AIK DISKUSI

24
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN AKHLAK TERHADAP RASULULLAH SAW DISUSUN, Oleh : 1. Muhammad Sobri (222014256) 2. Dessy Novtrianti (222014260) 3. Elma Gusnita (222014261) 4. Budi Yanto (222014270) (PAKET 16) Dosen Pembimbing : Asri Karolina ,M.Pd.I

Transcript of AIK DISKUSI

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

AKHLAK TERHADAP RASULULLAH SAW

DISUSUN,

Oleh :

1. Muhammad Sobri (222014256)2. Dessy Novtrianti (222014260)3. Elma Gusnita (222014261)4. Budi Yanto (222014270)

(PAKET 16)

Dosen Pembimbing : Asri Karolina ,M.Pd.I

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya dan tidak lupa sholawat serta salamkami hanturkan kepada Nabi Agung kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan, serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “AKHLAK TERHADAP RASULULLAH SAW” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca

demi penyempurnaan makalh berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 5

1.3 Tujuan penulisan Makalah ............................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak .......................................................... 6

2.1.1 Mencintai dan Memuliakan Rasulullah .................. 7

2.1.2 Membaca Shalawat dan Salam .............................. 9

2.1.3 Cara Meneladani akhlak Rasulullah ...................... 11

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan ..................................................................... 15

3.2

Saran ............................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Etika Islam (bahasa Arab: ة� س�لام�ي� لاق� إ خ�� atau "Adab dan Akhlak (إ�Islamiyah" adalah etika dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad [1][2], yangdi dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.

Bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhalak yang tercela sesuai dengan pembinaannya. Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yangtelah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahirkelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.

[1] Mengejar nilai materi saja, tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Bahkan hanya menimbulkan bencana yang hebat, karena orientasi hidup manusiasemakin tidak memperdulikan kepentingan orang lain, asalkan materi yang dikejar-kejarnya dapat dikuasainya, akhirnya timbul persaingan hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan lagi agama untuk mengendalikan segala perbuatannya, karena dianggapnya tidak dapat digunakan untuk memecahkan persoalan hidupnya.

[2] Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya.

Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.

Pada dasarnya, utusan Tuhan (rasulullah) adalah manusia biasa yang tidak berbeda dengan manusia lain. Namun demikian, terkait dengan status “rasul” yang disandangkan Tuhan ke atas dirinya, terdapat ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang tidak bisa disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.

41.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pokok masalah yang dibicarakan tentang, “Akhlak Terhadap Rasulullah” maka rumusan masalah ini difokuskan pada :

1.Apa yang dimaksud dengan Akhlak itu ?2. Apa yang melatarbelakangi berakhlak kepada

Rasullah ?3. Bagaimana cara berakhlak dengan Rasulullah itu

?

1.3 Tujuan Penulisan MakalahTujuan dari pembuatan makalah ini adalah

bagaimana kita dapat mengerti cara yang tepat berakhlak kepada Rasullah, dikarenakan beliau adalah seorang manusia sekaligus rasul yang paling sempurna akhlak diantara makhluk lain ciptaan Allah. Jadi, tujuan penulisan makalah ini kurang lebih sebagai berikut: Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah Akhlak. Dengan mempelajari dan memahami bahan makalahini, tentang pembahasan Akhlak kepada Rasulullah, maka kita dituntut agar dapat mengamalkannya di dalamkehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa menjadi umat yang berbakti kepada Rasulullah. Amien.

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKHLAKpembicaraan mengenai definisi akhlak, akan

ditelusuri melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan dari aspekbahasa (etimologi) dan dari sudut istilah Islam (terminologi).

1. Definisi Akhlak Secara Etimologi Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’

dari bentuk mufradnya “Khuluqun” ( لق� yang menurut logat (خ��diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan

perkataan “khalkun” ( لق� yang berarti kejadian, serta erat (خ��hubungannya dengan “khaliq” ( ال�ق� yang berarti Pencipta dan (خ��

“Makhluk” ( لوق� yang berarti diciptakan. Perkataan akhlak ( م�خ�(bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Di dalam Da ’iratul Ma’arif dikatakan: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”. Bahwa akhlakialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapatlahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhalak yang tercela sesuai dengan pembinaannya. Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti)atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.

2. Definisi “Akhlak” Aspek Terminologi: Berikut ini akandibahas definisi “akhlak” menurut aspek terminologi.

Beberapa pakar mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: a) Ibn Miskawih “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnyauntuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbanganpikiran (lebih dulu). b) Versi Imam Al-Ghazali “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu). c) Prof. Dr. Ahmad Amin “Sementara orang mengetahui bahwayang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakanakhlaak”. Menurut Ahmad Amin, kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan yang lebih besar. Kekuatan yang besar inilah yang bernama akhlak. Akhlak dermawan umpamanya, semula timbul dari keinginan berderma atau tidak. Dari kebimbangan ini tentu pada akhirnya timbul, umpamanya, ketentuan memberi

derma. Ketentuan ini adalah kehendak, dan kehendak ini bila dibiasakan akan menjadi akhlak, yaitu akhlak dermawan.

62.1.1 Mencintai dan memuliakan Rasulullah

Mencintai dan memuliakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam adalah syarat sahnya iman. Barangsiapa dalam hatinya tidak ada rasa cinta dan penghormatan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, niscaya dalam hatinya tiada keimanan sedikit pun.

Semakin kuat rasa cinta seorang muslim kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, niscaya keimanannya semakin kuatpula. Dan keimanan tersebut akan mencapai puncaknya ketika seorang muslim lebih mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam daripada rasa cintanya kepada ayah, ibu, anak, istri,saudara dan manusia siapapun juga.

Sebagaimana ditegaskan dalam hadits-hadits shahih:

ن� ي� ع� ب! رة� إ� ي&� ر ي� ه� رض� ه، إهلل. ي� ن�. ع� ول إ� رس� ي إهلل. ل. ة إل�لة ص� لي� م ع� ل. ال وس� ي�: »ق�� ذ� وإل�. سي�F ف� ف� ذة، ن�� ي� Kن� لا ب� م� ؤ� م ي�� ذك� خ� ي إ� ت�. ؤن� ح� ك& إ�ب . ح� ة إ� ي� ل� ن� إ ذة م� ذة وإل� وول� »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya. Salah seorang di antara kalian tidak beriman sehingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya dan anaknya sendiri." (HR. Bukhari no. 14)

ن� س، ع� ن�� ال إ� ال: ق�� ي�. ق�� ت ي إل�ن�. ل. ة إل�لة ص� لي� م ع� ل. ن� لا »وس� م� ؤ� م، ي�� ذك� خ� ي إ� ت�. ؤن� ح� ك& ب . إ� ح� ة إ� ي� ل� ن� إ ذة م� ذة وإل� اس وول� وإل�ي�.

ن� معي� ج� «إ�Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Salah seorang di antara kalian tidak beriman sehingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya sendiri, anaknya sendiri dan seluruh manusia." (HR. Bukhari no. 15 dan Muslim no. 44)

ن� س ع� ن�� إ� ن� ك_ ب� ال� ي� م� رض� ه، إهلل. ي� ع� ن� ي�. ع� ت ي إل�ن�. ل. ة إل�لة ص� لي� م ع� ل. ال وس� لاثd": ق�� dن� ث� ن�. م� ة ك� ي� ذ ف�� لاوة� وخ� خ� مان� ي&� ن�: إلا إ�ون� ك ث�� ولة إهلل. ب . ورس� ح� ة إ� ي� ل� ا إ م. ما، م� وإه� ن� س� ب . وإ� ح ه لا إل�مرء ي�� ي ح ا ي�� ل. ، إ ن� هلل. رة وإ� ك ن� ث�� عود إ� ي� ن�� ف�ر ف� ما إل�ك رة ك� ك ن� ث�� ف� إ� ذ� ق� ي� ن�� ف�

ار إل�ي�.Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tiga perkara yang barangsiapa padadirinya terdapat ketiga perkara tersebut niscaya ia akan bisa meraih lezatnya keimanan: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari manusia siapapun juga, (2) mencintai seseorang semata-mata karena (orang tersebut taat kepada) Allah dan (3) benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran, sebagaimana rasa bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)

7

Seorang muslim senantiasa mencintai dan mengagungkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Di antara wujud mencintai dan mengagungkan beliau adalah:

1.) Membenarkan wahyu Al-Qur'an dan as-sunnah (hadits nabawi)yang beliau terima dari Allah ta'ala.2.) Melaksanakan perintah-perintah beliau, baik hal yang wajib maupun yang sunah.3.) Menjauhi larangan-larangan beliau, baik hal yang haram maupun yang makruh.4.) Mempelajari, mengajarkan, mendakwahkan dan memperjuangkanajaran agama Islam yang beliau bawa.5.) Menjadikan syariat beliau, Al-Qur'an dan as-sunnah, sebagai satu-satunya pedoman hidup dalam kehidupan pribadi,

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.6.) Mengorbankan jiwa raga, harta, tenaga, pikiran dan waktunya untuk memperjuangkan tegaknya syariat beliau.7.) Memanjatkan shalawat kepada beliau dan memohon kepada Allah agar kelak di hari kiamat diperkenankan menerima syafaatbeliau.

8.) Memusuhi dan membenci orang-orang yang membenci, memusuhi, mencaci maki dan melecehkan beliau.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam adalah pribadi agung dan manusia pilihan yang paling dicintai dan diagungkan oleh Allah Ta'ala. Oleh karenanya, mengagungkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam adalah bagian dari mengagungkan syiar-syiar agama Allah Ta'ala. Sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta'ala,

ك_ ل� ن� د� م وم� . عظ� ر ن�� عاي�� dس� ها إهلل. ن��. ا ن� ق�� وي م� ق� لوث ن�� ق� إل�"Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar- syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." (QS. Al-Hajj [22]: 32)

Tuntunan Islam dalam menyikapi pelecehan terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa salam Islam memandang penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam sama artinya dengan penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Allah Ta'ala dan agama Islam. Sebab, Allah Ta'ala-lah Yang telah mengutus beliau sebagai penutup seluruh nabi dan rasul dengan membawa agama Islam.Demikian pula penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada agama Islam sama artinya dengan penghinaan, pelecehan dan cacimakian kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Tentu saja, penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Allah Ta'ala juga merupakan penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam danagama Islam.

8

Allah Ta'ala, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam danagama Islam adalah tiga hal yang saling berkait erat dan tidakbisa dipisahkan. Ketiganya wajib diagungkan oleh seorang muslim. Penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada salah satunya berarti penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada dua perkara lainnya. Seorang muslim akan mengikuti tuntunan Al-Qur'an, as-sunnah dan ijma' ulama dalam menyikapi tindakan dan orang yangmelakukan penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Allah Ta'ala, atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam atau agama Islam. Lantas bagaimana Al-Qur'an, as-sunnah dan ijma' ulama memandang penghinaan, pelecehan dan caci makian kepada Allah Ta'ala, atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam atau agama Islam?

2.1.2 Membaca Shalawat dan Salam

Selawat atau Shalawat (bahasa Arab: ص�لوإث�) adalah bentuk jamak dari kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. Membaca shalawat untuk Nabi SAW, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah SWT untuk Nabi SAW dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga beliau(Nabi SAW) sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik dan sehat).Salam berarti damai, sejahtera, aman sentosa dan selamat. Jadisaat seorang muslim membaca selawat untuk Nabi SAW, dimaksudkan mendoakan beliau semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan selalu mendapatkan keselamatan.Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap hormat kepada Nabi SAW. Orang yang membaca shalawat untuk NabiSAW hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau. Dalam penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan bahwa apabila seseorang membaca shalawat tidak disertai denganniat dan perasaan hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya”. Ada tiga perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari pada selembar sayap, yaitu :

1.) Shalat yang tidak disertai dengan tunduk dan khusyuk.2.) Dzikir dengan tidak sadar. Allah SWT tidak akan menerima amal orang yang hatinya tidak sadar.3.) Membaca Shalawat untuk Nabi Muhammad SAW tidak disertai dengan niat dan rasa hormat. Nabi SAW bersabda : “Dan kalau kamu membaca shalawat, maka bacalah dengan penuh penghormatan untuk ku.” Membaca shalawat untuk mencintai dan memuliakan Nabi SAW.Siti Aisyah ra. berkata : “Barangsiapa cinta kepada Allah SWT,maka dia banyak menyebutnya dan buahnya ialah Allah SWT akan mengingat dia, juga memberi rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukannya ke surga bersama para Nabi dan para Wali. Dan Allah SWT memberi kehormatan pula kepadanya dengan melihatkeindahan-Nya. Dan barang siapa cinta kepada Nabi SAW maka hendaklah ia banyak membaca shalawat untuk Nabi SAW dan buahnya ialah ia akan mendapat syafa’at dan akan bersama beliau di surga.”

9

Selanjutnya Nabi SAW bersabda : “Barang siapa membaca selawat untukku karena memuliakanku, maka Allah SWT menciptakan dari kalimat (shalawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arasy”. Allah SWT berfirman kepadanya : “Bacalah selawat untuk hamba-Ku, sebagaimana dia telah membaca selawat untuk Nabi-Ku.Maka Malaikat pun membaca selawat untuknya sampai hari kiamat.

Sholawat Nabi itu banyak sekali macamnya diantara yang diketahui adalah :1. Sholawat "Nariyah / Tafrijiyah"2. Sholawat "Munjiyat"3. Sholawat "Badawiyah"4. Sholawat " Kubro"5. Sholawat "Kamaliyah"6. Sholawat "Ibrahimiyah"7. Shalawat "Basyairul Khairat"

8. Shalawat "Al-Fatih"9. Shalawat "Sa'adatud-Darain"10. Shalawat "Mohon Rizqi Banyak"11. Shalawat "Ra'ufurahhim12. Sholawat "Bariyyah"13. Shalawat "Alfiyyah"14. Shalawat "Al-Qadril 'Azhim"15. Shalawat "Al-Qurasyi"16. Shalawat "An-Nabiyyul Ummi"17. Sholawat "Nuridzati"18. Shalawat "Untuk menyembuhkan Penyakit"19. Shalawat "syifa' (Obat)"20. Shalawat "Tibbil Qulub"21. Shalawat "Ahmad Shibagh"22. Shalawat "Ar-Rizqi"23. Shalawat "Kunuzul Asrar"24. Shalawat Ibnu Mas'ud25. Sholawat "Pembuka Pintu Ilmu"26. Shalawat Ighatsah27. Shalawat untuk menghilangkan kelupaan28. Shalawat untuk cepat memahami suatu ilmu29. Shalawat untuk mencapai yang diinginkan dan menutup Aib30. Shalawat "Badar" (Badriyah)31. Shalawat "Asnawiyyah"32. Sholawat "Rekais"33. Sholawat "Nurul Anwar"34. Sholawat " Quthbul Aqthab " dan lain lain

10

2.1.3 Cara Meneladani akhlak Rasulullah

Merajalelanya kemaksiatan dan kriminalitas adalah bukti bahwa bangsa ini mengidap dekadensi moral yang akut. Parahnya,gejala ini tidak hanya menimpa masyarakat kalangan bawah, tapijuga meliputi pemimpin bangsa dan tokoh agama. Tingginya tingkat korupsi dan kolusi, baik yang dilakukan birokrat maupun tokoh agama, membuat masyarakat kehilangan panutan, sehingga lahirlah krisis keteladanan. Karena itu, bangsa yang

berpenduduk mayoritas Muslim ini perlu becermin pada akhlak Rasulullah SAW agar menjadi sehat dan makmur sejahtera.

Jadi, apa yang dipraktikkan Rasulullah SAW sehari-hari merupakan ajaran-ajaran Al-Qur''an serta mencirikan makna sejati Islam yang cinta damai. Keluhuran akhlak dan budi pekerti Rasulullah SAW tidak hanya diakui orang sezaman dengannya, tapi juga oleh generasi sesudahnya, termasuk non-Muslim. Bahkan Allah SWT menyebut beliau sebagai pemilik akhlak yang agung (QS al-Qalam [68]: 4) dan teladan yang baik (QS al-Ahzab [33]: 21).

Dalam Al-Qur''an ada perintah bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah SWT dan menunggu datangnya hari kiamat untuk meneladani tingkah laku beliau (QS al-Ahzab [33]:21). Sebuah hadis bahkan mewajibkan cinta kepada Rasulullah SAW. Umat Islam, jika ditanya apakah mereka mencintai dan mengidolakan Nabi Muhammad SAW, pasti menjawab "ya". Tapi benarkah umat Islam mencintai dan mengidolakan beliau? Bukankah sang pencinta akan berbuat sesuai keinginan yang dicintai! Tapi kenapa akhlak umat Islam saat ini jauh dari nilai-nilai yang diajarkan Rasulullah SAW? Jika umat Islam mengidolakan Rasulullah SAW, kenapa perbuatan mereka berseberangan dengan tingkah laku beliau?

Bahkan ada yang menyatakan bahwa mereka yang di luar kelompoknya sebagai "kafir" dan musuh. Rasulullah adalah seorang yang lemah-lembut dan sopan, tapi kita menampilkan wajah yang garang. Rasulullah SAW adalah seorang pemaaf, tapi kita malah menjadi umat yang sering marah-marah. Bukankah ini bertentangan secara diametral dengan akhlak Rasulullah SAW? Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak bisa diubah dan diperbaiki karena jiwa manusia diciptakan sempurna atau lebih tepatnya dalam proses menjadi sempurna. Oleh sebab itu, beliau selalu terbuka dan mampu menerima usaha pembaruan serta perbaikan.

Jika kita renungkan lebih dalam, mengapa Allah SWT sampaimengutus Rasulullah SAW sebagai khalifah, hal itu dikarenakankasih sayang-Nya kepada manusia, supaya kita mendapatkankebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT menyayangi kitadengan memberikan bimbingan kepada umat manusia melaluimakhluk dari jenisnya sendiri (manusia), sehingga tidak alasanbagi kita untuk tidak bisa mencontohnya.

Sifat dan akhlak Rasulullah SAW begitu sempurna danmemenuhi semua yang dibutuhkan oleh semua manusia, karenasemua berasal dari Allah SWT yang menciptakan manusia.Ibaratnya seorang insinyur yang menciptakan robot, dia sangattahu apa yang dibutuhkan oleh makhluk ciptaannya. Allah SWTmemerintahkan manusia untuk menyayangi dan mengasihi oranglain, karena sudah fitrahnya setiap manusia ataupun makhluklainnya ingin dikasihi dan disayangi. Orang jahat sekalipun,dia ingin dikasihi orang lain. Oleh karena itu, Allah SWTmengutus Rasulullah SAW dengan sifatnya yang sangat pemurah,penyayang dan paling lemah lembut terhadap orang lain.

11Setiap gerak, sikap dan sifat Rasulullah SAW sehari-hari

merupakan teladan yang sangat baik yang dibutuhkan setiapmanusia dalam menjalankan hidup sebaik-baiknya. Suatu sikaphidup yang disukai oleh makhluk-makhluk juga oleh SangPencipta. Beberapa contoh perilaku Rasulullah SAW yang jikakita amalkan, insya Allah akan memperbaiki setiap sisikehidupan kita. Dimulai dari akhlak dalam kehidupan pribadi,berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Contoh-contoh akhlak Rasulullah saw :

1. Akhlak Rasulullah saw dengan Allah swt

Mengabdikan diri setiap detik dan masa kepada Allah dengan penuh kepatuhan, ketaatan, kecintaan dan kesyukuran yang tidak berbelah bagi terhadap Allah di samping redha dengan apa yang telah ditentukan oleh Allahkepadanya.

Melaksanakan kewajipan yang wajib atau difardhukan serta amalan-amalan sunat seperti bangun malam mengadakan Qiyamullail, berpuasa sunat, zikir, istighfar, doa, tasbih, tahmid dan sebagainya.

2. Akhlak Rasulullah saw dengan sesama manusia

Akhlak Rasulullah saw meliputi aspek kekeluargaan, soaial, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari aspek

kekeluargaan, Rasulullah saw berjaya mewujudkan suasana yang harmoni dan Rasulullah saw pernah bersabda : "Rumahku adalah syurgaku."

Rasulullah saw merupakan seorang yang bertanggungjawab, sentiasa memberi kasih sayang, berlemah lembut dan bertolak ansur terhadap semua ahli keluarganya.

Rasulullah saw juga selalu berbincang dengan para sahabatdan menghargai pandangan yang diberikan oleh mereka.

Begitu juga akhlak dan sikap Rasulullah saw terhadap orang bukan Islam iaitu menghormati mereka, bersopan santun dan memberi haknya kepada mereka terutama dari segi kejiranan. Contohnya kisah baginda dengan seorang wanita Yahudi (jirannya) yang akhirnya wanita Yahudi tersebut telah memeluk Islam atas keprihatinan, kesabarandan kemuliaan akhlak yang ditonjolkan oleh Rasulullah saw.

3. Akhlak Rasulullah saw dengan makhluk lain. 

Rasulullah saw begitu peka dan prihatin terhadap makhluk yang lain seperti haiwan, tumbuha-tumbuhan dan alam sekitar.

Rasulullah saw menasihati umatnya supaya berlaku ihsan kepada haiwan dan binatang ternakan serta tidak menzalimiatau menyiksa mereka. Demikian juga tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.

12Manfaat dari mengucapkan shalawat untuk Nabi Shallallahu

'alaihi wa sallam, dimana ada 40 manfaat. Di antara manfaat itu adalah:

1. Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah.2. Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bagi yang bershalawat sekali untuk beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.3. Diharapkan dikabulkannya do’a apabila didahului dengan

shalawat tersebut.4. Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafa’at dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika ketika mengucapkan shalawat diiringi dengan permohonan kepada Allah agar memberikan wasilah (kedudukan yang tinggi) kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari Kiamat.5. Shalawat merupakan sebab diampuninya dosa-dosa.6. Shalawat merupakan sebab sehingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab orang yang mengucapkan shalawat dan salam kepadanya

LARANGAN GHULUW DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MEMUJI NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

Ghuluw artinya melampaui batas. Dikatakan: “ إ لو. لو ع�� ع� لا ن�� ”, ع��jika ia melampaui batas dalam ukuran. Allah berfirman:

م ك ي� ي� دب�� لوإ ف� ع� لا ن��“Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu.” [An-Nisaa': 171]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ن� ب&� ي� إل�ذ. لو. ف� ع� م إل� ك ل ب ان� ف�� ن� ك� ك_ م� ل ه� ما إ� ي��. ا ، ق�� ن� ب&� ي� إل�ذ. لو. ف� ع� م وإل� اك� ث&�. .إ“Jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakanorang-orang sebelum kalian.” Salah satu sebab yang membuat seseorang menjadi kufur adalah sikap ghuluw dalam beragama, baik kepada orang shalih atau dianggap wali, maupun ghuluw kepada kuburan para wali, hingga mereka minta dan berdo’a kepadanya padahal ini adalah perbuatan syirik akbar.

Sedangkan ithra’ artinya melampaui batas (berlebih-lebihan) dalam memuji serta berbohong karenanya. Dan yang dimaksud dengan ghuluw dalam hak Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

adalah melampaui batas dalam menyanjungnya, sehingga mengangkatnya di atas derajatnya sebagai hamba dan Rasul (utusan) Allah, menisbatkan kepadanya sebagian dari sifat-sifat Ilahiyyah. Hal itu misalnya dengan memohon dan meminta pertolongan kepada beliau, tawassul dengan beliau, atau tawassul dengan kedudukan dan kehormatan beliau, bersumpah dengan nama beliau, sebagai bentuk ‘ubudiyyah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, perbuatan ini adalah syirik.

13

Dan yang dimaksud dengan ithra’ dalam hak Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berlebih-lebihan dalam memujinya, padahal beliau telah melarang hal tersebut melalui sabda beliau:

ولة ذ إل�لة ورس� ي ؤإ ع� ول� ق� ذة، ف�� ي ا ع� ث!� ما إ� ي��. ا م، ق�� ن� مري�� اري إب� ص إل�ن�. رث� ط� ما إ� ي� ك� � ب! رو ط .لا ت��“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).’”

Dengan kata lain, janganlah kalian memujiku secara bathil dan janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku. Hal itu sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Nasrani terhadap ‘Isa Alaihissallam, sehingga mereka menganggapnya memiliki sifat Ilahiyyah. Karenanya, sifatilah aku sebagaimanaRabb-ku memberi sifat kepadaku, maka katakanlah: “Hamba Allah dan Rasul (utusan)-Nya.”

 

14

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanAkhlak adalah budi perkerti yang dilihat dengan kasyaf

mata, orang yang berakhlak mulia akan selalu manis dilihat orang-orang di sekitar. Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagikita semua umat Islam, dari beliau kita mendapat anugerah yangbegitu besar. Bukan hanya Rasulullah Saw, tetapi Rasul-Rasul yang diutus Allah pun selain Nabi Muhammad Saw juga mempunyai akhlak yang begitu mulia pula. Akhlak terhadap Rasulullah

sendiri menjadi acuan yang sangat penting bagi kehidupan kita,karena akhlak beliau yang begitu sempurna kita juga harus memperlakukan beliau dengan begitu sempurna juga, dilihat daricerita pada zaman sahabat-sahabat beliau yang begitu mengagungkan beliau dan begitu hormatnya. Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilahsesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadist nabi saw; Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul. Beriman kepada nabi dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya. Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW 2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah3. Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah 4. Mencontoh akhlak Rasulullah. 5. Melanjutkan Misi Rasulullah. 6. Menghormati Pewaris Rasul 7. Menghidupkan Sunnah Rasul

3.2 SARAN HORMATILAH RASULULLAH DAN TELADANI SIFAT AGUNGNYA

15

DAFTAR PUSTAKA

[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]_______Footnote[1]. Bahasan tentang shalawat selengkapnya dapat dilihat pada kitab Jalaa-ul Afhaam fii Fadhlish Shalaah was Salaam ‘alaa Muhammad Khairil Anaam (hal. 453-556), karya al-‘Allamah Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dengan ta’liq dan takhrij Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman.[2]. HR. Al-Baihaqi (III/249) dari Anas bin Malik Radhiyallahuanhu, sanad hadits ini hasan. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1407) oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.[3]. ‘Aqiidatut Tauhiid (hal 158-159).[4]. HR. Al-Bukhari (no. 3370/Fat-hul Baari (VI/408)), Muslim (no. 406), Abu Dawud (no. 976, 977, 978), at-Tirmidzi (no. 483), an-Nasa-i (III/47-48), Ibnu Majah (no. 904), Ahmad (IV/243-244) dan lain-lain, dari Sahabat Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu.Untuk mengetahui lafazh-lafazh shalawat lainnya yang diriwayatkan secara shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dapat dilihat dalam buku Do’a dan Wirid (hal. 178-180),oleh penulis, cet. VI/ Pustaka Imam asy-Syafi’i, Jakarta, th. 2006 H.[5]. HR. Ahmad (I/215, 347), an-Nasa-i (V/268), Ibnu Majah (no. 3029), Ibnu Khu-zaimah (no. 2867) dan lainnya, dari Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma. Sanad hadits ini shahih menurut syarat Muslim. Dishahihkan oleh Imam an-Nawawi dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.[6]. HR. Al-Bukhari (no. 3445), at-Tirmidzi dalam Mukhtasharusy Syamaa-il al-Mu-hammadiyyah (no. 284), Ahmad (I/23, 24, 47, 55), ad-Darimi (II/320) dan yang lainnya, dari Sahabat ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu.

(Di salin dari kitab yang ditulis Abu Muhammad Abdul Haq al-Hasyimi)Sumber: Artikel Buka Hati Menuntut Ilmu

 Rubrik: Aqidah | Oleh: dakwatuna.com - 13/09/08 | 09:46 | 12 Ramadhan 1429 H

[1] Kata Nata-ij adalah bentuk jamak (plural) dari natijah yang artinya hasil (buah) dari sebuah proses yang diusahakan.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/09/13/992/manfaat-mengikuti-rasululah-saw/#ixzz3J0cpGy95

Make Money at : http://bit.ly/adflywin

16