering Indonesia
Kebijakan-kebijakan pada siklus penjualan dan penerimaan kas pada
PT Schering Indonesia antara lain ;
1. Penjualan merupakan wewenang dan tanggung jawab sales and
marketing diretor.
2. Penjualan dilakukan hanya kepada satu distributor yaitu PT Dos Ni
Roha.
3. Penjualan dilakukan secara kredit dengan syarat penjualan franco gudang
PT Schering Indonesia dan perlunasan piutang dilakukan dalam jangka
waktu kredit 45 hari, apabila piutang yang jatuh tempo tidak dibayar
pihak perusahaan mengenakan denda bunga sesuai dengan tingkat bunga
bank yang berlaku saat itu.
4. Penjualan dilakukan untuk pasaran lokal dan ekspor.
5. Penjualan lokal merupakan wewenang dan tanggung jawab sales
manager.
6. Penjualan ekspor merupakan wewenang dan tanggung jawab ekspori
coordinator.
1. Administrasi penjualan merupakan wewenang dan tanggung jawab sales
administration manager.
8. Pengamanan persediaan penjualan dilakukan oleh bagian gudang..
9. Petugas yang memproses penjualan adalah bagian sales officer.
67
Kebijakan penerimaan kas yang dilakukan meliputi :
1. Perlunasan piutang dari penjualan kepada distributor dilakukan melalui
bank yang ditunjuk perusahaan yaitu Deucthes Bank..
2. Bagian yang melakukan penerimaan kas adalah bagian finance yang
pelaksanaannya dilakukan oleh cashier berdasarkan bukti transaksi.
4.1.2.Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas Pada PT Schering Indonesia
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas meliputi :
1 Sales Order (SO) merupakan formulir order penjualan atau permintaan
pembelian barang dari pelanggan.
2. Delivery Order (DO) merupakan formulir perintah pengeluaran barang
dari gudang untuk pelanggan.
3. Invoice adalah faktur penjualan
4. Tax invoice adalah faktur pajak
5. Open Receivable Report (ORR) adalah laporan piutang
6. Sales Report (SR) adalah laporan penjualan
7. Reminder adalah surat tagihan kepada pelanggan
8. Value Added Tax (VAT) adalah pajak pertambahan nilai
4.1.3.Sistem dan Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT
Schering Indonesia
Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas merupakan
pengendalian intern yang diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk
68
penjualan kredit kepada distributor yaitu PT Dos Ni Roha dan penerimaan
kas dari perlunasan piutang yang dilakukan oleh PT Dos Ni Roha.
Pihak perusahaan daiam menentukan distributor sebagai penyalur
produk antara lain memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan melihat kredibilitas, kapasitas, koleteral, karakter dari
distributor.
2. Antara perusahaan dengan distributor diadakan peijanjian dalam keija
sama yang sah secara hukum dicatat dihadapan notaris. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan antara lain :
1) Piutang yang tidak dibayar
2) Distributor menghindari kewajibannya sebagai pembayar piutang
Hubungan antara PT Sobering Indonesia dengan pihak distributor
adalah distributor merupakan perusahaan afiliasi.
4.1.3.1. Sistem dan Prosedur Penjualan PT Schering Indonesia
Penjualan dimulai pada saat distributor mengajukan
permohonan pembelian produk (customer order) dengan mengisi
formulir sales order yang disediakan oleh bagian penjualan untuk
distributor sebanyak rangkap dua dan dikirimkan kepada bagian
penjualan, formulir sales order tersebut menyatakan nama,
spesifikasi, harga satuan dan jumlah barang.
Bagian penjualan adalah bagian yang melakukan aktivitas
penjualan produk perusahaan ke distributor (PT Dos Ni Roha),
menerima formulir sales order rangkap dua kemudian memeriksa
persediaan serta harga produk yang di pesan melalui komputer, jika
69
persedian produk tidak ada maka bagian penjualan
mengkonfirmasikan kembali kepada pihak distributor, jika
persediaan ada maka bagian penjualan langsung membuat delivery
order sebanyak rangkap lima dan diserahkan ke bagian gudang
sebanyak empat lembar dan satu lembar ke bagian electronic data
processing (EDP).
Bagian gudang adalah bagian yang menyimpan produk yang
akan di jual, menerima empat lembar DO dari bagian penjualan dan
menyiapkan barang sesuai DO.kemudian ditandatangani dan
diserahkan kepada ;
1) Lembar pertama diserahkan ke bagian EDP.
2) Lembar ke dua diserahkan ke bagian sales officer.
3)Lembar ke tiga arsip untuk bagian gudang.
4) Lembar ke empat di diserahkan kepada distributor.
Kemudian menyerahkan produk yang dipesan langsung ke
pegawai distributor yang mengambil produk pesanan di gudang
perusahaan setelah oleh pegawai tersebut diperiksa mutu dan
jumlahnya sesuai dengan pesanan, dilampiri DO lembar ke empat.
Bagian EDP adalah bagian yang melakukan pemrosesan data,
berdasarkan DO lembar pertama yang diterima menjadi invoice
sebanyak empat lembar dan invoice tax sebanyak tiga lembar.
Kemudian invoice dan tax invoice diproses menjadi :
\)Open receivable report sebanyak satu lembar.
2) Sales report sebanyak rangkap dua.
70
3) Value added tax sebanyak rangkap dua.
4)Reminder sebanyak rangkap lima.
Kemudian menyerahkan DO lembar pertama berserta invoice
rangkap empat, tax invoice rangkap tiga value added tax lembar ke
dua, reminder lembar ke empat dan ke lima ke bagian keuangan
dan DO lembar ke lima, sales report lembar ke dua, open
receivable report, value added tax lembar pertama, reminder
lembar ke tiga ke bagian akuntansi dan menyerahkan sales report
lembar pertama ke bagian penjualan serta menyerahkan reminder
lembar pertama dan kedua untuk distributor
Bagian keuangan adalah bagian yang menangani masalah
keuangan perusahaan, menerima value added tax lembar ke dua,
reminder lembar ke lima sebagai bukti piutang serta delivery order
lembar pertama dan invoice rangkap empat serta tax invoice
rangkap tiga dari bagian EDP kemudian dicocokan dan menanda
tangani invoice dan tax invoice. Menyerahkan tax invoice lembar
ke tiga kepada bagian pajak perusahaan. Mencocokan tax invoice
dengan value added tax.
Bagian akuntansi adalah bagian yang melakukan pencatatan
setiap transaksi yang teijadi di perusahaan, menjumal transaksi
penjualan kredit dan dicatat ke buku besar penjualan berdasarkan
bukti-bukti transaksi antara lain, delivery order lembar ke lima,
sales order, invoice lembar ke empat dan tax invoice lembar ke
dua.
71
Untuk pencatatan piutang bagian akuntansi menerima open
receivable report dan reminder kemudian dicocokkan dengan
jumal penjualan serta invoice lembar ke empat dan dicatat dalam
kartu piutang dan membatch total piutang serta dimasukan ke buku
besar piutang.
4.1.3.2. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT Schering
Indonesia adalah setiap pembayaran piutang dilakukan oleh
distributor melalui bank. Untuk pengawasan pembayaran tepat
waktu terhadap distributor maka bagian keuangan melihat tanggal
jatuh tempo pembayaran pada komputer dengan bukti sales report,
open receivable report dan arsip reminder dan dicocokan dengan
saldo kas penerimaan berdasarkan laporan bank.
Prosedur penerimaan kas dimulai dari distributor melakukan
pembayaran melalui bank yang ditunjuk oleh perusahaan kemudian
bank mengirimkan saldo kas penerimaan setiap bulannya tentang
tanggal pembayaran, pihak yang membayar, nomor invoice dan
jumlah uang kepada perusahaan.
Bagian keuangan yang dilaksanakan oleh cashier adalah
bagian yang menerima saldo kas penerimaan sebagai bukti
pembayaran distributor dari bank, menerima saldo kas penerimaan
dari bank kemudian mencocokan saldo kas penerimaan dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran pada data komputer berdasarkan
invoice, Jika ada keterlambatan pembayaran, akan dikirim surat
72
tagihan dan dikenakan denda bunga dengan tingkat bunga bank
yang berlaku. Berdasarkan laporan saldo kas penerimaan
dibuatkan voucher cash receipt sebanyak dua lembar yang telah
diisi tanggal pembayaran, pihak yang melakukan pembayaran, dan
jumlah penerimaan kas dan diserahkan ke bagian akuntansi.
Bagian akuntansi adalah bagian yang mencatat transaksi
penerimaan kas perusahaan, berdasarkan voucher cash receipt
yang diterima dari bagian keuangan kemudian di jumal dan dicatat
ke buku besar penerimaan kas yang secara otomatis akan
mengurangi saldo piutang usaha distributor.
4.2. Evaluasi Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas pada PT Schering Indonesia
Pada dasamya setiap perusahaan mempunyai cara-cara tersendiri dalam
membuat prosedur dan kebijaksanaan intern perusahaan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada di dalam dan luar perusahaan. Manajemen
perusahaan bertanggungjawab dalam pengelolaan perusahaan, mempunyai tugas
dan wewenang untuk memimpin dan mengarahkan para staff pelaksana serta
bawahannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, pihak
manajemen hams merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi
jalannya operasi pemsahaan. Sarana yang digunakan manajemen dalam
mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan rencana adalah stmktur pengendalian
intern. Stmktur pengendalian intem diciptakan untuk meminimalisasi
penyelewengan-penyelewengan yang mungkin teijadi dalam suatu unit usaha.
73
Struktur pengendalian intern dalam setiap unsur-unsumya antara lain
lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian melakukan
pengawasan dengan membuat tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian atau personil yang terlibat di dalam perusahaan agar dapat
melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat dilihat pada struktur organisasi dan
uraian tugasnya.
Pada FT Schering Indonesia prosedur pengendalian pada siklus penjualan
dan penerimaan kas sudah memenuhi unsur-unsur prosedur pengendalian antara
lain :
1. Pemisahan tugas yang memadai.
Pemisahan tugas dan tanggung jawab pada siklus penjualan dan
penerimaan kas pada PT Schering Indonesia meliputi :
1)Fungsi Penjualan
Fungsi ini dilaksanakan oleh staff penjualan yang bertugas melakukan
penjualan dan pemasaran produk perusahaan kepada distributor serta
melakukan proses pesanan pembelian dari distributor menjadi penjualan
produk perusahaan.
2) Fungsi penyimpanan produk penjualan
Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian gudang yang bertugas melakukan
penyimpanan produk perusahaan dan mengeluarkan serta menyerahkan
produk pesanan kepada distributor berdasarkan delivery order.
74
3) Fungsi pemrosesan data
Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian Electronic data Processor yang
bertugas memproses semua dokumen dan catatan penjualan menjadi data
serta informasi yang diperlukan.
4) Fungsi pemeriksaan
Personil yang melaksanakannya terdiri dari :
(1)StafF keuangan bertugas memeriksa jumlah penjualan yang dilakukan
oleh bagian penjualan untuk mengetahui besamya piutang serta
pendapatan yang akan diterima perusahaan dan memeriksa faktur
penjualan untuk mengetahui pajak yang hams dibayar oleh pemsahaan.
(2)Kasir bertugas menerima dan memeriksa laporan saldo kas penerimaan
dari bank sebagai bukti pembayaran distributor yang dicocokan dengan
tanggal jatuh tempo pembayaran pada data komputer bedasarkan faktur
penjualan.
5) Fungsi pencatatan
Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi yang bertugas melakukan
pencatatan dan pembukuan atas semua dokumen yang berhubungan
dengan transaksi penjualan dan penerimaan kas dari perlunasan piutang
yang dilakukan oleh distributor.
Pemisahan fiangsi pada siklus penjualan dan penerimaan kas yang ada
sudah memungkinkan untuk mengamankan harta milik pemsahaan bempa kas
dan produk yang akan dijual dari tindakan pengelapan dan kecurangan.
Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada PT Schering
75
Indonesia dapat menciptakan pemeriksaan dan pengawasan yang memadai
atas penjualan dan penerimaan kas.
Dari uraian diatas bahwa PT Schering Indonesia telah menerapkan
prosedur pengendalian dengan baik. Dengan pengendalian yang baik ini
penjualan, piutang dan penerimaan kas pemsahaan, saldo dan catatannya akan
aman. Hal ini juga menunjukan adanya pemisahan tugas antara bagian flingsi
operasi dari bagian akuntansi sehingga laporan operasi perusahaan yang
dihasilkan sesuai dengan keadaan yang teijadi.
2. Prosedur otorisasi yang tepat
Dalam organisasi perusahaan, setiap transaksi yang teijadi berdasarkan
otorisasi dari pihak yang memiliki kewenangan untuk itu. Sistem otorisasi
yang memadai akan memberikan jaminan bahwa transaksi yang dicatat adalah
sah dan mutasi asset perusahaan telah disetujui. Prosedur pengendalian yang
dilakukan meliputi ;
1) Prosedur Pemesanan
Pemesanan barang dilakukan oleh distributor dengan mengisi sales order
kemudian diterima oleh bagian sales officer. Pesanan yang diterima
diperiksa berdasarkan database komputer apakah persediaan barang yang
dipesan ada di gudang atau tidak. Otorisasi atas persetujuan pesanan
penjualan dilakukan oleh bagian yang berwenang. Hal ini telah
mencerminkan adanya prosedur awal penjualan yang memadai atas mutasi
aktiva dan catatan perusahaan. Secara umum ha! ini dapat meningkatkan
struktur pengendalian intern pada siklus penjualan dan penerimaan kas.
76
2) Prosedur Penjualan
Setiap transaksi penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan kepada
pelanggan adalah penjualan kredit kepada distributor yang merupakan
perusahaan afiliasi. Wewenang persetujuan penjualan kredit dilakukan oleh
president director yang diajukan oleh sales and administrations director.
Semua pesanan penjualan dibawah koordinasi dan pengendalian bagian
penjualan sebagai ujung tombak penjualan PT Schering Indonesia.
3) Prosedur Penagihan Piutang
Dalam hal penagihan piutang, bagian yang berwewenang melakukan
penagihan adalah bagian keuangan. Penagihan piutang berdasarkan surat
tagihan dari bagian EDP. Dengan demikian otorisasi atas kegiatan
penagihan piutang yang diterapkan pada PT Schering Indonesia telah
cukup memadai yaitu penagihan piutang hanya dilakukan oleh bagian
keuangan.
4) Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas atas perlunasan piutang yang dilaksanakan oleh
perusahaan dilakukan melalui jasa bank. Bagian perusahaan yang
menangani penerimaan kas adalah bagian cashier. Bagian ini memeriksa
perlunasan piutang yang dilakukan distributor melalui bank dengan
membuat voucher penerimaan kas. Otorisasi transaksi penerimaan kas
yang diterapkan perusahaan telah mencerminkan prosedur otorisasi yang
tepat yaitu perlunasan piutang dilakukan melalui bank dan bagian yang
melakukan penerimaan kas adalah bagian kasir.
Otorisasi dalam pemesanan barang, penjualan kredit, penagihan piutang
77
dan penerimaan kas telah diterapkan secara jelas dan memadai oleh
perusahaan. Otorisasi yang memadai ini akan menjadikan prosedur
pengendalian menjadi lebih balk. Hal ini juga berdampak positif terhadap
struktur pengendalian intern penjualan sehingga piutang dagang yang timbul
akan aman dan lancar dalam perlunasannya.
3. Perancangan dan pengunaan dokumen serta catatan yang memadai
Dokumen dan catatan pokok yang digunakan dalam transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas telah disiapkan dan diberi nomor urut
(pre numbered) terlebih dahulu oleh bagian EDP. Bagian EDP melakukan
administrasi nomor-nomor yang digunakan. Pada dokumen atau catatan
disediakan ruang kosong untuk petugas yang menyiapkan, memverifikasi,
mengotorisasi, mengeluarkan atau membayar serta mencatat atau
membukukan.
Dengan demikian catatan dan dokumen tersebut telah menunjukan
adanya pemeriksaan dan pengendalian intern yang baik, serta memberikan
informasi yang disajikan dalam dokumen dan catatan menjadi dasar bagi
manajemen dalam mencatat, mengesahkan dan mengevaluasi transaksi
penjualan dan penerimaan kas. Secara umum pengendalian atas dokumen
tersebut meliputi :
1) Bentuk dokumen tidak berubah-ubah dan dicetak sedemikian rupa
sehingga mudah dimengerti, digunakan dan diawasi.
2) Pemberian nomor urut cetak (prenumbered) seperti DO, invoice,
sehingga memperkecil timbulnya resiko kesalahan/kecurangan yang
mungkin teijadi.
78
3) Pembuatan dokumen-dokumen atau formulir-formulir secara rangkap,
sehingga memudahkan pihak yang berkepentingan untuk mengadakan
pengawasan.
Delivery order dibuat berdasarkan barang yang dipesan dan sesuai
dengan sales order atau purchase order yang diterima dari distributor.
Delivery order tersebut ditandatangani oleh pihak distributor, kepala
gudang FT Schering Indonesia sebagai bukti bahwa barang yang di pesan
telah diambil sehingga distributor tidak dapat menyangkal apabila dia ingkar
untuk membayar hutang kepada FT Schering Indonesia. Dokumen dan
catatan dirancang dan digunakan telah menunjukan adanya pengendalian
intern yang baik dalam mencatat dan mengesahkan transaksi yang teijadi.
4. Pengendalian fisik atas asset dan catatan
Unsur prosedur pengendalian ini meliputi pembatasan dan perlindungan
atas wewenang, penggunaan kekayaan dan catatan perusahaan. Secara
umum kebijakan mengenai perlindungan atas wewenang yang berhubungan
dengan transaksi pada siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan oleh
bagian ;
1) Keuangan adalah pegawai yang diberi wewenang untuk menerima,
mengeluarkan dan menyimpan uang kas dan membuat catatan atas
pengurusannya.
2) Gudang adalah pegawai yang diberi wewenang untuk menerima,
menyimpan dan mengeluarkan persediaan barang digudang yang akan
dijual. Hal ini membatasi orang atau pegawai lain campur tangan dalam
pengurusannya.
79
Dalam hal asset perusahaan untuk operasional, wewenang dan
penggunaannya tercermin dalam anggaran masing-masing bagian operasi,
misalnya sales and marketing director dengan persetujuan president director
memiliki wewenang untuk menggunakan anggaran promosi dalam rangka
meningkatkan penjualan.
Dengan adanya wewenang atas perlindungan dan pengunaan kekayaan,
serta catatan pemsahaan menjadikan prosedur pengendalian semakin baik.
Uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas, serta adanya pemisahan flingsi
dan pembatasan wewenang secara langsung akan berdampak positif terhadap
struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas. Hal ini
pada akhimya akan meningkatkan efektivitas penjualan dan penerimaan kas.
Pemeriksaan secara independen atas kineija
Apabila volume transaksi penjualan dalam suatu perusahaan sudah
demikian banyaknya dan teijadi sepanjang waktu, maka adanya petugas yang
independen sangat dibutuhkan. Petugas yang independen ini melakukan
pencocokan, perbandingan, penilaian, penghitungan kembali, dan
pemeriksaan atas keabsahan dokumen. Petugas tersebut bebas dari pengaruh
orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekeijaan penyiapan
data dan dokumen.
Pemeriksaan yang independen atas transaksi penjualan dan penerimaan
kas setiap hari pada PT Schering Indonesia dilakukan oleh budget and
internal audit coordinator yang dilaksanakan oleh tim internal audit.
Pemeriksaan dilakukakan antara lain :
80
1) Mengadakan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang mengalir ke
bagian akuntansi.
2) Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen transaksi yang
dikelompokan sebagai piutang dagang termasuk kelengkapan dokumen
pendukungnya serta kebenaran perhitungannya.
3) Menghitung jumlah uang yang diterima kemudian dicocokan dengan
laporan bagian keuangan.
4) Meneliti, menandatangani serta menyerahkan dokumen yang diperiksa
kepada budget and internal audit.
Dari uraian tugas yang dilakukan oleh internal audit dapat dikatakan
bahwa prosedur pengendalian intern atas siklus penjualan dan penerimaan kas
pada PT Schering Indonesia sudah memadai. Pemeriksaan yang dilakukan
terhadap kelengkapan dokumen dan bukti-bukti pendukungnya serta
kebenaran perhitungannya dapat memberikan jaminan yang layak bahwa
piutang timbul berdasarkan transaksi yang sah dan tepat jumlahnya.
Pemeriksaan yang independen atas pelaksanaan pekeijaan dalam
prosedur pengendalian pada PT Schering Indonesia sudah dilaksanakan
secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi yang berarti bagi
keakuratan data penjualan dan piutang serta dukungan yang kuat bagi
efektivitas penagihan dan penerimaan kas.
Siklus penjualan dan penerimaan kas PT Schering Indonesia sudah
memenuhi metode pencatatan sistem akuntansi antara lain ;
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah
81
Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang
teijadi dapat diidentifikasi yaitu transaksi penjualan kredit. Dari transaksi
penjualan kredit timbul piutang, dan perlunasan piutang menimbulkan
transaksi penerimaan kas.
Pencatatan transaksi penjualan dilakukan oleh bagian akuntansi
berdasarkan bukti invoice lembar ke empat dan tax invoice lembar ke dua
yang telah disahkan oleh bagian keuangan setelah dicocokan dengan delivery
order lembar ke lima kemudian di jumal dan dicatat langsung ke buku besar
penjualan.
Pencatatan transaksi piutang dilakukan oleh bagian akuntansi
berdasarkan bukti invoce lembar ke empat dan tax invoice lembar ke dua
yang telah disahkan oleh bagian keuangan kemudian mencocokan antara open
receivable report dengan invoice lembar ke empat langsung dicatat buku
pembantu piutang.
Pencatatan penerimaan kas dilakukan oleh bagian akuntansi
berdasarkan laporan bank atas saldo kas dan voucher cash receipt yang
dibuat oleh bagian cashier sebanyak dua lembar, kemudian voucher tersebut
langsung di serahkan ke bagian akuntansi untuk dicatat ke buku besar
penerimaan kas dan secara otomatis akan mengurangi piutang.
Berdasarkan uraian diatas maka transaksi-transaksi yang teijadi pada
siklus penjualan dan penerimaan kas dapat diidentifikasi dan semua transaksi
yang teijadi pada siklus penjualan dan penerimaan kas dicatat dengan sah oleh
bagian akuntansi dengan berdasarkan dokumen-dokumen transaksi yang ada
pada siklus penjualan dan penerimaan kas.
82
2. Menguraikan transaksi secara rinci dan pengelompokan transaksi secara benar
Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang
teijadi telah diuraikan yaitu pada saat teijadinya pemesanan barang oleh
distributor, penjualan kredit, dan perlunasan piutang. Transaksi pada siklus
penjualan dan penerimaan kas dapat dikelompokan secara benar antara lain :
1) Transaksi penjualan kredit yaitu transaksi yang teijadi karena dibelinya
barang yang diproduksi perusahaan oleh pelanggan secara kredit.
2) Transaksi piutang yaitu transaksi yang teijadi karena adanya penjualan
barang secara kredit oleh perusahaan.
3) Transaksi penerimaan kas yaitu transaksi yang teijadi karena adanya
perlunasan piutang dari pelanggan.
Dengan demikian transaksi yang ada dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas telah diuraikan secara rinci sehingga pengelompokan
transaksi secara benar dimungkinkan untuk laporan keuangan.
3. Mengukur nilai transaksi dengan pencatatan nilai keuangannya secara layak
Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang
teijadi dimungkinkan untuk diukur berdasarkan nilai transaksi yang teijadi.
Transaksi penjualan kredit nilai keuangannya diukur berdasarkan deliver
order dan invoice yang dibuat oleh bagian EDP. Untuk transaksi piutang
nilai keuangannya diukur berdasarkan invoice dan open receivable report,
sedangkan penerimaan kas diukur berdasarkan open receivable report dan
laporan saldo kas penerimaan dari bank serta surat tagihan. Dengan bukti-
bukti transaksi yang ada pada siklus penjualan dan penerimaan kas
83
dimungkinkan pencatatan nilai keuangannya secara layak dalam laporan
keuangan.
4. Menentukan periode transaksi teijadi untuk melakukan pencatatan akuntansi
Pada siklus penjualan dan penerimaan kas, periode transaksi ditentukan
saat transaksi teijadi dan pencatatan periode akuntansi secara otomatis dicatat
oleh sistem komputer saat dokumen-dokumen transaksi diterima oleh bagian
akuntansi. Dengan demikian pencatatan periode akuntansi dilakukan oleh
bagian akuntansi saat bukti transaksi terima sehingga pencatatan akuntansi
dan periode pencatatan sesuai.
5. Menyajikan transaksi dengan tepat dan pengungkapannya dalam laporan
keuangan
Pada siklus penjualan dan penerimaan kas, transaksi penjualan kredit
transaksi yang teijadi dilakukan jumal kemudian dibukukan ke dalam buku
besar dan dilakukan verifikasi berdasarkan sales report, open receivable
report. Pada transaksi penerimaan kas, perlunasan piutang dilakukan melalui
bank dijumal oleh perusahaan kemudian dibukukan ke dalam buku besar
penerimaan kas berdasarkan voucher cash receipt. Dengan demikian
transaksi-transaksi yang teijadi dapat disajikan dengan tepat dan
pengungkapannya jelas dalam laporan keuangan.
4.3. Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering Indonesia
Pemeriksaan manajemen bertujuan untuk memantau efektivitas dan efesiensi
kebijakan dan prosedur yang berkmtan dengan pengendalian aktivitas perusahaan.
Pemeriksaan manajemen akan efektif jika dilakukan oleh pemeriksa intern yang
independen atau mandiri yaitu dalam melakukan pemeriksaan, bebas tidak terlibat
84
dalam bagian operasi dan akuntansi yang menjadi obyek pemeriksaan sehingga
pemeriksa intern akan bebas dan obyektif dan laporan basil pemeriksaan akan
diwujudkan secara optimal.
Adanya pemeriksa intern yang kompeten di perusahaan berperan dalam
menentukan penyebab masalah-masalah manajemen dan membuat rekomendasi
yang sesuai. Pemeriksaan manajemen dilakukan untuk memastikan dan menilai
apakah pelaksanaan keija sesuai atau menyimpang dari standar yang sudah
ditetapkan. Prosedur-prosedur yang ada di perusahaan disusun untuk
mengendalikan setiap transaksi agar sesuai dengan kebijaksanaan, situasi dan
kondisi perusahaan.
Untuk menciptakan independensi, objektivitas dan kompetensi pemeriksa
intern dibutuhkan status organisasi bagi pemeriksa intern di dalam struktur
organisasi perusahaan. Status organisasi dari unit pemeriksaan intern haruslah
memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab
pemeriksaan yang diberikan kepadanya. Independensi, obyektivitas dan
kompetensi dapat dicapai melalui pemisahan dan status organisasional.
Tujuan utama pemeriksaan manajemen di PT Schering Indonesia untuk
membantu semua anggota manajemen khususnya direksi dan membantu ekstemal
audit serta dapat mengurangi biaya audit yang hams dikeluarkan. Ruang lingkup
pemeriksaan manajemen meliputi semua aktivitas pemsahaan baik operasional
maupun finansial untuk diperiksa dan dievaluasi ketepatan data akuntansi serta
kebenarannya
Fungsi pemeriksa intern pada PT Schering Indonesia adalah untuk
memonitor dan mengevaluasi pengendalian intern pemsahaan secara tems
85
menerus. Dengan adanya pemeriksa intern diharapkan akan menjadi mitra
manajemen dalam mengelola PT Schering Indonesia, sehingga dapat mencapai
tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan.
4.3.1.Struktiir Organisasi Pemeriksa Manajemen pada PT Schering
Indonesia
Pelaksana pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia
dilaksanakan oleh bagian internal audit, pemeriksaan manajemen merupakan
unsur dari lingkungan pengendalian pada struktur pengendalian intern.
Dalam struktur organisasi perusahaan (lihat lampiran No.l), kedudukan
internal audit berada di bawah divisi finance and administrtions director
dan masih satu unit organisasi dengan bagian budget.
Pada PT Schering Indonesia pelaksanaan pemeriksaan manajemen
merupakan tugas divisi finance and administrtions director yang
melaksanakan hingsi pengawasan dari president director dan dilaksanakan
oleh bagian internal audit sehingga dalam penyampaian hasil pemeriksaan
ditujukan langsung kepada president director yang terlebih dahulu disetujui
oleh finance and administrtions director.
Internal audit berfungsi membantu pihak manajemen untuk
melakukan pengawasan operasional perusahaan, oleh karena itu bagian
internal audit dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kebijakan-
kebijakan dan wewenang dari direksi.
Internal audit diharapkan dapat melaksanakan pemeriksaan secara
efektif terhadap seluruh operasi PT Schering Indonesia yang meliputi
pengawasan akuntansi dan fisik dalam arti seluas-luasnya terhadap ketaatan
86
serta kebenaran pelaksanaan sistem, prosedur dan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan manajemen perusahaan
Sebagai bagian integral dalam suatu struktur pengendalian intern
secara keseluruhan, maka dibutuhkan internal audit yang independen,
obyektif dan kompeten merupakan elemen penting dan menentukan untuk
mewujudkan efektivitas pengendalian intern tersebut.
Internal audit pada PT Schering Indonesia belum memiliki tingkat
independensi dan objektivitas yang memadai. Hal Ini tercermin dari
kedudukan internal audit pada struktur organisasi perusahaan, yaitu bagian
internal audit bertanggungjawab kepaday/wawce and administrtions director
dan melekat dengan bagian budget. Dalam pelaporan basil pemeriksaan
memang ditujukan kepada president diector tapi telebih dahulu diserahkan
kepada finance and administrtions director. Dengan status organisasi
internal audit yang ada tidak memberikan keleluasaan untuk menyelesaikan
tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan.
Bagian internal audit melakukan pemeriksaan manajemen terhadap
seluruh aktivitas perusahaan, baik finansial maupun operasional. Divisi
administrations andfinance director merupakan aktivitas perusahaan yang
menjadi obyek pemeriksaan, berdasarkan struktur organisasi yang ada
bagian internal audit bertanggungjawab kepada^/;awce and administrations
director dan masih satu divisi dengan bagian budget, accounting serta
finance bagian-bagian tersebut merupakan obyek pemeriksaan, dengan
demikian obyektivitas internal audit pada PT Schering Indonesia pun
kurang memadai.
87
Wewenang dan tanggung jawab internal audit diatur dalam uraian
tugas. Untuk lebih rinci wewenang dan tanggung jawab internal audit yang
ditetapkan oleh direksi sebagai berikut:
1) Mengevaluasi pengendalian intern pada PT Schering Indonesia.
2) Membuat sistem yang baru apabila belum ada dan memperbaiki sistem
sudah tidak memadai lagi.
3) Mengamankan dan menjaga agar sistem yang telah ditetapkan beijalan
sesum dengan standar operasi.
4) Membuat laporan atas basil pemeriksaan.
5) Memberikan saran perbaikan yang diperlukan atas obyek yang diperiksa.
6) Memonitor tindak lanjut atas saran perbaikan yang diberikan.
7) Bertanggungjawab untuk melindungi harta milik perusahaan dengan
melaksanakan fungsi pemeriksaan.
4.3.2.PeIaksanaan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia
Dalam pelaksanaan pemeriksaan atas penjualan dan penerimaan kas,
internal audit menganalisis, menilai dan merekomendasi mengenai apa yang
direviunya. Pemeriksaan dilakukan terhadap catatan-catatan, dokumen-
dokumen, prosedur dan kebijakan yang dilaksanakan oleh bagian-bagian
yang terlibat dengan siklus penjualan dan penerimaan kas, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai
baik atau tidaknya pengendalian administrasi dan pengendalian akuntansi
yang ada.
88
Pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap
penjualan dan penerimaan kas sebagai berikut :
1. Pemeriksaan manajemen terhadap penjualan dan penerimaan kas
Pemeriksaan manajemen terhadap penjualan dan penerimaan kas
dilakukan untuk memastikan prosedur, pencatatan sudah dijalankan
sebagaimana mestinya, jumlah uang dari penjualan produk harus sesuai
dengan jumlah piutang yang ada. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap
penjualan dan penerimaan kas dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian
akuntansi serta administrasi penjualan dan penerimaan kas.
2) Pemeriksaan dan penilaian penerimaan kas dari penjualan produk yang
diperiksa ialah sales report yang diverifikasi dengan jumal penerimaan
kas. Sales report diverifikasi dengan delivery order dan dokumen-
dokumen penjualan produk. Memeriksa jumal penerimaan kas
diverifikasi dengan bukti laporan saldo kas penerimaan dari bank.
Untuk mengetahui kebenaran pencatatan dan jumlah uang di bank,
laporan penjualan yang dibuat oleh bagian EDP diverifikasi dengan
laporan bank. Pemeriksaan penjualan produk yang dilakukan adalah
dengan memeriksa jumal penjualan, sales report yang diverifikasi
dengan invoice. Verifikasi dilakukan terhadap banyaknya produk
yang teijual dengan memeriksa laporan persediaan produk, hitung
jumlah produk yang teijual dikali harga produk untuk menentukan
jumlah penerimaan uang dari penjualan. Jumlah penerimaan kas
dihitung dibandingkan dengan sales report. Pemeriksaan yang
89
dilakukan terhadap pengendalian intern PT Schering Indonesia dapat
mencegah kesalahan-kesalahan yang mungkin teijadi dan cara-cara
yang diterapkan cukup efektif. Semua dokumen dicetak prenumbered
merupakan pengendalian intern yang memudahkan untuk
pengawasannya. Invoice dicetak prenumbered serta dibuat rangkap
dapat digunakan untuk memeriksa sales report yang dibuat ba^an
EDP.
2. Menentukan pelaksanaan kebijaksanaan manajemen
Pemeriksaan terhadap penjualan diverifikasi dengan sales report.
Penghitungan kembali jumlah penerimaan kas dari laporan persediaan
yang teijual tidak ada perbedaan. Hal ini berarti prosedur dan
kebijaksanaan untuk transaksi penerimaan kas telah dipatuhi.
3. Menentukan seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertangungjawabkan
dan dilindungi dari segala macam kerugian
Kekayaan perusahaan dari penerimaan kas telah dipertangungjawabkan
sebagaimana mestinya dengan adanya pembayaran dan voucher yang
dibuat oleh cashier berdasarkan laporan saldo kas penerimaan dari bank,
serta dilindunginya penerimaan kas dari pencurian dengan tetap disimpan
di bank.
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian perusahaan
Informasi yang dihasilkan oleh bagian electronic data procsess, dapat
diuji kebenarannya dan dapat dipercaya. Hal ini dikarenakan laporan yang
dibuat didukung dengan bukti-bukti yang valid.
90
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan
Prosedur, pencatatan dan kebijaksanaan yang ditetapkan telah dijalankan
sebagaimana mestinya, tidak terdapat penyimpangan berdasarkan
pemeriksaan yang dilaksanakan.
6. Laporan pemeriksaan manajemen
Tahap terakhir dari pemeriksaan manajemen adalah laporan basil
pemeriksaan yang disampaikan ke direksi berkenaan dengan pekeijaan
yang direviunya. Internal audit melaksanakan pekeijaan setiap bulan dan
penugasan khusus apabila ada penyimpangan yang diperlukan
penyelesaiannya dengan cepat. Bentuk laporan yang dibuat internal audit
sebagai berikut;
1) Laporan audit berupa basil pemeriksaan secara keseluruban
disampaikan kepada president director.
2) Laporan temuan pemeriksaan berisi komentar internal audit dan alasan
audit atas kesalabaan dan penyimpangan yang teijadi.
3) Laporan kbusus dibuat untuk melaporkan basil pemeriksaan atas
masalab-masalab kbusus yang bams diselesaikan dengan cepat.
Laporan ini juga berisi altematif penyelesaian masalab.
4) Laporan pemeriksaan yang disampaikan kepada direksi bams
menjelaskan temuan yang diperoleb selama pemeriksaan berlangsung
dan memberikan komemtar, saran dan tindakan yang bams dilakukan
mengenai masalab yang teijadi. Laporan pemeriksaan disajikan secara
tertulis, cermat, jelas, ringkas dan tepat waktu.
91
Sasaran pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan
penerimaan kas antara Iain :
1. Menilai ketaatan penjualan, piutang dan penerimaan kas terhadap sistem
dan prosedur ketentuan dan peraturan yang beriaku.
2. Menilai efektivitas dan efesiensi penjualan, piutang dalam menilai rencana
dan realisasi penagihan kaitannya dengan penerimaan kas.
3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan.
Dalam program pemeriksaan selain tercantum sasaran yang ingin
dicapai, mencakup juga anggaran waktu, penentuan tim pemeriksa dan surat
tugas untuk tim pemeriksa tersebut. Agar tujuan pemeriksaan manajemen
tercapai, maka dilaksanakan tahap-tahap pemeriksaan manajemen.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan
dan penerimaan kas, internal audit PT Schering Indonesia melaksanakan
tahap-tahap pemeriksaan manajemen sebagai berikut :
1. Perencanaan
Persiapan pemeriksaan dilakukan dengan melalui langkah-langkah
sebagai berikut ;
1) Menetapkan tim pemeriksa yang terdiri dari kepala pemeriksa, ketua
tim pemeriksa dan anggota tim pemeriksa dengan menyusun Program
Pokok Pemeriksaan (PPP), serta menentukan schedule bulanan bagi
rencana pemeriksaan.
2) Mempersiapkan Kertas Keija Pemeriksaan (KKP) dan mengumpulkan
informasi umum mengenai obyek yang diperiksa yaitu siklus penjualan
dan penerimaan kas, dengan melakukan pembicaraan pendahuluan
92
terhadap manajer bagian yang akan diperiksa, dalam hal ini adalah
sales and administration manager dan finance and accounting
manager, dan kepada manajer tersebut, dijelaskan tujuan dan sasaran
pemeriksaan manajemen.
3) Peningkatan pengetahuan pemeriksa dengan melakukan pelatihan
mengenai obyek yang akan diperiksa sehingga pemahaman dan
pengembangan terhadap Program Keija Pemeriksaan. (PKP) yang
akan dilaksanakan oleh pemeriksa, agar tercapai sasaran yang
diinginkan.
2. Pengumpulan bukti dan evaluasi bukti
Tahap pemeriksaan ini, meliputi :
1) Menganalisis peraturan yang berlaku atau sistem dan prosedur yang
berlaku, tujuannya untuk mengetahui batas kewenangan yang
melandasi PT Sobering Indonesia dalam melakukan aktivitasnya,
sehingga diketahui maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sasaran dari
program keija pemeriksaan yang direncanakan.
2) Pengumpulan dan Pengujian terhadap dokumen-dokumen serta
catatan-catatan yang sesuai dengan obyek yang diperiksa.
Pada tahap ini dilakukan juga penelitian catatan-catatan, analisis atau
membandingkan dan verifikasi, konfirmasi kaitannya dengan ketaatan,
kecukupan data dan kesesuaian dengan tujuan pemeriksaan..
3) Pengujian terhadap pengendalian intern
Tahap pengujian pengendalian manajemen, meliputi :
(1) pengujian pengendalian intern
93
(2) Penyusunan iktisar temuan hasil pengujian pengendalian intern.
(3) Pembahasan ikhtisar temuan hasil pengujian pengendalian intern.
Landasan-landasan yang dilakukan dalam pemeriksaan, meliputi :
1. Pemeriksaan dilakukan terhadap sistem dan prosedur yang terkait,
perhatian ditujukan pada pengendalian penerimaan kas.
2. Menelaah setiap kebijakan yang ada guna menilai ketaatan terhadap
ketentuan yang berlaku dan alasan-alasan teijadinya penyimpangan.
3. Pemeriksaan terhadap efektivitas dan efesiensi pemakaian sumber
daya, dengan memperhatikan :
1) Pengunaan sumber-sumber itu telah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
2) Nilai efektivitas kegiatan, prosedur, praktek dan metode-metode
yang digunakan dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
3) Metode-metode yang digunakan oleh objek pemeriksaan, baik
mengenai penetapan sasaran atau petikan maupun cara pelaporan
dan hasilnya.
Langkah selanjutnya adalah :
1. Mengidentifikasi dan mempelajari dengan seksama setiap ketentuan
atau pedoman yang berlaku.
2. Menilai peraturan perundang-undangan tersebut, apakah cukup
wajar dan memuat ketentuan-ketentuan yang jelas.
3. Memeriksa dan menentukan jumlah transaksi yang mengalami
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan.
94
4. Meneliti apakah pelaksanaan penyusunan rencana apakah telah
sesuai dengan pedoman yang berlaku.
5. Meneliti sebab-sebab teqadinya penyimpangan.
6. Mengusahakan untuk memperoieh pendapat dari pejabat atau pihak
yang berkepentingan yang secara langsung akan mengalanu akibat
negatif dari pelaporan temuan tersebut, dengan mengeluarkan
Konfirmasi Hasil Pemeriksaan (KHP) yang ditujukan kepada pihak
yang berwenang oleh internal audit, untuk memperoieh tindakan
koreksi atas kelemahan atau penyimpangan.
Konfirmasi hasil pemeriksaan meliputi nomor Program Pokok
Pemeriksaan (PPP), unit keija auditee, tanggal konfirmasi, nomor
temuan, berikut isi atau point-point temuan hasil pemeriksaan, dan
kategori temuan sebagai tingkat kerawanan temuan, ditentukan pula
batas penyelesaian laporan tindak lanjut auditee kemudian ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang, verifikasi komentar dari auditor berikut
komentar verifikator, apakah telah selesai, dalam proses atau belum
dilaksanakan. Langkah terakhir setelah pembuatan Konfirmasi Hasil
Pemeriksaan (KHP) adalah menyusun Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHP),
sebagai kesimpulan yang selanjutnya dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP).
3. Pelaporan dan tindak lanjut
Laporan hasil pemeriksaan manajemen pada PT Sobering
Indonesia, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Ikhtisar hasil pemeriksaan, memuat kesimpulan yang diperoleh dari
95
hasil pemeriksaan yang memuat ;
1) Temuan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan yang
diuraikan dalam bab hasil pemeriksaan.
2) Komentar verifikator atau pejabat yang berwenang, yang teiah
diuraikan dalam konfirmasi hasil pemeriksaan (KHP).
3) Rekomendasi kepada pejabat yang berwenang melaksanakan
rekomendasi.
2. Tindak lanjut secara umum, yang perlu dilakukan oleh pemeriksa, jika
menghadapi kondisi-kondisi sebagai berikut :
1) Bagian yang diperiksa tidak menyetujui rekomendasi hasil
pemeriksaan, sedangkan pemeriksa merasa perlu persoalan tersebut
diperbaiki agar diperoleh tindakan-tindakan korektif.
2) Bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang diajukan, tetapi
belum menyelesaikan tidakan yang perlu dilakukan.
3) Apabila bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang
disampaikan dan telah melaksanakan rekomendasi tersebut, berarti
telah ada kondisi closed karena persoalan dalam temuan
pemeriksaan telah ditindaklanjuti.
Melihat hasil tersebut, maka pemeriksa perlu membuat evaluasi yang
menunjukkan tidak perlu lagi laporan tindakan selanjutnya atau dilakukan
tindakan pemusnahan terhadap dokumen hasil pemeriksaan yang di simpan
oleh internal audit, jika tindak lanjut hasil pemeriksaan sudah diselesaikan
oleh bagian keija dan sudah diverifikasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
96
Auditor akan kembali meninjau selama dua bulan setelah
dikeluarkannya laporan hasil pemeriksaan tersebut. Laporan mengenai
tindak lanjut pemeriksaan disampaikan kepdAzi finance and administrations
director dan disetujui oleh president director agar mendapat perhatian dan
penekanan pada divisi yang menjadi obyek pemeriksaan.
4.3.3.Prosedur Pemeriksaan Manajemen Siklus Penjualan dan Penerimaan
Kas pada PT Schering Indonesia
Prosedur pemeriksaan manajemen yang memadm diharapkan dalam
pelaksanaannya dapat menemukan kesalahan atau penyimpangan sehingga
pemeriksaan akan lebih terarah dengan baik. Prosedur pemeriksaan
manajemen dibuat berdasarkan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Prosedur pemeriksaan manajemen PT Schering Indonesia dilakukan oleh
internal audit berdasarkan penunjukan pemeriksaan dari finance and
administrations director berdasarkan perintah langsung president director.
Pemeriksaan manajemen di PT Schering Indonesia yang dilakukan
oleh internal audit membuat langkah keija pemeriksaan manajemen
penjualan dan penerimaan kas. Langkah keija pemeriksaan disusun secara
periodik maupun secara mendadak yang meliputi finansial dan operasional.
Berikut ini diuraikan langkah keija pemeriksaan manajemen pada
penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan oleh PT Schering Indonesia
sebagai berikut;
1. Memilih secara acak dokumen pengiriman dari arsip bagian pengiriman.
2. Memeriksa masing-masing dokumen pengiriman untuk menentukan
bahwa dokumen tersebut dilengkapi dengan sales order yang telah
97
diotorisasi oleh bagian kredit dan persediaan. Selanjutnya dilanjutkan
dengan pengecekan sales order dengan kuantitas dan tujuan
pengiriman.
3. Menelusuri secara rinci dokumen pengiriman barang dengan invoice.
4. Menelusuri secara rinci invoice ke pencatatan di jumal penjualan dan
buku pembantu piutang.
5. Mencatat adanya ketidaksesuaian dan perbedaan yang ditemukan
selama pengamatan, apabila ada.
6. Memverifikasi harga per unit untuk setiap sampel invoice.
7. Menelusuri invoice ke pencatatan persediaan di bagian pengendalian
persediaan.
8. Mengamati jumal penjualan untuk mengetahui transaksi yang tidak
normal dan mengidentifikasi tindakan selanjutnya.
9. Membandingkan rincian pada catatan penerimaan kas dengan buku
besar piutang, dan tentukan tenggang waktu penerimaan dengan
penyetorannya.
10. Memeriksa pencatatan komputer dengan meneliti sumber transaksi
masing-masing.
11. Meneliti ketaatan personil yang berwenang terhadap sistem dan
prosedur yang ditetapkan.
12. Melakukan pencocokkan atas uang pada catatan pemsahaan dengan
laporan bank.
13. Membuat daftar koreksi yang diperlukan.
14. Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil pemeriksaan
98
Dalam melaksanakan prosedur audit tersebut internal audit
menekankan teknik pengumpulan bukti dengan melakukan verifikasi,
observasi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik.
Hasil pemeriksaan dikomunikasikan kepada direksi untuk
ditindaklanjuti mengenai permasalahan yang teijadi agar segera dilakukan
tindakan perbaikan sesuai dengan altematif-altematif perbaikan yang
diusulkan oleh internal audit berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.
4.3.4.Peiaporan Hasil Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering
Indonesia
Laporan hasil pemeriksaan merupakan dokumen atau media
komunikasi pemeriksa untuk menyampaikan informasi mengenai
kesimpulan, temuan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada pejabat
yang berwenang.
Standar pelaporan pemeriksaan manajemen menyatakan antara lain :
1. Laporan pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada pejabat yang memberi perintah serta kepada pejabat yang
berwenang.
2. Laporan pemeriksaan harus dibuat segera setelah peketjaan pemeriksaan
selesai dan disampaikan kepada pejabat yang berkepentingan tepat pada
waktunya.
3. Tiap laporan pemeriksaan harus memuat tujuan, ruang lingkup, dan
sasaran pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang
layak, serta pemyataan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan.
99
Setiap laporan hasil pemeriksaan manajemen harus :
1) Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif serta
rekomendasi yang konstruktif.
2) Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempuraaan daripada
kritik.
3) Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum
dapat diselesaikan sampai berakhimya pemeriksaan (jika ada).
4) Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberhasilan atau suatu
tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan, terutama bila perbaikan itu
dapat diterapkan pada bagian Iain.
5) Mengemukakan penjelasan pejabat bagian yang diperiksa mengenai hasil
pemeriksaan.
6) Menyatakan informasi penting yang tidak dimuat dalam laporan
pemeriksaan karena dianggap rahasia atau harus diperlakukan secara
khusus.
Contoh laporan hasil pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan
penerimaan kas di PT Schering Indonesia disajikan sebagai berikut:
Maksud pemeriksaan Untuk meyakinkan bahwa harta milik
perusahaan berupa kas dan persediaan
produk yang akan dijual dapat dijaga
keamanan dari penggelapan dan
kecurangan.
Tujuan pemeriksaan Untuk memastikan bahwa prosedur,
pencatatan, dan kebijaksanaan yang
100
Ruang lingkup pemeriksaan
Periode pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Pendapat pemeriksa
telah ditetapkan ditaati dan otorisasi
penjualan dan penerimaan kas telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Sistem dan prosedur, kebijakan serta
pencatatan mengenai penjualan dan
penerimaan kas.
Tahun 1996.
Berdasarkan fakta yang terdapat pada
obyek yang diperiksa sistem dan
prosedur.pencatatan dan kebijaksanaan
otorisasi mengenai penjualan dan
penerimaan telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Masih
terdapatnya kelemahan untuk
pengendalian intern penjualan, dimana
produk yang akan dijual atau masih
belum teijual, agar pemeliharaannya
selalu memperhatikan mutu produk
dan selalu di periksa secara kontinyu.
Pengendalian intern di PT Schering
Indonesia sudah memadai untuk
mencegah harta milik perusahaan dari
penggelapan dan kecurangan. Dan
untuk mengoptimalkan pengendalian
101
intern penjualan dan penerimaan kas,
maka pemeriksa memberikan saran
berdasarkan hasil pemeriksaan yang
telah dilaksanakan sebagai berikut;
1. Pengendalian intern penjualan
produk untuk di Jual agar tidak
terlalu lama disimpan di gudang,
hal ini dikhawatirkan akan
merusak produk tersebut
Laporan hasil pemeriksaan disampaikan kepada fmatice and
administraslions director setelah ditandatangani oleh internal audit
kemudian oleh finance and administrastions director disampaikan ke
president director.
4.4.Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan
Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Pemeriksaan manajemen yang dilaksanakan oleh tim internal audit sebagai
staff coordinator budget and internal audit yang bertanggung jawab kepada
finance and administrastions director belum memiliki independensi dan
obyektivitas serta hirarki pelaporan pemeriksaan yang rumit.
Tujuan tim internal audit dalam pemeriksaan manajemen siklus penjualan
dan penerimaan kas adalah meningkatkan efektivitas dan efesiensi penjualan,
piutang dan tercapainya efektivitas penerimaan kas. Guna mencapm tujuan
tersebut, pelaksanaan pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan
102
penerimaan kas berlandaskan pada program pemeriksaan disetujui yang oleh
finance and administrations director.
Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas yang
dilakukan pada FT Schering Indonesia terlebih dahulu menetapkan evaluasi
terhadap sistem dan prosedur yang berlaku sehingga ketika proses penjualan serta
piutang yang beijalan sesuai ketentuan, akan diperoleh efektivitas penerimaan kas.
Pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia, bertujuan untuk
membantu para anggota manajemen, agar melakukan tanggung jawab secara
efektif dengan memberikan berbagai penilaian, rekomendasi, petunjuk dan
informasi sehubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Pemeriksaan manajemen
ditekankan pada kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya dan
mencapai tujuan yang ditetapkan pada suatu bagian kegiatan.
Maksud penugasan pemeriksaan manajemen penjualan dan penerimaan kas
adalah untuk mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas penjualan, piutang
dan penerimaan kas yang memerlukan perbaikan atau penyempumaan dengan
tujuan memberikan rekomendasi agar pengelolaan dilaksanakan secara baik.
Sebelum melaksanakan pemeriksaan, pihak internal audit hams mendapat
persetujuan dari pimpinan bagian yang akan diperiksa. Atas dasar itu, maka pihak
direksi akan memberikan surat tugas kepada tim internal audit dan surat
pemeriksaan kepada pimpinan bagian.
Untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus
penjualan dan penerimaan kas pada PT Schering Indonesia, dikemukakan
pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 1996 oleh tim internal audit. Mengenai
103
penelusuran prosedur penjualan dan penerimaan kas sampai dengan Desember
1996.
Temuan hasil pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan
penerimaan kas dalam rangka menilai tingkat efektivitas siklus penjualan dan
penerimaan kas dikemukakan sebagai berikut :
1. Penjualan
1) Divisi Pemasaran dan Penjualan telah mempunyai prosedur penjualan.
2) Persediaan produk untuk di jual perlu di review secara berkala.
3) Setiap barang yang dikirimkan telah dicek oleh pihak distributor langsung
dan ditandatangani oleh kepala gudang dan pihak distributor.
4) Jumlah penjualan telah sesuai dengan catatan transaksi dan dokumen
transaksi.
5) Dokumen atau fomiulir-formulir penjualan telah diberi nomor urut dan
spesifikasi yang dibutuhkan, ditanda tangani oleh petugas yang berwenang
dan di serahkan kepada bagian yang berwenang.
6) Prosedur penjualan telah dilaksanakan secara tertib.
2. Piutang
1) Piutang yang dicatat telah sesuai dengan faktur penjualan.
2) Cek total piutang dengan penagihan yang dilakukan.
3) Prosedur telah dilaksanakan dengan tertib.
3. Penerimaan Kas
1) Untuk melakukan pengecekan atas saldo kas perusahaan di bank,
dilakukan rekonsiliasi bank.
2) Rekonsiliasi laporan saldo dari bank dengan catatan menururut
perusahaan.
104-
3) Usut cek yang masih berada di luar dan belum di tukarkan ke bank.
4) Usut penjualan yang sudah dilakukan, akan tetapi pembayaran belum
disetorkan ke bank.
5) Usut penerimaan kas yang sudah diterima dengan buku pembantu piutang
yang ada di perusahaan.
6) Semua penerimaan kas yang harus telah diterima, secara kenyataan sudah
diterima dan dicatat dengan segera secara teliti.
7) Kas yang ada di perusahaan dan di bank secara teliti dicatat dan dilindungi
selayaknya.
8) Prosedur penerimaan kas telah dilaksanakan secara tertib.
Berdasarkan hasll dan pembahasan yang telah diuraikan, tim intemal
auditor memberikan rekomendasi perbaikan agar dilakukan tindak lanjut oleh
pihak manajemen. Tindak lanjut hasil pemeriksaan, diperhatikan terus oleh
tim intemal audit. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa manajemen
telah melakukan tindakan perbaikan yang tepat. Dari hasil tindak lanjut
pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahwa sasaran pemeriksaan telah
sesuai, yaitu :
1. Pelaksanaan sistem dan prosedur penjualan, piutang dan penerimaan kas
telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Efektivitas penjualan dan piutang telah sesuai dengan rencana sehingga
realisasi penagihan sesuai dengan penerimaan kas yang ditargetkan.
3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan, antara lain :
1) Menindaklanjuti barang yang akan dijual atau masih belum terjual,
agar tidak terlalu lama disimpan. Hal ini dikhawatirkan akan merusak
barang jadi tersebut.
2) Dengan adanya temuan hasil pemeriksaan periode yang lalu, maka
105
tindakan perbaikan yang diperlukan dapat dilakiikan tepat sesuai
kebutuhan.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa tim internal audit telah
melaksanakan fimgsi pemeriksaannya, berdasarkan program yang disusun
sehingga pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang memadai terhadap siklus
penjualan dan penerimaan kas akan meningkatkan efiektivitas penjualan, dalam
proses maupun pencatatannya.
Efektivtas proses dan pencatatan penjualan berpengaruh pada penerimaan
kas sebagai hasil akliir penjualan sehingga tujuan pengendalian intern
penerimaan kas akan memadai yaitu pengamanan terhadap penerimaan kas yang
merupakan harta kekayaan perusahaan, kebenaran dan keandalan data akuntansi,
ketaatan pada kebijakan penerimaan kas yang telah ditetapkan akan sesuai
dengan keadaan sebenamya, dengan demikian pemeriksaan manajemen yang
dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat mencapai tujuan
pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.
BAB V
RANGKUMAN KESELURUHAN
Penjualan merupakan sumber pendapatan bagi suatu unit usaha. Penjualan
yang dilakukan perusahaan menimbulkan penerlmaan kas dan piutang yang
membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus penjualan dan penerimaan kas dan
merupakan siklus transaksi keuangan. Siklus penjualan dan penerimaan kas
merupakan aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengawasan dari pihak
manajemen dalam pengelolaannya, agar siklus ini berhasil sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dibutuhkan pengawasan siklus ini dengan melakukan pemeriksaan
manajemen.
Pemeriksaan manajemen berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pemeriksaan manajemen yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan stuktur
pengendalian intern yaitu mengamankan harta kekayaan dari pemborosan,
kecurangan, dan ketidak efisienan, memastikan kebenaran dan keandalan data
akuntansi perusahaan, ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan
manajemen perusahaan, dan meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis memcoba merumuskan suatu
hipotesis yaitu :
Dengan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas
dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering
Indonesia
Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan
107
yang penting dalam satuan usaha dapat dicapai. Kebijakan dan prosedur ini
merupakan pengendalian yang menibentuk struktur pengendalian intern dalam satuan
usaha. Pemeriksaan manajemen bertujuan untuk membantu semua anggota
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, dengan cara menyajikan
analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting mengenai aktivitas
perusahaan. Dari basil pemeriksaan yang dilakukan akan menghasilkan suatu
temuan. Hasil temuan ditindaklanjuti oleh bagian yang diperiksa.
Sebagai tempat penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih
FT Schering Indonesia yang beralamat di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1 Pasar
Rebo Jakrta Timur. PT Schering Indonesia adalah perusahaan perseroan terbatas
didirikan oleh penanaman modal asing (PMA) dari Jerman. Perusahaan ini
merupakan anak perusahaan dari negara asalnya yaitu SCHERING AG yang berpusat
di Berlin Jerman. PT Schering Indonesia bergerak di bidang industri farmasi yang
memproduksi obat-obatan dan produk Keluarga Berencana yang berorientasi sebagai
produk ekspor.
PT Schering Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris NO. 41 tanggal 28
Januari 1970 yang dikeluarkan oleh notaris Eliza Pondaag, SH di Jakarta. Perseroan
ini adalah merupakan usaha penanaman modal asing dibawah pengawasan undang-
undang penanaman modal asing. Perusahaan mulai beroperasi sebagai perusahaan
manufaktur pada bulan Nopember 1979 setelah izin operasi dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) No. 24/n/PMA/1979 tanggal 16 Oktober 1979
dikeluarkan oleh pemerintah.
Struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas PT Schering
Indonesia meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk
108
mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia untuk dijual kepada
pelanggan. Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas merupakan
pengendalian intern yang diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk penjualan
kredit kepada distributor yaitu PT Dos Ni Roha dan penerimaan kas dari perlunasan
piutang yang dilakukan oleh PT Dos Ni Roha.
Sarana yang digimakan manajemen dalam mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan rencana adalah struktur pengendalian intern. Struktur pengendalian
intern diciptakan untuk meminimalisasi penyelewengan-penyelewengan yang
mungkin dapat teijadi dalam suatu unit usaha. Pada PT. Schering Indonesia prosedur
pengendalian pada siklus penjualan dan penerimaan kas sudah memenuhi unsur-imsur
prosedur pengendalian dan metode pencatatan sistem akuntansi.
Pemeriksaan manajemen yang dilakukan di dalam perusahaan bertujuan untuk
memantau efektivitas dan efesiensi kebijaksanaan dan prosedur yang berkaitan
dengan pengendalian aktivitas perusahaan. Pemeriksaan manajemen akan efektif jika
dilakukan oleh pemeriksa intern yang independen atau mandiri yaitu dalam
melakukan pemeriksaan bebas tidak terlibat dalam bagian operasi dan akuntansi yang
menjadi objek pemeriksaan sehingga pemeriksa intern akan bebas dan obyektif serta
laporan hasil pemeriksaan akan diwujudkan secara optimal.
Pelaksana pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia dilaksanakan
oleh bagian intemal audit yang merupakan unsur dari lingkungan pengendalian pada
struktur pengendalian intern Pelaksanaan pemeriksaan manajemen merupakan tugas
divisi finance dan administrations director yang melaksanakan fungsi pengawasan
dari president director dan dilaksanakan oleh bagian intemal audit sehingga dalam
penyampaian hasil pemeriksaan ditujukan langsung kepada president director yang
109
terlebih dahulu disetujui oXeh finance dan administrations director.
Internal audit pada PT Schering Indonesia belum memiliki tingkat
independensi dan objektivitas yang memadai. Hal Ini tercermin dari kedudukan
internal audit pada struktur organisasi perusahaan, yaitu bagian internal audit
bertanggungjawab kepada finance dan administrations director dan melekat dengan
bagian budget. Berdasarkan struktur organisasi yang ada bagian internal audit
bertanggungjawab kepada administrations and finance director dan masih satu divisi
dengan bagian anggaran, akuntansi serta, keuangan bagian-bagian tersebut merupakan
obyek pemeriksaan, dengan demikian obyektivitas internal audit pun kurang
memadai.
Pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap penjualan dan
penerimaan kas meliputi sasaran pemeriksaan manajemen penjualan dan penerimaan
kas antara lain:
1. Menilai ketaatan penjualan, piutang dan penerimaan kas terhadap sistem dan
prosedur ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Menilai efektivitas dan efisiensi penjualan, piutang dalam menilai rencana dan
realisasi penagihan kaitannya dengan penerimaan kas.
3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemen siklus penjualan dan penerimaan
kas, internal audit PT Schering Indonesia melaksanakan tahap-tahap pemeriksaan
sebagai berikut :
I. Perencanaan, persiapan pemeriksaan antara lain menetapkan tim pemeriksa,
menyusun Program Pokok Pemeriksaan (PPP), serta menentukan schedule
bulanan rencana pemeriksaan, mempersiapkan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP),
110
mengumpulkan informasi umum mengenai obyek yang diperiksa, dan
peningkatan pengetahuan pemeriksa dengan melakukan pelatihan mengenai obyek
yang akan diperiksa sehingga pemahaman dan pengembangan terhadap Program
Kerja Pemeriksaan. (PKP) yang akan dilaksanakan oleh pemeriksa, agar tercapai
sasaran yang diinginkan.
2. Pengumpulan bukti dan evaluasi bukti, meliputi menganalisis peraturan yang
berlaku atau sistem dan prosedur yang berlaku, ruang iingkup dan sasaran dari
program keija pemeriksaan yang direncanakan, pengumpulan dan pengujian
terhadap dokumen-dokumen serta catatan-catatan yang sesuai dengan obyek yang
diperiksa, penelitian catatan-catatan, analisis atau membandingkan dan verifikasi,
konfirmasi kaitannya dengan ketaatan, kecukupan data dan kesesuaian dengan
tujuan pemeriksaan. Pengujian terhadap pengendalian intern meliputi pemeriksaan
dilakukan terhadap sistem dan prosedur yang terkait, perhatian ditujukan pada
pengendalian penerimaan kas, menelaah setiap kebijakan guna menilai ketaatan
terhadap ketentuan yang berlaku dan alasan-alasan terjadinya penyimpangan dan
pemeriksaan terhadap efektivitas dan efisiensi pemakaian sumber daya,
3. Pelaporan dan tindak lanjut, memuat kesimpulan yang diperoleh dari basil
pemeriksaan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan yang diuraikan
dalam bab hasil pemeriksaan, komentar verifikator atau pejabat yang berwenang,
serta rekomendasi kepada pejabat yang berwenang melaksanakan rekomendasi.
Tindak lanjut dilakukan jika menghadapi kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Bagian yang diperiksa tidak menyetujui rekomendasi hasil pemeriksaan,
sedangkan pemeriksa merasa perlu persoalan tersebut diperbaiki agar
diperoleh tindakan-tindakan korektif.
Ill
b. Bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang diajukan, tetapi belum
menyelesaikan tidakan yang perlu dilakukan.
c. Apabila bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang disampaikan dan
telah melaksanakan rekomendasi tersebut, dalam hal ini berarti telah ada
kondisi closed karena persoalan dalam temuan pemeriksaan telah
ditindaklanjuti.
Prosedur pemeriksaan manajemen yang memadai diharapkan dalam
pelaksanaannya dapat menemukan kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dan
pemeriksaan lebih terarah dengan baik. Dalam melaksanakan prosedur audit tersebut
internal audit menekankan teknik pengumpulan bukti dengan verifikasi, observasi,
dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Laporan basil pemeriksaan merupakan dokumen
atau media komunikasi pemeriksa untuk menyampaikan informasi tentang
kesimpulan, temuan, dan rekomendasi basil pemeriksaan kepada pejabat yang
berwenang.
Setiap laporan basil pemeriksaan intern barus :
1. Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif serta rekomendasi
yang konstruktif.
2. Lebib mengutamakan usaba perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik.
3. Mengungkapkan bal-bal yang masib merupakan masalab yang belum dapat
diselesaikan sampai berakbimya pemeriksaan (jika ada).
4. Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberbasilan atau suatu tindakan
perbaikan yang telab dilaksanakan, terutama bila perbaikan itu dapat diterapkan
pada bagian lain.
5. Mengemukakan penjelasan pejabat obyek yang diperiksa mengenai basil
112
pemeriksaan.
6. Menyatakan informasi penting yang tidak dimuat dalam laporan pemeriksaan
karena dianggap rahasia atau harus diperlakukan secara khusus.
Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas yang
dilakukan pada FT. Schering Indonesia terlebih dahulu menetapkan evaluasi terhadap
sistem dan prosedur yang berlaku sehingga ketika proses penjualan serta piutang yang
berjalan sesuai ketentuan, akan diperoleh efektivitas penerimaan kas.
Tim internal audit telah melaksanakan fiingsi pemeriksaannya, berdasarkan
program yang disusun sehingga pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang memadai
terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas akan meningkatkan efiektivitas
penjualan, dalam proses maupun pencatatannya. Efektivitas proses dan pencatatan
penjualan berpengaruh pada penerimaan kas sebagai hasil akhir penjualan sehingga
tujuan pengendalian intern penerimaan kas akan memadai yaitu, pengamanan
terhadap penerimaan kas yang merupakan harta kekayaan perusahaan, kebenaran dan
keandalan data akuntansi, ketaatan pada kebijakan penerimaan kas yang telah
ditetapkan akan sesuai dengan keadaan sebenamya, dengan demikian pemeriksaan
manajemen yang dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat
mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada FT Schering Indonesia.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Dari yang telah peniilis bahas dalam skripsi dengan judul "Peranan
Pemeriksaan Manajemeu Terhadap Siklus Pcnjualan dan Pcncrimaan Kas
dalam Kaitannya dengan Pencapaiaii Tujuan Pengendalian Intern
Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"
Maka Penulis menarik simpulan sebagai berikul :
1. PT Schering Indonesia adaiah perusahaan peiseroan terbatas yang didirikan
oleh penanaman modal asing (PMA) yang berasa! dari Jerman yang bergerak
di bidang indusiri larniasi yang niemprodiiksi obat-obatan dan produk
Keliiarga Berencana. perusahaan melakukan penjualan produknya kepada
distributor yaitu PT Dos Ni Roha.
2. Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas secara garis besar adaiah :
a. Kegiatan peniesanan barang oleh distributor kepada bagian penjualan.
b. Bagian penjualan memerintahkan kepada bagian gudang untuk
mengeluarkan barang sesuai dengan jumlah yang dipesan oleh distributor.
c. Distributor melakukan pembayaran melalui transfer bank melalui rekening
perusahaan.
3. PT Schering Indonesia telah memiliki pengendalian intern yang baik, terliliat
dari :
a. Adanya kebijakan otorisasi yang tepat dan prosedur kegiatan rutin dimana
suatu pekerjaan telah dilaksanakan secara baik dan benar.
114
b. Adanya uraian tugas pada bagian-bagian yang khusus menangani masalali
penjualan dan peneriniaan kas, yang meliputi :
1. Fungsi Penjualan yang dilaksanakan oleh staff penjualan yang bertugas
melakukan penjualan dan pemasaran produk perusahaan kepada
distributor serta melakukan proses pesanan pembelian dari distributor
menjadi penjualan produk perusahaan.
2. Fungsi penyinipanan produk penjualan yang dilaksanakan oleh bagian
gudang yang bertugas melakukan penyimpanan produk perusahaan dan
mengeluarkan serta menyerahkan produk pesanan kepada distributor
berdasarkan delivery order.
3. Fungsi pemrosesan data yang dilaksanakan oleh bagian Electronic Data
Proceasor yang bertugas memproses semua dokumen dan catatan
penjualan menjadi data serta informasi yang diperlukan.
4. Fungsi pemeriksaan yang dilaksanakan oleh :
a. Staff keuangan yang bertugas memeriksa jumlah penjualan yang
dilakukan oleh bagian penjualan untuk mengetahui besamya piutang
serta pendapatan yang akan diterima perusahaan serta memeriksa
faktur penjualan untuk mengetahui pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan.
b. Kasir bertugas menerima dan memeriksa laporan saldo kas
penerimaan dari bank sebagai bukti pembayaran distributor yang
dicocokan dengan tanggal jatuh tempo pembayaran pada data
komputer berdasarkan faktur penjualan.
115
c. Adanya dokunien-dokumen dan formiilir-forniulir yang melengkapi
kevaliditasan dan mendukung pencatatan pembukuan secara periodik
seperti pengecekan pada proses akuntansi secara manual untuk
memperoleh keseimbangan saldo rekening yang satu dengan lainnya.
4. Masalah pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan
kas pada PT Sobering Indonesia yang dibahas oieh penulis dapat dikatakan
cukup memadai, Hal ini disebabkan karena telah dilaksanakannya pemeriksaan
sesuai dengan standar pemeriksaan manajemen yang berlaku umum. Adapun
pemeriksaan yang dilakukan memberikan keyakinan yang memadai atas :
a. Sistem dan prosedur yang ada sudah diterapkan secara baik dan benar oleh
setiap bagian yang melakukan terlibat dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas.
b. Kesesuaian jumlah saldo buku pembantu piutang dengan penjualan yang
dilakukan secara kredit.
c. Penyesuaian saldo perusahaan dengan laporan bank.
d. Pelaksanaan kebijakan manajemen telah dilakukan oleh bagian-bagian yang
terlibat dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
5. Segi kekurangan yang dapat dikemukakan penulis dari pengamatan dan
observasi antara lain :
a. Tidak terdapatnya komite audit yang berperan dalam membantu
pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen dan president director.
b. Struktur organisasi intemal audit yang ada tidak mencerminkan
independensi dan obyektivitas pemeriksaan karena berada di bawah finance
and administrations director dan menyatu dengan bagian budget.
116
6.2. Saran
Saran yang diajukan penulis membandingkan antara teori sebagai landasan
teoritis yang dijadikan pedonian dengan apa yang telah penulis ketahui tentang
penerapannya diperusahaan. Penulis menyadari bahwasanya keterbatasan akan
sumber ilmu dan pengetahuan mengenai kondisi perusahaan yang sesungguhnya
menjadi suatu kendala bagi penulis dalam meniberikan saran-saran yang
maksimal. Namun demikian penulis tetap berharap saran tersebut dapat
bermanfaat bagi perusahaan.
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai pertimbangan bagi
perusahaan mengenai "Peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus
penjualan dan penerimaan kas dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan
pengendalian intern penerimaan kas pada FT Schering Indonesia"
Saran-saran yang diajukan penulis, yaitu :
1. Perlu dibentuknya komite audit yang anggotanya terdiri dari dewan komisaris
dan presiden direktur. Dengan adanya komite audit ini maka dewan komisaris
akan aktif menjalankan flmgsinya dan mencegah konsentrasi pengendalian
yang terlalu banyak di tangan manajemen {President Director), sehingga
tercipta iklim pengendalian yang lebih baik dalam perusahaan.
2. Pada struktur organisasi internal audit dimana intemal audit adalah fungsi staff
dari coordinator budget and internal audit, di bawah finance and
administrations director, dengan struktur yang ada independensi dan
obyektivitas intemal audit dalam melakukan pemeriksaan kurang memadai,
maka sebaiknya struktur organisasi intemal audit terpisah dari struktur
organisasi operasional dan fmansial atau intemal audit bertanggungjawab
langsung kepada president director dan merupakan suatu divisi yang mandiri
sejajar dengan divisi-divisi yang ada di PT Schering Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. American of Certified Public Accountant tAICPA). Statement On AuditingStandard Board No.55 : Consideration of Internal Control Structure in A
Financial Statement Audit. 1989.
2. Alvin A. Arens, James K. Loebbecke. Auditing Suatu Pendekatan temadu. BukuSatu dan Dua. Edisi kelima. Alih bahasa : Amir Abadi Yusuf. Jakarta ;
Penerbit Salemba Empat, 1993.
3. Amin Wijaya Tunggal Drs.,Ak.,MBA. Auditing : Manaiemen Audit SuatuPengantar. Jakarta ; Rineka Cipta, 1992.
4. Amin Wijaya Tunggal Drs.,Ak.,MBA. Audit Manaiemen Kontemporer. Jakarta :Harvarindo, 1995.
5. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). PO. PedomanPerencanaan Pemeriksaan OperasionaK 1992.
6. Donald H. Taylor and G. William Glazen. Auditing An Assertions Approach. T'**Edition 1997. By John Willey and Sons, Inc. Library of congresscataloging publication data.
7. lAl. Standard Profesional Akuntan Publik 1994. Jakarta : lAI, 1995.
8. Irsan, Yani. Petuniuk Pemeriksaan Onerasional. Jakarta : Pusat PengembanganAkuntansi STAN, 1992.
9. Jack C. Robertson., Ph.D. CPA and Frederick G Davis, Ph.D. CPA. AuditingBussines Publicatian Inc. 4''* Edition. Texas. 1993.
10. James L. Boockkoldt and david H. Li. Accounting Information Systems :Transaction. Processing, and Control. Revision Edition. Boston :
Richacrd D. Iwin, Inc, 1991
11. La. Midjaii Drs., MS., Ak, Azhar Susanto Drs.,Mbus..Ak. Sistem InformasiAkuntansi 1 Pendekatan manual dan Praktika Penviisiman Metode dan
Prosedur. Bandung : Penerbit Lembaga Infonnasi Akimtansi. 1995.
12. Mulyadi., Drs., Msc., Ak. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yog>'akarla : BagianPenerbit STIE YKPN, 1993.
13. Moch Hazny. Manaiemen Audit : Meninakatkatkan Efisiensi dan Efektivitas(Mcnmitio dari Alexander Hamilton Institute). Surabaya : Penerbit Usaiia
Nasional Surabaya. 1994.
14. Nugroho Widjayanto. Pemeriksaan Qperasional Perusahaan. Jakarta : LembagaPenerbit Fakiiltas Ekonomi Universitas Indonesia. 1995.
15. Sukrisno Agoes. Auditina (Pemeriksa Akuntanl. oleh Kantor Akuntan Publik.Jakarta : Penerbit Lembaga Pengembangan Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, 1996.
16. Tjitro Soemarjo., Profesor. Bunsa Ramoai Menuiu Pemeriksaan PengelolaanPemeriksaan Intern. Jakarta. 1984.
17. Tugiman Hiro. Peneantar Audit Sistem Informasi. Yogyakarta : Kanisius,1996.
18. Tugiman Hiro. Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius.Yogyakarta, 1997.
19. Walter B. Meigs., Gray Whittingon., Kurt Panny., Robert F. Meigs. Principles ofAuditing. 9th Edition. Tokyo : Ricard D. Irwin, 1992.
20. Zaki Baridwan., Drs.,Msc.,Ak. Sistem Akuntansi : Penvusunan Metode danProsedur. Edisi Kelima. Yogyakarta : Bagian Penerbit BPFE-UGM,1992.
MAnTENAHCE
MAHACEMiMT
MANAOrn
HEAD OF
PROO
MOT
HEAD OF
OUALFTY
COHTROl.
HEAD Of
PROOUCI
leAoof
PRODUCT
PRODUCTION
MANAOER
HEAD OF
OSTTODUtlOK
A NSTALATION
HEAD OF
ACCOUHTMO
BUDGET &
INTEUNAL
AUDIT
TAX 4
INSURANCE
PERSONAL
&GENERAL
APFAIRS
DIRECTOR
SALES &
MARJCETING
DIRECTOR
PRODDCTION
DIRECTOR
PRESIDENT
DIRECTOR
FINANCE A
ACCOUHTIHG
MANAGEn
FINANCE &
ADMINISTRATION
DIRECTOR
HNANCE TAX OFFICER ACCGITNTINGWAREHOUSE SALES OFTICI RDISTHIBUTOR
TAX 3
IMVOrCE
INVOICE
TAX 2
INVOICE
1
INVOtCEINVOICE
TAX I
INVOICE
TAX 1
INVOICEOCODS
BOOKED
SALES
TODRNAL. CHEK
\ SIGNA ^TURE y r
; ( FINTS^ORR
ORR
INVOICE INVOICE
TAX 1
INVOICETAX 1
INVOICE
VAT
REAONDER
REMINDER
RENflNDEK
SO - SALES ORDER (ORDERPENJUALAN)DO - DEUVERV ORDER (ORDER PENOIRIMAN)DUE - OPEN RFCErVABU REPORT ll APOR W PTnTR'Nini.
DISTRIBUTOR BANK KASIR/FINANCE ACCOUNTING
ST.-UIT
V..,
FEMBAYARAN
UANOFENERIMAAN
UANG
'
BANK CASH
REPORT
BANK CASH
REPORT
Pro<:ess
CASH
RECEIPT
VOUCHER
ORR
SR
VAT
REMINDER
SALES
y CHEK
BOOKED
CASH RECEIPT
JOURNAI.
FINISH
P.T. SCHERIH" THnOHESIA I I
ncR TO '•ra..con. I riPWH iorkrko.i mtf; ! !
; i I !
1 OrFTCt/factory; pas«> REBO,, VI kmp.getion5/cija:-.t;5^
I III C L I t f' 'I, . i; n T f 1 P0?.T«. rJinRESFt F.l..t<OA •^Iv' ; ' ̂ : PHn«^ : 84f.-.121 ( MliHFS ,
r M P G ! OOt 113/02/99H/r NO.: 0212 i F i rate • 13/C7/99
; HO. i rrtR-CODE !:—I i-1 I I
I-Er-CKlPTIOH RACKING « I
I I
0 il A K T ; T Y ilttJjT i
I !
I I
! I
! !! I
! I
1 I
i 011
* = OIFTRTPimON CODE
i it I
I I
0 T A I.144.00
PsRFfWKET PV
-r,/buhc}
C H E r E D ^
0 n 0 p u' I ' riARIITIHE
I RECEIOED THE AFO'O;■> *3001' OnPER AND ti.*
;. ? =;■; !! !?: !■'. i M Cp ;i: n d q n £ s i a
r , r , I ' !.= S i^! ;!: P: 0 rl A
! r r.'E' ' . MnrwDm m.- liAV.io
;!. v-:-5:U>-
PASAR PEBQ ■•■• CIJAM i UMtSJAKARTft ;1.37«<>
H-:l.<>7/ JAKARTA :L;!.<>'i j.TELEPHONETiiiiLEKTELEGRAliS
3M"!>01.2.1 iHi...INESJMETvi! 5CHEP\ If)si::;he!-i:cmg .iAi-;:ARTA
I i
! STATEMENT ii 1
DATE
22/02/97
■ ■■ . : -r ! ! ■?T>i,Y> THE FOUTIwrWE INVOICES ORE WJE FOR PFiYHEMT IM THE HDMTH OF HftRCH 1.9" 7
' =A'E \T• \ y ■; > !'
!A n 0 u n T
I
i V|!.!;S IS A COMPUTER GENERATED ADVICE.1 NO cnVSPAMV'E SI(;/N.ATUP.E IG RE;.U'U.TRE.D.-. !
&
Cash/Cheque
Telah terima dari
Received frdm
Banyaknya uang Rp.Amount
Untuk pembayaranFor
TOTAL Rp.
Payment Receipt N9 002252
Jakarta,
Prepared by; Checked by:
ACCOUNT CREDITED
Name No. Amount
Prepared: Approved: Total:
Entered: A/C DEBITED:
Kepada YthPimpinan Fakultas EkonomiUNIVERSITAS PAKUAN
di
Tempat
P.T. Schering Indonesia
Pharmaceuiicais
038/99 ' lOlPebruari-1999
Densiun Honnai,
Bersania ini kami teranskan bahwa mahasiswa tersebut dibawali ini;
Nama
No Pokok
NIRM
Konsenlrasi Skripsi
Indra Natakusuma
022194302
41043403940653
SISTEM INFORMASIAKUNTANSI
lelah mengadakan risci di perusahaan kami iintuk keperluan penyiisunan skripsi atasluima yang bersangkuian. Sehubungan dengan hal tersebut, kami telah memberikan datamaupun penjelasan sebenamya mengenai perusahaan kami.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya.
Hormat kami
PT. Schering Indonesia
Hariianto.SE.
Internal Auditor
ubsidiaiy of Schering AG • Federal Republic of Germany i'-"' ■ b.oo.2. .Telex ■ .n233 SCMEB lA. iMiota. : OZl - 6401596 Cable : Scher,;^ JaUr«