Makalah SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Makalah SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya, sehingga
penulis dengan segenap kemampuan dan kesanggupan dapat
menyelesaikan makalah ini. Berbagai hambatan dan tantangan yang
ditemui dalam penyelesaian makalah ini, namun dengan kesabaran,
semangat, dan kerja keras penulis akhirnya kendala-kendala
tersebut dapat diatasi oleh penulis.
Makalah yang berjudul ”Tujuan Sistem Akuntansi Sektor
Publik” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Akuntansi Sektor Publik Disamping itu, penulis juga mengharapkan
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
meningkatkan pengetahuan kita terhadap Sistem Akuntansi Sektor
Publik
Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan,
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah
ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.....
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 1
Palangkaraya,
September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................1
DAFTAR ISI................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................3
1.1..................................................Latar
Belakang...........................................3
1.2..................................................Rumusa
n Masalah..........................................3
1.3..................................................Tujuan
Penulisan..........................................4
1.4..................................................Metode
Penulisan..........................................4
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 2
BAB II PEMBAHASAN.........................................5
2.1....................................................Tujuan
Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik............5
2.2....................................................Dasar
Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik.....7
2.3....................................................Gambar
an Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik...8
2.4....................................................Prinsi
p dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik.........9
DAFATAR PUSTAKA...........................................16
BAB I
PENDAHULUAN
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 3
1.1 Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat
mengusahakan untuk dapat terus memperjuangkan suatu reformasi
agar reformasi tersebut tentunya akan membawa perubahan dalam
kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah saru bentuk
reformasi yang telah dilakukan yaitu mengesahkan sejumlah
kebijakan dan peraturan yang berkaitan pengelolaan keuangan
pemerintah daerah dengan tujuan untuk memperbaiki sistem yang
sudah ada dan akuntabilitas yang lebih besar atas sumber daya
masyarakat yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pengeloalaan
keuangan daerah terkait dengan pelaksanaan APBD, dalam
pelaksanaan APBD Pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan
kemandirian dalam pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini
merupakan suatu proses terhadap keterlibatan dari segenap unsur
dan lapisan masyarakat, untuk dapat memberikan wewenang
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri
pemerintahannya berdasarkan aspirasi masyarakat. Sehingga
aspirasi dari masyarakat dapat tercapai setempat bagi pemerintah
daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan.
Akuntansi dalam sektor publik memberikan kemudahan serta
ketransparansinya anggaran kepada masyarakat kita, dengan
transparansinya anggaran bermanfaat untuk mencegah terjadinya
kasus korupsi, sehingga hal ini sebagai bagian mencegah korupsi,
dan dengan sistem akuntansi sektor publik memberikan keefektifan
dalam kinerja sektor publik.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 4
1.2 Rumusan Maslah
1. Apa tujuan penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik?
2. Apa dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik?
3. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor
Publik?
4. Apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa tujuan dari penyusunan Sistem Akuntansi
Sektor Publik;
2. Untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi
Sektor Publik;
3. Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi
Sektor Publik;
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi
Sektor Publik.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan kami menggunakan metode kepustakaan dan
mencari sumber-sumber dari internet demi menunjang penulisan
makalah ini.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai
oleh lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 6
jawaban kepada publik. Sekarang terdapat perhatian yang makin
besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga
publik nonpemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari
masyarakat untuk dikelola secara transparan dan bertanggung
jawab.
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih
efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial dan
memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas
yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi
dapat diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola
urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik sedang mengalami
proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari
publik sehingga menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung
jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik. Ruang
lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan
(pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan unit-unit kerja
pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan
tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi keagamaan, organisasi politik, dan sebagainya.Sistem
akuntansi untuk badan-badan pemerintahan harus mengikuti standar
akuntansi pemerintah (SAP) seperti dimaksud dalam undang-undang
nomor 17 tahun 2003 pasal 32, undang-undang nomor 1 tahun 2004
pasal 51 ayat 3, dan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005. Di
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 7
sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak di bidang bisnis
(BUMN dan BUMD) harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang
dikeluarkan oleh IAI (ikatan akuntansi Indonesia). Sementara itu,
organisasi publik non pemerintahan mengikuti standar akuntansi
keuangan.
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil
tertentu yang harus memiliki manfaat bagi publik. Dalam beberapa
hal akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor swasta karena
adanya perbedaan linkungan yang mempengaruhi. Sifat dan
karakteristik organisasi sektor publik terutama adalah tujuan,
sifat, dan sumbe dananya. Sifat organisasi sektor publik adalah
organisasi nonlaba. Tujuannya hanyalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang
sangat kompleks. Komponen lingkungan yang mempengaruhi sektor
publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada
masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Misalnya pelayanan
dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan
masyarakat dan sebagainya. Sementara itu, sektor komersial
bertujuan mencari laba untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba
BUMN dan BUMD, pinjaman luar negeri, obligasi, sumbangan, dana
abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial memperoleh
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 8
biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank,
obligasi, dan penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan,
dimana keduanya adalah bagian yang saling berhubungan dari sistem
ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan
organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu
kelangkaan sumber daya sehingga harus menggunakannya secara
efektif dan efisien. Selain itu, keduanya memiliki manajemen yang
sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang
berlaku.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik :
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara
tepat, efisien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya
yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk
melaporkan pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif
program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi wewenangnya
dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan
dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara
pesat dipengaruhi oleh era reformasi yang pada akhirnya
menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang keuangan negara :
1. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 9
3. UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
jawab Keuangan Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola
keuangan negara dengan lebih baik dan membuat pertanggung
jawabannya berupa laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu
standar akuntansi pemerintahan.
2.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pemerintah.
(Peraturan Pemerintahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
pasal 1).
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah
satunya adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan
perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban
keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk
Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang
bertugas menyusun konsep standar akuntansi pemerintah pusat dan
daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan
pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut
disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 10
dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan
penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan
mengamanatkan pembentukan komite yang bertugas menyusun standar
akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam
penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu
termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan
mengenai substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
Regulasi Ak.Pemerintahan di Indonesia
Produk hukum yang mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah.
1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.
2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharan Negara.
3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
6. PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
7. PP No. 58/2005 tentang Pengelolan Keuangan Daerah.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 11
8. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor
Publik
Sistem akuntansi atau penatausahaan Keuangan Daerah yang
berlaku pada masa lalu dan saat ini tercermin dalam perhitungan
APBD menggunakan sistem pembukuan tunggal yang berbasis kas.
Prinsip basis kas adalah mengakui pendapatan pada saat
diterimanya kas dan mengakui belanja atau biaya pada saat
dikeluarannya kas. Hal tersebut tentu saja sangat terbatas,
karena informasi yang dihasilkan hanya berupa kas yang terdiri
atas informasi kas masuk, kas keluar dan saldo kas.
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi
yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak
saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga
untuk kebutuhan pertanggung jawaban kepada banyak pihak yang
memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum
banyak berkembang sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut
catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan Indonesia pertama
adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948.
Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata
uang Belanda.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 12
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan
perhatian dan dasar hukum yang menggantikan produk Belanda
tersebut. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara menjadi
pijakan penting perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia.
UU Keuangan Negara tersebut diikuti pula dengan UU No.1 th 2004
tentang Perbendaharan Negara dan UU No.15 th 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
Dengan ketiga undang-undang tersebut, tuntutan akan akuntansi
pemerintahan semakin nyata.
2.4 Prinsip Dan Variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik
1. Prinsip Sistem Akuntansi Sektor Publik
Persyaratan Akuntansi sektor Publik telah ditentukan dalam A
manual for Government Accounting dan United Nations Organization
(PBB), sebagai berikut :
a. Sistem akuntansi dirancang untuk memenuhi persyaratan
Undang-undang Dasar, Undang-undang, dan peraturan lainnya.
b. Sistem akuntansi harus selaras dengan klasifikasi anggaran
sehingga fungsi penganggaran dan akuntansi saling melengkapi
dan teritegrasi.
c. Rekening dikaitkan dengan jelas pada objek, tujuan
penerimaan, tujuan pengeluaran, dan pejabat penanggung
jawaban jika terjadi penyimpangan.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 13
d. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan
administratif terhadap dana, kegiatan, manajemen program,
pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.
e. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan
administratif terhadap dana, kegiatan, manajemen program,
pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.
2. Variasi akuntansi sektor publik yaitu :
a. Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk
digunakan oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah
biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan dalam arti,dana-dana
tersebut dibatasi penggunaanya untuk tujuan atau aktivitas
tertentu yang kadang merupakan syarat dati pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi
sektor public mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi
sektor public dimana sumber daya yang ada harus digunakan dengan
tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan
dana yang dipunyai organisasi sector public, masing-masing
mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik karena
eksternal, faktor internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sector public membuat
dana-dana dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki
organisasi sector public kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-
dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 14
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan
suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak
penyedia dana. Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan
institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana untuk mengontrol
dana yang terikat atau keterbatasan dalam penggunaan .
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector public,
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang
bersifat non-business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi
sector publik.
Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat
bisnis. Digunakan sebagai pendukung dari expendable fund.
Persamaan akuntansi Dana
Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi
yang kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam
perusahaan komersial yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana
dan ekuitas. Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah
ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan
tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi
sector public, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 15
siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam
suatu organisasi sector public.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus
pengukuran (measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan
transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila
organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika
transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi yang substantive.
Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui hanya
kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima
atau dibayarakan.
Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang
akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa
saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca.
Konsep basis akuntansi dan focus pengukuran ini berhubungan erat
dan pemilihan salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang
lain.
b. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh
banyak organisasi sector public, khususnya pemerintah dalam upaya
menyajikan akun-akun operasinya dengan format yang sama dengan
anggaranya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan
anggran dalam siklus perencanaan-pengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan.
Kesulitan biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 16
mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan
oleh suatu fakta bahwa perbedaan instrinsik antara jasa yang
diberikan dalam organisasi yang berbeda tercermin dalam anggaran
mereka. Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya
daripada isinya
c. Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi
telah memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut.
Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan
atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau
dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat
pesanan dibuat atau diterima.
d. Laporan Keuangan Pokok
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan
informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini
disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi
keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas,
dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 17
para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa
informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi
menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan
serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang
terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan
posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi
perusahaan.
e. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting
Standards) laporan keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri
dari:
1) Statement of Financial Position (Neraca),
2) Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja
Keuangan),
3) Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan
Perubahan dalam Aset Bersih/Ekuitas),
4) Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5) Accounting Policies and Notes to The Financial Statements
(Catatan atas Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan
Keuangan)
f. Laporan Keuangan Konsolidasian
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 18
Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat yang dihasilkan dari proses konsolidasi antar
laporan-laporan yang dihasilkan oleh Kementerian Negara/Lembaga.
Sampai dengan level Kementerian Negara/Lembaga, laporan keuangan
yang dihasilkan masih berupa laporan keuangan gabungan/kompilasi,
dalam arti hanya menjumlahkan nilai setiap akun yang sama tanpa
ada proses eliminasi.
g. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi
terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan
serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu
masih dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas pos-pos
tertentu dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya informasi
tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan
dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 19
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP
juga memuat prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun dan menyaksikan laporan keuangan baik bagi pemerintah
pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat dipahami,
relevan ,handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk
diberikan opini dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan,
sebelum disampaikan kepada para Stakeholder antara lain :
pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif) ,investor, kreditor
dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpansi dan
akuntanbilitas Keuangan Negara.
h. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi
yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak
saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga
untuk kebutuhan pertanggungjawaban ( accountability ) kepada
banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin
berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat
untuk menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu
tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi semakin
dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin
besar merupakan salah satu faktor pentingnya akuntansi
pemerintahan. Perkembangan berikutnya semakin besar dana yang
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 20
dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai hasil
reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan
pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai.
Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat ( Disclaimer )
atas Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.
Untuk menggambarkan secara singkat komposisi penyusunan sistem
akuntansi komprehensif, diberikan garis besarnya sebagai berikut:
Langkah 1: Penyelidikan pendahuluan terhadap organisasi, terlepas
dari pengalaman yang telah dimiliki oleh seseorang akuntan atau
ahli sistem, dia tetap harus menyelidiki masalah-masalah khusus
dari organisasi yang akan disusun sistem akuntansinya. Dalam
penyelidikan ini, ahli sistem harus mengadakan wawancara dan
investigasi yang dapat memberikan petunjuk untuk melaksanakan
pekerjaannya.
Langkah 2: Analisis transaksi-transaksi organisasi. Analisis ini
meliputi suatu studi mengenai formulir-formulir, buku-buku, dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam tiap transaksi.
Langkah 3: Studi tentang pencatatan-pencatatan atau pembukuan-
pembukuan pertama yang dilakukan untuk bermacam-macam transaksi.
Pencatatan ini dilakukan dalam buku-buku jurnal atau buku-buku
harian atau penggantinya, seperti misalnya voucher-voucher.
Langkah 4: Suatu studi tentang ikhtisar pencatatan akhir yang
diambil dari buku besar umum dan buku-buku besar pembantu.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 21
Langkah 5: Suatu analisis dari laporan-laporan yang harus disusun
dari catatan-catatan akuntansi untuk pengendalian manajemen. Ini
menyangkut pencatatan laporan-laporan yang diperlukan, tujuannya
dan biaya penyusunannya.
Langkah 6: Penyusunan sistem akuntansi di bawah pengawasan,
dengan pengujian efektivitas operasi dan revisi yang diperlukan.
Langkah 7: Pembuatan laporan penyusunan sistem akuntansi, yang
mengikhtisarkan hasil-hasil akhir dari pekerjaan yang telah
dilakukan.
Langkah 8: Penyusunan petunjuk atau pedoman dari prosedur
akuntansi, di mana petunjuk itu dianggap perlu.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Page 22