Tinjauan Syariah Bisnis MLM

27
A. Latar Belakang Bisnis Multi Level Marketing (MLM) sudah banyak menjamur di masyarakat Indonesia, bisnis dengan skema jaringan ini banyak memikat masyarakat karena menjajikan keuntungan yang menggiurkan. Keuntungan ini biasanya bersumber dari komisi yang ditawarkan oleh perusahaan MLM sebagai kompensasi dari banyaknya produk yang terjual dan orang yang ikut dalam jaringan yang dikembangkan oleh seorang pelaku bisnis MLM. Fokus utama bisnis ini berbeda dari menjual produk pada umumnya,Bisnis MLM menjanjikan keuntungan bukan hanya dari menjual produk yang dijual sebanyak banyaknya, tetapi juga mengembangkan sebuah skema jaringan tertentu untuk mendapatkan bonus yang lebih besar dari berkembangnya sistem jaringan yang dijalankan. MLM atau Multi Level Marketing adalah metode atau teknik pemasaran berjenjang dan memakai pendekatan direct selling. Sistem MLM ini memangkas sedikitnya 2 pihak dalam jalur distribusi. Produsen tidak perlu lagi mencari perusahaan distributor untuk memasarkan produknya, dan tidak perlu grosir untuk mendistribusikan produk dari distributor ke konsumen, tetapi cukup dengan distributor independen. Lihat Gambar 1.

Transcript of Tinjauan Syariah Bisnis MLM

A. Latar Belakang

Bisnis Multi Level Marketing (MLM) sudah banyak menjamur di

masyarakat Indonesia, bisnis dengan skema jaringan ini banyak

memikat masyarakat karena menjajikan keuntungan yang menggiurkan.

Keuntungan ini biasanya bersumber dari komisi yang ditawarkan

oleh perusahaan MLM sebagai kompensasi dari banyaknya produk yang

terjual dan orang yang ikut dalam jaringan yang dikembangkan oleh

seorang pelaku bisnis MLM. Fokus utama bisnis ini berbeda dari

menjual produk pada umumnya,Bisnis MLM menjanjikan keuntungan

bukan hanya dari menjual produk yang dijual sebanyak banyaknya,

tetapi juga mengembangkan sebuah skema jaringan tertentu untuk

mendapatkan bonus yang lebih besar dari berkembangnya sistem

jaringan yang dijalankan.

MLM atau Multi Level Marketing adalah metode atau teknik

pemasaran berjenjang dan memakai pendekatan direct selling.

Sistem MLM ini memangkas sedikitnya 2 pihak dalam jalur

distribusi. Produsen tidak perlu lagi mencari perusahaan

distributor untuk memasarkan produknya, dan tidak perlu grosir

untuk mendistribusikan produk dari distributor ke konsumen,

tetapi cukup dengan distributor independen. Lihat Gambar 1.

Gambar 1. Skema Bisnis MLM

Keunikan sistem MLM ini terletak pada distribusi produknya

yang tidak akan dijumpai di toko-toko, swalayan dan warung-

warung. Produk diperoleh melalui distributor langsung yang

umumnya berupa pribadi-pribadi.

Saat ini dimasyarakat Indonesia sedang terjadi sebuah

fenomena yang menarik untuk diteliti. Salah satu tokoh agama

islam terkemuka yaitu Ust. YM, mengeluarkan sebuah bentuk bisnis

yang berlandaskan Multi Level Marketing dengan suatu skema yang

disebut dengan skema Piramid. Bisnis yang dijalankan Ust YM

berada dibawah perusahaan bernama VSI (Veritra Sentosa

Internasional). Bisnis MLM dari VSI ini tentu menjadi buah bibir

di masyarakat Indonesia terutama di kalangan para pelaku industri

syariah. Mereka terkejut dengan bisnis yang dicetuskan oleh YM,

karena bisnis ini menggunakan skema Piramid yang sudah jelas

banyak dilarang oleh banyak lembaga fatwa di dunia, bahkan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan aturan khusus terkait

bisnis MLM ini. YM sendiri adalah seorang ulama di indonesia yang

banyak menjadi panutan masyarakat. Dan sebagai seorang ulama

islam ustad YM tentu haruslah mencerminkan sikap seorang muslim

yang taat kepada Allah SWT dengan menjalankan perintahnya dan

menjauhi larangannya, termasuk larangan riba, gharar , maysir dan

menzalimi sesama manusia .

Ustad YM memiliki sudut pandang sendiri mengenai konsep

bisnis yang dijalankannya. Menurut keterangan dari akun twitter

milik Ust YM , ia menerangkan bahwa bisnis MLM ini akan

menguntungkan, mensejahterkah dan memberikan manfaat kepada

seluruh anggotanya. Menurut beliau bisnis MLM ini membuat seluruh

anggota di bergbagai jenjang pada jaringannya merasakan

keuntungan dari setiap transaksi yang dijalankan oleh para

anggotanya. Selain itu dunia MLM juga akan menjalin silaturahim,

dengan menjadi sarana untuk saling belajar dan mengajar antar

anggota dan saling membesarkan satu sama lain, bukan hanya

sekedar hubungan jual beli yang kering tanpa ruh.

Dari kedua perbedaan pendapat tadi, maka dibuatlah

penelitian singkat mengenai perbandingan bisnis yang dijalankan

oleh Ust YM dengan Fatwa para ulama mengenai status dari bisnis

yang dijalankan beliau, agar dapat diketahui oleh masyarakat

mengenai hukum dari bisnis MLM yang dimiliki oleh Ust YM. Untuk

itu makalah ini diberi judul Analisis Syariah Bisnis MLM Ustad

YM.

B. Rumusan Masalah

Segala bentuk perilaku dan tindak tanduk manusia tidaklah

lepas dari norma dan nilai agama, tidak terkecuali dalam hal

berbisnis. Kegiatan Multi Level Marketing (MLM) yang dijalankan oleh

para pengusahanya haruslah sesuai dengan norma syariah yang

berlaku. Untuk itu diperlukan tinjauan syariah terkait bisnis

MLM. Adapun tinjauan syariah bisnis MLM adalah terkait poin

berikut :

1. Bagaimana kehalalan produknya ?

2. Bagaimana keabsahan akadnya ?

3. Sesuaikah imbalan dengan kerjanya ?

4. Bagaimana posisi etis/akhlaq MLM ?

5. Bagaimana Kaidah Hukumnya ?

6. Bagaimana memodifikasinya agar sesuai syariah ?

7. Bagaimana dengan MLM skema Pyramid?

8. Bagaiman Tinjauan Syariah MLM yang dijalankan salah satu

Ustad ternama di Indonesia yang menggunakan skema pyramid ?

C. Tinjauan Syariah MLM

C.1. Kehalalan Produk

Di Indonesia segala bentuk produk makanan, minuman dan obat

obatan haruslah diperiksa oleh DItjen POM Majelis Ulama Indonesia

untuk diketahui apakah produk tersebut halal atau haram. Untuk

itu dalam penjualan produk MLM, seluruh produknya haruslah

berlabelkan halal. Sebagaimana produk produk yang ditwarakan oleh

salah satu perusahaan MLM syariah AHAD NET yang telah mendapatkan

sertifikasi halal dari MUI.

C.2. Keabsahan Akad

Akad transaksi dalam bisnis MLM biasanya adalah akad ijarah-

ijarah. Artinya, pihak distributor dan pemilik barang, sama sama

berusaha untuk mendapatkan penghasilan. Perusahaan dengan

kepemilikan dan menjual produk yang riil berhak atas keuntungan,

sedangkan distributor dengan kerjanya yang riil berhak

mendapatkan fee berupa bonus atau lainnya. Dalam akad ini hal

perlu diperhatikan adalah keberadaan unsur gharar atau unsur yang

disembunyikan. Segala akad transaksi harus jelas dan terbebas

dari unsur gharar terutama dari sisi pembagian hasil komisi untuk

setiap penjualan barang.

C.3. Imbalan Kerja

Imbalan yang diperoleh oleh bisnis MLM sangatlah bergantung

pada level, prestasi penulan dan kenggotaan distributor. Jasa

perantara ini dalam terminologi fiqh disebut dengan “Samsarah”

atau makelar. Dimana seorang makelar mendapatkan komisi atau

imbalannya atas jasanya sebagai perantara antara penjual dan

pembeli. Namun perlu diperhatikan bahwa menjadi seorang makelar

harus memenuhi beberapa syarat yaitu :

1. Perjanjian jelas kedua belah pihak menurut ketentuan yang

berlaku. (An-Nisa : 29), berdasarkan kaedah-kaedah fikih:

”al-ma’rufu ‘urfan kal masyruthi syarthan” (Sesuatu yang

sudah menjadi maklum bersama kedudukan hukumnya seperti

disyaratkan), “al-ma’ruf bainat tujjar kal masyruthi

bainahum” (Suatu hal yang lazim dimaklumi antar pelaku

bisnis seperti hukumnya telah disyaratkan antar mereka).

Kendati demikian kelazimannya, syarat maupun ketentuan

perjanjian itu tidak boleh keluar dari koridor hukum Allah.

Nabi saw mengingatkan: (kullu syarthin laisa fi kitabillah

fauwa bathilun) “Setiap ketentuan yang keluar dari koridor

kitab Allah adalah batal” (HR. Al-Bazar, Tabrani)

2. Objek akad bisa diketahui manfaatnya secara nyata dan dapat

diserahkan.

3. Objek akad bukan hal yang maksiat atau haram. (Az-Zarga, al-

Madkhal al-Fiqhi, 611, As-Suyuthi, al-Asybah wan Nadzair,

92).

C.4. Posisi Etis/Akhlaq

Ditinjau dari aspek etis/akhlaq, MLM yang merupakan bisnis

yang fenomenal di abad 20 akhir-akhir ini, dapat dikatakan kurang

etis secara normatif. Banyak kenyataannya bahwa sistem MLM ini

diikuti karena paksaan, bukan karena kesadaran sendiri. Karena

diajak oleh teman akrab, misalnya, maka sungkan jika menolak.

Sehingga ikut bisnis MLM pun karena terpaksa. Para pemasar dalam

MLM ini biasanya menjual ke saudaranya dahulu (adik, kakak,

kerabat dekat maupun kerabat jauh), lalu temannya, muridnya dan

orang-orang yang sudah dikenalnya. Meskipun secara syariah tidak

ada larangan mau dijual kepada siapa saja, tetapi pada

prakteknya, banyak pihak yang diajak untuk membeli produk

tersebut melakukannya dengan terpaksa dengan alasan tidak enak

hati jika menolak.

C.5. Kaidah Hukum

MLM ini dapat digolongkan pada penjualan langsung dengan

biaya pemasaran rendah. Orang-orang diajak untuk memasarkan

produk dengan memberikan fasilitas. Mereka diajak untuk

bermotivasi tinggi agar dapat memperoleh hasil yang tinggi. Para

calon pemasar, diberikan istilah BSS (Bisnis sendiri-sendiri).

Mereka dapat menjalankannya dari kantor, dari rumah, dan darimana

saja. Hal ini disebabkan karena bisnis ini adalah bisnis

sampingan.

Kaidah hukum yang dipakai dalam muamalah adalah : La Dororo

wala Diroro yang artinya, bahwa tidak dibenarkan membuat sesuatu

yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tetapi pada

kenyataannya, banyak yang menjadikan bisnis ini menjadi urusan

utama, sehingga pekerjaan kantor terbengkalai, bahkan keluargapun

sampai tidak terurus dan terawat dengan baik. Ataupun jika

menjadikan bisnis ini sebagai sampingan, orang banyak menjadi

koruptor-koruptor kecil, karena menggunakan fasilitas kantor,

seperti telepon, fax dan sebagainya untuk urusan bisnis ini.

Yang pasti, perhatiannya di kantor tidak seratus persen

untuk mengerjakan urusan kantor, tetapi dari sekian waktunya

dikantor, sebagian dicurahkan untuk mengurusi bisnis ini. Akibat

yang ditimbulkan adalah omset perusahaan menurun, dan perusahaan

dirugikan. Sehingga dari kaidah hukum, bisnis yang dijalankan

seperti ini tidak syar‟i.

Di Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN MUI) sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah RI dan

melibatkan ulama dari berbagai Ormas Islam telah mengeluarkan

fatwa yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk

menentukan halal haramnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam

bisnis MLM.

Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua DSN MUI DR.KH.

Sahal Mahfudz dan Sekretaris KH. Drs. Ichwan Sam pada tanggal 25

Juli 2009, dijelaskan ada 12 persyaratan bagi MLM terkategori

sesuai syariah, yaitu :

1. Ada obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang

atau produk jasa;

2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu

yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu

yang haram;

3. Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar,

maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;

4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan(excessive

mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan

dengan kualitas;

5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota,

besaran maupun bentuknya harus berdasarkan prestasi kerja

yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil

penjualan produk, dan harus menjadi pendapatan utama mitra

usaha dalam PLBS;

6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus

jelas jumlahnya, saat transaksi (akad) sesuai dengan target

penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan

perusahaan;

7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang

diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau

penjualan barang dan atau jasa;

8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota

(mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.

9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian

bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya;

10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan acara

seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang

bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia,

seperti syirik, kultus, maksiat dan sebagainya;

11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan

keanggotaan wajib membina dan mengawasi anggota yang

direkrutnya;

12. Tidak melakukan kegiatan money game.

C.6. Modifikasi Agar sesuai Syariah

Persoalan yang utama dari modifikasi agar sesuai dengan

syariah adalah adanya jaminan bahwa semua produk yang ditawarkan

halal dan thayyib. Misalnya Tidak ada satupun produk mereka yang

mengandung alkohol, nikotin dan sebagainya yang meracuni tubuh,

meskipun merupakan campuran untuk kosmetika, dan sebagainya. Jika

halal dan thayyib ini terpenuhi, maka masalah berikutnya adalah

cara menjual yang diajarkan dalam pelatihan, adalah cara menjual

yang tidak ada unsur Gharar (penipuan) di dalamnya. Dua hal ini

yang sangat diperhatikan oleh MLM syariah. Dalam hal menjual

misalnya, tidak boleh memakan segmen usaha lain (pasar

tradisional). Hampir semua MLM mempunyai ribuan jenis item barang

yang bisa ditawarkan. Hampir semuanya adalah barang-barang

kebutuhan sehari-hari. Yang harus diingat, bahwa jangan sampai

MLM ini meraup segmen pasar tradisional. Sehingga perkembangan

MLM ini mematikan toko-toko tradisional. Secara garis besar,

Masalah dominan yang muncul di MLM adalah masalah moral atau

etika pemasar.

Keadilan bagi seorang konsumen adalah dia mengetahui harga

barang dan harga pembandingnya, sehingga dia dapat memutuskan

apakah pembelian ini dilakukan dengan harga yang tepat. Artinya,

pembeli sampai kepada satu kesimpulan bahwa barang yang akan dia

beli tersebut murah, wajar atau mahal. Sama halnya dengan harga

prestise, jika dia tahu harga prestise itu lebih tinggi dan dia

memang ridho dengan harga yang tinggi itu, tidak ada masalah.

Jika dia tidak tahu pembandingnya, maka ini disebut dengan

Jahalah. Pada akhirnya, jahalah ini dapat menimbulkan Gharar

(penipuan), yang akhirnya pembeli tidak ridho dengan apa yang

telah dibelinya. Apabila ini terjadi, pembeli berhak untuk Khiyar

(mengembalikan barang yang sudah dibeli, dengan pengembalian uang

yang sudah dibayarkan, atau mendapatkan harga yang wajar).

Artinya, tidak seorangpun boleh diposisikan sebagai pihak yang

lemah atau dirugikan.

C.7. Skema Piramid

Skema Piramida adalah sistem (ilegal) dimana banyak orang

yang berada pada lapisan terbawah dari piramida membayar sejumlah

uang kepada sejumlah orang yang berada di lapisan piramida

teratas. Setiap anggota baru membeli peluang untuk naik ke

lapisan teratas dan mendapat keuntungan dari orang lain yang

bergabung kemudian. Sebagai contoh, untuk menjadi anggota

diharuskan membayar mulai dari jumlah yang kecil hingga jutaan

rupiah. Dalam contoh ini, Si A harus membayar Rp. 10 juta, untuk

membeli sebuah tempat pada piramida di lapisan paling bawah. Uang

Si A senilai Rp. 5.000.000 akan pindah ke orang lain yang

posisinya tepat di atas Si A dan Rp 5.000.000 lainnya beralih ke

puncak piramida, atau ke promotor. Bilamana semua posisi yang

tersedia dalam skema tersebut telah dipenuhi peserta, promotor

akan memperoleh Rp 160 juta, sedangkan Si A dan teman-teman lain

yang sama-sama berada di lapisan paling bawah akan kehilangan Rp

10 juta per orang. Apabila promotor telah terbayar, maka

posisinya dihilangkan dan yang berada di lapisan kedua akan naik

ke puncak. Setelah itu, barulah kedua orang yang tadinya berada

pada lapisan kedua akan menikmati keuntungan. Untuk membayar

kedua orang ini, lapisan terbawah ditambah 32 posisi baru, dan

pencarian peserta baru terus berlanjut. Setiap kali sebuah

lapisan naik ke puncak, sebuah lapisan baru harus ditambahkan

pada alas piramida, masing-masing 2 kali lebih banyak dari

sebelumnya. Apabila jumlah peserta baru mencukupi, maka Si A dan

15 peserta lain yang berada pada lapisan yang sama mungkin dapat

mencapai puncak.

Namun demikian, untuk mengumpulkan keuntungan bagi Si A,

dibutuhkan 512 orang peserta baru dimana setengah dari mereka

akan kehilangan Rp. 10 Juta. Tentu saja, piramida ini bisa saja

ambruk jauh sebelum Si A mencapai puncak karena jumlah rekruting

tidak tercapai. Agar supaya setiap peserta dapat memperoleh

keuntungan, selalu dibutuhkan peserta-peserta baru. Namun pada

kenyataannya, jumlah peserta baru terbatas dan setiap lapisan

baru memiliki peluang merekrut orang lain, lebih kecil dan

peluang kehilangan uang justru lebih besar. Skema Piramida dan

Investasi Surat Berantai ini mudah dikenali dengan ciri-ciri :

1. Pungutan biaya pendaftaran anggota yang relatif besar dan

sebagian digunakan untuk memberi komisi atau bonus kepada

orang yang merekrut anggota baru.

2. Keharusan setiap anggota untuk membeli produk dalam jumlah

besar dengan potongan harga setinggi mungkin. Padahal, harga

produk tersebut telah dinaikkan secara tidak wajar.

Pembelian produk tidak disertai dengan jaminan uang kembali

(garansi), karena produk yang diperjual belikan tidak baik

kualitasnya.

3. Tidak peduli dengan kepuasan pelanggan, sehingga pembeli

cenderung menjadi korban.

4. Tidak ada perjanjian /kontrak tertulis antara perusahaan

dengan distributornya.

5. Tidak adanya pendidikan dan sistem pelatihan yang sistematis

untuk para distributor.

6. Tidak diterima sebagai anggota APLI.

7. Anggotanya tidak memiliki peluang yang sama untuk

mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa.

Orang yang mendaftar belakangan kurang mendapatkan peluang

untuk memperoleh keuntungan. Padahal dalam MLM peluangnya

harus sama.

C.8. Bisnis MLM Ustad Ternama dengan skema Pyramid

Di Indonesia ada seorang Ustad ternama dengan ini sial YM yang

menjalankan bisnisnya dengan skema MLM Pyramid. Perusahaan ini

bernama PT VSI, dimana dalam menjalankan bisnisnya PT VSI

menggunakan skema pyramid dengan berbagai bonus yang diberikan,

berikut adalah skema bisnis dari MLM yang dijalankan Ust. YM :

Pendaftaran Mitra

Untuk menjadi mitra seseorang harus mendaftar dengan Rp

275.000,- dan ia akan mendapatkan:

Bisnis Loket All-Payment VERITRA-PAY include software

payment dengan OS Java, Android, Blackberry, iOS & Yahoo

Messenger (YM) + Google Talk (Gtalk), info lengkap

Veritra-Pay, klik di sini

Hak Usaha pengembangan pemasaran VSI seumur hidup & dapat

diwariskan

Bonus Sponsor

Bonus sponsor adalah bonus yang dibayarkan apabila sesorang

berhasil mereferensikan orang lain untuk bergabung dalam

program ini. Dia dapat melakukan pensponsoran sebanyak yang

dia mampu. Rp 50.000,- ( dengan rincian cash Rp 30.000 dan

deposit Vertra Pay Rp 20.000 )

Gambar 1. Skema Bonus Sponsor

Bonus Pasangan

Ketika terjadi pasangan kiri & kanan kaki Si A, maka Si A

akan mendapatkan Bonus Pasangan sebesar Rp. 25.000,- (Rp

15.000 berupa cash & Rp 10.000 berupa deposit VeritraPay)

dengan Flush out 12 pasang per hari.

Gambar 2. Skema Bonus Pasangan

Bonus Duplikasi Pengembangan s/d 10 Generasi

Genera

si

Sponsori

ng

Bonus Flush

Out

Total

Bonus1 2 Rp

1.000,-

12 Rp

24.000,-2 4 Rp

1.000,-

12 Rp

48.000,-3 8 Rp

1.000,-

12 Rp

96.000,-4 16 Rp

1.000,-

12 Rp

192.000,-5 32 Rp 12 Rp

1.000,- 384.000,-6 64 Rp

1.000,-

12 Rp

768.000,-7 128 Rp

1.000,-

12 Rp

1.536.000,

-8 256 Rp

1.000,-

12 Rp

3.072.000,

-9 512 Rp

1.000,-

12 Rp

6.144.000,

-10 1.024 Rp

1.000,-

12 Rp

12.288.000

,-Potensi maks Bns Duplikasi / hari

/ HU

Rp

24.552.000Potensi maks Bns Duplikasi /

bulan / HU

Rp

736.560.00

0Tabel 1. Skema Bonus Duplikasi

Bonus tersebut bisa didapatkan hanya dengan menduplikasikan

12 pasang per hari & diagram jaringan tidak perlu full

matriks.

  Bonus Reward

Skema Reward

Star

Leader

100 kanan 100 kiri Smartphone Android Senilai Rp

1.000.000,-

Bronze500 kanan 500 kiri Free Trip Ke Sentosa Island

Singapore Senilai Rp 5.000.000,-

Silver7.000 kanan 7.000 kiri Perjalanan Religi/Tour Eropa

Senilai Rp 50.000.000,-

Gold

25.000 kanan 25.000 kiri 1 Unit Mobil Keluarga Senilai

Rp 200.000.000,-

Emerald100.000 kanan 100.000 kiri 1 Unit Mobil Mewah Senilai

Rp 500.000.000,-

Diamond250.000 kanan 250.000 kiri 1 Unit Rumah Mewah Senilai

Rp 1.000.000.000,-Ambassad

or

1.000.000 kanan 1.000.000 kiri 1 Unit Villa Mewah

Senilai Rp 2.000.000.000,-Crown

Ambassad

or

2.500.000 kanan 2.500.000 kiri 1 Unit Super Car

Senilai Rp 2.000.000.000,-

Tabel 2. Skema Bonus Reward

Repeat Order SmartPay

Setiap mitra yang melakukan transaksi pengisian pulsa akan

mendapat cash back langsung sebesar Rp 75,-.Bonus Repeat

Order bulanan didapat dari total transaksi pulsa & payment

yang terjadi di group Anda sampai dengan 10 Generasi Kompres.

Ilustrasi Royalti dengan Duplikasi mensponsori 4 mitra

Personal Payment:

  Mitra Royal Tr Bonus

ti x1 4 Rp

50,-

30 Rp 6.000,-

2 16 Rp

20,-

30 Rp 9.600,-

3 64 Rp

20,-

30 Rp 38.400,-

4 256 Rp

20,-

30 Rp

153.600,-5 1.024 Rp

20,-

30 Rp

614.400,-6 4.096 Rp

20,-

30 Rp

2.457.600,-7 16.384 Rp

20,-

30 Rp

9.830.400,-8 65.536 Rp

20,-

30 Rp

39.321.600,

-9 262.14

4

Rp

20,-

30 Rp

157.286.400

,-1

0

1.048.

576

Rp

20,-

30 Rp

629.145.600

,-Total Rp

838.869.600

,-Tabel 3. Skema Royalti Repeat SmartPay

Repeat Order Veritra Pay

Ilustrasi Pendapatan dari membuka bisnis Loket Payment Poin

Online Bank (PPOB ) Veritra Pay Misalkan Anda pribadi membuka

3 Loket Payment dengan rata-rata jumlah transaksi 2500 trx

per bulan, serta Anda memiliki downline langsung 100 Loket

PPOB, maka ilustrasi penghasilan Anda:

 Jenis

Loket

Jumla

h

Margin Trx/

Bulan

Pendapatan/

BulanPribadi 3 Rp

1.000,-

2.500 Rp

7.500.000,-Sub-

Loket

100 Rp

100,-

2.500 Rp

25.000.000,-Total Rp

32.500.000,- Tabel 4. Skema Repeat Order Veritra Pay

Repeat Order

 Gener

asi

Mitr

a

Jumlah

Trx

Royalti Bonus

1 2 4 Rp

5.000,-

Rp

40.000,-2 4 4 Rp

5.000,-

Rp

80.000,-3 8 4 Rp Rp

5.000,- 160.000,-4 16 4 Rp

5.000,-

Rp

320.000,-5 32 4 Rp

5.000,-

Rp

640.000,-6 64 4 Rp

5.000,-

Rp

1.280.000,

-7 128 4 Rp

5.000,-

Rp

2.560.000,

-8 256 4 Rp

5.000,-

Rp

5.120.000,

-9 512 4 Rp

5.000,-

Rp

10.240.000

,-10 1.02

4

4 Rp

5.000,-

Rp

20.480.000

,-Total Rp

40.920.000

,-Tabel 5. Skema Repeat Order

C.9. Tinjauan Syariah MLM PT VSI

untuk melihat unsur syariah YM ada beberapa aspek dibahas

dalam peneilitan ini, berikut adalah aspek analisinya :

a) Sistem Pyramid

Pemerintah Amerika telah melarang praktik pyramid

scheme. Namun agar pihak pengelola memasukkan produk

sebagai kedok. Dan namanya diubah menjadi Multi Level

Marketing, Direct Selling dan lain lain. (DR. Sami As

Suwailim , konsultasi syariah www.islamtoday.com).

Hukum pyramid scheme jelas haram, karena mengandung

unsur ba’I, yaitu : menukar uang sejenis dengan cara

tidak tunai dan tidak sama nominalnya, juga

mengandung unsur gharar, yaitu saat seseorang

bergabung dengan sebuah jaringan Pyramid Scheme dia

tidak tahu apakah uang yang telah dibayarkan akan

kembali ditambah bonus, karena dia berada di tingkat

atas atau tingkat bawah dalam skema tersebut.

b) Skema MLM Ustad YM dibandingkan Ulama Timur Tengah

Untuk analisa skema MLM yang dijalankan Ustad YM ini,

dapat kita lihat dari tanggapan Dewan Fatwa Kerajaan

Arab Saudi denngan fatwa No. 22935, tanggal 14-3-

1425H, karena skema ini kurang lebih sama dengan yang

terjadi di Arab Saudi, yang berbunyi :

Soal : Banyak pertanyaan masuk ke dewan fatwa tentang hukum MLM

seperti “BIZNAS” dan “Hibatuljazirah” yang inti system pemasarannya :

setiap anggota berusaha meyakinkan 2 orang untuk membeli produk,

kemudian setiap pembeli tadi meyakinkan 2 orang lagi untuk membeli.

Semakin tinggi tingkatan pesera semakin besar bonus yang

didapatkan mencapai ribuan Riyal.

Jawab : Sistem ini (MLM) termasuk muamalat yang diharamkan.

Karena tujuan orang yang bergabung adalah bonus dan bukan

barang. Terkadang bonus mencapai ribuan Riyal sedangkan harga

barang hanyalah ratusan Riyal. Setiap orang yang berakal bila

ditawarkan pilihan barang dan bonus pasti akan memilih bonus. Oleh

karena itu yang menjadi jargon perusahaan MLM menarik orang

untuk membeli produknya adalah besarnya bonus yagn dijanjikan,

sebagai imbalan harga barang yang tidak seberapa bila dibandingkan

dengan bonus yang akan diperoleh.

Berdasarkan penjelasan hakikat system pemasaran ini maka

hukumnya adalah haram dengan dalil dalil sebagai berikut :

1. System MLM mengandung unsur riba fadhl dan nasi’ah.

Setiap anggota menyerahkan uang dalam jumlah kecil untuk

mendapatkan uang dalam jumlah yang lebih besar. Ini berarti

uang ditukar dengan uang dengan nominal yang tidak sama dan

tidak tunai. Inilah riba yang diharamkan berdasarkan teks alQuran

dan Hadis beserta Ijma.

2. System MKM mengandung unsur Gharar (spekulasi) yang

diharamkan syariat.

Karena setiap orang yang ikut dalam jaringan ini, ia tidak tahu

apakah akan berhasil merekrut anggota (downline) dalam jumlah

yang diinginkan atau tidak. Sedangkan jarringan ini sekalipun

terus beroperasi, suatu saat pasti akan terhenti, maka pada saat ia

bergabung ke dalam jaringan ia tidak tahu, apakah dia berada

pada tingkat atas dengan demikian dia akan beruntung. Ataukah

dia akan berada pada tingkat bawah dengan demikian dia akan

rugi.

Dan kenyataannya, sebagian besar anggota jaringan menderita

kerugian dan hanya sebagian kecil saja yang meraih keuntungan.

Dengan demikian, persentase terbesar adalah rugi, inilah hakikat

gharar. Yaitu, keberadaannya antara untung dan rugi, dengan

rasio lebih besar.

Dan Nabi SAW telah melarang gharar, sebagaimana diriwayatkan

oleh Muslim dalam kitab shahih

3. System MLM mengandung unsur memakan harta manusia dengan

cara yang batil.

Karena yang mendapat keuntungan dari system ini hanyalah

perusahaan MLM dan sejumlah kecil anggota dalam rangka

mengelabui orang orang untuk ikut bergabung.

Dalam hal ini teks al Quran sangat jelas mengharamkan praktik ini.

Allah berfirman,

ل اط� ب� ال� م ب�� ك ن� ي� م ب�� ك وال� م� �لوا ا ك �ا وا لا ب�" ن� م� ن) ا' ي * ذ� ها ال� ي0* �ا ا ب�*

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, (An Nisaa : 29)

4. System MLM mengandung unsur penipuan, menyembunyikan cacat

dan pembohongan public.

Dari sisi penyertaan barang/produk dalam jaringan, seolah olah ini

adalah penjualan produk padahal sesungguhnya yang terjadi

bukanlah demikian. Dan dari sisi menjanjikan bonus yang sangat

besar, namun jarang diperoleh setiap anggota. Ini adalah

penipuan yang diharamkan syariat. Nabi bersabda,

“Tidak termasuk golonganku orang yang menipu” (HR Muslim)

Dan Nabi SAW juga bersabda:

“Penjual dan pembeli dibenarkan melakukan khiyar selagi mereka

berada dalam satu majelis dan belum berpisah, maka keduanya

jujur dan saling terbuka niscaya mereka diberkahi dan jika

keduanya berdusta dan saling menutupi cacat (barang) niscaya

dicabut keberkahan dari akad yang mereka lakukan”

c) Skema MLM YM dibandingkan dengan Fatwa MUI

Sebagaimana fatwa DSN MUI ada beberapa hal yang perlu

dikritisi dari skema bisnis MLM yang dilakukan oleh

ustad YM karena bertentangan dengan fatwa DSN yang

diputuskan pada tanggal 25 Juli 2009 terkait

persyaratan MLM yang sesuai syariah. adapun poin

tersebut adalah :

Poin 3

Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur

gharar, maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;

Dari pembahasan ulama timur tengah, sudah

dijelaskan bahwa MLM (apalagi skema pyramid)

jelas mengandung usur gharar dan zalim

Poin 7

Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh

secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau

penjualan barang dan atau jasa;

Dalam skema bisnis MLM yang dijalankan YM jelas

ada bonus Reward yang diberikan kepada upline

dari penjualan yang dilakukan downline, padahal

upline tidak melakukan apapun. Contoh :

penjualan pulsa

Poin 8

Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota

(mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.

Ighra adalah daya tarik luar biasa yang

menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya

demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam

rangka memperoleh bonus atau komisi yang

dijanjikan. Dan skema MLM ini jelas

mengedepankan Bonus Reward yang akhirnya menjadi

tujuan utama para anggota

D. Kesimpulan

Sejatinya bisnis MLM adalah bisnis yang mudah sekali

tergelincir kearah yang dilarang, karena mudah tercampur dengan

unsur Zhalim, Riba dan Gharar. Untuk itu pengusaha yang

menjalankan bisnis ini haruslah berhati hati dalam mengatur

sistem transaksinya agar terhindar dari unsur yang dilarang

tersebut. Apabila bisnis ini sudah dijaga nilai nilai syariahnya,

maka bisnis ini bisa dikatakan sebagai bisnis yang mubah.

Adapun Ustad YM menjalankan bisnisnya dengan menggunakan

Pyramid Scheme dan menjanjikan banyak bonus bagi anggota / mitra

yang mendaftar dalam bisnis tersebut. Padahal Pyramdi scheme ini

telah dilarang di Negara asalnya yaitu Amerika, Pemerintah

Amerika telah melarang praktik pyramid scheme. Karena jelas

banyak merugikan masyarakat. Secara syariah pun Hukum pyramid

scheme jelas haram, karena mengandung unsur ba’I, yaitu : menukar

uang sejenis dengan cara tidak tunai dan tidak sama nominalnya,

juga mengandung unsur gharar, yaitu saat seseorang bergabung

dengan sebuah jaringan Pyramid Scheme dia tidak tahu apakah uang

yang telah dibayarkan akan kembali ditambah bonus, karena dia

berada di tingkat atas atau tingkat bawah dalam skema tersebut.

Dari pendapat dan perbandingan yang dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa MLM yang dilakukan Ustad YM banyak bertentangan

dengan fatwa para ulama baik di timur tengah maupun di Indonesia.

Untuk itu sebaiknya skema bisnis ini dirubah dan disesuaikan

dengan ketentuan yang syar’I agar mendapatkan ridha Allah SWT.