LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIA SELATAN

19
LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN DISUSUN OLEH PARA AHLI DAN WAKIL PEMERINTAH : Endini Tetrasari Silaban 151100107 Indira Rizki Amalia 151100066 Ratno Bahar Yudi 151100003 Dien Artika 151100017 Danny Prasetyo Budi 151100020 Debby Shara De Vega 151100099 Trisnawati Bandamiasih 151100105 Tisa Aprilia 151100019 KELOMPOK KERJA GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIA SELATAN

Transcript of LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIA SELATAN

LAPORAN MITIGASI BENCANA DI KAWASAN ASIA SELATAN

DISUSUN OLEH PARA AHLI DAN WAKIL PEMERINTAH :

Endini Tetrasari Silaban 151100107

Indira Rizki Amalia 151100066

Ratno Bahar Yudi 151100003

Dien Artika 151100017

Danny Prasetyo Budi 151100020

Debby Shara De Vega 151100099

Trisnawati Bandamiasih 151100105

Tisa Aprilia 151100019

KELOMPOK KERJA GLOBAL MITIGASI BENCANA SUB REGIONAL ASIASELATAN

Jl. Kendali Sodo, Nologaten, Sleman Telp. 087838618751Jogjakarta

Email : [email protected]

2013

A. PENDAHULUAN

Laporan ini merupakan hasil pemantauan dan telaah kritis

oleh masing-masing ahli yakni Ahli Bencana, Sosial Ekonomi,

Gender dan Pemerintah yang mewakili kawasan Asia Selatan.

Laporan ini merupakan laporan pertama yang dibuat oleh ahli-

ahli diatas yang berkoordinasi langsung dengan Pemerintah di

Asia Selatan sebagai suatu cara untuk mewujudkan

pengaplikasian nya. Adapun isi dari laporan ini ialah

merupakan hasil refleksi dari kerja keras Ahli Bencana, Ahli

Sosial Ekonomi dan Gender dalam upaya Mitigasi Bencana di

Kawasan Asia Selatan. Dalam tujuan penyusunan laporan ini

ialah memberikan gambaran utuh mengenai berbagai kejadian

bencana-bencana alam yang telah terjadi dalam kurun waktu

tertentu di kawasan tersebut dan bagaimana proses mitigasi

bencana pra dan pasca bencananya.

Umumnya, semua negara maju yang rawan bencana sudah

memikirkan penanganan bencana berupa mitigasi atau tindakan

preventif. Antara lain di Cina, India, Jepang, Singapura,

Pakistan, Sri Lanka, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia.

Indonesia pun kini tengah menuju mitigasi/tindakan preventif.

Yakni mitigasi pembangunan struktural dan non struktural di

daerah rawan gempa dan bencana alam lainnya. Tindakan mitigasi

struktural contohnya dengan pemasangan sistem informasi

peringatan dini tsunami, yang bekerja setelah terjadi gempa.

Dan mitigasi non struktural adalah penataan ulang tata ruang

area rawan bencana. Manajemen resiko bencana gempa secara

general telah dilakukan oleh tiga badan manajemen resiko

bencana alam. Yaitu penanganan oleh Lembaga Manajemen Resiko

Bencana, lalu dengan Rencana Aksi Tingkat Nasional dan Rencana

Pengurangan Bencana Tingkat Daerah. Pada tiap negara, ketiga

badan manajemen resiko bencana ini - mempunyai program yang

sudah mereka siapkan dan telah direalisasikan termasuk di

negara-negara Asia Selatan.

Laporan ini disusun dengan mengandalkan berbagai sumber dan

wacana yang telah dimuat di berbagai media dan sarana.

Beberapa di antaranya diambil dari situs-situs website resmi

dari berita tentang Asia Selatan dan kebijakannya dalam

mitigasi bencana, situs-situs yang memberitakan bencana-

bencana yang terjadi dan penanggulangannya di Asia Selatan

bagaimana, serta jurnal, artikel dan buku-buku yang berisi

informasi mengenai bencana-bencana alam di kawasan Asia

Selatan.

B. PETA BENCANA

Kawasan Asia Selatan mempunyai letak geografis yang berada di

kawasan lempeng, sehingga kawasan ini sering mendapati bencana

yang disebabkan oleh rangkaian kegiatan alam. Adapun bencana alam

ini dibedakan menjadi beberapa jenis dan korban yang tersebar di 3

negara, yakni India, Pakistan, dan Srilanka.

Jenis Tahun Korban Negara

( Jiwa)

Gempa Bumi 1618-2000 448.000 India

2000-2008 80.500 Pakistan

1974-2007 1.000 Srilanka

Tsunami 2004 10.750 India

1945 4.000 Pakistan

1974-2007 39.901 Srilanka

Banjir 2000-2008 527 India

2005-2010 2.700 Pakistan

1974-2007 5.000 Srilanka

Dari tabel diatas mengapa ahli bencana hanya

mengkrucutkan 3 negara saja, hal ini dikarenakan ialah 3

negara tersebut adalah negara yang frekuensinya paling banyak

dalam hal gempa bumi, tsunami, dan juga banjir di kawasan Asia

Selatan. India menduduki rangking pertama dalam jumlah korban

jiwa di bencana Gempa Bumi, dan kemudian pada bencana Tsunami

disusul menduduki peringkat pertama Srilanka atas korban jiwa

terbanyak, kemudian pada bencana alam banjir, ialah masih

tetap sama yani Srilanka yang menjadi urutan atas terhadap

korban jiwa.

Menurut ahli Bencana, manusia juga menjadi andil dalam

kontribusinya menciptakan bencana alam yang terjadi di

sejumlah kawasan Asia Selatan, seperti dengan kebiasaan

membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara liar dan

masih banyak lagi aktivitas manusia yang nantinya menambah

rentetan korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

Selain itu pula, bencana alam yang diakibatkan Gempa Bumi

ialah biasanya Negara yang memiliki karakteristik pegunungan,

contoh : Nepal, India. Berbeda dengan gempa bumi, bencana alam

seperti Tsunami ini ialah memakan korban jiwa bagi masyarakat

yang tinggal di pesisir pantai. Dan bencana alam yang kerap

terjadi di berbagai kawasan ialah Banjir. Jadi, bencana di

kawasan Asia Selatan dominan dengan gempa bumi dan tsunami,

dan khusus di negara Srilanka terdapat bencana serangan hawa

dingin/ suhu extreme.

C. DAMPAK SOSIAL EKONOMI

Bencana alam yang terjadi di Asia Selatan mengakibatkan

berbagai aspek dampak, tim analis dari Sosial Ekonomi ini

merangkum bahwa di sepanjang bencana alam yang terjadi dalam

kurun waktu 2000-2013 ini ialah menimbulkan dampak sosial dan

ekonomi, diantaranya :

1. Dampak Ekonomi :

Pada tahun 2001 Gempa Bumi di India mengalami

0,6% kerugian dari PDB, kerugian mencapai 2.709

juta US $

Pada tahun 2004 banjir di Bangladesh 1353 juta

US$ dan 4,8% dari PDB di negara tersebut.

Dampak seperti kehilangan infrastruktur pada saat

gempa bumi India mengalami gempa bumi dahsyat

pada tahun 2001, serta laporan menunjukkan bahwa

jumlah korban tewas diperkirakan lebih dari

20.000, dan sekitar 167.000 orang terluka. Hampir

1juta rumah rusak atau hancur. Akses dalam aspek

kesehatan dan prasarana pendidikan rusak berat.

Total kehancuran dari kerugian infrastruktur pada

tahun 2001 tersebut adalah sekitar 450 juta US $.

2. Dampak Sosial :

Kehilangan fisik. Ini termasuk kerugian

pemerintah dan swasta dalam bidang infrastruktur

seperti gedung sekolah, infrastruktur, listrik,

furnitur, laboratorium, dll .

Hilangnya Fasilitas Kesehatan. Hal ini terjadi

pada minimnya akses kesehatan dikarenakan

hilangnya infrastruktur dan peralatan medis serta

tenaga medis pun yang nantinya menyebabkan

banyaknya orang sakit dan ibu-ibu yang sedang

hamil serta anak-anak balita yang rentan terhadap

penyakit akibat kondisi bencana alam yang terjadi

menyebabkan tinggal di kamp yang tidak higienis.

Hilangnya Sumberdaya Lingkungan. Rekonstruksi

sejumlah besar rumah akan membutuhkan kayu, batu,

dll.

Hilangnya Sumber Penghasilan. Hilangnya lahan

pertanian kering dan non-kering, kebun, ternak,

yang menyebabkan penurunan pendapatan dan

peningkatan morbiditas karena kurang / tidak

murni makanan dan gizi.

Kehilangan sumberdaya manusia. Hilangnya siswa,

guru, pelatih, dukungan staf, dan dikembangkan

modal manusia.

Memicu terjadinya konflik seperti yang terjadi

pada perang sipil di Afghanistan , dan persebaran

dalam distribusi makanan pun tidak rata.

Munculnya wabah penyakit pasca bencana alam,

seperti penyakit kulit yang diakibatkan tidak

higienisnya air dan kamp-kamp pengungsian tempat

mereka mengungsi serta munculnya ISPA (infeksi

Saluran Pernafasan Akut) pada anak-anak dibawah

usia <dari 10 tahun

D. ASPEK GENDER BENCANA

Letak geografis antara himalaya dan pasifik yang membuat

sering terjadi nya bencana alam. Adanya kemiskinan dikalangan

wanita, perbedaan kasta antara perempuan dan lelaki yang

membuat perempuan sulit mendapatkan pekerjaan.

Ketidakseimbangan gender dalam bidang ekonomi, sosial, budaya

antara leleki dan perempuan dalam bidang ekonomi perempuan

mendaoatkan kesempatan kerja terbatas serta ruang lingkup

pekerjaan terbatas dalam bidang sosial adanya penyiksaan

terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki serta dominasi

status perempuan dalam masyarakat. Adapun program pada

perempuan adalah:

1) mitigasi bencana alam

2) pelatihan,sosialisasi dalam bencana tersebut

3) kerjasama antar negara dalam mitigasi bencana (NGO DAN

NEGARA) ex : pakistan memfasilitasi dalam penampungan air dan

irigrasi. Menyediakan tempat bagi kaum wanita dalam

peningkatan secara individu, melatih wanita dalam tehnik

bangunan serta membangun pasar.

E. KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kebijakan Pemerintah Kawasan Asia Selatan dalam Mitigasi

Bencana :

1. Produk asuransi untuk bencana alam dibeberapa negara di

kawasan Asia Selatan. Sedangkan negara lain seperti

Bangladesh menggunakan industri microfinance dalam rangka

menanggulangi kerugian akibat bencana alam yang dialami

oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.

2. Kerjasama Regional untuk Mitigasi Risiko Bencana.

Meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana di wilayah

Asia Selatan ini membuat negara-negara di Asia Selatan

memiliki inisiatif-inisiatif untuk saling bergabung dan

berkerja sama. Beberapa inisiatif telah diambil dalam

beberapa tahun terakhir dalam melembagakan kerjasama

regional untuk mengurangi risiko bencana. The South Asian

Association for Regional Kerjasama (SAARC) merupakan

salah organisasi regional yang dibentuk dalam mitigasi

bencana alam di Asia Selatan ini. SAARC didirikan pada

tanggal 8 Desember 1985, yang anggotanya termasuk

Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan

Sri Lanka.

3. Pembentukan Komite Teknis Lingkungan. Pada tahun 1992,

Komite Teknis Lingkungan dibentuk untuk mengkoordinasikan

kerjasama regional dalam lingkungan dan terkait daerah.

4. Bersama WHO, negara-negara di kawasan Asia Tenggara yaitu

Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia,

Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-

Leste telah mengumpulkan dan mengelola dana tanggap

darurat "The WHO South-East Asia Regional Health

Emergency Fund" (SEARHEF) atau Dana Darurat Kesehatan

SEARO yang akan membantu penyediaan dana dalam waktu 24

jam dari saat diajukannya permintaan oleh negara yang

memerlukannya.

F. REKOMENDASI

1. Jangka Pendek

Sosialisasi dan peringatan Dini terhadap Masyarakat

Adanya sosialisasi mitigasi bencana yang dilakukan secara dini

dan kontinu dan kemudian menjadi tanggung jawab tiap-tiap

Universitas dan SMA di tiap masing-masing negara Kawasan Asia

Selatan. Kegiatan tersebut berada di bawah koridor dan

keputusan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta

Kementerian Pendidikan di tiap negara dalam penyelenggaraan

kegiatan tersebut.

Dana dari kegiatan tersebut berasal dari 2 Kementerian

terkait, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian

Pendidikan di tiap masing-masing negara.

Aktor yang terlibat ialah Mahasiswa Universitas dan siswa SMA

yang terpilih oleh Kementerian tersebut beserta seperangkat

Pemerintah Daerah setempat yang menjadi objek/sasaran

sosialisasi mitigasi bencana.

Pembentukan Organisasi Regional di kawasan Asia Selatan

Dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan yang kerap

terjadi di kawasan Asia Selatan, mka dibutuhkan suatu

kerjasama kawasan yang nantinya akan mampu diajak bekerjasama

dalam menghadapi siap siaga bencana . Ide pemikiran ini

dilandasi oleh Pemerintah Bangladesh dikarenakan negara

tersebut sering sekali mendapat bencana alam .

Bangladesh yang kemudian bekerjasama dengan India dan Pakistan

ingin membuat sebuah organisasi Regional di kawasan Asia

Selatan yang nantinya bernama INDIAPOSA ( International

Disaster Mitigation Programme for South Asia). Adapun yang

merupakan sebagai penanggung jawab nya adalah 3 negara pendiri

tersebut, tapi di Ketuai oleh Bangladesh. Anggaran dana

operasional nya ialah 0,2% dari GDP tiap masing-masing negara

dan Organisasi Donor internasional seperti misalnya CNO dan

TAFOR.

Pembentukan Team Volunteer

Sama halnya dengan ide pembentukan organisasi regional, maka

ide dari pembentukan Team Volunteer ini ialah upaya respon

cepat terhadap bencana yang telah terjadi dan membutuhkan

proses evakuasi bagi korban bencana yang sudah meninggal,

serta pertolongan yang cepat tanggap terhadap korban yang

masih hidup. VTSA (Volunteer Team of South Asia) ialah rencana

pemberian nama team tersebut dan aktor yang berpartisipasi

ialah semua negara di kawasan tersebut harus mengirim beberapa

pasukan Tim nya yang telah lolos seleksi dan mau untuk dikirim

ke daerah yang nantinya menjadi sasaran bencana dan seterusnya

mau untuk tetap tinggal di kamp pengungsian sampai para korban

mendapat rumah pengganti yang layak.

Adapun negara-negara pendiri ini ialah : India, Bangladesh,

Pakistan dan Srilanka, yang kemudian diketuai oleh India .

Dana operasional dari tujuan pendirian team volunteer ini

melalui APBN masing-masing negara yang telah meratifikasi

pembentukan team volunteer / VTSA ini sebesar 0,8%.

Koordinasi bersama WHO

Bencana Alam yang terjadi di kawasan Asia Selatan seperti

banjir misalnya , menimbulkan banyaknya penyakit-penyakit baru

yang bermunculan di kawasan tersebut. Para binatang yang

sejatinya tinggal di got kemudian lari dan secara bersama-sama

berdekatan dengan manusia yang kemudian menimbulkan banyaknya

penyebaran penyakit. Minimnya akses kesehatan dan tenaga

medis memicu korban yang berjatuhan akibat kurangnya

penanganan secara langsung. Oleh karena itu WHO sebagai

organisasi kesehatan dunia terbesar menjadi mitra bagi kawasan

Asia Selatan untuk melaporkan jikalau ada indikasi penemuan

penyakit baru yang nantinya kemudian akan dilakukan respon

cepat terhadap penyakit tersebut.

B. Jangka Menengahb

Pembentukan Undang-Undang mengenai standarisasi kelayakan

bangunan

Inti dari pembentukan Undang-Undang tersebut ialah sebagai

kriteria yang diajukan pemerintah kepada masyarakat yang akan

membuat bangunan harus memenuhi standar kelayakan yang telah

ditetapkan. Adapun mekanisme nya di negara masing-masing

bencana yang telah meratifikasi undang-undang tersebut harus

menerapkan nya ke dalam undang-undang nasional negaranya.

Standarisasi itu ialah meliputi : Pembangunan infrastruktur

harus berupa cakar ayam, Pembangunan struktur aliran

fleksibelitas anti gempa dan pada dataran tinggi harus

mengunakan material tahan suhu yang nantinya menyesuaikan

cuaca setempat.

Jaminan pemerintah adalah apabila masyarakat memenuhi kriteria

tersebut , dan apabila terjadi bencana alam akan mengganti 50%

dari kerugian bencana alam tersebut.

Program INDIAPOSA

Seperti yang telah dipaparkan dalam rekomendasi jangka pendek

sebelumnya bahwa akan diadakan pembentukan organisasi Regional

, maka di dalam jangka menengah ini ialah bagaimana teknis

program tersebut yang meliputi akan diadakan nya

Summit/Konferensi setiap 1 tahun 2 kali yang dilakukan

pertemuan antara Pemerintah Negara dan segenap Ahli-ahli

bencana, sosial ekonomi ,dan gender yang akan membahas

kerangka kerja program tersebut . untuk pertemuan awal ialah

dilakukan dengan urutan abjad dari masing-masing Negara.

Anggaran dana untuk biaya seperti yang telah disepakati ialah

0,2% dari GDP masing-masing negara.

C. Jangka Panjang

Pembuatan alat-alat pendeteksi

Alat-alat yang nantinya akan menjadi suatu peringatan akan

pendeteksi gempa. Untuk yang berada diwilayah pinggiran pantai

ialah membuat bangunan pemecah ombak serta penanaman hutan

bakau di sepanjang bibir pantai. Aktor nya yang terlibat ialah

Pemerintah , Green Peace, perusahaan-perusahaan swasta yang

nantinya mau berkontribusi dalam perwujudan CSR ( Corporate

Social Responsibilities) nya mereka dan masyarakat setempat

yang mau menyumbangkan tanaman bakau, serta NGO atau LSM yang

konsen terhadap lingkungan.

Peminjaman bantuan dana kepada World Bank dan OECD

World Bank/ Bank Dunia merupakan bank terbesar di dunia dan

siap untuk meminjamkan uangnya untuk pasca bencana dengan

tujuan recovery dalam pembangunan yang berkelanjutan di kwasan

Asia Selatan. Sebelumnya , negara-negara seperti India sudah

pernah menjadi mitra untuk tahap pembangunan di negaranya,

oleh karena itu World Bank dianggap mampu untuk bekerjasama

dengan kawasan di Asia Selatan yang nantinya terjadi bencana.

DAFTAR PUSTAKA

“124 Juta Jiwa berada di Kawasan Rawan Bencana Longsor”,

http://infopublik.org/?page=news&newsid=45919, diakses tanggal 7

Mei 2013

“Ancaman Bencana Hidrometeorologi”,

http://sains.kompas.com/read/2012/12/14/16325585/

Ancaman.Bencana.Hidrometeorologi.

“Asia Selatan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatan,

diakses 02-05-2013.

“Asuransi Mikro Bencana Alam”,

http://www.unika.ac.id/staff/blog/vincent_aryanto/186,

diakses tanggal 7 Mei 2013

”Bangladesh Terapkan Sistem Peringatan Dini Bencana Via

Ponsel”,

http://techno.okezone.com/Bangladesh-Terapkan-Sistem-Peringatan-Dini-

Bencana-Via-Ponsel _/2009/06/24/56/232507/large, diakses tanggal 2

Mei 2013

“Banjir Karachi 2009”, http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Karachi_2009,

diakses tanggal 2

Mei 2013

”Belajar Menangani Bencana Dari Negara Lain”,

http://www.republika.com/Belajar

Menangani-Bencana-Dari-Negara-Lain/11467/html, diakses tanggal 2

mei 2013

“Bencana Alam”, http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam, diakses

tanggal 3 Mei 2013

“Disaster Profile”,

http://saarc-sadkn.org/countries/srilanka/disaster_profile.aspx,

diakses 08-05-2013

“Evakuasi Besar-Besaran Di Pakistan”,

http://international.okezone.com/read/2010/08/24/18/365957/18/evakuasi-

besar-besaran-di-pakistan, diakses tanggal 9 Mei 2013

“Floods“, http://saarc-sadkn.org/countries/india/hazard_profile.aspx, diakses

02-05-2013.

“Gempa bumi Kepulauan Andaman 2009”,

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kepulauan_Andaman_2009,

diakses tanggal 2 Mei 2013

“Gempa bumi Sikkim 2011”,

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sikkim_2011,

diakses tanggal 2 Mei 2013

“Hazard Profile“, http://saarc-sadkn.org/countries/india/hazard_profile.aspx,

diakses 02-05-2013.

“Hazard Profile”,

http://saarc-sadkn.org/countries/pakistan/hazard_profile.aspx,

diakses 03-05-2013.

“Korban Banjir Pakistan Terus Bertambah”, http://www.dw.de/korban-

banjir-pakistan-terus

bertambah/a-585814,7 diakses tanggal 9 Mei 2013

“Kondisi Gempa Bangladesh”, http/www.republika.com/1109/Kondisi-gempa

bangladesh/html, diakses tanggal 9 Mei 2013

“Korban Gempa India Bertambah Menjadi 36 Jiwa”,

http/www.okezone.com/read/2011/09/19/413/504224/korban-gempa-india-

bertambah-menjadi-36-jiwa, diakses tanggal 9 Mei 2013

“Korban Gempa India Nepal 45 Orang”

http://www.antaranews.com/berita/1316434807/korban-gempa-india-nepal-

45-orang, diakses tanggal 9 Mei 2013

Mitigasi Gempa Bumi”,

http://www.bmkg.stageoflampung.com/main/index.php?

ase=infodetil&id=38,

diakses 12-05-2013

“Mitigasi Tsunami”, http://mitigasibencana.tumblr.com/, diakses 12-05-

2013

“Mengupas Berita Bencana Alam Salju Longsor”,

http://www.anneahira.com/berita-bencana-alam.html, diakses tanggal

17 Mei 2013

“Natural Disaster from 1980-2010”,

http://saarc-sadkn.org/countries/srilanka/disaster_profile.aspx, diakses

12-05-2013

“Okuyama.pdf”, http://nexus-idrim.net/idrim09/Kyoto/Okuyama.pdf, diakses

12-05-2013

“PBB: Asia Kawasan Paling Rawan Bencana”,

http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/pbb-asia-kawasan-paling-rawan-

bencana, diakses tanggal 3 Mei 2013

“Rencana Rekonstruksi dan Rehabilitasi”,

http://www.kbri-canberra.org.au/s_issues/aceh/tsunami/master%20plan

reconstruction/buku%20utama%20

%20rencana%20rehabilitasi%20dan%20rekonstruksi.pdf, diakses

tanggal 20 Mei

2013

“Rekonstruksi”, http://www.wikiapbn.org/artikel/Rekonstruksi, diakses

22-05-2013

“Sunarsip, Muhaimin Iqbal, & Viverita, “Menggagas Keterlibatan

Asuransi dalam

Penanggulangan Bencana”,

http://www.iei.or.id/publicationfiles/Menggagas%20Keterlibatan%20Asuransi

%20Dalam%20Penanggulangan%20Bencana.pdf, diakses tanggal 2

Mei 2013

“Top 10 Natural Disaster in Pakistan for period 2001-2010

Economic Damage costs”,

http://saarc-sadkn.org/countries/pakistan/disaster_profile.aspx, diakses 12-05-2013