MAKALAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU FITRI DIANA ASTUTI

32
MAKALAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU DISUSUN OLEH : FITRI DIANA ASTUTI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASSAR 1

Transcript of MAKALAH HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU FITRI DIANA ASTUTI

MAKALAH

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU

DISUSUN OLEH :

FITRI DIANA ASTUTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANAMANAH MAKASSAR

1

2013 KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh

menyelesaikan sebuah karya tulis dengan

tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan

memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan

ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan

pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa

terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga

dapat memberikan manfaat.

Raha, Desember

2013

"Penulis"

2

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR.....................................................

......................................... i

DAFTAR

ISI...........................................................

................................................ ii

BAB I

PENDAHULUAN...................................................

...................................... 1

1.1 Latar Belakang

Masalah..................................................

.......................... 1

1.2 Rumusan

Masalah..................................................

.................................... 13

1.3 Tujuan dan

Manfaat..................................................

................................. 2

BAB II KAJIAN

TEORI ........................................................

................................. 6

2.1 Definisi-

Definisi.................................................

......................................... 7

2.2 Pendapat Para

Tokoh....................................................

............................... 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Filsafat dan

Ilmu.....................................................

............................... 11

3.2 Hubungan dan Perbedaan Filsafat dengan

Ilmu.....................................................

13

3.3 Perbedaan Filsafat dengan

Ilmu.....................................................

........................... 15

3.4 Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan

Ilmu...................................................

17

4

BAB III

PENUTUP.......................................................

.......................................... 19

A. Kesimpulan...............................................

.................................................. 19

B. Saran....................................................

...................................................... 19

DAFTAR

PUSTAKA.....................................................

.................................... 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang

Hubungan Filsafat Dengan Ilmu. Kami mengangkat tema

tersebut karena kami menyadari bahwa masih banyak dari

kita yang tidak menyadari secara sepenuhnya jika dalam

5

dunia pendidikan pun kita sebenarnya telah berfilsafat.

Berfilsafat itu tidak hanya dilakukan oleh ilmuan-

ilmuan terdahulu ataupun oleh orang-orang yang ingin

menguasai agama hingga ke akar-akarnya. Bahkan oleh

anak-anak yang belum waktunya mengenyam pendidikan pun

sesungguhnya telah berfilsafat dengan bagaimana mereka

mempertanyakan sesuatu dan menelaah untuk dapat

memahaminya. Karena itulah kami mengangkat tema ini

sebagai pembahasan dalam makalah kami. Untuk memecahkan

beberapa masalah tersebut, kami mecoba untuk membahas

dan memaparkan tentang Pengertian dan Hubungan di

antara Filsafat dan Ilmu.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Pengertian Filsafat dan Ilmu Secara

Menyeluruh?

Apakah Terdapat Hubungan dan Perbedaan Antara

Filsafat dan Ilmu?

Bagaimana Filsafat Dapat Mempengaruhi Perkembangan

Ilmu?

1.3 Tujuan

Kami menyusun makalah yang bertemakan Hubungan

Filsafat dengan Ilmu ini adalah agar kami dapat lebih

mengetahui bagaimana sebenarnya pengertian dari

keduanya secara menyeluruh, juga agar kami dapat

mengetahui bagaimana hubungan dan perbedaan di antara

keduanya, dan bagaimana filsafat tersebut dapat

6

mempengaruhi perkembangan ilmu, serta agar kami dapat

membagi ilmu pengetahuan yang telah kami dapatkan

kepada rekan-rekan mahasiswa seangkatan setelah

melakukan tahap perangkuman dari beberapa buku dan

situs internet sebagai acuan kami. Kami berharap dengan

makalah ini, rekan-rekan mahasiswa dapat mengerti dan

memahami Pengertian serta Hubungan Filsafat Dengan

Ilmu.

1.4 Manfaat

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada

Mahasiswa/Mahasiswi untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mereka tentang Hubungan Filsafat dengan Ilmu.

Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan

adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai acuan di dalam pembelajaran Mata Kuliah

Filsafat Ilmu.

7

Bab II

KAJIAN TEORI

2.3 Definisi-Definisi

A. Definisi Filsafat Secara Umum

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau

sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai

kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan

sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa

dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan

ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh

dengan segala hubungan.

8

Adapula yang mengatakan filsafat adalah studi

tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran

manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep

mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan

eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi

dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari

solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan

yang tepat untuk solusi tertentu.

B. Definisi Ilmu Secara Umum

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,

menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari

berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi

ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang

pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi

lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu

diperoleh dari keterbatasannya.

Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indra

masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan

juga cara berpikir setiap individu dalam memproses

pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu, definisi

ilmu bisa berlandaskan aktifitas yang dilakukan ilmu

itu sendiri.

9

2.4 Pendapat Para Tokoh

1. Pengertian Filsafat Menurut Para Tokoh

a.Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani :

”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya

dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :

”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,

Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa

Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan

“falsafah” dalam bahasa Arab.

b.Plato ( 428 -348 SM )

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai

pengetahuan kebenaran yang asli. Filsafat tidak lain

dari pengetahuan tentang segala yang ada.

c.Aristoteles (384 – 322 SM)

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi

kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu

metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,

politik, dan estetika. Dan kewajiban filsafat adalah

menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan

demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas

penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang

oleh filsafat dengan ilmu.

d. Rene Descartes

Pelopor filsafat modern dan pelopor pembaruan dalam

abad ke-17 yang terkenal dengan ucapannya: “Cogito

ergo Sum” (karena berpikir, maka saya ada) sebagai

10

landasan filsafatnya. Berfilsafat berarti berpangkal

kepada suatu kebenaran yang fundamental atau

pengalaman yang asasi.

e. Al Farabi

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam

maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

f. Cicero (106 – 43 SM )

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the

mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan

filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )

g. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-

ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu.

Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis

kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan

seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh

kenyataan.

h. Paul Nartorp (1854 – 1924)

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak

menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan

menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul

sekaliannya .

i. Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok

dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya

tercakup empat persoalan.

11

Apakah yang dapat kita kerjakan? (jawabannya

metafisika)

Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya

Etika)

Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama)

Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya

Antropologi)

j. Notonegoro

Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya

dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak

berubah , yang disebut hakekat.

k. Prof. Dr. N. Driyarkara S. J.

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan

mengenyampingkan pendapat-pendapat dan pendirian-

pendirian yang diterima saja dengan mencoba

memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari

lain-lain pandangan dan sikap praktis. Pandangan

diarahkan kepada sebab-sebab yang terakhir atau

sebab pertama (filsafat causes), dan tidak diarahkan

kepada sebab yang terdekat (secundary causes),

sepanjang kemungkinan yang ada pada budi nurani

manusia sesuai kemampuannya.

l. Harold H. Titus (1979 )

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan

terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima

secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses

kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap

yang dijunjung tinggi.

12

m. Prof. Mr.Mumahamd Yamin

Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia

menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya

itu dialamiya kesungguhan.

n. Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia

dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh ,

yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,

universal, integral dan radikal untuk mencapai dan

menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan

kearifan atau kebenaran yang sejati.

o. Bertrand Russel

Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah

antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi ,

filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai

masalah-masalah yang pengetahuan definitif

tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa

dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih

menarik perhatian akal manusia daripada otoritas

tradisi maupun otoritas wahyu.

2. Pengertian Ilmu Menurut Para Tokoh

a.Prof. DR. Mohammad Hatta

Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur

tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan

masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut

kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut

bangunannya dari dalam.

13

b. Prof. DR. A. Baiquni (Guru Besar Universitas Gadjah

Mada)

Science merupakan general consensus dari masyarakat

yang terdiri dari para scientist.

c.Prof. DR. M. J. Langerveld (Guru Besar pada Rijk

Universiteit di Utrecht-Belanda)

Pengetahuan ialah kesatuan objek yang mengetahui dan

objek yang diketahui. Suatu kesatuan dalam mana

objek itu dipandang oleh subjek sebagai

diketahuinya.

d. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag

Ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan

sistematik, dan ke-empatnya serentak.

e. Karl Pearson

Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang

komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman

dengan istilah yang sederhana.

f. Ashley Montagu

Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu

sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan

percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang

hal yang sedang dikaji.

g. Harsojo

Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang

disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode

pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu

dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu,

dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca

14

indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan

sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan

kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi

dalam bentuk : “ jika …. maka“.

h. Afanasyef

Ilmu adalah segala yang diketahui manusia tentang

alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam

dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang

ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan

pengalaman praktis.

i. Communality, The Liang Gie 1991

Ilmu adalah sekumpulan proposisi sistematis yang

terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang  benar

dengan ciri pokok yang bersifat general, rational,

objektif, mampu diuji kebenarannya (verifikasi

objektif), dan mampu menjadi milik umum.

j. J. Haberer 1972

Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang

merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan

menjadi pranata dalam masyarakat.

k. J.D. Bernal 1977

Ilmu adalah suatu pranata atau metode yang 

membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan

manusia.

l. E. Cantote 1977

Ilmu adalah suatu hasil aktivitas manusia yang

mempunyai makna dan metode.1977 -1992

15

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Filsafat dan Ilmu

A. Pengertian Filsafat

Filsafat dapat dijabarkan dari perkataan “philosopia”.

Kata “philos” berarti cinta dan kata “sopos” berarti

kebijaksanaan/pengetahuan yang mendalam. Perkataan ini

berasal dari bahasa Yunani yang berarti: “Cinta Akan

Kebijaksanaan” (Love Of Wisdom).

Sesuai tradisi, Pythagoras dan Socrates-lah yang mula-mula

menyebut diri “philosophus”, yaitu sebagai protes terhadap

kaum “sophis”, kaum terpelajar pada waktu yang menamakan

mereka itu hanyalah semu belaka.

Sebagai protes terhadap kesombongan mereka itu, maka

Socrates lebih suka menyebut dirinya “Pecinta

16

Kebijaksanaan”, artinya orang yang ingin mengetahui

pengetahuan yang luhur (sophia) itu. Mengingat keluhuran

pengetahuan yang dikejarnya itu maka ia tak mau berkata

bahwa ia mempunyai, memiliki atau menguasai.

Oleh karena luas dan dalamnya filsafat itu, maka perang

tidak akan dapat menguasai dengan sempurna dan orang tidak

akan pernah mengatakan selesai belajar.

Sudut praktis yang sesungguhnya mengenai arti dan nilai

hidup itu, arti dan nilai manusia itu. Dengan demikian,

dapat diberikan definisi filsafat sebagai berikut:

`Filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari sebab-sebab yang pertama

atau prinsip-prinsip yang tertinggi dari segala sesuatu yang dicapai oleh akal

budi manusia`

Dari definisi tersebut, jelas yang menjadi objek

materialnya (lapangannya) ialah segala sesuatu yang

dipermasalahkan filsafat. Sedangkan objek formalnya (sudut

pandangnya) ialah mencapai sebab-sebab yang terdalam dari

segala sesuatu, sampai kepada penyebab yang tidak

disebabkan , ada yang disebabkan, ada yang mutalk ada,

yaitu penyebab pertama (causa prima) ialah Allah itu

sendiri.

Mengenai “ada” yang tidak mutlak adalah segala ciptaan

Tuhan, sewaktu-waktu bisa punah di muka bumi ini apabila

sudah ada saatnya sesuai dengan hukum alamatau hukum Allah

(sunnatullah).

17

B. Cabang-cabang Filsafat

1. Epistemologi, yaitu menyoroti dari sudut sebab

pertama, gejala pengetahuan dan kesadaran manusia.

2. Kritik ilmu, adalah cabang filsafat yang menyibukkan

diri dengan teori pembagian ilmu, metode yang

digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan

jenis keterangan yang diberikan yang tidak termasuk

bidang ilmu pengetahuan melainkan merupakan tugas

filsafat.

3. Ontologi, sering disebut metafisika umum atau

filsafat pertama adalah filsafat tentang seluruh

kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu ”ada”.

4. Teologi Metafisik, membicarakan filsafat ke-Tuhan-an

atau Logos (ilmu) tentang theos (Tuhan) menurut

ajaran dan kepercayaan.

5. Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam

semesta hal ihwal dan evolusinya. Filsuf yang berperan

antara lain Pitagoras, plato dan ptolemeus.

6. Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia

mempelajari manusia sebagai manusia, menguraikan apa

atau siapa manusia menurut adanya yang terdalam,

sejauh bisa diketahui mulai dengan akal budinya yang

murni.

7. Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang

mempelajari tindakan manusia. Etika dibedakan dari

semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan

keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia

18

seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan tujuan

hidupnya.

8. Estetika, sering juga disebut filsafat keindahan

(seni), adalah cabang filsafat yang berbicara

tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang

bersifat jasmani dan rohani.

9. Sejarah filsafat, sejarah filsafat adalah cabang

filsafat yang mengajarkan jawaban para pemikir besar,

tema yang dianggap paling penting dalam periode

tertentu, dan aliran besar yang menguasai pemikiran

selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu.

Adanya bidang kajian khusus atau cabang-cabang khusus

filsafat yang terdiri dari cabang-cabang/bagian-bagian

pokok filsafat, misalnya filsafat tentang:

a. Bahasa

b. Sejarah

c. Kebudayaan

d. Hukum

e. Ekonomi

f. Administrasi

g. Politik

h.Ilmu-ilmu pengetahuan: Ilmu Matematika, Ilmu Alam,

Ilmu Teknik

i. Agama, dll

Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sebagai

berikut:

1. Objek filsafat ialah segala sesuatu yang ada

2. Sudut pandangaannya ialah sebab-sebab yang terdalam

19

3. Sifat filsafat ialah sifat-sifat ilmu pengetahuan

4. Metode filsafat ialah metode perenungan (contemplation)

yang spekulatif

5. Jalan filsafat dalam usaha mencari dan menemukan

jawaban atas segala pertanyaan hidup dan kehidupan

manusia adalahdengan berdasarkan kekuatan pikiran

manusia atau budi nurani (ratio) dan tidak berdasarkan

kepada wahyu Allah atau pertolongan istimewa dari

agama/Tuhan.

C. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima/ya’lamu yang berarti

tahu/mengetahui. Pengertian ilmu     yang terdapat dalam

kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu

bidang yang disusun secara bersistem menurut metode

tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-

gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara

mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains

menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19,

tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang

fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada

bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.

Dalam Ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian

sebagai berikut:

“Ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang

masing-masing sesuatu lapangan pengalaman tertentu, yang

disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu,

hingga menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai

20

pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil

pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti

dengan memakai metode-metode tertentu.”

Menurut Prof. DR. Mohammad Hatta:

“Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang

pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang

sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari

luar maupun menurut bangunnya dari dalam.”

Sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya

kebutuhan hidup manusia, dan semakin berkembangnya

kehidupan modern maka semakin terasalah kebutuhan untuk

menjawab segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam

keadaan yang demikian, lahirlah apa yang disebut ilmu-ilmu

pengetahuan khusus. Momentum pemisahan antara filsafat

dengan ilmu pengetahuan khusus itu bermula disekitar Abad

Pertengahan, pada saat lahirnya Zaman Renaissance (misalnya

Ilmu Fisika dan Ilmu Matematika).

Bentuk ilmu yang lain (Ilmu Pengetahuan) bertujuan

membantu manusia dalam mempermudah pelaksanaan kehidupannya

atau untuk mensejahterakan manusia. Disegi lain, dapat pula

bertujuan menyusahkan atau menghancurkan manusia, apabila

ilmu dan teknologi itu dipergunakan untuk tujuan perang

dengan menciptakan senjata mutakhir.

3.2 Hubungan dan Perbedaan Filsafat dengan Ilmu

Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan

ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga

dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari

21

semua ilmu (mater scientiarum).  Karena objek material filsafat

bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu

membutuhkan objek khusus.  Hal ini menyebabkan berpisahnya

ilmu dari filsafat.

Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu

memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan

filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan

ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini

menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing

ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang

menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah

filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu.

Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan

suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman

kemanusian yang luas.

Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat.

Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada

pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin

dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat

menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa

fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide

filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan

ilmiah (Siswomihardjo, 2003).

Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja

dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah

merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami

spesialisasi.  Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak

mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral.

22

Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu

adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi

sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Dalam

konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat

relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005).

Hubungan filsafat dengan ilmu dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya

universal, sedangkan ilmu objeknya terbatas, khusus

lapangannya saja.

2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan,

insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan sebab-

sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan

sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam. Dengan

satu kalimat dapat dikatakan:

- Ilmu mengatakan “bagaimana” barang-barang itu (to

know ..., technical know how, managerial know how ..., secundary

causes, and proximate explanation)

- Filsafat mengatakan “apa” barang-barang itu (to

know `what` and `why` ..., first causes, highest principles, and

ultimate explanation)

3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang

khusus, mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.

4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu,

tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua

pengetahuan yang tersendiri.

23

Keduanya (filsafat dan ilmu) penting, serta saling

melengkapi, juga saling menghormati dan mengakui batas-

batas dan sifatnya masing-masing. Inilah yang sering

dilupakan sehingga ada ilmuan yang ingin menjadi tuan tanah

atas kavling pengetahuan lain. Misalnya, apabila ada

seorang dokter berkata, “Setiap saya mengoperasi seorang

pasien belum pernah saya melihat jiwanya. Jadi manusia itu

tidak memiliki jiwa.” Maka dokter itu menginjak ke lapangan

lain dari lapangan ilmu ke lapangan filsafat, sehingga

kesimpulannya tidak benar lagi.

Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada

baiknya kita lihat pada perbandingan antara ilmu dengan

filsafat dalam bagan di bawah ini, (disarikan dari Drs.

Agraha Suhandi, 1992)

Ilmu Filsafat

Segi-segi yang

dipelajari

dibatasi agar

dihasilkan

rumusan-rumusan

yang pasti

Obyek penelitian

yang terbatas

Tidak menilai

obyek dari suatu

Mencoba merumuskan

pertanyaan atas jawaban.

Mencari prinsip-prinsip

umum, tidak membatasi segi

pandangannya bahkan

cenderung memandang segala

sesuatu secara umum dan

keseluruhan

Keseluruhan yang ada

Menilai obyek renungan

24

sistem nilai

tertentu.

Bertugas

memberikan

jawaban

dengan suatu makna,

misalkan , religi,

kesusilaan, keadilan dsb.

Bertugas mengintegrasikan

ilmu-ilmu

Kita telah mengadakan perenungan tentang pengertian yang

sedalam-dalamnya dari sumber atau wadah kebenaran

(obyektivitas) yaitu ilmu dan filsafat. Berikutnya kita

akan melihat bagaimana hubungan keduanya dengan agama,

sebagai berikut :

1. Ketiganya baik ilmu, filsafat maupun agama merupakan

sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) atau bentuk

pengetahuan.

2. Dalam pencarian kebenaran (obyektivitas) ketiga bentuk

pengetahuan itu masing-masing mempunyai metode, sistem

dan mengolah obyeknya selengkapnya sampai habis-

habisan.

3. Ilmu bertujuan mencari kebenaran mikrokosmos

(manusia), makro-kosmos (alam) dan eksistensi

Tuhan/Allah.

Agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia

akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak

itu, baik mengenai mikro-kosmos (manusia), makro-kosmos

(alam) maupun Tuhan/Allah itu sendiri.

3.3 Perbedaan Filsafat dengan Ilmu

25

Selain memiliki hubungan, filsafat dan ilmu juga

memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat di lihat

dari berbagai objek, yakni:

Obyek material [lapangan]

Filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala

sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material

ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan

empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin

bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak,

sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam

disiplin tertentu.

Obyek formal [sudut pandangan]

Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena

mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu

secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu

bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di

samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik,

yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu

mengadakan penyatuan diri dengan realita.

Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan

yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan

pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset

lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,

nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis,

sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.

Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih

mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas

sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif,

26

yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari

tidak tahu menjadi tahu.

Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang

mutlak, dan mendalam sampai mendasar [primary

cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang

tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang

sekunder [secondary cause]

Filsafat = berpikir kritis atau selalu

mempertanyakan segala hal tanpa ada eksperimen.

Sedangkan ilmu selalu dengan eksperiman untuk

menemukan jawaban dari pertanyaannya.

3.4 Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu

Bagaimana filsafat dapat mempengaruhi perkembangan

ilmu? Ada beberapa alasan yang mengacu pada pertanyaan

ini, yakni untuk mendapatkan ilmu, seseorang hendaknya

berada atau ikut andil dalam proses mengenyam ilmu dalam

dunia pendidikan. Dalam proses belajar mengajar dalam

dunia pendidikan ini sangat kontras dengan “proses

berfikir”.

Ketika seorang siswa bertanya kepada gurunya tentang

bagaimana proses terjadinya tetesan-tetesan air yang

jatuh dari langit yang telah dikenal oleh semua orang

dengan sebutan hujan? Kenapa ikan hanya bisa berenang di

dalam air dengan sirip-sirip kecil mereka, sementara

burung dengan kedua sayapnya mampu terbang tinggi di

angkasa? Kedua pertanyaan ini sangat kontras dengan cara

dan proses berfikir mereka. Lalu seorang guru tersebut

27

akan mulai berfikir untuk menemukan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan siswanya.

Dari sini, guru tersebut akan mencoba menjelaskan

teori yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan itu

dan menghubungkannya dengan kekuasaan Yang Maha Esa, lalu

mengajak para siswanya untuk berfikir mengenai hal itu

secara logika. Nah, secara tidak langsung mereka telah

berfilsafat. Sesuai dengan pengertian dasar filsafat

yakni “berfikir untuk mencari kebenaran”. Jadi, walaupun

mereka tidak menyadari bahwa mereka telah terjun dalam

berfikir secara filsafat, tetapi sesungguhnya mereka

telah berfilsafat.

Begitu pula dengan sistem pengajaran dalam dunia

pendidikan yang sekarang berbeda dengan sistem pengajaran

di masa yang lalu. Inilah bukti bahwa ilmu telah

mengalami perkembangan yang signifikan. Jika di masa yang

lalu guru dituntut untuk lebih aktif dalam mengajari para

siswanya, sehingga setiap pertanyaan yang diajukan oleh

para siswa terfokus pada jawaban guru tersebut. Dapat

dikatakan bahwa setiap pertanyaan tersebut mutlak akan

dijawab oleh guru.

Tetapi sistem pengajaran di zaman sekarang telah

sangat berbeda dan mengalami perkembangan. Pihak-pihak

yang berperan penting dalam dunia pendidikan telah

berfikir kefilsafatan sehingga muncullah ide-ide baru

yang lebih efektif dalam proses belajar mengajar di dunia

pendidikan yang sekarang. Jika di masa yang lalu guru

mutlak menjawab segala pertanyaan siswa, di zaman

28

sekarang siswa dituntut untuk lebih aktif. Jika ada siswa

yang mengajukan pertanyaan, maka guru akan mengembalikan

pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain lagi untuk

menjawabnya. Jika tidak ada satupun dari seluruh siswa

yang dapat menjawab, maka barulah guru tersebut mengambil

alih pertanyaan tersebut kemudian menjawabnya, tetapi

tetap dituntut untuk memancing pendapat para siswanya

untuk lebih mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Di

sinilah proses berfikir secara filsafat dapat kita

temukan lagi. Jadi, dari pemaparan di atas dapat

disimpulkan bahwa filsafat telah memberikan pengaruh yang

cukup besar terhadap perkembangan ilmu dalam dunia

pendidikan.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai

sifat-sifat ilmu pengetahuan. Akan tetapi jelaslah bahwa

filsafat tidak termasuk ruang lingkup ilmu pengetahuan yang

khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu, tetapi obyeknya

tak terbatas. Filsafat dapat mempengaruhi ilmu, karena dalam

memperoleh ilmu tersebut seseorang dengan sendirinya, tanpa

29

direncanakan sebelumnya akan mulai untuk berfilsafat. Walaupun

mungkin tidak semua orang menyadari bahwa saat berfikir dan

menanyakan sesuatu, ataupun saat berfikir dan menjawab sesuatu

mereka sebenarnya sedang berfilsafat. Mengenai pendapat para

tokoh yang di antaranya adalah Plato, Rene Descartes dan yang

lainnya menyadari bahwa berfikir itu adalah sesuatu yang

sangat berharga, serta meyakini bahwa berfilsafat berarti

berpangkal kepada suatu kebenaran yang hakiki. Juga seperti

yang dikatakan oleh Maurice Marieau Ponty “Jasa dari filsafat

itu terletak dalam sumber penyelidikannya, yakni eksistensi

dan dengan sumber itu kita bisa berpikir tentang manusia.”

Lalu, mengenai hubungan filsafat dengan ilmu, yakni penting

adanya, serta saling melengkapi, juga saling menghormati dan

mengakui batas-batas dan sifatnya masing-masing. Filsafat

memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus,

mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya

itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

30

DAFTAR PUSTAKA

http://tanbihun.com/pendidikan/definisi-atau-pengertian-

filsafat-dan-ilmu-pengetahuan-serta-perbedaannya/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?

qid=20090913053818aa54to6

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&sqi=2&ved=0C

CYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhamidpakis.blogspot.com

%2F2013%2F01%2Fhubungan-filsafat-dan-

ilmu.html&ei=kqeiUsG6OoaQrQfFtIHQDA&usg=AFQjCNFAxeXiU1H8X

SCrJbU2IUFFK2rk4Q&sig2=jc6c1Cb87_bjP2-

_HJIz1Q&bvm=bv.57752919,d.bmk tanggal 07-12-2013 jam

09.000

http://www.geschool.net/296092/blog/post/hubungan-

filsafat-ilmu-dan-agama tanggal 07-12-2013 jam 09.000

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hubungan-

antara-filsafat-dengan-ilmu/ tanggal 07-12-2013 jam

09.000

http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/hubungan-ilmu-

filsafat-dan-agama-458566.html tanggal 07-12-2013 jam

09.000

31

32