BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Malaria ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Malaria ...
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit Malaria
Secara harafiah dapat dikatakan malaria adalah penyakit yang timbul
akibat lingkungan yang kotor dimana merupakan tempat berkembang biaknya
vektor penyakit seperti nyamuk (Sutisna, 2004).
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari
genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
( Prabowo, 2004 ).
2.1.1 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual,
yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan
area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa –
rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain
seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam
charges, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2004)
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60
spesies berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80
spesies nyamuk anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria.
( Prabowo, 2004 ).
Ciri nyamuk Anopheles Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk
lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh
mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari,
9
10
baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat
di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di
bawah dan di belakang lemari (Depkes,2011)
2.1.2 Jenis Nyamuk Malaria
Ada 4 jenis penyebab malaria pada manusia antara lain :
1. Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka
kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang
meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozitnya
menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua).
Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia.2. Plasmodium vivax spesies ini cenderung menginfeksi sel – sel darah merah
yang muda. (retilkulosit) kira – kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia
disebabkan oleh plasmodium vivax. (amir syarif & zulhida D.Z. Hal. 556.
Farmakologi & terapi ed. 5).3. Plasmodium malariae, mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel – sel
darah merah yang tua.4. Plasmodium ovale. Prediksinya terhadap sel – sel darah merah mirip dengan
plasmodium vivax (menginfeksi sel – sel darah muda) (Sutisna, 2004)
Ada juga seorang penderita di infeksi lebih dari satu spesies plasmodium
secara bersamaan. Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksion. Infeksi
campuran paling banyak disebabkan oleh dua spesies terutama plasmodium
falcifarum dan plasmosium vivax atau plasmodium vivax dan plasmodium
malariae. Jarang terjadi infeksi campuran disebabkan oleh plasmodium vivax dan
plasmodium malariae. Lebih jarang lagi infeksi campuran oleh tiga spesies
sekaligus. Infeksi campuran banyak dijumpai di wilayah yang tingkat penularan
malarianya tinggi.
11
2.1.3 Siklus Hidup Malaria
Dalam siklus hidupnya plasmodium mempunyai dua hospes yaitu pada
manusia dan nyamuk. Siklus Aseksual yang berlangsung pada manusia disebut
skizogoni dan siklus seksual yang membentuk sporozoit didalam tubuh nyamuk
disebut sporogoni (Nugroho A, 2000).
a. Siklus Asexual dalam Tubuh Manusia
Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung
parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Parasit Malaria pada siklus
hidupnya, membentuk stadium skizon jaringan dalam sel hati (ekso-eritrisiter).
Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit/ kriptozoit yang masuk ke eritrosit
membentuk stadium skizon dalam eritrosit (stadium eritrositer), mulai bentuk
tropozoit muda sampai skizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar
merozoit. Merozoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil
membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk
malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk/stadium sporogoni
(Nugroho A, 2000).
b.Siklus Sexual Dalam Tubuh Nyamuk
12
Gambar siklus hidup Plasmodium melalui perkembangan seksual dan aseksual.
Gambar fase-fase eritrosik p.falciparum dan p.vivax
Setelah melewati stadium sporogoni selanjutnya pada lambung nyamuk
terjadi penyatuan antara sel gamet jantan (mikrogamet) dan sel gamet betina
(makrogamet) yang menghasilkan zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet,
kemudian masuk kedalam dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista.
Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke
kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Khusus
plasmodium vivax dan plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati
(skizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan
siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati di sebut hipnozoit, bentuk
13
hipnozoit inilah yang menyebabkan malaria relaps. Pada penderita yang mengandung
hipnozoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya
akibat terlalu lelah atau perubahan iklim (musim hujan), maka hipnozoit akan
terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah
eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali (Umar Zein,
2005).
2.1.4 penyebaran penyakit malaria
Batas dari penyebaran malaria adalah 64°LU (RuBia) dan 32°LS (Argentina).
Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut (Laut
mati dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax
mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin,
subtropik sampai ke daerah tropik. Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat
didaerah yang beriklim dingin
Penyakit Malaria hampir sama dengan penyakit Falciparum, meskipun jauh
lebih jarang terjadinya. Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di Afrika
dibagian yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik Barat. Di
Indonesia Penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang
berbeda-beda dan dapat berjangkit didaerah dengan ketinggian sampai 1800 meter
diatas permukaan laut. Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini
(1983) berkisar antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh
kali lebih besar. Sepcies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum
dan Plasmodium vivax Plasmodium malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian
Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.
2.1.5 Cara Penularan Penyakit Malaria
14
Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara yaitu secara alamiah dan non
alamiah. Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk anopheles betina
yang mengandung parasit malaria (Prabowo, 2004 ). Saat menggigit nyamuk
mengeluarkan sporosit yang masuk ke peredaran darah tubuh manusia sampai sel –
sel hati manusia. Setelah satu sampai dua minggu digigt, parasit kembali masuk ke
dalam darah dan mulai menyerang sel darah merah dan mulai memakan hemoglobin
yang membawa oksigen dalam darah. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi
plasmodium ini menyebabkan timbulnya gejala demam disertai menggigil dan
menyebabkan anemia (Depkes,2003).
Nyamuk Anopheles betina yang menggigit orang sehat, maka parasit itu
dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit dapat menulari
25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3 bulan di mana jumlah
nyamuk meningkat) (Depkes, 2003)
2.1.6 Gejala Penyakit Malaria
Gejala–gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh daya pertahanan tubuh
penderita, jenis plasmodium malaria, serta jumlah parasit yang menginfeksinya.
Waktu terjadinya infeksi pertama kali disebut masa inkubasi sedangkan waktu
diantara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit malaria dalam darah disebut
periode prapaten ditentukan oleh jenis plasmodiumnya.
Umumnya gejala yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum lebih berat dan
dan lebih akut dibandingkan dengan jenis plasmodium lainnya. Gambaran khas dari
penyakit malaria adalah adanya demam periodik, pembesaran limpa, dan anemia
(Prabowo, 2004).
Tabel 2.1.1: Periode Prapaten dan Masa Inkubasi Plasmodium
15
1. Demam
Demam pada malaria ditandai dengan adanya paroksisme yang berhubungan
dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Puncak serangan panas
terjadi bersamaan dengan lepasnya merozoit – merozoit kedalam peredaran darah
(proses sporulasi) untuk bebeprapa hari pertama. Serangan demam pada malaria
terdiri dari tiga :
a) Stadium Dingin
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi cepat
tetapi lemah. Bibir dan jari–jari pucat kebiru–biruan (sianotik). Kulitnya kering
dan pucat penderita mungkin muntah dan pada anak sering terjadi kejang.
Periode ini berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam
b) Stadium Demam
Pada stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita
menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit
kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah–
muntah. Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat
haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 41 0C. Stadium ini berlangsung 2- 4
jam.
c) Stadium Berkeringat
NO Jenis Plasmodium Periode Prapaten Masa Inkubasi1.2.3.4.
P. FalcifarumP. VivaxP. MalariaeP. Ovale
11 Hari 9 – 14 Hari12,2 Hari 12 – 17 Hari32,7 Hari 18 – 40 Hari12 Hari 16 – 18 Hari
16
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai membasahi
tempat tidur. Namun, suhu badan pada fase ini turun dengan cepat kadang–
kadang sampai dibawah normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada
saat terjaga , ia merasa lemah tetapi tanpa gejala. Penderita akan merasa sehat
dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa. Tetapi sebenarnya penyakit ini
masih bersarang. Stadium ini berlangsung selama 2 - 4 jam. (Prabowo, 2004)
2. Pembesaran Limpa
Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau
menahun. Limpa membengkak dan terasa nyeri.limpa membengkak akibat
penyumbatan oleh sel – sel darah merah yang mengandung parasit malaria. Lama
– lama konsistensi limpa menjadi keras karena jaringan ikat pada limpa semakin
bertambah. Dengan pengobatan yang baik limpa berangsur normal kembali
(Prabowo, 2004).
c. Anemia
Anemia terjadi disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang
berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu, anemia timbul akibat gangguan
pembentukan sel darah merah di sumsum tulang (Prabowo, 2004).
2.1.7 Pengobatan Malaria
Untuk membunuh semua parasit malaria pada berbagai stadium (di hati
maupun di eritrosit), dilakukan pengobatan secara radikal, dengan pengobatan ini
diharapkan terjadi kesembuhan serta terputusnya rantai penularan. Dalam
pengobatan malaria, faktor pilihan dan penggunaan obat-obat anti malaria yang
efektif disesuaikan dengan jenis kasus malaria yang dihadapi merupakan hal
yang sangat penting. Di samping itu, tidak kalah penting adalah pengobatan
17
penunjang (suportif), yang diperlukan untuk memperbaiki gangguan patofisiologi
penderita sebagai komplikasi malaria yang berat, misalnya perbaikan
keseimbangan cairan
dan elektrolit, keseimbangan asam basa, mengatasi anemia, kejang, hiperpireksia,
hipoglikemia, muntah, dan kegagalan fungsi ginjal (Sutisna, 2004).
Obat-obat antimalaria yang umum dipakai dan tergolong lama menurut
golongan kimianya adalah :
a. Derivate Kuinolin
1) Alkaloid kinkona : kinina, kuinidin, dan kinkonin.
2) 4 amino kuinolin : klorokuin dan amodiakuin
3) 8 amino kuinolin : primakuin
b. Derivate para amino benzoic acid (PABA)
1) Derivate sulfonamide : sulfadoksin, sulfadiazine, sulfalen.
2) Derivate sulfon : dapson.
c. Derivate dihydrofolate reductase (DHFR).
1) Diaminopirimidin : pirimetamin.
2) Biguanid : proguanil
d. Antibiotika.
1) Tetrasiklin
2) Doksisiklin
3) Klindamisin.
Disamping obat-obat antimalaria di atas, sekarang sudah tersedia beberapa obat-
obatan yang lebih baru, menurut golongan kimianya adalah ;
a. Golongan 4-kuinolin-metanol : meflokuin
18
b. Golongan 9-fenatren : halofantrin.
c. Golongan hidroksi-naftokuinon : atovakon.
d. Golongan seskuiterpen lakton : artemisin.
2.1.8 Prinsip pemberantasan dan pencegahan Malaria.
Malaria sampai saat ini sulit untuk diatasi yang ditunjukkan dengan tingginya
angka kejadian malaria diberbagai daerah. Sehubungan dengan kesulitan
penanggulangan tersebut maka kebijaksanaan operasional pemberantasan malaria
antara lain mengacu pada strategi global yang merupakan kesepakatan Menteri
Kesehatan. Negara anggota WHO dalam pertemuan di Amsterdam tahun 1992 yang
mempunyai unsur teknis dasar sebagai berikut : Diagnosa cepat dan pengobatan dini,
pemberantasan vector secara selektif dan berkesinambungan, mencegah dan
menanggulangi wabah secara dini, melihat secara berkala situasi malaria khususnya
dari aspek ekologi dan sosial ekonomi. (Dirjen P2M & PLP, 2008).
Kebijakan-kebijakan yang diambil dalam pemberantasan malaria antara lain
penekanan pada desentralisasi, keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan
malaria, dan membangun kerja sama antarsektor, dan lembaga donor.
Di Indonesia pada tanggal 8 April 2000 bertempat di Nusa Tenggara Timur,
Menteri Kesehatan mencanangkan “Gebrak Malaria” yang merupakan gerakan
nasional seluruh aspek bangsa dalam upaya memberantas malaria secara intensif
yang melibatkan jaringan kerjasama pemerintah, swasta, masyarakat, LSM, badan
internasional dan penyandang dana. Program malaria yang telah dan sedang
dilakukan adalah: Posmaldes (Pos Malaria Desa) dan Gebrak Malaria (Gerakan
Berantas Kembali Malaria) adalah bentuk operasional dari Roll Back Malaria
(RBM). Gebrak Malaria memprioritaskan kemitraan antara pemerintah, swasta /
19
sektor bisnis, dan masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit malaria (Dirjen
P2M & PLP, 2008).
Adapun kegiatan yang ditempuh dalam Program pemberantasan malaria di
Indonesia saat ini terdiri atas tiga kegiatan utama (Dirjen P2M & PLP, 2008).
a. Desa Rawan
1) Menemukan dan mengobati penderita.
2) Melakukan surveilans rutin.
3) Melakukan mass fever survey
4) Pengendalian vector
5) Memetakan lingkungan
6) Melakukan survey migrasi.
7) Melakukan survey entomologi
8) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
b. Low Focus Zone (LFZ)
1) Melakukan semua tindakan di desa rawan.
2) Melakukan tes resistensi terhadap klorokuin dan insektisida
3) Mengendalikan vector dengan antilarva
4) Menebar ikan
5) Menanam padi secara serentak
6) Memperbaiki konstruksi pengairan.
c. High Focus Zone (HFZ)
1) Melakukan semua tindakan di LFZ.
2) Melakukan penyemprotan di rumah-rumah.
20
Dalam hal pemberantasan Malaria selain pengobatan juga dilakukan kegiatan
pencegahan diantaranya adalah :
a. Berbasis masyarakat
1) Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus selalu
ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, diskusi
kelompok maupun melalui kampanye masal untuk mengurangi tempat sarang
nyamuk, kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor, di
antaranya dengan mengalirkan air atau menimbun atau mengeringkan barang
atau wadah yang memungkinkan sebagai tempat air tergenang.
2) Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin akan sangat
membantu mencegah penularan.
3) Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalam tentang bionomic
anopheles seperti waktu kebiasaan menggigit, jarak terbang, dan resistensi
terhadap insektisida.
b. Berbasis Pribadi
1) Pencegahan gigitan nyamuk antara lain dengan ; tidak keluar pada senja
dan malam hari, gunakan repelan atau zat antinyamuk lainnya, konstruksi
rumah tahan nyamuk, memasang kassa anti nyamuk, penggunaan kelambu
yang mengandung insektisida dan penyemprotan kamar dengan obat nyamuk
atau obat nyamuk bakar.
2) Pengobatan profilaksis bila akan memasuki daerah endemis.
3) Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita hamil.
4) Informasi tentang donor darah, calon donor yang berasal dari daerah
endemis atau menunjukan gejala klinis malaria.
21
2.1.9 Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria
Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh
faktor – faktor berikut :
1. Faktor Penyebab (Parasit Malaria)
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus plasmodium. Ciri
utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup yaitu:
a. Fase Sexual
Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan
memasukan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah
manusia. Memasuki sel parenkim hati dan berkembang biak membentuk skizon
hati yang mengandung ribuan merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit
karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah. lama fase ini berbeda
untuk setiap spesies plasmodium.pada akhir akhir fase ini, hati pecah, merozoit
keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase eritrosit dimulai saat merozoit
dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoit. Proses
berlanjut menjadi trofozoit – skizon- merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi
merozoit terbentuk lalu sebagian berubah menjadi bentuk seksual (Prabowo
2004).
b. Fase Asexual
Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung
parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk.
Selanjutnya menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah
pembuahan yang disebut zigot (ookinet) yang kemudian menembus dinding
lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit
22
dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika
nyamuk menggigit tubuh manusia (Prabowo 2004,)
1. Faktor Inang
Penyakit malaria mempunyai dua inang yaitu :
a. Manusia (Intermediate Host)
Faktor yang mempengaruhi antara lain: jenis kelamin (pada ibu hamil akan
menyebabkan anemia yang lebih berat) imunitas, penghasilan, perumahan,
pemakaian kelambu, dan obat anti nyamuk. Nyamuk anopheles (defenitife host).
b. Nyamuk Anopheles Betina
Nyamuk anopheles betina sebagai vektor penyebab menularnya penyakit
malaria. Nyamuk ini membutuhkan genangan air yang tidak mengalir atau yang
mengalir perlahan untuk meletakkan telur–telurnya, sebagai tempat untuk
berkembang biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari , ada yang
mulai senja sampai tengah malam, ada juga yang mulai tengah malam sampai
menjelang pagi hari (Depkes, 1999). Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 – 3 Km
dari tempat perindukan. Umur nyamuk anopheles dewasa di alam bebas belum
diketahui tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 – 5 minggu. (Prabowo. 2004).
2. Faktor lingkungan ( Enviroment )
Kondisi lingkungan berhubungan erat dengan kesehatan manusia. Udara,
air, tanah, dan hewan di lingkungan kita dapat menjadi penyebab timbulnya
penyakit. Apalagi jika tidak dikelola dengan baik.
Lingkungan mempunyai peran yang penting dalam penyebaran malaria
lingkungan yang tempat nyamuk yang sering di jadikan sebagai tempat
bersarangnya adalah biasanya lembab serta ada kubangan air yang mengenang
23
karena nyamuk penyabab malaria ini siklus hidupnya suka bertelur dan bersarang
pada tempat-tempat tersebut. Masyarakat yang kurang memperhatikan sanitasi
lingkungannya dapat menyebabkan vector penyakit ini berkembang biak, uraian
tentang lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Fisik
Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi
ekstrinsik. Makin tinggi suhu, makin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang
berselang dengan panas berhubungan langsung dengan perkembangan larva
nyamuk (Depkes, 1999). Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan
tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya
tempat perindukan. populasi nyamuk malaria bertambah sehinggah bertambah
pula jumlah penularannya. (Prabowo. 2004)
Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun
tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembapan 60 % merupakan batas
paling rendah yang memungkinkan untuk nyamuk hidup. Pada kelembapan yang
lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga
meningkatkan penularan malaria (Harijanto, 2000)
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda–
beda. Ada yang menyukai tempat terbuka dan ada yang hidup di tempat yang
teduh maupun di tempat yang terang.
b. Biologi
Tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut, ganggang
merupakan tempat perindukan dan tempat – tempat peristirahatan nyamuk yang
baik. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah,
24
gambus, nila, mujair mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah
(Depkes, 1999)
c. Sosial Budaya
Kebiasaan beraktifitas manusia untuk berada di luar rumah sampai tengah
malam akan memudahkan nyamuk untuk menggigit, perilaku masyarakat
terhadap malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas
malaria antara lain dengan menyehatan lingkungan, menggunakan kelambu,
memasang kawat kasa pada rumah dan menggunakan obat nyamuk. Berbagai
kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan, pertambangan
dan pembangunan pemukiman baru/transmigrasi akan menyebabkan perubahan
lingkungan yang menguntungkan malaria (”man-made malaria”) (Harijanto,
2000).
2.2.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
2.2.2 Pengertian (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah
Tangga :
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga
sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap
25
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun
pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan
kesehatan (Depkes RI, 2007).
2.2.3 Tujuan PHBS di Rumah Tangga
I. Tujuan Umum :
- Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh
Indonesia.
II. Tujuan Khusus :
- Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga
untuk melaksanakan PHBS. - Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
2.2.4 Manfaat PHBS di Rumah Tangga I. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
- Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit- Anak tumbuh sehat dan cerdas- Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
II. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
- Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
26
- Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan- Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.- Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,
tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans
desa dan lain-lain.
2.2.5 Sasaran PHBS di Rumah TanggaSasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :1. Pasangan Usia Subur 2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui3. Anak dan Remaja4. Usia Lanjut5. Pengasuh Anak2.2.6 Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanAdalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Tenaga
kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan
dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya.
Apa tanda – tanda persalinan :
· Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat
27
· Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas· Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir· Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir· Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah :
· Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)· Tetap tenang dan tidak bingung· Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
Tanda bahaya persalinan :
· Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas· Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan· Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir· Tidak kuat mengejan· Mengalami kejang-kejang· Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas· Air ketuban keruh dan berbau· Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar· Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat2. Bayi diberi ASI eksklusi
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakitApa saja keunggulan ASI :a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.b) Mengandung zat kekebalan.c) Melindungi bayi dari alergi.d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi
dalam keadaan segar.
28
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan
kapan saja dan di mana saja.f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
Kapan dan bagaimana ASI diberikan :
a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit
setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan
pendarahan.c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan
ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan
berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6
bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam
bentuk makanan lumat dan jumlah yang : sesuai dengan perkembangan umur
bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. :
Bagiamana cara menyusui yang benar :
a) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan
menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih
dahulu dengan air hangat.c) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai,
pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).d) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.e) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.f) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam.
29
h) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan
sampai bayi merasa kenyang.i) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
kapas yang telah direndam air hangat.j) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-
lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan
sendirinya.
Apa manfaat memberikan ASI?
a) Bagi Ibu:· Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi· Mengurangi pendarahan setelah persalinan,· Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.· Menunda kehamilan berikutnya.· Mengurangi risiko terkena kanker payudara.· Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi
membutuhkanb) Bagi bayi :· Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
· Bayi tidak sering sakit
c) Bagi Keluarga :· Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.· Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya
merebus air dan pencucian peralatan.
Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:
a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-
buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
b) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
30
c) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran
d) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara
bergantian hingga bayi tenang dan puas.
3. Penimbangan bayi dan balitaPenimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada pada kondisi gizi
kurang atau gizi buruk. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di
Posyandu :· Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.· Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita. - Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan
dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah
Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke
Puskesmas.
· Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi. · Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabunMengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun:
· Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.· Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Manfaat mencuci tangan :· Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
31
· Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung
atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)· Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.5. Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit. 6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.Syarat jamban sehat :· Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter)· Tidak berbau.· Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.· Tidak mencemari tanah disekitarnya.· Mudah dibersihkan dan aman digunakan.· Dilengkapi dinding dan atap pelindung.· Penerangan dan ventilasi cukup.· Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.· Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban sehat :
· Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.· Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.· Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.· Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,· Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).· Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.7. Rumah bebas jentik
32
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang perlu
dilakukan agar Rumah Bebas Jentik : a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk
penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya,
Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol,
lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek,dll)
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8. Makan buah dan sayur setiap hariSetiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari
sangat penting, karena:· Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.· Mengandung serat yang tinggi.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30
33
menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya.10. Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat
pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).· Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah.· Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker· CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.2.2.6 Persentasse Pencapaian Rumah Tangga Yang berPHBS di Indonesia
Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah
tangga yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar
48,41%.Provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah :· Jawa Tengah (88,57%)· Yogyakarta (87,38%)· Kalimantan Timur (79,73%)
Provinsi dengan persentase PHBS yang rendah adalah :
· Sumatera Barat (17,97%)· Banten (21,37%)· Papua Barat (27,34%). sumber : profil kesehatan Indonesia Tahun 2009