Makalah Akuntansi Sektor Publik

57
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “ Kapita Selekta Akuntansi Sektor Publik (Studi Kasus Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM di Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran 2008 – 2013)”. Sungguh merupakan suatu pembelajaran berharga bagi penulis atas terselesaikannya tugas ini, karena hal ini merupakan persyaratan untuk penilaian pada semester 4 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia Cabang Karang Tengah. Penulis sangat menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak, penyusunan tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih terutama ditujukkan kepada : 1. Ibu Nilawati, SE selaku Dosen Akuntansi Sektor Publik 2. Thank to My Friends di Jurusan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan mereka semua adalah tidak mungkin tugas ini dapat terselesaikan,

Transcript of Makalah Akuntansi Sektor Publik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “

Kapita Selekta Akuntansi Sektor Publik (Studi Kasus

Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM di

Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus

Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran

2008 – 2013)”. Sungguh merupakan suatu pembelajaran

berharga bagi penulis atas terselesaikannya tugas ini,

karena hal ini merupakan persyaratan untuk penilaian pada

semester 4 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia Cabang Karang

Tengah.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan

bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak,

penyusunan tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih terutama ditujukkan kepada :

1. Ibu Nilawati, SE selaku Dosen Akuntansi Sektor

Publik

2. Thank to My Friends di Jurusan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan mereka semua

adalah tidak mungkin tugas ini dapat terselesaikan,

semoga Allah SWT memberikan balasan segala budi dan

kebaikan kelak dikemudian hari kepada kalian semua.

Dengan segala kerendahan hati dan sadar akan kekurangan,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini bisa

memberikan manfaat bagi diri penulis sendiri dan segenap

pembaca sekalian.Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Tangerang, April 2015

Penulis

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Modal dasar untuk menciptakan pemerintahan yang solid dan

berwibawa dengan dengan pengawasan efektif dari lembaga

legislatif, adalah dengan mewujudkan demokrasi yang

berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas dibangun

dengan cara menciptakan partai politik yang sehat dan

kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan

secara demokratis, jujur, dan adil. Demokratis

berkredibilitas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya

transparansi dan mekanisme pertanggungjawaban yang jelas

atas kegiatan pembiayaan polirik, keuangan partai

politik, sebagai suatu entitas yang menggunakan dana

public yang besar, harus transparan sehingga

pertanggungjawaban yang keuangan merupakan hal yang tidak

dapat ditawar lagi. Transparansi pertanggungjawaban

keuangan ini mensyaratkan adanya standar akuntansi

keuangan bagi partai politik, pedoman audit partai

politik, dan adanya pedoman peraturan, dan prosedur

pelaporan dana kampanye pada kegiatan pemilihan umum bagi

partai politik (Hafid,2008).

Pertanggungjawaban keuangan yang transparan oleh

partai politik merupakan bentuk kepatuhan terhadap

undang-undang partai politik dan undang-undang

pemilu.Partai politik harus mampu dan melaksanakan

pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber daya keuangan

yang digunakan kepada para konstituennya. Bentuk

pertanggungjawaban pengelola keuangan partai politik

serta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye

(semua peserta pemilu) serta laporan keuangan (khusus

untuk partai politik), yang harus diaudit Kantor Akuntan

Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses public.

Selain menekan potensi keuangan dalam penggalangan

dana, standarisasi laporan keuangan partai politik juga

bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan

pilihan secara cerdas dan rasional.

1

Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi control atas

partai politik yang ada, warga Negara yang menggunakan

hak pilihnya dapat mencermati derajat sehat-tidaknya

sebuah partai politik dari Laporan

Keuangan Tahunan yang disampaikannya secara terbuka

kepada public.

Informasi menyangkut keuangan bias menjadi dasar

penilaian kemampuan partai politik untuk melangsungkan

aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik

secara berkelanjutan (syaputra,2011a).

Sementara itu, realitas yang ada menunjukan masih

lemahnya kesadaran dan kepatuhan partai politik untuk

membuat laporan pertanggungjawaban atas penggunaan

dananya. Diberitakan per November 2010, masih ada 11

partai politik kontestan Pemilu 2009 yang belum

menyerahkan laporan pertanggungjawaban dana kampanyenya

kepada KPU. Hal ini tentunya dapat menghambat pembangunan

demokrasi yang berkredibilitas. Di sisi lain, standar

akuntansi yang ad, yaitu PSAK 45, merupakan sumber

akuntansi keuangan yang dibuat IAI untuk organisasi

nirlaba yang juga dipakai untuk partai politik. PSAK 45

ini tidak cukup mengakomodasi karakteristik partai

politik yang berbeda dengan organisasi nirlaba lain. Oleh

karena itu, hasil studi yang dilaporkan oleh Hafild

(2008) merekomendasikan adanya modifikasi atau pedoman

khusus standar akuntansi keuangan untuk partai politik.

Artikel ini akan membahas tentang system akuntansi

pada partai politik yang selama ada berjalan dan apakah

perlu mengembangkan standar akuntansi yang khusus

mengatur perlakukan akuntansi dan pelaporan keuangan

sesuai dengan karakteristik partai politik. Untuk itu,

sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu dijelaskan

terlebih dahulu karakteristik dan lingkungan partai

politik sebagai sebuah entitas, dan karakteristik

akuntabilitas yangdihadapi oleh partai politik.Kemudian,

mengkaji pakaha PSAK Nomor 45 tentang Standar Akuntansi

untuk Entitas Nirlaba, yang selama ini berlaku untuk

akuntansi partai politiktelah sesuai dengan entitas

partai politik.Artikel ini juga diharapkan dapat menjadi

saranasosialisasi tentang pentingnya pelaporan keuangan

dan pertanggungjawaban partai politik kepada masyarakat,

serta sebagai bagian dari pendidikan politik bagi

masyarakat sehingga dapat tercipta system demokrasi yang

berkredibilitas.

2

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas

serta adanya sistem akuntansi pada partai politik ,

dapat dapat dirumuskan masalah , yakni :

Bagaimana Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia,

LSM di Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan

berstatus Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun

Anggaran 2008 – 2013 dalam mengembangkan standar

akuntansi yang khusus mengatur perlakukan akuntansi dan

pelaporan keuangan sesuai dengan karakteristik partai

politik ?

1.3.Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan dapat memperoleh

gambatan yang jelas, maka peneliti akan membatasi

penelitian pada objek yang akan diteliti dalam mencari

Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM di

Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus

Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran

2008 – 2013.

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami

Bagaimana Kapita Selekta Partai Politik di Indonesia, LSM

di Indonesia, Akuntansi pada masjid, Pendidikan berstatus

Badan Layanan Umum dan Desa Sumberagung tahun Anggaran

2008 – 2013 dalam mengembangkan standar akuntansi yang

khusus mengatur perlakukan akuntansi dan pelaporan

keuangan.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi informasi bagi perkembangan standar akuntansi

partai politik, terutama yang berkaitan dengan studi

Kapita Selekta Akuntansi Sektor Publik.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan

masukan tentang Kapita Selekta Sektor Publik.

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi untuk Entitas Partai Politik : Studi Partai

Politik di Indonesia

Pengertian Partai Politik disebutkan secara khusus

dalam UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik,

Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional

dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita –

cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan Negara serta memelihara

kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

pancasila dan UUD Tahun 1945.

Tujuan umum partai politik adalah sebagai berikut

( Bastian, 2007;Hafild,2008).

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD Tahun

1945.

2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan

Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan

rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Fungsi dan Peran Partai Politik

1. Partai Politik berfungsi untuk mengembangkan

kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat.

Partai Politik berperan sebagai sarana sosialisasi

politik masyarakat dalam rangka melakukan

pendidikan politik bagi sakyat.

2. Partai Politik berfungsi menyalurkan kepentingan

masyarakat dalam pembuatan kebijakan Negara.

Berperan sebagai sarana komunikasi yang mana partai

politik menyalurkan aneka ragam pendapat, aspirasi,

dan kepentingan masyarakat dalam pembuatan

kebijakan Negara.

3. Partai Poliitik berfungsi untuk membina dan

mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi

jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme

demokrasi. Partai Politik merupakan juga sebagai

sarana untuk melakukan rekruitmen politik dengan

mencari dan mengajak orang berbakat untuk turut

aktif dalam kegiatan politik dalam rangka

memperluas partisipasi politik masyarakat.

4

a. Karakteristik Aktivitas Partai Politik

Aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh ,

mengelola, dan mengatur kekuasaan sebagai amanat dan

mandate dari konstituennya dengan cara-cara yang

demokratis. Partai politik memiliki Karakteristik utama

yaitu factor kekuasaan yang dimilikinya dan perannya

dalam mewakili rakyat

Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik

1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) dibentuk untuk tingkat

pusat.

2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dibentuk untuk tingkat

provinsi.

3. Dewan Pengurus Cabang (DPC) dibentuk untuk tingkat

kabupaten atau kota.

Perangkat-perangkat organisasi dan kegiatan-kegiatannya

antara lain :

1. Sekretariat, Biaya-biaya yang keluar untuk

menjalankan secretariat ini dapat digolongkan kepada

biaya rutin.

2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil

keputusan dalam partai.

3. Kegiatan Pencarian Dana. Karena partai politik tidak

boleh memiliki badan usaha atau tidak boleh memiliki

saham.

4. Kegiatan Kampanye. Kegiatan-kegiatan kampanye antara

lain perjalanan kampanye oleh calon legislatif atau

calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa,

pembuatan poster , dan pembuatan bendera.

5. Kegiatan Pendidikan Politik , Partai juga melakukan

seminar,lokakarya,diskusi-diskusi.

6. Kegiatan-kegiatan partai politik di luar kampanye

baik oleh calon legislative dan atau calon presiden.

7. Partai membentuk yayasan-yayasan atau think-tank untuk

menyebarluaskan ideology maupun pengaruhnya.

8. Kekayaan Partai. Kekayaan bias berbentuk gedung,

kantor, kendaraan, alat-alat kantor, dll.

a. Keuangan Partai Politik

Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan

cara memperoleh dan menggunakan dana. Sumber pendanaan

partai politik berasal dari :

5

1. Iuran anggota

2. Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hokum dan

3. Bantuan keuangan dari anggaran Negara atau daerah.

Aktivitas Pencarian dana yang dilarang, antara lain :

1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam

bentuk apapun, yang bertentangan dengan hokum dan

aturan perundang-undangan.

2. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang,

dari pihak manapun tanpa mencantumkan identitas yang

jelas.

3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan atau

perusahaan/ badan usaha melebihi batas yang

ditetapkan.

4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD,

BUMDes atau dengan sebutan lainnya , Koperasi ,

Yayasan, LSM, Ormas dan organisasi lainnya.

5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis,

misalnya mendirikan badan usaha yang dapat

menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa

saham pada suatu badan usaha.

2.2 Peran dan Fungsi Akuntansi dalam lingkungan Partai

Politik

Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik

dibagi menjadi dua kelompok yaitu peranan dan fungsi

akuntansi bagi pihak internal maupun pihak eksternal

partai politik.

a. Pihak Internal

1. Ketua partai politik untuk menyusun perencanaan,

memgevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha

memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan

koreksi yang diperlukan.

2. Staf berkepentingan dengan informasi mengenai

transparansi pelaporan kegiatan dan pelaporan

keuangan partai politik.

3. Anggota adalah orang yang menjadi bagian dan

pendukung partai politik, tetapi belum tentu

menjadi pengurus partai politik.

b. Pihak Eksternal

1. Donatur berkepentingan dengan informasi

mengenai keseriusandan kredibilitas partai politik

untuk menjalankan program-program pencerdasan

masyarakat secara politik.

6

2. Supplier/Pemasok/Kreditur untuk memutuskan

apakah jumlah yang terutang akan dapat dibayar oleh

partai politik pada saat jatuh tempo.

3. Konstituen/Basi Massa adanya laporan keuangan

partai politik yang transparan dan akuntabel akan

mengundang simpati masyarakat.

4. Badan pemeriksan keuangan (BPK) berkepentingan

untuk memeriksa (mengaudit) laporan

pertanggungjawaban partai politik atas penggunaan

dana bantuan keuangan dari pemerintah ( Pusat dan

Daerah ) sebagaimana amanat dari PP Nomor 05 Tahun

2009 Pasal 14 ayat (2).

5. Pemerintah ( Pusat dan Daerah) berkepentingan

untuk menerima laporan pertanggungjawaban partai

politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan

dana bantuan keuangan dari APBN atau APBD.

2.3. Tinjauan terhadap PSAK Nomor 45 dan Kebutuhan Standar

Akuntansi untuk Partai Politik.

Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak

bermotif untuk mencari laba dan bertujuan untuk

memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diwujudkan

secara konstitusional, maka partai politik termasuk dalam

kategori organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba

menggunakan beberapa parameter tunggal sebagai ukuran

keberhasilan seperti jumlah dana sumbangan yang

diperoleh, pertumbuhan jumlah anggota jumlah pengunjung,

jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh PSAK Nomor 45

antara lain sebagai berikut :

1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Aktivitas

3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

7

Peraturan KPU Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pedoman

Pelaporan Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu

Anggota DPR, DPRD, Provinsi dan DPRD Kab/Kota.

Ada tiga pendapat terkait penerapan PSAK Nomor 45 sebagai

standar akuntansi keuangan partai politik ( Hafild,

2008) :

1. PSAK Nomor 45 masih bias dipakai sebagai standar

Akuntansi Keuangan Partai politik Karena Karakter

partai politik mirip dengan karakter organisasi

nirlaba.

2. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik tidak

perlu dibuat tetapi dapat

melakukan modifikasi PSAK Nomor 45.

3. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik perlu

dibuat. Karena karakter partai politik yang tidak sama

dengan karakter organisasi nirlaba.

Tabel 25.1.Perbedaan Karakteristik antara Organisasi

Nirlaba dan Partai Politik.

Organisasi Nirlaba Partai PolitikUndang-undang yayasan Undang-undang partai

politik dan undang-

undang pemiluTidak ada batasan penyumbang Ada batasan

penyumbangTidak ada batasan maksimal

jumlah sumbangan

Ada batasan maksimum

jumlah sumbanganTidak ada kewajiban

melaporkan daftar penyumbang

(terutama individu)

Daftar penyumbang

wajib dilaporkan

Hasil kegiatan berupa jasa

pelayanan untuk kepentingan

Hasil kegiatan

berupa kekuasaan

umum politikAkuntabilitas berupa kegiatan

sesuai dengan tujuan

organisasi dana manajemen

yang baik

Akuntabilitas berupa

bersih dari politik

uang, kepatuhan pada

hokum dan posisi

politik sesuai

dengan janji kepada

rakyat

8

Tujuan utama pembuatan laporan adalah menginformasikan

laporan keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan partai politik.

Pedoman akuntansi khusus untuk partai politik akan

diperlukan, terutama untuk mencatat pos-pos yaitu :

1. Dana bantuan pemerintah

2. Laporan parpol

Bantuan ini mengandung dua aspek sebagai berikut :

1. Uang dalam laporan keuangan tergambar jumlah uang

yang diterima dan penggunaannya.

2 Barang atau jasa dalam laporan neraca tergambar

sesuai dengan nilai uang barang dan jasa tersebut.

2.4 Akuntansi untuk organisasi Non - Pemerintah :

Studi LSM di Indonesia

Pengertian Lembaga swadaya masyarakat disebut dengan

non-pemerintah (non-government organization-NGO) merupakan

organisasi yang dikelola oleh swasta atau diluar

pemerintah.

Ciri-ciri Tipologi Organisasi LSM :

1. Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen

serta mempunyai kantor dengan seperangkat aturan

dan prosedur.

2. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada diluar atau

terpisah dari pemerintah.

3. Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan

keuntungan (Profit) kepada direktur atau

pengurusnya.

4. Menjalankan organisasinya sendiri, yaitu tidak

dikontrol oleh pihak luar.

5. Sukarela, yaitu menjalankan derajat kesukarelaan

tertentu.

6. Nonreligius , yaitu tidak mempromosikan ajaran

agama

7. Nonpolitik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di

pemilu.

Kelebihan LSM akan menjadi kekuatan suatu organisasi LSM,

yaitu antara lain (Bastian, 2007:42) :

1. Kuatnya jalinan dengan grassroots ;

2. Keahlian pengembangan berdasarkan bidang ;

3. Kemampuan berinovasi dan beradaptasi ;

4. Pendekatan berorientasi proses pengembangan ;

5. Metodologi partisipasi dan peralatan ;

9

Kekurangan akan menjadi kelemahan LSM, yaitu

antara lain ( Bastian, 2007) ;

1. Keterbatasan biaya dan keahlian pengelola

organisasi

2. Keterbatasan kapasitas kelembagaan

3. Keberlanjutan diri rendah

4. Kurangnya komunikasi antar-organisasi dan atau

koordinasi

5. Intervensi dalam skala kecil

6. Kurangnya pemahaman konteks social ekonomi secara

luas.

Fungsi dan Peran LSM yaitu ;

1. Motivator

Dalam hal ini, LSM bertugas memberikan

motivasi, menggali potensi, menumbuhkan, dan

mengembangkan kesadaran anggota masyarakat akan

masalah-masalah yang dihadapi dirinya maupun

lingkungannya.

2. Komunikator

Sebagai komunikator, tugas LSM antara lain ;

a. Mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat agar dijadikan bahan rumusan

kebijakan dan perencanaan program pembangunan;

b. memonitor atau mengawasi pelaksanaan program

pembangunan masyarakat;

c. member penyuluhan dan menjelaskan program-program

pembangunan dengan bahasa yang akrab dan kerangka

berpikir yang mudah dipahami masyarakat sasaran;

d. membantu melancarkan hubungan dan kerja sama antar-

LSM yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama

dalam masyarakat.

3. Dinamisator

LSM bertugas merintis strategi,

mengembangkan metode program, dan memperkenalkan

inovasi di bidang teknologi, serta pengelolaan

organisasi yang belum dikenal ke lingkungan masyarakat

setempat untuk pengembangan dan kemajuan masyarakat

local.

4. Fasilitator

LSM bertugas memberikan bantuan teknis dalam

pelaksanaan program seperti menyediakan bantuan dana,

modal kerja, peralatan, bahan-bahan baku, dan saluran

pemasaran

10

1. Smber Daya Manusia

SDM yang dimiliki oleh LSM tidak lain

adalah staff atau relawan. Staf / relawan berperan

sangat penting dan berpengaruh terhadap peran LSM,

karena SDM merupakan unsur inti dari suatu

organisasi.

2. Material atau Bahan

Keberadaan sumber daya material jelas harus

ada. Sumber daya material sangat krusial bagi

terselenggaranya implementasi program LSM.

3. Dana

Faktor ketersediaan dana merupakan factor

yang

penting pada suatu organisasi. Suatu organisasi tidak

mungkin mencapai tujuannya jika tidak mempunyai sumber

daya berupa dana. Dana diperlukan untuk membiayai

operasional organisasi.Pada dasarnya LSM merupakan

organisasi nirlaba yang tidak terlibat dalam kegiatan-

kegiatan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan

(laba), sehingga dananya diperoleh dari para donatur.

4. Peralatan atau Teknologi.

Peranan Peralatan atau teknologi adalah untuk

mempercepat dan mempermudah program dan operasional

LSM.Fungsi LSM terkait dengan kategori LSM.Pada

dasarnya LSM dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu LSM

operasional dan LSM advokasi.LSM operasional berfungsi

untuk merancang dan mengimplementasikan program atau

proyek pembangunan. Sedangkan, LSM advokasi berfungsi

untuk mempertahankan dan mempromosikan sebuah sebab

khusus dan siapa yang mau memengaruhi kebijakan dan

praktiknya.

LSM dapat dilihat pada Gambar 26.1.berikut.

Umpan Balik &Tindakan Koreksi

Nilai,Visi,dan Misi

Tujuan dan Strategi

Penyusunan Program

Penyusunan Anggaran

Rencana Strategis :-Sasaran strategis-Indikator kinerja-Target

11

Setiap organisai LSM memiliki nila, visi, dan misi

yang berbeda. Nilai, visi dan misi yang dianut dan

diperjuangkan tersebut memengaruhi karakter organisasi

LSM, termasuk kelompok pendanaan dan kelompok masyarakat

yang menjadi objek programnya.Pada tahap selanjutnya

diperlukan untuk merancang tujuan, strategi dan program

yang sinergi dengansumber dan alokasi dana. Tahap ini

disebut tahap penyusunan anggaran.Tahap selanjutnya

adalah tahap pelaksanaan atau implementasi program yang

diiringi dengan tindakan pengawasan

(monitoring).Pengawasan ini diperlukan untuk memastikan

bahwa pelaksanaan sesuai dengan rencana strategis yang

telah dibuat.Tahap terakhir adalah tahap pelaporan yang

merupakan pertanggungjawaban dapat menimbulkan

kredibilitas organisasi LSM turun dan bahwa citra

organisasi menjadi buruk.

2.5 Akuntabilitas LSM : Antara ISU, Tuntutan, dan

Realita

Secara umum akuntabilitas dipahami sebagai status

bertanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan

seseorang atau lembaga.The Merriam – Webster Dictionary

mendefinisikan akuntabilitas sebagai :

“the quality or state of being accountable, especially, an obligation or

willingness to accept responsibility or to account for one’s actions”.

Implementasi

Pengawasan (Monitoring)

Pelaporan

Pengukuran Kinerja

untuk sector nirlaba hal ini berarti merupakan pemegang

amanah yang baik atas sumber daya dan kekuasaan yang

diserahkan pada mereka berdasarkan mandate dan misi

mereka (Herlina, 2009).

Accountability not a tool, mechanism, evalution…. Accuntability as

relationship between organization, power, people whose potentials and

possibilities are governed by that power (catatan hasil diskusi

workshop CIVICUS Assembly tahun 2007; dalam herlina

2009).

Jadi, akuntabilitas terkait dengan tindakan atau perilaku

yang didasarkan pada standar etik, kinerja yang optimal,

dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, HAM,

dan hak asasi perempuan. Beberapa komunitas LSM di luar

negeri yang bereaksi, antara lain : Filipina dengan

terbentuknya Code NGO dan Philippine Council for NGOCertification

(PCNC), Eropa Timur dan Tengan dengan inisiatif perbaikan

Governance, yakni pemisahan yang tegas antara eksekutif

dengan Badan Pengurus (Board) Kolombia dengan refleksi

etika LSM.

12

Berdasarkan dua definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa akuntansi berperan untuk menghasilkan dan

menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif,

terutama yang bersifat keuangan.

Tujuan utama akuntansi dalam LSM adalah menyediakan

informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dan pihak

eksternal LSM. Sehingga dengan informasi tersebut dapat

digunakan berikut ini :

1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam

mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas

suatu kegiatan serta alokasi sumber daya yang

dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait

dengan pengendalian pengelolaan.

2. Memberikan informasi yang memungkinkan

pengelola organisasi untuk melaporkan pelaksanaan

tanggungjawab nya mengelola secara tepat dan

efektif program beserta penggunaan sumber daya yang

menjadi wewenangnya.

a. Sistem Akuntansi LSM

Sistem Akuntansi membentuk sebuah siklus

akuntansi.Siklus akuntansi merupakan sistematika

pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya,

danpelaporan keuangan. Siklus akuntansi adalah suatu

proses penyediaan laporan keuangan organisasi selama

suatu periode tertentu.

Siklus akuntansi pada suatu entitas nirlaba dapat

dilihat pada Gambar 26.2.

Bukt J

u

BNe

L

B

Tahap Pencatatan Tahap Pengikhtisaran

Tahap Pelaporan

13

Siklus akuntansi pada organisasi nirlaba termasuk

organisasi LSM, dikelompokkan dalam tiga tahap, adalah

sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan, terdiri dari kegiatan

pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk

transaksi dan buku pencatatan, kegiatan pencatatan

bukti transaksi ke dalam buku jurnal.

2. Tahap Pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca

saldo berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat

jurnal penyesuaian,penyusunan kertas kerja, pembuatan

ayat jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah

penutupan, membuat ayat jurnal pembalik.

3. Tahap Pelaporan, yang terdiri dari Laporan Posisi

Keuangan, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan

Keuangan.

Para pengguna laporan keuangan organisasi

nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki kepentingan bersama

yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk

menilai (Bastian, 2007):

1.Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk

terus memberikan jasa tersebut

2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawaban

3. Aspek kinerja pengelola

Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah

menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan, disamping itu untuk menunjukkan akuntabilitas

organisasi terhadap sumber daya terpercaya dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber,

alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan.

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana

organisasi LSM mendanai aktivitasnya dan memenuhi

persyaratan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna dalam

mengevaluasi kemampuan organisasi LSM untuk mendanai

aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban serta

komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan

suatu organisasi LSM dan perubahan di dalamnya dan,

14

e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna

dalam mengevaluasi kinerja organisasi LSM dari segi

biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi

kepada pemakainya, seperti :

a. Mengindifikasikan apakah sumber daya telah

didapatkan dan digunakan sesuai dengan anggaran yang

ditetapkan , dan

b. Mengindifikasikan apakah sumber daya telah

didapatkan dan digunakan sesuai dengan persyaratkan,

termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh

pengambil kebijakan di masing-masing LSM.

Tujuan dari system akuntansi biaya dalam LSM adalah

untuk :

1. Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan

dana LSM

2. Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi

di LSM

3. Memberikan informasi berupa laporan biaya

yang akurat

4. Memberikan jaminan akuntabilitas dan

transparansi atas penggunaan dana dan pelaporannya

5. Menghasilkan laporan biaya terkini (up to

date) sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting

terhadap keputusan pengelola LSM, terutama pada aspek

keuangan.

2.6 Laporan Keuangan LSM

a. Pengguna Laporan Keuangan LSM

Pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi dalam

laporan keuangan LSM, antara lain Pengurus,

Staf/relawan, pemerintah, penyumbang, kreditur, dan

public atau masyarakat luas, terutama donatur dan objek

dampingan.

b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan

Tujuan utama laporan adalah menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan suatu LSM untuk memenuhi kepentingan

pasar staf/relawan, penyumbang, pemerintah, dan pihak

lain yang menyediakan sumber daya LSM, serta masyarakat

luas. Tujuan laporan keuangan LSM adalah memberikan

informasi keuangan untuk :

1. Akuntabilitas

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan

kepada partai politik dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan LSM.

15

Ruang lingkup laporan keuangan LSM, termasuk catatan

atas laporam keuangan, adalah sebagai berikut.

1. Jumlah, sifat, likuiditas dan fleksibilitas

asset, kewajiban dan asset bersih suatu LSM, serta

hubungan antara asset dan kewajiban.

2. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi

lainnya yang mengubah nilai dan sifat asset bersih.

3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar

sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara

keduanya.

4. Cara LSM mendapatkan dan membelanjakan kas,

memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dn factor

lainnya berpengaruh pada likuiditasnya

5. Laporan aktivitas LSM yang merupakan inisiatif

LSM dari lembaga donor.

6. Catatan mengenai pencatatan akuntansi LSM,

jangka waktu catatan, apakah ada data yang

dimusnahkan, atau tidak lengkap, penyimpanan dana,

dan sebagainya.

7. Catatan mengenai hibah dan sumbangan yang

berbentuk barang dan jasa yang dinilai berdasarkan

harga pasar.

2.7 Laporan Posisi Keuangan

Informasi Posisi Laporan yang digunakan bersama

pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan

lainnya dapat membantu aktivis LSM, para penyumbang,

kreditur, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menilai

:

1. Kemampuan LSM untuk memperjuangkan dan

mengaplikasikan nilai, visi, dan misi organisasi

dan keberlanjutan eksistensinya dalam menjalankan

fungsi dan perannya.

2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan

untuk memenuhi lewajibannya, dan kebutuhan

pendanaan eksternal.

a. Penyajian Aset dan Kewajiban

Penyajian untuk asset dan kewajiban adalah sebagai

berikut.

1.Laporan Posisi Keuangan, termasuk catatan atas

laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan

mengenai sifat, likuiditas, fleksibilitas keuangan

dan hubungan antara asset dan kewajiban.

16

2.Kas atau asset lain yang dibatasi penggunaanya oleh

penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau

asset lain yang terikat penggunaanya.

a. Pengajuan dan Pengukuran asset dan Kewajiban

Pengakuan dan Pengukuran asset dan kewajiban adalah

sebagai berikut

a. Aset diakui dalam Laporan Posisi Keuangan kalau

besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa

depan diperoleh oleh partai politik dan asset.

b. tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur dengan andal.

c. Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan

kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

data tang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan

untauk menyelesaikan kewajiban sekarang.

d. Jumlah yang harus diperlakukan sebagai pendapatan

sumbangan.

e. Pada prinsipnya, asset diakui pada saat diterima

atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Sedangkan

kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima

atau pada saat kewajiban timbul

f. Pengukuran pos0pos dalam Laporan Posisi Keuangan

menggunakan nilai historis

b. Klasifikasi Aset bersih Terikat atau Tidak Terikat

Klasifikasi Aset bersih Terikat atau Tidak Terikat

adalah sebagai berikut :

a. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah

masing-masing kelompok asset bersih berdasarkan ada

atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yang

terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan

tidak terikat.

b. Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan

permanen atau temporer diungkapkan dengan cara

menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan

atau catatan atas laporan keuangan.

2.8. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyajikan

informasi mengenai :

1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang

mengubah jumlah dan sifat asset bersih

2. Hubungan antar-transaksi dan peristiwa lain

3. Bagaimana apenggunaan sumber daya dalam

pelaksanaan berbagai program atau kegiatan

17

Informasi dalam laporan aktivitas dapat membantu

pengguna laporan keuangan untuk:

1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode

2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan

organisasi LSM dalam memperjuangkan kepentingan

politiknya

3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja

pengurus

Perubahan kelompok asset bersih adalah sebagai berikut :

1. Laporan aktivitas menyajikan perubahan aset bersih

terikat permanen, serta beban, terikat temporer dan

tidak tidak dalam suatu periode.

2. Pendapatan dan keuntungan yang menambah aset bersih,

serta beban dan kerugian yang mengurangi aset

dikelompokan berdasarkan klasifikasi pendapatan,

beban, keuntungan dan kerugian

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian

adalah sebagai berikut :

1. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai

penambah aset bersih tidak terikat kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan

beban sebagai pengurang aset bersih terikat.

2. Sumbangan disajikan sebagai aset bersih tidak

terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,

tergantung pada ada tidaknya pembatasan.

3. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian

yang diakui dari investasi dan aset lain (atau

kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aset bersih

tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

4. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan

kerugian dalam kelompok aset bersih tidak menutup

peluang adanya klasifikasi dalam laopran aktivitas.

Informasi pendapatan dan beban adalah sebagai berikut :

1. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan

dan beban secara bruto.

2. Laporan aktivitas menyajikan jumlah bersih

keuntungan dan kerugian yang berasal darii

transaksi incidental atau peristiwa lain yang

berada di luar pengendalian organisasi

manajemen.misalnya, keuntungan atau jerugian

penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan

lagi.

Informasi program atau kegiatan sebagai berikut :

1. Laporan Aktivitas atau Catatan atas Laporan

Keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban

18

2. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk

membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain

dalam menilai program dan kegiatan organisasi LSM

ynag bersangkutan serta penggunaan sumber daya.

3. Di samping penyajian klasifikasi beban secara

fungsional, partai politik dianjurkan untuk

menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut

sifatnya, misalnya berdasarkangaji, sewa, listrik,

dan penyusutan.

2.9. Laporan Arus Kas

Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah

menyajikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas dalam suatu periode.Lapran arus kas

disajikan sesuai PSAL 2 tentang Laporan Arus Kas.

2.10. Akuntansi untuk Entitas Tempat Ibadah : Studi pada

Akuntansi Masjid

Berdasarkan ukuran kepemilikannya, organisasi

dibagi menjadi dua, yaitu organisasi sector privat atau

swasta dan sector publik.Organisasi sector privat

merupakan organisasi yang kepemilikannya lebih

didominasi oleh kepemilikan satu atau sekelompok

investor saja, sedangkan organisasi sector public

adalah organisasi yang dimiliki oleh public atau

masyarakat.Artinya, organisasi sector public memiliki

wilayaj dan kompleksitas yang lebih besar dibandingkan

sector privat.

a. Tempat Ibadah sebagai sebuah Entitas : Karakteristik

dan Lingkungannya

Tempat ibadah merupakan sebuah organisai.Oleh karena itu,

organisai peribadatan tidak bermotif untuk mencari laba

dan bertujuan untuk melayani ritual ibadah umat.

b.Tujuan organisasi peribadatan

Tujuan utama adalah untuk pelayanan umat, bukan berarti

organisai keagamaan tidak memiliki tujuan keuangan

(Bastian, 2007).Tujuan keuangan ditujukan untuk mendukung

terlaksananya tujuan pelayanan peribadatan yang memadai

yang memenuhi standar sesuai dengan aturan dalam ajaran

agama tersebut.

c. Fungsi dan Peran Organisasi Peribadatan

Sebagaimana dijelaskna sebelumnya, bahwa tujuan utama

tempat ibadah sebagai sebuah organisasi adalah untuk

melayani keperluan umat dalam rangka melaksanakan ibadah

ritual rutin maupun yang sifatnya incidental. Dalam

penjelasan tersebut, maka organisasi peribadatan, dalam

konteks ini dicontohkan organisasi masjid, dapat

berfungsi sebagai :

19

1.Tempat beribadat dan mendekatkan diri kepada allah

swt

2.Tempat pembinaan kesadaran dalam beragama bagi umat

agama tersebut

3.Tempat bermusyawarah untuk memecahkan permasalahan

umat muslim

4.Tempat berkumpulnya umat muslimin (silahturahmi)

5.Tempat membina kerukunan dan gotong royong umat-umat

muslim dengan memperkokoh ikatan batin dana rasa

sepersaudaraan seiman sehingga dapat mewujudkan

kesejahteraan bersama

6.Pusat pendidikan dan pengajaran agama islam bagi umat

muslim sekitarnya

7.Tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan mengelolanya

8.Tempat melaksanakan pengaturan dan pengawasan social

d.Manajemen Organisasi Peribadatan

Biasanya pada organisasi masjid dikenal pengurusnya

dengan sebutan tamir masjid yang terdiri dari pelindung,

ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakilnya, bendahara

dan wakilnya, seksi-seksi, dan pembantu umum. Badan

organisai tersebut biasanya disebut dengan “Badan

Kesejahteraan Masjid (BKM)” atau “Remaja Masjid” yang

memiliki struktur organisasi sendiri, namun masih

menjadi bagian dari organisasi masjid secara

keseluruhan.

e.Manajemen Keuangan Organisasi Peribadatan

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam manajemen

keuangan terdapat dua fungsi, yaitu :

1. Fungsi mendapatkan dana, dan

2. Fungsi menggunakan dana

Alat untuk melaksanakan manajemen keuangan adalah

tata usaha.Tata usaha dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

tata usaha umum atau administrasi dan tata usaha

keuangan.Akuntansi merupakan tata usaha keuangan, jadi

akuntansi untuk organisasi keagamaan merupakan tata

usaha keuangan organisasi keagamaan.

20

Manajemen Keuangan

Tata Usaha

Tata Usaha Keuangan Organisasi Masjid

Gambar 27.1.Kedudukan Akuntansi dalam Manajemen Keuangan

Organisasi Masjid

Akuntansi masjid dapat diartikan sebagai tata buku atau

rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis

dalam bidang keuangan, berdasarkan prinsip,

standardisasi, dan prosedur tertentu untuk menghasilkan

informasi akrual di bidang keuangan dalam organisasi

masjid.Domain public yang dimaksud adalah para anggota,

umat, atau pengikut agama di organisasi keagamaan yang

bersangkutan. Organisasi masjid memiliki sumber dana

dari umat yang bias dalam berbagai bentuk seperti infak,

sedekah, zakat, fidyah dan lain-lain sesuai ajaran

islam. Sedangkan, alokasi dana masjid selain untuk

pemeliharaan bangunan beserta seluruh perlengkapannya

secara berkala, juga dialokasikan untuk berbagai

kegiatan lainnya seperti pengajian rutin atau yang

bersifat incidental, TPQ atau pengajian anak-anak,

bazaar, maupun kegiatan peringatan hari-hari besar

islam.

2.11 Implementasi Akuntansi Pada Organisasi Tempat Ibadah

Praktik pembukuan atau akuntansi yang ada masih

menggunakan sistem tata buku tunggal ( skingle entry) dan

berbasis kas. Ritonga (2010) mennyebutkan single entry

memiliki kelemahan yaitu informasi yang dihasilkan tidak

Tata Usaha

Akunta

konprehensif dan tidak integral.Sehingga,informasi yang

parsial (sepotong-potong) tidak memadai untuk

pengambilan keputusan yang berguna. Sementara itu, basis

kas memiliki kelemahan anatara lain:

21

1. Informasi yang lebih kompleks tidak dapat dihasilkan;

2. Hanya Terfokus pada aliran kas dan mengabaikan aliran

sumber daya lain;

3. Pertanggungjawaban kepada umat jadi terbatas hanya pada

penggunaan kas dan tidak pada sumber daya yang lain;

Pada umumnya siklus akuntansi pada organisasi nirlaba

termasuk organisasi masjid, dikelompokkan menjadi tiga

tahap, adalah sebagai berikut;

1. Tahap Pencatatan

2. Tahap Pengikhtisaran

3. Tahap Pelaporan

2.12. Akuntansi untuk Institusi Pendidikan pada Perguruan

Tinggi (Universitas ) yang berstatus Badan Layanan Umum

(BLU)

Pendidikan tinggi diartikan sebagai pendidikan yang

dilaksanakan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program diploma, sarjanah, magister, spesialis, dan

doktor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi.

Perkembangan terkini mengenai pengelolaan perguruan

tinggi yang masih sering dibicarakan saat ini perubahab

status beberapa perguruan tinggi menjadi Poengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang diatur dalam PP

Nomor 23 Tahun 2005 yang kemudian diganti dengan PP Nomor

74 Tahun 2012 tentang Perubahan tentang Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Keuangan Badan Layanan Umum.

a. Akuntansi Universitas

American Accounting Association dalam Halim dan Kusufi (2012)

mendefinisikan akuntansi dari sudut pandang proses adalah

suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,

dan pelaporan transaksi ekonomi (Keuangan) dari suatu

organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi

dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-

pihak yang memerlukan.

22

Dalam aplikasi akuntansi dananya dapat dilihat dari

praktik akuntansi universitas sebagai salah satu jenis

organisasi nirlaba, Jenis Universitas dikelompokkan

menjadi dua , yaitu:

1. Universitas yang dikelola oleh pihak swasta( Private

University ), pelaksanaan akuntansinya berdasarkan standar

akuntansi yang diatur oleh Financial Accounting Standard

Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan ) dalam

Statement of Financial Accounting Concept nomor 4 ( SFAC 4 )

tentang tujuan laporan keuangan untuk organisasi

nirlaba.

2. Universitas yang dikelola pihak pemerintah (public

university), pelaksana akuntansinya berdasarkan standar

akuntansi yang diatur oleh Govermental Accounting Standard

Board—GASB ( Dewan Standar Akuntansi Pemerintah).

a. Siklus Akuntansi Universitas

Siklus akuntansi pada universitasdan lembaga pendidikan tinggi

lainnya dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap (Bastian,

2007 ), Yaitu:

1)Tahap Pencatatan

a).Kegiatan identifikasi dan pengukuran bukti transaksi

dan bukti pencatatan .

b).Kegiatan pencatatan bukti transaksikedalam buku harian

atau jurnal .

c).Memindahbukukan atau posting dari jurnal berdasarkan

kelompok atau jenisnya berdasarkan akun buku besar.

2)Tahap Pengikhtisaran

a) Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan

akun-akun buku besar.

b) Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).

c) Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca

lajur.

d) Pembuatan ayat jurna penutup (closisng entries).

e) Pembuatan neraca saldo setelah penutup (post closing trial

balancel).

f) Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries).

3) Tahap Pelaporan

a)Laporan Surplus defisit.

b)Laporan arus kas.

c)Neraca.

d)Catatan atas laporan keuangan.

2

3

b.Struktur Dana di Universitas

Struktur dana untuk universitas yang dikelola terdiri dari

( Alfy, 2011):

1) Dana lancar (current funds), yaitu dana yang didirikan

oleh universitas untuk mengelola kekayaan atau sumber

daya yang akan digunakan dalam rangka membiayai

kegiatan operasional sehari-hari. Current funds dibagi

menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

a.Dana yang penggunaannya tidak terbatas (unrestricted

current fund), digunakan untuk mempertanggungjawabkan

sumber daya dalam rangka menjalankan kegiatan pokok

perguruan tinggi yang terkait langsung dengan tujuan

keberadaan perguruan tinggi . Aktivitas pokok yang

dimaksud meliputi pengajaran, penelitian, dan

pelayanan publik (public service).

b.Dana yang penggunaannya terbatas (restricted current

fund),digunakan untuk mempertanggungjawabkan sumber daya

dalam rangka menjalankan kegiatan pokok perguruan

tinggi yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan

perguruan tinggi.

Namun, penggunaannya dibatasi sesuai dengan yang

ditentukan oleh pemberidana atau donatur.

1) Dana pinjaman (loan fund), dan yang didirikan untuk

mengumpulkan dana-dana yang akan digunakan untuk

memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas

maupun pihak-pihak yang terkait dengan universitas.

2) Dana abadi (endowment funds), dana yang dikumpulkan dan

kemudian dikelola oleh universitas tidak untuk

penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan kemudian

dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya bisa

dimanfaatkan untuk penggunaan jangka pendek.

3) Dana anuitas dan pensiun (annuity and life income finds)

adalah semacam dana pensiun yang dikelola oleh

universitas.

4) Dana pembangunan (plant funds) adalah dana yang

dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa

pembangunan gedung,fasilitas,dan aset tetap lainnya.

24

2.13.Badan Layanan Umum( LBU)

A. Pengertian

Devinisi Badan Layanan Umum (LBU) berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 20035 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum adalah instansi dilingkungan

pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa

yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisisensi

dan produktivitas.

Pola Pengelolaan Keuangan BLU (PPK-BLU) diterapkan oleh

setiapa instansi pemerintah yang secara fungsional

meneyelenggarakan kegiatan yang bersifat

operasional.Instansi yang dimaksud dapat berasal dari dan

berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non

eselon. Penetapan sebagai LBU yang menjelaskan “ instansi

di lingkungan pemerintah yang dibentuk “ tidak berarti

suatu instansi pemerintah yang akan menerapkan PK BLUN

hars membentuk satuan kerja (satker) yang baru.

a. Tujuan dan Asas

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajaukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan

fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan

prinsip ekonomi dan produktivitas serta menerapkan

praktik bisnis yang sehat.

Sedangkan asas-asas BLU adalah sebagai berikut:

1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian

negara/lembaga untuk tujuan pemberi layanan umum yang

pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang

didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.

2) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan

kementerian negara/lembaga dan karenanya status BLU

tidak terpisah dari kementerian

negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi

induk.

3) Menteri/pimpinan lembaga bertanggung jawab atas

pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum

yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat

layanan yang dihasilkan.

25

4) Pejabat yang ditunjukn mengelola BLU bertanggung

jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum

yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pemimpin

lembaga.

5) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan

pencarian keuangan.

6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan

kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta

laporan keungan dan kinerja kementerian negara/lembaga.

7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan

dengan praktik bisnis yang sehat.

2.14.Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU) Universitas

a. Penyusunan Laporan Keuangan

Satuan Kerja yang ditetapkan sebagai BLU memepunyai

kewajiban untuk menyusun dua laporan keuangan yaitu

laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (

SAK ) dan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP).

Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang berdasarkan SAK

sesuai yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi

Indonesia. Lapoaran keuangan tersebut terdiri dari

laporan aktivitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan

atas laporan keuangan. Sedangkan , laporan keuangan BLU

yang berdasarkan SAP terdiri dari laporan realisasi

anggaran., neraca, dan catatan atas laporan keuangan.

b. Akuntansi Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP

1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua permintaan Kas Umum Negara (KUN)

yang menambahkan ekuitas dana lancar dalam periode tahun

yang bersangkutan menjadi hak pemerintah dan tidak perlu

lagi dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan BLU

diklasifikasikan menurut sumber penggunaannya, yaitu:

a) Pendpatan usaha dari jasa layanan,pendapatan yang

diperoleh sebagai imbalan atas jasa yang diserahkan

kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi BLU,

yaitu: jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian

serta pengabdian kepada masyarakat.

26

b) Pendapatn Hibah, setiap penerimaan BLU dalam bentuk

uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang

diperoleh dari pemberi hibah tidak perlu dibayar

kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar

negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU

mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk

mendukung tugas dan fungsi BLU.

c) Pendapatan lainnya, pendapatan yang diperoleh dari

aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan tugas

dan fungsi BLU , seperti penyewaan aset BLU, ketja

sma operasi, hasil investasi dan hasil penjualan

produk dari penyelenggaraan pendidikan serta

pengajaran.

1) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau

dikuasai BLU yang timbul akibat transaksi atau

peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

di masa yang akan datang dapat diukur dalam satuan

uang.

Manfaat ekonomi masa depan yang berwujud dalam aset

adalah potensi aset tersebut untuk memberikan

kontribusi langsung maupun tidak langsung untuk

operasional BLU berupa arus kas setara kas kepada BLU.

a) Aset lancar, disajikan berdasarkan urutan likuiditas

meliputi antara lain: kas bendahara pengeluaran,kas

pada BLU ( kas dan setara kas), kas lainnya dan setara

kas, investasi jangka pendek BLU, piutang dari

kegiatan operasional BLU dan non-operasional BLU,

bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian

lancar tuntutan ganti rugi, persediaan, belanja

dibayar di muka dan uang muka belanja.

b) Aset tudak lancar, disajikan berdasarkan urutan

likuiditas meliputi antara lain : investasi jangka

panjang, aset tetap, piutangjangka panjang, tagihan

penjualan angsuran (TPA) BLU, tagihan tuntutan

perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi BLU,

penyisihan piutang tertagih dan penyisihan piutang tak

tertagih.

c) Aset lainnya, aset lain dalam BLU terdiri dari

kemitraan dengan pihak ketiga ( kerja sama operasi atau

KSO), aset tak berwujud BLU dan dana yang dibatasi

penggunaannya.

2

7

2.15.Implikasi Penerapan BLU Terhadap Aplikasi Akuntansi

Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh

perguruan tinggi universitas dalam menerapkan sistem BLU

tersebut, berikut beberapa implikasinya (Achjari, 2102):

1. Keuangan dan Anggaran

Dana masyarakat yang diterima oleh perguruan tinggi

tersebut akan menjadi Penerima Negara Bukan Pajak

(PNPB), dengan demikian maka pengelolaannya harus

mengukuti aturan Undang-Undang Keuangan Negara dan

penyimpangan atas pengelolaan PNPB dapat dikategorikan

merugikan keuangan negara. Selanjutnya, anggaran yang

disusun oleh perguruan tinggi harus dikonsolidasikan

dengan anggaran Kemdikbud (pemerintah).

Mengonsolidasikan laporan keuangan yang bersumber dari

dana Rupiah Murni (DIPA) dan PNPB. Dana DIPA dilaporkan

dengan cara Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang

mengacu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sedangkan

dana masyarakat atau PNPB dilaporkan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Pengonsolidasian dua

metode ini merupakan kesulitan tersendiri karena

masing-masing mempunyai kode akun yang berbeda dan tata

cara pengakuannya juga berbeda. DIPA mengacu pada

pencatatan berbasis kas sedangkan PNPB berbasis akrual.

2. Pengelolaan Aset

Aset yang diperasionalkan di universitas akan masuk

sebagai kategori barang milik negara dan pengelolaannya

harus mengikuti aturan yang diterbitkan negara yaitu PP

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Barang Milik Negara yang

menjelaskan bahwa pengelolaan barang milik negara

meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penggunaan , pemanfaatan, pengamatan dan

pemeliharaan,penghapusan.

3. Pengelolaan Piutang dan Utang

Pada prinsipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan-

aturan yang berlaku pada satuan kerja pemerintah

lainnya.

28

4.Pengelolaan Investasi

Satuan kerja BLU tidak diperkenankan melakukan investasi

jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri

Keuangan. Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa

investasi jangka panjang yang dimaksud antara lain

berupa penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka

panjang, misalnya pendirian perusahaan. Namun, apabila

satua kerja BLU mendirikan atau membeli badan usaha

yang berbadan hukum, maka kepemilikannya berada pada

Menteri Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh

menjadi pendapatan satuan kerja BLU.

2.16.Akuntansi Desa: Studi Pada Desa Sumberagung Tahun

Anggaran 2008-2013

Secara administratif berdasarkan data statistik

kabupaten / kota provinsi DIY pada tahun 2009 kabupaten

Sleman terdiri dari 17 kecamatan dan 86 desa.Wilayahnya

berbatasan dengan semua kabupaten yang ada di Provinsi

Daerah Istimewah Yogyakarta dan Privinsi Jawa

Tengah.Anggaran Pendapatan dan belanja desa sering tidak

seimbang antara pendapan dan pengeluaran. Kenyataan

seperti ini disebabkan oleh empat faktor utama yaitu

sebagai berikut ( Hudaya& FPPD dalam Subroto, 2009).

1. Desa memiliki anggaran pendapatan dan belanja yang

kecil dan sumber pendapatannya sangat tergantung pada

bantuan yang sangat kecil pula.

2. Tingkat kesejahteraan masyarakat desa rendah .

3. Rendahnya damna operasional desa untuk menjalankan

pelayanan.

4. Banyak program pembangunan masuk ke desa tetapi

pengelolaan dilakukan oleh dinas terkait.

Subroto (2009) menjelaskan bahwa pendanaan pembangunan

yang dilakukan oleh.Pemerintah daerah termasuk di

dalamnya pemerintah desa menganut prinsip money

followsfunctionyang berarti pendanaan mengikuti fungsi

pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab

masing-masing tingkat pemerintah.Siklus Penyusunan

keuangan desa terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai

berikut ( data Desa Sumberagung,2013),

1. Bulan November sampai Desember : Penyusunan Siklus

tahunan desa

2. Bulan Oktober : Perubahan anggaran

29

3. Bulan Januari sampai Maret: Laporan

pertanggungjawaban

Contoh siklus tahunan Desa Sumberagung tahun anggaran

2013 ( daftar peraturan-peraturan Desa Sumberagung).

1. APBDesa Sumberagung tahun 2013.

2. Pengelolaan tanah kas desa.

3. Pungutan desa.

4. Menyewakan tanah kas desa kepada PT Telefon Seluler.

5. Pertanggungjawaban APBDesa tahun 2012 dan lain-lain.

6. Perubahan APBDesa tahun 2012.

Contoh Siklus tahunan desa Sumberagung tahun 2013

(Keputusan-Keputusan Kepala Desa Sumberagung).

1. Rencana kegiatan pembangunan Desa Sumberagung tahun

2013.

2. Penetapan TPK tingkat padukuhan se-Desa Sumberagung.

3. Penetapan Tim Pengelola Tyto Alba (burung pemangsa

tikus) Desa Sumberagung.

4. Pengangkatan sekretaris PPS pemilu 2014.

5. Pembentukan Tim Pelaksana distribusi beras untuk

rumah tangga miskin.

6. Pelaksanaan kegiatan alokasi dan alokasi desa.

7. Pembentukan Tim pelaksana pendapatan (updating &

validasi data KB) dan lain-lain.

Manfaat-manfaat penerapan basis kas ,yaitu sebagai

berikut.

1. Prinsip-prinsip yang mendasari basis kas sederhana

sehingga mudah untuk dipahami dan dijelaskan.

2. Pelaporan yang mungkin lebih cepat karena

mengompilasikan informasi yang didasarkan dengan basis

kas relatif lebih mudah dilakukan.

3. Pelaksanaan sistem akuntansi berbasis kas untuk

menyiapkan laporan keuangan berbasis kas tidak terlalu

memerlukan personel yang terlatih.

4. Personel yang melakukan sistem akuntansi berbasis

kas tidak perlu melakukan pertimbangan untuk menentukan

jumlah arus kas pada periode berjalan.

30

5. Mudah bagi berbagai pengguna laporan keuangan untuk

mengakses dan memahami informasi yang ada karena

akuntansi kas tidak membutuhkan pengetahuan akuntansi

yang rinci.

Kelemahan-kelemahan penerapan basis kas, yaitu sebagai

berikut.

1. Tidak dapat menyediakan informasi yang terkait

dengan aset, kewajiban, dan dampak dari konsumsi sumber

daya pada periode berjalan.

2. Mengabaikan arus sumber daya lainnya yang mungkin

memiliki dampak atas kemampuan pemerintah untuk

menyediakan barang dan jasa di saat ini dan dimasa yang

akan datang.

3. Tingkat manfaat-manfaat yang diperoleh dari aset

selama periode berjalan.

4. Tidak menyediakan informasi yang terkait dengan

modal (aset).

5.Membatasi Publik untuk menilai akuntabilitas

pemerintah dalam penggunaan sumber daya yang ada.

Tabel 29.I.Target dan Realisasi Pendapatan

No

.

Tahun Pendapatan

Target Realisasi Lebih

(Kurang)

1. 2008 1.048.446.

685

1.289.047.

311

240.600.62

62 2009 1.260.020.

292

1.264.322.

162

4.301.870

3. 2010 694.892.79

8

1.135.998.

723

441.105

4. 2011 814.037.30

9

1.128.924.

724

314.887.41

55. 2012 951.421.08

1

3.227.808.

693

2.276.387.

6126. 2013 3.131.277.

329

- -

Pada tahun 2008 Desa Sumberagung menargetkan pendapatan

sebesar Rp.1.048.446.685, realisasi pendapatan sebesar

Rp.1.289.047.311 dan kelebihan pendapatan sebesar

Rp.240.600.626.Kelebihan pendapatan juga terjadi pada

tahun 2009 sebesar Rp.4.301.870 tahun 2010 sebesar

Rp.441.105.915, tahun 2011 sebesar Rp.314.887.415 dan

tahun 2012 sebesar Rp.2.276.612

sedangkan pada tahun 2013 belum ada data realisasi

pendapatan karena data dalam proses pentusunan.

31

Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila terjadi keadaan

yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis

belanja, keadaan yang menyebabkan SILPA tahun sebelumnya

harus digunakan dalam tahun berjalan, keadaan darurat dan

keadaan luar biasa ( Peraturan Bupati Sleman No.82 Tahun

2009 Bagian kelima). Perubahan anggaran dilakukan pada

bulan Oktober.

2.17.Tantangan Dengan Adanya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Desa

Salah satu perubahan dengan adanya UU Desa yang baru

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bertambahnya sumber pendapatan desa. Dalam UU Nomor

6 Tahun 2014 tersebut, sumber pendapatn desa

ditambah dua sumber pendapatn, yaitu sumber

pendapatan daro lokasi APBN dan lain-lain pendapatan

desa yang sah. Besaran alokasi anggaran yang

peruntukkannya langsung ke desa ditentukan 10% dari

dan diluar dana Transfer Daerah (on top) secara

bertahap.

2. Berubahnya formulasi perhitungan bagi hasil pajak,

retribusi, dan ADD. Bagian hasil pajak dan retribusi

daerah kabupaten/kota sepuluh persennya

diperuntukkan untuk desa.

3. Sedangkan ADD besarnya paling sedikit 10% dari dana

perimbangan yang diterima Kabupaten/kota dalam APBN

setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

4. Perlindungan terrhadap implementasi ADD. Dalam UUD

desa yang baru disebutkan bahwa Pemerintah

kabupaten/kota yang tidak memberikan alokasi dana

Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus

yang seharusnya disalurkan ke desa. Dengan adanya

aturan tersebut diharapkan pemerintah kabupaten/kota

akan serius menangani dan menyelenggarakan ADD.

Ketiga perubahan tersebut menyiratkan bagi pemerintah

dan berbagai pihak untuk segera menyusun rumusan

kebijakan yang menganut pedoman pengelolaan keuangan

desa. Begitu besarnya alokasi dana yang akan didapatkan

oleh desa memberikan angin besar bagi kemajuan

pembangunan di desa dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa, namun di sisi lain juga perlu diiringi

dengan aturan teknis yang mengatur pengelolaan keuangan

desa yang transparan dan akuntabel.

32

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS

3.1 Deskripsi

1. Akuntansi untuk Entitas Partai Politik :Studi Partai

Politik di Indonesia

Demokrasi berkredibilitas dibangun dengan cara

menciptakan partai politik yang sehat dan kredibel

serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan secra

demokratis, jujur, dan adil. Demokrasi berkredibilitas

ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya transparansi

dan mekanisme pertanggungjawaban yang jelas atas

kegiatan pembiayaan politik, dari keuangan partai

politik maupun pembiayaan kegiatan pemilihan umum.

Akuntanbilitas yang tinggi dapat menciptakan good

political party governance sehingga dapat meminimalisasi

kecurigaan penyalahgunaan dana dan mengantisipasi

munculnya konflik. Penerapan kewajiban tata

administrasi keuangan system pelaporan dan kampanye

secara transparana, akuntabel, dan independen akan

sangat menunjang perwujudan pelaksanaan pemilu yang

bersih dalam rangka membangun demokrasi yang

berkredibilitas dan dapat menciptakan kepercayaan

public kepada pemerintah dan pertanggungjawaban

peserta pemilu kepada public.

2 Akuntansi untuk Organisasi Non-Pemerintah : Studi LSM

di Indonesia

Organisasi LSM merupakan pengembangan dari

organisasi local masyarakat yang memberikan ruang

gerak terhadap kearifan local masyarakat. LSM dapat

dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pelayanan public

yang melibatkan nilai-nilai dan tradisi tertentu.LSM

menjadi fenomena baru dalam perkembangan system

politik akhir-akhir ini.di Indonesia sendiri, LSM

mulai tumbuh pesat setelah terjadi reformasi tahun

1998. Namun pada era “extraordinary growth” LSM ini

ternyata tidak sepenuhnya berkontribusi positif

terhadap keberadaan masyarakat sipil di Indonesia.

Sisi Posirif LSM, dengan semakin banyak organisasi

masyrakat sipilakan berpengaruh positif terhadap

penguatan posisi masyarakat sipil dan demokratisasi di

Indonesia.

Sedangkan, sisi negatifnya, pertumbuhan ini ternyata

dipicu berbagai “kepentingan” yang bertolak belakang

33

secara fundamental dengan nilai, karakteristik, dan

misi dari sebuah LSM (Herlina,2009).

3. Akuntansi untuk Entitas Tempat Ibadah : Studi Pada

Akuntansi Masjid

Tempat ibadah sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk

menjadi tempat beribadah ritual umat beragama yang

sifatnya rutin. Namun, apabila tempat dapat dikeloloa

dengan konsep organisasi yang modern dapat berkembang

menjadi organisasi yang berperan dan berfungsi melebihi

tujuan utamanya, yaitu melayani peribadatan umat.

Tujuan-Tujuan yang sifatnya sosial kemasyarakatan,

kependidikan, dan pengembangan budaya dapat

dikembangkan melalui organisasi tempat ibadah atau

organisasi peribadatan atau organisasi

keagamaan.keberadaan masjid juga tidak bisa dilepaskan

dari pengelolaan dana yang berasal dari amal atau

sumbangan umat yang tidak mengharapkan imbalan apapun

dari organisasi tersebut. Namun demikian, tidak berarti

masyarakat tidak mementingkan pertanggungjawaban dari

pengurus organisasi keagamaan, ta’mir masjid, terkait

pengelolaan dana amal masjid. Untuk itu, akuntabilitas

tetap penting dalam organisasi keagamaan.

4. Akuntansi Desa : Studi ada Desa Sumberagung Tahun

Anggaran 2008-2013

Dari kesimpulan pengamatan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan sebagai beikut.

1. Desa Sumberagung untuk tahun-tahun

berikutnya perlu mencari sumber-sumber pendapatan

lain. Misalnya, mendirikan BUMDesa, membangun kios

yang bisa disewakan dan sektor perekonomian yang lain

sehingga pendapatan meningkat dan dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat setempat.

2. Pemerintah Desa Sumberagung perlu menjalin kerja

sama dengan pihak swasta dalam hal pendanaan dan

tanggung jawab sosial sehingga dapat mengurangi

ketergantungan dengan pemerintah daerah/pusat.

34