Penilaian Investasi Sektor Publik

31
Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran Kinerja Sektor Publik PENILAIAN INVESTASI SEKTOR PUBLIK DAN PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK PENILAIAN INVESTASI SEKTOR PUBLIK A. PROGRAM INVESTASI PUBLIK Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebi-jakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena pengeluaran investasi/modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal/investasi Di kebanyakan negara berkembang, anggaran pembangunan dan anggaran rutin di-pisahkan. Fokus perhatiannya ditujukan untuk mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen. Dalam praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan, di antaranya adalah: a. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan program yang komnrehensif. Page 1

Transcript of Penilaian Investasi Sektor Publik

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

PENILAIAN INVESTASI SEKTOR PUBLIK

DAN PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

PENILAIAN INVESTASI SEKTOR PUBLIK

A. PROGRAM INVESTASI PUBLIK

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat,

pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan

investasi publik. Keputusan investasi publik diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang

menjadi prioritas kebi-jakan. Pengeluaran untuk investasi

publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan

dengan pengeluaran rutin, karena pengeluaran investasi/modal

memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran rutin

lebih berdampak jangka pendek

Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan

penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi

merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan

memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh

anggaran modal/investasiDi kebanyakan negara berkembang, anggaran pembangunan dan

anggaran rutin di-pisahkan. Fokus perhatiannya ditujukan untuk

mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen. Dalam

praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan, di

antaranya adalah:

a.  Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan

merupakan program yang komnrehensif.

Page 1

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

b.  Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan

datang.

c.  Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.

d.  Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran

investasi dan pengeluaran rutin.

Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, Untuk

menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi yang

mencakup:

1.   Inventarisasi investasi

2.   Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi,

nilai investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah

baik ataukah buruk.

3.   Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada

4.   Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang

akan  datang

5.   Inventarisasi kebutuhan investasi

6.   Evaluasi kelayakan investasi

7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-

budaya, finansial, ekonomi, dan aspek distribusi.

B.           PENENTUAN KEBUTUHAN INVESTASI PUBLIK

Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah

anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit

organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukan investasi

sangat penting dilakukan karena investasi publik berkaitan

erat dengan masalah transparansi dan kewajaran anggaranAda beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul Investasi. Salah

satu peng-golongannya adalah:Page 2

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

1.   Investasi penggantian

2.   Investasi penambahan kapasitas

3.   Investasi baru

Pengeluaran investasi untuk penggantian barang modal

mengikuti pola umur manfaat barang modal. Bila umur ekonomi

barang modal telah habis, maka perlu pembelian barang modal

baru untuk menggantinya Jadi umur teknis suatu barang modal

bisa lebih lama daripada umur ekonominya. Bila barang modal

telah usang dan tidak mampu lagi memberikan manfaat, berarti

umur teknis barang modal tersebut telah habis

Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila

terjadi tuntutan peningkatan cakupan pelayanan. Jumlah

penambahan unit barang modal ditentukan oleh produktivitas

barang modal yang saat ini ada. Produktivitas barang modal

diukur berdasarkan rasio antara input dengan output yang

dihasilkan.Investasi dapat juga berupa investasi baru yang belum ada

sebelumnya. Untuk jenis investasi baru, maka pertimbangan mengenai

aspek teknis, ekonomi, sosial-budaya, dan aspek distribusi harus

mendapat perhatian lebih besar.

C.    ASPEK KELAYAKAN INVESTASI

Dalam perencanaan dan analisis investasi harus

dipertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama

menunjukkan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat

adanya suatu investasi tertentua.     Aspek Teknis

Page 3

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang

harus dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak

layak dilihat dari aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki

prioritas pertama untuk ditolak.

b.     Aspek Sosial dan Budaya

Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian

pelayanan secara adil dan merata, sehingga mampu memberikan

manfaat yang besar bagi masyarakat. Aspek sosial budaya mencakup

juga aspek legal dan lingkungan.

c.     Aspek Ekonomi dan Finansial

Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah

suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata

terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah

kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-

sumber daya yang digunakan.

d.     Aspek Distribusi

Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan

dengan masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata.

Untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau

keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi.

D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEM PENGARUHI INVESTASI PUBLIK

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis

investasi publik adalah:

1.   Tingkat diskonto yang digunakan

2.   Tingkat inflasi

Page 4

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

3.   Risiko dan ketidakpastian

4.   Capital rationing

Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return)

yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.

Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan

(required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.

Penghitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks

dalam analisis investasi.

Pada sektor swasta terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pembiayaan

modal (equity finance) dan pembiayaan utang (debt finance), Biaya

modal total dapat dinyatakan dalam bentuk biaya modal rata-rata

tertimbang dengan minus:

K0=Ke.(E/V) + Kd.(l-T).(D/V)

Dalam hal ini:

K0 = biaya modal total

Ke = biaya modal (tingkat keuntungan yang disyaratkan atas investasi

modal)

Kd = biaya utang (tingkat keuntungan yang disyaratkan atas investasi

utang)

T   = Tingkat pajak

E   = Harga pasar saham

D   = harga pasar surat berharga utang

V   = E + D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan

menyatakan social discount rate sebagai suatu tingkat yang

Page 5

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

merefleksikan preferensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas

manfaat yang akan diterima di masa yang akan datang, atau disebut

social time preference rate (STPR).

Inflasi

Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat

inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil

keuntungan di masa depan yang diharapkan (expectedfuture returns)

sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi

yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin tinggi.

Risiko dan Ketidakpastian

Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko

investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-

politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak

konsisten dapat meningkatkan risiko investasi. Faktor-faktor

tersebut menyumbang risiko investasi suatu negara (country risk)

yang jika sudah sangat parah dapat mengarah pada kategori default

country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan hukum dan

demokrasi, terjaminnya property right dan contract right dapat

menurunkari risiko investasi.

Capital Rationin

Capital Rationing: keadaan ketika organisasi menghadapi

masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi.

Pada organisasi sektor publik, selain memperhatikan faktor-faktor di

atas penilaian investasi publik juga harus memperhatikan hal-hal

berikut:

1.   Tingkat utang pemerintah

Page 6

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

2.   Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity

cost rate)

3.   Social time preference rate

Tingkat utang pemerintah adalah jumlah yang harus dibayarkan

pemerintah sehu-bungan dengan perolehan sumber pembiayaan di luar

pajak. Social opportunity cost rate terkait dengan pengertian bahwa

proyek pemerintah harus dapat menghasilkan tingkat keuntungan

(return) yang minimal sama dengan tingkat keuntungan proyek sektor

swasta dengan peng-gunaan dana yang sama. Sedangkan social time

preference rate merefleksikan tingkat keuntungan yang disyaratkan

oleh masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan

konsumsi di masa depan.

E.    TEKNIK DASAR PENILAIAN INVESTASI PUBLIK

Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana.

Terdapat empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek

investasi, yaitu:

1. Identifikasi kebutuhan investasi yangmungkin dilakukan

Organisasi sektor publik seringkali dihadapkan pada banyak

altematif investasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Oleh

karena itu perlu diidentifikasi alternatif-alternatif yang

memungkinkan untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan

dilaksanakan (cost/benefit relationship).

Perhitungan manfaat dan biaya harus pula memasukkan analisis

manfaat dan biaya sosial (social cost/benefit) yang ditimbulkan

dari investasi publik yang akan dilakukan Pada organisasi

sektor publik biaya dan manfaat seringkali tidak dapat secara

Page 7

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

langsung diukur dengan satuan uang, sehingga teknik-teknik

analisis biaya manfaat sangat cocok untuk diterapkan.

3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.

Langkah kedua adalah menghitung manfaat dan biaya investasi

dalam satuan rupiah. Terkadang terdapat kesulitan dalam langkah

kedua ini. Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan

manfaat dari suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk

rupiah.

4.   Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas

biaya yang tinggi

Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik

awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian

yang dapat mempengaruhi perhitungan. Dapat vmenggunakan

analisis moneter., yang mungkin mengindikasi bahwa proyek akan

memberikan nilai uang terbaik.

Terdapat beberapa teknik untuk melakukan penilaian investasi,

yang dibedakan menjadi 2 metode:

1.    metode penilaian invesyasi tradisisonal

2.    metode aliran kas yang diskontokan (discounted cah flow/DCF)

Net Present Value

Net present value dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 8

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

NPV = + + + + ... +(1+i)

AtaunƩ

t=0

CF0 CF1 CF2 CF3(1+i)² (1+i)³

CF1

(1 + i )ᵗ

Dalam hal ini:

i    = tingkat diskonto

n   = 1,……..,50 th. (umur proyek)

CF = cash flow

Dengan formulasi lain, NPV dinyatakan:

NPV = (Cash flow x Present value factor) – Investasi

=(CF x pvᶘ) - 1

(CF x pvᶘ) disebut juga Gross Present Value.

Net Present Benefits (NPB)

Net Present Benefits (Manfaat Bersih Sekarang) merupakan

nilai bersih suatu proyek setelah dikurangi seluruh biaya pada

satu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima

pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat

bunga yang berlaku.

Net present benefit dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 9

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

NPB = - + M - C + + + .....( 1 + t )Atau

n=1

M0 C0 M₂ M3 Mn - Cn

( 1 + t )² ( 1 + t )³ ( 1 + t )

Mn - Bn

(1 + i )ᵗ

Dalam hal ini :

NPB = nilai bersih, yaitu manfaat dikurangi dengan

biaya di tahun ke-n

‘i = tingkat bunga

.n = 1, ........., 50 th (umur proyek)

M = Manfaat

C = Biaya

Catatan : Proyek yang dipilih adalah jenis proyek yang

memiliki NPB tertinggi

Analisis Payback Period

Metode payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu

pengembalian investasi. Payback period dirumuskan sebagai

berikut:

Payback Period = Investasi AwalKeuntungan Tahunan

Payback period merupakan teknik analisis investasi yang

relatif mudah dan sederhana. Sehingga banyak digunakan. Namun

demikian, Payback period mengandung kelemahan, yaitu:

1. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau

proceeds yang diperoleh setelah payback period tercapai.

2. Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang.

Page 10

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

3. Metode payback period tidak dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan investasi yang bersifat mutually

exclusive.

Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis)

Metode cost benefit analysis (CBA) atau benefit cost

ratio merupakan cara mengevaluasi suatu proyek dengan

membandingkan nilai sekarang (present value) dari seluruh

manfaat keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang

dari seluruh biaya proyek tersebut.Analisis Benefit-Cost Ratio dirumuskan sebagai berikut:

M = + + +.......+( 1 + i )

C = + + +.......+( 1 + t )

M0 M1 M₂ Mn

( 1 + i )² ( 1 + i )ⁿ

C0 C1 C₂ Cn

( 1 + t )² ( 1 + t )ⁿKelemahan metode B-C ratio adalah tidak adanya pedoman yang

jelas mengenai hal-hal yang masuk sebagai perhitungan biaya dan

manfaat. Di satu sisi dapat dimasukkan sebagai biaya, namun di

sisi lain dapat masuk sebagai manfaat, sehingga kemungkinan

terjadi mani-pulasi besar. Secara umum, kelemahan ini

disebabkan karena adanya kesulitan dalam peng-hitungan manfaat

dan biaya. Biaya dianggap sebagai manfaat negatif. Dengan

demikian B-C ratio dapat berpeluang memberikan hasil yang

keliru dalam menentukan proyek.

Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)

Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat

kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosialPage 11

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

secara kuantitatif. Analisis cost-effectiveness meliputi

penilaian terhadap biaya dan manfaat yang dapat

dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang

akan dating atas suatu proyek dengan pengaruh atau dampak

yang tidak dapat dikuantifikasikan, namun tidak dinilai.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal. Hal

tersebut meliputi pula penentuan biaya bangunan,

peralatan, dan tanah. Hal ini penting karena sumber daya

yang diperlukan oleh sebuah proyek harus dinilai pada

opportunity cost penuhnya.

2. Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama

umur yang diharapkan dari suatu proyek.

3. Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan

dari suatu proyek.

4. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas

yang dilakukan.

5. Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk

memungkinkan melakukan perbandingan.

6. Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya

biaya-biaya dan manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi

yang akan muncul dari proyek yang akan dijalankan.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa kesulitan dalam

melakukan analisis efektivitas-biaya. Kesulitan tersebut

Page 12

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

terjadi pada waktu membuat estimasi atau perkiraan

mengenai waktu dan besarnya jumlah biaya dan manfaat di

masa datang. Kesulitan juga dialami pada saat pemilihan

tingkat diskonto (discount rale) yang tepat atau

penyesuaian untuk tingkat risiko dan ketidakpastian,

sebagai gambaran dalam seksi pendahuluan pada analisa

cost-benefit

PENGERTIAN PENGUKURAN KINERJA

Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaansuatu kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran,tujuan, misi dan visi organisasi. Menurut Mardiasmo (2002),sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistemyang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilaipencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dannonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikansebagai alat pengendalian organisasi.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publikantara lain:

1.    Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokuspada tujuan dan sasaran program unit kerja yangn pada akhirnyaakan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektorpublik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

2.    Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasiansumber daya dan pembuatan keputusan.

3.    Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaikikomunikasi kelembagaan.

Page 13

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerjaini untuk menentukan kelayakan biaya pelayanan (cost of service)yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa publik karenamereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanyapeningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yangditerima tersebut.

Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehinggatidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untukmenunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektorswasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publiklebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran finansialsaja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Olehkarena itu, perlu dikembangkan ukuran kerja non-finansial.

B.     TUJUAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA

Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain:1.      Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down

and bottom up).2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secaraberimbang sehingga dapat ditelusur berkembangan pencapaianstrateginya.

3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer levelmenengah dan bawah serta motivasi untuk mencapai goodcongruence.

4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatanindividual dan kemampuan kolektif yang rasional.

C.     MANFAAT PENGUKURAN KINERJA

Berikut ini adalah manfaat dari pengukuran kinerja:1.    Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untukmenilai kinerja manajemen

2.    Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yangditetapkan.

3.    Untuk memonitor dan mengawasi pencapaian kinerja danmembandingkannya dengan target kinerja serta melakukantindakan kolektif untuk memperbaiki kinerja.

4.    Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman(reward and punishment).

Page 14

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

5.    Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalamrangka memperbaiki kinerja organisasi.

6.    Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudahterpenuhi.

7.    Membantu memahami kegiatan instansi pemerintah.8.    Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secaraobyektif.

D.    PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN UKURAN KINERJA

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikandalam memilih ukuran-ukuran kinerja instansi yang sesuaidengan skema indikator:

Evaluasi kembali ukuranyang ada

Informasi kinerja tetapdibutuhkan oleh manajemen.Apabila skema indikatorkinerja sudah tidak berfungsi,maka manajemen akanmengembangkan skema baru.

Mengukur kegiatan yangpenting, tidak hanyahasil

Kinerja selalu berorientasihasil. Ukuran hasil seringdiformulasikan dalam rasiokeuangan. Pencapaian hasilakan menunjukkan adanyapermasalahan. Hasil tersebuttidak akan menunjukkandiagnosis hasil.

Pengukuran harusmendorong tim kerjayang akan mencapaitujuan

Pembagian proses pengukuranmenciptakan lingkungan timkerja yang aktivitasnyadiarahkan pada pencapaiantujuan organisasi.

Pengukuran harusmerupakan perangkatyang terintegrasi,seimbang dalampenerapannya

Agar efektif, sistempengukuran harus diciptakansebagai perangkat terintegrasiyang diperoleh dari strategiperusahaan. Sebagian besarperusahaan berusahameminimalkan biaya,

Page 15

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

meningkatkan kualitas,mengurangi waktu pelaksanaanproduksi dan menciptakanpengembalian investasi yangwajar.

Pengukuran harusmemiliki fokuseksternal jikamemungkinkan

Ukuran internal yang umumdipakai dalam sebuahorganisasi perbandingankinerja dari tahun ke tahun.Suatu perbandingan tertentudapat dilakukan ke tingkatanmikro: divisi, departemen,kelompok, bahkan individu.

E.     SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:a.       Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendahtingkatannya karena denga skala ini obyek pengukuran hanyadapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama, yangberbeda dengan kelompok lain. Kelompok-kelompok atau golongantidak dibedakan berdasarkan tingkatan, karena kelompok yangsatu tidak dapat dikatakan lebih rendah atau lebih tinggitingkatannya dari pada kelompok yang lain, tetapi hanyasekedar berbeda.

b.      Skala OrdinalSkala ini lebih tinggi tingkatannya atau lebih baik dari padaskala nominal karena selain memiliki ciri-ciri yang samadengan skala nominal, yaitu dapat mengolongkan obyek dalamgolongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihandari skala nominal, yaitu bahwa golongan-golongan atauklasifikasi dalam skala ordinal ini dapat dibedakantingkatannya. Ini berarti bahwa suatu golongan dapat dikatakanlebih tinggi atau lebih rendah dari pada golongan yang lain.

c.       Skala IntervalSkala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unitpengukuran yang sama, sehingga jarak antara satu titik dengantitik yang lain, atau antara satu golongan dengan golonganyang lain dapat diketahui.

Page 16

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

d.      Skala rasioSkala rasio merupakan skala yang paling tinggi tingkatannyakarena skala ini mempunyai ciri-ciri yang dimiliki oleh semuaskala di bawahnya. Skala rasio memiliki titik nol yangsebenarnya yang berarti bahwa apabila suatu obyek diukurdengan skala rasio dan berada pada titik nol, maka gejala atausifat yang diukur benar-benar tidak ada.

F.      SIKLUS PENGUKURAN KINERJAPengukuran kinerja dilakukan dengan melalui lima tahapanberikut ini:

1.        Perencanaan strategi: siklus pengukuran kinerja dimulaidengan proses penskemaan strategi, yang berkenaan denganpenetapan visi, misi, tujuan dan sasaran, kebijakan, programoperasional san kegiatan/aktivitas.

2.        Penciptaan indikator kinerja: penciptaan indikator kinerjadilakukan setelah perumusan strategi. Indikator yang mudahadalah untuk aktivitas yang dapat dihitung, contohnya adalahjumlah klaim yang diproses.

3.        Mengembangkan sistem pengukuran kinerja: tahap ini terdiridari tiga langkah, yaitu: pertama, meyakinkan keberadaan datayang diperlukan dalam siklus pengukuran kinerja. Kedua,mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data yangdikumpulkan. Ketiga, penggunaan data pengukuran yang dihimpun,harus dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengertidan bermanfaat.

4.        Penyempurnaan ukuran: pada tahap ini dilakukan pemikirankembali atas indikator hasil (outcomes) dan indikator dampak(impacts) menjadi lebih penting dibandingkan dengan pemikirankembali atas indikator masukan (inputs) dan keluaran (outputs).

5.        Pengintegrasian dengan proses manajemen: bagaimanamenggunakan ukuran kinerja tersedian secara efektif merupakantantangan selanjutnya. Penggunaan data organisasi dapatdijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi.

G.    INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA

a.       Informasi FinansialPenilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan padaanggaran yang telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan

Page 17

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antarakinerja aktual dengan anggaran yang dianggarkan.Analisis varians secara garis besar berfokus pada :

1.      Varians pendapatan (revenue varians)Varians pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentukpeningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumberdalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

2.      Varians pengeluaran (expenditure variance)  Varians belanja rutin

Anggaran belanja rutin adalah anggaran yang disediakan untukmembiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya lancar dan terusmenerus yang dimaksudkan untuk menjaga kelemahan rodapemerintahan dan memelihara hasil-hasil pembangunan.

  Varians belanja investasi/modal (recurrent expenditure variance)Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnyacenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asetatau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambahanggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Setelah dilakukan analisis varians maka tahap selanjutnyadilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya variansdengan menelusur varians tersebut hingga level manajemenpaling bawah.

b.      Informasi NonfinansialInformasi nonfinansial dapat menambah keyakinan terhadapkualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukurankinerja yang komprehensif dan banyak dikembangkan olehberbagai organisasi dewasa ini adalah Balanced Scorecard. MetodeBalanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja organisasiberdasarkan aspek finansial dan juga aspek nonfinasial.Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publikkarena Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspekkuantitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dannonfinansial. Hal tersebut sejalan dengan sektor publik yangmenempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama,namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dannonkeuangan (Mahmudi, 2007). Pengukuran dengan metode inimelibatkan empat aspek, antara lain :

1.Perspektif finansial (financial perspective)

Page 18

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Perspektif finansial menjadi perhatian dalam balanced scorecardkarena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensiekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh pengambilankeputusan. Aspek keuangan menunjukkan apakah perencanaan,implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikanperbaikan yang mendasar. Pengukuran kinerja keuanganmempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis,yaitu:

Growth (bertumbuh) : tahapan awal siklus kehidupan perusahaandimana perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disinimanajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatuproduk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuanoperasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringandistribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membinadan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

Sustain (bertahan) : tahapan kedua dimana perusahaan masihmelakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkantingkat pengembalian terbaik. Pada tahap ini, perusahaanmencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkanmengembangkannya jika memungkinkan.

Harvest (menuai) : Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benarmenuai hasil investasi ditahap-tahap sebelumnya. Tidak adalagi investasi besar, baik ekspansi pembangunan kemampuanbaru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan.

2. Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective)

Dalam perspektif ini perhatian perusahaan harus ditujukan padakemampuan internal untuk peningkatan kinerja produk, inovasidan teknologi dengan memahami selera pasar. Dalam perspektifini peran riset pasar sangat besar. Perspektif pelangganmemiliki dua kelompok pengukuran, yaitu:

Core measurement group, yang memiliki beberapa komponen pengukuran,yaitu:

   Pangsa Pasar (market share): pangsa pasar ini menggambarkanproporsi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasartertentu. Hal itu diungkapkan dalam bentuk jumlah pelangganuang yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.

Page 19

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

   Retensi Pelanggan (Customer Retention) : menunjukkan tingkatdimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan denganpelanggan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahuibesarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yangasa saat ini.

   Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) : pengukuran inimenunjukkan tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarikpelanggan baru memenangkan bisnis baru. Akuisisi ini dapatdiukur dengan membandingkan banyaknya jumlah pelanggan baru disegmen yang ada.

   Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) : pengukuran iniberfungsi untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkaitdengan kriteria spesifik dalam value proportion.

Customer Value Proportion yang merupakan pemicu kinerja yangterdapat pada Core value proportion didasarkan pada atribut sebagaiberikut:

   Product/service attributes yang meliputi fungsi produk atau jasa,harga dan kualitas. Perusahaan harus mengidentifikasikan apayang diinginkan pelanggan atas produk atau jasa yangditawarkan.

   Customer relationship adalah strategi dimana perusahaan mengadakanpendekatan agar perasaan pelanggan merasa puas atau produkatau jasa yang ditawarkan perusahaan.

   Image and reputation membangun image dan reputasi dapat dilakukanmelalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

3.   Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency)Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnisutama yaitu: Proses inovasiDalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, prosesinovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensidan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi iniakan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada prosespenciptaan nilai tambah bagi pelanggan. Proses inovasi dapatdibagi menjadi dua yaitu:

      Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitiandasar dan terapan

      Pengukuran terhadap proses pengembangan produk.

Page 20

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Proses OperasiPada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masingorganisasi bisnis, lebih menitikberatkan pada efisiensiproses, konsistensi, dan ketepatan waktu dari barang dan jasayang diberikan kepada pelanggan. Pelayanan Purna JualTahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalahdilakukannya pengukuran terhadap pelayanan purna jual kepadapelanggan. Pengukuran ini menjadi bagian yang cukup pentingdalam proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual iniakan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

4.   Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growthperspective).Kaplan (Kaplan, 1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatuorganisasi bisnis untuk terus mempertahankan karyawannya,memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuankaryawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuankaryawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untukberpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif diatasdan tujuan perusahaan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhanorganisasi merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerjayang istimewa dalam tiga perspektif Balanced Scorecard.

Perspekti/Faktor yang DinilaiMisi atau Visi

Jenis informasi non-finansial dapat dinyatakan dalambentuk variabel kunci. Variabel kunci adalah variabel

yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebabkesuksesan organisasi. Karakteristik variabel kunci, yaitu :1)      Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan

organisasi2)      Sangat volatile (mudah berubah) dan dapat berubah dengan cepat3)      Perubahannya tidak dapat diprediksi4)      Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera5)      Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun

melalui ukuran antara (surrogate). Sebagai contoh kepuasanmasyarakat tidak dapat diukur secara langsung akan tetapidapat dibuat ukuran antaranya, misalnya jumlah aduan, tuntutandan demonstrasi dapat dijadikan variabel kunci.

Page 21

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Contoh Variabel KunciDinas/UnitKerja

Variabel Kunci

Rumah Sakitdan hotel

Tingkat hunian kamar (kamar yangdipakai : jumlah total kamar yangtersedia)

KlinikKesehatan

Jumlah pelannggan (masyarakat) yangdilayani per hari

PerusahaanListrikNegara

KWH yang terjual

PerusahaanTelekomunikasi

Jumlah pulsa yang terjual

PerusahaanAir Minum

Jumlah debit air yang terjual

DLLAJ Jumlah alat angkutan umumPaid seats/capacity seats

PekerjaanUmum

Panjang jalan yang dibangun/diperbaikiPanjang jalan yang disapu/dibersihkan

Kepolisian Jumlah kriminalitas yang tertanganiJumlah kecelakaan/pelanggaran lalulintasJumlah pengaduan masyarakat yangtertangani

DPR/DPRD Jumlah pengaduan dan tuntutanmasyarakat yang tertanganiJumlah rapat yang dilakukanJumlah undang-undang atau perda yangdihasilkamJumlah peserta rapat per total anggota

Dipenda Jumlah pendapatan yang terkumpul

Agar pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik, berikutini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan:

a.    Membuat suatu komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainyadengan segera.Hal yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sesegera mungkinmemulai upaya pengukuran kinerja dan tidak perlu mengharap

Page 22

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

pngukuran kinerja akan langsung sempurna. Nantinya, perbaikanatas pengukuran kinerja akan dilakukan.

b.    Perlakuan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yangberkelanjutan (on-going process)

c.    Pengukuran kinerja merupakan suatu proses yang bersifatinteraktif. Proses ini merupakan suatu cerminan dari upayaorganisasi untuk selalu berupaya memperbaiki kinerja.

d.   Sesuaikan proses pengukuran kinerja dengan organisasiOrganisai harus menetapkan ukuran kinerja yang sesuai denganbesranya organisasi, budaya, visi, tujuan, dan strukturorganisasi.

H.    PERANAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJAIndikator Kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan

strategi yang telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebutdapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama organisasi(critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key performanceindicator).Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang

mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Areaini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikavariabel-variabel kunci finansial dan non-finansial padakondisi waktu tertentu.Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indikator yang

dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifatfinansial maupun non-finansial untuk melaksanakan operasi dankinerja unit bisnis. Indikator ini digunakan oleh manajeruntuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.Komponen yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja :

a. Biaya pelayanan (cost of service)Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost),misalnya biaya per unit pelayanan (panjang jalan yangdiperbaiki, jumlah ton sampah yang terangkut, biaya persiswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukanbiaya unitnya karena output yang dihasilkan tidak dapatdikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yangdiberikan. Untuk kondisi tersebut maka dibuat indikatorkinerja produksi misalnya belanja per kapita.

b.Penggunaan (utilization)

Page 23

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Indikator ini membandingkan antara jumlah pelayanan yangditawarkan (supply of service) dengan permintaan publik (public demand).Indikator ini harus mempertimbangkan preferensi publiksedangkan pengukurannya berupa volume absolut atau presentasetertentu, misalnya presentase penggunaan kapasitas. Contohlain yaitu rata-rata jumlah penumpang per bus yangdioperasikan. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahuifrekuensi operasi atau kapasitas kendaraan yang digunakan padatiap-tiap jalur.

c.  Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)Indikator ini merupakan indikator yang paling sulit diukurkarena menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif.Contohnya yaitu perubahan jumlah komplain masyarakat ataspelayanan tertentu.

d. Cakupan pelayanan (coverage)Indikator ini perlu dipertimbangkan jika terdapat kebijakanatau peraturan perundangan yang mensyaratkan untuk memberikanpelayanan dengan tingkat pelayanan minimal yang telahditetapkan.

e.  Kepuasan (satisfaction)Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secaralangsung. Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasimasyarakat (need assessment) dapat juga digunakan untuk menetapkanindikator kepuasan. Namun, dapat juga digunakan indikatorproksi misalnya jumlah komplain. Pembuatan indikator kinerjatersebut memerlukan kerjasama antar unit kerja.

Contoh Pengembangan Indikator Kinerja

Dinas/UnitKerja

Indikator Kinerja

Rumah Sakit Biaya total rata-rata rawat jalan perpasien yang masukBiaya rata-rata pelayanan medis danparamedis per pasien yang masukBiaya rata-rata pelayanan umum (non-klinis) per pasien yang masukPenggunaan fasilitasRata-rata masa tinggal pasien di rumahsakit

Page 24

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Jumlah pasien rata-rata per bed pertahunRasio antara pasien baru dengan pasienlama yang masuk kembaliProporsi tingkat hunian

KlinikKesehatan

Jumlah pelanggan yang dilayani per hariper jumlah total penduduk untuk wilayahtertentu

PekerjaanUmum

Panjang jalan yang dibangun ataudiperbaiki/total panjang jalanPanjang jalan yang disapu ataudibersihkan/total panjang jalanKondisi jalanKeamanan jalan (road safety)

Kepolisian % Jumlah kriminalitas yangtertangani/Jumlah kriminalitas yangterdeteksi/tercatat% Penurunan jumlah kecelakaan ataupelanggaran lalu lintas% Jumlah pengaduan masyarakat yangtertangani/Jumlah total pengaduanmasyarakat yang masuk

DPR/DPRD % Jumlah pengaduan dan tuntutanmasyarakat yang tertangani/Jumlah totalaspirasi yang masukJumlah rapat yang dilakukan perbulan/tahunJumlah peraturan yang dihasilkan perbulan/tahun% Jumlah peserta rapat per totalanggota

Dipenda % Jumlah pendapatan yangterkumpul/potensi

I.       INDIKATOR KINERJA DAN PENGUKURAN VALUE FOR MONEYMenurut Mahmdi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja

Sektor Publikmenyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut :

a.    Sederhana dan mudah dipahami,b.   Dapat diukur,

Page 25

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

c.    Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasiopersentase dan angka,

d.   Diakitkan dengan standar atau target kinerja,e.    Berfokus pada costumer service, kualitas dan efisiensi,f.    Dikaji secara teratur.

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektorpublik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu ekonomi,efisiensi, dan efektivitas. Value for money merupakan inti dari pengukuran kinerja padaorganisasi pemerintah. Permasalahan yang sering dihadapi olehpemerintah dalam melakukan pengukuran kinerja adalah sulitnyamengukur output karena output yang dihasilkan tidak selaluberupa output berwujud tetapi lebih banyak berupa intangibleoutput. Untuk dapat mengukur kinerja pemerintah maka perludiketahui indikator-indikator kinerja sebagai dasar penilaiankinerja. Mekanisme yang diperlukan untuk menentukan indikatorkinerja, antara lain :

1)   Sistem perencanaan dan pengendalianMeliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminanbahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikanke seluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komandoyang jelas yang didasarkan pada spesifikasi tugas pokok danfungsi, kewenangan serta tanggungjawab.2)   Spesifikasi dan standarisasiKinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur denganmenggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikanjaminan bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagaistandar penilaian.3)   Kompetensi teknis dan profesionalismeUntuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis danstandarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yangmemiliki kompetensi teknis dan professional dalam bekerja.4)   Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasarMekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan danhukuman (reward and punishment) yang bersifat finansial, sedangkanmekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yangmenjamin terpenuhinya value for money. Ukuran kinerja digunakansebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (alatpembinaan).

Page 26

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

5)   Mekanisme sumber daya manusiaPemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untukmemotivasi stafnya untuk memperbaiki kinerja personal danorganisasi.Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :

a.       Untuk membantu memperjelas tujuan organisasib.      Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkanc.       Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajeriald.      Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk

melakukan pilihane.       Untuk menunjukkan standar kinerjaf.       Untuk menunjukkan efektivitasg.      Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki

efektivitas biaya yang paling baik untuk mencapai targetsasaran

h.      Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masihpotensial untuk dilakukan penghematan biaya.

J.       PENGUKURAN VALUE FOR MONEYKriteria pokok manajemen publik didasari atas : ekonomi,

efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitaspublik. Dengan tujuan yang dikehendaki masyarakat mencakuppertanggungjawaban atas pelaksanaan value for money, yaitu:ekonomis (hermat cermat) dalam pengadaan dan alokasisumberdaya, efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaansumberdaya, serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapaitujuan atau sasaran.

Untuk mengukur kinerja organisasi dapat dilakukan secaraobyektif digunakanlah indikator kinerja, yang idealnyaterkait paada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan.

K.    PENGEMBANGAN INDIKATOR VALUE FOR MONEYPeran indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi

sebagai pertimbangan untuk pembuatan keputusan. Indikator valuefor money dibagi menjadi dua bagian, yaitu: indikator alokasibiaya (ekonomi dan efisisensi), dan indikator kualitaspelayanan (Efektifitas). Indikator kinerja harus dapatdimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal dan jugaakan membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusananggaran dan dalam mengawasi kinerja anggaran.

a.       Tiga pokok bahasan dalam indikator value for money:

Page 27

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

         EkonomiEkonomi adalah hubungan antara pasar dan maukan (cost of input).Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang danjasa input dengan tingkat kualitas teretentu pada hargaterbaik yang dimungkinkan (spending less).

         EfisiensiEfisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitasnya.Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandinganantara output yang dihasilakn terhadap input yang diguakan(cosh of output), dan dapat dikatakan efisien apabila suatu produkatau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaansumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (Spending well).

         EfektifitasPada dasarnya berhubungan erat dengan pencapaian tujuan atautarget kebijakan (hasil guna). Kegiatan operasional dikatakanefektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaranakhir kebijakan (spending wisely).

Dari uraian diatas value for money sangat berkaitan. Ekonomimembahas masukan (input), efisiensi membahas masukan (input) dankeluaran (output), dan efektifitas membahas mengenai keluaran(output) dan dampak (outcome). Dan hubungan nya dapatdigambarkan sebagai berikut:

b.      Indikator efektifitas biaya (Cost-Effectiveness)Indikator efisiensi dan efektifitas harus digunakan

secara bersama-sama. Karena disatu pihak mungkin pelaksanaanyasudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan tetapi outputyang dihasilkan tidak sesuai target. Sedang dipihak lain,program dikatakan efektif dalam mencapai tujuan, tetapi tidakdicapai dengan cara ekonomis dan efisien. Jika suatu programefektif dan efisien maka program tersebut dikatakan cost-effectivenness.

L.     LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN VALUE FOR MONEY  Pengukuran Ekonomi

Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yangdipergunakan dan merupakan ukuran relatif.

  Pengukuran EfisiensiEfisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input.Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute tetapidalam bentuk relative, karena efisiensi diukur dengan

Page 28

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensidapat dilakukan dengan cara:

-          Meningkatkan output pada tingkat input yang sama-          Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar

daripada proporsi peningkatan input.-          Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.-          Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada

proporsi penurunan output.  Pengukuran Efektifitas

Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasimencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapaitujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalandengan efektif.

  Pengukuran OutcomeOutcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadapmasyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output,karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknyaterhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas outputdan dampak yang dihasilkan (Smith, 1996)

  Estimasi Indikator KinerjaEstimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :

a.    Kinerja tahun laluDigunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kinerja.Karena merupakan perbandingan bagi unit untuk melihat seberapabesar kinerja yang telah dilakukan. Disamping itu terdapat timelag antara aktivitas yang telah dilakukan dengan dampak yangtimbul dari aktivitas tersebut. Dampak yang timbul pada tahunsekarang dapat dirasakan pada tahun yang akan datang.

b.    Expert JudgementDigunakan karena kinerja tahun lalu yang sangat berpengaruhterhadap kinerja berikutnya. Teknik ini menggunakanpengetahuan dan pengalaman dalam mengestimasi indikatorkinerja. Expert judgrment digunakan untuk melakukan estimasikinerja. Selain itu dari segi biaya juga tidak terlalu mahal.Tetapi mempunyai kelemahan yaitu sangat tergantung padapandangan subyektif para pengambil keputusan. Dampak daripencapaian kinerja tidak secara otomatis dapat dikatakan bahwaunit tersebut mengalami peningkatan kinerja.

c.    Trend

Page 29

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

Digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanyapengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.

d.   Regresi Regresi dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruhvariabel-variabel independen mampu mempengaruhi variabeldependen.

  Pertimbangan dalam Membuat Indikator KinerjaLangkah awal dalam membuat indikator kinerja ekonomi,

efisiensi, dan efektivitas adalah memahami operasi dalammenganalisis kegiatan dan program yang akan dilaksanakan.Terdapat dua jenis kebijakan yaitu input dan proses yangmempunyai tujuan untuk mengatur alokasi sumber daya input untukdikonversi menjadi output melalui satu atau beberapa proseskonversi atau operasi.

Hasil kebijakan ada tiga jenis, yaitu : output, akibat,dampak, dan distribusi manfaat. Output yang diproduksidiharapkan akan memberikan sejumlah akibat dan dampak yangpositif tehadap tujuan program. Hal ini disebut dengan outcomeprogram.

Apabila ukuran outcome tidak bersedia dan ukuranefektivitas suatu program yang dapat dikuantifikasi tidakdapat ditentukan, maka perlu dikembangkan ukuran kinerjaantara. Karena ukuran kinerja pengganti tidak dapat mengukursecara tepat dalam pencapaian program. Terlalu banyakperhatian terhadap ukuran pengganti tersebut dapat menyebabkanperilaku disfungsional pada manajer dan pengambilan keputusan.

Contoh indikator kinerja di Perguruan TinggiPertimbangan Input

Input Mahasiswa -       Latar belakang sosialekonomi

-       Latar belakang budayaSumber Daya -       Jumlah dosen

-       FasilitasIndikator Proses

Staf -       Kualitas dosen-       Tingkat perpindahan dosen

Perkuliahan -       Frekuensi temu kelas dankonsultasi

-       Rasio dosenKurikulum -       Mata kuliah utama

Page 30

Penilaian Investasi Sektor Publik dan Pengukuran KinerjaSektor Publik

-       Mata kuliah pilihanDaya Dukung Pendidikan -       Forum-forum ilmiah

-       Saran olahragaOrganisasi -       Manajemen perguruan

tinggi-       Organisasi mahasiswa

Mutually -       Tingkat ekspektasi dosen-       Tingkat tanggung jawabmahasiswa

Indikator OutputMahsiswa -       Sikap dan perilaku

masasiswa-       Tingkat kehadiran dan ketidak hadiran

Dosen -       Tingkat kehadiran danketidakhadiran

-       Keterlambatan

Page 31