Riksa Bahasa XII
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Riksa Bahasa XII
Seminar Internasional
Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
Peranan Bahasa Indonesiasebagai Literasi Peradaban
ii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Seminar Internasional Riksa Bahasa XIIProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia3 November 2018
Diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI bekerja sama denganPerkumpulan Pengajar Bahasa Indonesia. Seminar Internasional ini merupakan agendarutin Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Berisi tulisan yang diangkat dari hasilpenelitian di bidang bahasa, sastra, tradisi, dan pembelajarannya. Artikel yang dimuattelah direview oleh pakar di bidangnya.
Penanggung jawab : Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Pelaksana : Tiya Antoni, S.Pd.Pimpinan Redaksi : Desma Yuliadi Saputra, S.Pd.Penyunting Utama : Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
Dr. Vismaia S. Damayanti, M.Pd.Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.Dr. Suci Sundusiah, M.Pd.
Penyunting Pelaksana : Tomi Wahyu Septarianto, M.Pd.Haerul, M.Pd.Saidiman, M.Pd.
Tim Kurator : Cut Nabilla Kesha, S.Pd.Khalidatun Nuzula, S.Pd.Mita Domi Fella Henanggil, S.Pd.Trisnawati, S.Pd.Muhamad Zainal Arifin, S.Pd.
Pelaksana Tata Usaha : Hendriyana
Alamat Penyunting dan Tata Usaha:Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI Gedung Pascasarjana
Lt. 6 Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154,Telp. 022 70767904. Homepage: http://riksabahasa.event.upi.edu/
Pos-el: [email protected]
iiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri-nya, masyarakat, bangsa dan negara (Ayat 1 Pasal 1 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun2003). Konsep pendidikan yang dianut dalam penyelenggaraan pendidikan di Indo-nesia tersebut menyiratkan berbagai persiapan, baik dari warga, masyarakat, maupunpemerintah. Persiapan yang paling mendasar dari semua lapisan tersebut adalahpersiapan kesadaran dan kepahaman terhadap konsep pendidikan tersebut. Keduabentuk persiapan tersebut diperlukan agar dalam pencapaiannya terjadi sinergi dariberbagai aktivitas dari semua pihak.
Saat ini pendidikan di Indonesia diwarnai dengan kondisi yang memprihatinkanuntuk menghadapi era revolusi industri 4.0. menurut berbagai sumber ada tiga halyang harus ditingkatkan dari sebuah bangsa agar dapat menghadapi era tersebut,yakni karakter, kompetensi, dan literasi. Karakter terkait dengan sikap dan perilakusuatu bangsa yang harus mengarah bagi kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan.Kompetensi mengarah pada peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komuni-katif, dan kolaboratif. Literasi bangsa pun harus terus dipacu untuk meningkatkankemampuan membaca, kepahaman budaya, teknologi, dan keuangan.
Seminar Internasional Riksa Bahasa XII merupakan wahana untuk membincangkanpemecahan masalah yang tepat menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui duniapendidikan bahasa Indonesia, baik dari sisi bahasa, sastra, maupun budaya yangmenjadi khazanah bangsa Indonesia. Sejumlah makalah telah disajikan pada acaratersebut dan berlangsung menarik dari setiap pembentangannya. Untuk mendapatkaninformasi yang jelas dari setiap makalah yang dibentangkan, panitia Riksa BahasaXII menyiapkan prosidingnya. Semoga prosiding ini bermanfaat dan kami mohonmaaf atas segala kekurangannya.
Bandung, 3 November 2018
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sambutan Ketua Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
iv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
vSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Prakata PanitiaSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
Kita yang telah terbiasa berproses dalam segala kebaikan, senantiasa setiapperjalanannya berharap mendapat hidayah dan anugerah dari Tuhan penciptaalam dan segala isinya—segala ilmu pengetahuan. Kita bersyukur, langkah
demi langkah perjalanan dalam pelaksanaan Seminar Internasional Riksa BahasaXII telah sampai pada sesuatu yang kita harapkan. Untuk kali pertamanya, tulisan-tulisan yang diterima oleh panitia Riksa Bahasa XII dapat diterbitkan secara daringdan cetak dengan ber-ISSN dan terindeks ke dalam google scholar, serta dapatdiakses secara bebas melalui portal Open Journal System (OJS). Semoga langkahini menjadi sebuah terobosan yang dapat dilanjutkan pada kegiatan selanjutnya.
Seminar Internasional dengan tema Peranan Bahasa Indonesia sebagai LiterasiPeradaban, diharapkan dapat menjadi sebuah wahana di bidang ilmu pendidikan—bagi para akademisi dan praktisi kebahasaan, kesusastaan, dan pembelajarannya.Selain itu, pertemuan mahasiswa lintas kampus menjadi sebuah momentum yangbegitu membahagiakan bagi kita semua. Terlebih, Seminar Internasional Riksa BahasaXII diselenggarakan atas kerja sama Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaSPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Perkumpulan Pengajar Bahasa Indo-nesia (PPBI). Dengan demikian, segala problematika pendidikan yang awalnya sulitdiakses karena jarak dapat diolah menjadi sebuah forum ilmiah dalam kegiatan ini.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para pembicarakunci, pemakalah, peserta, panitia, dan pihak-pihak yang telah ikut berkontribusidalam kegiatan ini. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelaksanaan RiksaBahasa XII. Semoga dapat menjadi perbaikan dan pelajaran bagi kita sebagaipenyelenggara. Selamat menikmati prosiding Riksa Bahasa XII, semoga bermanfaat.
Bandung, 3 November 2018
Panitia Riksa Bahasa XII
vi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
viiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Daftar IsiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
3 November 2018
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDIPRAKATA PANITIA RIKSA BAHASA XIIDAFTAR ISI
MAKALAH PEMBICARA KUNCI
PERSEPSI PELAJAR TERHADAP TINGKAH LAKU PENGAJARAN GURUBAHASA MELAYU SEKOLAH MENENGAH DI NEGARA BRUNEIDARUSSALAMDr. Haji Mohd Ali bin Haji Radin
REPRESENTASI BUDAYA DALAM CERITA PENDEK INDONESIADavid John Rawson, B.A (Hons.), MPS.
KATEGORI BAHASA
PEMBINGKAIAN PRABOWO DAN JOKOWI DI INSTAGRAMMOJOKDOTCO SEBUAH ANALISIS WACANA MULTIMODALApri Pendri dan Vismaia S. Damayanti
PANTUN DALAM KESENIAN TUNDANG MAYANG PADA MASYARAKATMELAYU PONTIANAK (KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK)Ari Kurnianingsih dan Yunus Abidin
1
29
47
55
iiiv
vii
viii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
GERAKAN LITERASI MEDIA DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMINI-MALISIR PENYEBARAN HOAKS MELALUI MEDIA SOSIALAri Rizki Nugraha dan Andoyo Sastromiharjo
PRINSIP KESOPANAN BAHASA DALAM NOVEL KUSUT KARYA ISMETFANANY (TINJAUAN PRAGMATIK)Aruna Laila
UNGKAPAN EMOSI NEGATIF MASYARAKAT MULTIETNIS PANDA-LUNGAN JEMBERAstri Widyaruli Anggraeni, Trisna Andarwulan dan Ruaidah
KAJIAN LINGUISTIK VERBA SERIAL DALAM BAHASA MINANGKABAUAyu Fircha Irdina
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA MESIR PROGRAMKNB DAN DARMASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANGBella Wahyu Wijayanti dan Robiatul Adawiyah 99
KETERAMPILAN LITERASI MEDIA SOSIAL UNTUK MENANAMKANNILAI KEBHINEKAANCecep Dudung Julianto
KLASIFIKASI GAYA WICARA MAHASISWA DALAM PRESPEKTIFMARTIN JOOS (SEBUAH KAJIAN AWAL)Daman Huri dan Sri Wiyanti
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA TALAUDPADATUTURAN ANAKDestrianika Binoto
TREN BAHASA ANAK JAKARTA SELATANDina Purnama Sari
PERSPEKTIF IDEOLOGIS PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAMFRAGMEN TANYA JAWAB KENDURI CINTA EMHA AINUN NAJIB DANSUDJIWO TEJODwi Sastra Nurrokhma
63
73
83
93
99
109
119
127
137
147
ixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
VARIASI FONEM SILABI AKHIR KATEGORI NOMINA PADA BAHASAKERINCI DI KECAMATAN HAMPARAN RAWANG KOTA SUNGAIPENUHEsy Solvera, Wahya, dan Wagiati
LEKSIKON BERHUMA DALAM PIKUKUH SLAM SUNDA WIWITAN PADAMASYARAKAT BADUY (KAJIAN LEKSIKOLOGI)Gadis Saktika, Sri Wiyanti, dan Mahmud Fasya
KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA MULTIBAHASAWANMAHASISWA DARMASISWA UNIKOMJuanda
IMPLIKATUR PERTUTURAN ANTARA DOSEN DAN MAHASISWA(SEBUAH STUDI DESKRIPTIF ANALITIS DI SEBUAH PERGURUANTINGGI DI KARAWANG)Kelik Wachyudi, Liza Zakiyah, dan Zakir Hussain
POLA PEMBENTUK KONSTRUKSI VERBA SERIAL BAHASA MADURADAN STRUKTUR KONSTITUEN (KAJIAN TIPOLOGI BAHASA DANSTRUKTUR KONSTITUEN TEORI X-BAR)Khothibhatul Ummah
KESANTUNAN BERBAHASA TOKOH POLITIK INDONESIA DI RUANGPUBLIKMahmudah Nursolihah dan Andoyo Sastromiharjo
MAKIAN PADA KOMENTAR POSTINGAN POLITIK DI INSTAGRAMDETIKCOMMelda Fauzia Damaiyanti
WACANA HUMOR SATIRIS DALAM SASTRASIBER DI AKUN INSTAGRAMTAHILALATSMaulidah Fittaurina dan Machridatul Ijlisa
DAMPAK LITERASI INFORMASI DALAM MEDIA TELEVISI TERHADAPPEMARTABATAN BAHASA INDONESIA PADA KALANGAN REMAJADI KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN CIMAHIMimin Sahmini
155
163
169
175
183
195
203
211
221
x Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSTRUKSI VERBA SERIAL TIPE GERAKAN PADA BAHASA ISOLATIF:DALAM BAHASA SIKKA DAN MANGGARAIMonika Herliana
MODEL PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL MELALUI PEN-DEKATAN LEA BERBASIS POLA ASUH KELUARGA DALAM PENUNTAS-AN TUNAAKSARA MASYARAKAT MISKIN PERDESAANMuhamad Zainal Arifin dan Vismaia S. Damaianti
PARTISIPASI AKADEMISI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BAHASAINDONESIAMuhammad Ridlo dan R. Ockti Karleni
REPRESENTASI BUDAYA DALAM TUTURAN GURU: WACANA FUNG-SIONAL SISTEMIKNi Wayan Eminda Sari dan Dawud
NASIHAT GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI DALAMMENYIKAPI PENYEBARAN HOAXNurfadilah
EKOLOGI BAHASA DAERAH BACANPipit Aprilia Susanti
KONSTRUKSI BAHASA SARKASME DALAM PERGAULAN KAWULAMUDA BANDUNGRidzky Firmansyah Fahmi, Burhan Sidiq, dan Iin Tjarsinah
KEBIJAKAN BAHASA NASIONAL VERSUS SIKAP BAHASA ASING DIMEDAN, SUMATERA UTARASafinatul Hasanah Harahap
PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI BAHASA JURNALISTIKSofiatin
ANALISIS NILAI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERI-BAHASA MASYARAKAT MANGGARAI (GO’ET): KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKStefania Helmon
231
239
251
259
267
279
283
297
305
313
xiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
REPRESENTASI UJARAN KEBENCIAN DALAM MEDIA SOSIAL TWITTERSuriadi dan Dadang S. Anshori
HUMOR ISLAMI PADA WHATSAPP: TELAAH WACANA KRITISSusilo Mansurudin
KALIMAT PROMOTIF ANAK DI ERA DIGITALWevi Lutfitasari
PERAN ANTROPOLINGUISTIK MENGURAI TRADISI MANGUPA ADATANGKOLAYusni Khairul Amri
KATEGORI SASTRA
EKSISTENSI BAHASA MELAYU SAMBAS DALAM BUDAYA MAKANBESAPRAH MASYARAKAT MELAYU SAMBASAlif Alfi Syahrin dan Tresna Dwi Nurida
DOKUMENTASI FOLKLOR LISAN: CERITA RAKYAT GRESIK SEBAGAIMEDIA KARAKTER ANAK 6-12 TAHUNAmalia Juningsih
STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA PERNIKAHAN ADAT SASAK SORONGSERAH AJI KRAME DI LOMBOKAnita Listiawati
NILAI FEMINISME TOKOH IREWA DALAM NOVEL ISINGA KARYADOROTHEA ROSA HERLIANYArief Kurniatama, Suyitno, dan St. Y. Slamet
EKSPRESI MORAL REMAJA DALAM NOVEL DILAN 1990 KARYA PIDIBAIQArrie Widhayani, Sarwiji Suwandi, dan Retno Winarni
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIEK PANTE KULUAsriani
325
331
341
353
367
377
387
395
403
415
xii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
FENOMENA MANTRA TOLAK HUJAN DALAM MASYARAKAT PAKIS-JAJAR, KABUPATEN MALANGAsyifa Alifia dan Alfi Cahya Firdauzi
UPAYA REVITALISASI KESENIAN BELUK SEBAGAI BAHAN AJARCERITA RAKYAT UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATASBangbang Muhammad Rizki dan Sumiyadi
NILAI-NILAI BUDAYA TRADISI UPACARA ADAT MERLAWUH DIGUNUNG SUSURU DESA KERTABUMICep Anggi Ferdiansyah dan Yulianeta
EKSISTENSI HADIH MAJA DI KALANGAN MAHASISWA ACEHCut Nabilla Kesha dan Andoyo Sastromiharjo
“JOKO TINGKIR”: ANALISIS NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYATKABUPATEN SRAGENDewi Frisay Latukau dan Yulianeta
NOVEL KOMIK (NOMIK) SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARANCERITA RAKYAT DARI HASIL ALIH WAHANA PANTUN SUNDADini Ocktarina F. dan Nuny Sulistiany Idris
PENGKAJIAN SASTRA DIDAKTIS NOVEL BIDADARI BERMATA BENINGKARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZYErlinda Nofasari, Sumiyadi, dan Ninit Alfianika
MAKNA UNGKAPAN SYUKUR, PERMOHONAN, DAN HARAPAN DALAMMANTRA UPACARA NGUNGGAHKE SUWUNAN: KAJIAN ANTROPO-LINGUISTIKEtheldredha Tiara Wuryaningtyas
REPRESENTASI IDEOLOGI FEMINISME DALAM MEDIA ONLINETIRTO.IDFadli Zakaria dan Yulianeta
KAJIAN FOLKLOR CERITA WANDIUDIU PADA MASYARAKAT BUTONDAN UPAYA PELESTARIANYAFalmawati dan Yeti Mulyati
423
433
441
449
455
463
471
481
491
497
xiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KAJIAN STRUKTUR MITOS DALAM CERITA PANTUN CIUNG WANARAVERSI C.M. PLEYTEFerina Meliasanti
REFLEKSI KONFLIK BATIN PADA TOKOH DALAM NOVEL GADIS KECILDI TEPI GAZA KARYA VANNY CHRISMAGusnetti dan Rio Rinaldi
FENOMENA KELISANAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA DAN SUMBERPEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH DASARHasanatul Fitri dan Sonny Affandi
ALIH WAHANA PUISI TAK SEPADAN KARYA CHAIRIL ANWAR KEBENTUK MUSIKALISASIIndra Irawan dan Sumiyadi
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR NYANYIANONANG-ONANG PADA PERTUNJUKAN GORDANG SAMBILANIrena Andina Putri Nst dan Tedi Permadi
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL KARYA ASMA NADIA DANIMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHJepri Arizal
PENGGUNAAN BAHASA SUNDA DAN JAWA DI KECAMATAN PUSAKA-NAGARA KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT: STUDIGEOGRAFI DIALEKKartika Nurul Fajrina, Sugeng Riyanto, dan Wahya
ANALISIS PERBANDINGAN TERHADAP FAKTA CERITA ANTARA NOVELSANG PEREMPUAN KEUMALA DENGAN BIOGRAFI MALAHAYATISRIKANDI DARI ACEHLinda dan Sumiyadi
MAKNA MANTRA KESENIAN JATHILAN PADA MASYARAKAT YOGYA-KARTA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIKLukas Budi Husada
PERJUANGAN MERAIH PENDIDIKAN PADA KARAKTER TOKOH DALAMNOVEL MA YAN DAN LASKAR PELANGIMiftakhul Huda, Budi Prasetyo Wibowo, dan Hendi Kurniawan
505
517
533
545
553
563
573
579
589
597
xiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
KONSEP KESETIAAN PEREMPUAN (MUSLIHAT PENOLAKAN PINANGANDALAM SYAIR KHADAMUDDIN AISYAH SULAIMAN)Musliha dan Tedi Permadi
PENGUKUHAN MITOS HARIN BOTAN DALAM CERPEN JEMMY PIRANMusriani
KONSEP PERJUANGAN DALAM HIKAYAT PRANG SABI KARYATEUNGKU CHIK PANTE KULUMutia Agustisa dan Yulianeta
AKTOR-AKTOR LISAN DI KEDAI KOPI (ANALISIS PERUBAHAN REALITASMATERIAL SASTRA LISAN DI TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU)Nanda Darius
TRANSFORMASI MASYARAKAT RIAU DALAM BUDAYA MENJAGALINGKUNGAN DI NOVEL LUKA PEREMPUAN ASAP KARYA NAFI’AH ALMA’RABNoni Andriyani
APRESIASI ROYONG PENGANTAR TIDUR DENGAN PENDEKATANEKOKRITIK GREG GARRARDNur Zaim Mono
MOTIF CERITA PADA SERI CERITA RAKYAT KARYA MURTI BUNANTASERTA KEMUNGKINAN PENGARUHNYA PADA PERKEMBANGANIMAJINASI DAN INTELEKTUAL ANAKOlivia Maulani Choerunnisa dan Yunus Abidin
ANALISIS STRUKTUR PUISI SEDU KARYA FAJAR MARTAPetrinto Shebsono dan Fajar Marta
REPRESENTASI KEKERASAN FISIK DAN SIMBOLIK TERHADAP PEREM-PUAN DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAKRatu Bulkis Ramli
RETORIK LOKALITAS MINANGKABAU DALAM NOVEL-NOVELROMANTISISME PENGARANG ETNIS MINANGKABAU: PERSPEKTIFSTILISTIK-ANTROPOLINGUISTIKRio Rinaldi dan Witri Annisa
605
615
625
631
641
649
659
669
677
691
xvSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
MIMPI GIGI COPOT MASYARAKAT LUMAJANG SEBAGAI FENOMENAKEBENARAN DALAM KAJIAN PRIMBON JAWA DAN TEORI MIMPISIGMUND FREUDRobiatul Adawiyah dan Bella Wahyu Wijayanti
ANALISIS PENOKOHAN TOKOH UTAMA NOVEL “BUNDA, KISAH CINTADUA KODI” KARYA ASMA NADIA KE FILM (KAJIAN ALIH WAHANA)S. Nailul Muna A. dan Yulianeta
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DIKABUPATEN BANYUASINSanti Nurrahmawati
FUNGSI TRADISI UPACARA ADAT BAKAWUA DALAM MENINGKATKANMODAL SOSIOKULTURAL DAN RANCANGAN MODEL REVITALISASITRADISI LISAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TEKS ESKPLANASISonny Affandi dan E. Kosasih
FOLKLOR TENGGER: LITERASI HARMONI BUDAYA, INSTRUMENPENDIDIKAN, KONSERVASI, DAN KEWIRAUSAHAANSony Sukmawan dan Rahmi Febriani
FUNGSI DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT DI KABUPATENKUANTAN SINGINGISri Antoni dan Sumiyadi
IDEOLOGI GENDER: REFLEKSI PERJUANGAN PEREMPUAN KARO DANJAWA DALAM DOMINASI LAKI-LAKISri Ulina B.G., Erlinda Nofasari, dan Fheti Wulandari Lubis
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SASTRA LISAN ADAPAPPASENGSyahru Ramadan, Sumarlin Rengko, dan E. Kosasih
FILOSOFI LANGGAM KATO CERMIN BUDAYA AKADEMIK MAHASISWADALAM BERKOMUNIKASISyofiani dan Romi Isnanda
701
713
721
727
739
751
759
769
779
xvi Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYAANDREA HIRATA SERTA IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJARSASTRA DI SMATanita Liasna
REPRESENTASI NILAI-NILAI BUDAYA NTT DALAM NOVEL ANAK MATADI TANAH MELUS KARYA OKKY MADASARITanzilia Nur Fajriati dan Yunus Abidin
ANALISIS PROSES KREATIF PENYAIR INDONESIA DAN PEMANFAAT-ANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISITedy Heriyadi, Sumiyadi, dan Tedi Permadi
PERTUNJUKAN KRINOK SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TRADISI LISANTiya Antoni dan Tedi Permadi
MANISFESTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUKU CERITAANAK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) “LILI & LYLIU”Tomi Wahyu Septarianto
MAKNA SIMBOL TUMBUHAN PADA PEMASANGAN TARUB DALAMUPACARA PERNIKAHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIANEKOLINGUISTIKWuri Wuryandari
NILAI BUDAYA SIRI’ DAN STRUKTURAL DALAM PERNIKAHAN ADATSUKU BUGIS SOPPENG SULAWESI SELATANYusni Anisa
KATEGORI BIPA
INVITATION CARD SEBAGAI MEDIA KETERAMPILAN BERBICARADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASINGAsih Riyanti
RELEVANSI WUJUD KOHESI DAN KOHERENSI SEBAGAI BAHAN AJARMENULIS BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)Basuki Rachmat Sinaga, Andayani, dan Sahid Teguh Widodo
789
857
845
865
799
809
829
821
837
xviiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
875 BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: ANALISISPEMBELAJARAN BIPA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAMKONTEKS KECAKAPAN HIDUPLin sihong dan Vismaia S. Damayanti
ANALISIS KESALAHAN AFIKSASI PADA KARANGAN ARGUMENTASISISWA BIPA TINGKAT MENENGAHMurni Maulina
ANALISIS BENTUK KEBUTUHAN AWAL PEMBELAJAR BIPA JERMANDI GOETHE-INSTITUT INDONESIANellita Sipinte dan Andoyo Sastromiharjo
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULISBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING MELALUI APLIKASIBERBASIS ANDROIDTiryadi Rizki dan Tria Meditanala
IMPLEMENTASI LOKALITAS INDONESIA DALAM BAHAN AJAR BIPATINGKAT DASARTri Hastuti dan E. Kosasih
KATEGORI PEMBELAJARAN
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUIMODEL GUIDED DISCOVERYAmmy Amalia Septyani dan Vismaia S. Damaianti
PENERAPAN MEDIA SLIDE SHOW DALAM PEMBELAJARAN MENULISAnwar Hadi Adistia
INSTRUMEN EVALUASI KETERAMPILAN GURU MEMBERIKAN MOTI-VASI MENYIMAK DAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIABaharman, Haerul, Syihabuddin, dan Vismaia S. Damayanti
MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING(CORE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISIDeden Much. Darmadi dan Kosasih
881
889
895
901
907
915
921
931
xviii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
941 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL ASSURE UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA TULIS ILMIAHDesma Yuliadi Saputra dan Dadang Ansori
PENGEMBANGAN MEDIA VLOG (VIDEO BLOG) SEBAGAI MEDIAALTERNATIF UNTUK MELATIH PROSES BERPIKIR KRITIS SISWADALAM MATERI LAPORAN PERJALANANDevina Alianto
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA BERBANTUAN MODELPEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMANElkartina. S dan Isah Cahyani
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU BAHASA INDONESIATERHADAP PENULISAN SOAL HOTS MELALUI PELATIHAN PENYU-SUNAN SOAL HOTS BERBASIS PENGODEAN TERHADAP TAKSONOMIKARTHWOHLEuis Erinawati
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI KRITIS UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAHDASARFauziah Aulia Rahman dan Isah Cahyani
REKAYASA KREATIF-KRITIS-EDUKATIF PENULISAN CERITA RAKYATINDONESIA UNTUK ANAK USIA SDGivari Jokowali dan Imro’atul Mufiddah
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENG-GUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUTOMOUS LEARNER (PenelitianTindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung)Hendi Supriyadi
KEMAMPUAN MEMBACA KREATIF TEKS MULTIMODALSISWA SEKOLAHMENENGAH KEJURUANHidaina Farhani dan Yeti Mulyati
IMPLEMENTASI BAHAN AJAR KETERBACAAN BERORIENTASI DIRECTINSTRUCTION BERMETODE TPS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGANHOTS MAHASISWAIdhoofiyatul Fatin dan Sofi Yunianti
951
961
969
979
985
995
1001
1011
xixSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1023 PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS KEARIFANLOKAL DALAM MENULIS TEKS EKSPOSISIIlma Oksalia dan Isah Cahyani
MODEL BRAINWRITING BERBANTUAN MEDIA KOMIK TANPA TEKSDALAM PEMBEAJARAN MENULIS KREATIF CERITA FANTASI SISWAKELAS VII SMP NEGERI 2 PARONGPONG KABUPATEN BANDUNGBARAT TAHUN AJARAN 2018/2019Irawati
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUANMENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS XI SMAJuniar Ivana Barus
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MENGASAH KETERAM-PILAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMBACA INTENSIFJuniyarti dan Yeti Mulyati
PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL5M BERBASIS KEARIFAN LOKALKhalidatun Nuzula dan Andoyo Sastromiharjo
PEMBELAJARAN DEBAT MELALUI NEURO- LINGUISTIC PROGRAMMINGKusmadi Sitohang dan E. Kosasih
PEMANFAATAN PUISI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAHASA INDO-NESIA UNTUK PEMBINAAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA PADAPESERTA DIDIK DI SMP TAMAN SISWA BAHJAMBI KABUPATENSIMALUNGUNLili Tansliova dan Netti Marini
SASTRA DIDAKTIS DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRALina Sundana, Andoyo Sastromiharjo, dan Sumiyadi
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI METODE SUGGESTOPEDIA DALAMPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN CERPENMahardika Sakti dan Yulianeta
ALAT EVALUASI AFEKTIF BERMUATAN KESANTUNAN BERBAHASADALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIAMaulida Azkiya Rahmawati dan Nuny Sulistiany Idris
1033
1043
1051
1061
1071
1077
1085
1095
1105
xx Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1111 TERAPI KODE UNTUK ANAK DISLEKSIA STUDI KASUS KESULITANMEMBACA PADA ANAK KELAS 1,SD EDU GLOBAL SCHOOL Maulinnisaa Tiur R. N. dan Nuny Sulistiany Idris
KEMAMPUAN ANALOGI UNTUK MENULIS KREATIF CERITA FIKSI MENGGUNAKAN MODEL TREFFINGERMega Riyawati dan Yunus Abidin
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA MENGGUNAKAN MODEL SINEKTIKMita Domi Fella Henanggil dan Yeti Mulyati
PENERAPAN METODE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS HOTSNinit Alfianika, Erlinda Nofasari, dan Silvia Marni
PEMANFAATAN BAHAN AJAR BERBASIS APLIKASI DIGITALDALAM PEMBELAJARAN LITERASINurhaidah dan E. Kosasih
PEMBELAJARAN BERBICARA NEGOSIATIF: PERENCANAAN MODEL MULTIMODAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA REMAJA AUTIS Nurhasanah Widianingsih dan Vismaia S. Damaianti
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT APLIKASI PADA ANDROID BER-JUDUL NEMO BERTEMA KEARIFAN LOKAL KOTA SURABAYA UNTUK MAHASISWA PROGRAM DHARMASISWA LEVEL PEMULA (A1) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN 2018Pheni Cahya Kartika dan Insani Wahyu Mubarok
TEKNIK ROLE PLAYING DENGAN PENGUATAN EFIKASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN DEBAT (STUDI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI KELAS X MAN PURWAKARTA)Puji Suci Lestari, Andoyo Sastromiharjo, dan Nuny S.I.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISIRama Fitriaty Mursalin dan Isah Cahyani
1117
1127
1135
1147
1153
1163
1171
1179
xxiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1191 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH LING-KUNGAN BERBANTUAN MEDIA GAWAI DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASIRatmiati dan Isah Cahyani
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN MELALUIMODEL QUANTUM NOTE-TAKERRetno Puji Lestari dan Vismaia S. Damayanti
EVALUASI PEMBELAJARAN: PERENCANAAN PENGEMBANGAN ALATEVALUASI MEMBACA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS(HOTS) DENGAN KONTEKS KECAKAPAN HIDUPRia Nopita dan Vismaia S. Damaianti
VALIDITAS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKSCERITA PENDEK BERBASIS TEKNIK CRITICAL INCIDENTRiska Novia Matalata dan Isah Cahyani
PEMBELAJARAN MENULIS JURNALISTIK MELALUI AKTIVITAS INKUIRIBERBASIS WEB 2.0Riskha Arfiyanti
INDIKATOR TES MENYIMAK BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUPRisky Rhamadiyanti Kurniawan, Vismaia S. Damaianti, danYunus Abidin
ALAT UKUR KEMAMPUAN EFEKTIF MEMBACA BERBASIS MOBILELEARNINGRisya Faisal dan Yunus Abidin
METODE PETA PIKIRAN BERBASIS SKEMA INFORMASI UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS PADA SISWABERKESULITAN MEMBACA PEMAHAMANRizki Akbar Mustopa dan Vismaia S. Damaianti
STRATEGI GURU BAHASA INDONESIA DALAM MEMBUAT SOAL HOTSPADA PEMBELAJARAN ABAD KE-21Saidiman, Rina Heryani, dan Syamsul Bahri
1207
1197
1215
1223
1235
1245
1253
1263
xxii Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1267 METODE MEMBACA TERBIMBING (GUIDED READING)UNTUK PENING-KATAN MINAT BACA BAGI PEMBACA PEMULASaskya Veronika Cleopatra, Isah Cahyani, dan Yeti Mulyati
LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULISSeptiana Mauludin dan Isah Cahyani
MENUMBUHKAN LITERASI KRITIS DI KALANGAN MAHASISWA(LITERASI DALAM PERKULIAHAN PENGAJARAN KETERAMPILANMEMBACA)Suci Dwinitia
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASIMELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE BERBASIS MEDIA AUDIOVISUAL DI SMASuci Rizkiana dan Menik Widiyati
PERANCANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK-KOLABORATIFMENULIS PUISI DI SMASuci Sundusiah, Ah. Rofiuddin, Heri Suwignyo,dan Imam Agus Basuki
PEMBELAJARAN MENULIS KRITIS: ANALISIS STRATEGI PEMBELAJAR-AN MENULIS KRITIS DENGAN ANALOGI KARAKTERISTIK BUNGAMATAHARITanti Hartanti dan Vismaia S. Damaianti
MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIKDALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA FANTASITrisnawati dan E. Kosasih
LITERASI SAINS DALAM 32 CERITA PENDEK PADA FESTIVAL LOMBASENI SISWA NASIONALUswatun Hasanah dan Yeti Mulyati
RANCANGAN PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING,ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) BERBASIS KECERDASANANALOGI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS OPINIVita Marlina dan Nuny Sulistiany
1283
1273
1295
1305
1315
1327
1339
1347
xxiiiSeminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
1357 BUDAYA LITERASI DENGAN STRATEGI CALLA DAN E-LIBRARY DITANAH OMBAKWitri Annisa
PENGGAMBARAN MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PENOKOHAN NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Yudha Patria Yustianto dan Tedi Permadi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 17 SINGKAWANG Zulfahita, Lili Yanti, dan Mardian
KEPRAKTISAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MENG-GUNAKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS II SDLilik Binti Mirnawati, Fajar Setiawan, dan Aswin Rosadi
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLOSE READINGM. Hasan Nurdin dan Yunus Abidin
1365
1373
1381
1387
xxiv Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
881Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
PENDAHULUANKesalahan berbahasa telah menjadi salah satu topik dalam penelitian pembelajaranbahasa kedua atau bahasa asing. Bahkan, kesalahan dianggap sebagai tanda pentingdalam perkembangan belajar bahasa (Phuket, 2015). Analisis kesalahan berbahasamuncul dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi pemelajar dan disebabkan perbedaantipe bahasa pertama dan kedua. Ketika prinsip linguistik bahasa asli jauh berbedadari bahasa target, para pemelajar merasa sulit untuk memahami, dan mereka mulaimenerapkan aturan dan struktur bahasa asli dalam proses belajar mereka (Krashen,1981). Hal ini menunjukkan bahwa bentuk kesalahan bahasa Indonesia yang dilakukanoleh pemelajar asing dalam belajar bahasa Indonesia merupakan peristiwa alamiah(Susanto, 2007). Beberapa penelitian dilakukan untuk menyelidiki kesalahan yangdibuat oleh pemelajar dari berbagai negara dan menemukan bahwa bahasa aslipemelajar adalah sumber utama kesalahan dalam menulis (seperti Phuket, 2015).
ANALISIS KESALAHAN AFIKSASI PADA KARANGANARGUMENTASI SISWA BIPA TINGKAT MENENGAH
Murni MaulinaUniversitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
AbstrakPembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tidak lepas dari kesulitanyang dihadapi pengajar dan pemelajar. Kesulitan memahami materi afiksasi menye-babkan kesalahan pada pemelajar BIPA ketika mempelajari Bahasa Indonesia.Sampai saat ini, masih sedikit penelitian yang mengkaji kesalahan afiksasi siswaBIPA, khususnya tingkat menengah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalah-an penggunaan afiksasi pada karangan argumentasi siswa BIPA tingkat menengah.Penelitian deskriptif ini melibatkan empat orang siswa BIPA di salah satu sekolahmenengah atas di Australia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah doku-mentasi tulis karangan siswa BIPA dan dianalisis dengan metode analisis isi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kesalahan pemakaian bahasa Indonesia pada tataranafiksasi ini terjadi pada aspek prefiks, sufiks, konfiks, dan kombinasi afiks, danmayoritas kesalahan afiksasi terjadi pada aspek prefiks (meN-, dan di-). Di sampingitu, kesalahan penggunaan afiksasi juga terjadi pada aspek lain, seperti aspeksufiks (–nya), konfiks (ke-an), dan kombinasi afiks yaitu (meN-kan). Temuan darihasil analisis ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengajar BIPA untuk dapatmenyiasati pembelajaran BIPA materi afiksasi tingkat menengah.
Kata kunci: kesalahan afiksasi, karangan argumentasi, BIPA, pembelajaran BIPA
882 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Di samping itu, kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh kurangnya pemahamansiswa terhadap materi pembelajaran (Kaweera, 2013). Fenomena kesalahan berbahasaini akan selalui dilalui oleh setiap pemelajar BIPA, tidak terkecuali pemelajar BIPA disalah satu SMA di Australia.
Australia telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di seluruhnegara bagian (Kurniawan, 2016). Hasilnya, di setiap negara bagian, pelajaran bahasaIndonesia menjadi bagian dari kurikulum dan menjadi pelajaran wajib yang diberikankepada siswa sekolah dasar dan menengah. Akan tetapi, beberapa permasalahanmuncul terkait dengan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Adanya perbedaantipe bahasa pertama (B1) mereka, yakni bahasa Inggris, dengan bahasa kedua (B2)yang mereka pelajari menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indone-sia. Dari segi tipologi struktural kebahasaannya, bahasa Inggris merupakan bahasadegan tipe fleksi-aglutinatif, sedangkan bahasa Indonesia bertipe aglutinatif. PerbedaanB1 dan B2 ini tentu akan memengaruhi pemelajar BIPA dan menjadi kesulitan ter-sendiri bagi mereka. Sejalan dengan yang disampaikan Susanto (2007) ada duafaktor utama yang menyebabkan kesulitan pemelajar asing dalam belajar BIPA, dansalah satu faktornya adalah ciri khas bahasa sasaran. Ciri khas pada B1 yang dikuasaioleh pemelajar bahasa akan memengaruhi dan menyebabkan kesulitan bagi seorangpemelajar bahasa ketika ia belajar bahasa asing (B2) dengan ciri khas yang berbedadari bahasa ibu (B1)-nya. Ada beberapa kesalahan berbahasa yang dialami olehpemelajar BIPA, seperti kesalahan fonologis dalam konteks lisan (Inderasari dan TiyaAgustina, 2017), sintaksis (Anjarasari dkk, 2013), dan semantik (Darsita, 2014). Disamping itu, bentuk kesalahan dalam ragam tulisan juga ditemukan dalam konteksmorfologis, salah satunya kesalahan dalam penggunaan afiksasi bahasa Indonesia.Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terdahulu menunjukkan bahwa afiksasimerupakan materi yang paling sulit dipahami oleh pemelajar asing. Hal ini juga dikuat-kan oleh Sancoko (Kompasiana, Juni 2015) yang mengatakan bahwa pelajaran bahasaIndonesia yang paling membingungkan bagi orang-orang Australia adalah penggunaankata awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks). Tetapi, belum ada penelitian empiris yangmengkaji kesulitan mempelajari afiksasi siswa di Australia. Oleh karena itu, penelitianini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penggunaan afiksasi pada karangan siswaBIPA di salah satu SMA di Australia ini. Pembahasan kesalahan penggunaan afiksasipenting untuk diteliti dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan bagi pengajar BIPAuntuk dapat menyiasati pembelajaran BIPA materi afiksasi tingkat menengah.
Analisis Kesalahan BerbahasaKesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia, secara lisanmaupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor-faktor komunikasidan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia (Tarigan, 2011). Masih menurutTarigan, analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan olehguru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang
883Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
terdapat dalam contoh, penjelasan kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, sertapengevaluasian/penelitian taraf keseriusan itu. Selain itu, peneliti juga menggunakanteori kesalahan berbahasa menurut Corder (1973) yang menggunakan tiga istilahdalam kesalahan berbahasa, yaitu lapses, error, dan mistake.
1) LapsesLapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakansesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untukberbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue”sedangkan untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of thepen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari olehpenuturnya.
2) ErrorError adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturantata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memilikiaturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehinggaitu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Haltersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasaakibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
3) MistakeMistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilihkata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepadakesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar,bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi padaproduk tuturan yang tidak benar (Indihadi, 2013).Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan ber-
bahasa adalah penyimpangan penggunaan bahasa Indonesia dari kaidah bahasayang dilatarbelakangi oleh berbagai penyebab yang bentuknya bisa berupa lapses,error, atau mistake.
Penggunaan Bentuk Kata AfiksasiAfiksasi merupakan salah satu proses morfologi dalam bahasa Indonesia. Ramlanmengatakan proses pembubuhan afiks atau afiksasi ialah pembubuhan afiks padasesuatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks(Ramlan, 1987). Adapun jenis afiksasi dalam bahasa Indonesia menurut Keraf (1991)dapat dibedakan berdasarkan tempat afiks tersebut dilekatkan pada bentuk dasar,yaitu prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan bentuk ulang. Selain itu, Keraf juga menyebut-kan adanya kombinasi afiks yang berbeda dengan konfiks (Keraf, 1991). Jadi dapatdisimpulkan bahwa afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkanafiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.Afiks tersebut bisa berupa awalan, sisipan, akhiran, atau gabungan awalan dan akhiran.
884 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi merupakan metode untukmengidentifikasi karakteristik pesan atau informasi, biasanya –meskipun tidak harus-bersumber dari konten tertulis dari komunikasi (Fraenkel dan Wallen, 1993). Adapunsumber data penelitian ini berupa karangan siswa BIPA di salah satu SMA di Austra-lia. Data yang digunakan sebanyak 4 karangan. Instrumen penelitian yang digunakanadalah pedoman analisis kesalahan afiksasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukanadalah teknik dokumentasi tulis. Dokumentasi tulis digunakan dengan tujuan untukmendapatkan data yang dibutuhkan berupa karangan siswa dan selanjutnya dikumpul-kan lalu diteliti kesalahannya.
Dalam menganalisis kesalahan afiksasi peneliti dipandu dengan langkah-langkahberikut. 1) membaca setiap keseluruhan karangan yang ditulis oleh siswa BIPA satupersatu kemudian diberi kode karangan dan kode kalimat; 2) menganalisis setiapkalimat dan kata untuk mengetahui kesalahannya pada segi afiksasi; 3) menginven-tarisasikan kesalahan penggunaan afiksasi dari semua karangan siswa dan memberikanperbaikan yang sebenarnya; 4) mendeskripsikan pembahasan secara umum dari semuajenis kesalahan; 5) menarik kesimpulan dan implikasi bagi pengajaran BIPA.
HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil analisis data diperoleh 23 kesalahan penggunaan afiksasi pada 4 karanganargumentasi siswa BIPA di salah satu SMA di Australia, dipaparkan berikut ini.
Kode karangan Kalimat/penggalan kalimat K1: k8 Banyak bayi dilahirkan dengan penyakit yang menyebabkan oleh rokok. K1: k11 Anak-anak memikir seorang yang terkenal keren dan populer. K1: k13 Saya memikir ini karena ada banyak penyakit K1: k13 Ada banyak penyakit yang menyebabkan oleh merokok K1: k14 Harga sebungkus rokok harus meningkatkan K1: k14 Saya memikir ini karena rokok mudah sekali K1: k14 untuk membeli oleh anak-anak K2: k6 Meninggal dunia dari merokok bisa mencegah K2: k9 Banyak pemuda merokok karena mereka memikirkan merokok kesejukan K2: k9 Banyak pemuda merokok karena mereka memikirkan merokok kesejukan K2: k9 tetapi merokok tidak kesejukan K3: k3 banyak penduduk menderita penyakit akibatnya merokok K3: k4 Anak-anak mulai kecanduan ke rokok, diakibatnya mulai merokok antar umur
dua dan delapan. K3: k5 Pemerintah Indonesia hanya dilarang anak-anak merokok. K3: k7 Saya tidak mau melihat banyak penduduk di rumah sakit Indonesia akibatnya
merokok. K4: k2 empat puluh ribu orang Indonesia meninggal dunia diakibatnya oleh merokok. K4: k6 di Indonesia rokok menjual murah sekali. K4: k6 Ini mengakibatnya banyak anak-anak membeli rokok. K4: k9 Iklan ini memperbolehkan anak-anak memikir bahwa merokok keren. K4: k10 Mungkin pemerintah Indonesia harus dilarang iklan seperti ini.
885Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Keterangan:K = menunjukkan karangan1,2,3 = menunjukkan data karangank = kalimat yang terdapat pada karangan1,2,3 = menunjukkan urutan kalimat pada karangan tertentu
1) Kesalahan Penggunaan PrefiksKesalahan prefiks yang ditemukan dari hasil analisis terhadap karangan siswa BIPAdi Australia yakni pada penggunaan meN- sebanyak 7 dan penggunaan di- sebanyak3. Terdapat kata-kata yang tidak tepat dalam penggunaannya dengan prefiks meN-seperti pada kata dasar pikir dan beli. Kesalahan penggunaan prefiks di- sepertipada kata dasar larang. Siswa BIPA ini melakukan kesalahan penggunaan prefiksmeN- terhadap kata dasar yang memiliki huruf awal p, b, c dan j. Adapun dalampenggunaan prefiks di- terhadap kata dasar yang memiliki huruf awal l. Kesalahanpenggunaan prefiks meN- juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan Yuso (2015).Kesalahan penggunaan prefiks meN- dan di- bisa disebabkan karena pemelajar belummemahami kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Kata kerja aktif berawal denganprefiks meN-, sedangkan prefiks di- untuk kata pasif.
2) Kesalahan Penggunaan SufiksKesalahan penggunaan sufiks yang ditemukan dari hasil analisis terhadap karangansiswa BIPA di Australia yakni pada penggunaan -nya sebanyak 7 kata. Kesalahanpenggunaan sufiks –nya pada kata dasar akibat. Pemelajar BIPA masih kebingungandalam menggunakan sufiks yang tepat. Penggunaan sufiks –nya ada yang dikom-binasikan dengan prefiks di- dan meN-, sedangkan kombinasi meN-nya dan di-nyatidak ada dalam bahasa Indonesia. Konteks kalimat pada kode-kode karangan tersebutjuga tidak cocok dengan penggunaan sufiks –nya. Kasus ini menunjukkan pemelajarbelum memahami penggunaan kombinasi afiks dan sufiks yang tepat sehingga kelirumenggunakan sufiks –nya. Kesalahan penggunaan sufiks –nya juga terjadi dalampenelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2017). Akan tetapi, dalam penelitian tersebutpenggunaan sufiks –nya terjadi sebagai penambahan afiks yang tidak perlu, bukankesalahan penggunaan sufiks yang seharusnya diganti dengan sufiks lain.
3) Kesalahan Penggunaan Kombinasi AfiksKesalahan penggunaan kombinasi afiks yang ditemukan dari hasil analisis terhadapkarangan siswa BIPA di Australia yakni pada penggunaan meN-kan sebanyak 4
K4: k10 Mungkin pemerintah Indonesia harus dilarang iklan seperti ini. K4: k13 Tidak hanya orang Indonesia meninggal dunia diakibatnya oleh banyak
merokok. K4: k13 Mereka juga meninggal dunia diakibatnya oleh perokok pasif. K4: k19 Mereka harus dilarang iklan dan menaikan pajak dan harga untuk rokok.
886 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
kata, yakni pada kata dasar sebab, tingkat dan pikir keliru dilekatkan dengan kom-binasi afiks meN-kan. Sebetulnya dari segi kaidah tidak keliru menggunakan kombinasiafiks meN-kan dengan kata-kata dasar tersebut. Akan tetapi dari segi konteks kalimatyang terdapat pada kode karangan K1: k8, K1: k13, K1: k14 dan K2: k9 penggunaankombinasi afiks meN-kan menyebabkan maknanya menjadi tidak tepat sehinggapenggunaan ini keliru.
Kesalahan penggunaan kombinasi afiks meN-kan ini juga termasuk dalam kategorierror, sebab pemelajar melanggar aturan tata bahasa Indonesia. Kesalahan atauketidaktepatan penggunaan kombinasi afiks dengan konteks kalimat pada karangan.Penggunaan afiksasi yang menunjukkan kata aktif dan kata pasif masih menjadi ke-bingungan bagi pemelajar BIPA.
Begitu juga secara keseluruhan jika mengacu pada penggunaan istilah kesalahanberbahasa menurut Corder (1973), maka keseluruhan kesalahan penggunaan afiksasiyaitu prefiks, sufiks dan kombinasi afiks ini termasuk ke dalam kategori error. Hal inikarena penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa. Menurut Setyawati (2010)salah satu penyebab kesalahan berbahasa ini adalah kekurangpahaman pemakaibahasa terhadap bahasa yang dipakainya atau karena pengajaran bahasa yang kurangsempurna. Hal ini berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuanpenutur dalam berbahasa Indonesia baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Haltersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasaakibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
Analisis kesalahan penggunaan afiksasi pada karangan siswa BIPA ini menghasil-kan kesalahan terbanyak pada aspek prefiks. Lebih khususnya pemelajar belum me-mahami penggunaan prefiks untuk kata kerja aktif dan pasif. Pemelajar BIPA iniberlatar belakang bahasa pertama bahasa Inggris yang bertipe bahasa fleksi-aglutinatif. Pembentukan kata kerja aktif dan pasif dalam bahasa Inggris ditandaidengan imbuhan akhir (sufiks) –ing dan –ed. Sebetulnya ini tidak berbeda jauhdengan Bahasa Indonesia, yang imbuhannya di awal (prefiks) yaitu meN- dan di-.Jika seperti ini, kemungkinan pemelajar belum terbiasa dengan imbuhan bahasaIndonesia sehingga masih perlu banyak belajar dan memahami tata bahasa Indone-sia yang baik dan benar.
Temuan ini adalah kesalahan penggunaan afiksasi dalam bentuk tulisan. Bahasadalam bentuk tulisan memang lebih memiliki aturan-aturan yang harus dipenuhisecara tata bahasa atau secara struktural. Berbeda dengan bahasa secara fungsionalyang lebih fleksibel penggunaannya. Hal ini dapat dikatakan bahwa dari segi fungsionalbahasa, pemelajar BIPA ini sudah cukup mahir menggunakan bahasa Indonesia,sehingga memang masuk dalam kategori menengah pertama. Secara strukturalmemang masih keliru, tetapi secara fungsional sudah dapat diterima asalkan komu-nikatif. Hal ini yang terkadang dimaklumi bagi pemelajar BIPA karena banyak darimereka yang belajar bahasa Indonesia untuk tujuan komunikasi. Meskipun untukpemelajar BIPA yang belajar bahasa Indonesia secara formal menjadi keharusan
887Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
mempelajari bahasa Indonesia tidak hanya secara fungsional bahasa tetapi jugasecara struktural.
SIMPULANBerdasarkan analisis data dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkanbeberapa hal berikut. Pertama, kesalahan pemakaian bahasa Indonesia pada tataranafiksasi ini terjadi pada aspek prefiks, sufiks, konfiks, dan kombinasi afiks. Kesalahanpada aspek prefiks yaitu penggunaan prefiks meN-, dan di-. Kesalahan penggunaansufiks yaitu penggunaan –nya. Kesalahan penggunaan konfiks yaitu ke-an, dan ke-salahan penggunaan kombinasi afiks yaitu meN-kan. Dari keempat aspek tersebut,kesalahan yang dilakukan pemelajar BIPA di Australia sebanyak 23 kata. Dari 23kalimat, kesalahan pada aspek prefiks sebanyak 10 kata, kesalahan pada aspeksufiks sebanyak 7 kata, kesalahan pada aspek konfiks sebanyak 2 kata, dan padaaspek kombinasi afiks 4 kata. Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagaiacuan bagi pengajar BIPA untuk dapat menyiasati pembelajaran BIPA materi afiksasitingkat menengah yang selama ini dirasa menjadi materi yang sulit dipelajari pemelajar.
DAFTAR PUSTAKAAnjarsari, N. dkk. (2013). Analisis kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam
karangan mahasiswa penutur bahasa asing di universitas sebelas maret. JurnalPenelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 2(1), 1-13.
Corder, S.P. (1973). Introducing applied linguistics. London: Penguin Education.Darsita S. (2014). Penggunaan kalimat bahasa Indonesia oleh mahasiswa penutur
bahasa asing. Jurnal Al-Turas 20(2), 245-258.Fitriyani, N. H. dkk. (2017). Penggunaan afiksasi pada karangan persuasi mahasiswa
program bahasa Indonesia bagi penutur asing. Jurnal Metalingua 15(2), 191-203.Fraenkel, J. R. dan Norman E. W. (1993). How to design and evalute research in
education. New York: Mc Graw-Hill Inc.Inderasari, E. dan Tiya A. (2017). Pembelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa
asing dalam program bipa iain surakarta. Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, 6(2), 6-15.
Kaweera, C. (2013). Writing error: A review of interlingual and intralingual interfer-ence in EFL context. English Language Teaching, 6, 9-18.
Keraf, G. (1991). Tata bahasa rujukan bahasa indonesia. Jakarta: Gramedia.Krashen, S.D. (1981). Second language acquisition and second language learning.
US: Pergamon Press Inc.Kurniawan, K. (2016). Bahasa Indonesia keilmuan untuk perguruan tinggi. Bandung:
PT Refika Aditama.Phuket, P. R. N. (2015). Understanding EFL studens’ errors in writing. Journal of
Education and Practice, 6(32), 99-106.
888 Seminar Internasional Riksa Bahasa XII
e-ISSN: 2655-1780http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
Ramlan, M. (1987). Morfologi suatu tinjauan deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono.Sancoko. (2015, Juni 24). Bahasa Indonesia lebih sulit daripada bahasa inggris.
Kompasiana. [daring] diakses 29-12-2016. http://www.kompasiana.com/hsancoko/bahasa-indonesia-lebih-sulit-daripada-bahasa-inggris_552ac069f 17e61703ad623a6
Susanto, G. (2007). Pengembangan bahan ajar bipa berdasarkan kesalahan bahasaindonesia pemelajar asing. Jurnal Bahasa dan Seni, 35(2), 231-239.
Tarigan, H.G. (2011). Pengajaran analisis kesalahan berbahasa. Bandung: PenerbitAngkasa.