ANALISA RESIKO DAN MITIGASI PADA KONSTRUKSI ...

15
1 ANALISA RESIKO DAN MITIGASI PADA KONSTRUKSI JALAN DI LAHAN GAMBUT Nosa Nugraha 1), Slamet Widodo 2), Abubakar Alwi 2) 1) Alumni Magister Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : [email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam pelaksanakan proyek adalah tidak teridentifikasi dan tertanganinya faktor-faktor risiko sehingga mengakibatkan kendala dalam pencapaian tujuan proyek yaitu waktu (time), biaya (cost) dan kualitas (quality). Pembangunan jalan di atas tanah gambut akan menghadapi beberapa masalah geoteknik, salah satunya masalah stabilitas timbunan, penurunan timbunan yang cukup besar dan kekuatan daya dukung dalam menahan beban yang terjadi di atasnya. Keadaan tanah dasar demikian bila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi kondisi badan jalan diatasnya dan akan mempercepat kerusakan jalan. Berdasarkan hasil analisa risiko dari 6 lokasi yang disurvei pekerjaan pembangunan/peningkatan jalan di lahan gambut yang paling berisiko adalah proyek Pembangunan Jalan Rasau Jaya Sungai Bulan (Tahun Jamak) yang mana dianggarkan sebesar Rp. 14.839.400.000,00, risiko biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan tanah + 30% dari total pelaksanaan pekerjaan. Jenis tanah dasar menentukan mahal tidaknya pembangunan jalan. Kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan. Semakin tebal lapisan perkerasan akan semakin baik untuk meningkatkan kekuatan tanah, namun juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang baik, dalam menentukan tebal perkerasan yang sesuai dengan kondisi tanah agar tidak boros biaya, tetapi tetap memperhatikan kualitas jalan. Tindakan mitigasi dari risiko dominan yang sering terjadi yaitu risiko biaya untuk penyelidikan tanah strategi penangannya dengan memasukkan biaya penyelidikan tanah dalam biaya konsultan perencanaan pembangunan jalan. Jika perencanaan yang telah dirancang tidak akurat sebaiknya pelaksanaan pekerjaan dihindari. Secara keseluruhan tindakan mitigasi yang dilakukan adalah dengan menghindari risiko (risk avoidance) yang terjadi yaitu meliputi perubahan rencana manajemen proyek untuk mengurangi ancaman ancaman yang diakibatkan oleh risiko risiko yang buruk, untuk mengasingkan tujuan awal proyek dari dampak risiko. Kata Kunci: Tanah Gambut, Risiko, Mitigasi 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam melaksanakan pembangunan suatu proyek adalah tidak teridentifikasi dan tertanganinya faktor - faktor risiko dalam pelaksanaan proyek tersebut sehingga mengakibatkan kendala dalam pencapaian tujuan proyek yaitu waktu (time), biaya (cost) dan kualitas (quality). Hal ini juga terjadi pada proyek pembangunan infrastruktur konstruksi jalan di lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat mengandung faktor risiko yang

Transcript of ANALISA RESIKO DAN MITIGASI PADA KONSTRUKSI ...

1

ANALISA RESIKO DAN MITIGASI PADA KONSTRUKSI JALANDI LAHAN GAMBUT

Nosa Nugraha 1), Slamet Widodo 2), Abubakar Alwi 2)1) Alumni Magister Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak

2) Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Email : [email protected]

ABSTRAK

Permasalahan dalam pelaksanakan proyek adalah tidak teridentifikasi dan tertanganinyafaktor-faktor risiko sehingga mengakibatkan kendala dalam pencapaian tujuan proyek yaituwaktu (time), biaya (cost) dan kualitas (quality). Pembangunan jalan di atas tanah gambutakan menghadapi beberapa masalah geoteknik, salah satunya masalah stabilitas timbunan,penurunan timbunan yang cukup besar dan kekuatan daya dukung dalam menahan bebanyang terjadi di atasnya. Keadaan tanah dasar demikian bila tidak ditangani dengan baikakan mempengaruhi kondisi badan jalan diatasnya dan akan mempercepat kerusakan jalan.Berdasarkan hasil analisa risiko dari 6 lokasi yang disurvei pekerjaanpembangunan/peningkatan jalan di lahan gambut yang paling berisiko adalah proyekPembangunan Jalan Rasau Jaya – Sungai Bulan (Tahun Jamak) yang mana dianggarkansebesar Rp. 14.839.400.000,00, risiko biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan tanah + 30%dari total pelaksanaan pekerjaan. Jenis tanah dasar menentukan mahal tidaknyapembangunan jalan. Kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan.Semakin tebal lapisan perkerasan akan semakin baik untuk meningkatkan kekuatan tanah,namun juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu, diperlukan perencanaan yangbaik, dalam menentukan tebal perkerasan yang sesuai dengan kondisi tanah agar tidakboros biaya, tetapi tetap memperhatikan kualitas jalan. Tindakan mitigasi dari risikodominan yang sering terjadi yaitu risiko biaya untuk penyelidikan tanah strategipenangannya dengan memasukkan biaya penyelidikan tanah dalam biaya konsultanperencanaan pembangunan jalan. Jika perencanaan yang telah dirancang tidak akuratsebaiknya pelaksanaan pekerjaan dihindari. Secara keseluruhan tindakan mitigasi yangdilakukan adalah dengan menghindari risiko (risk avoidance) yang terjadi yaitu meliputiperubahan rencana manajemen proyek untuk mengurangi ancaman – ancaman yangdiakibatkan oleh risiko – risiko yang buruk, untuk mengasingkan tujuan awal proyek daridampak risiko.

Kata Kunci: Tanah Gambut, Risiko, Mitigasi

1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Permasalahan yang seringdihadapi dalam melaksanakanpembangunan suatu proyek adalahtidak teridentifikasi dantertanganinya faktor - faktor risikodalam pelaksanaan proyek tersebut

sehingga mengakibatkan kendaladalam pencapaian tujuan proyekyaitu waktu (time), biaya (cost) dankualitas (quality). Hal ini juga terjadipada proyek pembangunaninfrastruktur konstruksi jalan di lahangambut di Provinsi Kalimantan Baratmengandung faktor risiko yang

2

tinggi. Pembangunan jalan di tanahgambut akan menghadapi beberapamasalah geoteknik. Salah satunyaadalah masalah stabilitas timbunan,penurunan timbunan yang cukupbesar dan kekuatan daya dukungdalam menahan beban yang terjadi diatasnya. Keadaan tanah dasardemikian bila tidak ditangani denganbaik akan mempengaruhi kondisibadan jalan dan akan mempercepatkerusakan jalan. Untuk timbunanbadan jalan diperlukan analisisstabilitas atau kekuatan daya dukungdan penurunan sehingga tinggitimbunan yang dikehendaki untukbadan jalan tidak mengalamipenurunan lagi setelah konstruksiselesai.

1.2. Rumusan MasalahDengan latar belakang tersebut

di atas, maka yang menjadipermasalahan diantaranya, yaitu:1. Risiko-risiko apa saja yang

mungkin dapat terjadi pada masapelaksanaan pembangunanproyek konstruksi jalan di lahangambut di Provinsi KalimantanBarat.

2. Bagaimana menentukan besarankemungkinan dan dampak yangakan terjadi terhadap risiko yangtelah teridentifikasi.

3. Bentuk mitigasi apa yang harusdilakukan terhadap risiko yangterjadi di luar kriteria standaryang ditentukan sehingga dapatmengurangi dampak negatif dariketerlambatan (delay) danpeningkatan biaya pelaksanaan(cost overruns) proyek tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitianini yaitu:1. Melakukan identifikasi risiko

pada pelaksanaan proyekkonstruksi jalan di lahan gambutdi Provinsi Kalimantan Baratyang menjadi obyek penelitiandan mengelompokkan dalamkategori tertentu.

2. Menentukan tingkat risiko daririsiko yang teridentifikasi.

3. Menentukan mitigasi risikoterhadap risiko yang beradadiluar kriteria standar risiko yangditetapkan.

1.4. Pembatasan MasalahUntuk memperjelas

permasalahan dan memudahkandalam menganalisa, maka dibuatbatasan-batasan masalah sebagaiberikut:1. Identifikasi risiko yang dilakukan

pada penelitian ini dibatasi untukrisiko yang merugikan fase masakonstruksi dan permasalahanketeknik-sipilan tidakmemasukkan faktor politik.

2. Risiko – risiko yang diteliti lebihfokus dari sudut pandang tenagaahli, stakeholders, dankontraktor.

3. Obyek penelitian ini adalahproyek pembangunan konstruksijalan di lahan gambut diKabupaten Kubu Raya yaituPekerjaan Pembangunan JalanRasau Jaya-Sungai Bulan (TahunJamak), Pekerjaan PeningkatanJalan Kuala Dua-Wonodadi 2(DAK), dan Peningkatan JalanKubu – Sungai Terus, PekerjaaanPeningkatan Jalan SungaiTempayan-Kubu Padi (Segmen

3

Sungai Enau) (DAK), PekerjaanPembangunan Jalan Poros DesaRadak Baru, Pembangunan JalanSekunder B Kanan Patok 50Desa Rasau Jaya.

4. Populasi responden daripenelitian ini adalah tenaga ahlidari perusahaan kontraktor yangmenangani pekerjaan konstruksitersebut, stakeholders (PPK danPPTK).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanah GambutGambut adalah tanah lunak,

organik dan sangat sulit dipindahkan,serta mempunyai daya dukung yangsangat rendah. Secara teknis tanahgambut tidak baik sebagai landasankarena memiliki kompresibilitasnyatinggi. Gambut mengandung bahanorganik lebih dari 30%, sedangkanlahan gambut adalah lahan yangketebalan gambutnya lebih dari 50cm. Lahan yang ketebalangambutnya kurang daripada 50 cmdisebut lahan bergambut. Gambutterbentuk dari hasil dekomposisibahan organik seperti dedaunan,ranting serta semak belukar yangberlangsung dalam kecepatan yanglambat dan dalam keadaan anaerob.

Tanah Gambut secaraumumnya memiliki kadar pH yangrendah, memiliki kapasitas tukarkation yang tinggi, kejenuhan basarendah, memiliki kandungan unsurK, Ca, Mg, P yang rendah dan jugamemiliki kandungan unsur mikro(seperti Cu, Zn, Mn serta B) yangrendah pula.

2.2. Konstruksi Jalan di LahanGambutUntuk konstruksi jalan

diperlukan penelitian terhadap sifat-sifat teknik gambut yang mencakupdaya dukung, besar dan waktupenurunan, ketebalan serta jenistanah yang berada dibawahnya.Indonesia memiliki lahan gambutseluas 27.000.000 ha terpusat diPulau-pulau Kalimantan, Sumateradan Irian Jaya.

Masalah utama di areal gambut(peat) yang utama adalah sifatnyayang sangat compressible dimanalapisannya akan memiliki potensisettlement (penurunan) yang sangatbesar ketika dibebani di atasnya.Semakin tebal lapisan gambutnya,semakin besar settlement yang dapatterjadi.

Pemakaian kanoppel atau galarkayu sebagai perkuatan tanah dasarpada pembuatan jalan diatas tanahgambut cukup besar. Banyaknyapembangunan jalan yang selama inidikerjakan dengan memakaikanoppel tidak lepas daripertimbangan ekonomis mengingatfungsi jalan raya selalu berkaitandengan dimensi panjang yangmelibatkan bahan perkerasan denganjumlah yang cukup banyak.

Adanya alternatif lain untukmeningkatkan perkuatan tanah dasaryaitu dengan pemakaian geotextiledapat memberikan pertimbangan lainsecara ekonomis dan struktur.Geotextile merupakan suatu bahangeosintetik yang berupa lembaranserat sintetis tenunan dan tambahanbahan anti ultraviolet. Geotextile inimempunyai berat sendiri yang relatifringan dan dapat diabaikan, akan

4

tetapi mempunyai kekuatan tarikyang cukup besar untuk menerimabeban diatasnya. Keunikan utamageotextile adalah konsistensi kualitassebagai produk industri permanendan sangat kompetitif dalamharganya, namun relatif mudah danmurah penerapannnya untukperkuatan tanah dasar.

2.3. Konstruksi JalanMenurut Husen (2009), proyek

adalah gabungan dari berbagaimacam sumber daya, seperti sumberdaya manusia, material, peralatan danmodal / biaya dalam suatu wadahorganisasi yang bersifat sementarauntuk mencapai sasaran dan tujuan.Definsi lain menyebutkan bahwaproyek konstruksi adalah “suaturangkaian kegiatan yang hanya satukali dilaksanakan dan umumnyaberjangka pendek” (Ervianto, 2003).

2.4. Manajemen RisikoMenurut wideman (1992),

“risiko proyek dalam manajemenrisiko adalah efek kumulasi daripeluang kejadian yang tidak pasti,yang mempengaruhi sasaran dantujuan proyek (Husen, 2009). Dalamsetiap kegiatan kata risiko tentu tidakasing dan bahkan seolah risikomerupakan bagian dari suatukegiatan. Banyak cara utukmengartikan risiko, sering kali risikodiartikan sebagai kejadian yangmerugikan dan berkonotasi negatif.Namun dapat dipastikan bahwasanyaadanya risiko dikarenakan adanyaketidakpastian. Secara ilmiah definisirisiko adalah kombinasi fungsi danfrekuensi kejadian, probabilitas dankonsekuensi dari bahaya risiko yang

terjadi, dan dapat dirumuskan sebagaiberikut (Husen, 2009) :Risiko = (frekuensi kejadian,

probabilitas, konsekuensi)Untuk mengetahui seberapa

besar risiko dalam sebuah kegiatanatau proyek maka diperlukanmanajemen risiko, dalam manajemenrisiko terdapat beberapa tahapanyang harus dilalui, antara lain:

2.4.1. RisikoDefinisi risiko menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI)adalah akibat yang kurangmenyenangkan (merugikan,membahayakan) dari suatu perbuatanatau tindakan. Menurut Arthur J.Keown (2000), risiko adalah prospeksuatu hasil yang tidak disukai(operasional sebagai deviasi standar).

Definisi risiko menurut Hanafi(2006) risiko merupakan besarnyapenyimpangan antara tingkatpengembalian yang diharapkan(expected return –ER) dengan tingkatpengembalian aktual (actual return).

2.4.2. Identifikasi RisikoMenurut Darmawi (2008)

proses identifikasi harus dilakukansecara cermat dan komprehensif,sehingga tidak ada risiko yangterlewatkan atau tidak teridentifikasi.Dalam pelaksanaannya, identifikasirisiko dapat dilakukan denganbeberapa teknik, antara lain:a. Brainstormingb. Questionnairec. Industry benchmarkingd. Scenario analysise. Risk assessment workshopf. Incident investigationg. Auditing

5

h. Inspectioni. Checklistj. HAZOP (Hazard and

Operability Studies)

2.4.3. Evaluasi dan PengukuranRisikoAdapun hal yang harus

diperhatikan dalam pengukuranrisiko adalah dengan menggunakandua klasifikasi, yaitu frekuensi atauprobabilitas terjadinya risiko dantingkat keseriusan kerugian atauimpact dari suatu risiko.

Untuk melakukan prosesevaluasi, dibutuhkan suatu parameteryang jelas untuk dapat mengukurdampak dari suatu risiko dengantepat. Menurut Loosemore, Raftery,Reilly dan Higgon (2006), beberapaparameter untuk proses evaluasirisiko seperti pada Tabel 2.1. dantabel 2.2.

Tabel 2.1. Parameter probabilitas risiko

Tabel 2.2. Parameter Konsekuensi Risiko

Tabel 2.2. Parameter konsekuensi risiko

Setelah risiko – risiko yangmungkin terjadi di evaluasi denganmenggunakan parameter – parameterprobabilitas dan konsekuensi risiko,selanjutnya dapat dilakukan suatuanalisa untuk mengevaluasi dampakrisiko secara keseluruhan, denganmenggunakan matriks evaluasirisiko.

2.4.4. Pengelolaan RisikoPengelolaan risiko harus

dilakukan untuk menghindarikerugian yang sangat besar. Untukmemilih diantara berbagai macamteknik yang bisa digunakan dalampengelolaan risiko adalah denganmempertimbangkan frekuensi /probabilitas, sebagaimana dijelaskandalam tabel 2.3, dan dalam gambar2.1.Tabel 2.3. Alternatif Manajemen Risiko

Gambar 2.1.Treshold of risk levels.(Sumber: Wibowo, 2010)

Skala yang digunakan dalampenelitian ini adalah 1 sampai 5sebagaimana dapat dilihatdalam tabel2.4 dan tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.4. Skala Probability

Gambar 2.1.Treshold of risk levels.(Sumber: Wibowo, 2010)

6

Tabel 2.4. Skala Probability

Tabel 2.5. Skala Impact

2.4.5. Mitigasi/Penanganan Risiko

Menurut Husen (2009),penanganan risiko dimaksudkan agarjenis risiko yang telah diketahuidapat dikelola atau ditanganisehingga solusi serta penanggungjawab risikonya dapat ditentukan.Tindakan yang dilakukan untukmengurangi risiko yang muncultersebut disebut tindakan mitigasi/penanganan risiko (risk mitigation).Risiko yang muncul kadang-kadangtidak dapat dihilangkan sama sekalitetapi hanya dapat dikurangisehingga akan timbul residual risk(sisa risiko).

Beberapa hal yang dapatdilakukan dalam menangani risiko,yaitu (Flanagan dan Norman, 1993) :1. Menahan Risiko (Risk

Retention)Sikap untuk menahan risikosangat erat kaitannya dengankeuntungan (gain) yang terdapatdalam suatu risiko. Tindakanuntuk menerima/ menahan risikoini karena dampak dari suatu

kejadian yang merugikan masihdapat diterima (acceptable).

2. Mengurangi Risiko (RiskReduction)Mengurangi risiko dilakukandengan mempelajari secaramendalam risiko itu sendiri, danmelakukan usaha-usahapencegahan pada sumber risikoatau mengkombinasikan usahaagar risiko yang diterima tidakterjadi secara simultan. Denganmelakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko sisa(residual risk) yang perludilakukan penilaian(assessment).

3. Memindahkan Risiko (RiskTransfer).Sikap pemindahan risikodilakukan dengan caramengasuransikan risiko yangdilakukan dengan memberikansebagian atau seluruhnya kepadapihak lain. Usaha atau pekerjaanyang risikonya tinggidipindahkan kepada pihak yangmempunyai kemampuanmenangani dan mengendalikannya.

4. Menghindari Risiko (RiskAvoidance)Biasanya dipilih untuk tiperisiko yang akan memberikandampak yang sangat besar.Sikap menghindari risiko adalahcara menghindari kerugiandengan menghindari aktivitasyang tingkat kerugiannya tinggi.Menghindari risiko dapatdilakukan dengan melakukanpenolakan. Salah satu contohpenghindaran risiko pada proyekkonstruksi, adalah dengan

7

memutuskan hubungan kontrak(breach of contract).

3. ANALISA DATA3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukandengan menggunakan surveikuesioner, dalam penelitian ini surveikuesioner dibagi menjadi dua bagian,bagian pertama kuesioner merupakankuesioner pendahuluan yangdigunakan untuk mengetahui faktoratau variabel risiko apa saja yangrelevan dengan kondisi proyekkonstruksi jalan di lahan gambut diKabupaten Kubu Raya ProvinsiKalimantan Barat, sedangkankuesioner kedua yaitu kuesionerutama yang digunakan untukmengetahui besar nilai probabilitas

dan dampak dari setiap variabelrisiko.

3.1.1. Data Identifikasi RisikoDibawah ini adalah faktor

resiko yang diperoleh dari hasilwawancara terhadap respondenmengenai identifikasi resikoditambah dengan ide awal penulismengenai resiko yang mungkinterjadi, disertai penjelasan tiap faktorresiko supaya tidak terjadikesalahpahaman asumsi antararesponden, penulis dan pembaca.Dari seluruh hasil wawancaramengenai identifikasi resiko hasilnyaakan dibuat kuesioner untukmengukur tingkat kepentinganresiko. Dari hasil kuesioner ininantinya dapat diperoleh tingkatkepentingan resiko.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Risiko

8

3.1.2. Data Instrumen Penelitian

Adapun sistem penilaian yangdipakai dalam kuisioner dalampenelitian ini adalah:Probability (Intensitas):

1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = kadang-kadang 4 = sering 5 = selalu

Dampak: 1 = Sangat Kecil (SK) 2 = Kecil (K)

3 = Sedang (S) 4 = Besar (B) 5 = Sangat Besar (SB)

3.2. Analisa RisikoHasil dari kuesioner yang

disebarkan kepada responden untukmemperoleh informasi mengenaikemungkinan (probabilitas) dandampak (impact) dianalisa dan dibuatperbandingan tingkat risiko terbesarurutan 1 s/d urutan 4 per tinjauanpekerjaan, dapat dilihat pada tabel3.2.

Tabel 3.2. Perbandingan Tingkat Risiko per Paket Pekerjaan Jalan

9

3.3. Perbandingan Tingkat RisikoTertinggi per Paket Pekerjaan

Dalam tingkat penerimaanrisiko dapat dilihat bahwa risikodominan yang sering terjadi yaiturisiko biaya untuk penyelidikan tanah(daya dukung, besar dan waktupenurunan, ketebalan serta jenistanah yang berada dibawahnya),diikuti risiko selanjutnya yaitu risikobiaya untuk meningkatkan kekuatantanah dasar. Risiko-risiko dominanini menunjukkan bahwa risiko-risikotersebut dapat menghambat danmemberi dampak negatif dalamsetiap pekerjaan pembangunan/peningkatan jalan di lahan gambut.Risiko-risiko dominan ini harusmendapatkan perhatian khusus daripihak-pihak berkompeten yangmemiliki tanggung jawab terhadapterjadinya risiko untuk dapatdilakukan tindakan mitigasi agardapat mengurangi dampak negatifyang ditimbulkan dari risiko yangterjadi.

Berdasarkan hasil urutantingkat risiko dominan pada setiappekerjaan pembangunan/peningkatanjalan, secara keseluruhan dipengaruhioleh lokasi pekerjaan, yang manamemiliki karakteristik kondisiekonomi, penduduk, dan teksturtanah yang berbeda.

Dari ke 6 paket pekerjaanpembangunan/peningkatan jalan dilahan gambut yang paling berisikoadalah proyek Pembangunan JalanRasau Jaya – Sungai Bulan (TahunJamak) yang mana dianggarkan

sebesar Rp.14.839.400.000,00, risikobiaya yang dikeluarkan untukpekerjaan tanah + 30% dari totalpelaksanaan pekerjaan. Jenis tanahdasar menentukan mahal tidaknyapembangunan jalan, karena kekuatantanah menentukan tebal tipisnyalapisan perkerasan. Semakin teballapisan perkerasan akan semakin baikuntuk meningkatkan kekuatan tanah,namun juga membutuhkan biayayang cukup besar. Untuk itu,diperlukan perencanaan yang baik,dalam menentukan tebal perkerasanyang sesuai dengan kondisi tanah diareal gambut tersebut, agar tidakboros biaya, tetapi tetapmemperhatikan kualitas jalan.

3.4. Mitigasi Risiko (RiskMitigation)

Tindakan-tindakan mitigasiyang dilakukan dalam penelitian inididapatkan dari hasil analisis,wawancara dengan pihak yangberkompeten (expert) dan daripenelitian-penelitian sebelumnya.Tindakan mitigasi untuk risiko-risikoyang telah diidentifikasi hasil analisiswawancara terhadap pihak yangterkait pada setiap pekerjaanpembangunan/ peningkatan jalan dilahan gambut telah diuraikan padasub bagian sebelumnya, Tabel 3.2berikut merupakan hasil rekapan dari4 urutan terbasar tingkat risiko yangterjadi pada setiap pekerjaanpembangunan/ peningkatan jalan dilahan gambut di Kabupaten KubuRaya.

10

Tabel 3.2. Tindakan Mitigasi per Paket Pekerjaan Jalan Sesuai Tingkat Risiko

11

Tabel 3.2. Tindakan Mitigasi per Paket Pekerjaan Jalan Sesuai Tingkat Risiko (Lanjutan)

12

Berdasarkan analisa tingkatrisiko adalah dengan menghindaririsiko (risk avoidance) yang terjadiyaitu meliputi perubahan rencanamanajemen proyek untukmengurangi ancaman – ancamanyang diakibatkan oleh risiko – risikoyang buruk, untuk mengasingkantujuan awal proyek dari dampakrisiko. Tabel 4.22. berikut jugamenguraikan tindakan mitigasi setiapjenis risiko yang harus dilakukanuntuk tindakan mitigasi/penangananrisiko.

Dari hasil urutan tingkat risikodominan pada setiap pekerjaanpembangunan/peningkatan jalan dilahan gambut, secara umumdipengaruhi oleh lokasi pekerjaan,yang mana memiliki karakteristikkondisi ekonomi, penduduk, dantekstur tanah yang berbeda.

Berdasarkan Tabel 3.1.tindakan mitigasi dari risiko dominanyang sering terjadi yaitu:1. Risiko biaya untuk penyelidikan

tanah (daya dukung, besar danwaktu penurunan, ketebalan sertajenis tanah yang beradadibawahnya). Strategipenanganannya adalah denganmemasukkan biaya penyelidikantanah dalam biaya konsultanperencanaan pembangunan jalan.

2. Risiko biaya untuk meningkatkankekuatan tanah dasar, strategiyang dapat dilakukan dengan caramemperhatikan hasil penyelidikantanah, dan metode pelaksanaanpekerjaan yang tepat untukkondisi tanah rawa atau tanahgambut.

3. Risiko biaya tambahan untukvolume material timbunan, di

mana risiko ini berdampak padabiaya dan waktu, strategi yangdapat dilakukan yaitu dengan caramengetahui secara jelas jenistimbunan yang akan digunakanuntuk pelaksanaan pekerjaan,apakah timbunan biasa, timbunanpilihan atau timbunan pilihan diatas tanah rawa.

4. Risiko kenaikan harga material, dimana risiko ini berdampak padabiaya dan waktu. Strategipenanganannya yaitu denganmengikat harga material padaperiode waktu tertentu ataudengan pengadaan material diawal proyek dan melakukaneskalasi harga jika waktupelaksanaan proyek lebih dari 1tahun.

5. Risiko penurunan kualitas (umurrencana yang tidak sesuai) karenakurangnya peralatan uji lab untukuji CBR, strategi yang dapatdilakukan dengan cara optimasivolume pekerjaan dan koordinasidengan pihak terkait mengenailaboratorium.

6. Risiko hujan, strategi yang dapatdilakukan untuk kondisi curahhujan yang tinggi dan tidak dapatdiprediksi waktu kejadiannyamaka dapat diusulkan addendumpenambahan waktu pelaksanaanpekerjaan.

7. Risiko terjadinya perubahandesign pada saat pelaksanaanpekerjaan, strategi yang dapatdilakukan yaitu denganmengadakan Draft TechnicalJustification / design ulang yangdilakukan dengan pihak terkait.

8. Risiko kondisi lapangan yangtidak sesuai gambar, strategi

13

mitigasi yang dapat dilakukanadalah degan melaksanakanrekayasa lapangan dan redesainpekerjaan dengan pihak terkaitsebelum pekerjaan dimulai..

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan1. Dalam tingkat penerimaan risiko

dapat dilihat bahwa risikodominan yang sering terjadi yaiturisiko biaya untuk penyelidikantanah (daya dukung, besar danwaktu penurunan, ketebalan sertajenis tanah yang beradadibawahnya), diikuti risikoselanjutnya yaitu risiko biayauntuk meningkatkan kekuatantanah dasar. Risiko-risikodominan ini menunjukkan bahwarisiko-risiko tersebut dapatmenghambat dan memberidampak negatif dalam setiappekerjaan pembangunan/peningkatan jalan di lahangambut. Risiko-risiko dominan iniharus mendapatkan perhatiankhusus dari pihak-pihakberkompeten yang memilikitanggung jawab terhadapterjadinya risiko untuk dapatdilakukan tindakan mitigasi agardapat mengurangi dampak negatifyang ditimbulkan dari risiko yangterjadi.

2. Dari hasil urutan tingkat risikodominan pada setiap pekerjaanpembangunan/peningkatan jalandi lahan gambut, secara umumdipengaruhi oleh lokasi pekerjaan,yang mana memiliki karakteristikkondisi ekonomi, penduduk, dantekstur tanah yang berbeda. Dari

ke 6 paket pekerjaanpembangunan/peningkatan jalandi lahan gambut yang palingberisiko adalah proyekPembangunan Jalan Rasau Jaya –Sungai Bulan (Tahun Jamak)yang mana dianggarkan sebesarRp. 14.839.400.000,00, risikobiaya yang dikeluarkan untukpekerjaan tanah + 30% dari totalpelaksanaan pekerjaan. Tanahdasar menentukan mahal tidaknyapembangunan jalan tersebut.Karena, kekuatan tanah tersebutmenentukan tebal tipisnya lapisanperkerasan. Semakin tebal lapisanperkerasan akan semakin baikuntuk meningkatkan kekuatantanah, namun juga membutuhkanbiaya yang cukup besar. Untukitu, diperlukan perencanaan yangbaik, dalam menentukan tebalperkerasan yang sesuai dengankondisi tanah di areal gambuttersebut, agar tidak boros biaya,tetapi tettap memperhatikankualitas jalan.

3. Tindakan mitigasi dari risikodominan yang sering terjadi yaiturisiko biaya untuk penyelidikantanah (daya dukung, besar danwaktu penurunan, ketebalan sertajenis tanah yang beradadibawahnya) strategipenangannya yaitu pada tahapperencanaan harus memasukkanbiaya penyelidikan tanah dalambiaya konsultan perencanaanpembangunan jalan. Jikaperencanaan yang telah dirancangtidak akurat sebaiknyapelaksanaan pekerjaan dihindari.Untuk risiko selanjutnya yaiturisiko biaya untuk meningkatkan

14

kekuatan tanah dasar tindakanmitigasi pada tahap perencanaanharus benar-benar memperhatikankeakuratan hasil penyelidikantanah, dan metode pelaksanaanpekerjaan yang tepat untukkondisi tanah rawa atau tanahgambut. Jika perencanaan yangtelah dirancang tidak akuratsebaiknya pelaksanaan pekerjaandihindari.

4. Berdasarkan analisa tingkat risikosecara keseluruhan tindakanmitigasi yang dilakukan adalahdengan menghindari risiko (riskavoidance) yang terjadi yaitumeliputi perubahan rencanamanajemen proyek untukmengurangi ancaman – ancamanyang diakibatkan oleh risiko –risiko yang buruk, untukmengasingkan tujuan awal proyekdari dampak risiko.

5. Secara umum konsultanperencana, konsultan pengawasdan kontraktor dalam kepemilikanrisiko memiliki tanggung jawabyang sama besar dalam mengatasirisiko yang akan terjadi padapelaksanaan konstruksi jalan.Jika, pada tahap awalperencanaan, telah menghasilkankeakuratan data yang baik danlengkap, dilanjutkan denganpelaksanaan konstruksi jalan yangdilaksanakan dan diawasi olehtenaga-tenaga (SDM) yang ahli dibidangnya dan berpengalamanuntuk dapat segera menyelesaikanpermasalahan yang biasanyaterjadi di luar perkiraan, kegiatanproyek tidak perlu dihindari,karena dapat diprediksi risikoyang terjadi kecil.

4.2. Saran1. Berdasarkan kesimpulan yang

telah diperoleh, maka untukproyek selanjutnya disarankanuntuk melakukan analisa risikosedini mungkin sehingga dapatsegera didapat respon dan strategirisiko untuk memaksimalkanproduktivitas proyek, baik darisegi biaya, waktu dan mutu.

2. Keberadaan risiko-risiko dominanharus mendapatkan perhatianlebih untuk mengurangi dampaknegatif yang ditimbulkannya.Sedangkan risiko-risiko yangtermasuk kategori tidakdiharapkan (undesirable)semestinya juga mendapatperhatian dengan melakukantindakan-tindakan mitigasi.

3. Hasil penelitian ini diharapkandapat menjadi pedoman untukmengidentifikasi risiko danmelakukan tindakan mitigasi bagipenelitian-penelitian selanjutnyadan juga dapat menjadi masukanbagi pihak-pihak terkait dalammelaksanakanpembangunan/peningkatan jalandi lahan gambut dan kegiatanpembangunan sejenis pada masayang akan datang.

4. Pelaksanaan proyek yangmemiliki risiko tinggi khususnyadi areal tanah gambut, harusdilaksanakan secara detail padatahap perencanaan, untuk itukonsultan perencana yang telahditunjuk untuk melaksanakanpekerjaan perencanaan jalan harusmenggunakan tenaga-tenaga ahlidibidangnya, agar menghasilkanperencanaan yang berkualitas.Pada tahap pelaksanaan pekerjaan

15

konstruksi jalan harusdilaksanakan dan diawasi olehtenaga-tenaga (SDM) yang ahli dibidangnya dan berpengalamanuntuk dapat segera menyelesaikanpermasalahan yang biasanyaterjadi di luar perkiraandilapangan, sehingga kegiatanproyek tidak perlu dihindari,karena dapat diprediksi risikoyang terjadi kecil. Dan sebagaipemilik dari pekerjaan, instansiterkait yang diwakili oleh PPTKharus teliti dalam melihat hasilpekerjan yang telah diserahkanoleh pelaksana.

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO (American Association ofState Highway andTransportation Officials),1998a, Standard Specificationsfor Transportation Materialsand Methods of Sampling andTesting Part I: Specifications,19th edition, Washington, D.C.

Balitbang (Badan Penelitian danPengembangan) DepartemenPekerjaan Umum (PU),2005.a, Spesifikasi UmumBidang Jalan dan Jembatan,Pusat Litbang PrasaranaTransportasi, Bandung.

Darmawi, H., 2008, ManajemenRisiko, Jakarta: Bumi Aksara.

Ervianto, Wulfram I., 2003,Manajemen ProyekKonstruksi, ANDI OFFSET,Yogyakarta.

Flanagan, R., and Norman, G., 1993,Risk Management andConstruction. Cambridge :University Press.

Gedafa, D., 2006, “PresentPavement MaintenancePractice: A Case Study ForIndan Conditions Using HDM-4”, Fall Student ConferenceMidwest TransportationConsortium, Ames, Iowa.

Hanafi, Mamduh M., 2006,Manajemen Risiko, UPP STIMYKPN, Yogyakarta.

Husen, Abrar, 2009, ManajemenProyek, Yogyakarta : Andi.

Kangari, R, 1995, Risk ManagementPreseption and Trends of USConstruction, Journal ofConstruction Engineering andManagement, ASCE, Vol 121.

Loosemore, M., Raftery, J., Reilly,C., and Higgon, D., 2006, RiskManagement in Projects.London: Routledge.

Soehatman, Ramli, 2010, ManajemenRisiko, Penerbit Dian Rakyat,Jakarta.

Wibowo, M Agung., 2010, Bahanajar, Manajemen Konstruksi,konsentrasi ManajemenKonstruksi – Magister TeknikSipil – UniversitasDiponegoro, Semarang.

Wideman, R.M., 1992, Project andProgram Risk Management: AGuide to Managing ProjectRisks and Opportunities.Project Management Institute.

Zainuddin, 2014, Analisa FaktorRisiko Pada Proyek KonstruksiJalan Raya (Studi Kasus:Proyek Pembangunan JalanPerdesaan – Bojonegoro),Fakultas Teknik Sipil,Universitas Bojonegor