Tinjauan Syariah Bisnis MLM
Transcript of Tinjauan Syariah Bisnis MLM
A. Latar Belakang
Bisnis Multi Level Marketing (MLM) sudah banyak menjamur di
masyarakat Indonesia, bisnis dengan skema jaringan ini banyak
memikat masyarakat karena menjajikan keuntungan yang menggiurkan.
Keuntungan ini biasanya bersumber dari komisi yang ditawarkan
oleh perusahaan MLM sebagai kompensasi dari banyaknya produk yang
terjual dan orang yang ikut dalam jaringan yang dikembangkan oleh
seorang pelaku bisnis MLM. Fokus utama bisnis ini berbeda dari
menjual produk pada umumnya,Bisnis MLM menjanjikan keuntungan
bukan hanya dari menjual produk yang dijual sebanyak banyaknya,
tetapi juga mengembangkan sebuah skema jaringan tertentu untuk
mendapatkan bonus yang lebih besar dari berkembangnya sistem
jaringan yang dijalankan.
MLM atau Multi Level Marketing adalah metode atau teknik
pemasaran berjenjang dan memakai pendekatan direct selling.
Sistem MLM ini memangkas sedikitnya 2 pihak dalam jalur
distribusi. Produsen tidak perlu lagi mencari perusahaan
distributor untuk memasarkan produknya, dan tidak perlu grosir
untuk mendistribusikan produk dari distributor ke konsumen,
tetapi cukup dengan distributor independen. Lihat Gambar 1.
Gambar 1. Skema Bisnis MLM
Keunikan sistem MLM ini terletak pada distribusi produknya
yang tidak akan dijumpai di toko-toko, swalayan dan warung-
warung. Produk diperoleh melalui distributor langsung yang
umumnya berupa pribadi-pribadi.
Saat ini dimasyarakat Indonesia sedang terjadi sebuah
fenomena yang menarik untuk diteliti. Salah satu tokoh agama
islam terkemuka yaitu Ust. YM, mengeluarkan sebuah bentuk bisnis
yang berlandaskan Multi Level Marketing dengan suatu skema yang
disebut dengan skema Piramid. Bisnis yang dijalankan Ust YM
berada dibawah perusahaan bernama VSI (Veritra Sentosa
Internasional). Bisnis MLM dari VSI ini tentu menjadi buah bibir
di masyarakat Indonesia terutama di kalangan para pelaku industri
syariah. Mereka terkejut dengan bisnis yang dicetuskan oleh YM,
karena bisnis ini menggunakan skema Piramid yang sudah jelas
banyak dilarang oleh banyak lembaga fatwa di dunia, bahkan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan aturan khusus terkait
bisnis MLM ini. YM sendiri adalah seorang ulama di indonesia yang
banyak menjadi panutan masyarakat. Dan sebagai seorang ulama
islam ustad YM tentu haruslah mencerminkan sikap seorang muslim
yang taat kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahnya dan
menjauhi larangannya, termasuk larangan riba, gharar , maysir dan
menzalimi sesama manusia .
Ustad YM memiliki sudut pandang sendiri mengenai konsep
bisnis yang dijalankannya. Menurut keterangan dari akun twitter
milik Ust YM , ia menerangkan bahwa bisnis MLM ini akan
menguntungkan, mensejahterkah dan memberikan manfaat kepada
seluruh anggotanya. Menurut beliau bisnis MLM ini membuat seluruh
anggota di bergbagai jenjang pada jaringannya merasakan
keuntungan dari setiap transaksi yang dijalankan oleh para
anggotanya. Selain itu dunia MLM juga akan menjalin silaturahim,
dengan menjadi sarana untuk saling belajar dan mengajar antar
anggota dan saling membesarkan satu sama lain, bukan hanya
sekedar hubungan jual beli yang kering tanpa ruh.
Dari kedua perbedaan pendapat tadi, maka dibuatlah
penelitian singkat mengenai perbandingan bisnis yang dijalankan
oleh Ust YM dengan Fatwa para ulama mengenai status dari bisnis
yang dijalankan beliau, agar dapat diketahui oleh masyarakat
mengenai hukum dari bisnis MLM yang dimiliki oleh Ust YM. Untuk
itu makalah ini diberi judul Analisis Syariah Bisnis MLM Ustad
YM.
B. Rumusan Masalah
Segala bentuk perilaku dan tindak tanduk manusia tidaklah
lepas dari norma dan nilai agama, tidak terkecuali dalam hal
berbisnis. Kegiatan Multi Level Marketing (MLM) yang dijalankan oleh
para pengusahanya haruslah sesuai dengan norma syariah yang
berlaku. Untuk itu diperlukan tinjauan syariah terkait bisnis
MLM. Adapun tinjauan syariah bisnis MLM adalah terkait poin
berikut :
1. Bagaimana kehalalan produknya ?
2. Bagaimana keabsahan akadnya ?
3. Sesuaikah imbalan dengan kerjanya ?
4. Bagaimana posisi etis/akhlaq MLM ?
5. Bagaimana Kaidah Hukumnya ?
6. Bagaimana memodifikasinya agar sesuai syariah ?
7. Bagaimana dengan MLM skema Pyramid?
8. Bagaiman Tinjauan Syariah MLM yang dijalankan salah satu
Ustad ternama di Indonesia yang menggunakan skema pyramid ?
C. Tinjauan Syariah MLM
C.1. Kehalalan Produk
Di Indonesia segala bentuk produk makanan, minuman dan obat
obatan haruslah diperiksa oleh DItjen POM Majelis Ulama Indonesia
untuk diketahui apakah produk tersebut halal atau haram. Untuk
itu dalam penjualan produk MLM, seluruh produknya haruslah
berlabelkan halal. Sebagaimana produk produk yang ditwarakan oleh
salah satu perusahaan MLM syariah AHAD NET yang telah mendapatkan
sertifikasi halal dari MUI.
C.2. Keabsahan Akad
Akad transaksi dalam bisnis MLM biasanya adalah akad ijarah-
ijarah. Artinya, pihak distributor dan pemilik barang, sama sama
berusaha untuk mendapatkan penghasilan. Perusahaan dengan
kepemilikan dan menjual produk yang riil berhak atas keuntungan,
sedangkan distributor dengan kerjanya yang riil berhak
mendapatkan fee berupa bonus atau lainnya. Dalam akad ini hal
perlu diperhatikan adalah keberadaan unsur gharar atau unsur yang
disembunyikan. Segala akad transaksi harus jelas dan terbebas
dari unsur gharar terutama dari sisi pembagian hasil komisi untuk
setiap penjualan barang.
C.3. Imbalan Kerja
Imbalan yang diperoleh oleh bisnis MLM sangatlah bergantung
pada level, prestasi penulan dan kenggotaan distributor. Jasa
perantara ini dalam terminologi fiqh disebut dengan “Samsarah”
atau makelar. Dimana seorang makelar mendapatkan komisi atau
imbalannya atas jasanya sebagai perantara antara penjual dan
pembeli. Namun perlu diperhatikan bahwa menjadi seorang makelar
harus memenuhi beberapa syarat yaitu :
1. Perjanjian jelas kedua belah pihak menurut ketentuan yang
berlaku. (An-Nisa : 29), berdasarkan kaedah-kaedah fikih:
”al-ma’rufu ‘urfan kal masyruthi syarthan” (Sesuatu yang
sudah menjadi maklum bersama kedudukan hukumnya seperti
disyaratkan), “al-ma’ruf bainat tujjar kal masyruthi
bainahum” (Suatu hal yang lazim dimaklumi antar pelaku
bisnis seperti hukumnya telah disyaratkan antar mereka).
Kendati demikian kelazimannya, syarat maupun ketentuan
perjanjian itu tidak boleh keluar dari koridor hukum Allah.
Nabi saw mengingatkan: (kullu syarthin laisa fi kitabillah
fauwa bathilun) “Setiap ketentuan yang keluar dari koridor
kitab Allah adalah batal” (HR. Al-Bazar, Tabrani)
2. Objek akad bisa diketahui manfaatnya secara nyata dan dapat
diserahkan.
3. Objek akad bukan hal yang maksiat atau haram. (Az-Zarga, al-
Madkhal al-Fiqhi, 611, As-Suyuthi, al-Asybah wan Nadzair,
92).
C.4. Posisi Etis/Akhlaq
Ditinjau dari aspek etis/akhlaq, MLM yang merupakan bisnis
yang fenomenal di abad 20 akhir-akhir ini, dapat dikatakan kurang
etis secara normatif. Banyak kenyataannya bahwa sistem MLM ini
diikuti karena paksaan, bukan karena kesadaran sendiri. Karena
diajak oleh teman akrab, misalnya, maka sungkan jika menolak.
Sehingga ikut bisnis MLM pun karena terpaksa. Para pemasar dalam
MLM ini biasanya menjual ke saudaranya dahulu (adik, kakak,
kerabat dekat maupun kerabat jauh), lalu temannya, muridnya dan
orang-orang yang sudah dikenalnya. Meskipun secara syariah tidak
ada larangan mau dijual kepada siapa saja, tetapi pada
prakteknya, banyak pihak yang diajak untuk membeli produk
tersebut melakukannya dengan terpaksa dengan alasan tidak enak
hati jika menolak.
C.5. Kaidah Hukum
MLM ini dapat digolongkan pada penjualan langsung dengan
biaya pemasaran rendah. Orang-orang diajak untuk memasarkan
produk dengan memberikan fasilitas. Mereka diajak untuk
bermotivasi tinggi agar dapat memperoleh hasil yang tinggi. Para
calon pemasar, diberikan istilah BSS (Bisnis sendiri-sendiri).
Mereka dapat menjalankannya dari kantor, dari rumah, dan darimana
saja. Hal ini disebabkan karena bisnis ini adalah bisnis
sampingan.
Kaidah hukum yang dipakai dalam muamalah adalah : La Dororo
wala Diroro yang artinya, bahwa tidak dibenarkan membuat sesuatu
yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tetapi pada
kenyataannya, banyak yang menjadikan bisnis ini menjadi urusan
utama, sehingga pekerjaan kantor terbengkalai, bahkan keluargapun
sampai tidak terurus dan terawat dengan baik. Ataupun jika
menjadikan bisnis ini sebagai sampingan, orang banyak menjadi
koruptor-koruptor kecil, karena menggunakan fasilitas kantor,
seperti telepon, fax dan sebagainya untuk urusan bisnis ini.
Yang pasti, perhatiannya di kantor tidak seratus persen
untuk mengerjakan urusan kantor, tetapi dari sekian waktunya
dikantor, sebagian dicurahkan untuk mengurusi bisnis ini. Akibat
yang ditimbulkan adalah omset perusahaan menurun, dan perusahaan
dirugikan. Sehingga dari kaidah hukum, bisnis yang dijalankan
seperti ini tidak syar‟i.
Di Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN MUI) sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah RI dan
melibatkan ulama dari berbagai Ormas Islam telah mengeluarkan
fatwa yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
menentukan halal haramnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bisnis MLM.
Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua DSN MUI DR.KH.
Sahal Mahfudz dan Sekretaris KH. Drs. Ichwan Sam pada tanggal 25
Juli 2009, dijelaskan ada 12 persyaratan bagi MLM terkategori
sesuai syariah, yaitu :
1. Ada obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang
atau produk jasa;
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu
yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu
yang haram;
3. Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar,
maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan(excessive
mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan
dengan kualitas;
5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota,
besaran maupun bentuknya harus berdasarkan prestasi kerja
yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil
penjualan produk, dan harus menjadi pendapatan utama mitra
usaha dalam PLBS;
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus
jelas jumlahnya, saat transaksi (akad) sesuai dengan target
penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan
perusahaan;
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang
diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau
penjualan barang dan atau jasa;
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota
(mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian
bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya;
10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan acara
seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang
bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia,
seperti syirik, kultus, maksiat dan sebagainya;
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan
keanggotaan wajib membina dan mengawasi anggota yang
direkrutnya;
12. Tidak melakukan kegiatan money game.
C.6. Modifikasi Agar sesuai Syariah
Persoalan yang utama dari modifikasi agar sesuai dengan
syariah adalah adanya jaminan bahwa semua produk yang ditawarkan
halal dan thayyib. Misalnya Tidak ada satupun produk mereka yang
mengandung alkohol, nikotin dan sebagainya yang meracuni tubuh,
meskipun merupakan campuran untuk kosmetika, dan sebagainya. Jika
halal dan thayyib ini terpenuhi, maka masalah berikutnya adalah
cara menjual yang diajarkan dalam pelatihan, adalah cara menjual
yang tidak ada unsur Gharar (penipuan) di dalamnya. Dua hal ini
yang sangat diperhatikan oleh MLM syariah. Dalam hal menjual
misalnya, tidak boleh memakan segmen usaha lain (pasar
tradisional). Hampir semua MLM mempunyai ribuan jenis item barang
yang bisa ditawarkan. Hampir semuanya adalah barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Yang harus diingat, bahwa jangan sampai
MLM ini meraup segmen pasar tradisional. Sehingga perkembangan
MLM ini mematikan toko-toko tradisional. Secara garis besar,
Masalah dominan yang muncul di MLM adalah masalah moral atau
etika pemasar.
Keadilan bagi seorang konsumen adalah dia mengetahui harga
barang dan harga pembandingnya, sehingga dia dapat memutuskan
apakah pembelian ini dilakukan dengan harga yang tepat. Artinya,
pembeli sampai kepada satu kesimpulan bahwa barang yang akan dia
beli tersebut murah, wajar atau mahal. Sama halnya dengan harga
prestise, jika dia tahu harga prestise itu lebih tinggi dan dia
memang ridho dengan harga yang tinggi itu, tidak ada masalah.
Jika dia tidak tahu pembandingnya, maka ini disebut dengan
Jahalah. Pada akhirnya, jahalah ini dapat menimbulkan Gharar
(penipuan), yang akhirnya pembeli tidak ridho dengan apa yang
telah dibelinya. Apabila ini terjadi, pembeli berhak untuk Khiyar
(mengembalikan barang yang sudah dibeli, dengan pengembalian uang
yang sudah dibayarkan, atau mendapatkan harga yang wajar).
Artinya, tidak seorangpun boleh diposisikan sebagai pihak yang
lemah atau dirugikan.
C.7. Skema Piramid
Skema Piramida adalah sistem (ilegal) dimana banyak orang
yang berada pada lapisan terbawah dari piramida membayar sejumlah
uang kepada sejumlah orang yang berada di lapisan piramida
teratas. Setiap anggota baru membeli peluang untuk naik ke
lapisan teratas dan mendapat keuntungan dari orang lain yang
bergabung kemudian. Sebagai contoh, untuk menjadi anggota
diharuskan membayar mulai dari jumlah yang kecil hingga jutaan
rupiah. Dalam contoh ini, Si A harus membayar Rp. 10 juta, untuk
membeli sebuah tempat pada piramida di lapisan paling bawah. Uang
Si A senilai Rp. 5.000.000 akan pindah ke orang lain yang
posisinya tepat di atas Si A dan Rp 5.000.000 lainnya beralih ke
puncak piramida, atau ke promotor. Bilamana semua posisi yang
tersedia dalam skema tersebut telah dipenuhi peserta, promotor
akan memperoleh Rp 160 juta, sedangkan Si A dan teman-teman lain
yang sama-sama berada di lapisan paling bawah akan kehilangan Rp
10 juta per orang. Apabila promotor telah terbayar, maka
posisinya dihilangkan dan yang berada di lapisan kedua akan naik
ke puncak. Setelah itu, barulah kedua orang yang tadinya berada
pada lapisan kedua akan menikmati keuntungan. Untuk membayar
kedua orang ini, lapisan terbawah ditambah 32 posisi baru, dan
pencarian peserta baru terus berlanjut. Setiap kali sebuah
lapisan naik ke puncak, sebuah lapisan baru harus ditambahkan
pada alas piramida, masing-masing 2 kali lebih banyak dari
sebelumnya. Apabila jumlah peserta baru mencukupi, maka Si A dan
15 peserta lain yang berada pada lapisan yang sama mungkin dapat
mencapai puncak.
Namun demikian, untuk mengumpulkan keuntungan bagi Si A,
dibutuhkan 512 orang peserta baru dimana setengah dari mereka
akan kehilangan Rp. 10 Juta. Tentu saja, piramida ini bisa saja
ambruk jauh sebelum Si A mencapai puncak karena jumlah rekruting
tidak tercapai. Agar supaya setiap peserta dapat memperoleh
keuntungan, selalu dibutuhkan peserta-peserta baru. Namun pada
kenyataannya, jumlah peserta baru terbatas dan setiap lapisan
baru memiliki peluang merekrut orang lain, lebih kecil dan
peluang kehilangan uang justru lebih besar. Skema Piramida dan
Investasi Surat Berantai ini mudah dikenali dengan ciri-ciri :
1. Pungutan biaya pendaftaran anggota yang relatif besar dan
sebagian digunakan untuk memberi komisi atau bonus kepada
orang yang merekrut anggota baru.
2. Keharusan setiap anggota untuk membeli produk dalam jumlah
besar dengan potongan harga setinggi mungkin. Padahal, harga
produk tersebut telah dinaikkan secara tidak wajar.
Pembelian produk tidak disertai dengan jaminan uang kembali
(garansi), karena produk yang diperjual belikan tidak baik
kualitasnya.
3. Tidak peduli dengan kepuasan pelanggan, sehingga pembeli
cenderung menjadi korban.
4. Tidak ada perjanjian /kontrak tertulis antara perusahaan
dengan distributornya.
5. Tidak adanya pendidikan dan sistem pelatihan yang sistematis
untuk para distributor.
6. Tidak diterima sebagai anggota APLI.
7. Anggotanya tidak memiliki peluang yang sama untuk
mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa.
Orang yang mendaftar belakangan kurang mendapatkan peluang
untuk memperoleh keuntungan. Padahal dalam MLM peluangnya
harus sama.
C.8. Bisnis MLM Ustad Ternama dengan skema Pyramid
Di Indonesia ada seorang Ustad ternama dengan ini sial YM yang
menjalankan bisnisnya dengan skema MLM Pyramid. Perusahaan ini
bernama PT VSI, dimana dalam menjalankan bisnisnya PT VSI
menggunakan skema pyramid dengan berbagai bonus yang diberikan,
berikut adalah skema bisnis dari MLM yang dijalankan Ust. YM :
Pendaftaran Mitra
Untuk menjadi mitra seseorang harus mendaftar dengan Rp
275.000,- dan ia akan mendapatkan:
Bisnis Loket All-Payment VERITRA-PAY include software
payment dengan OS Java, Android, Blackberry, iOS & Yahoo
Messenger (YM) + Google Talk (Gtalk), info lengkap
Veritra-Pay, klik di sini
Hak Usaha pengembangan pemasaran VSI seumur hidup & dapat
diwariskan
Bonus Sponsor
Bonus sponsor adalah bonus yang dibayarkan apabila sesorang
berhasil mereferensikan orang lain untuk bergabung dalam
program ini. Dia dapat melakukan pensponsoran sebanyak yang
dia mampu. Rp 50.000,- ( dengan rincian cash Rp 30.000 dan
deposit Vertra Pay Rp 20.000 )
Gambar 1. Skema Bonus Sponsor
Bonus Pasangan
Ketika terjadi pasangan kiri & kanan kaki Si A, maka Si A
akan mendapatkan Bonus Pasangan sebesar Rp. 25.000,- (Rp
15.000 berupa cash & Rp 10.000 berupa deposit VeritraPay)
dengan Flush out 12 pasang per hari.
Gambar 2. Skema Bonus Pasangan
Bonus Duplikasi Pengembangan s/d 10 Generasi
Genera
si
Sponsori
ng
Bonus Flush
Out
Total
Bonus1 2 Rp
1.000,-
12 Rp
24.000,-2 4 Rp
1.000,-
12 Rp
48.000,-3 8 Rp
1.000,-
12 Rp
96.000,-4 16 Rp
1.000,-
12 Rp
192.000,-5 32 Rp 12 Rp
1.000,- 384.000,-6 64 Rp
1.000,-
12 Rp
768.000,-7 128 Rp
1.000,-
12 Rp
1.536.000,
-8 256 Rp
1.000,-
12 Rp
3.072.000,
-9 512 Rp
1.000,-
12 Rp
6.144.000,
-10 1.024 Rp
1.000,-
12 Rp
12.288.000
,-Potensi maks Bns Duplikasi / hari
/ HU
Rp
24.552.000Potensi maks Bns Duplikasi /
bulan / HU
Rp
736.560.00
0Tabel 1. Skema Bonus Duplikasi
Bonus tersebut bisa didapatkan hanya dengan menduplikasikan
12 pasang per hari & diagram jaringan tidak perlu full
matriks.
Bonus Reward
Skema Reward
Star
Leader
100 kanan 100 kiri Smartphone Android Senilai Rp
1.000.000,-
Bronze500 kanan 500 kiri Free Trip Ke Sentosa Island
Singapore Senilai Rp 5.000.000,-
Silver7.000 kanan 7.000 kiri Perjalanan Religi/Tour Eropa
Senilai Rp 50.000.000,-
Gold
25.000 kanan 25.000 kiri 1 Unit Mobil Keluarga Senilai
Rp 200.000.000,-
Emerald100.000 kanan 100.000 kiri 1 Unit Mobil Mewah Senilai
Rp 500.000.000,-
Diamond250.000 kanan 250.000 kiri 1 Unit Rumah Mewah Senilai
Rp 1.000.000.000,-Ambassad
or
1.000.000 kanan 1.000.000 kiri 1 Unit Villa Mewah
Senilai Rp 2.000.000.000,-Crown
Ambassad
or
2.500.000 kanan 2.500.000 kiri 1 Unit Super Car
Senilai Rp 2.000.000.000,-
Tabel 2. Skema Bonus Reward
Repeat Order SmartPay
Setiap mitra yang melakukan transaksi pengisian pulsa akan
mendapat cash back langsung sebesar Rp 75,-.Bonus Repeat
Order bulanan didapat dari total transaksi pulsa & payment
yang terjadi di group Anda sampai dengan 10 Generasi Kompres.
Ilustrasi Royalti dengan Duplikasi mensponsori 4 mitra
Personal Payment:
Mitra Royal Tr Bonus
ti x1 4 Rp
50,-
30 Rp 6.000,-
2 16 Rp
20,-
30 Rp 9.600,-
3 64 Rp
20,-
30 Rp 38.400,-
4 256 Rp
20,-
30 Rp
153.600,-5 1.024 Rp
20,-
30 Rp
614.400,-6 4.096 Rp
20,-
30 Rp
2.457.600,-7 16.384 Rp
20,-
30 Rp
9.830.400,-8 65.536 Rp
20,-
30 Rp
39.321.600,
-9 262.14
4
Rp
20,-
30 Rp
157.286.400
,-1
0
1.048.
576
Rp
20,-
30 Rp
629.145.600
,-Total Rp
838.869.600
,-Tabel 3. Skema Royalti Repeat SmartPay
Repeat Order Veritra Pay
Ilustrasi Pendapatan dari membuka bisnis Loket Payment Poin
Online Bank (PPOB ) Veritra Pay Misalkan Anda pribadi membuka
3 Loket Payment dengan rata-rata jumlah transaksi 2500 trx
per bulan, serta Anda memiliki downline langsung 100 Loket
PPOB, maka ilustrasi penghasilan Anda:
Jenis
Loket
Jumla
h
Margin Trx/
Bulan
Pendapatan/
BulanPribadi 3 Rp
1.000,-
2.500 Rp
7.500.000,-Sub-
Loket
100 Rp
100,-
2.500 Rp
25.000.000,-Total Rp
32.500.000,- Tabel 4. Skema Repeat Order Veritra Pay
Repeat Order
Gener
asi
Mitr
a
Jumlah
Trx
Royalti Bonus
1 2 4 Rp
5.000,-
Rp
40.000,-2 4 4 Rp
5.000,-
Rp
80.000,-3 8 4 Rp Rp
5.000,- 160.000,-4 16 4 Rp
5.000,-
Rp
320.000,-5 32 4 Rp
5.000,-
Rp
640.000,-6 64 4 Rp
5.000,-
Rp
1.280.000,
-7 128 4 Rp
5.000,-
Rp
2.560.000,
-8 256 4 Rp
5.000,-
Rp
5.120.000,
-9 512 4 Rp
5.000,-
Rp
10.240.000
,-10 1.02
4
4 Rp
5.000,-
Rp
20.480.000
,-Total Rp
40.920.000
,-Tabel 5. Skema Repeat Order
C.9. Tinjauan Syariah MLM PT VSI
untuk melihat unsur syariah YM ada beberapa aspek dibahas
dalam peneilitan ini, berikut adalah aspek analisinya :
a) Sistem Pyramid
Pemerintah Amerika telah melarang praktik pyramid
scheme. Namun agar pihak pengelola memasukkan produk
sebagai kedok. Dan namanya diubah menjadi Multi Level
Marketing, Direct Selling dan lain lain. (DR. Sami As
Suwailim , konsultasi syariah www.islamtoday.com).
Hukum pyramid scheme jelas haram, karena mengandung
unsur ba’I, yaitu : menukar uang sejenis dengan cara
tidak tunai dan tidak sama nominalnya, juga
mengandung unsur gharar, yaitu saat seseorang
bergabung dengan sebuah jaringan Pyramid Scheme dia
tidak tahu apakah uang yang telah dibayarkan akan
kembali ditambah bonus, karena dia berada di tingkat
atas atau tingkat bawah dalam skema tersebut.
b) Skema MLM Ustad YM dibandingkan Ulama Timur Tengah
Untuk analisa skema MLM yang dijalankan Ustad YM ini,
dapat kita lihat dari tanggapan Dewan Fatwa Kerajaan
Arab Saudi denngan fatwa No. 22935, tanggal 14-3-
1425H, karena skema ini kurang lebih sama dengan yang
terjadi di Arab Saudi, yang berbunyi :
Soal : Banyak pertanyaan masuk ke dewan fatwa tentang hukum MLM
seperti “BIZNAS” dan “Hibatuljazirah” yang inti system pemasarannya :
setiap anggota berusaha meyakinkan 2 orang untuk membeli produk,
kemudian setiap pembeli tadi meyakinkan 2 orang lagi untuk membeli.
Semakin tinggi tingkatan pesera semakin besar bonus yang
didapatkan mencapai ribuan Riyal.
Jawab : Sistem ini (MLM) termasuk muamalat yang diharamkan.
Karena tujuan orang yang bergabung adalah bonus dan bukan
barang. Terkadang bonus mencapai ribuan Riyal sedangkan harga
barang hanyalah ratusan Riyal. Setiap orang yang berakal bila
ditawarkan pilihan barang dan bonus pasti akan memilih bonus. Oleh
karena itu yang menjadi jargon perusahaan MLM menarik orang
untuk membeli produknya adalah besarnya bonus yagn dijanjikan,
sebagai imbalan harga barang yang tidak seberapa bila dibandingkan
dengan bonus yang akan diperoleh.
Berdasarkan penjelasan hakikat system pemasaran ini maka
hukumnya adalah haram dengan dalil dalil sebagai berikut :
1. System MLM mengandung unsur riba fadhl dan nasi’ah.
Setiap anggota menyerahkan uang dalam jumlah kecil untuk
mendapatkan uang dalam jumlah yang lebih besar. Ini berarti
uang ditukar dengan uang dengan nominal yang tidak sama dan
tidak tunai. Inilah riba yang diharamkan berdasarkan teks alQuran
dan Hadis beserta Ijma.
2. System MKM mengandung unsur Gharar (spekulasi) yang
diharamkan syariat.
Karena setiap orang yang ikut dalam jaringan ini, ia tidak tahu
apakah akan berhasil merekrut anggota (downline) dalam jumlah
yang diinginkan atau tidak. Sedangkan jarringan ini sekalipun
terus beroperasi, suatu saat pasti akan terhenti, maka pada saat ia
bergabung ke dalam jaringan ia tidak tahu, apakah dia berada
pada tingkat atas dengan demikian dia akan beruntung. Ataukah
dia akan berada pada tingkat bawah dengan demikian dia akan
rugi.
Dan kenyataannya, sebagian besar anggota jaringan menderita
kerugian dan hanya sebagian kecil saja yang meraih keuntungan.
Dengan demikian, persentase terbesar adalah rugi, inilah hakikat
gharar. Yaitu, keberadaannya antara untung dan rugi, dengan
rasio lebih besar.
Dan Nabi SAW telah melarang gharar, sebagaimana diriwayatkan
oleh Muslim dalam kitab shahih
3. System MLM mengandung unsur memakan harta manusia dengan
cara yang batil.
Karena yang mendapat keuntungan dari system ini hanyalah
perusahaan MLM dan sejumlah kecil anggota dalam rangka
mengelabui orang orang untuk ikut bergabung.
Dalam hal ini teks al Quran sangat jelas mengharamkan praktik ini.
Allah berfirman,
ل اط� ب� ال� م ب�� ك ن� ي� م ب�� ك وال� م� �لوا ا ك �ا وا لا ب�" ن� م� ن) ا' ي * ذ� ها ال� ي0* �ا ا ب�*
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, (An Nisaa : 29)
4. System MLM mengandung unsur penipuan, menyembunyikan cacat
dan pembohongan public.
Dari sisi penyertaan barang/produk dalam jaringan, seolah olah ini
adalah penjualan produk padahal sesungguhnya yang terjadi
bukanlah demikian. Dan dari sisi menjanjikan bonus yang sangat
besar, namun jarang diperoleh setiap anggota. Ini adalah
penipuan yang diharamkan syariat. Nabi bersabda,
“Tidak termasuk golonganku orang yang menipu” (HR Muslim)
Dan Nabi SAW juga bersabda:
“Penjual dan pembeli dibenarkan melakukan khiyar selagi mereka
berada dalam satu majelis dan belum berpisah, maka keduanya
jujur dan saling terbuka niscaya mereka diberkahi dan jika
keduanya berdusta dan saling menutupi cacat (barang) niscaya
dicabut keberkahan dari akad yang mereka lakukan”
c) Skema MLM YM dibandingkan dengan Fatwa MUI
Sebagaimana fatwa DSN MUI ada beberapa hal yang perlu
dikritisi dari skema bisnis MLM yang dilakukan oleh
ustad YM karena bertentangan dengan fatwa DSN yang
diputuskan pada tanggal 25 Juli 2009 terkait
persyaratan MLM yang sesuai syariah. adapun poin
tersebut adalah :
Poin 3
Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur
gharar, maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;
Dari pembahasan ulama timur tengah, sudah
dijelaskan bahwa MLM (apalagi skema pyramid)
jelas mengandung usur gharar dan zalim
Poin 7
Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh
secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau
penjualan barang dan atau jasa;
Dalam skema bisnis MLM yang dijalankan YM jelas
ada bonus Reward yang diberikan kepada upline
dari penjualan yang dilakukan downline, padahal
upline tidak melakukan apapun. Contoh :
penjualan pulsa
Poin 8
Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota
(mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.
Ighra adalah daya tarik luar biasa yang
menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya
demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam
rangka memperoleh bonus atau komisi yang
dijanjikan. Dan skema MLM ini jelas
mengedepankan Bonus Reward yang akhirnya menjadi
tujuan utama para anggota
D. Kesimpulan
Sejatinya bisnis MLM adalah bisnis yang mudah sekali
tergelincir kearah yang dilarang, karena mudah tercampur dengan
unsur Zhalim, Riba dan Gharar. Untuk itu pengusaha yang
menjalankan bisnis ini haruslah berhati hati dalam mengatur
sistem transaksinya agar terhindar dari unsur yang dilarang
tersebut. Apabila bisnis ini sudah dijaga nilai nilai syariahnya,
maka bisnis ini bisa dikatakan sebagai bisnis yang mubah.
Adapun Ustad YM menjalankan bisnisnya dengan menggunakan
Pyramid Scheme dan menjanjikan banyak bonus bagi anggota / mitra
yang mendaftar dalam bisnis tersebut. Padahal Pyramdi scheme ini
telah dilarang di Negara asalnya yaitu Amerika, Pemerintah
Amerika telah melarang praktik pyramid scheme. Karena jelas
banyak merugikan masyarakat. Secara syariah pun Hukum pyramid
scheme jelas haram, karena mengandung unsur ba’I, yaitu : menukar
uang sejenis dengan cara tidak tunai dan tidak sama nominalnya,
juga mengandung unsur gharar, yaitu saat seseorang bergabung
dengan sebuah jaringan Pyramid Scheme dia tidak tahu apakah uang
yang telah dibayarkan akan kembali ditambah bonus, karena dia
berada di tingkat atas atau tingkat bawah dalam skema tersebut.
Dari pendapat dan perbandingan yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa MLM yang dilakukan Ustad YM banyak bertentangan
dengan fatwa para ulama baik di timur tengah maupun di Indonesia.
Untuk itu sebaiknya skema bisnis ini dirubah dan disesuaikan
dengan ketentuan yang syar’I agar mendapatkan ridha Allah SWT.