BABIV GAMBARAN PERUSAHAAN 1. SEJARAH ...

55
BABIV GAMBARAN PERUSAHAAN 1. SEJARAH PERUSAHAAN Pada tahun 1886 asam glutamat telah ditemukan oleh Rikthausen dan dipelajari secara kimia, akan tetapi tidak ada yang mengetahui fungsi asam glutamat tersebut. Kemudian Kikunae Ikeda seorang profesor kimia flsika dari Faculty of Science, The Imperial University Tokyo, pada tahun 1908 menemukan Monosodium Glutamat sebagai bahan penyedap, penemuan ini dilakukan dengan mengamati kebiasaan orang Jepang dalam menggunakan sejenis rumput laut yang disebut "kombu" ( laminar ia japonica ) yang berfungsi sebagai penyedap rasa dalam makanan. Kemudian terbukti bahwa favor daging yang berasal dari kombu itu disebabkan oleh kandungan asam glutamat yang terdapat didalamnya. Pada tahun 1909 Ikeda bersama seorang pengusaha, yaitu Saborzuke Suzuki mempatenkan produk MSG dengan merk Ajinomoto. Metode yang digunakan adalah memisahkan asam glutamat dari bahan alami, misalnya protein yang mengandung asam glutamat sebagai glutamin, suatu bentuk mono amida dari asam glutamat. Asam glutamat yang diproduksi oleh PT Ajinomoto Indonesia menggunakan fermentasi dengan bahan baku tetes tebu, seperti yang biasa digunakan oleh sebagian besar perusahaan yang memproduksi Monosodium Glutamat di Indonesia.

Transcript of BABIV GAMBARAN PERUSAHAAN 1. SEJARAH ...

BABIV

GAMBARAN PERUSAHAAN

1. SEJARAH PERUSAHAAN

Pada tahun 1886 asam glutamat telah ditemukan oleh Rikthausen dan

dipelajari secara kimia, akan tetapi tidak ada yang mengetahui fungsi asam

glutamat tersebut. Kemudian Kikunae Ikeda seorang profesor kimia flsika dari

Faculty of Science, The Imperial University Tokyo, pada tahun 1908 menemukan

Monosodium Glutamat sebagai bahan penyedap, penemuan ini dilakukan dengan

mengamati kebiasaan orang Jepang dalam menggunakan sejenis rumput laut yang

disebut "kombu" ( laminar ia japonica ) yang berfungsi sebagai penyedap rasa

dalam makanan. Kemudian terbukti bahwa favor daging yang berasal dari kombu

itu disebabkan oleh kandungan asam glutamat yang terdapat didalamnya.

Pada tahun 1909 Ikeda bersama seorang pengusaha, yaitu Saborzuke

Suzuki mempatenkan produk MSG dengan merk Ajinomoto. Metode yang

digunakan adalah memisahkan asam glutamat dari bahan alami, misalnya protein

yang mengandung asam glutamat sebagai glutamin, suatu bentuk mono amida dari

asam glutamat. Asam glutamat yang diproduksi oleh PT Ajinomoto Indonesia

menggunakan fermentasi dengan bahan baku tetes tebu, seperti yang biasa

digunakan oleh sebagian besar perusahaan yang memproduksi Monosodium

Glutamat di Indonesia.

51

PT Indonesia Miki Industries merupakan salah satu Perusahaan Swasta Nasional di

Indonesia yang bergerak dalam industri pembuatan food additive yaitu

Monosodium Glutamat yang biasanya dikenal dengan vetsin atau moto.

Pada awalnya perusahaan ini berbentuk CV, dengan nama CV. Indonesia Chemica

Co. yang didirikan pada bulan januari 1969 dan mulai melakukan produksi pada

pertengahan tahun 1970. Pada tanggal 15 juli 1970 perusahaan ini berubah status

badan hukum menjadi Perseroan terbatas dengan nama PT. Indonesia Miki

Industries yang peresmiannya dilakukan oleh Sekretaris Jendral Perindustnan

Republik Indonesia, dan disahkan dengan keputusan kehakiman pada tanggal 27

juli 1972 dengan nomor J A/5/112/20 di Batang Jawa Tengah. Sampai sekarang PT.

Indonesia Miki Industries Mencapai angka produksi sebanyak 590.511 ton dengan

nilaiRp 1.245.955.148,-.

Tabel 3

Prospektus Ringkas Perusahaan

Nama Perusahaan

Modal dasar

Nomor dan tanggal

1. Persetujuan

2. IjinHO

3. Ijin Usaha

Alamat Kantor

Tempat Kegiatan

Penanggungjawab

Bidang Usaha

PT. Indonesia Miki Industries

Pinjaman Bank, Gabungan Modal Bersama, PMDN

Prinsip : 442/M/S/K12/86

: 968/11/3/X1/88

: 2037.1/II/3/X11/90

Jl. RE Martadinata 520 Batang Jawa Tengah

Jl. RE Martadinata 520 Batang Jawa Tengah

Bp. Edwin Jayawiyanto

Pembuatan MSG

52

PT. Indonesia Miki Industries, secara administratif terletak di Jl RE.

Martadinata 520 desa Karang Asem, Kecamatan Batang Kota, Kabupaten Batang,

Jawa Tengah. Sedangkan batas-batas dengan lingkungan sekitar lokasi pabrik

adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara dibatasi oleh Jl. Tengiri dan Dukuh Jintenan.

• Sebelah timur dibatasi dengan Sungai Sambong.

• Sebelah Selatan dibatasi dengan Klidang Kongsi.

• Sebelah barat dibatasi oleh Jl. RE. Martadinata.

1.1 Tata Letak Bangunan

Si

1_ 2 3_ 4 [7

5

7

10 11

12 12

8

13

24

21

2 0

2 5

2 2

16 12 17 18 19

Gam bar. 1

Tata letak Bangunan

PT Indonesia Miki Industries

Keterangan gambar

1. R. Pembantu Direktur

2. R. Direktur

3. R. Tamu

4. R. kantor

5. R. Satpam

6. Parkir mobil

7. R. Istirahat dan R. makan

8. PT. Sumbertex

9. Parkir sepeda/motor

10. Poliklinik

11. Mushola

12. Kamar mandi

13. R. Pengemasan dan Pengepakan

14. R. Produksi kopi

15. R. Teknik dan bengkel

16. Gudang kopi

17. R. diesel

18. Ketel uap

19. R. Elektronika

20. R. Produksi Monosodium Glutamat

21. Gudang bahan baku MSG

22. PT. Batang Alum Industri

23. R. Produksi glukose

24. Sumber air

25. R. Laboratorium

26. Jl. RE. Martadinata.

1.2 Tata Letak Peralatan

55

Penataan alat-alat produksi di PT Indonesia Miki Industries diatur

berdasarkan urutan proses dan memperhitungkan ketinggian alat sedemikian

rupa dengan melalui analisa dan evaluasi secara berkala sehingga proses

produksi dapat berjalan efisien dan efektif.

Tangki netralisasi diletakkan lebih tinggi dari tangki decolorisasi untuk

mempermudah pengaliran sirup dari hasil netralisasi. Sedangkan tangki hasil

dari proses penyaringan diletakkan dibawah leaf filter supaya sirup yang telah

bersih cepat mengalir ke bak penampungan sirup.

Tangki kristalisasi ditempatkan pada bagian yang lebih tinggi dan tangki

penampungan hasil kristalisasi berada dibawahnya, sehingga hasil kristalisasi

dapat langsung diturunkan ke tangki penampungan dengan cara membuka

kran pada bagian bawah tangki. Disamping tangki penampungan hasil

kristalisasi diletakkan alat sentrifugasi ( separator ), yang digunakan untuk

memisahkan kristal Monosodium Glutamat dan air hasil kristalisasi.

Alat pengeringan sengaja diletakkan pada ruangan tersendiri supaya hasil

akhir yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh kelembaban ruang produksi yang

banyak mengandung air.

so

II

a

2 2

m

(D®

11 9

h

CO <^xSX8> m g

05

@ ® 05

8 <s>

6 6 6 6

7 7

Gambar 2.

Tata letak Alat

PT. Indonesia Miki Industries

Keterangan Gambar

1. Tangki Soda Ash

2. Tangki pelarutan dan netralisasi

3. Tangki decolarisasi

4. Leaf filter

5. Tangki penampung sirup

6. Tangki kristalisasi

57

7. Tangki panampung hasil kristalisasi

8. Separator

9. Rotary drum dryer

10. Tangki recycle asam glutamat

11. Vertical vibrator screening

a. Ruang Kabag Produksi

b. Ruang staff

c. Ruang netralisasi

d. Laboratorium

e. PT. Sumbertex

f Ruang pencucian

g. Ruang mesin

h. Bak air

i. Rumah tepung

j . Ruang pengeringan

k. Ruang penimbangan

1. Ruang pengemasan

m. Ruang penyimpanan sementara

n. Ruang gudang bahan baku

1.3. Bahan Baku Produksi

Menurut peraturan Kesehatan RI No. 329 / Menkes / PER / 76, yang

dimaksudkan dengan additive makanan adalah bahan yang ditambahkan dan

SH

dicampurkan dalam makanan pada waktu pengolahan . Zat additive salah satu

fungsinya adalah digunakan untuk penyednp rasa.

MSG diproduksi dengan menggunakan bahan mentah gluten dari gandum,

jagung, kedelai, dan hasil samping pembuatan gula bit atau molase gula tebu,

serta dapat juga dibuat dari hasil fermentasi karbohidrat. Pada umumnya di

Indonesia asam glutamat diperoleh dari tetes tebu yang diperoleh dari hasil

samping pembuatan gula. Demikian juga asam glutamat yang digunakan oleh

PT. Indonesia Miki Industri, dibuat secara fermentasi oleh PT Ajinomoto

Indonesia dari tetes tebu. Jadi perusahaan ini hanya bahan setengah jadi

menjadi produk akhir berupa Monosodium Glutamat.

Dari hasil akhir analisis cairan tetes tebu ternyata didalamnya masih

mengandung senyawa gula tebu ± 30 %, akan tetapi gula tersebut tidak efisien

jika dipisahkan untuk membuat gula pasir ( Winarno, 1989 ).

Dalam pembuatan MSG ini ada beberapa bahan tambahan yang diperlukan

yaitu:

• Tetes tebu, dari tetes tebu yang banyak mengandung karbohidrat

diendapkan untuk memisahkan dari kotoran-kotoran, kemudian dilakukan

proses sterilisasi pada suhu 100-110 °C selama 6 jam. Tetes tebu yang telah

disterilisasi sebelum dilakukan proses fermentasi ditambah dengan garam

fosfat , garam fosfat yang berfungsi sebagai nutrisi, vitamin, dan amoniak

bagi mikroba Micrococcus Glutamat. Proses fermentasi dilakukan selama

48 jam dengan menggunakan suhu 35 - 40 °C pada pH 7 - 8. Hasil

fermentasi dipekatkan dengan menambah HCL atau H2S04 pekat sehingga

59

pH-nya menjadi 3,2 - 3,4, pada pH tersebut asam glutamat dapat

mengkristal.

• Soda Ash. Soda Ash yang digunakan berbentuk padat berupa bubuk putih

yang penggunaannya dilarutkan kedalam air. Adapun fungsi dari soda Ash

adalah untuk menetralkan asam glutamat menjadi garam-garam MSG.

• Karbon aktif, digunakan untuk menyerap zat warna dan molekul-molekul

besar maupun kecil yang terdapat dalam sirup MSG pada proses

decolorisasi.

• Air, digunakan untuk melarutkan asam glutamat dan soda Ash pada proses

netralisasi.

• Cung, atau lebih dikenal dengan bibit, adalah kristal MSG yang ukurannya

lebih kecil dari hasil yang dikehendaki dan ditambahkan pada proses

kristallisasi. Pada dasarnya dari sirup MSG itu sendiri dapat terbentuk

kristal inti, akan tetapi untuk mempercepat pembentukan pola inti kristal

maka diperlukan penambahan bibit tersebut, sebagai upaya lain untuk

mengurangi biaya produksi.

1.4 Peralatan Produksi

• Tangki Netralisasi, dibuat dari besi baja dan pada bagian dalamnya dilapisi

stanless steel untuk menghindari korosi, tangki ini berfungsi sebagai tempat

untuk menetralkan asam glutamat dengan bantuan larutan soda ash dan air.

Disamping itu didalam tangki ini juga dilengkapi dengan alat pengaduk,

Reduser, besi penyangga.

60

• Tangki Decolorisasi, berfungsi sebagai tempat untuk menjemihkan sirup

MSG dengan bantuan carbon aktif sebagai media penyerap warna dan

kotoran.

• Leaf filter, merupakan tangki penyimpanan hasil penyaringan sirup MSG

setelah proses decolorisasi.

• Checking filter, digunakan untuk menyaring sisa kotoran yang mungkin

masih terdapat setelah proses filtrasi.

• Tangki penampungan sirup, digunakan untuk menampung sirup hasil

filtrasi dari checking filter.

• Vacum crystalizer, digunakan untuk mengkristalkan sirup MSG yang telah

ditambah bibit dengan cara menaikkan derajat kekentalan sirup tersebut

dalam keadaan vacum.

• Centrifugasi Separation, digunakan untuk memisahkan MSG yang telah

mengkristal dan sisa sirup MSG yang nantinya akan dimanfaatkan lagi

sebagai bahan campuran untuk proses netralisasi maupun kristalisasi

selanjutnya.

• Bucket Elevator, digunakan sebagai alat pemindah bahan dari satu tempat

ke tempat lain.

• Penampung kristal, digunakan untuk menampung kristal-kristal yang sudah

dipisahkan dengan sirup sisa.

• Rotary Dryer, digynakan untuk mengeringkan kristal MSG.

• Vertical Vibrator Screening, digunakan untuk menyeleksi tingkat kehalusan

kristal MSG yang telah kering.

61

• Automatic Filler , digunakan pada proses pengepakan, dilengkapi alat

perekat dan pemotong otomatis.

• Boiler, fungsinya menghasilkan uap pada proses kristalisasi.

• Generaor, berfungsi sebagai sumber tenaga pembangkit untuk

menggerakkan mesin-mesin pada proses produksi.

2. PROSES PRODUKSI

62

. Bahan Dasar

(Asam Glutamat)

I Pelarutan Dan Netralisasi < Air, Soda Ash

I Decolorisasi **'"" Karbon Aktif

I Cake <• Filtrasi

i UapAir <* Kristalisasi -4 Cung

I Mother Liquor ^ Sentrifugasi

I Pengeringan

I Over Size -4 Pengayakan

1 Pengemasan

Gambar. 3

Proses Produksi Pembuatan MSG

Keterangan Gambar

Panah dari kanan = Bahan yang ditambahkan pada produksi

Panah dari kiri = Hasil Sampingan

63

Kristal MSG ( Monosodium Glutamat) yang merupakan hasil akhir diperoleh dari

asam glutamat ditambah dengan soda ash serta bahan tambahan lainnya melalui

berbagai macam rangkaian proses. Adapun proses pengolahannya adalah sebagai

berikut:

2.1 Netralisasi dan Decolorisasi

Proses netralisasi merupakan reaksi antara asam dan basa. Netralisasi

sempurna hanya terjadi pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat dengan

garam-garamnya yang terbentuk bersifat netral.

Tujuan proses netralisasi dalam pembuatan MSG adalah untuk mendapatkan

larutan netral yang diperoleh dari hasil reaksi antara asam glutamat dan larutan

soda ash. Natrium carbonat sebagai penetral.

Tahapan proses netralisasi adalah sebagai berikut : bahan baku asam glutamat

dilarutkan dalam reaktor yang mempunyai kapasitas 10.000 liter. Pada reaktor

ini bahan baku dimasukkan kemudian dilarutkan dengan menggunakan soda

ash yang berbentuk larutan dan air sedikit demi sedikit sampai mencapai PH

netral sambil terus diaduk untuk menghindari terjadinya pengendapan pada

tangki bagian bawah. Untuk mengurangi jumlah kandungan asam glutamat,

maka pada proses ini biasanya ditambahkan moto kotor yang diperoleh dari

sisa-sisa proses pengeringan maupun MSG dalam bentuk tepung dan dapat

juga ditambahkan tepung Sp ( Asam Glutamat mutu B ) yang diperoleh dari

sirup sisa setelah mengalami lebih dari 15 kali proses decolorisasi sehingga

kandungan asam glutamatnya rendah.

64

Proses netralisasi pada PT Indonesia Miki Industri menggunakan asam

glutamat yang berbentuk tepung sebanyak 1700 kg untuk setiap proses

pelarutannya. Kemudian ditambah dengan air dan larutan soda ash sedikit

demi sedikit hingga mencapai hingga mencapai volume 4500 liter.

Setelah semua bahan tercampur motor penggerak kipas dihidupkan untuk

menngaduk secara perlahan-lahan larutan tersebut. Proses pemanasan

dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi pembentukan sirup MSG dan

menguapkan sebagian air yang terbentuk ( hasil samping reaksi ). Kondisi

operasi pelarutan dengan menggunakan suhu 70 °C pada tekanan 1 atm selama

± 1 - 2 jam. Adapun hal yang dapat dijadikan landasan untuk mengetahui

reaksi berjalan sempurna atau belum adalah dengan mengukur derajat

keasamannya ( pH ) dan kekentalannya (°Be ). Pemeriksaan terhadap pH dan

kekentalan dilakukan setiap saat apabila pH belum mencapai standar maka

ditambahkan larutan soda ash sedikit demi sediit hingga mencapai pH 6,4 -

6,8 dengan menggunakan kertas lakmus. Sedang pengukuran kekentalan

menggunakan araumeter hingga menunjukkan angka 28 °Be, jika Be tersebut

belum tercapai maka ditambah tepung Sp ke dalam larutan sambil terus

dilakukan pengadukan. Larutan yang semula berwarna coklat akan berubah

menjadi coklat kekuningan. Apabila pi I maupun kekentalan telah dikehendaki

telah tercapai maka kipas pengaduk dihentikan dan larutan diendapkan..

Larutan tersebut diendapkan selama 1 jam supaya kotoran-kotoran yang ada

dapat mengendap untuk kemudian dilakukan decolorisasi.

Proses decolorisasi dilakukan untuk lebih menjernihkan larutan/sirup MSG

vane telah terbentuk oada proses netralisasi. Dalam erases decolrisasi

65

ditambahkan karbon aktif untuk menyerap kotoran dan zat warna sirup

sehingga menjadi jernih. Penambahan karbon aktif ke dalam tangki

decolorisasi sebanyak 30 kg untuk setiap tangki yang mempunyai kapasitas

5000 liter, dan dilakukan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan

menggunakan kipas yang digerakkan oleh motor selama ± 1 jam dengan

tujuan untuk menyempurnakan proses penyerapan warna.

2.2 Filtrasi

Setelah proses decolorisasi selesai yang ditandai dengan perubahan warna

larutan menjadi hitam dan nampak jernih, perputaran kipas dihentikan supaya

kotoran ( sisa karbon aktif ) dapat mengendap, untuk kemudian dilakukan

proses penyaringan ( filtrasi ) dengan menggunakan leaf filter. Dalam proses

filtrasi gaya yang diterapkan adalah gaya dorong pompa yang diperlukan

untuk menggerakkan fluida melalui medium filtrasi.

Filtrasi dimaksudkan untuk memisahkan sirup MSG dari kotoran dan sisa

carbon aktif dengan menggunakan sistem batch. Sirup dialirkan melalui pipa

pemasukan kemudian dialirkan ke dalam pipa kecil-kecil yang berfungsi

sebagai penyangga kawat penyaring. Sirup akan keluar melewati kawat-kawat

penyaring dan kain saring sebagai media penyaring sehingga kotoran akan

tertahan dalam kedua media penyarinf tersebut. Kotoran yang tertampung ke

dalam media penyaring biasanya berupa cake, yaitu carbon yang sudah tidak

aktif lagi dan tidak ekonomis apabila didaur ulang.

Sirup yang keluar dari leaf filter selanjutnya dialirkan ke dalam tangki

checking filter. Taneki ini berfunasi untuk melakukan oenvarinaan ulami

66

apabila masih ada kotoran yang mungkin masih terdapat dalam sirup setelah

dilakukan penyaringan awal. Selanjutnya sirup dipompa ke dalam tangki

penampungan yang terletak diatas checking filter. Dalam checking filter pi 1

sirup diukur kembali. Apabila pH yang dikehendaki belum sesuai maka sirup

dikembalikan ke tangki decolorisasi untuk ditambah dengan asam glutamat

jika ph Berlebihan, sedangkan jika pH kurang, penambahan soda ash dapat

dilakukan langsung pada tangki checking filter.

2.3 Kristalisasi.

Kristalisasi didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan bahan-bahan

padat melalui peningkatan konsentrasi diatas titik jehuhnya, sehingga

diperoleh keadaan lewat jenuh, dan keadaan ini ditunjang oleh proses

pendinginan, penguapan, atau keduanya ( T.M. Cook dan D.J ,Cullen, 1996 )

Kristalisasi dilakukan dengan menggunakan vacum cristalizer. Mula-mula

sirup dipompakan ke dalam tangki kristalisasi sebanyak 2000 liter hingga

mencapai volume ± W dari isi tangki ,kemudian tangki divacumkan hingga

mencapai tekanan 76 cm Hg. Setelah itu uap panas dialirkan secara perlahan-

lahan hingga mencapai suhu 55-65 °C, keadaan suhu harus tetap dijaga pada

kondisi tersebut.

Apabila pemasakan sirup telah mencapai derajat kekentalan 30 °Be, dilakukan

proses pemancingan, yaitu dengan memasukkan cung ( bibit) kedalam tangki

kristalisasi sebanyak 200 kg. Bibit yang diberikan tersebut sesuai dengan hasil

akhir yang dikehendaki. Bibit ini digunakan untuk mempersingkat waktu

oembentukan kristal. sehineea dapat memiuranei biava oroduksi. Jika pada

(>/

kaca pengamatan telah tampak butir-buiir kristal maka kran sirup dibuka

secara perlahan-lahan supaya kristal yang telah terbentuk tidak mengalami

kehancuran lagi. Pengaliran sirup ini dilakukan pada suhu dan tekanan yang

konstan sampai mencapai volume yang diinginkan, sambil terus diaduk untuk

menghindari terjadinya pengendapan kristal.

Proses kristalisasi ini terus berlanjut sampai butir-butir kristal terbentuk

sempurna dan ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Waktu yang dibutuhkan

untuk proses ini adalah 12-14 jam.

2.4 Sentrifugasi

Sentifugasi adalah proses pemisahan kristal yang telah terbentuk dengan sisa

sirup yang tidak dapat mengkristal. Dengan menggunakan pipa, sirup dari

tangki penampungan dialirkan ke dalam sentrifugal separation yang dilengkapi

dengan screen dan mempunyai ukuran 24 x 25 mesh. Adanya gaya putar

sebesar 750-1500 rpm selama ± 15 menit maka sirup MSG yang tidak

terkristalkan akan keluar melalui screen dan ditampung dalam bak

penampungan untuk dilakukan proses ulang yang dikenal dengan sirup SS.

Sedangkan kristal yang terbentuk akan tertinggal dalam alat tersebut,

kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam gentong-gentong penampungan

sementara untuk kemudian diangkut ke dalam ruang pengeringan.

2.5 Pengeringan

Pengeringan dapat didefmisikan sebagai suatu usaha untuk menghilangkan air

dari dalam bahan nadat denean tuiuan membawa bahan pada kondisi vaniz

68

diinginkan untuk kemudian disimpan sebagai produk akhir, untuk melindungi

bahan dari kerusakan oleh mikro organisme, dan untuk memenuhi persyaratan

terhadap kadar air bahan.

Kristal MSG dari sentrifugal masih banyak mengandung air. Untuk

memperoleh kristal MSG dengan kadar air dibawah 1 % yaitu antara 0,1 - 0,3

%, maka dilakukan proses pengeringan dalam ruangan khusus. Kristal basah

masuk melalui bucket elevator yang digerakkan motor listrik untuk kemudian

diangkut masuk kedalam rotary dryer yang bekerja berlawanan arah antara

bahah yang dikeringkan dengan arus udara kering. Suhu pengeringan yang

diberikan adalah 70 °C selama 1-2 jam supaya mikro organisme perusak dapat

terhambat perkembangbiakannya, mengingat masih panjangnya proses

perlakuan yang dialami kristal sebelum dikonsumsi oleh masyarakat.

2.6 Pemisahan Ukuran Bahan

Pemisahan ukuran bertujuan untuk memisahkan dan mengklasiflkasikan

partikel-partikel zat padat sesuai dengan ukurannya masing-masing.

Cara yang lazim digunakan adalah dengan proses pengayakan, pemisahan

magnetik, serta dengan klasifikasi secara mekanik. Untuk pemisahan ukuran

kristal MSG dilakukan dengan pengayakan. Alat pengayakan digunakan

secara luas dalam pemisahan partikel-partikel padat dalam keadaan kering atau

basah, terdiri dari batang logam berlubang-lubang, berongga atau lembaran

logam yang berlubang-lubang, serta pengayak dari kawat yang halus. Bahan

yang akan dipisahkan dilewatkan melalui pengayak yang dikocok secara

manual atau mekanik sehinuua Dartikel-oartikel vanu berukuran lebih kecil

69

dari lubang ayakan akan jatuh melalui ayakan tersebut. Lapisan-lapisan

pengayakan disusun dari atas ke bawah mulai dari penyaringan yang paling

kecil. Hal ini dimaksudkan agar kristal-kristal yang berhasil lolos pada tahap

sebelumnya dapat segera ditangani.

Ayakan yang digunakan terdiri dari berbagai ukuran. Adapun jenis kristal

yang dihasilkan adalah seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5

Jenis Kristal dan Ukurannya

Jenis Kristal

- GLC ( Giant Large Cristal)

- SC (Super Cristal)

- LC (Long Cristal)

- RC (Regular Cristal)

- FC (Flour Cristal)

Ukuran

6 - 8 mesh

10-12mesh

24 - 30mesh

30 - 40 mesh

40-100 mesh

2.7 Pengemasan Dan Pengepakan

Kristal MSG yang telah dipisahkan berdasarkan ukuran yang dikehendaki

dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastik yang berat tiap kantong 25 kg,

selanjutnya dibawa ke ruang pengepakan.

Langkah pengemasan yang dilakukan oleh PT Indonesia Miki Industri adalah ;

Labelling untuk identifikasi produk, pengelasan dengan melepas plastik dari

rolnya, pemotongan per lembar, sortasi, pengelasan kembali untuk

menghindari kebocoran, pengisian sesuai dengan berat yang diinginkan oleh

konsumen, pengelasan akhir, pengepakan pada wadah kedua yang berisi 10

70

bungkus atau ditempelkan pada kertas dengan menggunakan penjepit,

penimbangan.

Sebagian besar hasil produksi dari perusahaan ini dikirim kembali dalam arti

dijual kembali pada kepada PT Ajinomoto sebagai pemasok bahan baku,

sedang jika lebih atau sisa akan dikemas sendiri oleh perusahaan tersebut

untuk dijual sendiri dengan kemasan dan merk yang lain.

3. PENGAWASAN MUTU

Untuk menghindari tercampurnya MSG dengan bahan lain, misalnya

Disodium Glutamat atau campuran antara keduanya, maka standar mutu MSG

mutiak diperlukan, supaya konsumen memperoleh produk yang mempunyai mutu

yang bagus, dan membina produsen untuk menciptakan produk yang bermutu

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT Indonesia Miki Industri meliputi

pengawasan dan pengendalian mutu bahan yang akan digunakan selama proses

produksi, pengawasan terhadap produk jadi dan pengawasan terhadap kemasan

yang dilakukan di laboratorium perusahaan. Sistem Jaminan Mutu yang diterapkan

oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

• Kebijakan Mutu

• Wewenang dan tanggung jawab unit-unit kerja yangg mempengaruhi dan

berhubungan dengan mutu produk.

• Instruksi-instruksi Kerja untuk pelaksanaan prosedur-prosedur mutu

• Unit-unit kerja yang mempengaruhi dan berhubungan dengan mutu produk.

71

Sistem Jaminan Mutu yang disusun bertujuan untuk menjamin sebagai berikut:

• Penerbitan yang terbaru dari dokunien yang terkait dengan Sistem Jaminan

Mutu dapat dengan mudah diperoleh oleh personil yang memerlukan.

• Dokumen yang sudah tidak berlaku secepatnya ditarik dari tempat penerbitan

dari peredarannya untuk dimusnahkan. Apabila dokumen yang tidak berlaku

lagi tetap disimpan sebagai pustaka untuk pengetahuan diidentifikasi dengan

baik.

• Master list Daftar Induk dan dokumentasi dari data yang berkaitan Sistem

Jaminan Mutu dipelihara, memiliki tanda jelas mengenai nomor tanggal

penerbitan terbaru, untuk menghindari penggunaan dokumen-dokumen yang

sudah tidak terpakai dan tidak berlaku sah.

• PT. Indonesia Miki Industries menjamin pemenuhan dan kesesuaian Sistem

Jaminan Mutu Internal.

3.1 Perencanaan Mutu

PT. Indonesia Miki Industries telah mendokumentasikan cara-cara pemenuhan

persyaratan mutu yang dilaksanakan. Unit-unit yang bertanggung jawab untuk

menyiapkan rencana-rencana mutu masing-masing adalah bagian Departemen

Laboratorium dan Departemen Produksi

Rencana Mutu disiapkan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

- Pengadaan bahan baku.

Kegiatan proses produksi

Pengendalian mutu atas bahan baku dan produk

72

- Penanganan, penyimpanan, pengemasan, pemeliharaan dan penggunaan,

penyerahan produk kepada para pelanggan.

- Program pembinaan dan pelatihan pegawai

- Penjualan barang hasil produksi dan jasa.

Rencana Mutu mengidentifikasi menerangkart antara lain sebagai berikut:

• Tahapan aktivitas kegiatan operasional yang dilaksanakan.

• Variabel-variabel yang perlu dikontrol dan dikendalikan.

• Pegawai unit kerja yang bertugas melaksakan mengatur dan mengendalikan

aktivitas kegiatan operasional.

Variabel-variabel yang perlu dilakukan kontrol dan pengendalian oleh

perusahaan antara lain adalah :

a. Bahan Baku

Asam Glutamat sebagai bahan baku harus memenuhi kriteria yang telah

ditentukan oleh Standar Intemasional Indonesia, kriterianya adalah seperti

pada tabel berikut:

Tabel 6

Kriteria Bahan Baku yang Diperkenankan

Kriteria

Kemurnian

Derajat Keasaman ( pH )

Kadar Fe

Kadar CI

Kadar Air

Jumlah Yang Diperkenankan

Minimal 98,0 %

Maksimal 3,8-4,0

Maksimai 0,05 %

Maksimal 0,20 %

Maksimal 1,00%

73

(Sumber.SII .0157-77)

b. Proses Pengolahan

Selama Proses pengolahan berlangsung pengawasan mutu dilakukan untuk

menjaga dan memperoleh produk dengan mutu yang optimal. Pengawasan

ini meliputi bahan yang digunakan saat proses, kondisi operasi, kebersihan

alat, dan lingkungannya.

c. Produk Jadi

Pengawasan ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan hasil yang kurang

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga tidak memenuhi

selera atau keinginan konsumen.

3.2 Uji I _,u born to riii in

Ada beberapa analisa yang dilakukan sehubungan dengan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi mutu di dalam proses pembuatan MSG, antara Iain

analisa kimia dan pengujian secara sensorik ( organoleptik ).

a. Derajat Keasaman.

PH merupakan indikator derajat keasaman suatu larutan. PH air dalam

larutan sangat mempengaruhi mutu, daya awet, dan warna bahan ( syarif

dkk,1988)

Pengukuran pH yang dilakukan oleh PT Indonesia Miki Industri ilah

dengan menggunakan kertas lakmus.

Nilai pH suatu bahan berhubungan dengan keadaan asam ( pH < 7 )

maupun keadaan basa ( pH > 7 ) bahan tersebut, sedangkan pH 7

menuniukan keadaan netral.

74

Cara Kerja : Melarutkan 5 gram sample ( MSG ) dalam air sehingga

mencapai volume 100 ml. Apabila dalam proses netralisasi telah

memenuhi standar yang ditentukan, maka MSG yang dihasilkan akan

mempunyai pH sama yaitu minimal 6,8. Persyaratan yang ditetapkan Oleh

PT Indonesia Miki Industri sesuai dengan SII adalah konsentrasi MSG

yang mengandung pH 6,8 - 7,2. Jika ternyata pH yang diinginkan tidak

tercapai, maka MSG harus dikembalikan pada bagian produksi untuk

dilakukan proses netralisasi ulang.

b. Kekcntalan.

Pengukuran derajat kekentalan dimaksudkan untuk mengetahui

homogenitas larutan dengan menggunakan araumeter. Derajat kekentalan

28 °Be pada proses netralisasi dan 30 °Be pada proses kristalisasi

menunjukan terjadinya pencampuran yang homogen antara air, asam

giutamat dan soda ash sebagai penetral. Dengan menggunakan gayung

panjang, ambil sedikit larutan ( sirup ) yang telah masak pada proses

netralisasi, kemudian masukan ke dalam sebuah tabung. Untuk mengetahui

derajat kekentalan (°Be ) larutan tersebut, masukan araumeter dalam

tabung dan amati skalanya. Jika Be yang dikehendaki belum tercapai,

maka harus terus dilakukan pengadukan atau dapat juga ditambah dengan

tepung Sp hingga mencapai 28 °Be.

c. Kemurnian dan Kejernihan.

Kemurnian menentukan tingkat kandungan MSG dalam kristal, sedang

kejernihan untuk menentukan kenampakan kristal. Perbedaan kemurnian

75

dan kejernihan pada kristal disebabkan terjadinya pengapuran pada saat

pembentukan kristal yang menyebabkan warna kristal menjadi keruh, juga

disebabkan adanya unsur yang terbawa selama proses pembentukan kristal,

yang juga dapat menyebabkan penurunan kemurnian kristal MSG yang

dihasilkan.

Pengujian terhadap kemurnian ( purity ) dilakukan dengan menggunakan

metode Kjedahl yang menganut asumsi bahwa setiap nitrogen bahan

pangan berasal dari protein yang mengandung N sebanyak 16 %, sehingga

protein bahan pangan dapat ditentukan dengan menganalisa kandungan

nitrogennya.

Penilaian organoleptik merupakan cara penilaian mutu komoditas dengan

menggunakan indera mata manusia atau kemepuan sensorik yang banyak

digunakan karena alasan efisiensi.

1) Analisa Kemurnian

Menimbang 2-5 gram sampel dan dimasukkan kedalam labu kjedahl,

kemudian ditambahkan 25 ml H2S04 pekat, 5 gr KS04, 0,5 gr

CuS04. Labu kjedahl ditutup dengan corong kecil dan dimasukkan

dalam almari asam. Mula-mula dipanaskan dengan api kecil sampai

berwarna hitam, kemudian nyala api diperbesar sehingga terjadi

perubahan warna larutan dari hitam menjadi merah kemudian hijau

keruh sampai akhirnya hijau jernih

Setelah mencapai keadaan tersebut larutan didinginkan dan

dipindahkan dalam labu destilasi, kemudian ditambahkan 100 ml

aquadest untuk oeneenceran. Melalui corona khusus ditambahkan

76

NaOH 30 % secara perlahan-lahan, selanjutnya dilakukan proses

destilasi. Hasil destilasi ditampung dalam 25 ml HC1, 0,1 N dan

ditambah dengan 3 tetes metil merah. Destilasi dihentikan setelah

setengah dari isi tabung tersuling. Kondensor dicuci dengan aquadest

dan ditampung dengan menggunakan destilat, kemudian dititrasi

dengan larutan NaOH 0,1 N.

Perhitunean :

Berat sampel = 3,9500 gr

Vol NaOH pentiter = 4 ml

(25. N HCL - V NaOH.N NaOH ) x 1,87

KemurnianMSG = X 100%

Berat sampel

(25.0,1 -4 .0 ,1 )x 1,87

- x 100%

3,9500 gr

= 99,417%

= 99,42%

Tingkat kemurnian MSG yang diuji ternyata memberikan hasil

99,42%. Hal ini menunjukan bahwa MSG yang dihasilkan oleh PT

Indonesia Miki Industries telah memenuhi SII yang menetapkan kadar

minimal MSG adalah 99 %.

2) Penetuan Kejernihan

Penentuan kejernihan kristal MSG adalah dengan menggunakan

spectrophotometer.

Cara kerjanya menimbang 6 gr MSG kemudian melarutkan kedalam

20 ml aquadest. Ukur absorbsi dengan menggunakan soectrofotometer

77

pada panjang gelombang 400 nm. MSG berkualitas tinggi adalah yang

mempunyai tingkat kejernihan kurang dari 0,02 ( tidak berwarna /

jernih )

Apabila MSG yang dihasilkan kurang jernih, maka proses decolorisasi

selanjutnya penambahan karbon aktif diperbanyak, karena

kemungkinan daya serap karbon aktif yang dimiliki mempunyai mutu

rendah.

d. Kadar Air.

Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu berdasarkan

berat kering ( dry basis ) dan berat basah ( wet basis )

Penentuan kadar air secara "dry basis" adalah perbandingan antara berat

air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Berat bahan kering itu

sendiri adalah berat bahan asal setelah dikurangi berat air yang terkandung

didalam bahan tersebut. Sedangkan pengukuran kadar air secara " wet

basis" adalah perbandingan antara berat air dalam bahan dengan berat

bahan mentah.

x x

Dry basis : dB = Wet basis:

a b

dB : Dry basis

x : berat air di dalam bahan

a : berat bahan kering

wB : wet basis

b : berat bahan mentah

78

Pertumbuhan mikroba bahan pangan sangat erat hubungannya dengan

jumlah kandungan air. Kebutuhan mikroba akan air dinyatakan dalam

istilah " water Activity " ( aw ) . Mikroba hanya dapat tumbuh pada kisaran

aw tertentu seperti yang terlihat dalam tabel 5. Oleh karena itu untuk

mencegah pertumbuhan mikroba, maka aw bahan pangan harus diatur.

Bahan pangan yang mempunyai aw sekitar 0,70 dianggap cukup baik dan

tahan selama penyimpanan. Besarnya aw minimum untuk tumbuhnya

beberapa mikroba dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 7

Beberapa Mikroba dan aw Minimum untuk Pertumbuhannya.

Jenis Mikroba

Bakteri Ragi Kapang Bakteri Halofllik (tahan garam ) Bakteri Xerofilik Bakteri osmofilik

aw Minimum Untuk Tumbuh

0,90 0,88 0,80 0,75 0,65 0,61

Bahan yang banyak mengandung air akan cepat mengalami kemunduran

mutu, oleh karena itu analisa terhadap kadar air diperlukan untuk mencegah

atau menghambat perkembangbiakan mikroba.

Analisa Kadar Air

Pengukuran kadar air MSG dilakukan berdasarkan susut pengeringan.

Menumbang sample (MSG ) dalam botol timbang seberat 5 grain.

Masukkan dalam oven pada suhu 105 ° C selama 2 jam, kemudian

79

didinginkan dalam exikator selama 15 menit. Setelah dingin timbang

sample tersebut, selisih antara berat awal dan akhir merupakan prosentase

kadar air

Perhitungan :

Berat sampel awal

Berat akhir

% Kadar Air x l 0 0 %

5,0012 gr

4,9949 gr

Berat awal •

Berat awal

• berat akhir

5,0012-4,9949

5,0012

0,125%

X I

Jadi MSG yang dihasilkan telah memenuhi standar yang ditentukan oleh

SII yaitu penurunan berat ( susut pengeringan ) yang merupakan prosentase

kadar air tidak lebih dari 0,3 %

e. Kandungan logam berat

MSG yang dihasilkan harus bebas dari logam berat yang dapat

membahayakan konsumen, logam berat tersebut antara lain Arsen ( Ar ),

Timbal ( Pb ), Tembaga ( Cu ), Raksa ( Hg), dan seng (zn ).

Tetapi ada beberapa logam berat yang diperkenankan berada didalam

kandungan suatu produk dengan syarat tidak melebihi batas maksimal yang

telah ditentukan oleh SII dan DepKes RI.

80

Cara kerja : 2 gram MSG, 40 ml air dan 2 ml Hac 10 5 dimasukkan dalam

tabling nessler. Jika tarutan belum jernih maka disaring dan ditambah air

hingga mencapai volume 50 ml.

Tambahkan 2 tetes larutan Sodium Sulfida, aduk dan diamkan selama 5

menit. Amati perubahan warna yang terjadi.Warna tidak boleh lebih gelap

dari larutan standar Pb, karena dalam SI1 batas kandungan maksimal

kandungan logam berat dalam produk pangan adalah 20 ppm, Pb maksimal

5 ppm, Ar maksimal 2 ppm.

3.3 Pengendalian Peralatan Pengukuran Dan Pengujian

Tujuan penerapan kegiatan ini oleh perusahaan dimaksudkan untuk untuk

menggambarkan petunjuk pelaksanaan dari sistem kalibrasi terhadap peralatan

pengukuran agar selalu tepat pada kondisi yang diinginkan atau

dipersyaratkan.

Kabag Laboratorium bertanggung jawab atas organisasi dari sistem kalibrasi.

Hal ini termasuk alokasi personil, vvaktu, tempat dan peralatan yang

diperlukan untuk menyusun dan memelihara sistem kalibrasi yang memadai

untuk semua inspeksi, pengukuran dan pengujian peralatan.

Secara khusus, hal ini mencakup seluruh peralatan yang memerlukan jaminan

bahwa proses dan mutu hasil proses sesuai dengan spesiflkasi yang

dipersyaratkan.

Agar sistem kalibrasi dapat diterapkan secara efektif, maka langkah

pelaksanaannya diatur sebagai berikut:

- Membuat daftar inventarisasi alat ukur.

81

- Menentukan kemungkinan kalibrasi dilakukan sendiri atau oleh lembaga

yang berwenang.

Menyusun instruksi kerja untuk kalibrasi yang dilakukan sendiri.

Mengajukan ke Lembaga berwenang untuk melakukan kalibrasi guna

mendapat sertifikat.

Menetapkanjadwal kalibrasi.

Menentukan masa berlakunya kalibrasi peralatan.

Pemeriksaan secara periodik.

3.3.1 Prosedur Kalibrasi Internal. Tujuan penerapan prosedur ini

adalah untuk mengetahui apakah alat-alat ukur yang digunakan di dalam

kegiatan produksi telah memenuhi standar kalibrasi didalam lingkup

perusahaan. Artinya pihak perusahaim sendiri yang melakukan kalibrasi

peralatan pengujian.

• Instruksi kerja kalibrasi Pengukur Beban atau Timbangan

1. Equipment Type : Timbangan beban

2. Calibration location : Laboratorium PT Indonesia Miki Industries

3. Cleaning Method : Bersihkan timbangan beban dari segala kotoran

seperti debu atau kotoran lain dengan cairan alkohol atau cairan lain

yang tidak bersifat korosif

4. Protection After Cleaning : Keringkan dengan hembusan udara

bersih dan ditempatkan diruangan yang bebas debu dan bahan

pencemar lain.

82

5. Visual Inspection Instructions: Letak timbangan pada lantai harus

horisontal, angka penunjuk beban sebelum beban ditimbang harus nol,

permukaan timbangan untuk meletakkan beban harus bersih

6. Temperature Stabilization Details : Siapkan beban dan timbangan

beban yang akan dikalibrasi dalam ruangan laboratorium selama paling

sedikit 2 jam sebelum dikalibrasi untuk slabilitasi dan penyesuaian

temperatur.

7. Calibration Method Periksa ketelitian ukurannya dengan

menimbang beban dengan timbangan digital merk Teraoka Seiko No.

GJ-T-001

8. Ref. Standard : Timbangan digital merk Teraoka Seiko No. GJ-T-001

9. Method of Storage : Jangan terkena sinar matahari secara langsung,

jangan disimpan pada ruang dengan kelembaban tinggi

10. Non-Conformation Method : Jika masih mungkin lakukan perbaikan,

dengan cara menambah beban atau mengurangi beban kemudian

lakukan kalibrasi ulang. Tolak dan nyatakan tidak pakai jika tidak

sesuai dengan standar yang diinginkan.

• Instruksi kerja kalibrasi Jangka Sorong

1. Equipment Type : Jangka sorong

2. Calibration location : Laboratorium PT Indonesia Miki Industries

3. Cleaning Method : Bersihkan jangka sorong dari segala kotoran

seperti debu , gumpalan hitam pada alur atau kotoran Iain dengan

cairan alkohol atau cairan lain yang tidak bersifat korosif

83

4. Protection After Cleaning : Keringkan dengan hembusan udara

bersih dan ditempatkan diruangan yang bebas debu dan bahan

pencemar lain.

5. Visual Inspection Instructions: Pembacaan skala ukur harus jelas,

periksa semua baut pengikat dalam keadaan lengkap atau tidak, periksa

semua baut pengunci gerak dapat bekerja dengan baik atau tidak, anak

jangka harus dapat digeser dengan mudah

6. Temperature Stabilization Details : Siapkan jangka sorong yang

akan dikalibrasi dalam ruangan laboratorium selama paling sedikit 2

jam sebelum dikalibrasi untuk stabililasi dan penyesuaian temperatur.

7. Calibration Method Periksa ketelitian ukurannya dengan

menggunakan guest block ( 3 macam ) yang telah diketahui

panjangnya dengan menggunakan Digimatic Caliper NO. 0021361 (

QC-js-001 ) sebagai kalibrator.

8. Ref. Standard : Digimatic Caliper No.0021361

9. Method of Storage : Dapat digantung vertikal dalam ruang bebas

debu atau dimasukkan ke dalam kotak pembungkusnya, jangan terkena

sinar matahari secara langsung, jangan disimpan pada ruang dengan

kelembaban tinggi.

10. Non-Conformation Method : Jika masih mungkin lakukan pcrbaikan,

lakukan kalibrasi ulang. Tolak dan nyatakan tidak pakai jika tidak

sesuai dengan standar yang diinginkan.

3.3.2 Prosedur Kalibrasi External. Untuk kegiatan kalibrasi alat uji

keiernihan atau Spectrophotometer dan alat uii kekentalan atau Araumeter.

84

PT Indonesia Miki Industries mempercayakan badan kalibrasi untuk

melakukan kalibrasi alat-alat tersebut.

4. PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI

Prosedur ini diterapkan pada PT Indonesia Miki Industries untuk

mengatur bahan, barang dan produk yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Prosedur ini diterapkan terhadap produk atau barang yang ditangani:

Diantara unit kerja di PT. Indonesia Miki Industries

Dari pemasok ke PT. Indonesia Miki Industries

Dari PT. Indonesia Miki Industries ke pelanggan.

Yang dimaksud dengan bahan, barang dan produk yang tidak sesuai persyaratan

meliputi:

Semua barang/bahan yang masuk.

Produk dalam proses.

Hasil Produksi Selesai.

Produk yang tidak sesuai menurut PT Indonesia Miki Industries adalah seluruh

produk atau barang yang tidak memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.

Tanggung Jawab:

• Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap pengendalian penanganan

produk yang tidak sesuai.

• KabagTeknik bertanggung jawab mengambil langkah-langkah jika:

- Terjadi penyimpangan terhadap prosedur.

ss

- Keputusan tentang penanganan produk yang tidak sesuai menyimpang dari

Kebijakan MutuPT. INDONESIA MIKI INDUSTRIES

Ketentuan terhadap pengendalian penanganan produk atau barang yang tidak

sesuai

• Produk barang yang tidak sesuai diletakkan di tempat khusus.

• Keputusan terhadap semua produk yang tidak sesuai persyaratan harus

dikonsultasikan dengan unit kerja terkait.

4.1 Prosedur Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai

Tujuan penerapan prosedur ini adalah agar barang - barang hasil produksi

yang tidak sesuai dengan persyaratan diberi tanda dan ditempatkan pada lokasi

khusus agar tidak terjadi kesalahan dalam penggantian atau pengiriman.

Kegiatannya antara lain:

1. Barang - barang hasil produksi yang dinyatakan tidak sesuai

ditempatkan di lokasi khusus.

2. Apabila bisa diperbaiki, akan diproses ulang dan apabila tidak bisa

diperbaiki akan dibuang.

3. Keterangan Status Tempat Barang :

• Warna merah menunjukkan tempat barang yang tidak sesuai dengan

persyaratan

• Warna hitam menunjukkan tempat barang yang tidak terpakai

• Selain warna merah dan warna hitam, menunjukkan tempat barang

yang baik

86

4.2 Tindakan Koreksi

Tujuannya dari penerapan kegiatan ini adalah Untuk memberikan pedoman

tindakan yang jelas atas tindakan koreksi yang akan diambil dalam menangani

produk yang tidak sesuai sehingga dapat menjamin bahwa permasalahan yang

timbul di dalam kegiatan operasional perusahaan tidak terulang lagi.

Prosedur ini diterapkan pada seluruh jajaran organisasi perusahaan di mana

dibutuhkan tindakan koreksi dan pencegahan khususnya masalah intern

perusahaan (Hasil Audit). Sedangkan masalah ekstern perusahaan (yang

berhubungan dengan pelanggan) ditetapkan dalam Prosedur Penanganan

Keluhan Langganan.

Tindakan Koreksi dan Pencegahan oleh perusahaan diartikan sebagai tindakan

atau metode yang diambil untuk mencegah masalah tidak akan terulang

kembali. Tindakan ini merupakan hasil dari analisa dan evaluasi terhadap

permasalahan yang terjadi untuk kemudian digunakan mencegah dan

menghilangkan penyebab masalah.

Tanggung Jawab dan Wewenang

Masing-masing Manajer harus mempunyai inisiatif untuk memulai

tindakan koreksi dan pencegahan serta bertanggung jawab untuk

menindaklanjuti sampai tuntas.

- Koordinator Tim Pemeriksa Mutu akan menjamin bahwa tindakan koreksi

yang diperlukan atas hasil Laporan Pemeriksaan akan di sampai kan kepada

masing-masing Pejabat yang bertanggung jawab untuk dilakukan

pengecekan terhadap hal-hal yang masih tidak sesuai, selanjutnya masing-

87

masing Manajer bertanggung jawab untuk melaporkan tindakan koreksi

dan pencegahan yang telah dilakukan.

- ^Coordinator Tim Pemeriksa Mutu akan memelihara seluruh arsip laporan

tindakan koreksi.

Apabila diketahui terjadi ketidaksesuaian dan perlu dilakukan tindakan

koreksi, maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

- Dicari pokok permasalahan

- Didaiam melakukan tindakan koreksi dikembalikan kepada prosedur dan

instruksi kerja yang ada

Melakukan rapat antara departemer yang bersangkutan bila level

supervisor tidak dapat mengatasi masalah misalnya complain mutu dari

pelanggan, kesalahan atau kerusakan di lapangan

Rapat akan memutuskan dan menetapkan siapa yang akan

bertanggungjawab untuk menyelidiki problem dan menyarankan perbaikan

- Koreksi dan menjalankan tindakan koreksi bekerja sama dengan

departemen lain bila diperlukan

- Bila tidak disetujui oleh rapat, harus direview dan up-date lagi selanjutnya

- Bila saran tindakan koreksi dinilai efektif oleh manajemen, maka disetujui

pelaksanaannya

- Laporan tindakan koreksi akan di flle-kan oleh manajer quality dan

masing-masing departemen yang akan diminta melakukan tindakan

koreksi

Instruksi kerja pembuatan laporan tindakan koreksi

Dibuat catatan vana mencantumkan

XX

- Departemen atau unit yang diminta melaksanakan tindakan koreksi

- Terjadi pada proses atau permasalahan yang mana

- Tindakan koreksi yang dilaksanakan

- Menentukan target seledsai, tanggal mulai pelaksanaan

Siapa yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya

- Pada tanggal yang ditargetkan selesai, laporan tindakan koreksi ditinjau

kembali oleh peminta laporan

- Bila belum sesuai atau masih perlu perbaikan, dibuat laporan tindakan

koreksi ulang seperti prosedur diatas

5. PENGENDALIAN PROSES

PT Indonesia Miki Industries sudah mengidentifikasi dan merencanakan proses-

proses produksi yang secara langsung mempengaruhi mutu seperti :

- Dokumentasi prosedur tentang cara produksi MSG

Penerapan prosedur penggunaan peralatan produksi dan tinjauan lingkungan

kerja yang memenuhi persyaratan kerja.

- Persetujuan dari kepala produksi atas berlangsungnnya proses produksi dalam

kegiatan sehari-hari

Kegiatan yang terkait atau mendukung klausul ini adalah Instruksi kerja

perawatan mesin dengan tujuan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi mesin

agar dapat bekerja dengan baik, diantaranya :

• Instruksi kerja perwatan mesin harian

Setiap selesai produksi, setiap mesin harus dibersihkan

89

- Kegiatan pembersihan tersebut meliputi pembersihan mesin dari sisa-sisa

bahan produksi ataupun bahan lain yang tertinggal pada peralatan

produksi, pembersihan permukaan mesin-mesin dari kotoran, pembersihan

lokasi sekitar mesin.

- Melaporkan dengan segera kepada kabag produksi yang bersangkutan bila

terjadi gangguan terhadap mesin, timbul suara, terjadi kerusakan fisik

ataupun ketidak normaian lainnya

- Penanggungjawab mesin harus mengontrol hasil perawatan dan mencatat

dalam Kartu Perawatan Mesin

• Instruksi Kerja Perawatan Mingguan

- Lumasi bagian-bagian mesin yang bergerak dengan memberikan grease

pada nipple-nipple mesin

- Cek kondisi pelumasan dan tambahkan olie bila olie pelumas kurang

- Perawatan ini juga dilakukan oleh penanggungjawab mesin dan dicatat

dalam Kartu Perawatan Mesin

• Instruksi kerja Penggantian Olie Pelumas atau Olie Hidroiis

- Ganti olie pelumas setelah 5000 jam kerja atau bila kondisi olie pelumas

sudah buruk

- Ganti olie hidroiis bila kondisi olie hidroiis sudah rusak

- Dilakukan pencatatan pada Kartu Perawatan Mesin.

• Instruksi kerja Perbaikan Mesin Rusak

- Order perbaikan mesin dari unit produksi disertai dengan Surat order

Perbaikan

90

- Analisa kerusakan, bila tidak bisa diperbaiki sendiri maka dikerjakan oleh

jasa service dari luar perusahaan

- Wewenang dan tanggungjawab terhadap perbaikan diluar perusahaan

diputuskan oleh Manajer produksi

- Perbaikan dilakukan sesuai dengan kerusakan yang terjadi

Mencatat laporan hasil perbaikan dalam Kartu Perawatan mesin

• Prosedur Perawatan dan Perbaikan Listrik

Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan menjaga kondisi suplai aliran listrik

dalam perusahaan

Kegiatan memperbaiki listrik yang rusak ( Electrical Breakdown )

- Order perbaikan listrik dari unit produksi disertai dengan Surat Order

Perbaikan

Analisa kerusakan,bila tidak bisa dikerjakan sendiri diserahkan jasa

service dari luar perusahaan

Wewenang dan tanggungjawab terhadap perbaikan diluar perusahaan

diputuskan oleh Manajer produksi

Perbaikan dilakukan sesuai dengan kerusakan yang terjadi

- Mencatat laporan hasil perbaikan dalam Kartu Perawatan mesin

• Instinlvsi Kerja Batasan Jam Operasi

Apabila batasan jam operasi pada alat atau mesin yang telah ditentukan habis

dan alat atau mesin tersebut harus diperbaiki atau dihentikan sedangkan oleh

suatu hal sehingga alat atau mesin tersebut masih atau harus dioperasikan,

91

maka keputusan akhir yang harus dilakukan adalah instruksi dari Kabag

teknik

6. IDENTIFIKASI DAN KETERTELUSURAN PRODUK

Tujuan kebijakan ini adalah mengidentifikasi produk sejak dari perencanaan

desain/gambar, spesifikasi atau dokumen lainnya sampai dengan proses produksi,

dan pengiriman agar jika kelak terdapat pengaduan atau keluhan dari pelanggan

perusahaan dapat melihat kembali seluruh alur produksi berdasarkan hasil laporan

pencatatan yang telah difile- kan.

Ruang Lingkup

Prosedur ini diterapkan untuk:

- Semua bahan baku yang masuk

Semua bahan dalam proses.

- Hasil Produksi Selesai.

Mampu Telusur menurut perusahaan adalah kemampuan untuk menelusuri kembali

data yang telah dicatat sebelumnya, atas penerapan atau lokasi dari satuan bahan

atau aktivitas dengan cara identifikasi.

Tanggung Jawab

Kabag Teknik bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi dan mampu telusur

atas bahan, barang dan produk.

Seluruh hasil identifikasi harus dicatat sehingga apabila terjadi berbagai ketidak

sesuaian bahan/barang atau produk dapat ditelusuri kembali.

Aturan khusus

92

Dalam hal tertentu apabila diperlukan bahan atau produk dapat menggunakan

identifikasi khusus dan harus tercatat ( dibuat file komputer) untuk memudahkan

identifikasi dan penelusuran kembali.

7. PENILIKAN DAN PENGUJIAN BAHAN BAKU DAN PRODUK

Prosedur ini menjamin bahwa seluruh barang yang dikirim ataupun diterima oleh

PT. Indonesia Miki Industries telah melalui pengecekan atau pengujian dan

memenuhi standar Spesifikasi yang ditetapkan.

Prosedur ini diterapkan pada:

- Penerimaan seluruh bahan baku.

- Barang dalam proses.

- Hasil Produksi Selesai.

Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mengukur, menguji beberapa karakteristik

produk, proses atau jasa dan membandingkannya dengan persyaratan yang

ditetapkan.

Kabag Laboratorium bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemeriksaan

dan pengujian yang diterapkan agar mutu selalu terkendali.

Seluruh hasil kegiatan pengujian dicatat sebagai dasar bahwa produk yang telah

diperiksa dan diuji telah memenuhi kriteria atau standar penerimaan pelanggan.

8. STATUS PENILIKAN DAN PENGUJIAN BAHAN BAKU DAN PRODUK

Prosedur ini diterapkan guna menjamin setiap jenis bahan, barang dan produk

dapat diidentifikasi dengan menggunakan label atau tanda khusus. Identifikasi

dari hasil Demeriksaan dan oemiuiian diperlukan selama proses oroduksi untuk

93

menjamin bahwa hanya produk yang telah melalui pemeriksaan dan pengujian

yang dapat dikirim kepada pelanggan, atau dipakai dan dipasang oleh pengguna.

Prosedur diterapkan kepada:

• Semua bahan dan barang yang masuk.

• Semua produk dalam proses.

• Hasil Produksi Selesai.

Bahan, barang, dan produk yang memenuhi persyaratan ataupun yang tidak

memenuhi syarat diberi tanda, label atau stempel, catatan pengujian dan lokasi

penempatan yang sesuai.

Tanggung Jawab

- Kabag Packing bertanggung jawab untuk mengendalikan penetapan status

hasil pengujian.

Masing-masing Manajer bertanggung jawab untuk menindak lanjuti hasil

pengujian dan penetapan status.

Catatan

Seluruh hasil pemeriksaan dan pengujian harus dicatat dan dapat diidentifikasi.

Prosedur

Pengujian barang dan bahan yang masuk, produk dalam proses dan hasil produksi

selesai dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk, dengan melakukan prosedur dan

instruksi kerja yang sudah ada. Untuk barang yang masuk, sebelum disimpan di

gudang, terlebih dahulu ditempatkan pada tempat karantina untuk diperiksa,

apabila baik dan sesuai disimpan sesuai prosedur, apabila rusak atau cacat maka

ditolak/dikembalikan.

<•)!

9. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi lini atau garis diterapkan oleh PT. Indonesia Miki

Industries sebagai upaya untuk memperlancar arus komunikasi serta informasi

perusahaan dan juga untuk lebih memperjelas wewenang, tugas dan

tanggungjawab masing-masing bagian. Selain itu struktur organisasi ini juga

mampu membentuk kesatuan komando dikarenakan pimpinan berada pada satu

tangan, proses pengambilan keputusan yang cepat, karena jumlah orang yang

terlibat sedikit dan rasa solidaritas yang tinggi.

Susunan Struktur organisasi PT. Indonesia Miki Industries seperti terlihat sebagai

berikut:

95

Manajer Produksi

Dewan komisaris

Direktur Utama Staff Ahli

Manajer Penjualan Manajer Keuangan Manajer Adm &

Umum

Manajer Personalia

10 I I 12

Gambar 4.

Struktur Organisasi

PT. Mikj Indonesia Industries

Keterangan

1. Kabag Produksi

2. Kabag Laboratorium

3. Kabag Packing

4. Kabag Teknik

5. Kabag Penjualan

6. Kabag Pembukuan

7. Kasir

8. Kabag Personalia

9. Kabag Pembelian

10. Kabag Gudang

11. Kabag Kendaraan

12. Kabag Keamanan

13. Kabag Poliklinik

Adapun Keterangan mengenai tugas dan wewenang masing-masing jabatan

adalah sebagai berikut:

• Dewan Komisaris

96

Dewan komisans merupakan pemilik perusahaan yang terdiri dari wakil-wakil

perusahaan. Dan juga merupakan non eksekutif manajer yang selalu mengikuti

perkembangan, pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

Tugas dari dewan komisaris adalah sebagai berikut:

- Memilihdan menunjuk direksi

Menyetujui atau menolak rencana-rencana direksi

Mengadakan pertemuan secara berkala untuk mengetahui perkembangan

perusahaan

Memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada direksi

• Direktur Utama

Direktur utama bertanggungjawab kepada dewan komisaris dan mengepalai

beberapa bagian:

• Manajer Produksi

• Manajer Penjualan

• Manajer Keuangan

• Manajer Administrasi dan Umum

Tugas dan tanggungjawab direktur utama meliputi:

- Menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan oleh

dewan komisaris.

- Selalu membina hubungan komunikasi dengan para manajer untuk

mengetahui sejauh mana suatu kebijaksanaan telah dijalankan.

- Menandatangani surat-surat perjanjian, giro bilyet, cek, kas, bon, dan

memeriksa dokumen-dokumen tertentu.

07

- Meminta saran dan partisipasi dari manajer lain.

• StafAhli

Merupakan wakil Direktur utama yang bertugas memberikan saran dan

pertimbangan kepada direktur dan bagian lain.

• Manajer Produksi

Bertanggungjawab kepada direktur utama, mengepalai bagian produksi,

laboratorium, packing, dan bagian teknik. Tugas dan tanggungjawabnya

meliputi;

Menandatangani laporan-laporan produksi.

Mengadakan rapat dengan bawahan dan membicarakan masalah-masalah

sehubungan dengan produksi.

Bertanggungjawab terhadap kualitas dan kuantitas hasil produksi.

• Manajer Pernasaran

Bertanggungjawab kepada direktur utama, dan mengepalai kepala bagian

penjualan. Tugas dan tanggungjawabnya meliputi;

Melakukan penilaian tugas dan prestasi bawahan untuk pengembangan

karier dan kesejahteraan.

- Melaksanakan rapat untuk menganalisa kemajuan yang dicapai dan

memprediksi keadaan pernasaran produk untuk periode yang akan datang.

- Bertanggungjawab atas semua laporan penjualan.

- Membuat laporan rencana penjualan kepada direktur utama, juga

memberikan laporan perkembangan promosi perusahaan.

• Manajer Keuangan

<>X

Bertanggungjawab kepada directur utama, dan mengepalai kasir dan bagian

pembukuan. Sedangkan tugas dan tanggungjawabnya meliputi;

- Mengawasi penggunaan sistem dan prosedur akutansi yang telah

ditentukan.

Bekerjasama dengan departemen lain untuk mewujudkan kelancaran kerja.

Berkonsultasi dengan direktur utama terhadap pengeluaran yang tidak

wajar atau menyimpang dari anggaran yang telah ditentukan.

- Melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan dan melaporkan

kepada direktur utama.

• Manajer Administrasi dan Umum

Bertanggungjawab kepada direktur utama dan mengepalai bagian personalia,

bagian keamanan, dan bagian poliklinik.

Manajer Administrasi dan Umum mempunyai staf khusus yaitu manajer

personalia yang mempunyai tugas dan tanggungjawab melaksanakan

pengumpulan data-data personalia serta berhubungan dengan organisasi

perburuhan.

Tugas manajer Administrasi dan Umum adalah bertanggungjawab terhadap

pengelolaan tenaga kerja termasuk proses pengadaan tenaga kerja, gaji,dll.

1. Kabag produksi

Tugasnya bertanggungjawab atas jumlah dan jenis barang yang akan

diproduksi sesuai dengan rencana yang telah disusun, melakukan pengawasan

jalannya produksi dan sebagai wakil manajer produksi.

2. Kabag Laboratorium

99

Tugasnya adalah memberikan perincian komposisi bahan, menguji bahan,

menentukan kualitas bahan, dan menguji produk akhir.

3. Kabag Packing

Tugasnya adalah membuat desain kemasan, memeriksa kesuaian kemasan

dalam proses produksi sehari-hari.

4. Kabag Teknik

Bertanggungjawab penuh terhadap divisi kendaraan, peralatan dan instalasi

listrik, melakukan perbaikan atas barang-barang produksi yang rusak.

5. Kabag Penjualan

Bertanggungjawab atas distribusi produk, dan sebagai pelaksana komunikasi

dengan konsumen,

6. Kabag Pembukuan

Bertangungjawab terhadap manajer keuangan atas kelangsungan tugas bagian

keuangan dalam kesehariannya, serta membantu manajer keuangan dalam

menjalankan tugasnya.

7. Kasir

Tugasnya mencatat semua transaksi keuangan sehari-hari, mengurusi

pembayaran gaji karyawan.

8. Kabag Personalia

Tugasnya membantu manajer Administrasi dan Umum terhadap masalah

kepegawaian.

9. Kabag Pembelian

100

Tugasnya membuat dan menerima surat permintaan penavvaran harga oleh

pemasok, membuat surat order pembelian barang, dan menerima surat

permintaan pembelian bahan baku yang dibuat oleh bagian gudang.

10. Kabag Gudang

Tugasnya mencatat dan mengawasi persediaan bahan baku dan barang jadi

dalam gudang, mengawasi keluar - masuk barang, serta keamanan gudang.

11. Kabag Kendaraan

Tugasnya adalah mengantar hasil produksi ke pembeli sesuai dengan rencana

distribusi, dan mengambil barang setengah jadi dari pemasok.

12. Kabag Keamanan

Bertanggungjawab atas keamanan lingkungan perusahaan.

13. Kabak Poliklinik

Tugasnya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada karyawan.

9.1 Metode Penerimaan dan Pelatihan Tenaga Kerja

PT. Indonesia Miki Industries menerapkan sistem rekrut dan pelatihan untuk

semua aktivitas karyawan sesuai dengan fungsi organisasi dan persyaratan

yang ditetapkan.

Tujuan dari rekrut dan pelatihan karyawan PT. Indonesia Miki Industries

adalah agar karyawan mempunyai pengetahuan, ketrampilan serta motivasi

yang tinggi sesuai kualifikasi yang ditetapkan.

Tanggung Jawab dan Wewenang:

101

- Masing-masing Manajer bertanggung jawab untuk menjamin bahwa staf di

bawah pengawasannya sudah cukup terlatih untuk pekerjaan yang

dilakukan termasuk persyaratan mutunya.

Manajer Personalia menyediakan sarana, fasilitas dan staf untuk pelatihan

karyawan PT INDONESIA MIKI INDUSTRIES

Manajer R&D bertanggung jawab menjamin bahwa aspek mutu dan

pengawasannya sudah termasuk dalam program pelatihan.

Semua catatan pelatihan akan dipelihara untuk menunjukkan:

• Peningkatan ketrampilan.

• Identifikasi ketrampilan lebih lanjut untuk pelatihan.

• Sebagai bukti adanya pelatihan

Keahlian/kompetensi ditunjukkan dengan:

• Pengujian secara praktis.

• Pengalaman kerja.

a. Prosedur pelaksanaan training pegawai

Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan atau pengetahuan karyawan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan

• Instruksi kerja menentukan macam jenis training

- Masing-masing bagian membuat laporan kebutuhan training dari

masing-masing bidang sesuai dengan kebutuhan

- Mengevaluasi kebutuhan training, mencocokkan dengan persyaratan

yang ada dalam job requirement dan job discription

102

- Membuat resume jenis-jenis training dari beberapa pusdiklat atau

dari yayasan training

- Membuat usulan jenis training yang akan dilaksanakan

Mempersiapkan jenis-jenis training yang sudah disetujui oleh kepala

cabang

• Instruksi kerja persiapan sarana dan materi training

- Membuat surat pemberitahuan kepada personil yang akan mengikuti

training meliputi jenis training, tempat pelaksanaan, dan waktu

training

- Apabila training dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan

akan menyiapkan sarana dan materi training

- Apabila training dilaksanakan oleh pusdiklat atau yayasan maka

segala persiapan, sarana dan materi diserahkan pihak pusdiklat atau

yayasan yang akan menyelenggarakan training

• Instruksi kerja pelaksanaan training

- Peserta training menerima pengarahan dari kepala personalia dan

kepala bagian administrasi dan umum tentang penjelasan, tata tertib

dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan training

- Melaporkan ke pusdiklat atau yayasan training tentang personel-

personil yang dikirim sesuai dengan kesepakatan

- Kepala personalia datang ke tempat pelaksanaan training, memberi

motivasi serta ikut mengawasi

103

- Mengumpulkan hasil laporan pelaksanaan training dari seluruh

peserta training

Mengarsip copy sertifikat training dari seluruh peserta training

• Instruksi kerja evaluasi hasil training

- Hasil training dilampirkan pada form, analsa hasil training

diserahkan kepada masing-masing kepala bagian yang bersangkutan

untuk dianalisa

Setelah dianalisa diserahkan kembali ke bagian personalia

- Selanjutnya diminta rekomendasi kepada kepala bagian Administrasi

atau keuangan

Setelah mendapatkan recomendasi dari kepala bagian administrasi

atau keuangan lalu hasilnya dilaporkan ke kepala cabang

• Instruksi kerja pengajuan pelaksanaan training

- Bagian yang membutuhkan training mengisi formulir pengajuan

pelaksanaan training

Setelah diisi, lalu diserahkan kepada kepala personalia

- Dari bagian personalia dibuatkan proposal tentang materi training,

biaya dan lain-lain yang dibutuhkan dan pelaksanaannya untuk

diminta rekomendasi kepada kepala administrasi dan keuangan

Selanjutnya dimintakan persetujuan pimpinan perusahaan

b. Prosedur pelaksanaan penerimaan pegawai

Tujuannya untuk merekruit pegawai sesuai dengan kebutuhan dari bidang-

bidang yang memerlukan

104

Prosedur

- Menerima permintaan dari bidang yang memerlukan tenaga dan telah

disetujui oleh pimpinan perusahaan

Mengidentifikasi calon pegawai

Mengadakan seleksi dan rekruitmen

- Melaporkan hasil seleksi kepada pimpinan perusahaan

10. TEKNIK STATISTIK

Tujuan dari penerapan prosedur ini adalah untuk mengetahui kapabilitas dari

proses dan karakteristik produk.

Prosedur ini menjelaskan tentang penggunaan metode statistik dalam proses

produksi dan pengendalian mutu PT. Indonesia Miki Industries.

Metode ini digunakan pada:

Semua bahan yang masuk.

Semua produk dalam proses.

Semua hasil produksi selesai.

Metode statistik yang digunakan di PT. Indonesia Miki Industries berdasarkan

metode pengambilan contoh.

Tanggung Jawab:

Manajer Penjualan bertanggung jawab dan menjamin bahwa pelaksanaan inspeksi

dan pengambilan contoh (sampling) yang dilaksanakan tepat dan bahwa teknik

statistik yang dipilih dapat digunakan untuk menetapkan tingkatan (level) mutu

produk yang dipersyaratkan.