LAPORAN MAGANG 1

39
HALAMAN PERSETUJUAN Laporan Magang ini telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk digunakan sebagai mestinya Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan Jakarta, 2015 Mengetahui, Husen SST. K3., M.Si (Pembimbing Akademik) Disetujui, Rifky Kurniawan i

Transcript of LAPORAN MAGANG 1

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Magang ini telah disetujui dan diperiksa oleh

pembimbing untuk digunakan sebagai mestinya

Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan

Jakarta, 2015

Mengetahui,

Husen SST. K3., M.Si

(Pembimbing Akademik)

Disetujui,

Rifky Kurniawan

i

(Pembimbing Lapangan)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan magang

ini. Berkat kemudahan dari-Nya yang senantiasa mengiringi

penulis sehingga laporan mangang ini dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan tugas magang K3 Program Studi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di STIKES Binawan. Selama menyusun

laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun

materil. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Untuk kedua orang tuaku yang kubanggakan dan

kucintai, Abi Novel dan Ibu Sultona, beserta ketiga

adikku tersayang Sunni Medina, Nadya Devana, Lucky

Arvel yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan

semangat, dan untuk pacarku yang tercinta Nur Kumala

Sari yang tak henti-hentinya memberikan semangat

serta dukungan walaupun sedikit bawel, Terima Kasih

untuk kalian semuanya yang tak henti-hentinya

memberikan dukungan dan doa.

2. Bapak Prof. Dr. Dr.

3. Bapak Dr. M. Toris., MPH., SpKL., selaku Kepala

Program Studi K3 STIKES Binawan.

iii

4. Bapak Husen, SST.K3., selaku pebimbing akademik dan

pebimbing magang.

5. Bapak Rifki Kurniawan selaku HSE Management System

and Plan dan pebimbing lapangan yang telah banyak

memberikan informasi dan pengetahuan, dan pengalaman

kepada penulis, serta bimbingan terkait Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di PT. SAIPEM INDONESIA.

6. Mgr. ANGELO SPINGARDI selaku Kepala Departement HSES

yang mengijinkan Penulis melakukan kegiatan magang di

PT. SAIPEM INDONESIA.

7. Mba Putri Maretta selaku HR Departement PT. SAIPEM

INDONESIA yang telah membantu saya dalam proses

magang.

8. Mba Febby Febrianne, Mba Avie Rajanti Puteri, Mba

Krisna Dewi Prihatiningtias, Mba Tyagita Saraswati,

Mba Renata Permatasar, Raih Zenita Imami dan juga

karyawan-karyawan lain yang telah membatu dan bekerja

sama dalam proses kegiatan magang yang dilakukan oleh

penulis.

9. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan STIKES Binawan yang

telah memberikan ilmu, wawasan dan pengalaman kepada

penulis selama ini.

10.Teman-teman mahasiswa/i STIKES Binawan yang

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak

terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data

iv

maupun penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.

Akhir kata semoga laporan ini menjadi tulisan yang

bermanfaat bagi siapapun yang membaca.

Jakarta, 2015

Aufa Adnan

031111005

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................ii

v

KATA PENGANTAR ............................................iii

DAFTAR ISI ................................................iv

DAFTAR TABEL ..............................................vi

DAFTAR GAMBAR

...........................................................

viii

LAMPIRAN ..................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................... 1

1.1.

Latar Belakang ........................................ 1

1.2.

Tujuan dan Manfaat..................................... 4

1.2.1.

Tujuan Umum ...................................... 4

1.2.2.

Tujuan Khusus .................................... 4

1.2.3.

Manfaat .......................................... 5

1.3. ......................................................

Waktu Magang............................................... 5

1.4. ......................................................

Ruang Lingkup.............................................. 5

vi

1.5.

Profil Perusahaan ..................................... 6

1.6.

Visi dan Misi ......................................... 7

1.7.

Struktur Organisasi PT. SAIPEM INDONESIA............... 8

1.8.

Proses Flow Cart ...................................... 9

1.9.

Organitation HSE ...................................... 10

BAB II PELAKSANAAN MAGANG ................................. 11

2.1.

Bentuk Kegiatan Magang ................................ 11

2.2. Kegiatan Magang .................................. 11

2.2.2.

Support on HSE Management System ...................... 11

2.2.2. Support on Emergency Arrangement and Preparednes

.......................................................12

2.3.

Inspeksi APAR ......................................... 14

2.3.1.

Jenis-jenis APAR ...................................... 15

2.3.2.

Tempat dan Tanda APAR ................................. 17

vii

BAB III PENUTUP............................................

...........................................................19

2.1.

Kesimpulan ............................................ 19

DAFTAR TABEL

viii

Tabel 1. APAR di PTSI ......................................14

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Emergency Management Team .......................13

Gambar 2. Emergency Drill .................................14

Gambar 3. Bucket/Keranjang APAR ...........................18

Gambar 4. Tanda APAR ......................................18

x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu persyaratan untuk lulus Program Diploma -

IV Program studi K3 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Binawan. Penulis di wajibkan mengikuti magang dan

membuat laporan hasil magang agar penulis mengerti dan

mengetahui sejauh mana penulis mengerti tentang K3 saat

belajar di bangku kuliah dan penulis juga mengetahui K3 di

dunia kerja nyata. Penulis di beri waktu magang minimal 1

bulan dan maksimal 3 bulan, selama proses magang di

wajibkan penulis mengukur sejauh mana kemampuan dalam

mengetahui tentang K3 saat dalam proses magang. Dalam

Program magang, penulis juga mendapatkan tambahan

pengetahuan dan pengalaman di tempat magang.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau disebut

sebagai Occupational Health and Safety (OHS) merupakan

suatu program di dasari pendekatan ilmiah dalam upaya

mencegah dan memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan

risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun

kerugian-kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Adapun

tujuannya agar pekerja selamat, sehat, produktif dan

sejahtera. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih

banyak ditemukan kasus kecelakaan kerja, baik bersifat

ringan sampai dengan terjadinya kematian. Untuk itu

semua pihak yang terlibat dalam dunia usaha khususnya para

pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat mengerti,

memahami dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di

masing-masing tempat kerja.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan

teknologi, kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja

menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang

dialami apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. Walaupun perkembangan teknologi semakin pesat,

kejadian kebakaran tetap meningkat dan tidaklah berkurang

(Depnaker, 1987). Kebakaran merupakan salah satu bahaya

keselamatan yang sangat signifikan. Kerugian yang di

timbulkan juga sangat besar, baik itu terhadap keselamatan

jiwa maupun harta benda. Pencegahan pun sangat diperlukan

untuk memperkecil bahkan menghilangkan risiko terjadinya

kebakaran dan menghindari kerugian yang besar.

Kebakaran adalah salah satu bagian penting dalam

industrialisasi dewasa ini. Efisiensi biaya dan

peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan

penekanan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Terjadinya kecelakaan menyebabkan terhambatnya produksi

yang akan berdampak penurunan pada perusahaan serta

kerugian perbaikan maupun pengobatan. Oleh karna itu K3

harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan

keuangan serta fungsi penting perusahaan yang lainnya.

Salah satu jenis kecelakaan yang sering dijumpai dan

menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah kebakaran

(Disnaker, 2008).

2

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau

besar pada tempat yang tidak kita kehendaki, merugikan

pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI,

1992).Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat

tidak terkendalinya sumber energi.Siklus ini berisi

rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic)

yang dimulai daripra kejadian, kejadian dan siklusnya

serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut

akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat

pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saatpra kejadian.

Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak

dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran perusahaan dapat

merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap

mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat

fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan. Sedangkan bagi

perusahaan sendiri akan dapat menimbulkan banyak kerugian,

seperti rusaknya dokumen, musnahnya properti serta

terhentinya proses produksi. Kebakaran merupakan salah

satu kecelakaan yang paling sering terjadi. Salain

menimbulkan korban jiwa dan kerugian material, kebakaran

juga dapat merusak lingkungan serta gangguan kesehatan

yang diakibatkan dari asap kebakaran tersebut (Suma’mur

1989).

Poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila

gagal dilakukan pe–ngendalian akan memicu peristiwanya,

kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar

dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah

terdapat  bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas

3

bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya.

Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada dalam

kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika

akan  segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu

sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi

petir, api terbuka, listrik bahkan hanya sekedar percikan

bunga api. Penelitian yang terbaru dan mengejutkankan

pemantik kebakaran tersebut juga bisa timbul akibat

frekuensi telpon genggam.

Peristiwa munculnya api awal berlanjut menjadi

kebakaran besar hanya butuh waktu dibawah 4 menit atau 10

menit. Ukuran waktu 4 -10 menit  tersebut hasil dari suatu

pengkajian dan studi pengalaman dimana tahapan api belum

berkembang dan meluas. Setelah lebih dari waktu yang

dimaksud, api akan berkembang menjadi api bertumbuh

(growth) dan menjadi penuh (full steady fire) dengan suhu 

mencapai 600 derjat Celsius sampai 1000 derajat Celcius

lebih, dimana ini sudah berada pada tahapan sulit

dipadamkan. Hanya  perangkat APAR dan Hidran atau

sejenisnya yang dapat mengurangi dan memadamkan.

Kebakaran yang terjadi di bangunan gedung pun tidak

sedikit. Kejadian kebakaran yang terjadi baru-baru ini

adalah di Gedung Wiswa Kosgoro, Jalan MH Thamrin, Jakarta

Pusat, pada hari senin (9/3/2015) malam. Dinas

penanggulangan kebakaran dan penyelamatan DKI Jakarta

mencatat, 41 gedung perkantoran swasta di DKI Jakarta

tidak memiliki sertifikat kelaikan sistem proteksi

kebakaran. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan

4

Penyelamatan DKI Jakarta Subejo mengatakan, gedung-gedung

pencakar langit di jakarta tidak hanya diwajibkan

memiiliki sertifikat kelaikan proteksi kebakaran. Dalam

Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta No 7 Tahun 2010,

bangunan gedung harus memiliki Sertifikat Laik Fungsi

(SLF) sebelum bangunan gedung tersebut digunakan. (Kompas,

11 Maret 2015).

Untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran maka perlu

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai upaya

pencegahaan dan penanggulangan kecelakaan termasuk

kebakaran. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah

semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan,

pengamatan dan pemadaman kebakaran dan meliputi

perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta

perlindungan harta kekayaan (Suma’mur, 1989). Salah satu

cara sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran

adalah dengan menyediakan Sistem Proteksi Penanggulangan

Kebakaran seperti APAR. APAR merupakan salah satu alat

pemadam kebakaran yang sangat efektif untuk meadamkan api

yang masih kecil untuk mencegah semakin besarnya api

tersebut (Gempur Santoso, 2004). Untuk mempermudah

penggunaan dan menjaga kualitas APAR tersebut pelu

dilakukan pemasangan dan pemeliharaan yang sesuai dengan

PERMEN 04 Tahun 1980.

PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI) yang beralamat di Jln. TB

Simatupang, Cilandak Barat, Gedung Alamanda Lt. 3. PTSI

adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor

industri eksplorasi minyak dan gas bumi. Untuk menunjang

5

kualitas produksi PTSI menggunakan peralatan elektronik

yang ber-anekaragam dan sangat berpotensi menyebabkan dan

memicu kebakaran. Salah satu upaya pencegahan kebakaran

adalah dengan menyediakan suatu alat/sistem proteksi

penanggulangan kebakaran seperti APAR.

Dalam penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) harus

disesuaikan dengan tempat serta potensi yang menimbulkan

bahaya kebakaran yang mungkin terjadi dan sesuai dengan

PERMEN No. 04 Tahun 1980.

1.2. TUJUAN dan MANFAAT

1.2.1. Tujuan Umum

Penulis dapat mengetahui pekerjaan tentang kesehatan

dan keselamatan kerja (k3) dan mengetahui sistem

proteksi APAR di PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI).

1.2.2. Tujuan Khusus

Mengetahui sistem manajemen k3 di PTSI

Mengetahui stuktur organisasi k3 di PTSI

Mengetahui stuktur organisasi di PTSI

Mengetahui fungsi dan jenis APAR yang ada di PTSI

Mengetahui sistem pengelolaan APAR

1.2.3. Manfaat

Bagi Perusahaan

Laporan magang ini diharapkan dapat memberikan

masukan terkait dengan alat proteksi pemadam

6

kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR),

untuk mengimplementasikan sisem proteksi kebakaran

APAR sesuai dengan PERMENAKER No. 04 Tahun 1980,

sehingga dapat mengurangi risiko bahaya dan

mengurangi pengeluaran perusahaan.

Bagi Penulis

Menambah wawasan dan ilmu mengenai sistem

kesehatan dan keselamtan kerja yang ada di

PTSI.

Mengetahui pemeliharaan, penempatan, dan jenis-

jenis APAR yang digunakan di PTSI.

Bagi Pembaca

Bagi pembaca, laporan magang ini sebagai

gambaran dalam sistem manajemen k3 dan sistem

pengelolaan APAR di Gedung PT. Saipem Indonesia.

1.3. Waktu Magang

Pelaksanaan magang dilakukan di PT. SAIPEM INDONESIA

pada 09 Februari - 09 April 2015.

1.4. RUANG LINGKUP

Berdasarkan Perjanjian Magang No.

045/PM-HCD/AAD.VII/2010, ruang lingkup kegiatan magang

adalah sebagai berikut :

Perusahaan/Instalasi : PT. Saipem Indonesia (PTSI)

7

Lokasi : Jl. Tb. Simatupang Kav.23-24,

Alamanda

Tower Lt. 3, Cilandak Barat, Daerah

Khusus

Ibu kota Jakarta, 12430

Periode Magang : 09 Februari – 09 April 2015

Departement : Health and Safety Environment

(HSE)

1.5. PROFIL PERUSAHAAN

Dalam membahas sejarah umum PT. SAIPEM INDONESIA

(PTSI), maka perlu diketahui asal-usul singkat dari induk

perusahaan PT. Saipem Indonesia, yaitu The Saipem Group

atau biasa disebut Saipem merupakan anak perusahaan

(subsidiary) yang berbentuk joint-stock company dari

perusahaan induk bernama Eni S.p.A. Saipem yang berkantor

pusat di San Donato Milanese, Milan, Italia dan memeliki

corporate capital sebesar 441.410.900 Euro telah terdaftar

di Milan Stock Exchange sejak 1984 dengan sekitar 43%

kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Eni. Sebelum diakuisisi

oleh Eni, Saipem telah beroperasi sejak tahun 1950-an

dengan mengedepankan akumulasi kompetensi dari berbagai

8

aktifitas seperti pemasangan pipa untuk eksplorasi di

daerah daratan (onshore pipelaying), pelaksanaan

konstruksi (plant construction), dan pengeboran

(drilling).

The Sasipem Group adalah perusahaan terbesar,

terkuat, dan terluas secara internasional yang bergerak di

bidang kontraktor industri eksplorasi minyak dan gas.

Saipem juga merupakan yang terdepan di dunia dalam hal oil

and gas contracting service sector, baik itu onshore

(eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan di daratan)

maupun offshore (eksplorasi mainyak dan gas yang dilakukan

di lepas pantai). Fokus utama dari seluruh aktivitas yang

dilakukan Saipem adalah mengedepankan arti pentingnya

tingkat kesehatan dan keselamatan para pelaksananya yang

mereka sebut sebagai “our clients and our people”.

Karena memiliki sistem manajemen lingkungan kesehatan

dan keselamatan yang sangat kuat dan konsisten, maka

Quality Management System yang dimiliki Saipem tersebut

telah disertifikasi ISO 9001:2000 oleh Lloyd’s Register

Certification.

Sebagai perusahaan yang mendunia, Saipem justru

menggunakan banyak Sumber Daya Manusia yang berasal dari

negara-negara berkembang yang paling efektif jika ditinjau

dari segi biayanya (most cost effective developing

countries) serta memiliki basis aktivitas dalam skala

besar, seperti di India, Kroasia, Rumania, dan tentu saja

Indonesia.

9

1.6. VISI dan MISI

1.6.1. Visi

Komitmen untuk keselamatan, dan keterbukaan,

fleksibilitas, integrasi, iinovasi, kualitas, daya

saing, kerja tim, kerendahan hati, internationalisasi,

tanggung jawab, dan integritas.

1.6.2. MISI

Mengejar kepuasan klien kami di bidang industri

energi , kita mengatasi setiap tantangan dengan aman ,

dapat diandalkan, dan inovatif solusi. Kita

mempercayakan multi-local kita yang kompeten dan tim

untuk memberikan pembangunan berkelanjutan di

perusahaan kami dan kepada masyarakat di mana kita

beroperasi.

10

1.7. STRUKTUR ORGANISASI

MDR

AFCIT BSO

QUAL HSES

COMM PROC

TEND POSR

ENG DROP PROMA

11

MANAGING DIRECTOR

HEALTH, SAFETY,ENVIRONMENT ANDSUSTAINABILITY

COMMERCIAL

QUALITY

ADMINISTRATION,FINANCE, CONTROL AND

ICT

BUSINESS SUPPORT ANDORGANISATION

Mgr. S Mgr. MAURIZIO

Mgr. NYOMAN

Mgr. DJAROT

Mgr. ANGELO

CARMINE FERRARO

PROJECTMANAGER /PROJECT

DIRECTORS

PROJECT MANAGEMENTENGINEERING

POST ORDERMANAGEMENT

TENDERING

PROCUREMENT

Mgr. PIERLUIGIBUSANI

a.i. CARMINEa.i. CARMINE

1.8. PROSES FLOW CART

NO

OK

Inter Dicipline

Check/Review

Coment

No Coment

12

Mgr. MAURIZIO a.i. CARMINE

VI di buat

ComentIncorported

HODRicevied

ComefileComent

Coment /NoComent

DiciplineCheck

ID C/R

OK/NO

DisiplineCheck

IDR

HOD /Manager

HSE STAFF / PERSONEL HSE MANAGER QA PERSONEL DISCIPLINES (HOD, MANAGER LOAD

Mgr. MAURO SCOTTI

A. SPINGARDI

HSES MANAGER

a.i. A. SPINGARDI

SUSTAINABILITY

A.SUHANDA

A.SUDRAJAT

J. P. LEDESMA

FAHRUDDIN

O. LOUW

E. SCARABELLO

E&CPROJECTS HSE PERSONNEL

a.i. A. SPINGARDI

PROJECT HSE MANAGEMENT

B. R. TRIBUWONO

DRILLING HSE

P. SOGEN

SCARABEO 7 HSE OFFICERS

F. BEMAY

L. SIRINGORINGO

ARSYAD

M. ZAPPALORTO

SCARABEO 7 HSE TRAINER

D. K. RAKHMATULLAH

HSE DESIGN ASSURANCE

T. SARASWATI

G. PERMONO

P. MAHARANI

R. PERMATASARI

SAFETY & ENVIRONMENTAL ENGINEERS

L. TIMOTHEUS

HEALTH & SAFETY SPECIALIST (AK3) AND REPORTING

R. KURNIAWAN

HSE MANAGEMENT SYSTEM AND PLANNING

K. PRIHATININGTIAS

LiHS, TRAINING &COMMUNICATION

F. FEBRIANNE

HSE BID ACTIVITIES

1.9. ORGANITATION HSES

13

DocumentReload /Upload toPortal

No ComentReloadDocument

HSES Department

Secretary

ORGANITATION HEALTH, SAFETY,ENVIRONMENT & SUSTAINABILITY

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bentuk Kegiatan Magang

Selama kegiatan magang, Penulis ditempatkan pada

Departement Health, Safety, Environment and

Sustainability dan dalam kegiatan magang penulis

mengerjakan beberapa pekerjaan, yaitu :

Support on HSE Management Syestem :

14

Update HSE Legislation register.

Update Needle – Web based HSE legislation

database.

Follow up the SHOC (Safety Hazard Observation

Card) and update the SHOC register.

Introduction to safety performance report

(HSE statistics) and environment quarterly

report.

Support on emergency arrangement and preparednes :

Update office layout > including re-

arrangement of fire extinguishers (added with

FE number and classification).

Update Emergency Managemen Team > including

names, EMT position on the office floor.

Support in preparing emergency drill report.

2.2. KEGIATAN MAGANG

Dalam pelaksanaan magang ± 2 bulan yang dimulai dari

tanggal 09 Februari – 09 April penulis melakukan beberapa

kegiatan pekerjaan yang dilakukan selama magang antara

lain, yaitu :

2.2.1. Support on HSE Management Syestem :

15

a. Update HSE Legislation Register

Penulis memperbarui tentang peraturan yang ada

di PTSI dengan mengacu pada Peraturan Presiden,

Peraturan Menteri, dan Peraturan Gubernur DKI

Jakarta.

b. Update Needle – Web Based HSE Legislation Database

Penulis memperbarui peraturan perundang-

undangan yang ditetapkan di Portal PTSI sebagai

acuan perundang-undangan yang ada PTSI.

c. Follow up the SHOC (Safety Hazard Observation Card)

and Update the SHOC Register

SHOC adalah kartu yang berwarna putih untuk

menuangkan atau mengisi masalah yang dialami oleh

pekerja di gedung PTSI. Untuk mengetahui masalah

yang di alami pekerja, penulis observasi langsung

dan menangani masalah tersebut dengan dibantu oleh

tim engineering management dan setelah masalah

selesai penulis membuat laporan dalam bentuk Excel.

d. Introduction to Safety Performance Report (HSE

Statistics) and Environment Quarterly Report

Penulis mengerjakan data statistik tentang air

minum untuk 3 bulan dan membuat hasil laporan

bulanan dalam bentuk excel dengan cara

menggabungkan hasil dari 3 bulan menjadi 1 dan

16

untuk laporan bulanan environment dilakukan selama

3 bulan sekali.

2.2.2. Support on Emergency Arrangement and Preparednes :

a. Update office layout > including re-arrangement of

fire extinguishers (added with FE number and

classification)

Penulis memperbarui layout/denah setiap lantai

yang ada di PTSI dengan memperbarui penempatan

posisi ruangan, memberikan tanda panah untuk jalur

menuju tangga darurat terdekat, memberikan kode dan

jenis APAR, dan menempatkan alat sistem proteksi

pemadam APAR di tempat yang menimbulkan bahaya

dengan melihat tempat yang menimbulkan terjadinya

kebakaran serta dapat dilihat oleh para pegawai

yang ada di PTSI.

b. Update Emergency Managemen Team > Including Names,

EMT Position on the Office Floor

Penulis memperbarui tim khusus managemen

tanggap darurat termasuk nama tim tanggap darurat

di setiap lantai yang ada di PTSI dan mengubah

posisi tim tanggap darurat di setiap lantai. Serta

memperbarui poster tim khusus managemen tanggap

darurat dan di pasang di setiap lantai.

Gambar 1. Emergency Management Team

17

c. Support in Preparing Emergency Drill Report

Penulis membuat nama dan mengelompokan sesuai

dari setiap departemen yang ada di PTSI yaitu head

count. Head Count digunakan untuk mengetahui

pegawai yang yang ikut berpartisipasi dalam

pelatihan emergency drill dengan cara memberi tanda

ceklish (√) pada setiap nama yang ada di daftar

Head Count yang dilakukan di titik kumpul/assemby

point. Setelah pelatihan selasai penulis membuat

laporan dari pelatihan emergency drill dengan

aktivitas, jumlah peserta yang berpartisipasi,

dokumentasi seperti foto, dan berapa lama waktu

pelatihan tersebut.

Gambar 2. Emergency Drill

18

2.3. INSPEKSI APAR

Selain dari aktivitas tersebut penulis melakukan

inspeksi APAR dengan observasi langsung ke seluruh lantai

yang ada di PTSI yang bertujuan untuk pengecekan APAR dan

melihat penempatan, jenis-jenis APAR, dan fungsi dari APAR

untuk memdamkan api sesuai dengan jenisnya. Untuk

pengecekan APAR yang ada di PTSI dilakukan selama 1 bulan

sekali. Dari observasi tersebut penulis mengetahui jumlah

dan jenis alat proteksi pemadam kebakaran seperti APAR di

setiap lantai yang ada di PTSI.

Tabel 1. APAR PTSI

LANTAIJENIS APAR

CLEANT AGENT(NAF)

CARBONDIOKSIDA(CO2)

THERMATIC(HALOTRON) POWDER A F11E

(FLOUR)3 7 3 2 2 -5 7 3 2 3 -6 5 2 2 2 -7 6 2 2 2 -8 7 3 2 2 -

19

9 10 3 2 2 -10 - - 2 3 311 5 1 - - -

Total 47 17 14 16 3

Jadi jumlah total sistem proteksi pemadam APAR yang ada

di PTSI adalah 97 sistem proteksi pemadam APAR.

2.3.1.Jenis-jenis APAR

Dari observasi tersebut penulis mengetahui jenis-

jenis APAR yang ada di PTSI, yaitu :

a. CLEANT AGENT

Bubuk berbasis agen yang memadamkan dengan

memisahkan empat bagian dari api tetrahedron. Ini

mencegah reaksi kimia antara panas, bahan bakar dan

oksigen dan perhentian produksi api berkesinambungan

"radikal bebas", sehingga memadamkan api. Media yang

digunakan dalam APAR ini adalah partikel-partikel

kimia yang mencakup sodium bikarbonat, potassium

bikarbonat (purple K ), potassium klorida atau mono

kromonium fosfat yang dicampur secara khusus sehingga

dapat menyerap panas. Jenis ini bisa dipakai untuk

kebakaran kelas A, B dan C yang tergantung dari

bahan /media isi APAR.

b. CARBONDIOKSIDA (CO2)

20

Media yang digunakan dalam APAR ini adalah gas

CO2. Cara kerja dari pemadam jenis ini adalah dengan

menyingkirkan oksigen dari area kebakaran dan

memisahkannya dari bahan bakar, karena CO2 lebih berat

dibandingkan dengan oksigen. Karena gas CO2 tersimpan

dalam fasa cair dengan tekanan tinggi, maka suhunya

pun sangat rendah (dibawah -78ºC), sehingga

pemadamannya juga dilakukan dengan metode pendinginan.

Media ini biasanya digunakan untuk jenis kebakaran

kelas C, yang perlu diingat bila menggunakan APAR

jenis ini adalah harus tersedianya oksigen yang cukup

untuk bernafas bagi pengguna, atau dengan kata lain

jangan digunakan diruangan tertutup kecuali

menggunakan masker oksigen sendiri.

c. THERMATIC (HALOTRON)

Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas,

Kain, Karet, Plastik, dll.) dan C (Komputer, Panel

Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.) Alat Pemadam Api

Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron.  Alat

pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas

pendorong Argon, dan alat pengukur tekanan dipasang di

Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis. Kapasitas

unit 2kg dan 5kg difungsikan otomatis oleh

sensitifitas panas dengan kepala sprinkler dan lengkap

dengan tekanan. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Otomatis ini memerlukan pemeliharaan minimum 1 tahun.

Menjadi agent/media isi yang paling bersih, tidak

21

meninggalkan residu setelah digunakan. Aman jika

terhirup manusia dan juga ramah lingkungan. Thermatic

Halotron ini desain sebagai pengganti gas Halon dan

tidak mengandung CFC.

Cara Kerja Thermatic Halotron integrasi fire

alarm adalah sebagai berikut :

Keberadaan asap dalam ruangan dideteksi smoke

detector yang mengcover kebakaran ruangan

yang diproteksi, sehingga alarm bell

berbunyi.

Apabila ada kebakaran dan belum sempat

dipadamkan dan suhu ruangan mencapai panas

68OC, bulb sprinkler otomatis pecah dan gas

Halotron™ I menyemprot otomatis sehingga api

dalam sekejap akan segera padam.

d. POWDER

Bahan powder ini khusus digunakan untuk kelaskebakaran D atau kebakaran yang melibatkan bahan dasarlogam. Bahan dari powder ini mengandung garam dannatrium klorida termoplastik aditif. Plastik melelehuntuk membentuk oksigen-termasuk kerak di atas logam,dan garam menghantarkan panas.

e. A F11E (FLOUR)

Alat Pemadam Api Ringan berbahan busa, cocok

untuk melawan api Kelas A & B. Alat pemadam berbahan

busa memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko

menyalanya kembali api setelah pemadaman. Setelah api

22

dipadamkan, busa secara efektif menghilangkan uap

bersamaan dengan pendinginan api. Alat pemadam api

berbahan busa menyediakan kemampuan yang cepat dan

kuat dalam mengatasi api kelas’A’ dan ‘B’. Sangat

efektif terhadap bensin dan cairan yang mudah menguap,

membentuk “segel” api diatas permukaan dan mencegah

pengapian ulang. Ideal untuk penggunaan multi-risiko.

2.3.2. Tempat dan Tanda APAR

Untuk penempatan APAR menggunakan

bucket/keranjang dengan ukuran :

- Tinggi Bucket/Keranjang APAR : 1,21 m

- Tinggi Tanda APAR : 30 cm

- Lebar Sisi : 35 cm

Selain itu tanda APAR berwarna merah dan

tulisan serta tanda panah penunjuk APAR berwarna

putih. Tanda APAR digunakan untuk pengecekan rutin

selama 1 bulan sekali dan setiap APAR di pasang kode

pada masing-masing APAR, untuk tanda APAR sendiri

dapat dlihat pada Gambar 4.

23

Gambar 3. Bucket / keranjang APAR

Gambar 4. Tanda APAR

24

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelsan diatas, maka dapat ditarik

keimpulan mengenai pengelolaan K3 dan sistem pemadam APAR

di PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI), yaitu :

1. Struktur Organisasi perusahaan dan Struktur K3 di

PTSI sudah ada dan sudah berjalan sistem manajemen

yang ada di PTSI.

2. Untuk perundang-undangan tentang K3 dan bangunan

gedung seperti alat proteksi kebakaran pun sadah

ada dan laik fungsi.

3. Untuk hasil laporan lingkungan seperti air minum

dibuat laporan setiap 3 bulan sekali.

4. Program pencegahan dan penanganan darurat atau

jalur evakuasi pun sudah dilakukan di PTSI dan

dilakukan setiap 3 bulan sekali dan untuk

pelatihan tersebut salah satunya dinamakan

Emergency Fire Drill.

5. Sedangkan untuk alat pemadam seperti APAR di PTSI

memiliki 4 jenis APAR yang berbeda dan ditempatkan

sesuai dengan bahaya yang ada dan diberi kode

tanda serta di inspeksi setiap 1 bulan sekali.

25

3.2. Saran

Penulis memberikan saran untuk alat pemadam APAR dan

emergency fire Drill, antara lain :

1. Untuk beberapa APAR yang ada di lantai 3 dan 10

sebaiknya mudah terlihat.

2. Untuk Emergency Fire Drill, tim floor wolder

seharusnya saling berkomunikasi dan para karyawan

di setiap lantai seharusnya tidak terpisah-pisah

atau berpencar, agar dapat mengetahui tempat titik

kumpul.

LAPORAN MAGANG

LAMPIRAN 1 :

Layout PT. Saipem Indonesia Lantai 3

26

LAPORAN MAGANG

LAMPIRAN 2 :

27

Head Count

HEAD COUNT SHEET HEAD COUNT SHEET

Floor : Date: Floor : Date:

No Name Signature Status* No Name SignatureBSO 20 OKTASADWIKA PUTU

1 DINI ANGELINA 21 PRABOWO BUDI2 FAISAL FADLI 22 SEPTIATY RENIE3 FARIDA 23 ERWIN4 FLAURENCE GABRIELLA THOMAS 24 ADIT5 IEDA RUSTIFA 256 INDRA WIRANA 257 268 JUNAENI LATIFAH 279 JUNIATMOKO 2810 KEZIA SUKAESIH 2911 MIA MERRY 3012 RANDIS SURRENDER 3113 WENCY LIUW 3214 YULIA MISAWATI 3315 ISWAHYUNI 34

AFCIT 3516 BAIHAQY AKHMAD 3617 BESTARI ANDI 3718 DEWANTO ARDIAN 3819 JUSUF HARRY 39

FLOOR WARDEN: FLOOR WARDEN:

JOHNRITZ NEIL ALDRIN WATTIMENA

LAPORAN MAGANG

LAMPIRAN 3 :

28

FLOOR FLAG DEPARTEMENT

29