LAPORAN PENGEMBANGAN - BP PAUD dan Dikmas ...

60
MODEL PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DARI RUMAH PADA MASA PANDEMI BERBASIS FUN DAILY ACTIVITY BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USI DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI SULAWESI TENGAH 2020 LAPORAN PENGEMBANGAN Dasman Lamasiara, S.Pd., M.Si. Margaretha, S.Pd. Dra. Hj. Ramlah Ma’rupi

Transcript of LAPORAN PENGEMBANGAN - BP PAUD dan Dikmas ...

MODEL PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

DARI RUMAH PADA MASA PANDEMI

BERBASIS FUN DAILY ACTIVITY

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USI DINI DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI SULAWESI TENGAH

2020

LAPORAN PENGEMBANGAN

Dasman Lamasiara, S.Pd., M.Si.

Margaretha, S.Pd.

Dra. Hj. Ramlah Ma’rupi

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN UJICOBA KONSEPTUAL

MODEL PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DARI RUMAH PADA MASA PANDEMI BERBASIS FUN DAILY ACTIVITIES

Tim Akademisi/Praktisi

1. Abd. Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D ( .................................)

2. Adnan M. Baralemba, S.Pd., M.Si. ( .................................)

3. DR. Sahrul Saehana, S.Pd., M.Pd. ( .................................)

4. DR. Ulinsa, M.Hum ( .................................)

5. Besse Nirmala, S.Pd., M.Pd. ( .................................)

Mengetahui:

Kepala BP PAUD dan Dikmas Sulteng,

H. Saprullah, S.Sos., MM. NIP 196308301992031009

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT, berkat ni’mat dan

karunia-Nya lah, sehingga seluruh aktivitas dan tugas keseharian kita dapat terlaksana

dengan baik, termasuk penyusunan dan penyampaian laporan akhir Pengembangan

Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Di Rumah Pada Masa Pandemi

Berbasis Fun Daily Activity ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang direncanakan

Laporan ini berisi tentang uraian langkah-langkah dan proses pelaksanaan

dalam kegiatan program pengembangan model yang dikembangkan oleh tim

pengembang pada Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2020

Laporan pengembangan model ini terdiri dari 5 bab yaitu (1) Bab I Pendahuluan,

terdiri dari (1) latar belakang, (2) rumusan masalah (3) tujuan (4) Manfaat, (5)

spesifikasi model, . Bab II Kajian Pustaka terdiri dari; (1) konsep model,(2) pengertian

pendampingan, (3) pengertian fun daily activity. Bab III Metode Pengembangan, terdiri

dari (1) rancangan penelitian pengembangan, (2) prosedur pengembangan, (3) waktu

dan tempat pengembangan, (4) subyek dan obyek penelitian dan pengembangan,(5)

variabel penelitian dan pengembangan, (6) instrument dan teknik pengumpulan data,

(7) validasi instrument, (8) analisis data. Bab IV Hasil Pengembangan, terdiri dari (1)

data studi pendahuluan, (2) ujicoba konseptual, (3) ujicoba operasional. Bab V terdiri

dari (10) Kesimpulan , dan (2) rekomendasi.

Laporan ini disusun sebagai informasi kepada pihak-pihak berkepentingan,

terkait dengan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pengembangan model oleh Balai

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Tengah

Palu Desember 2020 Tim Pengembang

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN II

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………..4

1.3 Tujuan Pengembangan ……………………………………………………………………4

1.4 Manfaat Pengembangan ………………………………………………………………..5

1.5 Spesifikasi Model …………………………………………………………………………….5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Model …………………………………………………………………………………8

2.2 Pengertian Pendampingan ……………………………………………………………11

2.3 Pengertian Fun Daily Activity …………………………………………………………13

BAB III METODE PENGEMBANGAN

3.1 Rancangan Penelitian dan Pengembangan ……………………………………17

3.2 Prosedur Pengembangan ………………………………………………………………18

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian dan Pengembangan ……………………….21

3.4 Subyek Penelitian dan Pengembangan ………………………………………….22

3.5 Variabel Penelitian dan Pengembangan ………………………………………..22

3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data …………………………………….23

3.7 Validasi Instrumen …………………………………………………………………………24

3.8 Analisis Data …………………………………………………………………………………25

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Data Studi Pendahuluan ………..………………………………………………………28

4.2 Uji coba Konseptual ………………………………………………………………………34

4.3 Ujicoba Operasional ………………………………………………………………………51

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Rekomendasi 53

Daftar Pustaka 54

Lampiran-lampiran

1 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan layanan pembelajaran di PAUD dan disemua lembaga

pendidikan, baik jenis, satuan dan jenjangnya, tidak selamanya berlangsung dalam

situasi normal dan ideal seperti yang mungkin selama ini berlangsung disemua

tempat dan wilayah. Pada situasi-situasi tertentu, seperti dalam situasi darurat

perang, bencana alam, dan bencana non-alam (wabah/pandemi), layanan

pembelajaran terpaksa dilakukan di luar Standar Operasional Prosedur yang terjadi

disituasi normal.

Saat ini Indonesia secara khusus dan dunia global secara umum, tengah

dilanda oleh wabah penyakit yang disebut Corona Virus Disease Ninenteen (Covid-

19). Berkembang dan menularnya wabah ini mengakibatkan kematian manusia

dalam jumlah yang sangat besar yang tersebar di hampir 215 negara (Shereen.,

2020; Lin et al., 2020; Worldometers, 2020). Selain itu, wabah ini juga telah

merusak tatanan kehidupan sosial, ekonomi, apalagi kesehatan bagi komunitas

global.

Upaya mencegah percepatan penularan pandemi ini, pemerintah Indonesia

mengeluarkan berbagai kebijakan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-

19. Kebijakan tersebut antara lain yaitu: Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB), melalui pembatasan berbagai aktivitas dan interaksi sosial

masyarakat, serta anjuran penggunaan alat pelindung diri seperti: membatasi

keluar rumah, menjaga jarak fisik maupun sosial, penggunaan disinfektan,

penggunaan masker dan sebagainya. Dibidang pendidikan, pemerintah

mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pendidikan pada situasi darurat guna

mencegah perluasan dan percepatan penularan wabah Covid-19, agar kematian

yang disebabkan oleh pandemi ini dapat ditekan.

2 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Beberapa kebijakan pemerintah dibidang pendidikan antara lain yaitu Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat

Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah

keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 2

Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan

Kemendikbud serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-

19 pada Satuan Pendidikan. Kementerian agama juga mengeluarkan kebijakan

tentang mekanisme pembelajaran dan penilaian madrasah pada masa darurat

penyebaran Covid-19 dengan memanfaatkan berbagai plaform e-learning,

(Kemenag, 2020). Kebijakan ini dikeluarkan karena kebijakan penyelenggaraan

pendidikan melalui tatap muka tidak bisa dilaksanakan dalam situasi pandemi,

(Nurkolis & Muhdi, 2020).

Menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut dalam tataran

implementasi, maka diselenggarakan layanan pembelajaran dari rumah di semua

jenjang dan jenis pendidikan, baik secara daring maupun secara luring. Namun,

hingga saat ini, khususnya di lembaga pendidikan anak usia dini, pendampingan

pembelajaran di rumah bagi anak usia dini oleh orang tua maupun guru, belum

didukung oleh adanya model yang baku yang bisa dijadikan acuan dalam

penerapannya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kabupaten Poso

sebagai langkah awal dalam menggali informasi terhadap seluruh potensi, dan

daya dukung, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, keadaan

demografi, geografis, sosial budaya, ekonomi dan kearifan lokal yang ada, maka

ditemukan beberapa fakta lapangan yang membutuhkan tindaklanjut dalam

penanganannya.

Selain memperoleh informasi dan data terkait hal-hal yang disebutkan

diatas, studi pendahuluan juga menemukan fakta lapangan terkait dengan layanan

pembelajaran yang diselenggarakan di satuan-satuan pendidikan pada masa

3 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

pandemi Covid-19 ini, khususnya pada layanan pendidikan anak usia dini. Fakta-

fakta yang ditemukan dalam kegiatan layanan pembelajaran yang dilakukan pada

satuan PAUD pada masa pandemi covid-19 yang menjadi fokus dalam penggalian

masalah antara lain :

1. Layanan pembelajaran di PAUD tidak diselenggarakan dalam bentuk tatap

muka langsung dengan menghadirkan peserta didik, melainkan

diselenggarakan dalam bentuk Belajar Dari Rumah (BDR), dimana sebagaian

guru mengunjungi peserta didik di rumah. Hal ini menjadi tidak efektif,

karena letak tempat tinggal setiap peserta didik saling berjauhan. Selain itu

jumlah pendidik yang terbatas tidak mungkin melakukan kunjungan dari satu

rumah ke rumah berikutnya ( from one home to next home).

2. Pelaksanaan BDR yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan tidak berjalan

efektif karena orang tua yang diharapkan dapat melakukan pendampingan

terhadap anak-anaknya ternyata tidak dapat dijalankan dengan maksimal.

3. Hasil identifikasi yang dilakukan secara spesifik terhadap kondisi orang tua

terkait dengan aktivitas dan rutinitas yang dilakukan anak dirumah,

menunjukan bahwa sebagian besar anak lebih suka menghabiskan waktunya

menonton televisi dan aktivitas lainnya yang terlepas dari pendampingan

orang tua.

4. Anak-anak juga memiliki kegemaran dan sangat tertarik dengan aktivitas-

aktivitas didalam rumah yang dilakukan orang tua sebagai pekerjaan rutin,

seperti membersihkan rumah, memasak, menyiram tanaman, membersihkan

halaman dan sebagainya.

5. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh anak terkait dengan kepentingan

dirinya, seperti mandi sendiri, makan sendiri, memakai pakaian sendiri,

ternyata sudah dapat dilakukan oleh anak sendiri, namun masih dibutuhkan

pendampingan oleh orang tua lebih jauh untuk menjelaskan tata cara,

4 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

seperti cara mandi dan berpakaian yang benar, membaca do’a sebelum

makan dan pendampingan-pendampingan lainnya.

6. Disisi lain terdapat kurang lebih 55,9 % orang tua ternyata memiliki aktivitas

atau pekerjaan di luar rumah yang hal ini memungkinkan anak-anak tidak

bisa didampingi secara maksimal. Hal ini tentunya membutuhkan pihak lain

yang dapat menggantikan peran orang tua untuk dapat melakukan

pengasuhan kepada anak secara optimal.

7. Terdapat kurang lebih 76,9 % orang tua merasa kesulitan mendampingi anak

mereka di rumah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh

guru. Kondisi seperti ini berpotensi menimbulkan masalah baru yaitu

terjadinya kekerasan terhadap anak oleh orang tua, dikarenakan orang tua

merasa stress dan lelah karena harus membantu anak dalam menyelesaikan

tugas-tugas dari sekolah, sementara mereka tidak memiliki kemampuan

dalam mendampingi anak secara terus-menerus.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam pengembangan model ini adalah ;

1) Bagaimana orang tua melakukan pendampingan pembelajaran anak usia

dini dari rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity?

2) Bagaimana keterlaksanaan model pendampingan pembelajaran anak usia

dini dari rumah pada masa pendemi berbasis fun daily activity?

3) Bagaimana kemenarikan model pendampingan pembelajaran anak usia dini

dari rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity?

1.3. Tujuan Pengembangan

Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Dari

Rumah Berbasis Fun Daily Activity bertujuan untuk:

1) Menghasilkan model pendampingan pembelajaran anak usia dini dari

rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity yang dapat menjadi

5 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

solusi dari permasalahan pendampingan yang dilakukan oleh orang tua

selama ini.

2) Menghasilkan model pendampingan pembelajaran anak usia dini dari

rumah pada pandemi berbasis fun daily activity yang memiliki tingkat

keterlaksanaan yang optimal.

3) Menghasilkan model pendampingan pembelajaran anak usia dini daru

rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity yang memiliki tingkat

kemenarikan dalam proses penerapan.

1.4. Manfaat Pengembangan

Pengembangan model pendampingan pembelajaran anak usia dini dari

rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity diharapkan bermanfaat

dalam :

1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pendidik PAUD dan

orang tua tentang tata cara melakukan pendampingan pembelajaran anak

usia dini dari rumah pada kondisi darurat atau pada situasi dimanan

pembelajaran tatap muka di PAUD tidak dapat dilakukan secara langsung.

2) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pendidik pendidikan

anak usia dini dan orang tua terkait dengan kemampuan pengelolaan

pembelajaran dari rumah sesuai kondisi dan keadaan darurat.

3) Meminimalisir terjadinya tindak kekerasan terhadap anak oleh orang tua

akibat ketidak tahuan dan ketidakpemahaman terhadap cara dan metode

mendampingi anak dalam pembelajaran dari rumah.

1.5 Spesifikasi Model

Secara spesifik, model ini merupakan model pendampingan pembelajaran di

rumah bagi anak usia dini oleh orang tua pada situasi darurat (bencana alam dan

non alam) melalui kegiatan dan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Berbeda

dengan model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran ini dilakukan

melalui berbagai aktivitas yang terdapat dalam rutinitas anak setiap hari yang

6 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

diarahkan untuk menstimulasi 6 aspek perkembangan anak, dengan tidak

meninggalkan aspek-aspek pengasuhan dan stimulasi perkembangan anak yang

benar. Kegiatan tersebut disajikan dengan cara yang lebih menarik dengan

menggunakan sumber dan media yang ada di rumah.

Fun dialy activity ini bisa dalam bentuk kegiatan di dalam rumah maupun di

luar rumah. Kegiatan di dalam rumah misalnya: fun cooking with mom, wash and

wash (mencuci baju, sepatu, kaos kaki, dll), membuat jus buah, mengupas bawang,

membersihkan tempat tidur dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan di luar rumah

misalnya: gardening with dad, menyiram bunga, menyapu halaman, menanam

singkong atau sayuran lainnya. Karakteristik utama dari model ini yaitu kegiatan

yang diimplementasikan berupa kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat berbeda dengan kegiatan yang biasa dilakukan

di lembaga PAUD seperti meronce, bermain lego, menggambar, dan lain

sebagainya. Fun dialy activity memberi kesempatan kepada orang tua selain

menstimulasi enam aspek perkembangan anak juga memberikan keterampilan dan

kecakapan hidup anak. Melalui kegiatan ini, orang tua diharapkan lebih kreatif

berimprovisasi memanfaatkan segala peralatan yang ada di rumah sebagai media

belajar anak.

Selain untuk menstimulasi enam aspek perkembangan seperti di atas,

karakteristik dari model pendampingan ini yaitu dengan menerapkan kegiatan

enterperneurship at home. Kegiatan tersebut yaitu seperti jual beli yang lazim

dilakukan antara penjual dan pembeli di pasar. Orang tua menyediakan snack-

snack, biskuit dan permen untuk dijual. Snack tersebut kemudian diperjualbelikan

ke anak dengan menggunakan uang mainan dari kertas yang dibuat sendiri. Cara

memperoleh uang tersebut dengan anak terlebih dahulu menyelesaikan satu fun

dialy activity. Setelah anak menyelesaikan kegiatan tersebut misalnya anak selesai

membereskan tempat tidur makan anak tersebut berhak mendapatkan uang sesuai

7 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

dengan nominal yang telah disepakati. Uang mainan tersebut nantinya akan ditukar

dengan snack yang sudah dijual oleh ibu.

8 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Model

2.1.1 Pengertian Model

Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat

atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75). Model didefinisikan sebagai

suatu representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem yang nyata.

Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam

gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang

bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya

memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya

(Simamarta, 1983: ix – xii).

Menurut Ackoff, et all (1962) mengatakan bahwa “model dapat

dipandang dari tiga jenis kata yaitu sebagai kata benda, kata sifat dan kata

kerja”. Sebagai kata benda, model berarti representasi atau gambaran, sebagai

kata sifat model adalah ideal, contoh, teladan dan sebagai kata kerja model

adalah memperagakan, mempertunjukkan.

Menurut Mahmud Achmad (2008: 1) model adalah “representasi dari

suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari

kondisi atau fenomena alam”. Model berisi informasi-informasi tentang suatu

fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari fenomena sistem

yang sebenarnya. Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau

kejadian yang sesungguhnya yang hanya berisi informasi- informasi yang

dianggap penting untuk ditelaah.

Berdasarkan defenisi di atas dapat dipahami bahwa model merupakan

idialisasi dari suatu yang nyata dalam berbagai bentuk dan perpektif, baik

menyangkut bentuk sesuatu secara material (konkret), maupun suatu

pola/perlakuan/tindakan yang tersusun secara naratif yang dijadikan acuan

9 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

dalam menerapkan atau melaksanakan suatu tindakan atau kegiatan.

Termasuk dalam hal ini adalah model pembelajaran yang dipandang efektif dan

efisien dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran yang diselenggarakan.

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial (Trianto, 2007:1). Model pembelajaran merupakan

salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta

didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat

kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya

mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style

of Learning and Teaching) (Nanang, 2012:41).

Menurut Joice (1992) dalam Trianto (2011:22) model pembelajaran

adalah “suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk

didalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain”.

Berdasarkan dua pengertian di atas dapat dipahami, bahwa model

pembelajaran adalah suatu tindakan dalam layanan pembelajaran yang

sengaja disusun untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan

pembelajaran dan memiliki efektivitas dalam tercapainya tujuan

pembelajaran yang diselenggarakan, serta efisien dalam penggunaan material

atau biaya.

Menurut Syaiful Sagala (2005), model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman dalam perancangan

pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

belajar mengajar

10 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Menurut Riyanto (2002: 23) model pembelajaran adalah “seperangkat

komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas

pembelajaran”. Sedangkan menurut Rusman (2012: 133) “model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model

pembelajaran yang sesuai dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikannya”.

Masih terkait dengan pengertian model pembelajaran, menurut

Komalasari (2011: 57), model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru.

Richard I Arends (1997) mengemukakan bahwa model pembelajaran

berorientasi pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, demikian

juga pada tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan manajemen kelas. Ada empat ciri khas model

pembelajaran yang dikemukakan Arends (1997), yaitu: (1) rasional teoritis

yang bersifat logis yang bersumber dari perancangannya, (2) dasar pemikiran

tentang tugas pembelajaran yang hendak dicapai dan bagaimana siswa belajar

untuk mencapai tujuan tersebut, (3) aktivitas mengajar guru yang diperlukan

agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif, dan (4)

lingkungan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Berkenaan dengan pengertian model pembelajaran, Bell (1981)

menyatakan bahwa: "a teaching/learning model is a generalized instructional

process wich may be used for many different in a variety of

subjects." Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

suatu model pembelajaran secara umum dapat diterapkan pada berbagai

mata pelajaran. Namun demikian, tidak ada suatu model pembelajaran yang

cocok untuk setiap topik untuk semua mata pelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian dan penjelasan tentang model

pembelajaran yang disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa model

11 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

pembelajaran merupakan seperangkat bentuk layanan pembelajaran yang

disusun untuk memudahkan pendidik dalam melaksanakan proses-proses

pembelajaran serta memudahkan peserta didik dalam mengikuti seluruh

proses layanan pembelajaran diberikan dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam hal ini, model pendampingan pembelajaran anak usia dini dari

rumah pada masa pandemi berbasis fun daily activity merupakan model yang

dirancang untuk dapat dijadikan sebagai solusi terhadap permasalahan

terjadinya hambatan layanan pembelajaran yang dilaksanakan secara

langsung oleh satuan pendidikan karena terjadinya wabah atau kondisi lain,

dimanan layanan pendampingan pembelajaran harus dilakukan dari rumah.

2.2 Pengertian Pendampingan

Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi” yaitu suatu

kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh didampingi. Pendampingan

merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mencapai keberhasilan

pembelajaran bagi Anak Usia Dini. Selain dilakukan oleh guru pada lembaga-

lembaga PAUD, pendampingan juga dapat dilakukan oleh orang tua ketika berada

dirumah. Namun tidak semua orang tua memiliki kemampuan dalam melakukan

pendampingan anaknya ketika dirumah.

Menurut Depsos RI (2007: 4) juga menjelaskan bahwa pendampingan

adalah suatu proses relasi sosial antara pendamping dengan korban dalam bentuk

pemberian kemudahan (fasilitas) untuk mengidentifikasi keutuhan dan

memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses

pengambilan keputusan sehingga kemandirian korban secara berkelanjutan dapat

diwujudkan.

Pendampingan yang dilakukan terhadap anak dalam aktivitas belajar di

rumah pada dasarnya adalah pendampingan yang dilakukan terhadap subyek yang

didampingi yang memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan dalam memenuhi

12 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

kebutuhannya secara penuh. Dalam hal ini posisi anak yang didampingi bukan

sebagai korban melainkan sebagai subyek yang membutuhkan bantuan dan

pertolongan oleh orang dewasa disekitarnya.

2.2.1 Fungsi Pendampingan

Fungsi pendampingan sangat tergantung pada konteks permasalahan yang

didampingi. Diantaranya fungsi pendampingan menurut Wiryasaputra (2006: 87-

93), sebagai berikut:

1. Fungsi Penyembuhan (Healing)

Fungsi ini dipakai oleh pendamping ketika melihat keadaan yang perlu

dikembalikan ke keadaan semula atau mendekati keadaan semula. Fungsi ini

dipakai untuk membantu orang yang didampingi menghilangkan gejala-gejala

dan tingkah laku yang disfungsional sehingga dia tidak menampakkan lagi gejala

yang mengganggu dan dapat berfungsi kembali secara normal sama seperti

sebelum mengalami krisis.

2. Fungsi Membimbing (Guiding)

Fungsi membimbing ini dilakukan pada waktu orang harus mengambil

keputusan tertentu tentang masa depannya. Dalam hal ini, klien sedang dalam

proses pengambilan keputusan.

3. Fungsi Menopang (Sustaining)

Fungsi ini dilakukan bila klien tidak mungkin kembali ke keadaan semula.

Fungsi menopang digunakan sekarang sebagaimana adanya, kemudian berdiri

diatas kaki sendiri dalam keadaan baru, bertumbuh secara penuh dan utuh.

4. Fungsi Memperbaiki Hubungan (Renconciling)

Fungsi ini dipakai untuk membantu klien bila mengalami konflik batin

dengan pihak lain yang mengakibatkan putus dan rusaknya hubungan.

5. Fungsi membebaskan (Liberating, empowering, capacity building” (empowering)

atau memperkuat (capacity building).Fungsi ini dapat juga disebut sebagai

“membebaskan” (liberating) atau “memampukanvasi” dalam Kamus Besar

13 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Bahasa Indonesia adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri

seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu

perbuatan dengan tujuan tertentu.

Terkait dengan model pendampingan yang dikembangkan, dari 5 fungsi

pendampingan yang dikemukakan diatas, fungsi yang dipandang paling tepat

terkait dengan pendampingan pembelajaran anak usia dini dari rumah dalam

keadaan tertentua adalah fungsi menopang, dimana orang tua berperan penting

dalam menampingi, membantu, dan menopang tumbuh kembang anak secara

optimal.

2.3 Pengertian Fun Daily Activities

Dave Meier mengemukakan bahwa belajar menyenangkan (joyfull learning)

merupakan sistem pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan minat,

adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang

membahagiakan bagi siswa. Sedangkan menurut Paulo Fraire, joyfull learning

adalah pembelajaran yang didalamnya tidak ada lagi tekanan, baik tekanan fisik

maupun psikologis. Sebab, tekanan apa pun namanya hanya akan mengerdilkan

pikiran anak, sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat mendorong

terciptanya iklim pembelajaran (learning climate) yang kondusif.

Direktur Abdoellah mengatakan masa belajar di rumah bagi anak PAUD

pada saat pandemi seperti sekarang ini adalah saat mereka bermain dan

menghabiskan waktu bersama dengan orang tuanya. Guru PAUD harus

meningkatkan komunikasi dengan orang tua anak selama masa belajar dari rumah.

Adapun bentuk proses pembelajaran dan pendampingan yang harus dilakukan

orang tua di rumah yaitu:

1. Membuat suasana belajar aman dan nyaman

Pada masa pandemi virus corona ini orang tua bisa menciptakan suasana

rumah yang aman dan nyaman. Hal ini menjadi kunci utama efektifnya proses

belajar. Sehingga, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan

14 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar. Contohnya, tidak

ada suara televisi, musik keras atau percakapan yang lantang saat anak sedang

bersiap untuk belajar atau sedang belajar.

2. Suasana positif

Ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar mengajar. Orang tua

dapat mendampingi anak saat anak belajar daring, mengerjakan tugas dari

sekolah atau belajar mandiri. Kehadiran orang tua dalam proses pendampingan

belajar mengajar merupakan sebuah energi positif penambah semangat belajar

bagi anak.

3. Terapkan kedisiplinan

Cobalah untuk memberlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan

disiplin. Terapkan "aturan main" untuk proses belajar mengajar di rumah.

Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar,

makan dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu

tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama.Dengan

adanya pemberlakuan disiplin ini, harapannya kegiatan belajar mengajar bisa

terjadwal dan rutin. Sehingga waktu yang digunakan untuk belajar mengajar di

rumah menjadi efisien

4. Memastikan anak melaksanakan kegiatan belajar di rumah masing-masing dan

membatasi izin kegiatan di luar rumah.

5. Melakukan koordinasi dengan wali kelas atau guru.

6. Membantu anak menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah

Tak hanya itu saja, orang tua juga bisa membacakan buku, bercerita dan

berdiskusi bersama tentang buku yang telah dibaca. Melibatkan anak untuk

membuat sebuah projek bersama yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar

juga bisa dicoba. Misalnya membuat masker bersama, membuat hand sanitizer

atau projek bersama lainnya yang mengasah kreaktivitas dan rasa ingin tahu anak.

15 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Selain itu, ajak anak melakukan berbagai permainan edukatif di rumah pada

waktu istirahat belajar. Terutama permainan edukatif yang melibatkan aktivitas

fisik, misalnya:

1. Bermain lompat tali

2. Sit up

3. Main catur

4. Puzzle

Selain itu, anak harus diberikan pengertian bahwa anak tetap harus belajar

atau mengerjakan tugas seperti biasa. Tugas yang dimaksud yaitu kegiatan bermain

bentuk mewarnai, meronce, menggambar bebas, membentuk, menggunting, dll.

1. Patuhi jadwal

Meskipun anak berada di rumah, orang tua tetap harus melakukan

kebiasaan yang selalu diterapkan saat bersekolah. Misalnya, anak harus

bangun jam 6 pagi, mandi, sarapan, dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

Setelah anak menyelesaikan sarapannya, orang tua bisa meminta anak

untuk mulai bermain sampai waktu istirahat tiba.

3. Dampingi anak bermain

Orang tua mendampingi anaknya ketika bermain. Media dan sumber belajar

yang digunakan saat bermain dengan memanfaatkan peralatan yang ada di

rumah. Orang tua bertindak sebagai guru dengan mengajari anak agar anak

mengerti tentang materi yang sedang dipelajari.

4. Kontak guru bila mengalami kesulitan

Pastikan orang tua selalu berhubungan dengan guru. Dengan ini orang tua

selalu mendapatkan informasi mengenai pelajaran atau tugas yang harus

diselesaikan.

5. Ciptakan ruang belajar yang kondusif

Tentukan tempat belajar yang baik dan membuat anak merasa nyaman.

6. Evaluasi

16 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Evaluasi perlu dilakukan agar orang tua dapat mengetahui sampai dimana

kemampuan anak berpikir dan berkembang.

Child protection specialist unicef Indonesia astrid Gonzaga dionisio membagi

sejumlah kiat yang bisa dicoba untuk diaplikasikan para orang tua kepada anak-

anak yang harus belajar di rumah. Adapun kiat-kiatnya sebagai berikut.

1. Lakukan kegiatan bersama

Rutinitas dan kesibukan orang tua selama bekerja terkadang membuat

hubungan anak orang tua menjadi jauh. Masa pandemi covid 19 ini menjadi

kesempatan bagus bagi orang tua untuk melakukan kegiatan bersama anak

di rumah. Hal ini merupakan kesempatan bagi keluarga untuk melakukan

kegiatan bersama, makan bersama, beribadah bersama, yang selama ini

sulit untuk dilakukan.

2. Siap menjadi guru di rumah

Dengan belajar di rumah, orang tua juga harus siap berperan menjadi guru

pengganti untuk anak-anaknya di rumah. Selain itu, orang tua juga harus

siapkan fasilitas untuk bisa online secara lancar untuk menunjang kegiatan

belajar di rumah. Orang tua juga dharapkan bisa menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, sehingga anak tidak bosan, namun merasa

senang dan betah untuk belajar sendiri di damping ibu atau ayahnya.

3. Perluas pengetahuan parenting selama pandemic

Kiat yang tak kalah penting yang dibagi oleh UNICEF Indonesia, adalah orang

tua juga harus memperluas akses pengetahuan tentang pengasuhan.

17 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

3.1. Rancangan Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis,

pertanyaan, dan isu-isu yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut

Sugiyono (2011: 297) Research and Development (R&D) adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut.

Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan

(2012: 297) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Hal senada juga disampaikan

oleh Nana (2005: 164) yang mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan

(Research and Development atau R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan

Jenis pengembangan yang dibuat ini adalah pengembangan yang tidak

dimaksudkan untuk menguji teori akan tetapi merupakan pengembangan yang

berorientasi untuk menghasilkan atau mengembangkan dan memvalidasi sebuah

produk, sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1983: 772), bahwa

pengembangan produk pembelajaran merupakan suatu proses untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan. Pada penelitian pengembangan ini, peneliti akan mengembangkan dan

memvalidasi sebuah model pembelajaran berupa model pendampingan anak usia

dini dari rumah pada masa pandemi berbasis Fun Daily Activity, yang dilakukan

berdasarkan langkah-langkah pengembangan, sehingga produk yang

18 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

dikembangkan layak dimanfaatkan dalam kegiatan pendampingan pembelajaran

anak usia Dini dari rumah

3.2. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan model PAUD dan Dikmas mempedomani Peraturan

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Nomor 2

Tahun 2016 tentang Prosedur Pengembangan Model PAUD dan Dikmas. Alur

model pendampingan pembelajaran anak usia dini di rumah pada masa pandemi

berbasis fun daily activity digambarkan dalam chart seperti di bawah ini.

19 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Gambar 1 Alur Pengembangan Model

Adapun prosedur penelitian dan pengembangan secara utuh yaitu sebagai

berikut.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan pengumpulan informasi awal penelitian yang

meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi awal, dan persiapan laporan

VALIDASI PAKAR

Membuat draf

awal naskah.

Sinopsis.

Storyboard Media pengayaan: Ular

tangga

CD Animasi

Buku Siswa

Buku panduan Guru

Revisi Final Pendampingan Pembelajaran Anak

Usia dini Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis

Fun Daily Activity

Revisi 1 Revisi 2 Revisi 3

Pakar pendidikan

Anak Usia Dini Pakar Media Pakar Psikologi

Revisi

Menetapkan Evaluasi Formatif

A. Validasi pakar

B. Ujicoba konseptual

C. Ujicoba operasional

Pengembangan Bahan ajar Pendampingan Pembelajaran

AUD di Rumah pada masa Pandemi

Pengembangan konten dan

instrumen bahan pembelajaran Studi Eksplorasi

Analisis Kebutuhan

Draft Model

Standar Operasional Prosedur

Buku panduan dan bahan ajar

Model Pendampingan

pembelajaran AUD di Rumah

bencana

1. Membuat draf model 2. Menyusun SOP 3. Menyusun buku

Panduan dan Bahan ajar

VALIDASI PAKAR

20 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

studi pendahuluan. Studi pendahuluan sangat penting dilakukan guna memperoleh

informasi awal untuk melakukan pengembangan.ini bisa dilakukan misalnya dengan

melihat kondisi riil lapangan, kajian pustaka dan termasuk literatur pendukung

terkait sangat diperlukan sebagai landasan melakukan pengembangan.

2. Perumusan draft model

Perumusan draft model Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan–

kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang

hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian,

kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Revisi draft model

Melakukan revisi/perbaikan terhadap draft produk awal/draft model

berdasarkan masukan yang didapat dari hasil uji coba awal.

a. Merevisi dan menyempurnakan produk model berdasarkan masukan dari para

ahli.

b. Merevisi dan menyempurnakan produk model berdasarkan masukan dari

subjek uji coba konseptual

c. Melakukan uji coba kelas dan menyempurnakan produk model berdasarkan

masukan dari subjek uji coba.

d. Setelah dilakukan penyempurnaan. Selanjutnya dapat diuji coba konseptual.

4. Uji coba konseptual

Setelah model direvisi, maka perlu dilakukan uji coba konseptual untuk

menganalisis efektifitas, efisiensi, keterlaksanaan atau kepraktisan dan daya tarik

model yang dikembangkan. Hasil uji coba konseptual juga untuk mendapatkan

informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. Informasi

kuantitatif dapat dilakukan dengan membandingkan kemampuan antara subjek

sasaran pengembangan model dengan subjek lain yang tidak menjadi sasaran

pengembangan model atau kemampuan sebelum dan sesudah penerapan model.

5. Revisi produk

21 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Revisi produk dilakukan setelah produk tersebut diterapkan atau di uji

cobakan. Hal ini dilakukan terutama apabila ada kendala-kendala baru yang

belum terfikirkan pada saat perencanaan. Revisi produk dilakukan untuk

menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

6. Uji coba operasional

Setelah revisi produk maka langkah selanjutnya yaitu uji coba

operasional dalam wilayah yang lebih luas dalam kondisi yang sesungguhnya.

Pada tahap ini pengumpulan data dilaksanakan dengan berbagai instrumen

seperti lembar observasi, interview, dan kuesioner. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis dan dilaporkan secara keseluruhan.

7. Revisi produk akhir

Sebelum produk dipublikasikan kesasaran pengguna yang lebih luas

maka perlu dilakukan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal yang masih

kurang baik hasilnya pada saat implementasi produk. Diharapkan dengan

adanya revisi terakhir ini, produk sudah benar-benar terbebas dari

kekurangan dan layak digunakan pada kondisi yang sesuai dengan

persyaratan penggunaan produk.

8. Desiminasi dan implementasi

Desiminasi dan implementasi adalah menyampaikan hasil pengembangan

(proses, prosedur, atau produk) kepada para pengguna dan profesional melalui

forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau

handbook.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan selama sepuluh bulan,

terhitung mulai bulan Pebruari sampai dengan Nopember tahun 2020 bertempat di

lembaga PAUD yang berada di Kabupaten Poso.

Pemilihan tempat ini dilakukan setelah pelaksanaan studi eksplorasi yang

dilakukan menghasilkan data-data dan fakta yang terkait pentingnya pendampingan

22 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

pembelajaran anak usia dini dari rumah pada masa pandemik berbasis aktivitas

sehari-hari yang menyenangkan.

3.4. Subyek dan obyek Penelitian dan Pengembangan

1. Subyek

Subyek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam

rangka pembumbutan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia, 1989: 862).

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini, adalah pendidik dan orang tua

peserta didik pada beberapa lembaga PAUD yang berada di Kecamatan Poso Kota

dan Poso Pesisir Utara

2. Obyek

Obyek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Bahasa

Indonesia, 1989: 622). Menurut (Suprianto 2000: 21) obyek penelitian adalah

himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan

diteliti. Diperjelas dalam (Anto Dayan 1986: 21), obyek penelitian, adalah pokok

persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.

Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini meliputi: (1) pendampingan

pembelajaran anak usia dini dari rumah. Yang dilakukan oleh orang tua. (2) Metode

dan teknik pendampingan yang memenuhi kaidah-kaidah pengasuhan dan

pendampingan anak yang benar dalam rangka optimalisasi tumbuh kembangnya. .

3.5. Variabel Penelitian dan Pengembangan

Menurut Yatim Riyanto, variabel adalah gejala yang menjadi objek

penelitian (dalam Musfiqon, 2012:45). Sedangkan menurut Sugiyono, variabel

penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Dari definisi di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan suatu objek yang akan diteliti

sehingga dapat diketahui pengaruhnya pada subjek. Terdapat dua macam variabel

yaitu variabel independen dan variabel dependent. Variabel independent

23 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

merupakan variabel yang sifatnya mempengaruhi, sedangkan variabel dependent

merupakan variabel yang dipengaruhi. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi

variabel independent adalah model pendampingan pembelajaran anak usia dini dari

rumah. Sedangkan variable dependent adalah kegiatan yang berbasis Fun Daily

Activity.

3.6. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket bentuk

check list yaitu sebuah daftar dimana responden memberikan tanda check list (√)

pada kolom yang tersedia. Instrumen pada angket atau kuesioner dalam

pengembangan ini disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian ahli yang

ada pada kajian teori. Angket ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi

dari lapangan terkait dengan hal-hal berkaitan dengan aspek yang turut

berpengaruh.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah metode kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Metode ini

digunakan untuk memperoleh data-data yang lebih lengkap tentang seluruh

potensi wilayah dari banyak aspek yang meliputi aspek ekonomi, geografi,

demografi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan lainnya.

Instrumen pada penelitian pengembangan ini adalah

1) Instrumen untuk uji ahli materi

2) Intrumen untuk uji keefektifan model cerupa lembar observasi dan rubrik

penilaian

3) Instrumen untuk uji kemenarikan

4) Instrumen untuk uji keterlaksanaan=

24 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

3.7. Validasi Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur untuk mneguji

kelayakan bahan ajar terlebih dahulu diuji coba validitasnya. Instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan”

dengan alat ukur.

Menurut Arikunto (2010:92), validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa

yang akan diukur. Dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang

valid pula. Dalam pengujian validitas isi yang digunakan adalah validitas logis

(logical validity).

Melalui penilaian terhadap kelayakan tampilan item-item, kemudian

analisis yang lebih dalam dilakukan dengan maksud untuk menilai kelayakan

isi item sebagai jabaran dari indikator keperilakuan atribut yang diukur.

Penilaian ini bersifat kualitatif dan judgemental dan dilaksanakan oleh suatu

panel exspert, bukan oleh penulis item atau perancang tes itu sendiri. Inilah

prosedur yang menghasilkan validitas logis (logical validity). Seberapa tinggi

kesepakatan antara experts yang melakukan penilaian kelayakan suatu ide

akan dapat diestimasi dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya dijadikan

indikator validitas isi item dan validitas isi tes.

Pada penelitian ini validitas isi pada umumnya melalui pertimbangan

para ahli. Uji validitas isi tidak ada formula matematis untuk menghitung dan

tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Tetapi, untuk memberikan

gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi,

pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : para ahli,

pertama diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang

hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-

item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga diminta untuk

25 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan

cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut juga

menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui

item pertanyaan dalam tes.

3.8 Analisis Data

Guna menjawab permasalahan digunakan metode kualitatif, dengan

bantuan tabel frekuensi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara analisa

setiap variabel, yaitu dilakukan terhadap tiap variabel hasil penelitian. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel (Notoadmodjo, 1993 ; 31) Untuk analisis data dengan persentase yang

memenuhi standar kualifikasi seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991;

29), dengan formulasi sebagai berikut:

f P = --------------- x 100% N Dimana :

P = Proporsi/frekuensi tanggapan

F = Jumlah responden yang menjawab

N = Jumlah responden seluruhnya

Kemudian untuk mengukur nilai dari variabel yang diteliti digunakan skala

Likert. Menurut Sugiyono (2007:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala Likert, maka variabel penelitian yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.

Hasil perhitungan untuk menentukan kriterium yang ideal adalah jumlah

bobot tertinggi di kali dengan jumlah responden yaitu 5 x 25 =125. Jadi untuk

menentukan keberhasil model yang dikembangkan dalam penelitian dan

pengembangan ini, berdasarkan hasil analisis data harus memperoleh nilai 125.

Selanjutnya hasil dari lembaran kuesioner tersebut diinterprestasikan melalui

26 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

interval berdasarkan jumlah responden yang dipilih sesuai dengan data yang

diperoleh di lapangan (data primer), sehingga diperoleh gambaran yang jelas

sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian dan

pengembangan ini sebagai berikut :

a. 81 – 100 = Sangat Sering

b. 61 – 80 = Sering

c. 41 – 60 = Cukup sering

d. 21 – 40 = Kurang sering

e. 1 – 20 = Tidak pernah

Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan presentase tanggapan

responden yang kemudian akan dijadikan dasar penentuan posisi kriteria

interpretasi nilai suatu pernyataan/pertanyaan adalah sebagai berikut :

Skor yang diperoleh Nilai Persentase Skor :-------------------------------x 100 % ............ (1)

Skor Ideal (tertinggi)

(Sumber: Sugiono 2003:19)

Untuk memudahkan dalam memberikan interpretasi terhadap jumlah skor

yang diperoleh pada tabel tanggapan responden maka ditentukan suatu nilai yang

diharapkan. Berdasarkan jumlah responden yang ditetapkan 25 orang maka nilai

skor tertinggi 125 atau 129 dan skor terendah 25, untuk lebih memperjelas nilai

yang diharapkan maka ditetapkan sebagi berikut :

Sangat Sering nilai 109 - 129

Sering nilai 88 - 108

Cukup Sering nilai 67 - 87

Kurang Sering nilai 46 – 66

Tidak pernah nilai 25 - 45

Nilai interval tersebut di atas, berdasarkan rumus statistik adalah

27 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

sebagai berikut : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah ......................... (2) Interval Tertingi

= 125 –25 = 100 = 20 (nilai interval)

5

Selanjutnya dari hasil kuesioner tersebut di interpretasikan berdasarkan

krakteristik-krakteristik dan kategori-kategori sesuai dengan data yang diperoleh di

lapangan (data primer) melalui wawancara, sehingga diperoleh gambaran yang

jelas sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

28 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa panduan dan

bahan ajar model pendampingan pembelajaran anak usia dini berbasis fun daily

activity. Uji coba dilakukan pada subjek coba yaitu para ahli, guru, dan anak di

kelompok B Taman Kanak-Kanak yang ada di Kabupaten Poso. Uji coba sasaran

pengguna menggunakan model pendampingan pembelajaran anak usia dini

berbasis fun daily activity sebagai langkah pengkajian pembelajaran yang

dilaksanakan. Adapun data hasil uji coba disajikan sebagai berikut.

4.1 Data Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan salah satu tahapan/langkah awal dalam

pengembangan model PAUD dan Dikmas yang harus dilaksanakan secara

terencana, terstruktur, dan terukur, guna memperoleh informasi valid dan faktual

sesuai kondisi riil wilayah pelaksanaan studi pendahuluan yang dilaksanakan.

Sebagai salah satu tahapan dalam langkah-langkah penelitian ilmiah, studi

pendahuluan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dipandang efektif

dalam menjaring berbagai informasi lapangan yang faktual, memiliki tingkat

keterdesakan yang tinggi untuk diselesaikan, merupakan kebutuhan yang bersifat

penting dan mendesak, masuk dalam kategori masalah komunal yang berdampak

luas, baik dari segi wilayah, maupun dari segi subyek yang terdampak langsung dari

masalah yang ada serta merupakan wilayah/obyek pembahasan dan penanganan

bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, dan salah satu aspek

yang menjadi pertimbangan penting.

Saat ini Indonesia secara khusus dan dunia global secara umum, tengah

dilanda oleh wabah penyakit yang disebut Corona Virus Disease Ninenteen (Covid-

19). Berkembang dan menularnya wabah ini mengakibatkan kematian manusia

dalam jumlah yang sangat besar yang tersebar di hampir 125 negara (Khan et al.,

2020; Lin et al., 2020; Worldometers, 2020). Selain itu, wabah ini juga telah

29 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

merusak tatanan kehidupan sosial, ekonomi, apalagi kesehatan bagi komunitas

global.

Upaya mencegah percepatan penularan pandemi ini, pemerintah Indonesia

mengeluarkan berbagai kebijakan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-

19. Kebijakan tersebut antara lain yaitu: Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB), melalui pembatasan berbagai aktivitas dan interaksi sosial

masyarakat, serta anjuran penggunaan alat pelindung diri seperti: membatasi

keluar rumah, menjaga jarak fisik maupun sosial, penggunaan disinfektan,

penggunaan masker dan sebagainya.

Dibidang pendidikan, pemerintah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan

pendidikan pada situasi darurat guna mencegah perluasan dan percepatan

penularan Wabah Covid-19, agar kematian yang disebabkan oleh pandemi ini dapat

ditekan.

Beberapa kebijakan pemerintah dibidang pendidikan antara lain yaitu Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat

Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah

keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 2

Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan

Kemendikbud serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-

19 pada Satuan Pendidikan. Kementerian agama juga mengeluarkan kebijakan

tentang mekanisme pembelajaran dan penilaian madrasah pada masa darurat

penyebaran Covid-19 dengan memanfaatkan berbagai plaform e-learning,

(Kemenag, 2020).

Menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut dalam tataran implementasi,

maka diselenggarakan layanan pembelajaran dari rumah di semua jenjang dan jenis

pendidikan, baik secara daring maupun secara luring. Namun, hingga saat ini,

khususnya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pendampingan pembelajaran di

30 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

rumah bagi anak usia dini oleh orang tua maupun guru, belum ada model yang

baku yang bisa dijadikan acuan dalam penerapannya.

Untuk itu, Tim Pengembang Model pada Balai Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat Sulawesi Tengah berinisiatif mengembangkan model

pendampingan di rumah selama masa pandemi. Hal ini dimaksudkan agar layanan

pembelajaran bagi anak usia dini tidak terputus karena adanya wabah Covid-19.

Tim pengembang telah melakukan studi eksplorasi untuk mengetahui proses

pembelajaran yang diterapkan guru selama masa pandemi Covid-19 ini.

Pelaksanaan studi eksplorasi tersebut mulai pada tanggal 25 April-5 Mei 2020.

Instrumen berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada orang tua

anak yang terdiri dari identitas orang tua, proses pembelajaran yang diterapkan,

penilaian perkembangan, dan aktivitas yang disukai anak selama berada di rumah.

Instrumen tersebut menggunakan aplikasi google form untuk memudahkan tim

pengembang dalam mengumpulkan data di lapangan. Adapun link dari instrumen

tersebut yaitu https://bit.ly/2yhCjy0.

Selama proses pengumpulan data, tim pengembang dibantu oleh kepala

sekolah dan tenaga pendidik melalui media whats app untuk diteruskan ke orang

tua anak. Sampai pada tanggal terakhir pengumpulan data yaitu 5 Mei 2020,

terdapat sekitar 1.440 responden/orang tua yang sudah mengisi form tersebut.

Responden tersebar dibeberapa daerah yaitu sekitar 65,8% dari Kota Palu dan

34,2% dari Kabupaten Poso. Adapun hasil studi eksplorasi dapat dilihat pada tabel

analisis SWOT di bawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Identifikasi Awal Pelaksanaan Pendampingan PAUD dari

Rumah

Faktor Internal

No. Kekuatan (Strength) No. Kelemahan (Weaknesses)

1 Sekitar 27,8% orang tua anak

berusia 21-30 dan 56,9% berusia

1 Guru memberikan beban tugas

kepada anak selama masa pandemi

31 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

31-40 tahun (populasi 1.440

orang). Hal ini menjadi kekuatan

dalam mengembangkan model

pendampingan PAUD dari rumah

karena rata-rata orang tua anak

masih muda dan paham akan IT.

covid 19. Hal ini sesuai dengan data

bahwa sekitar 97,2% guru memberi

tugas kepada anak untuk dikerjakan

di rumah. Hal ini tidak sesuai dengan

prinsip pembelajaran anak usia dini

yang tidak menganut dengan istilah

tugas.

2 Meskipun anak berada di rumah,

sekitar 47,4% anak masih dapat

bermain outdoor di halaman

rumah. Jenis permainan outdoor

yang biasa dimainkan anak yaitu

bermain sepeda, lompat tali,

mobil-mobilan, main masak-masak,

main pasir, main bola, dan lain

sebagainya.

2 Beberapa orang tua mengatakan

bahwa tugas yang diberikan oleh

guru yaitu belajar membaca, menulis

angka, berhitung, dan mengisi LKS.

3 Masa pandemi covid 19

mengharuskan anak untuk hidup

bersih dan sehat. Berdasarkan data

sekitar 96,5% anak sudah tahu cara

mencuci tangan yang benar. Hal ini

bisa dijadikan pembiasaan sebelum

dan setelah melakukan aktivitas

bermain.

3 Pembelajaran yang dilakukan guru

selama masa pandemi covid 19

membuat anak merasa bosan yaitu

sekitar 126 orang yang tersebar di

Kota Palu dan Kab. Poso.

4 Dukungan dan semangat orang tua

untuk melakukan pendampingan

PAUD dari rumah.

4 Ketersediaan kuota internet,

jaringan dan smartphone yang masih

terbatas.

Faktor Eksternal

No Peluang (Opportunities) No Ancaman (Treats)

1 Berdasarkan hasil studi eksplorasi

bahwa orang tua anak tidak

merasa kesulitan dalam melakukan

pendampingan PAUD dari rumah

1 Sekitar 44,1% orang tua anak

merupakan pasangan yang keduanya

bekerja sehingga penerapan

pendampingan PAUD dari rumah

32 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

(76,9%). harus seimbang dengan beban

pekerjaan yang dilakukan oleh orang

tua (WFH).

2 Sekitar 1.223 (84%) orang tua bisa

mengakses whats app, 129 (9%)

bisa mengakses facebook, dan (3%)

bisa mengakses google form.

2 Sekitar 95,8% orang tua anak tidak

memiliki asisten rumah tangga.

Sehingga orang tua mengharuskan

bekerja dari rumah (WFH) sekaligus

melakukan pendampingan PAUD

dari rumah.

3 Orang tua menyatakan bahwa

mereka memiliki pekarangan yang

ditumbuhi bunga-bunga atau

tanaman (67,4%). Hal ini menjadi

peluang diterapkannya kegiatan

menanam, menyiram, merawat

bunga pada tema tanaman dan

lingkunganku. Apalagi dipertegas

jawaban dari orang tua bahwa

sekitar 68,1% anak menyukai

kegiatan berkebun dan menyiram

bunga.

3 Salah satu kekeliruan orang tua

dalam melakukan pendampingan di

rumah yaitu membantu

mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru (94%). Hal ini menjadi

ancaman dari penerapan model

pendampingan PAUD dari rumah

karena originalitas dari hasil karya

anak dipertanyakan.

4 Sekitar 64,2% anak suka kegiatan

memasak bersama mama, 87,1%

anak suka bernyanyi, 76,8% anak

suka dibacakan buku cerita, 84,4%

anak suka kegiatan bersih-bersih

rumah, dan 91,1% anak suka

kegiatan olahraga.

4 Sekitar 64,9% orang tua menyatakan

bahwa anak mereka adalah pribadi

yang hyperaktif. Oleh karena itu,

kegiatan PAUD di rumah harus

dikemas secara menarik dan

menyenangkan.

5 Berdasarkan data, secara

keseluruhan anak sudah mandiri

(90,8%) dalam melakukan kegiatan

bantu diri (mandi sendiri, makan

sendiri, dan pakai baju sendiri).

5 Pada masa pandemi covid 19 ini,

aktivitas yang paling disenangi anak

yaitu nonton TV/vidio (53,8%) dan

main gadget (14,4%). Hal ini menjadi

tantangan tersendiri dalam

melakukan pembelajaran dari

33 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

rumah.

(Sumber: Data primer studi eksplorasi tim pengembang, 2020)

Berdasarkan analisis SWOT di atas maka dapat dirumuskan suatu model

pendampingan PAUD dari rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan untuk anak. Model pendampingan tersebut dilakukan oleh orang

tua di rumah dengan tetap melibatkan guru sebagai perekam proses pendampingan

orang tua setiap hari. Model pendampingan ini dilakukan dengan terlebih dahulu

merumuskan kegiatan-kegiatan bermain yang akan dilakukan oleh anak di rumah.

Kegiatan tersebut dalam bentuk fun dialy activities yang terdiri dari kegiatan untuk

menstimulasi enam aspek perkembangan yakni nilai agama dan moral, fisik

motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan seni. Kemudian kegiatan untuk

mengembangkan life skill anak misalnya wash and wash, pakai sepatu sendiri, dan

toilet training. Kegiatan untuk mengembangkan social skill misalnya fun cooking

with mom, ayo bercocok tanam, dan bersih-bersih halaman. Kegiatan pembiasaan

untuk mengembangkan attitude misalnya bertutur kata sopan dan santun, 3 S

(Senyum, Sapa, dan Salam), dan 4 kata ajaib (tolong, maaf, permisi, dan terima

kasih). Proses pendampingan PAUD dari rumah memberikan kegiatan problem

solving kepada anak sekali seminggu. Kegiatan tersebut bebas ditentukan sendiri

oleh orang tua untuk diterapkan misalnya kegiatan mengupas jeruk atau salak,

menumpahkan air di atas kertas mewarnai anak, dan games tebak kata.

Model pendampingan PAUD dari rumah ini sengaja dikemas dengan aktivitas-

aktivitas keseharian anak dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah

didapatkan di rumah. Terdapat pula kegiatan bermain tanpa alat. Hal ini dilakukan

agar orang tua tidak bergantung pada APE seperti layaknya di lembaga PAUD.

Orang tua dituntut untuk kreatif menggunakan peralatan dan sumber belajar yang

ada di rumah.

34 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

4.2 Uji Coba Konseptual

4.2.1 Hasil dan Analisis Orientasi Teknis

Orientasi teknis yang dilaksanakan menghasilkan beberapa kesimpulan yang

menjadi dasar dalam melaksanakan ujicoba konseptual yaitu :

1) Tempat Pelaksanaan ujicoba konseptual yang merupakan sasaran sebagai

kelompok perlakuan (eksperimen) adalah Taman Kanak-Kanak Pembina

Poso Kota Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso. Sedangkan sasaran

pelaksanaan ujicoba konseptual sebagai kelompok pembanding (kontrol)

adalah PAUD Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso.

2) Prosedur pelaksanaan orientasi berjalan lancar dan komunikatif sehingga

seluruh materi yang disampaikan oleh pemateri dapat dipahami oleh

sebagian besar peserta.

3) Dari hasil pelaksanaan orientasi teknis ditetapkan bahwa pelaksanaan

ujicoba konseptual dapat dilaksanakan sesuai rencana berdasarkan jadwal

pelaksanaan ujicoba konseptual

4) Menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan dalam

pelaksanaan ujicoba konseptual, baik instrumen terkait pengukuran

terhadap tingkat efektivitas, keterlaksanaan, dan tingkat kemenarikan,

serta instrumen pemantauan proses ujicoba.

4.2.2 Hasil dan Analisis Ujicoba Konseptual

1) Uji Kepraktisan (Keterlaksanaan) Model Pendampingan Pembelajaran

Anak Usia Dini Berbasis Fun Dialy Activity pada Masa Pandemi

Hasil observasi keterlaksanaan model pendampingan pembelajaran anak

usia dini berbasis fun dialy activity dilihat dari hasil pengamatan terhadap

pengelolaan pembelajaran menggunakan instrumen lembar observasi

pengelolaan pembelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah pengamat

mengamati guru dalam mengelola pembelajaran dengan menuliskan tanda “√”

pada kolom yang sesuai dengan skor penilaian yang diberikan.

35 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Uji coba dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan di TK Pembina Poso Kota

sebagai kelompok eksperimen dan PAUD Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir

Utara sebagai kelompok kontrol. Rancangan awal model pendampingan

pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy activity (draft awal) divalidasi oleh

ahli. Hasil validasi ahli dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi

model pembelajaran tersebut kemudian diuji cobakan di kelompok B TK

Pembina Poso Kota.

Tujuan utama analisis data keterlaksanaan bahan ajar ini adalah untuk

melihat tingkat kepraktisan model pendampingan pembelajaran anak usia dini

berbasis fun dialy activity pada anak usia dini. Hasil pengamatan kemampuan

guru mengelola pembelajaran diperlihatkan pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Uji Keterlaksanaan Model Pendampingan

Pembelajaran Anak Usia Dini di Rumah pada Masa Pandemi Berbasis Fun Dialy

Activities.

No. Pernyataan Pertemuan Rata-

rata I II III

1

Orang tua menggunakan RPPH yang

didesain oleh Guru ketika melakukan

pendampingan belajar terhadap anak dari

rumah.

3 3 4 3.33

2

Orang tua memberikan penjelasan

terkait, kenapa harus belajar dari rumah

saat ini. 3 4 3 3.33

3

Dalam melakukan pendampingan belajar

terhadap anak dari rumah, orang tua

mengajak anak-anak untuk bernyanyi

dalam setiap aktivitas.

4 3 4 3.67

4

Orang tua memperlihatkan/

memperagakan beberapa kegiatan

bermain yang menyenangkan melalui

4 3 4 3.67

36 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

aktivitas sehari-hari.

5

Orang tua menggali pengetahuan anak

melalui pertanyaan terkait tema belajar

yang sedang berlangsung. 3 3 3 3

6

Orang tua mencontohkan aktivitas sehari-

hari di rumah yang harus diikuti anak

selama belajar dari rumah 3 4 4 3.67

7

Orang tua mendiskusikan dengan anak

setiap kali melakukan kegiatan belajar dari

rumah. 4 4 4 4

8

Orang tua berusaha membujuk dan

mencari jalan keluar ketika anak merasa

bosan dengan aktivitas yang dilakukan. 3 3 4 3.33

9

Orang tua menginstruksikan kepada anak

untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari

dari rumah berdasarkan jadwal yang

disepakati dengan anak.

3 3 4 3.33

TOTAL RATA-RATA 3.48

Berdasarkan Tabel 4.1, hasil analisis kepraktisan (keterlaksanaan) model

pendampingan pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy activity untuk

setiap aspek pengamatan mempunyai rata-rata 3,48 atau berada pada kategori

“terlaksana”.

2) Uji Kemenarikan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini

Berbasis Fun Dialy Activity

Hasil observasi kemenarikan model pendampingan pembelajaran anak usia

dini berbasis fun dialy activity dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap

pengelolaan pembelajaran menggunakan instrumen lembar observasi

pengelolaan pembelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah pengamat

37 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

mewawancarai anak dengan menggunakan bahasa yang dimengerti anak dalam

mengelola pembelajaran dengan menuliskan tanda “√” pada kolom yang sesuai

dengan skor penilaian yang diberikan.

Tujuan utama analisis data kemenarikan model pendampingan

pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy activity ini adalah untuk melihat

tingkat menarik atau tidaknya model pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy

activity. Subjek yang diwawancarai yaitu 10 orang anak. Adapun hasil pengamatan

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kemenarikan Model Pendampingan Pembelajaran

Anak Usia Dini Berbasis Fun Dialy Activity

No. Pernyataan

Jumlah Anak yang menjawab

Ya Tidak Tidak

menjawab

1 Bahan ajar yang ditampilkan menarik dan

tidak membosankan. 9 1 0

2

Bahan ajar yang ditampilkan menambah

wawasan tentang model pendampingan

pembelajaran anak usia dini dari rumah

pada masa pandemi berbasis fun dialy

activity.

8 2 0

3

Kegiatan yang dilakukan pada saat

pendampingan pembelajaran dari rumah

sangat menarik. 10 0 0

4

Saya lebih antusias untuk belajar dengan

didampingi ayah/bunda dengan

memanfaatkan bahan dan alat-alat yang

ada di dalam dan di sekitar rumah.

7 2 1

5

Saya tidak merasa bosan dalam proses

pembelajaran dengan didampingi oleh

ayah atau bunda dari rumah. 8 2 0

38 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

6

Saya merasa tertarik untuk melakukan

percobaan-percoban sains sederhana

dengan memanfaatkan benda di sekitar. 9 1 0

7

Saya lebih paham dalam belajar dari

rumah, jika banyak melakukan kegiatan

dengan eksperimen sederhana. 7 1 2

TOTAL 58 9 3

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil analisis kemenarikan model pendampingan

pembelajaran anak usia dini berbasis fun daily activity untuk setiap aspek

pengamatan mempunyai total skor perolehan yaitu 58 dengan persentase

sekitar 82,86% atau berada pada kategori “menarik”.

3) Hasil Analisis Uji Keefektifan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia

Dini berbasis Fun Dialy Activity

Uji coba lapangan konseptual dilaksanakan di TK Pembina Poso Kota yang

berlokasi di Kecamatan Poso Kota kabupaten Poso sebagai kelompok eksperimen

dan PAUD Terpadu Al-Munawarah yang juga berlokasi di Kecamatan Poso Pesisir

Utara sebagai kelompok kontrol. Penelitian dan pengembangan ini masing-

masing melibatkan 10 orang anak yang berusia 5-6 tahun atau kelompok B.

Untuk mengetahui apakah kelompok B di TK Pembina Poso Kota dan PAUD

Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir Utara homogen atau tidak, maka tim

pengembang menggunakan hasil observasi pre test. Pada akhir perlakuan

diberikan post test terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

tentunya dengan memastikan bahwa kedua kelompok homogen.

a. Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Uji homogenitas adalah syarat diperbolehkannya dua kelompok atau

lebih untuk dibandingkan. Hasil uji homogenitas pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

tersebut homogen (tidak ada perbedaan yang signifikan). Nilai yang digunakan

39 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

dalam uji homogenitas ini adalah nilai hasil posttest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terkait pendampingan pembelajaran anak usia dini

berbasis fun dialy activity.

Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No.

TK Pembina Poso Kota TK Poso Pesisir

Nama Anak Post-Test Nama Anak Post-Test

1 Dean Cahya Ningrum 54 Zikri Yasid 46

2 Muh. Fauzan 88 Rafila Airin 67

3 Muh. Rahman Camaru 63 Rehan 58

4 Raffa Febriani 71 Diva 67

5 Moh. Zaenal Mahmud 75 Nafia 63

6 Kalisa 63 Mutmainnah 58

7 Afika Safitri 58 Rezky Amaliah 58

8 Muh. Mulus 75 Dinda Permatasari 63

9 Muh. Latif 71 Paradina 54

10 Kayla 67 Muh. Nuh 71

Untuk menghitung uji homogenity peneliti menggunakan SPSS.

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.337 1 38 .255

Berdasarkan tabel output “Test of Homogeneity of Variances” di atas,

diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) variabel kesiapsiagaan anak terhadap

bencana gempa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebesar

0,255. Karena nilai Sig. 0,255 > 0,05, maka sebagai dasar pengambilan kesimpulan

bahwa varians data kesiapsiagaan anak terhadap bencana gempa pada kelompok

kontrol dan eksperimen adalah sama atau homogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok itu dapat dibandingkan.

b. Uji Keefektifan Hasil Pre Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen dengan

Analisis t-test Sampel Independen

40 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Uji keefektifan hasil pre-test kelompok kontrol yaitu PAUD Terpadu Al-

Munawarah Poso Pesisir Utara dan kelompok eksperimen yaitu TK Pembina Poso

Kota. Uji keefektifan ini menggunakan analisis t-test sampel independen. Jumlah

anak pada kelompok B TK Pembina Poso Kota sebanyak 10 anak, sedangkan jumlah

anak pada kelompok B TK Poso Pesisir sebanyak 10 anak. Sebelum melakukan uji

keefektifan hasil pre-test kelompok kontrol dan eksperimen tentunya harus

memastikan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Adapun data hasil pre-test untuk kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Tabel Hasil Pre-Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Nama Anak Pre-Test

TK Pembina (Eksperimen)

Nama Anak Pre-Test

TK Poso Pesisir (Kontrol)

Dean Cahya Ningrum 13 Zikri Yasid 12

Muh. Fauzan 11 Rafila Airin 15

Muh. Rahman Camaru 10 Rehan 13

Raffa Febriani 13 Diva 14

Moh. Zaenal Mahmud 14 Nafia 12

Kalisa 12 Mutmainnah 13

Afika Safitri 17 Rezky Amaliah 13

Muh. Mulus 12 Dinda Permatasari 15

Muh. Latif 16 Paradina 10

Kayla 15 Muh. Nuh 10

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau

tidak. Normal berarti mempunyai distribusi data yang normal. Jika suatu data

berdistribusi normal, maka uji t-test dapat dilakukan. Perhitungan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Adapun perhitungan uji normalitas dengan

menggunakan SPSS 21.0 dapat dilihat di tabel berikut:

41 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendampingan Pembelajaran

Kontrol 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Eksperimen 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pendampingan Pembelajaran

Kontrol .154 10 .200* .918 10 .338

Eksperimen .164 10 .200* .966 10 .850

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan output Test of Normality dengan menggunakan analisis

normalitas Shapiro-Wilk, diperoleh nilai signifikansi untuk hasil pretest kelompok

kontrol sebesar 0,338, sedangkan nilai signifikansi pretest untuk kelompok

eksperimen sebesar 0,850. Karena nilai signifikansi pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen lebih besar > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data

hasil pretest untuk kelompok kontrol dan eksperimen berdistribusi normal.

2) Uji t-test dengan analisis t-test sampel independen

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendampingan Pembelajaran

Kontrol 10 53.0000 7.36357 2.32857

Eksperimen 10 55.5000 9.26463 2.92973

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

42 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal variances assumed

.730 .404 -.668 18 .513 -2.50000 3.74240 -10.36249 5.36249

Equal variances not assumed

-.668 17.127 .513 -2.50000 3.74240 -10.39130 5.39130

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,513 > 0,05,

maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam Uji Independent Sampel T-test,

maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa “tidak

terdapat perbedaan yang signifikan” antara rata-rata hasil pretest kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen.

c. Uji Keefektifan Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol dengan

Analisis t-test Sampel Berpasangan

Uji keefektifan hasil pre-test dan post test kelompok kontrol yaitu PAUD

Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir Utara dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 10

orang anak. Uji keefektifan ini menggunakan analisis t-test sampel berpasangan.

Sebelum melakukan uji keefektifan hasil pretest dan posttest kelompok kontrol

tentunya harus memastikan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal atau

tidak.

Adapun data hasil pretest dan posttest untuk kelompok kontrol, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Tabel Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

Nama Anak Pre-Test TK Poso Pesisir (Kontrol)

Post-Test TK Poso Pesisir (Kontrol)

Zikri Yasid 50 58

Rafila Airin 63 67

Rehan 54 58

43 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Diva 58 58

Nafia 50 63

Mutmainnah 54 71

Rezky Amaliah 54 67

Dinda Permatasari 63 79

Paradina 42 71

Muh. Nuh 42 63

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau

tidak. Normal berarti mempunyai distribusi data yang normal. Jika suatu data

berdistribusi normal, maka uji t-test dapat dilakukan. Perhitungan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan antara hasil pre test dan post test

kelompok kontrol. Adapun perhitungan uji normalitas dengan menggunakan

SPSS 21.0 dapat dilihat di tabel berikut:

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Kontrol 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Posttest Kontrol 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kontrol .154 10 .200* .918 10 .338

Posttest Kontrol .161 10 .200* .911 10 .291

44 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kontrol .154 10 .200* .918 10 .338

Posttest Kontrol .161 10 .200* .911 10 .291

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan output Test of Normality dengan menggunakan analisis

normalitas Shapiro-Wilk, diperoleh nilai signifikansi untuk hasil pretest dengan

posttest untuk kelompok kontrol sebesar 0,338 dan 0,291. Karena nilai

signifikansi hasil pretest dan posttest kelompok kontrol lebih besar > 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dan posttest untuk kelompok kontrol

berdistribusi normal.

2) Uji t-test dengan analisis t-test sampel berpasangan

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendampingan

Pembelajaran

Pretest 10 53.0000 7.36357 2.32857

Posttest 10 65.5000 6.90008 2.18200

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Equal variances assumed

.003 .957 -3.917 18 .001 -12.50000 3.19113 -19.20432 -5.79568

Equal variances not assumed

-3.917 17.924 .001 -12.50000 3.19113 -19.20635 -5.79365

45 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai pretest keefektifan model

pendampingan pembelajaran anak usia dini yang sudah dilakukan oleh guru di

PAUD Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir Utara sebesar 53. Sedangkan untuk nilai

post test diperoleh nilai rata-rata keefektifan sebesar 65,5. Adapun output

diketahui bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05, karena nilai sig.(2-tailed)

sebesar 0,001 lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok kontrol. Hal ini dapat

diartikan bahwa model pendampingan pembelajaran anak usia dini yang sudah

diimplementasikan oleh guru selama BDR dapat meningkatkan motivasi dan minat

belajar anak selama di rumah walaupun perbedaan nilai rata-rata pretest dan

posttest tidak terlalu signifikan yaitu hanya beda 12,5.

d. Uji Keefektifan Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen dengan

Analisis t-test Sampel Berpasangan

Uji keefektifan hasil pre-test dan post test kelompok eksperimen yaitu TK

Pembina Poso Kota dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 10 orang anak. Uji

keefektifan ini menggunakan analisis t-test sampel berpasangan. Sebelum

melakukan uji keefektifan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen tentunya

harus memastikan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Adapun data hasil pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Tabel Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen

No. Nama Anak/Inisial TK Pembina

Pre-Test TK Pembina

Post-Test

1. Dean Cahya Ningrum 54 79

2. Muh. Fauzan 46 67

3. Muh. Rahman Camaru 42 71

4. Raffa Febriani 54 83

5. Moh. Zaenal Mahmud 58 88

46 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

6. Kalisa 50 67

7. Afika Safitri 71 96

8. Muh. Mulus 50 79

9. Muh. Latif 67 88

10. Kayla 63 83

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau

tidak. Normal berarti mempunyai distribusi data yang normal. Jika suatu data

berdistribusi normal, maka uji t-test dapat dilakukan. Perhitungan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan antara hasil pre test dan post test

kelompok kontrol. Adapun perhitungan uji normalitas dengan menggunakan

SPSS 21.0 dapat dilihat di tabel berikut.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Eksperimen 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Posttest Eksperimen 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Eksperimen .164 10 .200* .966 10 .850

Posttest Eksperimen .154 10 .200* .942 10 .575

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

47 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Berdasarkan output Test of Normality dengan menggunakan analisis

normalitas Shapiro-Wilk, diperoleh nilai signifikansi untuk hasil pretest sebesar

0,850 dan post test untuk kelompok eksperimen sebesar 0,575. Karena nilai

signifikansi hasil pre test dan post test kelompok eksperimen lebih besar > 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre test dan post test untuk kelompok

eksperimen berdistribusi normal.

2) Uji t-test dengan analisis t-test sampel berpasangan

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendampingan

Pembelajaran

Pretest 10 55.5000 9.26463 2.92973

Posttest 10 80.1000 9.56208 3.02379

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Equal variances

assumed .002 .966 -5.843 18 .000 -24.60000 4.21030 -33.44552 -15.75448

Equal variances

not assumed

-5.843 17.982 .000 -24.60000 4.21030 -33.44615 -15.75385

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai pre test rata-rata keefektifan

model pendampingan pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy activity

sebesar 55,5. Sedangkan untuk nilai posttest diperoleh nilai rata-rata keefektifan

model pendampingan pembelajaran anak usia dini berbasis fun dialy activity

sebesar 80,1. Adapun output diketahui bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05,

karena nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest

48 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

kelompok eksperimen. Hal ini dapat diartikan bahwa model pembelajaran anak usia

dini berbasis fun daily activity efektif diterapkan selama anak melaksanakan

kegiatan BDR pada masa pandemi. Model pembelajaran ini juga dapat

meningkatkan pemahaman anak tentang aktivitas sehari-hari.

e. Uji Keefektifan Hasil Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen dengan

Analisis t-test Sampel Independen

Uji keefektifan hasil posttest kelompok kontrol yaitu PAUD Terpadu Al-

Munawarah Poso Pesisir Utara dan kelompok eksperimen yaitu TK Pembina Poso

Kota. Uji keefektifan ini menggunakan analisis t-test sampel independen. Jumlah

anak pada kelompok B TK Pembina Poso Kota sebanyak 10 anak, sedangkan jumlah

anak pada kelompok B PAUD Terpadu Al-Munawarah Poso Pesisir Utara sebanyak

10 anak. Sebelum melakukan uji keefektifan hasil posttest kelompok kontrol dan

eksperimen tentunya harus memastikan bahwa kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal atau tidak.

Adapun data hasil post test untuk kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Tabel Hasil Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Nama Anak/Inisial Post-Test

TK Pembina (Eksperimen)

Nama Anak/Inisial Post-Test TK Poso Pesisir

(Kontrol) Dean Cahya Ningrum 79 Zikri Yasid 58

Muh. Fauzan 67 Rafila Airin 67

Muh. Rahman Camaru 71 Rehan 58

Raffa Febriani 83 Diva 58

Moh. Zaenal Mahmud 88 Nafia 63

Kalisa 67 Mutmainnah 71

Afika Safitri 96 Rezky Amaliah 67

49 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Muh. Mulus 79 Dinda Permatasari 79

Muh. Latif 88 Paradina 71

Kayla 83 Muh. Nuh 63

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau

tidak. Normal berarti mempunyai distribusi data yang normal. Jika suatu data

berdistribusi normal, maka uji t-test dapat dilakukan. Perhitungan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Adapun perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS

21.0 dapat dilihat di tabel berikut:

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Posttest Kontrol 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Posttest eksperimen 10 100.0% 0 .0% 10 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest kontrol .161 10 .200* .911 10 .291

Posttest eksperimen .154 10 .200* .942 10 .575

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan output Test of Normality dengan menggunakan analisis

normalitas Shapiro-Wilk, diperoleh nilai signifikansi untuk posttest kelompok

kontrol sebesar 0,291, sedangkan nilai signifikansi untuk posttest kelompok

50 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

eksperimen sebesar 0,575. Karena nilai signifikansi posttest kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen lebih besar > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

data hasil posttest untuk kelompok kontrol dan eksperimen berdistribusi normal.

2) Uji t-test dengan analisis t-test sampel independen

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendampingan

Pembelajaran

Kontrol 10 65.5000 6.90008 2.18200

Eksperimen 10 80.1000 9.56208 3.02379

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Equal variances assumed

.932 .347 -3.915 18 .001 -14.60000 3.72887 -22.43406 -6.76594

Equal variances not assumed

-3.915 16.374 .001 -14.60000 3.72887 -22.49021 -6.70979

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai rata-rata posttest kelompok

kontrol terkait model pendampingan pembelajaran yang diimplementasikan

oleh TK Poso Pesisir sebesar 65,5. Sedangkan untuk nilai posttest kelompok

eksperimen diperoleh nilai rata-rata keefektifan model pendampingan

pembelajaran anak usia dini berbasis fun daily activity sebesar 80,1. Adapun

output diketahui bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05, karena nilai sig.(2-

tailed) sebesar 0,001 lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelompok kontrol dan posttest

kelompok eksperimen.

51 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Hal ini dapat diartikan bahwa model pendampingan pembelajaran anak

usia dini berbasis fun dialy activity pada masa pandemi lebih efektif

dibandingkan dengan model pendampingan pembelajaran yang sudah

diimplementasikan oleh satuan PAUD Terpadu Al-Munawarah.

4.3 Uji Coba Operasional

4.3.1 Hasil dan Analisis Orientasi Teknis

Orientasi teknis yang dilaksanakan menghasilkan beberapa kesimpulan

yang menjadi dasar dalam melaksanakan uji coba operasional yaitu :

5) Tempat Pelaksanaan uji coba operasional yang merupakan sasaran sebagai

kelompok perlakuan (eksperimen) adalah Taman Kanak-Kanak Pembina

Kecamatan Poso Kota. Sedangkan sasaran pelaksanaan uji coba

operasional sebagai kelompok pembanding (kontrol) adalah PAUD

Terpadu Al-Munawarah Kec.Poso Pesisir Utara

6) Prosedur pelaksanaan orientasi berjalan lancar dan komunikatif sehingga

seluruh materi yang disampaikan oleh pemateri dapat dipahami oleh

sebagian besar peserta.

7) Dari hasil pelaksanaan orientasi teknis ditetapkan bahwa pelaksanaan uji

coba operasional dapat dilaksanakan sesuai rencana berdasarkan jadwal

pelaksanaan uji coba operasional

8) Menggunakan instrument-instrumen yang telah disiapkan dalam

pelaksanaan uji coba operasional, baik instrument terkait pengukuran

terhadap tingkat efektivitas, keterlaksanaan, dan tingkat kemenarikan,

serta instrument pemantauan proses uji coba.

52 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, uji coba konseptual dan uji coba

operasional di atas, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Hasil uji coba operasional terkait keterlaksanaan dari model

Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Dari Rumah Pada Masa

Pandemi Berbasis Fun Daily Activity diperoleh hasil analisis untuk setiap

aspek pengamatan mempunyai rata-rata 3,67 atau berada pada kategori

“terlaksana”.

2. Hasil uji coba operasional terkait kemenarikan dari model Pendampingan

Pembelajaran Anak Usia Dini Dari Rumah Pada Masa Pandemi Berbasis

Fun Daily Activity diperoleh hasil analisis untuk setiap aspek pengamatan

mempunyai rata-rata 17,57 atau berada pada kategori “menarik”.

3. Hasil uji coba operasional terkait keefektifitasan model Pendampingan

Pembelajaran Anak Usia Dini Dari Rumah Pada Masa Pandemi Berbasis

Fun Daily Activity, berdasarkan output diperoleh nilai rata-rata posttest

kelompok kontrol terkait dengan pendampingan pembelajaran di rumah

sebesar 72,6. Sedangkan untuk nilai posttest kelompok eksperimen

diperoleh nilai rata-rata kesiapsiagaan anak terhadap bencana gempa

sebesar 80,1. Adapun hasil analisis t-test sampel independent dengan

menggunakan SPSS versi 16 diketahui bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,011

< 0,05, karena nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,011 lebih kecil 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai

posttest kelompok kontrol dan posttest kelompok eksperimen. Hal ini

dapat diartikan bahwa Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Dari

Rumah Pada Masa Pandemi Berbasis Fun Daily Activity lebih efektif

53 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

dibandingkan dengan model konvensional yaitu menggunakan lagu-lagu

dan penugasan.

5.2 Saran/Rekomendasi

Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan masih ada masukan

untuk menyempurnakan model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini

Dari Rumah Pada Masa Pandemi Berbasis Fun Daily Activity yang dikembangkan,

walaupun secara konten telah direview oleh pakar, maka disarankan:

a. Pengembangan model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Dari

Rumah Pada Masa Pandemi Berbasis Fun Daily Activity yang sudah diuji coba

secara konseptual dan operasional, selanjutnya direvisi untuk kemudian

dijadikan model yang valid, menarik, dan efektif.

b. Bagi tim pengembang, sebaiknya melakukan evaluasi dan revisi terhadap

model yang dikembangkan.

c. Bagi para peneliti, masih banyak tantangan untuk meneliti terkait model

Pendampingan Pembelajaran Anak Usia Dini Dari Rumah Pada Masa

Pandemi Berbasis Fun Daily Activity, sehingga diperoleh model yang

memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak.

54 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Achmad, M. (2008). Teknik Simulasi dan Permodelan. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.

Borg dan Gall. (1983). Educational Research, An Introduction. New York and

London: Longman Inc.

Departemen P & K (1984). Pelajaran Bahasa Indonesia. Pendidikan Luar Sekolah

Direktur Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah.

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Joice. (1992). Model of Teaching (Model-model Pembelajaran) Edisi Kedelapan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2016). Perdirjen PAUD dan Dikmas

Nomor 2 Tahun 2016. Jakarta: Kemdikbud.

Kemenag. (2020). Surat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kemenag Direktur KSKK Madrasah No. B-686.1/Dj.I/Dt.I.I/Pp.000/03/2020 Tentang Mekanisme Pembelajaran dan Penilaian Madrasah dalam Masa Darurat Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama.

Musfiqon. (2012). Pengembangan Media Belajar Dan Sumber Belajar. Jakarta :

Prestasi Pustakakarya.

Nahdi, K., Ramdhani, S., Yuliatin, R. R., & Hadi, Y. A. (2020). Implementasi Pembelajaran pada Masa Lockdown bagi Lembaga PAUD di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 177–186. https://doi.org/Doi: 10.31004/obsesi.v5i1.529

Nana Sudjana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung:

Sinar Baru Aglesindo.

Nanang. (2012). SOLAT (Style of Learning and Teaching. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Nurkolis, N., & Muhdi, M. (2020). Keefektivan Kebijakan E-Learning berbasis Sosial Media pada PAUD di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 212–228. https://doi.org/Doi: 10.31004/obsesi.v5i1.535

55 Laporan Akhir Pengembangan Model Pendampingan Pembelajaran Anak Usia dini

Di Rumah Pada Masa Pandemik Berbasis Fun Daily Activity

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Rosda Karya.

Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). COVID-19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced Research, 24, 91–98. https://doi.org/https://doi.org.10.1016.j.jare.2020.03.005

Shi, H., Han, X., Jiang, N., Cao, Y., Alwalid, O., Gu, J., Fan, Y., & Zheng, C. (2020). Radiological findings from 81 patients with COVID-19 pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet Infectious Diseases.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.