BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian dan Analisa ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian dan Analisa ...
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pengujian dan Analisa Catu Daya
Pada pengujian ini untuk mengetahui tegangan output catu daya yang akan
diberikan ke rangkaian sistem.Pengujian catu daya yang dibutuhkan adalah
12 V. Pada hasil pengujian tegangan yang terukur untuk catu daya adalah
8,64 VDC. Dari pengujian tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil pengujian
tegangan yang dibutuhkan dengan hasil pengujian tidak jauh berbeda
sehingga masih bisa ditoleransi. Pengujian catu daya ini dapat dianalisa
dengan menggunakan persamaan rangkaian catu daya gelombang penuh
dengan menggunakan empat buah diode.
Vin TR Vout TR TP1
Gambar 4.1 Titik Pengukuran Rangkaian Power Supply
66
Data untuk menguji tegangan yang terukur terdapat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 DataPengujian Catu Daya
Vin TR ( VAC ) Vout TR ( VAC )
221,9 7,83
Vin (VDC ) TP1(VDC )
12 8,64
Analisa Rangkaian
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan empat buah diode
dimulai pada saat ouput transformator memberikan level tegangan sisi positif,
maka D1, D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias
sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut akan dilewatkan melalui
D1 ke D4. Kemudian pada saat output transformator memberikan level
tegangan sisi puncak negative maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1,
D2 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan sisi negative tersebut
dialirkan melalui D2, D4.Dari data yang ada maka dapat dihitung keluaran
tegangan DC. Vm merupakan tegangan keluaran dari transformator yaitu 12
Volt DC sehingga tegangan DC menjadi :
Vdc = V max / πx 12 V = 0.636 x 12 V = 7, 632 V
67
Dari pengujian pengukuran tegangan output Vdc tidak jauh berbeda dengan
hasil pada pengukuran yaitu 8,64 VDC. Fungsi kapasitor pada rangkaian catu
daya adalah untuk menekan ripple yang terjadi dari penyearahan gelombang
AC ( alternating current ).
4.2 Pengujian dan Analisa Driver Relay
Pengujian rangkaian driver relaydilakukan dengan carra memberikan
tegangan 0 dan 5 V pada kaki basis transistor 2N2222A melalui resistor 1K5
ohm. Transistor 2N2222A merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini
akan aktif jika pada basis diberi masukan tegangan > 0,7 Volt dan tidak aktif
jika diberi tegangan < 0,7 Volt, aktifnya transistor akan mengaktifkan relay.
Relay pada rangkaian ini digunakan untuk memutuskan hubungan listrik
dengan motor, dimana saat relay aktif maka motor akan terhubung dengan
sumber listrik dan sebaliknya saat relay dalam kondisi off maka motor akan
terputus dari sumber listrik.
68
2
TP2 TP3
Gambar 4.2 Titik Pengukuran Rangkaian Relay
Tabel 4.2 Data Pengujian Relay
Kondisi Relay ( TP2 ) Tegangan ( VDC )
On 4,95
Off 0,0
Kondisi Relay ( TP 3 ) Tegangan ( VDC )
On 0,7
Off 0.0
69
Analisa Rangkaian
Dari data pengujian, dapat dianalisa bahwa saat transistor 2N2222A diberikan
tegangan Vin = 0 Volt, maka saat itu transistor berada pada kondisi cut off
( transistoroff ) karena tegangan pada basis transistor dibawah 0,7 Volt yang
menjadi standar transistor jenis silicon dapat bekerja. Sedangkan saat diberi
Vin = 5 Volt transistor berada pada kondisi saturasi atau bekerja karena
tegangan basis ( Vbe ) sebesar 0,78 Volt sehingga relay menarik kontak
menjadi aktif. Dapat dianalogikan bahwa transistor ini bekerja sebagai saklar
push button sehingga saklar dapat difungsikan, diperlukan gaya yang
bergantung pada konstanta pegas yang terdapat pada saklar tersebut sedangkan
pada transistor diperlukan arus tertentu pada basis agar dapat menghidupkan
saklar transistor.
4.3 Pengujian dan Analisa waktu pada alatterhadap waktupada stopwatch
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja waktu pada alat yang
dibandingkan dengan waktu pada stopwatch. Berikut adalah hasil pengujian
pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Pengujian waktu pada alat terhadap waktu pada stopwatch
Waktu padaAlat
( detik )
WaktuStopwatch( detik )
Ralat Mutlak
( detik )
Ralat Relatif
( % )
160 162 2 1.23
70
380 387 7 1.80
600 613 13 2.12
820 838 18 2.14
1040 1060 20 1.88
1260 1282 22 1.71
Rata – rata error 1.81
Dari hasil pengukuran pada tabel 4.3 maka dapat diperoleh ralat mutlak dan
ralat relative untuk masing-masing data yang ada. Dimana perhitungannya
sebagai berikut :
Contoh data pertama :
Ralat Mutlak = ǀ 160 – 162 ǀ = 2 detik
Ralat Relatif = x 100 % = 1,23 % ( seterusnya sampai data terakhir )
Waktu pada pertama yang diharapkan 160 detik tetapi data yang diperoleh
pada stop watch lebih banyak yaitu 162 detik begitu juga dengan data
selanjutnya diperoleh hasil data yang berbeda akan tetapi masih dalam batas
toleransi yaitu 5 %. Dari hasil yang didapatkan dapat dianalisa bahwa
terdapat perbedaan antara waktu pada alat dan waktu pada stopwatchkarena
keterlambatan atau jeda waktu saat menekan tombol stopwatch dan tombol
start pada alat dan masih ada sisa cairan dari hasil penguapan sehingga masih
kurang presisi untuk mengukur waktu secara tepat.
71
4.4 Pengujian dan Analisa Volume cairan obat terhadap waktu penguapan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kerja nebulizer saat menguapkan
cairan obat diukur dengancara membandingkan dengan waktu penguapan
yang telah disetting sebelumnya. Berikut hasil pengujian volume cairan
terhadap waktu penguapan ditunjukkan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Volume Cairan terhadap waktu penguapan
Volume (cc) Waktu (dtk) Vout( Volt ) Waktu/Volume(dtk/cc)
Vout/Volume(detik/cc )
1 160 7,82 160 7,82
2 380 7,82 190 3,91
3 600 7,82 200 2,60
4 820 7,82 205 1,95
5 1040 7,82 208 1,56
6 1260 7,82 210 1,30
Rata-rata 195,5 3,19
Berdasarkan data dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan
untuk menguapkan cairansemakin lama bersamaan dengan banyaknya jumlah
cairan yang akan diuapkan. Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui
rata-rata waktu yang dibutuhkan nebulizer untuk menguapkan cairan adalah
195,5 detik/cc dengan tegangan rata-rata per cc adalah 3,19 V/cc
72
4.5 Pengujian dan Analisa Mikrokontroler
Pengujian mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui system board
Arduino Uno dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian dilakukan dengan menyalakan sebuah LED yang tersedia pada
board Arduino Uno sendiri yang terhubung langsung dengan pin 13 ( pin
digital). Listing program menyalakan dan mematikan LED dapat dilihat pada
tabel 4.5
Tabel 4.5 Listing program menyalakan dan mematikan LED
intledPin=13;
voidsetup()
{
pinMode(ledPin,OUTPUT);
}
voidloop()
{
digitalWrite(ledPin,HIGH);delay(1000);digitalWrite(ledPin,LOW);delay(1000);
}
Pada tabel 4.5 dapat dianalisa bahwa pada listing program tersebut dibuat
sebuah variable ledPin dengan type integer dengan nilai 13. Pada bagian void
setup() variable tersebut diatur sebagai keluaran dengan perintah
pinMode(ledPin OUTPUT). Pada bagian program utama void loop () dengan
73
memberikan perintah digitalWrite(ledPin HIGH) maka LED pada board
arduino uno menyala. Perintah delay (1000) memberikan waktu tunda pada
LED untuk bernilai HIGH selama 1000 ms. Perintah berikutnya digitalWrite
(ledPin LOW) maka LED akan padam. Perintah delay(1000) memberikan
waktu tunda padaLED untuk bernilai LOW selama 1000 ms. Berdasarkan
pengujian dan analisa yang telah dilakukan. Berikut gambar 4.3 merupakan
gambar menyalakan dan mematikan LED pada board arduino uno
Gambar 4.3 merupakan proses pengujian board Arduino Uno sebelum
mengisi program untuk rangkaian nebulizer kompresor dan board dinyatakan
bekerja dengan baik yang ditandai dengan nyala dari LED
74
4.6 Pengujian dan Analisa Rangkaian LCD
LCD ( Liquid Crystal Display ) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. Proses inisialisasi pin
Arduino yang terhubung ke pin LCD adalah Rs, Rw,Enable, D4, D5, D6, D7
dimana LCD merupakan variable yang dipanggil setiap kali instruksi terkait
LCD yang digunakan.
TP4 TP5
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran pada LCD (TP4 dan TP5)
Keadaan Alat Tegangan ( VDC )
Off 2,6
On 5,0
75
4.7 Pengujian dan Analisa Rangkaian Keypad
Pada pengujian mikrokontroler dapat melakukan scan keypad harus diberikan
logika Low “0” ketika tombol keypad tidak ditekan dan logika High “1”
pada saat tombol keypad ditekan.
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Pada Rangkaian Keypad
Keadaan Keypad Tegangan ( VDC )
Off ( Logika 0 ) 2,4
On( Logika 1 ) 5,0
Proses Scaning Matrix Keypad 4×4 untuk Mikrokontroler adalah proses
scaning untuk membaca penekanan tombol pada matrix keypad 4×4 untuk
mikrokontroler diatas dilakukan secara bertahap kolom demi kolom dari
kolom pertama sampai kolom ke 4 dan baris pertama hingga baris ke 4.
Program untuk scaning matrix keypad 4×4 dapat bermacam-macam, tapi pada
76
intinya sama. Misal kita asumsikan keyapad aktif LOW (semua line kolom
dan baris dipasang resistor pull-up) dan dihubungkan ke port mikrokontrolr
dengan jalur kolom adalah jalur input dan jalur baris adalah jalur output maka
proses scaning matrix keypad 4×4 diatas dapat dituliskan sebagai berikut.
Mengirimkan logika Low untuk kolom 1 (Col1) dan logika HIGH untuk
kolom yang lain kemudian membaca data baris, misal tombol SW1 ditekan
maka data baris pertama (Row1) akan LOW sehingga data baris yang dibaca
adalah 0111, atau tombol yang ditekan tombol SW5 maka data pada baris ke
2 akan LOW sehingga data yang terbaca 1011, atau tombol SW9 yang
ditekan sehingga data yang terbaca 1101, atau tombol SW13 yang ditekan
maka data yang dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada tombol pada kolom
pertama yang di tekan maka data pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan
logika Low untuk kolom 2 (Col2) dan logika HIGH untuk kolom yang lain
kemudian membaca data baris, misal tombol SW1 ditekan maka data baris
pertama (Row1) akan LOW sehingga data baris yang dibaca adalah 0111,
atau tombol yang ditekan tombol SW5 maka data pada baris ke 2 akan LOW
sehingga data yang terbaca 1011, atau tombol SW9 yang ditekan sehingga
data yang terbaca 1101, atau tombol SW13 yang ditekan maka data yang
dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada tombol pada kolom pertama yang di
tekan maka data pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan logika Low untuk
kolom 3 (Col3) dan logika HIGH untuk kolom yang lain kemudian membaca
data baris, misal tombol SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan
LOW sehingga data baris yang dibaca adalah 0111, atau tombol yang ditekan
77
tombol SW5 maka data pada baris ke 2 akan LOW sehingga data yang
terbaca 1011, atau tombol SW9 yang ditekan sehingga data yang terbaca
1101, atau tombol SW13 yang ditekan maka data yang dibaca adalah 1110
dan atau tidak ada tombol pada kolom pertama yang di tekan maka data
pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan logika Low untuk kolom 4 (Col4)
dan logika HIGH untuk kolom yang lain kemudian membaca data baris, misal
tombol SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan LOW sehingga
data baris yang dibaca adalah 0111, atau tombol yang ditekan tombol SW5
maka data pada baris ke 2 akan LOW sehingga data yang terbaca 1011, atau
tombol SW9 yang ditekan sehingga data yang terbaca 1101, atau tombol
SW13 yang ditekan maka data yang dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada
tombol pada kolom pertama yang di tekan maka data pembacaan baris akan
1111. Kemudian data pembacaan baris ini diolah sebagai pembacaan data
penekanan tombol keypad. Sehingga tiap tombol pada matrix keypad 4×4
diatas dengan teknik scaning tersebut akan menghasilkan data penekanan
tiap-tiap tombol sebagai berikut
SW1 = 0111 0111 SW9 = 0111 1101
SW2 = 1011 0111 SW10 = 1011 1101
SW3 = 1101 0111 SW11 = 1101 1101
SW4 = 1110 0111 SW12 = 1110 1101
SW5 = 0111 1011 SW13 = 0111 1110
SW6 = 1011 1011 SW14 = 1011 1110
SW7 = 1101 1011 SW15 = 1101 1110
78
SW8 = 1110 1011 SW16 = 1110 1110
Data port mikrokontroler, misalkan pada SW2 = 1011 0111 tersebut terbagi
dalam nible atas dan nible bawah dimana data nible atas (1011) merupakan
data yang kita kirimkan sedangkan data nible bawah (0111) adalah data hasil
pembacaan penekanan tombol keypad SW2 pada proses scaning matrix
keypad4×4 diatas.
4.8 Uji Fungsi Alat
Uji fungsi pada suatu alat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang
dibuat dapat berfungsi sesuai yang telah direncanakan. Tahap-tahap yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menekan tombol on pada saklar sehingga power supply aktif
2. Memilih ukuran takaran obat dengan tombol keypad satu per satu mulai
dari 1-6 ml sambil melihat waktu pada tampilan LCD
3. Sebelum berpindah test point selanjutnya, catat terlebih dahulu hasil
tampilan pada LCD
4. Melakukan proses pengambilan data sebanyak lima kali
5. Hasil uji fungsi alat
Tabel 4.8 Hasil Uji Fungsi alat dalam menit
Takaran obat(ml)
1 ml 2 ml 3 ml 4ml 5 ml 6 ml
Waktu pada alat 02.40 06.20 10.00 13.40 17.20 21.00Waktu padastopwatch
02.42 06.28 10.12 13.55 17.40 21.22
02.42 06.27 10.12 13.58 17.39 21.2302.42 06.28 10.13 13.58 17.39 21.2302.42 06.27 10.14 13.58 17.40 21.2302.42 06.27 10.13 13.58 17.42 21.23
79
Hasil uji fungsi alat dalam hitungan menit karena waktu yang dibutuhkan
cakupan wilayahnya hanya sebatas menit, dengan 5 kali percobaan yang
menggunakan ukuran mulai dari 1-6 ml
Tabel 4.9 Hasil Uji Fungsi alat dalam detik
Takaran obat(ml)
1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml 6 ml
Waktu padaalat
160 380 600 820 1040 1260
Waktu padastopwatch
162 388 612 835 1060 1282
162 388 613 838 1059 1283163 387 614 838 1060 1283163 387 6.13 838 1062 1283
Hasil uji fungsi alat dalam hitungan menit pada tabel 4.8 dirubah ke hasil
uji fungsi pada tabel 4.9 karena dalam satuan internasional, waktu harus
dalam satuan detik, dengan 5 kali percobaan yang menggunakan ukuran
mulai dari 1-6 ml
4.8.1 Bahan dan Alat Pengujian
a. Stop watch
Gambar 4.4 Stopwatch yang berfungsi untuk menghitung waktu
b. Air steril ( Aquabides )
80
Gambar 4.5 Air steril sebagai pengganti cairan obat
c. Nebulizer Kompresor Rancangan dan Nebulizer Kompresor
Pembanding
Gambar 4.6 Nebulizer Pembanding dan Rancangan Nebulizer
4.8.2 Pengujian
1. Pengujian Nebulizer Kompresor ( Alat Pembanding )
Nama Alat : Nebulizer Kompresor
Merk/Type : SportNeb / 3050-230CE
SN : EU101682
81
Gambar 4.7 Nebulizer Kompresor pembanding
Hasil Pengujian waktu dengan Stop watchadalah 09 menit 55.5 detik
Gambar 4.8 Pengujian waktu nebulizer pembanding
2. Pengujian Rancangan Nebulizer Kompresor
Hasil Pengujian waktu dengan Stop watchadalah 06 menit 20.6 detik
82
Gambar 4.9 Pengujian waktu rancangan Nebulizer
3. Pengujian Rancangan Nebulizer Kompresor dengan sample Dosis 2 ml
a. Pengambilan Sample Dosis obat 2 ml ( Pengujian I ) dengan
stopwatch, hasilnya adalah 06 menit28.7 detik
Gambar 4.10 Pengujian I
b. Pengambilan Sample Dosis obat 2 ml ( Pengujian II ) dengan
stopwatch, hasilnya adalah 06 menit 27.7 detik
83
Gambar 4.11 Pengujian II
c. Pengambilan Sample Dosis obat 2 ml ( Pengujian III ) dengan
stopwatch, hasilnya adalah 06 menit 28.4 detik
Gambar 4.12 Pengujian III
d. Pengambilan Sample Dosis obat 2 ml ( Pengujian IV) dengan
stopwatch, hasilnya adalah 06 menit 27.7 detik
84
Gambar 4.13 Pengujian IV
e. Pengambilan Sample Dosis obat 2 ml ( Pengujian V) dengan
stopwatch, hasilnya adalah 06 menit 27.7 detik
Gambar 4.14 Pengujian V
4.9 Hasil Pengujian
a. Hasil Pengujian waktu dengan stop watch pada Nebulizer
Kompresor sebagai alat pembanding adalah 09 menit 55.5 detik
b. Hasil Pengujian waktu dengan stop watch rancangan Nebulizer
Kompresor adalah 06 menit 20.6 detik