GREENPEACE DALAM MENGANGANI PENGHANCURAN HUTAN OLEH SINARMAS GRUP

21
GREENPEACE DALAM MENGANGANI PENGHANCURAN HUTAN OLEH SINARMAS GRUP Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Politik Internasional yang dibimbing oleh M. Arjul, M.Si oleh Nastasha S. Wardhani 0801511024 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA JAKARTA 2012

Transcript of GREENPEACE DALAM MENGANGANI PENGHANCURAN HUTAN OLEH SINARMAS GRUP

GREENPEACE DALAM MENGANGANI PENGHANCURAN HUTAN OLEH SINARMAS GRUP

Makalah

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PolitikInternasional yang dibimbing oleh M. Arjul, M.Si

oleh Nastasha S. Wardhani

0801511024

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

JAKARTA

2012

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berangkat dari persoalan tentang mempertimbangkan kembali

dampak kehidupan dan tindakan kita sehari-hari terhadap

lingkungan. Saya melihat kerusakan lingkungan yang bumi alami

kini sudah semakin parah. Eksploitasi lahan hijau serta

pencemaran udara yang sangat tinggi tingkatannya telah

menimbulkan suatu efek yang kita sebut pemanasan global (global

warming). Secara singkat dan awam adalah kondisi dimana terjadi

peningkatan suhu rata-rata dipermukaan bumi. Dampak dari global

warming ini berpengaruh besar kepada perubahan iklim dan cuaca

yang tidak menentu, menimbulkan banyak bencana alam seperti

banjir karena naiknya level permukaan air laut setelah mencairnya

ratusan kubik es di kutub utara dan selatan, bahkan es di

Greenland yang mencair telah sampai pada lebih dari dua trilliun

ton sejak tahun 2003. Tidak sampai disitu, hal ini juga

menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim. 1 Eropa, musim dingin pada

bulan Februari 2012 ini dikatan sebagai musim dingin paling

ekstrim sepanjang sejarah dengan mencapai rekor suhu terendahnya

yaitu mendekati -40 derajat celcius. Itulah suhu terdingin di

benua itu dalam beberapa dasawarsa. Di Polandia, kementerian

1 “Apa Dampak dari Pemanasan Global”, SOS Selamatkan Bumi, http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-dampak-dari-pemanasan-global.htm, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 10:52

dalam negeri negara itu mengatakan, 20 orang tewas dalam 24 jam

terakhir karena cuaca beku. Total jumlah korban di negara itu

sampai Februari 2012 telah mencapai 100 orang. 2

Indonesia yang dikenal masyarakat internasional sebagai paru-

paru dunia nyatanya malah ikut memperburuk keadaan. Greenpeace

Asia Forest Campaigner sampai menempatkan Indonesia dalam The

Guinness Book of Records sebagai negara penghancur hutan tercepat

di dunia. Greenpeace menyebut Indonesia menghancurkan kira-kira

52 kilometer persegi hutan setiap hari, setara dengan luas 300

lapangan bola setiap jam. 3

Sinar Mas Grup yang kita tahu sebagai salah satu perusahaan

konglomerasi terbesar di Indonesia dengan usaha di bidang pulp

and paper, minyak kelapa sawit, dan pengembangan real estate,

disebut-sebut sebagai penghancur hutan terbesar. Pada Maret 2010,

Greenpeace mengajukan tuduhan terhadap perusahaan kertas dan

minyak kelapa sawit Sinar Mas. Perusahaan itu, menurut

Greenpeace, melakukan pengrusakan lingkungan hutan di Kalimatan

yang mengancam kelanggengan kehidupan habitat orangutan di

kawasan tersebut. 4 Tidak hanya sampai disitu, pada Juli 2010

hasil investigasi Greenpeace terhadap operasi Sinar Mas, salah

2 Egidius Patnistik , “FOTO: Suhu Beku Landa Eropa”, Kompas.com, http://internasional.kompas.com/read/2012/02/13/09444919/FOTO.Suhu.Beku.Landa.Eropa, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 10:273 Burhanuddin Bella, “Ayo, Selamatkan Hutan Indonesia!”, Kabar Indonesia, http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20081031044344, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 11:144 “Greenpeace Tuduh Sinar Mas”, RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP, http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/greenpeace-tuduh-sinar-mas, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 11:18

satu perusak terbesar hutan Indonesia itu, mengungkapkan

bagaimana mereka masih terus saja melanggar komitmen lingkungan

mereka sendiri dalam melindungi hutan dan lahan gambut.5

Dikatakan beberapa perusahaan sudah memutuskan kontrak

kerjanya dengan Sinar Mas Grup karena perusahaanya tidak sesuai

dengan konsep kelestarian alam. Sinar Mas grup hanya memetingkan

pengerukan untung sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan dampak yang

ditimbulkannya berefek pada ketidakseimbangan ekosistem di

seluruh dunia, apalagi mengingat hutan Indonesia adalah sebagai

paru-paru dunia.

5 Siaran Pers, “Sang Perusak Hutan Lagi-lagi Terbukti Melanggar Janji”, Greenpeace Indonesia, http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/sinarmas-terbukti-melanggar-janji/, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 11:33

1.2. Rumusan Masalah

Pemanasan global disini menurut saya diperburuk bukan secara

alami bumi yang menua namun oleh tangan-tangan manusia sendiri

seperti ulah Sinar Mas Grup yang membabat hutan Indonesia habis-

habisan. Negara Indonesia yang berniat mengurangi emisi gas

buangan, sama sekali tidak terbantu dengan ulah Sinar Mas Grup

yang kontinu melakukan perusakan hutan. Jika hal ini terus-

menerus terjadi, bukan saja habitat dan ekosistem di lahan gambut

atau hutan-hutan yang ditebangi oleh Sinar Mas Grup tanpa

memerhatikan kelesatrian alam yang akan terganggu, namun juga

akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia. “Bagaimana reaksi

Greenpeace dalam memerangi perusakan alam oleh Sinar Mas Grup?”

1.3. Teori dan Pendekatan

Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan untuk memudahkan

pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan

pembahasan selanjutnya. Menurut perspektif Green Thought terdapat

dua cara memandang alam yaitu berdasarkan antroposentrisme dan

ekosentrisme, yang diperjelas dalam teori etika lingkungan.

A. Teori Etika Lingkungan

Teori etika lingkungan mungkin adalah suatu teori yang baru

terdengar beberapa tahun belakangan ini ketika permasalahan

tentang global warming menjadi ‘headline’ perbincangan global dari

berbagai generasi dan masyarakat beramai-ramai mengusung tema Go

Green. Terdapat dua model teori etika lingkungan yang digunakan

perpektif Green thought yang kita kenal sebagai Antroposentrisme,

dan Ekosentrisme.

1. Teori Antroposentrisme

Tokoh dari teori ini adalah Aristoteles. Teori ini

berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas manusia.

Maksudnya, dalam etika lingkungan, manusialah yang dijadikan

satu-satunya pusat pertimbangan, dan yang dianggap relevan dalam

pertimbangan moral. Nilai tertinggi adalah manusia dan

kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat

perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya

akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi

kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat

sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan

kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan

manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.

Akibatnya, secara teleologis, diupayakan agar dihasilkan akibat

baik sebanyak mungkin bagi spesies manusia dan dihindari akibat

buruk sebanyak mungkin bagi spesies itu. Etika antroposentrisme

ini dalam pandangan Arne Naess dikategorikan sebagai Shallow

Ecology (kepedulian lingkungan yang dangkal).

2. Teori Ekosentrisme

Pada ekosentrisme pemakaian etika diperluas untuk mencakup

komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Disini manusia

tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia pertama-

tama harus dipahami sebagai makhluk biologis, makhluk ekologis.6

6 A Keraf Sonny, Etika Lingkungan, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2002

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Greenpeace

Sebuah organisasi yang memprotes masalah lingkungan, yang

dapat ditelusuri kembali ke sebuah kelompok di Vancouver, Kanada,

pada tahun 1969 yang meluncurkan kampanye protes terhadap

pengujian SENJATA NUKLIR di pulau-pulau Atleutian. Didirikan pada

tahun 1971, organisasi itu menggambarkan dirinya sebagai

'organisasi, kampanye independen, yang menggunakan non-kekerasan,

konfrontasi kreatif untuk mengekspos masalah-masalah lingkungan

global, untuk memaksa solusi yang penting untuk depan yang hijau

dan damai'. Kampanye ini telah membahas berbagai isu, dari polusi

untuk perlindungan ikan paus, dan salah satu keterlibatan mereka

yang paling dikenangan yaitu atas melawan pengujian nuklir

Prancis di Pacifc. Kali yang akan saya bahas adalah aksi

Greenpeace di Indonesia melawan Sinar Mas Grup yang dikaitkan

dengan hancurnya hutan Indonesia dalam tempo yang relative

singkat.7

Seperti kebanyakan NGO, Greenpeace bergantung pada teknik

'mempermalukan' pemerintah dengan catatan lingkungan yang buruk.

keberhasilan dari Greenpeace telah mampu menggunakan taktik

seperti itu menunjukkan bagaimana kekuasaan dan pengaruh dalam

7 David Weigall, INTERNATIONAL RELATIONS A Concise Companion, Cambridge, 2002,hlm 105.

politik dunia berasal tidak hanya dari kemampuan militer atau

kekayaan ekonomi tetapi juga 'athourity moral' dari aktor-aktor

tertentu. Negara seringkali sangat peduli dengan dampak dari

kegiatan NGO, seperti Greenpeace contohnya. 8

Aksi ‘mempermalukan’ pemerintah dengan catatan lingkungan

yang buruk telah saya bahas di latar belakang masalah ini,

bagaimana Greenpeace Asia Forest Campaigner sampai menempatkan

Indonesia dalam The Guinness Book of Records sebagai Negara

penghancur hutan tercepat di dunia. 9 Tentu saja pemerintah

Indonesia tidak mungkin untuk tidak malu, dengan predikat

Indonesia sebagai paru-paru dunia yang namun malah tercatat pada

rekor dunia menjadi penghancur hutan terbesar. Industrialisasi

telah menjadikan Negara-negara di dunia ini yang termasuk

Indonesia melakukan eksploitasi sumber daya alam habis-habisan

karena industrialisasi yang sebelumnya telah diterapkan di Negara

barat menjadi kiblat adanya pembangunan. Industrialisasi juga

merupakan salah satu focus yang dipermasalahkan oleh Greenpeace.

Disini dapat saya katakan bahwa dalam pelaksanaan organisasi

internasional ini lebih menitik beratkan salah satunya pada teori

etika lingkungan yaitu ekosentrisme, dikarenakan Greenpeace

melihat keseluruhan aspek baik kelangsungan hidup manusia maupun

keberlangsungan alam untuk masa mendatang, bahwa ekosistem adalah

suatu keterkaitan yang kompleks.

2.1. Kerusakan Lingkungan oleh Sinar Mas Grup

8 Juanita Elias dan Peter Sutch, the basic international relations, hlm 92.9 Burhanuddin Bella, loc. cit.

Sudah bukan rahasia lagi, jika Sinar Mas ada di belakang

beberapa kasus perusakan lingkungan. Misalnya di Kalimantan.

Sinar Mas melakukan penggundulan hutan di sekitar Taman Nasional

Danau Sentarum, di lahan basah yang dilindungi International

Ramsar Convention (Konvensi Ramsar Internasional), sebagai bagian

dari kegiatan perluasan perkebunan kelapa sawit. Daerah penyangga

yang telah mengalami pembalakan itu sangat penting bagi

integritas dan keanekaragaman hayati taman nasional, salah satu

lahan basah terluas di Asia Tenggara dan rumah bagi ribuan jenis

spesies satwa langka, termasuk macan tutul, orang utan dan

sebagian besar populasi kera belanda (proboscis monkey).

Menurut pemberitaan, pada bulan Agustus 2008 Menteri

Kehutanan telah membatalkan izin operasi 12 perusahaan di daerah

tersebut, tujuh diantaranya milik Sinar Mas. Para pembalak telah

melanggar peraturan perundangan konseravsi alam dan keanekaragam

hayati, tapi alih-alih izinya dicabut, Sinar Mas malah terus

melakukan penggundulan hutan disekitar taman nasional, yang

menunjukkan sikap yang terang-terangan meremehkan peraturan dan

perundangan serta perjanjian konservasi internasional.

Di Provinsi Riau, Sinar Mas menguasai lebih dari 780.000

hektar perkebunan minyak kelapa sawit dan kertas. The World Wide

Fund for Nature (WWF) memperkirakan sejak 2001, 450.000 hektar

hutan atau setara dengan luas pulau Lombok, telah dirusak oleh

perusahaan Asia Pulp and Paper (APP) milik Sinar Mas Grup.

Greenpeace juga pernah meluncurkan laporan penelitian yang

mengestimasi bahwa kegiatan perusakan lahan gambut oleh Sinar Mas

Grup di Sumatera saja, melepaskan hingga 113 juta ton karbon

dioksida, atau sama dengan total emisi CO2 Belgia pada 2005.

Dalam laporan Greenpeace disebutkan, setiap tahun, perusahaan

Sinar Mas berhutang 3,4 miliar Euro atau sekitar Rp.48,5 triliun,

jika mengacu pada rata-rata harga 30 Euro per ton karbon

(berdasarkan perhitungan Kyoto Phase II oleh lembaga riset pasar

karbon terkemuka).

Di Jakarta, Sinar Mas justru muncul dengan kemasan pahlawan.

Sinar Mas maju sebagai salah satu pilar Greenfest 2009. Sinar Mas

berusaha menjahit isu-isu lingkungan menjadi baju yang indah. Dan

menutupi aurat kejahatan lingkungan yang mereka lakukan. 10

2.1. Upaya Greenpeace Menghentikan Perusakan Hutan oleh Sinar Mas

Grup

Pada Oktober 2009, Greenpeace China menunjuk Intergrated

Paper Services Inc (IPS) untuk melakukan tes laboratorium guna

menganalisa serat pada lima tipe sampel kertas. Hasilnya

menunjukkan bahwa tiga dari lima jenis kertas itu mengandung pulp

tropis campuran yang berasal dari hutan alam. Greenpeace

memperkirakan bahwa proses produksi setiap ton pulp APP

(Indonesia) pada 2007 menghasilkan emisi hingga 5,1 ton CO210 Suwandi Ahmad, “Ketika Penjahat Menjadi Penjahit: Sebuah Catatan untuk Greenfest 2009”, Greenpeace Indonesia, http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/ketika-penjahat-menjadi-penjahit-sebuah-catat/blog/19263/, terakhir diakses Kamis, 6/15/12 08:39

akibat perusakan hutan alam dan memperkirakan 29 ton CO2 berasal

dari perusakan hutan di lahan gambut yang kaya karbon. Pada 2007,

tujuh perusahaan APP (China) mengimpor 309.000 ton pulp dari

Indonesia untuk memproduksi 4,39 juta ton produk kertas.

Laporan Greenpeace mengenai harga yang harus dibayar akibat

operasi bisnis APP China, dalam hubungannya dengan perusakan

hutan dan dampak iklim, memperkuat reputasi Sinar Mas Grup

sebagai penjahat hutan dan iklim. Pekan lalu Greenpeace

meluncurkan laporan "Kegiatan Perusakan Hutan Ilegal dan RSPO

Greenwash" (1) yang menunjukkan bagaimana operasi perusahaan ini

di Kalimantan melangar hukum dan juga melanggar beberapa prinsip

Perkumpulan Perusahaan Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan -

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dimana Sinar Mas

menjadi anggotanya (2). dengan cara membabat hutan dan

mengeringkan serta mengkonversi lahan gambut dalam tanpa Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan yang menyeluruh serta izin yang benar.

Sinar Mas adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit, menyuplai

perusahaan multinasional seperti Nestle, Kraft dan

Procter&Gamble.  Sinar Mas juga telah dikenal dalam

keterlibatannya membabat hutan ilegal melalui perusahaan subsider

mereka Asia Pulp and Paper (APP). Sebagai hasil dari laporan ini,

Unilever -pembeli terbesar minyak kelapa sawit di dunia- telah

menghentikan segala pembelian minyak kelapa sawit dari Sinar Mas.

Indonesia adalah satu negara dengan tingkat deforestasi

tercepat di dunia. Kerusakan hutan lahan gambut di negara ini

saja tercatat sebagai 4% penyumbang emisi gas rumah kaca dunia

(2), menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga

penyumbang emisi global setelah Amerika Serikat dan China (3).

Perusahaan Selandia Baru Spicers Papers juga mengeluarkan

siaran pers yang mengatakan bahwa akan menghentikan pembelian

sebagai upaya perusahaan ini untuk membantu suplier Indonesia

menunaikan kewajibannya memperbaiki performa lingkungan mereka.

Laporan Greenpeace terhadap kegiatan ilegal Sinar Mas ini

diluncurkan saat pertemuan iklim penting PBB di Kopenhagen dimana

perlindungan hutan untuk menurunkan emisi global didiskusikan.

Greenpeace merekomendasikan terbentuknya dana global untuk

menghentikan deforestasi di negara seperti Indonesia dan Brasil,

dimana negara maju harus menginvestasikan dana 45 miliar US$

pertahun untuk perlindungan hutan. 11

Sebuah headline menyebutkan bahwa Nestle telah memutuskan

kontrak dengan Sinar Mas Grup setelah didesak oleh 100 aktivis

Greenpeace yang sebagian besar mengenakan kostum orang utan

datang ke kantor pusat Nestle di Inggris, Jerman, dan Belanda,

dan meminta perusahaan itu berhenti menggunakan minyak kelapa

sawit yang berasal dari perusak hutan.

11 Berita, “Greenpeace Luncurkan Lagi Bukti Lain Kejahatan Hutan Sinar Mas Grup, Perusahaan Selandia Baru Hentikan Kontrak”, Greenpeace Indonesia, http://www.greenpeace.org/seasia/id/news/sinarmas-bukti-kejahatan-hutan/, terakhir diakses Kamis, 6/15/12 09:10

Aksi unjuk rasa juga dibarengi dirilisnya video parodi iklan

Kitkat di laman jaringan sosial YouTube. Nestle akhirnya

menanggapi aksi tersebut dengan menghentikan kontrak langsung ke

Sinar Mas Group. Sayangnya, ujar Bustar, Nestle justru mendesak

pihak YouTube untuk menghapus video tersebut. Hal tersebut

menguatkan dugaan bahwa Nestle masih menyebunyikan fakta.

Laporan Greenpeace Caught Red Handed menunjukkan, Sinar Mas

Group terus melakukan ekspansi pada lahan gambut dan hutan alam,

termasuk habitat orang utan. Grup ini memiliki kebun kelapa sawit

seluas 406 ribu hektare dan mengklaim punya cadangan lahan

terbesar di dunia untuk kelapa sawit dan industri bubur kayu dan

kertas, seluas 1,3 juta hektare. Cadangan lahan ini, dalam

laporan Greenpeace disebutkan, sebagian besar berada di Papua dan

Kalimantan.

Suplai minyak kelapa sawit ke Nestle selama tiga tahun

terkakhir mencapai 320 ribu ton. Greenpeace telah mengirim surat

beserta bukti Sinar Mas melanggar hukum Indoneisa ke Nestle, tapi

justru diabaikan. Padahal dua perusahaan penyedia barang konsumsi

lainnya yakni Unilever dan Kraft sudah membatalkan kontrak dengan

Sinar Mas. Ironisnya meski memutus kontrak langsung yang hanya

memasok 30 persen kebutuhan minyak sawit, Nestle masih

menggunakan minyak sawit produksi Sinar Mas dari pihak ketiga,

seperti Cargill dan IOI Group. Sebesar 70 persen kebutuhan minyak

sawit Nestle disuplai dari pihak ketiga. 12

12TEMPO Interaktif, Jakarta, “Nestle Putuskan Kontrak dengan Sinar Mas”, Tempo.co bisnis, http://www.tempo.co/read/news/2010/03/18/090233551/Nestle-Putuskan-Kontrak-dengan-Sinar-Mas, terakhir diakses Kamis, 6/15/12 09:51

Bicara soal Cargill yang menjadi pihak ketiga antara Nestle

dan Sinar Mas dalam suplai minyak kelapa sawit, dalam headline

sebuah web berita soal perusahaan beberapa hari setelah berita

soal Nestle di lansir pada harian online, dikatakan Cargill ancam

putus kontrak dengan Sinar Mas. Cargill, perusahaan industri agro

yang berkantor di Amerika Serikat, bersiap-siap memutus kontrak

pembelian minyak goreng dari PT Sinar Mas Agro Resources and

Technology (SMART). 13

13 Indonesian Companies News Indonesia business spotlight, “Cargill Ancam Putus Kontrak dengan Sinar Mas”, Tempo.co bisnis, http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2010/03/23/cargill-ancam-putus-kontrak-dengan-sinar-mas/, terakhir diakses Kamis, 6/15/12 09:55

BAB III

KESIMPULAN

Dapat saya simpulkan atas analisa dari berbagai sumber

berita dan laporan mengenai kasus yang terjadi antara Greenpeace

dan Sinar Mas Grup bahwa, disini berdasarkan teori etika

lingkungan, terjadi perbedaan sub-teori yang menjadi perspektif

yang digunakan antara Greenpeace dengan Sinar Mas. Sinar Mas Grup

percaya kepada teori antroposentrisme yang kita sebut dengan

kepedulian lingkungan yang dangkal. Bagi Sinar Mas Grup yang

menganut teori antroposentrisme, tidak masalah untuk membabat

hutan dan mengkesplorasi sumber daya alam, karena baginya hanya

manusia yang relevan mendapat pertimbangan moral, sedangkan alam

sudah hakikatnya sebagai objek pemenuh kebutuhan hidup manusia,

dan mempunyai nilai selama dapat menunjang kehidupan spesies

manusia. Sedangkan Greenpeace berpegang teguh pada teori

ekosentrisme yang berpandangan tentang keselarasan dan

keseimbangan ekosistem. Manusia ataupun alam menjadi

pertimbangan. Manusia tetap membutuhkan alam sebagai pemenuh

kebutuhan hidupnya, namun jika alam tidak dijaga dan di

lestarikan dengan baik melainkan hanya di eksploitasi, pada

saatnya alam tidak mampu lagi menunjang kebutuhan hidup manusia

maka manusia itu sendiri yang akan kesulitan dan bisa saja punah.

Disini dalam penyelesain masalah Greenpeace seperti organisasi

lainnya adalah ‘mempermalukan’ pemerintah dengan catatan

lingkungan yang buruk. Dengan pertimbangan moral, tentu

pemerintah tergerak dalam mendukung upaya Greenpeace menghentikan

penghancuran hutan oleh Sinar Mas Grup.

Greenpeace juga seperti yang disebut dalam pembahasan

melakukan konfrontasi kreatif untuk mengekspos masalah-masalah

dan isu lingkungan. Dengan meluncurkan fakta-fakta serta bukti

atas tindakan bersalah Sinar Mas Grup, banyak dari perusahaan

yang telah memutus kontrak dengan Sinar Mas Grup, tentu selain

melihat dari teori etika lingkungan yaitu ekosentrisme,

perusahaan ini juga melihat dari pertimbangan moral untuk

menjalin kerjasama dengan perusahaan dengan reputasi buruk,

karena dikatakan juga sebagian masyarakat berhenti membeli produk

keluaran maupun ada hubungan kerjasama dengan Sinar Mas Grup.

Daftar Pustaka

Buku :

- A Keraf Sonny, Etika Lingkungan, Penerbit Buku Kompas,

Jakarta, 2002

- David Weigall, INTERNATIONAL RELATIONS A Concise Companion,

Cambridge, 2002

- Juanita Elias dan Peter Sutch, the basic international

relations

Database Online :

- Greenpeace Tuduh Sinar Mas”, RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP,

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/greenpeace-tuduh-

sinar-mas, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 11:18

- Apa Dampak dari Pemanasan Global”, SOS Selamatkan Bumi,

http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-dampak-dari-

pemanasan-global.htm, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 10:52

- Berita, “Greenpeace Luncurkan Lagi Bukti Lain Kejahatan

Hutan Sinar Mas Grup, Perusahaan Selandia Baru Hentikan

Kontrak”, Greenpeace Indonesia,

http://www.greenpeace.org/seasia/id/news/sinarmas-bukti-

kejahatan-hutan/, terakhir diakses Kamis, 6/15/12 09:10

- Burhanuddin Bella, “Ayo, Selamatkan Hutan Indonesia!”, Kabar

Indonesia, http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?

id=20081031044344, terakhir diakses Kamis, 6/14/12 11:14

- Burhanuddin Bella, loc. cit.

- Egidius Patnistik , “FOTO: Suhu Beku Landa Eropa”,

Kompas.com,

http://internasional.kompas.com/read/2012/02/13/09444919/FOT

O.Suhu.Beku.Landa.Eropa, terakhir diakses Kamis, 6/14/12

10:27

- Indonesian Companies News Indonesia business spotlight,

“Cargill Ancam Putus Kontrak dengan Sinar Mas”, Tempo.co

bisnis,

http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2010/03/23/cargill

-ancam-putus-kontrak-dengan-sinar-mas/, terakhir diakses

Kamis, 6/15/12 09:55Siaran Pers, “Sang Perusak Hutan Lagi-

lagi Terbukti Melanggar Janji”, Greenpeace Indonesia,

http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/sinarmas-

terbukti-melanggar-janji/, terakhir diakses Kamis, 6/14/12

11:33

- Suwandi Ahmad, “Ketika Penjahat Menjadi Penjahit: Sebuah

Catatan untuk Greenfest 2009”, Greenpeace Indonesia,

http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/ketika-penjahat-

menjadi-penjahit-sebuah-catat/blog/19263/, terakhir diakses

Kamis, 6/15/12 08:39

- TEMPO Interaktif, Jakarta, “Nestle Putuskan Kontrak dengan

Sinar Mas”, Tempo.co bisnis,

http://www.tempo.co/read/news/2010/03/18/090233551/Nestle-

Putuskan-Kontrak-dengan-Sinar-Mas, terakhir diakses Kamis,

6/15/12 09:51