kata pengantar - Kabupaten Bogor
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of kata pengantar - Kabupaten Bogor
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor tahun 2016 ini dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan merupakan refleksi dari
pelaksanaan program pembangunan kesehatan Kabupaten Bogor selama
tahun 2016, dimulai dari tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan ,
perencanaan strategis yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan sasaran, rencana
dan penetapan kinerja tahun 2016, sampai kepada capaian dan analisis
terhadap pencapaian indikator kinerja yang meliputi efisiensi dan efektifitas
dalam pelaksanaan program serta akuntabilitas keuangan pada tahun 2016.
Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk menilai
kinerja Dinas Kesehatan tahun 2016 serta dapat memenuhi para pengambil
keputusan dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan
kesehatan di masa yang akan datang.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyediaan data-data yang diperlukan dalam
penyusunan laporan ini.
Bogor, 30 Desember 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BOGOR
dr. Hj. CAMALIA W. SUMARYANA, MKM
Pembina Utama Muda
NIP. 195806101985112001
1
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dalam rangka
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Perda Kabupaten Bogor No. 11 tahun 2008 tentang
Pembentukan Dinas Daerah, dimana Dinas Kesehatan wajib menyusun Laporan Akuntabilitas
Kinerja tahunan. Laporan ini memuat hasil pengukuran sasaran strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor dan program/kegiatan melalui indikator kinerja (parameter) yang telah
ditetapkan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Adapun sumber dana Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor untuk program dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2016 berasal dari
APBD Kabupaten Bogor, DAK, APBD Propinsi dan APBN tahun anggaran 2016.
Indikator kinerja Sasaran merupakan parameter untuk mengukur keberhasilan
pelayanan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam rangka mendukung
keberhasilan pencapaian sasaran tingkat Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016. Indikator
kinerja Sasaran menggunakan indikator kinerja utama yang dipilih dari beberapa output dan
atau outcome dari kegiatan. Indikator kinerja kegiatan meliputi indikator masukan (input) yang
mengutamakan penggunaan dana APBD Kabupaten Bogor/APBD Propinsi/APBN, indikator
keluaran (output) dan indikator hasil (outcome) sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016. Gambaran pengukuran kinerja Dinas
Kesehatan tahun 2016 dalam pencapaian pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor
tahun 2016, disajikan dalam diagram 1.1.
2
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Diagram 1.1. Alur Pikir Pengukuran Kinerja
Metode penyusunan LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor secara umum mengacu
pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Tehnis penjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam pengukuran kinerja Sasaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor tahun 2016 ini menggambarkan indikator kinerja output (grand output) atau
outcome pada program/kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor selama
tahun 2016 sesuai dengan penetapan indikator kinerja yang ditetapkan pada dokumen
Perjanjian Kinerja (Jankin) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016.
1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA SUSUNAN ORGANISASI
1.2.1. Tugas Pokok
Berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No. 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas
Daerah. Tugas Pokok Dinas Kesehatan adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kesehatan dan tugas pembantuan.
1.2.2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dan
Program
Kegiatan
Pengukuran Kinerja
Sasaran Dinas Kesehatan
Tahun 2016
LK Dinas Kesehatan
TAHUN 2016
Sasaran Strategis Kab . Bogor 2016
Indikator
Kinerja
IK :
Input,Output/
Outcome
3
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
1.2.3. Susunan Organisasi
Susunan dan tugas unsur organisasi Dinas Kesehatan, berdasarkan Perda Kabupaten
Bogor No. 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Organisasi Dinas Kesehatan,
terdiri atas :
1. Kepala Dinas (dr.Hj.Camalia W Sumaryana, MKM)
2. Sekretariat (Drs. Erwin Suriana, MSi), membawahi :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan (Dini Priyantini, SKM)
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (H. Mardani, SPd, MM)
c. Sub Bagian Keuangan (Heri Heryana, SKM, MARS)
3. Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (Ir. Sri Basuki Dwi Lestari, MKM),
membawahi :
a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan (M. Lintang, SKM, MKes)
b. Seksi Promosi Kesehatan (dr Dion Rivardin Iskandar)
c. Seksi Data dan Informasi Kesehatan (Adang Mulyana, SKM, M.Epid)
4. Bidang Pelayanan Kesehatan (dr Agus Fauzi), membawahi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan (dr Trisna Dewi Bangun)
b. Seksi Farmasi dan Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
(Runny R. P, S.Si, Apt)
c. Seksi Pelayanan Upaya Kesehatan (dr Dedi Syarif)
5. Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat, (Drg Rosnila Davy Siregar) membawahi :
a. Seksi Gizi (Dewi Dwinurwati, SKM, MKM)
b. Seksi Kesehatan Ibu, Anak & Keluarga Berencan (dr Dede Agung Priatna)
c. Seksi Kesehatan Remaja dan Lanjut Usia (Wayan Sri Agustina, S.Sit M.Kes)
6. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan
(dr Kusnadi), membawahi :
a. Seksi Penyehatan Lingkungan (Didik Supriyono, SKM. MKes)
b. Seksi Pemberantasan Penyakit (dr. Intan Widiyati)
c. Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi (dr Yesi Desputri)
4
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
7. UPT ; dan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Secara lengkap susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor digambarkan dalam
diagram 1.2.
Diagram 1.2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
(Sesuai Perda Nomor 11 Tahun 2008)
1.3. ASPEK STRATEGIS YANG BERPENGARUH
Permasalahan utama yang perlu direspon berkaitan dengan peran dan fungsi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor tahun anggaran 2016 terutama :
Sub. Bag. Program
Pelaproan
Sub. Bag. Umum &
Kepegawaian
Sub. Bag. Keuangan
Dini Priyantini, SKM
H. Mardani, SPd, MM
Heri Heryana,SKM.MARS
Kelompak Jabatan Fungsional
Wayan Sri Agustini, M.kes
dr.Hj. Camalia W Sumaryana, MKM
Bidang Binkesmas
Drg Rosnila Davy S
Bidang Pelayanan Kesehatan
Dr. Agus Fauzi, M.Kes
Bidang Promkes & SDK
Ir. Sri Basuli Dwi Lestari, MKM
Bidang P2PKL
Dr.Kusnadi
Sie.Promkes
Dr Dion Rivardin Iskandar
Sie PSDK
M.Lintang,SKM, MKes
Sie Yandasruj
Dr. Trisna Dewi Bangun
Sie PUK
Dr Dedi Syarif
Sie Farmasi&POM
Sie.Gizi
Sie Kes.Remaja&Lansia
Wayan Sri A, S.Sit MKes
Sie KIA & KB
Dr Dede Agung Priyatna
Dr. Yesi Desputri
Sie P2M
Dr Intan Widiyati
Sie Peny. Lingkungan
Didik. Supriyono, SKM,MKes
Sekretaris Drs Erwin Suriana, MSi
Adang Mulyana, SKM, M.Epid
Sie Data & SIK
Runny.R.P, S.Si, Apt
Dewi Dwi N, SKM.M.Kes
UPT
Sie. SEPIM
Kepala Dinas
5
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
1.3.1. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan merupakan hasil dari berbagai keadaan sosial ekonomi antara lain
pendidikan, daya beli dan lingkungan yang tidak sepenuhnya dapat diintervensi oleh sektor
kesehatan. Indikator yang digunakan untuk dapat menggambarkan derajat kesehatan adalah :
Tabel 1
Indikator Derajat Kesehatan di Kabupaten Bogor
NO Indikator Derajat Kesehatan Angka
1
2
3
Angka Kematian Ibu ( AKI )
Angka Kematian Bayi ( AKB )
Angka Harapan Hidup ( AHH )
359/100.000 KH (SDKI 2012 )
41,82/1000 KH ( BPS Kab
Bogor dari 2011 - 2015 )
70,35 ( BPS 2010-2015 )
1) Angka Kematian Bayi
Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat, kondisi AKB meskipun lambat menunjukkan kecenderungan
menurun. Untuk mengurangi AKB yang masih tinggi di Kabupaten Bogor dan untuk mencapai
target MDGs tahun 2016 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup, maka pemerataan pelayanan
kesehatan berikut fasilitasnya perlu ditingkatkan karena hal ini disebabkan AKB sangat sensitif
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin
dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi
yang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.
Angka kematian neonatal berdasarkan SDKI 2007 yaitu sebesar 19 per 1.000 kelahiran
hidup, sedangkan target nasional (2014) : 15 per 1.000 kelahiran hidup (RPJMD 2010-2014).
Bila dilihat dari jumlah data kematian neonatal, bayi dan balita di Kabupaten Bogor
berdasarkan pencatatan dari Data Dasar Kesehatan Anak yang dilaporkan oleh fasilitas
kesehatan/puskesmas yang ada pada tahun 2016 sebanyak 129 kasus, neonatal (0-6
hari) sebanyak 113 kasus, neonatal (7 – 28 hari) sebanyak 16 kasus. Data laporan puskesmas
jumlah kematian bayi umur (29 hari – 11 bulan) sebanyak 16 kasus yang terdiri dari 3 kasus
akibat Pneumonia, 1 kasus akibat Diare dan 12 kasus akibat penyakit lainnya. Selain itu jumlah
kematian balita (12 – 59 bulan) sebanyak 9 kasus terdiri dari ISPA 2 kasus, DBD 2 kasus dan
6
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
penyakit lain-lainnya sebanyak 5 kasus. Jumlah kematian bayi neonatal umur 0-<1 tahun dari
Rumah Sakit pada tahun 2015 sebanyak 644 bayi dan umur 1- 4 tahun sebanyak 154 bayi.
Penyebab kematian bayi neonatal umur 0 – 28 hari berdasarkan laporan puskesmas
sebagian besar disebabkan oleh Asphyxia sebanyak 29 bayi, BBLR sebanyak 60 bayi, Infeksi
sebanyak 11 bayi, kelainan congenital sebanyak 15 bayi, Tetanus Neonatorum sebanyak 1
bayi, Ikterus sebanyak 1 bayi dan kematian disebabkan hal lainnya sebanyak 12 bayi. Oleh
karena itu kematian bayi dengan berbagai penyebabnya masih menjadi suatu masalah serius
yang masih tetap harus menjadi perhatian utama.
2) Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) menunjukkan jumlah
kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas pada 100.000 kelahiran hidup dalam
satu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka ini berguna untuk menggambarkan status gizi
dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama
pada saat ibu hamil, melahirkan dan pada saat nifas. AKI khusus untuk Kabupaten Bogor
sampai saat ini belum ada, karena untuk menghitung AKI ini diperlukan denominator 100.000
kelahiran hidup (KH). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, 36 % ibu
hamil / bersalin mengalami komplikasi sewaktu hamil, bersalin atau nifas dan 22 % komplikasi
paling sering timbul pada waktu bersalin. Hasil survey BPS Jawa Barat tahun 2003 menunjukan
bahwa umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan yaitu sebanyak 60,87 % sedangkan
yang meninggal waktu nifas sebesar 30,43 % dan meninggal waktu hamil adalah 8,70 % ( Profil
Kesehaatan Jawa Barat, Tahun 2005 ).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk
periode 5 tahun sebelumnya survei (2003-2007) sevesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Penyebab tidak langsung yang berperan dalam tingginya AKI ini antara lain faktor
pendidikan ibu yang rendah, status gizi ibu yang kurang serta usia ibu saat hamil masih terlalu
dini.
Kasus Kematian Ibu yang dilaporkan berdasarkan laporan puskesmas (SP3) pada tahun
2016 sebanyak 58 terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 22 orang, kematian ibu bersalin
sebanyak 15 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 21 orang.
Pada penanganan kasus sering ditemukan Trias Tiga Terlambat yang akan
memperbesar angka kematian ibu diantaranya :
1. Terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus kegawat daruratan
obstetri.
2. Terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan oleh keadaan geografis dan
masalah transportasi.
7
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
3. Terlambat memperoleh penanganan yang adekuat ditempat rujukan karena
kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan di pusat rujukan.
Melihat data-data di atas, permasalahan kematian ibu menjadi sangat kompleks karena
selain faktor dari penanganan langsung pada saat ibu melahirkan kematian ibu disebabkan pula
oleh faktor sosial ekonomi bahkan budaya masyarakat sehingga dalam mengatasinya tidak
hanya dibutuhkan peran sektor kesehatan saja namun juga keterlibatan pihak-pihak lain yang
terkait.
3) Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan.
Penilaian ini dilakukan dengan melihat kondisi status gizi penduduk golongan rawan gizi yaitu
anak-anak berumur dibawah lima tahun (balita), ibu hamil dan ibu menyusui. Hasil kegiatan
pemantauan status gizi melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2016 menunjukan ada
sebesar 0,92 % balita termasuk dalam gizi dengan BB sangat kurang, 5,29 % balita dengan BB
kurang, 92,09 % balita dengan BB normal dan 1,70 % balita dengan BB lebih. Prevalensi balita
dengan Kurang Energi Protein (KEP) yang diperoleh dari penjumlahan balita dengan BB sangat
kurang dan balita dengan BB kurang adalah sebesar 6,21 %.
Bila dibandingkan dengan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2015, balita
dengan BB sangat kurang (0,68 %) mengalami peningkatan sebesar 0.24 %, Balita dengan BB
kurang (5,06 %) mengalami peningkatan sebesar 0,23 % dan BB normal (92,96 %) sehingga
mengalami penurunan sebesar 0,87 % dan BB lebih sebesar 1,3 % sehingga mengalami
peningkatan sebesar 0,4 %.
Dimana pada tahun 2016 untuk balita dengan BB sangat kurang masih dalam keadaan
kondisi (0,92 %) sedikit meningkat dibanding dengan tahun 2015 (0,68 %) sehingga
permasalahan gizi pada balita masih menjadi masalah utama yang harus tetap di ditangani.
4) Angka Kesakitan
Angka kesakitan di peroleh melalui survei rumah dan untuk tahun terkini belum
diperbaharui sehingga masih mengacu pada hasil surveu kesehatan rmah tangga (SKRT)
Tahun 1980 dan Tahun 1986 yang menunjukan bahwa angka kesakitan nasional masing-
masing adalah 11,5 % dan 8,3 % sementara menurut SDKI 2003 angka kesakitan nasional
sebesar 19,03 %. Angka Kesakitan Bayi sedikit meningkat dari 15,7 % (Tahun 1980) menjadi
23,9 % (Tahun 1986) sedangkan angka kesakitan pada kelompok anak balita (1-4 Tahun)
menurun dari 19,4 % menjadi 18,3 %.
Berdasarkan dari hasil laporan puskesmas di Kabupaten Bogor 2016 pola penyakit
terbanyak di Puskesmas pada bayi (0 - <1 Tahun) urutan satu sampai tiga masih berkisar pada
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPA) sebanyak 43.354 kasus (36,44 %),
8
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Nasofaringitis Akut (Common Cold) sebanyak 23.132 kasus (19,44 %) dan Penyakit kulit &
Jaringan Subkutan sebanyak 11.763 kasus (9,89 %) dari seluruh penderita sebanyak 118.985
kasus.
Penyakit-penyakit tersebut masih berkaitan erat dengan kondisi lingkungan yang buruk,
hal ini termasuk juga dengan pola asuh ibu terhadap anaknya. Pola penyakit terbanyak yang
diamati di puskesmas juga menurut kelompok umur 1-4 tahun yaitu Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 82.331 kasus (31,02 %), Nasofaring Acut
(Common Cold) sebanyak 42.942 kasus (16,18 %) dan Diare dan Gastroenteritis sebanyak
35.617 kasus (13,42 %) dari seluruh penderita sebanyak 265.391 kasus.
Demikian pula pada kelompok umur 5-15 tahun rangking pertama Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 102.339 kasus (25,42 %), penyakit kulit
dan jaringan subkutan sebanyak 59.145 kasus (14,69 %) dan diare dan ganstroenteritis
sebanyak 37.584 kasus (9,34 %) dari seluruh penderita sebanyak 402.534 kasus, sedangkan
kelompok umur 15-44 tahun yaitu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik
sebanyak 114.903 kasus (16,35 %), Diare & Ganstroenteritis sebanyak 77.452 (11,02 %) dan
Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan sebanyak 63.906 (9,09 %) dari seluruh penderita sebanyak
702.941 kasus dan pada kelompok umur 45-75 tahun yaitu penyakit Sistem Muskuloskeletal
dan Jaringan Ikat sebanyak 121.284 kasus (18,02 %), Hipertensi sebanyak 101.027 kasus
(15,01 %) dan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 68.594
kasus (10,19 %) dari seluruh penderita 673.040 kasus, dan pola penyakit pada semua golongan
umur rangking pertama adalah mendominasi lagi pada penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 411.461 kasus (20,59 % ) dari seluruh penderita sebanyak
1.998.114 kasus.
Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) sebanyak 11 kali terdiri dari 4 jenis KLB
(Keracunan Makanan sebanyak 4 kali, Difteri sebanyak 5 kali, Hepatitis A sebanyak 1 kali dan
Campak 1 kali di Pondok Pesantren An Nawawi Albar Desa Cibadug, yang menyerang 7 desa
tersebar di 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciawi, Parung, Cigudeg, Cileungsi, Caringin,
Pamijahan dan Cigombong. Sedangkan lainnya yang secara bergantian muncul/sporadis
(peningkatan kasus potensi) adalah KLB DBD, Diare, Chikungunya dan Hepatitis. Berdasarkan
data dan kejadian luar biasa di atas pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, kasus penyakit seperti TB Paru mulai
menunjukkan peningkatan kembali (re-emerging disease) sedangkan penyakit baru (new
emerging disease) seperti HIV-AIDS perlu pula mendapatkan perhatian yang utama.
Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular meskipun berada pada urutan bawah
namun perlu peningkatan penanganannya seperti penyakit-penyakit pada gigi, penyakit-
penyakit kulit khususnya pada masyarakat di daerah industri, dan penyakit kebutaan karena
katarak.
9
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
1.4. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun
2014 mengacu kepada :
1. Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
Bebas dari Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Struktur
Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
6. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018.
10
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018
2.1.1. Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi
harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.
Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan
membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009, sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013 - 2018, Visi
Kabupaten Bogor adalah “ KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI
INDONESIA”
Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor menetapkan Visi :
“ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat ”
Visi ini dimaksudkan bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak
secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas kehendak dan dorongan
diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi lingkungannya untuk bersikap dan
berperilaku hidup sehat.
Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan Visi Dinas
Kesehatan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta masukan-masukan dari pihak yang
berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan Misi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor (2013 – 2018).
2.1.2. Misi
Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 dan Visi Dinas
Kesehatan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta masukan-masukan dari pihak yang
berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan Misi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor (2013-2018) sebagai berikut :
11
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Misi Pertama :
Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional
Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dituntut kemandiriannya di dalam
mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional demi memperoleh pelayanan kesehatan yang
akuntabel.
Misi Kedua :
Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas
Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan mempunyai hak serta kesempatan yang sama untuk
mengembangkan hidup sehat.
Misi Ketiga :
Meningkatkan daya Dukung Pelayanan Kesehatan
Misi ini mengandung makna bahwa dalam mendukung pencapaian misi pertama dan
pencapaian visi dibutuhkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan
yang akuntabel.
2.1.3. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENEGAH
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)
sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis,
Sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan Misi dan Visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun
waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar dalam
penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap
sesuatu yang harus dicapai, sejalan dengan Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bogor
telah dirumuskan dalam adalah :
A. Tujuan Misi ;
1) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang mudah, murah, merata dan berkualitas bagi
semua orang.
2) Meningkatnya Jaminan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat dalam Bentuk
Jampesehat.
3) Meningkatnya kualitas sumberdaya kesehatan
12
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
B. Sasaran :
1) Meningkatnya cakupan pelaynaan kesehatan bagi masyarakat
2) Meningkatnya cakupan pelayanan gizi bagi masyarakat
3) Meningkatnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat
4) Terselenggaranya pelayanan kseshatan melalui Jampesehat
5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga medis dan paramedik
6) Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan baik layanan dasar maupun rujukan.
Selanjutnya perumusan tujuan dan sasaran dalam RPJMD dijabarkan kembali dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013 - 2018 adalah sebagai berikut:
MISI PERTAMA :
Tujuan : Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam Jaminan kesehatan
Nasional
Sasaran :
1). Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan
2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.
3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan
4) Status gizi balita dan ibu hamil
5) Persalinan oleh tenaga kesehatan
6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap
7) Upaya penanggulangan penyakit menular
8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.
9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan
10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.
MISI KEDUA :
Tujuan :
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat serta PHBS
2) Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan Mempersiapkan puskesmas BLUD.
Sasaran :
1) Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan
2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.
3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan
4) Status gizi balita dan ibu hamil
5) Persalinan oleh tenaga kesehatan
6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap
7) Upaya penanggulangan penyakit menular
13
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.
9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan
10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.
MISI KETIGA :
Tujuan :
1) Meningkatkan kapasitas sumber daya sarana dan prasarana kerja serta kualitas
aparatur.
2) Meningkatkan fungsi koordinasi, regulasi dan fasilitasi pelayanan kesehatan
pemerintah, swasta dan lintas sektor.
3) Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan
Sasaran :
1) Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan
2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.
3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan
4) Status gizi balita dan ibu hamil
5) Persalinan oleh tenaga kesehatan
6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap
7) Upaya penanggulangan penyakit menular
8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.
9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan
10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.
2.1.3. SASARAN STRATEGIS
Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan
sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat dicapai, dan diupayakan dalam bentuk kuantitatif
sehingga dapat diukur.
Sasaran-sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor adalah sesuatu dasar di dalam
penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi akan
sesuatu yang harus dicapai, dan untuk itulah Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah
merumuskan sasaran-sasaran berikut indikator keberhasilannya yang dituangkan dalam
dokumen Indikator Kinerja Utama (IKU).
Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut diatas maka rumusan strategi pada
Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
14
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
a) Strategi 1. Mengoptimalkan kewenangan untuk pengembangan pelayanan kesehatan
b) Strategi 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan dengan kompetensi
yang dibutuhkan.
c) Strategi 3. Menyusun Sistem kesehatan Daerah (SKD) Kabupaten Bogor
d) Strategi 4. Meningkatkan dan memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
e) Strategi 5. Mengoptimalkan sarana kesehatan yang ada dan standar operasional
prosedur untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
f) Strategi 6. Memanfaatkan sistem informasi untuk mendeteksi penularan penyakit
akibat mobilisasi penduduk yg tinggi
g) Strategi 7. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat.
2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016
Sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016.
RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 semula disusun dengan
berpedoman pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, namun dengan
adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik
Indobesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka RKT Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor Tahun 2016 dilakukan perubahan sesuai dengan pedoman yang baru yang
memuat sasaran strategis berikut indikator kinerja dan targetnya.
Secara lengkap RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disajikan dalam
Lampiran 1.
2.3. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah menyusun Perjanjian Kinerja (Jankin) Tahun
2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya yang ditandatangani oleh Bupati
Bogor. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disusun berdasarkan Surat
Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/31/M.PAN/12/2004
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja. Jankin ini merupakan tolok ukur evaluasi
15
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun
2016 disusun sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 dan dilakukan perubahan
sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 perubahan. Jankin Dinas Kesehatan
memuat program yang dilaksanakan, sasaran strategis yang akan dicapai, indikator outcome
berikut target kinerjanya, indikator output berikut target kinerjanya, serta anggaran yang
tersedia sesuai dengan DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016.
Sesuai dengan DPA perubahan tahun 2016, dana yang digunakan untuk membiayai
program dan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor tahun 2016, tercantum dalam belanja langsung (belanja program/kegiatan) dengan
jumlah sebesar Rp. 479.524.400.000,-
16
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
UNIT
PENANGGUNG
JAWAB
PENCIRI
TERMAJU
PRIORITAS DAN
FOKUS
PEMBANGUNAN
A. UTAMA
1 Meningkatnya Akses 1 Persentase pengadaan 100 % 1 Program Obat dan Perbekalan 19,054,200,000
Pelayanan Kesehatan obat essensial Kesehatan
bagi Masyarakat
1 Pengadaan Bahan Habis 2,699,350,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
Pakai Laboratorium POM
Puskesmas
2 Pengadaan Obat Pelayanan 10,500,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
Kesehatan Dasar (DAK) POM
3 Pengadaan Bahan Medis 2,000,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
Habis Pakai (BMHP) (DAK) POM
4 Pengadaan Bahan Medis 2,990,100,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
Habis Pakai (BMHP) POM
Pendukung (DAK)
5 Rapat Kerja Program Obat 114,750,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
dan BMHP POM
6 Penyediaan Sarana Prasarana 750,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2
Instalasi Farmasi (DAK) POM
2 Cakupan Pelayanan 68 % 2 Program Upaya Kesehatan 227,308,948,000
Kesehatan Masyarakat Masyarakat
1 Pelayanan Kesehatan 559,470,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cibinong
Cibinong dan Jaringannya
2 Pelayanan Kesehatan 328,026,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Babakan Madang
Babakan Madang dan
Jaringannya
3 Pelayanan Kesehatan 512,420,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat UPT Puskesmas Gunung Putri
Gunung Putri dan Jaringannya
4 Pelayanan Kesehatan 633,815,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Sukaraja
Sukaraja dan Jaringannya
5 Pelayanan Kesehatan 472,123,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Citeureup
Citeureup dan Jaringannya
6 Pelayanan Kesehatan 440,479,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cileungsi
Cileungsi dan Jaringannya
7 Pelayanan Kesehatan 711,504,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Jonggol
Jonggol dan Jaringannya
KETERANGAN
PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
17
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
8 Pelayanan Kesehatan 364,604,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cariu
Cariu dan Jaringannya
9 Pelayanan Kesehatan 356,638,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Sukamakmur
Sukamakmur dan Jaringannya
10 Pelayanan Kesehatan 298,297,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Klapanunggal
Klapanunggal dan Jaringannya
11 Pelayanan Kesehatan 495,978,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Ciomas
Ciomas dan Jaringannya
12 Pelayanan Kesehatan 405,602,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Dramaga
Dramaga dan Jaringannya
13 Pelayanan Kesehatan 544,135,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Ciampea
Ciampea dan Jaringannya
14 Pelayanan Kesehatan 376,751,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Pamijahan
Pamijahan dan Jaringannya
15 Pelayanan Kesehatan 515,252,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cibungbulang
Cibungbulang dan Jaringannya
16 Pelayanan Kesehatan 503,460,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Rumpin
Rumpin dan Jaringannya
17 Pelayanan Kesehatan 276,409,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Leuwiliang
Leuwiliang dan Jaringannya
18 Pelayanan Kesehatan 514,986,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cigudeg
Cigudeg dan Jaringannya
19 Pelayanan 491,344,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Masyarakat di UPT Parung
Puskesmas Parung Panjang
dan Jaringannya
20 Pelayanan Kesehatan 373,294,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Tenjo
Tenjo dan Jaringannya
21 Pelayanan Kesehatan 549,040,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Jasinga
Jasinga dan Jaringannya
22 Pelayanan Kesehatan 332,617,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Sukajaya
Sukajaya dan Jaringannya
18
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
23 Pelayanan Kesehatan 349,049,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Nanggung
Nanggung dan Jaringannya
24 Pelayanan Kesehatan 241,214,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Kemang
Kemang dan Jaringannya
25 Pelayanan Kesehatan 389,890,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Bojonggede
Bojonggede dan Jaringannya
26 Pelayanan Kesehatan 385,473,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Parung
Parung dan Jaringannya
27 Pelayanan Kesehatan 269,260,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Rancabungur
Rancabungur dan Jaringannya
28 Pelayanan Kesehatan 360,272,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Gunung Sindur
Gunung Sindur dan Jaringannya
29 Pelayanan Kesehatan 305,537,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Ciseeng
Ciseeng dan Jaringannya
30 Pelayanan Kesehatan 415,970,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Ciawi
Ciawi dan Jaringannya
31 Pelayanan Kesehatan 308,356,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cijeruk
Cijeruk dan Jaringannya
32 Pelayanan Kesehatan 355,641,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Megamendung
Megamendung dan Jaringannya
33 Pelayanan Kesehatan 239,684,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cisarua
Cisarua dan Jaringannya
34 Pelayanan Kesehatan 329,422,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Caringin
Caringin dan Jaringannya
35 Pelayanan Kesehatan 305,252,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Tamansari
Tamansari dan Jaringannya
36 Pelayanan Kesehatan 441,556,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Cigombong
Cigombong dan Jaringannya
37 Pelayanan Kesehatan 164,541,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Tenjolaya
Tenjolaya dan Jaringannya
38 Pelayanan Kesehatan 265,945,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Tajurhalang
Tajurhalang dan Jaringannya
39 Pelayanan Kesehatan 301,654,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Tanjungsari
Tanjungsari dan Jaringannya
40 Pelayanan Kesehatan 222,170,000 UPT Puskesmas 1 1.2
Masyarakat di UPT Puskesmas Leuwisadeng
Leuwisadeng dan Jaringannya
41 Pelayanan Kesehatan Kerja 135,999,000 UPT Pusyankesja 1 1.2
UPT Kesehatan Kerja
42 Pelayanan Laboratorium 326,656,000 UPT Laboratorium 1 1.2
Kesehatan Daerah Kesehatan Daerah
43 Rapat Kerja Program Upaya 43,506,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Kesehatan Masyarakat
44 Pelayanan Kesehatan dalam 203,090,000 Seksi Yandasruj 3 1.2
rangka P3K
19
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
45 Pengiriman Peserta 223,860,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Bimbingan Teknis PPGD
46 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,587,957,000 Puskesmas Jasinga 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Jasinga
47 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,224,624,000 Puskesmas Bagoang 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Bagoang
48 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,727,272,000 Puskesmas Curug 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Curug
49 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,840,958,000 Puskesmas Cigudeg 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cigudeg
50 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,908,953,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Lebakwangi
Puskesmas Lebakwangi
51 Pelayanan Kesehatan Jaminan 872,951,000 Puskesmas Bunar 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Bunar
52 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,459,729,000 Puskesmas Sukajaya 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Sukajaya
53 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,006,058,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Kiarapandak
Puskesmas Kiarapandak
54 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,432,312,000 Puskesmas Parung 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Panjang
Puskesmas Parung Panjang
55 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,370,764,000 Puskesmas Dago 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Dago
56 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,592,437,000 Puskesmas Tenjo 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Tenjo
57 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,706,036,000 Puskesmas Pasar 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Rebo
Puskesmas Pasar Rebo
58 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,418,444,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Nanggung
Puskesmas Nanggung
59 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,477,726,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Curugbitung
Puskesmas Curugbitung
60 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,779,150,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Leuwiliang
Puskesmas Leuwiliang
61 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,385,606,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Puraseda
Puskesmas Puraseda
62 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,469,408,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Leuwisadeng
Puskesmas Leuwisadeng
63 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,938,511,000 Puskesmas Sadeng 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Pasar
Puskesmas Sadeng Pasar
64 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,046,554,000 Puskesmas Rumpin 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Rumpin
65 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,055,545,000 Puskesmas Gobang 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Gobang
66 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,058,869,000 Puskesmas 1 1.2
20
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Kesehatan Nasional FKTP Cicangkal
Puskesmas Cicangkal
67 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,489,519,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cibungbulang
Puskesmas Cibungbulang
68 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,063,793,000 Puskesmas Cijujung 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cijujung
69 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,714,083,000 Puskesmas Situ Udik 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Situ Udik
70 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,207,491,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Pamijahan
Puskesmas Pamijahan
71 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,351,631,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Ciasmara
Puskesmas Ciasmara
72 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,920,284,000 Puskesmas Cibening 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cibening
73 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,418,486,000 Puskesmas Ciampea 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciampea
74 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,320,402,000 Puskesmas Ciampea 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Udik
Puskesmas Ciampea Udik
75 Pelayanan Kesehatan Jaminan 807,826,000 Puskesmas Pasir 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Pasir
76 Pelayanan Kesehatan Jaminan 743,539,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cihideung Udik
Puskesmas Cihideung Udik
77 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,359,902,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Tenjolaya
Puskesmas Tenjolaya
78 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,596,641,000 Puskesmas Ciomas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciomas
79 Pelayanan Kesehatan Jaminan 661,849,000 Puskesmas Laladon 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Laladon
80 Pelayanan Kesehatan Jaminan 941,951,000 Puskesmas Ciapus 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciapus
81 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,210,618,000 Puskesmas Kota 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Batu
Puskesmas Kota Batu
82 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,931,223,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sirnagalih
Puskesmas Sirnagalih
83 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,061,234,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Tamansari
Puskesmas Tamansari
84 Pelayanan Kesehatan Jaminan 790,136,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukaresmi
Puskesmas Sukaresmi
85 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,413,277,000 Puskesmas Darmaga 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Darmaga
86 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,321,857,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Kampung Manggis
Puskesmas Kampung Manggis
87 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,050,171,000 Puskesmas 1 1.2
21
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Kesehatan Nasional FKTP Purwasari
Puskesmas Purwasari
88 Pelayanan Kesehatan Jaminan 478,049,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cangkurawok
Puskesmas Cangkurawok
89 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,832,709,000 Puskesmas Cisarua 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cisarua
90 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,679,885,000 Puskesmas Cibulan 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cibulan
91 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,082,733,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Megamendung
Puskesmas Megamendung
92 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,095,371,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukamanah
Puskesmas Sukamanah
93 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,647,089,000 Puskesmas Ciawi 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciawi
94 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,097,571,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Banjarsari
Puskesmas Banjarsari
95 Pelayanan Kesehatan Jaminan 954,800,000 Puskesmas Citapen 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Citapen
96 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,960,419,000 Puskesmas Caringin 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Caringin
97 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,132,334,000 Puskesmas Ciderum 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciderum
98 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,091,900,000 Puskesmas Cinagara 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cinagara
99 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,884,434,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cigombong
Puskesmas Cigombong
100 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,228,082,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Ciburayut
Puskesmas Ciburayut
101 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,836,869,000 Puskesmas Cijeruk 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cijeruk
102 Pelayanan Kesehatan Jaminan 618,517,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukaharja
Puskesmas Sukaharja
103 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,586,806,000 Puskesmas Kemang 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Kemang
104 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,162,280,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Jampang
Puskesmas Jampang
105 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,415,287,000 Puskesmas Bantar 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Jaya
Puskesmas Bantar Jaya
106 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,199,310,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Rancabungur
Puskesmas Rancabungur
107 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,149,996,000 Puskesmas Parung 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Parung
108 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,064,695,000 Puskesmas Cogreg 1 1.2
22
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cogreg
109 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,472,461,000 Puskesmas Ciseeng 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Ciseeng
110 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,657,440,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cibeuteung Udik
Puskesmas Cibeuteung Udik
111 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,274,238,000 Puskesmas Gunung 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sindur
Puskesmas Gunung Sindur
112 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,200,851,000 Puskesmas Suliwer 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Suliwer
113 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,628,909,000 Puskesmas Bojong 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Gede
Puskesmas Bojong Gede
114 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,745,771,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Kemuning
Puskesmas Kemuning
115 Pelayanan Kesehatan Jaminan 819,319,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Ragajaya
Puskesmas Ragajaya
116 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,516,288,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Tajurhalang
Puskesmas Tajurhalang
117 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,269,770,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cirimekar
Puskesmas Cirimekar
118 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,414,303,000 Puskesmas Cibinong 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cibinong
119 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,964,000,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Pabuaran Indah
Puskesmas Pabuaran Indah
120 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,619,728,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Karadenan
Puskesmas Karadenan
121 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,388,556,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cimandala
Puskesmas Cimandala
122 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,204,300,000 Puskesmas Sukaraja 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Sukaraja
123 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,622,684,000 Puskesmas Cilebut 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cilebut
124 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,985,304,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Citeureup
Puskesmas Citeureup
125 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,154,835,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Leuwinutug
Puskesmas Leuwinutug
126 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,295,282,000 Puskesmas Tajur 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Tajur
127 Pelayanan Kesehatan Jaminan 790,640,000 Puskesmas Sentul 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Sentul
128 Pelayanan Kesehatan Jaminan 970,069,000 Puskesmas Babakan 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Madang
Puskesmas Babakan Madang
129 Pelayanan Kesehatan Jaminan 731,832,000 Puskesmas Cijayanti 1 1.2
23
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cijayanti
130 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,289,894,000 Puskesmas Gunung 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Putri
Puskesmas Gunung Putri
131 Pelayanan Kesehatan Jaminan 497,263,000 Puskesmas Bojong 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Nangka
Puskesmas Bojong Nangka
132 Pelayanan Kesehatan Jaminan 753,858,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Ciangsana
Puskesmas Ciangsana
133 Pelayanan Kesehatan Jaminan 476,648,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Karanggan
Puskesmas Karanggan
134 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,172,594,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Cileungsi
Puskesmas Cileungsi
135 Pelayanan Kesehatan Jaminan 691,042,000 Puskesmas Pasir 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Angin
Puskesmas Pasir Angin
136 Pelayanan Kesehatan Jaminan 774,915,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Gandoang
Puskesmas Gandoang
137 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,481,027,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Klapanunggal
Puskesmas Klapanunggal
138 Pelayanan Kesehatan Jaminan 985,157,000 Puskesmas Bojong 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Bojong
139 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,220,533,000 Puskesmas Jonggol 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Jonggol
140 Pelayanan Kesehatan Jaminan 882,164,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukanegara
Puskesmas Sukanegara
141 Pelayanan Kesehatan Jaminan 821,407,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Balekambang
Puskesmas Balekambang
142 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,285,281,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukamakmur
Puskesmas Sukamakmur
143 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,835,546,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Sukadamai
Puskesmas Sukadamai
144 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,301,420,000 Puskesmas Cariu 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP
Puskesmas Cariu
145 Pelayanan Kesehatan Jaminan 411,027,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Karyamekar
Puskesmas Karyamekar
146 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,663,598,000 Puskesmas 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP Tanjungsari
Puskesmas Tanjungsari
147 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,395,795,000 BKTK 1 1.2
Kesehatan Nasional FKTP BKTK
148 Dukungan Manajemen 1,569,013,000 Dinas Kesehatan 1 1.2
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan pada Puskesmas
(DAK)
149 Pelayanan Kesehatan 317,811,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Jasinga
Manajemen Puskesmas Jasinga
(DAK)
24
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
150 Pelayanan Kesehatan 208,934,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bagoang
Manajemen Puskesmas
Bagoang (DAK)
151 Pelayanan Kesehatan 215,799,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Curug
Manajemen Puskesmas Curug
(DAK)
152 Pelayanan Kesehatan 318,359,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cigudeg
Manajemen Puskesmas
Cigudeg (DAK)
153 Pelayanan Kesehatan 284,287,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Lebakwangi
Manajemen Puskesmas
Lebakwangi (DAK)
154 Pelayanan Kesehatan 195,483,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bunar
Manajemen Puskesmas Bunar
(DAK)
155 Pelayanan Kesehatan 286,858,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukajaya
Manajemen Puskesmas
Sukajaya (DAK)
156 Pelayanan Kesehatan 235,469,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Kiarapandak
Manajemen Puskesmas
Kiarapandak (DAK)
157 Pelayanan Kesehatan 362,180,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Parung Panjang
Manajemen Puskesmas Parung
Panjang (DAK)
158 Pelayanan Kesehatan 229,388,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Dago
Manajemen Puskesmas Dago
(DAK)
159 Pelayanan Kesehatan 272,743,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Tenjo
Manajemen Puskesmas Tenjo
(DAK)
160 Pelayanan Kesehatan 222,427,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Pasar Rebo
Manajemen Puskesmas Pasar
Rebo (DAK)
161 Pelayanan Kesehatan 305,845,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Nanggung
Manajemen Puskesmas
Nanggung (DAK)
162 Pelayanan Kesehatan 252,611,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Curugbitung
Manajemen Puskesmas
Curugbitung (DAK)
163 Pelayanan Kesehatan 327,108,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Leuwiliang
Manajemen Puskesmas
Leuwiliang (DAK)
164 Pelayanan Kesehatan 213,532,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Puraseda
Manajemen Puskesmas
Puraseda (DAK)
165 Pelayanan Kesehatan 226,194,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sadeng
Manajemen Puskesmas
Sadeng (DAK)
166 Pelayanan Kesehatan 207,957,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sadeng Pasar
Manajemen Puskesmas
25
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Sadeng Pasar (DAK)
167 Pelayanan Kesehatan 242,943,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Rumpin
Manajemen Puskesmas
Rumpin (DAK)
168 Pelayanan Kesehatan 253,747,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Gobang
Manajemen Puskesmas
Gobang (DAK)
169 Pelayanan Kesehatan 267,724,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cicangkal
Manajemen Puskesmas
Cicangkal (DAK)
170 Pelayanan Kesehatan 336,720,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cibungbulang
Manajemen Puskesmas
Cibungbulang (DAK)
171 Pelayanan Kesehatan 213,315,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cijujung
Manajemen Puskesmas
Cijujung (DAK)
172 Pelayanan Kesehatan 202,281,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Situ Udik
Manajemen Puskesmas Situ
Udik (DAK)
173 Pelayanan Kesehatan 235,071,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Pamijahan
Manajemen Puskesmas
Pamijahan (DAK)
174 Pelayanan Kesehatan 220,950,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciasmara
Manajemen Puskesmas
Ciasmara (DAK)
175 Pelayanan Kesehatan 239,162,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cibening
Manajemen Puskesmas
Cibening (DAK)
176 Pelayanan Kesehatan 242,349,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciampea
Manajemen Puskesmas
Ciampea (DAK)
177 Pelayanan Kesehatan 215,814,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciampea Udik
Manajemen Puskesmas
Ciampea Udik (DAK)
178 Pelayanan Kesehatan 198,499,000 Puskesmas Pasir 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
Manajemen Puskesmas Pasir
(DAK)
179 Pelayanan Kesehatan 175,551,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cihideung Udik
Manajemen Puskesmas
Cihideung Udik (DAK)
180 Pelayanan Kesehatan 308,531,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Tenjolaya
Manajemen Puskesmas
Tenjolaya (DAK)
181 Pelayanan Kesehatan 224,749,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciomas
Manajemen Puskesmas
Ciomas (DAK)
182 Pelayanan Kesehatan 175,961,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Laladon
Manajemen Puskesmas
Laladon (DAK)
183 Pelayanan Kesehatan 187,634,000 Puskesmas Ciapus 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
26
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Manajemen Puskesmas Ciapus
(DAK)
184 Pelayanan Kesehatan 193,910,000 Puskesmas Kota 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Batu
Manajemen Puskesmas Kota
Batu (DAK)
185 Pelayanan Kesehatan 225,329,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sirnagalih
Manajemen Puskesmas
Sirnagalih (DAK)
186 Pelayanan Kesehatan 141,157,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Tamansari
Manajemen Puskesmas Taman
Sari (DAK)
187 Pelayanan Kesehatan 165,106,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukaresmi
Manajemen Puskesmas
Sukaresmi (DAK)
188 Pelayanan Kesehatan 203,510,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Darmaga
Manajemen Puskesmas
Darmaga (DAK)
189 Pelayanan Kesehatan 164,868,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Kampung Manggis
Manajemen Puskesmas
Kampung Manggis (DAK)
190 Pelayanan Kesehatan 177,070,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Purwasari
Manajemen Puskesmas
Purwasari (DAK)
191 Pelayanan Kesehatan 156,844,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cangkurawok
Manajemen Puskesmas
Cangkurawok (DAK)
192 Pelayanan Kesehatan 276,716,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cisarua
Manajemen Puskesmas
Cisarua (DAK)
193 Pelayanan Kesehatan 266,636,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cibulan
Manajemen Puskesmas
Cibulan (DAK)
194 Pelayanan Kesehatan 254,456,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Megamendung
Manajemen Puskesmas
Megamendung (DAK)
195 Pelayanan Kesehatan 271,747,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukamanah
Manajemen Puskesmas
Sukamanah (DAK)
196 Pelayanan Kesehatan 255,816,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciawi
Manajemen Puskesmas Ciawi
(DAK)
197 Pelayanan Kesehatan 244,376,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Banjarsari
Manajemen Puskesmas
Banjarsari (DAK)
198 Pelayanan Kesehatan 181,969,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Citapen
Manajemen Puskesmas
Citapen (DAK)
199 Pelayanan Kesehatan 282,727,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Caringin
Manajemen Puskesmas
Caringin (DAK)
27
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
200 Pelayanan Kesehatan 199,146,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciderum
Manajemen Puskesmas
Ciderum (DAK)
201 Pelayanan Kesehatan 195,065,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cinagara
Manajemen Puskesmas
Cinagara (DAK)
202 Pelayanan Kesehatan 331,160,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cigombong
Manajemen Puskesmas
Cigombong (DAK)
203 Pelayanan Kesehatan 235,326,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciburayut
Manajemen Puskesmas
Ciburayut (DAK)
204 Pelayanan Kesehatan 335,103,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cijeruk
Manajemen Puskesmas Cijeruk
(DAK)
205 Pelayanan Kesehatan 182,661,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukaharja
Manajemen Puskesmas
Sukaharja (DAK)
206 Pelayanan Kesehatan 263,044,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Kemang
Manajemen Puskesmas
Kemang (DAK)
207 Pelayanan Kesehatan 198,049,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Jampang
Manajemen Puskesmas
Jampang (DAK)
208 Pelayanan Kesehatan 193,766,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bantar Jaya
Manajemen Puskesmas Bantar
Jaya (DAK)
209 Pelayanan Kesehatan 170,569,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Rancabungur
Manajemen Puskesmas Ranca
Bungur (DAK)
210 Pelayanan Kesehatan 340,643,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Parung
Manajemen Puskesmas Parung
(DAK)
211 Pelayanan Kesehatan 201,482,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cogreg
Manajemen Puskesmas
Cogreg (DAK)
212 Pelayanan Kesehatan 328,022,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciseeng
Manajemen Puskesmas
Ciseeng (DAK)
213 Pelayanan Kesehatan 201,622,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cibeuteung Udik
Manajemen Cibeuteung Udik
(DAK)
214 Pelayanan Kesehatan 308,216,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Gunung Sindur
Manajemen Puskesmas
Gunung Sindur (DAK)
215 Pelayanan Kesehatan 218,571,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Suliwer
Manajemen Puskesmas
Suliwer (DAK)
216 Pelayanan Kesehatan 367,399,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bojong Gede
Manajemen Puskesmas
28
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Bojong Gede (DAK)
217 Pelayanan Kesehatan 204,856,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Kemuning
Manajemen Puskesmas
Kemuning (DAK)
218 Pelayanan Kesehatan 201,959,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ragajaya
Manajemen Puskesmas
Ragajaya (DAK)
219 Pelayanan Kesehatan 341,674,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Tajur Halang
Manajemen Puskesmas Tajur
Halang (DAK)
220 Pelayanan Kesehatan 256,490,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cirimekar
Manajemen Puskesmas
Cirimekar (DAK)
221 Pelayanan Kesehatan 234,903,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cibinong
Manajemen Puskesmas
Cibinong (DAK)
222 Pelayanan Kesehatan 295,949,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Paburan Indah
Manajemen Puskesmas
Pabuaran Indah (DAK)
223 Pelayanan Kesehatan 273,934,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Karadenan
Manajemen Puskesmas
Karadenan (DAK)
224 Pelayanan Kesehatan 301,711,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cimandala
Manajemen Puskesmas
Cimandala (DAK)
225 Pelayanan Kesehatan 280,653,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukaraja
Manajemen Puskesmas
Sukaraja (DAK)
226 Pelayanan Kesehatan 188,141,000 Puskesmas Cilebut 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
Manajemen Puskesmas Cilebut
(DAK)
227 Pelayanan Kesehatan 337,826,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Citeureup
Manajemen Puskesmas
Citeureup (DAK)
228 Pelayanan Kesehatan 244,860,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Leuwinutug
Manajemen Puskesmas
Leuwinutug (DAK)
229 Pelayanan Kesehatan 226,902,000 Puskesmas Tajur 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
Manajemen Puskesmas Tajur
(DAK)
230 Pelayanan Kesehatan 247,370,000 Puskesmas Sentul 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
Manajemen Puskesmas Sentul
(DAK)
231 Pelayanan Kesehatan 218,358,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Babakan Madang
Manajemen Puskesmas
Babakan Madang (DAK)
232 Pelayanan Kesehatan 201,985,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cijayanti
Manajemen Puskesmas
Cijayanti (DAK)
233 Pelayanan Kesehatan 336,035,000 Puskesmas 3 1.2
29
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Masyarakat dan Dukungan Gunung Putri
Manajemen Puskesmas
Gunung Putri (DAK)
234 Pelayanan Kesehatan 268,464,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bojong Nangka
Manajemen Puskesmas
Bojong Nangka (DAK)
235 Pelayanan Kesehatan 363,331,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Ciangsana
Manajemen Puskesmas
Ciangsana (DAK)
236 Pelayanan Kesehatan 242,570,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Karanggan
Manajemen Puskesmas
Karanggan (DAK)
237 Pelayanan Kesehatan 401,870,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Cileungsi
Manajemen Puskesmas
Cileungsi (DAK)
238 Pelayanan Kesehatan 259,557,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Pasir Angin
Manajemen Puskesmas Pasir
Angin (DAK)
239 Pelayanan Kesehatan 337,062,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Gandoang
Manajemen Puskesmas
Gandoang (DAK)
240 Pelayanan Kesehatan 322,143,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Klapanunggal
Manajemen Puskesmas
Klapanunggal (DAK)
241 Pelayanan Kesehatan 223,497,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Bojong
Manajemen Puskesmas
Bojong (DAK)
242 Pelayanan Kesehatan 447,429,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Jonggol
Manajemen Puskesmas
Jonggol (DAK)
243 Pelayanan Kesehatan 178,076,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukanegara
Manajemen Puskesmas
Sukanegara (DAK)
244 Pelayanan Kesehatan 254,893,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Balekambang
Manajemen Puskesmas
Balekambang (DAK)
245 Pelayanan Kesehatan 291,157,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukamakmur
Manajemen Puskesmas
Sukamakmur (DAK)
246 Pelayanan Kesehatan 216,155,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Sukadamai
Manajemen Puskesmas
Sukadamai (DAK)
247 Pelayanan Kesehatan 312,585,000 Puskesmas Cariu 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan
Manajemen Puskesmas Cariu
(DAK)
248 Pelayanan Kesehatan 228,243,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Karyamekar
Manajemen Puskesmas
Karyamekar (DAK)
249 Pelayanan Kesehatan 402,327,000 Puskesmas 3 1.2
Masyarakat dan Dukungan Tanjung Sari
Manajemen Puskesmas
Tanjung Sari (DAK)
30
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
ebutuhan 3 Cakupan Penemuan dan 82 % 3 Program Pencegahan dan 2,684,775,000
dan Paramedis penanganan penderita Penanggulangan Penyakit
penyakit TBC BTA Menular
1 Penyemprotan/Fogging 418,563,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
4 Cakupan Penemuan dan Sarang Nyamuk Penyakit Menular
penanganan Penderita 100 %
penyakit DBD
2 Peningkatan surveillance 99,826,000 Seksi Surveilans 3 1.2
epideminologi dan Epid dan Imunisasi
5 Cakupan Desa/Kelurahan 100 % penanggulangan wabah
Universal Child
Immunization (UCI) 3 Pemeriksaan Calon Jemaah 173,807,000 Seksi Surveilans 3 1.2
Haji Epid dan Imunisasi
4 Penatalaksanaan dan 371,650,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular
Tuberkulosis
5 Penatalaksanaan dan 23,430,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular
Diare ISPA
6 Penatalaksanaan dan 43,750,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular
Kusta
7 Pencegahan dan 140,223,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular
Menular Seksual (HIV/Aids)
8 Surveilans Acute Flaccid 107,355,000 Seksi Surveilans 3 1.2
Paralisys (AFP) Epid dan Imunisasi
9 Pelayanan Imunisasi 393,250,000 Seksi Surveilans 3 1.2
Epid dan Imunisasi
10 Rapat Kerja Program 125,470,000 Seksi Surveilans 3 1.2
Pencegahan dan Epid dan Imunisasi
Pemberantasan Penyakit serta
Surveilans Epidemiologi
11 Pemberian Obat Masal 569,451,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Pencegahan (POMP) Filariasis Penyakit Menular
12 Pengiriman Peserta 218,000,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2
Bimbingan Teknis VCT HIV Penyakit Menular
Sarana dan 6 Rasio puskesmas, 1 : 9,247 4 Program Pengadaan, 52,532,277,000
ehatan baik poliklinik, pustu per Peningkatan dan Perbaikan
maupun satuan penduduk Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
7 Cakupan Puskesmas 252.5 % Pembantu dan Jaringannya
8 Cakupan Pembantu 31,57 % 1 Pengadaaan Puskesmas 4,264,310,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Keliling (DAK)
2 Pengadaan Ambulance 4,778,926,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas (DAK)
3 Pengadaan Alat-alat 4,614,636,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Kedokteran Puskesmas (DAK)
4 Pengadaan Alat-alat 1,181,865,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Laboratorium Puskesmas
(DAK)
5 Pengadaan Lemari Es Vaksin 1,258,710,000 Seksi Surveilans 1 1.2
Puskesmas (DAK) Epid dan Imunisasi
6 Pengadaan PPTM Kit di 700,000,000 Seksi Pemberantasan 1 1.2
Puskesmas (DAK) Penyakit Menular
7 Pengadaan Generator (DAK) 1,512,964,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
8 Pengadaan Peralatan Sistem 1,437,936,000 Seksi Data dan 1 1.2
Informasi Kesehatan di Infokes
Puskesmas (DAK)
9 Pengadaan Mebeulair 383,480,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas
31
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
10 Pengadaan Alat-alat 1,997,771,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Kedokteran Puskesmas
11 Pembangunan Puskesmas 489,776,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Batok
12 Revitalisasi Pagar Pustu 245,882,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pasir Jambu
13 Pemagaran Puskesmas 406,003,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Sukajaya
14 Revitalisasi Puskesmas 937,735,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Kiarapandak
15 Rehabilitasi Puskesmas 1,318,356,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Ciseeng
16 Penataan Halaman Parkir 127,358,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Tanjungsari
17 Revitalisasi Puskesmas 2,842,918,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pamijahan
18 Rehabilitasi Puskesmas 368,895,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Mampir
19 Pemagaran Halaman UPF 128,277,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Bojong Nangka
20 Pemagaran Puskesmas 365,950,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Sukamakmur
21 Pembangunan Puskesmas 485,567,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Sindang Reret
22 Pembangunan Puskesmas 487,690,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Sukaresmi
23 Pembangunan Puskesmas 499,356,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Ciasihan
24 Pemasangan Turap Penahan 95,718,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Tanah Puskesmas Pembantu
Harapan Jaya
25 Pembangunan Ruang Pratical 250,156,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Aproch To Lung dan Ruang
Unit Gawat Darurat Puskesmas
Cibeuteung Udik
26 Revitalisasi Puskesmas 524,906,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Bojong Kulur
27 Rehabilitasi Puskesmas 277,960,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Kelurahan Tengah
28 Revitalisasi puskesmas 1,160,532,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Ragajaya
29 Revitalisasi Puskesmas 79,073,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Lebakwangi
30 Revitalisasi Puskesmas 1,293,367,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Gandoang
31 Revitalisasi Puskesmas 2,026,911,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Rancabungur
32 Rehabilitasi Puskesmas 1,165,847,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Cirimekar
33 Pemagaran Puskesmas 168,053,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Pasir Angin
34 Penataan Area Parkir 105,888,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Pembantu Pasir
Angin
35 Revitalisasi Puskesmas 84,003,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Balekambang
32
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
36 Pemasangan Turap Penahan 149,958,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Tanah Puskesmas Cilebut
37 Rehabilitasi Puskesmas 291,490,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Cadas Ngampar
38 Pengadaan Lemari Es Vaksin 260,565,000 Seksi Surveilans 1 1.2
Puskesmas Epid dan Imunisasi
39 Pengurusan Surat Ijin 19,328,000 Seksi PUK 1 1.2
Operasional Puskesmas
40 Rehabilitasi Puskesmas 385,062,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Pembantu Cibunian
41 Rehabilitasi Gedung UPF 919,936,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Banjarsari
42 Pembangunan Halaman 55,288,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Ciangsana
43 Pembangunan Halaman 317,219,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Jasinga
44 Pembangunan Turap 241,106,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Puskesmas Tajur
45 Revitalisasi Puskesmas DTP 3,617,550,000 Seksi Yandasruj 1 1.2
Parung Panjang
46 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Jasinga (DAK)
47 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Cigudeg (DAK)
48 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Citeureup (DAK)
49 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Ciampea (DAK)
50 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPF
Puskesmas Sukaraja (DAK)
51 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Parung (DAK)
52 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Parung Panjang
(DAK)
53 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Jonggol (DAK)
54 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Cigombong (DAK)
55 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Cileungsi (DAK)
56 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Ciawi (DAK)
57 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Bantarjaya (DAK)
58 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPF
Puskesmas Karadenan (DAK)
33
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
59 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Leuwiliang (DAK)
60 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Sentul (DAK)
61 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2
Pengolahan Air limbah UPT
Puskesmas Dramaga (DAK)
9 Cakupan komplikasi 81,25 % 5 Program Peningkatan 10,687,059,000
kebidanan yang ditangani Keselamatan Ibu Melahirkan dan
Anak
10 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga 91,25 % 1 Pengiriman Peserta Bimtek 195,000,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
kesehatan yang memiliki Asuhan Persalinan Normal
kompetensi kebidanan (APN)
11 Cakupan kunjungan bayi 95 % 2 Peningkatan Kemitraan 566,454,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Puskesmas PONED Dengan
12 Angka kelangsungan 67,41 % Rumah Sakit
hidup bayi
3 Pengiriman Peserta Bimtek 118,500,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Penatalaksanaan Asfixia Bayi
Baru Lahir
4 Pengiriman Peserta Bimtek 186,000,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Pertolongan Pertama Gawat
Darurat Obstetri & Neonatal
(PPGDON)
5 Pengiriman Peserta Bimtek 213,750,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Pelayanan Obstetric dan
Neonatus Emergency Dasar
(PONED)
6 Penyediaan Pelayanan Call 407,680,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Center/ SMS Gateway
Program EMAS
7 Rapat Kerja Program 86,975,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak dan
Remaja
8 Pengiriman Peserta Bimtek 142,500,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Simulasi Deteksi Dini
Intervensi Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
9 Pengiriman Peserta Bimtek 127,400,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
Manajemen Terpadu Balita
Sakit/Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBS/MTBM)
10 Jaminan Persalinan (DAK) 8,642,800,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2
13 Angka Usia Harapan 70.9 tahun 6 Program Peningkatan Pelayanan 376,950,000
Hidup Kesehatan Lansia
1 Rapat Kerja Program 26,950,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Peningkatan Pelayanan Lansia
Kesehatan Lansia
2 Bimtek Geriatri bagi Dokter 135,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
dan Perawat di Puskesmas Lansia
3 Gerakan Sehat Lanjut Usia 115,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Lansia
4 Workshop TOT Peningkatan 100,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Kemampuan Sumber Daya Lansia
Penggerak Lansia
7 Program Peningkatan Pelayanan 375,417,000
Kesehatan Remaja
1 Rapat Kerja Program 13,777,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Peningkatan Pelayanan Lansia
Kesehatan Remaja
34
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
2 Pemantapan Peran KKR 14,080,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
(Kader Kesehatan Remaja) Lansia
dalam Peningkatan Kesehatan
Remaja di Sekolah
3 Orientasi Kesehatan 30,250,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Reproduksi Remaja pada Lansia
Guru SMP/SMA Pembina
KKR
4 Workshop Peningkatan 117,310,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Kemampuan Pengelola Lansia
Petugas Kesehatan
Reproduksi Remaja
5 Pelatihan Penanganan 200,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2
Kekerasan Terhadap Anak Lansia
bagi Petugas
14 Rasio dokter per satuan 1 : 3,788 8 Program Pengadaan Standarisasi 16,522,241,000
penduduk Pelayanan Kesehatan
15 Rasio tenaga medis per 1 : 2,576 1 Monitoring, Evaluasi dan 188,164,000 Sub Bag. Program - 1.2
satuan penduduk Pelaporan dan Pelaporan
2 Penyusunan dan 292,185,000 Seksi Data dan - 1.2
Pengembangan Data Infokes
Kesehatan
3 Pembinaan Sarana / Institusi 107,938,000 Seksi PUK - 1.2
Swasta
4 Jasa Pelayanan Kesehatan 14,010,000,000 Sub Bag Umum dan - 1.2
Kepegawaian
5 Rapat Koordinasi, Evaluasi 116,660,000 Sub Bagian Program - 1.2
dan Perencanaan Program dan Pelaporan
6 Akreditasi Puskesmas 1,335,177,000 Seksi PSDK 3 1.2
7 Persiapan Penerapan Pola 211,390,000 Sub Bagian Program - 1.2
Pengelolaan Keuangan Badan dan Pelaporan
Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) Puskesmas
8 Seleksi dan Pembinaan 260,727,000 Seksi PSDK - 1.2
Tenaga Kesehatan Teladan
16 Cakupan Pelayanan 100 % 9 Program Pelayanan 117,870,444,000
Kesehatan rujukan pasien Kesehatan Penduduk Miskin
masyarakat miskin
1 Pelayanan Operasi Katarak 111,207,000 Seksi Yandasruj 3 1.2
2 Jaminan Pelayanan Kesehatan 82,663,076,900 Seksi PSDK 2 1.2
Daerah
3 Jaminan Kesehatan Bagi 4,005,798,000 Seksi PSDK 2 1.2
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Propinsi Jawa Barat (Banprop
2015)
4 Jaminan Kesehatan Bagi 31,090,362,100 Seksi PSDK 2 1.2
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Provinsi Jawa Barat (Banprop)
17 Cakupan pengawasan 100 % 10 Program Pengawasan dan 140,789,000
terhadap obat, makanan Pengendalian Kesehatan
dan bahan berbahaya Makanan
1 Pengawasan dan 99,482,000 Seksi PUK 3 1.2
Pengendalian Kesehatan
Makanan Hasil Produksi
Rumah Tangga
2 Penyuluhan Keamanan 41,307,000 Seksi PUK 3 1.2
Pangan dalam rangka
Sertifikasi Produk Pangan
(SPPIRT)
nya Jaminan 18 Cakupan Rumah dengan 95 % 11 Program Pengembangan 552,879,000
i Masyarakat bebas jentik Lingkungan Sehat
Miskin dan
ng Tenaganya 19 Persentase TTU yg 78,72 % 1 Pengawasan Hygiene dan 37,625,000 Seksi Kesling 3 1.2
35
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
h Pemda memenuhi syarat Sanitasi Tempat-Tempat
Umum
20 Persentase TPM yg 90,46 %
memenuhi syarat 2 Sanitasi Total Berbasis 342,518,000 Seksi Kesling 3 1.2
Masyarakat ( STBM )
21 Cakupan JAGA 71,63 %
memenuhi syarat 3 Pengawasan Hygiene dan 159,386,000 Seksi Kesling 3 1.2
Sanitasi Tempat Pengelolaan
22 Cakupan SAB 71,57 % Makanan
memenuhi syarat
4 Rapat Kerja Program 13,350,000 Seksi Kesling 3 1.2
Pengembangan Lingkungan
Sehat
Kesadaran 23 Cakupan Desa Siaga 85 % 12 Program Promosi Kesehatan dan 2,750,617,000
Bersih dan Aktif Pemberdayaan Masyarakat
24 Rasio Posyandu per 11.79 % 1 Penyediaan Media 715,102,000 Seksi Promkes 3 1.2
Satuan Balita Penyuluhan Kesehatan
2 Penyuluhan Kesehatan 337,200,000 Seksi Promkes 3 1.2
3 Pembinaan Kesehatan Lintas 276,250,000 Seksi Promkes 3 1.2
Sektor dan UKBM
4 Rapat Kerja Bidang Promosi 55,000,000 Seksi PSDK 3 1.2
dan SDK
5 Peringatan Hari Kesehatan 240,000,000 Seksi Promkes 3 1.2
Nasional (HKN)
6 Pengadaan Set Promosi 1,000,000,000 Seksi Promkes 3 1.2
Kesehatan (DAK)
7 Penyusunan Peraturan Bupati 127,065,000 Seksi Promkes 3 1.2
Tentang Implementasi Perda
KTR
25 Cakupan Balita Gizi Buruk 100 % 13 Program Perbaikan Gizi 4,765,909,000
mendapat perawatan Masyarakat
26 Persentase balita gizi 0,018 % 1 Pengadaan Makanan 4,200,547,000 Seksi Gizi 3 1.2
buruk Tambahan dan Vitamin
2 Rapat Kerja Program 42,362,000 Seksi Gizi 3 1.2
Perbaikan Gizi Masyarakat
3 Penanggulangan Balita Gizi 104,300,000 Seksi Gizi 3 1.2
Buruk dan Kurang (Banprop
2015)
4 Pengiriman Peserta Bintek 179,450,000 Seksi Gizi 3 1.2
Tatalaksana Balita Gizi Buruk
5 Pengiriman Peserta Bintek 126,000,000 Seksi Gizi 3 1.2
Konselor Menyusui
6 Pengiriman Peserta Bintek 113,250,000 Seksi Gizi 3 1.2
Pemantauan Pertumbuhan
Kelancaran 1 Terpenuhinya kebutuhan 15 kegiatan 14 Program Pelayanan Administrasi 19,662,850,000
ugas Pokok dan administrasi perkantoran Perkantoran
-Masing
1 Penyediaan jasa komunikasi, 543,550,000 Sub Bag. Umum - 6.1
sumber daya air dan listrik dan Kepegawaian
2 Penyediaan Jasa 17,043,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Pemeliharaan dan Perizinan dan Kepegawaian
Kendaraan Dinas/Operasional
3 Penyediaan Jasa Kebersihan 337,729,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Kantor dan Kepegawaian
4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 197,019,000 Sub Bag. Umum - 6.1
dan Kepegawaian
5 Penyediaan Barang Cetakan 389,782,000 Sub Bag. Umum - 6.1
dan Penggandaan dan Kepegawaian
6 Penyediaan Komponen 17,987,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Instalasi Listrik/ Penerangan dan Kepegawaian
Bangunan Kantor
7 Penyediaan Bahan Bacaan 19,320,000 Sub Bag. Umum - 6.1
dan Peraturan dan Kepegawaian
Perundang-Undangan
36
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
8 Penyediaan Bahan Logistik 52,832,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Kantor dan Kepegawaian
9 Penyediaan Makanan dan 105,080,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Minuman dan Kepegawaian
10 Rapat-Rapat Koordinasi dan 598,054,000 Sub Bag. Program - 6.1
Konsultasi ke Dalam dan Luar dan Pelaporan
Daerah
11 Penyediaan Jasa Tenaga 17,069,244,000 Sub Bag Umum - 6.1
Pendukung Administrasi/ dan Kepegawaian
Teknis Perkantoran
12 Penyediaan Pelayanan 27,350,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Dokumentasi dan Arsip SKPD dan Kepegawaian
13 Penyediaan Pelayanan 48,000,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Administrasi Kepegawaian dan Kepegawaian
14 Penyediaan Pelayanan 14,210,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Administrasi Barang dan Kepegawaian
15 Penyediaan Pelayanan 225,650,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Keamanan Kantor dan Kepegawaian
2 Terpenuhinya kebutuhan 8 kegiatan 15 Program Peningkatan Sarana 3,153,998,000
sarana dan prasarana dan Prasarana Aparatur
aparatur
1 Pengadaan Mebeleur 118,519,000 Sub Bag. Umum - 6.1
dan Kepegawaian
2 Pengadaan Peralatan Kantor 307,315,000 Sub Bag. Umum - 6.1
dan Kepegawaian
3 Pemeliharaan Rutin/Berkala 203,275,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Gedung Kantor dan Kepegawaian
4 Pemeliharaan Rutin/Berkala 116,275,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Kendaraan Dinas/Operasional dan Kepegawaian
5 Pemeliharaan Rutin/Berkala 148,025,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Perlengkapan Gedung Kantor dan Kepegawaian
6 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Puskesmas Ciasmara
7 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Paramedis Puskesmas Dago
8 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Puskesmas Karadenan
9 Rehabilitasi Rumah Dinas 170,315,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Puskesmas Tenjo
10 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Puskesmas Sukadamai
11 Rehabilitasi Rumah Dinas 393,795,000 Seksi Yandasruj - 6.1
Puskesmas Cirimekar
12 Pemasangan Partisi dan 191,675,000 Sub Bagian Umum - 6.1
Penataan Interior Kantor dan Kepegawaian
13 Penyediaan Kendaraan 650,000,000 Seksi Farmasi dan - 6.1
Bermotor Dinas (DAK) POM
14 Penyediaan Peralatan 100,000,000 Seksi Farmasi dan - 6.1
Kantor (DAK) POM
3 Terwujudnya Sumber 16 kegiatan 16 Program Peningkatan Kapasitas 185,828,000
Daya Aparatur yang Sumber Daya Aparatur
berkualitas
1 Pembinaan Mental dan Rohani 50,000,000 Sub Bag. Umum - 6.1
bagi Aparatur dan Kepegawaian
2 Penilaian Angka Kredit 135,828,000 Sub Bag. Umum - 6.1
Tenaga Fungsional Kesehatan dan Kepegawaian
2 Meningkatkan Fungsi 4 Terwujudnya pertanggung 8 kegiatan 17 Program Peningkatan 899,219,000
Koordinasi, Regulasi dan jawaban kinerja dan Pengembangan Sistem
Fasilitasi Pelayanan Kesehatan keuangan Pelaporan Capaian Kinerja
Pemerintah, Swasta dan dan Keuangan
Lintas Sektor
37
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
1 Penyusunan laporan capaian 58,689,000 Sub Bag. Program - 6.1
kinerja dan ikhtisar realisasi dan Pelaporan
kinerja SKPD
2 Penyusunan pelaporan 43,993,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1
keuangan semesteran
3 Penyusunan pelaporan 73,385,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1
keuangan akhir tahun
4 Penyusunan perencanaan 174,650,000 Sub Bag. Program - 6.1
anggaran dan Pelaporan
5 Penatausahaan Keuangan 341,094,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1
SKPD
6 Publikasi Kinerja SKPD 100,000,000 Seksi Promkes - 6.1
7 Penyusunan Renja SKPD 67,558,000 Sub Bag. Program - 6.1
dan Pelaporan
8 Penyusunan Renstra SKPD 39,850,000 Sub Bag. Program - 6.1
dan Pelaporan
38
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja mencakup Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis dan Pengukuran
Kinerja Kegiatan. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
tahun 2016 dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Sasaran sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran Kinerja Kegiatan
dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan sesuai dengan Surat
Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Setelah pengukuran kinerja kemudian dilakukan evaluasi kinerja, selanjutnya dilakukan
analisis efisiensi dan efektivitas. Analisis efisiensi dilakukan dengan membandingkan antara
output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat
efisiensi yang dilakukan dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh
suatu input tertentu. Efisiensi terjadi karena : dengan realisasi masukan yang lebih kecil dari
target, realisasi keluaran tetap diperoleh sesuai dengan targetnya, ataupun realisasi masukan
yang sesuai dengan targetnya, diperoleh realisasi keluaran yang lebih besar dari targetnya. Hal
ini juga menunjukkan bahwa realisasi melampaui target. Analisis efektivitas yang
menggambarkan tingkat kesesuaian antara sasaran dan tujuan dengan hasil (outcome). Selain
itu, analisis juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi,
baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan
akan dilaksanakan.
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016
disajikan dalam Lampiran 2, dan Pengukuran Kinerja Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor tahun 2016 disajikan dalam Lampiran 3.
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Kebijaksanaan Sektor Kesehatan, sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 merupakan kelompok prioritas
pembangunan ke dua yaitu peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan dan Kesehatan
dengan fokus kebijakannya adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
2. Peningkatan status gizi masyarakat
39
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
3. Peningkatan kualitas ibu, anak, remaja dan lansia
4. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan
5. Pemenuhan dan peningkatan kualitas sumber daya kesehatan
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor Tahun 2016, maka evaluasi dan analisis masing-masing sasaran dapat disimpulkan
sebagai berikut ;
Misi-1
1. Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional ;
Misi-2
1. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas, yaitu :
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
% Capaian
1.
UTAMA :
Meningkatkan
cakupan
Kepesertaan
Masyarakat
dalam JKN.
Prosentase pengadaan obat
essensial
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
Cakupan pelayanan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan puskesmas
Cakupan pembantu
puskesmas
Cakupan pelayanan
kesehatan masyarakat
%
%
%
%
%
%
%
%
100
100
91,25
81,25
95,00
252,50
31,57
68,00
100
100
88,01
78,20
96,21
252,50
35,02
70,81
100,0
100,0
96,45
96,25
101,27
100,0
110,93
104,13
40
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
% Capaian
2.
Meningkatkan
Cakupan
pelayanan
Kesehatan
dan Gizi
Masyarakat
serta PHBS
Cakupan pengawasan
terhadap obat dan makanan
berbahaya
Cakupan desa siaga aktif
Presentase Balita gizi buruk
Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan
Rasio Posyandu per Satuan
Balita
Cakupan Rumah dengan
bebas jentik
Persentase TTU yang
memenuhi syarat
Persentase TPM yang
memenuhi syarat
Cakupan JAGA yang
memenuhi syarat
Cakupan SAB yang
memenuhi syarat
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan
penanganan pendrita
penyakit DBD
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
100,0
85,00
0,018
100,0
11,79
95,00
78,72
90,46
71,63
71,57
82,00
100,0
100,0
67,97
0,017
100,0
8,53
96,86
79,03
90,67
72,68
71,84
97,49
100,0
100,0
79,96
105,56
100,0
72,35
100,91
100,39
100,23
101,47
100,38
118,89
100,0
41
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
% Capaian
3.
Meningkatkan
Puskesmas
Terakreditasi
dan
mempersiap
kan
puskesmas
BLUD
Cakupan Desa/kelurahan
Universal Child Immunisation
(UCI)
Rasio puskesmas, poliklinik,
pustu per satuan penduduk
Rasio rumah sakit per satuan
penduduk
Rasio dokter per satuan
penduduk
Rasio tenaga medis per
satuan penduduk
%
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
100,0
1 :
9.247
1 :
195.519
1 : 3.788
1 : 2.576
93,08
1 :
15.266
1 :
206.940
1 : 3.869
1 : 3.352
93,08
34,91
62,30
97,86
69,88
Rata – rata 93,89
Untuk mendukung pencapaian Misi ke-satu dan ke-tiga telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran,
13 program dan 378 kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 93,89 % Rincian
pencapaian dari 2 (dua) sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran pertama, yaitu Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN
dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Terpenuhinya kebutuhan obat masyarakat dengan indikator kinerja prosentase
pengadaan obat esensial dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 %, sehingga
pencapaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini menunjukkan bahwa pencapaiannya
termasuk dalam katagori baik. Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yang
juga mencapai 100 % menunjukkan bahwa adanya konsistensi dalam pemenuhan
kebutuhan obat esensial dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sesuai dengan standar yang ditentukan.
Indikator prosentase pengadaan obat essensial ditunjang oleh Program obat dan
perbekalan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK +
pendamping APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.054.200.000,- dengan
realisasi Rp. 15.624.675.543,- (82,00 %) pada program ini ada sisa anggaran dari
efisiensi penawaran harga dari E Catalog sebesar Rp.3.429.524.457,- Pogram ini
42
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
terdiri dari 6 kegiatan yaitu : pengadaan bahan habis pakai laboratorium puskesmas,
pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar (DAK), pengadaan bahan Medis pakai
Habis/BMPH (DAK), pengadaan perlengkapan Bahan Medis Pakai Habis/BMPH
pendukung (DAK), rapat kerja program obat dan BMPH dan Penyediaan Sarana
Prasarana Instalasi farmasi (DAK).
b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target 100 %
realisasi pencapaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang juga mencapai 100 % hal
ini dikarenakan sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan
penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ditunjang
oleh Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. Program ini dibiayai dari
APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar
Rp. 117.870.444.000,- dengan realisasi Rp. 95.063.186.993,- ( 80,65 % ) pada
program ini ada efisiensi anggaran dan kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp.
22.807.257.007,- diantaranya dari kegiatan Pelayanan operasi katarak Rp.
16.507.000,- dan Kegiatan Jaminan Kesehatan Pelayanan Daerah Rp.
22.790.680.907,- oleh karena jumlah yang dibayarkan sesuai dengan verifikasi yang
telah dilaksanakan, bukan berdasarkan klaim dari Rumah Sakit. Program ini terdiri
dari 4 kegiatan yaitu : pelayanan operasi katarak, jaminan pelayanan kesehatan
daerah (Jamkesda) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop
2015) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2016)
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan dari target 91,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 88,01 % sehingga
capaian kinerjanya sebesar 96,45 % meskipun belum mencapai 100 % namun
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 97,67 % maka
terjadi penurunan sebesar 1,22 %. Belum tercapainya target cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh karena masih tingginya persalinan oleh
paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak
anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak berisiko maka pemeriksaan
kehamilan dan persalinan tidak perlu tenaga kesehatan. Tingginya minat
masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan
pemeriksaan ibu pada saat kehamilan dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar
99,5 % namun pada saat persalinan, ibu hamil dan keluarganya lebih memilih
43
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke
angka 88,1 %. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan
bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan
dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, meningkatkan
koordinasi dan kemitraan dengan organisasi profesi, pembentukan kelas ibu dan
optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil di desa dan pemberdayaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan daan
pencegahan komplikasi (P4K).
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 81,25 % realisasi
pencapaiannya sebesar 78,20 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96,25 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang mencapai 97,63 % maka
terjadi penurunan yaitu sebesar 1,38 %. Pencapaian cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani kurang dari 100 % hal ini karena belum seluruhnya
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya mengetahui tentang tanda
bahaya atau komplikasi dan segera mendapatkan tindakan/tatalaksana
kegawatdaruratan oleh petugas kesehatan, salah satu upaya yang akan
dilakukan yaitu pemberdayaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu bersalin dan
keluarganya melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K).
e. Cakupan kunjungan bayi dengan target 95,00 % realisasi pencapaiannya 96,21 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,27 % berdasarkan standar yang dipakai
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2015 yang sebesar 101,16 % maka terjadi peningkatan sebesar
0,11 %. Keberhasilan capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,27 %
oleh karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan
kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan. Disamping itu petugas
kesehatan yang aktif melakukan kunjungan rumah atau melalui kegiatan
posyandu dan kegiatan sweeping posyandu, menunjukan adanya kesadaran
para ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan.
Indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan cakupan
kunjungan bayi ditunjang oleh Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan
dan anak. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp.
10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini
44
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Ada kegiatan yg tidak
dilaksanakan yaitu kegiatan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) sebesar Rp.
8.642.800.000,- oleh karena tidak ada kesesuaian kode rekening untuk transpot
masyarakat dari rumah tinggal ke rumah singgah. Program ini dibiayai dari APBD
Kabupaten dan DAK tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp.
1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
8.709.307.625,- Program ini terdiri dari 10 kegiatan yaitu : Pengiriman peserta bimtek
Asuhan Persalinan Normal (APN), peningkatan kemitraan puskesmas PONED
dengan Rumah Sakit, pengiriman peserta bimtek Asfixia Bayi Baru Lahir, pengiriman
peserta bimtek Pertolongan Persalinan Pertama Gawat Darurat Obsetri & Neonatal
(PPGDON), pengiriman peserta bimtek Pelayanan Obsetric dan Neonatal Emergency
Dasar (PONED), belanja operasional call center/SMS Gatway program EMAS, rapat
kerja program peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak dan remaja, Jaminan
Persalinan/JAMPERSAL (DAK), pengiriman peserta bimtek Simulasi Deteksi Dini
Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pengiriman peserta bimtek Manajemen
Terpadu Balita Sakit/Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS/MTBM), Program
Peningkatan Kesehatan Lansia. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor
Tahun 2016 sebesar Rp. 376.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 375.346.250,-
(99,57 %), program ini terdiri dari 4 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan
pelayanan kesehatan, Bimtek Geriatri bagi dokter dan perawat di puskesmas,
Gerakan sehat lanjut usia dan Worshop TOT peningkatan kemampuan sumber daya
penggerak lansia. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja. Program
ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 375.417.000,-
dengan realisasi sebesar Rp. 371.616.800,- (98,99 %) efisiensi anggaran dari
penawaran harga sebesar Rp. 3.800.200,- Program ini terdiri dari 5 kegiatan : Rapat
kerja program peningkatan pelayanan kesehatan remaja, peningkatan kemampuan
KKR/Peer Konselor, orientasi kesehatan reproduksi remaja pada guru SMP/SMU
Pembina KKR, Workshop peningkatan kemampuan pengelola petugas reproduksi
remaja dan pelatihan penanganan kekerasan terhadap anak bagi petugas.
f. Cakupan puskesmas dengan target 252,50 % realisasi pencapaiannya 252,50 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja
cakupan puskesmas sebesar 100 % bila dibandingkan dengan capaian pada tahun
2014 yang juga mencapai 100 % menandakan tidak adanya penambahan jumlah baik
jumlah puksesmas maupun kecamatan.
45
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
g. Cakupan pembantu puskesmas dengan target 31,57 % realisasi pencapaiannya
35,02 % sehingga realisasi pencapaian kinerjanya sebesar 110,93 % berdasarkan
standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Capaian
kinerja cakupan puskesmas pembantu lebih dari 100 % yaitu sebesar 110,93 %, bila
dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 97,01 % maka
terjadi peningkatan 13,92 %. Hal ini disebabkan tahun 2016 pemerintah
Kabupaten Bogor menambah pembangunan jumlah pustu sebanyak 4 pustu
sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dan akan berusaha
terus dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan
kegiatan puskesmas keliling (pusling) ke daerah-daerah yang sulit
dijangkau/sulit pemenuhan pelayanan kesehatan.
h. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 68,00 % dengan realisasi
70,81 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 104,13 % berdasarkan standar
yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Cakupan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 104,13 % hal ini
disebabkan karena masyarakat sebagian besar sudah memiliki jaminan kesehatan
(BPJS) yang berhak mendapatkan pelayanan pertama di puskesmas, sehingga
kunjungan puskesmas meningkat. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015
yang sebesar 86,73 % maka terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,40 %. Karena
dengan adanya pelayanan BPJS masyarakat hampir seluruhnya menggunakan
faskes pertama di puskesmas sehingga kunjungan faskes pertama puskesmas
mengalami peningkatan. Salah satu upaya yang akan dilakukan terus
meningkatkan promosi kesehatan di puskesmas dan masyarakat. Dan
diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan mengerti dan
paham sehingga datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas).
Indikator cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ditunjang oleh Program upaya
kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp.
227.308.948.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 163.151.950.013,- (71,78 %) pada
prgram ini ada efisiensi atau kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp.
64.076.962.835,- diantaranya dari kegiatan biaya penunjang pelayanan kesehatan
jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas oleh karena dana luncuran
tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu
sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Program ini terdiri dari 249 kegiatan
yaitu : Operasional di UPT Puskesmas dan jaringannya sebanyak 40 UPT
Puskesmas, Operasional UPT Kesja dan jaringannya (BKKM), Operasional UPT
46
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Labkesda, Rapat kerja program upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan
dalam rangka P3K dan pengiriman peserta Bimbingan tehnis PPGD, pelayanan
kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas, dukungan
manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada puskesmas (DAK) dan
pelayanan kesehatan masyarakat dan dukungan manajemen di 101 puskesmas.
Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 100 %
dengan realisasi 100,0 % maka pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan
standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika
dibandingkan dengan tahun 2015 maka tidak terjadi baik peningkatan maupun
penurunan, oleh karena adanya sistem yang baik dalam pengadministrasian Apotik,
IRTP dan Toko Obat sudah mulai tertib maka pembinaan yang dilaksanakan sesuai
dengan target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja tidak melebihi dari
target.
Indikator cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya ditunjang oleh
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, Program ini
dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 140.789.000,- dengan
realisasi Rp. 140.784.500,- (100 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar
Rp. 4.500,- kegiatan ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : kegiatan pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga dan penyuluhan
keamanan pangan dalam rangka produk sertifikasi produk pangan (SPPIRT).
2. Sasaran kedua, yaitu : Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi
Masyarakat serta PHBS dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Prosentase balita gizi buruk dari target 0,018 % terealisasi 0,017 % sehingga
pencapaian kinerjanya sebesar 105,56 % berdasarkan standar yang dipakai maka
pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015,
dimana prosentase pencapaian balita gizi buruk mencapai 0,019 % dengan capaian
kinerja 100 % maka telah terjadi peningkatan sebesar 5,56 %. Bila dilihat dari target
maka dikarenakan adanya kenaikan target dari 0.019 % menjadi 0,018 %. Akan tetapi
hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi)
dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam
memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu
dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita gizi buruk sehingga
kasus balita gizi buruk mengalami penurunan.
b. Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target 100 % terealisasi 100 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai
47
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun
2015, yang juga mencapai 100 % . Hal ini menunjukan adanya penanganan balita gizi
buruk secara komprehensip melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi
di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit disamping pelaksanaan
pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun
pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT bagi balita.
c. Rasio posyandu per satuan balita dari target 11,79 % terealisasi 8,53 % sehingga
pencapaian kinerjanya sebesar 72,35 % berdasarkan standar yang dipakai maka
pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Capaian kinerja rasio posyandu per
satuan balita belum mencapai 100 % hal ini disebabkan karena jumlah posyandu
yang sedikit sehingga tidak sebanding dengan pertambahan jumlah balita di
Kabupaten Bogor. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, maka terjadi penurunan
capaian sebesar 4,00 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan menggerakan
masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang ada di desanya, seperti ikut serta dalam kegiatan
posyandu.
Indikator prosentase balita gizi buruk, cakupan balita gizi buruk yang mendapat
perawatan dan Rasio posyandu per satuan balita ditunjang oleh Program perbaikan
gizi masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan
Propinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 4.765.909.000,- dengan realisasi Rp.
6.764.670.400,- (99,97 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dari penawaran
harga sebesar Rp. 1.238.600,- program ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : kegiatan
pengadaan makanan tambahan dan vitamin, rapat kerja program perbaikan gizi
masyarakat, penanggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi (Banprop 2015),
pengiriman bimtek tatalaksana Balita Gizi Buruk, pengiriman bimtek konselor
menyusui dan pengiriman bimtek pemantauan pertumbuhan.
d. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 82,00
% dengan realisasi 97,49 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 118,89 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional
adalah masih sebesar 80,0 %, bila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian
Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional sedangkan bila dibandingkan
dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,96 % artinya terjadi peningkatan
capaian sebesar 16,93 %. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sarana
kesehatan terutama Rumah Sakit Swasta, Balai Pengobatan/Klinik Swasta,
dokter praktek ikut dalam pelaksanaan program P2TB dengan menggunakan
48
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
strategi DOTS, maka pasien yg berobat tercatat seluruhnya dan sistem
pencacatan dan pelaporan program TB berubah dari sistem manual menjadi
komputerisasi sehingga data-data dapat terlaporkan.
e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target 100 %
realisasi capaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Keberhasilan pencapaian kinerja 100 % ini oleh karena DBD merupakan salah
satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga sistem
kewaspadaan dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penaganan kasus
DBD sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila
ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus,
pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke
Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani.
f. Peningkatan cakupan universal child imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 100
% dengan realisasi 93,08 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93,08 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 dimana pencapaiannya sebesar
92,40 % maka ada peningkatan sebesar 0,68 %. Capaian UCI belum mencapai
100 % hal ini disebabkan oleh karena masih adanya orangtua/sekelompok
masyarakat yang menolak dengan alasan kehalalan vaksin, disamping itu juga
dengan ditemukannya kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diwilayah
Kabupaten Bogor, masyarakat menjadi resah dan enggan untuk mendapatkan
imunisasi lengkap. Namun bila dibandingkan dengan target cakupan UCI Nasional
maupun Propinsi sebenarnya hanya 80,00 % sehingga capaian kita telah melebihi
target Nasional dan Propinsi. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu
meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan
dampak ikutan dari kasus imunisasi sehingga masyarakat lebih tenang untuk
mendapatkan imunisasi lengkap.
Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan
penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan desa/kelurahan
Universal Child Immunization (UCI) ditunjang oleh Program Pencengahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten
tahun 2016 sebesar Rp. 2.684.775.000,- dengan realisasi Rp. 2.486.378.458,- (92,61
%) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 198.396.542,- Program ini
terdiri dari 12 kegiatan yaitu : penyemprotan/fogging sarang nyamuk, peningkatan
survailance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pemeriksaan calon jemaah
49
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
haji, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2TB, penatalaksanaan dan
penanggulangan penyakit Diare Ispa, pelaksanaan penanggulangan penyakit Kusta,
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (HIV/AIDS), survailans
acut flaccid paralisys (AFP), pelayanan imunisasi, rapat kerja program pencegahan
pemberantasan penyakit serta survailance epidemiologi, Pemberian obat masal
pencegahan (POMP) Filariasis dan pengiriman peserta bimtek tekhnis VCT HIV.
g. Rumah dengan bebas jentik di daerah endemis, dari target 95,00 % realisasi
pencapaiannya 95,86 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,91 %
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebesar 100,06 % maka
capaian kinerja tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,85 %.
dikarenakan meningkatnya peran serta aktif dan kesadaran masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) khususnya di
daerah yang endemis sehingga akan dapat memutuskan mata rantai pembiakan
nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas.
h. Cakupan TTU yang memenuhi syarat dari target 78,72 % dengan realisasi 79,03 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,39 % berdasarkan standar yang dipakai
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2015 sebesar 100,05 % maka capaian kinerja tahun 2015 maka
capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,34 %. Keberhasilan
meningkatnya capaian kinerja dikarenakan meningkatnya pembinaan petugas
kepada masyarakat khususnya penanggung jawab tempat-tempat umum
disamping itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat sendiri akan
pentingnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
i. Cakupan TPM yang memenuhi syarat dari target 90,46 % dengan realisasi 90,67 %
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,23 % berdasarkan standar yang dipakai
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2015 sebesar 100,21 % maka capaian kinerja mengalami peningkatan
sebesar 0,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya
pemilik/penanggung jawab tempat pengelolaan makanan telah memahami ,
sadar dan sukarela memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan
dalam mengelola jasa pengelolaan makanannya.
j. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) yang
memenuhi syarat kesehatan dari target 71,57 % dengan realisasi 71,84 % sehingga
pencapaian kinerjanya sebesar 100,38 % berdasarkan standar yang dipakai maka
50
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian
realisasi pada tahun 2015 yaitu sebesar 100,18 % maka capaian realisasi tahun 2016
mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,2 %.
k. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan Jamban Keluarga (JAGA) dari target
71,63 % dengan realisasi 72,68 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,47
% berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
baik. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 yaitu sebesar
102,17 % maka capaian tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,7 %.
Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih
dari 100 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih
(SAB) dan Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian
kinerja lebih dari 100 %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan
kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan SKPD yang
terkait dalam pembangunan rumah sehat / layak huni yang juga meningkatkan
jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
Indikator cakupan rumah dengan bebas jentik, prosentase TTU yang memenuhi
syarat, prosentase TPM yang memenuhi syarat, cakupan JAGA yang memenuhi
syarat dan cakupan SAB yang memenuhi syarat ditunjang oleh Program
pengembangan lingkungan sehat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten
tahun 2016 sebesar Rp. 552.879.000,- dengan realisasi Rp. 511.278.400,- (92,48 %)
pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 41.600.600,- program ini
terdidiri dari 4 kegiatan yaitu : pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempet umum,
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pengawasan hygiene dan sanitasi tempat
pengelolaan makanan dan rapat kerja program pengembangan lingkungan sehat.
Peningkatan cakupan desa siaga aktif, dari target yang ditetapkan yaitu 85,00 %
terealisasi 67,97 % (295 desa siaga) sehingga capaiannya 79,96 %. Bila
dibandingkan dengan tahun 2015 dimana capaiannya 79,20 % mengalami
peningkatan sebesar 0,76 % (dari 275 desa siaga menjadi 295 desa siaga) di
Kabupaten Bogor. Penetapan target desa siaga memang dilakukan secara
bertahap mengingat proses pelaksanaannya tidak hanya dari Dinas Kesehatan
saja namun melibatkan sektor lain dan peran serta aktif masyarakat sendiri.
Pencapaian kinerja mencapai 79,96 % menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah
tetap berkomitmen dengan adanya kebijakan Kementrian Kesehatan bahwa
seluruh desa harus melaksanakan program desa siaga meskipun secara
51
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
bertahap dan untuk Kabupaten Bogor menjadi salah satu indikator kinerja yang
tertuang di dalam RPJMD.
Indikator cakupan desa siaga aktif ditunjang oleh Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016
sebesar Rp. 2.750.617.000,- dengan realisasi Rp. 2.537.727.360,- (92,26 %) pada
program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 212.889.640,- Program ini terdiri dari
7 kegiatan yaitu : penyediaan media penyuluhan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
peningkatan kesehatan Lintas Sektor dan UKBM, rapat kerja bidang promosi dan
SDK, peringatan hari kesehatan nasional (HKN), pengadaan set promosi kesehatan
(DAK) dan penyusunan peraturan Bupati tentang Implementasi Perda KTR.
3. Sasaran ketiga, yaitu : Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan mempersiap kan
puskesmas BLUD dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Rasio rumah sakit per satuan penduduk target 1 : 195.519 realisasi pencapaiannya 1
: 206.940 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 62,30 %, maka pencapaiannnya
termasuk dalam katagori kurang. Akan tetapi jika target 2016 dibandingkan dengan
target tahun 2015 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1 : 205.948 maka target
Rasio rumah sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan artinya bila pada
tahun 2015, satu rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 205.948 jiwa
maka pada tahun 2016 satu rumah sakit melayani 195.519 jiwa.
b. Rasio dokter per satuan penduduk dari target 1 :3.788 dengan realisasi 1 : 3.869
sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97,86 % berdasarkan standar yang dipakai
maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Pencapaian kurang dari 100 %
oleh karena tidak sebandingnya jumlah dokter di Kabupaten Bogor dengan
pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, salah satu upaya
yang akan dilakukan dengan menambah jumlah tenaga dokter di puskesmas.
c. Rasio tenaga medis per satuan penduduk dari target 1 : 2.576 dengan realisasi 1 :
3.352 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 69,88 % berdasarkan standar yang
dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Pencapaian kurang
dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah tenaga medis di Kabupaten Bogor
dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya dan
dibarengi dengan adanya kebijakan Moratorium CPNS 2015-2019 MenPan “mengkaji
tentang Moratorium (pengehentian) perekrutan CPNS selama 5 tahun kedepan
sehingga tidak ada penambahan pegawai.
52
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Indikator Rasio dokter per satuan penduduk dan Rasio tenaga medis per satuan
penduduk ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri
dari 1 kegiatan yaitu : penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis
perkantoran dan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,-
dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi
anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu :
pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga
fungsional kesehatan.
d. Rasio puskesmas, poliklinik, puskesmas pembantu per satuan penduduk dari target
1 : 9.247 dengan realisasi 1 : 15.266 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 33,91
%. Berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori
sangat kurang. Bila dibandingkan dengan target tahun 2015 ada peningkatan dari
target dari 1 : 9.394 menjadi 1 : 9.247, akan tetapi pencapaian mengalami penurunan
sebesar 7,93 % jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar
52,60 %. Oleh karena Balai Pengobatan yang masa berlakunya sampai dengan
tahun 2015 belum memperpanjang menjadi ijin Klinik yang harus berdasarkan
Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 sehingga capaian menjadi turun, upaya yang akan
dilakukan yaitu monitoring dan evaluasi ke klinik-klinik yang belum memperpanjang
masa berlakunya.
Indikator cakupan puskesmas, cakupan puskesmas pembantu dan rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan penduduk ditunjang oleh program pengadaan
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016
sebesar Rp. 52.532.277.000,- dengan realisasi Rp. 46.137.984.540,- ( 87,83 % )
pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran tidak diserap sebesar Rp.
6.394.292.460,- diantaranya dari kegiatan pengadaan puskesmas keliling (DAK)
pengadaan pusling double garden tidak direalisasikan oleh karena tidak ada dalam e
catalog kemudian diadakan pengadaan langsung akan tetapi tidak cukup waktu,
pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan Generator (DAK) dan
revitalisasi pagar pustu pasir jambu. Program ini terdiri dari 61 kegiatan yaitu :
pengadaan puskesmas keliling (DAK), pengadaan ambulance (DAK), pengadaan
alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan alat-alat laboratorium puskesmas
(DAK), pengadaan lemari Es Vaksin puskesmas (DAK), pengadaan PTM Kit di
puskesmas (DAK), pengadaan generator (DAK), pengadaan peralatan sistem
informasi kesehatan di puskesmas (DAK), pengadaan meubelair puskesmas,
53
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
pengadaan alat-alat kedokteran pukesmas, pembangunan puskesmas pembantu
sebanyak 4 buah (batok, Sukaresmi, sindang reret dan ciasihan), revitalisasi pagar
pustu pasir jambu, revitalisasi/rehab puskesmas sebanyak 10 buah ( Puskesmas
ragajaya, lebakwangi, gandoang, rancabungur, cirimekar, balekambang dan
banjarsari, Kiarapandak, ciseeng, pamijahan), revitalisasi/rehab pustu sebanyak 5
buah (Bojong kulur, kelurahan tengah, mampir, cadas ngampar dan cibunian)
pemagaran puskesmas/pustu sebanyak 4 puskesmas (pasir angin, sukajaya, Bojong
Nangka dan sukamakmur), penataan halaman parkir puskesmas Tanjungsari,
pemasangan turap penahan tanah pustu Harapan Jaya, pembangunan ruang
practical to Lunch dan ruang Unit Gawat Darurat pusk Cibeuteung Udik, penataan
area parkir pustu pasir angin, pemasangan turap puskesmas cilebut, pengadaan
lemari es vaksin puskesmas, pengurusan surat ijin operasional puskesmas,
pembangunan halaman puskesmas ciangsana, pembangunan puskesmas jasinga,
pembangunan turap puskesmas tajur, rehabilitasi puskesmas DTP Parung dan
pembangunan instalasi pegolahan air limbah UPT sebanyak 16 puskesmas (jasinga,
cigudeg, citeureup, ciampea, sukaraja, parung, parung panjang, jonggol, cigombong,
cileungsi, ciawi, bantarjaya, karadenan, leuwiliang, Sentul dan dramaga)
Misi-3
1. Meningkatnya daya dukung pelayanan kesehatan.
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi % Capaian
1.
2.
PENUNJANG
Meningkatkan
kapasitas
sumber daya
sarana dan
prasarana kerja
serta kualitas
aparatur
Meningkatkan
fungsi
Terwujudnya
kelancaran
pelayanan
administrasi
perkantoran
Terwujudnya
kecepatan,
kenyamanan
dan keamanan
kerja aparatur
Terwujudnya
peningkatan
%
%
%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
54
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi % Capaian
3.
koordinasi,
regulasi dan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
pemerintah,
swasta daan
lintas sektor
Meningkatkan
jejaring
pelayanan
kesehatan
kapasitas dan
kinerja sumber
daya aparatur
Tersusunnya
perencanaan
dan laporan
yang akuntabel
%
100,0
100,0
100,0
100,0
Untuk mendukung Misi 2 telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 4 program dan 39
kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 100,0 %. Rincian pencapaian dari 3
(tiga) sasaran sebagai berikut :
1) Sasaran pertama, meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
masing-masing dengan indikator kinerja terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi
perkantoran dengan target 100 % tercapai 100 % dan terwujudnya kecepatan,
kenyamanan dan keamanan kerja aparatur dengan target 100 % tercapai 100 %,
berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan penunjang adminsitrasi perkantoran
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Indikator terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran ditunjang oleh
Program pelayanan administrasi perkantoran. Program ini dibiayai dari APBD
Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.662.850.000,- dengan realisasi Rp.
19.273.163.693,- ( 98,02 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
389.686.307,- dari penawaran harga lelang. Program ini terdiri dari 15 kegiatan yaitu,
penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa pemeliharaan
dan perijinan kendaraan dinas/operasional, penyediaan jasa kebersihan kantor,
penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan
komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan
55
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
peraturan perundangan-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan
makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah,
penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi perkantoran, pelayanan dokumentasi
dan arsip SKPD, penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan
administrasi barang dan pelayanan keamanan kantor.
Indikator terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur ditunjang
oleh Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program ini dibiayai dari
APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 3.153.998.000,- dengan realisasi Rp.
2.728.590.304,- ( 86,51 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran
sebesar Rp. 425.407.696,- diantaranya dari kegiatan rehabilitasi rumah dinas puskesmas
Sukadamai oleh karena ditinggal pihak ke tiga. Program kegitan ini terdiri dari 14 kegiatan
yaitu : pengadaan meubelair, pengadaan peralatan kantor, pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasinal, pemeliharaan
rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, reitalisasi rumah dinas Puskesmas Ciasmara,
rehabilitasi rumah dinas Puskesmas Dago, Karadenan, Tenjo, Sukadamai dan Cirimekar,
pemasangan partisi dan peralatan interior kantor dinas, penyediaan kendaraan bermotor
dinas (DAK) dan penyediaan peralatan kantor (DAK).
2) Sasaran kedua, meningkatnya jumlah dan kualitas sumber daya kesehatan dengan
indikator kinerjanya terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur
dengan target 100 % pencapaiannya 100 %. Pencapaian tersebut dikontribusikan dengan
adanya penambahan sarana mobilitas darat , sarana kerja dan pemeliharaan sarana
kerja.
Indikator terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur ditunjang
oleh Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari
APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp.
180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
5.424.500,- Program ini terdidiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi
aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.
3). Sasaran ketiga, terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan SKPD dengan
indikator kinerjanya tersusunnya perencanaan dan laporan yang akuntabel dengan target
kinerja 100 % dan pencapaian 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka
pencapaiannya termasuk dalam katagori baik.
Indikakator tersusunya perencanaan dan laporan yang akuntabel ditunjang oleh Program
peningkatan pengembangan sistem capaian kinerja dan keuangan, Program ini
dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 899.219.000,- dengan realisasi
56
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Rp. 845.097.625,- ( 93,98 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
54.121.375,- program kegiatan ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : penyusunan laporan
capaian kinerja dan ihktisar realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan
semesteran, penyusunan laporan keuangan akhir tahun, penyusunan perencanaan
anggaran, penatausahaan keauangan SKPD, publikasi kinerja dan penyusunan renja
SKPD. Program pengadaan standarisasi pelayanan kesehatan. Program ini dibiayai
dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 16.522.241.000,- dengan realisasi Rp.
15.833.020.275,- ( 95,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.
689.220.725,- diantaranya dari kegiatan persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum daerah (PPK-BLUD) puskesmas. Program ini terdiri dari 8
kegiatan yaitu : monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan dan pengembangan data
kesehatan, pembinaan sarana institusi swasta, jasa pelayanan kesehatan, rapat
koordinasi evaluasi dan perencanaan program, akreditasi puskesmas, persiapan
penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan
seleksi dan pembinaan tenaga kesehatan teladan.
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dalam tahun 2016 Pendapatan Dinas Kesehatan ditargetkan sebesar Rp.
134.296.680.000,- terealisasi sebesar Rp. 147.146.404.639,- atau tercapai 109,57 %.
Belanja Dinas Kesehatan tahun 2016 dialokasikan sebesar Rp.
600.228.436.000,- terealisasi sebesar Rp. 492.394.249.438,- atau terserap 82,03 %.
Secara garis besar realisasi anggaran Dinas Kesehatan tahun 2016 sebagai
berikut :
No Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Realisasi
A. PENDAPATAN
B.
Retribusi pelayanan kesehatan
BELANJA
134.296.680.000,-
147.146.404.639,-
109,57
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
120.704.036.000,- 120.310.588.257,- 99,67
Belanja Pegawai 2. BELANJA
LANGSUNG (BELANJA PROGRAM/ KEGIATAN) - Belanja Pegawai - Belanja barang dan
120.704.036.000,-
479.524.400.000,-
29.284.749.000,- 347.208.171.000,-
120.310.588.257,-
372.083.661.181,-
27.679.101.250,- 271.535.746.379,-
99,67
77,59
94,52 78,21
57
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
No Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Realisasi
Jasa - Belanja Modal JUMLAH BELANJA
103.031.480.000,-
479.524.400.000,-
72.868.420.148,-
372.083.267.777,-
70,72
77,59
C. SURPLUS / (DEFISIT) (465.938.406.000,-) (344.343.288.395,-) 73,99
Anggaran belanja langsung yang digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan dalam rangka mencapai sasaran strategis Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar
Rp. 479.524.400.000,- terealisasi sebesar Rp.372.083.661.181,- atau terserap 77,59 %.
Tidak terserapnya dana belanja langsung tersebut disebabkan karena adanya efisiensi
anggaran dari selisih penawaran pihak ketiga, tidak dilelangkan (karena waktu yang tidak
cukup), pemutusan kontrak, efisiensi dari kegiatan-kegiatan yang sudah terintegrasi
dengan sumber dana lain dan adanya beberapa kegiatan yang memang tidak
direalisasikan oleh karena disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya di lapangan seperti
kejadian luar biasa yang memang sesuai dengan kejadian yang terjadi serta kegiatan Biaya
Penunjang Pelayanan Kesehatan Nasional FKTP puskesmas oleh karena dana luncuran
tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu
sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Rincian anggaran dan realisasi APBD
(LRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disajikan dalam Lampiran : 4.
58
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
IV
P E N U T U P
Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini, diharapkan
dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor dalam rangka pencapaian tahapan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan
Pemerintah Kabupaten Bogor pada umumnya. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan
akuntabilitas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Sangat disadari
bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi akuntabilitas seperti
yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan
dapat memperoleh gambaran tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor dan hasil-hasilnya.
Berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor selama tahun 2016, sehingga beberapa program / kegiatan belum dapat
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam upaya meningkatkan kinerja pada tahun
berikutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor perlu melakukan langkah-langkah untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi tahun 2016, antara lain :
Kendala pencapaian kinerja sasaran :
a. Masih adanya daerah-daerah yang cukup sulit dijangkau oleh petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara rutin karena kondisi geografis dan keterbatasan
sarana serta tenaga di puskesmas setempat sehingga beberapa cakupan program
kesehatan belum memenuhi target atau harapan.
b. Belum tercakupnya seluruh pelaporan dari pelayanan kesehatan swasta menyebabkan
pencapaian indikator sasaran belum sepenuhnya menggambarkan kondisi yang
sebenarnya, seperti cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan,
c. Penetapan target khususnya yang berkaitan dengan angka pertumbuhan penduduk tidak
sebanding dengan realisasi jumlah penduduk yang ada sehingga pada pencapaian hasilnya
terjadi kesenjangan yang cukup besar.
Kendala pencapaian kinerja kegiatan :
a. Beberapa kegiatan yang tidak terealisasi oleh karena belum terpenuhinya
persyaratan/kejelasan tentang kondisi yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
59
LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
Tahun 2016
Upaya pemecahan masalah :
a. Meningkatkan pembinaan teknis ke pelayanan kesehatan swasta untuk pelaporan dan
mengupayakan adanya surat intruksi dari penentu kebijakan untuk mekanisme sistem
pelaporan di sarana pelayanan kesehatan swasta yang dikaitkan dengan insentif
kemudahan maupun sanksi bagi pelayanan kesehatan swasta.
b. Meningkatkan koordinasi lintas program dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dalam rangka keterpaduan program
c. Mereview target dengan perhitungan proyeksi yang lebih tepat diselaraskan dengan
pertumbuhan penduduk sehingga memperkecil kesenjangan pencapaian
d. Meningkatkan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan.
Semoga Laporan Kinerja ini dapat memberi masukan yang berarti dalam penyusunan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 secara tepat waktu.
.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LK) merupakan amanat Peraturan Presiden Rebuplik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pemerintah kepada masyarakat. LK disusun dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta untuk mengetahui kemampuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor adalah Mewujudkan Masyarakat
Kabupaten Bogor Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat. Penetapan visi ini dimaksud bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas kehendak dan dorongan diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi lingkungan untuk bersikap dan berprilaku hidup sehat.
Keterjangkauan dan kemandirian masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak terbatas pada pemanfaatan sarana kesehatan pemerintah saja tetapi juga sarana kesehatan swasta.
Pada tahun 2016, dari dana APBD Kabupaten Bogor telah ditetapkan
anggaran kesehatan sebagai berikut : anggaran pendapatan dari retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 134.296.680.000,- Anggaran belanja Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp. 600.228.436.000,- terdiri dari belanja tidak langsung (BTL) sebesar Rp. 120.704.036.000,- (20,10%) dan belanja langsung (BL) sebesar Rp. 479.524.400.000,- (79,95%) Pada belanja tidak langsung (BTL) terdiri dari belanja pegawai Rp. 120.704.036.000,- (100%) sedangkan pada belanja langsung (BL) proporsi terbesar adalah untuk belanja Barang dan Jasa Rp.347.208.171.000,- (72,41%) belanja Modal Rp. 103.031.480.000,- (21,48 %) kemudian belanja pegawai Rp. 29.284.749.000,- (6,11%).
Dalam APBD termasuk juga anggaran kesehatan yang berasal dari APBD
Propinsi/Bantuan Gubernur sebesar Rp. 35.200.460.000,- dan APBN (DAK) sebesar Rp. 81.659.582.000,-
Pencapaian indikator sasaran seperti yang ditetapkan dalam Rencana
Strategis dalam rangka mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut : Rasio sarana pelayanan kesehatan dasar ; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per penduduk mencapai 1: 15.266 dari target 1:9.247 Rasio Rumah Sakit per penduduk 1:206.940 dari target 1:195.519, Prosentase pengadaan obat essensial mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan masyarakat mencapai 70,81 % dari target 68,00 %, Cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya mencapai 100 % dari target 100 %, Prosentase balita gizi buruk mencapai 0.017 % dari target 0.018 %, Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mencapai 100 % dari target 100 %, Rasio posyandu per Satuan Balita baru mencapai 8,53 % dari target 11,79 %, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan baru mencapai 88,01 % dari target 91,25 %, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai 78,20 % dari target 81,25 %, Cakupan kunjungan bayi 96,21 % dari target 95,00 %, Cakupan puskesmas 252,50 % dari
target 252,50 %, Cakupan puskesmas pembantu 31,11 % dari target 35,02 %, Cakupan UCI mencapai 93,08 % dari target 100,00 %, Rasio dokter per satuan penduduk mencapai 1:4.989 dari target 1:3869 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1 : 4.259 dari target 1:3.352, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 97,49 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD mencapai 100 % dari target 100 %, Rumah dengan bebas jentik didaerah endemis mencapai 95,86 % dari target 95,00 %, Prosentase TTU yang memenuhi syarat mencapai 79,03 % dari target 78,72 %, Prosentase TPM yang memenuhi syarat telah mencapai 90,67 % dari target 90,46 %, cakupan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan mencapai 71,84 % dari target 71,57 %, cakupan Jamban Keluarga (JAGA) yang memenuhi syarat mencapai 72,68
% dari target 71,63 % dan peningkatan Cakupan desa siaga aktif mencapai 63,36 % dari target 85,00 %.
Untuk mendukung pencapaian Misi ke-satu dan ke-tiga telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 13 program dan 378 kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 91,09 % Rincian pencapaian dari 2 (dua) sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran pertama, yaitu Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Terpenuhinya kebutuhan obat masyarakat dengan indikator kinerja rosentase pengadaan obat esensial dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini menunjukkan bahwa pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yang juga mencapai 100 % menunjukkan bahwa adanya konsistensi dalam pemenuhan kebutuhan obat esensial dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditentukan.
Indikator prosentase pengadaan obat essensial ditunjang oleh Program obat dan perbekalan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK + pendamping APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.054.200.000,- dengan realisasi Rp. 15.624.675.543,- (82,00 %) pada program ini ada sisa anggaran dari efisiensi penawaran harga dari E Catalog sebesar Rp.3.429.524.457,- Pogram ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : pengadaan bahan habis pakai laboratorium puskesmas, pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar (DAK), pengadaan bahan Medis pakai Habis/BMPH (DAK), pengadaan perlengkapan Bahan Medis Pakai Habis/BMPH pendukung (DAK), rapat kerja program obat dan BMPH dan Penyediaan Sarana Prasarana Instalasi farmasi (DAK).
b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang juga mencapai 100 % hal ini dikarenakan sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani.
Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ditunjang oleh Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 117.870.444.000,- dengan realisasi Rp. 95.063.186.993,- ( 80,65 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan
kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 22.807.257.007,- diantaranya dari kegiatan Pelayanan operasi katarak Rp. 16.507.000,- dan Kegiatan Jaminan Kesehatan Pelayanan Daerah Rp. 22.790.680.907,- oleh karena jumlah yang dibayarkan sesuai dengan verifikasi yang telah dilaksanakan, bukan berdasarkan klaim dari Rumah Sakit. Program ini terdiri dari 4 kegiatan yaitu : pelayanan operasi katarak, jaminan pelayanan kesehatan daerah (Jamkesda) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2015) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2016)
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dari target 91,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 88,01 % sehingga capaian kinerjanya sebesar 96,45 % meskipun belum mencapai 100 % namun berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 97,67 % maka terjadi penurunan sebesar 1,22 %. Belum tercapainya target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh karena masih tingginya persalinan oleh paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak berisiko maka pemeriksaan kehamilan dan persalinan tidak perlu tenaga kesehatan. Tingginya minat masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan pemeriksaan ibu pada saat kehamilan dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar 99,5 % namun pada saat persalinan, ibu hamil dan keluarganya lebih memilih ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke angka 88,1 %. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan organisasi profesi, pembentukan kelas ibu dan optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil di desa dan pemberdayaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan daan pencegahan komplikasi (P4K).
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 81,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 78,20 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96,25 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang mencapai 97,63 % maka terjadi penurunan yaitu sebesar 1,38 %. Pencapaian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani kurang dari 100 % hal ini karena belum seluruhnya ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya mengetahui tentang tanda bahaya atau komplikasi dan segera mendapatkan tindakan/tatalaksana kegawatdaruratan oleh petugas kesehatan, salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu pemberdayaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu bersalin dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
e. Cakupan kunjungan bayi dengan target 95,00 % realisasi pencapaiannya 96,21 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,27 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,16 % maka terjadi peningkatan sebesar 0,11 %. Keberhasilan capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,27 % oleh karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan. Disamping itu petugas kesehatan yang aktif melakukan kunjungan rumah atau melalui kegiatan posyandu dan
kegiatan sweeping posyandu, menunjukan adanya kesadaran para ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan.
Indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan cakupan kunjungan bayi ditunjang oleh Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Ada kegiatan yg tidak dilaksanakan yaitu kegiatan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) sebesar Rp. 8.642.800.000,- oleh karena tidak ada kesesuaian kode rekening untuk transpot masyarakat dari rumah tinggal ke rumah singgah. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Program ini terdiri dari 10 kegiatan yaitu : Pengiriman peserta bimtek Asuhan Persalinan Normal (APN), peningkatan kemitraan puskesmas PONED dengan Rumah Sakit, pengiriman peserta bimtek Asfixia Bayi Baru Lahir, pengiriman peserta bimtek Pertolongan Persalinan Pertama Gawat Darurat Obsetri & Neonatal (PPGDON), pengiriman peserta bimtek Pelayanan Obsetric dan Neonatal Emergency Dasar (PONED), belanja operasional call center/SMS Gatway program EMAS, rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak dan remaja, Jaminan Persalinan/JAMPERSAL (DAK), pengiriman peserta bimtek Simulasi Deteksi Dini Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pengiriman peserta bimtek Manajemen Terpadu Balita Sakit/Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS/MTBM), Program Peningkatan Kesehatan Lansia. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 376.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 375.346.250,- (99,57 %), program ini terdiri dari 4 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan, Bimtek Geriatri bagi dokter dan perawat di puskesmas, Gerakan sehat lanjut usia dan Worshop TOT peningkatan kemampuan sumber daya penggerak lansia. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 375.417.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 371.616.800,- (98,99 %) efisiensi anggaran dari penawaran harga sebesar Rp. 3.800.200,- Program ini terdiri dari 5 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan remaja, peningkatan kemampuan KKR/Peer Konselor, orientasi kesehatan reproduksi remaja pada guru SMP/SMU Pembina KKR, Workshop peningkatan kemampuan pengelola petugas reproduksi remaja dan pelatihan penanganan kekerasan terhadap anak bagi petugas.
f. Cakupan puskesmas dengan target 252,50 % realisasi pencapaiannya 252,50 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja cakupan puskesmas sebesar 100 % bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 yang juga mencapai 100 % menandakan tidak adanya penambahan jumlah baik jumlah puksesmas maupun kecamatan.
g. Cakupan pembantu puskesmas dengan target 31,57 % realisasi pencapaiannya 35,02 % sehingga realisasi pencapaian kinerjanya sebesar 110,93 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Capaian kinerja cakupan puskesmas pembantu lebih dari 100 % yaitu sebesar 110,93 %, bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 97,01 % maka terjadi peningkatan 13,92 %. Hal ini
disebabkan tahun 2016 pemerintah Kabupaten Bogor menambah pembangunan jumlah pustu sebanyak 4 pustu sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dan akan berusaha terus dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan kegiatan puskesmas keliling (pusling) ke daerah-daerah yang sulit dijangkau/sulit pemenuhan pelayanan kesehatan.
h. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 68,00 % dengan realisasi 70,81 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 104,13 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 104,13 % hal ini disebabkan karena masyarakat sebagian besar sudah memiliki jaminan kesehatan (BPJS) yang berhak mendapatkan pelayanan pertama di puskesmas, sehingga kunjungan puskesmas meningkat. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 86,73 % maka terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,40 %. Karena dengan adanya pelayanan BPJS masyarakat hampir seluruhnya menggunakan faskes pertama di puskesmas sehingga kunjungan faskes pertama puskesmas mengalami peningkatan. Salah satu upaya yang akan dilakukan terus meningkatkan promosi kesehatan di puskesmas dan masyarakat. Dan diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan mengerti dan paham sehingga datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas).
Indikator cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ditunjang oleh Program upaya kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 227.308.948.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 163.151.950.013,- (71,78 %) pada prgram ini ada efisiensi atau kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 64.076.962.835,- diantaranya dari kegiatan biaya penunjang pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas oleh karena dana luncuran tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Program ini terdiri dari 249 kegiatan yaitu : Operasional di UPT Puskesmas dan jaringannya sebanyak 40 UPT Puskesmas, Operasional UPT Kesja dan jaringannya (BKKM), Operasional UPT Labkesda, Rapat kerja program upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dalam rangka P3K dan pengiriman peserta Bimbingan tehnis PPGD, pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas, dukungan manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada puskesmas (DAK) dan pelayanan kesehatan masyarakat dan dukungan manajemen di 101 puskesmas.
Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 100 % dengan realisasi 100,0 % maka pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka tidak terjadi baik peningkatan maupun penurunan, oleh karena adanya sistem yang baik dalam pengadministrasian Apotik, IRTP dan Toko Obat sudah mulai tertib maka pembinaan yang dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja tidak melebihi dari target.
Indikator cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya ditunjang oleh Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 140.789.000,- dengan realisasi Rp. 140.784.500,- (100 %) pada program ini ada efisiensi anggaran
sebesar Rp. 4.500,- kegiatan ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga dan penyuluhan keamanan pangan dalam rangka produk sertifikasi produk pangan (SPPIRT).
2. Sasaran kedua, yaitu : Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat serta PHBS dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Prosentase balita gizi buruk dari target 0,018 % terealisasi 0,017 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 105,56 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, dimana prosentase pencapaian balita gizi buruk mencapai 0,019 % dengan capaian kinerja 100 % maka telah terjadi peningkatan sebesar 5,56 %. Bila dilihat dari target maka dikarenakan adanya kenaikan target dari 0.019 % menjadi 0,018 %. Akan tetapi hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi) dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita gizi buruk sehingga kasus balita gizi buruk mengalami penurunan.
b. Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target 100 % terealisasi 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, yang juga mencapai 100 % . Hal ini menunjukan adanya penanganan balita gizi buruk secara komprehensip melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit disamping pelaksanaan pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT bagi balita.
c. Rasio posyandu per satuan balita dari target 11,79 % terealisasi 8,53 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 72,35 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Capaian kinerja rasio posyandu per satuan balita belum mencapai 100 % hal ini disebabkan karena jumlah posyandu yang sedikit sehingga tidak sebanding dengan pertambahan jumlah balita di Kabupaten Bogor. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, maka terjadi penurunan capaian sebesar 4,00 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan menggerakan masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada di desanya, seperti ikut serta dalam kegiatan posyandu.
Indikator prosentase balita gizi buruk, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan dan Rasio posyandu per satuan balita ditunjang oleh Program perbaikan gizi masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Propinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 4.765.909.000,- dengan realisasi Rp. 6.764.670.400,- (99,97 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dari penawaran harga sebesar Rp. 1.238.600,- program ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : kegiatan pengadaan makanan tambahan dan vitamin, rapat kerja program perbaikan gizi masyarakat, penanggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi (Banprop 2015), pengiriman bimtek tatalaksana Balita Gizi Buruk, pengiriman bimtek konselor menyusui dan pengiriman bimtek pemantauan pertumbuhan.
d. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 82,00 % dengan realisasi 97,49 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar
118,89 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional adalah masih sebesar 80,0 %, bila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,96 % artinya capaian tidak ada kenaikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sarana kesehatan terutama Rumah Sakit Swasta, Balai Pengobatan/Klinik Swasta, dokter praktek ikut dalam pelaksanaan program P2TB dengan menggunakan strategi DOTS, maka pasien yg berobat tercatat seluruhnya dan sistem pencacatan dan pelaporan program TB berubah dari sistem manual menjadi komputerisasi sehingga data-data dapat terlaporkan.
e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target 100 % realisasi capaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan pencapaian kinerja 100 % ini oleh karena DBD merupakan salah satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga sistem kewaspadaan dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penaganan kasus DBD sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus, pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani.
f. Peningkatan cakupan universal child imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 100 % dengan realisasi 93,08 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90,78 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 dimana pencapaiannya sebesar 92,40 % maka ada peningkatan sebesar 0,68 %. Capaian UCI belum mencapai 100 % hal ini disebabkan oleh karena masih adanya orangtua/sekelompok masyarakat yang menolak dengan alasan kehalalan vaksin, disamping itu juga dengan ditemukannya kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diwilayah Kabupaten Bogor, masyarakat menjadi resah dan enggan untuk mendapatkan imunisasi lengkap. Namun bila dibandingkan dengan target cakupan UCI Nasional maupun Propinsi sebenarnya hanya 80,00 % sehingga capaian kita telah melebihi target Nasional dan Propinsi. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan dampak ikutan dari kasus imunisasi sehingga masyarakat lebih tenang untuk mendapatkan imunisasi lengkap.
Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) ditunjang oleh Program Pencengahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 2.684.775.000,- dengan realisasi Rp. 2.486.378.458,- (92,61 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 198.396.542,- Program ini terdiri dari 12 kegiatan yaitu : penyemprotan/fogging sarang nyamuk, peningkatan survailance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pemeriksaan calon jemaah haji, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2TB, penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit Diare Ispa, pelaksanaan penanggulangan penyakit Kusta, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (HIV/AIDS), survailans acut flaccid paralisys (AFP), pelayanan imunisasi, rapat kerja
program pencegahan pemberantasan penyakit serta survailance epidemiologi, Pemberian obat masal pencegahan (POMP) Filariasis dan pengiriman peserta bimtek tekhnis VCT HIV.
g. Rumah dengan bebas jentik di daerah endemis, dari target 95,00 % realisasi pencapaiannya 95,86 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,91 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebesar 100,06 % maka capaian kinerja tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,85 %. dikarenakan meningkatnya peran serta aktif dan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) khususnya di daerah yang endemis sehingga akan dapat memutuskan mata rantai pembiakan nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas.
h. Cakupan TTU yang memenuhi syarat dari target 78,72 % dengan realisasi 79,03 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,39 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 100,05 % maka capaian kinerja tahun 2015 maka capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,34 %. Keberhasilan meningkatnya capaian kinerja dikarenakan meningkatnya pembinaan petugas kepada masyarakat khususnya penanggung jawab tempat-tempat umum disamping itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat sendiri akan pentingnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
i. Cakupan TPM yang memenuhi syarat dari target 90,46 % dengan realisasi 90,67 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,23 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 100,21 % maka capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pemilik/penanggung jawab tempat pengelolaan makanan telah memahami , sadar dan sukarela memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan dalam mengelola jasa pengelolaan makanannya.
j. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan dari target 71,57 % dengan realisasi 71,84 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,38 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian realisasi pada tahun 2015 yaitu sebesar 100,18 % maka capaian realisasi tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,2 %.
k. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan Jamban Keluarga (JAGA) dari target 71,63 % dengan realisasi 72,68 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,47 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 yaitu sebesar 102,17 % maka capaian tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,7 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari 100 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) dan Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari 100 %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan SKPD yang terkait dalam
pembangunan rumah sehat / layak huni yang juga meningkatkan jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
Indikator cakupan rumah dengan bebas jentik, prosentase TTU yang memenuhi syarat, prosentase TPM yang memenuhi syarat, cakupan JAGA yang memenuhi syarat dan cakupan SAB yang memenuhi syarat ditunjang oleh Program pengembangan lingkungan sehat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 552.879.000,- dengan realisasi Rp. 511.278.400,- (92,48 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 41.600.600,- program ini terdidiri dari 4 kegiatan yaitu : pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempet umum, sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pengawasan hygiene dan sanitasi tempat pengelolaan makanan dan rapat kerja program pengembangan lingkungan sehat.
Peningkatan cakupan desa siaga aktif, dari target yang ditetapkan yaitu 85,00 % terealisasi 67,97 % (295 desa siaga) sehingga capaiannya 79,96 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 dimana capaiannya 79,20 % mengalami peningkatan sebesar 0,76 % (dari 275 desa siaga menjadi 295 desa siaga) di Kabupaten Bogor. Penetapan target desa siaga memang dilakukan secara bertahap mengingat proses pelaksanaannya tidak hanya dari Dinas Kesehatan saja namun melibatkan sektor lain dan peran serta aktif masyarakat sendiri. Pencapaian kinerja mencapai 79,96 % menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah tetap berkomitmen dengan adanya kebijakan Kementrian Kesehatan bahwa seluruh desa harus melaksanakan program desa siaga meskipun secara bertahap dan untuk Kabupaten Bogor menjadi salah satu indikator kinerja yang tertuang di dalam RPJMD.
Indikator cakupan desa siaga aktif ditunjang oleh Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 2.750.617.000,- dengan realisasi Rp. 2.537.727.360,- (92,26 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 212.889.640,- Program ini terdiri dari 7 kegiatan yaitu : penyediaan media penyuluhan kesehatan, penyuluhan kesehatan, peningkatan kesehatan Lintas Sektor dan UKBM, rapat kerja bidang promosi dan SDK, peringatan hari kesehatan nasional (HKN), pengadaan set promosi kesehatan (DAK) dan penyusunan peraturan Bupati tentang Implementasi Perda KTR.
3. Sasaran ketiga, yaitu : Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan mempersiap kan puskesmas BLUD dengan indikator kinerjanya adalah :
a. Rasio rumah sakit per satuan penduduk target 1 : 195.519 realisasi pencapaiannya 1 : 206.940 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 62,30 %, maka pencapaiannnya termasuk dalam katagori kurang. Akan tetapi jika target 2016 dibandingkan dengan target tahun 2015 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1 : 205.948 maka target Rasio rumah sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan artinya bila pada tahun 2015, satu rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 205.948 jiwa maka pada tahun 2016 satu rumah sakit melayani 195.519 jiwa.
b. Rasio dokter per satuan penduduk dari target 1 :3.788 dengan realisasi 1 : 3.869 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97,86 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Pencapaian kurang dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah dokter di Kabupaten Bogor dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, salah satu upaya yang akan dilakukan dengan menambah jumlah tenaga dokter di puskesmas.
c. Rasio tenaga medis per satuan penduduk dari target 1 : 2.576 dengan realisasi 1 : 3.352 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 69,88 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Pencapaian kurang dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah tenaga medis di Kabupaten Bogor dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya dan dibarengi dengan adanya kebijakan Moratorium CPNS 2015-2019 MenPan “mengkaji tentang Moratorium (penghentian) perekrutan CPNS selama 5 tahun kedepan sehingga tidak ada penambahan pegawai.
Indikator Rasio dokter per satuan penduduk dan Rasio tenaga medis per satuan penduduk ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari 1 kegiatan yaitu : penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran dan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.
d. Rasio puskesmas, poliklinik, puskesmas pembantu per satuan penduduk dari target 1 : 9.247 dengan realisasi 1 : 15.266 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 34,91 %. Berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori sangat kurang. Bila dibandingkan dengan target tahun 2015 ada peningkatan dari target dari 1 : 9.394 menjadi 1 : 9.247, akan tetapi pencapaian mengalami penurunan sebesar 17,69 % jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 52,60 %. Oleh karena Balai Pengobatan yang masa berlakunya sampai dengan tahun 2015 belum memperpanjang menjadi ijin Klinik yang harus berdasarkan Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 sehingga capaian menjadi turun, upaya yang kan dilakukan yaitu monitoring dan evaluasi ke klinik-klinik yang belum memperpanjang masa berlakunya.
Indikator cakupan puskesmas, cakupan puskesmas pembantu dan rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk ditunjang oleh program pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 52.532.277.000,- dengan realisasi Rp. 46.137.984.540,- ( 87,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran tidak diserap sebesar Rp. 6.394.292.460,- diantaranya dari kegiatan pengadaan puskesmas keliling (DAK) pengadaan pusling double garden tidak direalisasikan oleh karena tidak ada dalam e catalog kemudian diadakan pengadaan langsung akan tetapi tidak cukup waktu, pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan Generator (DAK) dan revitalisasi pagar pustu pasir jambu. Program ini terdiri dari 61 kegiatan yaitu : pengadaan puskesmas keliling (DAK), pengadaan ambulance (DAK), pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan alat-alat laboratorium puskesmas (DAK), pengadaan lemari Es Vaksin puskesmas (DAK), pengadaan PTM Kit di puskesmas (DAK), pengadaan generator (DAK), pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan di puskesmas (DAK), pengadaan meubelair puskesmas, pengadaan alat-alat kedokteran pukesmas, pembangunan puskesmas pembantu sebanyak 4 buah (batok, Sukaresmi, sindang reret dan ciasihan), revitalisasi pagar pustu pasir jambu, revitalisasi/rehab puskesmas sebanyak
10 buah ( Puskesmas ragajaya, lebakwangi, gandoang, rancabungur, cirimekar, balekambang dan banjarsari, Kiarapandak, ciseeng, pamijahan), revitalisasi/rehab pustu sebanyak 5 buah (Bojong kulur, kelurahan tengah, mampir, cadas ngampar dan cibunian) pemagaran puskesmas/pustu sebanyak 4 puskesmas (pasir angin, sukajaya, Bojong Nangka dan sukamakmur), penataan halaman parkir puskesmas Tanjungsari, pemasangan turap penahan tanah pustu Harapan Jaya, pembangunan ruang practical to Lunch dan ruang Unit Gawat Darurat pusk Cibeuteung Udik, penataan area parkir pustu pasir angin, pemasangan turap puskesmas cilebut, pengadaan lemari es vaksin puskesmas, pengurusan surat ijin operasional puskesmas, pembangunan halaman puskesmas ciangsana, pembangunan puskesmas jasinga, pembangunan turap puskesmas tajur, rehabilitasi puskesmas DTP Parung dan pembangunan instalasi pegolahan air limbah UPT sebanyak 16 puskesmas (jasinga, cigudeg, citeureup, ciampea, sukaraja, parung, parung panjang, jonggol, cigombong, cileungsi, ciawi, bantarjaya, karadenan, leuwiliang, Sentul dan dramaga).
Untuk mendukung Misi 2 telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 4 program dan 39
kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 100,0 %. Rincian pencapaian dari 3 (tiga) sasaran sebagai berikut : 1) Sasaran pertama, meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi masing-masing dengan indikator kinerja terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran dengan target 100 % tercapai 100 % dan terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur dengan target 100 % tercapai 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan penunjang adminsitrasi perkantoran telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Indikator terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.662.850.000,- dengan realisasi Rp. 19.273.163.693,- ( 98,02 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 389.686.307,- dari penawaran harga lelang. Program ini terdiri dari 15 kegiatan yaitu, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional, penyediaan jasa kebersihan kantor, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah, penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi perkantoran, pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD, penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan administrasi barang dan pelayanan keamanan kantor. Indikator terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur ditunjang oleh Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 3.153.998.000,- dengan realisasi Rp. 2.728.590.304,- ( 86,51 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran sebesar Rp. 425.407.696,- diantaranya dari kegiatan rehabilitasi rumah dinas puskesmas Sukadamai oleh karena ditinggal pihak ke tiga. Program kegitan ini terdiri dari 14 kegiatan yaitu : pengadaan meubelair, pengadaan peralatan kantor, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasinal, pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, reitalisasi rumah dinas Puskesmas
Ciasmara, rehabilitasi rumah dinas Puskesmas Dago, Karadenan, Tenjo, Sukadamai dan Cirimekar, pemasangan partisi dan peralatan interior kantor dinas, penyediaan kendaraan bermotor dinas (DAK) dan penyediaan peralatan kantor (DAK).
2) Sasaran kedua, meningkatnya jumlah dan kualitas sumber daya kesehatan dengan indikator kinerjanya terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur dengan target 100 % pencapaiannya 100 %. Pencapaian tersebut dikontribusikan dengan adanya penambahan sarana mobilitas darat , sarana kerja dan pemeliharaan sarana kerja. Indikator terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur ditunjang oleh Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdidiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.
3). Sasaran ketiga, terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan SKPD dengan indikator kinerjanya tersusunnya perencanaan dan laporan yang akuntabel dengan target kinerja 100 % dan pencapaian 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Indikakator tersusunya perencanaan dan laporan yang akuntabel ditunjang oleh Program peningkatan pengembangan sistem capaian kinerja dan keuangan, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 899.219.000,- dengan realisasi Rp. 845.097.625,- ( 93,98 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 54.121.375,- program kegiatan ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : penyusunan laporan capaian kinerja dan ihktisar realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran, penyusunan laporan keuangan akhir tahun, penyusunan perencanaan anggaran, penatausahaan keauangan SKPD, publikasi kinerja dan penyusunan renja SKPD. Program pengadaan standarisasi pelayanan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 16.522.241.000,- dengan realisasi Rp. 15.833.020.275,- ( 95,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 689.220.725,- diantaranya dari kegiatan persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum daerah (PPK-BLUD) puskesmas. Program ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan dan pengembangan data kesehatan, pembinaan sarana institusi swasta, jasa pelayanan kesehatan, rapat koordinasi evaluasi dan perencanaan program, akreditasi puskesmas, persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan seleksi dan pembinaan tenaga kesehatan teladan.
LK Dinas Kesehatan disusun sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dengan berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi perlu dukungan dan pertisipasi masyarkat serta stakeholder terkait dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bogor.