LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIA SELATAN
Transcript of LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIA SELATAN
LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN
DISUSUN OLEH PARA AHLI DAN WAKIL PEMERINTAH :
Endini Tetrasari Silaban 151100107
Indira Rizki Amalia 151100066
Ratno Bahar Yudi 151100003
Dien Artika 151100017
Danny Prasetyo Budi 151100020
Debby Shara De Vega 151100099
Trisnawati Bandamiasih 151100105
Tisa Aprilia 151100019
KELOMPOK KERJA GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIASELATAN
Jl. Kendali Sodo, Nologaten, Sleman Telp. 087838618751Jogjakarta
Email : [email protected]
2013
A. PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil pemantauan dan telaah kritis
oleh masing-masing ahli yakni Ahli Bencana, Sosial Ekonomi,
Gender dan Pemerintah yang mewakili kawasan Asia Selatan.
Laporan ini merupakan laporan pertama yang dibuat oleh ahli-
ahli diatas yang berkoordinasi langsung dengan Pemerintah di
Asia Selatan sebagai suatu cara untuk mewujudkan
pengaplikasian nya. Adapun isi dari laporan ini ialah
merupakan hasil refleksi dari kerja keras Ahli Bencana, Ahli
Sosial Ekonomi dan Gender dalam upaya Mitigasi Bencana di
Kawasan Asia Selatan. Dalam tujuan penyusunan laporan ini
ialah memberikan gambaran utuh mengenai berbagai kejadian
bencana-bencana alam yang telah terjadi dalam kurun waktu
tertentu di kawasan tersebut dan bagaimana proses mitigasi
bencana pra dan pasca bencananya.
Umumnya, semua negara maju yang rawan bencana sudah
memikirkan penanganan bencana berupa mitigasi atau tindakan
preventif. Antara lain di Cina, India, Jepang, Singapura,
Pakistan, Sri Lanka, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia.
Indonesia pun kini tengah menuju mitigasi/tindakan preventif.
Yakni mitigasi pembangunan struktural dan non struktural di
daerah rawan gempa dan bencana alam lainnya. Tindakan mitigasi
struktural contohnya dengan pemasangan sistem informasi
peringatan dini tsunami, yang bekerja setelah terjadi gempa.
Dan mitigasi non struktural adalah penataan ulang tata ruang
area rawan bencana. Manajemen resiko bencana gempa secara
general telah dilakukan oleh tiga badan manajemen resiko
bencana alam. Yaitu penanganan oleh Lembaga Manajemen Resiko
Bencana, lalu dengan Rencana Aksi Tingkat Nasional dan Rencana
Pengurangan Bencana Tingkat Daerah. Pada tiap negara, ketiga
badan manajemen resiko bencana ini - mempunyai program yang
sudah mereka siapkan dan telah direalisasikan termasuk di
negara-negara Asia Selatan.
Laporan ini disusun dengan mengandalkan berbagai sumber dan
wacana yang telah dimuat di berbagai media dan sarana.
Beberapa di antaranya diambil dari situs-situs website resmi
dari berita tentang Asia Selatan dan kebijakannya dalam
mitigasi bencana, situs-situs yang memberitakan bencana-
bencana yang terjadi dan penanggulangannya di Asia Selatan
bagaimana, serta jurnal, artikel dan buku-buku yang berisi
informasi mengenai bencana-bencana alam di kawasan Asia
Selatan.
B. PETA BENCANA
Kawasan Asia Selatan mempunyai letak geografis yang berada di
kawasan lempeng, sehingga kawasan ini sering mendapati bencana
yang disebabkan oleh rangkaian kegiatan alam. Adapun bencana alam
ini dibedakan menjadi beberapa jenis dan korban yang tersebar di 3
negara, yakni India, Pakistan, dan Srilanka.
Jenis Tahun Korban Negara
( Jiwa)
Gempa Bumi 1618-2000 448.000 India
2000-2008 80.500 Pakistan
1974-2007 1.000 Srilanka
Tsunami 2004 10.750 India
1945 4.000 Pakistan
1974-2007 39.901 Srilanka
Banjir 2000-2008 527 India
2005-2010 2.700 Pakistan
1974-2007 5.000 Srilanka
Dari tabel diatas mengapa ahli bencana hanya
mengkrucutkan 3 negara saja, hal ini dikarenakan ialah 3
negara tersebut adalah negara yang frekuensinya paling banyak
dalam hal gempa bumi, tsunami, dan juga banjir di kawasan Asia
Selatan. India menduduki rangking pertama dalam jumlah korban
jiwa di bencana Gempa Bumi, dan kemudian pada bencana Tsunami
disusul menduduki peringkat pertama Srilanka atas korban jiwa
terbanyak, kemudian pada bencana alam banjir, ialah masih
tetap sama yani Srilanka yang menjadi urutan atas terhadap
korban jiwa.
Menurut ahli Bencana, manusia juga menjadi andil dalam
kontribusinya menciptakan bencana alam yang terjadi di
sejumlah kawasan Asia Selatan, seperti dengan kebiasaan
membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara liar dan
masih banyak lagi aktivitas manusia yang nantinya menambah
rentetan korban jiwa akibat bencana alam tersebut.
Selain itu pula, bencana alam yang diakibatkan Gempa Bumi
ialah biasanya Negara yang memiliki karakteristik pegunungan,
contoh : Nepal, India. Berbeda dengan gempa bumi, bencana alam
seperti Tsunami ini ialah memakan korban jiwa bagi masyarakat
yang tinggal di pesisir pantai. Dan bencana alam yang kerap
terjadi di berbagai kawasan ialah Banjir. Jadi, bencana di
kawasan Asia Selatan dominan dengan gempa bumi dan tsunami,
dan khusus di negara Srilanka terdapat bencana serangan hawa
dingin/ suhu extreme.
C. DAMPAK SOSIAL EKONOMI
Bencana alam yang terjadi di Asia Selatan mengakibatkan
berbagai aspek dampak, tim analis dari Sosial Ekonomi ini
merangkum bahwa di sepanjang bencana alam yang terjadi dalam
kurun waktu 2000-2013 ini ialah menimbulkan dampak sosial dan
ekonomi, diantaranya :
1. Dampak Ekonomi :
Pada tahun 2001 Gempa Bumi di India mengalami
0,6% kerugian dari PDB, kerugian mencapai 2.709
juta US $
Pada tahun 2004 banjir di Bangladesh 1353 juta
US$ dan 4,8% dari PDB di negara tersebut.
Dampak seperti kehilangan infrastruktur pada saat
gempa bumi India mengalami gempa bumi dahsyat
pada tahun 2001, serta laporan menunjukkan bahwa
jumlah korban tewas diperkirakan lebih dari
20.000, dan sekitar 167.000 orang terluka. Hampir
1juta rumah rusak atau hancur. Akses dalam aspek
kesehatan dan prasarana pendidikan rusak berat.
Total kehancuran dari kerugian infrastruktur pada
tahun 2001 tersebut adalah sekitar 450 juta US $.
2. Dampak Sosial :
Kehilangan fisik. Ini termasuk kerugian
pemerintah dan swasta dalam bidang infrastruktur
seperti gedung sekolah, infrastruktur, listrik,
furnitur, laboratorium, dll .
Hilangnya Fasilitas Kesehatan. Hal ini terjadi
pada minimnya akses kesehatan dikarenakan
hilangnya infrastruktur dan peralatan medis serta
tenaga medis pun yang nantinya menyebabkan
banyaknya orang sakit dan ibu-ibu yang sedang
hamil serta anak-anak balita yang rentan terhadap
penyakit akibat kondisi bencana alam yang terjadi
menyebabkan tinggal di kamp yang tidak higienis.
Hilangnya Sumberdaya Lingkungan. Rekonstruksi
sejumlah besar rumah akan membutuhkan kayu, batu,
dll.
Hilangnya Sumber Penghasilan. Hilangnya lahan
pertanian kering dan non-kering, kebun, ternak,
yang menyebabkan penurunan pendapatan dan
peningkatan morbiditas karena kurang / tidak
murni makanan dan gizi.
Kehilangan sumberdaya manusia. Hilangnya siswa,
guru, pelatih, dukungan staf, dan dikembangkan
modal manusia.
Memicu terjadinya konflik seperti yang terjadi
pada perang sipil di Afghanistan , dan persebaran
dalam distribusi makanan pun tidak rata.
Munculnya wabah penyakit pasca bencana alam,
seperti penyakit kulit yang diakibatkan tidak
higienisnya air dan kamp-kamp pengungsian tempat
mereka mengungsi serta munculnya ISPA (infeksi
Saluran Pernafasan Akut) pada anak-anak dibawah
usia <dari 10 tahun
D. ASPEK GENDER BENCANA
Letak geografis antara himalaya dan pasifik yang membuat
sering terjadi nya bencana alam. Adanya kemiskinan dikalangan
wanita, perbedaan kasta antara perempuan dan lelaki yang
membuat perempuan sulit mendapatkan pekerjaan.
Ketidakseimbangan gender dalam bidang ekonomi, sosial, budaya
antara leleki dan perempuan dalam bidang ekonomi perempuan
mendaoatkan kesempatan kerja terbatas serta ruang lingkup
pekerjaan terbatas dalam bidang sosial adanya penyiksaan
terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki serta dominasi
status perempuan dalam masyarakat. Adapun program pada
perempuan adalah:
1) mitigasi bencana alam
2) pelatihan,sosialisasi dalam bencana tersebut
3) kerjasama antar negara dalam mitigasi bencana (NGO DAN
NEGARA) ex : pakistan memfasilitasi dalam penampungan air dan
irigrasi. Menyediakan tempat bagi kaum wanita dalam
peningkatan secara individu, melatih wanita dalam tehnik
bangunan serta membangun pasar.
E. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kebijakan Pemerintah Kawasan Asia Selatan dalam Mitigasi
Bencana :
1. Produk asuransi untuk bencana alam dibeberapa negara di
kawasan Asia Selatan. Sedangkan negara lain seperti
Bangladesh menggunakan industri microfinance dalam rangka
menanggulangi kerugian akibat bencana alam yang dialami
oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.
2. Kerjasama Regional untuk Mitigasi Risiko Bencana.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana di wilayah
Asia Selatan ini membuat negara-negara di Asia Selatan
memiliki inisiatif-inisiatif untuk saling bergabung dan
berkerja sama. Beberapa inisiatif telah diambil dalam
beberapa tahun terakhir dalam melembagakan kerjasama
regional untuk mengurangi risiko bencana. The South Asian
Association for Regional Kerjasama (SAARC) merupakan
salah organisasi regional yang dibentuk dalam mitigasi
bencana alam di Asia Selatan ini. SAARC didirikan pada
tanggal 8 Desember 1985, yang anggotanya termasuk
Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan
Sri Lanka.
3. Pembentukan Komite Teknis Lingkungan. Pada tahun 1992,
Komite Teknis Lingkungan dibentuk untuk mengkoordinasikan
kerjasama regional dalam lingkungan dan terkait daerah.
4. Bersama WHO, negara-negara di kawasan Asia Tenggara yaitu
Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia,
Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-
Leste telah mengumpulkan dan mengelola dana tanggap
darurat "The WHO South-East Asia Regional Health
Emergency Fund" (SEARHEF) atau Dana Darurat Kesehatan
SEARO yang akan membantu penyediaan dana dalam waktu 24
jam dari saat diajukannya permintaan oleh negara yang
memerlukannya.
F. REKOMENDASI
1. Jangka Pendek
Sosialisasi dan peringatan Dini terhadap Masyarakat
Adanya sosialisasi mitigasi bencana yang dilakukan secara dini
dan kontinu dan kemudian menjadi tanggung jawab tiap-tiap
Universitas dan SMA di tiap masing-masing negara Kawasan Asia
Selatan. Kegiatan tersebut berada di bawah koridor dan
keputusan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta
Kementerian Pendidikan di tiap negara dalam penyelenggaraan
kegiatan tersebut.
Dana dari kegiatan tersebut berasal dari 2 Kementerian
terkait, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian
Pendidikan di tiap masing-masing negara.
Aktor yang terlibat ialah Mahasiswa Universitas dan siswa SMA
yang terpilih oleh Kementerian tersebut beserta seperangkat
Pemerintah Daerah setempat yang menjadi objek/sasaran
sosialisasi mitigasi bencana.
Pembentukan Organisasi Regional di kawasan Asia Selatan
Dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan yang kerap
terjadi di kawasan Asia Selatan, mka dibutuhkan suatu
kerjasama kawasan yang nantinya akan mampu diajak bekerjasama
dalam menghadapi siap siaga bencana . Ide pemikiran ini
dilandasi oleh Pemerintah Bangladesh dikarenakan negara
tersebut sering sekali mendapat bencana alam .
Bangladesh yang kemudian bekerjasama dengan India dan Pakistan
ingin membuat sebuah organisasi Regional di kawasan Asia
Selatan yang nantinya bernama INDIAPOSA ( International
Disaster Mitigation Programme for South Asia). Adapun yang
merupakan sebagai penanggung jawab nya adalah 3 negara pendiri
tersebut, tapi di Ketuai oleh Bangladesh. Anggaran dana
operasional nya ialah 0,2% dari GDP tiap masing-masing negara
dan Organisasi Donor internasional seperti misalnya CNO dan
TAFOR.
Pembentukan Team Volunteer
Sama halnya dengan ide pembentukan organisasi regional, maka
ide dari pembentukan Team Volunteer ini ialah upaya respon
cepat terhadap bencana yang telah terjadi dan membutuhkan
proses evakuasi bagi korban bencana yang sudah meninggal,
serta pertolongan yang cepat tanggap terhadap korban yang
masih hidup. VTSA (Volunteer Team of South Asia) ialah rencana
pemberian nama team tersebut dan aktor yang berpartisipasi
ialah semua negara di kawasan tersebut harus mengirim beberapa
pasukan Tim nya yang telah lolos seleksi dan mau untuk dikirim
ke daerah yang nantinya menjadi sasaran bencana dan seterusnya
mau untuk tetap tinggal di kamp pengungsian sampai para korban
mendapat rumah pengganti yang layak.
Adapun negara-negara pendiri ini ialah : India, Bangladesh,
Pakistan dan Srilanka, yang kemudian diketuai oleh India .
Dana operasional dari tujuan pendirian team volunteer ini
melalui APBN masing-masing negara yang telah meratifikasi
pembentukan team volunteer / VTSA ini sebesar 0,8%.
Koordinasi bersama WHO
Bencana Alam yang terjadi di kawasan Asia Selatan seperti
banjir misalnya , menimbulkan banyaknya penyakit-penyakit baru
yang bermunculan di kawasan tersebut. Para binatang yang
sejatinya tinggal di got kemudian lari dan secara bersama-sama
berdekatan dengan manusia yang kemudian menimbulkan banyaknya
penyebaran penyakit. Minimnya akses kesehatan dan tenaga
medis memicu korban yang berjatuhan akibat kurangnya
penanganan secara langsung. Oleh karena itu WHO sebagai
organisasi kesehatan dunia terbesar menjadi mitra bagi kawasan
Asia Selatan untuk melaporkan jikalau ada indikasi penemuan
penyakit baru yang nantinya kemudian akan dilakukan respon
cepat terhadap penyakit tersebut.
B. Jangka Menengahb
Pembentukan Undang-Undang mengenai standarisasi kelayakan
bangunan
Inti dari pembentukan Undang-Undang tersebut ialah sebagai
kriteria yang diajukan pemerintah kepada masyarakat yang akan
membuat bangunan harus memenuhi standar kelayakan yang telah
ditetapkan. Adapun mekanisme nya di negara masing-masing
bencana yang telah meratifikasi undang-undang tersebut harus
menerapkan nya ke dalam undang-undang nasional negaranya.
Standarisasi itu ialah meliputi : Pembangunan infrastruktur
harus berupa cakar ayam, Pembangunan struktur aliran
fleksibelitas anti gempa dan pada dataran tinggi harus
mengunakan material tahan suhu yang nantinya menyesuaikan
cuaca setempat.
Jaminan pemerintah adalah apabila masyarakat memenuhi kriteria
tersebut , dan apabila terjadi bencana alam akan mengganti 50%
dari kerugian bencana alam tersebut.
Program INDIAPOSA
Seperti yang telah dipaparkan dalam rekomendasi jangka pendek
sebelumnya bahwa akan diadakan pembentukan organisasi Regional
, maka di dalam jangka menengah ini ialah bagaimana teknis
program tersebut yang meliputi akan diadakan nya
Summit/Konferensi setiap 1 tahun 2 kali yang dilakukan
pertemuan antara Pemerintah Negara dan segenap Ahli-ahli
bencana, sosial ekonomi ,dan gender yang akan membahas
kerangka kerja program tersebut . untuk pertemuan awal ialah
dilakukan dengan urutan abjad dari masing-masing Negara.
Anggaran dana untuk biaya seperti yang telah disepakati ialah
0,2% dari GDP masing-masing negara.
C. Jangka Panjang
Pembuatan alat-alat pendeteksi
Alat-alat yang nantinya akan menjadi suatu peringatan akan
pendeteksi gempa. Untuk yang berada diwilayah pinggiran pantai
ialah membuat bangunan pemecah ombak serta penanaman hutan
bakau di sepanjang bibir pantai. Aktor nya yang terlibat ialah
Pemerintah , Green Peace, perusahaan-perusahaan swasta yang
nantinya mau berkontribusi dalam perwujudan CSR ( Corporate
Social Responsibilities) nya mereka dan masyarakat setempat
yang mau menyumbangkan tanaman bakau, serta NGO atau LSM yang
konsen terhadap lingkungan.
Peminjaman bantuan dana kepada World Bank dan OECD
World Bank/ Bank Dunia merupakan bank terbesar di dunia dan
siap untuk meminjamkan uangnya untuk pasca bencana dengan
tujuan recovery dalam pembangunan yang berkelanjutan di kwasan
Asia Selatan. Sebelumnya , negara-negara seperti India sudah
pernah menjadi mitra untuk tahap pembangunan di negaranya,
oleh karena itu World Bank dianggap mampu untuk bekerjasama
dengan kawasan di Asia Selatan yang nantinya terjadi bencana.
DAFTAR PUSTAKA
“124 Juta Jiwa berada di Kawasan Rawan Bencana Longsor”,
http://infopublik.org/?page=news&newsid=45919, diakses tanggal 7
Mei 2013
“Ancaman Bencana Hidrometeorologi”,
http://sains.kompas.com/read/2012/12/14/16325585/
Ancaman.Bencana.Hidrometeorologi.
“Asia Selatan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatan,
diakses 02-05-2013.
“Asuransi Mikro Bencana Alam”,
http://www.unika.ac.id/staff/blog/vincent_aryanto/186,
diakses tanggal 7 Mei 2013
”Bangladesh Terapkan Sistem Peringatan Dini Bencana Via
Ponsel”,
http://techno.okezone.com/Bangladesh-Terapkan-Sistem-Peringatan-Dini-
Bencana-Via-Ponsel _/2009/06/24/56/232507/large, diakses tanggal 2
Mei 2013
“Banjir Karachi 2009”, http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Karachi_2009,
diakses tanggal 2
Mei 2013
”Belajar Menangani Bencana Dari Negara Lain”,
http://www.republika.com/Belajar
Menangani-Bencana-Dari-Negara-Lain/11467/html, diakses tanggal 2
mei 2013
“Bencana Alam”, http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam, diakses
tanggal 3 Mei 2013
“Disaster Profile”,
http://saarc-sadkn.org/countries/srilanka/disaster_profile.aspx,
diakses 08-05-2013
“Evakuasi Besar-Besaran Di Pakistan”,
http://international.okezone.com/read/2010/08/24/18/365957/18/evakuasi-
besar-besaran-di-pakistan, diakses tanggal 9 Mei 2013
“Floods“, http://saarc-sadkn.org/countries/india/hazard_profile.aspx, diakses
02-05-2013.
“Gempa bumi Kepulauan Andaman 2009”,
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kepulauan_Andaman_2009,
diakses tanggal 2 Mei 2013
“Gempa bumi Sikkim 2011”,
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sikkim_2011,
diakses tanggal 2 Mei 2013
“Hazard Profile“, http://saarc-sadkn.org/countries/india/hazard_profile.aspx,
diakses 02-05-2013.
“Hazard Profile”,
http://saarc-sadkn.org/countries/pakistan/hazard_profile.aspx,
diakses 03-05-2013.
“Korban Banjir Pakistan Terus Bertambah”, http://www.dw.de/korban-
banjir-pakistan-terus
bertambah/a-585814,7 diakses tanggal 9 Mei 2013
“Kondisi Gempa Bangladesh”, http/www.republika.com/1109/Kondisi-gempa
bangladesh/html, diakses tanggal 9 Mei 2013
“Korban Gempa India Bertambah Menjadi 36 Jiwa”,
http/www.okezone.com/read/2011/09/19/413/504224/korban-gempa-india-
bertambah-menjadi-36-jiwa, diakses tanggal 9 Mei 2013
“Korban Gempa India Nepal 45 Orang”
http://www.antaranews.com/berita/1316434807/korban-gempa-india-nepal-
45-orang, diakses tanggal 9 Mei 2013
Mitigasi Gempa Bumi”,
http://www.bmkg.stageoflampung.com/main/index.php?
ase=infodetil&id=38,
diakses 12-05-2013
“Mitigasi Tsunami”, http://mitigasibencana.tumblr.com/, diakses 12-05-
2013
“Mengupas Berita Bencana Alam Salju Longsor”,
http://www.anneahira.com/berita-bencana-alam.html, diakses tanggal
17 Mei 2013
“Natural Disaster from 1980-2010”,
http://saarc-sadkn.org/countries/srilanka/disaster_profile.aspx, diakses
12-05-2013
“Okuyama.pdf”, http://nexus-idrim.net/idrim09/Kyoto/Okuyama.pdf, diakses
12-05-2013
“PBB: Asia Kawasan Paling Rawan Bencana”,
http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/pbb-asia-kawasan-paling-rawan-
bencana, diakses tanggal 3 Mei 2013
“Rencana Rekonstruksi dan Rehabilitasi”,
http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/tsunami/master%20plan
reconstruction/buku%20utama%20
%20rencana%20rehabilitasi%20dan%20rekonstruksi.pdf, diakses
tanggal 20 Mei
2013
“Rekonstruksi”, http://www.wikiapbn.org/artikel/Rekonstruksi, diakses
22-05-2013
“Sunarsip, Muhaimin Iqbal, & Viverita, “Menggagas Keterlibatan
Asuransi dalam
Penanggulangan Bencana”,
http://www.iei.or.id/publicationfiles/Menggagas%20Keterlibatan%20Asuransi
%20Dalam%20Penanggulangan%20Bencana.pdf, diakses tanggal 2
Mei 2013