Bab 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Transcript of Bab 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Analisis Dan PembahasanAnalisis Dan Pembahasan
4.4.11 ISU-ISU STRATEGISISU-ISU STRATEGIS
Kerusakan Hutan Lindung Dan Mangrove, menyebabkan mundurnya
kualitas lingkungan hidup pada kawasan tersebut. Diharapkan
dari kawasan tersebut fungsi - fungsi yang ada dapat
memberikan keseimbangan ekosistem khususnya Kota Bontang
menjadi baik. Oleh karena itu pelaksanaan pengelolaan dan
pemanfaatan hutan yang bijaksana dan terarah dari semua
pihak akan menciptakan dan mengembalikan fungsi hutan
sebagai penyangga kehidupan dan penyeimbang lingkungan
hidup.
4 - 1
Bab 44
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Penggalian isu-isu strategis guna pencapaian pengelolaan
dan pemanfaatan hutan yang terarah akan menjadi penting
apabila dukungan dari semua pihak yang ada di Kota Bontang
karena hal ini akan menjadi landasan untuk menentukan arah
dan kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan akan
sangat berdampak terhadap kelestarian suatu kawasan hutan.
Pada kegiatan yang dilakukan isu-isu strategis yang
berkembang dikumpulkan dari berbagai pihak yaitu:
Pemerintah, Swasta dan Masyarakat/LSM.
4.1.1. Pemerintah
Penggalian isu strategis menurut pemerintah dilakukan
dengan mendisktribusikan kuesioner, dan konsultasi publik.
Dari beberapa diskusi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan isu strategis yang berkembang di Pemerintah
Kota Bontang yaitu:
1) Tata Batas, belum jelasnya tata batas dan fungsi suatu
kawasan dimana acuan dasar yang harus digunakan adalah
RTRW Kota Bontang masa 2011-2031 belum disahkan. Hal
ini akan sangat berpengaruh bagi semua SKPD, Pihak
Swasta dan Masyarakat untuk melalkukan tata kelola dan
pemanfaatan kawasan.
2) Implementasi Peraturan Daerah Kota Bontang yang telah
ditetapkan perlu ditegakkan secara tegas oleh SKPD
4 - 2
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
yang bertanggung jawab untuk melakukan penegakan
hukum, pengawasan dan pengelolaan kawasan. Bentuk riil
dari isu tersebut dapat dituangkan dalam pasal-pasal
yang ada di Peraturan Daerah.
3) Pengambilan Keputusan terhadap pelaksanaan Program dan
Kegiatan yang ada di Kota Bontang harus bersifat
bottom up dan koordinasi yang baik oleh SKPD yang ada
di Kota Bontang sehingga sinergis suatu program dapat
berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
4) Kelembagaan yang ada harus mendapat dukungan penuh
dari masyarakat dan pihak swasta sehingga tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan terhadap masyarakat dapat
tercapai.
4.1.2. Swasta/ Pengusaha
Isu strategi yang berkembang sehubungan dengan hasil
analisis dan temuan di Kota Bontang, berupa kuisioner dan
konsultasi serta kajian-kajian dari tokoh kunci yaitu:
1) Masih belum jelasnya tata batas dan pengelolaan yang
serius dari pemerintah Kota Bontang, khususnya pada
kawasan Hutan Lindung dan mangrove, yang berdampak
pada siapa dan peran apa yang akan dibuat oleh pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap kelestarian dari
fungsi kawasan tersebut.
4 - 3
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
2) Keberadaan Perda kurang diketahui dan dimengerti
sehingga sosialisasi terhadap perda-perda yang
berhubungan untuk kepentingan publik perlu digiatkan
lagi. Dan penegakan hukum dan konsistensi suatu aturan
perlu dijalankan oleh semua pihak.
3) Pihak swasta menyadari akan arti pentingnya sebuah
kemitraan yang di implementasikan dalam bentuk CSR,
sebenarnya apabila ada sinergis program dan kegiatan
perusahaan akan dapat terlibat didalamnya.
4.1.3. Masyarakat & Lembaga Swadaya Masyarakat
Pengumpulan Isu-isu strategis dari masyarakat dilakukan
melalui focus group discussion (FGD) di kelurahan Kanaan dan
Bontang Lestari. Sedangkan dari LSM dilakukan wawancara
mendalam terstruktur.
Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan isu strategis yang
ada di masyarakat adalah:
1) Kejelasan status kepemilikan lahan masyarakat,
hendaknya pemerintah dapat menunjukan dan menetapkan
status suatu hak kepemilikan yang ada di masyarakat
dengan bukti dan silsilah otentik yang dapat dipahami
oleh masyarakat.
4 - 4
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
2) Penentuan tatabatas yang akan ditetapkan oleh suatu
instansi hendaknya melibatkan masyarakat sehingga
tidak ada nantinya penyerobotan lahan oleh masyarakat.
3) Dalam hal pemanfaatan suatu kawasan masyarakat dapat
melakukan kegiatan seperti bertani, lading, ternak,
budidaya perikanan, pemukiman tertata dan ekowisata.
4) Pengelolaan terhadap suatu daerah masyarakat akan
melakukannya dengan pembinaan dan dukungan dari
pemerintah dan swasta.
5) Dalam hal kelembagaan hendaknya ada kerjasama antara
pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten
Kutai Timur, hal ini dikarenakan kawasan Hutan lindung
Bontang masuk dalam wilayah administrasi kedua
kabupaten tersebut.
Bagi Lembaga Swadaya Masyarakt yang ada di Kota Bontang Isu
strategis ini sangatlah menarik karena beberapa temuan dan
masukan yang mungkin dapat dikembangkan agar terciptanya
kesejahteraan masyarakat dan harmonisasi antara pihak-pihak
terkait maka isu tersebut dapat di jabarkan pada beberapa
temuan yaitu:
1) Status lahan yang tidak jelas menjadikan
ketidakjelasan pula pada semua pihak yang ada di Kota
Bontang, kiranya diperlukan untuk memberikan ijin dan
pengeloaan suatu daerah pemanfaatan yang dapat
diwariskan tetapi tidak dapat diperjualbelikan.
4 - 5
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
2) Tata Batas kawasan yang jelas dan perlu diketahui oleh
semua pihak terutama masyarakat, dengan metode
penjelasan yang cocok kepada masyarakat, sehingga
masyarakat secara partisipatif akan memetakan kawasan
pengelolaannya dan memahami arti penting suatu kawasan
perlindungan dan penyangga.
3) Pemanfaatan dan Pengelolaan yang dapat meningkatkan
kesehateraan masyarakat dan kolaboratif.
4) Pengkajian adanya kelembagaan dan Badan Pengelola
untuk Hutan Lindung dan Mangrove.
5) Penegakan hukum yang menjamin kepastian pada semua
pihak, agar kawasan yang mempunyai status yang jelas
penguasaannya dikembalikan ke negara kemudian
direhabilitasi untuk dapat dijadikan kawasan lindung
atau ruang terbuka hijau.
6) Dukungan para pihak untuk memberi masukan kepada
masyarakat tentang arti penting keseimbangan ekosistem
melalui pendidikan lingkungan di sekolah dan
pendidikan informal lainnya.
7) Pemberdayaan masyarakat melalui dukungan CSR.
8) Pembangunan monitoring dan evaluasi yang jelas.
4.2 PENATAAN BLOK PENGELOLAAN4.2 PENATAAN BLOK PENGELOLAAN
Penataan blok pengelolaan dilakukan untuk kawasan hutan
lindung, mangrove dan hutan kota.
4 - 6
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Pada penaatan blok pengelolaan yang direncanakan, adanya
Citra Satelit sangat diperlukan untuk melihat struktur dan
kondisi dari kawasan daerah pengamatan. Penggunaan Citra
Satelit Quickbird dengan ketelitian 0,6 meter sangat
memudahkan dalam pengidentifikasian daerah tersebut.
Pada kegiatan yang dilakukan citra quickbird yang digunakan
tahun pengambilan 2009 hal ini dikarenakan arsip
pengambilan gambar di tahun 2010 dan 2011 tidaklah
mungkin dilakukan analisis dikarenakan antara lain:
1) Pada Pengambilan tahun 2010 arsip poto satelit yang
ada kondisinya berawan dan sangatlah susah untuk
mengidentifikasi kawasan yang menjadi daerah
pengamatan.
2) Poto Satelit arsip pada tahun 2011 belum ada
perekaman/ belum ada data.
Lebih jelas perbandingan arsip poto satelit dapat dilihat
pada gambar 4.1 , tetapi walaupun dalam kegiatan ini
menggunakan citra tahun 2009 kegiatan ini ditunjang dengan
pengamatan langsung dilapangan baik dengan plot ukur atau
ground check terhadap daerah pengamatan dan kondisi yang
terlihat tidak berbeda signifikan.
Gambar 4.1 menjelaskan kondisi poto citra satelit quickbird
4 - 7
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.1 Kondisi Arsip Poto Citra Satelit
4 - 8
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
4.2.1. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Hutan Lindung dimaksudkan untuk perlindungan pada kawasan
bagian hulu suatu DAS dengan penutupan vegetasi yang
mutlak. Fungsi dari vegetasi adalah akarnya untuk menyerap
dan mempertahankan air yang kemudian akan dilepas bila di
bagian bawahnya kering. Akar pepohonan ini berfungsi
sebagai sponsa yang langsung menyerap dan menyimpan air
bila air tersebut menyentuhnya. Kapasitas daya serap dari
sponsa tergantung dari ukurannya, bila sponsa tersebut
berukuran satu meter kubik, tentunya titik jenuh dari
sponsa tersebut adalah satu meter kubik juga, sehingga bila
air yang menyentuh sponsa tersebut melebihi dari kapasitas
tersebut maka yang terserap adalah sejumlah kapasitas
sponsa tersebut dan selebihnya akan mengalir dan
melewatinya.
Perhitungan dalam kapasitas jenuh air kawasan hutan menjadi
perhatian karena pada kawasan yang lebih tinggi bila curah
hujan yang turun melebihi kapasitasnya akan tetap menjadi
aliran permukaan juga. Sehingga untuk itu ditetapkan
4 - 9
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
kawasan hutan dalam suatu wilayah DAS adalah minimal 30%,
yaitu kawasan hutan dengan ketebalan perakaran dalam tanah
yang setara dengan curah hujannya. Misal bila curah hujan
pertahun adalah 1000 mm/tahun, dan ketebalan perakaran pada
tanah juga 1000 mm atau 1 meter, maka kawasan hutannya
adalah cukup 30%. Tetapi bila curah hujan di atas 1000
mm/tahun dan ketebalan perakaran dalam tanah kurang dari 1
meter, maka kawasan hutan yang menutupi daerah tangkapan
air harus lebih dari 30% tersebut. Kekurangan penutupan
vegetasi akan menyebabkan banjir dan erosi
Selain pengaturan tata air, yaitu sebagai sumber air dan
pencegahan terjadinya banjir, penutupan vegetasi juga
menjadi sumber unsur-unsur hara. Penutupan vegetasi berupa
hutan, pada lantai hutan tertimbun seresah yang telah atau
yang belum mengalami dekomposisi, bila terjadi hujan,
sebelum air masuk ke dalam tanah, akan melarutkan unsur-
unsur hara yang mudah larut, kemudian meresap ke dalam
tanah. Sebagian unsur hara yang terlarut diikat oleh tanah
dan sebagian lagi tetap bentuk larutan yang bahkan dapat
diperkaya oleh beberapa jenis batuan dari tanah berupa
mineral-mineral penting. Sehingga air resapan yang kemudian
muncul dari tanah menjadi sangat kaya nutrisinya, dan bila
dapat memanfaatkannya secara cerdas dapat meningkatkan
produksi pertanian dan bahkan bila menjadi sumber air
4 - 10
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
bersih dapat memberikan nutrisi yang baik bagi kesehatan
manusia.
Manfaat-manfaat lain penutupan vegetasi pepohonan berupa
hutan lindung bagi masyarakat kota Bontang masih banyak
lagi, khususnya berupa jasa lingkungan yang dapat
memberikan kenikmatan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain sebagai penyerap CO2 dan menghasilkan O2, sebagai
sumber genetic, keanekaragaman hayati dan penyimpanan
karbon.
Hutan Lindung Bontang yang berada di wilayah kota Bontang,
seperti tujuan umum dari hutan lindung adalah untuk menjaga
ketersediaan air dan pencegahan banjir di kota Bontang,
serta diupayakan untuk dapat mensuplai air bersih yang
sehat yang bagi masyarakat kota Bontang. Kota Bontang
adalah kota yang merupakan kota pesisir, ketersediaan air
bersih adalah merupakan hal yang paling utama,
Dari hasil penafsiran citra satelit dengan resolusi yang
sangat tinggi, kondisi penutupan vegetasinya secara umum
adalah sangat mengkhawatirkan, sebagian besar penutupan
vegetasi berupa hutan yang masih alami sudah hilang, yang
tersisa adalah berupa hutan sekunder tua, hutan sekunder
muda dan belukar.
4 - 11
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Namun kemudian juga harus diakui bahwa masyarakat di
sekitar hutan biasanya dengan kondisi kesejahteraan yang
masih kurang, sehingga selain manfaat lingkungan dan
perlindungan, juga harus diperhatikan pula untuk manfaat
langsung bagi masyarakat sekitar, untuk itu perlu adanya
pembagian perwilayahan di dalam kawasan hutan lindung
tersebut. Masing-masing perwilayahan tersebut adalah Blok
Perlindungan, Blok Penyangga, dan Blok Pemanfaatan.
Penentuan blok-blok di atas berdasarkan hasil intepretasi
poto satelit dan pengamatan dilapangan baik didalam plot
ukur dan diluar plot ukur, hasil dari pengamatan vegetasi
di Hutan Lindung dan Kawasan mangrove dapat dilihat pada
lampiran.
Vegetasi hutan lindung menjadi salah satu indikator dalam
penentuan blok pada kawasan lindung, gambar 4.2 merupakan
beberapa vegetasi yang ditemukan pada hutan lindung.
4 - 12
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.2. Beberapa tanaman pada Hutan Lindung Bontang
4.2.1.1 Blok Perlindungan
Blok perlindungan kawasan hutan lindung merupakan lokasi
yang sangat penting bagi pengatur tata air yang keberadaan
penutupan vegetasi berupa hutan adalah sangat mutlak, dan
bila mengalami gangguan akan memberikan dampak secara
langsung, misalnya kesulitan air pada waktu kemarau dan
kondisi banjir pada waktu musim hujan. Selain itu,
kualitas air yang ada menjadi turun, sering tidak sesuai
untuk standar kesehatan dan bila untuk konsumsi perlu
perlakuan yang menjadi sangat mahal. Blok perlindungan atau
merupakan blok inti dari suatu kawasan hutan lindung
terutama pada bagian hulu dari suatu daerah tangkapan air
4 - 13
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
sehingga pada kawasan ini harus tertutup oleh vegetasi
hutan secara alami, khususnya dengan jenis-jenis yang
beraneka ragam, bukan hutan tanaman yang biasanya berupa
tanaman sejenis.
Akan halnya untuk hutan lindung Bontang, sebagian wilayah
bagian hulu dari tangkapan air kota Bontang berada di luar
wilayah kota Bontang, sehingga untuk itu perlu adanya suatu
pengaturan secara khusus. Sementara penutupan vegetasi yang
ada berupa hutan sekunder tua, hutan sekunder muda dan
belukar. Maka untuk blok perlindungan lebih diarahkan pada
bagian hulu daerah tangkapan air untuk wilayah kota
Bontang, kelerengan yang curam, diusahakan tidak berdekatan
dengan pemukiman masyarakat serta dengan kondisi penutupan
vegetasi yang masih baik, dalam hal ini berupa hutan
sekunder tua, dengan catatan bahwa kawasan ini perlu segera
diperbaiki dengan memperkaya jenis-jenis yang ada serta
dengan meniru seperti prose alami.
4.2.1.2 Blok Penyangga
Blok penyangga sebagai blok antara pemanfaatan dengan
perlindungan. Blok yang biasanya berupa pemanfaatan selain
hutan lindung sepanjang fungsi lindung masih dapat
berlangsung. Hanya saja dalam implementasi lapangan sering
menjadi berlebih serta dapat mengganggu fungsi lindung
4 - 14
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
secara keseluruhan. Blok penyangga berbatasan langsung
dengan blok perlindungan agar blok tersebut dapat lebih
terjaga.
Dalam kawasan hutan lindung di kota Bontang, ditetapkan
pada kawasan yang berbatasan dengan blok perlindungan
dengan kondisi penutupan vegetasi hutan yang masih baik
atau sedang dengan posisi yang tidak terlalu lereng.
4.2.1.3 Blok Pemanfaatan
Blok pemanfaatan ditujukan kepada kawasan-kawasan yang
berdekatan atau berhadapan langsung dengan kawasan selain
hutan lindung, dimaksudkan agar fungsi hutan lindung tidak
terganggu dengan fungsi kawasan lainnya. Yang paling umum
adalah hutan lindung yang langsung berhadapan dengan
kawasan pemukiman dengan kondisi sosial ekonomi yang masih
rawan. Blok pemanfaatan merupakan kawasan hutan lindung
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain sepanjang
fungsi lindung masih dapat berlangsung, misalnya penanaman
jenis-jenis pohon yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar.
Blok pemanfaatan hutan lindung di kota Bontang diarahkan
dengan penanaman pohon jenis karet (Hevea brasiliensis), agar
masyarakat dapat memanfaatkan getah karet sebagai
4 - 15
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
penghasilan mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan zat-zat kimia untuk mengawetkan getah karet
tersebut, baik pada waktu penyadapan karet maupun dalam
pengolahan karetnya, agar zat kimia tersebut tidak
mencemari air yang kemudian meresap ke dalam tanah dan
kemudian muncul kembali sebagai sumber air yang kemudian
untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi air bersih masyarakat
kota Bontang. Supaya hal ini yang bermaksud untuk menolong
sebagian masyarakat tidak merugikan masyarakat lain yang
lebih luas.
Pemilihan komoditas tidak hanya pada jenis tanaman karet
tetapi tanaman-tanaman lain seperti tanaman penghasil
gaharu (Aquilaria malaccensis), rotan dan jenis-jenis lainnya
yang dapat menghasilkan produk bukan kayu dapat
dipertimbangkan.
4 - 16
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.3 Pembagian Blok pada Hutan Lindung dan
Mangrove
Dari hasil deliniasi penyusunan blok-blok dalam kawasan
hutan lindung di kota Bontang pada gambar 4.3 dapat diikuti
seperti pada table berikut:
4 - 17
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.1. Zonasi Hutan Lindung dalam kawasan kota Bontang
Status Zonasi Luas (ha)
Hutan Lindung
Bontang
Blok Pemanfaatan 2,081Blok Penyangga 1,028Blok Perlindungan 2,502
TOTAL 5,612
Sebagai ilustrasi pada blok pemanfaatan dengan kondisi
sekarang berupa semak belukar akan direhabilitasi dengan
penanaman jenis pohon karet (Hevea brasiliensis) yang dilakukan
dan untuk kelompok tani masyarakat di pemukiman sekitar
kawasan hutan lindung. Dengan luasan sekitar 2000 hektar
diharapkan dapat ditanami selama waktu 16 tahun dengan
target penanaman setiap tahunnya 125 hektar. Diharapkan
target penanaman setiap tahun lebih dari 125 hektar
tersebut maka target penutupan vegetasinya dapat lebih
cepat. Selain pemulihan hutan lindung dapat segera kembali,
juga kondisi lingkungan kota Bontang dapat menjadi lebih
asri dan segar kembali.
Pada Gambar 4.4 ditampilkan rencana pembagian blok
pemanfaatan pada hutan lindung dan kawasan mangrove.
4 - 18
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.4 Rencana Pemanfaatan Pada Blok Pemanfaatan
4 - 19
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Blok perlindungan seluas kurang lebih 2500 hektar pada
wilayah dengan penutupan vegetasi berupa hutan sekunder tua
diharapkan dapat tetap mempertahankan ketersediaan sumber
air bersih bagi masyarakat kota Bontang dan ancaman
pembukaan hutan atau gangguan oleh masyarakat sekitar dapat
dikurangi atau sebisa mungkin dihilangkan sama sekali. Bila
memungkinkan kondisi penutupan vegetasi berupa hutan dapat
ditingkatkan sehingga fungsi lindung yang sebenarnya dapat
dirasakan oleh masyarakat kota Bontang, yaitu berupa
penanaman jenis-jenis pohon asli Kalimantan Timur yang
sesuai dengan habitat di dalam hutan lindung Kota Bontang.
Blok penyangga, sebagai penyangga blok perlindungan agar
kegiatan dari blok pemanfaatan atau gangguan lainnya tidak
langsung menyentuh kawasan perlindungan. Kawasan blok
penyangga ditempatkan berbatasan langsung dengan blok
perlindungan, kondisi penutupan vegetasi berupa hutan
sekunder muda.
4.2.2. Mangrove
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa kawasan pesisir
kota Bontang hampir seluruhnya berupa kawasan mangrove
dengan pengecualian tempat-tempat industri yang mangrovenya
dibuka untuk kepentingan pelabuhan ataupun kepentingan
proses industri tertentu yang memerlukan hubungan langsung
4 - 20
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
dengan laut. Penutupan kawasan pesisir oleh mangrove
membawa keuntungan tersendiri bagi kota Bontang sebagai
kota pesisir, karena kawasan ini secara langsung dapat
menjadi ruang terbuka hijau (RTH) bagi kota Bontang.
Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem yang khas, mempunyai
banyak manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi
kehidupan manusia selain sebagai RTH tersebut. Kawasan
mangrove dapat melindungi kawasan pesisir bagi kota dari
abrasi air laut, sehingga apabila mangrove tersebut tidak
dijaga maka luasan kota Bontang yang kecil akan menjadi
lebih sempit lagi. Apalagi dengan fenomena pemanasan global
yang mengakibatkan adanya perubahan iklim, diperkirakan
permukaan air laut dapat naik, sehingga kalau tidak dijaga
kawasan mangrove maka pengaruh air laut akan dapat sampai
ke daratan yang menyebabkan ekosistem daratan dapat
mengalami perubahan pula.
Selain itu selepas pesisir kota Bontang terdapat gugusan
karang yang kaya dengan keanekaragaman hayati dengan
pemandangan dasar laut yang indah, kawasan mangrove dapat
melindungi gugusan karang dari pencemaran yang berasal dari
wilayah daratan. Gugusan karang yang sangat berpotensi
untuk wisata bahari atau wisata kawasan laut akan dapat
tercemar bila kawasan mangrovenya mengalami gangguan atau
dilakukan pembukaan. Untuk itu perlindungan mangrove
4 - 21
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
menjadi sangat mutlak bagi kota Bontang, sehingga upaya-
upaya perlindungan harus diupayakan untuk menjaga
ekosistemnya serta manfaatnya bagi kota Bontang.
Gambar 4.5 Kondisi Mangrove Kota Bontang
Dari hasil penafsiran citra satelit resolusi tinggi,
kondisi mangrove dan luasannya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2. Kondisi Mangrove dan luasnya di Kota Bontang
Kondisi Mangrove Luasan (ha)Mangrove Kondisi Baik 1.089,51Mangrove Kondisi Rusak 227,04Mangrove Kondisi sedang 1.618,93
Total 2.935.48
4 - 22
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Secara umum kondisi mangrove yang masih baik adalah berupa
mangrove primer, sementara mangrove dengan kondisi sedang
adalah mangrove sekunder, karena mangrove tersebut telah
pernah dibuka oleh masyarakat untuk kemudian tumbuh lagi
secara alami ataupun dilakukan rehabilitasi. Untuk jelasnya
tentang tipe ekosistem mangrove yang ada dapat diikuti pada
tabel berikut:
Tabel 4.3 Tipe ekosistem mangrove dan luasannya di Kota
Bontang
Tipe Ekosistem Mangrove Luasan (ha)Mangrove Primer 1.089,51Mangrove Sekunder 1.618,93
Total 2.708,44
4.2.2.1. Blok Perlindungan Mangrove
Tidak dapat dipungkiri bahwa ancaman terhadap keberadaan
mangrove adalah nyata, untuk itu pengelolaan kawasan
mangrove harus dilakukan dalam upaya perlindungan tersebut.
Pengelolaan kawasan mangrove ditujukan pada perlindungan
pada kawasan yang penting adanya penutupan hutan mangrove
dengan menetapkan sebagai blok perlindungan. Blok
perlindungan ditetapkan pada pinggiran pantai yang
4 - 23
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
berhadapan dengan laut, khususnya pada pinggiran pantai
berhadapan secara langsung dengan gugusan karang.
Blok perlindungan memberikan perlindungan terhadap gugusan
karang dan pesisir kota Bontang, juga memberikan
perlindungan kepada satwa liar jenis-jenis burung dan hewan
akuatika.
4.2.2.2. Blok Tambak Ramah Lingkungan
Blok tambak ramah lingkungan dimaksudkan sebagai blok
pemanfaatan kawasan mangrove dengan sebisa mungkin tetap
mempertahankan fungsi ekosistem hutan mangrove. Blok ini
digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan penghasilan
dari hutan mangrove dari budidaya tambak tetapi tidak
sepenuhnya membuka kawasan mangrove melainkan hanya berupa
jalur-jalur mangrove yang dibuka untuk budidaya tambak,
sementara vegetasi mangrove masih tetap ada. Vegetasi
mangrove ini masih tetap mempertahankan fungsi ekosistemnya
sekaligus juga melindungi jenis budidaya yang diusahakan
pada tambak tersebut. Misalnya untuk jenis udang, vegetasi
mangrove dapat menyediakan makanan untuk udang sekaligus
dapat membersihkan atau menetralkan air sebagai media
budidaya tambak udang tersebut.
Blok tambak ramah lingkungan juga berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau serta dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata,
4 - 24
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
atau juga merupakan paket ekowisata secara lengkap, yaitu
berupa gugusan karang, mangrove primer serta pemanfaatan
mangrove dengan budidaya tambak yang ramah lingkungan. Blok
tambak ramah lingkungan ditempatkan pada kawasan yang
berdekatan dengan pemukiman penduduk.
4.2.2.3 Blok RHL Mangrove
Blok RHL Mangrove dimaksudkan pada kawasan mangrove yang
kondisinya sangat rusak sehingga perlu dilakukan
rehabilitasi. Prioritas rehabilitasi diutamakan pada blok
perlindungan yang mangrovenya mengalami kerusakan dan perlu
segera dilakukan rehabilitasi.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan
tersebut, maka pembagian blok untuk kawasan hutan mangrove
kota Bontang dapat diikuti seperti terlihat pada tabel 4.4.
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pembagian blok dan luasannya pada kawasan
mangrove kota Bontang
Ekosistem Blok Luas (ha)Mangrove Blok Perlindungan 1.715
4 - 25
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Blok Perlindungan dan RHL 273Blok RHL 731Tambak Ramah Lingkungan 216Total 2.935
Secara umum kondisi mangrove di kota Bontang adalah masih
baik, baik mangrove primer maupun mangrove sekunder yang
berada pada wilayah pinggiran pesisir kota Bontang. Dalam
hal ini telah ditetapkan luasan blok perlindungan yang
masih baik adalah seluas 1.715 hektar. Beberapa lokasi pada
blok perlindungan kondisinya rusak sehingga dikelompokkan
pada blok rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), yaitu dengan
luas 273 hektar. Sementara blok RHL sendiri, sebagai
kawasan penyangga yang berada di sebelah dalam blok
perlindungan adalah seluas 731 hektar.
Tambak ramah lingkungan seluas 216 hektar dapat
dilaksanakan pada kawasan mangrove yang rusak dengan
menanam mangrove pada kawasan tambak sehingga terjadi
perpaduan antara hutan mangrove dengan tambak masyarakat
berupa jalur-jalur, walaupun kondisi ini sering memberikan
produktifitas yang kurang. Tambak ramah lingkungan dapat
pula dilakukan pada kondisi hutan yang sedang, sepanjang
letaknya tidak berhadapan langsung dengan air laut tetapi
tentunya dengan salinitas airnya masih memenuhi syarat
sebagai lokasi pertambakan. Untuk jelasnya tentang
4 - 26
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
pembagian blok dan lokasinya dapat dilihat pada peta
terlampir.
4.2.3. Hutan Kota
Secara umum hutan kota adalah pepohonan atau sekumpulan
pohon yang berfungsi sebagai tempat berteduh di tengah
teriknya matahari kota Bontang. Hutan kota di kota Bontang
sebagian besar berupa taman di lokasi industri, antara lain
dari perusahaan PT Badak LNG dan PT Pupuk Kaltim. Sementara
pada kawasan perkotaan masih belum banyak ditemui hutan
kota. Untuk itu pengembangan hutan kota dapat diarahkan
pada pusat-pusat perniagaan, pusat perkantoran di kota
Bontang, khususnya untuk dibangun pada pusat perkantoran
pemerintah kota Bontang di kelurahan Bontang Lestari. Untuk
pada masa mendatang perlu difikirkan untuk pembangunan
hutan kota pada kawasan bantaran sungai, karena penghutanan
pada bantaran sungai selain untuk pencegahan banjir, juga
sebagai sarana untuk membersihkan air sungai.
4.4.3 RENCANA KEGIATAN3 RENCANA KEGIATAN
Rencana pelaksanaan kegiatan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan hutan di wilayah Kota Bontang pada masing-
masing kawasan/blok pengelolaannya diupayakan secara umum
didasarkan atas optimalisasi fungsi kawasan/blok
4 - 27
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
pengelolaan yang berbasis peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyesuaikan dengan fungsi/peruntukan kawasan/blok
pengelolaan;
2) Mengembangkan pemanfaatan lahan berdasarkan
kelestarian;
3) Mengembangkan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
4) Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan;dan
5) Meningkatkan peran serta masyarakat.
Untuk memudahkan dan mengoptimalkan pengelolaan dan
pemanfaatan hutan di wilayah Kota Bontang dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan/blok pengelolaan,
yaitu :
1) Kawasan Hutan Lindung;
2) Kawasan Hutan Mangrove; dan
3) Kawasan Hutan Kota.
Tujuan rencana pelaksanaan kegiatan pada masing-masing
kawasan/blok pengelolaan adalah:
1) Tercapainya keseimbangan tata air, pengendalian
erosi, sedimentasi, abrasi dan perlindungan
keanekaragaman hayati, serta penopang penyediaan
oksigen dan penambatan karbon dioksida dari Hutan
Lindung, Hutan Mangrove dan Hutan Kota di wilayah
Kota Bontang secara berkelanjutan;
4 - 28
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
2) Tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat
setempat melalui peningkatan produktivitas lahan;
dan
3) Tercapainya kepedulian masyarakat yang mengarah pada
komitmen pelestari lingkungan hidup.
4.3.1. Hutan Lindung
Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan
sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata air dan
tanah (fungsi hidro-orologi), pencegahan banjir, erosi,
abrasi, serta pemeliharaan kesuburan tanah dan perlindungan
lingkungan (Anonim, 1980).
Hutan lindung merupakan kawasan lindung yang memiliki
fungsi strategis dan nilai ekologis sangat besar terhadap
sistem sistem penyangga kehidupan manusia, khususnya yang
berada di sekitar daerah perkotaan padat penduduk. Namun
demikian, adalah suatu kenyataan bahwa keberadaan beberapa
kawasan hutan lindung dewasa ini sangat memprihatinkan
dengan semakin besarnya tekanan yang bersifat fisik,
sosial-ekonomi maupun aspek-aspek lainnya. Tekanan-tekanan
tersebut berdampak signifikan terhadap kerusakan
kawasan/areal, berkurangnya sumberdaya hutan maupun
gangguan-gangguan yang dapat mempengaruhi kelestarian fisik
kawasan serta kelestarian fungsi hutan itu sendiri. Di
4 - 29
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Kalimantan Timur, kondisi ini nampak dominan pada hutan
lindung yang dekat dengan pemukiman dan daerah perkotaan
seperti di Bontang, Balikpapan, Tarakan, dan Nunukan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu-isu strategis dan
analisis kondisi kawasan terkini (existing condition) melalui
penataan kawasan/blok pengelolaan pada kawasan Hutan
Lindung Bontang yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga) blok
yakni blok perlindungan, blok penyangga (pemanfaatan
terbatas) dan blok pemanfaatan, sehingga dapat disusun
sebanyak 13 program yang dapat dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1) Penataan blok perlindungan, blok penyangga
(pemanfaatan terbatas) dan blok pemanfaatan di kawasan
Hutan Lindung Bontang;
2) Perlindungan/pengamanan hutan dan kawasannya di Hutan
Lindung Bontang;
3) Pengendalian bencana kebakaran hutan dan lahan di
kawasan Hutan Lindung Bontang;
4) Rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan Hutan Lindung
Bontang;
5) Pemberdayaan masyarakat setempat dalam suatu program
di kawasan Hutan Lindung Bontang;
6) Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat
setempat tentang fungsi/manfaat masing-masing blok di
kawasan Hutan Lindung Bontang;
4 - 30
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
7) Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait
dalam pengelolaan Hutan Lindung Bontang;
8) Peningkatan kualitas SDM pengelola Hutan Lindung
Bontang;
9) Pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan di Hutan Lindung Bontang;
10) Penegakan hukum dalam pengelolaan Hutan Lindung
Bontang;
11) Pendanaan dalam pengelolaan Hutan Lindung Bontang;
12) Pemanfaatan blok penyangga di kawasan Hutan Lindung
Bontang secara terbatas dan tidak merubah kondisi
fisik kawasan; dan
13) Pemanfaatan blok pemanfaatan di kawasan Hutan Lindung
Bontang untuk Hutan Kemasyarakatan (HKM) dan ekowisata
serta pemanfaatan lainnya yang ramah lingkungan.
Selanjutnya, dari 13 program tersebut di atas dijabarkan
secara detil ke dalam jenis kegiatan, indikator
keberhasilan, instansi/para pihak terkait dan waktu
pelaksanaan yang secara rinci disajikan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Program dan Kegiatan dalam Pengelolaan danPemanfaatan Hutan Lindung Bontang
No.
Program JenisKegiatan
IndikatorKeberhasila
n
Instansi /Para PihakTerkait
WaktuPelaksana
an1. Penataan Penataan dan Terealisasi BAPPEDA; 2012 −
4 - 31
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
blok perlindungan, blok penyangga (pemanfaatan terbatas)dan blok pemanfaatandi kawasan Hutan Lindung Bontang.
pemasangan patok/ tandabatas pada blok-blok tersebut di kawasan Hutan Lindung Bontang.Pembuatan Data Baseyang valid
nya batas blok-blok tersebut dilapangan.
DPRD; Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat
Badan Pertanahan Nasional
2013
2. Perlindungan/pengamanan hutan dan kawasannya di Hutan Lindung Bontang.
Patroli dan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya illegal logging dan perambahan kawasan hutan di Hutan Lindung Bontang.
Kasus illegal logging dan perambahan kawasan Hutan Lindung Bontang dapat ditekan bahkan tidak terjadi.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Polres dan Polsek;
Pengadilan Negeri;
KejaksaanNegeri.
2012 − Seterusnya
3. Pengendalia Patroli Kejadian/ Dinas 2012 −
4 - 32
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
n bencana kebakaran hutan dan lahan di kawasan Hutan Lindung Bontang.
secara periodik di kawasan Hutan Lindung Bontang dan sekitarnya, penyiapan sarana- prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaranhutan dan lahan.
timbulnya bencana kebakaran hutan dan lahan dapatdiminimalkan.
Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Polres dan Polsek;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat dan LSM.
Seterusnya
4. Rehabilitasi hutan danlahan di kawasan Hutan Lindung Bontang.
Rehabilitasihutan dan lahan pada areal-areal yang rusak di kawasan Hutan Lindung Bontang.
Terpulihkannya dan terselamatkannya areal-arealyang rusak di kawasan Hutan Lindung Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
2012 − Seterusnya
5. Pemberdayaan dan pendampingan masyarakat setempat
Pelibatan dan pemberdayaanmasyarakat setempat dalam suatu
Partisipasidan peran masyarakat setempat semakin aktif
BAPPEDA; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat dan
2012 − Seterusnya
4 - 33
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
dalam suatuprogram di kawasan Hutan Lindung Bontang terhadap kelestarianhutan dan pemanfaatanhasil hutannon kayu
program di kawasan Hutan Lindung Bontang.
secara proporsional dalam suatu program di kawasan Hutan Lindung Bontang.
Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
6. Peningkatanpemahaman dan kesadaran masyarakat setempat tentang fungsi/manfaat masing-masing blokdi kawasan Hutan Lindung Bontang.
Sosialisasi dan penyuluhan tentang fungsi/manfaat masing-masing blok di kawasan Hutan Lindung Bontang.
Masyarakat setempat semakin memahami fungsi/ manfaat masing-masing blokdi kawasan Hutan Lindung Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
BLH; Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
LSM.
2012 − 2016
7. Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait dalam pengelolaanHutan Lindung Bontang.
Menjalin koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta, kelembagaan
Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta,kelembagaanmasyarakat
BAPPEDA; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan
2012 − Seterusnya
4 - 34
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
masyarakat setempat danLSM) dalam pengelolaan Hutan Lindung Bontang secara berkesinambungan.
setempat dan LSM) semakin mantap dan harmonis.
Masyarakat;
LSM.
8. Peningkatankualitas SDM pengelola Hutan Lindung Bontang.
Mengupayakanpeningkatan kualitas SDMpengelola Hutan Lindung Bontang.
Kinerja dankualitas SDM pengelola Hutan Lindung Bontang meningkat.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian.
2012 − 2016
9. Pemantauan,evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaankegiatan diHutan Lindung Bontang.
Memantau danmengevaluasikinerja, serta mengawasi pelaksaan program/ kegiatan di Hutan Lindung Bontang.
Kinerja pelaksanaanprogram/kegiatan secara keseluruhanmeningkat, efektif danefisien.
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait.
2012 − Seterusnya
10.
Penegakan hukum dalampengelolaanHutan Lindung Bontang.
Sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundangan yang terkait, serta memproses
Pemahaman peraturan perundanganyang terkait semakin meningkat dan penerapan
Aparat Penegak Hukum
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
LSM.
2012 − Seterusnya
4 - 35
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
bila terjadipelanggaran hukum.
hukum sebagaimanasemestinya.
11.
Pendanaan dalam pengelolaanHutan Lindung Bontang.
Mengupayakanpenggalian dan penyediaan dana melaluiAPBN, APBD dan lembaga-lembaga terkait.
Ketersediaan dana mencukupi dan memadaiuntuk pengelolaanHutan Lindung Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerintah dan Swasta Terkait.
2012 − Seterusnya
12.
Pemanfaatanblok penyangga di kawasan Hutan Lindung Bontang secara terbatas dan tidak merubah kondisi fisik kawasan.
Memanfaatkanblok penyangga dikawasan Hutan Lindung Bontang secara terbatas dantidak merubah kondisi fisik kawasan.
Pemanfaatanblok penyangga di kawasan Hutan Lindung Bontang yang sifatnya terbatas tidak mengganggu/merusak ekosistem blok penyangga.
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/InstansiPemerintah dan Swasta Terkait.
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat;
Masyarak
2012 − Seterusnya
4 - 36
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
at Setempat.
13.
Pemanfaatanblok pemanfaatandi kawasan Hutan Lindung Bontang untuk HutanKemasyarakatan (HKM) dan ekowisata serta pemanfaatanlainnya yang ramah lingkungan.
Memanfaatkanblok pemanfaatan di kawasan Hutan Lindung Bontang untuk Hutan Kemasyarakatan (HKM) danekowisata serta pemanfaatan lainnya yangramah lingkungan.
Pemanfaatanblok pemanfaatandi kawasan Hutan Lindung Bontang untuk HutanKemasyarakatan (HKM) dan ekowisata serta pemanfaatanlainnya dapat terlaksana secara optimal danramah lingkungan.
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/InstansiPemerintah dan Swasta Terkait.
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat;
Masyarakat Setempat.
2012 − Seterusnya
4.3.2. Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah tipe jenis hutan yang tumbuh dan
hidup di wilayah pesisir, terutama di daerah pasang surut
yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan
4 - 37
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
pada saat surut. Hutan mangrove banyak ditemukan terutama
di wilayah terlindung seperti laguna, muara sungai yang
dangkal dan pantai yang terlindung (Saptoyo, 2007). Selain
itu, ekosistem hutan mangrove juga memiliki karakteristik
khusus, yang tidak dapat digantikan oleh ekosistem lainnya.
Hutan mangrove telah dikenal secara luas memiliki fungsi
dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan
lingkungan sekitarnya, fungsi dan manfaat hutan mangrove
ini dapat dikelompokkan diantaranya secara fisik,
biologi/ekologi dan sosial ekonomi.
Fungsi dan manfaat fisik hutan mangrove antara lain sebagai
berikut:
1) Menjaga garis pantai agar tetap stabil dan menjadi
wilayah penyangga antara daratan dan lautan (Wawan
dkk., 2005);
2) Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari
abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan
lumpur dan perangkap sedimen dan penahan/pengurang
daya rusak tsunami;
3) Hutan bakau cenderung dapat memperlambat aliran air
dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses
pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal
dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal
4 - 38
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
pertanian (Davis, Claridge dan Natarina, 1995 dalam
Anonim 2003).
Fungsi dan manfaat biologi/ekologi hutan mangrove antara
lain sebagai berikut:
1) Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi
plankton yang merupakan sumber makanan utama biota
laut;
2) Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan
(feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning
grounds) berbagai jenis ikan, udang kepiting dan
biota laut lainnya;
3) Hutan bakau sangat bermanfaat bagi komunitas hewan
laut dan komunitas hewan sungai yang hidup pada
sistem ekologi peralihan antara sungai dan laut.
Fungsi dan manfaat sosial ekonomi hutan mangrove antara
lain sebagai berikut:
1) Penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku
arang dan bahan baku kertas;
2) Kawasan hutan mangrove juga dijadikan kawasan
tambak (seperti ikan, udang dan kepiting),
pertambangan, industri, pemukiman dan pertanian yang
merupakan penyebab utama menurunnya luasan hutan
mangrove (Wawan dkk, 2005);
4 - 39
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
3) Sebagai tempat ekowisata karena hutan mangrove
memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya
maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya;
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu-isu strategis
dan analisis kondisi kawasan terkini (existing condition)
melalui penataan kawasan/blok pengelolaan pada kawasan
Hutan Mangrove Bontang yang dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
blok yakni blok perlindungan, blok tambak ramah lingkungan
dan blok rehabilitasi, sehingga dapat disusun sebanyak 12
program yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya sebagai berikut:
1) Penataan blok perlindungan, blok tambak ramah
lingkungan dan blok rehabilitasi di kawasan Hutan
Mangrove Bontang;
2) Perlindungan/pengamanan hutan dan kawasannya di
Hutan Mangrove Bontang;
3) Pengendalian bencana kebakaran hutan dan lahan di
kawasan Hutan
Mangrove Bontang;
4) Pemberdayaan masyarakat setempat dalam suatu
program di kawasan Hutan Mangrove Bontang;
5) Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat
setempat tentang fungsi/manfaat masing-masing blok
di kawasan Hutan Mangrove Bontang;
4 - 40
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
6) Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait
dalam pengelolaan Hutan Mangrove Bontang;
7) Peningkatan kualitas SDM pengelola Hutan Mangrove
Bontang;
8) Pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan di Hutan Mangrove Bontang;
9) Penegakan hukum dalam pengelolaan Hutan Mangrove
Bontang;
10) Pendanaan dalam pengelolaan Hutan Mangrove
Bontang.
11) Pemanfaatan blok tambak ramah lingkungan di
kawasan Hutan Mangrove Bontang.
12) Pemanfaatan blok rehabilitasi mangrove di kawasan
Hutan Mangrove Bontang.
Selanjutnya, dari 12 program tersebut di atas dijabarkan
secara detil ke dalam jenis kegiatan, indikator
keberhasilan, instansi/para pihak terkait dan waktu
pelaksanaan yang secara rinci disajikan pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Program dan Kegiatan dalam Pengelolaan danPemanfaatan Hutan Mangrove di Wilayah Kota Bontang
No.
Program JenisKegiatan
IndikatorKeberhasila
n
Instansi /Para PihakTerkait
WaktuPelaksana
an1. Penataan
blok perlindungan, blok
Penataan danpemasangan patok/ tandabatas pada
Terealisasinya batas blok-blok tersebut di
BAPPEDA; DPRD; Dinas Perikanan
2012 − 2013
4 - 41
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
tambak ramah lingkungan dan blok rehabilitasi di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
blok-blok tersebut di kawasan Hutan Mangrove Bontang.Pembuatan Data Base yang valid
lapangan. , Kelautan dan Pertanian
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat
2. Perlindungan/pengamanan hutan dan kawasannya di Hutan Mangrove Bontang.
Patroli dan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya illegal logging dan perambahan kawasan hutan di Hutan Mangrove Bontang.
Kasus illegal logging dan perambahan kawasan Hutan Mangrove Bontang dapat ditekan bahkan tidak terjadi.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Polres dan Polsek;
Pengadilan Negeri;
KejaksaanNegeri.
2012 − Seterusnya
3. Pengendalian bencana kebakaran hutan dan lahan di kawasan Hutan Mangrove
Patroli secara periodik di kawasan Hutan Mangrove Bontang dan sekitarnya,
Kejadian/ timbulnya bencana kebakaran hutan dan lahan dapatdiminimalkan.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Polres
2012 − Seterusnya
4 - 42
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Bontang. penyiapan sarana- prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaranhutan dan lahan.
dan Polsek;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat dan LSM.
4. Pemberdayaan dan pendampingan masyarakat setempat dalam suatuprogram di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
Pelibatan dan pemberdayaanmasyarakat setempat dalam suatu program di kawasan Hutan Mangrove Bontang.Pembentukan Kader pedulihutan mangrove (aksi pembibitan dan penanaman)
Partisipasidan peran masyarakat setempat semakin aktif secara proporsional dalam suatu program di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
BAPPEDA; BLH; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
2012 − Seterusnya
5. Peningkatanpemahaman dan kesadaran masyarakat setempat tentang fungsi/manfaat masing-masing blok
Sosialisasi dan penyuluhan tentang fungsi/manfaat masing-masing blok di kawasan Hutan Mangrove
Masyarakat setempat semakin memahami fungsi/ manfaat masing-masing blokdi kawasan Hutan
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
BLH; Camat danKepala
2012 − 2016
4 - 43
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
Bontang. Mangrove Bontang.
Desa; Badan Perwakilan Masyarakat.
LSM.6. Koordinasi
dan kerjasama antar para pihak terkait dalam pengelolaanHutan Mangrove Bontang.
Menjalin koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta, kelembagaan masyarakat setempat danLSM) dalam pengelolaan Hutan Mangrove Bontang secara berkesinambungan.
Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta,kelembagaanmasyarakat setempat dan LSM) semakin mantap dan harmonis.
BAPPEDA; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat;
LSM.
2012 − Seterusnya
7. Peningkatankualitas SDM pengelola Hutan Mangrove Bontang.
Mengupayakanpeningkatan kualitas SDMpengelola Hutan Mangrove Bontang.
Kinerja dankualitas SDM pengelola Hutan Mangrove Bontang meningkat.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian.
2012 − 2016
8. Pemantauan,evaluasi dan pengawasan
Memantau danmengevaluasikinerja, serta
Kinerja pelaksanaanprogram/kegiatan
Dinas Perikanan, Kelautan
2012 − Seterusnya
4 - 44
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
terhadap pelaksanaankegiatan diHutan Mangrove Bontang.
mengawasi pelaksaan program/ kegiatan di Hutan Mangrove Bontang.
secara keseluruhanmeningkat, efektif danefisien.
dan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait.
9. Penegakan hukum dalampengelolaanHutan Mangrove Bontang.
Sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundangan yang terkait, serta memproses bila terjadipelanggaran hukum.
Pemahaman peraturan perundanganyang terkait semakin meningkat dan penerapan hukum sebagaimanasemestinya.
Aparat Penegak Hukum
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
LSM.
2012 − Seterusnya
10.
Pendanaan dalam pengelolaanHutan Mangrove Bontang.
Mengupayakanpenggalian dan penyediaan dana melaluiAPBN, APBD dan lembaga-lembaga terkait.
Ketersediaan dana mencukupi dan memadaiuntuk pengelolaanHutan Mangrove Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerintah dan Swasta Terkait.
2012 − Seterusnya
11.
Pemanfaatanblok tambakramah lingkungan di kawasan Hutan Mangrove
Memanfaatkanblok tambak ramah lingkungan di kawasan Hutan Mangrove
Pemanfaatanblok tambakramah lingkungan di kawasan Hutan Mangrove
Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
2012 − Seterusnya
4 - 45
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Bontang. Bontang melalui penerapan program Silvofishery(perpaduan antara kehutanan dengan perikanan).secara proporsional.
Bontang dapat berlangsungsecara berkelanjutan.
Dinas/InstansiPemerintah dan Swasta Terkait.
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat;
Masyarakat Setempat.
Pengusaha
12.
Pemanfaatanblok rehabilitasi mangrove di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
Pelaksanaan kegiatan rehabilitasihutan mangrove pada areal-areal yang rusak di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
Terpulihkannya dan terselamatkannya areal-arealyang rusak di kawasan Hutan Mangrove Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
2012 − Seterusnya
13 Pemanfaatanjasa
Pengembanganekowisata
Sektor pariwisata
Dinas Perikanan
4 - 46
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Lingkungan pada kawasan mangrove guna mendukung peningkatanPendapatan Asli Daerah
mangrove, Penelitian dan Pendidikan Lingkungan Hidup
berkembang dan PAD meningkatKesadaran Pentingnya Mangrove meningkat
, Kelautan Dan Pertanian
Dinas Pariwisata
LSM Camat DanKepala Desa
Pengusaha Dinas Pendidikan
4.3.3. Hutan Kota
Pembangunan hutan kota (urban forest) diharapkan mampu
memberikan peran dan manfaat yang signifikan sesuai dengan
tipe dan bentuk hutan kota yang akan dibangun. Secara umum,
peran dan manfaat, tipe, serta bentuk dari hutan kota dapat
dirinci sebagai berikut:
1) Peran dan manfaat terpenting dari keberadaan hutan
kota adalah sebagai: indentitas kota, pelestarian
plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat
dari udara, penyerap dan penjerap partikel timbal
dan debu semen, peredam kebisingan, mengurangi
bahaya hujan asam, penyerap karbon monooksida,
penahan angin, penyerap dan penapis bau, pencegah
4 - 47
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
terjadinya penggenangan, pencegah intrusi air laut,
fungsi produksi terbatas, penahan ameliorasi iklim,
pendukung/pembantu pengelolaan sampah, pelestarian
air tanah, penapis cahaya silau, pencipta/penopang
keindahan, habitat burung, pengurang suasana stress,
pengaman pantai terhadap bahaya abrasi, pendukung
daya tarik wisatawan, pendukung/sarana
hobi/kegemaran pengisi waktu luang, dan lainnya;
2) Berbagai tipe hutan kota yang banyak dikenal pada
umumnya adalah tipe untuk lingkungan pemukiman,
kawasan industri, lingkungan rekreasi dan keindahan,
pelestarian plasma nutfah, perlindungan lingkungan,
serta pengaman suasana lingkungan;
3) Berbagai bentuk fisik hutan kota dapat berupa: jalur
hijau, taman kota, kebun dan halaman, kebun raya,
hutan raya dan kebun binatang, hutan lindung,
pemakaman dan taman makam pahlawan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu-isu strategis dan
analisis kondisi kawasan terkini (existing condition) melalui
penataan kawasan pengelolaan pada kawasan Hutan Kota di
wilayah Kota Bontang, sehingga dapat disusun sebanyak 9
program yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya sebagai berikut:
1) Penataan kawasan hutan kota secara proporsional
di wilayah Kota Bontang;
4 - 48
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
2) Perlindungan/pengamanan hutan kota dan kawasannya
di wilayah Kota Bontang;
3) Pemeliharaan dan penanaman/pengayaan pada
kawasan-kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang;
4) Pemberdayaan masyarakat setempat dalam suatu
program di kawasan-kawasan hutan kota di wilayah
Kota Bontang;
5) Peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat
setempat tentang fungsi/manfaat hutan kota di
wilayah Kota Bontang;
6) Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait
dalam pengelolaan hutan kota di wilayah Kota
Bontang;
7) Pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan di hutan kota Bontang;
8) Penegakan hukum dalam pengelolaan hutan kota
Bontang;
9) Pendanaan dalam pengelolaan hutan kota Bontang.
Selanjutnya, dari 9 program tersebut di atas dijabarkan
secara detil ke dalam jenis kegiatan, indikator
keberhasilan, instansi/para pihak terkait dan waktu
pelaksanaan yang secara rinci disajikan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Program dan Kegiatan dalam Pengelolaan danPemanfaatan Hutan Kota di Wilayah Kota Bontang
4 - 49
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
No.
Program JenisKegiatan
IndikatorKeberhasila
n
Instansi /Para PihakTerkait
WaktuPelaksana
an1. Penataan
kawasan hutan kota secara proporsional di wilayah Kota Bontang.
Penataan danpemasangan patok/ tandabatas pada kawasan-kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang.Peningkatan Jumlah HutanKota sehubungan dengan kebutuhan RTH
Terealisasinya batas kawasan-kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang.
BAPPEDA; DPRD; Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat
2012 − 2013
2. Perlindungan/pengamanan hutan kota dan kawasannya di wilayah Kota Bontang.
Patroli dan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya perusakan dan perambahan kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang.
Tidak terjadi kerusakan dan perambahan hutan kota di wilayah Kota Bontang,
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
Polres dan Polsek,
2012 − Seterusnya
4 - 50
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
serta Aparat Penegak Hukum Lainnya.
3. Pemeliharaan dan penanaman/ pengayaan pada kawasan-kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang.
Indentifikasi Jenis (Flora dan Fauna) yang berkembang di Hutan KotaPelaksanaan kegiatan pemeliharaanhutan kota yang sudah ada, serta penanaman/ pengayaan pada kawasan-kawasan hutan kota yang lahannya masih terbuka di wilayah KotaBontang.
Terpeliharanya hutan kota dan tidak adanya lahan-lahanterbuka pada kawasan-kawasan hutan kota di wilayah KotaBontang.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
Camat dan Kepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
2012 − Seterusnya
4. Pemberdayaan masyarakat setempat dalam suatuprogram di kawasan-kawasan hutan kota di wilayah
Pelibatan dan pemberdayaanmasyarakat setempat dalam suatu program di kawasan-kawasan hutan kota
Partisipasidan peran masyarakat setempat semakin aktif secara proporsional dalam suatu
BAPPEDA; BLH; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat danKepala Desa;
2012 − Seterusnya
4 - 51
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Kota Bontang.
di wilayah Kota Bontang.PengembanganEkowisata pada hutan kota.
program di kawasan-kawasan hutan kota di wilayah Kota Bontang.
Badan Perwakilan Masyarakat.
5. Peningkatanpemahaman dan kesadaran masyarakat setempat tentang fungsi/manfaat hutan kota di wilayah Kota Bontang.
Sosialisasi dan penyuluhan tentang fungsi/manfaat hutan kota di wilayah KotaBontang.Penyusunan Perda Hutan Kota
Masyarakat setempat semakin memahami fungsi/ manfaat hutan kota di wilayah Kota Bontang.
Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian;
BLH; Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat.
LSM.
2012 − 2016
6. Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait dalam pengelolaanhutan kota di wilayah Kota Bontang.
Menjalin koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta, kelembagaan masyarakat setempat danLSM) dalam pengelolaan hutan kota
Koordinasi dan kerjasama antar para pihak terkait (instansi pemerintah dan swasta,kelembagaanmasyarakat setempat dan LSM) semakin mantap dan harmonis.
BAPPEDA; BLH; Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
Camat danKepala Desa;
Badan Perwakilan Masyarakat;
LSM.
2012 − Seterusnya
4 - 52
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Dan Pemanfaatan HutanDi Kota Bontang
LAPORAN AKHIR
Bontang secara berkesinambungan.
7. Pemantauan,evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaankegiatan dihutan kota Bontang.
Memantau danmengevaluasikinerja, serta mengawasi pelaksaan program/ kegiatan di hutan kota Bontang.
Kinerja pelaksanaanprogram/kegiatan secara keseluruhanmeningkat, efektif danefisien.
BLH; Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait.
2012 − Seterusnya
8. Penegakan hukum dalampengelolaanhutan kota Bontang.
Sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundangan yang terkait, serta memproses bila terjadipelanggaran hukum.
Pemahaman peraturan perundanganyang terkait semakin meningkat dan penerapan hukum sebagaimanasemestinya.
Aparat Penegak Hukum
Dinas/Instansi Pemerintah Terkait;
LSM.
2012 − Seterusnya
9. Pendanaan dalam pengelolaanhutan kota Bontang.
Mengupayakanpenggalian dan penyediaan dana melaluiAPBN, APBD dan lembaga-lembaga terkait.
Ketersediaan dana mencukupi dan memadaiuntuk pengelolaanhutan kota Bontang.
BLH; Dinas Perikanan, Kelautandan Pertanian;
Dinas/Instansi Pemerinta
2012 − Seterusnya
4 - 53