Mencari Solusi Pernikahan Antar Agama (Kajian Diskusi ISF UIN)

30
MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA 1 MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA Oleh : Lutfi Chakim Contact Person : 085691237777 081327481111 Email/Facebook : [email protected] [email protected]

Transcript of Mencari Solusi Pernikahan Antar Agama (Kajian Diskusi ISF UIN)

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

1

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK

PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh : Lutfi Chakim

Contact Person : 085691237777

081327481111

Email/Facebook : [email protected]

[email protected]

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

2

DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………………. 1

Daftar Isi……………………………………………………………….. ……………... 2

ABSTRAK………………………………………………………………….…… 4

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 5

BAB II LATAR BELAKANG………………………………………….. 7

BAB III KONTROVERSI UU PERKAWINAN TAHUN 1972

AYAT I PASAL 2……………………………….……………… 8

A. PANDANGAN-PANDANGAN UMUM

B. AGAMA TIDAK BISA DINEGOSIASIKAN DAN PASTI ADA DISPARITAS PENDAPAT

C. AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

D. EKSISTENSI AHLI KITAB

BAB IV PENDAPAT-PENDAPAT DAN ARGUMENTASINYA 12

A. PANDANGAN KELOMPOK JIL (JARINGAN ISLAM LIBERAL)

B. PERNIKAHAN LINTAS AGAMA MENURUT MUI

BAB V PERANAN NEGARA DAN AGAMA DALAM

PERKAWINAN…………………………………………………... 15

A. KEWAJIBAN MENCATATKAN PERNIKAHAN

B. PERKAWINAN ADALAH SALAH SATU RELASI NEGARA DENGAN

AGAMA YANG TIDAK PERNAH TUNTAS

BAB VI KERAGAMAN PERSPEKTIF TENTANG PERKAWINAN

LINTAS AGAMA…………………………………..……………. 19

A. KOMNASHAM ANTARA HAK DAN KONSTITUSI

B. LARANGAN PERKAWINAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF GEREJA

B. MUI DAN HUJJAHNYA

BAB VII KOMENTAR DAN TANGGAPAN PARA TOKOH…….26

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

3

BAB VIII PENUTUP ……………………………………………………….. 29

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 30

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

4

ABSTRAK

Sesungguhnya kekayaan yang paling

tinggi nilainya adalah sebuah

pikiran(Sayyidina Ali ra.). Artikel ini

ditujukan untuk diskusi mingguan di

Kampus Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kajian-kajian

ilmiah dan berbagai aspeknya

sangatlah penting untuk dikaji secara

komprehensif. Sehingga dapat

meningkatkan intelektualitas setiap

individu. Sekaligus bisa ikut andil

dalam memberikan pemikiran-

pemikiran yang progressif di tengah-

tengah masyarakat dengan segala

problematikanya. Semoga

memberikan kontribusi yang positif

kepada seluruh umat Manusia.

Wallahul Musta’an.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

5

BAB I

PENDAHULUAN

Janji setia sehidup semati dalam ikatan pernikahan, tentu menjadi harapan seluruh

pasangan. Namun bagaimana jika keduanya memiliki keyakinan yang berbeda?. Ya, dalam hukum

Indonesia memang pernikahan beda agama, tidak diperbolehkan dan dianggap tidak sah. Sesuai

undang-undang perkawinan, sebuah pernikahan baru dikatakan sah , jika dilakukan menurut hukum

agama yang dianut kedua pasangan. Kondisi inilah yang membuat lima orang alumni mahasiswa

Universitas Terkemuka di tanah air, menggugat undang-undang perkawinan ke Mahkamah

Konstitusi. Tujuannya, agar pasangan menikah beda agama, bisa mendapatkan kepastian hukum di

Negrinya sendiri.

Pasal 2 Ayat 1 UU 1974 dianggap menimbulkan permasalahan, karena dalam hal ini

Negera, memberikan kewenangan kepada aparaturnya, untuk melakukan penilaian terhadap

kepatuhan seseorang dalam bidang hukum perkawinannya masing-masing. Padahal kalau kita

melihat penafsiran mengenai hukum agama, hususnya dalam bidang perkawinan itu berbeda-beda.

Dalam satu agama saja, bisa banyak penafsiran yang terjadi. Dengan demikian, maka terjadilah suatu

pelanggaran terhadap ha katas kebebasan beragama, hak untuk melakukan perkawinan.

Seperti yang diungkapkan oleh Rangga, salah satu dari lima Mahasiswa yang

mengajukan Yudisial Review mengatakan dalam acara debate standing di salah satu STasiun TV :

Kami tidak ingin mengganggu dan mempermasalahkan penafsiran mana yang benar secara agama,

karena menurut kami agama adalah domain skaral yang tidak akan kami ganggu gugat. Dan yang

tidak disepakati adalah dimana agama harus memposisikan dirinya terhadap domain sakral. Lebih

jelasnya masalah yang diangkat adalah masalah sosiologisnya/ posisi Negara. Jadi disini, dalam

undang-undang pasal 2 ayat 1 negara menjadi menghakimi Negara itu sendiri. Negara melalui

perpanjangan tangannya, yaitu Pejabat Pencatat Nikah (PPN) dan Hakim dalam UU Atminduk,

berhak menentukan keabsahan suatu perkawinan berdasarkan Agama. Jadi disini Agama justru

menghakimi Agama itu sendiri. Negara menentukan keabsahan hukum yang didasarkan suatu

agama. Inilah yang sedang mereka perjuangkan.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

6

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

7

BAB II

LATAR BELAKANG

Masalah ini mungkin sensitif bagi sebagian orang. Tetapi, ini sudah cukup lama menjadi wacana, pro-kontra terjadi,dan praktek yang terkait dengan undang-undang ini terjadi di masyarakat. Dan akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan berita tentang kontroversi yang terjadi, yaitu Yudicial Review ke MK untuk Pembatalan Pasal 2 ayat (1) UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berbunyi "Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu”.

Damian Agata, dalam acara debate standing di salah satu stasiun TV memberikan Ilustrasi bukan serangan terhadap nilai-nilai agama sebagai berikut :

Ketika saya hendak melangsungkan pernikahan dengan pasangan saya, hal yang pertama kali saya lakukan adalah : meyakinkan diri saya sendiri, meyakinkan pasangan saya, dan meyakinkan keluarga saya, bahwa pernikahan tersebut boleh dilakukan. Selanjutnya niat itu dimanifestasikan dengan diberitahukan ke Pegawai Perncatat Perkawinan (baca:PPN), yang bisa saja menerima atau menolaknya. Dari ilustrasi tersebut tergambar pertanyaan yang sangat fundamental. Bilmanakah perkawinan beda agama dapat dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebut, tidak akan dapat ditemukan dalam Pasal 2 Ayat 1, Undang-Undang Perkawinan yang mengembalikan keabsahan perkawinan pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang penafsirannya bisa berbeda-beda. Sehingga, tentu saja hal ini menggambarkan adanya ketidak pastian dan ketidak samaan dihadapan hukum. Dan hal inilah, hal yang sedang kami perjuangkan melalui pengajuan Konstitusional Review ini. Yaitu untuk melindungi dan memberikan kepastian atas hak untuk menlangsungkan perkawinan, hak beragama, hak untuk kepastian hukum yang adil, dan hak katas persamaan di hadapan hukum. Namun perlu dicatat, hal ini bukanlah suatu serangan kepada nilai-nilai agama ataupun kepercayaan yang ada di Indonesia. Yang kami ingin lakukan hanyalah mempossisikan Negara pada posisinya yang tepat dalam konstelasi hukum perkawinan. Dan hal ini sekali lagi semata-mata demi perlindungan dan juga pemberian kepastian hak konstitusional yang dimiliki oleh setiap warga Negara.

Damian Agata, salah satu dari pemohon yudisial review di MK.

Sekarang , yang menjadi pertanyaan, dapatkah pernikahan beda agama dinyatakan

sah di Indonesia.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

8

BAB III

KONTROVERSI UU PERKAWINAN TAHUN 1972 AYAT I PASAL 2

A. PANDANGAN-PANDANGAN UMUM

Secara umum, jika dilihat dari sejarahnya undang-undang tahun 1974 Ayat 1, Pasal 2, adalah hukum islam yang dinegarakan. Dan obyeknya adalah umat islam. Dan mayoritas Ulama’ Islam berpendapat bahwa nikah beda agama tidak diperbolehkan seperti ayat Al-Qu’an sebagai berikut :

الذين من والمحصنات المؤمنات من والمحصنات ◌ طعامكم حل هلم حل لكم و الكتاب أوتوا الذين وطعام ◌ اليـوم أحل لكم الطيبات

فـقد حبط عمله وهو يف ن يكفر باإلميان وم ◌ أخدان متخذي وال مسافحني غيـر حمصنني أجورهن آتـيتموهن إذا قـبلكم من الكتاب أوتوا

اآلخرة من اخلاسرين

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al

Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini)

wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang

menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah

membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan

tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak

menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-

orang merugi.

(QS: Al-Maidah Ayat: 5)

Ayat tersebut memperbolehkan lelaki muslim untuk menikahi wanita Ahli Kitab .

Tetapi hal juga masih menimbulkan multi tafsir, yaitu apakah orang-orang Nasrani/Yahudi sekarang

ini masih Ahli Kitab atau tidak.

B. AGAMA TIDAK BISA DINEGOSIASIKAN DAN PASTI ADA DISPARITAS PENDAPAT

Keyakianan adalah kepercayaan masing-masing individu. Namun dalam proses berbangsa dan bernegara ada yang namanya tokoh agama dan berbeda pendapat adalah hal yang natural. Dan dalam hal keyakinan pasti ada dispartitas yang tajam, termasuk juga dalam perkawinan.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

9

Penggunaan Hukum Dalam kontek islam

Kembali ke SAWADIL A'dhom dalam kontek berbangsa dan bernegara

C. AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

◌ الكفار إىل تـرجعوهن فال مؤمنات علمتموهن فإن ◌ بإميا�ن أعلم الله ◌ ا جاءكم المؤمنات مهاجرات فامتحنوهن يا أيـها الذين آمنوا إذ

بعصم متسكوا وال ◌ أجورهن آتـيتموهن إذا تـنكحوهن أن عليكم جناح ال و ◌ أنـفقوا ما وآتوهم ◌ لون هلن حي هم وال هلم حل هن ال

لكم ◌ أنـفقوا ما وليسألوا أنـفقتم ما واسألوا الكوافر نكم حي ◌ الله حكم ذ كيم ح عليم والله ◌ كم بـيـ

Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang

beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan

mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah

kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal

bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah

kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini

mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada

tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang

telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah

hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

(QS: Al-Mumtahanah Ayat: 10)

Menurut Prof Dr. Hamka(PDH) surah ini berkaitan wanita-wanita yang bersama-sama

berhijrah meninggalkan kota Makkah ke kota Madinah. Mereka telah meninggalkan kaum keluarga

termasuk para suami yang masih musyrik.Surat ini sejak ayat pertama sehingga ayat yang akhir

menunjukkan sikap orang yang beriman terhadap orang kafir.1

خيـر مؤمن ولعبد ◌ منوا يـؤ حىت المشركني تـنكحوا وال ◌ أعجبتكم ولو مشركة من خيـر مؤمنة وألمة ◌ وا المشركات حىت يـؤمن وال تـنكح

◌ بإذنه والمغفرة اجلنة إىل يدعو والله ◌ ر النا إىل يدعون أولئك ◌ أعجبكم ولو مشرك من رون يـتذك لعلهم للناس آياته ويـبـني

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya

wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan

janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia

menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan

1 Prof Dr. Hamka,Tafsir Al-Azhar Juzu’ XXVIII,Pustaka Panjimas.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

10

dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia

supaya mereka mengambil pelajaran.

(QS: Al-Baqarah Ayat: 221)

D. EKSISTENSI AHLI KITAB

Dalam Kitab األم , karya Imam Syafi’I,Bab : أھل الكتاب باب نكاح حرائر Juz :

5, halaman 8, tth, cetakan darul ma’rifah, diterangkan sebagai berikut :

منا أهل الكتاب بين اسرائيل أخربنا عبد ا�يد عن ابن جريج قال قال عطاء ليس نصارى العرب بأهل كتاب إ

واإلجنيل, فأما من دخل فيهم من الناس فليسوا منهم. الذين جائتهم التوراةو

Dalam kitab Muhazdab, karya Asyairozi, dalam Maktabah Syamilah juz : 2, halaman :

443 / bisa di akses melalui link berikut : http://shamela.ws/browse.php/book-11813/page-1001 ,

diterangkan sebagai berikut :

ومن دخل يف دين اليهود والنصارى بعد التبديل ال جيوز للمسلم أن ينكح حرائرهم وال أن يطأ إماءهم مبلك

رتد من املسلمني ومن دخل فيهم وال يعلم أ�م دخلوا قبل اليمني أل�م دخلوا يف دين باطل فهم كمن ا

التبديل أو بعده كنصارى العرب وهم تنوخ وبنو تغلب و�راء مل حيل نكاح حرائرهم وال وطء إمائهم مبلك

ك. الفروج احلظر فال تستباح مع الش اليمني ألن األصل يف

Arti تبديل di atas, dijelaskan dalam kitab Annadzmul Musta’dzab fi Syarkhi Gharibil Muhadzab

sebagai berikut :

(قوله بعد التبديل) معناه أ�م جعلوا بدل احلرام حالال وبدل احلالل حراما وبدلو صفة النيب صلى ااهللا عليه

ة.** قال تعاىل : ومن يبتغي غري اإلسالم فلن يقبل منه... الآليوسلم عل غري ما نزلت من عند اهللا

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

11

Dalam Tafsir Ibu katsir juz 8, halaman 110, pt.bina ilmu disebutkan :

“Wanita Muslimat tidak dihalalkan kawin dengan suami musyrik, demikian pula sebaliknya Orang

Muslim tidak boleh kawin dengan Wanita Musyrik”.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

12

BAB IV

PENDAPAT-PENDAPAT DAN ARGUMENTASINYA

A. PANDANGAN KELOMPOK JIL (Jaringan Islam Liberal)

Surah Al-Maidah Ayat: 5 memang tidak menjelaskan secara explisit, tentang adanya

keterangan muslimah menikahi kafir dan di dalam terminology fikih termasuk مسكوت عنھ , yaitu

termasuk hukum yang tidak dibicarakan. Memang kalau ditinjau kembali dalam Ilmu Ushul Fiqih

hukum yang tidak disebutkan di dalam lafadz, jika berlawanan dengan apa yang disebut dalam lafadz

tersebut, disebut mafhum mukholafah. Secara umum mafhum mukhalafah disiskripsikan sebagai

berikut :

2المفهوم المخالفة هي من حيث يكون المسكوت عنه مخالفا للمذكور في الحكم إثباتا ونفيا

Mafhum Mukhalafah adalah pemahaman hukum yang tidak disebutkan di dalam lafadzitu berlawanan

dengan apa yang disebut dalam lafadz tersebut

Kehujjahan Mafhum Mukhalafah itu sendiri masih diperselisihkan, diantaranya adalah :

1. Jumhur Ulama’ dan Imam Abu Bakar al-Daqqaq berpendapat bahwa berhujjah dengan Mafhum

Mukhalafah selain Mafhum Laqab adalah boleh3, sebagaimana dikemukakan oleh Al-Qadli Abu Bakar Al-

Baqilaniy sebagai berikut :

4القول بمفهوم الموافقة من حيث الجملة مجمع عليه

Persepsi mengenai Mafhum Muwafaqah secara keseluruhan telah disepakati oleh mayoritas Ulama’

2. Imam Abu Hanifah dan Ibnu Hazm berpendapat bahwa berhujjah dengan Mafhum Mukhalafah

adalah tidak boleh.5

Filosofi nikah adalah membangun suatu keluarga yang didasarkan kepada cinta kasih,

dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. dan tidak ada alasannya untuk kita

menghalangi seseorang yang ingin membangun rumah tangga (bukan berzina)memberikan

2 Al-Syaukani, Isyadul Fuhul, hal : 178, Mustofa Bab Al-Halabi, Cairo, Tth. 3 Al-Amidiy, Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam, Juz : II, hal : 367, Muassasah Al-Halabi Cairo, 1967.

4 Bahrul Muhith, Badruddin bin Muhammad Bahadir Al-Zarkasyi, , Juz : V, hal : 131, (Darul Kutubi, 1994).

5 Wahbah Zuhaily, Juz : I, hal : 367, Darul Fikr.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

13

persetujuan kepada orang, yang dengan tulus ingin membangun keluarga yang penuh dengan cinta

kasih dan kasih sayang.

kalu kita tidak memberikan persetujuan atas mereka , akan terjadi banyak

kerepotan, karena kasus nikah beda agama makin banyak jumlahnya. demi kemaslahatan umat

islam dan kemaslahatan salah satu dasar didalam menentukan hukum di dalam islam.

Saya kira, Alangkah baiknya kalau orang-orang yang ingin membangun rumah tangga

seperti ini, kita hormati, kita berikan pemberkatan, daripada mereka melangsungkan hubungan laki-

laki prempuan diluar nikah.

B. PERNIKAHAN LINTAS AGAMA MENURUT MUI

Indonesia adalah Negara Pancasila yag berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa,

oleh karena itu secara konstitusional jelas pada pasal 29, bahwa Negara punya kewenangan

melindungi keyakinan beragama. Berikut bunyi pasal 29 UU 1945 :

UUD NRI Tahun 1945

BAB XI AGAMA

Pasal 29

1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.6

Memang Indonesia bukan Negara Agama tertentu, tetapi Negara beragama.

Mengapa demikian, karena memang begitu banyak kemajemukan agama diakui oleh Negara. Dalam

konteks itulah, maka undang-undang nomor 1 tahun 1974, jelas sekali menyebutkan pada pasal 2

ayat 1 adalah : perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya

dan kepercayaanya itu. Ini adalah “Kepastian Hukum” yang sudah jelas. Jadi sangat tidak beralasan

kalau disebutkan oleh pihak pemohon di Mahkamah Konstitusi untuk melakukan judicial review

tentang undang-undang perkawinan.

Apa yang dimaksud dengan kehidupan beragama diberikan kebebasan, pada

konstitusi Pasal 28 J menyebutkan bahwa kebebasan beragama itu dibatasi oleh undang-undang.

Berikut bunyi lengkapnya :

D. HASIL PERUBAHAN & NASKAH ASLI UUD 1945 [3] 6 Diakses melalui : https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/uud-nri-tahun-1945/uud-nri-tahun-45, pada : 12

september 2014, pukul : 07.30 wib.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

14

Pasal 28 J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang

ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis.7

Untuk menghargai hak asasi orang lain untuk beragama. Jangan sampai umat

beragama ketika menjalankan agamanya, menurut keyakinannya memaksakan kehendak kepada

orang lain. Jadi, undang-undang pada pasal 28 di atas, memberikan kuasa kepada setiap warga

negaranya untuk lebih meng-implementasikan hak asasi.

Ham Universal/ Internasional dengan Ham dalam Citra Indonesia secara Ham

konstitusional Indonesia ada lex spesialis, yang menjelaskan Han Universal. Artinya, otoritas

kehidupan beragama di Indonesia dilindungi oleh konstitusi dna undang-undang, serta turunan

undang-undang tersebut.

7 Diakses melalui : https://www.mpr.go.id/pages/produk-mpr/panduan-pemasyarakatan/bab-ii-uud-nri-tahun-1945/d-

hasil-perubahan--naskah-asli-uud-1945-3 ,pada : 12 September 2014, Pukul : 08.30 WIB.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

15

BAB V

PERANAN NEGARA DAN AGAMA DALAM PERKAWINAN

A. KEWAJIBAN MENCATATKAN PERNIKAHAN

Pada pasal 34 undang-undang 23 2006, yang dirubah menjadi undang-undang nomor

24 tahun 2013, menegaskan bahwa perkawinan yang sah wajib dicatatkan. Berikut lengkapnya :

Bagian Ketiga

Pencatatan Perkawinan

Paragraf 1

Pencatatan Perkawinan di Wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Pasal 34

(1) Perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan wajib

dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya perkawinan

paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal perkawinan.8

Hal ini merupakan peran sebuah Negara dalam melindungi warganya, dengan

mewajibkan pencatatan pernikahan. Selain itu, terdapat pasal 35 huruf a UU Adminduk menyatakan

: “Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 berlaku pula bagi perkawinan yang

ditetapkan oleh pengadilan”9, kemudian penjelasan pasal 35 huruf a tersebut adalah : “yang dimaksud

8 Diakses melalui : http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/113/2608.bpkp / http://www.openadserving.com/script/packcpm.php?r=308136cb=1410641503720 , pada : 12 September 2014, Pukul : 08.45 WIB. 9 Undang-Undang No.24 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan (Adminduk), Pasal 35 huruf (a). Bandingkan

dengan : Yousatha Alva Tryas Mahardhika, Judul Skripsi : PENCATATAN PERKAWINAN BEDA AGAMA (STUDI PANDANGAN

KEPALA KANTOR URUSAN AGAMA(KUA) SE KOTA YOGYAKARTA TERHADAP PASAL 5 HURUF (A) UNDANG-UNDANG

NOMOR 23 TAHUN 2006, tahun 2010, hal : 5.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

16

dengan perkawinan yang ditetapkan oleh pengadilan adalah pengadilan yang dilakukan antar umat

yang berbeda Agama ”.10

Jika pernikahan dilangsungkan tanpa ditandatangani oleh Pemuka Penghayat

Kepercayaan yang telah terdaftar maka pernikahan yang dilangsungkan hanya sah secara adat atau

kepercayaan Anda dan tidak sah menurut hukum positif. Dari sudut pandang hukum negara

perkawinan semacam itu bisa dianggap sebagai kumpul kebo. Anak hasil hubungan perkawinan

tersebut hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibunya. Dengan adanya surat perkawinan yang

ditandatangani pemuka penghayat kepercayaan bisa menghindarkan para penghayat dari problem

hukum tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan “perkawinan yang ditetapkan oleh pengadilan”

seperti diatur pasal 35 huruf a UU No. 23 Tahun 2006 adalah perkawinan yang dilakukan antar-umat

yang berbeda agama (lihat penjelasan pasal 35 huruf a UU No. 23 Tahun 2006).11

Dalam injil korintus pasal 6 , dalam hal perkawinan berbeda Agama, gereja bisa

mengeluarkan anggota jama’ahnya dalam menikah berbeda dan kepercayaanya itu. Disini Negara

tampak sangat mengapresiasi pernikahan menurut agamanya masing-masing. Disinilah posisi

Negara, secara internum masing-masing agama harus memagari keyakinan agama masing-masing

tersebut. Secara eksternum, Negara melindungi hak-hak universal dalam hal beragama. Maka ,

Negara Indonesia disebut Negara beragama. Disinilah letak kebineka tunggalan kita. Islam

menghargai Islam sendiri, Kristen menghargai Kristen sendiri, Hindu juga demikian dan seterusnya.

B. PERKAWINAN ADALAH SALAH SATU RELASI NEGARA DENGAN AGAMA YANG TIDAK PERNAH TUNTAS

Perkawinan merupakan hal yang sangat penting dan sakral karena merupakan suatu

penghubung ikatan yang sangat dalam diantara para pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu suami

dan istri dalam membentuk keluarga dan rumah tangganya, oleh karena itu tak heran apabila

perkawinan merupakan suatu tradisi yang sangat penting di belahan bumi manapun, bahkan saking

pentingnya masalah perkawinanpun banyak di atur dalam berbagai aspek penghidupan, baik dari sisi

agama, tradisi kemasyarakatan, dan institusi negara sekalipun.

Pada kenyataannya pengaturan mengenai masalah perkawinan terdapat banyak

perbedaan diantara satusama lainnya dan tidak memiliki suatu keseragaman, misalnya pada tradisi

10

UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI EPENDUDUKAN, www.bpkp.go.id, diakses melalui : http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/37/196.bpkp , pada 11 September 2014, pukul : 08.30 WIB. 11

Diakses melalui : http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6361/pernikahan-yang-ditetapkan-oleh-pengadilan-(penganut-kepercayaan) , pada 12 September 2014, pukul 08:35.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

17

masyarakat yang satu dengan yang lain, antar negara yang satu dengan yang lain, antar agama yang

satu dengan yang lainnya, bahkan dalam satu agamapun dapat terjadi perbedaan pengaturan

perkawianan disebabkan adanya cara berfikir yang berlainan karena menganut mazhab atau aliran

yang berbeda.

Keadaan dan kondisi di suatu daerah misalkan, akan turut mempengaruhi

pengaturan hukum (perkawinan) di daerah tersebut. Misalnya di negara Indonesia, bangsa yang

plural dan heterogen. Indonesia adalah bangsa yang multikultural dan multiagama. Pluralitas di

bidang agama terwujud dalam banyaknya agama yang diakui sah di Indonesia, selain Islam ada

agama Hindu, Budha, Kristen, Katolik, dan lain-lain. Sensus penduduk tahun 1980 menunjukkan

bahwa Islam dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia (88,2 % dari 145 juta penduduk), disusul

Protestan (5,8 %), Katolik (3 %), Hindu (2,1 %), dan Budha (0,9 %). Keragaman pemeluk agama di

Indonesia ternyata telah ikut membentuk pola hubungan antar agama di Indonesia dalam berbagai

aspek kehidupan sosial kemasyarakatan. Salah satu bentuk pola hubungan tersebut tercermin dalam

hukum keluarga di Indonesia khususnya dalam bidang perkawinan sejak diundangkannya Undang-

Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 dan disahkannya Kompilasi Hukum Islam di Indonesia

melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991.

Demikianlah ternyata keadaan di suatu negara telah mempengaruhi bagi terbentuknya suatu

hukum/aturan di negara tersebut.

Landasan hukum agama dalam melaksanakan sebuah perkawinan merupakan hal

yang sangat penting dalam UU No. 1 Tahun 1974, sehingga penentuan boleh tidaknya perkawinan

tergantung pada ketentuan agama. Hal ini berarti juga bahwa hukum agama menyatakan

perkawinan tidak boleh, maka tidak boleh pula menurut hukum negara. Jadi dalam perkawinan

berbeda agama yang menjadi boleh tidaknya tergantung pada ketentuan agama.

Perkawinan beda agama bagi masing-masing pihak menyangkut akidah dan hukum

yang sangat penting bagi seseorang. Hal ini berarti menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang

berlainan mengenai syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan perkawinan sesuai dengan hukum

agamanya masing-masing.

Kenyataan dalam kehidupan masyarakat bahwa perkawinan berbeda agama itu

terjadi sebagai realitas yang tidak dipungkiri. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku secara positif di Indonesia, telah jelas dan tegas menyatakan bahwa sebenarnya perkawinan

antar agama tidak diinginkan, karena bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Tetapi

ternyata perkawinan antar agama masih saja terjadi dan akan terus terjadi sebagai akibat interaksi

sosial diantara seluruh warga negara Indonesia yang pluralis agamanya. Banyak kasus-kasus yang

terjadi didalam masyarakat, seperti perkawinan antara artis Jamal Mirdad dengan Lydia Kandau,

Katon Bagaskara dengan Ira Wibowo, Yuni Shara dengan Henri Siahaan, Adi Subono dengan Chrisye,

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

18

Ari Sihasale dengan Nia Zulkarnaen, Dedi Kobusher dengan Kalina, Frans dengan Amara, Sonny

Lauwany dengan Cornelia Agatha, dan masih banyak lagi.12

Dari kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat terhadap perkawinan berbeda

agama, menurut aturan perundang-undangan itu sebenarnya tidak dikehendaki.

12

Alex, Perkawinan Beda Agama, Hukum dan Keabsahannya, diakses melalui : http://alexanderizki.blogspot.com/2011/03/perkawinan-beda-agama-hukum-dan.html, Pada 11 September 2014, Pukul : 08:25 WIB.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

19

BAB VI

KERAGAMAN PERSPEKTIF TENTANG PERKAWINAN LINTAS AGAMA

C. KOMNASHAM ANTARA HAK DAN KONSTITUSI

Terkait dengan hak menikah, dan hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan diatur

dalam undang-undang sebagai berikut :

UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA

Pasal 10

(1) Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang

sah.

(2) Perkawinan yang sah hanya dapat berlangsung atas kehendak bebas calon suami dan calon istri yang

bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.13

Di dalam undang-undang ini, hanya memberikan batasan kebebasan dari

pemaksaan. Jadi, tidak ada hal yang lain yang membatasi hak untuk menikah.

Kemudian, terkait dengan apakah hak menikah ini bisa dibatasi atau tidak, adalah

bisa. Di dalam norma Hak Asasi Manusia ada 2 (dua) jenis :

1. HAM Non-Degorable Right .

Yaitu : Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik hanya dapat dilakukan

terhadap hak-hak yang masuk kategori hak yang dapat dikurangi.

2. HAM Derogable Right.

Yaitu : Hak yang tidak dapat dikurangi.

Dan Non-Degorable Right tidak berlaku untuk Derogable Right. 14

13

Diakses melalui : http://www.komnasham.go.id/informasi/images-portfolio-6/2013-03-18-05-44-20/nasional/254-uu-no-39-tahun-1999-tentang-hak-asasi-manusia ,pada : 12 September 2014, Pukul : 08:40 WIB.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

20

Terkait dengan hak beragama, kemerdekaan, dan kebebasan beragama, dan berkeyakinan. Ada

Forum Internum, yang tidak boleh siapapun turut campur dan membatasi bahkan Negara. Jadi, yang

boleh dibatasi adalah Forum Eksternumnya. Sehingga, hak beragama tidak semua boleh dibatasi.

Ada beberapa poin pembatasan yang harus diperhatikan :

A. Pembatasan melalui Undang-Undang. Dengan demikian, Undang-Undang Negara

Indonesia dibenarkan untuk mengatur masalah perkawinan.

B. Apakah pembatasan melalui Undang-Undang sudah betul-betul berdasarkan

dengan tujuan untuk :

i. Perlindungan terhadap ketertiban.

ii. Melanggar kepentingan kesehatan publik.

iii. Mengganggu moral masyarakat.

Semua 3 hal yang di atas harus diuji. Pada poin yang ke 3, tentu perlu dilihat bahwa moral public di

Indonesia, tidak hanya dimonopoli oleh satu agama. Bahkan agama tidak menjadi satu-satunya

sumber dari moral, tetapi agama adalah bagian dari sumber moral. Di sana ada kebiasaan, ada nilai-

nilai luhur bangsa, dan nilai-nilai universal yang membentuk moral publik. Jadi ada pembatasan

yang berdasarkan pada suatu aturan-aturan particular satu agama, yang kemudian meng-kalim

bahwa ini adalah batasan-batasan moral publik. Maka hal itu perlu diuji. Demikian seperti apa yang

dipaparkan oleh salah satu anggota KOMNASHAM M.Indadun Rahmat, dalam debate standing

disalah satu stasiun TV.

B. LARANGAN PERKAWINAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF GEREJA

Larangan perkawinan lintas Agama sebenarnya setiap agama mempunyai dasar

sendiri-sendiri di dalam Kitab Sucinya. Seperti contoh kutipan beikut :

Namun mesti dikatakan bahwa pada umumnya pernikahan beda agama tidak dikehendaki di dalam

Perjanjian Lama (PL). Alasannya adalah kekuatiran bahwa kepercayaan kepada Allah Israel akan

dipengaruhi ibadah asing dari pasangan yang tidak seiman (Ezr. 9-10; Neh. 13:23-29; Mal. 2:10).15

14 Eko Riyadi, S.H., M.H., Pjs. Direktur PUSHAM (Pusat Studi Hak Asasi Manusia) UII, ADVANCED TRAINING HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA BAGI DOSEN HUKUM DAN HAMHotel Novotel Semarang, 9 - 11 Oktober 2012. Hal :1 15

Pernikahan Beda Agama Dalam Perspektif GKI, Situs Komunitas Jemaat Kristen Indonesia, Pondok Indah Jakarta, diakses melalui : http://gkipi.org/pernikahan-beda-agama-dalam-perspektif-gki/ , pada 11 September 2014, pukul 07:15 WIB.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

21

C. MUI DAN HUJJAHNYA

Majlis Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa tentang haramnya perkawinan

lintas Agama, bahkan sudah dua kali fatwa dikeluarkan. Yang pertama, pada tahun 1980, dan yang

ke dua tahun 2005. Berikut ini adalah kutipannya :

MUSYAWARAH NASIONAL VII MAJELIS ULAMA INDONESIA TAHUN 2005

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 4/MUNAS VII/MUI/8/2005

Tentang

PERKAWINAN BEDA AGAMA

بسم هللا الرحمن الرحیم

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H. / 26-29 Juli 2005 M., setelah

MENIMBANG : a. bahwa belakangan ini disinyalir banyak terjadi perkawinan beda agama;

b. bahwa perkawinan beda agama ini bukan saja mengundang perdebatan di

antara sesama umat Islam, akan tetapi juga sering mengundang keresahan di

tengah-tengah masyarakat;

c. bahwa di tengah-tengah masyarakat telah muncul pemikiran yang membenarkan

perkawinan beda agama dengan dalih hak asasi manusia dan kemaslahatan;

d. bahwa untuk mewujudkan dan memelihara ketentraman kehidupan berumah

tangga, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang perkawinan beda

agama untuk dijadikan pedoman.

MENGINGAT : 1. Firman Allah SWT:

إن خفتم أال تـعدلوا فـواحدة وإن خفتم أال تـقسطوا يف اليتامى فانكحوا ما طاب لكم من النساء مثـىن وثالث ورباع ف

)3( أو ما ملكت أميانكم ذلك أدىن أال تـعولوا"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak- hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawini-nya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniayaP. (QS. al-Nisa [4]: 3)

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

22

ة إن يف ذلك آليات لقوم يـتـفكرون ومن آياته أن خلق لكم من أنـفسكم أزواجا لتسكنوا إلـيها وجعل بــينكم مودة ورمح

)21(

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (QS. al-Rum [30]: 21).

غالظ شداد ال يـعصون الله ما أمرهم يا أيـها الذين آمنوا قوا أنـفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس واحلجارة عليـها مالئكة )6( ويـفعلون ما ـيؤمرون

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ". (QS. al-Tahrim [66]: 6).

من والمحصنات ◌ حل لكم وطعامكم حل هلم الكتاب أوتوا الذين وطعام ◌ اليـوم أحل لكم الطيبات

ر حمصنني ن أجوره آتـيتموهن إذا قـبلكم من الكتاب أوتوا الذين من والمحصنات المؤمنات مسافحني غيـ

ميان فـقد حبط عمله وهو يف اآلخرة من اخلاسرين وم ◌ أخدان متخذي وال )5( ن يكفر باإل

"Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orangmerugi ". (QS. al-Maidah [5]: 5).

تـنكحوا وال ◌ أعجبتكم ولو مشركة من خيـر مؤمنة وألمة ◌ وال تـنكحوا المشركات حىت يـؤمن

والله ◌ النار إىل يدعون أولئك ◌ أعجبكم ولو مشرك من خيـر مؤمن عبد ول ◌ منوا يـؤ حىت المشركني

◌ بإذنه والمغفرة اجلنة إىل يدعو )221( رون يـتذك لعلهم للناس آياته ويـبـني

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

23

"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita- wanita mu 'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu 'min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka meng-ambil pelajaran (QS. al-Baqarah [2]: 221).

فإن علمتموهن مؤمنات يا أيـها الذين آمنوا إذا جاءكم المؤمنات مهاجرات فامتحنوهن الله أعلم بإميا�ن

هن حل هلم وال هم حيلون هلن وآتوهم ما أنـفقوا وال جناح عليكم أن فال تـرجعوهن إىل الكفار ال

كم ألوا ما أنـفقوا ذل تـنكحوهن إذا آتـيتموهن أجورهن وال متسكوا بعصم الكوافر واسألوا ما أنـفقتم وليس

نكم والله عليم حكيم ( )10حكم الله حيكم بـيـ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan- perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana " (QS. al- Mumtahanah [60]: 10).

تكم ن مل يستطع منكم طوال أن يـنكح المحصنات المؤمنات فمن ما ملكت أميانكم من فـتـياوم ورهن بالمعروف المؤمنات والله أعلم بإميانكم بـعضكم من بـعض فانكحوهن بإذن أهلهن وآتوهن أج

ما على حمصنات غـير مسافحات وال متخذات أخدان فإذا أحصن فإن أتـني بفاحشة فـعليهن نصف )25( لكم والله غفور رحيم المحصنات من العذاب ذلك لمن خشي العنت منكم وأن تصربوا خـير

"Dan barang siapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

24

budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. al-Nisa [4]: 25)

2. Hadis Rasul Allah s.a.w.; antara lain:

رأة ألربع: ملاهلا، وحلسبها، وجلماهلا، ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك (متـنكح )تفق عليه عن أيب هريرةامل

"Wanita itu (boleh) dinikahi karena empat hal: (1) karena hartanya (2) karena (asal-usul) keturunan-nya (3) karena kecantikannya (4) karena agamanya. Maka hendaklah kamu berpegang teguh (dengan perempuan) yang memeluk agama Islam; jika tidak), akan binasalah kedua tangan-mu " (HR. muttafaq alaih dari Abi Hurairah r.a.).

3. Qa'idah Fiqh:

مقدم على جلب المصالح درء المفاسد

"Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan (diutamakan) dari pada menarik kemaslahatan".

dan qa'idah Sadd al-zari 'ah.

MEMPERHATIKAN: 1.Keputusan Fatwa MUI dalam Munas II tahun 1400/1980 tentang

Perkawinan Campuran.

2. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

25

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : FATWA TENTANG PERKAWINAN BEDA AGAMA

1. Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.

2. Perkawinan laki-laki muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut

qaulmu'tamad, adalah haram dan tidak sah.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H.

28 J u l i 2005 M

MUSYAWARAH NASIONAL VII

MAJELIS ULAMA INDONESIA

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

Ketua, Sekretaris,

Ttd, Ttd,

K.H. MA'RUF AMIN Drs. H. HASANUDIN, M.Ag

Pimpinan Sidang Pleno Ketua, Sekretaris,

Ttd. Ttd. Prof. Dr. H. UMAR SHIHAB Prof. Dr. H.M. DIN SYAMSUDDIN16

16 Diakses memalui : http://www.scribd.com/doc/15117409/Fatwa-MUI-Tentang-Nikah-Beda-Agama , pada 10 September 2014, Pukul 10.12 WIB.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

26

BAB VII

KOMENTAR DAN TANGGAPAN PARA TOKOH

1. Mentri Agama 2014 (kembali ke agama masing-masing) Di unduh dari : http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=211712 Menag: Polemik Nikah Beda Agama Kembali Pada Aturan Masing-Masing Agama

Jakarta (Menag) —- Polemik pernikahan beda agama mencuat seiring adanya beberapa pihak yang

mengajukan judicial review Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Pasal tersebut mengatur perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agama dan kepercayaannya itu.

Beberapa orang yang tergabung dalam Yayasan Anak Bangsa yang dipimpin oleh Fahira Rahmi Idris

menyampaikan keresahan mereka terkait hal ini kepada Menag Lukman Hakim Saifuddin. Akan hal

ini, Menag mengatakan bahwa hal itu berpulang kepada masing-masing agama.

“Jadi sebenarnya, berpulang kepada masing-masing agama. Bagaimana hukum agama itu mengatur

perkawinan,” terang Menag saat menerima kunjungan Yayasan Anak Bangsa yang dipimpin Fahira

Idris di Kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta, Jumat (12/09).

Hadir dalam acara pertemuan tersebut Kapinmas Zubaidi, Ketua Yayasan Anak Bangsa Fahira Fahmi

Idris, Dosen FHUI Neng Zubaedah, Komunitas Ganam Chryssanti Widya.

Menag mengaku belum membaca secara lengkap naskah tuntutan pihak-pihak yang mengajukan

judicial review ke MK. Namun demikian, dari media yang diikutinya, Menag merasa mereka belum

memahami secara utuh makna perkawinan dari masing-masing agama.

“Sejauh yang saya ketahui, tidak hanya Islam, saya sudah bertanya kepada beberapa tokoh, pastur,

pendeta, agamawan Hindu dan Buddha, semua mengatakan bahwa perkawinan itu adalah persitiwa

sakral yang tidak bisa dipisah dari konteks agama,” katanya.

“Bahkan di Islam, jelas bahwa perkawinan itu adalah ibadah, tidak bisa dilepas dari agama. Jadi

tergantung masing-masing agama, itu bagaimana mengatur ketentuannya,” tambahnya.

Menag menegaskan bahwa Negara tidak memaksa bahwa perkawinan itu harus satu agama karena

dalam undang-undang tidak ada kata-kata tentang itu. Hal itu, lanjut Menag, diserahkan kepada

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

27

masing-masing agama. “Jadi tergantung menurut ketentuan agama yang akan menikah. Silahkan

tanya keagamanya yang mau menikah,” tegasnya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan bahwa sejauh yang diketahuinya semua

agama memandang pernikahan sebagai ibadah yang sangat sakral. Dalam Islam, pernikahan itu juga

merupakan suatu ibadah yang tidak bisa dilepas dari agama.

“Sejauh yang saya ketahui, tidak hanya Islam, Hindu, Buddha, Kristen dan Katholik, semua mengatakan bahwa perkawinan itu adalah persitiwa sakral yang tidak bisa dipisah dari konteks agama,” kata Menag. (Arief/mkd/mkd) 2.MUI oleh KH. Ma’ruf Amin (Bisa memicu kerusuhan)

Diunduh dari : http://mui.or.id/mui/homepage/berita/berita-singkat/gugatan-uu-perkawinan-bisa-

memicu-konflik.html

Wakil Ketua Umum MUI Dr.(HC) KH Ma’ruf Amin menilai gugatan terhadap UU nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan akan menimbulkan keberatan-keberatan yang bisa berujung pada konflik di

tengah masyarakat.

“Ini mengundang kemarahan, coba (lihat) nanti akan ada demo-demo yang menolak ini, dan ini

justru memancing reaksi sehingga menimbulkan suasana panas,” kata KH Ma’ruf Amin di Kantor MUI

Jakarta, Selasa (9/9/2014). Dia menambahkan, gugatan itu akan menimbulkan pertengkaran lagi, sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat. Selama ini, agama lain secara umum tidak sepakat

adanya perkawinan beda agama. Bagi orang Hindu, misalnya, kalau ada agama lain mau menikah,

harus dihindukan dulu.

Dia menyatakan, dalam fiqh ada pendapat yang memperbolehkan seorang Muslim menikahi Ahli

Kitab, sedangkan wanita muslimah mutlak tidak boleh, “Tetapi MUI sudah mengambil pendapat

yang mu’tamad, tidak boleh menikah dengan penganut agama lain, seperti yang ada di sejumlah kitab fiqh, sehingga orang menikah dengan beda agama itu tidak akan memperoleh legalitas baik

dari sisi agama maupun negara. Bagi mereka yang tetap menginginkan menikah dengan agama lain,

negara sudah memberikan peluang melalui catatan sipil, “Jadi bukan melalui KUA. Karena di KUA

untuk sama-sama Islam,” katanya.

Menurutnya, UU ini sudah merupakan suatu penyelesaian yang baik, karena sudah disepakati oleh

semua tokoh lintas agama. “Masalah sah atau tidak sah itu harus dilihat dari sudut agama, negara

hanya mencatat dan mengadministrasi saja,” katanya. Dia berharap MK menolak gugatan itu, karena

kalau MK menerima gugatan itu akan mengundang masalah baru, bahkan bisa menimbulkan konflik.

Ma’ruf mengaku tidak terkejut ketika masalah seperti ini muncul, karena memang ada pihak-pihak

yang ingin adanya paham kebebasan ditampung, sehingga menginginkan perkawinan beda agama

dibolehkan, namun kalau masalah seperti ini ditampung akan mengundang kemarahan pihak lain.

“Kita ini di Indonesia ada radikalisme agama dan radikalisme sekuler, jadi sesuatu yang berbau

syariah ditolak, seperti Perda-Perda bernuansa syariah coba ditolak, mereka ingin menghilangkan

nilai-nilai agama. Kedua, radikalisme agama ingin mengganti ini dengan negara agama, mereka

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

28

(radikalisme agama) sama seperti kaum sekuler yang ingin menghilangkan agama, sehingga negara

ini jadi sekuler,” katanya.

Isyu seperti ini, katanya, kadang-kadang muncul, kadang-kadang tiarap. “Dulu sudah dibahas, Islam atau sekuler, akhirnya dipilih, tidak Islam dan tidak sekuler, tetapi Pancasila, walaupun Indonesia

bukan negara Islam, tetapi nilai-nilai Islam bisa hidup, lha kaum sekuler ingin negara ini menjadi

sekuler,” katanya. “Kita menghadapai ekstrimis kanan, kiri, serta separatis. Radikalis itu ada yang

agama, ada yang sekuler,” katanya.

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

29

BAB VIII

PENUTUP

Pakar Bahasa Arab Prof.Dr.Romel Lebanon mengutip di salah satu bukunya :

”Menulis itu tidak ada yang sempurna, hari ini dia melihat bukunya sendiri ada kekurangan,

besoknya melihat lagi ada kekurangan yang lain dst”………… LANJUT MAS BRO & SIS PASCA SARJANA

UIN SYarif Hidayatullah Jakarta ..jaga kekompakan….. ARTIKELNYA MASING BANYAK yg kudu

dilengkapi ….

MENCARI SOLUSI DI TENGAH-TENGAH POLEMIK PERKAWINAN LINTAS AGAMA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

30

DAFTAR PUSTAKA

Al-QUr’an dan Terjemahnya KEMENAG RI

Tafsir Ibu Katsir pt.bina ilmu

Al-Um, Imam SYafi’I , Darul Ma’rifah

Al-Syaukani, Isyadul Fuhul, Mustofa Bab Al-Halabi, Cairo, Tth. Al-Amidiy, Al-Ihkam Fi Ushulil Ahkam, Muassasah Al-Halabi Cairo, 1967. Bahrul Muhith, Badruddin bin Muhammad Bahadir Al-Zarkasyi, , (Darul Kutubi, 1994). Wahbah Zuhaily, Darul Fikr

Tashilu At-Turuqat fi Usulil Fiqh, Darul Hikmah

mpr.go.id

kemenag.go.id

mui.or.id

www.scribd.com

http://gkipi.org/pernikahan-beda-agama-dalam-perspektif-gki/

http://www.komnasham.go.id/informasi/images-portfolio-6/2013-03-18-05-44-20/nasional/254-uu-no-39-tahun-1999-tentang-hak-asasi-manusia ,pada : 12 September 2014, Pukul : 08:40 WIB.

Eko Riyadi, S.H., M.H., Pjs. Direktur PUSHAM (Pusat Studi Hak Asasi Manusia) UII, ADVANCED

TRAINING HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA BAGI DOSEN HUKUM DAN HAMHotel Novotel

Semarang, 9 - 11 Oktober 2012. Hal :1

http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/37/196.bpkp , pada 11 September 2014, pukul : 08.30 WIB.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6361/pernikahan-yang-ditetapkan-oleh-pengadilan-

(penganut-kepercayaan)