SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM ...

139
PERANAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN TUJDAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PADA PT. SCHERING INDONESIA SKRIPSl Diajukan Oleh : iNDRA NATAKUSUMA Nrp : 022194302 Nirra : 41043403940653 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 26 MARET 1999

Transcript of SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM ...

PERANAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP

SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM KAITANNYA DENGAN

PENCAPAIAN TUJDAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS

PADA PT. SCHERING INDONESIA

SKRIPSl

Diajukan Oleh :

iNDRA NATAKUSUMA

Nrp : 022194302

Nirra : 41043403940653

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

26 MARET 1999

PERANAN FEMERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP

SIKLUS PENJUALAN DAN PENEREVIAAN KAS DALAM KAITANNYA DENGAN

PENCAPAIAN TUJUAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS

PADA PT SCHERING INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jumsan Akuntansi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor

Mengetahui :

^'^p^^^FakuItas Ekonomi,

azantfh ahruzar, Dra.»Ak,MM)

Ketua Jur untansi,

(KefuTSunarta, DrsiAk,MM)

PERANAN PE.MERIKSAAN MANAJEMEN TERHADAP

SnCLUS PENJUALAN DAN PENERJGMAAN KAS DALAM KAITANNYADENGAN TUJUAN PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS

PADA PT SCHERING INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syaratDalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akunlansi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor

Menyetujui ;

Penguji, Pembimbing,

(Fazariah Mahruzar, Dra.,Ak.MM) 1. (Ketut Sunartaj,^f^Ak,MM)

2. (Mona^SituWorang, Drs., Ak.,MM)

AfUUHMAN

Dui A III. Al I Tphi li M tip,(Ijark(111 Sa (ii Mm ti \ aitp, I'nniii in a A I. Q11 A N.

I.")ia A I.I AH A n lip Ti'Inli M I'liciphi kn n Sckiiliiiii In mi n.

Dih AI.LAI I ^ aiip, Ti'iali Mi-npiijaikaii S.ilii liiiiii i\i«-i)|'<tli Kiiiipkaiaii

Rolo iiiiip.ii n.

■ ( ys ; Arrahni.in Ay.it 1 k).

LUKMAJJ

( Kti Ih N iil'i Liikiiiaii ) VV aliai Anakkit ! Suiippn li (ikalii ii Ada 11 a 11a Sokei:il

Biji Savviixin^ A|>akali Dia [>erada Dalain l>alu Alan Di Unaiip, Anpkasa Tni

Ainu [R'lada Di l^alani I'litni ( It into pis ) Soiu im iiya Adaiali Snalu nksistcnsi

llinii Aid.All Mninnil SiiiiTiali Kasiil A. lU'p.itn Al, Ql.lKAN MfiiuTUi

Suniiah Kasnl Ini, Adalali I'<Miil»Mia Ivi'lMdiipaii l.iMiiali l.pmliiil l.api

I'duhfuhik IR'i'ila lljiiiitli Vaix' DiTUiikiaii Ki'V/'tilitsioiiiM.

i QS : Lukin.m /Vyal iCt)

■Soindali indaiiii\'a Km iin Adalah Km unkM dan Kiinin Sosmlalikii Kolak

(lljdisi Rlwdyal iUiihari-MiisIiin)

' V.

4 ♦

h

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. karena

hanya atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulisan ski-ipsi ini dapat terselesaikan,

Adapiui penulisan skripsi ini dalam rangka memenulii salah satu syarat dalam meraih

gelar Sarjana Ekonomi Junisan Akuntansi Universitas Pakuan Bogor. dengan judul

"Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan Pengendaiian Intern

Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"

Banyak kesuiitan dan hambatan yang penulis hadapi namiin berkat dorongan,

petunjuk dan aralian dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapal diseiesaikan dengan

baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa teriina kasih sebesar-

besamya kepada semua pihak yang lelah banyak inembantu sehingga tersusunnya

skripsi ini. Terutama sekali ucapan terima kasih ini ingin penulis sampaikan kepada

yang terhormat:

1. IbU Fazariah Mahruzar. Dra., Ak., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pakuan,.

2. Bapak Eddy Mulyadi, Drs.. Ak., MM., selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan.

3. Bapak Ketut Sunaila Drs., Ak., MM., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan merangkap sebagai dosen Pembimbing Utama

4. Bapak Monang Situmoiang, Drs.. Ak., MM selaku Co. Pembimbing.

5. Bapak Haryanto, selaku Chief Accounting PT Schering Indonesia.

6. Bapak Ilyas, selaku Finance and Accounting Manager PT Schering Indonesia.

7. Kedua Orang tua, yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan yang

tidak terhingga, Kakakku serta adik-adikku yang selalu memotivasi sehingga

seiesainya skripsi ini.

8. Mas Teddy dan keluarga.

9. Rekan-rekan keluarga besar Solidaritas Indonesia.

10. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.

11. Segenap Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas

Pakuan.

12. Sahabat-sahabatku Eko, Ogi, Husni, Heri, Hendar, Linda, Hanny, Bono, Adang,

Zul, Woro. Samsul, Josh. Arif fahmi. Firman. Icol. Chacank, Fahmi, Alek, Iway,

Nia, Noni, Erwin, Donny. Eka, Epoy, Hafis, Chemonk, Aji dan rekan-rekan

mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkan, walaupun tidak iuput dari berbagai kekurangan dan jauh dari

kesempumaan. Kritik dan saran yang membangun demi kesempumaan skripsi ini

diterima dengan senang hati.

Bogor, Maret 1999.

Penulis

II

ABSTRAK

Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu sistem yang dimulai dari

permintaan oleh pelanggan dan berakliir dengan perubahan barang atau jasa menjadi

piutang usaha, dan akhimya menjadi kas. Siklus penjualan dan penerimaan kas

merupakan bagian penting sebagai sumber pendapatan perusahaan sehingga

membutuhkan pengendalian. Untuk pengendalian tersebut maka pihak manajemen

perlu melakukan suatu pemeriksaan manajemen.

Berdasarkan hal tersebut penulis mengadakan suatu penellitian yang bertujuan

untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan pengendalian intern

penerimaan kas. Metode yang digimakan dalam penelitian adalah studi kasus dengan

mengumpulkan data-data kuantitatif dan kualitatif yaitu data primer diperoleh melalui

observasi langsung ke perusahaan dan wawancara dengan pihak yang berkompeten di

perusahaan dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan

dikumpulkannya bahan-bahan tertulis untuk mengevaluasi data primer yang diperoleh

dari penelitian di lapangan.

Tujuan utama pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas adalah mengurangi pemborosan, meningkatkan efektivitas dan

efisiensi penjualan dan penerimaan kas. Pada PT Schering Indonesia pelaksanaan

pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan

untuk menilai efektivitas dan efesiensi kebijaksanaan dan prosedur yang berkaitan

iii

dengan pengendaliaii aktivitas perusahaan. Pemeriksaan mauajemen akan efektif jika

dilakukan oleh pemeriksa yang independen yaitu dalam melakukan pemeriksaan

bebas tidak terlibal dalam bagian operasi dan akuntaiisi yang menjadl objek

pemeriksaan sebingga pemeriksa intern akan bebas dan obyeklif serta laporan hasil

pemeriksaan akan diwujudkan secara optimal.

Pelaksana pemeriksaan manajemen PT Schering Indonesia adalah bagian

internal audit yang merupakan unsur dari lingkungan pengendalian pada struktur

pengendalian intern. Dalam melaksanakan pemeriksaan atas penjualan dan

penerimaan kas, internal audit menganalisis, menilai. dan merekomendasi mengenai

apa yang direviunya. Pemeriksaan dilakukan terhadap catatan-catatan, dokumen-

dokumen. prosedur dan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh bagian-bagian di

dalam siklus penjualan dan penerimaan kas, baik secara langsung maiipun tidak

langsung.

Dalam melaksanakan prosedur pemeriksaan internal audit menekankan teknik

pengumpulan bukti dengan verifikasi, observasi. dokumentasi dan pemeriksaan fisik.

Hasil pemeriksaan dikomunikasikan dengan direksi unluk ditindak lanjuti mengenai

permasalahan yang teijadi untuk diperbaiki dengan memberikan alternatif

perbaikannya, didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Laporan hasil

pemeriksaan disainpaikan kepada finance and administrations director setelah

ditandalangani oleh internal audit kemudian oleh finance and administrations

director disampaikan ke president director.

IV

Maksud penugasan pcnieriksaan maiiajemen penjualan dan peneriinaan kas

adalah untuk mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas penjiialan, piutang dan

penerimaan kas yang memerlukan perbaikan atau penyempumaan dengan tujuan

memberikan rekomendasi agar pengelolaan dilaksanakan secara baik. Efektivitas

proses dan pencataian penjualan berpengaruh pada penerimaan kas sebagai basil akhir

penjualan sehingga tujuan pengendalian intern penerimaan kas akan memadai yaitu

pengamanan terhadap penerimaan kas yang merupakan harta kekayaan perusahaan,

kcbenaran dan keandaian data akuntansi, ketaatan pada kebijakan penerimaan kas

yang telah ditetapkan akan sesuai dengan keadaan sebenamya. dengan demikian

pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan

kas dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering

Indonesia.

Kelemahan yang dapat dikemukakan untuk dijadikan pertimbangan bagi

perusahaan antara lain perlu dibentuknya komile audit yang berperan dalam

membantu pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen {president director)

serta peninjauan kembali terhadap struktur organisasi internal audit agar independensi

dan obyektivitas pemeriksaan memadai sehingga hasii pemeriksaan yang optimal

dapat diwujudkan.

1

4

DAFTARISI

Halaman

KATA PENGANTAR '

ABSTRAK

DAFTAR ISI vi

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3. Kegunaan Penelitian 41.4. Kerangka Pemikiran 5

1.5. Metodologi Penelitian 7

1.6. Lokasi Penelitian ^

1.7. Sistematika Pembahasan 8

BAB n TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pemeriksaan Manajemen ••112.1.1. Pengertian Pemeriksaan Manajemen ••11

2.1.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Manajemen 13

2.1.3. Jenis-jenis Pemeriksaan Manajemen 15

2.1.4. Manfaat Pemeriksaan Manajemen 15

2.1.5. Maksiid dan Tujuan Pemeriksaan Manajemen

2.1.6. Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen

2.1.7. Pelaporan Manajemen 24

2.2. Konsep Dasar Struktur Pengendalian Intern j. • 272.2.1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern 27

2.2.2. Tujuan Struktur Pengendalian Intern 292.2.3. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern 30

2.2.3.1. Lingkungan Pengendalian 30

.17

.20

vt

2.2.3.2. Sistem Akuntansi 30

2.2.3.3. Prosedur Pengendalian 31

2.3. Tinjauan Mengenai Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas 322.3.1. Hakekat Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas 33

2.3.2. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas 34

2.3.2.1. Lingkungan Pengendalian 34

2.3.2.2. Sistem Akuntansi 35

2.3.2.3. Prosedur Pegendalian 37

2.4. Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan Pengendalian Intern

Penerimaan Kas 38

BAB in OBYEKDANMETODEPENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

3.1.1. Sejarah singkat PT Schering Indonesia 413.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja pada PT Schering

Indonesia 43

3.13. AktivitasPT Schering Indonesia 60

3.1.4. Produk-Produk PT Schering Indonesia 61

3.2. Metode Penelitian 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur Pengendalian Intem Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas padaPT Schering Indonesia 654.1.1.Kebijakan-Kebijakan atas Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas pada

PT Schering Indonesia 664.1.2.Dokumen-Dokumen yang digunakan pada Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia 67

4.1.3.Sistem dan Prosedur Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas pada

PT Schering Indonesia 674.1.3.1.Sistem dan Prosedur Penjualan pada PT Schering

vii

Indonesia

4.1.3.2.Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas pada PT Schering

Indonesia

4.2. Evaluasi Stniktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kaspada PT Schering Indonesia ^2

4.3. Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering Indonesia . .834.3.1 .Struktur Organisasi Pemeriksa Manajemen Pada PT Schering

Indonesia

4.3.2.Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas PT Schering Indonesia 87

4.3.3.Prosedur Pemeriksaan Manajemen Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas PT Schering Indonesia

4.3.4.Pelaporan Hasil Pemeriksaan Manajemen pada Siklus Penjualan danPenerimaan Kas PT Schering Indonesia 98

4.4. Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan danPenerimaan Kas dalam Kaitarmya dengan Pencapaian Tujuan Pengendalian

Intern Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia 101

BAB V RANGKUMAN KESELURUHAN 108

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

6.2. Saran ^16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Vlll

DAFTAR LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi PT Schering Indonesia.

2. Flow Chart Prosedur Penjualan pada PT Schering Indonesia.

3. Flow Chart Prosedur Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia.

4. Formulir Delivery Order (D.O).

5. Formulir/nvo/ce

6. Formulir Voucher Cash Receipt.

7. Surat Keterangan Riset dari PT Schering Indonesia.

IX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan bidang kesehatan yang pesat dewasa ini, diiringi dengan tingginya

tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mendorong naiknya

konsumsi obat-obatan bagi kesehatan pada seluruh lapisan masyarakat.

Pentingnya obat-obatan bagi kesehatan ikut menciptakan ruang usaha yang sangat

menguntungkan bagi produsen dan distributor obat-obatan.

FT Schering Indonesia sebagai produsen obat-obatan bagi kesehatan merasa

tertantang untuk ikut memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Dalam

pemenuhan kebutuhan obat-obatan, FT Schering Indonesia melakukan kegiatan

produksi sekaligus melakukan pemasaran langsung produknya kepada

masyarakat. Dalam pemasaran produknya, FT Schering Indonesia melaksanakan

dua strategi umum penjualan yaitu penjualan secara tunai dan kredit. Dari kedua

strategi penjualan tersebut membentuk suatu siklus penjualan dan penerimaan kas.

Tidak bisa dipungkiri lagi bagi perusahaan swasta atau pemerintah, bahwa

penjualan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan.

Penjualan barang dan jasa merupakan sumber penerimaan kas bagi

perusahaan, baik perusahaan swasta maupun pemerintah. Penjualan merupakan

suatu kegiatan memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Dari transaksi penjualan produsen memperoleh penghasilan berupa penerimaan

kas atau bertambahnya piutang bagi perusahaan, sedangkan konsumen

memperoleh keinginan atau kebutuhannya terpenuhi dengan membeli barang atau

jasa tersebut.'

Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu sistem yang dimulai dari

permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan barang atau jasa

menjadi piutang usaha, dan akhiraya menjadi kas. Suatu barang atau jasa yang

dijual dapat menghasilkan penerimaan kas jika dijual secara tunm dan

menimbulkan piutang jika dijual secara kredit.

Siklus penjualan dan penerimaan kas merupakan bagian penting sebagai

sumber pendapatan perusahaan sehingga membutuhkan pengendalian. Untuk

pengendalian tersebut maka pihak manajemen perlu melakukan suatu pemeriksaan

manajemen atau audit operasional terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas.

Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan

untuk mengevaluasi efektivitas prosedur kegiatan dan pengendalian intemnya.

Tujuan utama pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas adalah untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan efektivitas

dan efisiensi penjualan dan penerimaan kas serta mengembangkan rekomendasi

bagi penanggulangan kelemahan dan peningkatan prestasi, Dalam melakukan

pemeriksaan manajemen yang hams dilakukan adalah evaluasi stmktur

pengendalian intern karena pengendalian secara umum mempakan kegiatan untuk

mengusahakan agar pelaksanaan beijalan sesuai dengan yang diharapkan,

Evaluasi stmktur pengendalian intern penting dalam pemeriksaan

manajemen karena berguna dalam penyediaan data yang andal, pemahaman latar

belakang organisasi, pengumpulan bukti-bukti yang tepat dan penentuan mang

lingkup audit. Dengan evaluasi stmktur pengendalian intern dapat diketahui

tujuan pengendalian intern, dengan cara melakukan pemeriksaan manjemen

sehingga tujuan pengendalian intern akan tercapai, Pemeriksaan manajemen yang

dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat memenuhi

pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas.

Dengan berlandaskan pada hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis

bermaksud membahas skripsi ini dengan judu) :

"Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan

Pengendalian Intern Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengindentifikasi permasalahan

dengan meneliti dan menganalisis lebih lanjut pelaksanaan pemeriksaan manajemen

atas siklus penjualan dan penerimaan kas serta hubungannya dengan pencapaian

tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada perusahaan. Dalam penelitian ini,

ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1, Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas siklus penjualan dan

penerimaan kas pada PT Schering Indonesia ̂

2, Bagaimana struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas

pada PT Schering Indonesia ?

3, Bagaimana peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas yang dilaksanakan perusahaan, mampu mencapai tujuan

pengendalian intern penerimaan kas ?

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas siklus penjualan

dan penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.

2. Untuk mengetahui struktur pengendalian intern khususnya pengendalian

intern penerimaan kas serta tujuannya pada PT Schering Indonesia.

3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan

dan penerimaan kas kaitannya dengan pencapaian tujuan pengendalian intern

penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.

4. Memenuhi tugas akhir akademik yaitu menyusun skripsi, sebagai syarat

mencapai gelar saijana Ekonomi (SI) Jurusan Akuntansi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.

1.3. Kegunaan Penelitian

Dengan hasil penelitian berupa data dan informasi yang diperoleh, berkaitan

dengan pemeriksaan manajemen yang diterapkan terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas serta pengendalian intern yang dilaksanakan khususnya tujuan

pengendalian intern penerimaan kas, maka diharapkan dapat memberikan masukan

yang bermanfaat bagi ;

1. Penulis, untuk menambah pengetahuan tentang praktek pemeriksaan

manajemen dan struktur pengendalian intern pada siklus penjualan dan

penerimaan kas yang dilakukan oleh PT Schering Indonesia.

2. Perusahaan yang diteliti, merupakan masukan dan diharapkan dapat

dikembangkan lebih lanjut mengenai pemeriksaan manajemen dan struktur

pengendalian intern pada siklus penjualan dan penerimaan kas.

3. Para pembaca, diharapkan dari penelitian ini, membawa manfaat untuk

pengembangan wawasan tentang pemeriksaan manajemen dan pengendalian

intern serta memberikan bahan kajian bagi tindak lanjut atas rekomendasi

hasil pemeriksaan.

1.4. Kerangka Pemikiran

Perkembangan usaha menuntut perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk

mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan dibandingkan dengan

kondisi yang ada, perlu dilakukan pemeriksaan.

Pelaksanaan pemeriksaan tidak hanya terhadap keuangan saja yang

menekankan pada penilaian sitematis dan objektif serta berorientasi pada historis

dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan, ketelitian, keandalan data dan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, tetapi juga

penilaian terhadap sistem akuntansi dan prosedur operasi serta evaluasi

pengendalian intern, kemudian secara periodik melaporkan hasil pemeriksaan

kepada manajemen puncak.

Pimpinan perusahaan memerlukan informasi yang menyangkut pengelolaan

perusahaan. Pemeriksaan ini merupakan perluasan dari pemeriksaan keuangan

yang disebut pemeriksaan manajemen.

Dalam Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional, pemeriksaan

manajemen adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program

organisasi dari seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan

melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien

serta apakah tujuan program, kegiatan aktivitas yang telah direncanakan dapat

dicapai dengan tidak bertentangan dengan peraturan, ketentuan dan undang-

undang.

Dari pengertian di atas bahwa pemeriksaan manajemen dimaksudkan untuk

mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas yang memerlukan perbaikan atau

penyempumaan dengan tujuan memberikan rekomendasi agar pengelolaan

kegiatan, program, aktivitas dilaksanakan secara efektif, efisien dan ekonomis.

Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing : Suatu

Pendekatan Terpadu, yamg diteijemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, menyatakan

tujuan pemeriksaan manajemen adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas

struktur pengendalian intern dan membuat rekomendasi kepada manajemen.

Hal penting dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemem adalah pemahaman

struktur pengendalian intern. Struktur pengendalian intern dalam audit manajemen

berguna bagi penyediaan data yang andal, pemahaman latar belakang organisasi,

pengumpulan bukti-bukti yang tepat dan penentuan ruang lingkup audit.

Penjualan merupakan sumber pendapatan bagi suatu unit usaha. Penjualan

yang dilakukan perusahaan menimbulkan penerimaan kas dan piutang yang

membentuk suatu siklus yaitu siklus penjualan dan penerimaan kas yang

merupakan siklus transaksi keuangan. Perkiraan-perkiraan utama dalam siklus

penjualan dan penerimaan kas meliputi penjualan, retur dan pengurangan harga

penjualan, beban piutang tak tertagih, potongan tunai yang diambil, piutang

dagang, penyisihan piutang tak tertagih dan penerimaan kas (kas di Bank). Siklus

penjualan dan penerimaan kas merupakan aktivitas perusahaan yang

membutuhkan pengawasan dari pihak manajemen dalam pengelolaannya, agar

siklus ini berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk pengawasan

siklus ini perlu dilakukan pemeriksaan manajemen.

Pemeriksaan manajemen berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pemeriksaan manajemen yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan struktur

pengendalian intern yaitu mengamankan harta kekayaan dari pemborosan.

kecurangan, dan ketidak efisienan, memastikan kebenaran dan keandalan data

akuntansi perusahaan, ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan

manajemen perusahaan dan meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis memcoba merumuskan suatu

hipotesis yaitu :

"Dengan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan

kas dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada

PT Schering Indonesia".

1.5. Metodologi Fenelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan

penulis adalah stud! kasus dengan mengumpulkan data-data kuantitatif dan

kualitatif sebagai berikut :

1. Data Primer diperoleh melalui observasi lansung ke perusahaan dengan

mengadakan wawancara dengan pihak yang kompeten di perusahaan.

2. Data Sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan dikumpulkannya

bahan-bahan tertulis untuk mengevaluasi data primer yang diperoleh dari

penelitian di lapangan.

1.6. Lokasi Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT

Schering Indonesia yang berlokasi di Jalan raya TB. Simatupang Pasar Rebo

Jakarta Timur.

1.7. Sistematika Pembahasan

Penulis dalam menyusun skripsi ini, menguraikan bagian-bagian tulisan

dengan susunan atau urutan yang sisitematis agar memudahkan penulis dalam

penulisan serta pembaca dalam membaca tulisan ini, dimana perumusan serta

susunan yang akan dituangkan terbagi atas 6 (enam) bab dengan daftar pustaka

dan lampiran, dengan penjelasan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan tentang latar belakang penelitian, indentifikasi

masalah, maksud dan tujuan penelitian, keguanaan penelitian,

kerangka pemikiran, metodologi penelitian, lokasi penelitian serta

sistematika pembahasan.

BAB n : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan landasan teoritis yang berkaitan dengan

konsep dasar pemeriksaan manajemen yaitu pengertian, ruang lingkup,

jenis-jenis, manfaat, maksud dan tujuan, tahap-tahap pemeriksaan

manajemen serta pelaporan manajemen. Konsep dasar struktur

pengendalian intern yaitu pengertian, tujuan, dan unsur-unsur struktur

pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, sistem

akuntansi, dan prosedur pengendalian. Tinjauan mengenai siklus

penjualan dan penerimaan kas yaitu hakekat siklus penjualan dan

penerimaan kas, struktur pengendalian intern siklus penjualan dan

penerimaan kas berdasarkan unsur-unsur struktur pengendalian intern

yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur

pegendalian. Diuraikan peranan pemeriksaan manajemen terhadap

siklus penjualan dan penerimaan kas dalam kaitannya dengan

pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas, yang telah

penulis baca dan pelajari dalam meneliti kepustakaan, yang akan

digunakan sebagai landasan teoritis dalam bab pembahasan.

BAB m : OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab Ini menguraikan obyek penelitian yaitu sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas divisi-divisi di

pemsahaan, aktlvitas perusahaan, produk-produk perusahaan, dan

metodologi penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan penelitian mengenai

struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas pada

perusahaan, antara lain kebijakan-kebijakan, dokumen dokumen yang

digunakan pada siklus penjualan dan penerimaan kas serta sistem dan

prosedur penjualan dan penerimaan kas, kemudian dibahas dalam

evaluasi struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan

kas. Pemeriksaan manajemen di perusahaan antara struktur organisasi

pemeriksa, pelaksanaan, prosedur dan pelaporan pemeriksaan

manajemen serta peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus

penjualan dan penerimaan kas dalam kaitanya dengan pengendalian

intern penerimaan kas pada perusahaan.

BAB V : RANGKUMAN KESELURUHAN

Bab ini berisi rangkuman keseluruhan skripsi.

BAB VI; SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil dan pembahasan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi literatur-literatur yang digunakan sebagai referensi untuk

pengungkapan skripsi ini.

LAMPBRAN

Lampiran berisi tambahan informasi yang berhubungan dalam penulisan skripsi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pemeriksaan Manajemen

Pemeriksaan manajemen adalah suatu tinjauan atau review terhadap setiap

bagian dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi

dan efektivitas. Management audit atau pemeriksaan manajemen disebut juga

(pemeriksaan pengelolaan), function audit (pemeriksaan fungsional) atau

performance audit (pemeriksaan aktivitas atau kegiatan).

2.1.1.Pengertian Pemeriksaan Manajemen

Pemeriksaan manajemen adalah suatu aktivitas pemeriksaan intern

dalam suatu perusahaan, karena pemeriksaan manajemen merupakan bagian

dari pemeriksaan intern yang dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern atau

internal audit departement.

Menurut Profesor Tjitro Soemaijo, dalam bukunya yang beijudul

Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan.

Pemeriksaan intern adalah ; Tindakan pengendalian secara otomatismerupakan tindakan pengendalian dari mencocokkan, menghitung,mengecek dan Iain-lain, dilakukan secara otomatis oleh seluruh petugassecara sadar tanpa disuruh, pengendalian secara otomatis akan menciptakanpengendalian secara preventif. (16 : 25)

Pemeriksaan dalam menjalankan flingsinya, memiliki tiga kategori utama

yaitu :

1. Mengamankan sumber daya dan harta organisasi dari penyalahgunaan.

12

2. Mendorong efisiensi operasi organisasi, sehinga kebijakan dan tujuan

manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.

3. Menilai tingkat efektivitas, efesiensi dan ekonomis dari operasi

perusahaan.

Berikut diuraikan beberapa pengertian pemeriksaan manajemen.

Menurut Limberg Roy A dan Theodore Com yang diteijemahkan oleh Amin

Wijaya Tunggal dalam bukunya Manajemen Audit Suatu Pengantar

menyebutkan:

"Pemeriksaan operasional atau manajemen audit adalah suatu teknik yangsecara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektivitas unit ataupekeijaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan atau pekeijaandengan menggunakan yang bukan ahli dalam lingkup obyek yangdianalisis, untuk menyakinkan manajemen, bahwa tujuannya dilaksanakandan keadaan yang membutuhkan perbaikan, ditemukan" (3 : 4)

Donald H. Taylor dan G. William Glazzen, dalam bukunya Auditing

An Assertions Approach menyatakan : "An Operational audit is an

organization search for way of improving efficiency and effectivity, it can

considered from of constructive critism". (6 : 711)

Jack C. Robertson memberikan pendapatnya mengenai pengertian

pemeriksaan manajemen, yaitu :

"Operational Audit (also know as performance auditing andmanagement auditing) refers to auditor study of business operatingfor the purpose of making recommendation about economic andefficiency use of resource, eflfectivitive achievement of businessobjectives and compliance with company policies". (9 : 151)

Menurut Nugroho Wijayanto, dalam bukunya Pemeriksaan

Operasional Perusahaan mendefinisikan "Pemeriksaan manajemen adalah

suatu teknik pengendalian yang dapat membantu manajemen dengan

13

menerapkan metode untuk mengevaluasi keefektifan prosedur kegiatan dan

pengendalian intern".

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, mengenai pemeriksaan

operasional atau pemeriksaan manajemen maka secara umum masing-

masing memiliki penekanan yang sama sebagai berikut :

1. Pemeriksaan operasional atau pemeriksaan manajemen sebagai tindakan

pengawasan manajerial, teknik pengendalian dan operasi perusahaan.

2. Menilai tindakan dipatuhi atau tidaknya kebijakan manajemen.

3. Menilai tingkat efektivitas, efisiensi dan ekonomis dari operasi

perusahaan.

2.1.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Manajemen

Pemeriksaan manajemen dilakukan pada semua aspek penting dari

setiap pengelolaan perusahaan, tidak hanya kepada hal akuntansi, catatan

dan dokumen-dokumen, tetapi seluruh aktivitas operasi perusahaan, seperti

sistem dan prosedur, program dan fiingsi yang meliputi ruang lingkup

sebagai berikut ;

1. Keuangan

2. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan

3. Ekonomis

4. Efisiensi

5. Efektivitas

1. Pemeriksaan terhadap keuanganRuang lingkup pemeriksaan keuangan meliputi hal-hal sebagaiberikut;

1) Pengendalian dan pertanggungawaban dana, kekayaan lain danhutang yang ada.

14

2) Pertanggungawaban penerimaan yang timbul dari kegiatan yangbersangkutan.

3) Penyelenggaraan catatan akuntansi.4) Laporan keuangan, apakah dapat menunjukan keadaan

keuangan secara jelas dan akurat untuk perubahan keadaankeuangan, pendapatan dan biaya serta hal-hal lain.

5) Pemanfaatan sistem akuntansi sebagai dasar pertanggungjawaban, penyusunan dan pengawasan anggaran.

2. Pemeriksaan terhadap ketaatan pada peraturan perundang-undanganRuang lingkup pemeriksaan terhadap ketaatan pada peraturanperundang-undangan meliputi hal-hal sebagai berikut :1) Kesesuaian pelaksanaan program dam kegiatan dengan

peraturan perundang-undangan.2) Kesesuaian penerimaan dan penggunaan dana sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.3. Pemeriksaan terhadap nilai ekonomis

Ruang lingkup pemeriksaan terhadap nilai ekonomis, meliputi hal-hal sebagai berikut ;1) Penggunaan dana yang besar untuk memperoleh hasil yang lebih

besar.

2) Pencapaian hasil yang sama dari penggunaan dana yang lebihkecil.

3) Pencapaian altematif kegiatan untuk mencapai tujuan yangsudah ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.

4. Pemeriksaan terhadap nilai efisiensiRuang lingkup pemeriksaan terhadap nilai efisiensi, meliputi hal-halsebagai berikut ;1) Penggunaan sumber daya yang tersedia dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.2) Penekanan biaya sampai tingkat minimum yang dapat

dilaksanakan.

3) Mengadakan perbandingan antara biaya (masukan) dan hasil(keluaran).

5. Pemeriksaan terhadap nilai efektivitasRuang lingkup pemeriksaan terhadap nilai efektivitas, meliputi hal-hal sebagai berikut ;1) Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan.2) Pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap lingkungan

ekstem maupun intern. (5 : 22-23)

15

2.1.3. Jenis-Jenis Pemeriksaan Manajemen

Jenis-jenis pemeriksaan manajemen menumt Alvin A. Arens dan

James K. Loebecke dalam bukunya Auditing : Suatu Pendekatan Terpadu

buku dua, yamg diteijemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, meliputi :

1. FungsionalAudit fungsional, mempunyai manfaat mengeluarkan spesialisasioleh auditor. Auditor-auditor tertentu di dalam staflF audit intern,dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang ataumemungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor, mereka dapat lebihefisien memakai seluruh waktu mereka untuk mengaudit dalambidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak mengevaluasifungsi yang saling berkaitan. Fungsi rekayasa produksi berinteraksidengan fungsi pabrikasi dan fungsi lainnya dalam suatu organisasi.

2. OrganisasionalAudit operasional atas suatu organisasi, menyangkut keseluruhanunit organisasi, seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.Penekanan dalam suatu audit operasional adalah seberapa efisiendan efektif fimgsi-fungsi saling berinteraksi, rencana-rencanaorganisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas khususnya penting dalam audit ini.

3. Penugasan KhususPenugasan auditing operasional khusus, timbul atas permintaanmanajemen. Ada banyak variasi audit seperti itu, seperti halnyamencakup penentuan penyebab tidak efektifhya suatu sistem EDP,penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi danmembuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatubarang. (2 : 864 - 865)

2.1.4. Manfaat Pemeriksaan Manajemen

Pendekatan pemeriksaan manajemen ditegaskan pada pimpinan

teratas, agar organisasi atau perusahaan tersebut dapat beijalan lebih efektif.

Periode pendekatan pemeriksaan manajemen, kadang-kadang tidak

membuka masalah yang potensial pada keadaan di bawah normal, tetapi

akan didapatkan hanya pada situasi yang tidak terkendali.

16

Pemeriksaan manajemen bemianfaat sebagai alat untuk mengevaluasi

suatu fiingsi tertentu dalam organisasi, sebagai cara untuk menentukan

perusahaan dalam mencapai atau menghendaki biaya yang paling efisien

selama fiingsi tersebut beijalan. Namun secara khusus manfaat pemeriksaan

manajemen dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Mengurangi biaya

2. Menambah pendapatan

3. Menciptakan kebijakasanaan dimana terdapat kekosongan yang

mempunyai pengaruh buruk terhadap perusahaan.

4. Merubah kebijaksanaan yang memang memerlukan perubahan, kerena

kebijaksanaan itu tidak memenuhi lagi kebutuhan perusahaan secara

efisien.

5. Meninjau kembali tujuan unit atau bagian perusahaan, apabila tujuan unit

atau bagian itu tidak lagi sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan

secara keseluruhan.

Menurut Nugroho Widjayanto, dalam bukunya Pemeriksaan

Operasional Perusahaan menjabarkan manfaat yang diperoleh dari adanya

pemeriksaan manajemen antara lain sebagai berikut :

1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran, dan prosedur organisasiyang sebelumnya tidak jelas.

2. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur tingkattercapainya tujuan organisasi dan meniiai kegiatan manajemen.

3. Evaluasi yang independen dan obyektif atas suatu kegiatantertentu.

4. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan,kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan.

5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen.6. Penetapan tingkat keandalan (reliability) dan kemanfaatan

(usefulness) dari berbagai laporan manajemen.

17

7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin jugapenyebabnya.

8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuklebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangibiaya atau hambatan dalam organisasi.

9. Identifikasi berbagai tindakan altematif dalam berbagai daerahkegiatan. (14:28)

2.1.5. Maksud dan Tujuan Pemeriksaan Manajemen

Maksud dan tujuan pemeriksaan manajemen, tidak terlepas dari tujuan

manajemen dalam membentuk suatu struktur pengendalian, yang berguna

membantu memenuhi tiga sasaran organisasi yaitu efisiensi, efektivitas, dan

ekonomis.

Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing :

Suatu Pendekatan Terpadu, yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf,

menyatakan bahwa ada lima hai yang menjadi kunci penting bagi

membangun maksud dan tujuan pemeriksaan manajemen :

1. Untuk memberikan data yang dapat diandalkan.

2. Untuk melindungi aktiva dan catatan-catatan.

3. Untuk meningkatkan efisiensi operasional manajemen.

4. Untuk mendorong ketaatan pada kebijaksanaan yang sudah

ditetapkan.

Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing :

Suatu Pendekatan Terpadu, yamg diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf,

menyatakan bahwa tujuan pemeriksaan manajemen adalah : "Untuk

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas struktur pengendalian intern dan

membuat rekomendasi kepada manajemen". (2 : 436)

18

Sedangkan menurut Alexander Hamilton Institute dalam bukunya

Manajemen Audit : Meningkatkan efektivitas dan efisiensi, yang dialih

bahasakan oleh Moch. Hazny :

"Tujuan pemeriksaan manajemen diutamakan untuk mengevaluasi

sumber-sumber yang dapat dilengkapi data keuangan dan juga untuk

menentukan apakah dasar-dasar transaksi telah terkendaii dengan

baik". (13 : 13)

Disini menunjukkan bahwa pemeriksaan harus teliti terhadap data

yang dapat dipercaya. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk

mengevaluasi keberhasilan dari efisiensi pada perusahaan.

Menurut Nugroho Widjayanto, dalam bukunya Pemeriksaan

Operasional Perusahaan menjabarkan tujuan utama pemeriksaan manajemen

adalah sebagai berikut ;

"Mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan. Pemeriksaan

manajemen merupakan suatu bentuk pemeriksaan yang paling luas,

dan mempunyai cakupan pemeriksaan atas semua flingsi

perusahaan". (14:28)

Menurut Sukrisno Agoes, dalam bukunya Auditing (Pemeriksa

Akuntan), menggambarkan tujuan umum dari manajemen audit :

1. Untuk menilai kineija (performance) dari manajemen dan berbagaifungsi dalam perusahaan.

2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana,harta lainnya), yang memiliki perusahaan telah digunakan secaraefisien dan ekonomis.

3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan(objective), yang telah ditetapkan oleh top manajemen.

4. Untuk memberikan rekomendasi pada top manajemen, untukmemperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan

19

struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, danprosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkanefislensi, ekonomis dan efektivitas dari kegiatan operasiperusahaan. (15:173)

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa maksud dan tujuan

pemeriksaan manajemen adalah sebagai berikut :

1. Mengindentifikasi kegiatan operasi suatu perusahaan dan mengevaluasi

atau meningkatkan perbaikan dalam segi kehematan, efektivitas dan

efisiensi.

2. Menganalisis setiap kebijakan manajemen perusahaan dan membantu

pimpinan organisasi dalam menilai kelebihan dan kekurangan dari

kebijakan tersebut.

3. Menganalisis sebab dan akibat dari penyimpangan yang teijadi dari

operasi perusahaan maupun kebijakan yang telah ditetapkan, serta

memberikan saran sebagai tindakan perbaikan sehingga diperoleh tingkat

efektivitas, efisiensi dan kehematan usaha.

Maksud dan tujuan di atas, dapat menjadi penilaian terhadap ketaatan

pada ketentuan atau kebijakan yang berlaku oleh manajemen, dan perlu

diikuti dengan dikeluarkannya rekomendasi sebagai tindakan perbaikan bagi

manajemen perusahaan setelah itu dilakukan tindak lanjut pemeriksaan. Hal

tersebut dilakukan untuk mendukung penekanan maksud dan tujuan, karena

pemeriksaan manajemen tidak hanya ditujukan pada tindak perbaikan, tapi

lebih diarahkan pada kemampuan untuk mengantisipasi sedini mungkin bagi

teijadinya ketidaksesuaian antara standar maupun kebijakan yang berlaku

terhadap realisasi teknik operasi perusahaan.

20

2.1.6. Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen

Dalam melaksanakan pemeriksaan manajemen, agar tercapai tujuan

yang telah telah digariskan, maka diperlukan rencana-rencana yang disusun,

yaitu berupa tahap-tahap pemeriksaan yang dilaksanakan. Setiap tahap

pemeriksaan yang dirancang akan mempengaruhi tujuan pemeriksaan

manajemen. Tahap awal pemeriksaan akan mempengaruhi tahap-tahap

pemeriksaan manajemen selanjutnya. Adapun tahap-tahap pemeriksaan

manajemen menurut Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya

Auditing Suatu Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi

Yusuf, meliputi :

1. Perencanaan

Perencanaan dalam pemeriksaan manajemen antara lain adalah auditormenentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan hal tersebutkepada unit organisasional. Juga perlu menentukan staff yang tepatdalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unitorganisasional, memahami struktur pengendalian intern, danmemutuskan bukti-bukti yang tepat yang hams dikumpulkan.

2. Pengumpulan dan evaluasi bahan buktiPengendalian intern dan prosedur operasi mempakan bagian yang kritisdalam audit operasional, maka dokumentasi, tanya jawab dengan kliendan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif. Konfirmasi danakurasi mekanis kurang ekstensif digunakan pada sebagian besarmanajemen audit.

3. Pelaporan dan tindak lanjutLaporan dikirim kepada pihak manajemen, dan satu salinan untuk unityang diperiksa. Penyusunan laporan menyajikan mang lingkup audit,temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi. Penulisan laporanseringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan danrekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas. Tindak lanjutmempakan hal yang biasa dalam pemeriksaan manajemen jikarekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen. Tujuannyaadalah memastikan apakah pembahan-pembahan yangdirekomendasikan telah dil^dcukan dan jika tidak dilakukan makaauditor hams memberikan penjelasan dan pengertian kepada unit yangdiperiksa. (2: 871)

21

Menurut Amin Wijaya Tunggal Drs, Ak, MBA dalam bukunya Audit

Manajemen Kontemporer menguraikan tahap-tahap pemeriksaan manajemen

yang tipikal adalah sebagai berikut :

1. Usulan dan pengenalanPertemuan awal auditor dengan pihak manajemen membina hubunganbaik antara mereka selama fase audit. Auditor harus mengenali tujuanorganisasi secara keseluruhan untuk menilai tiap aktivitas unit organisasi.Auditor harus memeperoleh pemahaman mengenai tujuan unit yangdiaudit dan menelaah informasi lain, seperti aktivitas yang dilaksanakan,tipe pengendaiian yang diimplementasikan, struktur organisasi, dan posisiunit organisasi serta bidang pemisahannya dalam organisasi keseluruhan.Fase ini juga termasuk menelaah data yang kuantifikasi, laporanmanajemen dan laporan lain untuk indentifikasi kecendrungan dan areamasalah yang mungkin timbul.

2. Survei pendahuluanSurvei pendahuluan dilakukan pada permulaan audit. Selama fase iniauditor melakukan penilaian pendahuluan atas aktivitas yang diuji. Padafase ini pertanyaan yang relevan diajukan kepada manajemen dan operasiaktual yang diamati. Informasi yang relevan adalah informasi datakeuangan dan statistik, rencana, dan anggaran dan pengukuran Iain sertasistem pelaporan yang dipercayai oleh manajemen untuk memonitorkineija. Auditor harus menggunakan kuisioner yang tepat dan baganarus untuk membantu dalam mengindentifikasi area yang dimaksud.Tujuan utama survei pendahuluan adalah memperoleh pandangan umumatas entitas dan operasinya serta beberapa petunjuk dalam aktivitaskhusus dan fungsi yang dapat menjamin suatu penelaahan yang detilselama audit.

3. Penelaahan Pendahuluan

Selama fase penelaahan pendahuluan pengujian yang terbatas dilakukanuntuk menilai keabsahan pandangan-pandangan dan informasi yangdiperoleh pada fase sebelumnya. Aktivitas fungsional untuk audit yangdetil mengindentifikasi kriteria kineija yang akan diukur harus ditetapkan,selama fase ini memberikan pengertian yang lebih lengkap mengenai tipeketerampilan staff dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakanaudit secara lengkap. Puncak fase ini adalah merumuskan dan mendesMnsuatu program keija yang rinci untuk audit yang lebih mendalam.

4. Pengujian yang rinciDalam fase ini, kemutakhiran, kelengkapan dan akurasi data akanditentukan. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk men^ndentifikasiarea yang akan menjamin perhatian manajemen. pengujian audit yanglebih rinci dapat diarahkan terhadap :

22

1) Apakah sasaran dan tujuan yang dicapai dalam anggaran yang telahdiotorisasi ?

2) Apakah informasi yang penting dan dapat dipercaya tersedia bagimanajemen dan tepat waktunya ? Apakah informasi itu digunakan ?

3) Apakah biaya aktivitas secara wajar sepadan dengan manfaat yangdicapd?

4) Apakah aktivitas operasioanal mencapm hasil yang dilaksanakan ?5) Apakah aktivitas operasional terus-menerus memenuhi kebutuhan

target yang dicapai ?6) Apakah terdapat suatu kebutuhan yang berkesinambungan untuk

aktivitas tersebut ?

Data yang memungkinkan dapat diperoleh dari sumber yang berbeda danmelalui berbagai teknik. Teknik tersebut dapat termasuk pengujianstatistik, melakukan survai personal, mengirim kuisioner, melaksanakananalisis perbandingan, menilai dan menganalisis informasi keuangan danstatistik, memperoleh informasi dari pihak ke tiga dan sebagtunya.

S. Mengembangkan dan menelaah temuan auditDalam menilai kinerja operasioanal, hal utama adalah mendefinisikanstandar operasional atau kriteria penilaian. Auditor hams mempunyaikriteria evaluasi yang memadai. Auditor khususnya hams memastikanbahwa :

1) Standar tersebut realistis dan dapat dicapai oleh personel yangditelaah.

2) Unit pengukuran dapat secara objektif ditentukan dan dikenal olehpenyelia dan karyawan.

3) Standar tersebut dapat diterima oleh manajemen maupun karyawan.Standar dalam pemeriksaan manajemen diperoleh dari organisasi itusendiri ataupun dari industri dimana organisasi tersebut beroperasi.Standar tersebut mencakup daftar tujuan, sasaran, referensi, anggaran,catatan kineija masa lalu, kebijakan, prosedur dan pedoman standarindustri biasanya bempa data-data dari norma industri ketika menerapkanstandar tersebut. Auditor hams memutuskan bagaimana suatu prosedurkhusus telah disesuaikan atau seberapa efisien suatu aktivitas, atau sejauhmana efektivitas kinerja dari aktivitas tersebut secara keselumhan.Dalam menetapkan temuan audit, diperlukan analisis yang cermatterhadap kondisi-kondisi dan keadaan yang diidentifikasi. Salah satuteknik yang digunakan untuk menyakinkan bahwa terdapat kondisi yangperlu dilaporkan dan signifikan adalah menelaah secara klerikal semuabukti yang mendukung unsur temuan. Hal ini dapat dicapai denganberfokus pada unsur berikut ;1) Kondisi-situasi, keadaan praktek-praktek yang diindentifikasi

memberikan kontribusi lebih kecil daripada hasil yang diiginkan.

23

2) Kriteria-sasaran, tujuan, standar, aturan, peraturan atau petunjuk lainyang tidak tercapai.

3) Penyebab-keadaan atau praktek yang hasilnya kurang dari yangdiharapkan.

4) Dampak-material, kerusakan atau biaya yang timbul akibat kineijayang diinginkan tidak tercapai.

5) Simpulan-pendapat, opini auditor atas situasi, keadaan atau praktekorganisasi.

6) Rekomendasi-tindakan korektif atau alternatif lain yang diusulkanyang akan meningkatkan kineija yang lebih efektif.

Apabila seluruh temuan telah dinilai, penting bagi auditor untukmendiskusikan temuan dengan manajemen. Hal ini memberikan peluangbagi auditor untuk menguji temuannya sebelum menyusun laporan akhir.Auditor harus menyiapkan suatu draft laporan untuk diskusi denganmanajemen dalam konferensi akhir audit.

6. PelaporanPelaporan merupakan fase yang paling klerikal dari pemeriksaanmanajemen. Keberhasilan suatu pemeriksaan manajemen sangattergantung pada mutu laporan yang dihasilkan. Laporan pemeriksaanmanajemen merupakan alat yang formal untuk memberitahukanmanajemen punc^ tentang temuan auditor yang signifikan sertarekomendasinya. Temuan yang tidak signifikan seharusnya tidakdilaporkan kalau manajemen dapat diyakini untuk bertindak sesuaidengan rekomendasi yang diberikan, laporan pemeriksaan manajemenharus secara jelas menyatakan tujuan, ruang lingkup, pendekatan umumdan prosedur yang digunakan. Semua fakta dan informasi lain yangrelevan terhadap temuan yang dilaporkan dalan laporan naratif, bagan,tabel, atau grafik untuk setiap temuan yang dilaporkan, semua unsur daritemuan harus secara jelas dan objektif diuraikan. Temuan yang lengkapakan terdiri dari komentar dan usaha korektif yang diambil organisasi.

7. Tindak lanjut setelah auditTujuan dari penelaahan tindak lanjut adalah memastikan bahwarekomendasi dalam laporan audit benar-benar telah dilaksanakan, apabilamanajemen tidak melakukan tindak korektif yang dimaksud, makapenjelasan untuk kegagalan manajemen melakukan demikian lebih dariitu, suatu penelaahan tindak lanjut, dilakukan sekitar enam bulan setelahpenerbitan laporan audit, memberikan suatu peluang bagi auditor untukmemperoleh umpan balik atas efektivitas dan juga setiap kesulitan yangdialami dalam implementasi rekomendasi audit. (4:15)

24

2.1.7. Pelaporan Manajemen

Pelaporan manajemen memungkinkan adanya komunikasi intern serta

pengumpulan hasil-hasil kegiatan yang didasarkan pada kegiatan

pemeriksaan. Informasi tersebut sangat penting bagi manajemen sebagai

landasan pengendalian. Pemeriksa daiam menyampaikan pelaporan

manajemen sebagai kegiatan terakhir dan penyampaian iaporan basil audit,

maka hubungan dan manfaat suatu pelaporan hams dihayati sebagai

kesempatan yang sangat berharga untuk memperhatikan manajemen,

berkaitan dengan hal-hal yang hams dilakukan manajemen untuk memajukan

operasi pemsahaan.

Laporan pemeriksaan manajemen, menunjukan kepada manajemen

mengenai basil yang telah dicapainya, target yang dapat dicapai di masa

mendatang dan untuk menjelaskan temuan serta tindakan yang perlu

dilakukan oleh manajemen. Manajemen hams menyadari pentingnya hasil

dari suatu pemeriksaan manajemen, manajemen hams yakin akan

kecermatan, obyektivitas dan kewajaran yang diungkapkan dalam laporan

oleh team pemeriksa. Jika kondisi telah dicapai, sehingga kedua belah

pihak yaitu auditor dan manajemen operasi pemsahaan, sebagai penerima

laporan yang paling berkepentingan, telah menghayati adanya manfaat dan

saling mengisi, maka laporan pemeriksaan manajemen telah berfiingsi

sebagai sarana komunikasi yang penting. Penyampman pelaporan

manajemen oleh Tugiman Hiro dalam bukunya Standar Profesional Audit

Internal dikemukakan sebagai berikut :

1. Laporan tertulis yang ditandatangani hams dikeluarkan setelahpengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai

25

dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis ataulisan dan diserahkan secara formal.

2. Pemeriksa intern hams mendiskusikan berbagai kesimpulan danrekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat, sebelummengeiuarkan laporan akhir.

3. Suatu laporan hams obyektif, jelas, singkat, konstmktif, dan tepatwaktu.

1) Laporan yang obyektif adalah laporan yang faktual, tidakberpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagm temuan,kesimpulan hams dilakukan tanpa ada prasangka.

2) Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis.3) Laporan yang ringkas dan langsung membicarakan pokok-

pokok permasalahan serta menghindari berbagai perincian yangtidak diperlukan.

4) Laporan yang konstmktif adalah laporan yang berdasarkan isidan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa danorganisasi serta menghasilkan berbagai perbmkan yangdibutuhkan.

5) Laporan yang tepat waktu adalah yang penerbitannya tidakmemerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinanpelaksanaan berbagai tindakan efektif.

4. Laporan hams mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasilpelaksanaan pemeriksaan dan bila dipandang perlu, laporan hamspula berisikan pemyataan tentang pendapat pemeriksaan.1)Walaupun bentuk dan laporan pemeriksaan bermacam-macam,tergantung pada peraturan atau jenis pemeriksaan, laporantersebut paling tidaJc hams mengemukakan maksud, lingkup danhasil pemeriksaan.

2)Dalam laporan pemeriksaan dapat pula dicantumkan informasilatar belakang (background information) dan ringkasan laporan.

3) Pemyataan tentang maksud hamslah menggambarkan tujuanpemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pula sebab-sebabpelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang ingin dicapai.

4)Pemyataan tentang lingkup pemeriksaan hams menjelaskantentang kegiatan yang diperiksa dan mencakup pula berbagaiinformasi pendukung yang dianggap perlu, seperti periode waktuyang diperiksa.

5) Hasil pemeriksaan dapat bempa berbagai temuan, kesimpulan,pendapat dan rekomendasi.

6) Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan denganpemyataan tentang fakta. Berbagai temuan yang diperlukanuntuk mendukung atau menghindari salah pengertian tentang

26

kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh pemeriksa hamsdicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir.

7)Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses pebandingan antara"apa yang sehamsnya terdapat" dan "apa yang temyataterdapat". Dari basil perbandingan tersebut, auditor internalmemiliki dasar untuk membuat laporan. Temuan-temuandidasarkan pada berbagai hal berikut ini :(1) Kriteria yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang

digunakan dalam melakukan evaluasi atau verifikasi (apayang sehamsnya terdapat).

(2) Kondisi ymtu berbagai bukti nyata yang ditemukan olehpemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan (apa yangtemyata terdapat).

(3) Sebab yaitu alasan yang dikemukakan atas teijadinyaperbedaan antara kondisi yang diharapkan dan kondisi yangsesungguhnya (mengapa teijadi perbedaan).

(4) Akibat yaitu berbagai resiko atau kemgian yang dihadapioleh unit organisasi dari pihak atau unit organisasi lainkarena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengankriteria (dampat dari perbedaan). Dalam menentukantingkat resiko atau kemgian, pemeriksa hamsmempertimbangkan pula akibat-akibat yang mungkinditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadappemyataan keuangan (financial statement).

(5) Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat puladicantumkan berbagai rekomendaasi hasil yang telah dicapaioleh pihak yang diperiksa dan informasi lain bersifatmembantu yang tidak dicantumkan di tempat lain.

8) Kesimpulan atau pendapat adalah hasil evaluasi pemeriksaanterhadap dampak berbagai temuan terhadap kegiatan yangdiperiksa. Kesimpulan selalu menempatkan berbagai temuantersebut secara keselumhan.

5. Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagiberbagai perkembangan yang mungkin dapat dicapai, pengakuanterhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakankorektif.

6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulanatau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporanpemeriksaan.

7. Pimpinan audit internal atau staff yang ditunjuk hams mereviu danmenyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebutdikeluarkan dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akandisampaikan. ( • 68-74)

27

2.2. Konsep Dasar Struktur Pengendalian Intern

Stmktur pengendalian intern merupakan hal penting dalam perusahaan

karena membantu pencapaian tujuannya yaitu laba yang maksimal. Kebijakan-

kebijakan dan prosedur-prosedur dirancang untuk memberikan keyakinan yang

memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan yang penting dalam satuan

usaha dapat dicapai. Kebijakan dan prosedur ini merupakan pengendalian yang

membentuk struktur pengendalian intern dalam satuan usaha.

Konsep dasar struktur pengendalian intern didasarkan pada tanggung jawab

manajemen dan keyakinan yang memadai. Manajemen harus bertanggungjawab

untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern. Meskipun

tanggung jawab tertentu dapat didelegasikan kepada bawahan, tanggung jawab

akhir tetaplah pada manajemen. Jaminan yang memadai harus dikaitkan dengan

manfaat dan biaya pengendalian. Manajemen yang hati-hati tidak akan

menghabiskan biaya untuk manfaat pengendalian yang lebih kecil dari biayanya.

2.2.1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern dapat mempunyai arti sempit atau luas.

Dalam artian sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan

penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfotting) maupun

penjumlahan menurun (footing).

Dalam perkembangan selanjutnya Statement On Auditing Standard

Board No.55 : Consideration of Internal Control Stmcture in a Financial

Statement Audit, yang berlaku mulai 1988, pengertian pengendalian intern

diperluas menjadi Struktur Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :

28

"The internal control is the policies and procedures estabilished toprovide reasonable assurance that specific entity objectives will beachieved elements of management internal control can be classifiedas follow;1. Control Environment

2. Accounting System3. Control Procedures (1 :7.03-7.08)

Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing (Pemeriksaan

Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik mengatakan bahwa:

"Struktur Pengendalian Intern merupakan kebijakan dan proseduryang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwatujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai. Untukkepentingan audit, struktur pengendalian intern terdiri dari tiga unsuryakni:1. Lingkungan pengendalian2. Sistem akuntansi

3. Prosedur pengendalian." (15:51)

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai tujuan suatu satuan

usaha yang memiliki unsur-unsur lingkungan pengendalian, sistem akuntansi

dan prosedur pengendalian.

Pengendalian intern menekankan pada tujuan yang hendak dicapai

bukan pada unsur-unsur yang ada pada pengendalian intern tersebut. Unsur-

unsur yang ada pada pengendalian intern yang terdiri atas lingkungan

pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

harta kekayaan suatu unit usaha, mendorong efisiensi dan dipatuhinya

kebijakan manajemen.

29

2.2.2. Tujuan Struktur Pengendalian Intern

Dibentuknya struktur pengendalian intern didasarkan pada tanggung

jawab manajemen dan keyakinan yang memadai. Manajemen

bertanggungjawab dalam menetapkan dan menyelenggarakan struktur

pengendalian intern. Struktur pengendalian intern bertujuan untuk

mengamankan harta kekayaan perusahaan, menyediakan data akuntansi

yang andal, ketaatan pada kebijakan-kebijakan perusahaan dan

meningkatkan efisiensi operasi yang dilaksanakan.

Menurut Walter B. Meigs, Oray Whittingon, Kurt Panny, Robert F.

Meigs dalam bukunya Principles of Auditing mengemukakan tujuan

pengendalian intern sebagai berikut ;

"Internal control consist of measures of all employes by an organization to :

1. Safeguard asset from waste, fraud, and inefficient use.

2. Promote accuracy and reliability in the accounting records.

3. Encorage and measure compliance with company policies, and

4. Evaluate the efficiency of operations". (19 : 172)

Tujuan utama pengendalian intern seperti yang terdapat dalam definisi

tersebut adalah :

1. Mengamankan harta kekayaan dari pemborosan, kecurangan, dan

ketidak efisienan.

2. Memastikan kebenaran dan keandalan data akuntansi perusahaan.

3. Ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan manajemen

perusahaan.

4. Meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.

30

2.2.3. Unsur-Unsur Stniktur Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern mencakup tiga kategori dasar kebijakan

dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk

memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dipenuhi. Tiga

kategori ini merupakan unsur-unsur struktur pengendalian intern yang terdiri

dari lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian.

Uraian lebih rinci mengenai mengenai ketiga unsur tersebut adalah sebagai

berikut :

2.2.3.1.Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan kondisi yang

memperkuat ataupun memperlemah struktur pengendalian intern.

Ikatan Akuntan Indonesia (lAI) mengungkapkan unsur-unsur

lingkungan pengendalian intern sebagai berikut ;

1. Filosofi manajemen dan gaya operasi2. Struktur organisasi3. Komite audit

4. Metode untuk membebankan otoritas dan tanggung jawab5. Metode pengendalian manajemen.6. Fungsi audit intern7. Kebijakan dan praktek-praktek kepegawaian8. Pengaruh ekstem terhadap suatu pihak. (7 : 319.26-31.928)

2.2.3.2.Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan

catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,

menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi

organisasi serta menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva

31

dan kewajiban yang berkaitan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

metode Catalan sistem akuntansi akan ;

1. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yangsah

2. Menguraikan transaksi seacara rinci untuk dimungkinkanpengelompokan transaksi secara benar untuk iaporankeuangan

3. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkanpencatatan nilai keuangannya secara layak dalam Iaporankeuangan

4. Menentukan periode dimana transaksi teijadi untukmelakukan pencatatan akuntansi pada periode akuntansiyang sesuai

5. Menyajikan dengan tepat transaksi dan pengungkapannyadalam iaporan keuangan. (7 : 319.5)

2.2.3.3.Prosedur Pengendalian

Manajemen membuat prosedur pengendalian untuk

mendapatkan keyakinan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya.

Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu

Pendekatan Terpadu yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf

mengemukakan beberapa aspek penting dalam prosedur

pengendalian, yaitu :

1. Pemisahan tugas yang memadai2. Prosedur otorisasi yang tepat3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang

memadai

4. Pengendalian fisik atas asset dan catatan5. Pengecekan secara independen atas kineqa. (2 : 10)

Dengan demikian pembagian tugas dalam organisasi hams

berdasarkan pada prisip-prinsip berikut;

1. Pemisahan fungsi penyimpanan atau pengumsan aktiva dari flingsi

akuntansi.

32

2. Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan atau

pengurangan aktiva.

3. Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi.

Tujuan fungsi ini adalah mendeteksi dan mencegah segera kesalahan

dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada

seseorang. Otorisasi merupakan dasar terlaksananya suatu instruksi maka

manajemen hams menyusun sistem yang mengatur otorisasi atau pembagian

wewenang.

2.3. Tinjauan Mengenai Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah suatu siklus pendapatan dan

mempakan gabungan dari sistem atau segmen-segmen yang saling berhubungan

erat dalam suatu laporan keuangan. Siklus ini tidak memiliki awal atau akhir

kecuali posisi awal atau akhir pemsahaan itu sendiri. Suatu laporan keuangan

dapat dikelompokan menjadi beberapa siklus antara lain siklus perolehan modal

dan pembayaran kembali, siklus penjualan dan penerimaan kas, siklus pembelian

dan pembayaran, serta siklus pengajian dan kepegawaian.

Pengelompokan laporan keuangan menjadi siklus-siklus ini bertujuan untuk

memudahkan pengecekan atau pengendalian transaksi berdasarkan jenis kegiatan

yang saling berhubungan erat. Hubungannya dengan pemeriksaan manajemen

adalah untuk memberikan kemudahan pemeriksaan serta penilaian atas kebijakan-

kebijakan serta prosedur-prosedur yang ditetapkan atas aktivitas-aktivitas dalam

suatu siklus yang terdiri dari sistem-sistem transaksi yang saling berhubungan.

33

2.3.1. Hakekat Sikus Penjualan dan Penerimaan Kas

Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses

yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang

tersedia untuk dijual kepada pelanggan. Siklus penjualan dan penerimaan

kas dimulai dari permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan perubahan

barang atau jasa menjadi piutang usaha, dan akhimya menjadi kas.

Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu

Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf

mengemukakan perkiraan-perkiraan utama yang terdapat dalam siklus

penjualan dan penerimaan kas antara lain :

1) Penjualan2) Retur penjualan dan pengurangan harga barang.3) Beban piutang tak tertagih.4) Potongan penjualan tunai.5) Piutang usaha.6) Penyisihan piutang tak tertagih.7) Kas di bank (debet dari penerimaan kas). (2 : 304)

Cecil Gillespie menyatakan bahwa sistem akuntansi penjualan dan

penerimaan uang yang dialihbahaskan oleh Zaki Baridwan dalam bukunya

Sistem Akuntansi : Penyusunan Prosedur dan Metode menyatakan bahwa

sistem penjualan dan penerimaan kas terdiri dari :

1) Order penjualan, perintah pengiriman, dan pembuatan faktur(penagihan).

2) Distribusi penjualan.3) Piutang.4) Penerimaan uang dan pengawasan kredit. (20 ; 5)

Dari perkiraan-perkiraan diatas dapat disimpulkan bahwa siklus

penjualan dan penerimaan kas memiliki tiga perkiraan penting yaitu

34

perkiraan penjualan, piutang, dan penerimaan kas yang membentuk suatu

sistem, terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang

merupakan bagian integral dari struktur pengendalian intern siklus penjualan

dan penerimaan kas.

2.3.2. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

Siklus penjualan dan penerimaan kas memiliki tiga perkiraan penting

yaitu perkiraan penjualan, piutang, dan penerimaan kas yang terdiri dari

kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang merupakan bagian integral

dari struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas.

Efektivitas penjualan, perlunasan piutang dan penerimaan kas tergantung

pada struktur pengendalian intern yang memadai atas penjualan dan

penerimaan kas. Struktur pengendalian intern terdiri dari lingkungan

pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian. Demikian pula

pada struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas yang

memiliki perkiraan utama penjualan, perlunasan piutang dan penerimaan kas

akan diuraikan dari segi unsur-unsur struktur pengendalian intern.

2.3.2.1.Lingkungan Pengendalian Penjualan dan Penerimaan Kas

Lingkungan pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas

merupakan faktor-faktor, baik yang mendukung maupun membatasi

efektivitas pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas.

Lingkungan pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas

meliputi unsur-unsur kebijakan-kebijakan penjualan dan penerimaan

kas, struktur organisasi penjualan dan penerimaan kas, wewenang

35

dan otoritas bagian penjualan dan penerimaan kas, serta faktor

ekstern yang mempengamhi siklus penjualan dan penerimaan kas.

2.3.2.2.Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas

Sistem akuntansi pada struktur pengendalian intern siklus

penjualan, penerimaan kas mencakup metode dan catatan yang

diciptakan untuk mengindentifikasi, menghimpun, menganalisa,

mengelompokan, mencatat dan melaporkan transaksi penjualan

perlunasan piutang suatu satuan usaha dalam mempertanggung

jawabkan aktiva dan kewajiban yang terkait. Dalam melakukan

pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas digunakan

dokumen dan catatan yang berguna sebagai alat dokumentasi

transaksi.

Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu

Pendekatan Terpadu yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf

mengemukakan dokumen dan catatan yang digunakan pada sikus

penjualan dan penerimaan kas adalah :

1. Pesanan pelanggan (customer order)Adalah permintaan barang dagangan oleh pelanggan.Permintaan mungkin diterima melalui telepon, surat,formulir isian yang dildrimkan ke pelanggan yang ada danpelanggan potensial, melalui wira niaga, atau cara lain.

2. Pesanan penjualan (sales order)Adalah dokumen untuk mencatat diskripsi, jumlah, daninformasi terkait atas barang yang dipesan oleh pelanggan.Ini seringkali digunakan untuk menunjukan persetujuankredit dan otorisasi untuk pengiriman.

3. Dokumen pengiriman (shipping document)Adalah dokumen uang dibuat untuk memulai pengirimanbarang, yang menunjukan deskripsi atas barang dagangan,jumlah yang dikirim, dan data lain yang relevan. Lembar

36

asli dikirim ke pelanggan dan satu atau lebih salinan tetapdisimpan yang berguna sebagai tanda untuk menagihkepada pelanggan.

4. Faktur penjualan (sales invoice)Adalah dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitasbarang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut,asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.Faktur penjualan dibuat secara otomatis oleh komputer,setelah dimasukkan nomor pelanggan, kuantitas dan tujuanbarang dikirim, syarat penjualan. Faktur penjualanmerupakan cara untuk menunjukan kepada pelangganmengenai jumlah penjualan dan jatuh tempo pembayaran.Informasi dalam faktur penjualan merupakan dasar untukmencatat transaksi penjualan dan pemutakhiran berkasinduk piutang usaha akibat transaksi tersebut.

5. Jumal penjualan (sales journal)Adalah jumal untuk mencatat transaksi penjualan, tiaptransaksi penjualan dicatat dalam jumal penjualan rinci.Rincian jumal diposting ke berkas induk piutang usaha dantotal jumal diposting ke buku besar.

6. Laporan ikhtisar penjualan (summary sales report)Adalah dokumen yang dihasilkan komputer yangmengikhtisarkan penjualan untuk satu periode.

7. Nota kredit (credit memo)Adalah dokumen yang berisi pengurangan jumlah yangditagih dari pelanggan karena adanya pengambilan barang.

8. Nota pembayaran (reminttance advice)Adalah dokumen yang mendukung faktur penjualan yangdikirim ke pelanggan. Nota ini digun^an untukmenunjukkan nama pelangan, nomor faktur penjualan danjumlah dalam faktur saat pembayaran diterima.

9. Jumal penerimaankas (cash receipt joumal)Adalah jumal untuk mencatat penerimaan kas hasilpenjualan tunai, perlunasan piutang dan penerimaan kas1^. Jumal ini menunjukan jumlah uang tun^ yangditerima, mengkredit piutang, sejumlah harga bmtopenjualan, potongan harga yang diambil, dan debet sertakredit yang lain.

10. Berkas induk piutang usaha (account receivable master file)Adalah berkas untuk mencatat setiap penjualan, penerimaankas, dan retur serta pengurangan harga penjualan untukmasing-masing pelanggan dan mengelola saldo perkiraanpelanggan. Berkas induk memutahirkan berdasarkan berkas

37

penjualan, penjualan retur dan pengurangan harga, sertapenerimaan kas. Total saldo piutang dalam berkas indukakan sama dengan saldo piutang di buku besar.

11. Neraca saldo piutang usaha (account receivable trialbalance)

Adalah daftar yang terutang kepada pelanggan pada waktutertentu. Neraca saldo ini disiapkan langsung dari berkasinduk piutang usaha.

12. Laporan bulanan (monthly statement).Adalah dokumen yang dikirim kepada setiap pelangganyang menunjukkan saldo awal piutang, jumlah dan tanggalsetiap penjualan, penerimaan pembayaran tunai, nota kredityang diterbitkan dan saldo akhir. (19 : 395)

2.3.2.3.Prosedur Pegendalian penjualan dan penerimaan kas

Prosedur pengendalian siklus penjualan dan penerimaan kas adalah

sebagai berikut :

1. Otorisasi yang memadai.

Otorisasi digunakan untuk menerima pesanan dari pelanggan,

memberikan penjualan secara kredit, dan melakukan penagihan

kepada pelanggan. Prosedur otorisasi umumnya menetapkan

tanggung jawab suatu bagian atau individu untuk mengotorisasi

kegiatan tersebut dan secara khusus mendokumentasikannya.

2. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang memadai.

Pemisahan tanggung jawab untuk transaksi penjualan

dilaksanakan dengan menetapkan departemen atau orang yang

berbeda tanggung jawab otorisasi transaksi penjualan, melakukan

pencatatan penjualan dan mengawasi barang dagangan di gudang.

Pada transaksi penerimaan kas harus ada pemisahan tugas antara

bagian atau orang yang mencatat penerimaan dengan yang

menyimpan kas.

38

3. Merancang atau menggunakan dokumen dan catatan dengan

memadai.

Penggunaan dan pelaporan formulir pra-nomor secara periodik

dipertanggungjawabkan menipakan bentuk umum prosedur

pengendalian.

4. Perlindungan fisik atas aset dan catatan

Berbagai entitas membatasi wewenang atas kas, barang di

gudang, atau barang yang siap dikirim kepada pelanggan tertentu.

5. Pegecekan secara independen atas kineija

Individu yang independen pada suatu entitas sering mencocokkan

pesanan penjualan, dokumen-dokumen penjualan, dan faktur

penjualan secara konsisten. Pegawai yang independen juga

mengecek kembali perhitungan penjualan secara akurat, mereviu

otorisasi dan mengevaluasi transaksi penjualan kredit, laporan

penagihan piutang ke pelanggan atau debitur.

2.4. Peranan Femeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan

Pengendalian Intern Penerimaan Kas

Pemeriksaan manajemen sebagai tindakan pengendalian dan tindakan

preventif dalam menjalankan fimgsi yang telah ditetapkan. Pemahaman atas

struktur pengendalian intern diperlukan dalam melakukan pemeriksaan manajemen

yang dapat digunakan untuk menentukan ruang lingkup pemeriksaan manajemen.

Pelaksanaan pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan penerimaan kas

menekankan pada :

39

1. Mendorong realisasi operasi penjualan dan penerimaan kas

2. Mendorong efektivitas penjualan dan penerimaan kas serta efisiensi dan

kehematan operasi organisasi sehingga kebijakan maupun tujuan manajemen

yang telah digariskan dapat dicapai.

Dalam menjalankan fungsi pemeriksaan manajemen, diperlukan tahap-tahap

yang dirancang sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi tujuan pemeriksaan

manajemen. Tahap-tahap pemeriksaan manajemen meliputi :

1. Perencanaan

2. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti

3. Pelaporan dan tindak lanjut

Tahap-tahap tersebut dilakukan terhadap tugas audit sistem dan prosedur

yang berlaku pada siklus penjualan dan penerimaan kas dalam menilai ketaatan

terhadap sistem dan prosedur yang telah ditentukan.

Fungsi lain yang terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan kas seperti

pemrosesan pesanan pelanggan, persetujuan penjualan kredit, pengiriman barang,

penagihan ke pelanggan, pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, pemrosesan

dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan.

Penilaian terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dimulai dari

diterimanya pesanan dari pelanggan sebagai awal transaksi penjualan, pengiriman

barang dan diakhiri oleh penerimaan kas dari perlunasan piutang oleh pelanggan,

penilaian terhadap proses penjualan dan penerimaan kas merupakan penilaian

terhadap kehematan operasi penjualan dan efektivitas sistem penjualan dan

penerimaan kas dan sumber daya manusia yang ada.

40

Penilaian terhadap efektivitas sistem penjualan dan penerimaan kas akan

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengendalian intern penerimaan kas.

Alvin A. Arens and Loebbecke dalam bukunya Auditing Suatu Pendekatan

Terpadu

yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf mengemukakan tujuan pengendalianintern penerimaan kas antara lain :

1) Keabsahan.Penerimaan kas yang telah dicatat adalah dana yang secara aktualditerima oleh perusahaan.

2) Otorisasi.Potongan tunai telah diotorisasi.

3) Kelengkapan.Kas yang diterima telah dcatat dalam jumal penerimaan kas.

4) Penilaian.Penerimaan kas yang dicatat telah disetor dan dicatat pada jumlah yangditerima.

5) Klasifikasi.Penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas.

6) Tepat waktu.Penerimaan kas dicatat dalam waktu yang sesuai.

7) Posting dan pengikhtisaran.Penerimaan kas dicatat dengan pantas dalam berkas induk dandiklasifikasikan dengan benar. (2:411)

Tujuan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan

kas adalah untuk menentukan efektivitas penerimaan kas dari perlunasan piutang.

Dengan demikian peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus

penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan akan menciptakan efektivitas

penerimaan kas yang mendorong pencapaian tujuan pengendalian intern

penerimaan kas yang memadai.

BAB III

OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Sebagai tempat penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih

PT Schering Indonesia yang beraiamat di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1

Pasar Rebo Jakrta Timur.

3.1.I.Sejarah Singkat PT Schering Indonesia

PT Schering Indonesia adalah pemsahaan perseroan terbatas yang

didirikan oleh penanaman modal asing (PMA) yang berasal dari Jerman.

Pemsahaan ini mempakan anak pemsahaan dari negara asalnya yaitu

SCHERING AG yang berpusat di Berlin Jerman. PT Schering Indonesia

bergerak di bidang industri farmasi yang memproduksi obat-obatan dan

produk keluarga berencana yang berorientasi sebagai produk ekspor.

PT Schering Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris NO. 41

tanggal 28 Januari 1970 yang dikeluarkan oleh notaris Eliza Pondaag, SH di

Jakarta. Perseroan ini mempakan usaha penanaman modal asing dibawah

pengawasan undang-undang penanaman modal asing. Pemsahaan mulai

beroperasi sebagai pemsahaan manufaktur pada bulan Nopember 1979

setelah izin operasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.

24/II/PMA/1979 tanggal 16 Oktober 1979 dikeluarkan oleh pemerintah.

PT Schering Indonesia didirikan untuk jangka waktu tujuh puluh

tahun, namun berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1

tahun 1967, izin investasi atau penanaman modal pemsahaan hanya dapat

42

dilaksanakan selama tiga puluh tahun, kecuali izin tersebut diperpanjang

oleh pemerintah.

Pada awal berdirinya tahun 1970, FT Schering Indonesia merupakan

perusahaan importir dan distributor obat-obatan produk SCHERING AG

Jerman, kemudian pada tahun 1979 FT Schering Indonesia mendirikan

pabrik sendiri yang beriokasi di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1 Fasar

Rebo Jakarta Timur, yang menempati areal tanah seluas 20.000 meter

persegi, terdiri dari satu bangunan pabrik dan satu bangunan kantor

administrasi.

Dalam melakukan aktivitasnya sekarang ini FT Schering Indonesia

hanya melakukan produksi obat-obatan merk dan lisensi perusahaan

SCHERING AG Jerman, selain itu perusahaan juga menerima produksi

obat-obatan merk dan lisensi dari perusahaan obat-obatan lain baik dalam

maupun luar negeri.

Froduk yang dihasilkan oleh FT Schering Indonesia empat puluh

persen di ekspor ke luar negeri, ekspor tersebut dikirim ke negara-negara

Eropah, seperti Belanda, Spanyol, Inggris dan negara-negara lain seperti

Amerika Serikat, Australia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam,

Singapura, dan Fhilipina. Untuk produk-produk yang dipasarkan di dalam

negeri FT Schering Indonesia memasarkan produknya ke seluruh pelosok

tanah air, dengan menempat kantor-kantor perwakilan pemasaran pada

kota-kota besar di seluruh Indonesia. Maksud pendirian kantor-kantor

perwakilan di kota-kota besar yang potensial adalah untuk melayani

kebutuhan pasar dan pelanggan.

43

Pada awal berdirinya, FT Schering Indonesia mempunyai karyawan

sebanyak 120 orang dan terns meningkat terhitung sampai dengan tahun

1997 telah tercatat 589 orang. Selain memperkeijakan karyawan pribumi,

perusahaan in! juga memperkeijakan sedikitnya 15 karyawan dari Jerman

yang bertanggungjawab secara langsung operasional perusahaan.

3.1.2.Struktur Oganisasi dan Uraian Tugas pada FT Schering Indonesia

Dalam menjalankan aktivitas serta upaya untuk memperlancar

penyelenggaraan perusahaan PT Schering Indonesia memerlukan sistem

manajemen yang dapat membantu dalam pengendalian dan pengelolaan

perusahaan. Manajemen memusatkan pembagian tugas dan fimgsional

untuk masing-masing bagian agar tidak teijadi kesimpangsiuran dalam

pelaksanaan pekeijaan.

Dengan adanya spesialisasi pembagian tugas akan menimbulkan rasa

tanggung jawab yang tinggi dan dapat tercipta suatu koordinasi yang tepat

dan terarah antara semua pihak dalam melakukan pekeijaan. Untuk itu

diperlukan struktur organisasi yang jelas dan tegas.

Struktur organisasi diciptakan untuk memberikan penjelasan dalam

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang hams dilaksanakan

oleh atasan maupun bawahan agar dapat membantu pimpinan pemsahaan

dalam penyampaian tujuan organisasi untuk menetapkan kebijakan yang

diambil dan akan mempermudah pengelolaan aktivitas pemsahaan.

Stmktur organisasi pada PT Schering Indonesia berbentuk organisasi

garis dan staff (line and staff organization), yaitu setiap bagian

bertanggungawab kepada atasan dan setiap bagian mempunyai tugas dan

44

wewenang masing-masing. Adapun struktur PT Sobering Indonesia dapat

dilihat pada lampiran I.

Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan gambaran mengenai

tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta fungsi struktur organisasi yang

ada di PT Sobering Indonesia adalab sebagai berikut :

President Director

President Director merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang

bertanggungjawab kepada komisaris.

Tugas President Director, meliputi :

a. Merumuskan, menyusun dan menetapkan renoana keija seoara

keseluruhan mengenai kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.

b. Merumuskan dan menetapkan perinoian pelaksanaan kebijaksanaan

umum yang digariskan oleb dewan komisaris.

0. Mengadakan penilaian atas pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleb

production director, sales and marketing director, finance and

administrtion director, dan personal and general affairs director.

d. Memeoahkan masalab-masalab yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan

bersama-sama dengan para direktur.

e. Menetapkan pertanggungjawaban seoara langsung keseluruban

pengelolaan rumah tangga perusahaan yang disusun dalam bentuk

laporan tahunan untuk disampaikan kepada dewan komisaris.

Untuk menoapai semua renoana perusahaan tersebut president

director dibantu kepala-kepala divisi untuk melaksanakan tugas-tugas

president director menurut keabliannya masing-masing. Setiap divisi

45

dipimpin oleh seorang direktur. Direktur-direktur tersebut antara lain ;

1. Production Director

Production director mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas

president director di bidang produksi. Untuk penyelenggaraan tugas ini,

production director mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebijakan penisahaan dalam bidang produksi.

b. Menyusun program keija produksi dan melakukan koordinasi atas

pelaksanaan kegiatan produksi.

c. Melakukan pembinaan dan mengembangkan kegiatan produksi.

d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana

produksi baik berupa perangkat keras maupun lunak.

e. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi terhadap pelaksanaan

administrasi di lingkungan produksi.

f. Mengawasi proses produksi agar sesuai dengan target dan jadwal

yang telah direncanakan.

g. Terlaksananya produksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan

proses produksi yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan standar

produk dan proses yang telah ditetapkan penisahaan.

h. Mengurus masalah yang berhubungan dengan ekspor dan impor

barang.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas produksi, production director

membawahi manajer-manajer antara lain :

1) Production Manager

Tugas production manager antara lain :

46

a. Melaksanakan program keija produksi dan bertanggungjawab

kepada production director.

b. Menyusun rencana keija sebagai pedoman kegiatan produksi.

c. Mengelola dan mengawasi proses produksi.

d. Menyusun laporan produksi dan biaya produksi.

e. Memberi pengarahan tentang pekeijaan kepada bawahan.

f. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan untuk mengetahui

perkembangan kemajuan dan hambatan-hambatannya.

Dalam pelaksanaan tugasnya di bidang produksi. Production

manager membawahi beberapa kepala bagian antara lain :

(1) Head of Production Management

Tugas Head of Production Management antara lain :

a. Melaksanakan rencana keija produksi yang telah ditetapkan.

b. Menentukan jadwal prioritas produksi berdasarkan master

schedule dan sumber daya yang tersedia.

0. Menyelia pekeijaan yang dilakukan bawahannya.

d. Menyusun laporan realisasi biaya produksi bulanan dan

melaksanakan kegiatan pengendalian biaya produksi.

e. Melakukan koordinasi dengan bagian- bagian terkait.

(2) Head of Tehnical Service

Tugas Head of Tehnical Service antara lain :

a. Melaksanakan rencana keija bagian tehnical service.

b. Menyelia dan menganalisa laporan pekeijaan yang dilakukan

bawahan.

47

c. Melakukan koordinasi dengan bagiani produksi berkaitan

dengan tehnical service.

d. Terselenggaranya kalibrasi alat.

e. Merekomendasikan dan mengadakan evaluasi pemilihan mesin.

f. Mengadakan test mn terhadap mesin baru.

g. Menyusun laporan mengenai kegiatan bagian tehnical service.

2) Quality Manager

Tugas Quality Manager antara lain :

a. Mengawasi dan menjaga teijaminnya mutu produk sesu^ standar

yang ditetapkan.

b. Terselenggaranya rencana keija dan pengujian berupa prosedur,

sistem dan pedoman lengkap pabrik antara lain :

• Penetapan titik kendali mutu.

• Perumusan kegiatan yang dilakukan pada saat pengendalian.

• Perumusan kriteria kendalia mutu.

• Perumusan sistem pendokumentasian sistem informasi.

• Perumusan alat kendali mutu yang digunakan.

c. Terselenggaranya pengawasan dan pengujian mul^ dari bahan baku

masuk, proses produksi sampai dengan siap didistribusikan kepada

pelanggan.

d. Terlaksananya pengupayaan hasil mutu lebih bagi perusahaan

dalam setiap kegiatan proses produksi.

Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya quality manager

membawahi antara lain :

48

(1) Head of Quality and Assurance Affairs

Tugas Head of quality and assurance affairs antara lain :

a. Memeriksa dan menguji produk yang diproduksi sesuai dengan

standar yang ditetapkan perusahaan.

b. Memeriksa dan menilai mutu produk yang dihasiikan oleh

bagian produksi dan melaporkan hasilnya kepada manajer

quality.

c. Melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa produk yang

dihasiikan sesuai dengan standar perusahaan.

d. Bertanggungiawab atas tercapainya sasaran jaminan mutu bahan

mentah dan produk jadi yang dihasiikan perusahaan.

e. Teijaminnya standar produk di pabrik.

(2) Head of Quality Control

Tugas pokok Head of quality control antara lain :

a. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan selama teijadinya

proses produksi di pabrik.

b. Mengawasi mutu produksi agar sesutu dengan standar

perusahaan.

c. Mengupayakan hasil mutu lebih bagi perusahaan dalam setiap

kegiatan proses produksi.

d. Melaksanakan pengawasan kualitas produk dari bahan mentah,

saat proses produksi sampai dengan produk jadi.

e. Membuat laporan bulanan mengenai kualitas bahan dan produk

kemudian dilaporkan kepada quality manager.

49

f. Memenuhi pelaksanakan fungsi pengawasan kualitas produksi.

3) Maintenance Management Manager

Tugas maintenance management manager antara Iain ;

a. Menunjang operasional perusahaan dengan menyelenggarakan

pengeiolaan sarana dan pemeliharaan operasional.

b. Tersedianya sarana peralatan produksi yang siap pakai.

c. Menyusun rencana anggaran kebutuhan dan suku cadang.

d. Mengendalikan persediaan suku cadang dan penggunaan mesin.

e. Terlaksananya program perawatan dan perbaikan mesin sesuai

dengan ketentuan perusahaan.

f. Tersedianya instalasi listrik angin dan instalasi lain.

g. Terlaksananya administrasi peralatan dengan tertib.

h. Terselenggaranya pengeiolaan peralatan.

i. Melakukan pengawasan di bidang perlengkapan dan persiapan

bahan.

Dalam pelaksanaan tugasnya maintenance management

manager membawahi antara lain :

(1) Head of Purchasing

Tugas head of purchasing antara lain :

a. Melaksanakan penyediaan kebutuhan bahan baku maupun

barang-barang operasional perusahaan.

b. Mencari suplier-suplier yang menguntungkan perusahaan, baik

harga, kualitas, waktu pengiriman, serta cara pembayarannya.

c. Melaksanakan impor bahan baku barang-barang operasional.

50

d. Memproses permintaan pembelian dan waktu barang

dibutuhkan.

e. Membuat laporan pembelian serta anggaran pembelian

bulanan.

4) Exspor Coordinator Manager

Merupakan stafiF yang melaksanakan kegiatan ekspor yang

melakukan koordinasi dengan divisi penjualan dan pemasaran sesuu

rencana yang telah diprogramkan dan menyusun laporan ekspor

pemsahaan

2. Sales and Marketing Director

Sales and marketing director mempunyai tugas dalam bidang

penjualan dan pemasaran. Tugas-tugas sales and marketing director

antaralain ;

a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang penjualan dan

pemasaran produk.

b. Menyusun program keija penjualan dan pemasaran serta melakukan

koordinasi atas pelaksanaan kegiatan penjualan dan pemasaran.

c. Melakukan pembinaan serta mengembangkan kegiatan pemasaran dan

penjualan.

d. Melakukan pembinaan serta pengembangan prasarana dan sarana

pemasaran dan penjualan.

e. Melakukan pembinaan serta pengembangan pemasaran dan penjualan.

f. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi terhadap pelaksanaan

administrasi di lingkungan penjualan dan pemasaran.

51

g. Mengawasi proses pemasaran agar sesuai dengan target penjualan

yang telah direncanakan.

h. Mengurus masalah yang berhubungan dengan pemasaran dan

penjualan barang.

Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sales and marketing director

membawahi antara lain :

1) Contract Media and Bussines Manager

Tugas contract and media bussines manager antara lain :

a. Menyusun program promosi perusahaan.

b. Melaksanakan kontrak keija dengan media cetak maupun

elektronik serta perusahaan periklanan guna menunjang promosi

produk perusahaan.

c. Memilih perusahaan iklan dan media yang tepat untuk

mempromosikan produk perusahaan.

d. Mempersiapkan program-program promosi dan pengiklanan

produk perusahaan.

e. Memberikan laporan bulanan kepada sales and marketing director.

2) Marketing Plan Manager

Tugas marketing plan manager antara lain :

a. Menyusun program perencanaan pemasaran dan penjualan.

b. Menyusun dan melaksanakan program penelitian pasar.

c. Memberikan saran terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan.

Untuk pelaksanaan tugas-tugasnya marketing plan manager

dibantu dan membawahi kepala bagian antara lain :

52

(1) Head of Product Senior

Tugas Head of product senior antara lain ;

a. Melaksanakan program penelitian pasar untuk produk-produk

perusahaan.

b. Melaksanakan pemasaran produk perusahaan dalam skala besar.

(2) Head of Product Junior

Tugas Head of Product Junior antara lain ;

a. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan oleh

marketing plan manager.

b. Melaksanakan pemasaran produk perusahaan dalam skala yang

telah ditargetkan oleh marketing plan manager.

3) Sales Manager

Tugas sales manager antara lain ;

a. Menyusun program penjualan produk.

b. Melaksanakan strategi penjualan yang tepat.

c. Memproses permintaan penjualan produk.

d. Menentukan target penjualan bagi bawahannya.

Dalam Pelaksanaan strategi penjualan, sales manager membawahi

kepala bagian antara lain :

(1) Head of Distribution and Instalations

Tugas head of distribution and instalations antara lain :

a. Menangani pemasaran dan penjualan produk pada wilayah

distrik tertentu, yang meliputi beberapa wilayah Propinsi.

b. Membawahi 20 orang medical representativ.

53

(2) Head of Regional

Tugas pokok head of regional antara lain :

a. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk untuk wilayah

regional yang telah ditentukan perusahaan antara lain regional

barat dan regional timur.

b. Membawahi 60 Orang medical representativ.

4) Sales Administrations Manager

Tugas sales administrations manager antara lain ;

a. Merencanakan program administrasi penjualan.

b. Melaksanakan administrasi penjualan dan jasa produksi.

c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan administrasi penjualan

perusahaan.

d. Membuat laporan penjualan setiap bulannya

5) Family Plannning Officer Manager

Tugas family planning officer manager antara lain ;

a. Memasyarakatkan program keluarga berencana yang merupakan

salah satu produk perusahaan.

b. Melaksanakan sosialisasi produk lingkaran biru guna menunjang

pemasaran dan penjualan produk keluarga berencana.

c. Melakukan keijasama dengan puskesmas, klinik keluarga

berencana dan rumah sakit dalam pemasaran produk perusahaan

yang berorientasi keluarga berencana.

d. Melakukan koordinasi dan keijasama dengan Departemen

Kesehatan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).

54

e. Mengikuti tender-tender nasional yang diadakan oleh Departemen

Kesehatan dan BKKBN untuk menyukseskan program pemenuhan

kebutuhan obat-obatan nasional.

6) Trainee Manager

Tugas trainee manager antara lain :

a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan pemasaran

dan penjualan serta menempatkan mereka pada daerah pemasaran

yang tepat.

b. Mengadakan pembinaan bagi karyawan pemasaran dan penjualan

mengenai kiat pemasaran dan penjualan produk perusahaan.

c. Menyelenggarakan program pendidikan bagi karyawan pemasaran

dan penjualan untuk peningkatan sumber daya manusia.

d. Bertanggungjawab atas pembinaan, pendidikan dan pelatihan

karyawan pemasaran dan penjualan.

3. Finance and Administrations Director

Finance and administrations director melaksanakan tugas

president director di bidang administrasi dan keuangan. Untuk

penyelenggaraan tugas ini, finance and administrations director

mempunyai urdan tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan di bidang administrasi dan

keuangan.

b. Menyusun program keija administrasi dan keuangan serta melakukan

koordinasi atas pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan

dengan divisi-divisi di perusahaan.

55

c. Melakukan pembinaan serta mengembangkan kegiatan administrasi

dan keuangan.

d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana

administrasi dan keuangan baik berupa perangkat keras maupun lunak.

e. Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan

terhadap pelaksanaan administrasi dan keuangan perusahaan.

f. Mengawasi pelaksanaan administrasi dan penggunaan keuangan

perusahaan secara keseluruhan.

g. Melakukan pengawasan bidang asuransi dan perpajakan di

perusahaan.

h. Mengurusi masalah yang berhubungan dengan administrasi dan

keuangan perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut, flncmce and

administrations director perusahaan membawahi:

1) Budget and Internal Audit Coordinator

Budget and internal audit coordinator merupakan staff yang

melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran dan pengendalian intern

perusahaan dengan melaksanakan pemeriksaan intern, dalam

pelaksanaan tugasnya dipimpin oleh seorang Koordinator Budget and

Internal Audit yang bertanggungjawab kepada finance and

administrations director bagian ini membawahi :

(1) Bagian Budget

Tugas bagian budget antara lain ;

a. Menyusun anggaran operasional berdasarkan anggaran yang

56

diajukan masing-masing divisi.

b. Mengawasi pelaksanaan anggaran perusahaan.

c. Memimpin, mengkoordinasikan, membina dan pengawasan

pelaksanaan tugas-tugas operasional perusahaan.

(2) Bagian Internal audit

Tugas internal audit antara lain :

a. Membentuk tim internal audit untuk melakukan pemeriksaan

terhadap kegiatan operasional perusahaan.

b. Mengadakan pemeriksaan, mengenai keuangan perusahaan guna

mengamankan harta kekayaan perusahaan.

c. Mengadakan pemeriksaan terhadap operasional, ketaatan dan

kedisiplinan karyawan di setiap tingkatan manajemen kepada

peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku.

d. Membuat laporan tentang temuan hasil pemeriksaan untuk

mendukung operasional perusahaan secara keseluruhan,

pengembangan dan pembinaan karyawan yang menjadi perhatian

manajemen.

2) Tax and Insurance Coordinator

Tax and Insurance coordinator merupakan staff yang

menangani permasalahan pajak dan asuransi perusahaan dalam

pelaksanaan tugasnya dipimpin oleh seorang koordinator tax and

insurance yang bertanggungjawab kepada finance and

administrations director dan membawahi antara l^n :

57

(1) Bagian Tax

Tugas bagian tax antara lain :

a. Menangani urusan perpajakan perusahaan.

b. Menyelesaikan setiap permasalahan perpajakan perusahaan.

c. Melaksanakan tertib administrasi perpajakan di perusahaan.

d. menerima laporan perpajakan dari bagian keuangan dan bagian

pembelian.

e. Bertanggungawab atas urusan perpajakan di perusahaan.

(2) Bagian Insurance

Tugas bagian insurance antara lain :

a. Menangani urusan asuransi perusahaan.

b. Menyelesaikan setiap permasalahan asuransi perusahaan.

c. Bertanggungjawab atas urusan asuransi perusahaan.

3) Finance and Accounting Manager

Finance and accounting manager adalah staff yang

bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisasikan, dan

mengarahkan kebijaksanaan administrasi, keuangan dan akuntansi

perusahaan, dalam pelaksanaan tugasnya finance and accounting

manager membawahi antara lain :

(1) Head of Accounting

Tugas head of accounting antara lain :

a. Melaksanakan pencatatan mengenai segala transaksi usaha yang

dilakukan perusahaan.

b. Memeriksa kebenaran laporan keuangan.

58

c. Menyusun laporan pajak yang kemudian diserahkan kepada tax

and insurance coordinator.

(2) Head of Finance

Tugas Head of finance antara lain ;

a. Melaksanakan kegiatan keuangan perusahaan.

b. Melaksanakan tertib administrasi keuangan di perusahaan.

c. Mengelola keuangan perusahaan termasuk pengaturan keuangan

berbagai keperluan dan perencanaan keuangan untuk jangka

pendek maupun jangka panjang.

4) Electronic Data Processor Manager

Tugas electronic data processor manager antara lain adalah :

a. Merencanakan program prosessing data perusahaan.

b. Melaksanakan pembuatan dan pemrosesan dokumen-dokumen

perusahaan.

c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sistem komputer perusahaan.

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan sistem informasi akuntansi dan

manajemen perusahaan.

e. Mengawasi dan membina para bawahannya.

4. Personal and General Affairs Director

Personal and General Affairs Director mempunyai tugas

melaksanakan tugas president director dalam bidang personalia dan

umum. Untuk penyelenggaraan tugas ini, maka personal and general

affairs director mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan memimpin personalia, mengelola

59

kepegawaian dalam menunjang program perusahaan, melaksanakan

kebijaksanaan perusahaan dalam bidang personalia.

b. Menyusun program keija persoalia serta melakukan koordinasi atas

pelaksanaan kegiatan kepegawaian.

c. Melakukan pembinaan serta bemsaha mengembangkan pegawai.

d. Melakukan pembinaan serta pengembangan atas prasarana dan sarana

ketenagakeijaan baik berupa perangkat keras maupun lunak.

e. Menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan kepegawaian

perusahaan.

f. Mengurus masalah yang berhubungan dengan ketenagakeijaan

perusahaan.

Dalam pelaksanaan tugasnya Personal and General Affairs Director

membawahi:

1) Personal Manager

Tugas Personal Manager antara lain :

a. Menguasai peraturan-peraturan intern dan ekstem mengentu

bidang manajemen, personalia, dan hukum serta undang-undang

kepegawaian.

b. Menyusun dan memeriksa daftar gaji, upah dan tujangan-

tunjangan untuk disahkan oleh personal and general affairs

director.

c. Menampung usul dan ikut mempertimbangkan pengangkatan

dan penurunan jabatan, mutasi keija, pemberhentian pegawai.

d. Menyelesaikan persoalan-persoalan ketenagakeijaan.

60

e. Menyusun laporan kepegawaian bulanan dan tahunan kepada

personal and general affairs director.

3.1.3. Aktivitas PT Schering Indonesia

FT Schering Indonesia merupakan pemsahaan manufaktur yang

memproduksi obat-obatan dan produk-produk keluarga berencana. Untuk

menjalankan aktivitasnya pemsahaan dibagi dalam empat divisi yang

menanganl bidang produksi, pemasaran dan penjualan, administrasi

keuangan, dan kepegawaian.

Aktivitas produksi pemsahaan dilaksanakan oleh divisi produksi yang

dipimpin oleh seorang direktur. Pada aktivitas ini pemsahaan melakukan

produksi obat-obatan lisensi dari pemsahaan SCHERING AG Jerman.

Selain itu pemsahaan juga melakukan produksi terhadap produk-produk

lisensi pemsahaan lain yang ada di Jerman seperti lisensi Boehringer

Ingelheim, Dos ni roha dan Iain-lain.

Aktivitas pemasaran dan penjualan dilaksanakan oleh divisi pemasaran

dan penjualan yang dipimpin oleh seorang direktur. Pada aktivitas ini

pemsahaan tergantung pada penjualan kredit yang dilakukan kepada

distributor sehingga divisi pemasaran dan penjualan hams benar-benar serius

melakukan pemasaran dan penjualan produk pemsahaan. Divisi pemasaran

dan penjualan mempakan divisi komersial pemsahaan yang dibentuk untuk

menghasilkan pendapatan bagi pemsahaan dari pemasaran dan penjualan

produk-produk pemsahaan.

Aktivitas keuangan pemsahaan ditangani oleh divisi keuangan dan

administrasi yang dipimpin seorang direktur, divisi ini menangani semua

61

permasalahan keuangan dan administrasinya, perpajakan serta asuransi.

Divisi ini juga tnelakukan pengawasan terhadap semua kegiatan keuangan

dan operasional di lingkungan perusahaan, untuk tugas pengawasan ini

merupakan tanggung jawab finance and administrations director yang

dilaksanakan oleh bagian internal audit yang bertugas melakukan

pemeriksaan manajemen dan keuangan terhadap seluruh divisi yang ada di

perusahaan.

Aktivitas kepegawaian dilakukan oleh divisi personalia yang dipimpin

oleh seorang direktur. Divisi personalia ini bertanggungjawab dalam

melakukan perekrutan calon pegawai sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

melakukan penempatan pegawai sesuai pengalaman dan keahliannya,

menangani masalah kesejahteraan pegawm dan masalah-masalah

ketenagakeijaan di lingkungan perusahaan.

3.1.4. Produk-Produk PT Schering Indonesia

Produk obat-obatan yang dihasilkan oleh PT Schering Indonesia

beragam jenis dan kegunaan. Produk-produk perusahaan yang merupakan

market leader terdapat empat jenis produk besar, produk-produk tersebut

antaralain :

1. Product Manager Theraphy.

Product manager ini terdiri dari obat-obat yang digunakan untuk bagian

luar tubuh antara lain :

a. Nerisona

Adalah jenis obat berbentuk salep untuk bagian luar tubuh digunakan

pada gejala penyakit kulit seperti kadas, panu, kurap, kutu air, alerhi

62

kulit, dan gatal-gatal.

b. Skinoren

Adalah jenis obat berbentuk salep untuk bagian luar tubuh yang

digunakan pada penyakit kulit jerawat.

c. Ultraproct

Adalah jenis obat berbentuk kapsul untuk bagian luar tubuh yang

digunakan pada gejala penyakit Ambeien.

2. Women Health Care.

Adalah jenis obat yang digunakan untuk menjaga kesehatan wanita,

produk obat-obatan tersebut antara lain :

a. Gynera

Adalah jenis obat berbentuk pil untuk bagian dalam tubuh yang

digunakan pada gejala penyakit perut, dan diare.

b. Linen

Adalah jenis obat berbentuk pil yang berkhasiat untuk bagian dalam

tubuh yang digunakan untuk wanita yang telah berusia lanjut dan yang

telah mengalami manupouse.

3. Microgynon

Adalah jenis produk untuk keluarga berencana yaitu lingkaran biru

seperti kondom, spiral dan Iain-lain.

4. Hormonal Theraphy

Adalah Paket obat khusus pria dan wanita yang bersifat menyembuhkan

kelainan dan memperbaiki hormanal pada pria dan wanita produk-produk

tersebut antara lain :

63

a. Primolut N

Adalah jenis obat khusus wanita yang berbentuk pil yang digunakan

untuk bagian dalam tubuh berkhasiat untuk menjaga masa kehamilan

dan perbaikan hormon pada wanita yang sedang hanul dan mencegah

penyakit kandungan.

b. Proviton

Adalah jenis obat khusus pria yang berbentuk pil yang digunakan

untuk bagian dalam tubuh yang berkhasiat untuk menanggulangi

infertilitas pada pria mengembalikan kejantanan pria dan mencegah

impotensi pada pria.

3.2. Metodologi Penelitian.

Dalam pembahasan skripsi ini penulis melakukan penelitian untuk

mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan manajemen

terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas. Dalam penulisan skripsi ini penulis

mengunakan metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dimaksud untuk mendapat data sekunder dengan

membaca buku-buku dan sumber-sumber informasi yang relevan diperoleh dari

perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Hasil penelitian ini akan

di dapat suatu kerangka teori yang relevan mengenai masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang akan dilakukan

dengan cara :

64

a. Observasi

Mengumpulkan data dan infomiasi dengan cara pencatatan secara cermat

dan sistematis sebagai hasil dari pengamatan terhadap obyek penelitian.

b. Wawancara

Mengumpulkan data dan informasi dengan wawancara atau tanya jawab

dengan pihak yang berwenang pada perusahaan.

Proses penganalisaan data yang dikumpulkan baik dari data primer maupun

sekunder dilakukan dengan membandingkan teori dengan data yang diperoleh di

lapangan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

pada PT Schering Indonesia

Pengendalian intern tiap-tiap satuan usaha berbeda-beda tergantung pada

besar atau luasnya usaha, karakteristik kepemilikan, sifat dan keanekaragaman

usahanya, metode pemrosesan data serta faktor-faktor lainnya. Struktur

pengendalian intern suatu satuan usaha meliputi kebijakan-kebijakan dan

prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai

bahwa tujuan tertentu perusahaan akan tercapai.

Sikius penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang

diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia

untuk dijual kepada pelanggan, yang dimulai dari permintaan oleh pelanggan dan

berakhir dengan perubahan produk menjadi piutang usaha, dan akhirnya menjadi

kas. Struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas

PT Schering Indonesia meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang

diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia

untuk dijual kepada pelanggan. Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah

transaksi-transaksi yang dimulai dari permintaan oleh pelanggan kemudian

perubahan produk menjadi piutang usaha, dan akhirnya menjadi kas yang

bertujuan untuk menyiapkan data penjualan dan penerimaan kas yang andal,

mendorong tercapainya efisiensi operasional penjualan dan penerimaan kas, serta

66

mendorong ketaatan pada kebijakan penjualan dan penerimaan kas yang

ditetapkan.

4.1.1.Kebijakan-Kebijakan Pada Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas

PT Schering Indonesia

Kebijakan-kebijakan pada siklus penjualan dan penerimaan kas pada

PT Schering Indonesia antara lain ;

1. Penjualan merupakan wewenang dan tanggung jawab sales and

marketing diretor.

2. Penjualan dilakukan hanya kepada satu distributor yaitu PT Dos Ni

Roha.

3. Penjualan dilakukan secara kredit dengan syarat penjualan franco gudang

PT Schering Indonesia dan perlunasan piutang dilakukan dalam jangka

waktu kredit 45 hari, apabila piutang yang jatuh tempo tidak dibayar

pihak perusahaan mengenakan denda bunga sesuai dengan tingkat bunga

bank yang berlaku saat itu.

4. Penjualan dilakukan untuk pasaran lokal dan ekspor.

5. Penjualan lokal merupakan wewenang dan tanggung jawab sales

manager.

6. Penjualan ekspor merupakan wewenang dan tanggung jawab ekspori

coordinator.

1. Administrasi penjualan merupakan wewenang dan tanggung jawab sales

administration manager.

8. Pengamanan persediaan penjualan dilakukan oleh bagian gudang..

9. Petugas yang memproses penjualan adalah bagian sales officer.

67

Kebijakan penerimaan kas yang dilakukan meliputi :

1. Perlunasan piutang dari penjualan kepada distributor dilakukan melalui

bank yang ditunjuk perusahaan yaitu Deucthes Bank..

2. Bagian yang melakukan penerimaan kas adalah bagian finance yang

pelaksanaannya dilakukan oleh cashier berdasarkan bukti transaksi.

4.1.2.Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas Pada PT Schering Indonesia

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam siklus penjualan dan

penerimaan kas meliputi :

1 Sales Order (SO) merupakan formulir order penjualan atau permintaan

pembelian barang dari pelanggan.

2. Delivery Order (DO) merupakan formulir perintah pengeluaran barang

dari gudang untuk pelanggan.

3. Invoice adalah faktur penjualan

4. Tax invoice adalah faktur pajak

5. Open Receivable Report (ORR) adalah laporan piutang

6. Sales Report (SR) adalah laporan penjualan

7. Reminder adalah surat tagihan kepada pelanggan

8. Value Added Tax (VAT) adalah pajak pertambahan nilai

4.1.3.Sistem dan Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT

Schering Indonesia

Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas merupakan

pengendalian intern yang diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk

68

penjualan kredit kepada distributor yaitu PT Dos Ni Roha dan penerimaan

kas dari perlunasan piutang yang dilakukan oleh PT Dos Ni Roha.

Pihak perusahaan daiam menentukan distributor sebagai penyalur

produk antara lain memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan melihat kredibilitas, kapasitas, koleteral, karakter dari

distributor.

2. Antara perusahaan dengan distributor diadakan peijanjian dalam keija

sama yang sah secara hukum dicatat dihadapan notaris. Hal tersebut

dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan antara lain :

1) Piutang yang tidak dibayar

2) Distributor menghindari kewajibannya sebagai pembayar piutang

Hubungan antara PT Sobering Indonesia dengan pihak distributor

adalah distributor merupakan perusahaan afiliasi.

4.1.3.1. Sistem dan Prosedur Penjualan PT Schering Indonesia

Penjualan dimulai pada saat distributor mengajukan

permohonan pembelian produk (customer order) dengan mengisi

formulir sales order yang disediakan oleh bagian penjualan untuk

distributor sebanyak rangkap dua dan dikirimkan kepada bagian

penjualan, formulir sales order tersebut menyatakan nama,

spesifikasi, harga satuan dan jumlah barang.

Bagian penjualan adalah bagian yang melakukan aktivitas

penjualan produk perusahaan ke distributor (PT Dos Ni Roha),

menerima formulir sales order rangkap dua kemudian memeriksa

persediaan serta harga produk yang di pesan melalui komputer, jika

69

persedian produk tidak ada maka bagian penjualan

mengkonfirmasikan kembali kepada pihak distributor, jika

persediaan ada maka bagian penjualan langsung membuat delivery

order sebanyak rangkap lima dan diserahkan ke bagian gudang

sebanyak empat lembar dan satu lembar ke bagian electronic data

processing (EDP).

Bagian gudang adalah bagian yang menyimpan produk yang

akan di jual, menerima empat lembar DO dari bagian penjualan dan

menyiapkan barang sesuai DO.kemudian ditandatangani dan

diserahkan kepada ;

1) Lembar pertama diserahkan ke bagian EDP.

2) Lembar ke dua diserahkan ke bagian sales officer.

3)Lembar ke tiga arsip untuk bagian gudang.

4) Lembar ke empat di diserahkan kepada distributor.

Kemudian menyerahkan produk yang dipesan langsung ke

pegawai distributor yang mengambil produk pesanan di gudang

perusahaan setelah oleh pegawai tersebut diperiksa mutu dan

jumlahnya sesuai dengan pesanan, dilampiri DO lembar ke empat.

Bagian EDP adalah bagian yang melakukan pemrosesan data,

berdasarkan DO lembar pertama yang diterima menjadi invoice

sebanyak empat lembar dan invoice tax sebanyak tiga lembar.

Kemudian invoice dan tax invoice diproses menjadi :

\)Open receivable report sebanyak satu lembar.

2) Sales report sebanyak rangkap dua.

70

3) Value added tax sebanyak rangkap dua.

4)Reminder sebanyak rangkap lima.

Kemudian menyerahkan DO lembar pertama berserta invoice

rangkap empat, tax invoice rangkap tiga value added tax lembar ke

dua, reminder lembar ke empat dan ke lima ke bagian keuangan

dan DO lembar ke lima, sales report lembar ke dua, open

receivable report, value added tax lembar pertama, reminder

lembar ke tiga ke bagian akuntansi dan menyerahkan sales report

lembar pertama ke bagian penjualan serta menyerahkan reminder

lembar pertama dan kedua untuk distributor

Bagian keuangan adalah bagian yang menangani masalah

keuangan perusahaan, menerima value added tax lembar ke dua,

reminder lembar ke lima sebagai bukti piutang serta delivery order

lembar pertama dan invoice rangkap empat serta tax invoice

rangkap tiga dari bagian EDP kemudian dicocokan dan menanda

tangani invoice dan tax invoice. Menyerahkan tax invoice lembar

ke tiga kepada bagian pajak perusahaan. Mencocokan tax invoice

dengan value added tax.

Bagian akuntansi adalah bagian yang melakukan pencatatan

setiap transaksi yang teijadi di perusahaan, menjumal transaksi

penjualan kredit dan dicatat ke buku besar penjualan berdasarkan

bukti-bukti transaksi antara lain, delivery order lembar ke lima,

sales order, invoice lembar ke empat dan tax invoice lembar ke

dua.

71

Untuk pencatatan piutang bagian akuntansi menerima open

receivable report dan reminder kemudian dicocokkan dengan

jumal penjualan serta invoice lembar ke empat dan dicatat dalam

kartu piutang dan membatch total piutang serta dimasukan ke buku

besar piutang.

4.1.3.2. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas

Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT Schering

Indonesia adalah setiap pembayaran piutang dilakukan oleh

distributor melalui bank. Untuk pengawasan pembayaran tepat

waktu terhadap distributor maka bagian keuangan melihat tanggal

jatuh tempo pembayaran pada komputer dengan bukti sales report,

open receivable report dan arsip reminder dan dicocokan dengan

saldo kas penerimaan berdasarkan laporan bank.

Prosedur penerimaan kas dimulai dari distributor melakukan

pembayaran melalui bank yang ditunjuk oleh perusahaan kemudian

bank mengirimkan saldo kas penerimaan setiap bulannya tentang

tanggal pembayaran, pihak yang membayar, nomor invoice dan

jumlah uang kepada perusahaan.

Bagian keuangan yang dilaksanakan oleh cashier adalah

bagian yang menerima saldo kas penerimaan sebagai bukti

pembayaran distributor dari bank, menerima saldo kas penerimaan

dari bank kemudian mencocokan saldo kas penerimaan dengan

tanggal jatuh tempo pembayaran pada data komputer berdasarkan

invoice, Jika ada keterlambatan pembayaran, akan dikirim surat

72

tagihan dan dikenakan denda bunga dengan tingkat bunga bank

yang berlaku. Berdasarkan laporan saldo kas penerimaan

dibuatkan voucher cash receipt sebanyak dua lembar yang telah

diisi tanggal pembayaran, pihak yang melakukan pembayaran, dan

jumlah penerimaan kas dan diserahkan ke bagian akuntansi.

Bagian akuntansi adalah bagian yang mencatat transaksi

penerimaan kas perusahaan, berdasarkan voucher cash receipt

yang diterima dari bagian keuangan kemudian di jumal dan dicatat

ke buku besar penerimaan kas yang secara otomatis akan

mengurangi saldo piutang usaha distributor.

4.2. Evaluasi Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas pada PT Schering Indonesia

Pada dasamya setiap perusahaan mempunyai cara-cara tersendiri dalam

membuat prosedur dan kebijaksanaan intern perusahaan yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi yang ada di dalam dan luar perusahaan. Manajemen

perusahaan bertanggungjawab dalam pengelolaan perusahaan, mempunyai tugas

dan wewenang untuk memimpin dan mengarahkan para staff pelaksana serta

bawahannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, pihak

manajemen hams merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi

jalannya operasi pemsahaan. Sarana yang digunakan manajemen dalam

mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan rencana adalah stmktur pengendalian

intern. Stmktur pengendalian intem diciptakan untuk meminimalisasi

penyelewengan-penyelewengan yang mungkin teijadi dalam suatu unit usaha.

73

Struktur pengendalian intern dalam setiap unsur-unsumya antara lain

lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian melakukan

pengawasan dengan membuat tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-

masing bagian atau personil yang terlibat di dalam perusahaan agar dapat

melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat dilihat pada struktur organisasi dan

uraian tugasnya.

Pada FT Schering Indonesia prosedur pengendalian pada siklus penjualan

dan penerimaan kas sudah memenuhi unsur-unsur prosedur pengendalian antara

lain :

1. Pemisahan tugas yang memadai.

Pemisahan tugas dan tanggung jawab pada siklus penjualan dan

penerimaan kas pada PT Schering Indonesia meliputi :

1)Fungsi Penjualan

Fungsi ini dilaksanakan oleh staff penjualan yang bertugas melakukan

penjualan dan pemasaran produk perusahaan kepada distributor serta

melakukan proses pesanan pembelian dari distributor menjadi penjualan

produk perusahaan.

2) Fungsi penyimpanan produk penjualan

Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian gudang yang bertugas melakukan

penyimpanan produk perusahaan dan mengeluarkan serta menyerahkan

produk pesanan kepada distributor berdasarkan delivery order.

74

3) Fungsi pemrosesan data

Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian Electronic data Processor yang

bertugas memproses semua dokumen dan catatan penjualan menjadi data

serta informasi yang diperlukan.

4) Fungsi pemeriksaan

Personil yang melaksanakannya terdiri dari :

(1)StafF keuangan bertugas memeriksa jumlah penjualan yang dilakukan

oleh bagian penjualan untuk mengetahui besamya piutang serta

pendapatan yang akan diterima perusahaan dan memeriksa faktur

penjualan untuk mengetahui pajak yang hams dibayar oleh pemsahaan.

(2)Kasir bertugas menerima dan memeriksa laporan saldo kas penerimaan

dari bank sebagai bukti pembayaran distributor yang dicocokan dengan

tanggal jatuh tempo pembayaran pada data komputer bedasarkan faktur

penjualan.

5) Fungsi pencatatan

Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi yang bertugas melakukan

pencatatan dan pembukuan atas semua dokumen yang berhubungan

dengan transaksi penjualan dan penerimaan kas dari perlunasan piutang

yang dilakukan oleh distributor.

Pemisahan fiangsi pada siklus penjualan dan penerimaan kas yang ada

sudah memungkinkan untuk mengamankan harta milik pemsahaan bempa kas

dan produk yang akan dijual dari tindakan pengelapan dan kecurangan.

Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada PT Schering

75

Indonesia dapat menciptakan pemeriksaan dan pengawasan yang memadai

atas penjualan dan penerimaan kas.

Dari uraian diatas bahwa PT Schering Indonesia telah menerapkan

prosedur pengendalian dengan baik. Dengan pengendalian yang baik ini

penjualan, piutang dan penerimaan kas pemsahaan, saldo dan catatannya akan

aman. Hal ini juga menunjukan adanya pemisahan tugas antara bagian flingsi

operasi dari bagian akuntansi sehingga laporan operasi perusahaan yang

dihasilkan sesuai dengan keadaan yang teijadi.

2. Prosedur otorisasi yang tepat

Dalam organisasi perusahaan, setiap transaksi yang teijadi berdasarkan

otorisasi dari pihak yang memiliki kewenangan untuk itu. Sistem otorisasi

yang memadai akan memberikan jaminan bahwa transaksi yang dicatat adalah

sah dan mutasi asset perusahaan telah disetujui. Prosedur pengendalian yang

dilakukan meliputi ;

1) Prosedur Pemesanan

Pemesanan barang dilakukan oleh distributor dengan mengisi sales order

kemudian diterima oleh bagian sales officer. Pesanan yang diterima

diperiksa berdasarkan database komputer apakah persediaan barang yang

dipesan ada di gudang atau tidak. Otorisasi atas persetujuan pesanan

penjualan dilakukan oleh bagian yang berwenang. Hal ini telah

mencerminkan adanya prosedur awal penjualan yang memadai atas mutasi

aktiva dan catatan perusahaan. Secara umum ha! ini dapat meningkatkan

struktur pengendalian intern pada siklus penjualan dan penerimaan kas.

76

2) Prosedur Penjualan

Setiap transaksi penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan kepada

pelanggan adalah penjualan kredit kepada distributor yang merupakan

perusahaan afiliasi. Wewenang persetujuan penjualan kredit dilakukan oleh

president director yang diajukan oleh sales and administrations director.

Semua pesanan penjualan dibawah koordinasi dan pengendalian bagian

penjualan sebagai ujung tombak penjualan PT Schering Indonesia.

3) Prosedur Penagihan Piutang

Dalam hal penagihan piutang, bagian yang berwewenang melakukan

penagihan adalah bagian keuangan. Penagihan piutang berdasarkan surat

tagihan dari bagian EDP. Dengan demikian otorisasi atas kegiatan

penagihan piutang yang diterapkan pada PT Schering Indonesia telah

cukup memadai yaitu penagihan piutang hanya dilakukan oleh bagian

keuangan.

4) Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas atas perlunasan piutang yang dilaksanakan oleh

perusahaan dilakukan melalui jasa bank. Bagian perusahaan yang

menangani penerimaan kas adalah bagian cashier. Bagian ini memeriksa

perlunasan piutang yang dilakukan distributor melalui bank dengan

membuat voucher penerimaan kas. Otorisasi transaksi penerimaan kas

yang diterapkan perusahaan telah mencerminkan prosedur otorisasi yang

tepat yaitu perlunasan piutang dilakukan melalui bank dan bagian yang

melakukan penerimaan kas adalah bagian kasir.

Otorisasi dalam pemesanan barang, penjualan kredit, penagihan piutang

77

dan penerimaan kas telah diterapkan secara jelas dan memadai oleh

perusahaan. Otorisasi yang memadai ini akan menjadikan prosedur

pengendalian menjadi lebih balk. Hal ini juga berdampak positif terhadap

struktur pengendalian intern penjualan sehingga piutang dagang yang timbul

akan aman dan lancar dalam perlunasannya.

3. Perancangan dan pengunaan dokumen serta catatan yang memadai

Dokumen dan catatan pokok yang digunakan dalam transaksi

penjualan, piutang dan penerimaan kas telah disiapkan dan diberi nomor urut

(pre numbered) terlebih dahulu oleh bagian EDP. Bagian EDP melakukan

administrasi nomor-nomor yang digunakan. Pada dokumen atau catatan

disediakan ruang kosong untuk petugas yang menyiapkan, memverifikasi,

mengotorisasi, mengeluarkan atau membayar serta mencatat atau

membukukan.

Dengan demikian catatan dan dokumen tersebut telah menunjukan

adanya pemeriksaan dan pengendalian intern yang baik, serta memberikan

informasi yang disajikan dalam dokumen dan catatan menjadi dasar bagi

manajemen dalam mencatat, mengesahkan dan mengevaluasi transaksi

penjualan dan penerimaan kas. Secara umum pengendalian atas dokumen

tersebut meliputi :

1) Bentuk dokumen tidak berubah-ubah dan dicetak sedemikian rupa

sehingga mudah dimengerti, digunakan dan diawasi.

2) Pemberian nomor urut cetak (prenumbered) seperti DO, invoice,

sehingga memperkecil timbulnya resiko kesalahan/kecurangan yang

mungkin teijadi.

78

3) Pembuatan dokumen-dokumen atau formulir-formulir secara rangkap,

sehingga memudahkan pihak yang berkepentingan untuk mengadakan

pengawasan.

Delivery order dibuat berdasarkan barang yang dipesan dan sesuai

dengan sales order atau purchase order yang diterima dari distributor.

Delivery order tersebut ditandatangani oleh pihak distributor, kepala

gudang FT Schering Indonesia sebagai bukti bahwa barang yang di pesan

telah diambil sehingga distributor tidak dapat menyangkal apabila dia ingkar

untuk membayar hutang kepada FT Schering Indonesia. Dokumen dan

catatan dirancang dan digunakan telah menunjukan adanya pengendalian

intern yang baik dalam mencatat dan mengesahkan transaksi yang teijadi.

4. Pengendalian fisik atas asset dan catatan

Unsur prosedur pengendalian ini meliputi pembatasan dan perlindungan

atas wewenang, penggunaan kekayaan dan catatan perusahaan. Secara

umum kebijakan mengenai perlindungan atas wewenang yang berhubungan

dengan transaksi pada siklus penjualan dan penerimaan kas dilakukan oleh

bagian ;

1) Keuangan adalah pegawai yang diberi wewenang untuk menerima,

mengeluarkan dan menyimpan uang kas dan membuat catatan atas

pengurusannya.

2) Gudang adalah pegawai yang diberi wewenang untuk menerima,

menyimpan dan mengeluarkan persediaan barang digudang yang akan

dijual. Hal ini membatasi orang atau pegawai lain campur tangan dalam

pengurusannya.

79

Dalam hal asset perusahaan untuk operasional, wewenang dan

penggunaannya tercermin dalam anggaran masing-masing bagian operasi,

misalnya sales and marketing director dengan persetujuan president director

memiliki wewenang untuk menggunakan anggaran promosi dalam rangka

meningkatkan penjualan.

Dengan adanya wewenang atas perlindungan dan pengunaan kekayaan,

serta catatan pemsahaan menjadikan prosedur pengendalian semakin baik.

Uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas, serta adanya pemisahan flingsi

dan pembatasan wewenang secara langsung akan berdampak positif terhadap

struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas. Hal ini

pada akhimya akan meningkatkan efektivitas penjualan dan penerimaan kas.

Pemeriksaan secara independen atas kineija

Apabila volume transaksi penjualan dalam suatu perusahaan sudah

demikian banyaknya dan teijadi sepanjang waktu, maka adanya petugas yang

independen sangat dibutuhkan. Petugas yang independen ini melakukan

pencocokan, perbandingan, penilaian, penghitungan kembali, dan

pemeriksaan atas keabsahan dokumen. Petugas tersebut bebas dari pengaruh

orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekeijaan penyiapan

data dan dokumen.

Pemeriksaan yang independen atas transaksi penjualan dan penerimaan

kas setiap hari pada PT Schering Indonesia dilakukan oleh budget and

internal audit coordinator yang dilaksanakan oleh tim internal audit.

Pemeriksaan dilakukakan antara lain :

80

1) Mengadakan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang mengalir ke

bagian akuntansi.

2) Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen transaksi yang

dikelompokan sebagai piutang dagang termasuk kelengkapan dokumen

pendukungnya serta kebenaran perhitungannya.

3) Menghitung jumlah uang yang diterima kemudian dicocokan dengan

laporan bagian keuangan.

4) Meneliti, menandatangani serta menyerahkan dokumen yang diperiksa

kepada budget and internal audit.

Dari uraian tugas yang dilakukan oleh internal audit dapat dikatakan

bahwa prosedur pengendalian intern atas siklus penjualan dan penerimaan kas

pada PT Schering Indonesia sudah memadai. Pemeriksaan yang dilakukan

terhadap kelengkapan dokumen dan bukti-bukti pendukungnya serta

kebenaran perhitungannya dapat memberikan jaminan yang layak bahwa

piutang timbul berdasarkan transaksi yang sah dan tepat jumlahnya.

Pemeriksaan yang independen atas pelaksanaan pekeijaan dalam

prosedur pengendalian pada PT Schering Indonesia sudah dilaksanakan

secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi yang berarti bagi

keakuratan data penjualan dan piutang serta dukungan yang kuat bagi

efektivitas penagihan dan penerimaan kas.

Siklus penjualan dan penerimaan kas PT Schering Indonesia sudah

memenuhi metode pencatatan sistem akuntansi antara lain ;

1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah

81

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang

teijadi dapat diidentifikasi yaitu transaksi penjualan kredit. Dari transaksi

penjualan kredit timbul piutang, dan perlunasan piutang menimbulkan

transaksi penerimaan kas.

Pencatatan transaksi penjualan dilakukan oleh bagian akuntansi

berdasarkan bukti invoice lembar ke empat dan tax invoice lembar ke dua

yang telah disahkan oleh bagian keuangan setelah dicocokan dengan delivery

order lembar ke lima kemudian di jumal dan dicatat langsung ke buku besar

penjualan.

Pencatatan transaksi piutang dilakukan oleh bagian akuntansi

berdasarkan bukti invoce lembar ke empat dan tax invoice lembar ke dua

yang telah disahkan oleh bagian keuangan kemudian mencocokan antara open

receivable report dengan invoice lembar ke empat langsung dicatat buku

pembantu piutang.

Pencatatan penerimaan kas dilakukan oleh bagian akuntansi

berdasarkan laporan bank atas saldo kas dan voucher cash receipt yang

dibuat oleh bagian cashier sebanyak dua lembar, kemudian voucher tersebut

langsung di serahkan ke bagian akuntansi untuk dicatat ke buku besar

penerimaan kas dan secara otomatis akan mengurangi piutang.

Berdasarkan uraian diatas maka transaksi-transaksi yang teijadi pada

siklus penjualan dan penerimaan kas dapat diidentifikasi dan semua transaksi

yang teijadi pada siklus penjualan dan penerimaan kas dicatat dengan sah oleh

bagian akuntansi dengan berdasarkan dokumen-dokumen transaksi yang ada

pada siklus penjualan dan penerimaan kas.

82

2. Menguraikan transaksi secara rinci dan pengelompokan transaksi secara benar

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang

teijadi telah diuraikan yaitu pada saat teijadinya pemesanan barang oleh

distributor, penjualan kredit, dan perlunasan piutang. Transaksi pada siklus

penjualan dan penerimaan kas dapat dikelompokan secara benar antara lain :

1) Transaksi penjualan kredit yaitu transaksi yang teijadi karena dibelinya

barang yang diproduksi perusahaan oleh pelanggan secara kredit.

2) Transaksi piutang yaitu transaksi yang teijadi karena adanya penjualan

barang secara kredit oleh perusahaan.

3) Transaksi penerimaan kas yaitu transaksi yang teijadi karena adanya

perlunasan piutang dari pelanggan.

Dengan demikian transaksi yang ada dalam siklus penjualan dan

penerimaan kas telah diuraikan secara rinci sehingga pengelompokan

transaksi secara benar dimungkinkan untuk laporan keuangan.

3. Mengukur nilai transaksi dengan pencatatan nilai keuangannya secara layak

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas transaksi-transaksi yang

teijadi dimungkinkan untuk diukur berdasarkan nilai transaksi yang teijadi.

Transaksi penjualan kredit nilai keuangannya diukur berdasarkan deliver

order dan invoice yang dibuat oleh bagian EDP. Untuk transaksi piutang

nilai keuangannya diukur berdasarkan invoice dan open receivable report,

sedangkan penerimaan kas diukur berdasarkan open receivable report dan

laporan saldo kas penerimaan dari bank serta surat tagihan. Dengan bukti-

bukti transaksi yang ada pada siklus penjualan dan penerimaan kas

83

dimungkinkan pencatatan nilai keuangannya secara layak dalam laporan

keuangan.

4. Menentukan periode transaksi teijadi untuk melakukan pencatatan akuntansi

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas, periode transaksi ditentukan

saat transaksi teijadi dan pencatatan periode akuntansi secara otomatis dicatat

oleh sistem komputer saat dokumen-dokumen transaksi diterima oleh bagian

akuntansi. Dengan demikian pencatatan periode akuntansi dilakukan oleh

bagian akuntansi saat bukti transaksi terima sehingga pencatatan akuntansi

dan periode pencatatan sesuai.

5. Menyajikan transaksi dengan tepat dan pengungkapannya dalam laporan

keuangan

Pada siklus penjualan dan penerimaan kas, transaksi penjualan kredit

transaksi yang teijadi dilakukan jumal kemudian dibukukan ke dalam buku

besar dan dilakukan verifikasi berdasarkan sales report, open receivable

report. Pada transaksi penerimaan kas, perlunasan piutang dilakukan melalui

bank dijumal oleh perusahaan kemudian dibukukan ke dalam buku besar

penerimaan kas berdasarkan voucher cash receipt. Dengan demikian

transaksi-transaksi yang teijadi dapat disajikan dengan tepat dan

pengungkapannya jelas dalam laporan keuangan.

4.3. Pelaksanaan Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering Indonesia

Pemeriksaan manajemen bertujuan untuk memantau efektivitas dan efesiensi

kebijakan dan prosedur yang berkmtan dengan pengendalian aktivitas perusahaan.

Pemeriksaan manajemen akan efektif jika dilakukan oleh pemeriksa intern yang

independen atau mandiri yaitu dalam melakukan pemeriksaan, bebas tidak terlibat

84

dalam bagian operasi dan akuntansi yang menjadi obyek pemeriksaan sehingga

pemeriksa intern akan bebas dan obyektif dan laporan basil pemeriksaan akan

diwujudkan secara optimal.

Adanya pemeriksa intern yang kompeten di perusahaan berperan dalam

menentukan penyebab masalah-masalah manajemen dan membuat rekomendasi

yang sesuai. Pemeriksaan manajemen dilakukan untuk memastikan dan menilai

apakah pelaksanaan keija sesuai atau menyimpang dari standar yang sudah

ditetapkan. Prosedur-prosedur yang ada di perusahaan disusun untuk

mengendalikan setiap transaksi agar sesuai dengan kebijaksanaan, situasi dan

kondisi perusahaan.

Untuk menciptakan independensi, objektivitas dan kompetensi pemeriksa

intern dibutuhkan status organisasi bagi pemeriksa intern di dalam struktur

organisasi perusahaan. Status organisasi dari unit pemeriksaan intern haruslah

memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab

pemeriksaan yang diberikan kepadanya. Independensi, obyektivitas dan

kompetensi dapat dicapai melalui pemisahan dan status organisasional.

Tujuan utama pemeriksaan manajemen di PT Schering Indonesia untuk

membantu semua anggota manajemen khususnya direksi dan membantu ekstemal

audit serta dapat mengurangi biaya audit yang hams dikeluarkan. Ruang lingkup

pemeriksaan manajemen meliputi semua aktivitas pemsahaan baik operasional

maupun finansial untuk diperiksa dan dievaluasi ketepatan data akuntansi serta

kebenarannya

Fungsi pemeriksa intern pada PT Schering Indonesia adalah untuk

memonitor dan mengevaluasi pengendalian intern pemsahaan secara tems

85

menerus. Dengan adanya pemeriksa intern diharapkan akan menjadi mitra

manajemen dalam mengelola PT Schering Indonesia, sehingga dapat mencapai

tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan.

4.3.1.Struktiir Organisasi Pemeriksa Manajemen pada PT Schering

Indonesia

Pelaksana pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia

dilaksanakan oleh bagian internal audit, pemeriksaan manajemen merupakan

unsur dari lingkungan pengendalian pada struktur pengendalian intern.

Dalam struktur organisasi perusahaan (lihat lampiran No.l), kedudukan

internal audit berada di bawah divisi finance and administrtions director

dan masih satu unit organisasi dengan bagian budget.

Pada PT Schering Indonesia pelaksanaan pemeriksaan manajemen

merupakan tugas divisi finance and administrtions director yang

melaksanakan hingsi pengawasan dari president director dan dilaksanakan

oleh bagian internal audit sehingga dalam penyampaian hasil pemeriksaan

ditujukan langsung kepada president director yang terlebih dahulu disetujui

oleh finance and administrtions director.

Internal audit berfungsi membantu pihak manajemen untuk

melakukan pengawasan operasional perusahaan, oleh karena itu bagian

internal audit dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kebijakan-

kebijakan dan wewenang dari direksi.

Internal audit diharapkan dapat melaksanakan pemeriksaan secara

efektif terhadap seluruh operasi PT Schering Indonesia yang meliputi

pengawasan akuntansi dan fisik dalam arti seluas-luasnya terhadap ketaatan

86

serta kebenaran pelaksanaan sistem, prosedur dan kebijakan-kebijakan yang

ditetapkan manajemen perusahaan

Sebagai bagian integral dalam suatu struktur pengendalian intern

secara keseluruhan, maka dibutuhkan internal audit yang independen,

obyektif dan kompeten merupakan elemen penting dan menentukan untuk

mewujudkan efektivitas pengendalian intern tersebut.

Internal audit pada PT Schering Indonesia belum memiliki tingkat

independensi dan objektivitas yang memadai. Hal Ini tercermin dari

kedudukan internal audit pada struktur organisasi perusahaan, yaitu bagian

internal audit bertanggungjawab kepaday/wawce and administrtions director

dan melekat dengan bagian budget. Dalam pelaporan basil pemeriksaan

memang ditujukan kepada president diector tapi telebih dahulu diserahkan

kepada finance and administrtions director. Dengan status organisasi

internal audit yang ada tidak memberikan keleluasaan untuk menyelesaikan

tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan.

Bagian internal audit melakukan pemeriksaan manajemen terhadap

seluruh aktivitas perusahaan, baik finansial maupun operasional. Divisi

administrations andfinance director merupakan aktivitas perusahaan yang

menjadi obyek pemeriksaan, berdasarkan struktur organisasi yang ada

bagian internal audit bertanggungjawab kepada^/;awce and administrations

director dan masih satu divisi dengan bagian budget, accounting serta

finance bagian-bagian tersebut merupakan obyek pemeriksaan, dengan

demikian obyektivitas internal audit pada PT Schering Indonesia pun

kurang memadai.

87

Wewenang dan tanggung jawab internal audit diatur dalam uraian

tugas. Untuk lebih rinci wewenang dan tanggung jawab internal audit yang

ditetapkan oleh direksi sebagai berikut:

1) Mengevaluasi pengendalian intern pada PT Schering Indonesia.

2) Membuat sistem yang baru apabila belum ada dan memperbaiki sistem

sudah tidak memadai lagi.

3) Mengamankan dan menjaga agar sistem yang telah ditetapkan beijalan

sesum dengan standar operasi.

4) Membuat laporan atas basil pemeriksaan.

5) Memberikan saran perbaikan yang diperlukan atas obyek yang diperiksa.

6) Memonitor tindak lanjut atas saran perbaikan yang diberikan.

7) Bertanggungjawab untuk melindungi harta milik perusahaan dengan

melaksanakan fungsi pemeriksaan.

4.3.2.PeIaksanaan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia

Dalam pelaksanaan pemeriksaan atas penjualan dan penerimaan kas,

internal audit menganalisis, menilai dan merekomendasi mengenai apa yang

direviunya. Pemeriksaan dilakukan terhadap catatan-catatan, dokumen-

dokumen, prosedur dan kebijakan yang dilaksanakan oleh bagian-bagian

yang terlibat dengan siklus penjualan dan penerimaan kas, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai

baik atau tidaknya pengendalian administrasi dan pengendalian akuntansi

yang ada.

88

Pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap

penjualan dan penerimaan kas sebagai berikut :

1. Pemeriksaan manajemen terhadap penjualan dan penerimaan kas

Pemeriksaan manajemen terhadap penjualan dan penerimaan kas

dilakukan untuk memastikan prosedur, pencatatan sudah dijalankan

sebagaimana mestinya, jumlah uang dari penjualan produk harus sesuai

dengan jumlah piutang yang ada. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap

penjualan dan penerimaan kas dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian

akuntansi serta administrasi penjualan dan penerimaan kas.

2) Pemeriksaan dan penilaian penerimaan kas dari penjualan produk yang

diperiksa ialah sales report yang diverifikasi dengan jumal penerimaan

kas. Sales report diverifikasi dengan delivery order dan dokumen-

dokumen penjualan produk. Memeriksa jumal penerimaan kas

diverifikasi dengan bukti laporan saldo kas penerimaan dari bank.

Untuk mengetahui kebenaran pencatatan dan jumlah uang di bank,

laporan penjualan yang dibuat oleh bagian EDP diverifikasi dengan

laporan bank. Pemeriksaan penjualan produk yang dilakukan adalah

dengan memeriksa jumal penjualan, sales report yang diverifikasi

dengan invoice. Verifikasi dilakukan terhadap banyaknya produk

yang teijual dengan memeriksa laporan persediaan produk, hitung

jumlah produk yang teijual dikali harga produk untuk menentukan

jumlah penerimaan uang dari penjualan. Jumlah penerimaan kas

dihitung dibandingkan dengan sales report. Pemeriksaan yang

89

dilakukan terhadap pengendalian intern PT Schering Indonesia dapat

mencegah kesalahan-kesalahan yang mungkin teijadi dan cara-cara

yang diterapkan cukup efektif. Semua dokumen dicetak prenumbered

merupakan pengendalian intern yang memudahkan untuk

pengawasannya. Invoice dicetak prenumbered serta dibuat rangkap

dapat digunakan untuk memeriksa sales report yang dibuat ba^an

EDP.

2. Menentukan pelaksanaan kebijaksanaan manajemen

Pemeriksaan terhadap penjualan diverifikasi dengan sales report.

Penghitungan kembali jumlah penerimaan kas dari laporan persediaan

yang teijual tidak ada perbedaan. Hal ini berarti prosedur dan

kebijaksanaan untuk transaksi penerimaan kas telah dipatuhi.

3. Menentukan seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertangungjawabkan

dan dilindungi dari segala macam kerugian

Kekayaan perusahaan dari penerimaan kas telah dipertangungjawabkan

sebagaimana mestinya dengan adanya pembayaran dan voucher yang

dibuat oleh cashier berdasarkan laporan saldo kas penerimaan dari bank,

serta dilindunginya penerimaan kas dari pencurian dengan tetap disimpan

di bank.

4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian perusahaan

Informasi yang dihasilkan oleh bagian electronic data procsess, dapat

diuji kebenarannya dan dapat dipercaya. Hal ini dikarenakan laporan yang

dibuat didukung dengan bukti-bukti yang valid.

90

5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan

Prosedur, pencatatan dan kebijaksanaan yang ditetapkan telah dijalankan

sebagaimana mestinya, tidak terdapat penyimpangan berdasarkan

pemeriksaan yang dilaksanakan.

6. Laporan pemeriksaan manajemen

Tahap terakhir dari pemeriksaan manajemen adalah laporan basil

pemeriksaan yang disampaikan ke direksi berkenaan dengan pekeijaan

yang direviunya. Internal audit melaksanakan pekeijaan setiap bulan dan

penugasan khusus apabila ada penyimpangan yang diperlukan

penyelesaiannya dengan cepat. Bentuk laporan yang dibuat internal audit

sebagai berikut;

1) Laporan audit berupa basil pemeriksaan secara keseluruban

disampaikan kepada president director.

2) Laporan temuan pemeriksaan berisi komentar internal audit dan alasan

audit atas kesalabaan dan penyimpangan yang teijadi.

3) Laporan kbusus dibuat untuk melaporkan basil pemeriksaan atas

masalab-masalab kbusus yang bams diselesaikan dengan cepat.

Laporan ini juga berisi altematif penyelesaian masalab.

4) Laporan pemeriksaan yang disampaikan kepada direksi bams

menjelaskan temuan yang diperoleb selama pemeriksaan berlangsung

dan memberikan komemtar, saran dan tindakan yang bams dilakukan

mengenai masalab yang teijadi. Laporan pemeriksaan disajikan secara

tertulis, cermat, jelas, ringkas dan tepat waktu.

91

Sasaran pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan

penerimaan kas antara Iain :

1. Menilai ketaatan penjualan, piutang dan penerimaan kas terhadap sistem

dan prosedur ketentuan dan peraturan yang beriaku.

2. Menilai efektivitas dan efesiensi penjualan, piutang dalam menilai rencana

dan realisasi penagihan kaitannya dengan penerimaan kas.

3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan.

Dalam program pemeriksaan selain tercantum sasaran yang ingin

dicapai, mencakup juga anggaran waktu, penentuan tim pemeriksa dan surat

tugas untuk tim pemeriksa tersebut. Agar tujuan pemeriksaan manajemen

tercapai, maka dilaksanakan tahap-tahap pemeriksaan manajemen.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan

dan penerimaan kas, internal audit PT Schering Indonesia melaksanakan

tahap-tahap pemeriksaan manajemen sebagai berikut :

1. Perencanaan

Persiapan pemeriksaan dilakukan dengan melalui langkah-langkah

sebagai berikut ;

1) Menetapkan tim pemeriksa yang terdiri dari kepala pemeriksa, ketua

tim pemeriksa dan anggota tim pemeriksa dengan menyusun Program

Pokok Pemeriksaan (PPP), serta menentukan schedule bulanan bagi

rencana pemeriksaan.

2) Mempersiapkan Kertas Keija Pemeriksaan (KKP) dan mengumpulkan

informasi umum mengenai obyek yang diperiksa yaitu siklus penjualan

dan penerimaan kas, dengan melakukan pembicaraan pendahuluan

92

terhadap manajer bagian yang akan diperiksa, dalam hal ini adalah

sales and administration manager dan finance and accounting

manager, dan kepada manajer tersebut, dijelaskan tujuan dan sasaran

pemeriksaan manajemen.

3) Peningkatan pengetahuan pemeriksa dengan melakukan pelatihan

mengenai obyek yang akan diperiksa sehingga pemahaman dan

pengembangan terhadap Program Keija Pemeriksaan. (PKP) yang

akan dilaksanakan oleh pemeriksa, agar tercapai sasaran yang

diinginkan.

2. Pengumpulan bukti dan evaluasi bukti

Tahap pemeriksaan ini, meliputi :

1) Menganalisis peraturan yang berlaku atau sistem dan prosedur yang

berlaku, tujuannya untuk mengetahui batas kewenangan yang

melandasi PT Sobering Indonesia dalam melakukan aktivitasnya,

sehingga diketahui maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sasaran dari

program keija pemeriksaan yang direncanakan.

2) Pengumpulan dan Pengujian terhadap dokumen-dokumen serta

catatan-catatan yang sesuai dengan obyek yang diperiksa.

Pada tahap ini dilakukan juga penelitian catatan-catatan, analisis atau

membandingkan dan verifikasi, konfirmasi kaitannya dengan ketaatan,

kecukupan data dan kesesuaian dengan tujuan pemeriksaan..

3) Pengujian terhadap pengendalian intern

Tahap pengujian pengendalian manajemen, meliputi :

(1) pengujian pengendalian intern

93

(2) Penyusunan iktisar temuan hasil pengujian pengendalian intern.

(3) Pembahasan ikhtisar temuan hasil pengujian pengendalian intern.

Landasan-landasan yang dilakukan dalam pemeriksaan, meliputi :

1. Pemeriksaan dilakukan terhadap sistem dan prosedur yang terkait,

perhatian ditujukan pada pengendalian penerimaan kas.

2. Menelaah setiap kebijakan yang ada guna menilai ketaatan terhadap

ketentuan yang berlaku dan alasan-alasan teijadinya penyimpangan.

3. Pemeriksaan terhadap efektivitas dan efesiensi pemakaian sumber

daya, dengan memperhatikan :

1) Pengunaan sumber-sumber itu telah sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan.

2) Nilai efektivitas kegiatan, prosedur, praktek dan metode-metode

yang digunakan dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.

3) Metode-metode yang digunakan oleh objek pemeriksaan, baik

mengenai penetapan sasaran atau petikan maupun cara pelaporan

dan hasilnya.

Langkah selanjutnya adalah :

1. Mengidentifikasi dan mempelajari dengan seksama setiap ketentuan

atau pedoman yang berlaku.

2. Menilai peraturan perundang-undangan tersebut, apakah cukup

wajar dan memuat ketentuan-ketentuan yang jelas.

3. Memeriksa dan menentukan jumlah transaksi yang mengalami

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

94

4. Meneliti apakah pelaksanaan penyusunan rencana apakah telah

sesuai dengan pedoman yang berlaku.

5. Meneliti sebab-sebab teqadinya penyimpangan.

6. Mengusahakan untuk memperoieh pendapat dari pejabat atau pihak

yang berkepentingan yang secara langsung akan mengalanu akibat

negatif dari pelaporan temuan tersebut, dengan mengeluarkan

Konfirmasi Hasil Pemeriksaan (KHP) yang ditujukan kepada pihak

yang berwenang oleh internal audit, untuk memperoieh tindakan

koreksi atas kelemahan atau penyimpangan.

Konfirmasi hasil pemeriksaan meliputi nomor Program Pokok

Pemeriksaan (PPP), unit keija auditee, tanggal konfirmasi, nomor

temuan, berikut isi atau point-point temuan hasil pemeriksaan, dan

kategori temuan sebagai tingkat kerawanan temuan, ditentukan pula

batas penyelesaian laporan tindak lanjut auditee kemudian ditandatangani

oleh pejabat yang berwenang, verifikasi komentar dari auditor berikut

komentar verifikator, apakah telah selesai, dalam proses atau belum

dilaksanakan. Langkah terakhir setelah pembuatan Konfirmasi Hasil

Pemeriksaan (KHP) adalah menyusun Ikhtisar Hasil Pemeriksaan (IHP),

sebagai kesimpulan yang selanjutnya dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP).

3. Pelaporan dan tindak lanjut

Laporan hasil pemeriksaan manajemen pada PT Sobering

Indonesia, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Ikhtisar hasil pemeriksaan, memuat kesimpulan yang diperoleh dari

95

hasil pemeriksaan yang memuat ;

1) Temuan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan yang

diuraikan dalam bab hasil pemeriksaan.

2) Komentar verifikator atau pejabat yang berwenang, yang teiah

diuraikan dalam konfirmasi hasil pemeriksaan (KHP).

3) Rekomendasi kepada pejabat yang berwenang melaksanakan

rekomendasi.

2. Tindak lanjut secara umum, yang perlu dilakukan oleh pemeriksa, jika

menghadapi kondisi-kondisi sebagai berikut :

1) Bagian yang diperiksa tidak menyetujui rekomendasi hasil

pemeriksaan, sedangkan pemeriksa merasa perlu persoalan tersebut

diperbaiki agar diperoleh tindakan-tindakan korektif.

2) Bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang diajukan, tetapi

belum menyelesaikan tidakan yang perlu dilakukan.

3) Apabila bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang

disampaikan dan telah melaksanakan rekomendasi tersebut, berarti

telah ada kondisi closed karena persoalan dalam temuan

pemeriksaan telah ditindaklanjuti.

Melihat hasil tersebut, maka pemeriksa perlu membuat evaluasi yang

menunjukkan tidak perlu lagi laporan tindakan selanjutnya atau dilakukan

tindakan pemusnahan terhadap dokumen hasil pemeriksaan yang di simpan

oleh internal audit, jika tindak lanjut hasil pemeriksaan sudah diselesaikan

oleh bagian keija dan sudah diverifikasi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

96

Auditor akan kembali meninjau selama dua bulan setelah

dikeluarkannya laporan hasil pemeriksaan tersebut. Laporan mengenai

tindak lanjut pemeriksaan disampaikan kepdAzi finance and administrations

director dan disetujui oleh president director agar mendapat perhatian dan

penekanan pada divisi yang menjadi obyek pemeriksaan.

4.3.3.Prosedur Pemeriksaan Manajemen Siklus Penjualan dan Penerimaan

Kas pada PT Schering Indonesia

Prosedur pemeriksaan manajemen yang memadm diharapkan dalam

pelaksanaannya dapat menemukan kesalahan atau penyimpangan sehingga

pemeriksaan akan lebih terarah dengan baik. Prosedur pemeriksaan

manajemen dibuat berdasarkan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.

Prosedur pemeriksaan manajemen PT Schering Indonesia dilakukan oleh

internal audit berdasarkan penunjukan pemeriksaan dari finance and

administrations director berdasarkan perintah langsung president director.

Pemeriksaan manajemen di PT Schering Indonesia yang dilakukan

oleh internal audit membuat langkah keija pemeriksaan manajemen

penjualan dan penerimaan kas. Langkah keija pemeriksaan disusun secara

periodik maupun secara mendadak yang meliputi finansial dan operasional.

Berikut ini diuraikan langkah keija pemeriksaan manajemen pada

penjualan dan penerimaan kas yang dilakukan oleh PT Schering Indonesia

sebagai berikut;

1. Memilih secara acak dokumen pengiriman dari arsip bagian pengiriman.

2. Memeriksa masing-masing dokumen pengiriman untuk menentukan

bahwa dokumen tersebut dilengkapi dengan sales order yang telah

97

diotorisasi oleh bagian kredit dan persediaan. Selanjutnya dilanjutkan

dengan pengecekan sales order dengan kuantitas dan tujuan

pengiriman.

3. Menelusuri secara rinci dokumen pengiriman barang dengan invoice.

4. Menelusuri secara rinci invoice ke pencatatan di jumal penjualan dan

buku pembantu piutang.

5. Mencatat adanya ketidaksesuaian dan perbedaan yang ditemukan

selama pengamatan, apabila ada.

6. Memverifikasi harga per unit untuk setiap sampel invoice.

7. Menelusuri invoice ke pencatatan persediaan di bagian pengendalian

persediaan.

8. Mengamati jumal penjualan untuk mengetahui transaksi yang tidak

normal dan mengidentifikasi tindakan selanjutnya.

9. Membandingkan rincian pada catatan penerimaan kas dengan buku

besar piutang, dan tentukan tenggang waktu penerimaan dengan

penyetorannya.

10. Memeriksa pencatatan komputer dengan meneliti sumber transaksi

masing-masing.

11. Meneliti ketaatan personil yang berwenang terhadap sistem dan

prosedur yang ditetapkan.

12. Melakukan pencocokkan atas uang pada catatan pemsahaan dengan

laporan bank.

13. Membuat daftar koreksi yang diperlukan.

14. Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil pemeriksaan

98

Dalam melaksanakan prosedur audit tersebut internal audit

menekankan teknik pengumpulan bukti dengan melakukan verifikasi,

observasi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik.

Hasil pemeriksaan dikomunikasikan kepada direksi untuk

ditindaklanjuti mengenai permasalahan yang teijadi agar segera dilakukan

tindakan perbaikan sesuai dengan altematif-altematif perbaikan yang

diusulkan oleh internal audit berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.

4.3.4.Peiaporan Hasil Pemeriksaan Manajemen pada PT Schering

Indonesia

Laporan hasil pemeriksaan merupakan dokumen atau media

komunikasi pemeriksa untuk menyampaikan informasi mengenai

kesimpulan, temuan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada pejabat

yang berwenang.

Standar pelaporan pemeriksaan manajemen menyatakan antara lain :

1. Laporan pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan disampaikan

kepada pejabat yang memberi perintah serta kepada pejabat yang

berwenang.

2. Laporan pemeriksaan harus dibuat segera setelah peketjaan pemeriksaan

selesai dan disampaikan kepada pejabat yang berkepentingan tepat pada

waktunya.

3. Tiap laporan pemeriksaan harus memuat tujuan, ruang lingkup, dan

sasaran pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang

layak, serta pemyataan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan.

99

Setiap laporan hasil pemeriksaan manajemen harus :

1) Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif serta

rekomendasi yang konstruktif.

2) Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempuraaan daripada

kritik.

3) Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum

dapat diselesaikan sampai berakhimya pemeriksaan (jika ada).

4) Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberhasilan atau suatu

tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan, terutama bila perbaikan itu

dapat diterapkan pada bagian Iain.

5) Mengemukakan penjelasan pejabat bagian yang diperiksa mengenai hasil

pemeriksaan.

6) Menyatakan informasi penting yang tidak dimuat dalam laporan

pemeriksaan karena dianggap rahasia atau harus diperlakukan secara

khusus.

Contoh laporan hasil pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan

penerimaan kas di PT Schering Indonesia disajikan sebagai berikut:

Maksud pemeriksaan Untuk meyakinkan bahwa harta milik

perusahaan berupa kas dan persediaan

produk yang akan dijual dapat dijaga

keamanan dari penggelapan dan

kecurangan.

Tujuan pemeriksaan Untuk memastikan bahwa prosedur,

pencatatan, dan kebijaksanaan yang

100

Ruang lingkup pemeriksaan

Periode pemeriksaan

Hasil pemeriksaan

Pendapat pemeriksa

telah ditetapkan ditaati dan otorisasi

penjualan dan penerimaan kas telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Sistem dan prosedur, kebijakan serta

pencatatan mengenai penjualan dan

penerimaan kas.

Tahun 1996.

Berdasarkan fakta yang terdapat pada

obyek yang diperiksa sistem dan

prosedur.pencatatan dan kebijaksanaan

otorisasi mengenai penjualan dan

penerimaan telah dilaksanakan

sebagaimana mestinya. Masih

terdapatnya kelemahan untuk

pengendalian intern penjualan, dimana

produk yang akan dijual atau masih

belum teijual, agar pemeliharaannya

selalu memperhatikan mutu produk

dan selalu di periksa secara kontinyu.

Pengendalian intern di PT Schering

Indonesia sudah memadai untuk

mencegah harta milik perusahaan dari

penggelapan dan kecurangan. Dan

untuk mengoptimalkan pengendalian

101

intern penjualan dan penerimaan kas,

maka pemeriksa memberikan saran

berdasarkan hasil pemeriksaan yang

telah dilaksanakan sebagai berikut;

1. Pengendalian intern penjualan

produk untuk di Jual agar tidak

terlalu lama disimpan di gudang,

hal ini dikhawatirkan akan

merusak produk tersebut

Laporan hasil pemeriksaan disampaikan kepada fmatice and

administraslions director setelah ditandatangani oleh internal audit

kemudian oleh finance and administrastions director disampaikan ke

president director.

4.4.Peranan Pemeriksaan Manajemen Terhadap Siklus Penjualan dan

Penerimaan Kas dalam Kaitannya dengan Pencapaian Tujuan

Pengendalian Intern Penerimaan Kas

Pemeriksaan manajemen yang dilaksanakan oleh tim internal audit sebagai

staff coordinator budget and internal audit yang bertanggung jawab kepada

finance and administrastions director belum memiliki independensi dan

obyektivitas serta hirarki pelaporan pemeriksaan yang rumit.

Tujuan tim internal audit dalam pemeriksaan manajemen siklus penjualan

dan penerimaan kas adalah meningkatkan efektivitas dan efesiensi penjualan,

piutang dan tercapainya efektivitas penerimaan kas. Guna mencapm tujuan

tersebut, pelaksanaan pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan

102

penerimaan kas berlandaskan pada program pemeriksaan disetujui yang oleh

finance and administrations director.

Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas yang

dilakukan pada FT Schering Indonesia terlebih dahulu menetapkan evaluasi

terhadap sistem dan prosedur yang berlaku sehingga ketika proses penjualan serta

piutang yang beijalan sesuai ketentuan, akan diperoleh efektivitas penerimaan kas.

Pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia, bertujuan untuk

membantu para anggota manajemen, agar melakukan tanggung jawab secara

efektif dengan memberikan berbagai penilaian, rekomendasi, petunjuk dan

informasi sehubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Pemeriksaan manajemen

ditekankan pada kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya dan

mencapai tujuan yang ditetapkan pada suatu bagian kegiatan.

Maksud penugasan pemeriksaan manajemen penjualan dan penerimaan kas

adalah untuk mengindentifikasi kegiatan, program, aktivitas penjualan, piutang

dan penerimaan kas yang memerlukan perbaikan atau penyempumaan dengan

tujuan memberikan rekomendasi agar pengelolaan dilaksanakan secara baik.

Sebelum melaksanakan pemeriksaan, pihak internal audit hams mendapat

persetujuan dari pimpinan bagian yang akan diperiksa. Atas dasar itu, maka pihak

direksi akan memberikan surat tugas kepada tim internal audit dan surat

pemeriksaan kepada pimpinan bagian.

Untuk mengetahui peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus

penjualan dan penerimaan kas pada PT Schering Indonesia, dikemukakan

pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 1996 oleh tim internal audit. Mengenai

103

penelusuran prosedur penjualan dan penerimaan kas sampai dengan Desember

1996.

Temuan hasil pemeriksaan manajemen pada siklus penjualan dan

penerimaan kas dalam rangka menilai tingkat efektivitas siklus penjualan dan

penerimaan kas dikemukakan sebagai berikut :

1. Penjualan

1) Divisi Pemasaran dan Penjualan telah mempunyai prosedur penjualan.

2) Persediaan produk untuk di jual perlu di review secara berkala.

3) Setiap barang yang dikirimkan telah dicek oleh pihak distributor langsung

dan ditandatangani oleh kepala gudang dan pihak distributor.

4) Jumlah penjualan telah sesuai dengan catatan transaksi dan dokumen

transaksi.

5) Dokumen atau fomiulir-formulir penjualan telah diberi nomor urut dan

spesifikasi yang dibutuhkan, ditanda tangani oleh petugas yang berwenang

dan di serahkan kepada bagian yang berwenang.

6) Prosedur penjualan telah dilaksanakan secara tertib.

2. Piutang

1) Piutang yang dicatat telah sesuai dengan faktur penjualan.

2) Cek total piutang dengan penagihan yang dilakukan.

3) Prosedur telah dilaksanakan dengan tertib.

3. Penerimaan Kas

1) Untuk melakukan pengecekan atas saldo kas perusahaan di bank,

dilakukan rekonsiliasi bank.

2) Rekonsiliasi laporan saldo dari bank dengan catatan menururut

perusahaan.

104-

3) Usut cek yang masih berada di luar dan belum di tukarkan ke bank.

4) Usut penjualan yang sudah dilakukan, akan tetapi pembayaran belum

disetorkan ke bank.

5) Usut penerimaan kas yang sudah diterima dengan buku pembantu piutang

yang ada di perusahaan.

6) Semua penerimaan kas yang harus telah diterima, secara kenyataan sudah

diterima dan dicatat dengan segera secara teliti.

7) Kas yang ada di perusahaan dan di bank secara teliti dicatat dan dilindungi

selayaknya.

8) Prosedur penerimaan kas telah dilaksanakan secara tertib.

Berdasarkan hasll dan pembahasan yang telah diuraikan, tim intemal

auditor memberikan rekomendasi perbaikan agar dilakukan tindak lanjut oleh

pihak manajemen. Tindak lanjut hasil pemeriksaan, diperhatikan terus oleh

tim intemal audit. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa manajemen

telah melakukan tindakan perbaikan yang tepat. Dari hasil tindak lanjut

pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahwa sasaran pemeriksaan telah

sesuai, yaitu :

1. Pelaksanaan sistem dan prosedur penjualan, piutang dan penerimaan kas

telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Efektivitas penjualan dan piutang telah sesuai dengan rencana sehingga

realisasi penagihan sesuai dengan penerimaan kas yang ditargetkan.

3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan, antara lain :

1) Menindaklanjuti barang yang akan dijual atau masih belum terjual,

agar tidak terlalu lama disimpan. Hal ini dikhawatirkan akan merusak

barang jadi tersebut.

2) Dengan adanya temuan hasil pemeriksaan periode yang lalu, maka

105

tindakan perbaikan yang diperlukan dapat dilakiikan tepat sesuai

kebutuhan.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa tim internal audit telah

melaksanakan fimgsi pemeriksaannya, berdasarkan program yang disusun

sehingga pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang memadai terhadap siklus

penjualan dan penerimaan kas akan meningkatkan efiektivitas penjualan, dalam

proses maupun pencatatannya.

Efektivtas proses dan pencatatan penjualan berpengaruh pada penerimaan

kas sebagai hasil akliir penjualan sehingga tujuan pengendalian intern

penerimaan kas akan memadai yaitu pengamanan terhadap penerimaan kas yang

merupakan harta kekayaan perusahaan, kebenaran dan keandalan data akuntansi,

ketaatan pada kebijakan penerimaan kas yang telah ditetapkan akan sesuai

dengan keadaan sebenamya, dengan demikian pemeriksaan manajemen yang

dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat mencapai tujuan

pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering Indonesia.

BAB V

RANGKUMAN KESELURUHAN

Penjualan merupakan sumber pendapatan bagi suatu unit usaha. Penjualan

yang dilakukan perusahaan menimbulkan penerlmaan kas dan piutang yang

membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus penjualan dan penerimaan kas dan

merupakan siklus transaksi keuangan. Siklus penjualan dan penerimaan kas

merupakan aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengawasan dari pihak

manajemen dalam pengelolaannya, agar siklus ini berhasil sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan dibutuhkan pengawasan siklus ini dengan melakukan pemeriksaan

manajemen.

Pemeriksaan manajemen berguna untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pemeriksaan manajemen yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan stuktur

pengendalian intern yaitu mengamankan harta kekayaan dari pemborosan,

kecurangan, dan ketidak efisienan, memastikan kebenaran dan keandalan data

akuntansi perusahaan, ketaatan pada kebijakan-kebijakan yang telah digariskan

manajemen perusahaan, dan meningkatkan efisiensi di semua operasi perusahaan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis memcoba merumuskan suatu

hipotesis yaitu :

Dengan pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas

dapat mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada PT Schering

Indonesia

Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk

memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan

107

yang penting dalam satuan usaha dapat dicapai. Kebijakan dan prosedur ini

merupakan pengendalian yang menibentuk struktur pengendalian intern dalam satuan

usaha. Pemeriksaan manajemen bertujuan untuk membantu semua anggota

manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, dengan cara menyajikan

analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting mengenai aktivitas

perusahaan. Dari basil pemeriksaan yang dilakukan akan menghasilkan suatu

temuan. Hasil temuan ditindaklanjuti oleh bagian yang diperiksa.

Sebagai tempat penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih

FT Schering Indonesia yang beralamat di Jalan Raya TB. Simatupang No. 1 Pasar

Rebo Jakrta Timur. PT Schering Indonesia adalah perusahaan perseroan terbatas

didirikan oleh penanaman modal asing (PMA) dari Jerman. Perusahaan ini

merupakan anak perusahaan dari negara asalnya yaitu SCHERING AG yang berpusat

di Berlin Jerman. PT Schering Indonesia bergerak di bidang industri farmasi yang

memproduksi obat-obatan dan produk Keluarga Berencana yang berorientasi sebagai

produk ekspor.

PT Schering Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris NO. 41 tanggal 28

Januari 1970 yang dikeluarkan oleh notaris Eliza Pondaag, SH di Jakarta. Perseroan

ini adalah merupakan usaha penanaman modal asing dibawah pengawasan undang-

undang penanaman modal asing. Perusahaan mulai beroperasi sebagai perusahaan

manufaktur pada bulan Nopember 1979 setelah izin operasi dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) No. 24/n/PMA/1979 tanggal 16 Oktober 1979

dikeluarkan oleh pemerintah.

Struktur pengendalian intern siklus penjualan dan penerimaan kas PT Schering

Indonesia meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk

108

mengalihkan kepemilikan atas barang-barang yang tersedia untuk dijual kepada

pelanggan. Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas merupakan

pengendalian intern yang diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk penjualan

kredit kepada distributor yaitu PT Dos Ni Roha dan penerimaan kas dari perlunasan

piutang yang dilakukan oleh PT Dos Ni Roha.

Sarana yang digimakan manajemen dalam mengendalikan dan mengawasi

pelaksanaan rencana adalah struktur pengendalian intern. Struktur pengendalian

intern diciptakan untuk meminimalisasi penyelewengan-penyelewengan yang

mungkin dapat teijadi dalam suatu unit usaha. Pada PT. Schering Indonesia prosedur

pengendalian pada siklus penjualan dan penerimaan kas sudah memenuhi unsur-imsur

prosedur pengendalian dan metode pencatatan sistem akuntansi.

Pemeriksaan manajemen yang dilakukan di dalam perusahaan bertujuan untuk

memantau efektivitas dan efesiensi kebijaksanaan dan prosedur yang berkaitan

dengan pengendalian aktivitas perusahaan. Pemeriksaan manajemen akan efektif jika

dilakukan oleh pemeriksa intern yang independen atau mandiri yaitu dalam

melakukan pemeriksaan bebas tidak terlibat dalam bagian operasi dan akuntansi yang

menjadi objek pemeriksaan sehingga pemeriksa intern akan bebas dan obyektif serta

laporan hasil pemeriksaan akan diwujudkan secara optimal.

Pelaksana pemeriksaan manajemen pada PT Schering Indonesia dilaksanakan

oleh bagian intemal audit yang merupakan unsur dari lingkungan pengendalian pada

struktur pengendalian intern Pelaksanaan pemeriksaan manajemen merupakan tugas

divisi finance dan administrations director yang melaksanakan fungsi pengawasan

dari president director dan dilaksanakan oleh bagian intemal audit sehingga dalam

penyampaian hasil pemeriksaan ditujukan langsung kepada president director yang

109

terlebih dahulu disetujui oXeh finance dan administrations director.

Internal audit pada PT Schering Indonesia belum memiliki tingkat

independensi dan objektivitas yang memadai. Hal Ini tercermin dari kedudukan

internal audit pada struktur organisasi perusahaan, yaitu bagian internal audit

bertanggungjawab kepada finance dan administrations director dan melekat dengan

bagian budget. Berdasarkan struktur organisasi yang ada bagian internal audit

bertanggungjawab kepada administrations and finance director dan masih satu divisi

dengan bagian anggaran, akuntansi serta, keuangan bagian-bagian tersebut merupakan

obyek pemeriksaan, dengan demikian obyektivitas internal audit pun kurang

memadai.

Pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang dilakukan terhadap penjualan dan

penerimaan kas meliputi sasaran pemeriksaan manajemen penjualan dan penerimaan

kas antara lain:

1. Menilai ketaatan penjualan, piutang dan penerimaan kas terhadap sistem dan

prosedur ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Menilai efektivitas dan efisiensi penjualan, piutang dalam menilai rencana dan

realisasi penagihan kaitannya dengan penerimaan kas.

3. Memberikan rekomendasi atau saran-saran perbaikan.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan manajemen siklus penjualan dan penerimaan

kas, internal audit PT Schering Indonesia melaksanakan tahap-tahap pemeriksaan

sebagai berikut :

I. Perencanaan, persiapan pemeriksaan antara lain menetapkan tim pemeriksa,

menyusun Program Pokok Pemeriksaan (PPP), serta menentukan schedule

bulanan rencana pemeriksaan, mempersiapkan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP),

110

mengumpulkan informasi umum mengenai obyek yang diperiksa, dan

peningkatan pengetahuan pemeriksa dengan melakukan pelatihan mengenai obyek

yang akan diperiksa sehingga pemahaman dan pengembangan terhadap Program

Kerja Pemeriksaan. (PKP) yang akan dilaksanakan oleh pemeriksa, agar tercapai

sasaran yang diinginkan.

2. Pengumpulan bukti dan evaluasi bukti, meliputi menganalisis peraturan yang

berlaku atau sistem dan prosedur yang berlaku, ruang iingkup dan sasaran dari

program keija pemeriksaan yang direncanakan, pengumpulan dan pengujian

terhadap dokumen-dokumen serta catatan-catatan yang sesuai dengan obyek yang

diperiksa, penelitian catatan-catatan, analisis atau membandingkan dan verifikasi,

konfirmasi kaitannya dengan ketaatan, kecukupan data dan kesesuaian dengan

tujuan pemeriksaan. Pengujian terhadap pengendalian intern meliputi pemeriksaan

dilakukan terhadap sistem dan prosedur yang terkait, perhatian ditujukan pada

pengendalian penerimaan kas, menelaah setiap kebijakan guna menilai ketaatan

terhadap ketentuan yang berlaku dan alasan-alasan terjadinya penyimpangan dan

pemeriksaan terhadap efektivitas dan efisiensi pemakaian sumber daya,

3. Pelaporan dan tindak lanjut, memuat kesimpulan yang diperoleh dari basil

pemeriksaan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan yang diuraikan

dalam bab hasil pemeriksaan, komentar verifikator atau pejabat yang berwenang,

serta rekomendasi kepada pejabat yang berwenang melaksanakan rekomendasi.

Tindak lanjut dilakukan jika menghadapi kondisi-kondisi sebagai berikut :

a. Bagian yang diperiksa tidak menyetujui rekomendasi hasil pemeriksaan,

sedangkan pemeriksa merasa perlu persoalan tersebut diperbaiki agar

diperoleh tindakan-tindakan korektif.

Ill

b. Bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang diajukan, tetapi belum

menyelesaikan tidakan yang perlu dilakukan.

c. Apabila bagian yang diperiksa menerima rekomendasi yang disampaikan dan

telah melaksanakan rekomendasi tersebut, dalam hal ini berarti telah ada

kondisi closed karena persoalan dalam temuan pemeriksaan telah

ditindaklanjuti.

Prosedur pemeriksaan manajemen yang memadai diharapkan dalam

pelaksanaannya dapat menemukan kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dan

pemeriksaan lebih terarah dengan baik. Dalam melaksanakan prosedur audit tersebut

internal audit menekankan teknik pengumpulan bukti dengan verifikasi, observasi,

dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Laporan basil pemeriksaan merupakan dokumen

atau media komunikasi pemeriksa untuk menyampaikan informasi tentang

kesimpulan, temuan, dan rekomendasi basil pemeriksaan kepada pejabat yang

berwenang.

Setiap laporan basil pemeriksaan intern barus :

1. Memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif serta rekomendasi

yang konstruktif.

2. Lebib mengutamakan usaba perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik.

3. Mengungkapkan bal-bal yang masib merupakan masalab yang belum dapat

diselesaikan sampai berakbimya pemeriksaan (jika ada).

4. Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberbasilan atau suatu tindakan

perbaikan yang telab dilaksanakan, terutama bila perbaikan itu dapat diterapkan

pada bagian lain.

5. Mengemukakan penjelasan pejabat obyek yang diperiksa mengenai basil

112

pemeriksaan.

6. Menyatakan informasi penting yang tidak dimuat dalam laporan pemeriksaan

karena dianggap rahasia atau harus diperlakukan secara khusus.

Pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas yang

dilakukan pada FT. Schering Indonesia terlebih dahulu menetapkan evaluasi terhadap

sistem dan prosedur yang berlaku sehingga ketika proses penjualan serta piutang yang

berjalan sesuai ketentuan, akan diperoleh efektivitas penerimaan kas.

Tim internal audit telah melaksanakan fiingsi pemeriksaannya, berdasarkan

program yang disusun sehingga pelaksanaan pemeriksaan manajemen yang memadai

terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas akan meningkatkan efiektivitas

penjualan, dalam proses maupun pencatatannya. Efektivitas proses dan pencatatan

penjualan berpengaruh pada penerimaan kas sebagai hasil akhir penjualan sehingga

tujuan pengendalian intern penerimaan kas akan memadai yaitu, pengamanan

terhadap penerimaan kas yang merupakan harta kekayaan perusahaan, kebenaran dan

keandalan data akuntansi, ketaatan pada kebijakan penerimaan kas yang telah

ditetapkan akan sesuai dengan keadaan sebenamya, dengan demikian pemeriksaan

manajemen yang dilakukan terhadap siklus penjualan dan penerimaan kas dapat

mencapai tujuan pengendalian intern penerimaan kas pada FT Schering Indonesia.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Dari yang telah peniilis bahas dalam skripsi dengan judul "Peranan

Pemeriksaan Manajemeu Terhadap Siklus Pcnjualan dan Pcncrimaan Kas

dalam Kaitannya dengan Pencapaiaii Tujuan Pengendalian Intern

Penerimaan Kas pada PT Schering Indonesia"

Maka Penulis menarik simpulan sebagai berikul :

1. PT Schering Indonesia adaiah perusahaan peiseroan terbatas yang didirikan

oleh penanaman modal asing (PMA) yang berasa! dari Jerman yang bergerak

di bidang indusiri larniasi yang niemprodiiksi obat-obatan dan produk

Keliiarga Berencana. perusahaan melakukan penjualan produknya kepada

distributor yaitu PT Dos Ni Roha.

2. Sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas secara garis besar adaiah :

a. Kegiatan peniesanan barang oleh distributor kepada bagian penjualan.

b. Bagian penjualan memerintahkan kepada bagian gudang untuk

mengeluarkan barang sesuai dengan jumlah yang dipesan oleh distributor.

c. Distributor melakukan pembayaran melalui transfer bank melalui rekening

perusahaan.

3. PT Schering Indonesia telah memiliki pengendalian intern yang baik, terliliat

dari :

a. Adanya kebijakan otorisasi yang tepat dan prosedur kegiatan rutin dimana

suatu pekerjaan telah dilaksanakan secara baik dan benar.

114

b. Adanya uraian tugas pada bagian-bagian yang khusus menangani masalali

penjualan dan peneriniaan kas, yang meliputi :

1. Fungsi Penjualan yang dilaksanakan oleh staff penjualan yang bertugas

melakukan penjualan dan pemasaran produk perusahaan kepada

distributor serta melakukan proses pesanan pembelian dari distributor

menjadi penjualan produk perusahaan.

2. Fungsi penyinipanan produk penjualan yang dilaksanakan oleh bagian

gudang yang bertugas melakukan penyimpanan produk perusahaan dan

mengeluarkan serta menyerahkan produk pesanan kepada distributor

berdasarkan delivery order.

3. Fungsi pemrosesan data yang dilaksanakan oleh bagian Electronic Data

Proceasor yang bertugas memproses semua dokumen dan catatan

penjualan menjadi data serta informasi yang diperlukan.

4. Fungsi pemeriksaan yang dilaksanakan oleh :

a. Staff keuangan yang bertugas memeriksa jumlah penjualan yang

dilakukan oleh bagian penjualan untuk mengetahui besamya piutang

serta pendapatan yang akan diterima perusahaan serta memeriksa

faktur penjualan untuk mengetahui pajak yang harus dibayar oleh

perusahaan.

b. Kasir bertugas menerima dan memeriksa laporan saldo kas

penerimaan dari bank sebagai bukti pembayaran distributor yang

dicocokan dengan tanggal jatuh tempo pembayaran pada data

komputer berdasarkan faktur penjualan.

115

c. Adanya dokunien-dokumen dan formiilir-forniulir yang melengkapi

kevaliditasan dan mendukung pencatatan pembukuan secara periodik

seperti pengecekan pada proses akuntansi secara manual untuk

memperoleh keseimbangan saldo rekening yang satu dengan lainnya.

4. Masalah pemeriksaan manajemen terhadap siklus penjualan dan penerimaan

kas pada PT Sobering Indonesia yang dibahas oieh penulis dapat dikatakan

cukup memadai, Hal ini disebabkan karena telah dilaksanakannya pemeriksaan

sesuai dengan standar pemeriksaan manajemen yang berlaku umum. Adapun

pemeriksaan yang dilakukan memberikan keyakinan yang memadai atas :

a. Sistem dan prosedur yang ada sudah diterapkan secara baik dan benar oleh

setiap bagian yang melakukan terlibat dalam siklus penjualan dan

penerimaan kas.

b. Kesesuaian jumlah saldo buku pembantu piutang dengan penjualan yang

dilakukan secara kredit.

c. Penyesuaian saldo perusahaan dengan laporan bank.

d. Pelaksanaan kebijakan manajemen telah dilakukan oleh bagian-bagian yang

terlibat dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.

5. Segi kekurangan yang dapat dikemukakan penulis dari pengamatan dan

observasi antara lain :

a. Tidak terdapatnya komite audit yang berperan dalam membantu

pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen dan president director.

b. Struktur organisasi intemal audit yang ada tidak mencerminkan

independensi dan obyektivitas pemeriksaan karena berada di bawah finance

and administrations director dan menyatu dengan bagian budget.

116

6.2. Saran

Saran yang diajukan penulis membandingkan antara teori sebagai landasan

teoritis yang dijadikan pedonian dengan apa yang telah penulis ketahui tentang

penerapannya diperusahaan. Penulis menyadari bahwasanya keterbatasan akan

sumber ilmu dan pengetahuan mengenai kondisi perusahaan yang sesungguhnya

menjadi suatu kendala bagi penulis dalam meniberikan saran-saran yang

maksimal. Namun demikian penulis tetap berharap saran tersebut dapat

bermanfaat bagi perusahaan.

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai pertimbangan bagi

perusahaan mengenai "Peranan pemeriksaan manajemen terhadap siklus

penjualan dan penerimaan kas dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan

pengendalian intern penerimaan kas pada FT Schering Indonesia"

Saran-saran yang diajukan penulis, yaitu :

1. Perlu dibentuknya komite audit yang anggotanya terdiri dari dewan komisaris

dan presiden direktur. Dengan adanya komite audit ini maka dewan komisaris

akan aktif menjalankan flmgsinya dan mencegah konsentrasi pengendalian

yang terlalu banyak di tangan manajemen {President Director), sehingga

tercipta iklim pengendalian yang lebih baik dalam perusahaan.

2. Pada struktur organisasi internal audit dimana intemal audit adalah fungsi staff

dari coordinator budget and internal audit, di bawah finance and

administrations director, dengan struktur yang ada independensi dan

obyektivitas intemal audit dalam melakukan pemeriksaan kurang memadai,

maka sebaiknya struktur organisasi intemal audit terpisah dari struktur

organisasi operasional dan fmansial atau intemal audit bertanggungjawab

langsung kepada president director dan merupakan suatu divisi yang mandiri

sejajar dengan divisi-divisi yang ada di PT Schering Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. American of Certified Public Accountant tAICPA). Statement On AuditingStandard Board No.55 : Consideration of Internal Control Structure in A

Financial Statement Audit. 1989.

2. Alvin A. Arens, James K. Loebbecke. Auditing Suatu Pendekatan temadu. BukuSatu dan Dua. Edisi kelima. Alih bahasa : Amir Abadi Yusuf. Jakarta ;

Penerbit Salemba Empat, 1993.

3. Amin Wijaya Tunggal Drs.,Ak.,MBA. Auditing : Manaiemen Audit SuatuPengantar. Jakarta ; Rineka Cipta, 1992.

4. Amin Wijaya Tunggal Drs.,Ak.,MBA. Audit Manaiemen Kontemporer. Jakarta :Harvarindo, 1995.

5. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). PO. PedomanPerencanaan Pemeriksaan OperasionaK 1992.

6. Donald H. Taylor and G. William Glazen. Auditing An Assertions Approach. T'**Edition 1997. By John Willey and Sons, Inc. Library of congresscataloging publication data.

7. lAl. Standard Profesional Akuntan Publik 1994. Jakarta : lAI, 1995.

8. Irsan, Yani. Petuniuk Pemeriksaan Onerasional. Jakarta : Pusat PengembanganAkuntansi STAN, 1992.

9. Jack C. Robertson., Ph.D. CPA and Frederick G Davis, Ph.D. CPA. AuditingBussines Publicatian Inc. 4''* Edition. Texas. 1993.

10. James L. Boockkoldt and david H. Li. Accounting Information Systems :Transaction. Processing, and Control. Revision Edition. Boston :

Richacrd D. Iwin, Inc, 1991

11. La. Midjaii Drs., MS., Ak, Azhar Susanto Drs.,Mbus..Ak. Sistem InformasiAkuntansi 1 Pendekatan manual dan Praktika Penviisiman Metode dan

Prosedur. Bandung : Penerbit Lembaga Infonnasi Akimtansi. 1995.

12. Mulyadi., Drs., Msc., Ak. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yog>'akarla : BagianPenerbit STIE YKPN, 1993.

13. Moch Hazny. Manaiemen Audit : Meninakatkatkan Efisiensi dan Efektivitas(Mcnmitio dari Alexander Hamilton Institute). Surabaya : Penerbit Usaiia

Nasional Surabaya. 1994.

14. Nugroho Widjayanto. Pemeriksaan Qperasional Perusahaan. Jakarta : LembagaPenerbit Fakiiltas Ekonomi Universitas Indonesia. 1995.

15. Sukrisno Agoes. Auditina (Pemeriksa Akuntanl. oleh Kantor Akuntan Publik.Jakarta : Penerbit Lembaga Pengembangan Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, 1996.

16. Tjitro Soemarjo., Profesor. Bunsa Ramoai Menuiu Pemeriksaan PengelolaanPemeriksaan Intern. Jakarta. 1984.

17. Tugiman Hiro. Peneantar Audit Sistem Informasi. Yogyakarta : Kanisius,1996.

18. Tugiman Hiro. Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius.Yogyakarta, 1997.

19. Walter B. Meigs., Gray Whittingon., Kurt Panny., Robert F. Meigs. Principles ofAuditing. 9th Edition. Tokyo : Ricard D. Irwin, 1992.

20. Zaki Baridwan., Drs.,Msc.,Ak. Sistem Akuntansi : Penvusunan Metode danProsedur. Edisi Kelima. Yogyakarta : Bagian Penerbit BPFE-UGM,1992.

MAnTENAHCE

MAHACEMiMT

MANAOrn

HEAD OF

PROO

MOT

HEAD OF

OUALFTY

COHTROl.

HEAD Of

PROOUCI

leAoof

PRODUCT

PRODUCTION

MANAOER

HEAD OF

OSTTODUtlOK

A NSTALATION

HEAD OF

ACCOUHTMO

BUDGET &

INTEUNAL

AUDIT

TAX 4

INSURANCE

PERSONAL

&GENERAL

APFAIRS

DIRECTOR

SALES &

MARJCETING

DIRECTOR

PRODDCTION

DIRECTOR

PRESIDENT

DIRECTOR

FINANCE A

ACCOUHTIHG

MANAGEn

FINANCE &

ADMINISTRATION

DIRECTOR

HNANCE TAX OFFICER ACCGITNTINGWAREHOUSE SALES OFTICI RDISTHIBUTOR

TAX 3

IMVOrCE

INVOICE

TAX 2

INVOICE

1

INVOtCEINVOICE

TAX I

INVOICE

TAX 1

INVOICEOCODS

BOOKED

SALES

TODRNAL. CHEK

\ SIGNA ^TURE y r

; ( FINTS^ORR

ORR

INVOICE INVOICE

TAX 1

INVOICETAX 1

INVOICE

VAT

REAONDER

REMINDER

RENflNDEK

SO - SALES ORDER (ORDERPENJUALAN)DO - DEUVERV ORDER (ORDER PENOIRIMAN)DUE - OPEN RFCErVABU REPORT ll APOR W PTnTR'Nini.

DISTRIBUTOR BANK KASIR/FINANCE ACCOUNTING

ST.-UIT

V..,

FEMBAYARAN

UANOFENERIMAAN

UANG

'

BANK CASH

REPORT

BANK CASH

REPORT

Pro<:ess

CASH

RECEIPT

VOUCHER

ORR

SR

VAT

REMINDER

SALES

y CHEK

BOOKED

CASH RECEIPT

JOURNAI.

FINISH

P.T. SCHERIH" THnOHESIA I I

ncR TO '•ra..con. I riPWH iorkrko.i mtf; ! !

; i I !

1 OrFTCt/factory; pas«> REBO,, VI kmp.getion5/cija:-.t;5^

I III C L I t f' 'I, . i; n T f 1 P0?.T«. rJinRESFt F.l..t<OA •^Iv' ; ' ̂ : PHn«^ : 84f.-.121 ( MliHFS ,

r M P G ! OOt 113/02/99H/r NO.: 0212 i F i rate • 13/C7/99

; HO. i rrtR-CODE !:—I i-1 I I

I-Er-CKlPTIOH RACKING « I

I I

0 il A K T ; T Y ilttJjT i

I !

I I

! I

! !! I

! I

1 I

i 011

* = OIFTRTPimON CODE

i it I

I I

0 T A I.144.00

PsRFfWKET PV

-r,/buhc}

C H E r E D ^

0 n 0 p u' I ' riARIITIHE

I RECEIOED THE AFO'O;■> *3001' OnPER AND ti.*

;. ? =;■; !! !?: !■'. i M Cp ;i: n d q n £ s i a

r , r , I ' !.= S i^! ;!: P: 0 rl A

! r r.'E' ' . MnrwDm m.- liAV.io

;!. v-:-5:U>-

PASAR PEBQ ■•■• CIJAM i UMtSJAKARTft ;1.37«<>

H-:l.<>7/ JAKARTA :L;!.<>'i j.TELEPHONETiiiiLEKTELEGRAliS

3M"!>01.2.1 iHi...INESJMETvi! 5CHEP\ If)si::;he!-i:cmg .iAi-;:ARTA

I i

! STATEMENT ii 1

DATE

22/02/97

■ ■■ . : -r ! ! ■?T>i,Y> THE FOUTIwrWE INVOICES ORE WJE FOR PFiYHEMT IM THE HDMTH OF HftRCH 1.9" 7

' =A'E \T• \ y ■; > !'

!A n 0 u n T

I

i V|!.!;S IS A COMPUTER GENERATED ADVICE.1 NO cnVSPAMV'E SI(;/N.ATUP.E IG RE;.U'U.TRE.D.-. !

&

Cash/Cheque

Telah terima dari

Received frdm

Banyaknya uang Rp.Amount

Untuk pembayaranFor

TOTAL Rp.

Payment Receipt N9 002252

Jakarta,

Prepared by; Checked by:

ACCOUNT CREDITED

Name No. Amount

Prepared: Approved: Total:

Entered: A/C DEBITED:

Kepada YthPimpinan Fakultas EkonomiUNIVERSITAS PAKUAN

di

Tempat

P.T. Schering Indonesia

Pharmaceuiicais

038/99 ' lOlPebruari-1999

Densiun Honnai,

Bersania ini kami teranskan bahwa mahasiswa tersebut dibawali ini;

Nama

No Pokok

NIRM

Konsenlrasi Skripsi

Indra Natakusuma

022194302

41043403940653

SISTEM INFORMASIAKUNTANSI

lelah mengadakan risci di perusahaan kami iintuk keperluan penyiisunan skripsi atasluima yang bersangkuian. Sehubungan dengan hal tersebut, kami telah memberikan datamaupun penjelasan sebenamya mengenai perusahaan kami.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya.

Hormat kami

PT. Schering Indonesia

Hariianto.SE.

Internal Auditor

ubsidiaiy of Schering AG • Federal Republic of Germany i'-"' ■ b.oo.2. .Telex ■ .n233 SCMEB lA. iMiota. : OZl - 6401596 Cable : Scher,;^ JaUr«