Lembaga Keuangan Bank
Transcript of Lembaga Keuangan Bank
LEMBAGA KEUANGAN BANK
A.PENGERTIAN BANK
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal
sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa
Italia banca berarti tempat penukaran uang Sedangkan menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum
Fungsi Bank
1. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun
dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar
ada tiga sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran
modal waktu pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan
melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan
tabanas.
c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh
dari pinjaman dana
yang
berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana
yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh
bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.
Mungkin Anda pernah mendengar
beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan
usahanya, salah satu penyebabnya adalah
karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.
2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat
berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-
lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan
antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan
pelayanan lainnya.
Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of
trust, agent of develovment dan agen of services.
Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya
menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya
bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat
yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam
pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber
pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga
kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu
pemberiannya harus benar-benar teliti
1. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan
perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun
dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana
dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini
akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun
dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada
pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam
keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari
segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran
dana tersebut.
2. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan
investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang
dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak
lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
PERAN BANK
Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam
sistem keuangan, yaitu :
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit
devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam
berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini
bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus
(lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan
jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu
produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan,
depsito, saham dan sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas
yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana
dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas
pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus
likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami
kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan
pengguna modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya
memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric
information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah
insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah
insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu
menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk
menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi
efisiensi biaya ekonomi.
JENIS JENIS BANK
Jenis-jenis bank yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Perbankan.
Jenis-jenis perbankan berdasarkan UU Perbankan No.10 tahun 1998
berbeda dengan ketentuan sebelumnya, yaitu UU No. 14 tahun 1967.
Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan
yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak
berbeda.
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari fungsi bank, dan
kepemilikan bank.
Dari segi fungsi, perbedaan terletak pada luasnya kegiatan atau
jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah
operasinya.
Sedangkan kepemilikan perusahaan dapat dilihat dari segi
pemilikan saham yang ada dan akte pendiriannya.
Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapakah nasabah yang
mereka layani, apakah masyarakat luas atau masyarakat di lokasi
tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga diklasifikasikan
berdasarkan caranya menentukan harga jual dan harga beli.
Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1 ) Bank Sentral
1. Sejarah Bank
Bank Indonesia berasal dari De Javasche Bank N.V yang merupakan
salah satu bank milik pemerintah Belanda. De Javashe Bank N.V
didirikan pada zaman pemerintah Belanda, pada tanggal 10 Oktober
1827 yang kemudian dinasionalisir pemerintah RI pada tanggal 6
Desember 1951 dengan Undang-undang No. 24 tahun 1951 menjadi Bank
milik pemerintah RI.
Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan
dari bekas penjajahan belanda. Oleh karena itu sejarah
perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya,
baik untuk Bank Pemerintah maupun milik swasta Nasional.
Bank Sentral di Indonesia, adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No. 13 tahun 1968, yang kemudian ditegaskan lagi dengan
munculnya Undang-undang No. 23 tahun 1999.
2. Tujuan dan Fungsi Bank Sentral
Peranan danfungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering
juga disebut Bank To bank dalam pembangunan memang penting dan
sangat dibutuhkan keberadaanya. Tugas-tugas Bank Indonesia
sebagai Bank To bank adalah mengatur, mengawasi, mengkoordinir
serta memberikan tindakan kepada dunia perbankan. Bank Indonesia
juga mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan
kembali kepada masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan, serta
mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan secara keseluruhan.
Tugas pokok Bank Sentral adalah:
Tujuan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral seperti yang tertuang
dalam UU RI No 23 tahun 1999 BAB III pasal 7 adalah untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Adapun maksud dari kestabilan rupiah adalah :
a. Kestabilan rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat
diukur dengan atau tercermin dari
perkembangan laju inflasi.
b. Kestabilan ni;ai rupiah terhadap mata uang negara asing.
Berikut ini akan diuraikan tugas-tugas Bank Sentral seperti yang
tertuang dalam UU RI No. 23 tahun 1999, yaitu :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Bank Indonesia berwenang :
1) Menetapkan sasaran moneter dengan memeperhatikan sasaran
laju inflasi yang
ditetapkannya.
2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-
cara yang termasuk, tetapi tidak
terlepas pada :
*Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata
uang rupiah maupun valas
*Penetepan tingkat diskonto
*Penetapan cadangan wajib minimum
*Pengaturan kredit atau pembiayaan
3) Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, paling lama 90 (Sembilanm
Puluh) hari kepada bank untuk mengatasi kasulitan
pandanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan.
4) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem
nilai tukar yang telah ditetapkan
5) Mengelola cadangan devisa.
6) Menyelengarakan survei secara berkala atau
sewaktu-waktu yang dapat bersifat makro dan
mikro.
Dalam pasal 10 UU No. 23 tahun 1999, BI berwenang menetapkan
sasaran-sasaran moneter yang memperhatikan sasaran laju
inflasi yang ditetapkannya serta melakukan pengendalian
moneter.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam hal ini Bank Sentral berwenang melaksanakan dan memberikan
izin atau persetujuan atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya serta menetapkan penggunaan alat
pembayaran yaitu :
1) Pengaturan dan penyelengaraan kliring serta penyelesaian akhir
transaksi
2) Mengeluarkan dan mengedarkan uang
Tugas Bank Indonesia sebagai Lembaga yang mengatur dan mengawasi
Bank telah digantikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), terhitung sejak 31 Desember 2013, pengaturan
dan pengawasan bank dilakukan OJK
Dengan demikian BI akan fokus pada pengendalian inflasi dan
stabilitas moneter.
Bertempat di gedung Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (31/12),
berlangsung penandatanganan Berita Acara Serah Terima pengalihan
fungsi pengaturan dan pengawasan bank dari Bank Indonesia kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2 ) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa
yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Kegiatan Usaha Bank Umum
Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya:
* Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh
bank yang masa berlakunya tidak lebih
lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
* Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
* Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
* Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
* Obligasi.
* Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
* Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan satu (1) tahun
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan antar
pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang
tidak tercatat di bursa efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan
kegiatan wali amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan
undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain itu Bank Umum dapat pula:
Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan
di bidang keuangan, seperti sewa
guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta
lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau
kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan
syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, dan
Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun
sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
3 ) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan
valas, dan perasuransian.
Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat
Berikut usaha yang dapat dilaksanakan oleh BPR:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Memberikan kredit.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip
Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
PERBEDAAN BANK UMUM DAN BPR
BANK UMUM BPR Bank Umum menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpana Giro,
simpanan tabungan dan simpanan
Bank Perkreditan Rakyat
menghimpun dana hanya dalam
Deposito bentuk simpanan Tabungan dan
simpanan Deposito.bank umum dapat melakukan
transaksi giral.
Sedangkan BPR tidak dapat
melakukan transaksi giral.bank umum memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
misalnya kliring, dan jual beli
valuta asing
BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,kliring dan Valuta asing
Bank umum bisa melakukan
perasuransian.
Bank Perkreditan Rakyat di larang
melakukan Perasuransian
Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri
atas bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank
milik swasta asing.
1 ) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik
pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat
II masing-masing provinsi. Ditinjau dari segi kepemilikan adalah
siapa pun yang turut andil dalam pendirian suatu bank.
Kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
saham yang dimilikinya.
yaitu:
* Bank Mandiri (sebelum 1998 adalah Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, Bank
Pembangunan Indonesia)
* Mutiara Bank (sebelum tanggal 16 September 2009 bernama "Bank
Century"/"Bank CIC", penyertaan
saham sementara oleh Pemerintah Indonesia melalui LPS)
* Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
* Bank Rakyat Indonesia (BRI)
* Bank Tabungan Negara (BTN)
Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah
tingkat I dan tingkat II. Contoh bank pemerintah daerah adalah
Bank Sumut, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD
Sumatera Utara, BPD Sumatra Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan
BPD lainnya:
2) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat,
Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank
Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank
Internasional Indonesia:
3) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas
dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara
lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma,
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank,
Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank
PDFCI.
4 ) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN
AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.
Dilihat dari segi status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, bank
umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam. Pengklasifikasian
ini berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan
atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat baik dari jumlah produk, modal, maupun kualitas
pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut
diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteris tertentu.
Status bank yang dimaksud adalah:
1) Bank Devisa
Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller
cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi
lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan
oleh Bank Indonesia.
Contoh nya:
Bank BRI Agroniaga, sebelumnya dikenal sebagai "Bank Agroniaga"
Bank Anda (Surabaya), sebelumnya dikenal sebagai "Bank Antar
Daerah"
Bank Artha Graha Internasional, sebelum bulan Mei 2005 bernama
"Bank Interpacific"
Bank Bukopin
Bank Bumi Arta
Bank Capital Indonesia
Bank Central Asia
Bank CIMB Niaga, sebelum tanggal 15 Oktober 2008 bernama "Bank
Niaga" dan "Bank Lippo
2) Bank Non-Devisa
Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
kegiatan seperti halnya bank devisa. Jadi bank non-devisa hanya
dapat melakukan transaksi dalam batas-batas negara.
contoh nya:
Anglomas Internasional Bank (Surabaya)
Bank Andara, sebelum tanggal 30 Januari 2009 bernama "Bank Sri
Partha"
Bank Artos Indonesia (Bandung)
Bank Bisnis Internasional (Bandung)
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Bandung)
Centratama Nasional Bank (Surabaya)
Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
1 ) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
“berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan,
kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang
dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga
sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai
secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan
produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain
tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang
telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka
pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso,
kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti
jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin
emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya
dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat
deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini
merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank
tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan
sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional
contohnya bank umum dan BPR.
2 ) Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an.
Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam
operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya
yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh
hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan
kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu
secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas,
dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan
keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan
bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat
berbeda dengan bank konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan
antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya
porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini
prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus
berlandaskan pada Alquran dan hadis.
Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga
tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Contoh Bank syariah:
Bank BNI Syariah
Bank Mega Syariah
Bank Muamalat Indonesia
Bank Syariah Mandiri
BCA Syariah, dahulu bernama "Bank UIB"
Bank BJB Syariah
Bank BRI Syariah, dahulu bernama "Bank Jasa Arta"
3. Sistem Konvensional dan Syariah
Yaitu bank yang menggunakan dual system, dimana dalam satu Bank
menggunakn dua system yaitu syariah dan konvensional dengan satu
pengoperasian nya tanpa memisah pelaksana nya
Contoh :
Bank Sumut