Lembaga Keuangan Bank

22
LEMBAGA KEUANGAN BANK A. PENGERTIAN BANK Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum Fungsi Bank 1. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu: a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian. b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

Transcript of Lembaga Keuangan Bank

LEMBAGA KEUANGAN BANK

A.PENGERTIAN BANK

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya

didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,

meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal

sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa

Italia banca berarti tempat penukaran uang  Sedangkan menurut

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum

Fungsi Bank

1. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun

dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar

ada tiga sumber, yaitu:

a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran

modal waktu pendirian.

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan

melalui usaha perbankan

seperti usaha simpanan giro, deposito dan

tabanas.

c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh

dari pinjaman dana

yang

berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana

yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh

bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.

Mungkin Anda pernah mendengar

beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan

usahanya, salah satu penyebabnya adalah

karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.

2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat

berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.

3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-

lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan

antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan

pelayanan lainnya.

Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of

trust, agent of develovment dan agen of services.

Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya

menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya

bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat

yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam

pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber

pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga

kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu

pemberiannya harus benar-benar teliti

1. Agent Of Trust

Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan

perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun

dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana

dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini

akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun

dari pihak bank dan  kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada

pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam

keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari

segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran

dana tersebut.

2. Agent Of Development

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.

Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat

diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.

Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan

investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang

dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan

konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang.

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak

lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

3. Agent Of Services

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.

Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank

juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada

masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan

kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

PERAN BANK

Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam

sistem keuangan, yaitu :

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit

devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam

berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya

dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini

bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus

(lender) kepada unit defisit (borrower).

2. Transaksi (transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk

melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan

jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu

produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan,

depsito, saham dan sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat

digunakan sebagai alat pembayaran.

3. Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya.

Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas

yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana

dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan

kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas

pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus

likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami

kekurangan likuiditas.

4. Efisiensi (efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan

pengguna modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya

memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling

membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric

information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah

insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah

insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu

menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk

menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi

efisiensi biaya ekonomi.

JENIS JENIS BANK

Jenis-jenis bank yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

Perbankan.

Jenis-jenis perbankan berdasarkan UU Perbankan No.10 tahun 1998

berbeda dengan ketentuan sebelumnya, yaitu UU No. 14 tahun 1967.

Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan

yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak

berbeda.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari fungsi bank, dan

kepemilikan bank.

Dari segi fungsi, perbedaan terletak pada luasnya kegiatan atau

jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah

operasinya.

Sedangkan kepemilikan perusahaan dapat dilihat dari segi

pemilikan saham yang ada dan akte pendiriannya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapakah nasabah yang

mereka layani, apakah masyarakat luas atau masyarakat di lokasi

tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga diklasifikasikan

berdasarkan caranya menentukan harga jual dan harga beli.

Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

1 ) Bank Sentral

1.      Sejarah Bank

Bank Indonesia berasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan

salah satu bank milik pemerintah Belanda. De Javashe Bank N.V

didirikan pada zaman pemerintah Belanda, pada tanggal 10 Oktober

1827 yang kemudian dinasionalisir pemerintah RI pada tanggal 6

Desember 1951 dengan Undang-undang No. 24 tahun 1951 menjadi Bank

milik pemerintah RI.

Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan

dari bekas penjajahan belanda. Oleh karena itu sejarah

perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya,

baik untuk Bank Pemerintah maupun milik swasta Nasional.

Bank Sentral di Indonesia, adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan

UU No. 13 tahun 1968, yang kemudian ditegaskan lagi dengan

munculnya Undang-undang No. 23 tahun 1999.

2.      Tujuan dan Fungsi Bank Sentral

Peranan danfungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering

juga disebut Bank To bank dalam pembangunan memang penting dan

sangat dibutuhkan keberadaanya. Tugas-tugas Bank Indonesia

sebagai Bank To bank  adalah mengatur, mengawasi, mengkoordinir

serta memberikan tindakan kepada dunia perbankan. Bank Indonesia

juga mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan

kembali kepada masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan, serta

mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan secara keseluruhan.

Tugas pokok Bank Sentral adalah:

Tujuan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral  seperti yang tertuang

dalam UU RI No 23 tahun 1999 BAB III pasal 7 adalah untuk

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Adapun maksud dari kestabilan rupiah adalah :

a.       Kestabilan rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat

diukur dengan atau tercermin dari

perkembangan laju inflasi.

b.      Kestabilan ni;ai rupiah terhadap mata uang negara asing.

Berikut ini akan diuraikan tugas-tugas Bank Sentral seperti yang

tertuang dalam UU RI No. 23 tahun 1999, yaitu :

a.       Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Bank Indonesia berwenang :

1) Menetapkan sasaran moneter dengan memeperhatikan sasaran

laju inflasi yang

ditetapkannya.

2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-

cara yang termasuk, tetapi tidak

terlepas pada :

*Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata

uang rupiah maupun valas

*Penetepan tingkat diskonto

*Penetapan cadangan wajib minimum

*Pengaturan kredit atau pembiayaan

3) Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah, paling lama 90 (Sembilanm

Puluh) hari kepada bank untuk mengatasi kasulitan

pandanaan jangka pendek bank yang

bersangkutan.

4) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem

nilai tukar yang telah ditetapkan

5) Mengelola cadangan devisa.

6) Menyelengarakan survei secara berkala atau

sewaktu-waktu yang dapat bersifat makro dan

mikro.

Dalam pasal 10 UU No. 23 tahun 1999, BI berwenang menetapkan

sasaran-sasaran moneter yang memperhatikan sasaran laju

inflasi yang ditetapkannya serta melakukan pengendalian

moneter.

b.      Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Dalam hal ini Bank Sentral berwenang melaksanakan dan memberikan

izin atau persetujuan atas penyelenggaraan jasa sistem

pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk

menyampaikan laporan kegiatannya serta menetapkan penggunaan alat

pembayaran yaitu :

1) Pengaturan dan penyelengaraan kliring serta penyelesaian akhir

transaksi

2) Mengeluarkan dan mengedarkan uang

Tugas Bank Indonesia sebagai Lembaga yang mengatur dan mengawasi

Bank telah digantikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), terhitung sejak 31 Desember 2013, pengaturan

dan pengawasan bank dilakukan OJK

Dengan demikian BI akan fokus pada pengendalian inflasi dan

stabilitas moneter.

Bertempat di gedung Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (31/12),

berlangsung penandatanganan Berita Acara Serah Terima pengalihan

fungsi pengaturan dan pengawasan bank dari Bank Indonesia kepada

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2 ) Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.

9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa

yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat

memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

Kegiatan Usaha Bank Umum

Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat

deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menerbitkan surat pengakuan utang.

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun

untuk kepentingan dan atas perintah

nasabahnya:

* Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh

bank yang masa berlakunya tidak lebih

lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-

surat dimaksud.

* Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa

berlakunya tidak lebih lama dari

kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

* Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.

* Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

* Obligasi.

* Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.

* Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

dengan satu (1) tahun

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan

dana kepada bank lain, baik

dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun

dengan wesel unjuk, cek atau sarana

lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan antar

pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga.

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak.

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya

dalam bentuk surat berharga yang

tidak tercatat di bursa efek.

11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan

kegiatan wali amanat.

12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank

sepanjang tidak bertentangan dengan

undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Selain itu Bank Umum dapat pula:

Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan

di bidang keuangan, seperti sewa

guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta

lembaga kliring penyelesaian dan

penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia.

Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan kredit atau

kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan

syarat harus menarik kembali

penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia, dan

Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun

sesuai dengan ketentuan dalam

peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

3 ) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan

bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan

valas, dan perasuransian.

Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Berikut usaha yang dapat dilaksanakan oleh BPR:

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

Memberikan kredit.

Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat

deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

PERBEDAAN BANK UMUM DAN BPR

BANK UMUM BPR Bank Umum menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpana Giro,

simpanan tabungan dan simpanan

Bank Perkreditan Rakyat

menghimpun dana hanya dalam

Deposito bentuk simpanan Tabungan dan

simpanan Deposito.bank umum dapat melakukan

transaksi giral.

Sedangkan BPR tidak dapat

melakukan transaksi giral.bank umum memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.

misalnya kliring, dan jual beli

valuta asing

BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,kliring dan Valuta asing

Bank umum bisa melakukan

perasuransian.

  Bank Perkreditan Rakyat di larang

melakukan Perasuransian

Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri

atas bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank

milik swasta asing.

1 ) Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun

modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan

bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat

Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik

pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat

II masing-masing provinsi. Ditinjau dari segi kepemilikan adalah

siapa pun yang turut andil dalam pendirian suatu bank.

Kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan

saham yang dimilikinya.

yaitu:

* Bank Mandiri (sebelum 1998 adalah Bank Dagang Negara, Bank

Bumi Daya, Bank Exim, Bank

Pembangunan Indonesia)

* Mutiara Bank (sebelum tanggal 16 September 2009 bernama "Bank

Century"/"Bank CIC", penyertaan

saham sementara oleh Pemerintah Indonesia melalui LPS)

* Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

* Bank Rakyat Indonesia (BRI)

* Bank Tabungan Negara (BTN)

Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah

tingkat I dan tingkat II. Contoh bank pemerintah daerah adalah

Bank Sumut, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD

Sumatera Utara, BPD Sumatra Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan

BPD lainnya:

2) Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki

oleh swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan

swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta.

Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat,

Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank

Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank

Internasional Indonesia:

3) Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas

dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara

lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma,

Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank,

Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank

PDFCI.

4 ) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN

AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

Dilihat dari segi status

Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, bank

umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam. Pengklasifikasian

ini berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan

atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani

masyarakat baik dari jumlah produk, modal, maupun kualitas

pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut

diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteris tertentu.

Status bank yang dimaksud adalah:

1) Bank Devisa

Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau

yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller

cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi

lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan

oleh Bank Indonesia.

Contoh nya:

Bank BRI Agroniaga, sebelumnya dikenal sebagai "Bank Agroniaga"

Bank Anda (Surabaya), sebelumnya dikenal sebagai "Bank Antar

Daerah"

Bank Artha Graha Internasional, sebelum bulan Mei 2005 bernama

"Bank Interpacific"

Bank Bukopin

Bank Bumi Arta

Bank Capital Indonesia

Bank Central Asia

Bank CIMB Niaga, sebelum tanggal 15 Oktober 2008 bernama "Bank

Niaga" dan "Bank Lippo

2) Bank Non-Devisa

Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan

kegiatan seperti halnya bank devisa. Jadi bank non-devisa hanya

dapat melakukan transaksi dalam batas-batas negara.

contoh nya:

Anglomas Internasional Bank (Surabaya)

Bank Andara, sebelum tanggal 30 Januari 2009 bernama "Bank Sri

Partha"

Bank Artos Indonesia (Bandung)

Bank Bisnis Internasional (Bandung)

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Bandung)

Centratama Nasional Bank (Surabaya)

Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

1 ) Bank Konvensional

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

“berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan,

kelaziman.

Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang

dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga

sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai

secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan

produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain

tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang

telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit

investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka

pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso,

kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti

jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin

emisi, dan perdagangan efek.

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya

dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat

deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini

merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank

tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan

sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional

contohnya bank umum dan BPR.

2 ) Bank Syariah

Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an.

Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam

operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya

yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh

hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan

kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu

secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.

Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas,

dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan

keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan

bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat

berbeda dengan bank konvensional.

Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada  kesepakatan

antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis

simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya

porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini

prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah).

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(ijarah).

e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus

berlandaskan pada Alquran dan hadis.

Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga

tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.

Contoh Bank syariah:

Bank BNI Syariah

Bank Mega Syariah

Bank Muamalat Indonesia

Bank Syariah Mandiri

BCA Syariah, dahulu bernama "Bank UIB"

Bank BJB Syariah

Bank BRI Syariah, dahulu bernama "Bank Jasa Arta"

3. Sistem Konvensional dan Syariah

Yaitu bank yang menggunakan dual system, dimana dalam satu Bank

menggunakn dua system yaitu syariah dan konvensional dengan satu

pengoperasian nya tanpa memisah pelaksana nya

Contoh :

Bank Sumut