Kebutuhan warga negara pkn
Transcript of Kebutuhan warga negara pkn
Mar30
MATERI PKN KELAS X SEMESTER 1 DAN 2
BAB I
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA
1. INDIKATOR SATU
MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN
MAKHLUK SOSIAL.
A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah
dari orang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari
unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat
dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran,
perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta
bertanggung jawab terhadap dirinya.
Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk
lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya.
Dengan akal pikirannya pula manusia dapat melakukan berbagai
inovasi (penemuan teknologi komunikasi, computer, informasi)
Sedangkan perasaan dan keyakinan adalah suatu kelebihan yang
dimiliki manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang
buruk, yang benar dan yang salah. Dengan perasaan dan
keyakinan yang ada, manusia dapat berhubungan dengan kodrat
gaib, yaitu Tuhan. Sedangkan individualisme adalah paham yang
menganggap diri sendiri lebih penting dari pada orang lain.
B. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut Aristoteles (384-322 SM) salah seorang ahli pikir
Yunani Kuno, bahwa manusia itu adalah Zoon Politicon atau
makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya. Status makhluk sosial melekat
pada diri setiap individu. Ia tidak bisa bertahan hidup secara
utuh hannya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak
lahir sampai meninggal dunia manusia memerlukan bantuan atau
kerjasama dengan orang lain.
2. INDIKATOR KEDUA
MENGANALISIS PENGERTIAN DAN UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA
A. PENGERTIAN BANGSA
1. PENDAPAT PARA AHLI
1. ERNEST RENAN
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (
hasrat untuk bersatu ) dengan perasaan kesetiakawanan yang
agung.
2. OTTO BAUER
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan
karakter, karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.
3. F. RATZEL
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu
timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat
tinggalnya (paham geopolitik)
4. HANS KOHN
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak
bisa dirumuskan secara eksak.
5. JALOBSEN, LIPMAN
Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan
kesatuan politik (political unity)
2. MENURUT ISTILAH
Istilah bangsa terjemahan dari kata nation (bahasa
Inggris) kata nation berasal dari bahasa latin, natio artinya
sesuatu telah lahir, yang bermakna keturunan. Kelompok orang
yang berada dalam satu keturunan. Nation dalam bahasa
Indonesia artinya bangsa. Nation berubah jadi national yang
artinya kebangsaan. Pahamnya dinamakan nasionalisme artinya
paham atau semangat kebangsaan.
3. MENURUT SOSIOLOGIS / ANTROPOLOGIS
Bangsa adalah persekutuan hidup yang disatukan oleh
adanya kesamaan sejarah, tradisi, keturunan, kepecayaan,
budaya dan bahasa. Ikatan itu disebut ikatan primordial.
Dengan ikatan itu kita bisa membedakan antara Suku Bangsa
Batak dan Suku Bangsa Jawa atau Sunda.
Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang saling
membutuhkan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dalam suatu wilayah tertentu. Persekutuan hidup itu dapat
berupa persekutuan hidup mayoritas dan minoritas.
4. MENURUT POLITIS
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat
dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan teringgi keluar
dan kedalam, diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan /
politik, yaitu negara beserta pemerintahnya, serta di ikat
oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, perundang-undangan
yang berlaku.
5. MENURUT KBBI
Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri
B. UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA
HANS KOHN
FAKTOR OBJEKTIF
Kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor
objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni
sbb:
- kesamaan keturunan
- wilayah, bahasa.
- adat istiadat.
- kesamaan politik.
- perasaan, agama.
Faktor objektif terpenting terbentuknya suatu bangsa adalah,
adanya kehendak atau kemauan bersama atau nasionalisme.
FRIEDRICH HERTZ
EMPAT UNSUR
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas
kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan,
komunikasi dan solidaritas.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional
sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa
asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualisme,
keaslian dan kekhasan.
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa
dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise
2. UMUM
1. Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk
bersatu.
2. Berada dalam satu wilayah tertentu.
3. Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah
pemerintahan yang dibuatnya sendiri.
4. Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan, setujuan,
dan secita-cita
5. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa sehingga
dapat dibedakan dengan bangsa lain.
3 .INDIKATOR KETIGA
MENGANALISIS PENGERTIAN DAN TERJADINYA NEGARA
A. PENGERTIAN NEGARA
1. ETIMOLOGIS
Negara berasal dari kata staat (Belanda , Jerman) dan
state (Inggris) kedua kata itu berasal dari bahasa latin yaitu
status atau statum yang berarti menempatkan dalam keadaan
berdiri, membuat berdiri .Status juga berarti menunjukan sifat
atau keadaan tegak dan tetap. Negara juga berasal dari bahasa
Sansekerta yang berarti wilayah, kota, atau penguasa.
Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah
yang permanen, dan pemerintahan yang berdaulat, dalam arti
luas negara merupakan kesatuan sosial yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
2. SECARA UMUM
1. Suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib
dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia.
2. Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan,
melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk
memaksa yang berada dalam suatu wilayah masyarakat tertentu,
dan membedakannya dengan kondisi masyarakat dunia luar untuk
ketertiban sosial.
3. Suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh
sejumlah pejabat yang berhasil menuntut warganya dalam
ketaatan pada perundangan melalui penguasaan kontrol dari
kekuasaan yang sah.
4. Suatu assosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu
masyarakat atau wilayah, dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah, untuk maksut tersebut
pemerintah diberi kekuasaan memaksa.
3. MENURUT PARA AHLI
GEORGE JELLINEK
Negara adalah organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang
mendiami wilayah tertentu
HEGEL
Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
KRANEN BURG
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya
kehendak dari suatu golongan atau bangsa
KARL MARK
Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum
borjuis/kapitalis)untuk menindas atau mengeksploitasi kelas
yang lain (proletariat/buruh)
SOLTAU
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
rakyat.
DJOKOSOETONO
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia
yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama
SOENARKO
Suatu jenis dari suatu organisasi masyarakat yang mengandung
tiga kriteria, yaitu harus ada daerah, warga negara, dan
kekuasaan tertentu.
BELLEFROID
Negara, suatu masyarakat hukum, suatu persekutuan hukum yang
menempati daerah tertentu dan yang diperlengkapi dengan
kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan bersama.
MR. M. NASRUN
Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu, yang
harus memenuhi tiga syarat pokok: rakyat tertentu, daerah
tertentu, pemerintahan yang berdaulat.
LOGEMAN
Organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan untuk mengatur
dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-
lapangan kerja tetap
B.TERJADINYA NEGARA
Terjadinya negara dapat dilihat dari beberapa cara antara
lain:
1. MENURUT RIWAYAT PERTUMBUHANNYA.
1. PERTUMBUHAN PRIMER
FASE GENOOTSCHAFT
Kehidupan manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian
berkembang jadi kelompok masyarakat hukum tertentu (suku) yang
dipimpin oleh kepala suku sebagai primus interpares (orang
pertama di antara yang sederajat)
FASE KERAJAAN (RIJK)
Kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi
seorang raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas yang
dilengkapi dengan persenjataan dan membangun angkatan
bersenjata sehingga raja jadi berwibawa. Dengan demikian
lambat laun tumbuh kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk
negara nasional.
FASE NEGARA NASIONAL
Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yg
absolut dan tersentralisasi.semua rakyat dipaksa mematuhi
kehendak dan perintah raja.hanya ada satu identitas
kebangsaan. fase demikian dinaamakan fase nasional.
2. PERTUMBUHAN SEKUNDER
Negara sebelumnya telah ada, namun karena adanya revolusi,
intervensi dan penaklukan, muncullah negara yang menggantikan
negara yang ada tersebut. Kenyataan terbentuknya negara secara
sekunder tidak dapat dimungkiri, meskipun cara terbentuknya
kadang-kadang tidak sah menurut hukum.
FASE NEGARA DEMOKRASI
Rakyat sadar bahwa mereka tak mau terus diperintah oleh
raja yang absolut. Sekaligus berkeinginan untuk ambil bagian
dalam mengendalikan pemerintahan dan memilih pemimpinnya
sendiri sebagai perwujudan aspirasi mereka. Fase ini disebut
dengan kedaulatan rakyat yang pada akhirnya mendorong lahirnya
negara demokrasi.
2.TERJADINYA NEGARA
PENDEKATAN FAKTUAL
OCCOPATIE (PENAKLUKAN)
Suatu daerah yagg tidak bertuan kemudian diambil alih dan
didirikan negara di wilayah itu. Liberia dijadikan negara oleh
budak negro kemudian menjadi negara mardeka 1847
SEPARATISE (PEMISAHAN)
Memisahnya suatu bagian wilayah negara dan terbentuknya
negara baru. tapi negara lama masih ada. India, India,
Pakistan, Bangladesh, Belgia dari Belanda, Tim-Tim dari
Indonesia
PERJUANGAN (PROKLAMASI)
Negara itu hasil dari rakyat suatu negara, yang dijajah
oleh negara lain. Mis, Indonesia
FUSI/PELEBURAN
Penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru.
Jerman Barat dan Jerman Timur jadi Jerman.
PEMECAHAN
Terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara
lama sehingga negara sebelumnya menjadi tidak ada lagi.
Yugolavia, Uni Soviet.
ANEXATIE (PENCAPLOKAN)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai oleh
bangsa lain tanpa reaksi berarti. Israel mencaplok Palestina,
Suriah, Yordania, Mesir. Irak mencaplok Kuwait 1990
CESSIE (PENYERAHAN)
Pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara
lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. Kongo dimerdekakan
Perancis atau suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan perjanjian. Sleeswijk diserahkan Austria kepada
Jerman
PENDUDUKAN
Pendudukan terhadap wilayah yang ada penduduknya tetapi
tidak berpemerintahan. Australia di temukan Inggris yang
berpenduduk Suku Aborigin
ACCESIE (PENARIKAN)
Pada mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya
lumpur sungai atau timbul dari dasar laut (delta) yang dihuni
olek sekelompok orang kemudian jadi negara. Mesir dari Delta
Sei Nil.
INNOVATION (PEMBENTUKAN BARU)
Suatu negara baru muncul di atas wilayah suatu negara
yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap.
-Colombia : pecah jadi negara Venezuela, Columbia Baru,
Equador
-Yugoslavia : pecah jadi Serbia, Montenegro, Kroasia,
Slovenia, Bosnia-herzegovina, Macedonia.
-Uni Soviet pecah jadi: Rusia, lithuania, Estonia, latvia,
Belarusia, Kazakstan, Ukraina, Azerbaijan, Kirgiztan,
Uzbekistan, Armenia, Georgia, Tajikistan.
3.TERJADINYA NEGARA MENURUT PENDEKATAN TEORITIS
TEORI KETUHANAN
Menurut teori ini, negara ada karena kehendak Tuhan.
Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu
terjadi karena kehendak Tuhan.
Nampak pada UUD, ”By the Grace of God” (Atas Rahmat Tuhan)
TOKOH
1. Agustinus 2. Julius Stahl 3. Haller 5. Thomas Aquinas 4. Kranenburg
TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT
Negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat. Semua
warga negara mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama
untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan
menjamin kelansungan hidup bersama.
Thomas Hobbes menghendaki ”Monarki Absolut”
John Locke : Tahap I Pactum Uniones (Perjanjian yang diadakan
untuk membentuk negara)Tahap II Pactum Subjectiones
(perjanjian yang diadakan dengan penguasa) Yang dikehendaki
John Locke adalah “Monarki Konstitusional.”
J.J.Rousseau (disebut sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat)
menghendaki bahwa raja hanyalah mandataris rakyat dan karena
itu dapat diganti.
TOKOH
1. Thomas Hobbes. 2. John Locke 3. J.J Rousseau 4. Montesquieu
TEORI KEKUASAAN
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasaan
adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa.
L.Duguit :.Seorang karena kelebihannya atau ke istimewaannya
baik karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat
memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
Karl Marx: Negara di bentuk untuk mengabdi dan melindungi
kepetingan kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis.
1. Horald J.Laski. 2. Leon Duguit 3. Karl Marx 4. Oppenheimer. 5.
Kallikles.
TEORI KEDAULATAN
a. Kedaulatan Negara.
Kekuasan tertinggi ada pada negara, bukan pada sekelompok
orang yang menguasai kehidupan negara, dan negaralah yang
menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat.
1. Vonthering 2. Paul Laband 3. G.Jelinek
b. Kedaulatan hukum
Hukum memegang peranan dalam negara, lebih tinggi dari
negara yang berdaulat.
TEORI HUKUM ALAM
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan kekuasaan alam
yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal
dan tidak berubah.
Plato: Terjadinya negara secara evolusi
Aristoteles: Manusia adalah Zoon Politicon. Dari hakikat manusia
seperti ini, terbentuklah berturut-turut: Keluarga-
masayarakat—negara
Agustinus: Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus
dosa orang-orang yang ada didalamnya. Negara yang baik
mewujudkan cita-cita agama, yakni keadilan.
Thomas Aquinas: Negara merupakan lembaga alamiah yang
diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum
1. Plato
2. Aristoteles.
3. Agustinus
4. Thomas Aquinas
4. INDIKATOR EMPAT
MENGURAIKAN FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
A. FUNGSI NEGARA
1. FUNGSI POKOK
1. Menjaga ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
berbagai bentrokan dan perselisihan dalam masyarakat
(stabilisator)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuan rakyat. Pada masa
sekarang, fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi
negara-negara baru dan sedang berkembang.
3. Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan
serangan dari luar
4. Menegakan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan
peradilan
2.FUNGSI UMUM
1.TUGAS ESENSIAL
a. FUNGSI INTERNAL
Memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketentraman dalam
negara serta melindungi hak milik setiap orang
b. FUNGSI EKSTENAL
Mempertahankan kemerdekaan negara
2.TUGAS FAKULTATIF
Meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual,
sosial , maupun ekonomi. contoh: menjamin kesejahteraan fakir
miskin, kesehatan, dan pendidikan rakyat.
FUNGSI NEGARA MENURUT AHLI HUKUM
JOHN LOCKE
1. FUNGSI LEGISLATIF.
Yakni membuat peraturan.
2. FUNGSI EKSEKUTIF
melaksanakan peraturan.
3. FUNSI FEDERATIF
mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.
MONTESQUIEU
1. FUNGSI LEGISLATIF
membuat undang-undang.
2. FUNGSI EKSEKUTIF
melaksanakan undang-undang
3. FUNGSI YUDIKATIF.
Mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
GOODNOW
1. POLICY MAKING
Membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh
masyarakat.
2. POLICY EXECUTING
Melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan
VAN VOLLEN HOVEN
1. REGELING: Membuat peraturan
2. BESTUUR : Menyelenggarakan pemerintahan.
3. RECHTSPRAAK: fungsi mengadili.
3. POLITE: fungsi menjamin ketertiban dan keamanan.
MHD.KUSNARDI
1. MENJAMIN KETERTIBAN (Law And Order)
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan
dalam masyarakat, negara harus menjamin terciptanya ketertiban
(stabilisator)
2. MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN RAKYAT. Dewasa ini
fungsi ini sangat penting. Setiap negara berusaha meningkatkan
taraf hidup masyarakatnya secara ekonomis.
B.TUJUAN NEGARA
MENURUT PARA AHLI
PLATO
Memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai makhluk individu
maupun sebagai makhluk sosial
SOLTAU
Memungkinkan rakyat mengembangkan dan mengungkapkan daya
citanya sebebas mungkin.
H. J. LASKI
Menciptakan keadaan yang didalamnya rakyat dapat mencapai
keinginan-keinginannya secara maksimal.
THOMAS AQUINAS&AGUSTINUS
Untuk mencapai kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram
dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin
negara adalah wakil Tuhan karena kekuasaan yang dimiliknya
berasal dari Tuhan
SECARA UMUM
Menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan ketentraman semua
rakyat yang menjadi bagiannya.
2. MENURUT IDEOLOGI
Tujuan setiap negara itu berbeda-beda sesuai dengan:
1. Ideologi yang dipakai negara yang bersangkutan
2. Pandangan masyarakatnya serta pandangan hidup yang
melandasinya.
3. Organisasi negara yang bersangkutan.
4. Tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah
pembentukannya, serta pengaruh politik dari penguasa negara
yang bersangkutan
5-6 INDIKATOR LIMA DAN ENAM
MENYIMPULKAN ALASAN DAN PENTINGNYA PENGAKUAN SUATU NEGARA OLEH
NEGARA LAIN.
PENTINGNYA
Pertanda negara itu telah diterima dilingkungan pergaulan
antar negara
ALASANNYA
1. Adanya kekhawatiran akan kelansungan hidupnya baik karena
ancaman dari dalam (kudeta) maupun karena intervensi dari
negara lain.
2. Suatu negara tidak dapat bertahan hidup tampa bantuan dan
kerjasama dengan negara lain.
3. Karena alasan politik, negara tersebut dipandang kuat/banyak
memainkan peran penting dalam percaturan regional atau
internasional, maka apabila tidak mengakui akan merasa rugi.
4. Karena alasan ekonomi, yakni negara tsb dipandang strategis
dalam perekonomian regional atau internasional
UNSUR-UNSUR NEGARA
Menurut ahli kenegaran Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu
negara harus memenuhi syarat-syarat sbb:
1. Adanya rakyat
2. Daerah atau wilayah (daratan, lautan dan udara)
3. Pemerintahan yang berdaulat
Adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang
dihormati dan ditaati, baik oleh seluruh rakyat negara itu
maupun oleh negara-negara lain.
4. Pengakuan dari negara lain.
Syarat-syarat di atas dapat digolongkan jadi dua unsur:
1. SYARAT/UNSUR KONSTITUTIF
1. Adanya rakyat 2. Daerah atau wilayah 3. Pemerintahan
2.UNSUR DEKLARATIF
pengakuan luar negeri
Pengakuan dari luar negeri hanya bersifat formalitas
belaka demi mempelancar sekaligus memenuhi unsur tata aturan
pergaulan internasional.
SIFAT DARI PENGAKUAN
DE FACTO
Artinya pengakuan menurut kenyataan, memenuhi syarat sebagai
suatu negara
BERSIFAT SEMENTARA
Artinya pengakuan itu akan dicabut kembali seandainya negara
itu jatuh atau hancur.
BERSIFAT TETAP
Pengakuan berlaku untuk selamanya setelah melihat jaminan
bahwa pemerintahan negara baru tersebut akan stabil dalam
jangka waktu yang lama.
DE JURE
Pengakuan secara resmi berdasarkan hukum dengan segala
konsekwensinya
BERSIFAT TETAP
Artinya pengakuan itu menimbulkan hubungan dibidang ekonomi
dan perdagangan (konsul) dan hubungan tingkat duta belum bisa
dilaksanakan.
BERSIFAT PENUH
Terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan diakui,
meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik
7. INDIKATOR KETUJUH
MENUNJUKAN SEMANGAT KEBANGSAAN
PENGERTIAN NASIONALISME
1. Paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap
pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan.
2. Keadaan jiwa setiap individu yang merasa bahwa setiap orang
memiliki kesetiaan keduniaan (sekuler) tertinggi kepada negara
kebangsaan
3. Suatu ikatan politik yang mengikat kesatuan masyarakat modern
dan memberi keabsahan terhadap klaim (tuntutan) kekuasaan
4. Semangat dan paham kebangsaan berintikan segala tindakan,
tingkah laku dan sikap warga negara ditujukan untuk
kepentingan bangsa secara keseluruhan
PENGERTIAN PATRIOTISME
Patriotisme berasal dari kata patria artinya Tanah Air
dan berubah jadi kata patriot yang artinya pembela Tanah
Air/pejuang sejati / semangat kecintaan terhadap tanah air.
MACAM-MACAM NASIONALISME
DALAM ARTI SEMPIT
Perasaan kebangsaan /cinta terhadap bangsanya yang sangat
tinggi dan berlebihan serta memandang rendah bangsa lain.
(Chauvinisme dan Jingoisme )
DALAM ARTI LUAS
Perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya
yang tinggi, dan tidak memandang rendah bangsa lain.
8. INDIKATOR DELAPAN
MENERAPKAN SEMANGAT KEBANGSAAN
CARA PENERAPANNYA
1. KETELADANAN
1. Di lingkungan keluarga.
2. Di lingkungan sekolah
3. Instansi pemerintah/swasta.
4. Lingkungan masyarakat
Donor, berkurban hewan, bayar pajak, pemugaran rumah kumuh.
Gerakan nasional anti narkoba, menjauhi korupsi, menjadi orang
tua asuh, suka membantu korban bencana alam.
2. PEWARISAN
Melakukan kegiatan tertentu yang bernilai patriotisme
Upacara bendera, kunjungan ke museum perjuangan, napak tilas,
kegiatan pencinta alam, memelihara linkungan hidup
3. PELAKSANAAN KEWAJIBAN
Menciptakan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan peran
serta rakyat dalam membela negara.
CONTOH PRILAKU
BIDANG OLAH RAGA
Menjadi pemain bulu tangkis, sepak bola, pencak silat, dll
yang tak mau disuap.
KESENIAN
Dengan senang hati jadi duta-duta seni di luar negeri.
HANKAM
- Melaksanakan tugas kamling
- Mengimformasikan peredaran narkoba, gerakan illegal.
- Berani menghadapi gerakan separatisme
PERDAMAIAN
Menjadi anggota Pasukan Garuda ke luar negeri.
KEMANUSIAAN
Menjadi donor darah, anggota PMI, relawan, mau bertugas di
daerah terpencil.
BAB 2
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
1. INDIKATOR PERTAMA
MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
A. PENDAHULUAN
Ada berbagai norma hukum dalam sistem hukum dan peradilan
di Indonesia, yang berlaku dalam masyarakat. Karena itu setiap
warga masyarakat perlu memahaminya.
B. SISTEM HUKUM NASIONAL
1. Konsep Tentang Hukum
a. Pengertian Hukum
Menilai artinya menimbang, maksudnya kegiatan
menghubungkan seuatu dengan sesuatu yang lain, untuk
selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan itu dapat
menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,
indah atau tidak indah.
FRAENKEL
Nilai pada dasarnya disebut sebagai standar penuntun
dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau tidak.
KLUCKHON
Nilai bukanlah keiginan tetapi apa yang diinginkan.
Artinya nilai itu bukan hannya diharapkan tetapi diusahakan
sebagai sesuatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan
orang lain
YOUNG
Nilai-nilai sosial sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan
benar dan pentingnya seringkali tidak disadari.
GREEN
Melihat nilai sosial sebagai kesadaran yang secara
relatif berlansung disertai emosi terhadap obyek dan gagasan
orang perorangan
WOODS
Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah
berlansung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan
dalam kehidupan sehari-hari.
B.SIMANJUNTAK
Nilai sebagai gagasan-gagasan masyarakat tentang sesuatu
yang baik.
ROBERT M.Z.LAWANG
Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,
pantas, berharga dan mempengaruhi prilaku sosial orang yang
memiliki nilai itu.
B. MACAM-MACAM NILAI
1. BERDASARKAN CIRINYA
NILAI YANG MENDARAH DAGING
yaitu: nilai yang telah mejadi gaya hidup dan kebiasaan.
Orang tidak perlu berpikir panjang lagi untuk mewujutkanya.
Nilai semacam ini sudah tersosialisasi sejak seseorang masih
kecil (goro) sekaligus nilai yang dominan.
NILAI DOMINAN
Nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai
yang lain. Hal ini nampak pada saat seseorang dihadapkan pada
beberapa alternatif tindakkan yang harus diambil. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
2. Nilai tersebut sudah dihayati dalam jangka waktu yang lama.
3. Usaha orang untuk memberlakukan dan mempertahankan nilai
itu tinggi
4. Orang-orang merasa bangga menerapkan nilai tersebut dalam
masyarakat, misalnya nilai tersebut mengandung prestise
tertetentu.
2. MENURUT NOTONAGORO
a. NILAI MATERIAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kebutuhan fisik manusia (makanan, air, pakaian)
b. NILAI VITAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan, buku dan alat tulis bagi
pelajar, kalkulator bagi auditor.
c. NILAI KEROHANIAAN, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia terdiri dari empat macam:
- nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal
manusia (ratio, budi dan cipta)
- nilai keindahan yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa
manusia (perasaan, estetika dan intuisi)
- nilai moral/kebaikan yaitu nilai yang bersumber dari unsur
kehendak atau kemauan ( karsa, etika )
- nilai relegius merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan
mutlak yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan manusia.
Nilai relegius berfungsi sebagai sumber moral yang dipersepsi
sebagai rahmat dan ridho Allah.
3. FILSAFAT
NILAI LOGIKA, NILAI BENAR SALAH.
siswa yang dapat menjawab sesuatu pertanyaan ia berlaku
benar secara logika, jika ia keliru kita katakan salah. Kita
tak bisa mengatakan siswa itu buruk. Karena jawabannya salah,
Sebab buruk adalah nilai moral.
NILAI ESTETIKA, INDAH TIDAK INDAH
Bila kita melihat pemandangan menonton sebuah pentas
pertunjukan, merasakan makanan. Nilai estetika bersifat
subjektif pada diri seseorang. Sesorang akan merasa senang
dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya indah, tetapi
orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak
bisa memaksakan bahwa lukisan itu indah.
NILAI ETIKA / MORAL, BAIK BURUK
Yaitu nilai yg menangani kelakuan baik/buruk dari
manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan
kelakuan atau tindakkan manusia. Nila moral inilah yang lebih
terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
2. INDIKATOR KEDUA
MENGANALISIS PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN
A. PENGERTIAN NORMA
1. KBBI
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di
masyarakat, dipakai sebagai panduan, dan kendalian tingkah
laku yang sesuai dan diterima, setiap warga masyarakat harus
mentaati.
Ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau membandingkan sesuatu.
2. PROF.SOEDIKNO MERTOKUSUMO
Aturan hidup bagi manusia tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia
terhadap manusia lain.
3. LABORATARIUM IPS MALANG
Adalah sesuatu peraturan yang menjadi pedoman perilaku
manusia dalam membina pergaulan hidup masyarakat.
B.MACAM-MACAM NORMA SERTA SANKSINYA
A. BERDASARKAN SUMBER/ASAL-USULNYA.
NORMA AGAMA. Petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang
disampaikan melalui utusanya yang berisi perintah, larangan
atau anjuran-anjuran. ( sholat, tidak berjudi, beramal) sanksi
tidak lansung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia
berupa pahala atau dosa.
NORMA KESUSIALAAN (MORAL, AKHLAK, BUDI PEKERTI, SUSILA) Peraturan-
peraturan hidup yg dianggap sebagai suara hati sanubari
manusia (tidak menyakiti hati orang lain, jujur, adil,
menghargai org lain.) sanksinya tidak tegas, karena hannya
diri sendiri yang merasakan, merasa bersalah, menyesal, malu,
tertekan dan merasa berdosa)
NORMA KESOPANAN ATAU ADAT ISTIADAT/SOSIAL/MASYARAKAT. Peraturan-
peraturan hidup yang timbul dari segolongan manusia sebagai
pedoman pengatur tingkah laku orang yang berada disekitarnya.
(tidak mau tegur sapa apalagi dengan org yg dikenali, menerima
dengan tangan kanan, stop mobil dengan tangan kanan) sanksinya
tidak tegas diberikan oleh masyarakat berupa celaan, cemoohan,
dikucilkan dari pergaulan.
NORMA HUKUM ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang
hubungan manusia Dalam masyarakat dalam bentuk pertauran yang
dibuat oleh sesuatu kekuasaan (harus tertib, harus sesuai
dengan prosedur, dilarang mencuri) sanksi tegas, nyata
mengikat dan memaksa.
B. BERDASARKAN DAYA MENGIKATNYA
1. USAGE (CARA)
Cara adalah yang paling lemah daya mengikatnya ia lebih
menonjol dalam hubungan antar individu, yang melanggar hannya
dapat cemoohan / ejekkan (bersendawa)
2. FOLKWAYS (KEBIASAAN)
Ialah perbuatan yg diulang-ulang dalam bentuk yang sama,
bila org tidak melakukanya ia akan dianggap aneh namun tidak
dicap jahat/jelek. Setiap perilaku aneh biasanya mengundang
gosip/tertawaan orang lain. Daya mengikatnya lebih tinggi dari
usage (masuk rumah organisasi permisi, menghormati orang yang
lebih tua, memberi dan menerima dengan tangan kanan.
3. MORES (TATA KELAKUAN)
Kebiasaan tertentu yang diterima sebagai norma pengatur
tata kelakuan yang mencerminkan sifat-sifat yg hidup dari
kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat kontrol oleh
masyarakat terhadap anggotanya, memaksakan suatu perbuatan
sekaligus melarang perbuatan tertentu. punya sanksi agak
berat, dikucilkan (berciuman di depan umum, berpakaian sangat
minim) dan ada juga mencat rambut, membuat tato, melubangi
celana dianggap sebagai pelanggaran terhadap tata kelakuan.
4. CUSTOM (ADAT KEBIASAAN)
Adat istiadat yang dianggap penting bagi berfungsinya
suatu masyarakat dan kehidupan sosial. Seperti tabu merupakan
adat istiadat yang bersifat melarang (tabu kawin sesuku,
kerabat dekat sanksinya lebih keras, dibuang sepanjang adat.
3. INDIKATOR KE TIGA
MENUNJUKKAN SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG
BERLAKU
Kalau nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik,
diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh
masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang
disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku para
anggotanya dalam mengejar sesuatu yg dianggap baik atau
diinginkan itu.
Contoh: minuman kopi (kenikmatan minum kopi merupakan
nilainya, sedangkan tindakkan mencampurkan kopi dengan gula
merupakan norma
NILAI
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang berkaitan
dengan cita-cita, harapan keyakinan, dan hal-hal yang bersifat
ideal.
NORMA
Merupakan aturan-aturan atau standar penuntun tingkah
laku yang didasarkan pada suatu nilai yang dihargai dan
dijunjung tinggi
JADI
Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu jadi konkret dan
harapan itu jadi kenyataan maka diperlukan perumusan yang
lebih konkret yang berwujud norma
Nilai merupakan sumber pembentukkan norma. Atau norma
merupakan perwujudan dari nilai.
4. INDIKATOR KE EMPAT
MENGANALISIS UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
5. INDIKATOR LIMA MENDESKRIPSIKAN
MENAMPILKAN PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI
INDONESIA
A. PENGERTIAN HUKUM
1. AHLI
MAYERS
Semua aturan yang menyangkut kesusilaan dan ditunjukan
terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
UTRECHT
Himpunan perintah dan larangan untuk mencapai ketertiban
dalam masyarakat.
SIMORANGKIR
Peraturan yang bersifat memaksa dan sebagai pedoman
tingkah laku manusia dalam masyarakat, yang dibuat oleh
lembaga berwenang serta bagi siapa yang melanggarnya akan
mendapat hukuman.
2. UMUM
Himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat oleh karena itu harus
ditaati oleh masyarakat tersebut.
BAB III
HAK ASASI MANUSIA DAN IMPLIKASINYA
1. INDIKATOR PERTAMA
MENGANALISIS PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM HAM
A. PENGERTIAN HAM
Menurut UU No 39/1999 HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
YME. Hak itu merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta perlidungan harkat dan
martabat manusia..
CIRI-CIRI HAM
Ø Hakiki, artinya HAM adalah hak azazi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
Ø Universal, artinya HAM berlaku untuk semua orang tampa
memandang status, suku bangsa, gender
Ø Tidak dapat dicabut, artinya HAM tidak dapat diserahkan
atau dicabut.
Ø Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua
hak, apakah hak sipil dan politik, atau ekonomi sosial dan
budaya.
MACAM-MACAM HAM
HAM SECARA UMUM
Hak asasi pribadi (personal right)
Hak asasi ekonomi (poverty right)
Hak asasi politik (political right)
Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural
right)
Hak asasi untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (right of legal equality)
Hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan (prosedural right)
MACAM HAM MENURUT UUD 45
Ø Hak untuk hidup
Ø Hak berkeluarga
Ø Hak mengembangkan diri
Ø Hak keadilan
Ø Hak kemerdekaan
Ø Hak atas kebebasan informasi
Ø Hak keamanan
Ø Hak kesejahteraan
Ø Hak perlindungan dan pemajuan
Ø Kewajiban menghormati ham orang lain
MACAM HAM MENURUT UU 39/1999
Ø Hak untuk hidup
Ø Hak untuk berkeluarga
Ø Hak mengembangkan diri
Ø Hak memproleh keadilan
Ø Hak atas kebebasan pribadi
Ø Hak rasa aman
Ø Hak atas kesejahteraan
Ø Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
Ø Hak wanita
Ø Hak anak
SEJARAH SINGKAT HAM
Ø Penegakan HAM dimulai dari kaisar HAMMURABI 2500 s/d 1000
SM
Ø 1215 ditanda tangani perjanjian MAGNA CHARTA antara Raja John
dari Inggris dan sejumlah bangsawan.
Ø 1629 lahir Petition of Right masa pemerintahan CHARLES I
di Inggris.
Ø 1679 lahir Habeas Corpus Act masa pemerintahan CHARLES II
di Inggris.
Ø 1689 lahir Bill of Right masa pemerintahan WILLEM III di
Inggris.
Ø 1776 lahir Declaration of Indefendence (AS)
Ø 1789 lahir Declaration des Droits de l’homme et du Citoyen
(Perancis)
Ø 1918 Rights of Determination naskah yang diusulkan
presiden WOODROW WILSON.
Ø 1941 Atlantic Charter (dipelopori oleh FRANKLIN
D.ROOSSEVELT)
Ø perkembangan secara resmi diakui pada deklarasi universal HAM
yang diterima PBB 10 Desember 1948.
Ø 1966 Convenants of Human Right
2.INDIKATOR DUA
MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM PENEGAKAN HAM DI
INDONESIA.
HAMBATAN & TANTANGAN DALAM PENEGAKAN HAM
Tentang berbagai hambatan dalam pelaksanaan dan penegakan
hak asasi manusia di Indonesia, dapat kita identifikasi
sebagai berikut:
1. SECARA UMUM
A.Faktor Kondidisi Sosial-Budaya
1. Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan,
usia, pekerjaan, keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia
yang multikompleks (heterogen)
2. Norma adat atau budaya lokal yang kadang bertentangan dengan
HAM, terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan
seseorang, upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.
3. Masih adanya konflik horizontal dikalangan masyarakat yang
hanya disebabkan oleh hal-hal sepele.
B.Faktor komunikasi dan Informasi
1. Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai,
hutan, dan gunung yang membatasi komunikasi antar daerah.
2. Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
3. Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih
sangat terbatas baik sumber daya manusianya maupun perangkat
yang diperlukan.
C. Faktor kebijakkan pemerintah
1. Tidak semua penguasa memiliki kebijakkan yang sama tentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2. Adakalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan
hak asasi manusia sering diabaikan.
3. peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh
masyarakat terhadap pemerintah sering diartikan oleh penguasa
sebagai tindakan “pembangkangan”
D.Faktor perangkat perundangan
1. Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2. Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit
untuk diimplementasikan.
E. Faktor Aparat dan Penindakannya. (Law Enforcement)
1. Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi
manusia.
2. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang
dinilai masih belum layak sering membuka peluang (jalan
pintas) untuk memperkaya diri.
3. Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan
berupa KKN
2. MENURUT WILAYAHNYA
A. DARI DALAM NEGERI
Kualitas peraturan perundang-undangan. Kualitas peraturan
perundang-undangan belum sesuai dengan harapan masyarakat. Ini
disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Adanya hukum, sebagai peninggalan atau warisan hukum
kolonial.
b. Adanya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
pemerintahan masa lalu (ORLA) yang bersifat otoriter seperti
UU No.11 PPNS/1963 tentang subversi.
Penegakan hukum yang tidak bijaksana karena bertentangan
dengan aspirasi masyarakat.
Kesadaran hukum yang masih rendah sebagai akibat redahnya SDM
Rendahnya penguasaan hukum dari sebahagian aparat penegak
hukum.
Mekanisme lembaga penegak hukum yang fragmentaris, sehingga
sering timbul disparitas penegak hukum dalam kasus yang sama.
Budaya hukum dan HAM yang belum terpadu.
Keadaan geografis Indonesia yang luas.
B. DARI LUAR NEGERI
Penetrasi ideologi dan kekuatan komunisme.
Penetrasi ideologi dan kekuatan liberalisme.
C. TANTANGAN PENEGAKAN HAM
1. Prinsip Universal, yaitu bahwa adanya hak-hak asasi manusia
bersifat fundamental dan memiliki keberlakuan universal,
karena jelas tercantum dalam piagam PBB dan oleh karenanya
merupakan bagian dari keterikatan setiap anggota PBB
2. Prinsip Pembangunan nasional, yaitu bahwa kemajuan ekonomi
dan sosial melalui keberhasilan pembangunan nasional dapat
membantu tercapainya tujuan peningkatan demokrasi dan
perlindungan terhadap asasi manusia.
3. Prinsip Kesatuan hak-hak asasi manusia, yaitu berbagai jenis
atau kategori hak-hak asasi manusia, yang meliputi hak-hak
sipil dan politik disatu pihak dan hak-hak ekonomi, sosial dan
kultural dipihak lain.
4. Prinsip Objektivitas atau Non Selektivitas, yaitu penolakkan
terhadap pendekatan atau penilaian terhadap pelaksanaan hak-
hak asasi pada suatu negara oleh pihak luar, yang hannya
menonjolkan salah satu jenis hak asasi manusia saja
mengabaikan hak-hak asasi manusia lainya.
5. Prinsip Keseimbangan, yaitu keseimbangan dan keselarasan
antara hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat dan bangsa,
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individual dan
makhluk sosial sekaligus.
6. Prinsip Kompetensi nasional, yaitu bahwa penerapan dan
perlindungan hak-hak asasi manusia merupakan kompetensi dan
tanggung jawab nasional.
7. Prinsip Negara Hukum, yaitu bahwa jaminan terhadap hak asasi
manusia dalam suatu negara dituangkan dalam aturan-aturan
hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
3. INDIKATOR KETIGA
MENGIDENTIFIKASIKAN PELANGGARAN DAN PROSES PERADILAN HAM
INTERNASIONAL
1. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
Selama abad ke-20 dengan perang dunia I dan II, jutaan
orang yang terdiri atas anak-anak, perempuan, dan laki-laki
telah menjadi korban kekejaman yang tidak dapat dibayangkan,
yang sangat menggoncangkan hati nurani kemanusiaan.
Keprihatinan tersebut kemudian mendorong kesadaran umat
manusia untuk mengedepankan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia, seperti yang dideklarasikan oleh
PBB yaitu Universal Declaration of Human Rights yang menjadi
dasar hukum internasional baru bagi persolalan HAM.
Pelanggaran HAM melibatkan pemerintahan otoriter dengan dalih
menciptakan stabilitas nasional, dan menganggap hal tersebut
merupakan urusan dalam negeri yang bersangkutan dan menentang
campur tangan dunia internasional. Disamping itu pelanggaran
HAM juga dilakukan oleh kelompok kecil atau individu yg
menggunakan kekerasan.
Namun demikian terdapat reaksi keras dari dunia internasional
terhadap tindak kekejaman di beberapa negara pada masa 1990-an
terutama di Rwanda dan bekas Yugoslavia. Hal ini mendorong
dibentuknya pengadilan internasional yang hendak mengadili
persoalan kejahatan kemanusiaan selama masa perang di negara
tersebut, sebuah lembaga bernama International Criminal Court
mulai bekerja pada tahun 2000. untuk mengadili kejahatan
perang, pembersihan Etnik, kejahatan terhadap kemausiaan dan
kejahatan agresi.
2. PROSES PERADILAN TERHADAP PELANGGAR HAK ASASI MANUSIA
INTERNASIONAL
Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM, PBB
membentuk Komisi PBB untuk HAM.
Cara kerja Komisi PBB untu HAM untuk sampai pada proses
peradilan HAM internasional, adalah SBB:
1. Melakukan pengkajian terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan baik dalam suatu negara tertentu maupun secara
global.
2. Seluruh temuan komisi ini dimuat dalam yearbook of Human
Rights yang disampaikan kepada Sidang Umum PBB.
3. Setiap warga negara dan atau negara anggota PBB berhak
mengadu kepada komisi ini.
4. MI sesuai dengan tugasnya, segera menindaklanjuti baik
pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota PBB, serta
hasil pengkajian dan temuan komisi HAM PBB untuk diadakan
penyedikan, penahanan, dan proses peradilan.
4. INDIKATOR KE EMPAT
KONSEKWENSI JIKA SUATU NEGARA TIDAK MENEGAKKAN HAM
Konsekwensi dari dalam negeri, yakni kepercayaan warga
negara terhadap pemerintah akan pudar dan merosot serta
menimbulkan sikap apatis terhadap pemerintahnya sendiri, rasa
ikut memiliki dan mendukung pemerintah negaranya akan hilang,
dapat terjadi keadaan kekacauan ( chaos) dan instabilitas
dalam negara tersebut, dan mungkin akan timbul usaha-usaha
untuk mengganti pemerintahan secara konstitusonal.
Dalam hubungan internasional( luar negeri) akan timbul
kesan buruk dan mencoreng citra baik Indonesia di dunia
internasional yang selanjutnya berakibat terjadi kemerosotan
kepercayaan terhadap negara tersebut, dalam jangka pendek dan
jangka panjang Indonesia akan dikucilkan dari kerjasama
internasional yang berakibat sbb :
Memperbesar pengangguran
Memperlemah daya beli masyarakat
Memperbesar jumlah anggota masyarakat miskin
Memperkecil income / pendapatan nasioanal
Merosotnya tingkat kehidupan masyarakat
Kesulitan memperoleh bantuan dan mitra kerja negara asing
5. INDIKATOR KE LIMA
SANKSI INTERNASIONAL ATAS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Ada beberapa sanksi yang dikenakan terhadap suatu negara
oleh dunia internasional yang dianggap melangggar HAM, antara
lain sbb:
Diberlakukan travel warning terhadap warga negaranya.
Pengalihan Investasi Atau Penanaman Modal Asing
Pemutusan Hubungan Diplomatik
Pengurangan Bantuan Ekonomi
Pengurangan Tingkat Kerja Sama
Pemboikotan Produk Ekspor
Embargo Ekonomi
Kesepakatan Organisasi Regional / Internasional.
6. INDIKATOR KE ENAM
PROSES PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Sejauh ini telah dilakukan penyempurnaan di berbagai
aspek penegakan dan perlindungan hak asasi manusia,
diantaranya sebagai berikut:
1. PEMBENTUKAN PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
Tentang pengadilan HAM yang telah dibentuk dapat
dideskripsikan sebagai berikut
a. Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
b. Berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang dilakukan di luar batas territorial wilayah
negara RI oleh warga negara Indonesia.
c. Pengadilan HAM dibentuk sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000.
Diundangkan tanggal 23 Nopember 2000 dan dituangkan dalam
Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 208.
d. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran
HAM yang berat yang diharapkan dapat melindungi hak asasi
manusia.
YANG TERMASUK DALAM PELANGGARAN HAM BERAT ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
Kejahatan Genocide yaitu setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebahagian kelomok bangsa, ras, kelompok etnis, atau
kelompok agama dengan berbagai cara seperti:
1. Membunuh anggota kelompok
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok.
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebahagiaan.
4. Memaksakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok
5. Memindahkan kelompok secara paksa ke kelompok lain.
Kejahatan kemanusiaan yaitu suatu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik, yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan secara
lansung terhadap penduduk sipil, berupa hal-hal sebagai
berikut:
* Pembunuhan
* Pemusnahan dan penyiksaan
* Perbudakan
* pengusiran/pemindahan penduduk secara paksa.
* Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
secara sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok hukum
internasional.
* Perkosaan, perbudakan seksual pelacuran secara paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bntuk-bentuk kekerasan
seksual lain yang setara;
* penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah
diakui secara universal yang dilarang menurut hukum
internasional.
* Tindakan apartheid
* penghilangan orang secara paksa.
2. PELAKSANAAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DALAM MASYARAKAT,
BANGSA, DAN NEGARA.
Agar tercipta kepastian hukum dan rasa aman dalam
masyarakat paling tidak harus dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Dalam masyarakat perlu ditegakan norma yang mencerminkan
keadilan dan perlindungan hak warga masyarakat.
2.Mengutamakan kekeluargaan dan komunikasi yang intensif bila
terjadi permasalahan dalam masyarakat.
3.Dilakukan pengusutan secara tuntas terhadap berbagai perkara
kejahatan agar terjadi kepuasan batin dan kepercayaan terhadap
penegak hukum.
4. Hasil pengusutan diselesaikan dan diproses sesuai dengan
mekanisme hukum.
5.Perlu perlindungan korban dan saksi pelanggaran hak asasi
manusia
6.Setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat/ahli
warisnya dapat memperoleh kompensasi, rehabilitasi.
3. PELAKSANAAN PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
Keseriusan pemerintah dalam menangani pelanggaran
terhadap hak asasi manusia dapat kita lihat dari indikator
sbb:
1. Mantan Kapolres Dili AKBP Hulman Goultom, dijatuhi hukuman 3
tahun penjara oleh pengadilan Ad hoc, Jakarta Pusat. Karena
terdakwa dinilai terbukti tidak mencegah dan gagal melakukan
pengendalian terhadap penyerangan yang dilakukan masa pro
integrasi pada sebelum dan sesudah jajak pendapat di Timor
Timur.
2. Istri Omar Al-Farouk, Mira Agustina akan menggugat Amerika
Serikat ke Mahkamah Internasional, menganggap penangkapan Al-
Farouk melanggar HAM.
7. INDIKATOR KE TUJUH
TUJUH BERPARTISIPASI TERHADAP PENEGAKAN HAM DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
Pelaksanaan penegakan dan perlindungan HAM sangat
ditentukan oleh manusia dan masyarakatnya, disamping tentu
dilengkapi oleh aturan yang baik dan lengkap.
Untuk menjamin dan melindungi hak asasi manusia ada beberapa
hal yang diperlukan antara lain; aturan hukum, aparat penegak
hukum dan juga faktor kesadaran masyarakat, dan juga
diperlukan menggalakan upaya-upaya lain yaitu:
1. SOSIALISASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Dalam rangka sosialisasi hukum, yakni memasyarakatkan
aturan dan pengetahuan hukum serta penghargaan terhadap hak
asasi manusia kepada khalayak umum, perlu dilakukan dengan
cara dan metode yang tepat. Serta perlu dilakukan kerjasama
yang baik dari semua pihak, terutama dari kalangan aparat
negara maupun penegak hukum serta dari media massa.
2. PENINGKATAN KESADARAN HUKUM DAN PENGHARGAAN HAK ASASI
MANUSIA
Apabila kesadaran hukum dan penghargaan hak asasi manusia
semakin tinggi maka masyarakat semakin maju dan berkualitas.
Itu dapat ditandai dengan hal-hal berikut:
a.Masyarakat menghindari prilaku atau praktek main hakim
sendiri dalam menyelesaikan persoalan.
Salah satu tanda kemajuan peradaban dalam masyarakat adalah,
bila persoalan yang timbul diselesaikan dengan cara musyawarah
dan kekeluargaan sebagai bukti penghargaan terhadap hak asasi
manusia. Sedangkan main hakim sendiri di samping
melanggar/tidak dibenarkan hukum juga melanggar hak asasi
manusia.
b.Tokoh dan pemimpin masyarakat dapat menjadi contoh teladan
bagi warga masyarakatnya.
------------------------------------------------
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Budiyanto. (2004). Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X,
Erlangga, Jakarta.
Suprapto, dkk. ( 2003). Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas 1,
Bumi Aksara, Jakarta.
-------------, dkk. ( 2004). Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas
1, Bumi Aksara, Jakarta
Sri Jutmini. ( 2004 ). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas
1 SMA dan MA, Tiga Serangkai, Solo.
Amin Suprihatini. (2004). Tim Penyusun Kewarganegaraan Jilid 1
SMA, Cempaka Putih, Jakarta.
Petrus Citra Triwamwoto. ( 2004). Kewarganegaraan SMA Kelas 1,
Grasindo, Jakarta.
Nur wahyu Rochmadi. (2003). Kewarganegaraan Kelas 1 SMA KBK,
Yudhistira, Jakarta.
Standar Kompetensi :
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi.
4.2. Menganalisis substansi konstitusi negara.
4.3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan
Republik
Indonesia.
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
Standar Kompetensi :
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi.
4.2. Menganalisis substansi konstitusi negara.
Hasil Yang Diharapkan (Indikator) :
Mendeskripsikan pengertian dasar negara
Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara.
Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konsitusi sebuah
di negara
Menguraikan unsur sebuah konstitusi
Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu
Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
Materi Pembelajaran
Pengertian dasar negara
Pengertian konstitusi negara
Tujuan dan nilai konstitusi
Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara
Unsur-unsur konstitusi
Ciri-ciri konstitusi
Substansi konstitusi Indonesia
PENGERTIAN DASAR NEGARA
Dasar Negara adalah fundamen yang kokoh dan kuat bagi suatu
negara serta bersumber dari pandangan hidup atau falsafah
(cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan
kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia)
yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
Pengertian Dasar Negara Secara Etimologis
Philosophische grondslag (Belanda), berarti norma dasar yang bersifat
filsafati
Weltanschauuung (Jerman), berarti pandangan mendasar tentang dunia
Ideology (Inggris) dan Ideologi (Indonesia), artinya ajaran atau teori
yang merupakan hasil pemikiran mendalam (pemikiran filsafati)
mengenai dunia dan kehidupan di dunia, termasuk kehidupan
bernegara di dalamnya, yang dijadikan pedoman dasar dalam
mengatur dan memelihara kehidupan bersama dalam suatu negara.
Dasar negara sesungguhnya sama dengan ideologi negara, dasar falsafat
kenegaraan atau pandangan dasar kenegaraan
SUBSTANSI DASAR NEGARA
Sebuah dasar negara umumnya dikembangkan berdasarkan keyakinan
tertentu tentang hakikat manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki dua
dimensi: makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial
Sebagai makhluk pribadi manusia memiliki kebebasan individual,
sementara sebagai makhluk sosial manusia terikat ke dalam
kebersamaan
Liberalisme, lebih mengutamakan kebebasan atau sisi
individualitas manusia. Sedangkan sosialisme lebih
mengutamakan dimensi kebersamaan atau sosialitas manusia
Pandangan tentang hakikat manusia itu menentukan pandangan
tentang ajaran moral, kehidupan politik, dan kehidupan ekonomi
yang harus diperjuangkan para penganut dasar negara yang
bersangkutan
IDEOLOGI BESAR DI DUNIA
LIBERALISME
SOSIALISME
MARXISME/KOMUNISME
PANCASILA
LIBERALISME
Ajaran moral liberalisme: pengakuan atas hak-hak asasi manusia
seperti hak kebebasan, hak kemuliaan, dan hak hidup manusia
Ajaran politik liberalisme: pengakuan atas hak asasi politik,
seperti hak berserikat, berkumpul, hak mengeluarkan pendapat
baik lisan maupun tertulis, hak partisipasi, hak memutuskan
bentuk kenegaraan yang akan dibangun, dan hak menentukan
kebijakan pemerintahan
Ajaran ekonomi liberalisme: pengakuan atas hak-hak ekonomi dan
kesejahteraan masing-masing orang, dengan mengutamakan
perekonomian swasta, mekanisme pasar, sistem perdagangan
bebas, atau kapitalisme
Sesudah PD II, negara demokrasi liberal diharapkan mewujudkan
cita-cita negara kesejahteraan (welfare state) atau negara
yang memberi pelayanan kepada masyarakat (social service state)
SOSIALISME
Lahir sebagai reaksi atas krisis sosial akibat industrialisasi
dan cara produksi liberal-kapitalistis di abad ke-19
Prinsip persaingan bebas dalam kapitalisme menempatkan kaum
buruh dalam posisi yang lemah.
Ajaran oral sosialisme: Manusia pada dasarnya berwatak sosial
dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial atau solidaritas
Ajaran ekonomi sosialisme antara lain: penghapusan atau
pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat produksi,
pengambil-alihan alat-alat produksi oleh negara atau langsung
oleh kaum buruh, pembagian kembali milik pribadi.
Ajaran politik sosialisme: Tidak diperlukan lagi penyaluran
kepentingan kelas (karena kelasnya tidak ada), juga tidak
terdapat lagi kelompok ekonomi yang saling bersaing (karena
perekonomian diatur dengan prinsip persamaan) sehingga partai-
partai politik mungkin tidak diperlukan lagi
Ada dua aliran sosialisme:
Sosialisme yang dipengaruhi oleh Marxisme (komunisme),
menggunakan kekerasan dan revolusi untuk mencapai tujuan
Sosialisme non-marxis (sosialisme demokratis), misal
sosialisme religius
MARXISME/KOMUNISME
Marxisme adalah ajaran Karl Marx yang kemudian direvisi oleh
Lenin dan MaoTzeDong
Marxisme adalah salah satu jenis sosialisme
Ajaran moral utama komunisme: bahwa segala jalan dianggap
halal, asal membantu mencapai tujuan, termasuk pemerintahan
diktatur oleh partai komunis. Buktinya pembunuhan massal di
Rusia, RRC dan Kamboja, dan peristiwa Madiun serta G30SPKI.
Setiap bentuk asli komunisme pasti ATHEIS, karena komunisme
berdasarkan materialisme, yang menyangkal adanya jiwa rohani
dan Tuhan, sehingga menindas kebebasan pribadi dan agama.
Ajaran politik komunisme: Kehidupan kenegaraan berdasar
Marxisme/komunisme sering disebut Demokrasi Timur/demokrasi
Timur atau demokrasi rakyat/demokrasi sosialis. Tapi praktek
politik negara komunis justru bertentangan dengan prinsip
demokrasi, contohnya satu partai politik, pemilu tidak
demokratis dengan satu calon wakil rakyat.
Ajaran ekonomi Komunisme: segala alat produksi harus di tangan
negara, dan hak milik perseorangan seperti rumah, kendaraan,
dsb tidak diakui.
PANCASILA
Menurut Pancasila, manusia pada hakikatnya adalah makhluk
ciptaan Tuhan YME yang bersifat monodualis (makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial). Kedua hal itu harus selaras dan
seimbang.
Kebebasan individu tidak boleh merusak semangat kerja sama
antarwarga, namun kerja sama antarwarga tidak boleh mematikan
kebebasan individu.
Sistem politik yang sesuai dengan dasar negara Pancasila
adalah sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan
Sistem perekonomian yang dikehendaki adalah sistem ekonomi
kerakyatan, di mana kesejahteraan rakyat menjadi tujuan
utamanya.
Tiga pilar perekonomian adalah negara, sektor swasta, dan
koperasi.
Sistem politik yang sesuai dengan dasar negara Pancasila
adalah sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan
Sistem perekonomian yang dikehendaki adalah sistem ekonomi
kerakyatan, di mana kesejahteraan rakyat menjadi tujuan
utamanya.
Tiga pilar perekonomian adalah negara, sektor swasta, dan
koperasi.
DASAR NEGARA INDONESIA
Dasar negara bangsa Indonesia, adalah Pancasila yang
berkedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi dalam
negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum (TAP. MPRS
No.XX/MPRS/1966, jo. TAP. MPR No.V/MPR/1973, jo. TAP. MPR No.
IX/MPR/ 1978). Penegasan kembali, tercantum dalam TAP. MPR
No.XVIII/MPR/1998 .
Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara
Indonesia
Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Sebagai Tujuan Yang Hendak Dicapai Oleh Bangsa Indonesia
Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan
mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup
(filsafat hidup).
Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan
memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan
menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan tad
Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa
akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi
persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul,
baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya
sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat
manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di
dunia ini.
Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa
akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia
memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial
dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang
makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup
itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada
tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan
dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah
berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-
cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar
itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai
perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan
ekonomi, sosial dan budaya.
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan
menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi
sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea
IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-
undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-
peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara
dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan
sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara
Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa
Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber
huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi,
hakim, ilmu pengetahuan hukum).
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan
menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi
sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea
IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-
undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-
peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara
dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan
sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara
Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa
Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber
huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi,
hakim, ilmu pengetahuan hukum).
Dasar negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku di negara kita.
Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah :
Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan
ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis
pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan
tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah
pencerminan dari bangsa kita.
Sebagai Tujuan Yang Hendak Dicapai Oleh Bangsa Indonesia
Yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu
dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Perjanjian luhur bangsa Indonesia yang disetujui oleh wakil-
wakil bangsa Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi
Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia
ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita
bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,
melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan
kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
FUNGSI DASAR NEGARA SECARA UMUM
DASAR BERDIRI DAN TEGAKNYA NEGARA
DASAR KEGIATAN PENYELENGGARAAN NEGARA
DASAR PARTISIPASI WARGA NEGARA
DASAR DAN SUMBER HUKUM NASIONAL
PENGERTIAN KONSTITUSI
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu
“Constitution” dan berasal dari bahasa belanda “constitue”
dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung”
dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang
dasar.
Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang
memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber
perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakata negara
Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara -
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-
prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara
khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-
prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk
pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Perkataan “konstitusi” berasal dari bahasa Perancis Constituer
dan Constitution, kata pertama berarti membentuk, mendirikan atau
menyusun, dan kata kedua berarti susunan atau pranata
(masyarakat). Dengan demikian konstitusi memiliki arti;
permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Pada
umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari
suatu negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan.
Mempelajari konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata
negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara disebut
juga dengan constitutional law. Istilah Constitutional Law di Inggris
menunjukkan arti yang sama dengan hukum tata negara.
Penggunaan istilah Constitutional Law didasarkan atas alasan
bahwa dalam hukum tata Negara unsur konstitusi lebih menonjol.
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata
kerja yaitu “constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang
dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung
makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-
undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi
dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah
Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.
Secara etimologis, istilah konstitusi dalam berbagai bahasa,
mempunyai tiga pengertian: arti luas, arti tengah, dan arti
sempit.
Arti luas: konstitusi berarti hukum tata negara, yaitu
keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan
sistem ketatanegaraan suatu negara. Contoh: Istilah
Constitutional Law (Inggris).
Arti tengah : konstitusi berarti hukum dasar, yaitu
keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, yang mengatur bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu negara.
Arti sempit: konstitusi berarti undang-undang dasar, yaitu
satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan2 dan ketentuan2
yang bersifat pokok atau dasar dari ketatanegaraan suatu
negara
Dalam pengertian luas, ”Konstitusi” berarti keseluruhan dari
ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (droit constitunelle).
Konstitusi, ada yg dalam bentuk dokumen tertulis ada juga yang
tidak tertulis (pelopor Bolingbroke).
Dalam pengertian sempit (terbatas), ”Konstitusi” berarti
piagam dasar atau undang-undang dasar (loi constitunelle), yaitu
suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara, contoh UUD 1945 (pelopor Lord Bryce dan C.F. Strong).
PENDAPAT TOKOH
Herman Heller, Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari
pada Undang-Undang Dasar.
Struycken, Konstitusi adalah Undang-Undang Dasar. Konstitusi
memuat garis-garis besar dan asas tentang organisasi dari pada
negara.
Oliver Cromwell, UUD itu sebagai “instrument of government” bahwa
undang-undang dibuat, sebagai pegangan untuk memerintah
(Konstitusi dan UUD).
Lasalle, bahwa konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubu-ngan
antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat.
K.C. Wheare, konstitusi dapat dibagi 2 (dua), yaitu :
Konstitusi yang semata-mata berbicara sebagai naskah hukum
”the rule of the constitution”.
Konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuan-ketentuan hukum,
tetapi juga mencantumkan ideologi, aspirasi, cita-cita politik
dan pengakuan kepercayaan.
L. J. Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis
maupun peraturan tak tertulis
Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa
latin cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang
berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti
menetapkan secara bersama.
TUJUAN KONSTITUSI
Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –
wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja
kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat
banyak
Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya
Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh
NILAI KONSTITUSI
Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima
oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya
berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku
dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan
secara murni dan konsekuen
Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum
berlaku, tetrapi tidak sempurna. Ketidak sempurnaan itu
disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak
seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara
Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya
untuk kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan,
penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik
NILAI KONSTITUSI
Konstitusi bernilai normatif, berarti secara hukum diakui dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Konstitusi bernilai nominal, secara hukum konstitusi diakui
kedudukannya sebagai konstitusi negara.
Konstitusi bernilai semantik, secara yuridis diakui dan tidak
operasional. Konstitusi ini dikesampingkan oleh kebijakan
lain.
MACAM-MACAM KONSTITUSI
Menurut CF. Strong, konstitusi terdiri dari
Konstitusi tertulis (documentary constitution / writen
constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar negara
, bangunan negara dan tata negara, juga aturan
dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa di dalam persekutuan hukum. Hampir semua
negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau
undang-undang dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur
mengenai pembentukan, pembagian wewenang dan cara
bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta
perlindungan hak azasi manusia.
Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary
constitution) berupa kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam praktek penyelenggaraan
negara. Negara yang dikategorikan sebagai negara
yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah
Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan
dasar terhadap semua lembaga-lembaga kenegaraan dan
semua hak azasi manusia terdapat pada adat kebiasaan
dan juga tersebar di berbagai dokumen, baik dokumen
yang relatif baru maupun yang sudah sangat tua
seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215
yang memuat jaminan hak-hak azasi manusia rakyat
Inggris.Karena ketentuan mengenai kenegaraan itu
tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup
dalam adat kebiasaan masyarakat itulah maka Inggris
masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi
tidak tertulis.
Klasifikasi Konstitusi Menurut Pendapat Tokoh
Dalam buku “Modern Constitution” (1975) K.C. Wheare
mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:
Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk
tertulis (written constitution and unwritten constitution);
Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid
constitution)
Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak
derajat tinggi (Supreme and not supreme constitution)
Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution)
Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan
Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive Constitution)
Dalam buku “Modern Constitution” (1975) K.C. Wheare
mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:
Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri
pokok, antara lain:
a. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
b. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti
mengubah undang2
Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
a. Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari
undang-undang;
b. Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
FUNGSI KONSTITUSI
Fungsi Pokok, Konstitusi atau UUD adl untuk membatasi
kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang, sehingga hak-
hak warga negara dapat terlindung (Konstitusionalisme).
Fungsi Umum :
◦ Kontrol Penyelenggaraan negara,
◦ Indikator keberhasilan pemerintahan,
◦ Kontrak sosial antara warga negara dengan penyelenggara
negara.
Secara operasional fungsi suatu konstitusi sebagai berikut :
Membatasi perilaku pemerintahan secara efektif
Membagi kekuasaan dalam beberapa lembaga negara
Menentukan lembaga negara bekerja sama satu dengan lainnya
Menentukan hubungan di antara lembaga negara
Menentukan pembagian kekuasaan dalam negara, baik yang
sifatnya horizontal maupun vertikal
Menjamin hak-hak warga negara dari tindakan sewenang-wenang
penguasa
Menjadi landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan
menurut sistem ketatanegaraan
Menurut paham konstitusionalisme, konstitusi adalah dokumen
kenegaraan yang mempunyai fungsi khusus, yaitu:
Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah
Menjamin hak-hak asasi warga negara
Konstitusionalisme: suatu gagasan/paham yang menyatakan bahwa
suatu konstitusi/UUD harus memiliki fungsi khusus yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak2 warga negara
SUBSTANSI/ISI KONSTITUSI
Pernyataan tentang gagasan2 politik, moral dan keagamaan
Ketentuan tentang struktur organisasi negara
Ketentuan tentang perlindungan HAM
Ketentuan tentang prosedur mengubah UUD
Larangan mengubah sifat tertentu dari UUD
Pernyataan tentang gagasan2 politik, moral dan keagamaan
Dimuat pada bagian awal atau Pembukaan Konstitusi
Memuat pernyataan pengakuan thd Tuhan.
Memuat pernyataan bahwa keadilan, kebebasan, persamaan dan
kebahagiaan/kesejahteraan umum dll akan dijamin melalui
konstitusi
Memuat pula cita2 rakyat atau tujuan negara dan dasar negara
Contoh: Pembukaan UUD 1945
Ketentuan tentang struktur organisasi negara
Misal pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif,
dan yudikatif
Contoh UUD 1945
◦ Pasal 2-3 ttg MPR
◦ Pasal 4-16 ttg Pres
◦ Pasal 19-22 ttg DPR
◦ Pasal 22C dan 22D ttg DPD
◦ Pasal 24A ttg MA
◦ Pasal 24B ttg KY
◦ Pasal 24C ttg MK
Ketentuan tentang perlindungan HAM
Memuat ketentuan2 yang menjamin dan melindungi hak asasi
manusia warga negara ybs.
Contoh: UUD 1945 pada pasal 27, 28, 28A-28J, 29, 30, 31, 32,
34.
Ketentuan tentang prosedur mengubah UUD
Ditentukan syarat dan prosedur mengubah konstitusi ybs untuk
menjaga agar konstitusi tetap dapat menyesuaikan perkembangan
zaman.
Contoh: UUD 1945 pada pasal 37
Larangan mengubah sifat tertentu dari UUD
Biasanya terjadi jika para penyusun konstitusi ingin
menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja
diatasi, misalnya munculnya seorang diktator atau kembalinya
suatu monarki.
Contoh: UUD 1945 pasal 37 ayat 5
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan****)
ISI KONSTITUSI MENURUT PENDAPAT TOKOH
Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:
◦ Jaminan terhadap HAM dan warga negara
◦ Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental
◦ Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.
Menurut Miriam Budiarjo, konstitusi memuat tentang:
◦ Organisasi negara,
◦ HAM,
◦ Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum,
◦ Cara perubahan konstitusi.
Menurut Koerniatmanto Soetopawiro, konstitusi berisi tentang:
◦ Pernyataan ideologis
◦ Pembagian kekuasaan negara
◦ Jaminan HAM (hak asasi manusia)
◦ Perubahan konstitusi
◦ Larangan perubahan konstitusi
ISI UUD
Setiap UUD memuat ketentuan :
Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Hak-hak asasi manusia (biasa disebut Bill of Right) kalau
berbentuk naskah tersendiri.
Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
Undang-Undang Dasar
SIFAT KONSTITUSI
Menurut C.F. Strong, kaku atau supelnya sebuah konstitusi
ditentukan oleh: apakah prosedur mengubah konstitusi sama
dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang
bersangkutan.
Konstitusi fleksibel/luwes/supel, jika dapat diubah dengan prosedur
yang sama dengan prosedur pembuatan undang2 (jadi dapat diubah
oleh badan legislatif sehari-hari). Contoh KRIS 1949, krn dpt
diubah oleh pembentuk UU federal yaitu Pres bersama DPR dan
Senat
Konstitusi rigid/kaku jika konstitusi hanya dapat diubah melalui
prosedur yang berbeda dengan prosedur pembuatan UU biasa.
Contoh UUD 1945 karena hanya dpt diubah oleh MPR, bukan oleh
lembaga legislatif sehari-hari, yaitu DPR bersama Presiden
KEDUDUKAN KONSTITUSI
SEBAGAI HUKUM DASAR
SEBAGAI HUKUM TERTINGGI
Pembentukan Konstitusi
PEMBERIAN
Raja memberikan suatu UUD, dan kekuasaan akan dijalankan oleh
suatu badan tertentu. UUD itu timbul, karena takut akan
timbul revolusi. Dengan UUD kekuasaan raja dibatasi
SENGAJA DIBENTUK
Pembuatan suatu UUD dilakukan setelah negara itu didirikan
CARA REVOLUSI
Pemerintahan baru hasil revolusi, dengan persetujuan rakyat,
pemerintah mengambil suatu permusyawaratan untuk menetapkan
UUD.
CARA EVOLUSI
Melakukan perubahan secara berangsur-angsur membentuk UUD
baru.
Pengubahan Konstitusi
Oleh Badan Legislatif/ Perundangan Biasa. Pengubahan dilakukan
oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan syarat yang lebih
berat dari pada membuat undang-undang biasa (bukan undang-
undang dasar).
Referendum
Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat yang
mempunyai hak suara
Oleh Badan Khusus
Badan khusus yang bertugas hanya untuk mengubah undang-undang
dasar saja.
Khusus di Negara Federasi
Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas negara-
negara bagian dari federasi itu tadi menyetujui perubahan.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam
praktek ketatanegaraan di dunia dalam hal perubahan
konstitusi.
Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu konstitusi
diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku
secara keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut
oleh hampir semua negara di dunia.
Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah,
maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Perubahan terhadap
konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang
asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh
Amerika Serikat
PENDAPAT C.F. STRONG
Empat macam prosedur perubahan konstitusi:
Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan
legislatif, akan tetap yang dilaksanakan menurut pembatasan-
pembatasan tertentu. Perubahan ini terjadi melalui tiga macam
kemungkinan.
Pertama, untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan
legislatif harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah
anggota tertentu (kuorum) yang ditentukan secara pasti
Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan
rakyat harus dibubarkan terlebih dahulu dan kemudian
diselenggarakan pemilihan umum. Lembaga perwakilan rakyat
harus diperbaharui inilah yang kemudian melaksanakan
wewenangnya untuk mengubah konstitusi.
Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem
majelis dua kamar. Untuk mengubah konstitusi, kedua kamar
lembaga perwakilan rakyat harus mengadakan sidang gabungan.
Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syarat seperti dalam
cara pertama, yang berwenang mengubah konstitusi.
Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu
referendum. Apabila ada kehendak untuk mengubah kosntitusi
maka lembaga negara yang diberi wewenang untuk itu mengajukan
usul perubahan kepada rakyat melalui suatu referendum atau
plebisit. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan
lebih dulu oleh badan yang diberi wewenang untuk itu. Dalam
referendum atau plebisit ini rakyat menyampaikan pendapatnya
dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang telah
disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya
suatu usul perubahan diatur dalam konstitusi.
Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang
dilakukan oleh sejumlah negara bagian. Perubahan konstitusi
pada negara serikat harus dilakukan dengan persetujuan
sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan
karena konstitusi dalam negara serikat dianggap sebagai
perjanjian antara negara-negara bagian. Usul perubahan
konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal ini
adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada
pada negara-negara bagian. Disamping itu, usul perubahan dapat
pula berasal dari negara-negara bagian.
Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau
dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya
untuk keperluan perubahan. Cara ini dapat dijalankan baik pada
Negara kesatuan ataupun negara serikat. Apabila ada kehendak
untuk mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, dibentuklah suatu lembaga negara khusus yang tugas
serta wewenangnya hanya mengubah konstitusi. Usul perubahan
dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan
dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan
dan dapat pula berasal dari lembaga negara khusus tersebut.
Apabila lembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan
tugas serta wewenang sampai selesai,dengan sendirinya lembaga
itu bubar.
Pendapat Hans Kelsen
Hans Kelsen mengatakan bahwa konstitusi asli dari suatu negara
adalah karya pendiri negara tersebut. Dan ada beberapa cara
perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu :
Perubahan yang dilakukan di luar kompetensi organ legislatif
biasa yang dilembagakan oleh konstitusi tersebut, dan
dilimpahkan kepada sebuah konstituante, yaitu suatu organ
khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan-
perubahan konstitusi
Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa
jadi harus disetujui oleh dewan perwakilan rakyat dari
sejumlah negara anggota tertentu.
Pendapat Miriam Budiardjo
Empat macam prosedur perubahan konstitusi, yaitu:
Sidang badan legislatif ditambah beberapa syarat misalnya
ketentuan kuorum dan jumlah minimum anggota badan legislatif
untuk menerima perubahan.
Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan Australia
Negara-negara bagian dalam suatu negara federal harus
menyetujui, Contoh : Amerika Serikat
Musyawarah khusus (special convention), contoh: beberapa
negara Amerika Latin
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada
gagasan dasar, cita – cita dan tujuan negara yang tertuang
dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai pedoman
penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam
konstitusi suatu negara
Keterkaitan konstitusi dengan UUD
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis
sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat
mengikat, oleh karenanya makin elastik sifatnya, aturan itu
makin baik. Konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan
diselenggarakan
Standar Kompetensi :
4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi
Kompetensi Dasar:
4.3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara
Hasil Yang Diharapkan (Indikator)
Mendeskripsikan pokok pikiran yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945
Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945
Menguraikan makna tiap alinea yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945
Menunjukkan periodisasi konstitusi Indonesia
Mendeskripsikan kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan
sebuah konstitusi
Menguraikan fungsi perubahan sebuah konstitusi
Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi negara
Materi Pembelajaran
Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Makna tiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945
Periodisasi konstitusi Indonesia
Kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan sebuah konstitusi
Fungsi perubahan sebuah konstitusi
Perilaku positif terhadap konstitusi negara
Pokok-pokok Pikiran Dlm Pembukaan UUD 1945
Pokok pikiran pertama : ”Negara – begitu bunyinya – ”melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Pokok pikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat”. .
Pokok pikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas
kerakayatan dan permusyawaratan/ perwakilan”.
Pokok pikiran keempat : ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945
Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber motivasi dan aspirasi, tekad
dan semangat bangsa Indonesia, serta cita hukum dan cita moral
yang ingin ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun
internasional.
Pembukaan UUD 1945 dijadikan norma fundamental. Rumusan kata
dan kalimatnya tidak boleh diubah oleh siapapun, termasuk MPR
hasil pemilu. Penguba-han Pembukaan UUD 1945 berarti
pengubahan esen-si cita moral dan cita hukum yang ingin
diwujudkan dan ditegakkan oleh bangsa Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan Pasal-pasal UUD
1945, mempunyai kedudukan:
Hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembukaan
UUD 1945 mempunyai kedudukan yang terpisah dari Pasal-pasal
UUD 1945. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental,
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada
batang tubuh UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan
mempunyai kedudukan lebih tinggi.
Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara fundamental yang
menentukan adanya UUD Negara tersebut (sumber hukum dasar).
Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang akan
diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 Sbg Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental
Dari segi terjadinya: ditentukan oleh pembentuk negara dan
terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir sebagai
penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal
tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya.
Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara sbb:
◦ Dasar tujuan negara
◦ Ketentuan diadakannya UUD
◦ Bentuk negara
◦ Dasar filsafat negara: PANCASILA
Makna Yang Terkandung Pembukaan UUD 1945
Alinea Pertama, antara lain: Keteguhan bangsa Indonesia dalam
membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.
Alinea Kedua, antara lain: Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa
Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan dalam melawan
penjajah.
Alinea Ketiga, antara lain: Motivasi spiritual yang luhur bahwa
kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.
Alinea Keempat, antara lain: Adanya fungsi dan sekaligus tujuan
negara Indonesia, Disusun dalam UUD, Berkedaulatan Rakyat dan
Dasar Negara Pancasila.
Makna Pembukaan UUD 1945 Dalam Perjuangan Bangsa Indonesia
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam
empat alinea itu, setiap alinea kata-katanya mengandung arti
dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yg universal
& lestari.
Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi oleh
bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi;
Lestari, krn mampu menampung dinamika masyara-kat, dan akan
tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama
bangsa Indonesia tetap setiap kepada Negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
Hubungan Proklamasi 17-8-1945, Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
Proklamasi – Pembukaan UUD 1945: Bilamana Proklamasi 17-8-1945
sebagai Proclamation of Independence (Pengumuman Kemerdekaan),
maka Pembukaan UUD 1945 sebagai Declaration of Independence
(Pernyataan Kemerdekaan)
Pembukaan UUD 1945 – UUD 1945: UUD 1945 (pasal-pasal),
merupakan uraian secara sistematis dan terperinci dari
Pembukaan UUD 1945.
PERIODISASI KONSTITUSI INDONESIA
18-8-1945 SD 27-12-1949 : UUD 1945
27-12-1949 SD 17-8-1950 : UUD RIS 1949 atau KONSTITUSI RIS
1949
17-8-1950 SD 5-7-1959 : UUDS 1950
5-7-1959 SD Sekarang : UUD 1945
UU NO 10 TH 2004 TTG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGAN
Pasal 7 ayat 1tentang jenis dan hierarki peraturan perundang-
undangan:
◦ UUD RI TAHUN 1945
◦ UU/PERPPU
◦ PERATURAN PEMERINTAH
◦ PERATURAN PRESIDEN
◦ PERATURAN DAERAH:
PERDA PROPINSI
PERDA KABUPATEN/KOTA
PERATURAN DESA ATAU PERATURAN YANG SETINGKAT.
Pasal 7 ayat 2 tentang Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara.
KESEPAKATAN DASAR DALAM MELAKUKAN PERUBAHAN KONSTITUSI
Ada 5 (lima) kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD
Negara RI Tahun1945
Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Tetap mempertahankan NKRI
Mempertegas sistem pemerintahan presidensial
Penjelasan UUD Negara RI Tahun 1945 yang memuat hal-hal
normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (Batang Tubuh)
Melakukan perubahan secara adendum
Contoh Penjelasan UUD 1945 Tentang Hal-hal Normatif dimasukkan
dalam Pasal :
Pasal 1 ayat 3 Negara Indonesia adalah negara hukum, sebelum
perubahan UUD 1945 ketentuan itu terdapat dalam Penjelasan UUD
1945 berupa tujuh kinci pokok sistem pemerintahan Indonesia,
bahwa Indonesia adalah negara berdasar hukum (rechtstaats), tidak
berdasarkan kekuasaan semata (maachtstaats)
Adendum
Perubahan secara adendum artinya perubahan UUD Negara RI Tahun
1945 dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD
Negara RI Tahun 1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran
Negara Nomor 75 Tahun1959 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959
dan naskah perubahan-perubahan UUD Negara RI Tahun 1945
dilekatkan pada naskah asli.
FUNGSI PERUBAHAN SEBUAH KONSTITUSI
Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak tegas dalam
memberi pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah
dapat ditafsirkan oleh siapa saja, tergantung pada kepentingsn
orang-orang yang menafsirkan
Mengubah dan/ atau menambah pengaturan2 di dalam konstitusi
yang terlampau singkat dan tidak lengkap, serta terlali banyak
mendelegasikan pengaturan selanjutnya kepada undang-undang dan
ketetapan lainnya
Memperbaiki berbagai kelemahan mendasar baik dalam isi maupun
proses pembuatannya, seperti tidak konsistennya hubungan
antarbab, antarpasal, serta antara bab dan pasal.
Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi politik dan ketatanegaraan suatu negara
PERILAKU POSITIF TERHADAP KONSTITUSI
UUD, merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum
tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi
juga oleh pemerintah serta penguasa.
Setiap warga negara hendaknya memiliki keinginan kuat terhadap
konstitusi negara sbb Budaya “taat asas” & “taat hukum”
Dengan cara:
◦ Bersikap terbuka
◦ Mampu mengatasi masalah
◦ Menyadari adanya perbedaan
◦ Memiliki harapan realistis
◦ Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri
◦ Mau menerima dan memberi umpan balik
Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara
Konstitusi dibuat untuk memudahkan suatu bangsa dalam
melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara
Setiap penguasa bersama warga negara menghormati
konstitusi yang telah dibuat bersama
Konstitusi merupakan suatu bukti kedaulatan negara. Negara
yang memiliki konstitusi adalah negara yang berdaulat
Setiap warga negara harus memiliki kebanggaan terhadap
konstitusi yang membuat negaranya diakui oleh dunia
Perubahan konstitusi hendaknya disikapi dengan bijak, bukan
sebagai akibat sistem ketatanegaraan yang mudah berubah dan
tidak jelas, tetapi sebagai bentuk perwujudan demokrasi
BAB 5
PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA
Standar Kompetensi
5. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai
aspek kehidupan
Kompetensi Dasar :
5.1 Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan
di Indonesia
5.2 Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
5.3 Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan
ras, agama, gender, golongan
Indikator
Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam
UUD 1945
Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara
Indonesia dan hal yang menyebabkan hilanganya status
kewarganegaraan
Menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara
umum
Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan
kedudukan warga negara dalam kehidupan
Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku
Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan,
budaya, dan suku secara garis besar
Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu :
Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam
UUD 1945
Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara
Indonesia dan hal yang menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan
Menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara
umum
Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan
kedudukan warga negara dalam kehidupan
Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku
Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan,
budaya, dan suku secara garis besar
Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan,
Materi Ajar
Warga negara dan pewarganegaraan
Dasar hukum yang mengatur warga Negara
Asas dan stelsel dalam kewarganegaraan
Syarat menjadi warga negara
Hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan
Persamaan kedudukan warga negara
Landasan yang menjamin persamaan kedudukan warga negara
Berbagai aspek persamaan kedudukan setiap warga negara
Contoh perilaku yang menampilkan persaman kedudukan warga
Negara
Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan
Ras
Agama
Gender
Golongan
Budaya
Suku
Metode Pembelajaran
Ceramah/informasi, tanya jawab, diskusi, presentasi, pemberian
tugas, kerja mandiri, studi kasus, eksplorasi.
Kompetensi Dasar :
5.1. Mendeskripsi-kan kedudukan warga negara dan pewarga-
negaraan di Indonesia.
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan pengertian rakyat di dalam suatu negara dan asas
kewarganegaraan.
Mendeskripsikan penduduk dan warga negara Indonesia.
Menganalisis undang-undang kewargane-garaan Indonesia
Menganalisis kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di
Indonesia.
Materi Pembelajaran:
Kewarganegaraan R.I.
Rakyat dalam suatu negara, yaitu meliputi semua orang yang
bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk
pada kekusaan negara itu
1. Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia
yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
2. Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam
suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan
pemerintah.
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu dapat
dibedakan penduduk dan bukan penduduk.
1. Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk
jangka waktu lama. Penduduk yang memiliki status
kewarganegaraan, disebut sebagai Warga Negara Indonesia (WNI),
Warga Negara Asing (WNA) yg menetap di Indonesia karena suatu
pekerjaan, disebut juga penduduk.
2. Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam
suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu.
Contoh : para turis mancanegara.
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya
dapat dibedakan warga negara dan bukan warga negara.
1. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum
tertentu mrp anggota dari suatu negara, dengan
status kewarganegaraan WN asli atau WN keturunan
asing. WN juga dapat diperoleh melalui proses
naturalisasi.
2. Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang
berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak
menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun
tunduk pada pemerintah di mana mereka berada (Duta
Besar, Kontraktor Asing, dsb).
Asas Kewarganegaraan
Penentuan status kewarganegaraan lazim digunakan :
Stelsel aktif, dengan melakukan tindakan-tindakan hukum
tertentu secara aktif.
Stelsel pasif, tanpa harus melakukan tindakan hukum
tertentu
Seseorang dalam suatu negara pada dasarnya memiliki hak-hak :
Hak Opsi adalah hak untuk memilih suatu
kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu
kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
Penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan menurut Asas :
Ius Soli, penentuan asas kewarganegaraan berdasarkan
daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh:
Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan
menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah
warga negara B. (Inggris, Mesir, Amerika, dan lain-
lain).
Ius Sanguinis, penentuan asas kewarganegaraan
berdasarkan pertalian darah/keturunan dari orang
yang berangkutan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan
di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B,
maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B
(dianut oleh negara RRC).
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, asas-asas
kewarganegaraan yang diterapkan adalah:
Asas Ius Sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraa seseorang berdasarkan keturunan, gbukan
berdasarkan negara tempat kelahiran.
Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas, yaitu asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Asas Kewarganegaraan Tunggal, yaitu asas yang menentukan
satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, yaitu asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dengan undang-undang ini. Dengan
diterapkannya asas-asas tersebut di atas, maka masalah
kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini tidak mengenal lagi
istilah kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa
kewarganegaraan (apatride).
Penduduk dan Warga Negara Indonesia
Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara dan Penduduk :
• Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
• Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
• Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undangundang.
Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregeling tahun
1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
Golongan Eropa, yang terdiri atas :
1. Bangsa Belanda,
2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa
3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)
4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum
keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda (Amerika,
Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.
Golongan Timur Asing, yang terdir atas :
1. Golongan Cina (Tionghoa), dan
2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India,
Pakistan, Mesir, dan lain-lain).
Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:
1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak
memasuki golongan rakyat lain, dan
2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu
masuk dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia
asli.
Peraturan perundangan tentang warga negara Indonesia yang
pernah berlaku :
1. Undang-Undang RI Nomor 3/1946 tentang
Kewarganegaraan Indonesia.
2. Undang-Undang No. 2/1958, tentang Penyelesaian Dwi
kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC,
3. Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan
Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No.
3/Tahun 1946,
4. Undang-Undang No. 4 Tahun 1969 tentang Pencabutan UU
No. 2 Tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi,
5. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan
Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958,
6. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Peraturan perundangan pendukung pelaksanaan UU tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia
Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,
Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 Tentang Visa, Izin
Masuk dan Izin Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 2005 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah RI No. 32/1994 Tentang Visa, Izin
Masuk dan Izin Keimigrasian.
Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun 1998 Tentang Menghentikan
Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi Dalam Semua
Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan
Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan Program ataupun
Pelaksanaan.
Kedudukan WN dan Pewarganegaran di Indonesia
Kedudukan Warga Negara
Kedudukan warga negara di dalam suatu negara, sangat penting
statusnya terkait dengan hak dan kewajiban yang dimiliki.
Perbedaan status/kedudukan sebagai warga negara sangat
berpengaruh terhadap hak dan kewajibannya baik yang mencakup
bidang politik, ekonomi, sosial – budaya maupun pertahanan
keamanan.
Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas
dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945,
alinea I) dan hak dasar sebagai warga negara:
• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),
• Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 ayat (1)),
• Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27
ayat 2),
• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan
tulisan (Pasal 28),
• Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal
28A)
• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),
• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
• Mendapat pendidikan (Pasal 31),
• Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
• Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan
• Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
Kewajiban Dasar Sebagai Warga Negara :
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
(Pembukaan UUD 1945, alinea I),
• Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II),
• Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan
dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV),
• Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2),
• Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat
1),
• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat
(1)),
• Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35),
• Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal 36),
• Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A),
• Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B).
Hak Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih,
mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik.
Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh
pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta
menangani pendidikan.
Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh
pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk
berusaha.
Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat
pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah
masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
Tanggungjawab Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi
Pancasila
Bertanggungjawab Terhadap :
Pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila.
Pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas dan
rahasia serta jujur dan adil
Hukum dan pemerintahan RI.
Usaha pembelaan negara.
Pelaksaan hak-hak asasi manusia, memperta-hankan, dan
mengisi kemerdekaan Indonesia.
Pewarganegaraan di Indonesia
Pewarganegaraan (naturalisasi) adalah tata cara bagi orang
asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
melalui permohonan.
Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia :
a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-
undang /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu
berlaku (berlaku surut),
b. Kelahiran (asas ius soli),
c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak
orang asing di bawah umur 5 tahun),
d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita
Indonesia,
e. Pewarganegaraan (naturalisasi),
f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki
Indonesia,
g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin
mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis),
h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum
dengan ayah atau ibunya yg orang asing itu dapat
menjadi warga negara RI setelah berumur 21
tahun/sudah kawin melalui pernyataan.
Syarat- Syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Menurut UU No. 12/2006
a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin;
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5 th
berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak
berturut-turut;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar
negara Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 1
tahun/lebih;
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
dan
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU No.12/2006)
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan
sendiri,
b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden
atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah
berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal
di luar negeri,
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari
Presiden;
e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing,
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan
janji setia kepada negara asing,
g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat
ketatanegaraan untuk negara asing;
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor
dari negara asing,
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik
Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan
dalam rangka dinas negara.
Kompetensi Dasar :
5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5.3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan
ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan makna persamaan.
Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup berdasarkan pendekatan
kultural dan konstitusi negara.
Menganalisis jaminan persamaan hidup dalam Pembukaan UUD 1945,
Sila-sila Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundangan
lainnya.
Menampilkan sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara.
Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara
Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara
biasa disebut dengan istilah “persamaan politik” (political
equality). Persamaan politik adalah keadaan di mana setiap
anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana
yang lainnya untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Penekanan prinsip persamaan politik adalah persamaan
kesempatan untuk berpartisipasi, bukan persamaan partisipasi
nyata warga masyarakat. Sebab, partisipasi nyata warga
masyarakat yang satu dengan yang lain tentu saja berbeda-beda,
tergantung pada kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi
masing-masing pihak.
Menurut Harold J Laski, prinsip persamaan kedudukan warga
negara memiliki dua dimensi, yaitu:
Tidak adanya keistimewaan khusus
Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang
Jadi, negara tidak boleh memberikan pengistimewaan khusus kepada
individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat, entah itu
atas dasar alasan ras, agama, jender, golongan budaya, suku,
ataupun status sosial dalam masyarakat.
Kenyataan di masyarakat memang menunjukkan bahwa banyak
terjadi ketidaksamaan, akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa
perlakuan yang tidak sama terhadap warga negara dibenarkan.
Kita harus memperjuangkan persamaan warga negara dalam
kehidupan sehari-hari.
Negara berkewajiban memperlakukan setiap orang dan semua
warganya secara sama dengan cara memberikan kesempatan yang
sama kepada mereka untuk ikut serta dalam proses pembuatan
keputusan politik. Apa pun ras, agama, jender, golongan
budaya, suku, maupun status sosialnya, semua wara negara yang
harus diperlakukan sama. Mereka memiliki kesempatan yang sama
untuk ikut srta dalam proses pembuatan keputusan politik.
”Persamaan” hidup, merupakan sikap yang mengedepankan nilai-
nilai saling menghormati dan menghargai antar sesama tanpa
diskriminasi.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan perekat yang melekat
dan tertanam kuat dalam jiwa bangsa Indonesia.
Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)
Nilai kultural yang perlu dilestarikan dalam upaya memberikan
jaminan persamaan hidup:
• Nilai Religius .
• Nilai Gotong Royong .
• Nilai Ramah Tamah.
• Nilai Kerelaan Berkorban dan Cinta Tanah Air.
Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara
1) Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1, bahwa ....... kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa ...........
2) Sila-Sila Pancasila,
3) UUD 1945 (Pasal 26 sampai dengan pasal 34) dan
Peraturan Perundangan Lainnya, antara lain:
1. UU No. 40 Tahun 1999, mengeluarkan pikiran & tulisan
melalui “Pers”.
2. UU No. 3 Tahun 2002, membela negara melalui
“Pertahanan Negara”.
3. UU No. 31 Tahun 2002, mendirikan “Partai Politik”,
4. UU No. 4 Tahun 2004, hak praduga tak bersalah
melalui “Kekuasaan Kehakiman”.
Prinsip persamaan kedudukan warga negara di berbagai bidang:
Dalam bidang ekonomi
Tidak boleh ada pengistimewaan dan diskriminasi serta semua
warga negara harus memperoleh perlakuan yang sama dalam
kegiatan ekonomi.
Tercermin dalam UUD 1945:
Pasal 27 ayat 2: pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal 28C: mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya ...
Pasal 28D ayat 2: berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Pasal 28H ayat 4: berhak atas hak milik pribadi ....
Dalam bidang hukum dan politik
Tidak boleh ada pengistimewaan dan diskriminasi dalam berbagai
urusan hukum dan politik, dan semua warga negara memperoleh
perlindungan hukum yang sama, serta kesempatan yang sama dalam
berbagai aktivitas politik.
Tercantum dalam UUD 1945:
Pasal 28D ayat 1: berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di
hadapan hukum.
Pasal 28D ayat 3: berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
Pasal 28E ayat 3: berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28G: berhak atas suaka politik dari negara
lain.
Contoh persamaan dalam bidang hukum dalam hal proses hukum
seperti: proses peradilan, proses perizinan, pengurusan
perjanjian, dan sebagainya.
Contoh persamaan dalam bidang politik dalam hal ketentuan
mengenai pemilihan umum, pemilihan kepada daerah, pendirian
organisasi kemasyarakatan, pendirian partai politik, mekanisme
unjuk rasa, dan sebagainya.
Dalam bidang keagamaan dan bidang sosial budaya
Tidak boleh ada pengistimewaan demikian pula diskriminasi
dalam berbagai urusan keagamaan dan sosial budaya, serta semua
warga negara harus memperoleh kesempatan yang sama untuk
menjalankan berbagai aktivitas keagamaan dan sosial budaya.
Tercermin dalam UUD 1945:
Pasal 28C ayat 1: berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya ....
Pasal 28E ayat 1: berhak memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran...
Pasal 28E ayat 2: berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya
Pasal 28F: berhak berkomunikasi dan memperoleh
informasi ....
Pasal 28I ayat 3: identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati
Pasal 29 ayat 2: memeluk agama dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu
Pasal 31 ayat 1: berhak mendapatkan pendidikan.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Tidak boleh ada pengistimewaan ataupun diskriminasi dalam
berbagai urusan pertahanan dan keamanan, serta semua warga
negara memperoleh kesempatan sama untuk berpartisipasi dalam
aktivitas pertahanan dan keamanan.
Tercermin pada UUD 1945 pasal 30 ayat 1: berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan.
Contohnya persamaan sama dalam hal memenuhi persyaratan untuk
menjadi anggota TNI maupun anggota POLRI, juga terlibat dalam
menjaga keamanan lingkungan masing-masing.
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan
Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Upaya mewujudkan persamaan kedudukan warga negara bukanlah
upaya sekali selesai. Meskipun konstitusi dan berbagai
peraturan perundang-undangan telah mengatur hal itu, prinsip
tersebut belum terwujud secara optimal. Dalam kehidupan
sehari-hari masih bisa ditemui tindakan-tindakan
diskriminatif, baik langsung maupun tidak langsung.
Sejumlah peluang dalam mewujudkan prinsip persamaan kedudukan
warga negara di Indonesia sebagai berikut:
UUD 1945 hasil amandemen memberikan dasar yang kuat bagi
upaya pemajuan persamaan kedudukan warga negara di Indonesia.
Demokrasi semakin diterima
Iklim pers yang bebas dan bertanggung jawab
Keterbukaan politik
Menguatnya masyarakat madani (civil society).
Hambatan dalam upaya pemajuan persamaan kedudukan warga negara
di Indonesia antara lain :
Masi ada individu ataupun kelompok yang merasa lebih
tinggi kedudukannya.
Masih kuatnya budaya politik patron-klien.
Masih kuatnya kecenderungan KKN.
Berbagai kelemahan sistem hukum di Indonesia.
Masih adanya pandangan dan gerakan ekstrem, radikal, dan
intoleran dalam masyarakat.
Masih adanya sikap dan perlakuan diskriminatif sejumlah
oknum penegak hukum.
Peluang dan hambatan dalam upaya pemajuan persamaan kedudukan
warga negara di Indonesia, menyadarkan kita bahwa mewujudan
prinsip persamaan kedudukan warga negara di Indonesia
merupakan upaya sepanjang hayat. Upaya itu akan terus ada dan
memang harus terus ada.
Perlu dilakukan langkah-langkah/ upaya antara lain:
Bagi aparat negara:
Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang
proporsional dan profesional
Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan secara
memadai
Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang bebas dari
tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan
Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap potensi-potensi
konflik yang mengarah pada SARA.
Bagi masyarakat:
Secara pribadi, bersikap empati, solider terhadap arang
lain, taat asas dan taat aturan
Secara sosial, menumbuhkan sikap multikultural, yaitu
bersedia menerima adanya kesederajatan di antara keberagaman
budaya.
Bagi semua pihak:
Secara berkesinambungan berupaya menumbuhkan budaya
multikultural dan gerakan antidiskriminasi di berbagai bidang
kehidupan.
BAB 2
NILAI, MACAM-MACAM NORMA DAN SANKSINYA
1. INDIKATOR PERTAMA
MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN DAN MACAM NILAI
A. PENGERTIAN NILAI
MENURUT KBBI
Harga, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi, kadar,
mutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya.
BAMBANG DAROESO
Nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap
sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku
seseorang
DARJI DARMODIHARJO
Nilai adalah kualitas atau keadaan sesuatu yang
bermanfaat bagi manusia, baik lahir maupun batin.
WIDAJAYA
Menilai artinya menimbang, maksudnya kegiatan
menghubungkan seuatu dengan sesuatu yang lain, untuk
selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan itu dapat
menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,
indah atau tidak indah.
FRAENKEL
Nilai pada dasarnya disebut sebagai standar penuntun
dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau tidak.
KLUCKHON
Nilai bukanlah keiginan tetapi apa yang diinginkan.
Artinya nilai itu bukan hannya diharapkan tetapi diusahakan
sebagai sesuatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan
orang lain
YOUNG
Nilai-nilai sosial sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan
benar dan pentingnya seringkali tidak disadari.
GREEN
Melihat nilai sosial sebagai kesadaran yang secara
relatif berlansung disertai emosi terhadap obyek dan gagasan
orang perorangan
WOODS
Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah
berlansung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan
dalam kehidupan sehari-hari.
B.SIMANJUNTAK
Nilai sebagai gagasan-gagasan masyarakat tentang sesuatu
yang baik.
ROBERT M.Z.LAWANG
Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,
pantas, berharga dan mempengaruhi prilaku sosial orang yang
memiliki nilai itu.
B. MACAM-MACAM NILAI
1. BERDASARKAN CIRINYA
NILAI YANG MENDARAH DAGING
yaitu: nilai yang telah mejadi gaya hidup dan kebiasaan.
Orang tidak perlu berpikir panjang lagi untuk mewujutkanya.
Nilai semacam ini sudah tersosialisasi sejak seseorang masih
kecil (goro) sekaligus nilai yang dominan.
NILAI DOMINAN
Nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai
yang lain. Hal ini nampak pada saat seseorang dihadapkan pada
beberapa alternatif tindakkan yang harus diambil. Ukuran
dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
2. Nilai tersebut sudah dihayati dalam jangka waktu yang lama.
3. Usaha orang untuk memberlakukan dan mempertahankan nilai
itu tinggi
4. Orang-orang merasa bangga menerapkan nilai tersebut dalam
masyarakat, misalnya nilai tersebut mengandung prestise
tertetentu.
2. MENURUT NOTONAGORO
a. NILAI MATERIAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kebutuhan fisik manusia (makanan, air, pakaian)
b. NILAI VITAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan, buku dan alat tulis bagi
pelajar, kalkulator bagi auditor.
c. NILAI KEROHANIAAN, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia terdiri dari empat macam:
- nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal
manusia (ratio, budi dan cipta)
- nilai keindahan yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa
manusia (perasaan, estetika dan intuisi)
- nilai moral/kebaikan yaitu nilai yang bersumber dari unsur
kehendak atau kemauan ( karsa, etika )
- nilai relegius merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan
mutlak yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan manusia.
Nilai relegius berfungsi sebagai sumber moral yang dipersepsi
sebagai rahmat dan ridho Allah.
3. FILSAFAT
NILAI LOGIKA, NILAI BENAR SALAH.
siswa yang dapat menjawab sesuatu pertanyaan ia berlaku
benar secara logika, jika ia keliru kita katakan salah. Kita
tak bisa mengatakan siswa itu buruk. Karena jawabannya salah,
Sebab buruk adalah nilai moral.
NILAI ESTETIKA, INDAH TIDAK INDAH
Bila kita melihat pemandangan menonton sebuah pentas
pertunjukan, merasakan makanan. Nilai estetika bersifat
subjektif pada diri seseorang. Sesorang akan merasa senang
dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya indah, tetapi
orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak
bisa memaksakan bahwa lukisan itu indah.
NILAI ETIKA / MORAL, BAIK BURUK
Yaitu nilai yg menangani kelakuan baik/buruk dari
manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan
kelakuan atau tindakkan manusia. Nila moral inilah yang lebih
terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
2. INDIKATOR KEDUA
MENDISKRIPSIKAN PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM NORMA SERTA
SANKSIYA
A. PENGERTIAN NORMA
1. KBBI
Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di
masyarakat, dipakai sebagai panduan, dan kendalian tingkah
laku yang sesuai dan diterima, setiap warga masyarakat harus
mentaati.
Ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menilai atau membandingkan sesuatu.
2. PROF.SOEDIKNO MERTOKUSUMO
Aturan hidup bagi manusia tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia
terhadap manusia lain.
3. LABORATARIUM IPS MALANG
Adalah sesuatu peraturan yang menjadi pedoman perilaku
manusia dalam membina pergaulan hidup masyarakat.
B.MACAM-MACAM NORMA SERTA SANKSINYA
A. BERDASARKAN SUMBER/ASAL-USULNYA.
NORMA AGAMA. Petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang
disampaikan melalui utusanya yang berisi perintah, larangan
atau anjuran-anjuran. ( sholat, tidak berjudi, beramal) sanksi
tidak lansung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia
berupa pahala atau dosa.
NORMA KESUSIALAAN (MORAL, AKHLAK, BUDI PEKERTI, SUSILA) Peraturan-
peraturan hidup yg dianggap sebagai suara hati sanubari
manusia (tidak menyakiti hati orang lain, jujur, adil,
menghargai org lain.) sanksinya tidak tegas, karena hannya
diri sendiri yang merasakan, merasa bersalah, menyesal, malu,
tertekan dan merasa berdosa)
NORMA KESOPANAN ATAU ADAT ISTIADAT/SOSIAL/MASYARAKAT. Peraturan-
peraturan hidup yang timbul dari segolongan manusia sebagai
pedoman pengatur tingkah laku orang yang berada disekitarnya.
(tidak mau tegur sapa apalagi dengan org yg dikenali, menerima
dengan tangan kanan, stop mobil dengan tangan kanan) sanksinya
tidak tegas diberikan oleh masyarakat berupa celaan, cemoohan,
dikucilkan dari pergaulan.
NORMA HUKUM ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang
hubungan manusia Dalam masyarakat dalam bentuk pertauran yang
dibuat oleh sesuatu kekuasaan (harus tertib, harus sesuai
dengan prosedur, dilarang mencuri) sanksi tegas, nyata
mengikat dan memaksa.
B. BERDASARKAN DAYA MENGIKATNYA
1. USAGE (CARA)
Cara adalah yang paling lemah daya mengikatnya ia lebih
menonjol dalam hubungan antar individu, yang melanggar hannya
dapat cemoohan / ejekkan (bersendawa)
2. FOLKWAYS (KEBIASAAN)
Ialah perbuatan yg diulang-ulang dalam bentuk yang sama,
bila org tidak melakukanya ia akan dianggap aneh namun tidak
dicap jahat/jelek. Setiap perilaku aneh biasanya mengundang
gosip/tertawaan orang lain. Daya mengikatnya lebih tinggi dari
usage (masuk rumah organisasi permisi, menghormati orang yang
lebih tua, memberi dan menerima dengan tangan kanan.
3. MORES (TATA KELAKUAN)
Kebiasaan tertentu yang diterima sebagai norma pengatur
tata kelakuan yang mencerminkan sifat-sifat yg hidup dari
kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat kontrol oleh
masyarakat terhadap anggotanya, memaksakan suatu perbuatan
sekaligus melarang perbuatan tertentu. punya sanksi agak
berat, dikucilkan (berciuman di depan umum, berpakaian sangat
minim) dan ada juga mencat rambut, membuat tato, melubangi
celana dianggap sebagai pelanggaran terhadap tata kelakuan.
4. CUSTOM (ADAT KEBIASAAN)
Adat istiadat yang dianggap penting bagi berfungsinya
suatu masyarakat dan kehidupan sosial. Seperti tabu merupakan
adat istiadat yang bersifat melarang (tabu kawin sesuku,
kerabat dekat sanksinya lebih keras, dibuang sepanjang adat.
3. INDIKATOR KE TIGA
MENYIMPULKAN HUBUNGAN NILAI DENGAN NORMA /
4. INDIKATOR KE EMPAT
MERUMUSKAN NILAI SEBAGAI SUMBER NORMA
Kalau nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik,
diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh
masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang
disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku para
anggotanya dalam mengejar sesuatu yg dianggap baik atau
diinginkan itu.
Contoh: minuman kopi (kenikmatan minum kopi merupakan
nilainya, sedangkan tindakkan mencampurkan kopi dengan gula
merupakan norma
NILAI
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang berkaitan
dengan cita-cita, harapan keyakinan, dan hal-hal yang bersifat
ideal.
NORMA
Merupakan aturan-aturan atau standar penuntun tingkah
laku yang didasarkan pada suatu nilai yang dihargai dan
dijunjung tinggi
JADI
Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu jadi konkret dan
harapan itu jadi kenyataan maka diperlukan perumusan yang
lebih konkret yang berwujud norma
Nilai merupakan sumber pembentukkan norma. Atau norma
merupakan perwujudan dari nilai.
5. INDIKATOR LIMA MENDESKRIPSIKAN
PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN HUKUM
A. PENGERTIAN HUKUM
1. AHLI
MAYERS
Semua aturan yang menyangkut kesusilaan dan ditunjukan
terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
UTRECHT
Himpunan perintah dan larangan untuk mencapai ketertiban
dalam masyarakat.
SIMORANGKIR
Peraturan yang bersifat memaksa dan sebagai pedoman
tingkah laku manusia dalam masyarakat, yang dibuat oleh
lembaga berwenang serta bagi siapa yang melanggarnya akan
mendapat hukuman.
2. UMUM
Himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat oleh karena itu harus
ditaati oleh masyarakat tersebut.
6. INDIKATOR KE ENAM
MENUNJUKAN SIKAP POSITIF TERHADAP HUKUM
1. USAHA-USAHA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM
Mengembangkan budaya hukum di seluruh lapisan masyarakat
Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu
Menegakkan hukum secara konsisten untuk menjamin kepastian
hukum
Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah
dan terbuka.
2. USAHA-USAHA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH INDIVIDU
Mendukung upaya pemerintah untuk menegakan hukum di Indonesa.
Mendukung upaya alat penegak hukum melaksanaka tugas.
Meningkatkan pemahaman hukum masyarakat.
Meningkatkan kesadaran hukuman anggota masyarakat.
Mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan.
7. INDIKATOR KE TUJUH
MENGIDENTIFIKASI PERBUATAN-PERBUATAN YANG SESUAI DAN
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
1. CONTOH PERBUATAN YG HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN HUKUM
Mengakui semua manusia sama kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan
Warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan.
Setiap orang berhak mengembangkan diri dan mendapat
pendidikan.
Berhak bebas dari penyiksaan
Berahak memperoleh pelayanan kesehatan.
Harus dihormati hak asasinya.
Hak untuk ikut serta dalam pembelaa negara.
2. CONTOH PERBUATAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
Kejahatan perorangan dengan kekerasan (pembunuhan,
perkosaan)
Kejahatan terhadap harta benda yg dilakukan sewaktu-waktu
(curamor)
Kejahatan politik yg meliputi penghianatan (spionase,
sabotase)
Kejahatan terhadap ketertiban umum (penyelenggaran pelacuran)
Kejahatan konvesional (perampokan)
Kejahatan terorganisir (pemerasan, perjudian, pengendaran
narkotika)
Kejahatan profesional
8. INDIKATOR KE DELAPAN
MENERAPKAN NILAI DAN MACAM-MACAM NORMA DI LINGKUNGAN KELUARGA,
SEKOLAH DAN MASYARAKAT
1. PRAKTEK PENERAPAN BERBAGAI NORMA DALAM KELUARGA SEKOLAH DAN
MASYARAKAT
NORMA AGAMA
Dalam keluarga, sekolah dan masayarakat
NORMA KESUSIALAAN
Dalam keluarga sekolah dan masyarakat
NORMA KESOPANAN
Dalam keluarga, semkolah dan masyarakat
NORMA HUKUM
Dalam keluarga sekolah dan masyarakat
2. CARA MENANAMKAN NORMA DALAM KELUARGA SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Keteladanan dari orang tua, guru, pemimpin
Bimbingan dan penyuluhan
Jalur keluarga
Jalur sekolah
Jalur masyarakat,
1.RT, RW, Kelurahan
2.organisasi kepemudaan
3.pramuka, Karang Taruna
4.organisasi kemasyarakatan
Jalur media massa (elektronik, cetak, media hiburan)
Jalur organisasi sosal politik
Tambahkan komentar
Rumah Boska
Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis
Mar30
MATERI PKN KELAS X SEMESTER 1 DAN 2
BAB I
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA
1. INDIKATOR SATU
MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DANMAKHLUK SOSIAL.
A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dariorang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta bertanggung jawab terhadap dirinya.