Makalah Akuntansi Sektor Publik
-
Upload
materiakuntansi -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Makalah Akuntansi Sektor Publik
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “
Kapita Selekta Akuntansi Sektor Publik (Studi Kasus
Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM di
Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus
Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran
2008 – 2013)”. Sungguh merupakan suatu pembelajaran
berharga bagi penulis atas terselesaikannya tugas ini,
karena hal ini merupakan persyaratan untuk penilaian pada
semester 4 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia Cabang Karang
Tengah.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan
bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak,
penyusunan tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih terutama ditujukkan kepada :
1. Ibu Nilawati, SE selaku Dosen Akuntansi Sektor
Publik
2. Thank to My Friends di Jurusan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan mereka semua
adalah tidak mungkin tugas ini dapat terselesaikan,
semoga Allah SWT memberikan balasan segala budi dan
kebaikan kelak dikemudian hari kepada kalian semua.
Dengan segala kerendahan hati dan sadar akan kekurangan,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini bisa
memberikan manfaat bagi diri penulis sendiri dan segenap
pembaca sekalian.Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tangerang, April 2015
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Modal dasar untuk menciptakan pemerintahan yang solid dan
berwibawa dengan dengan pengawasan efektif dari lembaga
legislatif, adalah dengan mewujudkan demokrasi yang
berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas dibangun
dengan cara menciptakan partai politik yang sehat dan
kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan
secara demokratis, jujur, dan adil. Demokratis
berkredibilitas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya
transparansi dan mekanisme pertanggungjawaban yang jelas
atas kegiatan pembiayaan polirik, keuangan partai
politik, sebagai suatu entitas yang menggunakan dana
public yang besar, harus transparan sehingga
pertanggungjawaban yang keuangan merupakan hal yang tidak
dapat ditawar lagi. Transparansi pertanggungjawaban
keuangan ini mensyaratkan adanya standar akuntansi
keuangan bagi partai politik, pedoman audit partai
politik, dan adanya pedoman peraturan, dan prosedur
pelaporan dana kampanye pada kegiatan pemilihan umum bagi
partai politik (Hafid,2008).
Pertanggungjawaban keuangan yang transparan oleh
partai politik merupakan bentuk kepatuhan terhadap
undang-undang partai politik dan undang-undang
pemilu.Partai politik harus mampu dan melaksanakan
pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber daya keuangan
yang digunakan kepada para konstituennya. Bentuk
pertanggungjawaban pengelola keuangan partai politik
serta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye
(semua peserta pemilu) serta laporan keuangan (khusus
untuk partai politik), yang harus diaudit Kantor Akuntan
Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses public.
Selain menekan potensi keuangan dalam penggalangan
dana, standarisasi laporan keuangan partai politik juga
bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan
pilihan secara cerdas dan rasional.
1
Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi control atas
partai politik yang ada, warga Negara yang menggunakan
hak pilihnya dapat mencermati derajat sehat-tidaknya
sebuah partai politik dari Laporan
Keuangan Tahunan yang disampaikannya secara terbuka
kepada public.
Informasi menyangkut keuangan bias menjadi dasar
penilaian kemampuan partai politik untuk melangsungkan
aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik
secara berkelanjutan (syaputra,2011a).
Sementara itu, realitas yang ada menunjukan masih
lemahnya kesadaran dan kepatuhan partai politik untuk
membuat laporan pertanggungjawaban atas penggunaan
dananya. Diberitakan per November 2010, masih ada 11
partai politik kontestan Pemilu 2009 yang belum
menyerahkan laporan pertanggungjawaban dana kampanyenya
kepada KPU. Hal ini tentunya dapat menghambat pembangunan
demokrasi yang berkredibilitas. Di sisi lain, standar
akuntansi yang ad, yaitu PSAK 45, merupakan sumber
akuntansi keuangan yang dibuat IAI untuk organisasi
nirlaba yang juga dipakai untuk partai politik. PSAK 45
ini tidak cukup mengakomodasi karakteristik partai
politik yang berbeda dengan organisasi nirlaba lain. Oleh
karena itu, hasil studi yang dilaporkan oleh Hafild
(2008) merekomendasikan adanya modifikasi atau pedoman
khusus standar akuntansi keuangan untuk partai politik.
Artikel ini akan membahas tentang system akuntansi
pada partai politik yang selama ada berjalan dan apakah
perlu mengembangkan standar akuntansi yang khusus
mengatur perlakukan akuntansi dan pelaporan keuangan
sesuai dengan karakteristik partai politik. Untuk itu,
sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu dijelaskan
terlebih dahulu karakteristik dan lingkungan partai
politik sebagai sebuah entitas, dan karakteristik
akuntabilitas yangdihadapi oleh partai politik.Kemudian,
mengkaji pakaha PSAK Nomor 45 tentang Standar Akuntansi
untuk Entitas Nirlaba, yang selama ini berlaku untuk
akuntansi partai politiktelah sesuai dengan entitas
partai politik.Artikel ini juga diharapkan dapat menjadi
saranasosialisasi tentang pentingnya pelaporan keuangan
dan pertanggungjawaban partai politik kepada masyarakat,
serta sebagai bagian dari pendidikan politik bagi
masyarakat sehingga dapat tercipta system demokrasi yang
berkredibilitas.
2
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas
serta adanya sistem akuntansi pada partai politik ,
dapat dapat dirumuskan masalah , yakni :
Bagaimana Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia,
LSM di Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan
berstatus Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun
Anggaran 2008 – 2013 dalam mengembangkan standar
akuntansi yang khusus mengatur perlakukan akuntansi dan
pelaporan keuangan sesuai dengan karakteristik partai
politik ?
1.3.Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan dapat memperoleh
gambatan yang jelas, maka peneliti akan membatasi
penelitian pada objek yang akan diteliti dalam mencari
Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM di
Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus
Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran
2008 – 2013.
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
Bagaimana Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM
di Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus
Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran
2008 – 2013 dalam mengembangkan standar akuntansi yang
khusus mengatur perlakukan akuntansi dan pelaporan
keuangan.
1.5.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi informasi bagi perkembangan standar akuntansi
partai politik, terutama yang berkaitan dengan studi
Kapita Selekta Akuntansi Sektor Publik.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan
masukan tentang Kapita Selekta Sektor Publik.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi untuk Entitas Partai Politik : Studi Partai
Politik di Indonesia
Pengertian Partai Politik disebutkan secara khusus
dalam UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik,
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita –
cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan Negara serta memelihara
kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
pancasila dan UUD Tahun 1945.
Tujuan umum partai politik adalah sebagai berikut
( Bastian, 2007;Hafild,2008).
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD Tahun
1945.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan
Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Fungsi dan Peran Partai Politik
1. Partai Politik berfungsi untuk mengembangkan
kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat.
Partai Politik berperan sebagai sarana sosialisasi
politik masyarakat dalam rangka melakukan
pendidikan politik bagi sakyat.
2. Partai Politik berfungsi menyalurkan kepentingan
masyarakat dalam pembuatan kebijakan Negara.
Berperan sebagai sarana komunikasi yang mana partai
politik menyalurkan aneka ragam pendapat, aspirasi,
dan kepentingan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan Negara.
3. Partai Poliitik berfungsi untuk membina dan
mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi
jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme
demokrasi. Partai Politik merupakan juga sebagai
sarana untuk melakukan rekruitmen politik dengan
mencari dan mengajak orang berbakat untuk turut
aktif dalam kegiatan politik dalam rangka
memperluas partisipasi politik masyarakat.
4
a. Karakteristik Aktivitas Partai Politik
Aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh ,
mengelola, dan mengatur kekuasaan sebagai amanat dan
mandate dari konstituennya dengan cara-cara yang
demokratis. Partai politik memiliki Karakteristik utama
yaitu factor kekuasaan yang dimilikinya dan perannya
dalam mewakili rakyat
Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dibentuk untuk tingkat
pusat.
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dibentuk untuk tingkat
provinsi.
3. Dewan Pengurus Cabang (DPC) dibentuk untuk tingkat
kabupaten atau kota.
Perangkat-perangkat organisasi dan kegiatan-kegiatannya
antara lain :
1. Sekretariat, Biaya-biaya yang keluar untuk
menjalankan secretariat ini dapat digolongkan kepada
biaya rutin.
2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil
keputusan dalam partai.
3. Kegiatan Pencarian Dana. Karena partai politik tidak
boleh memiliki badan usaha atau tidak boleh memiliki
saham.
4. Kegiatan Kampanye. Kegiatan-kegiatan kampanye antara
lain perjalanan kampanye oleh calon legislatif atau
calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa,
pembuatan poster , dan pembuatan bendera.
5. Kegiatan Pendidikan Politik , Partai juga melakukan
seminar,lokakarya,diskusi-diskusi.
6. Kegiatan-kegiatan partai politik di luar kampanye
baik oleh calon legislative dan atau calon presiden.
7. Partai membentuk yayasan-yayasan atau think-tank untuk
menyebarluaskan ideology maupun pengaruhnya.
8. Kekayaan Partai. Kekayaan bias berbentuk gedung,
kantor, kendaraan, alat-alat kantor, dll.
a. Keuangan Partai Politik
Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan
cara memperoleh dan menggunakan dana. Sumber pendanaan
partai politik berasal dari :
5
1. Iuran anggota
2. Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hokum dan
3. Bantuan keuangan dari anggaran Negara atau daerah.
Aktivitas Pencarian dana yang dilarang, antara lain :
1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam
bentuk apapun, yang bertentangan dengan hokum dan
aturan perundang-undangan.
2. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang,
dari pihak manapun tanpa mencantumkan identitas yang
jelas.
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan atau
perusahaan/ badan usaha melebihi batas yang
ditetapkan.
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD,
BUMDes atau dengan sebutan lainnya , Koperasi ,
Yayasan, LSM, Ormas dan organisasi lainnya.
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis,
misalnya mendirikan badan usaha yang dapat
menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa
saham pada suatu badan usaha.
2.2 Peran dan Fungsi Akuntansi dalam lingkungan Partai
Politik
Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik
dibagi menjadi dua kelompok yaitu peranan dan fungsi
akuntansi bagi pihak internal maupun pihak eksternal
partai politik.
a. Pihak Internal
1. Ketua partai politik untuk menyusun perencanaan,
memgevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha
memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan
koreksi yang diperlukan.
2. Staf berkepentingan dengan informasi mengenai
transparansi pelaporan kegiatan dan pelaporan
keuangan partai politik.
3. Anggota adalah orang yang menjadi bagian dan
pendukung partai politik, tetapi belum tentu
menjadi pengurus partai politik.
b. Pihak Eksternal
1. Donatur berkepentingan dengan informasi
mengenai keseriusandan kredibilitas partai politik
untuk menjalankan program-program pencerdasan
masyarakat secara politik.
6
2. Supplier/Pemasok/Kreditur untuk memutuskan
apakah jumlah yang terutang akan dapat dibayar oleh
partai politik pada saat jatuh tempo.
3. Konstituen/Basi Massa adanya laporan keuangan
partai politik yang transparan dan akuntabel akan
mengundang simpati masyarakat.
4. Badan pemeriksan keuangan (BPK) berkepentingan
untuk memeriksa (mengaudit) laporan
pertanggungjawaban partai politik atas penggunaan
dana bantuan keuangan dari pemerintah ( Pusat dan
Daerah ) sebagaimana amanat dari PP Nomor 05 Tahun
2009 Pasal 14 ayat (2).
5. Pemerintah ( Pusat dan Daerah) berkepentingan
untuk menerima laporan pertanggungjawaban partai
politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan
dana bantuan keuangan dari APBN atau APBD.
2.3. Tinjauan terhadap PSAK Nomor 45 dan Kebutuhan Standar
Akuntansi untuk Partai Politik.
Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak
bermotif untuk mencari laba dan bertujuan untuk
memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diwujudkan
secara konstitusional, maka partai politik termasuk dalam
kategori organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba
menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai ukuran
keberhasilan seperti jumlah dana sumbangan yang
diperoleh, pertumbuhan jumlah anggota jumlah pengunjung,
jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh PSAK Nomor 45
antara lain sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
7
Peraturan KPU Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pelaporan Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu
Anggota DPR, DPRD, Provinsi dan DPRD Kab/Kota.
Ada tiga pendapat terkait penerapan PSAK Nomor 45 sebagai
standar akuntansi keuangan partai politik ( Hafild,
2008) :
1. PSAK Nomor 45 masih bias dipakai sebagai standar
Akuntansi Keuangan Partai politik Karena Karakter
partai politik mirip dengan karakter organisasi
nirlaba.
2. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik tidak
perlu dibuat tetapi dapat
melakukan modifikasi PSAK Nomor 45.
3. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik perlu
dibuat. Karena karakter partai politik yang tidak sama
dengan karakter organisasi nirlaba.
Tabel 25.1.Perbedaan Karakteristik antara Organisasi
Nirlaba dan Partai Politik.
Organisasi Nirlaba Partai PolitikUndang-undang yayasan Undang-undang partai
politik dan undang-
undang pemiluTidak ada batasan penyumbang Ada batasan
penyumbangTidak ada batasan maksimal
jumlah sumbangan
Ada batasan maksimum
jumlah sumbanganTidak ada kewajiban
melaporkan daftar penyumbang
(terutama individu)
Daftar penyumbang
wajib dilaporkan
Hasil kegiatan berupa jasa
pelayanan untuk kepentingan
Hasil kegiatan
berupa kekuasaan
umum politikAkuntabilitas berupa kegiatan
sesuai dengan tujuan
organisasi dana manajemen
yang baik
Akuntabilitas berupa
bersih dari politik
uang, kepatuhan pada
hokum dan posisi
politik sesuai
dengan janji kepada
rakyat
8
Tujuan utama pembuatan laporan adalah menginformasikan
laporan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan partai politik.
Pedoman akuntansi khusus untuk partai politik akan
diperlukan, terutama untuk mencatat pos-pos yaitu :
1. Dana bantuan pemerintah
2. Laporan parpol
Bantuan ini mengandung dua aspek sebagai berikut :
1. Uang dalam laporan keuangan tergambar jumlah uang
yang diterima dan penggunaannya.
2 Barang atau jasa dalam laporan neraca tergambar
sesuai dengan nilai uang barang dan jasa tersebut.
2.4 Akuntansi untuk organisasi Non - Pemerintah :
Studi LSM di Indonesia
Pengertian Lembaga swadaya masyarakat disebut dengan
non-pemerintah (non-government organization-NGO) merupakan
organisasi yang dikelola oleh swasta atau diluar
pemerintah.
Ciri-ciri Tipologi Organisasi LSM :
1. Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen
serta mempunyai kantor dengan seperangkat aturan
dan prosedur.
2. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada diluar atau
terpisah dari pemerintah.
3. Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan
keuntungan (Profit) kepada direktur atau
pengurusnya.
4. Menjalankan organisasinya sendiri, yaitu tidak
dikontrol oleh pihak luar.
5. Sukarela, yaitu menjalankan derajat kesukarelaan
tertentu.
6. Nonreligius , yaitu tidak mempromosikan ajaran
agama
7. Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di
pemilu.
Kelebihan LSM akan menjadi kekuatan suatu organisasi LSM,
yaitu antara lain (Bastian, 2007:42) :
1. Kuatnya jalinan dengan grassroots ;
2. Keahlian pengembangan berdasarkan bidang ;
3. Kemampuan berinovasi dan beradaptasi ;
4. Pendekatan berorientasi proses pengembangan ;
5. Metodologi partisipasi dan peralatan ;
9
Kekurangan akan menjadi kelemahan LSM, yaitu
antara lain ( Bastian, 2007) ;
1. Keterbatasan biaya dan keahlian pengelola
organisasi
2. Keterbatasan kapasitas kelembagaan
3. Keberlanjutan diri rendah
4. Kurangnya komunikasi antar-organisasi dan atau
koordinasi
5. Intervensi dalam skala kecil
6. Kurangnya pemahaman konteks social ekonomi secara
luas.
Fungsi dan Peran LSM yaitu ;
1. Motivator
Dalam hal ini, LSM bertugas memberikan
motivasi, menggali potensi, menumbuhkan, dan
mengembangkan kesadaran anggota masyarakat akan
masalah-masalah yang dihadapi dirinya maupun
lingkungannya.
2. Komunikator
Sebagai komunikator, tugas LSM antara lain ;
a. Mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat agar dijadikan bahan rumusan
kebijakan dan perencanaan program pembangunan;
b. memonitor atau mengawasi pelaksanaan program
pembangunan masyarakat;
c. member penyuluhan dan menjelaskan program-program
pembangunan dengan bahasa yang akrab dan kerangka
berpikir yang mudah dipahami masyarakat sasaran;
d. membantu melancarkan hubungan dan kerja sama antar-
LSM yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama
dalam masyarakat.
3. Dinamisator
LSM bertugas merintis strategi,
mengembangkan metode program, dan memperkenalkan
inovasi di bidang teknologi, serta pengelolaan
organisasi yang belum dikenal ke lingkungan masyarakat
setempat untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat
local.
4. Fasilitator
LSM bertugas memberikan bantuan teknis dalam
pelaksanaan program seperti menyediakan bantuan dana,
modal kerja, peralatan, bahan-bahan baku, dan saluran
pemasaran
10
1. Smber Daya Manusia
SDM yang dimiliki oleh LSM tidak lain
adalah staff atau relawan. Staf / relawan berperan
sangat penting dan berpengaruh terhadap peran LSM,
karena SDM merupakan unsur inti dari suatu
organisasi.
2. Material atau Bahan
Keberadaan sumber daya material jelas harus
ada. Sumber daya material sangat krusial bagi
terselenggaranya implementasi program LSM.
3. Dana
Faktor ketersediaan dana merupakan factor
yang
penting pada suatu organisasi. Suatu organisasi tidak
mungkin mencapai tujuannya jika tidak mempunyai sumber
daya berupa dana. Dana diperlukan untuk membiayai
operasional organisasi.Pada dasarnya LSM merupakan
organisasi nirlaba yang tidak terlibat dalam kegiatan-
kegiatan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan
(laba), sehingga dananya diperoleh dari para donatur.
4. Peralatan atau Teknologi.
Peranan Peralatan atau teknologi adalah untuk
mempercepat dan mempermudah program dan operasional
LSM.Fungsi LSM terkait dengan kategori LSM.Pada
dasarnya LSM dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu LSM
operasional dan LSM advokasi.LSM operasional berfungsi
untuk merancang dan mengimplementasikan program atau
proyek pembangunan. Sedangkan, LSM advokasi berfungsi
untuk mempertahankan dan mempromosikan sebuah sebab
khusus dan siapa yang mau memengaruhi kebijakan dan
praktiknya.
LSM dapat dilihat pada Gambar 26.1.berikut.
Umpan Balik &Tindakan Koreksi
Nilai,Visi,dan Misi
Tujuan dan Strategi
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Rencana Strategis :-Sasaran strategis-Indikator kinerja-Target
11
Setiap organisai LSM memiliki nila, visi, dan misi
yang berbeda. Nilai, visi dan misi yang dianut dan
diperjuangkan tersebut memengaruhi karakter organisasi
LSM, termasuk kelompok pendanaan dan kelompok masyarakat
yang menjadi objek programnya.Pada tahap selanjutnya
diperlukan untuk merancang tujuan, strategi dan program
yang sinergi dengansumber dan alokasi dana. Tahap ini
disebut tahap penyusunan anggaran.Tahap selanjutnya
adalah tahap pelaksanaan atau implementasi program yang
diiringi dengan tindakan pengawasan
(monitoring).Pengawasan ini diperlukan untuk memastikan
bahwa pelaksanaan sesuai dengan rencana strategis yang
telah dibuat.Tahap terakhir adalah tahap pelaporan yang
merupakan pertanggungjawaban dapat menimbulkan
kredibilitas organisasi LSM turun dan bahwa citra
organisasi menjadi buruk.
2.5 Akuntabilitas LSM : Antara ISU, Tuntutan, dan
Realita
Secara umum akuntabilitas dipahami sebagai status
bertanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan
seseorang atau lembaga.The Merriam – Webster Dictionary
mendefinisikan akuntabilitas sebagai :
“the quality or state of being accountable, especially, an obligation or
willingness to accept responsibility or to account for one’s actions”.
Implementasi
Pengawasan (Monitoring)
Pelaporan
Pengukuran Kinerja
untuk sector nirlaba hal ini berarti merupakan pemegang
amanah yang baik atas sumber daya dan kekuasaan yang
diserahkan pada mereka berdasarkan mandate dan misi
mereka (Herlina, 2009).
Accountability not a tool, mechanism, evalution…. Accuntability as
relationship between organization, power, people whose potentials and
possibilities are governed by that power (catatan hasil diskusi
workshop CIVICUS Assembly tahun 2007; dalam herlina
2009).
Jadi, akuntabilitas terkait dengan tindakan atau perilaku
yang didasarkan pada standar etik, kinerja yang optimal,
dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, HAM,
dan hak asasi perempuan. Beberapa komunitas LSM di luar
negeri yang bereaksi, antara lain : Filipina dengan
terbentuknya Code NGO dan Philippine Council for NGOCertification
(PCNC), Eropa Timur dan Tengan dengan inisiatif perbaikan
Governance, yakni pemisahan yang tegas antara eksekutif
dengan Badan Pengurus (Board) Kolombia dengan refleksi
etika LSM.
12
Berdasarkan dua definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi berperan untuk menghasilkan dan
menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan.
Tujuan utama akuntansi dalam LSM adalah menyediakan
informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dan pihak
eksternal LSM. Sehingga dengan informasi tersebut dapat
digunakan berikut ini :
1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam
mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas
suatu kegiatan serta alokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait
dengan pengendalian pengelolaan.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan
pengelola organisasi untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab nya mengelola secara tepat dan
efektif program beserta penggunaan sumber daya yang
menjadi wewenangnya.
a. Sistem Akuntansi LSM
Sistem Akuntansi membentuk sebuah siklus
akuntansi.Siklus akuntansi merupakan sistematika
pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya,
danpelaporan keuangan. Siklus akuntansi adalah suatu
proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama
suatu periode tertentu.
Siklus akuntansi pada suatu entitas nirlaba dapat
dilihat pada Gambar 26.2.
Bukt J
u
BNe
L
B
Tahap Pencatatan Tahap Pengikhtisaran
Tahap Pelaporan
13
Siklus akuntansi pada organisasi nirlaba termasuk
organisasi LSM, dikelompokkan dalam tiga tahap, adalah
sebagai berikut.
1. Tahap perencanaan, terdiri dari kegiatan
pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk
transaksi dan buku pencatatan, kegiatan pencatatan
bukti transaksi ke dalam buku jurnal.
2. Tahap Pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca
saldo berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat
jurnal penyesuaian,penyusunan kertas kerja, pembuatan
ayat jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah
penutupan, membuat ayat jurnal pembalik.
3. Tahap Pelaporan, yang terdiri dari Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
Para pengguna laporan keuangan organisasi
nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki kepentingan bersama
yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk
menilai (Bastian, 2007):
1.Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut
2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawaban
3. Aspek kinerja pengelola
Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah
menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan, disamping itu untuk menunjukkan akuntabilitas
organisasi terhadap sumber daya terpercaya dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber,
alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana
organisasi LSM mendanai aktivitasnya dan memenuhi
persyaratan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam
mengevaluasi kemampuan organisasi LSM untuk mendanai
aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban serta
komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan
suatu organisasi LSM dan perubahan di dalamnya dan,
14
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna
dalam mengevaluasi kinerja organisasi LSM dari segi
biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi
kepada pemakainya, seperti :
a. Mengindifikasikan apakah sumber daya telah
didapatkan dan digunakan sesuai dengan anggaran yang
ditetapkan , dan
b. Mengindifikasikan apakah sumber daya telah
didapatkan dan digunakan sesuai dengan persyaratkan,
termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh
pengambil kebijakan di masing-masing LSM.
Tujuan dari system akuntansi biaya dalam LSM adalah
untuk :
1. Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan
dana LSM
2. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi
di LSM
3. Memberikan informasi berupa laporan biaya
yang akurat
4. Memberikan jaminan akuntabilitas dan
transparansi atas penggunaan dana dan pelaporannya
5. Menghasilkan laporan biaya terkini (up to
date) sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting
terhadap keputusan pengelola LSM, terutama pada aspek
keuangan.
2.6 Laporan Keuangan LSM
a. Pengguna Laporan Keuangan LSM
Pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi dalam
laporan keuangan LSM, antara lain Pengurus,
Staf/relawan, pemerintah, penyumbang, kreditur, dan
public atau masyarakat luas, terutama donatur dan objek
dampingan.
b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan
Tujuan utama laporan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu LSM untuk memenuhi kepentingan
pasar staf/relawan, penyumbang, pemerintah, dan pihak
lain yang menyediakan sumber daya LSM, serta masyarakat
luas. Tujuan laporan keuangan LSM adalah memberikan
informasi keuangan untuk :
1. Akuntabilitas
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepada partai politik dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan LSM.
15
Ruang lingkup laporan keuangan LSM, termasuk catatan
atas laporam keuangan, adalah sebagai berikut.
1. Jumlah, sifat, likuiditas dan fleksibilitas
asset, kewajiban dan asset bersih suatu LSM, serta
hubungan antara asset dan kewajiban.
2. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi
lainnya yang mengubah nilai dan sifat asset bersih.
3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar
sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara
keduanya.
4. Cara LSM mendapatkan dan membelanjakan kas,
memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dn factor
lainnya berpengaruh pada likuiditasnya
5. Laporan aktivitas LSM yang merupakan inisiatif
LSM dari lembaga donor.
6. Catatan mengenai pencatatan akuntansi LSM,
jangka waktu catatan, apakah ada data yang
dimusnahkan, atau tidak lengkap, penyimpanan dana,
dan sebagainya.
7. Catatan mengenai hibah dan sumbangan yang
berbentuk barang dan jasa yang dinilai berdasarkan
harga pasar.
2.7 Laporan Posisi Keuangan
Informasi Posisi Laporan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan
lainnya dapat membantu aktivis LSM, para penyumbang,
kreditur, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menilai
:
1. Kemampuan LSM untuk memperjuangkan dan
mengaplikasikan nilai, visi, dan misi organisasi
dan keberlanjutan eksistensinya dalam menjalankan
fungsi dan perannya.
2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan
untuk memenuhi lewajibannya, dan kebutuhan
pendanaan eksternal.
a. Penyajian Aset dan Kewajiban
Penyajian untuk asset dan kewajiban adalah sebagai
berikut.
1.Laporan Posisi Keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan
mengenai sifat, likuiditas, fleksibilitas keuangan
dan hubungan antara asset dan kewajiban.
16
2.Kas atau asset lain yang dibatasi penggunaanya oleh
penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau
asset lain yang terikat penggunaanya.
a. Pengajuan dan Pengukuran asset dan Kewajiban
Pengakuan dan Pengukuran asset dan kewajiban adalah
sebagai berikut
a. Aset diakui dalam Laporan Posisi Keuangan kalau
besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa
depan diperoleh oleh partai politik dan asset.
b. tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
c. Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan
kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
data tang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untauk menyelesaikan kewajiban sekarang.
d. Jumlah yang harus diperlakukan sebagai pendapatan
sumbangan.
e. Pada prinsipnya, asset diakui pada saat diterima
atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Sedangkan
kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima
atau pada saat kewajiban timbul
f. Pengukuran pos0pos dalam Laporan Posisi Keuangan
menggunakan nilai historis
b. Klasifikasi Aset bersih Terikat atau Tidak Terikat
Klasifikasi Aset bersih Terikat atau Tidak Terikat
adalah sebagai berikut :
a. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah
masing-masing kelompok asset bersih berdasarkan ada
atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yang
terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan
tidak terikat.
b. Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan
permanen atau temporer diungkapkan dengan cara
menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan
atau catatan atas laporan keuangan.
2.8. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyajikan
informasi mengenai :
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang
mengubah jumlah dan sifat asset bersih
2. Hubungan antar-transaksi dan peristiwa lain
3. Bagaimana apenggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau kegiatan
17
Informasi dalam laporan aktivitas dapat membantu
pengguna laporan keuangan untuk:
1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode
2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan
organisasi LSM dalam memperjuangkan kepentingan
politiknya
3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja
pengurus
Perubahan kelompok asset bersih adalah sebagai berikut :
1. Laporan aktivitas menyajikan perubahan aset bersih
terikat permanen, serta beban, terikat temporer dan
tidak tidak dalam suatu periode.
2. Pendapatan dan keuntungan yang menambah aset bersih,
serta beban dan kerugian yang mengurangi aset
dikelompokan berdasarkan klasifikasi pendapatan,
beban, keuntungan dan kerugian
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
adalah sebagai berikut :
1. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai
penambah aset bersih tidak terikat kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan
beban sebagai pengurang aset bersih terikat.
2. Sumbangan disajikan sebagai aset bersih tidak
terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,
tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
3. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian
yang diakui dari investasi dan aset lain (atau
kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aset bersih
tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
4. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian dalam kelompok aset bersih tidak menutup
peluang adanya klasifikasi dalam laopran aktivitas.
Informasi pendapatan dan beban adalah sebagai berikut :
1. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan
dan beban secara bruto.
2. Laporan aktivitas menyajikan jumlah bersih
keuntungan dan kerugian yang berasal darii
transaksi incidental atau peristiwa lain yang
berada di luar pengendalian organisasi
manajemen.misalnya, keuntungan atau jerugian
penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan
lagi.
Informasi program atau kegiatan sebagai berikut :
1. Laporan Aktivitas atau Catatan atas Laporan
Keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban
18
2. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk
membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain
dalam menilai program dan kegiatan organisasi LSM
ynag bersangkutan serta penggunaan sumber daya.
3. Di samping penyajian klasifikasi beban secara
fungsional, partai politik dianjurkan untuk
menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut
sifatnya, misalnya berdasarkangaji, sewa, listrik,
dan penyusutan.
2.9. Laporan Arus Kas
Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.Lapran arus kas
disajikan sesuai PSAL 2 tentang Laporan Arus Kas.
2.10. Akuntansi untuk Entitas Tempat Ibadah : Studi pada
Akuntansi Masjid
Berdasarkan ukuran kepemilikannya, organisasi
dibagi menjadi dua, yaitu organisasi sector privat atau
swasta dan sector publik.Organisasi sector privat
merupakan organisasi yang kepemilikannya lebih
didominasi oleh kepemilikan satu atau sekelompok
investor saja, sedangkan organisasi sector public
adalah organisasi yang dimiliki oleh public atau
masyarakat.Artinya, organisasi sector public memiliki
wilayaj dan kompleksitas yang lebih besar dibandingkan
sector privat.
a. Tempat Ibadah sebagai sebuah Entitas : Karakteristik
dan Lingkungannya
Tempat ibadah merupakan sebuah organisai.Oleh karena itu,
organisai peribadatan tidak bermotif untuk mencari laba
dan bertujuan untuk melayani ritual ibadah umat.
b.Tujuan organisasi peribadatan
Tujuan utama adalah untuk pelayanan umat, bukan berarti
organisai keagamaan tidak memiliki tujuan keuangan
(Bastian, 2007).Tujuan keuangan ditujukan untuk mendukung
terlaksananya tujuan pelayanan peribadatan yang memadai
yang memenuhi standar sesuai dengan aturan dalam ajaran
agama tersebut.
c. Fungsi dan Peran Organisasi Peribadatan
Sebagaimana dijelaskna sebelumnya, bahwa tujuan utama
tempat ibadah sebagai sebuah organisasi adalah untuk
melayani keperluan umat dalam rangka melaksanakan ibadah
ritual rutin maupun yang sifatnya incidental. Dalam
penjelasan tersebut, maka organisasi peribadatan, dalam
konteks ini dicontohkan organisasi masjid, dapat
berfungsi sebagai :
19
1.Tempat beribadat dan mendekatkan diri kepada allah
swt
2.Tempat pembinaan kesadaran dalam beragama bagi umat
agama tersebut
3.Tempat bermusyawarah untuk memecahkan permasalahan
umat muslim
4.Tempat berkumpulnya umat muslimin (silahturahmi)
5.Tempat membina kerukunan dan gotong royong umat-umat
muslim dengan memperkokoh ikatan batin dana rasa
sepersaudaraan seiman sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan bersama
6.Pusat pendidikan dan pengajaran agama islam bagi umat
muslim sekitarnya
7.Tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan mengelolanya
8.Tempat melaksanakan pengaturan dan pengawasan social
d.Manajemen Organisasi Peribadatan
Biasanya pada organisasi masjid dikenal pengurusnya
dengan sebutan tamir masjid yang terdiri dari pelindung,
ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakilnya, bendahara
dan wakilnya, seksi-seksi, dan pembantu umum. Badan
organisai tersebut biasanya disebut dengan “Badan
Kesejahteraan Masjid (BKM)” atau “Remaja Masjid” yang
memiliki struktur organisasi sendiri, namun masih
menjadi bagian dari organisasi masjid secara
keseluruhan.
e.Manajemen Keuangan Organisasi Peribadatan
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam manajemen
keuangan terdapat dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi mendapatkan dana, dan
2. Fungsi menggunakan dana
Alat untuk melaksanakan manajemen keuangan adalah
tata usaha.Tata usaha dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
tata usaha umum atau administrasi dan tata usaha
keuangan.Akuntansi merupakan tata usaha keuangan, jadi
akuntansi untuk organisasi keagamaan merupakan tata
usaha keuangan organisasi keagamaan.
20
Manajemen Keuangan
Tata Usaha
Tata Usaha Keuangan Organisasi Masjid
Gambar 27.1.Kedudukan Akuntansi dalam Manajemen Keuangan
Organisasi Masjid
Akuntansi masjid dapat diartikan sebagai tata buku atau
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis
dalam bidang keuangan, berdasarkan prinsip,
standardisasi, dan prosedur tertentu untuk menghasilkan
informasi akrual di bidang keuangan dalam organisasi
masjid.Domain public yang dimaksud adalah para anggota,
umat, atau pengikut agama di organisasi keagamaan yang
bersangkutan. Organisasi masjid memiliki sumber dana
dari umat yang bias dalam berbagai bentuk seperti infak,
sedekah, zakat, fidyah dan lain-lain sesuai ajaran
islam. Sedangkan, alokasi dana masjid selain untuk
pemeliharaan bangunan beserta seluruh perlengkapannya
secara berkala, juga dialokasikan untuk berbagai
kegiatan lainnya seperti pengajian rutin atau yang
bersifat incidental, TPQ atau pengajian anak-anak,
bazaar, maupun kegiatan peringatan hari-hari besar
islam.
2.11 Implementasi Akuntansi Pada Organisasi Tempat Ibadah
Praktik pembukuan atau akuntansi yang ada masih
menggunakan sistem tata buku tunggal ( skingle entry) dan
berbasis kas. Ritonga (2010) mennyebutkan single entry
memiliki kelemahan yaitu informasi yang dihasilkan tidak
Tata Usaha
Akunta
konprehensif dan tidak integral.Sehingga,informasi yang
parsial (sepotong-potong) tidak memadai untuk
pengambilan keputusan yang berguna. Sementara itu, basis
kas memiliki kelemahan anatara lain:
21
1. Informasi yang lebih kompleks tidak dapat dihasilkan;
2. Hanya Terfokus pada aliran kas dan mengabaikan aliran
sumber daya lain;
3. Pertanggungjawaban kepada umat jadi terbatas hanya pada
penggunaan kas dan tidak pada sumber daya yang lain;
Pada umumnya siklus akuntansi pada organisasi nirlaba
termasuk organisasi masjid, dikelompokkan menjadi tiga
tahap, adalah sebagai berikut;
1. Tahap Pencatatan
2. Tahap Pengikhtisaran
3. Tahap Pelaporan
2.12. Akuntansi untuk Institusi Pendidikan pada Perguruan
Tinggi (Universitas ) yang berstatus Badan Layanan Umum
(BLU)
Pendidikan tinggi diartikan sebagai pendidikan yang
dilaksanakan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program diploma, sarjanah, magister, spesialis, dan
doktor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi.
Perkembangan terkini mengenai pengelolaan perguruan
tinggi yang masih sering dibicarakan saat ini perubahab
status beberapa perguruan tinggi menjadi Poengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang diatur dalam PP
Nomor 23 Tahun 2005 yang kemudian diganti dengan PP Nomor
74 Tahun 2012 tentang Perubahan tentang Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Keuangan Badan Layanan Umum.
a. Akuntansi Universitas
American Accounting Association dalam Halim dan Kusufi (2012)
mendefinisikan akuntansi dari sudut pandang proses adalah
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,
dan pelaporan transaksi ekonomi (Keuangan) dari suatu
organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-
pihak yang memerlukan.
22
Dalam aplikasi akuntansi dananya dapat dilihat dari
praktik akuntansi universitas sebagai salah satu jenis
organisasi nirlaba, Jenis Universitas dikelompokkan
menjadi dua , yaitu:
1. Universitas yang dikelola oleh pihak swasta( Private
University ), pelaksanaan akuntansinya berdasarkan standar
akuntansi yang diatur oleh Financial Accounting Standard
Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan ) dalam
Statement of Financial Accounting Concept nomor 4 ( SFAC 4 )
tentang tujuan laporan keuangan untuk organisasi
nirlaba.
2. Universitas yang dikelola pihak pemerintah (public
university), pelaksana akuntansinya berdasarkan standar
akuntansi yang diatur oleh Govermental Accounting Standard
Board—GASB ( Dewan Standar Akuntansi Pemerintah).
a. Siklus Akuntansi Universitas
Siklus akuntansi pada universitasdan lembaga pendidikan tinggi
lainnya dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap (Bastian,
2007 ), Yaitu:
1)Tahap Pencatatan
a).Kegiatan identifikasi dan pengukuran bukti transaksi
dan bukti pencatatan .
b).Kegiatan pencatatan bukti transaksikedalam buku harian
atau jurnal .
c).Memindahbukukan atau posting dari jurnal berdasarkan
kelompok atau jenisnya berdasarkan akun buku besar.
2)Tahap Pengikhtisaran
a) Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan
akun-akun buku besar.
b) Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).
c) Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca
lajur.
d) Pembuatan ayat jurna penutup (closisng entries).
e) Pembuatan neraca saldo setelah penutup (post closing trial
balancel).
f) Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries).
3) Tahap Pelaporan
a)Laporan Surplus defisit.
b)Laporan arus kas.
c)Neraca.
d)Catatan atas laporan keuangan.
2
3
b.Struktur Dana di Universitas
Struktur dana untuk universitas yang dikelola terdiri dari
( Alfy, 2011):
1) Dana lancar (current funds), yaitu dana yang didirikan
oleh universitas untuk mengelola kekayaan atau sumber
daya yang akan digunakan dalam rangka membiayai
kegiatan operasional sehari-hari. Current funds dibagi
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a.Dana yang penggunaannya tidak terbatas (unrestricted
current fund), digunakan untuk mempertanggungjawabkan
sumber daya dalam rangka menjalankan kegiatan pokok
perguruan tinggi yang terkait langsung dengan tujuan
keberadaan perguruan tinggi . Aktivitas pokok yang
dimaksud meliputi pengajaran, penelitian, dan
pelayanan publik (public service).
b.Dana yang penggunaannya terbatas (restricted current
fund),digunakan untuk mempertanggungjawabkan sumber daya
dalam rangka menjalankan kegiatan pokok perguruan
tinggi yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan
perguruan tinggi.
Namun, penggunaannya dibatasi sesuai dengan yang
ditentukan oleh pemberidana atau donatur.
1) Dana pinjaman (loan fund), dan yang didirikan untuk
mengumpulkan dana-dana yang akan digunakan untuk
memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas
maupun pihak-pihak yang terkait dengan universitas.
2) Dana abadi (endowment funds), dana yang dikumpulkan dan
kemudian dikelola oleh universitas tidak untuk
penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan kemudian
dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya bisa
dimanfaatkan untuk penggunaan jangka pendek.
3) Dana anuitas dan pensiun (annuity and life income finds)
adalah semacam dana pensiun yang dikelola oleh
universitas.
4) Dana pembangunan (plant funds) adalah dana yang
dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa
pembangunan gedung,fasilitas,dan aset tetap lainnya.
24
2.13.Badan Layanan Umum( LBU)
A. Pengertian
Devinisi Badan Layanan Umum (LBU) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 20035 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum adalah instansi dilingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisisensi
dan produktivitas.
Pola Pengelolaan Keuangan BLU (PPK-BLU) diterapkan oleh
setiapa instansi pemerintah yang secara fungsional
meneyelenggarakan kegiatan yang bersifat
operasional.Instansi yang dimaksud dapat berasal dari dan
berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non
eselon. Penetapan sebagai LBU yang menjelaskan “ instansi
di lingkungan pemerintah yang dibentuk “ tidak berarti
suatu instansi pemerintah yang akan menerapkan PK BLUN
hars membentuk satuan kerja (satker) yang baru.
a. Tujuan dan Asas
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajaukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas serta menerapkan
praktik bisnis yang sehat.
Sedangkan asas-asas BLU adalah sebagai berikut:
1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian
negara/lembaga untuk tujuan pemberi layanan umum yang
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.
2) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan
kementerian negara/lembaga dan karenanya status BLU
tidak terpisah dari kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi
induk.
3) Menteri/pimpinan lembaga bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum
yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat
layanan yang dihasilkan.
25
4) Pejabat yang ditunjukn mengelola BLU bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum
yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pemimpin
lembaga.
5) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan
pencarian keuangan.
6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan
kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta
laporan keungan dan kinerja kementerian negara/lembaga.
7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan
dengan praktik bisnis yang sehat.
2.14.Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
a. Penyusunan Laporan Keuangan
Satuan Kerja yang ditetapkan sebagai BLU memepunyai
kewajiban untuk menyusun dua laporan keuangan yaitu
laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (
SAK ) dan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang berdasarkan SAK
sesuai yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi
Indonesia. Lapoaran keuangan tersebut terdiri dari
laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan. Sedangkan , laporan keuangan BLU
yang berdasarkan SAP terdiri dari laporan realisasi
anggaran., neraca, dan catatan atas laporan keuangan.
b. Akuntansi Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP
1) Pendapatan
Pendapatan adalah semua permintaan Kas Umum Negara (KUN)
yang menambahkan ekuitas dana lancar dalam periode tahun
yang bersangkutan menjadi hak pemerintah dan tidak perlu
lagi dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan BLU
diklasifikasikan menurut sumber penggunaannya, yaitu:
a) Pendpatan usaha dari jasa layanan,pendapatan yang
diperoleh sebagai imbalan atas jasa yang diserahkan
kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi BLU,
yaitu: jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian
serta pengabdian kepada masyarakat.
26
b) Pendapatn Hibah, setiap penerimaan BLU dalam bentuk
uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang
diperoleh dari pemberi hibah tidak perlu dibayar
kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar
negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU
mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk
mendukung tugas dan fungsi BLU.
c) Pendapatan lainnya, pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan tugas
dan fungsi BLU , seperti penyewaan aset BLU, ketja
sma operasi, hasil investasi dan hasil penjualan
produk dari penyelenggaraan pendidikan serta
pengajaran.
1) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau
dikuasai BLU yang timbul akibat transaksi atau
peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
di masa yang akan datang dapat diukur dalam satuan
uang.
Manfaat ekonomi masa depan yang berwujud dalam aset
adalah potensi aset tersebut untuk memberikan
kontribusi langsung maupun tidak langsung untuk
operasional BLU berupa arus kas setara kas kepada BLU.
a) Aset lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas
meliputi antara lain: kas bendahara pengeluaran,kas
pada BLU ( kas dan setara kas), kas lainnya dan setara
kas, investasi jangka pendek BLU, piutang dari
kegiatan operasional BLU dan non-operasional BLU,
bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian
lancar tuntutan ganti rugi, persediaan, belanja
dibayar di muka dan uang muka belanja.
b) Aset tudak lancar, disajikan berdasarkan urutan
likuiditas meliputi antara lain : investasi jangka
panjang, aset tetap, piutangjangka panjang, tagihan
penjualan angsuran (TPA) BLU, tagihan tuntutan
perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi BLU,
penyisihan piutang tertagih dan penyisihan piutang tak
tertagih.
c) Aset lainnya, aset lain dalam BLU terdiri dari
kemitraan dengan pihak ketiga ( kerja sama operasi atau
KSO), aset tak berwujud BLU dan dana yang dibatasi
penggunaannya.
2
7
2.15.Implikasi Penerapan BLU Terhadap Aplikasi Akuntansi
Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh
perguruan tinggi universitas dalam menerapkan sistem BLU
tersebut, berikut beberapa implikasinya (Achjari, 2102):
1. Keuangan dan Anggaran
Dana masyarakat yang diterima oleh perguruan tinggi
tersebut akan menjadi Penerima Negara Bukan Pajak
(PNPB), dengan demikian maka pengelolaannya harus
mengukuti aturan Undang-Undang Keuangan Negara dan
penyimpangan atas pengelolaan PNPB dapat dikategorikan
merugikan keuangan negara. Selanjutnya, anggaran yang
disusun oleh perguruan tinggi harus dikonsolidasikan
dengan anggaran Kemdikbud (pemerintah).
Mengonsolidasikan laporan keuangan yang bersumber dari
dana Rupiah Murni (DIPA) dan PNPB. Dana DIPA dilaporkan
dengan cara Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang
mengacu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sedangkan
dana masyarakat atau PNPB dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Pengonsolidasian dua
metode ini merupakan kesulitan tersendiri karena
masing-masing mempunyai kode akun yang berbeda dan tata
cara pengakuannya juga berbeda. DIPA mengacu pada
pencatatan berbasis kas sedangkan PNPB berbasis akrual.
2. Pengelolaan Aset
Aset yang diperasionalkan di universitas akan masuk
sebagai kategori barang milik negara dan pengelolaannya
harus mengikuti aturan yang diterbitkan negara yaitu PP
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Barang Milik Negara yang
menjelaskan bahwa pengelolaan barang milik negara
meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penggunaan , pemanfaatan, pengamatan dan
pemeliharaan,penghapusan.
3. Pengelolaan Piutang dan Utang
Pada prinsipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan-
aturan yang berlaku pada satuan kerja pemerintah
lainnya.
28
4.Pengelolaan Investasi
Satuan kerja BLU tidak diperkenankan melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan. Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa
investasi jangka panjang yang dimaksud antara lain
berupa penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka
panjang, misalnya pendirian perusahaan. Namun, apabila
satua kerja BLU mendirikan atau membeli badan usaha
yang berbadan hukum, maka kepemilikannya berada pada
Menteri Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh
menjadi pendapatan satuan kerja BLU.
2.16.Akuntansi Desa: Studi Pada Desa Sumberagung Tahun
Anggaran 2008-2013
Secara administratif berdasarkan data statistik
kabupaten / kota provinsi DIY pada tahun 2009 kabupaten
Sleman terdiri dari 17 kecamatan dan 86 desa.Wilayahnya
berbatasan dengan semua kabupaten yang ada di Provinsi
Daerah Istimewah Yogyakarta dan Privinsi Jawa
Tengah.Anggaran Pendapatan dan belanja desa sering tidak
seimbang antara pendapan dan pengeluaran. Kenyataan
seperti ini disebabkan oleh empat faktor utama yaitu
sebagai berikut ( Hudaya& FPPD dalam Subroto, 2009).
1. Desa memiliki anggaran pendapatan dan belanja yang
kecil dan sumber pendapatannya sangat tergantung pada
bantuan yang sangat kecil pula.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat desa rendah .
3. Rendahnya damna operasional desa untuk menjalankan
pelayanan.
4. Banyak program pembangunan masuk ke desa tetapi
pengelolaan dilakukan oleh dinas terkait.
Subroto (2009) menjelaskan bahwa pendanaan pembangunan
yang dilakukan oleh.Pemerintah daerah termasuk di
dalamnya pemerintah desa menganut prinsip money
followsfunctionyang berarti pendanaan mengikuti fungsi
pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing tingkat pemerintah.Siklus Penyusunan
keuangan desa terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai
berikut ( data Desa Sumberagung,2013),
1. Bulan November sampai Desember : Penyusunan Siklus
tahunan desa
2. Bulan Oktober : Perubahan anggaran
29
3. Bulan Januari sampai Maret: Laporan
pertanggungjawaban
Contoh siklus tahunan Desa Sumberagung tahun anggaran
2013 ( daftar peraturan-peraturan Desa Sumberagung).
1. APBDesa Sumberagung tahun 2013.
2. Pengelolaan tanah kas desa.
3. Pungutan desa.
4. Menyewakan tanah kas desa kepada PT Telefon Seluler.
5. Pertanggungjawaban APBDesa tahun 2012 dan lain-lain.
6. Perubahan APBDesa tahun 2012.
Contoh Siklus tahunan desa Sumberagung tahun 2013
(Keputusan-Keputusan Kepala Desa Sumberagung).
1. Rencana kegiatan pembangunan Desa Sumberagung tahun
2013.
2. Penetapan TPK tingkat padukuhan se-Desa Sumberagung.
3. Penetapan Tim Pengelola Tyto Alba (burung pemangsa
tikus) Desa Sumberagung.
4. Pengangkatan sekretaris PPS pemilu 2014.
5. Pembentukan Tim Pelaksana distribusi beras untuk
rumah tangga miskin.
6. Pelaksanaan kegiatan alokasi dan alokasi desa.
7. Pembentukan Tim pelaksana pendapatan (updating &
validasi data KB) dan lain-lain.
Manfaat-manfaat penerapan basis kas ,yaitu sebagai
berikut.
1. Prinsip-prinsip yang mendasari basis kas sederhana
sehingga mudah untuk dipahami dan dijelaskan.
2. Pelaporan yang mungkin lebih cepat karena
mengompilasikan informasi yang didasarkan dengan basis
kas relatif lebih mudah dilakukan.
3. Pelaksanaan sistem akuntansi berbasis kas untuk
menyiapkan laporan keuangan berbasis kas tidak terlalu
memerlukan personel yang terlatih.
4. Personel yang melakukan sistem akuntansi berbasis
kas tidak perlu melakukan pertimbangan untuk menentukan
jumlah arus kas pada periode berjalan.
30
5. Mudah bagi berbagai pengguna laporan keuangan untuk
mengakses dan memahami informasi yang ada karena
akuntansi kas tidak membutuhkan pengetahuan akuntansi
yang rinci.
Kelemahan-kelemahan penerapan basis kas, yaitu sebagai
berikut.
1. Tidak dapat menyediakan informasi yang terkait
dengan aset, kewajiban, dan dampak dari konsumsi sumber
daya pada periode berjalan.
2. Mengabaikan arus sumber daya lainnya yang mungkin
memiliki dampak atas kemampuan pemerintah untuk
menyediakan barang dan jasa di saat ini dan dimasa yang
akan datang.
3. Tingkat manfaat-manfaat yang diperoleh dari aset
selama periode berjalan.
4. Tidak menyediakan informasi yang terkait dengan
modal (aset).
5.Membatasi Publik untuk menilai akuntabilitas
pemerintah dalam penggunaan sumber daya yang ada.
Tabel 29.I.Target dan Realisasi Pendapatan
No
.
Tahun Pendapatan
Target Realisasi Lebih
(Kurang)
1. 2008 1.048.446.
685
1.289.047.
311
240.600.62
62 2009 1.260.020.
292
1.264.322.
162
4.301.870
3. 2010 694.892.79
8
1.135.998.
723
441.105
4. 2011 814.037.30
9
1.128.924.
724
314.887.41
55. 2012 951.421.08
1
3.227.808.
693
2.276.387.
6126. 2013 3.131.277.
329
- -
Pada tahun 2008 Desa Sumberagung menargetkan pendapatan
sebesar Rp.1.048.446.685, realisasi pendapatan sebesar
Rp.1.289.047.311 dan kelebihan pendapatan sebesar
Rp.240.600.626.Kelebihan pendapatan juga terjadi pada
tahun 2009 sebesar Rp.4.301.870 tahun 2010 sebesar
Rp.441.105.915, tahun 2011 sebesar Rp.314.887.415 dan
tahun 2012 sebesar Rp.2.276.612
sedangkan pada tahun 2013 belum ada data realisasi
pendapatan karena data dalam proses pentusunan.
31
Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila terjadi keadaan
yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis
belanja, keadaan yang menyebabkan SILPA tahun sebelumnya
harus digunakan dalam tahun berjalan, keadaan darurat dan
keadaan luar biasa ( Peraturan Bupati Sleman No.82 Tahun
2009 Bagian kelima). Perubahan anggaran dilakukan pada
bulan Oktober.
2.17.Tantangan Dengan Adanya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa
Salah satu perubahan dengan adanya UU Desa yang baru
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bertambahnya sumber pendapatan desa. Dalam UU Nomor
6 Tahun 2014 tersebut, sumber pendapatn desa
ditambah dua sumber pendapatn, yaitu sumber
pendapatan daro lokasi APBN dan lain-lain pendapatan
desa yang sah. Besaran alokasi anggaran yang
peruntukkannya langsung ke desa ditentukan 10% dari
dan diluar dana Transfer Daerah (on top) secara
bertahap.
2. Berubahnya formulasi perhitungan bagi hasil pajak,
retribusi, dan ADD. Bagian hasil pajak dan retribusi
daerah kabupaten/kota sepuluh persennya
diperuntukkan untuk desa.
3. Sedangkan ADD besarnya paling sedikit 10% dari dana
perimbangan yang diterima Kabupaten/kota dalam APBN
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
4. Perlindungan terrhadap implementasi ADD. Dalam UUD
desa yang baru disebutkan bahwa Pemerintah
kabupaten/kota yang tidak memberikan alokasi dana
Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
yang seharusnya disalurkan ke desa. Dengan adanya
aturan tersebut diharapkan pemerintah kabupaten/kota
akan serius menangani dan menyelenggarakan ADD.
Ketiga perubahan tersebut menyiratkan bagi pemerintah
dan berbagai pihak untuk segera menyusun rumusan
kebijakan yang menganut pedoman pengelolaan keuangan
desa. Begitu besarnya alokasi dana yang akan didapatkan
oleh desa memberikan angin besar bagi kemajuan
pembangunan di desa dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, namun di sisi lain juga perlu diiringi
dengan aturan teknis yang mengatur pengelolaan keuangan
desa yang transparan dan akuntabel.
32
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS
3.1 Deskripsi
1. Akuntansi untuk Entitas Partai Politik :Studi Partai
Politik di Indonesia
Demokrasi berkredibilitas dibangun dengan cara
menciptakan partai politik yang sehat dan kredibel
serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan secra
demokratis, jujur, dan adil. Demokrasi berkredibilitas
ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi
dan mekanisme pertanggungjawaban yang jelas atas
kegiatan pembiayaan politik, dari keuangan partai
politik maupun pembiayaan kegiatan pemilihan umum.
Akuntanbilitas yang tinggi dapat menciptakan good
political party governance sehingga dapat meminimalisasi
kecurigaan penyalahgunaan dana dan mengantisipasi
munculnya konflik. Penerapan kewajiban tata
administrasi keuangan system pelaporan dan kampanye
secara transparana, akuntabel, dan independen akan
sangat menunjang perwujudan pelaksanaan pemilu yang
bersih dalam rangka membangun demokrasi yang
berkredibilitas dan dapat menciptakan kepercayaan
public kepada pemerintah dan pertanggungjawaban
peserta pemilu kepada public.
2 Akuntansi untuk Organisasi Non-Pemerintah : Studi LSM
di Indonesia
Organisasi LSM merupakan pengembangan dari
organisasi local masyarakat yang memberikan ruang
gerak terhadap kearifan local masyarakat. LSM dapat
dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pelayanan public
yang melibatkan nilai-nilai dan tradisi tertentu.LSM
menjadi fenomena baru dalam perkembangan system
politik akhir-akhir ini.di Indonesia sendiri, LSM
mulai tumbuh pesat setelah terjadi reformasi tahun
1998. Namun pada era “extraordinary growth” LSM ini
ternyata tidak sepenuhnya berkontribusi positif
terhadap keberadaan masyarakat sipil di Indonesia.
Sisi Posirif LSM, dengan semakin banyak organisasi
masyrakat sipilakan berpengaruh positif terhadap
penguatan posisi masyarakat sipil dan demokratisasi di
Indonesia.
Sedangkan, sisi negatifnya, pertumbuhan ini ternyata
dipicu berbagai “kepentingan” yang bertolak belakang
33
secara fundamental dengan nilai, karakteristik, dan
misi dari sebuah LSM (Herlina,2009).
3. Akuntansi untuk Entitas Tempat Ibadah : Studi Pada
Akuntansi Masjid
Tempat ibadah sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk
menjadi tempat beribadah ritual umat beragama yang
sifatnya rutin. Namun, apabila tempat dapat dikeloloa
dengan konsep organisasi yang modern dapat berkembang
menjadi organisasi yang berperan dan berfungsi melebihi
tujuan utamanya, yaitu melayani peribadatan umat.
Tujuan-Tujuan yang sifatnya sosial kemasyarakatan,
kependidikan, dan pengembangan budaya dapat
dikembangkan melalui organisasi tempat ibadah atau
organisasi peribadatan atau organisasi
keagamaan.keberadaan masjid juga tidak bisa dilepaskan
dari pengelolaan dana yang berasal dari amal atau
sumbangan umat yang tidak mengharapkan imbalan apapun
dari organisasi tersebut. Namun demikian, tidak berarti
masyarakat tidak mementingkan pertanggungjawaban dari
pengurus organisasi keagamaan, ta’mir masjid, terkait
pengelolaan dana amal masjid. Untuk itu, akuntabilitas
tetap penting dalam organisasi keagamaan.
4. Akuntansi Desa : Studi ada Desa Sumberagung Tahun
Anggaran 2008-2013
Dari kesimpulan pengamatan dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai beikut.
1. Desa Sumberagung untuk tahun-tahun
berikutnya perlu mencari sumber-sumber pendapatan
lain. Misalnya, mendirikan BUMDesa, membangun kios
yang bisa disewakan dan sektor perekonomian yang lain
sehingga pendapatan meningkat dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat.
2. Pemerintah Desa Sumberagung perlu menjalin kerja
sama dengan pihak swasta dalam hal pendanaan dan
tanggung jawab sosial sehingga dapat mengurangi
ketergantungan dengan pemerintah daerah/pusat.
34