Land Grabing Dalam Perencanaan Kehutanana (Bahan Masukan Untuk Revisi PP 44/2004)
Transcript of Land Grabing Dalam Perencanaan Kehutanana (Bahan Masukan Untuk Revisi PP 44/2004)
Fenomena Land Grabbing dalam Perencanaan
Kehutanan
Tim Penyusun:Agus Salim Ferliadi, Jejen Hendar, Fitrah Bukhari, Kurnia Rusmiyati, Firmansyah, Syahdi Sjahri, Raflis,
Ardiansyah
Disampaikan pada : Seminar Tata Kelola KehutananPada Tanggal 10 Mei 2014 di Auditorium Pasca Sarjana Universitas Islam Indonesia Jogjakarta
Korupsi PerizinanJAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Bogor Rachmat Yasin resmi ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait dengan rekomendasi tukar-menukar kawasan hutan di Bogor, Jawa Barat. Luas kawasan hutan tersebut mencapai 2.754 hektar. Selain Yasin, KPK juga menetapkan dua orang lainnya sebagai tersangka, yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Muhammad Zairin dan pegawai PT BJA yang bernama FX Yohan Yhap. Total uang suap yang diduga diterima Yasin sebesar Rp 4,5 miliar.
Apa konsekwensi Hukum dari sebuah Rekomendasi??
Liputan6.com, Bengkulu - Sebanyak 387 kepala keluarga atau 1.200 warga adat Semende Dusun Lamo, Banding Agung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, tetap memilih bertahan di dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Padahal pada Kamis 24 April lalu, 4 warga setempat telah dijatuhi vonis oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Klas II Bintuhan kurungan penjara 3 tahun dan denda Rp 1,5 miliar dengan tuduhan melakukan aktivitas di kawasan hutan tanpa seizin Menteri Kehutanan. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2047056/kalah-di-pengadilan-warga-adat-semende-tetap-bertahan-di-hutan#sthash.p7WOs03U.dpuf
Hutan Adat Vs Hutan Konservasi
Masyarakat Vs Koorporasi
Barang Bukti yang digunakan:• Fotokopi SK Menhut No 743/Kpts-II/1996 tentang
pemberian HPHTI atas areal hutan seluas 299.975 ha kepada PT arara abadi
• Fotokopi Surat Rekomendasi Gubernur KDH Tk I Riau No 525/EK/1150 tanggal 25 April 1996
• Fotokopi Berita Acara Tata Batas yang dilakukan oleh team tata batas tanggal 30 Juli 1996
• Fotokopi Penataan Batas Sendiri areal kerja HPHTI PT Arara Abadi (Unit Sebanga)
• Fotokopi Surat Keputusan Mentri Kehutanan dan Perkebunan No 143/KPTS/VIII-KP/1999, tanggal 22 Juni 1999 tentang penetapan batas areal kerja HPHTI PT Arara Abadi
• Fotokopi 1 (satu) berkas RKT Nomor 4165/KPTS/Kw1-4/1999, tanggal 27 oktober 1999 beserta peta
• Fotokopi 1 (satu) berkas RKT Nomor 522.2/PKKPTS/113, tanggal 10 Januari 2007 beserta peta
• Fotokopi Surat keterangan lokasi tanah warisan peninggalan orang tua turun temurun di desa tasik serai kec Mandau, Nomor: 05/25/TS 1982 tertanggal 5 Juni 1982 yang diketahui ketua RT, dan Kepala desa
http://raflis.wordpress.com/2013/01/01/dugaan-kriminalisasi-terhadap-masyarakat-dalam-kawasan-hutan/
Melakukan atau turut serta mengerjakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak syah (ancaman pidana pasal 50 ayat (3) huruf (a) Jo Pasal 78 ayat (2) Undang undang republic Indonesia no 41 tahun 1999 tentang kehutanan Jo . Pasal 55 ayat (1) ke-(1) KUHP
Pengurusan Hutan (UU 41/1999)
Pemerintah
Menetapkan hubungan hukum
antara orang dengan hutan
mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
hutan menetapkan status wilayah tertentu
sebagai kawasan hutan
Rakyat
Pasal 4 ayat 2
Perencanaan
Pengelolaan
Litbang, Diklat, Penyuluhan
Pengawasan
Pasal 10
Hutan NegaraDikuasai Oleh
Status Kawasan Hutan
Hutan Negara
Hutan Adat
Hutan Hak
Fungsi Kawasan Hutan
Hutan Konservasi
Hutan LindungHutan
Produksi
Inventarisasi
Penunjukan
Penataan batas
Pemetaan
Penetapan
Penetapan Fungsi
Perubahan Fungsi
Memberikan Wewenang Kepada
Status dan Fungsi
Perizinan
Hubungan
Hukum Tercipta
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 13-19
Status Fungsi≠
Hubungan antara UU Agraria, Kehutanan dan Tata Ruang
Kawasan Hutan
UU Kehutanan
Hak atas tanah Pola Ruang
• Pengaburan aturan Pelaksana• Ketidak jelasan definisi
UU Agraria UU Tata Ruang
Penguasaan
Pemanfaatan
Audit Perizinan
Izin
Pembatasan Penguasaan Pembatasan izin
PP ?PP ?PP ?
Politik Penguasaan HutanDalam Perencanaan Kehutanan
Penunjukan Kawasan Hutan
Diklaim sebagai Hutan Negara
Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan
Diberikan izin pada koorporasi
Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Identifikasi Kepemilikan atas Hutan
Asas Domain
Verklaring
UU Pokok Agraria
Hutan Adat
Hutan Hak
Perda
Inventarisasi Pengukuhan PenatagunaanPemb Wil Pengelolaan Rencana
Perencanaan Kehutanan
Sebelum adanya UU Hak Milik yang berlaku adalah hukum adat
Mencabut
Memberlakukan
Merampas
Bupati
Gubernur
Mentri
Izin
SK Penunjukan Kawasan Hutan
Sumber: http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/8246
AcehSumatera Utara
Sumatera Barat
Riau dan Kepualauan Riau
JambiSumatera Selatan
BengkuluLampung
Bangka Belitung
Logika Perencanaan Kehutanan
Inventarisasi
Status Penunjukan
penataan batas
pemetaan
penetapan
Pengukuhan Penatagunaan
penetapan fungsi
penggunaan
RTRWP
Pembentukan Wilayah Pengelolaan
Unit Pengelolaan
Penetapan Luas Minimal Kawasan
Hutan 30%
Perubahan peruntukan dan
fungsi
Output Inventarisasi (Pasal 13 ayat 2
Penyusunan Rencana Kehutanan
Pengelolaan
(pasal 14-15)
(pasal 16) (Pasal 17-19)
Pelepasan
Pinjam Pakai
Perubahan Fungsi
faktor-faktor lingkungan
kondisi sosial masyarakat
Jangka waktu perencanaan
Skala geografis
Fungsi pokok kawasan hutan
Pembentukan Wilayah Pengelolaan
Logika Perencanaan Kehutanan (Lanjutan)
Inventarisasi
Status Penunjukan
Penetapan
Pengukuhan Penatagunaan
Perubahan peruntukan dan
fungsiOutput Inventarisasi (Pasal 13 ayat 2
penetapan fungsi
(pasal 14-15) (pasal 16) (Pasal 17-19)
Survey Lapangan
Scientific Analisis Scientific
Analisis
Kriteria Berdasarkan
Skoring
Faktor
Jenis Tanah
Faktor
Curah HujanFakto
r Kemiringan
Kesepakatan
Status
Diadopsi dalam Kriteria Pola Ruang pada
Regulasi Penataan Ruang
Menetapkan Status Wilayah Tertentu
Sebagai Hutan Kawasan Hutan
Negara Memberikan
Wewenang Pada Pemerintah
Untuk:
Pasal 13
Pasal 4 ayat 2
Kepastian HukumPenetapan Kawasan Hutan
Penetapan Status Kawasan Hutan
Penetapan Fungsi Kawasan Hutan
Penetapan 30% Tutupan Hutan
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
Belum ditetapkan
Ditetapkan 13%Perubahan fungsi dilakukan atas permintaan penerima izin dan revisi rencana tata ruangBelum dilakukan
Kawasan Hutan Sebagai Objek Hukum
Penetapan Kawasan Hutan
Penetapan Status Kawasan Hutan
Penetapan Fungsi Kawasan Hutan
Penetapan 30% Tutupan Hutan
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
Wilayah berlakunya UU Kehutanan
Kewenangan Pengelolaan
Dasar Hukum Pengelolaan
Perlindungan Hidrologi
1
2
3
4
Inventarisasi Hutan• Pasal 13(2) ..... dilakukan dengan survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan di sekitar hutan.
InventarisasiSurvey
Status dan Keadaan Fisik Hutan
Flora dan Fauna
Sumberdaya Manusia
Kondisi Sosial Masyarakat
pengukuhan kawasan hutan
penyusunan neraca sumber daya hutan
penyusunan rencana kehutanan
sistem informasi kehutanan
http://bpkh14.dephut.go.id/info-kehutanan
InventarisasiSurvey
Status dan Keadaan Fisik Hutan
Flora dan Fauna
Sumberdaya Manusia
Kondisi Sosial Masyarakat
Data Tabular
Data SpasialPenunjukan Kawasan Hutan
Kawasan Hutan Bukan Kawasan Hutan
Pengukuhan
KawasanHutan
PenunjukanBukan Kawasan Hutan
KawasanHutan
Tata BatasBukan Kawasan Hutan
KawasanHutan
PemetaanBukan Kawasan Hutan
PenetapanBukan Kawasan Hutan
KawasanHutan
Pasal 1 point 3. “Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.”
Kepastian
Hukum
Kawasan Hutan Sebagai Objek Hukum dari UU Kehutanan
Penetapan 1
Bukan Kawasan Hutan
KawasanHutan
Diurus Oleh Kementrian Kehutanan
Diurus Oleh Kementrian Lainnya
Diatur Oleh UU Kehutanan
Diatur Oleh UU Lainnya
Penetapan Kawasan Hutan = Pembagian Wewenang Dalam Mengurus
Penetapan Kawasan Hutan
Penetapan 2
Bukan Kawasan Hutan
Hutan Negara
Hutan Hak
Hutan Hak
Hutan
Adat Masyarakat Adat
Negara (Badan Hukum Publik)
Perorangan
Hutan Negara = Kawasan Hutan – (Hutan Adat +
Hutan Hak)
Pasal 5 (1) Hutan berdasarkan statusnya terdiri dari: a. hutan negara, dan b. hutan hak; (2) Hutan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat berupa hutan adat.
Penguasaan hutan oleh Negara bukan merupakan pemilikan, tetapi Negara memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; menetapkan kawasan hutan dan atau mengubah status kawasan hutan; mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan atau kawasan hutan dan hasil hutan, serta mengatur perbuatan hukum mengenai kehutanan
Pasal 5(3) Pemerintah menetapkan status hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
Penetapan Status Kawasan Hutan
PenatagunaanPasal 6 (1) Hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. fungsi konservasi, b. fungsi lindung, dan c. fungsi produksi. (2) Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut: a. hutan konservasi, b. hutan lindung, dan c. hutan produksi.
Penetapan 3
Bukan Kawasan Hutan
HutanKonservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Pasal 16(1) Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan ......, pemerintah menyelenggarakan penatagunaan kawasan hutan.(2) Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan penetapan fungsi dan penggunaankawasan hutan.
Perlindungan Flora dan Fauna
Perlindungan Tata Air (Hidrologi)
Memproduksi Hasil Hutan (Kayu/ non
Kayu)
Penetapan Fungsi Kawasan Hutan
Pembentukan Wilayah Pengelolaan
Pasal 18(1) Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan atau pulau guna optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat setempat.(2) Luas kawasan hutan yang harus dipertahankan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas daerah aliran sungai dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional.
Penetapan 4
Bukan Kawasan Hutan
Tutupan Hutan 30%
Dibolehkan land Clearing
Penetapan 30% Tutupan Hutan
Perubahan Fungsi dan Peruntukan
Perubahan Fungsi
Perubahan Peruntukan
Penelitian Tim Terpadu
Ditetapkan Oleh Pemerintah
Berdampak penting dan cakupan yang
luas serta bernilai strategisPersetujuan DPRTata Cara
diatur oleh Peraturan Pemerintah
(PP)
UU 41/1999 1999 - 2010 PP 10/2010
Apa yang terjadi selama
11 tahun?
Perubahan Fungsi Atas Permintaan Koorporasi
http://raflis.files.wordpress.com/2013/07/usulan-perubahan-fungsi-kawasan-hutan.jpg
PraktekPerencanaan Kehutanan
Inventarisasi
??? Penunjukan
penataan batas
pemetaan
penetapan
penetapan fungsi
penggunaan
Unit Pengelolaan
Penetapan Luas Minimal Kawasan
Hutan 30%
Perubahan peruntukan dan
fungsi
Pengukuhan
(pasal 14-15)
Penatagunaan
(pasal 16)Pembentukan Wilayah
Pengelolaan
(Pasal 17-19)
Proses Pengukuhan Sudah Mengatur Fungsi
Belum ditemukan
Scientific Analisis
Perubahan Fungsi Tergantung Permintaan (Belum ditemukan Scientific
Analisis)
Belum ditemukan Dokumen
Inventarisasi Sebagai Dasar dari
Penunjukan
Pasal 13
Sudah dilakukan sebelum Penetapan
Fungsi
Dilegalkan Melalui
PP dan Permen
Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Secara Parsial
Perubahan fungsi
kawasan hutan secara
parsial
antar fungsi pokok kawasan
hutan
dalam fungsi pokok kawasan
hutan
hutan konservasi
hutan lindung hutan
produksi
hutan lindung
hutan konservasi
hutan produksi
suaka margasatwa
taman nasional
taman hutan raya
taman wisata alam
taman buru
cagar alam
suaka margasatwa
taman nasional
taman hutan raya
taman wisata alam
taman buru
cagar alam
Konservasi
Produksi
hutan produksi terbatas
hutan produksi tetap
produksi yang dapat dikonversi
hutan produksi terbatas
hutan produksi tetap
produksi yang dapat dikonversi
Perubahan fungsi yang patut dipertanyakan
hutan lindung hutan
produksi
hutan lindung hutan
produksi
antar fungsi pokok kawasan
hutan
hutan produksi terbatas
hutan produksi tetap
produksi yang dapat dikonversi
hutan produksi terbatas
hutan produksi tetap
produksi yang dapat dikonversi
dalam fungsi pokok kawasan
hutan
Perubahan fungsi
kawasan hutan
Hutan Produksi Tetapkawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125, di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru.
Hutan Produksi Terbatas
kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru.Hutan Produksi yang
dapat dikonversikawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pembangunan di luar kegiatan kehutanan.
Kesimpulan• Tujuan Penyelenggaraan Kehutanan untuk kesejahteraan rakyat belum tercapai
• Terjadi Penyalahgunaan Wewenang Secara Sistematis terhadap Wewenang yang diberikan oleh negara kepada pemerintah dalam pengurusan Hutan
• Penyalahgunaan Wewenang dilegalkan dalam peraturan Pelaksana Undang Undang (PP dan Permen)
• Dibutuhkan eksekutive review terhadap PP Perencanaan Kehutanan sebagai pedoman dan arah dalam pencapaian tujuan Penyelenggaraan Kehutanan
So, What Will we do???• Dari penjabaran diatas, apakah kita akan tetap berdiam diri membiarkan hutan kita dirampas secara terstruktur oleh pihak-pihak yang berkepentingan atas nama negara?
• IMAMAH UII berencana untuk mendorong executive review terkait PP Perencanaan Kehutanan
• Mengingat substansinya amat luas, maka dibutuhkan konsep dan pemikiran dari banyak pihak
• Untuk itu, segala konsep, perspektif pemikiran dapat disampaikan pada kami di: [email protected]
• Segala macama masukan pemikiran amat sangat berharga bagi bangsa dan negara
Lingkup Perencanaan Kehutanan
Inventarisasi Hutan
Pengukuhan
Penatagunaan
Wilayah Pengelolaan
Penyusunan Rencana
Identifikasi Status
Penetapan Status
Penetapan Fungsi
Penetapan 30%Perubahan Fungsi
UU Agraria
UU Penataan
Ruang
UU Geospasia
l
UU Kehutana
n
Perencanaan
Kehutanan
30% Kawasan Lindung
Kepastian Hukum
UULingkungan Hidup
KLHS
UU Desa