Jasa Konsultansi Hotmix control 1

25
Jasa Konsultansi Hotmix control 1 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan daerah dengan potensi ekonomi yang tinggi, sehingga memerlukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi. Dalam perkembangannya, tuntutan masyarakat terhadap jaringan jalan juga semakin meningkat. Tidak hanya pada tersedianya jaringan jalan tersebut, tetapi juga terhadap aspek-aspek lainnya seperti keamanan dan kenyamanan. Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut, harus ditunjang dengan bahan yang berkualitas sehingga mendukung dalam perencanaan jalan yang baik dan tepat. Salah satu elemen di dalam kegiatan pembangunan infrastruktur khususnya jaringan jalan adalah penelitian dibidang aspal beton (hotmix) untuk konstruksi jalan. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta saat ini telah melakukan upaya peningkatan dan perbaikan program pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan serta mencoba berbagai kemungkinan terhadap jenis perkerasan jalan dengan berbagai jenis aspal maupun gradasi dan tipe struktur konstruksi perkerasan. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan pada umumnya dilakukan pada musim hujan menyebabkan penurunan daya lekat aspal pada agregat yang basah akibat air hujan. Untuk menambah daya kelekatan antara agregat dan aspal serta mencegah pengelupasan akibat intrusi air, maka dapat ditambahkan “anti stripping agent” berupa wetfix kedalam campuran aspal beton yang juga dapat mencegah terjadinya pelepasan butir (ravelling) pada campuran beraspal. BAB 1 PENDAHULUAN

Transcript of Jasa Konsultansi Hotmix control 1

Jasa Konsultansi Hotmix control 1

1.1 Latar Belakang

Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan daerah dengan potensi

ekonomi yang tinggi, sehingga memerlukan pembangunan infrastruktur

untuk mendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi. Dalam

perkembangannya, tuntutan masyarakat terhadap jaringan jalan juga

semakin meningkat. Tidak hanya pada tersedianya jaringan jalan tersebut,

tetapi juga terhadap aspek-aspek lainnya seperti keamanan dan

kenyamanan.

Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut, harus ditunjang

dengan bahan yang berkualitas sehingga mendukung dalam perencanaan

jalan yang baik dan tepat. Salah satu elemen di dalam kegiatan

pembangunan infrastruktur khususnya jaringan jalan adalah penelitian

dibidang aspal beton (hotmix) untuk konstruksi jalan.

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta saat ini telah melakukan

upaya peningkatan dan perbaikan program pembangunan, peningkatan

dan pemeliharaan jalan serta mencoba berbagai kemungkinan terhadap

jenis perkerasan jalan dengan berbagai jenis aspal maupun gradasi dan

tipe struktur konstruksi perkerasan.

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan pada umumnya dilakukan

pada musim hujan menyebabkan penurunan daya lekat aspal pada

agregat yang basah akibat air hujan. Untuk menambah daya kelekatan

antara agregat dan aspal serta mencegah pengelupasan akibat intrusi air,

maka dapat ditambahkan “anti stripping agent” berupa wetfix kedalam

campuran aspal beton yang juga dapat mencegah terjadinya pelepasan

butir (ravelling) pada campuran beraspal.

BAB 1 PENDAHULUAN

Jasa Konsultansi Hotmix control 2

Untuk mengetahui pengaruh “anti stripping agent” pada campuran

hotmix, maka Unit Penyelidikan, Pengukuran dan Pengujian Dinas

Pekerjaaan Umum Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan jasa

konsultansi hotmix control AC-WC tipe IV B Asphalt Institute dengan

menggunakan aspal Pertamina Pen 60/70. Kegiatan ini bermanfaat untuk

membantu perencanaan konstruksi jalan yang baik dan tepat di wilayah

DKI Jakarta.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian pengujian laboratorium

terhadap parameter pengujian campuran beraspal kemudian dihimpun,

dianalisa, diinput ke dalam software dan disusun dalam bentuk buku

sehingga dapat bermanfaat untuk berbagai keperluan dalam

pembangunan konstruksi jalan.

Dengan data kegiatan jasa konsultansi hotmix control ini, diharapkan

dapat memberikan kemudahan bagi para perencana konstruksi jalan atau

instansi terkait yang membutuhkannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud : Melakukan kegiatan jasa konsultansi hotmix control AC-WC tipe

IVB Asphalt Institute dengan tambahan bahan anti

pengelupasan (wetfix) sehingga memiliki ketahanan terhadap

air, yang kemudian dapat dijadikan sebagai mix design

campuran beraspal (JMF) AC-WC tipe IVB Asphalt Institute

Tujuan : Tersedianya data tentang komposisi campuran beraspal AC-WC

tipe IVB Asphalt Institute dengan tambahan “anti stripping

agent” yang melekat lebih kuat, memiliki ketahanan terhadap air

yang tinggi serta mempunyai umur pelayanan lebih lama bagi

perencanaan pembangunan infrastruktur jalan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 3

1.3 Sasaran (Out Put)

Sasaran yang diharapkan pada kegiatan jasa konsultansi hotmix

control untuk infrastruktur jalan ini adalah :

a. Memberikan masukan data penelitian berupa komponen dan

komposisi yang memberikan hasil optimum pada campuran aspal

dengan aditif anti pengelupasan untuk kemudian dijadikan data mix

design (JMF) campuran beraspal AC-WC tipe IVB Asphalt Institute.

b. Terlaksananya program pembangunan infrastruktur bidang jalan yang

perencanaannya berbasiskan hotmix control.

1.4 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan persiapan

Segala permasalahan yang harus disiapkan sebelum dilaksanakannya

pekerjaan laboratorium seperti persiapan serta rencana kerja yang

tertuang dalam laporan pendahuluan.

b. Pekerjaan laboratorium

Pengumpulan data sekunder dan data primer untuk setiap hasil

pengujian bahan-bahan yang digunakan, pembuatan benda uji sesuai

metode SNI.

c. Pekerjaan kantor

Pekerjaan ini antara lain akan mencakup :

Evaluasi dan analisa data sekunder dan primer

Pembuatan laporan

1.5 Hasil yang diharapkan

Hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini berupa data kegiatan jasa

konsultansi hotmix control yang diharapkan akan membantu dalam

pekerjaan perencanaan konstruksi jalan berupa perkerasan hotmix di

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta.

Jasa Konsultansi Hotmix control 4

1.6 Organisasi pelaksana

Tim pelaksana pekerjaan jasa konsultansi hotmix control ini adalah tim

dari Konsultan PT. Kanta Karya Utama. Adapun tenaga yang akan

melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari :

a. Team Leader yang berfungsi mengkoordinir semua pekerjaan

b. Asisten ahli hotmix

c. Teknisi laboratorium

d. Operator komputer

e. Tenaga lokal

Jasa Konsultansi Hotmix control 5

Pekerjaan Jasa Konsultansi Hotmix Control akan dilaksanakan melalui

tahapan pekerjaan persiapan, pekerjaan lapangan dan pekerjaan kantor serta

pada akhirnya dilakukan penyajian hasil pekerjaan berupa laporan akhir.

2.1. Pekerjaan Persiapan

Dalam tahapan pekerjaan persiapan akan mencakup pekerjaan :

a. Mempersiapkan peralatan pengujian yang diperlukan untuk kegiatan

jasa konsultansi hotmix control.

b. Mempersiapkan bahan-bahan seperti : aspal Pertamina pen 60/70,

spleet, screening, abu batu, filler dan aditif anti pengelupasan wetfix

serta ruangan untuk penyimpanan bahan.

c. Mempersiapkan metode pengujian dan pembuatan benda uji yang akan

digunakan sesuai dengan ketentuan SNI atau aturan standard yang

berlaku di Provinsi DKI Jakarta.

d. Menyiapkan personil sesuai dengan kebutuhan.

e. Menyiapkan administrasi untuk kelancaran pekerjaan lapangan.

f. Menyusun program pekerjaan pada tahapan selanjutnya.

g. Mempersiapkan laporan pendahuluan.

2.2. Pekerjaan Lapangan

Dalam tahapan pekerjaan lapangan akan mencakup pekerjaan :

Pengujian kualitas aspal pertamina pen 60/70 sesuai metode SNI.

Pengujian kualitas bahan agregat halus sesuai metode SNI.

Pengujian kualitas bahan agregat kasar sesuai metode SNI.

Pengujian kualitas bahan pengisi (filler) sesuai metode SNI.

BAB 2 METODOLOGI PELAKSANAAN

Jasa Konsultansi Hotmix control 6

Pembuatan design hotmix tipe AC-WC tipe IVB Asphalt Institute dengan

menggunakan komponen aspal PERTAMINA pen 60/70 dengan variasi

5,5 %; 6%; 6,5 %, 7 %, 7,5%, agregat pecah mesin yang digunakan

adalah spleet ukuran 1” – 2 “, screening ukuran 5 – 10 mm, dan abu

batu ukuran 0 – 5 mm dan filler yang telah diuji kualitasnya sehingga

menghasilkan campuran hotmix dengan massa ±1200 gram sesuai

metode Asphalt Institute.

Pemeriksaan kualitas jobmix (stabilitas dan flow) sesuai metode SNI

untuk setiap kadar aspal yang berbeda sehingga diperoleh jobmix

dengan kadar aspal optimum (Jobmix Design/JMF).

Pembuatan design hotmix tipe AC-WC tipe IVB Asphalt Institute sesuai

metode SNI dengan kadar asphalt optimum dan tambahan komponen

Aditif anti penelupasan wetfix dengan variasi 0,1 %; 0,2 %; 0,3 %; 0,4 %

dan 0,5 % terhadap berat aspal optimum. Komposisi campuran yang

akan dijadikan mix design diperoleh dengan uji marshall jobmix.

Pemeriksaan kualitas jobmix (stabilitas dan flow) yang ditambah aditif

dengan variasi jumlah sehingga diperoleh jobmix dengan kadar bahan

anti pengelupasan optimum sesuai metode SNI.

Menganalisa perbandingan jobmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute

yang ditambah bahan anti pengelupasan dengan jobmix tipe AC-WC

(IVB) Asphalt Institute tanpa bahan anti pengelupasan dilakukan

dengan perendaman dalam air dengan variasi waktu 30 menit, 24 jam

dan 48 jam sehingga diperoleh nilai sisa stabilitas marshall (Marshall

Quotient).

Jasa Konsultansi Hotmix control 7

2.3. Pekerjaan Kantor

Tahapan ini merupakan tahapan akhir untuk menghasilkan laporan akhir

yang akan mencakup berbagai pekerjaan sebagai berikut :

a. Analisa data kualitas bahan yang digunakan.

Dari hasil pengujian laboratorium dengan metode SNI yang dilakukan, akan

diketahui kualitas bahan yang digunakan, untuk kemudian akan digunakan

untuk membuat mix design hotmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute.

Beberapa bahan harus memenuhi kualitas tertentu yang telah ditetapkan,

misalnya klasifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi, keausan dan

kelekatan terhadap aspal untuk agregat kasar, serta sand equivalent agregat

halus. Komponen yang tidak memenuhi syarat harus diganti dengan

komponen sejenis yang memenuhi persyaratan.

1.) Agregat kasar

Agregat kasar adalah agregat pecah mesin yang tertahan ayakan no. 8 (2,36

mm), bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan lainnya.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh agregat kasar dapat dilihat pada tabel

dibawah.

Tabel 2.1. Spesifikasi Gradasi Agregat Kasar.

Ukuran Saringan Standar Dalam mm Prosentase Yang Lolos

dalam %

¾” 19.1 100

½” 12.7 80 – 100

⅜” 9.52 70 – 90

No.4 4.76 50 – 70

Sumber : Specification for High Durability Asphalt. SNI 03-1968-1991.

Jasa Konsultansi Hotmix control 8

Tabel 2.2. Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar Nilai

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan

natrium dan magnesium sulfat SNI 3407 : 2008 Maks.12 %

Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 2417 : 2008 Maks. 40 %

Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %

Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10

cm)

DoT’s Pennsylvania

Test Method, PTM

No.621

95/90

Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10

cm) 80/75

Agregat kasar bentuk pipih, lonjong, atau pipih

dan lonjong

ASTM D4791

Perbandingan 1 : 5 Maks. 10 %

Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 %

Analisa saringan agregat kasar dan halus SNI 03-1968-1990

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.

2.) Agregat halus

Agregat halus dari sumber manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil

pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No. 8 (2,36

mm). Agregat halus harus bersih, keras dan bebas lempung serta memenuhi

persyaratan spesifikasi Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010.

Jasa Konsultansi Hotmix control 9

Tabel 2.3. Spesifikasi Gradasi Agregat Halus.

Ukuran Saringan Standar Dalam mm Prosentase Yang Lolos

dalam %

3/8 2.38 35 – 50

No.4 0.59 18 – 29

No.10 0.27 13 – 23

No.40 0.049 8 – 16

No.80 0.074 4 – 10

No.100 0.074 4 – 10

No.200 0.074 4 – 10

Sumber : Specification for High Asphalt. SNI 03-1968-1990.

Tabel 2.4. Ketentuan Agregat Halus

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.

3.) Bahan Pengisi (Filler)

Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone

dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang. Bahan pengisi

harus kering dan bebas dari gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai

SNI 1968 : 2008 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No. 200 (75

mikron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. Semua bahan campuran

beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan tidak kurang dari

1 % dan maksimum 2 % dari berat total agregat.

Jasa Konsultansi Hotmix control 10

Fungsi filler dalam aspal beton adalah untuk mengisi rongga-rongga (void)

antara agregat. Dengan Filler butiran akan bertambah, sehingga luas bidang

kontak yang terjadi antara butiran akan bertambah luas. Akibat yang terjadi

adalah tekanan terhadap gaya geser menjadi lebih besar, dan stabilitas terhadap

geser bertambah, sehingga luas bidang kontak yang terjadi antara butiran akan

bertambah luas.

Syarat yang harus dipenuhi filler adalah :

Susunan butiran serapat mungkin

Bersifat netral atau basa

Bersifat non plastis

Bahan tidak terdapat zat organik

Syarat lain yang mendukung adalah berat jenis dan penyerapan terhadap

bahan cair. Berat jenis akan berpengaruh terhadap proporsi atau susunan

campuran, sedangkan penyerapan terhadap bahan cair sangat penting berkaitan

dengan jumlah aspal yang dibutuhkan. Sifat penyerapan yang tinggi

mengakibatkan bertambahnya besar aspal yang dapat terserap. Hingga

prosentase kandungan aspal yang dibutuhkan menjadi semakin besar.

Tabel 2.5. Gradasi Bahan Pengisi

Ukuran Saringan % Berat Yang Lolos

No.30 100

No.50 95 - 100

No.100 90 - 100

No.200 65 - 100

Sumber : Pelaksanaan Lapis Aspal Beton untuk Jalan Raya SNI 03-1438-1990

Jasa Konsultansi Hotmix control 11

4.) Bahan Aspal

Bahan aspal keras memiliki beberapa persyaratan seperti yang tertera pada

tabel dibawah.

Tabel 2.6. Persyaratan Aspal Keras

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010

Jasa Konsultansi Hotmix control 12

5.) Bahan Aditif anti pengelupasan

Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti stripping agent) harus

ditambahkan dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan

menggunakan pompa penakar (dozing pump) pada saat proses campuran

agregat di pugmill. Kuantitas penggunaan aditif anti pengelupasan antara 0,2 % -

0,3 % terhadap berat aspal. Aditif tidak boleh digunakan pada aspal modifikasi

bermuatan positif karena muatan listrik atau ion dalam aditif dengan ion dalam

aspal modifikasi akan membuat sifat aspal semakin lemah terhadap air.

b. Analisa data kualitas campuran rencana

Setelah memperoleh komposisi bahan-bahan untuk pembuatan mix design

campuran hotmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute, maka langkah selanjutnya

adalah pembuatan jobmix untuk pengujian sifat-sifat Marshall. Tahapan

pembuatan jobmix untuk pengujian Marshall adalah :

1.) Menghitung proporsi masing-masing agregat sesuai hasil perhitungan

komposisi campuran.

2.) Menimbang masing-masing agregat dengan berat total satu benda uji 1200

gram. Buat contoh benda uji sebanyak 5 macam kadar aspal masing-masing

3 buah benda uji. Jadi jumlah benda uji 15 buah. Perbedaan antara kadar

aspal 0,50 %.

3.) Memasukan agregat ke dalam oven dengan temperatur 170 ºC minimal

selama 4 jam.

4.) Memanaskan aspal pada suhu 150 ºC + 5 ºC.

5.) Memanaskan mould (cetakan) benda uji ukuran Ø 10,16 cm tinggi 7,62 cm

dan bagian muka penumbuk pada suhu 93,3 – 148,9ºC.

6.) Mengeluarkan agregat dari oven, menimbang, menambahkan aspal sesuai

berat yang dikehendaki.

7.) Mengaduk sampai semua agregat terselimuti aspal dengan sempurna

(homogen).

8.) Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat (pedestal) dengan

menggunakan kertas saring yang sudah digunting sebagai alas cetakan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 13

9.) Memasukkan campuran yang telah dipanaskan dengan menggunakan

corong ke dalam cetakan, sambil ditusuk- tusuk sebanyak 15 kali bagian

pinggir dan 10 kali bagian tengah.

10.) Menumbuk campuran tersebut sesuai dengan rencana pada suhu 145 ± 1

ºC, yaitu :

2 x 75 tumbukan untuk lalu lintas berat.

2 x 50 tumbukan untuk lalu lintas sedang.

2 x 35 tumbukan untuk lalu lintas ringan.

11.) Mendinginkanbenda uji, kemudian keluarkan benda uji dengan hati-hati

menggunakan extruder, letakkan benda uji di tempat yang rata dan biarkan

selama 24 jam, ukur benda uji Ø 10 cm, tinggi 6,35 cm ± 1,27 mm.

12.) Menimbang benda uji dalam kondisi kering udara, dalam air dan dalam

kondisi SSD.

13.) Merendam benda uji dalam air panas pada suhu 60 ± 1 ºC selama 30 – 40

menit.

14.) Melakukan pengujian stabilitas dan flow dengan cara :

- Letakkan kepala penekan (stability mould) ke dalam mesin penguji

(stability compression machine).

- Pasang arloji pengukur alir (asphalt flow indicator) di atas salah satu

batang penuntun, atur jarum petunjuk pada angka nol.

- Sebelum diberikan beban, kepala penekan beserta benda ujinya

diletakkan sampai bagian atas menyentuh proving ring.

- Atur jarum arloji tekan (dial indicator) pada kedudukan angka nol.

- Catat pembebanan maksimal (max stability) yang dicapai, koreksi

dengan faktor pengali sesuai tabel angka koreksi beban (stability).

- Catat nilai alir flow pada saat pembebanan maksimum tercapai.

15.) Lakukan cara pengujian di atas terhadap benda uji dengan proporsi

campuran agregat dan kadar aspal lainnya.

16.) Selanjutnya menyusun laporan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 14

Dari hasil pengujian Marshall dengan metode SNI, akan diperoleh nilai

parameter berupa stabilitas, flow (kelelahan), density (kepadatan), rongga terisi

aspal (VFA), rongga dalam campuran (VIM), rongga diantara mineral agregat

(VMA), kadar aspal optimum, stabilitas sisa Marshall 24 jam untuk setiap variasi

kadar asphalt dan kadar wetfix yang dibuat. Nilai stabilitas jobmix tipe IVB

Asphalt Institute yang memenuhi standar adalah 1000. Semakin besar nilai

stabilitasnya, maka jobmix tersebut semakin baik. Campuran laston (AC) memiliki

persyaratan yang harus dipenuhi sesuai tabel dibawah.

Tabel 2.7. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC) untuk Lalu lintas >5 juta ESA

Sifat-sifat Campuran

Laston

Lapis Aus Lapis Antara Lapis Pondasi

Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar

Kadar aspal efektif (%)

5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5

Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2

Jumlah tumbukan per bidang

75 112

Rongga dalam campuran (%)

Min. 3,5

Maks. 5,0

Rongga dalam agregat (VMA) (%)

Min. 15 14 13

Rongga terisi aspal (%) Min. 65 63 60

Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800

Maks. - -

Pelelehan (mm) Min. 3 4,5

Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 300

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60ºC

Min. 90

Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan membal (refusal)

Min. 2,5

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.

Jasa Konsultansi Hotmix control 15

No Syarat Saringa

n

3/4 " 100

1/2 " 80 - 100

3/8 " 70 - 90 No.4 50 - 70

8 35 - 50 30 18 - 29 50 13 - 23

100 8 - 16

200 4 - 10

Gambar 2.1. Spesifikasi Gradasi Campuran Tipe IVB Asphalt Institute

Jasa Konsultansi Hotmix control 16

3.1. Pelaksanaan Pekerjaan

Prinsip-prinsip pokok serta konsep dasar yang akan digunakan Konsultan

dalam menangani pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman Tim konsultan atas Filosofi Jasa Konsultansi Control Hotmix;

2. Pemahaman Tim Konsultan atas standar, metodologi, prosedur pengujian

dan pembuatan laporan kerja;

3. Terbinanya sistem koordinasi dan komunikasi yang baik antara Tim

Konsultan dengan Pemberi Tugas;

4. Tim Konsultan harus terdiri dari personil-personil berkualifikasi yang benar-

benar menguasai bidang tugasnya masing-masing.

Hasil akhir yang dituangkan dalam Laporan Akhir Jasa Konsultansi Control

Hotmix akan mencakup data-data hasil pengujian laboratorium jalan beserta

analisa dan rekomendasinya sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.

3.1.1. Persiapan dan mobilisasi

Segera setelah Konsultan ditunjuk untuk menangani pekerjaan ini,

mobilisasi pun akan segera dimulai untuk mobilisasi personil inti, bahan-

bahan dan peralatan yang diperlukan.

Rencana Kerja yang lebih terperinci dari Tim konsultan akan disusun dan

dibicarakan dengan Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan,

selanjutnya akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Rencana Kerja ini meliputi penetapan kriteria teknis dan ekonomis,

metodologi kerja, serta jadwal dan alur kerja masing-masing tahapan

kegiatan pelaksanaan penyelidikan dan pengujian.

BAB 3 RENCANA KERJA

Jasa Konsultansi Hotmix control 17

Sebelum melaksanakan kegiatan pekerjaan, terdapat beberapa hal yang

perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:

1. Menyiapkan persuratan dan administrasi yang berkaitan dengan

pekerjaan;

2. Menyiapkan personil yang profesional sesuai dengan keahlian yang

dibutuhkan;

3. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti : aspal pen

60/70, agregat halus, agregat kasar, bahan pengisi (filler), aditif berupa

anti stripping agent.

4. Menyiapkan alat-alat pengujian, alat-alat pembuatan benda uji dan

peralatan penunjang lainnya;

5. Membuat rencana kerja terinci mengenai tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakan.

Persiapan antara lain:

1. Persiapan kantor beserta fasilitas;

2. Mobilisasi konsultan;

3. Review data, informasi, dokumen rencana, dan peraturan terkait;

4. Penyusunan rencana kerja;

5. Penyusunan Laporan Pendahuluan.

3.1.2. Pengujian kualitas bahan

Pengujian kualitas bahan dengan metode SNI diperlukan untuk

memperoleh komponen bahan yang sesuai dengan kebutuhan dan

memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam perencanaan design mix

Jobmix Formula (JMF) tipe IVB Asphalt Institute. Pengujian kualitas

bahan merupakan tindak lanjut terhadap kegiatan hotmix control dalam

panduan pelaksanaan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 18

3.1.3. Pembuatan Benda Uji

Setelah diperoleh bahan-bahan yang memenuhi kualitas, maka

selanjutnya disusunlah mix design yang kemudian akan menghasilkan

benda uji berupa jobmix tipe IVB Asphalt Institute dengan variasi kadar

asphal dari 5,5 %; 6%; 6,5 %, 7%, 7,5%. Masing-masing kadar asphalt

dibuat tiga buah jobmix sesuai dengan metode Asphalt Institute.

3.1.4. Pengujian Marshall Jobmix

Jobmix tipe IVB Asphalt Institute (AC-WC) dengan variasi kadar aspal

selanjutnya diuji kualitasnya dengan metode Marshall. Pengujian ini

dilakukan untuk memperoleh kadar aspal optimum yang selanjutkan akan

dijadikan JMF (Jobmix Formula) untuk perencanaan jalan tipe Wearing

Course (lapis aus).

Tahapan pembuatan jobmix untuk pengujian Marshall adalah :

1.) Menghitung proporsi masing-masing agregat sesuai hasil perhitungan

komposisi campuran.

2.) Menimbang masing-masing agregat dengan berat total satu benda uji

1200 gram. Buat contoh benda uji sebanyak 5 macam kadar aspal

masing-masing 3 buah benda uji. Jadi jumlah benda uji 15 buah.

Perbedaan antara kadar aspal 0,50 %.

3.) Memasukan agregat ke dalam oven dengan temperatur 170 ºC

minimal selama 4 jam.

4.) Memanaskan aspal pada suhu 150 ºC + 5 ºC.

5.) Memanaskan mould (cetakan) benda uji ukuran Ø 10,16 cm tinggi

7,62 cm dan bagian muka penumbuk pada suhu 93,3 – 148,9ºC.

6.) Mengeluarkan agregat dari oven, menimbang, menambahkan aspal

sesuai berat yang dikehendaki.

7.) Mengaduk sampai semua agregat terselimuti aspal dengan sempurna

(homogen).

8.) Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat (pedestal) dengan

menggunakan kertas saring yang sudah digunting sebagai alas

cetakan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 19

9.) Memasukkan campuran yang telah dipanaskan dengan

menggunakan corong ke dalam cetakan, sambil ditusuk- tusuk

sebanyak 15 kali bagian pinggir dan 10 kali bagian tengah.

10.) Menumbuk campuran tersebut sesuai dengan rencana pada suhu

145 ± 1 ºC, yaitu :

2 x 75 tumbukan untuk lalu lintas berat.

2 x 50 tumbukan untuk lalu lintas sedang.

2 x 35 tumbukan untuk lalu lintas ringan.

11.) Mendinginkan benda uji, kemudian mengeluarkan benda uji dengan

hati-hati menggunakan extruder, letakkan benda uji di tempat yang

rata dan biarkan selama 24 jam, ukur benda uji Ø 10 cm, tinggi 6,35

cm ± 1,27 mm.

12.) Menimbang benda uji dalam kondisi kering udara, dalam air dan

dalam kondisi SSD.

13.) Merendam benda uji dalam air panas pada suhu 60 ± 1 ºC selama 30

– 40 menit.

14.) Melakukan pengujian stabilitas dan flow dengan cara :

- Letakkan kepala penekan (stability mould) ke dalam mesin penguji

(stability compression machine).

- Pasang arloji pengukur alir (asphalt flow indicator) di atas salah satu

batang penuntun, atur jarum petunjuk pada angka nol.

- Sebelum diberikan beban, kepala penekan beserta benda ujinya

diletakkan sampai bagian atas menyentuh proving ring.

- Atur jarum arloji tekan (dial indicator) pada kedudukan angka nol.

- Catat pembebanan maksimal (max stability) yang dicapai, koreksi

dengan faktor pengali sesuai tabel angka koreksi beban (stability).

- Catat nilai alir flow pada saat pembebanan maksimum tercapai.

15.) Lakukan cara pengujian di atas terhadap benda uji dengan proporsi

campuran agregat dan kadar aspal lainnya.

16.) Selanjutnya menyusun laporan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 20

3.1.5. Pembuatan Benda Uji Dengan aditif

Setelah diperoleh jobmix dengan kadar aspal optimum, maka diperoleh

JMF. Dari JMF ini, dibuat jobmix yang ditambahkan dengan aditif berupa

anti stripping agent dengan kadar yang bervariasi antara 0,1 %; 0,2 %;

0,3 %; 0,4 % dan 0,5 % terhadap berat aspal optimum.

3.1.6. Pengujian Marshall Jobmix dengan Aditif

Untuk memperoleh kadar anti stripping agent yang optimum, Jobmix

dengan aditif anti pengelupasan diuji nilai marshallnya antara lain

stabilitas dan kelelehan (flow).

3.1.7. Pengujian Perendaman Jobmix

Pengujian perendaman dilakukan untuk melihat pengaruh anti stripping

agent yang ditambahkan pada campuran rencana kerja. Jobmix dengan

kadar aspal optimum tanpa aditif anti stripping agent akan dibandingkan

dengan jobmix yang ditambah aditif pada kadar aspal optimumnya.

Sesuai teori ilmu kimia dan fisika, penambahan aditif anti stripping agent

akan memperkecil sifat perusak air terhadap hotmix karena sifat aditif

tersebut sebagai surfaktan.

3.2. Pelaporan

Laporan pekerjaan yang harus diserahkan Konsultan kepada Pemberi Tugas

adalah :

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi antara lain : Latar Belakang, maksud dan

tujuan, metodologi pelaksanaan, rencana kerja, persiapan awal, struktur

organisasi, jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Pendahuluan diselesaikan dalam 15 (lima belas) hari kerja sejak

kontrak ditandatangani. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang

disajikan dalam buku atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas

laminating dan memakai logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan

yang bersangkutan.

Jasa Konsultansi Hotmix control 21

b. Konsep Laporan Akhir

Konsep Laporan Akhir berisi antara lain :

Hasil koreksi, pandangan dan tanggapan dan atau penambahan /

pengurangan materi dari pembahasan Laporan Pendahuluan

Perkembangan hasil pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan rencana kerja

Data-data hasil pengujian, foto kegiatan dan lain-lain.

Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang disajikan dalam buku

atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas laminating dan memakai

logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan yang bersangkutan.

c. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisi antara lain :

Hasil koreksi, saran dan kesimpulan atau penambahan / pengurangan

materi dari pembahasan konsep laporan akhir

Data-data hasil Pengujian laboratorium jalan beserta analisa dan

rekomendasinya

Kesimpulan dan saran yang berupa masukan-masukan teknis yang

bersifat informatif dan solusi-solusi dari permasalahan yang ada.

Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang disajikan dalam buku

atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas laminating dan memakai

logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan yang bersangkutan, dan

akan dibahas bersama Pemberi Tugas yang waktunya akan ditentukan

kemudian.

Jasa Konsultansi Hotmix control 22

4.1 Organisasi Kerja

Organisasi kerja yang akan melaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan

kebutuhan tenaga ahli yang dijabarkan pada kerangka acuan kerja. Tenaga ahli

yang akan terlibat terdiri dari Team Leader dibantu oleh satu orang Asisten Ahli

Hotmix. Sebagai pendukung, akan ada teknisi, administrasi (operator komputer)

dan tenaga lokal.

Organisasi kerja tim konsultan digambarkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Organisasi Kerja

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta

Team Leader/ Ketua Tim

Tenaga Pendukung: Tenaga Lokal

Asisten Ahli

Hotmix

Teknisi

Hotmix

Administrasi

(operator Komputer)

BAB 4 ORGANISASI DAN JADWAL KERJA

Jasa Konsultansi Hotmix control 23

Kualifikasi Tenaga Ahli yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini

dijabarkan pada Tabel berikut,

Tabel 4.1. Kualifikasi Tenaga Ahli

NO. KLASIFIKASI JUMLAH

PERSONIL

KUALIFIKASI/PENGALAMAN

1. Team Leader 1 (Satu) S-1 Teknik Sipil

Pengalaman Min. 4 tahun di bidang

pengujian laboratorium jalan dan

memiliki SKA teknis perencanaan

dan pengujian laboratorium jalan

dari asosiasi profesi yang

terakreditasi di LPJKN

2. Asisten Ahli

Hotmix

1 (satu) S-1 Teknik Sipil

Pengalaman Min. 4 tahun di bidang

teknis dan pengujian laboratorium

jalan dan memiliki SKA pengujian

laboratorium jalan dari asosiasi

profesi yang terakreditasi di LPJKN

3. Teknisi

Laboratorium

2 (dua) D3 Teknik Sipil

Pengalaman Min. 4 tahun di bidang

teknis perencanaan dan pengujian

laboratorium jalan

4. Operator

Komputer

1 (Satu) Minimal SMU

Telah diakreditasikan oleh instansi

yang berwenang

5. Tenaga Lokal 2 (dua) Minimal SMP

Sehat fisik dan jasmani

Jasa Konsultansi Hotmix control 24

4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control ini, harus dapat

diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan, terhitung sejak tanggal diterbitkan

Surat Perjanjian/Kontrak oleh Pemberi Tugas.

Jadwal Pelaksanaan pekerjaan pada kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix

Control

No Item Pekerjaan Bulan 1 Bulan 2

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pendahuluan

a. Pemantapan Metodologi

b. Persiapan peralatan dan bahan

2 Pembuatan dan pengujian benda uji

3 Analisa dan rekomendasi

4 Finalisasi pekerjaan

5 Tahap pelaporan

a. Laporan Pendahuluan

b. Konsep Laporan Akhir

c. Laporan Akhir

Jasa Konsultansi Hotmix control 25

Pembagian jadwal kerja setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan

pekerjaan kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control dapat dilihat pada Tabel

4.3.

Tabel 4.3. Jadwal Kerja Personil Kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix Control

Personil

Bulan 1 Bulan 2

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

Team Leader

Asisten Ahli Hotmix

Teknisi Laboratorium 1

Teknisi Laboratorium 2

Operator Komputer

Tenaga Lokal 1

Tenaga Lokal 2