kata pengantar - Kabupaten Bogor

74
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan merupakan refleksi dari pelaksanaan program pembangunan kesehatan Kabupaten Bogor selama tahun 2016, dimulai dari tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan , perencanaan strategis yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan sasaran, rencana dan penetapan kinerja tahun 2016, sampai kepada capaian dan analisis terhadap pencapaian indikator kinerja yang meliputi efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan program serta akuntabilitas keuangan pada tahun 2016. Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk menilai kinerja Dinas Kesehatan tahun 2016 serta dapat memenuhi para pengambil keputusan dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan kesehatan di masa yang akan datang. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini. Bogor, 30 Desember 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR dr. Hj. CAMALIA W. SUMARYANA, MKM Pembina Utama Muda NIP. 195806101985112001

Transcript of kata pengantar - Kabupaten Bogor

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat

dan karunia-Nya, akhirnya Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor tahun 2016 ini dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan merupakan refleksi dari

pelaksanaan program pembangunan kesehatan Kabupaten Bogor selama

tahun 2016, dimulai dari tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan ,

perencanaan strategis yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan sasaran, rencana

dan penetapan kinerja tahun 2016, sampai kepada capaian dan analisis

terhadap pencapaian indikator kinerja yang meliputi efisiensi dan efektifitas

dalam pelaksanaan program serta akuntabilitas keuangan pada tahun 2016.

Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk menilai

kinerja Dinas Kesehatan tahun 2016 serta dapat memenuhi para pengambil

keputusan dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan

kesehatan di masa yang akan datang.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyediaan data-data yang diperlukan dalam

penyusunan laporan ini.

Bogor, 30 Desember 2016

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BOGOR

dr. Hj. CAMALIA W. SUMARYANA, MKM

Pembina Utama Muda

NIP. 195806101985112001

1

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dalam rangka

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai ditetapkan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Perda Kabupaten Bogor No. 11 tahun 2008 tentang

Pembentukan Dinas Daerah, dimana Dinas Kesehatan wajib menyusun Laporan Akuntabilitas

Kinerja tahunan. Laporan ini memuat hasil pengukuran sasaran strategis Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor dan program/kegiatan melalui indikator kinerja (parameter) yang telah

ditetapkan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Adapun sumber dana Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor untuk program dan kegiatan yang dilaksanakan tahun 2016 berasal dari

APBD Kabupaten Bogor, DAK, APBD Propinsi dan APBN tahun anggaran 2016.

Indikator kinerja Sasaran merupakan parameter untuk mengukur keberhasilan

pelayanan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam rangka mendukung

keberhasilan pencapaian sasaran tingkat Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016. Indikator

kinerja Sasaran menggunakan indikator kinerja utama yang dipilih dari beberapa output dan

atau outcome dari kegiatan. Indikator kinerja kegiatan meliputi indikator masukan (input) yang

mengutamakan penggunaan dana APBD Kabupaten Bogor/APBD Propinsi/APBN, indikator

keluaran (output) dan indikator hasil (outcome) sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016. Gambaran pengukuran kinerja Dinas

Kesehatan tahun 2016 dalam pencapaian pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor

tahun 2016, disajikan dalam diagram 1.1.

2

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Diagram 1.1. Alur Pikir Pengukuran Kinerja

Metode penyusunan LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor secara umum mengacu

pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman

Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Tehnis penjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam pengukuran kinerja Sasaran Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor tahun 2016 ini menggambarkan indikator kinerja output (grand output) atau

outcome pada program/kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor selama

tahun 2016 sesuai dengan penetapan indikator kinerja yang ditetapkan pada dokumen

Perjanjian Kinerja (Jankin) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016.

1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA SUSUNAN ORGANISASI

1.2.1. Tugas Pokok

Berdasarkan Perda Kabupaten Bogor No. 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas

Daerah. Tugas Pokok Dinas Kesehatan adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang kesehatan dan tugas pembantuan.

1.2.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dan

Program

Kegiatan

Pengukuran Kinerja

Sasaran Dinas Kesehatan

Tahun 2016

LK Dinas Kesehatan

TAHUN 2016

Sasaran Strategis Kab . Bogor 2016

Indikator

Kinerja

IK :

Input,Output/

Outcome

3

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

1.2.3. Susunan Organisasi

Susunan dan tugas unsur organisasi Dinas Kesehatan, berdasarkan Perda Kabupaten

Bogor No. 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Organisasi Dinas Kesehatan,

terdiri atas :

1. Kepala Dinas (dr.Hj.Camalia W Sumaryana, MKM)

2. Sekretariat (Drs. Erwin Suriana, MSi), membawahi :

a. Sub Bagian Program dan Pelaporan (Dini Priyantini, SKM)

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (H. Mardani, SPd, MM)

c. Sub Bagian Keuangan (Heri Heryana, SKM, MARS)

3. Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan (Ir. Sri Basuki Dwi Lestari, MKM),

membawahi :

a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan (M. Lintang, SKM, MKes)

b. Seksi Promosi Kesehatan (dr Dion Rivardin Iskandar)

c. Seksi Data dan Informasi Kesehatan (Adang Mulyana, SKM, M.Epid)

4. Bidang Pelayanan Kesehatan (dr Agus Fauzi), membawahi :

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan (dr Trisna Dewi Bangun)

b. Seksi Farmasi dan Pengawasan Obat dan Makanan (POM)

(Runny R. P, S.Si, Apt)

c. Seksi Pelayanan Upaya Kesehatan (dr Dedi Syarif)

5. Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat, (Drg Rosnila Davy Siregar) membawahi :

a. Seksi Gizi (Dewi Dwinurwati, SKM, MKM)

b. Seksi Kesehatan Ibu, Anak & Keluarga Berencan (dr Dede Agung Priatna)

c. Seksi Kesehatan Remaja dan Lanjut Usia (Wayan Sri Agustina, S.Sit M.Kes)

6. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan

(dr Kusnadi), membawahi :

a. Seksi Penyehatan Lingkungan (Didik Supriyono, SKM. MKes)

b. Seksi Pemberantasan Penyakit (dr. Intan Widiyati)

c. Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi (dr Yesi Desputri)

4

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

7. UPT ; dan

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara lengkap susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor digambarkan dalam

diagram 1.2.

Diagram 1.2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

(Sesuai Perda Nomor 11 Tahun 2008)

1.3. ASPEK STRATEGIS YANG BERPENGARUH

Permasalahan utama yang perlu direspon berkaitan dengan peran dan fungsi Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor tahun anggaran 2016 terutama :

Sub. Bag. Program

Pelaproan

Sub. Bag. Umum &

Kepegawaian

Sub. Bag. Keuangan

Dini Priyantini, SKM

H. Mardani, SPd, MM

Heri Heryana,SKM.MARS

Kelompak Jabatan Fungsional

Wayan Sri Agustini, M.kes

dr.Hj. Camalia W Sumaryana, MKM

Bidang Binkesmas

Drg Rosnila Davy S

Bidang Pelayanan Kesehatan

Dr. Agus Fauzi, M.Kes

Bidang Promkes & SDK

Ir. Sri Basuli Dwi Lestari, MKM

Bidang P2PKL

Dr.Kusnadi

Sie.Promkes

Dr Dion Rivardin Iskandar

Sie PSDK

M.Lintang,SKM, MKes

Sie Yandasruj

Dr. Trisna Dewi Bangun

Sie PUK

Dr Dedi Syarif

Sie Farmasi&POM

Sie.Gizi

Sie Kes.Remaja&Lansia

Wayan Sri A, S.Sit MKes

Sie KIA & KB

Dr Dede Agung Priyatna

Dr. Yesi Desputri

Sie P2M

Dr Intan Widiyati

Sie Peny. Lingkungan

Didik. Supriyono, SKM,MKes

Sekretaris Drs Erwin Suriana, MSi

Adang Mulyana, SKM, M.Epid

Sie Data & SIK

Runny.R.P, S.Si, Apt

Dewi Dwi N, SKM.M.Kes

UPT

Sie. SEPIM

Kepala Dinas

5

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

1.3.1. Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan merupakan hasil dari berbagai keadaan sosial ekonomi antara lain

pendidikan, daya beli dan lingkungan yang tidak sepenuhnya dapat diintervensi oleh sektor

kesehatan. Indikator yang digunakan untuk dapat menggambarkan derajat kesehatan adalah :

Tabel 1

Indikator Derajat Kesehatan di Kabupaten Bogor

NO Indikator Derajat Kesehatan Angka

1

2

3

Angka Kematian Ibu ( AKI )

Angka Kematian Bayi ( AKB )

Angka Harapan Hidup ( AHH )

359/100.000 KH (SDKI 2012 )

41,82/1000 KH ( BPS Kab

Bogor dari 2011 - 2015 )

70,35 ( BPS 2010-2015 )

1) Angka Kematian Bayi

Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi

yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup

pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan

derajat kesehatan masyarakat, kondisi AKB meskipun lambat menunjukkan kecenderungan

menurun. Untuk mengurangi AKB yang masih tinggi di Kabupaten Bogor dan untuk mencapai

target MDGs tahun 2016 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup, maka pemerataan pelayanan

kesehatan berikut fasilitasnya perlu ditingkatkan karena hal ini disebabkan AKB sangat sensitif

terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin

dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi

yang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.

Angka kematian neonatal berdasarkan SDKI 2007 yaitu sebesar 19 per 1.000 kelahiran

hidup, sedangkan target nasional (2014) : 15 per 1.000 kelahiran hidup (RPJMD 2010-2014).

Bila dilihat dari jumlah data kematian neonatal, bayi dan balita di Kabupaten Bogor

berdasarkan pencatatan dari Data Dasar Kesehatan Anak yang dilaporkan oleh fasilitas

kesehatan/puskesmas yang ada pada tahun 2016 sebanyak 129 kasus, neonatal (0-6

hari) sebanyak 113 kasus, neonatal (7 – 28 hari) sebanyak 16 kasus. Data laporan puskesmas

jumlah kematian bayi umur (29 hari – 11 bulan) sebanyak 16 kasus yang terdiri dari 3 kasus

akibat Pneumonia, 1 kasus akibat Diare dan 12 kasus akibat penyakit lainnya. Selain itu jumlah

kematian balita (12 – 59 bulan) sebanyak 9 kasus terdiri dari ISPA 2 kasus, DBD 2 kasus dan

6

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

penyakit lain-lainnya sebanyak 5 kasus. Jumlah kematian bayi neonatal umur 0-<1 tahun dari

Rumah Sakit pada tahun 2015 sebanyak 644 bayi dan umur 1- 4 tahun sebanyak 154 bayi.

Penyebab kematian bayi neonatal umur 0 – 28 hari berdasarkan laporan puskesmas

sebagian besar disebabkan oleh Asphyxia sebanyak 29 bayi, BBLR sebanyak 60 bayi, Infeksi

sebanyak 11 bayi, kelainan congenital sebanyak 15 bayi, Tetanus Neonatorum sebanyak 1

bayi, Ikterus sebanyak 1 bayi dan kematian disebabkan hal lainnya sebanyak 12 bayi. Oleh

karena itu kematian bayi dengan berbagai penyebabnya masih menjadi suatu masalah serius

yang masih tetap harus menjadi perhatian utama.

2) Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) menunjukkan jumlah

kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas pada 100.000 kelahiran hidup dalam

satu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka ini berguna untuk menggambarkan status gizi

dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama

pada saat ibu hamil, melahirkan dan pada saat nifas. AKI khusus untuk Kabupaten Bogor

sampai saat ini belum ada, karena untuk menghitung AKI ini diperlukan denominator 100.000

kelahiran hidup (KH). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, 36 % ibu

hamil / bersalin mengalami komplikasi sewaktu hamil, bersalin atau nifas dan 22 % komplikasi

paling sering timbul pada waktu bersalin. Hasil survey BPS Jawa Barat tahun 2003 menunjukan

bahwa umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan yaitu sebanyak 60,87 % sedangkan

yang meninggal waktu nifas sebesar 30,43 % dan meninggal waktu hamil adalah 8,70 % ( Profil

Kesehaatan Jawa Barat, Tahun 2005 ).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk

periode 5 tahun sebelumnya survei (2003-2007) sevesar 228/100.000 kelahiran hidup.

Penyebab tidak langsung yang berperan dalam tingginya AKI ini antara lain faktor

pendidikan ibu yang rendah, status gizi ibu yang kurang serta usia ibu saat hamil masih terlalu

dini.

Kasus Kematian Ibu yang dilaporkan berdasarkan laporan puskesmas (SP3) pada tahun

2016 sebanyak 58 terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 22 orang, kematian ibu bersalin

sebanyak 15 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 21 orang.

Pada penanganan kasus sering ditemukan Trias Tiga Terlambat yang akan

memperbesar angka kematian ibu diantaranya :

1. Terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus kegawat daruratan

obstetri.

2. Terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan oleh keadaan geografis dan

masalah transportasi.

7

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

3. Terlambat memperoleh penanganan yang adekuat ditempat rujukan karena

kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan di pusat rujukan.

Melihat data-data di atas, permasalahan kematian ibu menjadi sangat kompleks karena

selain faktor dari penanganan langsung pada saat ibu melahirkan kematian ibu disebabkan pula

oleh faktor sosial ekonomi bahkan budaya masyarakat sehingga dalam mengatasinya tidak

hanya dibutuhkan peran sektor kesehatan saja namun juga keterlibatan pihak-pihak lain yang

terkait.

3) Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan.

Penilaian ini dilakukan dengan melihat kondisi status gizi penduduk golongan rawan gizi yaitu

anak-anak berumur dibawah lima tahun (balita), ibu hamil dan ibu menyusui. Hasil kegiatan

pemantauan status gizi melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2016 menunjukan ada

sebesar 0,92 % balita termasuk dalam gizi dengan BB sangat kurang, 5,29 % balita dengan BB

kurang, 92,09 % balita dengan BB normal dan 1,70 % balita dengan BB lebih. Prevalensi balita

dengan Kurang Energi Protein (KEP) yang diperoleh dari penjumlahan balita dengan BB sangat

kurang dan balita dengan BB kurang adalah sebesar 6,21 %.

Bila dibandingkan dengan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2015, balita

dengan BB sangat kurang (0,68 %) mengalami peningkatan sebesar 0.24 %, Balita dengan BB

kurang (5,06 %) mengalami peningkatan sebesar 0,23 % dan BB normal (92,96 %) sehingga

mengalami penurunan sebesar 0,87 % dan BB lebih sebesar 1,3 % sehingga mengalami

peningkatan sebesar 0,4 %.

Dimana pada tahun 2016 untuk balita dengan BB sangat kurang masih dalam keadaan

kondisi (0,92 %) sedikit meningkat dibanding dengan tahun 2015 (0,68 %) sehingga

permasalahan gizi pada balita masih menjadi masalah utama yang harus tetap di ditangani.

4) Angka Kesakitan

Angka kesakitan di peroleh melalui survei rumah dan untuk tahun terkini belum

diperbaharui sehingga masih mengacu pada hasil surveu kesehatan rmah tangga (SKRT)

Tahun 1980 dan Tahun 1986 yang menunjukan bahwa angka kesakitan nasional masing-

masing adalah 11,5 % dan 8,3 % sementara menurut SDKI 2003 angka kesakitan nasional

sebesar 19,03 %. Angka Kesakitan Bayi sedikit meningkat dari 15,7 % (Tahun 1980) menjadi

23,9 % (Tahun 1986) sedangkan angka kesakitan pada kelompok anak balita (1-4 Tahun)

menurun dari 19,4 % menjadi 18,3 %.

Berdasarkan dari hasil laporan puskesmas di Kabupaten Bogor 2016 pola penyakit

terbanyak di Puskesmas pada bayi (0 - <1 Tahun) urutan satu sampai tiga masih berkisar pada

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPA) sebanyak 43.354 kasus (36,44 %),

8

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Nasofaringitis Akut (Common Cold) sebanyak 23.132 kasus (19,44 %) dan Penyakit kulit &

Jaringan Subkutan sebanyak 11.763 kasus (9,89 %) dari seluruh penderita sebanyak 118.985

kasus.

Penyakit-penyakit tersebut masih berkaitan erat dengan kondisi lingkungan yang buruk,

hal ini termasuk juga dengan pola asuh ibu terhadap anaknya. Pola penyakit terbanyak yang

diamati di puskesmas juga menurut kelompok umur 1-4 tahun yaitu Penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 82.331 kasus (31,02 %), Nasofaring Acut

(Common Cold) sebanyak 42.942 kasus (16,18 %) dan Diare dan Gastroenteritis sebanyak

35.617 kasus (13,42 %) dari seluruh penderita sebanyak 265.391 kasus.

Demikian pula pada kelompok umur 5-15 tahun rangking pertama Penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 102.339 kasus (25,42 %), penyakit kulit

dan jaringan subkutan sebanyak 59.145 kasus (14,69 %) dan diare dan ganstroenteritis

sebanyak 37.584 kasus (9,34 %) dari seluruh penderita sebanyak 402.534 kasus, sedangkan

kelompok umur 15-44 tahun yaitu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik

sebanyak 114.903 kasus (16,35 %), Diare & Ganstroenteritis sebanyak 77.452 (11,02 %) dan

Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan sebanyak 63.906 (9,09 %) dari seluruh penderita sebanyak

702.941 kasus dan pada kelompok umur 45-75 tahun yaitu penyakit Sistem Muskuloskeletal

dan Jaringan Ikat sebanyak 121.284 kasus (18,02 %), Hipertensi sebanyak 101.027 kasus

(15,01 %) dan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 68.594

kasus (10,19 %) dari seluruh penderita 673.040 kasus, dan pola penyakit pada semua golongan

umur rangking pertama adalah mendominasi lagi pada penyakit Infeksi Saluran Pernafasan

Atas Akut tidak Spesifik sebanyak 411.461 kasus (20,59 % ) dari seluruh penderita sebanyak

1.998.114 kasus.

Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) sebanyak 11 kali terdiri dari 4 jenis KLB

(Keracunan Makanan sebanyak 4 kali, Difteri sebanyak 5 kali, Hepatitis A sebanyak 1 kali dan

Campak 1 kali di Pondok Pesantren An Nawawi Albar Desa Cibadug, yang menyerang 7 desa

tersebar di 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Ciawi, Parung, Cigudeg, Cileungsi, Caringin,

Pamijahan dan Cigombong. Sedangkan lainnya yang secara bergantian muncul/sporadis

(peningkatan kasus potensi) adalah KLB DBD, Diare, Chikungunya dan Hepatitis. Berdasarkan

data dan kejadian luar biasa di atas pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi yang

berhubungan dengan kesehatan lingkungan, kasus penyakit seperti TB Paru mulai

menunjukkan peningkatan kembali (re-emerging disease) sedangkan penyakit baru (new

emerging disease) seperti HIV-AIDS perlu pula mendapatkan perhatian yang utama.

Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular meskipun berada pada urutan bawah

namun perlu peningkatan penanganannya seperti penyakit-penyakit pada gigi, penyakit-

penyakit kulit khususnya pada masyarakat di daerah industri, dan penyakit kebutaan karena

katarak.

9

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

1.4. Dasar Hukum

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun

2014 mengacu kepada :

1. Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan

Bebas dari Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999

Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Struktur

Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

6. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 – 2018.

10

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018

2.1.1. Visi

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi

harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.

Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan

membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009, sebagaimana telah

dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013 - 2018, Visi

Kabupaten Bogor adalah “ KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI

INDONESIA”

Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor menetapkan Visi :

“ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat ”

Visi ini dimaksudkan bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak

secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas kehendak dan dorongan

diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi lingkungannya untuk bersikap dan

berperilaku hidup sehat.

Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan Visi Dinas

Kesehatan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta masukan-masukan dari pihak yang

berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan Misi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor (2013 – 2018).

2.1.2. Misi

Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 dan Visi Dinas

Kesehatan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan serta masukan-masukan dari pihak yang

berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan Misi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor (2013-2018) sebagai berikut :

11

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Misi Pertama :

Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional

Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dituntut kemandiriannya di dalam

mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional demi memperoleh pelayanan kesehatan yang

akuntabel.

Misi Kedua :

Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas

Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan

kesehatan yang berkualitas dan mempunyai hak serta kesempatan yang sama untuk

mengembangkan hidup sehat.

Misi Ketiga :

Meningkatkan daya Dukung Pelayanan Kesehatan

Misi ini mengandung makna bahwa dalam mendukung pencapaian misi pertama dan

pencapaian visi dibutuhkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan

yang akuntabel.

2.1.3. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENEGAH

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu kepada

pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis,

Sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam

rangka merealisasikan Misi dan Visi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun

waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan

kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar dalam

penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap

sesuatu yang harus dicapai, sejalan dengan Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bogor

telah dirumuskan dalam adalah :

A. Tujuan Misi ;

1) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang mudah, murah, merata dan berkualitas bagi

semua orang.

2) Meningkatnya Jaminan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat dalam Bentuk

Jampesehat.

3) Meningkatnya kualitas sumberdaya kesehatan

12

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

B. Sasaran :

1) Meningkatnya cakupan pelaynaan kesehatan bagi masyarakat

2) Meningkatnya cakupan pelayanan gizi bagi masyarakat

3) Meningkatnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat

4) Terselenggaranya pelayanan kseshatan melalui Jampesehat

5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga medis dan paramedik

6) Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan baik layanan dasar maupun rujukan.

Selanjutnya perumusan tujuan dan sasaran dalam RPJMD dijabarkan kembali dalam

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013 - 2018 adalah sebagai berikut:

MISI PERTAMA :

Tujuan : Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam Jaminan kesehatan

Nasional

Sasaran :

1). Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan

2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.

3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan

4) Status gizi balita dan ibu hamil

5) Persalinan oleh tenaga kesehatan

6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap

7) Upaya penanggulangan penyakit menular

8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.

9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan

10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.

MISI KEDUA :

Tujuan :

1) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat serta PHBS

2) Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan Mempersiapkan puskesmas BLUD.

Sasaran :

1) Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan

2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.

3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan

4) Status gizi balita dan ibu hamil

5) Persalinan oleh tenaga kesehatan

6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap

7) Upaya penanggulangan penyakit menular

13

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.

9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan

10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.

MISI KETIGA :

Tujuan :

1) Meningkatkan kapasitas sumber daya sarana dan prasarana kerja serta kualitas

aparatur.

2) Meningkatkan fungsi koordinasi, regulasi dan fasilitasi pelayanan kesehatan

pemerintah, swasta dan lintas sektor.

3) Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan

Sasaran :

1) Sarana dan prasarana yankes dasar dan rujukan

2) Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin.

3) Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan

4) Status gizi balita dan ibu hamil

5) Persalinan oleh tenaga kesehatan

6) Cakupan Imunisasi dasar lengkap

7) Upaya penanggulangan penyakit menular

8) Lingkungan Bersih dan sehat melalui pendidikan kesehatan.

9) Kemandirian masyarakat dan partisipasi swasta dalam pelayanan kesehatan

10) Tata kelola Pelayanan kesehatan yang akuntabel.

2.1.3. SASARAN STRATEGIS

Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan

sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat dicapai, dan diupayakan dalam bentuk kuantitatif

sehingga dapat diukur.

Sasaran-sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor adalah sesuatu dasar di dalam

penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi akan

sesuatu yang harus dicapai, dan untuk itulah Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah

merumuskan sasaran-sasaran berikut indikator keberhasilannya yang dituangkan dalam

dokumen Indikator Kinerja Utama (IKU).

Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut diatas maka rumusan strategi pada

Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

14

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

a) Strategi 1. Mengoptimalkan kewenangan untuk pengembangan pelayanan kesehatan

b) Strategi 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan dengan kompetensi

yang dibutuhkan.

c) Strategi 3. Menyusun Sistem kesehatan Daerah (SKD) Kabupaten Bogor

d) Strategi 4. Meningkatkan dan memasyarakatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

e) Strategi 5. Mengoptimalkan sarana kesehatan yang ada dan standar operasional

prosedur untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

f) Strategi 6. Memanfaatkan sistem informasi untuk mendeteksi penularan penyakit

akibat mobilisasi penduduk yg tinggi

g) Strategi 7. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat.

2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

Sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,

maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016.

RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 semula disusun dengan

berpedoman pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, namun dengan

adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik

Indobesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka RKT Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor Tahun 2016 dilakukan perubahan sesuai dengan pedoman yang baru yang

memuat sasaran strategis berikut indikator kinerja dan targetnya.

Secara lengkap RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disajikan dalam

Lampiran 1.

2.3. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah menyusun Perjanjian Kinerja (Jankin) Tahun

2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya yang ditandatangani oleh Bupati

Bogor. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disusun berdasarkan Surat

Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/31/M.PAN/12/2004

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja. Jankin ini merupakan tolok ukur evaluasi

15

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun

2016 disusun sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 dan dilakukan perubahan

sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 perubahan. Jankin Dinas Kesehatan

memuat program yang dilaksanakan, sasaran strategis yang akan dicapai, indikator outcome

berikut target kinerjanya, indikator output berikut target kinerjanya, serta anggaran yang

tersedia sesuai dengan DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016.

Sesuai dengan DPA perubahan tahun 2016, dana yang digunakan untuk membiayai

program dan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor tahun 2016, tercantum dalam belanja langsung (belanja program/kegiatan) dengan

jumlah sebesar Rp. 479.524.400.000,-

16

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

UNIT

PENANGGUNG

JAWAB

PENCIRI

TERMAJU

PRIORITAS DAN

FOKUS

PEMBANGUNAN

A. UTAMA

1 Meningkatnya Akses 1 Persentase pengadaan 100 % 1 Program Obat dan Perbekalan 19,054,200,000

Pelayanan Kesehatan obat essensial Kesehatan

bagi Masyarakat

1 Pengadaan Bahan Habis 2,699,350,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

Pakai Laboratorium POM

Puskesmas

2 Pengadaan Obat Pelayanan 10,500,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

Kesehatan Dasar (DAK) POM

3 Pengadaan Bahan Medis 2,000,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

Habis Pakai (BMHP) (DAK) POM

4 Pengadaan Bahan Medis 2,990,100,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

Habis Pakai (BMHP) POM

Pendukung (DAK)

5 Rapat Kerja Program Obat 114,750,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

dan BMHP POM

6 Penyediaan Sarana Prasarana 750,000,000 Seksi Farmasi dan 3 1.2

Instalasi Farmasi (DAK) POM

2 Cakupan Pelayanan 68 % 2 Program Upaya Kesehatan 227,308,948,000

Kesehatan Masyarakat Masyarakat

1 Pelayanan Kesehatan 559,470,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cibinong

Cibinong dan Jaringannya

2 Pelayanan Kesehatan 328,026,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Babakan Madang

Babakan Madang dan

Jaringannya

3 Pelayanan Kesehatan 512,420,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat UPT Puskesmas Gunung Putri

Gunung Putri dan Jaringannya

4 Pelayanan Kesehatan 633,815,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Sukaraja

Sukaraja dan Jaringannya

5 Pelayanan Kesehatan 472,123,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Citeureup

Citeureup dan Jaringannya

6 Pelayanan Kesehatan 440,479,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cileungsi

Cileungsi dan Jaringannya

7 Pelayanan Kesehatan 711,504,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Jonggol

Jonggol dan Jaringannya

KETERANGAN

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN

17

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

8 Pelayanan Kesehatan 364,604,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cariu

Cariu dan Jaringannya

9 Pelayanan Kesehatan 356,638,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Sukamakmur

Sukamakmur dan Jaringannya

10 Pelayanan Kesehatan 298,297,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Klapanunggal

Klapanunggal dan Jaringannya

11 Pelayanan Kesehatan 495,978,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Ciomas

Ciomas dan Jaringannya

12 Pelayanan Kesehatan 405,602,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Dramaga

Dramaga dan Jaringannya

13 Pelayanan Kesehatan 544,135,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Ciampea

Ciampea dan Jaringannya

14 Pelayanan Kesehatan 376,751,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Pamijahan

Pamijahan dan Jaringannya

15 Pelayanan Kesehatan 515,252,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cibungbulang

Cibungbulang dan Jaringannya

16 Pelayanan Kesehatan 503,460,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Rumpin

Rumpin dan Jaringannya

17 Pelayanan Kesehatan 276,409,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Leuwiliang

Leuwiliang dan Jaringannya

18 Pelayanan Kesehatan 514,986,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cigudeg

Cigudeg dan Jaringannya

19 Pelayanan 491,344,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Masyarakat di UPT Parung

Puskesmas Parung Panjang

dan Jaringannya

20 Pelayanan Kesehatan 373,294,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Tenjo

Tenjo dan Jaringannya

21 Pelayanan Kesehatan 549,040,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Jasinga

Jasinga dan Jaringannya

22 Pelayanan Kesehatan 332,617,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Sukajaya

Sukajaya dan Jaringannya

18

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

23 Pelayanan Kesehatan 349,049,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Nanggung

Nanggung dan Jaringannya

24 Pelayanan Kesehatan 241,214,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Kemang

Kemang dan Jaringannya

25 Pelayanan Kesehatan 389,890,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Bojonggede

Bojonggede dan Jaringannya

26 Pelayanan Kesehatan 385,473,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Parung

Parung dan Jaringannya

27 Pelayanan Kesehatan 269,260,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Rancabungur

Rancabungur dan Jaringannya

28 Pelayanan Kesehatan 360,272,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Gunung Sindur

Gunung Sindur dan Jaringannya

29 Pelayanan Kesehatan 305,537,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Ciseeng

Ciseeng dan Jaringannya

30 Pelayanan Kesehatan 415,970,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Ciawi

Ciawi dan Jaringannya

31 Pelayanan Kesehatan 308,356,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cijeruk

Cijeruk dan Jaringannya

32 Pelayanan Kesehatan 355,641,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Megamendung

Megamendung dan Jaringannya

33 Pelayanan Kesehatan 239,684,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cisarua

Cisarua dan Jaringannya

34 Pelayanan Kesehatan 329,422,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Caringin

Caringin dan Jaringannya

35 Pelayanan Kesehatan 305,252,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Tamansari

Tamansari dan Jaringannya

36 Pelayanan Kesehatan 441,556,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Cigombong

Cigombong dan Jaringannya

37 Pelayanan Kesehatan 164,541,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Tenjolaya

Tenjolaya dan Jaringannya

38 Pelayanan Kesehatan 265,945,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Tajurhalang

Tajurhalang dan Jaringannya

39 Pelayanan Kesehatan 301,654,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Tanjungsari

Tanjungsari dan Jaringannya

40 Pelayanan Kesehatan 222,170,000 UPT Puskesmas 1 1.2

Masyarakat di UPT Puskesmas Leuwisadeng

Leuwisadeng dan Jaringannya

41 Pelayanan Kesehatan Kerja 135,999,000 UPT Pusyankesja 1 1.2

UPT Kesehatan Kerja

42 Pelayanan Laboratorium 326,656,000 UPT Laboratorium 1 1.2

Kesehatan Daerah Kesehatan Daerah

43 Rapat Kerja Program Upaya 43,506,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Kesehatan Masyarakat

44 Pelayanan Kesehatan dalam 203,090,000 Seksi Yandasruj 3 1.2

rangka P3K

19

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

45 Pengiriman Peserta 223,860,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Bimbingan Teknis PPGD

46 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,587,957,000 Puskesmas Jasinga 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Jasinga

47 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,224,624,000 Puskesmas Bagoang 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Bagoang

48 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,727,272,000 Puskesmas Curug 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Curug

49 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,840,958,000 Puskesmas Cigudeg 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cigudeg

50 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,908,953,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Lebakwangi

Puskesmas Lebakwangi

51 Pelayanan Kesehatan Jaminan 872,951,000 Puskesmas Bunar 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Bunar

52 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,459,729,000 Puskesmas Sukajaya 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Sukajaya

53 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,006,058,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Kiarapandak

Puskesmas Kiarapandak

54 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,432,312,000 Puskesmas Parung 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Panjang

Puskesmas Parung Panjang

55 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,370,764,000 Puskesmas Dago 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Dago

56 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,592,437,000 Puskesmas Tenjo 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Tenjo

57 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,706,036,000 Puskesmas Pasar 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Rebo

Puskesmas Pasar Rebo

58 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,418,444,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Nanggung

Puskesmas Nanggung

59 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,477,726,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Curugbitung

Puskesmas Curugbitung

60 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,779,150,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Leuwiliang

Puskesmas Leuwiliang

61 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,385,606,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Puraseda

Puskesmas Puraseda

62 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,469,408,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Leuwisadeng

Puskesmas Leuwisadeng

63 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,938,511,000 Puskesmas Sadeng 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Pasar

Puskesmas Sadeng Pasar

64 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,046,554,000 Puskesmas Rumpin 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Rumpin

65 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,055,545,000 Puskesmas Gobang 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Gobang

66 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,058,869,000 Puskesmas 1 1.2

20

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Kesehatan Nasional FKTP Cicangkal

Puskesmas Cicangkal

67 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,489,519,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cibungbulang

Puskesmas Cibungbulang

68 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,063,793,000 Puskesmas Cijujung 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cijujung

69 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,714,083,000 Puskesmas Situ Udik 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Situ Udik

70 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,207,491,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Pamijahan

Puskesmas Pamijahan

71 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,351,631,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Ciasmara

Puskesmas Ciasmara

72 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,920,284,000 Puskesmas Cibening 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cibening

73 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,418,486,000 Puskesmas Ciampea 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciampea

74 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,320,402,000 Puskesmas Ciampea 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Udik

Puskesmas Ciampea Udik

75 Pelayanan Kesehatan Jaminan 807,826,000 Puskesmas Pasir 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Pasir

76 Pelayanan Kesehatan Jaminan 743,539,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cihideung Udik

Puskesmas Cihideung Udik

77 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,359,902,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Tenjolaya

Puskesmas Tenjolaya

78 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,596,641,000 Puskesmas Ciomas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciomas

79 Pelayanan Kesehatan Jaminan 661,849,000 Puskesmas Laladon 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Laladon

80 Pelayanan Kesehatan Jaminan 941,951,000 Puskesmas Ciapus 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciapus

81 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,210,618,000 Puskesmas Kota 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Batu

Puskesmas Kota Batu

82 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,931,223,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sirnagalih

Puskesmas Sirnagalih

83 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,061,234,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Tamansari

Puskesmas Tamansari

84 Pelayanan Kesehatan Jaminan 790,136,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukaresmi

Puskesmas Sukaresmi

85 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,413,277,000 Puskesmas Darmaga 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Darmaga

86 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,321,857,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Kampung Manggis

Puskesmas Kampung Manggis

87 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,050,171,000 Puskesmas 1 1.2

21

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Kesehatan Nasional FKTP Purwasari

Puskesmas Purwasari

88 Pelayanan Kesehatan Jaminan 478,049,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cangkurawok

Puskesmas Cangkurawok

89 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,832,709,000 Puskesmas Cisarua 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cisarua

90 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,679,885,000 Puskesmas Cibulan 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cibulan

91 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,082,733,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Megamendung

Puskesmas Megamendung

92 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,095,371,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukamanah

Puskesmas Sukamanah

93 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,647,089,000 Puskesmas Ciawi 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciawi

94 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,097,571,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Banjarsari

Puskesmas Banjarsari

95 Pelayanan Kesehatan Jaminan 954,800,000 Puskesmas Citapen 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Citapen

96 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,960,419,000 Puskesmas Caringin 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Caringin

97 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,132,334,000 Puskesmas Ciderum 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciderum

98 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,091,900,000 Puskesmas Cinagara 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cinagara

99 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,884,434,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cigombong

Puskesmas Cigombong

100 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,228,082,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Ciburayut

Puskesmas Ciburayut

101 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,836,869,000 Puskesmas Cijeruk 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cijeruk

102 Pelayanan Kesehatan Jaminan 618,517,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukaharja

Puskesmas Sukaharja

103 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,586,806,000 Puskesmas Kemang 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Kemang

104 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,162,280,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Jampang

Puskesmas Jampang

105 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,415,287,000 Puskesmas Bantar 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Jaya

Puskesmas Bantar Jaya

106 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,199,310,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Rancabungur

Puskesmas Rancabungur

107 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,149,996,000 Puskesmas Parung 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Parung

108 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,064,695,000 Puskesmas Cogreg 1 1.2

22

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cogreg

109 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,472,461,000 Puskesmas Ciseeng 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Ciseeng

110 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,657,440,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cibeuteung Udik

Puskesmas Cibeuteung Udik

111 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,274,238,000 Puskesmas Gunung 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sindur

Puskesmas Gunung Sindur

112 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,200,851,000 Puskesmas Suliwer 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Suliwer

113 Pelayanan Kesehatan Jaminan 4,628,909,000 Puskesmas Bojong 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Gede

Puskesmas Bojong Gede

114 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,745,771,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Kemuning

Puskesmas Kemuning

115 Pelayanan Kesehatan Jaminan 819,319,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Ragajaya

Puskesmas Ragajaya

116 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,516,288,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Tajurhalang

Puskesmas Tajurhalang

117 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,269,770,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cirimekar

Puskesmas Cirimekar

118 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,414,303,000 Puskesmas Cibinong 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cibinong

119 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,964,000,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Pabuaran Indah

Puskesmas Pabuaran Indah

120 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,619,728,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Karadenan

Puskesmas Karadenan

121 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,388,556,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cimandala

Puskesmas Cimandala

122 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,204,300,000 Puskesmas Sukaraja 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Sukaraja

123 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,622,684,000 Puskesmas Cilebut 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cilebut

124 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,985,304,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Citeureup

Puskesmas Citeureup

125 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,154,835,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Leuwinutug

Puskesmas Leuwinutug

126 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,295,282,000 Puskesmas Tajur 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Tajur

127 Pelayanan Kesehatan Jaminan 790,640,000 Puskesmas Sentul 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Sentul

128 Pelayanan Kesehatan Jaminan 970,069,000 Puskesmas Babakan 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Madang

Puskesmas Babakan Madang

129 Pelayanan Kesehatan Jaminan 731,832,000 Puskesmas Cijayanti 1 1.2

23

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cijayanti

130 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,289,894,000 Puskesmas Gunung 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Putri

Puskesmas Gunung Putri

131 Pelayanan Kesehatan Jaminan 497,263,000 Puskesmas Bojong 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Nangka

Puskesmas Bojong Nangka

132 Pelayanan Kesehatan Jaminan 753,858,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Ciangsana

Puskesmas Ciangsana

133 Pelayanan Kesehatan Jaminan 476,648,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Karanggan

Puskesmas Karanggan

134 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,172,594,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Cileungsi

Puskesmas Cileungsi

135 Pelayanan Kesehatan Jaminan 691,042,000 Puskesmas Pasir 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Angin

Puskesmas Pasir Angin

136 Pelayanan Kesehatan Jaminan 774,915,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Gandoang

Puskesmas Gandoang

137 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,481,027,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Klapanunggal

Puskesmas Klapanunggal

138 Pelayanan Kesehatan Jaminan 985,157,000 Puskesmas Bojong 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Bojong

139 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,220,533,000 Puskesmas Jonggol 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Jonggol

140 Pelayanan Kesehatan Jaminan 882,164,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukanegara

Puskesmas Sukanegara

141 Pelayanan Kesehatan Jaminan 821,407,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Balekambang

Puskesmas Balekambang

142 Pelayanan Kesehatan Jaminan 3,285,281,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukamakmur

Puskesmas Sukamakmur

143 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,835,546,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Sukadamai

Puskesmas Sukadamai

144 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,301,420,000 Puskesmas Cariu 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP

Puskesmas Cariu

145 Pelayanan Kesehatan Jaminan 411,027,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Karyamekar

Puskesmas Karyamekar

146 Pelayanan Kesehatan Jaminan 1,663,598,000 Puskesmas 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP Tanjungsari

Puskesmas Tanjungsari

147 Pelayanan Kesehatan Jaminan 2,395,795,000 BKTK 1 1.2

Kesehatan Nasional FKTP BKTK

148 Dukungan Manajemen 1,569,013,000 Dinas Kesehatan 1 1.2

Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan pada Puskesmas

(DAK)

149 Pelayanan Kesehatan 317,811,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Jasinga

Manajemen Puskesmas Jasinga

(DAK)

24

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

150 Pelayanan Kesehatan 208,934,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bagoang

Manajemen Puskesmas

Bagoang (DAK)

151 Pelayanan Kesehatan 215,799,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Curug

Manajemen Puskesmas Curug

(DAK)

152 Pelayanan Kesehatan 318,359,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cigudeg

Manajemen Puskesmas

Cigudeg (DAK)

153 Pelayanan Kesehatan 284,287,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Lebakwangi

Manajemen Puskesmas

Lebakwangi (DAK)

154 Pelayanan Kesehatan 195,483,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bunar

Manajemen Puskesmas Bunar

(DAK)

155 Pelayanan Kesehatan 286,858,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukajaya

Manajemen Puskesmas

Sukajaya (DAK)

156 Pelayanan Kesehatan 235,469,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Kiarapandak

Manajemen Puskesmas

Kiarapandak (DAK)

157 Pelayanan Kesehatan 362,180,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Parung Panjang

Manajemen Puskesmas Parung

Panjang (DAK)

158 Pelayanan Kesehatan 229,388,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Dago

Manajemen Puskesmas Dago

(DAK)

159 Pelayanan Kesehatan 272,743,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Tenjo

Manajemen Puskesmas Tenjo

(DAK)

160 Pelayanan Kesehatan 222,427,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Pasar Rebo

Manajemen Puskesmas Pasar

Rebo (DAK)

161 Pelayanan Kesehatan 305,845,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Nanggung

Manajemen Puskesmas

Nanggung (DAK)

162 Pelayanan Kesehatan 252,611,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Curugbitung

Manajemen Puskesmas

Curugbitung (DAK)

163 Pelayanan Kesehatan 327,108,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Leuwiliang

Manajemen Puskesmas

Leuwiliang (DAK)

164 Pelayanan Kesehatan 213,532,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Puraseda

Manajemen Puskesmas

Puraseda (DAK)

165 Pelayanan Kesehatan 226,194,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sadeng

Manajemen Puskesmas

Sadeng (DAK)

166 Pelayanan Kesehatan 207,957,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sadeng Pasar

Manajemen Puskesmas

25

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Sadeng Pasar (DAK)

167 Pelayanan Kesehatan 242,943,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Rumpin

Manajemen Puskesmas

Rumpin (DAK)

168 Pelayanan Kesehatan 253,747,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Gobang

Manajemen Puskesmas

Gobang (DAK)

169 Pelayanan Kesehatan 267,724,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cicangkal

Manajemen Puskesmas

Cicangkal (DAK)

170 Pelayanan Kesehatan 336,720,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cibungbulang

Manajemen Puskesmas

Cibungbulang (DAK)

171 Pelayanan Kesehatan 213,315,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cijujung

Manajemen Puskesmas

Cijujung (DAK)

172 Pelayanan Kesehatan 202,281,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Situ Udik

Manajemen Puskesmas Situ

Udik (DAK)

173 Pelayanan Kesehatan 235,071,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Pamijahan

Manajemen Puskesmas

Pamijahan (DAK)

174 Pelayanan Kesehatan 220,950,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciasmara

Manajemen Puskesmas

Ciasmara (DAK)

175 Pelayanan Kesehatan 239,162,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cibening

Manajemen Puskesmas

Cibening (DAK)

176 Pelayanan Kesehatan 242,349,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciampea

Manajemen Puskesmas

Ciampea (DAK)

177 Pelayanan Kesehatan 215,814,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciampea Udik

Manajemen Puskesmas

Ciampea Udik (DAK)

178 Pelayanan Kesehatan 198,499,000 Puskesmas Pasir 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

Manajemen Puskesmas Pasir

(DAK)

179 Pelayanan Kesehatan 175,551,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cihideung Udik

Manajemen Puskesmas

Cihideung Udik (DAK)

180 Pelayanan Kesehatan 308,531,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Tenjolaya

Manajemen Puskesmas

Tenjolaya (DAK)

181 Pelayanan Kesehatan 224,749,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciomas

Manajemen Puskesmas

Ciomas (DAK)

182 Pelayanan Kesehatan 175,961,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Laladon

Manajemen Puskesmas

Laladon (DAK)

183 Pelayanan Kesehatan 187,634,000 Puskesmas Ciapus 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

26

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Manajemen Puskesmas Ciapus

(DAK)

184 Pelayanan Kesehatan 193,910,000 Puskesmas Kota 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Batu

Manajemen Puskesmas Kota

Batu (DAK)

185 Pelayanan Kesehatan 225,329,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sirnagalih

Manajemen Puskesmas

Sirnagalih (DAK)

186 Pelayanan Kesehatan 141,157,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Tamansari

Manajemen Puskesmas Taman

Sari (DAK)

187 Pelayanan Kesehatan 165,106,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukaresmi

Manajemen Puskesmas

Sukaresmi (DAK)

188 Pelayanan Kesehatan 203,510,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Darmaga

Manajemen Puskesmas

Darmaga (DAK)

189 Pelayanan Kesehatan 164,868,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Kampung Manggis

Manajemen Puskesmas

Kampung Manggis (DAK)

190 Pelayanan Kesehatan 177,070,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Purwasari

Manajemen Puskesmas

Purwasari (DAK)

191 Pelayanan Kesehatan 156,844,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cangkurawok

Manajemen Puskesmas

Cangkurawok (DAK)

192 Pelayanan Kesehatan 276,716,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cisarua

Manajemen Puskesmas

Cisarua (DAK)

193 Pelayanan Kesehatan 266,636,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cibulan

Manajemen Puskesmas

Cibulan (DAK)

194 Pelayanan Kesehatan 254,456,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Megamendung

Manajemen Puskesmas

Megamendung (DAK)

195 Pelayanan Kesehatan 271,747,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukamanah

Manajemen Puskesmas

Sukamanah (DAK)

196 Pelayanan Kesehatan 255,816,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciawi

Manajemen Puskesmas Ciawi

(DAK)

197 Pelayanan Kesehatan 244,376,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Banjarsari

Manajemen Puskesmas

Banjarsari (DAK)

198 Pelayanan Kesehatan 181,969,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Citapen

Manajemen Puskesmas

Citapen (DAK)

199 Pelayanan Kesehatan 282,727,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Caringin

Manajemen Puskesmas

Caringin (DAK)

27

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

200 Pelayanan Kesehatan 199,146,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciderum

Manajemen Puskesmas

Ciderum (DAK)

201 Pelayanan Kesehatan 195,065,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cinagara

Manajemen Puskesmas

Cinagara (DAK)

202 Pelayanan Kesehatan 331,160,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cigombong

Manajemen Puskesmas

Cigombong (DAK)

203 Pelayanan Kesehatan 235,326,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciburayut

Manajemen Puskesmas

Ciburayut (DAK)

204 Pelayanan Kesehatan 335,103,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cijeruk

Manajemen Puskesmas Cijeruk

(DAK)

205 Pelayanan Kesehatan 182,661,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukaharja

Manajemen Puskesmas

Sukaharja (DAK)

206 Pelayanan Kesehatan 263,044,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Kemang

Manajemen Puskesmas

Kemang (DAK)

207 Pelayanan Kesehatan 198,049,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Jampang

Manajemen Puskesmas

Jampang (DAK)

208 Pelayanan Kesehatan 193,766,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bantar Jaya

Manajemen Puskesmas Bantar

Jaya (DAK)

209 Pelayanan Kesehatan 170,569,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Rancabungur

Manajemen Puskesmas Ranca

Bungur (DAK)

210 Pelayanan Kesehatan 340,643,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Parung

Manajemen Puskesmas Parung

(DAK)

211 Pelayanan Kesehatan 201,482,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cogreg

Manajemen Puskesmas

Cogreg (DAK)

212 Pelayanan Kesehatan 328,022,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciseeng

Manajemen Puskesmas

Ciseeng (DAK)

213 Pelayanan Kesehatan 201,622,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cibeuteung Udik

Manajemen Cibeuteung Udik

(DAK)

214 Pelayanan Kesehatan 308,216,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Gunung Sindur

Manajemen Puskesmas

Gunung Sindur (DAK)

215 Pelayanan Kesehatan 218,571,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Suliwer

Manajemen Puskesmas

Suliwer (DAK)

216 Pelayanan Kesehatan 367,399,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bojong Gede

Manajemen Puskesmas

28

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Bojong Gede (DAK)

217 Pelayanan Kesehatan 204,856,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Kemuning

Manajemen Puskesmas

Kemuning (DAK)

218 Pelayanan Kesehatan 201,959,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ragajaya

Manajemen Puskesmas

Ragajaya (DAK)

219 Pelayanan Kesehatan 341,674,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Tajur Halang

Manajemen Puskesmas Tajur

Halang (DAK)

220 Pelayanan Kesehatan 256,490,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cirimekar

Manajemen Puskesmas

Cirimekar (DAK)

221 Pelayanan Kesehatan 234,903,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cibinong

Manajemen Puskesmas

Cibinong (DAK)

222 Pelayanan Kesehatan 295,949,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Paburan Indah

Manajemen Puskesmas

Pabuaran Indah (DAK)

223 Pelayanan Kesehatan 273,934,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Karadenan

Manajemen Puskesmas

Karadenan (DAK)

224 Pelayanan Kesehatan 301,711,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cimandala

Manajemen Puskesmas

Cimandala (DAK)

225 Pelayanan Kesehatan 280,653,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukaraja

Manajemen Puskesmas

Sukaraja (DAK)

226 Pelayanan Kesehatan 188,141,000 Puskesmas Cilebut 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

Manajemen Puskesmas Cilebut

(DAK)

227 Pelayanan Kesehatan 337,826,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Citeureup

Manajemen Puskesmas

Citeureup (DAK)

228 Pelayanan Kesehatan 244,860,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Leuwinutug

Manajemen Puskesmas

Leuwinutug (DAK)

229 Pelayanan Kesehatan 226,902,000 Puskesmas Tajur 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

Manajemen Puskesmas Tajur

(DAK)

230 Pelayanan Kesehatan 247,370,000 Puskesmas Sentul 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

Manajemen Puskesmas Sentul

(DAK)

231 Pelayanan Kesehatan 218,358,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Babakan Madang

Manajemen Puskesmas

Babakan Madang (DAK)

232 Pelayanan Kesehatan 201,985,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cijayanti

Manajemen Puskesmas

Cijayanti (DAK)

233 Pelayanan Kesehatan 336,035,000 Puskesmas 3 1.2

29

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Masyarakat dan Dukungan Gunung Putri

Manajemen Puskesmas

Gunung Putri (DAK)

234 Pelayanan Kesehatan 268,464,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bojong Nangka

Manajemen Puskesmas

Bojong Nangka (DAK)

235 Pelayanan Kesehatan 363,331,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Ciangsana

Manajemen Puskesmas

Ciangsana (DAK)

236 Pelayanan Kesehatan 242,570,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Karanggan

Manajemen Puskesmas

Karanggan (DAK)

237 Pelayanan Kesehatan 401,870,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Cileungsi

Manajemen Puskesmas

Cileungsi (DAK)

238 Pelayanan Kesehatan 259,557,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Pasir Angin

Manajemen Puskesmas Pasir

Angin (DAK)

239 Pelayanan Kesehatan 337,062,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Gandoang

Manajemen Puskesmas

Gandoang (DAK)

240 Pelayanan Kesehatan 322,143,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Klapanunggal

Manajemen Puskesmas

Klapanunggal (DAK)

241 Pelayanan Kesehatan 223,497,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Bojong

Manajemen Puskesmas

Bojong (DAK)

242 Pelayanan Kesehatan 447,429,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Jonggol

Manajemen Puskesmas

Jonggol (DAK)

243 Pelayanan Kesehatan 178,076,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukanegara

Manajemen Puskesmas

Sukanegara (DAK)

244 Pelayanan Kesehatan 254,893,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Balekambang

Manajemen Puskesmas

Balekambang (DAK)

245 Pelayanan Kesehatan 291,157,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukamakmur

Manajemen Puskesmas

Sukamakmur (DAK)

246 Pelayanan Kesehatan 216,155,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Sukadamai

Manajemen Puskesmas

Sukadamai (DAK)

247 Pelayanan Kesehatan 312,585,000 Puskesmas Cariu 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan

Manajemen Puskesmas Cariu

(DAK)

248 Pelayanan Kesehatan 228,243,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Karyamekar

Manajemen Puskesmas

Karyamekar (DAK)

249 Pelayanan Kesehatan 402,327,000 Puskesmas 3 1.2

Masyarakat dan Dukungan Tanjung Sari

Manajemen Puskesmas

Tanjung Sari (DAK)

30

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

ebutuhan 3 Cakupan Penemuan dan 82 % 3 Program Pencegahan dan 2,684,775,000

dan Paramedis penanganan penderita Penanggulangan Penyakit

penyakit TBC BTA Menular

1 Penyemprotan/Fogging 418,563,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

4 Cakupan Penemuan dan Sarang Nyamuk Penyakit Menular

penanganan Penderita 100 %

penyakit DBD

2 Peningkatan surveillance 99,826,000 Seksi Surveilans 3 1.2

epideminologi dan Epid dan Imunisasi

5 Cakupan Desa/Kelurahan 100 % penanggulangan wabah

Universal Child

Immunization (UCI) 3 Pemeriksaan Calon Jemaah 173,807,000 Seksi Surveilans 3 1.2

Haji Epid dan Imunisasi

4 Penatalaksanaan dan 371,650,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular

Tuberkulosis

5 Penatalaksanaan dan 23,430,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular

Diare ISPA

6 Penatalaksanaan dan 43,750,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular

Kusta

7 Pencegahan dan 140,223,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular

Menular Seksual (HIV/Aids)

8 Surveilans Acute Flaccid 107,355,000 Seksi Surveilans 3 1.2

Paralisys (AFP) Epid dan Imunisasi

9 Pelayanan Imunisasi 393,250,000 Seksi Surveilans 3 1.2

Epid dan Imunisasi

10 Rapat Kerja Program 125,470,000 Seksi Surveilans 3 1.2

Pencegahan dan Epid dan Imunisasi

Pemberantasan Penyakit serta

Surveilans Epidemiologi

11 Pemberian Obat Masal 569,451,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Pencegahan (POMP) Filariasis Penyakit Menular

12 Pengiriman Peserta 218,000,000 Seksi Pemberantasan 3 1.2

Bimbingan Teknis VCT HIV Penyakit Menular

Sarana dan 6 Rasio puskesmas, 1 : 9,247 4 Program Pengadaan, 52,532,277,000

ehatan baik poliklinik, pustu per Peningkatan dan Perbaikan

maupun satuan penduduk Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas

7 Cakupan Puskesmas 252.5 % Pembantu dan Jaringannya

8 Cakupan Pembantu 31,57 % 1 Pengadaaan Puskesmas 4,264,310,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Keliling (DAK)

2 Pengadaan Ambulance 4,778,926,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas (DAK)

3 Pengadaan Alat-alat 4,614,636,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Kedokteran Puskesmas (DAK)

4 Pengadaan Alat-alat 1,181,865,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Laboratorium Puskesmas

(DAK)

5 Pengadaan Lemari Es Vaksin 1,258,710,000 Seksi Surveilans 1 1.2

Puskesmas (DAK) Epid dan Imunisasi

6 Pengadaan PPTM Kit di 700,000,000 Seksi Pemberantasan 1 1.2

Puskesmas (DAK) Penyakit Menular

7 Pengadaan Generator (DAK) 1,512,964,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

8 Pengadaan Peralatan Sistem 1,437,936,000 Seksi Data dan 1 1.2

Informasi Kesehatan di Infokes

Puskesmas (DAK)

9 Pengadaan Mebeulair 383,480,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas

31

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

10 Pengadaan Alat-alat 1,997,771,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Kedokteran Puskesmas

11 Pembangunan Puskesmas 489,776,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Batok

12 Revitalisasi Pagar Pustu 245,882,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pasir Jambu

13 Pemagaran Puskesmas 406,003,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Sukajaya

14 Revitalisasi Puskesmas 937,735,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Kiarapandak

15 Rehabilitasi Puskesmas 1,318,356,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Ciseeng

16 Penataan Halaman Parkir 127,358,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Tanjungsari

17 Revitalisasi Puskesmas 2,842,918,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pamijahan

18 Rehabilitasi Puskesmas 368,895,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Mampir

19 Pemagaran Halaman UPF 128,277,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Bojong Nangka

20 Pemagaran Puskesmas 365,950,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Sukamakmur

21 Pembangunan Puskesmas 485,567,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Sindang Reret

22 Pembangunan Puskesmas 487,690,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Sukaresmi

23 Pembangunan Puskesmas 499,356,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Ciasihan

24 Pemasangan Turap Penahan 95,718,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Tanah Puskesmas Pembantu

Harapan Jaya

25 Pembangunan Ruang Pratical 250,156,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Aproch To Lung dan Ruang

Unit Gawat Darurat Puskesmas

Cibeuteung Udik

26 Revitalisasi Puskesmas 524,906,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Bojong Kulur

27 Rehabilitasi Puskesmas 277,960,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Kelurahan Tengah

28 Revitalisasi puskesmas 1,160,532,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Ragajaya

29 Revitalisasi Puskesmas 79,073,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Lebakwangi

30 Revitalisasi Puskesmas 1,293,367,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Gandoang

31 Revitalisasi Puskesmas 2,026,911,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Rancabungur

32 Rehabilitasi Puskesmas 1,165,847,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Cirimekar

33 Pemagaran Puskesmas 168,053,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Pasir Angin

34 Penataan Area Parkir 105,888,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Pembantu Pasir

Angin

35 Revitalisasi Puskesmas 84,003,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Balekambang

32

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

36 Pemasangan Turap Penahan 149,958,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Tanah Puskesmas Cilebut

37 Rehabilitasi Puskesmas 291,490,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Cadas Ngampar

38 Pengadaan Lemari Es Vaksin 260,565,000 Seksi Surveilans 1 1.2

Puskesmas Epid dan Imunisasi

39 Pengurusan Surat Ijin 19,328,000 Seksi PUK 1 1.2

Operasional Puskesmas

40 Rehabilitasi Puskesmas 385,062,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Pembantu Cibunian

41 Rehabilitasi Gedung UPF 919,936,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Banjarsari

42 Pembangunan Halaman 55,288,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Ciangsana

43 Pembangunan Halaman 317,219,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Jasinga

44 Pembangunan Turap 241,106,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Puskesmas Tajur

45 Revitalisasi Puskesmas DTP 3,617,550,000 Seksi Yandasruj 1 1.2

Parung Panjang

46 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Jasinga (DAK)

47 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Cigudeg (DAK)

48 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Citeureup (DAK)

49 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Ciampea (DAK)

50 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPF

Puskesmas Sukaraja (DAK)

51 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Parung (DAK)

52 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Parung Panjang

(DAK)

53 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Jonggol (DAK)

54 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Cigombong (DAK)

55 Pembangunan Instalasi 550,800,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Cileungsi (DAK)

56 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Ciawi (DAK)

57 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Bantarjaya (DAK)

58 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPF

Puskesmas Karadenan (DAK)

33

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

59 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Leuwiliang (DAK)

60 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Sentul (DAK)

61 Pembangunan Instalasi 450,000,000 Seksi Kesling 1 1.2

Pengolahan Air limbah UPT

Puskesmas Dramaga (DAK)

9 Cakupan komplikasi 81,25 % 5 Program Peningkatan 10,687,059,000

kebidanan yang ditangani Keselamatan Ibu Melahirkan dan

Anak

10 Cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga 91,25 % 1 Pengiriman Peserta Bimtek 195,000,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

kesehatan yang memiliki Asuhan Persalinan Normal

kompetensi kebidanan (APN)

11 Cakupan kunjungan bayi 95 % 2 Peningkatan Kemitraan 566,454,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Puskesmas PONED Dengan

12 Angka kelangsungan 67,41 % Rumah Sakit

hidup bayi

3 Pengiriman Peserta Bimtek 118,500,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Penatalaksanaan Asfixia Bayi

Baru Lahir

4 Pengiriman Peserta Bimtek 186,000,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Pertolongan Pertama Gawat

Darurat Obstetri & Neonatal

(PPGDON)

5 Pengiriman Peserta Bimtek 213,750,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Pelayanan Obstetric dan

Neonatus Emergency Dasar

(PONED)

6 Penyediaan Pelayanan Call 407,680,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Center/ SMS Gateway

Program EMAS

7 Rapat Kerja Program 86,975,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Ibu, Anak dan

Remaja

8 Pengiriman Peserta Bimtek 142,500,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Simulasi Deteksi Dini

Intervensi Tumbuh Kembang

(SDIDTK)

9 Pengiriman Peserta Bimtek 127,400,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

Manajemen Terpadu Balita

Sakit/Manajemen Terpadu

Bayi Muda (MTBS/MTBM)

10 Jaminan Persalinan (DAK) 8,642,800,000 Seksi KIA dan KB 3 1.2

13 Angka Usia Harapan 70.9 tahun 6 Program Peningkatan Pelayanan 376,950,000

Hidup Kesehatan Lansia

1 Rapat Kerja Program 26,950,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Peningkatan Pelayanan Lansia

Kesehatan Lansia

2 Bimtek Geriatri bagi Dokter 135,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

dan Perawat di Puskesmas Lansia

3 Gerakan Sehat Lanjut Usia 115,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Lansia

4 Workshop TOT Peningkatan 100,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Kemampuan Sumber Daya Lansia

Penggerak Lansia

7 Program Peningkatan Pelayanan 375,417,000

Kesehatan Remaja

1 Rapat Kerja Program 13,777,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Peningkatan Pelayanan Lansia

Kesehatan Remaja

34

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

2 Pemantapan Peran KKR 14,080,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

(Kader Kesehatan Remaja) Lansia

dalam Peningkatan Kesehatan

Remaja di Sekolah

3 Orientasi Kesehatan 30,250,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Reproduksi Remaja pada Lansia

Guru SMP/SMA Pembina

KKR

4 Workshop Peningkatan 117,310,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Kemampuan Pengelola Lansia

Petugas Kesehatan

Reproduksi Remaja

5 Pelatihan Penanganan 200,000,000 Seksi Remaja dan 3 1.2

Kekerasan Terhadap Anak Lansia

bagi Petugas

14 Rasio dokter per satuan 1 : 3,788 8 Program Pengadaan Standarisasi 16,522,241,000

penduduk Pelayanan Kesehatan

15 Rasio tenaga medis per 1 : 2,576 1 Monitoring, Evaluasi dan 188,164,000 Sub Bag. Program - 1.2

satuan penduduk Pelaporan dan Pelaporan

2 Penyusunan dan 292,185,000 Seksi Data dan - 1.2

Pengembangan Data Infokes

Kesehatan

3 Pembinaan Sarana / Institusi 107,938,000 Seksi PUK - 1.2

Swasta

4 Jasa Pelayanan Kesehatan 14,010,000,000 Sub Bag Umum dan - 1.2

Kepegawaian

5 Rapat Koordinasi, Evaluasi 116,660,000 Sub Bagian Program - 1.2

dan Perencanaan Program dan Pelaporan

6 Akreditasi Puskesmas 1,335,177,000 Seksi PSDK 3 1.2

7 Persiapan Penerapan Pola 211,390,000 Sub Bagian Program - 1.2

Pengelolaan Keuangan Badan dan Pelaporan

Layanan Umum Daerah

(PPK-BLUD) Puskesmas

8 Seleksi dan Pembinaan 260,727,000 Seksi PSDK - 1.2

Tenaga Kesehatan Teladan

16 Cakupan Pelayanan 100 % 9 Program Pelayanan 117,870,444,000

Kesehatan rujukan pasien Kesehatan Penduduk Miskin

masyarakat miskin

1 Pelayanan Operasi Katarak 111,207,000 Seksi Yandasruj 3 1.2

2 Jaminan Pelayanan Kesehatan 82,663,076,900 Seksi PSDK 2 1.2

Daerah

3 Jaminan Kesehatan Bagi 4,005,798,000 Seksi PSDK 2 1.2

Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Propinsi Jawa Barat (Banprop

2015)

4 Jaminan Kesehatan Bagi 31,090,362,100 Seksi PSDK 2 1.2

Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Provinsi Jawa Barat (Banprop)

17 Cakupan pengawasan 100 % 10 Program Pengawasan dan 140,789,000

terhadap obat, makanan Pengendalian Kesehatan

dan bahan berbahaya Makanan

1 Pengawasan dan 99,482,000 Seksi PUK 3 1.2

Pengendalian Kesehatan

Makanan Hasil Produksi

Rumah Tangga

2 Penyuluhan Keamanan 41,307,000 Seksi PUK 3 1.2

Pangan dalam rangka

Sertifikasi Produk Pangan

(SPPIRT)

nya Jaminan 18 Cakupan Rumah dengan 95 % 11 Program Pengembangan 552,879,000

i Masyarakat bebas jentik Lingkungan Sehat

Miskin dan

ng Tenaganya 19 Persentase TTU yg 78,72 % 1 Pengawasan Hygiene dan 37,625,000 Seksi Kesling 3 1.2

35

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

h Pemda memenuhi syarat Sanitasi Tempat-Tempat

Umum

20 Persentase TPM yg 90,46 %

memenuhi syarat 2 Sanitasi Total Berbasis 342,518,000 Seksi Kesling 3 1.2

Masyarakat ( STBM )

21 Cakupan JAGA 71,63 %

memenuhi syarat 3 Pengawasan Hygiene dan 159,386,000 Seksi Kesling 3 1.2

Sanitasi Tempat Pengelolaan

22 Cakupan SAB 71,57 % Makanan

memenuhi syarat

4 Rapat Kerja Program 13,350,000 Seksi Kesling 3 1.2

Pengembangan Lingkungan

Sehat

Kesadaran 23 Cakupan Desa Siaga 85 % 12 Program Promosi Kesehatan dan 2,750,617,000

Bersih dan Aktif Pemberdayaan Masyarakat

24 Rasio Posyandu per 11.79 % 1 Penyediaan Media 715,102,000 Seksi Promkes 3 1.2

Satuan Balita Penyuluhan Kesehatan

2 Penyuluhan Kesehatan 337,200,000 Seksi Promkes 3 1.2

3 Pembinaan Kesehatan Lintas 276,250,000 Seksi Promkes 3 1.2

Sektor dan UKBM

4 Rapat Kerja Bidang Promosi 55,000,000 Seksi PSDK 3 1.2

dan SDK

5 Peringatan Hari Kesehatan 240,000,000 Seksi Promkes 3 1.2

Nasional (HKN)

6 Pengadaan Set Promosi 1,000,000,000 Seksi Promkes 3 1.2

Kesehatan (DAK)

7 Penyusunan Peraturan Bupati 127,065,000 Seksi Promkes 3 1.2

Tentang Implementasi Perda

KTR

25 Cakupan Balita Gizi Buruk 100 % 13 Program Perbaikan Gizi 4,765,909,000

mendapat perawatan Masyarakat

26 Persentase balita gizi 0,018 % 1 Pengadaan Makanan 4,200,547,000 Seksi Gizi 3 1.2

buruk Tambahan dan Vitamin

2 Rapat Kerja Program 42,362,000 Seksi Gizi 3 1.2

Perbaikan Gizi Masyarakat

3 Penanggulangan Balita Gizi 104,300,000 Seksi Gizi 3 1.2

Buruk dan Kurang (Banprop

2015)

4 Pengiriman Peserta Bintek 179,450,000 Seksi Gizi 3 1.2

Tatalaksana Balita Gizi Buruk

5 Pengiriman Peserta Bintek 126,000,000 Seksi Gizi 3 1.2

Konselor Menyusui

6 Pengiriman Peserta Bintek 113,250,000 Seksi Gizi 3 1.2

Pemantauan Pertumbuhan

Kelancaran 1 Terpenuhinya kebutuhan 15 kegiatan 14 Program Pelayanan Administrasi 19,662,850,000

ugas Pokok dan administrasi perkantoran Perkantoran

-Masing

1 Penyediaan jasa komunikasi, 543,550,000 Sub Bag. Umum - 6.1

sumber daya air dan listrik dan Kepegawaian

2 Penyediaan Jasa 17,043,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Pemeliharaan dan Perizinan dan Kepegawaian

Kendaraan Dinas/Operasional

3 Penyediaan Jasa Kebersihan 337,729,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Kantor dan Kepegawaian

4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 197,019,000 Sub Bag. Umum - 6.1

dan Kepegawaian

5 Penyediaan Barang Cetakan 389,782,000 Sub Bag. Umum - 6.1

dan Penggandaan dan Kepegawaian

6 Penyediaan Komponen 17,987,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Instalasi Listrik/ Penerangan dan Kepegawaian

Bangunan Kantor

7 Penyediaan Bahan Bacaan 19,320,000 Sub Bag. Umum - 6.1

dan Peraturan dan Kepegawaian

Perundang-Undangan

36

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

8 Penyediaan Bahan Logistik 52,832,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Kantor dan Kepegawaian

9 Penyediaan Makanan dan 105,080,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Minuman dan Kepegawaian

10 Rapat-Rapat Koordinasi dan 598,054,000 Sub Bag. Program - 6.1

Konsultasi ke Dalam dan Luar dan Pelaporan

Daerah

11 Penyediaan Jasa Tenaga 17,069,244,000 Sub Bag Umum - 6.1

Pendukung Administrasi/ dan Kepegawaian

Teknis Perkantoran

12 Penyediaan Pelayanan 27,350,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Dokumentasi dan Arsip SKPD dan Kepegawaian

13 Penyediaan Pelayanan 48,000,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Administrasi Kepegawaian dan Kepegawaian

14 Penyediaan Pelayanan 14,210,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Administrasi Barang dan Kepegawaian

15 Penyediaan Pelayanan 225,650,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Keamanan Kantor dan Kepegawaian

2 Terpenuhinya kebutuhan 8 kegiatan 15 Program Peningkatan Sarana 3,153,998,000

sarana dan prasarana dan Prasarana Aparatur

aparatur

1 Pengadaan Mebeleur 118,519,000 Sub Bag. Umum - 6.1

dan Kepegawaian

2 Pengadaan Peralatan Kantor 307,315,000 Sub Bag. Umum - 6.1

dan Kepegawaian

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala 203,275,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Gedung Kantor dan Kepegawaian

4 Pemeliharaan Rutin/Berkala 116,275,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Kendaraan Dinas/Operasional dan Kepegawaian

5 Pemeliharaan Rutin/Berkala 148,025,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Perlengkapan Gedung Kantor dan Kepegawaian

6 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Puskesmas Ciasmara

7 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Paramedis Puskesmas Dago

8 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Puskesmas Karadenan

9 Rehabilitasi Rumah Dinas 170,315,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Puskesmas Tenjo

10 Rehabilitasi Rumah Dinas 188,701,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Puskesmas Sukadamai

11 Rehabilitasi Rumah Dinas 393,795,000 Seksi Yandasruj - 6.1

Puskesmas Cirimekar

12 Pemasangan Partisi dan 191,675,000 Sub Bagian Umum - 6.1

Penataan Interior Kantor dan Kepegawaian

13 Penyediaan Kendaraan 650,000,000 Seksi Farmasi dan - 6.1

Bermotor Dinas (DAK) POM

14 Penyediaan Peralatan 100,000,000 Seksi Farmasi dan - 6.1

Kantor (DAK) POM

3 Terwujudnya Sumber 16 kegiatan 16 Program Peningkatan Kapasitas 185,828,000

Daya Aparatur yang Sumber Daya Aparatur

berkualitas

1 Pembinaan Mental dan Rohani 50,000,000 Sub Bag. Umum - 6.1

bagi Aparatur dan Kepegawaian

2 Penilaian Angka Kredit 135,828,000 Sub Bag. Umum - 6.1

Tenaga Fungsional Kesehatan dan Kepegawaian

2 Meningkatkan Fungsi 4 Terwujudnya pertanggung 8 kegiatan 17 Program Peningkatan 899,219,000

Koordinasi, Regulasi dan jawaban kinerja dan Pengembangan Sistem

Fasilitasi Pelayanan Kesehatan keuangan Pelaporan Capaian Kinerja

Pemerintah, Swasta dan dan Keuangan

Lintas Sektor

37

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

1 Penyusunan laporan capaian 58,689,000 Sub Bag. Program - 6.1

kinerja dan ikhtisar realisasi dan Pelaporan

kinerja SKPD

2 Penyusunan pelaporan 43,993,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1

keuangan semesteran

3 Penyusunan pelaporan 73,385,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1

keuangan akhir tahun

4 Penyusunan perencanaan 174,650,000 Sub Bag. Program - 6.1

anggaran dan Pelaporan

5 Penatausahaan Keuangan 341,094,000 Sub Bag. Keuangan - 6.1

SKPD

6 Publikasi Kinerja SKPD 100,000,000 Seksi Promkes - 6.1

7 Penyusunan Renja SKPD 67,558,000 Sub Bag. Program - 6.1

dan Pelaporan

8 Penyusunan Renstra SKPD 39,850,000 Sub Bag. Program - 6.1

dan Pelaporan

38

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja mencakup Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis dan Pengukuran

Kinerja Kegiatan. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

tahun 2016 dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Sasaran sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran Kinerja Kegiatan

dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan sesuai dengan Surat

Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Setelah pengukuran kinerja kemudian dilakukan evaluasi kinerja, selanjutnya dilakukan

analisis efisiensi dan efektivitas. Analisis efisiensi dilakukan dengan membandingkan antara

output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat

efisiensi yang dilakukan dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh

suatu input tertentu. Efisiensi terjadi karena : dengan realisasi masukan yang lebih kecil dari

target, realisasi keluaran tetap diperoleh sesuai dengan targetnya, ataupun realisasi masukan

yang sesuai dengan targetnya, diperoleh realisasi keluaran yang lebih besar dari targetnya. Hal

ini juga menunjukkan bahwa realisasi melampaui target. Analisis efektivitas yang

menggambarkan tingkat kesesuaian antara sasaran dan tujuan dengan hasil (outcome). Selain

itu, analisis juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi,

baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan

akan dilaksanakan.

Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016

disajikan dalam Lampiran 2, dan Pengukuran Kinerja Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor tahun 2016 disajikan dalam Lampiran 3.

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Kebijaksanaan Sektor Kesehatan, sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 merupakan kelompok prioritas

pembangunan ke dua yaitu peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan dan Kesehatan

dengan fokus kebijakannya adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

2. Peningkatan status gizi masyarakat

39

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

3. Peningkatan kualitas ibu, anak, remaja dan lansia

4. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan

5. Pemenuhan dan peningkatan kualitas sumber daya kesehatan

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor Tahun 2016, maka evaluasi dan analisis masing-masing sasaran dapat disimpulkan

sebagai berikut ;

Misi-1

1. Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional ;

Misi-2

1. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas, yaitu :

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

% Capaian

1.

UTAMA :

Meningkatkan

cakupan

Kepesertaan

Masyarakat

dalam JKN.

Prosentase pengadaan obat

essensial

Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin

Cakupan pelayanan

persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani

Cakupan kunjungan bayi

Cakupan puskesmas

Cakupan pembantu

puskesmas

Cakupan pelayanan

kesehatan masyarakat

%

%

%

%

%

%

%

%

100

100

91,25

81,25

95,00

252,50

31,57

68,00

100

100

88,01

78,20

96,21

252,50

35,02

70,81

100,0

100,0

96,45

96,25

101,27

100,0

110,93

104,13

40

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

% Capaian

2.

Meningkatkan

Cakupan

pelayanan

Kesehatan

dan Gizi

Masyarakat

serta PHBS

Cakupan pengawasan

terhadap obat dan makanan

berbahaya

Cakupan desa siaga aktif

Presentase Balita gizi buruk

Cakupan Balita gizi buruk

mendapat perawatan

Rasio Posyandu per Satuan

Balita

Cakupan Rumah dengan

bebas jentik

Persentase TTU yang

memenuhi syarat

Persentase TPM yang

memenuhi syarat

Cakupan JAGA yang

memenuhi syarat

Cakupan SAB yang

memenuhi syarat

Cakupan Penemuan dan

penanganan penderita

penyakit TBC BTA

Cakupan penemuan dan

penanganan pendrita

penyakit DBD

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

100,0

85,00

0,018

100,0

11,79

95,00

78,72

90,46

71,63

71,57

82,00

100,0

100,0

67,97

0,017

100,0

8,53

96,86

79,03

90,67

72,68

71,84

97,49

100,0

100,0

79,96

105,56

100,0

72,35

100,91

100,39

100,23

101,47

100,38

118,89

100,0

41

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

% Capaian

3.

Meningkatkan

Puskesmas

Terakreditasi

dan

mempersiap

kan

puskesmas

BLUD

Cakupan Desa/kelurahan

Universal Child Immunisation

(UCI)

Rasio puskesmas, poliklinik,

pustu per satuan penduduk

Rasio rumah sakit per satuan

penduduk

Rasio dokter per satuan

penduduk

Rasio tenaga medis per

satuan penduduk

%

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

100,0

1 :

9.247

1 :

195.519

1 : 3.788

1 : 2.576

93,08

1 :

15.266

1 :

206.940

1 : 3.869

1 : 3.352

93,08

34,91

62,30

97,86

69,88

Rata – rata 93,89

Untuk mendukung pencapaian Misi ke-satu dan ke-tiga telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran,

13 program dan 378 kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 93,89 % Rincian

pencapaian dari 2 (dua) sasaran sebagai berikut :

1. Sasaran pertama, yaitu Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN

dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Terpenuhinya kebutuhan obat masyarakat dengan indikator kinerja prosentase

pengadaan obat esensial dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 %, sehingga

pencapaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini menunjukkan bahwa pencapaiannya

termasuk dalam katagori baik. Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yang

juga mencapai 100 % menunjukkan bahwa adanya konsistensi dalam pemenuhan

kebutuhan obat esensial dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat

sesuai dengan standar yang ditentukan.

Indikator prosentase pengadaan obat essensial ditunjang oleh Program obat dan

perbekalan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK +

pendamping APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.054.200.000,- dengan

realisasi Rp. 15.624.675.543,- (82,00 %) pada program ini ada sisa anggaran dari

efisiensi penawaran harga dari E Catalog sebesar Rp.3.429.524.457,- Pogram ini

42

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

terdiri dari 6 kegiatan yaitu : pengadaan bahan habis pakai laboratorium puskesmas,

pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar (DAK), pengadaan bahan Medis pakai

Habis/BMPH (DAK), pengadaan perlengkapan Bahan Medis Pakai Habis/BMPH

pendukung (DAK), rapat kerja program obat dan BMPH dan Penyediaan Sarana

Prasarana Instalasi farmasi (DAK).

b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target 100 %

realisasi pencapaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang juga mencapai 100 % hal

ini dikarenakan sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan

penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani.

Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ditunjang

oleh Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. Program ini dibiayai dari

APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar

Rp. 117.870.444.000,- dengan realisasi Rp. 95.063.186.993,- ( 80,65 % ) pada

program ini ada efisiensi anggaran dan kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp.

22.807.257.007,- diantaranya dari kegiatan Pelayanan operasi katarak Rp.

16.507.000,- dan Kegiatan Jaminan Kesehatan Pelayanan Daerah Rp.

22.790.680.907,- oleh karena jumlah yang dibayarkan sesuai dengan verifikasi yang

telah dilaksanakan, bukan berdasarkan klaim dari Rumah Sakit. Program ini terdiri

dari 4 kegiatan yaitu : pelayanan operasi katarak, jaminan pelayanan kesehatan

daerah (Jamkesda) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop

2015) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2016)

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan dari target 91,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 88,01 % sehingga

capaian kinerjanya sebesar 96,45 % meskipun belum mencapai 100 % namun

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 97,67 % maka

terjadi penurunan sebesar 1,22 %. Belum tercapainya target cakupan persalinan

oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh karena masih tingginya persalinan oleh

paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak

anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak berisiko maka pemeriksaan

kehamilan dan persalinan tidak perlu tenaga kesehatan. Tingginya minat

masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan

pemeriksaan ibu pada saat kehamilan dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar

99,5 % namun pada saat persalinan, ibu hamil dan keluarganya lebih memilih

43

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke

angka 88,1 %. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan

bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan

dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, meningkatkan

koordinasi dan kemitraan dengan organisasi profesi, pembentukan kelas ibu dan

optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil di desa dan pemberdayaan ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan daan

pencegahan komplikasi (P4K).

d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 81,25 % realisasi

pencapaiannya sebesar 78,20 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96,25 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang mencapai 97,63 % maka

terjadi penurunan yaitu sebesar 1,38 %. Pencapaian cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani kurang dari 100 % hal ini karena belum seluruhnya

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya mengetahui tentang tanda

bahaya atau komplikasi dan segera mendapatkan tindakan/tatalaksana

kegawatdaruratan oleh petugas kesehatan, salah satu upaya yang akan

dilakukan yaitu pemberdayaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu bersalin dan

keluarganya melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K).

e. Cakupan kunjungan bayi dengan target 95,00 % realisasi pencapaiannya 96,21 %

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,27 % berdasarkan standar yang dipakai

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan

capaian tahun 2015 yang sebesar 101,16 % maka terjadi peningkatan sebesar

0,11 %. Keberhasilan capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,27 %

oleh karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan

kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan. Disamping itu petugas

kesehatan yang aktif melakukan kunjungan rumah atau melalui kegiatan

posyandu dan kegiatan sweeping posyandu, menunjukan adanya kesadaran

para ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya ke pelayanan

kesehatan.

Indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan cakupan

kunjungan bayi ditunjang oleh Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan

dan anak. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp.

10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini

44

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Ada kegiatan yg tidak

dilaksanakan yaitu kegiatan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) sebesar Rp.

8.642.800.000,- oleh karena tidak ada kesesuaian kode rekening untuk transpot

masyarakat dari rumah tinggal ke rumah singgah. Program ini dibiayai dari APBD

Kabupaten dan DAK tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp.

1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.

8.709.307.625,- Program ini terdiri dari 10 kegiatan yaitu : Pengiriman peserta bimtek

Asuhan Persalinan Normal (APN), peningkatan kemitraan puskesmas PONED

dengan Rumah Sakit, pengiriman peserta bimtek Asfixia Bayi Baru Lahir, pengiriman

peserta bimtek Pertolongan Persalinan Pertama Gawat Darurat Obsetri & Neonatal

(PPGDON), pengiriman peserta bimtek Pelayanan Obsetric dan Neonatal Emergency

Dasar (PONED), belanja operasional call center/SMS Gatway program EMAS, rapat

kerja program peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak dan remaja, Jaminan

Persalinan/JAMPERSAL (DAK), pengiriman peserta bimtek Simulasi Deteksi Dini

Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pengiriman peserta bimtek Manajemen

Terpadu Balita Sakit/Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS/MTBM), Program

Peningkatan Kesehatan Lansia. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor

Tahun 2016 sebesar Rp. 376.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 375.346.250,-

(99,57 %), program ini terdiri dari 4 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan

pelayanan kesehatan, Bimtek Geriatri bagi dokter dan perawat di puskesmas,

Gerakan sehat lanjut usia dan Worshop TOT peningkatan kemampuan sumber daya

penggerak lansia. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja. Program

ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 375.417.000,-

dengan realisasi sebesar Rp. 371.616.800,- (98,99 %) efisiensi anggaran dari

penawaran harga sebesar Rp. 3.800.200,- Program ini terdiri dari 5 kegiatan : Rapat

kerja program peningkatan pelayanan kesehatan remaja, peningkatan kemampuan

KKR/Peer Konselor, orientasi kesehatan reproduksi remaja pada guru SMP/SMU

Pembina KKR, Workshop peningkatan kemampuan pengelola petugas reproduksi

remaja dan pelatihan penanganan kekerasan terhadap anak bagi petugas.

f. Cakupan puskesmas dengan target 252,50 % realisasi pencapaiannya 252,50 %

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja

cakupan puskesmas sebesar 100 % bila dibandingkan dengan capaian pada tahun

2014 yang juga mencapai 100 % menandakan tidak adanya penambahan jumlah baik

jumlah puksesmas maupun kecamatan.

45

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

g. Cakupan pembantu puskesmas dengan target 31,57 % realisasi pencapaiannya

35,02 % sehingga realisasi pencapaian kinerjanya sebesar 110,93 % berdasarkan

standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Capaian

kinerja cakupan puskesmas pembantu lebih dari 100 % yaitu sebesar 110,93 %, bila

dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 97,01 % maka

terjadi peningkatan 13,92 %. Hal ini disebabkan tahun 2016 pemerintah

Kabupaten Bogor menambah pembangunan jumlah pustu sebanyak 4 pustu

sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dan akan berusaha

terus dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan

kegiatan puskesmas keliling (pusling) ke daerah-daerah yang sulit

dijangkau/sulit pemenuhan pelayanan kesehatan.

h. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 68,00 % dengan realisasi

70,81 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 104,13 % berdasarkan standar

yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Cakupan

pelayanan kesehatan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 104,13 % hal ini

disebabkan karena masyarakat sebagian besar sudah memiliki jaminan kesehatan

(BPJS) yang berhak mendapatkan pelayanan pertama di puskesmas, sehingga

kunjungan puskesmas meningkat. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015

yang sebesar 86,73 % maka terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,40 %. Karena

dengan adanya pelayanan BPJS masyarakat hampir seluruhnya menggunakan

faskes pertama di puskesmas sehingga kunjungan faskes pertama puskesmas

mengalami peningkatan. Salah satu upaya yang akan dilakukan terus

meningkatkan promosi kesehatan di puskesmas dan masyarakat. Dan

diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan mengerti dan

paham sehingga datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas).

Indikator cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ditunjang oleh Program upaya

kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp.

227.308.948.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 163.151.950.013,- (71,78 %) pada

prgram ini ada efisiensi atau kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp.

64.076.962.835,- diantaranya dari kegiatan biaya penunjang pelayanan kesehatan

jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas oleh karena dana luncuran

tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu

sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Program ini terdiri dari 249 kegiatan

yaitu : Operasional di UPT Puskesmas dan jaringannya sebanyak 40 UPT

Puskesmas, Operasional UPT Kesja dan jaringannya (BKKM), Operasional UPT

46

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Labkesda, Rapat kerja program upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan

dalam rangka P3K dan pengiriman peserta Bimbingan tehnis PPGD, pelayanan

kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas, dukungan

manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada puskesmas (DAK) dan

pelayanan kesehatan masyarakat dan dukungan manajemen di 101 puskesmas.

Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 100 %

dengan realisasi 100,0 % maka pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan

standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika

dibandingkan dengan tahun 2015 maka tidak terjadi baik peningkatan maupun

penurunan, oleh karena adanya sistem yang baik dalam pengadministrasian Apotik,

IRTP dan Toko Obat sudah mulai tertib maka pembinaan yang dilaksanakan sesuai

dengan target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja tidak melebihi dari

target.

Indikator cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya ditunjang oleh

Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, Program ini

dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 140.789.000,- dengan

realisasi Rp. 140.784.500,- (100 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar

Rp. 4.500,- kegiatan ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : kegiatan pengawasan dan

pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga dan penyuluhan

keamanan pangan dalam rangka produk sertifikasi produk pangan (SPPIRT).

2. Sasaran kedua, yaitu : Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi

Masyarakat serta PHBS dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Prosentase balita gizi buruk dari target 0,018 % terealisasi 0,017 % sehingga

pencapaian kinerjanya sebesar 105,56 % berdasarkan standar yang dipakai maka

pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015,

dimana prosentase pencapaian balita gizi buruk mencapai 0,019 % dengan capaian

kinerja 100 % maka telah terjadi peningkatan sebesar 5,56 %. Bila dilihat dari target

maka dikarenakan adanya kenaikan target dari 0.019 % menjadi 0,018 %. Akan tetapi

hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi)

dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam

memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu

dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita gizi buruk sehingga

kasus balita gizi buruk mengalami penurunan.

b. Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target 100 % terealisasi 100 %

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai

47

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun

2015, yang juga mencapai 100 % . Hal ini menunjukan adanya penanganan balita gizi

buruk secara komprehensip melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi

di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit disamping pelaksanaan

pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun

pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT bagi balita.

c. Rasio posyandu per satuan balita dari target 11,79 % terealisasi 8,53 % sehingga

pencapaian kinerjanya sebesar 72,35 % berdasarkan standar yang dipakai maka

pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Capaian kinerja rasio posyandu per

satuan balita belum mencapai 100 % hal ini disebabkan karena jumlah posyandu

yang sedikit sehingga tidak sebanding dengan pertambahan jumlah balita di

Kabupaten Bogor. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, maka terjadi penurunan

capaian sebesar 4,00 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan menggerakan

masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Usaha Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM) yang ada di desanya, seperti ikut serta dalam kegiatan

posyandu.

Indikator prosentase balita gizi buruk, cakupan balita gizi buruk yang mendapat

perawatan dan Rasio posyandu per satuan balita ditunjang oleh Program perbaikan

gizi masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan

Propinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 4.765.909.000,- dengan realisasi Rp.

6.764.670.400,- (99,97 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dari penawaran

harga sebesar Rp. 1.238.600,- program ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : kegiatan

pengadaan makanan tambahan dan vitamin, rapat kerja program perbaikan gizi

masyarakat, penanggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi (Banprop 2015),

pengiriman bimtek tatalaksana Balita Gizi Buruk, pengiriman bimtek konselor

menyusui dan pengiriman bimtek pemantauan pertumbuhan.

d. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 82,00

% dengan realisasi 97,49 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 118,89 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional

adalah masih sebesar 80,0 %, bila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian

Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional sedangkan bila dibandingkan

dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,96 % artinya terjadi peningkatan

capaian sebesar 16,93 %. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sarana

kesehatan terutama Rumah Sakit Swasta, Balai Pengobatan/Klinik Swasta,

dokter praktek ikut dalam pelaksanaan program P2TB dengan menggunakan

48

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

strategi DOTS, maka pasien yg berobat tercatat seluruhnya dan sistem

pencacatan dan pelaporan program TB berubah dari sistem manual menjadi

komputerisasi sehingga data-data dapat terlaporkan.

e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target 100 %

realisasi capaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Keberhasilan pencapaian kinerja 100 % ini oleh karena DBD merupakan salah

satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga sistem

kewaspadaan dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penaganan kasus

DBD sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila

ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus,

pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke

Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani.

f. Peningkatan cakupan universal child imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 100

% dengan realisasi 93,08 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93,08 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 dimana pencapaiannya sebesar

92,40 % maka ada peningkatan sebesar 0,68 %. Capaian UCI belum mencapai

100 % hal ini disebabkan oleh karena masih adanya orangtua/sekelompok

masyarakat yang menolak dengan alasan kehalalan vaksin, disamping itu juga

dengan ditemukannya kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diwilayah

Kabupaten Bogor, masyarakat menjadi resah dan enggan untuk mendapatkan

imunisasi lengkap. Namun bila dibandingkan dengan target cakupan UCI Nasional

maupun Propinsi sebenarnya hanya 80,00 % sehingga capaian kita telah melebihi

target Nasional dan Propinsi. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu

meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan

dampak ikutan dari kasus imunisasi sehingga masyarakat lebih tenang untuk

mendapatkan imunisasi lengkap.

Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan

penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan desa/kelurahan

Universal Child Immunization (UCI) ditunjang oleh Program Pencengahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten

tahun 2016 sebesar Rp. 2.684.775.000,- dengan realisasi Rp. 2.486.378.458,- (92,61

%) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 198.396.542,- Program ini

terdiri dari 12 kegiatan yaitu : penyemprotan/fogging sarang nyamuk, peningkatan

survailance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pemeriksaan calon jemaah

49

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

haji, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2TB, penatalaksanaan dan

penanggulangan penyakit Diare Ispa, pelaksanaan penanggulangan penyakit Kusta,

pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (HIV/AIDS), survailans

acut flaccid paralisys (AFP), pelayanan imunisasi, rapat kerja program pencegahan

pemberantasan penyakit serta survailance epidemiologi, Pemberian obat masal

pencegahan (POMP) Filariasis dan pengiriman peserta bimtek tekhnis VCT HIV.

g. Rumah dengan bebas jentik di daerah endemis, dari target 95,00 % realisasi

pencapaiannya 95,86 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,91 %

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebesar 100,06 % maka

capaian kinerja tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,85 %.

dikarenakan meningkatnya peran serta aktif dan kesadaran masyarakat dalam

melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) khususnya di

daerah yang endemis sehingga akan dapat memutuskan mata rantai pembiakan

nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas.

h. Cakupan TTU yang memenuhi syarat dari target 78,72 % dengan realisasi 79,03 %

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,39 % berdasarkan standar yang dipakai

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan

capaian tahun 2015 sebesar 100,05 % maka capaian kinerja tahun 2015 maka

capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,34 %. Keberhasilan

meningkatnya capaian kinerja dikarenakan meningkatnya pembinaan petugas

kepada masyarakat khususnya penanggung jawab tempat-tempat umum

disamping itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat sendiri akan

pentingnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.

i. Cakupan TPM yang memenuhi syarat dari target 90,46 % dengan realisasi 90,67 %

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,23 % berdasarkan standar yang dipakai

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan

capaian tahun 2015 sebesar 100,21 % maka capaian kinerja mengalami peningkatan

sebesar 0,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya

pemilik/penanggung jawab tempat pengelolaan makanan telah memahami ,

sadar dan sukarela memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan

dalam mengelola jasa pengelolaan makanannya.

j. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) yang

memenuhi syarat kesehatan dari target 71,57 % dengan realisasi 71,84 % sehingga

pencapaian kinerjanya sebesar 100,38 % berdasarkan standar yang dipakai maka

50

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian

realisasi pada tahun 2015 yaitu sebesar 100,18 % maka capaian realisasi tahun 2016

mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,2 %.

k. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan Jamban Keluarga (JAGA) dari target

71,63 % dengan realisasi 72,68 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,47

% berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

baik. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 yaitu sebesar

102,17 % maka capaian tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,7 %.

Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih

dari 100 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih

(SAB) dan Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian

kinerja lebih dari 100 %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan

kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang

memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan SKPD yang

terkait dalam pembangunan rumah sehat / layak huni yang juga meningkatkan

jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.

Indikator cakupan rumah dengan bebas jentik, prosentase TTU yang memenuhi

syarat, prosentase TPM yang memenuhi syarat, cakupan JAGA yang memenuhi

syarat dan cakupan SAB yang memenuhi syarat ditunjang oleh Program

pengembangan lingkungan sehat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten

tahun 2016 sebesar Rp. 552.879.000,- dengan realisasi Rp. 511.278.400,- (92,48 %)

pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 41.600.600,- program ini

terdidiri dari 4 kegiatan yaitu : pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempet umum,

sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pengawasan hygiene dan sanitasi tempat

pengelolaan makanan dan rapat kerja program pengembangan lingkungan sehat.

Peningkatan cakupan desa siaga aktif, dari target yang ditetapkan yaitu 85,00 %

terealisasi 67,97 % (295 desa siaga) sehingga capaiannya 79,96 %. Bila

dibandingkan dengan tahun 2015 dimana capaiannya 79,20 % mengalami

peningkatan sebesar 0,76 % (dari 275 desa siaga menjadi 295 desa siaga) di

Kabupaten Bogor. Penetapan target desa siaga memang dilakukan secara

bertahap mengingat proses pelaksanaannya tidak hanya dari Dinas Kesehatan

saja namun melibatkan sektor lain dan peran serta aktif masyarakat sendiri.

Pencapaian kinerja mencapai 79,96 % menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah

tetap berkomitmen dengan adanya kebijakan Kementrian Kesehatan bahwa

seluruh desa harus melaksanakan program desa siaga meskipun secara

51

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

bertahap dan untuk Kabupaten Bogor menjadi salah satu indikator kinerja yang

tertuang di dalam RPJMD.

Indikator cakupan desa siaga aktif ditunjang oleh Program promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016

sebesar Rp. 2.750.617.000,- dengan realisasi Rp. 2.537.727.360,- (92,26 %) pada

program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 212.889.640,- Program ini terdiri dari

7 kegiatan yaitu : penyediaan media penyuluhan kesehatan, penyuluhan kesehatan,

peningkatan kesehatan Lintas Sektor dan UKBM, rapat kerja bidang promosi dan

SDK, peringatan hari kesehatan nasional (HKN), pengadaan set promosi kesehatan

(DAK) dan penyusunan peraturan Bupati tentang Implementasi Perda KTR.

3. Sasaran ketiga, yaitu : Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan mempersiap kan

puskesmas BLUD dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Rasio rumah sakit per satuan penduduk target 1 : 195.519 realisasi pencapaiannya 1

: 206.940 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 62,30 %, maka pencapaiannnya

termasuk dalam katagori kurang. Akan tetapi jika target 2016 dibandingkan dengan

target tahun 2015 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1 : 205.948 maka target

Rasio rumah sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan artinya bila pada

tahun 2015, satu rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 205.948 jiwa

maka pada tahun 2016 satu rumah sakit melayani 195.519 jiwa.

b. Rasio dokter per satuan penduduk dari target 1 :3.788 dengan realisasi 1 : 3.869

sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97,86 % berdasarkan standar yang dipakai

maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Pencapaian kurang dari 100 %

oleh karena tidak sebandingnya jumlah dokter di Kabupaten Bogor dengan

pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, salah satu upaya

yang akan dilakukan dengan menambah jumlah tenaga dokter di puskesmas.

c. Rasio tenaga medis per satuan penduduk dari target 1 : 2.576 dengan realisasi 1 :

3.352 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 69,88 % berdasarkan standar yang

dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Pencapaian kurang

dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah tenaga medis di Kabupaten Bogor

dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya dan

dibarengi dengan adanya kebijakan Moratorium CPNS 2015-2019 MenPan “mengkaji

tentang Moratorium (pengehentian) perekrutan CPNS selama 5 tahun kedepan

sehingga tidak ada penambahan pegawai.

52

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Indikator Rasio dokter per satuan penduduk dan Rasio tenaga medis per satuan

penduduk ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri

dari 1 kegiatan yaitu : penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis

perkantoran dan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,-

dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi

anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu :

pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga

fungsional kesehatan.

d. Rasio puskesmas, poliklinik, puskesmas pembantu per satuan penduduk dari target

1 : 9.247 dengan realisasi 1 : 15.266 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 33,91

%. Berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori

sangat kurang. Bila dibandingkan dengan target tahun 2015 ada peningkatan dari

target dari 1 : 9.394 menjadi 1 : 9.247, akan tetapi pencapaian mengalami penurunan

sebesar 7,93 % jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar

52,60 %. Oleh karena Balai Pengobatan yang masa berlakunya sampai dengan

tahun 2015 belum memperpanjang menjadi ijin Klinik yang harus berdasarkan

Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 sehingga capaian menjadi turun, upaya yang akan

dilakukan yaitu monitoring dan evaluasi ke klinik-klinik yang belum memperpanjang

masa berlakunya.

Indikator cakupan puskesmas, cakupan puskesmas pembantu dan rasio puskesmas,

poliklinik, pustu per satuan penduduk ditunjang oleh program pengadaan

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas

pembantu dan jaringannya. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016

sebesar Rp. 52.532.277.000,- dengan realisasi Rp. 46.137.984.540,- ( 87,83 % )

pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran tidak diserap sebesar Rp.

6.394.292.460,- diantaranya dari kegiatan pengadaan puskesmas keliling (DAK)

pengadaan pusling double garden tidak direalisasikan oleh karena tidak ada dalam e

catalog kemudian diadakan pengadaan langsung akan tetapi tidak cukup waktu,

pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan Generator (DAK) dan

revitalisasi pagar pustu pasir jambu. Program ini terdiri dari 61 kegiatan yaitu :

pengadaan puskesmas keliling (DAK), pengadaan ambulance (DAK), pengadaan

alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan alat-alat laboratorium puskesmas

(DAK), pengadaan lemari Es Vaksin puskesmas (DAK), pengadaan PTM Kit di

puskesmas (DAK), pengadaan generator (DAK), pengadaan peralatan sistem

informasi kesehatan di puskesmas (DAK), pengadaan meubelair puskesmas,

53

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

pengadaan alat-alat kedokteran pukesmas, pembangunan puskesmas pembantu

sebanyak 4 buah (batok, Sukaresmi, sindang reret dan ciasihan), revitalisasi pagar

pustu pasir jambu, revitalisasi/rehab puskesmas sebanyak 10 buah ( Puskesmas

ragajaya, lebakwangi, gandoang, rancabungur, cirimekar, balekambang dan

banjarsari, Kiarapandak, ciseeng, pamijahan), revitalisasi/rehab pustu sebanyak 5

buah (Bojong kulur, kelurahan tengah, mampir, cadas ngampar dan cibunian)

pemagaran puskesmas/pustu sebanyak 4 puskesmas (pasir angin, sukajaya, Bojong

Nangka dan sukamakmur), penataan halaman parkir puskesmas Tanjungsari,

pemasangan turap penahan tanah pustu Harapan Jaya, pembangunan ruang

practical to Lunch dan ruang Unit Gawat Darurat pusk Cibeuteung Udik, penataan

area parkir pustu pasir angin, pemasangan turap puskesmas cilebut, pengadaan

lemari es vaksin puskesmas, pengurusan surat ijin operasional puskesmas,

pembangunan halaman puskesmas ciangsana, pembangunan puskesmas jasinga,

pembangunan turap puskesmas tajur, rehabilitasi puskesmas DTP Parung dan

pembangunan instalasi pegolahan air limbah UPT sebanyak 16 puskesmas (jasinga,

cigudeg, citeureup, ciampea, sukaraja, parung, parung panjang, jonggol, cigombong,

cileungsi, ciawi, bantarjaya, karadenan, leuwiliang, Sentul dan dramaga)

Misi-3

1. Meningkatnya daya dukung pelayanan kesehatan.

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Target Realisasi % Capaian

1.

2.

PENUNJANG

Meningkatkan

kapasitas

sumber daya

sarana dan

prasarana kerja

serta kualitas

aparatur

Meningkatkan

fungsi

Terwujudnya

kelancaran

pelayanan

administrasi

perkantoran

Terwujudnya

kecepatan,

kenyamanan

dan keamanan

kerja aparatur

Terwujudnya

peningkatan

%

%

%

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

54

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Satuan Target Realisasi % Capaian

3.

koordinasi,

regulasi dan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

pemerintah,

swasta daan

lintas sektor

Meningkatkan

jejaring

pelayanan

kesehatan

kapasitas dan

kinerja sumber

daya aparatur

Tersusunnya

perencanaan

dan laporan

yang akuntabel

%

100,0

100,0

100,0

100,0

Untuk mendukung Misi 2 telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 4 program dan 39

kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 100,0 %. Rincian pencapaian dari 3

(tiga) sasaran sebagai berikut :

1) Sasaran pertama, meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

masing-masing dengan indikator kinerja terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi

perkantoran dengan target 100 % tercapai 100 % dan terwujudnya kecepatan,

kenyamanan dan keamanan kerja aparatur dengan target 100 % tercapai 100 %,

berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan penunjang adminsitrasi perkantoran

telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Indikator terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran ditunjang oleh

Program pelayanan administrasi perkantoran. Program ini dibiayai dari APBD

Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.662.850.000,- dengan realisasi Rp.

19.273.163.693,- ( 98,02 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.

389.686.307,- dari penawaran harga lelang. Program ini terdiri dari 15 kegiatan yaitu,

penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa pemeliharaan

dan perijinan kendaraan dinas/operasional, penyediaan jasa kebersihan kantor,

penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan

komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan

55

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

peraturan perundangan-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan

makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah,

penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi perkantoran, pelayanan dokumentasi

dan arsip SKPD, penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan

administrasi barang dan pelayanan keamanan kantor.

Indikator terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur ditunjang

oleh Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program ini dibiayai dari

APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 3.153.998.000,- dengan realisasi Rp.

2.728.590.304,- ( 86,51 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran

sebesar Rp. 425.407.696,- diantaranya dari kegiatan rehabilitasi rumah dinas puskesmas

Sukadamai oleh karena ditinggal pihak ke tiga. Program kegitan ini terdiri dari 14 kegiatan

yaitu : pengadaan meubelair, pengadaan peralatan kantor, pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasinal, pemeliharaan

rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, reitalisasi rumah dinas Puskesmas Ciasmara,

rehabilitasi rumah dinas Puskesmas Dago, Karadenan, Tenjo, Sukadamai dan Cirimekar,

pemasangan partisi dan peralatan interior kantor dinas, penyediaan kendaraan bermotor

dinas (DAK) dan penyediaan peralatan kantor (DAK).

2) Sasaran kedua, meningkatnya jumlah dan kualitas sumber daya kesehatan dengan

indikator kinerjanya terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur

dengan target 100 % pencapaiannya 100 %. Pencapaian tersebut dikontribusikan dengan

adanya penambahan sarana mobilitas darat , sarana kerja dan pemeliharaan sarana

kerja.

Indikator terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur ditunjang

oleh Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari

APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp.

180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.

5.424.500,- Program ini terdidiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi

aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.

3). Sasaran ketiga, terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan SKPD dengan

indikator kinerjanya tersusunnya perencanaan dan laporan yang akuntabel dengan target

kinerja 100 % dan pencapaian 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka

pencapaiannya termasuk dalam katagori baik.

Indikakator tersusunya perencanaan dan laporan yang akuntabel ditunjang oleh Program

peningkatan pengembangan sistem capaian kinerja dan keuangan, Program ini

dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 899.219.000,- dengan realisasi

56

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Rp. 845.097.625,- ( 93,98 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.

54.121.375,- program kegiatan ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : penyusunan laporan

capaian kinerja dan ihktisar realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan

semesteran, penyusunan laporan keuangan akhir tahun, penyusunan perencanaan

anggaran, penatausahaan keauangan SKPD, publikasi kinerja dan penyusunan renja

SKPD. Program pengadaan standarisasi pelayanan kesehatan. Program ini dibiayai

dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 16.522.241.000,- dengan realisasi Rp.

15.833.020.275,- ( 95,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp.

689.220.725,- diantaranya dari kegiatan persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan

Badan Layanan Umum daerah (PPK-BLUD) puskesmas. Program ini terdiri dari 8

kegiatan yaitu : monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan dan pengembangan data

kesehatan, pembinaan sarana institusi swasta, jasa pelayanan kesehatan, rapat

koordinasi evaluasi dan perencanaan program, akreditasi puskesmas, persiapan

penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan

seleksi dan pembinaan tenaga kesehatan teladan.

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dalam tahun 2016 Pendapatan Dinas Kesehatan ditargetkan sebesar Rp.

134.296.680.000,- terealisasi sebesar Rp. 147.146.404.639,- atau tercapai 109,57 %.

Belanja Dinas Kesehatan tahun 2016 dialokasikan sebesar Rp.

600.228.436.000,- terealisasi sebesar Rp. 492.394.249.438,- atau terserap 82,03 %.

Secara garis besar realisasi anggaran Dinas Kesehatan tahun 2016 sebagai

berikut :

No Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %

Realisasi

A. PENDAPATAN

B.

Retribusi pelayanan kesehatan

BELANJA

134.296.680.000,-

147.146.404.639,-

109,57

1. BELANJA TIDAK LANGSUNG

120.704.036.000,- 120.310.588.257,- 99,67

Belanja Pegawai 2. BELANJA

LANGSUNG (BELANJA PROGRAM/ KEGIATAN) - Belanja Pegawai - Belanja barang dan

120.704.036.000,-

479.524.400.000,-

29.284.749.000,- 347.208.171.000,-

120.310.588.257,-

372.083.661.181,-

27.679.101.250,- 271.535.746.379,-

99,67

77,59

94,52 78,21

57

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

No Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %

Realisasi

Jasa - Belanja Modal JUMLAH BELANJA

103.031.480.000,-

479.524.400.000,-

72.868.420.148,-

372.083.267.777,-

70,72

77,59

C. SURPLUS / (DEFISIT) (465.938.406.000,-) (344.343.288.395,-) 73,99

Anggaran belanja langsung yang digunakan untuk membiayai program dan

kegiatan dalam rangka mencapai sasaran strategis Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar

Rp. 479.524.400.000,- terealisasi sebesar Rp.372.083.661.181,- atau terserap 77,59 %.

Tidak terserapnya dana belanja langsung tersebut disebabkan karena adanya efisiensi

anggaran dari selisih penawaran pihak ketiga, tidak dilelangkan (karena waktu yang tidak

cukup), pemutusan kontrak, efisiensi dari kegiatan-kegiatan yang sudah terintegrasi

dengan sumber dana lain dan adanya beberapa kegiatan yang memang tidak

direalisasikan oleh karena disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya di lapangan seperti

kejadian luar biasa yang memang sesuai dengan kejadian yang terjadi serta kegiatan Biaya

Penunjang Pelayanan Kesehatan Nasional FKTP puskesmas oleh karena dana luncuran

tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu

sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Rincian anggaran dan realisasi APBD

(LRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disajikan dalam Lampiran : 4.

58

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja (LK) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini, diharapkan

dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor dalam rangka pencapaian tahapan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan

Pemerintah Kabupaten Bogor pada umumnya. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan

akuntabilitas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Sangat disadari

bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi akuntabilitas seperti

yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan

dapat memperoleh gambaran tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten

Bogor dan hasil-hasilnya.

Berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor selama tahun 2016, sehingga beberapa program / kegiatan belum dapat

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam upaya meningkatkan kinerja pada tahun

berikutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor perlu melakukan langkah-langkah untuk

mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi tahun 2016, antara lain :

Kendala pencapaian kinerja sasaran :

a. Masih adanya daerah-daerah yang cukup sulit dijangkau oleh petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan secara rutin karena kondisi geografis dan keterbatasan

sarana serta tenaga di puskesmas setempat sehingga beberapa cakupan program

kesehatan belum memenuhi target atau harapan.

b. Belum tercakupnya seluruh pelaporan dari pelayanan kesehatan swasta menyebabkan

pencapaian indikator sasaran belum sepenuhnya menggambarkan kondisi yang

sebenarnya, seperti cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan,

c. Penetapan target khususnya yang berkaitan dengan angka pertumbuhan penduduk tidak

sebanding dengan realisasi jumlah penduduk yang ada sehingga pada pencapaian hasilnya

terjadi kesenjangan yang cukup besar.

Kendala pencapaian kinerja kegiatan :

a. Beberapa kegiatan yang tidak terealisasi oleh karena belum terpenuhinya

persyaratan/kejelasan tentang kondisi yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.

59

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

Upaya pemecahan masalah :

a. Meningkatkan pembinaan teknis ke pelayanan kesehatan swasta untuk pelaporan dan

mengupayakan adanya surat intruksi dari penentu kebijakan untuk mekanisme sistem

pelaporan di sarana pelayanan kesehatan swasta yang dikaitkan dengan insentif

kemudahan maupun sanksi bagi pelayanan kesehatan swasta.

b. Meningkatkan koordinasi lintas program dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan dalam rangka keterpaduan program

c. Mereview target dengan perhitungan proyeksi yang lebih tepat diselaraskan dengan

pertumbuhan penduduk sehingga memperkecil kesenjangan pencapaian

d. Meningkatkan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan.

Semoga Laporan Kinerja ini dapat memberi masukan yang berarti dalam penyusunan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 secara tepat waktu.

60

LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

Tahun 2016

.

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LK) merupakan amanat Peraturan Presiden Rebuplik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pemerintah kepada masyarakat. LK disusun dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta untuk mengetahui kemampuan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor adalah Mewujudkan Masyarakat

Kabupaten Bogor Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat. Penetapan visi ini dimaksud bahwa setiap penduduk mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan atas kehendak dan dorongan diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi lingkungan untuk bersikap dan berprilaku hidup sehat.

Keterjangkauan dan kemandirian masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak terbatas pada pemanfaatan sarana kesehatan pemerintah saja tetapi juga sarana kesehatan swasta.

Pada tahun 2016, dari dana APBD Kabupaten Bogor telah ditetapkan

anggaran kesehatan sebagai berikut : anggaran pendapatan dari retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 134.296.680.000,- Anggaran belanja Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp. 600.228.436.000,- terdiri dari belanja tidak langsung (BTL) sebesar Rp. 120.704.036.000,- (20,10%) dan belanja langsung (BL) sebesar Rp. 479.524.400.000,- (79,95%) Pada belanja tidak langsung (BTL) terdiri dari belanja pegawai Rp. 120.704.036.000,- (100%) sedangkan pada belanja langsung (BL) proporsi terbesar adalah untuk belanja Barang dan Jasa Rp.347.208.171.000,- (72,41%) belanja Modal Rp. 103.031.480.000,- (21,48 %) kemudian belanja pegawai Rp. 29.284.749.000,- (6,11%).

Dalam APBD termasuk juga anggaran kesehatan yang berasal dari APBD

Propinsi/Bantuan Gubernur sebesar Rp. 35.200.460.000,- dan APBN (DAK) sebesar Rp. 81.659.582.000,-

Pencapaian indikator sasaran seperti yang ditetapkan dalam Rencana

Strategis dalam rangka mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut : Rasio sarana pelayanan kesehatan dasar ; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per penduduk mencapai 1: 15.266 dari target 1:9.247 Rasio Rumah Sakit per penduduk 1:206.940 dari target 1:195.519, Prosentase pengadaan obat essensial mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan masyarakat mencapai 70,81 % dari target 68,00 %, Cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya mencapai 100 % dari target 100 %, Prosentase balita gizi buruk mencapai 0.017 % dari target 0.018 %, Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mencapai 100 % dari target 100 %, Rasio posyandu per Satuan Balita baru mencapai 8,53 % dari target 11,79 %, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan baru mencapai 88,01 % dari target 91,25 %, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai 78,20 % dari target 81,25 %, Cakupan kunjungan bayi 96,21 % dari target 95,00 %, Cakupan puskesmas 252,50 % dari

target 252,50 %, Cakupan puskesmas pembantu 31,11 % dari target 35,02 %, Cakupan UCI mencapai 93,08 % dari target 100,00 %, Rasio dokter per satuan penduduk mencapai 1:4.989 dari target 1:3869 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1 : 4.259 dari target 1:3.352, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 97,49 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD mencapai 100 % dari target 100 %, Rumah dengan bebas jentik didaerah endemis mencapai 95,86 % dari target 95,00 %, Prosentase TTU yang memenuhi syarat mencapai 79,03 % dari target 78,72 %, Prosentase TPM yang memenuhi syarat telah mencapai 90,67 % dari target 90,46 %, cakupan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan mencapai 71,84 % dari target 71,57 %, cakupan Jamban Keluarga (JAGA) yang memenuhi syarat mencapai 72,68

% dari target 71,63 % dan peningkatan Cakupan desa siaga aktif mencapai 63,36 % dari target 85,00 %.

Untuk mendukung pencapaian Misi ke-satu dan ke-tiga telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 13 program dan 378 kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 91,09 % Rincian pencapaian dari 2 (dua) sasaran sebagai berikut :

1. Sasaran pertama, yaitu Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam JKN dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Terpenuhinya kebutuhan obat masyarakat dengan indikator kinerja rosentase pengadaan obat esensial dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini menunjukkan bahwa pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yang juga mencapai 100 % menunjukkan bahwa adanya konsistensi dalam pemenuhan kebutuhan obat esensial dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditentukan.

Indikator prosentase pengadaan obat essensial ditunjang oleh Program obat dan perbekalan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK + pendamping APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.054.200.000,- dengan realisasi Rp. 15.624.675.543,- (82,00 %) pada program ini ada sisa anggaran dari efisiensi penawaran harga dari E Catalog sebesar Rp.3.429.524.457,- Pogram ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : pengadaan bahan habis pakai laboratorium puskesmas, pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar (DAK), pengadaan bahan Medis pakai Habis/BMPH (DAK), pengadaan perlengkapan Bahan Medis Pakai Habis/BMPH pendukung (DAK), rapat kerja program obat dan BMPH dan Penyediaan Sarana Prasarana Instalasi farmasi (DAK).

b. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target 100 % realisasi pencapaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang juga mencapai 100 % hal ini dikarenakan sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani.

Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ditunjang oleh Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 117.870.444.000,- dengan realisasi Rp. 95.063.186.993,- ( 80,65 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan

kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 22.807.257.007,- diantaranya dari kegiatan Pelayanan operasi katarak Rp. 16.507.000,- dan Kegiatan Jaminan Kesehatan Pelayanan Daerah Rp. 22.790.680.907,- oleh karena jumlah yang dibayarkan sesuai dengan verifikasi yang telah dilaksanakan, bukan berdasarkan klaim dari Rumah Sakit. Program ini terdiri dari 4 kegiatan yaitu : pelayanan operasi katarak, jaminan pelayanan kesehatan daerah (Jamkesda) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2015) dan jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (Banprop 2016)

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dari target 91,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 88,01 % sehingga capaian kinerjanya sebesar 96,45 % meskipun belum mencapai 100 % namun berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 sebesar 97,67 % maka terjadi penurunan sebesar 1,22 %. Belum tercapainya target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh karena masih tingginya persalinan oleh paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak berisiko maka pemeriksaan kehamilan dan persalinan tidak perlu tenaga kesehatan. Tingginya minat masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan pemeriksaan ibu pada saat kehamilan dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar 99,5 % namun pada saat persalinan, ibu hamil dan keluarganya lebih memilih ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke angka 88,1 %. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan organisasi profesi, pembentukan kelas ibu dan optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil di desa dan pemberdayaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan daan pencegahan komplikasi (P4K).

d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 81,25 % realisasi pencapaiannya sebesar 78,20 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96,25 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang mencapai 97,63 % maka terjadi penurunan yaitu sebesar 1,38 %. Pencapaian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani kurang dari 100 % hal ini karena belum seluruhnya ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan keluarganya mengetahui tentang tanda bahaya atau komplikasi dan segera mendapatkan tindakan/tatalaksana kegawatdaruratan oleh petugas kesehatan, salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu pemberdayaan ibu hamil, ibu nifas dan ibu bersalin dan keluarganya melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

e. Cakupan kunjungan bayi dengan target 95,00 % realisasi pencapaiannya 96,21 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,27 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,16 % maka terjadi peningkatan sebesar 0,11 %. Keberhasilan capaian kinerja cakupan kunjungan bayi sebesar 101,27 % oleh karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan. Disamping itu petugas kesehatan yang aktif melakukan kunjungan rumah atau melalui kegiatan posyandu dan

kegiatan sweeping posyandu, menunjukan adanya kesadaran para ibu yang mempunyai bayi untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan.

Indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan cakupan kunjungan bayi ditunjang oleh Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Ada kegiatan yg tidak dilaksanakan yaitu kegiatan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) sebesar Rp. 8.642.800.000,- oleh karena tidak ada kesesuaian kode rekening untuk transpot masyarakat dari rumah tinggal ke rumah singgah. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan DAK tahun 2016 sebesar Rp. 10.687.059.000,- dengan realisasi Rp. 1.977.751.375,- (18,51 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.709.307.625,- Program ini terdiri dari 10 kegiatan yaitu : Pengiriman peserta bimtek Asuhan Persalinan Normal (APN), peningkatan kemitraan puskesmas PONED dengan Rumah Sakit, pengiriman peserta bimtek Asfixia Bayi Baru Lahir, pengiriman peserta bimtek Pertolongan Persalinan Pertama Gawat Darurat Obsetri & Neonatal (PPGDON), pengiriman peserta bimtek Pelayanan Obsetric dan Neonatal Emergency Dasar (PONED), belanja operasional call center/SMS Gatway program EMAS, rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak dan remaja, Jaminan Persalinan/JAMPERSAL (DAK), pengiriman peserta bimtek Simulasi Deteksi Dini Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pengiriman peserta bimtek Manajemen Terpadu Balita Sakit/Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBS/MTBM), Program Peningkatan Kesehatan Lansia. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 376.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 375.346.250,- (99,57 %), program ini terdiri dari 4 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan, Bimtek Geriatri bagi dokter dan perawat di puskesmas, Gerakan sehat lanjut usia dan Worshop TOT peningkatan kemampuan sumber daya penggerak lansia. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 375.417.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 371.616.800,- (98,99 %) efisiensi anggaran dari penawaran harga sebesar Rp. 3.800.200,- Program ini terdiri dari 5 kegiatan : Rapat kerja program peningkatan pelayanan kesehatan remaja, peningkatan kemampuan KKR/Peer Konselor, orientasi kesehatan reproduksi remaja pada guru SMP/SMU Pembina KKR, Workshop peningkatan kemampuan pengelola petugas reproduksi remaja dan pelatihan penanganan kekerasan terhadap anak bagi petugas.

f. Cakupan puskesmas dengan target 252,50 % realisasi pencapaiannya 252,50 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan capaian kinerja cakupan puskesmas sebesar 100 % bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 yang juga mencapai 100 % menandakan tidak adanya penambahan jumlah baik jumlah puksesmas maupun kecamatan.

g. Cakupan pembantu puskesmas dengan target 31,57 % realisasi pencapaiannya 35,02 % sehingga realisasi pencapaian kinerjanya sebesar 110,93 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Capaian kinerja cakupan puskesmas pembantu lebih dari 100 % yaitu sebesar 110,93 %, bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015 yang sebesar 97,01 % maka terjadi peningkatan 13,92 %. Hal ini

disebabkan tahun 2016 pemerintah Kabupaten Bogor menambah pembangunan jumlah pustu sebanyak 4 pustu sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dan akan berusaha terus dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan kegiatan puskesmas keliling (pusling) ke daerah-daerah yang sulit dijangkau/sulit pemenuhan pelayanan kesehatan.

h. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 68,00 % dengan realisasi 70,81 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 104,13 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 104,13 % hal ini disebabkan karena masyarakat sebagian besar sudah memiliki jaminan kesehatan (BPJS) yang berhak mendapatkan pelayanan pertama di puskesmas, sehingga kunjungan puskesmas meningkat. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 86,73 % maka terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,40 %. Karena dengan adanya pelayanan BPJS masyarakat hampir seluruhnya menggunakan faskes pertama di puskesmas sehingga kunjungan faskes pertama puskesmas mengalami peningkatan. Salah satu upaya yang akan dilakukan terus meningkatkan promosi kesehatan di puskesmas dan masyarakat. Dan diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan mengerti dan paham sehingga datang ke pelayanan kesehatan (puskesmas).

Indikator cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ditunjang oleh Program upaya kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 227.308.948.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 163.151.950.013,- (71,78 %) pada prgram ini ada efisiensi atau kegiatan yang tidak diserap sebesar Rp. 64.076.962.835,- diantaranya dari kegiatan biaya penunjang pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas oleh karena dana luncuran tahun 2015 baru masuk dalam perubahan reguler (bulan November) sehingga waktu sangat terbatas untuk merealisasikan kegiatan. Program ini terdiri dari 249 kegiatan yaitu : Operasional di UPT Puskesmas dan jaringannya sebanyak 40 UPT Puskesmas, Operasional UPT Kesja dan jaringannya (BKKM), Operasional UPT Labkesda, Rapat kerja program upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dalam rangka P3K dan pengiriman peserta Bimbingan tehnis PPGD, pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional FKTP di 101 puskesmas, dukungan manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada puskesmas (DAK) dan pelayanan kesehatan masyarakat dan dukungan manajemen di 101 puskesmas.

Cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 100 % dengan realisasi 100,0 % maka pencapaian kinerjanya sebesar 100,0 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka tidak terjadi baik peningkatan maupun penurunan, oleh karena adanya sistem yang baik dalam pengadministrasian Apotik, IRTP dan Toko Obat sudah mulai tertib maka pembinaan yang dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga capaian kinerja tidak melebihi dari target.

Indikator cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya ditunjang oleh Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 140.789.000,- dengan realisasi Rp. 140.784.500,- (100 %) pada program ini ada efisiensi anggaran

sebesar Rp. 4.500,- kegiatan ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : kegiatan pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga dan penyuluhan keamanan pangan dalam rangka produk sertifikasi produk pangan (SPPIRT).

2. Sasaran kedua, yaitu : Meningkatkan Cakupan pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat serta PHBS dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Prosentase balita gizi buruk dari target 0,018 % terealisasi 0,017 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 105,56 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, dimana prosentase pencapaian balita gizi buruk mencapai 0,019 % dengan capaian kinerja 100 % maka telah terjadi peningkatan sebesar 5,56 %. Bila dilihat dari target maka dikarenakan adanya kenaikan target dari 0.019 % menjadi 0,018 %. Akan tetapi hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi) dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. Disamping itu dengan adanya program dan kegiatan pemberian PMT bagi balita gizi buruk sehingga kasus balita gizi buruk mengalami penurunan.

b. Prosentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target 100 % terealisasi 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, yang juga mencapai 100 % . Hal ini menunjukan adanya penanganan balita gizi buruk secara komprehensip melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit disamping pelaksanaan pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT bagi balita.

c. Rasio posyandu per satuan balita dari target 11,79 % terealisasi 8,53 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 72,35 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Capaian kinerja rasio posyandu per satuan balita belum mencapai 100 % hal ini disebabkan karena jumlah posyandu yang sedikit sehingga tidak sebanding dengan pertambahan jumlah balita di Kabupaten Bogor. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, maka terjadi penurunan capaian sebesar 4,00 %. Salah satu upaya yang akan dilakukan menggerakan masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada di desanya, seperti ikut serta dalam kegiatan posyandu.

Indikator prosentase balita gizi buruk, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan dan Rasio posyandu per satuan balita ditunjang oleh Program perbaikan gizi masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten dan Bantuan Keuangan Propinsi Jawa Barat tahun 2016 sebesar Rp. 4.765.909.000,- dengan realisasi Rp. 6.764.670.400,- (99,97 %) pada program ini ada efisiensi anggaran dari penawaran harga sebesar Rp. 1.238.600,- program ini terdiri dari 6 kegiatan yaitu : kegiatan pengadaan makanan tambahan dan vitamin, rapat kerja program perbaikan gizi masyarakat, penanggulangan balita gizi buruk dan balita kurang gizi (Banprop 2015), pengiriman bimtek tatalaksana Balita Gizi Buruk, pengiriman bimtek konselor menyusui dan pengiriman bimtek pemantauan pertumbuhan.

d. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 82,00 % dengan realisasi 97,49 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar

118,89 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional adalah masih sebesar 80,0 %, bila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 101,96 % artinya capaian tidak ada kenaikan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sarana kesehatan terutama Rumah Sakit Swasta, Balai Pengobatan/Klinik Swasta, dokter praktek ikut dalam pelaksanaan program P2TB dengan menggunakan strategi DOTS, maka pasien yg berobat tercatat seluruhnya dan sistem pencacatan dan pelaporan program TB berubah dari sistem manual menjadi komputerisasi sehingga data-data dapat terlaporkan.

e. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target 100 % realisasi capaiannya 100 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Keberhasilan pencapaian kinerja 100 % ini oleh karena DBD merupakan salah satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga sistem kewaspadaan dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penaganan kasus DBD sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus, pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani.

f. Peningkatan cakupan universal child imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 100 % dengan realisasi 93,08 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90,78 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 dimana pencapaiannya sebesar 92,40 % maka ada peningkatan sebesar 0,68 %. Capaian UCI belum mencapai 100 % hal ini disebabkan oleh karena masih adanya orangtua/sekelompok masyarakat yang menolak dengan alasan kehalalan vaksin, disamping itu juga dengan ditemukannya kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) diwilayah Kabupaten Bogor, masyarakat menjadi resah dan enggan untuk mendapatkan imunisasi lengkap. Namun bila dibandingkan dengan target cakupan UCI Nasional maupun Propinsi sebenarnya hanya 80,00 % sehingga capaian kita telah melebihi target Nasional dan Propinsi. Salah satu upaya yang akan dilakukan yaitu meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan dampak ikutan dari kasus imunisasi sehingga masyarakat lebih tenang untuk mendapatkan imunisasi lengkap.

Indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) ditunjang oleh Program Pencengahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 2.684.775.000,- dengan realisasi Rp. 2.486.378.458,- (92,61 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 198.396.542,- Program ini terdiri dari 12 kegiatan yaitu : penyemprotan/fogging sarang nyamuk, peningkatan survailance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pemeriksaan calon jemaah haji, fasilitasi pelaksanaan kegiatan program P2TB, penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit Diare Ispa, pelaksanaan penanggulangan penyakit Kusta, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual (HIV/AIDS), survailans acut flaccid paralisys (AFP), pelayanan imunisasi, rapat kerja

program pencegahan pemberantasan penyakit serta survailance epidemiologi, Pemberian obat masal pencegahan (POMP) Filariasis dan pengiriman peserta bimtek tekhnis VCT HIV.

g. Rumah dengan bebas jentik di daerah endemis, dari target 95,00 % realisasi pencapaiannya 95,86 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,91 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebesar 100,06 % maka capaian kinerja tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,85 %. dikarenakan meningkatnya peran serta aktif dan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) khususnya di daerah yang endemis sehingga akan dapat memutuskan mata rantai pembiakan nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas.

h. Cakupan TTU yang memenuhi syarat dari target 78,72 % dengan realisasi 79,03 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,39 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 100,05 % maka capaian kinerja tahun 2015 maka capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,34 %. Keberhasilan meningkatnya capaian kinerja dikarenakan meningkatnya pembinaan petugas kepada masyarakat khususnya penanggung jawab tempat-tempat umum disamping itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat sendiri akan pentingnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.

i. Cakupan TPM yang memenuhi syarat dari target 90,46 % dengan realisasi 90,67 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,23 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 100,21 % maka capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 0,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pemilik/penanggung jawab tempat pengelolaan makanan telah memahami , sadar dan sukarela memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan dalam mengelola jasa pengelolaan makanannya.

j. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan dari target 71,57 % dengan realisasi 71,84 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 100,38 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian realisasi pada tahun 2015 yaitu sebesar 100,18 % maka capaian realisasi tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,2 %.

k. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan Jamban Keluarga (JAGA) dari target 71,63 % dengan realisasi 72,68 % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 101,47 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015 yaitu sebesar 102,17 % maka capaian tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,7 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari 100 %. Cakupan Inspeksi Sanitasi untuk peningkatan sarana air bersih (SAB) dan Cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari 100 %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan SKPD yang terkait dalam

pembangunan rumah sehat / layak huni yang juga meningkatkan jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.

Indikator cakupan rumah dengan bebas jentik, prosentase TTU yang memenuhi syarat, prosentase TPM yang memenuhi syarat, cakupan JAGA yang memenuhi syarat dan cakupan SAB yang memenuhi syarat ditunjang oleh Program pengembangan lingkungan sehat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 552.879.000,- dengan realisasi Rp. 511.278.400,- (92,48 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 41.600.600,- program ini terdidiri dari 4 kegiatan yaitu : pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempet umum, sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), pengawasan hygiene dan sanitasi tempat pengelolaan makanan dan rapat kerja program pengembangan lingkungan sehat.

Peningkatan cakupan desa siaga aktif, dari target yang ditetapkan yaitu 85,00 % terealisasi 67,97 % (295 desa siaga) sehingga capaiannya 79,96 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 dimana capaiannya 79,20 % mengalami peningkatan sebesar 0,76 % (dari 275 desa siaga menjadi 295 desa siaga) di Kabupaten Bogor. Penetapan target desa siaga memang dilakukan secara bertahap mengingat proses pelaksanaannya tidak hanya dari Dinas Kesehatan saja namun melibatkan sektor lain dan peran serta aktif masyarakat sendiri. Pencapaian kinerja mencapai 79,96 % menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah tetap berkomitmen dengan adanya kebijakan Kementrian Kesehatan bahwa seluruh desa harus melaksanakan program desa siaga meskipun secara bertahap dan untuk Kabupaten Bogor menjadi salah satu indikator kinerja yang tertuang di dalam RPJMD.

Indikator cakupan desa siaga aktif ditunjang oleh Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 2.750.617.000,- dengan realisasi Rp. 2.537.727.360,- (92,26 %) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 212.889.640,- Program ini terdiri dari 7 kegiatan yaitu : penyediaan media penyuluhan kesehatan, penyuluhan kesehatan, peningkatan kesehatan Lintas Sektor dan UKBM, rapat kerja bidang promosi dan SDK, peringatan hari kesehatan nasional (HKN), pengadaan set promosi kesehatan (DAK) dan penyusunan peraturan Bupati tentang Implementasi Perda KTR.

3. Sasaran ketiga, yaitu : Meningkatkan Puskesmas Terakreditasi dan mempersiap kan puskesmas BLUD dengan indikator kinerjanya adalah :

a. Rasio rumah sakit per satuan penduduk target 1 : 195.519 realisasi pencapaiannya 1 : 206.940 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 62,30 %, maka pencapaiannnya termasuk dalam katagori kurang. Akan tetapi jika target 2016 dibandingkan dengan target tahun 2015 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 1 : 205.948 maka target Rasio rumah sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan artinya bila pada tahun 2015, satu rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 205.948 jiwa maka pada tahun 2016 satu rumah sakit melayani 195.519 jiwa.

b. Rasio dokter per satuan penduduk dari target 1 :3.788 dengan realisasi 1 : 3.869 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97,86 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Pencapaian kurang dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah dokter di Kabupaten Bogor dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, salah satu upaya yang akan dilakukan dengan menambah jumlah tenaga dokter di puskesmas.

c. Rasio tenaga medis per satuan penduduk dari target 1 : 2.576 dengan realisasi 1 : 3.352 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 69,88 % berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori cukup. Pencapaian kurang dari 100 % oleh karena tidak sebandingnya jumlah tenaga medis di Kabupaten Bogor dengan pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya dan dibarengi dengan adanya kebijakan Moratorium CPNS 2015-2019 MenPan “mengkaji tentang Moratorium (penghentian) perekrutan CPNS selama 5 tahun kedepan sehingga tidak ada penambahan pegawai.

Indikator Rasio dokter per satuan penduduk dan Rasio tenaga medis per satuan penduduk ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari 1 kegiatan yaitu : penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran dan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.

d. Rasio puskesmas, poliklinik, puskesmas pembantu per satuan penduduk dari target 1 : 9.247 dengan realisasi 1 : 15.266 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 34,91 %. Berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori sangat kurang. Bila dibandingkan dengan target tahun 2015 ada peningkatan dari target dari 1 : 9.394 menjadi 1 : 9.247, akan tetapi pencapaian mengalami penurunan sebesar 17,69 % jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 52,60 %. Oleh karena Balai Pengobatan yang masa berlakunya sampai dengan tahun 2015 belum memperpanjang menjadi ijin Klinik yang harus berdasarkan Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 sehingga capaian menjadi turun, upaya yang kan dilakukan yaitu monitoring dan evaluasi ke klinik-klinik yang belum memperpanjang masa berlakunya.

Indikator cakupan puskesmas, cakupan puskesmas pembantu dan rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk ditunjang oleh program pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 52.532.277.000,- dengan realisasi Rp. 46.137.984.540,- ( 87,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran tidak diserap sebesar Rp. 6.394.292.460,- diantaranya dari kegiatan pengadaan puskesmas keliling (DAK) pengadaan pusling double garden tidak direalisasikan oleh karena tidak ada dalam e catalog kemudian diadakan pengadaan langsung akan tetapi tidak cukup waktu, pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan Generator (DAK) dan revitalisasi pagar pustu pasir jambu. Program ini terdiri dari 61 kegiatan yaitu : pengadaan puskesmas keliling (DAK), pengadaan ambulance (DAK), pengadaan alat-alat kedokteran puskesmas (DAK), pengadaan alat-alat laboratorium puskesmas (DAK), pengadaan lemari Es Vaksin puskesmas (DAK), pengadaan PTM Kit di puskesmas (DAK), pengadaan generator (DAK), pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan di puskesmas (DAK), pengadaan meubelair puskesmas, pengadaan alat-alat kedokteran pukesmas, pembangunan puskesmas pembantu sebanyak 4 buah (batok, Sukaresmi, sindang reret dan ciasihan), revitalisasi pagar pustu pasir jambu, revitalisasi/rehab puskesmas sebanyak

10 buah ( Puskesmas ragajaya, lebakwangi, gandoang, rancabungur, cirimekar, balekambang dan banjarsari, Kiarapandak, ciseeng, pamijahan), revitalisasi/rehab pustu sebanyak 5 buah (Bojong kulur, kelurahan tengah, mampir, cadas ngampar dan cibunian) pemagaran puskesmas/pustu sebanyak 4 puskesmas (pasir angin, sukajaya, Bojong Nangka dan sukamakmur), penataan halaman parkir puskesmas Tanjungsari, pemasangan turap penahan tanah pustu Harapan Jaya, pembangunan ruang practical to Lunch dan ruang Unit Gawat Darurat pusk Cibeuteung Udik, penataan area parkir pustu pasir angin, pemasangan turap puskesmas cilebut, pengadaan lemari es vaksin puskesmas, pengurusan surat ijin operasional puskesmas, pembangunan halaman puskesmas ciangsana, pembangunan puskesmas jasinga, pembangunan turap puskesmas tajur, rehabilitasi puskesmas DTP Parung dan pembangunan instalasi pegolahan air limbah UPT sebanyak 16 puskesmas (jasinga, cigudeg, citeureup, ciampea, sukaraja, parung, parung panjang, jonggol, cigombong, cileungsi, ciawi, bantarjaya, karadenan, leuwiliang, Sentul dan dramaga).

Untuk mendukung Misi 2 telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran, 4 program dan 39

kegiatan, dengan realisasi pencapaian sasaran sebesar 100,0 %. Rincian pencapaian dari 3 (tiga) sasaran sebagai berikut : 1) Sasaran pertama, meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi masing-masing dengan indikator kinerja terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran dengan target 100 % tercapai 100 % dan terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur dengan target 100 % tercapai 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan penunjang adminsitrasi perkantoran telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Indikator terwujudnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran ditunjang oleh Program pelayanan administrasi perkantoran. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 19.662.850.000,- dengan realisasi Rp. 19.273.163.693,- ( 98,02 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 389.686.307,- dari penawaran harga lelang. Program ini terdiri dari 15 kegiatan yaitu, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional, penyediaan jasa kebersihan kantor, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah, penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi perkantoran, pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD, penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian, pelayanan administrasi barang dan pelayanan keamanan kantor. Indikator terwujudnya kecepatan, kenyamanan dan keamanan kerja aparatur ditunjang oleh Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 3.153.998.000,- dengan realisasi Rp. 2.728.590.304,- ( 86,51 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran dan anggaran sebesar Rp. 425.407.696,- diantaranya dari kegiatan rehabilitasi rumah dinas puskesmas Sukadamai oleh karena ditinggal pihak ke tiga. Program kegitan ini terdiri dari 14 kegiatan yaitu : pengadaan meubelair, pengadaan peralatan kantor, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasinal, pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, reitalisasi rumah dinas Puskesmas

Ciasmara, rehabilitasi rumah dinas Puskesmas Dago, Karadenan, Tenjo, Sukadamai dan Cirimekar, pemasangan partisi dan peralatan interior kantor dinas, penyediaan kendaraan bermotor dinas (DAK) dan penyediaan peralatan kantor (DAK).

2) Sasaran kedua, meningkatnya jumlah dan kualitas sumber daya kesehatan dengan indikator kinerjanya terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur dengan target 100 % pencapaiannya 100 %. Pencapaian tersebut dikontribusikan dengan adanya penambahan sarana mobilitas darat , sarana kerja dan pemeliharaan sarana kerja. Indikator terwujudnya peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya aparatur ditunjang oleh Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 185.828.000,- dengan realisasi Rp. 180.403.500,- ( 97,08 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 5.424.500,- Program ini terdidiri dari 2 kegiatan yaitu : pembinaan mental dan rohani bagi aparatur dan penilaian angka kredit tenaga fungsional kesehatan.

3). Sasaran ketiga, terwujudnya pertanggungjawaban kinerja dan keuangan SKPD dengan indikator kinerjanya tersusunnya perencanaan dan laporan yang akuntabel dengan target kinerja 100 % dan pencapaian 100 %, berdasarkan standar yang dipakai maka pencapaiannya termasuk dalam katagori baik. Indikakator tersusunya perencanaan dan laporan yang akuntabel ditunjang oleh Program peningkatan pengembangan sistem capaian kinerja dan keuangan, Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 899.219.000,- dengan realisasi Rp. 845.097.625,- ( 93,98 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 54.121.375,- program kegiatan ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : penyusunan laporan capaian kinerja dan ihktisar realisasi kinerja SKPD, penyusunan laporan keuangan semesteran, penyusunan laporan keuangan akhir tahun, penyusunan perencanaan anggaran, penatausahaan keauangan SKPD, publikasi kinerja dan penyusunan renja SKPD. Program pengadaan standarisasi pelayanan kesehatan. Program ini dibiayai dari APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar Rp. 16.522.241.000,- dengan realisasi Rp. 15.833.020.275,- ( 95,83 % ) pada program ini ada efisiensi anggaran sebesar Rp. 689.220.725,- diantaranya dari kegiatan persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum daerah (PPK-BLUD) puskesmas. Program ini terdiri dari 8 kegiatan yaitu : monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan dan pengembangan data kesehatan, pembinaan sarana institusi swasta, jasa pelayanan kesehatan, rapat koordinasi evaluasi dan perencanaan program, akreditasi puskesmas, persiapan penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan seleksi dan pembinaan tenaga kesehatan teladan.

LK Dinas Kesehatan disusun sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dengan berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi perlu dukungan dan pertisipasi masyarkat serta stakeholder terkait dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bogor.