Makalah Ruang Lingkup Sosiologi dan Ekonomi Politik
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Makalah Ruang Lingkup Sosiologi dan Ekonomi Politik
PENGANTAR SOSIOLOGI DAN EKONOMI POLITIK
RUANG LINGKUP PENGANTAR SOSIOLOGI DAN EKONOMI POLITIK
MAKALAH KELAS B
Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Subagiarta,M.Si
Oleh
1. Yuniar Dwi
Putri A
2. Romi
Hardianzah
3. Edo Aditya
Candra
4. Rita Evina
5. Nur Halimah
130810101015
130810101027
130810101028
130810101060
130810101243
1
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
PRAKATAPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWTatas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul āā Ruang
Lingkup Pengantar Sosiologi dan Ekonomi Politikā tepat
pada waktunya. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas Pengantar Ilmu Sosiologi dan Ekonomi Politik .
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
orang terutama bagi kami sebagai pengarang. Makalah ini
berisi ulasan tentang ruang lingkup ilmu sosiologi,
ilmu ekonomi dan ilmu politik serta keterkaitan
diantara ketiganya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun
sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
2
menyempurnakan Makalah ini. Akhirnya, kami mengharapkan
semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Jember, 12
Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Table of ContentsPRAKATA....................................................2DAFTAR ISI.................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................41.1 Latar Belakang......................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................51.3 Tujuan..............................................5
1.4 Manfaat.............................................5BAB 2. PEMBAHASAN..........................................6
3
2.1 Ilmu Sosiologi....................................62.2 Ilmu Ekonomi.....................................10
2.3 Ilmu Politik.....................................162.4 Keterkaitan ilmu Sosiologi, Ekonomi dan Politik. .17
BAB 3. PENUTUP............................................19DAFTAR PUSTAKA............................................20
4
BAB 1. PENDAHULUAN
3.1 Latar BelakangIlmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagi segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini di batasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu pengetahuan terdiri dari ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan sosial, Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang
dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Sedangkan
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan sekelompok disiplin
akademis yang yang mempelajamempelajari aspek-aspek
yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan
sosialnya. salah satu dari ilmu pengetahuan sosial
tersebut adalah Ilmu ekonomi, sosiologi, politik dll.
Perbedaan antar ilmu sosial terletak pada perbedaan
cara pandang yang digunakan untuk memahami, menelaah
dan mencermati kehidupan individu dan masyarakat itu
secara khusus.
Ilmu ekonomi mencoba memahami kehidupan individu
dan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhannya
5
melalui kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat. Ilmu
politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan,
proses pengambilan keputusan dalam masyarakat serta
konflik yang terjadi dari distribusi dan alokasi
barang-barang yang dianggap bernilai dalam masyarakat.
Sosiologi memahami struktur sosial, lembaga sosial,
lapisan sosial, perubahan sosial, interaksi sosial,
mobilitas sosial dan modernisasi. Oleh karena itu perlu
adanya penjabaran tentang ruang lingkup dan pengertian
dari ilmu ekonomi, sosiologi, politik sehingga dapat
bermanfaat bagi kami serta orang lain guna menjadi
sarana pengetahuan serta acuan dalam melaksanakan
kehidupan di masyarakat.
3.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu
sosiologi ?
2. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu
ekonomi ?
3. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu
politik ?
4. Bagaimana keterkaitan antara ilmu sosiologi,
ekonomi dan politik ?
6
3.3 Tujuan1. Mendeskripsikan pengertian dan ruang lingkup dari
ilmu ekonomi
2. Menjabarkan pengertian dan ruang lingkup dari ilmu
ekonomi
3. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup dari ilmu
politik
4. Memaparkan keterkaitan antara ilmu sosiologi,
ekonomi serta politik
3.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Umum
1. Bermanfaat bagi masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa untuk digunakan sebagai referensi tentang
sosiologi, ekonomi serta politik.
2. Sarana pengetahuan baru bagi masyarakat untuk
menambah ilmu dan pengetahuan tentang sosiologi,
ekonomi serta politik.
1.4.1 Manfaat Khusus
1. Sarana pengetahuan baru bagi penulis dalam hal
sosiologi, ekonomi dan serta politik juga
keterkaitannya.
2. Penulis dapat mempelajari dan mendeskripsikan
serta menuangkan ide dalam tulisan ini.
7
BAB 2. PEMBAHASAN
3.5 Ilmu Sosiologi Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan masyarakat, dilihat dari struktur sosial,
interkasi sosial, serta perubahan sosial dalam
masyarakat. sebagai bagian dari science sosiologi juga
mengalamami sejarah perkembangan keilmuan sebagaimana
ilmu pengetahuan lain. Melihat akar seharah sosiologi,
terdapat āthe milestones of scienceā yang membuat
sosiologi, bisa terus tumbuh dan berkembang sebagai
disiplin ilmu. Adalah ibnu Khaldun pada abad 14, yang
pertama melihat adanya perbedaan tipe masyarakat antara
yang nomaden (berpindah) di gurun pasir dan yang
menetap. Dari sini dia memberikan gambaran mengenai
munculnya sosiologi sebagai disiplin ilmiah. Kemudian
500 tahun kemudian Auguste Comte memberikan istilah
sosiologi sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri.
Atas upaya ini Comte dikenal sebagai āBapak Sosiologiā.
(Yunindyawati, 2010).
8
Ilmu sosiologi erat kaitannya dengan masyarakat dan
perkembangan yang ada di dalamnya. Banyak pembahasan
yang menyangkut struktur, interaksi, serta perubahan
sosial yang dibahas secara lengkap. Berikut pembahasan
tersebut kami paparkan :
a. Struktur Sosial
Struktur Sosial Berbeda dengan konsep struktur
menurut pengertian fisik atau kebendaan, maka struktur
sosial adalah pengertian yang abstrak Unsur-unsur dari
struktur sosial tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
saling melekat, walau bisa dipisahkan tetapi tidak bisa
tanpa melibatkan unsur yang lain. (Moeis, 2008)
Kerangka konsep dari struktur sosial ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
9
Dalam Antropologi sosial, konsep tentang struktur
sosial dipergunakan sebagai sinonim dari organisasi
sosial, dan terutama dipergunakan dalam analisa
terhadap masalah kekerabatan, lembaga politik, dan
lembaga hukum dari masyarakat yang sederhana. Keesing
(1992) mengatakan bahwa struktur sosial adalah
organisasi kelompok atau masyarakat dilhat sebagai
strruktur kedudukan dan peranan; abstraksi formal dari
hubungan āhubungan sosial yang berfungsi dalam
komunitas. Pengecualianya adalah hasil karya Raymond
Firth (1966) yang dengan tegas membedakan arti dua
konsep tersebut; menurut Firth, maka organisasi sosial
berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-
10
hubungan sosial aktual, sedangkan struktur sosial
mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih
fundamental yang memberikan bentuk dasar pada
masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi
yang mungkin dilakukan secara organisatoris. Fortes
(1949) berpendapat bahwa konsep struktur sosial
diterapkan pada setiap totalitas yang terbit, seperti
misalnya, lembaga-lembaga, kelompok, situasi, proses
dan posisi sosial. Dilihat dari sudut pandang tertentu
Fortes berpendapat bahwa struktur sosial itu bukan
hanya merupakan suatu aspek dari kebudayaan, tetapi
merupakan seluruh kebudayaan itu sendiri. (Moeis, 2008)
Gagasan yang mendasar dalam struktur sosial adalah
bagian-bagaian, atau unsur-unsur dalam masyarakat itu
yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu
kesatuan yang sistematik; konsep struktur sosial
merupakan suatu yang heuristik, atau sesuatu yang
diwujudkan bagi tujuan penelitian, dengan demikian
sebenarnya hal itu lebih merupakan suatu gagasan
belaka, atau suatu bentukan pikiran. Manakala berbicara
tentang struktur sosial suatu masyarakat, maka
berbicara tentang sistem politik, hukum, kekerabatan,
sedangkan yangbiasanya menjadi pembicaraan adalah
model-model, bukan sesuatu yang konkrit. (Moeis, 2008)
Struktur sosial suatu masyarakat meliputi berbagai
tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan
11
meliputi pula lembaga-lembaga didalam mana orang banyak
tadi ikut ambil bagian, lembaga mana dimaksudkan
sebagai hubungan-hubungan tertentu yang timbul dari
aktifitas orang-perorangan atau kelompok yang hendak
mencapai tujuan bersama. Struktur sosial baik
menyangkut kelompok maupun lembaga tampaknya berdiri
pada dasar yang definitif; pada kehidupan masyarakat
yang relatif masih sederhana, hal tentang gender, usia,
kekerabat, dan kesatuan atas dasar kedaerahan dianggap
merupakan dasar-dasar yang paling pokok dari suatu
struktur sosial; namun dalam masyarakat yang lebih
modern, satu orientasi manusia dalam mengisi
kehidupannya adalah kecenderungan mereka untuk selalu
meningkatkan kualitas kehidupannya; mekanisme yang
menunjukkan kecenderungan itu adalah dengan lebih
memberdayakan segenap potensi yang dimiliki. (Moeis,
2008)
Tentu saja untuk mewujudkan orientasinya itu ada
konsekuensinya, kehidupan masyarakat modern sangat
sarat dengan perubahan-perubahan, dalam banyak hal
lebih merupakan suatu penyempurnaan, tidak hanya
menyangkut berbagai inovasi, dicovery, dan invention pada
aspek teknologi saja, namun juga termasuk berbagai
tatanan kehidupan berupa tradisi , adat istiadat,
nilai-nilai atau aturan-aturan yang sudah melembaga dan
12
berlaku turun menurun dalam kehidupan mereka. (Moeis,
2008)
Kehidupan suatu masyarakat tidak bisa ditentukan
hanya sekedar berkisar pada pembedaan-pembedaan seperti
di atas, namun ternyata menyangkut berbagai keterkaitan
atas dasar perbedaan-perbedaan itu sekaligus juga
bersangkutan dengan berbagai aspek kehidupan yang lain;
fenomena ini terjadi karena salah satu bentuk dalam
pengaturan hidup bersama diberlakukan suatu sistem
pembagian tugas atau kewajiban yang diberlakukan kepada
segenap anggota masyarakat sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. (Moeis, 2008)
Pada masyarakat tradisional atau sederhana
pengaturan peranan dan kedudukan manusia dalam
masyarakat menurut perbedaan gender menggambarkan suatu
pola sendiri; hal-hal yang dianggap berat dan sakral,
seperti berburu, praktek ritual bersama atau berperang
misalnya dibebankan pada laki-laki, sedangkan
pekerjaan-pekerjaan sekitar rumah tangga adalah menjadi
beban tugas perempuan. Seiring dengan berjalannya
waktu, semakin hari manusia semakin bertambah, hubungan
sosial antara kelompok yang satru dengan kelompok yang
lain menjadi semakin terbuka dan intensif, pengalaman
dan pengetahuan manusia tentang lingkungan dan dirinya
semakin berkembang, mendorong kebutuhan dan tuntutan
akan hidup juga semakin tinggi dan meluas, maka
13
kehidupanpun seolah-olah digiring untuk mengadakan
perubahan. (Moeis, 2008)
Sistem pengetahuan dan mekanisme kekuasaan pada
masyarakat yang relatif modern menjadi dua bentuk yang
populer, segenap warga masyarakat diberikan keleluasaan
untuk menguasai kedua bidang kehidupan tersebut;
dahulu, keterlibatan perempuan yang sedemikian terbatas
dalam aktifitas mereka di luar rumah tangganya,
sedangkan pada masa sekarang pembatasan itu relatif
kurang diberlakukan lagi. Perempuan bebas menuntut ilmu
sampai batas yang tidak ditentukan. Kemampuan fisik
memang tidak sama, tetapi kemampuan lain dalam diri
manusia tidak demikian; penguasaan ilmu pengetahuan dan
partai politik Figur Perempuan yang yang diberi
kewenangan untuk memimpin satu penduduk karena
kemampuan dan berpengetahuan tinggi dianggap sebagai
person yang dapat meningkatkan kualitas masyarakat.
(Moeis, 2008)
b. Bentuk struktur Sosial
Bentuk struktur sosial dalam masyarakat dilihat dari
berbagai sudut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Struktur sosial kaku, luwes serta struktur sosial
formal dan informal
2. Dilihat dari identitas keanggotaan terdiri dari
struktur sosial homogen dan struktur sosial
heterogen. Contoh strukur sosial homogen adalah
14
masyarakat desa yang cenderung mempunyai budaya, ras
serta agama yang sama. Sementara contoh dari struktur
sosial heterogen adalah masyarakat kota yang
cenderung beragam dari segi agama, ras serta budaya.
3. Dilihat dari ketidaksamaan sosial dapat dibedakan
yaitu keadaan geografis, etnis, kemampuan atau
potensi diri dapat menghasilkan perbedaan atas dasar
profesi, kekayaan, hobi dan sebagainya.
4. Dalam ilmu sosiologi dikenal dengan bentuk-bentuk
struktur sosial berdasarkan dimensi horizontal
(diferensiasi sosial) adalah perbedaan individu atau
kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan
adanya suatu suatu tingkatan (hierarki). Sedangkan
struktur sosial berdasarkan dimensi vertikal
(stratafikasi social) adalah pembedaan masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan
adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi
sampai yang paling rendah.
3.6 Ilmu EkonomiIstilah āekonomiā berasal dari bahasa Yunani asal
kata āoikosnamosā atau āoikonomiaā yang artinya
āmanajemen urusan rumah-tanggaā, khususnya penyediaan
dan administrasi pendapatan. (Sastradipoera, 2001: 4).
Namun sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan
sumberdaya secara fundamental perlu diadakan efesiensi
termasuk pekerja dan produksinya, maka dalam bahasa
15
modern istilah āekonomiā tersebut menunjuk terhadap
prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan
dengan alat-alat sesedikit mungkin. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa definisi tentang ilmu ekonomi.
Menurut Albert L. Meyers (Abdullah, 1992: 5) ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan
pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi
ini adalah; pertama, tentang ākebutuhanā āÆ yaitu suatu
keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa
yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam
jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentangā pemuas
kebutuhanā yang memiliki ciri-ciri āterbatasā adanya.
Aspek yang kedua inilah menurut Lipsey (1981: 5) yang
menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya
suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia
terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas,
sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa
sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun
terbatas. Itulah sebabnya maka manusia di dalam
hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun
ketidakpastian. Definisi ini nampaknya begitu luas
sehingga kita sulit memahami secara spesifik.
Ahli ekonomi lainnya yaitu J.L. Meij (Abdullah,
1992: 6) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu
tentang usaha manusia ke arah kemakmuran. Pendapat
tersebut sangat realistis, karena ditinjau dari aspek
16
ekonomi di mana manusia sebagai mahluk ekonomi (Homo
Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian
kemakmuran. Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam
kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang
dituliskan pelopor āliberalisme ekonomiā oleh Adam
Smith dalam buku āAn Inquiry into the Nature and Cause
of the Wealth of Nationsā tahun 1976. Namun dengan cara
bagaiman manusia itu berusaha mencapai kemakmurannya ?
Dalam definisi yang dikemukakan Meij memang tidak
dijelaskan.
Kemudian Samuelson dan Nordhaus (1990: 5)
mengemukakan āIlmu ekonomi merupakan studi tentang
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara
menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki
beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka
memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian
menyalurkannya āÆ baik saat ini maupun di masa depan āÆ
kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam
suatu masyarakat. Menurut Samuelson 2 bahwa ilmu
ekonomi itu merupakan ilmu pilihan. Ilmu yang
mempelajari bagaimana orang memilih penggunaan sumber-
sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk
memproduksi berbagai komoditi, dan menyalurkannya ke
berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi.
Jika disimpulkan dari tiga pendapat di atas walaupun
kalimatnya berbeda, namun tersirat bahwa pada
17
hakikatnya ilmu ekonomi itu merupakan usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran
yang diharapkan, dengan memilih penggunaan sumber daya
produksi yang sifatnya langka/terbatas itu. Dengan kata
lain yang sederhana bahwa ilmu ekonomi itu merupakan
suatu disiplin tentang aspek-aspek ekonomi dan tingkah
laku manusia.
Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi
dapat dibedakan menjadi dua, yakni ilmu ekonomi positif
dan normatif (Samuelson dan Nordhaus, 1990: 9). Jika
ilmu ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai
fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi.
Sedangkan ilmu ekonomi normatif membahas pertimbangan-
pertimbangan nilai dan etika, seperti haruskan sistem
perpajakan diarahkan pada kaidah mengambil dari yang
kaya untuk menolong yang miskin? Lebih jelasnya
Sastradipoera, 2001: 4, mengemukakan: āIlmu konomi
positif merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dalam
masalah āapakah yang terjadiā Oleh karena itu ilmu
ekonomi positif itu netral terhadap nilai-nilai.
Artinya ilmu ekonomi positif itu ābebas nilaiā (value
free atau wetfrei)ā¦hanya menjelaskan āapakah harga ituā
dan āapakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau
turunā bukan āapakah harga itu adil atau tidakāā¦Ilmu
ekonomi normative, bertentangan dengan ilmu positif,
ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi
18
harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas
masalah āapakah yang seharusnya terjadiā. Esensi dasar
ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai (value
judgment). Seorang ekonom penganut etika puritan
egalitarianisme, Gunnar Myrdal (1898-1987) lebih suka
menyebutnya āilmu ekonomi institusionalā.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial,
tentu berkaitan dengan bidang-bidang disiplin akademis
lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi,
sosiologi, sejarah, geografi, dan sebagainya. Sebagai
contoh kegiatan-kegitan politik seringkali dipenuhi
dengan masalah-masalah ekonomi, seperti kebijaksanaan
proteksi terhadap industri kecil, undang-undang
perapajakan, dan sanksi-sanksi ekonomi. Ini artinya
bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari
kegitan-kegiatan plitik (Abdulah, 1992: 6).
Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek
ekonomi dan tingkah laku manusia, artinya juga mengkaji
peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam
masyarakat. Dan perlu diketahui, bahwa mengkaji
peristiwa-peristiwa ekonomi, tujuannya adalah berusaha
untuk mengerti hakikat dari peristiwaperistiwa tersebut
yang selanjutnya untuk dipahaminya. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk:
(1) mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-
peristiwa ekonomi, baik yang berupa hubungan 3 kausal
19
maupun fungsional. (2) untuk dapat menguasai masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.
(Abdullah, 1992:7).
Ilmu ekonomi juga memiliki keterbatasan-
keterbatasan yang dimilikinya. Walaupun kita ketahui
dalam ilmu ini telah digunakan pendekatan-pendekatan
kuantitatif-matematis, tetapi pendekatan-pendekatan
tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan-
keterbatasannya yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai
salah satu cabang ilmu sosial. Menurut Abdullah, (1992:
8), keterbatasanketerbatasan tersebut mencakup:
1. Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat
dilokalisasikan. Sebagai akibatnya kesimpulan atau
generalisasi yang diambilnya bersifat kontekstual
(akan terikat oleh ruang dan waktu).
2. Dalam ilmu ekonomi manusia selain berkedudukan
sebagai subjek yang menyelidiki, juga objek yang
diselidiki. Oleh karena itu hasil penyelidikannya
yang berupa kesimpulan ataupun generalisasi, tidak
dapat bersifat mutlak, di mana unsure-unsur
subjeknya akan mewarnai kesimpulan tersebut.
3. Tidak ada laboratorium untuk mengadakan percobaan-
percobaan. Sebagai akibatnya ramalan-ramalan
ekonomi sering kurang tepat.
4. Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian saja
dari seluruh program aktivitas di suatu negara.
20
Oleh karena itu apa yang direncanakan (exante) dan
kenyataannya (ex-post) sering tidak sejalan.
Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasannya
tersebut, maka sebagai akibatnya sifat keberlakuan
generalisasinya yang berupa dalil-dalil atau hukumhukum
dan teori-teorinya akan tergantung kepada konteks ruang
dan waktu serta tidak mutlak. Jadi sifat keberlakuan
dalil-dalil atau hokum-hukumnya adalah bersyarat. Yaitu
bila yang lainnya tidak berubah Syarat ini bisa disebut
juga dengan āCateris Paribusā. Hal ini disebabkan oleh
hukum-hukum ekonomi merupakan pernyataan-pernyataan
tentang tendensi-tendensi ekonomi. Ia merupakan hukum-
hukum yang berhubungan dengan tingkah laku sosial
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana
tingkah laku tersebut juga dipengaruhi atau tergantung
kepada situasi dan kondisi yang berlaku pada suatu
saat. Jadi ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial
tetap tidak dapat melepaskan dirinya dari keterbatasan-
keterbatasan yang dimiliki oleh ilmu sosial.
Ditinjau dari ruang-lingkup/cakupannya, ilmu
ekonomi juga dapat dibedakan atas makroekonomi dan
mikroekonomi (Samuelson dan Nordhaus, 1990: 99).
Istilah āmakroekonomiā itu sendiri untuk pertama kali
diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, untuk
diterapkan pada studi mengenai hubungan antar agregat
ekonomi yang bersifat luas, seperti; pendapatan
21
nasional, inflasi, pengangguran agregat, neraca
pembayaaran (Taylor, 2000: 597). Perlu diketahui bahwa
pada masa sebelumnya, sasaran kebijakan kamroekonomi
adalah kesempatan kerja full employment (kondisi di
mana seluruh sumber daya, khususnya tenaga kerja, bisa
terserap sepenuhnya) dan stabilitas harga. Stabilitas
ouput dari dari tahun ke tahun āÆ untuk menghindari
ledakan pertumbuhan atau resesi yang sangat parah āÆ
merupakan sasaran tambahan. Tetapi, tingkat pertumbuhan
output pada jangka waktu yang lebih panjang, tergantung
pada banyak faktor āÆ seperti teknologi, pelatihan, dan
insentif āÆ yang cenderung 4 termasuk dalam āsisi
penawaranā atau kebijakan mikroekonomi. Dalam
perekonomian yang terbuka, baik posisi neraca
pembayaran (balance of payment) atau pola tingkat
pertukaran di pasar pertukaran valuta asing dapat
dipandang sebagai tujuan yang terpisah dari kebijakan
makroekonomi atau sebagai suatu halangan terhadap
operasional makroekonomi (Britton, 2000: 596).
Kelangkaan Dan Pilihan
Menurut Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec , 2006,
sebuah barang disebut langka jika jumlah keinginan
terhadap suatu barang lebih besar daripada jumlah yang
tersedia. Misalnya pada saat terjadi isu akan naiknya
harga minyak tanah, maka orang-orang akan membeli
22
minyak tanah dalam jumlah besar, terutama pedagang
minyak tanah agar dapat memperoleh keuntungan besar.
Karena jumlah pasokan sudah tertentu, dan orang-orang
mencari minyak tanah, maka kemudian minyak tanah
menjadi langka.
Berdasarkan terjadinya kelangkaan tersebut, maka
muncul apa yang disebut barang ekonomi. Barang
ekonomimerupakan barang yang jumlah permintaannya lebih
banyak dibandingkan jumlah barang yang tersedia. Barang
ekonomi merupakan barang yang mempunyai nilai (harga).
Jika barang ekonomi ini semakin banyak jumlahnya maka
harganya semakin murah, dan semakin sedikit jumlahnya
maka harganya semakin mahal. Contoh: emas, karena
jumlahnya terbatas sedangkan peminatnya semakin lama
semakin banyak maka harganyasemakin mahal. Sedangkan
harga durian pada saat musim, harganya akan semakin
murah karena semakin banyak jumlahnya.
Lawan dari barang ekonomi adalah barang bebas.
Barang bebasmerupakan barang yang jumlah persediaannya
lebih banyak dibandingkan permintaannya. Barang bebas
ini karena jumlahnya sangat banyak, tidak ada harga
(nilainya). Contoh: udara, air disungai, pasir di
sungai. Namun air bersih dari PAM ada harganya, karena
banyaknya orang yang membutuhkan sedangkan
persediaannya terbatas. Demikian pula minuman air minum
mineral. Barang bebas ini tidak difokuskan
23
pembahasannya di dalam teori ekonomi. Hanya barang-
barang ekonomi saja yang dibahas.
Pada penjelasan di awal, barang ekonomi muncul
karena permintaannya lebih besar dibandingkan
ketersediaan barang tersebut. Ini berarti manusia
sebenarnya memerlukan barang yang lebih banyak
dibandingkan yang tersedia. Namun dia mengalami
keterbatasan, misalnya uang. Untuk itu dia harus
melakukan pemilihan barang mana saja yang paling dia
sukai untuk dibeli. Jika ada barang lain yang juga dia
sukai, karena jumlah uangnya terbatas, maka dia akan
membatalkan atau menunda pembelian barang lain
tersebut. Misalnya, seseorang memiliki uang Rp 10.000.
Harga bakso satu porsi berikut minum adalah Rp 10.000,
dan untuk menonton film satu kali juga bernilai Rp
10.000. Uang yang dimiliki orang itu bisa digunakan
untuk menonton film sekali, atau bisa pula untuk
membeli bakso berikut minimumannya. Sebenarnya orang
tersebut ingin dua-duanya, namun karena dia hanya
memiliki uang Rp 10.000 dia harus memilih mana yang
terlebih dahulu ia beli. Apakah tiket nonton atau makan
bakso. Di sinilah seseorang itu harus menentukan
pilihannya.
Orang tersebut akhirnya memutuskan untuk membeli
satu tiket nonton film. Maka dia harus mengorbakankan
tidak memakan bakso satu porsi. Nah, karena dia
24
menonton berarti kehilangankesempatan untuk menikmati
bakso. Kehilangan kesempatan ini disebut sebagai biaya
hilangnya kesempatan (opportunity cost). Jadi kita
dapat menyebutkan bahwa opportunity costdari nonton
film adalah makan bakso. Karena gara-gara menonton film
orang itu harus mengorbankan untuk tidak memakan bakso.
3.7 Ilmu Politik Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara
untuk mewujudkan kebaikan bersama (Aristoteles).
Politik adalah bermacam-macam kegiatan dari suatu
sistem politik (negara) yg menyangkut proses menentukan
tujuan-tujuan dari sistem indonesia dan melaksanakan
tujuan-tujuan itu (Miriam Budiarjo)
Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu
segi khusus dari kehidupan masyarakat yang menyangkut
soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu
yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama
warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun
hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya
adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan,usaha
mempertahankan kekuasaan, pengunaan kekuasaan tersebut
dan juga bagaiman menghambat pengunan kekuasaan.
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat dan bukan tujuan pribadi seseorang. Lagipula
politik menyangkut berbagai kelompok termasuk partai
politik dan kegiatan individu.
25
Unsur yang di pelukan sebagai konsep pokok yang dipakai
untuk meneropong unsur-unsur lainnya, yaitu :
Negara (suatu organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati
oleh rakyatnya)
Kekuasaan (kemampuan seseorang / kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok lain sesuai
dengan keinginan pelaku)
Pengambilan keputusan (keputusan adalah membuat
pilihan diantara beberapa alternatif, pengambilan
keputusan adalah menunjuk pada proses yang terjadi
sampai keputusan yang terjadi)
Kebikjasanaan umum (kebijaksanaan adalah suatu
kumpulankeputusan yang diambil oleh seorang pelaku /
kelompok politik dalam usaha memilih tujua-tujuan
dan cara-cara mencapai tujuan tersebut)
3.8 Keterkaitan ilmu Sosiologi, Ekonomi dan PolitikKetiga ilmu tersebut saling berhubungan satu sama lain,
dimana :
1. Ketiganya membicarakan dan menelaah objek yang sama
yaitu manusia sebagai individu maupun kelompok
masyarakat. Membicarakan tingkah laku dan gejala
sosial akibat dari interaksi serta status dan peran
dalam masyarakat.
2. Walaupun objek sama namun sudut pandang berbeda
tentang tingkah laku manusia beserta gejala sosial
26
yang ditimbulkannya, diantaranya ada ākepentinganā
tertentu atau alasan yang saling berkaitan.
3. Hubungan ketiganya menghasilkan cabang ilmu baru.
Hubungan sosiologi dan politik menghasilkan cabang
ilmu sosiologi politik, hubungan sosiologi dan
ekonomi menghasilkan cabang ilmu sosiologi ekonomi,
dan hubungan antara ekonomi dan politik
menghasilkan cabang ilmu ekonomi politik.
Keterkaitan ketiga ilmu sosial juga menghasilkan ilmu
baru dengan spesifikasi menelaah ilmu sosiologi,
politik dan ekonomi, yang populer dengan sebutan
Sosiologi dan Politik. Sosiologi politik merupakan
ilmu yang mempelajari mata rantai antara politik dan
masyarakat, antara struktur-struktur sosial dan
strukturĀ¬-struktur politik, antara tingkah laku sosial
dengan tingkah laku politik. Sementara Sosiologi
ekonomi sebagaimana yang dikemukakan Damsar (2002)
adalah sebgai studi tentang bagaimana cara orang atau
msayarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap
jasa dan barang langka dengan menggunakan pendekatan
sosiologi.
Hubungan Ilmu ekonomi dengan ilmu politik dan
sosiologi, terlihat pada ppengkajian dalam ilmu
sosiologi dan ekonomi politik adalah memahami The
Economic Theory of Politics yaitu apa latar belakang
ekonomi dari suatu gejala politik, gejala politik
27
ditelaah dengan peralatan ekonomi dan The Political
Theory Of Economics, apa latar belakang politik dari
suatu gejala ekonomi dan gejala ekonomi ingin ditelaah
dengan dengan peralatan analisis politik.
Dalam suatu proses kehidupan social dengan
memperhatikan segala keragaman nilai-nilai kelembagan
masyarakat, interaksi social maupun perubahan social,
aspek politik yang nampak dalam kegiatan ekonomi adalah
dalam pembangunan ekonomi, unsur perencanaan yang
dilakukan pemerintah lebih menonjol di bandingkan
mekanisme pasar terutama di Negara berkembang. Lebih-
lebih dalam era otonomi daerah perencanaan yang
melibatkan partisipasi masyarakat dari bawah (botton
up), keputusan orang banyak lebih dipentingkan dari
keputusan perorangan. Kebijakan publik yaitu penetapan
pajak, selain didasarkan atas rasionalitas ekonomi juga
memperhatikan rasa keadilan.
28
BAB 3. PENUTUP
3.9 KesimpulanBerdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
sosiologi, politik dan ekonomi ketiganya membicarakan
dan menelaah objek yang sama yaitu manusia sebagai
individu maupun kelompok masyarakat. Membicarakan
tingkah laku dan gejala sosial akibat dari interaksi
serta status dan peran dalam masyarakat. Walaupun objek
sama namun sudut pandang berbeda tentang tingkah laku
manusia beserta gejala sosial yang ditimbulkannya,
diantaranya ada kepentingan tertentu atau alasan yang
saling berkaitan. Hubungan ketiganya menghasilkan
cabang ilmu baru. Hubungan sosiologi dan politik
menghasilkan cabang ilmu sosiologi politik, hubungan
sosiologi dan ekonomi menghasilkan cabang ilmu
sosiologi ekonomi, dan hubungan antara ekonomi dan
politik menghasilkan cabang ilmu ekonomi politik.
Keterkaitan ketiga ilmu sosial juga menghasilkan
ilmu baru dengan spesifikasi menelaah ilmu sosiologi,
politik dan ekonomi, yang populer dengan sebutan
Sosiologi dan Politik. Sosiologi politik merupakan
ilmu yang mempelajari mata rantai antara politik dan
masyarakat, antara struktur-struktur sosial dan
struktur-struktur politik, antara tingkah laku sosial
dengan tingkah laku politik. Sementara Sosiologi
29
ekonomi adalah sebgai studi tentang bagaimana cara
orang atau msayarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap jasa dan barang langka dengan menggunakan
pendekatan sosiologi.
3.10 SaranDiharapkan kepada mahasiswa-mahasiswi untuk
mengetahui lebih jelas mengenai pengertian sosiologi,
politik dan ekonomi serta keterkaitan dari ketiga
disiplin ilmu tersebut. Dalam pembuatan makalah ini
tentu masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan pada makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKAPratomo Wahyu A.2006.Buku Ajar Teori Ekonomi
Makro.Sumatera Utara: Pratomo
Subagiarta, I wayan. 2015. Diktat Pengantar Ilmu
Sosiologi dan Ekonomi Politik. Jember : I wayan
Subagiarta
Yunindyawati. 2010. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Sebagai Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Yunindyawati
30