MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
I. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Manajemen keuangan internasional ialah perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian Keuangan Perusahaan Multinasional
(Multinational Corporation yang lazim disebut MNC). Perusahaan
multinasional ialah perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia.
Mereka adalah perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh kaum
kapitalis global yang pusatnya di Kanada, Amerika Serikat, Jepang,
Jerman, Italia, Perancis, dan Inggris. Perusahaan-perusahaan itu
lazim disebut konglomerat global atau kapitalis global. Mereka tidak
mengenal negara, bangsa, tanah air, dalam mengembangkan kapitalnya.
Dewasa ini perusahaan-perusahaan tersebut menguasai ekonomi dunia,
dan menguasai ekonomi negara-negara sedang berkembang di Afrika,
Asia, dan Amerika Latin. Tujuan mereka yang utama adalah mencari
keuntungan.
II. TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Keuangan internasional penting bagi: (1) ekspansi perusahaan
multinasional (MultiNational Corporation atau MNC) ke Negara-negara
sedang berkembang (NSB), (2) ekspansi ideology globalisasi, dan (3)
perdagangan internasiolan (Ekspor-impor). Para pemikir ekonomi
liberal menyatakan bahwa ekspansi MNC ke negara-negara sedang
berkembang merupakan lokomotif pembangunan di NSB, oleh sebab itu
kehadirannya sangat diharapkan. Untuk menyakinkan rakyat di negara-
negara yang sedang berkembang bahwa MNC itu penting, dipromosikan
ideoloi globalisme, tanpa MNC tidak akan ada pembangunan di negara-
negara sedang berkembang karena mereka kukurangan modal, ilmu,
teknologi, dan tenaga ahli.
Manajemen keuangan internasional itu penting dipelajari karena
dapat: (1) membantu manajer keuangan dalam memprediksi kejadian-
kejadian internasional dan dampak kejadian-kejadian internasional
terhadap keputusan keuangan perusahaan, (2) mengetahui siklus
ekonomi dunia (tumbuh, krisi, recovery), (3) mengetahui kelebihan
MNC dalam memberdayakan NSB sehingga NSB tergantung kepadanya, (4)
mengetahui moral bangsa (patriot, kapitalis birokrat, kapitalis
komprador), (5) memahami karakter MNC yang hanya berorientasi
mencari keuntungan tanpa peduli nasib banyak rakyat yang
dikuasainya, (6) mengetahui aliran dana dari negara maju ke NSB dan
dari NSB ke negara maju.
III. MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL
Manajemen Keuangan Internasional atau MKI menurut Hamdy Hady
(2010:3) adalah ilmu dan seni yang merupakan bagian dari ekonomi
internasional yang mempelajari dan menganalisis pengelolaan fungsi
POAC (Planing, Organizing, Actuating and Controlling) sumber daya keuangan unit
makro ekonomi (Negara/ Pemerintah) dan unit mikro ekonomi
(Perusahaan/ Organisasi/ Perorangan) khususnya berkenaan dengan
pengaruh flutuasi kurs valas terhadap aktivitas ekonomi keuangan
internasional (ekspor-impor, investasipembiayaan- anggaran-
pendapatan, asuaransi-lindung nilai, laporan keuangan, dan kinerja
keuangan).
IV. TEORI-TEORI KEBERADAAN BISNIS INTERNASIONAL
a. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa setiap negara
mempunyai kekhasan dalam corak dan ragam, serta kualitas dan
kuantitas sumber dayanya, baik kekayaan alam, sumber daya manusia,
penguasaan teknologi dan sebagainya. Perbedaan sumber daya antar
negara mendorong mereka untuk melakukan spesialisasi. Kegiatan
produksi barang dan kreasi jasa diarahkan untuk mengekploitasi
kelebihan yang dimiliki, sehingga dapat dihasilkan barang dan jasa
yang lebih efisien dan bermutu. Barang dan jasa ini akan
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan
diekspor ke negara lain. Sebagai gantinya, akan diimpor barang dan
jasa dari negara lain yang memiliki keunggulan dalam memproduksi dan
mencipta barang dan jasa tersebut.
Setiap negara akan memfokuskan aktivitasnya pada objek, di maan
ia memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain dalam
menghasilkan objek tersebut. Spesialisasi kegiatan ini akhirnya akan
memunculkan kebutuhan untuk melakukan perdagangan internasional yang
menikmati manfaat berupa: peningkatan kualitas, kuantitas dan
bermacam-macam alat pemuas yang ada di negara itu (Yuliati dan
Prasetyo, 2002:7).
b. Teori Ketidaksempurnaan Pasar
Perdagangan internasional mungkin tidak akan terwujud
seandainya seluruh sumber daya produksi dapat berpindah atau
dipindahkan dari satu negara ke negara lain tanpa batas. Mobilitas
faktor-faktor produksi yang sangat tinggi dan fleksibel akan
menyetarakan biaya dan tingkat keuntungan serta menghilangkan
keunggulan komparatif setiap negara. Akibatnya perdagangan
internasional kurang memberi manfaat. Sayangnya, kondisi pasar yang
sempurna ini sulit terwujud.
Teori ketidaksempurnaan pasar menyatakan bahwa terdapat satu
kondisi ketidaksempurnaan pasar, di mana faktor-faktor produksi
sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(immobile) karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya.
Immobilitas faktor-faktor produksi ini menjadikan perdagangan
internasional tetap menarik, karena terdapat perbedaan biaya dan
tingkat keuntungan antar negara (Yuliati dan Prasetyo, 2002:8).
c. Teori Siklus Produk
Teori siklus produk (product cycle theory) mengatakan bahwa
perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: masa awal dimana perusahaan baru mulai
memperkenalkan produknya, diikuti masa pertumbuhan, masa kematangan
dan masa proses penurunan.
Pesan dari teori ini pada dasarmnya adalahbahwa bila suatu
perusahaan telah mencapai masa kematangan maka barangkali sudah
saatnya mempertimbangkan tambahan peluang di luar negara asalnya.
Apakah bisnis di luar negeri menjadi menurun atau malah meningkat
akan tergantung dari seberapa jauh perusahaan itu mempertahankan
keunggulan kompetitifnya dibanding para saingannya. Keunggulan
kompetitif bisa berdasarkan atas keunggulan dalam produksi maupun
pembiayaan sehingga dapat menekan biaya. Keunggulan kompetitif juga
dapat berdasarkan pendekatan pemasaran di mana perusahaan menjaga
dan menimbulkan permintaan yang kuat atas produk-produknya (Kuncoro,
2001:54).
Uraian diatas merupakan penjelasan konseptual, mengapa terjadi
perdagangan atau bisnis internasional. Secara lebih kongkret,
sesungguhnya terdapat sangat banyak alasan yang menjadi motif bagi
pelaku bisnis internasional. Alasan-alasan yang sering dikemukakan
antara lain (Yuliati dan Prasetyo, 2002:9) adalah:
1. Memperluas pasar untuk mencari sumber-sumber permintaan
baru.
2. Bisnis internasional memberikan keuntungan yang lebih besar
dari pasar domestik.
3. Mengoptimalkan skala ekonomis operasi untuk meningkatkan
efisiensi usaha.
4. Memanfaatkan faktor-faktor produksi yang lebih murah,
misalnya: tenaga kerja, bahan baku, lahan dan lain sebagainya.
5. Meraih keuntungan monopolistik.
6. Bereaksi terhadap pembatasan-pembatasan perdagangan oleh
pemerintah negara tuan rumah (host country).
7. Mendiversifikasikan resiko usaha.
8. Bereaksi terhadap perubahan kurs mata uang.
9. Mencari kestabilan iklim politik.
V. KEUNTUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kuntungan utama yang dapat diraih dari perdagangan
internasional adalah peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Suatu negara dapat menikmati keuntungan tersebut dengan
menspesialisasikan diri untuk memproduksi barang dan jasa yang
memiliki keunggulan komparatif. Artinya, barang dan jasa tersebut
dapat diproduksi dengan lebih efisien, ceteris paribus. Apabila
semua negara menyadari manfaat potensial yang bisa diraih dari
perdagangan internasional dan mampu mengidentifikasi keunggulan
komparatifnya, maka pilihan macam produk dan kuantitasnya serta
kapasitas produksi nasional akan dapat ditingkatkan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
VI. RESIKO PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Keuntungan perdagangan internasional tidak diraih dengan tanpa
menanggung resiko. Resiko yang paling jelas akan ditanggung adalah
ketidakpastian kurs valuta asing. Perubahan kurs valuta asing yang
tidak diantisipasi sebelumnya akan mempengaruhi harga, penjualan dan
laba eksportir dan importir.
Resiko lain yang sering dijumpai dalam perdagangan
internasional adalah resiko negara (country risk). Resiko ini antara
lain disebabkan oleh perang, revolusi, kerusuhan sosial dan
ketegangan politik yang mengancam kestabilan keamanan. Coutry risk
dapat dialami oleh investasi langsung asing, kreditur internasional
dan pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dan investasi
internasional. Coutry risk umumnya akan semakin besar jika tidak
terdapat perjanjian atau kesepakatan perdagangan antar negara. Hal
ini karena masing-masing negara menggunakan pedoman juridiksi yang
berbeda.
Resiko-resiko tambahan lain yang sering ada dalam perdagangan
internasional adalah ketidakpastian pada arah kebijakan perdagangan
internasional suatu negara, seperti perubahan tarif impor dan kuota,
proteksi berupa pemberian subsidi yang besar pada produsen domestik
dan hambatan-hambatan nontarif lainnya. Semua hambatan di atas
timbul karena orientasi pemerintah lokal untuk melindungi produsen
domestik. Hambatan-hambatan tersebut dapat diperkecil atau
diperingan melalui perundingan perdagangan yang saling
menguntungkan.
VII.ARTI PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Pengetahuan manajemen keuangan internasional membantu dalam dua
hal penting, yaitu:
a. Manajemen keuangan internasional membantu manajer keuangan
memutuskan bagaimana pengaruh berbagai kejadian-kejadian
internasional terhadap perusahaan dan langkah-langkah apa yang
dapat diambil untuk memanfaatkan perkembangan positif dan
menghindarkan perusahaan dari dampak negatif.
b. Manajemen keuangan internasional membantu manajer
mengantisipasi kejadian dan membuatnya mampu mengambil keputusan
yang menguntungkan, sebelum kejadian-kejadian tersebut terjadi.
Kejadian-kejadian yang harus diantisipasi tersebut dapat berupa
perubahan kurs valuta asing, tingkat bunga, laju inflasi,
pendapatan nasional dan kemungkinan adanya perubahan aspek
politik.
VIII. PENGARUH / PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL (MACROECONOMIC)
Dari aspek Supply (S) dan Demand (D)
Dapat dilihat dari Perhitungan Pendapatan Nasional / Nasional
Income yaitu:
a. Menghitung GDP dengan prinsip Teritorial: menghitung seluruh
barang/jasa yang dihasilkan oleh seluruh factor produksi di dalam
wilayah /negara baik milik nasional /asing.
b. Menghitung GNP dengan prinsip Nationality. Kebangsaan: menghitung
seluruh barang/jasa yang dihasilkan dari seluruh factor produksi
milik nasional baik berada didalam / luar territorial suatu Negara.
Untuk menghitung GDP dan GNP dengan 3 pendekatan yaitu :
a. Production Approach:
yaitu berdasar Nilai Tambah ( Value Added) factor produksi ( primer,
sekunder dan tersier)
b. Income approach : yaitu balas jasa dalam bentuk pendapatan dari
factor produksi ( p,s & t)
c. Expenditure Approach:
Pengeluaran produksi seperti: konsumsi RT (C ), Investasi /konsumsi
Perusahaan ( I ), konsumsi/pengeluaran pemerintah /government
exp. (G ) dan pengeluran LN net. ( X – M).
dirumuskan sbb.:
GDP / GNP = Y = C + I + G + (X – M)
Dimana : X: Eksport
M: Import
Dari rumus diatas dapat dilihat pengaruh ekonomi dan keuangan
Internasional terhadap keseimbangan pendapatan Nasioanal sbb.:
1. Bila X – M > 0, maka X > M dan Piu. > Utang maka ∆X +( ∆X
naik ) shg. Ynaik dan GDP / GNPnaik
2. Bila X – M < 0, maka X < M dan Piu. < Utang maka ∆X -( ∆X
turun ) shg. Yturun dan GDP / GNP turun.
Dari mekanisme diatas dapat dilihat :
1. Pengaruh X & M ( dalam Valas) terhapa GDP/GNP
2. Keseimbangan ekonomi nasional suatu Negara merupakan
keseimbangan antara barang /jasa yang ditawarkan (Supply total/St)∑
dengan jasa yang diminta (Demand Total /Dt).
IX. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM MONETER INTERNASIONAL
A. Standar Emas (1876 – 1913)
Cara penentuan nilai suatu mata uang dengan standar emas
relatif sederhana. Nilai mata uang suatu negara akan ditentukan oleh
berapa nilai uang dari setiap satuan berat emas tertentu.
Sebagai contoh :
Amerika Serikat mengumumkan bahwa 1 ons emas dapat dibeli dengan
US$20.67, sementara itu, Inggris mematok pada tingkat ₤ 4.2474/ons.
Dengan demikian kurs dolar/pouns adalah :
Keuntungan :
1. Stabilnya Kurs Valuta Asing. Kurs yang terjadi sekitar kurs
paritas artayasa : yang tingginya tidak berubah-ubah Gerak
dibatasi oleh titik eksport & Import emas. Makin tinggi biaya
transport (jauh), makih tinggi/ lebar jarak antara titik
eksport dan import emas.
2. Dalam system standar emas, deficit atau surplus neraca
pembayaran tidak berlarut lama, otomatis menyusut kemudain
kembali dalam keadaan seimbangan lagi.
Kelemahan :
1. Stabilitas dalam kurs valas diikuti dengan ketidakstabilan
tingkat harga. Apabila terjadi aliran emas masuk, maka tingkat
harga dan kegiatan cenderung untuk naik, sebaliknya : apabila
terjadi aliran emas keluar “Gold Outflow” maka kecendrungan
akan terjadi penurunannya tingkat harga dan naiknya tingkat
pengangguran.
2. Mekanisme penyeimbang kembali neraca pembayaran dalam praktek
sering tidak selancar yang diungkapkan dalam teori.
B. Kurun Waktu Antar Perang Dunia (1914 – 1944)
Perang Dunia I Sistem Standar Emas Internasional berhenti
Selama perang Banyak Negara memperaktekan system pengawasan
devisa. (kurs valuta asing tidak lagi ditentukan oleh mekanisme
pasar, tetapi oleh pemerintah sendiri).
C. Sistem Bretton Woods (1946 – 1972)
Pertemuan / persetujuan Bretton Woods (diwakili 44 negara)
diselenggarakan di Bretton Woods, New Hampshire, AS. Persetujuan
Bretton Woods, membentuk 3 (tiga) lembaga :
1. Internatinal Monetary Fund (IMF)
2. International Bank For Reconstruction And Development (IBRD)
atau World Bank.
3. International Trade Organization (ITO)
Dalam persetujuan Bretton Woods disepakati bahwa semua Negara harus
menetapkan nilai mata uangnya dalam emas, tetapi tidak diwajibkan
mempertukarkan mata uangnya dengan emas. Hanya US$ yang dapat
dikonversikan ke emas (US$35/ons emas). Oleh karena itu semua negara
kan menetapkan nilai tukar mata uangnya terhadap US$, kemudian
menghitung nilai pari emas mata uangnya untuk mendapatkan kurs
terhadap US$ seperti yang dikehendaki.
Telah disepakati bahwa semua negara akan berusaha
mempertahankan nilai mata uangnya, kira-kira 1% dari nilai
paritasnya. Caranya ialah dengan membeli atau menjual valuta asing
atau emas sebesar yang diperlukan.
D. Sistem Kurs Mengambang/ Floating Exchange Rate (1973 – sekarang)
Berlaku sejak munculnya krisis moneter internasional, yang
disebabkan oleh adanya krisis kepercayaan terhadap dollar
Amerika/USD, hal ini karena terlalu banyaknya USD beredar diluar
USA, terutama di ERopa, sehingga jaminan emas yang berada pada Bank
Sentral USA tidak lagi mencukupi. Sejak saat itu praktis system kurs
tetap tidak berlaku lagi dan sebaliknya mulai berlaku system kurs
mengambang/berubah.
X. BEBERAPA MACAM SISTEM PENETAPAN KURS VALAS
Berdasarkan perkembangan system moneter internasional sejak
berlakunya Bretton Woods System pada tahun 1944, pada umumnya
dikenal beberapa macam system penetapan kurs valas atau forex rate,
yaitu :
a. Sistem Kurs Tetap/stabil atau Fixed Exchange Rate System
Diciptakan berdasarkan perjanjian Bretton Woods pada tahun
1944.
b. Sistem Kurs Mengambang atau Floating Exchange Rate / FER
Dalam hal ini nilai tukar suatu mata uang atau valas ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas.
FER terdiri dari :
- Clean Float / Freely Floating System (Sistem Kurs Mengambang
Murni). Apabila penentuan kurs valas di bursa valas tersebut
terjadi tanpa campur tangan pemerintah.
- Dirty Float / Managed Float System (System Kurs mengambang
Terkendali). Apabila pemerintah turut campur tangan dalam
mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valas dibursa
valas. System ini paling banyak dipergunakan berbagai
negara didunia, termasuk Indonesia.
c. Sistem Kurs Terkait / Pegged Exchange Rate System
Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan mengaitkan nilai
mata uang suatu negara dengan nilai uang negara lain atau
sejumlah mata uang tertentu. System ini antara lain dilakukan
oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan nilai mata uangnya
dengan mata uang prancis (FRF) dan beberapa negara lain yang
mengaitkan nilai mata uangnya dengan USD dan SDR. Disamping
itu, beberapa negara eropa yang tergabung dalam EEC sejak April
1972 menjalankan juga pegged system ini yang dikenal sebagai
snake system yang kemudian diubah menjadi European Monetary
System (EMS).
XI. BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALAS
1. Perbedaan supplay dan demand foreign currency
Sumber-sumber supplay :
1. Ekspor barang yang menghasilkan valas/forex
2. Impor modal/capital import dan transfer valas lainnya dari
luar ke dalam negeri.
Sumber-sumber demand :
3. Impor barang dan jasa yang menghasilkan valas / forex
Expor modal atau capital export dan transfer valas lainnya dari
dalam ke luar negeri.
2. Posisi Balance of Payment (BOP)
BOP atau Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan
yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi
internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter
antara penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri untuk suatu
periode tertentu.
3. Tingkat Inflasi
Meningkatnya harga-harga barang dan ditandai dengan rendahnya
nilai mata uang lokal terhadap mata uang asing.
4. Tingkat bunga
Semakin tinggi tingkat bunga, import modal semakin tinggi, kurs
dalam negeri turun.
5. Tingkat Pendapatan
Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat tinggi sedangkan
kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil, tentu
import barang akan meningkat.
Peningkatan import ini akan membawa efek kepada peningkatan
demand valas yang pada akhirnya akan mempengaruhi kurs valas
atau forex rate.
6. Pengawasan Pemerintah
Misal : kebijakan fiskal, moneter dan perdagangan luar negeri
mempunyai pengaruh terhadap kurs valas.
7. Ekspektasi dan Spekulasi/Isu/Rumor
Ekspektasi = harapan untuk inflasi terhadap USA akan
menaik/menurun juga dapat mempengaruhi kurs valas.
XII. KURS DAN BURSA VALUTA ASING
A. VALUTA ASING (FOREX/FOREIGN CURRENCY)
VALAS adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang
digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan
keuangan internasional atau luar negeri dan biasanya mempunyai
catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau Bank Indonesia.
Mata uang dalam pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi
ekonomi dan keuangan internasional terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Hard Currency
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran,
nilainya relatif stabil / kadang-kadang mengalami apresiasi terhadap
mata uang lain, cth : $USD, Yen (YJP), $AUD, DEM(German), Pouns
(Inggris).
2. Soft Currency
Mata uang lemah yang kurang digunakan dan lebih sering
mengalami depresiasi terhadap mata uang lain, cth : Rupiah
(Indonesia), Peso (Filiphine), Rupe ( India).
Kurs/Nilai Tukar (Exchange/Forex Rate)
Kurs/Nilai tukar (Exchange/Forex Rate) adalah harga satu mata
uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya.
Kurs terdiri dari :
1. Kurs Jual / Selling Rate atau Asking Rate
2. Kurs Beli / Buying Rate atau Bid Rate
Dalam kurs terdapat istilah spread. Spread adalah selisih antara
kurs jual dengan kurs beli valas.
Sedangkan Forex Quatation adalah sistem penulisan yang
menyatakan harga atau nilai suatu valas yang dinyatakan dalam valas
lainnya. Forex Quatation terdiri dari :
1. Direct Quatation
- Sejumlah mata uang lokal (domestic currency) yang dibutuhkan
untuk membeli satu unit mata uang asing (foreign currency).
- Penulisannya dengan meletakan nilai mata uang dalam negeri
didepan, dengan mata uang asing dibelakang.
2. Indirect Quation
- Sejumlah mata uang asing (foreign currency) yang dibutuhkan
untuk membeli satu unit mata uang lokal (domestic currency).
-Penulisan mata uang asing didepan, dan mata uang dalam negeri
(lokal) dibelakang.
Cadangan Devisa adalah Total Valas yang dimiliki oleh
pemerintah dan swasta dari suatu negara. Cadangan Devisa Suatu
Negara, dikelompokan atas :
1. Cadangan Devisa Resmi (Official Forex Reserve)
Negara Bank Sentral/Bank Indonesia
2. Cadangan Devisa Nasional (Country Forex Reserve)
Seluruh devisa yang dimiliki perorangan, badan atau lembaga,
terutama perbankan, yang secara moneter merupakan kekayaan nasional.
B. MEKANISME TRANSAKSI VALUTA ASING
Bursa atau Pasar Valas merupakan mekanisme dimana satu negara
dapat memperdagangkan satu mata uang dengan mata uang lainnya.
Diartikan juga sebagai suatu tempat dimana perorangan, perusahaan,
bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan
melakukan pembelian/ permintaan dan penjualan/penawaran valuta
asing.
Peserta Pasar Valas
Adapun Peserta utama dalam pasar valas dapat diketegorikan
sebagai berikut:
1. Bank-bank komersial besar
2. Nasabah Komersial (Commercial Customers)
3. Nasabah Kecil (Retail Customers)
4. Bank Sentral
5. Investment/Merchant bank (Money Market)
Prinsip Pokok Bursa Valas
Tiga Prinsip Pokok dalam Bursa Valas antara lain:
1. Pengertian kurs jual dan beli selalu dilihat dari sisi /pihak
bank (money changer) atau pedagang valas,
2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli atau sebaiknya
kurs beli selalu lebih rendah dari dari kurs jual.
3. Kurs jual/beli suatu mata uang (Valas) adalah sama dengan kurs
beli/jual dari mata uang (valas) lawannya.
Jika kurs jual USD atas Rp=10.000 (Rp.10.000/USD), maka kurs
beli Rp atas USD = 1/10.400 (USD/Rp.10.000) artinya jika dealer
menjual USD =Rp.10.000, maka sama artinya dealer membeli Rp
atasUSD sebesar 1/10.000.
Fungsi Bursa Valas
Adapun Fungsi Bursa Valas adalah :
1. Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional
2. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran
internasional
3. Memberikan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau
pedagang valas untik menghindari risiko kerugian atas fluktuasi
kurs valas.
Gambar Mekanisme Bursa Valas
* Permintaan dan Penawaran Valas *
Ke
terangan:
M – A = Importir mesin di Jakarta
X – B = Eksportir mesin di New York
M – C = Importir Garment di New York
X – D = Eksportir garment di Jakarta
B.I/B.S = Bank Indonesia/Bank Sentral
EFGH = Bursa/Pasar Valas
XII. CONTOH LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL:
A. Asian Development Bank
ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang
melaksanakan penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan
kerja sama teknis (technical assistance) kepada negara- negara
berkembang yang menjadi anggotanya.
Sumber-sumber Finansial ADB terdiri dari:
1. Modal dan pinjaman pihak luar ADB
2. Dana-dana khusus yang diadakan/diterima oleb ADB
Fungsi dan Tujuan Asian Development Bank :
1. Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di wilayah Asia
untuk tujuan-tujuan pembangunan.
2. Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai
pembangunan.
3. Memenuhi permintaan negara-negara anggota untuk membantu mereka
dalam mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dan rencana
pernbangunan
4. Memberikan bantuan teknis (technical assistance) untuk menyiapkan,
membiayai, dan melaksanakan berbagai program dan proyek-proyek
pembangunan.
5. Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organisasi di bawah PBB
6. Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa
lainnya sesuai dengan tujuan Asian Development Bank
Berikut adalah struktur Aktifitas –aktifitas Asian Development
Bank:
B. Bank Dunia
Didirikan sebagai Lembaga Investasi Internasional jenis baru
untuk memberikan atau menjamin kredit-kredit yang dirujukan untuk
proyek- proyek rekonstruksi dan pertumbuhan yang produktif.
Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan
pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi pertumbuhan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang yang menjadi anggotanya.
Bank Dunia memiliki dua keanggotaan:
1. IFC (International Finance Corporation) yang memulai
kegiatannya pada tahun 1956
2. IDA (International Development Auaiatian) yang memulai
kegiatannya pada tahun 1960
Seluruh kekuasaan Bank Dunia berada di bawah Dewan Komisaris yang
terdiri dari para komisaris yang mewakili negara anggota (masing-
masing negara anggota menunjuk satu orang komisarisnya).
C. IMF
Adalah suatu organisasi yang terdiri dari 185 negara +
montenegro menjadi 185 (data sampai 18 Januari 2007) yang bekerja
untuk mendorong kerjasama moneter global, mengamankan stabilitas
keuangan, memfasilitasi perdagangan internasional, mempromosikan
tingkat yang tinggi dari pekerjaan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, dan mengurangi kemiskinan.
Misi utama dari IMF adalah untuk memberikan bantuan finansial
kepada negara-negara yang serius mengalami kesulitan keuangan dan
ekonomi dengan menggunakan dana didepositkan dengan IMF dari lembaga
dari 185 negara anggota
DAFTAR PUSTAKA
Darsono. 2007. Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis; Kajian PengambilanKeputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Diadit Media. Jakarta.
Faisal, M. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Salemba Empat. Jakarta.
Hady, H. 1999. Valas Untuk Manajer. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan International. BPFE. Yogyakarta.
Shapira, A, C. 1992. Multinacional Financial Management. Ally Bacoon Publisher. Boston.
Tugas Kelompok Manajemen KeuanganDosen : Syamsu Alam
MANAJEMEN KEUANGANINTERNASIONAL
OLEH :
KELOMPOK VI
BASO REZA ASDIN P1000213002ASTRINI PADAPI P1000213017A NURFITRI MUSTAUFIK P1000213404A RIZKIYAH HASBI P1000213410
PROGRAM STUDI AGRIBISNISPROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN