TUGAS TERSTRUKTUR AGROFORESTRI MENCARI 2 CONTOH AGROFORESTRI

8
TUGAS TERSTRUKTUR AGROFORESTRI KLASIFIKASI AGROFORESTRI DI DAERAH COBAN TALUN, MALANG Disusun Oleh : Nama : Indah Ayu Novitri NIM : 125040201111150 Kelas : A Dosen : Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph. D PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Transcript of TUGAS TERSTRUKTUR AGROFORESTRI MENCARI 2 CONTOH AGROFORESTRI

TUGAS TERSTRUKTUR

AGROFORESTRI

KLASIFIKASI AGROFORESTRI DI DAERAH COBAN TALUN,MALANG

Disusun Oleh :

Nama : Indah Ayu Novitri

NIM : 125040201111150

Kelas : A

Dosen : Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph. D

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Klasifikasi Agroforestri

Agroforestri adalah suatu bentuk hutan kemasyarakatan

yang memanfaatkan lahan secara optimal dalam suatu hamparan

yang menggunakan produksi berdaur panjang dan berdaur pendek,

baik secara bersamaan maupun berurutan. Para petani tidak

memangdangnya sebagai hutan alam, tetapi sebagai bentuk

“kebun”. Agroforestri terjadi akibat kebutuhan petani itu

sendiri untuk memulihkan dan mengendalikan sumber daya hutan.

Agroforestri secara ekonomi penting bagi penduduk pedesaan.

tugas kali ini adalah mencari 2 contoh agroforestri yang

ditemukan di daerah Coban Talun, Malang. Dimana didalamnya

terdapat berbagai jenis penggunaan lahan selain hanya tanaman

tahunan juga terdapat tanaman musiman yang dibudidayakan oleh

masyarakat sekitar, dengan adanya integrasi peternakan yaitu

adanya rumput gajah sebagai pakan ternak.

1. Deskiripsi

Pada dasarnya agroforestri terdiri dari tiga

komponen pokok yaitu kehutanan, pertanian dan peternakan,

dimana masing-masing komponen sebenarnya dapat berdiri

sendiri-sendiri sebagai satu bentuk sistem penggunaan

lahan. Hanya saja sistem-sistem tersebut umumnya

ditujukan pada produksi satu komoditi khas atau kelompok

produk yang serupa. Ciri ekonomi mata pencaharian

masyarakat di pedesaan, terutama di Negara-negara

berkembang adalah keberagaman. Masyarakat desa

mengandalkan pemanfaatan langsung hasil pertanian dan

hutan serta berbagai sumber pendapatan lainnya yang

dihasilkan dari penjualan hasil hutan atau dari upah

bekerja (Baharuddin dan Ira, 2009). Berikut merupakan

deskripsi agroforestri yang ditemukan di daerah Coban

Talun, Malang.

1.1 Komposisi

Agroforestri 1

Pada lahan yang didatangi, yaitu ada komposisi

tanaman semusim dan tahunan yaitu Tanaman

Eucaliptus + Tumpang sari (wortel + jahe).

Agroforestri 2

Sistem Agroforestri yang kedua yaitu dengan

penanaman tumpang sari tanaman eucalyptus +

Tanaman jagung + rumput gajah

1.2 Manfaat

Dalam implementasi, agroforestri telah membuktikan

bahwa agroforestri merupakan sistem pemanfaatan lahan

yang mampu mendukung orientasi ekonomi, tidak hanya

pada tingkatan subsisten saja, melainkan pada

tingkatan semi-komersial dan komersial.

Agroforestri 1

a) Tanaman Eucaliptus : Tanaman Perhutani yang

dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri

yang diambil dari bagian daun tanaman.

b) Wortel : Tanaman yang diambil umbi nya untuk

dijadikan sayur. Dan daun hasil panennya sebagai

pakan ternak warga disekitar.

c) Jahe : Tanaman penghasil Herbal

Agroforestri 2

a) Tanaman Eucaliptus : Tanaman Perhutani yang

dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri

yang diambil dari bagian daun tanaman

b) Jagung : sebagai tanaman bahan baku makanan

baik dikelola sebagai bahan mentah maupun bahan

pipilannya.

c) Rumput gajah : sebagai pakan ternak warga

sekitar.

1.3 Ukuran plot

Agroforestri 1

Ukuran plot yang ada di agroforestri 1 adalah 5m

x 10 m karena tanaman yang digunakan yaitu wortel

dan jahe tidak begitu berjauhan dengan pohon

eucaliptus yang berada disela-sela tanaman.

Agroforestri 1

Pada agroforestri yang kedua yaitu berukuran 25 m

x 10 m dengan adanya tanaman rumput gajah sebagai

pakan ternak yang tumbuh disekitar tanaman

jagung.

1.4 Kendala dalam agroforestri

Dilihat dari kedua sistem agroforestri terlihat

tidak begitu bermasalah, dilihat dari lahannya

yang sesuai dengan tanaman yang digunakan,

terlebih yang ditanaman adalah tanaman yang

berakar dalam dan perakaran dangkal sehingga

tidak bermasalah dalam hal persaingan hara, dan

sudah terlihat sesuai dengan hasil yang dipatakan

dari hasil wawancara dengan petaninya langsung,

dari hasil produksi wortel yang dikirim langsung

ke kalimantan dan karet yang digunakan dari pohon

pinus membuat hasilnya optimal.

1.5 Dokumentasi

Agroforestri 1

Agroforestri 2

2. Klasifikasi berdasarkan komponen penyusun

a. Agroforestri 1

Dilihat dari komponen tanaman yang ada

didalamnya, dapat disimpulkan bahwa termask kedalam

sistem agrosilvikultur (Agrisilvicultural Systems)

Agrisilvikultur adalah sistem agroforestry yang

mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman

berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian

(atau tanaman non-kayu). Tanaman berkayu dimaksudkan

yang berdaur panjang (tree crops) dan tanaman non-

kayu dari jenis tanaman semusim (annual crops).

Dalam agrisilvikultur, ditanam pohon serbaguna atau

pohon dalam rangka fungsi lindung pada lahan-lahan

pertanian (multipurpose trees/shrubs on farmlands,

shelterbelt, windbreaks, atau soil conservation).

b. Agroforestri 2

Dilihat dari komposisi tanaman yang berada

dalam sistem agroforestrinya ini adalah

Agrosilvopastura (Agrosilvopastural Systems) Telah

dijelaskan bahwa sistem-sistem agrosilvopastura

adalah pengkombinasian komponen berkayu (kehutanan)

dengan pertanian (semusim) dan sekaligus

peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang

sama. Tegakan hutan alam bukan merupakan sistem

agrosilvopastura, walaupun ketiga komponen

pendukungnya juga bisa dijumpai dalam ekosistem

dimaksud. Pengkombinasian dalam agrosilvopastura

dilakukan secara terencana untuk mengoptimalkan

fungsi produksi dan jasa (khususnya komponen

berkayu/kehutanan) kepada manusia/masyarakat (to

serve people). Tidak tertutup kemungkinan bahwa

kombinasi dimaksud juga didukung oleh permudaan alam

dan satwa liar.

3. Klasifikasi berdasarkan teknik pengembangan

a. Praktek dapat dijumpai dalam satu unit manajemen

lahan hingga pada suatu bentang alam (landscape)

dari agroekosistem pedesaan. Agroforestry

tradisional/klasik sebagai ‘setiap sistem pertanian,

dimana pohon-pohonan baik yang berasal dari

penanaman atau pemeliharaan tegakan/tanaman yang

telah ada menjadi bagian terpadu, sosial-ekonomi dan

ekologis dari keseluruhan sistem (agroecosystem)’.

Ada juga yang menyebut agroforestry

tradisional/klasik sebagai agroforestry ortodoks

(orthodox agroforestry), karena perbedaan karakter

dengan yang diperkenalkan secara modern. Dan bisa

dipastikan bahwa sistem agroforestri ini merupakan

sistem yang tradisonal karena Agroforestry modern

umumnya hanya melihat pengkombinasian antara tanaman

keras atau pohon komersial dengan tanaman sela

terpilih. Berbeda dengan agroforestry

tradisional/klasik, ratusan pohon bermanfaat di luar

komponen utama atau juga satwa liar yang menjadi

bagian terpadu dari system tradisional kemungkinan

tidak terdapat lagi dalam agroforestry modern.