manajemen pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah ...

87
1 MANAJEMEN PENGELOLAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (STUDI KASUS BMT AGAM MADANI NAGARI SARIAK KEC. SUNGAIPUA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Islam Oleh: Juwita Sari 3215.245 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2019 M/ 1440 H

Transcript of manajemen pengelolaan lembaga keuangan mikro syariah ...

1

MANAJEMEN PENGELOLAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SYARIAH (STUDI KASUS BMT AGAM MADANI NAGARI SARIAK

KEC. SUNGAIPUA)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

Juwita Sari

3215.245

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2019 M/ 1440 H

2

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Menejemen Pengelolaan Lembaga Keuangan

Mikro Syariah Studi Kasus BMT Agam Madani Sariak” yang disusun oleh

Juwita Sari Nim 3215.245 Jurusan S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Atas Bimbingan

Bapak Gusril Basir, SH, M.Hum dan Bapak Jon Kenedi, SE, MM.

Latar belakang penulis mengangkat judul ini karna penulis melihat

permasalahan yang ada di BMT Agam Madani Nagari sariak Kec. Sungaipua kab

Agam. Mengingat bahwa BMT adalah lembaga keuangan syariah dan berdiri

dilingkungan masyarakat yang memeluk Agama Islam, akan tetapi Lembaga

Keuangan ini dalam kondisi yang memprihantikan karna menejemen yang kurang

efektif. Dan sumber daya manusia yang kurang profesional dalam mengemban

jabatan di BMT Agam Madani Sariak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (field research)

bersifat deskriptif, yang menggambarkan sesuatu apa adanya kemudian

menganalisanya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu tapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala dan

keadaan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara penulis mewawancarai

Ketua, menejer, teller dan wali Nagari Sariak.

Manajemen Pengelolaan BMT Agam Madani kurang efektif. Hal

tersebut dilihat dari fungsi management perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan serta pengawasan yang tidak terpenuhi syarat-syarat nya serta sumber

daya manusia yang kurang kompeten dan profesional.

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) adalah lembaga

yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam

rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan

atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.1

Lembaga Keuangan Mikro syariah (LKMS) terdiri dari

berbagai lembaga diantaranya BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah),

BMT (Baitul Mal Wat Tanmil), Koperasi Syariah, serta lembaga

keuangan syariah lainnya yang diatur sebagaimana Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perizinan

Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro. Dalam aturan ini,

diatur mengenai bentuk badan hukum LKM, yakni perseroan terbatas

dan koperasi.

Lembaga Keuangan Mikro juga sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan usaha-usaha Mikro. Banyak usaha rumahan yang modal

nya berasal dari lembaga keuangan mikro. Lembaga Keuangan Mikro

Syariah seperti BMT yang berdiri di desa-desa kecil sangat membantu

dalam meningkatkan kesejehteraan masyarakat baik secara Finansial atau

Non Finansial.

1 Muhammad abdul karim,kamus bank syariah (Yogjakarta : asnaliter) Hal. 32.

4

BMT adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul

Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan

dana dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti : zakat, infaq, dan

sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial.2

BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang cikal

bakal pendirian nya didasari oleh kondisi kemiskinan di Kab. Agam. Data

BPS tahun 1999, 2004, 2006, 2007, menjadi rujukan menginformasikan

bahwa angka kemiskinan fluktuatif pada periode tersebut. Jika di-spesifik-

kan kemiskinan di Kab. Agam berkategori kemiskinan absolut, dimana

ketidakmampuan memenuhi kalori setara 2.300 kalori. Penyebab

kemiskinan ditemui beragam; mulai dari bencana alam; gempa yang

menimpa Kab. Agam, kenaikan harga BBM yang menimbulkan efek

kenaikan harga kebutuhan pokok di tahun 2005-2006, aksesibilitas nagari

yang sulit, dan konjungtur tanah sawah miring yang cenderung memiliki

angka kemiskinan yang tinggi. Terdorong oleh kondisi ini maka dibentuk

Tim Pakar yang terdiri dari berbagai kalangan; tokoh masyarakat,

perguruan tinggi dan birokrat. Yang tugas nya adalah untuk

mengidentifikasi penyebab dari kemiskinan tersebut.

Setelah teridentifikasi penyebab kemiskinan lalu dilakukan lah

Pengembangan koperasi masjid sebagai wadah pilihan yang

2 Nurul Huda,Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan

Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 363.

5

mengakomodir gagasan pelibatan masyarakat tersebut. Kegiatan berpusat

di masjid. Masjid dipilih karena alasan agama dan budaya. Budaya yang

berfilosofi adat basandi syarak syarak basandi kitabullah yang menempat

agama sebagai landasan kegiatan. Masjid memiliki fungsi kegiatan ummat

selain fungsi ibadah.

Setelah koperasi mesjid berkembang lah gagasan menjadi menjadi

BMT. Akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007 didirikan 16 BMT, dimana

Pemerintah Kab.Agam melakukan penyertaan saham modal 300 juta/

BMT. Tahun 2008 beroperasi dan BMT memberikan peluang kerja selain

memberikan peluang baru bagi sektor usaha di pertanian dan peternakan.

Lebih kurang 48 orang sarjana direktrut untuk mengelola BMT di Kab.

Agam. Tahun 2008 ditambah 14 BMT dan melalui APBDP 2008 itu pula

41 BMT didirikan sehingga 2009 lengkap 82 BMT. Terwujud 1 nagari 1

BMT dengan 122 sarjana terserap dan bekerja serta berjuang dengan

militansi kuat untuk menjalankan BMT. Raihan pretasi dalam rentangan 2

tahun 2006-2008 menunjukkan bahwa aset yang semula 4,8 milyar

tumbuh dan berkembangan menjadi 7,5 milyar dengan NPL (pembiayaan

bermasalah) 0.13%. Jika merujuk kepada kriteria BI masa itu menetapkan

2,5 % NPL maka BMT dikategorikan sangat sehat.

Pengelolaan BMT yang awal nya di atur oleh PEMDA, PEMDA

sangat memperhatikan kesejahteraan pegelola dengan memberikan

insentif, intervensi positif PEMDA bagi dukungan kelembagaan BMT,

penyetaan modal 300 juta, dana kemiskinan disalurkan melalui BMT,

6

terakhir, memberikan masa 6 bulan tanpa bunga dan anggunan bagi

peminjam. PEMDA benar benar meberikan perthatian khusus pada BMT.

Namun sejak BMT diserahkan pada Pemerintah Nagari banyak

aparatur nagari yang tidak mengerti dengan BMT secara keseluruhan.

Banyak masalah bermunculan mulai dari kredit macet hingga gaji pegawai

yang tertunda pembayaran nya. Penulis memfokuskan penelitian ini pada

BMT AGAM MADANI di Nagri Sariak Kec.Sungaipua.

BMT AGAM MADANI di Nagari Sariak Kec.Sungaipua, berdiri

sejak 14 Januari tahun 2009 dan No Badan Hukum

XX/BHHKWK.9/VI/2010 dengan modal sebesar 300 juta dan ditambah

lagi dengan beberapa modal dari para pemegang saham.

Pada pertengahan 2013 Prestasi BMT mulai menurun, Pembiayaan

bermasalah mulai menghantui BMT AGAM MADANI di Nagari Sariak

Kec.Sungaipua. Seperti penuturan dari salah seorang teler BMT Agam

Madani Muhammad Afdal SE, gaji nya dibayarkan atas bunga pinjaman

atau yang disebut bagi hasil.

Masyarakat peminjam di Nagari Sariak Kec.Sungaipua pada awal

berdirinya BMT AGAM MADANI sangat antusias untuk menjadi anggota

atau nasabah, saat diadakannya sosialisasi tentang Produk-produk BMT

AGAM MADANI di bulan Januari tahun 2009 itu, banyak masyarakat

Nagari Sariak yang mengajukan pinjaman dengan menyanggupi segala

ketentuan dan syarat yang berlaku.

7

Untuk tiga tahun pertama baik setiap proses mekanismenya pun

berjalan lancar. Masyarakat memenuhi segala kewajiban mereka. Dan

Pembiayaan bermasalah pun hanya terjadi pada beberapa nasabah saja.

Fenomena ini dapat di tangani oleh pihak BMT AGAM MADANI.

Namun di tahun 2013 fenomena Pembiayaan bermasalah mulai

menjadi masalah utama bagi BMT AGAM MADANI karena jumlah

Pembiayaan bermasalah melebihi setengah dari jumlah peminjam.

Mekanisme dan aktivitas BMT pun mulai terganggu karena keterbatasan

kas yang tersisa.

Fenomena Pembiyaan bermasalah ini juga disebabkan karena

Manajemen yang kurang profesional. Mengingat bahwa Ketua dan Wakil

dari BMT adalah lulusan SMA yang sama sekali tidak memiliki ilmu

manajemen lembaga keuangan. Sehingga dampak tidak profesionalnya

pimpinan lembaga menimbulkan beberapa masalah salah satunya

Pembiayaan Bermasalah.

Seperti penuturan Muhammad Afdal mantan teler di BMT AGAM

MADANI Nagari Sariak Kec. Sungaipua pengembalian dana pinjaman

yang dari masyarakat sangat berpengaruh bagi kelangsungan BMT AGAM

MADANI. Salah satu contoh nya adalah gaji karyawan BMT AGAM

MADANI diambil dari bunga pinjaman atau yang disebut dengan bagi

hasil.

Sebelum bangkrut pimpinan dan anggota BMT AGAM MADANI di

Nagari Sariak kec.Sungaipua ini telah melakukan beberapa upaya

8

penanganan terhadap Pembiayaan Bermasalah. Seperti memberi undangan

rapat kepada nasabah Pembiayaan Bermasalah untuk mendiskusikan atau

mencari jalan keluar dari Pembiayaan Bermasalah tersebut. namun hal ini

tidak mebuahkan hasil, karena setelah rapat nasabah Pembiayaan

Bermasalah pun belum ada kemajuan sama sekali dari masyarakat, hanya

beberapa orang saja yang membayar hutangnya.

Selain itu memberi tahukan kepada Niniak Mamak atau Datuak dari

nasabah terkait juga dilakukan karena salah satu syarat peminjaman dana

kala itu adalah disanggupi atau di pertanggungjawabkan pula oleh Mamak

nya. Tindakan selanjut nya yang dilakukan oleh pihak BMT AGAM

MADANI di Nagari Sariak Kec. Sungaipua adalah melakukan penyitaan

barang- barang elektronik milik nasabah Pembiayaan Bermasalah. Seperti

televisi, kulkas, magicjar, speaker, dvd dan lain-lain. Yang nanti nya akan

di lelang guna melunasi hutang nasabah tersebut. Namun tetap saja

rencana tersebut tidak berjalan dengan lancar karena nilai dari barang

elektronik yang sudah menyusut.

Melihat peristiwa tersebut maka penulis memilki ketertarikan untuk

mengkaji masalah apa yang sebenar nya terjadi di masyarakat sehingga

mereka enggan membayar hutang. Padahal masyarakat Nagari Sariak yang

notabene nya orang Minang dan pemeluk Agama Islam yang seharusnya

mengetahui segala ketentuan- ketentuan tentang utang piutang. Selain itu

penulis juga ingin mengetahui bagaimana Manajemen Pengelolaan BMT

AGAM MADANI di Nagari Sariak Kec.Sungaipua Kab. Agam.

9

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Pimpinan Lembaga yang kurang memilki ilmu Manajemen Lembaga

Keuangan

2. Staf dan Karyawan yang bekerja di BMT hanya sebagai pelarian

3. Nasabah yang menyalahgunakan pinjaman dana BMT, menggunakan

pinjaman dana untuk keperluan rumah tangga.

4. Nasabah yang tidak mampu mengembalikan pinjaman dana BMT

5. Nasabah yang enggan mengembalikan pinjaman dana BMT

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui

Manajemen Pengelolaan BMT AGAM MADANI di Nagari Sariak

Kec.Sungaipua Kab. Agam yang menimbulkan Pembiayaan Bermasalah.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana Manajemen Pengelolaan BMT AGAM MADANI di

Nagari Sariak Kec.Sungaipua Kab. Agam ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitan

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan

masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk

10

mengetahui Manajemen Pengelolaan BMT AGAM MADANI di Nagari

Sariak Kec.Sungaipua Kab. Agam yang menimbulkan Pembiayaan

Bermasalah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Bukittinggi

2. Memperjelas penelitian tentang manjemen lembaga Keuangan Mikro

Syariah khususnya BMT

3. Sebagai pembanding untuk masa yang akan datang.

G. Penjelasan Judul

untuk mengatasi kesalah pahaman dari judul yang diteliti maka

penjelasan judul dari proposal ini adalah :

Manjemen :Ilmu dan seni dari suatu proses usaha perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,

dan pengendalian kegiatan pengunaan sumber daya

manusia serta benda dalam suatu organisasi agar

tercapai tujuan organisasi secara efektif dan

efesien.3

3 Handoko, T. Hani, Manajemen (Yokyakarta: BPFE, 2003), hal 5.

11

Lembaga Keuangan

Mikro Syariah : Suatu lembaga, badan, bank atau sejenisnya yang

mempunyai capital kecil dan diperuntukkan untuk

sektor usaha/modal kecil. Dalam pengertian ini

masuk kedalamnya adalah Baitul Mal Wattamwil

(BMT), Koperasi Syariah, Bank Perkreditan Rakyat

Syariah (BPRS).4

BMT : Baitul Maal wa Tamwil (BMT) atau disebut juga

dengan “Koperasi Syariah”, merupakan lembaga

keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan

menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya

beroperasi dalam skala mikro5.

Pembiayaan

Bermasalah : Merupakan salah satu resiko yang pasti oleh

setiap lembaga keuangan termasuk BMT, resiko ini

sering disebut juga dengan resiko kredit. Resiko

kredit adalah resiko akibat kegagalan nasabah atau

pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank

sesuai dengan perjanjian yang disepakati6.

4 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed.

1, Cet. Ke-2, h. 453. 5 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII

Press, 2004), hal 73.

6 Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

Cetakan I, h.46-47.

12

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya penulian, sitematika penulisan disusun

sebagai berikut:

BAB1 :Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Batasan Masalah dan Rumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan, Penjelesan

Judul, Kajian Terdahulu, Sistematika Penulisan.

BAB II :Landasan Teori teridiri dari beberapa sub bagian

diantaranya: Manajemen (pengertian manejemen secara

umum dan secara islam) Karakterisitik dan nilai-nilai

Manajemen Syariah, Lembaga Keuangan Mikro dan Mikro

Syariah, Baitul Maal Wat Tamwil(pengertian, landasan

hukum, fungsi) Pembiayaan Bermasalah.

BAB III :Metode Penelitian terdiri atas Jenis Penelitian, Lokasi

penelitian, waktu penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data,dan teknik analisis data.

BAB IV :Hasil penelitian memuat tentang keterangan dari penelitian

yang penulis lakukan terhadap pembahasan permasalahan.

BAB V :Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen sebagai ilmu (science) merupakan suatu

kumpulan pengetahuan yang telah diorganisasikan secara

sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui percobaan atau

pengamatan dengan cermat dan teliti, sedangkan pengetahuan

sendiri merupakan keseluruhan fakta-fakta, nilai-nilai, asas-asas

dan keterangan-keterangan yang diperoleh melalui belajar,

penelaahan, ilham, intuisi serta pengalaman. Pengetahuan juga

biasa disebut sebagai ilmu apabila memenuhi beberapa syarat,

diantaranya mempunyai objek pengenal, metode, sistematika dan

bersifat umum7.

Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan

memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna

unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan8.

Manajemen sebagai seni, antara ilmu dan seni itu

saling berkesinambungan, karena seni merupakan pengetahuan

7 Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2. 8 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

Edisi Revisi), hlm. 9.

14

bagaimana mencapai hasil yang diinginkan, hal ini dapat

diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen9.

Menurut ahli, Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan

manajemen sebagai “One or more managers individually and

collectively setting and achieving goals by exercising related

functions (planning organizing staffing leading and controlling)

and coordinating various resources (information materials money

and people)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti

bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yg secara

individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan

organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan

pengorganisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan)

dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material

uang dan orang).10

Sedangkan Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen

sebagai: “the process of administering and coordinating resources

effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the

organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa

manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi

sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha

utk mencapai tujuan organisasi.

9 G.R Terry dan L.W Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009), hlm. 2 10 Wiludgeng Sri SP, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 2

15

Menurut Mary Parker Follet manajemen merupakan seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini

mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan

organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan

berbagai tugas yg mungkin diperlukan.11

Menurut G.R. Terry manajemen adalah: “management is

distinict process consisting of planing, organizing, actuating and

controlling performed to determine and accomplish stated

objectives by the use of human being and other resources

(manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

lainnya)”. 12

Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya

mengartikan manajemen sebagai berikut: “ Management is getting

things done through people. In bringing about this coordinating of

group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs,

direct, and control the activities other people (manajemen adalah

usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah

11 Athoillah, Anton, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: CV Pustaka Setia 2010) h. 23

12 Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara

2009) h.4

16

aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penempatan, pengarahan, dan pengendalian).”13

Dalam bahasa Arab manajemen disebut dengan

idarah.Kata idarah diambil dari kata adartasy-syai’adalam Elias’

Modern Dictionary English Arabic kata management (inggris)

sepadan dengan kata tadbir,idarah, siyasah dan qiyadah dalam

bahasa Arab. Tadbir merupakan bentuk masdar dari kata kerja

dabbara, yudabbiru, tadbiran.jadi tadbir berarti penertiban,

pengaturan, pengurusan, perencanaan dan persiapan14.

secara istilah, Muhammad Abdul Jawwad memberikan

pengertian bahwa manajemen adalah aktifitas menertibkan,

mengatur dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang sehingga

dia mampu mengurutkan, menata dan merapikan hal-hal yang

ada disekitarnya, mengetahui serta menjadikan hidupnya selalu

selaras dan serasi dengan yang lainnya. Dalam Al-Qur’an juga

terdaat penjelsan mengenai manajemen, yaitu pada QS Ash-Shaff

ayat 4, sebagai berikut:

❑➔⬧

◆ ❑ .

13 JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 1, JUNI 2017 14 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 13.

17

Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-

Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu

bangunan yang tersusun kokoh.15

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa manajemen dalam Islam adalah aktifitas menertibkan,

mengatur dan berpikir yang mengandung nilai-nilai keimanan dan

ketauhidan, menata anggota kelompoknya dengan baik serta

menerapkan sistem sesuai dengan Al Quran dan sunnah Rosul.

2. Karakterisitik dan Nilai-nilai Manajemen Syariah

Diantara karakteristik yang membedakan teori

manajemen dalam islam dengan teori lain adalah fokus dan

konsen teori islam terhadap segala variabel yang berpengaruh

terhadap aktivitas manajemen dalam dan luar organisasi, dan

hubungan perilaku individu terhadap faktor-faktor sosial yang

berpengaruh.

Teori Islam memberikan injeksi moral dalam

manajemen, yakni mengatur bagaimana seharusnya individu

berperilaku. Tidak ada manajemen dalam Islam kecuali ada nilai

atau etika yang melingkupinya, sebagaimana tidak mungkin

membangun masyarakat muslim tanpa didasari dengan akhlak.

Berdasarkan penjelasan tersebut, teori manajemen Islam bersifat

15 Al Quran surat Ash-Shaff ayat 4

18

universal dan komprehensif, dan memiliki karakteristik sebagai

berikut:16

a. Manajemen dan mayarakat memiliki hubungan yang sangat

erat, manajemen merupakan bagian dari sistem sosial yang

dipenuhi dengan nilai, etika, akhlak, dan keyakinan yang

bersumber dari Islam.

b. Teori manajemen islam menyelesaikan persoalan kekuasaan

dalam manajemen, tidak ada perbedaan antara pemimpin

dan karyawan. Perbedaan level kepemimpinan hanya

menunjukan wewenang dan tanggung jawab. Atasan dan

bawahan saling bersekutu tanpa ada pertentangan dan

perbedaan kepentingan. Tujuan dan harapan mereka adalah

sejenis dan akan diwujudkan bersama.

c. Pegawai dan karyawan menjalankan pekerjaan mereka

dengan keikhlasan dan semangat profesionalisme, mereka

ikut berkontribusi dalam menetapkan keputusan, dan taat

kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada nilai-nilai

syari’ah.

d. Kepemimpinan dalam Islam dibangun dengan nilainilai

syura (musyawarah) dan saling menasehati, dan para atasan

16 Ahmad Sinn Abu Ibrahim, Manajemen Syariah- sebuah kajian historis dan

kontemporer, h.249.

19

bisa menerima kritik dan saran demi kemaslahatan

masyarakat publik.17

3. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-

masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam

pelaksanaannya terdiri dari empat fungsi, yaitu:18

a. Perencanaan

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut

upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di

masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang

tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara

kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana

merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana

merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam

persaingan global, dan lain sebagainya.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang

menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur

17 Ahmad Sinn Abu Ibrahim, Manajemen Syariah- sebuah kajian historis dan

kontemporer, h.249.

18 Hasibuan, Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi Aksara:

Jakarta), 2005, h. 37

20

organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan

organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua

pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien

guna pencapaian tujuan organisasi.

c. Pengimplementasian

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses

implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak

dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak

tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh

kesadaran dan produktivitas yang tinggi.19

d. Pengendalian

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu

proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian

kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan

diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang

diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

4. Tingkatan Manajemen

Tingkatan Manajemen - Manajer merupakan seseorang

yang bekerja sama dengan orang lain dengan cara

19 Griffin, Alih bahasa Gina Gania MBA, Manajemn Jilid I,( Jakarta :Erlangga, 2002) h.

59

21

mengorganisasikan kegiatannya secara bersama sama untuk

merealisasikan tujuan perusahaan.20

Umumnya manajemen mempunyai tanggung jawab dan

tugas yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan serta pengendalian.

Tetapi jika dilihat dari sisi level manajemen atau tingkatan

manajemen bisa dibagi kedalam tiga jenjang manajemen sesuai

fungsi dan tugasnya, yaitu21:

Gabar 1.1

a. Manajemen Puncak Top Level of Management

Manajemen puncak (top level management) adalah tingkat

manajemen yang paling atas dan memiliki otoritas tertinggi

pada sebuah organisasi perusahaan dan bertanggungjawab

langsung kepada pemilik perusahaan.

Umumnya, manajemen puncak hanya bekerja pada tatanan

konseptual dan pemikiran, bukan pada hal hal teknis.

Manajemen puncak memiliki kewenangan yang paling besar

diantara manajemen pada tingkatan lainnya.

20 Amirullah, haris Budiyono,. Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004) 21 Jurnal Publipreneur, Vol. 2, Nomor 3, Juni 2014, ISSN: 2338-5049

22

Manajemen puncak berhak untuk memilih, mengangkat,

memberhentikan manajemen yang berada dibawah otoritasnya.

Contoh tingkat manajemen puncak adalah CEO (Cheif

Executive Officer), GM (General Manager) atau yang sering

pula disebut presiden direksi (presdir).

Direksi merupakan perwakilan dari pemilik perusahaan

atau pemegang saham, mereka dipilih oleh pemegang saham

perusahaan, dan CEO dipilih oleh dewan direksi perusahaan.

Apa saja yang dilakukan oleh manajemen puncak ?

Tugas Manajemen Puncak

Setidaknya terdapat peran dan tugas manajemen puncak,

seperti:22

1) Menyusun dan menetapkan rencana perusahaan

2) Menentukan tujuan perusahaan

3) Mengatur manajemen yang berada dibawah posisi

manajemen puncak

4) Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan

5) Bertanggungjawab atas semua yang dilakukan oleh

manajemen dibawahnya

b. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management

22 P Siagian Sondang, Teori dan Praktek kepemimpinan,( Jakarta: Rineka cipta, 1999,)

h.142

23

Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah

dari hirarki manajemen pada sebuah perusahaan. Manajemen

ini dipilih oleh manajemen puncak dan anajemen tingkat

menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang

sudah ditentukan oleh manajemen puncak.23

Berbeda dengan manajer puncak, manajer tengah

cenderung bekerja mengandalkan kemampuan manajerial dan

hal teknis. Kurang membutuhkan ketrampilan yang sifatnya

konseptual.

Manajemen tingkat menengah membawahi dan

mengarahkan kegiatan manajer dibawahnya. Manajemen pada

tingkat ini bertanggung jawab terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan

bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya.

Contoh tingkatan manajemen tengah adalah :

1) Kepala departemen atau HOD. Contohya: manajer

keuangan, manajer pembelian, manajer produksi.

2) Manajer cabang. Seperti kepala cabang unit

3) Junior executive. Contoh : asisten manajer pembelian,

asistem manajer keuangan, asistem manajer produksi.

Contoh tugas dan peran manajemen tingkat menengah sebagai

berikut :

23 Jurnal Publipreneur, Vol. 2, Nomor 3, Juni 2014, ISSN: 2338-5049

24

1) Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah

disusun oleh manajemen puncak

2) Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen

puncak

3) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan semua departemen

yang ada

4) Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen

tingkat yang lebih rendah posisinya

5) Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun

hanya untuk 1 hingga 5 tahun

6) Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang

karena manajemen tingkat menengah ini merupakan

perantara manajemen puncak dengan manajemen yang

lebih rendah.

7) Bertanggung jawab secara langsung kepada dewan direksi

dan CEO perusahaan

c. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

Manajemen lini pertama (low Level Management) adalah

tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah

perusahaan. Manajemen ini bertugas untuk memimpin dan

mengawasi kinerja tenaga operasional. Karena salah satu

tugasnya mengawasi karyawan, manajemen tingkat pertama

25

bekerja menggunakan keterampilan teknikal dan kemampuan

komunikasi. Kemampuan konseptual hampir tidak dibutuhkan

oleh manajer ini. Manajemen lini pertama tidak membawahi

manajer yang lain.24

Contoh manajemen tingkat pertama adalah mandor atau

pengawas atau sering disebut dengan supervisor. Mereka

dipilih oleh manajemen tingkat menengah. Mereka juga bagian

dari manajemen operasional yang terlibat secara langsung

dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk

menyelesaikan rencana dan tugas yang diberikan oleh

manajemen yang lebih tinggi.

Contoh kegiatan yang dilakukan manajemen pada tingkat

pertama ini seperti:

1) Mengarahkan dan mengendalikan karyawan atau pekerja

2) Mengembangkan moral para karyawan

3) Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat

menengah dan para pekerja

4) Menginformasikan keputusan yang diambil oleh

manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu

manajemen tingkat pertama ini memberi informasi

mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan,

24 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta,

2014) h.75

26

tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau

pekerja

5) Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. Tidak

menyusun rencana jangka

5. Keahlian yang Dimiliki seorang Manajer

Walaupun jumlah posisi manajerial hampir tidak terbatas,

namun kesuksesan atau keberhasilan orang-orang yang menduduki

jabatan tersebut sering kali terhambat oleh keterbatasan

keterampilan atau skill dan kemampuan.25

Oleh karena itu, manajer yang efektif perlu mengembangkan

keahlian teknikal, keahlian dalam hubungan antarmanusia (human

relations), keahlian konseptual, keahlian pengambilan keputusan,

dam keahlian manajemen waktu.26

a. Keahlian Teknikal (Technical Skill).

Keahlian teknikal atau teknis adalah keahlian khusus yang

harus dimiliki oleh seorang manajer berkaitan dengan tanggung

jawab utama yang harus dijalankan. Misalkan, seorang manajer

yang bertanggung jawab di bidang keuangan haru mengetahui

ilmu-ilmu bidang keuangan. Manajer yang bertanggung jawab

di bidang pemasaran harus mengerti mengenai pasar.

b. Keahlian Hubungan Manusia ( Human Relation Skill).

25 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajeman Bank Syari’ah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2005), hal.169 26 http://mdr-manajemen.blogspot.com/2013/11/keahlian-manajer.html

27

Manajer berkaitan dengan mengarahkan dan mengontrol

agar orang orang yang ada di dalam perusahaan bertindak

untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mensosialisasikan

visi, misi hingga program perusahaan dibutuhkan keahlian

untuk berkomunikasi dengan berbagai orang yang terlibat

dalam perusahaan.

Manajer yang baik dituntut untuk memiliki keahlian ini.

Keberhasilan dalam mengarahkan karyawan merupakan salah

satu kunci keberhasilan kepemimpinan manajer.

c. Keahlian Konseptual (Conseptual Skill).

Keahlian konseptual adalah keahlian untuk berpikir abstrak,

menganalisis, dan mendiagnosis dan mengambil keputusan

yang tepat sesuai dengan keadaan yang terjadi. Keahlian

konseptual ini akan menentukan kemampuan perusahaan dalam

menghadapi setiap masalah yang timbul dalam perusahaan.

d. Keahlian Pengambilan Keputusan (Decision Making Skill),

meliputi langkah-langkah berikut.

1) Mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, dan

mengidentifikasi berbagai alternatif solusi dari berbagai

masalah yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan.

2) Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada, melihat

kelebihan dan kekurangan setiap solusi yang ada, serta

28

memilih alternatif yang terbaik dengan mempertimbangkan

kondisi yang harus dihadapi.

3) Mengimplementasikan pilihan yang telah dibuat ke dalam

suatu perencanaan, secara berkala melakukan kontrol

terhadap pelaksanaan, dan mengevaluasi apakah pilihan

yang telah diambil sudah benar-benar tepat.

4) Keahlian Mengatur Waktu (Time Management Skill).

Keahlian ini berkaitan dengan kemampuan

seseorang untuk mengalokasikan waktunya dengan cara

yang paling efektif. Kemampuan perencanaan waktu ini

menentukan bagaimana manajer mengatur agar semua

perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan rencana

awal.27

B. Lembaga Keuangan Mikro dan Mikro Syariah

1. Pengertian LKM

Definisi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sesuai dengan

Undang-Undang No. 1 tahun 2013 adalah lembaga keuangan

yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan

usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman

atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan

masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa

27 http://mdr-manajemen.blogspot.com/2013/11/keahlian-manajer.html

29

konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari

keuntungan.28

Sedangkan LKMS merupakan lembaga keuangan yang

berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan

masyarakat. Lahirnya lembaga keuangan mikro syariah di

Indonesia merupakan salah satu jawaban melihat perkembangan

perbankan syariah yang masih terpusat kepada masyarakat

menengah ke atas. LKM Syariah (LKMS) adalah LKM yang

menggunakan prinsip-prinsip Syariah29. Menurut Aslichan

(2009), terdapat perbedaan mendasar antara LKM Konvensional

dengan LKM Syariah yaitu30 :

a. LKM Syariah menerapkan sistem bagi hasil dengan

nasabahnya dan tidak menerapkan segala bentuk transaksi

pinjam meminjam uang yang dikenakan bunga,

b. Hubungan partisipasi dalam menanggung risiko dan menerima

hasil dari suatu perjanjian bisnis merupakan hubungan antara

LKM Syariah dengan nasabahnya tidak berdasarkan hubungan

debitur-kreditur,

c. LKM Syariah memisahkan kedua jenis pendanaan supaya

dapat dibedakan antara hasil yang diperoleh dari dana sendiri

28 Nurul, Huda dan Mohamad Heykal. Lembaga keuangan Islam,(Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010) h.117 29 Subagyo, Ahmad, Keuangan Mikro Syaiah, (Jakarta: Pinbuk Press ,2011 ) h.97 30 Jurnal Al-Muzara’ah Vol.5, No.1, 2017 (ISSN p: 2337-6333; e: 2355-4363)

30

dengan hasil yang diperoleh dari dana simpanan yang

diterimanya atas dasar prinsip bagi hasil,

d. LKM Syariah memberikan layanan atas dasar kemitraan

seperti mudharabah dan musyarakah, atas dasar jual beli

(murabahah) atau atas dasar sewa (ijarah) dan tidak

memberikan layanan pinjaman dengan bunga dalam bentuk

uang tunai,

e. LKM Syariah merupakan lembaga keuangan multiguna

karena berperan sebagai LKM komersial, LKM investasi dan

pembagunan dan

f. LKM Syariah bekerja di bawah pengawasan Pengawas

Syariah.31

Keuangan Mikro (microfinance). Microfinance merupakan kegiatan

sektor keuangan berupa penghimpunan dana dan pemberian pinjaman atau

pembiayaan dalam skala mikro dengan suatu prosedur yang sederhana

kepada masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Secara

internasional istilah pembiayaan mikro atau microfinance sendiri mengacu

pada jasa keuangan yang diberikan kepada pengusaha kecil atau bisnis

kecil, yang biasanya tidak mempunyai akses perbankan terkait tingginya

biaya transaksi yang dikenakan oleh institusi perbankan.32

31 Susyanti Jeni, 2016. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, Malang: Empat dua

hlm. 141 32 Muhammad, 2007. Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

31

Microfinance pembiayaan yang bisa mencakup banyak jenis layanan

keuangan, termasuk di dalamnya adalah microcredit atau kredit mikro,

yakni jenis pinjaman yang di berikan kepada nasabah yang mempunyai

skala usaha menengah kebawah dan cenderung belum pernah berhubungan

dengan dunia perbankan33

2. Ciri-ciri LKMS

a. Lembaga keuangan Mikro Syariah pada operasionalnya

memiliki prinsip-prinsip yaitu:34

1) Prinsip keadilan yaitu berbagi untung atas dasar penjualan

riil yang disesuaikan dengan kontribusi dan risiko masing-

masing pihak.

2) Prinsip kemitraan yaitu posisi nasabah penyimpan dana,

pengguna dana, dan lembaga keuangan sejajar dengan mitra

usaha yang saling sinergi dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan.

3) Prinsip transparansi yaitu prinsip yang menekankan bahwa

lembaga keuangan Syariah selalu memberikan pelaporan

keuangan secara terbuka dan secara berkesinambungan agar

nasabah penyimpan dana (investor) dapat memantau dan

mengetahui kondisi perihal dananya.

33 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, Agustus 2013, hlm. 115 34 Heri sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. Ekonisia;

Yoyakarta. 2004, hml. 201

32

4) Prinsip universal yaitu prinsip yang tidak membeda-

bedakan agama, ras, suku dan golongan dalam masyarakat.

Hal ini disesuaikan dengan prinsip dalam agama Islam

sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Untuk membedakan antara Lembaga Syariah dan Non-Syariah

dapat dilihat dari ciri-ciri khusus lembaga Syariah. Lembaga

keuangan Syariah memiliki ciri-ciri yaitu Lembaga keuangan

Syariah diharuskan sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

saat menerima titipan dan investasi. Hubungan antara pengguna

dana, penyimpan dana (investor), dan lembaga keuangan Syariah

sebagai intermediary institution. Hal ini didasarkan pada kemitraan

bukan hubungan antara kreditur dan debitur. Bisnis dalam lembaga

ini tidak hanya dikhususkan atau berpusat pada profit (keuntungan)

tetapi juga menguatamakan falah oriented. Yang dimaksud falah

oriented yaitu kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat.35

Konsep yang dijalankan dalam transaksi Lembaga keuangan

Syariah didasarkan kepada prinsip kemitraan sistem bagi hasil dan

jual beli. Atau sewa menyewa untuk transaksi komersial dan

pinjam meminjam (qardh/ kredit) bertujuan untuk merugikan

transaksi sosial.

b. Mekanisme Lembaga Keuangan Syariah

35 Heri sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan ilustrasi. Ekonisia;

Yoyakarta. 2004, hal 208-209

33

Pada dasarnya setiap lembaga keuangan memiliki sistem

dan mekanisme khusus yang dapat membedakan satu dengan

yang lainnya. Di lembaga Syariah ini tidak dikenal istilah

“bunga” baik saat menghimpun dana (pemasukan) dari

masyarakat maupun dalam pembiayaan/ dana untuk usaha yang

membutuhkan. Sistem bunga dapat merugikan penghimpunan

modal baik itu dalam bentuk suku bunga tinggi maupun rendah.

Suku bunga tinggi dapat menghambat suatu perusahaan dalam

investasi maupun formasi modal. 36

Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan penurunan

produktivitas dan laju pertumbuhan yang rendah. Suku bunga

yang rendah bisa saja menimbulkan ketidakrataan kekayaan

pada para penabung. Hal ini dapat berimbas pada rasio

tabungan kotor juga merangsang pengeluaran secara konsumtif

yang dapat menimbulkan tekanan inflasioner.

3. Jenis-jenis LKMS

Menurut UU no.1 tahun 2013 pasal 1, Lembaga Keuangan

Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan

yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan

usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau

pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan

36 Heri sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah...,211

34

masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa

konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari

keuntungan.

Sedangkan LKM Syariah merupakan LKM yang menggunakan

prinsip-prinsip syariah. Berikut ini adalah jenis-jenis dari Lembaga

Keuangan Mikro Syariah :37

a. BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah)

BPRS merupakan bank sistem transaksiknya menggunakan

cara konvensional namun berdasarkan prinsip syariah, BPRS

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran kepada

masyarakat.Bentuk hukum bank umum dan BPR dapat berupa

Peseroan Terbatas(Perseroan), Perusahaan Daerah, dan

Koperasi. Mekanisme operasional BPR Syariah tunduk pada

peratuan BI Nomor 6/17/PBI/2004. Dalam aturan ini usaha

BPR Syariah adalah :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk antara

lain :

a) Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau

mudharabah;

b) Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah;

c) Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadi’ah atau

mudharabah;

37 Subagyo, Ahmad.. Keuangan Mikro Syaiah. (Jakarta: Pinbuk Press. 2011), hlm. 221

35

2) Menyalurkan dana dalam bentuk antara lain :

Transaksi jual beli dalam aktifitasnya menggunakan prinsip

murabahah, isthisna dan salam;

a) Transaksi sewa menyewa di landaskan dengan prinsip

ijarah;

b) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip :

mudharabah; dan musyarakah;

c) Pembiayaan yang dilakukan dengan berlandaskan

prinsip qardh

3) Melakukan transaksi yang tidak melanggar Undang-undang

Perbankan dan prinsip syariah.

b. BMT (Baitul Mal Wat Tamwil)

Definisi dari BMT secara harfiah(bahasa) yaitu baitul maal

dan baitul tanwil.Baitul maal merupakan lembaga keuangan

Islam yang memiliki kegiatan utama menghimpun dan

mendistribusikan dana ZISWAHIB ( zakat, infak,shadaqah,

waqaf dan hibah) tanpa melihat keuntungan yang di dapatkan

(non profit oriented). 38

Baitul tamwil termasuk lembaga keuangan Islam informal

yang dalam kegiatan maupun operasionaknya

memperhitungkan keuntungan(profit oriented). Kegiatan utama

38 Ahmad Rodoni, Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim

2008). hlm: 57

36

bitul tamwil adalah menghimpun dana dan mendistribusikan

kembali kepada anggota dengan imbalan bagi hasil atau mark-

up/margin yang berlandaskan sistem syariah.

Adapun latar belakang didirikannya BMT adalah sebagai

berikut:39

1) Sebagian masyarakat dianggap tidak bankable (sehingga

susah b.memperoleh pendanaan, kalaupun ada sumber

dananya mahal

2) Untuk pemberdayaan dan pembinaan usaha masyarakat

muslim melalui masjid dan masyarakat sekitarnya

Ciri –ciri dari BMT adalah sebagai berikut:

1) Berbadan Hukum Koperasi.

2) Bertujuan menyediakan dana murah dan cepat serta tidak

berbelit-belit guna pengembangan dan memajukan usaha

bagi anggotanya.

3) Skala produk dan pendanaan yang terbtas menjadi Prinsip

dan pembeda dengan lembaga keuangan lainnya.

Sedangkan mekanismenyadan transaksinya hampir sama

dengan perbankan syariah.

39 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan

Praktis Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam

Indonesia.Ekonomi Islam, Yogyakarta : Grafindo, 2008, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010) hlm 241

37

c. Koperasi Syariah

Koperasi syariah di Indonesia dalam periode terakhir

berkembang cukup pesat dan Continuitas yang tinggi dalam

mengembang usahanya dalam memenuhi kebutuhan para

anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari banyak nya berdiri

koperasi-koperasi syariah di seluruh pelosok

negeri.Pertumbuhan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa

Keuangan Syariah (KJKS/UJKS) juga mengalami

perkembangan yang pesat dan luar biasa,selain itu KJKS/UJKS

merupakan instrumen pemberdayaanUMKM.40

Pelaksanaan kegiatan usaha berbasis pola syariah ini

dimulai pada tahun 2003, sebanyak 26 KSP/USP-Koperasi

Syariah. Lalu meningkat menjadi 100 KSP/USP koperasi

syariah pada tahun 2004. Tahun 2007 diperkirakan jumlah

koperasi syariah mencapai 3000 buah.Dan peningkatan

koperasi syariah terus meningkat ,hingga akhir tahun 2010 ini

lebih dari 4000 koperasi yang ada di masyarakat,yang

tersebardi seluruh wilayah Indonesia.

Koperasi syariah menerapkan beberapa aspek dalam

menjalankan kegiatannya guna melayani para

anggotanya,termasuk juga aspek azas keseimbangan, azas

keadilan,azas kerjasama.Contohnya dalam produksi dimana

40 Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan syar’iah.

(Jakarta: Salemba Empat,2006) h.274

38

produksi dalam koperasi menghasilkan sesuatu yang bisa di

manfaatkan oleh anggotanya maupun masyarakat, maka

pebankan dalam hal ini sudah menerapkan aspek keadilan.

Keputusan Menteri mengenai petunjuk pelaksanaan

kegiatan usaha koperasi yang disahkan pada September 2004

menyebutkan bahwa setiap koperasi yang akan memulai unit

jasa keuangan syariah, diharuskan meyetor modal awal

minimal Rp 15 juta untuk primer dan Rp 50 juta untuk koperasi

sekunder. 41

Semua bank, koperasi jasa keuangan syariah dan unit jasa

keuangan syariah diperkenankan menghimpun dana dari para

anggota maupun masyarakat baik berupa tabungan, simpanan

berjangka dalam pembiayaan mudharabah,musyarakah,

murabahah, salam, istisna, ijarah dan alqadr. Selain kegiatan

tersebut koperasi jasa keuangan juga diperkenankan

menjalankan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana

zakat, infak, dan sedekah kepada masyarakat yang

membutuhkan dan layak menerima.Termasuk juga waqaf yang

di kelola secara terpisah.

41 Kasmir, Bank Lembaga dan keuangan lainnya,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

,2007),h.256

39

C. Baitul Maal Wat Tamwil

1. Pengertian

Sebagai lembaga bisnis, Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan,

yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni

menghimpun dana anggota dan calon anggota serta

menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan

menguntungkan. Karena Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) bukan

bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan. Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT) mempunyai peran dalam

menumbuhkan usaha mikro kecil di lingkungan masyarakat

secara luas dan tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama.

Semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam

membangun sebuah sistem keuangan yang adil dan mampu

menjangkau semua lapisan masyarakat yang ada42.

Baitul Maal (Rumah Harta) lembaga yang mengarah pada

penerimaantitipan dana zakat, infaq dan shadaqah serta

mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan

amanahnya. Baitul Tamwil (Rumah Pengembangan Harta)

melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha

42 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII

Press, 2004), hal 73

40

mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri

Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan

dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha

mikro kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat

serta membela kepentingan kaum

fakir miskin.

2. Landasan Hukum BMT

Baitul maal wat tamwil (BMT) berlandaskan prinsip

syariah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan atau

koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme. Dengan

demikian, keberadaan BMT sebagai organisasi yang sah dan legal

sebagai LK Syariah harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip

syariah43.

Landasan syariah BMT adalah sebagai berikut:

a. Al-Quran surat al-baqarah 282

سم 282فاكتبوه...البقرة : ياييهاالذين آمنوا إذاتداينتم بدين إلى أجل م )

43 Muhammad, Manajemen..., hal 129

41

Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya...”.44

b. As-Sunnah

Salah satu hadits Rasulullah saw menegaskan bahwa:

م حلل أوأحل حرما حر المسلمون على شروطهم ال

Artinya:“Kaum muslimin (dalam kebebasan) sesuai dengan syarat dan

kesepakatan mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal

atau menghalalkan yang haram.” (HR. at-Tirmidzi).

Islam mendorong penganutnya berjuang untuk

mendapatkan harta dengan berbagai cara, asalkan sesuai dengan

syariat Islam yaitu harta yang halal lagi baik, tidak menggunakan

cara batil, tidak berlebihlebihan/melampaui batas, tidak menzalimi

maupun dizalimi, menjauhkan diri dari riba, maisir (perjudian),

gharar (ketidakjelasan) serta tidak melupakan tanggung jawab

sosial berupa zakat, infak, shadaqah

3. Fungsi BMT

Meskipun mirip dengan bank Islam, bahkan boleh dikata

menjadi cikal bakal dari bank Islam, BMT memiliki pangsa pasar

tersendiri, yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan

44 Al-Quran surat al-baqarah 282

42

perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan

“psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank. Baitul Maal wat

Tamwil memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di

BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga

timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan

unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

b. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat

pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan

untuk memenuhi suatu kewajiban suatu lembaga/perorangan.

c. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja

dan memberi pendapatan kepada para pegawainya.

d. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat

mengenai risiko keuntungan dan peluang yang ada pada

lembaga tersebut.

e. Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat

memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan

juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta jaminan yang

memberatkan bagi UMKMK tersebut.45

Secara umum, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki

dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan

harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat

45 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan

Praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h 364

43

pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak di bidang investasi

yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Adapun fungsi

BMT di masyarakat adalah:46

a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus dan pengelola

menjadi lebih profesional, salaam (selamat, damai dan

sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh

dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi

tantangan global.

b. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang

dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal

di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat

banyak.

c. Mengembangkan kesempatan kerja

d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar

produk-produk anggota.

e. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga

ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

D. Pembiayaan Bermasalah

1. Pengertian

Ada beberapa pengertian tentang pembiayaan bermasalah, antara

lain:

46 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2009), h452

44

a. Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang

pasti dihadapi oleh setiap lembaga keuangan termasuk BMT,

resiko ini sering disebut juga dengan resiko kredit. Resiko

kredit adalah resiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan

perjanjian yang disepakati47.

b. Pembiayaan bermasalah adalah tidak kembalinya pokok

pembiayaan dan tidak mendapat imbalan, ujrah, atau bagi

hasil sebagaimana telah disepakati dalam akad pembiayaan

antara bank syariah dan nasabah penerima fasilitas48

c. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang

kualitasnya berada dalam golongan kurang lancar (golongan

III), diragukan (golongan IV), dan macet (golongan V)49.

d. Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan,

dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran

kembali pembiayaan yang menyebabkan kelembatan dalam

pengembalian, atau diperlukan tindakan yuridis dalam

pengembalian atau kemungkinan potensi loss50.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan

bermasalah yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank

47 Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), Cetakan I, h.46-47 48 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2012), h.86 49 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan..., h.90 50 Renny Supriyatni dan Andi Fariana, Model Alternatif Mediasi Syariah Dalam

Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016) Edisi I, h.41

45

syariah kepada nasabah yang memerlukan dana yang dalam

pelaksanaannya terjadi hal-hal seperti pembiayaan tidak

lancar, nasabah mengalami kesulitan dalam mengangsur,

pembayaran angsuran tidak tepat waktu, dll sehingga hal

tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kedua belah

pihak.

2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi dan

menyebabkan pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:

a. Faktor intern bank

1) Kemampuan dan naluri analisis kredit belum memadai.

2) Analisis kredit tidak memiliki intergritas yang baik.

3) Pengawasan bank setelah kredit diberikan tidak memadai.

4) Pemberian kredit yang kurang cukup atau berlebihan

jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan yang

sesungguhnya.

5) Bank tidak memiliki sistem dan prosedur pemberian

dan pengawasan kredit yang baik.

6) Bank tidak mempunyai perencanaan kredit yang baik.

7) Pejabat bank, baik yang melakukan analis kredit maupun

yang terlibat dalam pemutusan kredit, mempunyai

46

kepentingan pribadi terhadap usaha/proyek yang

dimintakan kredit oleh calon nasabah.

8) Bank tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai

watak calon debitur.

b. Faktor intern nasabah

1) Penyalahgunaan kredit oleh nasabah yang tidak sesuai

dengan tujuan perolehannya.

2) Kalah dalam persaingan usaha

3) Usaha yang dijalankan relatif baru

4) Side streaming penggunaan dana

5) Meninggalnya key person

6) Perselisihan dalam kelaurga

7) Perceraian key person

8) Anggota keluarga sakit

9) Karakter tidak bagus51

c. Faktor Ekstern Bank dan Nasabah

1) Kondisi ekonomi/usaha yang menjadi asumsi pada

waktu kredit diberikan berubah.

2) Terjadi perubahan atas perundang-undangan yang

berlaku menyangkut proyek atau sektor ekonomi nasabah.

3) Terjadi perubahan politik di dalam negeri.

51 Renny, Model..., h.43

47

4) Muncul produk pengganti yang dihasilkan oleh pedagang

lain yang lebih baik dan murah.

5) Terjadinya musibah terhadap usaha nasabah52.

3. Kolektibilitas Pembiayaan Bermasalah

a. Kolektibilitas lancar, Pembiayaan bermasalah memenuhi

kriteria antara lain, nasabah melakukan pembayaran

angsuran tepat pada waktunya dan tidak dapat

tunggakan serta sesuai dengan persyaratan akad.

b. Kolektibilitas dalam perhatian khusus, Pembiayaan syariah

memenuhi kriteria nasabah menunggak pembayaran

angsuran pokok atau margin sampai dengan 90 hari.

c. Kolektibilitas kurang lancar, Pembiayaan syariah

memenuhi kriteria nasabah menunggak pembayaran

angsuran pokok atau margin pembiayaan yang telah

melewati 90 hari sampai dengan 180 hari.

d. Kolektibilitas diragukan, Pembiayaan syariah memenuhi

kriteria, nasabah menunggak pembayaran angsuran

pokok atau margin pembiayaan yang telah melampaui

180 hari sampai dengan 270 hari.

e. Kolektibilitas macet, Pembiayaan syariah memenuhi

kriteria, nasabah menunggak pembayaran angsuran

52 Wangsawidjaja, Pembiayaan..., h.94

48

pokok atau margin pembiayaan telah melewati 270

hari53.

4. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Penanganan terhadap pembiayaan bermasalah perlu

dilakukan dengan cara:

a. Preventif (pencegahan)

1) Pemahaman dan pelaksanaan proses pembiayaan

yang benar, menyangkut internal (koperasi) dan

eksternal (mitra dan lingkupnya)

2) Pemantauan dan pembinaan pembiayaan

3) Memahami faktor yang menjadi penyebab dan

gejala dini pembiayaan bermasalah.

b. Kuratif (penyelesaian)

Account Officer melakukan analisis-evaluasi ulang

mengenai aspek (manajemen, pemasaran, produksi,

keuangan, yuridis, agunan)54

5. Cara Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Cara penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dalam

bentuk:

53 Renny, Model..., h.44-45 54 Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa

Keuangan Syariah Koperasi Peraturan Menteri, 2007, h.129

49

a. Revitalisasi

Dilakukan dengan cara:

1) Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan

jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka

waktunya.

2) Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan

sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan tanpa

menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus

dibayarkan kepada bank, antara lain meliputi:

a) Pengurangan jadwal pembayaran

b) Perubahan jumlah angsuran

c) Perubahan jangka waktu

d) Perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah

atau musyarakah

e) perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan

mudharabah atau musyarakah

f) pemberian potongan

b. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan

persyaratan pembiayaan yang antara lain meliputi:

1) penambahan dana fasilitas pembiayaan bank

2) konversi akad pembiayaan

50

3) konversi pembiayaan menjadi surat berharga

syariah berjangka waktu

4) konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal

sementara pada perusahaan nasabah yang disertai

dengan rescheduling atau reconditioning55.

c. Bantuan manajemen

Apabila dari hasil evaluasi ulang aspek

manajemen yang menjadi faktor penyebab terjadinya

pembiayaan bermasalah, maka koperasi akan

melakukan asistensi atau bantuan manajemen terhadap

usaha mitra.

d. Collection agent

Apabila pejabat koperasi dalam melakukan

penagihan pembiayaan bermasalah hasilnya tidak cukup

efektif, maka boleh menggunakan jasa pihak ketiga

untuk melakukan penagihan, dengan syarat bahwa

personal yang bersangkutan harus capable, credible,

amanah dan memahami prinsip-prinsip syariah dalam

menagih.

55 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2015), Cetakan II, h.109-118

51

e. Penyelesaian melalui jaminan (eksekusi)

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan dengan cara:

Non litigasi

1) Likuidasi usaha

2) Parate eksekusi

o Ambil alih jaminan (Off Set)

o Menjual jaminan

f. Write of sementara

g. Write off final

1) Klasifikasi write off

a) Hapus buku, Yaitu penghapusbukuan seluruh

pembiayaan mitra yang sudah tergolong macet,

akan tetapi masih tetap ditagih

b) Hapus tagih, Yaitu penghapusbukuan dan

penghapustagihan seluruh pembiayaan mitra

yang sudah nyata-nyata macet.

2) Syarat kondisi

a) Penghapus bukuan hanya boleh dilakukan

terhadap mitra yang pembiayaannya sudah

tergolong macet akan tetapi berdasar analisis

koperasi secara material masih ada sumber

52

walau sangat terbatas jumlahnya untuk

membayar.

b) Penghapus tagihan hanyalah dilakukan terhadap

mitra yang pembiayaannya sudah macet dan

berdasarkan analisis ekonomi yang dilakukan

pihak koperasi, mitra yang bersangkutan nyata-

nyata tidak mempunyai sumber dan kemampuan

untuk membayar.

3) Sumber penghapus pembiayaan

a. Sumber penghapus bukuan adalah dana

Penyisishan Penghapusan Aktiva Produktif

Wajib Dibentuk (PPAP WD). Peroleh

pembayaran kembali dari mitra yang

dihapusbukukan akan dimasukan ke dalam

rekening PPAP.

b. Sumber penghapustagihan adalah dana zakat

yang dikelola oleh Baitul Mal56.

56 Standar..., h.131-132

53

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat

deskriptif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan secara sistematis dengan menggunakan data-data dan

informasi yang diperoleh serta menghubungkan teori-teori yang didapat

dari literature yang ada57.

Sedangkan deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan keadaan

satu atau lebih variabel secara mandiri, dalam penelitian ini penulis

menggambarkan sesuatu apa adanya kemudian menganalisanya.

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu

tapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala dan

keadaan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Sariak Kec.Sungaipua

Kab.Agam, Waktu penelitian 4 januari 2019. Alasan memilih lokasi

tersebut karena BMT Agam Madani Berdiri di Nagari Sariak dan Informan

Penelitian berada di Nagari Sariak.

57 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND, (Bandung: Alfabeta, 2010.)

hlm. 98

54

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dijadiakan sebagai tempat

untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan masalah yang penulis

pecahkan. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah

mantan ketua BMT Datuak Mangkudun, mantan Teller M.Afdal dan

mantan Menejer Eka Putri, serta Pengawas BMT Agam Madani Nagari

Sariak Kec.Sungaipua.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang

disebut Responden dalam penelitian kualitatif adalah pilihan. Sampling

dalam penelitian kualitatif adalah pilihan penelitian meliputi peristiwa apa

adan siapa yang dijadikan focus dalam penelitian. Dalam penelitian

kualitatif teknik sampling yang digunakan adalah snowball Sampling.

Snowball Sampling adalah pengambilan sampling sumber data yang

awalnya jumlah nya sedikit belum mampu memberikan data yang lengkap,

maka harus mencari orang lain yang harus digunakan menjadi sumber

data58.

D. Sumber Data

Berdasarkan jenis dan sumbernya, data dapat dibedakan kedalam

dua kelompok yaitu :

1. Data primer

58 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND, (Bandung: Alfabeta, 2010.)

hlm.16

55

Data primer adalah sumber data pokok yang langsung

dikumpulkan peneliti dari objek penelitian.59 Dalam penelitian ini

penulis melakukan Wawancara langsung dengan mantan ketua BMT

Datuak Mangkudun, mantan Teller M.Afdal mantan Menejer Eka

Putri,serta Pengawas BMT Agam Madani Nagari Sariak

Kec.Sungaipua.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sejumlah karya tulis yang ditulis orang

lain yang berkenaan dengan objek yang diteliti. Data sekunder juga

merupakan jenis data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi

dan informasi yang dikeluarkan diberbagai organisasi atau perusahaan,

termasuk majalah, jurnal, dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang penulis teliti60.

Data Sekunder adalah data untuk mendukung permasalahan

yang akan dibahas dan diperoleh dari perpustakaan maupun sumber

acuan lainnya. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder

dari hasil studi terdahulu dan sumber-sumber lain61.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan-

laporan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian yang ada pada

BMT AGAM MADANI Nagari Sariak Kec.Sungaipua.

59 Mahmud, metode penelitian pendidikan, (Bandung:pustaka setia,2011), hlm.152. 60 Muhammad Teguh Metodologi Penelitian,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),

hlm177 61 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND, (Bandung: Alfabeta, 2010.)

hlm.114

56

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang dimana salah

satunya memiliki tujuan menggali dan mendapatkan informasi untuk

satu tujuan62. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai mantan

Ketua, mantan teller dan Wali Nagari Sariak Kec.sungaipua serta salah

satu Tokoh penting Masyarakat Nagari Sariak.

2. Observasi

Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan terhadap objek,baik secara langsung maupun

tidak langsung.63 objek yang diteliti yaitu Pengelola BMT Nasabah

Pembiayaan Bermasalah BMT AGAM MADANI di Nagari Sariak.

Dalam observasi yang dilakukan yaitu dengan mendatangi Mantan

Pengurus serta Pegawai BMT Agam Madani Nagari Sariak.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar atu karya monumental dari seseorang.

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh

subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.64

62 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data,( Jakarta: Raja Grafindo,

2012),hlm.125 63 Mahmud,metode penelitian pendidikan, (Bandung:pustaka setia, 2011), hlm.168. 64 Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010)hlm,171

57

F. Teknis Analisis Data

Data yang peneliti dapatkan akan dianalisis dengan menggunakan

metode kualitatif deskriptif, dimana penulis melakukan penganalisaan

dalam penyusunan penelitian. Analisis kualitatif yaitu dengan mengunakan

analisa deskriptif yang membandingkan teori yang dipelajari dengan

kenyataan yang penulis dapatkan di lapangan.

Setelah data terkumpul penulis mengolahnya dengan mengadakan

seleksi terhadap data, kemudian diklasifikasikan yang sesuai dengan aspek

masalah yang telah disusun. Kemudian akan dianalisis dengan analisis

data kualitatif yang berhubungan dengan Manejemen Pengelolaan

Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan tiga jalur analisis data yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaa, pengabstrakan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan dilapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah ketika sekumpulan informasi yang

didapatkan di lapangan berdasakan observasi, wawancara dan

dokumentasi.

3. Penarikan kesimpulan

58

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus

selama berada dilapangan.

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. PAPARAN DATA

1. Sejarah BMT Agam Madani

BMT Agam Madani Sariak berlokasi di Kenagarian Sariak

Kecamatan Sungaipua, yang didirikan pada tanggal 14 Januari 2009

dengan No Badan Hukum XXX/BH/KWK.9/VI/2010. BMT Agam

Madani Sariak berkeyakinan bahwa dengan keikhlasan lillahi ta’ala,

amanah, khabir dan ahsanul amalah dapat membangun tim kerja yang

tangguh dan profesional yang mampu mebangun loyalitas, dedikasi dan

moralitas kerja yang tinggi, saling memegang komitmen, kepercayaan, dan

saling meberi manfaat dan keuntungan bagi diri sendiri, orang lain

maupun lembaga. Dengan kondisi yang demikian akan dibagun kerja yang

efektif, efesien dan produktif yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan

visi lembaga.

BMT Agam Madani Nagari Sariak merupakan satu-satu nya

lembaga keuangan non bank yang menganut prinsip syaria’ah dan

mengelola sumber dana dengan sitem syari’ah yang didasari oleh hukum

islam. BMT Agam Madani melakukan Pengumpulan dana dari masyarakat

dan menyalurkan dana itu kembali kepada masyarakat Nagari Sariak,

untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat yang memiliki Program-

program produktif dengan pemberian pinjaman pembiayaan.

60

Prinsip yang digunakan BMT Agam Madani dalam proses penghimpunan

dana adalah dengan prinsip syari’ah yakni Wadi’ah dan Mudharabah, dan

untuk proses penyaluran dana BMT Agam madani di Nagari Sariak juga

menerapkan prinsip syari’ah yakni dengan melalui aqad Murabahah,

Musyarakah dan BBA (bai’ bitsaman ‘ajji). Sedangkan untuk pembiayaan

itu dilakukan dengan prinsip bagi hasil.

Selain berperan sebagai penghimpun dan penyalur dana BMT

Agam Madani Nagari Sariak juga berperan sebagai baitul maal dengan

menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah, dan

dana sosial dalam bentuk lain. Nantinya dana ini akan disalurkan kembali

kepada masyarakat Nagari Sariak dalam bentuk bantuan santunan. Sistem

bagi hasil yag diterapkan BMT Agam Madani Nagari Sariak merupakan

penerapan hukum Islam guna untuk menghindari Riba dalam setiap

transaksi usaha di tengah-tengah masyarakat.

2. Visi BMT Agam Madani Sariak

BMT Agam Madani Sariak menjadi lembaga keuangan mikro

syari’ah yang amanah dan profesional serta terdepan dalam performa nya,

yang mandiri, sehat, dan kuat, yang kualitas ibadah anggota nya

meningkat sedemikian rupa sehingga mampu berperan menjadi wakil

pengabdi Allah, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan

umat manusi pada umumnya serta semata mata hanya mengharapkan ridho

Allah

61

3. Misi BMT Agam Madani Sariak

b. Menjadi lembaga keuangan miro syari’ah yang amanah dan profesional,

gerakan pembebasan anggota dan masyrakat dari belenggu rentenin dan

jerat kemiskinan.

c. Program BMT Agam Madani Sariak

d. Pengembangan usaha kecil atau mikro melalui fasilitas pembiayaan

untuk modal usaha dan pendampingan managemen serta pengembangan

jaringan usaha

4. Filosofi BMT Agam Madani Sariak

BMT Agam Madani Nagari Sariak yang terdiri dari dua lembaga

yaitu Baitul Maal yang merupakan lembaga menghimpun dana anggota

dalam bentuk infaq, shodaqah dan hibah, dan Baitul Tamwil yang

merupakan menghimpun dana dan menyalurkan dalam bentuk pembiayaan

kepada anggota.

Filosofi kerja Agam Madani Nagari Sariak yaitu :

a. Kerja itu RAHMAT

Kerja adalah terima kasih kami, kami harus bekerja tulus.

b. Kerja itu AMANAH

Kerja adalah tanggungjawab kami, kami harus bekerja tuntas.

c. Kerja itu SUCI

Kerja adalah panggilan kami, kami harus bekerja benar.

62

d. Kerja itu SEHAT

Kerja adalah aktualisasi kami, kami harus bekerja keras.

e. Kerja itu SENI

Kerja adalah kesukaan kami, kami harus bekerja kreatif.

f. Kerja itu IBADAH

Kerja adalah pengabdian kami, kami harus bekerja serius.

g. Kerja itu MULIA

Kerja adalah pelayanan kami, kami harus bekerja sempurna.

h. Kerja itu KEHORMATAN

Kerja adalah kewajiban kami, kami harus bekerja unggul.

i. Kerja itu PROFESIONAL

Kerja adalah pilihan kami, kami harus bekerja cerdas.

Kemiskinan hanya bisa dientaskan oleh orang miskin itu sendiri BMT

hanya memfasilitasi atau berperan sebagai fasilitator. Firman Allah SWT :

QS Ar-ra’d ayat 11

⬧ ⧫➔

✓⧫ ⧫ ◆

⧫❑→⧫⬧

⧫ ⧫ ❑⬧

⧫ ⧫

→ ⬧◆

◆ ❑⬧

63

❑ ⬧ ⧫⧫ ⬧

⧫◆ ⬧

Artinya :

bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas

perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada

diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan

sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

5. Produk- Produk Tabungan

a. Tabungan TAMARA

Jenis tabungan yang biasa diambil setiap hari

b. Tabungan pendidikan anak TADIKA

Jenis tabungan untuk persiapan kebutuhan biaya pendidikan anak.

Pengambilan nya baru dibolehkan diawal tahun atau tahun ajaran

baru.

c. Tabungan haji terwujud TAHAJUD

Adalah jenis tabungan untuk menunaikan ibadah haji

d. Tabungan Qurban

Adalah tabungan untuk hari raya Idul adha dalam mempersiapkan

pembelian hewan qurban

e. Tabungan Berjangaka TAJAKA

Adalah tabungan yang boleh jika sesuai dengan kesepakatan waktu

yang ditentukan di awal, biasa nya jangkan waktu nya 3 sampai12

bulan

64

f. Tabungan Idul fitri

Adalah tabungan yang diniatkan untuk memenuhu kebutuhan Idul

Fitri dan dapat diambil menejelang idul fitri

6. Produk- Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan yang diserahkan kepada pihak pengelola dana yaitu

dananya 100% dari BMT. Keuntungan usaha yang didapatkan oleh

pihak pengelola dana akan dibagikan kepada pihak BMT sesuai dengan

nisbah yang telah disepakati bersama pada waktu akad belum dimulai.

Bila terjadi kerugian, seluruh kerugian akan ditanggung shahibul maal

sebagai pengelola usaha, kecuali kerugian karena kelalaian mudharib:

Penyelewengan, Penyalahgunaan Dana, dan Kecurangan.

b. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan yang diberikan dimana setiap mitra menyerahkan

masing-masing modalnya dengan persetujuan jika terdapat

keuntungan maka akan dibagi bersama dan jika terdapat kerugian dari

pengelolaan usaha tersebut maka akan ditanggung secara bersama-

sama. Setiap mitra akan mendapatkan bagi hasil secara proporsional

atas keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dikelola sesuai

dengan kontribusi modalnya, dan kerugian akan ditanggung bersama

secara proporsional.

c. Pembiayaan Murabahah

65

Pembiayaan yang dilakukan dengan konsep jual beli barang

dengan ketentuan harga jual sebenarnya akan ditambah dengan

keuntungan yang telah disepakati antar pihak. Pembayaran dilakukan

secara angsuran atau jatuh tempo.

7. Struktur Organisa BMT Agam Madani Sariak

,,,,,

RAT

PENGAWAS

1. Wali Nagari

2. Pengawas

Syari’ah

3. Pengawas

Manjemen

PENGURUS

1. Ketua

2. Wakil

3. Sekretaris

4. Wakil sekre

5. bendahara

PEMBINA

1. Pemda

Agam

2. Pinbuk Pusat

3. Pendamping

MANAGER

PEMASARAN

PEMBUKUAN PEMBIAYAAN

TELLER

66

Berdasarkan struktur organisasi diatas ada pembagian tugas pada masing-masing

jabatan seperti :

a. RAT (Rapat Anggota Tahunan)

RAT adalah forum tertinggi dalam organisasi BMT yang mempunyai

kewenangan tersendiri dan tidak serahkan pada pengurus ataupun

pengawas oleh UU atau anggran dasar, adapun kewenangan RAT seperti :

1) Keputusan terhadap perubahan

2) Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan pengawas

3) Penetepan kebijakan umum BMT

4) Pengesahan program kerja BMT

b. DPS (Dewan Pengurus Syari’ah)

Secara umum DPS bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap

kerja pengurus serta memberikan nasehat baik diminta atau tidak kepada

pengurus demi kemajuan organisasi BMT Agam Madani sariak. Adapun

tugas dari DPS adalah sebagai berikut :

1) Mengawasi suatu produk apakah sesuai dengan syariah Islam atau

tidak

2) Memberikan masukan atau nasehat kepada pengurus dalam rangkan

operasional BMT.

c. Pengurus

Kewenangan pengurus adalah :

1) Menerima mandat dari RAT

67

2) Pengurus berwenang memperhatikan jalan atau tidak nya BMT dan

membuat kebijakan umum serta melakukan pengawasan kegiatan

BMT Agam Madani Sariak sehingga semuanya diharapkan terlaksana

sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Tugas dari pengurus adalah

1) Merumuskan dan menyusun kebijakan BMT Agam Madani Sariak

2) Memberikan rekomendasi produk-produk yang akan ditawarkan

pada anggota agar sesuai dengan aturan yang telah disepakati

d. Pendamping

e. Manajer

Tugas nya manajer BMT Agam Madani adalah :

1) Bertanggung jawab atas semua aktivitas operasi BMT

2) Membuat perencanaan kerja secara periodic

3) Memantau aktivitas pembiayaan dan penggalangan dana

4) Menyetujui anggaran biaya dan operasional BMT Agam Madani

Sariak

5) Membuat laporan secara periodic kepada badan pengawas

f. Teller

Teller berfungusi untuk menerima, menyimpan serta megeluarkan

uang tunai sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

1) Melayani nasabah dalam kegiatan setoran dan penarikan uang

2) Membuat bukti penerimaan

3) Melakukan pembiayaan sesuai dengan perintah manajer

68

4) Membuat buku kas harian

5) Meneliti data kelengkapan nasabah yang menajukan pembiayaan

6) Setiap akhir jam kerja menghitung jumlah uang yang diterima dan

meminta pemeriksaan dari manajer

g. Pembukuan

Bertugas untuk membuat pembukuan pada segala aktivitas yang

dilakukan di BMT Agam Madani Sariak.

h. Pembiayaan

1) Melayani dan menerima nasabah yang melakukan pembiayaan

2) Menerima permohonan pembiayaan dari nasabah serta mempersiapkan

nya

3) Melakukan analisis secara menyeluruh terhadap kelayakan usaha calon

debitur sesbelum diberikan pembiayaan

B. MENEJEMEN PENGELOAAN BMT AGAM MADANI SARIAK

1. Perencanaan

Dalam rangka mencari jawaban permasalahan sebagaimana

dikemukakan pada focus masalah, penulis menggunakan upaya

pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil pengumpulan data tersebut selanjutnya penulis

kemukakan paparan studi kasus dalam bentuk kualitatif. Untuk data

kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

69

BMT Agam Madani Sariak adalah sebuah lembaga keuangan

mikro syariah yang berdiri di tahun 2009 dengan Angku Datuak

Mangkudun sebagai ketua organisasi. Reputasi BMT Agam Madani

untuk 3 tahun pertama sangant bagus, kesejehtaraan masyarakat pun

nyata terlihat, namun pada tahun ke empat mulai ada nya masalah-

masalah. Untuk itu peneliti menanyakan tentang manejemen

pengelolaan BMT Agam Madani kepada beberapa narasumber seperti

pada tabel

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

TERKHIR

1. Datuak Mangkudun Ketua Organisasi Madrasah Aliyah

2. Elka Dvi,S.Hi Manager Sarjana Hukum

3. M,Afdal, SE Teller Sarjana Ekonomi

4. Sofli Syamra Wali Nagari SMA

Tabel 4.1 Narasumber BMT Agam Madani

Temuan penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk

mempermudah peneliti dalam menjelaskan permasalahan yang diteliti.

Dalam hal ini peneliti memaparkan suatu temuan yang hanya berkaitan

dengan fokus penelitian agar tidak melebar kefokus pembahasan yang

lain. Fokus penelitian yang ada di penelitian skripsi ini adalah

Manajemen Pengelolaan BMT Agam Madani. Mengingat pada bahasan

manajemen ada empat indikator penting di dalam nya yaitu

70

perencanaan, pengorganisasian, penempatan dan pengawasan. Indikator

pertama yang penulis letakan didaftar wawancara adalah Perencanaan

dan berikut adalah penjabaran dari temuan lapangan dan hasil

wawancara yang penulis lakukan di bulan april.

Penelitian di BMT Agam Madani Sariak yang dilakukan peneliti

mendapat beberapa temuan berkaitan dengan perencanaan terhadap

BMT Agam Madani Sariak, temuan tersebut peneliti peroleh dari hasil

wawancara dengan Inyiak datuak Mangkudun. Peneliti menanyakan

tentang kenapa BMT Agam Madani Sariak didirikan. Inyiak Datuak

Mangkudun selaku narasumber memaparkan

BMT Agam Madani Sariak didirikan awal nya untuk menjawb

permasalahan ekonomi yang ada di Nagari Sariak. Khusus nya

untuk membantu masyarakat petani mendapat modal untuk

menyewa lahan dan mebeli bibit serta keperluan bertani lainya.65

Kemudian peneliti menanyakan lebih lanjut mengenai bagaimana

perencanaan awal untu mendapatkan modal. Berikut pemaparan Inyiak

Datuak Mangkudun

Modal awal dari BMT Agam Madani Sariak diperoleh dari dana

KUR, kemudian ditambah dengan modal dari anggota BMT

sendiri.66

Peneliti menanyakan lebih lanjut mengenai berapa batas pembiayaan

bermasalah BMT Agam Madani Sariak yang diperbolehkan. Pertanyaan

ini peneliti tanyakan kepada menejer Elka Devi, S.Hi

65 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun 66 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun

71

Tidak ada batas pembiayaan bermasalah yang jelas pada

perencanaan awal, namun bagi beberapa nasabah kredit macet

tidak diberikan pinjaman lagi.67

Kemudian peneliti menanyakan tentang siapa ang menjadi target

nasabah dari BMT Agam Madani, Berikut pemaparan Inyiak Datuak

Mangkudun

Target nasabah pembiayaan terkhusus kepada Anggota dan secara

umum kepada masyarakat Nagari Sariak.68

2. Pengorganisasian

Setelah mengetahui perencanaan BMT Agam Madani Sariak,

peneliti melanjutkan wawancara lagi sebagai dasar untuk

mengetahui Menejemen Pengelolaan BMT Agam Madani. Peneliti

melakukan wawancara selanjut nya mengenai indikator kedua yaitu

Pengorganisasian.

Peneliti melakukan wawancara dengan Elka Devi, S.Hi. peneliti

menayakan tentang bagaimana sistim kerja karyawan BMT Agam

Madani Sariak, dan Elka Devi, S.Hi memaparkan sebagai berikut

Mengingat BMT adalah lembaga keuangna mikro syriah, untuk itu

semua karyawan BMT Agam Madani harus memahami betul

ketentuan-ketentuan syariah, selain itu juga harus mematuhi

segala bentuk dan ketentuan yang sudah ditetapkan69.

Untuk lebih lanjut peneliti menanyakan kembali kepada menejer

Elka Devi, S.Hi mengenai bagaimana pembagian kerja di BMT Agam

Madani Sariak, dan menejer Elka Devi, S.Hi memaparkan

67 Hasil Wawancara dengan Elka Devi, S.Hi 68 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun 69 Hasil Wawancara dengan Elka Devi, S.Hi

72

Sistem pembagian kerja sudah dijelaskan pada masing masing

jabatan sebelum mereka mengemban jabatan tersebut, sehingga

karyawan mampu bertangung jawab terhadap tugas masing-

masing.

Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan pertanyaan

kepada Inyiak datuak Mangkudun mengenai bagaiaman antara atasan

dengan bawahan, berikut pemaparan Inyiak Datuak Mangkudun

Komunikas yang berjalan di BMT Agam Madani tidak terpaku

kepada ketentuan semacam atasan dengan bawahan atau sebalik

nya, komunikasi yang ada di dalam BMT Agam Madani seperti

komunikasi kekeluargaan saja karna memang sejatinya anggota

kepengurusan berikut karyawan masih saling ada hubungan

kekeluargaan satu sama lain.70

Jawaban mengenai komunikasi di BMT Agam Madani juga

diperjelas oleh teller M.Afdal, beliau menjelaskan bahwa.

Komunikasi kami sesama karyawan berjalan baik-baik saja begitu

juga saya dengan Inyiak tidak ada batasan-batasan tertentu, kalau

memang ada masalah dibicarakan baik-baik, kalau tidak bisa

diselesaikan baru diserahkan kepada organisasi. Jarang terjadi

mis komunikasi diantara karyawan.71

Kemudian peneliti melanjutkan pertanyaan kepada menejer Elka

Devi, S.Hi mengenai mengapa seorang manejer harus berperan sebagai

seorang integrator dalam subsistem sosial organisasi, berikut

pemaparan menejer Elka Devi, S.Hi.

Karna dalam subsistem sosial organisasi banyak sekali aspek yang

mempengaruhi efektif dan efesiensi pencapaian tujuan organisasi.

Oleh sebab itu menejer harus bertanggung jawab dalam subsistem

sosial agar tidak terganggu fungsi fungsi organisasi.72

70 Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun 71 Wawancara dengan M.Afdal 72 Hasil Wawancara dengan menejer Elka Devi, S.Hi

73

Setelah mendapat penjelasan tersebut peneliti menanyakan

pertayaan terakhir dari indikator pengorganisasian. Peneliti menayakan

tindakan apa yang dilakukan jika terjadi mismanajemen di BMT Agam

Madani Sariak, Mismanajemen adalah suatu kesalahan/kekeliruan

tindakan pada saat proses pemberian bimbingan atau pasilitas-pasilitas

manajer itu berlangsung, atau mismanajemen terjadi karena adanya

kesalahan tindakan pada saat proses pencapaian tujuan sedang

berlangsung berikut pemaparan menejer Elka Devi, S.Hi.

Masalah manajemen adalah menyangkut orang-orang yang

menyelenggarakan organisasi, mau tidak mau harus diakui bahwa

untuk berhasilnya sesuatu tujuan organisasi mutlak perlu adanya

hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan yang lain

dalam suasana bekerja. Sebab meskipun struktur organisasi baik,

tetapi kalau tidak ada hubungan yang baik dan harmonis antara

pejabat yang satu dengan yang lain (secara perorangan, bukan

dinas) pasti mismanajemen yang muncul. Jadi persoalan hubungan

kemanusiaan memegang peranan penting dalam mengsukseskan

manajemen. Sistem konco atau sistem famili bisa juga membantu

dalam manajemen, namun harus diingat bahwa sistem ini kalau

diteruskan sangat tidak baik dan akan membawa pengaruh yang

dalam seperti dengan konotasi jelek dari birokrasi (burasystem =

birokratis). Oleh sebab hal di atas, kata sistem konco atau famili

harus ditekan dengan merubah sistem kerja sama.73

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan (actuating) merupakan implementasi dari sebuah

plan atau rencana yang sudah terorganisir sangtlah penting, dan

tentunya semua actuating atau implementasi tersebut ingin mencapai

sesuatu hal yang maksimal/efektif.

73 Hasil Wawancara dengan menejer Elka Devi, S.Hi

74

Pelaksanaan merupakan tindakan yang mengusahakan agar anggota

suatu kelompok organisasi, baik organisasi perusahaan ataupun

organisasi nonprofit untuk mencapai tujuan yang telah disepakati

dalam perencanaan manajerial, serta usaha-usaha manejerial.

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan organisasi perlu adanya

penempatan dan motivasi. Untuk itu indikator pelaksanaan masuk

kedalam bahasan peneliti dalam meneliti Manjemen Pengelolaan

BMT. Hasil wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun peneliti

menanyakan tentang mengapa motivasi penting dalam pencapaian

kerja, kemudian Inyiak Datuak menjelaskan

Pemberian motivasi dalam hal pelaksanaan tugas adalah hal

yang selalu perhatikan guna terus memberikan semangat. Saya

tidak segan-segan memuji kepada para bawahan apabila

pekerjaan yang dibebankan selesai tepat waktu, demikian juga

kepada sesama pengurus. Kamipun tidak segan-segan

memberikan peringatan apabila ada anggota organisasi yang

belum mampu melaksanakan tugas dengan benar berupa

pembinaan yang sifatnya pendekatan persahabatan ataupun

kekeluargaaan. Sehingga dengan cara ini maka anggota

organisasi akan merasa sangat dihargai peranan mereka bagi

roda organisasi.74

Setelah memeperoleh penjelasan mengenai seberapa penting peran

motivasi dalam keberlangsungan BMT Agam Madani Sariak, peneliti

melanjutkan pertanyaan kepada menejer Elka Devi mengenai apa

bentuk motivasi yang diberikan pada karyawan BMT Agam Madani

beriku pemaparan dari Elka Devi

74 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun

75

Bentuk motivasi yang diberikan pada karyawan BMT Agam

Madani ada secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung

itu dapat berupa kenaikan gaji, diberikan insentif, pujian,

penghargaan karyawan berprestasi serta bonus. Secara tidak

langsung motivasi dapat berupa pemberian fasilitas.75

Setelah mengetahui bentuk motivasi yan diberikan BMT Agam

Madani Sariak kepada karyawan nya. Peneliti menanyakan pertanyaan

wawancara selanjutnya mengenai bagaimana cara menggerakan

karyawan BMT Agam Madani Sariak agar planning dan

pengorganisasian dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang

maksimal. Pertanyaan ini dijelaskan oleh menejer elka devi.

Cara menggerakan karyawan agar tercapai tujuan yang maksimal

adah dengan motivasi dan penempatan karyawan pada jabatan

yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Selain itu

mengingatkan kembali visi dan misi dari BMT Agam Madani.

Adanya perencanaan kerja secara periodic yang ditetapkan oleh

Menejer. Dan membuat laporan secara periodic kepada badan

pengawas.

Setelah mengetahui mengenai sistem kerja serta cara menggerakan

karyawan dan bentuk motivasi yang diberikan pada karyawan BMT

Agam Madani Sariak, selanjutnya peneliti menanyakan tentang kriteria

yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan di BMT Agam Madani Sariak

kepada Inyiak Datuak Mangkudun.

75 Hasil Wawancara dengan menejer Elka Devi, S.Hi

76

Pada saat awal perencanaan berdirinya BMT Agam Madani

perekrutan untuk staff atau karyawan melalui tes yang dilakukan di

Lubuk Basung. Perekrutan dilakukan oleh PEMDA Kabuoaten

Agam.76

Lebih lanjut peneliti menanyakan tentang bagaimana cara penempatan

karyawan di BMT Agam Madani Sariak. Pertanyaan ini dijelaskan

oleh Inyiak Datuak Mangkudun sebagai berikut.

Penempatan karyawan ditentukan oleh PEMDA Kabupaten

Agam.77

4. Pengawasan

Setelah beberapa pertanyaan wawancara mengenai fungsi

manjemen. Indikator terakhir adalah pengawasan. Mengenai

pengawasan peneliti menayakan kepada Wali Nagari Sariak Sofli

Syamra tentang bagaimana pengawasan BMT Agam Madani Sariak

Berikut pemaparan dari Bapak Syofli Syamra

Fungsi pengawasan di BMT Agam Madani Sariak dilakukan

oleh Badan Pengawasan Syari‟ah, yaitu:

a. Dipilih dari dan oleh anggota penuh dalam rapat anggota

b. Bertanggung jawab pada anggota

c. Paling banyak terdiri dari 3 orang

d. Dipilih untuk masa jabatan 3 tahun

e. Selama memegang jabatan tidak mendapat gaji, namun

bisa menerima bonus

f. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan BMT Agam

Madani agar tetap sesuai dengan syari‟ah Islam.

Pengawasan pengelola terhadap Anggota yang menerima

pembiayaan dilakukan

76 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun 77 Hasil Wawancara dengan Inyiak Datuak Mangkudun

77

dengan cara :

a. Meng-administrasikan jadwal angsuran setiap Anggota

penerima pembiayaan.

b. Merencanakan komunikasi dengan anggota penerima

pembiayaan tiga hari sebelum jatuh tempo angsuran.

c. Mengadakan kunjungan kepada anggota yang

bersangkutan dengan menyiapkan surat teguran jika yang

bersangkutan tidak berada ditempat.

d. Mendiskusikan hambatan-hambatan dalam usaha

Angota serta mencari jalan keluar agar tidak timbul

pembiayaan bermasalah.

e. Pertemuan kelompok pembiayaan digabungkan dengan

kegiatan penguatan ruhiyah dan pendekatan personal

(dari hati ke hati)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Syofli Syamra

bahwa “fungsi pengawasan di BMT Agam Madani berjalan

dengan baik. Hal tersebut berdasarkan kinerja dari Badan

Pengawasan Syari‟ah yang telah mengikuti prosedur ataupun

aturan pada dokumen SOP di BMT Agam Madani Sariak. Dalam

pelaksanaan fungsi pengawasan juga belum ditemukan kendala,

namun dalam hal pemilihan ataupun penentuan anggota Badan

Pengawasan Syari‟ah tidak sepenuhnya dilakukan dengan hasil

rapat tetapi terlebih dahulu disarankan nama-nama anggota oleh

pihak Direktur dan General Manager, apabila terdapat banyak

kandidat calon maka dilakukan rapat dari dan oleh anggota.”

Adapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syari‟ah yaitu:

78

a. Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi

kegiatan perusahaan agar sesuai dengan Prinsip Syariah

b. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas

pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan perusahaan

c. Mengawasi proses pengembangan produk baru perusahaan

Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk

baru perusahaan yang belum ada fatwanya

d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah

terhadap mekanisme kegiatan usaha perusahaan

e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari

satuan kerja perusahaan dalam rangka pelaksanaan tugasnya.78

C. PEMBAHASAN

Lembaga keuangan seperti BMT, sesungguhnya sangat

diperlukan untuk menjangkau dan mendukung para pengusaha mikro

di seluruh pelosok Indonesia yang belum dilayani oleh perbankan.

BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah

pembiayaan, karena kegiatan BMT sebagai lembaga keuangan

pemberian pembiayaan merupakan kegiatan utamanya.

Peran BMT Agam Madani Sariak diantaranya adalah sebagai

lembaga simpan pinjam dengan prinsip bagi hasil, sebagai penyalur dana

dan sebagai mitra usaha. Selain itu, juga mendampingi nasabahnya dalam

78 Hasil Wawancara dengan Bapak Syofli Syamra

79

menjalankan usaha seperti mengarahkan juga memberi saran untuk

perkembangan usahanya dan menghubungkan antara nasabah dan

penyedia barang. Tetapi tidaksemua mitra dapat didampingi dan diawasi

karena keterbatasan staff BMT Agam Madani. Jadi hanya sebagian kecil

yang selalu didampingi serta diawasi dalam perkembangannya. Selain

itu, BMT juga membantu memasarkan produk usaha nasabahnya.

Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga

berdasarkan kesepakatan antara BMT dengan pihak lain dengan harga

ditetapkan sebesar biaya perolehan barang ditambah margin

keuntungan yang disepakati.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Ketua

Organisasai Menejer, Teller, serta Wali Nagari Sariak yang peneliti

lakukaan untuk mencari tahu mengenai Menejemen Pengelolaan BMT

Agam Madani Sariak. Peneliti menemukan fakta bahwa “faktor ataupun

aspek yang mendukung keempat fungsi manajemen di BMT Agam

Madani tidak efesien. Diantara faktor pendukung yang menurut peneliti

tidak sesuai adalah :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sama halnya dengan tenaga kerja, yaitu

individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk

meningkatkan mutu perusahaan. Untuk menghasilkan tenaga kerja

yang baik, maka perusahaan perlu mengadakan pembinaan dengan

tujuan untuk mendayagunakan SDM yang berkualitas, terampil

80

dan ahli dalam melaksanakan pekerjaannya. Tenaga kerja juga

merupakan kunci maju mundurnya suatu perusahaan. Dengan

demikian sumber daya manusia dapat dijadikan sebagai salah satu

indikator untuk menerapkan fungsi manajemen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BMT Agam Madani

bahwa “Parameter penilaian dan pengelolaan sumber daya manusia

yang baik dapat diukur dari kejujuran karyawan, tanggung jawab

dalam berkerja, keandalan atau kemahiran dan kualitas pekerjaan.

Menurut peneliti Sumber daya manusia pada BMT Agam Madani

sariak ini belum dapat dianggap memadai, karena para karyawan

belum memenuhi parameter penilaian tersebut. Masih terdapat

beberapa karyawan yang menunjukkan kurangnya profesionalitas

dan belum memahami peran dan fungsi BMT dalam

meningkatkan perekonomian.

Oleh karena itu, BMT membuat solusi dengan mengadakan

pelatihan. Manager perusahaan BMT Agam Madani menyatakan

bahwa pelatihan ini sebagai Gathering yang biasanya

mendatangkan pemateri dari luar anggota BMT dan dilakukan

beberapa kali dalam setahun. Gathering tersebut berisi kegiatan

outbound yang merupakan bagian dari pembinaan sumber daya

manusia dan peningkatan kerja pengelola BMT Agam Madani.

Outbound ini merupakan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan

perusahaan. Dengan adanya kegiatan outbound tersebut maka

81

pimpinan dapat menyampaikan motivasi dan arahannya serta

menganjurkan kepada para pengelola BMT agar dapat

meningkatkan inovasi, kreativitas, disiplin dan kerja keras untuk

mencapai keberhasilan kerja.Dengan demikian, pelatihan yang

dilakukan oleh BMT Pradesa Finance Mandiri ini sudah

memberikan pengaruh yang positif bagi para karyawan walaupun

belum mencapai pengaruh yang maksimal.

Namun menurut peneliti pelatihan tersebut tidak dapat dikatakan

mampu meningkatkan kinerja pengelola perusahaan, Karna

berdasarkan temuan dilapangan melalui wawancara dan pengamatan

peneliti, staff BMT Agam Madani belum memenuhi kriteria untuk

mengemban jabatan. Misal nya untuk jabatan Menejer, jabatan

meneger BMT Agam Madani Sariak diisi oleh seseorang lulusan

Hukum. Padahal posisi menejer dapat dikatakan penggerak terhadap

kelangsungan BMT dalam mencapai tujuan organisasai. Yang mana

seharusnya seseorang yang menduduki posisi menejer haruslah orang

memahami betul ilmu-ilmu menegement serta fungsi-fungsi

menegement sehingga dengan ilmu tersebut ia mampu menerapkan

nya pada suatu organisasi atau yang dalam penelitian ini BMT Agam

Madani Sariak. Sehingga pada saat terjadi kendala pihak BMT tidak

dapat menangani nya secara efektif.

Begitu juga dengan pengurus organisasi, pengurus organisasi

ditunjuk oleh pendiri yang mana latar belakang pendidikan pengurus

82

adalah SMA sederajat. Bahkan berdasarkan temuan dilapangan yang

peneliti peroleh Ketua Organisasi Inyiak Datuak Mangkudun belum

pernah mengetuai suatu organisasi serupa sebelumnya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada di BMT Agam

Madani Sariak kurang efektif.

2. Job Description tidak transparan

Job Description merupakan panduan dari perusahaan, semakin

jelas job description yang diberikan maka semakin mudah bagi para

karyawan melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.

Dengan adanya job description maka karyawan pun akan

mengetahui secara jelas area pekerjaan, tanggung jawab dan

wewenangnya. Dengan demikian karyawan juga akan mengetahui

dengan jelas koordinasi dan tugas-tugasnya.

Pada perusahaan perlu dilakukan pembaharuan terhadap SOP atau

jobdesc. Karena tidak ada struktur yang jelas untuk membentuk

SOP/jobdesc. Seharusnya yang berhak menetapkan job Description

yaitu manager, departemen atau devisi yang terkait, pemegang

jabatan, penganalisa jabatan serta ditentukan dalam Rapat Anggota,

namun hal ini kurang berjalan baik di dalam BMT Agam Madani

Sariak, sehingga yang sering melakukan perubahan maupun yang

menetapkan SOP/ jobdesc tersebut hanya manager dan disepakati

berdasarkan keputusan bersama melalui rapat.

83

3. Kurangnya profesionalitas kinerja pengelola

Penilaian kineja karyawan perlu untuk diterapkan, dengan adanya

penilaian kinerja maka perusahaan dapat menetapkan dasar dalam

pengambilan keputusan untuk promosi maupun pemberhentian.

Perusahaan juga dapat mengukur prestasi kerja dan mengetahui

pengaruh dari pelaksanaan pelatihan. Dengan demikian perusahaan

dapat memperbaiki maupun mengembangkan potensi karyawan.

Menurut peneliti ketidak profesionalan dari pengerus serta

pengelolala BMT Agam Madani Sariak terjadi masalah utama yaitu

Pembiayaan bermasalah. Kurang nya profesionalitas pengurus serta

pengelola BMT Agam Madani Menurut peneliti penyebab utama nya

adalah penempatan jabatan yang tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikan serta keahlian yang dimiliki dan belum ada pengalaman

dalam bidang yang serupa.

84

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen Pengelolaan BMT Agam Madani kurang efektif. Hal

tersebut dilihat dari fungsi management perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan yang tidak terpenuhi

syarat-syarat nya serta sumber daya manusia yang kurang kompeten

dan profesional. Pada funsi perencanaan bahkan tidak ada ketentuan

batas pembiayaan bermasalah dan target nasabah yang di utamakan

hanya pada petani saja.

Fungsi pengorganisasian pada BMT Agam Madani Sariak jika

dilihat dari struktur sudah sesuai dengan SOP yaitu pencapaian kerja

dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta

lintas wewenang dan tanggung jawab.

Fungsi pelaksanaan pada BMT Agam Madani juga berjlan dengan

baik hal tersebut berdasarkan pada hal motivasi yang selalu diberikan

pada karyawan yang menyelesaiakan pekerjaan nya dengan baik.

Motivasi dapat diberikan secara langsung dan tidak langsung. Pada hal

penempatan BMT Agam Madani kurang fektif karna menurut peneliti

penempatan karyawan tidak sesuai dengan ilmu dan keahlian yang

dimiliki.

Fungsi pengawasan di BMT Agam Madani Sariak berjalan

dengan baik. Hal tersebut berdasarkan kinerja dari Badan

85

Pengawasan Syari‟ah yang telah mengikuti prosedur ataupun aturan

pada dokumen SOP di BMT Agam Madani Sariak. Dalam

pelaksanaan fungsi pengawasan juga belum ditemukan kendala, namun

dalam hal pemilihan ataupun penentuan anggota Badan

Pengawasan Syari‟ah tidak sepenuhnya dilakukan dengan hasil

rapat tetapi terlebih dahulu disarankan namanama anggota oleh

pihak Direktur dan General Manager, apabila terdapat banyak

kandidat calon maka dilakukan rapat dari dan oleh anggota.

B. SARAN

Berdasarkan hal-hal yang penulis uraikan sebelumnya, penulis

menemukan sebuah titik penting yang sebaiknya menjadi perhatian

kita bersama. Dalam hal ini penulis menyarankan beberapa hal :

1. Untuk memaksimalkan fungsi manajemen yang sempurna maka

yang menjadi aktor penghambat dapat segera diatasi oleh BMT

Agam Madani Sariak.

2. Memilih pengurus dan pengelola yang berpengalaman sehingga

mampu mengadapi kendala-kendala yang ada.

3. Menjadikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai penggerak

ekonomi dan pendongkrak kesejehtaraan masyarakat Nagari

Sariak.

86

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad Rodoni, Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. Zikrul

Hakim. Jakarta. 2008

Ahmad Sinn Abu Ibrahim, Manajemen Syariah- sebuah kajian

historis dan kontemporer,

Al Quran surat Ash-Shaff ayat 4

Al-quran

Al-Quran surat al-baqarah 282

Amirullah, haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen; Graha Ilmu,

Yogyakarta

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2009),

Ari Kristin Prasetyoningrum, Risiko Bank Syariah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015)

Athoillah, Anton. (2010). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka

Setia

Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Terj. Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk. Cet 1. Jakarta: Gema Insani, 2011

Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2013, )

Buchari Alma. 2014. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,

Alfabeta, Bandung

Griffin, Alih bahasa Gina Gania MBA, 2002, Manajemn Jilid I; Erlangga,

Jakarta

G.R Terry dan L.W Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009, )

Hasibuan, Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi

Aksara: Jakarta), 2005

Heri sudarsono. Bank dan lembaga keuangan syariah deskripsi dan

ilustrasi. Ekonisia; Yoyakarta. 2004

JURNAL IDAARAH, VOL. I, NO. 1, JUNI 2017

Jurnal Publipreneur, Vol. 2, Nomor 3, Juni 2014, ISSN: 2338-5049

Jurnal Al-Muzara’ah Vol.5, No.1, 2017 (ISSN p: 2337-6333; e: 2355-

4363)

Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, Agustus 2013

Kasmir . 2007. Bank Lembaga dan keuangan lainnya . Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, Edisi Revisi,)

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil (BMT),

(Yogyakarta: UII Press, 2004),

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1999),

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil

(BMT), (Yogyakarta: UII Press, 2004)

87

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia,

2005,)

Muhammad, 2007. Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mustafa Edwin Nasution, et al, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)

Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan

Teoritis dan Praktis Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi

Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia.Ekonomi Islam,

Yogyakarta : Grafindo, 2008, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2010)

P Siagian Sondang, 1999, Teori dan Praktek kepemimpinan; Rineka cipta,

Jakarta

Renny Supriyatni dan Andi Fariana, Model Alternatif Mediasi Syariah

Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah, (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2016) Edisi I

Susyanti Jeni, 2016. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, Malang:

Empat dua

Subagyo, Ahmad.2011. Keuangan Mikro Syaiah. (Jakarta: Pinbuk Press)

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga

Keuangan syar’iah. Jakarta: Salemba Empat

Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit

Jasa Keuangan Syariah Koperasi Peraturan Menteri, 2007

Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2015), Cetakan II

Wiludgeng Sri SP, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2007)

Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2012)

Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajeman Bank Syari’ah, (Jakarta: Pustaka

Alvabet, 2005)

http://mdr-manajemen.blogspot.com/2013/11/keahlian-manajer.html

http://mdr-manajemen.blogspot.com/2013/11/keahlian-manajer.html