1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Jasa transportasi ...
Jasa Konsultansi Hotmix control 1
Transcript of Jasa Konsultansi Hotmix control 1
Jasa Konsultansi Hotmix control 1
1.1 Latar Belakang
Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan daerah dengan potensi
ekonomi yang tinggi, sehingga memerlukan pembangunan infrastruktur
untuk mendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi. Dalam
perkembangannya, tuntutan masyarakat terhadap jaringan jalan juga
semakin meningkat. Tidak hanya pada tersedianya jaringan jalan tersebut,
tetapi juga terhadap aspek-aspek lainnya seperti keamanan dan
kenyamanan.
Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut, harus ditunjang
dengan bahan yang berkualitas sehingga mendukung dalam perencanaan
jalan yang baik dan tepat. Salah satu elemen di dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur khususnya jaringan jalan adalah penelitian
dibidang aspal beton (hotmix) untuk konstruksi jalan.
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta saat ini telah melakukan
upaya peningkatan dan perbaikan program pembangunan, peningkatan
dan pemeliharaan jalan serta mencoba berbagai kemungkinan terhadap
jenis perkerasan jalan dengan berbagai jenis aspal maupun gradasi dan
tipe struktur konstruksi perkerasan.
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan pada umumnya dilakukan
pada musim hujan menyebabkan penurunan daya lekat aspal pada
agregat yang basah akibat air hujan. Untuk menambah daya kelekatan
antara agregat dan aspal serta mencegah pengelupasan akibat intrusi air,
maka dapat ditambahkan “anti stripping agent” berupa wetfix kedalam
campuran aspal beton yang juga dapat mencegah terjadinya pelepasan
butir (ravelling) pada campuran beraspal.
BAB 1 PENDAHULUAN
Jasa Konsultansi Hotmix control 2
Untuk mengetahui pengaruh “anti stripping agent” pada campuran
hotmix, maka Unit Penyelidikan, Pengukuran dan Pengujian Dinas
Pekerjaaan Umum Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan jasa
konsultansi hotmix control AC-WC tipe IV B Asphalt Institute dengan
menggunakan aspal Pertamina Pen 60/70. Kegiatan ini bermanfaat untuk
membantu perencanaan konstruksi jalan yang baik dan tepat di wilayah
DKI Jakarta.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian pengujian laboratorium
terhadap parameter pengujian campuran beraspal kemudian dihimpun,
dianalisa, diinput ke dalam software dan disusun dalam bentuk buku
sehingga dapat bermanfaat untuk berbagai keperluan dalam
pembangunan konstruksi jalan.
Dengan data kegiatan jasa konsultansi hotmix control ini, diharapkan
dapat memberikan kemudahan bagi para perencana konstruksi jalan atau
instansi terkait yang membutuhkannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud : Melakukan kegiatan jasa konsultansi hotmix control AC-WC tipe
IVB Asphalt Institute dengan tambahan bahan anti
pengelupasan (wetfix) sehingga memiliki ketahanan terhadap
air, yang kemudian dapat dijadikan sebagai mix design
campuran beraspal (JMF) AC-WC tipe IVB Asphalt Institute
Tujuan : Tersedianya data tentang komposisi campuran beraspal AC-WC
tipe IVB Asphalt Institute dengan tambahan “anti stripping
agent” yang melekat lebih kuat, memiliki ketahanan terhadap air
yang tinggi serta mempunyai umur pelayanan lebih lama bagi
perencanaan pembangunan infrastruktur jalan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 3
1.3 Sasaran (Out Put)
Sasaran yang diharapkan pada kegiatan jasa konsultansi hotmix
control untuk infrastruktur jalan ini adalah :
a. Memberikan masukan data penelitian berupa komponen dan
komposisi yang memberikan hasil optimum pada campuran aspal
dengan aditif anti pengelupasan untuk kemudian dijadikan data mix
design (JMF) campuran beraspal AC-WC tipe IVB Asphalt Institute.
b. Terlaksananya program pembangunan infrastruktur bidang jalan yang
perencanaannya berbasiskan hotmix control.
1.4 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
Segala permasalahan yang harus disiapkan sebelum dilaksanakannya
pekerjaan laboratorium seperti persiapan serta rencana kerja yang
tertuang dalam laporan pendahuluan.
b. Pekerjaan laboratorium
Pengumpulan data sekunder dan data primer untuk setiap hasil
pengujian bahan-bahan yang digunakan, pembuatan benda uji sesuai
metode SNI.
c. Pekerjaan kantor
Pekerjaan ini antara lain akan mencakup :
Evaluasi dan analisa data sekunder dan primer
Pembuatan laporan
1.5 Hasil yang diharapkan
Hasil yang diperoleh dari pekerjaan ini berupa data kegiatan jasa
konsultansi hotmix control yang diharapkan akan membantu dalam
pekerjaan perencanaan konstruksi jalan berupa perkerasan hotmix di
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta.
Jasa Konsultansi Hotmix control 4
1.6 Organisasi pelaksana
Tim pelaksana pekerjaan jasa konsultansi hotmix control ini adalah tim
dari Konsultan PT. Kanta Karya Utama. Adapun tenaga yang akan
melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari :
a. Team Leader yang berfungsi mengkoordinir semua pekerjaan
b. Asisten ahli hotmix
c. Teknisi laboratorium
d. Operator komputer
e. Tenaga lokal
Jasa Konsultansi Hotmix control 5
Pekerjaan Jasa Konsultansi Hotmix Control akan dilaksanakan melalui
tahapan pekerjaan persiapan, pekerjaan lapangan dan pekerjaan kantor serta
pada akhirnya dilakukan penyajian hasil pekerjaan berupa laporan akhir.
2.1. Pekerjaan Persiapan
Dalam tahapan pekerjaan persiapan akan mencakup pekerjaan :
a. Mempersiapkan peralatan pengujian yang diperlukan untuk kegiatan
jasa konsultansi hotmix control.
b. Mempersiapkan bahan-bahan seperti : aspal Pertamina pen 60/70,
spleet, screening, abu batu, filler dan aditif anti pengelupasan wetfix
serta ruangan untuk penyimpanan bahan.
c. Mempersiapkan metode pengujian dan pembuatan benda uji yang akan
digunakan sesuai dengan ketentuan SNI atau aturan standard yang
berlaku di Provinsi DKI Jakarta.
d. Menyiapkan personil sesuai dengan kebutuhan.
e. Menyiapkan administrasi untuk kelancaran pekerjaan lapangan.
f. Menyusun program pekerjaan pada tahapan selanjutnya.
g. Mempersiapkan laporan pendahuluan.
2.2. Pekerjaan Lapangan
Dalam tahapan pekerjaan lapangan akan mencakup pekerjaan :
Pengujian kualitas aspal pertamina pen 60/70 sesuai metode SNI.
Pengujian kualitas bahan agregat halus sesuai metode SNI.
Pengujian kualitas bahan agregat kasar sesuai metode SNI.
Pengujian kualitas bahan pengisi (filler) sesuai metode SNI.
BAB 2 METODOLOGI PELAKSANAAN
Jasa Konsultansi Hotmix control 6
Pembuatan design hotmix tipe AC-WC tipe IVB Asphalt Institute dengan
menggunakan komponen aspal PERTAMINA pen 60/70 dengan variasi
5,5 %; 6%; 6,5 %, 7 %, 7,5%, agregat pecah mesin yang digunakan
adalah spleet ukuran 1” – 2 “, screening ukuran 5 – 10 mm, dan abu
batu ukuran 0 – 5 mm dan filler yang telah diuji kualitasnya sehingga
menghasilkan campuran hotmix dengan massa ±1200 gram sesuai
metode Asphalt Institute.
Pemeriksaan kualitas jobmix (stabilitas dan flow) sesuai metode SNI
untuk setiap kadar aspal yang berbeda sehingga diperoleh jobmix
dengan kadar aspal optimum (Jobmix Design/JMF).
Pembuatan design hotmix tipe AC-WC tipe IVB Asphalt Institute sesuai
metode SNI dengan kadar asphalt optimum dan tambahan komponen
Aditif anti penelupasan wetfix dengan variasi 0,1 %; 0,2 %; 0,3 %; 0,4 %
dan 0,5 % terhadap berat aspal optimum. Komposisi campuran yang
akan dijadikan mix design diperoleh dengan uji marshall jobmix.
Pemeriksaan kualitas jobmix (stabilitas dan flow) yang ditambah aditif
dengan variasi jumlah sehingga diperoleh jobmix dengan kadar bahan
anti pengelupasan optimum sesuai metode SNI.
Menganalisa perbandingan jobmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute
yang ditambah bahan anti pengelupasan dengan jobmix tipe AC-WC
(IVB) Asphalt Institute tanpa bahan anti pengelupasan dilakukan
dengan perendaman dalam air dengan variasi waktu 30 menit, 24 jam
dan 48 jam sehingga diperoleh nilai sisa stabilitas marshall (Marshall
Quotient).
Jasa Konsultansi Hotmix control 7
2.3. Pekerjaan Kantor
Tahapan ini merupakan tahapan akhir untuk menghasilkan laporan akhir
yang akan mencakup berbagai pekerjaan sebagai berikut :
a. Analisa data kualitas bahan yang digunakan.
Dari hasil pengujian laboratorium dengan metode SNI yang dilakukan, akan
diketahui kualitas bahan yang digunakan, untuk kemudian akan digunakan
untuk membuat mix design hotmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute.
Beberapa bahan harus memenuhi kualitas tertentu yang telah ditetapkan,
misalnya klasifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi, keausan dan
kelekatan terhadap aspal untuk agregat kasar, serta sand equivalent agregat
halus. Komponen yang tidak memenuhi syarat harus diganti dengan
komponen sejenis yang memenuhi persyaratan.
1.) Agregat kasar
Agregat kasar adalah agregat pecah mesin yang tertahan ayakan no. 8 (2,36
mm), bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan lainnya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh agregat kasar dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Tabel 2.1. Spesifikasi Gradasi Agregat Kasar.
Ukuran Saringan Standar Dalam mm Prosentase Yang Lolos
dalam %
¾” 19.1 100
½” 12.7 80 – 100
⅜” 9.52 70 – 90
No.4 4.76 50 – 70
Sumber : Specification for High Durability Asphalt. SNI 03-1968-1991.
Jasa Konsultansi Hotmix control 8
Tabel 2.2. Ketentuan Agregat Kasar
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
natrium dan magnesium sulfat SNI 3407 : 2008 Maks.12 %
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 2417 : 2008 Maks. 40 %
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %
Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10
cm)
DoT’s Pennsylvania
Test Method, PTM
No.621
95/90
Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10
cm) 80/75
Agregat kasar bentuk pipih, lonjong, atau pipih
dan lonjong
ASTM D4791
Perbandingan 1 : 5 Maks. 10 %
Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 %
Analisa saringan agregat kasar dan halus SNI 03-1968-1990
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.
2.) Agregat halus
Agregat halus dari sumber manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No. 8 (2,36
mm). Agregat halus harus bersih, keras dan bebas lempung serta memenuhi
persyaratan spesifikasi Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010.
Jasa Konsultansi Hotmix control 9
Tabel 2.3. Spesifikasi Gradasi Agregat Halus.
Ukuran Saringan Standar Dalam mm Prosentase Yang Lolos
dalam %
3/8 2.38 35 – 50
No.4 0.59 18 – 29
No.10 0.27 13 – 23
No.40 0.049 8 – 16
No.80 0.074 4 – 10
No.100 0.074 4 – 10
No.200 0.074 4 – 10
Sumber : Specification for High Asphalt. SNI 03-1968-1990.
Tabel 2.4. Ketentuan Agregat Halus
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.
3.) Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone
dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang. Bahan pengisi
harus kering dan bebas dari gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai
SNI 1968 : 2008 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No. 200 (75
mikron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. Semua bahan campuran
beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan tidak kurang dari
1 % dan maksimum 2 % dari berat total agregat.
Jasa Konsultansi Hotmix control 10
Fungsi filler dalam aspal beton adalah untuk mengisi rongga-rongga (void)
antara agregat. Dengan Filler butiran akan bertambah, sehingga luas bidang
kontak yang terjadi antara butiran akan bertambah luas. Akibat yang terjadi
adalah tekanan terhadap gaya geser menjadi lebih besar, dan stabilitas terhadap
geser bertambah, sehingga luas bidang kontak yang terjadi antara butiran akan
bertambah luas.
Syarat yang harus dipenuhi filler adalah :
Susunan butiran serapat mungkin
Bersifat netral atau basa
Bersifat non plastis
Bahan tidak terdapat zat organik
Syarat lain yang mendukung adalah berat jenis dan penyerapan terhadap
bahan cair. Berat jenis akan berpengaruh terhadap proporsi atau susunan
campuran, sedangkan penyerapan terhadap bahan cair sangat penting berkaitan
dengan jumlah aspal yang dibutuhkan. Sifat penyerapan yang tinggi
mengakibatkan bertambahnya besar aspal yang dapat terserap. Hingga
prosentase kandungan aspal yang dibutuhkan menjadi semakin besar.
Tabel 2.5. Gradasi Bahan Pengisi
Ukuran Saringan % Berat Yang Lolos
No.30 100
No.50 95 - 100
No.100 90 - 100
No.200 65 - 100
Sumber : Pelaksanaan Lapis Aspal Beton untuk Jalan Raya SNI 03-1438-1990
Jasa Konsultansi Hotmix control 11
4.) Bahan Aspal
Bahan aspal keras memiliki beberapa persyaratan seperti yang tertera pada
tabel dibawah.
Tabel 2.6. Persyaratan Aspal Keras
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010
Jasa Konsultansi Hotmix control 12
5.) Bahan Aditif anti pengelupasan
Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti stripping agent) harus
ditambahkan dalam bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan
menggunakan pompa penakar (dozing pump) pada saat proses campuran
agregat di pugmill. Kuantitas penggunaan aditif anti pengelupasan antara 0,2 % -
0,3 % terhadap berat aspal. Aditif tidak boleh digunakan pada aspal modifikasi
bermuatan positif karena muatan listrik atau ion dalam aditif dengan ion dalam
aspal modifikasi akan membuat sifat aspal semakin lemah terhadap air.
b. Analisa data kualitas campuran rencana
Setelah memperoleh komposisi bahan-bahan untuk pembuatan mix design
campuran hotmix AC-WC tipe IVB Asphalt Institute, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan jobmix untuk pengujian sifat-sifat Marshall. Tahapan
pembuatan jobmix untuk pengujian Marshall adalah :
1.) Menghitung proporsi masing-masing agregat sesuai hasil perhitungan
komposisi campuran.
2.) Menimbang masing-masing agregat dengan berat total satu benda uji 1200
gram. Buat contoh benda uji sebanyak 5 macam kadar aspal masing-masing
3 buah benda uji. Jadi jumlah benda uji 15 buah. Perbedaan antara kadar
aspal 0,50 %.
3.) Memasukan agregat ke dalam oven dengan temperatur 170 ºC minimal
selama 4 jam.
4.) Memanaskan aspal pada suhu 150 ºC + 5 ºC.
5.) Memanaskan mould (cetakan) benda uji ukuran Ø 10,16 cm tinggi 7,62 cm
dan bagian muka penumbuk pada suhu 93,3 – 148,9ºC.
6.) Mengeluarkan agregat dari oven, menimbang, menambahkan aspal sesuai
berat yang dikehendaki.
7.) Mengaduk sampai semua agregat terselimuti aspal dengan sempurna
(homogen).
8.) Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat (pedestal) dengan
menggunakan kertas saring yang sudah digunting sebagai alas cetakan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 13
9.) Memasukkan campuran yang telah dipanaskan dengan menggunakan
corong ke dalam cetakan, sambil ditusuk- tusuk sebanyak 15 kali bagian
pinggir dan 10 kali bagian tengah.
10.) Menumbuk campuran tersebut sesuai dengan rencana pada suhu 145 ± 1
ºC, yaitu :
2 x 75 tumbukan untuk lalu lintas berat.
2 x 50 tumbukan untuk lalu lintas sedang.
2 x 35 tumbukan untuk lalu lintas ringan.
11.) Mendinginkanbenda uji, kemudian keluarkan benda uji dengan hati-hati
menggunakan extruder, letakkan benda uji di tempat yang rata dan biarkan
selama 24 jam, ukur benda uji Ø 10 cm, tinggi 6,35 cm ± 1,27 mm.
12.) Menimbang benda uji dalam kondisi kering udara, dalam air dan dalam
kondisi SSD.
13.) Merendam benda uji dalam air panas pada suhu 60 ± 1 ºC selama 30 – 40
menit.
14.) Melakukan pengujian stabilitas dan flow dengan cara :
- Letakkan kepala penekan (stability mould) ke dalam mesin penguji
(stability compression machine).
- Pasang arloji pengukur alir (asphalt flow indicator) di atas salah satu
batang penuntun, atur jarum petunjuk pada angka nol.
- Sebelum diberikan beban, kepala penekan beserta benda ujinya
diletakkan sampai bagian atas menyentuh proving ring.
- Atur jarum arloji tekan (dial indicator) pada kedudukan angka nol.
- Catat pembebanan maksimal (max stability) yang dicapai, koreksi
dengan faktor pengali sesuai tabel angka koreksi beban (stability).
- Catat nilai alir flow pada saat pembebanan maksimum tercapai.
15.) Lakukan cara pengujian di atas terhadap benda uji dengan proporsi
campuran agregat dan kadar aspal lainnya.
16.) Selanjutnya menyusun laporan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 14
Dari hasil pengujian Marshall dengan metode SNI, akan diperoleh nilai
parameter berupa stabilitas, flow (kelelahan), density (kepadatan), rongga terisi
aspal (VFA), rongga dalam campuran (VIM), rongga diantara mineral agregat
(VMA), kadar aspal optimum, stabilitas sisa Marshall 24 jam untuk setiap variasi
kadar asphalt dan kadar wetfix yang dibuat. Nilai stabilitas jobmix tipe IVB
Asphalt Institute yang memenuhi standar adalah 1000. Semakin besar nilai
stabilitasnya, maka jobmix tersebut semakin baik. Campuran laston (AC) memiliki
persyaratan yang harus dipenuhi sesuai tabel dibawah.
Tabel 2.7. Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC) untuk Lalu lintas >5 juta ESA
Sifat-sifat Campuran
Laston
Lapis Aus Lapis Antara Lapis Pondasi
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Kadar aspal efektif (%)
5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5
Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah tumbukan per bidang
75 112
Rongga dalam campuran (%)
Min. 3,5
Maks. 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%)
Min. 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min. 65 63 60
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800
Maks. - -
Pelelehan (mm) Min. 3 4,5
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60ºC
Min. 90
Rongga dalam campuran (%) pada kepadatan membal (refusal)
Min. 2,5
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, 2010.
Jasa Konsultansi Hotmix control 15
No Syarat Saringa
n
3/4 " 100
1/2 " 80 - 100
3/8 " 70 - 90 No.4 50 - 70
8 35 - 50 30 18 - 29 50 13 - 23
100 8 - 16
200 4 - 10
Gambar 2.1. Spesifikasi Gradasi Campuran Tipe IVB Asphalt Institute
Jasa Konsultansi Hotmix control 16
3.1. Pelaksanaan Pekerjaan
Prinsip-prinsip pokok serta konsep dasar yang akan digunakan Konsultan
dalam menangani pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman Tim konsultan atas Filosofi Jasa Konsultansi Control Hotmix;
2. Pemahaman Tim Konsultan atas standar, metodologi, prosedur pengujian
dan pembuatan laporan kerja;
3. Terbinanya sistem koordinasi dan komunikasi yang baik antara Tim
Konsultan dengan Pemberi Tugas;
4. Tim Konsultan harus terdiri dari personil-personil berkualifikasi yang benar-
benar menguasai bidang tugasnya masing-masing.
Hasil akhir yang dituangkan dalam Laporan Akhir Jasa Konsultansi Control
Hotmix akan mencakup data-data hasil pengujian laboratorium jalan beserta
analisa dan rekomendasinya sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
3.1.1. Persiapan dan mobilisasi
Segera setelah Konsultan ditunjuk untuk menangani pekerjaan ini,
mobilisasi pun akan segera dimulai untuk mobilisasi personil inti, bahan-
bahan dan peralatan yang diperlukan.
Rencana Kerja yang lebih terperinci dari Tim konsultan akan disusun dan
dibicarakan dengan Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan,
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Rencana Kerja ini meliputi penetapan kriteria teknis dan ekonomis,
metodologi kerja, serta jadwal dan alur kerja masing-masing tahapan
kegiatan pelaksanaan penyelidikan dan pengujian.
BAB 3 RENCANA KERJA
Jasa Konsultansi Hotmix control 17
Sebelum melaksanakan kegiatan pekerjaan, terdapat beberapa hal yang
perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:
1. Menyiapkan persuratan dan administrasi yang berkaitan dengan
pekerjaan;
2. Menyiapkan personil yang profesional sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan;
3. Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti : aspal pen
60/70, agregat halus, agregat kasar, bahan pengisi (filler), aditif berupa
anti stripping agent.
4. Menyiapkan alat-alat pengujian, alat-alat pembuatan benda uji dan
peralatan penunjang lainnya;
5. Membuat rencana kerja terinci mengenai tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Persiapan antara lain:
1. Persiapan kantor beserta fasilitas;
2. Mobilisasi konsultan;
3. Review data, informasi, dokumen rencana, dan peraturan terkait;
4. Penyusunan rencana kerja;
5. Penyusunan Laporan Pendahuluan.
3.1.2. Pengujian kualitas bahan
Pengujian kualitas bahan dengan metode SNI diperlukan untuk
memperoleh komponen bahan yang sesuai dengan kebutuhan dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam perencanaan design mix
Jobmix Formula (JMF) tipe IVB Asphalt Institute. Pengujian kualitas
bahan merupakan tindak lanjut terhadap kegiatan hotmix control dalam
panduan pelaksanaan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 18
3.1.3. Pembuatan Benda Uji
Setelah diperoleh bahan-bahan yang memenuhi kualitas, maka
selanjutnya disusunlah mix design yang kemudian akan menghasilkan
benda uji berupa jobmix tipe IVB Asphalt Institute dengan variasi kadar
asphal dari 5,5 %; 6%; 6,5 %, 7%, 7,5%. Masing-masing kadar asphalt
dibuat tiga buah jobmix sesuai dengan metode Asphalt Institute.
3.1.4. Pengujian Marshall Jobmix
Jobmix tipe IVB Asphalt Institute (AC-WC) dengan variasi kadar aspal
selanjutnya diuji kualitasnya dengan metode Marshall. Pengujian ini
dilakukan untuk memperoleh kadar aspal optimum yang selanjutkan akan
dijadikan JMF (Jobmix Formula) untuk perencanaan jalan tipe Wearing
Course (lapis aus).
Tahapan pembuatan jobmix untuk pengujian Marshall adalah :
1.) Menghitung proporsi masing-masing agregat sesuai hasil perhitungan
komposisi campuran.
2.) Menimbang masing-masing agregat dengan berat total satu benda uji
1200 gram. Buat contoh benda uji sebanyak 5 macam kadar aspal
masing-masing 3 buah benda uji. Jadi jumlah benda uji 15 buah.
Perbedaan antara kadar aspal 0,50 %.
3.) Memasukan agregat ke dalam oven dengan temperatur 170 ºC
minimal selama 4 jam.
4.) Memanaskan aspal pada suhu 150 ºC + 5 ºC.
5.) Memanaskan mould (cetakan) benda uji ukuran Ø 10,16 cm tinggi
7,62 cm dan bagian muka penumbuk pada suhu 93,3 – 148,9ºC.
6.) Mengeluarkan agregat dari oven, menimbang, menambahkan aspal
sesuai berat yang dikehendaki.
7.) Mengaduk sampai semua agregat terselimuti aspal dengan sempurna
(homogen).
8.) Meletakkan cetakan di atas landasan pemadat (pedestal) dengan
menggunakan kertas saring yang sudah digunting sebagai alas
cetakan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 19
9.) Memasukkan campuran yang telah dipanaskan dengan
menggunakan corong ke dalam cetakan, sambil ditusuk- tusuk
sebanyak 15 kali bagian pinggir dan 10 kali bagian tengah.
10.) Menumbuk campuran tersebut sesuai dengan rencana pada suhu
145 ± 1 ºC, yaitu :
2 x 75 tumbukan untuk lalu lintas berat.
2 x 50 tumbukan untuk lalu lintas sedang.
2 x 35 tumbukan untuk lalu lintas ringan.
11.) Mendinginkan benda uji, kemudian mengeluarkan benda uji dengan
hati-hati menggunakan extruder, letakkan benda uji di tempat yang
rata dan biarkan selama 24 jam, ukur benda uji Ø 10 cm, tinggi 6,35
cm ± 1,27 mm.
12.) Menimbang benda uji dalam kondisi kering udara, dalam air dan
dalam kondisi SSD.
13.) Merendam benda uji dalam air panas pada suhu 60 ± 1 ºC selama 30
– 40 menit.
14.) Melakukan pengujian stabilitas dan flow dengan cara :
- Letakkan kepala penekan (stability mould) ke dalam mesin penguji
(stability compression machine).
- Pasang arloji pengukur alir (asphalt flow indicator) di atas salah satu
batang penuntun, atur jarum petunjuk pada angka nol.
- Sebelum diberikan beban, kepala penekan beserta benda ujinya
diletakkan sampai bagian atas menyentuh proving ring.
- Atur jarum arloji tekan (dial indicator) pada kedudukan angka nol.
- Catat pembebanan maksimal (max stability) yang dicapai, koreksi
dengan faktor pengali sesuai tabel angka koreksi beban (stability).
- Catat nilai alir flow pada saat pembebanan maksimum tercapai.
15.) Lakukan cara pengujian di atas terhadap benda uji dengan proporsi
campuran agregat dan kadar aspal lainnya.
16.) Selanjutnya menyusun laporan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 20
3.1.5. Pembuatan Benda Uji Dengan aditif
Setelah diperoleh jobmix dengan kadar aspal optimum, maka diperoleh
JMF. Dari JMF ini, dibuat jobmix yang ditambahkan dengan aditif berupa
anti stripping agent dengan kadar yang bervariasi antara 0,1 %; 0,2 %;
0,3 %; 0,4 % dan 0,5 % terhadap berat aspal optimum.
3.1.6. Pengujian Marshall Jobmix dengan Aditif
Untuk memperoleh kadar anti stripping agent yang optimum, Jobmix
dengan aditif anti pengelupasan diuji nilai marshallnya antara lain
stabilitas dan kelelehan (flow).
3.1.7. Pengujian Perendaman Jobmix
Pengujian perendaman dilakukan untuk melihat pengaruh anti stripping
agent yang ditambahkan pada campuran rencana kerja. Jobmix dengan
kadar aspal optimum tanpa aditif anti stripping agent akan dibandingkan
dengan jobmix yang ditambah aditif pada kadar aspal optimumnya.
Sesuai teori ilmu kimia dan fisika, penambahan aditif anti stripping agent
akan memperkecil sifat perusak air terhadap hotmix karena sifat aditif
tersebut sebagai surfaktan.
3.2. Pelaporan
Laporan pekerjaan yang harus diserahkan Konsultan kepada Pemberi Tugas
adalah :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain : Latar Belakang, maksud dan
tujuan, metodologi pelaksanaan, rencana kerja, persiapan awal, struktur
organisasi, jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan diselesaikan dalam 15 (lima belas) hari kerja sejak
kontrak ditandatangani. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang
disajikan dalam buku atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas
laminating dan memakai logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan
yang bersangkutan.
Jasa Konsultansi Hotmix control 21
b. Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir berisi antara lain :
Hasil koreksi, pandangan dan tanggapan dan atau penambahan /
pengurangan materi dari pembahasan Laporan Pendahuluan
Perkembangan hasil pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan rencana kerja
Data-data hasil pengujian, foto kegiatan dan lain-lain.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang disajikan dalam buku
atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas laminating dan memakai
logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan yang bersangkutan.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi antara lain :
Hasil koreksi, saran dan kesimpulan atau penambahan / pengurangan
materi dari pembahasan konsep laporan akhir
Data-data hasil Pengujian laboratorium jalan beserta analisa dan
rekomendasinya
Kesimpulan dan saran yang berupa masukan-masukan teknis yang
bersifat informatif dan solusi-solusi dari permasalahan yang ada.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap yang disajikan dalam buku
atau album ukuran A4, diberi sampul dari kertas laminating dan memakai
logo Provinsi DKI Jakarta serta logo konsultan yang bersangkutan, dan
akan dibahas bersama Pemberi Tugas yang waktunya akan ditentukan
kemudian.
Jasa Konsultansi Hotmix control 22
4.1 Organisasi Kerja
Organisasi kerja yang akan melaksanaan pekerjaan ini disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga ahli yang dijabarkan pada kerangka acuan kerja. Tenaga ahli
yang akan terlibat terdiri dari Team Leader dibantu oleh satu orang Asisten Ahli
Hotmix. Sebagai pendukung, akan ada teknisi, administrasi (operator komputer)
dan tenaga lokal.
Organisasi kerja tim konsultan digambarkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Organisasi Kerja
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta
Team Leader/ Ketua Tim
Tenaga Pendukung: Tenaga Lokal
Asisten Ahli
Hotmix
Teknisi
Hotmix
Administrasi
(operator Komputer)
BAB 4 ORGANISASI DAN JADWAL KERJA
Jasa Konsultansi Hotmix control 23
Kualifikasi Tenaga Ahli yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
dijabarkan pada Tabel berikut,
Tabel 4.1. Kualifikasi Tenaga Ahli
NO. KLASIFIKASI JUMLAH
PERSONIL
KUALIFIKASI/PENGALAMAN
1. Team Leader 1 (Satu) S-1 Teknik Sipil
Pengalaman Min. 4 tahun di bidang
pengujian laboratorium jalan dan
memiliki SKA teknis perencanaan
dan pengujian laboratorium jalan
dari asosiasi profesi yang
terakreditasi di LPJKN
2. Asisten Ahli
Hotmix
1 (satu) S-1 Teknik Sipil
Pengalaman Min. 4 tahun di bidang
teknis dan pengujian laboratorium
jalan dan memiliki SKA pengujian
laboratorium jalan dari asosiasi
profesi yang terakreditasi di LPJKN
3. Teknisi
Laboratorium
2 (dua) D3 Teknik Sipil
Pengalaman Min. 4 tahun di bidang
teknis perencanaan dan pengujian
laboratorium jalan
4. Operator
Komputer
1 (Satu) Minimal SMU
Telah diakreditasikan oleh instansi
yang berwenang
5. Tenaga Lokal 2 (dua) Minimal SMP
Sehat fisik dan jasmani
Jasa Konsultansi Hotmix control 24
4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control ini, harus dapat
diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan, terhitung sejak tanggal diterbitkan
Surat Perjanjian/Kontrak oleh Pemberi Tugas.
Jadwal Pelaksanaan pekerjaan pada kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix
Control
No Item Pekerjaan Bulan 1 Bulan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendahuluan
a. Pemantapan Metodologi
b. Persiapan peralatan dan bahan
2 Pembuatan dan pengujian benda uji
3 Analisa dan rekomendasi
4 Finalisasi pekerjaan
5 Tahap pelaporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Konsep Laporan Akhir
c. Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Hotmix control 25
Pembagian jadwal kerja setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix control dapat dilihat pada Tabel
4.3.
Tabel 4.3. Jadwal Kerja Personil Kegiatan Jasa Konsultansi Hotmix Control
Personil
Bulan 1 Bulan 2
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
Team Leader
Asisten Ahli Hotmix
Teknisi Laboratorium 1
Teknisi Laboratorium 2
Operator Komputer
Tenaga Lokal 1
Tenaga Lokal 2