Pkn dan Methode Problem Solving
-
Upload
stkippasundan -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of Pkn dan Methode Problem Solving
PKn dan Metode Problema Solving
Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn adalah salah
satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah.PKn
merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat interdisipliner,
yang artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari
beberapa disiplin ilmun antara lain ilmu politik, ilmu
negara, ilmu tata negara, ilmu hukum, sejarah, ekonomi,
moral, dan ilmu filsafat.
Secara epistimologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan
dalam tradisi citizenship education yang tujuannya sesuai dengan
tujuan nasional masing-masing negara.Meski setiap Negara
memiliki tujuan yang berbeda-beda namun pada umumnya umum
tujuan negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan (PKn)
yaitu agar setiap warga negara menjadi warga Negara yang baik
(to be good citizens).Good citizens adalah warga Negara yang memiliki
kecerdasan (Civic Intelligence) baik intelektual, emosional,
social, maupun spiritual ; memiliki rasa bangga dan tanggung
Herawati suryanegara Page 1
jawab (Civic Responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Civic Participation) agar
tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Maftuh
dkk,205:320).
Pkn menghendaki terbentuknya manusia-manusia yang sadar akan
hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sehingga mampu
berperilaku baik sesuai nilai,norma dan moral yang berlaku.
Pkn menginginkan para siswa tidak hanya cerdas secara akal
pikiran melainkan cerdas secara emosi, cerdas secara perilaku
dan sikap juga cerdas secara spirituil.
Dalam UU No. 20 tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 37 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) adalah mata pelajaran wajib untuk jenjang sekolah
dasar. Dengan pernyataan ini PKn memiliki dasar hukum yang
sangat kuat dan wajib, tidak saja untuk diselenggarakan
tetapi juga dikembangkan di sekolah sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan jaman.
Herawati suryanegara Page 2
Bila menilik isi dari materi pelajaran PKn, sesungguhnya PKn
adalah mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Pkn
sarat dengan nilai-nilai moral yang penting untuk ditanamkan
dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada
satupun aktivitas kehidupan manusia yang lepas dari aturan
nilai dan moral.Adapun nilai-nilai moral yang hendak
ditanamkan dalam mata pelajaran PKn adalah nilai-nilai moral
yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.Nilai-nilai moral
tersebut adalah penting ditanamkan untuk menjadi pedoman
berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Frans Magnis Suseno (1995:58) menyatakan bahwa :
“Moralitas adalah sikap hati yang terungkap dalam tindakanlahiriah (mengingat bahwa tindakan itu merupakan ungkapansepenuhnya dari sikap hati ). Moralitas adalah sikap danperbuatan yang betul-betul tanpa pamrih.
Moralitas yang baik akan tercermin dalam pola perilaku yang
baik pula.Hal ini dinyatakan pula oleh Kosasi Djahiri
(1985:21) :
“ Pengajaran nilai/moral menghendaki lahirnya generasi mudayang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positifsebagai landasan dan barometer kehidupan, dan lebih jauh lagi
Herawati suryanegara Page 3
sebagai generasi pelurus dan pembaharu nilai/moral menujunilai dan moral yang diinginkan yaitu nilai dan moralPancasila”.
Sayangnya, masih ada anggapan keliru dari sebagian
masyarakat yang menganggap tidak begitu penting keberadaan
pelajaran PKn di sekolah begitu pula anggapan keliru yang
muncul dari kalangan para siswa. Banyak siswa yang
menganggap PKn sebagai mata pelajaran nomor dua setelah mata
pelajaran-mata pelajaran yang di UN kan seperti, Bahasa
Inggris, matematika dan IPA. Akibatnya PKn dianggap tidak
begitu penting untuk dipelajari. Mereka tidak belajar dengan
sungguh-sungguh dan tidak fokus. Adanya respon yang kurang
baik tersebut, hendaknya para guru mau meningkatkan
profesionalitasnya dengan melakukan inovasi serta upaya yang
terus-menerus untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn. Para
guru harus dapat menyadarkan para siswa akan pentingnya
mempelajari PKn untuk bekal kehidupan dimasa sekarang dan
nanti. Bagaimanapun kehidupan berjalan dengan adanya kesesuai
antara tingakah laku,pola pikir dan sikap yang selalu harus
dilandasi oleh nilai-nilai dan moral yang telah disepakati.
Herawati suryanegara Page 4
Dengan adanya pelajaran PKn maka pengenalan dan pemahaman
tentang nilai-nilai moral diharapkan dapat membentuk pribadi-
pribadi yang baik. Berbekal dengan nilai-nilai moral tersebut
maka siswa memiliki pedoman hidup untuk kebaikan diri,
lingkungan dan negaranya.
Guru yang profesional menurut Prof. Dr. H. Endang Komara,
M.Si (2012:v) adalah :
1. Penguasaan materi subjek (subject knowledge) sesuai dengan
struktur keilmuannya
2. Penerapan bidang keilmuan dalam kehidupan (subject application)
yang dapat berupa penerapan kurikulum, pembelajaran dalam
kelas, penerapan dalam dunia kerja sehari-hari, dan
penggunaan sumber alam termasuk penggunaan teknologi dan
informasi serta penggunaan keterampilan berfikir untuk
menentukan solusi dan eksplanasi dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Pengelolaan kelas ( class management ) yang memungkinkan
siswa belajar dalam arti siwa membangun persepsi, membentuk
Herawati suryanegara Page 5
keyakinan , dan mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari.
4. Penilaian hasil belajar siswa (assesment and recording of upil’s
progress )
5. Pengembangan profesional lanjutan (futher professional
development)
Dari pernyataan diatas , guru yang profesional akan berupaya
mengajarkan suatu ilmu yang benar-benar dikuasainya. Guru itu
juga akan mampu menerapkan ilmu tersebut kepada para siswa
disertai dengan kemampuannya menerapkan metode apa yang cocok
diterapkan saat ia mengajarkan ilmunya. Metode yang tepat
akan membuat siswa tertarik untuk belajar hingga dapat
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk
pola pikir dan perilaku yang baik. Pkn bukanlah mata
pelajaran yang hanya mengandalkan kecakapan pikiran belaka
melainkan mengharapkan adanya kecakapan dalam sikap
(affektif) dan perlaku (psycomotoric).
Komponen-komponen ciri guru profesional lainnya menurut
Roland Meighan (Endang Komara,2012:74) adalah:
1. Memberi fasilitas, memberikan problem dan mengorganisasi
Herawati suryanegara Page 6
belajar murid-murid
2. Mampu mengerjakan pekerjaan administrasi
3. Memberi bimbingan kepada murid-murid dalam memecahkan
masalah dan,
4. Memberi latihan kerja nyata untuk kesejahteraan sosial.
Guru dengan profesionalitasnya akan berusaha mengajarkan
segala hal yang memang berarti dan dibutuhkan oleh anak
didiknya. Ia juga akan membekali mereka dengan kemampuan
untuk menghadapi kehidupan dan membimbing mereka bagaimana
caranya memecahkan permasalahan melalui ilmu yang
diberikannya. .
Untuk menarik minat dan memotivasi siswa dalam mempelajari
PKn, maka pelajaran hendaknya dikemas dengan semenarik
mungkin dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Melalui
pelajaran PKn Guru diharapkan mampu melakukan penyadaran
bagaimana pentingnya PKn sebagai ilmu untuk dipelajari dan
bagaimana muatan nilai-nilai dan moral yang ada dalam PKn
sangat penting, bukan hanya untuk dihapalkan dan hanya berupa
Herawati suryanegara Page 7
teori-teori saja .Pkn melainkan ilmu yang sarat dengan nilai
dan moral yang berguna dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan nyata sehari-hari.
Frans Magnis Suseno (1995:19) menyatakan bahwa :
“norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betulsalahnya sikap dan tidakan manusia dilihat dari segi baikburuknya sebagai manusia dan bahkan sebagai pelaku perantertentu dan terbatas. Norma-norma moral adalah tolok ukuryang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang”.
PKn sebagai mata pelajaran dapat membimbing siswa untuk lebih
memahami sikap dan perilaku mana yang patut dikembangkan
untuk dirinya sebagai individu juga sebagai anggota dari
suatu masyarakat dan warga suatu negara, juga bagian dari
umat manusia di dunia.
Selanjutnya menurut BNSP tujuan dari mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasionali, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
Herawati suryanegara Page 8
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan
dunia secara langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
(BNSP,2006:78)
Melalui pelajaran PKn, diharapkan siswa mampu berpikir kritis
dan tanggap terhadap situasi terkini.Namun dalam praktek
pelaksanaan dilapangan, ternyata masih banyak guru PKn yang
mengalamihambatan dan kesulitan untuk mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan tujuan negara tersebut.Jangankan
untuk bersikap kritis dan menanggapi isu-isu kewarganegaran,
untuk memulai belajarpun para siswa tampak malas dan tidak
tertarik secara sungguh-sungguh.Mereka belajar PKn semata
karena didorong bukan oleh karena merasa penting mempelajari
dan menghayatinya, melainkan semata karena keharusan dan
Herawati suryanegara Page 9
keterpaksaan.Hal ini bisa terjadi karena banyaknya faktor.
Diantaranya faktor itu adalah karena guru kurang bisa
menyajikan informasi-informasi dengan cara yang lebih
menarik.
Mengajar, membimbing dan membina siswa yang memiliki karakter
yang berbeda dengan cara belajar yang berbeda memang bukan
pekerjaan yang mudah.Tidak cukup bagi seorang guru mencapai
tujuan yang diharapkan dalam pembelajaranhanya dengan
carameminta para anak didik untuk duduk,menulis,membaca dan
mendengarkan ceramah guru saja. Guru harus bisa menemukan
teknik dan metode yang tepat untuk membantu para siswa
menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan berkarakter baik
seperti yang disebutkan diatas melalui pelajaran PKn.
John Mahoney mengatakan bahwa :
“ civics education includes and involves those teaching, that type of teachingmethod those student activities, those administrative supervisory procedure whichthe school may utilize purposively to make for better living together in thedemocratic way or (synonymously) to develop better civic behaviors. “(JohnMahoney,1976:35)
Menurutnya, ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi
Herawati suryanegara Page 10
seluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan ekstra kurikuler
seperti kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi, dan
organisasi kegiatan siswa. Diupayakan memuat nilai-nilai
moral yang berguna bagi pembentukan kepribadian peserta didik
sebagai bekal hidup bermasyarakat masa kini dan masa
datang.Dengan demikian, sekolah perlu dikembangkan sebagai
pusat perngembangan wawasan, sikap dan keterampilan hidup dan
berkehidupan yang demokratis.Sekolah bukan sebagai tempat
dimana siswa didik agar cerdas pikirannya saja melainkan
cerdas emosi, prilaku dan spirituilnya. Untuk mencapai
kecerdasan pikiran, cerdas juga secara prilaku, dan
sikap ,tentunya memerlukan sebuah metode pembelajaran yang
dapat mengolah kemampuan siswa dalam segi kognitif,
psikomotorik dan affektif.
Siswa adalah peserta didik di lingkungan sekolah.Mereka
merupakan subjek yang sedang belajar. Secara umum belajar
dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat
interaksi dengan lingkungan (Moh.Ali,1983:4).
Herawati suryanegara Page 11
Berdasarkan pengertian tersebut maka salah satu aspek penting
adalah adanya pemahaman guru bahwa dalam pembelajaran
diperlukan metode-metode yang tepat yang memungkinkan para
siswa dapat berinteraksi dengan lingkungannya.Hasil dari
pembelajaran haruslah adanya perubahan tingkah laku kearah
yang lebih baik dari sebelumnya.
.
Dalam pengajaran PKn, guru dituntut memiliki wawasan yang
luas dan up to date, mau mengikuti dan mengkritisi perkembangan
jaman, mau belajar dari berbagai sumber kehidupan. Guru tidak
boleh hanya berpegang pada satu buku sumber saja dan
menokohkan dirinya sebagai satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan bagi para siswa . Hal ini akan menimbulkan
kondisi belajar yang statis dan menjenuhkan.
Begitupun dengan peserta didik .Mereka harus dibiasakan dan
digiring untuk mencari pengetahuan dari luar kelas. Sumber
pengetahuan dan pengamatan bagi peserta didik adalah
seluruh alam semesta. Biarkan siswa mempelajari pengetahuan
dari berbagai sumber agar potensinya berkembang dan guru
menjadi sebagian dari sumber ilmunya, menjadi pembimbing juga
Herawati suryanegara Page 12
pendamping dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan
pemahamannya mengenai nilai , moral dan norma apa yang
berlaku. Disinilah tugas guru untuk memotivasi mereka agar
dapat belajar ilmu pengetahuan dengan baik melalui metode
belajar yang tepat.
Metode pendidikan atau biasa kita sebut sebagai metode
belajar secara umum dapat dikatakan sebagai mediator
pelaksanaan operasional pendidikan.Secara khusus biasanya
metodologi pendidikan berhubungan dengan tujuan dan materi
pendidikan dan juga kurikulum.Bertolak dari dua pendekatan
ini dapat dikatakan bahwa metode belajar berfungsi
mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut.
Menurut J.A. Richardson ( Endang Komara,2012:75 ) komponen
ciri guru profesional adalah :
1. Menguasai ilmu pengetahuan tertentu
2. Memahami metode penyampaian bahan pelajaran
3. Mengerti akan diri setiap murid
.
Herawati suryanegara Page 13
Dalam menentukan metode belajar , guru harus mempertimbangkan
kebutuhan, ketertarikan, sifat dan kesungguhan para peserta
didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengembangkan kekuatan intelektualnya, emosi,dan perasaannya.
Guru sebagai pendidik harus bisa memberi keleluasaan sehingga
peserta didik dapat berperan aktif dalam proses belajar
mengajar.
Mempelajari nilai-nilai moral yang terkandung dalam PKn pada
kenyataan tidak terbatas di ruang kelas. Guru dan siswa dapat
mempelajari berbagai hal yang berasal dari luar
kelas.misalnya mempelajari kasus-kasus actual yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Kasus-kasus actual dapat
diangkat dan dibahas didalam kelas.Untuk itu diperlukan
metode belajar mana yang tepat digunakan untuk masing-masing
pokok bahasan.Pemilihan metode mengajar menjadi sangat perlu
diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan
hanya satu metode saja.
Metode pengajaran yang tepat dalam pelajaran PKn, diharapkan
Herawati suryanegara Page 14
dapat mempermudah guru dalam menanamkan nilai-nilai dan moral
yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang terkandung
dalam mata pelajaran PKn. Dengan demikian pengajaran menjadi
lebih bermakna, membekas dalam jiwa peserta didik untuk
akhirnya hasil belajar PKn dapat menjadi bekal bagi
kehidupannya dimasa sekarang dan yang akan datang.
Sebuah kenyataan dilapangan adalah ketidak cermatan guru
dalam menetapkan metode pembelajaran PKn. Para guru banyak
mengesampingkan keterampilan psikomotor dan afektif para
siswa. Metode belajar yang digunakan berkutat dalam
meningkatkan keterampilan kognitif saja. Padahal letak
kekhasan PKn adalah hasil pembelajaran harus mengarah pada
kecenderungan adanya perilaku perubahan sikap dan perilaku
yang lebih baik. Yaitu perilaku yang sesuai dengan nilai dan
moral yang berlaku.
Praktek metode lama yang bersifat guru sentris membuat
siswa kurang berpartisipasi aktif, malas untuk
bertanya,tidak mau mengungkapkan pendapat atau berinteraksi
Herawati suryanegara Page 15
dengan guru dan sesama siswa lainnya .Pelajaran PKn terasa
sangat membosankan dan tidak menantang karena keilmuan seolah
bersifat statis dan terpaku pada teori-teori belaka.
Dengan keadaan dan situasi seperti tersebut diatas, layaknya
guru tertantang untuk mampu mengadakan inovasi yang berarti
yaitu memilih metode belajar mana yang tepat untuk anak
didiknya dengan karakter beragam tersebut. Metode yang
digunakan harus berpusat pada siswa, memberikan pembelajaran
dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dengan
kehidupan nyata , serta mampu mengembangkan mental yang kuat
pada siswa.
Mengapa guru dituntut harus mampu memilihmetode belajar mana
yang tepat untuk diterapkan didalam kelas?
Hal ini kembali menunjuk pada pekerjaan guru sebagai
pekerjaan profesi.Seorang profesional adalah orang yang
memahami bidangnya dengan baik. Sosok guru sebagai adalah
seorang profesioail merupakan sosok orang yang paling
memahami karakteristik siswanya, memahami tujuan dan harapan
apa yang ingin dicapai dari mata pelajaran yang diampunya.
Herawati suryanegara Page 16
Dari banyaknya metode belajar yang ada, guru harus mampu
memilih metode apa yang tepat digunakan bahkan sangat
terbuka kemungkinan seorang guru mampu menciptakan metode
belajarnya sendiri.
Melalui metode belajar yang tepatdapat membuat siswa
termotivasi untuk belajar lebih baik dan lebih mampu
mengembangkan segenap potensi dirinya sehinggasuasana
belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Sayangnya, masih banyak guru yang cenderung bertahan pada
model pembelajaran yang menekankan pada segi hapalan yang
membosankan. Materi yang diberikan terbatas pada buku-buku
usang yang dimilikinya. Guru tidak perduli dengan apa yang
terjadi pada masa terkini. Hal ini tentu saja memperburuk
proses belajar mengajar. Siswa pun menjadi bertambah malas
untuk mempelajari PKn.
Metode belajar PKn harus merupakan model pembelajaran yang
interaktif, menarik, aktual dan guru lebih banyak memberikan
Herawati suryanegara Page 17
peran kepada siswa sebagai subjek belajar. Guru harus mau
mengikuti perkembangan jaman dan mampu menyajikan materi-
materi yang aktual sehingga siswa merasa tertarik dan senang
untuk belajar.
Metode mengajar Problema Solving dapat menjadi pilihan yang
tepat bagi mata pelajaran PKn. Bila kita menilik tujuan
belajar PKn dari BNSP diantaranya adalah membentuk siswa agar
dapat berpikir secara kritis, rasionali, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif
dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Manfaat dari metode ini adalah melatih siswa dalam hal
kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah agar terlepas dari
kesulitan yang dihadapinya. Alasan mengunakan metode Problem
Solving adalah :
1. Metode ini dapat membuat adanya hubungan antara ilmu yang
didapat disekolah dengan kehidupan nyata mereka
2. Proses belajar mengajar dengan metode ini dapat membiasakan
siswa untuk terampil dalam memecahkan persoalan-persoalan
Herawati suryanegara Page 18
hidupnya dimasa sekarang dan nanti.
3. Metode ini merangsang kemampuan berfikir siswa secara
kreatif dan menyeluruh. Siswa diajarkan untuk meandang
permasalahan dari berbagai segi.
Tujuan penggunaan Metode problem Solving diantaranya adalah
membiasakan siswa untuk memecahkan masalah dengan cara yang
rasional. Dengan memiliki kemampuan mengatasi dan memecahkan
masalah baik secara individual maupun bersama-sama, hal ini
akan berdampak pada meningkaytnya kepercayaan diri siswa.
Metode belajar Problema Solving dapat menjelaskan bagaimana
sebuah masalah,kejadian atau situasi tertentu dapat terjadi
untuk kemudian dilakukan pembahasan untuk mencari alternative
pemecahan masalah.
Metode Problema Solving mampu melibatkan siswa secara
totalitas. Metode belajarini mampu menggiring siswa untuk
bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah
dan pengetahuan bersama treman-temannya serta mencari solusi
pemecahan masalah. Bukan metode belajar yang hanya berbentuk
Herawati suryanegara Page 19
transfer pengetahuan dari guru kepada siswa saja.
Melalui metode belajar Problema Solving, siswa tergiring
untuk mengaplikasikan ilmunya dan menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara berfikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan
masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari
materi pelajaran.
Pemikiran dengan mene’laah kasus-kasus/permasalahan penting
yang aktual dan benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata
lalu mencari alternatif pemecahan masalah untuk kasus atau
permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang untuk materi
pelajaran PKn pada segi afektif yang efektif. Dalam
pembelajaran ini siswa dapat memahami bahwa ada keterkaitan
antara konsep keilmuan PKn dan pelaksanaan nilai dan moral
dalam kehidupan nyata. Problema Solving melatih siswa
tentang keterkaitan antara konsep, teori dan fakta yang
berlaku. Siswa dapat terlibat secara psikologis dalam
mencerna secara bermakna apa yang tengah dipelajarinya.
Herawati suryanegara Page 20