Ragam Bahasa

22
Mata Kuliah Dosen Bahasa Indonesia Dr. H. Ridhahani Fidz, M.Pdi “RAGAM BAHASA” DISUSUN OLEH KELOMPOK I Annisa Septiani : 1401250846 Arini Ulpa Rahmah : 1401250847 Erni Riswati : 1401250857 Faridah : 1401250858 1

Transcript of Ragam Bahasa

Mata Kuliah Dosen

Bahasa Indonesia Dr. H. Ridhahani Fidz, M.Pdi

“RAGAM BAHASA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK I

Annisa Septiani : 1401250846

Arini Ulpa Rahmah : 1401250847

Erni Riswati : 1401250857

Faridah : 1401250858

1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH

DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

BANJARMASIN

2014

KATA PENGANTAR

ال�له ب��سم من ح� م ال�ر ي� ح� ال�ر            Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan

kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah

dengan judul “Ragam Bahasa” dengan tepat waktu. Tidak

lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para Sahabatnya yang merupakan

inspirator terbesar dalam segala keteladanannya dan

telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman

terang benderang yaitu Addinul Islam.

Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada

dosen pengampu mata kuliah Study Bahasa Indonesia yaitu

Bapak yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

pembuatan makalah ini

Pada makalah ini penulis membahas tentang Ragam

Bahasa:. Dengan adanya makalah ini semoga dapat

memberikan informasi dan pemahaman teladan

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini

2

bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun seperti kata

pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitu pun juga

makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat

lebih baik lagi.

Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat

bagi penulis khususnya, dan memberikan banyak manfaat

kepada pembaca pada umumnya. Sesuai dengan sabda

Rasulullah saw. “Sebaik-baik diantara manusia sekalian,

ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain”.

Wallahu a’lam bisshawaf

Banjarmasin, 18

Oktober 2014

Penul

is

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa

Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia

sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia,

3

namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau

aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan

bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan

Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu

pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk

mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang

akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik

dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa

Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua

lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa

saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari

bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada

yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan

variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam

bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang

lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena

lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.

Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi.

Misalnya pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS, ataupun

pidato dari pembina upacara. Sistematika dalam pidato pun

hendaklah dipahami betul-betul. Agar pidato yang

disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama

halnya denan ceramah. Hanya saja ceramah lebih membahas

4

tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa

digunakan dalam banyak acara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang

dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa ?

2. Apa saja jenis-jenis ragam bahasa ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ragam bahasa

2. Untuk mengetahui jenis-jenis ragam bahasa.

5

BAB II

PEMBAHASAN

RAGAM BAHASA

Pengertian Ragam Bahasa

Yang dimaksud ragam bahasa adalah bentuk atau

wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik

tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis.

Disamping ditandai oleh ciri-ciri linguistik timbulnya

ragam bahasa juga ditandai oleh non linguistik misalnya

lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial

pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa

yang bersangkutan.

Ragam bahasa terbagi atas: Ragam lisan, ragam

tulis, ragam baku, dan ragam tidak baku.

A. Ragam Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan

alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur

dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata

bahasa, kosa kata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan

ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara

atau tekanan, gerak tangan atau isyarat untuk

6

mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain

meliputi:

Ragam bahasa cakapan

Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa kuliah

Ragam bahasa panggung1

1 http : // imamsetiyantoro. Wordpress. Com /tag / ragam - Lisan / 11.00, Kamis, 15 Oktober

7

Ciri-ciri ragam bahasa lisan:

1) Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman

berbicara yang berada di depan pembicara

2) Dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal,

seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu

dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat

ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang

digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,

pandangan, anggukan, atau intonasi.

Contoh:

Orang yang berbelanja di pasar .

“Bu, berapa cabenya?”

“Tiga puluh.”

“Bisa kurang?”

“Dua lima saja, Nak.”

3) Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi,

ruang, dan waktu.

4) Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan

panjang pendeknya suara.2

B. Ragam Tulis2 E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm. 19-20.

8

Ragam tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur

dasarnya. Dalam ragam tulis kita berurusan dengan tata

cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan

kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis

kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa

seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan

pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan

penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh

ragam tulis antara lain meliputi:

Ragam bahasa teknis

Ragam bahasa undang-undang

Ragam bahasa cacatan

Ragam bahasa surat3

Ciri-ciri ragam bahasa tulis:

1). Tidak mengharuskan adanya teman bicara

2).Fungsi gramatikal harus nyata

3).Tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu

4).Dilengkapi tanda baca, huruf besar, dan huruf

miring4

3http : // imamsetiyantoro. Wordpress. Com /tag / ragam- Tulis / 12.00, Kamis, 15 Oktober 4 E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm. 15-18.

9

Perbandingan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan

ragam tulis adalah sebagai berikut:5

Ragam lisan

a. Penggunaan bentuk kata

1) Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.

2) Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.

3) Fotokopi ijazah harus dilegalisir dulu oleh pimpinan

akademi.

b. Penggunaan kosakata

1) Saya sudahkasih tahu mereka tentang hal itu.

2) Mereka lagi bikin denah buat pameran entar.

3) Pekerjaan itu agak macet disebabkan karena

keterlambatan dana yang diterima.

c. Penggunaan struktur kalimat

1) Rencana ini saya sudah sampaikan kepada direktur.

2) Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh

Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

3) Karena terlalu banyak saran berbeda-beda sehingga

ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan

itu.

5 E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm. 20-21.

10

Ragam tulis

a. Penggunaan bentuk kata

1) Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon

mahoni.

2) Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan

pekerjaan. Itu.

3) Fotokopi ijazah harus dilegalisasi oleh pimpinan

akademi.

b. Penggunaan kosakata

1) Saya sudah memberi tahu mereka tantang hal itu.

2) Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.

3) Pekerjaan itu agak macet disebabkan oleh

keterlambatan dana yang diterima.

c. penggunaan struktur kalimat

1) Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.

2) “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur

Daerah Istimewa Aceh.

3) Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda,

iamakin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

C. Ragam baku

11

Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan

diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainnya

sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma

bahasa dalam penggunaannnya.

Bahasa baku atau bahasa standar adalah bahsa yang

mempunyai nilai komunikatif yang tinggi, yang digunakan

dalam kepentingan nasional, dalam situasi resmi atau

dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat

oleh tulisan baku, ejaan baku,istilah/kosakata baku,

tata bahasa baku, serta lafal baku.

Untuk dapat menetapkan suatu bahasa baku,

diperlukan beberapa tolak ukur. W.A.Stewart

mengemukakan empat tolak ukur yang meliputi:

1) Standardization (standadisasi) yakni kaidah atau

patokan sebagai pedoman atau ukuran.

2) Autonomy (otonomi) ialah kebebasan untuk berkembang.

3) Historicity (historis) ialah suatu sistem linguistik

yang terpercaya dan sejarah pertumbuhannya dapat

diketahui.

4) Vitality (vitalitas) adalah daya hidup linguistik

yang bersistem yang didukung oleh pemakaiannya.6

6 http: /violet06. Wordpress. Com/ bahasa-Indonesia-baku-dan-tidak-baku/ 16.20, Jumat,16 Oktober.

12

Berdasarkan tolak ukur ini, bahasa Indonesia telah

berhasil dibakukan dalam hal ejaan istilah,

kosakata,dan tata bahasa.

Ragam baku mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.7

1) Mantap

Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa.

Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk

kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk

kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan

bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin,

bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sikap

mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-

bentuk lepas tangan ,lepas pantai, dan lepas landas merupakan

contoh pemantapan kaidah bahasa baku.

2) Dinamis

Dinamis artinya tidak statis, tidak baku.

Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati.

Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang

yang berlangganan dan toko tempat berlangganan.

Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang

yang berlangganan itu disebut pelanggan.

3) Cendekia

7 E. Zaenal Arifin dan S Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm. 22-23.

13

Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku

dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini

adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan

oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih

baik melalui jalur pendidikan formal (sekolah).

Disamping itu, ragam baku dapat dengan tepat

memberikan gambaran apa yang ada dalam otak

pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku

dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak

pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang tidak

cendikia adalah sebagai berikut.

“Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.”

Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep

ganda yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan

yang aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak

memberikan informasi yang jelas. Agar mnjadi

cendekia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai

berikut.

1. Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.

2. Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.

4) Seragam

Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya,

proses pembekuan bahasa ialah proses penyeragaman

bahasa. Dengan kata lain, pembekuan bahasa adalah

pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang

dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan

14

pramugari. Andai kata ada orang yang mengusulkan bahwa

pelayan kapal terbang steward atau stewardes dan

penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku.

Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan

saat ini tidak disepakati untuk dipakai.yang timbul

dalam masyarakat ialah pramugara atau pramugari.

Fungsi bahasa Indonesia baku:

a. Bahasa Indonesia baku berfungsi pemersatu.

Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau

menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu.

Bahasa Indoesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan

bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-

batas kedaerahan .

b. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda

kepribadian.

Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang

membedakannya dengan bahasa-bahasa lain.

c. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah

wibawa.

Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta

atau pretise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan

usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang

dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku.

15

d. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka

acuan .

Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka

acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah

yang dikodifikasi secara jelas.

Kriteria kata baku dapat dilihat dari segi lafal,

ejaan , gramatika, dan kenasionalannya:8

a. Baku dari segi lafal

Lafal baku bahasa indonesia adalah lafal yang

tidak “menampakkan” lagi ciri-ciri bahasa daerah atau

bahasa asing.lafal yang tidak baku dalam bahasa lisan

pada gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis

karna penulis terpengaruh oleh lafal bahasa lisan itu .

KATA BAKU KATA TIDAK BAKUatap atepenam anem,enemsemakin semangkindengan dengenmenggunakan menggunakenrapat rapetcuma cuman

8 http: //ridwankreatif. Blogspot. com/ 2013/ 05/ kata-baku. Html?M=1.

16

duduk dudu’gubuk gubug

b. Baku dari segi ejaan

Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah

diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan Bahasa Indonesia

Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karena itu, semua kata

yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD

adalah kata yang tidak baku. Yang ditulis sesuai aturan

EYD adalah kata yang baku.

KATA BAKU KATA TIDAK BAKUekspres Ekpres, espreskompliks kompliksistem Sistim, systemdoa do’ajumat jumahat, jum’atjadwal jadualnasihat nasehatapotek apotikkualitas kwalitaskosakata kosa katawali kota walikotaaktif aktipstandadisasi standarisasisubjudul sub-judul

17

c. Baku dari segi gramatika

Secara gramatikal kata-kata baku harus dibentuk

menurut kaidah-kaidah gramatika. Beberapa contoh kata

dalam kalimat dari segi gramatika:

1. Beliau ngontrak rumah di rawamangun

2. Anaknya sekolah diluar negeri

3. Gubernur tinjau daerah longsor

4. Dia punya kedudukkan penting dikantor itu

5. Tolong bikin bersih ruangan ini

Bentuk baku kata ngontrak pada kalimat 1 adalah

mengontrak. Bentuk kata baku sekolah pada kalimat 2

adalah bersekolah. Bentuk baku kata tinjau pada kalimat

3 adalah meninjau; sebuah awalan me-harus digunakan

secara konsisten. Bentuk baku kata kedudukkan pada

kalimat 4 adalah kedudukan.Lalu, bentuk baku kata bikin

bersih adalah bersihkan.

d. Baku dari Segi Nasional

Kata-kata yang masih bersifat kedaerahan, belum

bersifat’’nasional’’ hendaknya jangan digunakan dalam

karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu

sudah bersifat nasional, artinya sudah menjadi bagian

dari kekayaan kosakata bahasa Indonesia boleh saja

digunakan.

KATA BAKU KATA TIDAK BAKU

18

lurus lempengtidak nggaksangat bangetkacau semrawutmenurut manutlandai mudunbicara ngomong

e. Baku dari Bahasa Asing

Kata serapan dari bahasa asing disebut baku kalau

ejaannya telah dibuat menurut pedoman penyesuaian ejaan

bahasa asing seperti yang disebutkan dalam EYD maupun

dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah.

KATA BAKU KATA TIDAK BAKUstandar standardstandardisasi standarisasikolektif kolektipsertifikat certifikatanalisis analisakuantitas kwantitaskonsekoen konsekowenkonduite konditehierarki hirarki

19

D. Ragam Tidak Baku

Pengertian ragam tidak baku adalah ragam yang

tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang

menyimpang dari norma ragam baku.

Menurut Suharianto bahasa tidak baku (non

standart) adalah salah satu variasi bahasa yang tetap

hidup dan berkembang sesuai fungsinya, yaitu dalam

pemkaian bahasa tidak resmi.bahasa tidak baku adalah

salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak

dikodefikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan

sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi

dipakai oleh masyarakat secara khusus.

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut

pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang

dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,

orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan

dan bahasa baku tulis. Pada ragam bahasa baku tulis

diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan

bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk

ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara

Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa

Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan

sebagaimana pedoman yang ada.

B. Saran

Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya

kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki,

kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik,

yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

21

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E, Zaenal dan S Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia.

Jakarta : Akademika Pressindo.

Arifin, E, Zaenal dan S Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia.

Jakarta : Akademika Pressindo.

Junus, Husain dan Aripin Banasuru. 1996. Bahasa Indonesia. Surabaya :

Usaha Nasional.

22