Kesantunan Kalimat BAHASA INDONESIA

23
Kesantunan Kalimat Ayu Nur Hidayati 12030112130255 Ega Wibi Prakoso 12030112140175 Gita Tri Rahayu 12030112140082 Guhti Ayu Sri Wardani 12030112130075 Harley Sulistyo G S 12030112130275 Mufidah Triyas Pratiwi 12030112130285 Sarah Syahidah Azzahrah 12030112130170

Transcript of Kesantunan Kalimat BAHASA INDONESIA

Kesantunan Kalimat

Ayu Nur Hidayati 12030112130255Ega Wibi Prakoso 12030112140175

Gita Tri Rahayu 12030112140082Guhti Ayu Sri Wardani

12030112130075Harley Sulistyo G S 12030112130275 Mufidah Triyas Pratiwi 12030112130285

Sarah Syahidah Azzahrah 12030112130170

1. Kesesatan KalimatDalam berkomunikasi bahasa dibuat dengan cara menyusun gagasan ke dalam kalimat. Kadang-kadang gagasan yang terkandung di dalam kalimat tidak tersampaikan dengan baik kepada orang lain. Hal ini yang disebut dengan kesesatan kalimat.

Kesantunan Kalimat

Jika nama penumpang tidak sama dengan nama yang tercantum di dalam tiket, maka pengangkut udara mempunyai hak menolak orang yang namanya berbeda dengan nama yang tercantum di dalam tiket tersebut dan dengan demikian keberangkatan orang tersebut menjadi tidak jadi.

Dengan ini kami atas nama jurusita saya beritahukan bahwa ia/mereka dapat menjawab gugatan tersebut secara lisan/ tertulis yang ditandatangani olehnya sendiri atau oleh kuasanya dan diajukan dalam persidangan dan kepada penggugat saya beritahukan juga bahwa untuk menguatkandalil-dalilnya ia/mereka dapat mengajukan surat-surat bukti atau ada dalam persidangan yang telah ditentukan tersebut di atas.

Contoh Kesesatan Kalimat

kesesatan dibedakan menjadi:

1. Kesesatan formalKesesatan yang dilakukan karena bentuk (forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak sahih.

Contoh: Semua korupsi tidak disenangi (mayor).

Sebagian pejabat korupsi (minor). ∴ Sebagian pejabat tidak disenangi

(konklusi).

2. Kesesatan materialKesesatan yang terutama menyangkut isi (materi) penalaran.

Contoh: * bisa (dapat) dan bisa (racun ular)

Namun terlepas dari persoalan di atas, dalam teks sastra, terkadang unsur fiksionalitas membutuhkan kesesatan, atau lebih tepatnya penyimpangan (Segers, 2000:92).

Menurut Segers, kesimpulan tampaknya menjamin bahwa norma-norma fiksionalitas dan penyimpangan bahasa sering merupakan dua sisi sebuah uang logam: penyimpangan bahasa sering berperan sebagai indikator fiksionalitas, dan fiksionalitas mungkin membutuhkan penyimpangan.Yang harus dipertahankan ialah bahwa teks sastra seharusnya memiliki koherensi atau kesatuan struktural.

Gagasan yang tercantum dalam kalimat sering kali tidak tersampaikan karena penggunaan kata yang boros. Beberapa contoh kata dan frasa yang dapat dihemat seperti:Jika.., maka... Jika..., ... atau... Maka ....Tidak sama BerbedaMempunyai hak BerhakPengangkut udara MaskapaiTidak jadi Batal

Kesantunan Kalimat

1. Kehematan

a. Hindari pengulangan subjekContoh : Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

SeharusnyaJika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kataContoh:Pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon.

SeharusnyaKamis, 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi neon.

Syarat – syarat kalimat yang santun :

c. Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimatContoh: Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu memerlukan berbagai para ahli seperti misalnya ahli hukum, komputer, ekonomi, dan lain – lain.

Seharusnya

Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu memerlukan berbagai para ahli seperti ahli hukum, komputer, dan ekonomi.

atauLembaga pendidikan yang sedang berkembang itu memerlukan ahli hukum, ahli komputer, ahli ekonomi, dan lain-lain.

Kecermatan yang berarti cermat dan tepat dalam penggunaan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, anda harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.a. Hindari penanggalan awalan Contoh : Saya keberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.

Seharusnya : Saya berkeberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.

2. Kecermatan

b. Hindari peluluhan bunyi /c/Contoh :Ia sangat menyintai pacarnya sehingga menyiptakan lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak.

Seharusnya :Ia sangat mencintai pacarnya sehingga menciptakan lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak. c. Hindari bunyi /s/ , /p/ , /t/ , dan /k/ yang tidak luluhContoh :Tanpa mengesampingkan segala urusan pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam memromosikan brand fashionnya, dan mensosialisasikan lewat acara-acara pameran bulanan.

Seharusnya :Tanpa mengkesampingkan segala urusan pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam mempromosikan brand fashionnya, dan mensosialisasikan lewat acara-acara pameran bulanan.

d. Hindari penggunaan kata yang ambiguContoh :Istri Wakil Pimpinan PT. Maxxis yang lama itu ingin mengeluarkan desain mainan terbarunya pada saat ulang tahun perusaahan yang ke-10.(Catatan : Istri nya yang lama dari wakil pimpinannya atau wakil pimpinannya yang lama?)

Kalimat efektif harus mengandung kesejajaran (paralelisme) antara gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa sebagai sarana pengungkapnya.  Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Jika dilihat dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi yang diungkapkan menjadi sistematis sehingga mudah dipahami.

3. Kesejajaran

a.      Kesejajaran BentukBentuk kalimat yang tidak tersusun secara sejajar dapat mengakibatkan kalimat itu tidak serasi.Contoh 1. Buku itu telah lama dicari, tetapi Dodi

belum menemukannya.2. Peneliti

sudah mengambil data, mencatatnya, kemudian dianalisis, dan dibahas.

Seharusnya3. Buku itu telah dicari, tetapi

belum ditemukan oleh Dodi.• Dodi telah lama mencari buku itu, tetapi

belum menemukannya.2. Peneliti sudah mengambil data,

kemudian mencatatnya, menganalisis, danmembahasnya.

Kalimat di atas tidak sejajar karena menggunakan bentuk kata kerja pasif (dicari) yang dikontraskan dengan bentuk aktif (menemukan). Agar sejajar, kedua bagian kalimat tersebut harus menggunakan bentuk pasif semuanya atau bentuk aktif semuanya.

JENIS PEMBENTUKAN KESEJAJARAN

b. Kesejajaran MaknaUnsur lain yang harus diperhatikan dalam pemakaian suatu bahasa adalah segi penalaran atau logika. Kesejajaran makna ini berkaitan erat dengan penalaran. Penalaran dalam sebuah kalimat merupakan masalah yang mendasari penataan gagasan. Penalaran sangat berhubungan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran penulis turut menentukan baik tidaknya kalimat yang dibuat, mudah tidaknya kalimat tersebut dipahami sesuai pemikiran penulis.ContohMasyarakat mengecam keras atas terjadinya pembunuhan 21 warga Palestinayang tewas dan 200 lainnya yang luka-luka.

SeharusnyaMasyarakat mengecam keras atas terjadinya peristiwa yang mengakibatkan 21 warga Palestina tewas dan 200 lainnya luka-luka.

Kalimat tersebut bukan termasuk kalimat efektif, karena untuk memahaminya, pembaca dituntut berpikir keras. Jika kita cermati akan terdapat kejanggalan karena tidak mungkin pembunuhan dilakukan terhadap orang yang sudah tewas.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yg mengungkapkan pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terdapat subjek dan predika, serta memiliki kesenyapan.Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yg dibuat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa.Agar kalimat harmonis, setiap kalimat yg dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya seperti subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.

4. Keharmonisanis

an

Unsur – unsur Gramatikal yang Harus Diperhatikan dalam Keharmonisan

Kalimat a. Subjek

Subjek (P) adalah bagian kalimat yg menunjukkan pelaku, tokoh, benda, sesuatu hal, atau suatu masalah yg menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.Ciri-ciri subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki keterangan pembahas yang, didahului kata bahwa, dan tidak didahului kata depan.Contoh:1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal.

S2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa.

S3) Bahwa Leonardo da Vinci merupakan pelukis yang terkenal/

S diakui/ oleh dunia.

b. PredikatPredikat (P) adalah bagian kalimat yg memberi tahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja bukan berupa kata kerja ; disertai aspek bahasa; disertai kata adalah, yaitu dan merupakan ; dapat diingkarkan.Contoh:1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis ang

terkenal.P

2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa P

c. Objek dan PelengkapObjek dan pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Ciri –ciri objek dan pelengkap :1. Objek dan pelengkap berada di belakang kalimat2. Objek bisa menjadi subjek pada kalimat pasif3. Pelengkap tak bisa menjadi subjek pada kalimat pasifContoh :1) Lukisannya yang terkenal/ bernama / Monalisa

pelengkap

2) Leonardo da Vinci/ menguasai / pengetahuan tentang objek

cara membuat senapan, kincir angin, dan pesawat terbang

d. KeteranganKeterangan ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian lainnya.Ciri-ciri keterangan : 1. Berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, kepada, terhadap dan lain-lain.2. Berupa kata, klausa3. Didahului kata depan4. Tidak terikat posisi5. Bukan unsur utama Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan.Contoh :1) Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah

semester.keterangan

2) Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisauketerangan

5. Kelogisan

Kelogisan merupakan suatu syarat dari kalimat efektif. Selain itu, kalimat efektif harus mudah dipahami. Kelogisan berhubungan dengan bernalar atau tidaknya suatu kalimat.

Suatu susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang bisa diterima akal. Ketidaklogisan bisa terjadi karena isi kalimat atau struktur kalimat yang dibangun.

Struktur kalimat yang dimaksud adalah penggunaan unsur gramatikal yang tidak tepat dan penggunaan kata penghubung yang tidak logis.

a. Penggunaan unsur gramatikal yang tidak logisBanyak kalimat yang sering dipakai padahal kalimat tersebut tidak memiliki kelogisan.Seperti :“Waktu dan tempat saya persilahkan.”

Seharusnya“Bapak penceramah, saya persilahkan untuk menempati podium.”

Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilahkan

b. Kata penghubung yang tidak logis Penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dapat membuat suatu kalimat menjadi tidak logis. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. • Intrakalimat adalah kata yang

menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat atau sebaliknya.

Contoh :..... karena ….. ….., dan …..….. sehingga ….. ….., atau …..Walaupun ….., ….. ….., seperti …..Jika ….., ….….., sedangkan …..….., melainkan …..

• Antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.

Contoh :Jadi, ….. Pertama, …..Oleh karena itu, ….. Kedua, …..Namun, ….. Kesimpulannya, …..Kemudian, ….. Selanjutnya, …..