AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

125
Akuntansi Sektor Publik AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SAP 1. Karak teristik dan lingkungan sektor publik 2. Akuntansi manajemen sektor publik 3. Sistem pengendalian manajemen sektor publik 4. Penganggaran sektor publik 5. Teknik akuntansi keuangan 6. Laporan keuangan sektor publik 7. Sistem akuntansi pemerintah pusat 8. Otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah 9. Akuntansi keuangan daerah sebagai bagian dari manajemen keuangan daerah 10. Akuntansi keuangan daerah 11. Akuntansi dalam rekening-rekening APBD dan laporan keuangan daerah 12. Akuntansi untuk BUMD 13. Akuntansi keuangan nirlaba (Yayasan) Literatur : Abdul Halim : Akuntansi sektor publik : Akuntansi keuangan daerah Mardiasmo : Akuntansi sektor publik Indra Bastian : Sistem Akuntansi sektor publik 1

Transcript of AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

Akuntansi Sektor Publik

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SAP

1. Karak teristik dan lingkungan sektor publik

2. Akuntansi manajemen sektor publik

3. Sistem pengendalian manajemen sektor publik

4. Penganggaran sektor publik

5. Teknik akuntansi keuangan

6. Laporan keuangan sektor publik

7. Sistem akuntansi pemerintah pusat

8. Otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah

9. Akuntansi keuangan daerah sebagai bagian dari manajemen

keuangan daerah

10. Akuntansi keuangan daerah

11. Akuntansi dalam rekening-rekening APBD dan laporan

keuangan daerah

12. Akuntansi untuk BUMD

13. Akuntansi keuangan nirlaba (Yayasan)

Literatur :

Abdul Halim : Akuntansi sektor publik : Akuntansi keuangan

daerah

Mardiasmo : Akuntansi sektor publik

Indra Bastian : Sistem Akuntansi sektor publik

1

Akuntansi Sektor Publik

I. KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik

Istilah sektor publik memiliki pengertian yang

bermacam-macam, hal ini merupakan konsekuensi dari luasnya

wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu (politik,

ekonomi hukum dan sosial) memiliki cara pandang dan

definisi yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ekonomi

sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas

(kesatuan) yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk

menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Sejalan dengan perkembangan maka di negara kita

Akuntansi Sektor Publik didefinisikan sebagai mekanisme

teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan

dana masyarakat di lembaga–lembaga tinggi negara dan

departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,BUMD, LSM

dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama

sektor publik dan suasta.

2

Akuntansi Sektor Publik

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya

dapat juga dilakukan oleh sektor suasta misalnya untuk

menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti

layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan,

transportasi publik dll, akan tetapi untuk tugastertentu

tugas sekotr publik tidak dapat digantikan oleh sektor

suasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai

konsekuensinya akuntansi sektor publik dalam beberapa hal

bebeda dengan akuntansi padasektor suasta.

B. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola

secara tepat, efisien dan ekonomis atas alokasi suatu

sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan

ini terkait dengan pengendalian manajemen

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk

melaporkan pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan

efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi

wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah

untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi

pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait

dengan akuntabilitas.

C. Akuntabilitas Publik

Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor

publik adalah semakin meningkatnya tuntutan pelaksanaan

akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik seperti:

3

Akuntansi Sektor Publik

pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja pemerintah,

departemen dan lembaga negara) Tuntutan akuntabilitas ini

terkait dengan perlunya transparansi dan pemberian

informasi kepada publik dalam rangka memenuhi hak-hak

publik.

Pengertian Akuntabilitas publik adalah kewajiaban pemegang

amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,

menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas

dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab kepada pihak

pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewajiban

untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas terdiri dari 2 macam yaitu :

akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal.

Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas

pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi,

misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja dinas kepada

pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah

kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada MPR.

Sedangkan akuntabilitas horizontal adalah

pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh

organisasi sektor publik terdiri atas beberapa dimensi :

1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran

penyalahgunaan jabatan, sedangkan akuntabilitas hukum

terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum

4

Akuntansi Sektor Publik

dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan

sumber dana publik.

2. Akuntabilitas proses

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang

digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik

dalam hal kecukupan informasi informasi akuntansi,

sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi.

Akuntabilitas proses termanifestasi melalui pemberian

pelayanan publik yang cepat, responsif dan biaya murah.

Pengawasan dan pemeriksaan terhadap akuntabilitas proses

dapat dilakukan dengan ada tidaknya mark up dan pungutan

yang lain diluar yang ditetapkan dan pemborosan yang

menyebabkan pemborosan sehingga menjadikan mahalnya

biaya pelayanan publik dan kelambanan pelayanan. Serta

pengawasan dan pemeriksaan terhadap proyek-proyek tender

untuk melaksanakan proyek-proyek publik.

3. Akuntabilitas program

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah

tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan

apakah telah mempertimbangkan alternatif program yanng

memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas kebijakan

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan

pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah

atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah

terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

5

Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik tidak bisa melepaskan diri dari

pengaruh kecenderungan menguatnya tuntutan akuntabilitas

sektor publik tersebut. Akuntansi sektor publik dituntut

dapat menjadi alat perencanaan dan pengendalian organisasi

sektor publik secara efektif dan efisien serta

memfasilitasi tercapainya akuntabilitas publik.

D. Privatisasi

Di Indonesia masih banyak BUMN dan BUMD yang dijalankan

tidak secara efisien. Inefisiensi yang dialami tersebut

disebabkan adanya intervensi politik, sentralisasi dan

manajemen yang buruk.

Di era globalisasi BUMN dan BUMD menghadapi beberapa

tekanan dan tuntutan antara lain :

Regulation & Political Pressure

Social Pressure

Rent Seeking Behaviaour

Economic & Efficiency

Privatisasi merupakan salah satu upaya mereformasi

perusahaan publik untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi

berarti pelibatan modal swasta dalam struktur modal

perusahaan publik sehingga kinerja finansial dapat

dipengaruhi secara langsung oleh investor melalui mekanisme

pasar uang.

6

Akuntansi Sektor Publik

E. Otonomi daerah

Perkembangan akuntansi sektor publik khususnya di

Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru

dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentaralisasi

fiskal. Desentarlisasi tidak hanya berarti pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat ke daerah tetapi pelimpahan

beberapa wewenang pemerintah ke pihak swasta dalam bentuk

privatisasi

7

Akuntansi Sektor Publik

II. AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

A. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi dan

Pengendalian Organisasi

1. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi

Perencanaan merupakan cara organisasi menertapkan

tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan meliputi

aktivitas yang sifatnya stategik, taktis dan melibatkan

aspek operasional. Dalam hal perencanaan oprganisasi

akuntansi menejemen berperan dalam pemberian informasi

historis dan prospektif untuk menfasilitasi perencanaan.

Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang

mempengaruhi sangat heterogen. Faktor politik dan ekonomi

sangat dominan dalam mempengaruhi tangkat kestabilan

organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat

prediksi-prediksi dan estimasi mengenai kejadian ekonomi

yang akan datang diakitkan dengan keadaan ekonomi dan

politik saat ini.

Informasi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :

8

Akuntansi Sektor Publik

Informasi yang sifatnya rutin ataukah ad hoc

Informasi kuantitatif ataukah kualitatif

Informasi disampaiakan melalui saluran formal ataukah

informal

Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan

yang reguler, misalnya laporan keuangan bulanan,

triwulanan, semesteran atau bulanan. Sementara itu

organisasi sektor publik seringkali menghadapi masalah yang

sifatnya temporer dan membutuhkan informasi yang sifatnya

segera. Untuk melakukan perencanaan temporer diperlukan

informasi yang sifatnya temporer.

Informasi akuntansi utntuk perencanmaan dapat juga

dibedakan berdasarkan cara penyampaiannya. Apakah

disampaiakn secara formal atau informal. Mekanisme

formalnya misalanya melaului rapat-rapat dinas, rapat

komisis dsb. Pada organisasi sektor publik, saluran

informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan informal

relatif jarang dilakukan. Hal tsb disebabkan karena adanya

batasan transparansi dan akunbtabilitas publik yang harus

dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan

tidak dapat dilakukan secara personal atau hanya melibatkan

beberapa orang saja.

2. Akuntansi Sebagai Alat Pengendali Organisasi

Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan

organisasi dijalankan secara ekonomis, efisien dan efektif,

maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif.

9

Akuntansi Sektor Publik

Pola pengendalian tiap organisasi berbeda-beda tyergantung

pada jenis dan karakteristik organisasi. Pada organisasi

bisnis yang sifatnya berorientasi pada laba, amak alat

pengendalinya lebih banyak bertumpu pada mekanisme

negoisasi (negotiated bargain), meskipun hal tersebut

bervariasai untuk setiap organisasi dan tingkat manajemen.

Pengendalian untuk menajemen level bawah lebih bersifat

tegas dan memaksa, sedangkan untuk manajmen level atas

bersifat normatif.

Untuk organisasi sektor publik karena sifatnya tidak

mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar,

amak alat pengendalinya lebih banyak berupa peraturan

birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja terutama

pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas (value for

money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam

pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasi keseluruhan

kinerja terutama dalam ukuran moneter.

Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah

pengendalian. Informasi akuntansi merupakan pengendalian

yang vital bagi organisasi karena akuntansi memberikan

informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akunatnsi

umumnya disampaiakan dalam bentuk ukuran finansial,

sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintgrasian

informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya

membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.

Lebih lanjut informasi akuntansi memungkinkan bagi

organisasi untuk mengintegrasikan aktivitas organisasi.

10

Akuntansi Sektor Publik

Dalam memahami organisasi sebagai alat pengendalian

perlu dibedakan penggunaan informasi akuntansi sebagai alat

pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi

sebagai alat pengendali organisasi (organization control).

Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem

aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa

organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang baik.

Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa

organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi

organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi

memerlukan informasi yang lebih luas diandingkan

pengendalian keuangan. Informasi yang dibutuhkan lebih

komplek tidak sekedar informasi keuangan saja. Sebagai

contoh dalam sebuah usulan investasi publik, informasi yang

dibutuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa

prediksi aliran kas dan profitabilitas dari investasi

tersebut. Sementara itu untuk tujuan pengendalian

organisasi dibutuhkan informasi yang lebih luas meliputi

asapek ekonomi, sosial dan politik dari investasi yang

diajukan.

B. Proses Perencanaan dan pengendalian Manajerial Sektor Publik

Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan

dua sisi mata uang yang sama, sehingga keduanya harus

dipertimbangkan secara bersama-sama. Tanpa pengendalian

perencanaan tidak akan berarti karena tidak adanya tindak

lanjut (follow up) untuk menidentifikasi apakah rencana

11

Akuntansi Sektor Publik

organisasi telah tercapoai. Sebaliknya tanpa pengendalian

perencanaan tidak akan berarti karena tidak adanya target

atau rencana yang digunakan sebagai pembanfding.

Perencanaan dan pengendalian merupalkan suatu proses yang

membentuk suatu siklus, sehingga satu tahap aklan terkait

dengan tahap yang lainnya dan terintegrasi dalam satu

organisasi. Jones dan Pendlebury membagi p[roses

perencanaan dan pengendalian manajerial pada organisasi

sektor publik menjadi lima tahap yaitu :

1. Perencanaan tujuan dan sasaran dasar

2. Perencanaan operasional

3. Penganggaran

4. Pengendalian dan pengukuran

5. Pelaporan, analisis dan umpan balik

Gambar Proses Perencanaan dan Pengendalian

Manajerial Organisasi Sektor Publik

C. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik

12

Perencanaan Tujuan dan

Susunan dan Dasar

2. Perencanaan Operasional

4. Pengendalian dan Pengukuran

3. Pengangguran5. Pelaporan Analisis dan

Umpan BalikRevisi Anggaran

Revisi Perencanaan Operasional

Aksi

Revisi/modifikasi Tujuan dan Sasaran Dasar

Akuntansi Sektor Publik

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi

sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi yang

relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi

perencanaan dan pengendalian organisasi. Inti akuntansi

manajemen adalah perencanaan dan pengendalian. Peran

akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi

:

1. Perencanaan strategik

2. Pemberian informasi biaya

3. Penilaian investasi

4. Penganggaran

5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan

tarif pelayanan (charging for service)

6. Penilaian kinerja

Perencanaan Strategik

Akuntansi majamen dibutuhkan sejak tahap perencanaan

strategik. Pada tahap perencanaan strategik, manajemen

organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat

mendukung strategi organisasi. Program-program tsb

diseleksi dan dipilih sesuai dengan skala prioritas sumber

daya yang dimiliki. Peran akuntansi manajmen adalah

memberikan informasi untuk mementukan berapa biaya program

dan berapa biaya suatu aktivitas, sehingga berdasarkan

informasi akuntansi tsb manajer dapat menentukan anggaran

yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.

13

Akuntansi Sektor Publik

Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya

secara ekonomis, efisien dan efektif maka diperlukan

informasi akuntansi manajemen yang handal dan akurat,

relevan untuk menghitung berapa besarnya biaya program,

aktivitas atau proyek. Sistem informasi akunatsni manajemen

yang baik dapat mengurangi peluang terjadinya

pembororsan,kebocoran dana dan mendeteksi program-pprogram

yang tidak layak secara ekonomi. Akunatsni manajemen pada

sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan yaitu :

efisiensi biaya, kualitas produk dan pelayanan ( cash, quality

and service).

Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik

yang tinggi dengan biaya yang murah pemerintah harus

mengadopsi sistem informasi akantansi manajemen yang

modern, yaitu dengan menerapkan teknis akunatnsi manajemen

yang diterapkan di sektor suasta. Terdapat perbedaan antara

sektor suasta dan sektor publik dalam hal penentuan biaya

produk atau pelayanan, hal ini disebabkan bahwa sebagain

besar biaya pelayanan pada sektor suasta cenderung

merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara

langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya

pada sektor publik sebagaian besar merupakan discretionary

cost yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering

tidak memiliki hubungan langsunmg dengan aktivitas yang

dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output

yang dihasilkan sektor publik merupakan intangible output yang

14

Akuntansi Sektor Publik

sulit diukur, maka peran manajer publik sangat penting

dalam pengendalian biaya

Pemberian Informasi Biaya

Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik

dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok :

Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk

memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupabiaya tenaga

kerja dan biaya bahan baku

Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mengantarkan produk hingga samapai ke tangan pelanggan.

Pada organisasi sektor publik output dapat diukur dengan

berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.

Contoh pada perusahaan transportasi massa, biaya mungkin

diukur berdasarkan biaya per penumpang

Biaya proses, biaya ini dapat dipisahkan berdasarkan

fungsi organisasi, biaya dapat diukur dengan

mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya

departemen produksi, dep personalia, biaya dinas-dinas

dsb.

Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu

cost finding, cost recording, cost analizing, strategic cost reduction dan cost

reporting.

Cost finding,

Pada tahap ini pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk/ jasa layanan

Cost recording,

15

Akuntansi Sektor Publik

Pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan pencatatan

data ke dalam sistem akuntansi organisasi

Cost analizing,

Pada tahap ini dilakukan analisis biaya yaitu

mengindentifikasi jenis dan perikalku biaya, perubahan

biaya dan volume kegiatan. Manajamen organisasi harus dapat

menentukan pemicu biaya (cost driver) agar dapat doilakukan

strategi efisiensi biaya.

Strategic cost reduction

Tahap ini adalah menentukan strategi penghematan biaya agar

tercapai value for money. Pendekatan strategik dalam

pengurangan biaya memiliki karakteristik sbb :

1. Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan

usaha jangka paanjang yang membentuk kultur organisasi

agar penurunan biaya menjadi budaya yang mampu bertahan

lama

2. Berdasarkan kultur perbaiakan berkelanjutan dan berfokus

pada pelayanan kepada masyarakat

3. Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan

penghematan biaya

4. Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan

penentu efektifitas program pengurangan biaya karena pada

dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone form the

top

Cost reporting.

16

Akuntansi Sektor Publik

Tahap terakhir adalah memeberikan informasi baiay secara

lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang

kemudian diintegrasikan ke dalam suatu laporan yang akan

disampaikan kepada pihak eksternal. Informasi manajemen

hendaknya dapat mendeteksi adanya pemborosan yanbg masih

berpotensi untuk diefisiensikan serta mencari metode atau

teknik untuk penghematan biaya. Akuntansi manajemen

hendaknya dapat mendukung dan memperkuat pelaksanaan

prinsip value for money dan public accountability organisasi sektor

publik

Penilaian Investasi

Akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat organisasi

sektor publik handak melakukan investasi, yaitu untuk

menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial.

Akuntansi manajemen diperlukan dalam penilaian investasi

karena untuk dapat menilai investasi diperlukan

identifikasi baiya, resiko dan manfaat atau keuntungan dari

suatu investasi. Dalam penilaian suatu investasi, faktor

yang harus fdiperhatikan oleh akuntansi manajemen adalah

tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat resiko dan

ketidakpastian serta sumber pendanaan untuk investasi yang

akan dilakukan.

Penilaian invesatasi pada organisasi sektor publik

dilakukan dengan menggunakan analisis biaya – manfaat (cost

benefit analysis). Dalam praktek ini sulit dilakukan

karena biaya yang diukur tidak hanya dari sisi finansial

17

Akuntansi Sektor Publik

tetapi juga dari sisi biaya sosial dan manfaat sosial yang

akan diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan

biaya dan manfaat sosial dalam satuan moneter sanbgat silut

dilakukan. Kemudian untuk memudahkan digunakan analisis

efektifitas biaya (cost effectiveness analysis), yaitu menekankan

seberapa besar dampak yang dicapai dari suatu proyek atau

investasi dengan biaya tertentu

Penganggaran

Akuntansi menajemen berperan untuk memfasilitasi

terciptanya anggaran publik yang efektif. Terkait dengan 3

fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya

publik, alat distribusi dan stabilisasi maka akuntansi

manajemen merupakan alat yang vital untuk proses

mengalokasikan an mendistribusikan sumber adana publik

secara ekonomis, efisien dan efektif adil dan merata. Untuk

mencapai hal tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang

handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan banyak

bermanfaat karena hanya akan berfungsi sebagai alat

perencanaan dan pengendalian.

Penentuan Cost of Service dan Charging for Service

Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu pelayanan

dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan

merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem

akuntansi manajemen di sektor publik. Masyarakat

menghendaki pemerintah memberikan pelayanan secara cepat,

18

Akuntansi Sektor Publik

berkualitas dan murah. Pemerintah yang berorientasi pada

pelayanan publik harus merespon keluhan, tuntutan dan

keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup

masyarakat menjadi semakin meningkat dan kesejahteraan

akan semakin meningkat pula.

Penentuan biaya pelayanan (Cost of Service) dan penentuan

tarif (Charging for Service) merupakan satu rangakaian dimana

keduanya membutuhkan informasi akuntansi. Sebagai contoh

pemerintah harus dapat menentukan berapa biaya untuk

membangaun terminal bus atau stasiun kereta api yang tertib

aman dan nyaman serta biaya operasioalnya. Bedasarkan

informasi ini pemerintah dapat menentukan berapa besarnya

biaya tarif pelayanan yang akan dibebankan kepada para

pemakai jasa pelayanan terminal atau stasiun tsb, demikian

juga untuk PDAM dsb.

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem

pengendalian, ini untuk mengetahui tingkat efisiensi dan

efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan. Disini peran akuntansi manajemen adalah dalam

pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk

masing-masing aktifitas.

19

Akuntansi Sektor Publik

III. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

A. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen

untuk memberikan jaminan dilaksanakannnya strategi

organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi

beberapa aktivitas yaitu : (1) perencanaan (2) koordinasi

antar berbagai bagian dalam organisasi (3) Komunikasi

20

Akuntansi Sektor Publik

informasi (4) pengambilan keputusan (5) motivasi orang-

orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan

tujuan organisasi (6) pengendalian dan (7) penilaian

kinerja

Kegagalan dalam organiasai mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau

kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses

pengendalian manajenen. Sistem pengendalian sektor publik

berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi

secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat

dicapai. Sistem pengendalian manajmenen tersebut harus

didukung dengan adanya perangkat lain berupa struktur

organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen

yang digunakan, MSDM dan lingkungan yang mendukung.

Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem

pengendalian manajemen karena sistem pengendalian menajemen

berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat

pertanggungjawaban. Pusat-pusat petanggungjawaban tersebut

merupakan basis perencanaan pengendalian, penilaian

kinerja. MSDM harus dilalakukan sejak proses seleksi dan

rekruitmen, training, pengembangan dan promosi hingga

pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi

kestabilan politik, ekonomi, sosial, keamanan dsb. Dimana

semua unsur tsb harus dapat mendukung pelaksanaan strategi

organisasi.

21

Akuntansi Sektor Publik

B. Tipe Pengendalian Manajemen

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam

3 kelompok :

1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini

pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi

dan perencanaan stretegik yang dijabarkan dalam bentuk

program-program.

2. Pengendalian operasional (operasional control). Dalam tahap

ini pengendalian manajemen terkait dengan pelaksanaan

pengawasan program yang telah ditetapkan melalui alat

berupa anggaran. Anggaran ini menghubungkan perencanaan

dan pengendalian

3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian

manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berasarkan

tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

C. Struktur Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan

struktur pengendalian yang baik . Struktur organisasi

termanifestasi dalam bentuk pusat pertanggungjawaban

(responsibility centers). Pusaat pertanggungjawaban adalah unit

organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertangungjawab

terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari suatu

pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya pusat

pertanggungjawaban tersebut adalah:

22

Akuntansi Sektor Publik

1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian dan penilaian

kinerja manajer dan unit organisai yang dipimpinnya

2. Untuk meudahklan mencapai tujuan organisasi

3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence

4. Mendelegasikan wewenang dan tugas ke unit-unit yang

memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas

manajer pusat

5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan

6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi

secara efektif dan efisien

7. Sebagai alat pengendali anggaran

Tugas manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk

menciptakan hubungan yang optimal antara suberdaya input

yang digunakan dan output yang dihasilkan dikaitkan

sdentgan target kinerja. Input diukur dengan jumlah

sumberdaya yang digunakan sedangkan output diukur dengan

jumlah produk atau output yang dihasilkan.

Pusat-Pusat Pertanggungjawaban

Pada dasarnya terdapat 4 pusat pertanggungjawaban yaitu :

Pusat biaya (expense center)

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang

prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah

dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat

biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya

yang telah digunakan (bulan nilai output yang

dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sektor

publik karena output yang dihasilkan seringkali ada akan

23

Akuntansi Sektor Publik

tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara

fisik tidak dalam nilai rupiahnya. Contoh pusat biaya

adalah dep. produksi, Dinas Sosial dan DPU

Pusat pendapatan (revenue center)

Pusat pendapatan adalah pusat petanggungjawaban yang

prestasi manjernya dinilai berdasarkan pendapatan yang

dihasilkan. Contahnya Dinas Pendapatan Daerah dan dep.

pemanasaran

Pusat laba ( profit center)

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang

menandingkan input (expenses) dan output ( revenue)

dalam satuan moneter. Kinerja manajernya dinilai

berdasarkan laba yang dihasilkan. Contah : BUMD dan

BUMN, obyek pariwisata milik PEMDA, bandara dan

pelabuhan.

Pusat incestasi (investment center)

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang

prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang

dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan

pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contah :

Dep Riset dan Pengembangan dan Balitbang

Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat

dianggap sebagai suatu pusat pertanggungjawaban. Pusat

pertanggungjawaban yang besar tersebut dapat dipeca-pecah

lagi menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil

hingga pada level pelayanan atau program, misalnya dinas-

dinas atau subdinas-subdinas. Pusat pertanggungjawan

24

Akuntansi Sektor Publik

tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk perencanaan dan

pengendalain anggaran serta penilaian kinerja pada unit

ybs. Manajer pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder

memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat

pertanggung jawaban memperoleh sumberdaya input berupa

tenaga kerja, material dsbnya yang dengan input tsb

diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang

atau pelayanan pada kualitas dan kuantitas tertentu.

Anggaran mencerminkan nilai rupiah dari input yang

dialokasikan ke pusat-pusat pertanggungjawaban dan output

yang diharapkan atau level aktivitas yang dihasilkan.

Pengendalian anggran meliputi pengukuran terhadap output

dan belanja riil yang dilakukan dibandingkan dengan

anggaran. Adanya perbedaan antara hasil yang dicapai dan

jumlah anggaran kemudaian dianalisis untuk diketahui

penyebabnya dan dicari siapa yang bertanggungjawab atas

terjadinya perbedaan tersebut, sehiungga dapat segera

dilakukan tindakan korektif. Tindakan tsb biasa dilakukan

pada perusahaan-perusahaan swasta. Pada organisasi publik,

mekanisme tsb perlu dilakukan sebagai salah satu cara

pengendalian anggaran.

Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai

alat pengendalian anggaran sejalan dengan program atau

struktur aktivitas organisasi. Dengan kata lain tiap-tiap

pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan

program atau aktivitas tertentu dan penggabungan proram-

program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tsb

25

Akuntansi Sektor Publik

seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada

level yang leih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum

organisasi dapat tercapai.

Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data

mengenai berlanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan

output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan

kinerja disiapkan dan dikirim ke setiap level manajemen

untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara

hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika sistem

pengendalian anggaran berjalan dengan baik maka informasi

yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat

waktu. Informasi yang relevan harus up to date (terbaru) dan

biaya yang dikendalikan secara langsung (controllable) dengan

biaya-biaya yang tidak dikendalikan (uncontrollable) oleh

manajer pusat pertanggungjawaban.

Pusat pertanggungjawaban berfunmgsi sebagai pengemban

budget holder, maka proses penyiapan dan pengendalian anggaran

harus menjadi fokus perhatian manajer pusat

pertanggungjawaban. Keberadaan depatemen anggaran dan

komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu

untuk membentu terciptanya anggaran yang efektif.

Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian

anggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen

anggaran. Depatemen anggaran memiliki fungsi sebagai

berikut :

1. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggran

26

Akuntansi Sektor Publik

2. Mengkoordinasi dan membuat asumsi sebagai dasar anggaran

(misal: asumsi tingkat inflasi, nilai tukar, harga migas)

3. Membantu mengkomunikasdikan anggaran ke seluruh bagian

dalam organisasi

4. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat

rekomendasi kepada budgeter dan manajer pusat

pertanggungjawaban

5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan,

menginterprestasikan hasil dan menyiapkan ikhtisar

laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban

6. Menyiapkan revisi anggaran jika diperlukan.

Komite anggran biasanya teddiri dari para pimpinan

puncak seperti kepala depatemen, kepala dinas, kepala biro

dsb. Komite anggaran ujuga memiliki peran yang vital.

Komite anggran bertugas menuyusun anggran untuk tiap-tiap

unitoperasi. Depaemen anggran dan komite anggran merupakan

perangkat yanmg berad pada pusat pertanggungjawaban.,

Karenanya pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang

sangat vital untuk pelaksanaan dan pengendalian anggaran

selain itu juga merupakan basis pengukuran kinerja yaitu

membendingkan apa yang telah dicapai oleh pusat

pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggaran yang telah

ditetapkan.

D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor

publik dapat dilakukan dengan cara komunikasi formal dan

27

Akuntansi Sektor Publik

informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas

formal dalam organisasi yang terdiri dari : (1) perumusan

strategi (2) perencanaan strategi (3) penganggran (4)

opersional (5) evaluasi kinerja. Saluran informasi informal

dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan

informal, diskusi dll.

Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi

dirancang untuk mempengaruhi orang-orang di dalam

organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan

organisasi. Prengendalian organisasi dapat berupa aturan

dan prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan

manajemen informasi yang dirancang secara formal.

Dalam suatu organisasi setiap individu pasti

mempunyai tujuan person. Untuk menyingkapi ini perlu adanya

jembatan yang mampu menghantarkan organisasi mencapai

tujuannya, yaitu tercapainya keselarasan antara tujuan

individu dan tuuan oraganisasi.Dalam hal ini hendaknya

pengendalian manajemen dapat digunakan sebagai jembatan

untuk mewujudkan goal congruence yaitu keselaran antara

tujuan individu dan tujuan organisasi.

Faktir yang mempengaruhi goal congrunce dapat

dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu faktor pengendalian

formal dan informal. Faktor pengendalian formal misalnya :

sistem pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan

faktor informal terdiri dari ekstrenal dan internal. Yang

bersifat eksternal contohnya etos kerja dan loyalitas

karyawan ( dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara

28

Akuntansi Sektor Publik

dan abdi masyarakat), sedangkan yang bersifat internal :

kulktur organisasi, gaya manajemen dan gaya komunikasi.

Perumusan Strategi (strategy formulation)

Perumusan strategi merupakan proses pehnentuan visis,

misi, tujuan, sasran, target,arah dan kebijakan serta

strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan

tanggungjawab manajemen puncak. Dalam organisasi

pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan

legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya

merupakan acuan bagi eksektutif dalam berindak.

Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka

panjang bisa berjangka 4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan

visi, misi dan tujuan oragnisasi sangat jarang dilakukuan

oleh organisasi baik itu pemerintahan atau swasta. Yang

berubah hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi dan

tujuan yang telah ditetapkan. Pertimbangan untuk revisi

strategi biasanya kalau muncul perubahan lingkunan yang

berupa ancaman atau peluang baru. Perubahan lingkungan

dalam organisasi sektor publik sanat mungkin karena karena

organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor politik,

ekoomi, sosial dan budaya. Ketidakstabilan ekonomi dan

politik yang terjadi secara terus menerus dapat mendorong

pemerintah untuk sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan

strategi baru. Ancaman dan peluang baru dapat muncul setiap

saat. Karenanya perumusan strategi bersifat tidak

sistematis dan tidak harus kaku.

29

Akuntansi Sektor Publik

Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan

kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu

metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan

analisis SWOT. Analsisi ini dikembangkan dengan

menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan dalam suatu organisasi dan faktor eksternal yang

merupakan ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT

oganisasi dapat menentukan startegi terbaik untuk mencapai

tujuan organisasi. Strategi perusahaann dapat berubah atau

mengalami revisi jika terdapat lingkungan yang berubah yang

dipengaruhi adanya ancaman dan kesempatan, misalnya adanya

inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru atau

perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.

Gambar: Proses Perumusan Strategi

30

Analisis Eksternal:Ekonomi,soial,pilitik, peraturan (regulasi) trend globalTeknologi baru

Analisis Internal:Teknologi yang dimilikiSumber dayaSumber daya alamSumber daya manusiaInfrastruktur dsbnya

Opportunity & Threat:Identifikasi peluang & ancaman

Strength & Weaknes :Identifikasi kekuatan & kelemahanPenyesuaian

kompetensidengan peluang dan

ancamanStrategi

Akuntansi Sektor Publik

Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak

dipengaruhi perkembangan disektor swasta. Sama halnya

dengan sektor swasta tahap awal dari manajemen strategi

adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari perumusan

strategi. Menurut Olsen dan Eadi (1982) proses perumusan

strategi terdiri dari 5 komponen dasar yaitu :

1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang

dirumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan

memberikan rerangka pengembangan strategi serta target

yang akan dicapai

2. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari

pengidentifikasian dan pengukuran faktor-faktor eksternal

yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus

dipertimangkan pada saat merumuskan strategi organisasi

3. Profil internal dan audit sumber daya, yang

mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam perencanaan strategik

4. Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi

5. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.

Model Perumusan Strategi pada Organisasi Sektor Publik

31

Innitiate and agree process

Stakeholder

Missin and

mandate

Strength &

weakneses

Strategic issues

Opportunity and threats

PEST ANALYSISPoliticalEconomicSociologicalTechnical

InternalEnvironmentalAnalysis

EkternalEnvironmentalAnalysis

Strategics

Vision for the future

Actions

Outcomes

Akuntansi Sektor Publik

Sumber : Bryson JM (1995)

Menurut Bryson Jm model 8 langkah untuk memfasilitasi

proses perumusan strategi yaitu:

1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi

2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi

3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi

4. Menilai lingkungan eksternal

5. Menilai lingkungan internal

6. Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi

7. Perumusan strategi untuk me- manage isu-isu

8. Menetapkan visi organisasi untuk masa ke depan.

32

Akuntansi Sektor Publik

Perencanaan Strategi (strategic planning)

Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan

strategik. Perencanaan strategik adalah proses pemantauan

program-program, aktivitas atau proyek yang akan

dilaksdankan suatu organisasidan penentuan jumlah alokasi

sumber daya yang akan dibutuhkan

Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa

perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan

strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses

menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut.

Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana

strategik. Dalam proses perumusan strategi , manajemen

memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi. Perencanaan

strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk

program-program.

Proses Perencanaan Strategik

33

Strategi AStrategi BStrategi CStrategi Ddst

Perencanaan strategi

Program A1,A2 &A3Program A1,A2 &A3Program A1,A2 &A3Program A1,A2 &A3dst

Seleksi program dikaitkan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia

Review strategi,program,prioritas dan anggaran

Anggaran yang dibutuhkan

Program yang lolos seleksi

Akuntansi Sektor Publik

Gambar Sistem Manajemen Strategik pada Pemerintah Daerah

34

LPJKepala Daerah

Perencanaan

Strategik

Perencanaan

kinerja

Anggaran

kinerja

Pelaporan

kinerja

Visi,misi,filosofi unit

kerja

Tujuan unit kerja

Saran & Target kinerja

Strategi & Action plan

Ukuran efektifi

tas

Target kinerja

Ukuran ekonomi

Ukuran efisiens

i

Ukuran penjelas

Target kinerja

Target kinerja & analisis biaya

Justifikasi

Laporan Keu

Pemda

Sub Sisem

pengumpulan data

Akuntansi Sektor Publik

Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis

yang memilikiu prosedru dan skedul yang jelas. Organisasi

yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan

strategik akan mengalaami masalah da;lam penganggaran,

misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu

berat, alokasi sumberdaya yang tidak tepat sasaran dab

dilakukannya pilihan startyegi yang salah. Orientasi

dilakukannya manajemen strategik pada organisasi manajemen

organisasi publik menuntut adanya strategic vision, strategic

thinking, strategic leadership dan strategic organization.

Manfaat Perencanaan Strategik

Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran

yang efektif

Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan

strategi yang telah ditetapkan

Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi

sumber daya yang optimal

Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek

Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi

organisasi secara lebih jelas

Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif

strategi

35

Akuntansi Sektor Publik

Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk

meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan

manajer dibawahnya, sehingga memungkinkan terjadi

persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level

dibawahnya mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan

organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan mendorong

goal congruence.

Mengubah perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata

Perencanaan strategi dapat digunakan untuk membantu

mengantisipasi dan memberikan arah perubahan, tetapi

perubahan belum dapat berjalan dengan mulus meskipun sudah

ada perencanaan strategik. Perencanaan strategik bukan

merupakan hasil akhir, tapi masih perlu ditranslasikan

dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu harus

didukung oleh :

Struktur pendukung, baik secra manajerial maupun secara

politik

Proses dan praktek implementasi di lapangan

Kultur organisasi

Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung

pelaksanaan strategi. Desain sistem pengendalian manajemen

harus didukung oleh struktur organisasi yang sesuai. Visi,

misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan secara biak

dapat gagal bila struktur organisasi tiudak mendukung

strategi, karenanya perlu adanya restrukturisasi dan

reorganisasi agar selaras dengan startegi dan sistem

36

Akuntansi Sektor Publik

pengendalian manajemen. Restrukturisasi dapat didasarkan

pada prinsip

1. Perubahan strktur organisasi hendaknya dapat meningktakan

kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif

2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan

strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah. Visi,

misi dan tujuan organisasi harus selalu dikomunikasiokan

kepada seluruh anggota organisasi

3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk

merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi

sumber daya dan menilai kinerja manajemen.

Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur

dan sistem pengendalian. Prencanaan strategik tidak akan

efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai

dengan strategi. Arus ada kejelasan wewenang dan tanggung

jawab, pendelegasian wewenang dan tugas. Selain itu harus

didukung oleh regulasi keuangan, pengendalian personel dan

manajemen kompensasi yang jelas dan fair.

Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan

kesediaan anggota untuk melakukan perubahan. Perencanaan

srtategik harus didukung adanya budaya organisasi yang

kuat, dan harus didukung oleh perubahan perilaku dan sikap

anggota organisasi untuk melaksanakan program-program

secara efektif dan efisien. Program akan gagal bila

personel di lapangan bertindak tidak sesuai dengan arah dan

strategi organisasi.

Penganggaran

37

Akuntansi Sektor Publik

Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen

sektor publik merupakan tahap yang pang dominan, karena

memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan

penganggraan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut

terletak pada pengaruh politik dalam proses penganggaran.

Pengukuran Kinerja

Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses

pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat

penegndalian. Pengendalian manajemen melalui sistem

penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan

mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan

dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk

pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus

didukung oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen

kompensasi merupakan mekanisme penting untuk mendorong

motivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Intensif

positif pada manajer disebut sebagai reward dan intensif

negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting adanya

penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong

tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan

kepuasan setiap individu.

Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial,

yang bersifat financial misalnya kenaikan gaji, bonus dan

pemberian tunjangan, sedangkan non financial dapat berupa

promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang

lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan

pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman pada

38

Akuntansi Sektor Publik

kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian

harus selalu pada pemberian penghargaan.

39

Akuntansi Sektor Publik

IV. PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

A. Konsep Anggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan pernyataan mengenai setimasi

kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang

dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran

adalah proses atau metode untuk menyiapkan anggaran.

Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan

tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang

tinggi. Dalam organisasi sektor publik penganggaran

merupakan suatu proses politik. Hal tersebut berbeda dengan

sektor swasta yang relatif lebih kecil nuansa politiknya.

Pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia

perusahaan yang tertutup bagi publik, namun pada sektor

publik anggran merupakan hal yang harus diinformasikan

kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi

masukan. Anggaran pada sektor publik merupakan instrumen

akuntabilitas dan pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

program-program yang dibiayai dengan uang publik.

Penganggaran pada sektor publik terkait dengan proses

penentanjumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan

aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran sektor

publik dimulai ketika perumusan staretgi dan perencanaan

strategik selesai dilakukan. Anggaranmerupakan artikulasi

dari perumusan dan perencanaan strategi yang dibuat. Aspek-

aspek yang harus dicakup dalam anggaran sektor publik :

Aspek perencanaan

40

Akuntansi Sektor Publik

Aspek pengendalian

Aspek akuntabilitas

B. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang

direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan

dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang

sederhana anggaran sektor publik merupakan suatu dokumen

yang menggambarkan kodisi keuangan dari suatu organisasi

yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan

aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan

dilakukan organisasi di masa yang akan datang.

Secara singkat anggaran publik merupakan suatau

rencana finansial yang menyatakan :

1. Berapa biaya-biaya atas rencana yang telah dibuat

2. Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk

mendanai rencana-rencana tersebut

C. Pentingnya Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu

menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik,

air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan dsbnya agar

terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat

dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat pemerintah melalui

anggran yang dibuat.

Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili

kepentingan rakyat, uang yang dimiliki oleh pemerintah

41

Akuntansi Sektor Publik

adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkkan rencana

pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat. Anggaran

merupakan blue print keberadaan sebuah negra dan merupakan

arahan di masa yang akan datang.

Anggaran dan Kebijakan Fiskal Pemerintah

Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan

pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekoomi melalui sistem

pengeluaran atau sistem perpajakan untuk mencapai tujuan

tertentu. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran.

Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki

pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan

ekonomi, menjamin kesinambungan dan kualitas hidup

masyarakat. Anggaran sektor publik harsu dapat memenuhi

kriteria sbb :

Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan

masyarakat

Menetukan penerimaan dan pengeluaran departemen-depatemen

pemerintah, baik propinsi maupun daerah

Aliran uang yang terkait dengan aktivitas pemerintahan

akan mempengaruhi harga, lapangan kerja, distribusi

pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan beban pajak yang harus

dibayar atas pelayanan yang diberikan pemerintah. Keputusan

anggaran yang dibuat pemerintah daerah dan propinsi

seharusnya dapat merefleksikan prioritas pemerintah daerah

dan propinsi dengan baik.

Anggaran sektor publik penting karena :

42

Akuntansi Sektor Publik

1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan

pembangunan sosial, ekonomi, menjamin kesinambungan dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Anggaran dibuat karena adanya kebutuhan dan keinginan

masyarakat yang terus berkembang, sedangkan sumber daya

jumlahnya terbatas.

3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah

bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran

publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas

publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.

D. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama

yaitu

1. Sebagai alat perencanaan

2. Alat pengendalian

3. Alat kebijakan fiskal

4. Alat politik

5. Alat koordinasi dan komunikasi

6. Alat penilaian kinerja

7. Alat motivasi

8. Alat menciptakan ruang publik.

Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning tool)

Anggaran meupakan alat pengendalian manajemen untuk

mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat

untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan

43

Akuntansi Sektor Publik

pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil

yang diperoleh dari belanja pemerinta tersebut. Anggaran

sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

Merumuskan tujuan serta sasarn kebijakan agar sesuai

dengan visi,misi dan sasaran yang telah ditetapkan

Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai

tuuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber

pembiayaannya

Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun

Menetukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian

strategi

Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control tool)

Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana

detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar

pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat

mengendalikan pemborosan pengeluaran. Tidak berlebihan

kalau dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati

dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan lewat

anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk

mengendalikan kekuasaan eksekutif.

Sebagai alat penengendali manajerial, anggaran sektor

publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah masih

mempunyai cukup uang untuk memenuhi kewajibannya, selain

itu juga digunakan sebagai pemberi informasi dan meyakinkan

44

Akuntansi Sektor Publik

legislatif bahwa pemerintah bekrja secara efisien tanpa ada

korupsi dan pemborosan.

Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui 4

cara :

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang

dianggarkan

2. Menghitung selisih anggaran

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak

dapat dikendalikan

4. Merivisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun

berikutnya

Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk

alat menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan

ekonomi. Melalui anggaran publik dapat diketahui arah

kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan

prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan

unrtuk mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan

kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat

pertumbuhan ekonomi.

Anggaran Sebagai Alat Politik (Political tool)

Anggaran dapat digunakan untuk memutuskan prioritas

dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada

sektor publik anggaran merupakan dokumen politik sebagai

bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas

45

Akuntansi Sektor Publik

penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran

bukan sekedar masalah teknis tetapi lebih merupakan alat

politik, karenanya pembuatan anggaran publik membutuhkan

political skill, coalition holding, keahlian negoisasi, pemahaman

tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer

publik. Manajer publik harus sadar sepenuhnya bahwa

kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui

akan menjatuhkan kepemimpinannya, atau paling tidak

menurunkan kredibilitas pemerintah.

Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi

(Coordination and Communication tool)

Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam penyusunan

anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar

bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun

dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi

suatu unit kerja di dalam pencapaian tujuan organisasi.

Disamping itu anggaran publik juga berfungsi sebagai alat

komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi

untuk dilaksanakan.

Anggaran Sebagai Alat Pinilaian Kinerja (Performance

measurement tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari publik holer

(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja

eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target

46

Akuntansi Sektor Publik

anggaran adan pelaksanaan efisiensi anggaran. Anggaran

merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan

penilaian kinerja.

Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation tool)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi

manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif

dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai target

anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak

dapat dipenuhi,namun juga jangan terlalu rendah sehingga

terlalu mudah untuk dicapai.

Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik

(Public Sphere)

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet,

birokrat dan DPR/MPR. Masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan

berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam

penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang teroganisir

akan mencoba mempengaruhi anggaran publik utnk kepentingan

mereka., Kelompok lain dari kemasyarakat yang kurang

terorganisasi akan mnyampaikan aspirasinya melaui proses

politik yang ada. Pengangguran dan tuna wisma dan kelompok

lain yang kurang terorganisasi akan mudah dan tidak berdaya

mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk

menyampaikan suara mereka, mereka kan mengambil tindakan

47

Akuntansi Sektor Publik

dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan

boikot dsbnya

E. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik dibagi menjadi menjadi 2

yaitu :

1. Anggaran operasional

2. Anggaran Modal

Anggaran Operasional

Anggaran digunakan untuk merencanakan kebutuhan

sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran

pemerintah yang dapat dikatagorikan dalam anggaran

operasional adalah belanja rutin yaitu belanja yang

manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran saja dan tidak

dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah. Disebut

rutin karena pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap

tahun.

Secara umum pengeluaran yang masuk kategori anggaran

operasional antara lain belanja administrasi umum dan

belanja operasional dan pemeliharaan.

Anggaran Modal

Anggran modal menunjukkan rencana jangka penjang dan

pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan,

kendaraann, perabot dsbnya. Pengeluaran modal yang besar

biasanya dilakukan dengan mengunakan pinjaman. Belanja

48

Akuntansi Sektor Publik

modal adalah pengeluaran yang masa manfaatnmya lebih dari

satu tahun anggran dan akan menambah aset atau kekayaan

pemerintah dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin

untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

Pada dasarnya pemerintah tidak memiliki uang yang

dimiliki sendiri, sebab selutrhnya adalah milik publik.

Dalam sebuah msyarakat yang demokratis rakyat memberi

mandat kepada pemerintah melalui pemilihan umum. Politisi

mentranslasikan mandat melalui tersebut melalui kebijakan

dan program yang memberi mamfaat lebih kepada pemilih yang

direfleksikan dalam anggaran. Pemerintah tidak mungkin

memebuhi semua permintaan stake holdernya secara simultan,

tetapi pemerintah akan memilih program yang menjadi

prioritas. Disinilah fingsi anggaran yang akan digunakan

sebagai alat politis dalam memutuskan prioritas dan

kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.

F. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi :

1. Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif

terlebih dahulu sebelum dibelanjakan oleh eksekutif

2. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan

pengeluaran pemerintah. Karenanya adana anggaran non

budgetair menyalahi prinsip anggran yang bersifat

komprehensif

49

Akuntansi Sektor Publik

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus

terhimpun dalam dana umum

4. Nondiscretionary Appropriation

Jumlah yang disetujui oleh legislatif harus termanfaat

secaara ekonomis, efisien dan efektif

5. Periodik

Anggran bersifat periodik yang bersifat tahunan atau

multi tahunan

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan

yang tersembunyi yang dijadikan sebagi kantong-kantong

pemborosan

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhanan dan mudah dipahami oleh

masyarakat dan tidak membingungkan

8. Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

G. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

APBD/APBN yang dipresentasikan setiap akhir tahun

dihadapan DPRD/DPR memberikan informasi kepada masyarakat

luas tentang program yang direncanakan oleh pemerintah

50

Akuntansi Sektor Publik

untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan darimana

program tersebut dibiayai. Proses penyusunan anggaran

mempunyai 4 tujuan :

Membantu pemerintah mencapai tujuan dan meningkatkan

koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah

Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam

menyediakan barang dan jasa publik melalui proses

pemrioritasan

Memungkinkan pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja

Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban

pemerintah kepada DPRD/DPR dan masyarakat luas.

Faktor-faktor dominan yang terdapat dalam proses

penganggaran adalah :

Tujuan dan target yang hendak dicapai

Ketersediaan sumber daya (faktor produksi yang dimiliki

pemnerintah)

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan atau target

Faktor lain yang mmpengaruhi anggaran seperti : munculnya

peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar,

perubahan sosial politik, bencana alam dsbnya.

H. Prinsip-Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran

Pokok-pokok prinsip siklus anggaran harus diketahui

oleh penyelengara pemerintahan. Siklus anggaran tersebut

ada 4 tahap :

Tahap persiapan anggaran

Tahap ratifikasi

51

Akuntansi Sektor Publik

Tahap implementasi

Tahap pelaporan dan evaluasi

Tahap persiapan anggaran

Pada tahap ini dilakukan taksiran pengeluaran atas

dasar talsiran pendapatan yang tersedia, yang perlu

diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran

terlebih dulu hendaknya dilakukan taksiran pendapatan

secara lebih akurat. Harus disadari adanya masalah yang

cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada

saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang anggaran

pengeluaran.

Dalam persoalan estimasai yang perlu diperhatikan

adalah terdapatnya faktor ketidakpastian yang cukup tinggi.

Karenanya manajer keuangan publik harus memahami betul

dalam menentukan besarnya suatau mata anggaran. Besarnya

mata anggaran tergantung pada sistem anggaran yang

digunakan.

Di Indonesia arahan kebijakan pembangunan pemerintah

pusat tertuang dalam dokummen perencanaan berupa GBHN,

Program Pembangunan Nasional (PROPERNAS), Rencana Strategis

(RENSTRA) dan Rencana Pembangunan Tahunan (RAPETA).

Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan

oleh pemerintah pusat dan perencanaan pembangunan daerah

secara spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105

dan 108 tahun 2000. Pada pemerintah pusat penyusunan

perencanaan pembangunan dimulai dari penyusunan PROPERNAS

52

Akuntansi Sektor Publik

yang merupakan operasinalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut

kemudian dijabarkan dalam bentuk RENSTRA. Berdasarkan

POPERNAS dan RENSTRA serta analisis fiskal dan makro

ekonomi kemudian mulai dibuat persiapan APBN dan RAPETA.

Sementara itu ditingkat daerah (propinsi dan kab/kota)

berdasarkan PP No. 108 pemerintah daerah diisyaratkan untuk

membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas

PROPERDA (RENSTRADA). Dokumen tersebut diupayakan tidak

meyimpang dari PROPERNAS dan RENSTRA yang dibuat oleh

pemerintah pusat. Dalam PROPERDA di mungkinkan adanya

penekanan prioritas pembanguann yang berbeda antara daerah

yang satu dengan yang lain. Sesuai dengan kebutuhan masing-

masing daerah. PROPERDA (RENSTRADA) yang dibuat oleh

pemerintah daerah bersama-sama dengan DPRD dalam kerangka

waktu 5 tahun yang kemudian dijabarkan dalam pelaksanaannya

dalam kerangka tahunan. Rincian RENSTRADA setiap tahunnya

akan digunakan sebagai masukan dalam penyusunan REPETADA

dan APBD.

Berdasarkan RENSTRADA yang telah dibuat dan analisis

kebijakan fiskal dan ekonomi daerah, menurut ketentuan PP

No. 105 tahun 2000 pemerintah daerah bersama-sama DPRD

menetapkan arah kebijakan umum APBD, setelah itu pemerintah

daerah menetapkan Strategi dan Prioritas APBD. REPETADA

memuat program pembanguan daerah secara menyeluruh dalam

satu tahun, juga memuat indikator kinerja yang terukur

dalam jangka waktu satu tahun. Pendekatan ini diharapkan

akan lebih memperjelas program kerja tahuan pemerintah

53

Akuntansi Sektor Publik

daerah, termasuk sasaran yang ingin dicapai dan kebijakan

yang ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut.

Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam

REPETADA tersebut dilengkapi dengan :

Perimbangan-perimbangan yang barasal dari evaluasi

kinerja pemerintah daerah pada periode sebelumnya

Masukan dan aspirasi masyrakat

Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi,sehingga bisa

diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang

sedang dan akan dihadapi

Proses pertencanaan arah dan kebijakan pembangunan

daerah tahunan (REPETADA) dan anggaran tahuan (APBD) pada

hakekatnya merupakan perencanaan instrumnen kebijakan

publik sebagai upaya peningktan pelayanan kepada

masyarakat. APBD menunjukkan implikasi dari anggaran

REPETADA yang dibuat. Dengan demikian REPETADA merupakan

kerangka kebijakan dalam penyediaan dana bagi APBD.

Tahap ratifikasi

Tahap ini melibatkan proses plotik yang cukup rumit dan

cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut untuk memiliki

manejerial skill dan political skill, salesmanship dan coalition holdimg yang

memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari

eksekutif sangat penting dalam tahap ini, karena eksekutif

harus mempunyai kemampuan untuk memberikan argumen yang

rasional atas segala pertanyaan dan bantahan yang

disampaikan oleh legislatif.

54

Akuntansi Sektor Publik

Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran

Setelah disetujui oleh legislatif, tahap selanjutnya adalah

pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus dimiliki

oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem

informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.

Manajer keuangan publik dalam hal ini bertanggung jawab

menciptakan sistem akuntansi keuangan yang memadai dan

handal untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang

telah disepakati, bahkan dapat diandalkan untuk penyusunan

periode anggaran tahun berikutnya.

Tahap pelaporan dan evaluasi

Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi terkait dengan

aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan

evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap

implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan

sistem pengendalian manajemen yang baik, maka pada tahap

pelaporan diharapkan tidak memiliki masalah.

55

Akuntansi Sektor Publik

V. TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

A. Teori Akuntansi Sektor Publik

Pada dasarnya ada tiga tujuan perlunya mempelajari teori

akuntansi : 91) untuk memahami praktek akuntansi yang ada saat

ini (2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek

akuntansi yang ada saat ini dilakukan (3) memperbaiki praktek

akuntansi di masa yang akan datang.

56

Akuntansi Sektor Publik

Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk

memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini terkait

dengan upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor

publik, yaitu laporan yang menyajikan informasi yang relevan

dan dapat diandalkan (reliabel)

Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang

relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang

dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :

1. Objektifitas

2. Konsistensi

3. Daya banding

4. Tepat waktu

5. Ekonomis dalam penyajian laporan

6. Materialitas

B. Perlunya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan,

handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki

sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah

menyebabkan pengendalian intern lemah dan pada akhirnya

laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang

relevan untuk pembuatan keputusan. Saat ini sistem akuntansi

yang dimiliki pemerintah daerah rata-rata masih lemah.

Selain sistem akuntansi yang handal, dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi, maka diperlukan

Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah atau secara lebih

luas Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik. Saat ini sedang

57

Akuntansi Sektor Publik

disiapkan standar akuntansi keuangan untuk pemerintah daerah

dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal.

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan,

handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki

sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah

menyebabkan pengendalian intern lemah dan pada akhirnya

laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang

relevan untuk pembuatan keputusan. Saat ini sistem akuntansi

yang dimiliki pemerintah daerah rata-rata masih lemah.

Jika dilihat dari perspektif historis, usaha pengembangan

sistem akuntansi keuangan pemerintah telah dirintis sejak dua

puluh tahun silam, akan tetapi sampai saat ini sistem yang ada

belum berjalan secara efektif dan efisien. Sejak tahun 1980-an

Departemen Dalam Negeri telah berupaya mengembangkan sistem

akuntansi yang dipandang cocok dengan corak pemerintah daerah,

dan untuk itu telah dihasilkan konsep Sistem Akuntansi dan

Pengendalian Anggaran/SAPA (Triharta, 1999).

Pada tahun 1985 Sistem Administrasi Keuangan Pemerintah

Daerah sendiri telah mengalami perubahan yang cukup mendasar.

Hal ini terlihat dengan mulai diperkenalkannya sistem double

entry (pembukuan berpasangan) dan akuntansi berbasis akrual yang

diformulasikan oleh "Studi Penyempurnaan Sistem Akuntansi dan

Manajemen Keuangan Daerah" yaitu tim yang dibentuk oleh Pusat

Analisa Keuangan Daerah (PAKD), Badan Analisa Keuangan Negara

Perkreditan dan Neraca Pembayaran (BAKNPNP) - Departemen

Keuangan (Yasin, 1999). SAPA merupakan penyempurnaan dari

58

Akuntansi Sektor Publik

proposal “Sistem Perencanaan dan Manajemen Keuangan Daerah

(SPMKD)” yang dibuat oleh PT Redecon, yaitu konsultan yang

ditunjuk oleh Tim Studi Penyempurnaan Sistem Akuntansi dan

Manajemen Keuangan Daerah dengan bantuan World Bank.

SAPA adalah sistem akuntansi untuk pemerintah daerah,

sedangkan sistem akuntansi untuk pemerintah pusat upaya

pengembangannya telah dilakukan oleh Departemen Keuangan sejak

tahun 1982 melalui Proyek Penyempurnaan Sistem Akuntansi dan

Pengembangan Akuntansi, dan mulai aktif bekerja tahun 1991.

Untuk pelaksanaan proyek tersebut, dibentuk secara khusus Sub

Tim Penyempurnaan Akuntansi Pemerintah (PSAP) yang hasilnya

antara lain menerapkan sistem pembukuan berpasangan dalam

akuntansi pemerintah pusat (Triharta, 1999).

Selain sistem akuntansi yang handal, dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi, maka diperlukan

Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah (Standar

Akuntansi Keuangan Sektor Publik). Standar yang saat ini ada

belum mencukupi untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi.

Sementara itu di Indonesia belum ada Standar Akuntansi

Keuangan Sektor Publik yang baku yang dapat digunakan sebagai

pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan laporan

keuangan dan bagi auditor dalam mengaudit laporan tersebut.

Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan

implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas informasi

keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan. Usaha untuk

membuat standar akuntansi keuangan pemerintah sudah pernah

59

Akuntansi Sektor Publik

dilakukan oleh Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN). BAKUN

merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Keuangan tahun

1992, yang ditugasi untuk menyelenggarakan akuntansi dan

mempersiapkan laporan pertanggungjawaban konstitusional

pemerintah pusat. Selain itu BAKUN juga diserahi tugas untuk

membantu melakukan pengembangan akuntansi untuk instansi

(agency accounting). Pada tahun 1995 BPK telah mengirim surat

kepada Menteri Keuangan untuk mempersiapkan Standar Akuntansi

Keuangan Pemerintah, dan BAKUN sebagai Central Accounting Office

ditugasi untuk mempersiapkan draftnya. Namun sampai saat ini,

draft tersebut masih perlu dilakukan pembahasan dan public hearing

dengan user agar dapat dijadikan standar (Sugijanto, 1999).

Upaya untuk menghasilkan standar akuntansi keuangan yang

baku terus dilakukan. Pada tahun 1999 yang lalu Ikatan Akuntan

Indonesia telah membentuk kompartemen baru yaitu Kompartemen

Akuntan Sektor Publik. Salah satu tugas kompartemen baru ini

adalah menyusun standar akuntansi keuangan sektor publik. Saat

ini baru dihasilkan exposure draft mengenai Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan Sektor Publik yang diterbitkan November

2000. Exposure draft tersebut terdiri atas lima bagian, yaitu

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik tentang

Penyajian Laporan Keuangan; Laporan Arus Kas; Laporan Keuangan

Konsolidasi dan Akuntansi untuk Entitas Kendalian; Kos

Pinjaman; dan Surplus atau Defisit Neto untuk Periode

Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan

Akuntansi.

60

Akuntansi Sektor Publik

Dengan telah dihasilkannya exposure draft tersebut

diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi sudah

dapat disahkan menjadi standar yang baku. Sebenarnya Indonesia

dalam hal ini sudah cukup ketinggalan, karena baru sekarang

mempunyai rancangan standar akuntansi keuangan sektor publik.

Tidak adanya standar akuntansi sektor publik di Indonesia saat

ini menyebabkan kesulitan dalam mengaudit laporan keuangan

pemerintah. Standar Auditing Pemerintah (SAP) sudah ada dan

saat ini sedang kita tunggu Standar Akuntansi Keuangan Sektor

Publik (SAKSP). Pada perkembangan selanjutnya perlu juga

dipersiapkan alat ukur kinerja (performance measurement) untuk

mengukur kinerja lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia.

Perlunya Informasi Akuntansi Untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Publik

Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya

transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui penyajian

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang komprehensif. Dalam

era otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah

diharapkan dapat menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas

Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi Anggaran

(Perhitungan APBD), Laporan Aliran Kas, dan Neraca. Laporan

keuangan tersebut merupakan komponen penting untuk menciptakan

akuntabilitas sektor publik dan merupakan salah satu alat ukur

kinerja finansial pemerintah daerah. Bagi pihak eksternal,

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang berisi informasi

keuangan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan

untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.

61

Akuntansi Sektor Publik

Sedangkan bagi pihak intern pemerintah daerah, laporan

keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian

kinerja.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal, tantangan yang dihadapi akuntansi

sektor publik adalah menyediakan informasi yang dapat

digunakan untuk memonitor akuntabilitas pemerintah daerah yang

meliputi akuntabilitas finansial (financial accountability),

akuntabilitas manajerial (managerial accountability), akuntabilitas

hukum (legal accountability), akuntabilitas politik (political

accountability), dan akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan

laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan

akuntabilitas publik.

Terdapat beberapa alasan mengapa pemerintah daerah perlu

membuat laporan keuangan. Dilihat dari sisi internal, laporan

keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja

pemerintah dan unit kerja pemerintah daerah. Sedangkan dari

sisi pemakai eksternal, laporan keuangan pemerintah daerah

merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Karena laporan

tersebut akan digunakan untuk pembuatan keputusan, maka

laporan keuangan pemerintah daerah perlu dilengkapi dengan

pengungkapan yang memadai (disclosure) mengenai informasi-

informasi yang dapat mempengaruhi keputusan.

62

Akuntansi Sektor Publik

E. TUJUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan

oleh pemerintah daerah adalah:

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan

keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti

pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan

(stewardship);

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kinerja manajerial dan organisasional.

Secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh

pemerintah daerah adalah:

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber

daya finansial jangka pendek unit pemerintah;

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan

perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya;

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak

yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran,

serta untuk memprediksi pengaruh pemilikan dan pembelanjaan

sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan operasional;

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial

dan organisasional:

(a) untuk menentukan biaya program, fungsi, dan

63

Akuntansi Sektor Publik

aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan

perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan,

membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya,

dan dengan kinerja unit pemerintah lain;

(b) untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi

operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit

pemerintah;

(c) untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas,

dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan

dan target;

(d) untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equity).

64

Akuntansi Sektor Publik

VI. SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

A. Dasar Hukum

1. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang

Pelaksanaan APBN

Menteri/Pimpinan Lembaga wajib menyelenggarakan

pertanggungjawaban penggunaan dana yang dikuasainya

berupa laporan realisasi anggaran dan neraca

departemen/lembaga bersangkutan kepada Presiden

melalui Menteri Keuangan.

Menteri/pimpinan

lembaga/gubernur/bupati/walikota/kepala satuan kerja

yang menggunakan dana bagian anggaran yang dikuasai

Menteri Keuangan wajib menyampaikan pertanggungjawaban

penggunaan dana kepada Menteri Keuangan c.q. Kepala

BAKUN.

2. Keputusan Menteri Keuangan No. 337/KMK.012/2003

Tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

3. Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara No.

KEP-16/AK/2004 tanggal 24 Juni 2004 tentang Pelaksanaan

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara /Lembaga

Tahun Anggaran 2004

65

Akuntansi Sektor Publik

B. Tanggung Jawab Fungsi Akuntansi Departemen/Lembaga

1. Kakanwil mempunyai wewenang/tanggungjawab terhadap

akuntansi dan pelaporan keuangan yang meliputi seluruh

kantor dan proyek di wilayahnya

2. Sekjen, Dirjen dan Unit Eselon I lainnya mempunyai

wewenang/ tanggungjawab terhadap seluruh kantor dan

proyek dibawah kendalinya. Juga mempunyai tanggungjawab

untuk penyusunan laporan konsolidasi atas seluruh kantor

dan proyek yang di bawah kendali masing-masing Eselon I

dimaksud

3. Sekjen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan

keuangan konsolidasi untuk tingkat departemen/lembaga

C. Keluaran Sistem Akuntansi Menurut Pusat PertanggungJawaban

1. Pusat Pertanggungjawaban

* Seluruh Pemerintah Pusat

* Departemen/Lembaga

* Eselon I

* Propinsi

* Satuan Kerja

* Proyek

2. Penanggung Jawab

* Presiden

* Menteri/Ketua Lembaga

* Sekjen/Irjen/Dirjen/Kepala

* Kepala Kantor Wilayah

66

Akuntansi Sektor Publik

D. Unit Pelaksana SAPP

1. Departemen Keuangan

* BAKUN Pusat

* Kantor Akuntansi Regional

* Kantor Akuntansi Khusus

2. Departemen/Lembaga

* Unit Akuntansi Kantor Pusat Instansi (UAKPI)

* Unit Akuntansi Eselon I (UAE I)

* Unit Akuntansi Wilayah (UAW)

E. Laporan Departemen/Lembaga

1. Laporan Realisasi Anggaran

* Laporan Realisasi Anggaran bertujuan untuk

melaporkan Pelaksanaan anggaran selama periode

tertentu

* Laporan ini memperlihatkan perbandingan

realisasi belanja dengan allotment yang dirinci

menurut tujuan dan klasifikasi belanja atau

perbandingan realisasi pendapatan denganestimasi

pendapatan

2. Neraca

* Neraca bertujuan untuk melaporkan posisi

keuangan pada suatu tanggal tertentu

* Neraca menginformasikan saldo perkiraan

aset, hutang dan ekuitas dana pada akhir periode

pelaporan

67

Akuntansi Sektor Publik

F. Pemrosesan Data SAPP

1. Buku Besar

* Penerimaan/pengeluaran Anggaran

* Aktiva tetap

* Hutang Jangka Panjang

* Investasi Permanen

2. Laporan

* Laporan Realisasi Anggaran

* Laporan Bulanan Inventaris, Laporan Mutasi

Barang Triwulanan, Laporan Tahunan

* Laporan Hutang Jangka Panjang

* Laporan Investasi Permanen

3. Pelaksanaan Penyusunan Neraca Departemen/Lembaga

G. Waktu Penyampaian Laporan

1. Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca , selambat-

lambatnya disampaikan ke BAKUN pada akhir bulan bulan

Maret tahun berikutnya.

68

Akuntansi Sektor Publik

VII. OTONOMI DAERAH dan PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DERAH

Pengantar

Diperkirakan penerapan kewenangan otonomi daerah baru

akan terlaksana pada tahun 2002 atau bahkan tahun berikutnya.

Perubahan ini sekaligus ditandai dengan pergantian

pemerintahan pada pemilu mendatang. Sudah menajdi persoalan

publik, perihal akan berlakunya pelaksanaan otonomi yang luas.

Berbagai tulisan mengenai tinjauan terhadap otonomi

daerah pernah dimuat pada edisi 17 dan 18 pada Buletin

Pengawasan ini. Namun yang patut disayangkan, tinjauan tentang

otonomi daerah tersebut masih mengacu pada UU yang lama, yakni

UU No. 5 tahun 1974 dan PP No. 45 tahun 1992. Padahal UU

tersebut kurang menyiratkan asas demokrasi dan jauh dari

rumusan mengenai kewenangan penyelenggaraan urusan

pemerintahan secara luas. Belum bersinggungan terhadap proses

perubahan urusan daerah masing-masing secara penuh dan

bertanggung jawab serta adanya proses reformasi yang tengah

berlangsung dalam rangka penyerahan urusan pemerintahan dan

pembangunan ke daerah masing-masing.

Oleh karena itu melalui tulisan ini, saya mencoba

mengetengahkan UU yang baru (No. 22/99 dan No. 25/99) tentang

Otonomi Daerah dan Perimbangan keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah sebagai tinjauan umum tentang otonomi daerah

yang dikehendaki oleh masyarakat dan pemerintah daerah, juga

mencoba mencari solusi dan visi kewenangan otonomi daerah

sebagai upaya membangun paradigma baru otonomi yang luas.

69

Akuntansi Sektor Publik

Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomr 22/1999,

otonomi daerah akan diimplementasikan ke daerah. Bahkan dengan

adanya perubahan tahun anggaran yang akan dimulai 1 Januari

2001 mendatang, sangat mungkin implementasi tersebut juga

dipercepat, karena idealnya tahun anggaran 2001 harus sudah

ditopang oleh kewenangan-kewenangan serta struktur

organisasi/kelembagaan baru yang harus disesuaikan dengan

paradigma baru otonomi.

Pada pasal 11 UU no. 22/1999 yang mengatur tentang (1)

Kewenangan daerah kabupaten/kotamadya mencakup semua

kewenangan yang dikecualikan pasal 7 ayat (2). Substansi

kewenangan daerah khususnya kabupaten/ kotamadya yang selama

ini diketahui, keculai kewenangan dalam bidang politik luar

negeri, Pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter, fiskal

serta agama sebagai diatur pada Peraturan Pemerintah (PP) yang

menjabarkan pasal 7 ayat (2) dan pasal 9 yang saat ini sedang

dimantapkan di pusat (disosialisasikan ke daerah).

Pada pasal 11 ayat (2) bidang pemerintahan yang wajib

dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kotamadya meliputi

pekerjaan umum (sekarang kimbangwil), kesehatan, pendidikan

dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan

perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan,

koperasi dan tenaga kerja.

Sedangkan Undang-Undang Nomor 25/1999 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah sampai saat ini

belum jelas seperti apa penjabarannya ke dalam PP. Yang jelas,

saat ini pemerintah daerah sangat berharap agar pendelegasian

70

Akuntansi Sektor Publik

kewenangan dalam bidang keuangan yang juga sedang dirumuskan

di Pusat, harus memberi kesempatan pada daerah untuk secara

aktif dan kreatif serta bertanggung jawab mengembangkan

potensi daerahnya. Memang, pada saat ini untuk sementara masih

berlaku UU no. 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Restribusi

Daerah yang justru sangat membatasi kewenangan daerah.

Pendelegasian Kewenangan

Uraian mengenai pengertian dan visi dari pendelegasian

kewenangan dalam otonomi daerah sebagai perwujudan dalam upaya

membangun paradigma baru otonomi dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Pertama

Pendelegasian kewenangan pengelolaan keuangan.

Pendelegasian kewenangan ini menyangkut khususnya pada

pembagian keuangan pusat-daerah berdasarkan UU no. 25/1999

menurut pandangan daerah. Bagi kabupaten/kotamadya yang

memiliki sumber minyak bumi, gas, kehutanan, pertambangan umum

maupun perikanan yang berdasarkan formula baru akan menerima

lebih banyak dari pusat, serta harus segera menyiapkan program

belanja yang benar-benar berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan rakyat daerah sesuai tuntutan otonomi. Di lain

pihak, pemerintah pusat/propinsi harus mampu menyediakan dana

alokasi khusus untuk menghindari ketimpangan penerimaan antar

kabupaten/kotamadya di satu propinsi antara lain karena tidak

meratanya ketersediaan sumber-sumber alam atau potensi

lainnya. Sebaliknya, bagi daerah yang tidak memiliki sumber

71

Akuntansi Sektor Publik

alam sebagaimana dimaksud UU No. 25/1999, maka untuk menjaga

tingkat kesejahteraan yang sudah dicapai sampai saat ini,

sebaiknya menerima alokasi bantuan/subsidi yang minimal sama

dengan sebelum diberlakukannya sistem alokasi baru nanti. Di

sisi lain, kewenangan mengatur yang berkaitan dengan kebijakan

atas perencanaan dan pelaksanaan program/proyek/kegiatan yang

bersumber dana dari bantuan pusat/propinsi harus didelegasikan

sepenuhnya kepada kabupaten/kotamadya. Artinya tidak perlu ada

lagi mekanisme semacam rapat teknis yang hanya menambah tenaga

hierarki dan pendanaan.

Kedua

Pendelegasian kewenangan politik. Mekanisme Pendelegasian

kewenangan politik yang berlaku efektif pada saat dan setelah

pelaksanaan Pemilu 1999 yang lalu, telah mencapai suatu

perkembangan yang sangat signifikan dibanding bidang-bidang

lainnya. Pelimpahan kekuasaan politik kepada daerah, di

samping telah memberdayakan peran DPRDnya, juga secara pasti

sedang mengarah pada terwujudnya sistem check and balance

dalam sistem kekuasaan di daerah. Bahkan dalam hal-hal

tertentu, implementasi kewenangan politik sudah berkembang

jauh melampaui batas-batas etika dan bahkan terkadang

berbenturan dengan fungsi birokrasi. Kondisi ini terjadi

dimungkinkan karena :

1. Terputusnya hierarki kewenangan pusat dan propinsi atas

sistem politik di kab/kota. Dengan demikian perlu diimbangi

dengan tumbuhnya peran kontrol masyarakat (internal

72

Akuntansi Sektor Publik

control) kepada DPRDnya, agar dalam menjalankan fungsi

kontrolnya yang ketat kepada eksekutif dan perlu diimbangi

pula adanya kontrol masyarakat atas perilaku politiknya.

Dengan kedudukan yang sejajar bahwa DPRD merupakan mitra

bagi pemerintah daerah, maka fungsi kontrol dapat

dilaksanakan secara efektif.

Pemilu tahun 1999 yang menghasilkan DPRD yang

representatif telah mewakili politik rakyat daerah,

sehingga memiliki kewenangan politik yang sangat otonom.

Dalam konteks otonomi daerah, kekuasaan politik yang

dimiliki DPRD tersebut didukung oleh kedudukan dan fungsi

legislatif yang terpisah dari eksekutif. DPRD sebagai badan

legislatif daerah berkedudukan sejajar dan menjadi mitra

dari pemerintah daerah (pasal 16 ayat 2 UU no. 22/99).

Kewenangan dalam politik yang demikian independen di

daerah, nampaknya tidak memungkinkan lagi terbukanya

peluang intervensi kepentingan pusat atau propinsi dalam

proses maupun keputusan politik di daerah, termasuk dalam

proses

2. pemilihan kepala daerah (Gubernur/ Walikota/Bupati). Dengan

demikian, dengan melalui pendelegasian kewenangan politik

ini sebagai upaya membangun paradigma baru otonomi,

diharapkan masalah calon titipan atau pendamping dari pusat

yang selama ini selalu menyertai dalam pemilihan Kepala

daerah hanya tinggal cerita.

3. Adanya kewajiban bagi Gubernur, Walikota dan Bupati untuk

menyampaikan pertanggungjawaban pada setiap akhir tahun

73

Akuntansi Sektor Publik

anggaran akan memperkuat posisi politik DPRD dalam

melaksanakan fungsi kontrolnya. Sehingga, pihak eksekutif

akan bekerja keras untuk tidak melakukan kesalahan sekecil

apapun dalam melaksanakan tugasnya.

4. Dalam rangka menuju bangsa yang demokratis seperti yang

tersirat dalam UU no. 22/99 ini, kadangkala sering muncul

berbagai kasus yang terkesan keluar dari nilai-nilai

demokrasi yang universal seperti isu politik uang atau

sejenisnya di daerah. Mudah-mudahan itu hanya merupakan

dampak dari keterkejutan sesaat atas terjadinya perubahan

yang drastis dan global dalam sistem politik. Pada saatnya

akuntabilitas publik dari para aktor politik maupun para

birokrat akan menjadi syarat utama yang dituntut masyarakat.

Ketiga

Pendelegasian kewenangan urusan daerah. Dalam konteks UU

No. 22/99 pada prinsipnya bukan merupakan sesuatu yang

didelegasikan dari atas seperti pada pemerintahan orde lalu,

melainkan lebih sebagai tuntutan dari bawah sesuai dengan

kebutuhan masyarakat daerah. Yang menjadi pertanyaan, apakah

benar akan demikian kenyataannya pada saat nanti? Hal ini

perlu dibuktikan dan sangat tergantung pada substansi

peraturan pemerintah yang mengatur kewenangan pemerintah dan

propinsi yang rencananya akan dikeluarkan pada bulan (Juli

2000).

Seperti yang telah kita ketahui, berdasarkan rancangan PP

yang sedang disosialisasikan ke daerah, yang pada dasarnya

merupakan penjabaran lebih lanjut dari pasal 7 dan 9 UU

74

Akuntansi Sektor Publik

No.22/99 di dalamnya mengatur 26 bidang kewenangan pusat dan

propinsi yang mencakup 426 urusan yang masih menjadi

kewenangan pusat dari 203 urusan yang menjadi kewenangan

propinsi. Oleh karena itu, diharapkan urusan-urusan yang dalam

PP dirancang masih menjadi kewenangan pusat atau propinsi

tersebut diharapkan tidak menyimpang (meskipun) melalui

berbagai cara apapun) dari maksud otonomi luas dari UU no.

22/99 ini. Sedangkan di luar kewenangan pusat sebagaimana

ditetapkan dalam pasal 7 ayat 1 maupun kewenangan propinsi

sebagaimana ditetapkan dalam pasal 9 ayat 1 adalah merupakan

kewenangan kab/kota sebagai daerah otonom untuk mengatur

(legislasi) dan kewenangan untuk mengurusi (eksekusi). Sebagai

upaya mengaktualisasikan mengatur (fungsi legislatif),

khususnya dalam menyusun, menetapkan dan mensahkan peraturan

daerah sejak diberlakukan UU no. 22/99, kewenangan mulai ada

pada daerah. Banyak kebijakan bisa diputuskan dengan cepat dan

memungkinkan pelayanan berjalan dengan lebih baik, jika

dimilikinya kewenangan mengatur oleh daerah khususnya

kabupaten/kotamadya. Sedangkan upaya untuk mengaktualisasikan

kewenangan mengurus, tentu akan terkait langsung dengan urusan

yang benar-benar dibutuhkan oleh daerah dan tidak termasuk ke

dalam urusan propinsi atau pusat berdasarkan PP. Sehingga

diharapkan dengan paradigma baru bahwa urusan daerah merupakan

sesuatu yang harus lahir dari bawah, maka daerah akan menata

ulang kelembagaan maupun SDMnya segera setelah PP tersebut

ditetapkan. Seperti Badan/Dinas/Bagian yang ada saat ini akan

disesuaikan dengan urusan yang wajib dilaksanakan berdasarkan

75

Akuntansi Sektor Publik

UU No. 22/99 (pasal 11) maupun urusan yang harus dilakukan

sesuai dengan tuntutan nyata daerah. Dengan demikian, akan

lebih bijaksana apabila makna otonomi luas dapat diartikan

sebagai kebebasan yang bertanggung jawab untuk memilih dan

menentukan urusan sesuai kebutuhan daerah dan dalam batas-

batas kemampuan anggaran yang tersedia untuk membiayainya.

Selanjutnya, otonomi yang luas tidak diartikan bebas semaunya

dan dengan begitu maka daerah akan selalu mempertimbangkan

bukan hanya soal banyak atau sedikitnya urusan yang ditangani,

tetapi lebih kepada manfaat (benefit) yang diperoleh bagi

masyarakat daerah tersebut. Diharapkan dari sini akan lahir

dan terbangun akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Kesiapan Daerah untuk Otonomi

Kesiapan daerah untuk melaksanakan otonomi di samping karena

memadainya kewenangan otonom yang dimiliki, juga harus

didasarkan pada suatu keyakinan bahwa pelayanan yang dilakukan

oleh lembaga yang terdesentralisasi adalah lebih baik daripada

yang tersentralisasi. Pada akhirnya, untuk melaksanakan

otonomi, perlu ada sikap konsistensi dari substansi peraturan

pemerintah yang mengatur pelaksanaan lebih lanjut UU No. 22/99

dan UU No.25/99. Di pihak lain, segi materi (keuangan) memang

sangat penting, tetapi bukan segalanya dalam mengatur

pemerintahan. Karena yang lebih penting lagi adalah

diberikannya kebebasan kewenangan untuk mengatur dan mengurus

fungsi-fungsi pemerintahannya yang sebenarnya sudah menjadi

76

Akuntansi Sektor Publik

hak atau milik daerah sejak lama. Yang terpenting lagi,

masyarakat daerah harus mampu bersikap kritis dan berani

menyatakan hal yang benar bila para politikus (DPRD) dan

birokrat menyimpang dari rel yang benar. Karena tanpa dukungan

dari masyarakat daerah tersebut, membangun visi otonomi daerah

yang diinginkan oleh bangsa ini sulit akan diwujudkan.

77

Akuntansi Sektor Publik

VIII. PRAKTEK AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DALAM PRESPEKTIF

PARADIGMA BARU PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

A. PENDAHULUANDokumen Akumtansi merupakan sumber utama untuk pencatatan

ke dalam jurnal dan buku pembantu. Karena akuntansi hanya

mencatat objek yang timbul akibat transaksi yang sah maka

tidak ada transaksi tanpa bukti transaksi. Adanya bukti

transasksi inilah yang memicu pencatatan akuntansi. Setiap

transaksi merupakan sumber utama untuk pencatatan ke dalam

jurnal dan buku pembantu. Setiap transaksi harus disertai

dengan dokumen atau bukti transaksi yang sah.

Dokumen transaksi terdiri atas:

1. Bukti Penerimaan Kas

Bukti Penerimaan Kas merupakan semua dokumen yang menjadi

bukti adanya penerimaan kas oleh daerah dan menjadi

sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal penerimnaan kas.

Bukti penerimaan kas dapat berupa:

a. Surat Tanda Setoran

b. Tanda Bukti Penerimaan

c. Rekap Penerimaan Hariian

d. Dst sesuai dengan kebijakan yang ada di daerah

2. Bukti Pengeluaran Kas

Bukti Pengeluaran Kas merupakan semua dokumen yang

menjadi bukti adanya pengeluaran kas oleh daerah dan

menjadi sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal

pengeluaran kas. Bukti pengeluaran kas dapat berupa:

78

Akuntansi Sektor Publik

a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

b. Surat Perintah Membayar (SPM)

c. Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

d. Tanda Bukti Pengeluaran

e. Dst sesuai dengan kebijakan yang ada di daerah

3. Bukti Memorial

Bukti Memorial merupakan bukti pencatatan pada Jurnal

Umum

B. CATATAN AKUNTANSICatatan akuntansi merupakan bagian dari siklus akuntansi

keuangan daerah. Catatan akuntansi tersebut digunakan untuk

mencatat segala macam transaksi yang terjadi di lingkungan

Pemerintah Daerah. Pencatatan dilakukan dengan sistem double

entry berdasarkan basis Kas Modifikasian. Sistem double entry

menggantikan sistem single entry.

Sistem singe entry ditinggalkan karena

1. Single entry tidak dapat memberikan informasi yang

komprehensif

2. Tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya

3. Single entry telah ditinggalkan oleh banyak negar-negara

maju.

Sistem double entry merupakan sistem pembukuan berpasangan,

dimana dalam setiap pencatatan transaksi maka kita akan

mencatat dua hal yang terpengaruh dengan adanya transaksi

tersebut. Pencatatan ini dikenal dengan sistem debit-kredit.

79

Akuntansi Sektor Publik

Sistem double entry digunakan sebab memiliki keuntungan

1. Sistem double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang

lebih mudah diaudit dan penelusuran antara bukti transaksi,

catatan, dan keberadaan kekayaan, utang, dan ekuitas

organisasi

2. Pengukuran kinerja dapat dilakukan secara lebih

komprehensif.

Sedangkan basis kas modifikasian berarti pencatatan hanya

dilakukan hanya terhadap transaksi yang melibatkan kas,

sedangkan transaksi yang tidak ada penerimaan atau pengeluaran

kas dicatat diakhir periode dalam jurnal penyesuaian. Dengan

basis kas modifikasian, pencatatan anggaran menggunakan basis

kas, sedangkan untuk menghasilkan laporan neraca di akhir

periode akuntansi digunakan basis akrual.

C. ATURAN DEBIT-KREDIT

Dalam sistem pembukuan berpasangan dikenal aturan debit-

kredit. Aturan tersebut adalah sebagai berikut:

80

Akuntansi Sektor Publik

Jenis Rekening Bertambah BerkurangAktiva D KUtang K DModal K DPendapatan K DBiaya D K

Klasifikasi rekening diatas adalah untuk rekening umum

yang terdapat dalam neraca. Sedangkan untuk aturan debit-

kredit dalam struktur APBD yang baru adalah sebagai berikut:

Struktur APBD Bertambah BerkurangPendapatan K DBelanja D KPembiayaan

Penerimaan Derah

Pengeluaran Daerah

K

K

D

D

D

K

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan utnuk

melakukan pencatatan:

a. Analisis transaksi

b. Pencatatan dalam Jurnal

c. Peringkasan (posting ke Buku Besar)

d. Perincian ke dalam buku pembantu

e. Laporan Keuangan

Data yang terdapat dalam buku besar dan buku pembantu menjadi

sumber untuk membuat laporan keuangan.

Dengan adanya pencatatan dengan sistem double entry

tersebut, maka sangat tidak efisien untuk mencatat transaksi

81

Akuntansi Sektor Publik

yang berulang kali. Sehingga dibuat jurnal khusus yang

digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi berulang-ulang

dengan tujuan mengurangi pekerjaan dalam membuat jurnal dan

akan memudahkan pembukuan ke rekening-rekening.

Catatan akuntansi terdiri dari beberapa macam jurnal, yaitu:

a. Jurnal Penerimaan Kas

Buku Jurnal Penerimaan Kas merupakan buku yang digunakan

untuk mencatat dan mengolongkan transaksi atau kejadian

yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas. Contohnya

adalah penerimaan kas dari pinjaman.

Data yang dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal

ini adalah:

1. Tanggal transaksi atau kejadian keuangan, dicatat

secara urut tanggal (kronologis)

2. Jurnal Kas yang diterima, dalam bentuk uang, bukan

barang

3. Obyek Penerimaan kas, yaitu obyek yang menyebabkan

terjadinya penerimaan kas

Jurnal Standar

Transaksi atau kejadian yang mengakibatkan penerimaan kas

umumnya berupa:

1. Penerimaan Kas dari pendapatan asli daerah

2. Penerimaan Kas dari penerimaan dana perimbangan

3. Penerimaan Kas dari lain-lain pendapatan yang sah

4. Penerimaan Kas dari pinjaman

82

Akuntansi Sektor Publik

5. Penerimaan Kas dari tagihan piutang

Untuk mencatat dan menggolongkan transaksi kejadian

tersebut, jurnal standar penerimaan kas adalah:

Debit : Kas

Kredit : Pendapatan Asli Daerah (ditulis nama

obyek)

Pendapatan Dana Perimbangan (ditulis nama

obyek)

Lain-lain Pendapatan yang Sah (ditulis nama

obyek)

Pembiayaan – Penerimaan Pinjaman (ditulis

nama obyek)

Pembiayaan – Penerimaan Piutang (ditulis nama

obyek)

b. Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal Pengeluaran Kas memberikan makna bahwa kas

dikredit dan rekening yang terdapat dalam jurnal

pengeluaran kas pada tanggal terjadinya transaksi. Buku

Jurnal Pengeluaran Kas merupakan buku yang digunakan

untuk mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian

yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran kas, misalnya

adalah pengeluaran kas untuk belanja.

Seperti halnya Jurnal Penerimaan Kas, transaksi

pengeluaran kas juga terjadi berulangkali. Data yang

dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal ini minimal

adalah:

1) Tanggal Transaksi atau Kejadian Keuangan

83

Akuntansi Sektor Publik

2) Jumlah Kas yang Diterima

3) Obyek Pengeluaran Kas

Jurnal Standar

Transaksi atau kejadian yang mengakibatkan pengeluaran

kas antara lain:

1. Pengeluaran Kas untuk belanja adminstrasi umum

2. Pengeluaran Kas untuk belanja operasi

3. Pengeluaran Kas untuk belanja modal aparatur

4. Pengeluaran Kas untuk belanja modal publik

5. Pengeluaran Kas untuk belanja transfer

6. Pengeluaran Kas untuk belanja tidak tersangka

7. Pengeluaran Kas untuk pembayaran hutang pokok

8. Pengeluaran Kas untuk penyertaan modal

Untuk mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian

tersebut, Jurnal Standar Pengeluaran Kas adalah:

Debit : Belanja Administrasi Umum ( ditulis nama

obyek)

Belanja Operasi dan Pemeliharaan ( ditulis nama

obyek)

Belanja Modal aparatur ( ditulis nama obyek)

Belanja modal Publik ( ditulis nama obyek)

Belanja Transfer ( ditulis nama obyek)

Belanja Tdak Tersangka ( ditulis nama obyek)

Pembiayaan – Pembayaran Hutang ( ditulis nama

obyek)

Pembiayaan – Penyertaan Modal ( ditulis nama

obyek)

84

Akuntansi Sektor Publik

Kredit : Kas

c. Jurnal Umum

Kedua jurnal diatas merupakan jurnal yang digunakan

hanya untuk transaksi yang melibatkan Kas Daearah. Untuk

transaksi yang tidak melibatkan Kas Daerah, dicatat dalam

satu buku jurnal yang lain yaitu Buku Jurnal Umum.

Buku Jurnal Umum merupakan buku yang digunakan untuk

mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian yang

tidak mengakibatkan terjadinya penerimaan dan pengeluaran

kas. Misalnya adalah donasi berupa aktiva tetap, dan

pembelian barang secara kredit.

Data yang dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal

ini minimal adalah:

Tanggal Transaksi atau Kejadian Keuangan

Kode Rekening

Uraian

Jumlah Debit

Jumlah Kredit

Disamping itu, buku jurnal umum dapat dirancang utnuk

menampung data lain sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan untuk penggolangan dan perincian transaki

digunakan 2 buku, yaitu:

A. Buku Besar

Transaksi yang telah dicatat dalam buku jurnal

kemudian akan diringkas dalam buku besar. Proses

85

Akuntansi Sektor Publik

peringkasan atau pemindahan akun/ rekening ke buku besar

disebut dengan posting.

Buku besar pada dasarnya terdiri dari sekumpulan

rekening yang digunakan untuk menmpung nama rekening yang

telah dicatat dan digolongkan dalam Buku Jurnal. Jenis

dan macam buku besar menyesuaikan dengan kelompok

rekening dalam struktur APBD yang baru, yaitu:

1. Buku Besar Pendapatan

Buku Besar Pendapatan memuat rekening-rekening

pendapatan. Selanjutnya dirinci lagi sesuai dengan

komponen yang menyusun rekening pendapatan yaitu:

a. Pendapatan Asli Daerah

Termasuk dalam buku besar kelompok Pendapatan Asli

daerah adalah:

1) buku besar Pajak Hotel

2) buku besar Pajak Restoran

3) buku besar Retribusi Pelayanan Kesahatan

4) buku besar Pelayanan Parkir

b. Dana Perimbangan

1) buku besar bagi Hasil Pajak

2) buku besar Bagi Hasil Bukan Pajak

c. Lain-lain Pendapatan yang Sah

a. buku besar Bantuan Dana Kontinjensi

b. buku besar Dana Darurat

2. Buku Besar Belanja

Buku besar ini mencakup rekening-rekening belanja

daerah, yaitu:

86

Akuntansi Sektor Publik

a. Buku Besar Belanja Administrasi Umum, contoh Gaji

dan Tunjangan

b. Buku Besar Belanja Operasi dan Pemeliharaan, contoh

Honorarium/ Upah

c. Buku Besar Belanja Modal/Pembangunan, contohnya

Belanja Modal Gedung, Belanja Modal Kendaraan

d. Buku Besar Belanja Bagi Hasil dan Bantuan

e. Buku Besar Belanja Tidak Tersangka

3. Buku Besar Pembiayaan

Buku besar pembiayaan memuat ringkasan rekening-

rekening pembiayaan yang dilakukan oleh daerah, baik

pembiayaan dari penerimaan maupun pengeluaran daerah.

Jenisnya antara lain: Buku Besar Pembiayaan-

Penerimaan Piutang dan Buku Besar Pembiayaan-Pembayaran

Utang Pokok yang Jatuh Tempo

4. Buku Besar Aktiva

Termasuk jenis buku besar aktiva adalah:

a. Buku Besar Aktiva Lancar, terdiri dari BB Kas, BB

Piutang Pajak, BB Piutang Retribusi

b. Buku Besar Investasi Jangka Panjang, terdiri atas BB

Invesatasi dalam Saham

c. Buku Besar Aktiva Tetap, terdiri atas: BB Tanah, BB

Jalan dan Jembatan

d. Buku Besar Dana Cadangan

e. Buku Besar Aktiva Lain-lain

5. Buku Besar Utang

87

Akuntansi Sektor Publik

Jenis dan Klasifikasi buku besar utang sesuai dengan

jenis utang dan kondisi daerah masing-masing.

Contohnya adalah Buku Besar Utang Lancar (BB Utang

Belanja, BB Utang Pajak) dan Buku Besar Utang Jangka

Panjang (BB Utang Dalam Negeri)

6. Buku Besar Ekuitas Dana

Jenis dan klasifiasi buku besar tersebut disesuaikan

dengan daerah masing-masing, misalnya:

a. buku besar Ekuitas dana Umum

b. buku besar Dana Donasi

Berikut adalah Langkah-langkah yang harus dilakukan sewaktu

pemindahbukuan jurnal (posting) dari buku jurnal ke buku

besar.

1. Masukkan tanggal setiap transaksi pada kolom tanggal

2. Masukkan jumlah setiap transaksi pada kolom yang sesuai,

debit atau kredit dan masukkan saldo baru pada kolom

saldo, secar kumulatif

3. Kolom Ref pada Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran serta

jurnal umum diberikan tanda (V) atau check sebagai tanda

bahwa transaksi atau jurnal tersebut telah diposting ke

buku besar.

7. Buku Besar Pembantu

Rekening –rekening yang terdapat dalam buku besar

dapat dibedakan atas rekening yang tidak membutuhkan

88

Akuntansi Sektor Publik

perincian dan rekening yang membutuhkan perincian. Untuk

rekening yang memerlukan perincian lebih lanjut dan

dicatat dalam buku pembantu.

Buku besar pembantu merupakan catatan akuntansi yang

fungsinya memberikan informasi rinci dari suatu rekening

yang diringkas dalam Buku Besar. Sumber pencatatan ke

buku buku pembantu adalah dokumen atau bukti transaksi.

Contoh rekening-rekening dalam buku besar yang memerlukan

Buku Besar Pembantu adalah: Piutang, persediaan,

Investasi Jangka Panjang, Aktiva Tetap, dan Hutang.

8. Contoh Pencatatan Akuantansi Keuangan Daerah

Berikut ini adalah neraca awal (neraca Saldo) dan APBDsuatu Kabupaten:

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA XN E R A C A1 Januari Tahun 20x4

URAIAN DEBET KREDITAKTIVA LANCAR    

Kas1.250.000,0

0  Piutang Pajak 125.000,00  Piutang Retribusi 75.000,00  Piutang Lain-Lain 35.000,00  

89

Akuntansi Sektor Publik

Persediaan Bahan Habis Pakai/Material 100.000,00  Persediaan Obat-Obatan 110.500,00  Belanja Dibayar Dimuka    INVESTASI JANGKA PANJANG    Investasi Jangka Panjang 500.000,00  AKTIVA TETAP    

Tanah4.250.000,0

0  

Jalan dan Jembatan1.975.000,0

0  Bangunan Air 800.500,00  

Gedung3.750.000,0

0  Mesin dan Peralatan 550.000,00  

Kendaraan2.600.000,0

0  Meubelair dan Perlengkapan 975.000,00  Buku Perpustakaan 490.500,00  HUTANG JANGKA PENDEK    Bagian Lancar Utang Jangka Panjang   200.000,00Utang Perhitungan Pihak Ketiga   750.000,00UTANG JANGKA PANJANG    Utang Dalam Negeri    Utang Luar Negeri   2.800.000,00EKUITAS DANA    Ekuitas Dana Umum   13.836.500,00

Jumlah 17.586.500,

00 17.586.500,00

90

Akuntansi Sektor Publik 91

Akuntansi Sektor Publik

Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi di PemKabX selama tahun 2004:

1. Diterbitkan SKPD atas Pajak Hotel sebesar Rp1.600.000,00, tetapi baru diterima sebesar Rp1.475.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

Nama Hotel SKPD RealisasiHotel BintangLima

1.000.000 900.000

Hotel BintangTiga

500.000 475.000

Hotel Melati 100.000 100.000Jumlah 1.600.000 1.475.000

2. Retribusi Pasar yang diterima sebesar Rp 825.500,00dengan rincian sebagai berikut:

Nama Pasar Penerimaan RetribusiPasar APasar BPasar C

400.000200.000225.500

3. DAU yang diterima realisasinya sebesar Rp 850.000,000,,

4. Bagi Hasil Pajak yang direalisasikan sebesar Rp440.000,00 yang terdiri atas PBB sebesar Rp 200.000,-,PPh psl 21 sebesar Rp 150.000,- dan BPHTB sebesar Rp90.000,-.

5. Laba BUMD yang diterima sebesar Rp 300.000,- terdiriatas PDAM sebesar Rp 200.000,- dan BPD sebesar Rp100.000,-.

6. Membayar biaya perjalanan dinas bupati sebesar Rp280.500,-. Dari dana tersebut telah dipertanggungjawabkansebesar Rp 270.500,-.

7. Bagi Hasil pajak Propinsi yang diterima adalahRp.700.000,-

8. Belanja Pegawai (BAU) Aparatur Daerah Rp 445.500,- danPelayanan Publik Rp 260.000,- Rincian dari jumlah diatas yaitu sebagai berikut:

92

Akuntansi Sektor Publik

a. Membayar Gaji dan Tunjangan PegawaiSetda sejumlah Rp 445.500,- dengan rincian sebagaiberikut:Gaji Pokok Rp 300.000Tunjangan Jabatan Rp 100.000Tunjangan Fungsional Rp 45.500

b. Membayar Gaji dan Tunjangan Pegawaiuntuk Kampaye Anti Narkoba sejumlah Rp 260.000,-dengan rincian sebagai berikut:Uang representasi Rp 100.000Tunjangan Komisi Rp 100.000Tunjangan Panitia Rp 60.000

9. Membeli BHP kantor Setda sebesar Rp 200.000,- darikontrak sebesar Rp 295.000,-.

10. Belanja Pemeliharaan gedung kantor Setda sebesar Rp125.000,- dengan perincian sebagai berikut:

Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat kerja Rp75.000,-

Biaya pemeliharaan bangunan gedung tempat tinggal Rp50.000,-

11. Membayar Belanja Modal untuk kendaraan roda empatsebagai berikut:

A. Bagian Aparatur DaerahBidang/sektor

Kontrak Anggaran SPJ/Dibayarkan

Pertanian 200.000 200.000 185.000Industri&Perdag

180.000 175.000 162.000

PekerjaanUmum

120.000 125.000 120.000

Jumlah 500.000 500.000 467.000

B. Bagian Pelayanan PublikBidang/sektor

Kontrak Anggaran SPJ/Dibayarkan

Pariwisata 99.000 100.000 80.000

93

Akuntansi Sektor Publik

Kesehatan 250.000 250.000 247.500Tata Ruang 145.000 150.000 145.000Jumlah 494.500 500.000 472.500

12. Membayar Biaya Operasional dan Pemeliharaan (BOP)yang terjadi di Setda sebagai berikut;a. Honorarium/upah Rp 200.000,-b. Biaya Cetak/Penggandaan Rp 149.000.-c. Biaya Perjalanan Dinas dalam Kota Rp 120.500,-d. Biaya Pemeliharaan alat-alat angkutan Rp 174.500,-

13. Membayar biaya bahan habis pakai untuk pelayananpublik sebesar Rp 100.000,- dari nilai kontrak sebesar Rp125.000,-

14. Biaya perjalanan dinas luar kota untuk pelayananpublik sebesar Rp 155.000,-

15. Belanja Operasional dan Pemeliharaan (BOP) untukpelayanan publik adalah sebagai berikut:a. Gaji dan Tunjangan Rp 199.000,-b. Biaya makan dan minum Rp 150.000,-c. Biaya Perjalanan dinas Rp 125.000,-d. Biaya Pemeliharaan Instalasi Rp 74.000,-

16. Biaya bantuan korban banjir dan kebakaran Rp200.000,-

17. Diterima dari Pemerintah Pusat Rp 250.000,- dari IHHyang tidak dianggarkan.

18. Bayar Utang jangka panjang yang telah jatuh temposebesar Rp 200.000,-

19. Pinjaman diperoleh dari BPD sebesar Rp 150.000,-20. Menerima Dana dari Penjualan Obligasi PemKab X Rp

124.500,-21. Dibayarkan biaya sosialisasi akuntansi keuangan

daerah untuk pelaksanaan Kepmendagri No. 29/2002 (tidakdianggarkan) sebesar Rp 50.000,-

Diminta:Diasumsikan bahwa Anda bekerja di bagian Sub. Bag Pembukuan.Bagaimanakah pencatatan transaksi-transaksi di atas denganmenggunakan sistem double entry dengan sistem pencatatan kasmodifikasian dengan mengerjakan tahapan pekerjaan sebagaiberikut:

94

Akuntansi Sektor Publik

a. Analisislah transaksi di atas dan bukukanlah ke dalambuku Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas, danJurnal Umum.

b. Postinglah ke Buku Besar sesuai dengan akunnya masing-masing.

c. Buatlah Neraca Saldo.d. Buatlah Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari:

1. Laporan Perhitungan APBD2. Laporan Aliran Kas.3. Neraca Daerah.

Data Tambahan Untuk Jurnal Penyesuaian1. Persediaan Obat-obatan yang terpakai sebesar Rp 50.500,-

(BOP PP).2. Persediaan Bahan Habis Pakai yang tersisa Rp 25.000 (BAU

AD).

Informasi Untuk Penutupan Buku Akhir Tahun Anggaran1. Penutupan saldo seluruh rekening Pendapatan dan saldo

seluruh rekening Belanja (Kecuali Belanja Modal) ke rekening Surplus/Defisit

2. Penutupan rekening Surplus/Defisit ke rekening Ekuitas Dana Umum

3. Penutupan elemen Pembiayaan yang digunakan untuk mengalokasikan surplus atau menutup defisit dalam Perhitungan APBD ke rekening Ekuitas Dana Umum (Kecuali elemen Pembiayaan berupa Tranfer dari Dana Cadangan dan Transfer ke Dana Cadangan ditutup ke rekening Ekuitas Dana Dicadangkan).

Berdasarkan Soal tersebut, maka pencatatan transaksi adalahsbb:

JURNAL PENERIMAAN KAS( Dalam Jutaan Rupiah )

Tanggal Kode.Rek Uraian Re

fJumlah Akumulasi( Rp) ( Rp)

Transaksi      

11.XX.XXXX.1.1.01 Pendapatan Pajak Hotel V

1.475.000,00

1.475.000,00

       2 1.XX.XXXX.1.2. Pendapatan Retribusi V 825.500,0 2.300.500,0

95

Akuntansi Sektor Publik

08 Pelayanan Pasar 0 0       

31.XX.XXXX.2.2.01

Pendapatan Dana Alokasi Umum V

850.000,00

3.150.500,00

       

41.XX.XXXX.2.1.01 Pendapatan Bagi Hasil Pajak V

440.000,00

3.590.500,00

       

51.XX.XXXX.1.3.01 Bagian Laba Perusda V

300.000,00

3.890.500,00

       

71.XX.XXXX. 2.4.01 Bagi Hasil Pajak Propinsi V

700.000,00

4.590.500,00

       

171.XX.XXXX. 2.1.02

Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam V

250.000,00

4.840.500,00

       

19 3.XX.XXXX.1.3Pembiayaan - Penerimaan Pinjaman V

150.000,00

4.990.500,00

       

20 3.XX.XXXX.1.3Pembiayaan - Penerimaan Pinjaman V

124.500,00

5.115.000,00

                  

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA XJURNAL PENGELUARAN KAS

( Dalam jutaan )

Tanggal Kode.Rek Uraian Re

f JumlahAkumula

si( Rp) ( Rp)

Transaksi        

96

Akuntansi Sektor Publik

62.XX.XXXX.1.3.011 Biaya Perjalanan Dinas V

280.500,00

280.500,00

         

82.XX.XXXX.1.1.03. 1 Gaji dan Tunjangan Pegawai V

445.500,00

726.000,00

 2.XX.XXXX.1.1.03. 2 Gaji dan Tunjangan Pegawai V

260.000,00

986.000,00

         

92.XX.XXXX.1.2.01. 1

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor V

200.000,00

1.186.000,00

         

102.XX.XXXX.1.4.011

Biaya Pemeliharaan Bangunan Gedung V

125.000,00

1.311.000,00

         

112.XX.XXXX.3.9.011

Belanja Modal Kendaraan Roda4 V

467.000,00

1.778.000,00

 2.XX.XXXX.3.9.012

Belanja Modal Kendaraan Roda4 V

472.500,00

2.250.500,00

         

122.XX.XXXX.2.1.011 Honorarium/Upah V

200.000,00

2.450.500,00

 2.XX.XXXX.2.2.031 Biaya Cetak dan Penggandaan V

149.000,00

2.599.500,00

 2.XX.XXXX.2.3.011 Biaya Perjalanan Dinas V

120.500,00

2.720.000,00

 2.XX.XXXX.2.4.021

Biaya Pemeliharaan Alat-AlatAngkutan V

174.500,00

2.894.500,00

         

132.XX.XXXX.1.2.012

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor V

100.000,00

2.994.500,00

         

142.XX.XXXX.1.3.012 Biaya Perjalanan Dinas V

155.000,00

3.149.500,00

         

152.XX.XXXX.1.1.032

Gaji dan Tunjangan Pegawai Daerah V

199.000,00

3.348.500,00

 2.XX.XXXX.1.2.052

Biaya Makanan dan Minuman Kantor V

150.000,00

3.498.500,00

 2.XX.XXXX.1.3.012 Biaya Perjalanan Dinas V

125.000,00

3.623.500,00

 2.XX.XXXX.1.4.032 Biaya Pemeliharaan Instalasi V

74.000,00

3.697.500,00

         

162.XX.XXXX.5.1 2 Belanja Tidak Tersangka V

200.000,00

3.897.500,00

         

18 3.XX.XXXX.2.4Pembiayaan - Pembayaran Utang Pokok V

200.000,00

4.097.500,00

         

97

Akuntansi Sektor Publik

212.XX.XXXX.5.1 2 Belanja Tidak Tersangka V

50.000,00

4.147.500,00

           

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA XJURNAL UMUM

   Tanggal

Kode Rekening Uraian Ref

Debet Kredit(Ayat/Pasal) (Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 6Penyesuaian APBD        

1 4.XX.XXXX.1.04 Piutang Pajak V125.000,

00  

  1.XX.XXXX.1.1.01 Pendapatan Pajak Hotel V  125.000,0

0         

2 4.XX.XXXX.1.10 Belanja Dibayar Dimuka V10.000,0

0  

 2.XX.XXXX.1.3.01 1 Biaya Perjalanan Dinas V   10.000,00

         

32.XX.XXXX.1.2.01.1

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor V

95.000,00  

  5.XX.XXXX.1.2 Utang Kepada Pihak Ketiga     95.000,00         

42.XX.XXXX.3.6.01 1

Belanja Modal Kendaraan Roda4 V

33.000,00  

 2.XX.XXXX.3.6.01 2

Belanja Modal Kendaraan Roda4 V

22.000,00  

  5.XX.XXXX.1.2 Utang Kepada Pihak Ketiga V   55.000,00         

52.XX.XXXX.1.2.01 2

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor V

25.000,00  

  5.XX.XXXX.1.2 Utang Kepada Pihak Ketiga V   25.000,00         

98

Akuntansi Sektor Publik

62.XX.XXXX.2.2.01 2 Biaya Bahan/Material V

50.500,00  

    Persediaan Obat-Obatan V   50.500,00         

72.XX.XXXX.1.2.01 1

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor V

75.000,00  

    Persediaan Bahan Habis Pakai V   75.000,00

         

  3.XX.XXXX.2.4Pembiayaan Sisa Lebih PerhitTh Berjalan V

802.500,00  

  6.XX.XXXX.1 Ekuitas Dana Umum V  802.500,0

0Penyesuaian Neraca      

  4.XX.XXXX.3.9 Kendaraan V994.500,

00  

  2.XX.XXXX.3.9.01 Belanja Modal Kendaraan Roda 4 V  

994.500,00

           

  5.XX.XXXX.1.1 Hutang  200.000,

00  

  3.XX.XXXX.2.3 Pembiyaan-Pembayaran Hutang Pokok    

200.000,00

           

  3.XX.XXXX.1.3Pembiyaan-Penerimaan Pinjaman  

274.500,00  

  5.XX.XXXX.2.1 Hutang Jk Panjang-Dalam Negeri    

274.500,00

Jurnal Penutup        

  1.XX.XXXX.1.1.01 Pendapatan Pajak Hotel  1.600.000,00  

  1.XX.XXXX.1.2.08Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar  

825.500,00  

  1.XX.XXXX.2.2.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum  850.000,

00  

  1.XX.XXXX.2.1.01 Pendapatan Bagi Hasil Pajak  440.000,

00  

  1.XX.XXXX.1.3.01 Bagian Laba Perusda  300.000,

00  

  1.XX.XXXX. 2.4.01 Bagi Hasil Pajak Propinsi  700.000,

00  

  1.XX.XXXX. 2.1.02 Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA  250.000,

00    2.XX.XXXX.1.1.03. Gaji dan Tunjangan     445.500,00

99

Akuntansi Sektor Publik

1 Pegawai

 2.XX.XXXX.1.3.01 1 Biaya Perjalanan Dinas     390.500,00

 2.XX.XXXX.1.2.01.1

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor     370.000,00

 2.XX.XXXX.1.4.01 1

Biaya Pem. Bangunan Gedung     125.000,00

 2.XX.XXXX.2.1.01 1 Honorarium/Upah     200.000,00

 2.XX.XXXX.2.2.03 1

Biaya Cetak dan Penggandaan     149.000,00

 2.XX.XXXX.2.4.02 1

Biaya Pem. Alat-Alat Angkutan     174.500,00

 2.XX.XXXX.1.1.03.2

Gaji dan Tunjangan Pegawai     459.000,00

 2.XX.XXXX.1.2.01 2

Biaya Bahan Habis Pakai Kantor     125.000,00

 2.XX.XXXX.1.3.01 2 Biaya Perjalanan Dinas     280.000,00

 2.XX.XXXX.1.2.05 2

Biaya Makanan dan Minuman Kantor     150.000,00

 2.XX.XXXX.1.4.03 2

Biaya Pemeliharaan Instalasi     74.000,00

 2.XX.XXXX.5.1 2

Belanja Tidak Tersangka     250.000,00

    Ikhtisar Surplus/Defisit    

1.773.000,00

           

    Ikhtisar Surplus/Defisit  1.773.000

,00  

  6.XX.XXXX.1 Ekuitas Dana Umum    1.773.000,

00           

  6.XX.XXXX.1 Ekuitas Dana Umum  802.500,

00  

  3.XX.XXXX.2.4 Pembiayaan sisa Lebih Tahun Berjalan     802.500,00

Jurnal di atas, maka buku besar masing-masing adalah sbb:

LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X    BUKU BESAR     

100

Akuntansi Sektor Publik

Nama : KAS Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.1  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

Transaksi SALDO AWAL      1.250.000

,00

1 Pendapatan Pajak Hotel  1.475.00

0,00  2.725.000

,00

2Pendapatan Retribusi Pelayanan Psr  

825.500,00  

3.550.500,00

3 Pendapatan DAU  850.000,

00  4.400.500

,00

4Pendapatan Bagi Hasil Pajak  

440.000,00  

4.840.500,00

5 Bagian Laba Perusda  300.000,

00  5.140.500

,00

6 Biaya Perjalanan Dinas    280.500,

004.860.000

,00

7Bagi Hasil Pajak Propinsi  

700.000,00  

5.560.000,00

8Gaji dan Tunjangan Pegawai - 1    

445.500,00

5.114.500,00

8Gaji dan Tunjangan Pegawai - 2    

260.000,00

4.854.500,00

9Biaya Bahan Habis Pakai Kantor    

200.000,00

4.654.500,00

10Biaya Pemeliharaan Bangunan Ged.    

125.000,00

4.529.500,00

11Belanja Modal Angkt. Darat Bermotor1    

467.000,00

4.062.500,00

11Belanja Modal Angkt. Darat Bermotor1    

472.500,00

3.590.000,00

12 Honorarium/Upah    200.000,

003.390.000

,00

12Biaya Cetak dan Penggadaan    

149.000,00

3.241.000,00

12 Biaya Perjalanan Dinas    120.500,

003.120.500

,00

12Biaya Pemeliharaan Alat Angkt.    

174.500,00

2.946.000,00

13Biaya Bahan Habis Pakai Kantor    

100.000,00

2.846.000,00

14 Biaya Perjalanan Dinas    155.000,

002.691.000

,0015 Gaji dan Tunjangan     199.000, 2.492.000

101

Akuntansi Sektor Publik

Pegawai Daerah 00 ,00

15Biaya Makanan dan Minuman Kantor    

150.000,00

2.342.000,00

15 Biaya Perjalanan Dinas    125.000,

002.217.000

,00

15Biaya Pemeliharaan Instalasi    

74.000,00

2.143.000,00

16Belanja Tidak Tersangka    

200.000,00

1.943.000,00

17Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA  

250.000,00  

2.193.000,00

18Pembiyaan - Pemby. Utang Pokok    

200.000,00

1.993.000,00

19Pembiyaan - PenerimaanPinjaman  

150.000,00  

2.143.000,00

20Pembiyaan - PenerimaanPinjaman  

124.500,00  

2.267.500,00

21Belanja Tidak Tersangka    

50.000,00

2.217.500,00

           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : PIUTANG PAJAK Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.4             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      125.000,0

0

1 penyesuaian  125.000,

00  250.000,0

0                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     

102

Akuntansi Sektor Publik

Nama : PIUTANG RETRIBUSI Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.5             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL       75.000,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : PIUTANG LAIN-LAIN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.8             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL       35.000,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : PERSEDIAAN BAHAN HABIS PAKAI KANTOR Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.9             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  Saldo Awal    100.000,0

0

7 Penyesuaian  75.000,0

0 25.000,00

103

Akuntansi Sektor Publik

                    

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : PERSEDIAAN OBAT-OBATAN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.9.1             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  Saldo Awal    110.500,0

0

7 Penyesuaian  50.500,0

0 60.000,00                    

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA DIBAYAR DIMUKA Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.1.10             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  Penyesuaian Neraca  10.000,0

0   10.000,00                    

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama INVESTASI JANGKA Hal…………

104

Akuntansi Sektor Publik

: PANJANGKode. Rek. : 4.XX.XXXX.2             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      500.000,0

0                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : TANAH Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.1             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      4.250.000

,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : JALAN DAN JEMBATAN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.2             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      1.975.000

,00           

105

Akuntansi Sektor Publik

           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BANGUNAN AIR Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.3             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      800.500,0

0                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : GEDUNG Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.5             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      3.750.000

,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

MESIN & PERALATANHal…………

106

Akuntansi Sektor Publik

Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.8             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      550.000,0

0                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : KENDARAAN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.9             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      2.600.000

,00

11 Penyesuaian Neraca  994.500,

00  3.594.500

,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : MEUBELAIR DAN PERLENGKAPAN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.12             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      975.000,0

0

107

Akuntansi Sektor Publik

                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BUKU PERPUSTAKAAN Hal…………Kode. Rek. : 4.XX.XXXX.3.16             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      490.500,0

0                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BAGIAN LANCAR UTANG JK. PANJANG Hal…………Kode. Rek. : 5.XX.XXXX.1.1             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      200.000,0

0

  Penyesuaian Neraca  200.000,

00   0,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR  

108

Akuntansi Sektor Publik

   Nama : UTANG PERHITUNGAN PIHAK KE-3 Hal…………Kode. Rek. : 5.XX.XXXX.1.2             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      750.000,0

0

  Penyesuaian APBD    95.000,0

0845.000,0

0

  Penyesuaian APBD    55.000,0

0900.000,0

0

  Penyesuaian APBD    25.000,0

0925.000,0

0           

LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X    BUKU BESAR     Nama : UTANG DALAM NEGERI Hal…………Kode. Rek. : 5.XX.XXXX.2.1  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL       0,00

  Penyesuaian Neraca    274.500,

00274.500,0

0           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : UTANG LUAR NEGERI Hal…………Kode. Rek. : 5.XX.XXXX.2.2             

109

Akuntansi Sektor Publik

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      2.800.000

,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : EKUITAS DANA UMUM Hal…………Kode. Rek. : 6.XX.XXXX.1             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  SALDO AWAL      13.836.50

0,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : PAJAK HOTEL Hal…………Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.1.1.01  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

1 Kas    1.475.00

0,001.475.000

,00

Penyesuaian    125.000,

001.600.000

,00

  Penutupan  1.600.00

0,00   0,00                      

110

Akuntansi Sektor Publik

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR Hal…………

Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.1.2.08             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

2 Kas    825.500,

00825.500,0

0

  Penutupan  825.500,

00   0,00                         

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

BAGIAN LABA PERUSDA Hal…………

Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.1.3.01             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

5 Kas    300.000,

00300.000,0

0

  Penutupan  300.000,

00   0,00                      

LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X    BUKU BESAR  Nama : BAGI HASIL PAJAK Hal…………

111

Akuntansi Sektor Publik

Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.2.1.01  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

4 Kas    440.000,

00440.000,0

0

  Penutupan  440.000,

00   0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : DANA ALOKASI UMUM Hal…………Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.2.2.01             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

3 Kas    850.000,

00850.000,0

0

  Penutupan  850.000,

00   0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

BAGI HASIL PAJAK PROPINSI Hal…………

Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.2.4.01             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

7 Kas    700.000,

00700.000,0

0  Penutupan   700.000,   0,00

112

Akuntansi Sektor Publik

00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

BG.HASIL BUKAN PJKHal…………

Kode. Rek. : 1.XX.XXXX.2.1.02             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

17 Kas    250.000,

00250.000,0

0

  Penutupan  250.000,

00   0,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : GAJI DAN TUNJANGAN PEGAWAI Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.1.03 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

8 Kas  445.500,

00  445.500,0

0

  Penutupan    445.500,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

113

Akuntansi Sektor Publik

  BUKU BESAR     Nama : HONORARIUM Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.2.1.01 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

12 Kas  200.000,

00  200.000,0

0

  Penutupan    200.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA BAHAN HABIS PAKAI KANTOR Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.2.01 1  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

9 Kas  200.000,

00  200.000,0

0

  Penyesuaian APBD  95.000,0

0  295.000,0

0

  Penyesuaian APBD  75.000,0

0  370.000,0

0

  Penutupan    370.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA CETAK DAN PENGGANDAAN Hal…………

114

Akuntansi Sektor Publik

Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.2.2.03 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

12 Kas  149.000,

00  149.000,0

0

  Penutupan    149.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.4.01 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

10 Kas  125.000,

00  125.000,0

0

  Penutupan    125.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA PERJALANAN DINAS Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.3.01 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

6 Kas  280.000,

00  280.000,0

012 Kas   120.500,   400.500,0

115

Akuntansi Sektor Publik

00 0

  Penyesuaian Neraca    10.000,0

0390.500,0

0

  Penutupan    390.500,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.2.4.02 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

12 Kas  174.500,

00  174.500,0

0

  Pentupan    174.500,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA MODAL KEND. RODA 2 Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.3.06 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  Penyesuaian APBD  33.000,0

0   33.000,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

116

Akuntansi Sektor Publik

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA MODAL ANGK. DARAT BERMOTOR Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.3.09 1  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

  Penyesuaian APBD  467.000,

00  467.000,0

0           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : GAJI DAN TUNJANGAN PEGAWAI Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.1.03 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

8 Kas  260.000,

00  260.000,0

0

15 Kas  199.000,

00  459.000,0

0

  Penutupan    459.000,

00             

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

BIAYA BAHAN HABIS PAKAI Hal…………

Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.2.01 2  

117

Akuntansi Sektor Publik

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

13 Kas  100.000,

00  100.000,0

0

  Penyesuaian APBD  25.000,0

0  125.000,0

0

  Penutupan    125.000,

00             

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BIAYA PERJALANAN DINAS Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.3.01 2  

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

14 Kas  155.000,

00  155.000,0

0

15 Kas  125.000,

00  280.000,0

0

  Penutupan    280.000,

00             

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

Biaya Makanan dan MinumanKantor Hal…………

Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.2.05 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

15 Kas   150.000,   150.000,0

118

Akuntansi Sektor Publik

00 0

  Penutupan    150.000,

00             

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

Biaya Pemeliharaan Instalasi Hal…………

Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.1.4.03 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

15 Kas  74.000,0

0   74.000,00

  Penutupan    74.000,0

0 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA MODAL KENDARAAN RODA 2 Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.3.6.01 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

11 Kas  27.500,0

0   27.500,00                      

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

119

Akuntansi Sektor Publik

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA MODAL ANGKT. DARAT BERMOTOR Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.3.9.01 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

11 Kas  472.500,

00  472.500,0

0           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : BELANJA TAK TERSANGKA Hal…………Kode. Rek. :

2.XX.XXXX.5.1 2  

           

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

16 Kas  200.000,

00  200.000,0

0

21 Kas  50.000,0

0  250.000,0

0

  Penutup    250.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama :

PEMBIAYAAN - PENERIMAAN PINJAMAN DAN OBLIGASI Hal…………

Kode. Rek. : 3.XX.XXXX.1.3  

120

Akuntansi Sektor Publik

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

19 Kas    150.000,

00150.000,0

0

20 Kas    124.500,

00274.500,0

0

  Penyesuaian  274.500,

00   0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR    Hal…………Nama : PEMBIAYAAN - PEMBAYARAN UTANG POKOK YG JATUH TEMPOKode. Rek. : 3.XX.XXXX.2.3             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

18 Kas  200.000,

00  200.000,0

0

  Penyesuaian Neraca    200.000,

00 0,00           

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR    Hal…………Nama : PEMBIAYAAN- SISA LEBIH ANGGARAN TAHUN BERJALANKode. Rek. : 3.XX.XXXX.2.4             

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

                      

121

Akuntansi Sektor Publik

           LOGO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA X  

  BUKU BESAR     Nama : IKHTISAR SURPLUS/DEFISIT NETTO Hal…………              

Tanggal Uraian Ref

Debet Kredit SaldoRp Rp Rp

                                 

122

Akuntansi Sektor Publik

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA XLAPORAN ALIRAN KAS

123

Akuntansi Sektor Publik

31 Desember 20x4   Arus Kas dari Aktivitas Operasi  Kenaikan Aktiva Lancar Non Kas dan Bank (135.000,00)Penurunan Aktiva Lancar Non Kas dan Bank 125.500,00 Kenaikan Hutang Lancar 175.000,00 Penurunan Hutang Lancar (200.000,00)Jumlah Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (34.500,00)   Arus Kas Dari Aktivitas Penyertaan  Kenaikan Penyertaan Modal Jangka Panjang  Penurunan Penyertaan Modal Jangka Panjang  Kenaikan Aktiva Tetap (994.500,00)Penurunan Aktiva Tetap     Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Penyertaan (994.500,00)   Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan  Kenaikan Hutang Jangka Panjang 274.500,00 Penurunan Hutang Jangka Panjang  Kenaikan Dana Cadangan  Penurunan Dana Cadangan  Kenaikan Ekuitas 1.722.000,00 Penurunan Ekuitas  Jumlah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 1.996.500,00 Total Arus Kas 967.500,00 Sisa Kas Awal Tahun Anggaran 1.250.000,00 Sisa Kas Akhir Tahun Anggaran 2.217.500,00       

PEMERINTAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA XNERACA

124

Akuntansi Sektor Publik

31 Desember Tahun 20x4

AKTIVA   PASIVA  AKTIVA LANCAR   HUTANG JANGKA PENDEK  

Kas 2.217.500Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

-

Piutang Pajak 250.000Utang Perhitungan Pihak Ketiga

925.000

Piutang Retribusi 75.000  Piutang Lain-Lain 35.000 UTANG JANGKA PANJANG  Persediaan Bahan Habis Pakai/Material 25.000 Utang Dalam Negeri

274.500

Persediaan Obat-Obatan 60.000Utang Luar Negeri

2.800.000

Belanja Dibayar Dimuka 10.000 EKUITAS DANA  

INVESTASI JANGKA PANJANG   Ekuitas Dana Umum

15.558.500

Investasi Jangka Panjang 500.000       AKTIVA TETAP    Tanah 4.250.000  

Jalan dan Jembatan 1.975.000  Bangunan Air 800.500  Gedung 3.750.000  

Mesin dan Peralatan 550.000  

Kendaraan 3.594.500  

Meubelair dan Perlengkapan 975.000  

Buku Perpustakaan 490.500    

JUMLAH AKTIVA19.557.50

0 JUMLAH PASIVA

19.557.500

125