Sejarah PR

28
Marketing.co.id- Sebagai ilmu pengetahuan Public Relations (PR) masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency. Perkembangan Humas di Dunia Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations. Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat. Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural. Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan

Transcript of Sejarah PR

Marketing.co.id- Sebagai ilmu pengetahuan Public Relations (PR) masihrelatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosialseperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat.  Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency. 

Perkembangan Humas di Dunia

Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanyaini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.

Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.

Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai denganberlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.

Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan

pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.

Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketikaada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

Abad ke-19  :    PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yangmandiri didasarkan pada perkembangan pengetahuan dan teknologi.1865-1900   :     Publik masih dianggap bodoh1900-1918   :     Publik diberi informasi dan dilayani1918-1945   :     Publik diberi pendidikan dan dihargai1925            :     Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi1928            :     Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal difakultas sebagai mata kuliah wajib.  Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu1945-1968   :     Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui1968            :     Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Kearah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu.Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.1968-1979   :     Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja1979-1990   :       Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas1990-sekarang :     a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan  pola perilaku secara nasioal/internasionalb. membangun kerjasama secara lokal, nasional,  internasionalc. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi

Asal Mula Istilah

Pengertian :

1. Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)

2. Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)

3. Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasiyang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik (Moore, 2004: 6).

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas)  mempunyai dua  pengertian.  Pertama,  humas dalam artiansebagai  teknik komunikasi  atau  technique   of communication dan kedua,  humas sebagai  metode komunikasi atau  method of communication (Abdurrahman, 1993: 10).  Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melaluipengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).

Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.

Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations

dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.

Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagaiimu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat.  Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.  

Perkembangan Humas di Dunia

Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanyaini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.

Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.

Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai denganberlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.

Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.

Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketikaada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

Abad ke-19      :     PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang                                 mandiri didasarkan pada perkembangan  Ilmu                                  pengetahuan dan teknologi.1865-1900    :     Publik masih dianggap bodoh1900-1918    :     Publik diberi informasi dan dilayani1918-1945     :     Publik diberi pendidikan dan dihargai1925               :     Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi1928               :     Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di                             fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu                             banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu1945-1968     :     Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui

1968               :     Di Belanda mengalami perkembangan pesat.Ke arah                              ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu.                              Di Amerika perkembangannya lebih kearah bisnis.1968-1979       :   Publik dikembangkan di berbagai bidang,                               pendekatan tidak hanya satu aspek saja1979-1990       :     Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam                                 perubahan mental dan kualitas1990-sekarang :     a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,                                  sikap dan  pola perilaku secaranasioal/internasional                               b. membangun kerjasama secara lokal, nasional,  internasional                               c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,                                  Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi

Asal Mula Istilah

Pengertian :

1. Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)

2. Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)

3. Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi

yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik (Moore, 2004: 6).

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas)  mempunyai dua  pengertian.  Pertama,  humas dalam artiansebagai  teknik komunikasi  atau  technique   of communication dan kedua,  humas sebagai  metode komunikasi atau  method of communication (Abdurrahman, 1993: 10).  Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melaluipengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).

Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.

Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.

[dewi] 

Bahan Bacaan :Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya BaktiEffendy, Onong Uchjana. 1999.  Hubungan  Masyarakat.  Suatu   Study  Komunikologis. Cetakan ke lima. Bandung: Remaja Rosdakarya.Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: ErlanggaKasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: GrafitiMoore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Rosda.

Sejarah Perkembangan Public Relations Di Duniajafis       January 5, 2010 Sejarah Perkembangan Public RelationsDi Dunia2012-03-18T07:55:35+00:00     Performance     3 Comments

Profesi itu merupakan bagian dari pencerminan diri, jangan biarkan dia hanya menjadi alat yang tidak punya sentuhan cinta, kebaikan dan tidak menjadi sumber kebahagiaan. Untuk menghindari hal tersebut, kita harus terlebih dahulu mengerti tentang filosofi, etika, sejarah dan lain sebagainya

Bagi yang ingin menggeluti dunia public relations, saya akan cobamengajak bersama-sama untuk belajar di blog ini. Mungkin ada baiknya kita mulai dari Sejarah Public Relations Dunia,sejarah Public Relations di Indonesia, definisi,riset, press release dan lain-lain .

Sejarah perkembangan Public Relations di dunia dibagi dalam beberapa periode ((Ruslan Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.))  berikut ini :

1. PR as non organized activity periode ( Periode tahun 1700 – 1800 )

Periode dimana public relations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak terorganisasi dengan baik, dikala itu banyak diwarnai

dengan kegiatan penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme yang melanda dunia.Kegiatan diwarnai dengan acara yang sederhana,penyelenggaraan pidato, pertemuan dan korespondensi antarindividu. Banyaknya deklarasi kemerdekan membuat periode inidisebut juga dengan periode “Public of Independence”

2. Periode tahun 1801 – 1865 ( PR as organized activity periode)

Seiring dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri,keuangan, perdagangan dan teknologi. Aktivitas Public Relations mulai terorganisasi dengan baik, hal ini dapat dilihat dari Pesatnya perkembangan hubungan perdagangan lokal, nasional maupuninternasional.Periode ini disebut masa perkembangan aktivitas PR ( PR of expansion) karena keberhasilan aktivitas PR/Humas dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan negara – negara Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya.

3. PR as professional ( Periode tahun 1866 – 1900 )

Pada masa ini, aktivitas PR berubah bentuk menjadi suatu kegiatanprofesional. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industri berupa meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran  (internal combustion engine).PR dimanfaatkan para robber barons (tuan tanah perampok) untuk kegiatan bisnisnya yang menganut asas laissez faire, sistem ekonomi monopoli yang tidak memperdulikan nasib rakyat/pekerjanya.Karena itu, Public Relations pada masa ini disebut masa the public to be damned periode (1811 – 1900). ((Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga))

4. Public be informed periode ( Periode tahun 1901 – 1919 )

Aktivitas Public Relations pada masa ini adalah melakukan investigative reporting (reportase investigasi) untuk melawan para petani, populis, kristiani, sosialis dan serikat buruh yang memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor. Mereka mengupah

wartawan untuk membalas perlawanan tersebut dengan mempengaruhi berita yang dimuat di media massa.

Tercatat dalam sejarah Public Relations. Pada tahun 1906 seorang paktisi dan sekaligus tokoh Public Relations Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee, berhasil mengatasi krisis pemogokan massal yang melumpuhkan kegiatan industri pertambangan batu bara  dan perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road melalui strategi Management of PR Handling and Recovery. Dia berkerja sama dengan pihak pers yang mengacu pada Declaration of Principles.

5. The Public Relations and mutual understanding periode ( Periode tahun 1920 – sekarang )

Pada tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan sekarang ini menunjukan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.

Asal usul Pengertian E-PR

Pengertian E-PR sendiri berasal dari kata:

E adalah electronic sama halnya dengan E sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet.

P adalah Public tidak pada publik tetapi pada konsumen juga tidak mengacu pada satu jenis pasar konsumen namun berbagai pasar atau public audience.

R adalah Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis.

Pengertian E-PR secara singkat dapat diartikan sebagai Kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan di dalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management[1] E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) untuk keperluan PR. Dunia yang

ditenggarai oleh Internet, di mana setiap aktivitas secara langsung atau tidak langsung ditenggarai oleh Internet, karena itu setiap bentuk aktivitas PR semakin membutuhkan satu atau lebih unsur ICT.

Hal ini berarti bahwa setiap praktisi PR perlu memiliki perangkatICT dan terampil dalam menggunakannya, dan tentu dalam hal ini tanpa ICT kegiatan PR mereka tidak akan efektif. Pada prinsipnya untuk menggunakan perangkat tersebut tidak diperlukan suatu keahlian atau learning curve yang tinggi.

E-PR adalah satu-satunya cara untuk membangun citra/reputasi di dunia yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet telah menghadirkan dunia maya di samping dunia nyata, demikian seperti yang dikatakan oleh David Phillips, penulis dari buku terkenal yang berjudul Online Public Relations, sewaktu mendefinisikan E-PR ke dalam beberapa pengertian[2].

Sejarah E-PR

Kemunculan E-PR tidak bisa dipisahkan dari perkembangan kehumasanitu sendiri. Mulai dari munculnya humas pertama kali yang dicetuskan oleh Bapak Komunikasi Ive Ledbetter, yang mampu menanggulangi krisis industri batu bara di Amerika hingga konsep PR atau humas modern menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika danakhirnya seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Perkembangan PR dalam Teknologi Dunia Baru

Seiring berjalannya waktu perkembangan di bidang ilmu pengetahuandan teknologi (Iptek) juga semakin canggih. Tak jarang dari kemajuan Iptek yang ada, seringkali menawarkan solusi dengan memberi kemudahan akan setiap kesulitan yang dihadapi dalam melakukan aktivitas pekerjaan termasuk PR.

Salah satunya media komputer yang dilengkapi dengan internet. Sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat terhadap manfaat teknologi seperti internet sampai saat ini masih minim. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya perusahaan yang memiliki informasi dan ditaruh di dalam situs webnya, namun terkubur dalam kuburan

informasi supercepat di dunia maya Karena kurang atau tidak ada yang mengunjunginya. Untuk itu, sungguh sayang sekali apabila kemudahan dari fasilitas ini hanya dilewatkan begitu saja. Media internet semula tidak dirancang untuk kepentingan komersial, namun sebagai alat komunikasi untuk menyebarluaskan informasi. Inilah kunci keberhasilan suatu bisnis di internet jika mengingattujuan semula media internet diciptakan. Dengan kemampuan menyesuaikan tujuan media internet seperti semula, pada dasarnya kita bisa memanfaatkan sebagai media PR dan bisnis. Untuk mencapai hal itu, tentunya dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi sehingga kepercayaan massa dapat tercipta dan melibatkan hubungan yang saling memberikan manfaat dengan target public[3]. Kehadiran teknologi komputer dan teknologi komunikasi khususnya selalu mengiringi perkembangan sejarah PR. Hingga muncul teknologi Web 2.0, dengan segala kelebihannya, menjadikan tugas dan fungsi humas menjadi lebih efektif dan meluas. terutamasekali ditunjang oleh berbagai perangkat seperti email, kartu nama elektonik, autoresponder, dan juga direct mail dan masih banyak lagi seperti blog, media sosial, dll.

Sejumlah perangkat tersebut diatas merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi. Email sebagai alat komunikasi untuk membangun komunitas online, menjual produk, dan menyediakan pelayanan konsumen yang baik. Melalui media sosial, humas bisa langsung mendapatkan respon atau umpan balik dari komunikasi yang dilakukan atau disampaikan kepada publiknya, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang lebih signifikan.

Perkembangan di Indonesia

Humas di Indonesia dimulai dengan dibentuknya divisi Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (HUPMA) di Pertamina, pada tahun 1950. Pada saat itu divisi kehumasan ini berfungsi untuk menghubungkan klien, relasi, masyarakat, perusahaan swasta, perusahaan negara, maupun perusahaan asing.

Empat tahun kemudian masyarakat Indonesia dikenalkan dengan divisi baru di lembaga kepolisian yang diberi nama divisi HUMAS. Divisi ini yang akan melakukan kontak intensif dengan masyarakat sekaligus sebagai penyambung lidah bagi kelembagaan ini. Dan

kemudian dua institusi awal ini lah yang kemudian menginspirasi institusi-institusi lain agar membentuk divisi yang sama. Pada tahun 1970 humas sudah memiliki tempat di banyak jajaran kelembagaan di Indonesia[4].

Lembaga pemerintahan Indonesia lainnya pun tidak ketinggalan ingin mencoba manfaat adanya humas. Maka pada tahun 1962, masa presidium kabinet Perdana Menteri Indonesia ke sepuluh Djoeanda Kartawijaya, setiap instansi diinstruksikan agar membentuk divisihumas[5].

Pada tahun 1967 berdiri Koordinas antar Humas Departemen/Lembaga Negara (Bakor) yang dipimpin oleh pimpinan setiap departemen. Bakor dalam perjalanannya diubah nama menjadi jadi Bako-Humas (badan koordnasi kehumasan pemerintah). Tujuannya pun diupgrade lebih kompleks sebagai badan yang berfungsi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi penerangan dan kehumasan.

Tahun 1972 hingga 1993 disebut sebagai periode kehumasan dalam lembaga swasta umum. Dikatakan demikian karena rentang tahun ini swasta mulai giat untuk membentuk dan menggunakan jasa public relations. Buktinya pada tanggal 15 Desember 1972 didirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) sebagai rumah para profesional HUMAS di instansi swasta maupun pemerintah.

Di akhir tahun 1993 diadakan konvensi nasional humas di Bandung. Konvensi ini sangat bersejarah dan memberikan konstribusi terhadap dunia public relations di Indonesia karena berhasil melahirkan Kode Etik Kehumasan Indonesia(KEKI).

E-PR di Masa Depan

ilustrasi pelaksanaan kegiatan E-PR memanfatkan media sosial

Fenomena Public Relations di Dunia Internet ini menunjukan bahwa 5 sampai 10 tahun yang akan datang teknologi informasi akan menguasai sebagian besar pola kehidupan masyarakat, badan usaha maupun pemerintah.

Marketing E-Public Relations

Strategi marketing PR online menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai. Hal ini berhubungan dengan banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan Pentingnya mengetahui strategi marketing PR online adalah bagaimana cara website perusahaan kita tetap berada di posisi teratas pada mesin pencari.

E-Public Relations Sebagai Sebuah Kampanye PR

Kegiatan PR bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan biaya hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah. Diantara kegiatan yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah :

Publikasi

Kegiatan publikasi yang di lakukan PR dalam internet dapat dilakukan dengan jalan mengikuti mailing list-mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan kita. Banyaklah menuliskan

tulisan berupa artikel, press release mengenai perusahaan anda dalam milis tersebut. Dengan begitu seluruh anggota milis akan kena terpaan publikasi yang telah PR lakukan. Selain mengikuti mailing list yang sesuai dengan target market perusahaan, PR jugaharus secara berkesinambungan memproduksi e-newsletter kepada member website perusahaan anda. Tetapi, jangan sekali-kali melakukan spamming terhadap pengguna internet, karena dengan melakukan spamming maka kredibilitas perusahaan anda akan hancur.Karena spamming adalah kegiatan berkonotasi negatif bagi penggunainternet, spamming bisa dikatakan sebagai kegiatan yang memaksakan kehendak dalam memberikan informasi. Jalan yang palingaman adalah mengirimkan newsletter pada anggota website anda yangsecara sukarela mendaftarkan alamat emailnya untuk dikirimkan informasi tentang perusahaan anda.

Menciptakan Berita (Media Relations)

Untuk menjaga hubungan baik dengan wartawan dapat dilakukan melalui email, jika seorang PR mempunyai database alamat email seorang wartawan akan lebih sangat mudah dalam mengirimkan siaranpres. Jika perusahaan anda mempunyai siaran pres yang butuh disampaikan dengan segera, anda tinggal sekali “click” maka siaran pres anda akan langsung sampai di meja wartawan. Untuk tetap menjaga hubungan baik, anda bisa menyapa wartawan tersebut lewat email menanyakan kabar wartawan tersebut dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan. Malah jika anda sudah sangat akrab dengan wartawan tersebut anda dapat melakukan wawancara / konferensi dengan menggunakan Instant Messenger[6].

Bentuk – bentuk Pesan Yang digunakan1. E-mail&IM(InstantMessenger)2. Advertising in Cyberspace Message

3. Interactive News Release Message

Analisis E-PR[7]

PR dimasa depan mampu langsung menjangkau audiens mereka tanpa harus diintervensi oleh para penyunting naskah maupun para reporter yang bertindak sebagai penjaga pintu dan yang melakukan

sensor terbitnya suatu informasi. Membangun hubungan yang bersifat one to one secara cepat dan interaktif. Lebih fleksibel & ekonomis dari PR yang dilakukan di dunia nyata. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar karena persentasi jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi.

Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP (Internet ServiceProvider). Hal ini menunjukan bahwa peluang pasar yang dilahirkandari internet cukup besar. Dari semua kondisi yang terjadi, yang utama bagi user internet Indonesia adalah akses yang murah dan cepat, sehingga mereka bisa menikmati perkembangan teknologi informasi, terutama user internet di tingkat masyarakat daerah. Semua itu akan terwujud jika pengambil kebijkan di bidang ini bisa memiliki pandangan yang seimbang, baik dari segi user internet (masyarakat), maupun dari segi perusahaan penyedia jasa layanan internet dan teknologi informasi. Kiranya dengan kegiatanPR di dunia Internet ini menggugah para praktisi PR untuk menggunakan internet untuk praktik kehumasan.

Bagian-Bagian dari Fungsi PR Hubungan Internal, adalah bagian khusus PR yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi mengantungkan kesuksesannya.

Publisitas, adalah sumber-sumber informasi yang disediakan oleh PR dan digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.

Advertising, informasi yang digunakan oleh PR untuk menjangkau audien yang lebih luas, bukan untuk konsumen yang menjadi sasaranmarketing, dimana informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontroldalam menempatkan pesan di media.

Press Agentry,adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik media massa dan mendapatkan perhatian publik. Banyak praktisi PR kadang-kadang menggunakan taktik press agentry untuk menarik perhatian media kepada kliennya, organisasinya, atau tujuannya. Tetapi PR lebih dari sekedar press agentry.

Public Affairs adalah bagaian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik.

Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.

Manajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengindentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka.Secara administratif atau secara konseptual, manajemen isu adalahbagian fungsi PR, akan tetapi, jika dilihat sebagai komunikasi persuasif, ia menjadi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi.

Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporatyang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar

Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

Di Indonesia

Public Relations (PR) secara konsepsional dalam pengertian “State

of Being “ di Indonesia baru dikenal pada tahun 1950-an, Setelah

kedaulatan Indonesia diakui oleh Kerajaan Belanda pada tanggal 27

Desember 1949. Dimana pada saat itu, Indonesia baru memindahkan

pusat ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta. Tentu saja, proses

pembenahan struktural serta fungsional dari tiap elemen-elemen

kenegaraan baik itu legislatif, eksekutif, maupun yudikatif 

marak dilakaukan oleh pemerintah pusat. Pemerintah menganggap

penting akan adanya badan atau lembaga yang menjadi pedoman dalam

mengetahui“ Who we are, and what should we do,first? “. Oleh

sebab itu, dibentuklah Departemen Penerangan. Namun, pada

kenyataannya, departemen tersebut hanya berdedikasi pada kegiatan

politik dan kebijaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat

maupun daerah. Dengan kata lain, tidak menyeluruh.

            Dengan alasan demikian, pada tahun 1962 , dari

Presidium Kabinet PM Juanda, menginstruksikan  agar setiap

instansi pemerintah harus membentuk bagian atau divisi Humas

(PR), ditahun itulah, periode pertama cikal bakal adanya Humas di

Indonesia.

            Namun, tidak berhenti disitu saja, PR berkembang

sesuai dengan keadaan yang terjadi. Dimulai dengan pengambilan

kata “Humas” yang merupakan terjemahan dari Public Relations.

Maka tak heran, kita sering menemui penggunaan sebutan “

Direktorat Hubungan Masyarakat” atau “Biro Hubungan Masyarakat”

bahkan “ Bagian Hubungan Masyarakat “ sesuai dengan ruang lingkup

yang dijangkau.

            Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan

method of communication, maka istilah Humas dapat dipertanggung

jawabkan. Tetapi, jika kegiatan yang dilakukan oleh Kepala

Hubungan Masyarakat itu, hanya  mengadakan hubungan dengan

khalayak di luar organisasi, misalnya menyebarkan press release

ke massa media, mengundang wartawan untuk jumpa pers atau wisata

pers, maka istilah hubungan masyarakat tersebut tidaklah tepat

apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations.

            Itulah yang dialami oleh Indonesia, yang ternyata

lupa akan aspek secara hakiki dari PR itu sendiri. Seperti,

Pertama, Sasaran PR adalah public intern (internal publik ) dan 

public ekstern (Eksternal Publik). Internal Publik adalah orang-

orang yang berbeda atau tercakup organisasi, seluruh pegawai

mulai dari staff hingga jendral manager. Eksternal Publik ialah

orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya

dan yang diharapkan ada hubungannya.  Seperti Kantor Penyiaran,

PR harus menjalin hubungan dengan pemerintah, asosiasi penyiaran

Indonesia, sebagai organisasi yang berhubungan, selain itu dengan

berbagai macam perusahaan, biro iklan, LSM, dan masyarakat luas,

sebagai calon pembuatan relasi kerja sama.

            Kedua, kegiatan PR adalah komunikasi dua

arah( reciprocal two ways traffic communications ). Artinya,

dalam penyampaian informasi PR diharapkan untuk menghasilkan

umpan balik, sehingga nantinya dapat menjadi bahan evaluasi

perusahaan agar lebih baik.

             Ternyata, orientasi PR Indonesia belum seutuhnya

dapat dikatakan sebagai “ PR Sejati “. Sebab berbeda dengan

konsep yang diterapkan oleh bapak PR, Ivy L.Lee, yakni mempunyai

kedudukan dalam posisi pemimpin dan diberi kebebasan untuk

berprakarsa dalam meyiapkan informasi secara bebas serta terbuka.

            Maka tidak heran, di periode pertama tersebut, PR di

Indonesia secara struktural belum banyak yang ditempatkan dalam

top management. Ironis memang, dalam kenyataannya pemimpin

perusahaan sering meminta kepala humas untuk mendampingi ketika

menghadapi publik eksternal. Selain itu kegiatan masih banyak

bersifat penerangan satu arah ke publik eksternal semata-mata.

            Namun, perkembangan PR di Indonesia semakin maju,

sehingga kini dapat dikatakan sebagai “PR Sejati”. Hal ini,

dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga

membawa perubahan zaman.

Terbukti di periode kedua, pada tahun 1967-1971,

terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja

badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan

pemerintah dan pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan

kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi

kehumasan.

            Di periode ketiga tahun 1972 dan 1987, munculnya PR

kalangan profesional pada lembaga swasta umum, yakni didirikannya

Perhumas ( Public Relations Associations of Indonesia ) pada

tanggal 15 Desember 1972. Konvensi Humas di Bandung tahun 1993,

telah menetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas

tercatat sebagai anggota International Public Relations Associations (IPRA)

dan Forum Asean Public Relations Organizations ( FAPRO ).

            Pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dibentuk suatu

wadah profesi PR lainnya yang disebut Asosiasi Perusahaan Public

Relations Indonesia ( APPRI ), yang bergerak dalam konsultan jasa

kehumasan.

            Di periode keempat, tahun 1995 hingga sekarang,

perkembangan PR sangat pesat. Ternyata perkembangan PR tumbuh

dikalangan swasta bidang professional khusus (spesialisasi) Humas

bidang idustri pelayanan jasa. Ditandai terbentuknya Himpunan

Humas Hotel Berbintang (H-3) pada tanggal 27 November 1995.

Berdirinya Forum Humas Perbankan (Forkamas) pada tanggal 13

September 1996.

            Sehingga kini, dapat sinkron dengan rumusan Fungsi PR

dari Departemen Penerangan R.I, yaitu :

-          Melaksanakan Hubungan ke dalam, yaitu pemberian

pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan

terhadap “Internal Public” yaitu para karyawan.

-          Melakukan hubungan ke luar, yaitu pemberian

informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan

terhadap “External Public” yaitu masyarakat pada umumnya.

-          Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk

mengembangkan Kehumasan sebagai medium penerangan.

-          Meyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan

Sinkronisasi serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat

untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.

Sejarah Perkembangan Public Relations di Indonesia

Sejarah Perkembangan Public Relations diIndonesia

Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsionalterjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS pertama kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS ( Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.

Kemudian pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada jajaran kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan perusahaanswasta pada tahun 1970-an.

Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of communication, maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi, jika kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya mengadakan hubungan dengan khalayak di luar organisasi, misalnya menyebarkan press release ke massa media, mengundang wartawanuntuk jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan masyarakat tersebut tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations. ((Onong U, Effendy. 1993. Human Relations dan PublicRelationas. manda Maju.))

Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam 4 periode ((Ruslan Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.)) sebagai berikut :

1. Periode 1 ( Tahun 1962 )

secara resmi pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi

pemerintah harus membentuk bagian/divisi HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.

2. Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 )

Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.

Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.

Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.

3. Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 )

Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:

1. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh

kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll

pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah KodeEtik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).

2. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations( APPRI ). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).

4. Periode 4 ( Tahun 1995 – sekarang )

Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut:

1. Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).

2. Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah ( HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di Indonesia.

3. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.

4. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11 november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui secara internasional.

PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun internasional

A. Humas Pemerintah

Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas diindtitusi pemerintahan dibentuk untukmempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut :

1. Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.

2. Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.

3. Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.

Kebanyakan humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping, pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat,menerima keluhan masyarakat/publik.

B. Humas Industri Dan Bisnis

Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaanbesar. Humas disana meupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam industri dan bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka.

Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobimasyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrutpegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.

C. Humas Sosial

Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, danpenerapan-penerapannya.

1. 1. Humas Penegak Hukum

Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.

1. 2. Humas Organisasi Keagamaan

Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.

1. 3. Humas Provesi

Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artisdan sebagainya, juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

1. 4. Humas Organisasi Sukarela

Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehinggadapat dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.D. Humas Organisasi Internasional

Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata,bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi, study group, dansebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.