KELOMPOK 2 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of KELOMPOK 2 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BISNIS INTERNASIONAL
Theories of International
Trade and Investment
Disusun oleh:
1. Diah Wahyu Widyastuti 12030110120020
2. Shabrina Rahutami N.A. 12030110120045
3. Novia Suci 12030110120067
4. Fauziah Galuh A. . 12030110120073
5. Rina Yuniwijyanti 12030110120131
BISNIS INTERNASIONAL / KELAS B / AKUNTANSI 2010
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
A. OBJEKTIF PEMBELAJARAN
- Memahami teori – teori perdagangan internasional
- Memahami argument – argument dari hambatan perdagangan
- Menjelaskan kedua jenis hambatan impor yang mendasar,
hambatan perdagangan dalam bentuk tarif dan nontarif.
- Memahami relevansi perubahan status hambatan tarif dan
nontariff terhadap para pelaku bisnis
- Mengenali kelemahan dari GNP/ PNB/ pendapatan perkapita
sebaga indikator ekonomi
- Memahami definisi baru mengenai pengembangan / pembangunan
ekonomi.
- Memahami mengapa beberapa pemerintah merubah strategi dari
substitusi impor ke strategi promosi ekspor.
- Menjelaskan beberapa teori investasi langsung luar negeri.
B. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Relevansi Teori dan Konsep Ekonomi bagi Pelaku Bisnis
Bagi para pelaku bisnis, pengetahuan yang baik akan
teori dan konsep ekonomi dalam melakukan perdagangan
internasional, akan membuat mereka dapat mengantisipasi
perubahan – perubahan strategi pemerintah dan menggunakan
pengetahuan tersebut untuk keuntungan mereka. Sehingga
hal ini menjadi amat sangat penting untuk mempelajari
berbagai teori yang mendasari perdagangan internasional,
pembangunan ekonomi, dan yang terkait dengan investasi
langsung.
Sumber :
3
Ball,Donald et al.InternationalBusiness:The Challenge of
global competition.
2. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional menurut Wikipedia
Indonesia adalah suatu perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas
dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat
berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah
suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak
negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) .
Perdagangan internasional pun turut mendorong
Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multinasional.
Perdagangan Internasional dilakukan dengan beberapa
faktor dan motif antara lain :
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan
pendapatan negara
- Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjual produk tersebut.
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam,
iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang
4
menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
- Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara
pun di dunia dapat hidup sendiri.
Sedangkan manfaat dari perdagangan internasional ialah :
- Memperoleh Devisa
- Memperluas Kesempatan Kerja
- Menstabilkan Harga-Harga
- Meningkatkan Kualitas Konsumsi
- Mempercepat Alih Teknologi
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional
adalah sebagai berikut :
- Menjalin Persahabatan Antar Negara
- Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri
sendiri
- Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
- Memperluas pasar dan menambah keuntungan
- Transfer teknologi modern
Perdagangan internasional tidak hanya bermanfaat di
bidang ekonomi sebagai pemenuh kebutuhan rakyat, tetapi
juga memiliki fungsi sosial juga lainnya. Misalnya,
ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi Negara-
negara penghasil beras berupaya untuk dapat
mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor
di sini juga berfungsi secara sosial. Pada era
5
globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional.
Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat
hubungan sosial antar bangsa. Perdagangan internasional
juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar
negarabisa mempererat hubungan politik antar negara.
Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat
hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi
untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara
nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini
dapat ditekan dengandikenai sanksi ekonomi. Artinya,
negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagang
dengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus
dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi
terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional
juga terkait dengan pertahanan suatu negara melalui
pengadaaan persenjataan dan diperlukan impor senjata.
Sumber
:http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
Perdagangan Interasional dibangun atas berbagai
teori, yang awalnya hanya merupakan sebuah motif politis
yang berupa intervensi pemerintah terhadap pengendalian
perdagangan baik domestic maupun luar negeri. Teori
perdagangan internasional adalah teori yang menjelaskan
arah dan komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara.
Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat
menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya
keuntungan perdagangan (gain from trade). Teori yang
6
menjelaskan tentang perdagangan internasional pada
dasarnya dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu: teori
praklasik merkantilis, Teori Klasik, dan teori modern.
Merkantilisme (Mercantilism)
Merupakan falsafah ekonomi yang diserang oleh Adam
Smith, berkeyakinan bahwa kemakmuran suatu Negara
bergantung pada harta yang terakumulasi (logam – logam
berharga seperti emas). Dan untuk meningkatkan
kemakmuran, pemerintah memiliki kebijakan untuk
meningkatkan ekspor melalui subsidi eksportir dan
mengurangi impor melauli restriksi yang berupa bea
impor, tindakan inilah yang menciptakan surplus
perdagangan.
Era merkantilis berakhir pada tahun 1700-an, namun
dewasa ini merkantilisme modern muncul kembali dengan
sebuah paradigma apa yang disebut dengan Nasionalisme
Ekonomi yakni kebijakan industry yang didasarkan pada
intervensi Negara – Negara yang sangat kuat.
Merkantilisme modern ini dibuat oleh orang – orang
sosialis di Prancis. Mereka menasionalisasikan
industri – industri kunci dan bank – bank penting agar
dapat menggunakan kekuasaan Negara baik sebagai 1)
pemegang sahama dan penyandang dana , maupun 2)
pelanggan dan pemasar untuk merevitalisasi basis
industry Negara tersebut. Namun, pada tahun 1986 ,
setelah 5 tahun mengalami sedikit pertumbuhan dan
tingkat pengangguran yang tinggi, pemerintah mengubah
kebijakan merkantilisme.
7
Di Jepang, falsafah ini dikenal dengan “Fortress
of Mercantilism” Jepang sangat memproteksi pasar dan
perekonomiannya dengan memberikan retriksi / hambatan
pada impor. Jepang juga enggan untuk ikut ke dalam
arus perdagangan bebas dengan alasan untuk melindungi
budayanya begitu pula dengan upaya Jepang untuk
menjaga kestabilan nilai mata uangnya.
Teori Keunggulan Absolut
Keunggulan absolute adalah kemampuan sebuah bangsa
untuk memproduksi suatu barang atau lebih banyak
dengan jumlah masukan yang sama dengan Negara lain.
Adam smith menyatakan bahwa kekuatan – kekuatan pasar,
bukan pengendalian pemerintah yang seharusnya
menetukan arah, volume, dan komposisi perdagangan
internasional. Dia beralasan bahwa dalam perdaganagan
yang bebas dan tidak diregulasi, masing – masing
Negara akan mengkhususkan diri dalam meproduksi barang
– barang yang dapat diproduksinya dengan lebih efisien
(memiliki suatu keunggulan absolute). Sebagian barang
– barang tersebut akan diekspor untuk membayar impor
barang – barang yang dapat diproduksi lebih efisien di
tempat lain. Teori ini berlaku dengan asumsi terdapat
persaingan sempurna dan tidak ada biaya – biaya
transportasi di dunia dengna dua Negara dan dua
produk.
Teori Keunggulan Komparatif
8
Teori ini memberikan penjelasan bahwa sebuah bangsa
yang memiliki kelemahan absolute dalam memproduksi dua
barang dari sudut bangsa lain memiliki suatu
keunggulan komparatif atau relative dalam memproduksi
barang dimana kelemahan absolutnya kurang. Teori ini
merupakan teori yang dimodifikasi oleh David Ricardo
pada tahun 1817 dari teori absolute advantage oleh
Adam Smith. Ricardo memperlihatkan bahwa meskipun
sebuah bangsa memegang keunggulan absolute dalam
produksi dua barang, kedua Negara masih dapat
berdagang dengan keunggulan bagi masing – masing
sepanjang bangsa yang kurang efisien, tingkat
kekurang-efisienannya tidak sama dalam memproduksi
kedua barang tersebut.
Berdasarkan teori ini dikenal istilah Batas
Kemungkinan Produksi atau “Production Possibility
Fronties” yakni sebuah grafik yang mengilustrasikan
perolehan Negara dari perdagangan. Dua titik pada
kurva menunjukkan titik dimana sebuah Negara mampu
melakukan produksi dan konsumsinya serta sebuah titik
yang menunjukkan jumlah yang dapat dikonsumsi sebuah
Negara dimana masing – masing Negara mengadakan
spesialisasi dalam produksi berdasarkan keunggulan
komparatif yang dimilikinya serta memperdagangkan
surplisnya dengan yang lain. Dan ruang antar titik
menggambarkan keuntungan yang diperoleh sebuah Negara
dari perdagangan.
9
Teori Faktor Endowment (Heckscher – Ohlin)
Teori ini menyatakan bahwa perbedaan – perbedaan
internasional dan interregional dalam biaya produksi
timbul karena perbedaan – perbedaan dalam pasokan
faktor – faktor produksi. Barang – barag yang
memerlukan sejumlah besar faktor yang berlimpah akan
memperendah biaya sehingga akan semakin murah untuk
dijual di pasaran. Sebagai contoh, Cina yang relative
memiliki pendukung yang lebih baik dalam tenaga kerja
disbanding Belanda, harus berkinsentrasi pada barang –
barang yang padat karya. Teori ini jga dibangun
berdasarkan sebuah asumsi yakni harga dari faktor –
faktor bergantung hanya pada faktor pendukung. Namun
hal ini menjadi tidak relevan karena harga – harga
faktor tidak ditetapkan di dalam pasar yang sempurna.
Begitu juga dengan upah minimum dan manfaat kerja yang
diatur yang memaksa biaya tenaga kerja meningkat,
serta kredit pajak investasi yang menggurangi biaya
modal di bawah biaya pasar. Akibatnya, harga – harga
faktor tidak sepenuhnya mencerminkan pasokan faktor.
Ohlin juga mengasumsikan bahwa suatu teknologi
tertentu tersedia secara universal, tapi kenyataannya
tidaklah demikian. Selalu terdapat kesenjangan antara
pengenalan metode produksi baru dan aplikasinya di
seluruh dunia. Aakibatnya, teknologi unggul sering
kali memungkinkan sebuah Negara untuk memproduksi
barang – barang dengan biaya yang lebih rendah
10
daripada biaya di Negara yang memiliki faktor produksi
yang lebih baik.
Paradoks Leontif
Merupakan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1953
oleh ahli ekonomomi Wassily Leontief yang
mempersoalkan manfaat teori Heckscher-Ohlin sebagai
peramal arah perdagangan. Studi tersebut menemukan
bahwa Amerika Serikat, slah satu Negara paling padat
modal di dunia, mengekspor produk – produk yang padat
tenaga kerja. Hal ini yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori Heckscher-Ohlin, para ekonomi kemudian
berspekulasi bahwa hal ini timbul karena Amerika
mengekspor produk padat teknologi yang diproduksi oleh
tenaga kerja yang sangat trampil dan memerlukan
investasi modal besar untuk mendidik dan melatih
tenaga kerja.
Pengaruh Uang dalam Perdagangan
a. Kurs (Exchange Rate)
Kurs adalah harga sebuah mata uang suatu Negara yang
dinyatakan dalam nilai mata uang lainnya (Negara
lain). Kurs dikenal juga dengan istilah nilai tukar.
Kurs juga disebut sebagai sebuah perjanjian yang dikenal
sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat
kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang
masing- masing negara atau wilayah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_tukar)
11
Ada beberapa peristilahan tentang kurs valuta asing
yaitu sebagai berikut:
a. Kurs beli menunjukkan harga beli valuta asing
pada saat bank/money changer membeli valas (valuta
asing) atau pada saat seseorang menukarkan valas
dengan rupiah.
b. Kurs jual menunjukkan harga jual valuta asing
pada saat bank/money changer menjual valas atau pada
saat seseorang menukarkan rupiah dengan valas.
c. Kurs tengah merupakan kurs antara kurs jual dan
kurs beli (hasil bagi dua dari penjumlahan kurs beli
dan kurs jual).
(http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perdagangan_Internasional_9.1_(BAB_8))
b. Pengaruh Kurs
Secara teoritis perubahan kurs (apresiasi/depresiasi)
akan menyebabkan perubahan dalam harga barang-barang
yang diimpor baik barang konsumsi (barang jadi)
maupun bahan baku input. Dengan demikian, adanya
perubahan harga impor tersebut akan mempengaruhi
harga yang diterima oleh konsumen.
(http://web.ipb.ac.id/~economics/doc/jurnal1.pdf)
Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat
para eksportir maupun importir mengalami kesulitan
dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan
tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran
maupun permintaan dalam perdagangan. Hal ini membuat
12
para pedagang internasional enggan melakukan
kegiatan ekspor dan impor.
Ada cara bagi sebuah negara untuk dapat menghindari
kehilangan pasar dan memperoleh kembali daya saingnya
di pasar- pasar dunia adalah melalui devaluasi mata
uang.
Devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai
mata uang dalam negeri atas mata uang asing.
Misalnya, semula US$ 1=Rp 400,00 lalu menjadi US$=Rp
650,00 (devaluasi pada tanggal 15 November 1978).
Dengan devaluasi, nilai mata uang asing terhadap
Rupiah menjadi naik. Akibatnya, harga barang-barang
impor menjadi sangat tinggi jika dinilai dengan
rupiah. Harapan pemerintah, dengan kebijakan ini
impor dapat dikurangi. Sebaliknya, barang-barang
yang kita ekspor ke luar negeri menjadi turun
nilainya jika mata uang importirnya bukan rupiah
(sekalipun dilihat dari rupiah tidak turun). Karena
nilai barang-barang ekpor kita di luar negeri lebih
rendah maka diharapkan volume ekspor bisa naik (bisa
bersaing di pasar internasional). Dengan adanya
kenaikan ekspor dan penurunan impor, diharapkan
perusahaan-perusahaan di dalam negeri bisa
berkembang. Akibatnya, akan dapat menyerap tanaga
kerja yang menganggur dan meningkatkan perekonomian
masyarakat. Namun, devaluasi juga mempunyai dampak
negatif. Adanya devaluasi membuat harga-harga di
dalam negeri mejadi naik. Selain itu, orang-orang
13
Indonesia yang mempunyai utang luar negeri dalam
bentuk mata uang asing menjadi terpukul sebab utang
tersebut menjadi membengkak jika dilihat dari
Rupiah.
(http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/devaluasi-dan-revaluasi.html)
Penjelasan Terbaru Arah Perdagangan
a. Skala Ekonomi dan Kurva Pengalaman
Banyak industri memperoleh keuntungan dari skala
ekonomi (economies of scale), yaitu dengan semakin
besarnya pabrik dan meningkatnya keluaran biaya
produksi per unit menurun. Ini terjadi karena
peralatan yang lebih besar dan lebih efisien dapat
digunakan, sehingga perusahaan dapat memperoleh
potongan harga atas pembelian- pembelian mereka
dengan volume yang lebih besar, dan biaya- biaya
tetap seperti biaya penelitian dan pengembangan serta
overhead administratif dapat dialokasikan pada
kuantitas keluaran yang lebih besar. Biaya- biaya
produksi juga menurun karena kurva belajar (learning
curve).
Skala ekonomi dan kurva pengalaman berpengaruh
karena memungkinkan industri- industri suatu negara
menjadi produsen biaya- rendah tanpa memiliki faktor-
faktor produksi yang berlimpah.
b. Teori Penggerak Pertama (First Movers Theory)
14
Sebagian ahli teori manajemen menyatakan bahwa
perusahaan- perusahaan yang pertama menerobos pasar
(penggerak pertama) akan segera mendominasinya.
Sebagai hasil dari bagian pasar yang besar akan
memungkinkan mereka memperoleh manfaat skala ekonomi
yang disebutkan sebelumnya. Para penggerak pertama
memegang 30 persen bagian pasar (market share)
dibandingkan dengan hanya 13 persen untuk pengikut
selanjutnya. Temuan lainnya mengatakan bahwa 70
persen pemimpin pasar yang ada sekarang adalah para
penggerak pertama. Namun temuan- temuan tersebut
dirasa belum sempurna, karena temuan baru mengatakan
bahwa sukses awal telah beralih ke perusahaan-
perusahaan yang menerobos pasar rata- rata 13 tahun
setelah “para penggerak pertama”.
c. Teori Linder mengenai permintaan yang Tumpang Tindih
Selera konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan, dan karenanya tingkat pendapatan per
kapita suatu bangsa menentukan jenis barang- barang
yang akan dimintanya. Teori Linder mengambil
kesimpulan bahwa perdagangan internasional dalam
barang- barang manufaktur akan menjadi lebih besar
antara negara- negara dengan tingkat pendapatan per
kapita yang sama daripada antara negara- negara yang
tidak sama pendapatan per kapitanya.
Daur Hidup Produk Internasional
15
Adalah sebuah teori yang menjelaskan mengapa suatu
produk yang mula- mula sebagai ekspor sebuah negara
akhirnya menjadi impornya. Terdapat empat tahap yang
dilalui sebuah produk baru, yaitu:
a.Ekspor AS
Karena Amerika Serikat memiliki penduduk dengan
konsumen berpenghasilan tinggi terbesar di dunia,
maka persaingan untuk memperoleh dukungan mereka
sangat intensif. Oleh karena itu, para pabrikan
didorong untuk secara terus- menerus mencari cara
yang lebih baik guna memuaskan kebutuhan
konsumennya. Perusahaan- perusahaan Amerika
dikondisikan sebagai satu- satunya pabrikan dari
sebuah produk, para pelanggan di luar negeri harus
membeli dari perusahaan amerika.Pasar ekspor
berkembang.
b.Produksi luar negeri dimulai
Para konsumen luar negeri, terutama negara- negara
maju memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk membeli
produk yang sama. Volume ekspor tumbuh dan menjadi
cukup besar untuk mendukung produksi lokal. Maka
dimulailah produksi luar negeri.
c.Persaingan luar negeri dalam pasar ekspor
Lalu setelah pabrikan luar negeri mulai memperoleh
pengalaman dalam pemasaran dan produksi, biaya-
biaya mereka akan turun. Kejenuhan pasar lokal akan
menyebabkan mereka mencari para pembeli lain tempat.
16
Pada tahap ini, perusahaan- perusahaan asing
bersaing di pasar- pasar ekspor.
d.Persaingan impor di Amerika Serikat
Apabila penjualan domestik dan ekspor memungkinkan
para produsen luar negeri memperoleh skala ekonomi
yang dinikmati oleh perusahaan amerika, mereka dapat
mencapai suatu titik dimana mereka dapat bersaing
dalam kualitas dan menjual lebih murah daripada
perusahaan Amerika di pasar Amerika.
Keunggulan Kompetitif Bangsa – Bangsa dari Porter
1.Keunggulan Kompetitif Bangsa- bangsa dari Porter
Teori Porter menyatakan bahwa empat jenis variabel
akan mempunyai dampak atas kemampuan perusahaan-
perusahaan lokal di suatu negara untuk menggunakan
sumber- sumber negara itu guna memperoleh keunggulan
komparatif. Keempat variabel itu adalah
a. Kondisi- kondisi perusahaan- sifat dasar dari
permintaan domestik
b. Kondisi- kondisi faktor- level dan komposisi
faktor produksi
c. Industri- industri terkait dan pendukung- para
pemasok dan jasa dukungan industri
d. Strategi, struktur, dan persaingan perusahaan-
perluasan persaingan domestik, adanya hambatan-
hambatan untuk masuk, serta organisasi dan gaya
manajemen perusahaan
17
C. RESTRIKSI PERDAGANGAN
Kontradiksi yang jelas ini timbul karena pejabat-pejabat
pemerintah yang mengambil keputusan mengenai restriksi
(hambatan) impor sangat peka terhadap kelompok-kelompok
kepentingan yang akan dirugikan oleh kompetisi
internasional. Kelompok-kelompok ini terdiri atas badan/
lembaga masyarakat yang kecil dan mudah diidentifikasi
sebagai lawan dari jumlah konsumen yang besar dan tersebar
luar yang mendapat keuntungan dari perdagangan bebas.
Argumen- argumen bagi Restriksi Perdagangan dan
Tangkisannya
a. Pertahanan Nasional
Industri-industri tertentu memerlukan proteksi dari impor
karena vital bagi pertanahan nasional, dan harus tetap
diberlakukan meskipun terdapat kerugian secara komparatif
berkenaan dengan para pesaing luar negeri. Apabila
persaingan dari perusahaan-perusahaan asing mendorong
perusahaan menghentikan usahanya dan membiarkan negara ini
bergantung pada impor, impor itu mungkin tidak tersedia di
masa perang.
b. Melindungi Industri yang Baru Tumbuh (Infant
Industry)
Para pendukung proteksi atas industri yang baru tumbuh bisa
menyatakan bahwa dalam jangka panjang industri itu akan
memiliki keunggulan komparatif, tetapi perusahaan-
perusahaan itu memerlukan proteksi terhadap impor sampai
angkatan kerja telah terlatih, teknik-teknik produksi
dikuasai dan mereka mencapai skala ekonomi. Apabila
18
sasaran-sasaran itu dipenuhi, proteksi impor tidak
diperlukan lagi.
c. Melindungi Tenaga Kerja Domestic dari Tenaga Asing
yang Murah
Para proteksionis yang menggunakan alasan ini akan
membandingkan tingkat upah per jam tenaga asing yang lebih
murah dengan yang mereka bayar di dalam negeri dan
menyimpulakan para eksportir Negara-negara ini akan dapat
memasok barang-barang murah dan mengakibatkan pekerja
domestik kehilangan pekerjaannya. Kekeliruan pertama
tentang argumentasi ini ialah biaya upah tidak seluruhnya
berupa biaya produksi maupun biaya tenaga kerja.
Selanjutnya produktivitas per pekerja seringkali lebih
tinggi karena lebih banyak modal per pekerja, manajemen
yang superior, dan teknologi maju, sehingga biaya kerja
lebih rendah meski upah tinggi.
d. Tarif Ilmiah atau Persaingan yang Adil
Para penduduk argumen ini mengatakan mereka percaya dengan
persaingan yang adil. Mereka sekadar menginginkan bea masuk
yang akan meningkatkan biaya barang0barang impor sama
dengan biaya barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.
Hal ini akan mengurangi setiap keunggulan “tidak adil” yang
mungkin diperoleh pesaing asing karena teknologi superior,
biaya bahan mentah lebih rendah, pajak lebih rendah atau
biaya tenaga kerja lebih rendah. Bukanlah maksud mereka
untuk melarang ekspor; mereka hanya ingin menyamakan proses
untuk persaingan yang “adil”.
e. Tindakan Balasan
19
Perwakilan-perwakilan industry yang ekspornya telah
mendapat hambatan hambatan impor yang dikenakan pada mereka
oleh sebauh negara lain, meminta pemerintah mereka untuk
membalas dengan hambatan-hambatan yang sama.Biasanya dalam
reaksi tindakan balasan tentangan larangan import, dan
sudah barang pasti sengketa seperti ini akan dibawa ke
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Tindakan balasan itu sendiri seperti :
Dumping
Menjual suatu produk di luar negeri dengan harga kurang
dari (1) biaya produksi, (2) harga di pasar dalam negeri,
atau (3) harga untuk negara-negara ketiga.
Beberapa alasan mengambil tindakan Dumping
- Dapat menjual kelebihan sisa produksi tanpa mengganggu
harga-harga dipasar domestik.
- Dapat menurunkan harga export tersebut untuk memaksa
semua produsen domestik dinegara-negara pengimpor
meninggalkan bisnis .
- Exportir mengharapkan kenaikan harga-harga dipasar
begitu tujuan tercapai (predatory dumping /dumping
memetikan).
Biasanya jika hal dumping terjadi, tentunya ada suatu
pajak yang cukup tinggi terhadap produk tersebut.
Dumping dapat digolongkan menjadi:
1. Dumping sosial
Persaingan yang tidak adil oleh berbagai perusahaan
di negara-negara berkembang yang telah menurunkan
biaya tenaga kerja dan memperburuk kondisi kerja.
20
2. Dumping Lingkungan
Persaingan tidak adil disebabkan oleh belum adanya
standar-standar lingkungan suatu negara.
3. Dumping JasaKeuangan
Persaingan tidak adil disebabkan oleh rendahnya
rasio modal bank/aset yang dipersyaratkan sebuah
negara.
4. Dumping Budaya
Persaingan tidak adil yang disebabkan oleh hambatan-
hambatan budaya yang membantu perusahaan-perusahaan
lokal.
Subsidi
Sumbangan keuangan, diberikan secara langsung atau tidak
langsung oleh pemerintah tampa imbalan keuntungan
termasuk hibah,perlakuan pajak istimewa dan asumsi
pemerintah mengenai pengeluaran bisnis yang normal.
Countervailling duties
pajak-pajak impor tambahan yang dikenakan atas import
yang telah memperoleh keuntungan dari subsidi export.
Argumen-argumen Lain
Argumen-argumen yang telah kita bahas adalah kemungkinan
merupakan yang paling sering diberikan. Yang lainnya
termasuk penggunaan proteksi terhadap barang-barang impor
untuk (1) mengizinkan diversifikasi perekonomian domestik,
atau (2) meningkatkan neraca perdagangan. Anda seharusnya
telah memahami dari pembahasan ini bahwa proteksi terhadap
impor pada umumnya melayani banyak pihak. Meskipun
permohonan mereka kadang-kadang dapat memberi waktu untuk
21
melindungi industri agar menjadi modern dan lebih bersaing
di pasar dunia, bahaya sesungguhnya yang timbul adalah
bahwa mitra dagang sebuah negara akan membalas dengan
hambatan-hambatan perdagangan, sehingga menyebabkan
kerugian terhadap industri-industri yang tidak menerima
proteksi. Marilah kita memeriksa hambatan-hambatan ini.
Jenis-jenis Restriksi
Restriksi impor biasanya digolongkan sebagai hambatan-
hambatan tarif (bea masuk) dan nontarif.
a. Hambatan-hambatan Tarif
1. Tarif
Pajak atas barang impor dengan tujuan menaikan harganya
untuk mengurangi persaingan bagi produsen local atau
meransang produksi local.
2. Bea ad valorem (ad valorem duties)
Pajak impor yang dikenakan sebagai suatu presentase dari
nilai faktur barang - barang yang diimport.
3. Bea spesifikasi (specific duties)
Jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang
diimpor.
4. Bea kombinasi (compound dities)
Kombinasi pajak – pajak spesifik dan ad valorem.
5. Hargaresmi
Harga – harga termasuk dalam tariff beacukai dari
beberapa Negara dan merupakan dasar untuk perhitungan
pajak as valorem bilamana harga faktur yang sebenarnya
lebih rendah.
6. PajakVariabel
22
Pajak import yang ditetapkan dengan perbedaan antara
harga pasardunia dan harga-harga yang didukung pemerintah
lokal
7. Bea yang Lebih Rendah untuk Masukan Lokal yang Lebih
Banyak
Bea-bea impor/bea pabean ditetapkan oleh banyak negara
sedemikian rupa untuk mendorong masukan lokal.
b. Hambatan-hambatan Nontarif
Semua bentuk diskriminasi terhadap impor selain bea impor
Kuantitatif
1. Kuota : Batas Jumlah yang dikenakan atas jenis impor
tertentu
2. Hambatan ekspor sukarela (Voluntary Export
Restraints-VER) : Kuota ekspor yang dikenakan oleh
Negara pengkespor
3. Persetujuan Tertib Pemasaran : Persetujuan resmi
antar negara pengekspor dan pengimpor yang
mencantumkan kuota impor atau ekspor yang akan
diperoleh tiap Negara untuk suatu barang
Non Kuantitatif
1. Partisipasi pemerintah langsung dalam perdagangan
misalnya subsidi
2. Prosedur pabean dan administrative lainnya berupa
diskriminasi kebijakan
3. Standar (kesehatan, keselamatan, dan mutu produk)
yang rumit dan diskriminatif.
23
Sumber :
- Ball,Donald et al.InternationalBusiness:The Challenge
of global competition.
- http://stiebanten.blogspot.com/2011/04/teori-
ekonomi.html
- http://dansaragih.blogspot.com/2010/10/restriksi-
perdagangan-internasional.html
D. Pembangunan Ekonomi
Kategori Berdasarkan Tingkat Pembangunan
1. Maju (Developed)
Klasifikasi ini diberikan untuk negara-negara yang maju
secara teknologi. Misalnya negara-negara industri di
Eropa Timur, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada,
Israel, dan Amerika Serikat.
2. Berkembang (Developing)
Klasifikasi ini diberikan untuk negara-negara dengan
penghasilan lebih rendah yang secara teknologi kurang
maju.
3. Negara-negara Industri (Newly Industrializing Country-NIC)
Klasifikasi ini diberikan kepada negara-nrgara yang oleh
Bank Dunia dianggap memiliki (1) perekonomian yang tumbuh
dengan cepat, dengan pendapatan yang sedang atau lebih
tinggi, (2) memiliki konsentrasi investasi luar negeri
yang berat, dan (3) mengekspor dalam jumlah besar barang-
barang manufaktur, termasuk produk-produk berteknologi
tinggi.
24
Negara-negara yang termasuk dalam kategori ini meliputi
empat macan Asia (Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Korea
Selatan), Brasil, Meksiko, dan tiga negara industri yang
baru muncul: Malaysia, Thailand, dan Chili.
4. Perekonomian Industri Baru (Newly Industrializad Economies-NIE)
Klasifikasi ini diberikan kepada negara-negara industri
baru yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat atau
hampir sama dengan perekonomian negara maju. Negara-
negara yang termasuk dalam NIE meliputi empat macan Asia
yaitu Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan.
Terdapat berbagai sistem klasifikasi yang berbeda
lainnya dalam mengukur tingkat pembangunan suatu negara.
Misalnya IMF menggabungkan NIE dengan negara-negara
industri ke dalam perekonomian maju (advance economies).
Adapula kategori perekonomian pasar yang sedang
berkembang (emerging market economies) yang meliputi Chili,
Malaysia, Cina, Thailand, dan Indonesia. Adapula kategori
negara-negara transisi (transition countries) yang terdiri dari
bekas negara-negara komunis.
PBB hanya menggunakan perekonomian maju dan
berkembang (developed dan developing countries) dan merujuk
kepada bekas bengsa-bengsa komunis sebagai Eropa Timur
dan bekas Uni Sovyet. Ketika membicarakan bangsa-bangsa
maju dan berkembang sebagai sebuah blok, para ahli
ekonomi PBB sering kali menggunakan istilah masing-masing
Utara dan Selatan.
Bank Dunia sebaliknya menggunakan klasifikasi berdasarkan
GNI/kapita:
25
1. Pendapatan rendah ($755 atau kurang)
2. Pendapatan menengah rendah ($756 - $2.995)
3. Pendapatan menengah tinggi ($2.996 - $9.265)
4. Pendapatan tinggi ($2.266 atau lebih).
Bank Dunia dahulu menggunakan sistem klasifikasi
berdasarkan Produk Nasional Bruto (Gross National Product-
GNP)/kapita, tetapi pada tahun 2002 beralih ke Pendapatan
Nasional Bruto (Gross National Income-GNI). PNB mengukur
pendapatan yang dihasilkan oleh penduduk sebuah negara
dari kegiatan internasional dan domestik. Pengukuran ini
lebih disukai oleh organisasi internasional daripada
Produk Domestik Bruto, yang mengukur pendapatan yang
dihasilkan dari kegiatan domestik oleh penduduk negara
itu dan juga yang bukan penduduk.
PNB/Kapita sebagai Indikator
PNB digunakan secara luas untuk membandingkan negara-
negara dalam hal kesejahteraan warga negaranya dan untuk
pasar atau potensi investasi. Untuk sampai pada PNB para
ahli ekonomi harus menghubungkan nilai-nilai moneter dengan
berbagai barang dan jasa yang tidak dijual di pasar. Selain
itu, banyak barang dan jasa yang dibarter baik di negara
berpendapatan rendah maupun negara berpendapatan tinggi.
Transaksi-transaksi dalam bentuk ini disebut sebagai bagian
dari perekonomian bawah tanah.
Perekonomian Bawah Tanah (Underground Economy)
Dalam perekonomian suatu negara terdapat bagian
pendapatan nasional yang tidak terukur oleh statistik resmi
26
baik karena silaporkan kurang atau tidak dilaporkan. Hal
tersebut yang dinamakan perekonomian bawah tanah. Yang
termasuk dalam perekonomian bawah tanah antara lain:
a. Produksi yang sah tetapi tidak diumumkan
b. Produksi barang dan jasa ilegal
c. Pendapatan dalam bentuk natura (barter) yang tersembunyi
Perekonomian bawah tanah akan semakin besar jika:
a. Semakin tinggi tingkat pemajakan
b. Semakin berat birokrasi pemerintah
Perekonomian ini sangat bervariasi karena metodologi
yang digunakan untuk menghimpunnya berbeda-beda. Selain
itu, orang yang tidak mengumumkan pendapatan kemungkinan
tidak akan mengakuinya dan dapat dituntut karena
menghindari pajak. Selain pengurangan jumlah pajak yang
dibayar kepada pemerintah, perekonomian bawah tanah
bertanggung jawab atas semua bentuk distorsi data ekonomi.
Konversi Mata Uang
Permasalahan lain dalam memperkirakan PDB adalah
ketika membandingkannya. PDB dalam mata uang lokal harus
dikonversi ke suatu mata uang yang umum diterima dengan
menggunakan kurs (biasanya dolar). Apabila nilai relatif
kedua mata uang itu secara akurat mencerminkan daya beli
konsumen, maka konversi dapat diterima. Namun Bank Dunia
menganggap penggunaan kurs resmi untuk mengonversi mata
uang nasional ke dalam dolar AS tidak mencerminkan daya
beli mata uang domestik.
Oleh karena itu, PBB telah mengembangkan metode untuk
membandingkan PDB berdasarkan paritas daya beli (purchasing
27
power parity-PPP), bukannya berdasarkan permintaan
internasional akan mata uang (kurs). Paritas daya beli
merupakan jumlah unit mata uang yang diperlukan untuk
membeli jumlah barang dan jasa yang sama di pasar domestik
sebanyak yang dapat dibeli dengan $1 di Amerika Serikat.
Misalnya, Thailand melaporkan kepada Bank Dunia bahwa
PDB per kapitanya untuk tahun lalu adalah 46.370
bath/kapita. Bank Dunia harus menerjemahkan nilai tersebut
ke dalam dolar Amerika.misalkan kurs yang berlaku 25,2
baht= $1 untuk mengonversi 46.370 bath mennjadi $1.840
(46.370/25,2). Seberapa baikkah angka tersebut dapat
mengukur kesejahteraan rakyat Thailand? Apa yang dapat
dikonsumsi oleh seorang warga Thaialand dengan 46.370 bath
dibandingkan deengan apa yang dapat dikonsumsi oleh seorang
warga Amerika dengan pendapatan per kapita $23.240 di
Amerika?
Barang Thailand
(bath)
AS ($)
Sabun 15 0,45Beras 10 0,3Sepatu 450 60Pakaia
n
350 45
Kaus
kaki
25 2
Total 850 107,75Dengan membandingkan daya beli mata uang, 850
bath/$107,75 = 7,9 bath/$1. Dengan menggunakan kurs 7,9
bath per dolar maka PNB per kapita Thailand sekarang adalah28
46.370/7,9 = $5.870. Dengan kurs resmi 25,2 bath/$1, PNB
Thailand adalah $1.840.
Tabel di atas memberikan ilustrasi bahwa pembandingan
berdasarkan paritas daya beli menghasilkan nilai PNB/kapita
yang lebih tinggi daripada yang biasa diberikan untuk
negara-negara berkembang dan lebih rendah untuk negara-
negara maju. Dalam mempertimbangkan daya beli, perbedaan
antara PNB dari negara-negara berkembang dan maju lebih
kecil daripada yang dipublikasikan pada umumnya.
Faktor Konversi Atlas
Ketidakpuasan atas metode paritas daya beli dan
konversi mata uang berdasarkan nilai tukar umum membuat
Bank Dunia mengadopsi metode Atlas unutk mengestimasi GNI
per kapita. Faktor konversi Atlas adalah menghitung rata-
rata nilai tukar saat ini dengan nilai tukar dua tahun
sebelumnya yang sudah disesuaikan dengan rasio antara
inflasi domestik dan inflasi negara G5 (Prancis, Jerman,
Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat). Pendapatan yang
dihitung dengan metode ini umumnya lebih stabi dan
peringkat negara menurut pendapatan lebih dipengaruhi
kinerja ekonomi daripada fluktuasi nilai tukar.
Karakteristik Negara Berkembang
Karakteristik umum negara berkembang antara lain:
1. PNB/kapita kurang dari $9.265 (kriteri Bank Dunia)
2. Distribusi pendapatan tidak merata, dengan kelas
menengah yang sangat kecil
29
3. Dualisme teknologi – campuran perusahaan-perusahaan
yang menggunakan teknologi mutakhir dan perusahaan-
perusahaan yang memakai cara-cara sangat primitif
4. Dualisme regional – produktivitas dan oendapatan
yang tinggi di beberapa wilayah dan pembangunan ekonomi
yang sedikit di wilayah-wilayah yang lain
5. Sebagian besar (80-85%) penduduk memperoleh
penghasilan dari sektor pertanian yang tidak produktif
6. Pengangguran tidak kentara atau setengah
pengangguran – dua orang melakukan suatu pekerjaan yang
dapat dilakukan oleh satu orang
7. Pertumbuhan penduduk yang tinggi (2,5-4% per tahun)
8. Tingkat buta huruf yang tinggi dan sarana pendidikan
yang tidak mencukupi
9. Kekurangan gizi yang meluas dan banyak permasalahan
di bidang kesehatan
10. Instabilitas politik
11. Sangat bergantung pada beberapa produk ekspor,
umumnya produk-produk pertanian dan pertambangan
12. Topografi yang tidak ramah, seperti gurun pasir,
pegunungan, dan hutan tropis
13. Tingkat tabungan yang rendah dan fasilitas perbankan
yang tidak memadai
Dari karakteristik di atas dapat dilihat bahwa banyak
sekali jurang yang ada di antara taraf hidup penduduk
Dunia Ketiga dan bangsa-bangsa industri. Meskipun ahli
ekonomi telah mempelajari dan mengemukakan teori tentang
berbagai aspek pembangunan ekonomi selama lebih dari dua
30
abad, perhatian mereka terhadap bangsa-bangsa miskin di
dunia baru mulai setelah Perang Dunia Kedua.
Pendekatan Kebutuhan Manusia pada Pembangunan Ekonomi
Hingga tahun 1970-an para ahli ekonomi pada umumnya
menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi sama dengan
pembangunan ekonomi. Sebuah bengsa dianggap berkembang
secara ekonomi apabila keluaran riil per kapita sebagaimana
diukur dengan PNB/kapita meningkat dari waktu ke waktu.
Akan tetapi kenyataannya bahwa pertumbuhan ekonom tidak
selalu pembangunan. Karena manfaat pertumbuhan ekonomi ini
begitu sering hanya dinikmati oleh hanya segelintir orang.
Hal ini mengakibatkan semakin banyaknya adopsi definisi
pembangunan ekonomi yang baru dan lebih komprehensif.
Pendekatan kebutuhan manusia mendefinisikan
pembangunan ekonomi sebagai pengurangan kemiskinan,
pengangguran, dan ketidakmerataan distribusi pendapatan.
Batasan kemiskinan juga telah diperluas. Bukannya
didefinisikan dalam artian pendapatan seperti lazimnya di
negara-negara maju, pengurangan kemiskinan sekarang berarti
berkurangnya buta huruf, menurunnya kekurangan gizi,
berkurangnya penyakit dan kematian dini, serta peralihan
dari produksi pertanian ke industri.
Karena penekanan yang meningkat atas kesejahteraan
manusia dan kurangnya hubungan yang jelas antara
pertumbuhan pendapatan dan kemajuan manusia, Program
Pembangunan PBB telah merencanakan Indeks Pembangunan
31
Manusia (Human Development Index-HDI) berdasarkan tiga elemen
esensial, antara lain:
1. Umur panjang dan hidup sehat
2. Kemampuan memperoleh pengetahuan
3. Akses kepada sumber-sumber yang diperlukan untuk
standar hidup yang layak.
Elemen-elemen tersebut diukur dengan:
1. Harapan hidup
2. Melek huruf orang dewasa
3. PDB/kapita, yang disesuaikan unutk paritas daya
beli.
Tidak Ada Teori Umum yang Diterima
Masuknya variabel nonekonomi telah membuat mustahil
usaha untuk merumuskan teori pembangunan umum yang dapat
diterima secara luas. Daripada mengupayakan teori umum,
para ahli ekonomi pembangunan kinimemusatkan perhatian pada
bidang-bidang permasalahan spesifik, seperti pertumbuhan
penduduk, distribusi pendapatan, pengangguran, alih
teknologi, peranan pemerintah dalam proses tersebut, serta
investasi dalam sumber daya manusia yang dihadapkan dengan
modal fisik.
Investasi dalam Modal Manusia
Teori pembangunan ini menyebutkan bahwa lebih dari
sekedar modal yang diperlukan untuk pertumbuhan. Harus ada
investasi dalam pendidikan masyarakat, sehingga akan
tercipta para manajer yang dapat memastikan modal itu
32
produktif, dan tercipta pula pekerja terdidik yang dapat
merawat dan mengoperasikan alat-alat modal.
Substitusi Impor versus Promosi Ekspor
Strategi lain yang diikuti oleh negara berkembang
adalah substitusi impor. Meskipun negara-negara berkembang
telah lama menganggap ekspor produk-produk primer
(pertanian dan bahan baku) sebagai suatu tahap penting dari
strategi pembangunan mereka, mereka belum secara agrasif
mempromosikan barang-barang maufaktur. Namun mereka
menekankan pada substitusi produk-produk yang dibuat di
dalam negeri dengan barang-barang impor sebagai cara
mengurangi ketergantungan mereka pada negara-negara maju.
Syangnya substitusi impor belum mengurangi
ketergantungan mereka pada negara-negara maju sebanyak
kompensasi impor yang telah diubah dari produk jadi menjadi
setengah jadi dan modal. Namun serignkali negara berkembang
tidak dapat memperoleh masukan ini karena kekurangn valuta
asing yang dapat menghentikan seluruh industri dan
mengakibatkan ribuan orang kehilangan pekerjaan, yang
semakin meningkatkan ketergantungan pada negara-negara
maju.
Permasalahan serius lainnya mengenai strategi
substitusi impor berasal dari proteksi bagi industri lokal
yang diberikan pemerintah dengan menetapkan pajak impor
yang tinggi atas barang-barang yang dibuat di dalam negeri.
Dengan demikian, para produsen lokal merasa tidak ada
tekanan baik untuk menurunkan biaya atau meningkatkan
33
kualitas produk mereka. Tanpa tekanan seperti itum mereka
jarang menjadi kompetitif di pasar dunia sehingga tidak
dapt melakukan ekspor. Selain itu, perusahaan domestik
lainnya yang harus membeli barang-barang impor dari
industri-industri yang mahal dan dilindungi ini juga tidak
dapat mengkspor karena biayanya yang terlalu besar.
Masalah seperti ini telah banyak menyebabkan abnyak
pemerintahan berubah dari strategi substitusi impor ke
strategi mempromosikan ekspor barang-barang manufaktur.
TEORI PENGEMBANGAN (DEVELOPMENT THEORY)
Teori pengembangan bukan merupakan teori yang diterima
secara umum. Daripada berkonsentrasi pada upaya untuk
menciptakan sebuah teori umum, para ahli ekonomi lebih
memusatkan perhatian pada :
Pertumbuhan populasi
Distribusi pendapatan
Pengangguran
alih teknologi
peran pemerintah
investasi pada sumber daya manusia dengan cara
meningkatkan pendidikan manusia.
Contoh hal-hal yang menjadi pusat perhatian para ahli
ekonomi :
Investasi dalam modal manusia (sumber daya manusia).
Teori pembangunan tidak hanya menitik beratkan pada
akumulasi modal yang diperlukan tapi juga investasi pada
34
edukasi sumber daya manusia sehingga akan menghasilkan
SDM yang dapat memastikan bahwa modal yang tersedia dapat
produktif.
Substitusi impor versus promosi ekspor.
Negara-negara berkembang berusaha mengurangi
ketergantungannya pada negara-negara maju. Salah satu
cara mengurangi ketergantungan itu adalah dengan membuat
produk substitusi atas barang impor dari negara maju.
Namun pada cara substitusi impor ini pun mengalami banyak
kendala. Contoh kendalanya adalah penetapan pajak yang
tinggi atas barang substitusi tersebut, kekurangan valuta
asing, selain itu tidak ada tekanan pada industri dalam
negeri untuk meningkatkan kualitasnya dan menurunkan
harga karena terlalu dilindungi pemerintah.
E. TEORI INVESTASI INTERNASIONAL
TEORI KONTEMPORER PADA INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI
Monopolistic Advantage Theory (Teori Keunggulan
Monopolistik)
Berasal dari disertasi Stephen Hymer pada 1960 yang
menyebutkan bahwa investasi langsung luarnegeri lebih
banyak terjadi pada industri oligopolistik daripada pada
industri persaingan hampir-sempurna.
Product and Factor Market Imperfections
(Ketidaksempurnaan pasar produk dan faktor produksi)
35
Teori Hymer diperluas oleh Caves dari Harvard yang
menyatakan bahwa pengetahuan yang unggul memungkinkan
perusahaan yang berinvestasi untuk memproduksi berbagai
produk yang lebih disukai konsumen daripada barang-barang
yang sama buatan lokal, jadi akan memberikan beberapa
kendali harga jual dan keunggulan pada perusahaan
tersebut atas perusahaan-perusahaan pribumi.
International Product Life Cycle (Siklus produk
internasional)
Konsep IPLC ini menjelaskan investasi langsung luar
negeri sebagai tahap alamiah dalam siklus hidup produk
Teori Lainnya
- Follow-the-leader theory / Teori Ikut Pemimpin
Teori ini dianggap defensif karena pesaing melakukan
investasi untuk menghindari kehilangan pasar yang
dilayani dengan ekspor ketika investor pertama
memulai produksi lokal.
- Cross investment / investasi silang
Teori ini dikeluarkan oleh E.M. Graham. Graham
mencatat kecenderungan investasi lintas oleh
perusahaan Eropa dan Amerika dalam industri
oligopolistik tertentu, yaitu, perusahaan Eropa
cenderung untuk berinvestasi di Amerika Serikat
ketika perusahaan-perusahaan Amerika telah pergi ke
Eropa.
Dia mendalilkan bahwa investasi tersebut akan
mengizinkan anak perusahaan Amerika dari perusahaan
36
Eropa untuk membalas di pasar dalam negeri dari
perusahaan-perusahaan AS jika anak perusahaan dari
perusahaan-perusahaan Eropa menggunakan beberapa
taktik agresif, seperti pemotongan harga, di pasar
Eropa.
- Internalization theory/ teori internalisasi
Teori internalisasi adalah perluasan dari teori
ketidaksempurnaan pasar. Dengan melakukan investasi
dalam anak perusahaan asing daripada lisensi,
perusahaan mampu untuk mengirim pengetahuan lintas
batas tetap menjaga itu di dalam perusahaan, di mana
ia mungkin menghasilkan lebih banyak laba atas
investasi yang dilakukan untuk memproduksinya.
Menurut teori ini berarti perusahaan yang
memiliki aset tidak berwujud dengan barang publik
properti cenderung untuk melakukan FDI untuk
mengambil keuntungan dari aset dalam skala besar
dan, pada saat yang sama, mencegah penyalahgunaan
pengembalian dari aset yang mungkin terjadi selama
transaksi lengan panjang di negara-negara asing.
Teori ini dapat efektif dalam menjelaskan investasi
greenfield, tapi tidak dalam menjelaskan merger dan
akuisisi
- Theory of International production / teori produksi
internasional
Teori eklektik produksi internasional telah
dikembangkan oleh John Dunning dalam seripublikasi
(Dunning 1980, 1981, 1988, 1992). Ada tiga faktor
37
yang menentukan kegiatan internasional dari
perusahaan multinasional
(MNEs). Ini adalah kepemilikan (O) keuntungan,
lokasi (L) keuntungan,
dan internalisasi (I) keuntungan. Dengan demikian,
paradigma eklektik Dunning adalah juga dikenal
sebagai paradigma OLI. The OLI paradigma menjelaskan
luar untuk penanaman modal asing langsung (FDI).
Sanksi perdagangan US saat ini meliputi :
Balkans Burma Cuba Diamond Trading
Iran
Iraq Liberia Sudan Syiria
Terrorist
ZimbabweLibya Korea utara Trafikking narkotika
nonproliferation
Pedoman Pengawasan Eksport :
Elemen pengawasan :
1. Menolak pengawasan orang lain
2. Klasifikasi produk / pengawasan penjelasan lisensi
3. Pengawasan resiko diversi
4. Pengawasan terhadap pengguna akhir nuklir sensitif
5. Pengawasan terhadap pengguna akhir misil
6. Pengawasan terhadap pengguna akhir senjada kimia dan
biologi
7. Pengawasan terhadap antiboikot
8. Pengawasan terhadap surat berinformasi / daftar entitas.
38
Department of Commerce Transshipment Country Export Control
Initiative (TECI)
(Inisiatif Pengawasan Ekspor Negara Transshipment)
TECI adalah, inisiatif koperasi multi-faceted yang bertujuan
untuk memperkuat kepatuhan perdagangan dan ekspor sistem
kontrol dari negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang
merupakan hub transshipment global. Dengan bekerja untuk
memperkuat sistem tersebut, DOC berusaha untuk meningkatkan
keamanan dan kepercayaan diri dalam arus perdagangan
internasional.
TECI dirancang untuk memerangi transshipment terlarang,
re-ekspor, dan pengalihan barang dan teknologi dalam
perdagangan internasional dan memperkuat kepatuhan
perdagangan dan ekspor sistem kontrol dari negara dan
perusahaan yang merupakan "hub transshipment global."
(Source :
http://www.worldecr.com/wp-content/uploads/2012/07/USA.pdf)
PERTUMBUHAN GDP DUNIA (per 1 Januari 2013)
East Asia & Pacific 10,313,442
Europe & Central Asia 1,862,678
Latin America & Caribbean 5,348,266
Middle East & North Africa 1,539,946
South Asia 2,289,331
Sub-Saharan Africa 1,287,846
39
Produk domestik bruto (PDB) adalah salah satu indikator
utama yang digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi suatu
negara. PDB merupakan nilai dolar total semua barang dan
jasa yang diproduksi selama periode waktu tertentu sebagai
ukuran ekonomi. Biasanya, PDB dinyatakan sebagai
perbandingkan dengan triwulan sebelumnya atau tahun
sebelumnya.
KRISIS AIDS
AIDS (Acquired immune deficiency syndrome atau acquired
immunodeficiency syndrome) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Penyakit ini mengubah sistem kekebalan tubuh, membuat orang
lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Kerentanan ini
memperburuk sebagai penyakit berkembang.
HIV ditemukan dalam cairan tubuh dari orang yang
terinfeksi (air mani dan cairan vagina, darah dan ASI).
Virus ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui
darah-ke-darah dan kontak seksual. Selain itu, wanita hamil
yang terinfeksi dapat menularkan HIV kepada bayi mereka
selama kehamilan, melahirkan bayi saat melahirkan, dan
melalui menyusui.
HIV dapat ditularkan dalam berbagai cara, seperti
vagina, oral seks, anal seks, transfusi darah, dan jarum
suntik yang terkontaminasi. Kedua virus dan penyakit sering
disebut bersama sebagai HIV / AIDS. Orang dengan HIV
memiliki apa yang disebut infeksi HIV. Akibatnya, beberapa
40
kemudian akan berkembang menjadi AIDS. Pengembangan berbagai
infeksi oportunistik pada pasien AIDS pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Peta pandemic AIDS menurut usia
penderita pada akhir tahun 2008 :
(source : www.cia.gov)
Pengaruh AIDS terhadap perkembangan ekonomi internasional :
1. Mengurangi pasokan tenaga kerja
HIV / AIDS pandemi memiliki dampak pada pasokan tenaga
kerja, melalui peningkatan mortalitas dan morbiditas. Hal
ini diperparah dengan hilangnya kemampuan di sektor-
sektor kunci dari pasar tenaga kerja. Di Afrika Selatan,
misalnya, sekitar 60% dari tenaga kerja pertambangan
berusia antara 30 dan 44 tahun, dalam 15 tahun ini
diperkirakan turun menjadi 10% (R Elias, University of
Botswana, komunikasi pribadi, 2000) (gambar). Di sektor
kesehatan Afrika Selatan 20% dari siswa perawat HIV
positive.
2. Produktivitas tenaga kerja berkurang41
Periode panjang penyakit yang terkait dengan AIDS
mengurangi produktivitas tenaga kerja. Satu review
melaporkan bahwa biaya tahunan yang berkaitan dengan
produktivitas dan mengurangi penyakit akibat HIV / AIDS
berkisar dari $ 17 (£ 12; € 19) per karyawan di sebuah
perusahaan manufaktur mobil Kenya sampai $ 300 di Uganda
Railway Corporation. Biaya ini mengurangi keuntungan.
Pendapatan pemerintah juga menurun, karena pendapatan
pajak jatuh, dan pemerintah ditekan untuk meningkatkan
belanja mereka, untuk berurusan dengan meningkatnya
prevalensi AIDS, sehingga menciptakan potensi krisis
fiskal.
3. Mengurangi ekspor dan peningkatan impor
Produktivitas dalam negeri lebih rendah mengurangi
ekspor, sedangkan impor barang kesehatan mahal mungkin
meningkat. Penurunan pendapatan ekspor akan berat jika
sektor-sektor ekonomi strategis yang terpengaruh, seperti
pertambangan di Afrika Selatan. Akibatnya neraca
pembayaran (antara pendapatan ekspor dan pengeluaran
impor) akan berada di bawah tekanan pada saat yang sama
bahwa anggaran pemerintah berada di bawah tekanan. Hal
ini dapat menyebabkan default pada pembayaran utang dan
membutuhkan bantuan ekonomi dari masyarakat
internasional.
(source :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1122139)
42
Pengukuran Antidumping
US telah mencapai 54 dari 288 pengukuran antidumping melawan
produk dari China. Pada 2003 kasus baru di China meliputi
produk-produk konsumsi seperti madu, konsentrat jus apel,
jamur, dan pensil, serta masukan bahan baku seperti creatine
monohydrate, polivinil alkohol, barium karbonat dan
ferrovanadium.
43
DAFTAR REFERENSI
Ball,Donald et al.2004.InternationalBusiness:The Challenge of Global
Competition, 9th ed. Jakarta:L Salemba Empat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://www.crayonpedia.org/mw/
BSE:Perdagangan_Internasional_9.1_(BAB_8)
http://web.ipb.ac.id/~economics/doc/jurnal1.pdf
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/devaluasi-dan-
revaluasi.html
http://stiebanten.blogspot.com/2011/04/teori-ekonomi.html
http://dansaragih.blogspot.com/2010/10/restriksi-
perdagangan-internasional.html
http://www.worldecr.com/wp-content/uploads/2012/07/USA.pdf)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1122139)
44