kurikulum

88
Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah- sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah mengenal dengan yang namanya KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. - See more at: http://info-data-guru.blogspot.com/2014/01/perbedaan-kurikulum- 2013-dengan-ktsp.html#sthash.EeApSrSz.dpuf Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. No Kurikulum 2013 : SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar

Transcript of kurikulum

Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013 diluncurkansecara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinyatelah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kitasudah mengenal dengan yang namanya KTSP atau Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling mendasarantara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatanpengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan,namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralihmenjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajarantertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikanyang bersangkutan.

- See more at:http://info-data-guru.blogspot.com/2014/01/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-ktsp.html#sthash.EeApSrSz.dpuf

Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapatkesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnyatentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang padahakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencaripengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyaiesensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapimasalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadipendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akanbernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulubila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalampembelajaran di kelas.

No

Kurikulum 2013 : SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukanterlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelahitu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar

Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan70 Tahun 2013

KTSP : Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui PermendiknasNo 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar KompetensiLulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006

2013 : Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills danhard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,dan pengetahuan

KTSP : lebih menekankan pada aspek pengetahuan

2013 : di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI

KTSP :di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

2013 : Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlahmata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP

KTSP :Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah matapelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013

2013 : Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semuamata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatanilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalampembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

KTSP : Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi,Elaborasi, dan Konfirmasi

2013 : TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagaimata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran

KTSP : TIK sebagai mata pelajaran

2013 :Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitumengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuanberdasarkan proses dan hasil.

KTSP : Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

2013 : Pramuka menjadi ekstrakuler wajib

KTSP : Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

2013 : Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

KTSP : Penjurusan mulai kelas XI

2013 : BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa

KTSP : BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

-------------------------------------------------------------------------------------

Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013~Perbedaan pokok antaraKTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006)yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akandijalankan secara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan denganperencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangansilabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam

Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadikewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yangsecara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yangbersangkutan.

Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat ,namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan danmakna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentinganoperasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabustampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupunkelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperolehperspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahamiseluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.

Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masihmerupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu denganberusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yangtelah disiapkan pemerintah.

Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiriadalah sebagai berikut :

No

KTSP : Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

2013 : Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,Keteampilan, Pengetahuan)

kTSP : Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memilikikompetensi dasar sendiri 2013 :Mata pelajaran dirancang terkaitsatu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikatoleh kompetensi inti tiap kelas

KTSP : Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain

2013 : Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap danketerampilan berbahasa)

kTSP : Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

2013 : Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama(saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar…

KTSP : Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah

2013 : ermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait danterpadu satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dandijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

KTSP : Tematik untuk kelas I-III (belum integratif)

2013 : Tematik integratif untuk kelas I-III

KTSP : TIK mata pelajaran sendiri

2013 :TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagaimedia pembelajaran mata pelajaran lain

KTSP : Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan

2013 : Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier ofknowledge

KTSP : Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI

2013 : Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib,peminatan, antar minat, dan pendalaman minat

KTSP : SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi

2013 : SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang samaterkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

KTSP : Penjurusan di SMK sangat detil

2013 : Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi,didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman

-----------------------------------------------------------------

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan prosespembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuanpendidikan yang diterapkan di suatu negara.

Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telahditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yangdigunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara.Kurikulum yang dipakai saat ini, mengacu pada Undang-UndangNo.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Kurikulum

yang digunakan saat ini adalah kurikulum KTSP (Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudutkurikulum yang digunakan saat ini masih memiliki banyakkekurangan. Oleh karena itu pemerintah merancang kurikulum baruyaitu Struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itu kita selaku calonpendidik perlu mengetahui perbedaan dan persamaan antara 2kurikulum tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian pendidikan ?

2. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum dan bagaimana strukturkurikulum tersebut?

3. Bagaimana peran kurikulum dalam pendidikan ?

4. Apa persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP danKurikulum 2013 ?

5. Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum2013 ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendidikan.

2. Mengetahui lingkup dan struktur kurikulum .

3. Mengetahui dengan pasti peran kurikulum dalam pendidikan.

4. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP dankurikulum 2013.

5. Memahami dengan baik tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing kurikulum.

D. Metode Penelitian

Metode literatur : metode pengumpulan data dengan cara membacabuku-buku dan situs-situs internet yang mendukung dan menunjangdalam pembuatan dan penyusunan laporan, sekaligus dijadikansebagai landasan dalam penulisan laporan.

BAB II

KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013

A. Pengertian Pendidikan dan Kurikulum

2.1 Pengertian Pendidikan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang PengertianPendidikan , yang berasal dari kata ”didik”, Lalu kata inimendapat awalan kata ”me” sehingga menjadi ”mendidik” artinyamemelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberilatihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenaiakhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, Pendidikan adalah usaha sadaruntuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akandatang.

Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, danNegara.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalamhidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitumenuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agarmereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlahmencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Menurut Langeveld, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertujukepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agarcukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri

Menurut J.J. Rousseau,Pendidikan adalah memberi kita perbekalanyang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akandibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.

Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkanmengenai pengertian Pendidikan, yaitu salah satu proses yangdilakukan oleh pemerintah secara sadar dan terencana untukmemajukan negaranya melalui ilmu pengetahuan untuk mencapaitujuan negaranya.

2.2 Pengertian Kurikulum

Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atausejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untukmenyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutansubjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalampelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulumpendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)

Menurut wikipedia, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran danprogram pendidikan yang diberikan oleh suatu lembagapenyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yangakan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periodejenjang pendidikan.

B. KTSP dan Kurikulum 2013

2.2.1 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK)adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan olehmasing-masing satuan pendidikan/sekolah. Departemen PendidikanNasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua

sekolah telah melaksanakan KTSP. Penyusunan KTSP yangdipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampirsenada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yangdisebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip inidiimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalammerencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilaipembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. PrinsipPengelolaan KBS ini mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaandan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan“kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolahmenggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan olehDepartemen Pendidikan Nasional. Sedangkan “Keberagaman dalampelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akandikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengankarakteristik sekolahnya. KTSP atau Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yangdisusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan diIndonesia.KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional danPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolahdimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasardan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui PeraturanMenteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 danNomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yangdikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkankepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuanpendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatankurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dansilabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Struktur KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

No. Komponen Alokasi Waktu KTSP SD

Kelas

Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6

A. Mata Pelajaran T

1. Pendidikan E 3 3 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan P M 2 2 2

3. B.Indonesia E A 5 5 5

4. Matematika N T 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam D I 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial E K 3 3 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan K 4 4 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesenian A 4 4 4

T

B. Mutlok A

a. Budaya Daerah N 2 2 2

b. Bahasa Inggris 2 2 2

c. ……………(disesuaikan) 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 26 27 28 36 36 36

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Keterangan :

1. 1 (Satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit

2. Kelas 1, 2 dan 3 pendekatan Tematik, alokasi waktu per matapelajaran di atur sendiri oleh SD/MI

3. Kelas 4,5, dan 6 pendekatan mata pelajaran

4. Sekolah dapat memasukan pendidikan yang berbasis keunggulanlokal dan global, yang merupakan bagian dari mata pelajaran yangdiunggulkan.

5. Mengenal pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasiwaktu per-mata pelajaran sedangkan dalam PMB menggunakanpendekatan tematis.

Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakanpendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentukkegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya

penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepadasituasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensikeunggulan lokal.

2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemensekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalampenyelenggaraan program-program pendidikan.

3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untukmenitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yangakseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkanpada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkansiswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapatmengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagaiketerampilan hidup.

4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhiperkembangan jiwa anak.

5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolahplus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembangkurikulum.

7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepadaguru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan

kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.

8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan padapemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yangberkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.

9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baikkemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalamproses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspekkepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaansesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan olehlingkungan.

11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi(pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah danmasyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yangdituangkan dalam kurikulum.

12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn danmengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapatmengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan pesertadidik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikanlingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.

14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilanberdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasamaantar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentukkompetensi peserta didik.

16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasilbelajar.

17. Berpusat pada siswa.

18. Menggunakan berbagai sumber belajar.

19. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis danmenyenangkan

Sedangkan kelemahan dari kurikulum KTSP :

1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP padakebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dansekolah.

2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagaikelengkapan dari pelaksanaan KTSP .

3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensifbaik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaranakan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhikewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guruuntukmendapatkan tunjangan profesi.

2.2.2 Struktur Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahapperencanaan oleh Pemerintah, karena ini merupakan perubahan daristruktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknyamasalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yangkurang tepat.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yakni :

1. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbuddengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu danpraktisi pendidikan.

2. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presidenselaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13

November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November2012.

3. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dariberbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selainmelalui saluran daring (on-line) pada lamanhttp://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massacetak.

4. Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkanmenjadi Kurikulum 2013.

Struktur Kurikulum 2013

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4

Kelebihan dari Kurikulum 2013:

“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga pentingyang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikanbudi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua programstudi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari KementerianPendidikan

Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak adaperbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderungtidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnyamelalui jenjang pendidikan anak usia dini.

Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru.Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya melaluipelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkankecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun guru berhakmendapatkan pelatihan selama 100 jam. Sementara di Indonesia,“tagihan” hanya mendapat sertifikat

kelemahan kurikulum 2013:

“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapasekolah yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulumsebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu.

Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihatsemua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam prosespengembangan kurikulum 2013.

Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasiproses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangansulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masihdiberlakukan.

“UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan samasekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampakpada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalamUN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusibesar untuk mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.

Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaran IlmuPengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalammata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karenarumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

http://edukasi.kompas.com

C. Perbedaan Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Perbedaan Struktur KTSP dan Kurikulum 2013:

1. Struktur Kurikulum 2013 pelajarannya lebih sedikit dari padakurikulum KTSP yaitu yang semula berjumlah 11 mata pelajaranmenjadi 7 atau 6 pelajaran. Ke tujuh mata pelajaran tersebut

yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKN), Bahasa Indonesia, Matematika, Pengetahuan Umum,Kesenian, dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan (PJOK).

2. Kelas I-VI menggunakan metode belajar tematik.

3. Penambahan waktu mata pelajaran.

4. Pemisahan mata pelajaran IPA dan IPS.

Persamaan Struktur KTSP dan Kurikulum 2013:

1. Dibuat dan dirancang oleh Pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.

2. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP

Berbagai macam perubahan Kurikulum, hendaknya kita sebagai calonguru tetap melaksanakan tugas kita sebagai pendidik yang dapatmencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun yang akan kitagunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya denganpositif juga. ” Ayo kita cerdaskan anak bangsa,!!”

------------------------------------------------------------------------------

1. ANALISIS PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013 ANALISISKURIKULUM: PERBEDAAN TUJUAN, SK_KD, DAN EVALUASI DALAM KURIKULUMKTSP DAN KURIKULUM 2013 Oleh: Suhartono, S.Pd.

2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional adalahpendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yangberlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. PendidikanNasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia beriman, dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumber daya manusiamelalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui prosespendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif danefisien, sehingga diharapkan setiap individu diberi kesempatanuntuk mengembangkan semua potensi pribadinya. Sekolah merupakansalah satu sistem pendidikan yang merfungsi untuk membantumeningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dari pendidikan angditerima anak bangsa di bangku sekolah, akan mampu mengubah polapikir dan daya kreativitas untuk menciptakan negara dengan tarafkesejahteraan yang baik dan perekonomian yang meningkat. Sekolahada merupakan bagian dari rancangan yang dibuat oleh pemeritah dibidang pendidikan dengan landasan operasionalnya adalahkurikulum. Dari kurikulum inilah tujuan dari pendidikan bangsadiharapkan dapat tersusun dengan sistematis untuk mencapai tujuanbangsa dan negara Indonesia. Kurikulum adalah seperangkat rencanadan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yangdikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatanpembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan

tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaiandengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikandan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah(2001:4-6) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponentujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana danprasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajarmengajar. Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalahkurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalahsebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dandilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalamsejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PeraturanPemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusundan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standarpendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaianpendidikan. Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaankurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dankontra dari berbagai pihak baik dari kalangan pendidikan maupundari masyarakat umum. Kurikulum 2013 justru dianggap dapatmemasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karenakurikulum dan persiapan proses pembelajaran akan disediakan dalambentuk produk jadi (completely-built up product). Di sisi lain,sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013dapat memicu pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebihanalisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif dan inovatif dalampembelajaran karena guru dianggap mampu semua hal yang dapatmembantu siswa berkembang. Hal ini sangat menarik untuk menjadibahan analisis dan diskusi bagi kita, apakah kurikulum KTSP lebihbaik dari kurikulum 2013, atau justru adanya pengembangankurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini akan melahirkan output

yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini dan yang akandatang. B. Tujuan Analisis Tujuan dari analisis kurikulum iniadalah untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Melihatbagaimana bentuk tujuan, SK-KD, dan evaluasi kurikulum KTSP. 2.Melihat bagaimana bentuk tujuan, SK-KD, dan evaluasi kurikulum2013. 3. Mengetahui perbedaan tujuan, SK-KD, evaluasi antarakurikulum KTSP dan kurikulum 2013. C. 1. Manfaat Analisis Bagipenulis adalah memberikan pengetahuan tentang pengembangankurikulum yang ada saat ini di indonesia, khususnya kurikulumyang sedang digunakan saat ini yaitu kurikulum KTSP dan isuterbaru tentang

3. penyempurnaan kurikulum lama menjadi kurikulum 2013 yangsedang dalam proses percobaan di beberapa sekolah yang sudahdalam tahap pelaksanaan. 2. Bagi pembaca dan pemerintah,memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu dan wawasan dalampengembangan kurikulum yang ada di indonesia dan mencari solusibersama untuk terus mengembangkan kurikulum ke arah yang lebihbaik dari saat ini untuk memenuhi tuntutan zaman yang akan datangguna mencerdaskan bangsa. BAB II PEMBAHASAN A. 1. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pengertian Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat(15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulumoperasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masingsatuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dandilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah(Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secaraberangsung-angsur mulai tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjangpendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan definisi tersebut,maka pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkandan mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntutkemampuan sekolah dengan cara memberikan otonomi yang lebih besarkepada sekolah dalam pengembangan kurikulum, karena masing-masing

sekolah lebih mengetahui tentang kondisi satuan pendidikannya.Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harusdiselesaikan oleh siswa serta rencana pembelajaran yang dibuatoleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukanoleh siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanyakomponen-komponen pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan,diantaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan,alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukungtercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004(KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi dankompetensi dasar dan telah disahkan penggunaannya di sekolah,baik negeri maupun swasta, yang diberlakukan secara bertahap padatahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar danmenengah. Pemerintah pusat (Depdiknas) mengharapkan paling lambattahun pelajaran 2009/2010, semua sekolah telah menerapkan KTSP(Mulyasa, 2007:1-2). 2. Landasan KTSP KTSP disusun dalam rangkamemenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionaldan PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich, 2008:1). Dalampenyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacukepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentangStandar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar danMenengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman padapanduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP). Landasan penyusunan KTSP sekurang-kurangnya menunjukkan(1) adanya undang-undang yang jelas sebagai acuan dalampenyusunan KTSP; (2) adanya PP dan Permendiknas yang dijadikanacuan dalam penyusunan KTSP; (3) khusus untuk madrasah, adanya

Surat Keputusan/Edaran Dirjen Pendidikan Islam atau DirekturPendidikan Madrasah yang dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP;dan (4) adanya rencana pengembangan sekolah/madrasah yangdijadikan acuan dalam penyusunan KTSP (Muhaimin, Sutiah, danSugeng Listyo, 2008:46). Berikut ini akan dikemukakan landasanpenyusunan KTSP adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan didalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

4. Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat(1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat(1), (2). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP No. 19 Tahun2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1),(2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3);Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 (1), (2), (3), (4); Pasal13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20. 3. Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 4. PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan. Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupaundang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteripendidikan nasional menjadi landasan yang sangat kuat dalammengelola penyelenggaraan otonomi pendidikan di sekolah.Kebijakan otonomi pendidikan ini merupakan suatu keniscayaan danharus diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya sebuahwacana semata-mata. Kebijakan desentralisasi pendidikan akanberhasil dengan baik apabila didukung oleh stakeholders dananggota masyarakat yang sangat peduli dengan urgensi pendidikanbagi masa depan bangsa Indonesia. 3. Karakteristik KTSP PadaKTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untukmengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar.

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya materipembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standardan patokan kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik,berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat banyak danbeban belajar siswa yang selama ini sangat berat, sertaterbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkankemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagaisebuah konsep dan program, KTSP memiliki karakteristik sebagaiberikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswabaik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didikdibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan,nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadiyang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasilbelajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaiandalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yangbervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumberbelajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) penilaianmenekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaanatau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138). Dalam KTSPhanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.Guru sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokokpelajaran, disesuaikan dengan situasi daerah dan minat pesertadidik. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah(kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besardalam pengembangan kurikulum dengan tetap memperhatikankarakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang lebihtahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan ataukegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantungpada kepala sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakankunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen dilingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola danmengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannyadengan implementasi KTSP. 4. Komponen dan Struktur Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan a. Tujuan Pendidikan Tingkat SatuanPendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar danmenengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikanberikut. · Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasarkecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, sertaketerampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebihlanjut. · Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkankecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, sertaketerampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebihlanjut. · Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkankecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, sertaketerampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebihlanjut sesuai dengan kejuruannya. b. Struktur dan MuatanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan KTSP padajenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SImeliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut. · Kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia

5. · Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian ·Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi · Kelompokmata pelajaran estetika · Kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga dan kesehatan · Kelompok mata pelajaran tersebutdilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaransebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. · Muatan KTSPmeliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannyamerupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuanpendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatanpengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. 1. Matapelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada strukturkurikulum yang tercantum dalam SI. 2. Muatan Lokal Muatan lokalmerupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yangdisesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasukkeunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagiandari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus

menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokalditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada matapelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran,sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensidan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yangdiselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satumata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwadalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan duamata pelajaran muatan lokal. 3. Kegiatan Pengembangan DiriPengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikankesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan danmengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatanpengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentukkegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapatdilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yangberkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatankeparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Khususuntuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutamaditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan padapeningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengankebutuhan khusus peserta didik. Pengembangan diri bukan merupakanmata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukansecara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.4. Pengaturan Beban Belajar · Beban belajar dalam sistem paketdigunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistemkredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategorimandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Bebanbelajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri. · Jam pembelajaran untuksetiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimanatertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuksetiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dangenap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibeldengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggusecara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahanmempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapaikompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lainyang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam strukturkurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. · Alokasi waktuuntuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidakterstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%,SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dariwaktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dankebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. · Alokasiwaktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setaradengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolahsetara dengan satu jam tatap muka.

6. · Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dankegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs danSMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturansebagai berikut. i. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menittatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiritidak terstruktur. ii. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatanmandiri tidak terstruktur. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasanbelajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatukompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria idealketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikanharus menentukan kriteria ketuntasan minimal denganmempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukungdalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkanmeningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerusuntuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar(raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan denganmemperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh di rektorat teknisterkait. 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelasdilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikankelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuaidengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didikdinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar danmenengah setelah: · menyelesaikan seluruh program pembelajaran; ·memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruhmata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaranestetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan; · lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok matapelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan · lulus UjianNasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujiansekolah/madrasah diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteriberdasarkan usulan BSNP. 7. Penjurusan Penjurusan dilakukan padakelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur olehdirektorat teknis terkait. Penjurusan pada SMK/MAK didasarkanpada spektrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh direktoratPembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 8. Pendidikan KecakapanHidup · Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yangmencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademikdan/atau kecakapan vokasional. · Pendidikan kecakapan hidup dapatmerupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajarandan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. ·Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik darisatuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuanpendidikan formal lain dan/atau nonformal. 9. Pendidikan Berbasis

Keunggulan Lokal dan Global · Pendidikan berbasis keunggulanlokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulanlokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, danlain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensipeserta didik. · Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikandapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.· Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakanbagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi matapelajaran muatan lokal. · Pendidikan berbasis keunggulan lokaldapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal laindan/atau satuan pendidikan nonformal. c. Kalender PendidikanSatuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalenderpendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikankalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yangharus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiapsatuan pendidikan

7. dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didiksesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam strukturkurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standarkompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkanstandar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatanpengembangan diri merupakan bagian integral dari strukturkurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasiltidaknya suatu pendidikan dan harus dikelola secara baik danprofesional. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwasebaiknya dilakukan secara terus-menerus untuk merespon danmengantisipasi perkembangan dan tuntutan zaman. Prinsip-prinsippengembangan kurikulum adalah (1) prinsip relevansi, yaitu

kesesuaian antara program pendidikan dengan tuntunan kehidupanmasyarakat. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yangdiperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang; (2) prinsipefektivitas, yaitu sejauh mana perencanaan kurikulum dapatdicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan; (3)prinsip efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, danwaktu yang sekecil-sekecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan;(4) prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait antara tingkatpendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi; (5)prinsip fleksibilitas, yaitu tidak kaku dan adanya ruang gerakyang memberikan kebebasan dalam bertindak; (6) prinsipberorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yangperlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuanterlebih dahulu sehingga dapat menentukan secara tepat metodemengajar, alat pengajaran, dan evaluasi; (7) prinsip dan modelpengembangan kurikulum, yaitu pengembangan kurikulum dilakukansecara bertahap dan terus menerus dengan implikasi bahwakurikulum senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi,2007:179-183). Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebutmerupakan dasar pokok untuk mengkaji pembelajaran danpengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak terbataspada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segalasesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti;bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan,gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang padagilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Khususuntuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telahdikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atausatuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinaspendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untukpendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman padapanduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, sertamemperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan

KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi olehdinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan SKL sertapanduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. PengembanganKTSP, antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-ciri: · Menitikberatkan pencapaian target (attainment targets)kompetensi daripada penguasaan materi; · Lebih mengakomodasikankeragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; ·Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikandi lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan programpendidikan sesuai dengan kebutuhan (Muhaimin, Sutiah, dan SugengListyo, 2008:56). Menurut Rusman (2009:474-475), prinsip-prinsippengembangan KTSP adalah: · Berpusat pada potensi, perkembangan,kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. ·Beragam dan terpadu · Tanggap terhadap perkembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni. · Relevan dengan kebutuhankehidupan · Menyeluruh dan berkesinambungan · Belajar sepanjanghayat · Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingandaerah Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP di atas padapraktek pengajaran di dalam kelas sangat tergantung pada situasidan kondisi peserta didik di sekolah sehingga setiap gurumemiliki kebebasan untuk menentukan materi pelajaran (standarkompetensi dan kompetensi dasar), indikator, metode, media, danketercapaiannya. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut menunjukkanbahwa kalau terjadi perubahan kurikulum hendaknya terjadiperubahan secara menyeluruh termasuk materi, metode, guru,sarana, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan prosespembelajaran sehingga dampak positif dari perubahan kurikulumakan dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.

8. 5. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Untuk melihat keunggulan atau kelebihan KTSP dengankurikulum-kurikulum sebelumnya perlu dicari bahan pembanding.Karena sesuatu dianggap lebih baik kalau dapat dibandingkandengan sesuatu yang lain untuk menunjukkan keunggulannya. Olehkarena itu, kita perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan KTSP

terlebih dahulu, kemudian baru kita mengetahui perbedaan antaraKTSP dan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Misalnya antara KTSP danKBK 2004 atau KTSP dan kurikulum 1994. Setiap kurikulum memilikikelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada situasidan kondisi, dimana kurikulum tersebut diberlakukan. MenurutFasli Jalal (dalam Imam Hanafie, 2008:1-5), kelebihan yangdimiliki KTSP adalah: · · Mendorong terwujudnya otonomi sekolahdalam penyelenggaraan pendidikan. Mendorong para guru, kepalasekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkankreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. · KTSPsangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan danmengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagikebutuhan siswa. · KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yangsangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %. · KTSP memberikanpeluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untukmengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Sementarabeberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain: ·Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampumenjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. ·Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagaikelengkapan. · Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secarakomprehensif baik konsep penyusunan maupun prakteknya dilapangan. · Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jampelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru. Beberapakelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolahuntuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktorkelemahannya merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasidan diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi perhatian bagipemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambahdaftar persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita.Dengan demikian, ide dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikandemokratis dan non monopolistik dengan cara memberikan otonomiyang lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum,karena masingmasing sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi

satuan pendidikannya. 6. Langkah-Langkah Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Implementasi KTSP bermuara padapelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapatditerima oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Padaumumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitupembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. · Kegiatanpembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untukmemulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakansuatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarikperhatian peserta didik secara optimal agar memusatkan dirisepenuhnya untuk belajar. · Kegiatan inti dalam prosespembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang palingutama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selamaberlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukankompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran,antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokokdan membahas materi pokok untuk membentuk kompetensi pesertadidik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukandengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntutaktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yangkondusif. · Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materipembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran perlu dilakukansecara profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan danmenimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa, 2008:180-187).Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensikegiatan adalah sebagai manifestasi dari upaya untuk mewujudkankurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalambentuk serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah. ImplementasiKTSPmemberikan pemahaman tentang situasi dan kondisi sekolah,sasaran implementasi yang efektif dan efisien, serta harapansekolah terhadap kurikulum yang diimplementasikan.

9. Ada dua hal pokok yang perlu disiapkan oleh pihak sekolah,yaitu kesiapan materil (sumber daya alamiah sekolah) dan non

materil (sumber daya manusia sekolah). Bentuk kesiapan materilsekolah dapat dilihat dari dimensi perangkat kurikulum, saranadan prasarana sekolah, keuangan, dan lingkungan sekolah yangmencakup lingkungan fisik (gedung) dan lingkungan sosial.Sedangkan bentuk kesiapan non materil sekolah dapat dilihat daridimensi kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua(Susilo, 2008:180-191). Hal senada dikemukakan oleh Rusman(2009:202-205), banyak komponen yang berpengaruh terhadapkegagalan atau keberhasilan pendidikan, antara lain (1) kepalasekolah; (2) guru; (3) kurikulum; (4) sarana pendidikan; (5)sistem penerapan pendidikan; dan (6) suasana sosial danlingkungan sekolah. Sejalan dengan uraian di atas, Muhaimin,Sutiah, dan Sugeng Listyo (2008:37-38) mengemukakan tingkatkesiapan sekolah dalam pengembangan KTSP. Untuk menjawabpersoalan ini perlu melihat kondisi nyata sekolah dalam membangunkemampuannya (capacity building), yang secara sederhana dapatdipetakan ke dalam beberapa tahap berikut ini: · Tahap Pra-formal, yakni sekolah yang belum memenuhi standar teknis, ataubelum dapat memiliki sumber- sumber pendidikan (guru, sarana danprasarana pendidikan, dan sebagainya) yang memadai untukmenyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal. · TahapFormalitas, yakni sekolah yang sudah memiliki sumber-sumberpendidikan yang memadai secara minimal atau mencapai standarteknis minimal, seperti jumlah dan kualifikasi guru, jumlah dankualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas buku pelajaran, danjumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lainnya. · TahapTransisional, yakni sekolah yang sudah mampu memberikan pelayananminimal pendidikan bermutu, seperti kemampuan mendayagunakansumber-sumber pendidikan secara optimal, meningkatnya kreativitasguru, pendayagunaan perpustakaan secara optimal, kemampuanmenambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari sumbermasyarakat, dan lain-lain. · Tahap Otonomi, yakni sekolah yangberada pada tahap penyelesaian capacity building menujuprofesionalisasi dan pelayanan pendidikan yang bermutu. Strategi

membangun kemampuan (capacity building) yang bisa dilakukan agarlayak atau semakin layak untuk mengembangkan KTSP, antara lain: ·Terhadap sekolah tahap pra-formal, strategi capacity buildingdilakukan melalui upaya melengkapi sumber- sumber pendidikandengan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhansecara minimal, tetapi memadai untuk dapat mencapai tahapperkembangan berikutnya. · Terhadap sekolah yang sudah mencapaitahap formalitas, strategi capacity building dilakukan melaluipelatihan dan pengembangan kemampuan tenaga kependidikan, sepertikepala sekolah agar mampu mendayagunakan sumber-sumber pendidikansecara optimal dengan tanpa banyak pemborosan. Bagi tenagapengajar dikembangkan kemampuan untuk dapat melaksanakan prosespembelajaran secara kreatif dan inovatif, serta dapat melakukanpenelitian terhadap pendekatan pembelajaran yang paling efektif.· Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap transisional, perludikembangkan sistem manajemen berbasis sekolah yang didukung olehpartisipasi masyarakat dalam pendidikan serta mekanismeakuntabilitas pendidikan melalui fungsi Dewan Pendidikan danKomite Sekolah. · Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahapotonomi perlu ditingkatkan pengembangannya secara optimal danmenyeluruh yang mencakup seluruh komponen pendidikan yang adadidalamnya, sehingga dapat dikembangkan ke arah sekolah nasionalyang berstandar internasional. Demikian uraian langkah-langkahimplementasi KTSP yang telah dijelaskan di atas, yang akanmempengaruhi perkembagan lembaga pendidikan di masa sekarang danmasa yang akan datang. Semua komponen yang berada dalam sistempendidikan adalah penentu bagi keberhasilan atau kegagalan suatuproses belajar mengajar berdasarkan KTSP di sekolah. KTSPmerupakan sikap peduli pemerintah (dalam hal ini pemerintahpusat) dalam menjawab tuntutan zaman. Ditinjau dari perubahankurikulum terakhir, yaitu kurikulum 2006 (KTSP), kiranya memangsudah waktunya pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum danide memperbaiki kurikulum merupakan lebih baik daripada statis.Hambatan KTSP adalah masalah implementasi, artinya perencanaan

yang baik belum tentu akan menghasilkan produk yang baik. Haltersebut tergantung pada implementasi, di mana harus ada dukungandari semua pihak (stakeholders). 7. Pengembangan Silabus a.Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatudan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakupstandar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untukpenilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

10. b. Prinsip Pengembangan Silabus · Ilmiah Keseluruhan materidan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dandapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. · Relevan Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalamsilabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,sosial, emosional, dan spritual peserta didik. · SistematisKomponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsionaldalam mencapai kompetensi. · Konsisten Adanya hubungan yangkonsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar,dan sistem penilaian. · Memadai Cakupan indikator, materipokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dansistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensidasar. · Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok,pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaianmemperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhirdalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. · FleksibelKeseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragamanpeserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat. · Menyeluruh Komponen silabusmencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,psikomotor). c. Unit Waktu Silabus · Silabus mata pelajarandisusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untukmata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkatsatuan pendidikan. · Penyusunan silabus memperhatikan alokasiwaktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu

mata pelajaran lain yang sekelompok. · Implementasi pembelajaranper semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran denganalokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAKmenggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi. d.Pengembang Silabus Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh paraguru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuahsekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah GuruMata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), danDinas Pendikan. · Disusun secara mandiri oleh guru apabila guruyang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik,kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya. · Apabila guru matapelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakanpengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasahdapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaranuntuk mengembangkan silabus yang akan digunakan olehsekolah/madrasah tersebut. · Di SD/MI semua guru kelas, darikelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusunsecara bersama oleh guru yang terkait. · Sekolah/Madrasah yangbelum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknyabergabung dengan sekolah sekolah/madrasah-madrasah lain melaluiforum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akandigunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkupMGMP/PKG setempat. · Dinas Pendidikan/Departemen yang menanganiurusan pemerintahan di bidang agama setempat dapat memfasilitasipenyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri daripara guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. e. Langkah-langkah Pengembangan Silabus · Mengkaji Standar Kompetensi danKompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasarmata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, denganmemperhatikan hal-hal berikut:

11. 1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atautingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan

yang ada di SI; 2) keterkaitan antara standar kompetensi dankompetensi dasar dalam mata pelajaran; 3) keterkaitan antarastandar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. ·Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasimateri pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensidasar dengan mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2)relevansi dengan karakteristik daerah, 3) tingkat perkembanganfisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual pesertadidik; 4) kebermanfaatan bagi peserta didik; 5) strukturkeilmuan; 6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materipembelajaran; 7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dantuntutan lingkungan; dan 8) alokasi waktu. · MengembangkanKegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untukmemberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental danfisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik denganguru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangkapencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksuddapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yangbervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajarmemuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-halyang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaranadalah sebagai berikut. 1) Kegiatan pembelajaran disusun untukmemberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agardapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. 2)Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harusdilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapaikompetensi dasar. 3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harussesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. 4) Rumusanpernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung duaunsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajarsiswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. · Merumuskan IndikatorPencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaiankompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapatdiukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapatdiobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusunalat penilaian. · Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaiankompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalambentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuransikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atauproduk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaianmerupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar pesertadidik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilankeputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. 1)Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. 2)Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yangbisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorangterhadap kelompoknya. 3) Sistem yang direncanakan adalah sistempenilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semuaindikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukankompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untukmengetahui kesulitan peserta didik. 4) Hasil penilaian dianalisisuntuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikanproses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didikyang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, danprogram pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteriaketuntasan. 5) Sistem penilaian harus disesuaikan denganpengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugasobservasi lapangan maka evaluasi harus diberikan

12. baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknikwawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang

berupa informasi yang dibutuhkan. · Menentukan Alokasi WaktuPenentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkanpada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensidasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakanperkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yangdibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. · Menentukan SumberBelajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yangdigunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetakdan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan padastandar kompetensi dan kompetensi dasar serta materipokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikatorpencapaian kompetensi. f. Contoh Model Silabus Dalam menyusunsilabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengankebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitujenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalammenyusun format urutan KD, urutan penempatan materipokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator danseterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan,sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. Format 1CONTOH SILABUS Nama Sekolah : SD ... Kediri, Jawa Timur MataPelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/semester : IV/2 (dst,sama dengan format secara umum) Standar Kompetensi : 2. Mengenalsumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar : 2.3Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dantransportasi serta pengalaman menggunakannya Alokasi Waktu : 12 x35 Menit Format 2 CONTOH SILABUS Nama Sekolah : SMP ... Padang,Sumatera Barat Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/Semester : VII/1 I. Standar Kompetensi: Menunjukkan sikappositif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. II. Kompetensi Dasar:

Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat,peraturan, yang berlaku dalam masyarakat III. MateriPokok/Pembelajaran: Sikap positif terhadap norma-norma,kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat.IV. · Kegiatan Pembelajaran: Mencari informasi dari berbagaisumber tentang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat MinangKabau · Mencari informasi dari berbagai sumber tentang kebiasaanyang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau · Mencari informasidari berbagai sumber tentang adat-istiadat yang berlaku dalammasyarakat Minang Kabau · Mencari informasi dari berbagai sumbertentang peraturan yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau ·Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang berlaku dimasyarakat Minang Kabau · Mencari informasi akibat dari tidakmematuhi norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yangberlaku dimasyarakat Minang Kabau · V. Membuat laporan Indikator:· Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan yang berlakudalam masyarakat · Menjelaskan pengertian kebiasaan dan adatistiadat yang berlaku dalam masyarakat

13. · Memberi contoh norma-norma, kebiasaan, adat istiadat,peraturan, yang berlaku dalam masyarakat · Menunjukkan sikapmematuhi norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlakudalam masyarakat VI. Penilaian: · Tes tertulis dalam bentukuraian · Perilaku siswa dalam bentuk laporan VII. Alokasi Waktu:4 x 40 menit VIII. Sumber Belajar: · Buku Teks PKn Kelas VII ·Perpustakaan · Narasumber g. Pengembangan Silabus BerkelanjutanDalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencanapelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, danditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dandikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukanhasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaanpembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran. 8. Evaluasidalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Evaluasi ataupenilaian dalam KTSP dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yangdilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang

selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar(badan indpenden atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasisecara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses,dan hasil (Wahyono, 2013:1). Diberakukannya KTSP mengharapkanadanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalampenilaian. Mulyasa (2007:258) menjelaskan, “penilaian hasilbelajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, teskemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dansertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.” Hal tersebutdijelaskan sebagai berikut: a. Penilaian Kelas Penilaian kelasdilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalamkompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dariseperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dantugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedangdibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali setiapsemester. Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaikiprogram pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakanuntuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangandalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umumdilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikansebagai berikut: · Ulangan umum semester pertama soalnya diambildari materi semester pertama. · Ulangan umum semester keduasoalnya merupakan gabungan dan semester pertama dan kedua, denganpenekanan pada materi semester kedua. Ujian akhir dilakukan padaakhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputiseluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekananpada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasilevaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukankelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untukmelanjutkan pendidikan pada tingkat diatasnya. Penilaian kelasdilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajarpeserta didik, mendiaknosa kesulitan belajar, memberikan umpanbalik untuk perbaikan prosespembelajaran, dan menentukan kenaikan

kelas. b. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untukmengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yangdiberlakukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran(program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiaptahun akhir kelas III. c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan danSertifikasi Pada setiap semester dan tahun pelajarandiselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaransecara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar pesertadidik dalam satuan waktu tertentu. d. Benchmarking Benchmarkingmerupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedangberjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yangmemuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihatkeberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secarakeseluruhan dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat

14. kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir pesertadidik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untukpembinaan guru dan kinerja sekolah. e. Penilaian ProgramPenilaian program dilakukan oleh kementrian pendidikan dankebudayaan dan dinas pendidikan secara kontinu danberkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahuikesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikannasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembanganmasyarakat dan kemajuan zaman. B. Kurikulum 2013 untuk SMA/MAKurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci olehKemendikbud (2012), dengan urutan sebagai berikut: 1. OrganisasiKompetensi Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dariKompetensi Dasar. Untuk kurikulum SMA/MA, organisasi KompetensiDasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambunganantarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikatdengan Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA diorganisasikanatas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti olehseluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai denganbakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan). Substansimuatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran Seni Budaya. Substansi muatan lokal yang berkenaandengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalammata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.Sedangkan Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaranyang berdiri sendiri. 2. Tujuan Satuan Pendidikan Penyelenggaraanpendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalamPeraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan danPenyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagiberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a.beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,dan berkepribadian luhur; b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, daninovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d. toleran,peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. 3. StrukturKurikulum dan Beban Belajar Struktur kurikulum menggambarkankonseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran,posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusikonten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajaruntuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiapsiswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konseppengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasianbeban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian kontendalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semestersedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistempembelajaran berdasarkan jam pelajaran Struktur kurikulum persemester. juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulummengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran disuatu satuan atau jenjang lanjut, struktur kurikulummenggambarkan posisi menyelesaikan seluruh belajar mata seorangsiswa yaitu pendidikan. apakah mereka pelajaran yang tercantumLebih harus dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatankepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Strukturkurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah matapelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaranterdiri atas: · Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta

didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjangpendidikan. · Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh pesertadidik sesuai dengan pilihan mereka. Mata pelajaran wajibmerupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap pesertadidik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihanuntuk SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA matapelajaran pilihan bersifat SMK/MAK mata pelajaran pilihanbersifat akademik dan vokasi. akademik, sedangkan

15. a. Struktur Kurikulum SMA/MA Struktur Kurikulum SMA/MAterdiri atas: · Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok Adan kelompok B. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikanorientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektifsedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankanpada aspek afektif dan psikomotor. · Kelompok Mata PelajaranPeminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu PeminatanMatematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. ·Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yangdapat diambil oleh peserta didik di luar Kelompok Mata PelajaranPeminatan yang dipilihnya tetapi Peminatan lainnya. Misalnya bagipeserta masih didik Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih matapelajaran dari Kelompok dalam Kelompok yang Peminatan memilihSosial dan/atau pelajaran dalam Kelompok Peminatan Matematika danSains. · Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajarisalah satu mata kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruantinggi. · Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata PelajaranPendalaman bersifat opsional, dapat dipilih keduanya atau salahsatu. b. Kelompok Mata Pelajaran Wajib Kelompok Mata PelajaranWajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan menengah yangbertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa,sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkanlogika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat danbangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani,serta seni budaya daerah dan nasional. Struktur kelompok matapelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:

Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Wajib menurutKurikulum 2013 c. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

16. Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untukmemberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnyadalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannyadi perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnyaterhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu. Strukturmata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagaiberikut: Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatankepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Strukturkurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalambentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/ataupilihan Pendalaman Minat. Kelompok Peminatan terdiri atasPeminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan PeminatanBahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompokpeminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkannilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/ataurekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakatminat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Padaakhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkinmengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para gurudan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampumenyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertamapeserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Semuamata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yangdipilih peserta didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatanterdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-masing matapelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jampelajaran untuk kelas XI dan XII. Setiap peserta didik memilikibeban belajar per semester selama 42 jam pelajaran kelas X dan 44jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiriatas Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaranKelompok dan untuk Mata Kelompok

17. Mata Pelajaran Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untukkelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Untuk MataPelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X,jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaranyang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut: · Dua matapelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masihdalam Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau · Mata pelajaranPendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya. Sedangkan padakelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minatdan/atau Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan perminggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil denganpilihan sebagai berikut: · Satu mata pelajaran di luar KelompokPeminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatanlainnya, dan/atau · Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatanyang dipilihnya. d. Beban Belajar Dalam struktur kurikulum SMA/MAada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-6 jam sehinggauntuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, danuntuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jambelajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah45 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan penguranganjumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untukmengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktifbelajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yanglebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasikarena peserta didik perlu latihan untuk melakukan mengamati,menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses menunggu responpembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalampeserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itubertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaianproses dan hasil belajar. 4. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKLdalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telahmenyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu ataujenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama

yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, danketerampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harusdipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas matapelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yangseimbang antara dan pencapaian hard skills dan soft skills.Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsurpengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untukorganisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.Organisasi vertikal Dasar adalah keterkaitan antara kontenKompetensi Kompetensi Dasar jenjang pendidikan ke kelas/jenjangdi atasnya sehingga satu kelas atau memenuhi prinsip belajaryaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara kontenyang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitanantara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan kontenKompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satupertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi prosessaling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompokyang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar danharus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secaraintegratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap dansosialdikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu padakeagamaan waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensiInti kelompok 4). Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut:· KELAS X Menghayati dan · KELAS XI Menghayati dan · KELAS XIIMenghayati dan

18. mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. · Mengembangkanperilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif danproaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. · Memahami danmenerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradabanterkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakatdan minatnya untuk memecahkan masalah. · Mencoba, mengolah, danmenyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait denganpengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. mengamalkanajaran agama yang dianutnya. · Mengembangkan perilaku (jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif)dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif denganlingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia. mengamalkan ajaran agamayang dianutnya. · Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkansikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahanbangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasimasyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. ·Memahami, menerapkan, danmenjelaskanpengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan metakognitifdalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradabanterkaitpenyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkanpengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuaidengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. · Memahami,menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomenadan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntukmemecahkan masalah. · Mencoba, mengolah, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dariyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secaraefektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidahkeilmuan. · Mencoba, mengolah, menyaji, dan mencipta dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya disekolah secara mandiri serta bertindak secaraefektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidahkeilmuan. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap matapelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari KompetensiInti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiriatas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber padakompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensitersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik pesertadidik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Matapelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensibersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkandisiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofiesensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikanorganisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmuatau non diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial,progresif disiplin ilmu atau humanisme. Karena filosofi yangdianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakanlandasan isi filosofi maka nama mata pelajaran dan mata yang pundi bagian pelajaran

19. untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikatpada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. KompetensiDasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiapkelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi DasarSMA/MA tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 5F yang untuk

mencakup: setiap mata mata pelajaran pelajaran Wajib Kelompok A,Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan Matematika dan Sains,Kelompok Peminatan Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa. Contohbentuk KI dan KD untuk SMA/MA Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi:Kelas X Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaranagama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukansikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahanbangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsadalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuanfaktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkaitfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan proseduralpada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Mensyukuri sumberdaya karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan 1.2.Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan keuangan bank danlembaga keuangan lainnya 2.1. Bersikap peduli, disiplin, tanggungjawab dalam mengatasi kelangkaan sumber daya 2.2. Bersikappeduli, kreatif, kerja sama, dan mandiri dalam mengatasipermasalahan ekonomi di lingkungan sekitar 3.1. Memahami konsepdasar ilmu ekonomi 3.2. Menganalisis kelangkaan (hubungan antarasumber daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untukmengatasi kelangkaan sumber daya 3.3. Menganalisis masalah pokokekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatifpemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi 3.4. Memahamiperilaku konsumen dan produsen serta peranannya dalam kegiatanekonomi 3.5. Memahami pasar dan bentuk-bentuk pasar (monopoli,oligopoli, persaingan sempurna, persaingan monopolistik, dll) danperanannya terhadap perskonomian 3.6. Menganalisis masalah dankebijakan ekonomi (mikro dan makro) 3.7. Memahami konsep, metode,

dan manfaat perhitungan pendapatan nasional 3.8. Memahami lembagakeuangan Bank dan lembaga keuangan lain (konsep, fungsi, peran,dan produk). 3.9. Memahami konsep pasar modal dan perannya dalamperekonomian 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1.Menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan ranah konkret danranah abstrak terkait harga keseimbangan dalam bentukskedul/tabel, fungsi, dengan pengembangan dari yang dan kurvadipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan 4.2. Menyajikanfungsi konsumsi, tabungan, investasi, mampu menggunakan metodasesuai kaidah dan pendapatan keseimbangan dalam bentuk grafik(dalam keilmuan. perekonomian tertutup sederhana/ekonomi duasektor) 4.3. Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep, faktorpenyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian Indonesia) 4.4.Menyajikan konsep permintaan dan penawaran uang dalam bentukfungsi dan grafik Kelas XI Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

20. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.3. Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME dalam rangkapemenuhan kebutuhan 1.4. Mengamalkan ajaran agama dalampengelolaan keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya 2.Mengembangkan perilaku 2.1. Bersikap kreatif, kerjasama, mandiridan (jujur, disiplin, tanggung jawab, tanggung jawab dalam upayamengatasi peduli, santun, ramah lingkungan, permasalahanketenagakerjaan di Indonesia gotong royong, kerjasama, cinta 2.2.Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan damai, responsif danproaktif) dan tanggung jawab dalam kegiatan penyusunanmenunjukkan sikap sebagai bagian keuangan perusahaan dari solusiatas berbagai 2.3. Menunjukkan perilaku kreatif, percayapermasalahan bangsa dalam diri, disiplin, tanggung jawab, jujur,kerjasama berinteraksi secara efektif dengan dan mandiri dalammenerapkan lingkungan sosial dan alam serta kegiatan rencanausaha/bussines plan secara dalam menempatkan diri sebagaisederhana cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkan, dan 3.1. Menganalisis konsep dasar menjelaskanpengetahuan faktual, pembangunan ekonomi, permasalahan

konseptual, prosedural, dan pembangunan ekonomi, faktor yangmetakognitif dalam ilmu mempengaruhi, dan strategi untukpengetahuan, teknologi, seni, mengatasinya budaya, dan humanioradengan 3.2. Memahami pengertian, fungsi, dan wawasan kemanusiaan,tujuan, APBN maupun APBD kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3.Menganalisis permasalahan peradaban terkait penyebabketenagakerjaan, faktor penyebab dan upaya fenomena dan kejadian,serta untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di menerapkanpengetahuan Indonesia prosedural pada bidang kajian yang 3.4.Memahami kebijakan spesifik sesuai dengan bakat dan pemerintahdalam bidang fiskal dan moneter minatnya untuk memecahkan 3.5.Memahami konsep manajemen, unsurmasalah. unsur manajemen, danfungsi manajemen dalam pengelolaan perusahaan 3.6. Memahamikonsep kewirausahaan , cara mengelola usaha/bisnis secarasederhana dan peran wirausaha dalam perekonomian 3.7. Memahamiakuntansi sebagai sistem informasi 3.8. Memahami konsep persamaanakuntasi 3.9. Memahami konsep perusahaan jasa 4. Mengolah,menalar, dan 4.1. Menerapkan prinsip penyusunan dan menyaji dalamranah konkret dan penutupan siklus akuntansi perusahaan jasaranah abstrak terkait dengan 4.2. Membuat perencanaanusaha/bussines pengembangan dari yang plan sederhana danmenerapkannya secara dipelajarinya di sekolah secara efektif dankreatif mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, sertamampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kelas XIIKompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkansikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahanbangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasimasyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. KompetensiDasar 1.1. Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME dalam rangkapemenuhan kebutuhan 1.2. Mengamalkan ajaran agama dalampengelolaan keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya 2.1.

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, mandiri, dan tanggung jawabdalam melakukan perhitungan dan pencatatan akuntansi 2.2.Menghargai ajaran agama dalam melakukan kerjasama dan perdaganganinternasional 2.3. Mengembangkan kerjasama dalam perdaganganinternasional yang responsif dan proaktif dan bertanggung jawab2.4. Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri, disiplin,tanggung jawab, jujur, kerjasama dan mandiri dalam melakukanpraktik mengelola koperasi sekolah

21. 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkaitpenyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakatdan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar,menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolahsecara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, danmampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 5. 3.1. Memahamikonsep, manfaat, keuntungan, dan faktor pendorong perdaganganinternasional 3.2. Menganalisis kerjasama internasional dibidangekonomi dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia 3.3.Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam sistem perekonomianIndonesia (BUMN, BUMS, Koperasi). 3.4. Memahami konsep perusahaandagang 4.1. Menerapkan penyusunan siklus akuntansi perusahaandagang 4.2. Menerapkan penutupan siklus akuntansi perusahaandagang 4.3. Menyajikan penyusunan dan penutupan siklus akuntansiperusahaan dagang 4.4. Menerapkan teori pengelolaan koperasisekolah Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013, merupakan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kerja yangmenggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untukmencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalamStandar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana

Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yangterdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih. Setelah memperhatikan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 danprinsip-prinsip penyusunanRPP kurikulum 2013, selanjutnya seorang guru harus memperhatikanlangkah-langkah penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)yang dibagi dalam 3 (tiga) langkah besar, Kegiatan pendahuluan,Kegiatan inti dan Kegiatan penutup dengan rincian sebagaiberikut: A. Kegiatan Pendahuluan · Motivasi: guru memberikangambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. ·Pemberian acuan: 1) Berkaitan dengan kajian ilmu yang akandipelajari. 2) Ajuan dapat berupa penjelasan materi pokok danuraian materi pelajaran secara garis besar. 3) Pembagian kelompokbelajar. 4) Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajarsesua dengan rencana langkah-langkah pembelajaran B. KegiatanInti · Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dankompetensi dasar. · Dilakukan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik. · Menggunakanmetode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik danmata pelajaran dengan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasidilaksanakan melalui aktifitas mengamati, menanya, mencoba,menalar, menyaji dan mencipta. C. Kegiatan Penutup · Kegiatanguru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.· Pemberian tes atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjutpembelajaran, dapat berupa kegiatan diluar kelas, dirumah atautugas sebagai bagian remidi/pengayaan. Contoh format RPP dapatdilihat seperti gambar di bawah ini: C. Analisis Perbedaan Tujuandan SK_KD dalam Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 PerbedaanEsensial KTSP dan Kurikulum 2013, perbedaan pokok antara KTSPatau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yangselama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankansecara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan denganperencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan

silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalamKurikulum 2013 kegiatan

22. pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khususdikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Meskipunsilabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun gurutetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yangterkandung dalam silabus, terutama untuk kepentinganoperasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabustampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupunkelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperolehperspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahamiseluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut. Adapunpenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakankewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusahamengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telahdisiapkan pemerintah. Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum2013 itu sendiri adalah sebagai berikut: No KTSP Kurikulum 2013 1Mata pelajaran tertentuTiap mata pelajaran mendukung semuakompetensi mendukung kompetensi tertentu Keteampilan,Pengetahuan) (Sikap, 2 Mata pelajaran dirancang berdiriMatapelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memilikisendiri dan memiliki kompetensikompetensi dasar yang diikat olehkompetensi inti tiap kelas dasar sendiri 3 Bahasa IndonesiasejajarBahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap danketerampilan dengan mapel lain berbahasa) Tiap mata pelajarandiajarkanSemua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yangsama dengan pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati,menanya, mencoba, menalar. 4 5 6 7 8 9 Tiap jenis kontenpembelajaranBermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkaitdan terpadu satu diajarkan terpisah sama lainKonten ilmupengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak kontenpembelajaran lainnya Tematik untuk kelas I-III (belum Tematikintegratif untuk kelas I-III integratif) TIK mata pelajaran

sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagaimedia pembelajaran mata pelajaran lain Bahasa Indonesia sebagaiBahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledgepengetahuan Untuk SMA ada penjurusan Tidak ada penjurusan SMA.Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar sejak kelas XI minat,dan pendalaman minat 10 SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMKmemiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasarkompetensidasar pengetahuan, keterampilan dan sikap. 11 Penjurusan di SMKsangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidangstudi, didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan danpendalaman Struktur Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaranyang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan. Dalam Kurikulumsekarang (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan pengembangandiri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misal, untukkurikulum SMP dan MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatanlokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan kepada pesertadidik. Pada Kurikulum 2013 nanti, ada perubahan mendasardibanding kurikulum sekarang, yaitu antara lain: 1. Untuk SD,meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapatdikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa matapelajaran: · IPA menjadi materi pembahasan pelajaran BahasaIndonesia , Matematika, dll. · IPS menjadi materi pembahasanpelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll. · Muatan lokal menjadimateri pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta PendidikanJasmani, Olahraga dan Kesehatan. · Mata pelajaran PengembanganDiri diintegrasikan ke semua mata pelajaran. 2. Untuk SD,menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan prosespembelajaran dan penilaian. 3. Untuk SMP, meminimumkan jumlahmata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: · TIK menjadisarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdirisendiri. · Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya danPrakarya. · Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan kesemua mata pelajaran. 4. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per

minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan prosespembelajaran dan proses penilaian. 5. Untuk lebih jelas melihatperbedaan struktur kurikulum, dapat dilihat pada gambar di bawahini:

23. 6. Struktur Kurikulum SD 7. Struktur Kurikulum SMP

24. 8. Struktur Kurikulum SMA/MA

25. BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan BAB II pembahasan diatas, maka penulis dapat simpulkan perbedaan tujuan, SK_KD,maupun evaluasi secara umum dalam KTSP, kegiatan pengembangansilabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalamKurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadikewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yangsecara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yangbersangkutan. Rinciannya adalah sebagai berikut: No KTSPKurikulum 2013 1 Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap matapelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, kompetensi tertentuKeteampilan, Pengetahuan) 2 Mata pelajaran dirancang berdiriMatapelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan sendiri danmemiliki kompetensi dasarmemiliki kompetensi dasar yang diikatoleh kompetensi inti tiap sendiri kelas 3 Bahasa Indonesiasejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain(sikap dan mapel lain keterampilan berbahasa) 4 Tiap matapelajaran diajarkan denganSemua mata pelajaran diajarkan denganpendekatan yang sama pendekatan berbeda (saintifik) melaluimengamati, menanya, mencoba, menalar. 5 Tiap jenis kontenpembelajaranBermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkaitdan diajarkan terpisah terpadu satu sama lainKonten ilmupengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak kontenpembelajaran lainnya 6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematikintegratif untuk kelas I-III integratif) 7 TIK mata pelajaransendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagaimedia pembelajaran mata pelajaran lain 8 Bahasa Indonesia sebagaiBahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of

pengetahuan knowledge 9 Untuk SMA ada penjurusan sejak Tidak adapenjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, kelas XIantar minat, dan pendalaman minat 10 SMA dan SMK tanpa kesamaanSMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkaitkompetensi dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap. 11Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlaludetil sampai bidang studi, didalamnya terdapat pengelompokkanpeminatan dan pendalaman B. Saran Berdasarkan simpulan di atas,maka penulis menyarankan baik pada pihak pemerintah yang membuatkurikulum, maupun pihak-pihak yang akan secara operasionalmenjalankan, begitu pula masyarakat luas umumnya, dapat mendukungpenyempurnaan kurikulum KTSP menjadi 2013 dengan sepenuhnya. Haini agar apa yang dicitacitakan atau apa yang menjadi tujuanbangsa indonesia dan pendidikan nasional dalam menghadapaitantangan kemajuan dapat dicapai.

--------------------------------------------------------------------------------------

ANALISIS KURIKULUM 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan prosespembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikanyang diterapkan di suatu negara.

Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telahditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yangdigunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara.

Kurikulum yang dipakai saat ini, mengacu pada Undang-UndangNo.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dariberbagai sudut kurikulum yang digunakan saat ini masih memilikibanyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah merancangkurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itukita selaku calon pendidik perlu mengetahui perbedaan danpersamaan antara 2 kurikulum tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslaah dari karya tulis ini yaitu:

1) Bagaimana Peran Kurikulum dalam Pendidikan ?

2) Apa persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSP danKurikulum 2013 ?

3) Apakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum KTSP danKurikulum 2013 ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari karya tulis ini yaitu:

1) Mengetahui dengan pasti peran kurikulum dalam pendidikan.

2) Mengetahui persamaan dan perbedaan antara kurikulum KTSPdan kurikulum 2013.

3) Memahami dengan baik tentang kelebihan dan kekuranganmasing-masing kurikulum.

BAB II

PEMBAHSAN

KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013

A. Peran Kurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasahmemiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaiantujuan pendidikan. Apabila dirinci secara lebih mendetailterdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranankonservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis/evaluative(Oemar Hamalik, 1990)

1. Peranan Konservatif

Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikansebagai sarana untuk mentransmisikan nilai nilai warisan budayamasa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepadageneras muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif inipada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masalampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikandengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakanproses social. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi danmembina perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai social yanghidup di lingkungan masyarakatnya.

2. Peranan Kreatif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek aspek lainnya senantiasaterjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum

harus mampu mengembangkan sesatu yang baru sesuai denganperkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat padamasa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensiyang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuanbaru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berfikir baru yangdibutuhkan dalam kehidupannya.

3. Peranan kritis dan evaluative

Peranan ini di latarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalamiperubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalukepada siswa perlu diseusaikan dengan kondisi yang terjadi padamasa sekarang.

Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang danmasa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilaidan budaya, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai danmemilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akandiwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktifberpartisipasi dalam control atau filter social. Nilai-nilaisocial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masakin dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.

Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalansecara seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutankeadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yangmenyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggungjawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan,diantaranya : guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa,

dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkaittersebut idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuandan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugasmasing-masing.

B. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK)adalah Kurikulum operasional disusun dan dilaksanakan olehmasing-masing satuan pendidikan atau sekolah. DepartemenPendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010,semua sekolah telah melaksanakan KTSP. Penyusunan KTSP yangdipercayakan pada masing-masing tingkat satuan Pendidikan inihampir senada dengan Prinsip Implementasi KBK (Kurikulum 2004)yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS).Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dansekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola sertamenilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka.Prinsip Pengelolaan KBS ini mengacu pada “Kesatuan dalamKebijakan dan Keberagamaan dalam pelaksanaan”. Yang dimaksuddengan “Kesatuan dalam Kebijakan” ditandai dengan Sekolah-sekolahmenggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan olehDepartemen Pendidikan Nasional.

Sedangkan “Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengankeberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh masing-masingsekolah sesuai dengan karakteristik sekolahnya. KTSP atauKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulumoperasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridisdiamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar KompetensiLulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimanayang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, sertaPaduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Padaprinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariSI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuaidengan kebutuhan sekolah itu sendiri.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri daritujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Kurikulum 2013

Secara falsafati, pendidikan adalah proses panjang danberkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadimanusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaatbagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isidan peradabannya. Dalam UU Sisdiknas, menjadi bermanfaat itudirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman-bertakwa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi abad ke-21, UU Sisdiknasjuga memberikan arahan yang jelas bahwa tujuan pendidikan harusdicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasiskompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakuptiga kompetensi, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan,sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya.

Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkanmenjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap,pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlahkompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orangberiman dan bertakwa, berilmu, dan seterusnya. Mengingatpendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan ataukeluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikanmemiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkanpendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikantercapai.

• Perencanaan pembelajaran

Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, danpengendalian yang baik, proses panjang tersebut dibagi beberapajenjang, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.Setiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan dankebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara inputyang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan.Sebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan pendidikanharus dibagi-bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya, kurikulummerupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkantujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali denganmenentukan kompetensi lulusan (standar kompetensi lulusan).Hasilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan.

Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaanpembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal.Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik(keluaran), dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua,kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari olehpeserta didik (masukan/standar isi), dalam usaha membentukkompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaanpembelajaran (proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai

bagian dari standar proses) supaya ketiga kompetensi yangdiinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaiankesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedinimungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluarantersebut sesuai dengan rencana.

Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jikaada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saatmerencanakan perubahan kurikulum karena yang perlu diperbaikisebenarnya metodologi pembelajaran, bukan kurikulum (MohammadAbduhzen, ”Urgensi Kurikulum 2013”, Kompas 21/2 dan ”ImplementasiPendidikan”, Kompas 6/3). Hal ini menunjukkan belumdipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensimencakup metodologi pembelajaran. Tanpa metodologi pembelajaranyang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan.Sebagai contoh, dalam Kurikulum 2013, kompetensi lulusan dalamranah keterampilan untuk SD dirumuskan sebagai ”memiliki (melaluimengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar,mencipta) kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif,dalam ranah konkret dan abstrak, sesuai yang ditugaskankepadanya.”

Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertiankurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran.Proses pembentukan kompetensi itu sudah dirumuskan dengan baikmelalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagaisuatu taksonomi. Pemikiran pengembangan Kurikulum 2013 sepertidiuraikan di atas dikembangkan atas dasar taksonomi-taksonomiyang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dantantangan abad ke-21 serta penyiapan Generasi 2045. Dengandemikian, tidaklah tepat apa yang disampaikan Elin Driana, ”GawatDarurat Pendidikan” (Kompas, 14/12/2012) yang mengharapkansebelum Kurikulum 2013 disahkan, baiknya dilakukan evaluasiterhadap kurikulum sebelumnya.

Mengatakan tak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalahkurang tepat. Sebagai contoh, hasil pembandingan antara materiTIMSS 2011 dan materi kurikulum saat ini, untuk mata pelajaranMatematika dan IPA, menunjukkan, kurang dari 70 persen materiTIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII SMP. Belumlagi rumusan kompetensi yang belum sesuai tuntutan UU dan praktikterbaik di dunia, ketidaksesuaian materi mata pelajaran dantumpang tindih yang tak diperlukan pada beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tak selaras antarmatapelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran,sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berpikir.

• Kompetensi inti

Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masihmemerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya.Sekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan prosesperencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perludibagi-bagi jadi beberapa tahap sesuai jenjang kelas di manakurikulum tersebut diterapkan. Sejalan dengan UU, kompetensi intiibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampaipada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensiinti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yangdinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui kompetensi inti,

sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasivertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatankemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. Sebagaianak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensiinti juga multidimensi.

Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranahsikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuanmembentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensisikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yangberakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentukmelalui pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan.Setiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yangtelah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yangdiajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusiterhadap pembentukan kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi intimerupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkandengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi intiberperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran.Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari matapelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu.Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik,sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yangakan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepatmenjadi kompetensi inti. Bila pengertian kompetensi inti telahdipahami dengan baik, tentunya tidak akan ada kritikan bahwaKurikulum 2013 adalah salah dengan alasan pada ”Kompetensi IntiBahasa Indonesia” tidak terdapat kompetensi yang mencerminkankompetensi Bahasa Indonesia karena memang tak ada yang namanyakompetensi inti Bahasa Indonesia, sebagaimana dipertanyakan AcepIwan Saidi, ”Petisi untuk Wapres” (Kompas, 2/3).

Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran matapelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar

yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai dengan rumusankompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensisikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan,dan kompetensi keterampilan. Uraian kompetensi dasar sedetail iniadalah untuk memastikan capaian pembelajaran tidak berhentisampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut keketerampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalamkelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didikkarena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihapalkan, tidakdiujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalammengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial danspiritual yang terkandung dalam materinya. Apabila konseppembentukan kompetensi ini dipahami dapat mengurangi, bahkanmenghilangkan, kegelisahan yang disampaikan L Wilardjo dalam”Yang Indah dan yang Absurd” (Kompas, 22/2).

• Kedudukan bahasa

Uraian rumusan kompetensi seperti itu masih belum cukup untukdapat digunakan, terutama saat merancang kurikulum SD (jenjangsekolah paling rendah), tempat peserta didik mulai diperkenalkanbanyak kompetensi untuk dikuasai. Pada saat memulainya pun,peserta didik SD masih belum terlatih berpikir abstrak. Dalamkondisi seperti inilah, maka terlebih dulu perlu dibentuk suatusaluran yang menghubungkan sumber-sumber kompetensi, yangsebagian besarnya abstrak, kepada peserta didik yang masih mulaibelajar berpikir abstrak. Di sini peran bahasa menjadi dominan,yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semuasumber kompetensi kepada peserta didik.

Usaha membentuk saluran sempurna (perfect channels dalamteknologi komunikasi) dapat dilakukan dengan menempatkan bahasasebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Dengan katalain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai

konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaranBahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif danperumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensidasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan.

Dengan cara ini pula, pembelajaran Bahasa Indonesia dapatdibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada modelpembelajaran Bahasa Indonesia saat ini, sehingga pembelajaranBahasa Indonesia kurang diminati pendidik dan peserta didik.Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang kontekstual, pesertadidik sekaligus dilatih menyajikan bermacam kompetensi dasarsecara logis dan sistematis. Mengatakan kompetensi dasar BahasaIndonesia SD, yang memuat penyusunan teks untuk menjelaskanpemahaman peserta didik, terhadap ilmu pengetahuan alam sebagaimengada-ada (Acep Iwan Saidi, ”Petisi untuk Wapres”), sama sajadengan melupakan fungsi bahasa sebagai pembawa kandungan ilmupengetahuan.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yangpernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segeramengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006.Rumusannya berdasarkan sudut pandang yang berbeda dengankurikulum berbasis materi sehingga sangat dimungkinkan terjadiperbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnyadirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritikdari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi.

C. Kelebihan dan kekurangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

o Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakanpendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentukkegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanyapenyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepadasituasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensikeunggulan lokal.

o Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemensekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalampenyelenggaraan program-program pendidikan.

o KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untukmenitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yangakseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkanpada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkansiswanya. Sebagai contoh, di daerah kawasan wisata dapatmengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris sebagaiketerampilan hidup.

o KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhiperkembangan jiwa anak.

o KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengankebutuhan.

o Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembangkurikulum.

o Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepadaguru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengankondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.

o Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan padapemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yangberkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar

o Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu,baik kemampuan,

kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

o Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalamproses perkembangan yang

berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaranterhadap potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yangada dan diberikan oleh lingkungan.

o Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi(pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah danmasyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yangdituangkan dalam kurikulum.

o Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn danmengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapatmengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan

kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitarsekolah.

o Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikanlingkungan untuk memberikan

kemudahan belajar siswa.

o Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilanberdasarkan pemahaman

yang akan membentuk kompetensi individual.

o Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasamaantar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentukkompetensi peserta didik.

o Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses danhasil belajar.

o Berpusat pada siswa dan menggunakan berbagai sumber belajar.

o kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis danmenyenangkan

Sedangkan kelemahan dari kurikulum KTSP yaitu sebagaiberikut:

o Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP padakebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dansekolah.

o Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukungsebagai kelengkapan dari

pelaksanaan KTSP .

o Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secarakomprehensif baik kosepnya,

penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

o Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jampelajaran akan berdampak

berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajibanmengajar 24 jam,

sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjanganprofesi.

Kelebihan Kurikulum 2013

“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter jugapenting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dariKementerian Pendidikan. Ia mengatakan asumsi dari kurikulum ituadalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau

kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untukmemaksimalkan potensi mereka.Menurut dia, potensi siswa perludirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anakusia dini.

Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru.Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya melaluipelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkankecakapan profesionalis secara terus menerus.

Kelemahan Kurikulum 2013

“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapasekolah yang belum me-laksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pe-laksanaan kurikulumsebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu. Kelemahanlainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dansiswa me-miliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Gurujuga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangankurikulum 2013.

Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasiproses pembelajaran danhasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangansulit dicapai karena kebijakan ujian nasional

(UN) masih diberlakukan. “UN hanya mendorong orientasi pendidikanpada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses

pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya matapelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajarannon-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuanpendidikan,” tambahnya.

Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaranIlmu Pengetahuan Alam

(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaranBahasa Indonesia untuk

jenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkahini tidak tepat karena

rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

D. Struktur Baru Kurikulum 2013

Draf Struktur Kurikulum 2013 SD inilah bentuk kurikulum baru 2013yang akan diberlakukan pada anak-anak tingkat sekolah dasar (SD).Enam Mata Pelajaran Berbasis Tematik. Mata pelajaran untuk anakSD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadienam mata pelajaran, yaitu:

1. Agama,

2. PPKn,

3. Matematika,

4. Bahasa Indonesia,

5. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,

6. Seni Budaya

Sementara empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu:

1. IPA,

2. IPS,

3. Muatan lokal, dan

4. Pengembangan diri.

Diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya.

“Memang sewajarnya seperti itu. IPA dan IPS dijadikanpenggerak dan masuk dalam materi bahasan semua mata pelajaran.Begitu pula dengan mulok dan pengembangan diri itu kaitannyananti dengan seni budaya," ujar Mendikbud, Mohammad Nuh. Denganpemadatan mata pelajaran dan pembelajaran berbasis tema ini,anak-anak juga tidak akan lagi kerepotan membawa buku yang banyakdalam tasnya. Nuh mengungkapkan dengan pendekatan tematik ini,anak-anak hanya perlu membawa paling tidak dua atau tiga bukusesuai dengan tema yang dipilih pada minggu tersebut.

Belajar di Sekolah Lebih Lama Berkurangnya mata pelajarandalam kurikulum ini justru membuat durasi belajar anak di sekolahbertambah. Mohammad Nuh menjelaskan bahwa metode baru inimengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam pembelajaran danmengobservasi setiap tema yang menjadi bahasan. "Pola ini tentutidak bisa dilakukan dengan durasi belajar sebelumnya. Untuk ituditambah sebanyak empat jam pelajaran per minggu," kata Nuh.Dengan demikian, untuk kelas I-III yang awalnya belajar selama26-28 jam dalam seminggu bertambah menjadi 30-32 jam seminggu.Sementara pada kelas IV-VI yang semula belajar selama 32 jam perminggu di sekolah bertambah menjadi 36 jam per minggu.

"Penambahan jam belajar ini masih sesuai karena dibandingkannegara lain, Indonesia terbilang masih singkat durasinya untukanak usia 7-9 tahun," ungkap Nuh. Pramuka Jadi Skskul WajibBahasa Inggris yang sebelumnya sempat disebut-sebut akandihilangkan memang tidak tercantum dalam salah satu mata

pelajaran yang ada. Ternyata untuk tingkat SD ini, Bahasa Inggrismasuk dalam kegiatan ekstra kurikuler bersama dengan Palang MerahRemaja (PMR), UKS, dan Pramuka". Pramuka ini akan jadi ekskulwajib untuk berbagai jenjang tidak hanya di SD. Nanti akandibicarakan juga dengan Kemenpora," kata Mendikbud.

BAB III

KESIMPULAN

Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upayauntuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yangmembantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pesertadidik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwapengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu gurumelakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan prosesyang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalandengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.

Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis,psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptekmenjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahandan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangantentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitasmerupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalampengembangan kurikulum.

Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkanpemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlahmata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankanpeserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan,Musliar Kasim. “Jumlah mata pelajaran yang banyak membebanisiswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan,” katanya dalampertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan WienduNuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa,di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang.

Banyak orang yang mempertanyakan Kurikulum 2013 adalah karenaada perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsepkurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013.Secara falsafat, pendidikan adalah proses panjang danberkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadimanusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaatbagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isidan peradabannya.

Daftar pustraka

Bincang Edukasi, Kurikulum 2013 [internet] 07/03/2013. (dikutippada tanggal 06/04/2013). Tersedia darihttp://www.bincangedukasi.com/kurikulum-2013.html

Ilham Mahesa Sinaga, Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN[internet] 20/11/2012. (dikutip pada tanggal 06/04/2013).Tersedia dari http://www.beritakaget.com/berita/3576/dampak-kurikulum-baru-pada-pelaksanaan- un.html

Ilham Mahesa Sinaga, Bahasa Inggris akan dihapus dari KurikulumSD [internet] 12/10/2012. (dikutip pada tanggal06/04/2013). Tersedia darihttp://www.beritakaget.com/berita/3126/bahasa-inggris-akan-dihapus-dari- kurikulum-sd.html

Ilham Mahesa Sinaga, Uji Publik Kurikulum 2013 [internet]03/12/2012. (dikutip pada tanggal 06/04/2013). Tersedia darihttp://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik- kurikulum-2013-4

10304065, Struktur Baru Kurikulum 2013 [internet] 21/11/2012.(dikutip pada tanggal 06/04/2013) tersedia darihttp://www.diknas- padang.org/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=13&artid=1057

-----------------------------------------------------------------------------------

PERBEDAAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP

PERBEDAAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP

PADA TINGKAT SD/MI

A. PENDAHULUAN

Di dalam UU No.20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas) dijelaskan, kurikulummerupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isidan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikan tertentu. Tujuan pendidikan Indonesia saat iniberdasarkan UU Sisdiknas yaitu . Untuk mencapai tujuan tersebut,maka kurikulum di Indonesia selalu mengalami perubahan seiringdengan perkembangan zaman.

Saat ini, dunia pendidikan Indonesia akan memasuki kurikulum baruyaitu kurikulum 2013 yang rencananya akan diterapkan pada bulanJuli tahun ini. Sebelumnya, Indonesia telah menerapkan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak tahun2006. Dapat dikatakan, kurikulum 2013 merupakan perkembangan dariKTSP. Di dalam KTSP, kurikulum ditekankan pada desentralisasipengelolaan pendidikan dari pemerintah kepada satuan pendidikan.KTSP dianggap sesuai dengan prinsip otonomi daerah sehinggapendidikan akan lebih mengakomodasi kepentingan daerah. Sedangkandalam kurikulum 2013 saat ini, kurikulum lebih memfokuskan padaperubahan struktur kurikulum itu sendiri. Kurikulum 2013 diyakinimampu memenuhi tuntutan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan,dan teknologi. Pendidikan tidak hanya menekankan pada aspekkognitif, akan tetapi juga diarahkan pada pengembangan aspekafektif dan psikomotor.

Jika dilihat dari strukturnya, kurikulum untuk tingkat SD dan MIpaling banyak mengalami perubahan. Oleh karena itu, dalam makalahini penulis mengambil pokok permasalahan tentang perbedaankurikulum 2013 dengan KTSP khususnya pada tingkat SD/MI. Daripermasalahn tersebut, maka makalah ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP pada tingkat SD/MI. Selainitu, makalah ini memiliki beberapa manfaat. Secara umum, pembacasebagai pengguna pendidikan akan mengetahui perkembangankurikulum yang terjadi di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat

dapat mengevaluasi pelaksanaan kurikulum berdasarkan tujuan yanghendak dicapai. Kemudian secara khusus, makalah ini juga memilikimanfaat untuk guru maupun calon guru yang nantinya akanmenerapkan kurikulum 2013. Guru harus benar-benar memahamistruktur serta muatan dari kurikulum yang digunakan untukkemudian disesuaikan dengan kondisi kelasnya masing-masing.

B. ISI

1. Pengertian

Dalam kurikulum 2013, Struktur kurikulum dijelaskan sebagaigambaran konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk matapelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, bebanbelajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuksetiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasikonsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar danpengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Sedangkan dalam KTSP, struktur kurikulum merupakan pola dansusunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didikdalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum padasetiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkandalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai denganbeban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensiyang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensidasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.

Berdasarkan dua pengertian tersebut, pengertian strukturkurikulum dalam kurikulum 2013 maupun KTSP tidak jauh berbeda.Perbedaannya, pengertian kurikulum 2013 tidak menyebutkan adanyastandar kompetensi dan kompetensi dasar. Akan tetapi, dalamkurikulum 2013 nanti terdapat kompetensi inti dan kompetensidasar.

2. Mata Pelajaran

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yangditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulaiKelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusunberdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensimata pelajaran dengan ketentuan-ketentuan tertentu tergantungdari kurikulum yang dipakai.

Kurikulum SD/MI di dalam KTSP memuat 8 mata pelajaran, muatanlokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatankurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan denganciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yangmaterinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yangada. Muatan lokal dalam KTSP meliputi Bahasa Daerah dan BahasaInggris yang merupakan muatan lokal wajib serta muatan lokalpertanian yang tidak diwajibkan. Sedangkan pengembangan dirimeliputi Pramuka dan Komputer yang tidak berstatus wajib.

Sedangkan pada kurikulum 2013, mata pelajaran dikelompokkanmenjadi dua yaitu kelompok A yang menekankan aspek kognitif dankelompok B yang lebih menekankan aspek afektif dan psikomotor.Kelompok A terdiri dari 4 mata pelajaran untuk kelas III dan 6mata pelajaran untuk kelas IV – VI. Perbedaan tersebut terletakpada tidak adanya mata pelajaran IPA dan IPS. Sedangkan padakelompok B, terdapat 2 mata pelajaran termasuk di dalamnya muatanlokal. Pada kurikulum 2013, muatan lokal SD meliputi Pramuka,UKS, PMR, dan Bahasa Daerah. Berbeda dengan KTSP, Pramukamerupakan muatan lokal wajib. Pengembangan diri tidak dicantumkandalam kurikulum 2013 SD/MI karena sudah dimasukkan dalam muatanlokal. Selain itu, Bahasa Inggris yang sebelumnya merupakan matapelajaran wajib menjadi tidak wajib dan hanya berupa muatanlokal.

Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada KTSP SD/MI merupakan”IPA Terpadu” dan ”IPS Terpadu”. Hal ini masih diterapkan padakurikulum 2013. Bahkan untuk kelas rendah, IPA dan IPS

diintegrasikan dengan mata pelajaran lain melalui pendekatantematik integratif.

3. Pembelajaran

Berdasarkan KTSP, Pembelajaran pada Kelas I–III dilaksanakanmelalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV–VIdilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Akan tetapi,dalam melalui kurikulum 2013, pembelajaran dari kelas I – VIseluruhnya harus dilaksanakan dengan pendekatan tematikintegratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatanpembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dariberbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasiantersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran danintegrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajutmakna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajarkonsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannyamemberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercerminpada berbagai tema yang tersedia.

4. Beban Belajar

Beban belajar selama satu minggu pada kurikulum 2013 mengalamipenambahan jika dibandingkan KTSP. Pada KTSP, beban belajar kelassatu 26 jam, kelas dua 27 jam, kelas tiga 28 jam, dan kelas empatsampai enam selama 32 jam dengan menambah maksimum empat jampembelajaran per minggu secara keseluruhan. Sedangkan padakurikulum 2013, beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan IIImasing-masing 30, 32, 34 dan untuk kelas IV, V, dan VI menjadi 36jam setiap minggu. Alokasi waktu satu jam pembelajaran baik dalamkurikulum 2013 maupun KTSP adalah 35 menit.

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlahKompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untukmengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif.

Selain itu, bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukanpenilaian proses dan hasil belajar.

5. Pengembangan Kurikulum

Jika dilihat dari pengembangan kurikulum KTSP, kurikulumdikembangkan hanya sampai pada standar kompetensi dan kompetensidasar. Dalam kurikulum KTSP, guru dituntut mengembangkankompetensi dasar yang telah ditentukan menjadi silabus danrencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakterisriksiswa. Guru juga diberikan kebebasan menentukan buku referensiserta media. Akan tetapi, kenyataan di lapangan, guru cenderungmemisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain. Gurujuga lebih mementingkan aspek kognitif dibanding aspek afektifdan psikomotor.

Berbeda dengan kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan tahun ini,pengembangan kurikulum sudah mencakup silabus, buku teks, sertabuku pedoman guru. Hal tersebut akan meringankan pekerjaan gurukarena tidak perlu membuat silabus lagi. Guru hanya tinggalmembuat rencana pengajaran dalam bentuk RPP. Sebagian orangberpendapat, hal tersebut akan mematikan kreativitas guru karenasemua sudah diatur dari pusat. Akan tetapi, jika dilihat kembali,kurikulum 2013 ini masih memberikan peluang dan kebebasan kepadasatuan pendidikan dan pendidik khususnya untuk melaksanakan KTSPdalam pembelajaran dan penilaian.

C. PENUTUP

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyakperbedaan antara struktur kurikulum 2013 dengan kurikulumsebelumnya yaitu KTSP. Perbedaan tersebut dapat dilihat dariberbagai sudut. Pertama, dari pengertian struktur kurikulum itusendiri, kurikulum 2013 tidak menyebutkan adanya standarkompetensi mata pelajaran dan menggantinya dengan istilahkompetensi inti. Kedua, jumlah mata pelajaran pada kurikulum 2013

lebih sedikit dibandingkan dengan KTSP. Ketiga, kurikulum 2013menuntut pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematikintegratif, berbeda dengan KTSP yang masih menggunakan pendekatanmata pelajaran. Keempat, beban belajar yang dicantumkan padakurikulum 2013 mengalami penambahan dibanding KTSP. Dan yangkelima, pengembangan kurikulum 2013 mencakup silabus, buku teks,dan buku pedoman guru, berbeda dibanding KTSP yang hanya sampaipada kompetensi dasar.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memberikan saran kepadapembaca pada umumnya dan guru khususnya untuk terus memantaupelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah dasar masing-masing,terutama menyangkut efektif dan tidaknya penerapan kurikulum 2013bagi anak didik sebagai sasarannya.

Daftar Pustaka

Deksa Ferdika. 2012. Makalah Kurikulum 2013. blogspot.com.(Online), (http://ferdikakinestetik.blogspot.com/2012/12/makalah-kurikulum-2013.html, diakses 15 Juli 2013)Karsidi. 2007. ModelKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan MI. Solo: TigaSerangkai.Kemendikbud. 2013. Kompetensi Dasar untuk SekolahDasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

---------------------------------------------------------------------------