Pkn dan Methode Problem Solving

21
PKn dan Metode Problema Solving Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah.PKn merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat interdisipliner, yang artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa disiplin ilmun antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, ilmu hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan ilmu filsafat. Secara epistimologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan dalam tradisi citizenship education yang tujuannya sesuai dengan tujuan nasional masing-masing negara.Meski setiap Negara memiliki tujuan yang berbeda-beda namun pada umumnya umum tujuan negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan (PKn) yaitu agar setiap warga negara menjadi warga Negara yang baik (to be good citizens).Good citizens adalah warga Negara yang memiliki kecerdasan (Civic Intelligence) baik intelektual, emosional, social, maupun spiritual ; memiliki rasa bangga dan tanggung Herawati suryanegara Page 1

Transcript of Pkn dan Methode Problem Solving

PKn dan Metode Problema Solving

Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn adalah salah

satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah.PKn

merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat interdisipliner,

yang artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari

beberapa disiplin ilmun antara lain ilmu politik, ilmu

negara, ilmu tata negara, ilmu hukum, sejarah, ekonomi,

moral, dan ilmu filsafat.

Secara epistimologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan

dalam tradisi citizenship education yang tujuannya sesuai dengan

tujuan nasional masing-masing negara.Meski setiap Negara

memiliki tujuan yang berbeda-beda namun pada umumnya umum

tujuan negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan (PKn)

yaitu agar setiap warga negara menjadi warga Negara yang baik

(to be good citizens).Good citizens adalah warga Negara yang memiliki

kecerdasan (Civic Intelligence) baik intelektual, emosional,

social, maupun spiritual ; memiliki rasa bangga dan tanggung

Herawati suryanegara Page 1

jawab (Civic Responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Civic Participation) agar

tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Maftuh

dkk,205:320).

Pkn menghendaki terbentuknya manusia-manusia yang sadar akan

hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sehingga mampu

berperilaku baik sesuai nilai,norma dan moral yang berlaku.

Pkn menginginkan para siswa tidak hanya cerdas secara akal

pikiran melainkan cerdas secara emosi, cerdas secara perilaku

dan sikap juga cerdas secara spirituil.

Dalam UU No. 20 tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada pasal 37 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) adalah mata pelajaran wajib untuk jenjang sekolah

dasar. Dengan pernyataan ini PKn memiliki dasar hukum yang

sangat kuat dan wajib, tidak saja untuk diselenggarakan

tetapi juga dikembangkan di sekolah sesuai dengan tuntutan

dan perkembangan jaman.

Herawati suryanegara Page 2

Bila menilik isi dari materi pelajaran PKn, sesungguhnya PKn

adalah mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Pkn

sarat dengan nilai-nilai moral yang penting untuk ditanamkan

dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada

satupun aktivitas kehidupan manusia yang lepas dari aturan

nilai dan moral.Adapun nilai-nilai moral yang hendak

ditanamkan dalam mata pelajaran PKn adalah nilai-nilai moral

yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.Nilai-nilai moral

tersebut adalah penting ditanamkan untuk menjadi pedoman

berpikir, bersikap dan bertingkah laku.

Frans Magnis Suseno (1995:58) menyatakan bahwa :

“Moralitas adalah sikap hati yang terungkap dalam tindakanlahiriah (mengingat bahwa tindakan itu merupakan ungkapansepenuhnya dari sikap hati ). Moralitas adalah sikap danperbuatan yang betul-betul tanpa pamrih.

Moralitas yang baik akan tercermin dalam pola perilaku yang

baik pula.Hal ini dinyatakan pula oleh Kosasi Djahiri

(1985:21) :

“ Pengajaran nilai/moral menghendaki lahirnya generasi mudayang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positifsebagai landasan dan barometer kehidupan, dan lebih jauh lagi

Herawati suryanegara Page 3

sebagai generasi pelurus dan pembaharu nilai/moral menujunilai dan moral yang diinginkan yaitu nilai dan moralPancasila”.

Sayangnya, masih ada anggapan keliru dari sebagian

masyarakat yang menganggap tidak begitu penting keberadaan

pelajaran PKn di sekolah begitu pula anggapan keliru yang

muncul dari kalangan para siswa. Banyak siswa yang

menganggap PKn sebagai mata pelajaran nomor dua setelah mata

pelajaran-mata pelajaran yang di UN kan seperti, Bahasa

Inggris, matematika dan IPA. Akibatnya PKn dianggap tidak

begitu penting untuk dipelajari. Mereka tidak belajar dengan

sungguh-sungguh dan tidak fokus. Adanya respon yang kurang

baik tersebut, hendaknya para guru mau meningkatkan

profesionalitasnya dengan melakukan inovasi serta upaya yang

terus-menerus untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn. Para

guru harus dapat menyadarkan para siswa akan pentingnya

mempelajari PKn untuk bekal kehidupan dimasa sekarang dan

nanti. Bagaimanapun kehidupan berjalan dengan adanya kesesuai

antara tingakah laku,pola pikir dan sikap yang selalu harus

dilandasi oleh nilai-nilai dan moral yang telah disepakati.

Herawati suryanegara Page 4

Dengan adanya pelajaran PKn maka pengenalan dan pemahaman

tentang nilai-nilai moral diharapkan dapat membentuk pribadi-

pribadi yang baik. Berbekal dengan nilai-nilai moral tersebut

maka siswa memiliki pedoman hidup untuk kebaikan diri,

lingkungan dan negaranya.

Guru yang profesional menurut Prof. Dr. H. Endang Komara,

M.Si (2012:v) adalah :

1. Penguasaan materi subjek (subject knowledge) sesuai dengan

struktur keilmuannya

2. Penerapan bidang keilmuan dalam kehidupan (subject application)

yang dapat berupa penerapan kurikulum, pembelajaran dalam

kelas, penerapan dalam dunia kerja sehari-hari, dan

penggunaan sumber alam termasuk penggunaan teknologi dan

informasi serta penggunaan keterampilan berfikir untuk

menentukan solusi dan eksplanasi dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Pengelolaan kelas ( class management ) yang memungkinkan

siswa belajar dalam arti siwa membangun persepsi, membentuk

Herawati suryanegara Page 5

keyakinan , dan mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari.

4. Penilaian hasil belajar siswa (assesment and recording of upil’s

progress )

5. Pengembangan profesional lanjutan (futher professional

development)

Dari pernyataan diatas , guru yang profesional akan berupaya

mengajarkan suatu ilmu yang benar-benar dikuasainya. Guru itu

juga akan mampu menerapkan ilmu tersebut kepada para siswa

disertai dengan kemampuannya menerapkan metode apa yang cocok

diterapkan saat ia mengajarkan ilmunya. Metode yang tepat

akan membuat siswa tertarik untuk belajar hingga dapat

mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk

pola pikir dan perilaku yang baik. Pkn bukanlah mata

pelajaran yang hanya mengandalkan kecakapan pikiran belaka

melainkan mengharapkan adanya kecakapan dalam sikap

(affektif) dan perlaku (psycomotoric).

Komponen-komponen ciri guru profesional lainnya menurut

Roland Meighan (Endang Komara,2012:74) adalah:

1. Memberi fasilitas, memberikan problem dan mengorganisasi

Herawati suryanegara Page 6

belajar murid-murid

2. Mampu mengerjakan pekerjaan administrasi

3. Memberi bimbingan kepada murid-murid dalam memecahkan

masalah dan,

4. Memberi latihan kerja nyata untuk kesejahteraan sosial.

Guru dengan profesionalitasnya akan berusaha mengajarkan

segala hal yang memang berarti dan dibutuhkan oleh anak

didiknya. Ia juga akan membekali mereka dengan kemampuan

untuk menghadapi kehidupan dan membimbing mereka bagaimana

caranya memecahkan permasalahan melalui ilmu yang

diberikannya. .

Untuk menarik minat dan memotivasi siswa dalam mempelajari

PKn, maka pelajaran hendaknya dikemas dengan semenarik

mungkin dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Melalui

pelajaran PKn Guru diharapkan mampu melakukan penyadaran

bagaimana pentingnya PKn sebagai ilmu untuk dipelajari dan

bagaimana muatan nilai-nilai dan moral yang ada dalam PKn

sangat penting, bukan hanya untuk dihapalkan dan hanya berupa

Herawati suryanegara Page 7

teori-teori saja .Pkn melainkan ilmu yang sarat dengan nilai

dan moral yang berguna dan dapat diaplikasikan dalam

kehidupan nyata sehari-hari.

Frans Magnis Suseno (1995:19) menyatakan bahwa :

“norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betulsalahnya sikap dan tidakan manusia dilihat dari segi baikburuknya sebagai manusia dan bahkan sebagai pelaku perantertentu dan terbatas. Norma-norma moral adalah tolok ukuryang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang”.

PKn sebagai mata pelajaran dapat membimbing siswa untuk lebih

memahami sikap dan perilaku mana yang patut dikembangkan

untuk dirinya sebagai individu juga sebagai anggota dari

suatu masyarakat dan warga suatu negara, juga bagian dari

umat manusia di dunia.

Selanjutnya menurut BNSP tujuan dari mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasionali, dan kreatif dalam

menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan

Herawati suryanegara Page 8

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar

dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan

dunia secara langsung atau tidak langsung dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

(BNSP,2006:78)

Melalui pelajaran PKn, diharapkan siswa mampu berpikir kritis

dan tanggap terhadap situasi terkini.Namun dalam praktek

pelaksanaan dilapangan, ternyata masih banyak guru PKn yang

mengalamihambatan dan kesulitan untuk mengarahkan

pembelajaran sesuai dengan tujuan negara tersebut.Jangankan

untuk bersikap kritis dan menanggapi isu-isu kewarganegaran,

untuk memulai belajarpun para siswa tampak malas dan tidak

tertarik secara sungguh-sungguh.Mereka belajar PKn semata

karena didorong bukan oleh karena merasa penting mempelajari

dan menghayatinya, melainkan semata karena keharusan dan

Herawati suryanegara Page 9

keterpaksaan.Hal ini bisa terjadi karena banyaknya faktor.

Diantaranya faktor itu adalah karena guru kurang bisa

menyajikan informasi-informasi dengan cara yang lebih

menarik.

Mengajar, membimbing dan membina siswa yang memiliki karakter

yang berbeda dengan cara belajar yang berbeda memang bukan

pekerjaan yang mudah.Tidak cukup bagi seorang guru mencapai

tujuan yang diharapkan dalam pembelajaranhanya dengan

carameminta para anak didik untuk duduk,menulis,membaca dan

mendengarkan ceramah guru saja. Guru harus bisa menemukan

teknik dan metode yang tepat untuk membantu para siswa

menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berkarakter baik

seperti yang disebutkan diatas melalui pelajaran PKn.

John Mahoney mengatakan bahwa :

“ civics education includes and involves those teaching, that type of teachingmethod those student activities, those administrative supervisory procedure whichthe school may utilize purposively to make for better living together in thedemocratic way or (synonymously) to develop better civic behaviors. “(JohnMahoney,1976:35)

Menurutnya, ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi

Herawati suryanegara Page 10

seluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan ekstra kurikuler

seperti kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi, dan

organisasi kegiatan siswa. Diupayakan memuat nilai-nilai

moral yang berguna bagi pembentukan kepribadian peserta didik

sebagai bekal hidup bermasyarakat masa kini dan masa

datang.Dengan demikian, sekolah perlu dikembangkan sebagai

pusat perngembangan wawasan, sikap dan keterampilan hidup dan

berkehidupan yang demokratis.Sekolah bukan sebagai tempat

dimana siswa didik agar cerdas pikirannya saja melainkan

cerdas emosi, prilaku dan spirituilnya. Untuk mencapai

kecerdasan pikiran, cerdas juga secara prilaku, dan

sikap ,tentunya memerlukan sebuah metode pembelajaran yang

dapat mengolah kemampuan siswa dalam segi kognitif,

psikomotorik dan affektif.

Siswa adalah peserta didik di lingkungan sekolah.Mereka

merupakan subjek yang sedang belajar. Secara umum belajar

dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat

interaksi dengan lingkungan (Moh.Ali,1983:4).

Herawati suryanegara Page 11

Berdasarkan pengertian tersebut maka salah satu aspek penting

adalah adanya pemahaman guru bahwa dalam pembelajaran

diperlukan metode-metode yang tepat yang memungkinkan para

siswa dapat berinteraksi dengan lingkungannya.Hasil dari

pembelajaran haruslah adanya perubahan tingkah laku kearah

yang lebih baik dari sebelumnya.

.

Dalam pengajaran PKn, guru dituntut memiliki wawasan yang

luas dan up to date, mau mengikuti dan mengkritisi perkembangan

jaman, mau belajar dari berbagai sumber kehidupan. Guru tidak

boleh hanya berpegang pada satu buku sumber saja dan

menokohkan dirinya sebagai satu-satunya sumber ilmu

pengetahuan bagi para siswa . Hal ini akan menimbulkan

kondisi belajar yang statis dan menjenuhkan.

Begitupun dengan peserta didik .Mereka harus dibiasakan dan

digiring untuk mencari pengetahuan dari luar kelas. Sumber

pengetahuan dan pengamatan bagi peserta didik adalah

seluruh alam semesta. Biarkan siswa mempelajari pengetahuan

dari berbagai sumber agar potensinya berkembang dan guru

menjadi sebagian dari sumber ilmunya, menjadi pembimbing juga

Herawati suryanegara Page 12

pendamping dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan

pemahamannya mengenai nilai , moral dan norma apa yang

berlaku. Disinilah tugas guru untuk memotivasi mereka agar

dapat belajar ilmu pengetahuan dengan baik melalui metode

belajar yang tepat.

Metode pendidikan atau biasa kita sebut sebagai metode

belajar secara umum dapat dikatakan sebagai mediator

pelaksanaan operasional pendidikan.Secara khusus biasanya

metodologi pendidikan berhubungan dengan tujuan dan materi

pendidikan dan juga kurikulum.Bertolak dari dua pendekatan

ini dapat dikatakan bahwa metode belajar berfungsi

mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut.

Menurut J.A. Richardson ( Endang Komara,2012:75 ) komponen

ciri guru profesional adalah :

1. Menguasai ilmu pengetahuan tertentu

2. Memahami metode penyampaian bahan pelajaran

3. Mengerti akan diri setiap murid

.

Herawati suryanegara Page 13

Dalam menentukan metode belajar , guru harus mempertimbangkan

kebutuhan, ketertarikan, sifat dan kesungguhan para peserta

didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk

mengembangkan kekuatan intelektualnya, emosi,dan perasaannya.

Guru sebagai pendidik harus bisa memberi keleluasaan sehingga

peserta didik dapat berperan aktif dalam proses belajar

mengajar.

Mempelajari nilai-nilai moral yang terkandung dalam PKn pada

kenyataan tidak terbatas di ruang kelas. Guru dan siswa dapat

mempelajari berbagai hal yang berasal dari luar

kelas.misalnya mempelajari kasus-kasus actual yang

berhubungan dengan materi pelajaran. Kasus-kasus actual dapat

diangkat dan dibahas didalam kelas.Untuk itu diperlukan

metode belajar mana yang tepat digunakan untuk masing-masing

pokok bahasan.Pemilihan metode mengajar menjadi sangat perlu

diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan

hanya satu metode saja.

Metode pengajaran yang tepat dalam pelajaran PKn, diharapkan

Herawati suryanegara Page 14

dapat mempermudah guru dalam menanamkan nilai-nilai dan moral

yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang terkandung

dalam mata pelajaran PKn. Dengan demikian pengajaran menjadi

lebih bermakna, membekas dalam jiwa peserta didik untuk

akhirnya hasil belajar PKn dapat menjadi bekal bagi

kehidupannya dimasa sekarang dan yang akan datang.

Sebuah kenyataan dilapangan adalah ketidak cermatan guru

dalam menetapkan metode pembelajaran PKn. Para guru banyak

mengesampingkan keterampilan psikomotor dan afektif para

siswa. Metode belajar yang digunakan berkutat dalam

meningkatkan keterampilan kognitif saja. Padahal letak

kekhasan PKn adalah hasil pembelajaran harus mengarah pada

kecenderungan adanya perilaku perubahan sikap dan perilaku

yang lebih baik. Yaitu perilaku yang sesuai dengan nilai dan

moral yang berlaku.

Praktek metode lama yang bersifat guru sentris membuat

siswa kurang berpartisipasi aktif, malas untuk

bertanya,tidak mau mengungkapkan pendapat atau berinteraksi

Herawati suryanegara Page 15

dengan guru dan sesama siswa lainnya .Pelajaran PKn terasa

sangat membosankan dan tidak menantang karena keilmuan seolah

bersifat statis dan terpaku pada teori-teori belaka.

Dengan keadaan dan situasi seperti tersebut diatas, layaknya

guru tertantang untuk mampu mengadakan inovasi yang berarti

yaitu memilih metode belajar mana yang tepat untuk anak

didiknya dengan karakter beragam tersebut. Metode yang

digunakan harus berpusat pada siswa, memberikan pembelajaran

dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dengan

kehidupan nyata , serta mampu mengembangkan mental yang kuat

pada siswa.

Mengapa guru dituntut harus mampu memilihmetode belajar mana

yang tepat untuk diterapkan didalam kelas?

Hal ini kembali menunjuk pada pekerjaan guru sebagai

pekerjaan profesi.Seorang profesional adalah orang yang

memahami bidangnya dengan baik. Sosok guru sebagai adalah

seorang profesioail merupakan sosok orang yang paling

memahami karakteristik siswanya, memahami tujuan dan harapan

apa yang ingin dicapai dari mata pelajaran yang diampunya.

Herawati suryanegara Page 16

Dari banyaknya metode belajar yang ada, guru harus mampu

memilih metode apa yang tepat digunakan bahkan sangat

terbuka kemungkinan seorang guru mampu menciptakan metode

belajarnya sendiri.

Melalui metode belajar yang tepatdapat membuat siswa

termotivasi untuk belajar lebih baik dan lebih mampu

mengembangkan segenap potensi dirinya sehinggasuasana

belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Sayangnya, masih banyak guru yang cenderung bertahan pada

model pembelajaran yang menekankan pada segi hapalan yang

membosankan. Materi yang diberikan terbatas pada buku-buku

usang yang dimilikinya. Guru tidak perduli dengan apa yang

terjadi pada masa terkini. Hal ini tentu saja memperburuk

proses belajar mengajar. Siswa pun menjadi bertambah malas

untuk mempelajari PKn.

Metode belajar PKn harus merupakan model pembelajaran yang

interaktif, menarik, aktual dan guru lebih banyak memberikan

Herawati suryanegara Page 17

peran kepada siswa sebagai subjek belajar. Guru harus mau

mengikuti perkembangan jaman dan mampu menyajikan materi-

materi yang aktual sehingga siswa merasa tertarik dan senang

untuk belajar.

Metode mengajar Problema Solving dapat menjadi pilihan yang

tepat bagi mata pelajaran PKn. Bila kita menilik tujuan

belajar PKn dari BNSP diantaranya adalah membentuk siswa agar

dapat berpikir secara kritis, rasionali, dan kreatif dalam

menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif

dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam

kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Manfaat dari metode ini adalah melatih siswa dalam hal

kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah agar terlepas dari

kesulitan yang dihadapinya. Alasan mengunakan metode Problem

Solving adalah :

1. Metode ini dapat membuat adanya hubungan antara ilmu yang

didapat disekolah dengan kehidupan nyata mereka

2. Proses belajar mengajar dengan metode ini dapat membiasakan

siswa untuk terampil dalam memecahkan persoalan-persoalan

Herawati suryanegara Page 18

hidupnya dimasa sekarang dan nanti.

3. Metode ini merangsang kemampuan berfikir siswa secara

kreatif dan menyeluruh. Siswa diajarkan untuk meandang

permasalahan dari berbagai segi.

Tujuan penggunaan Metode problem Solving diantaranya adalah

membiasakan siswa untuk memecahkan masalah dengan cara yang

rasional. Dengan memiliki kemampuan mengatasi dan memecahkan

masalah baik secara individual maupun bersama-sama, hal ini

akan berdampak pada meningkaytnya kepercayaan diri siswa.

Metode belajar Problema Solving dapat menjelaskan bagaimana

sebuah masalah,kejadian atau situasi tertentu dapat terjadi

untuk kemudian dilakukan pembahasan untuk mencari alternative

pemecahan masalah.

Metode Problema Solving mampu melibatkan siswa secara

totalitas. Metode belajarini mampu menggiring siswa untuk

bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah

dan pengetahuan bersama treman-temannya serta mencari solusi

pemecahan masalah. Bukan metode belajar yang hanya berbentuk

Herawati suryanegara Page 19

transfer pengetahuan dari guru kepada siswa saja.

Melalui metode belajar Problema Solving, siswa tergiring

untuk mengaplikasikan ilmunya dan menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang

cara berfikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan

masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari

materi pelajaran.

Pemikiran dengan mene’laah kasus-kasus/permasalahan penting

yang aktual dan benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata

lalu mencari alternatif pemecahan masalah untuk kasus atau

permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang untuk materi

pelajaran PKn pada segi afektif yang efektif. Dalam

pembelajaran ini siswa dapat memahami bahwa ada keterkaitan

antara konsep keilmuan PKn dan pelaksanaan nilai dan moral

dalam kehidupan nyata. Problema Solving melatih siswa

tentang keterkaitan antara konsep, teori dan fakta yang

berlaku. Siswa dapat terlibat secara psikologis dalam

mencerna secara bermakna apa yang tengah dipelajarinya. 

Herawati suryanegara Page 20

Herawati suryanegara Page 21