Kebutuhan warga negara pkn

117
Mar 30 MATERI PKN KELAS X SEMESTER 1 DAN 2 BAB I HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA 1. INDIKATOR SATU MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL. A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dari orang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta bertanggung jawab terhadap dirinya. Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya. Dengan akal pikirannya pula manusia dapat melakukan berbagai inovasi (penemuan teknologi komunikasi, computer, informasi) Sedangkan perasaan dan keyakinan adalah suatu kelebihan yang dimiliki manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah. Dengan perasaan dan

Transcript of Kebutuhan warga negara pkn

Mar30

MATERI PKN KELAS X SEMESTER 1 DAN 2

BAB I

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

1. INDIKATOR SATU

MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN

MAKHLUK SOSIAL.

A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah

dari orang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari

unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat

dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang membentuk individu.

Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran,

perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta

bertanggung jawab terhadap dirinya.

Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk

lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya.

Dengan akal pikirannya pula manusia dapat melakukan berbagai

inovasi (penemuan teknologi komunikasi, computer, informasi)

Sedangkan perasaan dan keyakinan adalah suatu kelebihan yang

dimiliki manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang

buruk, yang benar dan yang salah. Dengan perasaan dan

keyakinan yang ada, manusia dapat berhubungan dengan kodrat

gaib, yaitu Tuhan. Sedangkan individualisme adalah paham yang

menganggap diri sendiri lebih penting dari pada orang lain.

B. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Menurut Aristoteles (384-322 SM) salah seorang ahli pikir

Yunani Kuno, bahwa manusia itu adalah Zoon Politicon atau

makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul

dengan sesama manusia lainnya. Status makhluk sosial melekat

pada diri setiap individu. Ia tidak bisa bertahan hidup secara

utuh hannya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak

lahir sampai meninggal dunia manusia memerlukan bantuan atau

kerjasama dengan orang lain.

2. INDIKATOR KEDUA

MENGANALISIS PENGERTIAN DAN UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA

A. PENGERTIAN BANGSA

1. PENDAPAT PARA AHLI

1. ERNEST RENAN

Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (

hasrat untuk bersatu ) dengan perasaan kesetiakawanan yang

agung.

2. OTTO BAUER

Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan

karakter, karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.

3. F. RATZEL

Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu

timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat

tinggalnya (paham geopolitik)

4. HANS KOHN

Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.

Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak

bisa dirumuskan secara eksak.

5. JALOBSEN, LIPMAN

Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan

kesatuan politik (political unity)

2. MENURUT ISTILAH

Istilah bangsa terjemahan dari kata nation (bahasa

Inggris) kata nation berasal dari bahasa latin, natio artinya

sesuatu telah lahir, yang bermakna keturunan. Kelompok orang

yang berada dalam satu keturunan. Nation dalam bahasa

Indonesia artinya bangsa. Nation berubah jadi national yang

artinya kebangsaan. Pahamnya dinamakan nasionalisme artinya

paham atau semangat kebangsaan.

3. MENURUT SOSIOLOGIS / ANTROPOLOGIS

Bangsa adalah persekutuan hidup yang disatukan oleh

adanya kesamaan sejarah, tradisi, keturunan, kepecayaan,

budaya dan bahasa. Ikatan itu disebut ikatan primordial.

Dengan ikatan itu kita bisa membedakan antara Suku Bangsa

Batak dan Suku Bangsa Jawa atau Sunda.

Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang saling

membutuhkan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama

dalam suatu wilayah tertentu. Persekutuan hidup itu dapat

berupa persekutuan hidup mayoritas dan minoritas.

4. MENURUT POLITIS

Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat

dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada

kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan teringgi keluar

dan kedalam, diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan /

politik, yaitu negara beserta pemerintahnya, serta di ikat

oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum, perundang-undangan

yang berlaku.

5. MENURUT KBBI

Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan,

adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri

B. UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA

HANS KOHN

FAKTOR OBJEKTIF

Kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor

objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni

sbb:

- kesamaan keturunan

- wilayah, bahasa.

- adat istiadat.

- kesamaan politik.

- perasaan, agama.

Faktor objektif terpenting terbentuknya suatu bangsa adalah,

adanya kehendak atau kemauan bersama atau nasionalisme.

FRIEDRICH HERTZ

EMPAT UNSUR

1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas

kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan,

komunikasi dan solidaritas.

2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional

sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa

asing terhadap urusan dalam negerinya.

3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualisme,

keaslian dan kekhasan.

4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa

dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise

2. UMUM

1. Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk

bersatu.

2. Berada dalam satu wilayah tertentu.

3. Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah

pemerintahan yang dibuatnya sendiri.

4. Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan, setujuan,

dan secita-cita

5. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa sehingga

dapat dibedakan dengan bangsa lain.

3 .INDIKATOR KETIGA

MENGANALISIS PENGERTIAN DAN TERJADINYA NEGARA

A. PENGERTIAN NEGARA

1. ETIMOLOGIS

Negara berasal dari kata staat (Belanda , Jerman) dan

state (Inggris) kedua kata itu berasal dari bahasa latin yaitu

status atau statum yang berarti menempatkan dalam keadaan

berdiri, membuat berdiri .Status juga berarti menunjukan sifat

atau keadaan tegak dan tetap. Negara juga berasal dari bahasa

Sansekerta yang berarti wilayah, kota, atau penguasa.

Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah

yang permanen, dan pemerintahan yang berdaulat, dalam arti

luas negara merupakan kesatuan sosial yang diatur secara

konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.

2. SECARA UMUM

1. Suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok

manusia yang bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan

mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib

dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia.

2. Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan,

melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk

memaksa yang berada dalam suatu wilayah masyarakat tertentu,

dan membedakannya dengan kondisi masyarakat dunia luar untuk

ketertiban sosial.

3. Suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh

sejumlah pejabat yang berhasil menuntut warganya dalam

ketaatan pada perundangan melalui penguasaan kontrol dari

kekuasaan yang sah.

4. Suatu assosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu

masyarakat atau wilayah, dengan berdasarkan sistem hukum yang

diselenggarakan oleh suatu pemerintah, untuk maksut tersebut

pemerintah diberi kekuasaan memaksa.

3. MENURUT PARA AHLI

GEORGE JELLINEK

Negara adalah organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang

mendiami wilayah tertentu

HEGEL

Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai

sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal

KRANEN BURG

Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya

kehendak dari suatu golongan atau bangsa

KARL MARK

Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum

borjuis/kapitalis)untuk menindas atau mengeksploitasi kelas

yang lain (proletariat/buruh)

SOLTAU

Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang

mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama

rakyat.

DJOKOSOETONO

Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia

yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama

SOENARKO

Suatu jenis dari suatu organisasi masyarakat yang mengandung

tiga kriteria, yaitu harus ada daerah, warga negara, dan

kekuasaan tertentu.

BELLEFROID

Negara, suatu masyarakat hukum, suatu persekutuan hukum yang

menempati daerah tertentu dan yang diperlengkapi dengan

kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan bersama.

MR. M. NASRUN

Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu, yang

harus memenuhi tiga syarat pokok: rakyat tertentu, daerah

tertentu, pemerintahan yang berdaulat.

LOGEMAN

Organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan untuk mengatur

dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.

Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-

lapangan kerja tetap

B.TERJADINYA NEGARA

Terjadinya negara dapat dilihat dari beberapa cara antara

lain:

1. MENURUT RIWAYAT PERTUMBUHANNYA.

1. PERTUMBUHAN PRIMER

FASE GENOOTSCHAFT

Kehidupan manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian

berkembang jadi kelompok masyarakat hukum tertentu (suku) yang

dipimpin oleh kepala suku sebagai primus interpares (orang

pertama di antara yang sederajat)

FASE KERAJAAN (RIJK)

Kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi

seorang raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas yang

dilengkapi dengan persenjataan dan membangun angkatan

bersenjata sehingga raja jadi berwibawa. Dengan demikian

lambat laun tumbuh kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk

negara nasional.

FASE NEGARA NASIONAL

Pada awalnya negara nasional diperintah oleh raja yg

absolut dan tersentralisasi.semua rakyat dipaksa mematuhi

kehendak dan perintah raja.hanya ada satu identitas

kebangsaan. fase demikian dinaamakan fase nasional.

2. PERTUMBUHAN SEKUNDER

Negara sebelumnya telah ada, namun karena adanya revolusi,

intervensi dan penaklukan, muncullah negara yang menggantikan

negara yang ada tersebut. Kenyataan terbentuknya negara secara

sekunder tidak dapat dimungkiri, meskipun cara terbentuknya

kadang-kadang tidak sah menurut hukum.

FASE NEGARA DEMOKRASI

Rakyat sadar bahwa mereka tak mau terus diperintah oleh

raja yang absolut. Sekaligus berkeinginan untuk ambil bagian

dalam mengendalikan pemerintahan dan memilih pemimpinnya

sendiri sebagai perwujudan aspirasi mereka. Fase ini disebut

dengan kedaulatan rakyat yang pada akhirnya mendorong lahirnya

negara demokrasi.

2.TERJADINYA NEGARA

PENDEKATAN FAKTUAL

OCCOPATIE (PENAKLUKAN)

Suatu daerah yagg tidak bertuan kemudian diambil alih dan

didirikan negara di wilayah itu. Liberia dijadikan negara oleh

budak negro kemudian menjadi negara mardeka 1847

SEPARATISE (PEMISAHAN)

Memisahnya suatu bagian wilayah negara dan terbentuknya

negara baru. tapi negara lama masih ada. India, India,

Pakistan, Bangladesh, Belgia dari Belanda, Tim-Tim dari

Indonesia

PERJUANGAN (PROKLAMASI)

Negara itu hasil dari rakyat suatu negara, yang dijajah

oleh negara lain. Mis, Indonesia

FUSI/PELEBURAN

Penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru.

Jerman Barat dan Jerman Timur jadi Jerman.

PEMECAHAN

Terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara

lama sehingga negara sebelumnya menjadi tidak ada lagi.

Yugolavia, Uni Soviet.

ANEXATIE (PENCAPLOKAN)

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai oleh

bangsa lain tanpa reaksi berarti. Israel mencaplok Palestina,

Suriah, Yordania, Mesir. Irak mencaplok Kuwait 1990

CESSIE (PENYERAHAN)

Pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara

lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. Kongo dimerdekakan

Perancis atau suatu wilayah diserahkan kepada negara lain

berdasarkan perjanjian. Sleeswijk diserahkan Austria kepada

Jerman

PENDUDUKAN

Pendudukan terhadap wilayah yang ada penduduknya tetapi

tidak berpemerintahan. Australia di temukan Inggris yang

berpenduduk Suku Aborigin

ACCESIE (PENARIKAN)

Pada mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya

lumpur sungai atau timbul dari dasar laut (delta) yang dihuni

olek sekelompok orang kemudian jadi negara. Mesir dari Delta

Sei Nil.

INNOVATION (PEMBENTUKAN BARU)

Suatu negara baru muncul di atas wilayah suatu negara

yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap.

-Colombia : pecah jadi negara Venezuela, Columbia Baru,

Equador

-Yugoslavia : pecah jadi Serbia, Montenegro, Kroasia,

Slovenia, Bosnia-herzegovina, Macedonia.

-Uni Soviet pecah jadi: Rusia, lithuania, Estonia, latvia,

Belarusia, Kazakstan, Ukraina, Azerbaijan, Kirgiztan,

Uzbekistan, Armenia, Georgia, Tajikistan.

3.TERJADINYA NEGARA MENURUT PENDEKATAN TEORITIS

TEORI KETUHANAN

Menurut teori ini, negara ada karena kehendak Tuhan.

Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu

terjadi karena kehendak Tuhan.

Nampak pada UUD, ”By the Grace of God” (Atas Rahmat Tuhan)

TOKOH

1. Agustinus 2. Julius Stahl 3. Haller 5. Thomas Aquinas 4. Kranenburg

TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT

Negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat. Semua

warga negara mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama

untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan

menjamin kelansungan hidup bersama.

Thomas Hobbes menghendaki ”Monarki Absolut”

John Locke : Tahap I Pactum Uniones (Perjanjian yang diadakan

untuk membentuk negara)Tahap II Pactum Subjectiones

(perjanjian yang diadakan dengan penguasa) Yang dikehendaki

John Locke adalah “Monarki Konstitusional.”

J.J.Rousseau (disebut sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat)

menghendaki bahwa raja hanyalah mandataris rakyat dan karena

itu dapat diganti.

TOKOH

1. Thomas Hobbes. 2. John Locke 3. J.J Rousseau 4. Montesquieu

TEORI KEKUASAAN

Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasaan

adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa.

L.Duguit :.Seorang karena kelebihannya atau ke istimewaannya

baik karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat

memaksakan kehendaknya kepada orang lain.

Karl Marx: Negara di bentuk untuk mengabdi dan melindungi

kepetingan kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis.

1. Horald J.Laski. 2. Leon Duguit 3. Karl Marx 4. Oppenheimer. 5.

Kallikles.

TEORI KEDAULATAN

a. Kedaulatan Negara.

Kekuasan tertinggi ada pada negara, bukan pada sekelompok

orang yang menguasai kehidupan negara, dan negaralah yang

menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat.

1. Vonthering 2. Paul Laband 3. G.Jelinek

b. Kedaulatan hukum

Hukum memegang peranan dalam negara, lebih tinggi dari

negara yang berdaulat.

TEORI HUKUM ALAM

Hukum alam bukan buatan negara, melainkan kekuasaan alam

yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal

dan tidak berubah.

Plato: Terjadinya negara secara evolusi

Aristoteles: Manusia adalah Zoon Politicon. Dari hakikat manusia

seperti ini, terbentuklah berturut-turut: Keluarga-

masayarakat—negara

Agustinus: Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus

dosa orang-orang yang ada didalamnya. Negara yang baik

mewujudkan cita-cita agama, yakni keadilan.

Thomas Aquinas: Negara merupakan lembaga alamiah yang

diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum

1. Plato

2. Aristoteles.

3. Agustinus

4. Thomas Aquinas

4. INDIKATOR EMPAT

MENGURAIKAN FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA

A. FUNGSI NEGARA

1. FUNGSI POKOK

1. Menjaga ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah

berbagai bentrokan dan perselisihan dalam masyarakat

(stabilisator)

2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuan rakyat. Pada masa

sekarang, fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi

negara-negara baru dan sedang berkembang.

3. Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan

serangan dari luar

4. Menegakan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan

peradilan

2.FUNGSI UMUM

1.TUGAS ESENSIAL

a. FUNGSI INTERNAL

Memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketentraman dalam

negara serta melindungi hak milik setiap orang

b. FUNGSI EKSTENAL

Mempertahankan kemerdekaan negara

2.TUGAS FAKULTATIF

Meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual,

sosial , maupun ekonomi. contoh: menjamin kesejahteraan fakir

miskin, kesehatan, dan pendidikan rakyat.

FUNGSI NEGARA MENURUT AHLI HUKUM

JOHN LOCKE

1. FUNGSI LEGISLATIF.

Yakni membuat peraturan.

2. FUNGSI EKSEKUTIF

melaksanakan peraturan.

3. FUNSI FEDERATIF

mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.

MONTESQUIEU

1. FUNGSI LEGISLATIF

membuat undang-undang.

2. FUNGSI EKSEKUTIF

melaksanakan undang-undang

3. FUNGSI YUDIKATIF.

Mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)

GOODNOW

1. POLICY MAKING

Membuat kebijakan negara pada waktu tertentu untuk seluruh

masyarakat.

2. POLICY EXECUTING

Melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan

VAN VOLLEN HOVEN

1. REGELING: Membuat peraturan

2. BESTUUR : Menyelenggarakan pemerintahan.

3. RECHTSPRAAK: fungsi mengadili.

3. POLITE: fungsi menjamin ketertiban dan keamanan.

MHD.KUSNARDI

1. MENJAMIN KETERTIBAN (Law And Order)

Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan

dalam masyarakat, negara harus menjamin terciptanya ketertiban

(stabilisator)

2. MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN RAKYAT. Dewasa ini

fungsi ini sangat penting. Setiap negara berusaha meningkatkan

taraf hidup masyarakatnya secara ekonomis.

B.TUJUAN NEGARA

MENURUT PARA AHLI

PLATO

Memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai makhluk individu

maupun sebagai makhluk sosial

SOLTAU

Memungkinkan rakyat mengembangkan dan mengungkapkan daya

citanya sebebas mungkin.

H. J. LASKI

Menciptakan keadaan yang didalamnya rakyat dapat mencapai

keinginan-keinginannya secara maksimal.

THOMAS AQUINAS&AGUSTINUS

Untuk mencapai kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram

dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin

negara adalah wakil Tuhan karena kekuasaan yang dimiliknya

berasal dari Tuhan

SECARA UMUM

Menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan ketentraman semua

rakyat yang menjadi bagiannya.

2. MENURUT IDEOLOGI

Tujuan setiap negara itu berbeda-beda sesuai dengan:

1. Ideologi yang dipakai negara yang bersangkutan

2. Pandangan masyarakatnya serta pandangan hidup yang

melandasinya.

3. Organisasi negara yang bersangkutan.

4. Tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, sejarah

pembentukannya, serta pengaruh politik dari penguasa negara

yang bersangkutan

5-6 INDIKATOR LIMA DAN ENAM

MENYIMPULKAN ALASAN DAN PENTINGNYA PENGAKUAN SUATU NEGARA OLEH

NEGARA LAIN.

PENTINGNYA

Pertanda negara itu telah diterima dilingkungan pergaulan

antar negara

ALASANNYA

1. Adanya kekhawatiran akan kelansungan hidupnya baik karena

ancaman dari dalam (kudeta) maupun karena intervensi dari

negara lain.

2. Suatu negara tidak dapat bertahan hidup tampa bantuan dan

kerjasama dengan negara lain.

3. Karena alasan politik, negara tersebut dipandang kuat/banyak

memainkan peran penting dalam percaturan regional atau

internasional, maka apabila tidak mengakui akan merasa rugi.

4. Karena alasan ekonomi, yakni negara tsb dipandang strategis

dalam perekonomian regional atau internasional

UNSUR-UNSUR NEGARA

Menurut ahli kenegaran Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu

negara harus memenuhi syarat-syarat sbb:

1. Adanya rakyat

2. Daerah atau wilayah (daratan, lautan dan udara)

3. Pemerintahan yang berdaulat

Adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang

dihormati dan ditaati, baik oleh seluruh rakyat negara itu

maupun oleh negara-negara lain.

4. Pengakuan dari negara lain.

Syarat-syarat di atas dapat digolongkan jadi dua unsur:

1. SYARAT/UNSUR KONSTITUTIF

1. Adanya rakyat 2. Daerah atau wilayah 3. Pemerintahan

2.UNSUR DEKLARATIF

pengakuan luar negeri

Pengakuan dari luar negeri hanya bersifat formalitas

belaka demi mempelancar sekaligus memenuhi unsur tata aturan

pergaulan internasional.

SIFAT DARI PENGAKUAN

DE FACTO

Artinya pengakuan menurut kenyataan, memenuhi syarat sebagai

suatu negara

BERSIFAT SEMENTARA

Artinya pengakuan itu akan dicabut kembali seandainya negara

itu jatuh atau hancur.

BERSIFAT TETAP

Pengakuan berlaku untuk selamanya setelah melihat jaminan

bahwa pemerintahan negara baru tersebut akan stabil dalam

jangka waktu yang lama.

DE JURE

Pengakuan secara resmi berdasarkan hukum dengan segala

konsekwensinya

BERSIFAT TETAP

Artinya pengakuan itu menimbulkan hubungan dibidang ekonomi

dan perdagangan (konsul) dan hubungan tingkat duta belum bisa

dilaksanakan.

BERSIFAT PENUH

Terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan diakui,

meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik

7. INDIKATOR KETUJUH

MENUNJUKAN SEMANGAT KEBANGSAAN

PENGERTIAN NASIONALISME

1. Paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap

pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan.

2. Keadaan jiwa setiap individu yang merasa bahwa setiap orang

memiliki kesetiaan keduniaan (sekuler) tertinggi kepada negara

kebangsaan

3. Suatu ikatan politik yang mengikat kesatuan masyarakat modern

dan memberi keabsahan terhadap klaim (tuntutan) kekuasaan

4. Semangat dan paham kebangsaan berintikan segala tindakan,

tingkah laku dan sikap warga negara ditujukan untuk

kepentingan bangsa secara keseluruhan

PENGERTIAN PATRIOTISME

Patriotisme berasal dari kata patria artinya Tanah Air

dan berubah jadi kata patriot yang artinya pembela Tanah

Air/pejuang sejati / semangat kecintaan terhadap tanah air.

MACAM-MACAM NASIONALISME

DALAM ARTI SEMPIT

Perasaan kebangsaan /cinta terhadap bangsanya yang sangat

tinggi dan berlebihan serta memandang rendah bangsa lain.

(Chauvinisme dan Jingoisme )

DALAM ARTI LUAS

Perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya

yang tinggi, dan tidak memandang rendah bangsa lain.

8. INDIKATOR DELAPAN

MENERAPKAN SEMANGAT KEBANGSAAN

CARA PENERAPANNYA

1. KETELADANAN

1. Di lingkungan keluarga.

2. Di lingkungan sekolah

3. Instansi pemerintah/swasta.

4. Lingkungan masyarakat

Donor, berkurban hewan, bayar pajak, pemugaran rumah kumuh.

Gerakan nasional anti narkoba, menjauhi korupsi, menjadi orang

tua asuh, suka membantu korban bencana alam.

2. PEWARISAN

Melakukan kegiatan tertentu yang bernilai patriotisme

Upacara bendera, kunjungan ke museum perjuangan, napak tilas,

kegiatan pencinta alam, memelihara linkungan hidup

3. PELAKSANAAN KEWAJIBAN

Menciptakan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan peran

serta rakyat dalam membela negara.

CONTOH PRILAKU

BIDANG OLAH RAGA

Menjadi pemain bulu tangkis, sepak bola, pencak silat, dll

yang tak mau disuap.

KESENIAN

Dengan senang hati jadi duta-duta seni di luar negeri.

HANKAM

- Melaksanakan tugas kamling

- Mengimformasikan peredaran narkoba, gerakan illegal.

- Berani menghadapi gerakan separatisme

PERDAMAIAN

Menjadi anggota Pasukan Garuda ke luar negeri.

KEMANUSIAAN

Menjadi donor darah, anggota PMI, relawan, mau bertugas di

daerah terpencil.

BAB 2

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

1. INDIKATOR PERTAMA

MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

A. PENDAHULUAN

Ada berbagai norma hukum dalam sistem hukum dan peradilan

di Indonesia, yang berlaku dalam masyarakat. Karena itu setiap

warga masyarakat perlu memahaminya.

B. SISTEM HUKUM NASIONAL

1. Konsep Tentang Hukum

a. Pengertian Hukum

Menilai artinya menimbang, maksudnya kegiatan

menghubungkan seuatu dengan sesuatu yang lain, untuk

selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan itu dapat

menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,

indah atau tidak indah.

FRAENKEL

Nilai pada dasarnya disebut sebagai standar penuntun

dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau tidak.

KLUCKHON

Nilai bukanlah keiginan tetapi apa yang diinginkan.

Artinya nilai itu bukan hannya diharapkan tetapi diusahakan

sebagai sesuatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan

orang lain

YOUNG

Nilai-nilai sosial sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan

benar dan pentingnya seringkali tidak disadari.

GREEN

Melihat nilai sosial sebagai kesadaran yang secara

relatif berlansung disertai emosi terhadap obyek dan gagasan

orang perorangan

WOODS

Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah

berlansung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan

dalam kehidupan sehari-hari.

B.SIMANJUNTAK

Nilai sebagai gagasan-gagasan masyarakat tentang sesuatu

yang baik.

ROBERT M.Z.LAWANG

Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,

pantas, berharga dan mempengaruhi prilaku sosial orang yang

memiliki nilai itu.

B. MACAM-MACAM NILAI

1. BERDASARKAN CIRINYA

NILAI YANG MENDARAH DAGING

yaitu: nilai yang telah mejadi gaya hidup dan kebiasaan.

Orang tidak perlu berpikir panjang lagi untuk mewujutkanya.

Nilai semacam ini sudah tersosialisasi sejak seseorang masih

kecil (goro) sekaligus nilai yang dominan.

NILAI DOMINAN

Nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai

yang lain. Hal ini nampak pada saat seseorang dihadapkan pada

beberapa alternatif tindakkan yang harus diambil. Ukuran

dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:

1. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.

2. Nilai tersebut sudah dihayati dalam jangka waktu yang lama.

3. Usaha orang untuk memberlakukan dan mempertahankan nilai

itu tinggi

4. Orang-orang merasa bangga menerapkan nilai tersebut dalam

masyarakat, misalnya nilai tersebut mengandung prestise

tertetentu.

2. MENURUT NOTONAGORO

a. NILAI MATERIAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi

kebutuhan fisik manusia (makanan, air, pakaian)

b. NILAI VITAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk dapat mengadakan kegiatan, buku dan alat tulis bagi

pelajar, kalkulator bagi auditor.

c. NILAI KEROHANIAAN, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi

rohani manusia terdiri dari empat macam:

- nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal

manusia (ratio, budi dan cipta)

- nilai keindahan yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa

manusia (perasaan, estetika dan intuisi)

- nilai moral/kebaikan yaitu nilai yang bersumber dari unsur

kehendak atau kemauan ( karsa, etika )

- nilai relegius merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan

mutlak yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan manusia.

Nilai relegius berfungsi sebagai sumber moral yang dipersepsi

sebagai rahmat dan ridho Allah.

3. FILSAFAT

NILAI LOGIKA, NILAI BENAR SALAH.

siswa yang dapat menjawab sesuatu pertanyaan ia berlaku

benar secara logika, jika ia keliru kita katakan salah. Kita

tak bisa mengatakan siswa itu buruk. Karena jawabannya salah,

Sebab buruk adalah nilai moral.

NILAI ESTETIKA, INDAH TIDAK INDAH

Bila kita melihat pemandangan menonton sebuah pentas

pertunjukan, merasakan makanan. Nilai estetika bersifat

subjektif pada diri seseorang. Sesorang akan merasa senang

dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya indah, tetapi

orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak

bisa memaksakan bahwa lukisan itu indah.

NILAI ETIKA / MORAL, BAIK BURUK

Yaitu nilai yg menangani kelakuan baik/buruk dari

manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak

semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan

kelakuan atau tindakkan manusia. Nila moral inilah yang lebih

terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.

2. INDIKATOR KEDUA

MENGANALISIS PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN

A. PENGERTIAN NORMA

1. KBBI

Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di

masyarakat, dipakai sebagai panduan, dan kendalian tingkah

laku yang sesuai dan diterima, setiap warga masyarakat harus

mentaati.

Ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk

menilai atau membandingkan sesuatu.

2. PROF.SOEDIKNO MERTOKUSUMO

Aturan hidup bagi manusia tentang apa yang seharusnya

dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia

terhadap manusia lain.

3. LABORATARIUM IPS MALANG

Adalah sesuatu peraturan yang menjadi pedoman perilaku

manusia dalam membina pergaulan hidup masyarakat.

B.MACAM-MACAM NORMA SERTA SANKSINYA

A. BERDASARKAN SUMBER/ASAL-USULNYA.

NORMA AGAMA. Petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang

disampaikan melalui utusanya yang berisi perintah, larangan

atau anjuran-anjuran. ( sholat, tidak berjudi, beramal) sanksi

tidak lansung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia

berupa pahala atau dosa.

NORMA KESUSIALAAN (MORAL, AKHLAK, BUDI PEKERTI, SUSILA) Peraturan-

peraturan hidup yg dianggap sebagai suara hati sanubari

manusia (tidak menyakiti hati orang lain, jujur, adil,

menghargai org lain.) sanksinya tidak tegas, karena hannya

diri sendiri yang merasakan, merasa bersalah, menyesal, malu,

tertekan dan merasa berdosa)

NORMA KESOPANAN ATAU ADAT ISTIADAT/SOSIAL/MASYARAKAT. Peraturan-

peraturan hidup yang timbul dari segolongan manusia sebagai

pedoman pengatur tingkah laku orang yang berada disekitarnya.

(tidak mau tegur sapa apalagi dengan org yg dikenali, menerima

dengan tangan kanan, stop mobil dengan tangan kanan) sanksinya

tidak tegas diberikan oleh masyarakat berupa celaan, cemoohan,

dikucilkan dari pergaulan.

NORMA HUKUM ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

hubungan manusia Dalam masyarakat dalam bentuk pertauran yang

dibuat oleh sesuatu kekuasaan (harus tertib, harus sesuai

dengan prosedur, dilarang mencuri) sanksi tegas, nyata

mengikat dan memaksa.

B. BERDASARKAN DAYA MENGIKATNYA

1. USAGE (CARA)

Cara adalah yang paling lemah daya mengikatnya ia lebih

menonjol dalam hubungan antar individu, yang melanggar hannya

dapat cemoohan / ejekkan (bersendawa)

2. FOLKWAYS (KEBIASAAN)

Ialah perbuatan yg diulang-ulang dalam bentuk yang sama,

bila org tidak melakukanya ia akan dianggap aneh namun tidak

dicap jahat/jelek. Setiap perilaku aneh biasanya mengundang

gosip/tertawaan orang lain. Daya mengikatnya lebih tinggi dari

usage (masuk rumah organisasi permisi, menghormati orang yang

lebih tua, memberi dan menerima dengan tangan kanan.

3. MORES (TATA KELAKUAN)

Kebiasaan tertentu yang diterima sebagai norma pengatur

tata kelakuan yang mencerminkan sifat-sifat yg hidup dari

kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat kontrol oleh

masyarakat terhadap anggotanya, memaksakan suatu perbuatan

sekaligus melarang perbuatan tertentu. punya sanksi agak

berat, dikucilkan (berciuman di depan umum, berpakaian sangat

minim) dan ada juga mencat rambut, membuat tato, melubangi

celana dianggap sebagai pelanggaran terhadap tata kelakuan.

4. CUSTOM (ADAT KEBIASAAN)

Adat istiadat yang dianggap penting bagi berfungsinya

suatu masyarakat dan kehidupan sosial. Seperti tabu merupakan

adat istiadat yang bersifat melarang (tabu kawin sesuku,

kerabat dekat sanksinya lebih keras, dibuang sepanjang adat.

3. INDIKATOR KE TIGA

MENUNJUKKAN SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG

BERLAKU

Kalau nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik,

diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh

masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang

disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku para

anggotanya dalam mengejar sesuatu yg dianggap baik atau

diinginkan itu.

Contoh: minuman kopi (kenikmatan minum kopi merupakan

nilainya, sedangkan tindakkan mencampurkan kopi dengan gula

merupakan norma

NILAI

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang berkaitan

dengan cita-cita, harapan keyakinan, dan hal-hal yang bersifat

ideal.

NORMA

Merupakan aturan-aturan atau standar penuntun tingkah

laku yang didasarkan pada suatu nilai yang dihargai dan

dijunjung tinggi

JADI

Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu jadi konkret dan

harapan itu jadi kenyataan maka diperlukan perumusan yang

lebih konkret yang berwujud norma

Nilai merupakan sumber pembentukkan norma. Atau norma

merupakan perwujudan dari nilai.

4. INDIKATOR KE EMPAT

MENGANALISIS UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

5. INDIKATOR LIMA MENDESKRIPSIKAN

MENAMPILKAN PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI

INDONESIA

A. PENGERTIAN HUKUM

1. AHLI

MAYERS

Semua aturan yang menyangkut kesusilaan dan ditunjukan

terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai

pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.

UTRECHT

Himpunan perintah dan larangan untuk mencapai ketertiban

dalam masyarakat.

SIMORANGKIR

Peraturan yang bersifat memaksa dan sebagai pedoman

tingkah laku manusia dalam masyarakat, yang dibuat oleh

lembaga berwenang serta bagi siapa yang melanggarnya akan

mendapat hukuman.

2. UMUM

Himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang

mengurus tata tertib suatu masyarakat oleh karena itu harus

ditaati oleh masyarakat tersebut.

BAB III

HAK ASASI MANUSIA DAN IMPLIKASINYA

1. INDIKATOR PERTAMA

MENGANALISIS PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM HAM

A. PENGERTIAN HAM

Menurut UU No 39/1999 HAM adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

YME. Hak itu merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah

dan setiap orang demi kehormatan serta perlidungan harkat dan

martabat manusia..

CIRI-CIRI HAM

Ø Hakiki, artinya HAM adalah hak azazi semua umat manusia yang

sudah ada sejak lahir.

Ø Universal, artinya HAM berlaku untuk semua orang tampa

memandang status, suku bangsa, gender

Ø Tidak dapat dicabut, artinya HAM tidak dapat diserahkan

atau dicabut.

Ø Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua

hak, apakah hak sipil dan politik, atau ekonomi sosial dan

budaya.

MACAM-MACAM HAM

HAM SECARA UMUM

Hak asasi pribadi (personal right)

Hak asasi ekonomi (poverty right)

Hak asasi politik (political right)

Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural

right)

Hak asasi untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan

pemerintahan (right of legal equality)

Hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata cara peradilan dan

perlindungan (prosedural right)

MACAM HAM MENURUT UUD 45

Ø Hak untuk hidup

Ø Hak berkeluarga

Ø Hak mengembangkan diri

Ø Hak keadilan

Ø Hak kemerdekaan

Ø Hak atas kebebasan informasi

Ø Hak keamanan

Ø Hak kesejahteraan

Ø Hak perlindungan dan pemajuan

Ø Kewajiban menghormati ham orang lain

MACAM HAM MENURUT UU 39/1999

Ø Hak untuk hidup

Ø Hak untuk berkeluarga

Ø Hak mengembangkan diri

Ø Hak memproleh keadilan

Ø Hak atas kebebasan pribadi

Ø Hak rasa aman

Ø Hak atas kesejahteraan

Ø Hak untuk turut serta dalam pemerintahan

Ø Hak wanita

Ø Hak anak

SEJARAH SINGKAT HAM

Ø Penegakan HAM dimulai dari kaisar HAMMURABI 2500 s/d 1000

SM

Ø 1215 ditanda tangani perjanjian MAGNA CHARTA antara Raja John

dari Inggris dan sejumlah bangsawan.

Ø 1629 lahir Petition of Right masa pemerintahan CHARLES I

di Inggris.

Ø 1679 lahir Habeas Corpus Act masa pemerintahan CHARLES II

di Inggris.

Ø 1689 lahir Bill of Right masa pemerintahan WILLEM III di

Inggris.

Ø 1776 lahir Declaration of Indefendence (AS)

Ø 1789 lahir Declaration des Droits de l’homme et du Citoyen

(Perancis)

Ø 1918 Rights of Determination naskah yang diusulkan

presiden WOODROW WILSON.

Ø 1941 Atlantic Charter (dipelopori oleh FRANKLIN

D.ROOSSEVELT)

Ø perkembangan secara resmi diakui pada deklarasi universal HAM

yang diterima PBB 10 Desember 1948.

Ø 1966 Convenants of Human Right

2.INDIKATOR DUA

MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM PENEGAKAN HAM DI

INDONESIA.

HAMBATAN & TANTANGAN DALAM PENEGAKAN HAM

Tentang berbagai hambatan dalam pelaksanaan dan penegakan

hak asasi manusia di Indonesia, dapat kita identifikasi

sebagai berikut:

1. SECARA UMUM

A.Faktor Kondidisi Sosial-Budaya

1. Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan,

usia, pekerjaan, keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia

yang multikompleks (heterogen)

2. Norma adat atau budaya lokal yang kadang bertentangan dengan

HAM, terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan

seseorang, upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.

3. Masih adanya konflik horizontal dikalangan masyarakat yang

hanya disebabkan oleh hal-hal sepele.

B.Faktor komunikasi dan Informasi

1. Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai,

hutan, dan gunung yang membatasi komunikasi antar daerah.

2. Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum

terbangun secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.

3. Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih

sangat terbatas baik sumber daya manusianya maupun perangkat

yang diperlukan.

C. Faktor kebijakkan pemerintah

1. Tidak semua penguasa memiliki kebijakkan yang sama tentang

pentingnya jaminan hak asasi manusia.

2. Adakalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan

hak asasi manusia sering diabaikan.

3. peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial oleh

masyarakat terhadap pemerintah sering diartikan oleh penguasa

sebagai tindakan “pembangkangan”

D.Faktor perangkat perundangan

1. Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi

internasional tentang hak asasi manusia.

2. Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit

untuk diimplementasikan.

E. Faktor Aparat dan Penindakannya. (Law Enforcement)

1. Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi

mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi

manusia.

2. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang

dinilai masih belum layak sering membuka peluang (jalan

pintas) untuk memperkaya diri.

3. Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih

diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan

berupa KKN

2. MENURUT WILAYAHNYA

A. DARI DALAM NEGERI

Kualitas peraturan perundang-undangan. Kualitas peraturan

perundang-undangan belum sesuai dengan harapan masyarakat. Ini

disebabkan oleh hal-hal berikut:

a. Adanya hukum, sebagai peninggalan atau warisan hukum

kolonial.

b. Adanya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh

pemerintahan masa lalu (ORLA) yang bersifat otoriter seperti

UU No.11 PPNS/1963 tentang subversi.

Penegakan hukum yang tidak bijaksana karena bertentangan

dengan aspirasi masyarakat.

Kesadaran hukum yang masih rendah sebagai akibat redahnya SDM

Rendahnya penguasaan hukum dari sebahagian aparat penegak

hukum.

Mekanisme lembaga penegak hukum yang fragmentaris, sehingga

sering timbul disparitas penegak hukum dalam kasus yang sama.

Budaya hukum dan HAM yang belum terpadu.

Keadaan geografis Indonesia yang luas.

B. DARI LUAR NEGERI

Penetrasi ideologi dan kekuatan komunisme.

Penetrasi ideologi dan kekuatan liberalisme.

C. TANTANGAN PENEGAKAN HAM

1. Prinsip Universal, yaitu bahwa adanya hak-hak asasi manusia

bersifat fundamental dan memiliki keberlakuan universal,

karena jelas tercantum dalam piagam PBB dan oleh karenanya

merupakan bagian dari keterikatan setiap anggota PBB

2. Prinsip Pembangunan nasional, yaitu bahwa kemajuan ekonomi

dan sosial melalui keberhasilan pembangunan nasional dapat

membantu tercapainya tujuan peningkatan demokrasi dan

perlindungan terhadap asasi manusia.

3. Prinsip Kesatuan hak-hak asasi manusia, yaitu berbagai jenis

atau kategori hak-hak asasi manusia, yang meliputi hak-hak

sipil dan politik disatu pihak dan hak-hak ekonomi, sosial dan

kultural dipihak lain.

4. Prinsip Objektivitas atau Non Selektivitas, yaitu penolakkan

terhadap pendekatan atau penilaian terhadap pelaksanaan hak-

hak asasi pada suatu negara oleh pihak luar, yang hannya

menonjolkan salah satu jenis hak asasi manusia saja

mengabaikan hak-hak asasi manusia lainya.

5. Prinsip Keseimbangan, yaitu keseimbangan dan keselarasan

antara hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat dan bangsa,

sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individual dan

makhluk sosial sekaligus.

6. Prinsip Kompetensi nasional, yaitu bahwa penerapan dan

perlindungan hak-hak asasi manusia merupakan kompetensi dan

tanggung jawab nasional.

7. Prinsip Negara Hukum, yaitu bahwa jaminan terhadap hak asasi

manusia dalam suatu negara dituangkan dalam aturan-aturan

hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.

3. INDIKATOR KETIGA

MENGIDENTIFIKASIKAN PELANGGARAN DAN PROSES PERADILAN HAM

INTERNASIONAL

1. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

Selama abad ke-20 dengan perang dunia I dan II, jutaan

orang yang terdiri atas anak-anak, perempuan, dan laki-laki

telah menjadi korban kekejaman yang tidak dapat dibayangkan,

yang sangat menggoncangkan hati nurani kemanusiaan.

Keprihatinan tersebut kemudian mendorong kesadaran umat

manusia untuk mengedepankan pengakuan dan perlindungan

terhadap hak asasi manusia, seperti yang dideklarasikan oleh

PBB yaitu Universal Declaration of Human Rights yang menjadi

dasar hukum internasional baru bagi persolalan HAM.

Pelanggaran HAM melibatkan pemerintahan otoriter dengan dalih

menciptakan stabilitas nasional, dan menganggap hal tersebut

merupakan urusan dalam negeri yang bersangkutan dan menentang

campur tangan dunia internasional. Disamping itu pelanggaran

HAM juga dilakukan oleh kelompok kecil atau individu yg

menggunakan kekerasan.

Namun demikian terdapat reaksi keras dari dunia internasional

terhadap tindak kekejaman di beberapa negara pada masa 1990-an

terutama di Rwanda dan bekas Yugoslavia. Hal ini mendorong

dibentuknya pengadilan internasional yang hendak mengadili

persoalan kejahatan kemanusiaan selama masa perang di negara

tersebut, sebuah lembaga bernama International Criminal Court

mulai bekerja pada tahun 2000. untuk mengadili kejahatan

perang, pembersihan Etnik, kejahatan terhadap kemausiaan dan

kejahatan agresi.

2. PROSES PERADILAN TERHADAP PELANGGAR HAK ASASI MANUSIA

INTERNASIONAL

Dalam rangka menyelesaikan masalah pelanggaran HAM, PBB

membentuk Komisi PBB untuk HAM.

Cara kerja Komisi PBB untu HAM untuk sampai pada proses

peradilan HAM internasional, adalah SBB:

1. Melakukan pengkajian terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan baik dalam suatu negara tertentu maupun secara

global.

2. Seluruh temuan komisi ini dimuat dalam yearbook of Human

Rights yang disampaikan kepada Sidang Umum PBB.

3. Setiap warga negara dan atau negara anggota PBB berhak

mengadu kepada komisi ini.

4. MI sesuai dengan tugasnya, segera menindaklanjuti baik

pengaduan oleh anggota maupun warga negara anggota PBB, serta

hasil pengkajian dan temuan komisi HAM PBB untuk diadakan

penyedikan, penahanan, dan proses peradilan.

4. INDIKATOR KE EMPAT

KONSEKWENSI JIKA SUATU NEGARA TIDAK MENEGAKKAN HAM

Konsekwensi dari dalam negeri, yakni kepercayaan warga

negara terhadap pemerintah akan pudar dan merosot serta

menimbulkan sikap apatis terhadap pemerintahnya sendiri, rasa

ikut memiliki dan mendukung pemerintah negaranya akan hilang,

dapat terjadi keadaan kekacauan ( chaos) dan instabilitas

dalam negara tersebut, dan mungkin akan timbul usaha-usaha

untuk mengganti pemerintahan secara konstitusonal.

Dalam hubungan internasional( luar negeri) akan timbul

kesan buruk dan mencoreng citra baik Indonesia di dunia

internasional yang selanjutnya berakibat terjadi kemerosotan

kepercayaan terhadap negara tersebut, dalam jangka pendek dan

jangka panjang Indonesia akan dikucilkan dari kerjasama

internasional yang berakibat sbb :

Memperbesar pengangguran

Memperlemah daya beli masyarakat

Memperbesar jumlah anggota masyarakat miskin

Memperkecil income / pendapatan nasioanal

Merosotnya tingkat kehidupan masyarakat

Kesulitan memperoleh bantuan dan mitra kerja negara asing

5. INDIKATOR KE LIMA

SANKSI INTERNASIONAL ATAS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Ada beberapa sanksi yang dikenakan terhadap suatu negara

oleh dunia internasional yang dianggap melangggar HAM, antara

lain sbb:

Diberlakukan travel warning terhadap warga negaranya.

Pengalihan Investasi Atau Penanaman Modal Asing

Pemutusan Hubungan Diplomatik

Pengurangan Bantuan Ekonomi

Pengurangan Tingkat Kerja Sama

Pemboikotan Produk Ekspor

Embargo Ekonomi

Kesepakatan Organisasi Regional / Internasional.

6. INDIKATOR KE ENAM

PROSES PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Sejauh ini telah dilakukan penyempurnaan di berbagai

aspek penegakan dan perlindungan hak asasi manusia,

diantaranya sebagai berikut:

1. PEMBENTUKAN PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

Tentang pengadilan HAM yang telah dibentuk dapat

dideskripsikan sebagai berikut

a. Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara

pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

b. Berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi

manusia yang dilakukan di luar batas territorial wilayah

negara RI oleh warga negara Indonesia.

c. Pengadilan HAM dibentuk sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000.

Diundangkan tanggal 23 Nopember 2000 dan dituangkan dalam

Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 208.

d. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran

HAM yang berat yang diharapkan dapat melindungi hak asasi

manusia.

YANG TERMASUK DALAM PELANGGARAN HAM BERAT ADALAH SEBAGAI

BERIKUT:

Kejahatan Genocide yaitu setiap perbuatan yang dilakukan

dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh

atau sebahagian kelomok bangsa, ras, kelompok etnis, atau

kelompok agama dengan berbagai cara seperti:

1. Membunuh anggota kelompok

2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat

terhadap anggota-anggota kelompok.

3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan

kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebahagiaan.

4. Memaksakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di

dalam kelompok

5. Memindahkan kelompok secara paksa ke kelompok lain.

Kejahatan kemanusiaan yaitu suatu perbuatan yang

dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau

sistematik, yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan secara

lansung terhadap penduduk sipil, berupa hal-hal sebagai

berikut:

* Pembunuhan

* Pemusnahan dan penyiksaan

* Perbudakan

* pengusiran/pemindahan penduduk secara paksa.

* Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain

secara sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok hukum

internasional.

* Perkosaan, perbudakan seksual pelacuran secara paksa,

pemaksaan kehamilan, pemandulan

atau sterilisasi secara paksa atau bntuk-bentuk kekerasan

seksual lain yang setara;

* penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan

yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,

budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah

diakui secara universal yang dilarang menurut hukum

internasional.

* Tindakan apartheid

* penghilangan orang secara paksa.

2. PELAKSANAAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DALAM MASYARAKAT,

BANGSA, DAN NEGARA.

Agar tercipta kepastian hukum dan rasa aman dalam

masyarakat paling tidak harus dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

1. Dalam masyarakat perlu ditegakan norma yang mencerminkan

keadilan dan perlindungan hak warga masyarakat.

2.Mengutamakan kekeluargaan dan komunikasi yang intensif bila

terjadi permasalahan dalam masyarakat.

3.Dilakukan pengusutan secara tuntas terhadap berbagai perkara

kejahatan agar terjadi kepuasan batin dan kepercayaan terhadap

penegak hukum.

4. Hasil pengusutan diselesaikan dan diproses sesuai dengan

mekanisme hukum.

5.Perlu perlindungan korban dan saksi pelanggaran hak asasi

manusia

6.Setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat/ahli

warisnya dapat memperoleh kompensasi, rehabilitasi.

3. PELAKSANAAN PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

Keseriusan pemerintah dalam menangani pelanggaran

terhadap hak asasi manusia dapat kita lihat dari indikator

sbb:

1. Mantan Kapolres Dili AKBP Hulman Goultom, dijatuhi hukuman 3

tahun penjara oleh pengadilan Ad hoc, Jakarta Pusat. Karena

terdakwa dinilai terbukti tidak mencegah dan gagal melakukan

pengendalian terhadap penyerangan yang dilakukan masa pro

integrasi pada sebelum dan sesudah jajak pendapat di Timor

Timur.

2. Istri Omar Al-Farouk, Mira Agustina akan menggugat Amerika

Serikat ke Mahkamah Internasional, menganggap penangkapan Al-

Farouk melanggar HAM.

7. INDIKATOR KE TUJUH

TUJUH BERPARTISIPASI TERHADAP PENEGAKAN HAM DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.

Pelaksanaan penegakan dan perlindungan HAM sangat

ditentukan oleh manusia dan masyarakatnya, disamping tentu

dilengkapi oleh aturan yang baik dan lengkap.

Untuk menjamin dan melindungi hak asasi manusia ada beberapa

hal yang diperlukan antara lain; aturan hukum, aparat penegak

hukum dan juga faktor kesadaran masyarakat, dan juga

diperlukan menggalakan upaya-upaya lain yaitu:

1. SOSIALISASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Dalam rangka sosialisasi hukum, yakni memasyarakatkan

aturan dan pengetahuan hukum serta penghargaan terhadap hak

asasi manusia kepada khalayak umum, perlu dilakukan dengan

cara dan metode yang tepat. Serta perlu dilakukan kerjasama

yang baik dari semua pihak, terutama dari kalangan aparat

negara maupun penegak hukum serta dari media massa.

2. PENINGKATAN KESADARAN HUKUM DAN PENGHARGAAN HAK ASASI

MANUSIA

Apabila kesadaran hukum dan penghargaan hak asasi manusia

semakin tinggi maka masyarakat semakin maju dan berkualitas.

Itu dapat ditandai dengan hal-hal berikut:

a.Masyarakat menghindari prilaku atau praktek main hakim

sendiri dalam menyelesaikan persoalan.

Salah satu tanda kemajuan peradaban dalam masyarakat adalah,

bila persoalan yang timbul diselesaikan dengan cara musyawarah

dan kekeluargaan sebagai bukti penghargaan terhadap hak asasi

manusia. Sedangkan main hakim sendiri di samping

melanggar/tidak dibenarkan hukum juga melanggar hak asasi

manusia.

b.Tokoh dan pemimpin masyarakat dapat menjadi contoh teladan

bagi warga masyarakatnya.

------------------------------------------------

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Budiyanto. (2004). Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X,

Erlangga, Jakarta.

Suprapto, dkk. ( 2003). Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas 1,

Bumi Aksara, Jakarta.

-------------, dkk. ( 2004). Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas

1, Bumi Aksara, Jakarta

Sri Jutmini. ( 2004 ). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas

1 SMA dan MA, Tiga Serangkai, Solo.

Amin Suprihatini. (2004). Tim Penyusun Kewarganegaraan Jilid 1

SMA, Cempaka Putih, Jakarta.

Petrus Citra Triwamwoto. ( 2004). Kewarganegaraan SMA Kelas 1,

Grasindo, Jakarta.

Nur wahyu Rochmadi. (2003). Kewarganegaraan Kelas 1 SMA KBK,

Yudhistira, Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MATERI PKN KELAS X SEMESTER 2

BAB 4

HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

Standar Kompetensi :

4.     Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

Kompetensi Dasar :

4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi.

4.2. Menganalisis substansi konstitusi negara.

4.3. Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan

Republik

Indonesia.

4.4. Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara

Standar Kompetensi :

4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

Kompetensi Dasar :

4.1. Mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi.

4.2. Menganalisis substansi konstitusi negara.

Hasil Yang Diharapkan (Indikator) :

  Mendeskripsikan pengertian dasar negara

  Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara.

  Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi

  Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konsitusi sebuah

di negara

  Menguraikan unsur sebuah konstitusi

  Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu

  Menganalisis substansi konstitusi Indonesia

Materi Pembelajaran

  Pengertian dasar negara

  Pengertian konstitusi negara

  Tujuan dan nilai konstitusi

  Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi di sebuah negara

  Unsur-unsur konstitusi

  Ciri-ciri konstitusi

  Substansi konstitusi Indonesia

PENGERTIAN DASAR NEGARA

  Dasar Negara adalah fundamen yang kokoh dan kuat bagi suatu

negara serta bersumber dari pandangan hidup atau falsafah

(cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan

kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia)

yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat

Pengertian Dasar Negara Secara Etimologis

  Philosophische grondslag (Belanda), berarti norma dasar yang bersifat

filsafati

  Weltanschauuung (Jerman), berarti pandangan mendasar tentang dunia

  Ideology (Inggris) dan Ideologi (Indonesia), artinya ajaran atau teori

yang merupakan hasil pemikiran mendalam (pemikiran filsafati)

mengenai dunia dan kehidupan di dunia, termasuk kehidupan

bernegara di dalamnya, yang dijadikan pedoman dasar dalam

mengatur dan memelihara kehidupan bersama dalam suatu negara.

  Dasar negara sesungguhnya sama dengan ideologi negara, dasar falsafat

kenegaraan atau pandangan dasar kenegaraan

SUBSTANSI DASAR NEGARA

  Sebuah dasar negara umumnya dikembangkan berdasarkan keyakinan

tertentu tentang hakikat manusia

  Manusia  adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki dua

dimensi: makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial

  Sebagai makhluk pribadi manusia memiliki kebebasan individual,

sementara sebagai makhluk sosial manusia terikat ke dalam

kebersamaan

  Liberalisme, lebih mengutamakan kebebasan atau sisi

individualitas  manusia. Sedangkan sosialisme lebih

mengutamakan dimensi kebersamaan atau sosialitas manusia

  Pandangan tentang hakikat manusia itu menentukan pandangan

tentang ajaran moral, kehidupan politik, dan kehidupan ekonomi

yang harus diperjuangkan para penganut dasar negara yang

bersangkutan

IDEOLOGI BESAR DI DUNIA

  LIBERALISME

  SOSIALISME

  MARXISME/KOMUNISME

  PANCASILA

LIBERALISME

  Ajaran moral liberalisme: pengakuan atas hak-hak asasi manusia

seperti hak kebebasan, hak kemuliaan, dan hak hidup manusia   

  Ajaran politik liberalisme: pengakuan atas hak asasi politik,

seperti hak berserikat, berkumpul, hak mengeluarkan pendapat

baik lisan maupun tertulis, hak partisipasi, hak memutuskan

bentuk kenegaraan yang akan dibangun,  dan hak menentukan

kebijakan pemerintahan

  Ajaran ekonomi liberalisme: pengakuan atas hak-hak ekonomi dan

kesejahteraan masing-masing orang, dengan mengutamakan

perekonomian swasta, mekanisme pasar, sistem perdagangan

bebas, atau kapitalisme

  Sesudah PD II, negara demokrasi liberal diharapkan mewujudkan

cita-cita negara kesejahteraan (welfare state) atau negara

yang memberi pelayanan kepada masyarakat (social service state)

SOSIALISME

  Lahir sebagai reaksi atas krisis sosial akibat industrialisasi

dan cara produksi liberal-kapitalistis di abad ke-19

  Prinsip persaingan bebas dalam kapitalisme menempatkan kaum

buruh dalam posisi yang lemah.

  Ajaran oral sosialisme: Manusia pada dasarnya berwatak sosial

dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial atau solidaritas

  Ajaran ekonomi sosialisme antara lain: penghapusan atau

pembatasan hak milik pribadi atas alat-alat produksi,

pengambil-alihan alat-alat produksi oleh negara atau langsung

oleh kaum buruh, pembagian kembali milik pribadi.

  Ajaran politik sosialisme: Tidak diperlukan lagi penyaluran

kepentingan kelas (karena kelasnya tidak ada), juga tidak

terdapat lagi kelompok ekonomi yang saling bersaing (karena

perekonomian diatur dengan prinsip persamaan) sehingga partai-

partai politik mungkin tidak diperlukan lagi

  Ada dua aliran sosialisme:

  Sosialisme yang dipengaruhi oleh Marxisme (komunisme),

menggunakan kekerasan dan revolusi untuk mencapai tujuan

  Sosialisme non-marxis (sosialisme demokratis), misal

sosialisme religius  

MARXISME/KOMUNISME

  Marxisme adalah ajaran Karl Marx yang kemudian direvisi oleh

Lenin dan MaoTzeDong

  Marxisme adalah salah satu jenis sosialisme

  Ajaran moral utama komunisme: bahwa segala jalan dianggap

halal, asal membantu mencapai tujuan, termasuk pemerintahan

diktatur oleh partai komunis. Buktinya pembunuhan massal di

Rusia, RRC dan Kamboja, dan peristiwa Madiun serta G30SPKI.

  Setiap bentuk asli komunisme pasti ATHEIS, karena komunisme

berdasarkan materialisme, yang menyangkal adanya jiwa rohani

dan Tuhan, sehingga menindas kebebasan pribadi dan agama.

  Ajaran politik komunisme: Kehidupan kenegaraan berdasar

Marxisme/komunisme sering disebut Demokrasi Timur/demokrasi

Timur atau demokrasi rakyat/demokrasi sosialis. Tapi praktek

politik negara komunis justru bertentangan dengan prinsip

demokrasi, contohnya satu partai politik, pemilu tidak

demokratis dengan satu calon wakil rakyat.

  Ajaran ekonomi Komunisme: segala alat produksi harus di tangan

negara, dan hak milik perseorangan seperti rumah, kendaraan,

dsb tidak diakui.

PANCASILA

  Menurut Pancasila, manusia pada hakikatnya adalah makhluk

ciptaan Tuhan YME yang bersifat monodualis (makhluk pribadi

sekaligus makhluk sosial). Kedua hal itu harus selaras dan

seimbang.

  Kebebasan individu tidak boleh merusak  semangat kerja sama

antarwarga, namun kerja sama antarwarga tidak boleh mematikan

kebebasan individu.

  Sistem politik yang sesuai dengan dasar negara Pancasila

adalah sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi

perwakilan

  Sistem perekonomian yang dikehendaki adalah sistem ekonomi

kerakyatan, di mana kesejahteraan rakyat menjadi tujuan

utamanya.

  Tiga pilar perekonomian adalah negara, sektor swasta, dan

koperasi. 

  Sistem politik yang sesuai dengan dasar negara Pancasila

adalah sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi

perwakilan

  Sistem perekonomian yang dikehendaki adalah sistem ekonomi

kerakyatan, di mana kesejahteraan rakyat menjadi tujuan

utamanya.

  Tiga pilar perekonomian adalah negara, sektor swasta, dan

koperasi. 

DASAR NEGARA INDONESIA

  Dasar negara bangsa Indonesia, adalah Pancasila yang

berkedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi dalam

negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum (TAP. MPRS

No.XX/MPRS/1966, jo. TAP. MPR No.V/MPR/1973, jo. TAP. MPR No.

IX/MPR/ 1978). Penegasan kembali, tercantum dalam TAP. MPR

No.XVIII/MPR/1998 .

Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa Dan Negara

Indonesia

  Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

  Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

  Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

  Sebagai Tujuan Yang Hendak Dicapai Oleh Bangsa Indonesia

  Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan

mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang

ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup

(filsafat hidup).

Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan

memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan

menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan

persoalan-persoalan tad

Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa

akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi

persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul,

baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya

sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat

manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di

dunia ini.

Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa

akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia

memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial

dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang

makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup

itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.

Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

  Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada

tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan

dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah

berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-

cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar

itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai

perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan

ekonomi, sosial dan budaya.

  Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan

menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi

sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea

IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan

perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-

undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,

Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-

peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara

dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan

sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara

Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.

Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa

Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber

huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi,

hakim, ilmu pengetahuan hukum).

  Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan

menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi

sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea

IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan

perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-

undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,

Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-

peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara

dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan

sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara

Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.

Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa

Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber

huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, jurisprudensi,

hakim, ilmu pengetahuan hukum).

  Dasar negara Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari

segala sumber hukum yang berlaku di negara kita.

Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

  Yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah :

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan

bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan

ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis

pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

  Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan

tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah

pencerminan dari bangsa kita.

Sebagai Tujuan Yang Hendak Dicapai Oleh Bangsa Indonesia

  Yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material

dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara

kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu

dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa

yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan

pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

  Perjanjian luhur bangsa Indonesia yang disetujui oleh wakil-

wakil bangsa Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi

Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia

ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita

bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,

melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan

kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

FUNGSI DASAR NEGARA SECARA UMUM

  DASAR BERDIRI DAN TEGAKNYA NEGARA

  DASAR KEGIATAN PENYELENGGARAAN NEGARA

  DASAR PARTISIPASI WARGA NEGARA

  DASAR DAN SUMBER HUKUM NASIONAL

PENGERTIAN KONSTITUSI

  Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu

“Constitution” dan berasal dari bahasa belanda “constitue”

dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa

prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung”

dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang

dasar.

  Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang

memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber

perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan

baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara

mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu

masyarakata negara

  Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma

sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara -

biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam

kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-

prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara

khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-

prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk

dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban

pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk

pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah

konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang

mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

  Perkataan “konstitusi” berasal dari bahasa Perancis Constituer

dan Constitution, kata pertama berarti membentuk, mendirikan atau

menyusun, dan kata kedua berarti susunan atau pranata

(masyarakat). Dengan demikian konstitusi memiliki arti;

permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Pada

umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari

suatu negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan.

Mempelajari konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata

negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara disebut

juga dengan constitutional law. Istilah Constitutional Law di Inggris

menunjukkan arti yang sama dengan  hukum tata negara.

Penggunaan istilah Constitutional Law didasarkan  atas alasan

bahwa dalam hukum tata Negara unsur konstitusi lebih menonjol.

  Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata

kerja yaitu “constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang

dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung

makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-

undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah

“Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi

dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah

Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.

  Secara etimologis, istilah konstitusi dalam berbagai bahasa,

mempunyai tiga pengertian: arti luas, arti tengah, dan arti

sempit.

  Arti luas: konstitusi berarti hukum tata negara, yaitu

keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan

sistem ketatanegaraan suatu negara. Contoh: Istilah

Constitutional Law (Inggris).

  Arti tengah : konstitusi berarti hukum dasar, yaitu

keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis, yang mengatur bagaimana suatu pemerintahan

diselenggarakan dalam suatu negara.

  Arti sempit: konstitusi berarti undang-undang dasar, yaitu

satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan2 dan ketentuan2

yang bersifat pokok atau dasar dari ketatanegaraan suatu

negara

  Dalam pengertian luas, ”Konstitusi” berarti keseluruhan dari

ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (droit constitunelle).

Konstitusi, ada yg dalam bentuk dokumen tertulis ada juga yang

tidak tertulis (pelopor Bolingbroke).

  Dalam pengertian sempit (terbatas), ”Konstitusi” berarti

piagam dasar atau undang-undang dasar (loi constitunelle), yaitu

suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar

negara, contoh UUD 1945 (pelopor Lord Bryce dan C.F. Strong).

PENDAPAT TOKOH

  Herman Heller, Konstitusi mempunyai arti yang  lebih luas dari

pada Undang-Undang Dasar.

  Struycken, Konstitusi adalah Undang-Undang Dasar. Konstitusi

memuat garis-garis besar dan asas tentang organisasi dari pada

negara.

  Oliver Cromwell, UUD itu sebagai “instrument of government”  bahwa

undang-undang dibuat, sebagai pegangan untuk memerintah

(Konstitusi dan UUD).

  Lasalle, bahwa konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubu-ngan

antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat.

  K.C. Wheare, konstitusi dapat dibagi 2 (dua), yaitu :

  Konstitusi yang semata-mata berbicara sebagai naskah hukum

”the rule of the constitution”.

  Konstitusi yang bukan saja mengatur ketentuan-ketentuan hukum,

tetapi juga mencantumkan ideologi, aspirasi, cita-cita politik

dan pengakuan kepercayaan.

  L. J. Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis

maupun peraturan tak tertulis

  Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa

latin cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang

berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti

menetapkan secara bersama.

TUJUAN KONSTITUSI

  Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang –

wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,

konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja

kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat

banyak 

  Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati

HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal

melaksanakan haknya

  Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman

konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh

NILAI KONSTITUSI

  Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima

oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya

berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku

dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan

secara murni dan konsekuen

  Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum

berlaku, tetrapi tidak sempurna. Ketidak sempurnaan itu

disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak

seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi

seluruh wilayah negara

  Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya

untuk kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan,

penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk

melaksanakan kekuasaan politik

NILAI KONSTITUSI

  Konstitusi bernilai normatif, berarti secara hukum diakui dan

dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

  Konstitusi bernilai nominal, secara hukum konstitusi diakui

kedudukannya sebagai konstitusi negara.

  Konstitusi bernilai semantik, secara yuridis diakui dan tidak

operasional. Konstitusi ini dikesampingkan oleh kebijakan

lain.

MACAM-MACAM KONSTITUSI

Menurut CF. Strong, konstitusi terdiri dari

 Konstitusi tertulis  (documentary constitution / writen

constitution) adalah aturan – aturan pokok dasar negara

, bangunan negara dan tata negara,  juga aturan

dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu

bangsa di dalam persekutuan hukum. Hampir semua

negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau

undang-undang dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur

mengenai pembentukan, pembagian wewenang dan cara

bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta

perlindungan hak azasi manusia.

Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary

constitution) berupa kebiasaan ketatanegaraan yang

sering timbul dalam praktek penyelenggaraan

negara. Negara yang dikategorikan sebagai negara

yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah

Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan

dasar terhadap semua lembaga-lembaga kenegaraan dan

semua hak azasi manusia terdapat pada adat kebiasaan

dan juga tersebar di berbagai dokumen, baik dokumen

yang relatif baru maupun yang sudah sangat tua

seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215

yang memuat jaminan hak-hak azasi manusia rakyat

Inggris.Karena ketentuan mengenai kenegaraan itu

tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup

dalam adat kebiasaan masyarakat itulah maka Inggris

masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi

tidak tertulis.

Klasifikasi Konstitusi Menurut Pendapat Tokoh

Dalam buku “Modern Constitution” (1975)      K.C. Wheare

mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:

  Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk

tertulis (written constitution and unwritten   constitution);

  Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid

constitution)

  Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak

derajat tinggi (Supreme and not supreme constitution)

  Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and

Unitary Constitution)

  Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan

Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive Constitution)

Dalam buku “Modern Constitution” (1975)      K.C. Wheare

mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:

  Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri

pokok, antara lain:

a.   Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah

b.   Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti

mengubah undang2

  Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

a.   Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari

undang-undang;

b.   Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

FUNGSI KONSTITUSI

  Fungsi Pokok, Konstitusi atau UUD adl untuk membatasi

kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang, sehingga hak-

hak warga negara dapat terlindung (Konstitusionalisme).

  Fungsi Umum :

◦      Kontrol Penyelenggaraan negara,

◦      Indikator keberhasilan pemerintahan,

◦      Kontrak sosial antara warga negara dengan penyelenggara

negara.

Secara operasional fungsi suatu konstitusi sebagai berikut :

  Membatasi perilaku pemerintahan secara efektif

  Membagi kekuasaan dalam beberapa lembaga negara

  Menentukan lembaga negara bekerja sama satu dengan lainnya

  Menentukan hubungan di antara lembaga negara

  Menentukan pembagian kekuasaan dalam negara, baik yang

sifatnya horizontal maupun vertikal

  Menjamin hak-hak warga negara dari tindakan sewenang-wenang

penguasa

  Menjadi landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan

menurut sistem ketatanegaraan

Menurut  paham konstitusionalisme, konstitusi adalah dokumen

kenegaraan yang mempunyai fungsi khusus, yaitu:

  Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah

  Menjamin hak-hak asasi warga negara                       

Konstitusionalisme: suatu gagasan/paham yang menyatakan bahwa

suatu konstitusi/UUD harus memiliki fungsi khusus yaitu

membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak2 warga negara

                                

SUBSTANSI/ISI KONSTITUSI

  Pernyataan tentang gagasan2 politik, moral dan keagamaan

  Ketentuan tentang struktur organisasi negara

  Ketentuan tentang perlindungan HAM

  Ketentuan tentang prosedur mengubah UUD

  Larangan mengubah sifat tertentu dari UUD

Pernyataan tentang gagasan2 politik, moral dan keagamaan

  Dimuat pada bagian awal atau Pembukaan Konstitusi

  Memuat pernyataan pengakuan thd Tuhan.

 Memuat pernyataan bahwa keadilan, kebebasan, persamaan dan

kebahagiaan/kesejahteraan umum dll akan dijamin melalui

konstitusi

  Memuat pula cita2 rakyat atau tujuan negara dan dasar negara

  Contoh: Pembukaan UUD 1945

Ketentuan tentang struktur organisasi negara

  Misal pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif,

dan yudikatif

  Contoh UUD 1945

◦      Pasal 2-3 ttg MPR

◦      Pasal 4-16 ttg Pres

◦      Pasal 19-22 ttg DPR

◦      Pasal 22C dan 22D ttg DPD

◦      Pasal 24A ttg MA

◦      Pasal 24B ttg KY

◦      Pasal 24C ttg MK

Ketentuan tentang perlindungan HAM

  Memuat ketentuan2 yang menjamin dan melindungi hak asasi

manusia warga negara ybs.

  Contoh: UUD 1945 pada pasal 27, 28, 28A-28J, 29, 30, 31, 32,

34.

Ketentuan tentang prosedur mengubah UUD

  Ditentukan syarat dan prosedur mengubah konstitusi ybs untuk

menjaga agar konstitusi tetap dapat menyesuaikan perkembangan

zaman.

  Contoh: UUD 1945 pada pasal 37

Larangan mengubah sifat tertentu dari UUD

  Biasanya terjadi jika para penyusun konstitusi ingin

menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja

diatasi, misalnya munculnya seorang diktator atau kembalinya

suatu monarki.

  Contoh: UUD 1945 pasal 37 ayat 5

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik  Indonesia

tidak dapat dilakukan perubahan****)

ISI KONSTITUSI MENURUT PENDAPAT TOKOH

  Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:

◦      Jaminan terhadap HAM dan warga negara

◦      Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental

◦      Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.

  Menurut Miriam Budiarjo, konstitusi memuat tentang:

◦      Organisasi negara,

◦      HAM,

◦      Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum,

◦      Cara perubahan konstitusi. 

  Menurut Koerniatmanto Soetopawiro, konstitusi berisi tentang:

◦      Pernyataan ideologis

◦      Pembagian kekuasaan negara

◦      Jaminan HAM (hak asasi manusia)

◦      Perubahan konstitusi

◦      Larangan perubahan konstitusi

ISI UUD

Setiap UUD memuat ketentuan :

  Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan

legislatif, eksekutif dan yudikatif.

  Hak-hak asasi manusia (biasa disebut Bill of Right) kalau

berbentuk naskah tersendiri.

  Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.

  Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari

Undang-Undang Dasar

SIFAT KONSTITUSI

Menurut C.F. Strong, kaku atau supelnya sebuah konstitusi

ditentukan oleh: apakah prosedur mengubah konstitusi sama

dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang

bersangkutan.

  Konstitusi fleksibel/luwes/supel, jika dapat diubah dengan prosedur

yang sama dengan prosedur pembuatan undang2 (jadi dapat diubah

oleh badan legislatif sehari-hari). Contoh KRIS 1949, krn dpt

diubah oleh pembentuk UU federal yaitu Pres bersama DPR dan

Senat

  Konstitusi rigid/kaku jika konstitusi hanya dapat diubah melalui

prosedur yang berbeda dengan prosedur pembuatan UU biasa.

Contoh UUD 1945 karena hanya dpt diubah oleh MPR, bukan oleh

lembaga legislatif sehari-hari, yaitu DPR bersama Presiden

KEDUDUKAN KONSTITUSI

  SEBAGAI HUKUM DASAR

  SEBAGAI HUKUM TERTINGGI

Pembentukan Konstitusi

  PEMBERIAN

Raja memberikan suatu UUD, dan kekuasaan akan dijalankan oleh

suatu badan  tertentu. UUD itu timbul, karena takut akan

timbul revolusi. Dengan UUD kekuasaan raja dibatasi

  SENGAJA DIBENTUK

Pembuatan suatu UUD dilakukan setelah negara itu didirikan

  CARA REVOLUSI

Pemerintahan baru hasil revolusi, dengan persetujuan rakyat,

pemerintah mengambil suatu permusyawaratan untuk menetapkan

UUD.

  CARA EVOLUSI

Melakukan perubahan secara berangsur-angsur membentuk UUD

baru.

Pengubahan Konstitusi

  Oleh Badan Legislatif/ Perundangan Biasa. Pengubahan dilakukan

oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan syarat yang lebih

berat dari pada membuat undang-undang biasa (bukan undang-

undang dasar).

  Referendum

Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat yang

mempunyai hak suara

  Oleh Badan Khusus

Badan khusus yang bertugas hanya untuk  mengubah undang-undang

dasar saja.

  Khusus di Negara Federasi

Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika   mayoritas negara-

negara bagian dari federasi itu tadi menyetujui perubahan.

Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam

praktek ketatanegaraan di dunia dalam hal perubahan

konstitusi.

  Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu konstitusi

diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku

secara keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut

oleh hampir semua negara di dunia.

  Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah,

maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Perubahan terhadap

konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang

asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan

atau menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh

Amerika Serikat

PENDAPAT C.F. STRONG

Empat macam prosedur perubahan konstitusi:

  Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan

legislatif, akan tetap yang dilaksanakan menurut pembatasan-

pembatasan tertentu. Perubahan ini terjadi melalui tiga macam

kemungkinan.

Pertama, untuk  mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan

legislatif harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah

anggota tertentu (kuorum) yang ditentukan secara pasti

Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan

rakyat harus dibubarkan terlebih dahulu dan kemudian

diselenggarakan pemilihan umum. Lembaga perwakilan rakyat

harus diperbaharui inilah yang kemudian melaksanakan

wewenangnya untuk mengubah konstitusi.

Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem

majelis dua kamar. Untuk mengubah konstitusi, kedua kamar

lembaga perwakilan rakyat harus mengadakan sidang gabungan.

Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syarat seperti dalam

cara pertama, yang berwenang mengubah konstitusi.

  Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu

referendum. Apabila ada kehendak untuk mengubah kosntitusi

maka lembaga negara yang diberi wewenang untuk itu mengajukan

usul perubahan kepada rakyat melalui suatu referendum atau

plebisit. Usul perubahan konstitusi  yang dimaksud disiapkan

lebih dulu oleh badan yang diberi wewenang untuk itu. Dalam

referendum atau plebisit ini rakyat menyampaikan pendapatnya

dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang telah

disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya

suatu usul perubahan diatur dalam konstitusi.

  Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang

dilakukan oleh sejumlah negara bagian. Perubahan konstitusi

pada negara serikat harus dilakukan dengan persetujuan

sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan

karena konstitusi  dalam negara serikat dianggap sebagai

perjanjian antara negara-negara bagian. Usul perubahan

konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal ini

adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada

pada negara-negara bagian. Disamping itu, usul perubahan dapat

pula berasal dari negara-negara bagian.

  Perubahan  konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau

dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk hanya

untuk keperluan perubahan. Cara ini dapat dijalankan baik pada

Negara kesatuan ataupun negara serikat. Apabila  ada kehendak

untuk mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, dibentuklah suatu lembaga negara khusus yang tugas

serta wewenangnya hanya mengubah konstitusi. Usul perubahan

dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan

dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan

dan dapat pula berasal dari lembaga negara khusus tersebut.

Apabila lembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan

tugas serta wewenang sampai selesai,dengan sendirinya lembaga

itu bubar.

Pendapat Hans Kelsen

Hans Kelsen mengatakan bahwa konstitusi asli dari suatu negara

adalah karya pendiri negara tersebut. Dan ada beberapa cara

perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu :

  Perubahan yang dilakukan di luar kompetensi organ legislatif

biasa yang dilembagakan oleh konstitusi tersebut, dan

dilimpahkan kepada sebuah konstituante, yaitu suatu organ

khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan-

perubahan konstitusi

  Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa

jadi harus disetujui  oleh dewan perwakilan rakyat dari

sejumlah negara anggota tertentu.

Pendapat Miriam Budiardjo

Empat macam prosedur perubahan konstitusi, yaitu:

  Sidang badan legislatif ditambah beberapa syarat misalnya

ketentuan kuorum dan jumlah minimum anggota badan legislatif

untuk menerima perubahan.

  Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan Australia

  Negara-negara bagian dalam suatu negara federal harus

menyetujui, Contoh : Amerika Serikat

  Musyawarah khusus (special convention), contoh: beberapa

negara Amerika Latin

Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi

  Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada

gagasan dasar, cita – cita dan tujuan negara yang tertuang

dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai pedoman

penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam

konstitusi suatu negara

Keterkaitan konstitusi dengan UUD

  Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis

sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat

mengikat, oleh karenanya makin elastik sifatnya, aturan itu

makin baik. Konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan

diselenggarakan

Standar Kompetensi :

4. Menganalisis hubungan dasar negara dengan konstitusi

Kompetensi Dasar:

4.3.   Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

4.4.    Menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara

Hasil Yang Diharapkan (Indikator)

  Mendeskripsikan pokok pikiran yang terdapat dalam Pembukaan

UUD 1945

  Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945

  Menguraikan makna tiap alinea yang terdapat dalam Pembukaan

UUD 1945

  Menunjukkan periodisasi konstitusi Indonesia

  Mendeskripsikan kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan

sebuah konstitusi

  Menguraikan fungsi perubahan sebuah konstitusi

  Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi negara

Materi Pembelajaran

  Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

  Kedudukan Pembukaan UUD 1945

  Makna tiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945

  Periodisasi konstitusi Indonesia

  Kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan sebuah konstitusi

  Fungsi perubahan sebuah konstitusi

  Perilaku positif terhadap konstitusi negara

Pokok-pokok Pikiran Dlm Pembukaan UUD 1945

  Pokok pikiran pertama : ”Negara – begitu bunyinya – ”melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar

atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia”.

  Pokok pikiran kedua : ”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat”. .

  Pokok pikiran ketiga : ”Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas

kerakayatan dan permusyawaratan/ perwakilan”.

  Pokok pikiran keempat : ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945

  Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber motivasi dan aspirasi, tekad

dan semangat bangsa Indonesia, serta cita hukum dan cita moral

yang ingin ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun

internasional.

  Pembukaan UUD 1945 dijadikan norma fundamental. Rumusan kata

dan kalimatnya tidak boleh diubah oleh siapapun, termasuk MPR

hasil pemilu. Penguba-han Pembukaan UUD 1945 berarti

pengubahan esen-si cita moral dan cita hukum yang ingin

diwujudkan dan ditegakkan oleh bangsa Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan Pasal-pasal UUD

1945, mempunyai kedudukan:

Hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembukaan

UUD 1945 mempunyai kedudukan yang terpisah dari Pasal-pasal

UUD 1945. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental,

Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada

batang tubuh UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan

mempunyai kedudukan lebih tinggi.

Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara fundamental yang

menentukan adanya UUD Negara tersebut (sumber hukum dasar).

Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang akan

diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 Sbg Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental

  Dari segi terjadinya: ditentukan oleh pembentuk negara dan

terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir sebagai

penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal

tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya.

  Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok negara sbb:

◦      Dasar tujuan negara

◦      Ketentuan diadakannya UUD

◦      Bentuk negara

◦      Dasar filsafat negara: PANCASILA

Makna Yang Terkandung Pembukaan UUD 1945

  Alinea Pertama, antara lain: Keteguhan bangsa Indonesia dalam

membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.

  Alinea Kedua, antara lain: Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa

Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan dalam melawan

penjajah.

  Alinea Ketiga, antara lain: Motivasi spiritual yang luhur bahwa

kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.

  Alinea Keempat, antara lain: Adanya fungsi dan sekaligus tujuan

negara Indonesia, Disusun dalam UUD, Berkedaulatan Rakyat dan

Dasar Negara Pancasila.

Makna Pembukaan UUD 1945 Dalam Perjuangan Bangsa Indonesia

  Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam

empat alinea itu, setiap alinea kata-katanya mengandung arti

dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yg universal

& lestari.

  Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi oleh

bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi;

  Lestari, krn mampu menampung dinamika masyara-kat, dan akan

tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama

bangsa Indonesia tetap setiap kepada Negara Proklamasi 17

Agustus 1945.

Hubungan Proklamasi 17-8-1945, Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945

  Proklamasi – Pembukaan UUD 1945: Bilamana Proklamasi 17-8-1945

sebagai Proclamation of Independence (Pengumuman Kemerdekaan),

maka Pembukaan UUD 1945 sebagai Declaration of Independence

(Pernyataan Kemerdekaan)

  Pembukaan UUD 1945 – UUD 1945: UUD 1945 (pasal-pasal),

merupakan uraian secara sistematis dan terperinci dari

Pembukaan UUD 1945.

PERIODISASI KONSTITUSI INDONESIA

  18-8-1945 SD 27-12-1949 : UUD 1945

  27-12-1949 SD 17-8-1950 : UUD RIS 1949 atau KONSTITUSI RIS

1949

  17-8-1950 SD 5-7-1959 : UUDS 1950

  5-7-1959 SD Sekarang : UUD 1945

UU NO 10 TH 2004 TTG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGAN

  Pasal 7 ayat 1tentang jenis dan hierarki peraturan perundang-

undangan:

◦      UUD RI TAHUN 1945

◦      UU/PERPPU

◦      PERATURAN PEMERINTAH

◦      PERATURAN PRESIDEN

◦      PERATURAN DAERAH:

  PERDA PROPINSI

  PERDA KABUPATEN/KOTA

  PERATURAN DESA ATAU PERATURAN YANG SETINGKAT.

  Pasal 7 ayat 2 tentang Pancasila sebagai sumber dari segala

sumber hukum negara.

KESEPAKATAN DASAR DALAM MELAKUKAN PERUBAHAN KONSTITUSI

Ada 5 (lima) kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD

Negara RI Tahun1945

  Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

  Tetap mempertahankan NKRI

  Mempertegas sistem pemerintahan presidensial

  Penjelasan UUD Negara RI Tahun 1945 yang memuat hal-hal

normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (Batang Tubuh)

  Melakukan perubahan secara adendum

Contoh Penjelasan UUD 1945 Tentang Hal-hal Normatif dimasukkan

dalam Pasal :

  Pasal 1 ayat 3 Negara Indonesia adalah negara hukum, sebelum

perubahan UUD 1945 ketentuan itu terdapat dalam Penjelasan UUD

1945 berupa tujuh kinci pokok sistem pemerintahan Indonesia,

bahwa Indonesia adalah negara berdasar hukum (rechtstaats), tidak

berdasarkan kekuasaan semata (maachtstaats)

Adendum

  Perubahan secara adendum artinya perubahan UUD Negara RI Tahun

1945 dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD

Negara RI Tahun 1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran

Negara Nomor 75 Tahun1959 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959

dan naskah perubahan-perubahan UUD Negara RI Tahun 1945

dilekatkan pada naskah asli.

FUNGSI PERUBAHAN SEBUAH KONSTITUSI

  Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak tegas dalam

memberi pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah

dapat ditafsirkan oleh siapa saja, tergantung pada kepentingsn

orang-orang yang menafsirkan

  Mengubah dan/ atau menambah pengaturan2 di dalam konstitusi

yang terlampau singkat dan tidak lengkap, serta terlali banyak

mendelegasikan pengaturan selanjutnya kepada undang-undang dan

ketetapan lainnya

  Memperbaiki berbagai kelemahan mendasar baik dalam isi maupun

proses pembuatannya, seperti tidak konsistennya hubungan

antarbab, antarpasal, serta antara bab dan pasal.

  Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi

dengan kondisi politik dan ketatanegaraan suatu negara

PERILAKU POSITIF TERHADAP KONSTITUSI

  UUD, merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum

tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi

juga oleh pemerintah serta penguasa.

  Setiap warga negara hendaknya memiliki keinginan kuat terhadap

konstitusi negara sbb Budaya “taat asas” & “taat hukum”

  Dengan cara:

◦      Bersikap terbuka

◦      Mampu mengatasi masalah

◦      Menyadari adanya perbedaan

◦      Memiliki harapan realistis

◦      Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri

◦      Mau menerima dan memberi umpan balik

Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara

  Konstitusi dibuat untuk memudahkan suatu bangsa dalam

melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara

Setiap penguasa bersama warga negara menghormati

konstitusi yang telah dibuat bersama

  Konstitusi merupakan suatu bukti kedaulatan negara. Negara

yang memiliki konstitusi adalah negara yang berdaulat

Setiap warga negara harus memiliki kebanggaan terhadap

konstitusi yang membuat negaranya diakui oleh dunia

  Perubahan konstitusi hendaknya disikapi dengan bijak, bukan

sebagai akibat sistem ketatanegaraan yang mudah berubah dan

tidak jelas, tetapi sebagai bentuk perwujudan demokrasi

BAB 5

PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA

Standar Kompetensi      

5.  Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai

aspek kehidupan

Kompetensi Dasar           :      

5.1    Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan

di Indonesia

5.2  Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

5.3   Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

ras, agama, gender, golongan

Indikator

        Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam

UUD 1945

        Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara

Indonesia dan hal yang menyebabkan hilanganya status

kewarganegaraan

        Menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara

umum        

        Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

        Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

        Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan

kedudukan warga negara dalam kehidupan

        Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku

        Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan,

budaya, dan suku secara garis besar

        Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan.

Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan  siswa mampu :

        Mendeskripsikan kedudukan warga negara yang diatur dalam

UUD 1945

        Menguraikan persyaratan untuk menjadi warga negara

Indonesia dan hal yang menyebabkan hilangnya status

kewarganegaraan

        Menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara

umum        

        Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam

kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

        Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga negara

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

        Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan

kedudukan warga negara dalam kehidupan

        Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku

        Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan,

budaya, dan suku secara garis besar

        Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan,

Materi Ajar

   Warga negara dan pewarganegaraan

    Dasar hukum yang mengatur warga Negara

    Asas dan stelsel dalam kewarganegaraan

    Syarat menjadi warga negara

    Hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan 

    Persamaan kedudukan warga negara

    Landasan yang menjamin persamaan kedudukan warga negara

    Berbagai aspek persamaan kedudukan setiap warga negara

    Contoh perilaku yang menampilkan persaman kedudukan warga

Negara

    Persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

    Ras

    Agama

    Gender

    Golongan

    Budaya

    Suku

Metode Pembelajaran

Ceramah/informasi, tanya jawab, diskusi, presentasi, pemberian

tugas, kerja  mandiri,  studi kasus, eksplorasi.

Kompetensi Dasar :

5.1. Mendeskripsi-kan kedudukan warga negara dan pewarga-

negaraan di Indonesia.

Hasil Yang Diharapkan :

  Menguraikan  pengertian rakyat di dalam suatu negara dan asas

kewarganegaraan.

  Mendeskripsikan penduduk dan warga negara Indonesia.

  Menganalisis undang-undang kewargane-garaan Indonesia

  Menganalisis kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di

Indonesia.

Materi  Pembelajaran:

Kewarganegaraan R.I.

Rakyat dalam suatu negara, yaitu meliputi semua orang yang

bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk

pada kekusaan negara itu

1. Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia

yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang

bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

2. Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam

suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan

pemerintah.

Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu dapat

dibedakan penduduk dan bukan penduduk.

1.  Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal atau

berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk

jangka waktu lama. Penduduk yang memiliki status

kewarganegaraan, disebut sebagai Warga Negara Indonesia (WNI),

Warga Negara Asing (WNA) yg menetap di Indonesia karena suatu

pekerjaan, disebut juga penduduk.

2. Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam

suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu.

Contoh : para turis mancanegara.

Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya

dapat dibedakan warga negara dan bukan warga negara.

1. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum

tertentu mrp anggota dari suatu negara, dengan

status kewarganegaraan WN asli atau WN keturunan

asing. WN juga dapat diperoleh melalui proses

naturalisasi.

2. Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang

berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak

menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun

tunduk pada pemerintah di mana mereka berada (Duta

Besar, Kontraktor Asing, dsb).

Asas Kewarganegaraan

Penentuan status kewarganegaraan lazim digunakan :

Stelsel aktif, dengan melakukan tindakan-tindakan hukum

tertentu secara aktif.

Stelsel pasif, tanpa harus melakukan tindakan hukum

tertentu

Seseorang dalam suatu negara pada dasarnya memiliki hak-hak :

Hak Opsi adalah hak untuk memilih suatu

kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).

Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu

kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)

Penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan menurut Asas :

Ius Soli, penentuan asas kewarganegaraan berdasarkan

daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh:

Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan

menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah

warga negara B. (Inggris, Mesir, Amerika, dan lain-

lain).

Ius Sanguinis, penentuan asas kewarganegaraan

berdasarkan pertalian darah/keturunan dari orang

yang berangkutan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan

di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B,

maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B

(dianut oleh negara RRC).

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, asas-asas

kewarganegaraan yang diterapkan adalah:

    Asas Ius Sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan

kewarganegaraa  seseorang berdasarkan keturunan, gbukan

berdasarkan negara tempat kelahiran.

    Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas, yaitu asas yang

menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat

kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

    Asas Kewarganegaraan Tunggal, yaitu asas yang menentukan

satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

    Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, yaitu asas yang

menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan

ketentuan yang diatur dengan undang-undang ini. Dengan

diterapkannya asas-asas tersebut di atas, maka masalah

kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini tidak mengenal lagi

istilah kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa

kewarganegaraan (apatride).

Penduduk dan Warga Negara Indonesia

Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara dan Penduduk :

•    Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia

asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-

undang sebagai warga negara.

•    Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia.

•    Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan

undangundang.

Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregeling  tahun

1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :

   Golongan Eropa, yang terdiri atas :

1.   Bangsa Belanda,

2.   Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa

3.   Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)

4.   Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum

keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda (Amerika,

Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.

   Golongan Timur Asing, yang terdir atas :

1.   Golongan Cina (Tionghoa), dan

2.   Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India,

Pakistan, Mesir, dan lain-lain).

   Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:

1.  Orang-orang  Indonesia asli serta keturunannya yang tidak

memasuki golongan rakyat lain, dan

2.  Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu

masuk dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia

asli.

Peraturan perundangan tentang warga negara Indonesia yang

pernah berlaku :

1. Undang-Undang  RI Nomor 3/1946 tentang

Kewarganegaraan Indonesia.

2. Undang-Undang No. 2/1958, tentang Penyelesaian Dwi

kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC,

3. Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan

Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No.

3/Tahun 1946,

4. Undang-Undang No. 4 Tahun 1969 tentang Pencabutan UU

No. 2 Tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi,

5. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan

Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958,

6. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Peraturan perundangan pendukung pelaksanaan UU tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia

  Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,

  Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 Tentang Visa, Izin

Masuk dan Izin Keimigrasian.

  Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 2005 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah RI No. 32/1994 Tentang Visa, Izin

Masuk dan Izin Keimigrasian.

  Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun 1998 Tentang Menghentikan

Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi Dalam Semua

Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan

Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan Program ataupun

Pelaksanaan.

Kedudukan WN dan Pewarganegaran di Indonesia

Kedudukan Warga Negara

Kedudukan warga negara di dalam suatu negara, sangat penting

statusnya terkait dengan hak dan kewajiban yang dimiliki.

Perbedaan status/kedudukan sebagai warga negara sangat

berpengaruh terhadap hak dan kewajibannya baik yang mencakup

bidang politik, ekonomi, sosial – budaya maupun pertahanan

keamanan.

Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas

dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945,

alinea I) dan hak dasar sebagai warga negara:

•         Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),

•         Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal

27 ayat (1)),

•         Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27

ayat 2),

•         Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan

tulisan (Pasal 28),

•         Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal

28A)

•         Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),

•         Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),

•         Mendapat pendidikan (Pasal 31),

•         Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),

•         Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan

•         Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).

Kewajiban Dasar Sebagai Warga Negara :

•        Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan

(Pembukaan UUD 1945, alinea I),

•        Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan

kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II),

•        Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan

dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV),

•         Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2),

•         Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat

1),

•         Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat

(1)),

•         Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35),

•         Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal 36),

•         Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A),

•         Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B).

Hak Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

    Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih,

mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial  politik.

    Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh

pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta

menangani pendidikan.

    Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh

pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk

berusaha.

    Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat

pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah

masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.

Tanggungjawab Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi

Pancasila

Bertanggungjawab Terhadap :

Pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila.

    Pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas dan

rahasia serta jujur dan adil

    Hukum dan pemerintahan RI.

    Usaha pembelaan negara.

    Pelaksaan hak-hak asasi manusia, memperta-hankan, dan

mengisi kemerdekaan Indonesia.

Pewarganegaraan di Indonesia

Pewarganegaraan (naturalisasi) adalah tata cara bagi orang

asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia

melalui permohonan.

Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat memperoleh

kewarganegaraan Republik Indonesia :

a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-

undang /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu

berlaku (berlaku surut),

b. Kelahiran (asas ius soli),

c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak

orang asing di bawah umur 5 tahun),

d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita

Indonesia,

e. Pewarganegaraan (naturalisasi),

f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki

Indonesia,

g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin

mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis),

h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum

dengan ayah atau ibunya yg orang asing itu dapat

menjadi warga negara RI setelah berumur 21

tahun/sudah kawin melalui pernyataan.

Syarat- Syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Menurut UU No. 12/2006

a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah

kawin;

b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat

tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5 th

berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak

berturut-turut;

c. Sehat jasmani dan rohani;

d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar

negara Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945;

e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak

pidana yang diancam dengan pidana penjara 1

tahun/lebih;

f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik

Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;

dan

h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU No.12/2006)

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan

sendiri,

b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain,

c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden

atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah

berusia 18 (delapan belas) tahun,  bertempat tinggal

di luar negeri,

d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari

Presiden;

e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing,

f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan

janji setia kepada negara asing,

g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat

ketatanegaraan untuk negara asing;

h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor

dari negara asing,

i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik

Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan

dalam rangka dinas negara.

Kompetensi Dasar :

5.2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5.3. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.

Hasil Yang Diharapkan :

  Menguraikan makna persamaan.

  Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup berdasarkan pendekatan

kultural dan konstitusi negara.

  Menganalisis jaminan persamaan hidup dalam Pembukaan UUD 1945,

Sila-sila Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundangan

lainnya.

  Menampilkan sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara.

Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat,

Berbangsa dan Bernegara

Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara

biasa disebut dengan istilah “persamaan politik” (political

equality). Persamaan politik adalah keadaan di mana setiap

anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana

yang lainnya untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan

keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).

Penekanan prinsip persamaan politik adalah persamaan

kesempatan untuk berpartisipasi, bukan persamaan partisipasi

nyata warga masyarakat. Sebab, partisipasi nyata warga

masyarakat yang satu dengan yang lain tentu saja berbeda-beda,

tergantung pada kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi

masing-masing pihak.

Menurut Harold J Laski, prinsip persamaan kedudukan warga

negara memiliki dua dimensi, yaitu:

         Tidak adanya keistimewaan khusus

         Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang

Jadi, negara tidak boleh memberikan pengistimewaan khusus kepada

individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat, entah itu

atas dasar alasan ras, agama, jender, golongan budaya, suku,

ataupun status sosial dalam masyarakat.

Kenyataan di masyarakat memang menunjukkan bahwa banyak

terjadi ketidaksamaan, akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa

perlakuan yang tidak sama terhadap warga negara dibenarkan.

Kita harus memperjuangkan persamaan warga negara dalam

kehidupan sehari-hari.

Negara berkewajiban memperlakukan setiap orang dan semua

warganya secara sama dengan cara memberikan kesempatan yang

sama kepada mereka untuk ikut serta dalam proses pembuatan

keputusan politik. Apa pun ras, agama, jender, golongan

budaya, suku, maupun status sosialnya, semua wara negara yang

harus diperlakukan sama. Mereka memiliki kesempatan yang sama

untuk ikut srta dalam proses pembuatan keputusan politik.

”Persamaan” hidup, merupakan sikap yang mengedepankan nilai-

nilai saling menghormati dan menghargai antar sesama tanpa

diskriminasi.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan perekat yang melekat

dan tertanam kuat dalam jiwa bangsa  Indonesia.

Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)

Nilai kultural yang perlu dilestarikan dalam upaya memberikan

jaminan persamaan hidup:

•         Nilai Religius .

•         Nilai Gotong Royong .

•         Nilai Ramah Tamah.

•         Nilai Kerelaan Berkorban dan Cinta Tanah Air.

Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara

1)      Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1, bahwa ....... kemerdekaan itu

ialah hak segala bangsa ...........

2)      Sila-Sila Pancasila,

3)      UUD 1945 (Pasal 26 sampai dengan pasal 34) dan

Peraturan Perundangan Lainnya, antara lain:

1. UU No. 40 Tahun 1999, mengeluarkan pikiran & tulisan

melalui “Pers”.

2. UU No. 3  Tahun 2002, membela negara melalui

“Pertahanan Negara”.

3. UU No. 31 Tahun 2002, mendirikan “Partai Politik”,

4. UU No. 4  Tahun 2004, hak praduga tak bersalah

melalui “Kekuasaan Kehakiman”.

Prinsip persamaan kedudukan warga negara di berbagai bidang:

         Dalam bidang ekonomi

  Tidak boleh ada pengistimewaan dan diskriminasi serta semua

warga negara harus memperoleh perlakuan yang sama dalam

kegiatan ekonomi.

  Tercermin dalam UUD 1945:

  Pasal 27 ayat 2: pekerjaan dan penghidupan yang layak

  Pasal 28C: mengembangkan diri melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya ...

  Pasal 28D ayat 2: berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan

dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

  Pasal 28H ayat 4: berhak atas hak milik pribadi ....

         Dalam bidang hukum dan politik

  Tidak boleh ada pengistimewaan dan diskriminasi dalam berbagai

urusan hukum dan politik, dan semua warga negara memperoleh

perlindungan hukum yang sama, serta kesempatan yang sama dalam

berbagai aktivitas politik.

  Tercantum dalam UUD 1945:

  Pasal 28D ayat 1: berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan

dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di

hadapan hukum.

  Pasal 28D ayat 3: berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan.

  Pasal 28E ayat 3: berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul

dan mengeluarkan pendapat.

  Pasal 28G: berhak atas suaka politik dari negara

lain.

  Contoh persamaan dalam bidang hukum dalam hal proses hukum

seperti: proses peradilan, proses perizinan, pengurusan

perjanjian, dan sebagainya.

  Contoh persamaan dalam bidang politik dalam hal ketentuan

mengenai pemilihan umum, pemilihan kepada daerah, pendirian

organisasi kemasyarakatan, pendirian partai politik, mekanisme

unjuk rasa, dan sebagainya.

         Dalam bidang keagamaan dan bidang sosial budaya

  Tidak boleh ada pengistimewaan demikian pula diskriminasi

dalam berbagai urusan keagamaan dan sosial budaya, serta semua

warga negara harus memperoleh kesempatan yang sama untuk

menjalankan berbagai aktivitas keagamaan dan sosial budaya.

  Tercermin dalam UUD 1945:

  Pasal 28C ayat 1: berhak mendapat pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan

budaya ....

Pasal 28E ayat 1: berhak memeluk agama dan beribadat menurut

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran...

  Pasal 28E ayat 2: berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,

menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya

Pasal 28F: berhak berkomunikasi dan memperoleh

informasi ....

Pasal 28I ayat 3: identitas budaya dan hak masyarakat

tradisional dihormati

  Pasal 29 ayat 2: memeluk agama dan beribadat menurut agama dan

kepercayaannya itu

  Pasal 31 ayat 1: berhak mendapatkan pendidikan.

         Dalam bidang pertahanan dan keamanan

  Tidak boleh ada pengistimewaan ataupun diskriminasi dalam

berbagai urusan pertahanan dan keamanan, serta semua warga

negara memperoleh kesempatan sama untuk berpartisipasi dalam

aktivitas pertahanan dan keamanan.

  Tercermin pada UUD 1945 pasal 30 ayat 1: berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pertahanan dan keamanan.

  Contohnya persamaan sama dalam hal memenuhi persyaratan untuk

menjadi anggota TNI maupun anggota POLRI, juga terlibat dalam

menjaga keamanan lingkungan masing-masing.

Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan

Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya dan Suku

Upaya mewujudkan persamaan kedudukan warga negara bukanlah

upaya sekali selesai. Meskipun konstitusi dan berbagai

peraturan perundang-undangan telah mengatur hal itu, prinsip

tersebut belum terwujud secara optimal. Dalam kehidupan

sehari-hari masih bisa ditemui tindakan-tindakan

diskriminatif, baik langsung maupun tidak langsung.

Sejumlah peluang dalam mewujudkan prinsip persamaan kedudukan

warga negara di Indonesia sebagai berikut:

        UUD 1945 hasil amandemen memberikan dasar yang kuat bagi

upaya pemajuan persamaan kedudukan warga negara di Indonesia.

         Demokrasi semakin diterima

         Iklim pers yang bebas dan bertanggung jawab

         Keterbukaan politik

         Menguatnya masyarakat madani (civil society).

Hambatan dalam upaya pemajuan persamaan kedudukan warga negara

di Indonesia antara lain :

        Masi ada individu ataupun kelompok yang merasa lebih

tinggi kedudukannya.

        Masih kuatnya budaya politik patron-klien.

        Masih kuatnya kecenderungan KKN.

        Berbagai kelemahan sistem hukum di Indonesia.

        Masih adanya pandangan dan gerakan ekstrem, radikal, dan

intoleran dalam masyarakat.

        Masih adanya sikap dan perlakuan diskriminatif sejumlah

oknum penegak hukum.

Peluang dan hambatan dalam upaya pemajuan persamaan kedudukan

warga negara di Indonesia, menyadarkan kita bahwa mewujudan

prinsip persamaan kedudukan warga negara di Indonesia

merupakan upaya sepanjang hayat. Upaya itu akan terus ada dan

memang harus terus ada.

Perlu dilakukan langkah-langkah/ upaya antara lain:

  Bagi aparat negara:

         Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang

proporsional dan profesional

         Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan secara

memadai

         Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang bebas dari

tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

         Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan

        Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap potensi-potensi

konflik yang mengarah pada SARA.

  Bagi masyarakat:

         Secara pribadi, bersikap empati, solider terhadap arang

lain, taat asas dan taat aturan

         Secara sosial, menumbuhkan sikap multikultural, yaitu

bersedia menerima adanya kesederajatan di antara keberagaman

budaya.

  Bagi semua pihak:

         Secara berkesinambungan berupaya menumbuhkan budaya

multikultural dan gerakan antidiskriminasi di berbagai bidang

kehidupan.

BAB 2

NILAI, MACAM-MACAM NORMA DAN SANKSINYA

1. INDIKATOR PERTAMA

MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN DAN MACAM NILAI

A. PENGERTIAN NILAI

MENURUT KBBI

Harga, angka kepandaian, banyak sedikitnya isi, kadar,

mutu, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan

hakikatnya.

BAMBANG DAROESO

Nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap

sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku

seseorang

DARJI DARMODIHARJO

Nilai adalah kualitas atau keadaan sesuatu yang

bermanfaat bagi manusia, baik lahir maupun batin.

WIDAJAYA

Menilai artinya menimbang, maksudnya kegiatan

menghubungkan seuatu dengan sesuatu yang lain, untuk

selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan itu dapat

menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,

indah atau tidak indah.

FRAENKEL

Nilai pada dasarnya disebut sebagai standar penuntun

dalam menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau tidak.

KLUCKHON

Nilai bukanlah keiginan tetapi apa yang diinginkan.

Artinya nilai itu bukan hannya diharapkan tetapi diusahakan

sebagai sesuatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan

orang lain

YOUNG

Nilai-nilai sosial sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan

benar dan pentingnya seringkali tidak disadari.

GREEN

Melihat nilai sosial sebagai kesadaran yang secara

relatif berlansung disertai emosi terhadap obyek dan gagasan

orang perorangan

WOODS

Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah

berlansung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan

dalam kehidupan sehari-hari.

B.SIMANJUNTAK

Nilai sebagai gagasan-gagasan masyarakat tentang sesuatu

yang baik.

ROBERT M.Z.LAWANG

Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,

pantas, berharga dan mempengaruhi prilaku sosial orang yang

memiliki nilai itu.

B. MACAM-MACAM NILAI

1. BERDASARKAN CIRINYA

NILAI YANG MENDARAH DAGING

yaitu: nilai yang telah mejadi gaya hidup dan kebiasaan.

Orang tidak perlu berpikir panjang lagi untuk mewujutkanya.

Nilai semacam ini sudah tersosialisasi sejak seseorang masih

kecil (goro) sekaligus nilai yang dominan.

NILAI DOMINAN

Nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai

yang lain. Hal ini nampak pada saat seseorang dihadapkan pada

beberapa alternatif tindakkan yang harus diambil. Ukuran

dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:

1. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.

2. Nilai tersebut sudah dihayati dalam jangka waktu yang lama.

3. Usaha orang untuk memberlakukan dan mempertahankan nilai

itu tinggi

4. Orang-orang merasa bangga menerapkan nilai tersebut dalam

masyarakat, misalnya nilai tersebut mengandung prestise

tertetentu.

2. MENURUT NOTONAGORO

a. NILAI MATERIAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi

kebutuhan fisik manusia (makanan, air, pakaian)

b. NILAI VITAL, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk dapat mengadakan kegiatan, buku dan alat tulis bagi

pelajar, kalkulator bagi auditor.

c. NILAI KEROHANIAAN, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi

rohani manusia terdiri dari empat macam:

- nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber dari unsur akal

manusia (ratio, budi dan cipta)

- nilai keindahan yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa

manusia (perasaan, estetika dan intuisi)

- nilai moral/kebaikan yaitu nilai yang bersumber dari unsur

kehendak atau kemauan ( karsa, etika )

- nilai relegius merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan

mutlak yang bersumber dari keyakinan / kepercayaan manusia.

Nilai relegius berfungsi sebagai sumber moral yang dipersepsi

sebagai rahmat dan ridho Allah.

3. FILSAFAT

NILAI LOGIKA, NILAI BENAR SALAH.

siswa yang dapat menjawab sesuatu pertanyaan ia berlaku

benar secara logika, jika ia keliru kita katakan salah. Kita

tak bisa mengatakan siswa itu buruk. Karena jawabannya salah,

Sebab buruk adalah nilai moral.

NILAI ESTETIKA, INDAH TIDAK INDAH

Bila kita melihat pemandangan menonton sebuah pentas

pertunjukan, merasakan makanan. Nilai estetika bersifat

subjektif pada diri seseorang. Sesorang akan merasa senang

dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya indah, tetapi

orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak

bisa memaksakan bahwa lukisan itu indah.

NILAI ETIKA / MORAL, BAIK BURUK

Yaitu nilai yg menangani kelakuan baik/buruk dari

manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak

semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan

kelakuan atau tindakkan manusia. Nila moral inilah yang lebih

terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.

2. INDIKATOR KEDUA

MENDISKRIPSIKAN PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM NORMA SERTA

SANKSIYA

A. PENGERTIAN NORMA

1. KBBI

Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di

masyarakat, dipakai sebagai panduan, dan kendalian tingkah

laku yang sesuai dan diterima, setiap warga masyarakat harus

mentaati.

Ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk

menilai atau membandingkan sesuatu.

2. PROF.SOEDIKNO MERTOKUSUMO

Aturan hidup bagi manusia tentang apa yang seharusnya

dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia

terhadap manusia lain.

3. LABORATARIUM IPS MALANG

Adalah sesuatu peraturan yang menjadi pedoman perilaku

manusia dalam membina pergaulan hidup masyarakat.

B.MACAM-MACAM NORMA SERTA SANKSINYA

A. BERDASARKAN SUMBER/ASAL-USULNYA.

NORMA AGAMA. Petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang

disampaikan melalui utusanya yang berisi perintah, larangan

atau anjuran-anjuran. ( sholat, tidak berjudi, beramal) sanksi

tidak lansung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia

berupa pahala atau dosa.

NORMA KESUSIALAAN (MORAL, AKHLAK, BUDI PEKERTI, SUSILA) Peraturan-

peraturan hidup yg dianggap sebagai suara hati sanubari

manusia (tidak menyakiti hati orang lain, jujur, adil,

menghargai org lain.) sanksinya tidak tegas, karena hannya

diri sendiri yang merasakan, merasa bersalah, menyesal, malu,

tertekan dan merasa berdosa)

NORMA KESOPANAN ATAU ADAT ISTIADAT/SOSIAL/MASYARAKAT. Peraturan-

peraturan hidup yang timbul dari segolongan manusia sebagai

pedoman pengatur tingkah laku orang yang berada disekitarnya.

(tidak mau tegur sapa apalagi dengan org yg dikenali, menerima

dengan tangan kanan, stop mobil dengan tangan kanan) sanksinya

tidak tegas diberikan oleh masyarakat berupa celaan, cemoohan,

dikucilkan dari pergaulan.

NORMA HUKUM ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

hubungan manusia Dalam masyarakat dalam bentuk pertauran yang

dibuat oleh sesuatu kekuasaan (harus tertib, harus sesuai

dengan prosedur, dilarang mencuri) sanksi tegas, nyata

mengikat dan memaksa.

B. BERDASARKAN DAYA MENGIKATNYA

1. USAGE (CARA)

Cara adalah yang paling lemah daya mengikatnya ia lebih

menonjol dalam hubungan antar individu, yang melanggar hannya

dapat cemoohan / ejekkan (bersendawa)

2. FOLKWAYS (KEBIASAAN)

Ialah perbuatan yg diulang-ulang dalam bentuk yang sama,

bila org tidak melakukanya ia akan dianggap aneh namun tidak

dicap jahat/jelek. Setiap perilaku aneh biasanya mengundang

gosip/tertawaan orang lain. Daya mengikatnya lebih tinggi dari

usage (masuk rumah organisasi permisi, menghormati orang yang

lebih tua, memberi dan menerima dengan tangan kanan.

3. MORES (TATA KELAKUAN)

Kebiasaan tertentu yang diterima sebagai norma pengatur

tata kelakuan yang mencerminkan sifat-sifat yg hidup dari

kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat kontrol oleh

masyarakat terhadap anggotanya, memaksakan suatu perbuatan

sekaligus melarang perbuatan tertentu. punya sanksi agak

berat, dikucilkan (berciuman di depan umum, berpakaian sangat

minim) dan ada juga mencat rambut, membuat tato, melubangi

celana dianggap sebagai pelanggaran terhadap tata kelakuan.

4. CUSTOM (ADAT KEBIASAAN)

Adat istiadat yang dianggap penting bagi berfungsinya

suatu masyarakat dan kehidupan sosial. Seperti tabu merupakan

adat istiadat yang bersifat melarang (tabu kawin sesuku,

kerabat dekat sanksinya lebih keras, dibuang sepanjang adat.

3. INDIKATOR KE TIGA

MENYIMPULKAN HUBUNGAN NILAI DENGAN NORMA /

4. INDIKATOR KE EMPAT

MERUMUSKAN NILAI SEBAGAI SUMBER NORMA

Kalau nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik,

diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh

masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang

disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku para

anggotanya dalam mengejar sesuatu yg dianggap baik atau

diinginkan itu.

Contoh: minuman kopi (kenikmatan minum kopi merupakan

nilainya, sedangkan tindakkan mencampurkan kopi dengan gula

merupakan norma

NILAI

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang berkaitan

dengan cita-cita, harapan keyakinan, dan hal-hal yang bersifat

ideal.

NORMA

Merupakan aturan-aturan atau standar penuntun tingkah

laku yang didasarkan pada suatu nilai yang dihargai dan

dijunjung tinggi

JADI

Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu jadi konkret dan

harapan itu jadi kenyataan maka diperlukan perumusan yang

lebih konkret yang berwujud norma

Nilai merupakan sumber pembentukkan norma. Atau norma

merupakan perwujudan dari nilai.

5. INDIKATOR LIMA MENDESKRIPSIKAN

PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN HUKUM

A. PENGERTIAN HUKUM

1. AHLI

MAYERS

Semua aturan yang menyangkut kesusilaan dan ditunjukan

terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai

pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.

UTRECHT

Himpunan perintah dan larangan untuk mencapai ketertiban

dalam masyarakat.

SIMORANGKIR

Peraturan yang bersifat memaksa dan sebagai pedoman

tingkah laku manusia dalam masyarakat, yang dibuat oleh

lembaga berwenang serta bagi siapa yang melanggarnya akan

mendapat hukuman.

2. UMUM

Himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang

mengurus tata tertib suatu masyarakat oleh karena itu harus

ditaati oleh masyarakat tersebut.

6. INDIKATOR KE ENAM

MENUNJUKAN SIKAP POSITIF TERHADAP HUKUM

1. USAHA-USAHA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM

Mengembangkan budaya hukum di seluruh lapisan masyarakat

Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu

Menegakkan hukum secara konsisten untuk menjamin kepastian

hukum

Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah

dan terbuka.

2. USAHA-USAHA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH INDIVIDU

Mendukung upaya pemerintah untuk menegakan hukum di Indonesa.

Mendukung upaya alat penegak hukum melaksanaka tugas.

Meningkatkan pemahaman hukum masyarakat.

Meningkatkan kesadaran hukuman anggota masyarakat.

Mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan.

7. INDIKATOR KE TUJUH

MENGIDENTIFIKASI PERBUATAN-PERBUATAN YANG SESUAI DAN

BERTENTANGAN DENGAN HUKUM

1. CONTOH PERBUATAN YG HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN HUKUM

Mengakui semua manusia sama kedudukannya dalam hukum dan

pemerintahan

Warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan.

Setiap orang berhak mengembangkan diri dan mendapat

pendidikan.

Berhak bebas dari penyiksaan

Berahak memperoleh pelayanan kesehatan.

Harus dihormati hak asasinya.

Hak untuk ikut serta dalam pembelaa negara.

2. CONTOH PERBUATAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM

Kejahatan perorangan dengan kekerasan (pembunuhan,

perkosaan)

Kejahatan terhadap harta benda yg dilakukan sewaktu-waktu

(curamor)

Kejahatan politik yg meliputi penghianatan (spionase,

sabotase)

Kejahatan terhadap ketertiban umum (penyelenggaran pelacuran)

Kejahatan konvesional (perampokan)

Kejahatan terorganisir (pemerasan, perjudian, pengendaran

narkotika)

Kejahatan profesional

8. INDIKATOR KE DELAPAN

MENERAPKAN NILAI DAN MACAM-MACAM NORMA DI LINGKUNGAN KELUARGA,

SEKOLAH DAN MASYARAKAT

1. PRAKTEK PENERAPAN BERBAGAI NORMA DALAM KELUARGA SEKOLAH DAN

MASYARAKAT

NORMA AGAMA

Dalam keluarga, sekolah dan masayarakat

NORMA KESUSIALAAN

Dalam keluarga sekolah dan masyarakat

NORMA KESOPANAN

Dalam keluarga, semkolah dan masyarakat

NORMA HUKUM

Dalam keluarga sekolah dan masyarakat

2. CARA MENANAMKAN NORMA DALAM KELUARGA SEKOLAH DAN MASYARAKAT

Keteladanan dari orang tua, guru, pemimpin

Bimbingan dan penyuluhan

Jalur keluarga

Jalur sekolah

Jalur masyarakat,

1.RT, RW, Kelurahan

2.organisasi kepemudaan

3.pramuka, Karang Taruna

4.organisasi kemasyarakatan

Jalur media massa (elektronik, cetak, media hiburan)

Jalur organisasi sosal politik

Diposkan 30th March 2013 oleh ahmad bukhori 0

Tambahkan komentar

Rumah Boska

Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis

Mar30

MATERI PKN KELAS X SEMESTER 1 DAN 2

BAB I

HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

1. INDIKATOR SATU

MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DANMAKHLUK SOSIAL.

A. PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dariorang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisah, jiwa raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sagub berdiri sendiri serta bertanggung jawab terhadap dirinya.

Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya.

Memuat Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.